Anda di halaman 1dari 273

R.

Khalid Muhammad Abdullah

INDONESIA
Visi Indonesia Raya
NEGARA ISLAM
Sejak Semula
Visi Indonesia Raya

Visi Indonesia Raya


Sebuah Revolusi Damai dari Indonesia untuk Dunia
Judul : Indonesia Negara Islam Sejak Semula

Penulis: R. Khalid MA

Penerbit: Pustaka Sinergi

Terbit I: 30 Ramadhan 1437 H/ 05 Juli 2016 M

Hak cipta dilindungi undang-undang

Visi Indonesia Raya

ii
PERHATIAN!!!

Tulisan ini hanya dibuat dan dijual dalam bentuk ebook


dengan harga Rp. (terserah Anda),-

Pembaca yang telah melakukan pembayaran dipersilakan


mencetaknya sendiri sebanyak 1 (satu) kopi

Rekening pembayaran:

o Bank Syariah Mandiri norek 0307073461 a.n. KHALID

o BNI Syariah norek 0254541597 a.n. KHALID

Kritik dan saran serta koreksi dapat disampaikan melalui

Visi Indonesia Raya


www.sebangsa.com/community/Visi_Indonesia_Raya atau
aplikasi android/ios #sebangsa/+Visi_Indonesia_Raya

Jika isi tulisan ebook ini dirasa bermanfaat, mohon dibantu


untuk menyebarluaskannya. Semoga menjadi amal jariyah
bagi Anda.

iii
Mengungkap jati diri NKRI,

Menggugah raksasa tidur

dalam jiwa-jiwa rakyat Nusantara.

Visi Indonesia Raya,


Visi Indonesia Raya

sebuah panggilan sejarah bangsa

untuk mengubah Arah Dunia.

iv
Bahtera Indonesia Raya

Layar Terkembang ................................................................................ 1


ARAH HALUAN ................................................................................. 6
IDENTITAS NEGARA INDONESIA : ............................................... 8
Logika Hukum Negara Indonesia ...................................................... 9
Analisis Kandungan Pembukaan UUD 1945 ................................... 10
INDONESIA NEGARA ISLAM: Sebuah Keniscayaan .................... 13
Argumentasi Historis ...................................................................... 13
Argumentasi Demografis ................................................................ 15
Argumentasi Yuridis........................................................................ 17
IDENTITAS NEGARA ISLAM ........................................................ 19
Visi Indonesia Raya
Negara, Hukum, Kekuasaan............................................................ 19
Agama dan Budaya ......................................................................... 20
Kedaulatan Negara ......................................................................... 21
Kekuasaan Negara .......................................................................... 21
Amanat Kepemimpinan .................................................................. 22
Sifat Negara Islam ........................................................................... 27
Islam dan Demokrasi ...................................................................... 31
Prasyarat Demokrasi ...................................................................... 37
INDONESIA NEGARA ISLAM: Di Bawah Naungan Islam ............. 45
Lima Tujuan Berlakunya Hukum dalam Syariat Islam (al Maqashid
al Syari'ah al Khamsah) .................................................................. 47

v
Warga Negara Muslim dan Nonmuslim ......................................... 49
Negara Islam, Negara Hukum Bukan Negara Kekuasaan ............... 50
Tertib Hukum Negara Republik Indonesia...................................... 51
Syarat Logis Ijtihad.......................................................................... 54
Syariat Allah, Solusi Praktis Permasalahan Manusia ...................... 55
INDONESIA NEGARA ISLAM:
Jas Merah : Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah ............................ 58
70 Tahun Indonesia Merdeka ......................................................... 58
Indonesia Merdeka dalam Pusaran Politik Dunia........................... 62
KE MANA ARAH Biduk INI .......................................................... 67
The Old New Wo ld O de ........................................................... 69
The New Ordered World (Tata Dunia Beradab).............................. 71
Kemanusiaan & Ketuhanan ............................................................ 73
Visi Indonesia Raya
Fastabiqul Khairat (Berlomba dalam Kebaikan) ............................. 76
Kemandirian dan Kemerdekaan Manusia ...................................... 80
The End is The Beginning ................................................................ 83
INDONESIA NEGARA ISLAM: Beragama dengan Logika ............. 86
Rumus Sederhana Logika Islam ...................................................... 90
OTOKRITIK KONDISI UMAT ISLAM ........................................... 97
INDONESIA NEGARA ISLAM:
Langkah Aksi : Tantangan & Hambatan............................................ 120
Menagih Janji Suci ........................................................................ 123
Pelanggaran HAM dan Budaya Korupsi ........................................ 124
Beyond Nationalism...................................................................... 127

vi
Para Pengasong Sampah Pemikiran ............................................. 130
Peta Partai Politik ......................................................................... 135
Lembaga Amil Zakat ..................................................................... 136
Lembaga Perbankan ..................................................................... 137
Rokok vs. Kemiskinan ................................................................... 138
Sinyal Rapuh Perekonomian ......................................................... 143
Salah Paham Toleransi Beragama ................................................ 148
MENDUDUKKAN STATUS KHILAFAH ISLAMIYAH ................... 151
Konsep Hizbut Tahrir .................................................................... 151
Langkah Merintis Khilafah ............................................................ 158
Pasca Terbentuknya Khilafah ....................................................... 164
The New World Order = The World without Islam ?!?!?! ................. 171
Pantang Surut ................................................................................... 173
Visi Indonesia Raya
Tulisa o e Kata-kata adalah doa ............................................. 181
Islam dan Syiar Dakwah Nusantara .................................................. 188
TATA DUNIA BERADAB ..................................................................... 201
Membangun Manusia Seutuhnya ................................................ 202
Trilogi Pembangunan.................................................................... 217
Membangun Negara Thayyibah ................................................... 242
MANIFESTO GERAKAN ............................................................... 262
Sebutir Debu ..................................................................................... 265

vii
Layar Terkembang

Sesungguhnya segala puji hanyalah untuk Allah

Kami memuji, memohon pertolongan, dan ampunan pada-Nya

Kami berlindung kepada-Nya dari kejahatan diri kami serta

dari kesia-siaan amal kami


Visi Indonesia Raya
Barangsiapa diberi petunjuk, tiada yang bisa menyesatkannya

Dan barangsiapa tersesat, tiada yang bisa menunjukinya selain


Allah

Shalawat dan Salam semoga senantiasa dicurahkan oleh Allah


kepada manusia teladan sepanjang zaman, Muhammad saw,
ahlul baitnya, para shahabatnya, serta seluruh kaum muslimin
yang rela mencukupkan diri dengan mengikuti sunnah beliau

Wa badu

1
Sungguh sebuah kebahagiaan yang tak terkira dan lebih
dari patut untuk disyukuri bahwa akhirnya tulisan ini dapat
terselesaikan di dalam Bulan Mulia ini. Bulan yang penuh
berkah di mana bangsa Indonesia pernah merasakan juga nikmat
tak terhingga dari Allah swt berupa karunia kemerdekaan pada
tanggal 09 Ramadhan 1364 H/17 Agustus 1945 M. Semoga di
dalam bulan ini, umat Islam Indonesia senantiasa mengingat dan
mensyukuri nikmat tersebut serta mau mengevaluasi sampai di
mana estafet perjuangan para Ulama dan Syuhada bangsa ini
dalam meraih kemerdekaan telah dapat kita lanjutkan sesuai
dengan cita-cita awal pendirian Negara ini.

Sidang pembaca yang terhormat, tulisan yang ada di


Visi Indonesia Raya
hadapan para pembaca saat ini adalah hasil renungan pribadi
penulis. Tulisan ini dimaksudkan sebagai wahana mencurahkan
hasil pemikiran penulis atas hal-hal yang dilihat dan dirasakan
oleh penulis pribadi.

Tulisan ini juga semata-mata dibuat dalam rangka


Fastabiqul Khairat dan amar maruf nahi munkar, sebagai
sebuah pertanggungjawaban atas pengetahuan yang dimasukkan
oleh Allah ke dalam akal dan hati setiap insan, khususnya
terhadap diri penulis. Sehingga, kelak ketika Allah bertanya di
akhirat, Ilmumu kau gunakan untuk apa?, maka penulis akan
dapat menjawabnya dengan mantap.

2
Apa yang ada di dalam tulisan ini dimaksudkan sebagai
suatu bahan renungan dan sekadar merupakan informasi awal.
Maka, siapapun tidak boleh menjadikan apa yang tertulis di
dalamnya sebagai alasan untuk mencela pihak lain, berbuat
anarki dan terlebih melanggar hukum.

Isi tulisan ini boleh jadi sudah banyak diketahui oleh


umum. Maka, penulis hanya berusaha untuk menyajikannya
dalam susunan yang lebih runut dan logis. Apa yang tertulis di
dalamnya, jika benar, maka itu adalah mutlak dari Allah. Dan,
setiap kesalahan yang didapati dalam tulisan ini, maka itu
semata-mata karena keterbatasan ilmu penulis pribadi.

Pada edisi perdana ini, penulis belum sempat


Visi Indonesia Raya
memasukkan sumber-sumber rujukan tulisannya. In syaa Allah,
pada edisi selanjutnya, hal tersebut dapat ditunaikan oleh
penulis sebagai sebuah pertanggungjawaban penulisan secara
ilmiah.

Beberapa tulisan lepas pihak-pihak lain juga penulis


sertakan untuk mendukung tesis pribadi penulis. Dan, dengan ini
penulis meminta izin kepada pihak-pihak tersebut. Namun,
secara keseluruhan, isi tulisan ini menjadi tanggung jawab
sepenuhnya dari pihak penulis pribadi.

Tulisan ini mengajak setiap orang untuk meninggalkan


masa lalu dengan semua rasa dan ceritanya. Tugas orang yang

3
hidup pada masa sekarang adalah untuk melakukan yang terbaik
demi terciptanya masa depan yang lebih baik bagi diri para
pelaku dan terlebih lagi untuk generasi anak-cucu. Masa lalu
tidak berarti dilupakan. Akan tetapi, ia dijadikan kaca
benggala atau cermin sejarah di mana manusia bisa mengambil
pelajaran dan hikmah.

Keburukan dan kesalahan yang terjadi di masa lalu


menjadi pelajaran yang musti ditinggalkan. Sementara, kebaikan
yang telah terbukti bermanfaat di masa lalu menjadi hikmah
yang wajib kita lestarikan. Hanya dengan cara demikianlah
manusia dapat membangun generasi demi generasi dengan
kualitas yang semakin baik dan lebih baik lagi.
Visi Indonesia Raya
Semoga setelah membaca tulisan ini, para pembaca
terdorong untuk merenung ke dalam dirinya masing-masing,
menemukan entitas terbaik dari dirinya, dan selanjutnya
senantiasa berbuat yang terbaik. Dan, semoga tulisan ini
menjadi amal jariyah bagi penulis dan setiap orang yang
berkontribusi terhadap diri penulis serta proses penulisan buku
ini.

4
Wahai Muhammad, katakanlah kepada kaum mukmin:
Beramal salihlah Kalian, Allah dan Rasul-Nya serta orang-
orang beriman akan menilai amal kalian. Pada hari kiamat
kelak, Kalian akan dikembalikan kepada Allah, Tuhan Yang
Maha Mengetahui yang ghaib dan yang nyata. Allah akan
memberitahukan kepada Kalian pahala atas semua amal salih
kalian itu.

Seiring gema takbir membahana

Malam 1 Syawwal 1437 H

Visi
TamanIndonesia
Sari/KT, SelasaRaya
- 30 Ramadhan 1437 H

Penulis

R. Khalid MA

5
ARAH HALUAN

Konsep Negara Islam Indonesia biasanya dikaitkan


dengan dua hal. Pertama, Negara Islam Indonesia yang
diproklamasikan oleh Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo pada
12 Syawwal 1368 H/7 Agustus 1949 M. Gerakan ini pada
prinsipnya dinyatakan sebagai sebuah pemberontakan kepada
Negara Republik Indonesia. Tulisan ini tidak akan membahas
permasalahan tersebut.

Kedua, Piagam Jakarta 22 Juni 1945. Piagam ini disusun


oleh Panitia Sembilan bentukan BPUPKI. Piagam ini semula
Visi Indonesia Raya
dimaksudkan sebagai sebuah teks yang akan dibacakan pada
saat proklamasi kemerdekaan Negara Republik Indonesia
namun akhirnya justru menjadi Muqaddimah (Pembukaan)
UUD 1945.

Yang dianggap sebagai kontroversi dalam Piagam ini


adalah bunyi kalimat sila pertama Dasar Negara yang berbunyi:

1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat


Islam bagi pemeluk-pemeluknya.

Sila ini kemudian memengaruhi bunyi Pasal 6 Ayat 1 UUD


1945 tentang kriteria presiden Indonesia:

6
Presiden ialah orang Indonesia asli dan beragama
Islam

Pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI mengesahkan UUD


1945 dengan menghapus beberapa hal di antaranya bunyi sila
pertama menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa dan Pasal 6 Ayat
1 UUD 1945 menjadi Presiden ialah orang Indonesia asli. Dan
tulisan ini juga tidak akan membahas hal ini lebih jauh.

Tulisan ini akan berusaha mengungkap jati diri Negara


Republik Indonesia dengan nalar bernegara yang selama ini
dibangun oleh para ahli hukum tata Negara Indonesia dan telah
diterima oleh seluruh elemen bangsa Indonesia.

Visi Indonesia Raya

7
IDENTITAS NEGARA INDONESIA :
PEMBUKAAN UUD 1945

Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala


bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus
dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan
perikeadilan.

Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah


sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa
mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan
negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan


Visi Indonesia Raya
didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan
yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini
kemerdekaannya.

Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah


negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan
Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar negara Indonesia,
yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada : Ketuhanan Yang Maha

8
Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Logika Hukum Negara Indonesia


Menurut falsafah hukum, Undang-Undang Dasar suatu
negara bukan merupakan hukum dasar yang tertinggi dalam
suatu negara, karena di atasnya masih ada yang lebih tinggi
yaitu yang biasa disebut sebagai Staatsfundamentalnorm yang
merupakan Pokok-pokok kaidah negara yang fundamental
atau yang bersifat tetap, melekat pada kelangsungan hidup
Visi Indonesia Raya
negara itu dan tidak dapat diubah oleh siapapun, mengubahnya
berarti pembubaran negara.

Untuk dapat disebut Pokok-pokok kaidah negara yang


fundamental, diperlukan syarat-syarat sebagai berikut:
a. Terjadinya harus ditentukan oleh pembentuk negara dan
terucap secara lahiriah (ijab Kabul)
b. Isinya harus memuat:
1. Asas Kerohanian Negara
2. Asas Politik Negara
3. Tujuan Negara
4. Ketentuan akan adanya Undang-Undang Dasar

9
Dan, dalam hal ini, Staatsfundamentalnorm negara Indonesia
adalah Pembukaan UUD 1945.

Selanjutnya, mari kita menggali kandungannya secara obyektif.

Analisis Kandungan Pembukaan UUD 1945


Alinea 1 mengandung pernyataan yang sangat dahsyat
dari bangsa Indonesia bahwa kemerdekaan adalah hak setiap
bangsa, karena itu bangsa Indonesia bertekad untuk
menghapuskan penjajahan dan ketidakadilan dari muka bumi.
Maka, adalah tanggung jawab bangsa Indonesia untuk
memerdekakan Palestina dari penjajahan Yahudi, mendamaikan
negara-negara yang berseteru seperti Korsel Korut, Tiongkok
Visi Indonesia Raya
Taiwan, dan bahkan juga Amerika Rusia. Untuk itu,
diperlukan negara Indonesia yang sangat kuat untuk bisa
mewujudkannya.

Hal ini sebangun dengan Sumpah Palapa Mahapatih


Gajah Mada di masa lalu yang bertekad menyatukan bumi
Nusantara, namun bangsa Indonesia bahkan melangkah lebih
jauh dengan menjadikan seluruh dunia sebagai sasaran
tekadnya. Inilah Visi Indonesia Raya yaitu mewujudkan
Tata Dunia Beradab.

10
Alinea 2 dan 3 mengandung kesatuan tema yaitu
pernyataan kemerdekaan Indonesia. Namun, yang unik adalah
pengakuan bangsa Indonesia bahwa kemerdekaan tersebut
bukan semata-mata hasil perjuangan manusianya tetapi adalah
atas berkat rahmat Allah.

Pertanyaannya adalah siapakah Allah itu? Apa


konsekuensinya mencantumkan nama Allah dalam sebuah
dokumen Staatsfundamentalnorm ? Atau adakah Allah itu hanya
sekadar aksesoris nama tanpa makna dalam sebuah dokumen
mati ?

Untuk mengetahui identitas Allah ini, maka mau tidak


mau dan suka tidak suka harus merujuk pada satu-satunya
Visi Indonesia Raya
literatur yang berbicara tentang Allah itu sendiri yaitu Kitab
Suci Al Qur'an. Dan pada salah satu ayat disebutkan Allahu,
laa ilaaha illaa huwa... yang artinya Allah, tidak ada Tuhan
selain Dia.

Jika seseorang mempersaksikan bahwa Tuhan adalah


Allah, maka orang tersebut menjadi Muslim. Dan, jika sebuah
negara mempersaksikan bahwa Tuhan adalah Allah, maka
dengan sendirinya negara tersebut menjadi Negara Islam. Maka,
Indonesia adalah Negara Islam sejak semula, meski tanpa kita
mau sadari. Dan, konsekuensinya adalah bahwa sumber hukum
tertinggi di Republik Indonesia adalah Syariat Allah. Maka,

11
setiap peraturan perundang-undangan di Republik Indonesia
yang bertentangan dengan Syariat Allah adalah batal dengan
sendirinya.

Alinea 4 berisi pernyataan tujuan negara serta dasar


negara. Yang menjadi dasar negara yang pertama yaitu
Ketuhanan Yang Maha Esa. Sekali lagi muncul pertanyaan yaitu
siapakah nama 'Tuhan' itu ? Dengan lugas jawabannya langsung
bisa dirujuk pada alinea 3 Pembukaan UUD 1945 yaitu Tuhan
'Allah' yang atas berkat rahmat-Nya lah bangsa Indonesia bisa
merdeka.

Pada sebuah ayat Qur'an yang berbunyi Qul: Huwa


Allahu Ahad yang artinya Katakanlah: Dia, Allah, Yang
Visi Indonesia Raya
Maha Esa. 'Ahad' artinya Yang Maha Esa sebagai sebuah
Kata Sifat yang jika diubah sebagai Kata Benda menjadi
'Tauhid' artinya Ketuhanan Yang Maha Esa'. Maka, dengan
cara bagaimana lagikah bangsa Indonesia akan mengelak dari
kenyataan bahwa Indonesia sudah merupakan Negara Islam
sejak semula ?

12
INDONESIA NEGARA ISLAM

Sebuah Keniscayaan

Argumentasi Historis
Sejarah kejayaan dan zaman keemasan Nusantara penuh
dengan dinamika perkembangan dan pasang surut kerajaan-
kerajaan Budha dan Hindu yang tumbuh silih berganti sejak
abad 4 M. Dua kerajaan besar yang ikonik dan sangat
dibanggakan adalah Kerajaan Budha Sriwijaya dan Kerajaan
Hindu Majapahit. Selanjutnya, sejak pertengahan abad 13 M, di
Nusantara mulai muncul kerajaan-kerajaan Islam, bisa dikatakan
Visi Indonesia Raya
hampir merata di setiap pulau yang ada di Indonesia.

Berdirinya kerajaan-kerajaan Islam di pulau Jawa setelah


keruntuhan Majapahit dipelopori oleh para wali yang bernaung
di bawah sebuah Dewan Ulama yang disebut Dewan Walisanga.
Para wali tersebut terkenal dengan cara-cara dakwahnya yang
santun dengan akhlaqul karimah, penuh dengan ilmu dan
hikmah. Namun, yang perlu kita perhatikan adalah bahwa
puncak dakwah para wali tersebut adalah mendirikan negara
dalam bentuk kerajaan-kerajaan Islam yang tentunya juga
menjalankan Syariat Allah sebagai landasan hukumnya. Dan
inilah konsep Islam Nusantara yang sesungguhnya. Maka,

13
siapa yang sejatinya sekarang ini telah berkhianat terhadap
perjuangan dakwah Walisanga tersebut ?

Dan tentunya kita pun juga tidak boleh lupa bahwa dua
kerajaan nusantara yang selalu kita banggakan sejarahnya,
Sriwijaya dan Majapahit, adalah juga masing-masing
merupakan negara agama. Artinya, sejarah kejayaan Nusantara
ini penuh dengan sejarah kejayaan negara agama. Maka, apakah
yang sekarang membuat kita alergi untuk sekali lagi
mewujudkan sebuah 'Negara Agama Nusantara' ?

Tuntutan umat Kristiani untuk melaksanakan


sekulerisme, yaitu pemisahan urusan Gereja dengan urusan
politik merupakan hak mereka. Akan tetapi, menjadi tidak fair
Visi Indonesia Raya
jika seluruh umat non-Kristiani juga dipaksa melakukan hal
yang sama sebab secara historis empiris apa yang terjadi di
dunia Barat di bawah Otoritas Gereja sama sekali berkebalikan
dengan sejarah kejayaan Nusantara di bawah rezim-rezim agama
Budha, Hindu, maupun Islam.

Terpilihnya Sadiq Khan sebagai Walikota London


memang merupakan contoh sempurna pelaksanaan sekulerisme
di Barat. Namun, tentu saja sebagai seorang Muslim, Khan tidak
akan bisa kemudian menerapkan Syariat Islam di Kota London.
Artinya, demokrasi di Barat memang tumbuh dalam lingkungan
sekuler.

14
Sebaliknya, demokrasi di Indonesia musti tunduk pada
ketentuan Syariat, misalnya larangan memilih nonmuslim
sebagai pemimpin. Demokrasi di Indonesia tetap bisa dijalankan
sesuai dengan aturan Syariat. Dan, justru dengan demikian
demokrasi itu akan menjadi sempurna karena dilaksanakan
sesuai dengan tuntutan fitrah manusia yang telah diatur dalam
Syariat.

Argumentasi Demografis
Adalah sebuah kenyataan bahwa secara demografis
mayoritas penduduk indonesia adalah Muslim. Bahkan, di
Nusantara ini masih terdapat ratusan Kesultanan yang masih
Visi Indonesia Raya
aktif, baik secara politik maupun budaya. Secara logika, jika kita
ingin membangun suatu negara, maka tentunya kita akan
menganalisa berbagai potensi sumber daya yang ada di wilayah
tersebut.

Dari segi sumber daya manusia, keberadaan mayoritas


umat Muslim di Nusantara sangat bisa dijadikan modal dasar
bahkan sebagai daya ungkit serta lokomotif dalam membangun
dan memajukan Indonesia tanpa mengabaikan kaum minoritas
nonmuslim.

Sebaliknya, jika ingin menghancurkan Indonesia, maka


kaum mayoritas Muslim ini harus dilemahkan dari segala sisi

15
baik secara politik, ekonomi, maupun budaya. Maka, apa yang
sesungguhnya terjadi di negeri ini bisa kita saksikan dari
bagaimana perlakuan rezim penguasa terhadap mayoritas umat
Muslim di Indonesia ini, memberdayakan atau memperdayakan?

Faktanya, hampir semua rezim yang pernah berkuasa


justru menjadikan umat Islam sebagai musuh utamanya. Rezim
Orla dengan Doktrin NASAKOM, Rezim Orba dengan Doktrin
Asas Tunggal, Rezim Megawati dengan Densus 88 (sementara
Kasus BLBI diampuni) yang dipelihara hingga beralih ke Rezim
SBY dan bahkan semakin menjadi pada Rezim Jokowi saat ini.
Adakah karena Densus 81 menolak tunduk pada kehendak
asing, maka dipaksakan terbentuknya Densus 88 ?!?!?!
Visi Indonesia Raya
Dengan kondisi mayoritas umat Islam yang lemah di
segala bidang, adakah warga nonmuslim pun merasa nyaman ?
Adakah pemerintah, para penguasa, dan pejabatnya merasa
bangga ? Rakyat mudah dibodohi dan penguasa dengan mudah
dan entengnya bersekongkol dengan pengusaha serta berpesta
pora di atas penderitaan rakyat dan umat. Para orang kaya
membangun rumah-rumah dengan pagar yang tinggi dan kokoh,
adakah itu menandakan rasa nyaman dan aman, ataukah
sebaliknya ?

16
Argumentasi Yuridis
Dari penjelasan dan analisa sebelumnya terhadap
kandungan Pembukaan UUD 1945, maka secara legal formal
sesungguhnya Negara Republik Indonesia sudah merupakan
Negara Islam. Sekiranya dalam pelaksanaannya selama ini
ternyata banyak aturan dan tindakan rezim penguasa yang
bertentangan dengan Syariat Allah, maka itu merupakan
tindakan pengkhianatan terhadap negara.

Bahkan, sebagai sebuah aturan tak tertulis, hampir di


semua instansi negeri mulai dari sekolah, perguruan tinggi,
kantor polisi, kantor pemerintahan, markas TNI dan berbagai
kantor lainnya bisa dipastikan ada mushola atau bahkan masjid.
Visi Indonesia Raya
Mengapa bukan gereja atau wihara ? Atau sebuah bangunan
ibadah umum untuk semua agama ?

Di Istana Negara ada Masjid Istana, di Ibukota Negara


ada Masjid Negara, di setiap Propinsi dan Kabupaten/Kota juga
ada Masjid Agung Wilayah masing-masing. Dan kita masih saja
menyangkal bahwa Indonesia sudah menjadi Negara Islam sejak
semula ?!?!?!

Namun, yang terjadi selama ini adalah rakyat dan para


wakil rakyat pun hanya diam melihat tingkah-polah para rezim
yang berkuasa dan muncul silih berganti dengan wataknya yang
tidak jauh berbeda dalam mengkhianati negara. Ironisnya, hal

17
ini makin diperparah dengan menjamurnya para Kyai Fulus
yang sekadar menjadi stempel kebijakan penguasa dengan
menjual ayat dan menipu umat. Maka, terhadap apapun
penyimpangan yang terjadi di negeri ini, rakyat tidak bisa
menyalahkan pihak-pihak lain kecuali dirinya sendiri.

Saat ini bahkan partai penguasa melalui Kemendagri


sedang berusaha memberangus perda-perda yang dianggap
berbau syariat seperti misalnya perda anti miras. Padahal, kalau
dipikir-pikir, haqqul yaqin ainul yaqin, mayoritas pengonsumsi
miras yang banyak bertumbangan dan meregang nyawa sia-sia
di berbagai daerah itu adalah para pendukung dan simpatisan
dari partai penguasa. Namun ironis, ternyata partai penguasa
Visi Indonesia Raya
tidak peduli dengan nasib mereka serta tidak menghargai nyawa
para konstituennya.

18
IDENTITAS NEGARA ISLAM

Negara, Hukum, Kekuasaan


Negara adalah sebuah entitas abstrak yang dibentuk oleh
sekumpulan manusia (rakyat) yang mendiami suatu wilayah
dengan membentuk suatu pemerintahan untuk mengelola
kepentingan mereka, baik kepentingan pribadi maupun
kepentingan bersama. Untuk itu, dibuatlah aturan-aturan agar
semua kepentingan dapat tercapai tanpa adanya hak-hak yang
terlanggar. Maka, Negara pada dasarnya identik dengan aturan
dan hukum.

Yang dimaksud dengan hukum adalah aturan yang


bersifat Visidan
mengikat Indonesia
mengandungRaya
sanksi tegas bagi
pelanggarnya. Maka, penegakan hukum memerlukan adanya
aparat penegak hukum. Untuk menjalankan aturan dan hukum
itu dibentuklah suatu lembaga pemerintah yang diberi
kekuasaan. Artinya, kekuasaan itu pada dasarnya merupakan
milik pribadi-pribadi (rakyat) yang dimandatkan kepada
pemerintah. Maka, kekuasaan tertinggi adalah di tangan rakyat.

19
Agama dan Budaya
Agama merupakan ajaran dan aturan hidup yang berasal
dari Tuhan pencipta manusia sebagai pedoman bagi manusia
untuk menjalankan seluruh urusan dan kepentingan hidupnya.
Aturan agama mencakup urusan dunia dan akhirat, bersifat
mutlak, dan tidak bisa diubah oleh manusia. Karena itu, agama
merupakan sumber nilai dan aturan yang paling pokok dan
tertinggi bagi manusia.

Budaya adalah segala hasil olah rasa, pikir, dan


kehendak manusia dalam usahanya memenuhi urusan dan
kepentingan hidupnya di dunia mencakup hal-hal yang bersifat
materi maupun nonmateri. Hasil budaya manusia hanya bisa
Visi Indonesia Raya
menjangkau urusan dunia (inderawi) dan oleh karena itu, segala
urusan yang berkaitan dengan akhirat (gaib) wajib memiliki
petunjuk wahyu (agama). Di samping itu, segala hasil budaya
manusia juga tidak boleh bertentangan dengan agama sebagai
sumber hukum yang tertinggi.

Negara merupakan salah satu hasil budaya manusia.


Dan, karena Negara identik dengan hukum, maka hukum-
hukum Negara tidak boleh bertentangan dengan ajaran agama.
Hukum Negara hendaklah utamanya bersumber dari ajaran
agama itu sendiri agar urusan dan kepentingan manusia dapat

20
terselenggara dengan baik tanpa adanya hak-hak yang dilanggar
serta demi kebaikan manusia itu sendiri di dunia dan akhirat.

Kedaulatan Negara
Kedaulatan dalam pengertian hak untuk mengatur diri
sendiri merupakan hak yang melekat pada setiap orang sebagai
pribadi yang merdeka dan berdaulat (khalifah) yang berasal
langsung dari Allah. Oleh karena itu, manusia wajib tunduk
pada hukum-hukum Allah dengan sukarela maupun terpaksa
(abdullah). Maka, kedaulatan tertinggi Negara adalah
kedaulatan hukum yang bersumberkan Syariat Allah.

Visi Indonesia Raya


Kekuasaan Negara
Kekuasaan dalam pengertian hak untuk mengatur orang
lain hanya dapat terjadi atas persetujuan orang lain itu baik
dengan sukarela maupun terpaksa untuk memberikan
kewenangan mengatur dirinya. Artinya, kekuasaan Negara itu
berasal dari mandat rakyat sesuai dengan aturan dan hukum
yang disepakati. Jika pemerintah melanggar aturan dan hukum,
maka mandat kekuasaannya batal dengan sendirinya.

Firman Allah swt. dalam Surah An Nisa : 59 :

21



59. Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah
Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu
berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia
kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu
benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang
demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya

Pada ayat di atas dapat ditarik pengertian bahwa rakyat

Visi Indonesia Raya


wajib tunduk kepada ulil amri (Pemerintah) selama mereka
tidak melanggar Syariat Allah. Perselisihan yang terjadi, baik
antara sesama rakyat maupun dengan pemerintah, wajib
diselesaikan menurut ketentuan Syariat Allah. Artinya, ulil amri
wajib mengatur segala urusan negara (rakyat) berdasarkan
Syariat Allah.

Amanat Kepemimpinan
Firman Allah swt, QS. An Nisa : 75,

22



75. Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan
(membela) orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-
wanita maupun anak-anak yang semuanya berdoa: "Ya Tuhan
kami, keluarkanlah kami dari negeri ini (Mekah) yang zalim
penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi Engkau, dan
berilah kami penolong dari sisi Engkau!"

Ayat di atas menyeru kaum laki-laki Mukmin untuk


membela tiga golongan lemah, yaitu :
Visi Indonesia Raya
1. kaum lelaki lemah/lansia
2. kaum wanita
3. kaum anak-anak.

Golongan lemah secara sederhana dapat diartikan sebagai orang-


orang yang tidak bisa membela dirinya sendiri ketika terjadi
sesuatu yang membahayakan. Dalam hal pemenuhan nafkahnya
pun juga dibebankan kepada kaum lelaki yang menjadi para
walinya.

Sebagaimana amanat kenabian, maka amanat


kepemimpinan juga dibebankan oleh Allah di pundak kaum

23
lelaki. Kepemimpinan lelaki berlaku dalam ranah baik keluarga
maupun sosial, termasuk dalam bernegara. Oleh karena itu,
setiap lelaki dewasa hendaknya mempersiapkan dirinya untuk
memiliki kualitas kepemimpinan. Maka, jika di zaman ini
banyak terjadi yang sebaliknya, hal tersebut merupakan
pengkhianatan terhadap amanat kepemimpinan yang telah
ditetapkan oleh Allah.

Misalnya, ada kaum lelaki yang memilih menjadi


preman yang pekerjaannya memeras dan disertai kekerasan atau
bahkan tidak segan membunuh korbannya. Kaum preman yang
seperti ini sudah otomatis halal darahnya dan boleh dibunuh
beramai-ramai. Berbeda dengan maling yang mencuri dengan
Visi Indonesia Raya
memanfaatkan kelengahan korbannya, paling berat hukumannya
adalah potong tangan. Namun, yang kita saksikan di masyarakat
justru ketika ada preman, masyarakat ramai-ramai diam,
sementara terhadap maling yang nilai curiannya tidak seberapa,
masyarakat tega membunuh secara berjamaah. Inilah
masyarakat kita, masyarakat yang sakit!

Adalagi, kaum lelaki yang justru memilih menjadi


wanita. Ini adalah pengkhianatan tehadap tujuan penciptaan
makhluk laki-laki sebagai pemimpin umat. Terhadap kaum
seperti ini, jika sampai melakukan perbuatan kaum Luth, maka
hukumannya adalah hukuman mati!!!

24
Sementara bagi kaum wanita, sebagaimana sabda Nabi
saw :

Jika seorang wanita menunaikan shalat lima waktu, berpuasa


di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya dan menaati
suaminya; niscaya akan dikatakan padanya: Masuklah ke
dalam surga dari pintu manapun yang kau mau. (HR. Ahmad).

Kaum wanita tidak dibebani tanggung jawab


Kepemimpinan Visi
SosialIndonesia
oleh Allah. Raya
Sebagaimana Hawa
diciptakan sebagai pendamping Adam, maka demikianlah juga
peran seluruh kaum wanita. Sebagai seorang gadis, mereka
hanya perlu menjaga kehormatannya. Sebagai istri, mereka
cukup mendampingi dan menaati suami, memotivasi dalam
kebaikan, menjadi penyejuk mata dan jiwa bagi suami. Dan
yang paling utama adalah sebagai ibu, merekalah madrasah
pertama yang akan melahirkan dan membentuk generasi salih
dan salihah yang akan memakmurkan bumi dengan kebaikan.

Bukan berarti wanita tidak boleh berkiprah di


masyarakat atau mengaktualisasikan kemampuan pribadinya.

25
Wanita boleh beraktivitas apa saja selama tidak membahayakan
dirinya atau merusak fitrahnya. Wanita juga bisa bekerja di
bidang-bidang yang memang memerlukan adanya kaum wanita
seperti perawat, bidan, guru, dsb. Namun, semua itu tidak boleh
mengurangi peran utamanya sebagai istri atau ibu di dalam
sebuah keluarga.

Intinya, baik buruknya suatu keluarga, masyarakat, dan


Negara bergantung pada kaum lelaki bukan kaum wanita. Jika
dikatakan kaum wanita zaman sekarang telah rusak, maka
artinya kaum lelaki sudah jauh lebih rusak. Jika ada satu saja
wanita yang dituduh rusak, maka setidaknya ada beberapa lelaki
yang menjadi walinya yang tidak bertanggung jawab yaitu
Visi Indonesia Raya
ayahnya, suaminya, saudaranya, pamannya, sepupunya, dsb.

Sabda Rasulullah :




Sesungguhnya dunia ini begitu manis nan hijau. Dan Allah
mempercayakan kalian untuk mengurusinya, Allah ingin melihat
bagaimana perbuatan kalian. Karenanya jauhilah fitnah dunia
dan jauhilah fitnah wanita, sebab sesungguhnya fitnah pertama
kali di kalangan Bani Israil adalah wanita (H.R. Muslim:
2742)

26
Sifat Negara Islam
Secara garis besar sifat-sifat yang terdapat pada negara
Islam bisa digambarkan sebagai berikut:

1. Negara berdasarkan hukum (Syariat Allah) nomokrasi

2. Kekuasaan tertinggi di tangan rakyat republik

3. Penguasa dipilih oleh rakyat/perwakilan demokrasi

Negara Islam berdasarkan hukum sebagai lawan dari negara


berasaskan kekuasaan semata (machstaat).

Kekuasaan tertinggi di tangan rakyat sebagai lawan dari


kekuasaan tertinggi di tangan penguasa (otokrasi).

Penguasa dipilih oleh rakyat sebagai lawan dari penguasa


Visi Indonesia Raya
memilih dirinya sendiri dan bersifat turun-temurun (monokrasi).

Mengapa tidak dikatakan Kedaulatan di Tangan Tuhan


(teokrasi) ?

Alam semesta pada hakikatnya seluruhnya adalah


ciptaan dan milik Allah dan tunduk pada hukum-hukum Allah.
Akan tetapi, jika ada seseorang membangun sebuah rumah,
maka yang berdaulat dan berkuasa atas rumah tersebut adalah
orang yang bersangkutan. Jika ada beberapa orang mendirikan
koperasi, maka yang berdaulat atas koperasi tersebut adalah para
anggotanya. Dan, jika ada sekumpulan orang mendirikan

27
negara, maka yang berdaulat atas negara tersebut adalah rakyat
itu sendiri.

Akan tetapi, karena setiap urusan manusia itu harus tetap


tunduk pada hukum Tuhan, maka demikianlah pula dalam
menyelenggarakan urusan berbangsa dan bernegara. Manusia
dapat membuat aturan dan hukum sesuai tuntutan urusan dan
kepentingan hidupnya, namun tidak boleh bertentangan dengan
Syariat Allah. Jika hal ini dilanggar, maka pelakunya bisa
dihukumi fasik hingga murtad sesuai tingkat kesalahannya.

Negara berfungsi untuk menegakkan hukum, maka


adanya negara Islam juga merupakan konsekuensi logis dari
adanya hukum Islam itu sendiri. Penegakan hukum tidak bisa
Visi Indonesia Raya
dijalankan oleh orang per orang karena pasti menimbulkan
kekacauan. Di sinilah pentingnya adanya lembaga negara
tersebut.

Akan tetapi, meskipun Negara Islam itu didasarkan pada


Syariat Allah, tetapi kepala negaranya tidak dikatakan sebagai
Wakil Tuhan yang setiap ucapannya dianggap sebagai hukum
Tuhan dan bahkan dianggap suci (teokrasi). Setiap manusia
diciptakan oleh Allah sebagai pribadi yang merdeka terhadap
sesamanya (khalifah) dan hanya wajib tunduk kepada Allah
semata (abdullah). Oleh karena itu, di dalam Negara Islam,

28
Kepala Negara (Khalifah) berperan sebagai Pemimpin
Pemerintahan (Amir) sekaligus Pemimpin Agama (Imam).

Sebagai Amir, ia memimpin para khulafa (rakyat) untuk


menyelenggarkan kepentingan dunia sesuai dengan Syariat
Allah. Sementara, sebagai Imam, ia memimpin para ibaadullah
(hamba Allah) untuk senantiasa memenuhi hak-hak ilahiyah
Allah untuk diimani dan diibadahi. Dengan demikian, Negara
Islam merupakan sebuah Institusi Pemerintahan sekaligus
Institusi Agama. Maka, politik dipahami sebagai
penyelenggaraan hajat hidup atau kepentingan rakyat berkenaan
dengan urusan dunia dan akhirat sekaligus. Oleh karena itu,
konsep sekulerisme diharamkan dalam Islam.

Dengan
Visi Indonesia Raya
demikian, negara merupakan alat bagi
masyarakat manusia untuk mengatur usaha menyelenggarakan
kepentingan hidupnya (dunia dan akhirat) supaya tidak terjadi
benturan di antara manusia itu sendiri. Tanpa adanya alat
Negara yang memiliki wewenang hukum dan kekuasaan, maka
yang terjadi pastilah pihak yang kuat menindas yang lemah.
Oleh karena itu, Negara Islam wajib diusahakan adanya oleh
umat Islam untuk menjalankan Syariat Allah serta
melaksanakan kewajiban amar makruf nahi munkar di tengah
umat Islam itu sendiri agar mendapatkan keselamatan dalam
urusan dunia dan akhiratnya.

29
Dan, yang menjadi hal paling penting adalah bagaimana
cara, proses, tahapan, dan strategi untuk dapat mendirikan
Negara Islam itu ? Cara-cara yang selama ini dikenal oleh
masyarakat manusia dalam mendirikan Negara misalnya adalah
melalui suatu kesepakatan bersama, perebutan wilayah,
perebutan kekuasaan. Maka, manakah cara yang dianggap
Islami ?

Jika kita mencermati sejarah Nabi saw, maka yang kita


dapati adalah beliau mengawali berjuang dengan berdakwah
membentuk masyarakat yang Islami terlebih dahulu. Begitu
pula, kalau kita tidak mengalami rabun sejarah bahwa para wali
yang mendirikan kerajaan-kerajaan Islam di seantero Nusantara
Visi Indonesia Raya
ini pun juga mengawalinya dengan dakwah membentuk
masyarakat-masyarakat Islam dan bukan sekadar organisasi-
organisasi Islam.

Organisasi mau tidak mau akan bergantung kepada


tokoh, sementara masyarakat mau tidak mau akan bergantung
pada dirinya-sendiri. Maka, bisa kita saksikan sendiri adanya
pertumbuhan ormas-ormas Islam Indonesia sejak zaman
sebelum kemerdekaan hingga sekarang, yang patah tumbuh
hilang berganti, namun terkesan hanya jalan di tempat tanpa ada
estafet hasil perjuangan yang berarti, sikap fanatisme dan

30
egoisme yang tinggi, mudah dipecah-belah, bahkan gemar
berpecah-belah.

Islam dan Demokrasi


Firman Allah swt, QS Ali Imran : 159 :




159. Wahai, Muhammad, berkat rahmat Allah kepadamu, kamu
bersikap lemah lembut kepada para pengikutmu. Sekiranya
Visi Indonesia Raya
kamu kasar lagi keras hati kepada pengikutmu, niscaya mereka
akan menjauhi kamu. Karena itu, maafkanlah orang-orang
mukmin yang bersalah. Mohonkanlah ampun untuk mereka,
ajaklah mereka bermusyawarah dalam urusan-urusan
keduniaan mereka. Jika kamu telah berketetapan hati, maka
pasrahkanlah dirimu kepada Allah. Sungguh Allah mencintai
orang-orang yang pasrah pada ketetapan Allah.

Salah satu kandungan dalam ayat di atas adalah perintah


Allah kepada Nabi Muhammad saw untuk bermusyawarah
dengan umat dalam urusan kepentingan duniawi. Maka, perintah

31
inipun juga mutlak berlaku bagi setiap orang yang memegang
kekuasaan atas urusan umat (pemerintah/penguasa).

Sabda Rasulullah saw :


.
.
Dari Anas ra. dituturkan bahwa Nabi saw. pernah melewati
satu kaum yang sedang melakukan penyerbukan kurma. Beliau
lalu bersabda, Andai kalian tidak melakukan penyerbukan
niscaya kurma itu menjadi baik. Anas berkata: Pohon kurma
itu ternyata menghasilkan kurma yang jelek. Lalu Nabi saw.
Visi Indonesia Raya
suatu saat melewati lagi mereka dan bertanya, Apa yang
terjadi pada kurma kalian? Mereka berkata, Anda pernah
berkata demikian dan demikian. Beliau pun bersabda, Kalian
lebih tahu tentang urusan dunia kalian. (HR Muslim).

Dari hadis di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam


urusan duniawi, manusia diberi keleluasaan oleh Allah untuk
mendayagunakan akal dan kemampuannya untuk mengatur dan
menjalankannya selama tidak ada aturan agama yang dengan
tegas mengatur hukum dan tata cara pelaksanaannya.

32
Demokrasi merupakan salah satu upaya manusia dalam
mengatur urusan Negara yang secara sederhana dapat diartikan
sebagai sebuah sistem pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat,
untuk rakyat. Segala urusan Negara tidak boleh diputuskan
sepihak oleh penguasa (pemerintah) tanpa pembicaraan dan
persetujuan dengan rakyat.

