I
Meniti 20 Edisi
Diterbitkan oleh;
Perpustakaan Penerbit,
Sidogiri Kraton Pasuruan jatim
PO. Box 22 Pasuruan 67101
Telephone; 08113476653
Email; Sidogiri@gmail.com
Website; http;//www.Sidogiri.net
II
Kumpulan Tulisan Mading “Maktabati”
III
Meniti 20 Edisi
Kata Pengantar
Bismillahirrahmanirrahim.
M. Afifur Rohman
V
Meniti 20 Edisi
Semoga bermanfaat,
Isomuddin Rusydi
VII
Meniti 20 Edisi
Daftar Isi
Kata Pengantar ......................................................... IV
Koordinator Media Perpustakaan .............................. VI
Staf Khusus Media Perpustakaan.............................. VII
Kumpulan Artikel ........................................................ 1
Jadikan Agama Sebagai Pondasi Negara ..................... 2
Narkoba, Cara Cepat Hancurkan Bangsa..................... 6
Persembahan Santri untuk NKRI ............................... 10
Mengukur Tindakan Salah dan Benar ....................... 14
Mengapa Saya Harus Mondok .................................. 18
Sampah, Mau Dibawa Kemana? ............................... 22
Pok Tale Pok.............................................................. 24
Sepucuk Surat ‘Para Santri’ untuk Pengurus ............. 28
Belajar Dari Ke-Istiqomahan Zawawi ........................ 32
Santri, Like This Yo! ................................................... 36
“Omong Kosong” Mengenai Jamaah Tabligh ............ 40
Tentang Opiniku (Kesimpulan mengenai Jamaah
Tabligh) ..................................................................... 46
Membaca Tarekat Jamaah Tabligh ........................... 52
Menumbuhkan Sikap Saling Menghargai.................. 56
Yahudi, Mengapa Mereka Bisa?................................ 60
Kumpulan Catatan .................................................... 63
VIII
Kumpulan Tulisan Mading “Maktabati”
*DOA ......................................................................... 64
*Maktabati Dan perjuangan Sidogiri ......................... 66
*72 Tahun ................................................................. 68
*Ibrahim .................................................................... 72
*Hari .......................................................................... 74
*ISLAM ...................................................................... 78
*Maktabati & Harapan Masyaikh ............................. 80
*Diam ........................................................................ 82
*Hikmahnya .............................................................. 86
*Membaca ................................................................ 90
*S(A)ntri.... ................................................................ 94
*Kerasan.................................................................... 98
*Yang Hilang ............................................................ 100
*Narkoba ................................................................. 104
*24 Tahun ............................................................... 106
*Milad Maktabati .................................................... 108
*Juara ...................................................................... 110
*Inbok Spesial ......................................................... 112
*Sam`atan Watha`atan ........................................... 116
*Petasan .................................................................. 120
*Waktu .................................................................... 122
Data Fakta .............................................................. 125
Kronologi Lahirnya Maktabati ................................. 126
IX
Meniti 20 Edisi
X
Kumpulan Tulisan Mading “Maktabati”
Kumpulan Artikel
1
Meniti 20 Edisi
2
Kumpulan Tulisan Mading “Maktabati”
5
Meniti 20 Edisi
6
Kumpulan Tulisan Mading “Maktabati”
8
Kumpulan Tulisan Mading “Maktabati”
9
Meniti 20 Edisi
10
Kumpulan Tulisan Mading “Maktabati”
13
Meniti 20 Edisi
14
Kumpulan Tulisan Mading “Maktabati”
15
Meniti 20 Edisi
17
Meniti 20 Edisi
19
Meniti 20 Edisi
20
Kumpulan Tulisan Mading “Maktabati”
21
Meniti 20 Edisi
23
Meniti 20 Edisi
―Pok tale pok tap kali kapok pok pok “ seperti itu bunyi
wiridan yang dibaca ketika seseorang mengamalkan pok
tale pok. Ganjil memang terdengar di telinga. Nuansa
Islami juga tidak kentara didalamnya. Yang ada malah
klaim kejawen yang nampak kental.
Perihal kejawen sendiri seperti kita telah tahu, itu
merupakan buah eksperimen yang lahir dari sekte
Wujudiyah, yang di Jawa lebih akrab didengar dengan
sebutan Manungganggaling Kawula-Gusti. Dan seperti
diketahui, sekte ini tidak peduli akan syariat-syariat Islam.
Lantas, jadilah mereka dihukumi kafir.
Jika demikian adanya, berarti jika mempelajari dan
mengamalkan ilmu kanuragan seperti di atas, berarti kita
telah dihukumi kafir. Lalu sebenarnya seperti apa,
bagaimana, dan dari mana asal-usul ilmu-ilmu kanuragan
dalam Islam itu sendiri ?
