Anda di halaman 1dari 118

PENGEMBANGAN KOLEKSI LAYANAN ANAK PADA DINAS PERPUSTAKAAN DAN

ARSIP DAERAH PROVINSI JAMBI

1
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Syarat-Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Dalam
Ilmu Perpustakaan

Oleh
DENNY SARTIKA
IPT.160833

PRODI ILMU PERPUSTAKAAN


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2020

NOTA DINAS

2
Pembimbing I : Muhammad Rum, S. Ag, SS, M.Si
Pembimbing II : Syamsuddin, S. Ag., S. IPI., M.M
Alamat : Fakultas Adab dan Humaniora
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Kepada Yth,
Ibu Dekan Fakultas Adab dan Humaniora
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Di
Jambi

Assalamu’alaikum Wr, Wb.


Setelah membaca dan mengadakan perbaikan seperlunya maka kami
berpendapat bahwa skripsi saudari Denny Sartika yang berjudul “Pengembangan
Koleksi Layanan Anak Pada Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi” telah dapat diajukan untuk dimunaqosahkan guna melengkapi
tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata
satu (S.1) pada Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Maka dengan ini kami ajukan skripsi ini agar dapat diterima dengan baik.
Demikian keterangan ini kami buat, semoga bermanfaat bagi kepentingan
Agama, Nusa dan Bangsa. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

3
SURAT PERNYATAAN

Nama : Denny Sartika


Nim : IPT 160833
Pembimbing I : Muhammad Rum, S. Ag, SS, M.Si
Pembimbing II : Syamsuddin, S. Ag., S. IPI., M.M
Fakultas : Adab dan Humaniora
Jurusan : Ilmu Perpustakaan dan Informasi
Judul :Pengembangan Koleksi Layanan Anak Pada Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi
Menyatakan bahwa karya ilmiah/skripsi ini adalah asli bukan plagiasi serta
telah diselesaikan dengan ketentuan ilmiah menurut peraturan yang berlaku.
Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sesungguhnya dan apabila
kemudian hari, ternyata telah ditemukan pelanggaran plagiasi dalam
karya/skripsi ini, maka saya siap di proses berdasarkan peraturandan
perundang-undangan yang berlaku.

2
3
MOTTO

ِ ‫ض َيْأ‬
‫ت ِب َها‬ ِ ْ‫ت َأ ْو فِي اَأْلر‬ َ ‫ك م ِْث َقا َل َح َّب ٍة مِنْ َخرْ دَ ٍل َف َت ُكنْ فِي‬
ِ ‫ص ْخ َر ٍة َأ ْو فِي ال َّس َم َاوا‬ ُ ‫َيا ُب َنيَّ ِإ َّن َها ِإنْ َت‬
16( ‫)هَّللا ُ ۚ ِإنَّ هَّللا َ َلطِ يفٌ َخ ِبي ٌر‬

Artinya: (Luqman berkata): "Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu


perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau
di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya).
Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.1

1
Al Qur’an Dan Terjemahanya Surat Luqman. https://tafsirq.com/31-luqman/ayat-16
Diakses Pada Tanggal 24 Juni 2020 Pada Pukul 12: 32 WIB.

3
PERSEMBAHAN

Alhamdulillah
Skripsi ini kupersembahkan untuk kedua orang tua, Ayah Parno dan Ibu Soidah
yang tak pernah lelah mendidikku, mengasuhku, dan selalu mendo’akanku siang
dan malam.Tanpa mereka berdua aku bukanlah siapa-siapa.
Ucapan kata terimakasih tak pernah cukup untukku ucapkan padamu.
Semoga Allah senantiasa selalu melindungimu.
anak-anakmu akan selalu berusaha untuk
memberi kebahagiaanmu.

4
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas
berkah, rahmat dan segala limpahan karunia-Nya, sehingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beserta salam selalu dicurahkan kepada
junjungan alam, kepada suri tauladan yaitu Nabi Muhammad SAW.
Penelitian skripsi ini merupakan salah satu persyaratan guna memperoleh gelar
sarjana ilmu perpustkaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sultan Thaha
Saifuddin Jambi yang berjudul “Pengembangan Koleksi Layanan Anak Pada Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi”.
Terlepas dari kekurangan dan keterbatasan peneliti, atas izin Allah SWT
peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini, serta dukungan, do’a dan bantuan dari
beberapa pihak, baik berupa saran maupun kritik, terlebih bantuan bersifat
moral. Karena itu selayaknya dalam kesempatan istimewa ini peneliti ingin
mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Rektor Prof. Dr. H. Su’aidi Asy’ari, M.A Ph. D, Wakil Rektor, Dekan, Wakil
Dekan, di Jajaran UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Ibu Prof. Dr. Halimah Dja’far, S.Ag.M.Fil.l selaku Dekan, Bapak Dr. Ali Muzakir,
M.Ag selaku Wakil Dekan 1, Bapak Dr. Alfian, S.Pd, M.Ed selaku Wakil Dekan
II, dan Ibu Dr. Raudhoh., S.Ag, SS selaku Wakil Dekan III Fakultas Adab dan
Humaniora Universitas Islam Negri Saifuddin Jambi.
3. Ibu Athiatul Haqqi, S. Ag, S. IPI, M.I.Kom selaku Ketua Prodi Ilmu
Perpustakaan, dan ibu Masyrisal Miliani, SS, M.Hum Selaku sekretaris prodi
ilmu perpustakaan.
4. Bapak Muhammad Rum, S. Ag, SS, M.Si selaku Dosen pembimbing I, dan
Bapak Syamsuddin, S. Ag., S. IPI., M.M selaku pembimbing II yang banyak
sekali membantu peneliti dalam penulisan skripsi ini, dan juga ucapan terima
kasih yang sangat besar peniliti ucapkan.

5
5. Seluruh dosen Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi khususnya dosen Prodi Ilmu Perpustakaan yang telah banyak
membantu.
6. Kepala Perpustakaan, Pustakawan, Staf Perpustakaan dan
Pemustaka-Pemustaka layanan anak Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian serta
memberikan informasi yang penulis butuhkan.
7. Teman-teman seperjuangan yang tidak dapat disebutkan, karena kalian
menjadi tempat bertukar pikiran dalam penulisan skripsi ini, dan juga
pengalaman dengan kalian tidak akan terlupakan.
8. Adikku yang selalu memberikan bantuan, motivasi, semangat kepadaku
sehingga aku bisa menyelesaikan skripsi ini.
9. Dan terimah kasih juga dari berbagai pihak yang telah ikut membantu
peneliti dalam penyelesaian skripsi ini.
Semoga Allah membalas semua bantuan, pengorbanan dan amal baik mereka
semua, serta menjadi pahala yang besar di sisi Allah SWT.
Penulis berharap semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi diri penulis dan orang
yang membacanya serta mohon kritik dan saran yang membangun demi
terjaminnya kualitas tugas akhir ini.

Jambi, Juli 2020


Peneliti,

Denny Sartika
NIM. IPT.108633

6
ABSTRAK

Sartika, Denny/ 160833. Sistem Pengembangan Koleksi Layanan Anak Pada


Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi. Pembimbing I :
Muhammad Rum, S. Ag, SS, M.Si dan Pembimbing II : Syamsuddin, S. Ag., S.
IPI., M.M

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Sistem Pengembangan Koleksi


Layanan Anak pada Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi, untuk
mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat penyeleksian koleksi anak
dilakukan pada Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi. Penelitian
ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan purposive
sampling. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan
dokumentasi.Teknis analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian
data, dan menarik kesimpulan. Kemudian untuk mengetahui keabsahan data,
maka dilakukan dengan teknik triangulasi data. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa Sistem pengembangan koleksi layanan anak pada Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi, Sistem pengembangan koleksi layanan anak pada
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi, yaitu menggunakan sistem
analisis masyakarat, kebijakan seleksi, proses seleksi koleksi, proses evaluasi
bahan pustaka. Faktor pendukung pengembangan koleksi layanan anak yaitu
berupa Sumber daya manusia dan dukungan pemerintah. Faktor penghambat
pengembangan koleksi layanan anak yaitu, berupa dana dan ketidak sesuaian
koleksi. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan pengembangan koleksi
yaitu, dengan Manajemen keuangan dan Proses pengadaan yang trasparan
merupakan upaya agar memastikan proses pengadaan di perpustakaan berjalan
dengan baik agar informasi yang di butuhkan oleh pemustaka dapat di wujudkan
dengan pengadaan yang transparan.

Kata Kunci : Pengembangan, layanan anak, koleksi anak

7
8
ABSTRACT

Sartika, Denny / 160833. Collection System Development Services for


Children at the Provincial Library and Archives Service in Jambi Province.
Advisor I: Muhammad Rum, S. Ag, SS, M.Sc and Advisor II: Syamsuddin,
S. Ag., S. IPI., M.M

The purpose of this study was to determine the Child Service Collection
Development System at the Jambi Provincial Library and Archive Service, to find
out the supporting factors and obstacles to the selection of children's collections
carried out at the Jambi Provincial Library and Archive Service. This research
uses descriptive qualitative method with a purposive sampling approach. Data
collection uses observation, interview, and documentation techniques. Data
analysis techniques used are data reduction, data presentation, and drawing
conclusions. Then to find out the validity of the data, then it is done by data
triangulation techniques. The results of this study indicate that the system of
developing children's service collections at the Regional Library and Archives
Service of Jambi Province, the system of developing children's service collections
at the Regional Library and Archives Service of the Province of Jambi, namely
using the system community analysis, selection policy, collection selection
process, library material evaluation process. Supporting factors for the
development of children's services collection in the form of human resources and
government support. The inhibiting factors for the development of children's
service collections are funds and the incompatibility of collections. Efforts are
being made to overcome the obstacles to collection development that is, with
financial management and a transparent procurement process that is an effort to
ensure that the procurement process in the library runs well so that the
information needed by the user can be realized by transparent procurement.

Keywords: Development, Children’s services, Children’s collections

9
DAFTAR ISI
NOTA DINAS i
SURAT PERNYATAAN ii
MOTTO iii
PERSEMBAHAN iv
KATA PENGANTAR v
ABSTRACT viii
DAFTAR ISI ix
DAFTAR TABEL xi
DAFTAR GAMBAR xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 7
C. Tujuan Penelitian 7
E. Batasan Masalah 8
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pengembangan Koleksi 9
B. Koleksi layanan anak 15
C. Studi Relevan 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 26
B. Lokasi Penelitian 26
C. Jenis dan Sumber Data 26
D. Subjek Penelitian 27
E. Metode Pengumpulan Data 28
F. Metode Analisis Data 29
G. Keabsahan Data 30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perpustakaan 31

10
1. Sejarah Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi 31
2. Visi dan Misi Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi. 34
3. Tujuan dan Sasaran Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi. 35
4. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi 35
5. Tata Kerja 36
6. Susunan Organisasi 36
7. Sarana dan Prasarana Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Privinsi
Jambi. 39
8. Seksi Deposit dan Pengembangan Bahan Pustaka 44
9. Seksi Layanan, Otomasi dan Kerjasama Perpustakaan 45
10. Jenis-jenis layanan yang dilaksanakan di Dinas Perpustakaan dan Arsip
Daerah Provinsi Jambi 46
11. Sistem Layanan dan Jadwal Kunjungan Perpustakaan 48
12. Keanggotaan 48
13. Sekretariat 49
14. Aggaran 53
15. Bidang Pembinaan, Pengembangan Perpustakaan danPembudayaan
Kegemaran Membaca. 53
B. Temuan Penelitian dan Pembahasan 56
1. Sistem Pengembangan Koleksi layanan anak 56
2. Faktor pendukung dan penghambat dalam melakukan pengembangan
koleksi layanan anak. 64
3. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan pengembangan koleksi
layanan anak di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi. 69
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 72
B. Saran 74
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

11
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Daftar Judul Koleksi Anak..............................................................5


Tabel 4.1 Kendaraan Operasional
Tabel 4.2 Koleksi Layanan Dewasa
Tabel 4.3 Koleksi di Ruangan Referensi
Tabel 4.4 Bahan Pustaka referensi Lainnya
Tabel 4.5 Bahan Pustaka Lainnya
Tabel 4.6 Koleksi Selain Buku
Tabel 4.7 Koleksi yang Rusak dan Hilang
Tabel 4.8 Pustakawan
Tabel 4.9 Pengelolah Perpustakaan Desa

12
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Struktur Organisasi


Gambar 4.2 Pegawai Pustakawan

13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam menyediakan bahan pustaka atau informasi bagi pemakai,
di perpustakaan dikenal dengan istilah pengembangan koleksi yang
kegiatannya meliputi memilih dan mengadakan bahan pustaka sesuai
dengan kebutuhan pemakai dan kebijakan yang telah ditentukan.
Menurut Yulia “pengembangan koleksi adalah proses
menghasilkan kepastian bahwa perpustakaan memenuhi kebutuhan
informasi dari populasi yang dilayaninya dalam cara yang tepat waktu dan
ekonomis, menggunakan sumber daya informasi yang diproduksi di dalam
maupun di luar organisasi”.2
Menurut Evans “pengembangan koleksi adalah serangkaian proses
atau kegiatan yang bertujuan mempertemukan pembaca dengan
sumber-sumber informasi dalam lingkungan perpustakaan atau unit
informasi yang mencakup kegiatan penyusunan kebijakan pengembangan
koleksi, pemilihan, pengadaan, pemeliharaan, dan promosi, penyiangan,
serta evaluasi pendayagunaan koleksi”.3
Menurut Sulistyo Basuki “pengertian pengembangan koleksi telah
ditekankan pada pemilihan buku. Pemilihan buku artinya memilih buku
untuk perpustakaan. pemilihan buku berarti juga proses menolak buku
tertentu untuk perpustakaan. selanjutnya pengertian pengembangan
koleksi meningkat perubahan sesuai dengan perkembangan bidang

2
Wahyuni, S., & Rahmah, E. Pengembangan Koleksi Perpustakaan di Perpustakaan
Kopertis Wilayah X. Jurnal Ilmu Informasi dan Kearsipan , Vol. 1, No. 1, September 2o15, Seri E.
Hal 353

3
Rahmah, E., & Makmur, T. Kebijakan Sumber Informasi Perpustakaan. (Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2015), Hal 4

1
kepustakawanan. Pengembangan koleksi, seleksi dan pengadaan menjadi
istilah-istilah yang saling melengkapi”.4

4
Sulistyo Basuki. Pengantar Ilmu Perpustakaan. (Jakarta: GramediaPustaka Utama,
1991), Hal. 427

2
Dari beberapa pengertian pengembangan koleksi diatas dapat di
simpulkan bahwa pengembangan koleksi adalah suatu istilah yang
digunakan secara luas di dunia perpustakaan untuk menyatakan bahan
pustaka apa saja yang harus diadakan di perpustakaan agar terpenuhinya
kebutuhan pemustaka.
Untuk melaksanakan kegiatan pengembangan koleksi secara
terarah diperlukan suatu ketentuan yang jelas yang dapat digunakan
sebagai pedoman bagi pustakawan pengadaan baik dalam kegiatan
pemilihan bahan pustaka (seleksi) maupun kegiatan lain dalam
pengembangan koleksi. Dengan adanya pengembangan koleksi disuatu
perpustakaan yang bersangkutan baik dalam bentuk tercetak maupun
tidak tercetak, maka tercapailah pelayanan perpustakaan yang optimal
sesuai apa yang diharapkan perpustakaan. kualitas pengembangan koleksi
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan literature dari pemustaka.
Pengembangan koleksi perpustakaan diharapkan mampu
menyediakan informasi atau bahan pustaka yang dapat mendukung serta
meningkatkan kegiatan penelitian, sehingga pengembangan koleksinya
benar-benar dapat ditingkatkan. Seiring semakin besarnya perhatian
masyarakat terhadap pemanfaatan perpustakaan, begitu pula dengan
banyaknya kehidupan, maka perpustakaan haruslah bermutu dengan
koleksi yang lengkap dan mutakhir agar dapat memenuhi kebutuhan
pemustaka. Pustakawan memiliki peran penting dalam meningkatkan
mutu perpustakaan terutama mengenai koleksinya.
untuk melakukan pengembangan koleksi kita harus
memperhatikan kebutuhan pemustaka dan mengenal koleksi apa saja
yang diinginkan oleh pemustaka sehingga disaat melakukan pengadaan
koleksi semua kebutuhan pemustaka dapat terpenuhi. Pada
pengembangan koleksi perpustakaan, hal yang harus diperhatikan oleh
pustakawan dalam pengembangaan koleksi adalah mereka harus

2
mengenal masyarakat yang dilayaninya. Masyarakat memiliki ciri-ciri
tertentu, yang harus dianalisa kebutuhannya. Selain mengenal masyarakat
yang akan dilayani pustakawan juga harus mampu mengidentifikasi serta
mengenal koleksi yang dibutuhkan oleh para pemustaka sehingga
kebutuhan pemustaka dapat terpenuhi dan koleksinya yang telah
disediakan dapat dimanfaatkan oleh para pemustaka.5
Salah satu unsur yang sangat penting dari suatu perpustakaan
adalah adanya koleksi. Koleksi yang signifikan akan sangat menunjang
keberhasilan misi perpustakaan. betapapun megahnya suatu gedung
perpustakaan bila koleksinya tidak memenuhi kebutuhan para
pemakainya, maka kemegahan itu menjadi tidak berarti. Demikian pula
jika koleksi suatu perpustakaan besar tetapi tidak relevan dengan
keperluan pemakainya, maka koleksi tersebut tidak banyak memberi
manfaat. Oleh karenanya membangun dan mengembangkan koleksi
perpustakaan merupakan hal yang harus dilaksanakan dengan
sungguh-sungguh dan dengan perencanaan yang matang pula. Lebih dari
itu harus mendapat dukungan sepenuhnya dari pihak-pihak yang terkait
dengan perpustakaan tersebut.6
Salah satu layanan yang ada di perpustakaan umum adalah
layanan anak. Layanan anak merupakan layanan yang diperuntukan untuk
anak-anak dengan memberikan ruang khusus bagi anak dalam memenuhi
kebetuhan informasi dan mengembangkan rasa keingintahuan anak.7
Koleksi pada layanan anak disesuaikan dengan selera dan usia anak.
Koleksi dengan kualitas yang baik dapat memberikan daya tarik bagi
anak-anak untuk membacanya. Di samping memberikan kesan menarik,

5
Andi. Ibrahim, pengantar ilmu perpustakaan dan kearsipan. (Jakarta: Gunadarma
ilmu). Hal. 15
6
Maryam, S. Upaya Mencari Solusi Pengembangan Koleksi Di Perpustakaan IAIN Syarif
Hidayatulah Jakarta diakses pada tanggal 23 Juni 2020. Hal. 1.