Sebelum munculnya sistem demokrasi, masyarakat


manusia telah mengenal dan mengalami berbagai macam sistem
pemerintahan dan Negara. Secara historis kronologis, dimulai
dari sistem penguasa tunggal (monokrasi/kerajaan) di mana
seorang penguasa berkuasa secara mutlak dan turun-temurun.
Pada suatu titik, terjadi perebutan kekuasaan silih-berganti
Visi Indonesia Raya
sehingga pada akhirnya para bangsawan (aristokrat) merasa
lelah dengan perebutan-perebutan kekuasaan dan berkompromi
membentuk pemerintahan bersama yang disebut aristokrasi.
Para bangsawan membentuk suatu dewan pemerintahan bersama
tanpa penguasa tunggal.

Baik dalam monokrasi maupun aristokrasi, rakyat


banyaklah yang akan selalu jadi korban kepentingan-
kepentingan penguasa. Segala faktor produksi biasanya dikuasai
oleh raja atau para bangsawan, rakyat hanya diperlakukan
sebagai para pekerja kasar yang diupah ala kadarnya. Tentunya,
semakin lama kesengsaraan rakyat akan berubah menjadi

33
perlawanan. Dan ketika menemukan momentumnya, maka
pecahlah gerakan rakyat untuk menggulingkan para penguasa
tiran. Maka, muncullah sebuah bentuk pemerintahan baru di
mana kekuasaan berada di tangan rakyat dan mereka sendirilah
yang memilih siapa yang patut ditunjuk untuk menjadi
pemimpin dalam mengurus segala kepentingan rakyat.

Maka, demokrasi hendaknya cukup dimaknai sebagai


sebuah sistem anti otokrasi di mana sebelumnya penguasa
memegang kendali penuh atas hukum dan kekuasaan. Dalam
demokrasi, kekuasaan menjadi milik rakyat sementara penguasa
bertugas untuk menjalankan hukum-hukum yang disepakati
bersama oleh rakyat untuk dijalankan. Artinya, penguasa tidak
Visi Indonesia Raya
bisa seenaknya membuat aturan sendiri.

Masalahnya ada pada apa yang dijadikan sebagai sumber


hukum itu. Dalam sistem teokrasi, yang dijadikan sumber
hukum adalah ajaran agama tanpa ada celah sedikitpun bagi
manusia (rakyat) untuk membuat aturan sendiri. Penguasa
dianggap sebagai wakil Tuhan untuk sepenuhnya menjalankan
hukum Tuhan. Sebaliknya, paham sekulerisme yang muncul
sebagai suatu anti teokrasi menyatakan bahwa ajaran agama
sama sekali tidak boleh digunakan sebagai aturan dalam urusan
bernegara. Sumber hukum mutlak bersumber dari kehendak
rakyat itu sendiri.

34
Islam mengajarkan aturan hidup yang mencakup urusan
dunia dan akhirat. Sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat
Imam Muslim di atas, urusan agama menjadi wilayah mutlak
Allah untuk mengatur, sementara dalam urusan kepentingan
duniawi, manusia diberi keleluasaan untuk berijtihad selama
tidak ada hukum agama yang mengatur secara tegas urusan
duniawi tersebut.

Misalnya, manusia butuh makan, tetapi Allah


mengharamkan babi. Manusia butuh menyalurkan kebutuhan
biologis, Allah mengharamkan zina dan menghalalkan
pernikahan. Namun, dalam hal seperti di perempatan lampu
merah itu belok kiri boleh jalan terus atau tidak, tentunya tidak
Visi Indonesia Raya
akan ada ayat-Nya. Pondasi rumah harus model cakar ayam atau
tidak, tentunya didasarkan pada ilmu bangunan yang tidak ada
dalam kitab suci. Bagaimana standar SNI sebuah produk,
janganlah ditanyakan mana hadisnya.

Tegasnya, inti daripada demokrasi itu adalah


musyawarah. Kedaulatan politik di tangan rakyat (demokrasi)
tidak bisa dipertentangkan dengan Kedaulatan di tangan Tuhan,
sebab maksudnya adalah semata-mata sebagai lawan daripada
Kedaulatan di tangan Penguasa dalam menjalankan hukum dan
kekuasaan politik (otokrasi). Kedaulatan di tangan rakyat juga
tidak serta merta identik dengan Kedaulatan di tangan manusia

35
(sekulerisme) karena secara kronologis historis pun sebab
kemunculannya berbeda. Demokrasi lahir dari anti otokrasi,
sementara sekulerisme lahir dari anti otoritas gereja.

Para Khulafau Rasyidin semuanya dibaiat sebagai


Khalifah melalui persetujuan sebagian besar tokoh dan umat.
Meski pada proses awal pencalonannya berbeda-beda, tetapi
pada saat baiat, sebagian besar umat turut berpartisipasi.
Apakah ada yang tidak setuju ? Tentu saja ada satu, dua, atau
bahkan sebagian kecilnya, tetapi tidak pernah ada usaha
penyangkalan lebih lanjut yang tercatat dalam sejarah.

Singkat kata, Negara sebagai wadah tertinggi masyarakat


manusia membutuhkan peraturan dan keteraturan untuk
Visi Indonesia Raya
menyelenggarakan kepentingan seluruh rakyat. Peraturan dibuat
berdasarkan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat itu sendiri.
Ada nilai baik dan buruk, oleh karena itu peraturan dibuat untuk
melestarikan nilai baik dan mencegah serta menghilangkan nilai
buruk.

Dalam masyarakat Islam, kepentingan hidup manusia


mencakup urusan dunia dan akhirat. Oleh karena itu, sumber
hukum tertinggi adalah aturan Allah. Dalam hal-hal yang sudah
diatur oleh agama, maka umat Islam tinggal menjalankannya.
Sementara, dalam hal-hal yang tidak diatur oleh agama, maka
manusia wajib mendayagunakan akal pikirannya untuk

36
mengaturnya, termasuk dalam urusan penyelenggaraan Negara,
dengan cara bermusyawarah.

Prasyarat Demokrasi
Khalifah Ali pernah ditanya seseorang :

Mengapa di masa kepemimpinan Abu Bakar dan Umar


keadaannya tertib, sementara di masa Utsman dan Dirimu
keadaannya kacau ?

Jawab Ali : Di masa Abu Bakar dan Umar, kualitas


pendukung mereka adalah seperti Utsman dan Aku. Sementara,
di masa Utsman dan Aku, kualitas pendukungnya seperti
kalian! Visi Indonesia Raya
Seorang Tabiin pernah berpesan : Sebagaimana
kedaan Kalian, maka begitulah pemimpin kalian!

Hal yang tidak pernah tebersit di benak kaum sekuler


adalah bahwa kualitas suatu pemerintahan demokratis sangat
tergantung pada kualitas rakyatnya. Maka, sudah benar
pemahaman dan pemikiran para Founding Fathers kita yang
mencantumkan tujuan Negara dalam aline ke-4 Pembukaan
UUD 1945 :, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, Mereka bahkan sudah menyadari sejak
awal bahwa kualitas rakyat adalah sebuah prasyarat demokrasi.

37
Meski kenyataannya, semua Tujuan Negara tersebut selalu
dibajak oleh para rezim yang berkuasa selama ini!!!

Dari penjelasan beberapa hal secara garis besar di atas,


maka tidaklah berlebihan kalau dikatakan bahwa Khilafah
Islamiyah adalah model demokrasi yang paling sempurna!!!

So, please be a smart Muslim!!!

Dari Islam Demokrasi ke Demokrasi Islam


Republika.co.id - Wednesday, 29 June 2016, 15:00 WIB

Sebagaimana ditulis oleh Asef Bayat, seorang pengamat


partisipan revolusi Islam Iran, kalangan sarjana Barat
berpandangan bahwa Islam adalah akar dari pemerintahan
Visi Indonesia Raya
otoriter dalam masyarakat Muslim. Atas dasar pandangan itulah
mereka mendukung sekularisme di dunia Islam, walaupun
sekularisme itu ditegakkan oleh pemerintahan otoriter.

Akibatnya, di dunia Islam timbul perlawanan yang


menggunakan cara kekerasan yang disebut sebagai terorisme.
Padahal, terorisme itu oleh pelakunya dianggap sebagai satu-
satunya jalan melawan rezim sekularisme yang otoriter.

Di Tunisia yang diperintah oleh rezim sekularisme yang otoriter,


seorang ulama cendekiawan Muslim moderat yang mengusung
paham demokrasi, Syekh Ershad Ghonnoushi, mendirikan partai
Ennahda pada 1986. Tetapi, partai itu dilarang oleh rezim
militer Ben Ali sehingga setelah dipenjarakan, Ghonnoushi

38
harus hidup di pengasingan di Inggris selama lebih dari 20
tahun.

Ibarat Imam Khoumaeni, Ghonnoushi kembali ke Tunisia


sebagai tokoh intelektual dan spiritual yang mengawali gerakan
Arab Spring dari Tunisia dengan mengulingkan rezim
sosialisme Arab yang sekuler dan otoriter. Reputasi dari rezim
sekularisme otoriter itu sendiri adalah korupsi di tingkat
pemerintahan dan kemiskinan di tingkat masyarakat yang
menjadi alasan utama gerakan penggulingan kekuasaan.

Bayaf dari Iran yang juga tinggal di Mesir yang mengamati


gerakan Ikhwanul Muslimin juga menulis bahwa oleh kalangan
Barat, Islam dianggap sebagai akar pemerintahan otoriter karena
Islam berpaham kedaulatan Tuhan yang merampas kedaulatan
rakyat. Dengan paham itu, masyarakat Muslim asing dengan
Visi Indonesia Raya
kebebasan, kewarganegaraan, keterbukaan, kreativitas, dan
demokrasi.

Karena itu, agar bisa membebaskan diri dari paham sekularisme


yang otoriter, Ghonoushi mengusung paham demokrasi Islam
dalam wacana publik. Hal yang sama diusung juga oleh
Ikhwanul Muslimin di Mesir yang ingin membebaskan diri dari
rezim sosialisme Arab yang sekuler dan otoriter itu.

Kalangan Barat berpendapat bahwa sekularisme adalah syarat


(nessesary condition) bagi demokrasi. Dengan sekularisme itu,
doktrin kedaulatan Tuhan dapat dibendung untuk
mengolonialisasi ruang publik. Sedangkan, gerakan sekularisasi
adalah pintu pembuka ke arah demokratisasi di dunia Islam.

39
Mesir dan Tunisia
Namun, kenyataannya sekularisme di Timur Tengah dan Afrika
Utara justru harus ditegakkan melalui rezim otoriter. Hal itu
terjadi terlebih dulu di Turki melalui revolusi Kemal Ataturk
1924. Sekularisme itu di Turki justru telah memberangus
kebebasan beragama, dengan etatisme, suatu paham
serbanegara.

Jika selularisme berpendapat bahwa Islam yang masuk ke ruang


publik telah membendung kebebasan, sekularisme keras Turki
yang menganut sekularisme Prancis itu justru memberangus
kebebasan, khususnya dalam beragama dan demokrasi dengan
paham etatismenya.

Jika dalam sekularisme, agama sebagai masalah privat dibentuk


untuk masuk ke ruang, di Turki, negara justru mengolonisasi
Visi Indonesia Raya
agama yang dianggap sebagai ruang privat itu. Gejala
kotradiktif itu juga terjadi di dunia Islam di Timur Tengah dan
Afrika Utara, termasuk Tunisia sejak diperintah oleh Habib
Borguiba yang mengacak-acak agama Islam.

Gerakan demokratisasi di Tunisia itu diikuti di Mesir. Jika di


Tunisia, Ennahda memenangkan pemilihan umum, maka
demikian pula Ikhwanul Muslimin di Mesir. Tetapi, dalam
perkembangannya, jika di Tunisia Islamisme yang moderat
berhasil mencapai konsensus dalam perumusan konstitusi baru,
tetapi di Tunisia konsensus itu terjadi karena kompromi dalam
persetujuan koeksistensi antara sekularisme moderat dan Islam
yang demokratis yang disebut pasca-Islamisme itu.

40
Perbedaan antara Ikhwanul Muslimin dan Ennahda, walaupun
Ennahda adalah versi Ikhwanul Muslimin di Tunisia, yang
pertama menganut haluan "Islam demokratis", sedangkan di
Tunisia melalui konseptualisasi Ghonnoushi, Islamisme telah
berkembang dari "Islam demokrasi" menjadi "demokrasi Islam."

Jika yang pertama masih berpendapat bahwa "syura itu bukan


demokrasi", maka yang kedua berpandangan bahwa "syura itu
adalah demokrasi Islam." Tentu saja syura itu ada perbedaannya
dengan demokrasi liberal.

Jika demokrasi liberal dalam pengertian free fight liberalism


yang bersifat prosedural melalui pemilihan umum, maka syura
adalah "demokrasi deliberatif" dalam teori Jurgen Habermas
yang diterjemahkan oleh Frans Budi Hardiman sebagai
"demokrasi musyawarah." Konsensus yang terjadi di Tunisia
Visi Indonesia Raya
adalah hasil dari demokrasi musyawarah.

Tetapi, di Mesir Ihkwanul Muslimin baru memasuki tahap


"Islam demokrasi" yang menganggap demokrasi sebagai
instrumen menuju kekuasaan. Dalam tahap pasca-Islamisme,
demokrasi juga tujuan dalam aksiologi.

Konsensus yang disebut oleh Ghounoushi sebagai kompromi


dalam koeksistensi antara sekularisme dan Islam sebagai doktrin
komprehensif dapat dijelaskan lewat teori Liberalisme Politik
John Rawls sebagai "konsensus tumpang tindih" atau
"persetujuan kedua belah pihak" antara dokrin-doktrin
komprehensif. Dalam hal ini, persetujuan mengenai pengertian
sekularisme.

41
Di satu pihak, sekularisme dipahami sebagai diferensiasi antara
agama dan negara. Keduanya tidak bisa diintegrasikan karena
akan melahirkan pemerintahan yang otoriter. Sebaliknya,
sekularisasi juga dipahami sebagai asas kebebasan, terutama
kebebasan beragama.

Dalam konsensus itu, maka orde sekularisme telah digantikan


dengan orde "pascasekularisme", yaitu suatu orde yang
mengandung komunikasi, dialog, atau musyawarah terus-
menerus antardoktrin komprehensif.

Demokrasi Islam
Konsensus tumpang tindih itu dalam teori Liberalisme Politik
terjadi dalam prinsip keadilan, sebagaimana pandangan filsuf
Yunani kuno, Plato. Konsensus seperti itu sebenarnya telah
terjadi dalam proses demokrasi musyawarah di Indonesia
Visi Indonesia Raya
menjelang kemerdekaan 17 Agustrus 1945.

Berbeda dengan teori Raws, konsensus itu terjadi pada


Pancasila, walaupun Pancasila itu masih mengalami proses
diskursif untuk mencapai sebuah paradigma. Dalam Pancasila
yang ditetapkan sebagai ideologi negara pada 5 Juli 1959,
Indonesia pada dasarnya masih merupakan negara sekuler, tetapi
syariat Islam sebagai doktrin komprehensif masih bisa
diperjuangkan secara demokratis.

Dengan demikian, sekularisme tidak membendung doktrin


komprehensif Islam untuk masuk ke dalam ruang publik, seperti
dianjurkan oleh Sukarno sebagai penggali Pancasila.

42
Demokrasi Islam sebenarnya terkandung dalam Pancasila.
Tetapi, Pancasila itu sendiri sebagai ideologi negara bukanlah
suatu doktrin komprehensif, melainkan sebagai prinsip tata
kelola kemasyarakatan dan kenegaraan yang lestari dan
berkelanjutan. Titik temunya terjadi pada setiap sila.

Masalahnya bagi kaum cendekiawan Muslim, bagaimana


menyusun suatu teori mengenai demokrasi Islam secara ilmiah
dan berdasarkan nalar moral dan nalar publik. Teori itu harus
didasarkan pada wahyu yang terkandung dalam Alquran dan
sunah Rasul, tetapi melalui pembahasan nalar moral dan nalar
publik.

Dalam Alquran surah asy-Syura [42]: 38, misalnya, dibedakan


antara kedaulatan Tuhan dan kedaulatan rakyat. Kedaulatan
Tuhan dilaksanakan berkaitan dengan urusan ibadah, seperti
Visi Indonesia Raya
shalat dan zakat, sedangkan musyawarah dilakukan untuk
memecahkan masalah kemasyarakatan.

Demikian pula dalam QS Ali Imran [3]: 159, musyawarah


adalah perilaku lemah lembut dan damai nirkekerasan karena
rahmat Allah agar masyarakat tidak menjauh dari ajaran agama.
Dengan kata lain, Islam tidak mengajarkan perilaku kasar
dengan menggunakan kekerasan.

Dalam QS an-Nahl [16]: 125 juga dikatakan bahwa hendaknya


kita membawa masyarakat ke jalan Tuhan dengan ilmu
pengetahuan dan dalam diskusi dengan cara yang baik. Karena
itu, maka dalam hadis, Nabi SAW dikabarkan sebagai orang
yang paling banyak bermusyawarah dengan para sahabatnya.

43
Dalam demokrasi Islam, Islam itu inheren dengan demokrasi.
Tidak ada pertentangan antara doktrin kedaulatan Tuhan dan
kedaulatan rakyat yang melekat pada diri manusia sebagai
khalifah selaku mandataris Tuhan di bumi yang mengemban
amanah untuk tidak melakukan kerusakan.

M Dawam Rahardjo
- Direktur Lembaga Studi dan Filsafat (LSAF) Jakarta -

Visi Indonesia Raya

44
INDONESIA NEGARA ISLAM

Di Bawah Naungan Islam

Apa yang seharusnya berlaku dan tidak berlaku di sebuah


Negara Islam ?

Sebagai sebuah negara Islam, maka yang seharusnya


berlaku di Indonesia secara garis besar mencakup dua hal
pokok, yaitu :

1. Berlakunya agama Islam sebagai agama resmi negara


dengan Syariat Allah sebagai sumber hukum tertinggi
yang mengikat dan wajib dijalankan oleh umat Islam
Visi Indonesia Raya
Indonesia.

2. Negara menjamin bahwa di seluruh wilayah kekuasaan


NKRI tanpa kecuali berlaku setiap syariat agama lain
bagi masing-masing pemeluknya termasuk syariat adat
bagi setiap pemangkunya yang masih ada dan hidup
dalam masyarakat sepanjang tidak bertentangan dengan
Tujuan Berlakunya Hukum dalam Syariat Islam.

Kedua hal inilah yang dimaksud dengan istilah Islam


rahmatan lil 'alamin', yaitu bahwa ketika Syariat Allah
dijalankan dengan murni dan konsekuen, maka ia akan

45
memberikan kebaikan bagi seluruh makhluk hidup yang ada di
bumi. Dan hal ini juga pastinya sudah disadari dan dipahami
oleh para Founding Fathers pada waktu itu dengan
memasukkan semboyan Bhineka Tunggal Ika dalam Pasal
36 A UUD 1945.

Bhineka Tuggal Ika artinya 'Beragam Tapi Satu' yang


mengandung makna bahwa di dalam sebuah Negara Kesatuan
Republik Indonesia dengan beragam perbedaan suku dan agama
rakyatnya itu, maka orang Islam bebas menjalankan syariatnya,
orang Kristen bisa menjalankan ajarannya, orang Hindu, Budha,
Kong Hu Chu pun juga demikian. Bahkan, masyarakat adat pun
juga dapat menjalankan hukum-hukum adat yang masih
Visi Indonesia Raya
diterima dan dijalankan oleh para pemangkunya.

Bahkan ketentuan ini juga berlaku otomatis di seluruh


wilayah kedaulatan NKRI dari Sabang sampai Merauke.
Artinya, di Aceh yang mayoritas muslim juga berlaku syariat
Kristen untuk orang Kristen, di Bali yang mayoritas Hindu pun
juga berlaku syariat Budha untuk orang Budha. Di Minahasa
yang mayoritas Katolik juga berlaku syariat Kong Hu Chu bagi
para pemeluknya.

Orang Bali tidak perlu menuntut berlakunya syariat


Hindu di Bali saja, bahkan ia juga otomatis berlaku di Papua
untuk orang Hindu. Orang Papua tidak perlu menuntut

46
berlakunya hukum adat khusus di Papua, bahkan ia juga
otomatis berlaku di Minangkabau untuk orang Papua.

Apalagi yang perlu dijelaskan dari hal ini ataukah kita justru
hendak berusaha menyamarkannya ?

Lima Tujuan Berlakunya Hukum dalam Syariat Islam (al


Maqashid al Syari'ah al Khamsah)
Dijaminnya penegakan syariat agama selain Islam bagi
para pemeluknya dan hukum-hukum adat yang masih berjalan
bagi para pemangkunya itu adalah selama tidak bertentangan
dengan Tujuan Berlakunya Hukum dalam Syariat Islam yang
secara garis besar mencakup 5 hal pokok, yaitu :
Visi Indonesia Raya
1. Memelihara kesucian/kemurnian agama (Diin)

2. Memelihara jiwa, raga, dan nyawa manusia (Nafs)

3. Memelihara akal sehat/nalar ilmiah ('Aql)

4. Memelihara kesucian/keberlangsungan
keluarga/keturunan manusia (Nasab/Nasl)

5. Memelihara hak kepemilikan harta (Maal)

Dan, faktanya adalah sungguh sangat menakjubkan


bahwasannya hal-hal tersebut di atas sudah sejak awal
penyusunan UUD 1945 ternyata telah dipikirkan, disadari, dan

47
dipahami serta diwujudkan dalam pasal-pasal UUD oleh para
Founding Fathers.

Pemeliharaan agama tercakup dalam Pasal 28 E, 28 I, 29 ayat 1


dan 2.

Pemeliharaan jiwa raga tercakup dalam Pasal 28 A,28 D, 28 E,


28 F, 28 G, 28 H, 28 I, 34.

Pemelihara akal sehat tercakup dalam Pasal 28, 28 C, 28 E, 28


F, 28 I.

Pemeliharaan keluarga/keturunan pada Pasal 28 B, 28 G.

Pemeliharaan harta dalam Pasal 28 G, 28 H, 33.

Serta pemeliharaan kekhasan budaya pun ada dalam Pasal 18 B,


Visi Indonesia Raya
28 I ayat 3, 32.

Maka, hendak ke mana lagikah kita mencari alasan


untuk menghindar dari kenyataan bahwa Indonesia ini sudah
berasaskan Syari'at Islam sejak semula ?

Dan jangan lupa bahwa Sumpah dan Janji saat


pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI dengan jelas tertulis
pada Pasal 9 UUD 1945 diawali dengan kalimat Demi Allah,
saya bersumpah

Dari sebuah sumber tepercaya, penulis mendapatkan


informasi bahwa pada notulen pembahasan UUD oleh BPUPKI

48
pada waktu itu pada setiap pembahasan pasal-pasalnya tertulis
catatan rujukan ayat-ayat al Qur'an. Salinan dokumen tersebut
tersimpan di salah satu perpustakaan Kraton Islam di Nusantara.
Seorang Profesor yang berhasil mendapatkan salinannya belum
mau menyampaikannya langsung kepada publik dengan alasan
yang tidak diketahui.

Warga Negara Muslim dan Nonmuslim


Hak sebagai warga Negara Islam relatif sama antara
Muslim dan Nonmuslim. Justru ada sedikit perbedaan dalam
kewajibannya.

Kewajiban Muslim:
Visi Indonesia Raya
1. Membayar zakat, jika tidak mau membayar zakat, maka
pemerintah dapat merampas hartanya sebatas kewajiban
zakatnya.

2. Wajib bela Negara

Kewajiban Nonmuslim:

1. Membajar jizyah (dana perlindungan), jika tidak mau


membayar, maka pemerintah tidak wajib melindungi 5
hak pokoknya (al maqashid al khamsah)

2. Tidak wajib bela negara

49
Negara Islam, Negara Hukum Bukan Negara Kekuasaan
Sebagaimana dijelaskan dalam Penjelasan Umum UUD
1945 bahwa Indonesia adalah negara berdasarkan Hukum dan
bukan kekuasaan belaka, maka demikianlah memang adanya
sebuah negara Islam itu. Jika terjadi suatu perbuatan melawan
hukum oleh siapapun, termasuk oleh negara, terlebih lagi
kepada kaum minoritas, maka pihak yang merasa dilanggar
haknya dapat mengajukan tuntutan hukum.

Sebuah kisah di zaman Khalifah Umar, diceritakan


bahwa beliau didatangi seorang Yahudi lanjut usia yang
mengadukan bahwa rumahnya digusur oleh seorang gubernur
bawahan Umar. Kepada kakek itu, Umar lalu menitipkan
Visi Indonesia Raya
sepotong tulang yang telah dibuat tanda goresan lurus dan
terpotong di tengahnya untuk diserahkan kepada si gubernur. Si
gubernur setelah melihat tulang tersebut menjadi ketakutan dan
segera memerintahkan untuk menghentikan proyeknya.

Dengan demikian setiap orang yang merasa dizalimi,


baik ia mayoritas maupun minoritas, ia berhak memilih untuk
melakukan satu dari tiga alternatif:

1. Melawan jika berani

2. Bertahan dan bersabar jika takut melawan

3. Berhijrah jika penderitaan sudah tidak tertahankan

50
Dan cukuplah sebuah sabda Rasulullah SAW sebagai
buktinya: Sesungguhnya yang membinasakan orang-orang
sebelum kalian tiada lain karena apabila ada bangsawan yang
mencuri di kalangan mereka, mereka pun membiarkannya (tidak
menegakkan hukum terhadapnya), namun apabila yang mencuri
itu rakyat jelata, mereka menegakkan hukuman atasnya. Demi
Allah, seandainya Fathimah ibnati Muhammad mencuri,
niscaya akan benar-benar kupotong tangannya.(Muttafaq
'Alaih)

Tertib Hukum Negara Republik Indonesia


Tertib hukum yaitu susunan aturan-aturan hukum yang
Visi Indonesia Raya
berlaku dari yang tertinggi sampai terendah di mana setiap
aturan hukum tidak boleh bertentangan dengan aturan di
atasnya. Di Indonesia berlaku tertib hukum sebagai berikut :

1. UUD 1945

2. TAP MPR

3. UU/Perppu

4. Perpres

5. Pergub

6. Perbup/Perwal

51
Dan sebagai sebuah negara Islam, maka tertib hukum
tersebut tidak boleh bertentangan dengan tertib hukum dalam
Syariat Islam sebagai berikut :

1. Al-Qur'an

2. Hadis

3. Ijtihad Generasi Salaf (Tiga Generasi Awal)

- Ijma' (kesepakatan bersama) para Shahabat

- Atsar (pendapat individual) para Shahabat

- Ijtihad generasi Tabi'in

- Ijtihad generasi Tabi'ut Tabi'in

Visi Indonesia Raya


4. Ijtihad Lokal (menyesuaikan ruang dan waktu) di mana
dan kapan seorang Muslim saat itu hidup dan berada.
Ada beragam teori Ijtihad seperti : Qiyas, Maslahah
Marsalah, Istihsan, Istidlal, dsb.

Tertib hukum Islam di atas didasarkan pada sabda Nabi SAW


sebagai berikut :


:
: . :
: . :
52
. :
:
( )

Diriwayatkan dari penduduk homs, sahabat Muadz ibn Jabal,


bahwa Rasulullah saw. ketika bermaksud untuk mengutus
Muadz ke Yaman, beliau bertanya: Apabila dihadapkan
kepadamu satu kasus hukum, bagaimana kamu
memutuskannya?, Muadz menjawab:, Saya akan memutuskan
berdasarkan Al-Quran. Nabi bertanya lagi:, Jika kasus itu tidak
kamu temukan dalam Al-Quran?, Muadz menjawab:,Saya akan

Visi Indonesia Raya


memutuskannya berdasarkan Sunnah Rasulullah. Lebih lanjut
Nabi bertanya:, Jika kasusnya tidak terdapat dalam Sunnah
Rasul dan Al-Quran?,Muadz menjawab:, Saya akan berijtihad
dengan seksama. Kemudian Rasulullah menepuk-nepuk dada
Muadz dengan tangan beliau, seraya berkata:, Segala puji bagi
Allah yang telah memberi petunjuk kepada utusan Rasulullah
terhadap jalan yang diridloi-Nya.(HR.Abu Dawud)

Dari Imran bin Hushain radhiyallahu anhuma, bahwa dia


mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

53

Sebaik-baik umatku adalah pada masaku. Kemudian orang-


orang yang setelah mereka, lalu orang-orang yang setelah
mereka. (Shahih Al-Bukhari, no. 3650)

Syarat Logis Ijtihad :


1. Tidak ditemukan dalil Qur'an maupun Hadis

2. Memiliki kemampuan ilmu agama yang mumpuni sesuai


persyaratan (Ilmu Qur'an, Ilmu Hadis, Ilmu Bahasa
Arab, Ilmu Ushul Fiqh & Fiqh, Ilmu Logika Islam serta
Visi Indonesia Raya
berbagai ilmu pendukung lainnya)

3. Tidak dibenarkan memanipulasi teori-teori ijtihad demi


memuaskan ide-ide progresivitas dan liberalisme
padahal sudah ada ayat atau hadis yang jelas dan tegas
menentukan hukum suatu masalah.

4. Ijtihad liar seperti poin 3 di atas berpotensi bertentangan


dengan dalil yang sah sehingga dengan sendirinya batal
demi hukum dan pelakunya dapat dihukumi Fasik
hingga Murtad.

54
Syariat Allah, Solusi Praktis Permasalahan Manusia
Firman Allah dalam Surat Al-Baqarah : 185 :


185. , Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak
menghendaki kesukaran bagimu ...

Sifat dasar Syariat Allah adalah untuk memudahkan


manusia dalam mengatur urusan dan masalah hidupnya. Jika
manusia mau menggunakan akal pikirannya untuk mengkaji
ketentuan-ketentuan yang ada dalam Syariat-Nya, niscaya tidak
akan ada masalah yang tidak ada solusinya.

Misalnya saja, dalam permasalahan prostitusi, selama ini


Visi Indonesia Raya
manusia sudah berupaya sekuat tenaga memeras pikiran untuk
dapat menghilangkannya namun belum pernah ditemukan solusi
jitu. Yang ada malah dalih bahwa prostitusi sudah merupakan
penyakit sosial sejak masyarakat itu sendiri ada.

Dengan pendekatan Syariat, ternyata kita bisa dengan


mudah menemukan solusi yang bersifat menyeluruh.
Kebanyakan para wanita yang terjebak dalam prostitusi adalah
karena masalah ekonomi. Maka, salah satu jalan keluar adalah
bagaimana menjamin pemenuhan kebutuhan ekonomi dasar
mereka.

55
Dalam Syariat Islam terdapat ketentuan mengenai
hukum perwalian di mana seorang perempuan jika hendak
menikah harus ada laki-laki yang menjadi walinya. Urutan wali
diambil dari jalur keturunan laki-laki dimulai dari ayah, kakek,
saudara kandung laki-laki, keponakan laki-laki, paman, sepupu
laki-laki, saudara laki-laki kakek, pemerintah, lelaki yang
ditunjuk/dipercaya.

Secara praktis, hendaknya para wali tersebut tidak


sekadar menjadi wali nikah tapi dalam keadaan tertentu yang
memaksa juga berperan sebagai wali nafkah. Artinya, ketika ada
seorang perempuan terpaksa melacurkan diri atau menjadi TKW
yang rentan nasib, kehormatan, dan bahkan nyawanya karena
Visi Indonesia Raya
alasan ekonomi, maka para wali berkewajiban memenuhi
kebutuhan dasar ekonomi si perempuan tersebut sehingga tidak
sampai terjebak dalam praktik maksiat maupun profesi beresiko
lainnya.

Para wali yang mengabaikan nasib dan hak para


perempuan yang berada di bawah tanggung jawabnya tentunya
berdosa sangat besar serta dapat dirampas hartanya oleh
pemerintah sebatas untuk dapat memenuhi kebutuhan dasar
ekonomi mereka. Apabila seorang perempuan sudah tidak
memiliki wali sama sekali, maka tugas perwalian tersebut jatuh
kepada pemerintah itu sendiri. Sumber dana bisa diambilkan

56
dari kas negara ataupun dapat juga dengan menggalang dana
umat, dengan tanggung jawab tetap pada pemerintah.

Dalam hal ini, sekaligus dapat dipahami secara logis


adanya ketetapan Syariat Allah bahwa bagian warisan laki-laki
itu dua kali dari perempuan. Karena, ternyata tanggung jawab
laki-laki terhadap kaum perempuan yang masih berkaitan nasab
dengannya memang sangatlah besar. Maka, adanya kebiasaan
masyarakat Indonesia dengan mengadakan Perkumpulan Trah
(Marga/Keluarga Besar) merupakan hal yang sangat tepat. Akan
tetapi, fungsi dan manfaatnya harus ditingkatkan dan
dikembangkan agar tidak hanya menjadi sekadar ajang kumpul-
kumpul belaka. Jangan sampai ada satu kerabat yang kondisinya
Visi Indonesia Raya
sangat kekurangan sementara ada kerabat yang sangat
berkelebihan, tapi tidak ada saling kepedulian.

Sesungguhnya sistem silaturrahim keluarga besar


semacam itu dapat sangat berguna untuk mengatasi
permasalahan ekonomi dan sosial di tengah masyarakat. Dan,
memang demikianlah yang dikehendaki oleh Allah, wa iitai dzil
qurba, jika kita mau berpikir,,afala taqilun..

57
INDONESIA NEGARA ISLAM

Jas Merah : Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah

Selanjutnya, apakah yang seharusnya tidak berlaku di sebuah


Negara Islam ?

70 Tahun Indonesia Merdeka


Sebagaimana telah dibahas pada awal Bab 2 bahwa
bangsa Indonesia selalu membanggakan sejarah kejayaan
nusantara dengan zaman keemasannya pada masa Kerajaan
Budha Sriwijaya dan Kerajaan Hindu Majapahit. Sayangnya,
Visi Indonesia Raya
kita mengabaikan fakta bahwa kedua kerajaan tersebut sejatinya
berbentuk negara agama. Selanjutnya, di zaman republik kita
justru memilih untuk meninggalkan agama dalam mengatur
urusan berbangsa dan bernegara. Maka, apakah yang sudah kita
peroleh selama ini dengan menempuh jalan sekulerisme itu ?

Babak baru era sekulerisme Indonesia dimulai tepat pada


tanggal 18 Agustus 1945 saat pencoretan 7 kata dalam Piagam
Jakarta 22 Juni 1945. Setelah itu, Pancasila hanya menjadi
retorika penghias bibir para rezim yang berkuasa. Pancasila
tidak pernah benar-benar dijadikan rujukan nilai oleh para
penguasa dalam menjalankan amanah mengelola negara.

58
Orde Lama memaksakan doktrin Demokrasi Terpimpin
dengan memeras Pancasila menjadi Ekasila, gotong-royong.
Wujud konkretnya adalah ideologi Nasakom (Nasionalisme,
Agama, Komunisme) dalam bentuk pemerintahan Kabinet
Empat Kaki (PNI,NU, Masyumi,PKI). Dan, kita semua tahu
bagaimana akhir tragis rezim penguasa Orde Lama.

Orde Baru yang dicanangkan sebagai era baru untuk


melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan
konsekuen pun juga mengalami nasib yang sama. Ketika
Demokrasi Pancasila hanya menjadi retorika dan dikerdilkan
menjadi Doktrin Asas Tunggal yang dipaksakan oleh penguasa,
kita pun menyaksikan bagaimana akhir tragis dari pemimpinnya.
Visi Indonesia Raya
Dengan menempuh jalan sekulerisme, Orde Lama pada
saat itu cenderung lebih ramah pada ide-ide Komunisme.
Sebaliknya, dengan menempuh jalan yang sama, Orde Baru
memilih untuk lebih ramah pada ide-ide Kapitalisme. Maka, kita
bisa menyaksikan sendiri bahwa selama ini bangsa dan negara
ini selalu terombang-ambing di antara dua kutub ekstrim
ideologi dunia.

Di zaman reformasi, Pancasila sudah sama sekali


semakin tak terdengar. Namun, kita tetap bisa menyaksikan
bahwa para rezim yang berkuasa tetap tak bergeming dengan
prinsip sekulerismenya. Rezim Transisi dari Habibie, Gus Dur

59
hingga Megawati mungkin bisa agak dikesampingkan dari
pembahasan.

Rezim SBY berkuasa selama 10 tahun dengan sokongan


penuh dari mayoritas kekuatan-kekuatan lama Orde Baru, baik
secara resmi maupun tak resmi, tertutup maupun terang-
terangan. Adakah dampak perubahan mendasar yang dirasakan
oleh rakyat indonesia selama rezim ini berkuasa?

Rezim JKW-JK baru saja berkuasa dengan sokongan


penuh mayoritas kekuatan-kekuatan Orde Lama, pada awalnya.
Dan dengan tetap mempertahankan prinsip-prinsip
sekulerismenya, entahlah apa lagi yang akan terjadi di republik
ini.
Visi Indonesia Raya
Yang jelas, sistem perekonomian negara tetap saja
berbasis riba, narkoba semakin merajalela, minuman keras bisa
ditemukan di mana saja, prostitusi dan korupsi justru lekat
berjalan beriring bersama. Kebodohan, kemiskinan,
pengangguran, premanisme justru menjadi aksesoris yang
senantiasa menghiasi wajah rezim-rezim yang selama ini
berkuasa.

Dunia pendidikan di Indonesia sudah sejak awal tidak


jelas ke mana pula arahnya. Para lulusan hanya mendapatkan
ijazah tanpa makna nilai kepribadian, moral, akhlak yang
diperlukan untuk menjadi manusia seutuhnya.

60
Tayangan-tayangan yang setiap hari menghiasi layar
kaca sangat sedikit yang bisa memberikan mutu dan manfaat.
Penuh dengan sensasi dunia hiburan tanpa makna dan bebas
nilai. Seolah segala sesuatunya serba boleh selama suka sama
suka dan punya biaya.

Gaya hidup para penguasa tak ada bedanya dengan para


pengusaha. Mereka bergelimang harta, terlena oleh tahta, dan
justru senang mempermainkan kaum wanita. Hidupnya foya-
foya dan tak peduli harta berasal dari mana. Dan, inilah yang
menjadi sumber malapetaka.

Pencuri kelas teri dapat dipastikan segera menjadi


jenazah di ujung emosi warga. Sementara, para koruptor kakap
Visi Indonesia Raya
berstatus penguasa dan pengusaha tetap bisa berleha-leha di
balik jeruji dengan fasilitas mewah. Generasi para pengangguran
muda yang kuat dan gagah banyak yang terpaksa menjadi
preman, kacung, dan centeng bagi mereka. Pun tak luput para
anggota pasukan khusus kita, banyak yang menjadi pengawal
pribadi bagi mereka, para perampok Negara.

Bagaimana pula dengan kualitas umat Islam Indonesia ?


Secara simbolik, dari segi kebersihan, dapat kita saksikan
kondisi sungai Ciliwung yang melintasi Masjid Istiqlal
kebanggaan umat. Dari segi perilaku mubazir, dapat kita ketahui
betapa industri terbesar di Indonesia adalah industri rokok. Dari

61
segi ketertiban, bisa kita saksikan sendiri semrawutnya perilaku
warga dalam berlalu-lintas di jalan raya.

Itulah yang terjadi di negara kita, yang seharusnya tidak


boleh terjadi, saat kita memilih untuk menempuh jalan
meninggalkan agama Allah.

Indonesia Merdeka dalam Pusaran Politik Dunia


Pada masa Orde Lama hingga Orde Baru, berlangsung
dengan hangat Perang Dingin (1947-1991) antara Blok Barat
(AS & Eropa) dengan Blok Timur (Uni Sovyet & Tiongkok).
Sementara, saat awal-awal Orde Reformasi hingga sekarang ini
masih sedang terus berlangsung propaganda Perang Melawan
Visi Indonesia Raya
Teror oleh Blok Barat yang dipicu peristiwa 9/11 (2001), tapi
Blok Timur pun juga punya definisinya sendiri tentang apa dan
siapa yang dimaksud dengan Terorisme itu.

Saat ini yang menjadi pusat konflik adalah negara-


negara Timur-Tengah dengan memanfaatkan pertikaian antara
Syiah dengan Umat Islam. Ironisnya, Syiah didukung penuh
oleh sekutu mereka dari Blok Timur sementara Umat Islam
disokong oleh Blok Barat. Dan perang tentunya membutuhkan
biaya dan senjata. Jika Umat Islam berperang dengan Syiah dan
masing-masing membeli senjata secara besar-besaran dari

62
sekutunya, maka siapa yang sesungguhnya berperang, siapa
yang akan hancur, dan siapa yang akan diuntungkan ?

Timur-Tengah memang kawasan yang penuh dengan


sumber daya alam, maka tidak heran bila Blok Barat maupun
Blok Timur berusaha menanamkan pengaruhnya. Namun, saat
ini akibatnya dapat kita saksikan sendiri dengan membanjirnya
para pengungsi yang kebanyakan menuju wilayah Blok Barat.
Lalu, siapa yang berani bersuara untuk bertanggung jawab atas
hal ini ? Maka, apakah terorisme itu ada dengan sendirinya
tanpa ada sebab atau rekayasa ?

Tahun 1980-1989, Blok Barat menyokong penuh para


Mujahidin Timteng untuk berperang melawan Uni Soviet di
Visi Indonesia Raya
Afghanistan yang berakhir dengan kebangkrutan dan akhirnya
kehancuran Uni Soviet. Setelah itu, dengan serta merta para
Mujahidin itu ditolak untuk pulang kembali ke negara-negara
asalnya. Maka, jadilah mereka para Mujahidin Pengembara
tanpa negara yang lambat atau cepat pasti akan menjadi sumber
masalah jika tidak dimusnahkan.

Tahun 1991, Irak di bawah Saddam Husein mencaplok


Kuwait dan dengan serta merta Blok Barat menakut-nakuti
seluruh Negara kawasan Timteng akan ancaman menjadi korban
berikutnya. Maka, bersatulah negara-negara kawasan Timteng
untuk meminta bantuan Blok Barat. Hal ini sangat ditentang

63
oleh para Ulama dan kelompok Mujahidin Pengembara. Maka,
terjadilah program pembungkaman para kaum penentang itu dan
tentunya di sisi lain pembentukan Kelompok Ulama Pendukung
Kebijakan Aliansi dengan Blok Barat. Tujuannya tentu saja
menggalang dukungan tanpa syarat atas kebijakan para
penguasa Timteng untuk bekerja sama dengan Blok Barat.

Pada saat-saat inilah, ada banyak anak muda dari


Indonesia yang menimba ilmu di sana dan pulang dengan
membawa identitas khusus: berjubah, berjenggot, bercelana
cingkrang. Perlu diingat, Ahmad Dahlan dan Hasyim Asyari
adalah juga alumni Timteng, tetapi kepulangan mereka ke tanah
air tidak membawa identitas khusus sedemikian itu. Ahmad
Visi Indonesia Raya
Dahlan justru berjas dan berpantofel, sementara Hasyim Asyari
tetap bersarung. Bahkan Ahmad Hasan yang terkenal keras
dalam ber-fiqh pun tidak pernah menyerukan yang demikian itu,

Singkat cerita, meledaklah peristiwa WTC 9/11 pada


tahun 2001 dan dengan serta merta tudingan pun diarahkan
kepada para Mujahidin Pengembara yang sebelumnya dibina
oleh Blok Barat. Tampaknya, inilah saat yang paling tepat bagi
mereka untuk dibinasakan. Ironisnya, Blok Barat kemudian
menggunakan stigmatisasi tampilan teroris dengan kaum
berjubah, berjenggot, dan bercelana cingkrang. Padahal, sejak
tahun 1991 justru identitas khusus itulah yang dijadikan simbol

64
bagi kelompok pendukung kebijakan penguasa Timteng untuk
bekerja sama dengan Blok Barat itu sendiri.