Barangkali jika mau menelaah kitab-kitab tasawuf
karangan para ulama Salafuna Shalih seperti kitab-
kitabnya Imam al Ghazali, Imam Ibn Athaillah atau yang
25
Meniti 20 Edisi
26
Kumpulan Tulisan Mading “Maktabati”
27
Meniti 20 Edisi
Pun tahu, kita ( antum dan kami para santri ) ini adalah
sama santrinya kyai. Kita sama satu dalam naungan
atmosfer Sidogiri. Namun kita berbeda, antum adalah naib
kyai, antum diberi mandat sedangkan kami tidak. Tugas
antum lebih berat dari kami.
Maaf, sering dari kami berpikiran su‟ kepada beberapa
gelintir oknum dari antum. dan kami menganggap beliau
(sang oknum) masih kurang mencerminkan kebijaksanaan
seorang yang mestinya dijadikan contoh sebagai seorang
pengurus.
Entahlah, meski tak pantas kami berfikiran seperti itu.
Tapi memang demikianlah adanya. Kami pun punya
prediksi, barangkali beliau dulunya ada dendam kesumat,
atau bisa jadi karena aji mumpung –sebab kapan lagi bisa
menggandoli amanah kyai dalam wujud sebuah pangkat
seorang pengurus.
Pangkat pengurus yang disandang oleh beliau, telah
mampu menyulap keadaan pengurus Sidogiri jadi berwajah
29
Meniti 20 Edisi
30
Kumpulan Tulisan Mading “Maktabati”
31
Meniti 20 Edisi
32
Kumpulan Tulisan Mading “Maktabati”
33
Meniti 20 Edisi
34
Kumpulan Tulisan Mading “Maktabati”
35
Meniti 20 Edisi
38
Kumpulan Tulisan Mading “Maktabati”
39
Meniti 20 Edisi
40
Kumpulan Tulisan Mading “Maktabati”
41
Meniti 20 Edisi
43
Meniti 20 Edisi
44
Kumpulan Tulisan Mading “Maktabati”
45
Meniti 20 Edisi
46
Kumpulan Tulisan Mading “Maktabati”
47
Meniti 20 Edisi
48
Kumpulan Tulisan Mading “Maktabati”
49
Meniti 20 Edisi
50
Kumpulan Tulisan Mading “Maktabati”
51
Meniti 20 Edisi
52
Kumpulan Tulisan Mading “Maktabati”
53
Meniti 20 Edisi
54
Kumpulan Tulisan Mading “Maktabati”
55
Meniti 20 Edisi
57
Meniti 20 Edisi
59
Meniti 20 Edisi
Oleh; Khoiron_Abdullah*
60
Kumpulan Tulisan Mading “Maktabati”
62
Kumpulan Tulisan Mading “Maktabati”
Kumpulan Catatan
63
Meniti 20 Edisi
*DOA
Selebihnya dari itu, mari kita lakukan apa yang kita bisa
dan kita mampu, dengan tenaga, pikiran, harta, waktu dan
64
Kumpulan Tulisan Mading “Maktabati”
65
Meniti 20 Edisi
66
Kumpulan Tulisan Mading “Maktabati”
*72 Tahun
68
Kumpulan Tulisan Mading “Maktabati”
kini di abad ke-21 ada yang lebih besar lagi yang harus
diperjuangkan. Para pejuang perang itu telah tiada, tapi
gemuruh perjuangannya, dentuman senapannya, bau
nyinyir darah di ujung bayonet yang mereka bawa masih
terasa sampai sekarang. Mereka tak mewariskan apa-apa
selain keringat, darah, dan moral yang harus diperjuangkan
kembali dan direnungkan. Tentu tugas itu sangat berat.
Adakalanya, memperjuangkan lebih berat daripada
memulai.
Ini juga berlaku bagi Indonesia. Negara republik yang
selama 350 tahun terkatung-katung dalam kesengsaraan,
ketertindasan, kelaparan, yang semuanya sempurna dengan
penghinaan selama itu pula, perjuangan dari segala penjuru
negeri terus dikobarkan. Segala macam strategi dan
diplomasi diterapkan. Selama itu pula, negeri ini masih
menunggu dalam ketidakpastian hingga sampai pada saat-
saat mengharukan di Jumat pagi nan cerah pada tanggal 17
Agustus 1945 ketika para pejuang memproklamirkan diri
dengan sebuah kemerdekaan. Sujud syukur pun dilakukan
dengan air mata haru.