7
http://repositori.USU.ac.id/handle/123456789/12898 diakses pada tanggal 25 Juni
2020 pada pukul 22:02 WIB

3
koleksi anak juga harus mampu memberikan edukasi yang baru bagi anak.
Sarana anak harus dikelilingi dengan bernagai koleksi buku anak-anak
seperti buku dongeng, buku ilmiah, buku belajar Al-Qur’an, majalah
anak-anak, atlas, buku doa-doa, buku cerita rakyat, buku bergambar, dan
permainan. Dalam buku kamu kepustakwanan Indonesia menyebutkan
literatur anak-anak adalah buku yang khusus ditulis untuk anak-anak,
biasanya terdiri dari cerita fiksi, petualangan, kepahlawanan, banyak
ilustrasi, dan disertai CD maupun DVD.8
Sesuai dengan undang-undang RI No 43 Tahun 2007 Tentang
Perpustakaan pada bab IV pasal 12 ayat 1 dan 2 yaitu (1) koleksi
perpustakaan diseleksi, diolah, disimpan, dilayankan, dan dikembangkan
sesuai dengan kepentingan pemustaka dengan memperhatikan
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. (2) pengembangan
koleksi perpustakaan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) dilakukan
sesuai dengan dengan standar nasional Perpustakaan.9pada dasarnya
perpustakaan sangat bergantung dengan kondisi bahan pustaka yang
terutama dari segi jumlah dan mutunya. Dalam hal ini juga jumlah koleksi
buku sangat menentukan pemenuhan kebutuhan akan informasi yang
tiap waktu terus meningkat.
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi merupakan
perpustakaan umum terbesar yang berada di wilayah Provinsi jambi.
Perpustakaan ini melayani berbagai komunitas masyarakat dari latar
belakang berbeda-beda. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
penggunanya perpustakaan ini memiliki banyak jenis bahan pustaka
dengan subjek yang beragam pula. Dimana perpustakaan tersebut
memiliki ruang layanan anak yang melayani anak-anak mulai dari usia 4 -

8
Lasa Hs. Kamus Kepustakawanan Indonesia. (Yogyakarta: Pustaka Book Publiser,
2009), Hal. 227
9
Perpustakaan Nasional RI, Undang-undang Republik Indonesia nomor 43 Tahun 2007
Tentang Perpustakaan, (Jakarta: CV. Tamita Utama), Hal. 12

4
12 tahun. Koleksi yang terdapat pada layanan anak merupakan koleksi
fiksi dengan koleksi yang berjumlah 270 eksemplar yang terdiri dari buku
cerita anak, buku cerita rakyat, dan buku mewarnai. Adapun alasan Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi dipilih sebagai lokasi
penelitian karena Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi
merupakan perpustakaan wilayah terbesar di Provinsi jambi dan tingkat
keberhasilan perpustakaan ini dalam pengelolaan perpustakaan
merupakan acuan bagi perpustakaan umum yang berada dibawahnya.
Tabel 1.1
Daftar Judul Koleksi Anak
Judul Buku Jumlah Jumlah
Judul Eksemplar

Islam For Chilaren : Belajar Islam Sedini 1 2


Mungkin

Al-Zahrawi : Maha Guru Ahli Bedah 6 12

Al-Idrizi Penemu Peta Bola Bumi 3 6

Mukjizat-Mukjizat Dalam Alquran 6 12

Ciptaan Allah Yang Di Sebut Dalam Al-Qur’an 5 10

Buku Aktifitas Iba Dan Anak Saleh 1 2

Al-Biru Guru Segala Ilmu 1 2

Heaven Fantastic Four Perempuan Istimewa Di 1 2

Para Pahlawan Islam 4 8

Kisah Seru Dalam Juz Amma 1 2

Kisah Negeri Dongeng 6 12

Genius Book Belajar Membaca Dan Menulis 1 3


Tercepat Dari Nol Sampai Jago

5
Kumpulan Dongeng Cerita Rakyat Nusantara 2 6

Buku-Buku Super Lengkap Kapal-Kapal Raksasa 3 9

Kisah-Kisah Hewan Unik 5 15

Loppy Dan Kaca Mata Abu-Abu 5 15

The Letter Carrier 5 15

Petualangan Peri Bahagia 5 15

Dongeng Anak Terpopuler Sepanjang Masa 4 12

Aku Tahu Arah Dan Tempat 5 15

Ensiklopedia Anak Nusantara 1 2

33 Cerita Terhebat Dalam Al-Quran 5 15

Janji Sang Putera Desa 5 15

6
Cerita Ibadahku Dan Fakta Unik 5 15

Cerita Liburanku 5 15

Hadiah Dari Ayah 5 15

Saling Mencintai 1 3

Aku Menyesal 1 3

Ketua Kelasku Panutanku 4 12

Jumlah 102 270

Berdasarkan hasil observasi awal pada tanggal 15 Oktober 2019


yang telah dilakukan oleh peneliti di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi, peneliti menemukan beberapa permasalahan diantaranya,
yaitu kebanyakan pemustaka anak menggunakan jenis koleksi buku yang
sama seperti buku cerita dongeng, buku cerita rakyat, filsafat dan
kesusastraan. Kurang terpenuhinya kebutuhan informasi pengguna
layanan anak seperti cerita dongeng terbaru dan big book, dikarenakan
koleksi tersebut kurang beragam dan tidak tersedia pada layanan anak.
Dapat dilihat pada saat anak mencari koleksi masih terlihat kebingungan
dan sulit untuk menemukan koleksi terbaru sesuai keinginannya. Selain
itu, koleksi hanya terdiri dari koleksi tercetak saja, tidak ditemukan koleksi
audio-visual seperti vidio anak atau film anak dalam bentuk CD atau DVD
yang dapat menarik perhatian dan minat kunjung anak. Kurang
memadainya koleksi anak dan kurangnya pustakawan yang bertugas pada
layanan anak mengakibatkan pemustaka anak kesulitan mencari dan
menemukan koleksi yang diinginkannya serta enggan meminjam dan
menggunakan koleksi yang ada.

7
sebagai perpustakaan yang bertanggung jawab terhadap
pengembangan perpustakaan di Provinsi Jambi seharusnya, dalam hal
masalah koleksi itu mereka sudah memiliki koleksi yang mumpuni yang
representatif. Tapi pada kenyataannya jika dilihat dilapangan
begitu-begitu saja koleksi pada layanan anak masi menggunakan koleksi
yang lama.
Berdasarkan prolog di atas, peneliti tertarik untuk meneliti lebih
lanjut yang membahas tentang “Pengembangan Koleksi Layanan Anak
Pada Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi.”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, adapun rumusan
masalah pada penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana sistem pengembangan koleksi layanan anak pada Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi?
2. Apa faktor- faktor pendukung dan penghambat pengembangan koleksi
layanan anak pada Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi?
3. Apa upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi
hambatan-hambatan pengembangan koleksi layanan anak di Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi ?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini antara lain sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui sistem pengembangan koleksi yang ada pada Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi.

8
2. Untuk mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat
pengembangan koleksi layanan anak pada Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi.
3. Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi
hambatan-hambatan pengembangan koleksi layanan anak di Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi

D. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Bagi penulis dapat digunakan sebagai penambah pengetahuan dan
pengalaman di bidang penelitian perpustakaan.
b. Kegunaan pada lembaga
1. Bagi instansi dapat digunakan sebagai masukan untuk meningkatkan
minat perpustakaan.
2. Bagi peneliti di bidang ilmu perpustakaan dapat digunakan sebagai
pertimbangan untuk penelitian lain.

E. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang peneliti kemukakan, peneliti akan
membatasi masalah penelitian ini, Penelitian ini tentang sistem
pengembangan koleksi anak pada Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi peneliti hanya membatasi Pengembangan koleksi pada
layanan anak pada anggaran tahun 2019 dengan fokus pada masalah
koleksi-koleksi fiksi di layanan anak tidak membatasi pada masalah non
fiksi.

9
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengembangan Koleksi
1. Pengertian Pengembangan koleksi
Menurut Ade Kohar, pengembangan koleksi merupakan proses
memastikan bahwa kebutuhan informasi dari para pengguna akan
terpenuhi secara tepat waktu dan tepat guna (efisien-efektif) dengan
memanfaatkan sumber-sumber informasi yang dihimpun oleh
masyarakat.10
Menurut Rahayungsih Pengembangan koleksi adalah adalah
semua kegiatan untuk memperluas koleksi yang ada di perpustakaan,
terutama kegiatan yang berkaitan dengan pemilihan dan pengadaan
bahan pustaka.11
Menurut Evans, pengembangan koleksi adalah serangkaian

10
Ade kohar, Teknik Penyususnan Kebijakan Pengembangan Koleksi
Perpustakaan:Suatu Implementasi Study Retrospektif, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2003),
Hal.12
11
Rahayuningsih, F, Pengelolaan Perpustakaan. (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), hal.13

10
proses atau kegiatan yang bertujuan mempertemukan pembaca atau
pengguna dengan sumber-sumber informasi dalam lingkungan
perpustakaan atau unit informasiyang mencakup kegiatan penyusunan
kebijakan pengembangan koleksi, pemilihan, pengadaan,
pemeliharaan, dan promosi, penyiangan serta evaluasi pendayagunaan
koleksi.12
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
pengembangan koleksi adalah salah satu kegiatan pokok dalam
penambahan koleksi yang terencana dan terorganisir dengan tujuan
untuk memenuhi kebutuhan pemakainya.

2. Tujuan Pengembangan Koleksi


Tujuan pengembangan koleksi, yaitu :13
a. Membangun koleksi yang sesuai dengan kebutuhan pemakai dan
didayagunakan secara optimal.
b. Untuk mengetahui sejauh mana tujuan dari seluruh rangkaian
kegiatan pemilihan, pengadaan, dan pemeliharaan koleksi.
c. Untuk mengetahui relevansi, kelengkapan, kemuktahiran koleksi
dalam upaya memenuhi kebutuhan informasi pemustaka secara
cepat dan tepat.
d. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang dilayani,
perpustakaan harus mampu mengkaji / mengenali siapa masyarakat
pemakainya dan informasi apa yang diperlukan, mengusahakan
tersedianya jasa pada saat diperlukan, serta mendorong pemakai
untuk menggunakan fasilitas yang telah disediakan di

12
G Edward Evans, Develoving Library and Information Center Colecttion, (Colorado:
Libraries Unlimited, 1995), Hal.17
13
Rahmah, E., & makmur, T. Kebijakan Sumber Informasi Perpustakaan. (Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2015), Hal 18-19

11
perpustakaan.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pentingnya Pengembangan
Koleksi
Ada dua faktor yang mempengaruhi pentingnya
pengembangan koleksi, yaitu :14
a. Faktor internal
Kondisi lokal faktor internal yang mempengaruhi proses
pengembangan koleksi perpustakaan dapat dijabarkan dalam lima
hal, yaitu :
1) Masyarakat atau institusi
2) Tujuan perpustakaan
3) Kelompok masyarakat yang harus dilayani pemustaka
4) Bahan pustaka yang ada
5) Sumber daya yang tersedia yang terliputi sumber daya manusia
dan bahan yang tersedia serta alat bantu untuk identifikasi dan
evaluasi bahan pustaka yang tersedia.
b. Faktor eksternal
Faktor eksternal yang akan mempengaruhi pengembangan
bahan pustaka perpustakaan antara lain, Kebijakan pemerintah,
Keadaan ekonomi, dan Dukungan finansial, lingkungan akademis
serta prilaku masyarakat pemustaka. Dalam melakukan kegiatan
pengembangan bahan pustaka diperpustakaan, pustakawan harus
mengetahui betul perpustakaan yang dikelolanya serta, masyarakat
yang dilayaninya. Oleh karna itu perpustakaan harus melakukan
perencanaan yang matang dengan faktor-faktor tersebut.
4. Sistem Pengembangan Koleksi Layanan Anak Pada Perpustakaan
Umum

14
Hildawati, A. Pemilihan dan Pengembangan Koleksi Perpustakaan. (Makassar:
Alauddin Universiti Press, 2012), Hal. 27

12
Sistem pengembangan koleksi perpustakaan terdapat 6 komponen
utama, yaitu sebagai berikut :15
a. Analisis Masyarakat
Merupakan langkah pertama dilakukan dalam menentukan
kebijakan pengembangan koleksi bertujuan untuk menilai atau
menganalisa berbagai kebutuhan masyarakat pemustaka. Kegiatan
analisis ini, dimaksudkan untuk mengetahui kebutuhan pemustaka
secara rinci.
b. Kebijakan seleksi
Kebijakan seleksi, yaitu meliputi kebijakan perpustakaan
untuk mengembangkan koleksi, mengarahkan dana,
menenmpatkan jenis-jenis koleksi perpustakaan. kebijakan dalam
pengembangan koleksi berisi suatu rencana atau tindakan yang
dipakai sebagai acuan kerja di perpustakaan. kebijakan-kebijakan
itu diperlukan khususnya pada saat pengambilan keputusan subyek
apa yang harus dibeli dan berapa banyak tiap subyek.

c. Proses seleksi
Seleksi pada intinya adalah memilih bahan pustaka yang
mana yang sesuai dengan jenis perpustakaan. kegiatan seleksi ini
merupakan kegiatan yang sangat penting dalam pengembangan
seleksi. Keberhasilan perpustakaan sangat ditentukan oleh
tersedianya koleksi baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
Dengan demikian maka koleksi perpustakaan sudah seharusnya
terus dipupuk dengan ketelitian dan kecermata.
d. Proses pengadaan
Hasil seleksi berupa daftar data koleksi yang telah terpilih,
selanjutnya dibawa kebagian pengadaan dengan tujuan untuk

15
G Edward Evans, Develoving Library and Information Center Colecttion. Hal. 8-9

13
mengadakan bahan perpustakaan yang dilakukan baik melalui:
1) Pembelian
Dalam melakukan pengadaan bahan pustaka dengan
cara pembelian, maka pustakawan harus melakukan proses
seleksi terlebih dahulu terhadap buku-buku yang akan dibeli
berdasarkan prioritas dan kebutuhan yang telah ditetapkan.
2) Hadiah
Kegiatan pemberian dan penerimaan hadiah bahan
pustaka di perpustakaan dapat dilaksanakan oleh bagian
pengadaan dan pengembangan koleksi. Hal ini hampir sama
dengan kegiatan tukar menukar bahan pustaka. bagian
pengadaan bertanggung jawab dalam menyeleksi bahan
pustaka yang akan diterima atau dibeli dengan dana
sumbangan.
3) Tukar Menukar
Buku yang diperoleh melalui tukar-menukar
mempunyai potensi yang besar dalam pengembangan koleksi
bahan pustaka suatu perpustakaan. dalam hal ini bahan pustaka
dapat diperoleh secara Cuma-Cuma, sepanjang bahan pustaka
tersebut benar-benar sesuai dengan tujuan dan kebutuhan
perpustakaan. adapun tujuan pertukaran bahan pustaka antara
perpustakaan adalah:
(a) Untuk memperoleh bahan pustaka tertentu yang tidak
dapat dibeli di toko buku, penerbit, agen atau yang tidak
tersedia karena alasan lain, misalnya terbitan pemerintah,
majalah yang diterbitkan lembaga pendidikan.

(b) Dengan melalui pertukaran dapat memberikan jalan bagi


perpustakaan untuk memanfaatkan bahan pustaka yang

14
duplikasi atau penerimaan hadiah yang tidak sesuai.
(c) Melalui pertukaran akan memberi peluang untuk
mengembangkan kerja sama baik antar perpustakaan.
e. Proses penyiangan
Koleksi yang ada, pada masa tertentu akan mengalami
penyiangan karena informasi dalam koleksi yang sudah tidak
relevan lagi dengan kebutuhan pemustaka.
f. Proses evaluasi
Hasil penyiangan dijadikan bahan untuk evaluasi dalam
pemanfaatan koleksi perpustakaan.kegiatan evaluasi ini dijadikan
sebagai bahan untuk menganalisa kebutuhan masyarakat
pemustaka pada tahap kegiatan pengembangan koleksi
selanjutnya.
5. Hambatan-hambatan Pengembangan Koleksi Layanan Anak
Pada Perpustakaan Umum
Ada beberapa hambatan yang mempengaruhi pengembangan
koleksi, antara lain sebagai berikut:
a. Ledakan informasi
Dalam beberapa dekade terakhir dunia mengalami
peningkatan dalam produksi buku. Diperkirakan sekitar 600.000
judul baru buku sekitar antara 5000-7000 judul pertahun. Dengan
banyaknya buku baru terbit, perpustakaan mengalami kesulitan
dalam memilih buku apa yang sesuai dengan tujuan perpustakaan
yang bersangkutan.
b. Kebijaksanaan pemerintah
1) Banyak perpustakaan, terutama perpustakaan pemerintah
menerima anggaran. Tahun anggaran dimulai pada tanggal 1
April dan berakhir pada tanggal 31 Maret tahun berikutnya.
Dalam kenyataannya sering mengalami keterlambatan

15
sehingga pustakawan mengalami kesulitan dalam peraturan
anggaran.
2) Ketentuan pengiriman uang keluar negeri, ada peraturan yang
membatasi pengiriman uang untuk membeli buku
sebanyak-banyaknya $100 per transaksi. Bila harga buku yang
dipesan lebih dari $ 100 maka pengiriman uang harus dipecah
menjadi dua atau lebih.
3) Langganan majalah yang mengharuskan membayar uang
langganan dimuka. Ada ketentuan bahwa barang harus tiba
terlebih dahulu baru dibayar.
c. Transportasi buku luar negeri
Buku yang dipesan dari luar negeri memakan waktu lama
sekitar 2 atau 12 bulan, sehingga pemakai baru bisa membaca
setelah satu tahun dipesan.
d. Pengawasan bibliografi
Pustakawan mengalami kesulitan mengenai buku dalam
negeri, karena sedikitnya data yang ada dan kurang tersedianya
sarana bibloigrafis di Indonesia.16

Dengan hambatan-hambatan tersebut, maka tugas pustakawan


semakin sulit dan berat, hal ini juga merupakan tantangan bagi
pustakawan untuk bisa menyediakan koleksi perpustakaan yang tepat
untuk pengguna yang tepat dan pada waktu yang tepat.
B. Koleksi layanan anak
1. Pengertian Koleksi Layanan Anak
Kamus besar bahasa indonesia kata koleksi berarti kumpulan
yang berhubungan dengan study atau penelitian.17Joan M. Reitz