Sampai di sini, dapatkah para pembaca mulai melihat


benang merahnya ?

Sampai dengan 2013 yang lalu, tampaknya Blok Barat


gagal membinasakan para Mujahidin Pengembara ini, maka
dibentuklah sebuah false flag atau bendera kamuflase, yaitu
berdirinya Negara Khilafah Boneka ISIS. Skenarionya adalah
mengembangkan opini tentang kejamnya ISIS dengan tujuan
mendapatkan legitimasi bagi Blok Barat untuk mengerahkan
kekuatan penuh demi menghancurkan ISIS, padahal yang
mereka serang sejatinya adalah para Mujahidin Pengembara itu.
Visi Indonesia Raya
Maka, masihkah negara ini mau menari dengan
mengikuti irama genderang perang pihak lain ?

Apa yang sedang terjadi pada Dunia Islam di kawasan


Timteng saat ini sama persis dengan yang menimpa Dunia
Kristen di kawasan Eropa berabad-abad yang lalu. Pada Abad
Kegelapan Eropa sepanjang abad 10-17 M, terjadi konflik antara
kaum Katolik Roma dengan kaum Kristen Protestan di seluruh
daratan Eropa. Kaum Protestan menganggap Katolik Roma
sebagai Kaum Pagan Romawi Berjubah Kristen dan tidak
mau mengakui otoritas Paus. Sementara, Katolik Roma
memvonis Protestan sebagai kaum sesat dan pembangkang.

65
Kaum Protestan yang terdesak akhirnya banyak yang
memilih menyelamatkan diri ke benua baru yang ditemukan
Columbus, benua Amerika. Berbagai bangsa Protestan Eropa
yang mengungsi ke Amerika meliputi bangsa Inggris, Perancis,
Jerman, Belanda, Irlandia, Skotlandia, dsb. Termasuk di
dalamnya, tentu saja nenek moyang Donald Trump, tapi
mungkin Si Bebek ini kurang piknik. Para pengungsi itu
dijuluki The Pilgrims (Para Peziarah Saleh) yang merupakan
cikal bakal berdirinya Negara Amerika Serikat. Ironisnya,
mereka mendirikan Negara baru dengan menindas, membantai,
dan mengusir suku-suku pribumi yang ada. Bahkan, sebelum
bersatu menjadi sebuah Negara Amerika Serikat, para pengungsi

Visi Indonesia Raya


itu justru saling berperang sendiri untuk memperluas wilayah
koloni masing-masing.

Dan, itulah yang terjadi di dunia kita saat ini, yang


seharusnya tidak boleh terjadi, saat kita memilih untuk
menempuh jalan meninggalkan agama Allah.

66
KE MANA ARAH

Biduk INI

Pembukaan UUD 1945 merupakan curahan suara hati,


hasrat, harapan serta cita-cita luhur seluruh bangsa Indonesia. Ia
merupakan kompas pemandu arah perjalanan bangsa. Ia adalah
Titik Nol di mana bangsa ini harus memulai sekaligus
mengakhiri sebuah perjalanan perjuangan kemanusiaan. The end
is the beginning, tujuan yang hendak dicapai menjadi pemicu
awal untuk bergerak.

Visi Indonesia Raya sebagai sebuah Sumpah


Visi Indonesia Raya
Palapanya bangsa Indonesia yaitu untuk mewujudkan Tata
Dunia Beradab (The New Ordered World) tanpa ada lagi
penjajahan dan ketidakadilan terhadap sesama manusia. Visi ini
kita sandarkan sepenuhnya kepada keimanan kepada Allah Yang
Maha Kuasa, laa hawla wa laa quwwata illa billah, yang atas
berkat rahmat-Nya kita bisa merdeka dan oleh sebab itu kita
menginginkan kemerdekaan untuk seluruh umat manusia di
dunia.

Visi ini tentunya hanya bisa terwujud kalau negara


Indonesia kuat di segala bidang sebagaimana telah tertuang
dalam empat pokok Tujuan Negara Indonesia. Dan jangan

67
dilupakan bahwa Indonesia sebagai sebuah negara Islam, maka
ia adalah bagian dari 1,6 Milyar umat Islam di seluruh dunia.
Jika Indonesia mampu menjadikan dirinya kuat, maka langkah
selanjutnya adalah merangkul potensi yang ada pada Dunia
Islam tersebut.

Akan tetapi, umat Islam juga bukan umat yang mau


menang sendiri. Bagaimanapun, umat Islam juga merupakan
bagian dari seluruh umat manusia yang berjumlah 7,3 milyar di
muka bumi. Oleh karena itu, tugas Indonesia ke depan bukan
saja sekadar menyatukan Dunia Islam, tetapi juga merangkul
seluruh umat manusia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial. Inilah arah dan tujuan berdirinya
Visi Indonesia Raya
negara INI jika kita konsekuen dengan isi Pembukaan UUD
1945. Inilah Visi Indonesia Raya ber-Wawasan Semesta:

68
The Old New World Order
Sejak tahun 1991, setelah Blok Barat memenangkan
Perang Dingin, mulailah dicanangkan konsep The New World
Order oleh AS. Konsep Tata Dunia Baru itu bertujuan untuk
mewujudkan dunia yang lebih baik berdasarkan konsep HAM
dan Demokrasi ala Barat. Dan, secara singkat hasilnya bisa kita
saksikan saat ini.

Apakah dunia menjadi lebih baik sejak saat itu ?

Apakah sudah tidak ada lagi peperangan yang terjadi ? Setiap


konflik diselesaikan dengan cara damai (beradab) dan bukan
melulu dengan kekuatan senjata (barbar) ?

Apakah nilai HAM dan Demokrasi ala Barat itu dapat


Visi Indonesia Raya
memeratakan kesejahteraan umat manusia di dunia ? Yang Kaya
merasa bertanggung jawab terhadap Yang Miskin ? Yang Kuat
sukarela membantu Yang Lemah ?

Apakah kemajuan peradaban dan teknologi yang dibanggakan


Barat itu juga dapat sekaligus meningkatkan kualitas dan derajat
manusia dan kemanusiaan ? Moral dan akhlaknya ?

Bagaimana dengan kerusakan lingkungan di seluruh belahan


bumi akibat eksploitasi ekonomi, adakah yang berani memikul
tanggung jawabnya ?

69
Dan kita tetap berani menyatakan diri sebagai manusia yang
modern dan beradab ?

Yang dihasilkan manusia-manusia modern saat ini tidak lebih


dari sekadar sampah, material maupun spiritual!!!

Benda-benda canggih yang sangat kita banggakan di abad


teknologi ini, akhirnya hanya akan menjadi barang rongsokan
yang tidak bisa didaur ulang, bahkan sekadar selembar plastik
pun manusia tidak punya teknologi untuk menguraikannya!!!

Pendidikan di dunia modern hanya menghasilkan manusia-


manusia kapitalis, borjuis, materialistis, bahkan menciptakan
jenis baru manusia yang menamakan dirinya LGBT ???

Visi Indonesia Raya


Jika mencemati sejarah bangsa Kulit Putih, maka dengan
mudah bisa kita saksikan watak barbar yang merupakan bawaan
mereka. Bahkan sejak sebelum berdirinya Romawi hingga
keruntuhannya, terbentuknya Negara-negara Eropa, Amerika
Serikat hingga Australia, bangsa Kulit Putih selalu saja
menggunakan perang untuk mencapai kepentingan dan
tujuannya. Mereka tidak segan untuk saling berperang dengan
sesama bangsa Kulit Putih, apalagi sekadar menindas, mengusir,
dan bahkan memusnahkan kaum-kaum pribumi yang sudah
lebih dulu ada di suatu wilayah.

70
Perang Protestan vs Katolik sepanjang Abad Kegelapan
Eropa adalah antar bangsa Kulit Putih. Perang antar negara-
negara Penjajah selama abad 16-20, Portugal vs Spanyol adalah
sesama bangsa Kulit Putih Katolik, lalu muncul Protestan
Belanda, Sekuler Perancis, Anglikan Inggris, semuanya saling
berperang memperebutkan wilayah jajahan di seluruh penjuru
dunia. Perang Dunia I adalah antar sesama Negara Kulit Putih,
demikian pula Perang Dunia II.

Setelah dicanangkan New World Order pun masih juga


terjadi perang sesama Kulit Putih, Perang Yugoslavia 1990-
2001. Dan, sekarang peperangan mulai diekspor ke Dunia Islam
di Kawasan Timteng. Syiah didukung persenjataan dari
Visi Indonesia Raya
Komunis Kulit Putih Rusia, sementara negara-negara Islam
didukung persenjataan dari Blok Kapitalis Kulit Putih Barat.

The New Ordered World (Tata Dunia Beradab) : Masa


Depan Dunia dengan Indonesia sebagai Lokomotifnya
Maka, sekarang tidakkah bangsa Indonesia mau mulai
berpikir untuk mencari tahu apa yang salah dengan keadaan di
dunia saat ini? Untuk selanjutnya dapat memberikan jalan keluar
bagi dunia kita yang sedang sakit ini? Apa yang menjadi tekad
The New World Order untuk menciptakan kesejahteraan
manusia berdasarkan nilai HAM dan demokrasi itu sejatinya

71
sudah bagus. Demikian pula kalau kita masih ingat tekad Orde
Baru untuk melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara
murni dan konsekuen, membangun manusia Indonesia
seutuhnya dan masyarakat Indonesia seluruhnya yang selaras,
serasi, dan seimbang dengan konsep Wawasan Nusantara.
Semua hal di atas sudah baik.

Hanya saja, kita lupa bahwa sebaik apapun konsep


buatan manusia, manusia tetaplah makhluk yang lemah.
Manusia bahkan tidak bisa menjelaskan definisi dirinya sendiri,
apa, siapa, dari mana dan mau ke mana manusia itu ? Manusia
hanya bisa menjangkau apa yang bisa diindera, sementara
kemampuan akal pikiran dan indera manusia itu sangatlah
Visi Indonesia Raya
terbatas. Dan, selama ini pula manusia berusaha sekuat tenaga
mengandalkan dirinya sendiri untuk menyelesaikan semua
masalah kehidupannya dan terbukti selalu gagal dan gagal
karena manusia meninggalkan Tuhan.

Oleh karena itu, inilah saatnya bagi bangsa Indonesia


untuk menawarkan obat penyembuh kepada dunia. Satu-satunya
penyembuh yang dapat membawa manusia untuk menemukan
kebahagiaan sejati di dunia dan akhirat. Konsep-konsep
kemanusiaan yang ada selama ini telah terbukti gagal. Kini
saatnya bangsa Indonesia menawarkan sebuah konsep
Kemanusiaan Berlandaskan Ketuhanan.

72
Kemanusiaan & Ketuhanan




30. Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:
"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di
muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami
senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan
Visi Indonesia Raya
Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui
apa yang tidak kamu ketahui"

Ayat di atas dan beberapa ayat selanjutnya menceritakan


kisah tujuan penciptaan manusia oleh Allah swt. Untuk lebih
jelasnya bisa dibaca di beberapa situs berikut:

http://prigikambangan.blogspot.co.id/2013/03/dialog-allah-
subhanahu-wa-taala-dengan.html

http://kajiancahayaislam.blogspot.co.id/2013/06/mencermati-
dialog-allah-swt-dengan-iblis.html

73
https://constantine23.wordpress.com/2013/06/10/dialog-nabi-
adam-a-s-dengan-allah-swt-vs-dialog-iblis-dengan-allah-swt-
perangkat-perang-nabi-adam-a-s-dengan-iblis/

Setelah membaca dan memahami penjelasan pada situs-situs di


atas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Pertama, bahwa manusia bukan makhluk yang ada


dengan sendirinya, tetapi merupakan makhluk yang diciptakan
oleh Allah swt dengan tujuan sebagai hamba Allah (abdullah)
dan pengelola bumi (khalifah fil ardh).

Kedua, manusia pertama yang diciptakan oleh Allah


adalah Adam dan yang kedua adalah Hawa. Keduanya sebagai
nenek moyang yang menurunkan manusia seluruhnya untuk
Visi Indonesia Raya
menghuni bumi. Artinya, semua manusia di dunia ini apapun
sukunya, agamanya, ideologinya, statusnya, dan segala aksesoris
perbedaan duniawi lainnya adalah saling bersaudara.

Ketiga, Iblis membangkang perintah Allah untuk sujud


kepada Adam didasari oleh sikap sombong. Allah melaknat Iblis
dan akan mengekalkannya di neraka. Iblis menerima keputusan
Allah sambil meminta penundaan hukumannya karena ingin
membuktikan kepada Allah bahwa makhluk terbaik
kesayangan Allah yang bernama Manusia itu tidak lebih dari
para makhluk durhaka seperti dirinya yang sepantasnya juga
ditempatkan di Neraka.

74
Keempat, Allah menerima tantangan Iblis untuk
membuktikan kualitas Manusia di hadapan Allah. Allah
mengingatkan kepada manusia bahwa Iblis adalah satu-satunya
musuh sejati yang nyata bagi manusia. Selama manusia mau
berpegang kepada ajaran dan aturan Allah, maka manusia tidak
akan tersesat. Akan tetapi, jika manusia berlepas diri dari Allah,
maka Allah pun juga akan berlepas diri dari manusia.

Kelima, bumi adalah tempat pertempuran Iblis dengan


Manusia. Iblis akan berusaha menyeret sebanyak-banyaknya
manusia untuk menemaninya di neraka. Iblis akan menggoda
dan mengadu domba seluruh manusia. Maka, pada dasarnya
setiap perselisihan, pertentangan, pertumpahan darah,
Visi Indonesia Raya
peperangan di antara sesama manusia adalah hasil skenario Iblis.
Iblis tidak peduli apakah manusia yang saling bunuh itu sesama
muslim atau nonmuslim, yang penting, Iblis bisa selalu
tertawa,,hahaha

Keenam, hanya manusia-manusia yang ikhlas yang bisa


selamat dari godaan Iblis. Ikhlas yaitu manusia menyadari
bahwa segala sesuatunya adalah milik Allah, termasuk dirinya,
dan akan kembali kepada Allah. Karena itu, ia senantiasa hanya
berharap ridha dari Allah dalam setiap aktivitas hidupnya. Ia
tidak pernah merasa memiliki sesuatu karena semua adalah
titipan Allah, dan karenanya, dia tidak akan pernah merasa

75
kehilangan yang berlebihan. Dengan ikhlas, manusia akan
menjauhi sifat-sifat buruk yang menjadi sumber kejahatan dan
dosa, seperti : sombong, serakah, iri hati, amarah, hawa nafsu,
rakus, malas.

Ketujuh, bumi atau kehidupan dunia adalah ajang


pembuktian bagi Manusia di hadapan Allah, apakah kelak di
akhirat ia pantas ditempatkan di Surga ataukah sebaliknya,
menemani sang musuh utama, Iblis, kekal di neraka.

Fastabiqul Khairat (Berlomba dalam Kebaikan)


Sebagaimana terekam dalam dialog antara Adam as
dengan Allah swt (baca situs-situs di atas) bahwa manusia diberi
Visi Indonesia Raya
modal oleh Allah dengan hal-hal sebagai berikut:

Niat buruk tidak dihitung sebagai dosa

Niat buruk yang diurungkan dihitung satu pahala

Perbuatan buruk dihitung satu dosa

Niat baik dihitung satu pahala

Niat baik yang dilaksanakan dihitung 10 700


pahala

Karena itu, manusia yang melakukan dosa tidak boleh berkecil


hati dan putus asa karena ampunan Allah selalu lebih luas dari

76
seberapapun besar dosa manusia, selama ia tidak mati dalam
keadaan syirik.

Allah juga menyiapkan Surga yang bertingkat-tingkat


bagi manusia sesuai kualitas karya hidupnya, begitu pula dengan
Neraka. Di sinilah arti pentingnya fastabiqul khairat. Secara
garis besar, Surga terdiri dari 7 tingkatan disesuaikan dengan
kualitas karya hidup manusia-manusia calon penghuninya.
Secara sederhana dapat digambarkan sebagai berikut:

Surga Tingkat 1, diperuntukkan bagi mereka yang lebih


banyak dosanya dibandingkan pahalanya. Hal ini didasarkan
pada hadis tentang orang terakhir yang masuk surga di mana
sebelumnya dia dimasukkan dulu ke neraka untuk menebus
Visi Indonesia Raya
seluruh dosanya. Maka, setelah habis terbakar semua dosanya,
ia telah suci kembali dan berhak untuk mendapatkan tempat di
Surga Allah dengan tingkatan paling rendah.

Surga Tingkat 2, diperuntukkan bagi mereka yang


mencukupkan dirinya dengan perintah-perintah ibadah yang
wajib saja, seperti Shalat 5 waktu, Zakat, Puasa Ramadhan, Haji
bila mampu (Rukun Islam).

Surga Tingkat 3, diperuntukkan bagi mereka yang selain


menjalankan ibadah yang wajib juga ditambah dengan ibadah-
ibadah sunah yang lebih bersifat pribadi, seperti : shalat sunah,
puasa sunah.

77
Surga Tingkat 4, diperuntukkan bagi mereka yang
menjalankan ibadah wajib, sunah pribadi, dan ditambah dengan
sunah yang bersifat sosial, seperti infaq dan sedekah yang
memiliki kemanfaatan untuk sesama yang membutuhkan.

Surga Tingkat 5, diperuntukkan bagi mereka yang


beribadah wajib, sunah pribadi, sunah sosial, dan ditambah
dengan berdakwah amar maruf (mengajak kepada kebaikan).

Surga Tingkat 6, diperuntukkan bagi mereka yang


menjalankan semua kriteria di atas, ditambah dengan dakwah
nahi munkar (mencegah keburukan). Jika berdakwah mengajak
kepada kebaikan, biasanya masyarakat tidak akan merasa
terganggu. Akan tetapi, bila dakwah bersifat mencegah
Visi Indonesia Raya
keburukan, maka biasanya masyarakat yang merasa menjadi
sasaran akan berupaya melawan sehingga berpotensi
menimbulkan resiko dari yang ringan sampai dengan yang
serius. Karena itu, nilai dakwah nahi munkar dipandang lebih
tinggi dari sekadar amar maruf.

Surga Tingkat 7, adalah surganya para Nabi, Shiddiqin,


Syuhada, Shalihin. Ini adalah kriteria kualitas manusia tertinggi
yang mendarmabaktikan seluruh jiwa, raga, dan nyawanya
untuk tunduk kepada kehendak Allah. Mereka memahami
hakikat kehidupan yang hanya sementara di dunia sehingga
sama sekali tidak silau dengan segala macam perhiasan dunia.

78
Seluruh gerak hidupnya adalah ibadah, bekerjanya ibadah,
istirahatnya ibadah, gerak-geriknya ibadah, lisan, hati, dan
pikirannya senantiasa berdzikir mengingat Allah, selalu berolah
rasa, pikir, dan raga untuk mewujudkan kebaikan bagi sesama.

Namun, hati-hati, kriteria ini tidak sama dengan orang-


orang yang disebut Sufi, tasawuf, atau tarekat yang hanya
mengurung diri untuk mengerjakan ritual-ritual yang mereka
sebut hakikat dan makrifat dengan meninggalkan syariat.
Bahkan dikatakan mereka itu sakti mandraguna, sama sekali
bukan seperti itu Mereka bukan para pengangguran berjubah
yang menggantungkan nafkahnya dari sedekah umat. Mereka
bekerja untuk mencukupi nafkahnya sendiri sambil senantiasa
Visi Indonesia Raya
berdakwah amar maruf nahi munkar dan bilamana perlu
mereka senantiasa siap ber-jihad fi sabilillah.

Mereka boleh jadi para profesional, atau orang-orang


kaya, ataupun orang yang mencukupkan diri dengan
kesederhanaan dan kebersahajaan. Akan tetapi, apapun
keadaannya mereka senantiasa melakukan yang terbaik dengan
apa yang ada pada diri mereka, dengan kemampuan, tenaga,
waktu, pikiran, harta atau apapun yang sudah diamanahkan oleh
Allah pada diri mereka. Mereka mendayagunakannya secara
maksimal untuk memberikan kebaikan kepada sebanyak
mungkin manusia, khairunnaas anfauhum linnaas, sebaik-

79
baik manusia adalah yang bermanfaat bagi sesamanya (HR.
Ahmad & Thabrani).

Maka, pertanyaan kuncinya adalah :

Manusia dengan kualitas surga ke berapakah diri Saya saat


ini?

Jika Saya mati saat ini, di surga tingkat ke berapakah Allah


akan menempatkan diri Saya ?

Kemandirian dan Kemerdekaan Manusia


Firman Allah swt, QS. Al Baqarah : 286 :

Indonesia
Visi Raya

286. Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang
diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang
dikerjakannya.

Setiap manusia telah dibekali oleh Allah dengan


kemampuan masing-masing serta diberi beban sesuai
kemampuannya itu. Kelak di akhirat, Allah akan meminta
pertanggungjawaban manusia atas pelaksanaannya. Maka, tugas
pertama manusia adalah mengeksplorasi kemampuan apa yang

80
diamanahkan oleh Allah pada dirinya. Setelah itu, ia hanya perlu
melakukan yang terbaik sesuai kemampuan yang ada padanya
itu dalam kerangka ber-fastabiqul khairat.

Secara logisnya, Allah akan menilai seberapa besar


usaha yang telah dikeluarkan manusia, bukan pada hasil
akhirnya. Misalnya, seseorang melakukan sesuatu dan
menghasilkan 7, sementara ada orang lain melakukan hal yang
sama dengan hasil hanya 5. Ternyata, orang yang mendapatkan
hasil 7 itu baru menggunakan 50% dari kemampuan yang
diberikan oleh Allah padanya, sementara orang yang
menghasilkan hanya 5 sudah mengeluarkan 85%
kemampuannya. Maka, secara logisnya, orang yang telah
Visi Indonesia Raya
mengeluarkan usaha lebih besar itu yang akan mendapatkan
pahala lebih besar dari Allah meski hasilnya lebih kecil. Karena
itu, manusia hendaknya fokus pada bagaimana memaksimalkan
usahanya dan menyerahkan hasilnya kepada Allah.

Namun, yang perlu dipahami adalah bahwa Hasil selalu


berbanding lurus dengan Usaha (sunnatullah). Artinya, ketika
usaha manusia itu berhasil, berarti cara yang ia gunakan sudah
benar. Sementara, jika usaha manusia itu gagal, artinya cara
yang ia gunakan pasti salah atau kurang. Maka, ketika manusia
menemui kegagalan, hal yang pertama harus dilakukan adalah

81
mengevaluasi cara kerjanya dan bukan menyalahkan keadaan
atau bahkan Tuhan.

Selanjutnya, kelak di akhirat manusia akan dimintai


pertanggungjawaban oleh Allah sebagai masing-masing pribadi.
Manusia tidak akan ditanya siapa tokoh idolanya, kyainya,
syaikhnya, ustadznya, atau apa organisasi yang diikutinya, apa
kewarganegaraannya. Maka, hendaknya selama hidup di dunia,
manusia berusaha mengandalkan dirinya sendiri dalam berpikir
dan bertindak, menentukan apa yang benar dan salah menurut
kemampuan akalnya sendiri (berdasarkan ilmu/wahyu) dan tidak
sekadar membebek atau bahkan bersikap fanatik pada pendapat
tokoh ini atau ustadz itu, kyai sini atau syaikh sana. Kelak di
Visi Indonesia Raya
akhirat para tokoh, ustadz, kyai, syaikh itu tidak akan bisa
menjadi pembela bagi para pengikutnya, demikian pula
sebaliknya.

Inilah manusia Muslim yang mandiri. Ia mengerahkan


segenap kemampuannya untuk memahami dan menjalankan
aturan-aturan Allah dengan ilmu tanpa tergantung dan terikat
apalagi fanatik pada tokoh atau organisasi. Dan, sekali lagi
semua itu dilakukan dalam kerangka fastabiqul khairat untuk
memberikan sebesar-besarnya manfaat bagi sebanyak-
banyaknya manusia.

82
The End is The Beginning
Akhirat adalah terminal akhir perjalanan hidup manusia.
Nasib manusia ditentukan oleh bekal pahala kebaikan yang
kelak akan dibawanya ke akhirat. Oleh karena itu, manusia yang
cerdas berlomba-lomba untuk melakukan amal kebaikan di
dunia. Namun, masa hidup manusia di dunia dibatasi oleh
kematian yang akan memutus semua amal kebaikan sebagai
sumber pahala.

Sabda Rasulullah saw :



Visi Indonesia Raya
Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya
kecuali tiga perkara yaitu: sedekah jariyah, ilmu yang
dimanfaatkan, atau doa anak yang sholeh (HR. Muslim no.
1631)

Dari Abu Hurairah, ujarnya Nabi saw. bersabda:"Sesungguhnya amal


dan kebajikan seorang mukmin yang tetap akan mengalir pahalanya
kepadanya setelah ia mati yaitu: ilmu yang ia sebarkan kepada orang
lain, meninggalkan anak yang soleh, membagikan mush-haf Al-
Qur'an, membangun masjid atau rumah singgah untuk musafir, atau
membangun saluran air untuk umum atau mengeluarkan sedekah
semasa dirinya masih hidup dan sehat dari hartanya sendiri. Semua
kebajikan itu akan mengalir pahalanya kepadanya setelah ia mati."
(H.R. Ibnu Majah)

83
Seorang Muslim yang cerdas akan senantiasa
memperhatikan hal-hal tersebut dalam hidupnya, berusaha
menghasilkan dan menebarkan hal-hal yang bermanfaat bagi
banyak orang, menyebarluaskan ilmu, menggunakan hartanya
untuk kebaikan sesama, membina generasi keturunan yang saleh
yang akan memakmurkan bumi dan menebarkan kebajikan
kepada seluruh umat manusia

Orientasinya adalah akhirat, maka ia shalat dan


menebarkan manfaat, ia puasa dan rajin berderma, ia bekerja
keras demi kebaikan pribadi, keluarga, dan juga umat. Inilah
manusia Indonesia seutuhnya yang akan menjadi lokomotif bagi
perubahan dunia menuju The New Ordered World.
Visi Indonesia Raya
Inilah poin kunci selanjutnya, yaitu Wawasan Semesta :

Melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan


konsekuen sesuai tuntunan kitabullah dan sunnah Rasulullah
untuk mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya yang
selaras, serasi, dan seimbang dengan kehendak Allah di dalam
tujuan penciptaan manusia sebagai Abdullah dan Khalifah
fil ardh untuk memberikan kemanfaatan sebesar-besarnya
bagi umat manusia seluruhnya

Maka, sejalan dengan Visi Indonesia Raya sebagai


intisari Pembukaan UUD 1945, hal-hal tersebut di atas lah
yang hendaknya melandasi setiap gerak dan langkah bangsa

84
Indonesia ke depan. Tidak ada waktu lagi untuk mencari-cari
alasan. Dunia sedang diambang lubang gelap kehancuran yang
digali sendiri oleh manusia-manusia yang terjerat oleh skenario
Iblis. Dunia membutuhkan sebuah revolusi yang radikal, dan
inilah:

Sebuah Revolusi Damai : Dari Indonesia Untuk Dunia

Ayo, Brother Jo, buktikan Revolusi Mentalmu!!!

Visi Indonesia Raya

85
INDONESIA NEGARA ISLAM

Beragama dengan Logika

Allah menciptakan manusia dan membekalinya dengan


perangkat yang sama berupa akal pikiran dan hati nurani untuk
mencari atau menangkap ilmu. Ilmu berfungsi untuk mengenali
dan memahami aturan atau Syariat Allah yang berlaku bagi
manusia dan seluruh makhluk ciptaan Allah berupa petunjuk
Qauliyah maupun Kauniyah.


Visi Indonesia Raya

Barangsiapa menginginkan dunia, hendaklah dengan
ilmu. Barangsiapa menginginkan akhirat, hendaklah dengan
ilmu. Barangsiapa menginginkan keduanya, hendaklah dengan
ilmu. (HR. Tirmidzi)

Sebuah kisah di zaman Rasulullah saw :

:

.

86

: . :
.
Dari Atha bin Yasar, dari Abu Said Al-Khudriy, ia berkata :
Dua orang laki-laki keluar dalam satu bepergian, lalu datang
waktu shalat (padahal keduanya tidak membawa air), kemudian
kedua orang itu bertayammum dengan debu yang bersih, lantas
keduanya shalat, kemudian (selesai shalat) mendapati air dalam
waktu itu. Lalu salah seorang dari padanya mengulangi dengan
wudlu dan shalat, sedang yang lain tidak mengulangi.
Kemudian kedua orang itu menghadap Rasulullah SAW, lalu
Visi Indonesia Raya
menceritakan hal itu kepada beliau, maka Nabi SAW bersabda
kepada orang yang tidak mengulangi, Kamu sesuai dengan
sunnah dan shalatmu sudah memadai. Dan terhadap orang
yang wudlu dan mengulangi, beliau bersabda, Bagimu pahala
dua kali. [HR. Nasai dan Abu Dawud, dan ini adalah lafadh
Abu Dawud, dalam Nailul Authar I : 311]

Dalam kisah di atas, kedua orang Muslim tersebut


berusaha menjalankan perintah agama sesuai kemampuan
berpikirnya masing-masing tanpa harus tergantung satu-sama
lain. Inilah yang disebut mandiri dalam berpikir (beragama)
yang mana kelak di akhirat setiap orang akan dimintai

87
pertanggungjawabannya masing-masing. Kerjakan dahulu
sesuatu sesuai kemampuan berpikir masing-masing. Apabila
keliru, maka Allah akan mengampuninya dan jika benar, maka
Allah memberikan dua pahala, sebagaimana sabda Rasulullah
saw :

Dari Amru bin Al-Aash radliyallaahu anhu : Bahwasannya


Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam bersabda :


.
Apabila seorang hakim menghukumi satu perkara, lalu
berijtihad dan benar, baginya dua pahala. Dan apabila ia
menghukumi satu perkara, lalu berijtihad dan keliru, baginya
satu pahala.
(HR. Bukhari 13/268, HR. Muslim 1716)
Visi Indonesia Raya
Sebuah kisah lain di zaman Rasulullah saw :

:
:
. :
: .
. .

.
88
Dari Jabir, ia berkata : Kami pernah keluar dalam safar
(bepergian), lalu salah seorang diantara kami kena batu,
sehingga luka di kepalanya, kemudian ia mimpi keluar mani,
lalu bertanya kepada kawan-kawannya, Apakah kamu
mendapatkan dalil yang membolehkan aku tayammum?.
Mereka menjawab, Kami tidak mendapati dalil yang
membolehkan kamu tayammum, karena dapat menggunakan
air. Lalu ia mandi, kemudian ia mati. Maka tatkala kami
sampai di hadapan Nabi SAW, hal itu diceritakan kepada beliau,
lalu Nabi SAW bersabda, Celaka mereka itu, karena mereka
telah membunuhnya! Mengapa mereka tidak bertanya.
Sesungguhnya cukup baginya bertayammum dan membalut

Visi Indonesia Raya


lukanya itu dengan sepotong kain, lantas ia mengusap di
atasnya, dan membasuh seluruh badannya. [HR. Abu Dawud
dan Daruquthni, dalam Nailul Authar I : 301]

Seorang Muslim sama sekali tidak boleh taklid buta pada


pendapat orang lain dalam artian mengikuti suatu pendapat
tanpa mengetahui dalil atau sandaran hukumnya. Boleh bertanya
kepada orang yang dikenal sebagai ahli ilmu dengan tetap
mengedepankan nalar kritis. Sehingga, ketika seorang Muslim
memutuskan untuk mengikuti suatu pendapat, maka hal itu
muncul dari pertimbangan nalarnya secara matang. Taklid buta
dilarang dalam Islam sehingga jika pendapat yang diikuti itu

89
benar, ia tidak mendapat pahala, sementara jika keliru, ia pun
ikut berdosa.

Firman Allah swt QS. Al Israa : 36,







36. Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak


mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya
pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta
pertanggungjawabannya

Visi Indonesia Raya


Rumus Sederhana Logika Islam
Ajaran dan aturan Islam mencakup urusan Dunia dan
Akhirat. Urusan Dunia berkenaan dengan segala sesuatu yang
berhubungan dengan kebutuhan jasmani manusia seperti makan,
minum, hubungan seksual, berpakaian, bertempat tinggal,
bergaul dengan sesama, dsb. Meminjam Teori Kebudayaan,
dikenal Konsep 7 Unsur Budaya Universal, yaitu :

1. Sistem Kepercayaan/Agama

2. Sistem Kekerabatan & Kemasyarakatan/Pemerintahan

90
3. Sistem Mata Pencaharian/Ekonomi

4. Sistem Pengetahuan/Sains

5. Sistem Peralatan Hidup/Teknologi

6. Bahasa

7. Kesenian

Sistem Kepercayaan berhubungan dengan hal-hal ghaib


yang dipercayai manusia di luar kemampuan nalar dan
jasmaninya. Misalnya, siapa nama Tuhan ? Ada berapa jumlah
Tuhan ? Bagaimana cara menyembah Tuhan ? Hal-hal seperti
ini hanya dapat diketahui oleh manusia melalui informasi
Wahyu. Maka, dalam Islam hal-hal yang bersifat Akidah &
Visi Indonesia Raya
Ibadah wajib menunggu adanya dalil berupa Ayat Quran atau
Hadis Nabi. Tanpa adanya dalil, manusia tidak boleh membuat-
buat aturan dan ritual sendiri karena bisa jatuh dalam perbuatan
Syirik dan Bidah. Hal seperti ini dalam Teori Fiqh disebut
perbuatan Qurbah (pendekatan/penyembahan Tuhan).

Pada dasarnya, Allah tidak butuh disembah oleh


siapapun. Sekiranya seluruh alam semesta dan makhluk ciptaan
Allah tunduk kepada-Nya dengan sukarela maupun terpaksa,
maka itu tidak akan menambah sedikitpun Kekuasaan-Nya.
Sebaliknya, jika semua makhluk durhaka, itu tidak akan
mengurangi secuilpun Kekuasaan-Nya. Cukuplah bagi manusia

91
mengerjakan apa yang diwajibkan kepadanya dan jika mau,
maka manusia bisa menambahnya dengan yang sunah. Maka,
kepada mereka yang suka berinovasi dalam ibadah patut
ditanyakan : Apakah seluruh ibadah wajib sudah dikerjakan
secara sempurna ? Apakah seluruh ibadah sunah pun juga sudah
habis dilahap setiap hari sehingga masih merasa kurang dan
perlu membuat ritual ibadah sendiri ?

Perbuatan ibadah dimaksudkan semata-mata untuk


mendapatkan ridha Allah sehingga Allah berkenan mengangkat
pelakunya ke dalam Surga. Manusia tidak berhak untuk
berinovasi dalam hal ibadah, apalagi membuat-buat ritual yang
ujung-ujungnya adalah supaya cepat kaya, mendapat jabatan, dll
Visi Indonesia Raya
yang bersifat materialistis duniawi. Termasuk dalam hal ini
adalah bersedekah dengan niat mendapatkan materi yang
berlipat di dunia.

20. Barang siapa yang menghendaki keuntungan di


akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barang
siapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan

92
kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada
baginya suatu bahagianpun di akhirat

Sekali lagi, niat dalam beribadah hendaknya hanya


dimaksudkan untuk mendapatkan ridha Allah. Jika Allah sudah
ridha, maka segala urusan manusia akan dilancarkan oleh Allah
sesuai kehendak-Nya, bukan kehendak manusia. Tapi, kalau
sedari awal niatnya adalah demi mendapatkan dunia, maka kelak
di Akhirat ia tidak akan mendapatkan pahala.









Visi Indonesia Raya
186. Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu
tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat.
Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia
memohon kepada-Ku, dengan syarat mereka itu memenuhi
segala perintah-Ku dan mengimani ke-Esa-an-Ku, agar mereka
selamat dari kesesatan

Selanjutnya, dalam urusan Dunia yang mencakup 6


Unsur Budaya selain Agama di atas, manusia diberi keleluasaan
untuk berpikir dan membuat aturan sendiri, kecuali ada aturan
agama yang secara tegas menetapkan ketentuan-Nya. Misalnya,
untuk sekadar bisa berhubungan seksual dengan lawan jenis,

93
maka manusia harus melalui prosesi pernikahan lebih dulu
dengan semua prosedurnya mulai dari melamar, menyiapkan
maskawin, akad nikah, ada wali, ada saksi, dsb yang mana bila
dilanggar salah satunya saja, maka dianggap tidak sah/batal dan
berdosa. Hal seperti ini dalam Teori Fiqh disebut perbuatan
Thaah, yaitu masalah Dunia yang pelaksanaannya wajib tunduk
pada ketentuan Agama.

Contoh lain dalam urusan Thaah misalnya, urusan


pakaian wanita. Islam mengatur pakaian wanita (hijab) wajib
menutup seluruh anggota badannya yang disebut aurat, kecuali
wajah dan kedua telapak tangan. Kriteria hijab adalah menutup
seluruh aurat, tidak boleh tembus pandang/tipis, tidak boleh
Visi Indonesia Raya
ketat/tercetak bentuk anggota tubuh, memakai kerudung yang
panjangnya hingga menutup dada, tidak boleh
mencolok/menarik perhatian berlebihan baik model maupun
warnanya, dsb. Salah satu saja dari kriteria tersebut dilanggar,
maka ibadahnya tidak sah dan batal pula pahalanya bahkan
justru berdosa. Ibarat seseorang yang mengerjakan Sholat tapi
tidak mengawali dengan Takbiratul Ikhram atau tidak
mengakhiri dengan Salam, maka dengan sendirinya sia-sialah
amalnya.

Sementara, dalam urusan Dunia yang tidak diatur secara


spesifik oleh Agama, maka manusia bebas berpikir dan

94
berinovasi. Misalnya, membuat desain rumah, alat transportasi,
alat komunikasi, dsb. Hal-hal seperti ini dalam Teori Fiqh
disebut perbuatan Jibilah (tabiat manusia).

Ajaran Islam juga mengatur tentang Tata Nilai. Selain


nilai baik dan buruk menurut etika, atau nilai benar dan salah
menurut logika, atau nilai indah dan jelek dalam estetika, Islam
mengatur nilai-nilai spesifik religius yang berpotensi
menyebabkan pahala atau dosa, yaitu wajib, sunah, haram,
halal, makruh. Secara sederhana, dalam setiap urusan Qurbah,
segala macam perbuatan adalah haram sebelum ada perintah
Wahyu. Dalam urusan Jibilah, segala macam perbuatan adalah
halal sebelum ada larangan Wahyu.
Visi Indonesia Raya
Semua perintah Wahyu adalah Wajib, kecuali ada
keterangan yang membatasi. Semua larangan Wahyu adalah
Haram, kecuali ada keterangan yang membatasi. Misalnya,
Allah mewajibkan solat Tahajud khusus bagi Nabi, sementara
bagi umatnya hukumnya adalah sunah. Allah melarang
menerima sedekah bagi Nabi dan keluarganya, tapi halal buat
umatnya. Manusia boleh makan apa saja, tapi Allah
mengharamkan babi. Manusia boleh minum apa saja, tapi Allah
mengharamkan minuman keras. Zakat adalah perintah Wajib
bagi yang mampu, sementara sedekah adalah anjuran Sunah
bagi setiap orang apapun keadaannya.

95
Rumusan-rumusan praktis seperti inilah yang wajib
diajarkan oleh para Kyai, Syaikh, dan Ustadz kepada umat,
bukannya hanya sekadar memaksakan pendapat. Umat
hendaknya dididik untuk berpikir mandiri, bersikap kritis, dan
bijak dalam berbeda pendapat. Jika terjadi perbedaan pendapat,
hendaknya umat didorong untuk saling belajar, berdiskusi,
bertukar pikiran dengan pihak-pihak lain. Sebagai pencari
kebenaran, seseorang wajib bersikap terbuka dengan menyadari
kemungkinan bahwa dirinyalah yang salah dan boleh jadi pihak
lain yang benar.

Contoh perdebatan ilmiah dalam beragama untuk


mencari kebenaran dapat disaksikan pada tayangan berikut :
Visi Indonesia Raya
https://www.youtube.com/results?search_query=zakir+naik+deb
at+cadar

96
OTOKRITIK KONDISI UMAT ISLAM

Umat Islam berjumlah kurang lebih 1,6 milyar di seluruh


dunia. Wilayah kekuasaannya membentang dari Afrika Utara
hingga Asia Tenggara, dan dari Eropa Timur hingga Asia
Tengah. Namun, dengan jumlah yang sedemikian besar dan
wilayah sedemikian luas itu, kondisi umat Islam dapat dikatakan
sangat memprihatinkan. Umat Islam berpecah-belah menjadi
puluhan Negara yang satupun tidak ada yang maju. Padahal,
Allah sendiri telah menyatakan bahwa umat Islam adalah umat
terbaik di antara sekian umat yang diciptakan Allah. Namun,
yang tidak disadari oleh umat Islam itu sendiri adalah bahwa
Visi Indonesia Raya
posisi umat terbaik itu merupakan sebuah kondisi bersyarat.

Firman Allah swt, QS. Ali Imran : 110,

110. Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk


manusia, menyuruh kepada yang maruf, dan mencegah dari
yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab

97
beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka
ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang
yang fasik.

Demikianlah Allah memuliakan derajat umat islam


dengan syarat mereka melakukan amar maruf, nahi munkar,
mengajak kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran.
Kebaikan adalah segala sesuatu yang sesuai dengan Syariat,
sementara kemungkaran adalah segala sesuatu yang
bertentangan dengan Syariat. Maka, kunci kemuliaan umat
Islam terletak pada kesediaan mereka untuk menjalankan
Syariat Allah secara murni dan konsekuen dalam kehidupan
pribadi, keluarga, bermasyarakat, maupun bernegara.
Visi Indonesia Raya
Jika umat Islam mengingkari hal tersebut, maka Allah
akan menurunkan laknat dengan membiarkan umat Islam
dikuasai oleh para penguasa jahat dan ulama sesat pecinta dunia,
seperti saat ini. Selama umat Islam tidak mau menjalankan
Syariat, selama itu pula mereka akan hidup terhina di bawah
penindasan kaum terlaknat. Faktanya, kebanyakan negeri Islam
atau mayoritas Islam saat ini tidak mau menjalankan Syariat.
Umat Islam justru sibuk dan berlomba mengejar dunia dan
hasilnya adalah mayoritas umat Islam tetap saja miskin, bodoh,
dan terbelakang dalam segala hal, sungguh sangat ironis!!!

98
Umat Islam yang berjumlah 1,6 milyar merupakan
sebuah potensi kekuatan dahsyat. Akan tetapi, kekuatan itu
hanya bisa muncul jika umat mau bersatu. Dan, yang perlu
disadari adalah bahwa umat Islam hanya dapat bersatu jika
bersedia berdiri di atas satu landasan yang sama. Yaitu, satu
landasan kebenaran di atas Kitabullah dan Sunnah Rasulullah,
tanpa embel-embel madzhab, aliran, organisasi, tokoh, ustadz,
kyai, syekh, ataupun pemikiran apapun dan siapapun.

Khilafah Islamiyah yang dijanjikan oleh Rasulullah pasti


akan tegak kembali. Namun, Khilafah hanya akan tegak, jika
dan hanya jika, kualitas umat telah memenuhi syarat bagi
tegaknya Khilafah. Maka, yang wajib dilakukan oleh umat saat
Visi Indonesia Raya
ini adalah berusaha meningkatkan kualitas ilmu, iman, dan
amal. Ironisnya, umat Islam saat ini justru berpecah-belah dalam
berbagai kelompok yang saling berlomba untuk menjatuhkan
dan mencela. Umat berpecah-belah tidak saja dalam aliran tapi
juga organisasi dan kelompok.

#ngakunyamujaddid

Pada awalnya kelompok ini mengusung ide-ide


pembaruan dalam beragama. Mereka berusaha menghilangkan
sikap taklid buta dan perilaku bidah dalam beragama. Namun,
dalam perjalanannya, sepertinya mereka kehilangan para tokoh
yang berilmu sehingga hanya tersisa perjuangan dakwah amal

99
usahanya saja. Ironisnya lagi, saat ini mereka lebih tampak
sebagai sebuah korporasi tempat para warganya menumpangkan
periuk nasi. Mereka juga pernah mendirikan Bank Riba yang
akhirnya ambruk karena aroma korupsi ratusan milyar. Kini,
mereka menjadikan realitas kemajuan zaman sebagai tolok
ukur kebenaran.

