Anda di halaman 1dari 544

[\ t] l .

I!
il t\ l!
!fl!_
U
rlll[(lI[^! i I

.K
g.. lt. AJAJ Al-n*,,ntffi

H
lll
l)
_ _t_ __

]IABI
SEBEtUfiI
DIBUKUIO]I

Ildafi Dlsa flmngllll belma maslh ada di antara


umet lslrm yang Delum mcmahami lredudulran hadits,
tw, ilan lahal dalam 0lnul-lslam, ilanurut merefia,
ls-Sunnah lU tldal tcrlalu Bcrilng,Ialau tidal dapat
dllatalan fiilal illueiluleL seDagal sumber aialan
lslam dl samplng il-0ur?n.

Sopeffi terululap dalam bultu lnl, bsnlh{enih


mndangan lnl telah tersebar dan umbuh selal lama
sehlngga walat llla hlngga selatang masih mem[elas
dl henal sebaglan laum musllmin.lewat bulu inl,
llr. }luhammad AIal al-llhathlb hotusaha memulihkan
I0sadaran umat Islam terhadap aili penting As-Sunnah.
Bengan Germat,dldulrung oleh lefelensi yang luas,
[Gnulis menelusuti seiatah [elahilan As-Sunnah.
la memapallan upaya para sahahat,tabiln,
dan tahilt-tablTn dalam mGmGllnala lremurnian hadits
dan menghimpunnya dalam bGntu[ bulru.llikupas pula
masalah pemhuatan dan pcnyGbaran hadits-hadits
palsu,yang dam0a[nya telasa hlngga lini.
Sebuah sumbangan yang $angat berarti bagi otang
yang ingln memahami lslam secala utuh.

lsBll e79-56r -564-5


..r. :1.:i.r',iri: -,r,i. !

.,.: ::;:-,IJii, :r:


j: :ii::ir
:. .:{lt: :::i:ril, ::'r.:1,

107,
107
L07
'r10'

tr24,
'r"47
,:'r;,i:.lr ''i::,:i:.i,:-:'.-:.: at.. : .
.

PASALDUA *n;;;."|ir'$$. r:i;1;i.;;" *'.. ",,.......... 182


A Akthitasllmiahpada 182
B. Tersebarnya Hadits N3
215
a' . '' . '' ,: 1,.::
BAB Ift PEMAI^SUA!{ HAD,IT,3,;.,,.,';.....;,r,,i;i;".;.,,,.,.,.............. 225
PASALPERTAI\{A Perrnulaan Pemalsuan mAits dan Sebab

A
B.S
PASAL
Tabi'in dalam Metrgesi pemalsuan Had$$o;rr...rr;,,,;;,;._.......,.. 2,66
PASALTIGA Pendapat Sebagian Orientalis dan Para
Pendukung UerekatentaryAssuilmlt dat,Kn l
terhadap AsSunnatr ........d....d.. -...........;.... 29
A Pendapat Goldziher .......:......:.................:..... 2W
:]
B. PendapatcqsoxmWita; ?tt-Hadits' "

dalart Bulsl ,;..r..,..,................... 3M,


C. Pendapat Prof. AtrmadArde"...-............8.......r.....:....,................. s06

.. 310
orq
.t)I
gi)?,
3,M
351.
363.
369
cqq
ot,
.:
381

387
,8. Shahifatr Jabir;'bin:$h*ultdr *ari (16,$H.f8tr{:.;....,.......' 3W
:C-
,392
i
' PASALTIC* g.b*taei n Pembukuan
Hadits..........*..-.:..:,...-..........irqr*.r..rir..r,.1:.-r..r..r........ .,...........,.. 397
A PendapatSyektr Muhammid Ra$vid Ridha
'

$@}135{,f,$ ir;r1;r.;r:rir.+...r.,,.rrii.i.r",,,ir...ri,ri-,r.}.iirr.....-r'.'.. ... 397


" B .i;d i$$*tirt rsi-"*t *rrr;Hadifs.;.......;;;..;........... . sry
C. Perdapat.ffi&ilt$ P.elnbuhrafi ',Ildib,secEra'Resrni .,-,"'..,,....... 408
D, Pendag4t Paff 0ri€n&listefttangPsnb{*$ffi Hadits',........... 4 10

' DARI' I(ALAI{-GA}{ $A}IABAT DAI{, T"*Bf{N,.,',i:.. ;"a;-.i, i"*ii ;., -..- -. -
- 4 19

dad tklargetffiaba't:.r;;,:i..1;u#,................:............. ..:...,.....,... 479


ADefinisi Sahabat .....;;...;....... .................. 419
.8. ,P'grirfgkAt'sahabat'.;:.';..;i,;i.-l+.Li.iili;,r;a;.'.....i.*.*r..--i*r.ir. .,.-....* 424
C. Bagaimana k*e'}sn$,Dt@S!$;*drsgfl*:Sltat'4t,...,;..,......... 4fri
E. Jundah Sahabat';..,i".:.........r'....'ri.-ii.;..,..".....................i... ............... 440
E Ilmu Para Satrahat r.-..............:-;;;,,ru.rir......r.,..r ..,...... 442
G. Sahabat yans Meritr*ys&6ir @ :[Iadit*' ;'.....-i...;.,-...".'.., ;. 444

516
516
5s9
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Shalawat serta salam
semoga Allah limpahkan kepada pemimpin kami, Muhammad sa\il., pe'
nuhrp para nabi dan imam para rasul, kepada keluarganya, sahabatnya, dan
orang{rang yang mengikutinya dengan baik sampai hari pembalasan.
Amma ba'du. Al-Qur'an adalatr sumber pertama syariat Islam dan As-
Sunnatr adalah sumber kedua. AsSunnatr merupakan penjelas AlQur'an,
pemerinci hukum-hukumnya, dan mengeluarkan furu" cabang' dari ushul
'pokok'-nya AsSunnah adalatr praktik nyata ajaran Islam yang dilakukan
oleh Rasulullah Muhammad saw. unfuk seluruh umat manusia.
IGum muslimin, sejak masa Rasulullah saw. snmpai sekarang, Irle-
mafuhiAssunnah dan tetap menjadikannya sumber hukum dan penunhrn
akhlak di sampingAlQur'an, sampai Allatr memusakakan bumi dan segala
yang adadi dalamnya.
Berpegang kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah merupakan rahasia
kesuksesan dan kemajuan umat Islam, sesuai dengan sabda Rasulullah saw.,

o 2o,, 2,1\
\zl"z
rfi I ;15 : t*ir,i t|p U ;;i f+s>yf
4 c''-'t
"Ahu tinggalhan duahal untuh halian, yanghalian tidah ahan tersesat
apabilaberpegangpadaheduanya,yaituKitabAllahdanSunnahhu."

Namun, musuh-musuh Islam, dahulu maupun sekarang, tidak senang


melihat umat Islam berkembang dan meraih kemajuan. Mereka berusaha
menghancurkan dasar-dasar Islam dan menumbuhkan keragu-raguan
kaum muslimin terhadap agama mereka.

Hadits Nabi Sebelun Dibukukan 91


22 Hadits Nabi Sebelun Dibukukan

Sesungguhnya, jika usaha itu mereka arahkan kepada Al-Qur'an,


mereka akan menemui kesulitan. Ifulah sebabnya, mereka mengalihkan
sasaran kepada As-Sunnah dengan berupaya mengubahnya. Mereka
memalsukan hadits, me'agukan sebagian hadits sahih, dan mencurigai
sebagian perawi yang tsiqaf 'dapat dipercaya'. Akan tetapi, ini pun tidak
membawa hasil karena umat Islam dan ulamanya senantiasa mempertaharr
kan dan memelihara AsSunnah.
Musuh-musuh Islam menempuh berbagai cara unfuk mengingkari As
Sunnah seluruhnya. Sebagian dari mereka menuduh bahwa AsSunnah
telah diabaikan selama lebih dari dua abad setelah wafatnya Rasulullatr saw.
(sebelum akhirnya dihimpun oleh sebagian pengarang dalam kitabkitab
sunan pada abad ke3 Hijrah). Dengan demikian, menurut mereka, As-
Sunnah tidak seperti Al-Qur'an, yang terpelihara sejak kelahiran Islam.
IGrena terjadi pemalsuan terhadap As-Sunnah maka sulit membedakan
antara hadits sahih dari hadits maudhu"palsu'.

Sebagian orientalis menuduh, hadits-hadits tertentu adalah hasil


pemalsuan ulama fikih unfuk mendukung mazhab f,kih mereka. Sementara
ifu, orientalis yang lain menuduh bahwaAsSunnah merupakan kumpulan
hukum yang hanya berlaku pada masa Nabi saw. dan tidak diperlukan pada
masa sekarang karena tidak sesuai lagi.
Pemikiran seperti di atas telah merasuki sebagian negara Islam. Ia
mengambil benfuk sebagai suahr kelompokgerakanyang menamakan diri
Ahlul-Qur' az. Mereka mengatakan bahwa AsSunnah tidak dapat dijadikan
hujah. Mereka menulis berbagai buku dan risalah) untuk menyebarkan
fmikimn-pemitirannya. Menurut mereka, AsSunnah tidak layak dijadi-
kan sumber syarial Untuk memahami Islam, cukuplah kita mengamalkan
ajaran yang terdapat di dalamAl-Qur'an, apalagiAl-Qur'an dapat dipahami
melalui akal yang cemerlang seperti yang dilakukan oleh Rasulullah saw..
Itulah sebagian fu duhan musuh Islam. Mereka hendak menjauhkan kaum
muslimin dari agamanya dan melepaskan akidah dari jiwanya agar mereka
dapat menyebarkan dasardasar pemikirannya ke negara-negara Islam.
Sangat disesalkan, sebagian pemuda kita yang tidak cukup menguasai
tsaqafah Islarniyah menelan mentah-mentah pemikiran-pemikiran itu.

') Uhut Maqalah Tahqiq Ma'na As-Sunnah wa Bawn ul-Hajah ilaiha,Allamah Sayyid
Sulaiman an-Nadawi.
Pendahuluan 23

Akibatuiya kita terpecah-belah, padahal kita harus berpegang kepada ajaran


yang bersumber dari As-Sunnah, yaitu hukum, akhlak, pendidikan, peng-
arahan, serta petunjuk sebagaimana umat lainnya.
Para cendekiawan dari umat lain yang bersikap jujur, mengakui ke
agungan syariat yang kita pusakai. Ialu, mengapa pusaka itu justru di-
ingkari oleh sebagian kaum muslimin? Kita perlu berpegang kepada
pusaka itu agar terhindar dari penderitaan seperti yang dialami kaum
muslimin pada masa penjajahan dalam wakfu lama yang membuat mereka
terpecah-belah, padahal sebelumnya mereka menjadi pemimpin dunia
Pada masa kebangkitan ini, kita perlu kembali kepada syariat kit4 yaitu
Al-Qur'an dan Sunnah Rasul kita, setelah dipisahkan oleh berbagai ikatan,
dibelenggu oleh kebodohan, dan dirobek-robek oleh funatisme buta.
Untuk mencapai kebebasan dalam arti sebenarnya, kita harus mem-
bersihkan diri dari pemikiran musuh-musuh Islam yang telah memasuki
barisan kita dan dikembangkan oleh saudara dan anak-anak kita, baik
dengan landasan niat baik ataupun buruk, sebab pemikiran itu diabdikan
untuk kepentingan musuh-musuh kita yang merasa tidak senang melihat
kemenangan kita.

AsSunnah merupakan penjelasan terhadap Al-Qur'an sehingga ia tidak


mungkin diabaikan. Dan, ternyata batrwa kondisi As-Sunnah-yang ter-
pelihara dengan baik-berbeda dengan apa yang dituduhkan oleh para
peminat kajian tentang As-Sunnah. Sehubungan dengan itu, kita harus
melakukan kajian terhadapAsSunnah dan meneliti aspek sejarahnya
Ulama ahli ushul fikih dan sebagian ahli hadits telah menjelaskan
kedudukan As-Sunnah dalam syariat Islam. Tugas yang masih tertinggal
adalah menjelaskan sejarah As-Sunnah, yaitu tentang aktivitas ulama
salaftrs saleh dalam memelihara dan menukil AsSunnah sebelum sampai
kepada kita melalui kitabkitab masyhur.
Menurut hemat saya, unfirk rnengetahui hakikat sejarah AsSunnah,
kita harus mengungkap sejarah AsSunnah pada kurun waktu sebelum ia
dibukukan.Yang saya maksudkan dengan "pembukuan" di sini adalah
penyusunan As-Sunnah sebagaimana telah dikenal, yang teriadi pada
permulaan abad ke-2 Hijriah-berdasarkan pendapat umum ulama ahli
hadits-berkat jasa Iftalifah Umar bin Ab &n Ailz.Inilah pembukuan hadits
secara resmi, oleh karena pada masa Rasulullah saw. dan sahabat sebagian
hadits telah dibukukan.
94 Hadits Nabi Sebelun Dibukukan

Itulah beberapa alasan mengapa saya memilih judul di atas. Alasan lain
adalatr karena belum ada seorang pun yang melakukan pengkajian yang
terinci dan memadai tentang kondisi AsSunnah pada saat sebelum di-
bul$kan.
Dalam kajiannya terhadap persoalan di atas, ulama salaf menyebutkan
masalah Assunnatr-dalam kurun wakhr yang panjang ifu-hanya secara
sepintas, sebab mereka dan kaum muslimin pada umumnya berpendapat
bahwaAs-Sunnah benar-benar terpelihara berkat jasa para penghafal dan
para ulama Materi kajian mereka tersebar dalam banyak rujukan, seperti
kibb hadits dan ryarah-ny1lstab muilrthalah hadits, k'ttab ulum al+adits,
kitab biogfafi para perawi hadits, kitab sejaratr, l<rtabusltulfikitr, dan lainnya
Ikjian rnereka ifu belum bisa memberilCIn gambaran yang sempurna tentang
haldkatAssunnah dan upaya pemeliharaannya pada kurun wakhr di atas.
IGjian saya mengenai Assunnatr pada kurun waktu sebelum pem-
bukuannya merujuk kepada sumber-surnber primer, berbenfuk manuskrip
maupun yang telah diterbitkan, yang lama maupun baru. Unhrk keperluan
kajian ini safa mengunjungi sebagian perpustakaan induk di Damaskus,
Halb, dan Kairo, dan merujuk kepada manuskripmanuskrip langka.
Sebagian dari manuskrip itu saya peroleh di negara-negara yang tidak
mudatr dijangkau.

Di sahr sisi, kajian ini sangatsulitdan di sisilain memerlukanketelitian.


Ada kalanya persoalannya sangat jelas, namun ada kalanya sangat rumit
Sekalipun demikian, kajian ini saya lakukan dengan semangat ilmiah, yang
mengharuskan saya bersikap sabar untuk mencapai citacita saya
Bimbingan dan dorongan kuat dari Prof. Ali Hasbullah sangat berarti
bagi saya Berdasarkan pehrnjuknya tersusunlah judul ini. Di dalamnya
dengan rinci saya menggambarkan As-sunnatr pada kurun sebelum di-
bukukan. Hal ini dilihat dari sisi perhatian umat Islam terhadap AsSunnatr,
kesanggupan mereka menghafalkannya, kebiasaan mereka menukilnya,
semangat mereka untuk memelihara dan menyebarkannya, juga ber-
dasarkan kajian terhadap sebabsebab yang hampir menodainya serta jerih
payah ulama untuk memeliharanya.
Selain hal tersebut, sya menyinggung banyak hal yang belum jelas
kemudian mendiskusikannya. Saya menjelaskan pendapat yang benar
berdasarkan dalildalil dan bukti.
IGjian terhadap topik ini terdiri atas bagian pengantar, lima bab pem-
Pcndahutun 95

bahasan, dan bagian penufup, dengan susunan sebagai berikut'

PENGAIVIAR
A PengertianAssunnah menurutbatrasa dan ryara"
n. Obyek AsSunnah dan kedudukannya terhadap Al-Qur'an al-Karim.
BAB I: ASSI.JNNAI{ PADA MASA NABI SAW
Dalam bab ini saya berbicara tentang Rasulullah saw. sebagai pengajar
dan pendidik Selain itu, saya jelaskan sikap Rasulullah saw. terhadap ilmu,
metode tablignya, pengajarannya terhadap para sahabatnya, dan pe-
nerimaan para sahabat terhadap AsSunnah. Bab ini saya Xrfup dengan
sqbkajian tentang tersebarnyaAs-Smnah pada masa Rasulullah saw.

BAB ft ASSI.JNNAH PADA MASA SAHABAT DAN TABI'IN


Bab ini terdiri atas dua pasal. Pasal pertama meliputi subkajian, yaitu
sebagaiberikut
A Pineladanan sahabatdan tabi'in terhadap Rasulultah saw. dan keteguh-
an merekaberpegang pada Sunnahnya
B. Ichati-hatian dan sikap iltala' sahabat dan tabi'in dalam meriwayatkan
hadib.
C. Pembuktian sahabat dan tabi'in dalam rnenerima hadits'
D. Periwayatkan hadits pada masa itu: melalui bil-lafa* ataukah bil-
ma'ila?
Pasal kedua meliputi tiga subkaiian' yaitrr sebagai berikut
A Kegiahn ilmiah pada masa satmbat dan tabi'iD-
B. Tersebarnya hadits pada masa sahabat dan tabiln-
c. Perjalanan unhrk mencari hadib-

BAB ltr: PEMAISUAI.I HADIS


Bab ini terdiri ahs empat pasat rifir sebagai beriktfl
Pasal pertama: permulaan teriadinya pemalsuan hadits dan sebab
*babqra.
Pasal kedua: upaya-upaya satrabat, tabi'in, dan orangorang yang
mengilruti mereka dalam meqghadapi pemalsuan hadits dan upaya me
mdiharahadits
Pasal ketiga pendapat para orientalis dan pendukuqgaendukung
96 ,lditt Nabl Sebclun Didtkukan

mereka mengenai AsSunnah dan lfiifik mereka terhadap AsSrrnnatr.


Pasat keempat kitab-kitab termasyhur mengenai iialul4adrfs dan
haditshadits maudhu"palsu'. Penulisan kitab oleh kalangan ulama ini
merupakan jerih payatr mereka unfuk memeliham hadits.

BAB IV: KAPAti HADftS DIBIJKTIKAN


Bab ini terdiri atas tiga pasal, yaihr sebagai berikut
Pasal pertama: sekitar pembukuan hadits. Di sini dikemukakan hadits.
hadits yang memperbolehkan penulisan Assunnatr dan haditshadits yang
melarangnya, pembahasan tentang kedua kelompok hadits ifu, dan ke
simpulannya-
Pasal kedua: apakatr yang telah dibukukan pada masa Rasulullah saw.
dan pada permulaan Islam?
Pasal ketiga beberapa pendapattentang pembukuan hadits.

BAB V: SEBAGIAN TOKOH PERAWI HADITS DARI KAU.NGAN


SAHABAT DAI{ TABI'IN
Bab ini terdiri atas duapasl.
Pasal pertama: sebagian tokoh perawi hadits dari kalangan sahabat
Dalam pasal ini dibatras tentang definisi sahabat, keadilan satrabat, dan
biografi sahabat yang banyak meriwayatkan hadits. Mereka adalatr Abu
Hurairah, Abdultah bin Umar, A'nas bin Malik, Aisyah ummul-mu'ri1inin,
Abdullah bin Abbas, Jabir bin Abdullah, dan Abu Sa'id at'Khudari.
Pasal kedua: sebagian tokoh perawi hadits dari kalangan tabiin, yaitu
Sa'id ibnul-Musayyab, Urwah ibm;zZrtbut, Muhammad bin Muslim bin
Syihab azzgh1j, Nafi' (budak Ibnu Umar), ubaidillah bin Abdullatr, Salim
bin Abdullah bin umar, Ibrahim an-Nakha'i, Amif asy-syabi, Alqamatr an-
Nakha'i, dan Muhammadbin Sirin.

Semula, saya menganggap tidak perlu mencanfumkan bab kelima


karena materi bab itu telah banyak dihrlis orang. Namun, saya berubah
pendirian dan menganggap penting mengkaji sebagian riial-hadits dari
kalangan sahabat dan tabi'in, dengan maksud memberikan contoh agung
tentang oftmg{rang berhati bersih yang telah memeliharaAsSunnah dan
tangan-tangan suci yang telah menukilnya dengan jiwa amanah dan iktrlas
berdasarkan kaidah ilmiah yang dapat dipertanggungiawabkan. Terlebih
lagi karena sebagtan pengikuti hawa nafsu dan para orientalis meragukan
Pendahuluan 27

ketinggian posisi para perawi hadits yang masyhur dari kalangan satrabat
dan tabi'in.
Dalam kajian ini, saya menolak tuduhan dan kebohongan mereka. Pada
masa sekarang, kitab-kitab induk tentang biografi ijalul-hadffs sangat
langka sehingga penjelasan ini semakin diperlukan. Para mahasiswa pun
banyak menemui kesulitan untuk merujuk kepadanya. Atas dasar ifulah,
saya menganggap penting memasukkan bab kelima dalam kajian ini.
Saya berharap kepada Allatr Yang Mahamulia agar kajian ini mencapai
fujuan dan sasarannya. Saya telah berusatra semaksimal mungkin unfuk
mencapai tujuan ifu. Namun demikian, saya tidak merasa kajian ini telah
sempurna.Apa yang saya lakukan tidak lebih daripada upaya ilmiah
mengkaji As-Sunnah dan sejarah perkembangannya pada kurun waktu
tertentu dengan menggunakan metode ilmiah yang mudah.

Saya memohon kepada Allah agar Dia memberikan taufik kepada


generasi umat Islam unfuk mengkaji, memahami, dan mengaplikasikan
syariat Islam yang abadi agar Dia menyatukan bangsa Arab dan kaum
muslimindalam KitabAllahdan Sunnah Rasul-Nya Dengan demikian, kita
senantiasa dibimbing oleh petunjuk-Nya dan dapat mengembalikan dunia
mencapSi kejayaan dan kesejahteraan sebagaimana dibuktikan oleh para
pendatrulu kita yang agung.
Akhirnya saya mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat
pembimbing saya, Prof. Ali Hasbullah, yang di antara kesibukannya
bersedia memberikan pengarahannya Ucapan terima kasih juga saya
sampaikan kepada dosen dan temao=teman yang banyak membanfu.
Sebagai penuhrp, saya berharap kepada pembaca yang menemukan hal
yang harus diubah atau diganti dalam kajian ini, agar ia bersedia me.
nyampaikannya kepada saya disertai penjelasan bagaimana seharusnya ia
diubah atau diganti.

Muhammad Ajaj al-I0raftib


PENGffiruR

Allah menutup risalah samawiyah yang luhur-yang diturunkan-Nya ke


bumi-dengan risalah Islam. Untuk mengemban risalah itu, Dia mengutus
Muhammad saw. sebagai rasul, penunjuk, pembawa kabar gembira,
pemberi peringatan,
"Dan, untuh jadi penyeru hepada Agama Allah dengan izin-Nya dan
sebagaicahayayangmenerangi."(al-Ahzab:46)

Allatr mengangkat Muhammad sebagai rasul pada tahun 610 Masehi,


40 tahun setelah kelahirannya. Allah memuliakannya untuk mengemban
risalah yang tinggi dan abadi kepada seluruh manusia, sebagaimana
dinyatakan oleh-Nya,
"Katahanlah,'Hai manusia, sesungguhnya ahu adalah utusan Allah
hepadnmusemua,yaituAllahYangmempunyaiherajaonlangitdanbumi;
tidok adfl Tnhan (y an g b erhah disemb ah) s elain Dia, y ang menghiduphan
don mematihan, mahaberimanlah hamu hepado Allah dan Rasul-Nya,
nabi yangummi yangbenman hepada Allah dan halimat-halimat-Nya
(kitab-hitab-Nya) don ihutilah dia, supayahatru mendapat petunjuh.' "
(al-Araf: 158)

Allah memerintahkan Rasul Muhammad saw. untuk menyampaikan


hukum-hukum Islam dan ajaran-ajarannya kepada manusi4 sebagaimana
ditegaskan dalam firman-Nya,
"HaiRasul,sampaihanlahapayongditurunhanhepadomudonTnhanmu.
Dan, jihatidahhamuherlahan(apayangilipenntahhanitu,berarti)hamu
tidah mmy amp aihan amanat-Nya. Allah memelihar a hamu dan (ganggu-
an) marrusia. Sesungguhnya Allah tidah manben petunjuhhrpafo orang-

Hadits Nabi Sebelun Dibukukan 99


30 Hadits Nabi Sebetun Dibukukan

orang y ang hafix" (al-Maa'idah: 67)

Dia juga memerintahkan Rasul berdakwah kepada keluarga dan ke-


rabatrya unhrk memeluk agama Islam.
"Dan, benlah penngatan hrpoda herabat-herabatmu yang terdehat, dan
rendahhanlah dirimu terhailap orang-orang yang mengihutimu, yaitu
orang-orang y ang benman...." (asy-Syu'ara' : Zl4-215)

Dia memerintatrkan Rasul unfuk memberikan pefunjuk kepada kaum-


nya ke jalan kebenaran, kemudian mereka mengemban risalah ifu unhrk
disampaikan kepada umat lainnya, sehingga-dengan ifu-mereka memiliki
kemuliaan sebagai penyampai dan penunjuk, dan nama mereka akan abadi
sepanjang masa Allah menghendaki agar Rasulullah saw. dan bangsaArab
sanggup membebaskan dunia dari kelaliman, mengarahkan kapal manusia
kepada kedamaian, dan mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju
cahaya dengan mengikuti pehmjuk (hidayatr) dan kebenaran. Sebelumnya,
manusia menyimpang dari jalan yang lurus, terbelenggu dalam gelapnya
kebodohan dan kesesatan, terombang-ambing oleh hawa nafsu, dan
terbawa oleh angin topan seperti debu yang beterbangan.
Namun, bukanlah hal yang mudah menunjukkan bangsaArab ke jalan
yang benar. Batrkan, dalam usahanya mewujudkan hal ihr, Rasulullah saw.
menemui banyak kesulitan dan hambatan, menerima penghinaan, perJaku-
an jatrat, dan ketidakadilan, baik terhadap badan, harta keluarga, sahaba!
dan tanah fumpatr darahnya. Beliau berdakwah siang dan malam, secara
sembunyi-sembunyi dan terang-terangan, dan memohon bimbingan dan
pefunjuk Allatr, dengan selalu ingin menunjuklian kaumnya agar rnereka
mengemban risalah dan menunaikan amanah.
Allah swr menurunkan wahyu kepada Rasulullah saw. pada saat
kaumnya memeluk agama nenek moyang mereka dengan menyembah
berhala. Mereka diatur dan tunduk kepada peraturan kabilah, diikat oleh
hubungan kekerabatan, dan tunduk kepada adat istiadal Kebanggaan
terhadap kehlrunan (nasab) mendorong mereka selalu bersaing dalam
kemuliaan dan kehormatan. Mereka hidup dalam lingkungan kabilah dan
keluarga di seputarJa rahArab.
orang Arab terkenal sangat kuat memelihara kehormatan dan adat
istiadat serta dengan teguh mengikuti figur ideal mereka, bahkan cende
rung berlebih-lebihan. IVlereka adalah orzmg{ftmgyang muratr hati, yang
Pengantar 31

mengeluarkan segala miliknya unfuk menjamu tamu.


Mereka tidak mau menanggung malu. Mereka siap melakukan apa saja
untuk menghilangkan rasa malu, sekalipun harus mati dan kehilangan
sesuatu yang sangat mulia dan sangat berharga. Karena watak inilatl,
mgreka tega membunuh hiduphidup anak perempuan mereka karena
takutmiskin.
Mereka ingin mewujudkan kehormatan jiwa kepatrlawanan (keberani-
an), namun mereka salah jalan. Mereka menunjullkan akhlak yang baik
melalui kehrlusan hati, kejujuran, dan kebiasaan mereka menghormati
oftug lain. Namun, kesombongan dan nafsu balas dendam telah berurat
dan beratrar dalam hrbuh mereka Celakalah orang yang terkena amaratl
oftrng{nmg Arab karena mereka akan diseraqg olehnya, meskipun karena
hal-hal sepele.Jika salatr seorang anggota kabilah Arab merasa dihina
kehorrnatannya maka amaratl seluruh kabilahqa akan bangkit Seluruh
anggota kabilah, besar atau kecil, akan membelaqra secara bersama-salna,
karena kehormatan pribadi anggota kabilah adalah kehormatan kabilah.
Dapat dikatakan, itulah penyebab sebagian besar peperangan antarkabilah
sebelumlslam.
Darra ingat mereka yang kuat memungkinkan mereka menghafalkan
syair-syair dan nama keturunan mereka yang terdapat dalam catatan
sejaratr. Potensi ini jusa memungkinkan mereka mengemban risalah Islam
pada masa kemudian.
Meskipun mereka menyembatr berhala, sesungguhnya mereka tidak
menyakini eksistensi berhala tersebut sebagai pencipta dan pengatur
segala.sesuahr di alam semesta. Namun, mereka menyembatrnlta unfuk
mendekatkan diri kepada Allah.
" ...Kanri ttdnh mary emb ah mereha melainkan supdy d mqelu mendehat-
o
kan horrni hepado Allah....' (az-Za nar: 3)
Mereka adalatr orang{rang beriiwa bersih. Dapat dikatakan batrwa
ketika mereka sedang mengalami masa kekosongan akidah, unttrk per-
tama kali datanglatr kepada mereka carzcara ibadah dan keyakinan seperti
disebutkan di atas. Dan, keyakinan itu tidak dapat bertahan dengan
kedatangan akidah Islamyang kokoh dan sempurna
Oleh karena itu, bangsa Arab berbeda dengan bangsa-bangsa lain.
Mereka mempunyai sifat-sifut L:husus-seperti dikemukakan di atas-yang
memurgkinkan mereka pada masa kemudian menjadi pasukan Islam dan
39 Hdits tlabi Scbclun Dibukukan

pembawa panjipanjinya ke seluruh penjuru dunia.


Sekalipun demikian, pada saat-saat pertam4 tidak semua bangsa fuab
menerima dalaratr Rasulullatr saw.. Sebab, sulit bagi mereka menirrggalkan
agama oftmg tua dan kakek mereka IGtika mereka diseru unfuk memeluk
agama Allah SWT maka orang yang terdekat dengan beliau berkata,
"Celaka engkau!Apakah untuk itu engkau mengajak kami?"
Dalam menjalankatr dakwatrnya, Rasulullah saw. banyak mengalami
penderitaan. Tidak ada yang beriman kepada beliau kecuali sekelompok
kecil orang, yaifu isEi, sebagian kerabat, dan sejurnlah sedikit dari keluarga
beliau. Beliau tidak pernatr berhenti berdakwatr, sekalipun mereka selalu
mengejek dan menertawakanny4 batilGn beliau bertambah semangat dan
merasa memperoleh kekuatan unfuk mencapai citacitanya Sikap mereka
ihr digambarkan oleh Allatr di dalam firman-Nya,
"Dan,apabiladihatahanhrpadamerehd,Thutilahapdyangtelahdiurun-
han Allah,' mereha menj aw ab,' (Tidth), tetapi h ami hany a menglhuti ap a
yangtelahhami dapati dari (perbuatan) neneh moyanghami.' (Apahah
mereha akan menglhuti juga), wglaupun neneh moyang mereha itu trdah
mengetahui suatu apa pun don tidah mendapat petunjuh?" (al-Baqarah:
170)
"ApabiladihatahanhepadnmerehorMarilahmarytrkutiapaymgditurun-
han Allah dan manghuti r asul,' M ereha menj aw ab,' Cuhuplah untuk hami
apa yong hami dapati bapah-bapoh kami mangerlaharmya.' Dan, apahah
mereha ahan mengihuti juga neneh moyang mereha walaupun neneh
moyang mereha itu tidah mangetahui ary-apa dan ndah (pula) mendopat
petunjuh? " (al-Maa'idah: I 04)

Namun, kebatilan tidak akan mampu bertahan menghadapi kebenaran


(al-haq).Ia akan segera roboh sebagaimana kegelapan akan segera lenyap
ketika muncul cahaya yang gemilang.
Demikianlah Islam mulai menguasai hati penduduk Mekah secara
setahap demi setahap, kemudian menyebar pada sebagian penduduk
Madinah al-Munawwarah. Bersamaan dengan ifu, bertambah pula kejahat-
an orang{rang musyrik. Mereka memaksa kaum muslimin meninggalkan
tanah tumpah darah mereka.
Di Madinah, kekuasaan Islam mulai terorganisasi di bawah kepemim-
pinan Rasulullah Berita tentang Islam pun tersebar ke seluruh
Pengantar 33

penjuru Jazirah Arab. Para pemuka orang musyrik tidak lagi dapat meng-
halangi bangsa Arab memeluk agama Allah, agama pembawa paham
persamaan hak dan keadilan, akidah yang mudah dan tinggi, yaknikeiman-
an kepada Allah dan ketaatan kepada Rasulullah saw., suatu peribadahan
yang menjamin tercapainya kebahagiaan, ketenangan jiwa, serta peraturan
yang mengikat jamaah dan menjamin hak-hak individu.
Akhirnya, kabilah Arab dari segala penjuru secara berbondong-bon-
dong datang ke Madinah untuk menyatakan diri masuk Islam. Setelah
penaklukan besar (fath ahkbar), Islam pun tersebar ke seluruh jazirah
Arab. Manusia masuk agamaAllah dengan berbondong-bondong. Mekah
dan Madinah, bahkan Jazlrah Arab, berubah menjadi negeri Islam yang
kokoh, yang menjadi sumber cahaya-cahaya hidayah yang menerangi
dunia.
Kondisi demikian itu terwujud setelah Rasulullah saw. mengemban
misinya selama 22tnhun lewat beberapa bulan.

Dengan memeluk agama yang lurus ini (Islarn), bangsa Arab keluar
dari batas kabilah yang tertutup menuju pergaulan manusia yang luas,
keluar dari lingkungan padang pasir menuju dunia jauh. Ikatan darah dan
kekerabatan berubah menjadi ukhuwah atas dasar agama, peraturan
kabilah berganti dengan peraturan daulah Islamiyah Calam berbagai
bidang kehidupan. Kebanggaan mereka terhadap Islam-dan segaia pe
ngorbanan serta pengabdian mereka-mengganflkan kebanggaan mereka
terhadap anak keturunan mereka. Kecintaan mereka terhadap kehormat-
an kabilah beralih kepada keinginan untuk mewujudkan apa yang diridhai
oleh Atlah dan Rasul-Nya. Keberanian mereka yang terbatas pada lingkung-
an kabilah beralih menjadi keberanian untuk menyebarkan agama baru
[slam), dan kemurahan hati mereka tercurah kepada orangorang fakir
dan orangorang susah. Mereka membekali para prajurit unhrk membela
akidah mereka dan saudara-saudara seagama, membebaskan bangsa-
bangsa lain dari perbudakan, dan menegakkan peribadahan kepadaTuhan
Yang Maha Esa. Maka, dengan itu, Islam rnerupakan kemuliaan bagi
mereka, sebagaimana finnan Allah,
"Dan, s e sun ggulmy a Al- Quf an itu b enarb enor adolah suatu hemuliaan
brsar bagimu dan bagi haummu don helah hanu ahan diminta pertong-
gunglaw aban. " (az-Zukhm f: 44)
34 Hdits Nabi Sebelun Dibukukan

Adalah benar bangsa Arab itu seperti yang dikemukakan di atas,


sebasairnana firman Allah,
'I(amu adalah umat yang terbaih yang ililahirkan untuk manusia, me-
nyuruh hepada yang mahruf, ilan mencegah dan ycmg munghar, ilan
benman kepada Allah.... " (Ali Imran: I l0)

Dari penjelasan di atas, jelas batrwa bangsa Arab-yang jiwanya di-


penuhi sifat yang mulia dan kebaikan-memiliki frktor-hktor pendorong
yang memungkinkan mereka dapat menerima akidah yang benar dan
sistem kehidupan fiang baik IGdua hal ini mereka temukan dalam Islam,
agama yang lurus dan lapang, sehingga mereka menjadi sebaik-baik
pemelihara dan orang pertama yang berdakwatr unhrh agama ifu. Oleh
karena ihrlah, mereka pahrh kepada Rasulullah saw.. Mereka berkerumun
mengelilinginya untuk meneguk air dari sumber mata air yang tidak
pernah kering dan menerima ajaran-ajaran Islam dari pemimpin mereka,
agar dapat melaksanakan penm mereka dalam memberikan petunjuk
kepada umat manusia
Demikianlatr frktor pendorong yang bersifat fit| yarlg membedakan
bangsaArab dari bangsabangsa lain, terpadu dengan frktor pendukung
baru yang berhasil diupayakan, yaifu semangaL Malq tahirlah generasi
pertamayang membawa catrayayang meryrala dan kebenaran ke seluruh
duni4 dan menyampailqn AtClur'an danAsSunnatr frang suci disertni jiwa
amanah dan i}filas.

A. Definisi As-Sunnah
1. As-Srrnn ah menurut Bahasa
Menurut bahasa, ,As$unnah berarti'perialanan', dalam konteks baik
ataupun buruk. Iftalid bin Utbatr alHadzali berkata

O.
i" ,3
\!l
Ca

$F
L.,,
,bt) J"iJ
4aU
'Janganlah engkau berhenti dari suahr perjalanan (i;-l
yang telatr
engkau lalilkan. Orang yang pertama kali merasa senaqg trirhadap sua[r
Pcngntar 35

perjalanan (a) aaAan orangyang melakukannya'


Ungkapan,iZ; dan ril'-:.', 'aku menjalaninya' dan ungkapan
c'hcz'6i'&j berarti 'aku melakukan untuk kalian suatu Sunnah,
maka ikutilah.'
Dalam suatu hadits, Rasulullah saw. bersabda
I z ad
o ,, .t - o,.toi.,,lo({i 6. o z \
,Yt 4 H 'f Fts
t'or>l -/, -t
ars .dl-u- {!-r
,YUf
/ "- !'t 6.
&\ztu' U*t Utt
-Barangsiapa melahuhan suatu Sunnah (perjalanan,
ferbuuan) yang
baik maho ia akan memperoleh pahalanya don pahala orang-or(mgyang
melohuhanny a, dan b ar angsiap a melahuhan suatu Sunnah (p erj alanan,
yrbuatan) y ang buruk...."
Setiap orirng yang memuliai sesuafu, kemudian hal itu dilakukan oleh
oftrng{nmg sesudahny4 maka dikatakan orang ifu melakukan Sunnah.
Di dalam hadits berkali-kali disebut kataAsSunnah dan kata lain yang
bersumber darinya Pengertian asal kata itu adalah 'it(t i-b, yaitu Jalan'
-
dan'perjalanan'.
Jika di dalam qrara' dikatakan As-Sunnah maka yang dimaksudkan
adalah "ucapan dan perbuatan yang diperintatrkan, dilatzng, dan disunnatr-
kan oleh Nabi saw..' Oleh karena itu, jika di dalam dalil syara' dikatakan Al-
Kitab dan AsSunnah maka yang dimaksud adalah AlQur'an dan al-Hadits.
Bisa juga l<ata As$unnah dianrbiJ dari
'Ji! '& yang berarti 'saya
menggembala unta dengan baik dan menjaganfia.'l

!. fls-S-nnoh Menurut Syara'


Pengertian AsSunnah menurut ahli syara'berbeda-beda sesuai de'
ngan bidang ilmu dan fujuannya. Pengertian As$unnah menurut ulama
ushul filahberbeda dengan pengertian menurut ulama hadits (mulwddiMn)
dan menurut ulama fikih (fuqaha). Oleh karena itu, kita harus melihat
pengertian As-Sunnah menurut konteks kajian masing-masing.

I litol t ot-'Atab, entri'sunan".


36 Hdits Nabi Sebetun Dibukukan

a. As-Sunnah Menurut Ulama lladib (M*hod.dit*n)


LJlama hadits hanya mengkaji Rasulullah saw. dari posisi beliau sebagai
imam (pemimpin) yang memberi petunjuk berdasarkan pemberitahuan
Allah bahwa beliau adalah teladan dan panutan kita- Sehubuqgan dengan
itu, mereka menukil segala hal yang berhubungan dengan diri beliau,
meliputi perjalanan, akhlak, tabiat, kabar, uczrlxln, dan perbuatan beliau,
baik yang menetapkan hukum s5mra' atarpun yang tidak

b. As-Sunnah Menurut Ulama Ushul Fikih (Usfuliyyn)


Ulama ushul fikih hanya mengkaji Rasulullatr saw. dari kedudukan
beliau sebagai penetap hukum qxara'lang membuatkaidatFkaidah trnfuk
para muitahid sesudatr beliau dan menjelaskan undang-undang kehidupan
bagi manusia Oleh karena ifu, mereka menaruh perhatian terhadap segala
ucapan dan perbuatan beliau yang semuanya dalam rangka menetapkan
hukurrhukum syara'.

c. As-Sunnah Menurut Ulama Fikih (F*qobo)


Pokok kajian ulama fikih hanya berdasarkan posisi Rasulullah saw.
sebagai tokoh yang melalui segala perbuatannya ditetapkanlah hukud
syara'. Mereka mengkaji hukum syara'pada segala perbuatan hamba
Allrh, baik perbuatan wajib, haram, atau mubah.2
Dari penjelasan di atas, dapat kita simpulkan, As-Sunnah menurut
ulama hadits adalah "segala yang dinukil dari Nabi saw., berupa ucapan,
perbuatan, taqir keizinan', sifat, baik sifat fisik atau akhlalq atau tingkatt
laku beliau, baik pada masa sebelum beliau diangkat sebagai rasul (misal-
nya tahannzfs beliau di Gua Hira) atau masa sesudahnya'. As-Sunnah
dengan pengertian ini sama dengan hadits Nabi saw..
As-Sunnah menurut istilah ulama ushul fikih adalah "segala yang
bersumber dari Nabi saw. selainAlQur'an al-IGrim, yaitu ucapan, perbuat-
an, atau taqirbehau, yang semuanya dapat menjadi dalil hukum syala' '.
Ucapan (qaut) Nabi saw. adalah hadits yang beliau ucapkan dalam
berbagai kesempatan dengan berbagai maksud. Dari hadits-hadits itu

2bhatFathul-Chaffur Syarh al-Manar,hltrr75,|zl\al-Madhhol ila,4s-Svnnah ua'Ufumiha,


hlrn. 7, dan z4s-Snnnah wa Mahanatuha fi at-Tasyri' al-Islazi, hlm. 61.
Pengantar 37

lahirlah hukum syara'. Misalnya, haditshadits beliau berikut ini.

"Tidah adawasiatbagl ahli waris."


*)t+3\
)t*\7- )t*\
"Tidah boleh menimpahan bahaya terhadap iliri sendiri dan terhailap
oranglain.'3

"Padn tanaman yang-disirami air hujan, mata ai6 atau tumbuh sendin,
terihpat hewajiban zahat sepersepuluh, ilon pada tanaman yang ilisirami
ilengan timb a terdap at hew aj ib an zahat s E) dro ilai sqer s quluh. a

Dan, hadits beliau mengenai laut,

/ ,t'o. alyt
( a.r.l lgc J:fu,;r F
" Laut itu airny a many ucihan dan halal b anghainy a. "5

Perbuatan (fT) Nabi saw. adalah perbuatan beliau yang dinukil oleh
para sahabat kepada kita, seperti pelaksanaan shalat lima wakhr, ibadah
haji, serta memuhrskan suahr perkara berdasarkan saksi dan sumpatr.G
lin (taqir) Nabi saw. adalah segala sesuatu yang diakui benar Qqrar)
oleh betau dari ucapan dan perbuatan yang bersumber dari sebagian
satrabal Pengakuan benar itu beliau tunjuld<an dengan sikap diam dan
tidak mengingkari, dengan memberikan persefujuan, dengan menampak-
kan sikap istih.san'menganggap baik', dan dengan t a'yid,'mendukung'.

3 Uhat Srrrlas-Salam,hlm.84, juz III. Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Ibnu
Majah.
4 Fothul-Boi, hkn. 90, juz IV. Yang dimaksud dengan EF aaaUnhnarnan yang akarnya
menjalar dan meq,erap air dari sungai, atau tanaman yang hrmbuh tanpa disirami.
5 Lihat Surztrrs-Sa tam,htm. 14, juzl. Hadits ihr dikeluarkan oleh "imam empaf dan
Abu Bakar
binAbi Syaibah.
6 Rasulullah saw. memutuskan suatu perkara berdasarkan kesaksian seorang saksi dan
sumpah. lihatMrcz.ad Imam Ahmad, hadits nomor 2242,2888,n69,n70,ju2 IV, dan Subulw-
Salazr, hlrn. 131,juz IV.
38 Hdits Nabi scbelun Dibttkukan

Dengan pengakuan dan perseurjuan ifu, maka apa yang bersumber dari
sebagian satrabat itu dianggap bersumber dari Rasulullah saw..
Contoh taqir beliau adalah hadits dari Abu Sa'id al-Khudari r.a..
Diriwayatkan, ada dua orang sedang menempuh perjalanan dalam keadaan
tidak membawa air. Ketika datang waktu shalat, mereka pun tidak me
nemukan air unfuk berwudhu sehingga keduanya bertayamum dengan
debu yang suci. Setelatr selesai melakukan shalat, keduanya menemukan
air, sedangkan waktu shalat masih ada. Salatr seorang dari keduanya
kemudian mengulang shalatrya dengan berwudhu, sedangkan yang lain
tidak Setelah itu, keduanya mendatangi Rasulullah saw. untuk menyampai-
kan apa yang mereka lakukan. Kepada orang yang tidak mengulang
shalatny4 beliau bersabda "Apa yang karnu lakukan sesuai dengan As
Sunnalr," dan kepada yaag mengulang shalatnya beliau bersabda " Enghau
menpuoleh dua palwla.a
Contoh taqir Nabi saw. yang lain adalatr pengakuan benar terhadap
ijtihad sahabat tentang shalat asar pada saat perang Bani Quraidhatr. Beliau
bersaMa

4^b;:; i '€Li'",M:ub
Janganlah seseorong ili wttara kamu melakuhan sholu asar kecuali ili
BoiQuraidhah."
Sebagian sahabat memahami larangan ifu dalam arti sebenarnya
sehingga mereka menunda melalnrkan stralat asar sampai sesudatr magdb.
Sebagian satrabatyang lain memahami larangan itu sebagai dorongan Nabi
s:Nv. agar para satrabat segera melakukan shalat asar pada wat<tunya. epa
rrang dikerjakan oleh dua kelompok sahabat ihr sampai kepada Nabi saw.,
dan beliau membenarkan keduanya, tidak menyalahkan salah satu di
antarakeduanya8
Contoh yang lain adalah pembenaran Nabi terhadap c:ra yang di-
tempuh oleh Mu'adz binJabal dalam memutuskan perkara- Sebelum beliau
mengufus Mu'adz ke Yaman, beliau bertanya kepadanya "Bagaimana

7 S*ltts*tan, hlm. n,irzl. Hadits itu diriwayatkan oleh Innm Abu Daud dan arNasa'i.
8 lJlrrrt Fakul-Ban, trlm. 4lzjruaYm
Pcngatar 39

engkau berbuat jika menghadapi suafu persoalan yang harus engkau


pufuskan?" Mu'adz menjawab, "Saya akan memufuskan berdasarkan Kitab
Allah (Al-Qur'an)." Beliau bertanya, Tika engkau fdak menemukannya
dalam Kitab Allah?" Ia menjawab, "Berdasarkan Sunnah Rasulullah saw..'
Beliau bertanya 'Jika ddak terdapat dalam Sunnah Rasulullah saw.?" Ia
menjawab, "Saya akan berijtihad berdasarkan pendapatku dan aku tidak
berlaku seftrmpangan." Ia berkata, "Kemudian Rasulullah saw. menepuk
dadaku, kemudian beliau bersabda, 'Segala puji bagi Allah yang telah
memberi taufikkepada ufirsan Rasulullah saw. terhadap yang meridhakan
Rasulullah sa\ r.'.4
Assunnatr menurut ulama fikih adalah "segala yang tetap (bersumber)
dari Nabi saw. yang tidak termasuk dalam bab frrdu dan tidak pulawajib".
Mak4 dengan pengertian seperti ini, Aesunnah berarti "jalan yaqg diikuti
dalam agam4yang bukan frrdu dan bukan pula wajib."
IGdang-kadang, menurut ulama fikih, z{s-Sznnahiflt diartikan sebagai
"lawan bid'ah".l0 Bid'ah secara etimologis berarti 'sesuaht yang baru'.
Dalam istilatr syara', bid'ah adalatr "segala sesuatr yang diwujudkan oleh
manusia dalam agama dan syiar-syiarny4 berupa ucipan dan perbuatan,
yang tidak bersumber dari Rasulullatr saw. dan tidak pula dari satrabat
beliau". Rasulullah saw. bersaMa,

';;;,r'u;- tt tt; uli e o:oi


{ 3; o,. }
"B ar orgsiapo maryadn- ada dtlm un$(m lwni ini sesuottt (ibailah) y ang
fidak termas.rh funnya, mahaia ilitoloh." rr

Berdasarkan pengertian di atas, maka uqglopan ulamafkih * * {n


berarti "si Fulan itu beramal sesuai dengan apayang diarnalkan oleh Nabi
saw. dan para sahabat beliau", baik amal ihr termasuk amal frang telah
ditesaskan dalam AlQur'an ataupun tidak. Dan, ungkapan,'*t+ Jrb-)t
berarti "si Fulan ifu beramal berbeda dengan apa )raug diamalkan oleh

9 lbst ot-Mttou4qi'in hhr. m, ia L


lo l;nx a-UoalUt ilo As-St rott w'Ultmilu,hlm f0, As-St r,tott u M fi at-
Thslri'ol-Islanr, trkn 61, IrWd alsdul, hhL 31, Tahqiq Ma'u As-Ststtdt u bp otllq*rt
iloiho,lfu- 2, fur Tbrihh or',-Tcs1zi' ahldot t , hh 61.
Ll gu*ite Mrldi;, hlrn t3{3, iuz m.
10 Hadits Nabi Sebelun Dibukukan

Rasulullah saur. dan para satrabat beliau, atau ia mewujudkan dalam agama
sesuatu yang tidak dikeriakan oleh ulama salaf.
Ada kalany4 menurut ulama hadits dan ushul filth,,4s$unrah dimaksud-
kan sebagai "apa yang diarnalkan oleh para sahabat Rasulullah saw., baik
yang bersumber dari AlQur'an dan Nabi saw. ataupun ddak".l2 Pengertian
A$sunnah yang demikian ini berdasarkan sabda Rasulullah saw.,

, 2 c -1
rrs.*;r,u#lt,ywt :&i *"t ;, ."rq;
z o

F
I . / ..
4 F ;u t7)L tPtt+.
"IhunlahswrnahhudanSuwtahparahholif ahyangdilimpahhanpentnjuh
(don) manben petunjuh. Peryeganglah daryannya dan glgltlah ia ilengan
g:,gi-gigi geraham.'13

,i' G:l4t z3'j'if;;.,,', ** e 6i "f y


Vt
u/

*uiJ:Ju f1l rJJ*.,'.L- f .--Uv J+rt


4' c);>rt
''I[mathu terpecah-pecah ma{adi tujuh puluh tiga golongan, setntrlnya
akan masuh nerahq heanli sttr.' Pora sahabatbertany*'Siapa mereho
itu, ya Rosulullah saw.?' Beliou menjawab,'(Mereka adolah orong-orang
Ia
y an g mengtrhun) apa- apa y ang aku ilan sahab at- shabathu lahukan.' "

Di antara contoh yang sangat jelas tentang AsSunnah dengan peugerti-


an di atas adalah Sunnatr sahabat menjatuhkan hukuman had terhadap
peminum khamar, menghimpun mushaf-mushaf pada masa Abu Bakar

12 Uhat at-*tadhhal ila As-Sunnah wa 'Ufumiha,hlm. LL, abHadib wa al-Muhaddibnz, hlrn. 9,


dan, s-Sunnah wa Mahanatuha fi al-Taryri' al-Idani, hlrn. 60.
13 Diambil dari hadits yang panjans yang diriwayatkan oleh aflrbadl bin Sariyatr, Sunan Abu

Daud,hlm.506, juz tr, cet I, Musthafaal-Babi alHalabi, 1371 H.


14 Uhat al-Maqashid al-Hosanah, hlm. f58, Sunnah lbnu Maiah, hlm. 1332, juzll, dan al-
Muwafaqat, hlrn. $6, juz tV.
Pengdntar 41

berdasarkan pendapat Umar al-Faruq, mendorong manusia untuk merrr


baca Al-Qur'an dengan satu huruf dari fujuh huruf, membukukan per-
aturan perundang-undangan, dan hal-hal lain berdasarkan pertimbangan
kemaslahatan, yang dibenarkan oleh para sahabatr.a..ls
Yang saya maksud dengan As-Sunnah dalam kajian ini adalah As-
Sunnatr menurut ulama hadits, yakni /s-Sz nnah yangbersinonim dengan
hadits menurut jumhur (mayoritas) ulama hadits, sekalipun sebagian di
antara mereka membedakan antara keduanya. Menurut sebagian ulama
hadits, hadits adalah sesuahr yang dinukil dari Nabi saw., sedangkan.As-
Sunnah.adalah praktik (amaliah) yang bersumber dari Nabi saw. pada saat-
saat awal kehadiran Islam. Oleh karena itu, kadang-kadang terdapat hadits
yang berbeda dengan Sunnah amaliah. Terhadap hal yang demikian, para
ulama berupaya mengkompromikan keduanya dan men-fa riih. Ilrilah yans
dimaksud oleh Abdurrahman bin Mahdi, yang berkata, "Saya sama sekali
tidak melihat ada seseoftrng yang lebih alim tentang AsSunnatr dan tidak
pula tentang al-Hadits yang termasuk dalam As-Sunnah dibandingkan
dengan Hamad bin Zaid."16

Ketika ditanya tentang Sufyan ats-Tsauri, al-Awza'i, dan Malik, ia


menjawab, "Suffan atsTsauri ihr imam dalam hadits, tetapi bukan imam
dalam Assunnatr; al-Awzat ihr imam dalam A*Sunnatr, tetapi bukan imam
dalam hadits; sedangkan Malik adalah imam dalam keduaduanya"lT
Di antara yang menunjukkan bahwa AsSunnah ialah amal perbuatan
yang diikuti pada saat-saat awal kehadiran Islam adalah perkataan Ali bin
Abi Thalib kepada Abdullatl bin Ja'far ketika ia mendera peminum khamar
sebanyak 40 kali. Ali berkata,
'Tahanlah! Rasulullah saw. mendera (peminum ldramar) sebanyak 40
kali deraan, Abu Bakar (menderanya) 40 kali deraan, dan Umar menyem-
purnakannya menjadi 80 kali deraan. Semuanya adalah Sunnah."18
Setelah menjelaskan pengertian As-Sunnah menurut bahasa dan
syara', saya merasa wajib menjelaskan pengertian sebagian istilah yang

15tia.
16 Tqdirrutul-J arh wabTa'dil, hlm. 17 7 .
17 Uhat al-krqani'ala al-Muwattha', hlrn. 3, juz I.
18 Musnad Imam Ahmad,hlm. 4&19, hadits 624, juz II.
42 Hadits Nabi Sebelun Dibukukan

sering dikemukakan oleh ulama hadits dahm kajian-kajian mereka.

3. Pengertian Hadits,I(habar, dan Atsar


Secara etimologis, hadits berarti 'sesuatu yang baru'. Hadits juga
berarti khabar 'berita', baik sedikit ataupun banyak. Bentuk jamaknya
adalah ahadi,t; (i;ri), seperti kataqathi.'u"t"U) bentuk jamaknya
aqathi' (*oil. Bentuk jamak yang demikian aaJan bentuk jamak yang
ryadz, tidak mengikufr qiyas (cara pembentukan jamak yang baku).
Allahberfirman,

Yang dimaksud dengan al-hadits dalam ayat di atas adalah


iffi*#r+thijo) AlQur'an al-
Karim. Sedangkan, kata haddits (.ri;) yang terdapat dalam ayat,
*i,'#A;*iV (adh-Dhuhaa: 11) maksudnya "sampaikanlah apa yang
engkau Muhammad saw.) diuhrs untuknya".le
Dengan demikian, secara etimologis, hadits dan l*rabar mempunyai
pengertianyang sama.
Selanjutrya, penggunuum kata hadits mengalami perkembangan, yaifu
"satu macam kabar tertenhr dengan tanpa mengeluarkannya dari pengerti-
an yang umum" seperti tersebut di atas. Ibnu Mas'ud berkata

-x1^-ei 1Jrli ,-t $r qV 3l F


";+i'#i (w
esungguhny a s eb agus -b agut hadits adalah Kitab Allah dan
"S s eb aih-b aih
petunjuh adalah p etunjuh Muhammad saw..'2o

Demikianlah, AlQur'an al-IGrim menjadi sebagusbagus hadits (khabar).


Dalam perkembangannya, pengertian hadits dibatasi pada kabar-kabar
Rasulullah saw.. Abu Hurairah bertanya kepada Rasulullah saw., "Siapakah

19 Iisan al-Arab, enti hadits, hlrn. 438, juz tr.


20 Nadhrah 'Ammah fi Tarikh al-Fiqh al-Islami, hlm. 116. Hadits itu dikeluarkan oleh al-
Bukhari: Fathul-Bari, hkn. 204, iuz l.
Pengantar 43

manusia yang paling batragia memperoleh syafaatrnu pada hari kiamat?"


Rasulullah saw. menjawab,
///
au'*i i;:;s.i s"LJ ui F
g g
i--l i-J+l
n z 9 . ./
lJ-o ;,r
,

( ri+i**'-i",y i;i:t d, r:O"l J3i


"sesungguhtrya saya menduga, hai Abu Hurairah, tidah ada seseorang
y ang lebih dohulu danmu bertany a hepadaku tantang hadits ltabar) ini
harena s ay a melihat en ghau s angat ingln mengetahui hab ar ifit. "

Telah saya kemukakan bahwa pengertian hadits itu sama Oersinonim)


dengan Assunnah menurut ulama hadits. Menurut satr pendapat, hadits
adalah suahr yang datang dari Nabi saw., sedangkan khabar datang dari
selain Nabi saw.. Oleh karena ihr, dikatakan bahwa omng yang menekuni
Assunnah disebut muhaddits, sedangkan orang yang menekuni sejarah
dan bidang-bidang ilmu lain disebut ikhbai.2l
Ibnu Hajar dalam Syarh Nukhbah al-Fikr berkata bahwa khabar
menurut ulama hadits bersinonim dengan hadits. Kedua istilah itu diterap
kan pada hadits marfu.', mauquf, dan maqthu'.lGrabar mencakup segala
yang datang dari Rasulullah saw., para sahabat, dan tabi'in. Menurut sahr
pendapat, terdapat sisi umum dan sisi li;ttusus yang bersifat muflak, yaifu
setiap hadits adalatr ldrabar, tetapi tidak sebaliknya.
IGdang-kadang ulama hadits menyebut khapar marfu' daln mauquf
dengan istilah atsar. Sementara itu, ulama fikih Khurasan menyebut khabar
mauquf dengan istilah atsar darkhabar marfir.' dengankhabar.n
Jika dikemukakan istilatr hadits, makayang dimaksud adalatr "segalayang
disandarkan kepada Nabi saw. berupa uciu)an, perbuatan, taqrir, sifrt fisik,
dan aHrlak beliau". Ihdang-kadang yang dimaksud dengan hadits adalatr
"segala yang disandarkan kepada sahabat atau tabi'in". Namun, jika yang
dimaksud adalah selain Nabi saw., pada umumnya diberikan penjelasan.
Menurut pendapat jumhur ulam4 yang dimaksud dengan khabar dan
atsar-ketika keduanya dikemukakan tanpa penjelasan khusus-adalah

2LbhatTadrib ar-Rawi,hlrn. 6 dan Ma nhsj Druwi an-Nadhar,hlm. 8.


22tbid.,hlm.6,Manhaj Dzawi an-Nadhar, hlrn. 8, danal-Manhaj al-Haditsfi'Ulum al-Hadits,
hlrn.31.
44 Hadits Nabi Sebelun Dibukukan

"segala yang disandarkan kepada Nabi saw., satrabat, dan tabiin". Semen-
tara ihr, ulama fikih Ktrurasan menamakan khabar mauquf dengan atsar
dan }*rabar marfu'dengan khabar.
Setiap hadits yang didalamnya Rasulullah sa'n. menyandarkan suatu
ucapan kepadaAllah, disebut hadits qudsi atau hadits ilahi. Hadits qudsi itu
berjurnlatr lebih dari 100 buatr dan sebagian ulama telatr menghimpunnya
dalam satu juz besar.z3

Penyandaran hadits kepada alquds-'yang berarti'suci' dan bersih'-


dan kepada Al-Ilah atau kepada Ar-Rabb adalah karena hadits itu ber-
sumber dari Allah Yang Mahaberkatr dan Mahaluhur. Ini dilihat dari segi
batrwa Dialah yang berbicara pertama kali tentang hadits itu atau yang
menciptakannya. Dan, dinamakan hadits karena Rasulullah-lah yang
menghikayatkan hadits itu dari Tuhannya
Perbedaan antara hadits qudsi dan hadits-hadits lain adalatr batrwa
hadits qudsi disandarkan kepada Allatr. Dialah Yang Berkata dan Dia
pulalah yang menghikayatkan dari diri-Nya- Sementara itu, haditshadits
lain tidak demikian.u

23 blrat Qawa id at-TaMib,lim. 39. Lihat juga al-Farq bain al-Hdia alQa&i ua AlQur'an al-
Kaim wa al-Hadits al-Nabasi karya Nuh bin Mushthaia d-Hanaf alQavmuni, manuskrip Darul
Kuhrb alMishriyrah, hkn. 7 l:7 2.
24 Al-Manhai al-Hadibfi'tllum al-Hadits,hlrn. 31. Menurut para ulama ALQur'an mempunyai

berbaeai keistimewaan yang tidak dimiliki hadits qudsi. Mereka menegaskan sebagai berikut (1)
Al-Qur'an merupakan mukjizat yang kekal sepanjang masa, terpelihara dari perubahan dan
penggantian, lafrl yang terdapat pada seluruh kalimat, huruf, dan uslub-nya adalah mutawatir. (2)
Haram diriwayatkan bi abna'na. (3) Haram menyentuhnya bagi orang yang sedang dalam keadaan
hadats dan haram membacanya bagi orang yang sedang junub. (4) Hanya AlQur'an yang menjadi
bacaan dalam shalal (O Penamaannya sebagai Al-Qur'an. (6) Membaca setiap hurufrrya merupir.
kan ibadah deruan pahala l0 kebaikan. (7) Tidak boleh dijual (menurut satu riwayat Imam Ahmad)
dan malauh dijual (menurut asy-Syaf i) . (8) Penamaan beberapa bagian AlQur'an sebagai ayat dan
sejumlah tertentu ayatnya sebagai surat (9) AlQur'an adalah wahyu yang lafrl (susunan kata) dan
maknanya berasal dari sisi Allah. Adapun hadits qudsi adalah wahp yang lafrlrya dari Rasulullah,
sedangkan maknanya dari sisi Allah melalui ilham atau mimpi. Ikdang-kadang hadits qudsi melalui
wahyu yang jelas (ialy), tetapi bukan menjadi syaral Sedangkan, AlQur'an itu semuanya adalah
wahyn jaly, artinya lafalnya dibawa oleh malaikat dari sisi Allah. Atas dasar inilah maka hadits Nabi
ada kalanya berdasarkan wahyu dan adakalanya berdasarkan ijtihad, namun Rasulullah saw. tidak
melakukan ijtihad yang salah. Tidak ada hadits qudsi kecuali melalui wahyu yang lebih umum.
Dengan demikian, hadits qudsi boleh diriwayatkan bi al-ma'na sebab lafalnya berasal dari
Rasulullah saw. Lihat al-Manhai al-Hadits fi
'Uum al-Haddfs, hlm. 31-32 dan catatancatatan
pinggirnya yang kami nukil secara ringkas dengan perubahan susunan kata seperlunya.
Pengantar 45

Sebelum kami masuk pada bab pertama kitab ini, saya merasa wajib
menjelaskan objek AsSunnah dan kedudukannya terhadap AlQur'an.

B. Obiek As-sunnah dan Kedudukannya tethadap Al-Qur'anzs


Pada masa Rasulullatr saw., tidak ada sumber hukum selain Al-Qur'an
dan AsSunnah. Di dalam Al-Qur'an ditemukan prinsipprinsip (ushul)
bersifat umum tentang hukum yang tidak rinci, kecuali sebagian yang
sesuai dengan usltul.
AlQur'an tidak akan berubah mengikuti perubahan wakhr dan tidak
akan mengalami evolusi karena perbedaan lingkungan dan adat istiadat
manusia. Semua ini memungkinkan AlQur'an nulmpu beradaptasi dengan
perkembangan waktu dan tetap sesuai untuk semua umat manusia,
bagaimanapun lingkungan dan adat istiadat itu. Di dalam Al-Qur'an Anda
akan menemukan sesuafir yang menjamin terpenuhinya kebufuhan pem-
bentukan hukum syara'dalam rangka kebangkitan dan mencapai ke
majuan. Selain ushul (seperti yang telah disebutkan), di dalam Al-Qur'an
kita akan menemukan akidah, ibadatr, hsah umat terdahulu, pendidikan
yang bersifat umuln, dan pengajaran akhlak.
Sebagian hukum yang terdapat dalam As^Sunnah sama dengan hukum
yang terdapat dalam Al-Qur'an. AsSunnah menafsirkan yang mubham,
memerinci yang muirnal, membatasi yang mutlak, mengl*tususkan yang
urnum, sertamenjelaskan hukum-hukum (AlQur'an) dan sasarannya. As
Sunnatr jwa mengemukakan hukum-hukumyang belum ditegaskan oleh
AlQur'an.
Dalam kenyataannya, AsSunnah merupakan praktik nyata dari apa
yang terdapat di dalam AlQur'an, suahr praktik yang muncul dalam bentuk
yang berbedabeda.
Ada kalanya ia merupakan perbuatan Rasulullah saw., ada kalanya
merupakan ucapan beliau pada suatu kesempatan, dan ada kalanya me

25 Untrk mengetahui kedudukan dan hubungan As-sunnah dengan Al-Qur'an, llhat ar-
Risalah,Imam Syaf i, hlrn. 91, nomor 299, Udrul at-Tosyri' al'lslami, hlrn. 40 dan hlrn. sesudahny4
al-Madhhal ih 'Ilm Ilshul al-Fiqh hlrn. 55, /s-Sz nnah ua Makantuha fi at-Tasy'i' al-Islami,hlrn. 426
dan sesudahnya,Asbab lhhtilaf al-Fuqaha',hlm.ll, al-Madkhal ih,4s-Sunnah wa'Uumiha, hlrn. 17
dan sesudahnya,'Ilm Ushul al-Fiqh, hkn. 4143, Tarikh at:Tasyi', asSubuki dan kawan-kawan, hlrn.
66 dan sesudahnya, dan Tarikh at-Tasyri'al-Islami, Syekh Muhammad al-Hudhari, hkn. 35.
46 Hadits Nabi Sebelun Dibukukan

rupakan perbuatan atau ucapan para sahabat beliau. Beliau melihat


perbuatan atau mendengar ucapan itu, kemudian beliau mengakui ke.
benarannya, tidak menyalahkan dan mengingkarinya. Bahkan, beliau
berdiam diri atau menganggapnya sebagai sesuatu yang baik. Maka, ini
merupakan taqir''titn' daibeliau.
Demikianlatr, Rasulullah saw. menjelaskan apa yang terdapat di dalam
AlQur'an dan para satrabat menerima penjelasan darinya karena mereka
diperintahkan untuk mengikutinya Tidak pernah terlintas sedikit pun di
hati salah seorang di antara mereka untuk meninggalkan ucapan atau
perbuatan beliau. Mereka mengetatrui itu semua dari Al-Qur'an. Mereka
meyakini ayat-ayat berikut ini.
"B anji setia hrp odo hamu sesungguh-
ahw asany d or ang- or dng y ang b erj

nya mereha berjanji setiap hepada Allah. Tangan Allah di atas tangan
mereho,, mahabarangsiapa yang melanggar janjinya niscaya ahibat ia
melanggar j anj i itu ahan menimp a diriny a s endin, don b ar angsiap a y ang
menepati janjinyahepada Allah maha Allah ahan memberutya pahala
y angbesar." (al-Fath: l0)

"Dan taatlah hamu hepada Allah dnn taatlah hepada Rasul-(Nya) dan
b erhati-hatilah.... " (al-Maa'idah: 92)

"Barangsiapd ydng menaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah menaati


Allah...." (an-Nisa': 80)
"...Apa yang dibenhan Rasul hepailomu maha terimalah dia. Dan, apa
y ang dilar angny a b aglmu maha tinggalhanldh... . " (al-Hasyr: 7 )

"Maha demi Tuhanmu, mereha (pada hahikatnya) tidoh beriman hingga


mereha menjadihan hamu hahim ilalam perhara yang mereha perselisih-
han, hemudian mereka tidah merasa heberatan dalam hati mereha
terhadap putusan yang hamu berihan dan mereha menerima dengan
sepenuhny a. " (an-Nisa': 65)

IGum muslimin menerima As-Sunnah dari Rasulullah sebagaimana


mereka menerimaAi-Qur'anz6 sebagai jawaban mereka kepadaAllah dan

26 Lihat.ikup para sahabat dalam menerimaAssunnah dan berpegang teguh kepadanya pada
bagian selanjutrrya.
Pengantar 47

Rasul-Nya karena As-Sunnah merupakan sumber kedua syariat Islam


setelah AlQur'an, berdasarkan kesaksian Allatr dan Rasul-Nya.
AsSunnatr menjelaskan AlQur'an melalui beberapa cara.27 Ia men-
jelaskan hal yang rnujmal'g\obal' dalam Al-Qur'an menyangkut ibadatr dan
hukum. Allah mewajibkan shalat atas orang{rang mukmin tanpa menjelas
kan wakfu, rukun-rukun, dan jumlah rakaatnya. Maka, Rasulullah saw.
menjelaskan melalui praktik shalat beliau dan pengajarannya kepada kaum
muslimin tentang tatacara shalat Beliau bersabda,

{ ei,)-*?rrk r;by
" Shalatlah halian seperti y ang halian lihat bagaimana) ahu melahukan
sharlalt."28

Allah mewajibkan ibadah haji tanpa menjelaskan manasiknya Kemu-


dian, Rasulullah saw. menjelaskan tata cara pelaksanaannya. Beliau ber-
sabda,

(;<t\t e ']L F
"Ambillah donhu bagaimana) tata cara pelahsanaan ibadth haji kamu
sekalian."2e

Allah mewajibkan zakat tanpa menjelaskan harta, barang dagangan,


dan tanaman apa yang wajib dikeluarkan zakatnya. Allah juga tidak
menjelaskan batas nisab segala sesuafu yang harus dikeluarkan zalrcrf,rya
itu. AsSunnatr-lah yang menjelaskannya.
Di antara penjelasan Rasulullah saw. terhadap Al-Qur'an adalah dengan
men-taklshlsft (mengeluarkan sebagian muatan) lalal'amm (yang bersifat
umum) yang terdapat dalam Al-Qur'an. Contoh hal ini adalah penjelasan

27 Ru;uk kembali sumber-sumber yang telah disebutkan, terutama ushul at-Tasyri' al-Islami
karya Prof. Ali Hasbullah, hlm. ke 40 dan sesudahnya-
28 Hadits itu dikeluarkan oleh al-Bukhari dalam hadits yang panjang. l-that Shahih al-Bukhai
bi Hasyiyah al$anadi,juzl,hlm.125126 dan juz ry hkn. 52, dikeluarkan oleh ad-Darimi: Sunan ad-
Daimi,l4ti, IGntur. Ln3H, dan dikeluarkan pula oleh Imam Ahmad.
D Snahk Mustim,hlm. 943, hadits ke310, juz II, dan lihat putalami' Bayan al:Ilm,hkn. 190,
1uzll.
48 Hadtts Nabi Scbclun Dibuhukan

beliau terhadap ayat berikuL

";i#$V-3r5't'Plil-o$'9.*'"
"Allah mensyanathan bagtrmu tantang (panbagtran ptsaha untuh) anah-
anahmu. Yaitu: bagian seorang anah lahi-lahi sama denganbaglan dua
orang anah perempuan... " (an-Nisa': I l)

Ini adalah ketentuan hukum yang bersiht umum mengenai hak anak-
anak unfuk meluarisi harta ayatr-ayah dan ibu-ibu mereka. Hukum berlaku
unhrk setiap oftmg tua yang menariskan dan anak yang mewarisi. Kemu-
dian, As-Sunnah men-takhshih para nabi. Artinya, jika orang tua yang
mewariskan itu adalah para nabi maka anak-anak mereka tidak mem-
punyai hak untuk mewarisi. Tahlshih ini dijelaskan oleh Rasulullah saw.
melalui sabdany4

4.#*ik;Y or'j,t :U\i;v#F


"Komi para nabi tidnh dapat iliwansi, dpa yanghami tinggalhan mmtpa-
hmr seilehah."3o

Assunnatr juga men-taklaltih anakyarymembunuh. fu tinya jika anak


yang mempunyai hak mewarisi ifu membunuh orang hranya yang mewaris
kan, maka hak warisnya gugur. Talth,iltih ini dijelaskan oleh Rasulullah saw.
melalui sabdanya,

( }uii o;) }
" Or ang y ang membunuh itu tiilsh dnpat may artsi. "3r
Bentuk lain penjelasan Rasulullah saw. terhadap Al-Qur'an adalah
dengan me n-toqtid (memberikan batasan) terhadap lafrl mutlak (kata yang
tidak disertai batasan). Seperti pada firman-Nya,

N Fathul-turi, hLn.289,335,dan89;inzYl.Lthatshahk Muslim,hlm.137&1383, juz III dan


Mttstwd Imam Ahmad, hlrn. 158 dan 160, juz I.
3l Sutan atlirmidzi,Ktab"al-Faraidh", b ab L7; Surun lbnu Majah,Kitab "ad-Diyaf, bab 14;
dan Kitab "al-Faraidh", bab 18. Hadits ini juga dikeluarkan oleh Imam Malih Ahmad, dan yang lain.
Pcngantar 49

q_it{i6!i)i;5tqt;r,
"Lahi-lahi yang mencun dan perempm ycmg meflann, potonglah tangan
heiluany a.... " (al-Maa'idah: 38)

Pemotongan tangan pada ayat di atas tidak dibatasi pada bagian badan
tertenhr sehingga bisa jadi yang dimaksud adalatr telapak hngan, lengan
tangan bagian atas, atau lengan tangan bagian bawah. I-alu AsSunnatr men-
taryid pemotongan itu dari pergelangan tangan. Hal yang demikian telah
dilakukan oleh Rasulullatr saw.,
'AdaseorangpananndihadophanhepadnRasulullahsaw.makahemudian
beliau memotong tdngatvtya dan sendi telapak tangannya."32

Dalam bentuk lain, Assunnah menegaskan Qnutsbitali dan menguat-


l<an (muakkidah) apayang dikemukakan dalamAl-Qur'an, atau menjelas
l<an mufari'ah bagi satu ashal'prinsip' yang disebutkan di dalam Al-
Qur' an. Di antara contoh Assunnatr yatg mu&bitah dfi muahkifult adalah
semua hadits yang menunjukkan wajibnya shalat, membayar zakat" dat
menunaikan ibadah haji. Sedangkan, contoh Assunnah yang mufarri'ah
dan satu ashal yang terdapat dalam Al-Qur'anar adalatr larangan beliau
menjual buah-buahan sebelum benar-benar masak. Allah berfirman dalam
AlQur'an,
-,JLU{WGa5i$1i,
"&4,*ti&'''t1.<rk
"Haiorang-orangydngberrman, jangonlahkamusalingmemahorhorta
sesamamudengan jalanyangbanl,heatnlidengan jalanpetniagannyang
berlahu dangan suha sama suha di antarahamu...." (an-Nisa': 29)

Ketika Rasulullah saw. hijrah ke Madinah dan menetap di kota ihr,


beliau menemukan para petani memperjualbelikan buah-buahan sebelum

32 Snbul*-*rlam,hlm.27 dan?S,itzN.Hadits ini diriwayatkan dari hadis Umar bin Syu'aib


dan dikeluarkan oleh ad-Daruquthni.
33 uhat al-Madkhal ila'Itm Ilshul al-Fiqh, hlrn. 56.
50 Hadits Nabi Sebetun Dibukukan

masak Ketika saat memetik telah tiba, ternyata si pembeli menemukan hal-
hal yang tidak menguntungkan, misalnya pepohonan yang telatr dibelinya
tidak menghasilkan buatr atau kondisi buatrnya tidak baik. Ini disebabkan
oleh cuaca dingin atau serangan hama yang terjadi di luar perkiraan.
Akibatrya pembeli dan penjual sering cekcok.
Oleh karena itulah, Rasulullah saw. mengharamkan jual-beli buah-
buahan sebelum benar-benar masak dan sebelum si pembeli membukfikan
batrwa buah-buahan itu sudatr masak. Beliau bersabda
)) q

$.,o;iJ\;'€Li ir"l,i fi,ethteriy4iri}


"Bagaimana pendapatmu jiha Allah menahan (tidah mengeluarhan)
buah-buahan, (maha) dangan (pengganti) apa salah seorang ili antara
hamu mengambil harta (uang) saudarany a? "

Di dalam As-Sunnah juga terdapat hukum-hukum yang belum ditegas


kan oleh AlQur'an, yang bukan merupakan penjelasan terhadap AlQur'an
dan juga bukan aplikasi dan penguathukum yang telatr ditegaskan oleh Al-
Qur'an, seperti haramnya keledai piaraan, haramnya daglng setiap bina-
tang yang bertaring, dan haramnya memadu seorang perempuan dengan
saudara perempuan ayatrnya ('ammah) atau saudara perempuan ibunya
(khalah).
Setelatr bagian pengantar ini, kami lanjutkan dengan mengkaji As-
Sunnah sejak masa Rasulullah saw. sampai kepada perio de tashnif (6rliode
penyusunan hadits-hadits Rasulullah saw.). Hanya kepada Allah kami
memohontaufk.0
AS-SUNNAE*PADA IIASA
NABI SAIY.

A. Pengantar
Kita telatr mengetahui lingkungan tempat Rasulullah saw. hidup dan
jangka waktu yang beliau habiskan untuk melakukan dak\Mah yang suci.
Dal$rah itu merupakan tahapan pengajaran yang aplikatif dan dasaryang
kuat bagi bangunan kebudayaan Islamyang kokoh. Kebudayaan ini
sanggup mengubah wajah dunia dan memberikan sumbangan kepadanya
berupa nilai kebudayinn dalam berbagai bidang kehidupan.

Jika kita memperhatikan kurun waktu yang panjang-yang tidak lebih


dari seperempat abad, sejak permulaan dakurah Muhammad saw. sampai
beliau wafat-maka kita akan menemukan suatu madrasah besar dalam
suatu tatrap pendidikan baru. Pengarahan, pendidikan, dan pengajaran
siswa-siswa madrasah itu berada di bawah bimbingan Muhammad saw.,
materinya adalah Al-Qur'an dan As-Sunnah, dan siswa-siswanya adalah
para sahabatr.a..
Jika kita akan menilai praktik pendidikan ini berdasarkan tolok ukur
ilmiah, kita harus menggunakan metodemetode komparasi dan kajian
kependidikan. Dengan demikian, kita dapat mengetahui sejauh mana
keberhasilan madrasah besar itu. Seberapa banyak materi ilmu yang
diajarkan dapat diserap oleh para siswa. Upaya penilaian itu tidak akan
mencapai hasil kecuali dengan mengkaji segi kepribadian pengajar/
pendidiknya, interaksinya dengan materi dan risalahnya, hubungannya

Hadits Nabl Sebetun Dibukukan 51


59 Hadits Nabi Sebetun Dibukukan

dengan para sisw4 interaksi mereka dengannya, dan sejauh mana kesetia-
an dan komitnen para siswa terhadap sang pendidik dan materi pengajar-
annya. Dengan demikian, kita dapat mengetatrui sejauh numa para siswa
dapat menyerap materi ilmu yang diajarkan dan bagaimana nasib akhir
ilmu yang mereka terima dan secara bersama-sama mereka praktil<kan.
Sehubungan dengan itu, kita harus mengenal kepribadian Rasulullah
saw. yang berperan sebagai pendidik dan pengajar, memperhatikan
metode yang dipergunakannya dan memahami materi yang menjadi objek
pengajaran dilihat dari sisi hubungannya dengan lingkungan para siswa
dan kehidupan keseharian mereka. Kita juga harus memperhatikan cara
para satrabat menerima ajaran dari Rasulullatr saw., sejauh mana kesetiaan
mereka kepada beliau, dan interaksi mereka dengan syariat Islam yang
agung, l*rususnya dengan As.Sunnatr yang mulia Semua ini dimaksudkan
agar kajian kita menjadi kajian tematik dan terinci yang dapat menggambar-
kan AsSunnatr dengan sebenarnya
IGjian terhadap pendidik, materi, dan para siswa akan dapat menjelas
kan sejauh mana praktik pengajaran dan pendidikan itu mencapai hasil.
Sebab, ketiga unsur itu mempunyai pengaruh yang jauh terhadap pe-
matraman materi ilmu yang diajarkan dan seberapa lama materi itu dapat
bertahan di hati sanubari para siswa. Jika ketiga unsur ifu terpadu seciua
positif maka hal ini a}an membuatrkan manfratyang besar dan nyat4 dan
materi ajaran akan dapatlamabertahan di sanubaripara siswa. Sebaliknya,
jika ketiga unsur itu tidak terpadu dengan baik maka hal ini tidak akan
membuatrkan hasil yang baik, sedikit sekali manfratyang dapat diperoleh.
Materi yang menjadi objek pengajaran, pengkajian, dan penerapan juga
akan cepat hilang dari sanubari para siswa
Atas dasar ihr, pada bab ini kami berusatra mengkaji ketiga unsur ifu.

B. Rasulullah saw.
7. Pengaiu dan Pendidik
Ketika hendak menjelaskan derajatyang dicapai oleh Rasulullah saw.,
yakni akhlak yang mulia dan perilaku yang lurus, saya merasa tidak
nurmpu mengungkapkannya seqra tepat dan menyeluruh. Penulis mana-
kah yang dapat mengungkapkan asuhan Tuhan terhadap Rasulullah saw.
dalam seluruh pedalanan hidup beliau? Dan, sejarawan manakah yang
Bab l: As'sunnah pada *lasa Nabi saw, 53

dapat mengungkapkan secara tgntas seluruh kabar, yang kecil dan yang
besar, menyangkut diri beliau? Dapat dikatakan, tidak ada karya-karya
ilmiah tentang kehidupan seseomng yang dapat menandingi kar1la tentang
kehidupan Rasuhrllah saw. dalam berbagai bidang.
Selanjutrya, saya berusatra mengemukakan garis-garis besar kajian
kitab ini.
Allah telah memffi Muhammad saw. sebagai rasul-Nya,lalu mendidik
dan mengajarnya dengan asuhan-Nya agar ia dapat mengemban dan
menyampaikan risalah. Ia disiapkan dengan sebenar-benarnya oleh Allah
sehingga Al-Qur'an menjadi akhlaknya Ia ridha berdasarkan ridha Allah
dan ia murka berdasarkan murkaNyal Ia diuhrs unhrk menyempurnakan
akhlak. Maka ia bukanlah orang yang berbuat keji dan bukan pula orang
yang terpengarutr oleh perbuatan keji. Ia bersabda,

| €:V n.0\b
"sesungguhtrya yang terbaik di antara hamu adnlah ordng yang tubaih
2
ahhlahnya."

Ia lebih pemalu daripada anak gadis.3 Iftdka ia tidak menyrkai sesuafir


maka hal itu akan tampak di wajatrnyaa, dan ketika ia bergembirz, bersinar-
lah wajatrrya sehingga seakan-akan waiatrrya adalah belatran bulan.s Para
sahabat mengetahui semua hal itu.
Ia sama sekali tidak pernah dengki kepada seseorang dan tidak pernah
menjatuhkan hukuman demi keuntungan dirinya. Namun, jika suatu
larangan Allah dilanggar maka ia akan menjatuhkan hukuman karena
Allah.6
Ia adalah pemimpin manusia dalam hal alfilak dan muamalatr. Bagai-
mana tidak? Allah telah memilihnya sebagai teladan yang baik bagi dunia
dan memberikan wahyu kepadanya agar ia menjadi pembawa kabar

1 H"ditr yaog o-a dengannya diriwayatkan dari Aisyah. Uhat Sunan lbnu MaM: al-Ahl€m.
2 Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar r.a". Fatlwl-furi, hlrn. 385' iuz VII.
3 Diriwayatkan dari Abu Sa'id at-Hudzri , Fdltul-Bari, hlrn. 387, iuz VII.
4 Diriwayatkan melalui Syubah bin al-llayai, Fathul-Ban, hkn. 388, juz VII.
5ru*ufaa;,ttrn 3&1, juzVII.
6bia.,htrn. aA7,iuzMI, darihaditsAisyah mengenai hukumAlQur'an dan ajaran-ajaran Islam.
54 Hadits Nabi Sebclun Dtbukukan

gembira dan pemberi peringatan kepada mereka, sebagaimana dinyatakan


dalam firman-Nya

i,,J,$rA#o$66:tKEriA'{.rt
"Dialah yang mengutus hqada haum yangbuta huruf seorong rasul ili
antar a mereha, y ang membacahan ay at- ay at-Ny a hepada mereha, me-
nyucihan mereha dan mengajarhan hqada mereha Kitab dan Hihmah
(As- Sunnah) . D an, sesungguhny a mqeha sebelumny a b enar-b enar dalam
hesesatarn y ang ny ata." (a!lumu'ah: 2)

Dengan demikian, misi yang diemban Rasulullah saw. adalah misi yang
sulit namun agung. Ia menyampaikan ayat-ayatAllah kepada manusia,
mengajarkan agama kepada mereka, menyucikan dan menyelamatkan
kehidupan mereka. Berkaitan dengan itu, ia memiliki akhlak yang tinggi
dan berbeda dari manusia lain. Ia adalatr sosok pribadi terdidik rang luhur,
yang terefleksi dalam bentuk-benhrk moral tinggi yang memancar dari
keseluruhan perilaku diriryra yang terpuji. Untuk meyakini kebenaran hal
itu semu4 orkuplah bagi kita kesaksian Allatr. Dia berfirman,
'Dan, sesungguhrryakanuberur-berwr bqbudi peherti yorg agung." (aL
Qalam:4)
Dari segikeilmuan,Allah telah melaparlgkan dada Rasulullah saw. dan
mengajarkan hal-hal yang belum diketahuinfra Mak4 ia mencapai puncak
ilmu yang tidak dapat dicapai oleh manusia lain. Ia menjadi rujukan
pertama bagi kaum muslimin.
Ia mengetahui sejaratr bangsabangsa terdatrulu disamping pengetatru-
an tentang Ahlul-Kitab dan dikaruniai jawarni' al4alim, di samping ilmu-
ilmu lain yang berhubungan dengan kehidupan manusia Semua ihr dapat
diketatrui melalui penelusuran terhadap kabar-kabarnya dan perjalanan
hidupnya. Allah berfirman,

$,,K dY 4i{"'iK$iqv+TA$;';dt Jii


tu..Va{";fi|-rr6(s
Eab t: As'innah pada *lasa llabl sev. 55

" ...D an, Quga hareno) Allah telah manurunhan Kitab dan hihmah hrydo-
mu, dan telah maryaj arkan h ep adamu ap a y ong b elum hamu hetahui -
D an, adalah harunia Allah s angat b esar atasmu. " (an-Nisa' : I I 3 )

Dengan karunia Allah itu, ia mengetahui hukum AlQur'an sampai


sekecil-kecilnya, kemudian ia menyampaikannya kepada manusia dan
menjelaskannya dengan Sunnatrnya yang suci dan perilaku yang lurus.
Maka, ia menjadi pengajar pertama dan penunjuk yang benar dan dapat
dipercaya ke jalan yang lurus. Sungguh ia menjadi rahmat bagi seluruh
alam semesta-

2. Kominnen Rasulullah saw. terhadap Dal<wah


Komitnen pendidik terhadap materi pengajarannya mempunyai pe
ngaruh yang jauh terhadap daya serap para sisna karena materi itu almn
teresap di hati sanubari mereka. Oleh karena itu, saya merasa perlu
mengingatkan komifinen Rasulullatr saw. terhadap risalatr dan dalwatl
beliau agar kita dapat mengetahui penganrtrnfta terhadap pemeliharaan As
Sunnah yang mulia.
Tidak seorang pun meragukan batrwa dengan kehrlusan hati dan
segala kemampuannlra, Rasulullahh saw. telah menyampaikan risalatrNya
Dalam mengemban misi ihr, ia banyak mengalami penderitaan dan me
nemui kesulitan, namun ia tetap sabar unhrk menegakkan sendi-sendi
agama yang lurus dan lapang. Ia pun sering dianiaya sehingga harus
meninggalkan tanah tumpah darahnya. Sekalipun demikian, ia tetap
menginginkan kaumnya memperoleh hidayatr. Kemudian, Allah menyuci-
kan dan meringankan pikirannya dengan menjelaskan bahwa hidayah
mereka berada di hngan-Nya Allah berfirman,
'sesungguhnyahamu tidah ahan fupat manberi petunjuhhrpofo orang
yang hamu hasihi, tetapi Allah membei petunjuh hepada ordng yang
dih ehendahi-N y a, dan Allah lebih maryetalrui o r lng- or ang y ctn g mdu
menenma p etw$uh. " (alQashash: 5 6)

Allah menggambarkan kesempitan hati Rasulullatr saw. dalam usaha


memberi petunjuk kepada kaumnya- Dia berfirman,
"Maha, (apahah) baranghali hamu ahan membunuh dirimu hareaa
bersedih hati sesudoh merehaberpaling sehiranya mereha tidahbenman
56 Hdlts Nabt Scbclun Dlbukukan

kqado heterorym ini (Al-Quran). " (al-Kahfi : 6)


Ketika tiang-tiang Islam telatr tegak, kekuasaannya telah kokoh, dan
negara Islam telatr berdiri, Rasulullah saw.-sebagai pemimpin yang selalu
rnemberikan pengarahan, kepala yang selalu memberikan bimbingan,
orzulg berilmu yang selalu memberikan pengajaran dan fatwayang benar-
terus mengembangkan misi dakwatrnya denga;r jiwa yang suci dalam
rangka menunaikan amanatr (Allah). Maka, ia menghabiskan usianya
untuk berdakwah kepada agama Allah, memberikan pengajaran, dan
memberikan petunjuk. Ia mencintai para sahabatnya dengan sebenar-
benarnya Ia selalu bersama merek4 pada saat susatr maupun senang.
Selain itu, dirinya telah terpadu sepenuhnya dengan risalatrnya dan ia
merasa berbahagia dengan misi dakwah yang diembannya. Ia adalah
sebaik-baik orang yang perjalanan hidupnya dapat dijadikan petunjuk
dalam berbagai bidang kehidupan. Ia benar-benar teladan yang baik bagi
para satrabat. Mereka hidup bersama beliau, melihat dan mendengar
segala hal mengenai dirinya. Mereka mengehhui semuany4 baik hal yang
besar maupun kecil, kemudian mereka menukilnya kepada kita dengan
iktrlas dan teliti.

3. Sikap Rasulullah saw. terhadap llmu


Wahyu yang pertama turun kepada Rasulullatr saw. adalatr beberapa
ayat yang mengarahkan perhatian manusia kepada aktivitas belajar dan
memerintatrkannya membaca. Allah menegaskan hal itu dengan flrmalt
Nva
"Bacalah ilangan (maryebut) namd Tuhanmu Yang Menciptakan." (al-
'Alaq: l)
Al-Qur'an menyeru kepada aktivitas belajar, mendorong manusia
menunfut ilmu, dan menjelaskan derajat ulama (orangorang yang ber-
ilmu).AlQur'an memotivasi orangorang yang berakal unhrk merenung-
kan ayat-ayatAllah dan segala karunia-Nya Di antara ayat-ayatAl-Qur'an
yang menerangkan hal itu adalatr,
"...Katahanlah, 'Adahah sama orcmg-orang yrrng mengetahui dengan
orang-orangydttgtidahmengetahui?'Sesungguhnyaorangyangberahal-
lah y ang dap at menenma p elal or on. " (azZrtmar : 9)
Bab t: As-Swnah pada *lasa Nabi saw, 57

"AllahmenyatahanbahwosanyatidohadoTnhan(yangb*hakdken$ah)
melainkanDia,Yangmenegahhanheadilan.Paramalaihatdorororg-orang
y ang b enlmu Quga mary atahan y ang ilemihian itu) . .. :' (Ali Imran: f 8)
"...Allah ahan meninggihan orang-orangyangberiman ili mrtaramu dtn
orang-orang yang diben ilmu pengetahuanbeberapa derajat...." (al-
Mujaadalah: ll)

Al-Qur'an juga memberikan motivasi untuk bertanya kepada ulama


sebagaimana dinyatakan dalam firman-Nya

.maha b ertany alah hqaAa or ong y dng mmrpurry ai p engetahuan,


" .. jiha
hamu tidnh maryetahui." (an-Nahl 43)

Dan, mewajibkan penyebaran ilmu serta menjelaskan hukum-hukum


Allah, sebagaimana dinyahkan dalam firman-Nya,
"Dan (ingatlah), ketiha Allah magambil janji dan ordng-orangydng
telah dibei hitab (yaitu), Tlendnhlah hamu maneranghan isi hitab itu
hepada manusia, dan j angan hamu meny embuny ihanny a. ..' " (Ali Imran :
.

r87)
AlQur'an pun memberikan motinasi unfirk belaiar dan mengajar.
" ...Mengapa ndnh peryi dan tiaytiap golongan di antar a merelu b eb er ap a
oranguntuhmemperdalampengetahrnnmerehatartangagamadanuntuh
mertben penngatan hepada haumnya apabila mereha telah kembali
kqadany a, suw a mereha itu dopat menj aga iliriny a. " (at-Taubah : 122)

Bahkan, Al-Qur'an mendorong unhrk terus menarnbah ilmu, seperti


dalamfirman-Nya,
"...ddn hatakanlah, 'Ya Tnhanhu, tambohkanlah hepadahu ilmu pe-
ngetahuon."' (Thaha: I 14)

IGrena keterbatasan tempat kami tidak mengemukakan semua ayat


AlQur'an yang berbicara tentang ilmu, aktivitas pendidikan, dan ulama.
Yang terpenting adalah kita mengetahui sikap Rasulullah saw. terhadap
ilmu, motivasi beliau unhrk menunfirt ilmu, dorongan beliau kepada ulama
dan para penunhrt ilmu untuk giat melakukan aktivitas belajar-mengajar
karena hal ini berpengaruh jauh terhadap pemeliharaan As-Sunnah di
58 Hadtts Nabt Scbctun Dl0/ttkukan

samping AlQur'an. Apa f"ang akan kami kemukakan berikut ini haryalatr
ibarat setetes dari airbah.

a. Anjuran Rasulullah saw. untrk Menuntrrt Ilmu


Rasulullah saw. menjelaskan kedudukan ilmu dan memberikan motiva
si untrrk menunfi,rtnya. Beliau bersabda
"Barorgsiqa dihehendakibaik oleh Allah, maha Allah ahmmembuitrya
ilmutentangagama.'7
" Safir or arlrgy ang b uilmu lebdh (diuhuti) oleh setan danpada sutbu or ang
(ahli) ibadoh." 8

Beliau menjadikan ilmu sebagai salah satu sendi kebaikan dan pem-
beda manusia satu dengan lainqra Beliau bersabda

f)..,,)i ; r)Vibvi ci)Wb:rl;"6i h


$5*,s1
"Mutusio itu (ibarat) barangSarang tambang. Yang terboih ili antara
moeha p ado (nusa) j ahiliah adaloh y ory tub aih ili orar a mereha p ada
futas) lslam, jiha merelu benlmu." e
Beliau menjadikan kegiatan menurut ilmu grara' rcng dibufirhkan oleh
omng Islam unfuk menegaHran urusamrrusan agamanya sebagai suatu
kervajiban atas orarlg Islam. Beliau bersabda

4*"i JLWiriri LitF


7 Hadits itu diriwayatkan oleh Imam Alunad dari Abu Hurairah dalam Mu,owd*rya,hlm. 180,
hadib ke7l93, iuz Xtr dengan sanad yang sahih. Juga dirirvayatkan oleh ath:Thabrani dalarn asrr-
Stcatl dengan rijal hadits sahth. Dlrrrt Maiila' u-tuunid, hluar. l2l, iuz l dur Surcn lbw Maidt,
hktu 49, juzL Haditsihr jugadikeluarkanoleh Buliduri ddamkitabSLctr&-nyapadabanyaktempat
secara musnad dur mu'alh4 deruan dibaca iovn.Makaiadihukumi sebagai hadits musnad.
8gaditsit, diri*ayatkanoleh Ibnu Mqiah, hlrn 50, juz I dan disebutkan oleh IbnuAbdulBarr
dalun Jami' fuyan al:Ilm sebagaimana dilaluarkan at-'Trmidzi.
9 Hadits ihr diriwayatkan oleh ImamAtrmad dariJabir bin Abdufiah.UlntMaina'al-tuunid,
hlm. 121, juz I. Ia berkata "Rijal hadits itu adalah rijd hadits sahih."
Bab l: As-Sunnah pada liasa Nabi saw. 59

r0
"Menttntut ilmu itu w ajib atns setiap muslim."

Adapun ilmu-ilmu lain, yang dibuxrhkan oleh kaum muslimin dalam


kehidupan mereka, termasuk fardu kifayah. Artinya, seluruh umat mus
limin akan berdosa jika fidak ada seorang pun di antara mereka yang
menekuni suatu jenis ilmu, padahal mereka membuhrhkannya. Mereka
tidak dapattertebus dari dosa sehingga mereka memenuhi kewajiban ifir.
Selain yang tersebut di atas, beliau menjadikan ilmu termasuk hal yang
harus dicitacitakan dan diperlombakan di gelanggang perlombaan. Beliau
bersabda

,,5J1;"1bivu yr,#te\\GyF
ii, I iii

4r*;-,;rQ"u?i:ri; ,"^kh r;uf ,ir?i ,;,


-Tiilah boleh hasudti kecuoli mengenai ilua hal: (yaitu) orangydng
diharuniai hartabendo oleh Allah hemuilian ia menggunakan hartanya
sampaihabis di jalanhebenaran (al-haq), don orang diharuniaihihmah
(ilmu) oleh Allah hemudian ia mengamalhannya dan mangajarhannya
&qdooranglain).'rr
Rasulullah saw. memberikan motivasi kepada kaum muslimin agar
mereka memiliki posisi dan peran dalam ilmu. Beliau bersabda,

a ""rvt ,F.l;*-,')i t*'ri ti:;'ri tlc :;fF


{
b enlmu atau or dng y ang b elai ar, atau or lng
"J adilah hamu or ang y ang
y ang mdu mandengarhan (ilmu), atau orang ycrng mencintai (ilmu), dan

lO Sunan Ibnu Maiah,hlm.50, juz I. Hadits ih diriwayatkan oleh Anas dari Rasulullah saw..
ll MusnadlnamAhmad,dariAbdullahbinAbbas, hlm.78Haditske4109, juzM dengansanad
dan sahih. Hadits itu diriwayatkan oleh alBukhari dan Muslim. l)hatjugaJami' kyan al:Ilm,hlm.
17, jgzl.Yang dimaksud dengan hasud adalah alghibthah, yaitu seseorang menginginkan sesuahr
yang sama dengan oranglain. Adapun hasud adalah seseorangmenginginkan hilangnyanikrnatdari
orang lain dengan harapan berpindah menjadi miliknya Hasud yang demikian diharamkan dalam
Islam dan Rasulullah saw. melarangnya.
60 Hadits Nabi Sebetun Dibukukan

j anganlah hamu menj adi or ang y ang kelima. maha hamu akan }irnasa. " 12

Atha' berkata, "Ma'sar berkata kepadaku,'Engkau menambahkan


orang kelimayang tidak adapada riwayatyang kami terima Yang kelima,
yaitu engkau membenci ilmu dan orangyang memiliki ilmu.'"
Rasulullah saw. selalu mendorong para sahabatnya mematrami per-
soalanaersoalan agarna memerintahkan mereka.menanyakan segala hal
yang tidak mereka ketatrui, dan melar:ang mereka memberi fatwa tanpa
landasan ilmu.
Hadits riwayatAbdullah bin Abbas: seseorang terkena luka pada rursa
Rasulullah saw. kemudian ia bermimpi keluar air mani. Oleh salatr seoftrng
satrabat ia diperintatrkan mandi. Setelah mandi, orang ifu meninggal. Berita
tentang kejadian itu sampai kepada Nabi saw. maka beliau bersabda,

{ rJrilt"?iit+'Jli'ff rr hti*orr ;i; }


"Merehd membunuhnya! Allah ahan membunuh mereha. Buhonlah
peny enbuh hebodohan ailolah berta ny a? " 13

Motirrasi Rasulullah san. kepada para sahabatnya tidak hanya terbatas


pada menunfut ilmu syara'yang bersumber dari AlQur'an dan AsSunnah
yang suci. Beliau juga menyeru mereka menunfut ilmu-ilmu yang ber-
manfaat bagi kaum muslimin. Ketika pertama kali datang ke Madinah,
beliau mendengar lebih dari sepuluh suratAl-Qur'an dibaca oleh Zaid ibn
Tsabit, padatral usianya masih sangat belia. Beliau kagum akan hal ini dan
memerintahkan Zaid mempelajari bahasa Yahudi. Beliau bersabda

L2 Maima' az-hwaid,hlm. 122, jnzl. Rijal hadits ihr dapat dipercaya Hadits itu diriwayatkan
oleh ath-Thabrani dalam tiga kitab muJam dan oleh al-Bazzar.
L3 Musnad Imam Ahmad,hirrl.2z,hadits ke-3057, jttzY, dengan sanad sahih. Abu Daud
mengeluarkan hadits itu dari Jabir bin Abdullah, ia berkata "IGmi sedang dalam suatu perjalanan.
Salah seorang di antara kami terluka kepalanya kemudian ia bermimpi keluar air mani. Ia bertanya
kepada para sahabat, 'Adakah rukhshah keringanan'bagiku dengan bertayamum?' Mereka
menjawab, Tidak ada rukhshah bagimu. Gunakanlah air unhrk berwudhu.'Kemudian orang itu
mandi tetapi tidak lama kemudian meninggal dunia IGtika karni datang kepada Nabi saw., kami
memberitahukan kejadian tersebut Beliau bersabd4 Mereka membunuhnya, Allah akan mem-
bunuh mereka Mengapa mereka tidak bertanya jika mereka tidak tahu. Sesungguhnya penyembuh
kebodohan adalah bertanya. Cukuplah bagrnya bertayamum dan membalut lukanya kemudian
mengusap atas lukanya ihr dan membasuh seluruh bagian badannya yang lain.' " lthat Sarnn Abu
Daud,hlm.82,inzl.
Bab t: As-Sunnah pada *lasa Nabi saw, 61

cP il (h
. o l, t .'=
;" ))#- Ul 6 n L oY;fraq
(;*t
"Hai, Zaid! Belajarlah unfithhu tulisan bangsa Yahudi oleh harena, demi
Allah,ahutidohyahinbangsaYaltudi(dapatmanahami)tulisanhu."

Dalam suahr riwayat yang lain dikatakan,

f*r;ri * fsu/'oi -l-G f a *f eF


44't:"';rt &;
" Ahu menulis (sur at) hrp ada suatu haum. Ahu khaw atir mereha menam-
b ahhan atrrs (tulis an) -hu atau mengur anglny a. Maka b elaj arlah b ahas a
Sury ani. " Zaid b erh ata, " Kemuilian s ay d memp elaj ariny a selama tujuh
belashai." ra
Rasulullah saw. banyak memanjatkan doa kepada Allah, sebagai
berikut

g"\,t-?! ui'$ *'a+i'-;f G\";liY


{&Y fA3&\*;)
"Ya Allah, ahu mohon perlindungan hepada-Mu dan ilmu yang tidah
bermanfad, doa yang tidah didengar, hati yang tidah hhusyu dan jiwa
y ang tidoh merasa hmy mg (Wat)." "

Rasulullah saw. menyebut ilmu termasuk tiga hal yang pahalanya tidak
terputus setelah seseorang meninggal dunia. Beliau bersabda,

L4 farilh Danyiq karya Ibnu Asakir, hh 2s0 dan 281, juz VI, dnThabqat lbnt fu'd,tlm.
II. Untuk menambah penjelasan, lihat kihb kami Zaid Ibnu Tsabit, hlrn 4 darr 17 .
115, bagian II, juz
15 Saaan lbnu Majah, hlrn. 56, juz I, dari Abu Hurairah. Hadits yang sama dikeluarkan oleh

Zahir bin Harb dalam l(tab a!'Ikn dari Anas. Lihat l(tab al-'[nt, hkn. 1{X.
69 Hadits Nabi Sebetun Dibukukan

'61 :;t;1i r-'rt lt lk 'pt St;yr '-u r:1 p


-
'r.
( y4 *uPt
/ liolc, tt. o(t.o, t'.'ot
il rr o& y,C?" *'riire Y:r}
"Jiha seseorangmeninggal dunia maha tuputuslah amalnya, hectali ttga
hal: sedehah janyah, ilmu yang dimanJaathan sesudahnya, atau anah
saleh y ang b erdo a hep adarry a. "
16

Demikianlah, Rasulullah saw., menjelaskan kedudukan ilmu dan


memotiyasi para satrabatn)ra serta kaum muslimin unfuk menunhrt ilmu.
Tidak hanya ifu, bahkan beliau memerintatrkan mereka untuk menyampai-
kan ilmu yang mereka miliki kepada orang lain.

b. Motinasi Rasulullah saw. untrk Menyampaikan Ilmu


Tujuan akhir ilmu adalah agar dimanhatkan oleh parapemiliknya dan
dengan ilmu itu mereka memberi manfrat kepada orang lain. Tidak ada
manfaatnya ilmu yang disembunyikan atau pengetahuan yang berada di
hati para ulama yang sedikit pun tidak dapat diperoleh orang lain.
Rasulullah saw. memerintatrkan penyebaran ilmu dan menghararnkan
tindakan menyembunyikannya Hal ini beliau tegaskan dalam banyak
kesempatan dan disaksikan oleh beribu-ribu kaum muslimin. Ibnu Mas ud
berkat4 "Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda

qP +,- 3ry
6
,,
t -. ) -yz,l
e
, l
/
l.,u
z I
. t.o .,
u{/> v'?i;\\t;;Y
{f''a'd*i *
'Allah menyinan orang yang mendengdr hadits dan hami, hemudian ia
menghaJalnya sehingga ia menyampaihannya (hepada orang lain).
Banyah ordng y ang morcnma (haditshu dari ordng lain) lebih hafal
danpado orangyorng Aangsung) mandengar (danhu).' " 17

L6
lami' Bayan al:Ilm,hlm.15, juz I dari Abu Hurairah. Hadits yang sama diriwayatkan oleh al-
Buklnri (dalam al-Adab), Muslim, Abu Daud, arrNasai, dan at:Tirmidzi.
L7 utnad Imam Nmad, hhn. 96, hadits ke4157, juz VI dengan sanad sahih. Diriwayatkan
prla oleh at:Tirmidzi, Ibnu Maiatr, dan Ibnu Hibban.
Bab l: As-sunnah pada *lasa Nabi saw, 63

Hadits di atas adalah hadits masyhur. Sanad hadits ihr sangat hanyak
dengan redaksi yang hampir sam4 di antaranya sebagai berikut

4-t9 J- b z^Jt,f,L;
. (). t)j Uu',y
r ;'ri _81 ui,y
(^l .-;i';A J\*yvqt
"Banyah orang y ang menenma 1railitshu dan orang lain) lebih hafal
danpado or ang y frig Aangsung) mandengar (danku) ; b arry ah or ang y ong
membawa ilmu tiilah memahami (ilmu yang dibawanya) dan banyah
rB
orang merrbawa ilmu kqado orornglain yanglebrhbenlmu ilnnny*"

t;;tt^f,i ioo; G)A ?(*ht';;Y


;yn Jrt- q') { 4t Y, hc ti, q;x.
;v\',y'it J;W'l;t ,li {ii'r1'; e;llr

bp*U;;i?'t;t y\t6ri *%|Y't?N.;;


(et"'ub'ft iV;
"Allah menyinan hamba yang manilengar perhataanhu, hemuilian ia
marglnf alny a dmr b enkutny a ia many amp aihanny a k p do or ang Aain)
yang tidak mendengarnya. Banyah ordng yang membawa ilmu tiilah
memohami (ilmu yang ilibawanya) ilanbanyah orang membawa ilmu
hrpofu orangyanglebihbenlmu donnya. Tigahal yang (manbuat) han
orang muhmin tidah terbelenggu padnnya, yaitu ihhlas beramal harena
Allah,taathqadapemturpin,dnnfidohmaringgalhan jamaah.Olehhorena
j iha aryhau b qdokw ah hrp fu mereha, maha dahw ah itu adnlah urfiuh
orang-ordngdibelahangmereha(orangyangtrdahmailengarlangsung)."

18,qHo* wa at-Ta'dil,hlm. 9, 10, dan 11, iuz I. Uhatiuga Snzc t lbnu Maiah, hlm. 8434, iuz I,
danJami' Bayan al:Ilm,lim.39, juz I, diriwayatkan dartZ:lid binTsabit
64 Hadits Nabi sebelun Dibukukan

Rasulullah saw. bertabfu kepada delegasi yang diutus untuk meng-


hadap beliau agar mereka membawa Islam kepada kaum mereka dan
mengajarkan agama kepada mereka. Misalnya, ketika delegasi Abdul Qais
datang menghadap, beliau bertanya, "Siapa orang-orang ifu?" Mereka
menjawab, "Rabi'ah." Beliau berkata, "Selamat datang, kaum (delegasi)
dengan tidak usatr malu-malu atau menyesal." Mereka berkata, "IGmi
datang kepadamu (cU! dt)" dari jarak yang jauh. IGmi tidak bisa datang
kepadamu kecuali pada bulan haram, maka perintahkanlah kepada kami
tentang sesuafuyang akan karni sampaikan kepada kaum kami dan dapat
memasukkan kami ke dalam surga" Maka beliau memerintatrkan mereka
untuk melakukan empat hal dan melarang mereka dari empat hal. Beliau
bersabda,

€;tri u {t}r, i'ra;;r,


'Pelihoralah don sampaihanlah ia hepada oronf-oroi ilibelahangmu
' (haummu1."zo

Rasulullah saw. tidak menyia-nyiakan kesempatan tabligyang mungkin


dilakukan pada saat itu. Beliau memanfratkannya untuk menyampaikan
Islam. Beliau mengirimkan para utusan, berkirim surat dan mengeratrkan
para amir dan qadhi untuk menyampaikan Islam. Beliau menjadi contoh
yang baik dalam hal penyebaran risalah dan penyampaian amanatr.
Beliau melarang menyembunyikan ilmu. Sabdanya
,O , ,'.
?-f- )v u .t-LL
O
'diL;tr ,J9 f PVY
\z' l.
o
c / .t t o z \

,
A
\/
ut;:i
'.

19
Demikianlah kata-kata yang mereka gunakan.
20
Fathul-Bari, hlrn. 194, juz I. Hadits selengkapnya sebaeai berikur Rasulullah saw. memerin-
tahkan unhrk beriman kepada Allah semata- Beliau bertany4 Tahukah kalian, apa itu beriman
kepada Allah semata?" Mereka menjawab, "Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui." Beliau
menjelaskan, "(Yaitu) bersaksi bahwasanya tiada hrhan selain Allah dan Muhammad addah uhrsan
Allah, mendirikan shalat" menunaikan zakat berpuasa Ramadhan, dan (kalian) memberikan
seperlima dari harta ghanimah...." Beliau bersabda, "Peliharalah ia dan sampaikanlah kepada
kaummu."
Bab l: As-Sunnah pada *lasa Nabi saw, 65

"Barangsiapa ditanya tentang ilmu, hemudian ia menyemburryikannya,


2r
maha ia dibelatggu dangan b elarggu don api ner aha padn han kiamat."

Diriwayatkan dari Abu Hurairatr, ia berkata bahwa Rasulullah saw.


bersabda,
t.
t , ) z ),
y.,uG) p
Lii,JJ U
l--,J9) L:,
'+&*$Py
,o
6rra//
o . ) o r, l. /.
{
A)A oj>'r
,Y- e vu
"Perumpamann ordng yangbelajar suttu ilmu hemudian ia tidah me-
ny amp aihanny a hep ado or ang lain, adolah sep ertt or ang y ang diharuniai
hartabeniholehAllahhanudianiamaryirnpdnnya(manumpuh-nutnpuh-
22
ny a) dan tidah mendermahanny a."

Hadits Rasulullah saw. di atas semakna dengan firmanAllah,


"...Dan, orang-orang yang menyimpan emas don perak don tidak mauJ-
hahhannya pada jalan Allah, maha bentahuhonlah hepada mereha
b ahw a mereha ahan mafiipat) sihsa y ang p edih, p ado han dtp onashan
emas dan p er ah itu dolam ner aha J ahanan, lalu dib ahar denganrry a ilahi
mereha, lantbung don punggung mereka, Aah dihatakan) hq afu mereht,
'Inilahhartabenddmu ydnghamu simpan untuh dinmu sendin, maha
rasahanlah seharang (ahibat dan) apa yanghamu simpan itu.' " (at
Taubah:34-35)

c. Kedudukan Ulama (Para Pengaiar)


Para ularna memperoleh keutamaan karena Rasulullatr saw. adalah
pimpinan mereka dan orang pertama yang membawa panji pembebasan
dari kebodohan dan kesesatan. Beliau menjelaskan kedudukan ulama
melalui sabdanya,

{:!tr' a3;r^aiiy

2L Mus*d Imam Ahmad, hlm. 5, hadits ke7561, juz XIV, dan hkn. 84, hadits ke7930, iuz XV.
22
AbJamf fi,Ahhlaq aLRawi,*lab al-Sami',hlm. 71: b (v).
66 Hadits Nabl Sebelun Dibukukan

" Udmo itu pau ans par a naAt." B


Beliau mendorong kepada umat Islam unhrk menghormati ulama dan
mengetatrui hak-hak mereka Beliau bersabda,

Uf't u:;}?'j:rt:XUtA &ta df


,t/zl o z o. \

4;L qryr.
"Tidnhlah termasuh umathu or(mg yang tidoh menghormati yang ata don
ndah maryasihi yangmudo di antarahami dan GiaoU pula) margetahui
hah orangalim benlmu) di antarahami." 24

Orang yang berilmu mendapatkan patrala di sisi Allah sebagaimana


penunhrt ilmu juga mempunyai bagian pahala di sisi.Nya. Mengenai hal ini
Rasulullah saw. bersabda

( i'!' ,e)K"f Fttil,d h


"Orangyangbenlmudanorangyangbelaja;keduonyabersehutudalam
pahal4." 25

Beliau jugabersabda,

6:i)t-+i;,,5; 'lt {';*.pi&y


{r9i
23 Majma' az-fuwaid,hlm. LZl, juzl, diriwayatkan dari Abu ad-Darda', ia berkata "Lllama ihr

pengganti para nabi," dan dari Abu ad-Darda' dalam as$nzaa, " Ia berkata "Hadits itu diriwayatkan
oleh at-Bazzar dan rijal hadits itr dapat dipercaya"
24 Maima' az-Zawaid, hlm. f27, juz I. Hadits itu diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan ath-
Thabrani dalam kitab al-IGbir dan isnadnya sahih.
Jami' Bayan al:Ilm wa Fdttlk,hhr,.8, jnzldari hadils panjangyang disebutkan oleh Ibnu
25

Abdul Barr, dari Abi Umamah al-Bahili, dari Rasulullah saw..


Bab t: As-Sunnah pada llase Nr0i srw. 67

"Pengajar hebaihan itu akan dimintahan dmpun k pado Allah) oleh


se gala s esudtu, termasuh ihan-ihor y ory adn di latttan. "26

d. Kedudukan Penuntrt Ilmu


Di antara keistimewaan Islam adalatr bahwa amal perbuatan yang
dilakukan oleh orang Islam, yang bermanfaat dan baik unfuknya, alran
mendapatkan pahala di sisi Allatr, termasuk menunhrt ilmu. Rasulullah saw.
bersabda,

i-k)f (b'elif vt U;)1*-:-ii jt$ouy


4.1'L. eG
ue ;k d trs
"Barangsiapapagr-pdgtkehnrmaujuhemasjid"iatrdnhbqmalstdselatn
untuhbelajarhebaihanatrumengajarhannya,mahaiamanpaolehpalula
squtr pahala or ang y dng menunothan ib adoh hoi i secar a sempurna-'27
Dalam suatu riwayat dikatakan,

(
'r't
J; e.r-Jiil*.3,rF
'...mahthe&duhannyasamadenganorongyangberluangdiialanAllah."a

,7\t'atr t'3kr;G*'JbUry lt
4J dll
zA
J,

26 Mai*o' az-Zawaid, hhn. 124, iuz I. Hadits itu diriwayatkan oleh ath:Thabrani dalam d-
Ausath. Dalam hadits itr terdapat Isma'il bin AMullah bin Zararatr yang dinilai tsiqah oleh Ibnu
Hibban.Az-Azadi berkata "Haditsyangdiriwayatkan Ismailadalah mungkar." PenilaianaaAzadiini
tidak perlu diperhatikan karena rijal hadits vang lain adalah sahih, dari Jabir bin Abdullah.
27 Moi-o' ar-Zawaid,hlm. L}3,iuzl, Hadits dengan susunan kata pertama diriwayatkan oleh

ath-Thabrani dalam atlGbir dariAbu Umamah dan rijalnya dapatdipercay4 dan haditsdenganre
daksi keduajuga dikeluarkan oleh ath:Thabrani dari Satrl bin Sa d yang di dalam sanadnya terdapat
Yahub bin Hamid bin lksib rng dinilai tsiqah oleh alBukhari dan Ibnu Hibban. Namuru ia dinilai
dhaif oleh an-Nasa'i dan lainnya Dan, penilaian dhaif itu hanya berdasarkan frkta batrwa Ya'qub
pernah dijatrhi hukuman had, sedangkan ia benar-benar mendengar hadits inr. Maina'u-fuuniL
trlrn 123, juz I, dan lihat Szaa n lbnu Maiah,hltrt Sl,ilr-l; danJami' Bayanil:Ilm, hlm. 33, iuz L
28 n;d.
68 Hdlts Nabl Sebclun Dlbukukan

'Ht ti i, t'3 * ri':* Jb'4b y )


&\i o'!r
"Barangsiapa menunfitt ilmu hemudian ia mardapathannya, maha Allah
akor meutlis baglnya dua hali lipat pahala. Dan barangsiapa menuntut
ilmu hemudian ia tidah mendapatkannya, mahd Allah ahan menulis
2e
baglny a satu pahala."

',>J l,v *'pr J/i i,);Lili ;; | r';1

4.ty
"Jihakanatiandotanghqailopauntutilmudaniadalamkeadoansedmg
menunut ilmu, malu ia matr sy ahid."
N

Seringkali keutamaan ilmu itu melebihi keutamaan ibadatr, sebagai-


nuna sabda Rasulullah saw.,

4 L'r,rti,/-'nt !\i r;qi,P U ? d6i J:, F


' Kantamaan ilmu ittt lebih baih danpado hzutamaan ib ;doh, dmr p aryar-
3r
ihli agamaadalah sihap wara'."

Kedudukan para penuntut ilmu menjadi sangat jelas dalam hadits yang
diriwayatkan oleh Abu Hurairah dari Rasulullah saw. batrwa beliau bersabda,

6* r, tj h t5i, * *'".,rd-erb'$Lcr F

D Maima' az-Znwaid, hlm. 123, iuz I. Diriwayatkan oleh ath-Thabrani dalam d-IGbir dari
Iyailah bin al-Asqd. Rijal hadits iht dapat dipercaya
N
Jami' Bayan al:Ilm wa Fadlttrlr, trlm. 3f , juz I. Diriwayatkan oleh al-Bazzar dari Abu Hurairah
danAbu Dzarr.
31 frA., nm. n,fuzl. Diriwayatkan oleh aLBazzar dan ath-Thabrani (dalam al-Ausath) dan al-
Hakirrt
Bab t: As-sunnah pada llasa Nabi sav, 69

o' o /
JJU$t -"-*.e # r-t'i"i y;o,tGs r*l JL , ,oL .,to
.- lo, ) c l) o o. , ,..

**juSirW '.J; rL;;rtlo--t ;ut ."q


o // ,.
o
-R. A$ I
o /
lzz
i , 122., '^k5\i
i:;t;f frr-rL-')t
o

fi, )J

6il'"rL/;'f Lkyi;f
"Bar angsiapn menanpuh suatuj alan untuh mencari ilmu maha Allah ahfri
memudnhhanbagytya jalankesurga,dnntidaklahsualuhaumberhumpuldi
rumahAlloh,merehamembacaKitahAllahdanbersama-sanomemrylaian-
nyq heanli mereha akan moilnpathan sahiruh (h.aenangan), iliparuhi
oleh rahmat, dan ilthelilingp oleh malaihat don Allah menyebut merelu
hqada mereho yang ada disisi-Nya. Dan, barangsiapa tiihh iliperoleh
melalui wnalny a maha tidoh dapat dip ercepat horena hentrunuvty *"
32

Shafwan ibn Asal berkata, "Saya datang kepada Nabi saw., beliau
sedang berada di masjid duduk di atas kain berwarna merah milik beliau.
Kemudian saya berkata Wahai Rasulullah, saya datang hendak menunhrt
ilmu.'Beliau bersabda

4kli%)-b,''
_ tdtt
ayb,o\,
u
pi ;p.e|y
gl-"*Jl l-.il+- _- I-TX.'fr;.X'.-S'|'V, ti;;.:U
. o ,o/

{ LrE a,W,ye'nt
'S elanat datang p enuntut ilmu. S esungguhny a p enunttt ilmu itu ahan dihe'
lilingtr oleh malaihat daryan say d? sr,y aryy a, hemtilun seb agian don mer e'
ha menaihi sebagpan yanglarn sehingga mereha samryi di langpt dunia ili-

32 Mturrad l^am Ahmad, htrn. f61, hadits ke742l, iuz)oII, dengan sanad sahih. Hadits ihl

diriwayatkan oleh Muslim, Abu Daud, at:T"rmidzi, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban. Hadits !,ang sarna
terdapat dalam Majma' cz-fuwaid,hlm. lZ2,iuzl dan Sunan lbnu Maialt, hlrn. 51, juz I.
70 Hadits Nabi Sebetun Dibukukan

sebabhanhecintaanmerehahepadaapayangdicanolehpanuntutilmuitu."'33

Suafu riwayat dengan menggunakan redaksi, "Disebabkan kecintaan


mereka kepada apa yang dicari oleh penuntut ilmu itu."34

e. Wasiat Rasulullah saw. kepada Para Penunhrt llmu


Diriwayatkan dariAbu Harun al-Abdi, ia berkata, "IGmi datang kepada
Abu Satd al-Hudzri, ia berkata'selamat menerima wasiat Rasulullah saw.''
Ia (Abu Harun) berkata "IGmi bertany4 'Apa wasiat Rasutullah saw.?' " Ia
(Abu Hartrn) berkata batrwaAbu Said al-Hudniberlatz "Rasulullah saw.
bersabda kepada kami,

et*;7 €p c_.6 rl F
t/92lo
o. ?. . tn
l:!i c ,-" d-i+l
{.,;r:, ftt ;#;l$ €'5,;
'Sesungguhnya ahan datang sesudahhu suatu haum yang menanyahan
hqadamu tantang hadits furihu- Maha, jiha mereha datang hepadnmu
maha perlahuhanlah mereha ilengan baih d,an sampaihanlah hadits
hqfumereha..'" 35

Menurut suatu riwayat, jika Abu Sa'id al-Hudzri melihat seorang


pemuda maka ia berkata, "Selamat (menerima) wasiat Rasulullah saw..
Beliau berwasiat kepada kami agarkami melapangkan tempat duduk dan
mengajarkan ilmu kepada kamu sekalian karena kamu adalah para peng-

fi Maima' az-Zawaid,hlm.131, juz I. Diriwayatkan oleh ath:Thabrani dalam +Ikbir dan rijat
hadits ihr sahih. Dan lihat al-tarh wa at-Ta'dil,hlrn. 13, juz I.
Y n;a.
35
$araf Asf,lhab al-Hadia,lim. 75: alif d ). Hadits itu diriwayatlan oleh al-Khatib alBaghdadi
melalui sanad sebagai berikul "Saya Abu Umar Muhammad bin Muhammad bin AIi bin Hubaisi at-
Tammar; bercerita kepada kami Abu Ali Isma'il bin asshafhr dengan cara mendiktel; bercerita
kepada kami Muhammad bin Ali as-sarakhsl bercerita kepada karni Ali bin Ashim; bercerita dan
memberitahu kepada kami Ali bin Muhammad bin Abdullah bin Bisyran; bercerita kepada kami
Abu Umar Utsman binAhmad ad-Daqqaq dengancaramendikte; berceritakepadakamiAbu Bakar
Yahya bin Ja'hr al-Wasithi; memberitahu kepadakami Ali bin Ashirn; memberitahu kepada kami
Abu Harun alAbdi, dan lafal hadits itu bagi Ibnu Bisyran.
Bab l: As-Sunnah pada *lasa Nabi saw, 71

ganti karni dan pengemban hadits setelah kami." s6


Dalam riwayat yang lain dari Abu Satd al-Hudzri dari Rasulullah saw.
bahwa beliau memerintahkan mereka unhrk menyambut para penunfut
ilmu. Kemudian, Abu Sa'id al-lftudzri berkata, "Akan datang kepadamu
banyak kaum unhrk menuntut ilmu.Jika kamu melihat mereka, katakan-
lah, 'Selamat (menerima) wasiat Rasulullatr saw. dan berilatr htwa kepada
mereka."'37
Dalam satu riwayat dikatakan, "Sesungguhnya mereka, para penunhrt
ilmu, akan datang kepadamu dari berbagai penjuru bumi untuk mendalami
agama. Jika mereka datang kepadamu maka berwasiaflatr tentang kebaik-
an kepada mereka."s
Demikianlah sekilas tentang sikap Rasulullah saw. terhadap ilmu dan
dorongan kuat beliau kepadaulama dan parapenuntutilmu unhrk melaku-
kan aktivitas mengajar dan belajar. Beliau menjelaskan keutamaan ilmu,
ulama, dan para penuntubrya, serta kedudukan dan patrala yang mereka
peroleh sehingga seseorang yang mendengar sesuafir tentang ilmu akan
terdorong unfuk mendapatkannya.
Adakah cara selain cara Rasulullah saw. unfuk menumbuhkan sema-
ngat mencari dan mendapatkan ilmu? Dan, adakah hal yang dapat me
malingkan para sahabat dan generasi sesudahnya dari mempelajari,
menghafalkan, dan menekuni hadits?
Cara yang dilalrukan Rasulullatr saw. unfirk menumbuhkan semangat
menuntut ilmu sangat efektif. Setiap orang dengan mudah mendapatkan
ilrnu dari beliau. Tidak ada batas atau penghalang antara beliau dan para
penuntut ilnu. Sebagai pengajar kebaikan, beliau senantiasa menyarnbut
baik setiap penunhrt ilmu.
Berikut ini kami kemukakan metode pengajaran Rasulullah saw.
kepada para sahabatnya.

4. Metode Pengaiaran Rasulullah saw.


Metode Rasulullatl saw. dalam bertablig kepada para satrabatrya tidak
menyimpang dari metode Al-Qur'an karena Rasulullah saw. adalatr pe

36 Syorof*nrub al-Hadia,hlm.72: b (v).


37 Sunan lbnu Maiah,hlrn. 55, juz I.
38 Snno, Ibnu Maiah,hlrn. 56, juz I.
79 Hadits Nabi Sebetum Dibukukan

nyampai Kitab Allah (Al-Qur'an), penjelas hukum-hukumnya, dan pe-


nerang ayat-ayatrya.
AlQur'an difurunkan kepada Rasulullah saw. secara berangsur-angsur
selama 23 tahun. Beliau bertablig kepada kaumnya dan orangorang di
sekitarnya, memerinci ajaran-ajaran Islam, dan menerapkan hukum-
hukum AlQur'an. Sepanjang hidupny4 beliau berperan sebagai pengajar,
hakim, qadhi, mufti, dan pemimpin. Segala hal yang berkaitan dengan umat
Islam, yang kecil maupun yang besar, dan segala yang menyangkut pribadi
dan jamaah dalam berbagai lapangan kehidupan yang tidak disebut dalam
Al-Qur'an, tercakup dalam AsSunnah: amaliah (perbuatan), qauliyah
'ucapan', atalu ta4iriyah'iin' .

Dari sinilah kita menemukan hukum-hukum, norrna-norma akhlak,


ibadah-ibadatr, dan cara mendekatkan diri kepadaAllah yang disyariatkan,
dipraktikkan, dan disunnahkan selama seperempat abad. Dengan demi-
kian, As.Sunnatr itu tidak terbenhrk sekaligusrs seperti undang-undang
hukum positif atau norma-norma aktrlak yang diyakini benar oleh sebagian
filosof dan pemberi nasihal As.Sunnatr disyariatkan semata-mata untuk
mendidik umat Islam dalam bidang agarna, sosial, akhlah dan politik, pada
masa damai atau perang, pada masa lapang atau masa sulil Ia meliputi
semua bidang keilmuan dan amal ('ilmiyh dan'amaliyah).
Namun, tidaklah mudatr bagi manusia untuk secara tibatiba beralih
dari ajaran, agarna, adat-istiadat, dan anutan lama mereka kepada tatanan,
ajaran, keyakinan, dan caracara beribadatr menurut Islam.
Al-Qur'an secara berangsur-angsur menghapuskan keyakinan yang
rusak, adat istiadat yang membahayakan, dan memerangi perbuatan
mungkar manusia nusa jahiliah. Keyakinan yang benar, aktivitas ibadah,
dan norma hukum pun disampaikan secara berangsur-angsur. AlQur'an

39 As-Sunnah bukanlah hasil perkembangan umat Islam dalam bidang ag:rma, politih dan
sosial sepanjang abad pertama dan kedu4 seperti tuduhan Goldziher. Goldziher menyangkal bahwa
hadits adalah dokumen Islam pada masa yang paling awal, dan mengatakan bahwa ia merupakan
salah satu efek kekuasaan Islam pada saat ia telah menjadi kual lthat Nadhrah Ammah fi Tarikh al-
Fiqh al-Islamy'an Dirasat Islamiyah karya Goldziher. Pendapat Goldzhier ihr dikutip oleh Goston
Weith dalam makalahnya tentang hadits, "at-Tarikh al-'Amm li ad-Diyanat", hlrn. 366, bagian IV.
Pengarang Dairah al-Ma'arif al-Islamiyah juga mengutip pendapat Goldziher tersebut, dinukil dari
bultt Dirasat Ishrniyah.Ia berpendapat bahwa AsSunnah itu hasil pemalsuan kaum muslimin. tni
adalah suatu kebohongan yang akan saya singgung dalam bab tersendiri tentang pemalsuan hadits.
Bab l: As-Sunnah pada hlasa Nabi saw, 73

juga menyeru setiap orang kepada norma-norma moral yang tinggi dan
akhlak yang utama serta menumbuhkan sikap sabar dan tabatr.
Rasulullah saw. menjelaskan Al-Qur'an, memberikan fatwa kepada
manusia, menengahi pihak-pihak yang beperkara, menegakkan hukum-
hukuman had, dan mempraktikkan ajaran-ajaran Al-Qur'an. Semuanya itu
adalatr Sunnah.
Selanjutnya, secara singkat saya kemukakan metode Rasulullah saw.
dalam melaksanakan semua peralmya. IGjian tentang hal ini berpengaruh
jauh terhadap pembuktian kebenaran Sunnah-Sunnah Rasulullah saw..

Rasulullatr saw. menjadikan rumah al-Arqam sebagai tempat tinggal


beliau beserta para sahabat pada masa-masa dakwah secara sembunyi-
sembunyi. IGum muslimin generasi awal berkerumun di sekeliling beliau,
jauh dari kaum musyrikin, untuk mempelajari Kitab Allah. Kepada mereka
beliau mengajarkan dasar-dasar Islam dan menyampaikan wahyu Al-
Qur'an. Setelah itu, tempat tinggal Rasulullah saw. di Mekah menjadi
tempat berkumpul (nadwah) kaum muslimin dan institusi (rna'haA
mereka unfuk menerima Al-Qur'an dan menyerap hadits yang mulia,
langsung dari Rasulullah saw..
Tidak airagukan lagr, para sahabat selalu ingin memperoleh kejelasan
tentang ayat-ayat Al-Qur'an. Mereka mengkajinya secara bersama-sama, di
rumatr dan di kedai-kedai, di kota dan di daeratr pedalaman, unhrk memper-
oleh konfirmasi tentang apa yang mereka dengar dari Rasulullah saw..
IGdangkala mereka secara bersama-sama mempelajari penafsiran tentang
apa yang telah mereka terima, dan penafsirannya tidak lain adalatr penjelasan
Rasulullah saw., yaifir hadits. Dengan demikian, upaya untuk memelihara
hadits Rasulullah saw. berlangsung secara bersama-sama dengan upaya
untuk memelihara Al-Qur'an sejak hari-hari pertama kelahiran Islam.
Kisah tentang masuk Islamnya sahabat Umar adalah karena kaum muslimin
membacaAl-Qur'an di rumah mereka dan mereka mempelajari agama.
Setelah itu, masjid menjadi majelis ilmu, sarana penyampaian fatwa, dan
qadha'pemutusan perkara', di samping sebagai tempat beribadah, menegak-
kan syiar agama, dan untuk menyampaikan persoalan-persoalan umum
kepadakaum muslimin.
Tablig Rasulullah saw. tidak terbatas pada tempat dan kesempatan
tertentu. IGdangkala ada seseorang meminta fatwa di jalan, maka beliau
memberikan fatwanya. Adakalanya pula seseorang mengajukan pertanya-
74 Hadits Nabi Sebetun Dibukukan

an dalam berbagai kesempatan lalu beliau menjawabnya Beliau menyirm-


paikan hukum-hukum Islam dalam berbagai kesempatan dan berbagai
tempat yang memungkinkan, seperti di rumah, ketika dalam perjalanan,
pada masa damai, dan pada masaperang.
Di samping itu, Rasulullatr saw. mempunyai banyak majelis ilmu yang
secara terafur beliau gunakan unfuk menyampaikan mau'izhah hasihaf
kepada para sahabat. Jika beliau duduk maka para sahabat mendekat
duduk berkelompok-kelompok.a0 Anas r.a. berkata, "Setelatr para sahabat
selesai melakukan shalat subuh, mereka duduk berkelompok-kelompok,
membaca Al-Qur'an, mempelajari faraidh dan Sunnatr-Sunnatr Rasulullatr
saw.."41 Dari sejarah para sahabat dan kehidupan keilmuan mereka, kita
mengetahui bahwa Rasulullah saw. tidak kikir untuk mengajarkan ilmu
kepada setiap muslim. Beliau sering duduk bersama para sahabat untuk
menyampaikan pengajaran dan membersihkan hati mereka.

Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud, ia berkata, "Nabi saw. memilih hari-hari


tertentu untuk menyampaikan mau'izhah kepada kami karena beliau
khawatir kami merasa bosan."42
Rasulullah saw. khawatir para sahabat merasa bosan sehingga beliau
memilih waktu-waktu tertenfu untuk menyampaikan mau'izhah, sebab
pengajaran yang disampaikan secara terus-menerus cenderung mem-
bosankan dan hanya sedikit manfaat yang bisa dipetik. cara pengajaran
yang ditempuh Rasulullah itu mengandung banyak hikmah. Inilah cara
pengajaran yang diterapkan oleh yayasan-yayasan pendidikan dewasa ini.
Inilah cara terbaik untuk memantapkan pengetatruan yang diterima dan
diserap oleh para penuntut ilmu.
Rasulullah saw. berbicara kepada manusia dengan mempertimbangkan
kadar kemampuan akal mereka, sebab pembicaraan yang tidak terjangkau
oleh akal para pendengar dan tidak dapat dipahami seringkali justru
menimbulkan fihah.
Rasulullah saw. berbicara kepada lawan bicaranya tentang hal yang

40lthatMaima'az-Zawaid,hlm.l32, juzl.Jika sebagian rijal keduariwayatihr


diragukan maka
sanad-sanad lain bagi kedua riwayat itu (yang jumlahnya banyak) memperkuat keabsahan berhujah
dengan kedua riwayat itu.
4r n;a.
42 Fathul-Bai. hlrn. 172 dan 1l3,jwldan Musnad ImamAhmad,hlm.zw,haditske3sgl, juz v.
Bab l: As-Sunnah pada hlasa Nabi saw. 75

dapat mereka tangkap. Orang badui yang kasar hanya dapat memahami
hal-hal yang berkaitan dengan lingkungan kehidupan mereka yang kasar.
Demikian pula orang kota hanya dapat memahami hal-hal yang berkaitan
dengan kehidupan dan lingkungan mereka.
Rasulullah saw. selalu mempertimbangkan perbedaan daya tangkap,
daya ingatan, serta kadar kemampuan akal para satrabatnya Beliau cukup
memberikan isyaratkepada orangyang cerdas dan memberikan pandang-
an sepintas kepada orang yang menrpunyai daya hafrlan yang sangat baik.
Contoh mengenai hal di atas adalah hadits yang diriwayatkan oleh Abu
Hurairah. Abu Hurairah berkata

6r.i;\ \:1. :J\b W r/l ,)\irt? e'a,yt;6 )


F
/
, ,', or. ,tt- t t / o, I z z

eIJJFA: W631 lJ Jt;i L"-*i Gbt;i t1l.b oU)


,a
: JLi? : Jvu | \4Ui t;
,.lu t Jt :Jc .?
6uf ;:\r : JG ,Gr) W'bt: Jtt tolt":f 'u W J^
,t t
/
R .t;
n-o
4',
lzz- z.o,/z
dr\J. bi &:Jss'J)
"seororglahi-lahi dan Bani Fazarah datanghepadaNabi saw. hanudian
berhata, Tstnhu melahirhon s eor ang anah y ang b erhulit hitam d,an ahu ndoh
mengahui anah itu.' Nabi saw. bertanya hepadanya, Enghau mempunyai
unta?' Ia menjawab, Ya.' Beliau bertanya, 'Apa worna hulit untttnu itu?' la
menjawab,Merah.'Beliaubertanya,'Apahahpadahulitnyaterdnpatwdrna
helabu hehitam-hitaman?' Ia menjawab, 'Yo, di hulitrrya terdapat worna
helabu hehitam-hitaman.' Beliau bertany a la$, D an mana w arna itu?' Ia
meaj aw ab,' Mun ghin w arna itu ber asal dan heturunanny a.' B eliau b erhata,
'Ini pun (warna hitam hulit anahmu) munghitt saja berasal dari asal
heturunanvtyd.' "43

a3 grot* Muslim,hlm. 1137, dari dua hadits ke18 dan N, jnzll. Auraq, yaitu warna yang di
dalamnya terdapat warna hitam atau kehitam-hitaman. Yang dimaksud dengan irq di sini adalah
asal kefurunan.
76 Hdits Nabi Sebetun Dlbukukan

Contoh yang lain adalah sebagai berikut

.ir t J"-*rS-,JG ;';i*;;,"b\y


,l

!!
g/
u :Jw::?:: iL *lte d,but
?"Ai'tt:G
I3d) #f
: JL, ,J6,Uj,4;uuiii,Ju,
|€,6'y {'t:; uani fls ,ltltt ^/\/ +ljY
^t}l;
ht ,4; e I Jrltt 4 rry :Jv tJ*.> ;#i : JG
J',-.rL';t'"J , eq,{H},i' rs,Jti atri
//. ,o | :
;-;til Gai l'r;; u; ,Y ,et cdL>; u,*e j a>l 4 I t. z ) Oz z t t ) .
I

iU f y : Jt- ,ltli-hr o;; $t J';ru 4r riv :

'J <" :t')ty Jv, i{t fr , ;ii *t'"$i, Ju : #


4;e J;t Griu;u'&
ang pemuda Qur aisy dot*g k p odo N abi saw. lalu b qhata, "Wahai
S eor

Rreululloh saw., izinhan say a b erzina.' Kaum (or ang- or ang) maryhadop
hqadany a ilan melarangny a. Mereha berhata, " Ha, hd!' Kemuilian N abi
sqw. berhata, " D ehathan dia hepadaku." Maha ia mendehat sedihit hrpada
beliau. Beliau bertanya, "Apahah enghau senang ibumu ilizinai?" la
menjawab, "Tidah, demi Allah. Semoga Allah matjailihan dirihu sebagat
penebusmu." Beliaubersabda, "Orang-oranglain pun tidak senang ibu
mereha dizinai." Beliaubertanya, "Apahah enghau senang onah perem-
puanmu dizinai?" la menjawab, "Tidah, demi Allah, wahai Rasulullah.
Sanoga Allah ma{adihan dirihu sebagai penebusmu." Beliaubersabda,
"Orang-orang lain juga tidah senang anah-anah perempudn mereha
diztnai."Kemudianbeliaumenyebutsaudaraperempuandanbibinya,dnn
&ab l: As-lanah pada ttasa l{r0i rrr. 77

pihah ayah ilan ibunya. Terhadop semunnya, pemuda irtu manyatakan tvl
yang sama, laitu, "Tiilah, dani Allah, wahoi Rasulullah saw.. Sanoga
Allah menjadihan ilirihu sebagai panebusmu." laberhata, "Kemudian
Nabi saw. meletahhan tanganbeliau ili atas (hepalo)-nya danbeliau
beriloa, Ta Allah, ampunilah dosanya, sucihonlahhannya, dm pelihara-
lah farji 'hemaluan'-nya.' " Perawi hadits berhata, "Setelah ifu, panuila
tersebut tidoh marcngoh sama sehali.a

Rasulullatr saw.-dalam kasus di atas"-menempuh cara yang efektif


untuk menjadikan pemuda ifu menangkap efek perbuatan irna kepada
masyarakat dan bagaimana semua numusia tidak menyukai perbuatan zina
atas diri mereka dan keluarga mereka, sebagaimana pemuda ihr sendiri
tidak menyukai perbuatan zina atas kerabatnya. Cara yang demikian
mendorong pemuda ihr unhrk menerima sepenuhnya jawaban Rasulullah
saw. sehingga ddak lagl ingin berzina Dan, sebaik-baik perbuatan (dalam
kasus di sini adalatr ddak beruina) adalatr perbuatan yang didorong oleh
kemantapan jiwa
Rasulullah saw. berbicara kepada suahr kaum dengan menggunakan
bahasa dan dialek mereka Contoh mengenai hal ini adalah hadits fang
diriwarratkan oleh al-Ktrathib atBaghdadi melalui sanadnya dariAshim at
Asy'ari. Ia berkat4"Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda,

;ar,rif,;rt';rt u",;
'f idoklahtermasuhheboikarr.berpatahaihadolam?crialanan.'"as

Jika Rasulullah saw. berbicara beliau merUulangiryra tiga kali sehirUga


benar-benar dipahami oleh pendengarnya.4o Beliau berbicara secara
perlatran-latran dan dengan swua yang jelas sehingga orang yang men-

& Maima'az-Zauuid,hlm.ln,'WI, dari Abi Umarnah atBatrili. Rijal hadits ihr adalatr rijd
hadits sahih dan hadits ihr diriwayatlon pula oleh athThabrani dalan al-Kabir
45 et-X;fayn,hkn. 183. Hadiis itu dikeluarkan oleh Imam Ahmad. Bukhari, Muslim, Malih

Abu Daud, dan ar'Nasa'i.


46 Mai*o'az-Zawaid,hlm. 129, juz I, dari Abu Umamah. Hadits ihr diriwEratkan oleh ath-

Thabrani dalamal-Kabir dengan sanad hasan. Hadits yang sama dikeluarkan oleh alBul:hari dari
Anas. lihat S&aiih al-Bt hhai bi Haryituh as&rudi, hhn. 29, juz I.
78 Hadits Nabi Sebelun Dibukukan

dengar dapat menghaf alnya.aT


Diriwayatkan dari Aisyah, "Rasulullah saw. tidak berbicara seperti
kalian berbicara. Beliau berbicara secara perlahan-lahan sehingga dapat
dihafal oleh orang yang mendengarr[4-"48 Dalam satu riwayat dikahkan,
"Jika Nabi sa$r. mengemukakan suafir hadits, kemudian ada seseorang
ingin menghitung setiap kata yang terdapat pada hadits itu, niscaya ia dapat
mengfirihrngnya."ae
Diriwayatkan dari Anas bin Malik r.a. bahwa jika Nabi saw. berbicara
tentang satu kalimat beliau mengulanginya tiga kali sehingga kalimat ihr
benar-benar dapat dipatrami. Dan, jika beliau mendatangi suatu kaum dan
mengucapkan salam kepada mereka, diucapkannya fua kali.m Namun, hal
itu bergantung kebutuhan.

Jelaslah bagi kita bahwa Rasulullah saw. menjelaskan nonna-norrna


hukum kepada manusia dengan baik sehingga si pendengar tidak ber-
tanya-tanya lagr dan si'penanya tidak menemui kesulitan. Bahkan, beliau
memberikan jawaban kepada si penanya lebih lengkap daripada yang
ditanyakan.st
Rasulullah saw. selalu mengarnbil sikap mempermudah dalam segala
persoalan dan melarang sikap mempersulit. Beliau menghendaki kaum
muslimin memanfaatkan hukum-hukum ruhhshah'keringanan' sebagaimana
mereka melakukan hukum-hukum 'azimah, melarang sikap berlebihan
dalam beribadatr, dan sikap sempit dalam masalah-masalatr hukum. Di atas
ifir semu4 beliau berbicara dengan lisan syariatyang lapang dan mudah.
Metode yang dipergunakan oleh Rasulullah salv. dalam mengemban

a7 Kitab Tosm$ah ma Warafu bihi al-Khathib,hlm.D, juzl.