16
Yuyu, Yulia. Materi Pokok Pengadaan Bahan Pustaka, (Jakarta: Universitas Terbuka,
Depdikdud, 1993), Hal. 19
17
Indonesia, Departemen Pendidikan Nasional. “Kamus Besar Bahasa Indonesia”,
(Jakarta: Balai Pustaka, 2007) Hal. 580

16
memberikan penjelasannya mengenai pengertian layanan anak yakni
sebagai berikut,
“pelayanan perpustakaan yang ditujukan untuk anak sampai
dengan umur 12-13 tahun, di dalamnya termasuk pengembangan
koleksi anak muda, lapsit services, mendongeng, membantu
pengajaran dalam pengerjaan tugas atau pekerjaan rumah,
program summer reading, yang biasanya disediakan oleh
pustakawan anak di ruang anak yang ada pada perpustakaan”.18

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa koleksi layanan


anak merupakan layanan yang khusus disediakan untuk anak-anak
mulai dari usia pra sekolah sampai dengan usia 13 tahun yang di
dalamnya terdapat berbagai macam koleksi yang dapat menunjang
kecerdasan anak pada masa pertumbuhannya dengan berbagai kegiatan
yang tentunya juga menyenangkan.
2. Tujuan Koleksi Layanan Anak
Menerut IFLA Guidelines For Children Library Services, tujuan
koleksi layanan anak adalah untuk :19
a. Memfasilitasi hak anak dalam hal : informasi, fungsional, visual,
digital, dan literasi media, pengembangan kebudayaan,
pengembangan minat baca, pembelajaran seumur hidup, dan
program kreatif pada saat waktu luang
b. Menyediakan akses terbuka yang memadai untuk sumber daya dan
media kepada anak-anak

c. Menyediaakan berbagai kegiatan untuk anak, orang tua atau


pengasuh
d. Memfasilitasi keluarga untuk masuk dalam komunitas masyarakat

18
Joan M.Reitz, Dictionary for Library and Information Science, (American: Libraries
Unlimited, 2004), Hal.137
19
IFLA, Guidelines for Children Library Services: Libraries For Children and Young Adult
Section, 2003,Hal.7

17
e. Memberdayakan serta mendukung kebebasan dan keamanan
anak-anak
f. Mendorong anak anak agar tumbuh menjadi anak yang percaya diri
dan kompeten
g. Memperjuangkan perdamaian dunia demi masa depan anak-anak.
3. Jenis Koleksi Untuk Layanan Anak
Dalam buku Michael Sullivan dalam Fundamentals of Children’s
Services ada beberapa macam jenis koleksi untuk layanan anak yang
ada di sebuah perpustakaan, antara lain :20
a. Buku Bergambar
Pada umumnya buku ini dirancang untuk anak prasekolah
atau anak sekolah dasar, buku bergambar dapat berupa fiksi atau
nonfiksi. Mereka dibedakan oleh karya seni yang lebih diutamakan
daripada teks. Kualitas ilustrasi dan format sangat penting.
Bagi anak yang masi belum lancar membaca, buku seperti
ini dengan mudah dapat menjadi pelarian yang menyenangkan.
Melalui buku bacaan bergambar dia dapat memahami bacaannya
dengan banyak mendapat bantuan dari gambarnya yang indah dan
informatif.21
b. Pembaca Pemula
Pembaca pemula dimaksudkan untuk anak TK sampai kelas
tiga. Koleksi ini ditandai dengan kosakata yang pendek, huruf
dengan cetakan yang besar, lebih menggunakan ilustrasi dan
jumlah halaman yang terbatas.Yang utama dalam buku ini adalah
adalah mengajak anak mulai berani membaca dan dengan cerita
yang sederhana namun menarik pada akhirnya anak dapat menjadi

20
Sullivan, Michael. “Fundamentals of Children’s Services”. (United States of
America: American Library Association, 2005) Hal. 35-37.
21
Riris K. Toha Sarumpaet, Pedoman Penelitian Sastra Anak: Edisi Revisi, (Jakarta:
Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2010), Hal.18

18
gemar membaca.22
c. Fiksi Remaja
Koleksi ini untuk melayani sekitar kelas tiga sampai kelas
enam. Buku ini mempunyai fitur yang sesuai usia dan materi
pelajaran, beberapa halaman dan ilustrasi yang sangat sedikit.
d. Nonfiksi Remaja
Koleksi nonfiksi untuk remaja meliputi bahan untuk
melayani kebutuhan informasi dari anak-anak prasekolah, usia
sekolah dasar, dan siswaa sekolah menengah, materi pelajaran
kosakata, susunan dan ruang lingkupnya harus sesuai dengan usia.
e. Referensi
Bahan referensi untuk anak-anak harus memenuhi
kepentingan pribadi mereka, akademik, dan kemampuan kognitif
mereka.
f. Koleksi Video
Koleksi ini termasuk film-film dalam format video atau
digital video disk (DVD). Koleksi ini dimaksudkan untuk melayani
kebutuhan pendidikan dan rekreasi untuk anak-anak, mulai dari
bayi sampai siswa sekolah menengah. Koleksi ini meliputi fiksi
dan nonfiksi pilihan.
g. Audiobooks
Koleksi ini berisi buku-buku yang direkam dalam format
kaset dan CD. Koleksi ini dimaksudkan untuk melayani anak-anak
prasekolah samapai sekolah menengah pertama. Lebih
diperentukan untuk pembaca pemula.
h. Rekaman Musik
Koleksi ini meliputi musik populer, lagu pendidikan dan
permainan yang direkam dalam CD. Koleksi ini dimaksudkan

22
Riris K. Toha Sarumpaet, Pedoman Penelitian Sastra Anak: Edisi Revisi, Hal. 17

19
untuk melayani bayi sampai anak-anak sekolah dasar.
i. Koleksi Orang Tua
Koleksi untuk orang tua memberikan saran-saran praktis
tentang membesarkan anak. Koleksi ini ditujuakan untuk orang tua,
guru dan orang dewasa lain yang teratrik dengan anak-anak. Buku
ini didalamnya membahas bidang pengembangan fisik, emosional,
sosial, dan membentuk pendidikan anak-anak dari lahir sampai
remaja. Selain itu, koleksi lainnya berupa tabloid, pamflet, surat
kabar dan artikel majalah.
j. Internet
Kebijakan seleksi yang berfungsi untuk mengatur
pembelian bahan perpustakaan tidak berlaku untuk bahan untuk
bahan yang diakses melalui internet. Perpustakaan tidak menjamin
keakuratan informasi yang diberikan, dan informasi yang diperoleh
melalui internet. Sama dengan semua koleksi di perpustakaan, ini
tetap menjadi tanggung jawab pelindung (orang tua atau wali)
untuk menentukan informasi dari internet yang sesuai.
k. Mainan
Koleksi mainan yang mendidik, dimaksudkan untuk
digunakan oleh balita, disediakan di perpustakaan pusat dan
masing-masing cabang. Disediakan untuk kelompok usia ini
dengan cara belajar tentang dunia mereka melalui bermain dan
membangun landasan untuk membaca melalui pengembangan
motorik dan keterampilan kognitif. Koleksi ini terdiri dari
barang-barang seperti boneka, puzzle dan blok.
4. Unsur Layanan Koleksi Anak
Unsur layanan koleksi anak adalah apa-apa yang terdapat pada
layanan koleksi anak, diantaranya yaitu :
a. Koleksi

20
Koleksi bahan pustaka ialah segala yang tersedia di
perpustakaan dan siap dilayankan kepada pemustaka. Koleksi
perpustakaan secara umum dapat dibedakan menjadi koleksi karya
cetak seperti buku, majalah, surat kabar, koleksi karya non cetak
seperti kaset, rekaman audio dan video, koleksi mikro seperti
microfilm dan mikrofis, koleksi elektronik seperti disket, koleksi
yang diasosiasikan dengan computer, serta koleksi ebook.23
Selain menyediakan koleksi buku bacaan, koleksi pada
layanan anak juga harus menyeimbangkan dunia anak-anak yang
menyenangkan dan penuh dengan bermain. Hal ini dikarenakan
bermain adalah cara anak belajar. Untuk itu, selain menyediakan
koleksi buku, layanan juga harus menyediakan koleksi mainan
anak. Koleksi mainan anak berguna untuk perkembangan motorik
halus dan juga motorik kasar anak.
Apabila koleksi perpustakaan pada bagian layanan anak
sudah mumpuni, ada baiknya pula jika didukung dengan
fasilitas-fasilitas yang mumpuni.
b. Fasilitas
Fasilitas merupakan segala perlengkapan yang
memudahkan pemustaka dalam memanfaatkan perpustakaan,
juga dalam kegiatan memperlancar kegiatan pustakawan dalam
mengelola perpustakaan.24berdasarkan hal tersebut dapat
disimpulakan fasilitas merupakan sarana dan prasarana yang ada
disediakan dan harus diperhatikan demi menunjang kegitan yang
dilakukan di perpustakaan.

23
Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan (Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka, 2013)Hal.1.5
24
Listiane Lawe, Syanne Harindah, dan Jonny J. Senduk, “Peran Fasilitas Perpustakaan
Terhadap Kinerja Pustakawan di BPAD Provinsi Sulawesi Utara,” 3, V(2016), Diakses pada 1
Februari 2020 pukul 10.00 Wib
melalui<https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/actadiurna/article/view/12773/12365.>

21
Fasilitas yang disediakan oleh perpustakaan dapat lebih
bermanfaat apabila pemanfaatannya dikawal oleh pustakawan.
karena itu salah satu peran pustakawan ialah sebagai fasilitator.
Pada umumnya, fasilitas yang disediakan merupakan fasilitas fisik
berupa fasilitas ruang belajar lengkap dengan meja, kursi, koleksi
buku bacaaan sampai dengan koleksi mainan. Selain itu juga
menyediakan peralatan yang dibutuhkan dalam proses belajar
yang disesuaikan dengan kegiatan yang dilakukan di perpustakaan
itu sendiri misalnya alat tulis, alat menggambar dan mewarnai,
dan lain-lain.
Hal lain yang harus diperhatikan dalam layanan anak
adalah jenis layanan apa saja yang disediakan untuk menarik
pemustaka anak agar menjadikan layanan anak ini sebagai tempat
belajar yang menyenangkan.
c. Layanan
Layanan perpustakaan anak berorientasi pada pelayanan
yang ditujukan untuk pemustaka yang mana seluruh kegiatannya
dilakukan semata-mata untuk memenuhi kebutuhan informasi
pemustaka anak. Layanan yang diberikan pada layanan anak
adalah sebagai berikut :25
1) Peminjaman Buku
Layanan ini merupakan jenis layanan paling dasar yang
harus ada di perpustakaan, kegiatan yang mencakup di
dalamnya termasuk peminjaman dan pengembalian yang biasa
disebut sirkulasi. Melalui layanan ini pemustaka bisa
mendapatkan koleksi yang diinginkan dengan terlebih dahulu
menunjukkan kartu anggota perpustakaan untuk peminjaman

25
Perpustakaan Nasional RI, Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Daerah, (Jakarta:
Perpustakaan Nasional RI, 1992), Hal.32

22
yang kemudian dibaca di rumah.
2) Bimbingan Membaca
Hal ini diberikan kepada pemustaka secara perorangan
sesuai kebutuhannya akan informasi atau hiburan, dengan
memberikan rekomendasi buku apa yang tepat untuk dibaca.
Hal yang harus diperhatikan pada kegiatan ini adalah :
(a) Pustakawan harus meluangkan waktu untuk memberi
perhatian pada anak-anak
(b) Anak-anak dilatih untuk berani meminta bantuan
mencarikan bahan bacaan atau informasi yang dibutuhkan
(c) Pustakawan harus memperlihatkan buku yang cocok untuk
anak-anak
(d) Pustakawan pada layanan ini harus mampu melihat minat
anak, buku yang disuka atau tidak disuka, kemampuan
membaca pada anak yang berbeda, dan buku yang cocok
untuk anak.
3) Layanan Rujukan
Layanan rujukan atau referensi ialah jasa perpustakaan
dalam memberikan informasi berdasarkan referensi pada
pemakai.26
4) Layanan Belajar
Perpustakaan merupakan tempat untuk belajar dan
menambah ilmu pengetahuan, karenanya sudah semestinya
menyediakan layanan belajar beruapa ruang belajar yang
diperuntukan bagi para pemustaka yang menginginkan tempat
tenang untuk belajar. Aktivitas yang dilakukan dalam belajar
antara lain, yaitu membaca, menggambar, bertanya

26
Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan Hal. 7.14

23
memberikan saran, menulis cerita dan berbicara.27
5) Bercerita
Layanan bercerita atau mendongeng merupakan
layanan tambahan yang dapat menjadi strategi tersendiri
untuk menarik perhatian pemustaka anak. Kegiatan
mendongeng ini sangat digemari oleh anak-anak, terutama
usia balita dan jenjang awal sekolah dasar yang tidak dapat
dipaksakan untuk membaca buku.
C. Studi Relevan

Studi relevan adalah suatu penelitian sebelumnya yang sudah


pernah dibuat dan dianggap cukup relevan atau mempunyai keterkaitan
dengan judul dan topik yang akan diteliti yang berguna untuk menghindari
terjadinya pengulangan penelitian dengan pokok permasalahan yang sama.
28

Beberapa penelitian yang relevan dengan permasalahan penelitian ini


adalah :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Ummi Nuqoyatun Nisa tahun 2016,
dengan judul “Pengadaan Koleksi Anak Pada Perpustakaan Umum
Provinsi DKI Jakarta”. Adapun rumusan masalah yaitu;
a. Bagaimana kebijakan pengembangan koleksi yang digunakan
sebagai acuan dalam pengadaan koleksi yang digunakan sebagai
acuan dalam pengadaan koleksi anak pada Perpustakaan Umum
Provinsi DKI Jakarta.
b. Bagaimana penyeleksian koleksi anak pada Perpustakaan Umum
Provinsi DKI Jakarta.
c. Bagaimana metode yang dilakukan dalam pengadaan koleksi

27
Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, 1st ed. (Jakarta:Rajawali,
1990), Hal.43
28
https:www.pengertian menurut para ahli.net/pengertian-relevan/di akses pada
tanggal 22 Juni 2020 pukul 10:40 WIB

24
layanan anak pada Perpustakaan Umum Provinsi DKI Jakarta.
d. Apa saja masalah yang dihadapi dalam pengadaan koleksi anak
pada Perpustakaan Umum Provinsi DKI Jakarta.
Jenis data dan analitis dengan metode kualitatif, Dengan teknik
pengumpulan data yaitu, observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil
dari penelitian ini yaitu:
a. Dalam melakukan pengembangan koleksi perpustakaan Umum
Provinsi DKI Jakarta mempunyai kebijakan pengembangan tertulis
sebagai pedoman yang terkait dengan visi dan misi perpustakaan.
kebijakan pengembangan koleksi tersebut disusun oleh kepala
badan dan pihak-pihak terkait dalam pengembangan koleksi seperti
kepala sub-bid, dan pustakawan di bawah bidang perpustakaan.
pengembangan koleksi didalamnya meliputi hal yang terkait
dengan anggaran, volume, perkiraan harga, jumlah, jenis atau
format koleksi sesuai dengan kebutuhan perpustakaan.
b. Sebelum melakukan pengadaan koleksi anak, perpustakaan terlebih
dahulu melakukan seleksi. Kegiatan seleksi terssebut melibatkan
pejabat-pejabat terkait dan pustakawan yang mengerti tentang anak
yang tergabung dalam tim seleksi yang dibentuk berdasarkan sk
tim seleksi. dalam melakukan seleksi koleksi anak perpustakaan
menggunakan katalog penerbit sebagai pedoman dan bantuan dari
pihak luar seperti IKAPI, kebutuhan koleksi perpustakaan dan
kebutuhan informasi anak, perkembangan motorik, keamanan
koleksi, dan sesuai dengan isu-isu yang berkembang.
c. Masalah yang dihadapi oleh perpustakaan anggaran tidak sesuai
dengan jadwal dan proses pengadaan memakan waktu yang lama.
Perbedaan penelitian ini adalah dari rumusan masalah,
teori, hasil penelitian. Sedangkan kesamaannya adalah sama-sama
menggunakan metode kualitatif.

25
2. Penelitian yang dilakukan oleh Amaliah tahun 2018, dengan judul
“Upaya Pengembangan Koleksi Pada Perpustakaan Umum Daerah
Kota Binjai”. Adapun rumusan masalah yaitu sebagai berikut:
a. Bagaimana Perpustakaan Umum Kota Tanggerang menyusun
rencana kerja pengembangan koleksinya
b. Upaya apa yang dilakukan Perpustakaan Umum Kota Tanggerang
c. Kendala-kendala apa saja yang dihadapi Perpustakaan Umum Kota
Tanggerang dalam pengembangan koleksi.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini kualitatif. Dengan
teknik pengumpulan data berupa kajian kepustakaan, penelitian
lapangan, wawancara dan observasi. Hasil penelitian ini yaitu:
a. Perpustakaan dalam menyeleksi bahan pustaka yaitu hasil laporan
survey bahan pustaka yang diminta pengguna, dimana koleksinya
harus sesuai dengan masyarakat pengguna perpustakaan.
perpustakaan melakukan pembelian kepada distributor yang
dananya dibiayai oleh anggaran belanja rutin yang dituang dalam
RKA (rencana kerja anggaran) perpustakaan.
b. Melakukan survei kebutuhan pengguna dan melakukan survei minat
baca. Perpustakaan dalam melakukan kegiatan survei minat baca
dengan melakukan wawancara kepada pengguna potensial yaitu
membuat quesioner terlebih dahulu, mengumpulkan, mengolah dan
menganalisa data serta membuat laporan hasil survei.
c. Buku yang sudah ada di perpustakaan di beli ualang, karena
perpustakaan kurang memperhatikan dalam hal pembelian dan
pengadaan bahan pustaka.
Perbedaan penelitian ini adalah lokasi penelitian, hasil
penelitian. Sedangkan persamaannya adalah menggunakan metode
kualitatif.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Rentra Marta Togatorop tahun 2019,

26
dengan judul “Analisis Pengadaan Koleksi Layanan Anak Pada
Dinas Perpustakaan Kota Binjai”. Adapun rumusan masalah
penelitian ini yaitu, bagaimana pengadaan koleksi layanan anak pada
Kota Binjai. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kualitatif. Dengan teknik pengumpulan data studi kepustakaan,
observasi, wawancara. Dengan hasil penelitian yaitu sebagai berikut:
a. Pengadaan koleksi anak pada Dinas Perpustakaan Kota Binjai sudah
dilakukan secara rutin sesuai dengan anggaran yang diperoleh dari
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah pemerintah Kota Binjai,
namun untuk pengadaan koleksi anak belum berjalan lancar,
perpustakaan masih menemukan kendala yaitu belum tersedia
ketentuan atau kebijakan khusus yang mengatur pengadaan koleksi
anak, selain itu dana anggaran yang diberikan tidak tetap dan
cenderung terlambat.
b. Pengadaan koleksi anak pada Dinas Perpustakaan Kota Binjai
dilakukan melalui pembelian dan hadiah yang dilakukan dengan
menyeleksi dan menganalisis kebutuhan lokasi anak agar sesuai
dengan usia anak, kegemaran anak, dan juga dapat mendidik anak.
c. Pengadaan koleksi anak pada Perpustakaan Kota Binjai melibatkan
pihak ketiga dalam melakukan pembelian. Akan tetapi ditemukan
Kendala dalam pengadaan koleksi anak sulit ditemukan dan harga
koleksi yang mahal. Membuat perpustakaan terhambat dalam
melakukan pengadaan koleksi anak. Selain itu kendala lain yang
ditemukan yaitu kurang tenaga ahli atau pustakawan yang terampil
dalam proses pengadaan koleksi anak.
Perbedaan penelitian ini adalah lokasi penelitian, dan hasil
peneltian. Persamaannya adalah menggunakan metode kualitatif.