#ngakunyaaswaja

Ini adalah kelompok yang kebanyakan beraliran tarekat.


Mereka sibuk wirid dan menjalankan ritual Qurbah tanpa dalil
yang ujung-ujungnya mencari berkah untuk mendapatkan
kenyamanan hidup di dunia, bukan di akhirat. Para tokohnya
dikatakan sakti dan bersanad ilmu bahkan nasabnya hingga
Visi Indonesia Raya
Rasulullah. Ironisnya, sebagian besar pengikutnya tetap saja
miskin dan bodoh. Tidak ada agenda Khilafah dalam kelompok
ini karena mereka takut tidak bisa lagi ngalap berkah. Mereka
tidak bisa membedakan perbuatan Qurbah dan Jibilah.

Doktrin mereka: Ulama adalah pewaris Nabi, jadilah


para santri tidak berani membantah dan bahkan para pejabat
berharap mendapat berkah. Mereka mengaku sebagai penerus
dakwah para Wali. Namun, jika para Wali dahulu mendirikan
kerajaan-kerajaan untuk menjalankan Syariat, justru kelompok
ini menempatkan Syariat sebagai derajat terendah dalam
beragama. Jadi, siapa sebenarnya pengkhianat umat?

100
Kelompok ini sangat lihai memanipulasi dalil. Misalnya,
hadis terputusnya amal si mati kecuali tiga perkara saja, mereka
katakan bahwa yang terputus adalah amalnya saja sedangkan
pahalanya bisa berasal dari siapa saja yang mendoakan
arwahnya. Jadi, ketika arwahnya didoakan oleh siapa saja, maka
arwah ini kemudian akan memohon kepada Allah agar hajat
orang yang mendoakannya dikabulkan oleh Allah.

Lalu, hadis tentang tiga kurun terbaik umat. Mereka


katakan bahwa hadis ini mewajibkan untuk taklid kepada Imam
Madzhab sebagai generasi terbaik yang terakhir. Bahkan mereka
katakan bahwa para Imam Madzhab tidak terikat oleh hadis
karena para Imam Hadis baru lahir jauh sesudah mereka. Maka,
Visi Indonesia Raya
pendapat para Imam Madzhab itu lebih tinggi derajatnya
daripada hadis sahih sekalipun. (baca:
https://kabarislamia.com/2015/04/09/kenapa-imam-mazhab-
tidak-pakai-hadits-bukhari-dan-muslim/)

#ngakunyaaswaja ritual ngalap berkah di kuburan

101
#ngakunyaahlulbait
Visi Indonesia Raya
Kelompok ini mengaku sebagai para ahlul bait
Rasulullah, maka ajarannya selalu menekankan kecintaan
kepada Nabi saw. Namun, tentu saja ujung-ujungnya adalah
menuntut umat untuk memuliakan mereka sebagai para
keturunan suci Nabi. Mereka 90 % berakidah Syiah, tapi tentu
saja mereka ber-taqiyyah. Syiah adalah Agama Pagan Persia
Berjubah Islam, tidak lebih dan tidak kurang.

Mereka beragama hanya untuk mendapatkan harta dari


umat. Aktivitas mereka penuh dengan ritual tarekat yang penuh
bidah. Mereka menjauhi politik karena yang penting bisa
makan dari menipu umat.

102
Firman Allah swt, QS Al Ahzab : 33,

33. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak


menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan
membersihkan kamu sebersih-bersihnya

Ayat ini dijadikan alasan Syiah untuk merekayasa


akidah kesucian dan kepemimpinan mereka yang diklaim
sebagai Imam dari keturunan Ahlul Bait. Mereka meyakini
bahwa para Imam itu derajatnya bahkan melebihi Nabi
Visi Indonesia Raya
Muhammad saw sendiri, bahkan lebih berkuasa dari Allah swt
sendiri. Ahlul Bait menurut mereka adalah keluarga dan
keturunan Ali ra dan Fathimah ra saja (ahlul kisa).

Padahal, maksud ayat ini adalah sama persis dengan


firman Allah swt, QS Al Maidah : 116,












103





116. Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: "Hai Isa


putera Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia:
"Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?". Isa
menjawab: "Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku
mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku
pernah mengatakan maka tentulah Engkau mengetahui apa
yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada
pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui
perkara yang ghaib"
Visi Indonesia Raya
Sebagaimana Isa bin Maryam, maka mereka yang
diklaim sebagai para Imam oleh Syiah akan berlepas diri dari
rekayasa akidah sesat semacam itu. Ahlul Bait menurut hadis
riwayat Muslim adalah seluruh keluarga Rasulullah saw yang
diharamkan menerima zakat dan sedekah, yaitu para istri dan
putra-putri beliau, keluarga Ali, Jafar, dan Aqil (ketiganya
sepupu Nabi dari keturunan Abu Thalib), serta keluarga Abbas
(paman Nabi keturunan Abdul Muthalib). Imam Syafii bahkan
memasukkan seluruh keturunan muslim Hasyim (Buyut Nabi)
dan Muthalib (saudara lelaki Hasyim) sebagai Ahlul Bait.

104
Ahlul Bait secara bahasa berarti Anggota Keluarga dan
Keturunannya. Namun, yang perlu diingat adalah bahwa Islam
menetapkan nasab hanya dari pihak laki-laki. Oleh karena itu,
setelah meninggalnya seluruh putra Nabi saw yang berjumlah 3
orang sewaktu masih bayi, maka tidak seorangpun di dunia ini
yang bisa mengklaim dirinya sebagai keturunan (zuriyat) Nabi
saw.

Maka, seluruh anak keturunan Fathimah binti


Muhammad saw dari Ali bin Abi Thalib adalah bernasab
kepada Ali. Dengan demikian, klaim mereka tentang Doktrin
Imamah Syiah dari Ahlul Bait Nabi saw adalah bathil dan batal
dengan sendirinya. Bahkan, mereka yang diklaim sebagai Para
Visi Indonesia Raya
Imam itupun tidak pernah mengakui status tersebut dan mereka
juga tidak pernah memerintah suatu wilayah yang berdaulat di
luar pemerintahan-pemerintahan Islam yang ada pada waktu itu.

Namun, yang paling konyol adalah kelakuan mereka


yang mengaku sebagai pendukung Para Imam di mana mereka
saling berselisih untuk menentukan siapa dari keturunan-
keturunan Para Imam itu yang musti dibaiat sebagai Imam
selanjutnya. Hal ini menyebabkan mereka berpecah-belah dan
saling bermusuhan sendiri. Hal ini adalah sebagaimana sabda
Nabi saw saat Kisra merobek-robek surat dari beliau : "Semoga
Allah merobek-robek kerajaannya sebagaimana ia merobek-
robek suratku. Dia mengirimkan sekantong pasir kepadaku, dan
kalian nanti akan menguasai seluruh tanah negerinya."

105
Doktrin Kacau Imamah Syiah

'Ali bin Abi Thalib


Imam I

Hasan Husein
Imam II Imam III

'Ali
Imam IV

Za'id Muhammad
V. Zaidiyah (Aliran 5 Imam) V. Baqiriyah

Ja'far
VI. Ja'fariyah (6 Imam)

Isma'il Abdullah Musa Ishaq Muhammad


Isma'iliyah Aftahiyah Musawiyah tidak
tidak dianggap
(7 Imam) (7 Imam) (7 Imam) dianggap
Imam
Visi Indonesia
'Ali
Raya Imam

Imam VIII

Muhammad
IX

'Ali
X

Hasan
XI

Muhammad
XII. Itsna 'Asy'ariyah (12 Imam)

106
#ngakunyasalafi

Kelompok ini berpusat di sebagian besar Negara-negara


Timteng. Agendanya adalah pemurnian Akidah dan Ibadah,
namun sayangnya sangat lemah dalam bermuamalah dengan
umat. Doktrin mereka: Berdebat itu haram, maka apapun
yang keluar dari mulut Syaikh tidak boleh dibantah. Mereka
didoktrin untuk sangat tunduk dan patuh pada Ulil Amri,
siapapun orangnya. Di Indonesia, mereka berpecah-belah
menjadi berbagai kelompok yang saling berseberangan karena
masalah fulus.

Tidak ada agenda Khilafah dalam kelompok ini karena


hal itu bisa menghancurkan struktur politik yang saat ini
Visi Indonesia Raya
menjadi basis para penguasa di Timteng. Para Syaikhnya juga
dikatakan bersanad ilmunya hingga Rasulullah. Hal-hal Jibilah
sering dipandang sebagai Thaah oleh kelompok ini.

#ngakunyamujahid

Kebanyakan mereka bisa dikatakan sebagai para pejuang


yang ikhlas, tapi tanpa ilmu. Akibatnya, sebagian dari mereka
mudah diombang-ambingkan oleh keadaan, mudah tersulut
emosi, serang sana serang sini tanpa tujuan pasti. Akibatnya
lagi, mereka mudah diinfiltrasi oleh rekayasa intelejensi
sehingga meledaklah bom di sana dan di sini. Itulah yang
sebenarnya terjadi.

107
#khilafahtanpaht

Ini adalah kelompok yang menyatakan dirinya sebagai


satu-satunya pejuang Khilafah yang paling murni dan Islami
berbentuk partai politik sebagaimana (katanya) disunahkan oleh
Nabi saw. Mereka menuntut ketaatan mutlak kepada Partai.
Khilafah bagi mereka merupakan kategori Thaah, dan justru
hal inilah yang sangat berbahaya. Metodenya cenderung bersifat
propaganda doktriner dan agitatif.

Doktrin HT berpotensi otoriter sebagaimana Doktrin


Otoritas Gereja maupun Partai Komunis. Pendiri kelompok ini
diklaim sebagai satu-satunya manusia yang menerima pewarisan
ilmu keislaman yang murni langsung dari jalur yang sahih. Dan
Visi Indonesia Raya
sekiranya Khilafah tegak hari ini, maka dirinyalah manusia yang
paling berhak menjadi Khalifah.

Sumber kekacauan berpikir mereka adalah konsep


Fikrah & Thariqah yang diklaim sebagai puncak ilmu. Para
ulama yang tidak mengenal konsep ini berarti menandakan
rendahnya ilmu mereka. Secara praktis, metode yang ditempuh
HT justru mirip dengan metode kaum komunis. Jika membaca
buku-buku mereka, pastilah Budiman Sudjatmiko tertawa
terbahak-bahak sampai keluar air mata.

Apa yang ditempuh HT ibarat guru TK yang mengajari


murid PAUD menyusun disertasi Doktoral. HT sangat

108
mengagungkan akal tetapi menolak logika, akibatnya mereka
tidak bisa membedakan antara realita dengan idealita. HT hidup
dalam angan-angan masa lalu, maka 1000 kali kiamat pun
doktrin HT takkan terwujud di dunia nyata. Karena itu, sekali
lagi Khilafah Islamiyah pasti akan tegak kembali, tanpa HT, IM,
NU, Muhammadiyyah, Wahabi, dll.

Kapan tegaknya Khilafah sangat tergantung pada kapan


umat Islam itu sendiri dapat mencapai kualitas yang dibutuhkan
untuk tegaknya Khilafah. Karena itu, agenda pertama umat
Islam saat ini adalah berhenti bertikai dalam beragam kelompok
seperti yang terjadi selama ini serta mulai mendalami ilmu tanpa
bersikap fanatik pada tokoh maupun kelompok.
Visi Indonesia Raya
Umat Islam Indonesia boleh dan bisa berorganisasi,
tetapi jangan sampai menjadikan tokoh dan kelompoknya
sebagai satu-satunya sumber kebenaran. Umat Islam wajib
bersikap kritis bahkan terhadap dirinya sendiri. Setiap tokoh dan
kelompok pasti memiliki keunggulan dan kelemahan. Jika ada
tudingan dari kelompok lain, hendaknya dijadikan introspeksi,
boleh jadi memang ada yang salah dengan dirinya.

Yang jelas umat Islam haram bersikap fanatik pada


seorang tokoh atau kelompok. Umat Islam Indonesia hendaknya
memelopori sikap saling terbuka antar kelompok dan tidak
bersikap fanatik demi menemukan kebenaran dan mewujudkan

109
persatuan umat. Mari, saling belajar bersama tanpa sekat
perbedaan jubah kelompok.

Faktanya, sebagian besar umat saat ini sama sekali awam


dalam hal ilmu agama. Mereka hanya taklid pada kyai, ustadz,
atau syekh dari kelompoknya sendiri tanpa mau bersikap kritis.
Sebaliknya, para tokoh agama menuntut pengikutnya untuk taat
pada dirinya dan kelompoknya tanpa memberikan ruang untuk
berpikir. Inilah pangkal malapetaka dan kemunduran umat
selama ini.

Perilaku taklid dalam beragama semacam ini akan


memunculkan dua kondisi yang sama rusaknya. Pertama,
kemandegan dan kehancuran peradaban sebagaimana pernah
Visi Indonesia Raya
terjadi pada masyarakat Barat di bawah kungkungan Otoritas
Gereja yang disebut sebagai Abad Kegelapan di masa lalu.
Kedua, setelah masyarakat itu sendiri muak dengan akibat
taklid, maka muncullah Sekulerisme yang sama sekali menolak
peran agama dalam kehidupan dunia, Dan, akibatnya dapat kita
saksikan dan sedang kita rasakan sendiri saat ini.

Ketika umat hanya disuguhi pendapat tanpa diberi ilmu


alat untuk dapat meralat serta berpikir mandiri, segala sesuatu
tergantung pada kyai atau ustadz, menyebabkan umat
mengalami kemandegan dalam mengembangkan diri. Padahal,
seharusnya tugas kyai dan ustadz adalah mendidik dan mengajar

110
umat untuk bisa berpikir mandiri dalam memecahkan persoalan
hidup yang dihadapinya. Para kyai dan ustadz hendaknya
mengajarkan ilmu dan bukan sekadar pendapat yang bisa benar
ataupun sesat.

Dengan alasan bahwa umat masih banyak yang awam


sehingga butuh pembatasan pemahaman agar tidak sesat, maka
sebagian kyai dan ustadz memberikan pengajaran bersifat
indoktrinasi. Hal inilah yang justru menyebabkan timbulnya
perpecahan ketika terjadi perbedaan pendapat. Masing-masing
menganggap pemahaman tokoh dan kelompoknyalah yang
benar sedangkan yang lain sesat.

Masing-masing kelompok menyatakan bahwa para tokoh


Visi Indonesia Raya
dan pendiri kelompoknya adalah para ulama yang ilmunya
bersanad hingga Rasulullah saw. Maka, siapapun yang tidak
mengambil ilmu atau belajar dari kelompoknya dijamin ilmunya
sesat dan pasti masuk neraka. Bahkan, seseorang tidak boleh
belajar agama sendiri (otodidak) meski punya kemampuan.
Lihatlah, betapa mereka asyik saling menyalahkan dan
menyesatkan kelompok lain di luar dirinya di atas satu landasan
yang sama, yaitu Kebodohan dan Taklid Buta!!!

Pedoman mereka bukan lagi Kitabullah dan Sunnah


Rasulullah, tetapi adalah apa yang disampaikan oleh Tokohnya
dan menjadi garis kebijakan kelompok atau organisasinya. Ayat

111
dan Hadis dimaknai sesuai pemikiran para tokohnya. Maka,
janganlah heran jika melihat dua kelompok saling berseteru
dengan menggunakan dalil yang sama tetapi pengertiannya jauh
berbeda bahkan menyimpang dan sesat.

Tulisan ini mengingatkan kepada seluruh umat Islam


sebuah penggalan ayat, lahaa maa kasabat wa alaihaa
maktasabat, bahwasannya setiap diri akan dimintai
pertanggungjawaban di akhirat kelak sebagai masing-masing
pribadi, tidak peduli apa kelompoknya dan siapa tokoh yang
digandrunginya. Setiap diri akan dimintai pertanggungjawaban
atas apa yang diusahakannya, bukan yang diusahakan oleh
tokohnya atau kelompoknya. Di akhirat kelak tidak ada jatah
Visi Indonesia Raya
surga untuk pengikut tokoh ini atau anggota kelompok itu.

Sungguh sebuah ironi ketika umat Islam hidup di dunia


dengan sibuk menyematkan pada dirinya sebagai pengikut tokoh
ini atau anggota kelompok itu, tetapi kelak di akhirat Allah tidak
akan memedulikannya. Seorang tokoh tidak akan bisa
memberikan pertolongan di Hari Perhitungan, begitu juga
sebuah kelompok atau organisasi. Sebaliknya, para pengikut
yang taklid dan fanatik itupun tidak akan bisa menolong para
tokoh yang dipujanya.

Sadarlah, wahai umat Islam !!!

112
Di sisi lain, saat ini umat Islam Timteng sedang dilanda
konflik yang memorak-porandakan kehidupan sosial mereka.
Jutaan pengungsi Muslim saat ini terlunta-lunta dalam
perjalanan menyelamatkan diri ke benua Eropa ataupun
Amerika yang notabene mayoritasnya nonmuslim karena
mereka ditolak mengungsi ke Negara-negara tetangganya yang
mayoritas Muslim, sungguh sebuah ironi!!!

Dalam kondisi seperti itu, justru masih ada saja sebagian


umat Islam yang melakukan tindakan terorisme di Eropa dan
Amerika. Padahal, selama ini Eropa dan Amerika telah menjadi
rumah dan tempat tinggal bagi jutaan imigran Muslim.
Masyarakat Barat sendiri relatif dapat menerima kehadiran
Visi Indonesia Raya
mereka. Tindakan terorisme yang mengatasnamakan Islam tentu
saja berpotensi mengeruhkan suasana tenang yang selama ini
telah terbangun antara masyarakat Muslim dan nonmuslim
Barat.

Masyarakat Barat sudah sangat lama tidak percaya dan


meninggalkan agama. Mereka lebih mengimani HAM dan
Demokrasi. Sekulerisme membebaskan masyarakat Barat dari
kungkungan Doktrin Gereja yang menenggelamkan harkat
kemanusiaan mereka selama berabad-abad dalam Zaman
Kegelapan. Demokrasi membebaskan mereka dari penindasan
para bangsawan penguasa selama beberapa abad selanjutnya.

113
Meskipun akibatnya adalah tentu saja mengeringnya jiwa-jiwa
spiritual mereka.

Di sinilah Islam menemukan momentumnya untuk


menjadi sumber pemuas bagi dahaga spiritual masyarakat Barat.
Tugas kaum minoritas Muslim di suatu wilayah adalah
memberikan kontribusi positif bagi semua elemen. Umat Islam
hendaknya mengerti sejarah dan trauma bangsa-bangsa lain
sehingga bisa memahami permasalahan mereka dan dapat
memberikan solusi.

Maka, adanya tindakan terorisme mengatasnamakan


Islam di dunia Barat hanya memiliki 2 kemungkinan, yaitu
dilakukan oleh pihak yang tidak menginginkan masyarakat
Visi Indonesia Raya
Barat menerima Islam sebagai alternatif jalan keluar, atau oleh
pihak-pihak yang memang terprovokasi atas nama Jihad. Dua-
duanya tentu sangat berbahaya, oleh karena itu, umat Islam
Indonesia harus bisa mengambil peran aktif yang positif.

Umat Islam Indonesia saat ini relatif hidup dalam


suasana yang lebih demokratis dan tenang dibanding Negara-
negara Islam lainnya. Dengan semua potensi yang ada baik dari
segi SDA hingga SDM, maka Umat Islam Indonesia sebenarnya
sangat mampu untuk menjadi lokomotif perubahan dan
kemajuan bagi Dunia Islam. Persoalannya adalah mau atau tidak
umat Islam Indonesia mengambil peluang peran tersebut ?

114
Khusus di Indonesia sebagai sebuah Negara Islam dan
dengan mayoritas warga Negara Muslim, maka tugas mayoritas
umat Islam adalah mengayomi kelompok-kelompok minoritas
lainnya. Adanya gerakan terorisme mengatasnamakan Islam di
Indonesia adalah sebuah ironi besar. Oleh karena itu, mereka
harus diberantas habis, kalau memang ada. Akan tetapi, kalau
sebenarnya tidak ada, janganlah direkayasa supaya ada.
Demikian sebagai pesan kepada Kapolri yang baru.

Tanya, Kenapa ???

Korban Bom Diabaikan


Visi Indonesia Raya
(REPUBLIKA.CO.ID), Rabu, 01 Juni 2016, 18:00 WIB

JAKARTA Korban aksi teror berharap negara


memperhatikan mereka. Masih banyak korban bom teroris yang
kesulitan mendapatkan pelayanan kesehatan.

Korban tragedi bom di Kedutaan Besar Australia, Sudarsono


Hadi Siswoyo, mengungkapkan, selama ini penanganan untuk
korban bom dari pemerintah sangat lambat. Dia menceritakan,
saat kejadian bom di Kedutaan Besar Australia, Jakarta, sekitar
pukul 10.30 WIB, korban baru mendapat penanganan sekitar

115
pukul 12.00 WIB malam. Hal itu dinilai sebagai salah satu sebab
banyak korban bom yang meninggal akibat terlambat mendapat
penanganan.

"Teman-teman kami gugur hanya karena waktu untuk


penanganan lama," ujar Sudarsono saat menyampaikan pendapat
di depan pansus RUU Pemberantasan Terorisme, Selasa (31/5).

Tidak hanya itu, korban bom juga masih minim akses untuk
kesehatan akibat dampak ledakan yang terjadi. Sudarsono
berharap, pemerintah dan DPR juga menjadikan nasib korban
sebagai pertimbangan dalam merevisi UU Pemberantasan
Terorisme. Selama ini, kata dia, perhatian pemerintah pada
korban sangatVisi Indonesia
minim Raya
dirasakan. Terlebih, pada akses
kompensasi, rehabilitasi, dan kesehatan.

Panitia Khusus Rancangan Undang-Undang Perubahan atas


Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 terus meminta masukan
untuk menyusun UU tentang pemberantasan tindak pidana
terorisme. Dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan sejumlah
pihak, pansus mendengar masukan dari berbagai lembaga,
termasuk dengan yayasan yang menaungi korban teror bom.

Sementara itu, Pembina Yayasan Penyintas Indonesia, Vivi


Normasari, menjelaskan, kehadiran negara sangat minim pada

116
korban teror bom yang terjadi enam kali di Indonesia. Padahal,
dari 1906 korban tragedi bom, 822 orang masih hidup dan butuh
bantuan dari pemerintah. Bantuan untuk korban justru datang
dari negara lain dan nongoverment organization (NGO) luar
negeri. Vivi mengatakan, dari 822 korban bom yang masih
hidup, tidak ada seorang pun yang berterima kasih. Sebab,
mereka menganggap negara tak hadir untuk mereka.

Vivi, yang juga korban ledakan bom Hotel JW Marriot


menceritakan, dia juga tidak mendapatkan bantuan dari
pemerintah untuk pulih seperti sekarang. Bantuan justru datang
dari Komite JW Marriot dan Pemerintah Australia. Bahkan, Vivi
menyayangkan sikap Pemerintah RI yang justru
Visi Indonesia Raya
menomorduakan korban ledakan dari dalam negeri. Dari
pengalaman korban-korban tragedi bom, pemerintah justru lebih
fokus untuk menangani korban warga negara asing. Untuk
korban dari dalam negeri, sampai tidak tertangani.

"Dari 822 korban hidup, tidak ada yang berterima kasih pada
pemerintah, semua dibiayai oleh pihak luar. Saya sendiri
dibiayai oleh Komite JW Marriot," tutur Vivi.

Kabar paling baru dalam kasus ledakan bom di Tamrin, Jakarta,


salah satu korban selamat juga masih kesulitan untuk mengakses
layanan kesehatan. Padahal, proses penyembuhan korban bukan

117
hanya saat berada di rumah sakit, melainkan masih butuh waktu
untuk check-up sampai kondisi korban benar-benar pulih.
Yayasan Penyintas Indonesia pontang-panting mencari donatur
untuk membantu biaya pengobatan dari korban ledakan bom.

Menurut Vivi, UU LPSK Nomor 31 Tahun 2014 yang saat ini


juga sudah ada dinilai mandul memperjuangkan korban akibat
ledakan teror bom. Sebab, meskipun sudah ada UU LPSK yang
menjamin kompensasi dan rehabilitasi, birokrasi yang
dibutuhkan dinilai masih berbelit dan lama. "BPJS pun tidak
diberikan ke korban," katanya menegaskan.

Panitia Khusus Rancangan Undang-Undang Perubahan atas


Visi Indonesia Raya
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 menjamin korban aksi
teror bom akan mendapat perha tian dalam UU tentang pembe
rantasan tindak pidana teroris me. Ketua Pansus UU Terorisme,
Muhammad Syafi'i, mengatakan, hampir semua fraksi
menyuarakan soal perhatian pada korban bom dalam revisi UU
ini.

Politikus Partai Gerindra ini menambahkan, pansus memang


hampir sepakat untuk memasukkan pasal yang mengatur
penanganan korban. Mulai dari biaya pengobatan, kompensasi,
sampai rehabilitasi terhadap korban teror bom. Dalam UU
Lembaga Perlindungan Saksi Korban (LPSK), memang sudah

118
diatur soal pemberian kompensasi psikologi dan sosial dari
korban teroris ini. Namun, hal itu masih butuh verifikasi soal
penetapan siapa yang dapat disebut sebagai korban teroris.

Penetapan data sebagai korban dari aksi teror bom biasanya dari
kepolisian. Namun, birokrasi yang dibutuhkan sangat lama.
Padahal, untuk korban teror bom, verifikasi butuh cepat agar
korban cepat tertangani. Faktanya justru terbalik, korban seperti
diabaikan karena terlalu lama penanganannya. "Kita ingin ada
assesment dari pemerintah kalau dia korban teroris. Secara de
facto dia korban, mereka punya hak dan prioritas ditangani RS
apa saja yang terdekat," kata dia menegaskan. rep: Agus Raharjo
ed: Erdy Nasrul
Visi Indonesia Raya
(http://www.republika.co.id/berita/koran/hukum-
koran/16/06/01/o83ak84-korban-bom-diabaikan)

(http://news.okezone.com/read/2015/10/12/340/1230375/korban
-bom-bali-diabaikan)

119
INDONESIA NEGARA ISLAM

Langkah Aksi : Tantangan & Hambatan

Dengan adanya kenyataan bahwa secara legal formal


Indonesia adalah Negara Islam sejak semula, maka hendaknya
Pemerintah dan Rakyat Indonesia mengambil langkah-langkah
segera dengan cara saksama dan dalam tempo yang sesingkat-
singkatnya dalam hal-hal yang diperlukan pada tataran
kenegaraan. Dalam hal ini, Presiden dapat mengeluarkan Dekrit
ataupun Perppu. MK juga dapat mengeluarkan fatwa.

Satu hal yang perlu dicamkan adalah bahwa Indonesia


Visi Indonesia Raya
sudah merupakan sebuah Negara yang resmi dan sah dengan
segala alat kelengkapan struktur ketatanegaraan dan
pemerintahan yang tinggal dijalankan. Oleh karena itu, yang
diperlukan adalah perbaikan (reformasi) kualitas manusia-
manusia yang diberi amanah untuk menjabat sebagai aparat
pemerintah itu sendiri.

Kepada para birokrat sipil hendaknya menyadari


tanggung jawabnya sebagai pegawai negeri yang digaji dari
uang rakyat. Maka, hendaklah mereka berkerja dengan tekun
sebagai bagian dari ibadah dengan melayani kepentingan rakyat
sebaik-baiknya, dengan sikap sopan dan santun. Hendaknya

120
mereka bekerja dengan disiplin, tidak korupsi waktu apalagi
uang. Pungli dan korupsi merupakan tindakan gratifikasi yang
hukuman maksimalnya adalah hukuman mati!

Kepada aparat militer, maka sejak hari pertama mereka


mengucapkan sumpah prajurit, sejak detik itu pula mereka telah
menggadaikan nyawanya. Artinya, sejak saat itu pula mereka
telah mengantongi tiket masuk surga. Maka, hendaknya mereka
berjiwa dan bersikap ksatria dalam melindungi Negara serta
wajib berperilaku santun kepada rakyat jelata. Ingatlah,
kedaulatan Negara adalah kedaulatan rakyat, maka pemilik
Negara sejatinya adalah rakyat!!!

Negara Islam adalah Negara hukum, maka sejatinya


Visi Indonesia Raya
tiang pokok penyangga Negara adalah para aparat penegak
hukum. Polisi, Jaksa, dan Hakim adalah benteng kemaslahatan
Negara. Kunci kebaikan Negara ada pada tegaknya hukum dan
keadilan. Kecurangan dalam hal ini merupakan pengkhianatan
yang akan berakibat fatal, maka berkonsekuensi hukuman yang
berat pula.

Rakyat merupakan pemilik Negara, dari rahimnya


sendiri akan muncul para pribadi yang akan mengurus dan
memimpin Negara. Maka, tugas rakyat adalah senantiasa
meningkatkan kualitas dirinya agar selalu muncul para calon
pemimpin yang unggul. Maka, pendidikan untuk mencerdaskan

121
kehidupan bangsa serta memajukan kesejahteraan umum
merupakan kunci utama yang harus dijamin keterwujudannya
bersama-sama dengan Pemerintah.

Selanjutnya, wajib pula bagi para pegawai negeri yang


muslimah, baik aparat maupun birokrat sipil serta militer untuk
selalu mengenakan hijab Syari tanpa perlu menunggu adanya
regulasi resmi. Tindakan menghalangi dalam hal ini
bertentangan dengan Pasal 29 ayat 2 UUD 1945, maka wajib
dilawan dan bahkan diberikan sanksi tegas. Setiap tindakan
melawan Syariat Islam di Indonesia adalah perbuatan makar
terhadap Negara. Menhan saja berani membuat kebijakan yang
transparan tentang poligami.
Visi Indonesia Raya
Aparat Polri dan TNI sebagai pelindung, pengayom, dan
penjaga Negara hendaknya dapat dan pandai menempatkan diri.
Kemaslahatan Negara dan rakyat sangat bergantung pada dua
institusi ini. Maka, jika tidak ada satupun Jenderal yang bisa
diandalkan, kami sebagai rakyat pemegang kedaulatan tertinggi
di negeri ini, memberikan ijin kepada para Prajurit untuk
mengambil tindakan-tindakan yang dipandang perlu untuk
menyelamatkan Negara. Para prajurit, baik Polri maupun TNI,
yang gugur dalam mengemban tugas Negara adalah mati syahid.

122
Menagih Janji Suci
Tekad pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945 secara
murni dan konsekuen adalah tekad Orde Baru yang didukung
sepenuhnya oleh berbagai elemen yang dikenal sebagai
Angkatan66 yang terdiri dari unsur ABG. Maka, jika
kondisinya yang terjadi sekarang adalah seperti ini, hendaknya
mereka berani maju untuk bertanggung jawab memperbaiki
keadaan. Dan, tentu saja demi menebus dosa-dosa dan kesalahan
mereka. Termasuk dalam hal ini adalah mereka yang disebut
Kelompok Jimbaran di masa lalu.

Mereka itulah yang tahu persis di mana titik-titik


kerusakan bangsa dan Negara ini beserta ranjau-ranjau
Visi Indonesia Raya
bahayanya. Karena itu, pilihan bagi mereka ini hanya ada 2
yaitu, menyingkir sama sekali dari kehidupan perpolitikan di
tanah air atau mereka bertobat dan ikut serta memperbaiki
kerusakan yang sedikit banyak telah mereka sebabkan di negeri
ini. Khusus kepada mereka yang berasal dari unsur jalur A,
jangan mengaku Jenderal kalau tidak berani bicara jujur.

Karena itu, Panglima TNI wajib memastikan bahwa


Presiden RI dan jajarannya akan senantiasa berjalan di atas rel
konstitusi secara murni dan konsekuen serta memastikan posisi
yang hendak diambil oleh para The REDs beserta seluruh
gerbong Orba di masa lalu tersebut. Jangan mengaku Jenderal

123
kalau tidak punya nyali untuk mewujudkan Visi Indonesia
Raya.

Yang juga sangat berbahaya sebenarnya adalah


kelompok para Kyai Fulus. Di zaman Orla, mereka
sepenuhnya mendukung kebijakan Orla sedangkan di zaman
Orba, mereka bangga mendukung kebijakan Orba. Demi uang
mereka ini rela menjual diri, membodohi umat, menjual ayat.
Mereka lebih suka dengan umat yang miskin dan bodoh supaya
dapat terus ditipu dan diperalat.

Pelanggaran HAM dan Budaya Korupsi


Banyak pelanggaran HAM yang terjadi sejak negeri ini
Visi Indonesia Raya
berdiri. Pun demikian juga dengan korupsi. Bahkan, korupsi
bukan saja menjadi budaya tersendiri, tetapi memang seolah
dibudidayakan. Maka, harus ada sebuah langkah terobosan
untuk dapat membebaskan negeri yang sarat beban ini.

Jalan terbaik adalah melakukan rekonsiliasi. Seluruh


elemen bangsa Indonesia hendaknya bertobat menyadari
kesalahannya sendiri selama ini. Selanjutnya adalah saling
memaafkan terhadap apapun yang sudah terjadi. Terhadap
korupsi yang terjadi selama ini, presiden juga bisa melakukan
suatu program amnesti dengan syarat semua harta korupsi harus
disita kembali.

124
Kita bisa belajar dari kisah-kisah perdamaian di masa
lalu. Misalnya, penghapusan Politik Apartheid di Afrika Selatan
tahun 1991, setelah sebelumnya terjadi penindasan terhadap
pribumi kulit hitam dan akhirnya dapat diakhiri dengan cara
damai. Perang Saudara di Amerika Serikat antara Utara dan
Selatan tahun 1861-1865 yang memakan korban lebih dari
setengah juta jiwa pada saat itu, berakhir dengan perdamaian
dan menjadikan sebuah Negara adikuasa yang hingga hari ini
dianggap belum tertandingi.

Tahun 8 H, ketika pasukan Muslimin dipimpin


Rasulullah menaklukkan kota Mekah tanpa pertumpahan darah,
Beliau memaafkan dan melupakan semua kejadian penindasan
Visi Indonesia Raya
penduduk Mekah terhadap umat Islam sebelumnya yang bahkan
menyebabkan mereka terusir dari kampung halamannya. Maka,
inilah saatnya bagi bangsa Indonesia untuk memulai kembali
membangun negeri dengan mengubur masa lalu dan mulai
melangkah kembali dengan sebuah Visi Indonesia Raya.

Untuk selanjutnya, apapun yang terjadi dalam proses


revolusi damai ini, sekali lagi apapun yang terjadi, hendaknya
umat Islam jangan sekali-kali turun ke jalan. Indonesia adalah
sebuah Negara hukum, maka segala sesuatu yang terjadi sudah
menjadi tanggung jawab para aparatur Negara. Biarkan sistem
dan prosedur bernegara bekerja sebagaimana seharusnya.

125
Rakyat dapat menuntut apapun kepentingannya melalui
lembaga-lembaga resmi Negara sesuai urusan dan
kewenangannya. Hal berkaitan dengan hukum, wajib menempuh
jalur hukum. Tindakan turun ke jalan berpotensi menimbulkan
anarkhi dan rentan untuk dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang
tidak bertanggung jawab. Bilamana terjadi suatu anarkhisme,
maka hendaknya umat Islam cukup mengamankan wilayah
tempat tinggalnya masing-masing dengan bekerja sama dengan
aparat Polsek maupun Koramil setempat.

Para pemuda yang biasanya tergabung dalam organisasi


kepemudaan, baik yang independen maupun merupakan sayap
partai, berhentilah berlagak sok preman kampungan. Tugas
Visi Indonesia Raya
pemuda adalah menjadi calon penerus kepemimpinan bangsa
dan Negara. Karena itu, hendaklah kaum muda selalu gemar
menuntut ilmu dan bekerja keras untuk meningkatkan kualitas
diri, keluarga, dan masyarakat.

Bilamana terjadi suatu kondisi kekacauan, maka


hendaknya ormas-ormas pemuda semacam Anshor, Kokam, PP,
dsb selalu siap terjun ke lapangan membantu aparat keamanan
dan bukan malah bikin kekacauan.

126
Beyond Nationalism
Bangsa-bangsa yang ada di dunia saat ini secara
sederhana dapat dikenali dari bahasanya, misalnya Bangsa
Inggris adalah bangsa yang rakyatnya berbahasa asli bahasa
Inggris, demikian pula dengan bangsa Jerman atau Perancis.
Ada beberapa pengecualian seperti Amerika Serikat dan
Indonesia yang terbentuk dari banyak bangsa dan bahasa yang
biasa disebut sebagai multietnis. Yang terjadi di Negara-negara
Arab justru merupakan anomali di mana sebenarnya secara
antropologis mereka satu bangsa dan bahasa yaitu Arab, tetapi
secara politis terpecah-belah menjadi banyak Negara.

Apapun yang menjadi landasan berdirinya sebuah


Visi Indonesia Raya
Negara bangsa, umat Islam musti menyadari bahwa seluruh
manusia pada dasarnya adalah satu bangsa (one nation) yaitu
bangsa manusia (the human nation) itu sendiri. Oleh karena
itu, kesadaran nasionalisme umat Islam bukanlah sebuah
nasionalisme biasa, tetapi merupakan sebuah nasionalisme
universal atau dapat juga dipahami sebagai humanisme.
Namun, humanisme ini juga dilandasi dengan kesadaran bahwa
manusia adalah makhluk ciptaan Allah sehingga paham
humanisme ini bersifat humanisme transendental.

Artinya, setiap perbuatan seorang manusia Indonesia itu


dilandasi semangat untuk berkhidmat pada kebaikan seluruh

127
umat manusia dan dilandasi rasa ikhlas demi mendapatkan ridha
Ilahi. Seorang warga Negara bangsa Indonesia adalah sekaligus
sebagai warga dunia. Kesetiaan politik tetap diperlukan sambil
berusaha menghasilkan karya yang dapat mengubah dunia ke
arah yang lebih baik sejalan dengan Visi Indonesia Raya.

Wawasan Indonesia bukan lagi sekadar Wawasan


Nusantara, tapi adalah Wawasan Semesta. Nasionalisme usang
dalam pengertian tradisional perlu kita tinggalkan. Indonesia
bisa menyatakan dirinya sebagai sebuah Negara terbuka.
Sebagai sebuah Negara Islam yang besar, kita bisa menawarkan
kepada umat Islam di seluruh dunia untuk bergabung. Ada 1,6
milyar umat Islam dalam puluhan Negara di dunia. Bahkan,
Visi Indonesia Raya
sekiranya bangsa Palestina mau bergabung, maka otomatis akan
merdeka sebagai bagian dari Indonesia.

Sementara, nasionalisme sekuler selama ini justru telah


menjadi paham semu yang dimanfaatkan oleh kaum munafik
berkedok nasionalis untuk merampok harta rakyat. Atas nama
nasionalisme, adakah Menteri yang mau bergaji mantri ? Atau
adakah Jenderal yang rela bergaji kopral ? Mereka yang paling
lantang berteriak nasionalisme justru adalah orang-orang yang
paling banyak menipu rakyat dan merampok uang Negara.
Dalam hal ini adalah termasuk para Kyai Fulus.

128
Sejak pertama kali dicanangkannya nasionalisme sekuler
Indonesia itu, maka pelan tapi pasti seluruh budaya dan adat-
istiadat negeri ini mengalami kepunahan. Masih adakah bahasa
daerah yang bisa berkembang di negeri ini ? Atau permainan-
permainan tradisional, alat music etnik, pakaian tradisional,
benda-benda khas dan unik nusantara ?

Kita hanya tiba-tiba naik pitam saat semua budaya yang


katanya kita cintai itu diklaim oleh Negara tetangga yang pada
dasarnya masih serumpun. Padahal, sejatinya kita memang tidak
pernah merawat dan menghargainya. Demikianlah, wajah
nasionalisme sekuler Indonesia kita selama ini, sama persis
dengan wajah persepakbolaan tanah air beserta perilaku beringas
Visi Indonesia Raya
para suporternya. Tidakkah kita mau menyadarinya, Wahai
rakyat Indonesia ?!?!?!

Bahkan, atas nama nasionalisme itu pula para pejabat


yang katanya membela rakyat itu justru menuntut fasilitas dan
pelayanan mewah dari kas Negara yang notabene merupakan
uang rakyat. Lalu, apa bedanya pola pikir dan perilaku kaum
pejabat yang mengaku nasionalis itu dengan para kaum ningrat
di zaman feodal ? Adakah pejabat yang tidak memiliki
simpanan, baik harta maupun wanita, baik legal maupun
ilegal? Sebaliknya, bagaimana dengan nasib para veteran
pejuang di dalam sebuah Negara yang mengaku nasionalis?!?!?!

129
Nasionalisme pada hakikatnya merupakan reinkarnasi
kepercayaan Animisme-Dinamisme. Bahkan, Negara semaju
Amerika pun masih merasa perlu membuat patung-patung
leluhur dan pahlawan untuk mereka puja. Apa itu namanya
kalau bukan kepercayaan primitif Animisme ? Kaum nasionalis
sekuler juga merasa perlu menciptakan simbol-simbol
kebangsaan untuk disembah, misalnya upacara bendera,
mengheningkan cipta untuk arwah pahlawan. Apa itu namanya
kalau bukan ritual primitif Dinamisme ? Sementara, dengan
lantang merekapun menolak campur tangan Tuhan dan Agama
dalam mengurus Negara. Namun, mereka justru membuat-buat
sendiri simbol dan ritual yang efektifitas dan rasionalitasnya

Visi Indonesia Raya


sangat pantas untuk dipertanyakan !?!?!?

Para Pengasong Sampah Pemikiran (Kaum Munafik)


Sampah pemikiran merupakan ide-ide yang bertentangan
dengan universalitas kemanfaatan Syariat Islam yang secara
garis besar bisa disebut sebagai SEPILIS (Sekulerisme,
Pluralisme, Liberalisme), termasuk aliran-aliran sesat seperti
Ahmadiyah, Syiah, LDII, dsb. Pemikiran dan aliran tersebut
berasal dari luar Islam yang dipaksakan masuk ke dalam tubuh
dan pikiran umat Islam oleh orang-orang yang mengaku Islam
tapi pemikiran dan perilakunya justru menyimpang dari Islam.

130
Para Tokoh SEPILIS:

PARA PELOPOR :

1. ABDUL MUKTI ALI

2. ABDURRAHMAN WAHID alias mbah Durahman

3. AHMAD WAHIB

4. DJOHAN EFFENDI (Deakin University, Australia)

5. HARUN NASUTION

6. M.DAWAM RAHARDJO (sudah tobat ??? Pen.)

7. MUNAWIR SJADZALI

8. NURCHOLISH MADJID

PARA SENIOR Visi Indonesia Raya


9. ABDUL MUNIR MULKHAN

10 AHMAD SYAFII MAARIF

11. ALWI SHIHAB

12. AZYUMARDI AZRA ( UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.)

13. GOENAWAN MOHAMMAD ( Majalah Tempo, Jakarta.)

14. JALALUDIN RAHMAT (Yayasan Muthahhari, Bandung )

15. KAUTSAR AZHARI NOER

16. KOMARUDDIN HIDAYAT (Yayasan Paramadina, Jakarta.)

17. M.AMIN ABDULLAH ( Rektor UIN Yogyakarta )

131
18. M.SYAFII ANWAR

19. MASDAR FARID MASUDI ( Pusat Pengembangan Pesantren dan


Masyarakat, Jakarta.)