Hadits diriwayatkan dari Urwah,
dari Aisyah, manuskrip ad-Dhahiriyah, Damaskus, koleksi (18).
48 Al-Iami'li Akhhq
ar-Rauy wa Adab as-9rmi', hlrn. 96: b dan Fathul-Ban, hlm. 390, juz Y
bagian pertama dari hadits.
49 Fothul-Boi,hkn.
389, juz V dan Qabul al-Ahhbar wa Ma'ifah al-Ruwah,tirm. 58. Riwayat ini
disebutkan oleh Abu al-Qasim afBalkhi dengan maksud hendak "menodai" Abu Hurairah, tetapi ia
tidak berhasil.
il Fathul-Bai, hlrn. 198 dan lr99, juzl. Munghn yang dimaksud dengan "salam" di sini adalah
salam meminta izin masuk rumah.
51 Mengenai hal ini, lihat Fathul-Bari,hlm.24L, jtzl, yaitu Bab "Man daba as.Sail bi Aktsar
min ma Saalah".
Bab l: As-Sunnah pada *lasa Nabi saw, 79

misinya itu kita ketahui dengan menelusuri perjalanan hidup (siratr) beliau
dan tampak pada sikap pemaaf beliau pada suahr saat dan kecintaan beliau
kepada umatnya pada saat yang lain, kemarahan beliau demi kebenaran
pada suahr waktu dan larangan beliau unfuk berteletele pada kesempatan
lain. Di antara bukti mengenai hal ini adalatr hadits yang diriwayatkan oleh
Hurairah r.a., ia berkata,
-"&f
Ju'"i;k) Ab,i;*ir e,?iJ-i F
:
'- ijl Jl 'Ai t it;i 6 ?';\') ir?j ur*
e/
(J / -e _,t

l-\--*J:tGJq bi 3*'r'"i Iv,-6'o'H1J,) : Jlue


'eJ (;1 ,ffi9i, I JJ-,:, 4 Jt-s ,#t_,-/61 L;':u
")1
iJ
o
i;;* f-*Fi c4pt7q
z o 9 zt .ol.ol o7, , o L)
lsA*
4, r,G
'ab
"seorang lirabi masuh he masjid, hemudian shalat dua rahaot. (Selesai
shalat)iaberdoa,TaAllah,limpahhanlahrahmathepadahudanMuhammad
dan janganlah enghau limpahhan rahmqt hqada seseor(mg selain hami.'
N abi s aw. menengoh dan b er s ab da kep adany a,'Enghau telah memp er-
sempit sesuatu yanglonggar,' Tidoh lama hanudian ia kencing di masjid,
makaorang-oranglaincepat-cepatmenuju(marah)hepadorrya.Rasulullah
saw. bersabdahepafu mereha, Kamu semua diutus untuh mempermudah
don tidah untuh mempersulit. Guyurhanloh satu ember atau satu timba air
padt air hencingnyo.' " 52

52 Bagi- k"dua hadits di atas, yakni hadits tentang "kencing orangArabi di masjid", disebut

oleh al-Bukhari dari Anas dan Abu Hurairah. lthat Fathul-Ban, hlrn. 335 dan 336, juz I, dan kisah
tentang doanya disebutkan pada bagian lain. Hadits tersebut dikeluarkan oleh Imam Ahmad dengan
yargsahih dalamkitabMranad-nya.IthatMrcmdlmamAhmad,hlm,ZfihaditskeT214,ittz
sanad
209, hadits ke-7786, juz XfV. Sabda Rasulullah "\-l_1 t';.;"
XII dan hlrn. berarti "Engkau
mempersempit sesuatu yang dilongg_arka;r oleh All4h."
Dalam bahasa Arab, kalimat " W'*\
ue"r<lt o:;" berarti "Engkau membuat menara
80 Hadits Nabi Sebelun Dibukukan

Rasulullah saw. selalu menyeru kepada sikap mempermudah. Di-


riwayatkan dari Ibnu Abbas, dari Nabi saw. bahwa beliau bersabda,

'€Lit- i'; t;l: f.'-iljfrfi;, r;1;F


A\(
"Ajarhanlah, permudahlah, dan jangan mempersulit. Dan, jika salah
53
seorctng di antara hamu marah mahahendnhlah id diam."

Diriwayatkan dari Anas, ia berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda

{"1' ,;qi *r|,;i J..i:'*y


aih-b aik agamamu adnlah y ang p aling mudah (arttny a: y ang terb aih
" S eb

di arfiar a halian s eb agai or ang y ang b er agama adalah or ang y ang p aling
54
memperrnudah) dan sebaih-baih ibadoh adnlah ilmu."

Beliau juga melarang bersilat lidatr dan menanyakan masalah-masalatr


yang musykil.ss Sangatlah masyhur sikap beliau sebagai berikut
/rOt

lYb:;;i -"'ii\L;";i';* r; F
btl c t;L'Ji;
W,;rti)';r';i;tJ) ,& rit'r-;:.ibk e:y'ots
(pagar) di atas tanah yang dengannya engkau menghalanginya bagi orang lain." Ahmad Muhammad
Syakir menolak pendapat seorang srisntalis, Brockelmann, karena pemahamannya yang salah
terhadap hadits di atas. lihat bastar,pinggtr M*snod Imam Ahnad,hlm.Z4l5,juzU,.
53 Musnad ImamAhmad, hlm. 12, hadits ke2136, hlm. 191, hadits ke2556, juz lVdan hlm. 150,

hadits ke3448,inzY, Maima'az-Zauaid, hlrn. 131, juz I. Rujuk giaFathul-Ban, hlrn. 196, juz I. Di
dalam hadits itu dikemukakan kemarahan Rasulullah saw. terhadap imam shalat yang memper-
panjang shalatnya, sedangkan di antara makrnum terdapat orang yang lemah dan orang yang
memiliki keperluan. Beliau meminta orang yang menjadi imam agar mempercepat shalatnya-
il lami u Bayanil:Ilmi wa Fadhtih,hlm.2l, jttzl. Pengarang kitab itu berkata bahwa hadits itu
diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam al-Adab al-Mufarrad.
55 Lih"t 'Uyun al-Akhbar,hkn. lL7, juzll. Pengarang kitab itu menyebutkan suatu hadits dari
Mu'awiyah bin Abi Sufyan, ia berkata'Rasulullah saw. melarang berputar lidah toUrd{i l. l,t-
Awza'i berkata, yang dimaksud dengan "-V j;i? persoalan-persoalan yang JutL
^dalah

I
Bab t: As-Sunnah pada *lasa Nabi saw, 81

( q,, ;t&;ut;;:';'.ril bf \1,A.


"Tidaklahbeliau disuruh memilih salah satu di antara duahal hecuali
beliau ahan mangambil (memilih) yang termudah di antdrd heduanya
selamahal inbuhan (perbuatan) dosa, dan jihahal itu perbuotan dosa
mahabeliauadolahorangyangpalingmalauhinya.Dan,belwu(Pastlullah
saw.) tidak pernah membalas hukuman yang dilahuhan terhadap din
beliau, hecuali jika larangan Allah dilanggar mahabeliau menjatuhhan
56
huhuman harena Allah. "

Dalam pergaulan dengan seluruh kaum muslimin, Rasulullah saw.


adalah saudarayang bersikap tawadhu' (merendatrkan diri), pengajaryang
bersifat pemaaf, bahkan beliau adalah seorang ayah yang penyayang.
Ketika beliau hendak mengaiari para satrabatnya tentang sebagian nonna
akhlak, beliau menyampaikannya dengan ungkapan yang lemah lembut
dan disukai oleh lawan bicaranya. Misalnya beliau bersabda

;[t;r Jr'-< uf t;t\


j cz
,o I - o
/
-
'L;;.;";lifiiti1
lJ*.d*l

4G't4* \:#t
"sesungguhnya ahuinibaglhamu sekalimt adolah seperti seorang ayah.
Jihakamubuangairmaha janganlahmenghadophiblatdan jangan(pula)
5T
membelahanglnyd."

Jika para sahabat mengagumi dan menyanjung beliau secara ber-


lebihan, beliau bersabda,
o

t-;!t ,6t' u
-6' , uo, , o
;+ u:-,6tUtitK G')P: ) h
4\JJJ{'J-','1 ilu rj'* \b ;i

56 FathuLnoi, dalam hadits Aisyah r.a., hlrn 385 dan 386, juz VII.
57 Musaad Imam Ahmad,hkn. 100, hadits ke7362, juz )ilII. Juga dalan Fathul-Bai,hkn.255,
juzl.
89 Hadits Nabl Sebelum Dibukukan

"Janganlahhamumemujikusecaraberlebihansebagaimana,orang-orang
Nasrani manuji lsabin Maryam secaraberlebihan. Sesunggufurya ahu
harryaseordnghambaAllah.Mahahatahanlah,'Ahuadolahhamba-Nya
donRasul-Nya.' '58

Beliau tidak menyukai para sahabat mengangkat beliau melebihi


derajat manusia biasa dan mengagungkannya. Tidak sekali-kali beliau
berharap balasan dan terima kasih dari mereka.

Pengaiaran Rasulullah saw. kepada Para Wanita


Parawanita datang kepada Rasulullah saw. kemudian berkata "\Mahai
Rasulullah, kami tidak bisa datang kepadamu di majelis ilmu kaum pria.
Maka sediakanlah hari tertentu untuk kami." Beliau bersabda, "Tempat
(majelis) kamu sekalian adalah rumah si Fulan." Dan, beliau mendatangi
mereka pada dari yang telah beliau tentukan.
Abu Hurairah berkata, "Di antara yang beliau sampaikan kepada
mereka adalatr sebagai berikut

'.li; \L'";i-*; {_)t ,y c>\3 iG zilt ,t 6F


{ l6'ii :Js t,tr*tri :'"i;ir}\ut- a.f
zAz z
t

'tidahlah seorangwonita didthului (ditinggal) mati oleh tiga orang anah-


(rrya)yangiaberharappahala(ilaryanbersabaratasmusibahitu)hecuali
ia ahan masuk surga.' S alah s eo r an g w anita dan mereha b ertany a,' Atau
dua orang anah?' Beliaumenjawab,'Atau dua orangdnah.' ' 5e

Para wanita bertanya kepada Rasulullatr saw. kemudian beliau mem-


berikan jawaban tentang persoalan-persoalan agama. Hal yang demikian
tidak terjadi secara kebetulan atau jarang-jarang. Beliau mengl<hususkan

58 Musnad Imam Ahmad,hlm.226. Hadits kel0l, juz I, dengan sanad sahih dari Ibnu Abbas,
Umar, dari Rasulullah saw..
59 Musnad Imam Ahmad, hkn. 85, hadits ke7351 , juz XIII dan Fathul-Ban', hlm. ZM, juz l.
-jl::n ardnya "diperhitungkan pahala wanita itu di sisi Allah karena kesabarannya dalam
menanggung musibah."
Bab l: As-sunnah pada *lasa Nabi saw, 83

waktu-waktu tertentu. Mereka duduk menghadap beliau, menerima ajararr


ajaran Islam, dan beliau memberi fatwa kepada mereka. Aisyah r.a. berkata,
'Ya, para wanita ifu adalah kaum wanita Anshac mereka tidak terhalangi
oleh rasamalu untuk mendalami agama.4
Ummu Sulaim-putri Malhan, ibu fuias bin Malik--datang kepada
Rasulullah saw. (sementara Ummu Salamah juga hadir) kemudian berkata
"Allah sekali-kali tidak malu unhrk menyatakan kebenaran. Apakah se
orang perempuan wajib mandi jika ia bermimpi berjima (bersehrbuh)
keluar airmani?" Nabi saw. menjawab,

J'i ru" :'.)L3', q-e*, ;t- ii * t^t;;t\t ,ELtil F

we g,uu;,? 'Ju
f il';t ;^tti, iu'
{ nr;
" (Ya, w aj jiha ia melihat air (mani) . " Kemudian Ummu S alamah
ib mandi)
menutttpmukanyadanbertanyd,"Wdhoi,Rasulullah!Apahahpuempuan
(suha) bermimpi berjima heluar dir mani?" Beliau menjawab, "Ya.
Berdebulah tangan hananmu (salah ilugaanmu!). (liha tidah), maha
datgan sebab apa anahnyamenyerupat dinnya?" 6r

Dengan jiwa yang suci, dada yang lapang, dan metode pendidilon yang
tepat, Rasulullah saw. mengajarkan para satrabat dan kaum muslimin pada
umurnnya tentang hukum-hukum, ajaran, dan norma-nonna moral Islam.
Tidak ada garis pemisatr antara Rasulullah saw. dan kaum muslimin seperti
antara parz raja atau kaisar dan ralryatnya. Batrkan, masjid menjadi instifusi
unhrk mengajarkan syariat kepada kaum muslimin. Ada kalanya mereka
melihat beliau di jalan kemudian mereka mengemukakan pertanyaan,
maka beliau menjawabnya sambil tersenyum. Dan, ada kalanya mereka
melihat beliau sedang menunaikan ibadah haji atau sedang menaiki
kendaraan, kemudian mereka meminta fatwa, maka beliau memberikan

ffi Fathnl-Bari,trlm. 239, juz I.


6l nid.,dari Hisyam bin Urwah dari Zaenab puhi Salamah, dari Ummu Salamah.
84 Hadtts Nabl Scbelun Dlbukukan

frfi4a,62 sementara senylrm senantiasa menghiasi mulut beliau.


Ada kalanya beliau mengemukakan jawaban kepada si penaqra tentang
suafu masalah, sementara di sekitarnya terdapat sekelompok orang,
sedikit atau banyak. Ada kalanya beliau menyampaikan ajaran-ajaran Islam
di mimbar masjid, memerinci hukum-hukurnnya, dan menjelaskannya.
Orangorang lang mendengar kemudian menyitmpaikan apa yang mereka
terima kepada saudarasaudara dan kerabat mereka- Segala apa yang diterima
oleh orangyang mendehgar, menyaksikan, dan nienghafrl (langsung dari
beliau) akan tertanam di hatiryra dalam waktu lama, sehingga ketikapada
suafu wakfu-ia meragukan apa yang didengarnya maka ia segera kembali
kepada Rasulullah saw. unhrk memperoleh keterangan yang benar.
Dari penjelasan di atas, jelas bagi kita bahwa metode yang diperguna-
lran oleh Rasulullah saw. sangat memadai dan efektif unhrk mewujudkan
apayang beliau kehendaki, yaitu mengajardan mendidikpara sahabat dan
menerapkan hukum-hukum syariat dan efektif pula untuk memantapkan
hukum-hukum dan ajaran-ajaran Islam pada jiwa mereka.

C. Materi As-Sunnah
AsSunnah adalah materi yang diterima oleh para sahabat r.a. dari
Rasulullah saw. selain A[Qur'an, kemudian mereka secara bersamasama
mempraktild<an dan mengikutirya"
Materi ini berkaitan dengan seluruh persoalan hidup kaum muslimin,
meliputi akidah, ibadah, manasik, jual beli, muamalah, aktivitas-aktivitas
individual, dan moral. Materi itu berhubungan sangat erat dengan berbagai
aspek kehidupan sehari-hari, baik pada saat damai, saat perang, keadaan
lapang, maupun keadaan sulil
Materi yang memiliki sifat-sifat seperti itu membuat seoftrng murid
selalu merasa terkait dengannya, mencintainya, serta bersemangat unfuk
mengetahuinya karena sanggup mengatur segala persoalannya. Para
satrabat sangat bersemangat untuk mengetatrui Sunnatr Rasulullatr saw..

62 Lilnat Mtrad Imam Ahmad, hlm. 17, hadits ke562, juz II, mengenai ibadah haji Rasulullah
saw. Dalam hadits ihr dikatakan "...dan seorang wanita muda dari Khats'am memhta futwa kepada
Rasulullah saw. dengan berkata 'Sesungguhnya alrahku sudah berusia lanjuL se{angkan ia sudah
terkena kewajiban Allah unhrk menunaikan ibadah haji, bisakah saya menggantikan ibadah haji
untuknya?' Beliau menjawab, Ya lakukanlah untuk menggantikan ibadah hajinya.' "
Bab t: As-sunnah pada llasa Nabi sar. 85

Mereka berlombalomba datang ke majelismajelis Rasulullah saw. semata


mata didorong oleh keimanan yang kuat dan kecintaan kepada guru besar
mereka Mereka mendengar keutamaan dan kedudukan ilmu serta pahala
yang diperoleh oleh ulama dan para penuntut ilmu. Oleh karenanya,
mereka selalu bersiap diri untuk menerima dan mempraktikkan As-
Sunnatr berdasarkan funtutan hati nurani mereka secara benar dan ikfilas.
Hal di atas akan jelas dan garnblangbagikita dalamkaiian tentang cara
para satrabat menerima As.Sunnah dari Rasulullah saw.

D. Cara Para Sahabat Menerima As-sunnah dari Rasulullah saw.


Iman tidaklah dapat menyatu di hati kaum muslimin, para satrabat
Rasulullah saw., dan tidak dapat menyinari jalan mereka kecuali setelah
mereka mengetahui keagungan Islam. Maka, mereka senantiasa me
minum dari Al-Qu/an. Ifulah sumber mata air yang tidak pernah kering
serta mu$izat dan hidayah yang besar. Hati mereka penuh dengan rasa
cinta kepadaAllah dan Rasul-Np saw..
Oleh karena itu, mereka membela prinsipprinsip ajaran agama mereka
dan setia melindungi pemimpin dan pengajar mereka dengan hart4 darah,
dan anaknya. Segenap kekuatan fitrah, keunggulan watak, dan tenaga
mereka dipadukan unxrk memelihara dan menyebarkan Islam.
Sejarah mencatat hal-hal yang membanggakan dan abadi, yaitu pe
ngorbanan besar yang langka terjadi. Ifttika umat Islam sangat memerlu-
kan harta maka kaum muslimin dengan segera bersaing menyerahkan
harta mereka kepada Rasulullatr saw.. Di antara mereka ada yang me
nyeratrkan sepertiga hartanya, ada yang separo hartanya, dan ada pula
yang seluruhnya. Sahabat Utsman r.a. menyeratrkan kdlatl dagangnya
yang datang dari Syam unhrk kepentingan kaum muslimin dan iatidak mau
menjualnya dengan harga menggiurkan yang ditawarkan.
Mereka siap menyerahkan diri untuk membelatelaga-telagalslam dan
melindungi Rasulullah saw. dengan jiwa mereka. Maka, ketika mereka
bertempur di Perang llhud, mereka berlomba-lomba melindungi Rasulullah
saw.. Abu Dajanatr menjadikan punggungnya sebagai perisai bagl Rasulullah
saw. sehingga ia mengalami luka beral Di sampinguya berdiri Ali bin Abi
Thalib, yang melindungl Rasulullah saw. dengan pedangnya dan Sa'd bin
Abi Waqqash melindungi dengan anak panahnya, sehingga akhirnya
mereka memperoleh kemenangan.
86 Hadits Nabi Sebelun Dibukukan

Ifulah beberapa contoh tentang kesiapan diri para sahabat dan pe


ngorbanan mereka untuk menrbela akidah dan agama mereka. Dengan
jiwa yang luhur dan semangat yang tidak pernah padam, mereka men-
datangi Rasulullah saw. dan menimba ilmu dari beliau.
Para sahabat belajar beberapa ayatAlQu/an dari Nabi saw.. Mereka
mematrami maknanya, mempelajari kandunganny4 dan mengamalkan-
nya. Setelah itu, barulah mereka menghafal ayat-ayatyang lain. Abu
Abdurrahman as-Sulami berkata, "Para sahabat yang membacakan A1-
Qur'an kepada kami, seperti Utsman binAffan, Abdullah bin Masud, dan
sahabat lain, bercerita kepada kami bahwa jika mereka mempelajari
sepuluh ayatAl-Qu/an dari Nabi saw. maka mereka tidak mempelajari ayat-
ayatAlQur'an yang lain sehingga mereka mempelajari seluruh kandungan
sepuluh ayat itu, yaifu ilmu dan amal. Mereka berkata, 'Maka kami
mempelajari Al-Qur'an, ilmu, dan amal dengan sekaligus.' a
Sebagian sahabat tinggal untuk sementara bersama Rasulullatr saw..
Mereka mempelajari hukum-hukum dan tata cara ibadatr dalam Islam,lalu
kembali ke tengah keluarga dan kaumnya untuk menyampaikan ajaran-
ajaran Islam. Hadits yang dikeluarkan oleh al-Bukhari dari Malik bin al-
Huwairits menyatakan, "IGmi datang kepada Nabi saw. dan kami adalah
onmg{rang muda yang umurnya hampir sebaya, kemudian kami tinggal
sementara bersama beliau selama 20 malam. Beliau menduga kami
menyusatrkan keluarga kami (karena kami meninggalkan mereka) dan
beliau bertanya tentang anggota keluargayang kami tinggalkan dan kami
memberi tahu tentang hal ifu kepada beliau." Beliau adalah teman yang
penyayang. Beliau bersabda,

rt r-a, dr;|'J;ti ;<$f A.t ryrt F


,;,-;i,,Ab\fr i>,br t\ir,_bi ? -# d4|
63.et-UAnnot li Dirasah Al-Qur'an al-Karim,hlm. 24. Abu Abdulrahman assulami Abdullah
bh Habib bin Rabi'ah, salah seorang tabi in senior yang mendengar dari Utsman r.a., Ibnu Mas ud,
dar,Tand bin Tsabit Ia meninggal pada tahun 72 H. Al-BuL*rari mengatakan, ia meninggal antara
tahun 70 dan 80 H. Iihat Thabaqat Ibn SaZ hlrn. 119, juzVI, danTahdzib at-Tahdzib,hkn.183, juzV.
Bab t: As-Sunnah pada *lasa Nabi saw. 87

$.'rs';tl'€J,t';
"Kembalilah hepada heluargamu, aJarkan dan penntahhan mereht,
shalatlah sebagaimanahamu melihat ahu shalat, dan apabila datang
wahtu shalat, hendnhlah salah seorang di antaramu mengumandmrghan
azan ilnn hendnhlah or ang y an g p aling tua y ang mengimami hamu.
4
Para satlabat sangat bersemangat menghadiri majelismajelis Rasulullah
saw. sambil tetap bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka,
seperti menggembala dan berdagang. Mereka menghadiri majelis Rasulullatr
sa\ r. secarabergantian karena sebagian dari mereka tidakbisa menghadiri-
nya. Hal inilah yans dilakulon oleh Umar r.a. Ia berkata "Aku dan seolang
tetanggaku, sahabat Anshar dari Bani Umay5rah bin Zaid-mereka adalah
penduduk di sekitar Madinatr-secara bergantian datang kepada Rasulullah
saw.. Pada suahr hari ia yang datang dan hari yang lain aku yang dahng.
Jika aku yang dahng pada suatu hari maka sepulang dari Rasulullah aku
mendatanginya unhrk memberi tahu wahnr atau hal lain yang kuterima
Dan, jika ia yang datang pada suatu hari maka ia melakukan hal yang
sama6
At-Barra bin Azib al-Awsy r.a. berkata "Tidaklah semua hadits kami
dengar (secara langsung) dari Rasulullah saw.. Sahabat-sahabat kamilah
yang memberi tahu sementara kami sibuk menggembalakan unta. Para
satrabat Rasulullah saw. mencari hadits-yang tidak sempat mereka dengar
dari sahabat-satrabat lain seangkatan mereka-dari sahabatyang lebih hafal
daripada mereka, dan mereka bersikap ketat menyangkut omng (stunber
hadits) yang mereka dengaL"oo
Dalam riwayat lain dari al-Barra'dikatakan, "Tidaklah kami semua
mendengarhadits 0angsung dari) Rasulullah saw.. I(ami mempunyai harta
dan banyak pekerjaan. Akan tetapi, manusia pada ketika itu tidak adayang
berbuat dusta. Sahabatyang hadir meriwayatkan hadits yang didengarnya

il *an* aLBuhhari bi Haviyh al-funadi, hlm. 52, juz IV dan Sunan ad-Darimt hlm. 14S,
cetalsn IGnfur, th. 1293 H.
65 Fathal-Bari,hkn. 195, juz I.
66 Ua'rifah'Illum al-Hadib, hlm. 14.
88 Hadtts Nabl Scbelun Dlbukukan

dari Rasulullah saw. kepada satrabat lain yang tidak hadir."67


Diriwayatkan dari Anas bin Malik r.a.,iaberkata "Hadits yang kami
riwayatlan kepadamu tidak semuanya kami dengar sec:ila langsrng dari
Rasulullah saw., namun sebagian dari kami meriwayatkan hadits kepada
sebagian )ang lain."68
Dalam suafir riwayat dari Qatadatr disebutkan batrwaAnas meriwayat-
kan hadits kemudian seseorang bertanya kepadanya, "Apakah engkau
mendengar hadits ini dari Rasulullah?" Anas menjawab, Ta" Mereka tidak
berdusta dan ddak tatru apa itr dusta-@
Para satrabat selalu mengkaji hadits png mereka dengar dari Rasulullah
silw. seciua bersamasama Anas bin Malik berkata "IGmi berada di sisi
Nabi saw. kemudian kami mendengar hadits dari beliau. Ketika kami
meninggalkan majelis maka kami mengkaji hadits yang bersama-sarna
kami terima sehingga kami menghafrlnya.ao
Selain melalui majelismajelis seperti yang disebutkan, para satrabat
menerimaAssunnah dari Rasulullah saw. melalui berbagai camrcng dapat
l€mi ringkas sebagai berikut
1. Peristiwa-peristiwa yang terjadi pada diri Rasulullah saw., kemudian
beliau menjelaskan hukumnya sehingga tersebar di kalangan kaum
muslimin melalui satrabat5ang mendengarnya dari beliau. Ada kalanya
satrabat yang mendengar jumlahnya banyak sehingga berita tentang
hukum ihr tersebar dengan cepat, dan ada kalanya jumtatrnya sedikit
sehingga beliau perlu menguttrs sahabat unfuk men),ampaikan hukum
ifu kepada manusia
Contoh mengenai hal ini adalatr hadits yang diriwayatkan oleh Abu

ll-Manoafit al-Fasttil bain al-Rawi un al-Wai: hkn. 3233 d mal-lami'li Ahhla4 ar-Rawi wa
67

AM as-fumi', hlrn. 12. Riwayat yang sama terdapat dalarn Qaful al-Ahhbar wa Ma'rifuh ar-Riial,
hkn 9dan 10.
8 Qolut oflnnbar,hl;rr-g. Abu atQasim al-Balkhi pada halaman-halaman awal kitabnya (hlrn.
1'46) mengemukakan kajian-kajian yang bagus tentang AsSunnah, hadits, dan tentang cara sahabat
menerima hadits dari Rasulullah saw.. Tidak lama kemudian berubahlah pemikiran dan sikapnya
terhadap para sahabat dan mulailah ia mencela ahlulhadits. Ia adalah penganut aliran Muktazilah
yang masyhur, meninggal pada tahun 317 atau 319 H. Saya akan mengemukakan perihal penolakan
terhadap pemikirarmya padabeberapa bagian lain dari kitab ini.
69 At-Iamf U,lkhlaq ar-Rawi wa Afub os-fumi, hlrn 12: a @, dan riwayatkan oleh a,ssuyuthi
dala;m Mifioh al-Jannah.
70 At-lami'H,qkhbq
ar-Rawi wa Adab as&mi1 hlrn. 46: b.
Bab t: As-Sunnah pada *lasa Nabt saw. 89

Hurairah r.a. bahwa Rasulullatr saw. berpapasan dengan seseoftlng


yang menjual makanan, kemudian beliau bertany4 "Bagaimanakamu
menjualnya?" Kemudian, si penjual memberikan penjelasan. Selaniut-
nya, beliau memerintahkan kepadanya, "Masukkan tanganmu ke
dalam makanan ifu!" Penjual ihr memasukkan tangannya ke dalam
makanannya Ternyata makanan itlt basah. Maka beliau bersabda

"
4.'""'*
Tiihhlah tennasuh dt antar a hani or ang y ang mandlsu. " I
i 7
V;J F
Contoh lain adalah hadits yang diriwayatkan oleh al-Qasim bin
Muhammad batrwaAisyatr memberi tatru kepadanya bahwa Rasulullah
saw. masuk ke kamarnya sedangkan ia dalam keadaan memakai
qiramn bergarnbar patung. Maka berubatrlah wajah beliau kemudian
beliau menur unl<an qiraaz yang dipakainya dan merobek-robeknya dan
bersabda"

,p. 'irw-Gr$ y .t ?'i UL,G ,/Ar'*i'"oY$


t o,

e'Sl

( J*: r
/ 6.. . 7z

"Sesungguhnyo manusia yang padt han hiamat


palingbqat sihsaannya
adtlahorang-orangydngmenyentpahanilaryanmahhluhAllahAzzawa
73
Jalla."

IGdang-kadang Rasulullah saw. melihat atau mendengar seorang


satrabat berbuat kesalatran maka beliau membetulkannya dan mem-
beri petunjuk kepadanya. Misalnya, hadits yang diriwayatkan oleh
Umar bin Iftaththab r.a. bahwa ia melihat seseorang berwudhu unhrk

7l Mrrstad l^om Ahmad,hlrn. 18, hadits ke729, juzXIII melalui sanad yang sahih.
72 Al-Qiram yaitu pakaian yang terbuat dari wol yang berwarna, tebal, dan dipergunakan
sebagai penutup. Menurut satu pendapat, ia adalah penuhrp yang tipis dan menurut pendapat lain
merupakan penutup yang memiliki ukiran (gambar). Bentuk jamaknya qarum.Ijhatliwtt al-Arab,
hlm.374, juz)ff.
73 *ta';futt 'Ulum al-Hadib, karangan al-Hakim, hlrn. 129. Hadits yang sama terdapat dalam
Shahih Mtslim, hkn. 1667, hadits ke91, juz III.
90 Hdlts Nabt Sebelum Dibukukan

shalat Iatidakmembasuh basian lcuku kakinya dan Nabi saw. melihat


hal itu, maka beliau bersabda,

4.t;:*i'#:vbrf F
" Aanglah, ilan smryurnalwtlah wudhttmu." 71

MakA omngitu kembaliberwudhu dan melakukan shalat


Contoh lain adalatr hadits riwayat Umar bin Khaththab r.a.. Ia
berkata, "Ketika selesai Perang Ktraibar, sekelompok satrabat meng-
hadap Rasulullah saw. dan berkata S Fulan mati syahid, si fulan mati
Exahid,' sehingga ketika mereka meleruati seseorang, mereka berkata
Si Fulan mati syatrid.'Mak4 Rasulullah saw. bersabd4

Ju,i gir-!'2i qb i;; G ,fir *;2-i, . ,>tt F


'..g;iJ-Uy
ft u6t G:uult ?bt,ttV:ffi
',,l;iJ-U) c!)t: ta
d zz
) o.rt|
r.1r-)U9
) o .'7 z
tL,->P :Jt, .bee;lt YI
) to0

- t ,
( 'oryjll "'
Yl
tsulun b egitu. S esungguhtry a ahu melilwt (si
fuloi di ner alw dalam burdoh
yangmanrbelanggutryaatau jubahorangtimur.'KemudianRasulullahsaw.
bersabilo,'Hai,Ihnual-I(haththab!Pergllah,bentahuhanlahhepadamanu-
siabahwanilahmasuhsutgahecualiorang-orangyangbenman.'Kemudian
s ay a heluar dan meny amp aihan b ahw as a-ny a,tidah ahan masuh surga

heanli ordng-orangyangbenman.'7s '

2. Peristiwa-peristiwa yang dialami oleh kaum muslimin, kemudian


mereka menanyakannya kepada Rasulullah saw. dan beliau memberi-
kan fatwa dengan menjelaskan hukum peristiwa/nersoalan tersebul

74 Musnad Imam Ahmad,hlm.zl4,hadits


ke124, juz I, melalui isnad yang sahih. Hadits ihr
juga diriwayatkan oleh Imam Muslim.
75 Mttsnad Imam Ahmad,hlm.242, juzL lsnad hadits ihr sahih.
&ab t: As-Sunnah pada *lasa Nabi saw, 91

Semua peristiwa itu tedadi dalam kehidupan manusia. Para sahabat


tidak merasa malu menanyakan segala persoalan, bahkan bersegera
datang kepada guru pertama unfuk mendapatkan kebenaran yang
menyejukkan hati.
Ada juga sahabat yang merasa malu bertanya sehingga ia meminta
sahabat lain menanyakannya kepada Rasulullah saw.. Contohnya
adalatr riwayat dariAli binAbiThalib, ia berkata, "Sa)ra adalatr laki-laki
yang sering mengeluarkan rnadzi. Saya malu menanyakan hal itu
kepada Rasulullah saw. karena status putrinya (sebagai isfriku). Maka,
saya meminta al-Miqdad bin al-Aswad76 menanyakan hal itu kepada
beliau. Beliau menjawab, 'Ia harus membasuh kemaluannya lalu
berwudhu.'"2
Qais bin Thalq meriwayatkan dari ayahnya bahwa ia bertanya
kepada Rasulullah atau seseorang bertanya kepada beliau. Ia berkata
"Icdka sedang shalat saya menggaruk-garuk paha sehingga tanganku
menyenfi.rh kemaluan. IGmudian Rasulullah saw. bersabda

4 rcrr
'tidtkhah hanaluan itu merup ahan b agtrwr dan anggota tnbuhmu?' " 7
4o\*:F I}
IGdang kala mereka bertanya kepada Rasulullah saw. tentang hal
yang lebih spesifik. Contohnya hadits yang diriwayatkan Urwah dari
Aisyah r.a.. Urwah berkata "Isti Rih'atr datang kepada Nabi saw. dan
berkata'Rifa'ah menalaliiku, iamentalakku secarabaids kemudian aku
menikah dengan Abdurratrman bin azZubatr dan ternyata kemaluannya
seperti rumbai-rumbai pakaian.' Kemudian Rasulullah saw. bersabda

76 Fathul-Bai, hkn. 294, juz I dan Shahk Mttslim,hlm. %7, hadits kel7, jnzl.
77 Mttstwd Imam Ahmad,hlm. 39, hadits ke606 dan hlrn. 46, hadits ke618, juz II melalui sanad
sgrltilr. Fathul-Bart hlm. D4 dan394, jltzl, dm Sluhih Mtrslim, hkn. 247, hadits ke 17-19, juz I.
?8 ttta'rW 'Illum al-Hadib, hlrn. 132. Al-Hakim berkata Tidak ada yang menyebutkan perihal

'menggaruk-garukpaha'selainAbdullahbinRaja dariHammambinYahyakeduanyaadalahtr4at
'dapat dipercaya'."
7g'c.; dandf Uerarti 'menalak tiga'. t- j( U".rrti 'memutus'r Rifa'ah yang dimaksud adalah
Rihah alQardhi
99 Hdlts Nabl Scbclun Dtfutkukan

6# e':x -Lt e zat,'J\;f


' ' ;'oi;;;iy
**Wi'rL',
'Apahah anghauhadah rujuh (hentbali) ilengan Rifo'ah? Tidah (boleh
rujuhhepadanya)sehinggaenghaumerasahanmadwryo(Abduwahman)
don ia merasahan madumu.'

IGtil€ itrrAbu Bakarberada di samping Nabi saw. dan Ktralid bin


SaId sedang menunggu untuk shalatbersama. Ktralid bertanya Wahai
Abu Bakar, tidal*ah engkau mendengar sesuafu lang engkau saksi-
kan sendiri dari Rasulullah saw.?'"&
IGum muslimin menanyakan segala persoalan dan perilaku mereka
kepada Rasulullah saw.. Tidak ada batas dan penghalang antara mereka
dan beliau. Seorang Arabi sengaja datang dari tempat yang jauh untuk
bertanya kepada beliau. Semuanya ingin memperoleh keterangan yang
benar. Mengenai hal ini, Ali r.a. berkata "SeorangArabi datang kepada
Nabi saw. kemudian berkata lMahai, Rasulullatr saw.! IGmi sedang
berada di padang pasir kemudian salah seoftutg di antara kami me
ngeluarkan ruwaihah hentut kecil'.'8l Kemudian Rasulullah saw.
bersabda,

'€Li'p,iL cgll;,-. , ',?. c o to .1^ 6,. .


.r:rar-) ,hs
'"?t' tl
F
$.b:*l ;;;^tr rib \, tL:*
'Sesungguhny a Allah Azza,,t a J alla tidah malu (menj elashan) heb enar an.
Jika salah seorang di antara kamu hentut mtha hendahlah ia betwudhu
ilan j anganlah hamu mendatan 91 isti melalui dubur mereha.' " 82

& Ua'rW'Ufum al-Hdib, hkn 130 dan Mtih Muslim, hkn. 1055, Hadits ke Itr dan hadits
sesudahnya juz II.
8l RttuiMt adalah benhrk ta.sttghir dart railuh.I(ata itu dimaksudkan sebagai sebutan bagi
"angin yang lepas dari perut dengan cara ditahan-tahan."
82Munad Imam Ahmad, hlm. 64, Hadits ke-655, juz II. Pada suatu kali Rasulullah saw.
bersabda"t -1C;t G".
Bab t: As-Sunnah pada hlasa Nabl saw, 93

Para sahabat bertanya kepada Rasulullah saw. tentang persoalan


pribadi mereka, yang mungkin satrabat lain malu menanyakannya
Pada umumny4 para sahabat tidak terhalangi untuk bertanya kepada
beliau tentang muamalah, ibadah, akidah, dan berbagai persoalan
mereka. Batrkan, ketika menerima kabar dari beliau, sebagian dari
mereka kembali menghadap beliau untuk menerima kabar dari sumber
asalnya dan membekali diri dengan ilmu beliau.
Suahr ketika, Rasulullatr saw. mendatangl Dhimam binTsalabah
dan kaumnya untuk menyampaikan risalah.s Setelah ihr, Dhimam
menghadap Rasulullah saw. sementara para sahabat berada di se
kelilingnya. Ia masuk masjid dengan tetap menunggang unta. fuias
berkata " ... kemudian ia (Dhimarn) mengikat untanya di dalam masjid.
I-alu ia bertanya kepada para sahabat, 'Di manakatr Muhammad?'
sedangkan Nabi saw. sedang duduk bersandar. IGmi tnenjawab, 'fni,
laki-tald Oerkulit) putih yang sedang duduk bersandar.'Kemudian
Dhimam berkata kepada Rasulullah, wattai Ibnu Abdul Muthalib!'
Nabi saw. bersabda kepadanya, 'Aku telatr menjawabmu.'Dhimam
berkata kepada beliau, 'Saya adalah olang yang bertanya kepadamu.
Saya sangat ingin memperoleh penegasan darimu tentang masalatr
yang saya tanyakan, maka ianganlah dirimu merasa saya repotkan.
Saya bertanya kepadamu demi Tuhanmu dan Tuhan umat sebelummu,
apakah Allah mengutusmu kepada manusia semuanya?' Beliau men-
jawab, \a.'la berkata, 'Saya bermohon dan bersumpah kepadamu
demiAllah, apakatr Allah memerintatrkan kepadamu untuk melalokan
shalat lirna kali dalam sehari semalam?'Beliau menjawab, Ya-'Kemu-
dian ia berkata, 'Saya mengimani wahyu yang engkau bawa, saya
adalah utusan kaumku, dan saya adalah Dhimam bin Tsa'labah,
saudara Bani Sa'd bin Abu Bakar.' "84
Contoh lain adalah tindakan salatr seorang sahabatyang mencium
istrinya padahal ia sedang berpuasa. Ketika itu, ia merasa perasa,an
cintanya kepada istri begitu berkobar. Kemudian ia mengutus isfrinya
untuk menanyakan hal tersebut Sampailah istrinya di rumatr Ummu
Salamah, istri Rasulullah saw., dan ia bercerita kepadanya. Ummu

B uhat Ma'rifah 'Illum al-Hadib, hhn. 5, Riwayat ihr dikeluarkan oleh Muslim.
&4 Fathul-Bai,hlrn. 159,iuz I. Riwayatyang sama terdapatdalanMa'ifah'Uum al'Hadits, hkn. 5.
94 Hadits Nabi Sebelun Dibukukan

Salamah berkata bahwa Rasulullah sa\rr. menciumnya padahal beliau


sedang berpuasa. Kemudian ia kembali dan memberitahukan jawaban
Ummu Salamah kepada suaminya Jawaban itu malah membuat suami-
nya berang dan berkata, "Kita tidak seperti Rasulullah saw.. Allah
menghalalkan kepada Rasul-Nya apa sajayang Diakehendaki." Kemu-
dian isfrinya kembali kepada Ummu Salamah dan ketika itu Rasulullah
saw. berada di rumah Ummu Salamah. Rasulullah saw. bertany4 "Hai,
Ummu Salamah, ada masalah apa dengan wanita ini?" Ummu Salamah
menjelaskan kepada beliau lalu beliau bertanya "Apakah engkau tidak
memberi tahu kepadanya bahwa aku melakukan hal yang sama?"
Ummu Salamah menjawab, "Saya telah memberitahu kepadanya."
Wanita itu kemudian kembali dan memberitahu kepada suaminya
tentang jawaban Rasulullah saw. Jawaban itu membuat suaminya
bertarnbah berang dan berkata "Kita tidaklah seperti Rasulullah saw.
Allah menghalalkan kepada Rasul-Nya apa saja yang Dia kehendaki."
Mengetahui sikap suaminya itu, Rasulullah saw. marah dan ber-
sabda,
O t .o/ 9 .

4si::*"6*tt {,€n! ;t ,n ri },
"Demi Allah, ahu adalah orangyangpalingtahwa di antarahamuhrpono
Allah dan orang yang paling mengetohui had-had (hukum-huhum)
Allah." 85

Sikap wara' suarniwanita tersebut mendorongnya menduga batrwa


hukum itu khusus untuk Rasulullah saw. sehingga Rasulullatr saw.
menegaskan bahwa hukum itu berlaku umum.
Demikian pula sikap Sayyidah Aisyah, Ummul-Mukrninin. Iidak-
latr ia mendengar sesuatu yang ia tidak mengetahui kecuali ia segera
menghadap Rasulullah saw. sehingga ia mengetatruinyas
Ada kalanya dua orang muslim berselisih pendapat tentang suaflr
hukum. Untuk menyelesaikannya, keduanya menghadap Rasulullah
saw. meminta jawaban. Contoh mengenai hal ini adalah hadits yang

85 *-Risatah,hlm. 404, paragraf ke1109.


M lrhat F athut- B ari, hlm. 207, juz I.
Bab t: As-Snnah pada *lasa Nabi saw. 95

diriwayatkan oleh al-Miswar bin Makhramah bahwa Umar bin Ktraththab


berkata, "Saya mendengar Hisyam ibnu Hakim membaca surat al-
Furqan. Ia membaca beberapa huruf dalam surat itu yang Nabi saw.
tidak mengajarkannya kepadaku." Umar berkata, "Saya hendak me
negurnya sedangkan saya shalat." Maka ketika selesai shalat, saya
bertanya kepadanya, "Siapa yang mengajarkan kepadamu bacaan ini?"
Ia menjawab, "Rasulullah sa\ry.." Saya berkata "Engkau berdusta. Tidak
begifu Rasulullah saw. mengajarkan kepadamu." I-alu, saya memegang
tangannya dan menunfunnya, bersama-sama menghadap Rasulullah
saw.. Kepada Rasulullah saw. saya berkata "Engkau mengajarkan surat
al-Furqan kepadaku. Saya mendengar Hisyam membaca beberapa
huruf dalam suratituyangtidak engkau ajarkan kepadaku." Rasulullah
saw. bersabda "Bacalatr, hai Hisyam." Maka ia membaca seperti yang
ia baca (yang didengar oleh Umar). I-alu Rasulullah saw. bersabda,
"Demikianlah surat itu diturunkan."sT Kemudian beliau bersabda
kepadaku, "Bacalah, hai Umar." Maka saya membaca. Ialu beliau
bersabda,

$.'#Gii;u *?l# ,vJ;i olpt r.r;31 p


"Demihian surat itu drturunhan. Al-Qut'an dintrunhan atas tujuhhuruf.
Maha b acalah ia dengan huruJ y ang mudah.'$

Jawaban, fatwa dan puhrsan Rasulullah saw. meliputi banyak materi


dalam berbagai bab pada kitabkitab tentang Sunnah Rasulullatr saw.
sehingga ia dihimpun menjadi bagian besar dari Sunnatr beliau. Sangat
kecil kemungkinannya kejadian-kejadian itu dilupakan oleh pelakunya
karena ia merupakan bagian dari kehidupan si penanya, bahkan
merupakan kejadian yang sangat menonjol di antara berbagai kejadian
selamahidupnya.

87 Musnad Imam Ahmad,lim.n4,hadits ke 158, juz I, melalui sanad sahih.


8 Musnad Imam Ahnad,hlm.2T4,hadits ke277, juz I, melalui sanad sahih. Dalam riwayat ini
tidak ada keterangan tentang teguran Umar kepada Hisyam sewaktu dia shalal Al-Bukhari dan
Muslimmengeluarkanhaditsyangsama. UhatFathubBai,ltm.3$,juzXdanShahih Mu;slim,hlm.
560, hadits ke270, juzl.
96 Hadits Nabi Sebetun Dlbukukan

Kejadian dan peristiwa yang dialami para sahabat dan mereka me.
nyaksikan dndakan Rasulullah saw. terhadapnya Hal ini banyak terjadi
pada diri beliau, misalnya menyangkut shalat, puas4 haji, saat dalam
pedalanan, dan saat berdiam di rumah. Para satrabat meriwayatkan
semuanya itu kepada tabi'in kemudian mereka menyampaikan kepada
generasi sesudahnya. Macam yang ketiga ini terhimpun menjadi
bagian besar As.Sunnatr, k*rususnya petunjuk Rasulullatr saw. dalam
hal ibadah dan muamalatr serta keseluruhan perjalanan hidup beliau.
Di antara contoh mengenai hal di atas adalah sebagai berikut
a- PertanyaanJibril kepada Nabi saw. tentang iman, Islam, ihsan, dan
waktu tedadinya kiamat, serta jawaban beliau terhadap semua
pertanyaan itu. Setelah Jibril perg1, beliau berpaling kepada para
sahabatyang berada di sekeliling beliau dan bertany4 "Hai Umar,
tatrukah kamu, siapa si penanya tadi?" Umar berkata "Saya men-
jawab, 'Allah dan Rasul-Nya lebih mengetatrui.'Beliau bersabda,

{.<,-, 'i!*r.i6yb Cf X
'sesungguhnya ia ailalah Jibril, ia datang (untuh)'^*gaiorhan
agdmamu semud.'u 89

b. Hadits yang diriwayatkan oleh Ali bin Abi Thalib r.a. Ia berkata,
"Rasulullah saw. melakukan shalat witir pada awal malam, akhir
malam, dan tengah malam. Shalat witir beliau selesai pada waktu
satrur.4
c. Hadits yang diriwayatkan oleh Salim bin Abdullah, dari ayatrny4
Abdullah bin Umar batrwa ia melihat Rasulullah saw., Abu Bakar,
dan Umar bedaian di depan jenazah.e\

89 Syarh at-Arba'in al-Nawawiyah, hlm. 12. Hadits diriwayatkan oleh Muslim. lthat Fathul-
Ban,hkn. L23 - 132, juzl, dan Musnad Imam Ahmad, hlm. 311, hadits ke367, juz I, melalui sanad
sahih. Jibril a-s. datang kepada Rasulullah saw.-ketika para sahabat sedang berada di sekeliling
beliau-dalam wujud seorang laki-laki berpakaian putih dengan rambut hitam. Tidak terlihat tanda-
tanda bahwa ia baru saja melakukan perjalanan. Umar berkata "Tidak seorang pun dari kami
mengenalnya." Hadits itu masyhur dari Umar r.a.
N Mnt od Lom Ahmad,hkn. &t, hadits ke653, juz II, melalui isnad sahih.
9L nia.,firo."lZ,hadits ke4539, juzW,melalui isnad yang sahih.
Bab t: As-Sunnah pada *lasa Nabi saw, 97

d. Hadits yang diriwayatkan oleh Ali bin Abi Thalib r.a-,ia berkata,
"IGmi shalat bersama Rasulullah saw.. Tiba-tiba beliau pergl dan
kami masih tetap dalam keadaan berdiri. Kemudian, beliau kembali
dan rambut beliau basah meneteskan air lalu beliau shalat bersama
(mengimami) kami. Selesai shalat beliau bersabda

,:J;ii l, ;>'21'J\i;i'; A e ir?l e F


**,c
z o)

i, "r" ls'rit'r#.e'&Lrrr
'J\!:ri'"J,}*
rl y+e'* a;,--,rU k'yr
4.'rDl.*
'sesungguhnyaahuingatbahwaahusedang junubhetihaohu(taryah)
melahuhan shalat (dan) ahubelum mandi. Maha, barangsiapa di
dntar a hamu mer as ahan ad,a nzz (suara hentut)ez di p erutny a ltau ia
seilong dalamheadaan sepertr yangterlaili pado dinhu (sedonghan ia
tengah melahuhan shalat), maha hendahlah ia pergi sehingga ia
selesai dai manenuhi hajanrya ntau mandinya hemudian ia herrbali
melahuhan shalatrtt a.'' e3

e. Hadits yang diriwayatkan oleh Ali bin Abi Thalib, ia berkata,


"Perkataan terakhiryang diucapkan oleh Rasulullah saw. adalah,

(.<qr '.3t,t:; lir ||;t r;:)Uii;)Aib


'Shalat, shalat, dan bertahwalah hepada Allah dalam hal hamba-
hamb a sahay a y ang hmu milihi."'
Y

Dari kajian yang telah kami kemukakan jelaslah bahwa tiga unsur
benar-benar telatr berperan dan terpadu dalam rangka pemeliharaan As

9Z nA (D yaitu suara lirih di perul Menurut satu pendapa! iz,berarh.'rasa adanya hadats
dan bergeraknya angin karena mau keluar'.
93Mt *od l*om Ahmad,hlm. 74, hadits ke{68, juz II.
% n;a.,hkn. 29, juz II, dan isnad hadits itu sahih.
98 Hadits Nabi Sebelun Dibukukan

Sunnah yang mulia pada masa Rasulullah saw.. Tiga unsur itu adalah: (1)
hepibadian Rasulullah ww., dari sisi beliau sebagai pendidik dan pengajar,
dan lebih dari itu, beliau adalah utusan Tuhan semesta alam, (2) As-
Sunnah, dilihat dari sisi materiny4 dan (3) para sahabad mereka adalatr
para penuntut ilmu yang menerima AsSunnah dan mempraktikkannya
secara bersama Mereka sangat komit terhadap guru pertama dan secara
ikhlas menerima AsSunnatr. Dengan hati dipenuhi perasaan cinta dan
kehendak yang kuat, mereka mengikuti segala hal yang dapat menyem-
purnakan iman mereka dan memutuskan hubungan mereka dengan
segala hal yang menyesatkan.
Semua itu berpengaruh besar ba$ para sahabat dalam memeliharaAs
Sunnatr. Kemudian, mereka meriwayatkannya kepada tabi'in, yang kemu-
dian meriwayatkannya kepada generasi sesudatr mereka. Hal ini sesuai
dengan sabda Rasulullah saw. kepadapara satrabatry4

t r\+ci*j e yJ f',
,/ o2o !zc z o z )zc )z o!-o l z o lz z c )z o - \

C1---l oJ'*"J F
"Kcimtt manilangar (As-Sunnah danhu) ilon (h.emudian As-Sunnah itu)
didmgar darimu (oleh generasi sesudttunu), dm (selanjutnydia didaryar)
dari generasi y ang manilangarny a ilarimu (oleh garcrasi beihutny a) ." e5

Dapat kami katakan-dan kami sepenuhnya meyakini hal ini-batrwaAs


Sunnah pada masa Rasulullatr saw. telah dihafal (dipelihara) oleh para
satrabat bersama-sama dengan Al-Qur'an, sekalipun jurnlah AsSunnah
yang dihafal oleh para satrabat tidak sama. Ada yang menghafal banyak
Sunnah, ada yang sedikit, dan ada pula yang sedang. Dari sinilah dapat
kami tegaskan bahwa mereka sepenuhnya mengetahui As-Sunnah lalu
meriwayatkan kepada tabi'in.
Tidaldah benar anggapan bahwa sebagran As.Sunnah tidak diketahui
oleh para satrabal Mereka selalu menyertai Rasulullah saw. selama lebih
dan 20 tahun, baik sebelum maupun sesudah hijrah, sehingga tidak
mungkin adaAsSunnatr yang tidak mereka ketahui. Selain ifu, semangat
mereka untuk mengetahui AsSunnah sangatlah besar.

95 Musrud Imam Ahmad,hlm.340, hadits ke2957,iuzN,danhhatal-Jarh wa at:Ta'dil,hlm.8,


Bab l: As-sunnah pada llasa Nabi saw. 99

Dengan demikian, para sahabat mengetatrui segala ucapan dan per-


buatan beliau secara langsung, misalnya ketika beliau sedang tidur, terjaga
bergerak, diam, berdiri, duduk, berijtihad, beribadah, dalam perjalanan,
dalam peperangan, bersenda gurau, menegaskan suafi.r karangan, berkhut-
bah, makan, minum, bergaul dengan keluarga melatih kuda mengirim
surat kepada kaum muslimin dan musyrikin, mengadakan pedanjian,
melirih dan bernafas. Selain menghaftlkan hukum syariat dari beliau, para
sahabat juga menanyakan segala hal kepadanya meliputi ibadatr, hukum
halal dan harzun, atau keputusan hukum.s Sungguh, mereka adalah peng-
ganti yang terbaik dari pendatrulu yang terbaik. Semoga Allatl meridhai
merekasemua.

E. Tetsebarnya As-sunnah pada Masa Rasulullah Saw.


AsSunnatr tersebar bersama Al-Qur'an sejak saat-saat pertama dak-
wah, yaitu pada saat kaum muslimin ilalam junrlah sedikit, berkumpul
secara sembunyi-sembunyi di nunatr al-Arqam bin Abdul Manaf, Mereka
menerima ajaran-ajaran agama yang baru, membaca Al-Qur'an, dan
menegakkan syiar-syiar agama.
Tidak lama setelatr itu, Nabi saw. menyampaikan apayang diperintah-
kan olehAllah. Jurnlah kaum muslimin semakin banyak dan agama Islam
tersebar merata ke seluruh JazirahArab. Pada semua tatrapan dalflvah,
Rasulullah saw. bertablig kepada manusia, memberi fatwa, memberi
keputusan, berkhutbah, memimpin mereka pada saat damai maupun
perang, saat sulit dan lapang, serta mengajari mereka. Mereka pun
menghafal hukum-hukum dan memprat<tlt<tannva.
Banyak faktor yang memungkinkan dan menjamin tersebarnya As-
Sunnah ke berbagai kawasan dunia. Di antara faktor-faktor itu adalah
sebagai berikur
1. Semangat dan kesungguhan Rasulullah saw. dalam menyampaikan
dat$rah dan menyebarkan Islam. Beliau selalu memanfratkan setiap
cara dalorah dan jalan dakwah. Beliau langsung mendatangi kabilatr-
kabilah, menanggung berbagai kesulitan dan siksaan, menjalin hu-

96,qt-ptaahna ila Kitab al-Iktitfi (Ishut al-Fiqh,hlrn. 7f.


100 Hdtts Nabt Sebctun Dtbukukan

bungan dengan delegasi dari berbagai daerah, dan menyampaikan


Islam kepada mereka. Beliau berbuat maksimal dalam menyampaikan
risalah sehingga kokohlah Islam dan kuatlah kedaulatanryra-
Watak Islam dan sMem kehidupan baru yang dibawanya, yang mem-
buat manusia bertanya-tanya tentang hukum Islam, rasulnya, dan
sasaran-sasarannya Sebagian oftlng mendatangi Rasulullatr saw. untuk
bertanya tentang Islam kemudian setelatr sernuanla jelas, ia memeluk
Islam dan menyampaikan apa yang dilihat dan didengarnya kepada
kaumnya.
Semangat para sahabat Raslullah saw. danmotivasi mereka mencari
ilmu, menghafalkannya, dan menyampaikannya kepada orang lain.
Pada pembahasan sebelumnya, secara terperinci kami kemukakan
kegiatan keilmuan mereka
Ummalwt al-Muhminn Gsti-istri Rasulullah saw) berjasabesar dalam
menyampaikan agama dan menyebarkan As-Sunnah di kalangan
wanita kaum muslimin. IGrena sebagian dari mereka merasa malu
menanyakan persoalan-persoalan mereka kepada Rasulullah saw.,
maka mereka mendapatkan jawabannya dari para istri beliau karena
mereka selalu berhubungan dengan beliau dan selalu mempelajari
hukunrhukumnya.
Sa)ryidahAisyatr dikenal sebagai istri beliauyangluas ilmunya dan
sarlgat memahami huku&hukum. Diriwayatkan dari Ibn Abi Malikah,
"Aisyatr, isti Nabi saw., tidak mendengar sesuafu yang tidak ia ketahui
kecuali ia segera mencarinya sehingga ia mengetatruinya." Nabi saw.
bersabda

(':* -r
/ , '.t / c, c I, \
uY
"Barangsiapa dihisab mahaia ahan disihsa."

Aisyatr berkata, "Kemudian saya bertany4 'Bukankah Allatr ber-


firnurn, '...maka dia ahan di\qihsa dotgan perneri.hxanyangmudalt." "
Aisyah berkata "Kemudian Nabi saw. bersabda

{ 3llii qqt'&';U'*<r,}'-li u;atb


'S e sungguhrry a hal itu lrany al ah) p ergelar an, dan b ar an gsiap a dihis ab
Bab l: As-Sunnah pada hlasa Nabi saw. 101

e7
dangan seccffa menj elimet maka ia ahon binaso."'

Kaum muslimin mengetahui tingginya kedudukan Aisyah dan


pengetahuannya yang dalam tentang hukum-hukum Islam.
Setelatr Rasulullatr saw. meninggal, ia menjadi tumpuan utama para
penuntut ilmu dan pencari fatwa serta menjadi rujukan dalam banyak
persoalan agama
Para sahabat wanita. Para sahabatwanita mempunyai pengaruh yang
tidak kalah besar dari pengaruh sahabat pria r.a. dalam memelihara dan
menyampaikan AsSunnatr. Mereka sangat bersemangat menghadiri
majelismajelis Rasulullatr saw.. Ketika mereka melihat para sahabat
pria mendatangi beliau maka mereka meminta agar beliau menyedia-
kan majelismajelis khusus bagi mereka untuk menanyakan segala
persoalan mereka dan mempelajari hukum-hukum Islam' Misalnya,
mereka mengetatrui sebagian upacara ritud seperti shalat Id melalui
majelisini.
Mereka mempunyai pengaruh besar dalam menyebarkan hukum-
hukumyang berkaitan denganwanita dan kehidupan suami-istri. Para
sahabat pria biasanya enggan menanyakan hal-hal tersebut kepada
Rasulullah saw..
Para utusan, delegasi dan feiabat Ras.lullahsara. Setelah hijratr, kota
Madinah menjadi pusat kedaulatan Islam dan aktivitas dak\Mah. Dari
kota inilah hidayah memancar ke seluruh kawasan dan dengan
hidayah ihr hancurlah berhala-berhala syirik dan robotrlah singgasana
kelaliman.
DariYatsrib Madinatr) para uhtsan Nabi saw. berangkat ke kabilah-
kabilah di sekitarnya dan kabilah yang jauh untuk mendahrahkan
Islam serta mengajarkan hukum-hukum dan sistem kehidupan Islam.
Pada saat ifu, orang-orang Quraisy memblokade hubungan antara
kabilah-kabilah yang telah memeluk Islam dengan Nabi saw..
Rasulullah saw. senantiasa memberikan pengarahan dan pefimjuk
kepada para utusan. Beliau menjelaskan prinsipprinsip dakwah serta
memerintahkan mereka berdalsrah kepadaAllatr dengan hikmah dan
nasihat yang baik. Di antara contoh mengenai hal ini adalah wasiat

97 Fathrl-Bai, hlm. zo7, iuz l.


102 Hadits Nabi Sebelun Dibukukan

beliau kepada Mu'adz bin Jabal dan Abu Musa alAsy'ari ketika beliau
mengufirs keduanya ke Yaman.g8
Kepada kedua sahabat itu, beliau bersabda,

$.t1;J.t) 1,3;r , rfri,rrt;.y


"Permudohlah dnn janganlah enghau manpersulit. Sampaihanlah habar
gembir a dan j anganlah enghau membuat or ang lari b erpaling. "

Kepada Mu'adz ibnuJabal r.a., beliau bersabda,


"Enghau ahan datang he suatu haum dari Ahlul-Kitab. Maha, serulah
mereka untuh bersahsi ttaila Tuhan selain Allah dan bahwa ahu adalah
utusa n Allah. J iha mereha meneima s etuan itu maha b entahulah mereha
bahwa Allah mewajibhan mereka melahuhan shalat lima hali sehan
semalam. Jiha mereha menertma (menaati) hal itu maha bentahulah
merehabahwa Allah mewajibhan mereha mangeluarhan sedehah yang
diambil dan orang-orangberpunya (untuh) hemudian dibenhan hrpod,
orang-orang fahir di antara mereha. Jiha mereha menaati hal itu maha
lindungilah kemuliaan harta mereha dan tahutlah doa orang yang
dianiaya harena tidah ado paryhalang antdra doanya don Allah." w

Rasulullah saw. menumbuhkan rasa berani kepada para penguasa


dan qadhi. Mengenai hal ini, Ali bin Abi Thalib r.a. berkata, "Rasulullatr
saw. menguhrsku ke Yaman. Saya berkat4 Wahai, Rasulullah! Engkau
menguhrsku ke suahr kaum yang lebih fua usianya daripada aku unhrk
memberi keputusan di antara mereka."'Beliau bersabda

( 3l:E €*: e)L4l*, Jr;?rt'";:t:,-ll F


"Pergilah, maha Allah ahan memantaphan lisanmu dan menuryuhhon
hatimu." roo

98bhatShahih al-Bukhaibi Hasyiyah as-Sanad,i,h1m.72, juzllL Pengiriman utusan itu terjadi


pada tahun ke9 hijrah.
99 Shahih Muslim,hlrn. 50, hadits ke29 dan 30, juz I.
lN Musnad Imam Ahmad,hhn. 73, hadits ke666, juz II, melalui isnad sahih.
Bab l: As-Sunnah pada *lasa Nabi saw, 103

Delegasidelegasi Rasulullah saw. dan para penguasa adalatr sebaik-


baik orang yang mengemban risalah dan menunaikan amanah.
Pada tatrun ke.6 Hijriah, Rasulullah saw. mengirim banyak delegasi.
Setelah perdamaian Hudaibiyah, beliau mengirim para utusan kepada
raja-raja, masing-masing membawa surat beliau. Dalam satu hari
terdapat enam orang yang berangkat dengan tujuan yang berbeda-
beda. Masing-masing berbicara dengan bahasa kaum yang menjadi
fuju4.tot
Rasulullah saw., sebagaimana dicatat dalam sejarah, mengirim
ufusan kepada IGisar Romawi,l@ Gubernur Basrah, al-Harits bin Abi
Syamr (Gubernur Damaskus dari kerajaan HeraHius), dan al-Muqauqis
(Gubernur Mesir dari kerajaan Heraklius) untuk menyeru mereka
memeluk agnma Islam. Beliau juga mengirim surat kepada an-Najjasi
(Raja Habasyatr), Kisra (Raja Persia), dan al-Mundzir bin Sawi (Raja
Bahrain). Selain itu, beliau mengirim surat ke Aman, Yamirmatr, dan
daerahdaerah lain.
Para utrrsan ifu menjawab segala hal yang ditanyakan oleh para raja
gubernur, dan kepala kabilah. Mereka menjelaskan tentang Islam dan
tujuannya kepada mereka sesuai dengan pengarahan dan pehrnjuk
Rasulullah saw.. Bagi setiap kaum yang telah menerima Islam, beliau
mengangkat orang yang paling senior di antara mereka sebagai
gubernur dan mengirim sahabat untuk mengajarkan agama kepada
mereka dan mendalaminya
7. Perang penaklukan besar (|enakluhan kota Mekah). Pada tahun 8
hijriah, bangsa Quraisy melanggar perdamaian Hudaibiyah. Maka,
Rasulullah menyeru kepada seluruh kabilatr yang telah memeluk Islam
untuk hadir di Madinah pada bulan Ramadhan. Bersama 1g.gggtor
mujahid (pejuang), beliau berangkat ke Mekah. Setelah berhasil
menaklukkan Mekah dan merobohkan berhala-berhala, beliau ber-
pidato di hadapan beribu-ribu kaum muslimin dan musyrikin. Beliau

loL ya^1 o1-114;tltbah al-Mudli',hkn. 40.


LoZ ytr 5;ro7t lbnu Hdgan, hlm. 279, juz N dan Shahih Mttslin, hkn. 1393 dan 1397, juz Itr,
^1
dan lihat keterangan 0entang para utusan kepada r4ia'raja dan para gubernur secara terperinci dalam
al-M ishbah al-Muili', hkn. 6G 1 14.
lB Uhat Sirah Ibnu Hisltan,hlrn. 17, juz IV.
104 Hadtts Nabl Scbetun Dibukukan

mengatakan bahwa beliau memaafl<an musuh-musuh yang telah


menganiaya dan menyakitinya. Selain itu, beliau mengumumkan
banyak norma hukum, di antaranya "orang muslim tidak boleh di-
bunuh disebabkan ia membunuh orang kafrr', "dua orang yang ber-
beda agama tidak dapat saling mewarisi", dan "tidak boleh seorang
wanita dimadu bersama bibinya . IGmudian, manusia secara serentak
membaiat Rasulullah saw..
Penaklukan Mekah itu merupakan peristiwa sejaratr yang besar,
disaksikan oleh banyak satrabat dalam jumlah yang tidak terbatas dan
mereka menukil dan menyampaikan khutbah Rasulullah saw. ke
berbagai kawasan, sebagaimana oftmgoftlng yang baru masuk Islam
menukil dan menyampaikan pehrnjuk yang mereka terima kepada
keluarga dan kerabatmereka di Mekatr dan lainnya
8. Haji wada'. Pada bulan Dzulhiiiah tatrun 10 Hijriah, Rasulullah saw.
pergr ke Mekah untuk menunaikan ibadah haji bersama para sahabat
lain. Beliau disertai sekelompok besar satrabat ying berjumlah sekitar
90.000 orang.lu Bersama mereka, beliau wuquf di Arafah dan ber-
pidato yang temanya mencakup berbagai persoalan. Di dalam pidato
ifu, beliau menjelaskan banyak nonna hukum, di antaranya'haram
darah dan harta kaum muslimin", "wajib menunaikan amanatl", "di-
hapus dan dibatalkannya riba jahiliah", serta "dilarangnya adat-ke'
biasaan yang batil". Beliau juga menjelaskan sebagian hak suami dan
istri, memotivasi para suami unhrk berlaku baik terhadap para isti, dan
larangan berwasiat kepada atrli waris.
Pidato yang lengkap itu termasuk faktor terpenting yang men-
dorong tersebarnyaAssunnatr di kalangan kabilahArab, sebab pidato
itu didengar oleh manusia dalam jumlatr sangat banyak yang kemudian
menyampaikannya ke berbagai kawasan, sesuai dengan sabda Ra-
sulullatr saw.,

'"#rirCf
( +uJr 5; b&rr &*4ir :F)f F

104 Terdapat perbedaan pendapat tentang jumlah sahabat yang ikut hadir dalam haji wada'.

Menurut satu riwayat dari Abu Zur'ah, jumlahnya ,10.000 orang. UhatTalqih Fuhum Ahl al-Atsar,
hlrn.27: b.
Bab t: As-Sunnah pada llasa Nabl saw, 105

"Buhanhah aku telah menydmpaihan? Ya Allah, sahsihanloh! Maha


y otg w
hendohlah or orng y ang meny aksikan Aadir) many amp aihm apa
dangar hrpfu orang y ang ndah h aclir." Los

9. Delegasi4elegasi setelah penakluhan besar dan haii wada'. Setelah


penaklukan Mekah, delegasi-delegasi bangsa Arab dari berbagai
kawasan jazkah Arab datang unfuk membaiat Rasulullah saw. dan
bersatu di bawah panji-panji Islam. Delegasidelegasi ifir secara terus
menerus berdatangan dan semakin bertambah banyak setelah haji
wada'.
Rasulullah saw. menyarnbut baik delegasidelegasi itu, mengajari
mereka tentang Islam, dan membekali mereka dengan berbagai
nasihat dan petunjuk. Sebagian dari mereka bermukim di rumah
Rasulullatr saw. selama beberapa hari, kemudian kembali ke kabilah
masing-masing untuk menyampaikan agama yang lurus.
Di antara delegasi itu adalah delegasi Dhimam binTsalabah yang
diajari oleh Rasulullatr saw. tentang Islam, kemudian ia kembali kepada
kaumnya dan menyeru mereka sehingga kemudian mereka memeluk
Islam. Demikian pula delegasiAbdulQais, delegasi Bani Hanifrh,Thai,
Kindah, Azdasynuatr, dan delegasi ufusan rai*raiaHiqrar.
Semuanya kemudian masuk Islam dan mengirim uhrsan kepada
Rasulullah saw. untuk memberitatrukan hal itu. Kemudian, beliau
mengirim surat kepada mereka unfirk memberitatrukan bahwa beliau
telah mengetahuinya. Beliau juga memotivasi mereka unhrk taat
kepadaAllah dan berpegang teguh kepada agama-Ny4 jugaberwasiat
kepada mereka agar berlaktr baik kepada ralryat
Selain ihr, ada pula delegasi kabilah Hamdan dan Tuiaib (kabilah
dari Klndah), delegasiTsa'labatl, Bani Sad, Hudzaim, dan delegasilain
yang jumlahnya sangat banyak yang tidak mungkin disebutkan di sini
semuanyalm
Rasulullah saw. melihat bahwa delegasidelegasi itu membawa
dampak positif sehingga beliau menghormati mereka. Mereka ber-

105 11p1 Sirah lbnu Hisyam,hlm.276,juz IV dan hadits yang sama terdapat dalan. Shohih

Muslim, hlm. 1306, juz m.


16 bhat Sirah lbnu Hisyam, hlm. Z2l, itz l.
106 Hadlts Nabi Sebetun Dibukukan

tanya dan beliau menjawabnya. Mereka mendengar hadits beliau,


menyaksikan sebagian perilaku beliau, dan bersama-sama beliau
melalcr.rkan ibadah. Mereka melihat banyak tindakan beliau sehingga
mereka mempunyai pengaruh yang besar terhadap penukilan, pe
riwa5ratan, dan penyebaran AsSunnah.

Menurut pendapat kami, frktor tersebut di ataslah yang memungkin-


kan tersebarnya dan sampainya AsSunnah kepada kaum muslimin di
berbagai wilayah kekuasaan Islam.
Demikianlah sepintas tentang tersebarnya As-Sunnah pada masa
Rasulullah saw.. Para satrabat dan seluruh kaum muslimin mempunyai
semangat yang tinggl unfirk memelihara dan menyampaikan AsSunnah.
Dan, tidaklatr Rasulullah saw. meninggal kecuali setelatr Islam tersebar di
seluruh JazinzhArab danAlQu/an sertaAsSunnatr telatr memenuhi hati
penduduknm sesuai dengan flrman Allah,

Vrfu*:(&L;;a?'&G&Yr&;Fff i;At
han ini telah Kusanpurnnhan untuh hamu agdmamu ilan telah
' ...P ard
Kucuhuphan hepadamu nihmat-Ku, ilan telah Kuridhai Islam itu jadi
agama bagtrmu...." (al-Maa'idah: 3) [J
AS-SUNNffi'..PADAIIASA
SAIABAT DAN ru,BI'IN

PASAL PEFIIAMA
A. Pengantar
Sumber hukum Islam pada masa Rasulullah saw. adalatr Al-Qur'an dan
Sunnah Rasulullatr. Setelah menerima wahyu, beliau menyampaikannya
kepada seluruh manusia, menjelaskan maksud-maksudnya dan menerap
kan hukum-hukumnya. Dengan demikian, beliau menjadi referensi utama
dalam segala persoalan umat, mencakup persoalan peradilan, faFwa,
manajemen keuangan, politik, dan militer.
Rasulullah saw. menyelesaikan semua persoalan itu berdasarkan
petunjuk Al-Qu/an dan dengan disaksikan oleh para sahabal Jika beliau
menemukan suahr norma hukum yang bisa dijadikan landasan pengambil-
an suahr keputusan maka beliau memutuskan berdasarkan norma hukum
itu. Jika beliau tidak menemukannya, ada kalanya beliau berijtihad atau
menunggu turunnya wahp sebagai penjelas hukum Allah. Ada kalanya
beliau berijtihad kemudian turun wahyu yang membenarkan ijtihadnya
karena Allah tidak membiarkan Rasul-Nya berbuat kesalahan.
Tidak lama setelah itu, Rasulullah saw. dipanggil oleh Allah meng-
hadapNya dan wahyu pun terputus. Tidak ada yang beliau tinggalkan
untuk umat Islam kecuali Al-Qur'an dan As-Sunnah yang mulia, sesuai

'e*;y
dengan sabdabeliau,

,q ):+.
Hadits Nabi Sebetum Dibukukan 107
108 Hadits Nabi sebetun Dibukukan

,/ 'l . \,
( + t

"Ahu tinggalhan untukmu dua hal, y an g jika h amu b erp e gang k ep ada
";t-':
kedumya, hamu tidah ahan tersesdt, yaituKitab Allah (Al-Qur'on) dan
Sunnahhu." I

Para satrabat dan tabfin berpegang teguh kepada Sunnatr Rasulullah


saw.. Mereka mengikuti perintah Allah untuk menaati dan menerima
hukum beliau, sebagaimana ditegaskan dalam firman-Nya,
"...ApayangdibenhanRasulhepadnmumahateimalahilia,dondpaydng
fular angny a b agpmu maha tinggalhanlah.. .. " (al-Hasyr : 7 )
' Maka dani Tthanmu, mereha ant hakihatny a) tidah b enman hingga
@
mereha menjadihan hamu hakim terhadap perhara yang mereka per-
selisihhan, hemudian mereho ndth merasa heberatan dolam hatt mereha
terhadap putusan yang hamu benhan ilan mereha menertmo dengan
sepauhtry a. " (an-Nisa': 65)
"Don, tattilah Allah danRasul supdyalumu diben rahmat." (Ali Imran:
L32)
Menaati Rasulullah saw. adalah wajib, baik pada saat beliau hidup
maupun setelah wafat. Pada masa hidup Rasulullah saur., para satrabat
memafuhi semuafrintahAllah dan melaksanakannya dengan iktrlas dan
membela syariat dengan harta dan darah mereka. Hal ini berlanjut setelah
Rasulutlah saw. wafat, sesuai dengan wasiat beliau kepada para sahabat r.a.
dan diriwayatkan oleh al-Irbadh bin Sariyah r.a.. Iaberkata, "Rasulullah saw.
memberikan nasihat kepada kami, suatu nasihat yang membuat hati
gemetar dan keluar air mata." IGmi berkata, l[a Rasulullatr, seakan-akan
itu nasihat orang yang hendak pergr (berpanritan) maka berilah nasihat
kepada kami." Beliau bersabda,
"Ahu bervrasiat hepadnmu untuh bertahwa hepada Allah Azza wa Jalla,
mendengar dan patuh, sehahpun hamu dipimpin oleh seorangbudah,
harenabarangsiapayanghidupberusiapanjang)diantarokamumakaia

1 Dikeluarkan oleh al-Hakim dalam kitab al-Mustadrah.bhattani' Bayan al:Ilm wa Fadhlih,


hlrn.180,juzII.
Bab tl: As-Sunnah pada *lasa Salra0at dan labl'ln 109

ohan melihat perbedaan yangbanyah. Maka, herpegang teguhlah)


dengan Sunnahhu ilan Sunnah Khulafa ar-Rasyidin yang diben hidayah
(oleh Allah), glgttlah Sunnah itu dangan gigi-gigi geraham dan tahutlah
ahan hal-hal baru (dalam agoma), oleh horena setiap bid'ah adalah
2
sesat."

Oleh karena itulatl, mereka menerima dan berpegang teguh kepadaAs


Sunnah dan tidak menjadi seperti seorang yang disabdakan oleh Ra-
sulullah saw.,

u #r* L'A- yfr)i * rf.f ,y"St U'; y


t-3,1F, ,*ittiq &tui.,J'--3ey
,id? ,t;'a *u?^r-rq !-ttL*t IJ)\- 6" oV-\'*1
o ).to . .

{ i, t'?? c iy iu, J'."1r?? sblt'ti


"Hampir saja seseorangduduh di atasbanghunya, mangemuhahan suatu
halits dori haditshu, kemudian iaberhata, 'Antara hami dan hamu (ter-
dopa) kitab Allah Azzawolalla (Al-Qut'an). Maha, sesuatuyanghalal
yangkita temuhan fu dnlmn Al-Qur'an mokahita menghalalhannyq dan
sesuatu yangharam yanghita temuhan di ilalamnya maha kita meng-
horamhannya.' Ingatbahwa apd yang diharamhan oleh Rasulullah saw.
samailengan apayangdiharamkan oleh Allah." 3

Para sahabat bersikap sangat tegas terhadap AsSunnah. Abu Nadhrah


meriwayatkan dari Imranbin Hushain bahwa seseoftmg datangkepadanya
dan bertaqra tentang sesuatu. Kemudian, Imran menjawabnya berdasar-
kan hadits Rasulullah saw.. Orang itu berkata, "Berilah jawaban kepadaku

2 Hadit" ko28 dan al-Arba'in an-Nawawiyya\ hlm. 67. Imam an-Nawawi berkata bahwa hadits

itu diriwayatkan oleh Abu Daud dan at-Tirmidzi, dan menurutnya. hadits itu hasan sahih. Menurut
say+ hadits iur diriwayatkan pula oleh ad-Darimi ddam kitab Sutwn-nya.l)hat Sunan ad-Darimi,
hlm. 26, cetakan tahun 1293 H.
3 Snnan Ibnu Maiah,hlrn. 5,
iuz ldan Sunan al-Baihaqi,hlrn. 6, iuz I. Hadits ihr diriwayatkan
oleh al-Mi4tum bin Ma'di Kaib a.
110 Hadits Nabi Sebelum Dibukukan

berdasarkan Kitab Allah (A1Qut'an) dan janganlah engkau memberi


jawaban berdasarkan shalat beliau." Imran berkata, "Engkau seoftmg yang
bodoh. Apakah di dalam Al-Qur'an engkau menemukan keterangan
tentang shalat zuhur yang jurnlah rataatnya empat dan tidak boletr mem-
baca bacaan dengan keras di dalamnya, bilangan rakaat shalat yang lain,
bilangan harta yang harus dizakati, dan lain-lain?" Imran berkata lebih
lanjuL "Apakah engkau menemukan hal-hal tersebut dijelaskan dalam Al-
Qur'an? AIQur'an menegaskan hal-hal tersebut dan AsSunnatr memberi-
kan penjelasan.'4
Seseorang berkata kepada tabi'in senior, Mutharrif bin Abdullah bin
asy-Syikhkhlr, Tangan engkau memberi tatru kepada kami kecuali ber-
dasarkan Al-Qu/an." Mutharrif berkata kepadanya, 'IGmi tidak meng-
hendaki pengganti AlQufan, tetapi kami menghendaki onmg yang lebih
mengetatrui tentang AIQur'an daripada kita (yakni Rasulullatr saw)."5
Berikut ini kami kemukakan bagaimana para sahabat dan tabi'in
meneladani Rasulullah saw. Bagaimanakah mereka berpegang teguh
kepadaAsSunnah yang suci, kehati-hatian dan sikap wara'mereka dalam
meriwayatkan As.Sunnatr, dan upaya pembuktian mereka dalam menerima
kabar dalaaF,ar dari Nabi saw.

B. Para Sahabat dan Tabi'in Meneladani Rasulullah saw.


IGum muslimin generasi awal menerima sepenuhnya firman Allah,
" Sesungguhny a telah oda pfu (din) Rasulullah itu sun teladan y angbaih
bag1mu...." (al-Ahzab: 2 l)
Para sahabat mengikuti Muhammad saw. seqra total dan berjalan
sesuai dengan petunjuknya. Inilah garnbaran sekilas tentang keteguhan
sikap mereka berpegang kepada As-Sunnah yang mencakup persoalan
antara ral<yat dan para pemimpin dalam berbagai bidang kehidupan.
Dengan tekad meneladani Rasulullah inilah, Abu Bakar mengukutrkan
pasukan Usamah buaZaiddan tidak mau membentak pasukan baru sekali-

4 Ktab al-'Ilm,karangart al-Maqdisi, manuslaip ad-Dhahiriyah, hlm. 51 danlami' Bayan al-'Ilm


wa Fadllih, hlrn. 191, juz II.
5
lami' Bayan al:Ilm wa Fadhrirr, hlm 191, juz II.
Bab ll: As-Sunnah pada *lasa Sahabat dan Tabi'in 111

pun ia sangat memerlukannya. Ia berkata, "Saya tidak akan


membubarkan suafu pasukan yang telah dibenfuk oleh Rasulrrllah saw."
Dan, ia mem-benfuk pasukan lftalid bin \ryatd untuk memerangi orang-
orang murtad. Ia berkata, "Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda
O
y,-t-.5
rt O, / Orrr?,
9._)l {b)irirbtibeF
y \)y
O

4.'egft :kt*'Yt'"$t)'-;
'Sebaih-baih hamba Allah dan saud.ara al-Asyirah ailalah Khalidbin
Walid,, dan ia merup ahan s alah s eor ang di antar a p edang Allah Azza w a
6
J alla untuh memer angi or ang- or dng hafir dan or ang- or ang munofih.' "

Fatimah, putri Rasulullah saw., datang kepada Abu Bakar untuk me


minta bagian Rasulullah saw., namun Abu Bakar berkata kepadanya,
"Sesungguhnya saya mendengar Rasulullah saw. bersabda

6r-u,;k;fi'"i#t6 ,.ai 'pt? lirrlil ) 61


t-,
('&
/ .lz o. .lo
eYr
'SesungguhnyaAllahAzzawaJalla jihamembenmahananOartn)hepada
seorang nabi kemudian Allah memanggilrrya maha Allah manjadihan
mnhanan itu untuh orang y ang manggantihanny a.'

Berdasarkan hal itu maka saya berpendapat, bagian beliau harus


dikembalikan unhrk kepentingan umat Islam." Fatimah berkata "Apayang
engkau dengar dari Rasulullah sa\tr, saya lebih mengetatruinya.a
Dalam suafu riwayat yang lain, Abu Bakar berkata, "Saya ddak akan
meninggalkan sesuafu yang dilakukan oleh Rasulullah saw.. Sungguh, sya
takut tersesat jika saya meninggalkan sesuahr dari perintah beliau."8
Ketika Musailimah al-I<adnb beserta kaumnya murtad, Umar berkata

6 Mturrod l*om Ahmad,hlrn. juz I, melalui isnad sahih dari Abu Bakar.
173,
7 Mrrsr-d l*om Ahmad.,hlrn. juz I, melalui isnad sahih. Riwiyat yang sama terdapat pada
160,
hlm. 177 dan 178 juz I.
8 Mu*od l*om Ahmad,hlrn.
167, jtz I, melalui'isnad sahih, diambil dari hadits yang panjang.
112 Hadlts Nabl Sebelun Dibukukan

kepadaAbu Bakar, "Engkau harus memerangi mereka, sungguh saya


mendengar Rasulullah saw. bersabda

b"J .,i, ryt i4) fl6 t '.iy ;- ,;lt'1;.ui'oi


I
g+ tui"-.rYf {t-rf: i;u: 6, ftrL 6,Jti
{Jr+r "r"
'Ahu dipenntahhan untuh manerangl manusia sehingga mereha mengdta-
han,'[iado Tnhan seloin Allah.' M aka, jiha mereha mengatahan demihian,
terpeliharalah darah d.an harta mereha ilanhu, hecuali berdasarhan
hahnya, dan penilaian sebanarnyd atas mereha (dihembalihan) hepada
AllahTa'ala.'u
Abu Bakar menjawab, "Demi Allatr, saya tidak membedakan antara
shalat dan zakal Sungguh, saya akan memerangi orangyang membedakan
di antar:a keduanya." Abu Hurairah berkata, "Kemudian kami bersamaAbu
Bakar memerangi mereka maka kami menilai hal itu sebagai tindakanyang
benar.a
Diriwayatkan dari as-Saib bin Yazid, putra saudara Namir, bahwa
Huwaithib bin Abdul Uzzamembeitahu kepadanya batrwa AMullah bin
asSa'di memberi tahu kepadanya batrwa ia (Abdullah bin asSadi) datang
kepada Umar bin Ktraththab pada saat ia menjabat sebagai khalifah.
Kemudian Umar berkata kepadany4 Tidakkah saya telatr memberi tahu
bahwa engkau melakukan banyakpekerjaan orang lain.Jika engkau diberi
upah, engkau tidak mau menerimanya?" Ia berkata, "Kemudian saya
menjawab, \a.'" Kemudian Umar bertanya, "Apa yang engkau kehendaki
dengan bersikap begifu?" Ia berkat4 "Saya menjawab, 'Sesungguhnya saya
mempunyai banyak kuda dan banyak budak, dan saya dalam keadaan baik.
Saya menghendaki upah saya itu menjadi sedekatr unfuk kaum muslimin.' "
Umar berkata, Tangan engkau lalrukan ifu, sungguh saya pernatr meng-
hendaki seperti yang engkau kehendaki. Nabi saw memberi saya suafu
pemberian, kemudian saya berkata kepada Nabi saw., 'Berikanlah ia

9 Musnad Imam Ahmad,hlrn. 181, juz I, melalui isnad sahih.


Bab ll: As-Sunnah rxida *lasa Srrrbrt dan Tabt'tn 113

kepada orang yang lebih membufirhkan daripada saya' Pada suatr kali
Nabi saw. memberi saya suahr harta kemudian saya berkata kepada beliau,
'Berikanlatr ia kepada orang yang lebih membutuhkan daripada saya.' "
Umar berkata batrwa kemudian Nabi saw., bersabda kepadaqra,

i?rrtii \*'a !;et;, y.'o:il)**tir* h


( 3J:J'^yx''tci,iU f.L't t / f )o.
-g
"Ambillah dan hanbanghanlah harta itu dan bqsedekahlah ilngannya.
Hartaini dntanghepadamu (marjadi milikmu), seilanghan atghau tidah
mengin$nhandontidoh(pula)memintanyamahaambillahiaDan,hartn
yoryndohilenihianmaho janganlahengkaumanuruttlwwatuf sumu."ro
Diriwarratkan dari Farulfi, budak Utsman, batrwa Umar-Fng ketika
itu menjabat sebagai khalihtr-keluar menuju masjid. Demi dilihatnya
makanan berserakan di dalam masjid, Urnarbertaqa, "Malanan apakatl
ini?" Mereka (para satraba$ menjawab, "Makanan yang dibawa unfirk
kami." Umarberkata "semogaAllah memberlrahi makanan iu dan oftmg
yang membawan5ra." Dikatakan kepada Umar, "Hai Amirul-Mukminin!
Sesungguhnya ia telah melakukan ikhtihnr.Lr Umar bertany4 "Siapa yang
melaknkan ihhtiharP" Mereka menjawab, T'arukh, budak Ubman, dan si
fulan, budak Umar." IGmudian, Umar mengutrs utrsan unfuk memanggil
keduanya Kepadanya keduany4 Umar bertanya "Apayang mendorong
kamu berdua melakukan ikhtikar makanan kaum muslimin?" IGdua4ra
menjawab, "Wahai Amirul-Mukminin! IGmi membelinya dengan modal
kami dan kemudian kami menjualnya" Umarberkata "Salra mendengar

lo Mwud Imam Ahmd,ttlm. 197, iuz I, melalui isnad sahih. AlHafzh Ibnu Haja dalam kitab
berkata "Bul'*rari, Muslirn' dan
Tafutzib at-Tqt dzib, iuz Itr, hlm. 6G67, mengenai biografi Huwaithib,
an-Nasa'i meriwayatkan darinya satu hadits tentang upah, dan inilah hadits yang pada isnadnfra
terdapat empat orang sahabal" Yang dimaksud dengan "sahr hadits' adalah hadits di atas, dan yang
dimaksud dengan "empat orang sahabaf adalah as.Saib, Huwaithib, Abdullah bin asSadi, dan
Umar. Lihat.HamN Musnad Imam Ahmod, hlm. 1y/, juz I. Arti kata mtryrif dalanl. hadits di atas
adalah'menginginkan harta.
Ll lhhtiha, adalah menimbun barang yang dibutuhkan oleh masyarakat umum dan baru
menjualnya ketika barang ihr kosong di pasar, dengan maksud agar dapat mematok harga setinggi.
tingginya-
114 Hadlts Nabi Sebctun Ditlrtkukan

Rasulullah saw. bersabda

'tf
rs)r, ht;;;'&ttu iv
( rljo
tsarangsiapa melahuhan ihhtihar (monopoli) atas mahanan kaum mus-
limin maha Allah ahan menimpahan atas diinyahebanghrutan dtau
penyakithusta'."

Kemudian Farukh berkata "Saya berjanji kepada Allah dan berjanji


kepadamu, saya ddak akan melakukan ikhtikar pada makanan selama-
lamanya." Budak Umar berkata "I(ami membelinya benar-benar dengan
harta kami, kemudian kami menjualnya." Abu Yahya berkata, "Maka
sungguh saya melihat budak Umar terkena penyakit kusta"z
Pada saat Perang Yarmuk, pimpinan pasukan berkirim surat kepada
Umar bin Ktraththab. Ia berkata, "IGmi semua hampir mati," dengan
maksud meminta bantran bala tentara Umar menjawab, "Sesungguhnya
saya hendak menunjukkan kepadarnu orang yang lebih perkasa unhrk
mendatangkan pertolongan dan bala tentara, yaitu Allah Azzawa[alla.
Maka, mohonlah pertolongan kepada-Nya. Sesungguhnya Muhammad
saw. memperoleh kemenangan pada Perarrg Badar, padahal jumlah bala
tentar:arryra lebih.sedikit daripadaiumlah bala tentaramu. Malq jika surat
saya ini telah kamu terima perangilah mereka dan jangan kamu kembali
meminta banttran bala tentara kepadaku."B
Demikianlah, para sahabat berpegang teguh kepada petunjuk dan
Sunnah Nabi saw., sekalipun mereka telah dekat dengan kematian dan
kebinasaan.
Seluruh sahabat bersemangat unfuk mengetahui dan mengamalkan
Sunnah Nabi saw.. Sebagian dari mereka memerintatrkan kepada yang lain
untuk mengikutinya. Contohnya, Umar bin Khaththab melihat T:iidblu;,
thalid al-Juhani melalnrkan shalat dua rakaat setelah shalat asar. Umar

L2 ru*vol Imam Altmad, hlm. 214, hadits ke135, juz I, melalui isnad sahih. Abu Yahya al-
Makki adalah perawi hadits di atas dari Farukh.
13 Mrrsr*d Imam Ahmad,trlm.
304, juz I.
Bab tl: As-Sunnah pada *lasa Sahabat dan fabi'in 115

mendekatinya lalu mencambuknya. Zaid berkata kepada Umar,


"Pukullah saya! Demi Allah, saya tidak akan meninggalkan shalat itu
setelah saya melihat Rasulullah saw..melakukannya." Umar berkata
kepadanya, "Kalau saja saya tidak khawatir orang-orang lain akan
melakukan shalat sampai masuk wakfu malam, niscaya saya tidak akan
memukulmu karena engkau melakukan shalat dua rakaat ifu."14
Umar r.a melihat para sahabat sedang menikrnati makanan yang baik
(thayyi.b) yang dihalalkan oleh Allah. Kemudian, Umar mengingatkan
mereka tentang diri Rasulullah saw.. Ia berkata, "Sungguh, saya melihat
Rasulullah saw. pada hari ini sedang dalarn kesulitan. Beliau tidak menemu-
kan kurmayang berkualitas buruk (X, u"trt mengisi perutbeliau."ls

Umar r.a dan para sahabat Rasulullah saw. meneladani Rasulullatr saw.
sebatas kemampuan mereka. Ketika ditanyakan kepada Umar, "Apakah
engkau tidak menunjuk khalifatr penggantimu?" Umar menjawab, Jika
saya meninggallon hal itu (tidak menunjuk khalihtr) maka itu disebabkan
karena oftrng yang lebih baik daripada saya, yakni Rasulullatr saw., tidak
menunjuk lfialihh. Dan, jika Rasulullah saw. menunjuk lfialifah niscaya
orang yang lebih baik daripada saya, yakni Abu Bakar, menunjuk Lfialihh
penggantinya"l6
Malik bin Abdtillah azZiyadtmeriwayatkan dari Abu Dzarr bahwa Abu
Dzarr bertamu di rumah Utsman bin Affan dengan membawa tongkat.
Utsman bertanya kepada IGb, "Hai, IGb, sesungguhnya Abdurratrman
meninggal dan ia meninggalkan sejurnlah harta maka bagaimana menurut
pendapatnu?" l<ab menjawab, Tika pada harta ihr berkait hak Allah maka
tidaklah mengapa." Mendengar hal itu, Abu Dzarr mengangkat tongkat-
ny4 kemudian memukul l(ab dan berkata "Saya mendengar Rasulullah
saw. bersabda

14 ICtab al-Ijabah li Iradi ma Istadrahathu Aiqah'ata ash-Shahabah,hlm.92. Imam Muslim


meriwayatkan dari Anas bahwa Umar memukul tangan Zaid bin Khalid al-Juhani karena ia
melakukan shalat setelah shalat asar.
15 Musnad Imam Ahmad,hlrn. 307 dan}Z4,irzl, melalui isnad sahih. Adda oal ()inr1
kurma yang buruk dan masih basah.
^66y,
tG ni a., htm. ?34, jttz t.
116 Hadits Nabt Sebetun Dibukukan

e
,. t, 1't,
U.l-.-ni.l-Jr
':,;iG1+i ljjC 'bi';'*i 6F
$ortir;i &";t
Jiha ahu mempunyai emas sebesor gunungini yang ahu dermahan dan
detmakuiu iliteima (oleh Allah) maha ahutidah suhamaninggalhan
enom ons danrry a untuh anoh-cuanhu.'

Saya memohon engkau bersumpah kepada Allah, wahai Utsman,


apakah engkau mendengarnya?" Abu Dzarr mengulangi pertanyaan ifu
Ugakali. Utsman menjawab, \a."17
Atha'al-Ktrurasani berkata "Saya mendengar Sa'id bin al-Musayyab
berkata, 'Saya melihat Utsman duduk di tempat duduk, kemudian ia
meminta makanan yang dimasak dengan api, kemudian ia memakannya
Selesai makan, ia melalrukan shalat Setelah shalat, ia berkah,'Saya duduk
di tempat duduk Rasulullatr saur., saya makan seperti makanan Rasulullah
saw., dan saya shalat seperti shalat Rasulullah saw.."18
Diriwayatkan dari Maisarah binYa'qub ath:Thahawi, iaberkah, "Saya
melihat Ali bin Abi Thalib minum sanrbil berdiri. Saya bertanya kepadanya
'Engkau minum sarnbil berdiri?'Ali menjawab, Jika saya minum sanrbil
berdiri maka itu karena saya melihat Rasulullatr minum sanrbil berdiri.
Dan, jika saya minum sarnbil duduk maka itu karena saya melihat Ra-
sulullatr minum sarnbil duduk.' "1e
Diriwayatkan dari Abdul lftair bin Yazid al-Ktrayawani al-Hamdani
(seorang tabiln), dari Ali r.a. batrwa Ali berkata "Saya berpendapat bahwa
bagian bawatr telapakkaki ihr lebih tepatdiusap daripadabagian atasny4

L7 Musnad Imam Ahmad,lim.357,ivzl,melalui isnad satrih.


L8 n;d., hlrn. 378, juz I, melalui isnad sahih. Dan, jelas bahwa yang dimaksud dengan tenpat
ttuttuh adalah suahr tempat di masjid, sementara tempat mereka berwudhu tidak iauh dari sana.
Riwayat di atas dikemukakan dalam hadits tentang cara Rasulullah berwudhu, yang diriwayatkan
oleh Utsman.
19 Musnad Imam Ahmad, hlm. 179, Hadits ke 916, iuz II, melalui isnad hasan. DariTadan
diriwayatkan bahwa Ali bin Abi Thalib minum sambil berdiri. Orangorang di sekitarnya melihat
kepadany4 seakan-akan mereka tidak suka Maka Ali bertany4 "Mengapa kalian melihat saya? Jika
saya minum dengan berdiri...." melalui isnad hasan, IDrd., hlrn. 130, juz II, hadits ke795.

_l
Bab ll: As-Sunnah pada *lasa Sahabat dan Tabl'in 117

sampai saya melihat Rasulullah sa\ r. mengusap bagran atasnya."m

Diriwayatkan dari Ali bin Rabi'ah, ia berkat4 "Saya melihatAli datang


dengan membawa binatang untuk dinaiki. Kedka ia meletakkan kakinya
pada punggung unta, ia berkata , bismiltahi 'dengan nama Allah', dan ketika
duduh ia berkata alhamd,uli.llahi str.bhanalladzii sakhhhara lana haad,zoa
wa ,nao kunna lahu muqranin ua inna ila rabbina lamunqalibun'segala
puji bagi Allah. Matrasuci Tuhan yang telah menundukkan semua ini bagi
kami, padatral kami sebelumnya tidak mampu menguasainya dan kami
alran kembali kepadaTuhan kami.'Kemudian ia membaca alhamdulillah
tiga kali darAllahu Akbar!ryatiga kali. Kemudian ia berkata 'Mahasuci
Engkau, tiada Tuhan selain Engkau. Sungguh saya telah berbuat aniaya
atas diri saya. Maka ampunilah saya.'Setelah membaca itu semua, Ali
tertawa Mak4 saya (Ali bin Rabfah) bertany4 WahaiAmirul-Mukminin,
mengapa engkau tertaw*'Ali menjawab, 'Saya melihat Rasulullatr saw.
melakukan seperti apa yang saya lakukan kemudian beliau tertawa Saya
bertanya kepada Rasulullah saw., '\Mahai Rasulullah saw., mengapa engkau
tertawa?'Beliau menjawab, 'Allah kagum kepada hamba-Nya jika ia me
ngatakan rabbighfirlll Tuhanku, ampunilah aku.'Dan, Dia berfirman,
'Hamba-Ku mengetahui bahwa tidak ada yang mengampuni dosadosa
selainAku.' ' ' '21
Para sahabat meneladani Rasulullah saw. dan melakukan semua Sunnah
beliau, baik mereka mengetahui alasan Sunnah yang harus amuhnnya
ataupun ddal! dan baik mefeka berharap adanya hikmah dari apa yang
mereka lakukan ataupun tidak. Abdullatr bin Umar bin al-Ktraththab
dikenal sebagai orang yang sangat ketat dalam melaksanakan segala
Sunnatr Rasulullatr saw.. Rasulullatr saw. menjadi suri teladannya dalam
segala hal, seperti shalat, haji, puasa, bahkan dalam hal buang air.22 Berikut
ini adalah ayatAl-Qu/an yang sering diucapkannya,
" Sesungguhrry a telah ada pada (diri) Rasulullah itu sun teladan y angbaih
bag1mu.... " (al-f*uab : 2l)

Jika ia mendengar sesuahr dari Rasulullatr saw. atau menyaksikan suatu

20 Mrrsnad 103, hadits ke737 dmgl?,iuzll,melalui isnad sahih.


l*om Ahmad,hlrn.
2L Musnad Imam Ahmad,hlrn. 109, hadits ke753, juz II.
22 bhat Musnad Imam Ahma4 hlm. 191, hadits ke-$391 dan 6151, juz X.
118 Hadits Nabi sebelun Dibukukan

kejadian bersama beliau maka ia tidak mengurangi dan tidak


melebihkan-nya sedikit pun.a
Diriwayatkan dari Mujatrid, ia berkata, "IGmi bersama Ibnu Umar
dalam suahr perjalanan. Ibnu Umar melewati suatu tempat, tetapi kemudian
menjauhkan diri (menyimpang) dari tempat itu. Kemudian ditanyakan
kepadanya Mengapa engkau melalrukan ihr?'Ia menjawab, 'Saya melihat
Rasulullah saw. melakukan demikian.% Berikutnya, ia tiba di suatu pohon
antara Mekah dan Madinatr, kemudian rattdw qailulah dtbawahnya dan ia
memberi tahu batrwa Nabi saw. melakukan halyang sama.'Zs

Umar bin Ktraththab berdiri di dekat rukun yamani sambil berkata,


"Sesungguhnya saya tahu batrwa engkau adalah batu. I(alau saja saya tidak
melihat kekasihku, Rasulullah savr., menciummu atau mengusapmu,
niscaya saya tidak akan mengusapmu atau menciummu. Sesungguhnya
telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagiku."zo
Umar bin Khaththab melarang manusia melebihi apa yang dikerjakan
Rasulullah saw.. Ya'la bin Umayatr berkata, "Saya melakukan thawaf
bersama Umar bin Ktraththab. Ictika saya sampai dtrukun ymaniyang
berada di dekat pintu IGbah, dekat hajar as*ad, saya memegang tangan
Umar, agar ia mengusap hajar aswad. Umar bertanya, Apakah engkau
pernatr melakukan thawaf bersama Rasulullah saw.?'Saya menjawab, Ya.'
Umar bertanya lagi, 'Apakah engkau melihat beliau mengusapnya?'Saya
menjawab, Tidak.' Mendengar jawaban safa, Umar berkata, Tlentikan
perbuatanmu itu karena sesungguhnya telah adapada (diri) Rasulullah itu
suri teladan yang baik bagimu.'"n
Ali bin Abi Thalib r.a. berkata tentang sikap berdiri karena ada jenazah
lewat, "IGmi melihat Rasulullatl saw. berdiri maka kami berdiri dan kami
melihat Rasulullah saw. duduk maka kami duduk."%

23 Lihat Musnad Imam Ahmad,hlm.n?, hadits ke5546, juzYll, melalui isnad sahih, dan
Sutun lbnu Maiah, hlm. 3, juz I.
24 Mnuod l^om Ntmad,hlm. 54, hadits ke4870, juz VII, melalui isnad sahih.
25 Nadhrah'Anmah
fi Tarihh at-Fiqh al-Istami,hkn. 126, dan riwayat itu dikeluarkan oleh al-
Bazzar.
26 Musnad l*am Ntmad,hlrn.213 dan lgT,iuzl,melalui isnad sahih.
27 lbid.,hlrn. 265, juz I, melalui isnad sahih.
28 Musnad Imam Ahmad,hlrn. 52, juz II, melalui isnad sahih.

I
Bab ll: As-sunnah pada llasa Satrabat dan Tabl'ln 119

Rasulullah saw. memerintahkan para sahabat dan orang{rang yang


bersamanya pada hari penaklukan kota Mekatr agar mereka menampak-
kan bahu mereka dan berjalan cepat pada saat melakukan thawaf, dengan
maksud agar kaum musyrikin melihat kekuatan mereka. Ketika ke-
daulatan Islam telah kuat, Umar berpendapat batrwa frintah itu tidak lagi
relevan. Umar berkata, "Sekarang unhrk apa berjalan cepat dan menampak-
kan batru. Allah telah mengokohkan Islam dan menghancurkan kekufuran
dan orang-orang kafir. Sekalipun demikian, kami tidak akan meninggalkan
sesuafu yang dilakukan oleh Rasulullatr saw.."D

Dikatakan kepadaAbdullah bin Umar, "IGmi tidak menemukan frihal


shalat safar (di perjalanan) dalam Al-Quf an." Ibnu Umar berkata "Sesung-
guhnya Allah AzzawaJalla mengutus Muhammad saw. kepada kami,
sedangkan kami tidak mengetahui sesuahr. Sesungguhnya kami melaku-
kan seperti yang saya melihat Rasul Allah saw. melakukannya"s
Menurut satr riwayat, Ibnu Umar berkata, "IGmi adalah oftmgonmg
yang sesat. Kemudian, Allah memberi petunjuk kepada kami melalui
Muhammad salv.. Maka, kami mengikuti beliau."31
Para satrabatr.a. tidak suka meninggalkan Sunnah yang dilakukan
Rasulullah saur.. Mereka tidak menerima pendapat seseofturg, betapa pun
tinggr kedudukannya, selain As-Sunnah. Bahkan, mereka sangat maratr
dan sangat mengingkari orang yang tidak memafuhi Sunnah Rasulullatt
saw. atau tidak berakhlak sesuai dengan akhlak beliau, sekalipun orang
yang mereka ingkari itu adalah anak mereka sendiri atau kerabat yang
paling dekat dengan mereka.
Contohhal di atas adalatr haditsyang diriwayatkan oleh SatdbinJubair
dariAbdullah bin Mughaffalp bahwa anak saudaranya duduk di samping-

D Musnad Iman Ahmad,hlm. 293, hadits ke317, juz I, melalui isnad sahih.
30 Musnad Imam Ahmail,hlm. 63, hadits ke5683, juzVItr, dan hkn. 209, hadits ke5333, juzV.
Si penanya pada hadits ihr adalah ffta[d bin Usaid.
3l nia., hkn. zz,hadits ke-5698, juz Mtr.
32 Abdo["t bin Mughaffal adalah seorang sahabat besar, salah seorang yang berjanji setia
kepada Rasulullah saw. di bawah pohon (lihat surat al-Fath:l0 dan 18). Ia meriwayatkan hadits dari
Nabi saw., Abu Bakar, Utsman, dan sahabat-sahabat lain. Ia tinggal di Madinah, kemudian pindah ke
Basrah. Ia meninggal dunia pada tahun 57 H (adajuga yang mengatakan tahun 61 H atau tahun 60
I{) . Uhat Tahdzib at-Tahdzib, juz Yl, hln,. 42.
190 Hadits Nabi Sebelun Dibukukan
,
nya, kemudian anak itu melemparkan batu kecil
(ljL).33 Ia
hal
(Abdullah) melarangnya dengan berkata "Rasulullatr saw. melarang
iii: t" menjawab, "ilut, kecil itg tidak dapat membunuh binatangiaburuan
dapat
J* tia* pula bisa mengalahkan musuh. Sesungguhnya
;;r""*hk- gigi dan mencungkil matL" Abdullah bin Mwhaffal berkata
ke9il' Kemudian ia
bahwa anak saudaranya itu kembali melemparkan batll
u"it"t bahwa Rasulullah saw'
, "Saya telah memberi tahu kepadamu
kecil'
,rr"trrorg hai itg, sedarrgka, engkau kembali melemparkan batu
frfutu, riulai sekaranglaya tidak mau berbicara kepadamu selama-
lamanya"u
-_ piri*uy.utt*, dari salim, dari Abdullah bin umar, bahwa Rasulullah
saw. bersabda

+-;i e;2:"'oi?cY';*) F
4\._l)/v'/
"J angan hamu melar ang budah-budak p erempuan &amb a) melahuh an
shalat dimasjid."
kepadanya,
Kemudian salah seorang anakAbdullah bin Umar berkata
'Kami melarang mereka nt"tut ut *
shalat di masjid." Salim berkata'
"Abdutlah bin Umar sangat maratr dan berkata kepada
anakny4 'Saya telah
engkau
memberi tahu kepadamu tentang sikap Rasulullah saw. dan
berkata'IGmi sungguh melarang mereka""$
melarang
Suat, riwayat ilenyebutkan: kemudian Abdullah bin Umar
dan ia berkata kepadanya, "Celakalah engkau. Saya
berkata,
*.k"t; 'Saya tidak mau
rur,rfuUut saw. bersabda demikian...' dan engkau berkata
melakukannYa'"s
"Nabi
Diriwayatkan dari satd bin Jubair, dari Ibnu Abbas, ia berkata
berkata,
saw. melakukan nikah mufah." Kemudian, Urwah binazZubay

--"ffi berarti'meletakkan batu kecil atau kerikil di antara duaiari


telunjuknya,

kemudian melemParkannYa'.
U Suaan lbnu Majah,lim. 6, juz I'
35 fra., nm. O, juz I. Riwayatyang s4ma terd apatdalam Muwad Imam Ahma4 hlrn' 266'
hadits
i*g dimaksud dengan anak Abdullah bin Umar adalah Bilal'
keb46ti, juz VII, melalui isnad-*f,in.
Inam Ahmad,hlm. 43, juz W'
."p.rti VLg t rsebut dalam hadits
' keSOlO d alam Mtsnad
go'tutinaa ke6296' iuz DL
tnam Aimod,lim. 290, hadits ke6101, juz Mtr dan hlm. 132, hadits
melalui isnad sahih. Riwayat yang sama terdapat dalamrlu
mi' Bayan al:Ilm,hlm' 195' juz tr'
Bab ll: As-Sunnah pda illasa Sahabat dan Tabi'in 121
.
'Abu Bakar dan Umar melarang nikah mufah." Ibnu Abbas berkata "Apa
yang dikatakan oleh Urayatr?" Sa'id menjawab, "Ia berkata bahwa Abu
Bakar dan Umar melarang nikah mufatl." Kemudian IbnuAbbas berkah,
"Saya melihat mereka akan binasa. Saya berkata, 'Nabi saw. bersabda
demikian...' dan ia berkata bahwa Abu Bakar dan Umar El€hrang."37 ")
Demikian pula ketegasan sikap yang dihmjukkan oleh Ubadah bin ash-
Shamit al-Anshari, seoftng sahabat Rasulullah saw. yang bersama Muhwiyatr
memerangi Romawi. Ia (Jbadah) melihat manusia memperjualbelikan
potongan-potongan emas dengan dinar dan potongan-potongan perak
dengan dirham. Kemudian ia berkata "Hai manusi4 sesungguhnya kamu
semua memakan riba. Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda

Janganlah hamu memperjualbelihan emas dengan etncts, kecuali hadtr


keduany a s atnd. Tidah adn helebihan (p ado s atu) dt antdr a heduory a, dan
tidah ditunda (hontan).' "

Mu'awiyah berkata kepada Ubadah, "Hai Abu al-\4ralid! Saya tidak


melihat terdapat riba dalam jual-bef ini, kecuali jual-beli barang-barang
tersebut dengan dih.rnda (tidak kontan)." Ubadah berkata kepada Mu'awiyah,
"Saya memberi tahu engkau berdasarkan hadits Rasulullah saw. dan
engkau memberi tahu saya berdasarkan pendapatnu sendiri. Sungguh,
jika Allah mengeluarkan saya maka saya tidak akan bertempat tinggal
bersamamu di suatu negeri yang engkau memiliki kekuasaan atas diriku
(menjadi gubernur)." Ketika kembali dari perjalanan itu, Ubadah melanjut-
kan perjalanan ke Madinatr dan di sana ia menemui Umar bin Ktraththab.
Umar bin Ktraththab bertanya kepadanya "Apa gerangan yang membuat-
mu datang kemari, hai Abu al-Walid?" Kemudian ia menceritakan peristiwa
di atas dan perkataannya kepada Mu'awiyatr. Mendengar hal ihr, Umar
berkata, "Kembalilah ke negerimu. Semoga Allah merusak negeri yang
engkau dan orangorang lain yang semisalmu tidak bertempat tinggal di
sana." Dan, Umar berkirim surat kepada Mu'awiyatr, yang isinya, 'Tidak

37 Mt nad Imam Ahmad,hlm. 4t|, hadits ke3121, iuz Y melalui isnad sahih.
') Drri edito.
Hadits yang dikemukakan oleh Sa'id bin Jubair ini adalah hadits sebelum adanya
larangan nikah mufah oleh Rasulullah. Hadits yang melarang nikah mufah ihr adalah'

(cr..,i,.,,) 4.yqt it- Sl V? i lrt'ot i'ti9t-))i,,2 .<, UJ * iy ;,A"i'I U )


(150 Mo.wlah Nihah tot Keluarga Uakarta Gema Insani, 19991, hkn. 47).
199 Hadits Nabi Sebelun Dlbukukan

ada kekuasaan bagimu atas dirinya (Ubadah) dan doronglah orang{ftIllg


lain untuk mengikuti apa yang dikatakan olehnya karena itulah hal yang
sebenarnya."s
Mereka, para sahabat Rasulullah saw., memelihara sunnatr beliau,
mengaratlkan umat Islam ke jalan yang lurus, dan mendorong para amir
Gubernur) menerapkan hukum-hukum syariaL Mereka tidak sekali-kali
meragukan agamaAllah, bersikap tegas dalam kebenaran, dan tidak takut
dicelaoleh siapapun.
Diriwayatkan dayj az-Zubair bin Arabi, ia berkata "Saya mendengar
seseorang bertanya kepada Ibnu Umar tentang HajarAswad. Ibnu Umar
menjawab, 'Saya melihat Rasulullatr sa\ r. mengusap dan menciumnya.'
Kemudian seseomng berkata 'Bagaimana menurut pendapatnu jika saya
terdesakdesak?' Ibnu Umar menjawab, Jadikanlatr Hajar Aswad pada arah
kananmu (miring ke kanan). Saya melihat Rasulullah saw. mengusap dan
menciumnya'"39

Diriwayatkan dari Wabarah bin Abdulrahman, ia berkata bahwa sese


orang datang kepada Ibnu Umar kemudian berkata, "Apakah baik, saya
melakukan thawaf di Baitullah, sedangkan saya dalarn keadaan ihram?"
Ibnu Umar bertanya "Apa yang menghalangimu untuk melakukan itu?" Ia
menjawab, "Si Fulan melamng kami melakukan itu sehingga oftIngoftmg
kembali dari tempatwuquf dan saya melihat si Fulan mempunyai motivasi
keduniaan, dan engkau lebih mengherankan kami daripada dia." Ibnu
Umar berkata "Rasulullah saw. menunaikan ibadatr haji, kemudian beliau
melakukan thawaf di Baitullah dan melakukan sa'i antara Shafa dan
Marwah. Dan, Sunnah Allah SWT dan Rasul-Nya lebih berhak diikuti
daripada Sunnah si Fulan, jika engkau adalah orang yang benar."&

* Sunan lbnu Majah, hlrn. 7, iuz I. l{ata hisrah adz4,znhab 'potongan emas', baik lafal maupun
artinya sama dengan kataqith'ah az4zthab 'potongan emas'. Sedangkan,katanadhirah artinya
intidhar'menwrggu waktu, ditunda tidak kontan'.
39 Musnad Imam Ahmad, hlrn. 194, juz D(, melalui isnad sahih, dan dikeluarkan oleh al-
Bukhari. Keliru orang yang menduga bahwa petunjuk Ibnu Umar itu (yaitu miring ke kanan),
berdasarkan pendapat Ibnu Umar sendiri. Ibnu Umar hanya menjadikan arah kanan sebagai contoh
sasaran yang dituju, sebagai bukti sikap etisnya terhadap Sunnah Nabi saw. sekaligus menjelaskan
bahwa persoalan apa pun-yang telah dijelaskan oleh Assunnah-maka tidak ada lagi peluang untuk
dipersoalkan dan diperdebatkan.
40 Musnad Imam Ahmad,hlrn. 169, hadits ke5194, iuz VII, melalui isnad sahih.
Bab tt: As-Sunnah pada filasa Sahabat dan Tabi'in 193

Abdullah bin Umar memberikan frtwa berdasarkan wahyu yang Allah


ttrrunkan tentang kebolehan menunaikan ibadah haji dengan cara tamattu'
dan berdasarkan Sunnah Rasulullah saw.. Kemudian orang{rang lain
berkatakepada Ibnu Umar, "Hai Ibnu Umar, bagaimana engkau menyalatri
pendapat ayahmu (Umar). Ayahmu melarang menunaikan ibadah haji
dengan cara tamattu'." .Frbdullah bin Umar berkata kepada mereka, "Celaka
engkau semua. Tidakkah engkau bertakna kepada Allah? Jika Umar
melarang hal itu maka itu karena ia mengharapkan kebajikan, yaitu
mencari kesempurnaan ibadah umratr. Maka, mengapa engkau meng-
haramkannya sedangkan Allah menghalalkannya dan Rasulullah saw.
melakukannya? Apakah Sunnah Rasulullah saw. yang lebih benar diikuti
atau Sunnatr Umar? Sesungguhnya Umar tidak mengatakan kepadamu
bahwa melakukan umrah pada bulan-bulan haji ifu haram. Akan tetapi, ia
mengatakan, "Umrah yang paling sempurna adalah umrah yang kamu
lakukan tersendiri pada selain bulan-bulan haji."nt

Saya bermaksud mengemukakan pribadi Abdullah bin Amr bin Ash,


yang dengan teguh hati melakukan ibadah yang diajarkan oleh Rasulullah
saw. sampai ia meninggal dunia. Abdullah bin Amr adalah termasuk
satrabatyang paling rajin beribadah, pallngwara', dan paling zuhud, banyak
berpuasa dan shalat malam. Rasulullah saw. memberi izin kepadanya unhrk
berpuasa beberapa hari pada setiap bulan. Hanya saja, ia merasa nurmpu
berpuasa dan ia hendak berpuasa sepanjang tahun. Pada wakhr-waktu
terakhir sebelum ia meninggal, ia tidak mampu berpuas4 kemudian ia
berkata "Menerima ruklxhah Rasulullatr saw. itu lebih saya sukai daripada
apa pun yang sebanding dengannya Akan tetapi, saya berpisah dengan
beliau (meninggal dunia) dalam keadaan melakukan hal yang saya tidak
suka menyalahinya (dalam keadaan tidak berpuasa)."42

4L Mtrsnod Imam Ahmad,hlm. 77, hadits ke5.700, juz VIIL dan isnadnya sahih. Dalam htab ai

Muwattha', sebagaimana diriwayatlan oleh Muhammad Malik dari Nafi', Umar bin I$aththab
berkata "Pisahkanlah ibadah hajimu dengan umrah." Oleh karena ihr, ibadah umrah yang paling
sempurna adalah yang dilakukan pada selain bulan haji.
42 Musnad Imam Ahmad,hlm. 240, hadits ke6 477 ,fiazX-
194 Hadits Nabi sebelun Dibukukan

C. Kehati-hatian Para Sahabat dan Tabi'in


dalam Meriwayatkan Hadits
Para satrabat mengetahui kedudukan As-Sunnatr maka mereka ber-
pegang teguh padanya dan mengikuti atsar<tsar Rasulullah saw.. Mereka
tidak mau menyalahi AsSunnah jika As-Sunnah itu mereka yakini ke-
benarannya, sebagaimana mereka tidak mau berpaling sedikit pun dariAs
Sunnah warisan beliau. Mereka berhati-hati dalam meriwayatkan hadits
dari Nabi saw. karena khawatir berbuat kesalahan dan takut AsSunnah
yang suci ifu ternodai oleh kedustaan atau pengubahan.
Assunnah merupakan sumber syariat pertama setelah Al-Qur'anul-
Iftrim. Oleh karena itu, mereka menempuh segala cara unfirk memelihara
hadits. Mereka lebih memilih bersikap "sedang dalam meriwayatkan
hadits" dari Rasulullatr saw., bahkan sebagran dari mereka lebih memilih
bersikap "sedikit dalam meriwayatkan hadits".
Ibnu Qutaibah berkata, "IJmar sangat tidak menyukai orang yang
banyak meriwayatkan hadits atau orang yang membawa kabar tentang
hukum tanpa disertai saksi." Ia memerintatrkan para satrabat untrk sedikit
meriwayatkan hadits. Hal ini dimaksudkan agar manusia tidak dapat secara
leluasa meriwayatkan hadits dan tidak teriadi campur aduk antarz hadits
dan selain hadits, pemalsuan dan pendustaan hadits oleh orang munafik,
serta penyelewengan. Banyak sahabat senior dan mempunyai kedudukan
tersendiri di sisi Rasulullah saw., seperti Abu Bakar, az-Zttbair, Abu
Ubaidah, dan al-Abbas bin Abdul-Mutthalib, yang hanya sedikit meriwayat-
kan hadits dari Rasulullah saw.. Batrkan, sebagian dari mereka hampir tidak
meriwayatkan satu hadits pun, seperti Satd blrrlTaidbin Umar bin Nrrfail,
padatral ia temasuk salah sahr di antara sepuluh sahabat yang disaksikan
akan masuk surga.'43
Para sahabat-selama masa khi.lafah rasyidah-konsisten dengan cara
yang ditempuh Umar r.a.. Mereka berhati-hati dalam menyampaikan hadits
dan sangat teliti mengenai huruf-huruf dan maknanya.e Mereka sangat
khawatir melakukan kesalahan. IGrena itu, kita melihat, sebagian dari

43 Ta'wil Muhhtalaf al-Hadih, hlm.4&19.


4 Lhat subkajian keempat pasal pertama pada bab kedua berikut ini. Pada subkajian itu saya
jelaskan bagairnana hadits ihr diriwayatkan.
Bab tt: As-Sunnah pada hlasa Salrabat dan Tabt'tn 195

mereka-sekalipun ia banyak menerima hadits dari Rasulullah saw.-tidak


banyak meriwayatkan hadits pada masa itu. Bahkan, ada yang tidak
meriwayatkan satu pun Sunnah Rasulullatr saw.. Ada juga di antara mereka
gemetar badannya dan berubah warna kulitrya karena sikap wara' dart
hormatnya terhadap hadits Rasulullah saw..
Contoh mengenai hal di atas adalahhaditsyang diriwayatkan olehAmr
bin Maimun. Ia berkata, "Saya tidak pernah absen datang kepada Ibnu
Mas'ud pada setiap sore hari lGnfs." Ia (Amr) berkata "Saya salna sekali
tidak mendengar Ibnu Mas'ud berkata 'Rasulullah saw. bersabda demi-
kian...'" Pada suahr sore, Ibnu Mas'ud berkata "Rasulullah saw. bersabda
demikian..." kemudian ia menundukkan kepalanya. Ia berkata "Kemudian
saya melihat Ibnu Mas'ud berdiri melepas kancing-kancing kemejffiYo,
kedua matanya melelehkan air mata dan urat-urat lehernya mengembang."
Ibnu Mas'ud berkata, "(Sabda Rasulullah itu demikian...) atau kurang dari
itu, atau lebih dari ihr, atau mendekati ifu, atau menyerupai itu."45
Anas bin Malik r.a. berkata, "Sekiranya saya tidak takut berbuat ke
salahan niscaya akan saya sampaikan kepadamu apa sajayang saya dengar
dariRasuhillah saw.'46 KetikaAnas bin Malik selesai menyampaikan suatu
hadits Rasulullah saw. maka ia berkata "...atau seperti yang disabdakan
oleh Rasulullah saw..'47 Demikian pula yang dilakukan oleh Abu Darda'
dan para sahabatlain.
Asy-Syabi bersatrabat dekat dengan Ibnu Umar selama setahun. Tidak
satu pun Ibnu Umar menyampaikan hadits Rasulullatr saw. kepadanya4
Diriwayatkan dari Anas bahwa ia berkata "Sesungguhnya yang meng-
halangiku untuk menyampaikan banyak hadits kepadamu adalatr sabda
Nabi saw.,

& u, i:rJ;:,i';$
'u.rs .J;tJ, y
\i ,6r i.*

45 Sunan lbnu Maiah,hlm.8, juz I. Lihat riwayat daJan. Mwsnan Inan Ahmad, hlrn. 46, hadits
ke4015, juz VI dan al-lami' li Ahhhq al-Rawi wa Adab al-Sami', hlrn. 98:a
46 St no, ad-Darimi,hlm.77, jnzl.
47 Surwn lbau Maiah,hlm. 8, juzl, Sunan ad-Darimi,hlm. 84,itzl dan os-Sutun alKubra li al-
Boilrosi, hlrn. tr, juz I.
48 Sunaz ad-Darimi, hlm. 84, juz I, dan lihat as-Sunan al-Kubra, hlrn. 11, juz I. Hadits itu
dikeluarkan oleh Ibnu Majah dalam kitab Sunan-nya. hlrn. 8, juz I.
196 Hadtts Nabt Sebetun Dlbukukan

"Barangsiapa sangaja menilustahan atas dinhu mahabersegeralah ia


maryonbil tmrpat di neralu-"
Diriwayatkan dari Tsabit al-Bannani bahwa anak-anak Anas bin Malik
bertaryra kepada ayatr mereka" "\Mahai ayah kami, mengapa engkau tidak
menyampaikan hadits kepada kami seperti orangorang yang datans dari
jauh (dengan maksud mendapatkan hadits)?" Anas bin Malik menjawab,
"\Mahai anak-anakku, sesungguhnya orang yang banyak meriwayatkan
hadits itu akan ditinggalkan."ls
Abdurrahman bin Abi I aila berkata, "Saya sempat bertemu dengan
serafus dua puluh satrabat Muhamrnad saw. dari golongan Anshar. Tidak
seorang pun dari mereka menyampaikan satu hadits kecuali ia menyukai
saudara (yang menerima)-nya meriasa cukup dengan satu hadits ifu, dan
tidak seorang pun dari mereka dimintai fatwa tentang sesuafu kecuali ia
menyukai saudar:a (yang menerima)-nya merasa cukup dengan satr fatwa
iul."5o
Mujahid berkata "Saya menemani Ibnu Umar dalam perjalanan dari
Mekah ke Madinah. Saya tidak mendengar ia menyampaikan hadits
Rasulullah saw., kectrali hadits berikut ini.

{ +rl' 'p '!' J,


}
'Perumpamaon orangmuhminitu sepertt pohon palm." 5r

Assaib bin Yazid berkata bahwa ia menemani Sa'd bin Ahi Waqqash
dalam perjalanan dari Madinah ke Mekah. AsSaib berkata, "Saya tidak
mendengar ia menyampaikan safu pun hadits Rasulullah saw. sampai ia
kembdi."52
Diriwayatkan dari Abdullah bn azZubar, ia berkata, "Saya berkata
kepada az-Ztbur bin al-Awam, 'Mengapa saya tidak mendengarmu me

49 tlaUqat tin k'd,hhn. juzVII.


14,
fi Mnhhtoslto, Kitab al-Muammal li ar-Roil ila al-Amr al-Auntar, hlm. 13.
5l uhat Shahih M*slim,hkn 2165, juz IV, dn Qabul al-Akhbar,hln" 25.
52 Thabaqat bin Sd'd,
hlrn. 102, bagian pertama juz III, d anlihat Sunan lbau Maiah,hlrn. 9, juz
jtzl, al-Muhaddits al-Fashil, hlm. 134: a. Dalam Qabul al-Akhbar
l, Sunan al-Baiha4i, hlrn. f2,
dikatakan bahwa asSaib menemani Thalhah bin Ubaidillah, Abdurrahman bin Auf. Sa'd bin Abi
Waqqash, dan Miqdad bin al-Aswad.
Bab ll: As-Sunnah pada hlasa Sahabat dan Tabfh 197

nyampaikan hadits Rasulullah saw. sebagaimana saya mendengarnya dari


Ibnu Mas'ud, si Fulan, dan si Fulan?'" AzZubur bin al-Awam menjawab,
"Saya sungguh tidak pernah memisatrkan diri dari Rasulullah saw. sejak
saya masuk Islam. Akan tetapi, saya mendengar beliau bersabda
"Barangsiapta mendustahan aku dengan sangaja makabersegeralah ia
53
menganrbil temp atny a di ner aha."

Diriwayatkan dariAbdurrahman binAbi I-aila batrwa iaberkata, "IGmi


berkata kepada T:tidblua al-Arqam, 'Sampaikanlah hadits Rasulullah savr.
kepada kami.' " Taid bin al-fuqam menjawab, "IGmi sudah trra dan kami
lupa. Meriwayatkan hadits dari Rasulullah saw. ifir sangatberal"il
Demikianlatr para satrabat bersikap sangat ketal Sebagian dari mereka
tidak mau menyampaikan hadits dari orang lain karena takut terjadi
pengubatran, penambahan, atau pengurang:an dalam meriwayatkan hadits
dari Rasulullah saw.. Menurut pandangan merek4 banyak meriwayatkan
hadits dari Rasulullah saw., besar kemungkinan akan melakukan kesalahan
dan mendustakan Rasulullatr saw., sedangkan Rasulullatr saw. melarang
mendustakan beliau. Di antara hadits yang
hal itu adalah,
ar angsiap a menw ay athan suatu hadits danhu, s eilanghan ia b ap av
"B

dap at b ahw a hadits merup ahan p endustaon (atas dinhu) maha ia terma-
55
suh salah seorangpendusta."

Diriwayatkan dari Abu Hurabah, ia berkata bahwa Rasulullah saw.


bersabda
"Cuhuplah seseorangberbuat dusta (dengan) menwayathan segala apa
sajayangia dengar." 56

fi
Sunoo Ibnu Maiah, hkn. 10, juz I. Maksud ucapzur az-Ztbak bin al-Awam A.tii S;1ei"
bukanlah karena ia sedikit sekali bersahabat dengan Rasulullah saw..
il Sunan lbnu Majah,hkn.8, jrz I, Sunan al-Baihaqi, hlrn. ll, jliX" dan al-Muhoddib at-Fashil,
hlrn. 132: a
55 Muqoddimah at-Tamhir,karya Ibnu AbdulBarr, hlrn. 11,16.
ffig*n*runstim,hlm.l},jrwldanMuqaddimahat-Tanhir,hlrn. ll.Menurutriwayatlbnu
Masud, dikatakan f:j1" taosa) sebagai pengganti tirrta"Us".lthatTadzhirah at-Huffazh,hh. f5,
juzI.
198 Hadtts Nabi Sebelun Dlbukukan

Para sahabat r.a. takut berbuat dusta pada umumnya Mak4 bagaimana
mungkin mereka mendustakan Rasulullatr saw.? AIi bin Abi Thalib r.a.
berkata, Tika safra meriwayatkan suatr hadits Rasulullah saw. kepadamu
maka niscaya saya terjatuh dari langit lebih saya sukai daripada saya
mendustakan beliau...."57
Umar bin Ktraththab sangat ketat dalam menerapkan cara ini. Ia
mendorong manusia membuktikan kebenaran apa yang mereka dengar
dan berhati-hati dalam menyampaikan hadits. Dengan ini, Umar mem-
punyai jasa yang besar dalam pemeliharaan hadits. Cara yang demikian
juga dipraktikkan oleh satrabat-satrabat yang lain. Ibnu Masud berkata,
"Bukanlah ilmu ihr dengan banyaknya (meriwayatkan) hadits, tetapi ilmu
adalah siht hhasyyah (takut kepada Allah;."ss

Abu Hurairah r.a. memberi garnbaran kepada kita tentang bagaimana


para satrabat memeliharaAssunnah pada masa Umar melalui jawaban Abu
Hurairatl terhadap pertanyaan yang dilontarkan Abu Salarnah kepadany4
"Apakah engkau meriwayatkan hadits pada masa Umar demikian?" Ia
menjawab, "I(alau saya meriwayatkan hadits pada masa Umar seperti saya
meriwayatkanhadits kepadamu niscayaUmar akan memukul saya dengan
carnbuknya."5e
Dalam satu riwaya! Abu Hurairatr berkata
"Saya telah meriwayatkan banyak hadits kepadamu. IGlau saya meriwa-
yatkannya pada masa Umar niscaya Umar memukulku dengan carnbuk."m
Satrabat Umar dan sahabat-satrabat lain secara bersamasama bersikap
ketat dalam hal periwayatan untuk memelihara Al-Qur'an al-Ifurim di
samping memeliharaAssunnah. Umar sunggUh khawatir manusia sibuk
meriwayatkan hadits dengan mengabaikan Al-Qur'an, sedangkan Al-
Qur'an merupakan undang-undang Islam. Maka, ia menghendaki kaum
muslimin menghafal AlQu/an dengan baik, kemudian memperhatikan
haditsyang muliayang belum dibukukan seluruhnya pada masa Rasulullah

57 Mr vad t^om Ahmad,trlm. 45, juz II.


fi Mtthht^ttar Kitab al-Muammal fi ar-Rodd ila al-Amr al-,\wuar, hlm. 6'
59 Tadzkirah al-Huffaztt,hlm.T ,iuzl, dan lihat kajian tentang Abu Hurairatr pada bagian kedua
dalam buku ini.
ffi lami' Bayan al:Ibm wa Fadhlih,hk^.l2l,iuzll.
Bab tt: As-sunnah pada *lasa Salrabat dan fabi'ln 199

saw., sebagaimana AlQur'an. Atas dasar inilah, Umar menetapkan suafir


cara kepada mereka, yaitu keharusan aiUmUnnva pembuktian ilmiatt dan
sedikit meriwayatkan hadits karena takut terjaUrh dalam kesalahan. Umar
mengetatrui sikap teliti dan hafalan yang baik pada sebagian satrabat maka
ia mengizinkan mereka meriwayatkan hadits.
Cara yang ditempuh oleh Amirul Mukminin Umar bin Khaththab r.a
itu terlihat jelas pada wasiatnya yang disampaikan kepada delegasiryra ke
Kufah, yaitu pada riwayat dari Qardhah bin I(ab. Ia berkata "Umar bin
Ktraththab mengutus kami ke Kufah dan Umar mengantarkan kami
sampai di suatu tempat dekat Madinah yang dinamakan Shirar. Umar
bertanya, Tahukah kamu, mengapa saya menemani ialan bersamamu?'
Qardhah berkata,'Kami menjawab,'I(arena kematian satrabat-satrabat
Rasulullah saw. dan karena kematian sahabat-sahabat Anshar.' Umar
berkata, 'Akan tetapi, saya berjalan bersamamu karena ada suafir berita
yang hendak saya sampaikan kepadamu. Maka saya menghendaki kamu
menghafrlnya selama perjalananku bersamamu, Ydfu, 'IGmu akan datang
ke suahr kaum di mana AlQur'an bersuam di hati mereka seperti suara
ketel uap. Mak4 jika mereka melihatnu, mereka akan menjulurkan leher
mereka kepadamu dan mereka berkata '(IGmu adalatr) sahabatsatrabat
Muhammad.' Maka sedikitlah meriwayatkan (hadits) dari Rasulullah saw.
(kepada mereka) dan saya adalah sekuurmu.' 41

Dalam satu riwayat dikatakan, "IGtika Qardhah bin IG'ab datang maka
mereka (kaum) berkata, 'Sampaikan hadits Rasulullah saw. kepada kami.'
Qardhatr berkata kepada merek4 'IGmi dilarang oleh Umar r.a meriwayat-
kan hadits Rasulullah saw.'"62
Diriwayatkan dari Amirul Mukrninin Utsman r.a. batrwa Utsnurn meng-
ikuti cara Khalihh Umar bin Ktraththab dan melarang banyak meriwayat-
kan hadits. Mahmud bin labid berkata "Saya mendengar Utsman di atas
mimbar, ia berkata, Tidak boleh seseorang meriwayatkan suatu hadits dari
Rasulullah saw. yang tidak saya dengar pada masa Abu Bakar dan tidak
(pula) pada masa Umar. Sesungguhnya tidaklatt menghalangi kami untuk

6L Sunan lbnu Maiah, hlrn. 9, juz I dan Thabaqat lbntt Sa'd, hlrn' 2, juz VI.
62 Tadzihar al-Huffaztr,hhn.7, jrul,lami'Bayn al-'Ilm,hlm.lZ},iuzIJdan SwrdAsffiabal'
Hadib,hlm.97: a Lihat juga Sunan ad-Daimi, hlm. 85, juz I , dan Sunan al-Bailwqi, hlrn. 12, juz I.
130 Hadits Nabi Sebetun Dibukukan

meriwayatkan hadits dari Rasulullatr saw. karena saya-di antara sahabat-


satrabat beliau-bukan orang yang lebih hafal haditshadits daripada beliau.
Ingat, sesungguhnya saya mendengar beliau bersabda, 'Barangsiapa
mengatakan atas (nama diri)-ku sesuatu yang tidak aku katakan maka ia
sungguh-sungguh telah mengambil tempatrya di neraka'."8
Telah saya jelaskan bahwaAli bin AbiThalib r.a. menerapkan c:ma yang
ditempuh oleh para satrabat r.a.
Diriwayatkan bahwa Muhwiyah berkata, "Hati-hatilah kamu menyam-
paikan riwayat dari Rasulullatr saw. kecuali riwayat-riwayat yang ditemukan
pada masa Umar karena sesungguhnya Umar menumbuhkan rasa takut
manusia kepada Allah Th'ala"64

Demikian c:lra yang ditempuh oleh para sahabat dalam memelihara


hadits Rasulullah saw. karena mereka k*rawatir terjatuh dalam kesalatran,
tertipu oleh orangorang yang bodoh dan ahlul+hwa' (orangorang yang
mengikuti hawa nafsu), atau memberikan pengertian terhadap sebagian
hadits seeua salah. Sebab, hal ini berakibat suatu noffna hukum berbeda
denganyang dikehendaki oleh sumbernya, yakni Rasulullah saw..
Mereka melakukan hal itlr semua karena berhati-hati dalam persoalan-
persoalan agama dan memelihara kemaslatratan kaum muslimin, bukan
karena maksud hendak menjauhi hadits Nabi saw. dan bukan pula ber-
maksud mengabaikannya. Maka, tidak boleh seseorang menganggap cara
yang ditempuh para sahabat dan Umar pada khususnya, sebagai sikap
meninggalkan atau menjauhi Aesunnah. Sernoga Allah melindungi mereka
dari sikap itu. Tidak ada yang memahami demikian, kecuali orang bodoh
atau orang yang mengikuti hawa nafsu yang tidak memiliki ilmu sedikit pun
tentang As.Sunnatr, hatinya tidak terwarnai oleh jiwa para sahabat dan
jalannya tidak diterangi oleh petunjuk mereka. Telah jelas bahwa semua
sahabat berpegang teguh pada hadits yang muli4 mengagungkannya, dan
menjadikannya dalil. Dan, telah diketahui secara rnutawatir bahwa para
sahabat melakukan ijtihad jika mereka dihadapkan kepada persoalan
syara', yakni persoalan halal atau haram dan mereka mencari ketenhran

63 gabul al-Akhbar, hlm. 29. Hadits di atas secara ringkas terdapat dalam Musnad Imam
Ahnot,hlrn. 363, juz I, melalui isnad sahih.
il Rodd od-Ooimi'ala BLslr al-Marisi, hkn. 135 dan lihat Tadzkirah al-Iluffuzlt,hlrn. 7, juz I.
Bab tt: As-Sunnah pada *lasa Sahabat dan Tabi'in 131

hukumnya di dalam Al-Qur'an. Jika mereka menemukan apa yang mereka


kehendaki itu di dalamAl-Qur'an maka mereka berpegang teguh padanya
dan menghukumi persoalan itu sesuai dengan kehendak AlQur'an. Jika di
dalamAl-Qur'an mereka tidakmenemukan apayang mereka cari, mereka
mencarinya di dalam As-Sunnah. Jika mereka menemukan hadits tentang
persoalan itu maka mereka menjadikannya sebagai dalil dan menghukumi
persoalan itu sesuai dengan kehendak hadits, dan jika mereka tidak
menemukannya maka mereka berijtihad berdasarkan pendapat mereka.6
Carayang ditempuh oleh Abu Bakar dan Umar dalam menyelesaikan
persoalan hukum telah sangat dikenal, yaitu jika Abu Bakar dihadapkan
kepada suatu persoalan hukum maka ia mencarinya di dalam Al-Qufan.
Jika ia menemukannya di dalam AlQur'an maka ia memuhtskan persoalan
itu berdasarkan Al-Qur'an, dan jika ia tidak menemukannya maka ia
mencarinya di dalam Sunnah Rasulullatr saw.. Jika ia menemukannya di
dalam As-Sunnah maka ia memutusl5an persoalan itu berdasarkan As-
Sunnah, dan jika ia tidak menemukannya maka ia bertanya kepada para
sahabat, "Apakah kamu mengetahui Rasulullah saw. memutuskan per-
soalan itu?" Ada kalanya suatu kaum memberi tahu kepadanya bahwa
Rasulullatr saw. memuhrskan persoalan itu demikian dan demikian.Jika ia
tidak menemukan Strnnah Rasulullatr saw. mengenai persoalan ifu maka ia
mengumpulkan para tokoh sahabat untuk kemudian bermusyawarah
dengan mereka.ffi Demikianlah pula yang dilakukan oleh Umar r.a.
Demikian cara yang dilalrukan oleh seluruh sahabat dalam menyelesai-
kan segala persoalan yang mereka hadapi. Dengan ketegasan ini maka
tidaklah dapat seseorang menjadikan sebagran dari apa yang bersumber
dari para sahabat sebagai jalan unhrk menuruti hawa nafsunya.
Berikut ini kami kemukakan sikap sebagian ulama hadits tentang
persoalan di ata^s.

7. Pendapat Ihnu AbdilBan


Ibnu Abdil Barr berkata bahwa sebagtan orang yang tidak memiliki
ilmu, yaitu ahli bid'ah dan lainnya yang menodai Sunnah-sunnah Rasulullah

65 Ulr t ol-Milol wa an-Nihal,karangan asy-Syahrastani ,hkn. 44C447 .


6 I'to* al-Muwaqqi'in, hlrn. 62, juz I p ada Kitab alQodha'riwayat Abu Ubaid.
139 Hadits Nabi Sebelun Dtuukukan

saw., berhujah dengan hadts Umarberikutini.

(w $t J', :V ut:llr rt'1f y


' S eilihithanlah menw ay athan (naaits) don Rnsulullah saw.. "

Dan, mereka menjadikan hadits Umar itu sebagai jalan untuk menjauhi
Sunnatr-Sunnah Rasulullatr saw.-padahal makstld Al-Qur'an tidak akan
diketatrui kecuali dengannya--dan meragukan para perawi AsSunnah.
Hadits Umar itu sama sekali tidak bisa dijadikan hujah dan dalil atas
pendapat mereka ifir karena beberapa alasan yang telah dikemukakan oleh
para ahli. Di antara alasan itu adalatr sebagai berikur
a ucapan Umar itu hanyalah ditujukan kepada suatu kaum yang tidak
hafal Al-Qu/an dengan baik sehingga Umar khawata mereka sibuk
dengan selain AlQufan dan mengabaikan A1-Qur'an, sedangkan A1-
Qu/an adalatr sumber segala ilmu. Inilah pengertian ucapan Abu Ubaid
dalam masalah ini.
b. Tokoh selain Abu Ubaid berpendapat bahwa Umar hanya melarang
meriwayatkan hadits yang tidak memberikan faedah tentang hukum
dan tidak pula merupakan Sunnah.

Golongan selain mereka, yakni golongan ahli bid'ah, menolak hadits


Qardhah bin Ka'b karena atsar-atsar lain yang bersumber dari Umar
berbedadenganriwayatQardhah.Diantataatsaratsarituadalahatsaryarug
diriwayatkan oleh Malik, Ma'mar, dan lainnya, dari Ibnu Syihab, dari
Ubaidillah binAbdullah bin Utbah, dari Umar bin Iftaththab, tentang hadits
Saqifah. Diriwayatkan batrwa Umar berkhutbah pada hari Jumat, ia memuji
Allah, Ialu berkata, "Amma ba'du. Saya hendak menyampaikan suatu
perkataan yang sudah memungkinkan bagiku untuk menyampaikannya.
Barangsiapa menerima (dalam arti dapat menangkap dan memahaminya
dengan tepat dan benar), memikirkan, dan menghafalnya maka hendaklah
ia menyampaikannya (kepada orang lain) di mana saja sampai (sejauh)
pedalanannya, dan barangsiapa khawatir tidak bisa menerimanya maka
sesungsuhnya saya tidak mempgrbolehkan ia mendustakan saya..."67

67 lihat perkataan Umar itu-diriwayatkan oleh al-Khathib al-Baghdadi dari Ibnu Abbas-dalam

lotab al-Kifayah, hlrn. 166.

L
Bab ll: As-Sunnah pada llasa Sahabat dan fabi'in 133

Perkataan Umar di atas menunjukkan bahwa larangannya meriwayat-


kan banyak hadits dan perintatrnyauntuk sedikitmeriwayatkan hadits dari
Rasulullah saw. semata-mata karena ia takut terjadi pendustaan atas
Rasulullah saw.. Ia takut bahwa mereka (orangorang yang senang meriwa-
yatkan hadits) meriwayatkan hadits, padahal mereka tidak haial dan tidak
dapat memahaminya dengan benar. Orang yang sedikit meriwayatkan
hadits lebih dapat mengingat hadits yang diriwayatkan daripada orang
yang banyak meriwayatkan dan ia lebih jauh dari kemungkinan lupa dan
keliru.
I(arena itulah Umar memerintahkan para sahab at agar sedikit meriwa
yatkan hadits. Jika ia tidak menyukai dan mencela periwayatan hadits,
niscaya ia melarang para satrabat meriwayatkan hadits, sedikit maupun
banyak. Tidakkah Anda mengetahui bahwa ia berkata, "Barangsiapa
menghafalnya serta menangkap dan memahaminya dengan tepat dan
benar maka hendaklah ia meriwayatkannya kepada orang lain." Maka,
bagaimana mungkin ia memerintatrkan dan melarang periwayatan hadits
dari Rasulullah saw.? lni adalah pematraman yang tidak benar. Bagaimana
mungkin ia melarang mereka meriwayatkan hadits dari Rasulullatr saw.
dan memerintatrkan mereka untuk sedikit meriwayatkan hadits, padahal ia
mendorong mereka untuk meriwayatkan hadits dari dirinya? Hal ini
terbukti pada ucapannya,
"Barangsiapa dapat menghafal ilon memahami perhataanhu mahahan-
dahlah iamanyampaihannya (hrpodo oranglain) di mana saja sampai
(s ej auh) p erj alananny a. "

l€bih lanjut ia berkata


"Dffi,barangsiapahhawattrtidahdapatmenenmmryamaha jangorlahra
mendustahan atas dinhu."

Hal ini memperjelas kepadaAnda apayang telah kami sebutkan di atas.


Atsarutsar yang sahih yang bersumber dari Umar, yaitu riwayatpara
satrabat di Madinah, berbeda dengan abar yangdiriwayatkan oleh Qardhatr
bin IG'ab.AfsarQardhah itu bergantung atas penjelasan* yrog diriwayat-

68 yaitu penjelasan Ibnu Bisyr al-Ahma ayah Bisyr at-Ifufi. Seperti keterangan yang terdapat
pada kesimpulan, Ibnu Bisyr adalah orang tsiqah. Abdul Barr mencela riwayatnya ini karena
134 Hadits Nabi Sebetun Dibukukan

kan dari asy-Syabi, dat atsar *perti ini tidak dapat dijadikan hujatr karena
ia bertentangan dengan Sunnah Rasulullah saw. danAl-Qur'an.
Allah Azza w a I alla berflrman,
" Sesungguhny a telah odo podo (diri) Rasulullah itu sun telailon y angbaik
bag1mu...." (al-Ahzab: 2l )
" .Apa y arrg dibenhan Rasul hepadomu maha tenmalah dia, ilan apa y ang
..

ililar angny a b agpmu maha tinggalhanlah. . . . " (aLHasyr: 7 )

Di dalam Al-Qur'an, ayat yang sejenis dengan ayat di atas sangat


banyak. Tidak ada jalan untuk mengikutinya,6e meneladaninya, dan
mengetahui perintahnya kecuali melalui berita darinya. Maka, bagaimana
mungkin seseorang menyangka bahwa Umar memerintahkan sesuafu
yang menyalahi apa yang diperintahkan oleh Allah. Rasulullah saw. sendiri
bersabda,

t; ;L t'^f i ; ac; i6' ? i* ?' r;; Y


&-r-lt ( .. t1:;-
"Allah menyinan hamba yang mendengar perhataanku hemudian ia
menghaf alrry a dan b eihutny a ia meny amp aihanny a hrp odo or an g Qain)
y ang tidah mandangarny a (danhu) .... " (hadis)

Dalam hadits di atas terdapat dorongan yang kuat untuk menyampai-


kan hadits dari Rasulullah saw.. Pada hadits yang lain, beliau bersabda,

4. ;" r'rx.: Jfc k e * f;,* y


"Ambillah danhu selain apayang ahuhatahan (hepadamu) dan sampai-
hanlah (ia) danhu &rpono orang lain) ."

berbeda dengan riwayat orang yang lebih tsiqah. Ini sebenarnya tidak menghalangi kesahihan
riwayatnya. Saya berpendapat bahwa semua drsol yang bersumber dari Umar tidak saling
bertentangan.
69 Yang dimaksud dengan 'lnya" adalah Rasulullah saw.
Bab ll: As-Sunnah pada *lasa Srr,rbat dan Tabftn 135

Bagi orangorang yang berakal, maksud hadits di atas sangat jelas dan
lebih terang daripada cahaya di siang hari. Meriwayatkan hadits dari
Rasulullah saw. tidak terlepas dari kemungkinan perbuatan baik atau
buruk. Maka, jika ia adalah perbuatan baik-dan tidak diragukan fui bahwa
ia adalatr baik-maka memperbanyak perbuatan baik itu lebih utama dan
jika ia adalatr perbuatan buruk maka tidak boleh saya kabarkan kepada
oftlng{ftrng. Ia menjawab, Tangan, nanti mereka bertawakal.a0
Hal itu menunjukkan bahwa perintatr Umar kepada mereka untuk
sedikit meriwayatkan hadits dari Rasulullatr saw. semata-mata dilandasi
rasa takut mereka akan berdusta atas nama Rasulullah saw. dan takut
mereka mengabaikan pengkajian Sunnatr-Sunnatr Rasulullah saw. dan Al-
Qufan. Sebab, oftmg yang meriwayatkan banyak hadits hampir tidak dapat
mengkaji dan mendalami apa yang diriwayatkannya.