27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian


Upaya mencari dan mengumpulkan data yang akurat, peneliti
menggunakan penelitian kualitatif. penelitian kualitatif adalah metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat post positivisme, digunakan
untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah (sebagai lawannya adalah
eksperimen), dimana peneliti adalah sebagai instrumenkunci.29
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian kualitatif dengan pendekatan Deskriptif, yang menjelaskan
penelitian lapangan yang dilakukan untuk mengetahui gejala yang ada
pada saat penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana sistem pengembangan koleksi anak pada Dinas Perpustakaan
dan Arsip Daerah Provinsi Jambi.

B. Lokasi Penelitian
Penulis melakukan penelitian di Dinas Perpustakaan dan Arsip
Daerah Provinsi Jambi yang beralamat di Jl. Rd P. Kolopaking No. 65
Telanai Pura Jambi. Telp. (0741)65158.

C. Jenis dan Sumber Data


Jenis dan sumber data berguna untuk memperoleh gambaran dan
data yang dibutuhkan, dalam penelitian ini menggunakan metode
kualitatif, maka peneliti menggolongkan sumber data pada dua golongan,
yaitu:
1. Data primer
Data primer adalah data yang diperolehatau dikumpulkan
langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang

29
Sugiyono, Memahami Penelitian KualitatifI, (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2012), Hal.1

26
bersangkutan yang memerlukannya.30
Data primer ini peneliti mencari dan mengumpulkan data yang
berkenaan langsung dengan pokok permasalahan dalam penelitian ini.
Data primer yang peneliti maksud dalam penelitian ini adalah data
observasi, wawancara dan dokumentasimengenai sistem pengembangan
layanan anak pada Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi. Adapun yang menjadi data primer yaitu buku kunjung Layanan
Anak Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi, Bapak
Husni Tamrin selaku Kepala Kabit, Bapak Raden Bujang selaku kasi
layanan, bapak Rahendra selaku pustakawan, Ibu Eliza selaku
pustakawan, dan Ibu Sri Lela selaku Staff Layanan Anak.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan
oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang
telah ada.31 Adapun yang menjadi sumber data berupa skripsi , buku
Profil Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi, dan
buku-buku yang berkaitan dengan masalah penelitian.

D. Subjek Penelitian
Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Dimana
maksud dari purposive sampling yaitu teknik pengambilan sumber data
dengan pertimbangan tertentu. teknik ini dipilih berdasarkan tujuan
penelitian yang telah ditetapkan. Berdasarkan teknik ini sumber data yang
ditetapkan telah cukup memberikan informasi yang akurat. Key informan
dalam penelitian ini yaitu kepala kabit Dinas Perpustakaan Arsip dan
Daerah Provinsi Jambi. Purposive: kasi layanan, pustakawan , staff
layanan anak semuanya berjumlah 5 orang.

30
Misbahuddin dan Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian dengan Statistik, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2013), Hal. 21
31
Misbahuddin dan Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian dengan Statistik, Hal. 22

27
28
E. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Observasi
Menurut Sutrisno Hadi, observasi merupakan suatu proses yang
komplek, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan
psikologis.32 Observasi yang dilakukan dalam penilitian ini yaitu:
Observasi terus terang yaitu peneliti menyatakan terus terang
kepada sumber data, bahwa peneliti akan melakukan penelitian,
sehingga meraka yang diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir
tentang aktivitas si peneliti di Ruangan Layanan Anak Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi.
2. Wawancara Terstruktur dan Tidak
Terstruktuk
a. Wawancara Terstruktur
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik
pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah
mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang diperoleh.
Dalam melakukan wawancara, pengumpulan data telah
menyiapkan istrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan
tertulis yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan.33 Peneliti
melakukan wawancara terstrukur dengan kepala kabit, kasi
layanan, pustakawan dan staaf layanan anak di Dinas Perpustakaan
dan Arsip Daerah Provinsi Jambi.
b. Wawancara Tidak Terstruktur
Wawancara tidak terstruktur dilakukan pada awal penelitian,
karna terkadang informan memberikan keterangan kadang muncul

32
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta,
2010), Hal. 145
33
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Hal. 138

28
jawaban yang tidak terduga yang tidak akan muncul pada saat
wawancara terarah dilakukan, dan hal itu bisa menambah informasi
yang diperoleh terkait informasi yang akan diteliti. Berdasarkan
pernyataan tersebut maka teknik wawwancara tidak terstruktur
digunakan dalam penelitiian ini untuk mendapatkan informasi
secara langsung melalui tanya jawab dengan informan, sehingga
mendapat informasi yang lebih jelas.
3. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel
yang berupa buku catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
agenda, dan sebagainya.34 Metode ini peneliti gunakan untuk mencari
data yang berkenaan dengan pembahasan peneliti dengan metode ini,
peneliti akan mudah mendapatkan yang tidak ditemukan dalam
observasi maupun wawancara yaitu buku profil, buku pengunjung
Layanan Anak Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi.

F. Metode Analisis Data


Analisa data adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan laporan, dan
dokementasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,
menjabarkan dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam
pola, memilih mana yang penting dan akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan sehingga mudah di pahami oleh diri sendiri maupun orang
lain.35
Analisis data yang digunakan adalah analisis model:
1. Data Reduction (Reduksi Data)
Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang memerlukan

34
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006) Hal. 231
35
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Hal. 244

29
kecerdasan dan keluasaan dan kedalaman wawasan yang tinggi.36
Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan
pada hal-hal yang penting, di cari pola dan temanya.37
2. Data Display (Pengajian Data)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah
mendisplaykan data. Dengan mendisplaykan data, maka akan mudah
untuk memahami yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya
berdasarkan apa yang telah dipahami. Penyajian data bisa dilakukan
dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan
sejenisnya.38
3. Verification (Menarik Kesimpulan)
Kesimpulan merupakan temuan yang berupa deskripsi atau
gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remeh tameh atau
interaktif, hipotesis atau teori.39

G. Keabsahan Data
Keabsahan data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan melalui
triangulasi.Triangulasi merupakan salah satu teknik dalam pengumpulan
data untuk mendapatkan temuan dan interpretasi data yang lebih akurat
dan kridibel.40
Triangulasi terdiri dari, triangulasi metode, triangulasi sumber data,
dan triangulasi teori. Triangulasi metode merupakan proses verifikasi data
dari wawancara dengan wawancara, wawancara dengan observasi.
Triangulasi sumber data adalah proses verifikasi data wawancara dengan
data-data sumber tertulis (dokumentasi). Triangulasi teori adalah proses

36
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Hal. 249
37
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Hal. 247
38
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Hal. 249
39
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Hal. 253
40
Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian Gabungan, Hal. 395

30
verifikasi antara data-data yang diperoleh dilapangan (wawancara,
observasi, dan dokumentasi).

31
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perpustakaan


1. Sejarah Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi
Sebelum diberlakukan otonomi daerah tahun 2001, Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi (sebelumnya bernama
Perpustakaan Nasional Provinsi Jambi) berdiri sejak tahun 1980 sesuai
dengan keputusan mentri pendidikan dan kebudayaan RI nomor
0221/a/O/1980 tanggal 2 september 1980, namun baru berjalan pada
tanggal 4 April 1981 yang merupakan Unit Pelayanan Teknis (UPT) dari
pusat pembinaan perpustakaan departemen pendidikan dan kebudayaan
dan bertanggung jawab langsung kepada kepala pusat pembinaan
perpustakaan, Direktoral Jendral Departemen pendidikan dan
kebudayaan.
Pada awal berdirinya (masih bernama Perpustakaan Wilayah
Provinsi Jambi) dalam menjalankan tugas dan fungsinya menempati salah
satu gedung didalam kompleks SMP Negeri 2 Jambi Jalan Veteran No. 169
menempati bekas perumahan guru berukuran 95,40 m2.
Pada saat itu jumlah pegawainya hanya 6 orang dan ditunjuk bapak
Ibrahim Budjang, S.H. sebagai kepala, Surul Hendry D sebagai
bendaharawan serta di bantu oleh Hj. Hinopifah, BBA sebagai pimpinan
proyek pengembangan Perpustakaan Wilayah Jambi tahun 1980/1981.
Pada tahun 15 september 1985 Perpustakaan Wilayah Jambi Di
pindahkan kelokasi gedung baru di Jalan Rd. P. Kolopaking Telanaipura dan
diresmikan pemakaiannya pada tanggal 6 Juni 1988 oleh Mentri
Pendidikan dan Kebudayaan RI Prof. Dr. Fuad Hasann. Seiring dengan
tuntutan masyarakat yang semakin meningkat akan jasa layanan
perpustakaan, pada tanggal 6 Maret 1989 terbit Keppres Nomor 111

31
Tahun 1989 tentang Perpustakaan Nasional RI. Berdasarkan Keppres
tersebut Perpustakaan Nasional merupakan Lembaga Pemerintah Non
Departemen (LPND) yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab
langsung

32
pada Presiden. Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND)
disebutkandalam keppres tersebut Perpustakaan Nasional RI merupakan
wadah integrasi Perpustakaan Nasional RI, Pusat Pembinaan Perpustakaan
dan 26 Perpustakaan Wilayah Depdikbud diseluruh Indonesia.
Perpustakaan Nasional mempunyai satuan organisasi yang bernama
Perpustakaan Daerah yang berkedudukan di masing-masing Ibu kota
Provinsi yang bertanggung jawab langsung kepada kepala Perpustakaan
Nasional RI dan dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya dengan
memperhatikan petunjuk Gubernur. Sejak Keppres Nomor 11 Tahun 1989
ini lah nama Perpustakaan Wilayah Jambi berubah menjadi
“Perpustakaan Daerah Jambi.”
Perubahan nama tidak sampai disitu saja, pada tahun 1997
Perpustakaan Nasional mengalami perubahan cukup besar
dilingkungannya, yaitu adanya perluasan struktur suatu organisasi yang
berada di daerah yang ditempatkan melalui Keppres Nomor 50 Tahun
1997 tentang Perpustakaan Nasional RI dimana Perpustakaan Nasional
Provinsi (sebelum Perpustakaan Daerah) di sejajarkan dengan Lembaga
Pemerintah Non Departemen lainnya serta Departemen yang berada
diwilayah Provinsi. Berdasarkan keppres Nomor 50 Tahun 1997 inilah
Perpustakaan Daerah Jambi berubah nama menjadi “Perpustakaan
Nasional Provinsi Jambi.”
Pembentukan Lembaga Kearsipan Provinsi jambi pada hakekatnya
merupakan implementasi dari amanat Undang-Undang No. 7 Tahun 1971
tentang ketentuan-ketentuan pokok kearsipan yang diperbaharui dengan
Undang-Undang No.43 tahun 2009 tentang kearsipan. Melalui Perda No. 6
Tahun 1996 dibentuk “Kantor Arsip Daerah Provinsi Jambi” dan
berdasarkan peraturan pemerintah No. 41 Tahun 2007 tentang Pedoman
Organisasi Perangkat Daerah. Embrio terbentuknya Kantor Arsip Daerah
Provinsi Jambi adalah Subbag Arsip dan Ekspedisi, bagian Tata Usaha

32
Umum dan Arsip, Biro Umum pada Sekretariat Wilayah Daerah Provinsi
Jambi, dengan tingkat kewenangan setingkat dengan Eselon V.

33
Sejak diberlakukan Otonomi Daerah, yakni sejak diserahkannya Aset
P3D Perpustakaan Nasional Provinsi Jambi dari Pemerintah Pusat kepada
Pemerintah Provinsi Jambi tanggal 22 Maret 2001, maka seluruhnya aset
Perpustakaan Nasional Provinsi Jambi diserahkan kepada Pemerintah
Provinsi Jambi. Sehingga sejak bulan Mei 2001 Perpustakaan Nasional
Provinsi Jambi resmi menjadi unit satuan organisasi Pemerintah Provinsi
Jambi.
Terbitnya Perda Provinsi Jambi Nomor 17 Tahun 2001 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perpustakaan Daerah
Provinsi Jambi maka nama Perpustakaan Nasional Provinsi Jambi berubah
menjadi “Badan Perpustakaan Daerah Provinsi Jambi” yang merupakan
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Provinsi Jambi.
Keberadaan Perpustakaan sekarang ini menjadi begitu penting
dengan adanya UU No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan yang
menjadi payung hukum bagi segala aktifitas Perpustakaan dan seluruh
elemen pendukungnya meliputi pustakawan, gedung, koleksi dan
pemustaka.
Selanjutnya, berdasarkan Perda Provinsi Jambi No. 15 Tahun 2008
bergabung 2 Institusi yaitu Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi dengan Kantor Arsip Daerah Provinsi Jambi menjadi “Badan
Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) Provinsi Jambi” dan masih
merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan
Pemerintah Provinsi Jambi.
Kemudian pada akhir tahun 2016 terbitlah Perda Provinsi Jambi No.
8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
Provinsi Jambi serta Pergub Jambi No. 46 Tahun 2016 tentang kedudukan,
susunan organisasi, tugas dan fungsi, serta tata kerja Dinas Perpustakaan
dan Arsip Daerah Provinsi Jambi, Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi berubah nama menjadi “Dinas Perpustakaan dan Arsip

33
Daerah (DPAD) Provinsi Jambi” pada awal tahun anggaran 2017.
Kemudian menyusul Pergub Jambi No. 25 Tahun 2017 tentang perubahan
atas peraturan No. 46 Tahun 2016 tentang kedudukan, susunan
organisasi, tugas dan fungsi, serta tata kerja Dinas Perpustakaan dan Arsip
Daerah Provinsi Jambi.41

2. Visi dan Misi Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi.
a. Visi
Tugas pokok dan fungsi Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi harus eksis dan unggul, konsisten dan berkelanjutan
dalam meningkatkan akun tabilitas kinerja yang berorientasi pada
pencapaian hasil yang dituangkan dalam penyataan visi:
“Mewujudkan pelayanan prima dalam bidang perpustakaan dan
kearsipan yang baik menuju jambi tuntas 2021.”
Visi tersebut diatas merupakan gambaran dan harapan ingin
dicapai Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi dimasa
depan, yakni cita dan citra yang ingin diwujudkan dalam membentuk
masyarakat informatif dan masyarakat yang sadar arsip.42

b. Misi
Rangkaian mendukung pencapaian visi Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi, maka ditetapkan misi sebagai berikut:
1) Penyelenggaraan urusan perpustakaan dan kearsipan yang efesien
dan efektif untuk mewujudkan good governance.

41
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi, Profil Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi, (Jambi, 2019), hal. 1-3
42
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi, Profil Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi, (Jambi, 2019), hal. 6

34
2) Pengembangan sarana dan prasarana serta pemberdayaan
masyarakat dalam urusan perpustakaan dan kearsipan yang
berkualitas.
3) Pengembangan sumber daya manusia berbasis kompetensi dan
budaya kerja yang tinggi.
4) Penyelamatan kandungan informasi dan pengembangan sistem
perpustakaan serta kearsipan yang terintegrasi dengan sistem
nasional yang berbasis teknologi informasi (TI).43

3. Tujuan dan Sasaran Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi


Jambi.
a. Tujuan
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi mempunyai
tujuan untuk meningkatkan minat gemar membaca.
b. Sasaran
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi mempunyai
sasaran Pelajar (PAUD, TK, SD, SMP, SMA), mahasiswa, dan masyarakat
umum.

4. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi dalam
malaksankan tugas mengacu kepada peraturan dan perundang-undangan
yang telah ditetapkan dan melaksanakan program-program kegiatan
teknis perpustakaan dan kearsipan dan tugas-tugas lain yang langsung
berada dibawah Gubernur dan bertanggung jawab kepada Gubernur.