20. MOSLEM ABDURRAHMAN (PBNU)

21. NASARUDDIN UMAR ( UIN Syahid Jakarta )

22. SAID AGIEL SIRADJ

23. ZAINUN KAMAL

PARA PENERUS PERJUANGAN

24. ABD ALA

25. ABDUL MOQSITH GHOZALI

26. AHMAD FUAD FANANI


Visi Indonesia Raya
27. AHMAD GAUSS AF (tim penulis Fiqih Lintas Agama)

28. AHMAD SAHAL

29.BAHTIAR EFFENDY

30. BUDHY MUNAWAR RAHMAN

31. DENNY J.A

32. FATHIMAH USMAN

33. HAMID BASYAIB

34. HUSEIN MUHAMMAD

35. IHSAN ALI FAUZI

132
36. M.JADUL MAULA

37. M.LUFTHI ASY-SAUKANI ( Universitas Paramadina Mulya, Jakarta.)

38. MUHAMMAD ALI

39. MUNIM A. SIRRY (tim penulis Fiqih LIntas Agama)

40. NONG DAROL MAHMADA

41. RIZAL MALARANGENG

42. SAIFUL MUJANI ( Ohio State University, AS )

43. SITI MUSDAH MULIA ( Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah,


Jakarta.)

44. SUKIDI

45. SUMANTO AL QURTHUBY


Visi Indonesia Raya
46. SYAMSU RIZAL PANGGABEAN ( Universitas Gajahmada, Yogyakarta
)

47. TAUFIK ADNAN AMAL ( UIN Alauddin, Ujung Pandang.)

48. ULIL ABSHAR -ABDALLA

49. ZUHAIRI MISRAWI (tim penulis Fiqih LIntas Agama)

50. ZULY QODIR

( sumber : 50 tokoh jaringan islam liberal indonesia,budi


handrianto,hujjah press,2007 )

51. Mohamad Sohibul Iman (Presiden PKS)

52. Anies Baswedan (Menbuddikdasmen)

133
53. Haedar Nashir (Ketum Muhammadiyah)

54. Din Syamsuddin (Ketua Dewan Pertimbangan MUI)

55. A. Mustofa Bisri

Para Tokoh Syiah :

1. M. Amien Rais
2. M. Quraish Shihab
3. Ali Alatas (Mantan Menlu)
4. Alwi Shihab (Penasihat Presiden Urusan Timteng)
5. Umar Shihab (Ketua MUI Pusat)
6. M. Rizieq Shihab (Imam Besar FPI)
7. Salim Segaf Al-Jufri (Ketua Majelis Syuro PKS)
Visi Indonesia Raya
8. Husein Alaydrus (ABI)
9. Husein Al-Habsyi (Pendiri YAPI)
10. Zainal Abidin Bagir (CRCS-UGM)
11. dr. Joserizal Jurnalis (MER-C)
12. Solmed (Ustadz TV)
13. Haddad Alwi
14. M. Mahendradatta (TPM)
15. Alwi Shahab (Wartawan Senior)
16. Habib Syekh bin Abdul Qodir Assegaf

(http://pengajian.org/vB3XW2s0t2E/Daftar_76_tokoh_dan_ula
ma_Syiah_Indonesia/) dengan beberapa tambahan.

134
Peta Partai Politik
Berikut sebagai panduan memilih partai menjelang
Pilkada serentak 2017 serta mengantisipasi Pileg dan Pilpres
2019. Kepada seluruh kaum Muslimin, terutama para generasi
muda, aktivis dakwah, rohis, LDK, dll termasuk GEMA
Pembebasan, jika ingin berkontribusi terhadap penegakan
Syariat Islam di Nusantara menuju terbentuknya Khilafah,
maka wajib untuk berpartisipasi dalam Pemilu.

Partai Anti Syariat: Partai Sekuler:

1. PDIP 1. P. Golkar

2. PKB 2. P. Hanura

3. PAN Visi Indonesia


3. Raya
PKPI

4. P. Demokrat 4. P. Nasdem

5. P. Gerindra

Partai Galau: Partai Islam:

1. PKS 1. PPP

2. Hizbut Tahrir 2. PBB

(baca : https://www.nahimunkar.com/mayjen-purn-kivlan-
zen-12-kelompok-anti-islam-kuasai-dpr/)

135
Lembaga Amil Zakat
Sebagaimana pajak yang hanya boleh dipungut oleh
Negara dan bukan oleh swasta, maka demikian juga dengan
Zakat. Petugas amil zakat adalah pegawai resmi pemerintah dan
mendapat bagian dari Zakat itu sendiri. Amil zakat bisa digaji
diluar jatah zakatnya bergantung pada Pemerintah. Amil
bahkan berhak merampas harta Muzakki yang tidak mau
mengeluarkan zakatnya sebab ia memang mendapatkan
kewenangannya itu dari Pemerintah. Demikianlah yang pernah
terjadi di zaman Khalifah Abu Bakar ketika suatu wilayah tidak
mau membayarkan zakatnya kepada Khalifah, maka Abu Bakar
mengirim pasukan untuk mengambilnya secara paksa dan
bahkan menghukumi mereka Murtad karena Zakat merupakan
Visi Indonesia Raya
salah satu Rukun Islam.

Di Indonesia banyak bermunculan lembaga swasta yang


mengangkat dirinya sendiri sebagai Amil zakat. Mereka bahkan
berinovasi dengan menciptakan berbagai macam tarikan zakat
seperti zakat profesi dsb. Ada juga inovasi zakat produktif. Hal-
hal seperti itu adalah bathil. Zakat adalah sepenuhnya hak
Mustahiq mau digunakan untuk apa. Hal ini berbeda dengan
sedekah, infak, maupun wakaf yang bisa diinovasi. Zakat
merupakan bagian dari Rukun Islam yang tidak bisa diubah-
ubah atau diinovasi. Sebagaimana syariat Shalat, Puasa, dan
Haji, maka semua syarat dan rukunnya sudah baku.

136
Pemungutan zakat oleh swasta tidak dipandang sah
hingga zakatnya benar-benar sampai kepada Mustahiq secara
syari. Artinya, apabila pihak swasta tersebut ternyata tidak
amanah atau keliru dalam mendistribusikan zakatnya atau
menyalahi ketentuan Syariat, maka kewajiban Muzakki tetap
ada atau belum gugur dan masih harus mengeluarkan zakatnya.
Swasta juga tidak memiliki wewenang untuk mengambil paksa
zakat serta tidak berhak mengambil jatah sebagai amil karena
tidak ada amil zakat swasta sebagaimana tidak ada petugas
pajak swasta.

Lembaga Perbankan
Visi Indonesia Raya
Bank adalah lembaga keuangan yang diberi wewenang
oleh Pemerintah untuk menyimpan tabungan masyarakat dan
mengelolanya secara komersil untuk kesejahteraan bersama.
Pengelolaan ini sudah tentu mengandung resiko, maka biasanya
produk Bank ada yang dijamin Pemerintah maupun dijaminkan
kepada Perusahaan Asuransi. Produk jaminan ini menjadi
komoditi tersendiri yang bisa dijaminkan lagi atau
diperjualbelikan tanpa batasan.

Dalam banyak kasus, Bank hanya bisa diakses oleh para


kroni pemilik Bank sehingga tujuan untuk kesejahteraan
bersama hanyalah sebuah utopia. Belum lagi ketika Bank

137
mengalami kolaps, maka Pemerintah yang harus
menanggungnya dengan menggunakan uang rakyat juga. Maka,
tidakkah seharusnya lembaga seperti ini hanya boleh dikelola
oleh Pemerintah ? Sekaligus menjamin tidak adanya sistem
bunga dalam sistem keuangan Nasional ? Pemantauan wajib
zakat maupun pajak juga tentunya akan lebih mudah ?

(baca: http://www.kompasiana.com/restianrick/bagian-pertama-
skandal-korupsi-blbi-adalah-konspirasi-global-bersediakah-
pemerintahan-presiden-joko-widodo-
menuntaskannya_54f35b8a745513902b6c722e)

(baca: http://fractnumulusense.blogspot.com/2013/10/bank-
indonesia-milik-siapa.html)
Visi Indonesia Raya
(baca: http://duniatanpauang.blogspot.co.id/2015/12/skema-
praktek-ribabunga-bank.html)

Rokok vs. Kemiskinan

Kenapa sih rokok harus diperhitungkan dalam menghitung


kemiskinan? Memangnya rokok itu sekarang sudah masuk
dalam kategori Sembilan bahan pokok ya? celoteh Mawar
(bukan nama sebenarnya) seorang wartawati setelah
mendengarkan rilis dari BPS tentang angka kemiskinan.

138
Mawar mungkin hanyalah satu dari sekian banyak orang yang
juga mempertanyakan, mengapa rokok, yang notabene
keberadaannya dimusuhi oleh berbagai pihak, justru
dimasukkan dalam salah satu komponen untuk menghitung garis
kemiskinan. Beberapa media bahkan berkunjung langsung
menemui Suryamin, Kepala BPS untuk mengklarifikasi hal
tersebut. Sebagai pegawai BPS, kita tentu dituntut paham
mengenai hal ikhwal rokok dan kemiskinan ini. Berikut
penjelasan ringkasnya.

BPS pertama kali melakukan penghitungan jumlah dan


persentase penduduk miskin pada tahun 1984. Ketika itu,
penghitungannya mencakup periode 1976-1981 dengan
Visi Indonesia Raya
menggunakan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)
modul konsumsi. Sejak itu, setiap tiga tahun BPS rutin
mengeluarkan data kemiskinan yang disajikan menurut daerah
perkotaan dan perdesaan. Mulai 2003, BPS rutin mengeluarkan
data tersebut setiap tahun. Hal ini karena sejak 2003 BPS
mengumpulkan data Susenas Panel Modul Konsumsi setiap
bulan Februari atau Maret.

Mengurut perihal angka kemiskinan, kita memang perlu tahu


bagaimana cara menghitungnya. Penghitungan kemiskinan BPS
mengacu pada pendekatan kebutuhan dasar. Komponen

139
kebutuhan dasar ini terdiri dari kebutuhan makanan dan bukan
makanan yang disusun menurut daerah perkotaan dan perdesaan
yang diambil dari hasil Susenas. Mulai tahun 1998 pendekatan
kebutuhan dasar yang digunakan BPS telah disempurnakan,
menjadi 52 jenis komoditi makanan dan 51 komoditi bukan
makanan (perkotaan) dan 47 komoditi (perdesaan). Dengan
pendekatan ini, kemiskinan merupakan ketidakmampuan dari
sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan
bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran, yang
kemudian batasan dari sisi pengeluaran inilah disebut sebagai
Garis Kemiskinan.

Garis Kemiskinan (GK) terdiri dari garis kemiskinan makanan


Visi Indonesia Raya
(GKM) dan garis kemiskinan non makanan (GKMN). Dalam
menentukan GKM, perlu ditentukan penduduk referensi.
Penduduk referensi adalah 20% penduduk yang berada di atas
garis kemiskinan sementara (GKS). GKS diperoleh dari GK
periode sebelumnya dan di-inflate dengan inflasi tahun berjalan.

GKM adalah jumlah nilai pengeluaran dari 52 komoditi dasar


makanan (termasuk didalamnya beras, daging, telur, rokok, dll)
yang riil dikonsumsi penduduk referensi, kemudian disetarakan
dengan 2100 kilokalori perkapita/hari. Misalkan untuk
memenuhi kebutuhan 52 komoditi tersebut perlu dikeluarkan

140
Rp300.000, dan total kalori yang didapat dari 52 komoditi
tersebut adalah 1500 kilokalori. Artinya, setiap memenuhi 1
kilokalori diperlukan uang sebesar Rp200 dan untuk memenuhi
2100 kilokalori berarti dibutuhkan uang senilai Rp420.000.
Maka didapatlah GKM saat ini adalah Rp420.000.

Setelah menghitung GKM, kita juga perlu menghitung GKNM.


GKNM merupakan penjumlahan nilai kebutuhan minimum dari
komoditi non makanan terpilih yaitu perumahan, sandang,
pendidikan, dan kesehatan. Nilai kebutuhan minimum ini
dihitung dengan menggunakan suatu rasio pengeluaran yang
didapat dari hasil Survei Paket Komoditi Kebutuhan Dasar
(SPKKD2004).
Visi Indonesia Raya
Penjumlahan GKM dan GKNM inilah yang kemudian menjadi
GK. Penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran
perkapita/bulan dibawah GK dikategorikan sebagai penduduk
miskin. Setelah diperoleh penduduk miskin, ini kemudian dilihat
lagi pola konsumsinya dari modul konsumsi Susenas.

Pada tahap inilah dapat terlihat share masing-masing komoditi


baik makanan maupun non makanan terhadap garis kemiskinan.
Seperti kita ketahui, bahwa rokok memiliki share terbesar kedua
setelah beras baik di pedesaan maupun perkotaan. Suryamin,
dalam beberapa kesempatan wawancara langsung oleh media

141
memaparkan Ketika seseorang yang dikatakan miskin ini
mengkonsumsi rokok, ada kemungkinan Ia menjadi tidak miskin
apabila mengalihkan pengeluarannya untuk rokok menjadi
pengeluaran untuk komoditi makanan yang memiliki
kilokalori.

Nah, merunut pada rilis kemiskinan yang dilansir oleh BPS


terakhir, dengan sumbangan rokok pada GKM sebesar 8,08%
(perkotaan) dan 7,68% (pedesaan), memang jelas dapat
dikatakan bahwa orang yang dikategorikan miskin ternyata
banyak yang mengkonsumsi rokok. Bukan berarti orang yang
tidak miskin tidak merokok, tetapi bagi mereka share
pengeluaran rokok ini sangatlah kecil dibandingkan pengeluaran
Visi Indonesia Raya
untuk barang-barang mewah lainnya.

Pada tahun 2015 saja, dari hasil Susenas, dapat dilihat bahwa
penduduk berusia 15 tahun keatas yang mengkonsumsi rokok
sebesar 22,57 persen di perkotaan dan 25,05 persen di pedesaan.
Rata-rata jumlah batang rokok yang dihabiskan selama
seminggu mencapai 76 batang di perkotaan dan 80 batang di
pedesaan. Luar biasa banyak. Jadi, bagaimana menurut Anda,
apakah rokok yang menyebabkan kemiskinan?

-Ferika

(https://www.bps.go.id/KegiatanLain/view/id/133)

142
(http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/16/05/29/o7x
6wk328-presiden-didesak-selamatkan-anak-indonesia-dari-
bahaya-rokok)

Sinyal Rapuh Perekonomian

(REPUBLIKA.CO.ID) Tuesday, 31 May 2016, 13:00 WIB

Pertumbuhan ekonomi kita pada kuartal pertama 2016 ini


"hanya" mencapai angka 4,92 persen. Angka ini lebih rendah
dari target yang mencapai 5,2 persen.

Pertumbuhan ekonomi kita ternyata lebih didongkrak oleh


Visi Indonesia Raya
keberhasilan faktor internal di antaranya: Pertama, terserapnya
belanja infrastruktur yang lebih awal, mulai Febuari 2016, pada
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat serta
Kementerian Perhubungan.

Kedua, terserapnya anggaran dana desa di berbagai


kota/kabupaten di Indonesia yang pada tahap pertama
2016 telah mencapai 98 persen, sehingga berimbas pada
pergerakan perekonomian desa.

Sementara, 12 paket kebijakan ekonomi yang telah diterbitkan


pemerintah antara September 2015 hingga April 2016 belum

143
memberikan hasil yang signifikan bagi perekonomian kita,
sehingga Presiden pun telah memerintahkan untuk mengevaluasi
rangkaian paket kebijakan tersebut (Republika 25/5).

Paket ini tampaknya lebih peduli kepada kepentingan asing


daripada kepentingan rakyat sendiri. Kita lihat contoh tentang
kebijakan izin investasi tiga jam, misalnya, banyak investor
asing memanfaatkan kebijakan tersebut dengan mudah untuk
mengurus berbagai keperluan perizinannya.

Sementara, untuk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM),


meski tersedia bunga rendah sesuai butir paket kebijakan
ekonomi, dalam praktik belum banyak yang terserap karena
Visi Indonesia Raya
berbagai syarat yang rumit dan sulit terpenuhi. Birokrasi masih
menghambat perizinan UMKM (Republika, 27/5)

Sejalan dengan itu, dari kelompok Himpunan Pengusaha


Pribumi Indonesia (HIPPI) juga menyatakan bahwa semangat
paket kebijakan tersebut belum berdampak bagi mereka karena
beberapa bank pelat merah masih mematok bunga di atas
ambang batas maksimal yang telah ditetapkan dalam butir paket
kebijakan ekonomi, yakni 12 persen per tahun (Sindonews,
2016).

144
Paket lain yang juga memberi karpet merah pada investor asing
adalah Perpres tentang Daftar Investasi Terbuka dan Tertutup
yang telah ditandatangani Presiden.

Sejumlah bidang usaha yang sebelumnya tidak boleh dikuasai


sepenuhnya oleh PMA, sekarang bisa 100 persen, seperti
pengusahaan jalan tol, pengelolaan dan pengembangan sampah
yang tidak berbahaya, direct selling, cold sorage, pialang
berjangka, restoran, bar, kafe, gelanggang olah raga,
laboratorium pengolahan film, sarana pengisian suara film,
sarana percetakan dan penggandaan film (Kontan, 25/5).

Melalui kebijakan tersebut, pemerintah juga langsung membuka


Visi Indonesia Raya
departemen store bagi PMA hingga mencapai 67 persen. Hal ini
telah mengundang protes dari pengusaha ritel karena pembukaan
tidak dilakukan secara bertahap (Kontan, 27/5).

Secara teori, peningkatan investasi asing akan mendorong


terbukanya lapangan kerja, dus mengurangi pengangguran, serta
memperbesar pendapatan nasional dan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi.

Namun, faktanya, tidak jarang investasi asing tidak memberi


dampak berkelanjutan, artinya, ia hanya memberi efek jangka
pendek dan menengah bagi sebuah perekonomian, sedangkan

145
dalam jangka panjang, tidak jarang justru menimbulkan masalah
yang serius, yakni ketergantungan dan ketidakpercayaan diri
secara ekonomi dari negara sedang berkembang.

Sudah bukan rahasia lagi bahwa investasi asing lebih banyak


dinikmati oleh para investor. Sementara, negara berkembang
hanya menjadi penyedia buruh murah sekaligus pasar bagi
produk mereka.

Dari uraian di atas menjadi gamblang bahwa saat ini terdapat


sinyal rapuh perekonomian kita yang harus dibaca oleh
pemerintah bahwa investasi asing dalam banyak hal telah
mengantarkan kita pada ketergantungan dan ketidakmandirian
perekonomian. Visi Indonesia Raya
Oleh karena itu, membangun perekonomian yang lebih
mengedepankan upaya dan potensi rakyat merupakan kewajiban
yang harus ditunaikan. Sudah saatnya bangkit untuk berbenah
melihat kembali semangat Pancasila yang telah dirumuskan
lewat Trisakti dengan formula aksi baru melalui Nawacita.

Menagih Janji Nawacita

Nawacita menjadi janji politik pemerintahan Jokowi-JK yang


ditunggu pelaksanaannya secara luas. Sembilan program utama
Nawacita yang menghadirkan negara dalam berbagai aktivitas

146
berbangsa dan bernegara untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, merupakan esensi janji Nawacita.

Sementara, sejumlah paket kebijakan ekonomi pemerintah


banyak yang tidak sejalan dengan Nawacita. Dalam jangka
panjang hal tersebut akan menjadi masalah serius bagi generasi
mendatang karena mereka tidak lagi menjadi tuan di negaranya
sendiri karena banyak dikuasai dan dikelola asing.

Untuk menebus janji Nawacita tersebut, pemerintah perlu


memperhatikan dua hal berikut: Pertama, membangun
keberpihakan pada rakyat. Semangat Trisakti dan Nawacita
merupakan pengejawantahan atas semangat membangun
Visi Indonesia Raya
kehidupan dan penghidupan rakyat.

Membangun kehidupan meliputi pemenuhan dan


keterjangkauan atas pangan, papan, dan sandang. Sedangkan,
penghidupan, secara sempit, dapat dimaknai memberi
kesempatan atas upaya-upaya pengembangan masyarakat dalam
segala aspek kehidupan.

Kedua, mengukur kemanfaatan atas kebijakan


propasar. Kebijakan propasar saat ini, tentu harus memiliki
ukuran yang jelas dalam mencapai perekonomian yang
bermanfaat untuk rakyat, seperti terbukanya lapangan kerja yang

147
luas. Apabila indikator tersebut tidak tercapai maka pemerintah
harus berpikir ulang dalam menjalin kerja sama dengan negara
lain.

Kebijakan di tengah berbagai kepentingan, tentunya harus


memperhatikan kemanfaatan yang lebih luas dan tidak
menyimpang dari Pancasila dan UUD 1945 yang telah kita
sepakati bersama. Apabila kebijakan yang dibuat menyimpang
dari rel tersebut, tentu wajib untuk segera dibenahi. Semoga,
kita tidak terlambat menyadarinya.

- Agus Suman -

Guru besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya


Visi Indonesia Raya

Salah Paham Toleransi Beragama


Yang selama ini dipahami oleh sebagian besar
nonmuslim Indonesia sebagai toleransi adalah umat Hindu Bali
menutup layanan bandara di Hari Nyepi, nonmuslim
memaksakan mengucapkan salam kepada muslim, atasan
nonmuslim melarang pegawai muslimah berjilbab. Maka,
toleransi menurut pengertian nonmuslim adalah:

1. Seseorang tidak melaksanakan ajaran agamanya untuk


menghormati orang lain yang berbeda agama

148
2. Seseorang melarang orang lain yang berbeda agama
untuk menjalankan ajaran agamanya

3. Seseorang ikut menjalankan ajaran agama orang lain

Sementara, menurut pelajaran PPKn kelas 3 IPS SMU


Kurikulum 1994 pada materi toleransi, dijelaskan bahwa
toleransi berasal dari bahasa Latin tolerare, artinya
membiarkan. Maka, pengertian toleransi adalah seseorang
membiarkan dan tidak mengganggu orang lain yang berbeda
agama dalam menjalankan ibadah serta ajaran agamanya.
Dengan demikian, toleransi dalam tindakan nyata adalah
bandara di Bali tetap beroperasi di Hari Raya Nyepi, muslim
haram mengucapkan selamat hari raya kepada nonmuslim
Visi Indonesia Raya
demikian juga sebaliknya, nonmuslim tidak perlu mengucap
salam kepada muslim, sekolah nonmuslim membiarkan siswa
muslimah berjilbab dan mendapatkan pelajaran agama yang
sesuai akidahnya.

Sekolah negeri yang mewajibkan siswi muslimah


berjilbab justru sudah sesuai dengan aturan sebab kewajiban
muslimah berjilbab adalah semata-mata karena yang
bersangkutan sudah menapak masa puber. Jika ternyata
kelakuannya masih jauh dari yang diharapkan, maka itu adalah
hal yang berbeda yang tidak berhubungan dengan kewajiban
berjilbab. Sama dengan pejabat yang rajin solat, tapi ternyata

149
tetap maksiat. Artinya, mereka hanya sekadar menggugurkan
kewajiban, tetapi tidak memahami hikmah yang ada di balik
ibadah yang dikerjakan. Intinya, sebuah kewajiban tetap saja
harus dilakukan terlepas dari perilaku orangnya kemudian.
#colekAhok

Selanjutnya, umat Islam memang tidak perlu meminta-


minta untuk dihargai oleh umat lain, Justru sebaliknya, umat
Islam harus menunjukkan bahwa mereka memang pantas untuk
memimpin umat manusia dalam menjalani hidup di dunia
berlandaskan nilai-nilai kebenaran, kebaikan, keadilan, kasih
sayang, dan keikhlasan demi menggapai ridha Ilahi agar
menjadi manusia yang selamat di dunia dan akhirat.
Visi Indonesia Raya

150
MENDUDUKKAN STATUS
KHILAFAH ISLAMIYAH

Idealnya, umat Islam hanya perlu memiliki satu


pemerintahan untuk seluruh umat Islam yang ada di dunia.
Namun, ketika saat ini institusi tersebut tidak ada, lalu
bagaimana umat Islam harus menyikapinya? Pada dasarnya,
mayoritas umat Islam sepakat dengan perlunya institusi tersebut.
Yang masih menjadi perdebatan adalah bagaimana caranya ?

Konsep Hizbut Tahrir


Visi Indonesia Raya
Berangkat dari hasil pengamatan terhadap kondisi umat
Islam saat itu serta pengkajian terhadap dalil-dalil agama, maka
Taqiyuddin An-Nabhani menciptakan rumusan dalam
memahami dan mengamalkan agama yang disebut Konsep
Fikrah & Thariqah. Konsep ini dikatakan HT sebagai ilmu yang
langka dan hanya orang-orang yang dirahmati Allah yang bisa
memahaminya.

Fikrah adalah setiap ketentuan agama, sedang Thariqah


adalah tata cara melaksanakan ketentuan tersebut (berupa
aktivitas fisik dan hasilnya bersifat fisik). Dua-duanya bersifat
mutlak berdasarkan dalil dan tidak boleh diubah oleh manusia.

151
Misalnya, ketentuan sholat (fikrah), dilengkapi dengan tata cara
sholat (thariqah). Adalagi tambahan konsep yaitu Uslub,
sebagai variasi teknis pelaksanaan thariqah, dan Wasilah yaitu
variasi sarana untuk menjalankan thariqah. Dalam hal sholat,
uslub-nya yaitu mau dikerjakan sendiri atau berjamaah, sedang
wasilah-nya mau pakai jubah atau sarung.

Dalam hal Khilafah, Allah memerintahkan umat Islam


untuk menjalankan Syariat secara kaffah sedangkan penegakan
hukumnya diserahkan kepada Penguasa (ulil amri). Artinya,
Syariat tidak bisa tegak tanpa Khilafah, maka menegakkan
Khilafah adalah wajib. Hal ini adalah Fikrah, yaitu ketentuan
dari Allah agar umat Islam mendirikan Khilafah supaya bisa
Visi Indonesia Raya
menerapkan Syariat secara kaffah.

Bagaimana caranya ? Ternyata sangat mudah! Yaitu,


umat Islam tinggal meng-copy paste apa saja yang sudah
dicontohkan oleh Rasulullah dari awal mendakwahkan Islam
sampai berhasil mendirikan Negara Independen Madinah.
Contoh-contoh aktivitas yang diteladankan oleh Nabi ini disebut
Thariqah, yaitu serangkaian aktivitas fisik untuk mewujudkan
Fikrah, yang bersifat wajib dan tidak boleh dimodifikasi sama
sekali.

Tahap pertama yaitu Rasulullah mendirikan Partai


Politik Islam yang menggalang anggota-anggota untuk dididik

152
menjadi calon penyeru Khilafah. Tahap kedua, menyerukan
konsep Khilafah kepada masyarakat umum. Tahap ketiga,
berusaha mencari sandaran (thalabun nushrah) dari kekuatan
eksternal (ahlul quwwah) yang bersedia memberikan
kekuasaannya kepada Rasulullah. Tahap keempat, Rasulullah
hijrah ke Madinah dan menjadi penguasa. Kesemuanya
ditempuh dengan cara damai dan sukarela.

Tahap-tahap tersebut telah terbukti berhasil dilaksanakan


oleh Rasulullah dengan gilang-gemilang. Maka, umat Islam
sekarang tinggal meniru saja. Tahap perjuangan HT saat ini
sudah sampai pada tahap ketiga, yaitu thalabun nushrah. HT
terhitung telah berjuang selama 63 tahun sejak didirikan pada
Visi Indonesia Raya
1953. Menurut HT, hari-hari ini saatnya sudah semakin dekat
untuk terwujudnya Khilafah di pundak HT.

Di dalam Khilafah versi HT itu, merekalah yang


nantinya akan menjadi Partai Penguasa Tunggal sebagaimana
kaum Muhajirin menjadi penguasa Madinah dengan dukungan
kaum Anshar sebagai Ahlul Quwwah. Sementara itu, seluruh
umat Islam sedunia tinggal ikut dan tunduk di bawah
pemerintahan HT. Sekilas, doktrin HT ini justru sama persis
dengan Doktrin Partai Tunggal pemerintahan komunis.

Ahlul Quwwah adalah konsep khas HT, yaitu pihak-


pihak pemilik kekuasaan. Di zaman Rasulullah, para ahlul

153
quwwah tersebut adalah para Tokoh Kabilah yang ada di Jazirah
Arab. Mereka memiliki kekuasaan atas sejumlah pengikut dan
wilayah tertentu. Mereka secara sukarela menyerahkan
kekuasaannya tersebut kepada Baginda Nabi saw.

Kriteria ahlul quwwah di atas pada zaman sekarang ini


hanya bisa disejajarkan dengan entitas sebuah Negara modern
yang terdiri dari rakyat, wilayah, dan pemerintah. Seorang
kepala Negara saja tidak bisa disebut ahlul quwwah, demikian
juga dengan para komandan militer, Gubernur, Bupati, apalagi
sekadar pimpinan parpol yang sedang berkuasa. Mereka masing-
masing bukan pemilik wilayah tertentu yang mereka berkuasa
mutlak atasnya. Mereka semuanya hanya menjalankan tugas
Visi Indonesia Raya
Negara sesuai kedudukannya.

Misalnya, Obama menyatakan masuk Islam, maka ia


tidak bisa serta merta menyerahkan kekuasaan kepada HT.
Demikian pula misalnya Panglima Angkatan Bersenjata AS
masuk Islam, dia juga tidak bisa sesukanya menyerahkan
tongkat komando kepada HT. Belum lagi ada Konggres dan
Senat. Kecuali, mayoritas rakyat AS dari sejumlah 300 sekian
juta menghendaki demikian. Maka, justru zaman sekarang ini
yang disebut ahlul quwwah adalah rakyat itu sendiri. Namun,
sekiranya rakyat AS menginginkan demikian, ngapain juga

154
musti menyerahkan kekuasaan kepada HT ? Islam kan bukan
HT ?

Berbeda keadaannya dengan ratusan tahun silam ketika


para Wali Sanga berhasil mengislamkan Nusantara. Pada waktu
itu, bentuk tatanan pemerintahannya adalah kerajaan tradisional,
maka begitu Sang Raja masuk Islam, rakyat pun ikut memeluk
Islam. Di sinilah pentingnya mendefinisikan sesuatu dengan
jelas dan tepat serta menyesuaikannya dengan konteks ruang
dan waktu.

Umat Islam sudah berjumlah 1,6 milyar saat ini dan


menduduki wilayah dari Maroko hingga Merauke meski
ironisnya terpecah-belah dalam puluhan Negara. Akal yang
Visi Indonesia Raya
waras tentu akan berpikir bagaimana caranya menyatukan umat
Islam. Ada beberapa Negara yang sudah berusaha menerapkan
Syariat Islam. Maka, ahlul quwwah seperti apakah yang
diangankan oleh HT ? Apakah umat Islam itu tidak berdaulat di
wilayahnya ? Atau, karena dipimpin oleh para penguasa jahat
yang berkolaborasi dengan para ulama sesat maupun jahil?

Maka, tesis Nabhani tentang thariqah dakwah


Rasulullah tersebut sangat perlu untuk dikritisi dan ditelaah
kembali. Doktrin bahwa Thariqah tidak boleh diubah dan wajib
diikuti tanpa syarat di mana bila terjadi kegagalan, maka yang
boleh diubah hanyalah Uslub-nya, adalah doktrin yang sangat

155
janggal dan mencurigakan. Terlebih lagi, hingga akhir hayatnya,
Nabhani sendiri tidak berhasil mewujudkan konsepnya. Lalu,
siapa yang akan menjadi panutan ?

Kalau dikatakan faktanya di zaman Nabi adalah seperti


itu, ya memang betul seperti itu, pada waktu itu. Tapi, apakah
benar semuanya itu tinggal dijiplak sama persis di setiap ruang
dan waktu sepanjang perjalanan umat manusia hingga kiamat
kelak ? Rasulullah berhasil mendapatkan ahlul quwwah dalam 2
tahun usaha beliau dengan pengikut yang hanya sekian ratus
orang saja. Kalau dikatakan bukan waktu maupun jumlah yang
menjadi patokan, lalu apa yang dijadikan patokan di zaman
sekarang ?
Visi Indonesia Raya
Berapa lama tahap pertama berlangsung, apa materinya,
apa dalilnya ? Begitu juga dengan tahap-tahap selanjutnya ?
Apakah mau dijawab, Ya, pokoknya sampai berhasil !? Ini
menandakan bahwa tahapan dakwah bukanlah thariqah sebab
bahkan Syiah maupun Komunis juga menjalankan hal yang
sama, hanya saja mereka menghalalkan kekerasan. Artinya, hal
ini merupakan perbuatan naluriah jibilah, bukan thaah.

Maka, mengembalikan tahapan dakwah Islam, yang


telah sempurna sejak 1400 tahun yang lalu, ke titik awalnya
ketika Nabi saw baru memulai dari nol di tengah-tengah kaum
kafir Quraisy adalah sebuah langkah aneh bin lucu bin konyol.

156
Jika masa sebelum terbentuknya Khilafah sekarang ini dianggap
sebagai periode Makkah, maka konsekuensinya adalah khamr
halal, judi halal, bahkan zina tidak mengandung konsekuensi
hukuman di dunia. Sebab, ayat-ayat yang berisi hukum-hukum
pidana baru diwahyukan oleh Allah pada periode Madinah.
Maka, doktrin penahapan dakwah seperti itu merupakan hal
yang sungguh bathil lagi asing.

Jika memang demikian adanya, maka boleh jadi Doktrin


HT hanyalah lelucon belaka. Bahkan, Doktrin HT itu memang
sudah dirancang untuk gagal sejak semula. Ketidakmampuan
HT untuk mendefinisikan dengan jernih sesuatu yang hendak
dilawannya menunjukkan seberapa sebenarnya tingkatan
Visi Indonesia Raya
kualitas mereka. Ketidakmampuan HT untuk mengenali
Indonesia sebagai sebuah Negara Islam sejak semula merupakan
salah satu contohnya.

Demikian pula dengan pandangan HT bahwa cara-cara


demokrasi hanyalah ilusi sebagaimana yang terjadi pada FIS di
Aljazair, Hamas di Palestina, IM di Mesir, di mana demokrasi
justru dianggap menelikung mereka. Tidakkah HT mau berpikir,
sekiranya mereka berhasil mendapatkan ahlul quwwah,
bukankah ahlul quwwah itupun juga sangat mungkin untuk
berkhianat ?

157
Langkah Merintis Khilafah
Pada dasarnya, setiap Muslim yang masih waras otak
dan jiwanya akan sepakat tentang wajibnya mengusahakan
terwujudnya Khilafah. Allah memerintahkan umat Islam untuk
menjalankan Syariat secara kaffah, ini adalah wajib. Allah
memerintahkan Penguasa untuk menegakkan Syariat atas umat,
ini adalah wajib. Maka, Khilafah merupakan wasilah (sarana)
yang menjadi wajib diusahakan adanya untuk mewujudkan
pelaksanaan Syariat di tengah umat.

Bagaimana caranya ? Sebagaimana yang telah


ditunjukkan oleh Rasulullah saw di masa lalu, Beliau
menempuh Bentuk Perjuangan Damai. Inilah sebenarnya yang
Visi Indonesia Raya
dimaksud dengan thariqah Rasulullah itu. Sementara, berbagai
tahapan aktivitas dakwah, termasuk di dalamnya thalabun
nushrah dan ahlul quwwah adalah sebagai Uslub atau Wasilah.

Di sinilah pentingnya konsep Fastabiqul Khairat yang


telah dibahas sebelumnya. Khilafah Islamiyah pasti akan tegak
kembali bergantung pada kelayakan kualitas umat Islam itu
sendiri. Pertanyaannya adalah apa peran atau sumbangsih
masing-masing kita sebagai pribadi yang mengaku Muslim
dalam proses panjang menuju terbentuknya kembali Khilafah
itu? Maka, hal ini kembali lagi kepada pilihan masing-masing
pribadi untuk menempatkan dirinya sebagai pribadi Muslim

158
dengan kualitas Surga tingkat ke berapa ? Akan menjadi pribadi
yang pasif ataukah progresif ?

Yang jelas, ada banyak hal dan bentuk perjuangan yang


bisa ditempuh oleh umat Islam, sekali lagi dengan cara-cara
damai, dalam kerangka meningkatkan kualitas diri pribadi dan
umat untuk mencapai level yang diperlukan bagi terwujudnya
Khilafah Islamiyah. Artinya, Khilafah adalah hadiah dari Allah
ketika umat Islam sudah mencapai suatu tingkat kualitas yang
telah dipersyaratkan oleh Allah. Maka, berkuasanya kaum kafir
di dunia sekarang ini bukan karena mereka kuat, tetapi adalah
karena umat Islam tidak bermutu sehingga Allah mencabut
rahmat-Nya. Ya, sesederhana itu!!!
Visi Indonesia Raya
Sekiranya Allah memberikan kekuasaan kepada umat
Islam sementara kondisinya di bawah standar dengan kualitas
comberan raksasa sungai Ciliwung, maka dapat dibayangkan
akan terlihat seperti apakah wajah kekuasaan Islam itu ???

Intinya, peran yang harus diambil oleh masing-masing


pribadi Muslim adalah menyesuaikan dengan kemampuan yang
dimilikinya. Allah telah memberikan kemampuan kepada setiap
orang sebagai modal untuk beramal atau berkarya. Maka, tugas
pertama manusia adalah menemukan apa kemampuan yang telah
dianugerahkan oleh Allah padanya. Karena itu, salah satu Tugas
Negara adalah pendidikan mencerdaskan kehidupan bangsa.

159
Selanjutnya, dengan kemampuannya itu manusia melakukan
segala sesuatu dengan cara terbaik dan semaksimal
kemampuannya.

Apa yang dihasilkan atau didapatkan manusia dari


merealisasikan kemampuannya itulah yang hendaknya
bermanfaat bukan saja untuk kepentingan pribadi dan keluarga,
tapi juga untuk umat. Dengan demikian, setiap orang akan dapat
memberikan sumbangsih masing-masing dalam kerangka
dakwah, baik secara lisan maupun perbuatan. Dan, semua itu
adalah dalam rangka turut serta membangun kualitas pribadi dan
umat menuju terbentuknya Khilafah secara alamiah.

Terbentuknya Khilafah secara alamiah yaitu mengikuti


Visi Indonesia Raya
hukum sebab-akibat. Khilafah adalah istilah untuk Negara
dalam Islam. Maka, sebagaimana pengertian Negara secara
umum, Khilafah adalah sekumpulan umat Islam yang mendiami
suatu wilayah secara berdaulat dengan membentuk suatu
Pemerintah yang menjalankan seluruh kepentingan umat
berdasarkan Syariat Islam. Gitu aja, biar ga repot!!!

Setiap orang berkepentingan untuk mewujudkan apa


yang menjadi kebutuhan maupun keinginannya. Agar tidak
terjadi konflik antar sesama dalam usaha mengejar dan meraih
kepentingannya itu dibuatlah hukum atau aturan. Untuk
menegakkan aturan itu dibentuklah lembaga penegak hukum

160
(Pemerintah). Hukum-hukum dibuat berdasarkan tata nilai dan
norma yang berlaku pada suatu masyarakat itu sendiri. Bagi
setiap Muslim, sumber hukumnya adalah Syariat Islam itu
sendiri. Maka, berdirinya Khilafah Islamiyah merupakan sebuah
proses dan tuntutan alamiah sesuai perkembangan kualitas umat
itu sendiri dalam memahami dan mengamalkan Syariat
agamanya.

Maka, kunci utama terbentuknya Khilafah Islamiyah


adalah kualitas umat. Dan kunci utama dalam meningkatkan
kualitas umat adalah pendidikan umat, bukan demonstrasi,
propaganda, apalagi agitasi. Dan, karena umat itu pada dasarnya
terdiri dari para pribadi, maka antara kualitas pribadi dan umat
Visi Indonesia Raya
adalah merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Di
samping itu, masing-masing pribadi itu merupakan bagian atau
anggota dari suatu keluarga, maka kualitas keluarga-keluarga
dalam umat merupakan hal yang mutlak dalam Islam.

Firman Allah swt QS At Tahrim : 6,

5. Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan


keluargamu dari api neraka

161
Dengan demikian, tujuan utama pendidikan atau dakwah
dalam Islam sebagaimana diperintahkan oleh Allah swt dan
dituntunkan oleh Rasulullah saw adalah untuk membentuk
pribadi-pribadi salih-salihah yang akan membangun keluarga-
keluarga sakinah untuk mewujudkan masyarakat marhamah
menuju kualitas umat terbaik sebagai syarat bagi munculnya
Khilafah Islamiyah yang dijanjikan Allah.

Firman Allah swt QS An Nur : 55,


Visi Indonesia Raya

55. Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman


di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa
Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa
dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang
sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan
meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk
mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan)

162
mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman
sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada
mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan
barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka
itulah orang-orang yang fasik.

Para Pemimpin Amanah akan muncul dengan sendirinya


dari para Pribadi Salih yang terbina dalam Keluarga Sakinah
serta berinteraksi dengan penuh kasih sayang, perhatian, dan
kepedulian di tengah pergaulan manusia (Masyarakat
Marhamah). Karena itu, setiap pribadi harus terus-menerus
berusaha menjadi versi terbaik dirinya dan melakukan segala
sesuatu yang menjadi tanggung jawabnya dengan kemampuan
terbaiknya. Dengan demikian, masing-masing pribadi akan
Visi Indonesia Raya
memiliki kualitas unggul dan karakter amanah yang siap sedia
kapan saja tanggung jawab kepemimpinan menghampiri dirinya.

Setiap pribadi memiliki kesempatan yang sama untuk


terpilih menjadi Pemimpin. Karena itu, adalah hal yang konyol
jika umat hanya berdiam diri menunggu dan berharap datangnya
Ratu Adil tanpa mau berusaha memperbaiki kualitas dirinya
terlebih dahulu. Emangnya mau nunggu munculnya Ratu Adil
dari Bekasi ? Terlalu jauh kaliii !!!

Intinya, Khilafah didirikan dengan cara-cara damai,


alamiah, dan demokratis. Demokratis dalam artian harus

163
melibatkan peran serta seluruh umat Islam tanpa kecuali dari
ujung Barat Maroko hingga ujung Timur Merauke. Rasulullah
ketika mendirikan Negara di Madinah melibatkan seluruh umat
Islam dalam kesatuan wilayah yang ada saat itu, yaitu di seluruh
wilayah Madinah. Oleh karena itu, berdirinya Khilafah tidak
bisa diklaim sepihak oleh umat Islam yang ada di Maroko saja
atau di Merauke saja. Dan dalam hal ini, demokrasi diartikan
sebagai kedaulatan umat dalam berpolitik dan bukan kedaulatan
hukum di tangan manusia (Sekulerisme).

Pasca Terbentuknya Khilafah


Firman Allah swt QS Al Anbiya :107,
Visi Indonesia Raya





107. Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk


(menjadi) rahmat bagi semesta alam

Rasulullah Muhammad saw diutus oleh Allah sebagai


Nabi terakhir yang membawa risalah terakhir ,berupa seluruh
ajaran yang termaktub di dalam Al-Quran, sebagai pedoman
bagi seluruh umat manusia sejak diutusnya beliau hingga akhir
zaman. Al Quran berisi tuntunan hidup yang diperlukan
manusia dalam mengarungi hidupnya di dunia agar tidak

164
tersesat dan selamat dari godaan Iblis dan bala tentaranya ,baik
dari jin maupun manusia, sehingga mendapatkan kebahagiaan di
akhirat kelak. Karena itulah, beliau dijuluki oleh Allah sebagai
rahmatan lil aalamiin, pembawa rahmat bagi alam semesta.

Setelah wafatnya beliau, maka tanggung jawab


mendakwahkan risalah Islam jatuh ke pundak kaum Muslimin.
Seorang Muslim hendaknya berusaha mendakwahkan Islam
semampunya. Dan dengan adanya Khilafah, maka tugas
mendakwahkan Islam ke seluruh dunia menjadi tanggung jawab
Khalifah untuk mengelolanya dengan sebaik-baiknya.

