Redaksi :
GERAKAN LITERASI NASIONAL
SMA NEGERI 1 SEKAMPUNG
Jln. Raya Hargomulyo, Sekampung, Lampung Timur
Rindu Ku .......................................... 18
Kartini ............................................ 64
Segenap Penulis
20 November 1946
Tragedi yang menjadi saksi kegigihanmu
Walaupun pasukanmu
Tak seimbang dengan musuhmu
Walaupun persenjataanmu tak secanggih seperti musuhmu
Tetapi,engkau tetap berperang dengan pantang menyerah
Sampai titik darah penghabisan
Membela ibu pertiwi,
Mempertahankan NKRI
Demi bangsa. . .
Walau maut menghadang di depan
Kau korbankan kebahagiaanmu
Rela kau taruhkan nyawamu
Cut Meutia....
Untukmu derita untukmu penjara
Kenikmatan bergempur penderitaan
Penindak kekerasan dan kematian
Maju...! katamu
Menggelegar bak petir di tengah hujan badai
Meski peluru berdesis
Tak pernah kau hiraukan
Kematian mu
Memang tak akan bisa aku saksikan
Tetapi cerita hidup mu yang akan tumbuh
Dan akan selalu bersama ku
Rindu ku...
Rindu sejuta tetes keringat mu
Rindu ku...
Rindu kobaran apimu
Rindu ku...
Rindu semangat mu, membela negeri ini
Jiwamu suci
Hatimu tak keji
Pada negeri
Kau mengabdi
Lewat diplomasi
Caramu utuhkan negeri ini
Kau tak takut di bui
Tak gentar akan ancaman mati
Kau kukuhkan
Semangat para muda
Kau yakinkan
Persatuan demi kemenangan Indonesia
Fatmawati
Enggkau adalah pahlawan kami
Pahlawan bagi negri kami
Tanpamu Indonesia tidak bisa merdeka seperti saat ini
Lihatlah ...
Berkatmu
Berkat usahamu
Berkat kerja kerasmu
Kini semua wanita bisa menggapai cita cita
Ibu Kartini....
Terimakasih atas semua jasamu
Sisingamangaraja
Kau menjamah perihnya perjuangan
Untuk tanah ini kau rela berkorban
Maut menghadang di medan tempur
Namun bara semangatmu tak pernah luntur
Jendral Soedirman....
Namamu besar bagai kilat menyambar bumi yang luas
Dikala orang menyebut namamu, angin sepoi-sepoi datang menyambut
Semerbak wangi bagai bunga yang sedang mekar itulah dirimu
Gemuruh angin pun seraya datang apabila orang menyebut namamu
Engkaulah pahlawan bangsa yang tak pernah sirna
Sultan Hasanuddin..
Engkau berjuang dengan semangat membara
Bagaikan ombak menghantam batu karang
Engkau memiliki impian yang tinggi
Untuk mengibarkan Sang Merah Putih di ujung tiang tertinggi
Sultan Hasanuddin....
Engkau pahlawan gagah perkasa dengan kudanya
Dengan sebilah badik ditangannya yang tergenggam erat
Dengan hati nurani engkau bela tanah ini
Demi mewujudkan harapan ibu pertiwi
Bertempur, berperang melawan penjajah
Mengeluarkan darah dan keringat
Sultan Hasanuddin....
Semangatmu tak akan pudar
Kebaktiamu tak akan tergores
Dan jasa-jasa mu akan tertulis di langit biru Indonesia
Yos Sudarso
Kau pahlawan negeri ini
Pahlawan nasional
Yang gugur sebelum senjata terangkat
Suroboyo...
Atas Hari Pahlawan
10 November tahun 45
Pertempuran sengit arek-arek dengan Belanda
Pekikan takbirnya
Membakar semangat juang rakyat
Di balik aksi heroiknya
Menyimpan kepribadian yang patut diketahui
Dialah Bung Tomo
Soedirman
Kau seorang pahlawan yang gagah dan pemberani
Serta tak kenal lelah walau kau di titik darah penghabisan
M. T Haryono
Pasukan Cakrabirawa membangunkan tidurmu
Menerobos masuk kedalam rumahmu
Menembakan timah panas tuk merenggut nyawamu
Tanpa belas kasih
Tanpa ampun
Malam itu
Malam sunyi penuh tragedi
Tak akan pernah hilang dari dari benak ibu pertiwi
Komunisme tumbuh di negri ini
Merenggut darah pahlawan kami
Pahlawan Revolusi
Kita tau,
Komunisme pernah menetap di negri ini
Tapi ingat,
Bahwa kita tidak akan menerimanya kembali
Biarlah malam itu menjadi saksi
Keganasan PKI
Hatta,
Besar jasa mu pada negeri
Tak akan ku pungkiri
Bahwa kau pahlawan kami
Pangeran Antasari...