43
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi, Profil Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi, hal. 7

35
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi mempunyai
tugas membantu Gubernur melaksanakan urusan pemerintahan dibidang
perpustakaan dan kearsipan yang menjadi kewenangan daerah provinsi
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk
melaksanakan tugas tersebut, Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi menyelenggarakan fungsi:
a. Perumusan kebijaksanaan teknis dibidang perpustakaan dan kearsipan.
b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan Pemerintah Daerah
dibidang perpustakaan dan kearsipan.
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang perpustakaan dan
kearsipan.44

5. Tata Kerja
Semua unit kerja dilingkungan Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
dalam melaksanakan tugasnya wajib menerapkan prinsip koordinasi,
integrasi dan sinkronisasi. Untuk melakukan pembinaan dan
pengembangan perpustakaan di Daerah Jambi, maka Dinas Perpustakaan
dan Arsip Daerah Provinsi Jambi secara terus menerus berupaya
meningkatkan peran serta seluruh masyarakat untuk bersama-sama
mengembangkan minat dan kebiasaan membaca. Dalam hal ini Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi selalu mengadakan
koordinasi dan hubungan kerja dengan instansi-instansi yang secara
fungsional mempunyai kepentingan yang sama dalam meningkatkan
potensi sumber daya insani bangsa Indonesia.45

6. Susunan Organisasi

44
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi, Profil Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi, Hal. 5
45
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi, Profil Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi, Hal. 7-8

36
Berdasarkan peraturan Gubernur Jambi Nomor 25 tahun 2017
tentang perubahan atas peraturan Gubernur Nomor 46 tahun 2017
tentang perubahan kedudukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi,
serta tata kerja Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi,
susunan organisasi Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi
terdiri dari:
a. Kepala
b. Sekretariat, terdiri dari:
1) Sub bagian umum dan kepegawaian
2) Sub bagian keuangan
3) Sub bagian program
c. Bidang deposit, pengembangan koleksi layanan dan pelestarian bahan
perpustakaan, terdiri dari:
1) Seksi deposit dan pengembangan bahan perpustakaan
2) Seksi layanan, otomatis dan kerjasama perpustakaan
3) Seksi pelestarian dan alih media bahan perpustakaan
d. Bidang pembinaan, pengembangna perpustakaan dan pembudayaan
kegemaran membaca, terdiri dari:
1) Seksi pembinaan dan pengembangan kelembagaan perpustakaan
2) Seksi pembinaan dan pengembangan tenaga perpustakaan
3) Seksi pengembangan pembudayaan kegemaran membaca
e. Bidang Konsevasi arsip terdiri dari:
1) Seksi pelayanan arsip
2) Seksi pengolahan arsip
3) Seksi akuisisi arsip
f. Bidang pembinaan dan pengembangan kearsipan, terdiri dari:
1) Seksi pembinaan tenaga kearsipan
2) Seksi pengembangan kearsipan
3) Seksi pelestarian arsip

37
g. Kelompok Jabatan Fungsional.46

Gambar 4. 1
Struktur Organisasi47
.

46
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi, Profil Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi, Hal. 4
47
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi, Profil Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi, (Jambi, 2019), Hal 6

38
7. Sarana dan Prasarana Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Privinsi
Jambi.
a. Aset Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi
1) Gedung Perpustakaan
Pada tahun-tahun pertama berdirinya Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi (masih Perpustakaan Wilayah Provinsi
Jambi), yakni dari tahun anggaran 1981/1982 sampai dengan Tahun
Anggaran 1985/1968 menempati gedung sementara yang berlokasi
komplek SMPN 2 Jambi Jl. Veteran No. 169 Jambi, dengan Luas
Bangunan 95,40 m2.
Pembangunan gedung perpustakaan di Jl. RD. Poerboyo
Kolopaking (dulu Jl. Melur II) Telanaipura, yang dimulai dari Tahun
Anggaran 1982/1983, 1983/1984, 1984/1985, dan 1985/1986
dengan dana proyek Pengembangan Perpustakaan Jambi dengan
luas bangunan 1.500 m2 berlantai tiga, mulai ditempati pada tanggal
15 Desember 1985. Sedangkan peresmian pemakaiannya oleh
Mentri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Prof. DR. Fuad Hasan,

39
dilakukan Pada Tanggal 6 Juni 1988. Di samping gedung kantor, juga
terdapat bagunan rumah dinas type 70 dibangun annex dengan
pembangunan gedung lantai ke 3 tahun aggaran 1985/1986.

2) Gedung Arsip
Gedung Arsip sendiri saat ini masih tergabung dengan Badan
Penelitian Pengembangan Daerah (BALITBANGDA), dan Arsip
Memiliki depo tersendiri untuk menyimpan arsip.48

3) Kendaraan Operasional
Sejak Tahun 1981 hingga sekarang, Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi telah memiliki 62 unit kendraan yang
terdiri dari motor dinas, mobil dinas, mobil perpustakaan keliling
dan mobil sadar arsip. Adapun rincian dari kendraan operasional
yang dimiliki Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi,
sebagai berikut:49
Tabel 4.1
Kendaraan Operasional
Jenis Kondisi
Baik Rusak Ringan Rusak Berat
Roda 4 13 unit - 9 unit
Roda 2 36 unit 2 unit 2 Unit

4) Aset Lainnya
Selain dari poin-poin sebelumnya, ada beberapa aset yang
tesimpan dan dimiliki oleh Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi, seperti alat-alat kantor dan rumah tangga, jaringan,
buku-buku perpustakaan serta aset rusak berat yang tidak terpakai

48
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi, Profil Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi, Hal. 9
49
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi, Profil Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi, Hal. 9-10

40
lagi namun masih dalam status milik negara berupa kendaraan dan
alat-alat rumah tangga.50

b. Koleksi Perpustakaan
Tahun pertama berdirinya Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi (dahulu masih Perpustakaan Wilayah jambi) mempunyai
jumlah koleksi buku sebanyak 4.210 judul = 8.866 eksemplar. Dengan
semakin berkembangnya minat baca masyarakat dari tahun ketahun,
koleksi Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi juga selalu
dikembangkan dengan penambahan melalui dana rutin dan proyek,
hadiah maupun pertukaran antar perpustakaan serta serah simpan
karya cetak dan karya rekam. Sampai dengan tahun anggaran 2018
pengadaan koleksi Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi
meningkat dengan pesat yakni mencapai 150.378 eksemplar.
Koleksi Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi
tahun 2018, maka koleksi Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi setelah dikurangi dengan koleksi yang rusak berat,
dihadiahkan ke perpustakaan lain, dirotasikan ke perpustakaan desa
dan yang tidak diketemukan, maka koleksi yang ada dan siap
dilayangkan berdasarkan klasifikasi adalah sebagai berikut.
Jumlah buku di ruang layanan dewasa berdasarkan klasifikasi
sebagai berikut:
Tabel 4.2
Koleksi Layanan Dewasa
No Kelas Jumlah Buku
1 000 (Karya Umum) 1.608 eks
2 100 (Filsafat, Psikologi) 1.418 eks
3 200 (Agama) 8.339 eks
4 300 (Ilmu Sosial) 7.373 eks
5 400 (Bahasa) 1.25i eks

50
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi, Profil Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi, Hal. 10

41
6 500 (Ilmu Murni) 987 eks
7 600 (Ilmu Terapan) 9.249 eks
8 700 (Olah Raga, Kesenian) 1.080 eks
9 800 (Cerita, Kesusastraan) 2.478 eks
10 900 (Sejarah, Geografi) 1.847 eks
Jumlah 35.630 eks
Jumlah buku di ruang referensi berdasarkan klasifikasi sebagai
berikut:

42
Tabel 4. 3
Koleksi di Ruangan Referensi
No Kelas Jumlah Buku
1 000 (Karya Umum) 452 eks
2 100 (Filsafat, Psikologi) 61 eks
3 200 (Agama) 620 eks
4 300 (Ilmu Sosial) 1.315 eks
5 400 (Bahasa) 415 eks
6 500 (Ilmu Murni) 319 eks
7 600 (Ilmu Terapan) 475 eks
8 700 (Olah Raga, Kesenian) 67 eks
9 800 (Cerita, Kesusastraan) 60 eks
10 900 (Sejarah, Geografi) 409 eks
Jumlah 4.193 eks

Tabel 4. 4
Bahan Pustaka referensi Lainnya
No Bahan Pustaka Jumalah Buku
1 Bahan pustaka referensi di 77 eks
ruangan sirkulasi
2 Bahan pustaka referensi di 145 eks
ruangan diskusi
3 Bahan pustaka referensi di 149 eks
ruangan pengolahan
4 Bahan pustaka referensi di 663 eks
ruangan layanan anak-anak
Jumlah 1.034 eks

43
Tabel 4. 5
Bahan Pustaka Lainnya
No Bahan Pustaka Jumlah buku

1 Bahan Pustaka di ruangan 464 eks


kepala bidang layanan
perpustakaan
2 Bahan Pustaka di ruangan 1.301 eks
layanan anak-anak
3 Bahan Pustaka di ruangan 10.354 eks
deposit
4 Bahan Pustaka hasil weeding 68.079 eks
5 Bahan pustaka yang sedang 1.215 eks
diolah
6 Bahan pustaka yang tersedia 5.402 eks
untuk rotasi atau layanan
terpadu
7 Bahan pustaka yang sedang di 1.269 eks
rotasikan ke kabupaten
8 Bahan pustaka dalam mobil 515 eks
keliling
9 Bahan pustaka yang sedang 5.402 eks
dipinjamkan layanan terpadu
10 Bahan pustaka yang masih 1.127 eks
dipinjam anggota
perpustakaan
11 Bahan pustaka di rak BI corner 40 eks
Jumlah 1.113.149 eks

44
Tabel 4. 6
Koleksi Selain Buku
No Nama Koleksi Jumlah Koleksi
1 Statistik 346 eks
2 Bibliografi 108 eks
3 Katalog 65 eks
4 Accession List 106 eks
5 Kliping Surat kabar 70 eks
6 Majalah yang dijilid 240 eks
7 Braile 146 eks
8 Majalah Braile 142eks
9 Kelender Braile 12 eks
10 Koran Pusat/ Daerah 2.156 eks
11 Majalah Hadiah 2.456 eks
12 Majalah Rutin 166 eks
13 Brosur 10 eks
Jumlah 1.415.612

Tabel 4. 7
Koleksi yang Rusak dan Hilang
No Bahan Pustaka Jumlah Koleksi
1 Bahan pustaka yang rusak 51 eks
ringan
2 Bahan pustaka yang rusak 26 eks
berat
3 Bahan pustaka yang hilang 1.127 eks
4 Majalah rutin yang hilang 75 eks
Jumlah 153.127

8. Seksi Deposit dan Pengembangan Bahan Pustaka


Seksi deposit dan pengembangan koleksi bahan pustaka mempunyai
tugas membantu bidang dalam rangka memimpin dan merencanakan
kegiatan di bidang deposit, pegembangan koleksi layanan dan pelestarian
bahan perpustakaan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Seksi deposit dan pengembangan bahan perpustakaan menyelenggarakan
fungsi:

45
a. Pelaksanaan penghimpunan dan pelestarian karya cetak dan karya
rekam, penyusunan Bibliografi Daerah (BID) dan Katalog Induk Daerah
(KID) serta layanan diposit
b. Pengembangan, pengolahan bahan perpustakaan
c. Pelaksanaan verifikasi, validasi, pemasukan data ke data base
Adapun kegiatan- kegiatan dari seleksi deposit dan pengembangan
bahan pustaka adalah sebagai berikut:
a. Menghimpun dan mengumpulkan hasil pelacakan karya cetak dan
karya rekam untuk diolah dan dialihkan dari data bibliografi manual ke
sistem otomasi
b. Menghimpun dan mengumpulkan surat kabar Daerah Jambi untuk
diindeks dalam bentuk buku dan Compact Dist (CD)
c. Melakukan penyusunan direktori penerbit karya cetak dan
pengusahaan rekaman
d. Melaksanakan pengolahan buku deposit dan melaksanakan input data
ke dalam sisem otomasi
e. Mencetak laporan
f. Mencetak dan digitalisasi bibliografi daerah
g. Penjilidan surat kabar daerah
h. Memberikan layanan kepada seluruh masyarakat pemustaka untuk
membaca koleksi deposit tentang karya cetak dan karya rekam
khasanah budaya rakyat jambi.51

9. Seksi Layanan, Otomasi dan Kerjasama Perpustakaan


Seksi layanan, otomasi dan kerjasama perpustakaan mempunyai
tugas membantu bidang dalam rangka memimpin dan merencanakan
kegiatan seksi layanan, otomasi dan kerjasama perpustakaan sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk melaksanakan tugas

51
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi, Profil Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi, Hal. 17-18

46
tersebut, seksi layanan dan otomasi dan kerja sama perpustakaan
menyelenggarakan fungsi:
a. Pelaksanaan layanan sirkulasi, rujukan, literasi informasi bimbingan
pemustaka, dan layanan ekstensi (perpustakaan keliling, pojok baca,
dan sejenisnya)
b. Pengembangan teknologi, informasi, komunikasi perpustakaan dan
penyusunan literatur sekunder
c. Pengelolaan jaringan perpustakaan dan supervisi e-library
d. Pelaksanaan kerjasama antar perpustakaan
Adapun kegiatan-kegiatan dari seksi layanan, otomasi dan kerjasama
perpustakaan adalah sebagai berikut:
a. Melakukan seleksi pengadaan bahan pustaka berupa buku bahasa dan
sastra ilmu pengetahuan umum, agama, ilmu pengetahuan dan
teknologi serta kesehatan
b. Melakukan kegiatan pengolahan bahan pustaka yang meliputi
registrasi, deskripsi, bibliografi, klasifikasi, dan tajuk subyek, input data
pada sistem otomasi dan kelengkapan bahan pustaka
c. Penambahan sarana penelusuran koleksi perpustakaan secara Online
Public Access Catalog (OPAC)
d. Melakukan penyusunan dan alih media dalam bentuk CD, VCD,
literature sekunder berupa indeks surat kabar daerah Jambi, bibliografi
teknologi tepat guna, daftar penambahan buku, abstrak karya ilmiah
dan Katalog Induk Daerah (KID)
e. Melakukan perawatan jaringan dan pengembangan website
f. Melakukan digitalisasi untuk mengisi konten website
g. Melakukan pengiriman literatur sekunder ke-Perpustakaan Nasional RI
dan perpustakaan lainnya.52

52
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi, Profil Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi, Hal. 18-19

47
10. Jenis-jenis layanan yang dilaksanakan di Dinas Perpustakaan dan Arsip
Daerah Provinsi Jambi
Sistem layanan Perpustakaan pada Dinas Perpustakaan dan Arsip
Daerah Provinsi Jambi bersifat terbuka untuk umum dimana siapapun
boleh datang ke Perpustakaan untuk membaca dan menjadi anggota
perpustakaan dengan memenuhi syarat-syarat tertentu yang sudah
ditetapkan, dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.
Perpustakaan tidak memungut biaya apapun dari setiap administrasi
calon anggota perpustakaan.
a. Layanan ditempat, diantara lain:
1) Layanan Sirkulasi
Layanan sirkulasi diberikan kepada anggota perpustakaan
(dibuktikan dengan kartu anggota Dinas perpustakaan dan Arsip
Daerah Provinsi Jambi). Setiap anggota berhak meminjam 2 (dua)
buah buku dalam waktu satu minggu, setelah itu dapat
diperpanjang kembali. Buku yang dipinjam harus dikembalikan
tepat waktu.

2) Layanan dewasa
a) Layanan peminjaman buku
b) Layanan pengembalian buku
c) Layanan pembuatan kartu anggota
d) Layanan perpanjangan kartu anggota
e) Layanan bebas pustaka

3) Layanan Anak-anak
a) Layanan peminjaman buku
b) Layanan pengembalian buku
c) Layanan storytelling
d) Layanan referensi atau rujukan

48
b. Layanan Keluar (ekstensi), diantara lain:
1) Layanan perpustakaan mobil keliling Taman Bacaan Masyarakat,
Layanan perpustakaan mobil keliling Taman Bacaan
Masyarakat yaitu layanan yang dilaksanakan ke pos-pos layanan
perpustakaan keliling di lokasi sebagai berikut:
a) Taman Bacaan Masyarakat Lavenda
b) Taman Bacaan Masyarakat Bougenville
c) Taman Bacaan Masyarakat Pinang Merah
d) Taman Bacaan Masyarakat Seroja Aur Duri
e) Taman Bacaan Masyarakat Eka Jaya

2) Layanan perpustakaan Terpadu


Layanan perpustakaan terpadu merupakan layanan
perpustakaan yang dilaksanakan bersama-sama dengan
perpustakaan yang sudah ada ditempat atau pos layanan.

3) Layanan rotasi buku


Layanan rotasi buku merupakan layanan yang dilaksanakan
dalam rangka pengembangan dan kerjasama layanan
perpustakaan guna memenuhi kebutuhan buku-buku yang
diminati pemustaka yang berada di perpustakaan kabupaten atau
kota se-Provinsi Jambi.53

11. Sistem Layanan dan Jadwal Kunjungan Perpustakaan


Sistem layanan yang diberikan kepada seluruh pemustaka adalah
sistem terbuka atau open acces system, artinya para pemustaka diberi
kebebasan untuk mencari, memilih dan mengambil sendiri koleksi yang
diinginkan langsung ke rak koleksi yang tersedia. Jadwal kunjungan Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi sebagai berikut:

53
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi, Profil Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi, (Jambi, 2019), Hal. 19-20

49
a. Senin – Jum’at : 08.00 – 17.00 WIB
b. Sabtu : 09.00 – 15.00 WIB
c. Minggu dan libur nasional : Tutup54
12. Keanggotaan
Syarat menjadi anggota Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi yaitu:
a. Mengisi formulir permohonan menjadi anggota
b. Menyerahkan pas foto ukuran 3 x 4 cm sebanyak 1 lembar
c. Menyerahkan foto copy kartu pelajar atau kartu mahasiswa (bagi
pelajar dan mahasiswa)
d. Pendaftaran anggota tidak dipungut bayaran (gratis).55

13. Sekretariat
Sekretariat mempunyai tugas membantu dinas dalam rangka,
pelaksanaan sebagai tugas dan fungsi dinas di bidang umum,
kepegawaian, keuangan, aset, program dan pelaporan yang berada
dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.
Sub bagian umum dan kepegawaian mempunyai tugas
membantu sekretaris dalam rangka menyiapkan bahan administrasi
perdinasan
1) Pelaksanaan pengelolaan urusan administrasi file persuratan dan
administrasi perdinasan
2) Pengurusan administrasi perjalanan dinas dan tugas
keprotokolan
3) Pelaksanaan urusan rumah tangga, keamanan dinas,
penyelenggaraan rapat dinas dan dokumentasi

54
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi, Profil Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi, (Jambi, 2019), Hal. 21
55
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi, Profil Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi, (Jambi, 2019), Hal. 20

50
4) Pelaksanaan urusan rumah tangga, keamanan dinas,
penyelenggaraan rapat dinas dan dokumentasi
5) Penyusunan rencana kebutuhan, pengadaan dan pengelolaan
inventaris perlengkapan dinas
6) Pelaksanaan perawatan atau pemeliharaan, perbaikan gedung
dan perlengkapan dinas serta proses penghapusan barang
inventaris
7) Pengordinasian penyusunan rencana kerja dan pelaporan
pelaksanaan kerja
8) Pelaksanaan tata usaha kepegawaian
9) Pelaksanaan urusan mutasi
10) Pelaksanaan upaya pengembangan karir, kesejahteraan dan
disiplin pegawai
11) Penyiapan perencanaan bahan ujian dinas, penghargaan jasa dan
sumpah pelantikan pegawai
12) Penyiapan bahan pelaksanaan analisis jabatan kelembagaan dan
ketatalaksanaan.56

b. Sub Bagian Keuangan


Sub bagian keuangan mempunyai tugas membantu sekretaris
dalam rangka menyiapkan bahan penyusunan rencana anggaran,
pengelolaan penatausahaan dan administrasi keuangan. Untuk
melaksanaan tugas tersebut, sub bagian keuangan menyelenggarakan
fungsi:
1) Pengoordinasian sub bagian keuangan
2) Pendayagunaan staf sub bagian keuangan
3) Penyusunan dan penghimpunan bahan-bahan usulan rencana
anggaran kerja dari masing-masing bidang