Sebagaimana yang dilakukan oleh Negara-negara Barat


yang gencar menyebarkan Konsep HAM & Demokrasi dan juga
Visi Indonesia Raya
Negara-negara Komunis dalam menyebarluaskan pahamnya,
maka Khilafah Islamiyah bahkan wajib mendakwahkan risalah
Islam kepada setiap anak manusia di seluruh penjuru dunia.
Bedanya adalah jika Barat maupun Komunis menyebarkan
pahamnya untuk kepentingan kekuasaan politik dan penguasaan
ekonomi, maka Khilafah Islamiyah semata-mata bertujuan
untuk amar maruf nahi munkar, mengajak kepada kebaikan
dan melenyapkan keburukan. Hakikat dakwah adalah untuk
mengajak sebanyak mungkin manusia agar selamat dari godaan
dan jeratan setan di dunia hingga dapat bahagia kelak di akhirat.

Sabda Rasulullah saw :

165



Seandainya manusia diberi lembah penuh dengan
emas, maka ia masih menginginkan lembah yang kedua semisal
itu. Jika diberi lembah kedua, ia pun masih menginginkan
lembah ketiga. Perut manusia tidaklah akan penuh melainkan
dengan tanah. Allah pasti menerima taubat bagi siapa saja yang
bertaubat. (HR. Bukhari no. 6438)

Inilah pada dasarnya pangkal kerusakan masyarakat


sejak dulu, yaitu keserakahan. Ketika para penguasa berwatak
Visi Indonesia Raya
Firaun berpadu dengan para pengusaha berwatak Qarun, para
birokrat korup berwatak Haman, dan para ulama fasik berwatak
Balam, maka masyarakat yang baik akan tertindas dan
tersingkir sementara yang besedia tunduk akan rusak moralnya.

Dalam kondisi seperti itu, maka pihak yang kuat


menindas yang lemah, yang kaya makin kaya, yang miskin mati
perlahan. Lalu, pada satu titik akan muncul perlawanan
mengatasnamakan rakyat kecil dan kaum tertindas. Setelah
perjuangan mereka berhasil menggulingkan penguasa lalim,
maka bergantilah reszim yang berkuasa untuk mengulangi
kesalahan yang sama, lagi dan lagi.

166
Demikianlah yang terjadi sepanjang sejarah perjalanan
umat manusia hingga kini di abad modern di mana umat
manusia terbelah dalam dua kubu yang saling bertentangan,
yaitu Rezim Kapitalisme dan Komunisme. Pokok pangkalnya
adalaha paham materialisme. Yaitu, paham yang memandang
bahwa benda-benda yang ada di dunia ini, termasuk benda-
benda ciptaan manusia sendiri, adalah lebih berharga dari nilai
manusia dan kemanusiaan itu sendiri. Akibatnya, manusia
berlomba-lomba mengumpulkan harta dengan melupakan nilai
kemuliaan manusia itu sendiri.

Manusia memandang uang, kendaraan, rumah, dsb lebih


berharga dari dirinya sendiri. Ia merasa hina ketika tidak
Visi Indonesia Raya
berharta dan merasa sangat mulia ketika punya banyak harta.
Manusia memandang rendah orang lain yang hartanya kurang
dari dirinya sementara ia merasa lebih rendah dari orang yang
lebih kaya dari dirinya. Bahkan, ia rela menjilat kepada orang
yang lebih kaya dari dirinya.

Ketika pertama kali Allah menciptakan manusia Adam,


Allah memerintahkan para Malaikat yang tercipta dari cahaya
untuk bersujud. Lalu, ketika ada satu makhluk Allah yang
tercipta dari api enggan bersujud, maka Allah mengutuknya
menjadi Iblis dan akan mengekalkannya di Neraka. Maka, bisa
dibayangkan betapa tinggi dan mulianya nilai makhluk bernama

167
manusia itu di hadapan Allah. Sementara, seluruh benda di alam
semesta ini diciptakan oleh Allah hanya sebagai sarana bagi
manusia untuk beribadah dan berkarya.

Di sinilah pentingnya peran umat Islam dalam


menengahi dan memberikan solusi tuntas, yaitu menyadarkan
bahwa manusia sejatinya satu saudara sebagai keturunan Adam,
yang berkedudukan sebagai abdullah dan khalifah fil ardh,
untuk memakmurkan bumi dan bahwa satu-satunya musuh
manusia yang nyata adalah Iblis yang hendak mengadu domba
sesama manusia dan menjadikan mereka teman penghuni yang
kekal di neraka.

Khilafah berperan meneruskan dakwah risalah Islam


Visi Indonesia Raya
untuk menyingkirkan semua bentuk kezaliman sekelompok
manusia atas manusia lainnya. Dakwah Khilafah sama sekali
bukan untuk menambah jumlah pengikut atau mengislamkan
negeri-negeri yang dikuasai karena memang tidak ada paksaan
untuk masuk Islam, QS. Al Baqarah : 256.

168
256. Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama
(Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada
jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada
Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia
telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak
akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui

Sejak awal diturunkannya manusia ke bumi, mereka


sudah dibekali ilmu dan aturan oleh Allah dalam menjalani
hidupnya. Namun demikian, meminjam teori dinamika sosial
dalam sosiologi, manusia bersifat berkembang dan berubah.
Saat suatu perubahan itu berkembang ke arah negatif, maka
Allah akan kembali mengutus para Nabi untuk mengingatkan
manusia. Dan, dengan berakhirnya perutusan itu setelah
Visi Indonesia Raya
diutusnya Nabi Muhammad saw, maka tugas dakwah
mengingatkan dan meluruskan jalan hidup manusia itu menjadi
tugas umat Islam secara umum, dan Khilafah secara khusus.

Apakah dakwah Khilafah itu identik dengan ekspansi


militer ? Dakwah Khilafah tentu saja dilakukan dengan cara-
cara diplomasi, akan tetapi ketika menemui hambatan yang
bersifat militer, tentu saja solusinya adalah juga dengan
kekuatan militer. Khalifah Utsman mengutus Shahabat Saad
bin Abi Waqqash ke Tiongkok sebagai duta Islam hingga
wafatnya, tanpa satupun tetesan darah. Khalifah Muawiyah

169
bahkan sempat mampir ke tanah Jawa untuk berdakwah, tanpa
pedang.

Landasan dakwah adalah cinta dan kasih-sayang kepada


sesama manusia sebagai satu keturunan Nabi Adam as. untuk
diselamatkan dari jeratan setan yang ingin menjadikan manusia
sebagai teman kekal penghuni neraka. Dakwah tidak didasarkan
pada nafsu dominasi, kebencian, dan terlebih lagi balas dendam.

Tujuan Khilafah bukanlah untuk menguasai dunia, tetapi


sebaliknya yaitu membebaskan dunia dari cengkeraman
segelintir manusia serakah yang ingin menguasai dunia untuk
kesenangan sendiri dengan mengorbankan sebagian besar umat
manusia yang dibiarkan hidup sengsara dan menderita, persis
Visi Indonesia Raya
seperti yang sedang terjadi di dunia kita saat ini.

170
The New World Order
=
The World without Islam ?!?!?!

Visi Indonesia Raya

171
Visi Indonesia Raya

172
Pantang Surut

Layar Visi Indonesia Raya telah terkembang, maka


Biduk Indonesia Negara Islam pantang surut kembali!!!

Maju atau hancurnya sebuah Negara tergantung pada


kualitas mayoritas rakyatnya, maka nasib Indonesia sangat
tergantung pada kualitas mayoritas umat Islamnya. Sebagai
mayoritas penduduk negeri ini, maka umat Islam wajib berperan
sebagai lokomotif perubahan serta pembangunan, dan bukan
Visi Indonesia Raya
malah menjadi gerbong sarat beban yang akan menghambat
kemajuan.

Sudah saatnya bangsa Indonesia kembali ke Titik Nol


cita-cita dan tujuan kemerdekaannya sebagaimana tercantum
pada Pembukaan UUD 1945. Kondisi bangsa saat ini sudah
benar-benar berada di titik kritis. Rencana masuknya dana
raksasa dari program Tax Amnesty boleh jadi merupakan angin
segar. Justru karena itulah, sebagai rakyat pemilik kedaulatan di
negeri ini, maka Kami perintahkan kepada Panglima TNI untuk
memastikan komitmen semua petinggi negeri ini terhadap
NKRI.

173
Dana sebesar itu dapat digunakan untuk mengubah
tatanan sekaligus membeli loyalitas. Oleh karena itu, harus
dipastikan bahwa arah biduk bangsa ini sesuai dengan cita-cita
dan tujuan semula. Dan karena itu, jika tidak ada satupun
Jenderal yang bisa diandalkan di negeri ini, Kami perintahkan
kepada para Prajurit untuk bergerak menyelamatkan Negara jika
saatnya tiba. Oleh sebab itu, umat Islam sebagai mayoritas
rakyat negeri ini, wajib mempersiapkan diri untuk sewaktu-
waktu berdiri di belakang TNI. TNI adalah milik rakyat!!!

Sekali lagi, ini adalah Sebuah Revolusi Damai: Dari


Indonesia Untuk Dunia, akan tetapi semua skenario harus
diantisipasi, termasuk skenario terburuk sekalipun. Idealnya,
Visi Indonesia Raya
sebuah Negara adalah negeri yang thayyibatun wa rabbun
ghafur yang terdiri dari para pribadi salih, keluarga-keluarga
sakinah, masyarakat marhamah, dan para pemimpin yang
amanah. Dan, itu semua merupakan proses yang simultan, terus-
menerus sejak dari proses pembentukannya, terbentuknya,
kemudian mempertahankannya. Maka, Dakwah & Jihad adalah
dua proses mutlak yang tidak akan pernah berhenti hingga akhir
zaman.

Suatu ketika Imam Ahmad bin Hambal ditanya


muridnya, mataa yajidul abdu thamarrahah? (kapan
seseorang bisa beristirahat?) Ia menjawab, Indamaa yathau

174
ihda qadamaihi fil jannah (Jika kita telah menginjakkan kaki
di Surga, maka disanalah kita akan beristirahat). Artinya,
sebelum mati, tidak ada waktu untuk istirahat bersenang-senang.

Laa rahata li duat illa badal mamaat (tidak ada kamus


berleha-leha bagi para dai kecuali setelah mati).

Oleh karena itu, setiap penggiat dakwah, dai, mubaligh,


ustadz, kyai, wajib senantiasa mengingatkan umat Islam,
misalnya dalam setiap Khutbah Jumat ke-2 untuk selalu
berpesan:

Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala


bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus
Visi Indonesia Raya
dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan
perikeadilan.

Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah


sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa
mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan
negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan
makmur.

Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan


didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan
kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan
dengan ini kemerdekaannya.

175
Rahmat kemerdekaan bangsa Indonesia diberikan oleh
Allah pada hari Jumat, 09 Ramadhan 1364 H/17 Agustus 1945,
maka sungguh sangat tepat untuk senantiasa mengingatkan umat
Islam dalam setiap khutbah Jumat bahwa Indonesia adalah
Negara Islam sejak semula, maka yang wajib berlaku di
Indonesia adalah :

1. Berlakunya agama Islam sebagai agama resmi negara


dengan Syariat Allah sebagai sumber hukum tertinggi
yang mengikat dan wajib dijalankan oleh umat Islam
Indonesia.

2. Negara menjamin bahwa di seluruh wilayah kekuasaan


NKRI tanpa kecuali berlaku setiap syariat agama lain
Visi Indonesia Raya
bagi masing-masing pemeluknya termasuk syariat adat
bagi setiap pemangkunya yang masih ada dan hidup
dalam masyarakat sepanjang tidak bertentangan dengan
Lima Tujuan Berlakunya Hukum dalam Syariat Islam.

Oleh karena itu, tugas utama umat Islam Indonesia saat


ini dan seterusnya, tanpa saling menunggu orang lain, adalah:

1. Masing-masing diri hendaklah meningkatkan kualitas


dirinya sebagai pribadi-pribadi salih
2. Membangun keluarga-keluarga sakinah sebagai pusat
penyemaian embrio pribadi-pribadi salih

176
3. Membangun masyarakat marhamah yang berinteraksi
penuh kasih sayang dengan sesama, baik dengan
nonmuslim dan terlebih lagi dengan sesama muslim
4. Masing-masing diri hendaknya mempersiapkan kapasitas
dirinya sebagai para calon Pemimpin Amanah sehingga
akan muncul dengan sendirinya para pemimpin umat
dengan kualitas best of the best.

Oleh karena itu, kepada semua generasi muda Islam, para


aktivis dakwah, rohis, LDK, dsb persiapkanlah kualitas diri
kalian karena akan tiba saatnya bagi kalian untuk mengambil
alih kepemimpinan di masa depan !!!!!!!

Visi Indonesia Raya


Kesemuanya itu dilakukan sebagai bagian dari dakwah
amar maruf nahi munkar, dilandasi niat ikhlas untuk
mendapatkan ridha Allah semata dalam kerangka Fastabiqul
Khairat, yaitu berlomba menjadi manusia dengan kualitas surga
tertinggi !

Dan, kesemuanya itu ditempuh dengan cara-cara


sebagaimana telah ditempuh dan dituntunkan oleh Rasulullah
saw yaitu berdakwah dengan cara damai. Maka, jika saatnya
tiba, ketika Umat Islam telah memantaskan diri, yaitu
Kualitas Umat telah memenuhi persyaratan sebagai kuntum
Khaira Ummah:

177
..
sesungguhnya Engkau tiada menyalahi janji.

Pada akhirnya, dakwah Islam itu sendiri adalah


merupakan sebuah perjuangan. Dan, perjuangan tentu saja
butuh pengorbanan. Lalu, apa yang musti dikorbankan oleh
umat Islam ? Jawabannya adalah sebuah pertanyaan :

Apa yang berani dikorbankan oleh masing-masing pribadi


Muslim dalam kerangka Dakwah & Jihad untuk
memantaskan diri (Fastabiqul Khairat) sebagai penghuni
Surga Allah yang tertinggi ?
Visi Indonesia Raya
Dakwah adalah perjuangan amar maruf nahi munkar,
sedang Jihad adalah sebuah Sistem Pertahanan Keamanan
(Security Act) untuk melindungi Dakwah dari segala macam
potensi Ancaman, Tantangan, Hambatan, dan Gangguan.

Jika Gajah Mada saja ber-Sumpah Palapa untuk tidak


menikmati kesenangan dunia sebelum bisa menyatukan
Nusantara, maka hendaknya umat Islam pun juga rela menahan
diri untuk tidak larut dalam kesenangan dunia yang melenakan
dari kewajiban berperan serta dalam Dakwah & Jihad. Boleh
saja menikmati kesenangan hidup, tetapi tidak boleh berlebihan,

178
apalagi bermewah-mewah dan berfoya-foya. Hendaknya umat
Islam bergaya hidup yang sederhana dan bersahaja. Apa yang
dipunya hendaknya lebih didayagunakan untuk kemanfaatan
sebanyak mungkin sesama.

Karena itu, kunci dari pengorbanan adalah keikhlasan.


Seorang Muslim berjuang dengan ikhlas semata-mata
mengharap ridha Allah. Ia tidak takut kehilangan harta, pangkat,
jabatan dan segala hal duniawi lainnya karena pada dasarnya
kesemuanya itu adalah titipan dari Allah belaka. Semakin
banyak ia berkorban di dunia, maka Allah akan semakin ridha
kepadanya.

Kelak di akhirat, Allah akan bertanya kepada umat Islam


Visi Indonesia Raya
Indonesia :Apa maksud Kalian mencantumkan nama-Ku di
dalam konstitusi kalian, sementara semua Syariat-Ku justru
Kalian campakkan ?!?!?!

Maka, sudahkah Kita siap dengan jawabannya,


Wahai Umat Islam Indonesia ???

Sebuah jawaban yang dapat kita teriakkan dengan lantang :

Persaksikanlah, Ya Allah, inilah jihadku!!!

179
Maka, jalan pintas untuk mengeluarkan Indonesia dari
kemelut dan krisis multidimensi saat ini adalah dengan
melaksanakan Lima langkah sederhana:

1. Para aparat dan birokrat sipil maupun militer hendaknya


menjalankan tupoksi-nya dengan sebaik-baiknya, penuh
dedikasi, dan dengan integritas tertinggi

2. Seluruh rakyat Indonesia wajib menaati setiap aturan


Negara

3. Para pejabat yang telah melakukan kesalahan hendaknya


bertobat, memperbaiki diri, dan berani
mempertanggungjawabkan setiap kesalahannya

Visi Indonesia Raya


4. Rakyat hendaknya berlapang dada terhadap setiap
kesalahan para pejabat yang telah terjadi di masa lalu

5. Seluruh rakyat dan pemerintah Indonesia wajib


melaksanakan komitmen Visi Indonesia Raya secara
murni dan konsekuen.

Dan, bangsa Indonesia wajib bergerak mulai dari


sekarang, tanpa menunggu datangnya hujan batu dari Langit.
Berbagai macam bencana yang melanda Indonesia akhir-akhir
ini kiranya cukup menjadi pengingat untuk tidak menunda-
nundanya.

180
Tulisan Sore Kata-kata adalah doa
(Oleh : Mardigu WP)

Terima atau tidak terima, saat ini adalah jaman keemasan bangsa
indonesia, ada 24 bilonaire di tahun 2015 yaitu mereka yang memiliki
kekayaan bersih di atas 1 billion dolar atau lebih dari 13 tiliun rupiah.

Ada 137.000 milyarder atau mereka yang memiliki kekayaan di atas 1


juta dolar atau 13 milyar rupiah. Ada 10.000 triliun rupiah uang
beredar setiap tahun dengan pertumbuhan 5-8 % pertahun.
Pertumbuhan milyarder di indonesia 22% pertahun,

Dengan kata lain, dalam 10 tahun kedepan ada 100 orang lebih di
Indonesia yang akan menjadi bilyuner atau naik 5 kali lipat dari hari
ini. ada hal menarik di dunia psikologi modern yang di tanyakan oleh
siswa sewaktu jaman di kampus dulu. Dan hal itu dulu belum
terjawab. Rupanya hingga saat ini belum terjawab juga.
Visi Indonesia Raya
Para siswa menanyakan korelasi atau hubungannya antara bahasa
dengan realita. Bahasa adalah susunan kata-kata. Cara merangkai
kata-kata namanya bicara. Gabungan bicara verbal intonasi,
pemilihan kata-kata, gerak tubuh ( body languange), mikro ekspresi
wajah dan eye gesture movement namanya komunikasi.

Sebelum menjawab pertanyaan siswa, mohon sahabat pembaca


tulisan ini mamahami dulu sedikit keilmuan. Di fahami dalam dunia
yang telah menjalani kehidupan sosial manusia kurang lebih 10.000
tahun. Kata-kata adalah bentuk yang selalu lahir belakangan. Science
ilmu pengetahuan terjadi terlebih dahulu. Peristiwanya terjadi dahulu
baru kata-kata lahir.

Contohnya, kata selfie. Kata-kata ini baru ada di dunia di tahun 2013.
Sekarang di tahun 2015 ada kata baru seperti wefie untuk foto

181
sendiri bersama. Untuk bahasa di Indonesia walau belum masuk
kamus bahasa Indonesia namun dalam kamus gaul sudah tercipta.
Istilah lebay, alay, jayus, dan banyak lagi.

Kata-kata ini muncul setelah ada peristiwa atau ada ilmunya.


Penemuan baru menciptakan kata-kata vocabulary baru. Jadi kalau
anda di bawa ke time machine masuk ke jaman di Budi Utomo 1908
maka orang-orang jaman itu menganggap anda orang asing. Padahal
anda asli penduduk kampung senen di bilangan salemba sana. Anda
mengerti mereka bicara apa, tapi belum tentu mereka mengerti anda
sedang bicara apa.

Kembali ke pertanyaan siswa tentang korelasi kata-kata dengan fakta


adalah begini. Mengapa 2 bangsa besar amerika dan china punya
banyak orang kaya?

Jawabnya ternyata dua bangsa ini memiliki nama atas orang kaya itu.
Atau memiliki istilah atau memeiliki vovabulary perkataan atas
Visi Indonesia Raya
orang-orang ultra kaya itu. Misalnya dalam bahasa indonesia kita
mengenal sejahtera, yaitu mereka yang bisa menghidupi dirinya
sendiri. Lalu sentosa atau seseroang yang mampu menghidupi dirinya
plus keluarganya. Lalu makmur yaitu sentosa di tambah sudah
memiliki tambahan aset produktif, lalu orang kaya yang miliki banyak
aset. Setelah itu berhenti kata-kata nya. alias habis tidak ada lagi.

Inilah penyebab pikiran manusia indonesia kebanyakan berhenti di


kaya. Atau meminjam istilah asing seperti konglomerat sebagai orang
super kaya. Namun itu bahasa adopsi. Karena arti konglomerat
sebenarnya uka aji da a seseo a g ya g a yak duit kaya aya.
Tetapi konglomerat adalah jaringan bisnis.

Sementara orang super kaya belum tentu harus memiliki jaringan


bisnis.

182
Dalam bahasa china kita kenal kata Taipan untuk manusia super kaya,
dalam bahasa ingris amerika kita kenal istilah, sugar baron, raja gula.
Property mogul raja property, tychoon, billioner, big whaler
(gambler), big boy ( market mover valas) dan banyak istilah lagi yang
memberikan arti spesifik akan simbol kekayaan.

CEO tops mereka beri istilah sebagai the Titans. Board room,
chamber commerese kamar dagang, bisnis kartel, dan banyak istilah
bisnis, ekonomi yang mengartikan kekuatan pasar dan pelakunya. Hal
ini tidak ada dalam kamus bahasa indonesia. Kita mengadopsi karena
belum ada fenomenanya.

Namun dalam 10 tahun kedepan kata-kata baru akan masuk dalam


tatanan bahasa indonesia yang mengartikan ultra kaya, super rich
person, pengusaha multi million asset. Kalau perlu dalam tulisan ini
anda para sahabat mengusulkan nama. Mengusulkan kata-kata yang
akan di pakai sebagai pemahaman baku arti kata tersebut.
Visi Indonesia Raya
Dalam keilmuan psikologi nyambungnya begini. Jika kata-kata itu ada
dan dipahami oleh akal sehat semua instrumen bangsa indonesia.
Misalnya super kaya kita beri nama taipan meniru 2 milyar manusia
di dunia ini. sehingga percayalah, dalam waktu 10 tahun kedepan,
para taipan ini akan jauh lebih cepat hadir di bangsa Indonesia karena
banyak yang faham dan masuk di pikirannya.

Inilah yang membuat saya berfikir tentang apa yang terjadi di


Indonesia saat ini. yaitu sehubungan dengan lagu kebangsaan kita
Indonesia raya. Lagu itu di ciptakan WR supratman dengan 3 stanza.
bagi saya yang beliau gubah adalah sebuah nurbuah, luar biasa. Saat
ini kita selalu menyanyikan stanza 1. perhatikan syairnya

183
Indonesia Raya

Stanza 1

(versi resmi Pemerintah, ditetapkan dengan PP44/1958)

Indonesia Tanah Airku Tanah Tumpah Darahku

Disanalah Aku Berdiri Jadi Pandu Ibuku

Indonesia Kebangsaanku Bangsa Dan Tanah Airku

Marilah Kita Berseru Indonesia Bersatu

Hiduplah Tanahku Hiduplah Negeriku

Bangsaku Rakyatku Semuanya

Bangunlah Jiwanya Bangunlah Badannya

Visi Indonesia Raya


Untuk Indonesia Raya

Indonesia Raya Merdeka Merdeka

Tanahku Negeriku yang Kucinta

Indonesia Raya Merdeka Merdeka

Hiduplah Indonesia Raya

Dan terdapat kata-kata :

Indonesia tanah tumpah darahku. Jadi sampai sekarang bangsa


indonesia masih tumpah darah cekcok dimana-mana.

Lalu kata-kata : marilah kita berseru , indonesia bersatu. Ini kesannya


atau bisa di artikan Indonesia belum bersatu , masih terpisah-pisah.

184
Karena itu fakta saat ini ya begitu,kita ngak pernah kompak, seakan
akan ribut terus.

Stanza 1 cocok untuk jaman perang kemerdekaan hingga tahun 80


an.

Seharusnya mulai saat ini indonesia sebaikanya sudahmenggunakan


stanza 2. Mengganti kata-kata Indonesia Raya ke stanza 2. Coba
sahabat baca dan perhatikan :

Indonesia Raya

Stanza 2

(tercakup PP 44/1958)

Indonesia Tanah Yang Mulia Tanah Kita Yang Kaya

Disanalah Aku Berdiri Untuk Slama-lamanya


Visi Indonesia Raya
Indonesia Tanah Pusaka Pusaka kita Semuanya

Marilah kita Mendoa Indonesia Bahagia

Suburlah Tanahnya Suburlah Jiwanya

Bangsanya Rakyatnya Semuanya

Sadarlah Hatinya Sadarlah Budinya

Untuk Indonesia Raya

Indonesia Raya Merdeka Merdeka

Tanahku Negeriku Ynag Kucinta

Indonesia Raya Merdeka Merdeka Hiduplah Indonesia Raya

185
Cocok dengan masa sekarang. Inilah yang disebut kata-kata bisa
merubah realita.

tanah kita yang kaya

pusaka kita semua

mendoa indoensia bahagia

suburlah jiwanya

sadar budinya

saya sangat menyarankan kepada pemerintah, rubah indoensia raya


ke Stanza 2.

Dan, suatu masa nanti Indonesia masuk ke stanza ke 3. Waktunya


anda lah yang menentukan. silahkan baca gubahan WR Supratman
ini. sangat luar biasa
Visi Indonesia Raya
Stanza 3

(tidak tercakup PP44/1958)

Indonesia Tanah Yang Suci Tanah Kita Yang Sakti

Disaanalah Aku Berdiri Menjaga Ibu Sejati

Indonesia Tanah Berseri Tanah Yang Aku Sayangi

Marilah Kita Berjanji Indonesia Abadi

Slamatkan Rakyatnya Slamatkan Puteranya

Pulaunya Lautnya Semuanya

Majulah Negerinya Majulah Pandunya Untuk Indonesia Raya

186
Indonesia Raya Merdeka Merdeka

Tanahku Negeriku Yang kucinta

Indonesia Raya Merdeka Merdeka Hiduplah Indonesia Raya

#may peace be upon us

(https://www.facebook.com/permalink.php?id=305415055267&stor
y_fbid=10155813568665268)

Visi Indonesia Raya

187
Islam dan Syiar Dakwah Nusantara
oleh Salim A. Fillah dalam Rajutan Makna. 13/07/2015

Islam. Betapa kata ini sederhana lagi sempurna, utuh dan


menyeluruh, indah serta menyejarah.

Adalah Imam Al Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan


sebuah kisah dari Thariq ibn Syihab, bahwa telah datang seorang laki-
laki da i kala ga Ahli Kita Yahudi kepada U a i Al Khaththa .
P ia itu lalu e kata, Wahai A i ul Muk i in, ada sebuah ayat
dalam kitab kalian dan kalian membacanya, sekiranya ayat itu turun
kepada kami sungguh akan kami jadikan hari di waktu ayat itu turun
se agai ha i aya tiap tahu ya . ayyidi a U a e ta ya
kepada ya, Ayat a akah ya g e gkau aksudka ? Lelaki Ahli
Kitab itu menjawab,
Visi Indonesia Raya
..Pada ha i i i telah Kuse pu aka u tuk kalia aga a
kalian, dan telah Kucukupkan atas kalian nikmat-nikmatKu, dan telah
Ku idhai Isla se agai aga a agi kalia .. (QS Al Maidah [5]: 3)

Maka, ayyidi a U a e i pali, esu gguh ya aku


benar-benar mengetahui hari dan tempat ketika ayat itu turun
kepada asulullah hallallahu alaihi wa alla , yaitu ketika ha i
Ju at e tepata de ga ha i A afah.

Lihatlah betapa cemburu seorang Ahli Kitab, pada sebuah


penyebutan dan penegasan yang gamblang dari Rabb semesta alam
tentang agama yang diridhaiNya. Islam. Jadi nama risalah ini tersurat
secara resmi di dalam ayat yang suci, sementara sejauh ini sulit
menemukan agama lain yang mendapati namanya termaktub di
kitab-kitab mereka. Umumnya, nama sebuah agama berasal dari

188
penisbatan masyhur yang dilakukan oleh manusia dari sosok kunci
atau ajaran.

Demikian pula sebutan untuk pemeluk agama ini,


diumumkan dari langit dengan penuh kebanggaan, bahwa Allah
sendiri yang memberi julukan sejak dahulu. Maka Islam adalah
risalah seluruh Nabi dan Rasul, dan muslim adalah nama untuk para
pengikut mereka di sepanjang zaman hingga kelak tiba masa pohon
dan batu berbicara tentang musuh kebenaran yang bersembunyi di
belakangnya.

Da e jihadlah kalia di jala Allah de ga jihad ya g


sebenar-benarnya. Dia telah memilih kalian, dan Dia tidak
menjadikan kesukaran untuk kalian di dalam agama. Ikutilah agama
bapak moyang kalian Ibrahim. Allah telah menamakan kalian sebagai
para Muslim sejak dahulu, dan begitu pula dalam Al Quran ini, agar
Rasul itu menjadi saksi atas kalian dan agar kalian semua menjadi
Visi Indonesia Raya
saksi atas segenap manusia. Maka laksanakanlah shalat dan
tunaikanlah zakat, dan berpegangteguhlah kepada Allah. Dialah
pelindung kalian; sungguh sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik
pe olo g. (QS. Al Hajj [41]: 78)

Ialah tali Allah yang terentang teguh menjadi pegangan


ummat manusia sepanjang zaman. Maka untuk mewakili matarantai
Isla da Musli itu, Allah e ilih a a I ahi Alaihis ala
kekasihNya. Inilah sosok yang ketika Allah perintahkan padanya,
Asli .. Isla lah e gkau! , bergegas dia menyambut, Aku e isla
pada a se esta ala . Maka inilah agama yang mudah, luas, dan
tegas. Inilah risalah yang sederhana, indah, dan menyejarah.

Bahwa pengertiannya sederhana; yakni sebersahaja


asulullah hallallahu Alaihi wa alla e jawa ketika dita ya oleh
Malaikat Jibril yang menyamar, apa itu Islam, dalam hadits panjang

189
dari Sayyidi a U a ya g di awaka oleh I a Musli . Adalah
eliau hallallahu Alaihi wa alla tidak e u it-rumit dengan asal
kata dan istilah. Tetapi menjawab dengan definisi il iah ya g
a aliah, Isla itu ahwasa ya e gkau e saksi ahwa tiada Ilah
selain Allah dan Muhammad adalah RasulNya, mendirikan shalat,
menunaikan zakat, berpuasa Ramadhan, dan berhaji ke Baitullah jika
e a pui ya.

Berpunca jaminan Allah Kuse pu aka aga a kalia


hi gga ak a a al ya g e sahaja da i asulullah i ilah, kata
Isla itu telah ukup, utuh, lagi e yelu uh.

Maka memberi sandaran berupa sebuah kata ataupun frasa


di belakang kata Islam rasanya tidak perlu, juga merepotkan. Bahkan
kata segagah kaaffah da f asa se a tik ah ata lil aala ii
pun ketika digandengkan dengannya menjadi Isla Kaaffah serta
Isla ah ata lil Aala ii telah bermasalah sejak pengambilan
asalnya. Visi Indonesia Raya
Wahai o a g-orang yang beriman, masuklah kalian ke
dala Isla se a a kaaffah. (QS Al Baqarah [2]: 108)

Dalam susunan ayat ini, kata kaaffatan.. secara


keselu uha ya adalah kata kete a ga u tuk udkhuluu.. masuklah
kalia . Jadi ya g kaaffah adalah masuknya. Yakni masuklah secara
kaaffah ke dala Isla . Adapu kata As Silm.. keda aia ya g
oleh Imam Ath Thabari setelah menyampaikan banyak riwayat
tentang tafsirnya dari Mujahid, Qatadah, Ibnu Abbas, As-Suddiy, Ibnu
Zaid, dan Adh-Dhahhak disi pulka se agai Isla , di dala ayat i i
berdiri tunggal, tidak diberi sandaran apapun.

Sebagaimana riwayat yang disebutkan oleh Imam Al Baghawi


bahwa ayat ini turun tentang sebagian Ahli Kitab yang ketika masuk

190
Islam masih mengagungkan hari Sabtu dan bahkan meminta izin
untuk tetap membaca Taurat dalam shalat dengan alasan bahwa
ianya adalah Kalamullah; maka tuntutan ayat ini menunjukkan
kesempurnaan dan kemenyeluruhan Islam yang menjadikan segala
lain tak diperlukan sebab ia telah cukup lagi mencakup.

Da tidaklah Ka i utus e gkau wahai Muha ad


elai ka u tuk e jadi ah at agi se esta ala . Q Al A iya
[21]: 107)

Pun di ayat ini, kita mendapati bahwa frasa ah ata lil


aala ii adalah kete a ga u tuk arsalnaaka.. Kami utus
e gkau . De ga de ikia ak a ya, ah at se esta ala itu
adalah Rasulullah. Sehingga gabungan kata yang menjadi
simpulannya adalah Muha ad hallallahu Alaihi wa Sallam
ah at agi se esta ala , dan bukan Isla ah ata lil Ala i .

Ini sebagaimana yang disampaikan Imam Ath Thabari dalam


Ja i ul Baya
Visi Indonesia Raya
aupu I a Al Qu thu i dala Al Ja i li Ahka il
Qu a , ahwa; Rahmat ini dalam makna umum dan merata bagi
semuanya. Karena lafazh al aala ii menunjukkan makna mutlak
dan menyeluruh, maksudnya rahmat untuk alam manusia, yang
mukmin dan yang kafir; untuk alam Malaikat; rahmat untuk alam jin,
ya g uk i da ya g kafi ; da ah at u tuk ala hewa .

Adapu ah at untuk yang beriman, maka Allah telah


memberikan hidayah kepada mereka, dan menanamkan iman ke
dalam hati mereka. Kemudian juga memasukkan mereka ke dalam
surga dengan rahmat itu karena mereka telah mengamalkan ajaran
ya g di awa Na i hallallahu Alaihi wa alla da i sisi Allah Azza wa
Jalla. Sedangkan rahmat untuk orang-orang kafir, yaitu bahwa Allah
Azza wa Jalla tidak la gsu g e gadza e eka di du ia i i sepe ti
Dia telah membinasakan orang-orang kafir sebelum mereka yang

191
telah mendustakan para Nabi dan Rasul dengan penenggelaman dan
pe e a a , elai ka e u da ya hi gga ha i akhi at.

Jadi, jika kata segagah kaaffah da f asa se a tik


ah ata lil aala ii pu ketika diga de gka de ga Isla telah
bermasalah sejak pengambilan asalnya; kita akan lebih kesulitan lagi
memberi argumentasi pada penisbatan Islam terhadap kata lain yang
tak dia il da i Al Qu a se isal Li e al , P og esif , atau juga
Ti u Te gah da Nusa ta a.

***

Islam. Betapa kata ini sederhana lagi sempurna, utuh dan


menyeluruh, indah serta menyejarah. Adapun jika kita mentafakkuri
tentang Islam di Nusantara, ada hutang besar yang sudah seharusnya
kita aya . Ialah syi a dakwah, u tuk, oleh, da da i Nusa ta a agi
seluruh ummat manusia.

Visi Indonesia Raya


Meski Islam telah hadir di negeri ini sejak abad pertama
Hijriah, terlacak dari surat menyurat antara Maharaja Sri
I d awa a da i Ke ajaa iwijaya de ga Mu awiyah i A i
ufya da U a i A dil Aziz, a a gkali ya g dapat kita atat
sebagai masa dakwah paling intensif dan massif di jazirah ini adalah
enam abad lalu. Untuk menyebutnya, dalam sejarah peradaban Islam
kita dikenalkan dengan istilah Futuhat.

Futuhat inilah pembebasan yang dibawakan oleh Rasulullah


dan para sahabat, sebagaimana Allah istilahkan bagi perjanjian
Hudaibiyah; I a fatah a laka fatha u ii aa.. esu gguh ya
Ka i telah ukaka agi u ke e a ga ya g yata.. (QS Al Fath
[48]: 1); kota Makkah Fa ja ala i duu i dzalika fatha a ii aa..
Maka Dia jadika di se alik itu ke e a ga ya g dekat.. (QS Al
Fath : ; da juga selu uh jazi ah, Idzaa jaa-a nashrullaahi wal

192
fath, wa ra-aitannaasa yadkhuluuna fii diinillaahi afwaajaa.. Apabila
datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan kamu lihat manusia
berbondong- o do g e asuki aga a Allah. (QS An Nashr [110]:
1-2)

Melihat ketiga peristiwa tersebut, sungguh indah


bahwasanya Allah menunjukkan kepada kita metode-metode bagi
Futuhat yang tidak tunggal, apalagi sebagaimana sering dituduhkan
yakni melulu melalui peperangan. Tampak bahwa ia bisa berbentuk
perundingan damai yang selepas itu membawa begitu banyak
kebaikan, atau juga pengerahan kekuatan militer dengan
pertumpahan darah yang amat minimal, dan pula perutusan-
perutusan yang membawakan kabar gembira, peringatan, seruan,
serta cahaya ini ke segala penjuru dunia.

Lalu apa nilai pencerahan yang ditawarkan oleh Futuhat ini?


Mari kita kenang sebuah kalimat bersejarah. Ka i adalah kau
Visi Indonesia Raya
yang dibangkitkan Allah; untuk membebaskan manusia:

1) dari penghambaan kepada sesama makhluq, menuju peribadahan


pada Khaliq semata.

2) dari sempitnya dunia, menuju luasnya akhirat.

3) dari kezhaliman agama-aga a, e uju keadila Isla .

Jawaban indah ini menjadi syi a Futuhat. Mulai da i a d i


A i Wa ash sa g pa gli a esa , Al Mughi ah i yu ah sa g
komandan lapa ga , hi gga i i i A i si p aju it ke il dala
kesempatan berbeda menyatakannya dengan amat kompak kepada
Rustum, panglima agung Persia dalam pertempuran Qadisiyah.

193
Maka ta ga Allah e sa a ja a ah . Jika Musa Alaihis
Salaam yang berkata I a a iya a i sayahdi .. esu gguh ya
Rabbku bersamaku, Dia akan memberi petunjuk padaku di elahka
laut untuknya, hingga kaumnya menyeberang dalam takut diapit
gelo a g esa ya g e ggu u g; pasuka a d i A i Wa ash
bergandeng tangan menyeberangi lebar dan derasnya arus Dajlah
dengan karamah yang membuat musuh terperangah. Selama tiga
nilai Futuhat i i dipeliha a; jadilah ia da wah ya g e ahayai
semesta.

Tapi sejarah kita juga berisi pengalaman tentang bagaimana kiranya


jika nilai-nilai Futuhat ini tidak dijaga.

Visi Indonesia Raya


Di Andalusia, saat raja-rajanya berrebut memperbudak kulit
putih hingga jangat hitam dan rambut pirang hingga mata biru;
kekuasaan 7 abad di sana jadi sedikit sekali membawakan ruh
dakwah. Seperti digambarkan Ahmad Thompson dalam Islam in
Andalus, kolam-kolam khamr direnangi dalam pesta, permainan optik
dan air raksa menakutkan duta-duta Franka, bebangunan indah lagi
rumit menjulang, ornamen-ornamen ukir dan keramik menakjubkan,
pun Ziryab mengenalkan fine dining hingga mode pakaian tiap
musim. Tapi bangsa keturunan Visigoth melihat itu semua sebagai
lambang penjajahan.

Saat kuasanya rapuh dan antar penguasanya rusuh,


Ferdinand dari Arragon dan Isabella dari Castillia memulai
reconquesta. Satu per satu; Cordoba, Malaga, Huelva, Toledo, Sevilla,
Almeria, dan akhirnya Granada jatuh. Maka tergulunglah muslimin

194
nyaris tanpa sisa hingga bukit tempat sang Sultan terakhir menangisi
lepasnya daulah terujung diberi nama El Ulti o ospi o del Mo o ;
desah nafas terakhir orang Mor. Dan hingga hari ini, Spanyol dan
Portugal di semenanjung Iberia masih mencatatkan diri dalam tingkat
Islamophobia yang amat tinggi.

Empat abad lamanya pula, muslim Mughal memerintah tiga


perempat anak benua. Tapi seperti ditangisi Aurangzab Alamghir
tentang Syah Jahan ayahnya; ketika cinta pada 1 perempuan
mengorbankan 30.000 budak Hindu yang dibunuh sebakda diperas
tenaganya untuk pembangunan kuburan mewah bernama Taj Mahal
serta 3 tahun kas negara bangkrut dan pajak dipungut paksa demi
pembangunannya. Hari ini, hanya sepuluh perratus kaum muslimin
tersisa di negeri Bharata, India.

Adapu Nusa ta a i i diasasi e kah da wah pa a Wali da


Sultan Demak. Inilah kesultanan yang mampu mengerahkan 300
Visi Indonesia Raya
kapal untuk berjihad melawan Portugis di Malaka; tapi bahkan sisa
istananya tak ditemukan. Sebab, demikian menurut sebagian
sejarawan, Sultannya amat bersahaja, hingga tempat tinggalnya pun
tak jauh beda dengan rakyatnya. Ia menjadi kontras dengan
Majapahit yang sudah lemah dan remuk oleh paregreg serta
kesewenang-wenangan, tapi tetap bermewah-megah para
penguasanya.

Pa a ulta i ipu tu duk pada Majelis yu aa pa a Ula a di


Masjid ya. Me eka, de ga gela Sunan di depa a a, e jadi
pelanjut dari generasi dakwah sebelumnya yang penuh hikmah. Dan
sahibul hikayat berkisah, sejak catatan kelana Ibn Batuththah A
ihlah dihadiahkan Sultan Maroko kepada Muhammad I dari Daulah
Uts a iyah di Tu ki, de ga pe uh se a gat sa g ulta -Ghazi
e gi i ka da i-da i ta gguh ke kepulaua i i.

195
Sebagai gambaran tentang betapa terrencana dan rapinya
kerja tim Futuhat i i dala e a a g syi a dakwah Nusa ta a,
sebuah Kropak rangkaian lontara yang tersimpan di Ferrara, Italia,
ternyata mencatat isi rapat para Wali itu dan merangkum
pengajaran-pengajaran yang mereka sepakati dalam mendakwahi
masyarakat Jawa saat itu. Jauh sebelum itu, Het Boek van Bonang
telah menjadi rujukan para sejarawan untuk melacak strategi dakwah
yang dahsyat dari tim yang masyhur dikenal sebagai Wali Sanga ini.

Dahsyat, sebab, betapapun mereka belum sempurna


menunaikan tugas dakwahnya, dan siapakah memangnya yang
sempurna dalam dakwah selain Rasulullah; tapi hingga hari ini, belum
ada lagi satu ti e a ggotaka ha ya e e apa u alli ya g
dalam waktu kurang dari 50 tahun atas izin Allah mampu menjadikan
sebuah kerajaan besar yang tegak dengan Hindu dan Budha sebagai
Visi Indonesia Raya
agama resmi, nyaris semua penduduk jazirah intinya bersyahadat.
Belum lagi nantinya kita melihat, bagaimana pusat pendidikan
mereka di Ampel, Giri, Kadilangu, Kudus, dan Cirebon mendidik para
alo Ula a da ultan untuk Banten, Banjar, Mataram, Gowa,
Ternate, Tidore, Bima, hingga Palembang.

Menyimak bagaimana misalnya Maulana Malik Ibrahim yang


ahli irigasi dan persawahan menjawab persoalan pangan; bagaimana
Maulana Maghribi I yang ahli ruqyah mengalahkan para dukun,
klenik, tempat angker, dan sihir; bagaimana Maulana Ahmad Jumadil
Kubra mendakwahi para penduduk gunung yang dikeramatkan;
agai a a Maula a Aliyuddi da Ta iyyuddi e eku i
pengajaran di pelabuhan-pela uha ; agai a a Maula a Ali
Rahmatullah mendirikan sekolah kasatriyan di Ampeldenta untuk
mengatasi krisis ketatanegaraan Majapahit; bagaimana Sunan
Ngudu g da Maula a Ja fa Ash hadi e jawa pe soala

196
strategi perang dan keprajuritan; hingga bagaimana Sunan Kalijaga
menggubah budaya Islami untuk memassifkan tabligh; kita semakin
takjub tentang bagaimana tim ini bekerja.