Dalam kitab at-Tarnyiz,Muslim bin al-Hajjaj menyebutkan suatu riwayat


dari Qais bin tlbadatr, ia berkata, "Saya mendengar Umar bin Ktraththab
berkata,'Barangsiapa mendengar hadits kernudian ia menyampaikannya
(kepada orang lain) seperti yang ia dengar maka ia akan selamaL"' Di antara
yang menunjukkan kebenaran riwayat itu adalatr riwayatyang kami sebut-
kan, bersumber dari Umar batrwa ia berkata "Pelajarilah faraidh dan As
Sunnah sebagaimana kamu mempelajari Al-Qur'an." Ini berarti, ia me
nyamakan Assunnatr dengan Al-Qur'an. Keduaduanya harus dipelajari.
Umar juga mengirim surat kepada suafu kaum, isinya, "Pelajarilah As
Sunnah, faraidh, dan lahn sebagaimana kamu mempelajari Al-Qur'an."
Mereka berkata "I-ahn adalatr mengetahui bentuk-bentuk ungkapan, cara
menggunakanny4 dan berargumentasi dengannya"
Umar giat menyeru kepada orang lain tentang berbagai mac:rm per-
soalan. Ia berkata, "Siapa yang mempunyai ilmu dari Rasulullah saw.
tentang persoalan demikian ... seperti yang disebutkan oleh Malik dan
lainnya dari Umar tentang masalah seorang istri dapat mewarisi diyat
suaminya, janin OaVi dalam kandungan ibu) yang keluar dalam keadaan
meninggal karena perut ibunya dipukul, dan masalatr-masalatr lain?"
Bagaimana mungkin Umar disangka seperti sangkaan orang terhadap

70lihat riwayat-riwayat yang bersumber dari Umar r.a. yang menjelaskan semangatnya unfuk
mengetalrui Sunnah-Sunnah Rasulullah snw..lhm ol-Muuaqqiin, hln. 55, juz i.
136 Hadtts Nabt Sebctun Dibukukan

nya sebagaimanayang telah kami sebutkan, sedangkan ia sendiri berkata,

'&?1, At t*i fY), ac.>i'"or; qYlr:t € 6rb


it
.l zo

{t;'p;X.'oi i;6!t
Tahutlah kamu b erp afiap at harena or ang- o r ang y ang b erp endap at
"
(ashhab avr a' yi) annlah musuh-musuh Surmoh (Rasulullah s aw.) . Mereha
mer asa sulit maryhafal hafiits-hadits (Rasu lul I ah s aw.) . "

Umarjugaberkata

{w #a;,6u.,'i'*Y
" Seboth-baih petunjuh adolah petunjuh Muhammad saw. ."

Au i':'i* rpi ?tib & i :q ?'tr,X,- y


( .iur *6,{Ll rtr qcbi'bv
"Ahan ilatang suatu haum yangberdebat hepadamu tentong ayat-ayat
mutasy abihat dnlam Al- Qul an. Maho, b erp e ganglah (dtlam maryhadapi
mereha) dengan Sunnah-Sunnah (Rasulullah saw.) harena orang-orang
yang berpegang hepada Sunnah-Sunnah Rasulullah saw. (ashhab as-
sunan) lebih b enlmu tantang Kitab Allah (Al- Qur' an) . "

Ibnu Abdil Barr berkat4 "Menurut pendapat say4 semua atsaryang


bersumber dari Umar itu sahih dan tidak saling bertentangan.Atsatatsar
Umar itu dapat dipahami sebagai berikut Orang yang meragukan sesuahr
(riwayat), hendaklatr ia meninggalkannya (dengan tidak meriwayatkannya
kepada orang lain), dan barangsiapa hafal sesuatu dan ia meyakini kebenar-
annya maka ia boleh meriwayatkannya (kepada orang lain), sekalipun
banyak meriwayatkan hadits cenderung mendorong seseorang bersikap
tidak teliti, baik dalam meriwayatkan yang bagus atau yang buruk, yang
kurus danyang gemuk. Rasulullah saw. bersabda,
'Cuhuplah seseorangberbuat dusta (dengan) menwayathan segala apa
yang didaryarny d.' (HR Muslim)
. Bab tl: As-Sunnah prd,a llasa Sahabat dan fabi'tn 137

Seandainya pendapat Umar adalah apa yang kami sebutkan di atas,


yang dijadikan hujah adalah sabda Rasulullah saw., bukan perkataan Unrar.
Rasulullah bersabda
'Allah menyinari hamba yang manilenga;r perhataanhu hanuilian ia
menghafolnya dan benhutnya ia menyampaihannya (kepada orang
lain)....'

Rasulullah saw. juga bersabda


t\
/ ol-/o )zo lz to)z o
-r-ri ;t-.Yr 1ti>yt.rr, ( f.t y-S OJI^*,J f
"fUr,
Kamu mandangar ftadt* danhu) dan &adila yanghamu dmgar daihu
itu) didengar darimu (oleh generasi sesudahmu)....'(HR Abu Daud,
Imam Ahmad, dan al-Hakim)"

Demikian pendapat Ibnu Abdil Bafr.ZL

2. P endap at al-I(h athib at-Baghdadi


Al-Ktrathib berkata, 'Jika seseorang bertany4 apa alasan Umar meng-
ingkari para satrabatyang meriwayatkan haditsz dari Rasulullatr saw. dan
sikap ketatrya terhadap mereka dalam periwayatan hadits maka kepada-
nya diberikan jawaban, Umar melakukan itu karena berhati-hati dalam
persoalan agama dan memikirkan kepentingan kaum muslimin. Ia merasa
takut berpaling dari amal dan takut berpegang pada pengertian tekstual
kabar. Sebab, tidak semua hukum didasarkan pada pengertian teksfual
hadits dan tidak setiap orang yang mendengarnya mengetahui maksud-
nya'." Ada kalanya hadits itu berbentlk muimal sedangkan arti dan
penjelasannya harus digdi dari hadits lain. Umar merasa k*rawatir suahr
hadits diberi pengertian tidak sesuai dengan pengertian sebenarnya, atau
diberi pengertian berdasarkan pengertian tekstualnya, sedangkan hukum
yang dikehendaki oleh hadits itu berbeda dengan pengertian tekstualnya.
Sama dengan hal ini adalah hadits yang diriwayatkan dari Mu'adz. Ia

7l pmi' Balnn al:Ilm wa Fadhlrr, hlrn. l2l-124, jttztr, dengan dipersingkal


72 Umar r.a tidak melarang para sahabat meriwayatkan hadits dari Rasulullah saw.. Ia hanya
mengingkari mereka meriwayatkan banyak hadits padahal tidak diperlukan.
138 Hactits Nabi Sebetun Dibukukan

berkata "Saya membonceng Rasulullah saw. naik keledai milik beliau yang
diberi narna Ufair. Kemudian beliau bertany4

iqi'* c rru;i * ;u t|*J,s rii,ir;) rrF


;. F'bp Jv dLi t';:r3li, il,-iii t,n
itt , r
e
bf ,l 1*r#i F)W ,rff /):{:w.if ;qri
Atl - , o,

,y :lu g;ri t';i.i *i ,'.ii ,y.!i: a at3. \


A
\
'HaiMu'adT,tahuhahhamu,apahahAllahatashantba-hamba-(Nya)dan
apahahhanrba-hambaatasAllah?'sayamenjawab,'AllahdanRasul-Nya
lebihmengetahui.'Beliaubersabda,'sesungguhrryahahAllahatashomba-
hamba-(Nya) adnlah mereha (harus) menyembah-Nya dan tidah menye-
hutukan sesuatu apd pun dengan-Nya, dan hah parahawtba atas Allah
adalah Dia tidah meny ihsa or dng y an g tidah mary ehutuhan (s e suafit ap a
pun) ilaryan-Nya.' Sayabertanya,'Apahah saya tidah (perlu) memben
hab ar gembir a hrp ofo manusia?' B eliau manj aw ab,'Tidah, ltarena hha-
w atir) mereha hemudian b ery anghu tangan Aalai, tiiloh b er amal) .' "t
t

Al-Hasan bin Abi Bakar menrberi tahu kami, ia berkata "Abu Ali ath-
Thaumari berkata, 'IGmi berada di samping Abu al-Abbas, yaihr Ahmad bin
Yatrya Taghlab kemudian seseorang berkata kepada Abu al-Abbas, Apa
arti sabda Rasulullah saw. kepada Ali bin Abi Thalib, sementara Abu Bakar
dan Umar juga menghadap beliau. Beliau bersabda,

['J::U ri #) *i *i J'-#r-(;9'6 F

73 Hadis ya.rg sama diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam htab Shahih-nyadariAnas bin Malik
bahwa Rasulullah saw. dan Mu'adz, orang yang memboncengnya, berada di atas kendaraan. Beliau
bersabda, "Hai Mu'adz bin Jabal..." Pada akhir hadits itu, al-Bukhari berkata, "Mu'adz memberitahu
hal ihr ketika ia mau mati karena merasa berdosa." tihat Fathul-Bari, hlrn. 236, juz I.
Bab ll: As-Sunnah p#ia *lasa SrDrbat dan Tabl'ln 139

'Dua orang ini (,rbu Bahar dan Wnar) adfllah tohoh yangberusia antaro,
tiga puluh sampai lima puluh tahun ili wttara para panghuni surga.Ta

Janganlahhamumanberitahukqadaheduarrya,haiAli."
Abu al-Abbas menjawab, 'Beliau khawatir keduanya (Abu Bakar dan
Umar) ld4iberamal.'"
Syekh Abu Bakar al-Hafizh berkata "Demikianlah Umar melarang pam
sahabat banyak meriwayatkan hadits karena ia khawatir manusia ddak
mau beramal karena berpegang dengan hadits di atas (cukup dengan tidak
menyekufirkanAllah)."
Sikap ketat Umar kepada para satrabat dalam hal periwayatan hadits
juga merupakan upaya memelihara hadits Rasulullah saw. dan menimbul-
kan rasa tat<ttt (tarhiD) orang yang tidak tergolong sahabat dari dndakan
memasukkan sesuatu yang tidak termasuk Sunnatr. Sebab, jika mereka
melihat sahabat-yang perkataannya dapat dipercaya dan dikenal ber-
satrabat dengan Rasulullah saw.-bersikap ketat dalam meriwayatkan hadits
maka lebih layak lagi mereka harus lebih hati-hati dalam meriwayat-kan
hadits.6 Dengan cara inilah, hadits Rasulullah saw. selamat dan terlindungi
sehingga ia tidak ternodai oleh pendustaan dan penambatran.
Al-Khathib meriwayatkan dari Abdullah bin Amir al-Yahshabi, ia
berkata "Saya mendengar Mu'awiyatr berbicara di ahs mimbar di Damaskus,
berkata, '\Mahai manusia, hati-hatilatr kamu terhadap haditshadits Ra-
sulullah saw. kecuali hadits yang ditemukan pada masa Umar r.a. karena
Umar menumbuhkan rasa takut manusia kepadaAllah Azzawalalfu"'ao
Umar memintaAbu Musa al-Asyari menghadirkan seseorang (sakst)
yang menyaksikan bahwa Abu Musa benar-benar mendengar hadits Ra-
sulullah san. tentang ucapan salam. Umar melakukan hal ini karena sikap hati-
hati dalam meriwayatkan hadits, dengan maksud memelihara Sunnatr Ra-
sulullah saw. dan menimbulkan sikap hati-hati parasahabatdalam meriwayat-
kan hadits Nlah a'lam 'Alatrlatr yans lebih mengetatrui hal yang sebenarnya'.

?4 bhat Musnd Imam Ahmad, hlm. 37, hadits ke602, juz II, melalui isnad sahih. Dalam
riwayat Imam Ahmad terdapat tambahan "tokoh orang yang berusia tiga puluh sampai lima puluh
tahun dan pemudapemuda penghuni surga setelah para nabi dan rasul".
75
WroltAs'ttub al-Harlia'trlm' 97'98: b'
76 Lihat perkataan serupa dari Muhwiyah dalarrr Kitob Rail ad-Darimi 'ala Bisyr al-Mar&,
hlm. 135, dar. Tdz.hirah al-Huffuh, hlm. 7, ila l.
140 Hadits Nabi sebetum Dibukukan

Demikianlah pendapat al-Ktrathib al-Baghdadi.77


Dari kajian yang telatr kami kemukakan, jelaslah bahwa semua sahabat
melakukan pembuktian terhadap hadits dan tidak terburu-buru menyam-
paikannya kepada onmg lain. Mereka tidak meriwayatkan sesuafir kecuali
mereka benar-benar menyakini kesatrihannya. Mereka sangat bersema-
ngat memelihara hadits dengan berbagai macam cara. Mereka menempuh
cara yang benar untuk mencegah pencampuradukan Sunnah Nabi saw.
dengan hal-hal lain yang mengakibatkan rusaknyi Sunnah.
Panji.panji pemeliharaan Sunnah Rasulullah saw. ini dibawa oleh semua
sahabat, dan Amirul Mukminin Umar bin Iftaththab mempunyai keisti-
mewaan tersendiri di antara mereka. Dari riwayat yang bersumber dari
Umar, jelas bahwa Umar sangat memperhatikan Sunnah Nabi saw. dan
sangat mengagungkannya. Dan, kabar-kabar yang diriwayatkan darinya-
dalam rangka menyebarkan ilmu dan menumbuhkan semangat untuk
menyelamatkan Assunnalr-saling mendukung saht dengan yang lainnya

Tidak benar bahwa terdapat kontradiksi dalam wasiat Umar kepada atrli
ilmu (seperti Qardhatr bin IGb). Permintaan Umar kepada para sahabat
untuk sedikit meriwayatkan hadits dilandasi oleh sikap hati-hati dalam
memelihara As-sunnatr dan meriwayatkan hadits. Adapun orang yang
bersikap teliti, meyakini kebenaran apa yang diriwayatkannya, serta
mengetahui maksud dan hukum yang dikandungnya maka ia tidak ter-
masuk kelompok orang yang diimbau oleh Umar.
Semua riwayat yang bersumber dari Amirul Mukminin Umar bin
Khaththab semata-mata menunju}lkan upayanya memelihara, menyebar-
kan, dan menyampaikan AsSunnah secara benar. Dan, tidaklah mungkin
As-Sunnah disebarkan secara benar selama pembawanya tidak dapat
membuktikan kebenaran riwayat itu. Sedikit meriwayatkan merupakan
upaya yang dapat menghindari kesalahan. Oleh karena itu, Umar r.a.
memerintahkan para sahabat untuk sedikit meriwayatkan hadits. Inilah
pendapat Ibnu Abdil Barr, al-Ktratthab al-Baghdadi, dan para imam hadits
yang lain. Demikianlah pula pendapat saya (penulis kitab ini). Mak4 dapat
ditegaskan, pffa sahabat sekali-kali tidak menjauhi As-Sunnah, bahkan
mereka adalah kelompok orzmg yang berjasa dalam memeliharanya

77 Syaraf Ashhab al-Hadits,hlm.99: a-


Bab lt: As-Sunnah pada *lasa Sahabat dan fabi'in 141

3. Pembahasan tentang Riwayat yang Mengatakan bahwa Umar


Memeni arakan Seb agian Sahab at karcna Meriwayatkan
Banyak Hadits
Sebelum kami menutup subkajian ini, kami merasa wajib mengemuka
kan riwayat dari Amirut Mukminin Umar bin I(haththab yang menyatakan
bahwa ia memenjarakan sebagian sahabat karena mereka meriwayatkan
banyak hadits dari Rasulullah saw.. IGmi berusaha mengkaji kabar ini
dilihat dari segi kesahihannya, kemudian jika kabar itu sahih maka
bagaimana hal itu terjadi?
Al-Hafizh adz-DzahabiT8 meriwayatkan dari Sa'd bin Ibrahim, dari
ayahnya, bahwa Umar bin Iftaththab memenjarakan tiga orang sahabat,
yaifu Ibnu Mas'ud,?eAbu Darda'e, dan Abu Mas'ud al-Anshari81. Kepada
mereka, Umar berkata, "IGmu meriwayatkan banyak hadits dari Ra-
sulutlah saw.." Mereka adalah termasuk sahabat besar, oftIng Vang paling
talnra dan paling toara,'.Iogiskah jika orang seperti Umar bin Ktraththab
memenjarakan mereka? Dan, apakah cukup (sebagai alasan) untuk
memenjarakan mereka karena mereka meriwayatkan banyak hadits?
Seseorang tenfu bertanyatanya terhadap kabar di atas, diliputi keragu-
raguan atas kebenararlny4 dan bertanyatanya tentang batasan sedikit atau
banyak dalam meriwayatkan hadits. Imam Ibnu Hazm telah mendiskusi'
kan masalah ini dan ia menolak kebenaran kabar ifu. Menurutnya, ini

78 Tad*irah al-Huffazlt, htrn. 7, iuz I. Dalam kitab ini disebut Sa'id bin Ibrahfun. Yang benar
adalah Sa d. Ia adalah cucu Abdurrahman bin Aul sebasaimana keterangan dalam lataill. Taltdzib at-
Tohdzib datal-Muhaddi:b al-Fashil,hlm.L33 alilatMaima'az-hwaill,hlm. 149' juz t
79Abdulah bin Mas'ud al-Hadzali adalah sahabat besar. Ia termasuk onmg yang terdahulu
masuk Islam. Ia sangat dekat dan akrab dengan Rasulullah, teman beliau satr bantal, satu sikat gigi,
dan satr sandal. Ia ditugaskan oleh Umar r.a- ke Kufalr-dan kehadirannya merupakan anugerah
bagi penduduk kota itu-untuk memberi pelajaran tentang agama dan mengajarkan AlQur'an
kepada mereka Ia menghimpun AlQur'an pada masa Rasulullah saw.. Qira'ahnya sangat terkenal.
Ia meninggal pada tahun 32 H di Madinah. Iihat bioerafinya yang telah disederhanakan dalam Stfur
Alam an-Nubala',hln. 331-357, juz I.
80 Abu ad-Darda' adalah Uwaimir bin Malik bin Qais, seorang sahabat Anshar dari lGbilah
Ktrazraj. Ia adalah seorang hakim yang ditugaskan oleh Mu'awiyah, dan salah seorang yang hafal Al
Qufan pada masa Rasulullah saw.. Ia meninggal di Syam pada tahun 32 H. llf;atTariilt al-lfum, az'
Dzahabi, hlm. 107, juz II.
81 Abu Mas ud al-Anshari adalah Uqbah bin Amr bin Tsa'labah al-Anshari al-Badari, orang
termuda di antara sahabat yang mengikuti BaiatulAqabah bersama sahabat Anshar. Ia meninggal di
Kufalr pada tahun 39 atau 40 H.lrthat&rutastwh al-Khazraii danTaqib at-Tahdzib,hlm.ZT,ittzll.
149 Hadits Nabt Sebetun Ditlrtkukan

adalatr kabar mutsal dan dirasut<an dari Syubah sehinggatidak satrih dan
tidak dapat dijadikan hujah. IGbar iur jelas bohong dan mengadaada karena
dalam masalatr ini ddak terlepas dua kemungkinan: (1) umar menorigai
para sahabat, atau (2) umar melarang mereka meriwayatkan hadits dan
menyampaikan Sunnatr Rasulullah saw. kepada kaum muslimin dan meng-
haruskan mereka mengingkari dan tidak mengemukakannya kepada siapa
pun. Ini adalatr tindakan yang sudah keluar dari Islam. Semoga Allatr
melindungi Amirul Mukminin umar bin Khaththab dari hal itu. Dan, jika
seluruh satrabat dicurigai berbuat dusta atas Nabi saw. maka tidak lain Umar
adalatr salatr seorang di antara mereka Ini adalah pendapat yang sama
sekali tidak layak dikemukakan oleh orang Islam. Dan, jika unrar memen-
jarakan mereka-sedangkan mereka tidak dicudgai berbuat dusta atas Nabi
saw.-maka berarti Umar berbuat aniaya atas mereka. Maka orang yang
mendasarkan pendapatnya pada riwayat-riwayat seperti ini hendaktah
memffi yang mana di antara duapendapatyang dikehendakinya

selanjutrya Ibnu Hazm mengatakan batrwa umar termasuk sahabat


yang banyak meriwayatkan hadits. Ia meriwayatkan lebih dari b00 buah
hadits. Tidak ada di antara satrabat yang meriwayatkan hadits lebih banyak
daripada dia kecuali beberapa puluh orzlng dari mereka.e
Dan, jika kita menganggap riwayat tentang pemenjaraan oleh Umar
sebagai riwayat yang satrih, perlu kita ketatrui perbedaan tentang narna
satrabat yang dipenjarakan. Adz-Dzahabi menyebut nama Ibnu Mas'ud,
Abu Darda', danAbu Mas'ud al-Anshari, sedangkan Ibnu Hazmmenyebut
narna Ibnu Mas'ud, Abu Darda', dan Abu Dzarr. Lalu, apakah pemenjaraan
oleh Umar teriadi berulang k"lil Jit" menumg demikian niscaya peristiwa
itr sangatterkenal di kalangan sahabat dan berita tentang peristiwa ini akan
tersebar ke berbagai kawasan Islam tanpa keraguan tentang nama para
satrabat yang dipenjarakan.
Jika kita berpendapat bahwa pokok persoalan peristiwa itu adalah
dipenjarakannva sebagian sahabat karena mereka meriwayatkan banyak
hadits, ada hal yang harus kita pertimbangkan, yaifir ada satrabat yang
meriwayatkan hadits lebih banyak daripada mereka, namun tidak ada
kabar yang menjelaskan mereka dipenjarakan oleh umar. Maka ddak

& Al-Itthom,Ibnu Hazrn, hlrn 139, juz tr dan halaman berikutrya-


Bab ll: As-Sunnah pada llasa Sahabat dan Tabi'in 143

masuk akal, Umar hanya memenjarakan sebagian dari mereka dalam


kasus yang sama. Dari Abu Hurairatr, misalnya diriwayatkan 5.374 hadits,
dari Ibnu Masud 848 hadits, dari Abu ad-Darda' 179 hadits, dan dariAbu
Dzarr 281 hadits.s
Jika dikatakan batrwa Abu Hurairah tidak meriwayatkan banyak hadits
pada masa Umar r.a. karena ia merasa takut kepada Umar maka kami
bertanya, mengapa mereka (selain Abu Hurairah) tidak takut kepada
Umar? Bahkan, Umar sendiri mengizinkan Abu Hurairatr meriwayatkan
hadits dari Rasulullah saw. ketika Umar telah mengetahui sifatwara' dan
hha,EryahAbuHuairahterhadapAllahAzzawalalla.
Adz-Dzahabi meriwayatkan dari Abu Hurairah, ia berkata, "lUmar
menerima haditsku kemudian ia mengirim utusan kepadaku. Melalui ufusan
itu, ia berkata'Engkau bersama kami pada saatkami bersama Rasulullah
saw. berada di rumah si Fulan?'Saya menjawab, Ya, dan saya mengetahui
untuk apa engkau bertanya kepadaku.' Ia berkata Mengapa saya bertanya
kepadamu?'Saya menjawab, 'Pada saat itu, Rasulullah saw. bersabda,
,Borangsiapa mendustahan ahu dengan sengaja maha hendahlah ia
mengambil tempdtny d di ner aha.'

Ia berkata, Adapun jika Rasulullah saw. tidak bersabda demikian maka


pergilah, kemudian riwayatkan hadits (kepada oftlng lain).' "al
Apakah seseorang dapat menerima bahwa Umar memenjarakan Ibnu
Mas'ud, Abu Darda', Abu Dz,arr, dan Abu Mas'ud al-Anshari sedangkan
mereka adalah sahabat yang hafalannya dapat dipercaya dan mememiliki
sifatwara? Bahkan, Amirul Mukminin Umar memberikan anugeratr kepada
penduduk Irak-seperti yang telatr kami kemukakan-dengan mengstus
Abdullah bin Mas'ud kepada mereka. Kemudian, Umar berkirim surat kepada
penduduk Kufah, "sesungguhnya, demi Allah, yang tiada Tuhan kecuali
Dia, saya memilih dirinya untukmu (daripada) diriku. Maka ambillah
(hadits) darinya."8s umar menyebut Ibnu Mas'ud, kemudian ia berkata,

83 fUl it
disebutkan oleh Imam al-Hafzh Baqi bin Makhlad dalamlotab Musnad.Uhatal-Bari'
al-Fashih fi Syarh al-lami' ash-Shahih, karya Abu al-Baqa' al-Ahmadi asy-Syaf i, manuskrip Darul
i{utub al-Mishriyah, hlrn. }13: b.
u Siyar A'lam an-Nubala',h1rn. 434, iuz tr.
85 Siwr A'lam an-Nubala',hlrn. 351,iuz I.
144 Hadits Nabi Sebelun Dibukukan

"([bnu Mas'ud adalah) tempat yang penuh dengan ilmu. Saya memilihnya
untuk penduduk Qadisiatr."s Bagaimana mungkin Umar memerintatrkan
oftlng lain mengambil hadits dari Ibnu Mas'ud dan mengatakan batrwa ia
adalah orang yang berilmu, kemudian ia memenjarakannya?
Riwayatyang berbicara tentang pemenjaraan Ibnu Mas ud berlaku pula
untuk pemenjaraan para satrabat yang lain. Di antara mereka adalatr Abu
Darda', seonmg irnam, qadhi, dan perrgajarAlQufan di Syam.
Dengan penjelasan ini, kabar tentang tindakan Umar memenjarakan
para satrabat karena mereka meriwayatkan banyak hadits dari Rasulullah
saw. tidak mencapai derajat sahih. Batrkan, diriwayatkan dari Ibnu Masud
batrwa Umar melarang para sahabat meriwayatkan banyak hadits. Apakah
mungkin, Umar melarang sesuafu sedangkan ia sendiri melakukannya?
Diriwayatkan dari Ibnu Masud batrwa iaberkata

( {'*ii i!,i ,F:?;+irr<.ilri


"Buhanlah ilmu denganbanyahnya (meiwayathan) hadits, ahan tetapi
il}
itu aA*lah sifat khasyyah. "87

Dalam riwayat Sa'd bin Ibratrim, dari ayatrnya yang dikemukakan oleh
al-Khathib al-Baghdadi, terdapat bukti bahwa Umar mempertahankan
mereka (bertiga) di Madinatr sehingga diketahui perkataan mereka sarna
Berikut ini adalah riwayat Al-Ktrathib. Ia berkata, "(Jmar bin Ktraththab
mengirim utusan kepada Abdullah bin Masud, Abu ad-Darda', dan Abu
Mas'ud al-Anshari. Kemudian Umar berkata (kepada mereka), Tladits apa
ini? I(amu banyak meriwayatkan dari Rasulullah saw.?'Kemudian Umar
mempertatrankan mereka sehingga terbukti perkataan mereka sama's
Dengan demikian, apa yang dilakukan Umar merupakan upaya mem-
buktikan kebenaran hadits. Riwayat ini membuktikan batrwa Umar tidak
memenjarakan mereka. Bahkan, Umar mempertahankan mereka di Madinatr
sekalipun ia telah membuktikan kebenaran perkataan mereka. Dengan
demikian, jika hal ini benar maka tidak ada persoalan menyangkut mereka.

86 toia.
87 Mukhtasha, Kitab al-Muammal ar-Radd ila al-Amr al-Awwal,hkn. 6.
fi
8 SWraf Ashhab al-Hadih,hlm. 97:a.
Bab ll: As-sunnah pada *lasa Sahabat dan Tabi'in 145

Di antara yang memperkuat pendapat bahwa Umar tidak memenjara


kan siapa pun-dan ini merupakan hasil isti,nbathkarrudari diskusi terhadap
riwayat yang telah kami sebutkan-adalah hadits yang diriwayatkan oleh ar-
Ramahurmuzi dari gurunya, Ibnu al-Barri, melalui Sa'd bin Ibrahim, dari
ayatrnya. Ia berkata bahwa Umar bin Khaththab memenjarakan sebagian
sahabat Nabi saw., di antaranya Ibnu Mas'ud dan Abu Darda'. Kemudian
Umar berkata, "IGmu telah meriwayatkan banyak hadits dari Rasulullah
saw." Abdullah bin al-Barri berkata, Tang dimaksudkan dengan me-
menjarakan adalah bahwa Umar melarang mereka meriwayatkan hadits.
Dan, Umar tidak memenjarakan mereka seqra fisik."8e

Ibnu al-Barri menafsirkan kabar di atas dengan baik. Menurutnya,


Umar melarang mereka meriwayatkan banyak hadits karena ia takut
orang{rang yang mendengar tidak merenungkan dan memikirkan per-
kataan Rasulullah saw. jika mereka menerima banyak hadits.
Semua kajian yang telatr kami kemukakan, menafikan kesatrihan kabar
tentang tindakan Umar memenjarakan para sahabat karena meriwayatkan
banyak hadits dari Rasulullah saw..
Pada masa tabi'in, aktivitas ilrniah semakin meningkat karena para
sahabat telah tersebar di berbagai kota. Tidak lama kemudian, tabi in mulai
meriwayatkan hadits dengan menempuh jalan para sahabal Mereka benar-
benar memiliki sifutwara' dan talnna Apayang kami katakan ifu tidaklah
berlebihan karena mereka adalah para alumni madrasah para sahabat dan
mereka adalah murid-murid Rasulullah saw..
Kita mendengar bagaimana asy-Syabi-salah seorang di antara para
senior tabi'in yang hafal hadits dar. tsiqah-berkata "Mungkin saya dapat
memberikan ilmu saya secara memuaskan dan hal ini tidak menguntung-
kan dan tidak pula merugikan sya."eo Ia berkata, "Parasahabat yang saleh
yang pertama-tama masuk Islam tidak suka banyak meriwayatkan hadits,
dan jika saya menghadapi persoalan maka saya tidak membelakangi apa
yang saya riwayatkan kecuali berdasarkan riwayatyang disepakati oleh ahli

89
At-Muhoddit al-Fashil, hlrn. 133:a-
%JamyBaynal-'Itm,hlm.130, juzII. Halyangsamadiriwayatkan dari Suffan atsTsauri. Lihat
al-Kamil,hlm.5:6, juzItr, jilid I, padaDarul-Kuhrb al-Mishriyyah di bawah nomor95,M*shthabh al'
Hadib,dantami'Bayan al:Ilm ua Fadhlih,hlrn. 129, juz II.
Y

116 Hadits Nabi Sebetun Dibukukan

hadits.al
Syubah bin al-Haiiaj berkata, "Memalsukan (tadlis) hadits itu lebih
ber:at (dosanya) daripada berztna Dan, sungguh, jafuh dari langit ke bumi
lebih saya sukai daripada memalsukan hadits."e2 Dalam riwayat lain, ia
berkata, "Sungguh, saya jatuh dari atas rumah-milik kerabatkue3-ini
dengan kepala terbalik, lebih saya sukai daripada saya mengatakan kepada
mu, 'Si Fulan berkata kepada seseorang .... bahwa saya mendengar
demikian darinya,' padatral safia tidak mendengarnya.'84

Di antara mereka ada yang meriwayatkan hadits kepada para muridnya


dengan maksud agar mereka mematrami, memikirkan, dan merenungkan
apa yang diriwayatkan kepada mereka. Contohnya adalah hadits yang
diriwayatkan oleh Ktralid aLHaddut,ia berkata "I(ami datang kepadaAbu
Qilabatr. Ketika Abu Qilabah meriwayatkan tiga hadits kepada kami, ia
berkata, 'Engkau telah meriwayatkan banyak hadits.'"e5 Riwayat ini
diperkuat oleh perkataan Ibnu Abdil Barl "Mereka mencela kegiatan
banyak meriwayatkan hadits karena takut hadits ihr tidak direnungkan dan
tidakdipahami."
Abu Yusuf berkata, "Al-Amasy bertanya kepadaku tentang suatu
masalatr ketika tidak ada oftrng lain selain saya dan dia, kemudian saya
menjawabnya. Al-Amasy bertanya kepadaku, 'Dari mana hadits yang
engkau katakan, hai Ya'qub (Abu Yusufl?'Saya menjawab, 'Hadits yang
engkau riwayatkan kepadaku, kemudian saya riwayatkan (kembali)
kepadamu.' al-Amasy berkata kepadaku, TIai, Ya'qub. Sesungguhnya saya
lebih hafil hadits itu sebelum oftmg tuamu diciptakans, tetapi saya tidak
mengetatrui tafsir hadits itu sampai sekarang.' "e7 Diriwayatkan pula,
seperti riwayat di atas, bahwa al-Amasy, Abu Yusuf, dan Abu Hanifah

9l Tadzhirah al-Huffuztt, hlm.


77, irz l.
92 tttnqodd;*oh at-Tamhid,hlnl 5:b.
93 Oemikianlatr redaksi kitab sumber.
94 Muqoddimoh al-Jarh ua at-Ta1lil,hkn.174. Hal yang sama diriwayatkan dari Mutharrif bin
Tharif. Lihat /D id., hLm. 42.
95 bhat al-Muhaddib al-Fashr7, hlm. 14i146.
S Arti kalimat itu adalah 'sebelum ia diciptakan'.
97 Demikian redaksi kitab sumber. Yang lebih tepat
adalah menggunakan 'kecuali" ('Saya
tidak mengetahui interpretasi hadits itu kecuali sekarang).
&ab tl: As-Sunnah pada lvlasa Sahabat dan Tabi'in 147

berkumpul. Kemudian, al-Amasy berkata, "Engkau adalatr para dolser dan


kami adalah para apoteker.'48 Maksudnya, al-Amasy telatr hafal hadits itu
sejak lama.

D. Pembuktian Sahabat dan Tabi'in terhadap Hadits


Sebagaimana sahabat dan tabi'in berhati-hati dalam meriwayatkan
hadits, mereka juga berhati-hati dan melakukan pembuktian ketika me
nerima kabar-kabar dari Rasulullah saw..

7. Pembuktian Abu Baku terhadap Kabar


Abu Bakar r.a. merupakan contoh yang baik bagi kaum muslimin
dalam memeliharaAsSunnatr dan membuktikan kebenaran kabar. Tindak-
an ini dilakukannyakarena iakhawatirdirinya dan kaum muslimin terjatuh
dalam kesalahan. Berikut ini saya kemukakan sebagian kabar yang
menjelaskan kepada kita tentang jalan dan c:ra yang ditempuh oleh para
satrabat dalam menerima kabar.
a. Al-Hafizh adz-Dzahabi berkata, "Abu Bakar r.a. adalah orang yang
berhati-hati dalam menerima kabar. Ibnu Syihab meriwayatkan dari
Qubaishatr bin Dzuaib bahwa seorang nenek datang kepadaAbu Bakar
untuk meminta (menanyakan) hartawarisan unhrk dirinya. Abu Bakar
menjawab, 'Di dalam Al-Qu/an saya tidak menemukan sesuahr untuk
dirimu, dan saya tidak mengetatrui Rasulullah saw. menyebut sesuafu
untuk dirimu.' Kemudian, Abu Bakar bertanya kepada para sahabat
yang lain. Al-Mughirah berdiri dan berkata, 'Saya mendengar Ra-
sulullah saw. berkata bahwa ia memberikan seperentlm unfuknya.' Abu
Bakar bertanya kepada al-Mughiratr, Adakah oftmg lain bersamamu
(ketika mendengar sabda Rasulullah saw. ihrX'Setelah Muhammad
bin Maslamah memberi kesaksian tentang hal itu maka Abu Bakar
memberikan waris nenek ihr berdasarkan sabda Rasulullah saw. ifu.'&

pmi' Bayan al-'Ilm wa Fadhlih,hll:- 130, juz II.


98

%Tad*irahal-Huffazh,hlm.3,jnzl,Ma'rifah'Ulumal-Had,8,hkn.lS,danal-Kifayah,hkn.26.
Hadits itu dikeluarkan oleh Imam Malik dalam al-Muwattha',h1rn.513, juz II, sebagaimanahadits ihr
dikeluarkan oleh Abu Daud, at-Tirmidzi, dan Ibnu Majah.
148 Hadtts Nabi Scbetun Dtbukukan

Diriwayatkan dari Yunus bin Yazid,100 dari azZtahibahwa Abu Bakar


meriwayatkan suatu hadits kepada seseorang, kemudian orang itu
meminta penjelasan kepada Abu Bakar tentang hadits itu. Abu Bakar
menjawab, "Hadits ifu seperti yang saya riwayatkan kepadamu", dan
Abu Bakarberkata

,*
3

{;trf il ",ui UI tit


z-4
,iri',:iy
" (a) bumi mano. Aag) say a b eryij ah jiha s ay a mengatahan sesuatu y ang
fidak sayahetahui."

Ketika berpidato di hadapan para satrabat, Abu Bakar berkata

;#i : ):#i A. *x 4sJi bv a,,Ab'€6ry


{ t6' J),sx
"Tahutlahhamubqbuatihtstnkarenaifustaitumaunjuhhan(mengantar
or ang) hq ada p any el*t en gan ilan p any el ew engan m enunjuhh an
sese

(seseorang) ke ner aha. "Io1

Dengan kalimat itu, Abu Bakar ingin menegaskan kepada semua


manusia bahwa ia tidak meriwayatkan kecuali sesuahr yang ia ketatrui dan
iapercayai Iapunmemerintahkanoranglain untukmelaku-
kan hal yang sama serta mendorong mereka melakukan pembuktian
terhadap hadit$hadits yang mereka riwayatkan atau mereka dengar.
Contoh mengenai hal ini adalatr kabar yang diriwayatkan oleh adz-
Dzahabi dari kabar-&abar murcal Ibnu Abi Malikah bahwa Abu Bakar
mengumpulkan mariusia setelah Nabi saw. wafa! kemudian ia berkata,
"Sesungguhnya engkau meriwayatkan banyak hadits dari Rasulullah saw.
yang engkau perselisihkan, dan manusia setelatr kamu lebih hebat lagi
perselisihannya. Maka, janganlah engkau meriwayatkan sesuatu dari

10 Yunus bin Yazid bin Abi al-Naiiad mendengar dari az,Z/rri.lthatTadzhirah al-Huffazh,
hh. r$,juzI.
lOL Tadzhiratul-Hufuit,hlrn. 4, juz I. Dalam Muqddirruh at-Tamhiddikatakan bahwa Abu
Bakar ashShiddiq r.a- berkata Takutlatr kamu berbuat dusta karena ia menjauhkan iman."
Bab tt: As-Sunnah pada illasa Sahabat dan fabt'ln 149

Rasuftrllah saw.. Barangsiapa bertanya kepadamu maka katakan kepadanya


'AntaIa kami dan kamu terdapat Kitab Allah (AlQu/an). Maka halalkan
yang hatal dan haranrkan yang haram yar-rg dijelaskan oleh AlQu/an.' "
-
eurrn*, adz-Dzahabi berkata "ucapanAbu Bakar di atas menunjuk-
kan pentingnya pembuktian dalam menerima kabar dan perlunya bersikap
hati-irati, bukan bermaksud menufirp pintu periwayatan hadits. Tida}&ah
Anda perhatikan, ketika Abu Bakar ditanya tentang hak waris seorang
nenekdan ia tidak menemukan keterangan tentang hd itu di dalam Al-
Qu/an,lalu ia menanyakan persoalan ifu kepada para sahabat lain? Dan,
ketika ia diberitatru oleh seorang sahabat tentang adanya keterangan As
Sunnatr mengenai persoalan ifu, ia tidak merasa cukup dengan keterangan
itu, lalu *"ttiot" penjelasan dari orang tsiqah yang lain. Dan ia tidak
,cukuplah bagi kami Al-Qur'an,' seperti yang dikatakan oleh
berkata,
Khawarij."1o2

2. Pengal<uhan \Jmar bin l(haththab tethadap Penefimaan Kabat


a- Imam al-Bukhari meriwayatkan dari Abu Sa'id al-Khudzri, ia berkata
"Saya berada di suatt majelis para satrabatAnshar. TibatibaAbu Musa
datang, seakan-akan ia sedang dalam ketakutan, kemudian ia berkata
'Saya meminta izin (mengucapkan salarn) [Sa kali hendak masuk ke
rumah Umar, saya tidak diizinkan, kemudian saya pulang" Umar
bertanya'Apayang menghflangimu (masuk ke rumatrkuX' Saya (Abu
Musa) menjawab, 'Saya telatr meminta izin tiga kali (tetapi) saya tidak
diizinkan, kemudian saya kembali karena Rasulullah saw. bersabda

4jq'* ;ibi';}uLrr,.€.r;l'oiht'l1 F
ia
Jiha salah seororng di antaramu telah memintainn tigahalihemudian
tidak diinnhan kep adnny a maka hendahlah ia hemb ali.'

umar berkata, 'Demi Allah, engkau harus menghadirkan bukti


yang jelaslm atas keberadaan sabda Rasulullah itu. Adakah orang lain

LM Tadzlirah al-Huffuh,hkn. &4,iuz I.


1ffi Dalam riwayat Muslim dikatakan, kemudian Umar berkata "Hadirkan saksi atas kebenr-
an sabda Rasulullah saw. Jika tidak, saya akan menyakitimu'"
150 Hadits Nabl Sebetun Dtbukukan

yang mendengar sabda Nabi saw. itu?'Ubay bin IG'ab berkata,'Demi


Allah, tidak ada orang lain png menenumimu (ketika itu) selain oftmg
Vang paling muda di antara anggota-anggota kaum. Saya adalah omng
yang paling muda di antara mereka Kemudian saya berdiri bersama-
nya dan memberi tatru Umar bahwa Nabi saw. bersabda demikian.'lu
Kemudian, Umar berkata kepada Abu Musa,

* }.i' J:;" bi l. i"r'"rJr |!:*:t i G\t1i y


(wl . tc J z
I Jyt
'Ingat, sesungguhnya saya tidnk (bermahsud) mencurigaimu, tetapi saya
hhaw atir manusia b erhata-hata atas (nama) Rasulullah, o*.t tt ro5
b. Imam Muslim meriwayatkan dari al-Miswar bin Maktramah, ia ber-
kata bahwa Umar bin Khaththab bermusyawarah dengan para sahabat
tentang janin seorang wanita.lm Kemudian al-Mughiratr bin Syubah
berkata "Saya menyaksikan Nabi saw. memberi keputusan (tentang
diyat memukul perut seorang ibu yang sarnpai menjatuhkan janin yang
ada di dalam perutnya) dengan budak laki-laki atau perempuan. Al-
Mughirah berkata, "Kemudian Umar berkata, 'Datangkan kepadaku
orang yang menyaksikan bersamamu terhadap kepufusan Nabi saw.
itu.'" Al-Mughirah berkata, "Kemudian Muhammad bin Maslamatr
memberi kesaksian tentang kepufusan Nabi saw. ihr."lo7
Shafiran bin Isa meriwayatkan, Muhammad bin Ammar memberitahu
karni dari Abdullah bin Abu Bakar, ia berkata, "Al-Abbas mempunyai
rumatr di dekat masjid, kemudian Umar meminta agar rumatr itu dijual,
tetapi al-Abbas tidak mau menjualnya. Kemudian al-Abbas menyebut-

lM Snan* aLBukhai bi Hasyiyah as-Sanadi,hlrn. 88, juz IV. Kabar ihr dikeluarkan oleh Imam
Muslim dalam lttab Shahih-nya, hlm. 16%, juz III, juga oleh Imam Malik dalam l<ttab al-Muwattha',
hlrn. 961, juz II. Lihat kabar itu, secara ringkas, dalun ar-Ri^salah,hlm. 435.
lo5 Al-Muuattha', Imarn Malih hkn. 964,juzndan
ar-Risatah, hhn.435.
106 Uhat bagian pinggtr
Shahk Muslim,hlrn. 1311, juz III.
fi7 gnn;h Muslim,hlm. 1311, juz III.
Bab ll: As-Sunnah pada *lasa Sahabat dan fabl'in 151

kan hadits.1o8 Di dalam hadits itu dikatakan, kemudian Umar berkata


kepada Ubay, 'Engkau harus mendatangkan saksi atas apa yang

108 p4rrn hadits ihr, sebagaimana diriwayatkan oleh Sa'd dari Salim Abi an-Nadhr, Umar
berkata kepada al-Abbas, "Pilihlah satr dari tiga alternatif engkau menjualnya dengan harga berapa
pun yang kamu kehendaki dari baihrl-mal kaum muslimin, atau saya memberimu sebidang tanah di
bagian mana saja yang kamu kehendaki di Madinah, dan saya akan membangunnya unfukmu dari
baifuLmal kaum muslimin, atau engkau menyedekahkarmya kepada kaum muslimin sehingga kami
dapat memperluas masjid dengan tambahan rumahmu." Al-Abbas berkata, Tidak, saya tidak
memilih salah sahr darinya" Umar berkata, "Siapa orang yang engkau kehendaki (untuk me
nengahi antara sarya dan engkau) ?" Al-Abbas menjawab, "Ubay bin Iht." Kemudian keduanya pergi
ke rumah LJbay. Kepada Ubay keduanya menceritakan apa yang telah terjadi di antara keduanya
Kemudian Ubay berkata "Jika kamu berdua menghendaki, saya akan menyampaikan kepadamu
suatu hadits yang saya dengar dari Nabi saw.." Keduanya berkata "Sampaikanlah kepada kami."
Ubay berkata, "Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda" 'Sesungguhnya Allah memberikan
wahyu (perintah) kepada Daud, yaihr bangunlah unhrk-Ku sebuatr rumah unhrk mengingat diri-Ku
di dalamnya"' Kemudian Allah menetapkan untulmya tanah lokasi Baihrl-Maqdis." Ternyat4 tanah
lokasi Baitul-Maqdis adalah milik seseorang dari Bani Israel. Kemudian, Daud meminta kepada
pemilik tanah itu agar ia menjual tanah miliknya kepadanya- Pemilik tanah tidak mau menjualnya-
Kemudian terpikirlah oleh Daud untuk mengambil tanah itu secara tidak sah. Maka Allah
memberikan wahp kepadanya, "Hai, Daud! Aku memerintahkanmu unhrk membangun sebuah
rumah unhrk-Ku agar Aku diingat di dalamnya (tetapi) kemudian engkau hendak memasukkan
gho"shob (perbuatan merampas) ke dalam rumah-Ku dan Aku sama sekali tidak mungkin melakukan
perbuatan ihr. Dan, siksa-Ku akan menimpa atas dirimu jika engkau tidak membangun rumph
untuk-Ku." Daud bertanya, "\Mahai Tuhanku, (apakah dipergunakan) tanah milik anakku?" Allah
menjawab, "(Ya), tanah milik anakrnu." AlAbbas berkata, "Kemudian Umar menarik baju Ubay dan
berkata 'Saya datang kepadamu dengan membawa sesuahr (masalah), kemudian engkau menge
mukakan sesuahr yang lebih hebat dari itu, engkau harus keluar (unhrk membuktikan kebenaran)
apa yang engkau katakan.'" Kemudian Umar menunfun [Jbay, memasukkannya ke dalam masjid,
dan menyuruhnya berdiri di antara kelompok sahabat Rasulullah saw., di antaranya Abu Dzar.
Kemudian Umar berkata, "Saya bermohon dan bersumpah kepada Allah, ada seseorang (yaihr
Llbay) mendengar Rasulullah saw. menyebut hadits tentang BaihrlMaqdis ketika Allah memerin-
tahkan Daud membangun sebuah rumah untuk-Nya." Kemudian Abu Dzarr berkata, "Saya
mendengar hadits itu dari Rasulullah saw.." Sahabat yang lain berkata, "Saya mendengarnya" dan
sahabat yang lain berkata "Saya mendengarnya dari Rasulullah saw.." Al-Abbas berkata "Kemudian
Umar memerintahkan Ubay menghadapnya." Al-Abbas berkata, "Ubay menghadap Umar dan
berkata Wahai Umar, apakah engkau mencurigai saya (berbuat dusta) atas hadits Rasulullah saw.?'
Umar menjawab, TIai Abu Mundzir! Tidaiq demi Allah, saya tidak mencurigaimu, tetapi saya tidak
suka periwayatan hadits dari Rasulullah saw. itu terbuka bebas.' " Dan kepada al-Abbas, Umar
berkata ?ergilah. Saya tidak menawarkan alternatif kepadamu menyangkut rumahmu." Menang-
gapi perkataan Umar itu, al-Abbas berkata "Adapun jika engkau mau melakukan demikian, silakan,
(akan tetapi) saya sungguh menyedekahkan rumah itu untuk kaum muslimin yang dengannya saya
memperluas masjid mereka Adapun engkau tidak usah berselisih pendapat denganku." Kemudian
Umar menetapkan batas rumah yang menjadi milik mereka ketika itu dan kemudian membangun
masjid dari baitul-mal kaum muslimin. l)hatThaba^at bin Sa'd, hlm. 1&14, bagian pertama juz IV
dan hlrn. 203, bagian pertama, juz III.
152 Hadits Nabi Sebelun Dibukukan

engkau katakan.'Kemudian keduanya (Umar dan Ubay) keluar,


bertemu dengan para satrabat fuishar. Al-Abbas berkata, 'Ubay me
nyebutkan hadits itu kepada mereka.' Mereka berl<ata, 'IGmi sungguh
mendengarhadits ituloe dari Rasulullah saw..' Kemudian Umar berkata
kepada Ubay, 'Sesungguhnya saya tidak mencurigaimu (berbuat
dusta), tetapi saya suka melakukan pembuktian (kebenaran hadits
yang sayaterima).'"uo
d. Diriwayatkan dari Malik bin Aus, ia berkata, "Saya mendengar Umar
berkata kepada Abdurratrman bin Auf, Thalhah, azZubur, dan Sa'd.
IGta Umar, 'Saya bersumpatr kepadamu demi Allah yang langit dan
bumi kokoh berkat kekuasaan-Nya. Apakah kamu mengetahui Ra-
sulullah saw. bersabd4

4.u,b i*-.;C o:r'; ! dl h


'sesungguhnya hami tiilah ilapat iliwansi; apd yanghami tinggalhan
merupahan sedehah (bag1 haum muslimin) .'

Mereka menjawab, Ya Allah, ya (kami mengetahui sabda Rasulullatt


sa$/. ihr).'"111

3. Pembuktian Utsman r.a. terhadap Hadits


Diriwayatkan dari Bisr bin Satd, ia berkata "Utsman datang di tempat
duduk (suatu lokasi di masjid tempat dia dan para sahabat berwudhu). Ia
meminta air lalu berwudhu. Pertama, ia berkumur dan menghirup air ke
hidung. Kemudian ia membasuh wajahnya dan membasuh tangannya
masing-masing tiga kali. Setelah ihr, ia mengusap sebagian kepalanya dan
kedua kakinya, masing-masing tiga kali. Selesai berwudhu, ia berkata,
Demikianlatr saya melihat Rasulullah saw. berwudhu. Wahai para satrabat,
benarkah demikian wudhu Rasulullah saw.?'Mereka menjawab, Ya,

109 yami naaits Baitul-Maqdis yang disebutkan oleh Llbay bin IG'b.
rlo 7o7rp1ro1, ol-Huffazh,hlm.8, juzl, dar\hatThabaqat bin Sa'd,hlm. 1$14, bagian pertama
juzN.
lll 14^oo4 1*am Ahmad,hln. n8,hlrn. 186 dan 187 ,Sttzl,melalui isnad sahih.
Bab lt: As-Sunnah pada *lasa Sahabat dan Tabi'in 153

sekelompok sahabat Rasulullah sa$r. menyaksikan wudhu beliau demi-


D112
kian.'

4. Pembuktian 1llibin Abi Thalib terhradap Hadits


Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib r.a., ia berkata, 'Jika saya men-
dengar suaht hadits dari Rasulullah saw. maka semoga Allah memberi
manfaat kepadaku dengan apa yang Dia kehendaki dari hadits itu. Jika
orang lain meriwayatkan hadits kepadaku maka saya memintanya ber-
sumpah. Jika dia bersedia bersumpah maka saya membenarkannya.
SesungguhnyaAbu Bakar meriwayatkan hadits kepadaku-dan Abu Bakar
adalah benar-bahwa ia mendengar Nabi saw. bersabda,

dP")
d
lz
;* ) rrr4 A:* vi i-t'i y;, 6 F
( tj ?\Ijy, ?^(j;#F,
- A O/ / u O

'Tidahlah seseorang berbuat (suotu) dosa hemudian dia berwudhu,


menyempurnahan wudhunya, don melakuhan shalat dua rahatt, hemu-
dian memohon ampun hrpodo Allah Azza wa Jalla, hecuali Allah ahan
memben ampunan kepndony a.' - rr3

Ifulah atsarqtsar yang menjelaskan cara para sahabat melakukan


pembuktian dan mencari bukti penguat terhadap kabar-kabar yang mereka
terima. Ini tidak berarti para sahabat selamanya mensyaratkan hadits yang
dapat mereka terima adalah hadits yang diriwayatkan oleh dua orang
perawi atau lebih, atau hadits yang perawinya disaksikan oleh orang lain,
atau hadits yang perawinya bersumpah atas kebenarannya. Sekali lagi,
tidak selamanya para sahabat mensyaratkan seperti itu. Para sahabat
sekadar melakukan pembuktian dalam menerima kabar-kabar dan me
nempuh cara yang dapat memantapkan hati mereka. Misalnya seringkali
Umar menerima hadits tanpa menuntut persyaratan di atas.

Ll214**6 1*am Ahmad,hlm.272,iuzl, melalui isnad sahih.


1136;7., L1rr. t54,l74dml78,iuzl.Hadits yang samaterdapatdalam al-Kfuyah,hlm.28. Dan,
hhatTad*irah al-Huffazh, hlrn. 10, juz I, dm Sunan at-Tirmidzi,hlm.257,ittzIl.
154 Hadits Nabi Sebelun Dibukukan

Semua tindakan Umar mendorong kaum muslimin melakukan pem-


buktian ilmiah dengan sebaik-baiknya dan bersikap hati-hati terhadap
agama Allah sehingga seseorang tidak bisa dengan mudatr mengatakan
sesuatu atas nama Rasulullah saw.. Hal ini tampak jelas pada perkataan
Umar r.a. ketikaAbu Musa al-As/ari pulang bersamaAbu Sald al-Ktrudari
dan memberikan kesaksian kepadanya. Umar berkata

},-r' J:;-bi'.435$'ak:ii .uf F


( W r:url- ,,p
"Ingat, sesungguhnya saya tidah bermahsud) mencurigaimu, tetapi saya
hhaw anr ma nusia b erhata-kata atcs (nama) Rasulullah sc1ry. .' I I 4

Hal itu juga tampak jelas dari perkataan adz-Dz,ahabi setelatr ia me


riwayatkan kisah Abu Musa. Adz-Dzahabi berkata, "IJmar menyukai
(menginginkan) bukti penguat terhadap kabarAbu Musa dengan perkata-
an satrabatlain." Hal ini menunjukkan batrwa kabaryang diriwayatkan oleh
dua perawi tsiqah adalah lebih kuat dan lebih rajih daripada kabar yang
diriwayatkan oleh hanya seoftrng perawi. Dalam hal ini terdapat dorongan
untuk memperbanyak jalan hadits agar suahr hadits dapat meningkat dari
derajat dtann ke derajat yakin karena seorang perawi bisa jadi lupa dan
mendugaduga. Hal seperti ini hampir tidak akan terjadi pada dua orang
perawi tsi4afu.tts
Tentang tindakanAbu Bakar ash-Shiddiq melakukan pembuktian, adz-
Dzahabi berkata, "Sesungguhnya yang dihendaki oleh Abu Bakar ash-
Shiddiq adalah melakukan pembuktian terhadap kabaryang diterimanya dan
bersikap hati-hati, bulon bermaksud menufi.rp pintu periwayatan hadits."1r6
Memang, para sahabat meminta perawi hadits agar menghadirkan
orang lain sebagai saksi sehingga haditsnya dapat diterima. Namun
demikian, mereka juga menerima hadits yang diriwayatkan oleh perse

LL4 Muwaththa', Imam Malik, hlm. 964,


iuz ll, ar-Risalah, hkn. 435, dan Taujih al-Nadhar,
hlm.16.
LL' 7o7r1;ro1, al-Huffazh,hlm. G7, juz I.
LLG 16;4.,hkn. 4, juz
I.
t- Bab lt: As-Sunnah pada *lasa Sahabat dan Tabl'in 155

oftrrrgan (hadits atrad) dan menggunakannya dalam menetapkan hukum.


Adalah aneh jika sebagian orang-yang berlebih-lebihan dalam me
mahami Islanrmenjadikan kabar yang telah diperiksa oleh para satrabat
sebagai undang-undang, tetapi mereka menolah kabar-kabar ahad (yang
juga diterima oleh parz sahabafl. Hal ini diriwayatkan oleh al-Hafizh Abu
Bakar Muhammad bin Abu Utsman al-Hazimill? dari sebagian ulama
mutaktrir dari golongan Muktazilah.

Syelhul-Islam Ibnu Hajar berkata "Sebagian dari mereka memahami


hal tersebut di atas dari perkataan al-Hakim dalam kitab'Uum al-Hadia
dan kitab al-MadkhaL" L€bih mengherankan lagi apayang disebutkan oleh
Abu Hafsh Umar bin Abdul-Maiid al-Mayanji1l8 dalam kitab Ma la Yo,sa' al-
Muhaddib tahtuh batrwa "Syarat Imam Bulfiari dan Muslim dalam kitab
sahih masing-masing adalatr keduanya tidak memasukkan di dalamnya
Uei >t*rjy lif; tts 1"*ali hadits yang dinilai sahih oleh keduanya". Syarat
yang dimaksud adalah, hadits itu diriwayatkan dari Nabi saw. oleh dua
oftulg perawi atau lebih, atau dinukil dari setiap satrabat oleh empat onmg
tabi'in atau lebih, dan orang yang meriwayatkan lit'r:r'ot<'trn) dari setiap
tabi'in berjumlatr lebih dari empat olzlng. Demikian pendapat al-Mayanji.
Syailtml-Islam (tbnu Hajar) berkata batrwa hal di atas adalatr pendapat
orang yang tidak mengenal l<rtab Shahih Bukhari dan Shahih Muslim
dengan baik.
Dalam Syarh al-Muwaththa', IbnuArabi mengatakan, pendapat Imam
Bukhari dan Muslim bahwa suatu hadits tidak dapat diterima kecuali
diriwayatkan oleh dua olang perawi, adalah salah. Sesungguhnya riwayat
seorang perawi dari seorang perawi yang lain yang sampai kepada Nabi
saw. adalah sahih.121

117 Meninggal pada tahun 584 H.


118 Msninggal pada tahun 580 H.
1 19 p"*iLirr, .edaksi dalam at-Tadr;b.
120 tepat jika dikatakan,
*itr) lk
Demikian redaksi dalam a t:Tadrib.Lebih t"
l2l 7o6r;6 ar-Rawi,hkn 27. Yang berpendapat bahwa hadits dapat diterima dengan syarat
haditsihrdiriwayatkanolehduaorangperawidariduaperawi (yanglain) adalahlbrahimbinlsmail
bin Alaih. Ia adalah Ismail bin Muqsim al-Asadi, seorang hafizh dan thabaqah kedelapan. Ia
dinisbatkan kepada ibunya- Ia seorang 8r4al, sebagaimana keterangan yang terdapat dalalnal-
Tbqrib.Ia meninggal pada tahun 193 H, termasuk ulama fikih dan hadits, namun pendapatnya
156 Hadtts Nabl Sebelun Dibukukan

Dr. asSiba'i berkata "Paham ini, yakni para sahabat tidak menerima
kecuali haditsyang diriwayatkan oleh dua orang perawi, telah dinukil oleh
banyak penulis sejarah pembentukan hukum Islam (taikh at-tasyri'al-
Islami) dan sejarah As-Sunnah pada masa kini, sehingga paham ini,
menurut pandangan mereka, adalah dalil yang sepenuhnya diterima tanpa
menyebut dalil yans lain. Di antara yang berpaham demikian adalatr para
guru besar kami yang mulia, para penulis materi 'Sejarah Pembentukan
Hukum Islam' di Fakultas Syari'ah Universitas al-Azhar. Menurut mereka-
seperti disebutkan dalam bab'Syarat-syarat Para Imam dalam Mengamal-
kan Hadits'-ini adalah syarat Abu Bakar, Umar, dan Ali dalam mengamal-
kan hadits.'122

Sesungguhnya, pembuktian yang dilakukan oleh para sahabat ter-


hadap sebagian hadits (dengan meminta dua orang perawi) bukan merupa
kan syarat untuk menerima riwayal Pada dasarnya, mereka pun menerima
kabar dari satu orang perawi. Permintaan mereka akan dua oftrng perawi
semata-mata untuk membuktikan kebenar:an kabar yang mereka terima
bukan karena mereka tidak mau menerima kabar selain yang diriwayatkan
oleh dua orang perawi.
Jurnlah kabar yang diterima oleh khaltfah empat dan para sahabat melalui
periwayatan ahad (kabar ahad) jauh lebih banyak daripada kabar oleh dua
orang perawi. Perhatikanlah sebagian atsar dimaksud, sebagai berikut
a. Diriwayatkan dari Satd bin al-Musalyab bahwa Umar bin Ktraththab
berkata "Diyat itu milik 'aqilah (yakni ashabah atau kerabat seseorang
dari pihak ayah) dan seorang wanita tidak dapat mewarisi sedikit pun
dari diyat suaminya." Kemudian, ad-Dhahhak bin Su$an memberi tahu
kepada Umar batrwa Rasulullah saw. mengirim surat kepadanya, berisi

ditinggalkan oleh para imam karena ia cenderung kepada paham Muktazilah. Asy-Syaf i menolak
dan menjauhi pendapatnya. lthatTbdib ar-Rasi, hlrn. 28.
122
h-sunnah wa Makanatuha fi at-Tasyri' al-Islani,hlrn. 81. Para guru besar penulis ?anfti
al-Tasyri' al-Islami menegaskan pendapat yang sama- Adapun haditshadits ahad, karena sumber-
nya disangsikan, membuat para sahabat berbeda pendapat, dapat dijadikan dalil atau tidak. Abu
Bakar dan Umar tidak menerima hadits kecuali hadits yang disaksikan oleh dua orang bahwa
keduanya mendengar hadits itu dari Rasulullah saw. lihat Tarihh at-Tasyri' al-Islami, karya as
Subuh dkk., hlrn. 93. Generalisasi ini tidak sesuai dengan kenyataan, sebagaimana yang akan kita
Iihat kemudian.
Bab lt: As-Sunnah pada *lasa SaDa0at dan fabi'ln 157

perintah agar ia memberi harta warisan kepada istri As1ryam adh-


Dhabbani dari diyat suarninya. Setelah mendengar kabar ad-Dhatrhak
itu, Umar mencabut pendapatnya.la .

b. Diriwayatkan dariThawus bahwa Umar berkata "Apakah saya (perlu)


memberi peringatan kepada seseorurng yang mendengar hadits dari
Nabi saw. tentang janin?" Hamal bin Malik bin al-Nabighah berdiri dan
berkata "Saya berada di antara dua istiku, kemudian salatr seorang di
r%
antara keduanya memukul perut yang lain dengan l<ayt (misthali
sehingga jatuhlahianin yang berada di dalam perutnya dalam keadaan
mati. Kemudian Rasulullah saw. memuhrskan (keharusan membayar
diyaD dengan ghurrah. Umar berkata, "Kalau saja saya tidak men-
dengar kabar tentang persoalan ini niscaya saya memberikan ke'
putusan lain.'125

c. Diriwayatkan dari Abdullatr bin Abbas batrwa Umar bin Iftaththab


pergr menuju Syarn. Ketika tiba di Saragh ia ditemui oleh penduduk
.{inad,126 yaituAbu Ubaidah ibnul-Jarratr dan para satrabatnya. Kemu-
dian, mereka memberi tahu Umar bahwa di Syam telah beriangkit
penyakitmenular.lu
Para sahabat Muhajirin, fuishar, dan para sesepuh Quraisy yaru
mengikuti penaklukan kota Mekah, bermusyawarah mengenai hal
tersebut dan pendapat mereka berbeda-beda I-alu, Abdurrahman bin
Auf-ketika berlangsung musyawarah, ia tidak berada di tempat karena
ada suahr keperluan-mendatangi Umar dan berkata, "Mengenai kejadian
ini, saya mempunyai ilmu. Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda

la *-n;*utt, hkn.426.
L% rutlwl,yatakayuyang dipergunakan untuk tempat berteduh dan paviliun'
L% Ghunah,yatabudak laki-laki atau perempuan. ar-Risblt,tim.42U27, paragraf ke1174.
126 Sarach adalah desa diujung Syam, dekat Hijaz. Yang dimaksud dengan Anad adalatr lima
daerah yang terdapat di Syam, yaihr Palestina Yordania Damaskus, Himsh, dan Qirisin. Imam an-
Nawawi berkata, "Demikianlah mereka menafsirkan dan bersepakat atas pengertian kota ihr."
Sebagaimana diketahui, Palestina adalatr nama unhrk daerah Baihrl Maqdis, dan Yordania adalatr
nama unfuk daerah Bisan, Thibriatr, dan daerahdaerah lain yang berhubungan dengan keduanya.
Bisa juga cukup disebut Yordania untuk menyebut kotakota tersebuL L^ihat bagian pinggir, hkn
1740, juz IV, kitab $ahk Muslim.
Itl $anih Imam Mtslim,hlm. 17 40, jaN.l{abar
ihr diperinskas oleh Imam asySyafit dalam
lttabrryaar-Riwlah,hlm.429, paragraf ke1180. Dan lihat al-Ihhtm,Ibnu Hazrn, hkrL 13, juz II.
158 Hadits Nabi Sebetun Dibukukan

,-?\L-
l/
'j',
(JeJz-
v
l>(. JL f;:;ovf)\*re
,
,il F

{L $;t}-xw ft)
o to/
-f.

lika hamu mendengar adanya penyahit menular di suotu tempat maha


janganlah hamu datanghepailonya, dan jiha di suatu tanpatberlangkit
penyahit menular sednnghan kamu berada di tanpat itu maka janganlah
honuheluar melarihan diri.' 'rB
Berdasarkan kabar dari Abdurratrman bin Auf ifu, Umar dan para
sahabat lain pulang, tidak jadi ke Syam.
d. Imam Syafit meriwayatkan dari Imam Malih dariJa'far bin Muhammad,
dari ayatrnya, AhTanalAbidin bahwa Umar menyebutkan sesuatu
tentang orang{rang Majusi. Umar berkata, "Saya tidak tahu bagai-
nurna saya memperlakukan mereka." Abdurratrman bin Auf berkata,
"Sa)ra bersaksi, sungguh saya mendengar Rasulullah saw. bersabda

( ,Yi..-, *rrPY
? erlahuhanlah mereha (or ang- or
'16r
ang M ajusi) sep erti perlahuon terhadap
ahlul-hitnb.'u r2e

e. Umar bin Ktraththab menerima kabar Sa'd bin Abi Waqqash tentang
"mengusap bagran atas khuffafz (semacam sepahr)", dan Umar me
merintatrkan anakny4 Abdullah, agar tidak mengingkari kabar itu. Ia
berkata kepada analmy4 Tika Sa'd meriwayatkan sesuatu kepadamu,
janganlah engkau menolaknya karena Rasulullah saw. benar-benar
mengusap bagian atas khuffaln.nt30 Dalam riwayat lain dikatakan
batrwa Umar berkata kepada anaknya

PB gan* Inam Muslim, hlrn. 1740, juz IV.


LD *-nisalah. hkn. 430, paragraf ke1182. Dan, lihat
a t-Kifayah fi 'Ilm ar-Riwayh, hlrn. 27 dan
al-Ihham, hlrn. 13, juz II.
LN Musnad Imam Ahmad,hlrn. 191, hadits ke87, juz
I dan dikemukakan secara ringkas pada
hlm. lP. Keduanya melalui isnad sahih.
Bab lt: As-Sunnah pada *lasa Sahabat dan Tabi'in 159

'Jika Sa'd meriwayatkan sesuafu kepadamu dari Rasulullah saw. maka


janganlah kamu bertanya lagi kepada orzrng lain.D131
Hal itu menunjukkan dengan jelas bahwa Umar menerima kabar
ahad. Ia melarang anaknya bertanya kepada selain Sa'd jika Sa'd
meriwayatkan sesuatu kepadanya dari Rasulullah saw.. Jika dalam
menerima kabar Umar mensyaratkan dua orang perawi maka niscaya
ia memerintahkan anaknya mencari perawi lain selain Sa'd dan tidak
melarangnya untuk bertanya kepada orang lain.
Ketika Umar bin Ktraththab hendak merajam seorang wanita gila, ia
diberi tatru tentang sabda Rasulullah saw.,

(ex ';"&i&y
"Pena dianghat don tiga ordng.' r32

Kemudian Umar memerintatrkan agarwanita itu tidak dirajam.


Umar juga pernah memerintahkan merajam budak wanita milik
Hathib, namun kemudian Utsman mengatakan kepadanya batrwa tidak
ada hukuman had atas orang bodoh. Kemudian, Umar tidak jadi
merajamnyals
g. Umar hendak melebihkan diyat jari-jari sehingga ia menerima kabar
bahwa Nabi saw. memerintatrkan kepadanya unhrk menyamakan diyat
jari-jari. Kemudian, ia bertindak berdasarkan frintah Nabi saw. ihr.134
h. Telah masyhur kabar bahwa Umar dan seorang tetangganya secara
bergantian menghadiri majelis Rasulullah saw.. Menurut kabar itu,

L3L y^*4 1^rn Ahmad,hkn. 192, hadits ke88, juz I, melalui isnad sahih.
132 6rrrr61r-"6, Abu Daud, an-Nasa'i, Ibnu Majah, dan al-Hakim mengeluarkan hadits dari
Sayyidah Aisyah, dari Rasulullah saw., beliaubersaMa "Pena diangkat dari tiga orang: orang yang
tidur sehingga ia berjaga, dari orang gila sehingga ia sembuh, dan dari anak kecil sehingga ia
dewasa"
lB Al-Ihhnm,Ibnu Hazrn, hlrn. 13, juz II.
Lil nid.Uhatlryaar-Ri^satah,hlm.422,peragrefke1160. fuy-Syaf i menegaskan bahwa para
sahabat setelah wafttnya Umar r.a- menemukan catatan keluarga Amr bin Hazm yang di dalamnya
terdapat keterangan bahwa Rasulullah saw bersabda "Pada setiapjari wajib diyat sepuluh ekor
unta." Kemudian, para sahabat menetapkan hukum berdasarkan keterangan ifu. Uhatparagraf ke
1162,hkn.422.
160 Hadits Nabi Sebetun Dibukukan

Umar berkata, "Pada suafu hari, dia yang hadir dan pada hari yang lain,
saya yang hadir. Pada hari giliran saya yang hadir maka sepulang dari
majelis Rasulullah saw., saya datang kepadanya untuk memberi tatru
tentang watryu dan hal lain yang saya terima dari Rasulullah saw.. Dan,
pada hari giliran dia yang hadir, dia melakukan hal yang sama.'135 Ini
adalah pengakuan Amirul Mukminin Umar bin Iftaththab tentang
penerimaannya terhadap kabar yang dibawa oleh tetangganya.

Demikianlah kami melihat dari kabar-kabar di atas dan kabar-kabar


lain, Umar tidak mensyaratkan batrwa suafu kabar harus diriwayatkan oleh
dua orang perawi. Dan, riwayat yang bersumber dari Umar bersama Abu
Musa r.a. (yakni tentang pemberian salam) menjelaskan batrwa penyebab
nya adalah diri Umar sendiri, seperti yang telah saya kemukakan. Hal itu
dilalrukan oleh Umar dengan maksud berhati-hati dan untuk membuktikan
kebenaran kabar yang diterimanya. Namun, ini tidak berarti Umar tidak
menerima kabar selain.yang oleh dua oftrng perawi.
Menurut suafir riwayat Abu Bakar r.a. berupaya melakukan pembukti-
an terhadap kabar untuk mendapatkan keyakinan. Tentang upaya pem-
buktian oleh Abu Bakar ini hanya terjadi pada kasus yang disebutkan oleh
Imam adz-D zahabi (yaihr tentang hak waris nenek), namun riwayat tentang
kasus ifu ditolak oleh Ibnu Hazm.ls Dia menilai riwayat itu mempunyai
illat'caat karena sanadnya terpufus. Dengan demikian, riwayat itlt tidak
dapat dijadikan ukuran bagi persyaratan Abu Bakar dalam menerima kabar
karena sesungguhnya Abu Bakar banyak menerima kabar yang diriwayat-
kan oleh satu orang perawi.
Menurut Ibnul Qayyim, Abu Bakar tidak meminta oftmg lain menjadi
saksi bagi orang yang membawa kabar kepadanya Misalnyq Abu Bakar
menerima kabar yang dibawa oleh Aisyah tentang kain kafan Rasulullah
saw..137
Utsman bin Affrn r.a. juga tidak menuntut dua orang perawi bagi setiap
kabar yang diterimanya. Riwayat yang bersumber darinya-yaitu batrwa ia
meminta kesaksian sebagian orang tentang wudhunya--memperkuat

135 Pon uPSor;,hkn. 195, juz I.


Lfi Ulat alnptn, Ibnu Hazrn, hlrn. 141, juz II.
L37 4p1tpo*,Ibnu Hazm, hlm. 12, juz II.
Bab tl: As-Sunnah pada *lasa Sahabat dan Tabi'ln 161

batrwa ia berwudhu seperti wudhu Rasulullah saw.. Kenyataan menunjuk-


kan bahwa ia mengamalkan kabar-kabar atrad. Bukti mengenai hal ini, di
antarany4 ia bertanya kepada al-Furai'ah, puti Malik bin Sinan-saudara
perempuan Abu Satd al-Khudzri-tentang masa idatrnya karena ia ditinggal
mati oleh suaminya,l38 dan ia memufuskan berdasarkan kabar yang
disampaikan oleh al-Furai'ah.
Riwayat yarrg bersumber dari Ali bin Abi Thalib r.a menyatakan bahwa
ia meminta orang yang meriwayatkan kabar kepadanya unhrk mengucapkan
sumpatr. Namun, hal ini bukan perslaratan karena ia juga menerima se
bagian kabar tanpa meminta perawinya mengucapkan sumpatr. Ia menerima
kabar yang dibawa oleh Abu Bakar-sebagaimana yang disebutkanryrrdan
ia tidak membedakan antara Abu Bakar dan selain Abu Bakar. AIi juga
mengamalkan kabar yang disampaikan oleh al-Miqdad bin al-Aswad
mengenai hukum rnadziL3e tanpa memintanya mengucapkan sumpah.
Jelaslah bagi kita bahwa kfialihh yang empat tidak menetapkan syarat
tertentu untuk menerima kabar. Sesungguhnya semua riwayat yang
bersumber dari mereka-yang mengesankan adanya syarat-syarat ter-
tentu-tidak lebih dari upaya pembultian dan memperoleh kejelasan.
Mereka juga menerima kabar atrad sebagaimana orang lain, yaifu para
sahabat dan ulama dari kalangan satrabat Semua tindakan mereka tidak
lain dalam rangka memelihara Assunnah yang suci.

5. Sikap Para Tabi'in dan Pengikut Mereka


Para tabi'in dan para pengikut mereka fidak kurang perhatiannya ter-
hadap hadits dibandingkan dengan para satrabal Mereka sangatberhati-hati
dalam menerima hadits. Mereka melakukan pembuktian kebenaran hadits
yang disampaikan oleh perawi dengan berbagai cara- Orang yang menelusuri
sejaratr para perawi dan carz mereka menerima hadits akan mengetahui
jerih payah para tabi'in dan para pengikut mereka. Itulah ierih payah

138 Uadits al-Furai'ah itu dikeluarkan oleh Atunad dan pemilik empat kitab sunan, dan hadits
itu dinilai sahih oleh at:Tirmidzi dan adz-Dzatrabi .ljlnt Subd as-fum, hkn. 2O3, iuz Itr , al-Ktfaylt,
hlm. n, dn al-Ihtum, trkn 15, juz IL
139 y5a11v1vsnad Imam Ahmad, hhn. 39, hadits ke{06 dan hlm. 46, hadits ke618, iuz tr,
melalui isnad sahih, FbthuhBai, hl,n. 294 dan 394, juz I dan Shohk Mttslim,hhrl. U7, hadits ke17
sampai 19, juz I.
169
I

Hadlts Nabl Sebetun Dibukukan

mereka untrk meriwayatkan AsSunnatr kepada generasi sesudah mereka.


Berikut ini kami kemukakan sebagian dari kabar mereka dalam
masalah ini.
Ditanyakan kepada Mas'ar bin Kidam, "Apakah yang banyak meragu-
kanmu?" Ia menjawab, "Membela k€yaki1411."140
Yazidbin Abi Habib, seoftmg perawi hadits di kawasan Mesrf, berkata
Tika engkau mendengar hadits, senandungkanlah hadits sebagaimana
menyenandunglen barang yang hilang. Maka jika hadits itu dikenal maka
arnbillatr. Dan jika tidak maka tinggalkanlah.'l41

Para tabi'in dan pengikut mereka tidak menetapkan syarat-syarat


tertenhr dalam menerima riwayaL Tirdak ada seorang pun di antara mereka
yang mensyaratkan dua orang perawi atau lebih di dalam menerima kabar.
Pada prinsipnya, mereka menerima kabar dari semua perawi yang me
menuhi persyaratan tahamul'menerima kabar' dan adil, sebagaimana
disepakati oleh ulama hadits. Jika seorang perawi tidak memenuhi syarat
adilmaka semuakabaryang akanditolak.
Para tabi'in sangat berhati-hati dalam masalatr hadits. Menurut mereka,
amanat dalam bentuk ernas dan perak lebih mudah ditunaikan daripada
amanat menyangkut [afi6. ra2
Ketika Sulaiman bin Musa bertemu dengan Thawus maka Thawus
berkata kepadanya, "Ada seseorang menyampaikan hadits kepadaku."
Sulaiman berkatakepadanya Tikahadits itu sudah lamaberada di tangan-
nya (sudatr lama di terima) maka arnbillatr darinys."l4r
Ibnu Aun berkah, "Ilmu ini tidak boleh diambil kecuali dari orangyang
benar-benar mencarinyale (kemudian ia mendapatkannya)."
Syubah bin al-Hajjaj mendengar Abdullah bin Dinar yang meriwayat-
kan tentang wala'145 dan hibatrnya dari Abdullah bin Umar. Ialu, Syubatr
meminta Ibnu Dinar unfuk mengucapkan sumpah. "Apakah ia mendengar-

14fr il-Muhaddit al-Fashil,hkn. 132: b.


Ml 4-1or7 wa at-Ttz'dil,trlm. 19, juzI
L4?Ithat al-1ami' li ,Ahhtaq ar-Raui wa Afob as-fumi',hlrn. 160:a-
M3 4-1av11 wa at-Ta'dil, fim. 27, juz L
L& Ibid.,lim.?a,iuzl,
L45 1ryo1o', yaitu harta warisan yang menjadi hak seseorang disebabkan budak miliknya
merdeka (hak waris terhadap budaknya yang merdeka).
Bab ll: As-Sunnah pad,a *lasa Sahabat dan Tabl'tn 163

nya dari Ibnu Umar?" IGmudian Ibnu Dinarbersumpatr kepadaqra-16


Al-Hakam meriwayatkan dari Sa'id bin al-Musayab tentang diyat orang
Yatrudi, Nasrani, dan Majusi. I-alu, Syqbah bertanya kepada al-H.akam,
"Engkau mendengarnya dari Sa'id bin alMusayab?" Al-Hakam menjawab,
Tika engkau menghendaki, engkau dapat mendengarnya dari Tsabit al-
Haddad." Syubah berkata, "Saya menemui Tsabit al-Haddad, kemudian
Tsabat meriwayatkan kepadaku dari Sald bin al-Musa1ryab dari Umar
tentang kabar yang sarna'147
Dengan ifu, kita tidak bisa menetapkan batrwa Syubatr tidak menerima
riwayat seseoftrng kecuali setelah ia memintanya mengucapkan sumpah.
Sesungguhnya mereka (tabfin dan para pengikutrya) semata-mata ber-
usatra memelihara hadits Nabi saw. yang mulia

E. Periwayatan Hadits pada Masa Sahabat dan Tabi'in: dengan Lafal


atau dengan Ma'na?
Kita telatr melihat bagaimana para satrabat, tabiin, dan para pengikut
mereka (tabi'it-tabi'in) membuktian kebenaran kabar. Kita juga telah
mengetahui sifr;t wara' dan khasyyah mereka dalam meriwayatkan hadits
Rasulullah saw.. Sebagian dari mereka tidak mau meriwayatkan hadits
kecuali setelah meneliti huruf demi huruf yang ada di dalamnya dan
mematrami maknanya. Sebagian yang lain, ketika ditanya tentang sesuahl
lebih suka jika saudaranya (si penanya) merzsa cukup dengan pertanyaan
yang telatr diajukannya (dengan tidak mengemukakan pertanyaan lain),
sehingga sebagian dari mereka sarna sekali tidak mau meriwayatkan dari

146 Tqdimah ot-Jarh wa at-Ta'dil,hlm. 170.


14? nia,tlm.170. At-Laib bin Sa'd meriwayatkan, seoftng lvarga Madinah datang kepada kami
Ia hendak pergi ke Alqandria dalam keadaan badannya terbalut, untuk mengunjungi Ja'fir bin Rabi'ah.
Al-Laits berkata, "IGmudian mereka menawarkan kendaraan (unta atau kuda) dan pertolongan
kepadanya. Namun, ia menolak Ia dan para sahabat kami, yaitu Yazid bin Abi Hubaib dan lainnya
berkumpul. IGmudian, orang itu meriwayatkan hadits kepada mereka, sebagai berikul 'Nafi'
meriwayatkan hadits kepada saya, dari Abdullah bin Umar, dari Rasulullah saw.'" Allaits berkata"
"Kemudian mereka menghimpun hadits itu dan menulisnya untuk dikirimkan kepada Ibnu Naf'.
IGpada lbnu Naf', mereka berkata, 'Seseorang datang kepada kami dan ia hendak pergi ke Alexandria
dalam keadaan terbalut dan ia meriwayatkan hadits kepada kami. Maka, kemukd<anlah tanggapan
Anda tentang hadib ihr.'" Ibnu Nafi'membalas surat dengan berkata, "Ayahku tidak meriwayatkan
satu huruf pun dari hadib ini. Maka, telitilah dari siapakamu memperolehnya. Waspadalah terhadap
hrkang cerita dan orang{rangyang dahng kepadamu." UhatMuqoilimah at-Tamhid,hlm.l4:,b.
164 Hadtts Nabt Scbclun Dtbukukan

Rasulullah saw. karena takut teriadi penarnbahan dan pengurangan.


Bukti mengenai hal tersebut adalah kabar yang diriwayatkan oleh al-
Ald bin Sa'd bin Mas'ud. Ia berkata, "Seorang sahabat Rasulullah saw.
ditanfiq Mengapa engkau tidak meriwayratkan seperti si fulan dan si fulan?'
Ia menjawab, 'Saya tidak mendengar apa yang mereka dengar atau tidak
menghadiri (majelis.majelis Rasulullatr saw.) yang mereka hadiri. Akan
tetapi, hadits itu tidak akan hilang selama manusia berpegang teguh
Saya menemukan orang )rang menorkupi diriku dan saya tidak
mau menanrbah dan menguangi dalam hadits Rasulullah saw..' '16
Selain kabar mengenai upaya pembuktian oleh para sahabat/tabi'in
dalam periwa5ratan hadits dan upaya mereka meminimalkan riwayat karena
khawatir terjafuh dalam kesalatran, kami merasa wajib mengemukakan
sebagian kabaruntuk mengetahui caramereka meriwayatkan hadits Nabi
saw.. .{pakah mereka mempertatrankan lafil (kata-kat4 susunan redaksi
hadits) Rasulullah sar, (iwayah bi allafazli ataukatr mereka meriwalat-
kanryra dengan susunan kata mereka sendiri, tanpa mengubah maknayang
dikehendaki Rasulullah satr. (riwoyh bi alna'na)?

Jika kita memperhatikan kabar-kabar tentang masalah di atas, kita


melihat banyak satrabat berusaha menukil hadits sesuai dengan lafal
Rasulullatr saw.. Namun, sebagian dari mereka juga memperbolehkan-
dalam keadaan darur:at-periwayatan dengan malma.
Jika sebagian sahabat meriwal'atkan hadits bi allafazl, dan sebagian
lagtbi al+na'na maka tabi'in juga demikian. Namun, tidak diragukan lagi,
semua satrabat berusatra keras meriwayatkan hadits seperti yang mereka
dengar dari Rasulullah saw.. Sebagian dari mereka tidak mau mengubah
satu huruf pun atau safu kata pun dalam hadits yang mereka terima.
Diriwayatkan dari Umar r.a bahwa ia berkata "Barangsiapa mendengar
hadits kemudian ia meriwayatkannya seperti yang ia dengar (dari Ra-
sulullah saw.) maka ia telah ."1rr*grlae Pernyataan yang sama diriwaya!
lran dariAbdullah bin Umar danTaidbinArqam.
Abdullah bin Umar dikenal sebagai satrabatyang sangat ketat memper-
tahankan lafal Rasulullah saw.. Muhammad bin Sauqatr meriwayatkan,

t8a-xifayl,hlm 172.
149 4-74n1to44;6 al-Fashil,trlnr. lZ: b daMl-Kifuyh,hlm. L?2.
Bab lt: As-Sunnah pada llasa Srr,rbat dan Tabl'ln 165

"Saya mendengarAbu Ja'far berkata likaAbdullah bin Umar mendengar


sesuatu dari Nabi saw. atau menyaksikan suahr peristiwa bersama beliau
maka ia tidak mengurangi atau melebihi apayang ia deqgar atau yang ia
saksikan.' " Abu ldftrr berkata "Pada suatu waklu, Ibnu Umar duduk dan
Ubaid bin Umair bercerita kepada penduduk Mekah. Suafil ketika LJbaid
bin Umair berkata (menyampaikan hadits Nabi saw.),

ey ;t*i'oy,;Psi; if;,;lt ,tr btt^i';;y


$,i';bt g^Wf bf)
?entmpamatm orangmunafih itu squtt seehor dombabaina (berada) di
ii
antdrd dua ehor hambing. Jiha ilambaitu dilangkehonbrnginimakaia
mananduhnya dan jiha ia ilatang ke hambing ini (yang lain) maka ia
manandrhtrya (Wla).'

Abdullah bin Umar berkata kepada Ubaid bin Umair, tsukan beglttl
kata-kata Rasulullah saw..' Mendengar hal ini, Ubaid bin Umair marah. Di
majelis ifir kebetulan hadir Abdullah bin Shafinan. Ia berkata '\trahai Abu
Abdurratrman-semoga Allatr merahmatimu-bagaimana Nabi saw. ber-
sabda?'Abdullah bin Umar menjawab, t'{abi saw. bersabda,
'J\d1i'01 ,fr*i;t;.iLirr
l5 F *^i J' F
4 \lr^b' -*iSt ti J\*l bf, qLi -*!)t
?entmpamadn orangmunafih itu sepern seehor hambing ili anuro duo
handanghambing. Jika masuh he handongyang satu ditanduk dm iiho
masuh he hanilang y ang lain iuga ditanduh.'

Abdullah bin Shafivan berkata kepada Abdullah bin Umar, 'Semoga


Allah merahlnatimu! Kedua kalirnat itu artinya sama' Mendengar perkata
an Ibnu Shafwan, Ibnu Umar berkata, 'Begitu saya mendengar (dari
Rasulultah saw.).' "150

lfi Musnad Imam Ahmad,ttn n7, hadits ke5.546, iuz VII dan lihat hadits ke5.350. Iladits
yang sama terdapat pada hlm. 20, hadits ke5.610, juz VItr.
166 Hadtts Nabl Sebetum Dlbukukan

Abdullah bin Umar meriwayatkan hadits "u-L}" iy-} C" ('I.1"-


didasarkan atas lima hal). Kemudian, seseorang mengulangimembaca
hadits itu. Mendengar bacaannya, Abdullah bin Umar berkata, 'Tidak
(begrtu).Tempatkan puasa Ramadhan pada bagian teralfiir seperti yang
saya dengar dari Rasulullah sa$r.."151
Itulah sebabnya, pada sebagian hadits kita menemukan perawi hadits
berkata, "Demikian dan demikian; saya tidak mengetahui dengan yang
nrzrna Rasufullah saw. memulai,'"...ytang numayang Rasulullah saw. lebih
dahulu mengatakan," dan perkataan lain yang serupa. Perkataan ifu
merupakan peringatan perawi bahwa ia mengetahui dan memahami
hadits, tetapi ia tidak yakin mengenai urutan penyebutan dua nama atau
dua kata dalam hadits ifir. Oleh karenany4 ia menjelaskan bagian yang ia
ragukan, namun keraguan itu tidak mengenai makna (prinsrp) hadits.
Contoh mengenai hal di atas antara lain hadits yang diriwayatkan oleh
I.ilralid buaZaid al-Juhani batrwa Rasulullah saw. bersabda "Quraiq/ dan
"Aushart, "aslam" dan "grhafrr', atau "ghafar'dan "aslam'.152
Sebagian perawi bersikap ketat dalam mempertahankan teks hadits
sesuai dengan lafalnya dari Rasulullatr saw. Ia tidak mau menarnbah safu
huruf atau membuangnya sekalipun hal itu tidak mengubah arti.
Sebagian perawi berusatra keras mempertahankan lafal Rasulullah
sa\tr yang mereka dengar. Mereka ddak mau membaca ringan (tanpa
ryaddah) safu huruf yangber-syad.dah, membaca dengan ryaddah suatu
huruf yang tidak ber-ryaddah. dan mengganti harakat huruf-huruf yang
mereka dengar. Mereka meriwayatkannya persis seperti yang mereka
denga.r, sekalipun penggantiannya tidak mengubah arti.
Contoh mengenai hal di atas adalah kata (a - u;) dalam hadits
Rasulullah saw.,

,--,'ri t:b rj*./t;l ,H'&1 a i.>t;ll F


"*j
4i*
r5r 441;1o*1t, hlm. 176.
r5216;7.,hkn. 1ZZ.
Bab ll: As-Sunnah pada *lasa Sahabat dan Tabi'in 167

"Pendustabuhmiahorangyangmenilnmaihanantardmanusiahemudian
iaberhatnbathataumaryembanghanhebaihan.'

Hammad berkata, "Saya mendengar hadits ifu dari dua orang perawi.
Yang satu mengatakan,"u; - i"
(tanpa syaddah) dan yang lain me-
ngatakan ",rf " ldeng at ryaddah) .r8
Bahkan, sebagian perawi hadits-,dengan maksud mempertahankan
lafrl hadits dari Rasulullatr saw.-tidak mau meriwayatkan hadits kepada
para murid mereka kecuali jika mereka menulisnya karena tidak ingin
mereka menghafalnya karena takut mereka salah tangkap dan salah
patram. Bukti mengenai hal ini adalah kabar yang diriwayatkan oleh al-
Khathib al-Baghdadi melalui sanad dari Ibnu Uyainah. Ibnu Uyainah
berkata, "Muhammad bin Amr berkata, Tidak. Demi Allah, saya tidak
meriwayatkan hadits kepada kalian sehingga kalian menulisnya Sungguh,
saya takut kalian berdusta atas diriku.'" Dalam riwayat dikatakan, "...saya
takut kalian salatr tangkap (salah paham)."15r
Contoh lain adalah kabar yang diriwayatkan oleh ar-Ramahurmuzi
melalui sanadnya dari Thalhah bin Abdul Malik. Thalhah berkata "Saya
datang kepada al-Qasim dan bertanya kepadanya tentang beberapa hal.
Saya berkata, 'Apakah saya harus menulisnya?'Al-Qasim menjawab, Ya'
Kemudian alQasim berkata kepada anaknya, 'Lihatlah hrlisannya Ia tidak
boleh menambatr sedikit pun atas apa yang saya sampaikan kepadanya.'
Saya Ghafrah) berkata, 'Hd Abu Muhammad! Sesungguhnya jika saya
hendak berdusta, saya tidak akan datang kepadamu.'Al-Qasim berkata,
'Saya tidak bermaksud menuduhmu berdusta. Saya hanya ltrawatir jangan-
jangan engkau menghilangkan sesuatu dan kemudian engkau mengganti-
nlra dengan sesuafu yang lain, yang menurufunu sarna' '155
Al-Amasyberkata, "Ilmu ini dimiliki oleh banyak kaum. Salatt seoftutg
dari mereka lebih menyukai terjahrh dari langit daripada menarnbahkan
hwuf w aw, alif, atau daL,.."rfi
Ibnu Aun menemukan tiga orang yang dalam meriwayatkan hadits

rfi elxlfuyan, ilm. 18G181.


lil Al-Jami'li Ahhlaq ar-Rawi wa Adab as-Sami',hlrn. 101:a-
155 4-p1n1rotr7;6 al-Foshit,hlrn. 128:a-

Lffi tl-xifayah, hlrn. 1 78.


168 Hadits Nabi Sebelun Dibukukan

bersikap ketat dengan mempertahankan huruf-huruf yang terdapat pada


hadits. Mereka adalah al-Qasim bin Muhammad dtHijaz, Muhammad bin
Sirin di Basrah, dan Raja'bin Haiwah di Syarn.1s7
Ibrahim bin Maisarah dan Thawus meriwayatkan hadits sesuai dengan
susunan hurufrrya,ls danThawus menghifung setiap huruf yang terdapat
dalam h4dits.lse Selain itu, diriwayatkan bahwa Ibnu Uyainah berkata,
"Para perawi hadits drHijaz, yaitu Ibnu Syihab, Yahya bin Sa'id, dan Ibnu
Juraij, meriwayatkan hadits seperti apa adanya (dari Rasulullatr saw.)."r60
Malik bin Anas juga berusatra keras meriwayatkan hadits Rasulullah saw.
sesuai dengan huruf-huruf asalnya 161

Di samping kabar-kabar tersebut ada kabar lain yang menunjukkan


bahwa sebagian sahabat dan tabi'in meriwayatkan hadits Rasulullah saw. Dl
alila'na, sementara lafalnya dari mereka. Mereka juga membolehkan
penggantian suatu kata dengan kata lain dalam keadaan terpaksa. Jika
seorang di antara mereka terpaksa melakukan penggantian maka ia akan
menyatakan bahwa lafrl hadits itu bukan lafal Rasulullah saw.. Sehubungan
dengan itu, sebagian sahabat bersikap toara' ketika menyebutkan hadits
Rasulullah saw. karena lhawatir terjerumus dalam kesalahan.
Kami meriwayatkan bahwa jikaAbdullah bin Mas'ud berkata "Rasulullah
saw. bersabda,'ini, itll,'" maka ia berkata, "Demikianlah sabda Rasulullah
saw., atau semisal ini, atau mirip dengan ini...," dan ia gemetar.162
Ketika Abud-Darda' $elesai meriwayatkan hadits dari Rasulullatr saw.,
ia berkata 'YaAllah, hanya ini atau seperti ini atau sahr bentuk dengannya."
Dan, kadang kala ia berkata, 'Ya Allah, jika tidak demikian ... maka ia
berbentuk seperti itu."163

r57 y\a1a1-tvtyhaddits at-Fashrl, hlm. 126: b, al-Kifayah,hlm.205, al-lani' li Ahhlaq ar-Rawi wa


Adab as$ami', hlrn. 100: b, dantami' Bayan al:Ilm wa Fadhlih, hirn. 80, juz I.
Lfi bhat al-Ki|ayah, hlm. 205.
159 Al-Muhaddia al-Fashil,hkn. 127: b.
lffiTa4dimah al-larh wa at-Ta'dil,hlrn. 43.
161 65"1 al-lami' li Akhtaq ar-Rawi wa fulab as$ami', hlrn. 106:
b, lami' Bayan al:Ilm ua
Fadhlih, hlrn. 81, juz I dan al-Kifuyah. hhn. 188.
L62 n1-1o*i' li Akhtaq ar-Rawi ua Adab as-Sami', hlm.
107: a dat Jami' Bayan al:Ilm wa
Fadhlih,hlm.79, jrtz I, dan lihat Szilan Ibnu Majah, hlrn. 8, juz I.
LB lt-Xifayah,hlm.2O5,lami' Bayan al:Ilm ua Fadhlih,hlm. 79. juzl, al-lami'li Akhlaq al-
Rawi wa Adab as-Sami',h1m.207. Kabar di atas disebutkan oleh Zuhair bin Harb dari Abud-Darda'
Bab ll: As-Sunnah pada tlasa Srr,rbrt dan f abt'ln 169

Muharnmad bin Sirin berkata bahwaAnas bin Malik adalatr omngyang


sedikit meriwayatkan hadits dari Rasulullah saw.. Menurut Ibnu Sirin, jika
Anas bin Malik meriwayatkan hadits dari Rasulullah saw. maka ia berkata
"Atau sepertiyang dikatakan oleh Rasulullah saw.."l&
Diriwayatkan dari Urwah bnaz,7-ubatr,iaberkata "Aisyah r.a berkata
kepadaku,'Seseorang (perawi) menyampaikan kepadaku batrwa engkau
(Urwatr) menulis hadits dariku kemudian engkau menulisnya kembali.'
Saya berkata kepada Aisyatr, 'Saya mendengar-melalui perawi itu-darimu
hadits itu demikian kemudian saya memperdengarkan hadits itu kepada
oftrng lain (dan ternyata tidak sama).'Aisyatr bertanya, 'Apakah terdapat
perbedaan makna?' Saya menjawab, Tidak.' Mendengar jawabanku,
Aisyah berkata Tidak mengapa' "16

Diriwayatkan dari Ayyub, dari Muhammad bin Sirin, ia (Ibnu Sirin)


berkata "Seringkali saya mendengar hadib dari sepuluh orang perawi, Iafal
mereka semua berbeda, (tetapi) nut<nanya sama"lffi
Makhul berkata, "Saya dan Abu az-Azhar masuk ke rumah Watsilah bin
al-Asqa'. Kemudian kami berkata kepadanya, 'Hai Abu al-Asqa'! Riwayat-
kan kepada kami suatu hadits yang engkau dengar dari Rasulullatr saw.
yang di dalamnya tidak terdapat salah paham, penarnbatran, dan kelupaan.'
Abu alAsqa'menjawab, 'Apakah seseorzrng di antaramu membaca suatr
ayatAlQur'an?'IGmi menjawab, Ya Dan, kami sama sekali bukan ofturg
yang hafalAlQur'an. Oleh karenanya, kami menarnbahkan huruf waw dan
alif danmenguranginya.' Mendengar jawaban ifu , Abu al-Asqa' berkata, lni
Al-Qur'an yang telah tertulis berada di tanganmu. Semestinya kamu tidak
layak ddak hafal dan kamu (malah) menduga boleh menambah dan
mengurangi hurufrrya. Maka bagaimana dengan haditshadits yang kami
dengar dari Rasulullah saw. dan seringkali kami hanya sekali mendengar-
nya dari beliau. Oleh karenanya cukuplah bagimu kami meriwayatkannya
kepadamu b i a,l+na'na,."'tffi

dalar Kitab al-'Ilm, hlm. l9L: b.


LOa
n;a.
L6.et-x;fayn,ilm.2o5.
lffi AlMutaddit al-Foshil,hlrn. 126: b,Iami' kyn altllm wa Fadhlih,hkn. 79, iuz I dar. ot-
Kifayah, trlm.205.
Lffi Al-Jamf h lhhla4 ar-Rosi wa Adab as-tumi',hlm. 106, Todib ar-Raui,hkn. 313, dan kabar
170 Hdlts Nabl Scbclun Dlbukukan

Qatadah meriwayatkan dariTararah bin Abi Alrfa, ia berkata, "Saya


bertemu dengan sejumlah sahabat Nabi saw. (kemudian mereka me
riwarratkan suahr hadits). Ternyata mereka berbeda dalam lafal hadits yang
mereka riwayatkan, namun sama dalam rnaknan5ra"168
Jarir bin HaiwLberkata "Saya mendengar Hasan al-Bashri meriwayat-
kanhadits. Maknanyasam4 kalimatnyaberbeda"l@
Imran al-C)ashir berkata "Saya berkata kepada Hasan al-Bashd, 'IGmi
mendengar hadits kemudian kami meriwayatkannya tidak seperti yang
kami dengar.' " Hasan al-Bashri berkata, Tika kami tidak meriwayatkan
kepadamu kecuali seperti yang kami dengar, niscaya kami tidak akan
meriwayatkan dua hadits kepadamu. Akan tetapi, selama tidak ada perubatran
tentang halr"ang halal danyang haram makahal ifu tidaklah rl€ogE:s."l7O

Diriwayatkan pula tentang bolehnya periwayahn hadits bi alna'na dari


Abdullah bin Mas'ud, Abud-Darda', Anas bin Malik, Aisyah Ummul-
Mu'minin, Amr bin Dinar, Amir asySyabi, Ibrahirn an-Nakhal, Ibnu Abi
Najih, Amr bin Murratl, Ja'ftr bin Mutrammad bin Ali, Sutran bin Ulxainah,
dan Yatrfia bin Sa'id alQathtlun.lTl
IbnuAun menemukan tiga orang yang memperboletrkan periwayatan
hadits bi olqna'na. 1,aitu Hasan al-Bastri, Ibrahim al-Nakhat, danAmir asy-
Syabi.12
Merekayang memperbolehkan periwayatan hadits bi al+na'na secara
terpaksa meriwayatkan sebagian hadits dengan kata-kata mereka sendiri.
Di antararrya, mereka menggunakan kalirnat "atau sepertiyaug Rasulullah
saw. katakan" dan kalimatlainfng sejenis.
Adapun Amr bin Dinar meriwayatkan hadits bi al+w'na. Dalam hubung-
oo ffi, ia berkata "Saya mempersulit orang yaqg menulis hadits dariku."lB

itu dikemukakan secara ringkas oleh Zuhair bin Harb dalam Kirab al-'Ilm, hlm. 191:b.
L8 .lt-tlut olait al-Fashil,hlnL 125.
l@ Al-Jamf U Ahhlaq ar-Raui wa Afub as^*tni', hlm. 106:a
L70 711o-;' 1;771r1a4 ar-Rasi un Atub as&nr', hlm. 106: a
L?L 6;4.,h1m. 106.
L72 l;hx at-tWunaaa;t al-Frahit,trht:" 126: b, Jami' Bayan ol:Ilm,hhrr 80, juz I dm al-Kifaysh,

r73 faAzUran al-Huffuzh,hh. r07, juz t


Bab tl: As-sunnah pld,a llasa Srtrabet dan fabftn 171

Perlu ditegaskan bahwa mereka yang memperbolehkan periwayatan


hadits bi al+naha menetaplan syarat{yarat tertentrr. Mereka hanya mem
perboleh}an hal itu dalam keadaan darurat Misalnyra, lafrl Rasulullah saw. iIr
sama sekali tidak bisa diingat, atau lafal itu hilang dari ingahn perawi, padatral
saat ifu periwayatannya sangat dibufirtrkan. Periwayatan hadits bi al+w'ta
dalam keadaan darurat itu haqra diperbolehkan sebatas kadar darurat
Imam asy-Syaf i berkata tentang kriteria perawi, "Ia harus seoftrng
yang dapat dipercaya dalam agam4 dikenal sebagai orangyang jujur dalam
meriwayatkan, mengerti serta memahami hadits yang diriwayatkan, dan
mengetahui lafrl yang dapat mengubatr makna hadits. Selain itr, ia adalah
oftmg yang mampu meriwayatlran hadits sesuai dengan hurufuya seperti
yang ia denga,r, tidak meriwayatkan bi al+na'na. Sebab, iika ia meriwayat-
ll;rnbi al.na'za, sedangkan ia tidak mengetahui lafil yang dapat mengubatr
makna hadits maka ia tidak mengetahui kemungkinan ia mengubatr
sesuafir yang halal menjadi haram. Sebaliknya iil<a ia meriwalratkan hadits
sesuai dengan huruf-hurufrrya maka kemungkinan terjadiqra perubatran
malma dapat dlilhindari....'r74

Menanggapi perkataan asySyaf i tersebut ar-Ramatrurmuzi berkata,


"Perkataan asy..Syafit mengenai sifrt perawi hadits serta keinginanrUa agar
lahl hadits dari Rasulullah saw. tetap dipertahankan menunjukkan bahwa
asy-Syaf i memperbolehkan perawi meriwayatkan hadits bi al+na'na,
bukan bi alldadr. Jika perawi mendalami batrasaArab dan bentuk-benfirk
hhithab-nya. memahami makna dan pengertian yang dikandung oleh
hadits, serta mengetahui laial fiang dapat dan fang tidak dapat mengubatr
malma hadits maka perawi itu boleh meriwayatkan hadits. Sebab, derUan
sifat-sifat itu, ia dapat menghindarkan perubatran makna dan hilangnya
hukum yang dikandung oleh hadits. Dan, jika perawi tidak memiliki sifrt-
sifut itu, ia harus meriwayatkan bi allafadt, ddak boleh bi al+na'na.la
dilarang mengganti lafal hadits didengarnya. Demikian pula pendapat
ulama ahli fkih (tuqatn).
Hujatr (dalil) mereka tentang bolehnya riwayat bi al+na'na sebagai

L74 p-pi-1o1r, hlnl 37G371, paragraf ke1.00f.Ar-Ramahurmuzimenukilperkataanasvsyafit


dalad:n al-Myhoddib al-Fashil,llm.79: b dan hkn 128: a Lihat pula Ma'rifah a*Sutun un al-,AMr, aL
Baihaqi, hL& g,ittzl.
179 Hadlts Nabt Sebetun Dlbukukan

berikut Allah lv,za wa I allamengemukakan kisah-kisatr tentang masa lalu,


yang sebagian darinya diulang di berbagai ayat dan surat dengan lafal
berbeda sedangkan maknanya sama. Kisah-kisah itu dipindahkan dari
batrasa-bahasa asli kaum (Vang dikisahkan) ke dalam batrasa Arab, dan
teks 0afal) kisah dalam batrasa Arab itu tidak sama dengan batrasa asal
dalam hal taqdim'mendahulukan', takhir' pngal<hiran', had,{ pnghapu$
an', ilgha''menghilangkan', ziyadah'tarnbatran', nuqshan'pengurangan',
dan segi-segi l8innya"175
Para sahabat dan tabi'in fidaklah membuat hal yang baru (bid ah) dengan
meriwayatkan sebagian hadits Rasulullah saw. bi al+na'na. Sesungguhnya
ada dalil AlQu/an-seperti yang dikemulrakan oleh ar-Ramatrurmuzi-dan
Sunnah Rasulullah saw. )nrrg membolehkan cara periwayatan seperti ihr.
Rasulullah savr. mengirim ufusannya dengan membawa surat beliau,
kemudian mereka menedemahkan surat-surat itu ke dalam batrasa selain
batrasa Arab, sesuai dengan batrasa kaum yang difuju. Dengan demikian,
kebolehan menedematrkan hadits (dalam bentuk surat-surat) Rasulullah
saw. ke dalam batrasa non-Ar:ab menunjukkan bolehnya menuliskan hadits
beliau dalam batrasa Arab dengan lafal yang berbeda, tanpa mengubah
maknanya BahasaArab itu lebih mendekati laial Rasulullah saw. daripada
batras+batrasa selain bahasa Amb.176
Pada sisi lain, orang yang tidak menyukai riwayat bi al+na'na juga
memiliki sandaran dalil, di antaranya adalatr hadits berikut ini.

4.f* vs ifr? ti-r- V'C*, t7yit, jib


"Allah menyinan seseorang yang mendangar hadils dari hami, hemudian
ia meriw ay athanny a sqertt y ang ia dengar "

2. Hadits yang diriwayatkan oleh al-Barra'bin Azib bahwa Nabi saw.


bersabda, "Apa yang engkau ucapkan ketika engkau menuju pem-
baringanmu?" A1-Barra'menjawab, "Allah dan Rasul-Nya lebih me
ngetahui." Nabi saw. bersabda, Jika engkau menuju tempat tidurmu
(hendak tidur), jadikanlatr tangan kananmu sebagai bantal kemudian
ucapkan doa,

175 4-74u1ro6tr;6 al-Fashit,hkn. 124: b.


17 6
Uhat al-Kifay arr, hlm. 203.
Bab ll: As-Sunnah pada *lasa Sahabat dan Tabl'ln 173

'o4t q
;i *';t'4y ff , i*i L.ui F
;i'1, *'1Jo[L a:L, r'*;',$I,S p L;t;f,
*t,
/aa

uijl,'e-1't;;i ei+t Yt
"p,J,l{-',*'
4'a;'ri
Kemudian saya membaca doa seperti yang diajarkan oleh Rasulullah
saw. kepadaku, hanya saja saya mengucapkan 'U:;t3'(menggantikan
ucapan'4s). Mendengar hal ifu, Nabi saw. berkata, sambil tangan
beliau diletakkan di atas dadaku, '"*'t Kemudian beliau bersabda

Barangsiapamembacadoaitupadabaganmalamhannya,hemudiania
m eninggal dnlam k e adaan fitr ah (suci) .' "
17 7
meninggal maha i a

Sebagian ulama mengkaji secara panjang lebar dalil orang yang


memperbolehkan iwayat b i. al+na'na ataupunoftrng yang melarangnya 178
Semua ulama bersepakat bahwa perawi yang tidak mengetahui makna
hadits yang diriwayatkan, tidak boleh meriwayatkan bi al-rna'na.lzin
melakukan riwayat bi al-ma'naharrya berlaku bagi perawi yang me-
ngetahui makna hadits yang diriwayatkannya selain ia harus memenuhi
sejurnlah persyaratan lain.
Menurutal-Mawardi, jika perawi lupa akan lafalhadits Rasulullah saw.,
ia boleh meriwayatkan hadits bi al+na'nakarena jika ia tidak meriwayatkan-
nya berarti ia menyembunyikan hukum. Namun, perawi yang tidak lupa
lafal hadits Rasulullah saw., tidak boleh meriwayatkan dengan *lan bi. al-

LTI et-Xifayal,hkn. 175 dan al-Muhaddib at-Foshit, hlrn. 125:a


178 Al-Iftathib al-Baghdadi membicarakan riwayat bi al-ma'na dan bi al-lafzh dengan
mengemukakan dalildalilnya. Lthat al-Kifutah, hlrn 19&203. Al-kaqi juga membicarakan riwayat 6i
al-nw'na.UlatFathul-Mughits, hlrn.48 dan halaman sesudahnya, juz III. AsSunrthi membicarakarr
nya dalam Tddib ar-Rawl. lihat hlrn. 311 dan halaman sesudahnya. Demikian pula al-Hafizh Ibnu
lktstr.bhatal-Ba'ib al-Hatsits, Syarh khtishar'Uum abHadi$,hlm. 157 dan hahman sesudahnya
Asy-Syekh Thahk al-Jazairi mengemukakan hal di atas secara terperinci berikut dalildalilnya dalam
Taujih an-Nadhaa hlrn. 29&314. Dan, dialah orimg yang te.rbaik di antara ulama mutakhir yang
mengkaji persoalan ini secara lengkap.
174 Hdlts Nabl sebelun Dl0lrtkukan

lafu, sebab dalam kalam (perkataan dan lafal) Rasulullah saw. terdapat
wrsrfashahahyang tidak terdapat dalam selain perkataan 5"1i"u.r17e
Menurut assuyuthi, tidak diragukan lagi batrwa hadits yang boleh
diriwayatkat bi al+na'na adalah hadits yang bacaannya tidak bernilai
ibadatr. Dan, disyaratkan hadits yang diriwayatkan bi al+na'na itu tidak
termasuklb wami' alhalbn.L$
Dengan penjelasan di atas dapatlatr kita tetapkan batrwa periwayatan
hadits bi al.na'na diperbolehkan hanya dalam keadaan dartrral Terlebih
jika kita mengingat silap wara'satrabat dan tabi'in, kehati-hatian mereka
dalam meriwayatkan kabar, serta upaya mereka menghafal dan melakukan
pembuktian terhadap hadits yang mereka dengar.
Saya (penulis kitab ni) meraiih-latbatrwa riwayat yang teriadi dalam
sejarah sebagian besar berdasarkan atau sangat mirip lafrl Rasulullah saw..
Sebab, para sahabat melihat Rasulullah saw. secara langsung dan men-
dengar hadits dari beliau. Mereka adalatr alumni majelis ilmu beliau dan
hatinya tersinari oleh pengajaran beliau. Mereka adalah orang yang banyak
menguasai masalatr bayan danfadwlwh. Mereka adalatr umatyang palins
mengetatrui bahasa Arab. IGlam Gaya bicara) mereka tidak tercampur
oleh dialek lain dan batrasa mereka ddak berubah meskipun mereka
bergaul dengan umat dan bangsa lain.

Menurut hemat say4 pendapat ini diperkuat oleh kenyataan bahwa


mayoritas hadits yang diriwayatkan oleh satrabat dan tabi'in mempertahan-
kan dan menggunakan laial Rasulullah saw.. Sebagian dari mereka menulis
hadits di hadapan Rasulullatr saw.. Mereka membentuk halaqah (kelom-
pok shrdi) yang kemudian secara bersamasama melakukan mudz.akarah
terhadap haditsrrang mereka dengardari Rasulullah saw.. Melalui mudza-
harah itu sebagian dari mereka membefirlkan kesalatran omng lain. Dan,
jika mereka meragukan sesuatu atau menghadapi kesulitan, mereka
kembali menghadap Rasulullah saw..
Sebagian besar para perawi dari kalangan tabi'in menulis apa yang
mereka dengar dari para sahabat dan menghafalnya. Sebagian dari mereka
melakukan rnud.znkarah terhadap hadits sehingga ketika hadits itu tidak

L?9 711;6 or-Ponr, hlrn.313.


180 ria., hlrn. gu.
Bab lt: As-Sunnah pada *lasa Sahabat dan fabi'in 175

tertampung oleh dadanya maka ia menghapusnya. Ada yang menghafal


hadits dan memeliharanya melalui lembaran-lembaran, dan ada pula yang
berusaha menulis hadits dan menghimpunnya dalam huku dan lembaran
seperti mushaf Al-Qut'an. tet
Adapun tabfin dan tabi'it-tabiin yang tidak menulis hadits berusaha
menghafalnya Secara bersama mereka melakukan mudzakarah terhadap
hadits Rasulullah saw. di berbagai tempat dan melakukan perjalanan dari
safu negara ke negara lain unhrk mendengar hadits dari para satrabat r.a..
Mereka juga mengkonfirmasikan kesatrihan hadits yang mereka dengar
dari Rasulullah saw. sampai mereka memahami maknanya dan mengetatrui
susunan huruf dan lafalnya dengan pasti.
I(ami bertambah yakin bahwa mayoritas hadits yang diriwayatkan dari
Rasulullah saw. adalah hadits dengan lafal beliau. Buktinya ialah anWeratt
berupa daya hafalan yang Allah karuniakan kepada para pembawa syariat
Islam dan para perawi hadits yang mulia yakni para sahabat, tabi'in, dan
tabitt-tabi'in. Sejarah meriwayatkan kepada kita tentang jumlah hadits yang
dihafal olehAbu Hurairah dan satrabatlain. Dan, sesungguhnya seseoftmg
akan merasa kasum ketika melihat kabar yang satrih, yang sampai kepada
kita berkat daya hafalan mereka yang sangat prima.

Contohnya adalah Abdullah bin Abbas. Ia terkenal sebagai orang yang


cepathafal dan mampu menghafal hadits hanya dengan sekali mendengar.
Diriwayatkan bahwa ia mendengar qashidah (saiak-sajak) karya Ibnu Abi
Rabi'ah yang berisi delapan puluh bait dan sanggup menghafalnya hanya
dengan sekali dengar. Di kalangan sahabat ditemukan banyak orang
seperf Abdullatl bin Abbas danZaidbin Tsabit yang telah haial sebasian
besar surat Al-Qur'an sebelum mereka mencapai usia balig. Ia pun me
nguasai bahasa Yatrudi hanya dengan mempelajarinya selama tujuh belas
hari. Demikian jugaAisyah, Ummul Mukminin, yang cerdas dan memiliki
daya hafalan yang sangat baik.
Dari kalangan tabi'in dikenal nzrma Nafi', budak Abdullatt bin Umar
yang tidak melakukan kesalahan sedikit pun dalam hafalannya. Para
kritikus sepakat bahwa ia sangat teliti dalam menghafal. Selain Nafi',
dikenal narna Ibnu Syihab azZuhi (penghafal), Amir asy-Syabi (penghim-

tst M".alah ini saya kaji secara ierinci pada bab keempal
176 Hadits Nabi Sebelun Dibukukan

pun), dan Qatadatr bin Da'amatr asSudusi (pembuatperibahasayang cepat


hafrl dan sangat teliti).
Jika kita memperhatikan haditshadits yang diperselisihkan oleh para
perawi dalam segr lafal (yaitu hadits yang bersanad banyak) maka mayori-
tas hadits itu adalah kabar tentang suatu perbuatan Rasulullatr saw. atau
menyangkut hukum suatu kejadian yang mereka saksikan secara lang-
sung. Mereka berkata, "Rasulullatr saw. memerintahkan demikian," dan
"Rasulullah saw. melarang demikian." Makna kedua perkataan ifu sama.
Dalam hal ini, dipastikan tidak ada keraguan mengenai hal yang mereka
riwayatkan karena perbedaan lafal dalam meriwayatkannya. Setiap perawi
mengungkapkan kejadian yang mereka saksikan dengan lafal masing-
masing. Jarang sekali kita menjumpai perbedaan lafal jika hadits yang
mereka riwayatkan kepada kita ifu mengenai/bwanni' alhalim atau hadits
yang bernilai ibadah, seperti kalimat azan, iqamatr, do4 dan tasyahud.

Tidak semua hadits yang diriwayatkan kepada kitryang lafalnya berbeda


-disebabkan oleh periwayatan bi al+naha. Sebagian besarper-bedaan lafal
itu disebabkan oleh banyaknya majelis Rasulullah saw.. Ada kalanya
Rasulullah saw. mengemukakan sahr masalatr dalam berbagai kesempatan
dan beliau memberikan jawaban kepada para penanya Ada kalanya lebih
dari safu orang-dalam kesempatan yang berlainan-meminta fatwa kepada
beliau tentang satu kejadian lalu beliau memberikan fatwa sesuai dengan
kebutuhan mereka masing-masing, dengan lafal berbeda-beda
Hadits-hadits yang diriwayatkan bi al-ma'na-yang disebabkan oleh
berbagai latar belakang kelatrirannya-tidaklah samar bagi para ulama hadits
karena mereka banyak mengkaji hadits Rasulullah saw. dan karena sifat
amanatr para perawi. Mereka merupakan contoh yang sangat baik dalam hal
ketelitian dan kecermatan. Pada sebagian hadits yang mereka riwayatkan,
mereka menyertakan ungkapan yang mencerminkan sikap hati-hati dalam
meriwayatkan hadits. Mereka mengingatkan para penerima riwayat tentang
bagian lafal Rasulullatr saw. yang mereka lupa atau bagran lafalyang mereka
duga berasal dari Rasulullah saw.. Mereka senantiasa berusaha keras
meriwayatkan hadits persis seperti yang diucapkan oleh Rasulullatr saw..
Dengan penjelasan tersebut, kami tidak melihat adanya kektrawatiran
yang berlebihan-yang dimunculkan oleh sebagian penulis dan sebagian
peminat pengkajian hadits-mengenai periwayatan bi al-ma'na pada se.
bagian hadits. Tidak ada alasan unhrk menaburkan perbedaan pendapal
Bab ll: As-Sumah pldia *lasa SrrtOrt dan fabl'tn 177

Sebagian besar pendapat ulama, yaihr mengenai boleh atau tidaknya


meriwayatkan hadits bi al+na'na, bersifat rasional-teoretis. IGlaupun
periwayatan bi al+na"na ittr benar-benar terjadi dalam seiarah maka itr
terjadi pada rnzs€hrnilss kelahirarnlslam dan masih berada dalam batas png
tidak membahafrakan.

Oleh karena ifi.r, menurut kami, adalatr sia-sia memunculkan kembali


persoalan di atas dan menumbuhkan keraSu-raguan umat Islam terhadap
hadits Rasul yang dapat dipercaya (altmin).T1dak ada satr pun alasan untrk
memasukkan keragu-raguan ke dalam jiwa setelah umat Islam sepakat
menerima kitab yang sahih (al4utub ash+hihali. Kitabkitab itu adalah hadits
Rasulullah s:lw. yang dinukil kepada kita dengan metode ilmiah yang dapat
dipertanggungiawabkan, oleh orang pilihan dari kalangan ulama umat
Islam, yaitr para satrabat, tabi'in, dan orangorang yang mengikuti mereka
Abu Rafyah, dalam l<ttab,4dhwa' 'ala as$unnah al-Muhammadiyh
juga membatras periwayatan hadits bi alqtw'tw. Hanya saia ia menggune
kan nada yang mencemaskan dan menimbulkan kesan-bagi orang yang
tidak memiliki ilmu yang mendalam-batrwa sebagian besar hadits Nabi
saw. diriwayatkan dengan menggunakan lafal para perawi.182 Selain iur, ia
membesar-besarkan batrarra yang ditimbulkan oleh periwayatan hadib Di
al+na'na *rta membatras perbedaan pendapat ulama yarrg bersifut rasional-
teoretis itu. Sebagai kesimpulan, ia mengemukakan akibat-akibat negatif
yang munorl karena diperboletrkannya periwayatan hadits bi al+na'na.

182Abu Ra)'yah berkata "Orangorangyang tiddrmemiliki ilmu mendalani menduga batrwa


hadits Rasulullah sirw. yang mereka baca dalam kitabkitab hadits atau yang mereka deruar dari
orangyangmeriwayatkan kepadanyatelah disustrn dan dihimpun secarabenar dan teliti, danbahwa
lafal haditshadits itu sampai kepada para perawi dalam keadaan terpelihara sebagaimana fang
diucapkan oleh Nabi saw. tanpa perubahan dan penggantian. Mereka pun menduga bahm para
satrabat dan generasi sesudah mereka (yainr generasi yang membawa hadits dari mereka sampai
kepada era pembukuan hadits) menukil hadityhadits itr sesuai dengan lafil ]rang mereka dengar,
kemudian meriwayatkannya sesuai dengan yang diajarkan kepada mereke tanpa perubahan dan
penggantian. Umat Islam juga meyakini bahwa para perawi ihr memiliki daya hafil dan dal"a ingat
yang baik dan prima DemiHanlah dwaan mereka Tidak ayal lagi, paham ini mempunyai peng"ruh
yang mendalam terhadap pemikiran para atrli agama (ulama) kecudi orang yang dipelihara oleh
Tuhannya Mereka menyakini bahwa haditshadits ihr memifiki kedudukan yaggisama dengan ayat
AKhr'an yang harus diterima dan hukunrhukumnya harus dipatuhi. Orurg yang menyalahinya
berarti berdosa, murtad, atau ftsilg dan orang yang mengingkari atau meragukannya dihrntut untuk
bertobal" Uhat Adhru"ah as-Sunnah al-Mthammdiyah, hhn. 54.
178 Hadlts Nabl scbclun Dlbnkukan

Namun, kesimpulan Abu Raylratr ini meragukan. Akibat-akibat negatif


itu tidak mungkin timbul para periwayatan hadits bi al.ma'tw. Sebab, para
kritikus dan para perawi saogat teliti. Jalan periwayatan hadits jwa banyak
Sanad itr mereka perbandiqgkan dan mereka diskusikan. Pada prinsipnyq
sebasian hadits diriwayatkan bi alqa'na. tetapi cara periwayatan ini tidak
membahayakan agalna
IGmi tidak menyangkal batrwa periwayatan bi al+na'na itr membuka
kemungkinan terjadinya kesalatran. Namun, kesalahan ini-iika benar-
benar terjadi-tidak luput dari perhatian para ulama Oleh karena iur, tidak
ada alasan menimbulkan kekhawatiran yang berlebihan dan menumbuhkan
keragu-raguan.

Dengan penjelasan ini masih adakatr alasan bagi Abu Rayratl unhrk
menaburkan keraguan terhadap hadits dan periwayahnnya?
Abu Ralryatr jWa menyimpulkan batrwa semua hadits-yaqg lafalnya
berbeda-merupakan akibat periwayatan hadits bi al+na'na. Ia menge
mulrakan bukti-bukti untuk mendukung kesimpulan ifir. Ia menyebutkan
perHaan mengucapkan tas.Johad4mdalam hal ini ia telatr menyinrpang
dan keluar dari pokok persoalan-kemudian ia menyebutkan hadits tentaqg
Islam dan iman, hadits'....', dan haditshadits lain.
Ilmuwan kontemporer, AMurratrman bin Yahya alMu'allimi alYamani,
menolakla pendapatAbu Rayjnah. Sebaeai bukti, orktrp dikemukakan satrr
paragraf darinf-
Pada halaman 60 kitabnya, atYamani berkata "Abu Rayyah mengkaii
kalimat-kalimat tasyatrud dan ia menyebutkan perbedaan dalam kalimat
itu.184 Saya (al-Yamani) berkata, "Abu Ralryatr menduga-atau dengan

18 Penolakan itu dikemukakan dalam kitabnya al-Atwar al-Itavifah,yang dihrlis unhrk


menolak kitab .Mhtu"ab as$utttuh ahMulumdiyh karyaAbu Ra,,Jrdh. Lihathtn 8488, dan
lihatlntab Dhulumst Abi Rayah karyaAbdul Razzaq Hamzah, trlm. 6&99.
184 Setelah Abu Rarryah menyebutkan kalimat towhud dari para sahabat (trlm. 6062), ia

berkata, "Inilah delapan rnacam kalimat taruahudyarrs bersumber dari para sahabat dengan lafal
berbedabeda IGlau dikatakan lafal-lafal itu termasuk hadtb qauliwhyaw diriwayatkan Dt cl-
ma'na malra,lrani katakan ihr bisa terjadi. Alran tetapi, ia termasuk anralarrarnalan mttatutir yutg
dilakukan berkali-kali dalam setiap hari oleh para sahabatyang berjumlah lebih dari 10.000 orang.
Setiap pemilik l<alin, ttosyhnd mengatakan batrwa Rasulullah saw. mengqiarkan l+alimttos:laLud
kepadany4 sebagaimana beliau mengajarkan Al-Qur'an kepada mereka, dan bahwa kalimat
tavahudyansdisampaikan oleh UmardiatasmimbarRasulullah saw. didengaroleh sernuasahabat

i
Bab lt: As-sunnah pada *lasa Sd,r0rt dan febt'tn 179

sengaja menimbulkan dugaan-batrwa Nabi saw. hanrra meruajarkan safu


rnacam kalimat tasyahud kepada para sahabal Mereka atau sebagian dari
mereka tidak menghafal kalimat itr lalu mereka membuat lafil sendiri dan
menisbatkannya (menyandarkannya) kepada Nabi saw.. Pendapat ini
benar-benar salah. Sebab, kalimat ta$ahd ihr diucapkan berulans-ulang
sehari semalam, paling sedikitlebih dari sepuluh kalipadashalatfrrdu dan
sunnah. Dan, Nabi salry. memerintahkan salatr seorang dari satrabat untrrk
menghafrlryra sehingga ia benar-benar hafal. Nabi saw. rnembicarakan safu
surat Al-Qur'an kepada dua orang. Kepada salatr seorang di antara
keduaryra, beliau membacakan deqgan suatr huruf dan kepada}aqg lain
dengan huruf yang lain. Demikian pula Nabi saw. mengajar mukadimatr
kalimat tasyahud kepada mereka dengan berbagai macam lafal yang
semuanya dari Nabi saw.. Adapun ketika Umar menyebutkan kalimat
tasyahud di atas mimbar dan orangorang yang hadir diam (tidak me
nyalatrkan) maka alasan mengenai hal ini masuk akal, yaihr mereka menilai
tasyahudUmar ittr benar dan memadal Umar membacaA[Qur'an di dalam
shalat dan di luar shalat dan tidak ada seomng pun menolaknla, sedaqglon
banyak di antara mereka menerima bacaan dari Nabi saw. dengan huruf
yang berbeda dengan huruf yang diterfuna oleh Umar. Contoh seperti ini
sangat banyak Boleh jadi, mereka tidak mengetatrui lafrl yaqs disebutkan
oleh Umar, tetapi mereka mengetahui batrwa Nabi saw. mengajarkan
kepada para sahabatnya dengan berbagai nracam lafal. Dan, menurut
penilaian mereka Umar adalah omng yaqg dapat dipercaya (tsiqali."rss

Saya menilai penting menyempurnakan kajian ini dengan mengemuka


kan pendapat ulama ahli bahasaArab tentang bolehnya menjadikan hadits
Nabi saw. sebagai dasar menetapkan leidah-kaidah ruhuru.
AbdulQadir al-Baghdadi, pengaftrng lrlrta;b lfiiznnah ol-,4dab, berkata,
"Menjadikan hadits Nabi saw. sebagai dalil untrk menetapkan kaidah-
kaidah nahwu diperbolehkan oleh Ibnu Malik Pendapat ini diikuti oleh
pe*qarah dan peneliti (a,sysWrih al+nulnqqtq), yartu ar-Ridha Perkataan

dan tidak seorang ptrn sahabat yang mengingkarinya [Ial ini juga dikemukakm
ohh Inrarn Malik
dalam al-Muwaththa'." bhat Atkua' 'ala as-Suanah al-Mthammadiyah, !)rn.63. Ia hendak
menumbuhkan keragu-raguan terhadap hathal yang menyangkut ibadah kita dan hathd yang-
kebenarannya telah terbukti wara mutauntir.
lffi Al-Anwar al-Ituqifah, hlm. &!.
180 Hldltts Nabl Sc&lun Dlbukukan

Ahlul-Bait dapat dijadikan dalil dalam persoalan ini. Pendapat ini ditolak
oleh Ibnu adh-Dhat danAbu Hayyan berdasarlon dua alasan berikul
1. Haditshadits Nabi ihr ddak dinukil (diriwayatkan) seperti yang di-
dengardari Nabi saw.. Haditshadits itu diriwayatkan bi al+na'ta.
2. Para trlama na]ruru Mesir terdatrulu (mutaqaddimiz) tidak menjadikarr
hadits Nabi saw. sebagai dalil untuk menetapkan kaidah-kaidah nahwu.

Alasan-alasan di atas-seandainya dapat diterima-ditolak karena pe


riwayatan bi al+na'na itu hanya terjadi pada masa awal lahirnya Islam,
sebelum hadits itu dibukukan dalam kitab-kitab hadits dan sebelum
rusaknya batrasa Arab. Inti periwayatan bi al+na'na adalah mengganti
suatu lafal dengan lafallainf,ang dapatdijadikan dalil.
Alasan kedua ditolalc Sebab, tindakan ulama Mesirterdahulu (dengan
tidak menjadikan hadits Nabi saw. sebagai dalil untukmenetapkan kaidah-
kaidah nahwu) fidak berarti bahwa berdalil dengan hadits itu tidak
dibenarkan.
Yang benar adalah, boleh berdalil dengan hadits Nabi saw. unhrk
menetapkan kaidah-kaidah nahwu. Ini sama dengan hadits Nabi sanr., yaitrr
kabar yang diriwayatkan dari satrabat.dan Atrlul-Bait Nabi saw., sebagai-
nrana dilalrukan oleh aErsjurih al+ruhaqqiq.
AMul Qadir al-Baghdadi berkata, "Pendapat itu ditolak oleh al-Badr ad-
Damamini dalam ltt:;b Syart at:Tultil. Al-Damamini mengatakan bahwa
para pengarang banyak berdalil dengan hadits Nabi saw. unhrk menetap
kan kaidah-kaidatr bahasa" Namun, Ibnu Halyan berkata "Dasar yang
dipergunakan oleh ad-Damamini, yalmi haditshadits Nabi saw. itu tidak
sempurna karena kemungkinan diriwayatkan bi al+na'na. Dengan demi-
kian, tidaldah dapat diyakini batrwa yang dijadikan dalil itu adalah laial Nabi
savr. sehingga ia tidak bisa dijadikan hujah."
Persoalan ini telah saya kemukakan kepada sebagian guru besar kami.
Mereka membenarkan apa yang dilakukan Ibnu Malik berdasarkan alasan
batrwa dalam persoalan ini tidak difuntut keharusan adanya pengetatruan
tingkat yakin. Yang dituntut haqralah pensetatruan tingkat zhann yargiWa
merupakan tempat berganfung (nanath) hukum-hukum syara'. Demikian
pula, pengetahuan tingkat zhann cukup untuk menukil kosakata dan
kaidafi-kaidah i'rab. Berdasarkan zhann, sesuatu yang dinukil (yang
kemudian dijadikan dalil itu) bukan merupakan pengganti sesuatu yang
lain. Sebab, menurut hukum asalnya, ia tidaklah diganti. Apalagi kita
Bab tl: As-Sunnah rrlda llasa Srrrr0rt dan labi'in 181

mengetahui batrwa para penukil dan para perawi sangat ketet dalam
menukil haditshadits Rasulullah saw..
Menurut saya, pendapatyang membolehkan menukil hadits bi alqu,'tw
bersifat 'aqli'rasionat yang tidak menafikan.hal sebaliknya. Oleh karena
itulah, sekalipun mereka membolehkan penukilan hadits bi al-rna'na,
mereka sangat berhati-hati sehingga diduga keras bahwa lafal hadits itu
tidak diganti oleh para penukil dan perawi. Dan, kemungkinan teriadinya
penggantian merupakan hal yang mariuh 'tidak diunggulkan' sehingga
tidak perlu diperhatikan. Ia pun tidak mengurangi kesahihan berdalil
dengan haditshadits Nabi saw. untuk menetapkan kaidah-kaidah bahasa

Perbedaan pendapat ulama tentang kebolehan menukil hadits bi al-


ma'fla ihr hanya berkaitan dengan hadits yang belum dihimpun dalam
kitabkitab hadits. Adapun haditshadits yang sudah dihimpun dalam kitab
kitab hadits, lafalnya tidak boleh diganti. Dan, tidak ada perbedaan
pendapat ulama tentang hal ini.
Ibnu ash-Shalah juga berkata bahwa ia tidak melihat perbedaan pen-
dapat trlama tentang penukilan hadtts bi al+na'na.Merrwutny4 tidak boleh
seseorang mengubah suatu laial hadits yang sudatr dihimpun dalam suahr
kitab hadits.
Pembukuan hadits, kabar, bahkan pembukuan kebanyakan riwayat
'al:'t;'5Stwitu terjadi pada masamasa awal lqhirnya Islam
7-'t-r'St'c ;i
sebelum teriadinya kerusakan bahasa Arab. Yaihr ketika lafal orang yang
mengganti lafallafal hadits Nabi saw.-seandainya penggantian itu benar-
benar terjadi-masih dapat dijadikan dalil. Ketika itu, prinsipnya adalatr
mengganti suatu lafal dengan lafal lain fiang satr dijadikan dalil. Kemudian,
lahl-lafal yang sudah drganti itu-seandainya mem,tng terjadi penggantian-
dibukukan dan dilarang mengubahnya dan menukilnya bi al-tna'na,
sebagaimana pendapat Ibnu ash-Shalatr. Dan, tidaklah apa-apa berdalil
dengan laial yang datang kemudian. Wallahu A'lam bi ash-shawab.rs

186 Oalam kitab sumber dikatakan "


Ft *".Kemudian huruf wau (:) kami buang karena
tidak dibenarkan dua huruf atft af (futrui sambung) . Kemudian, kami tambahkan kata " 'jii "
sebagai jalan keluar untuk meluruskan redaksi.
187 l0nznutttl-Adob, hlm. L7, juz L
189 Hadlts Nabl Sebclun Dlbukukan

PASAL DUA

A. Aktivitas Ilmiah pada Masa Sahabat dan Tabi'in


Para sahabat merasa bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tugas
yang dibebankan di atas pundak mereka untuk memelihara dan me-
laksanakan syariat Islam. Oleh karena itu, mere\a bergegas memelihara
sumber-sumber syariat yang pertama karena khawatir AlQu/anul-Ihrim
hilang dari'hati para penghafal Al-Qu/an (alhuffazli setelah tedadinya
peperangan riddal, (peperangan menghadapi omng murtad). Dengan latar
belakang inilah, mereka menghimpun AlQur'an dalam satu mushaf pada
masa Abu Bakar ash-Shiddiq.
Mereka menghawatirkan timbulnya akibat-akibat negatif karena
perbedaan bacaan Al-Qur'an di berbagai wilayah Islam. Maka, mereka
menulis Al-Qur'an dalam mushaf yang kemudian dibagikan ke wilayah-
wilayah kekuasaan Islam pada masa UtSman r.a.. Dalam menetapkan
hukum, mereka kembali kepada Al-Qur'an dan AsSunnah. Mereka me
nanyakan hukum yang bersumber dari Rasulullah saw.. Jika mereka
menemukan suahr hukum-dan hukum itu diyakini benardari Rasulullah
saw.-maka mereka berpegang kepadanya dan melaksanakannya. Pada
bagian yang lalu, saya kemukakan cara ffiad mereka.
Para satrabat melihat adanya kebufuhan yang mendesak untuk me
melihara As-Sunnah. Maka Abu Bakar ash-Shiddiq dan Umar al-Faruq
berusaha memeliharanya dalam benfuk fulisan. Tidak ada yang men-
dorong mereka melakukan hal ifu kecuali keinginan keras unfuk me'
melihara Al-Qur'an dan As-Sunnatr. Setiap orang dari mereka selalu
mempelajari dan bertanya tentang AsSunnatr dan hadits yang berada di
tangan para penghafrlnya.
Contohnya adalah apa yang dilakukan oleh Ibnu Abbas setelah wafit-
nya Rasulullah saw.. Ikrimah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata,
"Ketika Rasulullatr saw. telah wafat, saya berkata kepada seolang satrabat
furshar, 'Mari kita bertanya kepada para sahabat Rasulullah. Pada saat ini
jumlah mereka sangat banyak.' Sahabat Anshar itu berkata, 'Engkau
mengherankan, hai IbnuAbbas. Apaloh engkau melihat orangorang lain
membutuhkan dirimu, sedangkan di kalangan mereka masih ada sahabat
Rasulullatr sa\il. yang masih hidup?' " Ibnu Abbas berkata, "Kemudian
sahabatAnshar itu pergl dan saya menghadap para satrabat Rasulullah saw.
Bab tt: As-surnah pada llasc Srlp0rt dan fabl'tn 183

unhrk bertanya tentang hadits karena saya menerima hadits dari seseomqg.
Kemudian, saya datang ke rumatrnya dan ia sedang n&tr qaihiah (iij!9.ue
Dengan berbantal mantel, saya tidur di depan pinfu rumannya. IGrena tiupan
angin, badanku berdebu. Kemudian, ia keluar dan berkata 'Hai, putz paman
Rasulullah! Ada berita apa? Mengapa engkau tidak mengutus utrtsan supaya
saya yang datang kepadamu?' Saya menjawab, 'Saya yang perlu unhrL
datang kepadamu.' Kemudian silyameftmyakan hadits ifu kepadanya-' "ls
Keinginan para sahabat unhrk mendengar hadits Rasulullatr saw.
sangat besar. Adakah sesuatu yang lebih dicintai seseorang daripada
mendengar hukum pendidiknya hukum-hukumnya, dan syariat-syariat-
nya? Dan, adakah sesuatu rtang lebih mulia bagi seorang muslim daripada
menghidupkan pusaka oriang (Rasulullah) yang menyelamatkannya dari
kesesatan dan penunfunannyake aratr kebaikan?

Para satrabat dengan illhlas berusalia mendengar kejadian-keiadian


yang dialami Rasutultah saw., perialanfn hidup, dan hadits beliau. Perhati
kanlah apa yang dialami oleh Abu Bakar. Suatu ketika Abu Bakar men-
datangi Azib, orang fua al-Barra', dan merhbeli semacam pelana kuda
dariry"a Abu Bakar berkata kepada Azib, "Perintatrkan al-Barra' membawa
barang itu ke rumahku." Azib menjawab, "Tidak, kecuali jika engkau
memberi tatru kepada kami tentang apa yang kamu perbuat pada saat
Rasulultah saw. hijrah ke Madinatr, sementara ketika itu engkau menyertai
beliau." Kemudian, Abu Bakar menceritakan masalah hijratt- Nabi saw.
kepadaqra.ls
Dan, inilah riwayat tentang Ali bin Abi Thalib, Amirul Mukminin.
Ketika ia bertemu dengan IG'ab alAtrbaq ia ditanr, "\Mahai Ali, apakah
engkau mendengar hadits Rasulullatr saw. tentang hal-hal yang dapat
menyelamatkan kita?" Ia menjawab, "Tidak Tetapi, sala mendengar beliau
bersaMa tentang hal-hal yang mencelakakan kita-" IG'ab berkata "Sampai-
kan kepada kami hal-hal yang dapat mencelakakan kita itu, kemudian saya
sampaikan kepadamu hadits tentang hal-hal ying dapat menyelamatkan

18 Qoil"tot adalah tidur menjelang zuhur. f<.t "llrl " t"ra""t dari kata i1;at arrr-'i::rat
L8 At-Iami'Uehnlqar-RauryunAfobas-fumi',hlrn 24: adanhlm. 24: b. Dan,lihatTdz,hiruh
al-Huffuh,lftrtfi,juzL
l$ M*srwd lrr*m Ahmad,hlm. 154156, iuz I , danlihat Fakil-turilful 4II5, iuz YII.
184 Hedtts Nabl Scbclun Dltlrtkukan

kita." Ali berkata "Sa]ra mendengar Rasulullah saw. bersabda

$.*gi'ot;i aili'g,t t *tr lt,Lw'Ji N


"Jr ilan
'Al-Mubiqat yaitu meninggalhan As-Sunnah, melanggor baiat,
memisahhm din ilon jotuah.' "

IGmudian IGb menyampaikan hadits tentang aLMuniiyatkepada Ali,


sebagaiberikut
t/
'!:JCIJ'#. ,drt-FS ,t\.q
' ,, olt ' LJ)

" Al-Munjiy at, y aitu menj aga lidahmu, duduh b crdiort di rumohmu, dan
menongis atas hesalalronmu.D re I

Sebagian dari sahabat meriwayatkan banyak hadits dari sebagian yang


lain, baik pada saat Rasulullah saw. masih hidup maupun setelah beliau
meninggal. Contoh mengenai hal ini adalatr sebagai berikut
1. Riwayat al-Faruq,yaitu Umar, dariAbu Bakarr.a., dari Rasulullatr saw.
tentang hadits Rasulullah saw.,

{
ik; Y ,->r';,t \
"Kami tidahbisa diwansi. Apa yanghami tinggalhan adalah sedehah
@aglhaummuslimin)."
Hadits di atas adalatr hadits sahih, dikeluarkan oleh Imam Muslim.

Riwayat Utsman r.a., ia berkata, "Saya mendengar Rasulullah bersabda


'Saya sungguh mengetahui suatu halimat yang tidah diucaphan oleh
seordng hamba dengan sebenar-benafliya hecuali ia dijauhhan dan
nerakd, yaitula ilaha illa Allah -tiadttuhan selatn Allah'."

l9l 4-74n1rotr7;b at-Foshit,hlm. 149:a


Bab tt: As-Sunnah pada llasa Sahabat dan Tabi'in 185

Hadits itu dikeluarkan oleh Imam Muslim dalam l<rta;b Sahih-nya.


RiwayatAbu Bakar dari Bilal r.a, ia berkata bahwa Nabi saw. bersaMa
"Hai Bilal,bangunlah pagi-pogt untuh melahuhan shalat subuh. Sesung-
guhny a hal itu lebrh b aih b ag1mu. "

4. RiwayatAbdurrahman bin Auf dari Umar al-Faruq r.a., ia berkata"


"Rasulullali saw. manjatuhkanhuhuman rajam danhawi (pun) menjatuh-
han hukuman r aj arn setelah b eliau (w afat) . "

5. Hadits yang diriwayatkan oleh Bajalatr bin Ubdah, ia berkata, "Saya


adalah sekretaris Jarir bin Mu'awiyah untuk wilayah Manadzir.tez
Suatu ketika, datang surat Umar bin Ktraththab kepada kami, isinya
frintah sebagai berikut 'Lihatlah orang{rang majusi Hajr sebelum
kamu. Maka, atrrbillahjiryah (semacam pajak) dari mereka oleh karena
Abdurratrman binAuf memberi tahu saya bahwa Nabi saw. mengarnbil
iizyah dari orangorang majusi penduduk Hajr.'"