56
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi, Profil Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi, (Jambi, 2019), Hal. 14-15

51
4) Pelaksanaan administrasi keuangan
5) Penelitian laporan dan evaluasi hasil kegiatan rutin dan
pembangunan
6) Penelitian daftar gaji dan mutasi gaji pegawai yang diusulkan
7) Penghimpunan, mempelajari, melaksanakan, dan menyampaikan
peraturan perundang-undangan tentang keuangan.57

c. Sub Bagian Program


Sub bagian program mempunyai tugas membantu sikretaris
dalam rangka menyiapkan bahan penyusunan program, monitoring,
evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program kerja dinas. Untuk
melaksanakan tugas tersebut, sub bagian program menyelenggarakan
fungsi:
1) Penyiapan bahan koordinasi penyusunan program dan rencan
kegiatan dinas
2) Pengolahan data dengan melakukan pengumpulan, peremajaan
dan pengolahan serta merumuskan data dan informasi
3) Penghimpunan, memfasilitasi dan melaksanakan perencanaan
terpadu melalui kerjasama antar unit lembaga, dinas, instansi, dan
dinas yang terkait dengan diklat teknis.
4) Pengkoordinasian penyusunan rencana program dan anggaran
dinas
5) Pengkoordinasian dan mensinkronisasian kebijakan operasional
dan program antar bidang
6) Perumusan instrument untuk melaksanakan pemantauan program
dan kegiatan
7) Pelaksanaan pembinaan, monitoring, evaluasi dan penilaian
pelaksanaan program dinas

57
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi, Profil Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi, (Jambi, 2019), Hal. 15

52
8) Penyiapan rumusan standarisasi teknis, norma, pedoman, kriteria
dan prosedur pengelolaan program
9) Pengefasilitasian bahan tugas koordinasi pengawasan internal
untuk menjembatani pengawasan eksternal melalui rapat secara
berkala.58

d. Sumber Daya Manusia


Melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Dinas Perpustakaan
dan Arsip Daerah Provinsi Jambi mempunyai sumber daya manusia
(SDM) sebanayak 127 pegawai yang terdiri dari:59

Gambar 4.2
Pegawai Pustakawan

58
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi, Profil Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi, (Jambi, 2019), Hal. 15-16
59
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi, Profil Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi, (Jambi, 2019), Hal. 16

53
Jumlah pustakawan yang ada di Dinas Perpustakaan dan Arsip
Daerah Provinsi Jambi sampai sejauh ini berjumlah 18 orang
diantaranya:60

Tabel 4.8
Jabatan Pustakawan

No Nama Jabatan
1 Hasudungan Ambarita, SSos Pustakawan Madya
2 Mardamsyah, S.Pd Pustakawan Madya
3 Zaharman, S.Pd Pustakawan Madya
4 Irana Firlinawani, S.Pd Pustakawan Madya
5 Zunwanis, S.Pd Pustakawan Madya
6 Rahendra Sudrajat, S.Sos Pustakawan Madya
7 Ellisa, S.IP Pustakawan Madya
8 Sumintarsih, S.IP Pustakawan Madya
9 Hj. Jasmanidar Pustakawan Penyelia
10 Antar Br. Bangun Pustakawan Penyelia
11 Arnold Lumbantoruan, A.Ma Pustakawan Penyelia
12 Fiona Frolence Pustakawan Penyelia
13 Wuryani, A.Ma Pustakawan Penyelia
14 Elia Roza, A.Ma Pustakawan Penyelia
15 Mardianto, A.Ma Pustakawan Penyelia
16 Salamuddin, A.Ma Pustakawan Penyelia
17 Sofiardi, A.Ma Pustakawan Penyelia
18 Mike Aflisa, A.Md Pustakawan Penyelia

14. Anggaran
Semua unit kerja di lingkungan Dinas Perpustakaan dan Arsip
Daerah dalam anggran yang disediakan untuk mendukung kegiatan
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi pada wal berdirinya
tahun 1981/1982 hanya Rp. 60.970.000, anggaran ini semakin
meningkat setiap tahun anggaran baik rutin maupun proyek seiring
dengan beban kerja semakin meningkat dan luas dalam pembinaan

60
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi, Profil Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi, (Jambi, 2019), Hal. 25

54
perpustakaan di daerah Jambi, tahun anggaran 2017 dari APBD
berjumlah Rp. 5.913.241.591, sedangkan pada tahun anggaran 2018 dari
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah berjumlah Rp. 5.800.000.000,
mengalami penurunan jumlah anggaran dari tahun sebelumnya.61

15. Bidang Pembinaan, Pengembangan Perpustakaan dan Pembudayaan


Kegemaran Membaca.
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi melalui
bidang pembinaan, pengembangan perpustakaan dan pembudayaan
kegemaran membaca selalu melakukan kegiatan pembinaan terhadap
sumber daya manusia, pembinaan semua jenis perpustakaan baik itu
perpustakaan umum kabupaten, kota, kecamatan, kelurahan / desa
maupun sekolah, perguruan tinggi, khusus, taman bacaan masyarakat
dan perpustakaan rumah ibadah (perpustakaan mesjid, gereja).
Bidang pembinaan, pengembangan perpustakaan dan
pembudayaan kegemaran membaca mempunyai tugas membantu dinas
dalam rangka memimpin dan merencanakan kegiatan di bidang
pembinaan, pengembangan perpustakaan dan pembudayaan
kegemaran membaca sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Untuk melaksanakan tugas tersebut, bidang pembinaan,
pengembangan perpustakaan dan pembudayaan kegemaran membaca
menyelenggarakan fungsi, pengembangan berbagai jenis perpustakaan,
implementasi norma, standar, prosedur, dan kriteria, pendataan
kelembagaan keperpustakaan, pendataan tenaga perpustakaan,
bimbingan teknis tenaga pengelolaan perpustakaan dan
kepustakawanan, pelaksanaan pwmbinaan keterampilan, kesejahteraan
dan karir tenaga pengelola, keperpustakaan serta oenilaian angka kredit

61
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi, Profil Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi, (Jambi, 2019), Hal. 8

55
pustakawan, dan pelaksanaan survey, pengkajian, dan pelaksanan
pembudayaan kegemaran membaca, pemasyarakatan perpustakaan.
a. Seksi Pembinaan dan pengembangan kelembagaan perpustakaan.
Seksi pembinaan dan pengembangan kelembagaan
perpustakaan mempunyai tugas membantu bidang dalam rangka
memimpin dan merencanakan kegiatan pembinaan pengembangan
kelembagaan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Untuk melaksanakan tugas tersebut, seksi pembinaan dan
pengembangan kelembagaan perpustakaan menyelenggarakan
fungsi:
1) Pengembangan berbagai jenis perpustakaan, implementasi norma,
standar, dan prosedur.
2) Pendataan kelembagaan perpustakaan
3) Pengembangan kelembagaan perpustakaan.
b. Seksi pembinaan dan pengembangan tenaga perpustakaan
Seksi pembinaan dan pengembangan tenaga perpustakaan
mempunyai tugas membantu bidang dalam memimpin dan
merencanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan
kelembagaan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Untuk melaknakan tugas tugas tersebut, seksi pembinaan dan
pengembangan tenaga perpustakaan menyelenggarakan fungsi:
1) Pendataan tenaga perpustakaan
2) Pelaksanaan bimbingan teknis tenaga pengelola perpustakaan dan
kepustakawanan
3) Pelaksanaan pembinaan keterampilan, dan karir serta penilaian
angka kredit pustakawan.
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang
perpustakaan guna menunjang kinerja pengelola perpustakaan pada
tahun 2017 melaksanakan kegiatan bimbingan teknis tenaga

56
pengelola perpustakaan sekolah tingkat SMA sederajat, diman
sasaran dari kegiatan ini adalah tenaga pengelola perpustakaan SMA
sederajad se-Provinsi Jambi yang diikuti sebanyak 60 orang peserta.
Serta Kegiatan raat koordinasi pengembangan perpustakaan sekolah
tingkat SLTA se-Provinsi Jambi dengan sasaran kepala perpustakaan
sekolah se-Provinsi Jambi sebanyak 40 orang peserta.
Jumlah pengelolah perpustakaan desa atau kelurahan
se-Provinsi Jambi antara lain sebagai berikut:
Tabel 4.9
Pengelolah Perpustakaan Desa
Jumlah Pengelolah
Jumlah
No Kabupaten/ Kota Desa/ Yang sudah Yang
Kelurahan mengikuti belum
bintek mengikuti
bintek
1 Kota Jambi 62 42 20
2 Kab. Batanghari 125 75 50
3 Kab. Muaro Jambi 156 67 89
4 Kab. Tanjung Jabung 134 53 81
Barat
5 Kab. Tanjung Jabung 94 64 30
Timur
6 Kab. Bungo 154 71 83
7 Kab. Tebo 113 66 47
8 Kab. Marangin 212 70 142
9 Kab. Sarolangun 159 71 88
10 Kab. Kerinci 287 67 220
11 Kab. Sungai Penuh 69 17 52

c. Seksi pengembangan pembudayaan kegemaran membaca


Seksi pengembangan pembudayaan kegemaran membaca
mempunyai tugas membantu bidang dalam rangka memimpin dan

57
merencanakan kegiatan pengembangan pembudayaan kemeran
membaca sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.Untuk melaksanakan tugas tersebut, seksi pengembangan
pembudayaan kegemaran membaca menyelenggarakan fungsi:
1) Pelaksanaan survei, pengkajian dan pelaksanaan pembudayaan
kegemaran membaca
2) Pemasyarakatan perpustakaan
Kegiatan-kegiatan seksi pengembangan pembudayaan
kegemaran membaca pada tahun 2018 yaitu, pameran ulang tahun
Provinsi Jambi, pameran dalam rangka bulan gemar membaca dan
hari kunjungan perpustakaan setiap tanggal 14 september, survei
kebutuan bahan pustaka, dan survei indeks kepuasan masyarakat.62

B. Temuan Penelitian dan Pembahasan


1. Sistem Pengembangan Koleksi layanan anak
a. Analisis Masyarakat
Sistem pengembangan koleksi yang baik harus didasari dengan
keinginan untuk memenuhi kebutuhan pemustaka dengan baik. Yaitu
dengan memahami pemustaka dengan ciri-ciri tertentu, perencanaan
yang mantap, jasa apa yang sesuai dengan pengguna tersebut sangat
diperlukan. Dalam melakukan pemahaman terhadap kebutuhan
pemustaka ini ada beberapa istilah yang sering digunakan seperti
analisis pemustaka, kebutuhan, dan pengguna. Didalam melakukan
analisis pemustaka, harus diperhatikan semua variabel yang
mempengaruhi layanan pustakawan kepada pemustaka. Dalam
pengembangan koleksi layanan anak seharasunya pustakawan harus
mempunyai perhatian lebih terhadap anak, dikarenakan anak-anak

62
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi, Profil Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi, Hal. 23-26

58
perlu perhatian lebih, tidak bisa hanya sekedar di sajikan bahan
pustaka saja tetapi perlunya perhatian dan bimbingan dari pemustaka.
Mengenai hal tersebut peneliti memewancarai beberapa informan
tentang bagaimana sistem pengembangan koleksi layanan anak.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Sri Lela beliau
mengatakan:
“untuk kebutuhan anak-anak disini kita menanyakan dengan orang
tuanya pada saat ada kegiatan story telling dan menanyakan juga
dengan guru saat mengantarkan anak muridnya”.63
Informasi ini di perkuat dari hasil keterangan Ibu Ellisa, yaitu:
“langsung menanyakan kepada gurunya yang mengajak anak-anak
kelayanan anak kebutuhan bukunya apa” 64
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa
salah satu cara pustakawan dalam pengembangan koleksi layanan anak
dengan menanyakan kebutuhan anak pada orang tua dan guru pada
saat mengantarkan anak ke perpustakaan. belum ada inisiatif dari
pustakawan dalam membimbing anak secara langsung dan
menanyakan minat baca anak.
b. Kebijakan seleksi pengembangan koleksi dalam pelayanan anak pada
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi.
Kebijakan pengembangan bahan pustaka merupakan
serangkaian keputusan atau ketentuan teknis yang ditetapkan untuk
pengembangan bahan pustaka layanan di Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi. Tujuan pengembangan bahan pustaka
adalah untuk menyediakan bahan pustaka baik itu lama atau pun
baru yang belum dimiliki perpustakaan, bahan pustaka tersebut

63
Wawancara, oleh peneliti dengan responden di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi, 09 Maret 2020
64
Wawancara, oleh peneliti dengan responden di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi, 24 Maret 2020

59
digunakan untuk kepentingan layanan. Pada layanan anak seleksi
pengembangan koleksi harus lebih selektif dikarenakan terdapat
beberapa kasus di sekolah bahwa ada buku anak-anak yang
gambarnya dan bacaannya tidak layak untuk anak-anak. Mengenai
kebijakan seleksi pengembangan koleksi dalam layanan anak peneliti
mewawancarai informan sebagi berikut,

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Raden Bujang


beliau mengatakatan:

“Untuk kebijikan seleksi pengembangan koleksi layanan anak


kami tetap mengacu pada UU 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan
dan didukung dengan kebijakan dari kepala Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi ”.65
Selanjutnya penulis juga mewawancarai salah satu
pustakawan dilayanan Referensi yaitu Ibu Ellisa mengatakan bahwa:
“Kebijakan tentunya sangat penting setahu saya kami
mengacu kepada UU 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan
tentang pengadaan bahan pustaka. Dan kebijakan pemerintah
terkait, selama ini kami hanya melanjutkan proses yang telah
di buat sebelumnya”.66

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa


kebijakan seleksi pengembangan koleksi dalam layanan anak
sangatlah penting selain tetap mengacu kepada UU 43 Tahun 2007
tentang perpustakaan kebijakan kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip
Daerah Provinsi Jambi dan pemerintah terkait juga sangat penting
dikarenakan dari kebijakan itulah akan di mulai proses kerja yang
baik. Saat peneliti observasi kelapangan terlihat di layanan anak
koleksinya masih koleksi yang lama dan tidak up to date. Dari

65
Wawancara, oleh peneliti dengan responden di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi, 03 Maret 2020
66
Wawancara, oleh peneliti dengan responden di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi, 24 Maret 2020

60
observasi tersebut peneliti bisa menyimpulkan bahwa kebijakan
untuk layanan anak belum teralalu di prioritaskan dalam
pengembangan dan seleksi koleksi.
c. Proses seleksi koleksi di layanan anak.
Seleksi bahan pustaka merupakan kegiatan penting yang perlu
dilakukan oleh pustakawan karena ini sangat berkaitan dengan
kualitas bahan pustaka yang ada. Apabila bahan pustaka tidak sesuai
dengan kebutuhan informasi pemustakanya, maka keberadaan
perpustakaan ini tidak ada artinya karena pada prinsipnya
keberadaan sebuah perpustakaan untuk membantu memenuhi
kebutuhan informasi pemustakanya.
Dalam menyeleksi bahan pustaka memerlukan keterampilan
dan pengetahuan yang mendalam agar dalam penyeleksian bahan
pustaka benar-benar berorientasi kepada pemustaka. Kegiatan seleksi
dilakukan untuk memastikan bahwa bahan pustaka sesuai dengan
kebutuhan informasi pemustaka. Berdasarkan wawancara dengan
pustakawan Ibu Ellisa menyatakan bahwa:
“Kita menyeleksi disesuaikan dengan kebutuhan dari anak
sebagai pemustaka. Kita lihat dulu koleksi yang ada, kita lihat
apa-apa saja koleksinya yang tidak ada. Selanjutnya kebutuhan
anak kebanyakan mereka mencari tetapi tidak ada, yang tidak
ada itulah yang harus kita adakan. ”67
Senada dengan apa yang diungkapkan pustakawan dilayanan
sirkulasi oleh Bapak Rahendra Sudrajat beliau Mengatakan:
“proses seleksi koleksi di layanan anak pertama sesuai dengan
kebutuhannya, kira-kira siapa yang sering datang kalau
dilayanan anak yang sering berkunjung yaitu PAUD, TK dan SD.
Yang kedua dari keseimbangan koleksi mana yang kurang
ditambahi”.68

67
Wawancara, oleh peneliti dengan responden di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi, 24 Maret 2020
68
Wawancara, oleh peneliti dengan responden di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi, 10 Maret 2020

61
Dari hasil wawancara dan observasi oleh peneliti diatas dapat
penulis simpulkan bahwa proses seleksi koleksi layanan anak di Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi disesuaikan kebutuhan
pengunjung yang sering mengunjungi layanan anak tersebut. Yaitu
dengan cara melihat ketertarikan anak dalam memilah memilih
koleksi yang ada. Seharusnya tidak cukup hanya itu, pustakawan di
tuntut lebih inovatif dan lebih selektif dalam seleksi koleksi layanan
anak. Karena layanan anak adalah awal perkenalan anak akan
kencintaannya kepada buku dan ilmu pengetahuan. Pustakawan
harus selektif terhadap buku bacaan dan gambar yang layak atau
tidak layak untuk anak baca dan lihat. Sehingga bacaan anak bisa di
pastikan aman dan layak untuk anak.
d. Proses pengadaan koleksi layanan anak.
Pengadaan merupakan kegiatan penambahan bahan pustaka
yang dimiliki perpustakaan. setiap perpustakaan pasti berbeda-beda
dalam kegiatan pengadaan bahan pustaka tergantung jenis
perpustakaannya salah satunya metode perpustakaan untuk
menambahkan bahan pustakanya melalaui pembelian, sumbangan.
Tidak semua metode tersebut dilakukan oleh perpustakaan dalam
kegiatan penambahan bahan pustaka.
Proses pengadaan bahan pustaka di Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi dilakukan dengan beberapa cara
diantaranya tertuang dalam wawancara dengan pustakawan Bapak
Rahendra menyatakan bahwa:
“a) Pembelian, proses yang ditempuh jika ingin memesan
buku yaitu dari mengajukan daftar buku yang akan dipesan
dan kebutuhan bukunya apa disesuaikan dengan anggaran
sesuaikan juga dengan jumlah eksemplarnya ke perpustakaan
kemudian dari Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi kegiatan pembelian bahan pustaka, pemberian dan
penerimaan hadiah di perpustakaan dapat dilaksanakan oleh
bagian pengadaan dan pengembangan bahan pustaka.