Maka inilah hutang besar kita, pada bangsa kita sendiri maupun
du ia, se uah syi a dakwah Nusa ta a.

Hutang terhadap diri sendiri sebab hari-hari ini kita berada di


masa ma ak ya syi a a u se i g tak te pi pi , ta pa a ah, da
tak jelas hendak menuju mana dan meraih capaian apa; hingga
kitapu susah e ye ut ya dakwah apatah lagi Futuhat . Tak
usah sejauh itupun, sejak kemerdekaan Republik Indonesia beberapa
sensus telah digelar, dan prosentase jumlah ummat Islam terus
menurun.
Visi Indonesia Raya
Litbang Kementerian Agama juga pernah merilis data, bahwa
antara tahun 1970-an hingga 1990-an awal, buku-buku yang terbit di
kalangan ummat Islam didominasi wacana Islamisasi pengetahuan,
ekonomi Islam, hingga Politik Islam. Maka kitapun memanennya di
akhir periode itu dengan tumbuhnya Ikatan Cendikiawan Muslim,
eko o i sya i ah, pe a ka sya i ah, hi gga kesada a politik Isla .

Sebaliknya, antara tahun 1990-an akhir hingga hari ini, buku


yang terbit kebanyakannya kembali mempertajam sisi-sisi khilafiyah
fu u iyyah di kalangan ummat, antar ormas Islam, organisasi dakwah,
dan antar harakah. Detail sekali peruncingan perbedaan itu hingga
kitapun kembali memanennya dalam bentuk sensitifnya lagi soal-soal
ya g se e a ya e tahu lalu telah di eda oleh pa a Ula a da
)u a a de ga a at ijak.

197
Maka kalau hari ini dalam bingkai Islam Nusantara,
tawassuth didengungkan dengan eksklusif seakan hanya kelompok
kita yang moderat, tawazun didalilkan dengan jumawa seakan hanya
kelompok kita yang seimbang, i tidal dilanggamkan dengan nyaring
seakan hanya kelompok kita yang tegak lurus, dan tasamuh
didendangkan dengan nada tinggi seakan hanya kelompok kita yang
toleran; kita justru sungguh khawatir ada bias terhadap syi a dakwah
Nusantara yang menyentuh hati, merangkul, melayani, menyatukan,
dan memberdayakan.

Belum lagi hutang kita pada Sultan Muhammad I yang


e gi i da i-da i ya i ua il, juga huta g kita pada pa a ula a
yang menempuh perjalanan jauh dan berbahaya, dan ukhuwah
Islamiyah Mesir hingga Palestina yang diunjukkan penuh bangga
e duku g ke e dekaa I do esia. epe ti kaidah Pay It
Visi Indonesia Raya
Forward , kita te tu tut pula e aya ya de ga e awa syi a
dakwah Nusantara ini pada Eropa, Amerika, Australia, hingga Cina.
Bahwa hari-hari ini, komunitas muslim Nusantara di berbagai negeri
kian menunjukkan peran dakwah mereka bersama saudara-
saudaranya dari berbagai bangsa, semoga ianya bagian dari kabar
gembira untuk masa depan.

Sebagai penutup, izinkan kami menyampaikan sebuah kisah.

Suatu saat kami sedang duduk di Masjid Jogokariyan, di


hadi at yaikh D . A u Bak Al Awawidah, Wakil Ketua a ithah
Ula a Palesti a. Ka i kataka pada eliau, Ya yaikh, e agai

198
telaah menyatakan bahwa persoalan Palestina ini takkan selesai
sa pai a gsa A a e satu. Bagai a a pe dapat A da?

Beliau te se yu . Tidak egitu ya Ukhayya , uja ya


le ut. esu gguh ya Allah e ilih u tuk e jayaka aga a ya
ini sesiapa yang dipilihNya di antara hambaNya; Dia genapkan untuk
mereka syarat-syaratnya, lalu Dia muliakan mereka dengan agama
da kejayaa itu.

Pada ku u awal , la jut eliau, Allah e ilih Ba gsa


A a . Dipi pi asulullah, Khulafau asyidi , da e e apa
pe guasa Daulah U awiyah, aga a i i jaya. Lalu ketika para
penguasa Daulah itu beserta para punggawanya menyimpang,
Allahpu e a ut a a ah pe jayaa itu da i e eka.

Di asa e ikut ya, Allah e ilih a gsa Pe sia. Da i a ah


Khu asa e eka data g e yoko g Daulah A asiyah. Maka
penyangga utama Daulah ini, dari Perdana Menterinya, keluarga Al
Visi Indonesia Raya
Ba a ikah, hi gga pa gli a, ahka a yak Ula a da
Ce dikiawa ya Allah a gkitka da i kala ga o a g Pe sia.

Lalu ketika Ba gsa Pe sia e pali g da e yi pa g, Allah


cabut amanah itu dari mereka; Allah berikan pada orang-orang Kurdi;
puncaknya Shalahuddin Al Ayyubi dan anak-a ak ya.

Ketika e eka juga e pali g, Allah alihka a a ah itu pada


bekas-bekas budak dari Asia Tengah yang disultankan di Mesir;
Quthuz, Baybars, Qalawun di antaranya. Mereka, orang-orang
Ma luk.

Ketika pa a Ma alik i i e pali g, Allah pula e i dahka


a a ah itu pada Ba gsa Tu ki; Uts a O thugh ul da a ak
tu u ya, se ta khusus ya Muha ad Al Fatih.

199
Ketika Daulah Aliyah Uts a iyah i i e pali g juga, Allah
cabut amanah itu dan rasa-rasanya, hingga hari ini, Allah belum
e u juk a gsa lai lagi u tuk e i pi pe jayaa Isla i i.

Beliau menghela nafas panjang, kemudian tersenyum.


Dengan matanya yang buta oleh siksaan penjara Israel, dia arahkan
wajahnya pada kami lalu berkata. u gguh di a ta a a gsa-bangsa
besar yang menerima Islam, bangsa kalianlah; yang agak pendek,
e kulit ke oklata , lagi e hidu g pesek , kata ya sedikit te tawa,
Ya g elu pe ah ditu juk Allah u tuk e i pi pe zhahi a
aga a ya i i.

Da uka kah Rasulullah bersabda bahwa pembawa


kejayaan akhir zaman akan datang dari arah Timur dengan bendera-
e de a hita e eka? Dulu pa a Ula a e gi a ya Khu asa , da
Daulah A asiyah sudah e ggu aka pe ak aa itu dala
ka pa ye e eka e gguli gka Daulah Umawiyah. Tapi kini kita
Visi Indonesia Raya
tahu; dunia Islam ini membentang dari Maghrib; dari Maroko, sampai
Me auke , uja eliau te kekeh.

Maka su gguh aku e ha ap, ya g di aksud oleh asulullah


itu adalah kalian, wahai bangsa Muslim Nusantara. Hari ini, tugas
kalian adalah menggenapi syarat-syarat agar layak ditunjuk Allah
e i pi pe ada a Isla .

Ah, aku sudah elihat ta da-tandanya. Tapi barangkali


kami, para pejuang Palestina masih harus bersabar sejenak berjuang
di garis depan. Bersabar menanti kalian layak memimpin. Bersabar
menanti kalian datang. Bersabar hingga kita bersama shalat di
Masjidil A sha ya g e deka i syaallah.

(http://salimafillah.com/islam-dan-syiar-dakwah-nusantara/)

200
Tata Dunia Beradab
(The New Ordered World)

NOW

Visi Indonesia Raya


diadopsi dari:

A Universal and Integral Order

For the Best Future of Mankind


Sebuah Tatanan Utuh dan Menyeluruh

untuk Masa Depan Terbaik Umat Manusia

- Muhammad bin Abdullah bin Thalib -

201
MEMBANGUN MANUSIA SEUTUHNYA

Jenis
Makhluk
Komponen

Benda Mati Tumbuhan Hewan Manusia


Fisik & Sifat Fisik & Naluri Fisik & Naluri
Fisik-Naluri-
Akal-Hati

e ua akhluk adalah ha a Allah abdullah) yang terdiri dari


tubuh fisik dan sifat/naluri dan tunduk pada Sunatullah (Muslim),
seperti lahir, menua, mati, hukum-hukum fisika benda.

Visi
Indonesia
Raya






Wahai manusia, apakah kalian mengambil dien selain Islam?


Padahal semua yang ada di langit dan di bumi tunduk kepada
Allah dengan sukarela atau terpaksa. ..."

Manusia sebagai hamba Allah yang paling sempurna dengan


kelengkapan akal dan hati dan diberi posisi sebagai khalifah fil ardh
untuk mengelola makhluk-makhluk lainnya.

Hal ini menyebabkan munculnya Pola Hubungan yang khas pada diri
manusia terhadap sesamanya, alam benda, dan pencipta-Nya.

202
ALLAH

hablun min Allah


Manusia hablun
Pola ('abdullah)
Hubungan Manusia
khalifah fil 'ardh

Visi Indonesia Raya

Bumi
seisinya

Ketiga pola hubungan di atas menghasilkan Universalitas Unsur dan


Perilaku Fitrah manusia yang secara garis besar berjumlah 24 jenis.

203
Lahir
Mati Raga

Lingkungan Akal

12
Tempat
Tinggal Unsur Hati

Fitrah
Jenis
Harta
Kelamin

Masyarakat Keluarga
Kerabat

Visi Indonesia Raya


Ibadah
Nadzar/
Akhlak
Sumpah

makan &
Usaha
Minum

12
Jihad Perilaku berkeluarga

Fitrah
Hudud bertransaksi

Jinayah pemerintahan
Peradilan

204
Berkenaan dengan 24 Unsur Fitrah dan Perilaku manusia itu,
dapatkah manusia membuat sendiri aturan dan solusinya bila timbul
masalah ?

Bagaimana manusia memperlakukan seorang anak manusia yang


baru lahir, apa hak dan kewajibannya ?

Bagaimana manusia harus mengurus orang yang meninggal, apa hak


dan kewajibannya ?

Bagaimana manusia harus berinteraksi dengan sesamanya,


keluarganya, kerabatnya, apa hak dan kewajibannya ?

Apa tanggung jawab manusia terhadap diri dan lingkungannya ?

Bagaimana akhlak dalam bergaul dengan lawan jenis ? Apa aturan


dalam masalah penyaluran kebutuhan biologisnya ?

Bagaimana cara manusia beribadah, kapan, dan di mana ?


Visi Indonesia Raya
Bagaimana manusia mengatur pemerintahan ?

Bagaimana manusia menjalankan peradilan ?

Bagaimana manusia memandang harta ?

Bagaimana cara manusia mempertahankan diri dan haknya ?

Apakah manusia memiliki hak dan kewajiban selama hidupnya


ataukah hanya lahir untuk mati saja ?

Maka, keseluruhan hal di atas telah diberikan pedoman yang jelas


oleh Allah bagi mereka yang mau menggunakan akalnya.

205
Basharun
Nuhya Nazhar

Qalbun Ra'yun
11
Lubbun
Fungsi Tadabbur

Akal
Hifzhun Fikrun

Dzikrun Aqlun

Visi Indonesia Raya


Manusia mempunyai kelebihan dibanding dengan makhluk-
makhluk ciptaan Allah yang lain. Kelebihan yang diberikan oleh
Allah SWT kepada manusia berupa akal. Sebagaimana
diterangkan dalam al-Quran akal manusia terdiri dari 11
Fungsi, yang mempunyai peran masing-masing. Apabila
kesebelas Fungsi ini dimaksimalkan penggunaannya, maka
potensi kecerdasannya akan tampak dan dapat berguna bagi
kelangsungan hidup yang sesuai dengan ajaran-Nya. Sebelas
Fungsi dari akal tersebut, yaitu:

206
1. Basharun :
Basharun, merupakan bagian otak yang berfungsi untuk
berfikir secara cerdas dan argumentatif. Jadi orang yang
selalu berfikir secara cerdas dan argumentatif, maka otak
yang bekerja adalah otak bagian basharun. Keterangan
tentang adanya bagian basharun terdapat dalam al-
Quran (QS 20:96) dan (QS 6:104)


Visi Indonesia Raya
2. Nazhar
Nazhar berfungsi apabila akal kita bekerja untuk
mengamati, memperhatikan dan menimbang sesuatu.
Bagian ini diterangkan dalam al-Quran (QS 6:65)

207
3. Rayun :
Fungsi dari otak rayun ini adalah menguji atau melihat
sesuatu yang dipengaruhi atau berdasarkan asumsi-
asumsi. Bagian otak rayun ini diterangkan dalan al-
Quran (QS 2:243) dan (QS 4:49)

4. Tadabbur :
Visi Indonesia Raya
Apabila orang dapat menganalisa akibat-akibat apa yang
terjadi dimasa akan datang, maka yang bekerja adalah
otak bagian tadabbur. Adanya otak bagian tadabbur ini
diterangkan dalam al-Quran (QS 4:82) dan (QS 47:24)

208
5. Fikrun (fikir)
Seseorang dapat dikatakan berfikir apabila akalnya dapat
menyusun sesuatu secara sistematis, dan yang bekerja
adalah otak bagian fikrun (fikir). Adanya bagian fikrun
terdapat dalam al-Quran (QS 2:266) dan (QS 3:191)

6. Aqlun (Akal)
Visi Indonesia Raya
Realita yang sebenarnya terjadi itu diketahui oleh otak
bagian aqlun (akal). Jadi apabila manusia tidak dapat
mengakui adanya realita kehidupan yang sebenarnya,
maka otak bagian aqlun (akal) tidak berfungsi. Aqlun
(akal) diterangkan dalam al-Quran (QS 43:3) dan (QS
57:17)

209
7. Dzikrun
Fungsi otak dzikrun adalah untuk menyimpan suatu
pengetahuan dan catatan. Jadi apabila manusia berbicara
sesuai dengan pengetahuan atau catatan yang telah ada di
otaknya, maka bagian otak yang bekerja adalah bagian
dzikrun. Keterangan dalam al-Quran terdapat dalam
(QS 5:20) dan (QS 7:86)

Visi Indonesia Raya


8. Hifzhun
Bagian otak yang bekerja apabila seseorang
mencermati/mengawasi dan memelihara suatu hal adalah
otak hifzhun. Adanya otak hifzhun ini diterangkan
dalam al-Quran (QS 50:32) dan (QS 9:112)

210
9. Lubbun
Bagian otak ini berfungsi untuk menyaring, memilah dan
menyimpulkan sesuatu. Apabila seseorang telah dapat
menyaring, memilah-milah dan akhirnya dapat
menyimpulkan sesuatu maka otak yang bekerja adalah
lubbun. Bagian ini diterangkan dalam al-Quran (QS
12:111)

10. Qalbun
Seseorang apabila dapat menguji kembali atau
melakukan cek dan ricek, maka bagian otak yang
Visi Indonesia Raya
berfungsi adalah qalbun. Keterangan adanya otak bagian
qalbun dalam al-Quran (QS 7:179)

11. Nuhya
Bagian otak nuhya bekerja untuk membedakan mana
yang benar dan salah, baik dan buruk. Adanya otak
bagian nuhya diterangkan dalam al-Quran (QS 20:54)

211

Dengan demikian, seluruh urusan hidup manusia tidak akan


terlepas dari Universalitas 24 Unsur dan Perilaku Fitrahnya
sebagaimana digambarkan pada diagram sebelumnya.

Allah swt berfirman :













Visi Indonesia Raya
30. Wahai Muhammad, teguhkanlah hatimu mengikuti Islam
yang merupakan Fitrah Allah. Allah telah menciptakan manusia
sesuai dengan Fitrah itu. Tidak ada yang berubah pada ciptaan
Allah. Islam adalah agama yang benar. Namun, kebanyakan
manusia tidak mau menyadarinya.

Allah menciptakan seluruh benda dan alam semesta, termasuk di


dalamnya manusia, sesuai dengan Fitrah-Nya. Ini yang disebut
ayat-ayat Kauniyah.

Allah memfirmankan ayat-ayat suci sebagai aturan dan pedoman


bagi seluruh umat manusia supaya dapat menjalani hidupnya di
dunia sesuai dengan Fitrah-Nya. Ini yang disebut ayat-ayat
Qauliyah.

212
Maka, Allah memberikan manusia akal dan hati agar manusia
dapat memahami Ayat Kauniyah dan Qauliyah itu supaya dapat
hidup sejalan dengan Fitrah-Nya.

Jadi, pada dasarnya seluruh urusan kepentingan hidup manusia


di dunia ini telah diberikan pedomannya oleh Allah di dalam
kitab suci-Nya. Akan tetapi, manusia harus mendayagunakan
akal dan hatinya untuk menggali dan memahaminya dengan
ilmu.

Manusia diberi perintah dan larangan yang harus dipahami


melalui Kitab Suci. Akan tetapi, dengan akal dan hatinya itu
manusia juga diberi PILIHAN untuk tunduk atau ingkar dengan
konsekuensinya masing-masing.

Di sinilah istimewanya manusia dengan kelengkapan akal dan


hati itu, ia diberi keleluasaan oleh Allah untuk mengikuti Fitrah-
Visi Indonesia Raya
Nya atau membangkang dari Fitrah-Nya. Kesemuanya kembali
kepada PILIHAN masing-masing manusia itu sendiri, termasuk
dengan konsekuensinya.

Apabila manusia bersedia mengikuti Fitrah-Nya, maka kelak ia


akan kembali menghadap Allah dengan diberi balasan Surga.
Sementara, jika manusia membangkang dari Fitrah-Nya, maka
kelak ia akan kembali kepada Allah dengan balasan Neraka,
bergabung bersama dengan musuh abadinya yaitu, Iblis.

Maka, cara membangun manusia seutuhnya (Muslim Kaffah)


harus mengikuti proses dan langkah sesuai tuntunan Islam yang
secara garis besar dapat digambarkan melalui konsep-konsep
yang akan dijabarkan sebagai berikut :

213
Struktur Negara Thayyibah

HUKUM
(Syari'at
Allah)

Pemerintah

Rakyat Wilayah

Visi Indonesia Raya


Unsur Negara Thayyibah

214
Unsur Masyarakat Marhamah

Masyarakat
Marhamah

Keluarga
Sakinah

Pribadi
Salih/Salihah

Visi Indonesia Raya


Unsur Keluarga Sakinah

Istri Anak
Salihah Berbakti

Suami
Teladan

215
Proses Pemimpin Amanah

Pribadi
Keluarga Salih
Sakinah

Masyarakat
Marhamah

Pemimpin Amanah

Visi Indonesia Raya


Proses Negara Thayyibah

216
TRILOGI PEMBANGUNAN
NEGARA THAYYIBAH WA RABBUN GHAFUR

TRILOGI PEMBANGUNAN NEGARA


3 KOMPONEN NEGARA 3 ASPEK PEMBANGUNAN

Pribadi Salih Politik Akhlakul Karimah


Keluarga Sakinah Ekonomi Penuh Berkah
Masyarakat Marhamah Interaksi Sosial Marhamah

Mendidik Pribadi Salih


Visi Indonesia Raya
PARADIGMA PENDIDIKAN ISLAM

Filosofi Tujuan Metode

Setiap orang memiliki Mengembangkan Iming-iming (Imran:


potensi keilmuan (Alaq: pemikiran 133)
4-5) (Mukminun: 23) Sanjungan (Imran:
Setiap orang punya Membangkitkan 198)
potensi berbeda (Nisa: semangat dialog Upah atau hadiah
32) (Baqarah: 258) (Kahfi: 31)
Kebebasan bersaing dan Memberantas mental Ancaman (Baqarah:

217
keharusan bekerja sama membeo (Isra: 36) 24)
(Nisa: 34, Maidah: 2) Menumbuhkan Sindiran (Baqarah:
Setiap pribadi kreativitas (Imran: 44)
bertanggung jawab atas 191) Celaan (Baqarah:
perbuatannya (Anam: Membina rasa 28)
164) percaya diri dan Contoh/teladan
Kemerdekaan pribadi mandiri (Imran: 89) (Ahzab: 21)
harus serasi dengan Semangat cinta ilmu Diakrabi (Imran:
kesatuan masyarakat (Thaha: 114) 200)
(Anbiya: 93) Mengubah perilaku Dihargai
Mengakui realitas buruk menjadi lebih eksistensinya
kemajemukan suku, baik (Fatir: 28) (Abasa: 1-3)
bangsa, jenis kelamin, Menggugah Diasuh dengan sabar
bahasa, dan agama semangat untuk (Kahfi: 6)
(Hujurat: 13, Rum: 23, meneliti dan Penjelasan yang
Baqarah: 256) menyelidiki menarik dan rasional
Dunia tempat beramal (Muhammad: 10) (Nahl: 125)
dan akhirat tempat Membiasakan Mudah dan
Visi Indonesia Raya
pembalasan (Najm: 39- berpikir bertahap dan menyenangkan (HR.
41) berkelanjutan (Nuh: Muslim)
Ilmu mendasari amal dan 14, Nahl: 78) Membangkitkan rasa
amal mengembangkan Membina nostalgia (Baqarah:
ilmu (Baqarah: 37) kemampuan 237)
Setiap orang berhak menyusun kalimat Dihadapkan pada
mendapatkan ilmu (HR. dengan bahasa yang ancaman (Nisa: 75)
Musim) baik (Rahman: 1-4) Penyadaran peran
Pendidikan berlangsung Mampu menuangkan dan tanggung
sepanjang hidup (Thaha: ide dalam tulisan jawabnya (Baqarah:
114) (Qalam: 1) 44)
Pendidikan dan Membangkitkan
pengajaran dilakukan semangat berprestasi
ahlinya (Nahl: 43) (Mulk: 1-2, Kahfi: 7)
Ilmu memiliki jenjang Menumbuhkan jiwa
(Yusuf: 76) ikhlas berkhidmat
Tidak ada otoritas pada kepentingan

218
keilmuan secara umum (Baqarah:
permanen (HR. Muslim) 177)
Manusia hanya memiliki Meneguhkan fitrah
ilmu sedikit (Yasin: 36) tauhid (Rum: 30)
Ilmu harus Menumbuhkan
diimplementasikan untuk semangat perubahan
kepentingan hidup (Rad: 11)
(Taubah: 105) Membangkitkan
Ilmu hanya dapat semangat pionir
menjadi pelita dengan (HR. Muslim)
bimbingan iman (Yunus: Memupuk
9) keberanian
Mengakui adanya menghadapi
potensi baik dan buruk kesulitan (Balad: 11-
dalam diri manusia 12)
(Syams: 10) Menanamkan
Menekankan pada kebiasaan-kebiasaan
kesatuan iman, jenis, dan konstruktif
umat (Nisa: 1) Visi Indonesia Raya
(Qashash: 77)
Memadukan rasa, karsa, Meningkatkan
dan cipta (Ibrahim: 24- kualitas diri dan
26) amal (Imran: 110)
Membuka peluang Meningkatkan
melakukan trial & error kemampuan dzikr,
(Maidah: 39, Zumar: 53) fikr, tadabbur, dan
Mendorong semangat bashirah
otokritik terus-menerus (Dzariyat: 20-21,
(Syuara: 75-81) Imran: 190-191)
Setiap orang menjadi
pendidik bagi dirinya
sendiri
(Ankabut:43,Baqarah:37)

219
Output Pendidikan Islam:
PRIBADI SALIH

KECAKAPAN HIDUP

Kecakapan Kecakapan
Umum Khusus

Personal Rasio Sosial Akademik Vokasional

KECAKAPAN HIDUP PRIBADI SALIH


Visi Indonesia Raya
KECAKAPAN UMUM
Personal Rasio Sosial
Mampu mendekatkan Bersikap kritis Bidang Pendidikan
diri kepada Allah Mampu melakukan Dan Pengajaran
Mampu menerima perbandingan
kenyataan Mampu memprediksi Menyantuni orang
Mampu melawan Mampu melakukan bodoh
dorongan nafsu pengamatan Mengajarkan ilmu
Mampu melakukan Mampu memahami Mempergunakan ilmu
instrospeksi hukum sebab akibat untuk kebaikan umum
Mampu menahan Mampu membuat Menyebarluaskan
derita kesimpulan dakwah dan kebenaran
Mampu menjaga Mampu membuat Menjawab pertanyaan
kehormatan diri perincian orang
Mampu menjauhi Mampu Membina akhlak
hedonisme mengembangkan masyarakat
Mampu bersikap teguh pemikiran Menghormati ahli

220
pada kebenaran Mampu melihat ilmu
Mampu menjauhkan adanya kontadiksi Menanamkan rasa
diri dari keburukan Mampu memahami optimis pada orang
Jujur masalah secara general lain
Amanah Mampu melakukan Menyampaikan
Toleran analogi kebenaran kepada
Pemaaf Mampu membuat masyarakat
Hemat analisa kuantitatif Menghormati dan
Cermat Mampu melakukan menghargai ilmu
Rajin analisa kualitatif
Belas kasih Mampu berpikir Bidang Ekonomi Dan
Tenang induktif Jasa
Berani Mampu berpikir
Bertanggung jawab deduktif Menyantuni anak
Optimistis Mampu memahami yatim
Kritis masalah secara khusus Menyantuni orang
Malu berbuat buruk Mampu memahami jompo
Pandai menyimpan hukum alamiah Membantu keluarga
rahasia Visi Indonesia Raya
Mampu memahami yang kematian
Tahu diri hukum kebiasaan Membantu golongan
Cepat tanggap Mampu berpikir yang lemah dan susah
Supel substansial Memberi makan orang
Ramah Mampu berpikir yang lapar
Tampil menawan aksidental Melancarkan barang
Bersih yang jadi kebutuhan
Disiplin masyarakat
Terbuka Mendahulukan
Sopan kepentingan umum
Lugas daripada diri sendiri
Menjauhi sikap ragu- Membantu orang lain
ragu melunasi utang
Meringankan beban
buruh
Membantu kehidupan
para mujahid

221
Bidang Keamanan
Dan Ketenteraman

Membela orang yang


teraniaya
Mengamankan jalan
umum dari gangguan
Menjaga kelestarian
lingkungan
Menjaga kehormatan
istri tetangga
Mendamaikan
perselisihan
Menaati hasil
keputusan
musyawarah
Merahasiakan aib
Visi Indonesia Raya orang lain
Tidak menyebarkan
penyakit menular
Menghormati agama
orang lain
Menjauhi
pertengkaran

KECAKAPAN KHUSUS
Akademik Vokasional
Memahami sumber-sumber ilmu Psikologi (Fushilat: 53)
Memahami fungsi ilmu Ilmu pengetahuan alam
Kewajiban menuntut ilmu (Imran:191)
Mengenal lembaga keilmuan Sejarah (Muhammad: 10)
Pola perluasan ilmu Pendidikan agama (Taubah: 122)
Penyebaran ilmu Pertanian (Abasa: 24-32)
Pembukuan ilmu Biologi(Ghasiah:17,Mukminun:12-

222
Kompetisi menuntut ilmu 14)
Anjuran menjadi ilmuwan Perikanan (Fathir: 12)
Pujian bagi aktivitas pencarian Matematika (Kahfi: 49)
ilmu Fisika & kimia (Hadid: 25)
Tugas ilmuwan Geologi (Fathir: 27)
Alam raya ajang ilmu Geografi (Nur: 43)
Pewarisan ilmu Industri logam (Saba: 10)
Keutamaan ahli ilmu Pertekstilan (HR. Khatib Al-
Larangan monopoli ilmu Baghdadi)
Kedokteran (HR. Abu Dawud)
Teknik sipil (Saba: 13)

Visi Indonesia Raya

223
Visi Indonesia Raya

224
Visi Indonesia Raya

225
Membina Keluarga Sakinah (Ensiklopedi Keluarga Sakinah)

Karakteristik Pernikahan Islami


Visi Indonesia Raya
Menuju Pernikahan Islami
Memasuki Romantika
Pondasi Kehidupan Baru
Berkeluarga
Menghayati Kehidupan Suami-Istri
Bimbingan Kemesraan & Seksualitas Islami
Tanggung Menyambut Sang Buah Hati
Jawab Menjadi Orangtua Pemandu Surga
Berkeluarga Menjadi Anak Permata Hati
Menghayati Psikologi Suami-Istri
Menghayati Psikologi Orangtua-Anak
Pembinaan Membina Mental Keluarga Sakinah
Keluarga Kiat & Seni Mendidik Anak
Praktik Rasulullah SAW Mendidik Anak
Pedoman Pergaulan Islami
Membangun Ekonomi Keluarga
Pribadi Salih sebagai anggota masyarakat
PRIBADI SALIH
marhamah & calon pemimpin amanah

226
Ensiklopedi Keluarga Sakinah
(15 Jilid Buku Panduan Membina Keluarga Sakinah)

Visi Indonesia Raya

227
Pondasi 1. Karakteristik Pernikahan 15 Nilai Pernikahan
Berkeluarga Islami 30 Pedoman Pernikahan
15 Perintang Pernikahan
20 Pernikahan Haram
2. Menuju Pernikahan 35 Kiat Memilih Pasangan
Islami 15 Kiat Mencari Jodoh
12 Tuntunan Meminang
25 Tuntunan Walimah
3. Memasuki Romantika 15 Nasihat Mempelai Lelaki
Kehidupan Baru 15 Nasihat Mempelai Wanita
15 Berkah Suami Salih
15 Berkah Istri Salihah

Tanggung 4. Menghayati Kehidupan 40 Tanggung Jawab Suami


Jawab Suami-Istri 40 Tanggung Jawab Istri
Berkeluarga 30 Perilaku Durhaka Suami
Visi Indonesia Raya 30 Perilaku Durhaka Istri
5. Bimbingan Kemesraan & 40 Kiat Merawat Kemesraan
Seksualitas Islami 70 Potret Kemesraan Nabi
30 Tuntunan Seks

6. Menyambut Sang Buah 77 Masalah Hamil,


Hati Melahirkan, dan Menyusui
Panduan Nama Indah Islami

7. Menjadi Orangtua 40 Tanggung Jawab Ortu


Pemandu Surga 20 Perilaku Durhaka Ortu
Tuntunan Nafkah Barokah
10 Harapan Menantu
8. Menjadi Anak Permata 40 Tanggung Jawab Anak
Hati 20 Perilaku Durhaka Anak
10 Harapan Mertua
Tuntunan Merawat Ortu

228
Pembinaan 9. Menghayati Psikologi 20 Ikatan Kejiwaan Pasangan
Keluarga Suami-Istri 11 Tipe Suami
11 Tipe Istri
15 Sumber Konflik Pasangan

10. Menghayati Psikologi 20 Sifat Fitrah Ortu


Orangtua-Anak 20 Sifat Fitrah Anak
8 Masalah Status Anak
43 Kiat Keakraban Keluarga

11. Membina Mental 25 Ciri Keluarga Sakinah


Keluarga Sakinah 34 Kiat Membina Mental
20 Siasat Godaan Setan
31 Kiat Menghindari Stres

12. Kiat & Seni Mendidik 20 Kerangka Mendidik Anak


Anak 25 Asas Mendidik Anak

Visi Indonesia Raya


30 Metode Mendidik Anak
35 Seni/Sikap Mendidik Anak

13. Praktik Rasulullah SAW 23 Aspek Aqidah/Ibadah


Mendidik Anak 30 Aspek Akhlak
35 Aspek Intelijensi/Emosi
30 Aspek Kesehatan

14. Pedoman Pergaulan 14 Tuntunan Berkerabat,


Islami Bergaul, Bertamu
48 Tuntunan
Bertetangga/Bermasyarakat
21 Ciri Zaman Edan

15. Membangun Ekonomi 35 Jalan Rizki Halal


Keluarga 25 Perintang Rizki
37 Pedoman Wirausaha
25 Masalah Utang-Piutang
35 Sikap Kerja
15 Pedoman Ketenagakerjaan

229
KUESIONER
Parameter Ketahanan Keluarga

Kategori Pranikah

1. Apa perlunya saya berkeluarga dibanding hidup membujang?


2. Jika saya harus berkeluarga, siapa pasangan saya?
3. Bagaimana cara saya dapat memperoleh pasangan yang tepat?
4. Apa saja kriteria pasangan yang tepat itu?
5. Atas dasar apa kriteria itu saya tetapkan?
6. Mengapa saya perlu menetapkan kriteria?
7. Adakah orang yang memenuhi kriteria saya itu?
8. Siapa dan di mana orangnya?
9. Apakah orang yang kriterianya sesuai dengan yang saya tetapkan itu
mau dengan saya?
10. Bagaimana cara saya meyakinkan dia agar mau dengan saya?
11. Apakah saya harus menghubunginya langsung atau lewat orang lain?
12. Siapa yang dapat menjadi perantara saya dengan dia?
13. Kapan saya harus menghubunginya?
14. Visi Indonesia Raya
Apa yang harus saya katakan kepadanya?
15. Bagaimana sikap saya jika dia menolak?

Kategori Pasangan

1. Apakah pasangan saya sudah merupakan orang yang cocok bagi


saya?
2. Jika belum, bagaimana cara menyesuaikan diri dengan pasangan
idaman saya itu?
3. Jika sudah, bagaimana cara melestarikannya?
4. Apakah pasangan yang cocok itu tidak pernah berselisih?
5. Jika sering terjadi perselisihan apakah saya tetap harus menjaga
kelestarian perkawinan saya?
6. Adakah kekurangan saya dalam berumah tangga hingga sering
berselisih?
7. Apakah saya telah memenuhi tanggung jawab sebagai pasangan?
8. Jika belum, apakah saya harus berjuang dulu untuk memenuhinya?
9. Apakah sebenarnya tanggung jawab saya sebagai pasangan?

230
10. Apa pedoman yang harus jadi pegangan saya untuk mengetahui
tanggung jawab sebagai pasangan?
11. Adakah suatu ikatan kejiwaan pasangan yang belum saya pahami?
12. Bagaimana saya dapat mengetahuinya?
13. Apakah tipe, ciri, dan sifat pasangan saya?
14. Bagaimana cara menghadapi segala kekurangan pasangan saya?
15. Adakah kiat jitu untuk merawat dan melestarikan cinta kasih ikatan
perkawinan?

Kategori Peran Orangtua

1. Apakah saya sudah siap menjadi orangtua bagi anak-anak saya?


2. Apakah secara mental saya telah siap bertanggung jawab terhadap
anak-anak saya?
3. Bagaimana cara saya menunaikan tanggung jawab terhadap anak-
anak saya?
4. Apa tolok-ukur tanggung jawab orangtua terhadap anak-anaknya?
5. Apa pedoman yang dapat saya pergunakan untuk menetapkan
tanggung jawab orangtua terhadap anak-anaknya?
Visi Indonesia Raya
6. Bagaimana menjalankan pendidikan untuk anak agar menjadi
shalih?
7. Mengapa anak-anak saya harus menjadi orang shalih?
8. Apa keuntungan atau kerugian jika anak saya shalih atau rusak?
9. Dapatkah saya sendiri mendidik anak saya menjadi shalih tanpa
bantuan orang lain?
10. Bila perlu bantuan orang lain, maka siapa orangnya, di mana
tempatnya?
11. Bagaimana cara yang tepat untuk mendidik anak?
12. Apa sebenarnya yang saya inginkan dengan masa depan anak saya
dan apakah itu sejalan dengan keinginan si anak?
13. Apakah sebagai orangtua saya telah memahami anak saya?
14. Apakah kami sebagai Ayah dan Ibu telah memberikan contoh
sebagai sosok pribadi yang shalih?
15. Jika saya terlanjur salah dalam mendidik anak, apa solusinya?
16.

231
Kategori Peran Anak

1. Apa yang menjadi tanggung jawab anak terhadap orangtuanya?


2. Apakah sebagai anak saya sudah meresapi jasa dan pengorbanan
orangtua untuk kebaikan saya?
3. Bagaimana saya harus memperlakukan orangtua yang sudah lanjut
usia?
4. Kapan saya bisa berbakti kepada orangtua dengan sebaik-baiknya?
5. Ketika saya sendiri juga sudah berkeluarga dan punya anak,
bagaimana saya tetap dapat berbakti kepada orangtua dengan sebaik-
baiknya?
6. Ketika saya menghadapi pilihan antara kepentingan keluarga saya
sendiri dengan kepentingan orangtua saya, apa yang harus saya
lakukan?
7. Bagaimana saya dapat menunaikan tanggung jawab terhadap
orangtua dan kepada keluarga dalam waktu bersamaan?
8. Apakah saya selama ini lebih banyak membahagiakan atau
menyakiti hati orangtua saya?
9. Sanggupkah saya melayani keperluan orangtua saya bila mereka
telah lanjut usia dan tidak mampu mengurus dirinya sendiri?
Visi Indonesia Raya
10. Saya telah banyak berdosa kepada orangtua saya semasa mereka
masih hidup sedang kini mereka telah tiada. Bagaimana cara saya
memohon maaf kepada mereka?
11. Apakah terhadap orangtua yang telah meninggal itu masih ada jalan
bagi saya untuk membantu kebaikan yang bermanfaat bagi mereka
di alam kuburnya?
12. Bagaimana cara anak untuk dapat menjalin keakraban dengan
orangtuanya yang masih hidup?
13. Bagaimana sikap anak bila orangtuanya hidup terpisah karena
bercerai?
14. Kapan seorang anak wajib mandiri atau tidak bergantung kepada
orangtua?
15. Bagaimana sikap anak yang telah ditelantarkan orangtuanya ketika ia
mendapati orangtuanya sudah hidup menderita?

232
Hubungan Kerabat dan Tetangga

A. Hubungan Kerabat
1. Apakah saya memiliki kerabat, baik dari pihak Ayah atau Ibu?
2. Apakah saya selama ini berhubungan dekat dengan mereka?
3. Di mana kerabat saya berada dan bagaimana nasib mereka?
4. Apakah antar orang yang berkerabat ada tanggung jawab satu sama
lain?
5. Apakah saya pernah peduli terhadap keadaan para kerabat saya, baik
yang dekat maupun yang jauh?
6. Bagaimana cara saya menghidupkan hubungan kerabat dengan baik
sehingga saya dapat memenuhi tanggung jawab terhadap mereka?
7. Apakah untuk berbuat baik kepada kerabat itu saya harus
memberikan materi atau cukup dengan saling berkomunikasi?
Haruskah saya menjadi kaya lebih dulu?
8. Apakah keuntungan bagi saya bila terus saling menjaga hubungan
kerabat dengan baik?
9. Sampai kapan hubungan itu harus dipelihara?
10. Jika kerabat saya tidak peduli dengan hubungan itu, apakah saya
boleh mengabaikan mereka juga?
Visi Indonesia Raya
B. Hubungan Tetangga
11. Apakah saya memiliki tetangga?
12. Bagaimana saya harus memperlakukan tetangga saya?
13. Bagaimana karakter para tetangga saya?
14. Bagaimana saya memperlakukan tetangga yang tidak punya rasa
peduli?
15. Bagaimana kiat membangun hubungan tetangga yang harmonis?
16. Siapa yang harus memulai berhubungan baik, apakah saya harus
aktif atau boleh pasif?
17. Apakah saya bisa merasa bahagia tanpa hubungan tetangga yang
baik?
18. Apa pedoman untuk membangun hubungan tetangga yang baik?
19. Bagaimana menghadapi sikap buruk tetangga dan mungkinkah
mengubahnya?
20. Bagaimana menghadapi tetangga yang suka maksiat: judi, mabuk,
dll tanpa peduli kenyamanan orang lain?

233
Kategori Kehidupan Sosial

1. Apakah setiap orang harus hidup bermasyarakat?


2. Apa keuntungan atau kerugian orang yang mau atau tidak mau hidup
bermasyarakat?
3. Bagaimana melaksanakan hidup bermasyarakat yang baik?
4. Apa pedomannya?
5. Siapa yang dapat membimbing seseorang agar dapat hidup
bermasyarakat dengan baik?
6. Sejak kapan seseorang mulai hidup bermasyarakat?
7. Sebagai anggota masyarakat apakah tanggung jawab saya terhadap
masyarakat tempat saya tinggal?
8. Apa pula kewajiban masyarakat terhadap saya sebagai salah seorang
anggota masyarakat?
9. Apa yang akan terjadi jika para anggota masyarakat tidak saling
bertanggung jawab?
10. Apa sajakah tanggung jawab hidup bermasyarakat yang harus saya
penuhi?
11. Apakah prinsip yang harus ditegakkan dalam hidup bermasyarakat
Visi Indonesia Raya
agar terwujud masyarakat harmonis?
12. Darimana prinsip itu muncul dan siapa yang menetapkannya?
13. Adakah contoh bentuk masyarakat harmonis yang pernah terwujud
sejak adanya masyarakat manusia sampai kini?
14. Bagaimana cara mewujudkan masyarakat harmonis itu?
15. Siapa yang paling bertanggung jawab untk membangunnya?

Usaha Ekonomi Rumah Tangga

1. Apakah saya dapat menafkahi diri dan keluarga saya secara halal?
2. Darimana saya mendapatkan nafkah halal untuk keluarga?
3. Bagaimana cara saya memperolehnya?
4. Bolehkah saya menafkahi keluarga dengan jalan meminta dari orang
lain?
5. Berapa jumlah nafkah untuk keluarga?
6. Bagaimana bila saya tidak mampu menafkahi keluarga?
7. Bagaimana kiat kerja yang baik agar memperoleh cukup rizki?

234
8. Apakah kecukupan nafkah diukur dari sandang, pangan, dan papan?
9. Apa saja jenis pekerjaan yang dihalalkan dalam Islam?
10. Bagaimana cara membuka pintu rizki halal itu?
11. Adakah pedoman dalam mengelola pendapatan dan pengeluaran
keluarga?
12. Apa yang perlu diperhatikan agar pengeluaran keluarga tidak defisit?
13. Bolehkah orangtua melibatkan anak-anak untuk mencukupi nafkah
keluarga?
14. Apakah saya boleh minta bantuan kerabat bila segala usaha ternyata
tidak mencukupi kebutuhan keluarga?
15. Siapa kerabat yang paling pantas saya mintai bantuan?