Aisyah meriwayatkan hadits dari Abu Bakar ash-Shiddiq, sebagaimana


Umar meriwayatkan hadits dari Aisyah. Ibnu Umar meriwayatkan hadits
dari Ibnu Abbas dan Ibnu Abbas meriwayatkan hadits dari Ibnu Umar.
Demikian pula, Aisyah meriwayatkan hadits dari Ibnu Umar, dan Ibnu
Abbas meriwayatkan hadits dari Aisyatr. Jabir bin Abdullah meriwayatkan
hadits dariAbu Satd alfhudzri, sebagaimana ia meriwayatkan hadits dari
Jabir bin Abdullah. Anas meriwayatkan hadits dari Jabir dan Jabir me
riwayatkan dari Anas. Ibnu Abbas meriwayatkan hadits dari Jabir bin
Abdullah, sebagaimana Jabir meriwayatkan hadits darinya. Demikian pula,
Abu Satd al-Khudzri meriwayatkan hadits dari Ibnu Abbas, sebagaimana
Ibnu Abbas meriwayatkan hadits darinya.tes
Orang yang melihat kitab sunan (kltab yang menghimpun Sunnah-
Sunnah Rasulullah saw.) dan kitabkitab yang berisi biografi para perawi
akan menemukan sebagian satrabat dari sebagian sahabatyang lain. Hal ini

192 14rr"6rir dua negara di wilayah Khuzistan, yang disebut Manadzir be sr (alhubra)
"6alah
dan Mana&ir keril (ash-shughra). Keduanya termasuk daerah pemerintahan al-Ahwaz. Keduanya
ditaklukkan pada tahun 18 hijrah. bhatMulam al-Buldan, hhn. 160, juz VIIL
l93y1r^1o1-1othaiffi Daaaiq al-Ma'aif min'Ulum al-Huffazh, manuskrip al-Dhahiriyah, hlrn.
1: a3:b.
t
l

186 Hdlts Nabl Scbelun Dibukukan

menunjuld<an berlangsungnya aktivitas ilmiah di kalarlgan mereka. Mereka


trrkar-menukar hadits, mereka mendengar dan meriwayatkan hadits, dan
hadits mereka itu didengar dan diriwayatkan oleh satrabat lain. Semua ini
mereka lakukan dalam rangka mengetahui kebenaran (al-haqq) dan
memelihara AsSunnatr yang suci.
Para satrabat tidak merasa cukup hanya dengan mempelajari hadits
yang mereka miliki. Bahkan, mereka terdorong unfuk mencari dan
menghafalkan hadits. Mereka memberi motivasi kepada kaum tabfin
untuk mendatangi majelis-majelis ahli ilmu dan menuntut ilmu dari
mereka. Mereka memanfaatkan sarana apa pun unfuk mendapatkan
hadits.
Bukti mengenai hal di atas di antaranya kabar yang diriwayatkan dari
Umar r.a. Ia berkata

$\ rt!:g'oi Je
ato'-
t#y
"Belajgrlahsebelumhamumenjadipemimpin."rea

Umar juga berkata,

('.:rr;li b'ii K'A0'At?i r-r F


arilah faraidh (ilmu tantang ha,t onsan) ilan
" P elaj As- Sunnah, s eb agai-
tnwvt hamu manp elaj an Al- Qur' 61.' ws

Abu Dzarr merupakan contoh yang sangat baik dalam aktivitas pe


nyebaran kebenaran dan penyampaian Sunnah Rasulullah saw.. Diriwayat-
kan darinya batrwa ia berkata
"Jiha hamu meletahhan peilang yang amat tajam di atas ini (ilan ia
manunjuh tanghuh lehemya), hemuilian iahadah melahsanahan satu
halimat yang saya ilengar ilan Rasulullah saw. maha sebelum hamu
mengiztnhon saya (untuh melahsanahannya) , nrscaya ahan saya tanbus-
han pedang itu (atas taryhuh lehermu) ."re6

194 FathubBari,hlm. 175, juzI.


L95
Jami' BaNn al:Ihm wa Fadhlk,lim. 34, la It
l% Fahd-Bari,hkn. 170, juzI.
Bab tl: As-Sunnah pada *lasa Sahabat dan Tabi'in 187

Abu Dzarr bukanlah pembawa hal yang baru Oid'ah) dari kalangan
sahabal Ia justru salah seorang di antara beribu-ribu orang yang memiliki
andil dalam memelihara AsSunnah
Abu Qilabatr meriwayatkan bahwa Ibnu Mas'ud berkata, "Carilah ilmu
sebelum ia dicabut dan dicabutnya ilmu adalatr (dengan cara) hilangnya
(kematian) oftmg yang mempunyai i1rru.n1e7 Abu Qilabah melarang bid'ah
dan memerintahkan unhrk mengikuti AsSunnah. Ia berkatra, "Sederhana
dalam (melaksanakan) As-Sunnah itu lebih utama daripada berijtihad
dalam hal bid'ah.'1e8
Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib, berkata,

4. u::^;- rir;' Y! 'Sy,U+irtf6t ril; Y


" aling b erhunjunglah dan lahuhan mudzakar ah (p enghaj ian s e c ar a
S
b er s ama- sama) terhadop hadits. J iha hamu tidah melahuhan hal itu maha

hadits itu ahan hilang."ree

Amr bin Ash berdiri di tengatr kelompok studi bangsa Quraisy, kemu-
dian ia berkata, "Mengapa kamu mengabailon anak-anak muda ini? Jangan
kamu lakukan itu. I-apangkanlah tempat untuk mereka, perdengarkan
hadits kepada mereka, dan berikan pemahaman kepada mereka tentang
hadits karena mereka adalah kaum berusia muda (yunior) yang harus
dibimbing dan kelak akan menjadi anggota kaum berusia hta (senior) yang
memberikan bimbingan kepada orang lain). IGmu-dahulu-adalatr ang-
gota-anggota kaum yang berusia muda dan pada saat ini kamu adalah
anggota kaum yang berusia fua."ffi
Ibnu Abbas memberikan motivasi kepada para muridnya unhrk me
lakukan rnud,zaharah terhadap hadits. Ia berkata "Lak'ukanlah mudzakarah
terhadap hadits ini agar ia tidak lepas darimu karena ia tidak seperti Al-
Qur'an. AlQur'an itu telah dihimpun dan dihafal. Dan, jika tidak melakukan

L97 7o6rp;ro1, al-Huffazh hlm. 15, juz I dan Maima' az-Zawaid, hlm. 125, juz L Dan, lihat
motivasi yang diberikan oleh Ibnu Mas'ud untuk melakul<an mudzaharah terhadap hadits, dalam
Ma'ifah'Uum al-Hadi8 hlm. 141.
Le8 16;7.
Lw
Wraf Ast?hab al-Hadi8,hlm. 99 dan lihatjugaMa'rW'Ulum al-Hadib, hkn. 60 dan 141.
2N Syorof e*nob al-Hodits,hlrn.89: b.
188 Hadits Nabi Sebelun Dibukukan

rnudza,karah terhadap hadits ini, niscaya ia akan lepas darimu. Janganlah


salah seorang di antara kamu berkata 'Kemarin saya meriwayatkan hadits,
hari ini tidak.' Ia harus meriwayatkan hadits kemarin, hari ini, dan esok hari."
Ibnu Abbas juga berkata, Tika engkau mendengar sesuatu (hadits) dari
kami maka lakulonlah mud,znkarah di antara kamu terhadap hadits itu."201
Abu Said al-Khudzri mencintai parapenuntutilmu dan iamelapangkan
tempat untuk mereka. Seringkali ia berkata, "Pelajarilah hadits.hadits
(Rasulullah saw.) karena sebagian hadits ifu mengingatkan sebagian yang
lain."n2

Di antarayang diriwayatkan dariAbu Umamah al-Bahili adalah bahwa


ia berkata kepada para muridnya "Sesungguhnya majelis ilmu ini adalah
tempat untuk menyampaikan wahyu Allah kepadamu dan sesungguhnya
Rasulullatr saw. telah menyampaikan apa yang beliau diuhrs oleh Allah
unfuk menyampaikannya. Adapun kamu maka sampaikanlah dari kami
sebaik-baik sesuafir yang kamu dengar dari kami." Menurut suafir riwayat
Abu Umamatr meriwayatkan banyak hadits kepada mereka dari Rasulullah
saw.. Ia berkata, "Ikatlah (tulislah) hadits-hadits itu. Sampaikanlah (hadits
hadits itu kepada oftmg lain) dari kami sebagaimana kami menyampaikan
kepadamu."m3
Demikianlah para satrabatyang mulia saling berwasiatkepada sesama-
nya untuk menghafalkan hadits dan melakukan pengkajian terhadap
hadits. Juga mendorong para murid mereka melakukan hal yans sama dan
memotivasi mereka menyampaikan apayang mereka dengar kepada orang
lain.
Para tabi'in dan tabi'it-tabi'in mengikuti jejak para sahabat. Mereka
berwasiat kepada anak-anak dan murid-murid mereka unhrk menghafal
AsSunnah dan menghadiri majelismajelis ilmu. Urwatr mewasiatkan hal
itu kepada anak-anaknya.2@ Alqamatr menumbuhkan sikap berani para

201 3*rolb1thab al-Hadits,hlrn. 99: a dan lihatlah riwayatyang sama dalamal-Jami' li Ahhla4

ar-Rawi wa Adab as-Sami', naskah ad-Dhahiriyah, hlrn. ,l8. : b.


202 Staraf Ashhab al-Hodi8,hlm. 100: a
203 5roroItrt\rhab at-Hadib,hlrn. 100: a-
2Mlrhatlhaboqotbin tu'd,hht134135, bagian kedua juz II, danhhatat-Muhaili9al-Fadhil,
naskah Damaskus, hlrn. 15: b, juz I.

I
Bab ll: As-Sunnah pada *lasa Sarra0at dan Tabi'ln 189

muridnya unfirk melakukan rngkajian terhadap hadits.zos Abdurratrman


binAbi Lailaberkata "Menghidupkan hadits adalah (dengan cara) melaku-
kan mudzakarah terhadapnya maka lakukanlah mudzakaraft di antara
kamu.ffi Di kalangan ulama sangat dikenal sua!.r ungkapan, "Lakukanlah
mud,zahnrah terhadap hadits karena (suatu) hadits dapat membangkitkan
perhatian kepada hadits (vang lanl.wt
kbih daripada itu, sebagian orang fira membangkitkan semangat anak-
anak mereka untuk menghafal hadits dan memberi berbagai macam
hadiah kepada mereka ketika mereka hafal suahr hadits. Contoh mengenai
hal ini adalah kabar yang diriwayatkan oleh an-Nadl bin al-Harits, ia
berkata, "Saya mendengar Ibrahim bin Adham berkata, Ayahku berkata
kepadaku, TIai analiku, carilah hadits. Maka, jika engkau mendengar suafir
hadits dan engkau menghafrlnya maka engkau mendapatkan satu dirham
(sebagai hadiatr).' Kemudian, saya mencari hadits.'"ru

Hal ini adalah salah satu cara yang mendasar agar mereka mau
menghafal dan mempelajari hadits. Mungkin saja, dalam pandangan anak
kecil, hadiah-hadiah itu merupakan tujuan akhir, nilmun tidak selamanya
demikian. Ketika ia telah terbiasa menghaial hadits dan jiwanya haus unhrk
mengetatrui hadits maka akan tampak baginya fujuan yang sebenarnya. Ia
akan mengetahui nilai dan manfaat hadits dan mengetatrui maknanya.
Hadits ihr pun akan menjadi sesuatu yang selalu dirindukannya, baik
hadiah-hadiatr ihr tetap diberikan kepadanya ataupun tidak.
Banyak kabar yang mengisatrkan tentang kesiapan para penuntrt ilmu
untuk menunhrt ilmu. Kesiapan mental ini tiada bandingannya, yang
semata-mata didorong oleh kecenderungan jiwa. Sebagian dari merekr
yang begitu mendalam kecintaannya terhadap hadits-bersedia mengabdi
kepada oftrng lain hanya untuk mendengar safu atau dua hadits.m

D5 [ih"tSya"af Ashhab al-Hadits, hlrn. 100: a.dnhhatKitab al:Ilm,Zahirbin Harb, hlrn. 189:
b.Dalamkitab ini dikemukakan sebagian riwayatdi atas. Demikian pula dalamcl-tami'li Ahhlaq ar-
Raui wa Afob as&zrd', hlrn. 46:b danal-Muhaddib al-Foshil hlrn. 129: b, 130: b.
26nid.
Zat n;a.
28 Syrof l*hab al-Hadia, hlm. 90. Ibrahim bin Adham hidup semasa dengan ats:Tsauri.
Diduga ia meninggal pada tahun 161 H. Ia bersilat wara' dm termasuk seorang pejuang. Lihat ct
Bifuyah wa an-Nilw1uh, hlm. 135, juz X
209 Suryan bin Uyainatr meriwayatkan, ia berkata 'Ayahku berprofesi sebagai penukar mata
190 Hadtts Nabl Sebctum Dlbukukan

Pada masa ihr, di antara par:a pencari hadits terjadi persaingan secara
ilmiah. Orang yang cerdas (adz4znh| adalah orang yang mampu meng-
hafal hadits-hadits pada bab tertentu. Al+nuiiddu'orang yang giat dan
sungguh-sungguh' adalah orang yang cepat datang menemui seorang
satrabat dan mengarnbil hadits darinya sebelum ia meninggal, dan al+nuflih
'vang sukses'adalah orang yang memperoleh kecintaan guruny4 belajar
sendiri kepadanya, menulis hadits dan belajar hadits darinya Hadits yang
difirlisnya itu kemudian dikoreksi oleh gurunya.

Kita lihat, betapa para pecinta hadits dengan sungguh-sungguh men-


cari ilmu yang mulia dan berlombalomba mendapatkannya2lo dan jumlah pe
nunfut ilmu bertambatr banyak sampai batas yang sangat menyejukkan hati.
Ada seorang satrabat meriwayatkan hadits kepada banyak orang, lalu ia
didatangi oleh orang lain png hendak meriwayatkan hadits ifir darinya Maka
ia pun naik ke rumatrryra dan menlxampaikan haditshadits kepada mereka2ll
Anas bin Sirin berkata, "Saya pergl ke Ifufatr. Sebelum sampai di al-
Jamajin, saya melihat 4.000 orang sedang mencari hadits.'212 Dalam

uang di Kufrh. Suahr ketika ia membawa kami ke Mekatr. Setelah beberapa saat kami beristirahat
di masjid unhrk shalat zuhur. IGtika saya sampai di pintu masjid, tibatiba datang seseorang berusia
lanjut denean mengendarai seekor keledai. Ia berkata kepadaku, Ndt jagalah keledai ini sampai
sayamasukmasjid dan selesai shalaL'Sayamenyahut, Tidakmau, kecuali jikaengkau menyampai-
kan hadits kepadaku.' Mendengar jawabanku, ia bertanya, 'Apa yang engkau perbuat terhadap
hadits?' Ia meneanggapku masih anak-anak Saya berkata, Sampaikanlah hadits ayahku.'Ia berka@
'Jabir bin Abdullah dan Ibnu Abbas meriwayatkan hadits kepadaku 0rami).' IGmudian ia meriwayat-
kan delapan hadits kepadaku dan oleh karena ihr, saya bersedia menjaga keledainya dan saya
hafrlkan hadits yang dikatal,unnya kepadaku. Setelah shalat dan keluar dari masjid, ia bertany4
'Apakah manfrat hadits yang srya riwayatkan kepadamu? Atau, engkau bermaksud menahanku?'
Saya menjawab, 'Engkau meriwayatkan hadits kepadaku demikian dan meriwayatkan hadits
kepadaku demikian.' IGmudian, di hadapannya saya mengulangi hadits yang ia riwayatkan kepada-
ku. Ia berkata, 'Semoga Allah memberkahimu. Datanglah besok ke majelisku.' " Ternyata ia adalah
Amr bin Dinar (4&126t0. Uhatal-MuWia al-Fashil, manuslaip Damaskus, hlm. 16 b17 : a-
21015"1 al-Muhaddits at-Fashil,hlm. 143: b. Dalam kitab ini dikemukakan banyak kabar
tentang hal di atas.
2Llyhr 17S;1ob al-'Ilm,Tahkbin Harb, hlm. 192.
212 n1-74n7*4tr;1t al-Fashil, hlrn. 81 : a Di tempat tinggal pendeta al-Jamajin pernah terjadi
peperangan yang sangat terkenal antara al-Haiiaj dan Abdurrahman bin al-Asy'ats (82 ID. Pada
peperangan itu, Abdurrahman bin al-Asy'ats dan banyak ahli bahasa Al-Qur'an terbunuh. Lihat
Tarihh ath-Thabari,lim.157, juz V. Tempat tinggal pendeta al-Jamajin terletak di pinggir kota Kuiah,
berjarak hrjuh tursalfi (1 farsakh = 3 1/4 mil) dari kota Itufrh. Mu'iam al-Bdtun,lim. 131, juz IV.
Dab tt: As-Sumah pada ltasa Srtrbot dan fabl'tn l9l

riwayat yang lain, fuias menambahkan, "...dan 400 orang yang telatt
bedlmu.'213
Menurut catatan sejarah, Kufrh perpatr menjadi pusat perhatian atrli
hadits. Dan, aktivitas ilmiatr dalambidaqg ini tidak hanya terbatas di kota
kota tertentu, tetapi meliputi seluruh wilayah Kufah. Di masjid Jami'
Damaskus terdapat kelompok-kelompok ilmiah Abu Darda yang meqg-
himpun lebih dari 1.500 murid2la selain kelompok ilmiah di baw4h birrr
bingan ahli€hli agarna di Darnaskus, yaqg para muridnrra menulis semua
hadits yang diterimanya.2ls Kelompok-kelompok ilmiah yang sama ter-
dapat pula di Himsh, Halb, Fusthath, Bashrah, Kufah, dan Yaman, di
samping kelompok-kelompok ilmiah yang tendapat di Mekah dan Madinatt.
IGlompok-kelompok ilmiah di Madinatr menjadi senurcam taman. Di stni,
seorang penunfirt ilmu dapat memilih ilmu yang ia kehendaki"216

Pada masa Abdul Malik bin Marwan, seoftlng L*ralifrtr dari Khilafrtt
Umawiyatr, Masjid al-Haram penuh sesah oleh para penuntrt ilmu. Khalihtl
merasa kagum dengan aktivitas mereka ketika ia merUunjuqgi rnasiid iur.
Dalam masjid itu, ia menernukan kelompok-kelompok studi yang tidak
terhitrrng jumlahnva yang meqghimpun putrapufti kaum muslimin dan
para penuntut ilmu. Para pembimbiqg kelompok strrdi ihr antala lain Atha',
Said bin Jubair, Maimun bin Mahar, Maldrul, dan Mujatrid. Ia mendorong
putaputi Quraisy untuk menunfut ilmu dan teruq menunhrt ilmu.217
IGpada umat ini, Allah menakdirkan adanya para guru yang memiliki
ilmu dan dasardasar pendidikan, yarlg menjadi besar dan matang di bawatl
bimbiryan Rasuhrllah saw. dan para sahabatyaqg mulia Ictika itu, para
peqgajar bersungguhsungguh dalam mengajar murid-mtrid mereka dan
orang yang dahng ke majelis ilmu mereka Mereka sangat memperhatikan
generasibaru.
Sebagai bukti tentang hal di atas dapat dikemukakan contohontoh
sebagaiberikut

2L3 4-7'4n1to74i6al-fbs[4 hkn 135: b.


2ll ylr6rlqorihh al-Kabir,Ibnu Asakir, hkn @,'Itrzl-
2rS 6;6.
216 l;}rrt at-M tthaaa* ol-fbsft rI, hlm. 9b.
2L7 16;4,trlnr. 35: b36.
199 Hdtts Nabl Sebctun Dlbntukan

Ismail bin Raja'-salatr seorang yang hidup sezaman dengan al-Amasy-


mengumpulkan anak-anak dan mengajarkan hadits kepada mereka2l8
Seseorang, yaifu Sulaiman bin Mahran, bertemu dengan al-Amasy,
yang ketika itu sedang mengajarkan hadits kepada anak-anak Ia bertanya
"Engkau mengajarkan hadits kepada anak-anak ifu?" Al-Amasy menjawab,
"Anak-anak ifu sedang menghafrl (ajaran) ogilnamu."2le
Mathraf bin Abdullah berkata "Engkau lebih,saya sukai unhrk duduk
bersama daripada keluargaku. "220 Suryan atsTsauri berkata, Tika mereka-
-fitu para pencari hadits-tidak datang kepadaku maka saya akan datang
kerumatr merel<a.ryl

IGpada semua penuntut ilmu diajarkan masalah hadits, etika terhadap


hadits, dan perasaan hormatterhadap hadits .m Parapencari hadits sangat
menghormati guru mereka bangga mengabdi kepada mereka, dan mem-
peroleh hadits dari mereka. Mereka sangat sopan dan hormatkepadapara
guru, baik ketika menerima materi pelajaran maupun ketika berdiskusi.
Dari kalangan satrabat dan tabiin ditemukan nasihat-nasihat untuk para
pencari ilmu.%
Adapun tentang kelompok-kelompok studi, para pembimbingnm dan
metode pengajaran merek4 hal ini memerlukan kajian tersendiri. Tentang
hal ini kita menemukan kabar-kabaq yang jika dihimpun, lebih dari satu jilid
buku. Namun, karena keterbatasan tempat kabar-kabar ifu tidak mungkin
dikemukakan semua. I(ami merasa orkup mengemukakan secara singkat
metode pengajaran para satrabat dan tabi in.
Dalam hal ini, pertama-tama yang perlu kami kemukakan adalatr garis
garis besaryang dinilai sebagai dasaryang sangatpenting dalam pendidik-
an kontemporer. Dasardasar ifu antara lain adalatr sebagai berikuf

218 y1r^1 11;1o6 al-'Iln, 7allr bin Harb, hlm. 190.


219 5*ro7trt1r1*b al-Hatlif,,hlm. 89: a dan lihat al-Muhaddia al-Fashil,nasl<ahDamaskus, hlm.
15, juz I.
2n StarafAshhab al-Hadits,h1m. 102: b.
22L Syara| Ashhab at-Hadifs, hlm. 103: b. Dikenal suatu riwayat dari Urwah bahwa ia
membebani orangorang lain untuk mendapatkan haditsnya-
222 y571 Thabaqat bin tu'd,hkn. 345, juz V.
223yyr^1o1-'4rd al-Farid,hlrn. 78, juz II.
Bab lt: As-Sunnah pada hlasa Sahabat dan Tabl'ln 193

7. Memperhatikan Kondisi Orang yang Meriwayatkan Hadits


Para sahabat dan tabfin memperhatikan secara cermat kondisi para
muridnya. Mereka tidak meriwayatkan hadib kepada para murid kecuali
hadits yang sesuai dengan daya tangkap mbreka. Mereka menjelaskan
hadits-hadits dan relevansinya sehingga para murid mengetatrui apa yang
diriwayatkan oleh guru-guru mereka.
Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud bahwa ia berkata, "Sesungguhnya
seseorang meriwayatkan hadits kemudian hadits itu didengar oleh orang
yang akalnya tidak mampu memahami hadits itu maka hadits itu justru
akan menjadi fitrah baglnya.'z%
Pada saatyang lain, Ibnu Mas'ud berkata, 'Tidaklah engkau meriwayat-
kan suatu hadits kepada suatu kaum, sedangkan hadits itu tidak dapat
dijangkau oleh akal mereka, kecuali hadits itu justru akan menjadi fitratr
bagi sebagian dari mereka."zs
Diriwayatkan dari Hammad binZud, ia berkata,'Ayyub berkata,
Janganlatr engkau meriwayatkan hadtts kepada orang{rang yang tidak
mempunyai ilmu tentang hadits karena hal ifu justru akan menimbullon
bahaya bagi mersl€."226

2. Meriwayatkan Hadits kepada Orang yaag Layak Menerimanya


Sebagaimana para sahabat dan tabi'in memperhatikan kondisi para
perawi hadits, mereka juga berusaha menyebarkan hadits hanya kepada
olzmgorangyang mampu menerimanya. Mereka tidak mau meriwayatkan
hadits kepada orang{rang bodoh dan orang yang menuruti hawa nafsu.
Mereka berusatra secara maksimal agar oftu1g yang menghadiri majelis
majelis ilmu mereka hanyalatr para penuntut ilrnu sejati.
Ddam hal ini, azZuhiberkata, "Menurut saya tidak baik menyebar-
kan hadits kepada orang yang tidak layak menerimanya"2z Menurut al-
Amasy, meriwayatkan hadits kepada orang yang tidak layak menerirumya

2% ll-Jami'li Akhlaq al-Rawi wa Adab os-Sami',hlrn. 129: b.


225 7o6rp;rslt al-Huffazh, hlm. 15, juz I. Hal yang sama diriwayatkan dari Ubaidillah bin
Abdullah bin Utbah. Uhat al-Muhaddits al-Fashil,hlrn. 143:b.
226 Al-Ian|li
Ahhlaq ar-Rawi wa Adab os$ami',hlrn. 129: b.
2zl Al-Muhaddih al-Fashil,hkn. 141: a.
194 Hadlts Nabi Sebelum Dibukkan

sama dengan menyia-nyiakan hadits.z8 Sering sekali ia berkata sebagai


berikut

4.i:6i ,:tLf Jt i'Jitr ri;Y F


"Janganlahenghaumanaburhanmutiarafu huhu-kuhubabi.Dzze

Ungkapan itu berarti, janganlah engkau men*ayatkan hadits kepada


orang yang tidak layak menerinumya.
Ketika al-lfmasy melihat Syu'bah bin Hajjaj meriwayatkan hadits
kepada suahr kaum, ia berkata kepadanya, "Celaka engkau, hai Syubah.
Engkau mengganhrngkan mutiara di leherJeher babi."K
Mujatrid bin Sa'id berkata, "Asy-Syabi menyampaikan suatu hadits
kepadaku kemudian aku meriwayatkannya darinya." Kemudian datanglah
suatu kaum kepada asy-Sya'bi untuk menanyakan hadits itu. Kepada
mereka, asy-Syabi menjawab, 'Saya sama sekali tidak meriwayatkan hadits
itu.' I rlu mereka datang kepadaku untuk menanyakan hadits ifu. Saya
mendatangi asy-Syabi dan bertanya,'Bukankah engkau menyampaikan
hadits itr kepadaku?'Ia menjawab, 'Saya menyampaikan hadits itu kepada-
mu sebagai orang yang memiliki hikmatt, sedangkan engkau menyampai-
kan hadits ifu kepada orang{ftrng yang bodoh.'"Br
Dan, asy-Syabi berkata, "Ilmu ini hanya layak dicari oleh orang yang
pada dirinya terpadu dua hal, yaihr ibadatr dan akal. Jika ia adalatr orang
yang berakal (bisa berpikir) tetapi tidak beribadatr maka dikatakan ia tidak
akan memperolehnya, dan jika ia orang yang biasa beribadah, tetapi tidak
bisa berpikir maka dikatakan ilmu ini hanya bisa diperoleh oleh orang-
orzmg yang berakal."a2
Sebagai penuhrp bagian ini, saya akan mengemukakan sikap hati-hati
T:udah bin Qudamah233 terhadap orang yang mencari hadits kepadanya,

22IlaLMuhaddi* al-Fashil,hkn. 141:a


2D nia.
230 n1-74u7ro67;1t al-Fashil,hlrn. 142: a-
231 76;4.,1r1rn.141: b. Bisa jadi asy-Sya'bi mengingkari apayang dilakukan oleh Mujahid karena
ia khawatir kaum yang bodoh itu mengambil hadits yang ia riwayatkan kepadanya sebagai jalan
unfuk menurutkan hawa nafsu mereka
232 7o7r1;ro1t al-Huffazh, hlm. 7 7, juz l.
233 Uhat biograt nya dalamTadzkirah al-Huffazh, hlm. 194, juz L Ia meninggal pada tahun 161 H.
Bab tl: As-Sunnah pada *lasa Sahabat dan Tabi'in 195

dengan maksud memeliharaAsSunnatr yang suci.


Amr bin al-M rt:Jab az-Azadt meriwayatkan, " T:ridah frdak meriwayatkan
hadits kepada seseoftrng sehingga irterlebih dahulu-mengujinya. Mak4
iiko-Z:ridah tidak mengenalnya maka ia bertanya kepadanya, Dari mana
engkau?'Dan, jika ia adalatr penduduk setempat maka ia bertanya, 'Di
rulna mushalamu?' Ia bertanya sebagaimana seoftrng hakim menanyakan
barang bukti. Jika ia menjawab maka ia menanyakan jawaban tersebuL Jika
ia (calon perawi hadits) adalah ahli bid'ah rnakaZaidahberkata kepadanya,
Janganlah engkau kembali ke masjid ini.'Sebaliknya, jika diketahui ia
adalah oftrng yang baik maka ia mendekatinya dan meriwayat-kan hadits
kepadanya.
Pada kesempatan laLfi, Taidah bin Qudamah ditanya, 'Hd Abu ash-
Shalt! Mengapa engkau bersikap demikian?'Ia menjawab, 'Sayatidak suka
ilmu itu mereka miliki, kemudian mereka menjadi pemimpin-pemimpin
yang dibutuhkan oleh umat Islam, kemudian mereka mengganti ilmu ihr
sekehendak mereka.' "2il
Bisa jadi orang menduga batrwa sikap ketatT-aidah itu berarti sikap
menghalangi penyebaran ilmu dan tindakannya ihr bertentangan dengan
misi para pengajar dan pemberi pefunjuk. Namun, sebenarnya tidak
demikian. Cara yang ditempuhnya ifu merupakan salah satu cara untuk
memelihara As-Sunnah, sebagaimana ia menghalangi ahli bid'ah dan ahli
ahw a' (yang menurutkan hawa nafsu) untuk memperalat hadits yang mulia
atau mengubahnya sesuai dengan hawa nafsu.

3. Mencari Hadits setelah N-Qur'anul-Karim


Adalah suatu hal yang pasti batrwa kaum muslimin memperhatikan,
menghafal, mempelajari, membaca, memahami, dan menafsirkan Al-
Qur'an. Para ulama hadits bersepakat batrwa tidak selayaknya seseorang
mencari hadits kecuali setelah ia membaca dan menghafal Al-Qur'an,
seluruhnya atau sebagian besar darinya Setelah itu, bamlah ia mendengar
dan menulis hadits dari para guru. Banyak di antara para perawi hadits
tidak menerima para murid pada kelompok-kelompok studi kecuali setelah
mereka meyakini bahwa para murid itu telah mempelajari dan-paling

Zil et-*tuhaddi* al-Fashil,hkn. 142: b.


196 Hadits Nabt Sebetun Dibukukan

tidak-haf al sebagian Al-Qu/an.


Mengenai hal di atas, Hafsh bin Ghiyats berkata "Saya datang kepada
al-Amasy kemudian saya berkata, 'Riwayatkanlah hadits kepadaku!'Ia
menjawab,'Apakah engkau haial Al-Qur'an?' Saya menjawab, Tidak.' [alu,
ia berkata kepadaku, 'Pergilah, haialkanlah Al-Qur'an, kemudian barulah
aku bersedia meriwayatkan hadits kepadamu.' " Hafsh berkata "Kemudian
saya pergl untuk menghahl Al-Qufan. Lalu, saya datang lagi kepadanya. Ia
meminta saya unfuk membaca Al-Qur'an dan saya pun membacanya.
Setelah ifu, barulatr ia meriwayatl<an hadits kepadaku."re

4. Ttdak Mencari dan Meriwayatkan Hadits Mung!<ar


Para satrabat dan tabi'in khawatir menyebarkan haditshadits lemah.
Mereka melarang untuk meriwayatkannya dan mereka menunfut dilaku-
kan pembuktian dalam periwayatan hadits, sebagaimana yang telah kami
kemukakan. Mereka mendorong periwayatan hadits-hadits yang telah
dikenal dan menyebarluaskannya kepada para penunfirt ilmu, terlebih
kepada para penuntut ilmu pemula-
Diriwayatkan dari Amirul Mukminin, Ali bin Abi Thalib, ia berkata,
"Riwayatkanlah kepada manusia hadits-hadits yang mereka kenal dan
tinggalkanlah haditshadits yang mereka inglori (mungkar).,{pakah kamu
menyrkai Allah dan Rasul-Nya didustakan?"ts6
Menanggapi perkataan Ali di atas, Imam adz-Dzahabiberkata "Imam
Ali r.a melarang periwayatan hadits mungkar dan mendorong periwayatan
hadits yang sudah dikenal (masyhur) ." Ini merupakan langkah besar untuk
menuttrp tersebarnya haditshadits tentang fadhail keutanraan-keutama-
arr','aqaid'akidah', keyakinan', dan raqaiq (perihal perbudakan). Dan,
tidak ada jalan untuk mengetahui hadits-hadits itu kecuali dengan me
lakukan penelitian secara cermat terh adap iial alhad,its.'w
Adapun hadits-hadits mungkar, hadits-hadits syadz beserta sanad-
sanadny4 dan haditshadrts maudhr"palsu', semuanya telah dihaial oleh
para syekh sehingga ketika kepada mereka disebutkan suatu hadits,

2fi AlMnhrddit al-Fashil,naskah Damaskus, hkn. 19, juz I.


Zfi Tadzhirah al-Huffuztr,hlm. 12-13, juz l, dan Fathut-Bafr, hlrn. 2fi5, juzL
217 Tatukirah al-Huffazh,hlrn. 12-13, juzI.
Bab tt: As-Sunnah pada *lasa Sahabat dan Tabl'ln 197

mereka bisa menjelaskan statusnya. Mereka meriwayatkan haditshadits


itn kepada para murid setelah menjelaskan 'illat'acaf haditshadits ihr dan
setelah para murid itu menyelesaikan tahapan kaiian dengan nilai baik. Hal
ini menjadi jelas ketika kitaberbicara tentang hadits palsu.

5. Variasi Materi dan Selingan untuk Mengfiindari Rasa fenuh


Para sahabat dan tabi'in menyadari bahwa mereka harus melakukan
sesuatu yang dapat memelihara semangat para murid mereka. Mereka
mengharapkan tercapainya tujuan pemberian materi pada kelompok-
kelompok strdi mereka. Untrrk mencapai hrjuan ini maka pada suafir saat,
mereka mengkaji hadits yang berbeda, dan pada saat lain berbicara di
kalangan kaum laki-laki. Pada suatu ketika, mereka mengemukakan
pedalanan hidup Rasulullah saw. dan pada saat lain menyebutkan sebab
sebab kelahiran hadits dan relevansi satu hadits dengan hadits yang lain.
Dengan begitu, kajian hadits menjadi sangat menarik. Para murid
terangsang mendalami hadits karena materi kajian demikian bervariasi
dan mencakup banyak persoalan agama dan kehidupan dunia. IGrena
khawatir timbul kejenuhan pada jiwa para muridnya maka para guru
kelompok-kelompok studi ihr menyelangi pelajarannya dengan nasihat,
sebagaimana dilakukan oleh Rasulullah saw. dan para sahabat setelah
beliauwafalm
Sayyidah Aisyah juga mewasiatkan hal di atas kepada tabi in. Ia berkata
kepada Ubaid bin Umar, 'Takuflatr kamu dari membuat manusia jenuh dan
membuat mereka berpufu s asa."Be
Oleh karena itu, mereka tidak berlama-lama melakukan kajian di suahr
majelis untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Imam azZuhiberkata
Tika pengkajian di suatu majelis berlangsung lama maka setan mengambil
bagian di dalamnva."zo Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa ia-setelah
selesai meriwayatkan hadits kepada para perawi-berkata, "Selingilah
dengan syair dan lain-lain." Diriwayatkan dari Abud-Darda'r.a. batrwa ia
berkata, "Saya menyiram hatiku dengan suafu hiburan agar lebih siap

238 Iihat keterangan ini dari Abdullah bin Mas'ud dalam Musnod Imam Ahmad,hlm.2u,
hadits ke3.581, juzY dar, Jami' Bayan al:Ilm,hlm. 105, juz I.
%9 et-lamt li AhJ*q wa Atub as-%mi',hlm. 136: a-
N lbid.,hht:lfil:a
198 Hdtts Nabl sebelun Dlbukukan

menerima kebenaran."zl
Untuk menghibur diri, di majelis mereka kadang-kadang para satrabat
membaca sebagian syair dan kisah kenangan kehidupan mereka pada
rnasa jahiliah. Unhrk sementara, mereka mengganti materi kaiian untuk
menumbuhkan semangal Diriwayatkan oleh Abu Khalid al-Wali, ia ber-
kata, "Saya duduk di majelis-majelis ilmu sahabat Nabi saw.. Mereka
menyanyikan syair-syair dan saling mengenang hari-hari kehidupan
mereka pada masa jatriliah .42 Azztlhimeriwayatkan hadits, kemudian ia
berkata, "Bacalatr syair dan sampaikan hadits-haditsmu karena telinga
mempunyai rasa jenuh dan bosan dan jiwa mempunyai kegetiran (ke
kesalan) ."2{r Dan, azZuhiberkata "sekali-sekali hiburlah hatimu."%

6. Memuliakan dan Mengagangkan Hadits Rasulullah saw.


Telah saya kemukakan bagaimana para satrabat dan tabitn berpegang
teguh kepada AsSunnatr dan mendahulukannya di atas segala sesuatu
setelah AlQut'an. Mereka tidak mau menerima pendapat di samping As
Sunnah, betapa pun baiknya pendapat itu dan betapa pun tingginya
kedudukan pemilik pendapaL Selain berpegang teguh kepada AsSunnah,
mereka memuliakan majelis-majelis hadits dan mengagungkan para
penghafal hadits. Semua orang, baik guru maupun murid, menjaga etika
terhadap hadits Rasulullatr saw..
Diriwayatkan dari al-lllmasy, dari Dhirar bin Murrah, ia berkata,
"Mereka (sahabat dan tabiin) tidak mau meriwayatkan hadits dari Ra-
sulullah dalam keadaan tidak berwudhu.4s Dur,jika hendak meriwayat-
kan hadits, sedangkan ia tidak dalam keadaan berwudhu maka al-Amasy

24L bi at:Taubihh li man Dzamma at-TariHt,hlm. 41. Yans dimalsud dengan hiburan
fl-I'lan
adalah hiburan yang diizinkan oleh syara- dan dapat memperbarui semangal
Jami' Bayn al:Ilm,trlm. 105, juz I.
242

243 76;7.,hlrn 104, juz I. Ungkapan ":, jt" q(Ar (seseorang memuntahkan
berarti " 1; 'u
dari mulutnya) dan ungkap n " c;-;li !; " berarti " y. Ui ;?" ('membuang dan merasa bosan
dengan berita itu) lhta" t;lr" berarti " ,pl e';At; (menyenangi sesuahr). UhatalQamtts al-
Muhith.
ZLa n;a.,hlm. lo5, juz I.
245lani'Bayn al:Ilmeoa Fadhlih,lim.198, juz tr, dan al-Muhaddits al-Fashil, hhn 147:a-
Bab ll: As-Sunnah pada hlasa Sar,abat dan Tabl'in 199

bertayamum.rc Qatadah berkata "Disunnahkan hadits-hadits yang ber-


sumber dari Rasulullah saw. itu tidak dibaca kecuali (pembacanya) dalam
keadaan suci." Menurut suatu riwayat, dikatakan, "...kecuali pem-bacanya
dalam keadaan berwudhu ."247 Halini diriwayatkan oleh banyak ulama
Satd bin MusayyaFyang sedang terbaring karena sakit-menyebutkan
suatu hadits dari Rasulullah saw. dengan berkata "Dudullkan saya karena
saya tidak suka meriwayatkan hadits dari Rasulullah saw., sedangkan saya
dalam posisi berbaring."ru

Ar-Ramahurmvziberkata, "Kebanyakan dari mereka bersuci terlebih


dahulu ketika hendak meriwayatkan hadits. Orang alim mengenakan
pakaian yang terbagus lalu berwudhu, seperti berwudhu unhrk shalaL"
Bukti mengenai hal ini, misalnya, perkataan Abu al-Aliyah, 'Jika saya
hendak meriwayatkan hadits dari Rasulullah saw. maka saya mengenakan
pakaian yang bersih." Demikian pula Malik r.a.. Jika hendak keluar unhrk
meriwayatkan hadits, ia berwudhu seperti ketika hendak menunaikan
shalat, mengenakan pakaiannya yang terbaik, mengenakan kopiah, dan
menyisir jenggotnya. Suafir ketika ia ditanya, "Mengapa engkau berbuat
demikian?" Ia menjawab, "Saya meng4gungkan hadits Rasulullah sa$r.."%e
Malik sering mengajarkan hadits kepada putra-putri setiap daeratr
dengan maksud agar rumahnya tidak penuh sesak. Seorang petugas
memanggil di depan pintu rumahnya dengan herkata, "\Marga Hiiaz,
masuHah." Maka, orang{rang yang bukan warga Hijaz tidak masuk ke
rumahnya. Kemudian, ia keluar lagi dan memanggil warga Syarn untuk
masuk ke rumah.zs Ia melakukan hal itll agariumlah pencari hadits tidak
bertambah banyak. Jika jumlah mereka bertambah banyak maka per-
tanyaan juga akan bertarnbah, sementara orang yang hadir tidak memper-
oleh banyakmanfaal
Dalam kegiatan mengajukan pertanyaan, membac4 mengajukan hadits
kepada perawi hadits, dan menghadiri kelompok-kelompok studi, dikenal ada-

246 juz tr.


larr,i' Bawn al:Ilm wa Fadhlih,hlrn. 199,
%7lbid.
248 n;a.
249 yA^1 o1-yr1totr7;ts al-Fashit,hlm. 146:b.
zfi nu.,hlm. 142:a-
900 Hadlts Nabl scbctun Dlbttkuhan

qra tata krama dan prinsip yang harus diikuti. Untuk menjelaskan semua
ini, diperhrkan kitab khusus.5lDan, di dalam kebanyakan kitab tentang
musthalah hadits dan 'ulumulhadits, masalah ini dibahas dalam bab
tersendiri.

7. Melolo*an Mudzakar ah terhadap Hadits


Para pencari ilmu tidak merasa orkup hanya menghadiri majelis hadits
tanpa melakukan mud,za.h,arah terhadap hadits yang mereka dengar.
Menghadiri kelompok-kelompok shrdi bukanlah dengan maksud
menghibtrr diri dan mengisi walitu kosong sehingga seoraqg murid bisa
melalrukannya dengan sekehendak hati. Sekali-kali tidaklah demikian.
Para murid ihr hadir pada wald.r-rryalrtr tertentu yang ditetaplon oleh guru
merek4 misalnya setelah shalat subuh sampai walilr dhuha atau antara
shalat zuhur dan asar. Para murid itu berlomba-lomba datang sebelum
uxakfunlxa untuk memperoleh tempatsz
IGtika pada suafir ketika seorang guru tidak hadtr, semua murid tetap
dalam kondisi siap menerima hadits. Dan, jika suattr ketika seorang murid
tidak hadir maka sang guru akan menanyakanryra dan mencari tahu sebab
sebabnya. Batrkan, untuk mengetahui sebab ketidakhadiran murid itu,
kadang-lodang sang guru menugaskan teman si murid unfuk menanya-
kannya Tegasryr4 kelompok-kelompok strrdi pada EiISiHrIsSiI itu adalah
kelaskelas yang terahr dengan baik sebagaimana lembaga pendidikan
kitamasakini.
Oleh karena itu, para pemilik hadits sangat bersemangat menghadiri
majeli+majelis para guru mereka dan menghafal serta melakukan mudza-
harah terhadap hadits )rang mereka dengar. Hal demikian telah dilakukan
oleh para sahabat pada masa Rasultillah saw.. Diriwaptkan dariAnas bin
Malik, ia berkata, "IGmi berada di samping Nabi saw. kemudian kami
mendengar hadits darinya" Setelah meninggalkan majelis, kami melakukan

251 61pogri6 al-Baghdadi menulis suair kitab besar mengenai hal ini, berjudul al-lami'li

Ahhlaq ar-Raui wa Atbb as-Sami'. Dalam kitab ihr ia menyinggung semua hal yang berkaitan
dengan pencari hadits, guru-guru mereka, pelajaran, dan mudzaharah mereka Kitab ini masih
dalam benhrk manuskrip.
252 y1r^1Jr';ooL al-Maialis dalamal-lami' li Affilq ar-Raui wa Afob c-Sami'yangmembahas
nya secara panjang lebar.
Bab ll: As-Sunnah pada Masa Sahabat dan Tabl'in 901

mud.zakarahdi antara kami sehingga kami hafal hadits itu."253


Para tabi'in dan tabi'it-tabi'in melakukan mud,zaharah terhadap hadits
Rasulullatr saw., secara berkelompok atau sendiri-sendiri. Diriwayatkan
dari Abu Shalih as-Saman,2il ia berkata "P.ada suatu hari, Ibnu Abbas
meriwayatkan hadits kepada kami. IGrena kami tidak haial hadits itu, karni
melakukan mudzakarah sehingga kami pun hafal'ass
Diriwayatkan dari Abdurratrman bin Abi Iaila, dari Atha', ia berkata
"IGmi berada di samping Jabir bin Abdullah, kemudian ia meriwayatkan
hadits kepada kami. Setelah pulang, kami melakukan mudmkarah ter-
hadap haditsnya'zs
DiriwayaflLn dari Muslim al-Bathin, ia berkata "Saya melihat Yahya al-
Araj-ia adalah orang yang mengetahui hadits Ibnu Abbas-'berkumpul
bersama Sa'id bin Jubair di Masjid Kufrh, kemudian keduanya melakukan
mud,mharah terhadap Hadits Ibnu Abbas.as7

Murratr Abdurrahman bin Abi laila berkata 'Menghidupkan hadits


yaitn (dengan cara) melakukan mud,zaharahterhadapnya. Mak4 lakukan-
lah mud,znkarah terhadap hadits." Abdullah bin Srradad berkata "Semoga
Allatr melimpahkan rahmat kepadamu. Berapa banyak hadits yang kamu
hidupkan (kembali) setelah ia mati.as
Majelismaj ehs mud,znhara& itu berlangsung lama sejak malam sampai sa
at azansubuh.zse Sebasian dari para penunflrt ilmu menunggu habisnya wa}ilr
malam unfuk melakukan mudzakarah bersama teman-temannya Ibrahim
al-Nal*ra'i berkata "Saya merasa malam itu sangat lama sehingga s:Iya me
nemui teman-temanku unhrk melakukan mud.zaharah bersama mereka.'Ze
Diriwayatkan dari Snrbah bin al-Haiiaj bahwa ia keluar meninggalkan
Abdullah bin Aun. Kemudian, salah seorang teman Syubah mengatakan se

Zfi,$-Ianf fi fi;hlaq ar-Rawi wa AthD as'Sazd', hlm, 46:b.


254+ftanm tidakmenyebutkan nama julukannya (laqoD).Iatermasuk sahabatAbu Hurairatr
dan ia mendengar hadits dari Ibnu Abbas. UlatTahfuib at:Tahdzib, hlm. 132, juz )oI.
255 ya'7;7a11'Ulum al-Hadib, hlm. 141.
zffi x;na al-'Ilm,Tahnrbin Harb, hlm. 190:a
2fr Al-Iami'li Ahhlaq ar-Rawi ua Adab rc-Semi',hlrn 148:a
2fi Kitab ol-'Il*, ahir bin Harb, hlm. 190:a-
259 n;a.,hlm. 19r:b.
2@ Al-Iamf U Ahhlaq ar-Rawi wa Afub as-Sami',hlm. 182: b.
909 Hadlts Nabl Scbclun Dlbukukan
suatr kepadanya. Snrbatr berkata, Tangan engkau berbicarakepadaku kare
na baru saja saya menghafil sepuluh hadits dari Ibnu Aun. Saya takut lu W-'261
Demikianlatr para pemilik hadits itu melakukan mud,znkarah terhadap
hadits Rasulultah saw. sehingga hadits itu benar-benar mantap di hati
mereka dan mereka tidalr melupalrannya.
Sebagian dari mereka menjadikan kegiatan membacakan (meriwayat-
kan) hadits yang didengarnya sebagai cara unttrk menghafalnya. Jika ia
tidak menemukan orang yang meriwayatkan hadits kepadanya maka ia
akan membacakannya kepada pembantu atau anak-anaknya.

Dalam hubungan ini, diriwayatkan oleh Imam az-Zuhn bahwa ia


mencari ilmu kepada Urwatr dan yang lainnya. Kemudian, ia mendatangi
seorangwanitabudak milik Urwah f'ang sedans tidur. Ia membangunkan-
nya dan berkata kepadanya, "Si Fulan meriwayatkan hadits demikian
kepadaku dan si Fulan (yang lain) meriwayatkan hadits demikian kepada-
ku."'Budak milik Urwatr berkata "Apa pentingnya hadits ihr bagiku?" Az-
Zfinberkata, "Saya tatru bahwa hadits-tradits itu tidak penting bagimu,
tetapi baru sekarang saya mendengar haditshadits itu. Oleh karena itu,
saya hendak melakukan mudz.akarahterhadapnya dengan cara membaca
kan haditshadits ifir kepadamu (sehingsa saya hafal)."262
Suatu ketika Ismail bin Raja'tidak menemukan orang yang bisa diajak
melaknkan mudzakarahhadits. MakA ia mengumpulkan anak-anak muda
lalu meriwayatkan.hadits kepada mereka agar ia tidak lupa hadits yang
dimilikinyaffi
Seringkali diselenggarakan majelismaj elis rnudzakarah dan diskusi
antarpemilik hadits untuk mengetahui sanad hadits yang mereka miliki,
juga untrrk mengungkap sanad yang kuat dan yang lematr. Mengenai hal
ini, Yazid bin Harun berkata, "Saya menemukan banyak orang menulis
hadits dari guru masing-masing, baik yang kuat maupun yang lemah.
Mak4 jika diselenggarakan diskusi, akan diketahui mana guru (sanad)
yang kuat dan yang lemah."e

26L 16y.,ayn.47;a
2@ Tarihh al-Islam, adz-Dzahabi,hkn 148, juz V.
2Sbhatat-*tdwaa*al-Fashil,mskahDamaskus,hlrn.ls:b.'Uytn al-,rihhbar,hlm.134, juztr,
dan Taffizib at-Tattdzih,hlrn. 296, juz I
264 Al-Muhaddib al-Fashil,lim.83:b,dan!ami'liAkhtaq ar-RawiwaAdab as-Sami',hkt.l67:a.
Bab ll: As-Sunnah pada filasa Saiabat dan Tabi'in 903

Dari kajian di atas, jelas bagi kita bahwa para satrabat, tabi'in, dan tabi'it-
tabi'in sangat memperhatikan As-Sunnah yang suci dan sangat ber-
semangat mempelajari dan menyebarkan hadits Nabi saw.. Telah kita
ketahui bagaimana mereka meriwayatkan hadits kepada murid mereka
dan bagaimana mereka memperhatikan generasi muda dengan memberi-
kan pendidikan yang terbaik kepada mereka sesuai dengan petunjuk
Muhammad saw.. Kita juga mengetatrui tata krama mereka terhadap hadits
dan kegiatan pencarian hadits serta penghormatan mereka terhadap
ulama. Demikian pula semangat para murid untuk mempelajari, meng-
hafal, melakukan mudzakarah, dan memantapkanAsSunnatr di dalamhati
serta mengarnalkannya
Semua itu memberikan gambaran yang dinamis tentang kegiatan
menyangkut hadits pada masa ifir. Suatu ganrbaran yang dapat disimpulkan
dari gerakan ilmiah yang mantap yang terjadi pada masa sahabat dan
tabi'in. Gerakan itu mempunyai andil yang sangat besar dalam memelihara
Assunnah.
Apayang lcami kemukakan di atas hanyalah garisgaris besar gerakan
ilmiah yang sangat luas, yang terjadi pada masamasa awal perkembangan
Islam. I(ami dengan sengaja tidak merinci hal-hal lain, seperti usia-layak
seseorirng dalam mendengar hadits, cara meriwayatkan dan menerima
hadits, cara membacakan hadits kepada orang yang hendak meriwayatkan
hadits, dan segala hal yang berkaitan dengan tahammul (menerima dan
mendengar) ,ada'(meriwayatkan dan menyampailian) hadits; dan hal lain
png penjelasannya terdapat dalam kihbkitab musthalatr hadits dan hlurn
al+odiE.
Dari kajian ini dapatkamikemukakan suafu kesimptrlanpenting, yaifu
hadits Nabi saw. telah dihafal dan memperoleh perhatian yang besar dari
generasi masa ifu, yakni satrabat dan tabi'in. Mereka rnelakukan penukilan
(periwayatan) hadits kepada generasi setelah mereka disertai jiwa amanatr
dan ikhlas. Generasi-generasi berikutnya secara estafet menunaikan
amanat itu sehingga haditshadits itr sampai kepada kita melalui kitahkitab
induk haditshadits sahih 1t;L-clt *!;li'-t+b.

B. Tersebarnya Hadits pada Masa Sahabat dan Tabi'in


Rasulullah saw. berpulang ke rahmatullah setelah Islam tersebar ke
seluruh Jad,nhArab dan negaenegara ini menjadi benteng pertahanan
204 Hadltt Nabt Sebelun Dtbukukan

Islamyang memancarkan catrayahidayah ke seluruh penjuru dunia


Rasulullah saw. pernah membentuk pasukan di bawah pimpinan
Usamah untuk menaklukkan Syam. Namun, sebelum sempat mem-
berangkatkan pasukan itu, beliauwafit Beliau digantikan ol6hAbu Bakar
ash-Shiddiq. Kemudian, Abu Bakar mengarahkan pasukan yang dibenhrk
oleh Rasulullah saw. itu ke negaranegarabagran Syarn sehingga meluaslah
penaHukan Islam. Kekuasaan Islam pun membentang di sekitar Jaztrah
Arab. Padatahun 10 H ditaklukkanlah negara-negara Syam, yaitu Palestina,
Yordania, Suriah, libanon, serta seluruh wilayatr kak.26s Mesir ditakluk-
kanpadatatrun 20H.26

Pada masa pemerintatran Utsman, kekuasaan kaum muslimin men-


jangkau wilayatr Asia Kecil, setelah mereka berhasil menaklukkan Persia
padatahun 21H. Dan, padatahun 56 H mereka sampaike Samarkand.267
Selanjutrya panji-panji Islam berkibar di Andalusia sebelah Barat pada
tahun 93 H.2ffiTiga tahun kemudian, benderabendera Islam berkibar di atas
pegunungan Pirenia2s hingga mencapai perbatasan Cina di sebelah T'rmur.270
Para satrabat Rasulullah saw. menempati barisan terdepan pasukan
Islam dalam setiap upaya penaklukan ifu. Dan, setiap kali mereka me
masuki dan berhasil menaklukkah suatu negara, mereka mendirikan
masjid di sana271 dan sebagian satrabat dan tabiin tinggal di negara itu
unfuk mengafi.rr segala persoalan, menyebarkan Islam, serta mengajarkan
AlQur'an dan Sunnatr Rasulullah saw. kepada warga masyarakat Selain ifu ,
para lhalifatr mengirim ulama ke negara-negara baru itu. Dengan demi-
kian, bertarnbah banyaklatr junrlah sahabat yang berdomisili di berbagai
kota negara-negara itu untuk memberi pelajaran kepadawarganya
IGrena kondisi yang kondusif itu, orang berbondong-bondong me
meluk agrlma Allah. Mereka berkerumun di sekitar satrabat Rasulullah

265 y661 Tarihh al-Islam as{$asy wa ad-Diny wa al-Isaqafy wa al-Ijtima'i,Hasan Ibrahim.


Hasan, hlrn. 299 dan hlrn. sesudahnya
2ffi nia.,hlm.236, juzI.
267 nia.,hlm. 279 dan sesudahnya juz I.
28 n;a.,hlrn.3r3, juz I
269 n;a.,hlm. 318 dan sesudahny4 juz I.
270 67.,h1m.305, juzI.
27 | y6^1 ogn uthath al-Mu4rizi, hha. ?16,
ivz n.
Bab ll As-Sunnah pada *lasa Sahabat dan Tabl'in 905

saw. untuk mereguk mata air yang bersumbei dari beliau. Dari mereka
kemudian muncullatr tabi'in yang membawa panii.panji Islam dan meng-
hafrl As-Sunnah )ang mulia
Demikianlah, di wilayah dan kota-kota itu bermunculan pusat-pusat
kegiatan ilmiah yang besar. Dari sana menumcar sinar dan ilmu-ilmu Islam,
selain pusat-pusat kegiatan ilrniah yang telatr dirintis dan didirikan oleh
para pendatrulu mereka.
Berikut ini akan kami kemukakan secrua singkat pusat-pusat pengajar-
seqra langsung berkaitan dengan kajian kami. IGmi memilih
an ifir, yang
pusat-pusat kegiatan ilmiah terpenting beserta para pengelolanya di
berbagai kota Islam.

7. N-Madinah al-Munaww ar ah
Madinatr adalah rumah hijratl dan ibu kota pemerintahan Islam yang
menirmpung Rasulullah saw. setelah beliau dan para sahabat r.a melaku-
kan hijratr. Di kota ini pula terjadi proses awal perkembangan Islam.
Di masjid-masjid Madinah, kaum muslimin berkerumun di sekitar
Muhammad saw. untuk menerima Al-Qur'anul-IGrim dan mendengar
hadits yang mulia Di masjid-masjid ifir pula mereka menyaksikan kegiatan
Rasulullah saw. dalam memuxrskan perkara membagikan harta ghanirrwlt,
memberangkatkan pasukan, dan mempersiapkan pasukan cadangan
tentara Islam.
Selain iur, masjid-masjid itrr menjadi tempat berlindung kaum muslimin
unfuk mempertahankan agama mereka di bawatr tekanan bangsa Quraisy
dan kabilatr-kabitah lain di sekitar Jadrrdh Arab. Masjid itu juga menjadi
tempat bergantung semua pandangan dan citacita sampai tercapai per-
damaian Hudaibiah dan penaklukan kota Mekah. Dengan demikian,
Madinah menjadi pusat pertahanan politik dan ibu kota pemerintahan
Islam sampai minir-mirszr awal pemerintatran Ali bin Abi Thalib r.a..
Tidak tertuhrp kemungkinan batrwa setelah Rasulullah saw. wafat para
sahabat Muhajirin kembali ke Mekah. Namun, sejarah mengajarkan
kepada kita betapapa{a sahabat dan para khalihh memilih unhrk meng-
ikuti jejak Rasulullatr saw. dan berdomisili di tempatbeliau berdomisili.z2

272
bhatZhaba4at bitt fu'd,h1m.328, juz V. Dalam kitab ini dikatakan bahwa tidak seoftmg pun
darikaum muslimin mau kembali ke Mekah setelah Rasulullah saw. wafat
906 Hadlts Nabi Sebetun Dlbukukan

Oleh karena itu, kita melihat di Madinah terdapat sahabat-sahabat


senior (kibarush*hahabah) yang mendalam ilmunya dan agung keduduk-
annya dalam hadits. Di antara mereka adalatrAbu Bakar, Umar, Utsman, Ali
r.a., Abu Hurairah, Aisyatr Ummul Mukminin, Abdullah bin Umar, Abu
Sa'id al-lhudari, dan 7-aid bin Tsabit (yang dikenal mempunyai pemaham-
an sangat baik tentang AlQur'an, hadits, dan k*rususnya ilmu/araidh).la
juga mempunyai kedudukan yang tinggr di sisi Ktrulafa ar-Rasyidin se-
hingga dalam hal pemuhrsan perkar4 htwa,farai.d,h, dan qira'ah, mereka
tidak mendahulukan orang lain.ns
Di Madinatr muncul tabi'in-tabi'in senior (krbar at-tabi'in), di antaranya
Sa id ibnul Musayyab, Urwatr bin azZubak,Ibnu Syihab azZvhi,Ubaidillah
bin Utbah, Salim bin Abdullah bin Umar, dan Muhammad bin al-Munkadir.
Mereka merupakan rujukan umat Islam mengenai AsSunnah, pemufusan
perkara dan fatwa.

2. Mekah al-Mukarramah
Setelah Rasulullatr saw. berhasil menaklukkan Mekah, beliau menun-
juk Mu'adz untuk mengajarkan masalah halal dan haram kepada warga
kota itu, juga mengajarkan aguna dan Al-Qu/an.
Mu'adz adalah salatr seorang pemudaAnsharyang merniliki kelebihan
dalam hal penguasaan ilmu, kesediaan memaafl<an, dan kedermawanan. Ia
mengikuti seluruh peperangan bersama Rasulullah saw. dan termasuk
satrabatyang paling mengetahui masalah halal dan haram.
Mengenai Mu'adz, Rasululah saw. berkata,

4.w'r $t 14,/ati'.r;i,Fii iuJ F


" Mti adz bin J ab al adal ah o r ang p aling mengetahui tmtang hal y ang

diharamhan dan dihalalhan oleh Allaih.' 274

, y)f 'u r;L p


;>G-3 Cit ,';))-^1
/) f of.ei

273ytr^17or;phDimasyq,hlm.ZS4,iuz[..SiyarA'laman-Nubala',hlrn.Zll,inzldarTad*irah
al-Huffa*, hlrn. 30. juz I.
274 Siyru A'lam an-Nubah',hlrn. 320 juz I.
Bab ll: As-Sunnah pada tlasa Sahabat dan Tabl'ln 907

4,aL j; t'p'fr
"Ambillah (p elal anlah) Al- Qur' an dari anp at or ang: Ihnu M as'uil, l)b ay,
Mu'adzbinJabal,danSalim,fuAohAbuHudzaifuh."2T5

Banyak sahabat yang meriwayatkan hadits dari Mu'adz, di antaranya


Abdullah bin Abbas (yang pernatr menduduki jabatan sernaqrm duta besar
sekembalinya dari Bashrah ke Mekatr al-Mukarramah). Di Mekatr ada Itab
bin Asid yang pernah ditunjuk oleh Rasulullah saw. menjadi imam shalat
bagiwargaMekah.zo Selain ifir, ada saudara Itab, yaitu l.(halid binAsid, al-
Hakam bin Abi al-Ash, dan Usman bin Abi Thalh ah.m
Di bawatr bimbingan para satrabat, di Mekah muncullah Mujahid bin
Jabr, Atha' bin Abi Rabah, Thawus bin lGisan, Ikrimatr, budak Ibnu Abbas,
dan lain-lain.z78
IGmi merasawajib menyampaikan ketinggian kedudukan Mekatr al-
Mukarramah dan pengaruhnya terhhdap pertukaran kebudayaan dan
penyebaran hadits Nabi saw. pada musim haji. Pada musim itu, kaum
muslimin berkumpul bersama para satrabat Rasulullah saw. dan tabiin
unfuk menerima hadits Rasulullah saw. dan selanjutnya mereka bawa ke
negara masing-masing.
Sampai hari ini, Mekah dan Madinatr tetap memiliki kedudukan
fang
tinggr dan akan terus demikian selama Islam masih ada gampai hari
pembalasan.

3. Kufah
Setelah kaum muslimin berhasil menaklukkan Irak pada rusa Umar
r.a, banyak sahabatltasulullah saw. bertempattinggal di Kufrh. Ifufatr dan
Bashratr menjadi basis penaklukan Islam terhadap I(hurasan, Persia dan
India. Selanjutnya, datanglah 300 satrabat peserta bai'atur-ridhuan dt
bawatr pohon (al-Fath: lO, 18) dan 70 sahabat peserta perang Badar.ne

275 lbid.,blm.319, juz I.


n6 nid.,trlm.32r, juz I.
2Tl Uhat Ma'rifatu'Ifilum it-Hadits,hkn. 192.
278 Ulrat Pair d-tslam,hlm. 174.
Zl9 l,jlrrrt Tluboaat bin Sc'4 hkn. 4,
iuzW.
908 Hedits Nabi Scbelun Dibukukn

Yaqg termasyhur di antara mereka adalatr Ali bin Abi Thalib, Sa'd bin Abi
Waqqash, Sa'id bin Aid bin Amr bin Nufril, dan Abdullah bin Mas'ud.m
Abdullah bin Mas'ud mempunlrai pengaruh besar dalam mengangkat
nama kota Kufrh. Ia telah mengarahkan segala kemampuannya untuk
mengajarwarga kota" Dari madrasah ini lahirlah para tabi'in senio4 oftmg
yang memelihara syariat Islam, dan membelaAsSunnah yang suci.
Di Kufah terdapat 60 syekh dari para satrabatAbdullah bin Mas'ud. Di
kalangan BaniTsaur yang bertempat tinggal di Kufah terdapat 30 orang
guru, yang tidak seorzlng pun dari mereka menetap bersama Bani Tsaur
selain ar-Rabi'bin Ktrutsaimal, yang terkenal ketekunannya dalam ber-
ibadatr, bersikap toara', dan tingsi kedudukannya dalam hadits. Selain
mereka, di Kufah dikenal nama I(amil bn ZaLd an-Nakha'i, Amir bin
Syaratril asy-Syabi, Satd bin Jubair asAsadi, Ibrahim an-Nakhat, Abu Ishak
as^Sabil, dan Abdul Malik bin Umar.rc

4. Bashroh
Di antara satrabatfiang bertempat tinggal di Bashrah adalah Anas bin
Malik-ia adalatr imam warga Bashrah dalam bidang hadits-, Abu Musa al-
Asy'ari, dan Abdullah bin Abbas yang menyeratrkan kekuasaannya atas
Bashrah kepada Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib r.a.. Selain mereka
adalatr Utbah bin Ghazwan, Imran bin Hushain, Abu Barzah al-Aslami,
Ma'qil bin Yasar, Abdurrahman bin Samurah, Abu Taidal-Anshari, Abdullah
bin al-Syikhkhir, serta al-Hakam dan Usman (keduanya putra Abu al-
Ash).283
Alumni madrasatr Bashratr yang paling terkenal adalatr Hasan al-Bashri
(1lang sempatbertemu dengan 500 orang sahabat), Muharnmad bin Sirin,
Aynrb asSakhtiyani, Bahz bin Hakim alQusyairi, Yunus bin Ubaid, Khalid
bin Matrran al-Hazz,a', Abdullah bin Aun, Ashim bin Sulaiman al-Atrwal,
Qatadatr bin Da'amatr asSadusi, dan Hispmbin Hisan.e

N Uhat tWa'rifatu'IJlum il-Hadia, hlm. 191.


%l Uhat thabaqat bin fu'd,hkn. 4, juz VI.
282 yo'r;So1u'Ulum il-Hadif,, hlrrl. 243i248.
N tbil.,ttm.z4z.
a4 nia,htm.z4T.
Bab lt: As-Sumah Ne llaso Srln0rt dm febt'ln 909

Semenhra itu, Bagdad belum dikenalkecuali sejdr masa aLManstnr,


seorang l<halihtr dari dinasti Abbasiyah.

5. Sym
Banyak sekali satrabat Nabi-yang merupakan anggota pasukan tentara
penaklukan Islam-tinggal di Syam. Banyak dari mereka seiak semula
tinggal di kota-kota besar. Tidak lama kemudian, warga desa-setelah
mereka merasakan manfaat ilmiah yang dibawa oleh kaum muslimin-
bergabung dengan para satrabal
Sulit meqghifimgiumlah satrabatyaqg tinggal di negaranegara Srran
Namun aL\ryafid bin Muslim memperkirakan jumlatrnya addah 10.000
orang.rc
Ya d bin Abu Sufyan berkirim surat kepada Umar bin I(haththab,
minta dikirimi ulama unhrk mengajarkan agama kepada warga Syanrffi
Umar lalu mengirim Mu'a& bin Jabal, LJbadah bin ashShamit, dan Abu
Darda'ke berbagai negara bagian Syanr LJbadatr ditempatkan di Himsh,
Abu Darda'di Damaskus, dan Mu'adz di Palestina. Setelah itu, Umar
mengirim Abdurr*rman bin Ghanarnry
Gerakan keilmuan di negara-negara Syam, khususnya di Damaskus,
menjadi semarak pada masa pemerintatran Khilafah Umayah. Di wilayatt
itu senantiasa terdapat ulama ahli fildh, hadits, dan atrli qira atr A[Qu/an.8
LJlama tersebar di seluruh wilafh negaria- Desa Dariya menjadi ibu kota
ilmu dan kesusastzan di wilafh Damaskus.
As-Sam'ani berkata, "Di Dariya terdapat banyak kelompok ulama
hadits, baik dahulu maupun sekarang. Di anhra satrabatrraqg tet{Gnal di
sana adalah Abdurrahman bin Yazid, al-Azdi ad-Darani. Ia termasuk
angkatan keduaulama fikih negara Syam".28e
Selain satrabat di atas, yang bertempat tinggal di negara Sfiam adalatt
Abu Libaidatr bin al-Jarah, Bilal bin Rabah, Syarahbil bin Hasanah, Khalid

26 n-rur;ru, alarrr, hlm. L@, juz l.


2ffi GlwatWt Dimogq, hlm 131.
N pai, a*un, hlm. 18&189.
?'8 71-17ov1bi al-Taubihh, ti Man Dzanna atfiaikh,blm. l3Il..
2N Gtuuttwlt Dimosyq, hlm. L?4.
910 nutc Nabt scbclun Dtbukukan

bin \ryatd, Ifiadh bin Ghanam, Fadh bin al-Abbas bin AMul MuththaliLia
dikebumikan di Yordania-Auf bin Malik al-Asyja'i, dan al-Irbadh bin
Sadyah.ao
Di bawatr bimbingan para satrabat, dari madrasatr negara-negara Syarn
ini muncul para ulama senior negara Syarn dari kalangan tabfin. Di antara
mereka adalatr Salim bin AMullah al-Muharibi, seorang qadhi (hakim) di
Damaskus, Abu Idris al-Khaulani (yaitu Aidz binAMullah, )ang menjabat
hakim di Damaskus pada masa pemerintatran Mu'awiyatr dan anaknya,
Yazid), Abu Sulaiman ad-Darani (hakim di Damaskus pada masa
pemerintahan Umar bin Abdul Aia,Yazid, dan Hisyanr). Ia menduduki
jabatan ifir selama 30 tatrun. Selain mereka adalatr Umairbin Hani'al-Anasi
adDarani, seorang trlama hadits.2el
Dari madrasah negaenegara Syam muncul pula Abdurahman bin Amr
aLfuzdi (yanghidup sekurun dengan Malik danAbu Hanifrh dan dijuluh
'Imam Penduduk Syam), Maktrul ad-Dimasyqi, UmarbinAbdul Aaz,Pajd
bin Haiwatr ,w Bujur bin Sa'd al-IGla'i, Tsaur bin Yazid al-IGla'i, dan
AMurratrman bin Yazid binJabir.m

6. Mesir
IGum muslimin memasuki Mesir pada masa pemerintatran Unrar bin
Khaththab r.a di bawatr pimpinan Amr bin Ash r.a. Ia disertai sejumlah
besar satrabat di antaranya az,Zubat bin Awam, Ubadatr bin ashShamit
Maslamah bin Mulfiallad, dan Miqdad bin al-Aswad. Mereka menempati
bagian terdepan bala tentara yang dikirim oleh Umar bin Khaththab di
bawatr pimpinan Amr bin al-Ash.2e4 Ia disertai oleh Abdullatr bin Umar,
salah seorang satrabat yang meriwayatkan banyak hadits dari Rasulullah
saw. dan yang membulrukan hadits di depan Rasulullah saw.. Iaberdiam di
Mesir sampai saat ayatrnya meninggal. Dari dialah banyak ulama hadits
Mesir meriwayatkan hadits.

N Uhat Ma'i1atu' (Jlum il-Hodits,hlnr 193.


29L61roy111a11 Dimaqq, hLn. 134135. Dan, lihat Taihh Dariya, alQadhi Abdul Jabbar al-
Khaulani,l:Jrro.*?2.
N2 Fair ul-Idan, hlm. 189.
D3 Ma'ifatu' (llum il-Hodib, hlm. 242.
& fjhat Tarihh al-Islam as-Sifusl, trlm. 236, juz I.
Bab tt: As-Sunnah pada *lasa Sahabat dan Tabi'in 211

Di antara sahabat yang bertempat tinggal di Mesir adalah Uqbah bin


Amir al-Juhani, Iftarijah bin Hadzaiatr, Abdullah bin Sa'd bin Abu Sarh,
Mahmayah binlaza', Abdullatr bin al-Harits binJaza', Abu Bashrah al-
Ghifari, Abu Sa'd al-Khair, Mu'adz bin Anas al-Juhani, Mu'awiyah bin
Hudaij, dan Zryadbin al-Harits al-Shada'i.m5
Di bawatr bimbingan mereka, dari madrasah Mesir muncul Yazid bin
Abi Habib, seoftng ahli hadits di kota-kota Mesir, Umar bin al-Harits, fhair
bin Ndim al-Hadhrami, Abdullah bin Sulaiman ath:Thawil, Abdurrahman
bin Syuraih al-Ghafiqi, Haiwwah bin Syuraih al-Ghifari, dan Haiwah bin
Syuraih at:Thjibi.
Yaddbin Abi Hakam mempunyai pengaruh besar dalam penyebaran
hadits di Mesir. Al-Iaits bin Sa'd dan Abdullah bin hhai'ahffi adalah dua di
antara muridnya dan banyak orang yang kemudian belajar kepada mereka.
Keduanya merupakan ulama hadits pada masa ifu.

7. Marcko dan Andalusia (Spanyol)'


Amr bin Ash sampai di Barqatr dan Tharabil pada tahun 21 H, pada
masa pemerintahan Umar bin Khaththab. Kemudian, Amr meminta izin
kepada Khalifah Umar untuk menaklukt<an Afrika, tetapi khalifah tidak
mengizinkannya Ia mematuhi rrintah l'*nlihh dan kemudian kembali ke
Mesir. Dengan demikian, Amr dan satrabatsahabatnya merupakan kaum
muslimin yang pertama kali memasuki wilayatr-wilayah perbatasan Maroko.
Selanjutuiya, pemerintahan Ktralifatr Utsman mengizinkan Amir Gu-
bernur) Mesr, Abdullah bin Sa'd binAbi Sarh, memerangiAfrika Peristi-
wa ihr teriadi pada tatrun 25H. Khalifah mengirim banhran pasukan dari
Madinah, termasuk sekelompok satrabat. Di antara mereka adalah Abdullah
bin Abbas, Abdullah bin Amr bin Ash, Abdullah bin Ja'far, al-Hasan, al-
Husain, danAbdullah bin Zubatr.Uqbah bin Nafi'bertemu dengan mereka
di Barqah. Secara berhrrut-turut mereka berhasil menaklukkan negara-
negara baru. Kemudian, Mu'awiyah bin Hudaij berangkat untuk menakluk-
kan Maroko pada tahun 24 H. Di antara pasukan dalam peperangan itu

N5 Ma'ifotn'Illum il-Hadits, hlrn. 193, Futuh Mlshr,Ibnu AbdutHakam, hlrn. 24&319, dan
Husn al-Muhadharah, hlm. 72 dan halaman sesudahnya-
2% Lthat Ma'rifatu'Ulum il-H adits, hlm.
"Ll.
219 Hadits Nabi sebelum Dibukukan

terdapat sekelompok satrabat Muhajirin dan Anshar.DT


Sulaiman bin Yasar berkata "IGmi memerangi Afrika bersama Mu'awiyah
bin Hudaij. I(ami disertai oleh banyak satrabatMuhajirin danAnshar."D8
Selanjutrya Uqbatr bin Nafl' menguasai Maroko. Di antara pasukannya
terdapat banyak sahabat dan tabi'in. Dialah yang menaklukkan Maroko
bagian paling ujung sehingga kokohlah sendi-sendi Islam di bagian utara
Afrikam
selain yang telah disebutkan, sahabat yang tinggal di Afrika adalah
Mas'ud bin al-Aswad al-Balwa' (salah seorang sahabat yang berbaiat
kepada Rasulullah saw. di bawatr pohon ataubai'aturtidhwan),Miswar bin
Makhramah, Miqdad bin al-Aswad al-Kindi (salah seoftIng sahabat yang
terdatrulu masuk Islam),m Bilal bin Harits bin Ashim al-Muzani (fmilik
bendera berhias pada saat penaklukan Mekah), Jabalah bin Amr bin
Tsalabah (saudara Abu Mas'ud al-Badri, seorang ahli fikih ternama dari
kalangan sahabat), dan Salmah bin al-Akwa' (seorang sahabat yang
terkenal).ill

Banyak kalangan tabfin yang memasuki wilayah Afrika, di antaranya


Saib bin Amir bin Hisyam, Ma'bad (saudara Abdullah bin Abbas), Abdur-
rahman bin Aswad, Ashim bin Umar bin al-Ktraththab, Sulaiman bin Yasar
(seorang atrli fikih Madinah) , Ilaimah (budak Ibnu Abbas),w dan Manshur
(orang hraYazid bin Manshur, seolang tabi'in senior).
Selain itu, UmarbinAbdulAziz mengirim sepgluh oftmgtabi'in untuk
mengajarkan agama kepada penduduk Afrika. Di antara mereka adalah
Hibban bin Abi Jabalah, Ismail bin Ubaidillah al-A qar, Ismail bin Ubaid,303

297 puP11 Mbhr wa Ahhbarzio, Ibnu Abdil-Hakam, hlrn. 193.


N8 n;a.
N Fnt h Mithr wa Akhbaruha, hlrn. 193 dan halaman sesudahnyadanal-Istiqshal hlrn. 69 dan
halaman sesudahnya.
W al-Istiqsha',halaman 7 5&, iuz l.
3oL prp11 Mishr wa Akhbaruhu,hkn. 24&319 dan Thabaqat 'Ulama' ,Afriqiyyah' hlm. 1G17.
302 Ikdmah memasuki Afrika bukan sebagai anggota pasukan perang. Ia mempunyai tempat di

bagian ujung masjid Jami' di sebelah Barat menar4 suatu tempat yang dinamakan ar-Rakibiyah.
l-that Thabaqat' Uama' A{ri4iwh, hlm. 19.
303 p1" adalah pemilik pasar Masjid Ismail dan al-Ahbas. Ia dijuluki Tajir Allahrpedagang
Allah'. tjhat ft abaqat'Ulama' Afriqiytah,hlm. 20.
Bab ll: As-Sunnah pada *lasa Sahabat dan Tabi'ii 913

Abdurratrman bin Rafi' atlTanukhi (yang menjadi hakim di Afrika), dan


Sdid bin Mas'ud at:Thjibiru yang mempunyai andil besar dalam penyebar-
an Islam dan pengajaran Islam kepada warga negara wilayah yang telah
ditaklul&an.
Di bawah bimbingan mereka, muncul banyak tokoh dari penduduk
Afrika di antaranya Ztyad bin An'am al-Mu'afri, Abdurrahman bnZiyad,
Yazid bin Abu Manshur, Mughiratr bin Abi Burdatr, Rifa'ah bin Rafi', Amr
bin Rasyid bin Muslim al-Kinani, Imran binAbdul Mu'afiri, Mughirah bin
Salmah, dan Muslim bin Yasar al-Afriq.s
Tidak lama kemudian, kota Qairuwan menjadi pusat perhatian pendu-
dukAfrika. DikotaihrterdapatSahnunbin Sa'id dan Sa'id bin Muhammad
al-Haddad.3ffi Sementara itu, berkat kehadiran Yahya bin Yahya, Ibnu
Habib, Babqa bin Makhlad, dan lainnya, pada awal abad ke'3 Hijriah,
wilayah di fuidalusia (seperti Kordova, Sevilla, Granada, dan Felensia)
muncul dan bersinar.w

8. Yaman
Rasulullah saw. mengirim Mu'adz bin Jabal dan Abu Musa al-Asy'ari ke
Yaman, menyusul para satrabat yang lain. Di negeri ini lahir ulama yang
cemerlang dari kalangan tabi'in, di antaranya Haman dan Wahb (keduanya
putra Manbatr), Thawus dan putanya Ma'mar bin Rasyid, serta Abdur-
raz.zaqbin Hamam.ffi

9. I(hurasan
Para sahabat yang bermukim dan meninggal di Ktrurasan antara lain
Buraidah bin Hashib al-Aslami (dikebumikan di Mtruw), Abu Barzah al-
Aslami, al-Hakam bin Amr al-Ghifari, Abdullah bin Khazim al-Aslami

3M bhat TwOaqat'[Jlama' Alftiqiyyah, hlm. L*20.


305 nid.,hhn.Zt-%.
36 lrhat I'tan al-Muuwa4qi'in, hlm. 2?, jttz l.
3M bh^t ol-I'ton bin at-Titubikh li Man Dznmma at-Tarihh,hlm. 140, dan I'lan al-Muwaqqi'in,
hkn.27,jrtzl.
3Bbhatal-I'lan bi at-Taubihh li Man Dzamma at-Tarihh,hlm. 13$140.
914 Hadits Nabi Sebelun Dibukukan

(dikebumikan di Naisabur), dan Qatsam bin Abbas (dikebumikan di


Samarkan).30e
Di negeri-negeri itu lahir ulama hadits senior (hibar al+nuhaddi$n).Di
Bulrfiara dikenal nama Isa bin Musa Ghanjar, Ahmad bin Hafsh agaqih,
Muhammad bin Salam al-Bikandi,Abdullah bin Muhammad asSanadi, dan
Abu Abdullah Muhammad bin Ismail al-Bul*rari.
Di Samarkan muncul nama Abu Abdullah bin Abdullah bin Abdur-
rahman ad-Darimi dan Muhammad bin Nashr al-Marun.Pada masa berikut-
ny4 di Syas muncul narna al-Hasan bin al-Hajib dan al-Haitam bin Kulaib.
Di Faryab muncul sekelompok ulama. Yang paling senior dari mereka
adalah Muhammad bin Yusuf, teman atsTsauri, kemudian alQadhi Ja'fur
bin Muhammad al-Faryabi, pengarang banyak kitab. Ia meninggal pada
tatrun 226H.310

Berdasarkan penjelasan di atas, jelas bagi kita bahwa ketika kaum


muslimin melakukan perjalanan ke negara-negara tetangga, perjalanan itu
tidak didasarkan pada kepentingan dunia dan perdagangan. Niat mereka
semata-mata membebaskan umat manusia dari kelaliman, menyebarkan
ajaran Islam di kalangan penduduk negara-negara baru, membimbing
mereka menuju kebenaran, dan membuka mata mereka kepada catraya
pefunjuk dan kebenaran. Dengan demikian, penaklukan Islam berbeda
dengan penaklukan oleh bangsa-bangsa lain yang pernah terjadi dalam
sejarah. Banyak keistimewaan lainnya, yang karena keterbatasan tempat,
tidakmungkin dikemukakan di sini.
Untuk mewujudkan cita-cita itu, para ulama dari kalangan sahabat
bermukim di wilayatr yang berbeda-beda Para khalifah mengirim ulama ke
berbagai kota untuk mempercepat gerakan pembebasan, pemberian
petunjuk, dan pengajaran. IGum muslimin generasi baru itu hidup di
sekitar sahabatyang tinggal bersama mereka.
Dalam hal penguasaan ilmu, para sahabat tidak sama. Tidak setiap
orang mengetahui apa-apa yang disyariatkan oleh Rasulullah saw.. Oleh
karena itu, dilakukanlah perjalanan ilmiah dalam rangka mencari dan
menghimpun hadits. Perjalanan sernacam ihr juga banyak dilakukan oleh

3@ Ma'ifah'ulum al-Hadits, hlrn. 194.


3ro 9p.r;1.,h1m. 142.
Bab tl: As-Sunnah pada *lasa Sahabat dan fabt'ln 915

para tabfin dan tabit-tabi'in, dengan hrjuan mendapatkan hadits yang tidak
mereka terima atau mengkonfirmasikan hadits yang telah mereka terima
Untuk kepentingan itu, kita melihat banyak dari kalangan tabi'in
mengunjungi para satrabat di negara-negarayang jauh. Mereka menempuh
perjalanan siang dan malam untuk mencari sahr atau dua hadits. Kita juga
melihat kehebatan dan kecemerlangan sebagran satrabat di berbagai wilayatt
sehingga murid mereka terbenfuk sesuai dengan kepribadian mereka dan
mengikuti jejak mereka. Selanjutnya, murid-murid itu menggantikan
kedudukan mereka dalam rangka mengemban dan menyebarkan panji ilmu.

C. Perialanan Mencari Hadits


Perjalanan dalam rangka mencari hadits telatr berlangsung pada nurs:r
Rasulullatr saw.. Setelah mendengar bahwa risalah baru telah lahir maka
sebagian orzlng mendatangi Rasulullah saw. unfuk mencari tahu tentangAl
Qur'an dan Islam. Setelah menyatalcan diri memeluk Islam, mereka
kembali kepada kaumnya, seperti yang dilakukan oleh Dhimam bin
Tsa'labah. Dengan demikian, tujuan perjalanan pada masa Rasulullah saw.
bersifrt urnurn, yaihr mengetahui ajaran agama baru: Islam.
Pada masa sahabat, tabi'in, dan tabi'it-tabi'in, perjalanan ihr dilakukart
oleh para ulama dengan maksud mencari hadits. Mereka banyak menem-
puh perjalanan jauh untuk mencari sebuah hadits, atau mengkonfirmasi-
kan hadits yang telah mereka terima. Pada masa tabi'in, para sahabat
tinggal berpencar di berbagai negara Maka orang yang hendak menghim-
pun hadits Muhammad saw. harus berpindah-pindah dari satu negara ke
negara lain untuk menemui mereka yang mendengar hadits dari beliau.
Selanjutnya, tabi'it-tabi'in melakukan perjalanan untuk menemui
tabi'in, mendapatkan hadits dari mereka, sehingga tuntaslah penghimpun-
an hadits dalam kitabkitab rujukannya yang besar. Bersamaan dengan ifu,
tidak pula berhend perjalanan ulama untuk melakukan mudzakarah dan
pengajuan hadits kepada para syekh (suru) yang masyhur.
Di antara bukti tentang adanya pedalanan sahabat untuk maksud di
atas adalah riwayat yang dikemukakan oleh Atha' bin Abi Rabah. Ia
berkata, "Abu Ayyub al-Anshari keluar menemui Uqbah bin Amir unfuk
menanyakan suafu hadits yang ia dengar dari Rasulullah saw., sementara
tidak ada seorang pun yang mendengar hadits ihr yang masih hidup, selain
dirinya dan Uqbah. Ketika ia tiba di rumah Maslamah bin Makhlad al-
'l

916 Hadits Nabi Sebetun Dilxtkukan

fuishari Gubernur Mesr) dan Maslamatr diberitahu tentang kedatangan-


nya maka ia segera keluar dan memeluknya. Kemudian ia bertany4 Ada
kepentingan apa hai Abu Ayyub?' Ia menjawab, 'Untuk kepentingan suatu
hadits yang saya dengar dari Rasulullatr saw., sedangkan tidak ada lagi
seorang pun yang mendengar hadits ifu masih hidup, selain saya dan
Uqbah. Maka utuslah seseorang untuk menunjukkan di mana rumah
Uqbatr.' " Afha' bin Abi Rabah berkata "Kemudian Maslamatr menguhrs
seseorang unfuk menunjukkan rumah Uqbatr. Uhrsan itu memberi tatru
kepada Uqbatr tentang kedatangan Abu Aynrb. Maka, ia segera keluar dan
memeluknya. Ketika telatr bertemu, Uqbatr bertanya, 'Ada kepentingan
apa hai Abu Ayyub?' Ia menjawab, 'Untuk kepentingan suahr hadits yang
saya dengar dari Rasulullah saw., sedang tidak ada seorang pun yang
mendengar hadits itu masih hidup selain diriku dan dirimu, yaitu hadits
tentang menutupi aib orang mukmin.' Uqbatr menjawab, 'Benar, saya
mendengar Rasulullatr saw. bersabda

oP y; ,e qi P yy
)r' . .c oz\

?; ^
d!l -
,* uifur
o

A
\
itAt
'Barangsiapa menutupi sesumtu yang manbuat malu seorang muhmin di
dunidrl maha Allah ahan menutupi aibnya di ahhirat.'
Kemudian Abu Aynrb berkata'Engkau benar.' Kemudian, ia pamit dan
kembali ke Madinah. Ia tidak sempat menerima hadiah dari Maslamah bin
Makhlad kecuali di istana Mesir.'312
Abu Ayyub merasa khawatir lupa suafu hadits tentang menutupi aib
seoftmg mukmin. Ia ingin memperoleh konfirmasi tentang hadits ihr dan
melakukan pembuktian terhadap kesahihan hadits yang dihafalnya dari
Rasulullah saw.. Maka ia berangkat danHrjaz menuju Mesir. Ia melintasi

3Ll pr;*1t adalah sesuatu yang memalukan (seseorang). llrhat Lisan al-Arab,blrr. ?47, juz
xvm.
3L2 yo';|oht'Ulum al-Hadib,hlm.SdmJam|Bayan alLllm wa Fadhlih,hlm.g}gl,jvl.Tatttr
bin Harb mengemukakan riwayat di atas dalam kitab al-'Ilmtanpa menunjuk namaAbu Aynrb. Iihat
hkn. 187, b sebagaimana hal yang sama dikemukakan oleh al-Khathib al-Baedadi dalarnal-Jami' li
Ahhloq ar-Raui wa Adtb as-fumi',hlm.l68: al79 a-
Bab tt: As-Sumah fie *lcsa Srit0rt dan fabt'ln 917

berbagai wilayatr dan mengarungi padang pasir unurk maksud tersebul


Diriwayatkan dari Ibnu Aqil batrwaJabir bin Abdullah memberi tahu
kepadanya batrwaJabir menerima kabar adaqra suaflr hadits dari seorang
sahabat Nabi saw.. Jabir berkata, "IGmudian saya menjual seekor unta dan
secepatnya melakukan periiilanan selama sebulan sehingga saya tiba di
Syarn.T"rolrata omng yang memiliki hadits itrr adalatrAbdullah binAnis.
Kemudian, saya mengutus seseoftrng untuk memberi tatru kedatangan
saya dan uflrsan itu segera kembali. Ketika bertemu, Abdullah bin Anis
berkata, JabirAbdullah?' Saya menjawab,\a-' Kemudian ia keluar dan
memelukku. Sarra berkata 'Saya menerima kabar adaqra suatr hadits prrg
belum pernah saya dengar. Saya thaqratir, sala atau engkau meninggal' Ia
ber*at4'Saya mendengar Rasulullah saur. bersaMa,

t:i:. J : tii,U.'t ;';t j uritrf sqri lr';{ }


z ou o ril ,.t,. olzz z oi tltl
, ,,?
t )zc.lltc o
4 ,-t 4r^*,- ?F.*)W (# ,P : tJU r
o

. -r;)- y , i,ul t Gl :ql'J; '^!x- u? -:Jo'^i;( -


l5z'

$A./i' *i A L:0 &i pu *i,yf 'u *1


i;fr r3t l-Urlrl' Jrf 'u *} ,#t:,1:JbL.
a.

h';i dlte'ryt 'i-ii ,{b.|^lk#ii,yf o


4.*#q oG:*Li ,Ju t taj.Z$
'Allah mcngumpulhan hamba-hamba orou *oisia
ilalam keailaan
telanj ang, tidoh dikhilqn3r3 dan buhm an.' Kami b ertany a,' Ap a ar ti
buhmanT' Beliau menjawab, 'Iidoh membowa sesuafit aW W.' Kemu'
ihor, merelu dipanggil oleh suara yang doryt didengar oleh ororyyang
jauh-saya menilugabeliau bqsbila, 'sebagaimono suara itu didaryar

3L3 11^1^ rorang yang tidd( dikhitan'.


tlrn lor adalah jamak kat^ aghd.IGta itu berarti
Y

918 ttadtts Nabl Scbctun Dlbukukan

oleh orangyang delwt'--: 'Ahu adalah raja Seorang ahli surya ndah altan
bisamasuh surga, (bila) ada orctnglain ahli nqahayangmenuntutnyo
atas perbuatan helaliman (yang pernah dilahukan atas dinnya) dan
seorong ahli rcraha tidak ahm mas.th nudha, bila) ada oranglain ahli
sutgd y ang manuntutny a atas p erbwtm kelaliman (y ang p anoh dilahu-
hor uas dinny a) .' S ay a b ertany a,'B agaimotu? Kami dnung kqano AUah
banar-benardnlamheadaantelanjang?'Beliaumenjawab,'Denganamal-
D3L1
amal baih dan buruh.'

Pedalanan dalam rangka mencari hadits banyak terjadi antara tabi'in


dan tabi'it-tabi'in. Salah seorang di antara mereka sanggup melakukan
perjalanan semata-mata unfuk kepentingan satu hadits Rasulullah saw.
yang dimiliki oleh seorang satrabat, yang hendak ia dengar darinya setelah
ia mendengarrya dari Rasulullah saw.. Mengenai hal ini, diriwayatkan dari
Abu al-Aliyah, ia berkata, "I(ami mendengar riwayat dari para sahabat
Rasulullah saw. di Basrah. IGrena ddak puas, kami pergi ke Madinatr
kemudian kami mendengarnya dari mulut mereka.'31s
AsySya'bi melakukan perjalanan berkaitan dengan tiga hadits yang
disebutkan kepadanya. Ia berkata kepada Ali, "Saya bertemu dengan
seseonrng yang bertemu dengan Rasulullah saw.."316
AzZuhimeriwayatkan dari Sa'id bin Musayyab, ia berkata, Tika perlu,
saya akan melakukan perjalanan tiga kali untuk keperluan menyangkut
sebuah hadits.'3l7
Abu Qilabah tinggal di Madinah. Ia berada di kota itu semata-mata
untuk menemui seseorang yang memiliki sebuatr hadits, agar ia dapat
mendengar hadits ifu darinlraeu
Diriwayatkan batrwa Masruq melakukan perjalanan untuk kepentingan
satu huruf dalam hadits.3le Dan, jelas batrwa Masruq3m sering melakukan

314 4-47o6 o1-14n1orrad,h1n337,Jami'Bayan alJllm wa Fadhlih,hlng3,juzl,danal-Jami'li


Ahhbq ar-Rawi wa Afob as$ami', hlm. 168:b.
3LSn11o*;' 1; tr7hlaq ar-Rawi wa Atob o*Sami',hhn. 168: b, dn al-Kifayah, hlm. 402.
3L6 Liltrrt al-Muhaddit al-Fashil, tirn 29i.a
3L7 76;7.,1r1rn.23'b;funal-Jami',li,a*hlqar-RauiwaAdaba*sami"h7m.L6*,b;Tadzhirahat-
Huffazh,lft* 52, jvzl; dar.tami' fuyvn al-'Ilm wa Fdttlih,trlm. %, juz I.
318 o4.cit.,hkn.28:b.
3l91ami' BaNn allllm wa Fadhlih,hkn. 94,, juz I.
320 14".1u0 adalah Ibnu al-Ajda' al-Hamdani, ayah Aisyah, seorang tabi'in yang dapat

L
Bab tt: As-Sunnah pada *lasa Sahabat dan fabi'in 919

perjalanan. Amir asy-Sya'bi berkata, "Saya tidak mengetahui seorang


manusia yang lebih bersemangat unhrk mencari ilmu di suahr kawasan
dibandingkan dengan Masruq."32
Diriwayatkan dari asy-Sya'bi bahwa ia rneriwayatkan suatu hadits
kemudian ia berkata kepada orang yang menerima riwayathadits ihr, "Saya
memberikan hadits itu kepadamu dengan tanpa (engkau berkorban) suafir
apa pun danjika ada (seorang pencari hadits) penunggang kendaraan
niscaya ia akan menungganginya menuju Madinah unhrk kepentingan
terhadap kurang dari satu hadits.'322

Para sahabat yang mulia sangat bersemangat mencari ilmu dan siap
menempuh perjalanan untuk mendapatkannya. Di antara bukti mengenai
hal ini adalah riwayat yang bersumber dari Abdullah bin Mas'ud, ia berkata,
'Jika saya mengetahui seseomng yang lebih mengetahui tentangAl-Qur'an
daripada saya dan tempat tinggalnya dapat dijangkau oleh unta, niscaya
saya akan datang kepadanya."3B
Para sahabat menyambut gembira para penuntut ilmu, sebagaimana
yang telah kami kemukakan. Semua ihr menumbuhkan kecintaan kepada
tabi'in unfuk memburu hadits. Amir asy-Sya'bi berkata, "Seandainya
seseorang menempuh perjalanan dari ujung Syarn menuju ujung Yaman
dengan fujuan mendengar safu kata yang berhikmah maka menurut say4
perjalanan itu tidak sia-sia."3z Adalah kenyataan bahwa mereka melaku-
kan perjalanan untuk menemui para sahabat. Dan, menurut mereka,
perjalanan mereka sama sekalitidak sia-sia.
Diriwayatkan dari IGtsir bin Qais, ia berkata, "Saya duduk di samping
Abu Darda' di Masjid Damaskus. Kemudian, seseoftrng datang kepada Abu

dipercaya. Ia berasal dari Yaman. Ia melakukan perjalanan ke Madinah pada masa pemerintahan
Abu Bakar, kemudian tinggal di Kufah. Ia mengikuti peperangan pada masa Ali dan banyak
memberikan futwa Meninggal pada tahun 62 H. UhatTahdzib at-Tahdzib, hlrn. 109, juz I.
321 pmi' BaNn allllm wa Fadhlk,hlrn. 94., juz I, datal-Mahoddib at-Fashil,hlm. 29:a-
3n Jami' Bayan alrllm wa Fadhlih, hkn. 94, !'z l; Ma'ifah 'Ulum al-Hadih, hlm. 7. Riwayat
yang sama dikeluarkan oleh Bukhari dan Muslim. I.thatShahih al-Buhhari bi Hasyiyah as-Sanadi,
hlrn. 171, juz II danllillrat al-Adab al-Mufurrad, hlrn. 81; Shahih Muslim, hlrn. 135, juz I, sebagaimana
riwayat ihr dikeluarkan oleh at-Tirmidzi, an-Nasari, dan Ibnu Majah.
38 u-xifayan, hkn.4o2.
324 pml Balan al:Ilm wa Fadhlih, hlrn. 95, juz l; dan ar-Rahtah al-Hijaziylah ua ar-Ribadi al-

Uttsiwh,hlrn. f4.
990 Hadits Nabi sebelun Dibukukan

Darda' dan berkata "HaiAbu Darda', saya datang kepadamu dari Madinah,
kota Rasulullah saw., unfuk kepentingan terhadap suatu hadits yang
menurut informasi yang saya terima, engkau meriwayatkan hadits ifu dari
Rasulullah saw..'Abu Dar'da bertanya, 'Engkau tidak datang untuk
kepentingan perdagangan?' Ia menjawab,'Tidak.' Abu Darda' bertanya
lagi, 'Dan tidak juga untuk kepentingan selain perdagangan?' Ia menjawab,
'Tidak.' Kemudian Abu Darda' berkat4 'Sesungguhnya saya mendengar
Rasulullah saw. bersabda
'Barangsiapa menempuh ialon untuh mencart ilmu maha Allah ahan
memudohhan b ag1rry a j alan he surgo'. S esungguhtry a p ar d malaihat ahan
meletahhan sayap-sayopnya sebagai buhti kendhaan mereha hepada
penuntut ilmu, ilan sesungguhnya setnua mahhluh di langit ilan bumi
memohon atnwn (hep ada Allah) untuh p enuntut ilmu, b ahhan juga ikan-
ikan di air Dan, sesungguhnyahelebihan orangyangbenlmu atas orang
y ang b erib adnh s ep erti kelebihan bulan atas s eluruh bintang. S e sungguh-
nya ulama adalah potans para nabi. Sesungguhtryd para nabi tidah
mewanshan dinar dm tidah (pula) dirham. Merehahanyamwanshan
ilmu. Maka, barangsiapa menganrbil ilmu merehaberarti ia mengambil
(manperoleh) heberuntunganyffigsemry o." " 325

Diriwayatkan dariZrr bin Hubaisi,326 iaberkata, "Saya datang kepada


Shafwan bin Asal al-Muradi. Kemudian, Shafiran bertanya kepadaku,
'Untuk keperluan apa engkau datang?' Saya menjawab, 'Saya hendak
menggali ilmu.' Shafinran berkata 'Sesungguhnya saya mendengar Rasulullah
saw. bersabda

ti o .,.. ,
A O,*.o j ,t #i * )
.C/C//
A:i ',.e
l>/ .-' V. t_J r i
o

Ll 6F
{
'Tidahlah seseorang heluar dan rumahnya untuh mencan ilmu hecuali
para malaihat meletahhan sayap-sqaryrya sebagai sihap hendhaan

325 Sunan al-Baihaai,hlm.Sl,jnzl;al-Iarh wat-Ta'dil,hlm. LZ,juzl;danhadits itu diriwayatkan

oleh Ibnu Majah dalam kitab sunannya.


326 Zirtd.nguthurufzo dibacakasrah, kemudianhuruf ra'dib acasyiddah,*padan denganrri,./.
Bab tt: As-Sunnah pada filasa Sahabat dan Tabfin 921

327
mereha terhadnp dpd y ang ia lahuhan.''

IGbar tentang ulama dan kegiatan perjalanan mereka untuk mencari


hadits sangat banyak, yang karena keterbatasan tempat tidak mungkin
semuanya dikemukakan. Kami merasa cukup unfuk mengemukakan
sedikittentang hal itu.
Ibnu Syihab melakukan perjalanan ke Syam untuk menemuiAtha'bin
Yazid,Ibnu Muhairiz, dan Ibnu Haiwah. Yahya bin Abi IGtsir melakukan
perjalanan ke Madinah untuk menemui putra-putra para satrabat yang
berada di Madinah. Muhammad bin Sirin melakukan perialanan ke Kufatr
dan di kota ini ia bertemu dengan Ubaidah, Alqamatr, dan Abdurrahman
bin Abi I aila. Al-Auza'i melakukan perjalanan unhrk menemui Yahya bin
IGtsir diYamamah dan kemudian ke Basrah. Suffan atsTsauri melakukan
perjalanan ke Yaman, kemudian ke Basratr. Isa bin Yunus menemui al-
Atza'i di Syam. Syr'aib bin Abi Hamzah melakukan perjalanan untuk
menemui az-Zthiyang ketika ihr berada di Syam.

Perjalanan ulama dari satu negara ke negara lain dalam safu wilayah
sangat sering terjadi dan tidak mungkin disebutkan satu per safu.3a
Perialanan para ulama ini berpengaruh besar terhadap tersebarnya As-
Sunnah. Di antara hal yang tidak perlu diragukan adalah, perawi hadits
melihat orang yang meriwayatkan (sumber) hadits, mengetatrui perialanan
hidup, dan menanyakan pribadi sumber hadits kepada penduduk setempal
Perjalanan itu mempunyai manfaat yang besar unfuk mengetahui
adanya banyak sanad bagi satu hadits. IGdang-kadang, seorang perawi
mendengar dari ulama (di kota yang menjadi tujuan perjalanannya)
beberapa tambahan keterangan yang tidak ia dengar dari ulama di kota
tempat tinggalnya. Dan seringkali dari mereka ia menemukan sesuatu
yang tidak ia peroleh dari guru-gurunya
IGdang-kadang dilangsungkan tukar pikiran antara ulama di berbagai
kota- Melalui forum itu diketatrui adanya konffadiksi antara berbagai sanad
dalam satu hadits sehingga sanad yang kuat dan yang lematr dapat di.

327 SunanlbnuMaiah,hhtts2,haditske226,iuzl,ceLlsaal-Babial-Halabi.Dan,lihatMajma'
az-Zawaid, hlrn. 131, juz I; al-larh wat-Ta'dil,h1m. 13, juz I.
3% lrhat al-Muhaddib al-Fashr7, hlm. 31: b. dan hlrn 32: b. , danlami' Bayan al-'Ilm wa Fadhlk,
hlm. 9495, juz I.
999 Hadtts Nabi sebelun Dibukukan

ketahui. Dan, para pencari ilmu bertambah banyak mengetatrui sebab-


sebab timbulnya hadits ketika mereka bertemu dengan orang yang
mendengar hadits dari Rasulullah dan orang yang menerima fatwa dan
keputusan beliau.
Perjalanan mereka ifu cukup membanfir upaya penyebaran, penghim-
punan, dan pembuktian kebenaran hadits. Maka, perjalanan sahabat,
tabi'in, dan tabit-tabi'in berpengaruh besar terhadap pemeliharaan dan
penghimpunan AsSunnah.
Buku-buku mengenai biografi para perawi menunjukkan kepada kita
adanya berbagai kesulitan yang tidak mereka hiraukan dalam upaya
menghafalAsSunnah dan mendengarhadits Rasulullah saw. dari sumber-
sumberyang sahih.
Hadits Nabi saw. tidak sampai kepada kita dalam bentuk kitabkitab
hadits yang tersusun lengkap dengan sanad-sanadnya, yang dibagl dalam
bab-bab berdasarkan tema-tema tertentu. Jika hal ini kemudian terjadi
maka itu berkat pengabdian para satrabat, tabi'in, tabit-tabfin, para ulama
sesudatr mereka, dan orangorang yang mengikuti jejak mereka. Semoga
Allah membalas mereka dengan balasanyang terbaik dan menempatkan di
surga-Nya yang lapang.

I(ami tidak meragukan bahwa hadits Nabi saw. telatr tersebar bersama
Al-Qu/an dan sampai di wilayah-wilayatr baru kekuasaan Islam. Ilmu ihr
tidak hanya berkembang di Mekatr dan Madinatr. Bahkan, pusat-pusat dan
majelismajelis ilmu itu berjurnlah sangat banyak. Di ibu kota-ibu kota dunia
Islam berlangsung kegiatan ilmiah oleh para sahabat r.a.. Terdapat ber-
bagai madrasah yang berpindatr-pindah di berbagai kota, yang peminatnya
adalah para sahabat dan tabi'in senior. Bagi penduduk kota Khurasan,
misalnya, kehadiran seorang sahabat sudatr cukup karena mereka bisa
mendatanginya, berkerumun di sekitarnya, bertanya, belajar Al-Qur'an,
dan mendengar hadits Rasulullatr saw. darinya.
Hal ini menggambarkan tersebarnya As-Sunnatr sampai di daerah-
daerah perbatasan wilayah kekuasaan Islam yang terjauh. Namun, kita
harus mengakui suatu kebenaran, sekalipun ia pahit untuk dikemukakan,
yaifu sebagian orang-setelah penaklukan Mekah-masuk Islam semata-
mata karena kemunafikan. Atau, mereka memeluk Islam di atas rerunfuh-
an keyakinan rusak yang endapannya masih tertinggal dalam jiwa mereka.
Akibatrya mereka mempergunakan kesempatan apa pun unfuk menodai
Bab tt: As-Sunnah pada llasa Saiaba t dan Tabl'ln 993

agamabaru: Islam.
Di antara mereka terdapat orang{lang yang fanatik terhadap kaum
dan negara mereka. Selain itu, timbul perselisihan politik, tidak lama
setelah lahirnya golongan/partai-partai. Semua ini merupakan faktor
pendorong timbdrOa pemalsuan hadits yang mulia
Persoalan itulah yang akan kami kaji pada bab selanjutnya. Kami
mengemukakan secara terinci sebabsebab teriadinya pemalsuan hadits
dan menjelaskan jerih payah para sahabat, tabi'in, tabit-tabi'in, dan para
ulama sesudatr mereka dalam memelihara dan melindungiAsSunnah dari
maksud buruk musuh-musuh Islam. 6
PASAL PERTAMA
PERMULAAN PEMALSUAN HADITS
DAN SEBAB-SEBABI\IYA
A. Permulaan Pemalsuan Hadits
Selama umat Islam bersatu di bawah kepemimpinan empat orang
L,hulafa'ar-Rasyidin, hadits Nabi saw. senantiasabersih, tidakternodaoleh
kedustaan, tidak mengalami perubatran, dan tidak terkena pemalsuan.
Namun, kondisi ini berubatr setelatr umat Islam terpecah menjadi beberapa
golongan/partai dan barisan mereka dimasuki oleh para penganut Machia-
velis dan kaum ambisius.
Peristiwa pertama yang segera menyulut kekacauan pada abad per-
tama Hijriah adalah pemberontakan dan terbunuhnya Ktralihh Utsman
sebagai syahid. Peristiwa itu benar-benar menimbulkan kegoncangan
besar terhadap dunia Islam dan meninggalkan akibat-akibat buruk bagi
umat Islam yang dampaknya terus berlanjut sampai saat ini.
Setelah peristiwa itu, kaum muslimin bersatp kembali di bawah ke
pemimpinan Amirul+{ukminin, Ali bin Abi Thalib r.a.. Hanya saja, kejadian
sebelumnya tidak memungkinkan dipulihkannya stabilitas pemerintatran
ketika itg. Barisan umat Islam benar-benar terpecah, yang tercermin pada
terbentuknya dua kelompok militer, yaitu kelompok militer Amirul-Muk-
minin, Ali, yang didukung oleh penduduk Hijaz dan Irak, dan kelompok
militer Mu'awiyatr, Gubernur Syam, yang didukung oleh mayoritas pen-
duduk Syarn dan Mesir.
Keterpecahan umat Islam itu mendorong terjadinya peperangan dah-

Hadits Nabi Sebelun Dibukukan 295


996 Hadits Nabi Sebetun Dibukukan

syat. Tidak lama kemudian, perselisihan itu diakhiri melalui tahkim


(arbitrase) yang kemudian melahirkan berbagai macam kelompok politik.l
Mayoritas umat Islam mendukung Ali r.a. karena diatah khalifah yang
dibaiat oleh umat Islam setelah terbunuhnya Utsman r.a.. Kelompok
Mu'awiyah semula menunfut balas atas terbunuhnya Utsman, namun
mereka kemudian juga menunhrt kursi khilafah dan penegakan hukum
setelah tercapainya arbitrase. Sementara ifu, Khawariisuafu kaum dari
golongan Amirul-Mukminin Ali--memisahkan diri dari AIi karena Ali
menerima tahkim. Mereka mengemukakan semboyan la hukm illa Allah.
Mereka juga mengecam Mu'awiyatr karena ia hendak merebut kekuasaan
atas orang-orang mukmin, sedangkan persoalan ini harus ditetapkan
berdasarkan musyawarah di antara mereka.

Kelompok Ktrawarij terdiri atas orangorang yang sangat kuat Sebagi-


an besar dari mereka terdiri atas bangsa Arab yang kasar dan berwatak
keras. Sepanjang pemerintahanny4 Amirul-Mukminin Ali banyak melakukan
peperangan berdarah melawan mereka. I(hawarij mempunyai pengaruh
yang besar dalam menggoyahkan kursi-kursi fhalifah Bani Umayatr.
Setelah Iftalihh Ali r.a terbunuh sebagai syahid maka sebagian kelom-
pok (Syi'ah) Ali menunhrt hak mereka untuk menduduki kursi ktrilafrtr.
Selanjutnya, lahirlah partai-partai dan kelompok-kelompok yang ber-
basis agama, yang mempunyai pengaruh sangat mendalam terhadap
timbulnya aliran-aliran (mazhab) agama dalam Islam. Setiap kelompok
menopang argumentasi dan klaimnya dengan Al-Qur'an dan As.Sunnah.
Sudah tenhr, semua kelompok itu tidak menemukan nash AlQufan dan
AsSunnah yang menopang argumentasi dan klaimnya. Oleh karena itu,
sebagian dari mereka berupaya menalnrilkan AlQufan dan menafsirkan
sebagian nash hadits dengan arti yang menyimpang. Namun, usaha
mereka ini tidak membuahkan hasil karena keberadaan penghafal Al-
Qur'an yang sangat banyak jumlahnya Oleh karena ihr, mereka berupaya
mengubatr dan memasukkan tambahan ke dalamAsSunnatr dan melaku-
kan pemalsuan atas nama Rasulullah saw..2

I lthatTaikh al-Islam,Hasan Ibrahim, hlrn. 263. juz L' at-Tabshir fi ad.-Din,hlm. 6, dan Fair at-
Islam,hlm.256.
2 lrhat al.l,aali al-Mashnu'ah,hlm. 248, juz \.
Bab llt: Penalsuan Hadits 997

Seiring dengan perjalanan waktu, gerakan pemalsuan hadits berlang-


sung semakin hebal Bercampurlatr hadits sahih dengan hadits maudhu'
'palsu'. Muncullah haditshadits palsu tentang kelebihan empat khalifah,
kelebihan ketuaketua kelompoh dan kelebihan tokoh'tokoh partai. Muncul
pula hadits-hadits yang secara tegas mendukung aliran-aliran politik dan
kelompok-kelompok agama tertentu.
Hadits.hadits palsu muncul bersamaan dengan munculnya berbagai
macam kelompok itu. Para pemalsu membuat haditshadits palsu untuk
menyerang kelompok lain, dan sebaliknya, para pemalsu hadits dari
kelompok lawan melakukan hal yang sama unhrk membela diri. Demikian
seterusnya, sehingga muncul sekumpulan hadits palsu yang berhasil
diungkap oleh para pakar ulama 'ulum al4adits datriial al4tad,i,ts.
Hadits palsu itu tidak hanya berbicara tentang kelebihan pribadi-pribadi
tertentu atau mendukung pendapat, pemikiran teologis, dan aliran-aliran
politiktertentr.l€bihdaripadaihr,haditshaditspalsumeliputihampirsemua
bidang kehidupan, baikyang khusus maupun yang umum. Maka, lahirlatl
haditshadits palsu yang berbicara tentang berbagai macam hal, seperti hadits
palsu mengenai praktik ibadah, muamalah makanan, tata krama, sifat
zuhud, zikir, doa, kedokteran, peryrakit, pemberontakan, dan kewarisan.
Perlu kami jelaskan bahwa pemalsuan hadits itu tidak mencapai
puncak-nya pada abad pertama Hlirah. Sebab, pada masa itu masih banyak
sahabat dan tabi'in yang hafal hadits. Mereka tidak terkecoh oleh para
pendusta dan pemalsu hadits. Selain ihr, faktor-fuktor penyebab terjadinya
pemalsuan hadits pada abad itu tidaklah banyak.
Hadits-hadits palsu bertambah seiring dengan timbulnya berbagai
bid'ah dan pemberontakan. Para satrabat, tabi'in senior, dan ulama mereka
berusaha menghindari bid'ah dan pemberontakan ihr.

Tentang pemalsuan hadits, Imam Ibnu Taimiyah berkata "Para saha


bat r.a. paling sedikit terlibat dalam pemberontakan dibandingkan dengan
generasi sesudah mereka. Sebab, semakin jauh dari masa kenabian,
semakin banyak terjadi perpecatran dan perselisihan."
Oleh karena iht, pada masa pemerintahan Utsman r.a. tidak timbul
bid'ah yang jelas. Ketika tltsman r.a terbunuh dan umat Islam terpecah,
timbullah dua bid'atr yang saling berlawanan. Di satu pihak adalah bid'ah
yang ditimbulkan oleh golongan Ktrawarij (yang mengafirkan Ali) dan di
pihak lain bid'ah yang ditimbulkan oleh golongan Rafidhah (yang meng-
998 Hadtts Nabi Sebelun Dibukukan

akui Ali sebagai imam, manusia maksum, nabi, atau bahkan sebagai
Tuhan;.1
Selanjutnya, pada akhir masa sahabat, yaitu pada masa kekuasaan
Ibnr;r.Zubak danAbdul Malik, timbullah bid'ah oleh golongan Murjiah dan
Qadariah. Dan pada awal masa tabi'in, yaifu pada masa-masa terakhir
pemerintatran dinasti Umawiyatr, dmbul bid'ah oleh golongan Jahmiyah
dan Musyabbihatr yang menyerupakan Allah dengan makhluk. Pada masa
satrabat, tidak sedikit pun timbul bid'ah.

Pada masa kepemimpinan Mu'awiyah, manusia bersafu dalam me


merangi musuh. Namun, setelah Mu'awiyah meninggal, terjadi tzgedi: al-
Husain terbunuh ,IbnuzZubair dikepung di Mekatr, dan pecah peperangan
al-Haratl di Madinah.4 Setelah Yazid meninggal, melefirs peperangan di
Syam antara Marwan dan ad-Dhatrhak Kemudian, al-Mukhtar membunuh
Ibnu Ziyad sehingga timbul peperangan. Mush'ab ibnuz-Zubur balas
membunuh al-Mulfitar sehingga timbul peperangan pula Hal yang sama
terjadi ketika kemudianAbdul Malik membunuh Mush'ab.
Pada saat al-Haiiaj menjabat Gubernur hak, keluarlah Muhammad bin
asy-Asy'ats beserta bala tentaranya dalam jumlah besar dari Irak unfuk
menyeftmgnya dan terjadilah perang besar. Semua peperangan itu terjadi
setelah kematian Mu'awiyatr.
Dalam pemberontakan Ibnul-Muhallab di Ktrurasan, Zaid bin Ali
terbunuh di Kufah. Selanjutrya Abu Muslim dan yang lainnya menjadi
pimpinan di Khurasan. Terjadilah peperangan-peperangan yang tidak dapat
dikemukakan sahr per sahr.s
Atas dasarfrkta di atas, kami menilai sangatkecil kemungkinan bahwa
pemalsuan hadits terjadi sebelum peperangan-pepeftLngan di atas. Demi-
kian pula, menurut kami, kecil kemungkinannya salatr seorang sahabat
melakukan pemalsuan hadits atas nama Rasulullatr saw.. Tidaklah masuk
akal seorang muslim menggambarkan para sahabat-yang agung, yang

3 Tidak sernua golongan Rafdhah mempunyai keyakinan demikian. Setiap sekte golongan ini
mempunyai keyakinan yang berbeda mengenai diri Ali.
4 Peperangan al-Harah sangat terkenal, terjadi pada tahun 6i! H pada masa pemerintahan Yazid

bin Mu'awiyah. Dinamakan demikian karena dinisbatkan kepada Harah Waqim, dekat Madinah.
Uhat Hamisy al-Munta4a min Minhai al-I'tidal hkn. 293.
5
Al-Munta4a min Mintwjil-Ilidol,hlm. 38G387.
Bab ttl: Penalsuan Hdits 929

telah menyerahkan jiwa dan harta mereka unhrk kepentingan periuangan


agama Allfi serta membela Rasulullatr saw., meninggalkan tanah fumpatt
darah mereka dan merasakan berbagai macam siksaan dan kehidupan
yang pahit sebagai bukti kesetiaan mereka kepada Rasulullah saw.-akan
mengada-ada dan mendustakan Rasulullah saw.. Mereka adalah orang
yang tumbuh dalam asuhan Rasulullah saw., alumni lembaga pendidikan
beliau, meneguk mata air beliau, dan meneladani segala perbuatan beliau.
Mereka benar-benar bersifat talonra, u)ara,', dan khasyyah. Oleh karena ifir,
kami menafikan kemungkinan para satrabat mendustakan Rasulullah saw..
Sebagian riwayat yang dinukil oleh orangorang yang menuruti hawa
nafsu menyatakan bahwa sebagian sahabat dan tabi'in memalsukan kabar
buruk mengenai diri Ali r.a. yang berisi celaan dan keterlepasan mereka
dariAli dengan maksud menjilatpihak Mu'awiyah yang telah memberikan
hadiah kepada mereka. Mereka berbeda pendapat mengenai hal ittr, dan di
antara mereka dari kalangan sahabat adalah Abu Hurairah, Amr ibnul-Ash,
dan al-Mughiratr bin Syubah, sedangkan dari tabi'in adalatr Urwatr bur.az,
Zrbar.6 Tuduhan ini tidak benar. Sejarah para satrabat menafikan tuduhan
dan membatalkan sangkaan-sangkaan itu.
Kenyataan sejarah, baik pada saat Rasulullah saw. masih hidup dan
setelah beliau wafat, menafikan setiap hal yang mengada-ada atas para
sahabat. Para satrabat sangat jauh dari kemungkinan berbuat dusta dan
memalsukan hadits. Dalam banyak kesempatan, mereka mendengar sabda
Rasulullah saw. sebagai berikut
"Barangsiapa sangajaberbuat dusta atas (nama) diiku maha segeralah ia
mangambil tempatnya dineraha." 7

* -i-{';,yi Jb /#'r,l,;"13$ 3l }

6 Riwayat ihr dinukil oleh Ibnu Abil-Hadid dari


eurunya Abu Ja'far al-Iskafi. Uhat Starh Nahi al-
Bataghat ,ceL Beiru! hlm.4S7,iln I. I(ami telah mengemukakan penolakan terhadap hrduhan ihr
secara terperinci dalam pasal kedua subkajian tentang Abu Hurairah. Uhat juga kitab kami /Dtt
Hurairah Rauiyh al-Islam.
7 Hadits itu dikeluarkan oieh Buk*rari, Muslim, at:Tirmidzi, an-Nasa'i, Ibnu Majah, dan ad-

Daruquthni. Hadits yang sama dikeluarkan pula oleh knamAhmad. l)hatTamyiz al-Marfu'bn al'
Maudhu',htm.2.
930 Hadits Nabi Sebelun Dibukukan

t)/ t:'ef:*li
4\i ,()t i.*
"S e sungguhny a b erdusta atas dinhu tidahlah
erti berdusta atas s es e-
sep
orang kelain dinhu) . Barangsiapaberdusta atas dirihu maha segeralah ia
mengambil tempatnya dineraha." I

Tidaklah masuk akal jika salah seorang sahabat-setelah ia mengetahui


balasan perbuatan dusta atas diri Rasulullah saw.-berani memalsukan dan
membuat-buat sesuatu yang tidak disabdakan oleh beliau. Dan, tidak masuk
akal pula jika salah seorang di antara mereka mengesampingkan cahaya
kenabian yang selalu membimbing hati dan jiwanya kemudian memadamkan
cahaya ihr dengan memalsulan hadits unfuk mendukung suafu pemikiran,
hanya demi kemenangan suatu partai atau unfuk menjilat seseorang.
Setiap upaya unhrk membuktikan teriadinya pemalsuan hadits oleh para
sahabat akan gagal karena adanya dalil qath'i yangmenunjutd<an sifrtt wara'
dan khasyyah merel<a. Jauh kemungkinan mereka melakukan maksiat.
Pada umumnya, mereka menjauhkan diri dari pemberontakan, kesesatan,
dan bid'ah. Bahkan, tidak terhitung dalil yang menunjuk&an bahwa mereka
adalatr pemelihara syariat Islam dan pembela hadits yang mulia dari upaya
pengubatran dan tahnil. Dan, jika kita mengandaikan terjadinya pemalsuan
hadits oleh sahabat-dan hal ini jauh dari kemungkin-an terjadi.-maka
pemalsuan itu akan terungkap dan akan sampai kepada kita sebagaimana
berita tentang kejadian lain, yang besar maupun yangkecil.e

8 gadits itu dikeluarkan oleh Bukhari, Muslim, dan at-Tirmidzi dari al-Mughirah
bin Syubah.
Uhat Tamyiz al-MarIa"an al-Mawdhu', hlrn. 2:b.
9 Atlr-thabrani mengeluarkan dalan al-Ausari dari Abdullah bin Umar
bahwa seseorang
memakai pakaian seperti pakaian Rasulullah saw lalu mendatangi sebuah keluarga di Madinah. Ia
berkata "Rasulullah saw. memerintahkan kepadaku unhrk mendiami rumah milik keluarga yang
mana saja yang aku kehendaki." Mereka pun menyiapkan sebuah rumah untuknya. Kemudian,
mereka mengutus seseorang kepada Rasulullah saw. untuk memberitahukan hal ifu. Mendengar
itu, Rasulullah saw. bersabda kepada Abu Bakar dan Umar, "Berangkatlah kamu menemuinya. Jika
kamu menemukan dia sudah meninggal maka cukuplah fugasmu. Dan menurut pendapatku, kamu
menemukannya dalam keadaan sudah meninggal. Kemudian bakarlah dia." Abu Bakar dan Umar
pun berangkat unfuk menemuinya, namun orang ifu sedang keluar di waktr malam unfuk kencing.
Ketika itulah, dengan tiba-tiba ia dipatuk seekor ular sehingga meninggal dunia. Setelah Abu Bakar
dan Umar membakar jenazahnya dengan api, keduanya menghadap Rasulullah dan memberitahu-
kan apa yang telah mereka lakukan. Rasulullah saw. bersabda, "Barangsiapa berdusta atas diriku
dengan sengaja maka bersegeralah mengambil tempatnya di neraka." lihat Tamyiz al-Marfu' 'anil-

I
Bab lll: Pcmalsuan Hadtts 931

Menurut pendapat kami, hal di atas diperkuat oleh daya ingat prima
yarrg dimiliki para sahabat dan tabi in senioryang merupakan keistimewa
an mereka, di samping pengetatruan mereka yang mendalam tentang
hadits Nabi saw. yang mulia. Dengan ifir, mereka dengan mudatr dapat
mengetahui dan membedakan hadits sahih dari hadits maudltu'.
Di balik itu semu4 idealisme yang mereka miliki membuat mereka
teguh dahm menegakrkan kebenaran. Mereka tidak bisa bersikap diam
terhadap orang tua dan orang{riang terhormat di antara mereka yang
menyimpang dari jalan yang benar. Mereka ptrn tidak dapat diharnbat oleh
pihak penguasa sekalipun dalam menjelaskan kebenaran. Mereka tidak
takutcelaan siapapun.

Sesungguhnya sejarah Islam benar-benar bangga dengan generasi


satrabatpqg nurmpu memanifestasikan dan meqgarnalkan Islam. Mereka
merupakan anutan yarrg baik @i generasigenerasi berikutnya
Hal ini semua dapat dijadikan bukti untuk menolak setiap kesangsian
sekitar persoalan terjadinya pemalsuan hadits oleh para satrabatlo
Sebagaimana kami menafikan kemungkinan tederumusnya para
sahabat dalam tindakan pemalsuan hadib, kami pun menafikan hal yang
sama bagi para tabi'in dan ulama mereka. Menurut kami, jika teriadi
pemalsuan hadits pada paro pertama dari abad pertama hijrah maka hal ittl
dilakukan oleh sebagian orangyang strkamengejek dan orangbodoh dari
kalarrgantabitn dantabitt-tabi'in,)raitu merekayarlgkarenakonflik-konflik
politik dan sentimen pribadi terdorong berbuat dusta dan memalsukan
hadiFhadits ahs nama Rasuhrllah saw..
Pada masa itu, yakni masa tabi'in, pemalsuan hadits lebih sedikit
dibandingkan dengan masa tabi'it-tabi'in karena masih baqrak satrabat dan
tabi in yang mempraktekkan AsSunnatr. Mereka dapat menje,laskan hadits
yang sakit dari hadits yang sehat IGbustrkan dan kedustaan di lralangan

Matdttl',tim.4: b. Dalam sanad hadits itu terdapatAtln' bin alsaib yang tidak jelas nasabnya Lihat
Maima'alZa unn , hlm. L4i,jtzL
10 p"d"
o".5r1rasan tentang Bagc imatu Para fuMat Menerima As-Suaruh foi
RawlvlJah
scar. telah saya jelaskan bahwa para sahabat tidak berdusta pada masa Rasulullah saw. dan setelah
beliau waiaL lJl:rrtal-Muhad/iib al-Faslril, trlm. 3?33: adar.a$omi'li Ahlrlaq ar-Rawi uta Afob as-
fumi',lim.l2t t
939 Hdtts Nabt Scbclun Dttlrtkukan

umat Islam jrya tidak menjalar karena mereka masih dekat dengan nuszr
Rasulullahsaw.Pengaratran-peqgarahanRasulullahsaw.senantiasamem-
bekas di hati mereka dan mereka senantiasa memeliharawasiatbeliau. Diri
mereka diliputi ketalanaan, il)ara', dan khasyyah. Hal ifu memperkecil
kemungkinan tersebarnya pemalsuan hadib.
Hadits-hadits maudhu'banyak muncul di Irak, tempat munculnya
sebagian besar pemberontakan. Di wilayatr ini pula dmbul benih-benih
kelompok agama Para laitikus, rijal, dan ulama hadits banpk menjelaskan
tentang para pendusta serta menelusuri dan menjelaskatr hal ihwal mereka

Irak terkenal sebagai wilayah pemalsuan hadits sehingga ia dijuluki


Darul-DharD 'Rumah Percetakan'. Di wilayah inilah dipalsukan hadits
hadits. Penduduk Madinatr bersikap hati-hati terhadap hadits yang ber-
sumber dari penduduk Irak Imam Malik berkata "Perlakukanlah hadite
hadits yang bersumber dari penduduk Irak seperti berita-berita yang
bersumber dari Ahlul-Kitab. Jangan engkau membenarkan dan jangan pula
mendushkan mereka"
Masih mengenai hal di atas, Abdurrahman bin Mahdi berkata kepada
Imam Malih "Hai Abu AMullah. IGmi mendengar di negara And4 )akni
Madinah, 400 hadits dalam empat puluh hari, dan kami di Irak, dalam
sehari mendengar hadits sejumlah itu." Imam Malik berkata kepada
Abdurratrman bin Mahdi, "Dari mana kami mempunyai rumatr percetakan
seperti yang fuida miliki? Di rumah itu Anda mencetak hadits di malam
hari dan memasarkanrya di siang hari."11
Ibnu Syihab berkata "Dari kami keluar hadits sepanjang satu jengkal
kemudian hadits ihr setelah sampai di Irak menjadi sepanjang lengan."u
Abdullah bin Amr bin Ash berkata kepada sekelompok penduduk Irak
yang datang dan meminta kepadaryra ryariameriwayatkan hadits kepada
mereka, "Sesungguhnya di antara penduduk Irak terdapat orangorang
yang berdusta, mendustakan, dan merendahkan hadits."13

LL Al-Muntaqa min Minhaj As-Surnah, hlrn. 88. L,ebih lanjut, Ibnu Taimiyah berkata,
"Bersamaan dengan itu, di Kufah dan wilayatr-wilayah lain terdapat banyak perawi hadits yang erqa}
dan senior."
12 onumu *m, hlm. LS2, iu,z 1..
L3 Tubaqat lbnu Sa'ad,hkn. 13, bagian II, juz IV.
Bab ltt: Pemalsuan Hadits 933

B. Sebab-sebab Teriadinya Pemalsuan Hadits


Telah saya kemukakan bahwa sebabsebab pokok terjadinya pemalsu-
an hadits adalatr terpecahnya umat Islam menjadi beberapa partai politik
yang berbasis agama. Setiap partai berusaha menopang pendirian dan
memperkuat pendapat masing-masing dengan cara memalsukan hadits-
hadits Rasulullah saw.. Sebabsebab itu kemudian bertambah dan sangat
berpengaruh terhadap praktek pemalsuan hadits.
Secara global, sebab-sebab terjadinya pemalsuan hadits dapat kami
kemukakan sebagai berikul

7. P artai-P srtai Politik


Partai yang pertama kali muncul setelah pemberontakan terhadap
Amirul-Mukminin Utsman r.a. adalah Syl'ah (para pendukung Imam Ali)
dan partai Mubwiyatr. Dan, setelatr Perang Shiffin muncul Khawarij.
Secara singkat, pengaruh partai-partai itu terhadap pemalsuan hadits
adalah sebagai berikut

a. Pengaruh Syi'ah AIi dan Lawan-Lawan Politik Mereka


terhadap Pemalsuan Hadib
Dalam kitab Syarh Nahi al-Balaghaft, Ibnu Abi al-Hadid berkata,
"Pertama kali, kedustaan dalam hadits tentang keutamaan-keutamaan
(fadhail) dilakukan oleh Syi'ah (pengikut) Ali. Sejak pertama, mereka
memalsukan hadits yang berbeda-beda mengenai diri Ali. Pemalsuan itu
mereka lakukan karena didorong oleh rasa permusuhan terhadap lawan-
lawan politik mereka. Ketika al-Bahiyah (pendukungAbu Bakar) melihat
apa yang dilakukan oleh Syi'ah Ali, mereka pun memalsukan haditshadiS
mengenai diri Abu Bakar sebagai tandingan haditshadits yang dibuat oleh
Syr'ah41i."u
Sungguh disesalkan, sebagian oftlngyang ambisius dan musuh-musuh
Islam menjadikan dan memanfaatkan fanatisme Syl'ah sebagai pelindung
untuk mewujudkan keinginan dan mencapai maksud mereka. Maka,
terjadilah banyak per4berontakan dengan mengaiasnamakan Syi'ah. Ahlul-

14 Syarh Nahi al-BaWhah, hlm. 26, i:uz In.


934 Hadtts Nabl Sebetun Dibukukan

Bait pun tertimpa bencana besar secara berturut-turut. Yang menjadi


korban adalah orang-orang pilihan dari putra-putra dan cucu Amirul-
Mukrninin Ali r.a.. Sejaratr mencatat terjadinya tragedi yang mendalam atas
mereka, yang membelah hati dan menggetarkan badan.
Semua itu terjadi karena ulatr musuh-musuh Islam yang mengambil
manfrat atas nama Ahlul-Bait Merekalah oftlngorarg yang mengambil
keuntungan, merekalah yang memalsukan hadits-hadits untuk mendu-
kung gerakan mereka, dan mereka menumbuhkan sikap berani pada
onrng lain unhrk memalsukan hadits.ls

I(ami sama sekali tidak mengasumsikan kemungkinan al-Hasan, al-


Husein, Muhammad bin al-Hanafiyatr,Jdftlr ash-Shadiq, atau Zaid bin Ali
dan anggota Atrlul-Bait yang lain bersepakat mendustakan Rasulullah saw.,
kakek mereka. Sesungguhnya mereka adalah orang yang memiliki sifat
u)ara',talnra, dan berhati bersih. Ahlul-Bait sangat jauh dari kemungkinan
mendustakan Rasulullah saw..
Oleh karena ihr, pada bagian awal kajian ini saya ingin menegaskan
batrwa Ahltil-Bait bersih dari pendustaan atas Rasulullah saw.. Pemalsuan
hadits dengan mengatasnarnakan mereka dilakulmn oleh parapenduhmg
mereka. Merekalatr yang banyak memalsukan hadits. Mereka berbuat
jahat kepada imam mereka, Ali, lebih banyak daripada perbuatan baik
mereka kepadanya Abu al-Farj bin al-Jauzi berkata "Keutamaan AIi yang
benar sangat banyak. Hanya saja, golongan Rafidhah tidak merasa puas lalu
mereka membuat-buat hadits yang justru merendatrkan Ali, bukan me
ngangkat derajatnya. " 16
Mereka banyak melakukan pemalsuan hadits dan menimbu[{an cita
buruk terhadap Irak. Mereka menjadikan penduduk Madinah bersikap
hati-hati terhadap hadits yang bersumber dari penduduk kah. Persoalan

15 Sukti tentang hal di atas adalah riwayat Abu Anas atHarani. Ia berkata "AlMulhtar (ats
Tsaqafi) berkata kepada seorang ashabul-hadits, tsuatlah untukku satu hadits dari Nabi saw. bahwa
setelah Nabi saw. wafat, ia akan diganti oleh seorang khalifah yang beliau akan menunhrt hak
kehrrunan anak beliau kepadanya. Untrk ihr, saya sediakan imbalan 10 ribu dirham, sebuah jubatr,
alat nrnegangan, dan pembantu.'Orang ihr berkata kepadanya 'Saya tidak sanggup mendustakan
hadits dari Nabi saw.. Pilih siapa saja di antara sahabat dan berilah imbalan berapa saja kepadalm.' Ia
berkata Tladits dari Nabi saw. itu lebih kuat dan siksanya lebih beral'" Lihat al-Laali al-Mashnu'ah,
hkn. 248, Jil. II, dinukil dari Ibnu al-Jauzi.
16
Al-Munto4a min Minhaiill'tittal hlm. 4S0.
Bab tll: Pemalsuan Hadits 235

hadits menjadi kabur bagi orang yang tidak bisa membedakan satu hadits
dengan hadits lain, seperti oftmg asing yang datang ke suatu negeri yang
separo penduduknya adalah para pendusta dan pengl*rianaL Maka, ia akan
bersikap hati-hati dan waspada terhadap mereka sampai ia mengenal orang
yang dapat dipercaya.lT
Amir asy-Syabi berkata,'Tidak ada seorang pun di antara umat ini yang
didustakan seperti pendustaan atas Ali r.a.."18 Ibnu Taimiyah berkata,
"Kedustaan Rafidhah termasuk perbuatan yang dapat dijadikan peri-
bahasa."le Ibnu a|-Mubarak berkata, "Agama itu bagl ahlul4tadits,berargt
mentasi serta mencaricari alasan itu b agl ahlul+a'yl, dan kedustaan itu bagi
Rafidhah."2o

Ketika Imam Malik ditanya tentang Rafidhah, ia menjawab, 'Jangan


engkau berbicara kepada mereka dan jangan meriwayatkan hadits dari
mereka karena mereka berdusta."2l Asy-Syaf i berkata, "Saya tidak
melihat seseorulng yang berbohong lebih daripada Rafidhah.'z2 Yazidbn
Harun berkata, "Boleh ditulis (dinukil) hadits dari setiap orang yang
berbuat bid'ah kecuali Rafidhah karena mereka berdusta."23 Hamad bin
Salamah berkata, "seorang suru dari Rafidhah yang telah bertobat me
riwayatkan hadits kepadaku. Ia berkata, lika karni (Rafidhah) berkumpul,
kemudian kami menilai sesuatu itu baik maka kami menjadikannya sebagai
hadits."'24
syr'ah membuat banyak hadits dan mengubah sebagian hadits sesuai
dengan keinginan mereka. Jurnlahnya terus bertarnbah dari hari ke hari.
Mereka memalsukan haditshadits tentang sisisisi positif Ali r.a. dan hadits
hadits yang menonjolkan sislsisi negatif Mu'awiyah dan para khalihh Gara
pendukung) Bani umayyah. Kitab-kitab tentang hadits-hadits maudhu'

L7 n;a-
L8 Todzkirah al-Hulfazh, hhn. 77, juz l.
19 Al-Munto4a min Minhai at-I'tidar, hlrn. 480.
2o nid.
2L Al-Munta4a min M inhaiilllidnl, hfu. 2l dar. hhat al'Kifayah, hlm. 126.
22 nta.
23 Al-Muntaqa min Minhaiill'tidal,hkt.Z2.Dur,\hatal-Jarh uat-Ta'dil, hkn. 28, Bag.I, iuz I.
24 At-Iami'ti *hlaq ar-Rawi wa Adab as-tumi',hlrn. 18: b; dan al-Laali al-Mashnu'ah,hkn.248,

juzll.
936 Hdlts Nebt Scbctun Dtbuhukan

penuh dengan kedustaan mereka Sebagai contoh, kami akan mengemuka


kan sebagian hadits yang mereka palsukan dan kami akan menjelaskan
pengaruhnfia terhadap partai-partai lain fang kontra terhadap mereka.
Unhrk menegaskan wasiat Rasulullah saw. tentang khilafatr kepadaAli
setelah beliau wafrt, Syl'ah memalsukan banyak hadits. Di antara hadits.
hadits itu adalah sebagai berikuf
c z lo/,
to?
,yFJ,glPt,e

" P enerima
4r;" - ,s#.'rLi
w asiathu, tempat r ohasiahu, panggantihu di heluargaku, dan
seb aih-baih or cary y cmg menggantikan sesudahku adalah Ali-" 25

( q/" ,;.ii;Aur'a*tUt-Y
"HaiAli,sayamantbuihanhertimmaankqadmrudanganhenabiandan
finoh ant, nabi sesdahhu.' 26

t oL,
,y.,* ;rtr, aaaa
&r'oti ur,r: €r: ,rtrtr"1 F
4,#Y ci
"Sesungguhny a stettap nabd manpwryai p anenma w asiat iton pw a*, dan
sesungguhnya penenma wasiathu ilan pewarishu adalah Ali bin Abi
27
Thfllib."

"I(ettha Nabi savr. dimihrajhm (oleh Altah) maha Allah mempertihathan


kcajaiban-heajaiban di setiap langit. Kanudian paAa pasr hannya, Nabi
saw.mencentahanheajaiban-keajaibanTnhannyahepad,amanusia.
Nfrnttn, ia didustahan oleh orang yang mendustahannya ili antara pen-
fuAtk Meluh dm dib emrkan oleh or ang y ong memb enmhcrmy a. Maha,

25 At-Faunid al-Majmu'ah fi al-Atudib ahMautdha'ah,hlm. 269.


26 fl{,aafi at+tcat nu'ah, hlm. 3f,,I3, irz L
zl lbid.,trlm.3,juzI
Bab ltl: Pcnalsuan Hadlts 937

ketiha itu jatuhlah sebuah bintang ilan langit. Kemudian Nabi sow.
bersabdt,Dirumahsiapapunbintangitn jatnh,dialahporygantikusesudah
ahu meninggal.' P enduduh' M ehah mencan- cai bintang itu, don mereha
menemuhanny a di rumah Ali bin Abi Thalib r. a.. Kemudian mereha b erhata,
Muhammad s es at don heliru, menantai heluatgany a don c ondong hep *
putr a p amanny a (Ali) .' Maka, henha itu turunlah surdt ini:' 6'tb ttl'r-*lt t'
(an-Naim).' 28

4.,1',tt,ft *k; )r'oVl [fL+]


"Ahu dan Ali dictptahan dan cahoya danhamiberado di sebelahhanan
,Arsy." 29

Mereka (Syi'ah) berlebih-lebihan dalam memalsukan hadits. Di antara


haditshadits itu adalatr sebagai berikul

,)1t'&\-;l ,gtii dP ,fiit'#y


o.,.

; o 9 ,r,
J.b,
)
iut
,
*6I

,/ o,
( t5l*'
"NantiahanteqadisuatuJitnah.Maka,iikasalahseorongdiantarahamu
menanuinya maha iaharus berpeganghrpodo duahol: Kitab Alllh (Al-
Qut'an)danAlilr/lnAwThalib.Dan,diaailolahpenggantihusesudahhtt."n

$.;s*" /6' ?'C?' 'J"'f d/ h

28 Al-Fawaid al-Maimu'ah fil-Ahadits al-Mawdhu'ah,hlm.369. Dan, lihat hadits yang s:rma


(Ali)
dalanal-Muntaqa min Mhhai ,4s-Sunruh,hhn 426. Dalam suahr riwayat dikatakan, Maka dia
adalah penerima wasiatku sesudahku.' Berita tentang Ali sebagai pelerima wasiat Nabi saw. itu
dibuat oleh Abdullah bin Saba'. Iihat bagian pinggnr at-Muntaqa min Mirtais-Sur,rl,ah'llnfi7 '
D Al-Fawa id al-M ai mu' ah, hlm. 342.
N nia.,hlm.34s.
938 Hdlts Nabl Scbclun Dlbukukan

"Barangsiapa ailah mengatahanrbahwa Ali adnlah sebaih-baih manusia


mthoiahafir." 3L

(li+'# A,airty
1s L

'Melilwt Ali adnlahibadah." 32

6';bLi 16r J?'GG rV;tFU'*'Jy


"Mencintai Ali itu ilapat menghapus ilosa perbuatan-pelbuatanburuh
sqerti api melalap hayu bahar" 33
/tc./rc.
v* ,-* S'rs * ,;iti ;t'*'oisttf ;j F
-1 , z o lt ot lc ./ ',/
,-M e;';'j
.
e;,-1) ,- .
GJJ ^^t- e e0{:
(# r\w
-rz)ooz

"Barotgsiapa hadah melihot ilmu Nabi Adfrn, daya panahanan Nabi


Nuh, hihmah Nabi lbrahim, s|fu zthud Nabi Yahya, dan hehwun fisih
N abi Musa maha liharlah Ali." Y

'.4i))-L *) i"-#?:* c.r'-truy


ftQth'ri(";'A
angsiapa meninggol durio dm di lratiny a tudapat r asa b enci hrp ofo
" B ar

Ali Wn Abi Thalib maha ia mati sebagai Yahudi atau N asrani. " 3s

3r lbid.,hrm.34z.
32 nu.,hlm.3s9.
33nia.,hlm.xz.
il n;a.
35rra., hlm. gzs.
Bab lll: Pemalsuan Hdits 239

p\ tlL'j *t Lei ui;oAt ))*.;1, F


) |o /
..J7A)e)tt
l).1'J
o /- f i:
ir'r^;A04;i*?:
,AG ,Qt3a1u0\4; UUti
(l={u' \\&
"Perumpamaan dinhu adalah seperti pohon. Ahu adalah aharnya, Ali
adalah cabangnya, al-Hasan dan al-Husain adalahbuahnya, don Syi'ah
adatah daunny a. M aha, ap a pun y ang kelunr ilon y ang b aih maka (ttdoh
lain) hecualiia adolahbaih." x

laL!.,'fri ytrX?"'*{t G?i} }


Lir?tll
a. '. o(

,e^l ^vil h t pi ; t h, ;*.i't- f*ri ; :


{ -,ll'
'BarangsiapamencintaihumahahendnhlahiamencintaiAli.Barangsiapa
membanci Ali mahaberarti ia membencihu. Barangsiapa membancihu
mahaberarttiamentbenaAllah,danbarangsiapamembenciAllahmaha
37
Allah ahan rnanasuhhanny a he dolam nerahd."

I)2"g r',L-'l)T:'*;,iY, i? ]i, bt U y r U.

"
43* ds 'aru) L,,

Hai Ali, se sungguhny a Allah mengamrynimu, heturunanmTt, hedua or nng


fitamu,heluarginw,syi'ohmu,danorang-orongyangmencintaisyi'ahmu."3e

Selain itu, Syfah membuat haditshadits palsu yang menjelehjelekkan

36ft2., hrn. szg.