62
b) Hadiah, ini tentunya tidak dapat diterima begitu saja pihak
perpustakaan, akan tetapi melalui pertimbangan terlebih
dahulu, jika hadiah tersebut sesuai dengan kebutuhan dengan
pengguna perpustakaan akan menerimanya. Dengan adanya
hadiah yang diterima maka dapat menghemat biaya yang
harus dikeluarkan untuk menambah jumalah bahan pustaka
yang di miliki perpustakaan. pengadaan koleksi layanan anak
tahun sekarang rutin dilakukan, tetapi tahun sebelumnya tidak
rutin dilakukan. Pengadaan dilakukan setiap 1 tahun sekali
biasanya”.69
Senada dengan apa yang diungkapkan Bapak Raden Bujang
selaku Kasi Layanan beliau mengatakan:
“Sistem bantuan hibah dari Perpustakaan Nasional. Kita dalam
pengadaan ada satu tahun sekali pengadaan buku.Buku itu
terbagi tiga macam ada koleksi untuk dewasa, referansi, dan
anak-anak. Dalam pengadaan buku ada penyeleksian buku
melalui kotak saran. Jadi apa yang dikotak saran itu kita rekap
itu terdapat dari pengunjung dari pengunjung kita rekap nanti
baru kita melakukan pembelian, tetapi sebagian juga ada dari
pustakawan yang menyeleksi. Buku apa yang dibutuhkan layak
dilayanan anak, maupun dilayanan dewasa. Pembelian buku
itu ada pihak ketiga melalui penggolongan penanggung jawab
kepala, tetapi biasanya dilarikan kepihak pustakawan”.70
Begitu juga yang disampaikan oleh staff di layanan anak Ibu Sri
Lela, beliau mengatakan:
“pengadaan ini hadiah Perpustakaan Nasional. Adapun
koleksinya dongeng anak-anak, buku cerita, agama, sejarah, cerita
tentang daerah. Dengan judul buku 102 dan eksemplar 270”.71
Begitu juga yang disampaikan oleh pustakawan Ibu Ellisa,
beliau mengatakan:
“pengadaan dilakukan setaiap 1 tahun sekali. Cara pengadaan
dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah dan Anggaran
Pendapatan Belanja Negara dan mendapatkan hadiah dari
Perpustakaan Nasioanal. Pihak yang terlibat dalam melakukan

69
Wawancara, oleh peneliti dengan responden di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi, 10 Maret 2020
70
Wawancara, oleh peneliti dengan responden di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi, 03 Maret 2020
71
Wawancara, oleh peneliti dengan responden di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi, 19 Maret 2020

63
pengadaan pustakawan. koleksi layanan anak kebanyakan
buku fiksi, walaupun dia mendidik buku-buku agama tapi itu
sifatnya kebanyakan fiksi sama permainan dilayanan anak”.72
Sumber dana dalam pengadaan layanan anak di Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi yaitu dari Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah dan Anggaran Pendapatan Belanja
Negara. Hal ini di dukung dari hasil wawancara dengan Ibu Ellisa
sebagai pustakawan menyatakan bahwa:
“Pengadaan bahan pustaka ada dua jalur, yaitu Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah dan Anggaran Pendapatan Belanja
Negara. untuk pengadaan bahan pustaka kami juga bukan
hanya dapat dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah dan
Anggaran Pendapatan Belanja Negara tetapi juga mendapatkan
bantuan hadiah dari Perpustakaan Nasional. Dana yang
diterima tidak perlayanan tetapi perbidang, misal bidang
pembinaan, bidang layanan terbagi lagi menjadi 3 bidang, yaitu
bidang layanan deposit, perpustakaaan, dan pelestarian dan
pengolahan. Dana hanya untuk satu bidang namanya bidang
layanan otomasi dan pengembangan koleksi bahan
perpustakaan. Kalo presentasinya sekitar 65-75% layanan karna
layanan lebih besar dari pada bidang lain”.73
Informasi ini dapat di perkuat dari hasil keterangan Bapak Husni
Tamrin, yaitu:
“Dana pengadaan biasanya menganggarkan baik itu bersumber
dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah maupun dari Pusat,
Tahun ini Perpustakaan Dinas dan Arsip Daerah Provinsi Jambi
dapat bantuan dari pusat. Dana dari Anggaran Pendapatan
Belanja Daerah tergantung dari masing-masing daerah dan
kemampuan jika perpustakaan maju dana cukup besar dari
support pemerintah daerah maupun pusat. Harus ada
penguatan dibidang anggaran artinya, pemerintah pusat dan
daerah harus memperhatikan perpustakaan itu sendiri dari segi
anggaran selama ini kita anggaran paling kecil diseluruh Dinas
untuk Perpustakaan Dinas dan Arsip Daerah Provinsi Jambi ini”.
74

72
Wawancara, oleh peneliti dengan responden di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi, 24 Maret 2020
73
Wawancara, oleh peneliti dengan responden di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi, 24 Maret 2020
74
Wawancara, oleh peneliti dengan responden di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi, 17 Maret 2020

64
Berdasarkan hasil wawancara diatas, dapat disimpulkan
bahwa proses pengadaan koleksi dilakukan dengan cara pembelian
dan hadiah.
e. Proses penyiangan bahan pustaka
Penyiangan bahan pustaka dilakukan karena masalah kualitas
kandungan informasi, juga karena tingkat penggunaan bahan pustaka
oleh pemustaka oleh pemustaka yang berakibat pada kondisi bahan
pustaka yang sering membutuhkan penanganan agar dapat di
manfaatkan. Bahan pustaka yang ada pada masa tertentu akan
mengalami penyiangan karena informasi dalam bahan pustaka tidak
relevan lagi dengan kebutuhan pemustaka penyiangan dilakukan.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan bapak rahendra
mengatakan bahwa:
“penyiangan bahan pustaka dilakukan dengan mengeluarkan
buku yang telah rusak dari rak untuk dipindahkan kegudang
penyimpanan buku”.75
Senada dengan apa yang diungkapkan oleh Ibu Ellisa
mengatakan bahwa:
“penyebab-penyebab dilakukan penyiangan ada koleksi yang
dimakan rayap akibat rak tempat koleksi berupa kayu, koleksi
berbahasa asing yang membuat anak-anak tidak mengerti dan
koleksi sudah lama tidak digunakan dan lama tidak dipinjam
yang membuat koleksi tersebut ditarik dari rak tersebut”76
Kemudian informasi ini di perkuat oleh Bapak Raden Bujang
mengatakan bahwa:

75
Wawancara, oleh peneliti dengan responden di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi, 10 Maret 2020.
76
Wawancara, oleh peneliti dengan responden di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi, 03 Maret 2020

65
“proses penyiangan dilakukan oleh pustakawan dengan kondisi
buku yang rusak ringan dan rusak berat. Koleksi yang rusak diolah
dibagian pengolahan. Penyiangan dilakukan setiap bulan”.77
Berdasarkan hasil wawancara diatas, dapat disimpulkan
bahwa penyebab dilakukaan penyiangan karna buku telah rusak
sehingga koleksi dikeluarkan dari raknya.
f. Proses evaluasi bahan pustaka
Hasil penyiangan dijadikan bahan pustaka untuk evaluasi
dalam pemanfaatan bahan pustaka perpustakaan. kegiatan evaluasi
ini dijadikan sebagai bahan untuk menganalisa kebutuhan pemustaka
pada tahap kegiatan pengembangan bahan pustaka selanjutnya.
Evaluasi bahan pustaka dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan
kelemahan bahan pustaka, baik dari kualiatas maupun dari
kuantitasnya.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan
Ibu Sri Lela mengatakan bahwa:
“evaluasi bahan pustaka dilakukan untuk mengetahui kualitas
dan kuantitas bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan
kemudian dari hasil evaluasi ini didapatkan bahan
pertimbangan pada pengadaan bahan pustaka. evaluasi
dilakukan pada kajian sirkulasi dan daftar bahan pustaka yang
ada inventarisasi bahan pustaka”.78
Informasi ini diperkuat dari keterangan Ibu Ellisa yaitu:
“setiap setahun sekali melakukan stock opname, perhitungan
kembali semua koleksi dilayanan anak, nanti dijumlahkan berapa
yang hialang, yang rusak dan yang tidak layak lagi.”79

77
Wawancara, oleh peneliti dengan responden di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi, 12 Maret 2020
78
Wawancara, oleh peneliti dengan responden di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi, 06 Maret 2020
79
Wawancara, oleh peneliti dengan responden di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi, 07 Maret 2020

66
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
evaluasi bahan pustaka dilakukan pada kajian sirkulasi dan daftar
bahan pustaka yang ada. Evaluasi bahan pustaka bertujuan untuk
mengetahui kekuatan dan kelemahan bahan pustaka yang dimiliki
perpustakaan dari hasil evaluasi tersebut dijadikan sebagai
pertimbangan dalam pengembangan bahan pustaka selanjutnya.
2. Faktor pendukung dan penghambat dalam melakukan pengembangan
koleksi layanan anak.
a. Faktor Pendukung
1) Sumber Daya Manusia
sumber daya manusia di perpustakaan merupakan salah
satu faktor atau pilar yang sangat penting. oleh sebab itu harus
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan yang harus dipenuhi
pengembangan sumber daya manusia di perpustakaan harus
dilakukan perencanaan yang baik agar perpustakaan memiliki
sumber daya manusia yang berkualitas. Seperti halnya
pengembangan koleksi yang dilakukan untuk dapat selalu
mengikuti perkembangan informasi dan memenuhi kebutuhan
masyarakat pemakai, maka sumber daya manusia harus
terus-menerus dikembangkan. Sesuai dengan pernyataan Ibu Sri
Lela beliau mengatakan:
“ Kami di layanan anak ini 2 orang petugasnya sama-sama
honorer dan bukan pustakawan tetapi kami sudah di ajarkan
tentang melayani layanan anak, dan sesekali pustakawan kesini
mengecek layanan anak.”80
Kemudian informasi ini di perkuat dari hasil keterangan
pustakawan Ibu Ellisa mengatakah bahwa:

80
Wawancara, oleh peneliti dengan responden di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi, 06 Maret 2020

67
“Sumber daya manusia di layanan anak memang honorer
tapi kami sebagai pustakawan sesekali membantu melayani jika
kunjungan di layanan anak banyak dan memberikan sedikit ilmu
kami ke honorer yang bertugas di layanan anak.81
Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa, di
layan anak perpustakaan Dinas Perpustakaan Arsip dan Daerah
Provinsi Jambi sudah lumayan mendukung dengan bekal ilmu
pelayanan yang di bekali ditambah bantuan dari pustakawan yang
ada, tetapi honorer yang di layanan anak saat peniliti jumpai sudah
lumayan ber-umur sehingga kewalahan dalam melakukan layanan
anak jika kunjungan lagi banyak. Seharusnya di layanan anak harus
ada pustakwannya 1 orang agar bisa sama-sama dengan honorer
berbenah untuk melakukan pelayanan yang prima dilayanan anak.
2) Dukungan pemerintah
Dinas Perpustakaan Arsip dan Daerah Provinsi Jambi
merupakan salah Dinas yang bertanggung jawab kepada gubernur
dalam bertugas menyediakan layanan informasi, pendidikan, dan
preservasi dalam rangka mencerdaskan kehidupan masyarakat,
khususnya layanan koleksi anak-anak dalam meningkatkan minat
bacanya. Dalam rangka mencerdaskan generasi bangsa dan
membudayakan mebaca pemerintah pusat sampai pemerintah
daerah telah berusaha mendukung perpustakaan untuk lebih
berperan aktif dalam mencerdaskan genarasi bangsa dan
meningkatkan minat baca masyarakat. Dengan di terbitkann UU
No 43 tentang perpustakaan tahun 2007 telah menyatakan
keseriusan dan dukungan permerintah untuk keberlangsungan
perpustakaan. Selain itu pemerintah pusat juga memilih duta baca

81
Wawancara, oleh peneliti dengan responden di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi, 08 Maret 2020

68
untuk mensosialisasikan dan mengajak masyarakat untuk banyak
membaca. Sama halnya pemerintahan pusan pemerintahan
provinsi melalui Dinas Perpustakaan Arsip dan Daerah Provinsi
Jambi juga melakukan hal serupa, senada dengan hasil wawancara
peneliti sebagai berikut.
Berdasarkan wawancara dengan Bapak Raden Bujang menyatakan
bahwa:
“Selain bantuan bahan pustaka, sarana dan prasarana,
mobil dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi juga
perhatian kepada Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi ini, bantuan rehab gedung dan pemilihan
duta baca oleh Dinas Perpustakaan Arsip dan Daerah
Provinsi Jambi dan lomba mewarnai dilayanan anak bentuk
dukungan pemerintah terhadap Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi ini”.82
Adapun hasil wawancara dengan Ibu Ellisa menyatakan bahwa:

“Sebetulnya pemerintah sudah sangat membantu dalam


segala hal baik dana, prasarana, kegiatan semua pemerintah
support tetapi tergantung pelaksanaanya lagi”.83
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan dapat
disimpulkan bahwa, dukungan pemerintah sudah berjalan
sebagaimana mestinya tetapi alokasi kelayanan perpustakaan anak
sepertinya tidak sesuai dengan mestinya seperti anggaran kurang
masuk kelayananan anak contohnya sarana dan prasarana banyak
yang rusak tidak diperbaiki. Anggaran dari pemerintah tidak
teralokasi semestinya banyak dialokasikan kelayanan lain.
b. Faktor Penghambat
1. Dana

82
Wawancara, oleh peneliti dengan responden di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi, 09 Maret 2020
83
Wawancara, oleh peneliti dengan responden di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi, 08 Maret 2020

69
Dalam kegiatan pengembangan bahan pustaka
perpustakaan pasti ada faktor penghambat yang dialami setiap
perpustakaan dalam pengembangan bahan pustaka biasanya
kurang anggaran atau dana. Anggaran atau dana adalah suatu
rencana yang disusun secara sistimatis dalam bentuk angka dan
dinyatakan dalam unit moneter yang meliputi semua aktifitas
perpustakaan untuk jangka tertentu dimasa yang akan datang.
Dana merupakan unsur utama untuk menjalankan aktivitas
perpustakaan termasuk dalam kegiatan melakukan
pengembangan koleksi, tanpa dana perpustakaan tidak mugkin
dapat berjalan dengan sempurna meskipun sistemnya bagus dan
pustakawannya bermutu. Infomarmasi mengenai kajian ini
diperoleh dari hasil wawancara dari Bapak Raden Bujang
menyatakan bahwa:
“kendala yang biasa ditemukan sebenarnya tergantung
pada dananya. Pengadaannya misalnya setiap tahun ini
dananya kurang pengadaan buku hampir 300, 400, 500 kalo
tahun ini, tetapi kita menurun 179 juta untuk pengadaan
buku. Jadi kendala ini tergantung oleh dana”.84

Pernyataan ini kemudian di perkuat lagi dengan hasil


wawancara dengan pustakawan yaitu Ibu Ellisa yang memberikan
keterangan sebagai berikut:
“kegiatan pengembangan koleksi khususnya layanan anak ini
dilaksanakan tergantung berdasarkan kebijakan dari kepala Dinas
karena mempengaruhi hubungan dengan pendanaan kadang
layanan anak di pinggirkan dulu di dahulakan layanan lain.”85
Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa dana
merupakan faktor yang mempengaruhi waktu pelaksanaan untuk

84
Wawancara, oleh peneliti dengan responden di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi, 03 Maret 2020
85
Wawancara, oleh peneliti dengan responden di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi, 25 Juni 2020

70
kegiatan pengembangan koleksi. Dana yang masuk lebih banyak di
alokasikan ke layanan lain. sedangkan layanan anak jarang di
perhatiakan.
2. Ketidak sesuaian koleksi
Pengembangan koleksi adalah suatu istilah yang digunakan
secara luas di dunia perpustakaan untuk menyatakan bahan
pustaka apa saja yang harus diadakan di perpustakaan.
pengembnagan koleksi dilakukan untuk meningkatkan koleksi,
tidak hanya dari segi kualitas tetapi juga dari segi kuantitas. Setiap
kegiatan yang dilakukan baik secara individual maupun organisasi
tentunya akan mengalami suatu kendala atau faktor penghambat
yang ditemui. Demikian juga halnya dengan proses pengembangan
koleksi sebagai tolak ukur akan keberhasilan suatu perpustakaan
dalam mengembangkan koleksi-koleksinya di Perpustakaan Dinas
dan Arsip Daerah Provinsi Jambi. Ketidak sesuaian koleksi yang di
pesan dan koleksi yang datang sering terjadi di perpustakaan
karena berapa permasalahan. Hal ini peneliti melakukan
wawancara dengan informan sebagai berikut.
Adapun hasil wawancara dengan pustakawan Ibu Ellisa
menyatakan bahwa:
“Faktor penghambat, itu banyak secara umum itu didalam seleksi
bahan pustaka ya terkadang pustakawan itu sudah menyeleksi
bahan pustaka untuk dilayanan anak-anak bukunya sudah sesuai
dengan yang dibutuhkan oleh anak-anak, tetapi pas dibeli kadang
tidak sesuai lagi dengan yang diseleksi. Kendala yang seperti itu
yang dirasakan dari pustakawan, hasil akhir tidak sesuai dengan
yang telah di pesan. ”.86
Pernyataan ini kemudian di perkuat lagi dengan hasil
wawancara dengan Bapak Raden Bujang yang memberikan
keterangan:

86
Wawancara, oleh peneliti dengan responden di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi, 24 Maret 2020

71
“waktu memesan koleksi terkadang tidak sesuai dengan apa
yang ada dicatatan daftar buku yang akan dipesan. Sebelum
melakukan pemesanan, biasanya penerbit memberikan kami
beberapa pilihan judul buku untuk di pilih dengan anggaran
yang sudah dianggarkan. Namun, setelah melakukan
pemesanan, barang yang datang tidak sesuai”.87
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang peneliti
lihat bahwasannya Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi sudah melakukan pembelian buku namun saat buku sudah
datang apa yang dicatat didaftar buku tidak sesuai dengan
keinginan baik eksemplar, judul buku dan harga buku. Sehingga
pustakawan harus mecatat lagi dan mengkonfirmasi buku yang
salah tersebut.
3. Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan
pengembangan koleksi layanan anak di Dinas Perpustakaan dan Arsip
Daerah Provinsi Jambi.
Pengembangan koleksi diharapkan dapat menjawab kebutuhan
yang diinginkan oleh pemustakanya, untuk itu dalam kegiatan
pengembangan dan pengolahan pustaka pustaka harus dikoordinasikan
dengan berbagai pihak untuk mewujudkan kepuasan kebutuhan informasi
bagi pemakainya. Karena perpustakaan selalu berorientasi pada
kebutuhan pemustaknya, dalam pengembangan koleksi layanan anak
pasti ada kendala kendala yang di hadapi. Dengan begitu Pustakawan dan
pejabat terkait harus bisa memcari solusi dari kendala tersebut. Dalam
mengatasi hambatan dalam pengembangan koleksi layanan anak terdapat
beberapa upaya yang dilakukan sebagi berikut :
a. Manajemen keuangan
Tidak dapat di pungkuri keuangan bisa jadi salah satu faktor
penghambat jika tidak di majemen dengan baik, perpustakaan yang
sumber keungannya dari pemerintah harus bisa memanajemen

87
Wawancara, oleh peneliti dengan responden di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi, 25 Juni 2020

72
keungaannya sebaik mungkin untuk mencapai tujuan organisasi
perpustakaan tersebut. Senada dengan pernyataan Bapak Rahendra
selaku Pustakawan saat di wawancarai:
“Sebenarnya untuk pengadaan di layanan anak sudah ada
dananya sendiri tetapi karena layanan lain lebih membutuhkan
jadi di alikan kelayanan lain terlebih dahulu tetapi tidak
melupakan layanan anak pengadaan layanan anak tetap
dilakukan tetapi tidak sepenuhnya. Kedepannya kami juga akan
mengatur dana untuk layanan anak agar layanan bisa lebih
bagus dan koleksinya sesuai yang di harapakn pemustaka.”88

Di tambahakn oleh pernyataan oleh Ibu Elissa saat di


wawancarai:

“Layanan anak untuk sementara sudah lumayan koleksinya


tetapi kami juga lagi usahakan dana untuk pengadaan koleksi untuk
menambah koleksi yang ada, sehingga layanan anak bisa menjadi
layanan unggulan juga di sini.”89

Kemudian informasi ini di perkuat dari hasil wawancara dengan


Bapak Raden Bujang:

“kami banyak konsultasi keperpustakaan Nasional supaya


mendapat bantuan dari Perpustakaan Nasional”

Dari wawancara diatas dapat di simpulkan bahwa pengadaan


koleksi di layanan anak di Dinas Perpustakaan Arsip dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi bisa lebih baik jika manajemen keungannya juga baik.
Pustakawan dan pejabat terkait lagi meyusun anggaran dan
memasukkan pengadaan koleksi layanan anak. Agar layanan anak bisa

88
Wawancara, oleh peneliti dengan responden di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi, 25 Juni 2020
89
Wawancara, oleh peneliti dengan responden di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi, 25 Juni 2020

73
lebih baik dan menjadi layanan unggulan di Dinas Perpustakaan Arsip
dan Daerah Provinsi.

b. Proses pengadaan yang transparan.


Pengadaan koleksi merupakan suatu rangkaian proses dalam
memenuhi informasi yang dibutukan oleh pemustaka. Oleh karena itu
pengadaan koleksi hendaknya jangan sampai salah karena pengadaan
yang salah dan tidak tranparan bisa mengakibatkan ketidak sesuaian
koleksi dan minat pemustaka. Senada dengan pernyataan Ibu Sri Lela saat
di wawancarai. :

”Kami sebagai petugas pelayanan di layanan anak hanya mengitu


intruksi dari atasan apabila dia bilang A kami ikut A kalau di bilang B
kami ikut B, jadi kami juga tidak terlalu banyak tau tentang alur
pengadaan dari awal sampai selesai. Kami hanya tau awalnya aja”.90

Ditambahkan oleh pernyataan Ibu Ellisa saat di wawancarai sebagai


berikut :

“dalam proses pengadaan koleksi pentingnya tranparan antara


penyedia koleksi dan pihak perpustakaan. Terkadang lain yang kita
pesan lain pula yang dikirim, sehingga memakan waktu lama jika di
tukar kembali, kami sekarang sudah memulai tranparansi dalam
pengadaan sehingga di harapkan akan lebih meminimalisir
hambatan dalam pengadaan”.91

Dari wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa salah satu upaya


untuk mengatasi hambatan dalam pengadaan koleksi di layanan anak
ialah transparan baik tentang anggaran pengadaan, bahan pustaka yang
akan di adakan dan tidak ada kepentingan pribadi dalam pengadaan
tersebut. Jika pengadaan tidak transparan maka pendaan bahan pustaka
pasti tidak akan berjalan dengan baik.

90
Wawancara, oleh peneliti dengan responden di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi, 25 Juni 2020
91
Wawancara, oleh peneliti dengan responden di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi, 25 Juni 2020

74
75
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan Skiripsi di atas,
setelah penulis mengkaji dan menulis tentang pengembangan koleksi
pada layanan anak pada Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi, maka dapat disimpulakan:
1. Sistem pengembangan koleksi layanan anak pada Dinas Perpustakaan
dan Arsip Daerah Provinsi Jambi, yaitu menggunakan sistem:
a. analisis masyakarat, analisis masyarakat untuk dilayanan anak
dilakukan dengan menanyakan kebutuhan anak pada orang tua
dan guru pada saat mengantarkan anak ke perpustakaan.
b. kebijakan seleksi pengembangan koleksi dalam pelayanan anak
pada Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi
menggunakan UU NO 43 Tahun 2007 Bab IV Pasal 12 tentang
perpustakaan pengadaan bahan pustaka.
c. proses seleksi koleksi dilayanan anak disesuaikan dengan
kebutuhan pengunjung yang sering mengunjungi layanan anak
tersebut.
d. proses pengadaan koleksi layanan anak, dilakukan dengan cara
pembelian dan hadiah.
e. proses penyiangan bahan pustaka, dilakukan dengan
mengeluarkan buku yang telah rusak dari rak untuk dipindahkan
ketempat penyimpanan buku yang lain.
f. proses evaluasi bahan pustaka, dilakukan pada kajian sirkulasi dan

daftar bahan pustaka yang ada.

72
73
2. Faktor pendukung dan penghambat dalam koleksi layanan anak
a. Faktor pendukung
1. Sumber daya manusia, agar upaya pembinaan sumber daya
manusia perpustakaan tersebut dapat berjalan dengan baik,
maka harus memperhatikan kebutuhan organisasi,
ketersediaan sarana dan prasarana, biaya, materi, jabatan, dan
posisi pengisian atau penempatan, dan kecenderungan yang
terjadi
2. Dukungan pemerintah, mendapadat bantuan dari perpusnas
pemda dan dana dari anggaran pendapatan belanja daerah
dan anggaran pendapatan belanja negara.
b. Faktor penghambat
1. Dana, merupakan faktor yang mempengaruhi waktu
pelaksanaan untuk kegiatan pengembangan koleksi.
2. Ketidak sesuaian koleksi, Jambi sudah melakukan pembelian
buku namun saat buku sudah datang apa yang dicatat didaftar
buku tidak sesuai dengan keinginan.
3. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan pengembangan
koleksi
1. Manajemen keuangan, salah satu upaya untuk solusi keungan
sehingga permasalahn keuangan untuk pengaaan koleksi bisa
teratasi.
2. Proses pengadaan yang transparan merupakan upaya agar
memastikan proses pengadaan di perpustakaan berjalan dengan
baik agar informasi yang di butuhkan oleh pemustaka dapat di
wujudkan dengan pengadaan yang transparan.

73
B. Saran

1. Diharapkan perpustakaan dapat memaksimalkan sistem


pengembangan koleksi khususnya pada tahap proses seleksi koleksi
pada tahap ini diharapkan perpustakaan mengarahkan pustakawan
yang sesuai bidangnya dalam proses seleksi koleksi berjalan dengan
baik sehingga bahan yang diadakan relevan dengan kebutuhan
pemustaka.
2. Dana yang merupakan faktor pendukung jika di majemen dengan baik
oleh perpustakaan, dan dana bisa jadi faktor penghambat dalam
pengadaan . oleh karena itu diharapakan agar pemerintah terkait di
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi agar lebih bijak
dalam manajemen keungan agar tidak ada satu layanan yang terjadi
ketimpangan.
3. Dalam upaya melakukan pengadaan yang sesuai dan relevan dengan
informasi yang di butuhkan oleh pemustaka di harapakan kepada
pustakawan dan pejabat terkait di Dinas Perpustakaan dan Arsip
Daerah Provinsi jambi agar melakukan pengadaan dengan transparan
dan melibatkan semua orang yang terkait dengan pengadaan bahan
pustaka khususnya di layanan anak.

74
75
DAFTAR PUSTAKA

A.M. Sardiman. 1990. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, 1st ed.
Jakarta:Rajawali.

Almah, Hildawati. 2012. Pemilihan dan Pengembangan Koleksi


Perpustakaan.Makassar: Alauddin Universiti Press.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta

Arikunto,Suharni. 2006.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Ineka Cipta.

Badafal, Ibrahim. 2011. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Departemen Agama RI Al Qur’an Dan Terjemahanya Surat Luqman.


https://tafsirq.com/31-luqman/ayat-16 Diakses Pada Tanggal 24 Juni 2020
Pada Pukul 12: 32 WIB.

Departemen Pendidikan Nasional. 2007.Kamus Besar Bahasa


Indonesia.Jakarta:Balai Pustaka.

Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi.2019.Profil Dinas


Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi. Jambi

Evans,G. Edward. 1995 Develoving Library and Information Center


Colecttion,Colorado: Libraries Unlimited.

F,Rahayuningsih, 2007. Pengelolaan Perpustakaan.Yogyakarta: Graha Ilmu.

http://repositori.USU.ac.id/handle/123456789/12898 diakses pada tanggal 25


Juni 2020 pada pukul 22:02 WIB

https:www.pengertian menurut para ahli.net/pengertian-relevan/.22 Juni 2020

Ibrahim, Andi. 2015. Pengantar Ilmu Perpustakaan dan Kearsipan.Jakarta:


Gunadarma Ilmu.

IFLA (International Federation of Library Association). 2003.Guidlines for


children’s Libraries Services.

Indonesia, Departemen Pendidikan Nasional.2007. Kamus Besar Bahasa


Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka.
Kohar, Ade. 2003. Teknik Penyusunan Kebijakan Pengembangan Koleksi
Perpustakaan: Suatu Implementasi Study Retrospektif,Jakarta: Universitas
Terbuka.

Lasa Hs. 2009 Kamus Kepustakawanan Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Book


Publiser.

Listiane Lawe, Syanne Harindah, dan Jonny J. Senduk. 2016. “Peran Fasilitas
Perpustakaan Terhadap Kinerja Pustakawan di BPAD Provinsi Sulawesi
Utara,”Diakses pada 1 Februari 2020 pukul 10.00 Wib
melaluihttps://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/actadiurna/article/view/127
73/12365.

Maryam, S. 2017. Upaya Mencari Solusi Pengembangan Koleksi Di Perpustakaan


IAIN Syarif Hidayatulah Jakarta
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/31049 diakses
pada tanggal 23 Juni 2020.

Misbahuddin dan Iqbal Hasan. 2013. Analisis Data Penelitian dengan Statistik.
Jakarta: Bumi Aksara

Mukhtar. 2013.Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif. Jakarta: Referensi.

Nirma, Hasiana. 2009. Pelayanan Perpustakaan anak Rumah Sakit Kanker


Dharmais.Skripsi : Universitas Indonesia Fakultas Ilmu Budaya.

Nurgiyantoro, Burhan. 2005.“Tahapan Perkembangan Anak dan Pemilihanbacaan


Sastra Anak”.Cakrawala Pendidikan.No.2

Perpustakaan Nasional RI, Undang-undang Republik Indonesia nomor 43 Tahun


2007 Tentang Perpustakaan, Jakarta: CV. Tamita Utama.

Perpustakaan Nasional RI. 1992.Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Daerah,


Jakarta: Perpustakaan Nasional RI.

Rahmah, E., & Makmur, T. 2015 Kebijakan Sumber Informasi Perpustakaan.


Yogyakarta: Graha Ilmu.

Rahmah, E., &Makmur, T. 2015.Kebijakan Sumber Informasi Perpustakaan.


Yogyakarta: Graha Ilmu.

Reitz. Joan M. 2004. Dictionary for Library and Information Science.


American:LibrariesUnlimited.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.


Sulistyo Basuki. 1991 Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: GramediaPustaka
Utama.

Sulistyo, Basuki. 2013 Pengantar Ilmu PerpustakaanTangerang Selatan:


Universitas Terbuka.

Sullivan, Michael. 2005. Fundamentals of Children’s Services. United States of


America: American Library Association.

Wahyuni, S., & Rahmah, E. 2018. "Pengembangan Koleksi Perpustakaan di


Perpustakaan Kopertis Wilayah X". Jurnal Ilmu Informasi dan
Kearsipan , Vol. 1, No. 1, September 2o15, Seri E.

Yulia, Yuyu. 1993. Materi Pokok Pengadaan Bahan Pustaka, Jakarta: Universitas
Terbuka, Depdikbud.

Yusuf, Muri. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian


Gabungan. Jakarta: Kencana.
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

A. Observasi
Survei dan melihat langsung kondisi Ruangan Layanan Anak di
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi.
B. wawancara
1. Sistem pengembangan koleksi dalam pelayanan anak pada Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi
2. Proses pengadaan koleksi layanan anak, dari manakah sumber
dananya
3. Dana yang diterima setiap tahunnya dilayanan anak berapa %
4. Pihak yang terlibat dalam melakukan pengadaan koleksi anak
5. Pengadaan koleksi anak rutin dilakukan
6. Kriteria lain dalam pengadaan koleksi anak pada Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi
7. Jenis-jenis koleksi anak yang diadakan
8. Proses pengadaan koleksi anak dengan cara pembelian, hadiah /
sumbangan
9. Program pertukaran koleksi anak serta menjalin kerjasama dalam
pertukaran koleksi dengan instansi lain
10. Koleksi seperti apa yang dibutuhkan dilayanan anak
11. Proses menyeleksi koleksi dilayanan anak
12. Proses penyiangan koleksi layanan anak
13. Evaluasi koleksi layanan anak
14. Faktor penghambat dan pendukung dalam melakukan
pengembangan koleksi layanan anak
15. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan
pengembangan koleksi layanan anak.
C. Dokumentasi
1. Buku Profil yang memuat informasi mengenai Dinas Perpustakaan
dan Arsip Daerah Provinsi Jambi.
2. Struktur Organisasi Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi.
3. Photo kondisi Layanan Anak Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi.
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHASAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
Jalan Lintas Jambi-Muaro Bulian KM. 16 Simpang Sungai Duren Kab.
Muaro Jambi 36363
Telp/Fax : (0741) 583183 - 584118 website : www.fah.iainjambi.ac.id
==========================================================
KARTU KONSULTASI

Nama : Denny Sartika


Nim : IPT.160833
Jurusan : Ilmu Perpustakaan
Fakultas : Adab dan Humaniora
Tahun akademik : 2019/2020
Pembimbing I : Muhammad Rum, S.Ag, SS, M.SI
Judul : Pengembangan Koleksi Layanan Anak
PadaDinasPerpustakaan danArsip Daerah Provinsi Jambi

N
Tanggal Materi Konsultasi
o
Paraf

1 05 Januari 2020 Perbaikan BAB III

2 10 Januari 2020 Pembuatan IPD

3 14 Januari 2020 Perbaikan IPD


ACC Seminar Proposal

4 16 Januari 2020

5 15 Juni 2020 Perbaikan BAB I

Perbaikan BAB III


6 18 Juni 2020
7 24 Juni 2020 Perbaikan BAB IV

8 30 Juni 2020 ACC Ujian Munaqasah

Jambi, 06 Juli 2020


Wakil Dekan Bidang Akademik

Dr. Ali Muzakir, M. Ag


NIP. 197107152002121003

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHASAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
Jalan Lintas Jambi-Muaro Bulian KM. 16 Simpang Sungai Duren Kab.
Muaro Jambi 36363
Telp/Fax : (0741) 583183 - 584118 website : www.fah.iainjambi.ac.id
==========================================================
KARTU KONSULTASI

Nama : Denny Sartika


Nim : IPT.160833
Jurusan : Ilmu Perpustakaan
Fakultas : Adab dan Humaniora
Tahun akademik : 2019/2020
Pembimbing I : Syamsuddin, S. Ag., S. IPI.,M.M
Judul : Pengembangan Koleksi Layanan Anak
PadaDinasPerpustakaan danArsip Daerah Provinsi Jambi

N
Tanggal Materi Konsultasi Paraf
o
Singkronkan judul dengan latar
1 28 Oktober 2019
belakang
18 Desember Penambahan Studi Relevan dan
2
2020 Perbaikan rumusan masalah
26 Desember
3 Perbaikan studi relevan dan penulisan
2020
4 07 Januari 2020 ACC Seminar Proposal
Perbaikan penulisan dan latar
5 08 Juni 2020
belakang
Tambahkan rumusan masalah, tujuan
6 15 Juni 2020
masalah, teori dan hasil wawancara
7 22 Juni 2020 Perbaikan penulisan

8 23 juni 2020 ACC Ujian Munaqasah

Jambi, 06 Juli 2020


Wakil Dekan Bidang Akademik

Dr. Ali Muzakir, M. Ag


NIP. 197107152002121003

Gambar 1
Koleksi Perpustkakaan

Gambar 2
Wawancara dengan Informan
Gambar 3
Ruangan Layanan Anak Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi

Gambar 4
Buku Kunjung Layanan Anak Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi
Gambar 5
Daftar Judul Koleksi Layanan anak
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Denny Sartika


Tempat / Tanggal Lahir : Muba, 07 Oktober 1998
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Alamat : Kelurahan Bayung Lencir, Kecamatan Bayung Lencir,
Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera
Selatan
Angkatan / Tamatan : 2019 / 2020
Gmail : sartikadenny59@gmail.com
No. HP : 0822-8140-97-05
Orang Tua
Nama Ayah : Parno
Nama Ibu : Soidah
Pendidikan
SD : SD Negeri 4 Bayung Lencir
SMP : SMP Negeri 1 Bayung Lencir
SMA : SMA Negeri 1 Bayung Lencir
S1 : S1 Ilmu Perpustakaan UIN Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi

Anda mungkin juga menyukai