Membangun Masyarakat Marhamah

Visi Indonesia Raya

235
Perilaku
Hidup

Karakteristik
Masyarakat
Marhamah
Prinsip Pilar
Hidup Spiritual

KARAKTERISTIK MASYARAKAT MARHAMAH


Visi Indonesia
Prinsip Hidup
Raya
Perilaku Hidup Pilar Spiritual

Manusia satu kesatuan Perilaku Sosial Wajib Shalat


jenis (QS. 4 : 1) Puasa
Setiap orang Menghormati tamu Zakat, infak,
berkeduduan sebagai Menepati janji sedekah
hamba Allah (QS.51 Menyimpan rahasia orang lain
Haji
:56-57) Menghadiri perjamuan
Setiap orang memikul makan, meskipun saat puasa Doa, Dzikir, &
amanah Ilahi (Qs.33 : Meminta ijin sebelum Shalawat
72) memasuki tempat orang lain Istighfar &
Nilai-nilai kebajikan Memberi makan/minum orang Taubat
pondasi keutuhan yang kelaparan/kehausan Tadarus Al-
masyarakat (QA.9 :71- Membebaskan tawanan Qur'an
72) perang Amaliyah Sunnah
Musyawarah jalan Membantu bekal orang yang
transparan dalam perjalanan
menyelesaikan Memerdekakan seorang

236
perbedaan dan miskin dari perbudakan
perselisihan (QS. 42 : Mengajak masyarakat kepada
37) kebenaran
Tegar menghadapi Meminta maaf kepada orang
kesulitan (QS.42 : 37) yang pernah dizhalimi
Menggalakkan infak Memperkuat persaudaraan
untuk pembangunan dan kesatuan umat
(QS.42 :38) Meringankan beban orang
Menyuburkan jiwa lemah
taqwa untuk Menutup aib/cacat orang lain
menyejahterakan Membantu orang lain
masyarakat (QS.7 : 96) mengatasi kesulitan hidupnya
Perlindungan dan Mendamaikan orang yang
pembelaan bagi berselisih
golongan lemah (QS.4 : Menghormati setiap manusia
75) meskipun golongan jelata
Menggalakkan Menjaga keamanan musuh
semangat cinta yang sedang bertamu
kewajiban (QS.2 : 216) Membantu kehidupan orang
Menbantu sesama dan miskin
menghentikan Visi Indonesia Raya
Melindungi hak hidup kaum
pemborosaan (QS.17 : perempuan
26-28) Memperjuangkan hak
Melindungi hak-hak ekonomi golongan lemah
anak yatim dan kaum Membela orang yang
miskin (QS.107 : 1-3) dinistakan
Distribusi kekayaan Mengurus mayit dan
Negara secara adil mengantar jenazahnya
(QS.2 : 215) Menyingkirkan perintang dari
Menaati setiap jalan
perjanjian (QS.5 : 1)
Tidak mengambil hak Perilaku Sosial Sunnah
orang lain secara bathil Menghormati ulama
(QS.2 : 188) Mendahulukan yang lebih
Membasmi semua jenis berilmu
kemaksiatan (QS.8 : 25) Mendahulukan yang lebih tua
Tidak takut Menyayangi yang lebih muda
memberantas ajaran Memperlakukan setiap orang
sesat (QS.4 : 76) sesuai porsinya

237
Menggalakkan upaya Merendahkan suara di
perdamaian (QS.4 : 114) hadapan yang lebih tua
Menggalakkan sifat Melanjutkan ikatan
sabar menghadapi persaudaraan dengan teman-
cobaan hidup (QS.2 : teman ibu-bapak
155-156) Memilih teman yang shalih
Tidak mundur Mengunjungi rumah teman
memberantas Memintakan ampun sesama
kemungkaran (QS.7 : 2) muslim
Menyuburkan rasa Penjamu dan penyuguh
persaudaraan berbasis jamuan menikmati
iman (QS.49 : 10) belakangan
Menjauhi sikap saling Senyum saat bejumpa sesama
merendahkan (QS.49 : muslim serta berpelukan
11) Berjabat tangan dan bersikap
Membentuk badan sopan saat bertemu teman
penengah peselisihan Memberi salam setiap kali
(QS.49 : 9) berjumpa
Membersihkan benih- Memberi salam sebelum
benih keburukan dan meninggalkan pertemuan
Visi Indonesia Raya
moral rendah dari Mendoakan orang bersin
masyarakat (QS.4 : 148) Menunggui orang sakit dan
Tenggang rasa dalam membimbing bacaan
penagihan hutang (QS.2 menghadapi kematian
: 280) Menjenguk orang sakit
Menghapuskan ekonomi Menentramkan hati orang
Ribawi (QS.278-279) sakit
Menjauhi perlombaan Memberi buka puasa
menumpuk kekayaan Mengislamkan orang kafir
duniawi (QS.17 : 18-19) Bergaul dengan masyarakat
Mengabaikan syariat untuk memperbaiki agamanya
menyebabkan sikap Mengambil inisiatif
saling bermusuhan memperbaiki hubungan
(QS.5 : 63) persaudaraan
Membasmi perjudian Membantu kehidupan janda
dan miras (QS.5 :90-91) yang ditinggal mati suami
Membasmi kekuatan Merawat anak yatim di rumah
destruktif (QS.5 : 33-34) sendiri
Menempatkan ulama Membatalkan penuntutan hak

238
sebagai pelopor kepada orang lain
pembangunan Memperlakukan orang lain
masyarakat (QS.5 : 63) seperti diri sendiri
Membasmi paham Membantu orang lain
materialisme (QS.17 : melakukan kebajikan
31) Membantu keluarga orang
Membasmi kelompok lain yang ditinggal berjihad
pelopor kemaksiatan
(QS.5:62) Perilaku Sosial Terlarang
Membasmi Memberikan kesaksian palsu
penyimpangan seksual Melakukan ada domba
(QS.17 : 32) Mengumpat orang lain
Memberantas golongan Menggunjing orang lain
penista agama (QS.6 : Menyerahkan sesama muslim
70) kepada musuh
Mencegah penyebaran Memanfaatkan kedudukan
berita-berita negatif untuk kepentingan sendiri
(QS. 49 : 6) atau keluarga
Mencegah pergaulan Mengambil hak orang lain
bebas (QS.24 : 30-31) Mengganggu keselamatan dan
Visi Indonesia Raya
Menggalakkan hal-hal keamanan orang lain
yang baik (QS.14 : 24- Mempersulit orang
27) memperoleh haknya
Menerima dengan ridha Menyibak orang-orang yang
perbedaan kaya dan sedang duduk-duduk
miskin (QS.16 : 70) berdampingan
Menghormati agama Menyuruh seseorang pindah
lain (QS.66 : 108) dari tempat duduknya
Golongan kuat wajib Mengotori atau merusak
melindungi masyarakat lingkungan
(QS.9 : 93) Mengacaukan harga pasar
Menawar barang yang sedang
ditawar orang lain
Membela orang bersalah
Mengeluarkan kata-kata keji
Menyendiri dengan
perempuan bukan muhrim
Memandangi aurat orang lain
Mengganggu keamanan jalan

239
Membungakan uang
Memakan harta anak yatim
Mengulur-ulur pembayaran
utang padahal mampu
Menarik kembali pemberian
kepada orang lain
Sewenang-wenang kepada
pegawai
Melakukan penyiksaan
Menyisihkan teman ketiga
dari pembicaraan
Menyombongkan diri kepada
orang lain
Saling membenci dan
berseteru
Saling menjauhi
Merusak hubungan sesama
muslim
Mengungkit pemberian
kepada orang lain
Visi Indonesia Raya
Melanggar janji
Tidak membayarkan upah
pegawai
Merusak hubungan seorang
istri dengan suaminya
Mempedayai pembeli
Mengecoh pembeli
Menghina keturunan orang
lain
Menunjukkan rasa senang
melihat orang lain tertimpa
musibah
Menghina sesama muslim
Berprasangka buruk kepada
orang lain
Mencari-cari kesalahan orang
lain
Memutuskan ikatan
kekeluargaan

240
Memaki atau mengungkap aib
orang mati
Mendoakan kejelekan bagi
orang lain
Memulai memaki sesama
muslim
Mengafirkan muslim yang
shalih

Karakteristik Masyarakat Manusia

individualistis
liberal
KAPITALISME hedonis
stress
Visi Indonesia Raya kerusakan moral

egaliter
FAKTA SOSIAL :
- kompetisi
komunal
Masyarakat
- egoisme aman
Marhamah
- materialisme nyaman
- konflik
- - kriminalitas
tentram

otoriter
totaliter
KOMUNISME penuh curiga
stress
kerusakan moral

241
MEMBANGUN NEGARA THAYYIBAH
Beb as d ar i K emi skin an & K ej ah at an Sosi al

Trilogi Aspek Pembangunan :


E k o n o m i P e n u h B e r ka h
Interaksi Sosial Marhamah
P o l i ti k A k hl a k u l K a r i m a h

JENIS IDEOLOGI / PEDOMAN HIDUP

Pedoman Hidup Buatan Manusia Pedoman Hidup Ciptaan Allah


Landasan Pedoman Landasan Pedoman
KOMUNISME Marxisme SYAI AT AL-QU AN,
ISLAM HADITS
KAPITALISME Materialisme Q.s. Al-A a : :
SOSIALISME Trokyisme Da ahwa ya g Ka i
Visi Indonesia Raya
NASIONALISME Tidak jelas perintahkan) ini adalah jalan-
/Ambivalen Ku yang lurus, maka ikutilah
Kebudayaan dia. Dan janganlah kamu
Pedoman baru mengikuti jalan-jalan (yang
berupa semboyan lain), karena jalan-jalan itu
mencerai-beraikan kamu dari
Pedoman konkret
jalan-Nya.
belum ada
Ambivalen

Definisi Kemiskinan Dari Berbagai Ideologi


Ideologi Definisi
Kapitalisme Semua ideologi memiliki kesamaan dalam membuat
Komunisme definisi tentang kemiskinan. Demikian juga, Islam memiliki
Sosialisme definisi, sebagai berikut:
Nasionalisme O a g iski adalah o a g ya g tidak e iliki ke ukupa
Islam aka da i u u tuk keseha ia ya. H. A u Dawud

242
Penyebab Terjadinya Kemiskinan Pada Individu

FAKTOR INTERNAL FAKTOR EKSTERNAL


Tanggung Jawab Individu Ideologi Negara
Pemimpin/ Pemerintah
Masyarakat

Penyebab Terjadinya Kemiskinan Pada Negara

FAKTOR INTERNAL FAKTOR EKSTERNAL


Ideologi Negara Ideologi Negara Lain
Pemimpin /Pemerintah Intervensi Negara Lain
Masyarakat Masyarakat Global
Individu
Visi Indonesia Raya
IDEOLOGI NEGARA DALAM TATANAN EKONOMI

Ideologi Tatanan Ekonomi


Kapitalisme Kapitalisme memiliki pedoman tatanan ekonomi antara
lain:
Individu bebas mencari dan bebas menggunakannya.
Tatanan ekonomi sistem liberal
Komunisme Komunisme memiliki pedoman tatanan ekonomi antara
lain:
Tatanan ekonomi sama rasa sama rata
Ekonomi terkonsentrasi pada Negara
Sosialisme Sosialisme memiliki pedoman tatanan ekonomi antara lain:
Tatanan ekonomi terpimpin
Individu mendapat harta sekedar kebutuhan hidup
Nasionalisme Nasionalisme: tatanan ekonominya tidak jelas

243
Islam Islam memiliki tatanan ekonomi dengan batasan
aturan halal dan haram
Tatanan ekonominya berkeadilan dan
berkesinambungan. (Q.s. Al-As a : -27)
Individu yang bertambah besar kekayaannya
bertambah besar pula tanggung jawabnya. Qs. Al-
Is a :

Individu Dalam Tatanan Ekonomi

Ideologi Tanggung Jawab


Kapitalisme Kapitalisme tidak memiliki pedoman tanggung jawab
individu dalam tatanan ekonominya.
HAK: kepemilikan harta bersifat individual tanpa ada
tanggung jawab sosial
KEWAJIBAN: individu tidak memiliki kewajiban sosial yang
berhubungan dengan masalah kemiskinan
Komunisme Visi Indonesia Raya
Komunisme tidak memiliki pedoman tanggung jawab
individu dalam tatanan ekonominya
HAK: individu tidak memiliki hak atas harta kekayaan,
semuanya milik Negara
KEWAJIBAN: individu harus bekerja keras dan tidak
memiliki kewajiban sosial yang berhubungan dengan
masalah kemiskinan
Sosialisme Sosialisme tidak memiliki pedoman tanggung jawab
individu dalam tatanan ekonominya.
HAK: Individu dibatasi hak kepemilikan atas harta
sedemikian rupa sesuai dengan masing-masing Negara.
KEWAJIBAN: individu harus bekerja keras dan tidak
memiliki kewajiban sosial yang berhubungan dengan
masalah kemiskinan
Nasionalisme Nasionalisme tidak memiliki pedoman tanggung jawab
individu dalam tatanan ekonominya.
HAK: Tidak Jelas.
KEWAJIBAN: Tidak Jelas.

244
Islam Islam memiliki pedoman tanggung jawab individu dalam
tatanan ekonomi terdiri dari 40 Pedoman Manusia Dalam
Bekerja.
HAK : Individu mempunyai hak atas harta
kekayaan yang diusahakan dan menyimpan /
mengembangkan kekayaan tersebut. (Q.s. Zukhruf, 43:321)
KEWAJIBAN : Individu harus bekerja keras mencari
nafkah. (Qs. Mulk, 67:15)
Individu harus mengeluarkan infaq,
shadaqah.

Masyarakat Dalam Tatanan Ekonomi

Ideologi Tatanan Ekonomi


Kapitalisme Masyarakat tidak memiliki kewajiban sosial
terhadap orang miskin
Komunisme Masyarakat tidak memiliki kewajiban sosial
terhadap orang miskin
Sosialisme
Visi Indonesia Raya
Masyarakat tidak memiliki kewajiban sosial
terhadap orang miskin
Nasionalisme Masyarakat tidak memiliki kewajiban sosial
terhadap orang miskin
Islam Masyarakat kaya mendermakan hartanya kepada
orang miskin. (Q.s. At-Taubah, 9:34)

Pemimpin Pemerintahan Dalam Tatanan Ekonomi

Ideologi Tatanan Ekonomi


Kapitalisme Kapitalisme memiliki pedoman tanggung jawab seorang
pemimpin antara lain:
HAK : Pemimpin berhak memperoleh gaji besar
KEWAJIBAN : pemimpin wajib membayar pajak

245
Komunisme Komunisme memiliki pedoman tanggung jawab seorang
pemimpin antara lain:
HAK : Pemimpin dalam prakteknya menjadi
pemilik kekayaan negara
KEWAJIBAN : tidak jelas
Sosialisme Sosialisme memiliki pedoman tanggung jawab seorang
pemimpin antara lain:
HAK : Pemimpin mendapat gaji
KEWAJIBAN : Pemimpin dikenakan pajak
Nasionalisme HAK : Tidak jelas
KEWAJIBAN : Tidak jelas
Islam Islam memiliki pedoman tanggung jawab seorang
pemimpin meliputi 60 Pedoman Menjadi Pemimpin
berdasarkan Al-Qu a da Hadits
HAK : Pemimpin mendapat jaminan kebutuhan
hidup sesuai standar kewajiban meliputi
sandang, papan dan pangan (HR. Abu Daud, Muslim dan
Ahmad)
KEWAJIBAN : Pemimpin/pengelola Negara wajib
Visi Indonesia Raya
membayar zakat

Penanggulangan Kemiskinan Sesuai Tuntunan Islam

Landasan filosofi:
Alam semesta Allah ciptakan untuk manusia. (Q.s. Al-Baqarah, 2: 29)
Rizki untuk manusia dan hewan, Allah jamin tercukupi di muka bumi ini.
(Q.s. Hud, 11:6)
Sebagian manusia diberi Rizki banyak, sebagian cukup dan sebagian
miskin. (Q.s. Az-Zukhruf, 43: 32)

Kemiskinan dapat ditanggulangi melalui :
Pemberdayaan Individu
Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan Pemimpin Negara
Melalui : Pola Tatanan Allah Swt yang tercantum dalam Al-Qu a da Hadits

246
PEMBERDAYAAN INDIVIDU

Tatanan Manusia Tatanan Allah


KOMUNISME Individu/manusia SYAI AT ISLAM
berbakti kepada
partai dan negara
KAPITALISME Individu/manusia Qs. Ali I a : , Jika ka u
mengutamakan mencintai Allah maka cintailah
kepentingan diri aku (Rasulullah)
sendiri
SOSIALISME Individu/manusia
mengutamakan Manusia diwajibkan
kepentingan mencontoh kehidupan pribadi
masyarakat Rasulullah SAW, dengan
NASIONALISME Individu/manusia menggunakan 60 Pedoman
mengutamakan Pribadi Taqwa berdasar Al-
kepentingan Negara. Qu a da Hadits

Visi Indonesia Raya


PEMBERDAYAAN INDIVIDU
Etos Kerja - Sikap Kerja - Wirausaha
TATANAN MANUSIA TATANAN ALLAH SWT.
KOMUNISME Orang hanya SYAI AT ISLAM
mendapat imbalan
sesuai hasil Qs. An-Nisa
kerjanya tanpa Setiap orang harus bekerja
peduli kondisi maksimal sesuai 60
KAPITALISME Manusia dihargai Pedoman Etos & Sikap Kerja
selagi produktif Muslim, tetapi bila tidak
SOSIALISME Menyerupai cukup, ia mendapatkan hak
komunis bantuan dari Negara atau
NASIONALISME Ambivalen/tidak masyarakat.
jelas

247
ETOS KERJA SESUAI SYAI AT ISLAM
1. Motivasi bekerja (adz-Dzariyat: 21. Memiliki keahlian tertentu
56)
2. Perintah bekerja (al-Mulk: 15) 22. Bertanggungjawab atas
kesalahannya
3. Mengelola bumi dengan baik 23. Seimbang hak dan
(Hud: 61) kewajibannya
4. Perintah mencari rizki (al- 24. Tidak merugikan
Ju u ah: kepentingan orang lain
5. Menjauhkan diri dari meminta- 25. Pembagian tugas (at-
minta Taubah:122)
6. Larangan menganggur 26. Bimbingan dari yang lebih
ahli atau berpengalaman (al-
Kahfi: 66-68)
7. Bekerja untuk memperoleh 27. Adanya sistem pengawasan
pahala akhirat (al-Mukminun : 27)
8. Bekerja berdasarkan ilmu 28. Adanya sistem penilaian (al-
Baqarah: 284)
9. Memiliki rasa tanggung jawab 29. Melakukan kerja sama yang
Visi Indonesia Raya
yang tinggi baik dengan pihak lain (al-
Maidah: 2)
10. Bekerja sesuai bakat yang 30. Komunikasi yang jelas dan
dimilikinya mudah (Thaha: 25-28)
11. Tekun dan tetap pada 31. Ada target waktu yang jelas
pekerjaan tertentu (al-Qashash: 27)
(al-Mukminun : 13)
12. Memahami karakteristik 32. Melaksanakan kerja pada
pekerjaan yang dilakukannya waktu yang fitrah (an- a a :
(al-Qamar: 3) 9-11)
13. Berusaha selalu mengoreksi 33. Memperhatikan secara
kekurangan dirinya saksama perilaku mitra kerja
(Shad: 24)

14. Teguh pada pendapat dan 34. Urgensi kerja


keyakinan yang benar (al-
Baqarah: 120)

248
15. Mendahulukan prestasi 35. Bersikap hati-hati dan tidak
daripada menuntut imbalan terburu-buru
(az-Zumar: 39)
16. Bertahap dan berkelanjutan 36. Tidak memburu rizki secara
haram
17. Menyadari batas kemampuan 37. Bekerja secara kreatif
dirinya
18. Gemar menambah 38. Jalankan usaha dengan
pengetahuan (an-Nahl: 43) mental pahlawan
19. Mampu mengoordinasikan hasil 39. Menempuh jalan halal
kerjanya dengan semangat jihad dan
a a : menjauhi bisikan berbuat
jahat
20. Jujur dan adil 40. Berani menghadapi resiko
kegagalan
SIKAP KEJA SESUAI SYAI AT ISLAM
1. Bekerja sesuai kemampuan 11. Memberi peluang kepada
pesaingnya
2. Menghormati hak orang lain 12. Membantu menyelesaikan
Visi Indonesia Raya kesulitan
3. Berlapang dada memberi 13. Tidak mudah mempercayai
peluang kepada orang lain rayuan orang
4. Memiliki Visi dan Misi 14. Tetap di tempat yang mudah
memperoleh rizki
5. Hasil kerjanya menjadi dambaan 15. Saling menolong dengan
orang sesama teman
6. Menambah ilmu untuk 16. Serius walaupun sendiri
meningkatkan pekerjaan
7. Meningkatkan kualitas produk 17. Segera melaksanakan
pekerjaannya
8. Memperlakukan konsumen 18. Cermat melaksanakan
dengan kasih sayang pekerjaan
9. Memikirkan dampak buruk 19. Banyak ibadah saat usahanya
tindakannya baik
10. Memberikan kepuasan kepada 20. Tampil dengan pribadi yang
relasi menyenangkan

249
PEDOMAN WIRAUSAHA DAN HUBUNGAN KERJA SESUAI SYARIAT ISLAM
WIRAUSAHA
Dagang, peluang rizki paling besar Merantau untuk berwiraswasta
Mengaj ar Pengerahan tenaga kerja
Beternak kuda Berburu hewan
Menjahit/usaha konveksi Jasa kesehatan
Pemerahan susu Bisnis rumah atau tanah
Beternak kambing Pasar tempat setan
Menenun Memasuki pasar dengan membaca
Beternak do a
unggas Ramah dan santun dalam jual-beli
Beternak sapi dan unta Hak memilih dalam jual-beli
Jasa angkutan Menebus dosa jual-beli dengan
Mengelola hutan sedekah
Pertambangan Mulai bekerja pada pagi hari
Industri logam Kerja sama
Nelayan Tidak tidur setelah shalat Shubuh
Beternak Visi Indonesia Raya Do a e uka pi tu izki
lebah Do a kelua da i pasa
Beternak ulat sutra Perselisihan dalam transaksi
Berkebun Uang muka
Industri perkapalan Menerima pembatalan pembelian
Pencarian harta karun karena ada penyesalan Hak khiyar
Pelatihan tenaga kerja sebelum berpisah
Teknisi pembangunan
UTANG PIUTANG
Boleh melakukan utang-piutang Dosa tidak melunasi utang
Pahala memberi utang Be do a u tuk dapat elu asi
Beban mental orang yang berutang utang
Yang dibenarkan berutang
Tanggungjawab orang yang berutang
Membantu orang lain melunasi
Penyelesaian utang lebih dahulu dari utang
pada wasiat dan waris Nasib orang yang berutang di
Pencatatan utang-piutang alam kubur dan akhirat
Penagihan utang

250
Agunan untuk utang Hadiah dari orang yang berutang
Lapang dada dalam menagih utang Do a e ghi da i uta g
Pembayaran utang berantai Mengutangkan utang
Memungut bunga pinjaman Tidak boleh pergi berjihad selama
Membebaskan pembayaran utang punya utang
Allah menyertai peminjam yang jujur Tanggungjawab negara membantu
Membayar utang dengan baik pelunasan utang
Menunda-nunda pembayaran
utang
KETENAGAKERJAAN
Memperlakukan pekerja Perjanjian kontrak kerja
dengan baik Hukuman bagi majikan
Memenuhi kebutuhan yang zhalim
dasar pekerja Pahala pekerja yang setia
Hak pekerja bersuara dalam bekerja
Tidak memukul pekerja Pekerja yang melanggar
Hukuman bagi majikan yang menyakiti kontrak kerja
pekerja Meringankan beban
Visi Indonesia Raya
Perlindungan hukum bagi kaum pekerja
pekerja Tidak memaki pekerja
Tidak memisahkan pekerja dari Memaafkan kesalahan pekerja
keluarganya
Penggajian pekerja
USAHA-USAHA HARAM
Jual-beli minuman keras Jual-beli munabadzah
Jual-beli lemak bangkai Jual-beli muhaqalah
Jual-beli anjing Jual-beli barang zakat yang
Upah melacur belum diterima
Upah menenung Jual-beli dengan cara tsunaiya
Jual-beli macan (Pengecualian)
Jual-beli babi Jual-beli dengan dua harga
Jual-beli kelebihan air Jual-beli sistem persekot
Jual-beli barang yang masih samar Upah pemerah/ pembuat
khamer
Jual-beli janin dalam perut induknya
Upah pelayan khamer

251
Jual-beli barang yang masih dicari Jual-beli bahan untuk khamer
penyelam Jual-beli barang belum dimiliki
Jual-beli bulu hewan yang masih Jual-beli bertempo
melekat di badannya Jual-beli air susu Memperjual-belikan barang
dalam tetek yang belum diterima
Jual rampasan perang yang belum Jual-beli bahan makanan
dibagi tanpa ditakar
Jual-beli buah pentil Usaha percaloan
Jual-beli mulamasah Mencegat kafilah/dagangan
Jual-beli dengan rekayasa

MOALITAS INDIVIDU SESUAI SYAI AT ISLAM


Menjaga lidah (1381) Menjauhi syirik (1922)
Menjaga tangan (1651) Mengutamakan akhirat (1448)
Menutup aurat (146) Mengejar cita-cita secara diam-
diam (985)
Menjauhi kemalasan (1555) Tenang (2337)
Menjauhi kebodohan (1559) Berprasangka baik kepada Allah
(1933)
Visi Indonesia Raya
Menjauhi keburukan (1455) Sabar menghadapi kesulitan (2009)
Menjaga kesehatan (1392) Banyak istighfar (2271)
Menjauhi sifat pemarah (1439) Beragama dengan sikap santun
(2508)
Berkata benar (263) Mencintai karena Allah (1927)
Menjauhi sifat keluh-kesah (331) Membenci karena Allah (2778)
Bila menguap ditutup dengan Adil (1446)
tangan (516)
Cebok dengan tangan kiri (420) Berlapang dada (1244)
Merahasiakan mimpi buruk (533) Menabung (1644)
Bila bersin menutup wajah (755) Tidak berkata buruk saat jengkel
(2567)
Bila meludah ke arah bawah Beribadah dengan wajar (3013)
(415)
Pemalu (6) Dapat diandalkan banyak orang
(2857)

252
Pemurah (1723) Menjaga mata (2590)
Lemah-lembut (1742) Menjaga amanah (2819)
Tidak boros (1777) Tidak berhati kejam (2769)
Menjauhi kesesatan (1760) Menepati janji (2264)
Tobat dari dosa (1844) Menebus segera perbuatan buruk
dengan kebaikan (420)
Menjauhi kemewahan (960) Bertetangga dengan orang baik
(1461)
Sabar bila kehilangan kekasih Mudah dalam berurusan dengan
(1821) orang (1885)
Bekerja profesional (1861) Memohonkan ampun untuk
orangtua (1992)
Bila sakit, berobat dengan benar Berbuat sesuai kemampuan (1439
(1796)
Jujur (2044) Membandingkan keadaan diri
dengan orang dibawahnya (875)
Tawakal (1007) Bersumpah dengan jujur (1680)

lurus (994)
Visi Indonesia Raya
Teguh pendirian dan bersikap Tidak berpura-pura miskin (1668)

Banyak ingat mati (1400) Menjauhi hal-hal sia-sia (1452)


Banyak dzikir(1393) Tidak sombong (1833)

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
TATANAN MANUSIA TATANAN ALLAH SWT
KOMUNISME Masyarakat tidak SYAI AT ISLAM
peduli individu dan
keluarga
KAPITALISME Masyarakat tidak QS. Al-Ma u
peduli individu dan Masyarakat bertanggung jawab
keluarga menolong keluarga, individu
SOSIALISME Masyarakat punya yang lemah

253
kepedulian kepada
Qs. Ali-Imran: 103
masyarakat Masyarakat menjaga tegaknya
NASIONALISME Masyarakat punya Negara dan memberantas setiap
kepedulian sesuaianasir yang merusak
dengan Implementasinya sesuai 60
kebudayaannya Pedoman Moralitas Sosial
MOALITAS SOSIAL SESUAI SYAI AT ISLAM
Mengajak kepada kebaikan Membantu teman
Tolong -menolong dalam kebaikan Memberi buka kepada orang yang
dan ketakwaan puasa
Menjauhi kelaliman terhadap orang Memperlakukan pembantu dengan
lain baik
Menghormati martabat orang Islam Tidak mengumpat orang
Menutup cela sesama muslim
Menolong orang lain Tidak mengadu domba
Mendamaikan perselisihan Memberi kesaksian dengan jujur
Menyantuni anak yatim Tidak mengutuk orang atau hewan
Menghormati hak tetangga Tidak memaki tanpa alasan yang
benar
Visi Indonesia Raya
Menghormati para sahabat orang Tidak mengganggu keamanan
tua
Menghormati pemuka masyarakat Tidak memutus hubungan
persaudaraan
Bergaul dengan orang-orang baik Tidak mencari-cari kesalahan orang
lain
Bergaul dengan masyarakat umum Tidak menipu orang
Memaafkan kebodohan orang lain Tidak mengungkit pemberian
kepada orang
Berbicara lugas dan jelas kepada Tidak berbisik di depan orang lain
orang lain
Memperhatikan pembicaraan orang Tidak menunda pelunasan utang
lain
Menghormati tamu Tidak menarik kembali pemberian
kepada orang lain
Mengucapkan selamat kepada orang Tidak memandangi lawan jenis
yang mendapat kebahagiaan bukan muhrim
Mengangkat pejabat yang saleh Tidak meniru tradisi orang kafir

254
Menghadiri undangan Tidak melariskan dagangan dengan
sumpah
Menghadiri pertemuan dengan Duduk dengan sopan di masjid
sopan
Memberi salam bila bertemu orang Tidak mengafirkan orang Islam
lain
Memberi salam sebelum Tidak buang air di pinggir jalan
meninggalkan majelis
Meminta izin bila masuk ke rumah Tidak membela pihak yang salah
orang
Mendoakan teman Tidak merintangi perdagangan
orang desa ke kota
Bermuka ramah kepada orang Tidak mengacungkan senjata
kepada orang lain
Menjenguk orang sakit Tidak menyebarkan penyakit
Melayat orang mati Tidak memuji seseorang di
hadapannya
Merahasiakan aib orang yang telah Menuntun orang buta berjalan
mati
Membantu keluarga yang kematian
Visi Indonesia Raya
Sopan dalam perjalanan

PEMBERDAYAAN PEMIMPIN
TATANAN MANUSIA TATANAN ALLAH SWT.
KOMUNISME Diktator SYAI AT ISLAM
KAPITALISME Demokrasi Liberal Qs. Ali Imran (3): 31
SOSIALISME Trokyisme Jika ka u e i tai Allah
NASIONALISME Kebudayaan lokal aka i tailah aku asulullah
Manusia diwajibkan mencontoh
kehidupan pribadi Rasulullah
SAW, dengan menggunakan 60
Pedoman Menjadi Pemimpin
berdasar al-Qu a da Hadits.

255
MORALITAS PEMIMPIN SESUAI SYAI AT ISLAM

1. Menjauhi kezaliman (135) 32. Tidak mengizinkan adanya


kemungkaran (4675)
2. Bersedia menerima teguran 33. Mencegah kerusakan akibat
(210) musik dan nyanyian (4769)
3. Tidak menerima 34. Tidak menjadi pemimpin sesat
hadiah/korupsi (289) (4781)
4. Menghormati pemuka 35. Tidak berbuat baik sekadar
masyarakat (345) simbolis jabatan (4932)
5. Tidak saling berperang (439) 36. Menggalakkan ikatan silaturrahim
agar negeri menjadi makmur
(5001)
6. Tidak meninggalkan jihad 37. Memperlakukan orang jahat
(514) dengan kebaikan (5004)
7. Tidak memperparah fitnah 38. Menyingki rkan segala rintangan
yang timbul luas (824) yang membahayakan rakyat
(6212)
8. Tidak bergantung kepada 39. Menghentikan kejahatan
Visi Indonesia Raya
bantuan orang (990) terhadap rakyat (6264)
9. Pasrah kepada Allah dalam 40. Tidak berbuat dosa dengan
semua hal (1007) terang-terangan (6278)
10. Berbuat sesuai 41. Menjadi pemimpin yang zuhud
perhitungannya sendiri supaya hidup tenang (6422)
(1092)
11. Berlaku adil kepada rakyat 42. Menjauhi sifat serakah (7486)
(1146)
12. Tidak mencari-cari 43. Mendamaikan perselisihan (7948)
kesalahan orang lain (1153)
13. Melaksanakan hokum Allah, 44. Mengambil teman yang saleh
pasti membawa (8130)
kebaikan(1316)
14. Tidak diskriminatif dalam 45. Tidak mencari keridhaan manusia
hukum (2538) dengan berbuat dosa kepada
Allah (8394)

256
15. Tidak
membiarkanperpecahan SIFAT-SIFAT JABATAN
umat (2605)
16. Menjauhi kemewahan dan 46. Mencari-cari jabatan termasuk
pemborosan (2617) khianat (130)
17. Melapangkan usaha 47. Haram memakai gelar Raja Diraja
pendapatan rakyat (2716) (303)
18. Menolong orang yang 48. Penguasa yang baik diberi Allah
dizalimi dan mencegah pembantu yang baik (396)
orang berbuat zalim (2738)
19. Tidak menguasai tanah 49. Penguasa zalim sangat berat
rakyat secara zalim (2967) siksanya di neraka (1050)
20. Tidak menyebarkan 50. Menjaga lidah dan tangan (1292)
kesesatan (3010)
21. Menjaga sifat amanah, pasti 51. Do a asulullah agi pe guasa
membawa kebaikan (3081) zalim (1464)
22. Tidak menuduh tanpa bukti 52. Kezaliman membawa kegelapan
(3225) di akhirat (2058)
23. Bersikap rendah hati dan 53. Semua kemegahan di dunia
Visi Indonesia Raya
bertindak perlahan-lahan menjadi hina di akhirat (2265)
(3389)
24. Berbicara kepada umat 54. Jabatan sumber penyesalan di
sesuai kemampuan mereka akhirat (2538)
(3693)
25. Berbelas kasih terhadap 55. Penguasa otoriter masuk neraka
sesama (3873) (3357)
26. Tidak berlaku sombong 56. Setiap pemimpin bertanggung
(3905) jawab di hari kemudian (6307)
27. Melindungi hak bicara 57. Perbuatan dosa tidak dapat
setiap orang (4227) membawa kebaikan (6407)
28. Melibatkan rakyat menjaga 58. Jauhilah jabatan (7548)
keamanan negara (4397)
29. Tidak menggunakan sistem 59. Orang yang memegang jabatan
ekonomi ribawi (4506) di dunia akan menyesal di
akhirat (7741)

257
30. Tidak menyerahkan 60. Setiap pemimpin akan diborgol di
pengelolaan tambang akhirat (8006-7)
kepada orang jahat (4681)
31. Tidak membiarkan
seseorang memecah-belah
umat (4672)

PEMBERDAYAAN NEGARA
TATANAN MANUSIA TATANAN ALLAH SWT.
KOMUNISME Negara bertindak
serba kuasa atau SYAI AT ISLAM
otoriter
KAPITALISME Negara bertindak Qs. An-Nisa
sebagai Negara menegakkan keadilan
koordinator dan menjamin hak setiap
warga negara individu untuk memperoleh
SOSIALISME Negara bertindak kehidupan sesuai martabat
Visi Indonesia Raya
semi otoriter manusia sebagai hamba Allah
NASIONALISME Negara bertindak SWT. Implementasinya sesuai
sesuai dengan:
kebudayaan 45 Pedoman Moralitas
Pemimpin
15 Pedoman Sifat Jabatan

JENIS ATURAN MUAMALAH MAKRO DAN MIKRO


1. Masalah Ekonomi 8. Masalah Moral
2. Masalah sosial 9. Masalah Keluarga
3. Masalah politik 10. Masalah pendidikan
4. Masalah pertahanan 11. Masalah Hubungan antar
5. Masalah Kriminalitas Agama
6. Masalah Peradilan 12. Masalah Lingkungan Hidup
7. Masalah Perdata 13. Masalah Kemiskinan

258
LANGKAH ISLAM MENGATASI MASALAH EKONOMI
1. Menghapus Rente Al-Baqarah: 276
2. Menghapus monopoli Al-Is a :
3. Melarang perdagangan Valas Hadits Bukhari & Muslim
4. Melarang penimbunan Ahmad & Ibnu Majah
barang hajat hidup rakyat
5. Melarang Pemborosan Al-Is a &
6. Menghapus pengendalian Abu Daud & Tirmidzi
harga
7. Melarang pemusnahan Al-Baqarah: 205
kelebihan Produksi
8. Menghilangkan rintangan H.R. Muslim
kebebasan pasar
9. Memikul bersama kerugian H.R. Abu Daud
usaha
10. Melarang Dumping H.R. Abu Daud & Achmad

Visi Indonesia Raya


LANGKAH ISLAM MENGATASI MASALAH SOSIAL
1. Memberdayakan surplus H.R. Bukhari
pendapatan kepada masyarakat
2. Menjadikan hak milik setiap orang Adz-Dzariyat: 19
memiliki fungsi sosial
3. Keharusan orang kaya membantu H.R. Thabrani Ibnu Hibban
perluasan lapangan kerja
4. Memberantas kekikiran dan H.R. Bukhari & Muslim
pemusatan kekayaan
5. Mengharuskan pemilik harta Al-Baqarah: 177
menyisihkan sebagian hartanya
untuk penyelamatan keadaan
darurat.

259
LANGKAH ISLAM MENGATASI MASALAH POLITIK
1. Kebijakan pemimpin dan An-Nisaa :
keadilannya mengelola Negara
2. Birokrasi yang profesional dan H.R. Bukhari & Q.s. Al-
amanah Qashash: 26
3. Penegakan keadilan Q.s. An-Nisaa :
4. Mengutamakan kepentingan Q.s. Al-Anfal: 41
golongan lemah
5. Menjalankan pemerintahan Q.s. Ali-Imran: 159
berbasis musyawarah
6. Memerangi otoriterianisme dan Q.s. An-Nisaa :
sektarianisme

IMPLEMENTASI LANGKAH ISLAM


MENGATASI KEMISKINAN & KEJAHATAN SOSIAL
Visi Indonesia Raya
1. Pelatihan keahlian kerja H.R. Baihaqi & H.R. Abu Dawud,
Tirmidzi dan Ibnu Majah
2. Pemberian Lapangan H.. A u Dawud, Nasa I da
Kerja Tirmidzi; Q.S. Zukhruf 43: 32
3. Kewajiban kerja Q.s. Mulk (67): 15
4. Celaan terhadap Q.s. Ju u ah :
pengangguran
5. Pembayaran upah yang (H.R. Ahmad No. 17329 CD.
mencukupi Musnad VI / 1803)
6. Pemberian Zakat (Q.S. At-Taubah (9) : 60)
7. Pemberian Infaq (Q.S. Al Baqarah (2) : 219)
8. Bantuan keluarga (H.R. Thabrani, Q.S. Al Baqarah (2) :
215)
9. Bantuan kerabat (Q.S. Ar-Rum(30) : 38)
10. Bantuan Masyarakat (H.R. Muslim, Q.S. Al-Insaan (76):8)

260
11. Bantuan Negara (Q.S. Al-Anfaal (8) : 41; Q.S. Al-
Hasyr (59):7)
12. Land reform (H.R. Abu Yusuf)
13. Nasionalisasi kebutuhan (H.R. Abu Dawud, Ibnu Majah, dan
strategis Ahmad)
14 Jaminan sosial orang (H.R. Buchari dan Ahmad, Lafadz
lemah dari Buchari no. 2224 CD)
15 Jaminan sosial kehilangan (Q.S. Al-Baqarah (2) : 177)
kerja
16. Pemberantasan rente (Q.S. Ar-Rum (30) : 39)
17. Pemerataan (Sirah Ibnu Hasyim)
Kesejahteraan
18. Perlindungan Kebebasan (Q.S. Al-Kahfi (18) : 79)
berusaha
19. Dana-dana Kafarat (Q.S. Al-Baqarah(2) : 184; Q.S. Al-
Baqarah(2) : 196; Q.S. Al-Maaidah
(5):39;Q.S. Al-Maaidah (5):9
20. Penyebaran Penduduk (QS. Al-Mulk (67):15; QS. Thaahaa
Visi Indonesia Raya
dan Pembukaan Lahan (20) :53;QS. Al-A aaf :
21. Meningkatkan Q. a a :
perdagangan antar daerah
/ negara
22. Pengembangan Bahari (Q.S.Yunus (10) : 22), Q.S. An-Nahl
(16):14, Q.S.Faathir (35):12)
23. Pengembangan Pertanian Q. Al A aa : ,
dan Peternakan QS.Thaahaa(20):54)
24. Pembukaan daerah (Q.S. An-Nahl(16): 7, Q.S. An-
terisolasi Nahl(16):15)
25. Pembangunan (Q.S. Az-Zukhruf (43) : 12)
Transportasi

Demikianlah wujud langkah-langkah konkret program


Membangun Manusia Seutuhnya dan Masyarakat Dunia
Seluruhnya.

261
MANIFESTO GERAKAN
Visi I do esia Raya u tuk e ua
#virus

Tujuan :Menumbuhkan kesadaran dan pemahaman bangsa


Indonesia terhadap komitmen Visi Indonesia Raya,
yaitu untuk mewujudkan Tata Dunia Beradab
berdasarkan Kemerdekaan, Perdamaian Abadi, dan
Keadilan Sosial
Dasar :Fastabiqul Khairat
(berlomba-lomba dalam mempertanggungjawabkan
amanah titipan segala sesuatu yang dimiliki manusia
dari Allah demi meraih balasan Surga Tertinggi)
Visi Indonesia Raya
Filosofi : 1. Visi Indonesia Raya sebagai saripati cita-cita dan
harapan rakyat Indonesia dalam Pembukaan UUD45
2. Visi Indonesia Raya sebagai kelanjutan Dakwah
Islam Nusantara yang telah disemai para Walisongo.
3. Visi Indonesia Raya sebagai panduan arah Islam
Berkemajuan bukan tunduk pada kemajuan zaman
Bentuk :Gerakan Intelektual
Sifat : Perjuangan damai
Cara : Dakwah fillah, billah, lillah
Slogan : Visi Indonesia Raya, tolok ukur keimanan Muslim
Indonesia

262
Akhlak : santun & ilmiah
Strategi : Memberdayakan yang sudah ada
Seruan :Menolak dan mengutuk keras setiap tindakan
anarkisme & terorisme
Tagar : #visiindonesiaraya #virus #tataduniaberadab
#neworderedworld #now #virusnow
Kontak : #sebangsa/+Visi_Indonesia_Raya (android/ios)
www.sebangsa.com/community/Visi_Indonesia_Raya
Rencana Aksi:
#viruskkn (Kuliah Kerja Nikah) : membentuk mental
mahasiswa yang tidak cuma kuliah, tapi juga sambil kerja, dan
kalau perlu berani langsung nikah,,ga cuma beraninya pacaran

Visi Indonesia Raya


www.sebangsa.com/community/KuliahKerjaNikah

#virusmighty40 : mendorong generasi muda Mukmin sukses


duniawi sebelum usia 40 dan setelahnya tinggal mewakafkan
diri untuk berkhidmat memajukan umat!!!
www.sebangsa.com/community/Mighty40

#virusm21 (Masjid Abad 21) : mewujudkan Masjid sebagai


Pusat Persemaian Peradaban Umat Abad 21
www.sebangsa.com/community/M_21

263
#virusakina (Forum Sakina) : Forum Silaturrahim Keluaga
Sakinah Indonesia untuk menyemai embrio-embrio Pribadi
Salih dan Pemimpin Amanah
www.sebangsa.com/community/ForumSakina

Bagaimana caranya untuk dapat mewujudkan semua itu ???

Mari Kita BERSINERGI!!!!!!!

Visi Indonesia Raya

264
Sebutir Debu

Penulis terlahir dengan nama Khalid dari seorang ayah


bernama Muhammad. Kakeknya bernama Abdullah yang datang
langsung dari negeri Yaman pada tahun 1930 dengan
menumpang bekerja di sebuah kapal dagang Belanda. Abdullah
tiba dan bermukim di Jawa Timur hingga akhirnya
mempersunting wanita pribumi keturunan seorang kyai tarekat
yang terkenal sakti pada zamannya.
Dari jalur ibu, penulis masih terhitung berhak
menyandang gelar Raden dari garis keturunan pendiri Wangsa
Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Sementara, kakek dari
jalur ibu adalah seorang pensiunan Mayor Marinir yang sering
bertugas menyamar sebagai pedagang berlian di masa
penjajahan Belanda.
Sekitar tahun 1987-1992, di antara para mahasiswa
Visi Indonesia Raya
berbagai daerah yang datang mengaji pada sang ayah di
rumahnya, terdapat seorang Tionghoa Muslim jebolan Kuil
Shaolin. Jadilah setiap selesai mengaji, merekapun melanjutkan
dengan berolah kanuragan di bawah bimbingan langsung Tae
Suhu GM Sie Bing Hauw Muhammad Yunus (almarhum).
Maka, penulis yang saat itu masih usia SD pun juga ikut-ikutan
berlatih sedikit-sedikit.
Intinya, sejak lahir penulis adalah seorang yang
multikultural serta dibesarkan dalam lingkungan yang plural.
Maka, tulisan ini dipersembahkan dengan penuh cinta dan kasih
sayang kepada mereka semua yang mengaku aswaja, para
pembaharu, ikhwah tarbiyah, kaum salafy, para syabab, serta
seluruh pegiat dakwah dengan satu seruan: Sudah saatnya Kita
semua BERSATU!!!!!!!

265
Pustaka Sinergi
menggalang potensi

download sepuasnya,,bayar sesukanya

Rekening pembayaran:

BSM 0307073461 an KHALID


BNI Syariah 0254541597 an KHALID

Visi Indonesia Raya

266

Anda mungkin juga menyukai