Kini, 72 tahun Indonesia telah merdeka. Kita pun
menikmati Indonesia dengan kemerdekaannya, limpahan
sumber daya alamnya, biru lautnya, segarnya tawar di
sungai-sungainya yang menakjubkan. Kenikmatan itu pula
yang membuat kita lupa jika jauh di bawah tanahnya, di
kedalaman lautnya, di pondasi-pondasi pencakar langitnya
ada jiwa-jiwa para pahlawan. Mereka menyaksikan
69
Meniti 20 Edisi
70
Kumpulan Tulisan Mading “Maktabati”
71
Meniti 20 Edisi
*Ibrahim
73
Meniti 20 Edisi
*Hari
74
Kumpulan Tulisan Mading “Maktabati”
76
Kumpulan Tulisan Mading “Maktabati”
77
Meniti 20 Edisi
*ISLAM
78
Kumpulan Tulisan Mading “Maktabati”
79
Meniti 20 Edisi
81
Meniti 20 Edisi
*Diam
83
Meniti 20 Edisi
84
Kumpulan Tulisan Mading “Maktabati”
85
Meniti 20 Edisi
*Hikmahnya
86
Kumpulan Tulisan Mading “Maktabati”
87
Meniti 20 Edisi
89
Meniti 20 Edisi
*Membaca
90
Kumpulan Tulisan Mading “Maktabati”
91
Meniti 20 Edisi
92
Kumpulan Tulisan Mading “Maktabati”
93
Meniti 20 Edisi
*S(A)ntri....
94
Kumpulan Tulisan Mading “Maktabati”
96
Kumpulan Tulisan Mading “Maktabati”
97
Meniti 20 Edisi
*Kerasan
98
Kumpulan Tulisan Mading “Maktabati”
99
Meniti 20 Edisi
*Yang Hilang
100
Kumpulan Tulisan Mading “Maktabati”
102
Kumpulan Tulisan Mading “Maktabati”
103
Meniti 20 Edisi
*Narkoba
*24 Tahun
107
Meniti 20 Edisi
*Milad Maktabati
108
Kumpulan Tulisan Mading “Maktabati”
*Juara
110
Kumpulan Tulisan Mading “Maktabati”
111
Meniti 20 Edisi
*Inbok Spesial
114
Kumpulan Tulisan Mading “Maktabati”
115
Meniti 20 Edisi
*Sam`atan Watha`atan
Sudah familiar bagi kita yang notabenenya seorang
santri. Istilah ―sam`atan watha`atan‖ seakan sudah
mendarah daging yang tidak bisa terpisahkan dari
kehidupan kita sehari-hari. Apalagi Pondok Pesantren
Sidogiri mempunyai misi mencetak santri menjadi
`ibadillahi as-shalihin yang pastinya tidak akan jauh dari
model akhlak yang satu ini. Maka tidak jarang kita
temukan santri yang jauh lebih mementingkan perintah
guru daripada urusan peribadinya dengan alasan ―sam`atan
watha`atan‖ kepada perintah gurunya.
Tetapi, ada juga sebagian santri yang berani
menggunakan istilah tersebut agar terbebas dari tuntutan
kewajiban yang ada di daerah maupun madrasah.
Untuk menyukseskan sebuah misi dalam suatu
organisasi, kerap kali peraturan menjadi tonggak dalam
mewujudkannya. Tak ayal jika terdapat organisasi yang
mengalami dekadensi yang begitu parah dapat di pastikan
penyebab utamanya adalah kurang akuratnya peraturan
yang diterapkan atau aturan sudah akurat, hanya saja
anggota organisasi yang wajib mentaati peraturan tersebut
tidak bertanggung jawab untuk menjalankannya dengan
baik.
Begitu juga bagi organisasi sebesar Pondok Pesantren
Sidogiri, adanya peraturan yang mengatur segala aspek
116
Kumpulan Tulisan Mading “Maktabati”
117
Meniti 20 Edisi
118
Kumpulan Tulisan Mading “Maktabati”
119
Meniti 20 Edisi
*Petasan
120
Kumpulan Tulisan Mading “Maktabati”
*Waktu
123
Meniti 20 Edisi
124
Kumpulan Tulisan Mading “Maktabati”
Data Fakta
125
Meniti 20 Edisi
127
Meniti 20 Edisi
128
Kumpulan Tulisan Mading “Maktabati”
129
Meniti 20 Edisi
Penutup
Alhamdulillah, saya patut bersyukur dan bahagia tulisan
yang sempat berserakan, baik di komputer dalam buku
catatan bisa terkumpulkan menjadi sebuah karya. Kami
mengakui ini hanya tulisan mading yang tidak memiliki
kreadibilitas tinggi. Kesalahan dalam EYD masih sering
terjadi, tulisan yang tidak sesuai harapan dan kekurangan
kami dalam gaya bahasa.
131
Meniti 20 Edisi
132