Walau kau keturunan raja
Namun kau hidup di tengah rakyat biasa
Hingga kau begitu paham penderitaan rakyatmu
Karena tertindas oleh penjajah
Maafkan kami...
Kami akan berjuang sepertimu
Membuat indonesia
Ke arah lebih baik lagi
Agar tetap di hormati bangsa lain
Cut Mutia...
Kau korbankan kebahagiaanmu
Demi bangsa
Rela kau taruhkan nyawamu
Walau maut menghadang di depan
Cut mutia...
Untukmu derita untukmu penjara
Kenikmatan bergempur penderitaan
Penindak kekerasan dan kematian
Bung....
Lewat suara radio usang kau terus berkoar
Merdeka atau mati Allahu Akbar
Titahmu tak pernah lekang
Bung....
Kau rela dibelai belati, berkenalan dengan jutaan hujan peluru
Melawan serang dari segala arah, darat, langit, laut
Demi menghapus yang muncul menyibak ketentraman
Mengusir yang mengundang tangis tempias
Hasanudin....
Pahlawanku dari tanah Makassar
Jasamu akan selalu dikenang
Oleh bangsa dan anak cucumu
Ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani
Di depan memberi contoh, di tengah memberi semangat
Di belakang memberi dorongan......
Ya dia
Pahlawan yang di eksekusi di tanggan bangsa sendiri
Di tanah yang ia bela mati
Pahlawan,yang terlupakan
Ialah Sang Bapak Republik,
Tan Malaka....
Dialah Soepratman
Seorang musisi tangguh
Seorang wartawan cerdik
Dan seorang penulis yang hebat
Lewat diplomasi
Caramu utuhkan negeri ini
Kau tak takut dibui
Tak gentar akan ancaman mati
Kau kukuhkan
Semangat para pemuda
Kau yakinkan
Persatuan demi kemenangan
Indonesia
Pahlawanku…
Ahmad Yani ...
Bagaimana Ku bisa
Membalas Jasa-jasamu
Ketidakadilan sosial. Jadi kalau keadilan tidak dijamin, siapa saja bisa
mengacau.
Itu yang pernah ia katakan
Keadilan harus di tegakkan
Jika tidak maka hancurlah negara ini
Dahulu..
Dibawa kemanapun kami bersedia
Meski nurani kami menolak, kami tau
Namun..
Kami tak dapat berbuat apa-apa
Kami wanita yang selalu ditindas
Lemah tak memiliki daya
Melawan pun tak akan mampu
Kami pasrah menerima
Jangankan untuk bisa bekerja
Menatap ke depan pun kami tak sanggup
Jangankan memiliki cita-cita
Membayangkannya pun kami tak kuasa
Karena..
Kala itu kami tak diperbolehkan
Namun...
Berkat jasa dan perjuanganmu
Yang tak pernah gentar melawan dunia
Meski dihadang senjata sekalipun
Kau tetap berjuang dengan semangat yang membara
Demi kebangkitan kaummu
Demi memerdekakan wanita
Kau hapus semua sekat yang ada
Kau tunjukkan pada dunia
Bahwa..
Tak ada beda antara pria dan wanita
Kini...
Karena perjuanganmu
Wanita telah setara dan memiliki hak yang sama
Tak ada lagi wanita yang ditindas
Kini..
Wanita dapat menggapai cita-citanya
Mengeyam pendidikan
Mengenyam asa
Agar putri bangsa tak sekedar menjadi penghias negara
Kartini...
Kaulah wanita sejati
Laksana cahaya di tengah gulita
Kaulah pelopor emansipasi wanita
Karenamu revolusi wanita tercipta
Kau jadikan kami wanita pemberani
Yang siap berjuang menjadi wanita sejati
Menghadapi kejamnya dunia
Melawan ketidakadilan
Demi kemajuan bangsa ini
Kartini..
Kau adalah teladan bagi kami
Kau adalah cerminan bagi kami
Kartini...
Terimakasih kami ucapkan kepadamu
Atas perjuangan, pengorbanan, dan jasa-jasamu
Serta pemikiran-pemikiranmu yang luar biasa
Terimakasih telah menjadikan kami wanita yang kuat
Kami bangga sebagai wanita karenamu
Kartini...
Kami akan senantiasa mengingat perjuanganmu
Kau tak kan kami lupakan
Kartini...
Do'a kami akan selalu menyertaimu