37nia.,hkn.3s3.
B n;a.
940 Hadits Nabl Sebelun Dibukukan
Abu Bakar, Umar, dan sahabat-sahabatlain. Lewathaditshadits itu, Syi'ah
menuduh para satrabat telah menjelek-jelekkan Ali r.a. dan keluarganya.
Mengenai hal ini, Ibnu Abi al-Hadid berkata'Adapun hal-hal yang jelek dan
tercela yang dikemukakan oleh Syi'ah antara lain pernyataan 'dilepaskan-
nya seekor landak di rumah Fatimah...', 'Umar rnenggencet Fatimah di,
antara pintu dan dindi.ng....'dan 'Urnar mengikatkan tali di.leher Ali.'.
Menurut kami, semua ini sama sekali tidak memiliki sumber. Tidak
seorang pun di antara karni yang membenarkannya karena tidak diriwayat-
kan dan tidak diketahui oleh atrlul-hadits. Hal itu adalah sesuatu yang hanya
dinukil oleh Syi'46."ss
Sebagian pemalsu hadits dari partai lain-setelah melihat adanya hadits
hadits yang menjelek-jelekkan Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Mu'awiyah-
kemudian membuat hadits-hadits tandingan. Hadits itu mengangkat
kedudukan Abu Bakar, Umar, dan Muhwiyatr. Di antara haditshadits palsu
itu adalah sebagai berikul

'U'14+i lLt'"$i: Lf y:3r J\c_ref (,F


,r_
';^',LtrSl'.*')G rJ\L'oj ;'V u*
if yl i')'jt-k c, G,. G, V
"i U,i"{r
-.C
:K:i'r)r-J
"re b';;bf ii, | ;*, |i, h t ;rt-
4.Urtat
" Ketiha ahu ilimihr qhan he langlt maha ahu b erhata, \a Allah, j adihan-
lah Alibin Abi Thalib sebagai hhalifah sesudahhu.' Mahahetahutanlah
langlt-langpt. D an, p ar a malaikat many eru hep adohu dan s etiap p anjuru,
' H ai Muhammad, ! B ac alah dan tidahlah hamu b erhehendoh he cuali (jiha)

Allahberhehendah.Allahtelahberhehendohbahwa(hhaWah)sesudohmu
adalah AbuBahar ash-Shiddiq.' "
q

39 juz I.
Wrh Nahi al-Balaghoh,hhn. 15&159,
4o Tauih o.sySyari'ah al-Marfu'ah,hlrn. 345, juz I.
Bab llt: Penalsuan Hadlts 941

Hadits yang diriwayatkan dariAMullah binJarad. Ia berkata


. ',
,Ju'"i +; 8P.,3t-r w$t ) -f)ry t th
t ,--. 1 'it o
'. o )z .

la/
2z . t.o,
t , ). o,
.i-/
O
I
4.F;l +j
,r,/.'.
,\rX
Y. ' idt-J-t
-. ,.1:x. Cf u;si t-r^
'I<aniberada di sisi Rosulullah saw.. Beliau mantbawa seehor htdnlalu
beliaumenaihfurya. Kemudianbeliaubqhato, T<uAo ini ahan dinaiki oleh
or mg y ang menj adi khalifuh sesudahhu.' Kemuilian, hudn itu dinaiki oleh
AbuBakar" ar

"sesungguhnyaAbuBaharbqkauhqadoNabisaw.,'Sesungguhnyasaya
(sholat) b er samamu padn b ansan p crtmn. Kemudian, aryhau b erahbir
dansayabenahbir.Kenudian,enghaumemulaiilenganmembacasuratal-
F atihah maha say a memb oc any o. Kanuiliwr, teq aAi sesuatu y ang mem-
buathu sangsi, apahah ahumasih dnlamheailoan sua. Maha, sayaheluar
heprntumasjid.Tib*nbaadaparyentydngmanymrhcpadahu,'(Lihatlah
ke arah) belahangmu.' Kemudian, sctyct menoleh. (Saya melihat) sebuah
gelas tubuat dan emas, pauh tensi air yanglebih putih donpadn salju,
lebth segar danpadamadu, danlehhlembut dnripantbuih. A atus gelas
itu tdopat sapu tanganberwarnohijau yang ih atasnya tfrdopat tulisanr
laa ilaaha illa Allah ash-Shiddiq Abu Bakar. Kemudian, saydmaryambil
sapu tangan itu dan meletahhawrya ili atasbahuhu. Selanjutnya saya
bervtuilhuunfith shalat danmaryembalikan sapu tangan itu di atas gelas.
S ay a menyusulmu (melahuhan shalat) dan ketiha itu aryhru sedmg ruhu

rahattpertamaKemudian,sayamenyempurnohorsholatlubers@nannr,
wahai Rasulullah.' Nabi bersabila, 'Gembiralah, hai Abu Bakar Yang
menyeiliohan air wudhu untuh shalat untukmu ailalah Jibnl, yang
memahoihan saw tdngan hqadamu adalah Mikail, dan y mg meme gang
lututku sehingga enghau meny usul slnlat b q sonahu) adulah lsr afil.' "
a2

-n n;Al*rr.W,iurL
42 At-Fawaidul-Maimu'ah,hlm.320. Hal yang sama diriwayatkan terjadi pada diri Ali bin Abi
Thalib. Dalam riwayat ini disebut-sebut ember dan sapu tangan. Semuanya adalah bohong dan
palsu. Lihat cl-Fa unihtl-Maimt'cr, hlm. 331.
949 Hadtts Nabl Sebclun Dibttkukan

cry)t l*:'*
O ,/
4t) ci',u;-ii, r31
f |
4 frii';';#?, frJi' { r|;u
"SesungguhnyaAllahmenjadihanAbuBaharsebagarparygantihu(untuh
menenma) dgama Allah d.an wahyu-Nya. Maha ilangarlah dia, anghau
ahan b ahagpa, dan p atuhilah ilia, anghau ahan manp erol eh p ettmjuh. " a3

W.''>lut VI'f*,
. z o. I o . /

6z
lu
L;u:a,J\c, eiy
) , rrc ) z ,t'o. I ? o'o-,
otc|
,H ry-)'?)l
./t
J-!ylJ .FlJy1--l)->i
Ez
!F Fl.
o

"Ahu ilimihrajhan he langtrt. Tidahlah aku melmyati suatu langtrt hecuali


{"+
ahu menemuhan namahu pada langlt itu tertulis'Muhammad adalah
utusanAllah dan Abu Bakar ash-Shiddiq adalah orangyang mengganti-
kanku.'" #

4.Ubt r{- tW. biif;;:Are }i,rb1 p


"Sesungguhrrya Allah yangberada di langlt tidah maryuhai Abu Bakar
ash-Shiddiqmelahuhanhesalahan."a5

"Ketiha aku iliisrahan, ahu melihat di langit seehor huila berhenti,


berpelana, dan diihat. Kepalanya terilin atas batu merah delima (dan)
menputry ai b any ah s oy ap. Ahu b ertany a,'[J ntuh siap a huila ini?' J ib nl
menjawab, Kuda ini untuh orang-orang ydng mencintai Abu Bahar ilon
Umar. Mereha ahan manghanap Allah pada lwn hiamat dargan menaihi
hudaitu.'" #

a3 n;a.,hIm.332.
4 Al-Faw aidul-M ajmu' ah, hlm. 333.
a5 n;a.,hlm.33s.
46 fauih trsysyi'ah al-Marfu'ah,trlm.347, juz I danal-Fawaid al-Maimu'ah,hlm 337.
Bab ttl: Penalsuan Hadtts 943

Hadits yang diriwayatkan dari Abdullah bin Abi Alvfq

'# ) 3 ;i 6l) :e+ *,-# w,,it


'
t', F
(,,ii" yi
, .'-1--
t# t+i #i s.i s.16,")ei
"Saya melihat Nabi saw.'bnrordo, t rpoi eti. Tiba-nba dotanglah ,rbu
Bakar dan Umar Nabi saw. bersabdq TIai ayah al-Hasot (Ali), cintailah
hedumya Danganmancintaikeduanyo, anghou ahanmasuh sutg&' - 47

4$l 'J')'j:$-*U,,, ii Gt; u;,fur ,At e,'bly


tl
o-/...1 . '1, o . . o'o
*.
.. r.
F t -*. t;j'"aa.i U J:# N'
"Sesungguhrryadilangltdunia(peruma)terdapatS0.000malaihot.Mereha
memohonhon qmryn hq ado Allah untuh or ang- or ang y ang marcintai Abu
Bahar danUmar Dan, dilangithedrn terdapat 80.000 malailwt. Mereka
melahnat or ang- or ang y ang memb ena Abu B akar dan (J max " I

:jL) tb y r, "';, * l;# r\?;"z *t ev y


is lt;st #3 3:.Ai -5J. ;), lxrl-yrf9;,hrvt
4.i;;t'):,bt:;i
"Tidohlah terdapat pohon di surgahecuali padn setiap dounnya terdtlis:
Tiafu Tuhan selain Allah, Muhammail adnlah utusan Allah, Abu Bahar
ash-Siddiq, [Jmar al-Faruq, donlJtsman ilzt al-Nurain." ae

47 Tanzih nsy$yi'ah al-Marfa'ah,trlm. 347, juz I dm al-Fawaid abMaimu'oh,hkn 3fi.


48 Al-Fawaidul-Majmu'ah,hhn. 338.
49 tbid.,hkn.342.
914 H,d/lts Nabt Scbelun Dlbukukan
Sebagian pendusta dari partai Mu'awiyah memalsukan sebagian
hadits. Di anhra haditshadits palsu tersebut adalatr sebagai berikut

J:*bf ,i t[;)r;cU6 i"ubGtl h


4, r:Vur; ji Ji ,uya'a al'*i
"Sesungguhnya sehelompoh dan Bani Hasyim meminta Rasulullah saw.
agarbeliaumengalihhan(tidahla$mempercoyahan)panulisanwahyudan
Mu'awiyah.KemtdianwahyuitufitrunmenuruthehendahMu'avtiyah.'50

Partai Mu'awiyatr membuat haditshadits palsu yang mengisatrkan


penulisan ayat Ifursi dan ayat-ayat lain oleh Mu'awiyah. Di antara hadite
hadits dimaksud adalatr sebagai berikut

;-ii'u,o i,y li)t Li *,riLitt JbCl F


(r:e jy
"Sesungguhnya Nabi saw. mcngambil pena dan tangan Ali hemudian
beliau meny u ahharuty a hqano Mu' awiy ah-" 5r

4.Etet &;:tGi,{iv irt ryr*li h


'Orang-oranr r*[ O*at aipercaya menurut Allah adalah tiga orang:
52
ahu, Jibril, ilan Mu' awiy ah."

#tui i, :JvsCit\s6J:ru W,/,tl F


{ +i Gt.€.w t-
fi At-Fatnid al-Maimtah,lim.403 dan lihat ?a uih aygan'ah al-Mar{a'ah,trkn 19, juz tr.
5L At-Faunidd-Majmuhh, }Irm. 4O3.
52 forrzitu6yi'ah al-Marfu'alt,lilm.4. Hadits yarU sama disebutkan pada hlrn 6,tttzltr..
Bab ttl: Pcnalsum Hdlts 915

"sesungguhnya Nabi saw. membenhan sebuah anah panah kepada


Mu' aw iy ah dan b eliau b er sab da,' Ambillah anah p anah ini s ehingga
enghaubertemudaryanhudenganmembawaanahpanahinidisurga-"'53

Hadits riwayat Ibnu Abbas,

,LeL l$'ii*rrW
' . ..) I r )
CtJL&.b.;6 F tt //
7. 'r, o i
ut-SV -c-,-- c[x I
)to ! z *6. I \,
e,fP J';tSJ-1JJllUiJ!!
4'e;V
" Jib,zl dntang hep ado N abi s aw. ilengan memb aw a hetas b emt arna hij au
yang paila hertas itu tertulis:'Tiada Tuhan selain Allah, Muhammad
adalah utusan Allah. Mencintai Mu'awiyah adalah kewajiban atas
hamba-hamba-Ku.' " a

Syr'ah mengubah hadits sebagai berikut

riUI ;*L;,JJi '*ribi e cikrr pi F


{6i
' YaAllah, ihatlah keduany a di dalam finah dangan seb enar-b a urny a- Ya
55
Allah, ceburhm hedumry a he ner aha ilengan s eb enar-b ennrny a -"

Menurut Syi'ah, yang dimaksud dengan "keduanya" adalah Mu'awiyatt


dan Amr bin Ash, ketika keduanya bernyanyi-nyanyi, sedangkan kenyata
annya tidaklah demikian. Yang benar, ynng dirnaksud dengan lkeduanya"
adalah Mu'awiyah bin Rafi'dan Amr bin Rifa'ah bin ats:Tsabut Hal itu
terjadi karena perawi (dari pihak Syi'ah) mengubah natn&nama tersebut
Sebagian orang yang fanatik dari pendukung partai Mu'awiyatr me
malsukan hadits sebagai berikut

fi Tanzihtrsyi' ah, hlm. 6, juz II.


lA nia.,hlrn. 21, juz tr.
55 TanzihtvSYi'ah al-Marfu'alt,llm. L6,1:ull daa al-Fauaidul-Maimu'ah,lim. 407 .
946 Hadits Nabi sebelun Dibukukan

"...Kemudian Nabi saw. bersabda, 'Hai Abu Hurairah, sesungguhnya di


neraha terilapat anjing-anjing yang matanya berwarna biru. Di atas
tenghuhny a tudnp at r anrbut sep erti ehor- ehor huda. Jika Allqh menglzin-
kansetiapanjingitumenelanlangltyangtujuhdalamsatusuapan,niscaya
hal itu mudah baginya. Pada han hiamat anjing-anjing itu ahan me-
nguasai or ang- or ang y ang melahnat Mu' aw ty ah."' 56

Hadits.hadits yang sejenis dengan haditshadits di atas sangat banyak.


Semuanya dibuat oleh partai yang bertikai, masing-masing berusaha
menopang pendiriannya dan mengangkat kedudukan para pendukung dan
pemimpinnya
Apa yang dilakukan oleh partai-partai itu (yaitu melontarkan ber-
macam-macam celaan terhadap para sahabat serta menjelek-jelekkan
mereka) hampir-hampir mengubur berbagai keutamaan (hal-hal posltifl
para sahabat. Maka, sekelompok orang yang mempunyai niat baik-
didorong oleh kecintaan kepada para sahabat-kemudian memalsukan
haditshadits yang menjelaskan keutamaan para satrabat Haditshadits ini
mengangkat kedudukan para satrabat serta menjelaskan batrwa tidak ada
perbedaan di antara empat oftmg lhalifah.
Dengan niat baik itu, mereka menduga bahwa mereka berbuat kebajik-
an. Dengan hadits palsu itu mereka bermaksud menghentikan caci maki di
antara para pengikut sahabat dan berusaha menyafukan umat Islam.
Namun, mereka seolaholah tidak mengetahui bahwa mereka telah men-
dustakan Rasulullah saw..
Di antara hadits yang mereka buat (palsu) adalah sebagai berikut
"Sesungguhnya Allah memenntahhan agar ahu menjadihan Abu Bahar
sebagai orang tua, Umar sebagai panasihat, Utsman sebagai pembantu,
dan engkau, hai Ali, sebagai parduhung. Enghau anpat oranghhalifah.
Allah telah mengambil janji hepadamu dalam Ummul-Kitab. Tidah
mencintaimu hecuali ordng yangbenman dm bertakwa dnn tidoh man-
bencimuhecualiorangmunafihdanberamalburuk.Enghauadalahpara
57
p en gganti henabianhu dan ihatan-ihatan hata hat iku. "

56 Tanzihtr.sygruri'ahal-Marfu'ah, hlm. 23, juz ll.


57 Al-Fawaidul-Mainu'ah,hhn. 3S4.
Bab ltl: Pemalsuan Hadits 947

t\*1 ,>r'\ '. jo'-1\ ,.;;',r i''\ ,';;ul g;6 h


u'
-fs r+ (J",L (r/-i"3 gtL)
o o./.
. - / lz z z I z
& t u=>, *', dt-je1 ,

"seorangpenyerumananggil-manggildanbavtah'Arsypadahanhiamat,
{ fr'
o !o.

'Di manahah para sahabat Muhammad?' Maha didatangkanlah Abu


Bahar IJma4lJtsman, dan Ali r.d..'58

'#3, q#.u ,.*i ,: eil) g-,-t), K ;.Iy


9 , .ror.
Es 3-. ,Jl^:-o; d\;C a G:0 e-.t;. ebbi,*
n . ..o, o
c

4.e,1.*wj,ri
" Abu B ahar adalah menteihu dan p enanggung j avt ab umathu s etelah ahu.
Umaradalahhehasihhuyangberbdcarasesumdanganbahasaku.Ahudnn
(Jtsman dan Utsman ilanhu, dan Ali adolah saudarahu dan pembawa
panji-pwrjihu." 5e

' Abu B akar adolah y ong p ahng b erhati taung ilan halangan umathu don
bersifat hasih sayang l.Jmar bin Khtththab adolah yang palingboih don
s emf ,urna, tJ tsman adalah y ang p aling b any ah b erh orb an untuh m eng-

hi&ryhan (agama Allah) dan adil, Ali adtlah pelindung dan yang paling
cahap , ,rtbdullah Wn Mas'ud ailolah hepercay ann umathu dan y ang paling
menyampaihan amanat, AbuDzar adtlah yangpaling zthud danberhati
lembut, Abud-Darda' adalah yang paling adil don bersifat hasih sayang,
dan Mu'awiyah bin Abu Sufyan adalah yang paling pemanf dan murah
hatt.'&

finia.
59 lbid.,hlrn.3s6,
ffi n;a.,hkn.4o9.
948 Huits Nabisebetun Dibukukan

"B ar angsiap a mencaci Abu B ahar ash- Siddiq maha ia adolah p endurhaka
(atas).BarangsiapamencaciUmarmahatanpatnyaadalahnerahaSaqar,
Barangsiapa mencaci Utsman maha musuhnya adalah (Allah yang
b er sifut) Rohman, dan b ar angsiap a mancaci Ali maha musuhny a adalah
Nabi sdw.."6r

Hadits dari suatu hadits yang panjang,

'e,;ut-jJrf
tr . . ot
F:
Lz/
WI tij.-J'1)Ji'"i
9o / Iz zz jz o-/, /
( -/

,=Jry dt^:e: -f s f. al
" ..Kemudian Rasulullah saw. bersabda, 'Ingat, lahnat }tutuhan) Allah int
.

62
atas or ang- o r ang y ang memb enci Abu B akq't Jmar, lJ tsman, don Ali. "

Sehubungan dengan ini, fakta menunjukkan bahwa Syr'ah bersikap


berlebih-lebihan dalam memalsukan hadits dibandinskan dengan WtaL/
golongan lain.

b. Iftauarij dan Pemalsuan Hadits


Pada kitabkitab referensi yang berhasil kami kumpulkan, kami tidak
memperoleh keterangan yang menjelaskan tedadinya pemalsuan hadits
oleh Khawarij dan penggunaan hadits palsu unhrk mendukung pendirian
dan klaim mereka, kecuali keterangan yang disebutkan bersumber dari
Ibnu Llhai'ah. Ia berkata, "Saya mendengar seorang tokoh Ktrawarij yang
telah bertobat berkata,

;3;, b')LG "# pu U-: q:rtrr e* "oL.y


rt

( iukGl 15

6r n;a.,hkn.339.
62 n;a.,hkn.338.
Bab ltt: Pemalsuan Hadits 949

'sesungguhnyahadi*-hadis ini adolah agama. Maha, pehatihanlah don


siapa erghau mengambil (memperoleh) agamamu. Sebab, jika hami
meny uhai s esuatu maka hami menj adihanny a seb agar hadits.' "
I
Tiga kabar yang mempunyai satu pengertian dan melalui jalan pe-
riwayatan berbeda-beda di atas menunjullkan bahwa I(hawarij melakukan
pemalsuan hadits. Namun, kami tidak menemukan bukti yang membenar-
kan hal tersebul Kemungkinan, Khawarij tidak mendustakan Rasulullah
saw. (dengan membuat haditshadits palsu) karena mereka berkeyakinan
bahwa orang yang melakukan dosa besar adalah kafir dan berdusta
termasuk dosa besar.
Selain itu, terdapat banyak bukti batrwa Ktrawarij adalah orang yang
paling jujur dalam menukil hadits. Di antaranya adalah pernyataan Ibnu
Taimiyah (dalarn konteks menolak sekte Rafldhah), "IGmi mengetahui
bahwa Khawarij lebih buruk daripada kalian. Sekalipun demikian, kami tidak
berani menuduh mereka berdusta karena kami telah melakukan penelitian
tentang mereka dan ternyata mereka sangat konsisten dalam kebenaran,
baik yang menguntungkan maupun yang merugikan mereka."&
Ibnu Thimiyah juga berkata, "Barangsiapa memperhatikan kitabkitab
tentang al-iarh wa at-ta'dil maka ia akan mengetatrui bahwa Syi'ah dan
seluruh sektenya berdusta lebih banyak daripada I(hawanj. Ktrawarij,
sekalipun mereka keluar dari agama termasuk orang yang iujur sehingga
ada yang berpendapat bahwa hadits yang bersumber dari mereka ter-
masuk hadits yang sahih." 6 Abu Daud berkata, "Tidak ada di antara para
ambisius yang lebih satrih haditsnya daripada I(hawar'rj." ffi
Memperhatikan pendapat-pendapat tentang Ktrawanj di atas maka
kami harus mengambil kata akhir sebagai penyelesaian karena ada riwayat
yang menyatakan bahwa mereka berdusta. Tiga kabaryang dikemukakan
sebelumnya menunjukan tedadinya pemalsuan hadits oleh Khawarij
berdasarkan pengakuan salah seorang tokoh mereka. Namun, kami tidak
tahu, siapakahyang dimaksud dengan tokoh itu.

B Al-Jami' li Ahhlaqir-Raui wa Atobis-tumi', hlrn. 18: b; al-Madkhal li al-H&im, hkn. 19;.A/-


Mtthailitsul-Fashil bain ar-Rawi wal-Woai,hlm.8:a;Al-Laalil-Ma*nu'ah,hlrn. 248, juz tr.
u Al-Muntaqa min Minhaiilllidol, hlm. 4ff..
. 65 nia.,hkn.22s.
ffi u-x;fuyan,hh. 130.
950 Hadits Nabl Sebetun Dibukukan
Al-Khathib meriwayatkan suatu hadits dari Hamad bin Salamah,67
sama dengan hadits yang diriwayatkan oleh hrhai'ah, dari seorang tokoh
Rafidhah yang dikemukakan pada halaman yang sama. Kemungkinan hal
itu merupakan kesalatran penulis atau perawi. Jika hal itu benar merupakan
kesalatran, lalu bagaimana sikap kita terhadap dua kabar lain yang tidak
mungkin salah? Yang jelas, kabar-kabar yang menunjukkan kejujuran
Ktrawarij bertentangan dengan riwayat-riwayat ini. Dan, kajian yang
dilakukan tidak dapat membuktikan bahwa Khawarij melakukan pe-
'malsuan hadits.
Oleh karena itu, kabar-kabar yang menyatakan batrwa Ktrawarij me
lakukan pemalsuan hadits harus dipatrami sebagai dugaan perawi batrwa
tokoh itu adalatr orang Ktrawarij, sedangkan kenyataannya bukan. I€bih
daripada itu, dua kabar itu lemah karena tidak diketatrur (maihul) siapa
yang dimaksud dengan tokoh itu.
Adapun riwayat yang bersumber dari Abdurrahman al-Mahdi me
nyebutkan bahwa Ktrawarij dan orangorang zindiqs telah memalsukan
haditsberikut c

,yr:oY $t*€.Gi:*?v 1r- &3 '€ti '11


F
(Iiit'6itqq
"Jiha anghau menenma ilatuhadits dartku maka cocokhanlah ia dengan
Al-Qur'an. Jiha ia sesuai ilengan Al-Qur'an maha ahu (benar-banar)
mengatohornya."

Namun, riwayat itu ditolak oleh Dr. Mushtafa asSiba'i. Ia menjelaskan


batrwa pemalsuan hadits itu dilakukan oleh orangorang zindiq6e dan
bukan oleh Khawarij.
Dengan demikian, dapat dikatakan batrwa Ktrawarij tidak terjerumus
dalam "lumpu'pemalsuan hadits karena mereka mempunyai sibtwara'
dan talorra.

67 n17o ;'npubqir-Rawi wa,4tubis-&lmi',hlm. 18:b.


1;
I Orang zindiqyaihr orang yang pura-pura merulmpal*an diri sebagai orang mulnnb padahal
hakikatrya ia adalah orang kafir.
69 Lihat r{s-Sl nnah wa Maharututw frt-Taryri' al-Islami,hlm. 97.
Bab ttt: Pemalsuan Hadlts 951

2. Musuh-Musuh Islam (Orang-Orang Zindiq /Ateis)


Pasukan Islam berhasil merobohkan dua kekuasaan besar, yakni
kekuasaan Kisra dan I(aisar. Mereka juga berhasil menggulingkan takhta
para raja dan amir (gubernur) yang berkuasa atas bangsa-bangsa dengan
penindasan, pembunuhan, dan perbudakan.
Di dalam struktur pemerintahan para raja dan gubernur ifir terdapat
oknumoknum yang senantiasa mencari keuntrrngan. Mereka menempuh
berbagai cara untuk menindas ralryal
Ketika Islam tersebar, ia pun menenteramkan hati bangsa-bangsa yang
teraniaya ifu. Mereka merasakan "anugerah" kebebasan dan kehormatan
sebagai manusia. Dalam hal ini, kelompok orang yang selalu mencari
keunfungan itu merasa terancam kedudukannya. Mereka kehilangan
keunfungan yang selama ini diperoleh dengan memeras bangsa-bangsa
yang dikuasainya.
Setelah kehadiran Islam dan kaum muslimin, kekuasaan mereka pun
roboh. Namun, mereka tidak dapat membalaskan dendamnya dengan
pedang karena kekuasaan Islam telah sedemikian kokoh. Maka, mereka
berusaha menjauhkan kaum muslimin dari akidah barunya, yaifu Islam,
dengan cara menciptakan kebatilan dan berdusta atas nama Rasulullatr
saw.. Hal itu mereka lakukan dengan tujuan menjauhkan manusia dari
Islam dengan cara memberikan gambaran yang sangat buruk tentang
akidah, ibadah, dan pemikiran Islam.
Mereka muncul dalam berbagai bentuk dan dengan menggunakan
banyak nama sekte. Namun, mereka tidak bisa mencapai maksudnya.
Upaya-upaya mereka gagal karena adanya kekuatan Islam, keluhuran
hrjuannya, dan kesucian akidahnya.
Secara singkat, kami kemukakan contoh hadits palsu buatan mereka
untuk menyesatkan para pengikut agama dan menjauhkan agama dari
mereka Di antara haditshadits ihr adalah sebagai berikul

W.ytjG WJ;'SItr:i;.At'ati 3l F
e. jt i$t,q.:r7?trrtt "* .JG"I j"--;lt
4z lz

(w I Jyt drl r+:i


dl)
jto
r'e?A :at
I z z , * I z o
: f_)Vt
959 Hadtts Nabi Sebclun Dtbukukan

"S ehelompoh or ang Yahudi ilatong hepada Rasulullah sav,t. hemuilran


b ertany a,'Siap akah y ang manb aw a Ar sy ?' B eliau menj aw ab,' Ar sy itu
ilib aw a oleh binatang-binatorg y ang b rbsa ilengan taniluh- tanduhny a.
Bimasahti yang di langitberasal dari henngat mereha. Merehaberhata,
\<onibqsahsibahwa anghau anfllah Pasulullah sorw..' o 70
Mengenai hadits di atas, Abu al-Qasim al-Balkfii berkata "Demi Allah,
ini adalatr mengada-ada (hadits buatan). IGum muslimin bersepakat batrwa
lang membawaArsy adalah malaikaL" 71

4.r?t'tk et.r,!t 6?,Ar e dt::;;iy


'Bimasahti yang di langlt adalah keringat ular bqbisa yangberada di
bawah Arsy." 72

Mengenai hadits di atas, Abu al-Qasim berkata, "Tidak boleh me'


riwayatkan hadits semisal ini dad Rasulullah saw. kecuali orang yang tidak
mempedulikan agarumya- Ihpan kaum muslimin berkatabatrwa di bawah
Arsyterdapatularberbisa?Tidak lain hal ini adalah tipu dayahalus orang-
orzulg zindiq dengan hrjuan memperburuk ciffa Islam." R
c l)
()t-f t.
ev 61 : 7v
gtl'r'e
*, Jhu. '&F
,l

,v^t1*l\** , ,(^J,
/a

ctufi
O
-/a.

-.)
,
It ,rt|
4.9"i u; U
c t- o.1

"Ditanyahan,'Wahai Rasulullah! Terbuat ilari apahah Ttrhan hita?'


Rasulullahmenjawab, Dan air yangberlalu (tidah diam), tidah danbumi
dan ttdah (Wla) danlangpt. Diamenciptahan seehor kudokanudian Dia
menjalanhan huila itu mahaberheringatlah huda itu. Kemuilian Dia

7o
Qomt a-lnnlor, hkn. 14.
7r tbid.
72 n;a.
73 n;a.
&ab llt: Pcnalsuan Hadlts 953

manaptahan din-Ny a dai henngat huda ifit.' " 7 I


Haditshadits seperti di atas tidak mungkin dibuat oleh orallg Islam dan
oftrng yang berakal.
Mereka lebih membahayakan Islam daripada yang lain. Di antara
mereka ada yang keterlaluan dalam berdusta dan membuat hadits, seperti
Abdul IGrim bin Abi alAuja'. Ia berkata "Demi Allah, sungguh saya telah
membuat hadits-hadits unhrkmu sebanyak 4.000 hadits. Dalam hadits
hadits itu saya mengharamkan sesuatu yang halal dan menghalalkan
sesuafu yang haram." 75
Al-Mahdi berkata, "seorang zindiq mengaku kepadaku bahwa ia telatt
76
membuat 400 hadits yang telah tersebar di kalangan masyarakal"
Hamid b:rr,Zatdberkata, "Orangorang zindiq telah membuat hadits
hadits atas nama Rasulullah saw. sebanyak 12.000 hadits dan mereka
sebarkan di kalangan masyarakat luas."
7
Dalam riwayat yang lain, Hamad berkata "Orangorang zindiq mem-
78
buat-buathadits atas nama Rasulullah saw. sebanyak 14.000 hadits."
Namun, haditshadits buatan itu tidak sulit dikenali oleh para ulama
hadits. Selanjutrya para ulama itu menjelaskan haditshadits tersebut dan
membeberkan para pemalsunlxa.

3. Diskiminosi,Etnis dan Eanatisme Kabilah, Negara, dan Imam


Dalam menjalankan pemerintahanny4 Dinasti Umayah secara llhusus
mengandalkan etris Arab. Sebagian dari mereka bersikap fanatik terhadap
"kebangsaan" Arab dan bahasa Arab. Pandangan sebagian dari etris Arab
terhadap kaum muslimin non-Arab itu tidak sesuai dengan jiwa Islam.
Kelompok rnawali,yakni kaum muslimin beretnis non-Arab merasakan
adanya diskriminasi etnis.

74 Tanzih asy^Syai'ah al-Marfu'ult, hlrn. 134,iuz I.


75 At-Laatil-Mashnu'ah,hlm.248,fuz II. Abdul-Karim adalah paman Mah bin Zaidah asy-
Syaibani.
76 1 dan at'Laalil-Mo^shtu'ah, l:Irm- ?18, iuz IJ'-
U-X;fayAt hkn. 43
77 Mnqoddi*otut-Tanhid,karangan Ibnu AbdulBarr, hlrn. 12; dan al-Kifayah' hlm. 431.
78 Tadibur-Raar, hlrn. L86; Tawthih al-Afiar, hkn. 75 juz II. Disebutkan dari Hamad 4.000
hadits. Lihat al-Laatit-Mashnu'ah, hlm. 248, itz II. Saya menduga terjadi salah cetak atau ada
kesalahan perawi.
954 Hadits Nabi Sebelun Dibukukan

Mereka berupaya mewujudkan persamaan hak antara kaum muslimin


non-Arab dan kaum muslimin etrisArab. Mereka memanfaatkan sebagian
besar gerakan pemberontakan dengan cara bergabung ke dalamnya untuk
mewujudkan keinginannya.Te
Selain ifu, mereka berupaya menandingl kebanggaan etris Arab. Inilah
yang mendorong mereka memalsukan hadits-hadits yang isinya menjelas
kan kelebihan-kelebihan mereka. Di antara hadits-hadits buatan ihr adalah
sebagai berikut

;3i ri1 lir t'bL) *)6', ,i?tJ'v urrt ?16 bl F


*qr ,r>11 l:D*:6' ic'ri;*i;i
'. . o1,'.
i;'riiJ;-
4,*;;"
"Sesunguhrrya pembicdrdan ordng-orang yangberada di sehitar Arsy
adolah ilmganbahasa Persia, dan sesungguhrya jiha Allah ma valryukan
s e suatu y an g lun ah (marygembir ah an) mah a All ah mew alry uh cmny a

denganbahasa Persia, dan jika Dia m*valryuhan sesuatu yangheras


(ancaman) maha Dia mew ahy uhanny a dengan b ohasa Ar ab. " &

Sebagai balasan, etrris lain (rival mereka) membuat hadits tandingan


sebagaiberikut

?s t 4 rdt I I A.lxii i;i y


' 6 o',
L)*l
,
*At
""- *i #i'r:.lrrdr3irulr
( ^*rrJl ,
pf ?*,z
"Bahasa yang paling dibarci oleh Allah adalah bahasa Persia, bahasa
setan adalah bahasa Khauzi, bahasa penghuni neraha adalah bahasa
Buhhar a, dan b ahas a p enghuni surga ad,alah b ahas a Ar ab. " 8r

79 Hasan Ibrahim Hasan, Tarikh al-Ishm,llm. 342, juzl.


W TanzihusySyri'ah al-Marfu'ah. hlrn. 136, juz I.
8L n;a.hkn. 132, juz I.
Bab tll: Pemalsuan Hadits 255

4 ry'it ,'hl-3r:"vr t t,, ot>'|lt'd G=;t y


"Tinggalhanlah ahu di Sudan. (Disebut) orang-orang Sudan hanyalah
82
harena perut dnn hemoluanny a Aitam) ."

Menurut dugaan saya, pangkal pemalsuan hadits-hadits tentang


kelebihan (keistimewaan) sebagian kabilah (suku bangsa) Arab adalah
karena dibangkitkannya fanatisme kabilah yang muncul dalam Dinasti
Umayah setelah meninggalnya Yaztdbin Mu'awiyatr.e
Selain hadits-hadits palsu tentang etnis, kabilah, dan batrasa, dibuat
pula hadits-hadits palsu yang menjelaskan kelebihan negara-negara dan
imam-imam tertentu. Saya menduga, perpindahan pusat pemerintahan
Islam dari satu negara ke negara lain berpengaruh jauh dengan men-
dorong sebagian orang yang fanatik untuk memalsukan hadits-hadits
tentang kelebihan negara dan imam mereka.
Tidak diragukan lagi bahwa fanatisme terhadap para imam itu timbul
pada abad ke3 Hijriah. Gejala ini berawal dari golongan tabi'ittabi'in yang
bodoh. Dipalsukan banyak hadits tentang kelebihan negara-negara ter-
tentu. Di antara haditshadits ihr adalah sebagai berikut

4) uS?tk '6irr ; ^*i o:i'u d.ti'C'ri y


&l*':e#l
\
\-i //

"Empat hota dari hota-hota surga di ilunia: Mehah, Madinah, Baitul-


Maqdis, don D amashus." &

Haditshadits palsu tentang imam di antaranya adalah sebagai berikut


:. t, I . o c , tt,'-ti,),
& ,bt d))I
o )6,
U J^-*r
I li
4J dLr_
Fl gi *'oKF

82 nia.,hlrn.31, juz II.


s Hasan Ibrahim Hasan, Taikh at-Isbm, hlrn, 337, juz I.
M Tanzihwsyai'ah al-Mar{u'ah, hlrn. 43, juz II.
956 Hadits Nabl Sebetun Dibukukan

'rr>iNJtr,- y, G;'l G "rfu ,ALael


at , l.o)r, / o, o- o 'ntC

alt..z)
{ ,ft ctrP
"Di dnlam umathu terdapat seorang yangbernama Muhammadbin ldns,
ia lebih berbahaya dtas umathu danpada iblis. Dan, di dolam umathu
terd.apat seorang yangbernama Abu Hanifah, ia adalah lampu bagi
umathu."85

3:t qi;i 3,:lit'iJ;; y; q# d


nr.
G_.Vy
t'o.
t/ o., i. ) ./o 6,c i ..1
I .'-r) '-.tuJ -/ Ll
cfui,;>.
/ -
"Akan datang sesudohhu seseordngbemama An-Nu'manbin Tsabit ilan
dia dijuluhi Abu Hanifah. Diabenar-benar menghiduphan agctma Allah
dm Swnahhu berado ili tanganhu." 6

4. Para Pendongeng (Pembuat Cerita Eiktifl


Pada masa-masa akhir pemerintahan Ktrulafa ar-Rasyidin8T muncul
kelompok-kelompok pendongeng dan penasihat yang jumlatrnya terus
bertambah pada masa-masa selanjutnya di masjid-masjid wilayah kekuasaan
Islam.s Sebagian dari pendongeng itu mengumpulkan banyak orang kemu-
dian membuat hadits yang dapat menggugatr jiwa dan menggairatrkan

6 n;a.,hkn.3o, juz tr.


ffin;a.
87 Tamim ad-Dari-seorang sahabat yang terkenal-meminta persetujuan Umar r.a. untuk
mendongeng kepada orang banyak Namun, Umar tidak mempertolehkannya .UhatMin Tamayyurul-
Marfv' 'an al-Maudhu',h1m.18: b. Diriwayatkan dari Nafi, dari Ibnu Umar, bahwa tidak ada dongeng
pada masa Nabi saw., Abu Bakar, Umar, dan Utsman. Dongeng itu baru muncul setelah terjadi
pemberontakan . Uhat Kitab al:Ilm karya al-Maqdisi, hlm. 52. lthat r1tJa Dzihr Ahhbar ,4shbinan,
hlrn. 136, juz I, cetakan L,eiden, ft. 1931.
8 bhat al-Khathathkarya aLMuqrizi, hlrn. ?16 dan}ffi, jlzll. Penulis menyebutkan sebagian
nama pendongeng dan masjid tempat mereka mendongeng. Uhat juga al-Bayn un at-Tabayyua,
hlrn. 368, juz I.
Bab ttt: Pemalsuan Hdits 257

perasaan mereka. Timbullatr batraya besar dari kelompok ini, yang berdusta
atas nama Rasulullah saw..8e Namun, kelompok ini tidak merasa berdusta.
Sungguh disesalkan, para pendongeng itu-dengan berdusta atas nama
Rasulullah saw.-berhasil menarik para pengikut yang dengan setia men-
dengarkan, membenarkan, dan membela mereka. Orangorang bodoh
yang tidak merasa perlu melakukan penelitian dan penyelidikan.
Di antara hadits yang dipalsukan oleh para pendongeng adalah,
"S esungguhny a dr. ang dan b agian dtasny a
surga terdap at s ebuah p ohon y
heluar p ah ai an-p ahaian dan dan b ag1an b avt ahny a heluar s e eho r huda
belang (y mg terbuat) dan emas , berpelana, dnn dihehang dargan permata
dm batu mulia. Kudt itu tidoh berah dan tidnh hencing dan mempunyai
banyaksayap.Kemudian,parawdliAllahdudukdiataxryadanmembawa
eo
mereha terbang he mana sq a y ang mereha kehendahi."

Para iialul4tadits gigih menyangkal kedustaan para pendongeng.


Akibatrya mereka sering dianiaya oleh para pendukung pendongeng.Asy-
Syabi, misalnya, menentang salah seorang pendongeng di negara Syarn
sehingga ia dipukuli orang banyak. Para pendukung pendongeng baru
melepaskannya setelah asy-Sya'bi menyatakan--semata-mata demi ke.
selamatannya-bahwa ia sependapat dengan pendapat guru mereka.el
Paraiialul+adits melarang para murid dan saudara-saudar:a mereka
bergaul dengan para pendongeng. Bukti tentang hal ini, misalnya, adalah
riwayat Ashim. Ia berkata, "IGmi, para remaja yang sudah cukup umur,
datang kepada Abu Abdurrahman asSalami. Kemudian, asSalami berkata
kepada kami, Jangan engkau bergaul dengan para pendongeng selain Abi
al-Atrwadh dan jauhilah saudara kandungnya.' Ia pun berkata, 'Saudara
kandung Abi al-Atrwadh berpendirian seperti pendirian I(hawarij dan ia
e2
bukanAbuw'ail.'"
Sebagian dari pendongeng sering meminta-minta (mengemis) secara
paksa. Sebagai pendukung, mereka membuat hadits-hadits yang dapat

89 bhat al-Laalil-Mashnu'ah, hlm. 249, juz il..


W Taruihusy$rui'ah al-Marfu'ah, hlrn.378, juz II.
91 Uhat Tamyizul-Marfu' 'anil-Maudhu', hlm. 16: b dar, al-Jami'li Akhhqir-Rawi ua tulabis-
Sami'.
92 Snann Muslim bi Syarh an-Nawawi,hlm. 100, juz I.
-l

258 Hadits Nabi Sebelun Dibukukan

mendorong manusia berlaku baik dan mengasihani mereka. Bukti me


ngenai hal ini antara lain riwayat Ibnu al-Jauzi dengan isnad AbuJa'frr bin
Muhammad ath:Thayalisi. Ibnu al-Iauzrberkata, "Atrmad bin Hambal dan
Yatrya bin Muin melakukan shalat di Masjid al-Fashafatr. Tiba-tiba datang-
lah seorang pendongeng yang kemudian berkata, 'Ahmad bin Hambal dan
Yahya bin Mu'in meriwayatkan hadits kepada kami. Keduanya berkata,
Abdurrazaq meriwayatkan hadits kepada kami, dari Malmar, dari Qatadah,
dariAnas, bahwaAnas berkata, 'Rasulullah saw. bersabd4
'Barangsiapa mengucapkan'laa ilaha illa Allah' maha Allah ahan men-
ciptahan dan setiap hato itu seekor burung.yang paruhrrya terbuat dan
emas dan buluny a terbuat don biji mutidrd.'

Pendongeng itu mengambil sekitar dua puluh lira untuk setiap dongeng
yang disampaikannya. Atrmad bin Hambal memandang Yahya bin Mu'in,
demikian pula sebaliknya. Ahmad bin Hambal bertanya kepada Yahya bin
Mu'in, 'Engkau meriwayatkan hadits itu kepadanya?'Yatrya menjawab,
'Demi Allah, saya tidak mendengar hadits itu kecuali (baru) sekarang.'
Selesai ia mendongeng dan mengambil sejurnlah pemberian maka Yahya
bin Mu'in berkata kepadanya, 'Kemarilah.' Orang itu pun datang. Ia
mengira akan diberi sesuafu. Yahya bertanya kepadanya, 'Siapa yang
meriwayatkan hadits iur kepadamu?'Ia menjawab, 'Atunad bin Hambal dan
Yahya bin Mu'in.'Yahya berkata, 'Aku adalah Yahya bin Mu'in dan ini
adalatr Atunad bin Hambal. IGmi sama sekali tidak mendengar hadits itu di
antara haditshadits Rasulullah saw..' Kemudian ia berkata'Saya selama ini
mendengar bahwa (orang yang bernama) Yahya bin Muin adalatr orarrg
dunsu. Saya tidak mengetahui hal yang sebenarnya kecuali (baru) seka-
rang. Sepertinya, tidakkah ada Yahya bin Muin dan Atrmad bin Hambal
selain engkau berdua? Saya telah menulis (meriwayatkan) hadits dari tujuh
belas orang yang bernama Ahmad bin Hambal dan Yahya bin Mu'in.'
Kemudian, Atrmad bin Hambal meletakkan lengan bajunya ke atas muka-
nya dan berkata, 'Biarkan ia berdiri.' Kemudian ia berdiri dengan sikap
seperti mengejek keduanya" e3
Ada pula di antara yang hafal sanad-sanad hadits yang terkenal, mereka

93 Al-Ba'itsul-Hae,rr, hlm. 9?94;al-Iami'li Ahhla4ir-Rawi wa Adabis-&mi',h1m.149: a-149: b;


Tamyiz al Marfu"an al-Maudhu', hlm. 16: b; dan Taudhih al-ffiar,hhn. 7 G77, juz A.
Bab tlt: Pemalsuan Hadits 959

mengulang-ulangnya seperti burung beo. Hadits-hadits itu kemudian


mereka tambahi dan mereka sambungkan dengan haditshadits palsu yang
mengagumkan sepertiyang dilalrukan oleh pendongeng di atas.
Demikian pula yang dilakukan oleh seorang pendongeng sebagaimana
diriwayatkan oleh Abu Hatim al-Basati. Abu Hatim berkata, "Saya masuk ke
dalam masjid. Kemudian, setelah selesai shalat, berdirilah seorang pemuda
dan berkata, Abu I.(halifah meriwayatkan hadits kepada kami, Abu al-
\rya[d meriwayatkan hadits kepada kami dari Syubah, dari Qatadah, dari
Anas, dan ia mengemukakan suatu hadits.'' " Abu Hatim berkata "Setelah
ia mengemukakan hadits, saya memanggilnya Saya bertanya kepadanya,
Apakah engkau pernatr melihatAbu Khalihh?' Ia menjawab,'Belum.' Saya
bertanya lagi, 'Bagaimana engkau meriwayatkan hadits darinya, sedang-
kan engkau ddak pernah melihatnya?'Menanggapi pertanyaan itu, ia
berkata, 'Sesungguhnya berdebat dengan kami itu (merupakan cerminan
sikap) kurang sopan. Saya hafrl isnad ini. Maka, setiap kali saya mendengar
suafu hadits, saya menggabungkan hadits ifu ke dalam isnad ini.' 'e4
Aypb asSakhtiyani telah menjelaskan pengaruh para pendongeng
dalam perusakan hadits. Ia berkata, Tidak ada yang lebih merusak hadits
selain para pendongeng." Ia juga berkata, "Tidaklah mematikan ilmu
e5
kecuali para pendongeng."
Hadits-hadits yang dipalsukan oleh para pendongeng pada abad
pertama jumlahnva sedikil Namun, pada masa-masa sesudatrnya hadits.
hadits palsu itu terus bertanrbatr. Haditshadits itu berhasil diungkap oleh
para ulama hadits. Mereka berhasil membeberkan para pemalsunya dan
menelusuri identitas mereka sehingga dapat dibedakan hadits yang sahih
dari hadits yang batil (ditolak).

5. Mencintai Kebaikan, Tetapi Bodoh tentang Agama


Pada bagian sebelumnya telah kami jelaskan batrwa sebagian dari
pemberontakan yang terjadi dan akibat yang ditimbulkannya-yaitu mun-
culnya kelompok dan partai-partai politik dan agama-mendorong mereka
membuat hadits-hadits palsu unhrk memperkuat aliran mereka, meng-

94 il-na' ;tul-H abrrs, hlm. 93.


95 At-lami' li Ahhlaqir-Rawi Atobis-tumi',hlm. 147:b.
\

960 Hadlts Nabl Sebelun Dtbuhukan

angkat kedudukan pemimpinnya dan menjatrrtrkan lawan-lawan mereka


Kemudian, muncul sebagian orang saleh, zahid (asketis), dan ahli
ibadatr yang prihatin atas terpecah belahnya umal Maka mereka membuat
haditshadits palsu yang dimaksudkan untuk mendamaikan pihak-pihak
yang bertikai dan mengangkat kedudukan semua pemimpin mereka
Selain itu, mereka melihat batrwa pada masa ifil masyarakat disibul*an
oleh urusarrurusan dunia dan mengabaikan akhirat Mak4 unfirk menyadar-
kan manusia mereka memalsukan haditshadits tentang tarhib (ancaman
atas perbuatan buruk) dantaryhib (motivasi untuk berbuat baik) dengan
sematamata mengharapkan ridhaAllah.s IGrena bodoh tentang agarna,
mereka memperbolehkan sesuatu (yang dipandang baik) untuk me-
motinasi masyarakat melakukan amal baik. Seakan-akan kekayaan hadits
hadits nabi yang tidak ternilai belum dapat melunakkan hati dan menyegar-
kan dahaga mereka. Mereka pun berdusta atas nama Rasulullatr saw..
IGtika diinsatl€n tentang an@rnan Rasulullah saw. berikut
"Barangsiapa mendustahan ahu ilangan sengaja makabersegeralah ia
maryan$il tanpattry a ili nqaha. "
Maka mereka menjawab, "IGmi tidak berbuat dustayang merugikan
Rasulullah saw.. IGmi hanyalatr berdusta untuk kebaikan (menguntung-
kan) treliau." si
Sungguh disesalkan, "kesalehan" mereka telatr mengelabui masya-
rakat luas, yang kemudian membenarkan mereka. Hal ini sangat mem-
bahalakan agama.s Batrkan, batraya ini lebih besar daripada batrayayang
lain. Sebab, mereka dikenal sebagai orang "saleh", bersifat uara', daln
anhud sehingga di mata masyaratat, merekatidakmungkin berdusta.

SContohnyaadalatr apayang diriwayatkan olehAli bin alMadini batrwaJarirbinAMulWahid


meriwayatkan bahwa Abdullah bin alMiswar memalsukan hadits Rasulullah saw., namun terbatas
pada haditshadits tentang etika dan zuhud. IGtika dihnya tentang hal ini, ia menjaurab, "sesung-
guhnya perbuatan itu berpahala" Ijlurt Qabuful-,4hhfur,tim.78. Abdullah bin alMiswar adalah
Abu Ja'frr atMadaini al-Hasyimi. Ijhat pula QatululAhhbaa tilm. f5. Abdullah bin ALMiswar yang
dimaksud di sini adalah yang darinya Iftalid bin Abi Karimah meriwayatkan hadits. Uhat
biografinya dalam Miztnul-ftidol, trlm. 78, juz tr, bioerafi nomor 563. Imam lvluslim dalam kitab
Shahih-nyamenyebutkan riwayatyang sama-UhatMuslim bi Syarh an-Nawaui,hlrn 107, juz I.
97 Uhat nhtisttar'Illumul-Hdi*, hlm. 86.
98 Tadrib ar-Raai, hlrn. 1&t.

i
Bab lll: Penalsuan Hadits 961

Mengenai hal di atas, Muhammad bin Yatrya bin Sa'id al-Qaththan


meriwayatkan dari ayahnya ia berkata, "I(ami tidak melihat sedikit pun
pada orangorang saleh melebihi kedustaan mereka dalam hadits.4 Abu
Ashim an-Nabil berkata, "Saya tidak melihat sedikit pun orang saleh
berbuat dusta melebihi kedustaan mereka dalam hadits."lm Dalam suatu
riwayat dari Yahya bin Satd al-Qaththan dikatakan, "Saya tidak melihat
kedustaan yang dilakukan oleh seseorang melebihi kedustaan orang
dengan dalih kebaikan dan zuhud."101

Di antara fang dipalsukan oleh orangorang "saleh" ifir adalah hadits


tentang keutamaan surat-surat Al-Qur'an. Mengenai hal ini, al-Hakim
meriwayatkan melalui sanadnyaAbu Ammar al-Maruzi bahwaAbu Ishmah,
yaifu Nuh bin Abi Maryam, ditanya, "Dari mana engkau memperoleh
hadits ini, dari Ikrimah, dari IbnuAbbas, tentang keutamaan setiap suratAl-
Qur'an ini, sedangkan teman-temao Ikrimah tidak memilikinya?" la
menjawab, "Sesungguhnya saya melihat masyarakat telatr berpaling dari
Al-Qur'an dan mereka sibuk dengan fikih Abu Hanifah dan kisah-kisah
peperangan oleh Ibnu Ishak. Mak4 saya memalsukan hadits ini semata-
mata karena mengharapkan ridha Allah.'102
Ibnu Matrdi berkata kepada Maisarah bin Abdur Rabbih, "Dari nuna
engkau memperoleh haditshadits ini, tsarangsiapa membaca surat demi-
kian maka ia akan memperoleh pahala demikianl " Maisaratr menjawab,
"Saya memalsukan haditshadits itu dengan maksud untuk memotivasi
manusia mengerjakan arnal baik."103
Abu Abdullah anNahawandi berkata kepada seorang pemuda, Ahmad
bin Muhammad bin Ghalib al-Bahili, "Apa pula hal-hal bagus yang engkau
riwayatkan ini?" Ia menjawab, "Saya memalsukannya unfirk melunakkan
hati masyarakat umum."l& Al-Bahili dikenal kezuhudannya, termasyhur

N Snol* Muslim bi Syarh an-Nawawi, hlrn. 94, juz I. Hal yang sama disebutkan dalam
Muqaddimatat-Tamhid, hlrn. 14: adanal-tami'li AWilaqir-Rawi wa Adabk-Samf', hlrn. 159:a
Lfi H-Mut*ddit l-Fashit,hkn. 83:a-
l0l au oo111-14^1tnu'ah, hlm. 248, iuz II.
iuz \.
l@ fa*iO ar-Raui,hkn. 1&t dar. Al-Laalil-Masnuhh, hlm. 248,
rBnia.
LM Miznnul-I'tidal hkn. ffi7, lrzl;Tadib ar-Raui,hlrn. 185; danal-laalil-Masttu'ah,hlm.
248,fu2n.
r
969 Hadtts Nabt Sebetun Dtbttkukan

sebagai zahrd Baghdad.l6 Meskipun ia hafrl banyak ilmu, ia tidak luput


dari sorotan ulama hadits. [J1ama hadits telah menjelaskan apa yang
aimumnnya.

6. P erb edaaa dalam Mailab -Maz.hab Fikih dan fl mu Kalam (Teolo gf


Sebagaimana para pendukung partai politik menopang pendapat-
pendapat mereka dengan cara memalsukan hadits, para pendukung
mazhaumazlab (aliran) fkih dan teologi juga melakukan hal yang sama.
contoh: dikatakan kepada Muhammad binAkasyah al-Ifirmani, "sesung-
guhnya suafu kaum mengangkat tangan mereka sewaktu akan ruku dan
bangun dari ruku. "Al-Kirmani berkata, "Al-Musayyab bin Wadhih me.
riwayatkan hadits kepada karni dari Anas, secara rnarfii' (hadits marfu),

{ t ;\b* L'f';tei+er} }
'Barangsiapa menganghat heilua tangannya sewahtu (akan ruhu dan
bangun dan) ruku maha tidah sahlah shalatny a.' " 106

Contoh lain tentang masalah teologi adalatr,


"Senud yang aila di langit, ili bumi, dan ili antard heduanya adalah
mahhluh (diaptakan), heatnli Allah dan Al-Qur'an. Al-eur'an ifit adoluh
halam Allah. labetmula dari-Nya ilan ahanhembali hepada-Nya. Akan
fot*gbanyahhaumilanumathuyangbapendopotbahwaAl-eut'anitu
mahhluh.Maha,barangsiapaberpendapatdernihianmnhaiahafirhrpado
Allah Yang Mahaagung dnn tetalahlah istnny a s ej ah itu harana tidohlah
b oleh p erempnn muhmin matj adi istn lahi-lahi kafia heanli p eremwan

y ory dinihahiny a pad,o masa lampant. " 107

105 Ia meninggal pada bulan Rajab tahun Zl|H.lthatMizanul-I'tidal,hlm. 68, juz I.


Lffi Tadribur-Raad, hlrn. 181 dan al-Ba'ib al-Hatsits,hlm. 90. Hadits ini,
selain merupakan
kedustaan atas Rasulullah, juga merupakan kedustaan yang keji karena riwayat dari az-Znhi
melalui sanad ini secara tegas menyatakan disyariatkannya mengangkat tangan sewakfu akan ruku
dan i'tidal. Riwayat ihr terdapat dalam al-Muwaththa' dan seluruh kitab hadits. Lisan al-'Arub,trlm.
?-&289,ju2IJ..
lu TanzihusySyi'ah at-Marfu 'ah, hkn. lM, juz l.
Bab tlt: Penalsuan Hadits 963

Kepalsuan hadits itu terlihat jelas dari materi (isi) dan kelemahan
susunan katanya.
Contoh lain adalah hadits yang diriwayatkan oleh Zuhair bin Mu'awiyah.
Ia berkata, "Muhriz Abu Raja'-ia berpendtian seperti patrarn Qadariyah
kemudian menarik diri--memberi tahu kepada kami, namun Muhriz
berkata, Jangan engkau meriwayatkan sesuafu dari salah seorang peng-
ikut Qadariyah. Demi Allah, kami telah membuat-buat hadits yang dengan
hadits-hadits ifu, kami bermaksud menarik manusia ke dalam paham
Qadariyah, dan hal ini kami lakukan semata-mata karena mengharapkan
ridhaAllatr.I(ami berhasil menarik 4.000 orang.'" Ztrhak berkata "Kemu-
dian saya bertanya, Apa yang engkau lakukan terhadap orang yang
berhasil kamu tarik?'Ia menjawab, 'Saya berusaha mengeluarkan mereka,
satu demi sahr.'" 1ffi

7. Meniilat Para Penguasa dan Sefub-Sebab Lain


Sepanjang yang saya ketahui, tidak ada seorang pun menyebutkan
batrwa salatr seorang ulama hadits atau ulama lain menjilat para l<tralihh
dan gubernur Dinasti Umayah dengan cara membuat haditshadits yang
dapat memuaskan mereka. Hanya Syl'ah yang melontarkan fuduhan
seperti ini, yang mereka fujukan kepada sebagian sahabat dan tabi'in.
Tuduhan ini telah kami tolak pada pasal kedua kajian tentang Abu Huxairah
(bab kelima).
Biasanya, sebagian orang menjilat penguasa dengan cara membuat-
buat hadits yang dapat memuaskan mereka. Hal ini benar-benar terjadi
pada masa Abbasiatr. Al-Hakim mengisnadkan dari Harun Abu Ubaidillah,
dari ayahnya ia berkata, "Khalifah al-Mahdi bertanya, Tidakkah engkau
mengetahui apa yang dikatakan oleh Muqatil kepadaku?'Ia berkata Jika
engkau menghendaki, saya akan membuat haditshadits untuk mengangkat
Dinasti Abbasiah.'Al-Mahdi berkata, 'Saya tidak perlu haditshadits itu."'l@
Ghiyats bin Ibrahim berdusta untuk fhalifah al-Mahdi dalam hadits
Rasulullah berikut

LB ll-Iarh wat:Ta'dil,hlrn. 32, juz I.


l@ Tadribur-Raai hlrn. 187 dm at-Ba'ib al-Har;its,hlm. 94. Abu Ubaid adalah seorang menteri
Ktralifah aIMahdi.
964 tldlts Nabt Sebetum Dibukukan
.) ) z z d

&\/,
sG'ti;-'l J*' e\I',y vu)r
J J
. /

"Tidah ailo perlombaan heanli dalam (permainor) panah, sqntu, atau


kudo,."

Ghiyats menambahkan "atau sayap" ketika ia melihat al-Matrdi bermain-


main dengan burung dara. AI-Mahdi memerintahkan agar burung itu
disembelih setelah ia memberikan 10.000 dirham kepadanya Kemudian al-
Mattdi berkata tentang Ghiyats, "Saya bersaksi atas jejakmu. Sesungguh-
ryra itu adalah jejak pendusta atas Rasulullah saw..'110
Sikap tidak sehrju yang ditunjukkan oleh Al-Matrdi itu tidaklah cukup.
Lebih daripada itu, seharusnya ia tidak memberikan uang 10.000 mitik
kaum muslimin kepada Ghiyats karena Ghiyats berdusta atas Rasulullah
saw.. Selain dari ihr, seharusnya ia melarang Ghiyats dari perbuatan keji itu
dan memenjarakanny4 jika ddak membunuhnyalll
Selain yang tersebut di atas, ada hal-hal lain yang mengakibatkan
timbulnya pemalsuan sebagaimana dijelaskan oleh ulama hadits. Di
antaranya adalatr hadits yang diisnadkan oleh al-Hakim dari Saif bin Umar
at:Tirmimi. Saif berkata "Saya berada di sisi Sa'd binTharif ketika anaknya
datang sambil menangis. Sa'd bertanya, 'Mengapa engkau menangis?'
Anaknya menjawab,'Dipukul oleh pak guru.'Mendengar jawaban anak-
nya, Sa'd berkata, 'Aku akan mempermalukannya sekaftrng.' Selanjutnya,
Sa'd berkat4 lkrimah meriwayatkan suatu hadits marfu' darilbnu Abbas,
sebagaiberikut

* "&iLi:,
&. \; )'$;f &+'rf F
{ r$}t

ll0 4-yo71Ll,hlm.?0:2L; al-Ba'ir. al-Hasi*, hlm. 94; Tadibur-Raaz, hkn. 187; dan Taud,hih
al-Afiar,lflm.76iuzll.
111 Ijhat ,{s-Sz nnah wa Mahantuha
fit-Taqri' al-Islaml, hlrn. 104. Usta& Dr. assiba'i telah
mengemukakan kejadian sebenarnya dengan sangat baik karena para khalifah dan gubernur
bersikap lemah dan meremehkan efek negatif pemalsuan hadits oleh para pemalsu hadits.
Bab tll: Pcmalsuan Hadlts 965

'Para pendidih anak-anahmu adolah orang-ordng yang paling seilihit


maryasihi atuh y anm dan p alingber sikap ker as terhadnp or ang mkhin.'' trz

Contoh lain adalatr haditshadits berikuL

4. 3'J;t €ui ;'t'ii'r*;r;t, * Y


"Sebaih-baih barang ilaganganmu adalah hain hapas dan sebaih-baih
peheqaanmuadnlahmelubanglilnnmenjahithulft .'rt3

4.*:G^L h
"Di antara (tanda) hepanimpinan seseorang adalah tipis bulu kedua "pti;q-;
cambangnyo.t tr4

{ tgil ittr;'tlit;ti./t Jr }
"Manusiaadolahsdrnd,hectnlipenenunataupembehfi n.Drrs

Di antara pemalsu hadits ada orang yang menjadikan isnad-isnad yang


mashyur sebagai pendukung kata-kata mutiara. Mereka termasuk ahlul-
hadits yang bodoh, yang bersikap kekanak-kanakan terhadap hadits Nabi
dan ulama hadits. Ada pula yang memalsukan hadits tentang makanan agar
jenis makanan tertentu laku di pasaran. Ada juga memalsukan hadits agar
jenisjenis profesi tertentu lebih terhormaL
Semua ihr dijelaskan oleh ulama hadits. Dan, mereka telah merumus
kan kaidatrkaidatr ilrniah yang mendetail unhrk memelihara hadits.

ll2yA47o4r;6ur-Rawihlm.18G181 datAl-Ba'i9 al-Habib,hkn. 89. Dikatal€n di dalamnya


"Mengenai Sa'd bin Tharif, Ibnu Muln berkata tidak boleh meriwayatkan hadits darinya." Ibnu
Hibban berkata "Ia (Sa'd) memalsukan hadits." Yang meriwayat}an kisah darirya adalah Saif bin
Umar. Mengenai Saif bin Umar, al-Hakim berkata, "Ia dicurigai sebagai orang zindiq sehingga
periwayatannya gugur (tidak dapat diterima)."
LL3 qvbulul-Ahhbar,hlm.21. Dan, lihat sebagian hadits-yang dipalsukan oleh para pendusta

tentang bermacam keinginan dan hal yang enak-dalam al-Madhlwl,hht. 24.


rL416;6.
rri 6itr.
966 Hadits Nabi Sebetun Dibukukan

PASAL DUA
UPAYA-UPAYA PARA SAHABAI, TABI'IN,
DAN TABI'IT TABI'IN DALA]VI MENGATASI
PEMALSUAN HADITS

Para pemalsu hadits benar-benar telah menodai agama dengan sangat


kritis. Mencemarkan wajah Islam dan memasulJen ajaran-ajaran lain yang
tidak termasuk ajaran Islam. Namun, Allah SWT memelihara Islam dari
pengubahan dan penggantian serta menjaga perkataan Nabi saw. dari
usaha menjadikannya alat (tunggangan) bagi para ambisius. Dia juga
melatrirkan orangorang yang dapat dipercaya dan ikhlas unfuk umat ini,
yang menentang dan menelusuri jejak para pemalsu hadits dan membeda-
kan hadits yang batil dari hadits yang sahih. Sekiranya tidak ada upaya-
upaya para sahabat, tabi'in, dan para ulama sesudah mereka, niscaya sebagi-
an persoalan agama menjadi kabur bagi banyak orang karena banyaknya
hal yang dibuat-buat oleh para pendusta dan pemalsu hadits. Mereka
mengklaim bahwa haditshadits palsu bersumber dari Rasulullah saw..
Orang yang bersikap objektif akan menaruh hormat dan sangat
berterima kasih atas upaya-upaya ulama-sejak masa sahabat sampai As
Sunnatr dibukukan secara sempurna-yang telah membersihkan As-Sunnah
dari pemalsuan. Dan, seseorang akan bertambah mengagumi kaidah-kaidatl
ilmiah yang diaplikasikan oleh ulama dan metode tertentu yang mereka
pergunakan dalam memelihara hadits Rasulullah saw.. Kita pun menge
tahui nilai penelitian, kajian, ketabahan, dan penelusuran yang mereka
lakukan terhadap hadits.hadits palsu yang tidak terhitung jumlahnya.
Menurut kesaksian Hamad blui,T,piid, musuh-musuh Islam telah me
malsukan sekitar 14.000 hadits. Abdul-IGrirn bin AbilAuja'mengaku telah
memalsukan hadits sebanyak jumlah tersebul Sementaraitu, MuhrizAbu
Raja'--seorang pengikut Qadariah yang kemudian bertobat-mengaku
bahwa golongan mereka telah memalsukan hadits tentang Qadariah.
Dengan haditshadits itu, mereka kemudian berhasil menarik 4.000 orang.
Masih banyak oftrng yang memalsukan hadits. Melihat hal ifu, para ulama
segera turun tangan karena mengl*rau,atirkan akibat-akibat negatif yang
ditimbulkannya baik terhadap agama maupun terhadap dunia.
Dengan karunia dan rahmatAllah, problem itu dapat diatasi oleh para

J*
Bab llt: Pemalsuan Hadits 967

ulama yang sekaligus berperan sebagai kritikus hadits. Dalam hd ini,


penguasaan ilmu, kelebihan, keandalan metode, dan keunggulan kaidatr
mereka diakui oleh ilmuwan Timur dan Baral Berkat dedikasi mereka
makaAsSunnatr pun terpelihara dari tangan-tangan jahil, interpretasi para
ambisius, dan pengubahan orangorang bodoh yang menyesatkan.
Benarlah apa yang dikatakan oleh Ibnu al-Mubarak. Ketika ia ditany4
"Ini haditshadits palsu?" Ia menjawab, "Haditshadits itu telah dideteksi
oleh para ulamayang kritis."
"SesungguhnyaKamilahyangmenurunhanAl-Qur'an,dmsesungguhnya
Kami b enor-b enar memelihar any a. " (aLHij r: 9 ) 1 I 6

Berikut ini kami kemukakan upaya-upaya kalangan ulama dalam


rangka memelihara AsSunnah. Mereka telah mengkaji segala hal yang
berkaitan dengan hadits Nabi saw., riwayat, dan dirayaft. Mereka telatr
menempuh langkah-langkah besar yang menjamin keselamatan As-
Sunnah dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Upaya-upaya itu
dapat kami kemukakan sequ:a ringkas sebagai berikut

7. Keharusan Mengisnadkan (Menielaskan Sumber) Hadits


Pada masa-masa awal lslam, kaum muslimin-sejak masa Rasulullah
sa\il. sampai terjadinya pemberontakan terhadap Utsman-,tidak saling
mendustakan di antara mereka Ketika tedadi pemberontakan terhadap
Utsman yang disusul dengan munculnya kelompok /partai-partai dan
munculnya pendustaan atas Rasulullah saw. untuk mencapai tujuan para
ambisius, keteguhan sikap tetap diperlihatkan oleh para sahabat dan
tabi'in. Mereka dengan gigih memelihara hadits dan bersikap ketat dalam
mencari isnad dari para perawi. Mereka mengharuskan adanya isnad
dalam hadits karena sanad hadits itr ibarat nasab (keturunan) seseorang.
Mengenai isnad hadits, Muhammad bin Sirin berkata, "Para sahabat
dan tabiin tidak menanyakan isnad hadits. Setelah tedadi pemberontakan
terhadap Utsman, mereka berkata, 'Sebutkan sanad-sanad hadits kepada
kami.'Maka, mereka menerima hadits AtrlusSunnah (orangorang yang

LLG Togi6ur-poaz, hlrn. 184; al-KifaWh, hlm. 37; al-Jarh wat-Ta'dil,hkn.18, juz I. Hal yang
sama diriwayatkan dari Abdurrahman ibnul-Mahdi dalam Taudhihul-Athar, hlrn. 79, juz II.
968 Hadits Nabi sebelun Diwkukan
berkomitmen terhadap As-Sunnah) dan menolak hadits-hadits Ahlul-
Bid'ah (daku-daku bid'a61."ttz
Hal itu menunjukkan bahwa sebelum teriadi pemberontakan, para
sahabat dan tabi'in tidak (selalu) mengisnadkan haditshadits. Sebagian
dari mereka pada suatu kali mengrsnadkan hadits yang diriwayatkannya,
namun pada kali lain tidak mengisnadkannya.

Banyak contoh yang menjelaskan pengisnadan hadits yang dilakukan


oleh para sahabat sebelum tedadinya pemberontakan terhadap Utsman. Di
antaranya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Ali r.a. kepada al-Barra' bin
Azib bahwa "Fatimah memberi tatru kepadanya bahwa Rasulullah saw.
memerintahkan Fatimatr untuk tinggal di rumatr maka ia tinggal di rumah
dan memerciki rumah dengan beberapa percik air.'118 Dan, Abu Ayrub al-
Anshari meriwayatkan hadits, yang tidak ia dengar dari Rasulullullah, dari
Abu Hurairatr.lle Sebagian sahabat, ketika itu, benar-benar meriwayatkan
hadits dari sebagian yang lain.
Kesimpulannya, kaum muslimin, sebelum terjadinya pemberontakan
terhadap Utsman, tidak selamanya mengharuskan adanya isnad hadits
karena mereka dikenal jujur dan tepercaya Terlebih karena isnad bukanlah
hal baru bagi bangsaArab. Mereka telah mengetahui hal itu sebelum masa
Islam. Mereka sering mengisnadkan kisah-kisah dan syair-syair pada masa
jahiliah.tzo Pembuktian tentang isnad hadits baru diharuskan setelah ter-
jadi pemberontakan pada masa sahabat-satrabatyunior dan tabi'in senior.
Mengenai hal di atas, Imam Muslim meriwayatkan dengan sanad yang ber-
sambung (muttashiD dari Mujatrid. Mujahid berkata bahwa Basyir atAdawil2l

LL7 31to1t;1,
Muslim bi $arh an-Nawawi, hlrn. 8a, juz L; dar. Sunan ad-Daimi, hlrn. 112, iuz I.
Muhamrnad bin Sirin adalah seorang tabitn besar. Iahir pada tahun 33 H dan meninggal pada tahun
110H.
lL8 n1-1o*;'1; trpilaqir-Rawi wa Afob os-fumi',hlrn. 182: b.
LLgbhatal-Bidayahwan-Nihayah,hlrn.109,juzMtr dmsiyarA'lamin-Nubala',hlm.436,llzll.
120 6r6**-L"dang isnad itu berakhir sampai kepada penyair atau riwayatnya Keharusan
tentang isnad muttashil tidak selamanya terpenuhi, bahkan sangatjarang. Yang paling banyak
terjadi adalah isnad ruursal, yang merupakan keharusan dalam periwayatan karya sastra. Lihat
Mashadir asySi'r al-tahili, hlrn. 258.
121 3".r1r aLAdawi adalah Basyir bin IG'b bin Abi al-Humair al-Adawi Abu Aynrb al-Bashri,
termasuk fslqaft (orang yang dapat dipercaya). Sebagian umurnya dilaluinya pada masa jahiliah dan
Bab ttt: Pemalsuan Hadits 969

datang kepada Ibnu Abbas. Ia menyampaikan hadits dengan berkata,


"Rasulullah bersabda demikian, Rasulullatr bersabda demikian." Ibnu
Abbas tidak memperhatikan haditsnya dan tidak memandang ke arahnya
Kemudian, ia berkata kepada Ibnu Abbas, "Hai Ibnu Abbas! Mengapa
engkau tidak mau mendengarkan haditsku? Saya meriwayatkan hadits
kepadamu dari Rasulullah dan engkau tidak mau mendengarnya?" Ibnu
Abbas berkata, "Sesungguhnya, pada suatu kali, jika kami mendengar
seseorang berkata, 'Rasulullah bersabda demikian,'maka kami segera
memasang mata dan telinga kami. Namun, setelatr umat Islam dilanda
krisis sebagai akibat pemberontakan terhadap Utsman maka kami tidak
mengambil hadits dari para perawi kecuali hadits yang telatr kami ke
tahui."rn Dalam suafir riwayat dari Thawus, dikatakan, "Basyir meriwayat-
kan hadits kepada Ibnu Abbas. Kemudian Ibnu Abbas berkata kepadanya,
'tllangilah hadits demikian, hadits demikian.' [alu, ia mengulanginya.
Kemudian, ia berkata kepada Ibnu Abbas, 'Sap tidak tatru, apakah engkau
mengetatrui seluruh haditsku dan engkau mengingkari hadits ini, atau
engkau mengingkari seluruh haditsku dan mengetatrui hadis ini?'Ibnu
Abbas berkata kepadanya 'Sesungguhnya kami meriwayatkan hadits dari
Rasulullah ketika Rasulullah tidak didustakan. Ketika umat Islam dilanda
krisis, kami tidak meriwayatkan hadits darinya'"123
Setelah rnasa sahabat para tabi'in menunhtt dan mengharuskan ada-
nya isnad hadits. Contoh mengenai hal ini adalah hadits yang diriwayatkan
oleh IbnuAbdil-Barr, dari asy-Syabi, dari ar-Rabi'bin Ktrutsyam, iaberkata,

u, tr-iii ;i ,:,J'e;p 'l it-,ii, r yt 'dL) J$; F


.62.
Ol)t):^9
c .
T.*ir'lt * $:4l.#fii
4.*;ri *v) r{ ;i,;

sebagtan lagi pada masa Islam. Ia termasuk sahabat tingkat kedua- Ia meninggal sebelum tahun 100
Hijriah.
LD Srun* Muslim bi Syarh an-Nawawi,hlrn. 81, juz I.
lz} Sruhh ruushm bi Syarh an-Nawawi,hlm.80, juz I.
970 Hadits Nabt Sebelum Dibukukan

"Barangsiapa mengatahan, Tiada Tthan selain Allah. Hanya Alloh. Tiada


sehufitbagp-Nya.Bagi-Nyalahherajanndanbagi-Nyalahsegalapuji.Dia
y ang menghiduphan dm mematihan, Dia Mahahuasa atas s egala s esttmttt,"
sepuluh hali mahabacaan itu ahan berpahalabaginya seperti pahata
memerdehahan budnh-fufuh atou budah. "

Asy-Sya'bi berkata, "Kemudian saya bertanya kepada ar-Rabi'bin


Ktrutsaim,'Siapakah yang meriwayatkan hadits lni kepadamu?' Ar-Rabi'
menjawab, 'Amr bin Maimun al-Audi.' Kemudian saya menemui Amr bin
Maimun dan bertanya, 'Siapa yang meriwayatkan hadits ini kepadamu?'
Amr menjawab, Abdurratrman bin Abi I aila.' Kemudian saya menemui
Ibnu Abi [aila dan bertany4 'Siapa yang meriwayatkan hadits ini kepada-
mu?' Ibnu Abi Laila menjawab, 'Abu Ayyub al-Anshari, satrabat Rasulullatr
saw.' '124 Yahya bin Sa'd berkata, "Ini adalah hadits yang pertama kali
diteliti isnadnya. " 125
Abu al-Aliyatr berkata "I(ami mendengar riwayat hadits di Basrah dari
para sahabat Rasulullatr saw.. IGmi tidak merasa puas sehingga kami pergl
menemui mereka. Kemudian, kami mendengar riwayathadits ifu langsung
dari mereka.'126
Tebi'in dan tabi'it tabi'in berwasiat untuk mencari isnad. Hisyam bin
Urwatr be,rkata 'Jika ada seseoftrng meriwayatkan hadits kepadamu maka
tanyalah dia dari manahadits ifrfi"Ln
Jika meriwayatkan hadits kepada seseorang, az-Zlhn menyertakan
isnadnya. Ia berkata, "Tidaklah mungkin atap rumah dinaiki kecuali
dengan menggunakan tangga."L%
Al-Auzat berkata "Hilangnya ilmu tidak lain kecuali dengan hilangnya
isnad."lx Suffan ats.Tsauri berkata, "Isnad itu senjata bagi orang mukmin.

L% Muqaddimatut-Tamhid, karya Ibnu Abdul-Barr, hlm. 14: b. Dan, hhat al-Muhadditsul-


Fuhil,lim.29.a
125 il-14r11146il75n1-Fethit,hlrn. 20:a.
126 yuoo77;*otut-Tbmhid,hlrn. 15: a Hal yang sama disebut dalam al-lami'li,Ahhlaqir-Rawi
wa Adabis&mi', hlrn. 168:b.
l% et-Jarh wat-Ta'dil,trlm. 34, juz I.
L% n;a.,hkn. 16, juz I.
lD M uq oddi*atut-Tamhid, hlrn. 15:b.
&ab tlt: Penalsuan Hadtts 971

Jika ia tidak memiliki senjata dengan apa ia akan berperang?'ls


Abdullah ibnul-Mubarak berkata "Isnad itu termasuk agama Sekir&
nya tidak ada isnad niscaya siapa saja dapat mengatakan apa saja yang
dikehendakinya'13l Dan diriwayatkan dari Abdullah ibnul-Mubarak, ia
berkata, "Antara kami dan kaum terdapat tiang-tiang penyangga yaitu
isnad."132
Para tabi'in mendalami masalatr isnad dan menguasainya seperti
mereka menguasai persoalan'ulumul4aditslainnya. Mengenai hal ini, Abu
Daud ath-Thayalisi berkata, "IGmi menemukan hadits dari empat ofturg:
azZuhi, Qatadatr, Abu Ishaq, dan al-Amasy. Qatadah adalatr orang yang
paling tatru tentang hadits mukhtalif, azZnhn adalatr orang yang paling
tatru tentang isnad, Abu Ishaq adalatr orang yang paling tatru tentang hadits
Ali dan Ibnu Mas'ud, sedangkan al-Amasymenguasai semuanya"ls

Penjelasan tentang isnad hadits merupakan suafir keharusan, baik bagi


onrng awam maupun olang yang berifmu. Hal ini tampak jelas pada riwafiat
a1-Ashmi. Ia berkata "Saya datang kepada Suffan bin Uyainah. Seorang
Arabi juga datang kepadanya Orang Arabi itu bertanya, tsagaimanakah
guru-semogaAllah melimpatrkan rahmat kepadamu-pada pagr hari ini?'
Suffan menjawab, 'Alhamdulillatr, baik-baik saja' Orang Arabi bertanya,
'Bagaimana pendapatmu tentang orang perempuan yang menunaikan
ibadah haji dan ia haid sebelum melakukan thawaf di Baitrdlah?'Suffan
menjawab,'Perempuan itu harus melakukan perbuatan-perbuatan haji
seperti yang lain. Hanya saja ia tidak melakukan thawaf.' Arabi itu
bertanya, 'Adakah contoh mengenai hal ini?'Sufyan menjawab, Ada.
Aisyah haid sebelum melakukan thawaf, kemudian Nabi memerintatrkan-
nya melakukan perbuatan-perbuatan haji seperti yang lain, kecuali thawaf.'
Arabi itu bertany4 Adakah oftrng yang meriwayatkan dari Aisyah?' Sufan
menjawab, Ada. Abdurrahman bin al-Qasim meriwayatkan hadits itu
kepadaku dari ayahnya dari Aisyatr.' Mendengar jawaban ihr, Arabi itu

Lfi Syarfy'sttt,laibit-HadiE,,hlm. 80: b, manuskrip Dar allfutub alMishriyah, dengan nomor (b:
23736), juga pada manuskrip al-Maktabah ad-Dhahiriyah, Damaskus, hlm. 39, juz I.
L3l skahih Mrrslim bi Syarh an-Nawawi,trlm. 87, juz I.
L9lbid.,hlm.88, juz I.
Lfi Tadz*iratul-Huffazh,hkn. 108, juz I.
979 Hdtts Nabt Scbctun Dibukukan

berkata Sungguh, engkau menguasai contoh teladan dan menyampaikan


riwayat dengan sebenar-benarnya. Allah telah memberikan petunjuk
kepadamu.'"134
Al-Madaini berkah, "Seorang Arabi mendengar seseoriang meriwayat-
kan banyak hadits tanpa menyebutkan sanad-sanadnya" Arabi itu kemudian
berkata 'Mengapa engkau melepas haditshadits itu tanpa pengikat?'"13s
Apa yang telah kami jelaskan di ahs, yaitu kqmitnen tabi'in terhadap
isnad yarag muttashil Oersambung, tidak terputus), tidak berkurang
nilainya dengan adanya haditshadits ,nursal\si yang diriwayatkan dari
sebagian tabi'in. Sebab, terdapat banyak riwayat yang menguatkan bahwa
tabitn menyebutkan oftmg (satrabafl yang meriwayatkan hadits kepadanya
ketika ia ditanf tentang isnad hadits.

Contohnya adalatr hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abdil-Barr,


dengan isnad yang bersarnbung, dariMdik bin Anas. Malik berkata "IGmi
duduk bersama az-Zuhn dan Muhammad bin al-Munkadk. Az-Zuhri
berkata, 'Ibnu Umar berkata demikian dan demikian.'Setelatr ihr, pada
waktu lain, kami duduk bersama az-Zuhi. Kami bertanya kepadanya,
Tladits yang engkau sebutkan dari Ibnu Umar, siapa yang meriwayatkan-
nya kepadamu?' A?,Zuhimenjawab, 'Anak Ibnu Umar, yaifu Salim.' "
Habib ibnusySyatrid berkata "Muhammad bin Sirin berkata kepada-
ku, Tanyakan kepada al-Hasan, dari siapa ia mendengar hadits tentang
akikatr?' Kemudian, Habib menanyakannya kepada al-Hasan. Al-Hasan
menjawab, Dari Samurah.' "
Abu Umar, yaihr IbnuAbdul-Barr, berkata, "Demikianlah haditshadits
mursal yang bersumber dari orangorang yang dapat dipercaya. Jika
mereka ditanya, mereka menunjuk oftmg (satrabat-sahaba$ yang dapat
dipercaya."
Sulaiman al-Amasy berkata, "Saya berkata kepada Ibrahim, Jika
engkau meriwayatkan suatu hadits kepadaku, isnadkanlah hadits itu.'
Ibrahim berkata, Jika saya berkata, 'Dari Abdullah, yakni Ibnu Mas'ud

Lc4 ALKtfaratt, hlm.,104.


L$ At-Jami' fi ehnbqir-Rawi wa Atobis-fumi', nasl<ahlskandaria hkn. 16{: b.
136 9"611. nursal, yaitu hadits yang disandarkan oleh tabi'in kepada Rasulullah tanpa
menyebut sahabal Uhat Ushul al-Hadits, Muhammad Ajaj al-Khathib, hkn. 337.
Bab tlt: Pemalsuan Hadtts 973

maka ketahuilah hadits ihr bersumber lebih dari seorang. Dan, jika saya
menyebut seseorang maka hanya olang yang saya sebut itrr yang menjadi
sumber hadits.' "137
Dari sini jelas bagi kita bahwa kebanyakan orang (tabi'in) yang me
mursal-kan hadits (tidak menyebut sahabat sebagai sumber riwayaO
adalah orang{rang yang berilmu dan mengetatrui sanad. Mereka tidak
menyebutkan sanad dengan maksud unhrk mempersingkal
Hal di atas tampak jelas pada hadits yang diriwayatkan dari Hamad bin
Salamah. Hamad berkata, "Kami datang kepada Qatadah. Kemudian
Qatadah berkata, 'IGmi menerima hadits dari Nabi saw., kami menerima
hadits dari Umar, dan kami menerima hadits dari Ali.' " Hampir ia tidak
mengisnadkan haditshadits i[r. Kemudian, ketika Hamad binAbi Sulaiman
datang di Bashrah, ia berkata, "Ibratlim, Fulan, dan Fulan meriwayatkan
hadits kepada kami." Ucapan Hamad bin Abi Sulaiman itu sampai kepada
Qatadah. Maka Qatadah berkata, "Saya bertanya kepada Muthrif, saya
bertanyakepada Sa'id bin al-Musalyab, danAnas bin Malik meriwayatkan
kepadakami. Kemudian, ia memberitahukan isnad haditshadits ifit."ra

Mereka tidak menanyakan sanad kepada Qatadah karena mereka


percayakepadanya Hal ini ditunjul&an oleh haditsyang diriwayatkan oleh
Sa'd dari Ma'war. Ma'war berkata "IGmi, oftmg{rimg yang baru masuk
Islam, duduk bersama Qatadah. Kemudian, kami menanyakan sanad.
Orangorang senior di sekeliling Qatadah berkata, Wahai sesungguhnya
Abu al-Ktrattab, yaitu Qatadah, adalatr sanad.' Mereka memotong pertanya-
an kami tentang sanad hadits Qatadah."rss
Syubah berkata "Saya menemani Qatadah dudukduduh kemudian ia
menyebutkan sesuatu (hadits). Kemudian saya hertanya, 'Bagaimana
isnadnya?' Mendengar pertanyaan ihr, orangorang senior yang berada di
sekelilingnya berkata,'Sesungguhnya Qatadatr adalah sanad.' IGmudian,
saya diam. Setelah itu, saya sering menemaninya duduk Ketika ia menye
butkan suahr hadits maka saya kembali menanyakan isnadnya. Akhirnya,

137 Muqaddimaurt:Tamhid, karya Ibnu AbdGBarr, hh. f0. Ibrahim adalah Ibnu Yazid an-
Nakhdi.
lfi TwOaqat Ibnu Sa'ad,hhn. 7, Bag. tr, juz tr.
r39 16i7.
974 Hadlts Nabt Sebetun Dtbukukan

ia mematrami sikapku, dan setelah ifu, ia selalu mengisnadkan haditsnya


kepadakq."tlo
Demikianlatr, pada masa tabi'in, isad,muttashil telatr menjadi perhatian
sehingga perawi hadits harus menjelaskan sumber hadits yang diriwayat-
kanryra. Sebagian dari mereka mengibaratkan hadits tanpa isnad dengan
rumah tanpa atap dan tiang peqrangga Hal ini mereka kemukakan lewat
ungkapan sebagai berikuf

Uil" ri'A;;G " ,g-1!r,^^,1 dv1ij,.,i F

"flmu yang tidoh diisnadkan oleh ororg yang menglsnadhannya, seperti


4.5'tt
rumah tanpa atap dan tali pengl.hat.'1ar

Dengan mengisnadkan haditsny4 seorang perawi hadits telatr lepas


dari tanggung jawab. Ia meyakini kesahihan hadits yang diriwayatlCInnya
jika sanad hadits yarrg muttasltil sampai kepada Rasulullah saw..142

L4fr To4dimanl-larh wat-Ta'dil,hlm. 166.


L4L
n1-yy71474;6yl-Fashil, hlm. Z2:a.
142 Menurut Dr. Sharimud-Din
+Asad, keharusan isnad muttashil itu berpangkal pada dua
falrtor, yaitu faktor internal dan hktor eksternal. Adapun hktor internal muaranya adalah dari diri
perawi <ian sumbernya adalah perasaan berdosa Perasaan ihr disebabkan ia telah menukil sabda
Rasulullah saw. dengan batil, sedangkan beliau bersabd4 Barangsiapa mendustakan atas diriku
maka bersegeralah ia mengambil tempatnya di neraka"
Adapun tentang fuktor eksternal, frsoalannya adalah bagi para penerima hadits dari perawi
hadits. Hal ini disebabkan hadits itu berisi sebagian besar Assunnah atau hadits ihr seluruhnya
adalah As-Sunnah. Oleh karenanya, ia merupakan sumber syariat Islam, bahkan merupakan
sumber kedua setelah Al-Qur'an, dan karena kedudukannya itulah ia harus diuji dan dibuktikan
kebenararnya- Di antara hal yang dapat mendorong timbulnya keyakinan pada jiwa orang{ftng
yang menerima hadits dan mempercayai hadits yang dibawa perawi hadits adalah hadits itu
bersambung antara masa perawi dan masa Rasulullah dengan mata rantai yang bersambung dari
para perawi hadits. Setiap dari mereka bersaksi bahwa ia mendengar dari perawi sebelumnya
sehingga isnad hadits itu sampai kepada para sahabat kemudian kepada Rasulullah saw.. Lihat
MashadirrcySyi'r al-tahili, hhn. 25&259.
Bab tll: Pemalsuan Hadits 975

2. Semarul<nya Aktivitas rlmioh dan Pembuktian Hadits


Di antara nil<rnatAllah SWT atas umat Islam adalah bahwa para sahabat
tersebar di berbagai kota dan negar:a- Sebagian dari mereka diberi-Nya usia
panjang agar mereka memberikan andil dalam pemeliharaan Assunnah
setelah terjadinya pemberontakan terhadap Utsman dan setelah muncul-
nya pendustaan terhadap Rasulullatr saw..
Para pencari ilmu mendengar hadits dari para sahabat. Jika mereka
mendengar hadits dari selain sahabat maka mereka segera mendatangi
para sahabat dekatunfukmengkonfirmasikan hadits yang mereka dengar.
Sahabat-satrabat ihrlah yang menjelaskan kepada mereka tentang hadits
yang'kurus" dan yang "gemuk".
Contoh mengenai hal di atas adalah apa yang dilakukan oleh Ibnu
Abbas bersama Ibnu Abi Malikah. Ibnu Abi Malikah berkata, "Saya
berkirim surat kepada Ibnu Abbas, memintanya mentrliskan suatu hrlisan
untukku dengan menyembunyikan (tidak menuliskan) banyak hal dariku
(yakhfa 'annq."r43 Ibnu Abbas mengatakan bahwa Ibnu Abi Malikah
adalah seorung anak berhati tulus. Ibnu Abbas berkata, "Ibnu Abi Malikah
minta diberi tahu tentang keputusan Ali kemudian ia menulis banyak hal
darinya dan ia menemukan sesuafu. Dan tentang sesuatu itu, ia berkata,
Tidaklah Ali memutrskan hal ini kecuali ia menjadi sesaL' "14
Banyak para pencari ilmu melakukan perjalanan unfuk menemui para
satrabat Mereka menempuh banyak gwun pasir untuk mengkonf.rmasi.
kan suatu hadits yang mereka dengar dari seorang tabi'in. Inilah maksud
ucapan Abu al-Aliyah yang telah kami kemukakan, "Kami mendengar
riwayat hadits dari para sahabat Rasulullatr saw. di Bashrah. IGrena tidak
puas, kami pergr ke Madinah unhrk mendengar langsung hadits itll dari
mereka."
Sebagian sahabat melakukan perjalanan unhrk menemui sebagian saha-
batlain dengan maksud tersebulAbuAynrb pergr untuk menemui Uqbah
bin Amir di Mesi[145 Jabir bin Abdullah menemui Abdullah bin Anis unhrk

L43 yo11r1o 'anni arinya 'dia menyembunyikan dan tidak menuliskan banyak hal untuknya'.
bhatShahk Muslim bi Syarh an-Nawawl hlm.82, jtz I.
lu Snon;n Muslim bi Syarh an-Nawaui,hlrn. 82, juz I.
L45 bhatlamiu' Bayan al-'Ilm, h\m. 93, juz I.
976 Hadtts Nabi Sebelun Dibukukan
mendapatkan satu hadits. Masih banyakyang telatr kami sebutkan.l6
Adapun tabi'in dan tabitt tabi'in telah mulai berpindah dan melakukan
perjalanan jauh untuk mendapatkan hadits dari orangorang yang teper-
caya dan mempelajari haditshadits. Ada yang melakukan perjalanan unhrk
menemui Abud-Darda' untuk mendapatkan safu hadits di Damaskus.laT
Ibnu Syihab pergr ke Syam unhrk menemui Atha bin Yazid, Ibnu Muhairiz,
dan Ibnu Haiwah. Yatrya bin Abi IGtsir pergr ke Madinah untuk menemui
putra-puha sahabat yang berdomisili di sana Muhammad bin Sirin melaku-
kan perjalanan ke Kufatr untuk menemui Ubaidah, Alqarnatr, dan Abdur-
rahman bin Abi I aila. Al-Auzat pergt ke Yamarnatr untuk menemui Yahya
binAbi lGtsir lalu menuju Bashratr. Su&an atsTsauri melakukan perjalan-
ankeYaman.l6

Said ibnul-Musayyab berkata, 'Jika saya meftNa perlu niscaya saya akan
melakukan perjalanan siang dan malam untuk mencari o61 6u6ii..r1ae
Diriwayatkan dari azZlhri, dari Ibnu al-Musayab, batrwa ia berkata,
Jika saya merasa perlu niscaya saya akan melakukan perjalanan selama
tiga hari unfuk satu hadits."ls
Masruq banyak melakukan perjalanan untuk mencari dan mempelajari
fuad!1s.tst Asy-Sya'bi meriwayatkan satu hadits lalu ia berkata kepada
pendengarny4 "Ambillah hadits itu tanpa pengorbanan apa pun. Sesung-
guhnya ada seseorang yang melakukan perjalanan ke Madinah untuk
mendapatkan kurang dari satu hadits.'ls2
Seringkali para tabi'in dan tabi'it tabi'in mempelajari hadits secara
bersama-sama lalu mereka mengarnbil hadits yang telah mereka ketahui
dan meninggalkan hadits yang mereka ingkari.
Imam al-Avza'i berkata, "Kami mendengar hadits kemudian kami

L4$ Lihat al-1ami' ti Ahhlaqir-Rawi wa Atobi*tumi',hlm. l€fi: b; kyanil:Ilm,hkn.


lamiu' 93,
juz I; dan Tahdzib ot-Tahdzib, hkn. 149150, juz V.
L47 lthatal-1arh wat-Ta'dil,hkn. 12, juz L
148 bhat al-Muhadditsul-Fashil, hlrn. 31:a-
149 paiu' Batwni:Ilm,hlrn. 94, juz l; danTadz.kiratul-HuIfuztt, hlrn. 52, juz I. Hal yang sama
disebutlran dalam al-lami' li Akhlaqir-Rawi wa Adabis&mi',h1m. 169;a
Lfi ol.at,hlrn- 28:b.
151161 Jamiu'Baynil-'Ilm wa Fodhlih, hkn. 94., juz I.
L521amiu'Baynil4lmwa Fadhlih,tim.%-Halyang samadisebud<anpadahlrn 93dan 94, juz I.
Bab llt: Pemalsuan Hadtts 977

menyodorkannya kepada sahabat kami, ibarat dirham palsu disodorkan


kepada money dtangu'penukar uangi, yang sudah tenfir mengetahui numa
dirham yang palsu dan mana yang asli. Mak4 kami menganrbil hadits yang
mereka ketahui dan meninggalkan hadits yang mereka tinggalkan."ls
Mereka senantiasa bertanya kepada orangyang mereka percayai. Maka
ketika Satd, Abu Hilal, dan Syubah berbeda pendapat tentang Qatadah,
mereka bertanya kepada Hisyam ad-Distiway.1il Dan, ketika seseoftrng
berbeda pendapat dengan Syu'bah dan Suffan ats:Tsauri, keduanya
berkata "Mari pergr bersama kami menemui'timbangan', yaihr Mas'ar'."tss

Diriwayatkan dari al-Amasy, ia berkata "Ibrahim an-Nakha'i ibarat


rnoney changer dalam hal hadits. Setelah mendengar hadits dari orang
banyak, saya pergr menemuinya. Kepadanya saya menyodorkan hadits
tersebul Sekali atau duakali dalam sebulan sayamenemui Zaid binwahb
dan teman-temannya. Dan, orang yang sering saya kunjungi adalah
Ibrahim an-Nakhat."1s
Para imam hadits pada masa itu benar-benar memiliki sihtwara' dan
sangat korektif. Mereka benar-benar hafal hadits sehingga bisa menentr-
kan mana hadits sahih, mana hadits dhaf, dan mana hadits maudhu'
(palsu). Bagi mereka hadits itu tidak bercampur. Mereka nulmpu mem-
bedakan haditsyang buruk dan hadits yang bagus.

l$ At-Iarh unt-Ta'dil,hlm. 21, juz I; d an al-MtWibnt-F6ttit, hlm. O{:a.


lilUhatal-Muhadditttl-Fest il,hlm.76: a Yang dimaksud dengan Sa'id, menurut saya, adalatr
Ibnu Abi Shidqih al-Bashri yangtermasuk tabi'in angkatan keenam. Abu Hilal adalah Muhammd
bin Sulaim ar-Rasi, seor'.rng warga Bashrah, termasuk angkatan keenam, meninggal pada tahun 167
H. Syubah adalah Ibnu al-Haiiaj, seofttng imam yang terkenal, yang termasuk angkatan kehrjuh,
meninggal pada tahun 160 H. Hisyam al-Distiway adalah lbnu AMullah, seoftmg hafzh terkenal,
salatr seorang senior angkatan kehrjuh, meninggal pada tahun 154 H dalam usia 70 tahun. Lihat
biograf mereka dal:urr Tahdziklt:Taltdzib.
l$ .lt-tth*oaa;,ml-Fasttil, hkn. 75: b. Sufyan adalah Ibnu Sa'id ats.Tsauri Abu Abdullah afltufi,
seorang palor dalam hadits, imarn, dan hujah, termasuk tokoh angkatan ketrjuh. tra merupalran
"lambang" dalam penghafalan hadits. Ia meninggal pada tahun 161 H dalam usia 64 tahun.
TaWzitut:Tahdzib,htn.l11-115,iuzlV. Dan,lihatTluboqatlbru Sa'ad,hkr.257, juzM. Dan, Madar
adalah Ibnu Kidam al-Hildi al-Amiri Abu Salamah al-Kufi. Ia merupakan "lambang" dalam
penghafrlan hadits, seorang yang dapat dipercaya, termasuk angkatan ketrjuh. Meninggal pada
tahun 152 H. Tahdzik t:Tohdzib, hlm. 113,iuz I.
Lffi At-Iafi uat-Ta'dil,hlrn. 17, juz I.
978 Hdtts Nabl Scbctun Dtllrtkukan

Mengenai hal di atas, Imam Sutrao atsTsauri berkata "Sungguh, saya


meriwayatkan hadits (menerima hadits dari orang lain) densan tiga sikap:
(1) saya mendengar hadits dari seseorang dan saya menjadikan haditsnp
sebagai agama (meyakini kebenarannya), (2) saya mendengar hadits dari
seseorang dan haditsnya saya mauqufJ<an (tidak langsung saya yakini
benaratau tidak benar), dan (3) saya mendengarhadits dari seseorang dan
saya tidak mempedulikan dan fidak ingin mengetatrui haditsnya (saya
meyakini ketidakbenaran haditsnya dan saya menolalqt)na) ."157
Abu Bakar bin Atsram meriwayatkan kepada karni sebagai berikul
"Atrmad bin Hambal melihat Yatrya bin Muln di San'a- Ia berada di suatu sudut
ruangan, sedang menulis shahifuh Ma'mar, dari Aban, dari fuias. Ketika sese
orang melihatnya, ia menyembunyikan shahifah itu. Atunad bin Harrrbal
berkata kepadanya, 'Engkau menulis shahifah Ma'mar, dari Aban, dari
Anas, dan engkau tatru bahwa slwltifah itu adalah palsu. Mak4 bagaimana
seandainya ada seseorang berkata kepadamu, 'Engkau meragukan Aban
tetapi engkau menulis haditsnya apa adanya?'Ia menjawab, 'SemogaAllatr
merahmatimu, hai Abu Abdullah. Saya menulis shahifah ini dari Abdur
Razzaq,dari Ma'mar apa adanya kemudian saya menghaftlnya seluruhnya
Dan, saya tatru bahwa shahifah ifir adalatr palsu sehingga setelah Ma'mar
tidak ada seseorang menjadikan Tsabit sebagai pengganti Aban dan
meriwayatkan shahifah itu dari Ma'mar, dari Tsabit, dari Anas bin Malik'
Kemudian, saya (Ahmad bin Hanbal) berkatakepadanya,'Engkau (Yahya)
berdusta. Shahifah itu dari Ma'mar, dariAban, bukan dariTsabil'"ls

3. Memburu Para Pemalsu Hadits


Selain sikap hati-hati para ulama dan pembuktian mereka terhadap
hadits, mereka juga "memerangi" para pendusta secar:a terang-terangan,
melarang mereka menyampaikan hadits, dan meminta bantuan sultan
unhrkmenumpas mereka.
Contohnya apa yang dilakukan oleh Amri asy-Syabi. Ia berpapasan

157 44;1oro1r, hlm. 402. Dan, lihat at-Itumilkarya


Ibnu Adi, hkn. Z, jwl.Dalam kitab itu
dikatakan, "Saya (Suffan ats.Tsauri) menulis hadits dengan tiga cara"..." Utatal-lami'li Ahla.qir-
Rawi ua Adab*^Sami', hlrn. 157:b.
L* A|-lami'li,|khlaqir-Rawi wa Adabis-fumi',hkn. 157, b.
Bab ltt: Pemalsuan Hdlts 979

dengan Abu Shalih, seorang penafsir Al-Qur'an. Kemudian, ia menarik


telinganya dan berkata "Celaka engkau! Bagaimana engkau menaftirkan
AlQudan sedangkan engkau tidak pandai membaca AlQufan?'lse
Asv-Svaf i berkata "sekiranya tidak ada Syubah niScaya hadits tidak
akan dikenal di Irak. Ia datang kepada seseorang dan berkata kepadanya,
Jangan engkau menyampaikan hadits. Jika engkau melakukannya niscaya
saya akan melaporkanmu kepada sultan.'"1m Syubah bersikap sangat
keras terhadap para pendusta-

Abdul Malik bin Ibratrim al-Jaddi, seorumg yang dapat dipercaya berkata
"Saya melihat Syubatr marah-maxah kemudian saya berkata 'Hai hai Abu
Bushtham (Syubah),' kemudian ia memperlihatkan tanah lumpur (thinalr)t6l
di tangannya kepadaku dan ia berkata, 'Saya melaporkan }a'far bn az-
Z,;&latr (kepada sultan) karena ia mendustakan Rasulullah saw..''1@ Dalam
satu riwayat dikatakan, "Saya melaporkan orang ini, yaihr Ja'far ibmtz'
Zubatrl<arenaia memalsukan 400 hadits atas nama Rasulutlah saur.."18
Diriwayatkan dari Hamad blur,Z:rid, ia berkata "Saya, Ubad bin Ubad
danJarir bin Hazim berbicara kepada Syubatr tentang seseoftrng. Kemudian
kami berkata tsagaimana kalau engkau melarangnya (unfuk menyampai-
kan hadits)?'Syu'bah berkata, Tampaknya ia lunak hatinya dan mau
mengikuti keinginan kita.'Hamad berkata, 'Pada suatu hari, ketika saya
hendak menunaikan shalat JumaL tiba-tiba Syubah memanggil-manggil
saya dari belakang dan berkata, Itu orangyang engkau bicarakan kepada
ku. Saya tidak mengenalnya.'le Syubah melakukan semua itu semata-
mata karena mengharapkan ridhaAltah SWT:"165
Diriwayatkan dari Atrmad bin Sinan, ia berkata, "Saya mendengar

159
Qafulul-Aht bar,hlm.43. Dalam kitab ini dikatakan bahwa Abu Shalih mengaku kepada al
IGlabi bahwa semua yang diriwayatkan adalah bohong.
rffi ol.rit.,hkn 149a"
161 p"n iLi* ."daksidalam kitab sumber. At4rinalr adalah benhrk mufrod dan athlhiz berarti
'lumpur'. Kemungkinan yang dikehendaki oleh perawi adalah alJabinah, bentuk mufrad dui al-
labin,yartu sesuatu yang dipergunakan unhrk membangun dinding (bata).
l@ At-lami'li Ahhbqir-Rawi wa AfoDis&zci', hLn 149: b.
LB ralarnot-Tahdzib,trlm. 91, juz tr.
lilU}ultol-larh wat-Ta'dil,hlm. 21, juz I.
t6 n;a.
980 HcdlJs Nabt Sc&tun Dtbttkukan

Abdurratrman bin Mahdi berkata, 'Saya melaporkan Isa bin Maimun


keeada sultan karena ia telah mendustakan haditshadits tentang qosarn
'sumpah' lang diriwayatkannya ini.' Kemudian Isa berkata, saya tiaat
at<an
flrengulaqginS6.' "166
Imam futran atsTsauri bersikap keras terhadap para pendusta. Ia tidak
segan€egan membtrka aib mereka Ibnu Abi Ghaniyatr berkata, "Saya tidak
pernatr melihat seseorang yang berani rrreo"grlrk"r, ajaran-ajaran
Allatr
melebihi-Sufyan ats-Tsauri. semoga Altah melimpairkan rahmat ke-
Padaryra"ro'z

Hamad al-Malild,lffi seorang pendusta, meriwayatkan suatr hadits.


IGmudian, Amr al-Anmathi datang dan berkata kepadanya, Demi Allah,
jaqgan engkau meninggalkan aku sehingga aku
melaporkanmu kepada
sultan." Mendengar ancaman ifu, Hamad mergrk , batrwa ia tidak mendengar
hadits itu dari alHasan. Al-Anmathi berl<a@ ;IGmudian op-rrgiri.k o
trrlisan kepadaryra dan mendataqgkan saksi"saksi atas tulisan ifu."I6e
sebagian dari perawi hadits tidak tatran melihat ulah para pendusta
-
hadits sehingga mereka mengancam,akan membunuh mereka. Imam
Muslinr, deruan isnad4ra yang mdtostuJ, meriwayatkan darirtamzah az-
WaL Hamzatr berkata "lvlurrah al-Hamdani -endengar suatr hadits dari
+Harits (orang prlg buta sebelah matanrc). Kemudian Murratr berkata
DuduHatr di pintu.' " Hamzahberkata "IGmudian Murrah
masuk ke rumatr dan menganrbil pedangnya" IGrena mengetatrui sesuafir
frans buruk akan menimpanya, al-Harits Fun pelgi.,rzo
IGsimpulan dari semua },ans l€mi paparkan di atas adalatr, banyak

lffi At-Iami'ti Ahhlaqir-Rawi un Afubis&mr,,


hlnr fSCI b. Hal f,ang sana diriwayatlan dari
Abu at-lValid athThayali si. Uhat htn:. Zt2, iuz[-
16l n-IAmil laryalbnu
htn 2, jvzL
Adi,"ahdziktt-Tohdzih,
168 Harnad alMaliki
adalah Hamad bin Malik (alMalild), seorang guru yang meriwayatkan
hadits dari afHasaru namun ia dihrduh telah berdusta-
l@.et-u*oaa;*rr-riBlr,I, hlm
Miztaul-ltifol,il.*,*,
:b.;dnal-!ami,liAhhlaqir-Rawi waAddis^sazi,, hlm. l5&a
68
170 57lal1nY Muslim
bi Syrh an-Nauaui,hlnr" 99, iuz I. Al-Harits adalatr orang yang banyak
berdusta. h termasuk pengrkut Svi'ah vang frnatih meninggal pada tahun 6s H.
uhat shahih
Mttslim bi garh at-Nauawi, hlm.98 dan 99, juz I. Dan, lihat Mizanul-Ilidal,hlm.
z02, jsz l.
Sedangftan' Murrah adalah bin Syarahil al-Hamdani Abu Isma'il al-Kuf . Ia seorang
tabiTn yang iapat
diperca3ra alrli ibadah yang agung. Ia meningeal pada tahun 76 H.tjhatTahdzibut_Tohdzib,hlm. g&
89,iuz L
&ab tll Pemalsuan Hdits 981

pendusta yang bersembunyi dan tidak lagi mendustakan hadits. Pada


umumnya, orang banyak telah dapat membedakan, mana orang{rang
yang bersikap "kekanak-kanakan" terhadap hadits dan mana kalangan
ahlulhadits dan riialulhraditsyang dapat dipercaya. Hal ini ditunjukkan
oleh riwayat Ibnu Hajar dari Yazid bin Harun. YazLd,berkata "ldbr ibnuz-
Zubair dan Imran bin Hudair berada di suatu masjid. Ja'far dikerumuni oleh
banyak onmg. Sebaliknya, tidak ada seorang pun yang mendekati Imran.
Ketika Syubah lewat dan melihat hal ifu, ia berkata, 'Orangorang itu
mengherankan. Mereka mengerumuni onlng yang sering berdusta dan
meninggalkan orang yang jujur.'Yaztd berkata, 'Setelah itu, tidak ada
seorang pun yang mendatangi Ja'far. Saya melihat orangorang beralih
mengerumuni Inuan.'171
Pada masa Sufyan atSTsauri, orangorang tidak berani mendustakan
hadits karena ia bersikap sangat keras terhadap para pendusta hadits. Ia
tidak segan-segan mengungkapkan identitas dan membeberkan aib
mereka Mengenai sikap Suffan atsTsuri i[r, Qutaibah bin Said berkata
"sekiranya tidak ada Su&an ats-Tsauri niscaya matilah sifutwara'.'172

4. Menielaskan Perilaku Para Perawi


Para sahabat, tabi'in, dan tabiit tabfin harus mengenal para perawi
hadits. Dengan demikian, mereka dapat mengetatrui kejujuran para perawi
dan bisa membedakan hadits sahih dengan hadits palsu. Mereka mempe
lajari kehidupan dan sejarah para perawi sehingga mengetatrui seluruh
rrilaku mereka.
Mereka melakukan penelitian tentang para perawi untuk mengetatrui
perawi yang paling banyak hafrl hadits, yang paling baik daya tangkapnya,
dan yang paling sering bergaul dengan perawi hadits sebelumnya.lT3
Sufyan ats:Tsauri berkata, "Ketika para perawi dicurigai berdusta, kami
merujuk kepada sejarah kehidupan mereka.'l74
Mereka mengkritik perilaku para perawi dan menilai sifat adil mereka.

l7L 7o12;6n1-Tahdzib,hhn. 91, juz I.


t72 trgSo*;1 1**ya Ibnu Adi, hlm. 2, jttz l.
173 5toro| trtlrhabil-Hadits,hkn. 38:b.
174 n1-yo*;11orya Ibnu Adi, hlrn. 4:b, juz illdan al-Kifayah, hlrn. 119.
282 Hadits Nabi Sebetun Dibukukan

Semua ini dilakukan karena mengharapkan ridha Allah SWT semata.


Mereka tidak takut kepada siapapun. Dan, tidak ada seorang pun dari ahlul-
hadits yang memihak orang hr4 saudara, atau anaknya.
Sehubungan dengan hal di atas,TaidbinAbiAnisah berkata, 'Jangan-
lah engkau mengambil hadits dari saudaraku.'l7s Ali bin al-Madini berkata
kepada orangorang yang bertanya tentang ayahnya, "Bertanyalatr tentang
ayahku kepada oftmg selain aku." Ketika mereka kembali menanyakan hal
itu kepadanya ia mengangkat kepala dan berkata, "Sesungguhnya hadits
itu adalatr agzrma Sesungguhnya ayatrku adalah dhaif 0emah).'176 Waki'
bin al-Jarah ditemani oleh orang lain ketika ia meriwayatkan hadits dari
ayatrnya karena ayahnya adalatr pejabat pada baitu1-ma1.177

Para kritikus menyelenggarakan pertemuan dalam beberapa hari


untnk membicarakat ijalul4tadits dan perilaku mereka. Sehubungan
dengan itu, Abu Zaid al-Anshari an-Natrwi berkata, "I(ami datang kepada
Syubah pada suatu hari ketika turun hujan. Kemudian Syrbah berkata
'Hari ini bukanlah hari hadits, melainkan hari mengumpat. Marilah kita
bersamasama mengumpat para pendu.tru 1ru6i1".' "178
Mereka memerintahkan para murid dan saudara-saudara mereka
untuk menjelaskan perilaku perawi hadits yang banyak melakukan ke
salatran. Abdurrahman bin Mahdi berkata "Saya bertanya kepada Syubah,
Ibnul-Mubarak, ats.Tsauri, dan Malik bin Anas tentang seseorang yang
dicurigai telatr berdusta. Kemudian mereka berl< ta, 'Beberkan kedustaan-
nya karena hal itu adalah agama.' "r?e
Diriwayatkan dari Yahya bin Sa'd, ia berkata, "Saya bertanya kepada
Sufyan atsTsauri, Syu'bah, Malik, dan Ibnu Uyainah tentang seseorang
yang tidak tsabat dalam hadits. Kemudian, ada orang lain datang kepadaku
dan bertanya tentang orang itu. Mereka berkata, "Beritahukanlah kepada-
nya bahwa oftrng itu tidak tsabat."L$

175 512a1;1 Muslim bi Syarh an-Nauawi,hlrn. 121, juz L


176 n111on bit-Taubikh li Man Dzammat-Tarikh,hlrn. 66.
177 16y.
178 At-Kyayah, hlm. 45.
179 Y*o77;^rtut-Tamhid.,hlrn. 12:b.
lN Snahin Mustim bi Syarh an-Nawawi,hkn.92,juzl.
&ab tlt: Pemalsuan Hadits 283

Para pencari ilmu bertanya dan berkirim surat kepada para imam
hadits, meminta penjelasan tentang para perawi hadits. Contohnya adalatr
hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim melalui isnadnya dari Ubaidillah
bin Mu'adz d-fuibari, dari ayahnya iaberkata, "Sayaberkirim suratkepada
Syu'bah, bertanya tentang Abu Syaibatr. Ia membalas suratku dengan
berkata Jangan engkau menulis hadits darinya' Dan, ia menyobek-nyobek
suratku.'181
Para kritikus sangat berhati-hati dan telid dalam menilai ijalulhadits.
Mereka mengetahui segi positif dan negatif setiap perawi hadits. Asy-Syabi
berkata, "Demi Allah!Jika saya benar sebanyak sembilan kali dan salatr
hanya sekali, niscaya mereka menilai saya berdasarkan kesalahan yang
sekali ifir."182

Berbagai fenomena kehidupan duniawi tidak menggoda mereka.


Mereka beramal hanya karena Allah. Mereka mencapai kepuasan hati
dengan berkhidmat kepada syariat Islam dan menolak segala hal yang
dapat menodainya serta menjelaskan kebenaran dari kebatilan. Yatrya bin
Mu'in berkata, "Sesungguhnya kami mencela bangsa-bangsa yang ber-
kemah di taman sejak lebih dari dua ratus tahun."183 Assakhawi berkata
"Banyak orangyang saleh, tetapi mereka bukanlah ahlulhadits."Lu
Diriwayatkaur dari Abu Bakar bin Khilad, ia berkata, "Saya bertanya
kepadaYatrya bin Sdid al-Qaththan, Tidakkah engkau takut, oftmg{ftrrg
yang haditsnya engkau tinggalkan akan menjadi musuh-musuhmu di sisi
Allah?'" Abu Bakar berkata, 'Yahya menjawab, 'Sungguh, jika mereka
menjadi musuh-musuhku, itu lebih saya sukai daripada saya ditanya oleh
Rasulullah saw., Mengapa engkau meriwayatkan hadits dariku sedangkan
engkau mengetatrui bahwa hadits ifu bohong?' "185
Dengan demikian, ilmu al-jarh wat-ta'dil\ffi telatr terbentuk. Dasar-

L8L 16;tr.,hkn. 110, juz I.


L827o7r1;rosnl-Huffazh, hlm. 77, iuz L
l8 Al-Iamf li Ahhlaqir-Rawi wa Adabis-Sami', hlrn. 160: a-
LU ALI'lan bit-Taubikh li Man Dzammat-Taihh,hlrn. 52.
rffi.et-xtfayn,hhn. 44.
186 yr6 ilmu yang mengkaji perilaku para perawi hadits sebagai dasar untuk menentukan
apakah hadits yang diriwayatkannya bisa diterima ataukah tidak.
984 Hadits Nabi Sebelun Dibukukan

dasarnya telah dirumuskan oleh para sahabat senior, tabfin, dan tabi'it
tabi'in sesuai dengan cahaya syariat yang benar dan dengan meneladani
Rasulullah saw.. Allah berfirman,
"Hrri orang-orang yangbenman, jiha datanghepadamu orang fasih
membawa suatu benta maha penhsalah dangan teliti agar hamu tidah
menimpahan suatu musibah hepada suatu haum tanpa mengetahui
headaannya ydng menyebabhan hamu menyesal atas perbuatanmu itu."
(al-Hujurac 6)

Nabi saw. bersabda tentang al-iarh, "seburuk-buruk orang adalah


saudara al-'Asyiratl." Dan, beliau bersabda tentang at-taflfl, "Sesungguhnya
Abdullah adalatr orang yang saleh.'187
Assakhawi berkata, "Adapun oftIng{rang yang membicarakan iialul-
hadi9 ibarat sekelompok bintang pehrniuk dan lampu yang dapat dijadikan
penenmg dalam kegelapan. Jumlah mereka, pada masa satrabat, tidaklah
terbilang."
Ibnu Adi dalam mukadimah bukunya, al-Kamil, menyebutkan bebe
rapa di antara merek4 sampai pada masanya (277-365 tD. Para sahabat
yang disebutnya adalah Umar, Ali, Ibnu Abbas, Abdullah bin Salam,
LJbadatr bin ash-Shamit, Anas, dan Aisyah na.. Ia memberikan penjelasan
tentang mereka dan menilai "dusta" kepada perawi yang ucapannya tidak
jujur. Ia juga menyebutkan beberapa tabi'in seperti asy-Syabi, Ibnu Sirin,
Sa'id bin al-Musa1ryab, dan IbnuJubair.
Pada abad pertama-ketika semua sahabat dan tabi'in senior telah
meninggal-hampir tidak ada lagi ditemukan orang yang lemah kecuali
beberapa orang, seperti al-Harits (yang buta sebelah matanya) dan al-
Mukhtar al-l<adzp;b (pendusta).
Memasuki abad kedua Hijriah, pada masa-masa awal, terdapat seke
lompok orang lemah dari kalangan tabfin. Pada umumnya, sisitahamrnul
dan daya ingatan mereka terhadap hadits dinilai lemah.
Ketika masa tabi'inls beral<trir, yaitq pada akhir tahun ke150 Hijriah,
muncul sekelompok imam yang berbicara tentang penilaian seseorang bisa
dipercaya ataukah tercela. Abu Hanifah berkata, "Saya tidak pernah

r87 fi-I,lan bitTaubihh li Man Dzammat-Tarihh,hlrn. 52; dankhatal-Kifayalr, hhn.3&39.


ls Masa tabi'in berakhir dengan meninggalnya tabi'in terakhir.
Bab ltl: Penalsuan Hadlts 985

melihat kedustaan lebih daripada kedustaan Jabir al-Ja'fi. ALAmasy menilai


lemah sekelompok perawi dan menilai dapat dipercaya sekelompok yang
lain. SWbah meneliti riialulhadits dan ia selalu melakukan pembuktian. Ia
hampir tidak pernatr meriwayatkan hadits kecuali dari orang yang dapat
dipercaya. Demikian pulayang dilakukan oleh Malik."
Orang yang ucapannya diterima pada masa itu, antara lain: Ma'mar,
Hisyam ad-Distiwai, al-Auz.a'i, ats'Tsauri, Ibnu al-Majisyun, Hamad bin
Salamah, dan al-Iaits bin Sa'ad. Angkatan sesudah mereka adalah Ibnul-
Mubarah Husyaim, Abu Ishak aLFazari, al-Mu'd bin Imran al-Maushili,
Bisyr ibnul-Mufaddhal, Ibnu Uyainatr, dan lain-lain.l8e Mereka menjelas
kan perawi yang diterima dan yang tidak diterima periwayatannya. Mereka
berbicara tentang keadilan dan hal-hal frang dapat menjadikan seseorirng
dinilai adil, tentang al-iarh (penilaian tercela) dan hal-hal yang dapat
menjadikan seseorznng dinilai tercela

Dalam suratnya kepada Abu Musa al-AE/ari, Umar r.a- menegaskan


perihal adil. Ia menjelaskan orang yang diterima dan tidak diterima
kesaksiannya Pada prinsipny4 ia menegaskan perlunya setiap muslim
menghiasi diriq'a dengan sifrt adil sehingga kesaksian dan periwayatan-
ryra dapat diterima Umar r.a berkata "Sebagian kaum muslimin menilai
sebagian yang lain sebagai orang{rang yang adil, kecuali oftmg yang
terbukti memberikan kesaksian palsu atau omqg yang terkena hukuman
had ... Sesungguhnya Allah meqguasai hati para harnba"leo
Selain Umar r.a, para satrabat dan tabi'in juga membicarakan masalah
adil. Mereka menjelaskan orang yang periwayatannya secara mutlak harus
ditirusa[cn dan tidak diterim4 misalnya para pendusta ahs nama Rasulullah
saw. dan kalaqgan ahli bid'ah.
Imam Malik berkata, "Ilmu tidak boleh diambil dari empat oftlng, yaitu:
oraog yang mensikuti hawa naftu dan mengajak manusia unfuk mengikuti
hawa nafsunya; orarrg yang jelasjelas bodoh sekalipun ia termasuk orang
yang paling banyak meriwayatkan hadits; orang yang berdusta dalam
menyampaikan berita dari sesama manusia sekalipun engkau tidak men-
curigainya berdusta atas nama Rasulullah saw.; dan dari orang yang

lN ALf'ba bit-Taubihh li Man Dttmmat-Taihh,htrl 16&f 64.


LN I'tamd-Muun4qiin,hlrn. 86, juz I.
986 Hdits Nabi Scbetun Dtbttkukan
memiliki keutamaan, kesalehan, dan atrli ibadah, namun ia tidak me.
ngetahui hadits pog diriwayatkannyz."lel
Spbatr ibnrrl-Haiiaj ditanrra "Bilakah hadits seseorang ditinggalkan?"
Ia menjawab, Tika seseorang meriwayatkan hadits dari orang-orang
tertentu yang dikenal, tetapi tidak dikenal oleh oftmg selain mereka; jika
hadits ifu diriwayatkan oleh seseorang yang banyak melakukan kesalahan;
jika seseorang dicurigai bendusta; dan jika seseorahg meriwal,afkan hadits
yang disepakati salatr sedangkan iatidak menyadarinya. Hadits dari orang-
oftrrg tersebut harus dibuang dan riwayatkanlah hadits dari orang selain
mereka'192

Imam Syaf i berkata 'Ibnu Sirin, Ibratrim an-Nakha,i, Thawus, dan


banyak tabi'in lain berpendapat bahwa mereka tidak menerima hadits
kecuali dari orang tsiqahyang mengetatrui dan hafil haditsyang diriwayat-
kannya. Saya tidak melihat seseorang dari kalangan ahlul-hadits yang
menolak prinslp ini.'le3
Demikianlah, para laitikus hadits-sejak mas:brnasa awal Islam sampai
masa pembukuan dan penwsunan hadits-menjelaskan perilaku para
perawi, yaifu mereka yans periwayatannya diterima (rnaqbuD dan yang
ditinggalkan Qnatrak).IJrmu al-iarh watla'dil telah baku dan sempurna.
Banyak disusun kitabhtab besar tentang para perawi dan pendapat para
laitikus tentang mereka. Dengan demikian, perawi yang sering berdusta
dan lematr tidak tercampur dengan para perawi yang adil dan tepercaya.
Juga telah disusun kitahkihb dan kamus.kamus khusus mengenai para
perawi yang lematr dan para perawi frang ditingsalkan. Dengan demikian,
sangat mudah bryi aslrlrabul4adiE unhrk membedakan antara hadits yang
buruk dan hadits yang baik dalam setiap kurun waktu tertentr.
Dalam menilai para perawi, pa.ra kritikus menggunakan kaidah-kaidatl
yang mendetail. Dengan demikian, mereka telatr menyumbangkan karya

l9l n1-yu1ro7tr;6nl-Foshil, hlm. 29: al19 b; agorh wat-Tadil, hlm. 32, juz l; dan ot-Kifayah,
hlrn.116.
L92 n1-1or1,
wat-Ta'dil,hlrn. 32, juz I d an al-Muhaddibttl-Fashil,hlrn. g1: b82: a- Hal yang sama
diriwayatkan dari Ibnul-Mub arak lthat al-Kifayah, hlrn. f €. Hal yang sama juga diriwayatkan dari
Imam Ahmad. Uhat al-Kifayah, hlm 144.
193 7,1u o74;-otut-Tamhid, hh. f CIb.
?iab ttt: Pcmelsuen Hndtts 987

yang sangat besar nilainya bagi peradaban Islam yang dihormati dan
dibanggakan oleh umat Islam sepanjang masa. Sumbangan ini diakui
kehebatannya oleh para ulama besar.
Seorang orientalis Jerman, Shebrenger, pada pengantar l<rtab al-
Ishabah lmrya Ibnu Hajar, cehkan IGlktrtta (185&18e1), berlsta, "T'rdak
ada safu pun bangsa terdahulu dan tidah ada safu pun bangsa modern
sekarang yang berhasil menulis ilmu tentang narna-nama orang (iialul-
hadits) seperti karya umat Islam dalam bidaqg ilmu yang agung ini, yang
mengupas perilaku dan kehidupan 500.000 orang."1e4

Para ulama tidak hanya memperhatikan masalah isnad hadits, pem-


buktian kebenaran hadits dengan mendatangi para satrabat dan kibatut-
tabi'k (para tokoh tabitn), melalnrkan pengulangan, membandingkan satr
hadits dengan hadits lainnya, dan meneliti perilaku para perawi. Lebih
daripada itu, mereka melakukan pembagran hadits menjadi beberapa
tingkatan sehingga dapat diketatrui hadits yang dapat diterima hadits yang
ditolak, hadis yans kuat, dan hadits rrang lemah. Mereka membagi hadits
ke dalam hadits sahih, hadits hasan, dan hadits dhaif serta menjelaskan
batasanryra rnasing-masing.
Hadits hasan belum dikenal oleh ulama hadits abad ke2 Hijriah dan
baru dikenal sesudatr rnasa itu. Kitab,at:Tirmidzi dianggap sebagai kitab
pertama yang mengkaji hadits hasan.1e5 I(4iian tentang hadits itu juga
dilakukan oleh guru dan ulama angkatan sesudahnya; sepertiAtunad dan
aLBukhari.le6
Para ulama juga membicarakan jenisjenis hadits dhaif. Jenis.jenis
hadits ifu mereka dasarkan atas sumber kelemahan hadits, yaihr sanad atau
matan. Ibnu Hibban membagr hadits dhaif menjadi 49 macan\1e7 ssmsnta-
ra IbnushShalah membasinya lebih banyak lagi, bergantung pada kriteria
yang tidak dipenuhi oleh hadits itu dari enam kriteria bagi penerimaan
hadits. Enam kriteria itu adalatr ittishal (ketersambungan sanad, tidak
terputus), mutaba'ah ft.|-mastur (menjelaskan perawi yang tidak jelas

l% Adhro rr'atat-Tarihhit-Islan i, hlrn. 136.


195 1r1rr1 1p1t1;t1*nt'Illumil-Hadia, hlm. 43.
l% At-&,it rl-Ho6i6, hlm. 44. Yang dimalsud adalah pendapat sebagian guru atiTtrmidzi.
197 b},rrl Tsdibur-Raui,hkn. 105.
988 Hltrltts tttbl Sc0rltwn Dtbttkukon

perilakunya), fidak Svddz (tidak menyalahi periwayatan perawi lain yang


lebthBiqari, dan tidak ber-'ilM (tidak terdapat cacat pada hadits yang
airiwa:a*an). Sementara itu, menurut aLkaqi (sebag3imana disebutkan
dalam lfrab Wrh Alfryh),hadits dhaif ada 42 mzrczrmls Ulama lain juga
membagi hadits dhalf dalam banyah tnacam, fiarrg tidak muqgkin semu&
ryadisebutkan di sint

5. Mmbaot Kaidah-Kaiilah rlo,ay'r Mengetahui Hadits Maudhu'


Sebagaimana para ulama membuat kaidah-kaidatr yang mendetail
tuntrk mengetatrui hadits sahih, hadits trasan, dan hadits dhari mereka juga
membtrat kaidahkaidah untrrh mengetatrui hadits palsu. Mereka menye
but&an hal-hal yang menunjul&an kepalstran hadits, baik dari segr sanad
maupun mafiannf
Berikut ini kami kemukakan secara siqgkat tandatanda hadits palsu.

(1) Ihnda-Tanda IIaditB Palsu pada SanaAqaa


a- Seorurgperawi hadits mengaku telatr berbuat dusta dengan mencipta
kan hadits 1rang diriwalatlonnlxa" Seperti pengakuan Abdul IGrim at
'Wadhdha',
Abu Ishmatr Nuh bin Abi Marfam, dan Abu Jazi. IGfika ia
menderita sakit, AbuJazi bert<atq 'sekirarryraAllah tidak menimpakan
sakit atas diri saya seperti yang kamu lihat saya ddak akan mengaku.
Namun, saya bersalrsi kepadamu batrwa sa5ra telah memalsukan hadits
anu, hadits anu, dan saya benar-benar memohon ampun kepada Allatl
atas perbuatan saya dan bertobat kepadaNya."ls
Pengakuan perawi merupalon bukti terkuat batrwa suatu hadits
adalah palsu.
b. Indikasi yang senilai dengan pengakuan perawi. Contohnya adalatr,
seomqg perawi meriwayafkan hadits dari seorang guru padatral ia tidak
pernatr bertemu denganryra, meriwayatkannya dari seorang guru di
suatu negeri padahal ia tidah pernah berkunjung ke negeri itr, atau
meriwayatkannya dari seorang guru yang telah meninggal ketika

198Uhat OA., hlrn 105 dan fui lc.-Mrrghia,lfiil55, iuz I.


Lw @OrrtoterutUahlm 6.
Bab lll: Pcmalsuan Hdits 989

perawi ifu masih berusia anak-anak


Syubah dit oya "Mengapa engkau tidak meriwayatkan hadits dari
Utsman bin Abil-Yaqdhan; yaitu Utsman bin Umair?" Ia menjawab,
"Bagaimana mungkin saya meriwayatkan hadits dari seseorang yang
ketika saya duduk bersamanya, pernah memberitahukan tatrun ke
lahirannya kepada saya, namun kemudian meriwayatkan hadits dari
seseorzrng yang telah sebelum ia lahir?"zm
Tanda kepalsuan hadits hanya mungkin terlihat dengan menge
tahui kelahiran dan wafatnya para grrru, negara-negara yang pernatr
mereka kunjungi, dan tempat-tempat yang pernatr mereka tinggali,
agar para pemalsu hadits tidak dapat dengan seenaknya memper:alat
para guru yang tsiqaft untuk "memasarkan" hadits-hadits buatan
mereka Para ulama sangat memperhatikan persoalan ini. Buktinya
mereka membagi para perawi menjadi beberapa tingkatan. Mereka
mengetahui segala sesuahr tentang diri perawi, dan tidak ada satu pun
perilaku mereka yang tidak mereka ketatrui.
Mengenai persoalan di atas, Hafsh bin Ghiyats berkata, Tika
seorang guru hadits dicurigai maka nilailah ia berdasarkan sejaratr.
Artinya, perhatikan usianya dan usia orang yang menulis hadits
darinya" Hisan b:rr.Ziyadberkata "Llntuk mengetahui para pendusta
hadits, kami bertanya kepada guru, 'Berapakah usianya? Tanggal
berapa ia lahir?'Jika ia menyebutlan tahun kelatrirannya kami akan
mengetatrui, ia jujur ataukatr berdusta."ml

Jika seorang perawi merirrayatkan suafu hadits, sedangkan hadits ifir


tidak diriwayatkan oleh perawi lain yang tsiqah maka periwayatan
perawi itu dihukumi palsu. Para ulama kritikus telah melakukan
penelitian terhadap para pendusta- Mereka menjelaskan haditshadits
yang telah dipalsukan dan tidak ada seorang pun pendusta yang tidak
merekaketatrui.
Indikasi lain hadits palsu adalah kenyataan yang didasarkan pada
perilaku perawi. Misalnya, apa yang terjadi pada Ma'mun bin Ahmad.

2N nid.,hlm. 16.
201 Tahdzibut-Tarihhil-Kabir, karangan Ibn Asakir, hlm. 26, ivz l.
990 Hadits Nabi sebelun Di0litkukan

Ketika kepadanya dikemukakan adanya perbedaan pendapat tentang


apakah al-Hasan mendengarhadits dariAbu Hurairatl atau tidak maka
dengan segera ia mengisnadkan hadits ihr kepada Nabi saw.. Ia berkata
batrwa al-Hasan mendengar hadits dariAbu Hurairatr.mz

Contoh lain adalatr hadits yang telatr kami kemukakan, dari Saif bin
Umar yang meriwayatkan hadits palsu buatan Sa'd bin Tharif, yaihr,

4'$t; &Wr;iiF
"Para pangajar anah-anahmu adolah orang'orong yong pahng jahat di
antara'hafiru...." 203

(2) Tanda-Tanda Hadits Palsu pada Matannya


Imam Ibnul Qayyim al-Iauziberkata, "Saya ditanya, Apakah mungkin
mengetatrui hadits palsu secara pasti tanpa melihat sanadnya?'Ini adalah
persoalan besar. Hal ini hanya diketahui oleh orang yang mendalam
pengetatruannya tentang Sunnah.sunnatr yang satrih. Sunnah-Sunnah itu
telah mendarah daging dengannya. Ia memiliki keatrlian yang mendalam
tentang Sunnah-Sunnah dan atsaratsar, pengetatruan tentang Rasulullah
dan petunjuknya, tentang perintah dan laranganny4 bedta dan seruannya,
sesuatu yang disukai dan yang tidak disukainya, serta segala hal yang
disyariatkan kepada umatnya. Seakan-akan ia bergaul akrab dengan
Rasulullah saw..
Demikian pula, ia mengetatrui frilaku Rasulullah saw., mengetahui
petunjuknya, memahami ucagannya, dan mengetahui hal-hal yang boleh
serta yang tidak boleh drnisbatkan kepada beliau. Inilah hal-hal spesifik yang
tidak diketahui oleh orang lain. Demikianlah seharusnya hubungan antara
orzrng yang mengikuti dan yang diikuti. Ia selalu ingin menelusuri segala

202 gawa'idut-Tahdits,hlrn. 133. Dikatakan kepada Ma'mun bin Ahmad afHarawi, Tidakkah
engkau memperhatikan asy-Syaf i dan orangorang yang mengikutinya di Khurusan?" Ia menjawab,
"Ahmad bin Abdullah meriwayatkan kepadakami... dari Anas secaramarfu'bahwa (Rasulullah saw.
bersabda), 'Ada seseorang di antara umatku yang bernama Muhammad bin ldris. Ia lebih
berbahaya daripada Iblis."' lthat Tadribur-Rawi,hlm. 181.
2B Lihat kembali subkajian tentang sebabsebab terjadinya pemalsuan hadits.
Bab ltt: Pcnalsuan Hadits 991

ucapan dan perbuatan beliau. Ia dengan cermat rnembedakan hal yang


benar dengan yang tidak benartentang Nabi saw.. Demikian pula hubung-
an aqtara para peniru atau pentaklid (rnuqallidun) danpara imam mereka.
Mereka mengetahui segala hal yang tidak diketahui oleh orang lain,
menyangkut ucapan, penegasan, pendapa! dan perilaku imam mereka.ru
Menurut Ibnu Daqiqil-'Id, banyak yang menilai hadits berdasarkan
hadits yang diriwayatkan dan berdasarkan kata-kata (matan)-nya. Tegas
nya, kata-kata hadits itu dapat mereka kenali dengan sering mengkaji
perkataan Nabi saw.. Dengan demikian, mereka dapat mengetahui kda-
katayang mungkin dan yang tidak mungkin diucapkan oleh Nabi saw.. Dan
sesungguhnya, hadits palsu lebih banyak diketahui dengan melihat
matannya daripada dengan melihat perawi (sanad)-nya.m5
Tanda-tanda yang menunjukkan hadits palsu dari segi matan adalah
sebagai berikut
a. Kelemahan hata pada hadits yang diriwayatkan. Datam hal ini, oftmg
yang memahami batrasa secara mendalam mengetatrui batrwa suafu
kata bukan berasal dari Nabi saw.. Banyak hadits lematr yang terbukti
palsu dengan menyoroti segi kata dan maknanya.
Al-Hafizh Ibnu Hajar mengatakan bahwa persoalan pokok terletak
pada kelematran dalam segi makna. Jika ditemukan kelemahan suatu
hadits dalam segi ini maka ia bisa dikatakan hadits palsu sekalipun
tidak ditemukan kelematran dalam segi kata. Sebab, semua ajaran
agama berisi kebaitan, sedangkan kelemahan itu mengarah kepada
keburukan. Kelemahan pada segi kata saja tidak menunjuk ke arah itu.
Sebab, kemungkinan perawi meriwayatkan hadits itu bi al+nakna,
kemudian mengganti kata-kata Nabi saw. dengan kata-kata lain. Akan
tetapi, jika perawi menjelaskan bahwa kata-kata itu dari Nabi saw. maka
ia adalah pendusta."zm
b. Rusaknya makna(arti) hadits. Misalnya, hadits yang secara empiris
tidak bisa dibenarkan. Contohnya sebagai berikul

.{ ij ,yi a,3tu;ei }
2M Al-Manarkarya Ibnul
Qayyim al-Jauziyah, hlrn. 15. Dan, lthat Qawa'idut-Tahdib,hlm. 148.
205 7o,rtr1n;1ru1-4Par, hkn. 94, jlz ll.
2ffi N-na'itstrt-tt abirs, hlrn. 90.
999 Hadits Nabi Sebelun Dtbukukan

" krung itu b erhhasi at) s esuoi dengan tuj uan memahawry a.' 2o7

{rt' F'a ir+ 3tu:qii y


"Terungitu adalah obatbagi segalapenyahft.D 2o8

Contoh lain adalah haditsyang matrnanya buruk dan mengandung


hal sepele. Misalnya hadits berikul

\1.
ee *i J,W A3i ),J.t':)\t aC,t F
eei
\
"Seandainya nasi itu ailalah orang, niscaya ia adalah orang yang pe-
murah.Tidakadaororglaparyangmemakanrryahecualiiamengenyang-
hannyd." 2o9

Ibnul QaWim al-Jauziyah berkata, "Hadits di atas adalah hadits


yang sangat buruk yang tidak mungkin keluar dari orangorang yang
waras, terlebih-lebih tidak mungkin bersumber dart sayyid alanbiya'
'pemimpin para nabi', yaifir Rasuhrllah saw..'210

{ PrviLu#r:;A I ',rb;16;
, ,o( .?./o
f i
t.t o.

F
"Barangsiapa memelihara ayam jantan putih maha ia tidah ahan ilidehati
setan dan tilrir.'2rt
Demikian pula haditshadits yang menunjukkan diperbolehkannya
hal-hal yang menimbulkan kerusakan dan tingkah laku yang me
numbuhkan syahwaL Seperti hadits berikut

2V Al-Manar,Ibnul Qayyim al-J auziyah,hlrn. 19.


2M n;a.
2@ n;a.,hlm.20.
2t0 p;7.
2lr nil,ttm.zt.
Bab lll: Pcnalsuan Hdits 993

St*t:J\i';Ll ;y?*ri , ;;i ,e'"i it t F


4,,ft?i,t)
"Tiga(objehpenglihatan)yangdnpatmenantbah(hetajamor)penglihann,
yaitumelihathehiiau-hiiauan,airyangmargalir,danwajahyangcantrh."2r2

{ii+ J*i+:}i J,l"ri\


" Melihat w aj ah y ang cantih adalah ibadah." 213

Ibnul Qayyim al-Jauziyah berkata "Setiap hadits yang menyebutkan


oftrngofturg yang berwajah cakap/canfih atau berisi sanjungan terhadap
mereka, atau berisi perintah melihatmereka, atau berisi permintaan dipe
nuhinya segala kebutuhan mereka, atau berisi pernyataan bahwa mereka
tidak dapat disenhrh oleh api adalatr hadits palsu, hadits buatan.'2r4
Di antara hadits palsu ialah setiap hadits yang terbukti salah
berdasarkan bukti-bukti yang absah. Misalnya, hadits Auj bin Unuqith-
Thawil, yang pemalsunya dengan sengaja berrraksud menodai kabar
tentang para nabi. Dalam hadits itu dikatakan,
"Tinggbadonnyaadnlah3.333ll3h^std-Dan,sextngguhnyaNuh,hetiha
io tahut tenggelam, berhatahepadanya, Bawatah ahu he dalam pinng
besarmu ini.' Dan, bahwa air bah tidah sampai pada matahahinya. la
mangarungtr lautan hingga sampai di dasar laut. Ia margan$il ihan dan
dasarlautlalumemdnggangnyadipwnsmatahan.Don,iomencabutbatu
besar di atas peiuh tentaraMusa donhendnk melemparhannyahe arah
mereka. Kemudian, Allah metgalunghan b atu b esat itu di lehenry a s ep er ti
pethiasan." 2r5

Demikian pula setiap hadits yang berisi hal-hal yang irasional, yang
tidak mungkin diriwayatkan oleh orang-orang yang waras. Maka,

212 Al-Manar,hho.24.
2r3 py.
2r416y.
Zti 16;g.,hkn.2S30.
994 Hadlts Nabl Sebelun Dlbukukan

b4gaimana mungkin hal-hal yang irasional itu berasal dari Rasulullah


yang dikar rniar iaw ami' al*alim. Seperti haditshadits berikut

'i jt e\t o;|.,^3t 6: c)t?P3iy


( ;/t
"Bimasahti yangberada di langit ituberasal dan henngat ular berbisa
yangberada dibawah Arsy." 216

$.r'r>,tt;_3L byiiy
2r7
" Or ang muhmin itu manis maha ia meny uh ai y an g manis-mdnk. "

4. j+.;l,al.aib
2rB
"Bubur (campur dnsrn) itu dapatmenguathanpunggung."

Semua hadits di atas (dan haditshadits lain yang sejenis) adalah


buatan para pemalsu hadits yang berdusta atas narna Rasulullah saw..
Mereka memalsukan haditshadits yang menyalahi syariat Islam dan
bertentangan dengan risalah para nabi, yang diutus untuk berbicara
kepada orang{rang yang berakal dan memerintahkan hal-hal yans
rasional. Risalah-risalah mereka tidak berisi perintah untuk meng-
suatu makanan terhadap makanan lain, membangkitkan
syahwat, meriwayatkan dongeng dan takhyul, dan mengemukakan hal-
hal yang bertentangan dengan akal.
Mengenai hal di atas, Ibnu al-ladr berkata, "Alangkatr bagusnya
pendapat seseorang yang berkata, Jika engkau melihat hadits ber-
lawanan dengan sesuatu yang rasional, atzrrt menyalahi al+nanqul (N-
Qur'an dan hadits) atau bertentangan dengan prinsipprinsip (dalam

2LG 16;6.,h1m.23.
217 16;4.,h1m.25.
2r816;tr.
Dab lll: Penalsuan Hdits 995

syariat Islam) maka ketatruilah itu adalah hadits pslsu.'"2rs

c. Hadits yang bertentangan dengan Al-Qur'an, Sunnatr mutawatir, atau


ijmayang qathl.m
Ibnul Qayyim al-Jauzryah berkata, "Di antara tanda-tanda hadits
palsuzl adalatr hadits itu menyalahi Al-Qur'an yang jelas maknanya.
Misalnya, hadits yang mengatakan bahwa dunia ini berumur 7.000
tahun dan ia akan beral<hir pada seribu tatrun yang kefujuh.u Hadits
ini jelasjelas bohong oleh karena jika benar, niscaya setiap orang akan
mengetatrui kapan hari kiamat akan terj adi.zzi Padatral, Allah dalam Al-
Qur'an berflrman,
"Merehd menanyahan kepadamu tantang hiamat, Bilohah terjadinya?'
Katnhanlah,'S esungguhny a p engetahuan tentang hiamat iat ailolah pada
sisi Tnhanhu; tidah seorang pun yang dopat manjelashan w ahtu kedatang
annya selain Aa. Kamat itu sangatberat (huru-haranyabagl rnohhluh)
yang di langit dan dibumi. Kiamat itu tidah ahan ilatanghepoilomu
heanli ilangan nb a- tiba.' Mqeka b *tany a hqado,nu seakan- ahan homu
b enar-b enar men getahuiny a. Katakanlah,'S e sun gguhny a p angetahuan

tentonghaihiamatitu adolahdi sisi Allah.... ' " (al-Araf: 187)


"Sesungguhnya Allah, hanya padn sisi-Nya sajalah pengetahrnn tantang
hon hiamat.... " (Luqman: 34)

Nabi saw. bersabda

{ }t'
o

Y! i;rUtip;"&y F
"Tiilah mengetahui hapan terladi hiamathecuali Allolh." 224

Di antara hadits palsu yang jelasjelas bertentangan dengan As


Sunnah adalatr hadits yang memuji orang yang bernama Muhammad

2L9 7o66ur-Porar, hlrn. 180.


2N Lihat Taudltihut-,Aft ar, hlm. lffi.
221yr6ri salah satu tanda unhrk mengetahui suatu hadits itu palsu.
22 Maksud ungkapan itu sendiri masih menimbulkan tanda tanya.
24 Ibnul Qayyim al-Jauziyah hidup pada 691-752 H.
2% Al-Manar,hlm.3l.
996 Hdits Nabl Sebelun Dlbukukan

dan Atrmad dengan mengatakan batrwa setiap orang yang memiliki


ftlrnzLrilrns ifu tidak akan masuk neraka. Ini jelas bertentangan dengan
prinsip agama yang dibawa oleh Rasulullah saw., yaifu "seseorang
diselamatkan dari neraka bukan karena nama dan julukan, namun
karena iman dan perbuatan-perbuatan baiknya.'z2s
Semua hadits yang menegaskan batrwa "Ali adalah penerima wasiat
Rasulullatr saw." atau "Ali sebagai ffi1alifah" adalah tidak benar. Hadits
hadits itu adalah palsu karena iamenyalahi ijma ulamabahwa Rasulullah
saw. tidak melimpahkan kekuasaan kepada seseorang sepeninggal beliau.

Setiap hadits yang berisi sangkaan bahwa para sahabat sepakat unhrk
tidak menyampaikan sesuatu. Misalnya' sangkaan Syl'ah bahwa Ra-
sulullah saw. memegang tangan Ali bin Abi Thalib r.a. di hadapan
seluruh sahabat sekembalinya mereka dari haji wada'. Dikatakan
bahwa beliau memerintahkan Ali berdiri di tengah-tengah mereka
sehingga semua sahabat melihabrya, kemudian beliau bersabda, "lni
adalatr penerima wasiatku, saudaraku, dan khalifrh sesudahku. Maka
dengarlah dan pafirhilah dia." Syi'atr menaruh syak wasangka bahwa
seluruh sahabat sepakat untuk mengubah wasiat ihr. Semoga kutulgn
Allah menimpa para pendu stLn6
e. Setiap hadits yang menyalahi frkta-frkta sejaratr pada masa Rasulullah
saw. atau hadits yang terbukti salah berdasarkan indikasi yang ada
padanya. Seperti hadits tentang pembebanan pajak (iiryah)zz? atas
penduduk Ktraibar. Hadits ini bohong dilihat dari beberapa segi berikut
1. Pada hadits itu terdapat kesaksian Sa'd bin Mu'adz, sedangkan Sa'd
telah meninggal pada Perang Khandaq.
2. Ayat tentang pajak belum turun ketika itu dan masalah pajak belum
diketatrui oleh para sahabat dan bangsa Arab. Ayat tentang paiak
baru turun setelah terjadinya Perang Tabuk, ketika Nabi saw.
membebankan pajak kepada orang-orang Nasrani Najran dan
orang{rang Yahudi Yaman.

225 Al-Manar,hlm.22.
226 6;4.,htn.22.
227
lqah ialah pajak kepala yang dipungut oleh pemerintah Islam dari orangorang non-Islam
sebagai imbangan bagi jaminan keamanan diri mereka.
Bab lll: Pemalsuan Hadits 997

Ibnul Qayyim al-launyah menjelaskan kedustaan hadits tentang


pajak dengan mengemukakan sepuluh dalilyang lruaLz%
Contoh lain adalah hadits yang.diriwayatkan oleh Imam Muslim
melalui sanadnya dari Abu Wail, ia berkata, "Ibnu Mas'ud keluar
menuju kami pada Perang Shiffin...." Tentang hadits ini, Abu Nu'aim
berkomentar, 'Apakah engkau melihat Ibnu Mas'ud bangkit setelah
s1af1?D22e Sesungguhnya, Ibnu Mas'ud telah meninggal sebelum
Perang Shiffin (tahun 32 Hijriah).

Hadits yang berisi berita tentang peristiwa besar, seperti blokade


musuh terhadap orang yang hendak melakukan ibadah haji dari
Baitullah, kemudian berita itu tidak dinukil kecuali oleh seseorang di
antara mereka. Hadits yang demikian adalah palsu karena orang umum
(pasti) mengetahui munculnya berita seperti itu.
Saya berkata, "Ulama ushul fikih mengemukakan contoh persoalan
seperti di atas dengan terbunuhnya seorang khatib (shalat Jumat,
misalnya) di atas mimbar dan berita itu hanya dinukil oleh salah
seorang dari jamaa5.'zro
Kesesuaian hadits dengan aliran si perawi dan ia sangat fanatik ter-
hadap alirannya. Seperti seorang pengikut Rafidhah meriwayatkan
suafu hadits tentang keutamaan-keutamaan Ahlul-Bait, atau seorang
pengikut Murji'ah meriwayatkan hadits tentang paham alirannya.
Misalnya haditsyang diriwayatkan oleh Habbah binJuwain. Iaberkata,
"Saya mendengarAli r.a. berkata 'Aku bersama Rasulullah beribadah
kepadaAllatr lima atau fujuh tatrun sebelum seorang pun dari umat ini
beribadatr kepada-Nya' "
Mengenai hadits di atas, Ibnu Hibban berkata, "Habbatr berlebihan
dalam fanatisme Syr'ahrrya dan iabersikap meremehkan hadits.'231

Hadits yang mengandung sikap berlebihan tentang pahala besar bagi


perbuatan-perbuatan kecil. Misalnya hadits.hadits berikul

zat n;a.,hlm.37-38.
2N Uhat Shahih Muslim bi Syarh an-Nawawi,hlrn. 117, juz I.
2T Taudhihul.Afiar,trlm. 96, juz II.
231 tro5un*lt wa Mahanatuha fit-Tasyri' al-Islan l, hlrn. 118.
998 Hadtts Nabl Scbcttn Dldtkukan

"Barangsiapa mengucdphan laa ilaha illa Allah maka dan halimat itu
Allah ahan menciptahan seehor burung y ang memilihi 7 0 .000 lidah, senap
lidah maryuasai 70.000 bahasa, dan semuanya memohonhan ampun
Q?epadt Allah) untuhny a. "

"Barangsiapa melahuhan ilemihian dan demihian maha ia ahan diben


70.000 hota di surga, di setiap hota terdopdt 70.000 ktana don di setidp
istana terdapat 70.000 biihAari."

Haditshadits yang sejenis dengan hadits-hadits di atas, dibuat oleh


pemalsunya berdasarkan dua kemungkinan: pemalsunya sangat bodoh
atau ia seorang zindik yang dengan sengaja merendahkan Rasulullah
saw..82
Di samping kaidah-kaidah di atas, mayoritas ulama memiliki intuisi
krhusus sebagai hasil kajian mereka terhadap hadits Rasulullah. Dengan
banyak mengkaji, mereka mengetatrui hadits yang benar-benar merupa-
kan ucapan Rasulullah saw.-sebagai onmg yang benar dan yang dibenar-
kan-dan haditsyang tidak mungkin bersumber dari beliau.
Sehubungan dengan hal di atas, Ibnu al-Jauzi mengatakan bahwahadits
mungkar itu menggetarkan kulit penuntut ilmu.H Ar-Rabi' bin IGutsaim-
salah seorang tabi'in besar, satrabat Ibnu Mas'ud-berkat4 "Sesungguhnya
di antara haditshadits itu ada hadits yang bersinar seperti sinar matatrari
sehingga kami mengenalnya Dan, di antaranya ada yang gelap seperti
gelapnya malam, yang dalam kegelapan itu kami mengenalnya.e
Itulah kaidatr-kaidatr terpenting yang diletakkan oleh para kritikus ilmu
hadits untuk membedakan hadits palsu dari hadits sahih. Dengan teliti,
mereka melakukan kajian tentang haditshadits dan menyusunnya sehing-
gahaditshadits itu diketahui oleh para ilmuwan.
Penting kami kemukakan batrwa kaidah-kaidah itu mencakup sanad
dan matan hadits. Upaya-upaya ulama tidak hanya terbatas pada kritik

232 n1-14onor,hlm. 19.


28 fl-na'i*ttl-Ha6rb, hlm. 90.
234 UlriAtu Ulumil-Hadits, hlm.62;al-Muhoiliattl-fizslrrT, hkn.63.bhatiusaal-Kifarlolh,l:Irm.
431. Ar-Rabi'bin Khutsaim pada sebagian sumber disebut tftaitsam seperti dalam lstab al-tam'u
baina Riialish-Shahihain,hlm. l34,iuz I. Yang benar adalah Khutsaim seperti terhrlis dalam kitab
Tlubaqat lbnu Sa'ad, hlm. L27, jtz V dm fuz-fuv lan
Bab lll: Penalsuan Hdtts 999

sanad hadits dengan mengabaikan matannya seperti yang dihrduhkan


sebagian orientalis, yang diperkuat oleh sebagran muslimin. Pada pasal
berikut, kami kemukakan sebagian dari pendapat mereka agar jelas
kesalahan fuduhan mereka dan kepalsuan pendapat mereka.

PASAL TIGA
PENDAPAT SEBAGIAN ORIENIALIS DAN PARA
PENDUKUNG MEREKA TENTANG AS-STINNAH
DAN KRITIK MEREKA TERHADAP AS.SUNNAH
A. Pendapat Goldziher
Dr. Ali Hasan Abdul Qadir berkata, "Ada persoalan yang sangat
penting, yang menurut kami perlu dikemukakan dengan agak terperinci,
yaitu persoalan pemalsuan hadits pada'masa sahabat dan tabiln."
Di kalangan orientalis telah mengakar suafir pendapat bahwa sebagian
terbesar hadits merupakan hasil perkembangan Islam dalam bidang
agama, polidk, dan sosial dalamkurunwaktu duaabad, yaitu abadpertama
dan kedua. Dan, hadits itr bukanlah merupakan dokumen Islam pada
mas,Lmasa awal perfumbuhanny4 melainkan merupakan salatr sahr efek
kekuasaan Islam pada saat kejayaannya.
Padabagian pinggirbukunya, Dr. Ali Hasan al-Qadirberkata "Pendapat
yang kamu nukil ihr adalah pendapat Goldziher dalam bukunya Dirasat
Islamiyah'Ihjian-IQjian tentang Islam'./235
Pendapat Goldziher ihr telah tersebar di Barat danTimur serta diterima
oleh para orientalis. Goldziher sendiri menegaskan oendapatnya tentang
AsSunnatr dalam bukunya al-lAqidatu waa.q-Syi'aht fi al-Islam 'Akidah
dan Syariat dalam Islam'.
Goldziher berkata, "IGmi tidak bisa menisbatkan haditshadits palsu itu
hanya kepada generasi-generasi belakangan (yaifu generasi sesudah
satrabat dan tabi'in) karena pada masa-masa sebelumnya, hadits-hadits

235 yo6r*7, 'Anmah fi Tarihhil-Fiqhit-Islomi: 1261127; Dairah at-Ma'arif al-Islamiyh, matei


lradits"; danShorterEncyclotediaof ldam,karyaHAR GibbdanJ.H. IGamerP 116.
300 Hadits Nabi sebetun Di0rrtkukan

tersebut telah muncul. Haditshadits ini ada kalanya diucapkan Rasulullatr


atau merupakan praktek kehidupan satrabatdan tabi'in. Akan tetapi, di sisi
lain, sulit unhrk mendapatkan kejelasan dan menelusuri'batraya" yang
terus bermunculan ini-dengan rentang waktu yang lama dan tempat yang
berjauhan-dari sumber asli karena para tokoh berbagai aliran, baik yang
bersifut teoretis maupun praktis, telatr membuat haditshadits yang tampak-
nya asli. Hadits-hadits itu dinisbatkan kepada Rasulullah dan para sahabat-
nya. Kenyataannya, setiap pemikiran, partai, dan setiap penganut suatu
diran dapat menopang pendapatnya dengan cara ini.

Oleh karena iflr, dalam bidang ibadatr, akidah, kaidah-kaidah fikih atau
norma-norma politik, tidak ditemukan aliran atau lembaga yang tidak
mengokohkan pendapatnya dengan suatu hadits atau sejumlah hadits.
Hadits itu tampaknya asli. Sehubungan dengan itu, para ulama mem-
bangun suatu subdisiplin ilmu tersendrr, yartu ilmu tentang krifik hadits.
Dengan ilmu ini, mereka dapatmembedakan hadityhaditsyang satrih dan
yang tidak satrih ketika melakukan kompromi antara berbagai pendapat
yang kontrakditif. Mudatr dipahami batrwa metodemetode kajian mereka
(ulama) tentang kritik hadits tidaklah seperti metodemetode kajian kami
(orientalis). Di sinilah Anda akan menemukan medan yang luas dalam
bidang kajian hadits.hadits.
Hasil kritik hadits (oleh ulama) itu di antaranya adalah pengakuan
terhadap erurm kitab hadits sebagai htab induk. Hal ini teriadi padatatrun
ketujuh Hrjrah. Dalarn kitahkitab itr, sebagian ulama abad ketiga Hijriatt
menghimpun bermacam-macam hadits yang tercecer yang mereka nilai
sebagai haditshadits sahih. "&
Prasangka buruk Goldziher terhadap As-Sunnah terlihat jelas dalam
bukunya tersebut. Saya hanya mengemukakan sebagian darinya yang
berkaitan dengan kajian saya.
Dari pandangan-pandangan Goldziher tentang AsSunnah yang telah
saya kemukakan di atas, jelaslah hal-hal sebagai berikut
1. Ia berpendapat bahwa sebagian besar hadits merupakan hasil perkem-
bangan Islam di bidang politik dan sosial.

236 n1-'nqidatu wa*Syari'ah fi al-Islam: 4*ffi.

&
Bab ltt: Pemalsuan Hadits 301

2. Ia berpendapat bahwa para sahabat dan tabi'in berperan dalam pe


malsuan hadits.
3. Rentang waktu dan jarak yang jauh dari masa Rasulullah saw. mem-
buka peluang bagr para tokoh berbagai aliran unhrk membuat hadits
dengan tujuan memperkuat aliran mereka. Batrkan, tidak ada safu pun
aliran, baik yang bersifat teoretis maupun praltis, yang tidak me-
ngukuhkan pendapatnya,dengan hadits-hadits yang tampaknya asli
dalam bidang akidah, fikih, atau politik.
4. Sudut pandang para kritikus dari kalangan umat Islam berbeda dengan
sudut pandar-rg para kritikus asing (nonmuslim) yarrg tidak menerima
kebenaran banyak hadits yang diakui benar oleh umat Islam.
5. Ia menggambarkan enam kitab hadits sebagai himpunan berbagai
macam hadits yang tercecer, yang oleh para,penghimpunnya dinilai
sebagaihadits sahih.

Itulah lima poin sebagai kesimpulan pandangan Goldziher tentang


pemalsuan dan kritik terhadap hadits. Ia pun mempunyai pendapat me
nyangkut hal tersebut, yang tidak termasuk kajian kami di sini.aT IGmi
akan mengaji dan mendiskusikan lima poin itu secara singkat dengan
berpijak kepada kajian yang telah kami kemukakan daq kami yakini
kebenarannya
1. Tuduhan Goldziher bahwa sebagtan besar hadits merupakan hasil
perkembangan Islam di bidang sosial dan politik sepanjang dua abad
adalah tidak benar. Sebab, sejak abad pertama dan sejak masa sahabat,
umat Islam telah melakukan pembuktian terhadap hadits-hadits dan
"memburu" pada pendusta dan pemalsu hadits. Mereka mengetahui
haditshadits yang palsu dan hadits yang satrih.
Al-Qur'an mengajarkan prinsipprinsip universal yang sesuai de
ngan segala wakhr dan tempal Ia tidak menyinggung hal-hal yang
bersifat parsial dan tidak mengajarkan cara{ara pelaksanaan yang
berubah-ubah sesuai dengan sihrasi dan kondisi. Allatl memberikan
keleluasaan kepada para penguasa unhrk berinovasi tentang cara

87 Dr. Mushthafa assibal membantah pendapat para orientalis dalam bukunya ,As-Sunnah wa
Mukaratuha fit-Tasyri'il-Islamf. Khususnya, ia menolak pendapat Goldziher dengan sangat baik
309 Hdtts ttabt Sebclun Dlbukukan

pelaksanaannya di bawatr lindungan Al-Qur'an dan AsSunnah serta


dasardasarqra.
Dengan demikian, umat Islam tidak perlu membuat-buat hadits
untuk melegitimasi tindakan-tindal€n mereka Apa yang Allah garis"
kan unhrk merek4 yaitu dasardasar dan prinsipprinsip yang abadi
sampai hari kiamat, orkuplah unhrk mereka Dasar dan prinsipprinsip
ituAllah peruntukkan bagi mereka dan mereka menerimanya dengan
sepenuh hati. Allatr S\4T berfirman,

V, *{jF :
* i,i 6;)# et & r F religi
"...Pado han ini telah Kusanpwnalun untuh hamu agarnfrmu, dan telah
Kucuhupkan kepailamu nikmat-Ku, ilon telah Kundhai lslam itu jddi
agctma bo$mu...." (al-Maa'idah: 3)

Goldziher berpendapat batrwa umat Islam terdahulu berperan dalam


pemalsuan hadits. Siapa umat Islam terdahulu itu kalau bukan satrabat
dan tabi'in?Jika benaryang ia maksudkan adalah mereka maka kami,
pada bagian sebelumny4 telah menjelaskan keterpeliharaan mereka
dari pemalsuan hadits, demikian pula kalangan tabi'in senior. Oleh
karenany4 tidak perlu kami ulangi.
Jika sebagian dari para ambisius menganggap boleh berdusta atas
narna Rasulullatr saw. unhrk menopang arnbisi mereka maka hal ini
sarna sekali tidak berarti batrwa para tokoh aliran-aliran dalam fikih,
politik dan teologi telah rnembuat haditshadits unhrk menopang aliran
mereka. Selain ihr, mengapa Goldziher berburuk sangka terhadap
aliran-aliran ini? Dan, mengapa ia menuduh aliran-aliran itu telatr
berdusta dan memalsukan sebagian hadits?
Harus kita ketahui bahwa perbedaan pendapat di antara para
satrabat dan ulama fikih dalam bidang fhh fidak bersumber dari hawa
nafsu atau sikap fanatik terhadap pendapat masing-masing. Perbedaan
itu dilatarbelakangi oleh banyak sebab. Yang terpenting adalah, se
bagian hadits sampai kepada para imam, sedangkan sebagian yang lain
tidak sampai kepada mereka, dan mereka berhukum dengan hadits
hadits yang mereka terima ifu. Atau, semua hadits itu sampai kepada
mereka, namun mereka berbeda pendapat dalam menilainya (menurut
sebagian dari mereka haditshadits ihr dapat dijadikan dalil, sedangkan
&ab ttl: Pemalsuan Hdits 303

menurut sebagian yang lain, tidak dapat). Atau, hadits-hadits itu


dijadikan dalil oleh mereka semua, namun hasil istinbat mereka tidak
sama.ffi
Dengan demikian, para ulama fikih bersepakat mengikuti Sunnah
Rasulullah saw.. Maka, apakah masuk akal mereka mendustakan
Rasulullatr untuk mendukung aliran mereka? Aliran mereka didasar-
kan pada Al-Qur'an dan As-Sunnah dan berasal dari sumber yang
jernih, Rasulullatr saw.
Generalisasi Goldziher tidak didasarkan atas kajian tematik ter-
hadap aliran-aliran fikih dan teologi. Bahkan, ia merasa cukup dengan
haditshadits palsu yang bersumber dari para ambisius, atau dengan
apa yang terdapat di dalam kitab sebagian pengikut aliran fikih. Di
dalam kitab itu dimuat haditshadits dhaif (lemah) atau palsu yang
dinisbatkan kepada para imam.

Sudut pandang para laitikus dari kalangan umat Islam didasarkan atas
kaidah-kaidah dan prinsipprinsip yang dirumuskan dengan baik.
Menurut pandangan kami, kaidah dan prinsip itu sangat terinci dan
bernilai tinggr. Sudah tentu kaidah tersebut berbeda dengan kaidah
para kritikus asing yang tidak mempercayai Muhammad sebagai rasul
Allah dan tidak menyakini bahwa Muhammad menerimawahyu dari-
Nya. Dengan demikian, sejak awal kita berbeda dengan mereka (para
orientalis). Banyak hadits tentang akidah dan hal-hal saib kita terima
kebenarannya setelah melakukan penelitian ilmiah sesra cermal Kita
menerima segala kandungannya karena ia berasal dari Rasulullah saw.,
ashshad,iq almashduq 'orang yang benar dan dibenarkan'.
Maka, perbedaan sudut pandang sekali-kali tidaklah merugikan
kita, selama kajian kita didasarkan pada metode kajian ilmiah yang
dapat dipertanggungiawabkan. Hal itu telah dibuktikan dan diakui oleh
oftmg{ftrngyang bersikap objektif di antara mereka.
Menurut Goldziher; enam kitab hadits adalah kumpulan hadits yang
dihimpun setelatr tercecer pada abad ketiga. Dan, mereka berpendapat

238 Ij1p1 Raful-Malam 'anil-Aimmatil-A'lam karya Ibnu Taimiyah, suatu buku kecil yang
sangat tinggi nilainya dan besar manfaatnya
304 Hadits Nabi Sebelum Dlbukukan

bahwa haditshadits itu adalah hadits.hadits sahih. Pendapat ini tidak


benar dan harus ditolak karena ia mengingkari jerih payah para ulama
agung memelihara AsSunnah selama abad pertama dan kedua. As-
Sunnatr tidaklah tercecer dan terpisah-pisah. Sebagian besar darinya
telatr dipraktekkan oleh umat Islam. Mereka menegakkan ajaran-ajaran
Rasulullah sesuai dengan petunjuk beliau.

Hal yang demikian ihr tidak terbatas pada masa sahabat dan tabi in atau
di "rumah" Islam yang pertama (Madinah). Sunnah Rasulullah saw. itu
bahkan telah tersebar pada abad pertama dan abad-abad berikutnya tersiar
ke berbagai kawasan ketika umat Islam generasi pertama membebaskan
negara-negara di sekitarnya dari kelaliman para penguasa. Sunnatr 'anwliyah,
qauliyah, dar. taqriiyah berpindah dari safu generasi kepada generasi
berikutnya serta terpelihara di dalam hati para penghafal hadits. Catatan-
catatan mereka terkumpul dalam kitabkitab himpunan hadits dalam juz-ila
yang babbabnya telah disistematiskan oleh para ulama besar dan para
penghafal hadits pada pertengatran abad kedua Hijratr. Dan, haditshadits
yang berhasil dihimpun oleh a1-Bukfiari, Muslim, dan para penghimpun
lain, pada mulanya tidaklatr tercecer. Haditshadits hasil himpunan mereka
itu dipilih dari beribu-ribu hadits di tangan para penghafal hadits. Mengenai
hal yang terakhir ini akan jelas bagi kita ketika membicarakan pembukuan
hadits Oab empat).

B. Pendapat Gostown Wite, Penulis Artikel "Al-Hadits"


dalam Buku At-Tarikhul-'Amm lid-Diyanat
Ia mengemukakan pendapat yang memperkuat pendapat Goldziher di
313s.23e Ia berkata, "Para ulama telah mengkaji Assunnah secara cermaL
IGjian mereka itu diarahkan kepada sanad hadits, tentang para perawi
hadits, pertemuan di antara merek4 dan aktivitas mendengar sebagian dari
mereka dari sebagian yang lain." t€bih lanjut, ia berkata, "Para perawi
menukil hadits Rasulullah kepada kita secara verbal, yang kemudian
dihimpun dan dibukukan oleh para penghafal hadits. Namun, mereka tidak
melakukan kritik terhadap matan hadits. Oleh karena ihr, kami tidakyakin

239 Lihat Histoie Generale Des Retigiorrs Oslam) P365.


Bab lll: Penalsuan Hadtts 305

bahwa hadits itu sampai kepada kita persis sebagaimana dari Rasulullah
tanpa penambahan sedikit pun oleh para perawi (yang dilatarbelakangi
oleh niat baik). Mereka bisa menambahkan sesuatu pada hadits di tengatr
periwayatan mereka karena hadits itu dinukil secara verbal. Sekiranya
pendapat ini benar maka umat Islam telanjur menerima dan menyakini
hadits sebagai perkataan yang benar."uo

C. Pendapat Prof. Ahmad Amin


Prof. Ahmad Amin berkata, "Unhrk al-jarh watla'dil, para ulama telah
merumuskan kaidah-kaidah yang tidak perlu disebutkan di sini. Akan
tetapi-dan seharusnya dikatakan demikian-mereka memberi perhatian
kepada kritik isnad hadits lebih banyak daripada kritik matan hadits.
Sedikit sekali di antara merekayang mengemukakan kritik hadits dari segi
pandangan batrwa hadits yang dinisbatkan kepada Nabi saw. itu tidak
sesuai dengan kondisi pada saathadits ifu muncul. Atau, hadits ifir berten-
tangan dengan fakta-fakta sejarah yang dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya, atau gaya bahasa hadits itu merupakan corak artikulasi
filsafat yang berbeda dengan artikulasi Nabi saw.. Atau, hadits itu-dalam
hal syaratdan ketentuannya-lebih menyerupai matan-matan fikitr dan sisi
sisi lain. Mereka tidak memberikan perhatian kepada sisi.sisi itu seper-
seratus dari perhatian mereka kepada iarh (penilaian cacat) dan ta'dil
(penilaian adil) terhadap para perawi hadits. Al-Bukhari sendiri-yang
sangat tinggl reputasi ilmiahnya dan sangatteliti kajiannya-menilai benar
sejumlah hadits, yang jika dibuktilon secara empiris ternyata tidak sahih.
Sebab, al-Bukhari hanya melakukan lritik terhadap riialulhadits (sanad
hadits), seperti haditshadits berikut

$.J""rr;
"*^ y" iV b. &)<!t fib ;" e ) F
"Tidak tersisa di otas bumi ini, setelah seratas tahun, seseorang yang
masihhidnp."

tt
r ,6t..oi
ot'e-1
-,o. o
f l-* ,t ?tt
,zz/
u i;'"lt'*' iF
2N n;a.
306 Hadits Nabl Scbclun Dibukukan

( ;.n' 'J! 1;lt ,tu,i ;'l:


' B ar an gsiapa p ada s etiap p agi han mahan tujuh buah hurma
ilari kurma
yang sudah didingnhan maha ia tidah ahan terhenabahaya racun
d.an
sihir pada han itu sampai malam hdrinya.,, 2ar

Pendapat Gostown wite dan prof. Atrmad Amin di atas mencenninkan


Ikap tidak objektif terhadap jerih payah ulama AsSunnah memelihara
hadits yang mulia dan membersihi,rarur'-ya dari segala noda. Sesungguhnya,
ulamajarh danta'diltelah melakukan tritit terhidap sanad haaits Lragai
mana mereka melakukan laitik terhadap matan hadits.
Jerih payah
dalam krifik matan hadits tidak kurang dari kritik terhadap sanad
hadits.-r.k"
Jerih payatr mereka itu telah kami kemukakan ketika menjelaskan kaidah
kaidah mereka untuk membedakan hadits palsu dari hadits sahih.
IGmi menolak tuduhan setiap oftmg yang mengatakan bahwa krifik
para ulama hanya diarahkan kepada sanad hadits
dlngan mengabaikan
matan hadits. IGmi tegaskan bahwa para ulama-sebagaimana
mereka
telah menentukan ciri-ciri untuk membedakan sanadi*g lemah
dari
sanad yang sahih-telatr menentukan ciridri untuk membedakan
hadits
palsu dari hadits lainnya Ada delapan ciri pada matan
dan empat ciri pada
sanad. Dengan demikian, masih adakah argumentasi bagi para penuduh?
Adapun tuduhan Gostown witebahwa p"r" p"ru*i d"ng* didasari
niat baik telah menambahkan sesuatu pada hadits y*g *"rka
riwayat_
kan-juga tertolak. Hal ini didasarkan pida pembrkd*;ro ulama
dalam
kajian-kajian mereka tentang penambatran sesuatu oleh perawi pada
hadits
yang diriwayatkannya. Mereka menjelaskan bahwa
ada kalanya penambatr_
an it, terdapatpada matan atau isnad.zz sesuahr yang ditambatrkan
oleh
perawi ittr disebut al-nudrai, dan pada hakikatrya
ia hanya terdapat pada
matan. Mereka juga menjelaskan contohcon toh al-mudrai.
Dengan demikian, penambahan-penambahan itu iia"r. luput dari
perhatian para ulama. Bahkan, mereka mengetahui
semuanya. s"uusi*
besar penambahan oleh perawi ifu berasaia".i penjelasan guru yang

--r F *,hkn.277-218.
242 L)hat al-Ba,ibul-Hatsits,hlm. g0.
Bab lll: Pcmalsuan Hdlts 307

mereka dengar, dan ia mengira penjelasan itu termasuk bagian dari hadits.
Para ulama mengetahui adanya penanrbahan ihr. Mereka menjelaskan
bahwa apa yang dilakukan oleh perawi itu adalatr suafir kesalatran yang
tidak disengaja dan mereka tidak berdosa karenanya. Namun, jika kesalatran
itu banyak maka hal itu dapat mengakibatkan "nilai cacaf bagi perawi.m
Prof. Atrmad Amin mengatakan batrwa al-Bukhari-yang sangat tinggr
reputasi ilmiatrnya dan sangat teliti kajiannya--menilai benar sejumlatr
hadits, yang jika dibuktikan secar:a empiris ternyata tidak sahih. Sebabqra,
a1-Bulfiari hanya melakukan kritik terhadap riialul4.adits (sanad hadits)
dan tidak melakukan kridk terhadap matannya. IGmi tidak sependapat
dengan Prof Atunad Amin karena ia telah salah mematrami makna hadits.
Sesungguhnya hadits berikut ini adalatr hadits sahih. Hadits ini oleh
AhmadAmin ditafsirkan sangat jauh dari kebenaran.
,t ,o
n' o'
,,o
&\J Z*,' Jb F y"t'v '*,, &)\l ,4L e eY F
Hadits di atas diriwayatkan melalui banyak jalan (thuruqur+iwayah)
yang satu dengan lainnya saling menjelaskan.Yang dikehendaki oleh
hadits itu ialah "seratus tahun setelah diucapkannya sabda Rasulullah itu,
tidak ada seomng pun di antara orangorang dari masa Rasulullah saw. yang
masih hidup" (semuanya sudah meninggal). Faktamenunjukkan, beritaini
merupakan salah sahr tanda kenabian beliau karena pada masa beliau,
tidak ada seoftmg pun yang berusia lebih dari serahrs tahun. Intinya adalatr
Rasulullah menjelaskan kepada para satrabatnya bahwa usia mereka tidak
sama dengan usia umat-umat sebelum merekaru Dengan mengetatrui hal
itu, para satrabat harus bersungguhsungguh dalam melakukan perbuatan
taat kepadaAllah dan beramal di dunia sebagai bekal di akhirar Dalam hal
ini tidak terdapat sesuahr yang menyalatri pembuktian secara empiris.
Mengenai hadits di atas, Dr. Mushthafr asSibat berkat4"...hadits yang

243 p;4.,hLn. s4.


2MLthatFathul-Bari,hkfl.222,juzl.Buldrari menyebutkan sebagian haditsihr danlbnu H4iar
menjelaskan pendapat ulama tentang hadits itu. Ia mengemukakan hadits ihr secara utuh dalam
kitab "as-shalah" beserta penjelasannya seperti yang telah kami jelaskan. Lihat juga Ta'wilu
Muhhtalifil-Hadia, hlm. 25$28, yang di dalamnya Dr. asSibat secara terperinci mmolak semua
kesalahan Ahmad Amin.
i08 Hadits Nabl Sebelum Dlbukukan

pada kenyataannya merupakan mukjizat Rasulullah saw. itu menjadi kacau


pemahamannya menurut logika kritik modern. Prof. Ahmad Amin, penulis
buku Fairul-Islam, akhirnya terdorong untuk menilai hadits itu sebagai
hadits bohong dan palsu."zas
Selanjufrrya hadits berikut

fu rr ; y '"lt'*'
\') r- i:t; I f i h
(#' ;\i;i'$i
Hadits ini dikeluarkan oleh Bukhari dalam Kitab ath-Thibb,% juga oleh
Muslim24? dan Atrmad.24 Sebagian ulama berpendapat bahwa kurma
yang dimaksudkan dalam hadits ihr khusus kurma Madinah berdasarkan
hadits lain yang menjelaskan adanya pengkhususan. Ulama yang lain
berpendapat kurma nuna saja. Pendapat yang diterima oleh kebanyakan
ulama adalatr pendapat yang pertama.
Dalam Zadul-Ma'ad,Ibnul Qayyim berkata, "Kurma adalatr makanan
yang bermanfaat dan dapat memelihara kesehatan, terlebih bagi seseorang
yang biasa memakannla. Kurma Madinatr berthasiat sebagai penangkal
dari raorn sihir, meskipun ada atrli yang mengatakan manfrat kurma itu
hanya berdasarkan dugaan. Mak4 semua perkataan Rasulullah sa\tr-yang
diyakini kebenarannya dan berdasarkan watryu-lebih layak diterima dan
tidakboleh diabaikan.
Ihrlah kesimpulan dari pendapat para ulama tentang hadits di atas.
Menurut saya, sikap terburu-buru mendustakan dan menolak suafu
hadits adalah tidak benar, kecuali jika jalan periwayatan hadits itu lemah
atau seqra pasti dinilai salah menurut rasio dan ilmu kedokteran. Sanad
hadits tentang manfaat kurma di atas adalah sahih, diriwayatkan tidak
hanya melalui sahr jalan, tetapi juga diriwayatkan oleh para perawi yang
tsiqah dan adil yang tidak mungkin berdusta. Matan hadits itu, secara

245 trt-gurno1, wa M akanatuha rtt-Tast"i' at-Islami, hlm. 26L.


246 gtoht;1t al-Bukhai bi Syrh as-funadi,hlrn. 20, juz IV.
247g*61t Muslim,hkn. 1618, juz III.
28 Musnad Imam Ahmad,hadits ke1442, l5?8, L57 L, 1572, juz ll.
Bab tlt: Pemalsum Hadits ?.09

global, juga sahih, yang menjelaskan manfaatkurmayang sudah didinginkan.


Telah diterima kebenarannya, termasuk oleh ilmu kedokteran modern,
bahwa kurma yang sudah didinginkan mengandung banyak zatyang
diperlukan oleh hrbuh. Ia berguna untuk mengendorkan peru! menguat-
kan badan, dan membunuh cacing di dalam usus. Tidak diragukan lagi
bahwa penyakit dalam (misalnya membusuknya usus dan berkembang
biaknya cacing) merupakan racun yang mengancam kehidupan sese
orang. Dengan demikian, hadits di atas, dilihat dari sisi kemampuan kurma
dingin racun, adalatr benar.
Tidak diraeukan bahwa pendapat Prof. Atrmad Amin-yang secara pasti
menilai batrwa hadits di atas adalatr bohong-adalatr pendapat yang terlalu
berani. Dalam lapangan ilmiah-dengan alasan apa pun-pendapat ini tidak
dapat diterima selama sanad hadits ifu benar-benar satrih dan selama matan
hadits ihr, secara global, sahih pula.
Saya yakin, jika di Hijaz terdapat lembagalembaga ilmu kedokteran
yang bereputasi tinggr, atau kurma-kurma yang sama terdapat di negara-
negara Barat, niscaya ilmu kedokteran modern akan mengungkap banyak
keistimewaannya yang lain. Jika hal ifu belum terungkap sekarang maka
insyaAllah, akan terungkap pada masamasa mendatang.%e Demikianlatr
pendapatyang kami nukil dari Dr. Mushthafr as,Sibat.
Atrmad Amin tidak hanya mengemukakan hal-hal yang telah kami
sebutkan di atas. Ia juga mengemukakan baqrak hadits unhrk membukti-
kan bahwa para ulama kritikus hanya melakukan krifik terhadap sanad
hadits, tidak terhadap matan hadits. Namun, hadits.hadits itu tidak dapat
membuktikan kebenaran hrduhannya.m

249 noSynnsft wa Mahanatuha


fit-Taqri' al-Islami, Ilm. 26}2ffi.
2s Dr. Mushthafa assiba'i secara ilrniah dan meyakinkan menolak semua keraguan Atrmad
Amin. tihat bukunya,4s-Srzzah wa Mahanatulufrt-Taryri' al-Islami, hlrn. 212-303.
310 Hadits Nabi sebelun Dibukukan

PASAL EMPAT
KITAB-KTTAB TERMASYHUR TENTANG PARA
PERAWI HADITS DAN HADITS.HADITS PALSU

A. Kitab-kitab adalah Hasil )erih Payah Para Ulama


dalam Memelihata Hadits
Praktek pemalsuan hadits berpengaruh besar terhadap jiwa ulama.
Mereka terdorong untuk mencurahkan segala daya untuk memelihara
hadits. Pemalsuan hadits telatr mendorong mereka menghimpun, mem-
bukukan, dan menyrsun hadits dalam rangka memeliharanya dari tangan
para pemalsu. Az-Zuhri mengungkapkan aktivitas itu dengan berkata,
"Sekiranya tidak ada banyak hadits yang datang kepada kami dari arah
Timur, yang kami ingkari dan tidak kami kenal, niscaya aku ddak menulis
hadits dan tidakpula mengizinkan penulisan hadits.'2sl
Saya mengungkapkan secara terperinci penghimpunan dan penwsun-
an hadits yang mulia pada bab empal Pada bab itu akan jelas bagi kita
tentang perhatian ulama terhadap penghimpunan hadits serta semangat
mereka untuk menyusun haditshadits satrih.
Pada bagian ini, kami akan mengemukakan pusaka para ulama berupa
kitabkitab yang berhasil mereka susun. Kitabkitab itu mempunyai pengaruh
yang baik terhadap pemeliharaan hadits Nabi saw.. Isi kitabkitab itu ber-
kaitan langsung dengan tema kajian kami, yang mencakup kajian riialul-
hadits'para perawi hadits', sejaratr, perilaku, kunyah,2sz julukan, nasab,
penelitian terhadap nama mereka, penjelasan tentang para perawi yang tsiqalt
dan lemah di antara mereka, kitabkitab tentang haditshadits palsu, serta
kitabkitab lain. Kitabkitab ini memiliki andil dalam pemeliharaan hadits.
Kitab-kitab itu adalah benteng pertahanan bagi hadits yang dapat
menangkis anak panah musuh-musuh AsSunnah. Ia akan menjadi bulai
yang terbesar atas perhatian umat Islam terhadap Sunnah Rasulullah saw.
dan andil mereka dalam membangun pusaka ilrniah untuk manusia.

2517*r;tr o1-,11*, hkn. 108.


252 6uo*1, adalah nama yang diawali dengan kataAbu (fulan), Ibnu (fulan), Ummu (tulan),
atau Binti (tulan).
&ab ltt: Penalsuan Hdits 311

Saya mengumpulkan kitabkitab hasil susunan mereka itu. Dan, saya


membatasi pada kitahkitab yang telatr saya kaji, baik yang sudah dicetah
maupun yang masih dalam benhrk manrrskrip. Kitabkitab ihr mencakup
kitab yang disebutkan oleh asSalryid Muharnmad al-Kinani di dalam kitab
ar-Rislatul-Mustathrafah li Ba.yani Mosyhui l{utubis-Sunnah al-Muy,rafah,
yang di dalamnya disebutkan banyak kitab tentang hadits dan hlunml-
hadits; kitabkitab yang disebutkan oleh al-Ustadz Umar Kahalah dalam
buku Mu'iam al-Mualliftn; buku-buku yang disebutkan oleh al-Ustadz
Ktrairuddin az-Zarkali dalam al-A'lam; buku-buku yang saya temukan
dalam karya sebagian ulama hadits dan para perawi hadits; dan buku-buku
yang saya temukan di berbagai perpustakaan. Sulit mengemukakan semua
karya tentang kajian kami di sini.
Dengan jalan itu, saya menemukan kekayaan ilmiah yang besar, yang
ditulis oleh lebih dari 250 penulis. Oleh karena keterbatasan halaman, fidak
semuanya saya sebutkan di sini. Saya hanya menyebutkan sebagian karya
yang termasyhur saja.

7. Kitab-Ritob Termasyhur tentang Sahobot


Para sahabat, tabi'in, dan tabi'it tabi in mengenali orang yang bersahabat
dengan mereka, khususnya di antaramerekayangmenukil dan meriwayat-
kan hadits dari Rasulullatr saw.. Mereka hafal banyak nama dari mereka. Para
ulama berupaya keras mengidentifkasi mereka, menjelaskan haditshadits
yang mereka riwayatkan, menerangkan perilaku, negara tempat tinggal,
dan tanggal kematian mereka. Saya mengumpulkan hampir empat puluh
penulisyang menulis karyatentang satrabat, di antaranya sebagai berikuf
1. Ma'ifatu Man Nazaln min ash$hahabati Sairal-Buldan,terdiiatas 5
fitz,l<arya seorang imam yang tsiqah dan penulis banyak kitab, yailr
Abu al-Hasan AIi bin Abdullah al-Madini (l6L-234f0.2s3
2. Kitabul-Ma'rifah,terdiri atas 100 juz. IGrya ini disusun untuk mengenal
para satrabat, karyaimamAbu MuhamrnadAbdullah bin Isa al-Maruzi,
seorang mufti dan ilmuwan (22G293m.zil
3. Kitabush$hahabah, terdiri atas 5 juz,l<arya Imam Muhammad bin

2fi *-nisaUn abMustathrafu4 hlm. 95.


2lA n;a. dan Mu'iamul-Mualiffin, hlm. 135, juz VI.
319 Hadits ttabi Scbclun Di0rrrkukan

Hibban Abu Hatim a[Basati (27G354,ID.255


Al,*ttab fi Ma'rifatil-Ashlub,l<aryaAbu Umar Yusuf bin Abdullah bin
Muhammad bin AbdulEarr an-Namri al-Qurthubi al-Maliki (36&463
tD. IGrya ini dicetak dalam 2 jilid di India (1318 dan 1319 fD. Terakhir
dicetak di Mesir dalam 4 jilid. Penulis memberi judul karyanya itu
dengan dugaan batrwa karyanya mencakup seluruh satrabal Namun,
kenyataannya, banyak sahabat yang tidak disebut di dalamnya. Di
dalamnya ini dikemukakan 3.500 riwayat hidup.zso

Usudul-Ghabah ft Ma'rifatish-Shahabah, terdiri atas 5 jilid, karya


sejarawan lzzuddrn Abu al-Hasan Ali bin Muhammad, yang lebih
dikenal dengan Ibnu al-Atsir (555{30 fD.IGryaini dicetakpadatatrun
12ffi W57 dt Mesir. Dalam karya ini disebutkan 7 .554 rwayathidup.
Tairidu Asma'ish-Shahabah, terdiri atas 2 juz, karya d-Hofirh,ut
Syamsuddin Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad adz-Dzahabi (67?
748t1).IGrya ini dicetak di India pada tatrun 1319 g.zso
7. Al-Ishabah fi Tarnyizish^Shahabah, karya Imam Syihabuddin Atrmad
bin Ali al-Kinani al-Asqalani, yang lebih dikenal dengan nama Ibnu
Hajar QTN52 FD, penulis banyak karya. l{arya ini merupakan yang
terlengkap di antara kitab lain, dicetak pada tahun 1853 M di India,
kemudian dicetak di Mesir pada tahun 1323 H dalam 8 jta.Enarnltz
pertama berisi nama-nama satrabat, terdiri atas 9.477 riwayat hidup.
Jitd ketujuh tentang hunyah, terdiri atas L.257 kunyah, dan jilid ke
delapan berisi riwayathidup parawanita, terdiri atas 1.545 riwayat2m

255 il-A\aw,hkn. 306, juz VI.


256 6611 naskah Darul-Kutub al-Mishriyah dengan nomor Mushtalahul-Hadits:
159, 161,
dan257.
257 95"1,r L11, Darul-Kutub al-Mishriyah (Musthalahul-Hadits: 103).
258 Al-Hafiztt ialah gelar untuk orang memenuhi kriteria sebagai muhaddits, di samping
banyak hafal hadits. Sebagian ulama mengatakan, al-hafizh hafal 100.000 hadits beserta matan dan
sanadnya, mengetahui hadits sahih, dan istilah-istilah ulum al-hadits. Sedangkan almuhaddits
adalah orang yang mahir dalam hadits, riwayatr, dan dirayah, mampu membedakan hadits sahih dari
lainnya, dan mengetahui ulum alhadits.
259 Uhat naskah Darul-Kutub al-Mishriyah
Mushthalahul-Hadits: 103).
2tr Naskah yang di Mesir sesuai dengan naskah di India- Terdapat di lemari kitab bagian al-
Irsyad di Darul-Kutub al-Mishriyah. IGrya ini dicetak berkali-kali, di antaranya adalah cetakan
Mesir pada tahun 1325 H/1907 M.
hb tll: Pcmalsuan lladlts 313

8. Ar-Wdh al-MtattufhabahftIunlati Man Rawafislt-Shaltilwin min ash-


Shahabah,larya Syekh Yatrya bin Abi Bakar al-Yamani (81ffi93 fD.
Kitab ini dicetak dalam 92 halaman, di Indi4 padatatrun 1303 H.261
9. Durash-Shohabah fi Man Dakhala Mishr min ash-Shahabah,karya
penutup para hafizh, Jalaluddin Abdurratrman bin Abi Bakar asy-
fuyufti (84$911 fD. IGr1a ini berupa satll juz kecil, yang pada bagian
awalnya dicetak lstab ru$nul-Mulwdharah.
10. Al-B adrul-Munir fi Shahab atil-Bosyir an-Nadzir,l<arya Syekh Muhammad
Qaim bin Shalih alSanadi a[Hanafi atGladiri, hidup sebelum tahun 1145
H. Dalam kitab itu ia menyebutkan nama para sahabat yang bersatlabat
dengan Nabi saw. dengan meriwayatkan hadits dari beliau. Atau,
dengan cara lain yang menunjukkan batrwa mereka benar-benar
satrabatbeliau.rc

"meqgalir' dari
Selain frans tersebut di atas, terdapat banyak kitab )ang
kitabkitab pokok itu. Sebagian ulama meringkas sebagian kitab itu atau
memberikan catatan<atatan tarnbatran (fuait) terhadapnya. Misalnya,
adalatr catatan hrnbatran atashtab al-Ist{ab karya Ibnu Abdul Barr, catatan
tanrbatran Ibnu Fathun al-Andalusi (w. 517 t[), Abu al-Haiiaj Yusuf bin
Muhammad bin Muqallid (w. 558 tD dan catatan tanrbatran serta ringlosan
lainrya.ffi Imam a*sunrthi meriqgkas lrlrta;b al-Idwbah dalam kihb fang
diberi judul Ain al-Idubahfi Ma'rifult odr-Shohoboh.ru

261 p"6rn kitab ini ia menyebutlan orang{rang yang melihat Rasulullah saw. dan yang
meriwayatkan hadits kitab Slwhilwin (Slwrrk alBukhari dan Muslim). Kitab ini disusun berdasar-
kan uruhn huruf. Dalam Htab ini dimuat haditvhadits,,ang diriwa:ratkan oleh $niL{rain (Bukhari
dan Muslim), hadits yang disepakati oleh keduanya hadits yang hanya diriwayatkan oleh al-
Bukhari, kemudian hadits yang hanya diriwayatkan oleh Muslim. Kemudian disebutkan para
sahabat yang menjadi sumber riwayat penghimurn empat kitab hadits lainnya Uhat kitab itu di
Darutlfutub afMishriyah (mushthalah: 1620), dan ia merupakan kitab yang sarreat bernranfrat
262 Xitab ini dinamakan juga Taisirtl-Maran bi Dzihi Shahabih
Aftthal Mat Thafa bi
Baitillahil-Halarn atatt Sytmusd-Httda fi Shahabatil-Mushthafa al-Mtqtada, dalam bentuk
manuslrrip.
ffi Syekh Muhammad bin Muhanrnad as.Sandarusi asysyaf i ath:Tharabilisi (w. 1f77 ID
meringkas lntarb al-Isti'ab karya Ibnu AbdutBarr dengan iudul aq-$umrs al-Mudlwfult fi lhihr
Ashlrab Kluir al-furbarr. Kitab ini disusun secara alfabetis. Nasab dan syair yang disebutkan
parfans lebar dibuang. Dalam htab ini terdapat haditshadits yang riwayahya bersumber dari
sahabatyang disebutkan dalam Sialrihain atanslah sanr darikeduanya
2il Ar-Riylah al-Mtttuthrafah, hlm 153.
314 Hdtts Nabt Sebctun Dlbukukan

2. Kitab-Kitob Tetmasyhur tentang Seiarah Para Perawi Hadits


dan Perilaku Mereka
Jika kita beralih membicarakan para perawi hadits dan perilaku mereka
maka kita akan melihat kitahkitab yang berbeda-beda metodologinya. Ada
ulama hadits dan sejarawan yang menulis kitabnya menurut urutan tahun,
ada yang menulis berdasarkan nama negar4 ada yang menulis berdasar-
kan urutan huruf seperti halqa kamus, dan adapulayang mengHasifikasi
lan para perawi menjadi beberapa peringkat
Isi kitabkitab itu tidak sama Ada yang panjang-lebar dan ada yang
ringkas. Yang ringkas adalah kitab tentang riwayat hidup dan yang ter-
frinci adalatr kitabkitab tentang sejaratr, seperti Taihh Dima,syq, Tarikh
Baghdod, dan Taihh al-Islam.
Berikut ini kami kemukakan kitab yang termasyur tentang sejarah dan
biografi para perawi. Selanjutnya, kami mengkaji kitab-kitab tentang
peringkat para perawi.

a. Xitab-Ifitab tentang Seiarah Para Perawi Iladits dan Perilaku Mereka


1. TariHrur-Ruwati,l<arya Imanr Yahya bin Ma'in (15&233 fD. Kitab ini
disusun berdasarkan uruhn huruf dalam kamus.26 Ia juga menulis
Lrrtab Ma'rifah ar-Riial danat:TariWt wa al:Ilal.m
2. Atlaihh terdiri atas 10iuz, karya seorang muhaddits, atrli ginekologi dan
sejarawan, Khalihh bin Ktrayath asy-Syaibani al-'Ashfrri (w. 24O H) .267
3. At:Taikh, karyaAtunad bin Muhamrnad bin Hanbal (1fu24lfD.268
4. At:Tarihhul-Kabir,l<arya salryid dan amir hafizh, yaitu Imam Muhammad
bin Ismail al-BulfiariAbuAbdullah (L9+256II). Kitab ini adalatr kitab
sejarah yang besar. Di dalamnya disebutkan narna orangorang yang
menjadi sumber riwayat hadits. Kitab ini hampir mencakup seluruh
perawi dari kalangan sahabat, generasi sesudah mereka, sampai
kepada guru penulis kitab itu. Jumlah mereka hampir mencapai 40.000

Z6ljhatar-RisatahahMtstathtafah, trlnr.9G97dan kitab sejarahnyayurg diberinama funli


Ibna Mt'in.
26 Mtyamul-Maallifin, htlo- W,,'w XJIL
267 AbA'bm, blm. 3l l, juz II.
28 toid, ltlm. r92, inz t
Bab llt: knalsuan Hadtts 315

perawi, baik lald-laki, perempuan, perawi yang lemah, rnaupun perawi


yatgtsiqah.2@ Para guru al-Buktrari dan ulama lain menghargai kitab
sejarah itu. Guru sang penulis, Imam Ishaq bin Ibratrim (Ibnu Rahavnaih)
sangat gembira ketika pertama kali melihat kitab itu. Ia segera meng-
hadap Gubernur Abdullah bin Thahir dengan membawa kitab itu dan
berkata kepadanya, 'Wahai Gubernur! Uhaflah, aku memperlihatkan
kepadamu suatu fajar shad,iq."no
Kitab di atas terdiri atas empat juz besar, disusun berdasarkan
urutan huruf dalam kamus.271 TEntang kitab itu, at:Taj asSubuki
berkata "Tidak ada penulis yang menulis kitab sejarah seperti itu.'Dan,
para penulis sejarah, nama-nama, dan kunyah sesudahnya sangat
bergantung kepadanya.'q72 Kttab at-Tarikh al-Kabir dicetak dalam 8
jilid di Haidarabad2T3 pada tatrun 1361-1362 H.
Selain kitab di atas, ia menulis at-Taikh aLWasath dan at-Tarikh
ash$ha.ghir. At:Tarikh ash-Shaghir dicetak di India pada tatrun 1325 H.n4

At-Taihhul-Kabir,karya sejarawan fuidalusia Ahmad bin Sa'id bin


Haan ash-Shadafi Abu Umar (284350ID. Kitab ini menjadi rujukan
ulama hadits. Ibnu al-Fardhi berkatra "IGtab ini sangat lengkap." Ibnu
Iftair berkata "I(tab ini terdiri atas 85 jrn.'q5
6. Al-Hidaph wal-Iryad fi Maifati AltlibTsiaah wa.s-Sanad, karya Abu
an-Nashr Ahmad bin Muhammad bin al-Husain al-[<alabadzj (30G398
tD. Dalam kitab ini ia menyebutkan orang{rang yang dr-takhriil<at
oleh Imam al-Bukhari dalam l<rtab jamilnyazta

2@ *-n;sata, aLMstathrafatt, hlm. 96.


fr o Mrrsoddi.oh Fathul-Bai,hlrn. 4&1.
271 6 -.-u1ri
kitabnya dengan orang{ftmg yang bernama Muhamrnad unhrk mengagung-
kan nama Rasulullah saw.. Dan ia "memahkotai" kitabnya dengan nama Rasulullah saw. serta
kexrunan beliau yang rnulia"
272 Ar-Risalah al-Mustathrafah, hkn. t)6.
273 bhatfuz
wrtama yang dicetak dalam dua jilid. Di dalamnya terdapat 2.894. riwafat hidup,
tersimpan di lemari buku DarulKuhrb al-Mshriyah dengan nornor H: 10340.
274 Ditemukan beberapa naskah di Darul-Kuhrb atMishriyah. Di antaranya dengan nomor

taril<h:402 durZ707.
275 y1r 1o1-n\on hlrn. 126, juz I dur Mtlomtt-Mwttifrn,hlm. A2,
, jvl.
276 Naskah-naskah kitab itu dalam benhrk manuslnip ditemulan di Darullfutub alMshriyah,
di antaranya naskah dengan nomor 16: mushthalah.
316 tlldllts Nebl Scbctun Dlhtkukan

7. Taritch Naisobzr, karyaMuhammad binAMullah +Hakim an-Naisaburi,


yalg lebih dikenal dengan ftuna Ibnu al-Ba'i (321405 [I). Menurut as
Subuki, kitab ini termasuk kitab sejaratr yang bisa dijadikan rujukan
oleh trlamafildh.zn
Ia juga menulis l<rtab Tarajim asy-Syuyrkh dan Tasmiyah Man
,4hhruiahum al-Buklwi wa Mtilim.n8

8. TariWt fughdad,karyaAbu BakarAhmad binAli binTsabitbinAtmad


a[Baghdadi asySyafit, yang lebih dikenal dengan narna al-Khathib al-
Baghdadi (392493 IO. Dalam kitab ini ia menyebutkan para perawi
hadits di Baghdad dan orang-orang yang datang ke Baghdad. Ia
menyusun kitabnya secara alfabetis. Di dalamnya disebutkan para
perawi yang biqah, lemah, dan matntft 'ditinggalkan'. Pada kitab ini
terdapat banyak catatan tanrbatran (htyial. Kitab ini dicetak di lGiro
pada tahun 1349 H/1931 M dalam empat jtu, berisi 7.831 riwryat hidup.
9. Aefubh wal-I-ahiq fi Tbba'ud Ma tuin Wafatir-Rawiyyin 'an Syaihhin
Wahid, jtryakarya al-Khathib a[Baghdadi.zzs
10. Al-Jam'u Baina Riialish-Shahihain: Shahih al-Buhhai wa Muslim,
l<ar1ra al-Imam al-Hafztr Abu al-Fadl Muhammad binThahir al,Maqdisi,
rrang lebih dikenal dengan nama Ibnu alQaisarani asysyaibani (a &
507 tD. Dalam kitab ini ia menghimpun dua kitab, yaihr karf"a Abu
Nashr allGlabadzi dan Abu BakarAhmad bin Ali a[Ishbatrani tentang
paraperawi Btrkhari dan Muslirn
Kitab tersebut dicetak di India pada tahun 13U3 H, terdiri atas 638
halaman, dalarn dua jilid. Selain itrr, penulis menulis lrrtab Tarihh Ahl
asy$yam wa Marifah al-Aimmah min Hum wa al-,4'lam, terdiri atas
dua jilid,m ldlwh al-Iqhal fi Man Whim Ismuh min al-Nlso' toa ar-

277 Sangat Asarangtraru


kitab ini hilang. Sayahanya menemukan potongannya, sebanyak 74
lembar yang terpelihara dengan baik dengan nomor 657: tarikh di lembaga alMa['hthuthat al-
Jami'atr +'Arabiyah.
ZIE ALA'ltm,hlm 101, juz V dan ar-Risfuh at-Mt Jtdmfuh, htn 99.
2ru Lihat manuskrip no. 38t mushthalah di DrulKutub alMisluiyah, terdiri
atas 148 lembar
dalam benhrkfotokopi.
2& Uhat naskabnaslCIh DarulKutub alMistrdyah, di antaranya dengan nomor 172 dan 2Ol:
Mushthalah Dalam htab i!r, afMaqdisi mencanhrmkan hathal yurg dinilai tidak disebutkan oleh
allGlabadzi dan allshbatrani dan meringkas halhal png dinilai tidd( begibr perlu. Ia menyusun
Bab ltt: Penalsuan Hilits 317

Rijal,zst dan al-Mughni fi Asma' Riial al-Had,its. Kitab terakhir ini


dicetak pada bagian akhir kitab at:Thhdzib di India pada tatrun 1320 H.

ll. Tarikh Dimasyq, terdiri atas 8 jilid atau lebih,282 karya al-Hafizh,
sejarawan Abu al-Qasim Ali bin al-Husna (Ibnu Asakir) ad-Dimasyqi
(499571[I), merupakan kitab besar dan lengkap. Kitab ini diringkas
oleh Syekh Abdul-Qadir Badran dengan membuang isnad dan hal-hal
yang diulang-ulang. Kitab ringkasan ini diberi judul Tahdzib Tarikh
Ibnu,Asakir.
Pertama kali, tujuh juz kitab Taihh Di.masy dicetak di Damaskus
(1329 H). Selain itu, Ibnu Asakir menulis kitab Tarikh al-Mazah,
Mu'iam an-Niswan, Mulam aysytytkh wa an-Nubalaw, dan al-
Mu'iam al-Musytamil'ala,Asma' al-Kutub as$ittah. Dalam pendatrulu-
an kitab yang teraktrir ia mengatakan batrwa ketika ia mengeluarkan
haditshadits yang terdapat dalam kitabkitab sunan lcrtra para imam
yang pertama, ia menyrsunnya dengan baik agar pembaca tidak jenuh.
Menurutny4 adalah hal yang baik menghimpun nama para guru yang
tsiqah dan mulia.ze
12. Kitab al-Ifumalfi,4sma'ir-Rijarffi, terdiri atas dua jilid, karya al-Hafizh
Abu Muhamrnad Abdul4hani bin Abdul Watrid.bin Ali bin Surur al-
Maqdisi al-Hanbali ad-Dimasyqi (541-600 fD.
13. Jarniul-Ushul li Ahaditsir-RasuW larya Majd ad-Din Abu asSa'adat

kitabnya secara alfrbetis. Ia memulai huruf alif dengan orang !"ang bernama Ahnad d urhtu,uf. mim
dengan Muharnmad karena mengharapkan berkah dari Rasut
%l Al-l'la*,trlm. 41, juz MI.
2&lthatar-Risbhat-Mustathrafah,hlm.$.RtabTarihh Dimaqtiinenyebutkanorang{rang
terkemuka dan termasyhur yang pernah berdomisili di Damaskus, orang-orang yang pernah
tinggal sementara di kota itu atau tinggal sementara bersama para penguasa setempaL Mereka
terdiri atas ulama fikih, wra qadhi, dan ulama Kitab ini disusun sesuai dengan kitabkitab tentang
biografi, dimulai dengan orang yang benxrma Ahmad karena mengharapkan berkah dengan nama
Rasulullah saw..
28 Uhat al-A'lan, hkn. 82, juz Y.
2& Lihat mrrrrskrip Dar al-Kutub al-Mishriyah Qvlushthaah: 337). Manuslnip ini terdiri atas
1.000lembar, masing-masing berisi 13 baris.
285 Uhat naskah manuskrip di Dar alKuhrb alMishriyah dengan nomor 55: mushthalah.
286 Ktab tersebut terdapat di Dar al-Kutub alMishriyah. Sahr jilid terdiri atas 2 juz, yaihr juz ke
9 dan kel0. Kitab ini menyebutkan nama para perawi dan sahabal
318 Hadits Nabi Sebelun Dibukukan

Mubarak bin Muhammad, yang dikenal dengan nama Ibnul-Atsir (544


606 rD.
L4. Al-MuTam fi Tari,khil-Muhadditsin, terdii atas 18 juz,karyaAbu al-
Mudhaffar Abdul IGrim bin Manshur assam'ani (w. 615 m.N
15. At-Tadwin fi Dziki Akhbari Qazwin, karya Abu al-Qasim Abdul IGrim
bin Muhammad ar-Raf i al-Qazwini (557$23 tI). Dalam kitab ihr, ia
menyebutkan berbagai keistimewaan Qazwin, hadits-hadits Nabi,
atsaratsar yang sampai di Qazwin, nama-nama Qazwin, sahabat dan
tabi'in yang sampai di Qazwin, serta generasi sesudah mereka yang
dikenal memiliki kedalaman ilmu dan kemampuan melakukan kajian.
Mereka terdiri atas penduduk Qazwin, orang yang berdomisili di
Qazwin, dan lainJain.
Riwayat hidup dalam kitab itr dibuat berdasarkan urutan huruf dan
dimulai dengan orang yang bernama Muhammad karena mengharap
kan berkatr dari nama Rasulullah saw.. Kitab itu terdiri atas 4 jilid dalam
bentuk foto kopi di Darul-Kutub al-Mishriyah.m

L6. At-Taryid li Ma'rifatis$unan wal-Masanid, l<ary a al-Hafizh Muhammad


bin Abdul Ghani bin Abu Bakar Mu in ad-Din: Ibnu Nuqthah al-Hanbali
al-Baghdadi (w. 6299 fD.28e Kitab ini diberi catatan tambahan olehTaqi
ad-Din Muhammad binAtrmad al-Husaini alQasi al-Makki al-Maliki (w.
$2 fD.2eo
17. Tahdzibul-Kamal fi ,4smalr-Riial, karya al-HafizhJamaluddin Abu al-
Haiiaj Yusuf bin Abdurrahman al-Mad Dimasyqi (65+7 42 ID . Kitab ini
merupakan revisi terhadap hasil himpunan al-Hafizh Abdul Ghani bin
Abdul \4rahid al-Maqdisi dalam ltab al-Karnal fi. ,4srna'ir-Rijal: Riial al-
Bukhai wa Muslim wa Abi Daud wa at-Tirmidzi wa an-Nasa'i wa lbnu

2ll7 bhat ar-Risalah al-Muctathrafah, lim. 103.


288
Uhat kitrb tersebut di lemari kitab Dar al-Kuhrb al-Mishriyah dengan nomor 2818: taril*i.
289 p"6o f.i1"6 itu, ia menghimpun semua orang yuurg meriwayatkan
hadits dari htab tentang
AsSunnah, seperti al-Muwaththa', ash-Shahihain, empat kitab sunan, Shahih lbnu Hibban,l<rtab
mu'iam dan musnadl<aryalmaun asy-Syaf i dan Irnam Ibnu Hanbal, dan kitab-htab tentang as-Siyar
wat-Tawaihh wal-Adab karya al-Baihaqi. Uhat naskah kitab tersebut di Darul-Kutub al-Mishrifah
dengan nomor b: 20886.
N n;a.
Bab ltt: Pemalsuan Hadits 319

Maiah. Dalam kitab hasil revisi itu, d-Mazi menyusun seluruh perawi
ilmu, para pembaca atsar, dan semua orang termasyhur dari setiap
golongan ulama sesuai dengan urutan huruf dalam kamus. Selanjut-
nya, ia menyebutkan nama para wanita- Kitab itu ditulisnya dari tahun
705 sampai tatrun TlzH,terdiri atas 50 juz, 12 jilid.2el

18. Tahdzibu Tahdzibi.l-KamaP2 karya al-Hafizh Muhammad bin Atrmad


bin Utsman adz-Dzahabi (67T748 tD. Dalam kitab ini, penulis mering-
kas kitab Tahdzi.b al-Kamal karya al-Mazi kemudian meringkasnya
dalam l<rtab al-KaVi.f 'an Ri.ial al-Kutub as-Sittah. Dalam kitab ini, para
periwayat terbatas pada mereka yang terdapat dalam al-Ktr.tub as-.Sittah
(enam induk kitab hadits). Pada huruf alif, ia memulai dengan orang
yang bernamaAtrmad dan pada huruf mimiamemulai dengan orang
yang bernama Muhammad unfuk memuliakan Rasulullah saw..D3
79. Tarikhul-Islam wa Thabaqatul-Masyahir wal-A'lam, juga L<arya Imam
adz-Dzahabi. Dalam kitab ini, ia menghimpun berbagai peristiwa dan
informasi tentang kematian para tokoh. Hal ini disusunnya berdasar-
kan tatrun. Ia memulai dari hijrah Nabi saw. dan berakhir pada tatrun
700 H. Ia membaginya menjadi 70 peringkat (angkatan) dengan
menetapkan masa sepuluh tahun unhrk setiap angkatan. Ia menyusun
nama-narna setiap angkatan sesuai dengan urutan huruf dalam kamus
dan menyusun peristiwa-peristiwa berdasarkan tahun. Semuanya
dihimpun dalam 36 jilid.2e4 Umajuz dicetak di Mesir pada tahun 1367
H/t947 M.
Adz-Dzahabi meringkas kitab tarikh itu dalam beberapa kitab
ringkasan, di antaranya Siyar A'lam an-Nubala',terdiri atas 14 jilid.zss

291 gtu n25kah dalambentukmanuskrip terdapatdi Darul-Kutub al-Mishriyah dengan nomor


25: mushthalah.
292glr,leiniterdiriatas5juzdalambentukmanuskrip.Beberapajuzdiantaranya $u2L,2,3,
dan 5) terdapat di Darul-Kutub al-Mishriyah.
293 66"1 naskah dalam bentuk manuskrip di DarulKutub al-Mishriyah dengan nomor 59:
mushthalah.
*4 bhat al-A'lam,htn.222,juz YL Sebanyak 34 jilid dalam bentuk manuskrip terdapat di
Darul-Kutub al-Mishriyah.
295 56^1ar-Risalah abMustathrafalr, hlrn. 101. Di Darul-Kutub al-Mishriyah terdapat satu
naskah fotokopi kitab itu.
320 Hadits Nabi sebetun Dibukukan

Juz Wrtann dan kedua kitab ini dicetak di Mesir pada tatrun 1957 M
dan juz ketiga pada tahun 1962 M.
20. At-Tadzkirah bir-Rijalil-.Aryrah,karya Muhammad bin Ali bin Hamzah
al-Husaini ad-Dimasyqi (71*765 FI). Dalam kitab ini, ia menggabung-
kan para perawi yang disebut dalam l<rtab Tahdzib al-Kamal karya
gurunya, al-Mazi,dengan para perawi di dalam empat kitab hadits, yaifu
al-Muwaththa', Musnad a,ySyaf i, Musnad Ahmad, dan Musnad Abi
Hanifahyangdr-takhrii olehal-Husain bin Muhammad bin Ktrasru dari
hadits Abu Hanifah. Ia membatasi para perawi dalam enam kitab
hadits.ffi
2L. Tahdzibut-Tahdzib, karya al-Hafizh Syihabuddin Abu al-Fadhl Ahmad
bin Ali bin Hajar al-Asqalani Q73853 tD. Dalam kitab ini, al-Asqalani
mengilr*rtisarkan lttab Tahdzib al-Kamal karya aLMazi dan memberi-
kan banyak tambahan yang sangat bermanfaat. Kitab ini dicetak di
India pada tahun 132*1327 H dalam 12 jilid. Kitab Tahdzibut-Tahdzib
merupakan salah satu kitab tentang riwayat hidup para perawi hadits
terlengkap yang beredar di kalangan ulama pada masa sekarang ini.
Ibnu Hajar mengikhtisarkan kitabnya, Tahdzibut-Tahdzib, dalam
suatu kitab yang terdiri atas 2 jilid yang dinamakannya Taqribut-
Tahdzib fi Asma'ir-Rijar. Kitab ini dicetak di India pda tahun 1320 H
kemudian dicetak pada tatrun 1356 H disertai l<rtab at-Taqibkarya
AmirAli.2eT
22. Is'aful-Mubattha' bi. Riialil-Muwattha', karya al-Hafizh Jalaluddin as
Suyuthi. Kitab ini telatr dicetak di India pada tahun 1320 H.

b. Kitab-Kitab tentang Thabaqat (Pering[<at) Perawi Hadits


I(tab thabaqat adalatr kitab yang isinya klasifikasi terhadap para perawi
hadits dalam beberapa peringkat Saya berhasil menghimpun lebih dari
dua puluh penulis kitab thabaqat. Hanya yang termasyhur yang saya
sebutkan, yakni sebagai berikut

296 65"1 rrrrLadimah ltietb Ta'jilul-Manfu'ah.


297 Sebagaimana pada bagian pinegir kitab at:Thqrib dicetak kitab al-Mushnifi Asma' Riial al-
Hadits karya Allamah Muhammad bin Thahir (1290 fD. Selain itu, ditemukan cetakan yang lain.
Terakhir muncul cetakan kitab Taqrib at:Tahdzib yang bagus, dicetak di IGiro pada tahun 1380 H.
Bab ltl: Pcmalsuan Hdits 391

Ath-Thabaqatul-Kubra,l<aryasejarawan yang dapat dipercaya Muham-


mad bin Sa'd bin Mani'al-Hafizh lGtib al-Waqidi (lahir 168 H, wafat 230
lD. Ia menulis tentang perjalanan Rasulullah saw.. Di samping ittr, ia me
nyebutkan riwayathidup para satrabat sesuai dengan peringkatmereka
riwayat hidup tabfin, dan generasi sesudatr mereka. Ia berhasil meng-
kaji dan menjelaskan hal-hal tersebut dengan sangat baik. Kitabnya ini
termasuk salah satu kitab sumber tentang sejarah dan perawi-perawi
hadits yang paling dapat dipertanggungiawabkan dan penting.
Kitab ath-Thabaqa, dicetak di kota [.eiden pada tahun l3zzEdalam
13 jilid. Jilid teratfiir khusus berisi para perawi wanita. Setiap perawi
yang riwayat hidupnya dijelaskan oleh Ibnu Sa'ad diberikan indeks
bersifat umum agar mudah dirujuk. Ibnu Sa'ad juga menulis kitab
Thab a4at Shughra, kedua dan ketigaas

Thabaqatur-Ruwah, terdiri atas 8 juz,zes karya al-HafrzhAbuAmr


Khdifuh bin Khayath asy-Syaibani al-Ashfari (w.240 fD, salah seorang
guru Buldrari.
Thabaqatut-Tabi'in,karya Imam Muslim bin al-Hajjaj alQusyairi (204 -
261IO.3m
Kitabut-Tabi'in, terdiri atas L2 juz, karya al-Hafizh Muhammad bin
Hibban Abu Hatim al-Basati (270 - 354 f0 . Ia juga men uhskrtab Atba' at-
Tabi'in dan Tubba' at-Taba', keduanya terdiri atas 15 juz,301 dan
Thab a4at al- Ashb ah,aniph.nz
Thabaqatul-Muhadditsin war-Ruwah. karya Abu Nu'aim Ahmad bin
Abdullah binAtrmad al-Ashbahani (336- 430 fD.3o3
Thab a4atul-Huffazh, karya al-Hafizh Syamsuddin adz-D zahabi (67 YT 48
tD. Dalam kitab ini, ia menjelaskan riwayat hidup para perawi hadits

Nlrhatoth-Thobaqatul-Kubra pada bagian al-Irsyad di Darul-Kutub al-Mishriyah. Uhatjuga


ar-Risahh al-Mustathrafurr, hlm. 104.
N Al-A'la*,h1m.261, jttz II. Satu juz naskah terdapat di Darul-Kutub al-Mishriyah.
ffi Mu iamul-Muallifin, hlm. 2fi2, juz fl,.
Nr Al-A'la*,hlm. 306, juz VI.
302 of.at.,trlm. 123, juz D(
38 ob.at.,trlm. 150, juzL
399 Hdlts Nabi Scbctun Dlbukukan

dari kalangan sahabat, tabi'in, tabi'it tabi'in, dan generasi sesudah


mereka sampai kepada masa adz-Dzahabi. Ia mengklasifikasikan
mereka dalam 21 peringkat Kitab ini dicetak dalam 4fu2 dr India dan
dinilai sebagai salatr satu lttab thabaqaf terbagus.u
7. Thabaqatul-Huffazh, karya Jalaluddin asSuyrthi (849911 tD. Dalam
kitab ini, ia menyebutriwapthidup panhuffa* secara singkat Kitab
ini dicetakpadatatrun 1833 M di Gota
Selain kitabkitab tersebut, banyak kitab tentang thabaqat peringkaf
ulama berbagai mazhab dar thabaqat para huffazh berbagai negara.
Misalnya Kitab al-Muhadditsin bi Ashbahan wa al-Waridin'alaiha l<arya
Abdullah Muhammad al-Ashbahani dan Thaba4atu Ulama' Ifriqiya larya
Abul-'Arab Muharnmad bin Ahnad at:Tirmimi al-Maghribi al-Ifriqi.

3. Kit ob -Kit ab unmk Men g et ahui N on a, Kuny ah, f ulukan, dan N as ab


Selain menyusun kitabkitab tentang riwayat hidup para perawi dan
perilaku mereka, para ulama juga menyusun kitab yang meneliti nama para
perawi unhrk menghindari kekeliruan yang disebabkan oleh kemiripan
dan kesamaan nam4 kunyah, dan nasab. Unfuk ifu, para ulama menyusun
banyak kitab tentang kunyah,la4ab Julukan', dan nasab mereka. Iftab
kitab tentang hal itu tidak terhitung jurnlahnya.Saya menghimpun lebih
dari 30 kitab tentang hal itu.
Berikut ini adalah kitabkitab yang termasyhur tentang nam4 kunyah,
dan julukan paraperawi. Selanjutrfia, saya sebutkan kitabkitab termasyhur
tentang nasab para perawi.

a. Kitab-Kitab tentang Nama, Kunllah, rlan Jululran Para Perawi


1. Al-Usami wal-Ku,nya, terdiri atas 8 jtsz,NS karya Ali bin Abdullah bin
Idtur al-Madinya (ahir 161 H, wafat 234 I{) .
2. Al-,Asrna'wa al-Ktnyffi, karyaAtrmad bin Hanbal (1fu24Lm.

304 65"1 naskah ini pada bagian al-Irqlad di Darul-Kutub al-Mishriyah dengan nama
Tadzkiratul-Huffazh.
36 Mu'iamul-Muallifin, lim. 732, juzYn-
M *-nisatah al-Mustathrafah. hlrn. 90.
bb ltt: Pcnalsuan Hodlts 393

Al-Kunya. Pada masa i[r, banyak imam hadits meny-usun kitab dengan
nama al-Kuny. Di antara mereka adalah Bukhari, Nasa'i, dan Abdur-
rahman bin Abi Hatim.ffi
Kitab al-Kunya wal-Asma$8 karya Imam Muslim bin al-Hajjaj al-
Naisaburi (2U-261f0.
Al-Kunya wal-,Asma', karya Abu Bisyr Muhammad bin Atrmad bin
Hamad bin Sa d al-Anshari al-Daulabi (2yL3n fD. Ini merupakan kitab
yang lengkap dan terkenal, dicetak dalam 2fu2 dr tndia pada tahun
t322-t323H.w

Al-,\sma' wal-Kunya.3lo 1"r4f i atas 14 jilid, karya al-Haldm311 Abu


Atrmad Muhammad bin Muhammad bin Alunad an-Naisaburi (285 -
378 rD.
Fafrrul-Bab fi al-Kunya wal-Alqab, karya Abu Abdullah bin Ishaq bin
Mandah at-Ashbatrani (31G395 fD. Kitab ini disebarluaskan dan di-
taIU @ibpcrj.komentar dan ulasan) oleh Wydong di Jerman pada tahun
L927 M.
Al-Mu'tfuf wal-Muffital$ fi Amabtqalatil-Hdits dan al-Muqtabah
fin-Nisbah l€r1a imam ahli ginekologi, Abu Muhammad Abdul Ghani
bin Sa'd al-Asadi al-Mishri, guru para hafizh hadits di Mesir pada
masanya (332 - 409 fD. Dua kitab iur dicetak di India dalam satr jilid,
tebal216 halaman (tahun 1326 fD.
T&mibtul-Mu'talaf wal-Mtthlttalafi al-Asrru' wal-Alqab,}rz al-Asrna'ul-
Mubhamah ftl-Anba'il-Muhhamah,ttt dan Talhhisltul-Mutaryabih ftr-

W Ljlo* q&ig,btt at-M&dtr@t,htrl 9G91.


ffisanrnastratrdarikihbihr brdapatdiDarullfuhrbalMishdyahdatambenbrkmanuskrip
d€ngan nomor 22t mushthalah.
3(BSanr rusratr terdapatdi Darutkub atMishriyah dorgur nomor6O mustrthalah.
310 al*f
rfu:Rirsrat al-Mttiodt &h,hh- 9l; at lbm, htru 244, iuz VII ; den ianrll*Iultifis,
trht lE0,i'tz XL
3ll &ygo1;n adalah gelar unhrk orang yang mengursai scmua hadits yang diriwayatkan
debor mruaaspelaSra.
3t2 ALATott,lb- 166,inz t
3ul Sanr naskatr dalam benhrk manuslnip brdapat di anha koleksi Darutlfutub alMishriyatr
densen nomor 155& hadits.
391 H,d/tas l/obi scbclwr Dlbukukm

Rani fi Asna'ir-Ruwati,31a karya Abu Bakar Ahmad bin Ali bin Tsabit at
Baghdadi, yaqg lebih dikenal dengan alKtrathib a]Bashdadi (392 - a$ D.
10. Al-k rwl fi Rafil-Irtiyb'anil-Mu'talaf wal-MuhlttaW min al-Asma'i unl-
Kunyati wal-Ansab. karya al-Amir3l5' al-Hafizh Abu Nashr Ali Ibnu
Ilibah Allah bin Ja'hr bin Malrula aLBaghdadi (4214ffi Ir. Kitab ini
bernilai ilmiah tinggr, disusun oleh Abu Nashr setelah ia membaca
htab karya al-Iftathib al-Baghdadi dan dua kitab karyaAMul Ghani
bin Sa'id alAzdi.316 Mengenai kitab ini, Ibnu Ktralikan berkata "Belum
pernah ada kitab seperti kilxf 6i."rtz

11. Karyfun-Niqab 'anil-Asma' wal-AlqaD,3l8 karya Abu al-Fari Abdur-


rahman bin Ali (SOg - 597 m.
L2. Al-Mustadrah hla al-hmol li lbnu Makula,karya al-Hafzh Muharnmad
binAbdul Ghani al-Baghdadi flbnu Nuqthah), wafattahun 629 H.31e
13. Al-Mtr.Etabah fi Asmalr-Riial, karya al-Hafizh Muharnmad bin Ahmad
bin Utsman adz-Dzahabi (6T1748m.
Kitab ini merupakan buatr jerih payatl para ulama sebelum adz-
Dzatrabi. Ia mengandung materi yang terdapat dalam kitabkitab lmrya
aLAzadt,Ibnu Ma'kula Ibnu Nuqtah, Abu Ya'la al-Fardhi Guru adz-
Dzatrabi), dan lain-lain . Adz-Dzahabi memberikan tanrbatran terhadap
kitabkitab tersebuLm Kitab ini dicetak di L,eiden pada tahun 1863 dan

314 Sahr naskeh dalam benhrk manuslaip terdapat di DarulKubrb alMishriyah dengan nomor

3t mushthalah. Kitab ini disusun menjadi lima pasal.


315 61416, dalam hadits, adalah gelar untuk orang termasyhur kedalaman ilrnunya tentang
hadits. Yang memiliki gelar ini selain Ibnu Ma'kula antara lain Buktrari, Mdik bin Anas, Abdur-
rahman alMadani, Muslim, dan Sutnn ats.Tsauri.
316161mukadimah kitab ini pada naskah dalam bentuk manuskrip di Darul-Kuhrb al-
Mishriyah dengan nomor 8: mushthalatr. Naskah ini terdiri dari dua juz. Juz pertama berisi 319
lembar danjuz kedua berisi 334 lernbar. Kitab ini disusun berdasarkan urutan hurufhijaiyah.
317 n1-g1o-,trh. r83, juz v.
3L8 *-n;to1r|t al-Mtstathrafah, hlr& 90.
319 5"6, n""1o1, dalam bentukmanuslaip terdapat di DarulKutub alMishriyah dengan nomor
lO mushthalah.
320 Hd ihr dikemukakan oleh adz-Dzatrabi dalam mukadimah kitabnya. Ibnu Nashiruddin
Muhammad bin Abi Bakar ad-Dimasyqi W&2\t) menulis kitab at$audhih li Kitab al-Mttsytabah
fi ar-Riial.llzpertama kitab ini terdapat di DarulKuhrb alMishriyah dengan nomor b: 829f , dalam
benhrkfotokopi.
Bab tll: Pcmalsuan Hdtts 395

1881 M, terdiri atas 612 halaman, diberi kata pengantar oleh Dr. Dugonk.
Selain itu, adz-D zahabi menulis kitab al-Mu qtana fi S ard al'I{urtw, y artg
merupakan ilfitisar kitab karya al-Hakim al-I(abir 0ihat No. 6).321
14. Tuhfatu Dznwil-Arab fi Mtt^Vkilil-,4vna' unn-Na,saD, karya Ibnu Ktrathib
ad-Dahsyatr Matrmud bin Ahmad alHamdani al-Fayumi al-Ashl (75G
$4 fD. Kitab ini disusun pada tahun 804 H dan dicetak di Leiden pada
tatrun 1905.
L5. Nu?hahtul-Alb ab i fil-Al qab, L<arya al-Hafrzh Abu al-Fadhl Syihaf ad-Din
Ibnu Hajar al-Kinani al-Asqalani (773-853 H). Dalam kitab ini, ia
menghimpun kitahkitab karya ulamalain dan menambatrkan banyak
hal yang betum disebutkan oleh trlama terdatrulu.3z

b. Kitab-Kitab tentang! Nasab


Adapun kitabkitab tentang nasab yang termasyhur adalatr sebagai
berikut
1. Ma (tttufiga min,4sma'il-Muhartitsin wa Ansabihim Ghaira Anna ft
Ba'dlihi Ziyadatu Harfin Wahidinsa, karya Abu Bakar Ahmad bin Ali
binTsabit al-Khathib al-Baghdadi (392+Oa Io.
2. Al-Ans ab al-Mutt afaq ah fil-Kh athi al-M ut am atsi,l ah fi,n-Nu q ath w adh-
Dhabti, karya Syekh Muhammad bin Thahir al-Maqdisi (48&507 fD.
Kitab ini diberi catatan tanrbatran oleh muridny4 Muhammad binAbi
Bakar Umar bin Abi Isa al-Ashbahani (w. 581 H). Keduanya dicetak
secara bersama-sama dalam l jilid di t eiden pada tatrun 1865 M.
3. Iqtibasl-An wari wa lltirnasl-Azhai fi Ailsabish-Shahabati wa Ruwatil-
,4tsar,l€rr Abu Muhamrnad Abdullah bin Ali al-I-akhmi al-Andalusi,
yang dikenal dengan ruuna al-Rasyathi (4ffi-ilzll). Kitab ini merupa
kan hasil upala maksimalnya dan diterima oleh masyarakat luas.%
4. Al-Arrsob,karya Sa'id Abdul IGrim bin Mutrammad bin Abi alMudhaffar

32L 7r-p;say11 al-Mtstathtufatt, hhr. 91.


322 SaUr naskah kitab itu dalam bentuk manuslrrip terdapat di Darul-Kutub al-Mishriyah
dengan nomor 336: mushthalah, terdiri atas T0lernbar.
3a S"t naskah kitab itu dalam benhrk manuslrrip terdapat di Darul-Kutub al-Mishriyah, di-
lampirkan padahtabTalkhish al-Mutaqubih, terdiri atas 67 lembar, dengan nomor 31: mushthalah.
3% t-nis*tt at-Mustakrafuh, hlm. 94,.
396 Hadits Nabt Sebetun Dtbttkukan
at:Tamimi asSam'ani, penulis banyak kitab (50C562m. Dalam kitab
ini, ia menyebutkan nasab para perawi hadits, perjalanan hidup perawi
yang dijelaskan riwayat hidupnya, serta penilaian jarh darl ta'dil dari
masyarakat terhadap perawi ifu, guru-gurunya, dan para perawi yang
meriwayatkan darinya. Ia menyusun kitab itu sesuai dengan urutan
huruf dalam kamus, diberi kata pengantar oleh seorang orientalis,
Mark Iouis, dan dicetak pada tatrun 1912 M di I eiderr.rzs
Al-Itbab, terdiri atas 3 jilid, karya Ali bin Muhammad asy-Syaibani al-
Jazri (555630 H). Dalam kitab ini, ia mengikhtisarkan lttab al-Ansab
karya asSam'ani dan memberikan tarnbatran. Kitab ini dicetak di Mesir
dalam 3fuzpadatahun 13561359 g.ezo
Nisabatul-Muhadditsin ila al-Aba' wal-Buldan,sn karya Muhammad
bin Matrmud Muhibuddin: Ibnu an-Naiiar (578.643 fD.
7. Al-Iktisab fi Talkhishi Kutubil-Ansab,karya al-Qadhi Quthb ad-Din
Muhammad bin Muhammad al-Ihaidlari asy-Syafit (821{94 fD. Kitab
ini merupakan ikhdsar Lttab al-AnsaD karya asSam'ani. Ke dalam kitab
ini, al-Ihaidlari menggabungkan kitab Ibnu al-Atsir, ar-Rasyathi, dan
lain-lain.328

4. Kitab-Kitab tentans larh dan Ta'dil.


Latrirnya kitabkitab tentatgi arh dan ta'dil merupakan hasil ierih payah
para lritikusdan kajian mereka terhadap perilaku para perawi, dilihat dari
sisi diterima atau tidak diterimanya hadits mereka.
Adz-D zatnbi berkata "Para hafizh menulis banyak lttab tentaW i arh
danta'dil.Ada yang singkat dan ada pula yang paniang lebar. Orang yang
pertama kali mengkajiiurh da&ta'dil waralengkap adalah seomng imam
yans diganrbarkan oleh Atunad bin Hanbal sebagai berikut "Saya belum
pernatr melihat orang sepertiYahya bin Sa'id alQaththan." Setelah Yuhya

325 5u6, naskah kitab itu terdapat di DarulKuhrb afMishriyah dengan nomor 2fi!6: tarikh.
326 6"-511111111 mengikhtisarkan htab al-l*bab dalam kitabnya bbb at-Ltbab fi Tahrir al-
.AzsaD. Kitab ini dicetak di Ieiden pada ahun f851 M.
3Zl bhat al-A'lam, hlm. 307, iuz VII. Dan bandingkan dengan ar-Risalah al-Mustathrafah,
hk& 94.
3% l)llrrt ar-Risbh al-Mustathrafah, hlm. 9/1.
Bab ttl: Pcmalsuan Hadits 327

kajian tentang hal itu dilakulon oleh murid-muridnya, yaitu Yahya bin
Ma'in, Ali al-Madini, Ahmad bin Hanbal, Amr bin Ali al-Falas, dan Abu
Khaitsamah.
Hal yang sama dilakukan oleh generasi sesudatr mereka, seperti an-
Nasat,Ibnu Huzaimah, at:Tirmidzi, ad-Daulabi, dan al-Aqili. Yang disebut
terakhir mengamng kitab yang sangat berguna unhik mengetatrui para
perawi yang lemah. Abu Hatim bin Hibban menulis sahr kitab besar dan
AbuAtrmad binAdi menulis ]rrtab al-I(nmil.3N
Para ulamayang menulis kitabkitab tentangiarh danta'dil mengguna
kan metode yang berbeda-beda Di antara mereka ada yang menyebutkan
para pendusta dan para perawi yang lematr di dalam kitabnya. Ada yang
menambatrkan dengan menyebutkan sebagian hadits palsu. Ada yang
mennlis kitab hanya tentang perawi yang tsi4ah,dan ada pula yang menulis
kitab tentang para perawi yang lemah dan perawi yanstsiqah.

Pada bagian ini kami kemukakan kitab tentang para perawi yang
lemah, perawi ymg tsiqah, atau keduaduaqra. Dan, secara khusus kami
menyebutkan kitab tentang haditstradits pdsu.
Saya berhasil menghimpun kitab tentang iarh danta'dillebrh dari 30
kitab, yang termasyhur di antaranya adalah sebagai berikut
1. Al-Jarhu wat:Ta'diW karya ImamAhtnad bin Muhammad bin Hanbal
(rtuz4lr{).
2. Adh-Dhu'afa33l karya Muhamrnad bin Abdullah bin Abdurrahim al-
Barqi azZuhi (w.249 tI).
3. Al-tarhu wat:Ta'dil darrL adlr-Dhu'afffiz karyaAbu Ishaq Ibrahim bin
Yaktrb as-Sa'di az-Tauaiani (wafrt259 fD.
4. Adh-Dhu'afa lcrya Imam Muhammad bin Isma'il al-Bukhari (19+256
fD. IGtab ini dicetak di India bersama lotab at-Tbrihh osh-Slroghirl<arya
Bukhari. Dan, bersamaqra dicetak Kitob adh-Dhuda'wa al-Matrukin
lmr1ra an-Nasat pada tatrun 1325 H.

W lmx. Ulu, ol-Iadd, ttht:. 2, irllz L


ffi rut?nd*t"otttfin, hllrr 96,iuzL
Bl n-llarn, hW" Y2, irrz vil.
W Mt1a;il-Mu'atlifin, hlm. 28, juz I. Bandingkan dengan ar'Rivbh al-Mustathrafah,
hkL U0.
398 Hdlts ttabt Sc&tun DtbutuRan

Tarikh fib-Tsiqati wadh-Dlw'afu l<ar1'a Ahmad bin Abi Ktraitsamatr a*


Nasa'i al-Baghdadi (18*279 fD. Tentang kitab ini, al-Ktrathib al-
Baghdadi berkata, "Saya fidak melihat kitab lain yang lebih padat
kandungann}ra daripada kitab ini.'83
TaiHt u a dh-Dhu' afa w al-M atrukin l<arya Imam al-Hafizh Abu Abdur-
ratrman Ahmad bin AIi an-Nasa'i (21t303 fD. Kitaf ini disusun ber-
dasarkan urutan huruf dalam kamus dan dicetak sebagai bagian dari
koleksi di Indiapadatahun 1325 H.

7. Al-tarhu wat-Ta'dil karya Abdurrahman bin Abi Hatim bin Idris al-
Handhali ar-Fazi (24U327Ir. Kitab ini merupakan salah satu kitab
tentatg jarh danta'dilterbwryang sampai kepada kita yang terpadat
kandungannya dan yang terkuat hubungannya dengan para kritikus
perawi yang dikenal dalam sejarah hadits. Oleh karenanya kitab ini
harus dijelaskan secara lebih luas.
Ibnu Abi Hatim berguru kepada ayahnya, Abu Hatim Muharrunad
bin Idris ar-Razi, dan kepada AbuZriahubaidillah binAMut IGrim ar-
Razi. Kedua orang ini termasuk angkatan Bukhari. Dari kedua oftutg
ini, Ibnu Abi Hatim belajar tentang ilmu iarh dan ta'dil danmemperoleh
banyak bekal unhrk menyusrn kitabnya Ia berusaha keras mengemuka
kan seluruh penegasan para imam hadits tentang penilaian ta'dil dm
jarh terhadap para perawi dan memberikan keterangan tambahan
dalam banpk hal tentang riwayat hidup yang jarang disebutkan oleh
kalangan ulama sebelumnya. Ia juga mengoreksi sebagian riwayat
hidup rcng disebutkan oleh Buktrari.
Kitab Ibnu Abi Hatim menghimpun penegasan ayahnya tentang
jarh darrtaTf, penegasanAbu Zufatr, dan penegasan Bukhari. Namun,
ia merasatidak perlu kepadapenegasan Bukhari karena sama dengan
penegasan ayatrnya Ia menelusuri penegisan para imam hadits. Dari
ayatrnya dan Muhammad bin Ibrattim bin Syu'aib, ia menganrbil hal-hal
dari Amr bin al-Falas. Ia jqa mengambil pendapat yang diriwayatkan
dari Abdurrahman al-Matrdi (13t198 H) dan Yahya bin Sa'id al-
Qaththan (12G198 tD yang merupakan hasil ijtitrad kedua tokoh ifi,r.

w *-nisatal al-M*stathrafoh. hh 97. Kitab itu terdiri atas 30 jilid kecil dan 12 jilid besar.
&ab lll: Pemalsuan Hdits 399

Demikian pula pendapat yang diriwayatkan dari Suffan atsTsauri (97-


161 fD dan Syrbah bin al-Haiiaj (82 - 160 H). Dari Shalih binAhmad bin
Hanbal, Ibnu Hatim mengambil pendapat yang diriwayatkan dari
ayahnya. Dari Shalih dan Muhammad bin Ahmad bin al-Barra', ia
mengambil pendapat yang diriwayatkan oleh keduanya dari Ali bin al-
Madini (16l-234 H), yaitu yang merupakan hasil ijtihadnya sendiri.
Juga pendapat yang diriwayatkan oleh al-Madini dari Sufyan bin
Uyainah (107-198 t0, Abdurrahman bin Mahdi, dan Yahya bin Sa'id al-
Qaththan.
Ibnu Abi Hatim bertemu dengan seluruh satrabat Imam Ahmad
dan Yahya bin Ma'in (15&233 tD. Ia meriwayatkan pendapat ayatrnya
dari keduanya, dari Ishaq bin Manshur, dari Yahya bin Main. Ia juga
meriwayatkan pendapat dari selain mereka, misalnya pendapatAbbas
ad-Dauri (wafat 27tH).
Oleh karena itll, kitab IbnuAbi Hatim dipenuhi oleh penilaian para
pakar ilmu jarh dan ta'dil. Kitab ini mengungguli l<ttab at-Taikh al-
Kabir karya Bukhari karena dalam kitab itu Bukhari sedikit sekali
menyebutTarh danta'di.l. Namun, hal ifu tidak mengurangi nilai kitab
Bukhari karena Bukhari mungkin sengaja melakukan demikian de
ngan pertimbangan ia telah menpsun suahr kitab tersendiri tentang
para perawi yang lemah (ihat No. 4 di atas).

Ibnu Abi Hatim menyusun kitabnya sesuai dengan urutan huruf


dalam kamus berdasarkan huruf pertama suatu narna. Maka, pada bab
alif terdapat bab Ahmad, bab Ibrahim, bab Ismail, bab Ayyub, bab
Adam, dan seterusnya. Jika pada suahr bab terdapat banyak riwayat
hidup yang harus disebutkan, ia menyusunnya menjadi bab-bab
berdasarkan permulaan nama ayah masing-masing. Maka, pada bab
orangorang yang bernama Ahmad, ia mendahulukan Ahmad yang
permulaan nama ayahnya berhuruf alif,LaluAhmad yang permulaan
narna ayatrnya berhuruf ba, dan seterusnya Jika pada bab yang sama
terdapat banyak riwayat hidup yang harus disebutkan, ia menyusunnya
berdasarkan nalna ayatr dan kakek masing-masing, sebagaimana yang
aUmUnnya terhadap orang bernama Muhammad dengan nama ayatr
Abdullah.
Semuanya itu, oleh Ibnu Abi Hatim dituangkan dalam empat juz
besar yang menghimpun 18.050 riwayat hidup. Ia menyebutkan setiap
330 Hadits Nabi Sebetun Di'rtkukan

perawi dan pendapat orang tentang perawi tersebut berdasarkan isnad


yang sahih. Kitab itu diawali dengan mukadimah yang merupakan satu
juz tersendiri, diberi judul Taqdirnatul-Ma'rifah li Kitabil-tarh wat-
Ta'dil. Di dalam mukadimah ini ia berbicara tentang ilmu jarh datta'dil
dan menjelaskan riwayat hidup para pakar ilmu itu. Kitabnya merup&
kan satu-satunya kitab yang bernilai tinggr dalam bidangiarh datta'dil
yang dibutuhkan oleh setiap ilmuwan bidang hadits dan'ulum allmdia.
Kitab karya IbnuAbi Hatim itu dicetak di India pada tahun 1373 I{
dalam 9 jilid. Satu jilid untuk mukadimah dan dua jilid unhrk setiap juz
dari empat juz kitab itu.334

8. Ats-Tsiqat,ffi karyaAbu Hatimbin Hibban al-Basati (w. 354 FI). Dalam


kitab ini, ia sangat mudatr memberikan penilaian fs iqah terhadapperawi
yang dibahasnya. Sehubungan dengan itu, harus kita ingat batrwa
kriteria penilaian tstqah Ibnu Hibban berada di bawah Lriteria penilaian
tstqah omng selain dia
9. Al-Kamil: fi Ma'ffiti Dhu'afail-MuhaddiNn wa'Ilalil-Hadib,ffi karya
al-Hafizh al-IGbir Abu Ahmad Abdullah bin Muhammad bin Adi al-
Jurjani (277465I{). Dalam kitab ini, ia menyebutkan setiap perawi yang
diperselisihkan oleh ulama hadits, sekalipun perawi itu termasuk
perawi kitab Shahihain (Bukhari dan Muslim). Dan, pada riwayathidup
perawi itu ia menyebutkan sahr atau lebih hadits gharib dan mungkar
yang bersumber darinya Kitab ini merupakan kitab tentang jarh yang
paling sempurna dan menjadi rujukan bagi para penulis kitab lain.
10. Tbrikhu Asrrro'ib:Ts4ot min Man Nuqila'an Hurnuljllm,*7 karyaAbu
Hafsh, Umar bin Ahmad bin Usman bin Syatrih (297-385 [0. Ia me
npsun kitab ini sesuai dengan urutan huruf dalam kamus.

& Lihat naskah DarulKuhrb atMishriyah dengan nomor b: 28112. Terakhir, perpustakaan
Fakultas Dar aLIJlum memperoleh naskah kitab itu.
S Saui naskah kitab itu dalam bentuk manuslnip terdapat di DarulKutub al-Mishriyah, tetapi
naskatr tersebut tidah lengkap.
336 1irrr" belas juz dari kitab itu, dalam benhrk manuskrip, terdapat di Darul-Kutub al-
Mishriyah dengan nomorberbedabeda Namun, naskah itu tidaklengkap.
ffi l.ilratal-A'tam, hlrn f96, juzV.
Bab llt: Pemalsuan Hadits 331

lL. Al-Madkhall<arya Imam a1-Hakim338 Abu Abdullatr Muhamrnad bin


Abdullah an-Naisaburi (321405 FD. Pada safir basian kitab ini, secara
panjang lebar ia berbicara tentang para perawi yang dinilai tidak adil.
12. Kitabildh-Dhu'afa'i wal-Matrukin atar,4snaudlt-Dhu'afa'il-Wadhi'in,Bs
karya Abu al-Farj Abdurrahman bin Ali: Ibnu al-Jauzi (51G597 H).
Dalam kitab ini ia menyebutkan para perawi yang lemah dan me
malsukan hadits, juga menyebutkan imam-imam besar hafizh yalag
men-jarh (menilai tidak adil) para perawi tersebul Ia menyusun kitab
ini sesuai dengan urutan huruf dalam kamus.

13. Mizanul-nidal karya Imam Syamsuddin Muhammad bin Atunad adz-


Dzahabi (673-748 H), terdiri atas 3 juz. Dalam menulis kitab ini, ia
mengikuti "jejak" Ibnu Adi 0ihat nomor 9). Ia menyebutkan setiap
perawi yang "diperbincangkan" (diperselisihkan), sekalipun perawi itu
tsiqah. Pada riwayat hidup setiap perawi, ia menyebutkan satu atau
lebih hadits gharib dan hadits mulgkar yang bersumber darinya Kitab
ini dicetak di Mesir pada tahun 1325 H dalam 3 jilid, berisi 10.907
riwayat hidup. Selain kitab ini, adz-D zal:E;bi menulis lttab Risalah fi ar-
Ruwah ats-Tsiqat al-Mutakallamfi Him bi Ma La Yuiib Radda Hum.w
14. N-Ightibath bi Ma'rifati Man ktmia bil-Ikhtiloth,ul karya Burhanuddin
Ibrahimbin Muhammad al-Halabi, cucu Ibnu al-Ajami (wafat841 tD. Ia
juga menulis kitab at-Tabyin li Asma' al-Mudallisinyz dar, al-Kasyf al-
Hatsits'ala Man Rurni bi Wadh'i al-Hadib.?A3

338 rctab ini dicetak di Habb pada tahun 135lIJ./1932 M di bawatr bimbingan Syel*r Raghib
ath:Thabbakh.
3il9 Sanr naskah kitab itu terdapat di Darul-Kuhrb al-Mishriyah.
ilO Dicetak di Mesir pada tahun 1325 H/f906 M. Cucu Ibnu al-Ajami mengoreksi kitab
Miunul-ftifulkarya adz-Dzahabi dan hasilnya difrrangkan dalam lsta;b Na&lul-Hamayan fi Mi'yril-
Miaar. Sahr naskah kitab ini dalam benhrk manuskrip dengan Urlisan tangan pengarang terdapat di
DarulKutrb alMishriyah dengan nomor XJi!46: b.
341 Pada kitab itu, ia menyebutkan prav/. tsiqah yang cacat akalnya pada akhir usianya.
IGdang-kadang ia menjelaskan AsSunnah yang perawinya memiliki cacat demikian. Kitab ini
dicetak di Halb di bawah bimbingan Syekt Raghib ath:Thabbali*r.
il2 xit"b itu dicetak di Hdb di bawah bimbingan SyeL:tr Raghib ath-Thabbakh bersama kitab
al-Ishtituk.
il3 Uhat Toltdri*l-Mttslimh min al-Maudttu'ah'ala fuyidit-Mutwft z, hlrn. 18.
I

339 Hedlts Nabt Sebetun Dibukukan

15. Lis.nul-Mizanlaryaal-Hafizh Ibnu Hajar Q73852 fD. Kitab ini berisi


kandungan krtab al-Miznn dar. tambahan-tambahan dari Ibnu Hajar.
Dalam kitab ini disebutkan 14.343 riwayat hidup, dicetak di India pada
tahun 1329 -1331 H dalam 6 jrlz. Selain itu, Ibnu Hajar menulis kitab
Thabaqat al-Mudallislz, dicetak di Mesir pada tahun L322H.
16. Ats-Tsiqat min Man Lam Yaqa'fiI-Kutubis-Sittah karya Zainuddin
Qasim bin Qathlubrgha (802479 H), terdiri atas 4 jilid.ru
Saya tidak menyebutkan banyak kitab yang bersumber dari kitabhtab
pokok di atas karena khawatir terlalu banyak.

5. Kitab-kitab teataag Hadits Palsu


Pada bagian ini, saya menghimpun sekitar 40 penulis tentang hadits
palsu. Saya hanya menyebutkan yang termasyhur di antaranya, yaitu
sebagaiberikut
1. Tad*irahrl-Maudhu'atl<aryaAbu al-Fadhl Muhammad bin Thahir al-
Maqdisi (44&il7 LD. Ia menyusun kitabnya sesuai dengan urutan huruf
dalam kamus. Dalam kitab ini ia menyebutkan hadits dan imam yang
men-jarh prawihadits ifir. Kitab ini dicetak di Mesir pada tatrun 1323 H.
2. Al-Maudhu'at fil-AhadiMl-Marfu'at,Ys karya Abu Abdullatr al-Husain
bin Ibrahim al-Hamdani al-Jaujaqi (w. 543 H). Dalam kitab ini, ia
menegaskan haditshadits palsu serta menjelaskan kesalatran hadits
lematr dengan mengemukakan hadits sahih sebagai bandingannya
3. Al-Maudhu'atul-Kubra l<arya Abu al-Fajr Abdurratrman bin al-lauzi
(50&597 [I), terdiri atas 4 jilid. Dalam kitab ini, ia menyebutkan hadits
hadits yang terdapat dalam klitab al-Ifumillarya Ibnu Adi, 1rJtab adh-
Dhu'afalaryalbnu Hibban,Tafsir lbnu Mardawaihh, fua kitab rnu'jam
karya ath-Thabrani, kitabkitab karya al-Khathib al-Baghdadi, Abu
Nu'aim, dan kitabkitab lain. Deugan mudah, Ibnu aLJauzi memberikan
penilaian palsu terhadap hadit$hadits tersebul Dalam kitabnya itu, ia
mengemukakan hadits dhail hadie hasan, dan hadits satrih yang ada di

W *-nisoloh abMttstathrafuh. hlm. 1f0.


ga'
*-nisaUn al-Mustathrafatt, hkn 112.
Bab tlt: Pemalsuan Hdtts 333

dalam Sunan Abi Daud.ffi Oleh karena ihr, banyak muncul krifik
ulamaterhadap dirinya
Al-Mtrgftni 'anil-Hifdh wal-Kitabi bi Qaulihim Lam Yashih Syai'un fi
Hadznl-Bab lerya al-Hafizh Dhiya' ad-Din Abu Hafsh Umar bin Badr al-
Maushili al-Hanafi (w. 623 fD.347
Al-Ahadi*ul-M audhu' ah Allaty Yarunihal-Amm ah w alQ ashshash,w
suahr risalah (krtaU kecil) karya Abdussalam bin Abdullah (Ibnu
faimiyan) alHarani (w. 652 H), kakek Imam Ahmad bin Abdul Halim
(Ibnu Taimiyatr). Ia menulis dua risalah tentang hadits palsu. Dalam
dua risalah itu, iabersikap ketat seperti Ibnu al-Jauzi.se

Al-Ba'its1t' aJ al-Khalashi min Haw adi$lQ a,*sha.dtffi karya al-Haf zh


Zainuddin Abdurratrim al-lraqi (72G806 fD.
Al-Inalil-Masttnu'oh filAhadibil-M audhu'ah l<aryaalHafizh Jalaluddin
asSuyuthi (84$911f0. Dalamkit4b ini, iamengikhtisadon kitab karya
Ibnu al-Jauzi dan mengoreksi serta menarnbahkan hadits.hadits yans
terdapat dalam ltta;b Tarihh lbnu ,4vkir, Musnad al-Firdarzs, dan kitab
kitab l<arya asvSyaikh.3sl Selain ldtab di atas, asSuyuthi menulis kitab
Druil al-Itali ol-Mashnu'ah, atrTa'aqqubat'ala al-Maudhu'at, dan an-
Nuhat al-Badi'Gt.
Tanzihtr.sy-Syai'atil-Marfu'ah'anil-,4khbarLry-Syani'ahal-Maudhu'ah
karyaAbul-HasanAli bin Muhammad fibnu Iiaq) al-Krnani (w. 963 FD.
Ini adalah kitab yang lengkap. Dalam kitab ini, ia memberikan tambah-
an dan koreksi atas as.Suyuthi dalam klrta;b al-I^aali 0ihat nomor 7).la
memilatr kitabnya dalam mukadimah dan dua bagian. Pada bagian
pertanr4 ia menyebutkan fturulnarna pemalsu hadits dan para kritikus

w Unat UqoA*nau Kitdi Taruihiy$an'ah.


S4Tftabiur dietahpadabhun 1342 H di lGiro.
3t8 Ijtr t"ok
l, mmuslripdi Drullfuhrb alMishriyah dengan nomor L76:. maiami'.
319 Uhat dua risalatr ihr dengan nomor 87: majami'di bagian manuskrip Darul-Kutub al-
tttistriran
350rctatmamrntisatmolehassunrthi dalamkitabnya TaWziral-KtwuashminAhadzib al-
Oasfsiasf.
mukadimah kibD ot-Looti. Kitab ini dicetak dalam 2 jilid di Mesir pada tahun 1317.H.
351 L^ihat

IfunenE-komenhr asSunrfiri atas Ibnu alJauzi dicetak pada tahun 1886 M di hdia
334 Hadits Nabi scbetun Dtbrtkukan

yang mencurigai mereka terbuat dusta. Pada bagian kedua ia me


nyebutkan hadits-hadits palsu dan menjelaskan para perawi yang
dicurigai memalsukan hadis. Kitab ini dicetak pada tatrun 1378 H di
Mesirdalam2 jilid.
9. Tod,zhiratul-Maudhu'at laryatokoh para muhaddits Indl4 Jarnaluddin
Muhammad bin Thahir bin AIi al-Fatani (w. 986 tD. Ia juga menulis
lstab Qanul an,Akhbar al-Maudhu'ah wa ar-Riial adbDhu'afa. Kedua
kitab ini dicetak pada tatrun 13,(} H di IGiro dalam l jilid.
L0. Al-Ka$ful-Ilahi'an Syadididh-Dhu'fi wal-Maudhu'il-Wahi, karya Mu-
hammad bin Muhammad al-Husaini asSandarusi (w. 1177 tD. Dalam
kitab ini, ia menghimpun hadits yang sangat lemah dan hadits palsu.352
ll. Al-Faw aidul-M ajmu' ah ftl-Ahaditsil-M audhu' ah karya al-Qadhi' Abu
Abdullah Muhammad bin Ali asy-Syaukani (LL7YL255 IO. Kitab ini
mengambil (mengutip) kitabkitab karya ulama salaf. Hanya saja, ia
terlampau mudah memberikan penilaian palsu terhadap sebagian
hadits. Ia memasukkan hadits sahih dan hadits hasan di dalam kitab
nya Mengenai hat mr, AMul Hayy al-Laknawi memberikan peringatan
dalarr kitabnya Dhufr al-Amazr.ase Kitab ini dicetak pada tahun 1330 H/
M diMesir.
1960
L2. Tahdzirul-Mudimin min al-Aludi&il-Maudhu'ah'ala Syayidil-Munalin
karya Abdullah Muhammad al-Basyir Dhafir al-Maliki (w. 1325 tD.
Dalam kitab ini, ia menyebutkan hadits"hadits palsu yang sangat
terkenal. Hadits-hadits ifu disusun berdasarkan urutan huruf dalam
kamus. Kitab ini diawali deqgan pendahuluan yarg sangat baik dan
komprehensif sekitar karya tentang hadits palsu, kitabkitab dan
risalah-risalah yang dipenuhi dengan hadits-hadits palsu. Kitab ini
dicetak pada tatrun 1321 H/1903 M di Mesk

Selain yang tersebut di atas, banyak kitab dan risalah dengan judul
berbedabeda, yang menyebutkan haditshadits palsu dalam suatu bab
ibadah atau mu'arnalah. Kitabkitab dan risalah jurnlahnya tidak terhitrurg.

352 Sau naskah manuslaip kitab itu terdapatdi Darul-Kuhrb a[Mishriya]r dengan nomor 110
mturu atHadits.
353 Lihat ar-R&a lah ahMtttuiltrafuh, blm- lL4.
&ab ttt: Pemalsuan Hdtts 335

Selain itu, muncul banyak kitab tentang hadits"hadits yang dikenal


(mashyur) di kalangan masyarakat luas yang menjelaskan kedudukan
haditshadits itr: kuat,lemah, atau palsu. Di antara kitabkitab ini, yang
terkenal adalah sebagai berikut
1. At-Tadzhirah ftl-Al, aditsil-Musyt ah arah kar y a B adruddin az-Tarkasi
QA*ZgttD.3t(
2. Al-Loaliul-Mantwrah fil-Ahadibil-Masyhurah min Maalifahuth-Thab
wa l-aiw l-ahu,Ashlunfisy$lu/i karlxa al-Hafizh Syihabuddin bin Hajr
+Asqalani Q7ffizID.a$
3. Al-Maqasltidul-Ha,wwh fi Bayni Kabiin nin al-Aludi&il-Mtr.sytalnralt
'alol-Alsinahkarr al-Hafizhi sejarawan, Muhammad bin Abdurrahman
assakhawi (331-903 tD. Ia metrw$rn kitab ini berdasarkan urutan
huruf dalam kamus dan membagiryra dalam babbab. Kitab ini sangat
baik dan bermanfrat, dicetak pada tatrun 1375 H/1956 M di Mesir. Sala
sengaja tidak menyebutkan kitabkitab tentang hadits masyhur, yaitu
kitabkitab hasil ikhtisar ulama khalaf dari kitabkitab l€rya ulama salaf
Saya tidak menyebutkan kitabkitab karya assuyrthi, as-Samhawadi,
al-Manufi, al-Khalili, alGhazi al-Amiri,'al-Ajlawani al-Jirahi, Ibnu Jar
Allah, al-Biruti, dan lain-lain karena kami menganggap cukup me
nyebutkan kitab pokok Gndutl.

Itulah kitabkitab termasyhur yang berkenaan dengan tema buku ini.


Adapun kitab-kitab tentang mushthalah hadits,'ulumul-hadifs, serta
pendapat ulama tentang ulumul-hadits, hadits yang diterima dan yang
ditolah dan lain-lain (yaitu kaiian dalam kitabkitab mushthalah yang
sangat banyak, yang berbentuk nadham dat natsar), jumlahnya tidak
terhitung. Sangat jarang seorang muhaddits tidak memiliki karya dalam
benhrk kitab atau risalah yang mengkaji ilmu muihthalah al-hadits atat6
sebagian darinya
Pam ulama juga menyu.sun banyak kitab tentang 'Ilal al-Hadib. hadits
glwrib, darhadits mtkhtalilffi Omryyang melihat manuskrip di Darul-Kutub

e *-nis*tt ol-Mttitzfrnvfoh, hkrr. 143.


ffi UInt Tohdzirtl-It[aslinfu karya alBasyir Dhafr.
356 Lihat ar-Risolul abMstathrafahyurg menghimpun sebagian besar kandungan kitab
t€ntang hadits dur'dtm alMib.
I
336 Hadtts Nabl Scbctun Dtbttkukan

atMishriyah, manuskrip perpustakaan adh-Dhatririyah di Damasl$q dao


perpustakaan Islam lainnya, akan menemukan kekayaan ilmiah yang
langka, yang mempunyai andil dalam pemeliharaan hadits, sanad, dan
matannya, dan menjelaskan hadits yang sehat dan ]rang sakit
Semua kitab ifu merupakan hasil jerih payatr para ulama seliama
bertatrun-tatrun. Dan kitabkitab itu, insya Allah, tehp bertahan karena ia
inerupakan benteng perlindungan unfirk memelihara AsSrnnatr yang
suci, yang berfungsi sebagai penafsir Al-Qur'an, sesuai dengan fnnan
Allah,

isj**t$5$ffit
"Se*ngguhrryaKmfilahyfiigmenurunkaritAl-Qut'oafutstnggulmya
$
Kuni benar-b enar memelilnr orya. " (al,Hij r: 9) {J
I{APAN DIBUI{UI{AN

PASAL PERIAMA
SEIilTAR PEMBUI(UAN HADITS
1. Tutis-menulis di IGlangan Bapgsa Arab Menjelang Datangqra
Islam
IGjian-kajian ilrniah menunjuldran batruia bangsa Arab telah mengenal
tulis-menulis sebelum datangnya Islam. Mereka mencatat peristiwa-
peristiwa penting dalam kehidupan mereka di atas batu. Iftjian-kajian
arkeologis membuktikan hal itu berdasarkan faktefakta meyakinkan yarg
terdapat sejak abad ketiga Masehi. IGbanyakanfakta arkeologis menun-
jukkan, hrlisan-tulisan bangsa Arab ifu terdapat di wilayah bagran utara
jazirah Arab,1 wilayah yang mempunyai hubungan kuat dengan kebudaya
an Persiadan Romawi.
Bukti tentang hal di atas, misalnya, menyangkut figurAdi bin Aid a[
Ibadi (w. 35 SfD. Ketika telah cukup usta ia dikirim oleh orang firanya ke
huttab 'sekolah dasat' dan mendalami bahasaArab. Kemudian, ia bekeria di
kantor kekaisaran Persia. Dialah orang yang pertama menulis dengan
bahasa Arab di kantor kekaisaran Persiaz
Hal di atas membuktikan adanya sejumlah tempat-tempatbelajarpada

I l.jl:urt ttla$air o.snlsn'r al-lahili ua Qimatutw at-Tarihhiyyah,ltn ZL-32. Penulis kitab ini
membicarakan persoalan di atas secara terperinci.
2 Ulrlt a4dtoii, hh. 101-102,
iuz tr-

Hadits Nabi Sebetun Dibukukan 337


;

338 Hadits Nabi Sebetun Dibukukan

masa jatriliah. Di katatib itu anak-anak belajar tulismenulis, mempelajari


syair, dan berbagai peperangan yang terjadi di kalangan bangsa Arab.
IGtatib ini dibimbing oleh para guru yang berkedudukan tinggr, seperti
Abu Sufran bin Umayatr bin Abdi Syams, Bisyr bin Abdul Malik assukuni,
Abi Qais binAbdi Manaf bin T.ahrah,danAmrbin Zmrahyang digelari a/-
Katib'penulis'.r Abu Juftinah diminta datang ke Madinah untuk mengajar
hrlis-menulis.a sebagian orang Yatrudi telah mengetatrui fulisan dalam
bahasa Arab. Mereka diajari oleh anak-anak di Madinatr pada masamasa
pralslam. Ketika Islam datang, di kalangan suku Aus dan Khazaj terdapat
banyak orang yang bisamenulis.s

Bangsa Arab memberi gelar al-I{amil kepada setiap orang yang bisa
menulis, pandai memanah, dan pandai berenang.6 Di samping ifu, para
penyair merasa bangga terhadap hafilan dan daya ingat mereka Namun,
sebagian dari mereka menyembunyikan kemampuannya menulis. Mereka
ldrawatir kemampuannya ifu diketahui oleh orang lain. Jika ada seseorang
mengetahuinya maka ia berkata kepada, "Rahasiakanlah kemampuan
diriku karena menurut kami, kemampuan menulis adalatr suafu aib.*t
Berdasarkan hal di atas, kami sulit menerima pendapat sebagian
sejarawan yang mengatakan, "Islam memasuki Mekatr pada saat di kota ifu
terdapat beberapa puluh orang yang bisa menulis,"s sebagai gambaran
tingkat pengetahuan bangsa Arab tentang hrlis-menulis menjelang ke
datangan Islam. IGmi sulit menerima jumlatr yang sangat kecil tersebuL
Sekalipun demikian, kami juga tidak akan melebihJebihkan tingkat
pengetahuan bangsa Arab dalam bidang ini. I(ami sependapat dengan orang
yang mengatakan batrwa pada masa jahiliah ditemukan banyak tulisan
bangsa Arab, dan banyak pula orang )ang mampu menulis dan membaca.
Sebagtan orientalis dan penulis bangsaArab mendukung pendapat di

ShhatKitab al-Muhbir,hhn 475. Penuliskitab ini menyebutkan orangorangtersebutdi bawah


iuldul Aryraful-M u' allimtu.
4 lihat Tarihhul-Umam wal-Muluh,karya ath-Thabari, hkn. 42, luzY.
5 Futohnl-Butdoz, hlm. 459.
6 Uh^t Thoboqat lbnu Sa'od, hlm. 136.
7 et-lgtwn;,hhn. 116 juz VII.
8 Seheai contoh, lihat Qabulul-.r*hba4 hlm. O{. Hal yang sama terdapat dalam Thabaqat lbrru
Sc'od, hlm. 83, bagian kedua, juz Itr dan hlrn 77, bagian kedu4 juz III.
Bab lY: Kapan Hadits Dibukukan 339

atas dengan menafsirkan sifat yang Allah berikan kepada bangsa Arab,
yult, umm44nz. Firman-NYa,

frAPJirfij.#);#'M.t-{ra;i*ta6*sir;'
*,,J;:$,4fi o:$6blK+tiA"{r1
"Dialah yilLg mengutus hepada haum ummiyyin seorang rasul di antara
mereha, y ang memb ac ahan ay at- ay at-Ny a hep ada mereh 4, many ucihan
mereha dan mengaj arhan hep ada mereha Kitab dan lhhmah (As - Sunnah) .
D an, s esungguhny a mereka s eb elumny a b enar-b enar dalam he s e s atan
y ang ny ata. " (aljumu'ah: 2)

Menurut interpretasi me rel<a, ummiyyah kebutaart' yang dimaksudkan


oleh ayat itu bukanlah buta hrlismenulis Outa hurufl dan buta ilmu, tetapi
buta agama. futinya, sebelum datangnya Al-Qufan, mereka tidak memiliki
kitab agama. Mereka adalah orangordng yang ummi. (ummiyyin) dalam
beragama. Meirurut mereka, bangsa Arab tidaklah seperti Ahlul-Kitab
(yaitu oftrng{rangYahudi dan Nasrani) yang memiliki kitab agama yaiht
Taurat dan Injil.e
Interpretasi kata urnrni seperti di atas, tanpa adanya sumber pen-
dukung, tidaklali dapat diterima. Sebab, interpretasi itu mengakibatkan
adanya perbe daar. ummi sebagai sifat bangsa Arab (yaifu oftlng{Iang yang
buta agama) dengan ummiyyah yang Allah nisbatkan kepada Rasulullah
saw. dalamfirman-Nya,

(Awfi;$i3i;;r5
"(Yaitu) orang-orang yang mengihuti Rasul, Nabi yoing ummi.... " (al-
Araf: 157)
Maksud ummi pada ayat di atas adalatr orang yang tidak mengenal
membaca dan menulis. Dalam hubungan ini tidak ada alasan untuk
membedakan ar[ umrniyyah pada sumt al-Jumu'ah ayat? dengdn surat al-
Araf ayat 172. Jugatidak ada data pendikung terhadap pembedaan itu.

9 UasUait**Syi'r aLlahili ata Qimatuhat-TariWriyyh, tim. 45.


340 Hadlts Nabi Scbelum Dtbukukan
oleh karenaitu, urnmiyyahharus diberikan arti salah safir dari dua arti di
atas.Arti asal kata ifu adalah 'tidak mengenal baca-[rlis'.10 Dalam hubung-
an ini, Rasulullah saw. telah menjelaskan arti kata itu sehingga tidak ada
keraguan lagi. Bukhari, Muslim, dan para penyusun kitab sunan me-
ngeluarkan sahr riwayat dari Rasulullatr saw. batrwabeliau bersabda,

('r*,aAt Ui3 Lr<t\ gi ali Gry


"Kami adalah bangsa yang umm[ hami tidah bisa menulis dan meng-
hiatng bulan detnihian." rL

2. Tblis-menulis pada Masa Nabi dan Permulaan Islam


Tidak diragukan lagi bahwa kegiatan hrlismenulis pada masa Nabi
saw. semakin luas dibandingkan dengan pada masa jahiliah. Al-Qurran
menrberikan motftrasi untuk belaja4, demikian juga Rasulullah saw.. Adanya
risalah menunfut adanya orang yang mampu membaca dan menulis karena
pada dasarnya wahyu memerlukan para penulis. Demikian pula dalam
bidang pemerintahan, seperti aktivitas surat-menyurat, penyusunan

10 Dr. Nashiruddin al-Asad


memilih interpretasi kata ummiyyin sebagai "orangorang yang
bodoh tentang syariat", yaitu buta ag:rma, bukan buta membaca dan menulis. Ia mendukung
pendapatryadengan menyajikan bukti-bukti terperinci. Lihatpendapatnyadalamkitab Mashadirusy-
Syi'ratJahiliwaQimahrhat-Tarildriyyah,hlr& 45. Dalamkitab 'Ulumul-HdibwMttshtfuhah,Dr.
Shubhi ash-Shalih menyinggung interpretasi itu-yang menjadi landasan dugaan orientalis-yang
mengisyara&an bahwa Rasulullah saw. bisa menulis dan membaca karena menurut kalangan
orientalis, sifrt ummiyyhNabi tidak berarti batrwa beliau tidak menguasai bac+hrlis. Dengan tegas,
Dr. Shubhi ashShalih menolak pendapat ini. Lihat kitabnya" hlm. 24.
sebagai berikur ( rD^j i|t ;*t'*i} * ri3r)
11 Hadits di atas selengkapnya
taan
demikian, yakni suatu kali 29 hari dan suatu kali 30 hari). UhatFaihut tulr hlm. Wn,fivY dan
Shahrt Muslim, hkrr. 761, hadits ke15, juz II. Hadits itu dkiwayatkan melalui banyak periwayatan"
Rasulullah saw. mengatakan hal itu dalam kaitannya dengan melihat bulan Ramadhan. Mayoritas
ulama hadits berpendapat bahwa yang dimaksud dengan kata ,rrrzlal adalah bangsa Arab ketika ihr
dan yang dimaksud dengan kata ummiyyh adalah buta bacahrlis. Bangsa Arab dr*bnt tmmiyyn
karena sangat sedikitnya tulis-menulis di kalangan mereka. Allah berfirman, "Dialah yang
menguhrs kepada kaum ummiyytn seorang rasul di antara mereka." Pernyataan ifu tidak tertolah
oleh kenyataan bahwa di antara mereka ada yang bisa menulis dan menghitung karena tulismenulis
di kalangan mereka masih sangat langka Yang dimaksud dengan menghitung adalah menghitung
bintang untuk menentukan arah perjalanan. Namun, hanya sedikit di antara mereka yang
menguasainya. Penjelasan terinci mengenai hal ini terdapat dalalrlFakul-fun, trlrn Wn,'wV.
Aab N: Kapan Hadlts Dtbukukn 341

perjanjian,.dan penyusunan dokumen yang memerlukan para penulis.


Kenyataan menunjukkan adanya para penulis setelah rnasa Islam untuk
memenuhi kebufuhan pemerintatran baru. Rasulullatr mempunyai penulis
wahyu yang beriumlah 4O orang, di samping penulis-penulis soal sedekah,
utang-piutang, dan muanralah. 12
Dalam hubungan ini, para sejarawan hanya menyebutkan nama para
penulisyaqg selalu menulis di hadapan Nabi saw.. Hal ini tampakjelas lewat
perkataan al-Mas'udi, "Dari nama penulis Rasulullah kami hanya me
nyebutkan orang{mng yang selalu menulis di hadapan beliau. Hari-hari
mereka selalu diisi dengan kegiatan menulis dalam jangka waktu lama
Dan, menurut riwalatf"ang sahih mereka selalu melakukan kegiatan ifu.
Mereka bukanlah orang yang hanya menulis safu, dua, atau tiga sural
Sebab, oftmg{ftmg seperti itu tidak dapat disebut penulis."l3

Banyak orang yang bisa menulis setelah hijrah ketika pemerintahan


Islam telah kokoh. Dalam hubungan ini, sembilan masjid di Madinatr, di
samping masjid Rasulullah,la menjadi pusat l€jian umat Islam. Di masjid-
masjid itu mereka mempelajariAlQu/an, mendalami ajaran Islar& menr-
bac4 dan menulis. Umat Islam yang telah mengetahui tulisbaca dengan
sukarela meqgajari saudaftLs:rudara mereka Di antara para pengaiar pada
rriNiiLrnrsaawal ifu adalah Sa'd ibnur-Rabi' aLKJtazr:iii, salatl seorang dari
12 tokoh,ls Basyir bin Sa'd bin Tsalabah,16 dan ASan bin Sa id ibnulAsh.l7

12r'f.ruUrUtttt-tWuA;'filtuttfrin-Nabial-UmstirrrRrlsldihiilaM/tltthil-Ardhmh'Arfritun
'Aiamhrva Mutranmad bin Ali bin Hadid alAnshari, sratu manuslaip perpustakaan alAtqd di
llalb, dengannomorZ70. Dalmkitab ini, iamembicamkanpersoalan di atas secarakperinci
B At-Tarbitt tul-Iqd,tilm 24$.
ll lnrurtruasatiUt-eUwr fi Mamutihil-Amstwr,hkru l3f .
15 la rreningsal pada tahun tiga Hijriah. D}rrtT,tfuqa lbnu fu'd, hlm. 77 dan 14f, baeian

neduaiuz IIt
16 n meniruuBl pada tahun 12 H. Uhat Tlubaqot lbrrt tu'od,hlm.83, bagian kedua
iuz Itr,
Tahdzibttt Tdtdzib, hht 64, iuz I dan al-Islubalr, hlrrt G|, iuz I.
17 Lihat al-Ishabah, hlm 1G11,
iuzl; al-Mishbah al-Mtdhi', hlm. 16. Terdapat perbedaan
pendapat tentang tahun meninggalnya Aban Menurut satu pendapat, pada tahun 13 H, menurut
pendaOat lain tahun 15 H, dan menurut pendapat lairl ia hidup sampai pada masa pemerintahan
Utsman. Safra lebih cenderung kepada pendapat terakhir karena ia termasuk sahabat penulis
muslraf bersama Aid bin Tsabit pada masa Utsman r.a. I-ihat Sluhih al-Btthlui bi Hasyiyh c-
furrodi,lthn- %:n6,fuzIIL, dzn ?aid birl Tiabit al-Aduri, hkL 35.
I

349 Hadlts Nabi Sebetun Dtbukukan

Selain masjid-masjid tersebut, ada pula kuttab-kuttab yang menjadi


tempat anak-anak mempelajari tulis-baca di samping Al-Qur'an.l8 Di
samping itu, Rasutullah mengizinkan setiap tawanan Perang Badar me
nebus dirinya dengan mengajari sepuluh anak-anak Madinah tulisbaca.le
Beliau tidak hanya membatasi pengajaran tulis.baca pada anak laki-laki.
Anakperempuan pun mempelajari halyang sama di rumah mereka.
Mengenai hal di atas, Abu Bakar bin Sulaiman bin Abi Khatsmah
meriwayatkan dari asy-Syifr', pufii Abdullah, bahwa ia berkata, "Rasulullah
saw. mendatangi saya dan saya sedang berada di sisi Hafshah. Beliau
bersabda kepada saya, 'Mengapa engkau tidak mengajarkan tentang jampi.
jarnpi (untuk menyembuhkan bisul) kepada anak perempuan ini, sebagai-
nuna engkau mengajarinya menulis?' "D
Kegiatan pengajaran itu semakin meluas ke wilayah-wilayah kekuasaan
Islam melalui para sahabat r.a. dan kelompok-kelompok ilmiah yang
terorganisasi di masjid-masjid.zl Sebagian dari kelompok ilmiah itu

18
Goldziher menulis suatu artikel penting dalam Dairatu Mahnfl-Atttuz tentang pengajaran
hhaptahap awal bagi umat Islam. la menegaskan bahwahuttab unhrk mempelajari AlQur'an dan
dasardasar agama Islam telah diselenggarakan pada masa-masa permulaan Islam. Ia mendukung
pendapatrya ihr dengan bukti sebagai berikut
a. Pada suatu kali, Ummu Salamah, salah seorang ishi Rasulullah saw, mengirim surat kepada
pengajar di ftzffoD, memintanya mengutus sebagian muridnya untuk membantunya"
b. Umar bin Maimun hafal suatu kalimat yang dapat melindungi seseorang dari buruknya
penglihatan. IGlimat itu bersumber dari Sa'ad bin Abi Waqqash. Ia mengajarkannya kepada
putra-putrinya dengan cara menuliskannya unfuk mereka seperti seorang pengajar menuliskan
peldaran untuk murid-muridnya
c. Ibnu Umar dan Abu Asid melihat hrlisan-hrlisan yang dimiliki oleh orangorang yang bisa
menulis, dan keduanya menarik perhatian para murid.
d. Adanya papan khusus untuk menulis. Ada riwayat dari Ummu as-Darda'yang menyatakan
bahwa ia menulis beberapa kata mutiara agar ditiru oleh murid yang diajarinya hrlisbaca
UhatTaihhut-Tarbiyah al-Idamiyyah, Dr. Ahmad Syalabi, cel Beirut, hlrn. 26. Perlu kami
tambahkan di sini-sebagai bukti lain tentang adanya huttab-iwayat Utsman bin Abdullah, ia
berkata, "Saya melihat Abu Hurairah menyemir jenggotnya dengan warna kuning ketika kami
berada di kuttab." bhat Thabaqat lbau *'d, hlm. 59, bagian kedua juz N. Taid bin Tabit belajar
pada salah sahr dari katatib .lthat Muynd Imam Ahmad, hlm. 259, juz tr.
19 Uhat Thabaqat lbnu
Sa'ad,hlm.14, bagian kesatu, juz II.
20 Sttnan Abi Daud, hlm. 337, juz III- Dalam hadits riwayat Anas, ia berkata "Rasulullah
memperbolehlan jampi-jampi untuk menyanbuhkan penyakit mata, racun, dan bisul." Iihat Slzlll
Muslim,lilm.1725, hadits ke58, juz IV.
21 Di antara bukti tentang adanya aktivitas ilrniah dan terorganisasinya
kelompok-kelompok
Bab lY: Kapan Hadlts Dibukukan 343

menghimpun lebih dari 1.000 orang pelajar.zz Jumlah pengajar pun


semakin banyaka dar- kuttabhuttab tersr,bar di daerahdaerah pemerintah-
an Islam. Kuttab itu penuh sesak oleh anak-anak sehingga adh-Dhahak bin
Muhazim, seorang pendidik anak-anak, harus berkeliling naik keledai
untuk memberikan bimbingan kepada 3.000 orang muridnya,% dania
tidak mengambil upah atas pekerjaan itr.A
Gerakan ilmiah itu semakin semarak pada masa-masa akhir abad
pertama. Muncullah kelompok-kelompok kajian yang menunjukkan
kebangkitan ilmiah. Abdul Hakam bin Amr bin Abdullah bin Shafinran
ikniatt. Abdul Hakam bin Amr bin Abdullah bin Shafiran al-Jamhi
menyiapkan sebuah rumah dan menyediakan alatpermainan cafur, dadu,
permainan anak-anak, dan tulisan tentang berbagai bidang ilmu. Ia juga
menyediakan pasak Gantungan) di dinding rumah. Setiap orang yang
datang akan dapatmengambil suatu tulisan berisiinformasi keilmuan atau
mengambil alat permainan.26

ilrniah adalah bahwa Abu ad-Darda' ketika selesai shalat subuh di Masjid Jami' Damaskus maka
berkumpullah para jamaah untuk belajar kepadanya. Kemudian, ia mengelompokkan mereka
menjadi sepuluh orang pada setiap kelompok. Setiap sepuluh orang dibimbing oleh seorang
instrukstur dan ia berdiri di tempat pengimaman masjid dengan senaritiasa memperhatikan
mereka Jika salah seorang di antara mereka melakukan suahr kekeliruan maka ia bertanya kepada
instrukhrrnya dan jika instrukhrr melakukan suafu kekeliruan maka ia bertanya kepada Abu ad-
Darda'. Uhat Ghayatun-NilwWh fi ThabaqatilQuna',h1m.606 jrz I dn Tah&iktt-TariHt,larya
Ibnu Asakir, hlm.@, jnzl.
2 Muslim bin Musykim berkata "Abu ad-Darda'berkata kepadaku, 'Hitunglah orang yang
belajar AlQur'an kepadaku.' Kemudian, saya menghitung mereka dan ternyata lebih dari 1.6CI
orang. Setiap sepuluh orang dibimbing oleh seorang pembimbing dan Abu ad-Darda' berdiri
memperhatikan rnereka" lihat Ghayatun-Nihayah fi ThabaqatilQuna',hlm.6)7 , juz I, dan hal fang
sama disebutkan dalam Tahdzibut-Tarihll, Ibnu Asakir, hlrn. 69, juz I, I'.emajuan besar dari
kelompok-kelompok ilmiah ihr terjadi pada masaAbdul Malik bin Marwan. Di Maqiid alHaram, ia
melihat banyak kelompok ilmiah di bawah bimbingan Atha', Sa id bin Jubair, Maimun bin Mahran,
Makhul, dan lain-lain. Ia merasa kagum atas kelompok-kelompok ilrniah itu dan mendorong
generasi Quraisy agar terus menekuni ilmu. Lihat keterangan mengenai hal ini secara terperinci
dalam al-Mtthddi&trr-Iiat,r, hlm 3t36.
23 Abu Ati bin Umar bin Rusnatr menyebutkan banyak peng4iar pada masa ini. Ulntal-A'taryn-
Nafisah, i;kdYn ,hlm. ZLG2LT .Ia menyebutkan mereka di bawah fudul Shina'atul-Asyraf. Dan
lihat
al-Muhbir,ymg di dalamnya disebutkan dan dijelaskan banyak peneajar secara terperinci
% Ullrrt *tuiamul-Ildaba, cet Mesir, hlrn. 16, iuz )il. Adh-Dhahak bin Muzatrim meninegal
padatahun 105 H.
25 l;frrat aabqrn-Naftvh, hlm. 216.
26,qllsl.ni,hlrn. 253, juz IV.
I

344 Hadits Nabi Sebetun Dibukukan

Berdasarkan penjelasan di atas, jelas bahwa pada masa Rasulullatr saw.


hadits belum dibukukan secar:a resmi, tidak seperti Al-Qur'an. Selanjutrya
maka akan mengkaji sebabsebab mengenai hal ini.
Dalam hubungan ini, tidak mungkin kami menerima begitu saja
pendapat para penulis lain. I(ami tidak sependapat dengan mereka yang
mengatakan bahwa aktivitas pembukuan hadits pada masa beliau sangat
sedikil Hal ini disebabkan-sebagai sebab pokok-oleh kelangkaan saftrna
untuk menulis, sedikitrya jumlah oftrrg )ang nurmpu menulis, dan buruk-
nyatulisan merel<an
IGmi ddak bisa menerima pendapat di atas karena sepengetahuan
kami, terdapat lebih dari 30 penulis wahyu bagi Rasulullah saw.. Selain itr,
ada pula penulis yang menguasai bidang penulisan yang lain Vang junrlatr-
nya tidak sedikil Mereka pun sangat cakap. Di antara mereka adalahTaid
bin Tsabit dan Abdullah bin Amr bin Ash.
Cukuplah kami ingatkan batrwa umat Islam telah membukukan Al-
Qur'an tanpa menemui kesrrlitan. Tenfunya, jika mereka hendak mem-
bulrukan hadits, niscaya tidak sulit bagi mereka.
Dengan demikian, tidak dibukukannyahadits pada masabeliau dilatar-
belakangi oleh sebabsebab lain. IGmi melihat sebabsebab itu bersumber
dari haditshadits dan atsarutsar Rasulullah saw., sahabat, dan tabfin.
Menurut kami, pembukuan hadits dilakukan melalui tahapantahapan yang
menjamin'hadits tersebut terhindar dari upaya-upaya penodaan. Dalam
rangka pemeliharaan hadits, ingatan dan pena telah terpadu. Keduanya
berfirngsi sebagaimana mestinya dalam mengabdi kepada hadits. Berikut
ini kami kemukakan a&ar+baryang kami temukan untuk menjernihkan
hakikat pembukuan AsSunnah.

A. Hadits-Hadits Rasulullah tentang Penulisan Hadits


7. Hadits-Hadits yang Melarang Penulisan Hadits
a. Abu Said al-Hudzri meriwalatkan batrwa Rasulullatr saw. bersabda

fr LrhatTb'uilu Mulhtalafil-Hadib. Penulis kitab ini Obnu Qutaibah) berkata bahwa selain
Ibnu Amr bin alAsh, para satrabat tidak bisa menulis, kecuali sahr atau dua orang. Lihat hlrn 366.
Dalam hal ini, generalisasi yang dilalokan oleh Ibnu Qutaibah tidak didukurU oleh bukti. Iihat juga
Muqaddirruh lbnu Khaldun,hlm. 543.
&ab tV: Kapan Hadlts Dlbutukn 345

{ t{rr :fei* ;"'-k';",r,&';kiy }'


"J otgur kolirrr. menulk ftudits) ilanku, dan b ar angsiap a manulLs doriku
selain Al-fur. or maka henAoWah ia menghapusny a. " 28

Ini adalah hadits Rasulullatr yang paling sahih tentang larangan


mentrlishadits.
Abu SaId alKtrudzri berkata "IGmi memohon kepada Nabi saw. agar
beliau mengizinkan kami menulis, namun beliau tidak mengizinkan."
Dalam suahr riwaSrat dikatakan, "IGmi meminta izin kepada Nabi saw.
unhrk menulis hadits, nirmun beliau tidak mengizinkan.a
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, ia berkata, "Rasulullatr saur. men-
datangi kami dan kami sedang menulis hadits. Kemudian beliau
bertanya'Apa yang sedang kalian hrlis ini?'IGmi menjawab,'IGmi
menulis hadits rraqg kami dengar dari engkau, ya Rasuhrllah.'Beliau
bersaM4

,l ;+r-!' fucr'o';'$ *T *t qy $r
{i,t*6 €*ki 'af#r
-ni/iisanselaimKitobAllah?Apakahktlimmengetahui?Bangv-borysa
u".

sebelumkalian fidtk sesathecuali karena mereka menulis tulisanlain


bqwnoKitab Allnh.'"e

2. Hadits-Hadix ymg Membolehkm Penulisan Hadits


L Abdullah bin Amr bin al-Ash r.a ber{<ata "Saya menulis segala yang
sEna deqgar dari Rasulullah saw. Saya hendak menghafiInya, namun
omng{raqg Quraisy melarangku. Mereka berkata Engkau menulis

a *aAt Ustin bi Syrt an-Nauaui,tthrt Ln,'ruz)fJn\ danJami' klvn &Tlm sn F&lihi


hh-Gqinz L
n At-Ilhdtfulsulnit,naskah Damaskus,.htn ll,iuzM, dan al-Alma',htn 23. Riwafat
ymg sma disehrdrm dalam Tqill al-'Ilm, hhr" 3A&!.
fitoqAA*nn htm 34.
316 Hedtts Nabt Sebctun Dlbttkukan
segala sesuattr yang engkau dengar dari Rasulullah saw., sedangkan
beliau manusia yang-kadang kala-berbicara dalam keadaan maratl
dan senang.' Saya pun berhenti menulis. IGmudian saya ingat kepada
beliau, ketika beliau menunjulikan jari ke mulutnya dan bersabd4

{ }; o\, e;6 e\ ,f qrr|Xf F


-tulislah! Maha demi Allah yang jiwahubqada di tangan-Nya" tidlh
Wluar iloinya (mulut) keanlihebenflran-" 3L

Abu Hurairah berkata, "Tidak ada seoraqg pun dari salrabatNabi saw.
yang menjadi sumber riwayat hadits lebih banyak dibandingkan
dengan alm, kecuali riwqxat dari AMuIlah bin Amr karena ia menulis,
sedangl€n aku ddak menulis."P
Diriwayatkan dari Abu Hurairah batrwa seorang satrabat Anshar
meqraksikan hadits Rasulullah sarr., namun iatidakhafrt Iabertanya
kepada Abu Hurairatr dan Abu Hurairah memberitatrukan kepadaqa
Kemudian ia mengadu kepada Nabi tentaqg lemalrqra dalra hafilqra
Nabi bersabda kepadanya"

$',lr;r',ryi eoyy
'Bortulahhofalanmudmgottangan#(meaullsl.'tt
d. Diriwayatkan dari Rafi'bin Khadii batrwa ia be*ata, Ta, Rasululah!
I(ami mendengar banyak hal (hadits) darimu. Apakah kami folstl
menulisnya?" Beliau bersabda" 4t"1t rf{
y-fufiSrtr dan ddaklah
mengapa."il

3l Sutwtt d-Daimi,hh. f2t126, juz I. Hadits yang sama diebutlan dalg,n Togid ol-It;
melalui banyak jalan periwafabn,hllllT4{3;Jamil kyill:Ilm,htn- 71, juzl; da,dAM,bh"
Z7:b.
fl rana-ma,hht zr:,,'wL
33 Taqidul-'Itn hlm. 65, ffi; al-lami\ li Ahhlaqir-Rari, hlm. 5&a Hadib yang sama
dikeluakan oleh Tirmidzi melalui Abu Hurairah. UlurtTat&ilulAfiir,httr 353, iuz IL
il Toqidolrlt^,hlm.TYB d$ al-Mtttadditsltl-FadtL trtn. 3: b, iuz IV, $atu mrouskb di
Damaskus. Lihat juga Taudhihul-,4frar, trlrn 353, iuz tr. Hadits ihr dinihi dha'troleh Sayyid Rasyid
Bab tY: Kapan Hadtts Dlbttkukan 347

Diriwayatkan dari fuias bin Malik batrwa ia berkata, "Rasulullah saw.


bersabda,

{ '6yAJ $F
Tkatlahilmu dengantulisan.' " 35

Diriwayaitkan dari Rasulullah saw. bahwa beliau menulis tentang


sedekah, diyt,faraidh, dan Sunnatr-Sunnah unfirkAmrbin Hazm dan
yanglainnyas
g. Diriwayatkan dari Abu Hurairatr bahwa ketika Allah memberikan
kemenangan kepada Rasglutlah atas kota Mekah, Rasulullah berdiri
dan berpidato. Kemudian seseorang dariYaman, Abu Syah, berdiri dan
berkata, "Watlai Rasulullah!Tuliskanlah pidato itu untukku." Beliau
bersabda kepada sahabatlain , 4.d tinl ) -furctantatr wrtuknya-"37
Abu Abdurrahman (AMullah bin Ahmad) berkata Tidak ada satu
pun hadits tentang penulisan hadits yang lebih sahih dibandingkan
hadits di atas karena Rasulullah memerintatrkan para satrabat unfuk
menuliskannya. Beliau bersabda 4.* ,lr\ r9lif ytufiskan untuk
Abu Syah.'"s
h. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa ia berkata "IGtika Nabi saw. sakit
ker:as, beliau bersabda

Ridha penuts };1gtb al-Marur. Uhat majalah d-Maur 10/763. Ia mempunyai pendapat tersendiri
tentang hadits-hadits yang membolehkan penulisan hadiS. Uhat hlm 765 dan 7ffi,it z\
maralah
tersebuL
# At-Jamiu li Akhlaair-Rawi wa Afubb-&mi', hkn. ,14: uTa$,idul-'Ilm, hhL 69 dantami'
Bayan al:I1m,lim.72,jlzl. Sayyid Rasyid Ridharnenilai hadits di atas dhaif karena pada sanadnya
terdapatAMulHamid bin Sulaiman. Dan" Dzahabiiuga"memperbincangkan" perawiini. Iamenilai
dhaif haditsyang diriwayatkan melaluiAbdullah bin alMuasrmil Tentang perawi ini,ImamAhmad
berkata "Iladitshadits bin alMuammil adalatr hadib.hadits mungkar." lihatMairrw' az-7auwid,
hlm 152,juzt
filj}rrtlamiz kyanil-'Ilm ua Fdhlrtihhn 7l,1;g.I'
37 Mttoud hum Ahqrad, hlm 232, juz Xtr; Fdtul-fui,lthr. 2L7 , jttz l; Iamil kynil:Ilm,
hlrn 70, juz I; dan Tqridd:Ilm,hhru $.
# Mrrstwd ttrwm Ahnwd, tfir' 235, iuz XIL
318 Hadtts Nabt Scbetun Dlbttkuka-

(;qt:i,i,t6q '€J'3f y6.G4y


Bavrakanahubuhu,akuahanmaulishansefllrrtttuur,fukkaliffi *hingga
halian nilak ahan sesat sextdnhnya' "

Umar berkata, "Nabi saw. dalam keadarn sakit parah (ketika


mengucapkan sabda di atas), sedangkan kita memiliki Kitab Allah, dan
itu cukup bagi kita" Para satrabat berselisih pendapat tenhng hal ini
sehingga suasana menjadi ribut Melihat suasana demikian itr, Umar
berkata, "Ilruskanlah aku!Tidak sepantasnya engkau berdebat di
depanku."3e
Permintaan Rasulullah itu jelas, yaitu beliau hendak menuliskan
sesuatr selain AlQut'an. Apa yang akan ditrlisnya adalah bagian dari
AsSunnah.Jika beliau tidak jadi menuliskannya karena gedang me+
derita sakit maka hal itu tidak menghapus apa )ang beliau inginkan.
Dan, itu teriadi padahari-hari teralfiir dari kehidupan beliau
Dari sini dapat dipahami bahwa beliau memperbolehkan menuliy
pada setiap wa}fir-berbagai persoalan, baiklrtrusus ruluprn umtuL
Di antara hadits yang membolehkan penulisan hadits itr adayang
bersiht khusus, seperti hadits tentangAbu Syatr. Ada pulayang bersifat
umrun, yang tidak ditujukan kepada omng tertentu, seperti izin me
nulis hadits dari Rasulullah saw. untrkAbdullah bin Amr dan seorang
sahabat Anshar yang mengadukan kelematran daya hafalnya. Dan
dalam persoalan ini, kita bisa menjadikan hadits riwayatAnas dan Rirfi'
bin fhadij sebagai bukti sekalipun dua riwa5rat ini "diperbincangkan"
oleh para ulama Sebab, jalan periurayatan dua riwaJnat ihr banyak, yang
sebagian jalan periwayatanryra menguatkan sebagian yang lain.

Para ulama berusaha mengkompromikan haditshadits png melarang


pentrlisan hadits dan png membolehkanryra. Pendapat mereka (sebagai
hasil kompromi itu) terdiri atas empatpendapat, yalmi sebagai berftut
Pertama. Sebagian ulama berpendapat batrwa hadits Abu Sald al-
Ktrudari itu mauqufatas dirinya sendiri sehingga tidak dapat diiadikan

39 Fathtt-Bai,hlm. 218, juzl; Shahfi Mslist,hh'. f257, l%P,'IuEm; da Thfuqd lb,f


&'ad,l:Jm.3637,jnzlJ-
Bab tY: Kapan Hadlts Dibukukan 349

hujah. Pendapat ini diriwayatkan dari Bulftari dan lain-lain.a0 Namun, kami
menolak pendapat ini karena hadits itu dinilai sahih oleh Imam Muslim.
Kesahihan hadits itu diperkuat oleh hadits yang kami riwayatkan dari Abu
Sa'id r.a. Ia berkata, "Saya meminta izin kepada Nabi saw. unhrk menulis
hadits, rurmun beliau tidak mengizinkan."al
Kedua. larangan penulisan hadits itu hanya terjadi pada masa-masa
awal Islam karena kel<trawatiran hadits akan bercampur denganAlQufan.
Ketika jumlah kaum muslimin semakin banyak dan mereka telah me
mahami Al-Qur'an dengan baik dan mampu membedakan Al-Qur'an
dengan hadits maka terhapuslah larangan penulisan hadits.a2

fu-Ramatrurmuzi berkata tenhng hadits Abu Sa'id, "IGmi sangat ingin


Nabi saw. mengizinkan kami menulis hadits, rulmun beliautidakmengizin-
kan," sebagai berikut, "Sa)ra menduga hadits ini muncul pada permulaan
hijrah, yaitu masa-masa ketika menekuni penulisan hadits tidak menjamin
diperhatikannya AlQur'an."ns
Menurut Ibnu Qutaibah, tedadi nasakh 'penghapusan' suafu Sunnatr
dengan Sunnatr lain. Pada mulanya, Nabi saw. melarang segala perkataan-
nya ditulis. Namun, setelah beliau mengetahui batrwa Sunnatr semakin
banyak dan tidak mungkin dihafal semuany4 beliau menganggap Sunnah-
Sunnatr itu perlu ditulis dan dihimpun."4
Pendapatlbnu Qutaibatr di atas diikuti oleh banyak ulanra termasuk al-
Allamah al-Muhaqqiq al-Ustadz Atrmad Muhammad Syaqir.as Setelah
menyebutkan hadits-hadits yang membolehkan penulisan hadits, ia
berkata "Semua ini menunjul&an bahwa hadits Nabi riwayat Abu Sa'id,
Jangan engkau menulis (hadits) dariku dan barangsiapa menulis dariku
selain AlQur'an maka hendaklatr ia menghapusnya,' telatr dihapuskan.
Pada mulanya, hadits itu muncul karena diltrawatirkan bahwa kesibukan
para sahabat menekuni hadits membuat Al-Qur'an terabaikan, juga ter-

n ulnalfall-m;,hlm. 21& iuz I; at-tu'ibttt-Haffi, trtn r48; Taudhihul-,4fiia h}n 353, juz
Il; Tdrilu-RauLhln lE7; dan Mailwi Duwin-Ndlwr, hkn 142.
41 7*;4"1:1i,1, hkn 32i13.
42 Uhat Tadttihvl-Aftar, hht:3{i}354, iuz IL
a .efru*ollinrt-Fasttil,hlrn 71:a"

'A Ta'uilu MnWttoliful-Hadits,ltlr . fis.


45 li}ult at-ga';t rl-Ilaer&, hlm. 148.
350 Hdlts Nabt Scbclun Dlbukukan

campurnya AQufan dengan selainnya Adapun hadits Abu Syah muncul


pada masa-masa akhir kehidupan Nabi saw. Hadits Abu Hurairalr-orang
yang belakangan masuk Islam-batrwa'Abdullah bin Umar menulis hadits,
sedangkan ia (Abu Hurairah) tidak menulis hadits'menunjukkan bahwa
Abdullah menulis hadits setelah Abu Hurairatr masuk Islam. Seandainya
hadits Abu Sa'id (yang melarang penulisan hadits itu) muncul setelah
hadits yang membolehkan penulisan hadits, niscaya hal ihr diketahui oleh
parasahabal"6

Pendapat yang mengatakan bahwa larangan itu hanyalah larangan


menulis hadits secara bersamaan dengan AlQu/an dalam safu lembaran,
didasarkan pada pertimbangan batrwa mungkin para satrabat menulis tafsir
ayatAlQut'an bersama dengan hadits. Oleh karena itu, mereka dilarang
menulis hadits bersama-sama Al-Qur'an dalam safu lembaran karena
dikhawatirkan keduanya tercampur.az
Ketiga.Iarangan penulisan hadits itu ditujukan kepada orang yang
hafalannya bisa diandalkan, sedangkan kebolehan menulis hadits dituju-
kan kepada orang yang tidak kuat hafalannya seperti Abu Syatr.4
Keempat.I-arangan penulisan hadits ifu bersifut umum, sedangkan
pembolehannya bersifat khusus, yaitu terbatas bagi orang yang pandai
membaca dan menulis, tidak melakukan kesalahan dalam menulis, dan
tidak dikhawatirkan berbuat kekeliruan. Contohnya adalatr AMuIlah bin
Amryang dipercaya oleh Rasulullah saw..4e
IGmi menilai, haditsyang diriwayatkan olehAbu Sald-yang melarang
penulisan hadits-adalah sahih. Sementara ihr, hadits yang diriwayatkan
dari selain Abu Sa'id-yang membolehkan penulisan hadits-.juga sahih.
I(ami tidak berpendapat bahwa hadits Abu Sa'id itu mau4ufatas dirinya
Dengan demikian, pendapat pertama tertolak.
Bisa jadi, ketiga pendapatyang lain adalah benar dengan pematraman
sebagai berikut Rasulullah saw. melarang penulisan hadits bersama A1-
Qu/an di lembaryang sam4 khawatir terjadi percampuran keduanya. Bisa

a6 nia.,hlm. 149.
47 Lihat Fathul-Mughits,hhl 1& juz Itr, dan Taudtrihul-Afrar, hkn 354, juz tr
48 utat ra*nt-ttlng*rt, hlrn r&
iuz III dan Tatdttihut-Afiar, hkn 354, juz IL
49 UhatTa'witu Muhhtaliful-Hadits hlm. 36S366.
Bab tY: Kapan Hadits Dibukukan 351

jadi pula larangan penulisan hadits di atas lembaran itu dikeluarkan pada
masa-masa awal Islam agar kaum muslimin tidak sibuk menekuni hadits
dengan mengabaikan Al-Qur'an. Beliau menghendaki kaum muslimin
memeliharaAl-Qu/an di dalam hati mereka dan menjadikan hadits sebagai
landasan praktik dalam kehidupan.
Di samping itu, beliau mengizinkan pembukuan hadits kepada orang
yang bisa membedakan Al-Qur'an dengan As-Sunnah, seperti Abdullah bin
Amr. Kepada orang yang sulit menghafal hadits, beliau membolehkan
penulisan hadits unhrk membantu hafalannya Ketika kaum muslimin telah
hafal Al-Qur'an dan mampu membedakannya dari hadits maka penulisan
hadits pun dibolehkan. Sesungguhnya adanya safir alasan tentang larang-
an penulisan hadits tidak menafikan adanya alasan yang lain.
Dengan demikian, larangan dan kebolehan penulisan hadits pada
masa-masa awal Islam tidak bersifut umum. Artinya, jika ditemukan alasan
bagi pelarangan itu maka penulisan hadits pun dilarang. Sebaliknya, jika
alasan bagi pelarangan itu tidak ada maka penulisan hadits diperbolehkan.
Saya bahwa hadits Abu Syah dan hadits Ibnu Abbas, yakni
, lerpendapat
*6, g*L berilah saya buku' merupakan izin penulisan hadits secara
umum dan muflak. Berdasarkan hal ini maka tidak ada pertentangan di
antara semua riwayat di atas. Mudahlah mengkompromikan riwayat-
riwayat itu dan rnenjadi jelas mana pendapat yang benar. Akhirnya, harus
dipahami bahwa Rasulullatr membolehkan penulisan hadits. Pada bagian
berikut kita akan melihat sebagian hadits yang dibukukan pada masa
Rasulullah saw..

B. Penulisan Hadits pada Masa Sahabat


Sekalipun terdapat hadits Nabi saw. yang membolehkan penulisan
hadits dan sekalipun pada masa beliau sejumlah sahabat telah menulis
hadits dengan seizin beliau, para sahabattetap menahan diri dari menulis
kan hadits pada masa Ktrulafa ar-Rasyidin. Sebab, mereka sangat meng-
inginkan keselamatan Al-Qu/an dan AsSunnah.
Di antara para sahabat ada yang melarang penulisan AsSunnah dan ada
pula yang membolehkannya. Tidak lama setelah itu, banyak sahabat yang
membolehkan penulisan hadits, bahkan ada sebagian sahabat yang semula
melarang penulisan hadits, kemudian membolehkannya. Hal ini tedadi
ketika alasan bagi pelarangan itu tidak ada lagi.
352 Hadits Nabi Sebetun Dibukukan

Al-Hakim meriwayatkan melalui sanadnya dari AlQasim bin Muhammad,


dari Aisyah r.a., ia berkata, 'Ayahku menghimpun hadits dari Nabi saw.
sebanyak 500 hadits. Pada suatu malam, ia tidur dalam keadaan tidak
tenang. Ketika bangun pagi, ia berkata, TIai anakku! Bawa kemari hadits
hadits yang engkau simpan.'Haditshadits itu pun saya serahkan kepada-
nya dan ia meminta api lalu membakar haditshadits itu."so

Diriwayatkan dari Urwah ibnuz-zubur batrwa umar bin al-Ktraththab


hendak menulis Sunnah-sunnah Rasulullah saw.. Ia meminta pendapat
para satrabat tentang hal ifu. Para sahabat memberi isyarat 4gar ia menulis
nya. Maka, mulailah ia beristikharah tentang Sunnah-Sunnah itu selama
sebulan. Pada satu hari, ia bangun pasi dan tampaknyaAllah memberikan
kemantapan dalam dirinya. Ia berkata, "Sesungguhnya saya hendak
menulis Sunnah-Sunnah Rasulullah, namun aku teringat suatu kaum
sebelum kamu yang membuat fulisan-fulisan. Mereka terus-menerus
menulis dan meninggalkan Kitab Allah. Dan aku, demi Allatr, tidak akan
mencampur suatu apa pun dengan Kitab Allah selama-lamanya."51
Menurut suatu riwayat dari Malik bin Anas, Umar tidak mau menulis
AsSunnah, dan ia berkata, 'Tidak ada tulisan selain I(tab Al1ah."52
Hal yang dikhawatirkan oleh Umar dari penulisan AsSunnah adalah
kaum muslimin terusmenerus mengkaji selain Al-Qur'an dan mengabaikan
Kitab Allah.s3 Oleh karena itu, Umar melarang para sahabat menyimpan
hrlisan lain bersama Kitab Allah. Ia sangat menentang orang yang menyalin
tulisan Daniel, dan pasti memukul orangyang melakukannya. Kepada oftrng
yang menulisnya, ia berkata, "Pergilah dan hapuslah tulisan itu. Jangan
membaca hrlisan itu dan jangan pula memb
kepada seseorang.
Jika saya mendengar informasi bahwa engkau membacanya atau mem-
bacakannya kepada omng lain, niscaya saya akan menghukum kamu."s

fi Tadzliratul-Hufuzlt, hlrn. 5, juz II.


5l
fumi' Balvn al-'Ilm wa Fdttlk,hkn. Bl, juzl;Taqyidul-'Ilm,hlm.50; dan Thabaqat lbnu
Sa'dd,h1lr..206, bagian pertama, juz [I.
52 pmi'u Bayanil-'Ilm wa Fadhlihi,hlm. &1, juz I.
53 Uh"t Ta4yidul-'I1m,hkn. 50.
il fWidul-'tl*,h1m.52;Iamiu Baynil:Ilm,hlm.4},juzll;danal-IamiuliAkhlaqir-Rawiwa
Adabis^hmi', hlm. 146: b.
Bab tV: Kapan Hadlts Dlbnkukan 353

Ketika berpidato di depan oftulg banyak, ia berkata "\trahai manusia!


Saya rnenerima berita bahwa kalian memiliki hrlisan-tulisan. Tulisan yang
palingdicintaiolehAllahadalahtulisan-tulisanyangbenar. Maka, janganlah
ada seseorang memiliki suaht tulisan kecuali ia menyerahkannya kepadaku
kemudian tulisan itu saya nilai." Para pendengar mengira bahwa Umar
akan melihat tulisan-tulisan itu lalu mengoreksinya sehingga tidah ada lagi
kesalahan. Mak4 mereka pun menyerahkan tulisan-tulisan milik mereka.
Ternyat4 Umar membakar hrlisan-tulisan itu lalu berkata, "(Ini adalah)
suahr kebohongan seperti kebohongan Ahlul-Kitab."s5
Umar juga mengirim surat ke berbagai kota Isinya sebagai berikut,
"Barangsiapa memiliki suafir firlisan maka hendaklah ia menghapusnya."s
Semua ifir menunjul*an kekhawatiran Umar bahwa Kitab Allah akan
disia-siakan atau Kitab Allah diserupakan dengan hrlisan lain. Umar sendiri
tidak mau pendapatnya dihrlis dan menginginkan pendapatnya dihapus.
Ketika usianya telah lanjut, ia memerlukan seorang tenaga medis. Dan
ketika mengetahui ajalnya sudah dekat, ia memanggil putranya dan
berkata, "Hai Abdullah bin Umar! Peganglatr bahuku " Sekiranya Allatl
menghendaki ia dapat mengucapkan apa yang ada di dalam mulutnya,
niscaya akan terucapkan. Ibnu Umar berkata kepadanya, "Cukuplah saya
yang menghapusnya." Ia menjawab, "Tidak, demi Allah. Tidak boleh
seorang pun yang menghapusnya selain saya sendiri." Kemudian ia
menghapusnya dengan tanganny4 sedangkan di dalam tulisan itu terdapat
ketentran hakwaris bagi kakek.s7
Umar sendiri-ketika Al-Qur'an telah terjamin terpelihara--menulis
sebagian AsSunnah kepada sebagian pejabat dan sahabatnya. Diriwayal
kan dari Abu Utsman an-Nahdi, ia berkata, "IGmi bersama Utbah bin
Farqad. Kemudian Umar menulis surat kepadffiyo, berisi beberapa hal
yang diriwayatkan Umar dari Nabi saw.. Di antara isi tulisan Umar kepada
nya adalatr Rasulullah saw. bersabd4

+i;!' ; LiA A\iwfur c;+i J"li) F


55 Tqidnt-'n*, hlm 52, diriwa:Etlcn dari Mr*rammad aKlasm.
s Tqidol-'Ilm, htn. 53 danJamilt kynil-'Itm un Fdtttihi,tilm. 65, juz I.
57 nufuqat lbt t fu'ad,hkr,.247,badian keduaiuz III.
354 Hadlts Nabi Scbctun Dltrrtkukan

('r<; u ,rp
"Tidok memahai sutr a ili dunia heanli or ang y dng di ahhir at tidah selihit
pun memputty ai sutrq hectnli demihian." 58

Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud bahwa ia tidak mau menulis


hadits. Diriwayatkan dari Abdurrahman bin al-Aswad, dari ayahnya, ia
berkata, "Alqamah datang dengan membawa tulisan dari Mekah atau
Yaman, yaitu lembaran berisi haditshadits tentang Ahlul-Bait Rasulullah
saw.. Kemudian kami meminta izin masuk ke rumah Abdullah bin Mas'ud
dan menemuinya. Alqamah berkata, 'Kemudian kami menyerahkan
lembaran itu kepadanya. lalu ia (Ibnu Mas'ud) memanggil seorang
perempuan budaknya dan meminta bejana berisi air. IGmi berkata kepada
nya, 'Hai Abu Abdurratrman ([bnu Mas'ud)! Ijhatlah lembaran ihr. Isinya
hadits yang bagusbagus.'Alqamah berkata, 'Kemudian ia fibnu Mas'ud)
merendamlembaran ifir ke dalam airbejana dan berkata dengan mengutip
ayat Al-Quran, 'IGmi menceritakan kepadamu kisah yang paling baik
dengan mewatryukanAlQur'an kepadamu.'(Yusuft 3) Hati adalah bejana
maka penuhilah ia dengan Al-Qur'an dan jangan kamu memenuhinya
dengan selainnlnx'. "ss
Dalam hal ini terdapat riwayat yang menqgaskan bahwa di antara isi lenr
baran iftr terdapat perkataan Abu ad-Darda' dan kisatr-kisahnyam Dalam
satu riwayat salah seorang perawi berkam, Terqrata lembaran ihr berasal
dari Ahlul-Kitab. Oleh karena ifir, Ibnu Mas'ud tidak mau melihatnya-61
IGmi tidak bisa memastikan batrwa isi lembaran itu adalatr kisatr atau
sesuatu yang berasal dari AhlutKitab karena terdapat riwayat yang tegas
dari al-Aswad bin Hilal bahwa ia berkata, "Abdullatr bin Mas'ud diberi
lembaran yang berisi suatu hadits. Kemudian ia meminta air dan menghapus
isinya, lalu memerintatrkan agar lembaran ifu dibakar. Ia berkata'Saya ber-
harap Allah mengingatkan saya akan seseorang yang mengetahui lembaran

8 Mtnad Imam Ahntd,htrl S+SS.


fi Taqidil-'Ilm, hlrn. 54. Juga diriurayadran bahwa Ibnu Mas'ud melarang sebagian sahabat
yang hendak menulis perkataannya Uhaf.&uus dDarhtr, trlm 125,iuz t
il lnal?o44iia/-?rrr, hhr. 5+SS.
6l
lami? fuylil-'Ilm u Fr/ittlihihtn 66, iuz I dan &oun dDaini,tfurt l?LiuzL
Bab lY: Kapat Hadits Dibukukan 355

itu. Demi Allah, seandainya saya mengetahui bahwa lembaran itu berada di
kawasan India niscaya saya akan pergl ke sana IGrena tulisanlatr, Atllul-
Kitab sebelum kalian dibinasakan. Mereka membuang Kitab Allah ke
belakang punggung mereka, seakan-akan mereka tidak mengetahuinya.'62
Tindakan Ibnu Mas'ud itu menunjukkan bahwa ia ktrawatir masyarakat
luas sibuk menulis AsSunnah dengan meninggalkan Al.Qur'an. Namun, kami
melihat, ketika tidak ada lagi alasan pelarangan penulisan AsSunnah, Ibnu
Masud pun menulis sebagian AsSunnah. Bukti mengenai hal ini adalah
riwayat dari Mas'ar, dari Mah, ia berkata "Abdurrahman bin Abdullah bin
Mas'ud menunjukkan suatu tulisan kepadaku dan ia bersumpah bahwa
hrlisan ihr adalah tulisan tangan ayahnya (Abdullah bin Mas'ud;."0s

Ketika ia berpidato di hadapan umum, Ali r.a. berkata, "Saya tidak


menginginkan dari setiap oftrng yang memiliki tulisan kecuali ia menarik-
nya dan menghapusnya. Manusia itu akan binasa jika mereka mengikuti
ucapan ulama mereka, tetapi meninggalkan kitab Tuhan mereka."il
ZaidbinTsabit melarang ketika Marwan bin a1-Hamka65 hendak
menulis hadits darinya. 7-aidberliurta, "Mungkin segala sesuatu (hadits)
yang saya sampaikan kepadamu (sebenarnya) tidaktah seperti yang saya
sampaikan kepadamu."66 Dalam suafu riwayat dikatakan, T:irdbl6rTsabit
berkata, "Rasulullah saw. memerintahkan kami agar kami tidak menulis
sesuatu dari hadits beliau."67
Demikian pula Abu Hurairah. Ia melarang sekretaris Marwan bin al-
Hakam menulis hadits darinya,s dan ia berkali-kali berkata "Abu Hurairatr
tidak menyembunyikan dan tidak menulis."6e Dalam satu riwayat Abu

62nia.,Hm.65, iuz I. Riwayat yang sama disebutkan dalam Surwn a.d-Daimi. Di dalam kitab
ini &lm. l}4,hgz D dikatakan, "seandainya lembaran ihr berada di kawasan wilayah Handariyah-
suahr tempat yang jauh dari Kufah-niscaya saya akan mendatanginya sekalipun dengan berialan
lgki."
8 Jamiu tuynil-'Ilm wa Fdttki,blm.n,1uaL
u n;a.,ntm.63,iuzI.
6 bhatlami t Baynil-'Itm wa Fdhlihi,hlm. 63, iuz I.
ffi lbid.,hkn.65, juz I.
67 fouidnl-Tl-, hkn. 35.
8 Taqy;dul-'Ilm. hlrn. 41; dan al-I*abatt. hlm. .202, juz VII.
69 Thahaqat lbnu Sa'ad, hlm. 119, bagian kedua,iuzll. Hal yang sama disebutkan dalam
TWidul-'Ilm,hlm.42.
356 Hadlts Nabi Sebelun Dibukukan

Hurairah berkata,"IGmi tidak menulis dan menuliskan unhrk orang lain.'lo


Ibnu Abbas berkata, "Sesungguhnya kami tidak menulis ilmu dan tidak
pula menuliskannya untuk orang lain."Tl Diriwayatkan dari Satd binJubair,
dari Ibnu Abbas, bahwa ia melarang penulisan ilmu dan berkata, "Orang-
onmg sebelum kamu tersesat karena hrlisan-tulisan."72
Abu Sa'id al-Ktrudari berpegang pada hadits Rasulullah savy.-yang
diriwayatkannyryang melarang penulisan selain AlQur'an. Suatu ketika
Abu Nadhratr berkata 'Tidakkah engkau menuliskan untuk kami karena
kami ddak hafal?" Ia menjawab, "Tidak, kami tidak akan menuliskan
untukrnu dan tidak pula akan menjadikannyaAQufan. Hafrlkanlah dari
kami sebagaimana kami menghafalnya dari Rasulullah saw..%

Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar r.a. bahwa ia tidak menyukai


pentrlisan hadits. Buktinya adalah riwayat dari Sa'id binJubair. Ia berkata
"IGmi berbeda pendapat tentang beberapa hal, yang pokok-pokoknya kami
tuliskan sehingga membenhrk suafu kumpulan hrlisan. Kemudian, saya
membawa hrlisan itu kepada Ibnu Umar unfuk menanyakannya secara
sembunyi.sembunyi (maksudnya bertanya dengan melihat hrlisan, tetapi
Ibnu Umar tidak mengetahuinya). IGlau saja ia mengetatruinya niscaya
harus ada arbitator antara saya dan dil*74
Abu Musa tidak menyukai anaknya menulis hadits darinya karena
l*rawatir ia menambah atau menguranginya dan ia menghapus apa yang
ditrlisqra dengan air.75 Dalam suahr riwaya! Abu Musa berkata "Haialkan
dari kami sebagaimana kami menghafal."76 Dalam riwayat lain, ia berkata,
"Sesungguhnya Bani Israel mentrlis suahr kitab. Mereka mengikutinya dan
meninggalkan kitab Taurairy

70
lami'a fuynil:Ilmi,trlrn 66, juz t Bandingkan dergm &ttwn ad-Daimi,hhrl- Ln,ittzL
7l
lamiu tuyanil:Ilm,lim.65, juz I danTo4lidtrl-'Ilm, hkn. 42.
72 pmi u Baynil-'Ilm,hkn. 65, juz I dan Twittul-'Ilm,ltlm. 43.
73 Sunan d-Darimi,hlm.lZZ,iuzl dan lihat Taryidul-'Ilm,hlm. 3G38. Demikian prla datam
Iami'u kynil-'Ilm wa Fodhlihi, hlm. 64, juz I.
74 juz I darTqtidul-'Itm, hkn.44.
Jamiu Bayanil-'Ilm,hlm. 06,
75 Uhatal-Muttodditul-Fashil,nasl<ah Damalrus, hlm. 6, juz IV, kemudian bandingkan dengan
htab ol-'Ilmlanyahthatr bin Harb, hlm. L{3, dan Sutwn ad-Darimi,lim. lZ2, jnzl
76
Jamit tuysnil:Ilni,hkn. 66, juz L
T faryidul-'Ilm, hkn. 56.
Bab tV: Karrlit H#ltts Dtbttkuklm 357

Mereka adalatr sebagian besar satrabat yang tidak menyukai penulisan


hadits pada masamasa awal lslam. Saya berusaha menegaskan pendapat
masing.masing agar dapat menarik kesimpulan tentang sebabsebab sikap
mereka. Dalam hal ini, al-Khathib al-Baghdadi berkata "Sesungguhnya
ketidaksukaan para penulis pada masa-Inasa awal Islam adalah karena
mereka tidak rela Kitab Allah diserupakan dengan lainnya atau tidak rela
manusia menekuni selain Al-Qur'an yang membuat terabaikannya Al-
Qur'an. Dilarang mengambil kitab (hrlisan-hrlisan) terdatrulu karena tidak
diketahui mana firlisan yang benar dan mana trrlisan yang salatt, sedangkan
AlQu/an telah mencakup semuanya. Dan,larangan menulis ilmu pada
mas:Hnasa awal Islam disebabkan sedikitnya jumlah oftmg yang berilmu
pada masa ihr dan oftmg yang bisa membedakan antara wahyu dan bukan
watryu. IGrena mayoritas bangsa Arab tidak memahami agama dan tidak
bergaul dekat dengan ulama yang arif, mereka menanrbahkan hal-hal yang
mereka temukan dalam lembaran-lembaran hrlisan ke dalam A[Qu/an dan
menyakininya sebagai firman Al1ah."78

r.a memiliki komitnen terhadap kitab


Pada periode ini, para satrabat
Allah. Mereka memeliharanya dalam lembaran-lembaran, mushaf, dan di
dalam hati mereka Mereka menghimpunnya pada masaAbu Bakar ash-
Shiddiq, menulisnya pada masa Utsman, dan mengirimnya ke berbagai
penjuru wilayatr Islam unfuk menjamin terpeliharanya sumber ajaran yang
pertama AlQu/an, dari tercampur apa pun. Kemudian, mereka memelihara
Assunnah dengan cara mempelajari, mengkaji, dan kadang-kadang menulis
nya ketika tidak ada lagi larangan menulisnya Dari banyak satrabat bisa di
ketahui adanya dorongan dan izin untuk menulis dan membulrukan hadits.
I(ami tidak meragukan hadits.hadits di atas sebagaimana orang lain
meragukannya, sebab kami tidak melihat adanya kontadiksi sebagaimana
disambarkan oleh sebagian orientalis,Te yang pada gilirannya mendorong
mereka menilai bahwa hadits itu palsu.
Berikut ini l<ami kemukakan secam singkat sebagian riwayat satrabat
yang membolehkan penulisan hadits sehingga kebenaran pendapatkami
menjadi jelas.

78 nia.,tw"sz.
79 padabagianberikutnyakami akan membicarakan pendapatColdzihertentang hadibhadits ihr
358 Hadtts Nabl Scbctun Dtfutkukan

Sebelum mengemukakan haditshadits itrr, saya merasa perlu meng-


ungkapkan kembali riwayattentang kehendak umar unhrk meqghirnpun
dan membukukanAsSunnah, namun kemudian iaberubatr sikap karena
lifiawatir A[Qu/an tercampur dengan As,sunnatr dan kaum muslimin yang
baru masuk Islam tidalc bisa membedakan antarakeduanp.
Saya berpendapat bahwa kehendak Umar ihr menunjul*an bolehnya
penulisan hadits. Inilah png dikehendaki oletr Rasulullah saw.. Andaikata
Umar meragukan kebolehan penulisan hadits niscaya ia tidak ingin
melakuhan sesua[r yang dilarans dan tidak disukai oleh Rasulullah saw..
Dengan demikian, sikap menahan diri unrar (de,qgan tidak menulis hadits)
bukan karena hal itu tidak disukai atau dilaraqg, tetapi karena meqghindari
akibat negatif penghimpunan dan pembukuan hadits. Umar sendiri me
nulis hadits unfirk omr1g ]ang ia jarnin tidak akan mencampuraduldran A[
Qu'an dengan hadits dan ia sepenuhnyapercal,akepadanya Kemuagkin-
an pula ia membolehkan penulisan hadits (dengan cara meqghimpunryra
dalam mustraf) setelah ia melihat A[Qu/an trrpetitrara oletr urnat Islam
Hal ini diperkuat oleh riwayat dari Amr bin Abu Sutran batrwa ia men-
dengar Umar bin Khaththab berkatu "Ikadah ilmu dengan firlisan "&

Sebagian satrabat sendiri membolehkan penulisan hadits. Sebagian


dari mereka menulis secara langsuqg. Ada yang senrula melarang penuli+
an hadits, namun kemudian berubatr pendapat setelah alasan-alasan
pelarangan penulisan hadits ddak ada lagi. Terlebih setelah AlQufan
dihimpun dalam mushaf-mushaf dan dikirim ke berbagai wilayah Islarn
Pendapat kami di atas tidak membatalkan riwa)rat dariAnas bin Malik
yaqg menyebutkan batrwaAbu Bakar ashstriddiq menulislmn unfirknya
kevrajiban zrikatpng telah ditetaplcn oletr Rasulullah saw.8l yaqg terjadi
sebelum penulisan mushaf Sebab, kami ddak menjadikan kekhawatiran
tercampurnya AlQur'an dengan As-Sunnah sebagai satrr-satrnya sebab
bagi larutgan penulisan hadits.Terdapat sebabsebab lain yans telatr kami

fi Mti&tl-'Ilm, htn EE;/a;i'r kynit-'Its,n-i8l rihet iugaaHfgbuf, hh 351dan


Ta$ihr*Ntur,hh348.
Isu
81 Uhat Tqri&tb'Ihn, hhr S7. Dalem Mec,,r,d tlMdisebuth bahwa Abu Bakar
menulis kepada para sahabat 'Ini adalah keryaiibadrcmfiben zaketymg dWUrm oleh Rasul
t
Allah.' I ihat hLD" 163, iuz
Bab lY: Kapan Hadlts Dlbukakan 359

sebutkan. Anas r.a sendiri tidak termasuk orang yang tidak bisa membedalon
AlQu'an denganAsSunnah karena ia telah mengabdi kepada Rasulullah
saw., mengenal beliau, dan belajar kepadanya selama sepuluh tatrun.
Berda,sarkan hal itll, kami berpendapat bahwa Abu Bakar benar-benar
telah menulis sebagian AsSunnah. Demikian pula Umar bin Iftaththab.e
Abdullah bin Mas'ud berkata "IGmi tidak menulis (hadits) pada masa
Rasulullah saw., kecuali hadits tentang istikharah danta,ry,hhrd."83Hal ini
menunjukkan batrwa sebagian sahabat menulis selain AlQur'an pada nursul
Rasulullah saw. dan batrwa Ibnu Mas'ud tidak menyukai penulisan hadits.
Dalam hubungan ini, kami pun meriwayatkan adanya tulisan hngan Ibnu
Masud yang dimiliki oleh putrarryra-e

Diriwayatkan dari Ali r.a. batrwa ia mendorong orang banyak unhrk


menunhrtilmu dan menuliskannya Iaberkata "Siapayang mau menukar
suafu iknu dariku dengan uang satu dirham?" Abu Khaitsamah berkata "Ia
menukar satu lembaran yang berisi ilmu dengan uang safu dirham."s
Berita tentang lembaran milik Ali itu sangat terkenal. kmbaran itu
diganfungkan pada pedangnya, berisi ketentuan umur unta dalam kaihn-
ryradengan zakaLs6
AlHasan bin Ali r.a berkata kepada anak-anaknya dan anak saudaranya
"Belajar, belajarlah, oleh karena kamu sekalian hari ini adalah anak-anak
suatr bangsa (yangharus membekali diri) dan besokadalah orangorangtra
mereka (yang harus siap menerima estafet kepemimpinan). Oleh karena
i[r, barangsiapa di antara kalian yang tidak hafal maka tulislah;"e Dalam
suatr riwayatdikatakan, "Makafulislah dan simpanlah di rumahnya-"s
Aisyah, Ummul-Mukminin r.a, berkata kepada keponakannya Urwatt
bin Zubair, "Hai anakku! Saya menerima kabar batrwa engkau menulis

82 Mttstud htwm Ahmad,hlrn 261, iuz I dn ol-Kifatuh,hhtl 336.


B mr*wnnaf binAbi Syaibah, hlnr. 115: b|wlr:
u LJdnatJami'u Bayanil-'Ilmi,hhn n, fuzlr
85 Xitat al-'Ilm,Tahkbinllarb, hlrru 198 dan Togidul:Itm,l'im.fi.
ffi Mturroa lr*m Ahmad,lin 45 danl?2,, jlwtr dan halama+halaman lan Tryiful:Itm,hkt
888*Iamiu futanil-'Ilmi,hlm. 71, juz I dan Fahul-furi,hlrn" 83, juzVII.
87
n-xtfolott,ilm.m.
I frryiduL'n*, hlm. 91.
360 Hadlts Nabt Sebelun Ditlrtkukan

hadits dariku kemudian engkau kembali kepadaku dan menulisnya."


Urwah berkata "Saya mendengar hadits ifu darimu demikian, kemudian
saya kembali lagt dan mendengarnya tidak seperti ifu." Aisyatr bertany4
"Apakah ada perbedaan tentang makna hadits ifu?" Ia menjawab, "Tidak."
AiErah berkata "Hal itu tidak mengapa"s
Seandainya Aisyatr tidak menyukai penulisan hadits, niscaya ia akan
mencegah keponakannya melakukannya Menurutnya, penulisan ifu tidak
berakibat ap&apa. Bahkan, ia berpendapat, apa yang dilakukannya itu tidak
menimbulkan akibat yang negatif apa pun.

Sementara itu, Abu Hurairah r.a. mengizinkan Basyir bin Nahik


menulis dan meriwayatkan hadits darinya$ Dalam suafu riwayat dikata-
kan bahwa Basyir berkata, "Saya datang kepada Abu Hurairatr sambil
membawa hrlisan saya. Kemudian hilisan itu saya bacakan kepada Abu
Hurairah. Kernudian saya bertany4 "Apakah ini saya dengar darimu?" Abu
Hurairah menjawab, \a.4r Diriwayatkan dari Amr bin Umayyah adh-
Dhamri batrwa ia melihatbanyak hrlisan milikAbu Hurairatr.P
Mu'awiyah bin Abu Suffan menulis surat kepada al-Mughirah bin
Syubah, isinya, 'Tulislah kepadaku sesuatu yang engkau dengar dari
Rasulullah saw..' Al-Mughirah menjawab, "Rasulullah melarang berkata-
kata (tanpa bukti), banyak bertanya dan menyia-nyiakan harta-43
hyadbin Abu Sufan berkirim surat kepada Aisyah r.a., menanyakan
masalah orang yang menunaikan ibadah haji dan melepas hewan kurbannya
(tidak menyembelihnya). Dalam jawabanny4 Aisyah berkata "Rasulullatl
saw. tidak menghararnkan sesuatu yang dihalalkan oleh Allah kepadanya
sampai beliau menyembelih hewan kurban.a
Suatu waktu, Ibnu Abbas bertanya kepada Abu Rafi', sahabat Rasulullah

89 At-Ktfawh,hlm.2o5.
fiUlatKitabal-'Ilm,ZthatrbinHarb,hlrn 193:bdanal-Muhaddi9rl-Fostil,hlm.l28.
9l Tubaqat lbnu Sa'atl,hlrn. 167, juzMI;Iamiu Bayanil:Ilm,hlm.72,jwl;Kitab al-'Ilm,hlm.
193; dan al-Kifuyah. hkn. 255 dan 283.
92 bhat
lami u Balrunil-'Ilm, hhn. 7 4, \n l, Fathul-Bai, hlm. 217, iuz l.
93 Ma'rifatu 'Utumil-Hadits, hlm. Al-Hakim meringkas riwayat di atas. Anda bisa
100.
menemukan jawaban al-Mughirah kepada Mu'awiyfah dalam suatu hadits lengkap pada kitab
Slrahih al-Bt hlrai.L)hat Fathul-Bari,lim.95, juz DL cet Mesir, tahun 1312 H.
9a ll-tiotar li Ma Istadrahathu Aiqvh 'alostt$hattabah, hlm. 9t96.
Bab lV: Kapan Hadtts Dtbukukan 361

saw., ketika Abu Rafi' sedang bersama orang yang menulis hadits untuk-
nya.es Dalam satu riwayat dikatakan bahwa Abu Rafi' memiliki papan-papan
yang berisi hrlisan.s
Ibnu Abbas mendorong orarg banyak untuk belajar dan menulis. Ia ber-
kata, "Ikatlah ilmu dengan tulisan. Dan siapayang mau menukar ilmu dariku
dengan uang satu dirham?'87 Ia pun sering berkata, "sesungguhnya kami
tidak menulis dalam lembaran-lembaran, kecuali surat dan AlQu.Can.a8
Ibnu Abbas sendiri menulis selain sural Buktiny4 ia mendiktekan tafsir
kepada Mujatrid bin Jubair. Ibnu Abbas berkata kepadanya, 'Tulislah.'eeAl-
Hajlaj, Gubernur Irak, berkirim surat kepada Ibnu Abbas, meminta fatwa
tentang seseorang yang memperkosa saudara perempuannya. Kemudian,
Ibnu Abbas mengirimkan jawaban kepadanya dengan mengemukakan
hadits dari Rasulullah saw..lm
Saya telah menyebutkan hrlisan Abdullah bin Amr ibnut-Ash. Selanjut-
nya, kami akan membicarakan shahifah lembaran'miliknya.
Abu Sa'id al-Kudari, seorang satrabat yang agung, meriwayatkan dari
Rasulullah saw. hadits berikuL
"Barangsiapa menulis danhu selain Al-Qur'an mahahadnhlah ia meng-
hapusnya."

Abu Sa'id berkata, "IGmi tidak menulis kecuali Al-Qur'an dan hadits
tentang t a,ry ahhu d." ror
Al-Barra'bin Azib, sahabat Rasulullah saw., termasuk orang yang
meriwayatkan hadits. Orangorang di sekelilingnya menulis hadits darinya.
Diriwayatkan dari Abdullah bin Khunais, ia berkata, "Saya melihat mereka

95 Lihat biografi Abdullah bin Abbas dalarr- at-Ishabah.


96 tihat Taqyidul-'Ilm,hlrn. 91-92 dan 109.
97 Kitab at-'ilm, Zuhairbin Harb ,hlm.l93;Jamiu Bayanil-'Ilm,hlm.TZ,jnzl;danTa4yidul-'Ilm,
hlm.92.
98 Kinb al-'Ilm,Ztthatrbin Harb, hlrn. 187.
99 lihat Tafsir ath-Thabai,tahqiq [*lrrrad Muhammad Syakir, hlrn. 31, Juz I.
lw l-that al-Bayan wat-Ta'if fi ,Asbabi Wurudit-Hadrb, hlrn. 2l+2l5,juz II. Di dalam htab ini
disebutkan sebab munculnya hadits mengenai persoalan di atas. Ibnu Abbas juga memberikan
fatwa dalam bentuk tulisan. Lihat fatwanya kepada Najdah bin Amir dalarn Musnad Imam Ahmad,
hhn. 56, juz IV.
LoL 7*i7u1-' 11*,hhn. 93.
369 Hadlts Nabl Sebetun Dibukukan
di hadapan al-Barra', menulis di atas barnbu/k2ryry."102
Warrad, sekretaris al-Mughirah bin Syubah, menulis di hadapan al-
Mughffi.toa
Diriwayatkan dari Ibnu Umar r.a. bahwa ia tidak keluar dari rumahnya
pada pagr hari sehingga ia melihat terlebih dahulu tulisan-tulisannya.lu
Anas r.a. adalah seorang pembanfu Rasulullah saw. yang menyertai beliau
siang dan malam di kediamannya selama sepuluh tahun. Ia berkata kepada
anak-anakny4 "Hai anak-anakku! Ikatlah ilmu dengan 1slis41.r105 Ia mendikte
kan banyak haditslm sehingga ketika orang banyak mendatanginya, ia
memperlihatkan banyak majalahlffi dan menyerahkannya kepada mereka.
Ia berkata "Ini adalah haditshadits yang saya dengar dan saya tulis dari
Rasulutlatr saw. dan saya telah memperlihatkannya kepada beliau."16

Itulah hadits-hadits yang membuktikan bahwa para sahabat mem-


bolehkan penulisan hadits. Mereka menulis hadits untuk diri mereka
sendiri. Para murid menulis hadits di hadapan mereka. Mereka saling
berpesan untuk menulis dan menghafalkan hadits. Bukti tentang hal ini
bersumber dari Ali r.a., Ibnu Abbas, alHasan, dan Anas bin Malik r.a..
Sebagian sahabat yang menolak penulisan hadits kemudian mengubah
sikapnya. Hal ini tampak jelas dari keterangan yang kami riwayatkan dari
Ibnu Mas'ud dan Abu Sa'id al-Kudzri. Semula mereka menolak penulisan
hadits dalam lembaran-lembaran selain Al-Qur'an, namun kemudian
mereka menulis hadits tentang istiltharah dan tasyhhud. Hal'rm menunjuk-
kan bahwa larangan penulisan selain AlQur'an ifu semata-mata dilandasi
kekhawatiran diserupakannya selain Al-Qur'an dengan Al-Qur'an dan

lO2 pmi'u Bayanil:Ilm,hlrn. 81, juz I. I,that jugaKitab al-Tlm,Zuhur bin Harb hlrn. 193: b dan
Taqyidul-' ilm, hlm. 105.
LB Lrhat x;tob al:Ilm, zuhair bin Harb, hlrn. 187.
rM l)hat al-AodabuySya/iy1ah, hlm. 125, irz \.
1052u5^1.6in Harb,Kitab al-'Ilm,hlm.L92;Taqyidul-'11m,hlrn.9697. UhatiusaShahih Muslim
bi Syarh an-Nawawi,hlm.224,juz I yang menyebutkan bahwa Anas mengagumi suatu hadits
kemudian memerintahkan anaknya unhrk menulisnya-
16 Tarihh Bacrud,hlm. 259, iuz VIII
107y"ix1x5 yaitu lembaran yang berisi tulisan. Artinya, Anas menyampaikan haditshadits
dalam benhrk lembaran. lthat Lisanul-Arab,materiiil (Jt-), hkn. lZl, jtu)fJIJ'.
rM Toryidnb'Il*, hlm. 95 dan 96
Bab tY: Kapan Hadlts Dltlrtkukan 363

terabaikannya AIQur'an.
Mengenai persoalan di atas, al-Ktrathib al-Baghdadi berkata, "Ketika
kek*rawatiran tersebut telah hilang dan terdapat kebutuhan untuk menulis
ilmu maka penulisan ilmu tidaklatr dianggap tabu, seperti halnya para saha-
bat tidak menolak penulisan tasyahlrud. Tidak ada beda antara taryahhud
dan ilmu-ilmu lain selain taqahhud, dalam arti semuanya bukanlah A1-
Qur'an. Dan, para sahabatmenuliskan ilmu dengan hati-hati, sebagaimana
ketidaksukaan mereka (untuk menulis ilmu) juga karena sikap hati-hati.1@

C. Pembukuan Hadits pada Masa Tabi'in


Para tabiin menerima ilmu dari para satrabal Mereka bergaul dekat,
mengetahui segala sesuafu dari mereka menerima banyak hadits Rasulullah
dari mereka dan mengetahui kapan para sahabat melarang serta mem-
bolehkan penulisan hadits.
Paratabi'in senantiasa meneladani para sahabaL Mereka, para sahabaf
adalah generasi pertama yang memelihara Al-Qur'an dan As-Sunnah.
Mak4 pada umumny4 para tabitn dan para sahabat sependapat tentang
masalah pembukuan hadits. Faktor-faktor yang mendorong Ktrulafa ar-
Rasyidin dan para sahabat menolak penulisan hadits juga adalah faktor
yang mendorong tabi'in bersikap sama. Mereka memiliki satu sikap.
Mereka menolak penulisan hadits selama sebab-sebabnya ada Sebaliknya,
jika sebabsebab tersebut tidak ada, mereka sepakat tentang kebolehan
menuliskan hadits. Bahkan, kebanyakan dari mereka mendorong dan
menumbuhkan sikap berani membukukan hadits.
Jika ada dua kabar dari seorang tabi'in, yang satu melarang penulisan
hadits, sedangkan yang lain membolehkannya maka kami tidak menganggap
nya sebagai hal aneh. Kami pun tidak heran dengan adanya banyak kabar
yang menunjukkan sikap penolakan terhadappenulisan hadits dari berbagai
generasi tabi in, juga kabar-kabar lain yang membolehkan penulisan hadits.
Sementara itu, para sahabat muta'akhirin dan kibar tabi'in'para tabi'in
besar' membolehkan penulisan hadits disertai syaratsyarat tertentu. 110

l@ foqyilt L'n-. hkn. 94.


lLo 7o*i4u1-'17*. Uhat kata pengantar Prof. Dr. Yusuf al-Isy dan makalahnya dalam majalah
ats-Tsoqafatul-M ishiWh, edisi 353, tahun ke7, hlrn. 8.
364 Hadits Nabi sebelun Dibukukan

Di antara ki,bartabi'inyang melarang penulisan hadits adalah Ubaidah


binAmr assalmani al-Muradi (w.7210, Ibratlim bin Yazid at-Taimi (w.92
FD, Jabirbin Tand (w.93 fD, dan Ibratrim an-Nakha'i (w. 96 tI).
Ubaidah tidak senang seseorang menulis hadits darinya. Tidak ada
seorang pun yang belajar hadits kepadanya.lll lbrahim menasihati sese
orang dengan berkata, 'Jangan engkau mengabadikan suatu tulisan
dadku.'112 Sebelum meninggal, Ibrahim meminta semua tqlisannya kemu-
dian membakarnya. Ia berkata, "Saya k*rawatir hrlisan-hrlisan ifu diterima
oleh suahr kaum yang meletakkannya tidak pada tempatnya.rll3 ft6[i6
an-Nakha'i tidak menyukai haditshadits ditulis di buku dan diserupakan
dengan mushaf.llaAn-Nakhdi berkata, "Saya sama sekali tidak menulis
sesuafu."llsIa melarang Hamad bin Sulaiman menulis bagian-bagian lafal
hadits,uonamun Hamad memberanikan diri unfuk menulisnya. Ibnu Aun
berkata, "Saya melihat Hamad menulis hadits dari an-Nakha'i, kemudian
an-Nakha'i berkata kepadanya, Tidakkatr aku telah melarangmu?'Ia
menjawab, 'Ihr hanya bagian-bagian lafal hadits (athrql).'"flz

IGmi mendengar, Amr asy-Syabi (17-103 tD mengulang-ulang ungkaP


annya yang terkenal, yaihr, "Saya tidak menulis yang hitam di dalam yang
putih.Dan, saya tidak mendengar suafir hadits dari seseorang lalu saya
ingrn ia mengulanginya."ll8
Ketidaksukaan tabi'in untuk menulis hadits itu semakin bertambah
ketika pendapat pribadi mereka dikenal oleh masyarakat luas. Mereka
khawatir pendapat-pendapat itu dibukukan oleh murid-murid mereka

lll pmi u Bapnil-'Ilm, hlrn. 67, juz I; Taryitul:Ilm,lim. 4$46. Dan, lih at Kitab al:Ilm, Ztrhur
bin Harb.
tr2 16;6.
ll3 Jamiu Bayanil-'Ilm, hlrn. 67, juz lt Sutwn ad-Daimi, hlrn. 121, juz I; dan Thafuqat lbnu
tu'od,hhrl..63, juzYI.
114 1;54 Sanan ad-Darimi, hpn. 12r, irzl;Iami? Bayanib'Ilm, hlm.67; danTqtitlul-'Ilm,
hlrn.,l8.
ll5 7*;6n1-'11n2, hlm. 60. blatfugalami'u Bavnil-'Ilm, hlrn. 68,iuz I.
116 g6x1 Thabaqat lbnt Sa'ad,hlm.l90, iuz I.
ll7 3u*n o6-parimi,hlm.l&,ivzl. Hal yang sama disebutkan dalam Kibb al''Ilm,Tsthatrbrrl.
Harb, hlm. 194.
ll811i1a6 a1-'11m,7ahfubrnHaft, hkn. 187:b danJami't kyanil:Ihm' hlm.6/' juz t
Bab lY: Kapan Hadits Dibukukan 365

bersama hadits sehingga timbul kekaburan.


Kami menyimpulkan bahwa tabi'in yang tidak menyukai penulisan
hadits dan bertatran dengan sikap ini semata-mata didorong oleh rasatidak
suka pendapatnya dibukukan. Mengenai hal ini, ustadz kami, Dr. Yusuf al-
Isy, berkat4 'Adapun kabar yang bersumber dari mereka, yang menunjuk-
kan keengganan generasi ini (tabi'in) menulis hadits harus ditafsirkan
dengan tidak menyalatri kesimpulan kami bahwa mereka semua adalatt
ulama filill'lleTidak ada seorang pun atrli hadits di antara mereka yang
bukan ahli fikih. Ahli fikih menghimpun hadits dan ra'yt (pendapaf hasil
ijtihad). Ia khawatA pendapat ijtihadnya (ray,D ditulis bersama dengan
hadits Rasulullatr saw.."l&

Al-Isy mempedelas pendapatnya dengan mengemukakan contoh lain. Ia


berkata "Sungguh, kami menemukan kabar-kabar yang menunjukkan ke
tidaksukaan mereka terhadap penuli t ralnt. Contohnya adalatr alasan Zaid
bin Tsabit ketika para sekretaris Marwan hendak menulis sesuaht darinya.
Contoh lain, seseorang mendatangi Sa'id bin Musayyab, salah seorang
ulama fikih yang tidak mau menuliskan pendapatnya. Orang ihr bertanya
tentang sesuafu kepada Sa'id,lalu Sa'id mendiktekan sesuatu. IGmudian,
orang itu bertanya tentang pendapat (ra yi
Satd. Ketika Sa'id memberikan
jawabanny4 orang itu mentdisnya Seseorang bertanya kepada Sa'id, "Hai
Abu Muhammad (Sa'id)!Apakah ia menulis pendapatmu?" lalu Sa'id
berkata kepada orang yang menulis pendapatrya, "Serahkan hrlisan ifu
kepadaku." Setelatr orang itu menyeratrkan hrlisannya maka Said mem-
bakarnya.l2l Dan, dikatakan kepada Jabir b tn 7aid, "sesungguhnya mereka
menulis pendapatmu." Jabir berkata, "Engkau menulis sesuatu yang
kemungkinan besok saya tarik kembali."lz
Semua sikap mereka itu diriwayatkan dari para ulama yang kemudian
dikutip oleh para sejarawan. Hal itu menunjukkan secara jelas bahwa

p; .16 ustadz kami menyebutkan nama sebagian tabi'in yang kami sebutkan sebelumnya
119

Ia menambahkan namanama Sa'id bin Musayyab (w. 94 tD, Thawus (w 106 FI), al-Qasim (w. 107 H),
dan lain-lain.
lN Toryidul-'ll*, kata pengantar, hkn. 20.
121 65"1 1"5rr dimaksud dalarnlamih Bayatil-'Ilm,hlrn. 144, juz II.
r22 6;6.,hlrn. 31, juz II.
366 Hadits Nabl Sebetun Dibukukan

mereka bukan menolak penulisan hadits, tetapi menolak penulisan pen-


dapat pribadi. IGbar-kabar yang berisi larangan menulis hanyalatr ber-
maksud larangan menuliskan pendapat. Hal ini serupa dengan ketidak-
sukaan Rasulullah saw. dan para sahabat generasi pertama terhadap
penulisan hadits, yang dilandasi kekhawatiran bahwa hadits akan ter-
campur dengan Al-Qur'an atau terjadi pengabaian Al-Qu/an.
Seperti halnya Rasulullah dan para sahabat khawatir hadits akan
tercampur dengan Al-Qur'an, para tabi'in pun khawatir suatu pendapat
akan tercarnpur dengan hadits.lts

Pendapat di atas diperkuat oleh kabar-kabar dari tabi'in. Mereka


mendorong penulisan hadits dan membolehkan murid mereka menulis
hadits dari mereka. Penulisan hadits itu semakin meningkat ketika para
penuntut ilmu telah dapat membedakan "larangan menulis pendapat"
dengan "larangan menulis pendapat bersamasama hadits".
IGmi melihatparatabi'in menulis hadits di dalam kelompok-kelompok
kajian para sahabat Bahkan, sebagian dari mereka sangat bersemangat
menulis hadits. Bukti tentang hal ini antara lain sebagai berikut
Sa id bin Jubair (w. 95 H) menulis hadits dari Ibnu Abbas. Ketika lembar-
anJembaran miliknya telah penuh dengan hadits, Sa'id menulis hadits di
sandalnya sehingga penuh dengan [2di6.t2l Diriwayatkan pula dari Sa'id
bahwa ia berkata, "Ketika saya berjalan bersama Ibnu Umar dan Ibnu
Abbas, saya mendengar hadits dari keduanya. Maka, saya menulis hadits
ihr di atas kendaraan; dan setelatr furun, saya menuliskannya kembali."12s
Sa'id bin al-Musayyab (w. 94 H) membolehkan Abdurrahman bin
Harmalatr menulis hadits ketika ia mengadukan kelemahan daya hafalnya
kepada Satd.126
Amir asy-Syabi berkata, "Saya tidak menulis yang hitam di dalam yang

123
Majalah ats-Tsaqafah al-Mishiwh,edisi ke352, hlrn. &9, tahun ke7.
124yA^l Tawidul-'Itm, hlrn. 102. lihat juga pda at-Muhadditsut-Fashil, naskah Damaskus,
hlm. 4: b, juz W, ucapan Sald, "Saya menulis pada bagian luar kedua sandal sehingga keduanya
penuh dengan hadits."
L25 Taqyidul-'Ilm, hlm. 103;
Jami'u Baynil-'Ilm, hlm.72, juz I, dan bandingkan dengan
Thabaqat lbnu Sahd, hlm. 17$180, juz M.
126 n1-yu1rotrtr;1tul-Fashil,mskahDamaskus hlrn.4:b,iuzN;lami'u Bayanil-'Ilm, hlrn. 73, juz
l; dan Twidil-' Ilm, hlm. 9$.
Bab tY: Kapan Hadlts Dibukukan 367

putih." Setain ifu, ia sering berkata "Tulisan itu adalatr pengikat ilmu ."r% la
mendorong penulisan hadits dengan berkata, 'Jika kamu mendengar
sesuatu dariku maka tulislah ia sekalipun di dinding."ue
Sekalipun demikian, diriwayatkan batrwa setelah asy-Syabi meninggal,
tidak ditemukan tulisan miliknya, kecuali tulisan tentang faraidh (pembagi-
an harta waris) dar. ii,raha, (perihal pelukaan).lD Menurut kami, hal ihl
disebabkan oleh kekuatan daya hafalnya sehingga ia lebih banyak meng-
andalkan hafalan daripada hrlisan. Hal ini sama sekali tidak bertentangan
dengan kenyataan bahwa ia mendiktekan hadits kepada murid-muridnya
dan mendorong mereka menulis hadits.
Adh-Dhahak bin Muhazim (w. 105 tD berkata 'Jika kamu mendengar
sesuahr maka hrlislah ia, sekalipun di dinding." Ia pun mendiktekan tata
cara ibadah haji kepada Husain bin Rqil.to

Tulisarrtulisan itu tersebar luas sehingga al-Hasan al-Bashri (w. 110 H)


berkata "IGmi memiliki hrlisan-hrlisanyang selalu kami pelihara-'l3l Umar
bin Abdul Aziz (61-101 H) juga menulis hadits. Diriwayatkan dari Abu
Qilabah bahwa ia berkata, "IJmar bin Abdul .Aitz mendatangi kami untuk
shalat nthw sambil membawa kertas. Ketika ia mendatangi kami untuk
shalat asar, ia juga membawa kertas. Saya bertanya kepadanya, '\Mahai
Amirul-Mukminin, firlisan apakatr ini?'Ia menjawab, 'Ini adalatr hadits yang
saya terima dari Aun bin Abdullah. Saya mengagumi hadits ini sehingga
saya menulisnya."'132
Hal di atas membuktikan batrwa penulisan hadits telah meluas di antara
generasi-generasi tabi'in, dan tidak bisa diingkari penulisan hadits pada
masa-masa terakhir abad pertama dan masamasa permulaan abad kedua.
Pada masa itu telatr banyak lembaran dan tulisan. Mujahid binJabr (w. 103

lfr foryidrrl-'Il*, hkn.99 danlamiu Balanil-'Ilm,hlrn. 75, juz L


1286;7.,tly1.100;al-Muhaddibul-Fashil,nasl<ahDamaskus,hlrn.4: b,juztV, danKitabal-'Ilm,
Zuhair bin Harb, hlrn. 194: b.
129 Uhat Tarihh Baghdad, hlm. 232, juz[.
rN bhat lami u Bayanil-'Ibni wa Fadhtih, hlm. 72, jv l.
t3l pmi'u Bayanil-Ilni wa Fadhtih, hlrn. 74, juz I dan Kitab al:Ilm, Zuhair bin Harb, hlm.
189:b.
132 5uro, ad-Daimi,hlrn. 130, juz I. Umar mendengar beberapa hadits dari Yazid al-Raqasi,
dari Anas, kemudian ia menulisnya. lthat al-Muhailitsul-Fashil, hlrn. 3: b., juz IV.
368 Hadlts Nabi Sebetun Dibukukan

Ff), misalnya, mengizinkan sebagran sahabatrya masuk ke kamarnya, lalu


ia menyerahkan tulisannya kepada mereka unhrk disalin.l33
Hisyam bin Abdul Malik meminta salatr seorang pejabatrya agar bertanya
kepada Raja'bin Haiwah (w.122 tD tentang suatu hadits. Raja'berkata,
"Saya tenhr lupa akan hadits itu sekiranya hadits itn tidak saya hilis."lu
Atha'bin Abi Rabah (w. 114 H) menulis hadits untuk dirinya. Ia
memerintatrkan anaknya menuliskan hadits unfirknya13s Murid-muridnya
juga menulis hadits di hadapannya.l3o Ia mendorong para muridnya
mempelajari dan menulis hadits. Diriwayatkan dariAbu Hakim al-Hamdani
bahwa ia berkata, "Saya dan teman-teman sesama anak muda berada di
samping Atha' bin Rabah. Atha' berkata, lHai anak-anak muda! Kemarilah,
hrlislatr. Siapa yang tidak pandai menulis, kami akan menuliskan untuknya,
dan siapayang tidak mempunyai kertas, kami akan menyediakannya' "137

Gerakan ilrniah semakin aktif dengan kegiatan penulisan hadits dan


mempelajarinya dari para ulama. Hal ini ditunjulJ<an oleh riwayat dari al-
Walid bin Abi asSaib, ia berkata "Saya melihat Makhul, Nafi', dan Athd
disodori banyak hadits."l38 Diriwayatkan dari Ubaidillah bin Abi Rafi', ia
berkata, "Saya melihat orang belajar kepada al-Araj, yaitu Abdurrahman
bin Harmuz (w. 117 ID, tentang haditsnya dari Abu Hurairah, dari Rasulullah
saw.. Kemudian orang ihr bertany4 'Ini haditsmu, haiAbu Daud (al-A'rai?'
Iamenjawab, Ya.'"13e
Nafi', hamba Ibnu Umar (w. 117 H), mendiktekan ilmu kepada para
muridnya dan mereka menulis di hadapannyala0
Seseorang bertanya kepada Nafi'tentang penulisan hadits (setelah

13 Uhat Szza n ad-Daimi,hlrn. 128, juz I; Taqyidul-'Ilm,hlrn. 105. I(ami melihat dalarn Sunan
ad-Daimi,hlrn. 121, juz I bahwa Mujahid tidak suka menulis buku. Sikap ini harus diartikan bahwa
ia tidak suka Al-Qur'an diserupakan dengan buku, atau, ia tidak suka buku itu dimiliki oleh orang
yang tidak layah memilikinya-
lil Snnan ad-Daimi,hlrn. 129, juz I danTaqid/l-'Ilm, hkn. 108.
135 n1-L4u1rrtr7;tsul-Fashil,naskah Damaskus, hlm.3: b, juz IV.
lfi Sunanad-Darimi,hlm. 129, juzI.
ll7 Al-Muhodditul-Fashil,naskah Damaskus, hlrn. 3: b, juz IV.
Lfi Al-Kifayh fi 'Itmir-Riuqah, hkn. 264.
139 77ro6sra1 Ibnu Sa'ad,hkn. 209,juz I.
140 lih"t Srza t ad-Daimi,hlm. 129 dan 126, juz L
Bab lY: Kapan Hadtts Dlbukukan 369

penulisan hadits meluas dan menjadi kebuhrhan setiap penunfirt ilmu).


Nafi'menjawab, "Apa yang menghalangimu menulis hadits, sedangkan
Allah Yang Matratralus lagi Maha Mengetatrui memberitatrukan bahwa Dia
menulis, seperti dalam firman-Nya
Musamenjawab,'Pengetahuan tentangitu ddo di sisi Tnhanhu, di dalam
sebuah hitab. Tuhan hami tiilah ahan salah dan tidah (pula) htpa.' ' "
(Thatra: 52) r+r

Banyak lembaran yang dibukulgn. fftalid al-IGla'i


(w. 104 fD, misalnya
menghimpun ilmunya dalam sahr buku yang terpelihara dengan baik142

D. fasa Umar bin Abdul Aziz terhadap As-Sunnah


Umar bin Abdul Azizhrdup dalam suasana ilmiah. Sebagai Amirul-
Mukminin, ia tidak jauh dari ulama. Ia menulis sebagian hadits serta
memotivasi para ulama agar mereka berani melakukan hal yans sama
Ia menilai penting memelihara dan menghimpun hadits Rasulullatr
saw.. Barangkali, hal yang mendorongnya.adalah aktivitas para tabi'in
ketika ifir dan sikap mereka membolehkan penulisan hadits ketika tidak
ada lagi sebabsebab untuk melarangnya. Menurut kami, tidak mungkin ia
memerintahkan penghimpunan dan pembukuan hadits, sedangkan para
ulama tidak menyukai prakarsa ihr. Dan, seandainya mereka tidak me
nyukainya niscaya mereka tidak merespons prakarsanf ihr. Ia melakukan
upay&upaya pemeliharaan hadits karena krhawatir hadits akan hilang.
I(ami dapat menambahkan sebab lain yang berpengaruh terhadap jiwa
para ulama, yaifu munculnya praktek pemalsuan hadits yang dilatar-
belakangi oleh persaingan politik dan perselisihan antaraliran. Pendapat
kami ini diperkuat oleh riwayat saudara Ibnu Syihab az-7-ttrlrliyaneberkata
"Saya mendengar Ibnu Syihab berkata Sekiranya tidak ada haditshadits
yang datang kepada kami dari arah Timur, yang kami ingkari dan tidak
kami kenal, niscaya saya tidak menulis hadits dan tidak mengizinkan
penulisan hadits.''143

L4L 7ryn1-'11nt, hkn. 103. Dan,lihat 7}abqat Ibru fu'adhlm.2, bagian kedua, juzVII
142 p5u1 Tttd*iratubHuffaztr, hlrn.87, juz I.
La3 7an ;7y1-,16, hkn. 108.
370 Hadits Nabi Sebetun Dibukukan

Pendapat az-Zuhn itu adalah pendapat mayoritas ulama ketika itu.


Keinginan mereka untuk memeliharahadits tidaklah kurang dibandingkan
dengan keinginan mereka menyelamatkan hadits dari pemalsuan. Kedua-
nya merupakan faktor terkuat yang mendorong ulama mengabdikan diri
lewat penulisan AsSunnah. Dalam hubungan ini, pemerintah di bawah
kepemimpinan Ktralifatr Umar bin Abdul Aziz mengambil langkah tepat
dengan memprakarsai penghimpunan hadits secara resmi. I.(halifuh Umar
bin Abdul Azizberkinn surat ke seluruh wilayah Islam berisi instruksi,
"Iihatlatr hadits Rasulullah saur.."14

Di dalam surat yang dihrjukan kepada penduduk Madinah, Umar bin


Abdul Azizberkata. "lihaflah hadits Rasulullah saw., kemudian tulislah
karena saya mengkhawatirkan hilangnya ilmu dan kematian orang yang
memilikinya.'l4s Dan, dalam surat yang ditujukan kepada Abu Bakar bin
Muhammad bin Amr bin Hazm (w. 117 [I), seorang pejabat di Madinatr, ia
memerintatrkan, "Kirimkar kepadaku hadits Rasulullatr sa\ r. yang kamu
nilai benar dan hadits Umrah karena saya mengkhawatirkan hilangnya
ilmu dan kematian orang{mng yang memilikinya.'146 Disebutkan dalam
safu riwayat bahwa ia memerintatrkan Abu Bakar bin Muhammad menulis
kan ilmu yang dimiliki oleh Umratr putri Abdurratrman (w. 98 FI) dan al-
Qasim bin Muhammad (w. 107 FD, dan Abu Bakar menuliskannya unhrk-
nya.L47 Dalam suafu riwayat disebutkan bahwa ia berkat4 "....karena saya
mengkhawatirkan hilangnya ilmu dan kematian orang{rang yang me
milikinya. Dan, janganlatr engkau menerima kecuali hadits Nabi saw..
Hendaklah mereka menyebarkan ilmu dan duduk sehingga ilmu itu
diketahui oleh orang yang belum mengetahuinya karena ilmu itn tidak
akan binasa"ls
Umar bin Abdul Aziz juga memerintatrkan Ibnu Syihab azZuhli (w. 124

lM Fathul-Bori, hlm. 2O4, juz I, diriwayatkan oleh Abu Nu'aim dalam Tar*h ,4*batun.
145 5r.nsn ad-Darimi, hlm. 126, juz I. Bandingkan dengan al-Muhaddibtl-Fe*il, naskah
Damaskus, hlrn 4: a juz IV dan Kitab al-Amwal oleh Ibnu Salam, hlrn. 35&359.
146 31rnan ad-Daimi, hlnr. 126, juz I. Bandingkan dengan Thabaqat lbau Sahd, hhn. 134,
bagian kedualtzll;al-Anwal,Ibnu Salanu hlrn.57&at:Tarihhttsh-Shaghir,aLBukhari, hlrn. 105; dan
Tqritul:Ilm,hh. f05
L4? 7sq4;*a1nl-!arh uat:Ta'dil,hlm. 21.
148 Fathil-turi,hkn. 2ol, juz I.
lab lY: Kapen Hadtts Dtbukukan 371

H) dan lainJainnya menghimpun Sunnatr-sunnah Rasulullatr.l4e Ia ddak me-


rasa cukup dengan memerintahkan oftrng{ftutg yang secara khusus difugas
kan menghimpun hadits. Ia mengirim suratke berbagaiwilayatr Islam, men-
dorong para pejabat di wilayah-wilayah itu agar mereka menumbuhkan
sikap berani para ulama dalam mengkaji dan menghidupkan AsSunnah.
Bukti tentang hal di atas antara lain riwayat Ikrimah bin Ammar. Ia
berkata "Saya mendengar bahwa di dalam suratnya, Umar bin Abdul Aziz
berkata, "...maka perintahkanlah para ulama agar menyebar di masjid-
masjid mereka karena Assunnah telatr tidak bernyawa."ls Ia juga me
nulis, 'Tidak ada tempat bagi pendapat seseorang dalam Al-Qu/an. Para
imam hanya berpendapat menyangkut hal-hal yang tidak terdapat dalam
AlQu/an dan tidak dijelaskan oleh Sunnatr Rasulullah saw.. Dan, tidak ada
tempat bagi pendapat seseorang dalam Sunnah yang dipraktekkan oleh
Rasulullatr saw..'151 Bahkan, ada kabaryang meyakinkan batrwa Umar bin
Abdul Aziz bersama ulama mendiskusikan sejumlatr hadits yang mereka
himpun. Di antaranya adalatr kabar yang diriwayatkan oleh Abu azZwnd
Abdullah bin Dzalovan al-Quraisi. Ia berkata "Saya melihat Umar bin Abdul
Aziz mengumpulkan ulamafikih. Mereka menghimpun dan menyerahkan
beberapa Sunnatr kepada Umar. Maka ketika ia menjumpai Sunnah yang
tidak dipraktekkan (oleh Rasulullatr), ia berkat4 Tni tambahan yang tidak
boleh dipraktekkiur. "'rsz

Selama rnasa pemerintatrannya yang sangat singkat, Urnar bin Abdul


Aziz menotrahkan segala dayanya untuk memelihara As-Sunnah. Ia
meminta Abu Bakar bin Hazm (salah seorang ilmuwan pada masanya)
untuk menghimpun hadits. Mengenai pribadi Abu Bakar bin Hazrr, Malik
bin Anas berkata, "Saya ddak pernah melihat orang yang lebih teguh
hatinrra dan lebih sempurna perilakunya daripadaAbu Bakar bin Hazm. Ia
adalah penguas:r atas Madinah dan lembaga peradilan."ls3 Malik bin fuias
juga berkata, "Menurut kami, di Madinah ddak ada seseorang yang

149 Ufitatlami'u Bayanit-'Ilmi un Fadhlih,htm. 76, juz I.


Lfi el-uultoddit d-F6hil,hlm. 153.
l5l Sn an ad-Daimi,hkn. juz I danlami'u Bayanil-'Ilmi wa Fadhlih,hlm. 34, juz II.
114,
t52 qanful-Ahbar,hlm.30. Abu az-Zunad meninggal pada tahun 131 H.
153 tana*rrt-Tahtuib,htm. 39, juz )m.
r
379 Hadits Nabi Sebelun Dibukukan

memiliki ilmu tentang peradilan seperti Abu Bakar."lil Umar bin Abdul
lsz memntaAbu Bakar menuliskan hadits Umrah, pufti Abdurrahman,
unhrknya. Umratr adalah bibi Abu Bakar yang tumbuh di bawatr asuhan
Aisyatr. Ia adalah salah seorang tabfin yang paling dapat dipercaya me
nyangkut hadits Aisyatr r.a..155
Adapun al-Qasim bin Muhammad bin Abu Bakar (37-107 H) yang
disebut dalam sebagian riwayat adalatr salah seorang dari hljuh ulama fikih
di Madinah dan seorang ilmuwan. Ia menerima ilrnu dari bibinya, Ummul-
MukmininAisyah r.a., yang dikenal berilmu dan mendalamiAssunnah.
Ibnu Syihab azZuhiadalah salatr seorang yang secara bersama-sama
menghimpun dan menulis hadits, salatr seorang ulama besar pada masa ifu.
Ia menulis Sunnatr-Sunnatr Rasulullah dan para satrabat pada saat menunfut
ilmu.ls Ia berkedudukan tinggl. Diriwayatkan dariAbu azZwradbatrwa ia
berkata "I(ami menulis tentang hal yang halal dan haram dan Ibnu Syihab
menulis segala yang didengarnya. Maka, ketika ia dibutuhkan, saya
mengetatrui bahwa ia adalatr orang yang paling berilmu."ls7

Sebagaimana disebutkan oleh sebagian ulam4 Umar bin Abdul Aziz,


Khulafr ar-Rasyidin yang kelima meninggal dunia sebelum melihat tuIisan-
tulisan yang berhasil dihimpun oleh Abu Bakar.ls Sementara itu, Ibnu
Syihab azZuhiberkata "Umar bin Ab dr;d. Anz memerintatrkan kami unhrk
menghimpun Sunnah-Sunnah Rasulullah saw., lalu kami menyalinnya
menjadi beberapa eksemplar buku. Khalifah Umar bin Abdul Azizlaht
mengirimkan satu buku kepada setiap pejabat di wilayah-wilayah ke-
kuasaan Islarn."lse Inilatr maksud pernyataan par:a sejarawan dan ulama,
"Orang yang pertama kali membukukan ilmu adalatr Ibnu Syihab."lo Ia

rtA nia.
155 g5u1 ibid., hlm. 438,
iuz XII. Sufyan bin Abi Uyainah berkata, "Orang yang paling
mengetahui hadits Aisyah tiga orang: alQasim bin Muhammad, Urwatr binaz-Zuban, dan Umrah,
putri Abdurrahman' Uhat Taqdimah al-tarh wa at-Ta'dil, hlrn. 45.
156
fumiu Bayanil-'Ibni wa Fadhlih,hlrn. 76, juz I darr al-Jami'u li Ahhhqir-Raui wa Adabis-
Sozzi', hlm. 156:a
157 pmih Bayanil-'Ilmi wa Fadhlrt,hkn. 73, juz I.
1s Lihat Qawa'idut-Tahdits, hlrn. 47.
159 pmiu Bayanil-'Ilmi wa Fonhhh,trlm. 76, juz I.
16 n;a.,hlrn. 76, juz I; dn Hilyah d-Auliy',hlrn. 363, juz III.

{.
1
Bab lV: Kapan Hdits Difutkukan 373

berbangga dengan ilmu yang dihimpunnya dan berkata, "Belum ada


seomng pun yang membukukan ilmu ini sebelum aku.'161
Menurut para ulama hadits, pembukuan yang dilakukan oleh Umar bin
Abdul ltiw adalah pembukuan hadits yang pertama Dalam kitabkitab
karya mereka, berulang kali mereka berkata, "Permulaan pembukuan
hadits terjadi pada awal tahun 100 H pada masa pemerintahan Umar bin
Abdrrl Aziz."l0z
Dengan demikian, dapat dipahami batrwa pembukuan hadits secara
resni terjadi pada masa Umar bin Abdul Aitz. Adapun penulisan hadits di
lembaran-lembaran, potongan-potongan daun, dan fulang-fulang telah
dilakukan oleh para satrabat pada masa Rasutullah saw. dan kegiatan ini
tidak terhenti sepeninggal beliau. Bahkan, penulisan itu berlangsung
bersamaan dengan penghafalan hadits sehingga muncul ulama yang
membularkan hadits dalam kitabkitab besar.

Demikianlah, aktrir abad pertama dan awal abad kedua Hijriah merupa-
kan masa penutup sikap pro dan konta tentang penulisan hadits. Maka di-
bukukanlah Sunnatr Rasulullah saw. dalam lembaran, kitab, dan buku. Banyak
lembaran berisi hadits Rasulullatr yang dimiliki oleh parapencari hadits.
Mungkin seorang pengkaji menduga bahwa sikap fidak menyrkai
penulisan hadits benar-benar telah lenyap dan sepenuhnya berganti
dengan sikap membolehkan penulisan hadits.
Namun, kenyataannya tidak demikian. Tidak lama setelatr itu, muncul
Suarilsusrir yang tidak menyrkai penulisan hadits. Sebagian dari mereka
adalah dari generasi tabi'in, yaitu tabi'in angkatan kedua (al-wasith at-
tabtin) danshighar atlabi'in. Mereka tidak mau melihathadits dalam kitab
dan buku-buku. Mereka khawatir para pencari hadits dan ulama berpegang
pada hrlisan-tulisan dan mengabaikan aktivitas penghafalan hadits. Mereka
berdalil dengan atsar<tsar yang tidak membolehkan penulisan hadits.
Mereka tidak mau para pemilik hadits menekuni buku-buku mereka benar-
benar tidak suka mengandalkan tulisan-fulisan karena mengandalkan
sesuahr yang telatr terfulis semata-mata akan melematrkan daya hafrlan
Gngatan) dan menjauhkan dari pengamalannya.

LGL 7r-pi*1o1t al-Mttstothrafat, hlm. 4.


L@ Todrifur-Raui,hlnr 40 dan Qawa'idut-Tahdib, hlm. 46.
374 Hdtts Nebt scbctun Dtbukukol-
Misalnya adalah ad-Dhatrak bin Muzahim. Pada mulanya, ia memper-
bolehkan penulisan hadits. Ketika kekhawatirannya terhadap sebabsebab la-
rangan penulisan hadits telah hilang, ia mendiktekan tatacaraibadah haji.
Namun, kemudian ia berkata "Manusia akan mengalami suafu masayang
pada masa itu banyak hadits sehingga AlQur'an terhrtup debu sehingga tidak
lagiterlihat"lffi Dalam suafu riwaya! ia berkata, "Manusia akan mengalami
suatu masa ketika Al-Qur'an digantungkan sehingga ia menjadi sarang
laba-laba. Isinya tidak diamalkan dan semua perbuatan manusia berdasarkan
riwayat dan haditshadits."le Hal ini menggambarkan sikapnya terhadap
penulisan dan penghimpunan hadits di dalam buku-buku dan kitabkitab. Ia
pun menyatakan ketidaksetujuannya terhadap pembukuan hadits.ls

Az-hthn berkata, "I(ami tidak menyukai penulisan ilmu sehingga para


amir (penguasa) memaksa kami menuliskannya Kemudian kami melihat,
kami tidak bisa menghalangr seseorang, dari kaum muslimin, dari penulis
an hadits."lffi Perkataan itu bisa dipatrami dengan penjelasan yang telatr
kami kemukakan. Sebab, kami mengetatrui Imam azZuhimenulis hadits
pada saat ia menuntut ilmu. Ia menumbuhkan sikap berani menuliskan
hadits di kalangan sahabatnya, sampai-sampai ia menulis hadits di bagian
luar sandalnya karena khawatir ia tidak sempat lagi menulisnya.loT Dan,
ketika ia diminta oleh Ktralifah Hisyam bin Abdul Malik menulis hadits
unhrk anak-anaknya, ia bersedia, dan mendiktekan hadits kepada orztng
banyak.l68 Ia berkata, "Para penguasa meminta kepadaku menuliskan
hadits kepada mereka dan saya pun menuliskannya. Namun, kemudian
saya malu kepadaAllah karena haditshadits itu dihrlis oleh parapenguasa
dan saya tidak menuliskannya kepada selain mereka."l@
Tblah saya kemukakan bahwa keinginan az-Zvhn melakukan tanqih
'peninjauan kembali' terhadap hadits merupakan faktor pendorongbaginya

L8
Jamiu Bayanil:Ilm,hlm. 65, juz t
lil tbia.,hlm. 129, juz II.
L6 Touidnl-'Il*, hkn. 47.
Lffi lb;a.,hlrn. 107 dan Ttabaqat lbnu Sa'ad,hlm.35, baeian kedu4 juz II.
lffi Tooidnl-'Il^. hlrn. 107
lffi H ilyatut-Auliw', hlm. 363, juz trI.
l@
Jami'u Batanil:Ilmi wa Fdttlih,llm.Tt, jnzl.
hb tV: Kapan Hadtts Dlbukukan' 375

dan sebagian ulamayang senutsit denganryra untuk membukukan hadits.


Sa'id bin Abdul Aziz merasa bangga dengan hafalannya. Ia berkata,
"Saya sama sekali fidak menulis hadits.'l70 Imam al-Ataa'i, setelah ia
mendiktekan kepada para muridnya dan mepvisi apa yang mereka tulis
darinya unhrk mengijazatrkan riwayat darinya,l71 fi.dak lagi mengandalkan
tulisan. Ia tidak mau menyimpang dari cara orang-orang salaf, yang
menerima hadits langsung dari para ulama. Ia berkata, "Ilmu ini adalatr
sesuafu yang mulia karena ia berasal dari mulut orang{rang yang me
nerimal72 dan mempelajarinya. Maka, ketika ilmu itu telah terdapat di
dalam kitab-kitab, hilanglah cahayanya. Ia pun menjadi rujukan orang-
orang yang tidak layak menerimanya-rts

Sebagian orang yang tidak menyukai penulisan hadits pada masa ini
menggunakan hrlisan untuk menghafrl hadits. Setelatr hafal, ia menghapus
apa yang ditulisnya itu. Hal ini dilalrukan ddak hanya oleh ulama salaf
seperti Suryan atSTsauri (w. 141fD dm Hamad bin Salmah (w. 167 m.174
Tentang hal ini, diriwayatkan oleh Ktralif al-Haddza' (w. 141 H) bahwa ia
berkata "Saya sama sekali tidak menulis kecuali hadits yang panjang. Jika
saya telah hafal, saya menghapu$r5r2-'175
Banyak tabitn yang menghapus tulisan mereka sebelum mereka mening-
gal dunia atau mewasiatkannyakepada oftmg{rangyang mereka percayai
untuk dimanhatkan karena khawatir tulisan-t rlisan ihr diletakkan tidak pada
tempatnya Misalryra Abu Qilabah meurasiatkan hrlisan-flrlisannya kepada
Ayytrb,176 sebagaimana Syu'bah bin Haiiaj berwasiat kepada anaknya

ll0 5uoo, d-Daimi, hlm. 121, juz I dan Td*iratul-Huffaztt hlrn. 203, juzl. Sa'id al-ltziz
meninggal pada tatrun 167 H.
17 L
Ylr^1 o1-11;pg, hkn. 322.
LTzuhatlamiuBayanil:IlmiwaFadhlk,hha.6s,juzl.Didalamhtabinidikatakan "f;>rt;-".
Redaksi kami di atas lebih sesuai dengan redaksi dalam kitab-htab sumber lain. Sunan ad-Darimi,
I
trlm. 121, jtrz Lihat juga Taryidul-'Ilm, hlm. 01. A[Anza'i meninggal pada tahun 157 H.
173 6;4.
174 66"1 Tqtidul-'Ilm,hhn. 5s{0.
t7516;7.,h1m. 59.
176 li62i Thabaqat lbnu tu'ad,hlm. 135, juz VII dan Tdzkiratul-Huffaztt. hlrn. 8S, juz I. Abu
Qilabah meninggal pada tahun 104 H.
Y

376 Hadlts Nebl Scbetun DlMkukan

unfuk menghapus semua hrlisannya setelah ia meninggal dunia.177


Usaha melarang penulisan hadits tidak menyurutkan kegiatan penulisan
hadits. Kegiatan ini tidak berhenti dilakukan oleh generasi yang melaksana-
kannya dengan konsisten. Maka, arus yang membolehkan penulisan
hadits jauh lebih kuat daripada arus yimg sebaliknya.
Aynrb al-Syakhtiyani (w. 131 H) menyangkal orang yang mencela
penulisan hadits. Ia berkata, "Mereka mencela kami karena menuliskan
hadits." Kemudian ia membaca ayat berikul
' Musa matj aw ab, ? engetahuan tentang itu aila di sisi Tuhanhu, di dalam
sebuah hitab. Tuhan hami tidah ahan salah ilan tidah (pula) lupa.' "
(Thaha: 52) r78

Tidak lama kemudian, kedua arus di atas menyatu. Muncullatr ke


butuhan mendesak terhadap penulisan hadits yang memaksa kelompok
penentang penulisan hadits mengikuti arus umum dan berpegang kepada
hafulan dan hrlisan secara bersama-sama dalam memelihara hadits.
Ibnu ash-Shalah berkata, "Kemudian hilanglah perbedaan pendapat
tentang larangan dan kebolehan penulisan hadits, dan kaum muslimin
sepakat tentang dibolehkannya penulisan hadits. Seandainya hadits itu
tidak dibukukan dalam kitab-kitab niscaya pada masa-masa mendatang
hilanslah hadits i1u.r17e
Ar-Ramahurmuzi berkata, "Hadits itu ddakbisa diketahui dengan tepat
kecuali dengan tulisan, kemudian dibanding-bandingkan, dipelajari,
dipelihara, dikaji, dipertanyakan; dan diselidiki dari para penukil hadits.
Penulisan hadits hanya tidak disukai pada masa-masa awal perkembangan
Islam. Adapun ketika waktu telah lama berlalu, isnad hadits tidak lagi
hampir sarna, jalan-jalan periwayatan hadits berbeda-beda identitas para
penukil hadits hampir sama, dan sifat lupa tidak bisa dihindari maka
mengikat ilmu dengan hrlisan ihr lebih baik dan lebih memuaskan."lm

LT lrhatTqtidul-'Ilm,hlm. 62. Syutah bin Haiiaj lahir pada tahun 82 H dan meninggal pada
tahun 160 H.
L?87ory;&t1-'nrr,hlrn. 110; Sunanad-Daimi,lim.L2l,ivzl;denlamilBayanil:Itm,hlm.73,
iuzl.
lN Mnqoddirr*h lbnu Swlah,hh. r71.
lN a-ru*dit rl-Fast il,hhn. 21.
hb tV: Kapm Hdlts Dibnkukan 377

Munculnya perbedaan di atas bukan karena adanya dua kelompok atau


aliran ulam4 yang salatr safirnya membolehkan penulisan hadits, sedangkan
yang lain melararlgrya Natnun, perbedaan itu timbul dari sebabsebab yang
telah kami jelaskan. IGtika sebabsebab larangan penulisan hadits itu tidak
ad4 para ulama membolehkan penulisan hadits. Sebaliknya jika sebabsebab
tersebut ada maka mayoritas ulama kembali melarang penulisan hadits.
Dan, jikadikhawatirkanterjadihal-halyangtidakaiinginkan (sebagaiakibat
mengandalkan hrlisan dan mengabaikan hafalan), munc-ullah kembali suara-
suara yang melarang penulisan hadits dan menghendaki pemanfaatan
hafrlar Para ulama sepakat tentang bolehnya menuliskan hadits karena
merupakan sesuahr yang harus dilakukan unfirk memeliharanyal8l

E. Para Penyusun Pertama Kitab Hadits


Sebagai buatr dari kegiata+ ilmiah dan pentrlisan hadits, muncullah
buku-buku hadits susunan para ulama dari paro pertama abad ke2 Hijriah.
Kitabkitab ihr muncul dalam wakhr yang berdekatan di wilayah-wilayah
kekuasaan Islam.
Setelah para pemilik hadits menghimpun berbagai hadits dalam
lembaran dan buku-buku maka mereka menyusunnya ke dalam babbab.
Kitabkitab ini berisi Sunnah-Sunnah Rasulullah saw. dan hal-hal yang
berkaitan dengannya. Sebagian di antaranya dinamakan mushannaf,
sebagian lagi dinamakan iami', mairnu',.lan nama lainnya
Terdapat perbedaan pendapat tentang orang yang pertama kali menyrsun
kitab hadits dan membaginya ke dalam babbab. Menurut satu pendapat, ia
adalahAbdul MalikbinAMulAztzbnluraij al-Bashri (w. 150 tI) di Mekah,
Malik bin Anas (9&179 fI), atau Muhammad bin Ishaq (w. 151 H) di
Madinah. Sementara itu, di Madinah sendiri terdapat tokoh-tokoh seperti
Muhammad binAbdul Rahman binAbu Dzib (8G158 fD yang menyusun
lnab Muw aththa' yanglebih besar daripada kitab Muw aththa' l<ar ya Imam
MalilL ar-Rabi' bin Shabih (w. 160 H) , Sa'id bin Abi Arubatr (w. 156 tD , Hamad
bin Salmah (w. 167 fD di Bashrah, Suffan atsTsauri (97-161IO di Kufrh,
Ma'mar bin Rasyid (9'1$ fD di Yaman, Imam Abdullah bin ar-Rahman bin
Amr al-Auzat (8&157 fD di Syanu Abdullah bin al-Mubaxak (11&181 n di

L8.r 16;7.
378 Hadits Nabi Sebelum Dtbukukan

Khurasan, Hasyim bin Basyir (104-183 fD di Wasith,l82 Jarir bin Abdul


Hamir (11G188 F0 di Ray, dan Abdullah bin Wahb (12*L97 FD di Mesir.ls
Mereka diikuti oleh banyak ulama yang semasa dengan mereka, yang
menyusun kitab hadits sesuai dengan metode mereka. Kitab susunan
mereka berbentuk penyatuan babbab tertentu dengan bab-bab lain dalam
satu kitab muallaf atau jami'.Adapun penghimpunan satu hadits dengan
hadits lain tentang suatu bab telah dilakukan oleh seorang tabi'in besar,
Amir asy-Syabi (1$103 H). Diriwayatkan darinya bahwa ia berkatai;'Ini
satu bab besar tentang talak jika seorang perempuan dalam masa idah
maka ia berhak memperoleh warisan."184 Unfuk masalah ini, ia menge
mukakan banyak hadits. 185

Sebagian besar l<rtab mushannaf iri,juga kitab majmu', menghimpun


hadits Rasulullah saw. dan fatwa-fatwa sahabat dan tabi'in, sebagaimana
terlihat pada kitab Muwaththa'l<aryalmam Malik bin Anas.ls Kemudian
disusun kitabkitab musnad, yaitu kitab-kitab yang menghimpun hadits
Rasulullah saw. disertai isnad-isnadnya dengan tidak menyertakan fatw*
fatwa sahabat dan tabiin. Dalam kitabkitab musnad ini dihimpun hadits
hadits setiap sahabat-sekalipun hadits-hadits itu mengenai berbagai
persoalan yang berbeda-beda-di bawah nama Musnad Fulan, Musnad
Fulan,dan seterusnya.
Orang yang pertama kali menyusun kitab musnad adalah Abu Daud
Sulaiman binJarrad ath-Thayalisi (133204Ir,r87 diikuti oleh tabi'it-tabiin
dan tabi'tabi'it tabi'in yang hidup semasa dengannya. Asad bin Musa al-
Umawi (w.212 fD, Ubaidillah bin Musa al-Abasi (w.213 F0, Musaddad al-

182 p6"1 Tarihh Baghnad hlrn. 85, juz )(IV dan Tadz*iratul-Hujfuztt,ltm. W, j:zl.
l8 bhat al-Muhadditsul-Fashr7, hlrn. 155: b dan halaman-halaman berikubrya, Tadibur-Raui,
hlrn. 40; al-tami'u li Ahhlaqir-Rawi wa Afubis-Sami',h1m.186: b187: a; Muqoddimah Fathul-Bai,
hlm. 4; dn Manhaj Dzawin-Nadltor, hlrn. 518.
lU Al-Muhadditsul-Fashil, hlrn. 155; al-lami'u li Akhlaqir-Rawi ua Adabis-Sani', naskah
Iskandaria hlrn. 188: t, Muqaddimah Fathul-Bai; dan Tadibur-Raaz, hlm. 40.
L6 Tadibur-Raarr, hlrn. 40 danManhaj Duwia-Nadhaz, hlrn. 18.
186 p1 6r1rn Muwaththa'Imam Malik disebutkan 3.000 masalah dan 700 hadits. tihat
a/-
Risalah al-Mustathrafah, hkn. 11.
187 65"1 ar-Risalatul-Mustathrafuh,hlrn. 46. Kitab musnad ini dicetak di Haidarabad,
India
pada tahun 1321 H.
Bab tV: Kapan Hadits Dibukukan 379

Bashri (w.228H) menyusun kitabkitab musnad. Jejak mereka diikuti para


imam sepertiAhmad bin Hanbal (Ltuzl4 [D, Ishaq bin Rahawaih (161-238
[0, dan Utsman bin Abi Syaibah (15Gm9 n.188
Musnad Imam Ahmad bin Hanbal (ImamAtrmad adalah salah seorang
tabi'it tabi'it-tabi'in) dinilai sebagai kitab musnad yang terlengkap dan terluas.
Mereka menghimpun dan membukukan hadits dengan menyertakan
isnad-isnadnya, menjauhkan haditshadits maudhu', dan menyebutkan
banyak jalan periwayatan bagi setiap hadits. Dengan demikian, para
pengkaji hadits dapat mengetatrui hadits sahih, hadits dharf, hadits yang
kuat, hadits yang cacat, dan hal-hal lain yang tidak mudah diketahui oleh
para pencari hadits. Maka, sebagian imam menilai penting menpsun kitab
kitab yang hanya menghimpun hadits sahih. Mereka menyusun kitab
dengan membaginya ke dalam bab-bab. Di dalamnya mereka hanya
menghimpun hadits sahih. Pada masa ini, yakni masa tabi:it tabi'it-tabi'in,
muncullatr enam kitab hadits (al-I{utub as-Sittah).

Orang yang pertama menpsun kitab yang menghimpun hanya hadits


sahih adalah ImamAbuAbdullah Muhammad bin Ismail al-Bukhari (194-
256tI), kemudian Imam Muslim bin al-Haiiaj al-Qusairi (204.261FD, Abu
Daud Sulaiman bin al-Asy'ats al-Sjistani (202-375 F[), Abu Isa Muhammad
bin Isa bin Suratr alrTirmidzi (w.279 F[), Atrmad bin Syu'aib al-Ktrurasani al-
Nasa'i (21t303 [D, lalu Ibnu Majah, yaitu Abdullatt bin Majah al-Qazwini
(207-27 4 IO.18e Selanjutnya, kitabkitab karya mereka di-syarah, diteliti,
diiltrtisarkan, dan di.istilitraj ls oleh para ulama sesudahnya.

lStihatManhaj Dztwin-Nadhar,hlm.l8;Tadibur-Rawi,hlm.40 danar-Rislatul-Mwtathrafah,


hkn.3G47.
189 651"L kajian kami di sini bukanlah al*utubtts+ittai, namun kami perlu mengemukakan
bahwa kitab Slahih al-Bukhai dat Shahih Muslizr menempati tingkat pertama di antara kitabkitab
itu. Tingkat berikutrrya ditempati empat kitab sunan (as-Szzan al-Arba'ah), dengan Sunan lbnu
Maiahberada di tingkat terbawah karena di dalamnya terdapat haditshadits yang oleh sebagian
ulama dinilai sebagai hadits mungkar dan dhaif. lthat Tadibur-Raror, hlrn. 39, 40, 47 , dan 49, dan
Subulus-fulam, hlrn. 11 -L2,iuzl.
190 Ktab hasil istihhraj dixbutmustakhrai,yarhr kitab hadits yang disusun dengan mengambil

hadits.hadits dari suatu kitab hadits, namun jalur sanad yang dipakai oleh penyusun kitab sumber
berbeda denganjalur sanad pengambil hadits.
380 Hadits Nabi Sebelun Dibukukan

Kesimpulan-Kesimpulan Terpenting Pasal P ertama


1. Sebab tidak dibukukannya As-Sunnah secara resmi pada masa Nabi
saw. bukanlah kebodohan kaum muslimin dalam hal hrlis-baca. Sesung-
guhnya di antara mereka terdapat oftrng{ftrng yang pandai membaca
dan menulis, yang telah berjasa membukukan Al-Qur'an. Tidak dibuku-
kannya AsSunnah itu disebabkan oleh faktor-faltor lain, yang terpen-
ting adalah kekhawatiran terjadinya pencampuradukan Al-Qur'an
dengan AsSunnatr, dan agar kaum muslimin tidak sibuk menulis As
Sunnah tetapi mengabaikan penulisan, pengkajian, dan penghafalan Al-
Qu/an.
2. Tidak ada pertentangan antara hadits Rasulullah saw. yang memboleh-
kan penulisan hadits dan yang melarangnya. Haditshadits itu harus
dipahami sebagai berikut Beliau melarang penulisan hadits bagi orang
yang tidak pandai menulis atau orang yang tinggi kemampuannya
dalam menghafal. Sebaliknya, beliau membolehkan penulisan hadits
bagi orang yang tidak mampu menghafal, sekalipun sebagian dari
mereka berpendapat bahwa larangan penulisan hadits itu terjadi pada
mas&masa awal perkembangan Islam. Pada akhirnya, kami berkesim-
pulan batrwa Rasulullah saw. membolehkan penulisan hadits secara
mutlak.
3. IGbar yang bersumber dari sahabat tabi'in, dan tabit tabi'in, yaitu
tentang larangan atau izin penulisan hadits, tidak timbul sebagai akibat
adanya dua kelompok, yang salah satunya membolehkan penulisan
hadits dan yang lain melarangnya Yang benar, mereka membolehkan
penulisan hadits ketika sebabsebab pelarangannya tidak ada. Sebalik-
nya, mereka melarang penulisan hadits ketika ditemukan sebabsebab
pelarangannya, seperti kelrhawatiran tercampurnya Al-Qur'an dengan
AsSunnatr atau kektrawatiran jika Al-Qu/an disamakan dengan kitab
kitab hadits.
4. Umar bin Abdul Aziz mengkhawatirkan hilangnya As-Sunnah dan
terjadinya pemalsuan terhadapnya, maka ia memerintahkan penghim-
punan AsSunnah oleh para ulama tabfin. Ia memerintahkan semua
pejabat di berbagai wilayah kekuasaan Islam untuk memperhatikan
hadits dan menumbuhkan keberanian para ulama membentuk kelom-
pok-kelompok pengkajian hadits di masjid-masjid. Umar sendiri, bersama
sama ulama, terjun langsung mewujudkan prakarsa itu. Sebelum
Bab lY: Kapan Hadits Dibukukan 381

meninggal, ia membagi-bagikan apayang berhasil dihrlis oleh Imam az-


Zuhi. Umar berjasa besar dengan menugaskan pejabat pemerintah
memelihara AsSunnah secara resmi.
Adapun pembukuan AsSunnah secara individual telatr teriadi dan
dilakukan pada masa Rasulullah saw., sahabat, dan tabfin. Sepanjang
abad pertama, Assunnah tidak terabaikan sampai pada masa Umar bin
Abdul Aiu. Bahkan, penghafalan AsSunnah telah dilakukan bersama-
sama dengan pemeliharaannya di dalam lembaran dan buku-buku.
5. Pada permulaan abad kedua Hijriah, aktivitas ulama beralih dari peng-
himpunan dan penulisan hadits kepada penyusunan hadits. Mereka
mengelompokkan hadits ke dalam babbab dan menyatukan sebagian bab
dengan bab yang lain. Dengan demikian, permulaan abad kedua bukan-
lah permulaan pembukuan dan penulisan hadits, tetapi permulaan
penyusunan hadits dengan c:ra mengelompokkannya ke dalam bab
bab. Kitab-kitab hasil penyusunan ini lahir dalam waktu-wakhr yang
berdekatan di berbagai pusat kegiatan ilrniah wilayah kekuasaan Islam.

Selanjutrya lahirlah kitabkitab musnad dan kitabkitab sahih. Dengan


demikian, pembukuan hadits berlangsung melalui tahapan-tahapan yang
teratur dan hasilnya sampai kepada kita dalam bentuk kitabkitab sahih dan
kitabhtab musnad.

PASAL DUA
HADITS YANG DIBUKUKAN PADA MASA
PERMULAAN PERKEMBANGAN ISLAM
Telah diakui kebenarannya bahwa sebagian sahabat mentilis seb4gian
hadits Rasulullah saw. dengan izin khusus beliau, sepertiAbdutlah bin Amr
dan seorang sahabatAnsharyang tidak hafal hadits. Orang selain mereka
menulis sebagian hadits setelah beliau mengizinkan penulisan hadits
sesra umum. Kita pun menemukan banyak kabar tentang adanya lembaran-
lembaran yang ditulis oleh para satrabat
Namun, kita tidak mengetahui kandungan semua lembaran ifu karena
sebagian sahabat dan tabi'in membakar atau menghapus lembaran-
lembaran milik mereka sebelum meninggal. Sebagian yang lain mewasiat-
389 Hadits Nabi Sebetun Dibukukan

kan lembaran miliknya kepada orang{rang yang mereka percayai agar


tidak beralih kepada orang{rang yang tidak layak menerimanya.rel
IGmi tidak meragukan bahwa banyak lembaran milik sahabat ditulis :

pada masa Nabi saw.. Sebagian besar di antaranya telah berpindah ke orang I

lain-baik pada saat sahabat beliau masih hidup dan sesudah mereka
meninggal dunia-melalui anak-anak, cucu, dan kerabat mereka. Ibnu
Abdul Barr meriwayatkan melalui sanadnya dari Abu Ja'far Muhammad
ibnu Ali batrwa ia berkata, "Pada gagang pedang Rasulullah saw. ditemukan
lembaran yang di dalamnya terdapat hrlisan sebagai berikul
zAz
/ O .

-* d-Y
t/
'; b"r*,;'1\t # J; ; bllk F
I d/ 4^*j. 'r; A b"r$ : Jl6 '1i , l,t.1a
,/ o1 , , ,of o , ', o // , o r,4oll,
t !1,
'Terhutuh ordng 'trlyang mencun batas-batas tanah, terhutuh orctng yang
menguasai selain budah-budahnya.' Atau, beliau bersabda, 'Terhutuh
or ang y an g mengln gh ai nihmat (y an g dib enhan oleh) Zat y ang memb ei
nihmat hep adony a."' re2

Pada masa Rasulullah saw. dikenal suatu tulisan yang sangat penting.
Rasulullah saw. memerintahkan para penulisnya agar membukukan hrlisan
itu pada tahun pertama Hijriah. Dalam tulisan ini ditegaskan hak-hak kaum
muslimin Muhajirin dan Anshar, bangsa Arab Yastrib, dan tentang per-
janjian damai dengan orangYahudiYatsrib. Dalam hrlisan ini, kata ahl ash-
shahifuh'pemilik lembaran' disebutkan sampai lima kali. Pada bagian
mukadimah dikatakan, "Ini tulisan Muhammad, Nabi dan utusan Allah,
antar:a kaum mukminin dan muslimin bangsa Quraisy, penduduk Yatsrib
dan orang-orang yang mengikuti mereka, kemudian ia bertemu dan
berjuang bersama mereka. Mereka semua manusia safu bangsa..."1e3

191 p"r'i kabar-kabar tentang penghapusan dan pembakaran lembaran-lembaran milik Abu
Bakar r.a. oleh yang bersangkutan. lihat Tafuhiratul-Huffudt, hlrn. 5, juz I. Iihat juga kabar lain di
dalamTaqyidul:Ilm, hlrn. 5$63, Kitab al:Ilm oleh Zuhairi ibnu Harb, hlm. 192, danJami'u li
Akhbq ir-Rawi, hlm.,14:a-
Jamiu Bayanil-'Ilmi wa Fadhlih,hlm.Tl, juzl.
192
193 5;7stt lbnu Higvm,hkn. 119, iuzl;al-Anwal,hlm.202.Uhat juga Maimu'atut-Watwiqis-
Siysiyyah lil-'Ahdin-Nabaui, hlrn. 15.
Bab tY: Kapan Hadits Dibukukan 383

Hal di atas membuktikan bahwa undang-undang atau piagam pe'


merintahan Islam (yang baru terbentuk) telah dibukukan dalam suatu
lembaran yang berisi persoalan yang sangat terkenal. Lembaran ini dinukil
oleh banyak orang secara berantai (mutawatir).
Rasulullah saw. juga menyampaikan sebagian hukum secara terfulis
kepada para pejabat beliau. Bukti tentang hal ini antara lain riwayat Ibnu Abi
Iaila dari Abdullah Ibnu Akim, ia berkata, "Sahabat lain membacakan
hrlisan Rasulullah saw. kepada kami yang berbunyi,

4.*\j -ugTJ,t'af#
//
ri F
'Agarhamu janganmemanJaatkanhulitd.onuratbdnghai."'rea

Abu Bakar mengirim tulisan kepadaAnas bin Malik, berisi penjelasan


tentang macorn-rnzrcrrrl zakat yang diwajibkan oleh Rasulullatr saw.. Dalam
satu riwayat dikatakan bahwa tulisan itu dibubuhi segel Rasulullah saw..les
Nafi'meriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa pada gagang pedang Umar
bin Khaththab ia menemukan lembaran yang berisi penjelasan tentang
ketentuan zakatbinatang ternak.ls Tulisan inilah yang diwarisi oleh Salim
bin Abdullah bin Umar, yang kemudian dibaca oleh Syihab az-Znhi dt
hadapan Salim.le7
Apa yang kami kemukakan di atas diperkuat oleh riwayat dari Muham-
mad bin Abdurrahman al-Anshari. Ia berkata "Ketika Umar bin Abdul Aziz
menjabat sebagai khalifah, ia berkirim surat ke Madinah untuk meminta
hrlisan Rasulullah saw. tentang m?c?m-macam zakatdan tulisan Umar bin
Ktraththab." Dari keluarga Umar ditemukan hrlisan Umartentang macam-
rnacam khat yang sama dengan hrlisan Rasulullah saw.. Muhalnmad bin

194 14o'ryosu 'Ulumil-Hadits, hlm. 86. Ai-Hakim berkata, "Sabda Rasulullah ini dihapus
(dinasakh) dengan hadits riwayat Ibnu Abbas bahwa ketika Rasulullah sedang berjalan, beliau
melihat bangkai kambing. lalu beliau bertanya kepada para sahabat 'Mengapa engkau tidak
memanfaatkan kulitnya?'Mereka menjawab, 'Itu bangkai.'Beliau bersabda, Yang diharamkan
hanyalah dagingnya"'
195 Radd ad-Darimi 'ab Bisyr al-Marisi,hlm. 131. Imam Ahmad menyebutkan tulisan itu dalam

kitab musnadnya, hlrn. 183 - 184, hadits ke%, juz I.


L%lihatot-Xifayan, hkn. 353 - 3tl danTauiih an-Nadhar,hkn 3,tti.
l% Uhat ahAmual, hbr:" Sffi dan R& ad-Daimi'ab A&Jr, hlrn. 131.
384 Hadits Nabi Sebelun Dibukukan

Abdurrahman berkata "Kemudian keduafirlisan itu ditulis (disalin) unhrk


Umar 51o 65611 Arir.rte8
l.embaran milik Amirul-Mukminin Ali bin Abi Thalib yang digantung-
kan pada pedangnya yang sangat terkenal. Dalam lembaran ifir disebutkan
penjelasan tentang umur unta (dalam kaitannya dengan zakat), beberapa
hal tentang persoalan pelukaan, frihal bumi haram Madinah, dan "orang
Islam tidak dibunuh dengan sebab membunuh orang kafr."1s
Diriwayatkan dari Ibnu al-Hanafiyatr, yaitu Muhammad bin Ali bin Abi
Thalib (w. 81 FD, bahwa ia berkata 'Ayahku mengutusku dengan berkata,
'Ambillah tulisan ini dan bawalah kepada Utsman karena dalam tulisan ini
terdapatperintah Nabi saw. tentang r*aL'D200

Diriwayatkan dari Mas'ar, dari Ma'n, ia berkata, "Abdurrahman bin


Abdullah bin Mas'ud menyodorkan suatu tulisan kepadaku dan ia ber-
sumpah bahwahrlisan ihr adalah hrlisan tangan ayahnya."ml
Sa'd bin Ubadah al-Anshari (w. 15 tD memiliki beberapa tulisan berisi
hadits Rasulullah saw.. Putra sahabat ini meriwayatkan sebagian perbuatan
Rasulullah saw. dari hrlisan-hrlisan ayahnya2o2 Imam Bukhari meriwayatkan
bahwa lembaran ini adalah salinan dari lembaran milikAbdullah bin Abi Aufa
yang langsung dihrlis oleh yang bersangkutan. Orangorang belajar kepada
nya tentang hadits-hadits yang berhasil dihimpun melalui hrlisannya.ro

198 41-4**oL hlm. 35&359. Dikatakan, Umar bin Ktraththab memiliki naskah berbagai
perjanjian dan piagam sebanyak sahr peti. Namun, pada PeristiwaJamajin pada tahun 82 H, naskah
itu terbakar. Selanjufrrya sisa-sisa naskah itu habis akibat serangan suku Tartar.Uhatal-WaMiq as-
Siyasiyyah. Pada bagian mukadimah dikatakan, "Sebagian dari tulisan Rasulullah ihr masih utuh
sampai abad ke9 Hijriah." UhatMosalik al-Abshar, hlrn. 17$175.
l99 bhat Musnad Imam Ahmad,hlm. 44,lzl,dan 131, juz II; Fathul-Bai,lim. 83, juz VII; dan
Radd ad-Daimi'ala Biryr, hlrn. 30.
2N Radd ad-Daimi 'ala Bisyr,hhn. 730, dan Fathul-Bari,hlm.23, juzlf.lr
2ol pmih Bayanil-'Ilmi wa Fadhlih, hkn. 72, juz L
2o2 bhatlami u Bayanil-'Ilmi wa Fadhlih,hlm.72, juz l, Nadhratu Ammah
fi Tarihhil-Fiqhil-
Islami,hlm.118. lihat juga Shahifuh Hamam lbnu Manbah, hlm. 16, dinukil dari at-Tirmi&i.
203 65"1 'Ulumul-Hadits wa Mushthalahuh,Dr. Shubhi ash-Shalih, hkn. 13. Di dalamnya
disebut nama Abdullah bin Aufa. Ini adalah kesalahan cetak Yang benar adalah Abdullah bin Abi
Aufa. L.ihat Sftaiih al-Buhhai bi Syarh os-Sanadi, hkn. 1.(}, juz ll,bab oshlttsh-Slwbr'ind alQital.
Abdullah bin Abi Aufa adalah seorang sahabat yang menyaksikan perdamaian Hudaibiyah,
meninggal dunia pada tahun 58 H. Ia adalah sahabat yang paling akhir meninggal di Ifufrh. lihat
Ta hdzib u t-Tah dzib, hkn. 402, jvz l.
Bab lY: Kapan Hadits Dibukukan 385

Abu Rafi', hamba Rasulullatr saw. (w. 35 H),2o4memiliki tulisan berisi


bacaan istifiah shalat. Ia menyerahkan tulisannya kepada Abu Bakar bin
Abdurratrman bin al-Harits (w. 94 ID ,20s salah seorang dari tujuh ulama fihh.
Asma'putri Umais (w. 38 H) memiliki tulisan yang di dalamnya
terhimpun sebagian hadits Rasulullatr saw..ffi
Diriwayatkan dari Muhammad bin Vid, ia berkata, "Ketika Muhammad
bin Maslamah al-Anshari (w. 42 Hlzoz meninggal, kami menemukan
sebuah hrlisan pada sangkutan pedangnya berbunyi, "Dengan namaAllatr,
saya mendengar Nabi saw. bersabda

( ti f*;d ot1-;; €;,t # e'€,1 ll F


'sesungguhnya Tnhanmu memilihi karunia-harunia untuh sisa umurmu
maha canlah kepado-Ny a."r 2o8

Subai'atr al-Aslamiyah membuat tulisan untuk Abdullah bin Utbatr.


Tulisan ifu meriwayatkan bahwa Nabi saw. memerintahkan Subai'ah
menikah tidak lama setelah suaminya meninggal dunia, yaitu setelah ia
melahirkanbayinyam
Rasulullah saw. menulis sesuatu untuk Wail bin Hajar (w. 50 FD untuk
kaumnya di Hadramaul Dalam hrlisan itu terdapat penjelasan tentang garis
garis besar Islam, sebagian nisab zakat, sanksi perbuatanirna,pengharaman
khamr (fuak), dan penegasan "setiap yang memabukil<an adalah haram.alo

204 y"nurul satu pendapat, Abu Rafi' meninggal setelah Utsman terbunuh, sedangkan
menurut pendapat lain, ia meninggal pada masa pemerintah Ali r.a-.
26 uhat a-Ktfalah. hlrn. 330.
M Nadhratun Ammah fi Tarihhil-Fiqhit-Islami, hkn. 118.
2ffi Muhammad bin Maslamah termasuk sahabat yang berjasa besar. Ia adalah salah sahr dari
tiga orang pembunuh I(at binAsyraf. Rasulullah saw. menunjuknya sebaeai pengganti beliau unurk
mengontrol Madinah pada saat beliau memimpin suatu peperangan. Ia menjauhkan diri dari
berbagai peristiwa pemberontakan, dan tidak terlibat dalam PerangJamal maupun Perang Sfiriffin"
Meninegal dalam usia 77 tahw.l,tbatTahdzibut-Tohdzib, hlrn 4!1, juz Dt
2Mll-tutauaa;nrt-Fasttil,hkn.lz2.
?tD Al-Kttqoh, hlrn. 337. Subai'ah adalah puti alHarits, ishi Sa'd bin Khaulah.UhatTalulzibnt-
Tahdzib, lillrn. 434, iuz )m.
210 n1*1*6qtt, hlrn. 312, juz VI. Iihat penjelasan secara detail isi tulisan Rasululhh saw. ihr
dalaro al-Mi*batul-Mudhi', hlm. ll2: *ll2l.b.
386 Hdlts Nabl Scbetun Dtbtttuku.

IGtika Rasulullatr saw. mengangkat Amr bin Hann (w. 53 tD sebagai


penguasa di Yaman, beliau memberikan fulisan yang berisi penjelasan ilmu
faraidh (pembagran harta waris atau pusaka), hukum-hukum diyat, dan
lain_lain.z11
Abu Hurairatr (w. 59 t[) menyimpan banyak hrlisan yang berisi hadits
Rasulullah saw..

Al-Fudail bin Hasan bin Amr bin Umayyah ad-Dhamri meriwayatkan


dari ayahnya bahwa ia berkata "Saya mengemukakan suahr hadits kepada
Abu Hurairah, nzunun ia mengingkarinya Saya berkata, 'Sungguh, saya
mendengar hadits ihr darimu.'Abu Hurairah berkata, Jika engkau men-
dengar hadits itu dariku, niscaya hadits itu terdapat di dalam hrlisanku.'
IGmudian, Abu Hurairah mengajaklm ke rumatrnya dan memperlihatkan
tulisan-hrlisan tentang hadits Rasulullah saw.. Dan, ternyata ia menemukan
hadits tersebul Abu Hurairah berkata, Saya telah mengatakan batrwa jika
saya benar meriwayatlgn hadits itu kepadamu, niscaya hadits ihr terdapat
r21l
di dalam tulisanku.' [21, Basyir bin Natrik belajar kepada Abu Hurairah
tentang tulisan yang dibuatnya dari Abu 11*"iolr.zt3
Samurah bin Jundub (w. 60 tI) menghimpun banyak hadits dalam satu
naskah yang diriwayatkan darinya oleh putranya, Sulaiman.2la Kemung-
kinan naskah ini adalatr sebuatr risalahyang dikirim oleh Samurah kepada
anak-anaknya. Tentang risalah ini, Muhammad bin Sirin berkata "Dalam
risalah Samurah kepada anak-analmya terkandung banyak iftnu.'2ls

2ll ytr juz IV, biogrd nomor 5.805. Tulisan Rasulullah ihr dikeluarkan
^1o1-19*balr,hlm.393,
oleh Abu Daud, urNasa'i, Ibnu Majah, ad-Darimi, dan banyak ulama hadits. Iihat juga Radd ad-
Daimi'ala Bisyr,ltJm.l3l danFutuhul-Bddan,hhtt8l. Bandingkan denganal-Amuar, hlm.35&359.
212 bhatlami'u Bayanil-'ilr2, hlm. 74,i:r-l. Iihat juga Fathul-Bai, hlm. 218, juz I. Saya
berpendapat bahwa kebenaran kabar yang menyatakan bahwa Abu Hurairah tidak menulis hadits,
tidak menafkan kebenaran kabar bahwa ia memiliki tulisarrtulisan hadits.
2L3 77*6oOo1 16ru Sa'ad,lftrt L@,,[aYII Kitab al:11m,7-ahatr bin Harb, hkn. 193:.b; al-Iami u
li Althbqir-Raari, hkn. l3?:b; dan ol-Muhaddi&LLFwltil, hlm. 128:a"
211 y6^1 Tahdziktt-Tahdzib, hlm. 198, iuz w.
215 6;6., hlm. 236, juz IV. Imam Bukhari mengeluarkan bagian awal risalah Samurah bin
Jundub kepada anak-anaknya pada biograf Muhammad bin Ibrahim bin Khubaib. Di dalamnya
dikatakan, "Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dari Samurah bin
Jundub kepada anak-anaknya, 'Sesungguhnya Rasulullah saw. memerintahkan kami agar setiap
malarn melakukan shalal sedikit atau banyak, selain shalat wajib dan agar kami menjadikannya
sebaeai shalat witir.' " At-Tarihh al-Kabir, hlrn. 26, biognfi nomor 29, bagian kedua juz I.

I
Bab tV: Kapan Hadlts Dlbukukan 387

A. Asft-Sft ahifah Ash-Shadiqah Milik Abdullah bin Amr


bin Al-Ash (7 SH-6s H)
Rasulullah saw. mengizinkan Abdullah bin Amr r.a. menulis hadits
karena ia adalah seorang penulis yang profesional. Ia menulis banyak
hadits dari beliau. Shahifah 0embaran-lembaran berisi hadits) milik Ibnu
Amr ini dikenal dengan nama ash-Shahifah ash-Shadiqaft, sebagaimana
dikehendaki oleh penulisnya sendiri, karena ia menulisnya dari Rasulullah
vw.. Shahifah ini telah dilihat oleh Mujahir bin Jabr (21-t04 tI) dari Ibnu
Amr Kemudian, Mujahid pergi tintuk mendapatkan shahifah yang sama.
Ibnu.A,mr berkata kepadanya, "Hai hai anak Bani Makhzum." Mujahid
berkata 'lSaya tidak menulis sesuatu apa pun." Ibnu Amr berkata, "Dalam
shahifith.ini termuat hadits-hadits yang saya dengar dari Rasulullatr saw.
dan tiila[ seoftrng pun sebagai perantara antara saya dan beliau.al6
Shahifah itu sangat dibanggakan oleh Ibnu Amr. Ia berkata, 'Tidak
menyenangkan diriku dalam hidup ini selain ash$hahifahh ash-Shadiqah
datal-Wahth.'2r7larnenyimpan shahi.fah itu dalam sebuah peti yang diikat
dbngan ranl^izt8kffsrla khawatt shahifarr":n1*itu hilang. Setelah ia meninggal,
shahifahiru disimpan oleh keluarganya, dan diduga bahwa cucuny4 Amr
bin Syrrfiah, meriwayatkan shahifah ig.21e
ShahifahAbdullah bin Amr menghimpun 1.000 hadits, seperti yang
dikatakan oleh Ibnu al-Atsir.2zo Narnun, jurnlah hadits Amr bin Syu'aib dari
ayahnya, dari kakeknya, tdak mencapai 500 hadits.2zt 5"*16 dihrlis oleh
Ibnu Amr, Imam Ahmad telah menukil kandungan ash-Shahifah ash-
Shadiqah itu kepada kita di dalam kitab musnadnya.nz Kitabkitab sunan

2L6 n1-yn1*766u1-Fashil,naskah Damaskus, hlrn. 2: b, juz M Thabaqat lbnu S4'4d, hlrn. 89,
bagian pertama juz MI. Hal yang sama disebutkan dalan Taryidul-'Ilm,hkn. U.
217 5ur*n o7,-paimi
,hlm. 127 . Al-Wahth adalahtanah milik Amr ibnul-Ash yang disedekatrkan.
Ibid.
218 66"1 Musnad Imam Ahmad, hlnr. 171, hadits ke6.645, juz X dan Kitab al:Ilm karya al-

Maqdisi, hLn.30 melalui isnad yang sahih.


219 p1"1 TaMzibut-Tahdzib,lim.4849, juz vltr.

Uhat IlstrdulGhab att, hbru 223, inz IIl.


?2fi
Dl bhat Mttnad Abdultah bin Amr dan Shahifatttstt-Shadiqah, hkn. 671.
L mUh^ttfirr*ol Imam Ahmad bin Hambal,'drteliti oleh al-UstadzAhmad Muhammad Syakir,
iuz DL mulai dari htrr" 235.
388 Hadits Nabi Sebetun Dibukukan

yang lain juga menghimpun sebagian besar kandungan shalrifahituzJ


Ash^Shahifuttrsh-Shadi4ah mempunyai nilai ilmiah saqgat besar karena
ia merupakan dokumen ilrniah bernilai sejarah yang membuktilan terjadinya
penulisan hadits Nabi di hadapan Rasulullah saw. dengan seizin behau.ru
Abdullah bin Amr mendiktekan hadits kepada murid-muridnya.zzs
Muridnya di Mesir, Husain bin Syafi bin Mati'al-Ashbui, menukil dua
tulisan darinya Dalam salah satu hrlisan itu disebutkan,'Rasulullah saw.
memuhrskan persoalan demikian dan Rasulullah saw. bersabda demikian."
Tulisan yang lain menyebutkan berbagai peristiwa yang akan terjadi
sampai hari kiamal26

Di sini, kami hanya membicarakan a*-Slrahifatudt-Shodiqah. Memang,


Ibnu Amr memiliki banyak tulisan dari Ahlul-Kitab, Jrang didapatkannya
pada waktu Perang Yarmuk, sebanyak dua zamilah.2u Bisyr al-Marisi
menuduh Abdullatr bin Amr telatr meriwayatkan dua zamilah itu kepada
orang banyak dengan mengatakan batrwa firlisan ifu berasal dari Nabi saw..
Dikatakan kepadanya, Tanganlah engkau meriwayatkan dua zamilah ifu
kepada kami." Tuduhan ini tidak berdasar. Ibnu Umar terbukti orang yang
dapat dipercaya mengenai penukilan dan periwayatan. Ia tidak mungkin
mengatakan sesuatu yang diperoleh dari Nabi saw. sebagai sesuatu yang
bersumber dari Ahlul-Kitab. Sebaliknya, ia tidak mungkin mengatakan
sesuatu yang diriwayatkan dari Ahlul-IGtab sebagai sesuatu yang ber-
sumber dari Nabi saw..2%

223 3a^114^notl Abtlulhh bin Amr dan uh-Shahitah6h-Shodiqat. hlm. 671.


22 Sebagian ulam4 misalnya al-Mughirah bin Muqsim adh-Dhabi, mencelacsi-Sf,alrifdhtsh-
Shadiqah.Ia berkata "Abdullah bin Amr memiliki slwhi[ahyarydtuuurrralrarlresh-Shodiqah. Namun,
saya tidak akan gembira memilikinya meskipun hanya dengan memberikan dua fils (nama mata
uang kak pada tempo dulu) sebagai imbalannya-" UhatTa'wil Mt*htalifil-Hadi8, hlrn S.
Dalam Mizanul-Ilidal, hlm. 290, juz II dikatakan bahwa ia berkata "Saya tidak gembira
memilih shahifah Abdullah bin Amr itu meskipun hanya dengan memberikan dua buatr kurma atau
dua fils sebagai imbalan." Jika benar riwayat ini dari alMughirah maka ia tidak bisa diterima karena
hal ini dalam konteks membicarakan riwayat-riwayatyang lemah.
225 y6^1 Tarikhu Dimayq, hlrn. 49, juz VI.
226 gr;17os1rn1-114*rizi, hkrL. 332-333, juz IL
2Zl Z^on^nadalah unta yang digunakan membawa makanan dan harh benda Menurut satr
pendapa! zamilah adalah hewan, unta dan lainnya yang nrembau,a makanan dan barta benda Ijhat
Livn al-Arab, matei zml, hlrn. 329, juz )Otr.
2% lthat Radd ad-Daimi 'ab Bivr, hlm. 136. Mahmud Abu Ra!',"ah, rryrnrhs}jttzib Adhw zltt
Bab tY: Kapan Hadits Dibukukan 389

Ibnu Amr merasa bangga sebagai orang pertama yang membukukan


hadits di hadapan Rasulullatr saw. dengan seizin beliau dan mengenal berbagai
frilaku beliau, baik ketika beliau marah maupun ketika beliau senang.

Tblisan-Tblisan lhnu Abbas (3 SH-68 H)


Ibnu Abbas dikenal sebagai orang yang tekun menuntut ilmu. Setelah
Rasulullatr saw. wafat, ia bertanya kepada para sahabat dan menulis hadits
dari mereka. Rasulullatr saw. berdoa untuknya, beliau berkata,

{,prti, | *3'a3ri ;ii lfi F


22e
"Ya Allah, ilhanrhanlahhihmah don ajarhanlah tawilhepndanya."

Ketika Ibnu Abbas meninggal, diketahui bahwa tulisan-tulisannya


sebanyak muatan seekor unta.2m
Diriwayatkan bahwa ketika ia hendak keluar menuju pasar, Abdullah
bin Umar (10 SH-73 H) melihat tulisan-tulisannya lebih dahulu. Perawi
menyatakan bahwa tulisan-hrlisan itu tentang [6fi6.2u

'alas-sunnah al-Muhammadiytah, mengemukakan bahwa Abdullah bin Amr mendapatkan dua


zamilah dari tulisan Ahlul-Kitab dan meriwayatkannya kepada banyak orang dengan kata-kata "dari
nabi". Akibatnya, banyak tokoh tabi in yang tidak mau mengambil riwayat darinya-
Sungguh mengherankan, ada orang yang membenarkan kabar Abu Rayyah itu. Padahal, para
sahabat r.a- adalah orang yang perkataannya benar, berhati bersih, dan ikhlas. Tidaklah mungkin
orang seperti Abdullah bin Amr mendustakan Rasulullah saw. dengan menyandarkan sesuahr yang
didengarnya dari Ahlul-Kitab kepada beliau. Setelah saya meneliti l<ttab Fathul-Ban, ternyata di
dalamnya tidak ditemukan kata-kata "dari nabi". Boleh jadi, kat&kata ini adalah tambahan dari Abu
Rayyah.
2DAl-Kifayan,hkn.2l3.Lihataktivitasnyadalammenunhrtilmu dalantlami'ali,4khloqir-Rawi
ua tulabk-tumi', hlrn. 14:a. Iihat juga Taryidul-'Ilm, hlm. 91, 92, dan 109.
230 Diriwayatkan dari Musa bin Uqbah (w. 141 tI), penulis al-Maghazi.Ia berkata, "Ibnu
Kuraib, hamba Ibnu Abbas, menunjukkan kepada kami tulisan-tulisan Ibnu Abbas sebanyak muatan
seekor unta-" [ihat Thabaqat Ibnu Sa'ad,hlm. 216, jnzY.
231 41-1o*;'n li Akhla4ir-Rawi wa Adabis&mi',h1m.100: a Diriwayatkan batrwa Ibnu Umar
tidak menyukai penulisan hadits. Sa'id bin Jubat (4595 ID berkata "Saya bertanya kepada Ibnu
Umar tentang suahr shahifah. Seandainya ia mengetahui shoh@ itu maka harus ada arbitrator
antara saya dan dia" UhatThabaqat lbnu Sa'od,hlm.179, jnzYl'
390 Hadits Nabt Sebetun Dibukukan

B. Shahifah )abir bin Abdullah al-Anshari (16 SH-7S H)


Kemungkinary shahifaft ini bukanlah al-Mansik ash-Shaghir yarrg
dikemukakan oleh Muslim dalam Kitab al-Hajj.zsz Shahifah ini disebutkan
oleh Ibnu Sa'ad dalam biografi Mujahid.z33 Seorang tabi'in yang agung,
Qatadah bin Da'amah as-Sudusi (w. 118 H), berpendapat shahifah ini
bernilai tinggi. Ia berkata, "Sungguh, syo lebih hafal shahifahJabir bin
Abdullah daripada surat al-Baqarah."23a
Dalam suatu riwayat dikatakan, "Qatadah hanya meriwayatkan dari
shahifah Sulaiman al-Yasykari dan Sulaiman memiliki hrlisan dariJabirbin
Abdullah."as Kemungkinan Sulaiman al-Yasykari menukil sft ahifah J abk. la
adalah salah seorang muridnya Ibnu Hajar meriwayatkan bahwa Sulaiman
duduk menemaniJabir dan ia menulis shah,ifah darinya.zeo Kemungkinan
Qatadah meriwayatkat shahi.fah labir bin Abdullah dari Sulaiman al-
Yasykar karena ibu Sulaiman menyodorkan fulisan Sulaiman kemudian
dibacakan kepadaTsabit, Qatadatr, danAbu Bisyr. Ialu, mereka meriwayat-
kan semua kandungan shahifah Sulaiman ifu. Tsabit meriwayatkan satu
hadits dari shahifah ihr.n?
Boleh dikatakan, shahifahJabir sangat terkenal. Demikian pula tulisan
Sulaiman al-Yasykari yang bersumber dari Jabir. Hal ini didukung oleh
banyak riwayat di antaranya riwayat dari Syubah. Syubah melihat batrwa
haditshadits Abu Suffan, yaihr Thalhah bin Nafi', dari Jabir, benar-benar
hrlisan Sulaiman al-Yasykari.m
Jabir mempunyai suatu kelompok ilrniah di Masjid Nabawi. Dalam kelom-
pok ini, iamendiktekan hadits kepadapara muridnya. Banyak dari mereka
menulis hadits darinya, seperti \ryahb bin Manbah (w. 114 I{).23e Abvz-

82 Ulrrt talzliratul-Huffuh,hlm. 41, iuz I.


m nomqot nnu fu'd,hlm.433, juzv.
H n;a.,hlm. 1-2, bagian kedua juzVIL
N AtQit$,Ibnul Qa:ryim atJau?iyah, hkrr" f08.
ffiUhatTahdzibt t-Tatutzih,hltrt2l4,filzlY,dmlihatTaqyittlb'Itm,lit*108tenbng masalah
tulisarQatadah.
ts? fi:rat al-Kifuyatt, hlm. 3tl.
N Vt at taqa;rrratul-Jart wat-Ta'dil,hlrn. 14+f45.
239 Uhat Shahifah Haman bin Hanbah,hlrn. 14. Banyak tabi'in menemui
Jabir r.a. unhrk
mmulis hadits darinya Di antara bukti tentang hal ini adalah riwayat dari Abdullah bin Muhammad
binAqil batrwa ia berkata, 'Saya Muhunmad dan Abu Ja'fir, bergantian datang menemuiJabir bin
Bab lY: Kapan Hadits Dibukukan 391

Zubatr,Abu Suffan, dan asy-Syabi meriwayatkan hadits dariJabir. Mereka


benar-benar mendengar hadits darinya. Sebagian besar hadits yang
mereka riwayatkan adalah hadits yang tepmuat dalam shahifuh-nya.uo
Diriwayatkan dari Urwah bin az-Zubar (22-93 H) bahwa ia berkata,
"Saya menulis hadits kemudian saya menghapusnya Maka, sungguh saya
ingin menebusnya dengan harta dan anak saya dan saya tidak akan
menghapusnya lagi."241Kemungkinan ia menulis selain shahifah Jabir
kemudian tulisan itu terbakar pada peristiwa al-Harah. Ia merasa sedih
karenanya dan berkata, "sekiranya memungkinkan, sy? ingin menebus
hrlisan-tulisanku dengan keluarga dan hartaku.%2

Iftalid bin Ma'dan al-IGla'i al-Himshi (w. 104 FD memiliki kumpulan


hrlisan yang terpelihara dengan baik, sebagai himpunan iknunya.2a3 Buhair
bin Satd juga memiliki suatu naskah dari f(hatd bin Ma'dan.ru
Abu Qilabah, yaihrAbdullah bin T:iidaLJanni (w. 104 [I), mewasiatkan
tulisan-tulisannya kepada Ayyub as-Sikhtiyani (6&131 H)zns U* Aynrb
menyerahkan lebih dari sepuluh dirham sebagai uang sewa.u6
Al-Amasy berkata, "Al-Hasan al-Bashri (21-110 H) berkata, 'IGmi
memiliki hrlisan-tulisan yang kami pelihara dengan baik.' "zt7
Muhammad al-Baqir bin Ali al-Husain (5G114 H) memiliki banyak

Abdullah. IGmi memiliki papan-papan untuk menulis." Lihat Taqyidul-'11m, hlm. 104. Abu Ja'far
adalah Muhammad bin Ali (w. 114 ID, sedangkan Muhammad adalah Ibnu al-Hanafiiah. Sementara
itu, Abuz-Zubair Muharnmad bin Muslim bin Tadarrus (w. 126 ID juga banyak menulis dari Jabir bin
Abdullah. bhatTahdzibut-Tahdzib, hlrn. 440441, juz DL
%0 Lihat Tahdzibut-Tahdzib,hkn.2l4,luz IV. Ketika kepada asy-Syabi diperlihatkan suatu
sltahifuh yang ditulis dari Jabir, asy-Sya'bi berkata "Saya mendengar semua itu dari Jabt r.a." Al-
M uhditstrl-Fashil, hlrn. 91 :b.
24L 7*;7nS'11a, hlrn. 60. Hal yang sama dikemukakan dalam al-Muhadditsttl-Feshit,naskah
Damaskus, hlrn. 4: b, juz IV.
%2
Jami'u Baynil-'Ilmi wa Fodhlih,hlrn. 71, juz I. Menurut riwayat Ibnu Sa'ad, tulisandrlisae
itu tentang fkih. L,ihat Thabaqat lbnu Sa'ad,lilm- 1&3, juz V.
243 61x1 Tadz.hiratul-Huffuzlt, hkn S8, juz I.
2u nia.,il^.166, juzI.
%5 Uhat Thabaqat Ibnu Sa'ad,h1m.2l6,jvY dmT&*iratut-Huffazt4 hlm. 88, juz I.
246 11p1 Ttwbaqat Ibru Sa'ad,hlm.2f 7, bagian kedu
u'wzYIL
247 Ulntdt-tfi*atutibul-Fashil, naskah Darnaskus, hkn 3:b, juz IV. Lihat juga Ttwfuqd lbnt
So'ad,hhtl 17, bagian kedua juzVII.
399 Hadits Nabi sebetum Dibukukan

hrlisan yang sebagian didengar oleh anaknya,ldfar ash-Shadiq, darinya,


dan sebagian yang lain dibacanya.ru
Maktrul asy-Syami memiliki hrlisan-tulisan,ze demikian pula al-Hakam
bin Utbah.zso Bakir bin Abdullah bin al-Asy-ajj (w. 117 [I), seorang ulama
Madinah, memiliki tulisan yang kemudian berpindah kepada anaknya,
Maktrnrmah bin Bakir.251
Qaisbin Sa'd al-Mal*i (w. 117t0 memiliki suatutulisanyangkemudian
berpindatr kepada Ibnu Salmah (w. 167 I{).2s2
Tidak diragukan lagl batrwa para ulama pada permulaan abad Hijratr telah
menyusun banyak kitab. Kitab Imam azZnhi, misalnya, sangat banyak
junlannya- Kitabkitab itu kemudian dipindahkan-setelatr terbunuhnya al-
Walid bin Yazid bin Abdul Malik bin Marwan (8&UO fD-dari tempat-tempat
penyimpanannya dengan menggunakan hewan pengangkut barang.zss
Sebelum membicarakan perihat tersebar dan meluaskan pembukuan
hadits pada permulaan abad kedua Hijriah dan kitabkitab susunan para ulama
ketika ihr. terlebih dahulu kami membicarakan shahifah milik Hamam bin
Manbatr kar ena shahifaft ini memiliki nilai sejarah dalam pembukuan hadits.

C. Ash-shahifah Ash-Shahihah Milik Hamam bin Munabbih


(40-131 HF54
Hamam bin Munabbih, salatr seorang tokoh tabi'in, bertemu dengan
seorang sahabat besar, Abu Hurairatr, dan menulis banyak hadits Rasulullatt
saw. darinya. Kemudian, ia menghimpunnya dalam satu shahifah atzu

N UhatTahdzibut-Tahdzib,hlm. 1O{, juz II. Muhammad al-Baqir adalah salah seorang dari 12
imam menurut Syi'ah Imamiyyah. UhatTahdzibut-Tahdzib, hkn. 350, juz D(; dan Sladzaratudz-
Dzlrab,hlm.l49,iuzl.
249 Al-Fihrosaf, Ibnu an-Nadinu hlnl. 318.
2fi lih^t Toqdirrutul-! arh wat-Tlt'dil,hlrn. 130.
251 65"1 Tahdzibut-TaMzib, hlm. 7 u7 L, iuz I, dan'Ulumit-Hadib, hlm. 1 10.
252 7op1;*1ul-HuIfazh,hlm. 190, juz I.
28 lrlrat Torihhul-Islam,adz-Dzahabi, hlrn . l4l, juz l.
Zil Dr. Shubhi ash-shalih menyebutkan, Hamam meninggal pada tahun 101 H'berdasarkan
Thabaqat lbnu Sa'ad, hlrn. 396, juz V. Pada baeian fringgir kitabnya 'Uumul-HadiE wa Mwthalohtrh,ia
berkatabahwamenurutlbnu Hajar, an-Nawawi, danulamalain, Hamammeninggalpadatahun 131 H.
Iab lY: Kapan Hadits Dibukukan 393

beberapa shahifah yang diberi nEuna ash-Shahifah ash-Shahihah.z's Ada


kemungkinan, ia menggunakan nama ash-Shahi,hah dengat mencontoh
ash$hahifuh ash-shadiqah karya Abdullah bin Amr bin al-Ash r.a.. Ia
menggunakan l<ata ashshahihah larena sumber tulisannya adalah seorang
sahabat yang bergaul sangat dekat dengan Rasul Allah saw. selama empat
tatrun dan meriwayatkan banyak hadits dari beliau'
shehifah Hamam telah sampai kepada kita secara utuh seperti yang
rliriwayatkan dan dibukukan oleh Hamam dari Abu Hurairah. Secara
kebehrlan, shahifuh ini ditemukan oleh seorang peneliti, Dr. Muhammad
Hamidullah, dalam bentuk manuskrip di Damaskus dan Berlin.2s
Keyakinan kami terhadap keaslian shahifah Hamam semakin ber-
tambah setelatr kami mengetahui bahwa Imam Ahmad bin Hambal me
rui<tl shahifulc itu secara lengkap dalam kitab musnadnya. Imam al-Bukhari
juga menukil banyak hadits sh,ahifah ihr dalam kitab sahihnya-zs7

Shahifahini bernilai sejarah karena merupakan bukti yang meyakinkan


bahwa hadits Nabi telah dibukukan pada masa yang dini, sekaligus melurus
kan kesalahan (yang telatr tersebar luas) bahwa hadits belum dibukukan,
kecuali pada permulaan abad ke2 Hijrah.2s Hal ini berdasarkan kenyataan
bahwa Hamam bertemu denganAbu Hurairah-dan tidak diragukan bahwa ia
menulis hadits Abu Hurairah-sebelum Abu Hurairah meninggal. Abu
Hurairah meninggal pada tahun 59 H. Ini berarti, dokumen ilrniah ini telah di-
bukukan sebelum tahun ihr, yaitu pada pertengahan abad pertama Hijrah.
Telah terbukti bahwaAbdullah bin Amr telah membukukan Shahifah
a&$hadiqah-nyapada masa Rasulullah. Terbukti pula bahwa pembukuan
shahifah Hamam bin Munabbih terjadi pada pertengahan abad pertama
Hijrah. Hal ini membuktikan bahwa para ulama telah melakukan pembukuan
hadits sebelum Umar bin Abdul Aiv memerintatrkannya. Menurut kami,
lebih tepat menyebut sft ahifah iru Shahifah Hamamkarena shahi,fah rm me
rupakan hasil dikte Abu Hurairah kepada Hamam. Juga karena n ana shahifah

2s Pembukuan hadits nabi yang paling awal ad alah ShahifohHamam bin Mun abbih. Kavfudh-
Dhrttttn,hlm.20.
Zfi Lthat Stwhifah Hamam,hlrn. 21-23. Dr. Hamidullah menggambarkan dua manuslnip ihr.
257 nia.,hl^.n.
Zfi'lllamul-Hadits wa Mushthalahai, Dr. Shubhi ash-Shalih, hlrn. 22.
394 Hadits Nabi Sebetun Dibukukan
ini sangatpopuler, yang ia diriwayatkan dari Hamam oleh muridnya, Ma'mar
bin Rasyid, kemudian diriwayatkan oleh Abdur Razzaq,dan seterusnya2se
Shahifal, Hamam menghimpun 138 Hadits. Menurut Ibnu Hajar, Hamam
mendengar sekitar 140 hadits melalui satu sanad dari Abu Hurairah.260 Hat ini
lebih meyakinkan kami tentang shahifah ini karena jumlah hadits yang
terdapat dalam shahifah ini sesuai dengan jumlah yang disebutkan oleh
para ulama.
Pembukuan hadits dikenal secara luas di kalangan ulama pada paro
pertama abad kedua Hijrah sehingga jarang sekali salah seorang di antara
mereka tidak memiliki mushannaf atau jami'yang berisi bab-bab tentang
hadits. Dalam hubungan ini, telah kami sebutkan orang yang pertama
menpsun hadits di berbagai wilayah kekuasaan Islam.

Di antara orang yang ikut menyusun hadits atau orang yang ditemukan
memiliki kitab tentang hadits pada periode itu adalah Yahya bin Abi IGtsir
(w. 129 Ir,261yang hidup semasa dengan Imam azZr:hi. Muhammad bin
Sauqah (w. 135 H)zaz memiliki suatu kitab. TaidbinAslam (w. 136 H)
memiliki suatu kitab tentang tafsir2B yang kemungkinan di dalamnya
terdapat banyak hadits Rasulullah saw.. Musa bin Uqbah (w. 141 H)264
memiliki haditshadits yang berasal dari Nafi', hamba Ibnu Umar, yang
terhrlis dalam suatu sft ahifah. N-Ast'atsbinAbdul Malik al-Hamrani (w. L42
H)26 memiliki suatu kitab yang berpindah kepada Sulaiman, sahabat al-
Bashri. Aqil bin Khalid bin Aqil (w. 142 F[)2ffi menulis banyak hadits dari az-
Zr:Jnn dan ia adalah oftulg yang paling mengetahui hadits azZlhi. Yahya
bin Sa'id al-Anshari (w. 143 H)z0z memiliki suatu kitab yang berpindah

259 lJ1r 151*lrifah Hamam bin Munabbih,hlrn. 20.


Zffi Tahdzibut-Tahdzib,hlrn. 62, juz )o
26L y7^1114o'r;7otu 'Iltumil-Hadib, hlrn. 110 dan al-Muhaddibul-Fashil,hlm. 94. Menurut satu
riwayat Yahya meninggal pada tahun 132 H di Yamarnah .Uhat al-Muhadditsul-Fashil.
262 56^l Taqdimatul-larh wat-Ta'dil, hlrn. 75 dan Tahdzibut-Tahdzib, hlrn. 120, juz DL Dari
kitab rujukan yang pertama dipahami bahwa Manshur al-Mu'tamir juga memiliki suatu kitab.
2S Uh"t Tod*iratubHuffaztt, hlm. 124, juz l, dan Tahdzibut-Tahdzib,hkn. 395, juz III.
2u bhat al-Ki1a1ruh, hkn. zffi.
26 Uhat al-Muhadditsul-Fashit,hlrn. 136: b
26 [ih"t Tad.*iratul-Huffozh, hkn. 152, juz L
267 Uhat To4dimatul-larh wat-Ta'dil,hlrn. 178.
iab lY: Kapan Hadits Dibukukan 395

kepada Hamad blr;,Z,artd.


Auf binAbiJamilah al-Abdi (w. 146tD2smenulis athraf alfuadrtsdari al-
Hasan al-Bashri dari Nabi saw.. Setelah it.t, athrafinidimiliki oleh Yahya bin
Sa'id al-Qaththan (12G198 H).26eJa'frr ash-Shadiq bin Muhammad al-Baqir
(8G14S H)zzo1n"** banyak risalah, hadits, dan naskah, dan ia termasuk
ulama hadits yang dapat dipercaya. Yunus bin Yazid bin Abi an-Naiiad (w. 152
H) memiliki suatu kitab yang kesahihannya diakui oleh Ibnu al-Mubarak.27l
Abdurrahman bin Abdullah bin Uqbah al-Mas'udi (w. 160 H) memiliki
banyak kitab yang dibawa oleh Syu'bah dari Baghdad.272 Zaidah bin
Qudamah (w. 161 H) memiliki banyak kitab yang diperlihatkannya kepada
Sufyan atsrTsauri,zTs dan Zatdah adalah sederajat dengan Syu'bah bin
Hayaj.z7a Suffan atsTsauri (97-161 FD memiliki banyak kitab, di antaranya
kitab hadits, yaitu al-Jami' al-Kabir dan al-Jami' ash-Shaghir.zTslbrtlr al'
Mubarak berkata, "Ibrahim bin Thatrman (w. 163 H) dan asSukari, yaitu
Abu Hamzah (w. 167 H), adalatr duaorangyanskitabkitabnya sahih.'276

Syutah bin al-Hajjaj (w. 160 II) memiliki kitab tentang hadrts gharib.z77
Abdul AzizbinAbdullah al-Majisyum (w. 164 H) memiliki kitab-kitab
mushannafyang diriwayatkan oleh Ibnu wahb darinya.2T8Abdullah bin
Abdullah bin Uwais (w. 169 H)-anak paman Malik dan iparnya dari
perkawinan dengan saudarinya--memiliki kitab-kitab yang kemudian
dimiliki oleh anaknya, Ismail.ze Sulaiman bin Bilal (w. 172 ID mewasiatkan

268 Lihat Tahdzibut-Tahttzib hlm. 167, iuz vltr.


269 gp.r;1.,hkn.236.
270 yy^1 Tahdzibut-Tahdzib, hhn. 104, juz tr.
2Tl ylulTahdzibut-Tahdzib,hkn.450, juz D( dan Taqdimotul-Jarh wat-Ta'dil, hlm. 272. Yunus
menulis hdits d ari az-Zuhi. lthat Taqdimatul-larh uat-Ta'dil, hlm. 205.
x2 lrh^t Taqdimatul,iarh wat-Ta'dil, hlrn. 145.
273 n;a.,h1m.80.
274 7o7r1;ra1ut-Huffaztr,hlrn. 200, juz I.
frS l-rhat ol-Fihrasat,Ibmt an-Nadim, hlm. 315.
276 7aqil;matul-Jarh wat-Ta'dil,
hlnt 270.
2T bhat ar-Risahtul-M*stathrafah, hlm. 85.
fr8 lrhat rohdribut-Tahdzib ,hlm. 344, iuz I. Ibnu Wahb berkata, "Saya menunaikan ibadah haji
padatahun 148 H dan saya mendengar suaraAbdulAziz binAbi Salmah." hnu Wahb adalah pemilik
Sunnah. Penduduk Baghdad menulis sunnah darinya lM.
2?9 y7^1 Tahdzibut-Tahdzib, hkn. 280, juz v.
396 Hadits Nabi Sebetun Dibukukan

kitabkitabnya kepada Ab dln Adz bin Abi Hazim.zn


Perlu disebutkan bahwa Abdullah bin Luhai'ah (w.174 FI), seorang
muhaddits di negeri Mekah, memiliki banyak kitab yang terbakar pada
tahun 169 H, dan kitabkitab itu termasuk sahh.281Ibnu I-uhai'ah memiliki
suatu shahifah tentang hadits yang dinilai termasuk shahilah himpunan
hadits-hadits yang terdahulu. Shahifah ini berada di koleksi naskah di
Hydalburg.282 Al-Iaits bin Sa'd (9+175 H), seorang syekh dan ulama di
negeri Mesir, memiliki banyak kitab hasil susunannyaffi

IGmi menemukan banyak informasi mengenai kitabkitab tnushannaf


(hasil-hasil penyusunan). Namun, karena keterbatasan halaman, tidaklah
mungkin disebutkan semuanya. Banyak bukti tentang banyaknya kitab
mushannafpada akhir abad ke*2 Hrjrah. Di antaranya adalah keberadaan kitab
kitab mengenai babbab hadits, ijal al4ad,i.ts, gharib alfiad,i,ts hadrts ghaib),
hadits yang ryadz,dan hadits yang mengandung'i.llatl<arya Ahbin Abdullatr
al-Madani (16l-234 fD.Jurnlahnya lebih dari seratus kitab. Sebagian dari
kitab itu disebutkan oleh Muhammad bin Shalih al-Hasyimi. Setiap kitab
terdiri atas banyak ltz,yxrg sebagian darinya mencapai 30 juz.ru
Demikianlah, para ulama mempunyai andil dalam memelihara hadits,
baik melalui hati mereka maupun melalui kitabkitab. Ali bin al-Madani ber-
kata, "Saya memperhatikan bahwa isnad hadits berlangsung dan berputar
atas enam orang:bagi penduduk Madinah adalah Ibnu Syihab (w. 124 FD,
bagi penduduk Mekah adalatr Amr bin Dinar (4G126 H),ffi bagi penduduk
Bashratr adalah Qatadah bin Da'amah asSadusi (w. 117 tI) dan Yahya bin

2& bhat al-Ishabah,hlm.199, juz MI.


281 p6"1 Tad*iratut-Huffuzl4hlm.zz\,juz I. Imam Ahmad berkata, 'Tidak ada muhaddits
Mesir kecuali Ibnu I-uhai'ah." Adapun alasan al-Bulhari dan Muslim tidak berdalil dengan hadits
Ibnu trrhai'ah-kecuali dalam persoalan mutaba'at-adalah karena kitab-kitab Ibnu hhai'ah telah
terbakar. lthat Tadz.kiratul-Huffazh, hlm. ZZ0, juz l.
282 yr67rro1, Ammah
fi Taikh al-Fiqh at-Ishmi,hlm. 118.
283Uhat Tadzliratul-Huffazlr, hlrn. 209, juz I.
2& Al-Jamiu li Akhlaqir-Rawi wa Adabis-fuini', hlrn. 194. Uhat juga Taqdimatul-larh wat-
Ta'dil,hlm.3L9.
2S S"o.-g muhaddits dan ahli fikih. Tentang diri Ibnu Dinar, Syubah berkata, Tidak ada
orang yang leblh tsabat dalarn hadits dibandingkan dengan lbnu Dinar." UhatTaikh al-Islan, adz-
Dzahabi, hlrn. 114, juz V, dan Tahdzibut-Tahdzib, hlrn. 268, juz XI.
Bab lY: Kapan Hadits Dibukukan 397

Abi Katsir (w. 129 H),zsodan bagi penduduk Kufah adalah Abu IshaqAmr
bin Abdullah asSabi'i (33-127 H)zsz U- Sulaiman bin Mahran al-Amasy
(61-148 H).Ali al-Madini berkata, "Ilmu enam orang tersebut kemudian
berpindah dan dimiliki oleh para penulis kitabkitab mushannaf."z$

PASAL TIGA
BEBERAPA PENDAPAT
TENTANG PEMBUKUAN HADITS

A. Pendapat Syekh Muhammad Rasyid Ridha (1282-1354 H)


Imam Muhammad Rasyld Ridha berkata, "Kemungkinan, orang yang
pertama kali menulis hadits dan lain-lain dari kalangan tabi'in pada abad per-
tama Hijrah,lalu menjadikan apa yang dihrlisnya sebagai lttab mushannaf
maimu'adalah Khalid bin Ma'dan al-Himshi." Diriwayatkan bahwa ia
bertemu dengan 70 orang satrabat. Penulis l<rtab Tadzkirah al-Huffadh
berkata, "Saya tidak melihat seseorang yang lebih menekuni ilmu diban-
dingkan I{halid. Ilmunya dihimpun dalam suatu kitab yang dilengkapi
kancing dan tali pengikat."
Rasyid Ridha berkata "I.(halid bin Ma'dan menghimpun ilmunya dalam
safit mushannafyangterpelihara dengan baik, dilengkapi dengan kancing
dan tali pengikat agar tidak tercecer. Ini tedadi pada abad pertama Hijrah
karena ia meninggal pada tahun 103 H atau 104 H. Namun, yang lebih
dikenal sebagai orang pertamayang memrlis hadits adalah Ibnu Syihab az-
Z'rhn alQurasyi. Dan, kemungkinan ia melakukannya karena adanya
ancirman dari para amir Gubernur) Bani Umayyah."4e
Ifuni telah mengetahui sikap para ulama terhadap penulisan hadits

286 Ar-namahurmuzi menyebutkan bahwa Ibnu Abi Ifttsir meninggal di Yamamatr pada tahun 132

H. Hal ini bersumber dariTab.hiratul-Huffazlr,hhtr l2l,'luzl,darTahdzibut-Tahdzib, hlm.268,iuzXI.


287 Assabit t rmasuk seorang tabi in yang E&o#. Ia adalah seorang imam dan syekh di Xufrh

pada masanya yang sempat bertemu dengan Ali r.a. Diriwayatkan" asSabi'i mendengar hadits dari
38 orang sahabat l-thatTarihlt al-Islam, adz-Dzahabi, trlm. 116, juz V danTildzibut-Tafulzib,hlm.
63, juzMII.
N6hatal-Mnhodditul-Fashit,hlm.156: ab dan Taqdimatul-Jarh wat-Ta'dil,hlm.34 dan 129.
N Mrialah ot-M oaar, hlm. 7 il|wx-
398 Hadits Nabi Sebetun Dibukukan

sepanjang abad pertama Htjrah dan paro pertama abad ke2 Hijratr. IGmi
menemukan bukti-bukti ilmiah yang meyakinkan tentang pembukuan
hadits pada masa Rasulullah saw., sahabat, dan tabi'in. Oleh karena itu,
kami tidak bisa menerima pendapat Usta& Imam Rasfd Ridha tersebul
Hal ini dapat dilihat dari dua sisi kemungkinan, yaitu sebagai berikul
Pertama. Jika kami menganggap bahwa yang dimaksud oleh Rasytd
Ridha adalah pembukuan hadits secara individual yang dilakukan oleh
ulama maka banyak sahabat dan tabi'in yang mendahului ffta[d dalam
membukukan hadits dan memelihara hadits yang mereka hrlis. Ibnu Amr
memelihara shahifah-nyadi dalam petiyang diikat dengan rantai. Yanglain
juga memelihara hadits di dalam kitabkitab dan buku-buku catatan, seperti
Hamam bin Manbah dan Ibnu Syihab. Dengan demikian keberadaan ilmu
Iftalid bin Ma'dan-yang dihimpun dalam suatu kitab yang diikat dengan
baik-tidaklah cukup dijadikan bukti bahwa ia adalah orang pertama yang
membukukan hadits pada masanya.

Kedua. Jika kami menganggap bahwa yang dimaksud oleh Rasyid


Ridha adalah pembukuan secara resmi unfuk memenuhi keinginan Umar
binAbdul Avizmal<aAbu Bakarbin Hazrn dan Ibnu Syihab azZl:f;.litelah
mendahului fftatd. TErbukti bahwa Ibnu Syihab menulis hadits untuk
Umar dalam buku-buku catatan yang kemudian dibagikan ke setiap
wilayah yang dipimpin oleh seorang sultan. Dengan demikian, I{halid
bukanlah orang pertama yang menyusun hadits, baik secara individual
maupun secara resmi. Telah ada orang yang mendahuluinya dalam meng-
himpun hadits. Dalam hal ini, kami menganggap shahifah Ktralid termasuk
shahifah pertama pada abad itu.
Jika diketahui bahwa Ibnu Syihab azZrhnadalah orang pertamayang
menulis hadits maka hal ini dilakukannya unhrk memenuhi perintah Umar
bin Abdul Aziz,bukan karena para amir Bani Umayyah mengancalnnya.
Telah kami kemukakan bahwa ia telah menulis banyak hadits Rasulullah
saw. pada saat menuntut ilmu.
Hal di atas menunjukkan bahwa Ibnu Syihab az-Zuhn telah lebih
dahulu membukukan hadits sebelum oftIng lain. Selain itu, ada orang yang
telah membukukan hadits sebelum azZlhn dalam bentuk tidak resmi,
dengan menuliskan ilmunya di lembaran-lembaran. Mereka memperhati-
kan. menjaga, serta memelihara lembaran-lembaran ifu agar tidak hilang.
Dari penjelasan terdahulu, terbukti bahwa banyak orang (sebelum Ibnu
Bab lY: Kapan Hadits Dibukukan 399

Syihab dan Khalid bin Ma'dan) telah menulis hadits dan memeliharanya
dengan sarana yang mudah mereka peroleh. Mereka ingin memelihara
hadits Rasulullah saw. dari kemungkinan hilang atau diubatr.

B. Pendapat Syi'ah tentang Pembukuan Hadits


1. As-Sayyid Hasan ash-Shadr
Referensi terbesar dalam persoalan-persoalan agama, asSayyid Hasan
ash-Shadr (1272-1354 H), berkata, " N-Hafizh Jalaluddin as-Suyuthi telah
melaknkan kekeliruan dalam kitabnya Tadribur-Raari, dengan menyebut-
kan bahwa permulaan pembukuan hadits terjadi pada awal tahun 100 H. As
Suyuthi berkata, Adapun permulaan pembukuan hadits terjadi pada awal
tatrun 100 H pada masa pemerintahan Umar bin Abdul Airz, atas frintah-
nya.'Di dalam Shahih al-Bukhari pada bab-bab tentang ilmu dikatakan,
'[Jmar bin Abdul Aziz berkntm surat kepada Abu Bakar bin Hazn....' Ibnu
Hajar al-Asqalani, dalam Fathul-Bari.. berkata,'Dari sini dapaflah dipahami
dan disimpulkan permulaan terjadinya pembukuan hadits Nabi saw..'
Kemudian, asSuyuthi menarik kesimpulan bahwa orang pertama yang
membukukan hadits atas perintah Umar bin Abdul Aziz adalah lbnu
Syihab. Demikian pendapat asSuyuthi dalam l<rtab Tadibur-Rawi,."
Selanjutuiya, as-Sayyid Hasan ash-Shadr menguraikan pendapatnya
sebagai berikut.
"Masa pemerintahan Umar bin Ab drn Azlzberlangsung dua tahun lima
bulan, yaitu dari tanggal 10 Shafar 98 H (atau 99 fD sampai ia meninggal
pada tahun 101 H, pada tanggal 5 atau 6 Rajab. Menurut satu pendapat,
tanggal20 Rajab tahun 101 fD. Tidak diketahui secara pasti kapan Umar
memerintahkan pembukuan hadits. Dan, tidak ada seorang pun yang
menukil bahwa perintah Umar tentang pembukuan hadits pada masanya
telah terlaksana. Pendapat al-Hafizh Ibnu Hajar adalah suatu perkiraan,
bukan suatu kepastian yang dapat dibuktikan dengan mata. Dan, seandai-
nya perintah Umar itu, menurut para atrli ilmu hadits, telah dilaksanakan
dan membuahkan hasil (yang dapat dibuktikan dengan mata), niscaya
mereka tidak mengatakan bahwa pembukuan hadits Rasulullah saw. secara
tersendiri-artinya tidak dibukukan bersama dengan selain hadits-teriadi
pada awal tahun 200 H. Padahal, hal ini dikatakan oleh Syekhul-Islam dan
yang lainnya. Ibnu Hajar berkata, '...sampai sebagian imam menilai penting-
400 Hadits Nabi sebetun Dibukukan
nya haditshadits Nabi saw. dibukukan secar:a khusus dan tersendiri, dan
hal ini terjadi pada awal tahun 200 H....'Demikian pula, dalam kitab
Tad*iratul-H uffazh,, al-Hafizh adz-D z,ahabi menegaskan bahwa masa awal
penyusunan dan pembukuan Sunnah dan penghimpunan /zru' adalah
setelah jatuhnya pemerintahan Bani Umayah disusul berdirinya Bani
Abbasiyah. Dalam hal ketelitian mencatat peristiwa sejarah, ddak ada yang
dapat menandingi adz-Dzahabi. Dan, adz,Dzahabi tidak berpendapat
seperti pendapat asSuyuthi. Batrkan, semua ulama Sunnah-yang menulis
hadits pada masa-masa permulaan penulisan hadits-tidak menyebutkan
sesuahr yang sejalan dengan pendapat asSuyuthi. Maka, ada kemungkinan
hadits itu baru dihimpun setelah ma$a Umar bin Abdul Aziz. Dengarr
demikian, pendapat bahwa hadits telah dihimpun pada awal tahun 100 H
tidak dapat dibenarkan karena tidak dapat dibuktikan. SemogaAllah SWT
melindungi kami dari tergesa-gesa mengemukakan pendapal"zm Demi-
kianlah pernyataan Hasan ash-Shadr.

Menurut penulis (Muhammad Ajaj al-Iftatib), pendapat asSuyuthi


tidaHah keliru, tetapi merupakan kebenaran ilmiah seb4gaimana terlihat
jelas pada kajian kami sebelumnya
Fakta tentang pendeknya masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz dan
tidak diketahuinya secara pasti kapan ia memerintahkan pembukuan
hadits, tidak dapat menafikan terlaksananya perintah khalifah oleh para
ulama. Dan, jika dikatakan bahwa tidak ada seorang pun yang menukil
tentang telah terlaksananya perintah Umar maka hal ini bertentangan
dengan fakta. Kenyataan menunjukkan hal sebaliknya. Ibnu Abdul Barr
menegaskan bahwa Ibnu Syihab mematuhi perintah lfialihh. Ia menulis
hadits dalam buku-buku catatan dan khalihh mengirim suahr buku catatan
kepada setiap wilayah yang dipimpin oleh seorang sultan.2el
Apa yang dikemukakan oleh Ibnu Hajar bukanlatr suatu perkiraan
semata-mata. Di samping ifu, pendapat ulama hadits-bahwa pembukuan
hadits secara tersendiri terjadi pada awal tatrun 200 H-sama sekali tidak
menafikan terjadinya pembukuan hadits unfuk memenuhi perintatr lhalifah
UmarbinAbdulAziz.

290 7o't;*'UlumusySyi'ah, hlrn. n &27 g.


nl bhatlam;u Bayanil-'Ilmi wa Fadhlih,hkn. 7O juz I.
BaU IV: Kapn Hadits Dlbukukan 401

Kami yakin bahwa hasil pembukuan hadits pada masa-masa awal


pembukuan hadits, yakni pada masa Rasulullatr saw. dan sahabat, tidak
tercampur dengan futwa sahabal Bukti terkuat tentang hal ini adalah
keberadaan ash$hah,ifah ash-Shaniqah dan ash-Slatrifah ash$lahihah.
Fendapatal-Hafi zhadz-Dralnbidalamktt^bTadzkiratul-Huffazbyatg
disebutkan oleh Hasan ash-Shadr-tidaklatr tepat dijadikan bukd, sebab adz-
Dzahabi dalam konteks itu bermaksud mengikhtisarkan kondisi pada abad
pertama Hijrah. Ia tidak mengkaji masalah pembukuan hadits secara
}rhusus dan terperinci. Sekalipun demikian, dia-dalam biosrafi para ulama
yang menyusun hadits-menyebutkan bahwa mereka adalah oftmg{ftIng
yang pertama menyusun hadits di negaranya masing-masing. Dalam
kitabnya itu, adz-Dzahabi tidak mengkaji masalah pembukuan hadits
secara terperinci karena kitab Tadzkirah adalah kitab tentang riialul4adits,
bukan kitab tentang ilmu hadits danmushthalah hadits.

Adapun pernyataan Hasan ash-Shadr "ddak seorang pun dari ulama


angkatan pertama yang menulis hadits dan'ulumul-h,ad.i.ts menlebutkan
pendapat yang dikemukakan oleh asSuyuthi" tertolak berdasarkan kajian
kami. Sesungguhnya pendapat asSuyuthi ihr disebutkan oleh ar-Ramahur-
mun.Ia menjelaskan latar belakang sikap orang yang menolak penulisan
hadits pada masa-masa awal perkembangan Islam serta mengkompromi-
kan hadits-hadits yang melarang penulisan hadits dengan hadits yang
membolehkannya. Meskipun ar-Ramahurmuzi tidak menyatakan secara
tegas seperti as-Suyuthi, ia mengemukakan sesuatu yang darinya dapat
dipahami bahwa sebagian ulama telah membukukan hadits pada abad
pertama Hijrah.2e2 Selain itu, ia menjelaskan perhatian Umar bin Ab dul Azlz
terhadap penyebaran dan pemeliharaan As-Sunnah.D3
Al-Ktrathib al-Baghdadi menulis l<rtab Taqyidul:Ilm untuk memapar-
kan perjalanan pembukuan hadits pada abad pertama. Ia menjelaskan
banyak hal yang masih samar bagi kebanyakan orang dan membuktikan
bahwa sebagian'pemilik ilmu telah melakukan pembukuan hadits pada
masa Rasulirllah saw. dan setelatr beliau wafa[
Selain itu, Abu Ubaid a1-Qasim bin Salam (L57 -224, H) meriwayatkan me

nzutrxat-tu*a/alitsul-Fashil,hlrn. 71: a- 7I : b.
D3 ruia.,hlrn. 153:a.
409 Hdtts Nabi sebclw a/filukukal-

lalui sanadnya dari Muhammad binAffiur-Ratrman alAnshari bahwa ia ber-


kata "Ifttika Umar bin Abdul Aziz menjabat sebagai khalifah, Umar mengirim
suratke Madinah, meminta hrlisan Rasulullah saw. tentang zakat dan fuIisan
Umarbin Ktraththab ... kemudian keduatulisan itu disalin unhrknya.4
SunggUh, saya tidak menduga masih ada orang yang mengHaim batrwa
pemerintah Umar bin Abdul Aziz tidak terlaksana atau tidak mendapatkan
respons positif. Dengan demikian, pendapat ulama batrwa awal pembukuan
hadits teriadi pada awal tahun 100 H, bukan suatu perkiraan atau ber-
pendapatyang tergesagesa. Maftsud ulama ihr adalatr pembukuan secara
resmi yang diprakarsai oleh pemerintah. Adapun pembukuan secara
individual telah berlangsung sejak nusa Rasulullah saw..

Setelah mengemukakan pendapatnya, as-Sayyid Hasan ash-Shadr


berkata TikaAnda telah mematramihal ini makaketahuilah bahwa Syr'atl
adalah orang yang terlebih dahulu menghimpun atsarqtsar dan kabar-
kabar pada masa para khalifah Nabi saw.. Mereka mengikuti imam mereka,
Amirul-Mukminin."
Kemudian, Hasan ashShadr menyebutkan kitab milikAli r.a. Kitab itu
besar dan banyak memuat tambahan. Ash-Shadr juga menyebutkan
shahifah milik Ali yang digantungkan di pedangnya. Kitab lain yang
disebutnya adalah kitab milik Abu Rafi', hamba Rasul Allah sau/., yirng
diberi nama Kitab as-sunan wa al-Ahham ua al-Qadhaya. Abu Rafi',
meninggal pada masa-masa awal pemerintahan Ali r.a.
As.Sayyid Hasan ash-Shadr berkata "Awal pemerintahan Ali, Amirul-
Mukrninin, adalah tatrun 35. Dengan demikian, dapat dipastikan, tidak ada
orang yang mendahului Abu Rafi' dalam hal penghimpunan babbab dalam
hadits.%

8tAhAnmlhh35&:i59.
295 ra'srsrsl.srd'ah li'Ufumit-Ifum,hhn Zlll,N.Savyid Hasar astxShadr nten@takm baltra
orang yang pertama menyllsun atsartlsar adalah Maulana Abu Abdullah Salman al'Farisi'
sedangkan orang )ang pertama menyusun hadits dan c&ar, setelah para pendiri Syi'ah, adalah Abu
Dzarr al{hifiri, seorang satrabat Rasulultah saw.. Abu Dzarr memiliki suatu kitab tentang khutbah
yang di dalamnya dijelaskan banyak hal setelah Nabi saw. wafat Halhal itu disebutkan oleh Syehh
Abu JaTar ath:Thusi dalmr al-Fihrasot Kemudian, ashShadr menyebutkan kitab mifik Ubaidilhh
bin Abu Rafi'yang berisi keputusan-keputusan Amirut-Mukminin dan kitab yang menyebutkan
nama para sahabat yang ikut dalam Perang Jamal, Perang Shiffn, dan Perang Nahrawan bersama
AmirulMukrninin. Iihat Tallvsysli'ah li 'Uumil-Ifum' hlm. 282 dan seterusnla-
Bab tY: Kapn Hadtts Dibukukan 403

Menurut penulis Muhammad Aaj al-Khathib), jika kabar di atas benar


maka Abu Rafi' termasuk orang yang membukukan hadits pada masa
satrabat dan ia telah didatrului oleh Abdullah bin Amr yang telah menulis
hadits pada masa nabi saw.. Dan, jika benar kitab milik Abu Rafi'disusun
berdasarkan bab-bab, yaitu: bab shalat, puas, haii, zal<at dan puhrsan-
putusan, seperti yang disebutkan oleh Sayyid Hasan ash-Shadr maka
kelebihanAbu Rafi'adalatr sebagai omng pertamayang menghimpun bab
bab dalam hadits, bukan oftmg pertama yang nrembulorkan hadits. Dan,
kebenaran hal ini tidak mendorong kami menafikan kabar-kabar tentang
pembukuan hadits pada masa Iftalifrh Umar bin Abduf Aziz, yang seqra
historis telah terbukti kebenarannya.

2. Kitab Maimu'Imam Zaid


Dalam mengkaji Syr'ah dan pembukuan hadits, kita harus mengkaji
satu kitab induk Syi'ah Zaidiyatr yang dibukukan pada permulaan abad ke2
Hijriah. Kitab induk ltualahMajmu' al-Imam fuid.Unbtkmengenal kitab
ini, kami jelaskan trentang: (a) pemilik L<rtab al*Iaimu', yufri Imam Zaid, (b)
perawi lst^b al-Maimu.', darr (c) kandungan l<ttab al-Maimu'.

a. Imam laid
Ia adalatr Aid binAli AinalAbidin bin al-Husain binAli bin AbiThalib
r.a.. Imam Zaid dilahirkan sekitar tahun 80 H dan tumbuh di lingkungan
keluargayang dikenal memiliki ilmu dan jiwa jihad. Ia menerima ilmu dari
ayahnya kemudian belajar kepada saudaranya, Muhammad al-Baqir, yang
diakui oleh ulama sebagai orang yang berkedudukan tinggi di dunia ilmiatr.
Ia juga belajar kepada kibar atlabi'in'tabfin besar' di Madinah. Ia ber-
pindah-pindah antara Hijaz dan Irak Ilmunya sangat mendalam sehingga
para ilmuwan lain mengakui kelebihannya
Ketika Ja'far ash-Shadiq ditanya tentang diri pamannya, yaitu T:iid,ia
menjawab, "Demi Allah, dia adalah oftrng yang paling banyak membaca Al-
Qur'an, paling mendalami ilmu agama Allah, dan paling rajin bersilahr-
ratrmi di antara karni. Demi Allah, tidak sesuatu yang ditinggalkan untuk
kami, unfuk kepentingan dunia maupun akhirat, yang seperti dirinya." Asy-
Syabi berkata, Tidak ada wanita melatrirkan seorang anak yang lebih
memberi bermanfaat, lebih berilmu, lebih berani, dan lebih zuhud di-
404 Had,lts Nabl sebetum Dlbutukan
bandingkan 7:lid." Ketika al-Baqir ditanya tentang saudaranya, 7.aid, ia
menjawab, "sesungguhnya Aid dikaruniai keluasan ilmu (oleh Allatr)."ffi
Tentanghubungan Zaid dengan l(halifrtr HiqrambinAbdul Malik dan
para pejabatnya, ditemukan banyak kabar yang menyebutkan bahwa
mereka mendiskreditkan Zaid. Disebutkan bahwa Zaid terpaksa beroposisi
terhadap kfialihh. Di antara kabar itu adalah kabar dari Ibnu al-Imad al-
Hanbali batrwa pada suahr hariT:iid, datanE menemui Hisyam bin Abdul
Malik, kemudian Hisyam berkata kepadanya, "Engkau berjuang untuk
menduduki kursi khilafah (sebagai lfialihtl), sedangkan engkau adalah
anak seorangwanita budak" Zaid menjawab, "IGum ibu tidaklah kalah dari
kaum lelaki dalam meraih citacita- Ibu Ismail adalah seorang wanita budak
milik ibu Ishaq a.s. dan hal itu tidak menghalangi Ismail diangkat oleh Allah
sebagai nabi, dijadikan-Nya ayah bagi bangsa Arab dan dari hrlang be
lakangnya Dia melahirkan manusia terbaik, yaitu Muhammad saw..
Apakah engkau berkata demikian kepadaku, sedangkan aku adalah putz
Fatimah dan l$?ryl Taid lalu melancarkan pemberontakan di Kufrh dan ia
dibaiat oleh 15.0001aki-laki warga lfufatr. Namun, pada suatu malam, ketika
ia melancarkan pemberonhkan, mereka memisatrkan diri darinya kecuali
300 orang. Ketika ia terbunuh, kepalanya dikirim ke Syam, kemudian ke
Madinah. Peristiwa ini terjadi padatahun l22H.N
Imam Zaid memiliki kitab musnad yang diberi nama al-Maimu' al-
Fiqhi.Ia juga memiliki l<rtab al-Maimu' al-Haditsi. Kedua kitab itu di-
himpunm oleh Amr bin Khalid al-Washiti. Selain itu, ia memiliki kitab tafsir
tentangkata-kata gharib (suliD di dalamAl-Qu/an, penetapan imarnah, dan
tata cara ibadah haji.3m

b. Perawi l{itab al-Majmu'


Perawi al-Majmu' adalah Abu Khalid Amr bin Khalid al-Wasithi al-
Hasyimi Ia meriwayafkan dr:a majmui yartu al-Moimu' al-Hadi$ dan al-
Majmu' ol-Fiqhi milik Imam Zaid. Abu l{halid berkata, "Saya bersahabat

ffiLiInatMrqaddimatu MtlrrlsdzaiduaTariomafidw, trlm. 2 dan halamanhalanran berikutsrya


m Sydutdttdz-DznhaD, hlm. f57, juz I. Dan, lihat al-hraa ?tid, lbuZ-ahrah, hlm. 4246.
N Unat Syolznrotudz-Dzolwb, hlrn l5S, iuz I, dan al-Iilon fut4 hlrn 42{6.
N Libat ot-Inan kid, ttbtt hfirah, hkn. 232.
N Uh^t Mrrqoddirr*tu Mtnad tuid (al-Maind, hlm. +5.
Bab lY: Kapan Hadits Dibukukan 405

dengan Imam 7-ard. Sayatidak mengarnbil hadits darinya kecuali jika saya
telah mendengarnya sekali, dua kali, tiga kali, empat kali, lima kali, atau
lebih dari itu. Dan, saya tidak melihat seorang keturunan Bani Hasyim
seperti T,aidbur Ali. Oleh karenanya, saya bersatrabat dengannya lebih
daripada oftmg{rang 1ain."3016i6u Khalid meninggal pada tahun 150 H.
Ada perbedaan pendapat tentang Abu I.(halid. Syi'ah Zudiyah me-
nerima riwayatnya. Mengenai hal ini, al-Qasim bin Abdul Azizberkata,
"Banyak perawi tsiqah yang meriwayatkan dari Amr bin Khalid al-Wasithi,
yaitu Abu Khalid. Ia adalah oftmg yang banyak menyertai T:lidblur,Ali a.s..
Kebanyakan pengikut Zaidiyah mengarnbil madzab Taid bin Ali a s. darinya
dan lebih mengutamakan riwayatnya atas riwayat yang lain."m Sedangkan,
Syl'ah Imamiyahm3 dan lain-lain mencelanya.
Pen-ryarah (komentator) kitab al-Majmu' menolak tuduhan orang-
orang yang mencela Amr. Ia menjelaskan pendapat ulama tentang diri Amr
dan berkesimpulan bahwa semua tuduhan yang dilontarkan kepada Amr
tidaklah mengurangi sifat adilnyau Demikian pula Ustadz Muhammad
Abu Zahratr menolak semua tuduhan terhadap Amr. Akhirnya, ia berke
simpulan batrwa alasan-alasan unhrk menerirna riwayatAbu Ktralid lebih
kuat daripada alasan-alasan unfuk menolalanya.ffi

c. I(tab al-lVlaimu'
Terdapat perbedaan pendapat tentang lrctab al-Maimz'. Apakatr kitab
ini disusun oleh Imam Zaid, seperti yang ada sekarang, dengan cara
didiktekan kepada murid-muridnya? Atau, kitab ini merupakan karya Abu
I.ilralid? Suatu ketika, Abu Khalid ditanya oleh Ibratrim bin 7-abarqan,
"Bagaimana engkau mendengar kitab ini dariTliid, bin Ali?" Abu Khalid
menjawab, "Saya mendengar kitab ini dari Z:iid. Para satrab at T:rtd bin Ali,
yang bersama saya mendengarnya, telatr terbunuh. Sekarang tinggal

301 fra., hlrn. 26, dan ar-Ratdhal-Ndttir, hlm. 8, juz l.


M Ar-Ratdhua- Ndhir, hlm. 2ll, jn l.
ffi At-hrum tuilt, AbuT-ahrah, hlm. 233.
304 Uhat ar-Raudhun-Nadhrr, hlm. 25-47, it:z l. Pen-qamh lotab abMaimz' a<lahh Allamah
Syaraf ad-Din bh atHaimi al-Yamani. Apa Vang dipaprtqn oleh perr-Eaorci itu tentang persoalan di
atas sangat baik dipelajari.
36 y1rr1 o1-1r*m Zaid obh l$u Zahrah,hlm" 13$l5s.
406 Hadits Nabi Sebelun Di0lrtkukan

saya."3m Imam Muhammad bin al-Muthahhar, pada bagian awal kitab


ryarah-ny4 al-Minhai 'ala Maimu', berkata "Mazhab T:itdblur.Ali sangat
sulit ditemukan karena sedikit sekali dimuat dalam kitab yang lengkap,
kecuali yang berhasil dihimpun oleh Abu Khalid. Abu Iftalid menghimpun
dua kitab rnajmu'kecil, salah satu di antaranya berisi kabar-kabar dan yang
lain tentang fihh."307
Keduakabar di atas dapat dikompromikan dengan mengatakan bahwa
Abu Ktralid mendengar hadits dan fikih dari Imam Zaid kemudian ia
menpsunnya dalam ilnmaimu'. Menurut kami, pemahaman seperti ini
tidak jauh dari kebenaran karena sebelum ia datang ke Kufah, Abu Ktralid
bersahabat dengan Taid dt Madinah selama lima tatrun. Setiap tahun,
ketika menunaikan ibadah haji, ia tinggal di rumah Zaid selama beberapa
bulan,ru sedangkan masa Imam TAid adalah Inasa{nasa awal penyusunan
hadits. Sekalipun demikian, kami tidak bisa memastikan bahwa lttab al-
Majmu'yangada sekarang adalah susunan Imam Taidl<atenaorang yang
mempelajari materi (matan) al-Maimu' melihat banyak hadits yang di-
riwayatkan oleh Abu Ktralid yang di dalamnya terdapat perkataan, " Tddb:u;r
Ali meriwayatkan kepadaku U ;. 'i-:i et;)". Tentang fikih, Abu l{halid
berkata "Zaid bin Ali berkata ('* u :;-;'|tu)." Ada pula ungkapan-ungkap
an lain yang menunjukkan bahwa Abu Ktralid menerima riwayat dan
pendapat Tatd bnAli secara lisan.

Hal di atas tidak menutup kemungkinan bahwa Imam Zaid menuang-


kan sebagian ilmunya dalam suatu kitab, baik ia mendiktekan kepada
murid-muridnya maupun tidak. Penulis sendiri (Muhammad Ajaj al-
Khatib) lebih cenderung mengatakan bahwa Abu Khalid menulis hadits
dan fikih dari Imam Zaid, kemudian ia menghimpumrya dalam dua kitab
majfnu',dan semua ini tidak mengurangi kebenaran penyandaran lttab al-
Maimu'kepdalmanTaid.
Berdasarkan hal ifi., al-Maimu'termasuk dokumen sejarah yang
sangat penting, yang membuktikan permulaan penpsunan dan peng-

ffi Ar-Rardtttn- N&ir, hkn A\ fuz l.


stJt nid.,htm.Zt,jvt.
N n;a.,hlrn. zi, juz I.
hb tV: Kepal. Hdtts Dtbttkukan 407

himpunan babbab dalam hadits pada masa-masa awal abad ke2 Hijrah.
Kami dapat menyimpulkan hal ini dari keseluruhan pemaparan kami
tentang kitabkitab mushannaf datmaimu'l<arya para ulama sekalipun
kami tidak melihat contoh konkret yang dapat menggambarkan para
pemilik litab mushnaf itu, kecuali kitab Muwaththa'Imam Malik yang
selesai disusun sebelum pertengatran abad ke2 Hijratl. Dengan demikian,
al-Maimu'telahdisusun pada sekitar 30 tahun sebelumnya.
Yang jelas, al-Majmu'yang dicetak menghimpun fikih dan hadits.
Dengan demikian, ia menghimpun &n naimu',yufrt Majmu' al-Fiqhi dan
Majmu'al-Hadi&l, tetapi keduanya tidak terpisah. Buktinya kami melihat,
pada satu bab, Abu Khalid meriwayatkan haditshadits marfu' Nabi saw.,
a&aratsar dari Ali r.a., dan fikih Imam Zaid (semogaAllah melimpatrkan
ratunat kepadan)ta).
Kitab al-Majmu' menghimpun 228 hadits marfu' Nabi saw., 320 kabar
dariAli r.a, dan hanya 2l<abar dari alHusain.m
Kitab al-Majmu' disusun seperti'sistematika kitab-kitab fikih. Di
dalamnya terdapat kitabkitab seperti "ldtab athlhaharah" (perihal ber-
suci), lkitab al-iarui{ (perihal jenazatr), "kitab zalrarf , "kitab ashfuh",
"ldtab ashshiyam" (perihal puasa), "ldtab ol+roif , titab alhuyu" (rrihal
jual beli), dan sebagainya- Setiap kitab disusun dengan bab yang be6eda-
beda. Setiap bab dimulai dengan hadits mengenai materi bab itu, yang
sanadnya marfu' kepada Nabi saw. atav nau4uf atas Imam Ali r.a.
Unhrk mengenal lttab ol-Maina', berikut ini saya kemtrlrakan sebagian
contoh kandungan kitab itu.
1. Dikutip dari bab "lul-hal 1ang sebaiknya dihindari ketika shabf.
"AbuKlulidberhata,'Zaid,binAlimeiwoyathankrydahu,donayahnya,
danhakeknya,dlnAlia.s.,iaberkata,'Rasulullahmelilwtseseorangy(mg
bermain-main ilengan jenggotnya sewaktu shalat, hemuilian beliau
bersabila, 'Ailapun orang ini, jiha hatinya hhusyu maka khusyulah
anggotabadannya.' Dan, Zaiilbin Ali a.s. berfuto, Jiha enghau seilatg
melakuhan shalat, janganlah menoleh he hanan dan he kir\ jangan
bermain-main denganbatu hecil, jangan menganghot jan-jdnmt jangan
memuhul-mukulhan ujung janmu ogar bersuara, ihn jangan nrrrryusap

W U}urt ttn qodditwtu MLrrwd Zaid, iln:- g.


408 Hadits Nabl Sebelun Dlbukukan

heningmu, sampai enghau selesai melahuhan shalat.' "3r0

2. Dikutip dari "kitab al4uyr," (perihal jual-beli), "bab berkarya mandiri".


"AbuKhalidberhata,'Zaid.binAlimenwayathanhepadahu,danayahnya,
dan hakehnya, dan Ali a.s., iaberkata,'seseorang datanghepadaNabi
s aw. h emudi an b erhat a, Ya, Rasulullah ! Il s aha ap a y ang p aling utama?'
Rasulullah saw. manjawab,'Karya seseorang dangan tangannya (sa:diin)
dan setiap jual-beli yangbaik. Sesungguhnya Allah SWT maryuhai orang
benmanyongberharya.Dan,barangsiapabeher jaherasuntuhheluarga-
nyamahaia seperti orangyangberluangdi jalan Allah, AzzawaJalla." "
"Zaidbin Ali menwayathan hepatahu (Abu Khalid), dan ayahnya, dan
hahehnya,danAlia.s.,idberkata,Barangsiapamencanhartayanghalal
untuh meny dy angi or an g tua, hnah, atau istn moh a Allah ahan memb ang-
hithannya dalam headaan wajahrrya seperti bulan pada malam bulan
purnama."'3l1

C. Pendapat tentang Pembukuan Hadits Secara Resmi


PadakajiantentangPembukuanl{s$unna&,terlebihpadal<aiiarriialal-
hadi.ts pada masa sahabat dan tabi'in, telatr jelas bahwa Gubernur Mesir,
Abdul Azizbin Marwan bin al-Hakam al-Umawi (w. 85 H), berusaha
menghimpun hadits Rasulullah saw.. Hal ini diriwayatkan oleh seorang
imam dan muhaddits negeri Mesy, al-laits bin Sa'd. Al-Laits berkata \a d'
bin Abi Hubaib meriwayatkan kepadaku bahwa Abdul Adzbn Marwan
menulis surat kepada IGtsir bin Murratr al-Hadhrami yang sempat ber-
temu dengan 70 orang satrabatRasulullatryang mengikuti Perang Badardi
Himsh. Ia digelari al-Jund al-Muqaddam. Laits berkata, "Abdul Aziz
berkirim surat kepada Ifutsir, memintanya menuliskan hadits.hadits yang
didengarnya dari para satrabat Rasutullatr saw. kepadanya kecuali hadits
Abu Hurairatr karena telah aimitit<inya'3l2Abdul Aziztidak meminta hadits
Abu Hurairah l<areri, a iafflah memilikinya, yang didengarnya langsung dari

l.,l
3lo Y**7 1r11am ?.aid,hlrn.3e37.
3tt 16y.,htrn.103.
312 Thabaqat lbnu fu'ad,hhn.175, bagian kedua, juz YII; Tatulzitut-TahdzrD, hkn,429, juz YIII.

Uhat jugaSirurA'lamin-Nubcla',manuskrip,hlrn. l45,bagiankedua', ju}'IV.'ii'r'r


ri''+'' ' ' "':

_l
Bab lY: Kapan Hadits Dibukukan 409

Abu Hurairatr.3l3
Gubernur Mesir, Abdul Azizblri. Marwan, meminta tulisan hadits
Rasulullah saw. dari imam dan ilmuwan Himsh yang telrun menuntut ilmu,
yang juga seorang hafizlt dan tsiqah.3l4 Permintaan ini disampaikan ketika
ia menjadi gubernur Mesr{, antara tatrun 6ffi5 H. Mengenai hal ini, kami
dapat memberikan penegasan yang mendekati kebenaran, yaifu: kita
mengetahui batrwa IGtsir bin Murrah meninggal pada antara tahun 70 H
dan 80 H.315Jika kita mengandaikan ia meninggal pada tahun 75 H, maka ini
berarti, permintaan gubernur muncul sebelum tahun itu.

Saya cenderung berpendapat bahwa permintaan Gubernur Ab dulAilz


muncul pada tahun-tahun pertama masa pemerintatrannya. Sebab, gubernur
itu dikenal sebagai orang yang mencintai ilmu, masuk dalam golongan
ulama, serta besar pengorbanannya terhadap 4gama.316 Namun, kitabkitab
referensi tidak menginformasikan kepada kita apakatr IGtsir bin Murratr
mematuhi frintah gubernur atau tidak. Terhadap informasi sejaratr ini
timbul pertanyaan: apakatr IGtsirmenuliskan Hadits Rasulullah sa\il. yang
diminta oleh gubernur? Jika ia menuliskannya maka berapa banyak yang
dihrlisnya? Sahabat manakatr yang menjadi sumber riwayat hadits yang
ditulisnya untuk gubernur? Kemudian, berada di tangan siapa lembaran
dan buku-buku catatanyangtelah dibukukan itu?
Semua itu adalah persoalan yang perlu diselidiki secara saksama Dan
bisa jadi, di kemudian hari sejaratr akan mengungkapkan kepada kita pusaka
agung Islam yang terpendam. IGmi akan mengemukalan jawaban terhadap
persoalan-persoalan di atas sesuai dengan informasi yang kami temukan.
Berdasarkan fakta bahwa mereka sangat memperhatikan hadits, kami
cenderung berpendapat bahwa IGtsir bin Murrah memenuhi permintaan
gubernur. Seandainya menurut perkiraan gubernur Abdul Aziz, ilmuwan
Himsh itu tidak mau memenuhi permintaannya niscaya ia tidak akan
mengajukan permohonan kepadanya. Inilah safu di antara faktor-frktor

31311ra1 ftrtdzibut-Tahdzib, hlrrL Ss6,iuz vI.


314 I]61 Tdzlcirutul-Htpt, hhL 49, iuz I.
315 y1r^1 7o1t4";6"t-Tolrdzib,W, ittzVIIL
3L6 y6^1 oo-yni"mtaZahirah S Mr.t*i Midr, d-&hiroh, t&tl l7l, 174, juz \ dn Wr.loh
Mi*r-d{Gndi,hkrr. 49.
410 Hadits Nabl Sebclun DlMkukan

yang membuat saya cenderung berpendapat bahwa IQtsir menerima


permintaan gubernur, sebab IQtsir dikenal sebagai orang yang memiliki
semangat ilmiah yang tinggl. Tentang hal ini, sulit memastikan berapa
banyak hadits yang dihrlis oleh IGtsir karena kitabkitab referensi tidak
sedikit pun memberikan informasi.3l7 Oleh karenanya, saya berharap Allah
melimpahkan taufk untuk mengungkap dan memperielas persoalan di atas
sehingga kita dapat memberikan penilaian ilmiah seclra benar.
Setelah mengemukakan informasi sejarah di atas, kami dapatmengata-
kan: jika terbukti benar bahwa IGtsir bin Murratr memenuhi permintaan
Gubernur Mesil hal ini berarti sebagran hadits Nabi saw. telah dibukukan
secara resmi pada pertengahan dasawarsa ke8 Hijrah. Perhatian Gubernur
Mesir terhadap hadits Rasulullah saw. dan pembukuannya membuat kami
lebih yakin bahwa pembukuan hadits telah berlangsung bersamaan
dengan penghafalan hadits. Dan, pembgkuannya sama sekali tidak ter-
tunda sampai masa Khalihh UmarbinAbdtrlAilz.
Dengan kesimpulan tersebut, saya tidak bermaksud menyalahi pen-
dapat yang masyhur di kalangan ulama hadits bahwa pembuktran hadits
Nabi saw. tedadi pada awal tatrun 100 H, yaitu pada Inasa pemerintahan
Umar bin Abdul Aziz. Sap hanya memfokus}an perhatian kepada "kunci"
kajian sejaratr pembukuan hadits, baik ia menyimpang maupun sesuai
dengan pendapat yang telah masyhur. Dan, "kunci" ini terpendam dalam
"peruf pusaka ilmiah kita yang menutrggu onmg mengungkapnya Dalam
hal ini, kami tidak bermaksud membuat-buat atau memunculkan sesuatu
yang baru. IGmi sekadarmenghilangkan "debudebu" masalampau yang
menempel di "permata-permata' kita dan merangkainya menjadi "untaian
kalund )rrng menggambarkan kebenaran seiarah.

D. Pendapat Para Orientalis tentang Pembukuan Hadits


ICta telah mengetahui batrwa kaum muslimin memelihara hadits Nabi
saw. di dalam hati dan lembaranJembaran mereka Dengan demikian, daya

317 g6u6rrr" adalah, sejarah pemerintahan Umawiyah baru dibukukan pada masa pemerin-
tahan Abbasiyah. Selain itu, banyak jasa pemerintahan Umawiyah yang terhapus atau menjadi kecil
nilainya karena garis politik pemerintahan Abbasiyah. l-thatAdhwa un 'aht-Tarituil-Idan d, hlrn. 85.
I13mi tidak meragukan adanya para sejarawan yang bersikap adil dan tidak memihalg yang dari
merekakami berharap dapatmenemukan sestratryang menyegarkan "dahaga"kami di kemudian hari.
Bab lY: Kapan ttadits Dibukukan 411

ingat, pena,lembaran, dan buku catatan memiliki andil dalam memelihara


As-Sunnah. Pemeliharaan As-Sunnah di dalam hati (penghafalan) dan di
dalam lembaran-lembaran (penulisan) berlangsung secara bersamaan.
Dan, kami melihat ada tahapan-tahapan pembukuan hadits, secara indivi-
dual dan secara resmi. Kami telah membuktikan berlangsungnya pem-
bukuan hadits pada masa Rasulullah saw., sahabat, dan tabi'in berdasarkan
bukti-bukti yang menyakinkan.
Upaya memelihara hadits berlangsung tidak hanya pada masa pemerin-
tahan Umar bin Abdul Azu, juga berlangsung bukan hanya karena izin
khalifah. Jauh sebelumnya, karena dorongan kebutuhan, telah dilakukan
pembukuan hadits. Dalam hubungan ini, Umar bin Abdul Azizbeqasa
dalam hal memprakarsai, memberikan bimbingan, dan memompa sema-
ngat para ulama untuk menghimpun dan menyusun hadits. Ide mengenai
hal ini telah muncul pada paro pertama abad ke2 Hijrah. "Buah"-nya adalah
kitabkitab hasil susunan (mushannafl penyusun hadits angkatan pertama
di berbagai wilayah kekuasaan Islam ketika itu.

Berdasarkan hal di atas, kami tidak sependapat dengan kesimpulan


para orientalis bahwa pada masa Nabi saw., sahabat, dan tabi'in, As-Sunnah
belum dibukukan. Kami tidak terperangkap pada sikap mendua seperti
yang ditunjukkan oleh sebagian dari mereka sekalipun kajian mereka
berbaju'kajian ilmiah".
Dalam bukunya, Dirasat Islarniyah, Goldziher menulis suatu pasal seki-
tar penulisan hadits. Dalam pasal ihr, ia mengemukakan banyak bukti tentang
pembukuan hadits pada awal abad ke2 Hijrah. Pada pasal pertama buku-
nya itu, ia mengatakan, "Sekelompok ulama mengemukakan kabar-kabar
yang menunjukkan adanya sebagian shahifah yang dibukukan pada masa
Rasulullah saw., namun keberadaan shahifah-shahifah itu diragukan."
Dengan pernyataan itu, Goldziherhendak mencapai dua sasaran, yaitu
sebagai berikut
Pertama, menilai orang tsiqah sebagai orang lemah dengan mengata-
kan bahwaAsSunnah itu dihafal dan dipelihara di dalam hati, sebab sejak
abad kedua Hijrah manusia mengandalkan tulisan. Kedua, menodai
seluruh AsSunnah dengan mengatakan bahwa AsSunnah adalah buatan
para ulama. Para ulama hanya menghimpun As-Sunnah yang sesuai
dengan selera mereka, yang mendukung pendapat mereka tentang ke-
hidupan.
419 Hadits Nabi Sebelun Dibukukan

Orientalis Sowfagyh, di dalam tulisannya al-Hadits'ind al-AraD meng-


himpun banyak bukti yang menunjukkan.terjadinya pembukuan hadits
pada permulaan abad ke2 Hijrah, bukan pada masa Rasulullah saw.. Pada
dasarnya, tujuan Sowfagyh tidak berbeda sedikit pun dengan tujuan
Goldziher.318
Dr. Shubhi ash-Shalih berkata, "Adapun Dawzy, seorang orientalis,
dengan pendapatnya yang moderat, hendak mengelabui ulama kita,
terlebih para siswa tingkat lanjutan. Orientalis ini meyakini kebenaran
sebagian besar Sunnah Nabi saw. yang dihafalkan di dalam hati dan
dibukukan di dalam kitab dengan sangat teliti. Ia tidak heran terhadap
keberadaan hadits-hadits palsu dan pendustaan (atas nama Rasulullah
saw.) di dalam kitab-kitab hadits karena hal ini pasti terjadi. Bahkan, hal
yang sama ditemukan pada banyak riwayat sahih yang diyakini benar dan
tidak layak diragukan (sedikitnya, setengah dari Shahih Bukhari layak
disifati demikian menurut penilaian ulama hadits yang berlebihan dalam
melakukan krifik hadits).

Dengan demikian, fujuan Dawzy-dengan mengakui kesahihan se-


bagian besar As-Sunnah dalam kajiannya itu-tidaklah demi ilmu an sich.
Dari awal sampai akhir, ia hanya berpikir tentang kandungan As-Sunnah
yang sahih berupa pandangan yang independen tentang alam semesta,
kehidupan, dan manusia. Pandangan-pandangan yang independen ini
menjadikannya tetap bertahan menghadapi kritik karena pandangan-
pandangan itu tidak bersumber dari logika Barat dan tidak menggambar-
kan kehidupan Barat yang bebas dari ikatan apa pun.'ale
Orientalis Syibranger menemukan l<rtab Taayidul:Ilrn karyaal-Ktrathib
al-Baghdadi. Di dalam kitab ini, ia menemukan bukti-bukti dan kabaryang
menunjukkan telah berlangsungnp pembukuan hadits pada masa Rasulullah,
satrabat, dan tabi'in. Kemudian, ia menulis suahr artikel sekitar penemuannya.
Goldziher mendukung apa yang ditulis oleh pendahulunya, Syibranger,
dan memperkuat pemikiran tentang berlangsurpgrya penulisan hadits oleh
katrm muslimin pada masa Rasulullah, sahabat dan tabiin. Hanya saja, ia
masih meragukan kabar-kabar yang dikemukakan oleh Syibranger yang

3r8 lihat kalian ini dalam 'Ulumul-Hdib wa Musthalahzlr, Dr. Shubhi ash-Shalih, hlrn. 2330.
319'g1u*u1-11o4;5 wa Musthalahuh, hhn. 26.

i
Bab lY: Kapan Hadits Dibukukan 413

dinukil dari al-Ktrathib al-Baghdadi dan lain-lain. Sebab, pada suatu kali
kabar-kabar itu menyatakan bahwa Rasulullah saw membolehkan penulis
an ilmu (termasuk hadits), namun pada kesempatan lain, ada riwayatyang
menyatakan beliau melarangnya. Pada suatu kali, kabar-kabar menyebut-
kan batrwa para satrabat mendorong penulisan hadits, namun tidak lama
kemudian diriwayatkan bahwa mereka tidak menyukai penulisan hadits.
IGbar-kabar itu mengemukakan terjadinya penulisan ilmu oleh sebagian
tabi'in, namun ada juga yang menyebutkan sikap tidak menghargai
sebagian mereka terhadap yang lain.
Goldziher memberikan penilaian negatif terhadap kabar-kabar itu. Ia
mencari celatrcelah dalam kabar-kabar itu untuk berbuat lacur. Ia meng-
gambarkan seolaholah kabar-kabar ifu mencerminkan adanya dua kelom-
pok (ulama) yang saling bersaing. Kedua kelompok menjadikan kabar-
kabar ihr sebagai senjata unhrk membela pendapatnya dan menolak pen-
dapat lawan. Goldziher berkata, "Atrlul-ra'yi, yaihl kelompok yang meng-
andalkan rasio dalam merumuskan f'anqt'syariat Islam dengan mengabai-
kan hadits Rasulullatr saw., antara lain berhujah bahwa hadits itu tidak
difirlis dalam wakhr yang lama sehingga hilanglah keasliannya dan tercecer
di berbagai tempal Mereka memperkuat pendapat mereka dengan kabar-
kabar buatan yang membuktikan bahwa hadits belum ditulis. I:wan
mereka, yaihr kelompok ahlul-hadits, ddak tinggal diam. Mereka melaku-
kan seperti yang dilakukan oleh atrlul-ra'yi: membuat kabar-kabar unfirk
memperkuat pendapat mereka dan menyandarkan hadits-hadits (yang
membolehkan penulisan hadits) kepada Rasulullatr saw..'320

Demikianlah, Goldziher berpendapat bahwa ahlul-ra'yi mengklaim


batrwa hadits itu tidak boleh ditulis, kemudian mereka membuat kabar-
kabar unhrk mengesahkan klaim mereka. Sedangkan, ahlul-hadits berpen-
dapat penulisan ilmu diperbolehkan, kemudian mereka pun membuat
kabar-kabar untuk mengesahkan klaim itu. Goldziher menggambarkan
seolaholah ulama dan para pemikir umat Islam terpecah menjadi dua
kelompok, yang masing-masing bersikap fanatik terhadap pendapatnya.
Kedua kelompok menganggap boleh berdusta dalam rangka membela dan

3h Mrj"l"h ofr-Tsaqafatul-Mishnyalr, edisi ke351, tahun ke D(,h1m.22-23.Diambil dari artjkel


ustadz kami, Dr. Yusuf arHlsy, berjudul lVasyatu Tadwhil:Ilm fi al-Islam.
I
l

414 Hadits Nabi Sebetun Dibukukan

mempertahankan pendapatrya. Sungguh jelek gambaran yang diberikan-


nya dan kesimpulan yang ditariknya.
AUah menakdirkan l<rtab Taqyidul-'Ilm diterbitkan di Damaskus dan
diperiksa (tahqiq) secara cermat oleh ustadz karni, Dr. Yusuf al-'Isy. Ia
mengkaji kabar-kabar di dalam kitab itu secara mendalam kemudian
memberikan kata pengantar yang bernilai ilmiah tinggi. Di dalamnya ia
mengungkapkan kekeliruan pendapat Goldziher yang mengatakan, "Orang-
orang yang mengklaim ketidakbolehan penulisan hadits adalah dari
golongan ahlul-ra'yi, dan orang-orang yang berbeda pendapat dengan
mereka adalah dari golongan atrlul-hadits."

Dr. al-'Isy berkata, "Perbedaan pendapat yang terjadi bukanlah antara


dua kelompok ulama. Sebab, di antara ahlul-ra'yi, ada yang menolak
penulisan hadits, misalnya'Isa bin Yunus (w. 187 [I), Hamad bin Zaid (w.
l7gE),Abdullah bin Idris (w. 192 [0, dan Suffan atsTsauri (w. 161 H).
Namun, di samping itu, ada juga yang membolehkannya seperti Hamad
bin Salmah (w. 167 H), al-laits bin Sa'd (w. 175 m,Taidahbin Qudamah (w.
161 H), dan Yatrya bin al-Yaman (w. 189 H). Demikian pula, di antara ulama
hadits (ahlul-hadits), ada yang tidak membolehkan penulisan hadits,
seperti Ibnu Ulyah (w. 200 FD, Hasyim bin Basyir (w. 138 tD, dan Ashim bin
Dhamrah (w. L74 H). Selain itu, ada yang membolehkannya, seperti
Baqiyyah al-IGlat (w. 179 tI), Ikrimah bin Amar (w. 159 [I), dan Malik bin
fuias (w. l79H1."tzr
Dengan fakta-fakta kuat di atas, Dr. al-'Isy membuktikan kesalahan
pendapat Goldziher dan "merobohkan" gambaran keliru yang menjadi
dasar pendapatnya. Ia menjelaskan bahwa dua kelompok itu bukan me
rupakan dua "partai", yang individu-individu pendukungnl,a siap "ber-
tempur" menghadapi "lawan partai". Sesungguhnya, mereka hanya ber-
pegang pada pendapat tentang keyakinan jiwa, kecenderungan pribadi,
kegemaran tertenfu, atau adat kebiasaan. Menurut Dr. al-'Isy, dua kelom-
pok yang bertentangan itu pada dasarnya mempunyai hrjuan akhir yang
sama sekalipun mereka berselisih pendapaL322

321 7o*;7u1-'11m,hlm.2l-22.Dan,lihat artikel Dr. al-'lsy di majalah ats-Tsaqafatul-Mishriytah,


edisi ke353, tahun ke7, hlrn.910.
322 tr6^iu1^l ats-Tsaqafatul-lslamiyyah,edisi ke 353, tahun VII, hlm. 10.

l
Bab lY: Kapan Hcdlts Dtbukukai 415

Setelah mengetahui kabar-kabartentang pembukuan hadits di atas dan


hasrat besar umat Islam "menyelamatkan" hadits Nabi maka kami tidak
bisa menerima pendapat para orientalis.
Sejak masa Rasulullah saw., As^Sunnatr telah dihafrl di dalam hati dan
sebagiannya dihrliskan di lembaran-lembaran (shahifah). Ia menjadi pusat
perhatian kaum muslimin pada berbagai masa kehidupan. Mereka menukil-
nya dari satu generasi ke generasi berikutrrya menghafal dan mengkajinya
dengan lisan dan tulisan. Mereka mengerahkan segala daya unfuk me
melihara hadits beserta sanad-sanadn5ra dalam kitabkitab mushannaf dan
musnad. Semua ini menjamin para ilmuwan bisa mengetahui hadits "yang
kuafl dan hadits "yang lemah".
Kemudian, kibaral-ulan o'tokoh-tokoh ulama' berupaya menghimpun
hadits satrih berdasarkan kaidah-kaidatr pembukdan ilmiah yang dapat
dipertanggungiawabkan. Mulailah mereka mencari hadits, mendengarnya
langsung dari sumbernya, dan menulisnya. Dari sini lahir kitabkitab hadits
yang tidak memuat hadits dhaif. Umat Islam yang mematrami Islam dan
menjadikannya sebagai jalan hidup seqlra total sepakat atas kesahihan
krtab Shahih al-Bukhari daurl Shahih Mttslim.
Memang, para orientalis mengakui kebenaran ilrniah referensi,referensi
Islam. Meskipun demikian, kita tidak boleh menerima pendapat mereka
tentang adanya "noda" pada Sunnah-Sunnah sahih. Ifita jqa tidak boleh
menerima pendapat mereka yang menilai lemah oftLng{rang tsiqah.Telatt
terbukti bahwa sebagian hadits telah ditulis dan dihimpun pada masa
Rasulullah saw..
Dapat ditegaskan, tidak adakonbadiksi antara penghafalann hadits dan
penulisan hadits. Dan, adanya salatr safu di antara keduanya tidak meng-
haruskan ketiadaan yang lain.

Kesimpulan-Kesimpulan P asal figa


1. Haditshadits Rasulullah saw. telah dibukukan pada masa Rasulullah
saw., sahabat, dan tabfin. Sebagian dari hadits itu sampai kepada kita
melalui kitab-kitab musnad dan sahih, dan sebagian lagr dibukukan
secara tersendiri. Yang paling masyhur di antaranya lembaran-lembar-
an yang dibukukan pada masa Rasulullatr saw., yaitu ketika beliau
memerintahkan penulisan hadits di kalangan kaum muslimin dan
orang-orang Yatrudi Madinatr. Shahifah lainnya adalah ash-Shahifah
416 Hadtts Nabi Sebelun Dtbukukan

ash-Shadiqah milik Abdullah bin Amr dan sebagian sft ahifahmilik Jabir.
Shah.ifah yang terdatrulu sampai kepada kita dari masa sahabat adalah
shahifah Hamam bin Munabbih, dari Abu Hurairatr, yang dibukukan
pada dasawarsa keenam abad pertama Hijrah.
2. Dari kajian di atas, jelaslatr bagi kami adanya banyak kitab dan kitab
rnushannafpada awal abad kedua Hrjratr.
3. Jika benar batrwa kitab Maimu' fuidbersumber dari Imam Zaid-dan ini
pendapat yang mendekati kebenaran-maka kami memiliki bukti kuat
adanya kitab hadits yang disusun pada masa-masa awal abad ke-2
Hijrah.
Sesungguhnya, usaha Gubernur Mesir untuk menghimpun hadits
pada dasawarsa ke-8 setelatr Hijrah membuktikan perhatian para
gubernur muslimin terhadap hadits dan hasrat mereka memelihara
hadits. Ini juga merupakan usatra resmi pihak penguasa untuk meng-
himpun As.Sunnah sebelum rnasa pembukuan yang masyhur pada
Inasa Khalihh Umar bin Ab dul Adz.
Kajian para orientalis tidak lepas dari kekeliruan, baik disengaja
maupun tidak. Goldziher telatr membuat kesalahan dengan meng-
gambarkan--berdasarkan keberadaan kabar-kabar tentang larangan
dan izin penulisan hadits-bahwa ada dua kelompok yang saling
berlawanan. Kedua kelompok itu adalah ahlul-rayi (yang membuat-
buat kabar berisi penolakan terhadap pembukuan hadits) dan ahlul-
hadits (yang membuat-buatkabar sebagai bukti terjadinya pembukuan
hadits). Sesungguhnya, para ulama dan ulama fikih sangat jauh dari
penggambaran Goldziher ihr. Mereka mengikuti metode ilmiah yang
sangatteliti dalam rangka memelihara syariat Islam.

Setelah kami mengetahui sejarah As-Sunnah dengan jelas sejak masa


Rasulullah saw. sampai kira-kira pertengahan abad kedua Hijrah dan
mengetahui bagaimana As.Sunnatr itu dipelihara, dinukil, dan diriwayatkan
dari sahr generasi ke generasi berikutnya sehingga sampai kepada kita
dalam keadaan bersih maka selanjutnya saya perkenalkan para perawi
hadits dari kalangan sahabat dan tabiln yang termashyur. Dengan demi-
kian, kita bisamelihat dengan jelas kedudukan mereka dalam dunia ilmiah
dan mengetahui jasa para riial al-hadits yang telah memelihara dan
menjagaAsSunnah selama kurun wa}tu yang panjang, kemudian menukil-
nya kepada kita dengan hrlus dan jujur. Dengan demikian, mereka adalah
Bab lY: Kapan Hadits Dibukukan 417

sanad (sandaran) dan jalan kita menuju Rasulullah saw. dan Sunnatr beliau
yang suci. Inilah yang akan saya kaji-dengan pertolongan Allah-pada bab
berikuhya. I
TOI{OTT-TO, V/I IUDITS
DARI I{AI,/INGAN SAIIABAT
DANruBI'IN

PASAL PE,RTAMA
SEBAGIAN TOKOH PERAWI HADITS
DARI KALANGAN SAHABAT

A. Definisi Sahabat
shahabi (*e;1'sahabaf, secara etimologis berasal dari kata s/a uhbah
t"
(+L)'persahabatan','perkawanan','pertemanan'. IGta ini tidak dibatasi
pada kuantrtas shuhbah tertenht, juga berlaku unfuk "setiap orang yang
menemani orang lain", baik sesaat maupun lama, sebagaimana kata
mukallim t JC I, mukhathib (+\r.J), dm dhaih (.t rv)berasal dari kata
mukalamah (U6J), mukhathaban GU*j), dan diarb (a'r). Masing-
masing dari ketiga kata ini berlaku untuk "setiap orang yang melakukan
pekerjaan yang dimaksud pada kata itu", baik sedikit maupun banyak,
sebentar maupun lama. Dan, demikianlah semua kata benda (kalimat isirn)
yang berasal dari kata-kata ke4a (kalimatf it).
Perhatikan l<atasahabat atau mushahabah dalamkalimat di bawah ini.

.\ 4ru) 1.o,,
A"_.^r.. t:F S 1:,,
v-f-J too.,. d;-,
) U>\3'.n,- Ly
l)t') 'YF "'.,
"Diabersahabat dengan si Fulan selama satu tahun, satubulan, satuhan,
dan satu jamlsesant."

Hadits Nabi Sebelum Dibukukan 419


420 Hadits Nabi Sebelun Dibukukan

l{ata mushahab ah' persahabatan' dalam kalimat di atas bisa digunakan


unhrk semuayang disebutpersahabatan, baik sebentar maupun lama.l
Pengertian shahabi'seorang sahabat' menurut ulama hadits, yaitu
setiap muslim yang pernah melihat Rasulullah saw..2 Bukhari, dalam kitab
Shahih-nya, berkata, "Siapa pun orang Islam yang pernah bersahabat
dengan Nabi saw. atau melihatbeliau, ia termasuk di antara sahabat beliau."
Menurut Imam Ahmad, yang dimaksud "di antara sahabat Rasulullah
saw." adalah ahlul4adr (orangyang ikut dalam Perang Badar). IGta Imam
Atrmad, "Manusia paling utama setelah generasi mereka (ahlul4adr) adalah
yang hidup padazannan ketika Rasulullah diutus. Yakni, setiap oftIng yang
pernah bersahabat dengan beliau, baik selama safu tahun, sahr bulan, safu
hari, maupun sesaat Atau, mereka (umat Islam) yang pernah melihat beliau
saw.. Ihrlah orang{rang yang termasuk di antara sahabat beliau. Masing-
masing mempunyai nilai persahabatan dengan beliau berdasarkan kadar ber-
langsungnya persahabatan, dan yang paling tinggl dari kadar itu ialah yang
menyertai beliau, mendengar (hadits) dari beliau, dan melihatbeliau."3

Ibnush-Shalah berkata "IGmi menerima riwayat dari Abul-Mvzhaffar


assam'ani al-Maruzi. Al-Maruzi berkata, "Ashhabul-ltadits'u,lartra hadits'
memberikan sebutan sahabat untuk setiap oftmg yang meriwayatkan satu
hadits atau satu kalimat dari Rasulullah saw.. Mereka memperluas pe
ngertian sahabat sehingga orang yang pernah sekali melihat Rasulullah
saw. pun dimasukkan sebagai sahabat. Hal ini disebabkan kemuliaan
kedudukan Nabi saw.. Mereka pun memberikan stafus sebagai sahabat
kepada setiap oftLng yang pernah melihat beliau."4
Ulama yang lain berpendapat, "sebutan sahabat harus memenuhi
unsur'meriwayatkan satu atau dua hadits'di samping'pernah melihat
Rasulullatr saw.'. "5
Al-waqidi pernah mendengar para ulama hadits berkata, "Setiap orang

L Uhat at-X;fayah fi'Ilmir-Riwayaft, hlrn. 51; Fathul-Mughits, hlrn. 31, Juz IV dari Abu Bakar al-
Baqilani dan lihat .I-rsaa ul:Arab, hlrn. 7, Juz II.
2 lrhat Muqaddimah lbnish-Shalah,hlm. lL8 al-Ba'itsul-Hars,rs, hlrn. 201; Tadibur-Raad, hlrn.
396; dan Fathul-Muglrits, trlrn. 29, Juz IV.
3U-X;Iaya*,hlrn. 51 dan Talqihu Fahmi Ahlil-Agar,hhn. 27 : b
4Mnqoddi^ott lbnish-Shalah,hlm. 118, dan Fathul-Mughits, hlm. 3G31' Juz IV'
5lrh^t ot-Bo,itul-Hatsits,hlrn. 203, dan Fathul-Mughrts, hlm. 32, juzN.
Bab V: fokoh-Tokoh Perawi Hadits 421

yang pernah melihat Rasulullah saw. dania telah mencapai usia remaja
(pubertas), bisa berpikir tentang agama serta menerimanya maka ia,
menurut kami, merupakan sahabat Nabi saw., meskipun hanya Sesaat."6
Jika melihat definisi yang diterapkan al-Waqidi tersebut maka ada
kelompok yang tidak termasuk sahabat Nabi saw., meskipun mereka
pernah melihat beliau dan kemudian menjadi perawi hadits, yakni mereka
yang belum mencapai usia remaja. Contoh di antara mereka adalah
Abdullah bin Abbas, al-Hasan, al-Husain, lbnuz-Zubatr,dan lain-lain. Karena
ifu, menurut al-Iraqi, persyaratan usia remaja-sebagaimana yang disebut-
kan al-Waqidi itu-adalah hal yang ganjil.7

Imarn Tabi'in,Sa'id ibnul-Musayyab, berkata, "Sahabat, menurut kami, ha-


nyalah orang{rang yang pernah tinggal bersama Rasulullah saw., satu atau
dua tahun, dan pernah berperang bersama beliau, sekali atau dua kali."8
Untuk hal ini, Ibnush-Shalah berkomentar, 'Tampaknya yang di-
kehendaki oleh Ibnul-Musayyab-jika pendapat di atas benar bersumber
dari Ibnul-MusayyaL itu bersumber dari pendapat yang diriwayatkan dari
ulama atrli ushul fiqih. Akan tetapi, cakupan ungkapan itu sangat sempit
yang mengakibatkan Jarir bin Abdillah al-Bajali dan orang-orang yang
sepaham dengannya tidak termasuk sahabal'4
Menurut al-Iraqi, "Pendapat di atas tidak benar bersumber dari Ibnul-
Musayyab karena dalam sanad periwayatan tersebut terdapat Muhammad
bin Umar al-Waqidi, orang yang lemah dalam hadits."l0
Ibnul-Jauzi berkata "I-llama pada umumnya tidak sependapat dengan
Ibnul-Musayyab. Mereka berpendapat, Jarir bin Abdullah al-Bajali termasuk
sahabal Jarir masuk Islam pada usia sepuluh tahun. Demikian pula, ter-
masuk sahabat, orang yang tidak pernah berperang bersama Rasulullah saw.
dan orang yang ketika beliau wafat masih dalam usia kanak-kanak, orang
yang tidak pernah duduk bersama, dan tidak pernah berjalan bersama

6 Talqku FahmiAhtiLAaar,hkn.27:b.Halyarrg sama disebutkan dalamFathul-Mughib,hlm-


32. Juz N dan al-KifuYah, hkn. 51.
7 Fathul.Mughis, hlrn. 32,JuzN.
8 efX;faWh,hlrn.5G51; al-tu'itsul-Hats,tr, hlm. 203;Talqihu Fahtni Ahlil-Abar,hkn.27:b;
dan Tadribur-Raror, hlrn. 398.
9 Fathul-Mughre, hkn. lz,JuzN-
ro nia.
422 Hadits Nabi Sebetun Dibuku*an

beliau. Dengan demikian, para ulama'memasukkan' mereka sebagai


sahabat sekalipun hakikat persahabatan tidak mereka temukan."lr
Ibnu Hajar berkata, Yang paling benar di antara pendapat-pendapat itu
adalatr bahwa sahabatyaitu brang yang bertemu dengan Nabi saw. dalam
kepdaan beriman dan meninggal dalam memeluk agama Islam'. Maka,
teimasuk dalam ungkapan orang yang bertemu dengan Nabi saw. adalah
orang yang pernah lama atau sebentar duduk bersama beliau, oftrng yang
meriwayatkan atau tidak meriwayatkan hadits dari beliau, orang yang
pernah atau tidak pernah berperang bersama beliau, orang yang pernah
melihat beliau sekali saja dan tidak pernah duduk bersama beliau, dan
orang yang tidak bisa melihat beliau karena suatu halangan, seperti
kebutaan."lz Inilah pendapat mayoritas ulama (umhur).

Menurut Anas bin Malik r.a., "Melihat Rasulullah saw. tidaklah cukup
bagi seseorang untuk disebutsebagai sahabat" Diriwayatkan dari syubah,
dari Musa as-sabalani dan Syubah memujinya dengan baik. AsSabalani
berkata, "Saya bertanya kepadaAnas bin Malik, 'Masih adakah seseorang
di antara sahabat-sahabat Rasulullah saw. selain dirimu?'Anas menjawab,
'Masih ada, yaifu orang-orang Arab yang pernah melihat beliau. Adapun
orang yang bersahabat dengan beliau, semuanya sudah meninggal.'"
Perkataan ini diriwayatkan oleh Muslim di hadapan Abu Zur,ah.l3
Abu Bakar al-Baqilani (33&403 tf .), setelah mengemukakan definisi saha-
batsecaraetimologis, berkata, "Dan demikianlah dikatakan,'Sayabersahabat
dengan si Fulan selama satu tahun, satu bulan, satu hari, dan safu jam."'

ll Talqihu Fahmi Ahlil-Atsar, hlm. 2Z :b.


12 At-Ishabah,hlrn. 4, Juz I. Dan demikianlah. orang yang hidup semasa dengan Rasulullah saw.
dan tidak melihat beliau tidaklah disebut sahabat, seperti yang dikemukakan oleh sebagian ulama
Uhat semua referensi tersebul
13
ALBa'itsul-Hoisrrs, hlrn. 203. Ibnus-shalah berkata, "lsnadnyajayyid taik , diriwayatkan oleh
Muslim dihadapan Abu Zut'ah;'lthat Fathut-Mughib,hlrn. 31, juz IV. Ibnush-shalah berkata "pada
perkataan Abu Zur'ah ar-Razi dan Abu Daud terdapat hal yang menghendaki bahwa persahabatan
lebih khusus daripada melihat, oleh karena keduanya berkata tentang Thariq bin Syihab, 'Ia melihat,
tetapi tidak bersahabat,'dan Ashim al-Ahwal berkata, Abdullah bin Sarjas melihat Rasulullah saw.,
tetapi ia tidak bersahabat dengan beliau.' Dan, Ibnu lGtsir berkata, 'Pernyataan itu hanya menafikan
persahabatan yang bersifat khusus dan tidak menafikan pengertian menurut jumhur
ulama', yakni
bahwa melihat saja cukuplah untuk disebut bersahabat' " Al-Ba'itsul-Harsr8, hh. 203 dan lthatal-
Kifayah, hlrn.50

l
Bab Y: Tokoh-fokoh Perawl Hadtts 493

Ungkapan itu, secara etimologis, memberikan alasan dapet dibertaku-


kannya persatrabatan, berapa pun lamany4 untuk orang yang bersahabat
dengan Nabi saw., sekalipun hanya sesaat. Inilah asalmula pengertian
sebutan sahabat Akan tetapi, selain pengertian ini, terdapat suafu konvensi
yang telah diakui kebenarannya oleh umat Islam,la yaitu batrwa mereka
tidak mempergunakan sebutan sahabat kecuali unhrk orang yang lama
persahabatannya dan bersambung pertemuannya, dbn mereka tidak
memberlakukan sebutan satrabat untuk seseoftrng yang bertemu dengan
orang lain hanya selama sesaat saja, pernatr berjalan safu langkah ber-
samanya, dan mendengar satu hadits darinya. Oleh karenanya, sebutan
satrabat sec:ra konvensional, ddak bisa diberlakukan kecuali untuk orang
yang kadar persatrabatannya seperti tersebut di atas.ls

Sekalipun demikian, kabaryang dibawaoleh seseoftmg dari Rasulullatr


saw. dapat diterima dan diamalkan, sekalipun tidak lama persatrabatannya
dengan beliau dan tidak mendengarhadits dari beliau kecuali satu hadits.
Dengan demikian, pendapat fuias tidak menyalatri konvensi umat Islam,
dan di antara hal yang tidak diraSukan bahwa para sahabat ihr bertingkat-
tingkat berdasarkan masa mereka masuk Islam dan penderitaan serta
pengorbanan mereka untuk Islam.
Saya lebih cenderung kepada pendapat jumhur dan sependapat dengan
mereka, karena pada kenyataannya, ddaklah seoftmg sahabat meriwayat-
kan suafir hadits dari Rasulullatr saw. kecuali telah terbukti sifat adilnya
menurut para kritikus ilmu hadits melalui penerapan prinsipprinsip kritik
ilmiah yang benar yang mereka terapkan dalam ilmu hadits atas seluruh
perawi. Dan, pendapat saya tentang hd ini akan menjadi jelas pada ketika
kami membicarakan perihal 'adalah 'sifat adil'para sahabal
Sahabat menurut ulama ushul fiqih atau sebagian dari merek4 yaitu
setiap orang yang lama duduk bersama Rasulullah saw. dengan cara
mengikuti beliau atau menerima (hadits) dari beliau.16 PendapatAnas bin
Malik dan Satd bin al-Musayyab dekat dengan pendapat ulama ushul fiqih.

L4 DalattAt-Kifayah, hlm. 51, dikatakan lil-ummah 'umat Islam' dan dalam Fathul-Mughits
dikatakan rrk' imm ah'para imam'.
15 Al-Kifawh, hlrn. 51 dan Fathul-Mughrt, hkn
31, juz IV.
16lih"t Tadribur-Rawi, hlm. 397 dan Fathut-Muglti8, hlm. 3l dan32,!uzlV. Pendapat di atas
-t

494 Hadlts Nabl Sebelun Dibukukan

B. Peringkat Sahabat
Adalah benar, ulamahadits memberikan sebutan sahabatkepada setiap
orang yang meriwayatkan satu hadits atau safu kata dari Nabi saw.. Mereka
memperluas pengertian satrabat sehingga berpendapat bahwa orang yang
pernah melihat beliau sekali saja adalatr jusa sahabaL Mereka berpendapat
demikian karena.kemuliaan kedudukan Nabi saw.. Hanya saja, para
sahabat r.a. ihr mempunyai tingkatan-tingkatan iang tidak sarna. Di sana
ada sahabat-sahabat yang terdahulu memeluk Islam yang bersatrabat
dengan Nabi saw. dalam waktu lama menghabiskan dan mengorbankan
harta serta darah mereka untuk kepentingan dal$ rah Islam. Ada di antara
mereka yang melihat beliau saw. sekali saja pada wakhr Haji Wada'. Dengan
demikian, masing-masing dari mereka menempati banyak tingkatan dan
kedudukan yang tidak sarna. Ada pula oftrng{rang yang selalu menyertai
beliau, siang dan malam, ketika beliau di rumah dan di tengatr perjalanan,
ketika beliau berpuasa dan tidak berpuas4 ketika beliau sedang bercanda
dan bersungguh-sungguh, serta mengetahui perjuangan dan tata cara
beliau menunaikan ibadah haji. Mereka mengetahui banyak tentang
perbuatan-perbuatan yang sekecil-kecilnya yang beliau lakukan dan
Sunnalr-Sunnah yang mulia.
Dengan demikian, tidaklah logis kedudukan semua sahabat adalah
sama, dan hal ini tidak bisa diterima menurut kacamata keadilan dan
logika Oleh karena iht, umat Islam bersepakat bahwa para sahabat itu ber-
peringkat-peringkat
Para penulis berbeda pendapat tentang susunan peringkat para satrabal
Ibnu Sald mengHasifikasikan mereka menjadi lima peringkat Imam al-
Hakim mengklasifikasikan mereka menjadi dua belas peringkat, dan
seb4gian ulama lain menambatrkan lebih banyak dari itu.l7 Peringkat

diriwayatkan oleh Abul Muzhaffar asSam'ani dari ulama ushul fiqih, dan as'Sam'ani berkata,
"Sebutan sahabat dengan pengertian demikian itu addah dilihat dari segi bahasa dan lahiriah."
Pendapat itu juga diriwayat}an oleh alAmudi, IbnGHajib, dan lairrlain, dan pendapat itu ditegaskan
oleh Ibnush-Shabbagh dalarn al-UtlM\ "Sahabat yaitr orang yang bertemu, tinggal bersama dan
mengikuti Nabi saw.. Adapun orang ]rang ditrgaskan oleh beliau dan meninggalkan beliau dengan
tidak menemani dan menyertai beliau maka sebutan sahabat tidak bisa diberikan kepadanya"
17 Uhatat-Ba'ibnl-Ilatsr'b, hlm.207;Fakul-Mlllgltrb, hlm.40 dan 4l,itzN;dmTadrihtr-Raui,

hlm.407.
Bab Y: fokoh-fokoh Perawi tladits 495

sahabat yang ternasyhur adalatr sesuai dengan pendapat al-Hakim, yaifu


sebagai berikut.ls
1. Pemeluk Islam pertama di kota Mekah, seperti empat orang khalihh.
2. Sahabat-sahabat yang masuk Islam sebelum berlangsungnya musya-
warah penduduk Mekah di Darun-Nadwah (untuk membunuh Nabi
saw.).
3. Sahabatyang ikuthijrah ke Habasyah.
4. Sahabat yang berbaiat pada BaiatAqabatr pertama.
5. Sahabat yang berbaiat pada BaiatAqabah kedua dan kebanyakan
mereka adalah dari satrabat Anshar.
6. Sahabat angkatan pertama yang menyusul berhijrah bersama Nabi
saw. ketika beliau baru sampai di Quba', sebelum memasuki kota
Madinah.
7. Sahabat yang ikut serta pada Perang Badar.
8. Sahabat yang berhijrah ke Madinah pada waktu antara terjadinya
Perang Badar dan Perjanjian Hudaibiyah.
9. Sahabat yang mengikuti Bai'ahr-Ridhwan di Hudaibiyah.
10. Sahabat yang berhijrah ke Madinah pada waktu antarq terjadinya
perdamaian Hudaibiyah dan penaHukan kota Mekah, seperti Khalid
bin Walid, Amr bin Ash, dan Abu Hurairah.le
11. Sahabat yang masuk Islam ketika terjadi penaklukan kota Mekatr.
12. Anak-anak yang melihat Nabi saw. pada saat penaklukan kota Mekatr,
pada waktu Haji Wada', dan peristiwa-peristiwa lain.

Ahlus-sunnah bersepakat bahwa sahabat yang paling utama adalah


Abu Bakar, kemudian Umar. Tidak seoftrng pun dari satrabat dan tabiin
yang berbeda pendapat tentang keutamaan mereka di atas seluruh satrabat
yang lain.2o Setelah itu, Utsman bin Affan dan Ali. Al-Khaththabi me-
riwayatkan dari AhlusSunnah di Kufah bahwa mereka mendahulukan Ali
atas Utsman, dan inilah pula pendapat Ibnu I.(huzaimah. Kemudian, setelatr

18
M a rifatu'Ulumil-H adir',hkr,. n-%.
19
Tid"k ben r rnenyebutkan Abu Hurairah sebagai contoh di sini, karena
ia hijrah ke Madinah
sebelum tedadinya perdamaian Hudaibiyah, sediht setelah terjadinya Perang Khaibar, bahkan pada
waktu-waktu terakhir Perang Ktraibar.
20 Perbedaan pendapat itu hanya tentang Utsman dan Ali r.a. dan tidak perlu diperhatikan
pendapat-pendapat pendukung Syi'ah dan ahli bid'ah.
-l

496 Hadits Nabi Sebelun Dibukukan

mereka, sahabat-sahabat lain dari sepuluh sahabat yang memperoleh


kabar gembira nanti akan masuk surga (al-mubassyain bil-iannah),21
kemudian sahabat-sahabat yang ikut serta dalam Perang Badar, Perang
Uhud, Bai'tur-Ridhwan, satrabat-sahabat Anshar yang bedasa pada dua
Baiat Aqabah (pertama dan kedua). As-Sabiqunal-Awwalun, menurut
pendapat Ibnul-Musayyab dan Muhammad bin Sirrin serta Qutadah,
adalah mereka yang memrnaikan shalat ke dua arah kibhq namun menu-
rut pendapat asy-Syabi adalah mereka yang mengikuti Bai'atur-Ridhwan,
lain halnya dengan Muhammad bin IG'ab dan Atha'bin Yasar mereka
berpendapat bahwa as-Sabiqunal-Awualun adalah orang yang ikut serta
dalam Perang Badar. Sedangkan, menurut al-Hasan al-Bashri mereka
adalah orangorang yang masuk Islam sebelum penaklukan kota Mekah.z

C. Bagaimana Seseorang Diketahui sebagai Sahabat


Seseorang diketahui sebagai sahabat berdasarkan beberapa alasan,
yakni sebagai berikul
1. Khabar rnutawatir, sepertiAbu Bakar, Umar, dan sepuluh sahabatyang
telah dijanjikan akan masuk surga.
2. Khabar masyhur atau khabar mustafidh yang tidak mencapai batas
mutawatir, seperti Akasyatr bin Mihshan dan Dhimam bin Tsa'labah.
3. Adanya suafripemberi.tahuan bahwa seseorang adalah seorang sahabat,
seperti Hamamah bin Abi Hamamatid-Dausi yang meninsgal di Ashbihan
karena sakitperul Abu Musa al-Asy'ari memberi kesaksian bahwa ad-
Dausi mendengar (hadits) dari Nabi saw..
4. Adanya suatu pemberitahuan bahwa dirinya adalah seorang sahabat,
setelah terbukti ia adalah orang adil dan hidup semasa dengan Ra-
sulullah saw..E

21 Uhat al-Ba'itsul-Hatsirs, hlm. 208; Fathul-Mughirs, hkn. 41; dan Tadibur-Rawi, hkn. 407.
Kesepuluh sahabat itu, selain Abu bakar, Umar, Utsman, dan Ali adalah Sa'id bin Abi Waqqash, Sa'id
bin Zaid bin Amr bin Nufail, Thalhah bin Ubaidillah, az-Zubatrbin al-Awwam, Abdurrahman bin Auf,
dan Abu LJbaidah Amir bin al-Jarrah.
22 lrhatTadribur-Rawi, hlrn. 409; al-Ba'itsul-Hats,tr, hlm. 208; dan FathulrMughits, hlm. 43,

23 Lihat penjelasan detail tentang hal ini dalam Fa thut-Mughib, hlrn. 34, juz M Tdribur-Rawi,
hhn. 4@; al-Ba'i&ul-Hatsits, hlrn. 215; dur ar-Raudhul-Basim, hlrn. 12&130.
&ab Y: fokoh-Tokoh Perawi Hadits 497

5. Pemberitahuan seorang tabi'in bahwa seseorang adalah sahabat ber-


dasarkan diterimanya ratifikasi (tazkiyah) dari seseorang, dan inilah
pendapat yang mendekati.2a

Dalil ketiga dan kelima di atas bisa digabungkan menjadi satu maka
dapat kita katakan, "Pemberitahuan seseorang yang kesaksiannya diterima
bahwa seseorang adalah sahabat". Dengan demikian, tingkatan dan
kedudukan seseorang sebagai sahabat Rasulullah saw. itu tidak sah kecuali
dapat dibuktikan berdasarkan dalil dan saksi yang memenuhi syarat-syarat
serta prinsipprinsip yang harus dipenuhi oleh setiap saksi. Jika terdapat
saksi yang dapat diterima bagi seseorang tentang tingkatan dan keduduk-
annya sebagai sahabat maka ia memperoleh kehormatan sebagai sahabat
Rasulullah saw..

D. Sifat Adil Para Sahabat


Stafus sahabat Rasulullah savr. merupakan kehormatan besar yang
memberikan keistimewaan khusus kepada pemilik status ihr, yaitu bahwa
semua sahabat, menurut AhlusSunnah, adalah orang{rang yang memiliki
sifat adil, baik mereka yang terlibat langsung dalam pemberontakan-
pemberontakan maupun yang tidak terlibat.zs Inilah pendapat jumhur
ulama.
Sebagian ulama berkata, "Penilaian tentang sifat adil para sahabat
merupakan penegasan tentang keharusan dilakukannya penelitian tentang
sifat adil mereka ketika mereka meriwayatkan hadits."
Di antara ulama ada yang berpendapat,"Para sahabat adalah orang-
orang yang bersifat adil sampai batas masa terjadi perbedaan dan pem-
berontakan-pemberontakan di antara mereka. Setelah itu, harus dilakukan
penelitian tentang sifat adil mereka."

24lrhatTadribur-Rawi,hkn.400. Inilah cara lain untuk mengetahui seseorang sebagai sahabat


yang dikemukakan oleh Ibnu Hajar sebagai tambahan atas cara-cara yang dikemukakan oleh ulama
lain. Caracara ini saya rumuskan dari referensireferensi yang telah saya sebutkan: Fathul-Mughits,
hlm. 34, juz N;Tadibur-Raaf, hlrn. 3$;al-Ba'itsul4abrb, hlrn. 215;daral-Kifayh, hlrn. 51.
251-rhutol-Kifotoh,hlm.4649;al-Bai'at al-Hatsirs, hlrn.205; Fo thul-Mughib,hlrn.35, juz tV; dan
Tadibur-Rawi, hlm. 400.
498 Hadits Nabi Sebelun Dibukukan

Sebagian lain, yaitu Muktazilah,26 berpendapat bahwa setiap orang


yang memerangi Ali dengan sadar adalah orang fasik (penyelewengan)
yang periwayatan dan kesaksiannya ditolak, sebab mereka memberontak
terhadap imam (pemimpin) yang sah.
Ada pula yang berpendapat, "Periwayatan dan kesaksian mereka,
semuanya ditolak karena salah satu dari dua kelompok itu fasik dan tidak
diketatrui dengan jelas kelompok manayang fasik."
Pendapat lain mengatakan, "Periwayatan dan kesaksian masing-
masing dari mereka dapat diterima jika ia merupakan satu-satunya pe.
riwayatan dan kesaksian, sebab pada dasarnya masing-masing dari mereka
bersifat adil dan kami meragukan kefasikan mereka. Sebaliknya, pe-
riwayatan dan kesaksian masing-masing dari mereka tidak bisa diterima
jika periwayatan dan kesaksian itu menyalahi periwayatan dan kesaksian
yang lain, sebab salah satu dari dua kelompok itu jelasjelas fasik 5skalipun
tidak jelas kelompok mana yang fasik di antara keduanya."
Dan, yang terpilih hanyalah pendapat para jumhur ulama, yang ber-
dasarkan petunjuk tentang keadilan, kesucian mereka, serta perbedaan
mereka dengan orang setelah mereka.27

Ibnu Hazam berkata, "I(ami berpendapat tentang keutamaan sahabat-


sahabat Muhajirin angkatan pertama setelah Umar bin Ktraththab. Kemu-
dian, setelah mereka adalah sahabat-satrabat Anshar yang membaiat Nabi
saw. pada Baiat Aqabah, kemudian satrabat-sahabat yang ikut serta pada
Perang Badar, kemudian sahabat-sahabat yang ikut serta pada setiap
peperangan. Sahabat-sahabat yang disebut terakhir ini lebih utama dari-
pada sahabat yang mati sebagai syahid sesudatrny4 sampai saat berlang-
sungnya Perj anj ian Hudaibiyah.
Maka, terhadap setiap sahabat Muhajirin dan fuishar tersebut sampai
berlangsungnya Bai'atur-Ridhwan, kami memastikan, sekalipun apa yang
ada di dalam hati tidak dapat diketahui bahwa mereka adalah orang{rang
mukminyang sa1eh,28 mereka meninggal dunia dalam iman, petunjuk, dan

26 Hal itu dijelaskan oleh Ibnu IGtsir dalam a l8a'itsul-Habits, hlrn. 305.
27 al-Amudi, hlm. 128, juz II. Hal yang sama dikemukakan
bhat al-lhkam fi Ushulil-Nthan,
dalun Fathul-Mughrr.s, hlm. 36, juz tV.
28 Meskipun mereka berkedudukan sebagai sahabat, mencurahkan serta berkorban untuk
Bab Y: Tokoh-Tokoh Perawi Hadits 429

kepentingan dakwah, an-Nazham mencela sebagian besar sahabat, tidak mengakui Ibnu Mas ud
sebagai orang adil serta menilainya sebagai orang yang sesat karena ia meriwayatkan hadits dari
Nabi saw.,
-,p
4. ;i,/e ;',*t; ;i,y e'rrt ;'&t b\b
'Oraig yag belbahagio itu orang yang berbahagia sejak di dalam perut ibunya, dan orang yaflg
cebka yaitu orang yng celaha di dalam perut ibunya.

Sikap dan penilaian an-Nazham itu tidak lain karena ia mengingkari mukjizat-mukjizat Nabi
saw.. Ia juga mencela fatwa-fatwa Umar r.a karena Umar mendera delapan puluh kali atas peminum
khamar (arak), membuktikan kesalahan Nashar ibnul-Hajiaj ketika Nashar takut terjadi fitnah atas
wanita-wanita Madinah karena dirinya mencela fatwa-fatwa Ali r.a. disebabkan pendapat Ali tentang
tmmahaatil-aulad (harnba-hamba wanita yang melahirkan anak dari hasil hubungan dengan
pemiliknya), mengumpat Utsman r.a., menilai Abu Hurairah sebagai pendusta disebabkan banyak
riwayatAbu Hurairah yang tidak sejalan dengan pendapat-pendapat Qadariyah, mencela fatwa-fatwa
setiap sahabat yang memberikan fatwa berdasarkan ijtihad, dan menilai kabar-kabar para sahabat
sebagai cerminan kebodohan dan sifat hipokritas para sahabal
Skap an-Nazham di atas, seperti sikap Washil bin Atha, tokoh Muktazilah yang meragukan
sifat adil Ali dan kedua putranya, Ibnu Abbas, Thalhah, azZubatr, Aisyah, dan setiap orang dari
kedua pihak yang bertikai, yang ikut serta dalam Perang Jamal. Oleh karena itulah, Washil berkata,
"SeandainyaAli danThalhah memberi kesaksian di hadapanku tentang seikat sayuran niscaya aku
tidak menerima kesaksiannya karena aku meyakini bahwa salah satu di antara keduanya adalah
orang fasik dan saya tidak mengetahui siapa yang fasik di antara keduanya." Dengan demikian,
Washil meragukan sifat adil Ali, Thalhah, dm az-Zlbat, sedangkan Nabi saw. memberi kesaksian
bahwa mereka bertiga nanti akan masuk sorga, selain termasuk orang yang berbaiat pada Bai'atur-
Ridhwan dan termasuk orang{rang yilng dimaksud oleh Allah dalam finnan-Nya,
'Sauryguhny Allah telah idha terhadap olang-orarrg mukmin ketika mereka berbaiat (beianji
setd hcfiafunu di bauah pohaz....'(al-Fath: 18)
Abu al-Hudzail, al-Jahidz, dan kebanyakan tokoh Qadariyah, tentang persoalan di atas,
sependapat dengan Washil bin Atha tentang penilaian terhadap para sahabat.lthatal-Farqu Bainal-
f'rraq, AMul Qahir bin Thahir al-Baghdadi, hlm. 304-307 dan Mukhtalifu Ta'wilil-Hadits, hlrn. 21-37,
dan halaman-halaman berikutnya.
Adapun Khawarij, maka mereka mengkafirkan Ali dan kedua puffanya, Ibnu Abbas, dan Abu
Ayub al-Anshari mengafrkan Utsman, Aisyah, Thalhah, dan Az-Znbair, dan mengafirkan setiap
orang yang tidak memisahkan diri dari Ali dan Muawiyah setelah tahkirn (arbitase).
Adapun 7andryah, maka Jarudiyah, suatu sekte dari Taidiyah, mengafirkan Abu Bakar, Umar,
Utsman, dan kebanyakan sahabat. Demikian pula pendapat sekte Sulaimaniyah dan Bisyriyah.
Adapun Imamiyah, maka kebanyakan dari mereka menganggap bahwa para sahabat telah
murtad (keluar dari Islam) setelah Nabi saw. wafat, kecuali Ali, kedua putranya, dan sekitar tiga
belas orang sahabal
Sekte IGmiliyah menganggap Ali juga telah murtad dan kafir karena Ali tidak memerangi
mereka Qawan-lawan politiknya). Uhat al-Farqu Bainal-Firaq, hlrn. 307-308.
Menurut penulis (Muhammad diaj al-Khattrib), pendapat di atas adalah suatu kekeliruan dan
memperfurutkan kehendak hati yang tidak benar. Orang yang mengetahui derajat, pengorbanan,
dan kedudukan para sahabat tidaklah akan berpendapat seperti itu. Apa yang terjadi di antara
mereka menyangkut terjadinya pemberontakan adalah termasuk dalam konleks ijtihad, dan bagi
430 Hadits Nabi sebelun Dibukukan

kebaikan, dan mereka semua akan masuk surga. Tidak ada seorang pun di
antara mereka yang akan masuk neraka."D
Dari pendapat Ibnu Hazarn di atas jelaslah bagi kami bahwa sahabat-
sahabat Rasulullah sampai berlangsungnya Bai'atur-Ridhwan pada Pe-
perangan Hudaibiyah, semuanya adalah termasuk penghuni sorga,
berdasarkan penegasan-penegasan dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah.
Adapun sahabat-sahabat yang datang sesudah mereka tidak bisa dipasti-
kan bahwa mereka adalah penghuni sorga

Pen-syarah l<ttab Musallamuts-Tsubut mengatakan, "Sifat adil para


sahabat itu dapat dipastikan, terlebih-lebilr sahabatyang mengikuti Perang
Badar dan Bai'atur- Ridhwan. Bagaimana ddak, karena Allah, pada berbagai
ayat Al-Qur'an, memuji mereka, dan tidak hanya sekali Rasulullah saw.
menjelaskan kelebihan-kelebihan mereka."m
Pada bagian lain, pen-syarah itu berkata, "Dan ketahuilah, sahabat-
sahabat yang mengikuti Bai'atur-Ridhwan dan Perang Badar, kesemuanya
dapat dipastikan bersifat adil. Tidak layak bagi seorang mukmin meragu-
kannya. Bahkan, orang{rang yang beriman sebelum penaklukan kota
Mekah, mereka juga dapat dipastikan bersifat adil. Mereka termasuk
dalam sahabat-sahabat Muhajirin dan Anshar. Keragu-raguan hanyalah
terjadi terhadap orang{rang muslim yang ikut serta menaklullkan kota
Mekah, karena sebagian dari mereka adalah muallafah qulubuhum baru
masuk Islam'. Mereka ini diperselisihkan. Kewajiban kita adalah tidak

orang yang berijtihad dan ia mencapai kebenaran dalam ijtihadnya maka ia memperoleh dua pahala.
dan orang yang keliru dalam ijtihadnya maka ia memperoleh satu pahala. Dengan demikian, tidak
ada alasan untuk merend;rhkan martabat dan meragukan sifat adil mereka.
Bagaimana Rafidhah, I*rawanj, Qadariyah, Jahmiyah, Najiariyah, Bakriyah, dan Dhirariyah
sependapat dengan para sahabat? Sedangkan mereka, semuanya, tidak sedikit pun menerima
riwayat-riwayat dari sahabat tentang hukum-hukum syariat, karena mereka mengelak menerima
riwayat-riwayat tentang hadits, riwayat-riwayat hidup, dan kelebihan-kelebihan para prajutit perang,
discbirbkirr rrrereka nrengafirkan par-a pcrnilik hadits yiurg menukil kabar-l<abar dan atsarakar
serta meriwayatkan sejarah-sejarah dan riwayat-riwayat hidup. Selain ihr, dengan puji dan anugerah
Allah, di kalangan Khawanj, Rafidhah, Jahroiyah, Qadariyah, Mujasimah, dan para ambisius yang
sesat sama sekali tidak ada imam (tokoh) di bidang fikih dan tidak ada pula tokoh di bidang
periwayatan hadis. (al-Farqu Bainal-Firaq, hlrn. 308)
29 lbnu Hazam Hayatuhu wa'Ashruhu wa Arauhul-Fi4hiyvh, AblZahrah,hlrn.259.
30 Syarhu Musallamits-Tsubut, hlm. 401, II.
Juz
Bab Y: fokoh-fokoh Perawi Hadits 431

menyebut-nyebut mereka kecuali tentang hal-hal fiang baik.'Bl


Dengan demikian, orang{rang muslim yang ikut serta menaklukkan
kota Mekah tidak dapat dipastikan mereka bersifat adil, sekalipun ada dalil-
dalil yang menunjulkan mereka bersifat adil.
Ada dalildalil yang mengharuskan para sahabat dinilai sebagai orang-
orang yang adil dan menjadikan mereka berada di 'puncak" dapat drper-
caya. Allah SWT dan Rasul-Nya telah "menyucikan" mereka, dan umat Islam
telatr bersepakat menerima hal ifu. Jadi, ddak ada alasan untuk meragukan
kebesaran mereka seperti yang pernah dilakukan oleh orangorang dahulu
dan sekarang yang hanya menuruti kehendak hati mereka saja32

1. Dnlil N-Qur'an tentang Sifat AdiI Paru Sahabat


a. Al-Fath: 29
"Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yangbersama
dengan dia adalah heras terhadap orang-oronghafia tetapi berhasih
sayorng sesoma mereha; hamu lihat mereha ruhu dan sujud mencari
harunia Allah dan hendhaan-Nya, tanila-tanila mereha tampah pada
muha mereha dan behas su1ud. Demikianlah sifat-sifat mereha ilalam
Taurat dan siJat-sifat mereha dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang
mangelunrhantunasnyamahatunasitumanjailihantanamanituhuat,lalu
menjaili besarlah dia dan tegah lurus di atas pohohnya; tanaman itu
mcny mdnghan hati p aranqm-p avmamny a horau Allah hendak menj en g-
helhan hati or ang- o r Ntg hafir (dengan helwatan or ang- or ang muhmin) .
Allah menjanjihan hepada orang-orangbenmon dan mangerlahan amal
salehiliantaramerehaamwncmdanpahalayangbesax"

b. At-Taubah: lOO
"Ororg-orang yang terilahulu lagi yotgrytana-tama (masuh Islm) di
antara or ong- or dng Muhajinn ilan Anslwr dan or ang- or ang y ang mcng-

3l eLrua*aiul-Hanib fr 'Utumit-Hadib, hlnl. @, dur Syarh Musallamits-TSttbut -


32TeUtrtami jelaskan tuduhan sebagian orangyangberfikirmenyimpangtentang sahabal Di
antara ulama hadits yang melontarkan tuduhan itu adalah Abdql Husain Syarafad-Din dalam
kitabnyaADr Hurairah dan Abu Raifh ddam HtabnyaAdhtut'alas-Sunaalt Kedua penuduh ini
ditentang oleh ulama besar pada masanya-
439 Hadits Nabi Sebetun Difrrtkukan
ihuti mereha ilengan baih, Allah ndha hepada mereha ilan mereha pun
ridha hep ada Allah dan Allah meny e diah an b ag1 mereha surga- sutga y ang
mengalir sungai-sungai di dnlamnya; merehahehal di dalamnya selami-
lamany a. ltulah h emenan gan y an g b es ar "

c. AJ-AnfaL 74
"Dan,orang-orangyangbenmandanberhijrahsertaberjihadpado jaran
Allah, dan orang-orang yang memben tempat hediaman dai memberi
p ertolongan (hepada or ang-or ang Muhajinn), mereha itulah or ang- or ang
yangbenar-benar benman. Mereha memperoleh ampunan dan rezeii
(nihmat) yangmulia."

d. AI-Hasyn 8-fO

-(llrsa)baglorang-orangfuqarayangberhijrahyangdiusirilanhampung
halaman dan ilan harta benda mereha (harena) iencan harunii dai
Allah dan heridhaan-(Nya) don mereha manolong Allah danRasul_Nya.
Merchaitulahorang-orangyangbenar.Dan,orangyangterahmenempati
hotaMadinah dan telahbenman (Anshar) sebelui kedatangan) meieha
(Muhajirin), mereha mencintai ordng-orang yang berhryah hepada
mereha. Dan, mereha tidah menaruh heinginan dalam hati mireha
t e rhad ap aW- ap a y ang dib enh an hrp udo
*rrrh a (o r ang Muhajirin) ; dan
mereha men gutamahan (or ang-or ang Muhajirin) atas din mereha sendin,
sehalipunmereha-memerluhan(apayangmerehabenhanitu).Dan,siapa
yang dipeliharo dai hehihiran dirinya, mereha itulah orang-ordng yang
beruntung. Dan, orang-orangyang datang sesudoh mereha (iluhaliiii aai
Anshar), mereha berdoa, 'ya Tuhan hami, beri ampunlah hami dan
saudara-saudara hami yang telah benman lebih dahitu ilon hami, dan
janganlah Enghau nrcmbiarhan hedenghian dalam hati hami terhadap
orang-orang yangbenmon. ya Trhan hami, sesungguhnyo Enghou Maia
P eny anfim lagi Maha p eny ay ang.,,,

e. Al-Fath: 18
"sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orangmukmin httiha
merchabe4anjiset_iapkqadamuilibawahpohon,-mahaAllahmmgetahui
apa yang ada dalam hati mereha,lalu menurunhan heteanngan uttas
Bab Y: Tokoh-Tokoh Perawi Hdits 433
mereha dan memberi balasan hepada mereha dengan hemenangan yang
dehat (wahtunya)."

Itulah ayat-ayatAl-Qur'an yang mulia yang memberi kesaksian ter-


hadap kelebihan juga kedudukan semua sahabat sebagai orang yang hidup
bersama Rasulullah saw., sejak dimulainya aktivitas dakwah sampai
terjadinya Peperangan Hudaibiyah. Selain itu, masih ada ayat-ayatlainyang
menyebutkan kelebihan dan jasa mereka pada banyak situasi dan peristi-
wa, seperti hijrah, perjuangan, dan peperangarrpeperangan. Kesemua itu
merupakan bukti-bukti yang meyakinkan-seperti disebutkan oleh pen-
syarah Musallamuts-Tsubut dan Ibnu Hazm-yang menegaskan sifat adil
para sahabat. Allah ridhaterhadap mereka dan mereka pun ridhaterhadap
Allah. Dengan begitu, apakatr kita mesti mencari ridha dan penilaian adil
dari manusia terhadap mereka? Apakah seseorang masih juga meragukan
sahabat yang sifat adil mereka telah ditegaskan dalam Al-Qur'an dan dari
rnereka tidak tampak sesuatu yang menistakan serta membuat mereka
tercela? Adalah sangat mengherankan, orang-orang yang mengklaim
dirinya melakukan kajian tentang kebenaran dan berkarya untuk menyatu-
kan kata dan barisan-barisan kaum muslimin, ternyata mereka meragukan
dan mencela para sahabat, bahkan mereka terjerumus ke lembatr yang
rendah ketika mereka memperolokolokkan, mengejek sebagian sahabat.
Dan bahkan, mereka berpendapat bahwa banyak riwayat satrabat seperti
riwayat-riwayat Abu Hurairah yang terdapat dalam l<rtab Shahih Bukhari
darn Shahih Muslim adalah bohong, dan bahwa jumhur ulama menerima
riwayalriwayat ifu sebagai dalil atasfura'agama dengan berdasarkan atas
penilaian batrwa semua satrabat bersifat adil.
Orang yang meragukan itu-Abdul Husain Syarafid-Din-mengatakan,
'Tidaklah mengherankan jumhur ulama menerima riwayat-riwayat ifu
setelah mereka bersandarkan diri atas prinsip batrwa para sahabat ihr
semuanya bersifat adil, yang sama sekali tidak ada dalil atas prinsip ini."33
Dengan ayat-ayat di atas, apakatr masih ada celah unfuk meragukan

8 Akt Harairah,Abdul Husain Syarafd-Din, lembarpertama Isi kitab ini, semuanya adalah
celaan, pendustaan, dan keraguan terhadap kitabkitab sahih dan AvSunnah, dan sikap "mernaks+
kan pendapat" dari penulis kitab tersebut sangatjelas. Secara singkat, hal ini akan saya singgung
pada kajian saya tentangAbu Hurairah.
131 Hdlcs Nabt Scbctun Dtbtttuku.

sifut adil para sahabat yang memeluk Islam sebelum terjadi penaklukan
kota Mekatr? Dalildalil nash AlQur'an berticara secara gamblang tentang
hal itu yang tidak mengandung interpretasi dan dugaan. Akan tetapi,
kehendak hati yang diperturutkan mendorong pemiliknya untuk meng-
ingkari kebenaruul, sekalipun kebenaran itr seperti matatrari di tengatr hari.
"Mereka berkehendak memadarnkan cahaya (agama) Allah dengan mulut
(ucapan-ucapan) mereka dan Allah tidak menghendaki selain menyem-
purnakan cahaya-Ny4 walaupun omng{mqg l<afr tidak menyrrkai."il

2. Dalil As-Sunnoh tentang Sifot Adil Poru Sahabat


Dalam kitabkitab sahih tentang As.Sunnah terdapat banyak hadits
yang memberi kesaksian tentang kelebihan para sahabat, baik secara
kolektif maupun individual. Dan, kebanyakan kitab-kitab As.Sunnah,
seperti Sholrih al-Buhlroi, Slwltih Muslim, empat kitab sunan, dan kitab
kitab hadits lain, terdapat babbab khusus tentang Fadhtush-shahabah
lreutamaan dan kelebihan shahabaf.
Di antara haditstradits dimal$ud adalah sebagai berililt
a- Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Satd al-Ktrudri, ia mengatakan
bahwa Rasulullah saw. bersabda

3,'J;;i';'€'Li "oV, dt >i ; i*(';iy F


4,'4'l't'e+i"l'ar;i t; t;i ,Ll
"Janganlah hamu meacaci seseorang ilfii
sahabatku, ktrena jiha sese-
orang di antara kamu menilermohon emos sebesar GunungUhuil pun
niscaya ia tidah mencapi stu gantrrrrg don vrlah satu ili fritura mereka
(sahabat) dan tidah pula
ryronya" 35
b. Hadits yang diriwayatkan oleh AMullah bin Munafful dan dikeluarkan
oleh at:Tirmidzi dan Ibnu Hibban dalam lrcrtarb Sholrih-nyuia mengata-
kan bahwa Rasulullah saw. bersaMa

34At-Taubatr:32
s g-n* Msliu,hlm. 1968,Juz IV.
BabY: Tokoh-fokoh Peravi Hadits 435

,P ,qr6.U"'fJ')'#'l ,ot;.>f ; llrhrI


o ,:

t,.l"f .ir1 o !-,lo(o.. o t6.( cr'.ctl,(


c" v) p-*=t #
f-1e, 14 rc-a'41 c
r-6tr>r

]i,r.sii J")ht 6ti 't*" e1i u3 ,


G,t;i
'r-"'i
;t tii

{;i-it bi U;;
" (B ertahw alah) ada Allah, Allah, dalam s ahab at- s ahab athu. J an gan
hep
hamu menjadihan mereha sebagai sasaran setelah ahu (meninggal).
Barangsiapa mencintai mereha maha dengan mencintai akuberarti ia
mencintai mereho, dan barangsiapa membenci mereha maha dengan
membenci ahuberarti ia membenci mereha, danbarangsiapa menyahiti
mereha maha berarti ia menyahiti ahu, ilan barangsiapa menyahiti ahu
maha b er arti ia meny ahiti Allah, dan b ar angsiapa meny ahiti Allah maha
Allah ahanmenjatuhhanhuhuman atas dinnya." %

Haditsyang diriwayatkan dariAbu Musa dari Nabi saw., bahwabeliau


bersabda

irJ.-lr ;t {At *i tly, :A. ati {#)i y


,;ttJ*i ii ;:.-bi tit; ,g)-a)o"y;ii if, ,i;Vc
;t o_ rr;>i ;; 6p,q y Li ert;bi,b'l:;\t1
$.'o't:t;" di
"Bintang-bintang itu adalah'hepercay am' longit. J iha bintang-bintang itu
telah tiada maha datanglah sesuatu yang dijanjihor hepada langlt. Ahu
adalah hepercayaan bagl sahabat-sahabatku. Jiha ahu telah tiada maha

36 et-X;foyaLnhn. 48 dan al-,la mi?dt-Slugfiir,hkn. 54, Juz I.


436 Hadits Nabi sebetun Dibrtkukan

datanglah sesuatu yang dijanjihan hepada sahabathu. Sahabathu adotah


h ep erc ay aon b ag1 wn atku. Maha, j iha s ahab athu telah ti ad,a, datangl ah

sesuatu yang dijanjihan hrpodo umathu." 37

Ada orang yang hrpendapat bahwa yang dimaksud dalam dalildalil di


atas adalah sahabat-sahabat Rasulullah saw. yang bersama-sama beliau
sebelum penaklukan kota Mekah. Adapun sahabat yang masuk Islam
setelah penaklukan kota Mekah maka tidak ada dalil yang menegaskan
atas sifat adil mereka.
Menanggapi pendapat ini, saya mencoba mengutip pendapat Dr.
Muhammad as-Samatri sebagai jawabannya, "Adapun orang{rang yang
masuk Islam pada waktu penaklukan kota Mekah dan orang-orang Arab
yang datang menghadap Rasulullah saw. maka mereka menerima As-
Sunnah tidak seperti (sebanyak) yang diterima oleh para sahabat yang
selalu menyertai Rasulullah saw.. Dan, yang diterima oleh sebagian dari
mereka yang mencari riwayat hadits, seperti Hakam bin Hizam, Itab, dan
lain-lain. Mereka dikenal jujur, patuh beragama, dan sangat dapat di-
percaya, selain adanya hal-hal yang menjadikan mereka lebih utama
daripada orang lain dan generasi.generasi sesudah merek4 sebagaimana
sabda Rasulullah saw.,

;**;,$,;_r|i,*,j,{t i 6; os;ll -#r


,ot \

.o t o'
( i;<tr I *:4,
'Generasi yang palingbaih adalah generasihu, hemudian generasi yang
datang setelah mereha, hemuilian generasi yang datang sezudah merehi,
h emuilian te r seb arlah heb ohongan.'

Hadits ini adalah hadits sahih, diriwayatkan dalam kitab shahih


Bukhari, shahih Mudim, dan kitabkitab hadits lain dengan redaksi yang
berbeda-beda."s

37 Snanin juz
Muslim, hlrn. 1961, M Talqku Fahmi Ahtil-Atsor, hlrn. 26: b; Taisiral-Wu.sttut ih
tami'il-ushul,hbn.22626l,juz III, yang mengeluarkan banyak hadits dari knam Malik Rukhari,
Muslim, dan pemilik kitabkitab sunan tentangkeutamaan sahabal
s Uh"t Taisirul-Wusttul ila Jami'il-[tslcrd, hlm. WZ27,\wIII, di mana hadits ihr dikeluarkan
Bab Y: Tokoh-fokoh Pcrawi Haclits 437

Kebaikan hanya layak diberikan kepada orang{rang yang adil yang


konsisten terhadap agama dan pengamalannya Allah SWT berfirman,
"Kamu adalah umat yang terbaih yang dilahirkan untuh manusia,
meny uruh hep ada y ang mahruf dan mence gah ilan y ang mungkar. . " (Ali ..

Imran: ll0)
Pembicaraan lisan ini terjadipada satrabat Rasulullatr saw. dan onmg-
orang yang menyaksikan furunnya wahyu, yaihr semua sahabat, sebagai-
numafirmanAllah,
"Dan, demihnn (Wla) Kani telah menjadihan hamu (umat lslam), umat
yangwaatha (adil), agarhamumenjadi saksi atas (perbuatan) manusia
dan agar Rasul (Muhammad) marjadi sahsi atas (perbuatan) homu...."
(al-Baqarah: 143)

Islam pada "masa mudanya" adalatr "sosok seoftrng pemuda" dan ter-
tambat di dalam hati oftmgoftmg yang patrh kepadany4 mengikuti pehrnjuk-
nya, berpegang kepada prinsipprinsipnya, dan menjadikannya sebagai
shibghah 'celupan' (pedoman hidup). IGrena itu, sifat adil tertanam kuat dalam
jiwa dan memancar pada pribadi-pribadi mereka sehingga dapat terlihat bila
ada yang telanjur melakukan dosa besar; tidak lama kemudian, dengan ke
sadaran penuh, akan mengakui dan meminta dijatuhi hukuman had, guna
menyu.cikan diri dan segera bertobat, dan Allah menerima tobat mereka
Secara lahiriah, saya tidak bermaksud menilai batrwa sebagian besar
parasahabatitubersifatadil3e karenasifatadilmerekaitutidakperluditeliti
lagi selama tidak dicurigai kebenarannya. Dan, yang terpenting batrwa
penilaian cacat serta ketidakadilan mereka itu tidak bisa diHaim dan
dibuktikan oleh siapa pun, sekehendaknya, dan kapan pun ia mau. Masalatt
iarh danta'dil (@rrilaian adil), ada beberapa laitikus mutta4in yang tidak

oleh Bukhari dan Muslim, dan diriwaya&an dari Abu Daud, at-Tirmidzi, dan an-Nasa'i, serta
diriwayatkan oleh Imam Ahmad melalui sanad yang sahih dari Abu Hurairah. Dalam kitab Ahmad,
uiung hadib itu berbunyi, "( r]1;"i J:,ri ]; c'ti:r-X-it ' tt'o:):-;;\+-'i ), lremudian
dahnglah kamu yang ingin 'gemuk'. Mereka memberi kesaksian sebelum diminta memberi
kesaksian'. Uhat M*nud al-Imam Ahntd,hlm. 90, hadits ke 7123, iuz XII, dan lihat hLn. 29, hadits
keffi|,juzVI.
* AtUantwid-noAit fi lllumit-Hdib,hlrn. 63.
438 Hadits Nabi Sebetum Dibukukan

berbuat sewenang-wenang karena takut kepada Allah.


Jadi, bila ada perdebatan tentang harusnya dilakukan penelitian
terhadap sebagian sahabat karena kecurigaan-kecurigaan yang ditunjukan
kepada mereka, maka penilaiar jarh ini tidaldah dapat diterima, kecuali de
ngan alasan yang jelas dan tidak ditentang oleh para pemimpin umat-pada
masa awal pertumbuhan dan perkembangan Islam--yang hidup dan berbaur
dengan para sahabat, serta mengetahui segala sesuatu tentang mereka.

Umar al-Faruq r.a. menegaskan bahwa semua sahabat adalah adil


kecuali sahabat yang dengan jelas-jelas melakukan sesuatu yang meng-
gugurkan sifat adil mereka. Ia berkata, "Pada masa Rasulullah saw.,
manusia dijatuhi hukuman berdasarkan wahyu dan watryu itu kini telah
terputus. Sekarang, saya menjatuhkan hukuman kepada kalian berdasar-
kan perbuatan-perbuatan kalian. Mak4 barangsiapa menampakkan per-
buatan baik, kami percaya dan bersahabat dengannya. Sedikit pun kami
tidak mengetahui apa yang ada di dalam hatinya. Allahlah yang menilai
berdasarkan apa yang ada di dalam hatinya Dan, barangsiapa menampak-
kan perbuatan buruk maka kami ddak mempercayainya dan tidak mem-
benarkannya sekalipun ia berkata 'sungguh hatiku baik.' "40
Umat Islam sepakat bahwa semua satrabat itu adil kecuali segelintir
orang yang terdapat perbedaan pendapat tentang sifat adil merek4 yaitu
orang{rang yang tidak konsisten setelah Rasulullah saw. meninggal.al
Walaupun demikian, kita tidak boleh "melangga/' mereka karena khawatir
akan menyalatri Al-Qu/an dan AsSunnatr yang menegaskan bahwa mere
ka adalah orang{rang yang adil.
Setelatr Allatr SWT dan Rasul-Nya menilai mereka sebagai oftrng{ftrrg
adil maka tidak seorang pun dari mereka memerlukan penilaian adil dari
orang lain atas dasar batrwa seandainya Allah SWT dan Rasul-Nya tidak
menegaskan tentang penilaian sifat adil mereka, mereka tetap harus dinilai
adil berdasarkan apa yang mereka lakukan. Yakni, menopang dan mem-

4o Al-Kifayah,hlm. 78.
4l bhatal-Awashim minalQawashrzl, Ibnu Arabi. Ibnu Arabi menjelaskan perilaku-perilaku
para sahabat, menolak pendapat-pendapat dan tuduhan-tuduhan, menjelaskan pendapat-pendapat
tentang mereka dan menegaskan bahwa mereka tidak bersalah Oerdosa). Dalamlotab ar-Raudhul-
Basim,hlm.12&130, disebutkan sebagian sahabat yang dinilai cacat dan tidalc adil
flab Y: Tokoh-Tokoh Pcravl Hditt 439

bela agama, membantu dan menolong Rasulullah saw., hijrah bersama


beliau, berjuang bersama beliau, mengorbankan jiwa dan harta memiliki
komitmen terhadap persoalan-persoalan agama, melaksanakan hukum
dan afuran-aturannya, bersikap ketat dalam memafuhi perintah-perintah
Allah dan larangan-larangan-Nya, bahkan sampai membunuh orang (kafir)
yang paling dekat dengan mereka, sekalipun orang{rang itu adalah oftmg
fua atau anak-anak mereka, di jalan Allah, demi menegakkan "tiang-tiang"
agama Islam.
Semua hal di atas merupakan bukti kuatnya iman, baiknya Islam,
kepercayaan, dan keikhlasan mereka. Oleh karena itu, pemberontakan-
pemberontakan yang terjadi di antara mereka harus diberikan interpretasi
yang sebaik-baiknya, sebab apa yang teriadi itu merupakan konsekuensi
dan hasil iitihad masing-masing kelompok. IGrena masing-masing kelom-
pok berkeyakinan bahwa yang harus dilaksanakan adalah hasil ijtihadnya
dan hasil ijtihadnya ihr adalah yang paling pas dengan agirma dan paling
membawa kebaikan untuk kaum muslimin. Berdasarkan hal ini, adakala
nya setiap onmg yang beriitihad adalah benar, atau mujtatrid yang benar
adalah satu, sedangkan yanglain salatt.
Berdasarkan dua kemungkinan ifu, kesaksian dan periwayatan dua
kelompok ihr tidaHah tertolak. Jika ijtihad itu dianggap benar, hal ini sudatr
jelas; dan jika dianggap salah maka berdasarkan ijma ulam4 pelakunya tetap
memperoleh patrala.a2 Ini berarti, semua sahabatyang terlibat dalam pem-
berontakan adalatr bersifat adil, karena keterlibatan itu hasil ijtihad mereka.
Kemudian, umat Islam kembali bersahr setelatr teriadi pemberontakan
pada'Amul-Jama'ah,ketika Hasan bin Ali r.a. menyerahkan kekuasaan ke
pada Ktralifah Muawiyah IbnuAbu Suffan. Ditegaskan dalamkitab Shahih al-
Buhhari dari Rasulullatr saw. bahwa beliau berkata tentang cucu beliau,
yalnri Hasan bin Ali, dan dia bersama beliau di atas mimbar, sebagai berikur
.O
.aa

',-l '-i,,!S
(J.l)-. "l:yr:|u r.i; jlF
{

42 eHhumrt U*ulil-Ahham, alAmudi, hkn. P$l30, juz IV.


440 Hadits Nabi Sebetun Dibukukan ,

"Anahku ini adalah seorang pemimpin. Semoga Allah, melalui dinnya,


menihmaihan antara dua golongan haum muslimin." +3

Dari pernyataan Rasulullah di atas, jelaslah bahwa Rasulullah saw.


menyebutmereka semua dengan sebutan muslimin, danAllah berfirman,
"Dan jiha ada ilua golongan dan orang-orang muhtninberperangmaha
damaihanlah antar a heduany a.... " (al-Huj urat: 9 )

Pada ayat tersebut Allah menyebut mereka dengan sebutan mukmin


walau mereka saling berperang. Apalagi ada yang berpendapat bahwa
jumlah sahabat dalam dua kelompok tersebut tidak lebih dari seratus
orang.aa Saya sudah menjelaskan sifat adil mereka sekalipun mereka
terlibat dalam salatr satu di antara dua kelompok tersebul Keterlibatan ini
tidak menghapus sifat adil mereka, karena merupakan hasil ijtihad mereka.
Pembicaraan tentang 'adalah'sifat adil' seluruh sahabat, saya akhiri
dengan mengutip ucapan AbuT-at'ah ar-Razt, 'Jika engkau melihat sese
orang merendahkan salah seorang dari sahabat-sahabat Rasulullah saw.
maka ketahuilah, ia adalah zindik (orang yang berpura-pura beriman). Hal
ini dikarenakan batrwa Rasulullah adalah hak, Al-Qu/an adalah hak, dan
apa yang dibawa oleh Rasulullah adalah hak. Semua itu disampaikan
kepada kita oleh para sahabal Orangorang zindik itu hendak menghina-
kan dan menilai tidak adil terhadap saksi-saksi kita, agar dapat mengatakan
bahwa Al-Qur'an dan As-Sunnah adalah batal. Sebenarnya orang{rang
zindik itulah yflDg cacal"4s

E. |umlah Sahabat
Memb4tasi jumlah sahabat dengan angka tertentu adalah hal yang
sulit, karena kehidupan mereka yang terpencar-pencar di berbagai negara
dan kawasan padangpasir, Juga karena jumlah mereka yarrg banyak, yang
tidak mungkin dihitung dalam angkatertentu. Sebagian ulama r.nembatasi
jumlah mereka dengan angka tertenfu, dan itu merupakan suatu perkiraan.

43 Fathut-Bari. "Bab Manaqibul-Hasan walHusain", hlm. 96, juz VIIL


306.
44 L)hat al-Ba'itsul-Hatsits,hlm. \
a', nrx;fuyon.hhn. 49.
Bab Y: fokoh-Tokoh Perawl Hadtts 441

Al-Bukhari dalam lntab Shahih-nya meriwayatkan bahwa IG'ab bin


Malik berkata tentang kisah ketertinggalannya dari Perang Tebuk. Ka'ab
berkata "Satrabatsahabat Rasulullah sa14r. itu banyak. Mereka tidak dapat
dihimpun oleh suatu kitab yang memuatn5m-"6
IGmi dapat membatasi jumlatr mereka dengan batasan yang mendekati
jumlah yang sebenarnya berdasarkan riwayat-riwayat sebagian satrabat
dan tabiln tentang jumlah mereka pada beberapa peristiwa

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a., ia berkata Tasulullatr saw. keluar


pada tanggal 10 Ramadhan, saat beliau berpuasa dan orang-orang pun
berpuasa bersama beliau. Ketika tiba di al-IGdid, mereka berbuka Kemu-
dian, beliau melanjutkanperjalanan bersama sepuluh ribu kaum muslimin,
sehingga beliau tiba di jalan Mamar Shihar."aT Peristiwa ini terjadi pada
tatrun penaklukan kota Mekah.s
Rasulullah saw. menunaikan Haji Wada'dan beliau disertai oleh
sembilan puluh ribu kaum muslimin.ae
Seseorang bertanya kepada Abu Zat'ah ar-Razi, "Hai Abu Zar'ah,
bukankah dikahkan bahwahadits Nabi saw. beriumlah empatribu hadits?"
Ahltt Talahbertanya "Siapa yang berkata begitu? Semoga Allah menggo
fiangkan grgrgrgr taringnya Itrr adalah pendapat orang{mng zindik. Siapa
yang bisa menghitung hadits Rasulullah saw ? Rasulullah saw. wafrt dengan
meninggalkan seratus empat belas ribu satrabat yang meriwayatkan dan
mendengar hadits dari beliau. " Ditanya kep ada /siu 7,af ah. "Siapa saja yang
mendengar hadits dari beliau?" Abu 7-af ah menjawab, "Penduduk Madinah,

4$ Fathtl-tttughrE, hlm. 39, juz IV, dan bandingkan dengan Nuil-Ya4in,hbn 246,di mana
dalarn kitab ini disebutkan jumlah satrabat tiga puluh ritu, dan bandingkan dengan Tfuihu Fahmi
Ahlil-AMr,bhrtZl'h.
47 Talqihu Fahmi Ahlil-AMr,h1m. 22: b. Al-Kadid adalah suahr mata air yang mengalir yang
jarak antaranya dan Madinah adalah tujuh marhalah atau sekitar ihr.Uhat Mu'jamul-Buldan,litt
224, ittz V. Adapun Mamarrush-Shirar, asalnya tertulis Marrush-Shiraa dan dugaan saya, ini
kesalalran dari penulis naskah, karena dalam Mu\amd-Bulfuz, saya tidak menemukan asi-Slrrraz
*au Marrush-Shiran, yang ada adalah Shirar, yalrht suatu tempat berjarak tiga mil dari Madinah
melalui jalan Irak. Menurut suatu pendapat Shirar adalah mata air yang dekat dengan Madinah.
l)latMtjamul-Bdfun,hhn.34|347,iraY.IGdua arti ihr sesuai dengan konteks di sini.
aSljflurtSwt * Muslin,trlm. 784785, juz tr. '
49hlatNuttl-Yqia,hlm256 dan bandingkan dengan Talqihu Fahmi Ahtil-AMr,lim.27:b.
149 Hdits llabi scbctun DiMtukat
penduduk Mekah, dan penduduk wilayah di anhra keduany4 orzrng{rang
Arabt dan orangorang yang mengikuti Haii lryada' bersama beliau.{
Dari riwayat-riwayat tersebut jelaslah bahwa jumlah sahabat yang
meriwayatkan hadits dari Rasulullah saw. itrr banyak Mereka telatr me
mindahkan "harta" yaag besar dari betiarl dan kadar yang mereka bawa
dari beliau tidaklah sarrzr disebabkan perbedaan keadaan dan kadar1ang
mereka dengar masing-masing dari beliau.

F.Ilmu Para Sahabat


Pengetahuan para satrabat tentang Sunnatr, perilaku-perilaku, dan
ucapamcapan Rasulullah saw. tidaklah sam4 batrkanberbedabedasl Hal
itu disebabkan ada di antara mereka yang berkesempatan bisa selalu
menyertai Rasulullah saw. dan "mengaMikan diri" kepada beliau pada
sebagian besar waktuny4 sepertiAnas.lan Abu Hurairah r.a. Ada di antara
mereka yang disibukkan oleh binatang ternaknya di padang pasir atau
aktivitas dasangn)ra di berbagai wilayah, dan di antara mereka adalatr orang
Badui dan orang kota orang yang berdomisili pada suatu tempat dan omng
png selalubepergian.
Pada bagian lerdahulu, saya telah menjelaskan bagaimana mereka
menerima hukunrhukum dan iknu dari Ra$lullah saw.. IGrena ifu, kadar
hadits yang mereka terima dari beliau tentulah berbedabeda Mengenai
hal ini Masruq berkata, "Saya duduk bersama dengan sahabat-sahabat
Muhamrnad, kemudian saya menilai mereka ihr seperti kolam atr (iruadz).
Kolam yang satu bisa menyegarkan safu orang, kolam yang lain bisa
menyegarkan dua orang, kolam yang lain bisa menyegarkan seratrs orang,
dan kolam yang lain, jika penduduk bumi minum darinya niscaya ia akan
bisa mencukupi mereka"fl
Kita bisa mengetatrui ilmu seorang sahabat, seperti pendapat Ibnu
Ha?ant"melalui satah satu dari dua hal, tidak ada hal yang ketiga Putarna,

fi 39, iuz Ma Tolqilw Fatt ti AhlitAMr,hlm- ?I!:a


lj}rat fotud-tthrshnb, hlm
51 Uhat Raf*l-nabm hill-Aimtrufil-Alc;, Ibnu Taimiyah, htrn 3, di mana ia berbicara
tentang diferensiasi ihnu sahabat teo@g huhm.
52nerktazrtltasruq selerutapoyaadalalu'IGmudimsa5ramenemukanAbdultahbin Mas ud
ibaratsebuahkolatu" Tlrafuqat lbnufu'd,hfu- 10{baeienkedua iuz[I.Ikhodzarfuakolamak
berrtuk pluraftIta dalah,4h:ltdz $iprt Liwrl-'Ard, wd a*h42" hkn +5.
f,ab Y: Tokoh-Tokoh Perawl Hadits 113

banyalarya riwayat dan fatwafrtwanya Kedua,banyaknya tugas (misalnya


menunjuk sebagai delegasi, pejabat) yang disampaikan kepadanya Adalah
hal yang mustatril, Nabi saw. memberi firgas kepada sahabat yang tidak
berilmu. Ini merupakan bukti-bukti yang paling nyata atas ilmu dan
keluasan ilmu yang dimiliki oleh seomng satrabals
Hal di atas tidaklatr cukup untuk mengetatrui ilmu sahabat dan riwayat-
nya karena sebagian satrabat yang diketahui selalu menyertai Rasulullah
dan lebih datrulu masuk Islammelalui l<abar mutawatir,sepertiAbu Bakar
dan Umaryang keduanya menerima ilmu yang banyak dari beliau. Semua
ilmu mereka tidak dengan jelas kita ketahui, terlebihJebih Abu Bakar
karena iawafattidak lama setelah Rasulullah saw. wafat

lain halnya dengan Umar r.a yang hidup lama setelah Rasululah saw.
wafal Di samping dua hal yang dikemukakan oleh Ibnu Hazamtersebut,
ilrnu dari Umar dapat mengungkapkan kepada kita tentang ilmu dan hadits
hadits yang diriwayatkannya karena ilmu vang dimilikinva dibuhrhkan oleh
umat Islam unfuk menghadapi persoalan-persoalan yang muncul kemu-
dian. Tentang hal ini, Ibnu Hazam berkata "IGmi menemukan, semakin
lama kemudian, ilmu yans dimiliki oleh para sahabat banyak dibuhrhkan
sehingga kami menemukan hadits Aisyatr sebanyak dua ribu dua ratus
sepuluh hadits musnad dan haditsAbu Hurairah...."il
Pada kajian ini, kami memberikan perhatian tertentu kepada para
satrabatyang meriwayatkan hadits dari Rasulullah saw., membawa syariat
Islam yang lurus kepada kita, dan mentransfernya kepada generasi
sesudah mereka. Juga mengenai perbuatan-perbuatan Rasulullah saw. dan
segala tindakan beliau, yang kecil maupun besar, sewaktu beliau di
perjalanan dan di rumah, segala macam perilaku beliau, sewakhr beliau
tidur dan teriag4 isyarat dan penegasan beliau, sewaltu beliau berdiam dan
berbicara dan lain-lain.
Telah dihrlis banyak kitab tentang satrabatyang menjelaskan perilaku
danilmu mereka Secara singkaL saya akan menjelaskan tentangbeberapa
sahabat Srang meriwayatkan hadits dari Rasulullah saw. dan jumlah hadits

i3 u-fa*ufit-ula unlAhua'uw-Nitwl, Ibnu Hazam, hlm. 136, iuz IV.


fA n-pasltt fit+tiU unl-Atnm' tun-Nilut,hlm l3s, iuz lV vang masing-masing meriwayatkan
satr hadits dari Rasulullah saw..
444 Hadlts Nabl Sebetun Dibutukan

yang mereka riwayatkan. Ada fujuh orang satrabat yang meriwayatkan


hadits dari Rasulullah saw. ),ang masing-masiqg meriwayatkan lebih dari
seribu hadits. Ada sebelas sahabat yang masing-masing meriwayatkan
lebih dari dug-ratus hadits. Ada duapuluh satu orang sahabatyang masing-
masing meriwayatkan lebih dari seratus hadits. Adapun sahabat yang
meriwayatkan beberapa puluh hadits, dalam arti mendekati jumlah seratus
hadits, maka jumlah mereka adalah banyak. Dan, satrabatyang meriwayat-
kan sepuluh hadits atau kurang dari angka ifir maka jumlah mereka lebih
dari seratus orang satrabat Ada juga yang han5ra meriwayatkan satu hadits
dari Nabi saja, mereka sekitartigaratus satrabats
Di sini saya hanya cukup menyebutkan sebagian sahabat saja yang
termasyhur meriwayatkan hadits dari Rasulullah saw.. Menurut saya,
mereka mempunyai kedudukan tinggi dan mulia Saya tidak bermaksud
mengutamakan seorang satrabat di atas yang lain dikarenakan sikap
fanatisme atau berdasarkan inHinasi. Akao tetapi, setiap satrabat mem-
punyai kelebihan dan kedudukan masing-masing berdasarkan waktu
mereka masuk Islam dan pengortanann5,a di jalanAllatl. Mereka adalatt
baik dan memperoleh kemuliaan sebagai satrabatRasulullah saw..
Mereka adalah omng{rang tepercaya dan illrlas berbuat untrk syariat
Islam yang mengagumkan yang mereka transferkan kepada tabi'in,
kemudian tabi'in melakukan hal yang sama kepada generasi setelah
mereka Ual ini berlangsung dari satu generasi kepada generasi berikut-
nya, hingga ia sampai kepada kita dalam keadaan utuh, tidak kurang sedikit
pun, berkat kemurztran dan pemeliharaan Allatr yang baik

G. Sahabat yang Meriwayatkan Banyak Hadits


Berikut ini akan saya kemukakan biografi para satrabat yang ter-
masyhuryang meriwayatkan hadits dari Ra$lullah saw. dengan maksud
hendak meqielaskan sisi lain dari hadits yang berkaitan dengan kajian ini

55 S"qiUin N,I"Lt lad, dalammusnadnyapngkecil,


m€nghimpun haditshaditsyang
kan oleh satrabat dan menyebutkan jumlah hadits musnad mereka Hanya saja htab musnadnya iur
tidak sampai kepada kita" Sebagian kandungan kitab rnusnad ihr dan jumlah haditsJradits yang
diriwayatkan oleh sahabat yang saya sebutkan, dikatakan oleh Abu}Baqa' atAhrnadi sebagai hasil
nukilan dari Mzszad al-hum lbaa Mailtlad.Uhatal-tunU-Fashilfi Syrhi-lami'ish$haht&, hhl 9
b13: b, dan sifat adil perawi hadits pada selasela kajian krni.
Bab Y: Tokoh-fokoh Perawi Hadits 445

dengan disertakan penjelasan tentang kehidupan sahabat secara singkat dan


ringkas. Hanya saja, pada beberapa bagian, saya terpaksa mengemuka}an se
cara rinci tentang kehidupan perawi hadits, baikyang bersifat umum maupun
khusus, baikkehidupan di bidang sosial maupun kehidupan di bidang ilrniatr.
Hal ini dimaksudkan unhrk menjelaskan kepribadian dan keadilannya
Sekiranya tidak disebabkan keterbatasan halaman, saya akan menge
mukakan biosrafi semua perawi hadits pada masa itu agar kita memiliki
pengetahuan yang benar tentang pribadi-pribadi yang tidak ada bandingan-
nya yang mengabdikan diri kepada Sunnatr Rasulullah saw. yang suci dan
memeliharanya dari perbuatan yang tidak bertanggung jawab orang{rang
yang merusak agama
Saya merasa cukup dengan menyebutkan sahabat yang paling ter-
masyhur meriwayatkan hadits dari Rasulullah saw.. Merekalah yang
meriwayatkan hadits dari Rasulullah saw. dan merekalah yang meriwayat-
kan banyak hadits dari beliau, dengan harapan, semoga Allah, pada waktu
kemudian nanti, melimpahkan taufik untuk mengungkapkan sahabat-
sahabat yang lain, menjelaskan kedudukan dan kelebihan mereka ber-
dasarkan perhatian dan pemeliharaan mereka terhadap hadits Rasulullatt
saw. Hanya Allahlah pemilik taufik.

7. Abu Hurairah (19 SH-59 H)


a. Nama Abu Hurairah
Abu Hurairah adalah Abdur-Rahman bin Shat<hr ad-Dausi al-Yamani.s
Namanya pada masa jahiliah adalah Abdu Syams, kemudian Rasulullah
saw. memberi namaAbdur-Ratrman kepadanya, meskipun ia lebih dikenal
dengan julukannya, yaitu Abu Hurairah.
Abu Hurairah ditanya, "Mengapa engkau dijuluki demikian?" Ia men-
jawab, "Saya dijuluki Abu Hurairah ketika saya menemukan seekor kucing
yang saya bawa di lengan baju say4 maka saya dijttluki Abu Hurairah."
Pada masa kecil, ia menggembala kambins keluarganya dan bermain-
main dengan kucingnya. Ia berkata Tangan menjuluki saya dengan Abu

56 Lihat Tarihhul-Islam, hlrn. 333, juz II. Ada beberapa yang berbeda-beda tentang nama Abu

Hurairah dan nama bapaknya" UhatThabaqat lbnil fu'ad, hkn. 52, bagian kedua juzN; al-Islubah,
hlm. 19S201, juz VII; dan TahtuibutTahtuib, hlm. 63, iuz ru.
446 Hadits Nabi Sebelun Dibukukan

Hurairah karena Nabi saw. menjuluki saya dengan Abu Hirr dengan
mudzakkar (aki-laki, dibaca tanpahwuf ta) lebih baik dari pada muannats
(peiempuan, dibaca dengan ta)."n
Abu Hurairah adalah pria berkulit sawo matang,s jauh jarak antara dua
bahunya, mempunyai dua jalinan rambut, kedua gigi serinya jarang, ia
menyemir ubannya dengan warna merah.se Kulitnya berwarna putih,
lembut dan jenggotnya berwarna merah. Ktrubab bin Urwah pernah
melihat dia memakai sorban berwarna hitam,60 dan jika merasa perlu, dia
memakai Ft<aian tenunan dari sutra-61

b. Abu Hurairah Masuk Islam


Abu Hurairah hijrah dari Yaman ke Madinah pada malam-malam
penaklukan Ktraibar dan hal ini terjadi pada tahun tujuh Hijriah. Ia telah
menyatakan masuk Islam di hadapan ath-Thufail bin Amar di Yaman
(sebelum hijrah ke Madinatr). Ia sampai di Madinah dan shalat subuh di
belakang Saba'bin Arfathah yang ditugaskan oleh Rasulullah untuk
menggantikan beliau di Madinatr selama Perang Ktraibar.62
Abu Hurairah selalu menyertai Nabi saw. sampai akhir hayatnya. Ia
secara ldrusus mengabdikan diri kepada beliau dan menerima ilmu yang
mulia dari beliau. Iii-selalu bersama beliau, masuk rumah beliau, dan
menemani beliau ketika menunaikan ibadah haji, berperang, di rumah,.dan
di perjalanan, siang dan malam, sehingga ia memperoleh ilmu yang banyak
dan bermanfaat dari beliau.
Abu Hurairah bersatrabat dengan Nabi saw. selama empat tatrun dan-
untuk mengabdi kepada beliau demi kehidupannya-ia menjadikan ash-

57 Ubatat-hnabah,hlm.ZO2,iuzYIt;SiyattAhmin-Nubslo',tin:-4%L,iuzfr.,Mu:s-twd al-Imam
Ahrrrad, hlm. 83, juz MI.
-fiAkdam&rartickszrarterkulitsarromatangi. IihatLisnul:Ard (afuaa\,ltlm.Z76,ilz
XIV. Sifat (berkulit sawo matang) ini tidak kontradiktif dengan sifat berkulit putih yang akan
dikemukakan kemudian. Barangkali wajahnya berwarna coklat disebabkan parusnya matahari dan
udara padang pasir, padatral sebqnarnya warna kulitnya adalah putih.
59 bhatThabaqat lbnu tu'd,hlm. 59, bagian kedua
iuz M Taihhil-Islam, hlrn 333334, juz tr;
dan Siynr A'lamia-Nubah', hlin 423, juz II"
60 Uhat S;1urz A'tamin-Nfiala', hlrn 450,iuz tr.
61 ora., hlm. 42s, inz D,.
62 U}rrt Hillatut-Autip',hln ?17 6, luz L
' Bab V: Tokoh-Tokoh Perawi Hadits 447

Shuffah (emperan masjid) sebagai tempat tinggalnya. Oleh Nabi ia di-


tunjuk sebagai instruktur bagi penghuni ash-Shuffrh. IGrena itu, ia tahu
tentang mereka dan kedudukannyaB
Ia sangat mencintai Rasulullah saw.. Pada suatu hari, Rasulullah saw.
mengangkat sebuatr carnbuk unfuk memukulnya Kemudian, ia berkata,
"Sungguh sekiranyabeliau memukul dengan carnbuk, itu lebih saya sukai
daripada binatang keledai. e
Abu Hurairah adalatr oftmg yang saleh dan konsisten dengan Sunnatr
Rasulullah saw.. Ia mengingatkan olangorang lain agar berhati-hati dari
terjerumus ke dalam kenikmatan dan kesenangan-kesenangan dunia me
merintatrkan yang baik dan mencegatr yang mungkar. Dalam hal ini, ia tidak
membedakan antara orang yang berpunya dan orang miskin, antara guber-
nur dan ralryat jelata IGbar-kabarnya tentang hal ini sangat banyak.6 Ia
takutkepadaAllatr, sewaktrr sendirian dan di depan oftIng lain, mengingat-
kan orangorang lain untuk bersikap demikian serta mendorong mereka
untuk taatkepada-Nya.ffi
Abu Hurairah adalatr orang yang taat beribadah, ia berpuasa pada siang
hari dan shalatpada malam hari @AamulJaiD. Pada malam hari, ia secara
bergantian dengan istri dan putrinya melakukan shalat malam.67 Ia banyak
melalarkan ibadah dan ia mempunyai banyak tempat sujud di rumahnya di
kamarnya dan di depan pintu rumahnya Jika ia keluar rumah, ia melaku-
kan di semua tempat sujud ihr dan ia kembali masuk ke rumah, maka ia pun
melalmkan shalat di semua tempat sujud ihr.ffi

c. Abu Hurairah: Orang Miskin yang Selalu Meniaga Kesucian Diri


Abu Hurairah adalah salatr seorang "tokoh" orang fakir miskin. Ia
bersabar atas kemelaratan yang sangat sehingga ia menempelkan batu

ffi lt-nidaytu wan-Nihayah,hlrn. 105, juzVItr.


u lrh^t Hilyot l-Auliya',hlrn. 380, iuz I dan al-Bifuyatu wan-Nihayah, trlm. 3, iuz Mtr.
65 Mr r*d al-I^om Ahmad, hlm 89, hadits ke7122,iuufr, hkn. 245, hadits ke7494, iuz )Otr
hlrn. 148, hadits ke7166, juz)il, hlm. 194, hadits ke74l2,iuzffiI dan hadits ke7138, dan lihat hadits
ke-7180, dan rujuHah Siyaru A'lamin-Nubal4',hkn. 438, juz tr.
ffi Lihat Siynr A'lamin-Nubah',hlm. *39,iurzlJl; al-Bidayatu wan-Nihayah, hhn. 110 dan 112,
juzVltr; dmTarihhul-Isbn, hkn. $6, juz tr.
ti| Uhat al-Bidaytu wan-Nihayah, hlm. 1 10, iuz YI.
ffinia.
448 Hdits Nabt sebetun Dlbukukan

kecil pada perutnya karena lapar. Ia melewati hari dan malam harinya
dengan tidak menemukan sesuafu yang bisa menegakkan fulang pung-
gungnya. Ia berkata, "Sungguh saya selalu menyertai Rasulullah saw.
untuk mengisi perut saya sehingga saya makan adonan asam, tidak
memakai suta, dan tidak ada fi.rlan dan fulanah yang melayani saya. Saya
mengajarkan satu ayatAlQu/an yang saya miliki kepada seseorang agar ia
membalas jasaku dengan memberi makan kepadaku."6e Kemudian, ia
berkata "Saya berada bersama penghuni aslr$huffatr. Tidak seoftmg pun
dari mereka memakai jubatr, burdatr, atau pakaian yang mereka ikatkan
pada leher mereka."To
Tokoh tabi'in, Sa'id ibnul-Musay5rab (1S94 H), berkata "Saya melihat
Abu Hurairatr berkeliling di pasar, kemudian ia mendatangi keluarganya
dan bertanya, 'Apakah kamu mempunSrai sesuafu?'Jika mereka menjawab
'tidak ada', maka ia berkata 'IGlau beglfu, sap berpuae.'4r
Abu Hurairah adalah orang yang merasa cukup dan ridha dengan
nikmat-nikmatAllah. Jika pada pagi hari ia memiliki lima belas buatr kurma
maka ia berbuka dengan lima buah kurm4 bersahur dengan lima buah
kurma dan ia menyisakan lima buah kurma untuk berbukaT2 Ia banyak
bersyukur, memuji, bertakbir, dan bertasbih kepadaAllah atas karunia dan
r eznlu,yang A[ah berikan kepadanla-4

d. Abu Hurairah: Orang yang Murah Hati


Abu Hurairatr adalah orang yang bersih jiwanya dan muratr hati. Ia
mencintai kebaikan, menghormati tamu-hmuny4 dan tidak kikir dengan
apa yang dimilikinya. Kemiskinan tidaklah membuat ia kikir dan me.
rendahkan diri dengan memintaminta kepada orang lain. Batrkan, ia lebih
memilih l4ar daripada memakan sisasisa makanan.

69 Hiryatul-Aulgp',h1m.379 dan 376, juz I.


7o tti@tuLeulgn',h1m.377-378,!nzl;Thabqat lbrrrsc'cd, hkn. 53, dan 55, bagian kedua juz
N; juz\; dan al-Bidaytu unn-Nihayah, hkn. m, iuz YIII.
Situr:z A'lamin-Nubala',hlm. 427,
| Hilstotul-Arlgn', hlm. 381, Juz I.
7

72
Utnt n i a., hlrn. 3&1, juz I dan al-Bituytu unn-Nihatutt, hkn. 1 12, juz VIII.
73 Uh"t sebagian kabar tentang hal itu dalarn Siwlw Abmin- Nubala', hhn. 439440, juz tr;
Thaboqat lbnu fu'od,hkrl..S3, bagian kedua juz M Thrihhul-Islam, hlrn. 335, juz tr; dan al-Islwbah,
hlrn. 206, iuz VII.
Bab Y: Tokoh-Tokoh Perawi Hdits 449

Dalam kondisi sulitnya itu, ia adalatr pendukung Islam dan pendamping


serta sahabat Rasulullah saw., sehingga ketika Allatr melapangkan (rezeki)
kepadanya maka hal ini tidaklah mengakibatkan ia keras dan membatu
hatinya Bahkan, ia menjadi lambang sifat muratr hati. Ath:Thafawi berkata,
"Sayatinggal di rumahAbu Hurair:ah di Madinah selamaenam bulan. Saya
tidak melihat seoftrng sahabat Rasulullah saw. yang perhatiannya (kepada
orang lain) melebihi dia, dan saya tidaklah betah (di rumah orang lain)
selain di rumahAbu Hurairah."74

e. Menjadi Gubernur Bahrain


Rasulullah saw. mengutusAbu Hurairatr bersama al-Ala al-Hadhrami ke
Bahrain unfuk menyebarkan Islam dan mengajar kaum muslimin tentang
persoalan-persoalan agarna mereka. Kemudian, ia meriwayatkan hadits
dari Rasulullah saw. dan memberi fatwa kepada masyarakat luas.
Pada masa Umar r.a., Abu Hurairatr diangkat seb4gai penguasa (guber-
nur) di Bahrain. Suahr ketika Abu Hurairah pernah datang dengan mem-
bawa sepuluh ribu dirham. Melihat hal itu, Umar berkata kepadanya,
"Engkau menguasai harta ini unhrk dirimu, hai musuh Allah dan musuh
kitab-Nya?" Abu Hurairah menjawab, "Saya adalatr musuh orang yang
memusuhi keduanya" Umar bertany4 "IGIau beglfu, dari mana hartamu
ini?" Abu Hurairah menjawab, "(Harta itu dari) kuda yang beranak,
penghasilan budak milik saya, dan pemberian-pemberian yang saya terima
secara berfurut-turul" IGmudian mereka mclihat dan mereka menyata-
kan apayang ia ucapkan.Ts
Dari satu riwalat, Abu Hurairatr berka@ "(I{arta itu dari) kuda milik
saya yang terus-menerus beranak dan bagian-bagian saya yang saya
kumpulkan. Kemudian, Umar mengarnbil dua belas ribu dirham dariku."76
Dalam riwayat lain dikatat€n, Umar berkatalepada Abu Hurairah,

?4 Siynt A'tamin-Nubala',hh\ 48,'ruall;Taihtrvt-Istan, hlrn. 336, juz II, dan fhat sebagian
kabar teotang siht murah hatirnra dalanTarik*tl-1fum, hllrr" fr17, juz [; Hilyottd- Adiy', hlm. 383,
jtzll; Siytrr AbminN$ala', hlm. 432, 438 dan AlZiuzB,Thafuqst lbra 54'44 tthl 63, bagian
kedua juz M dN ol-Bidoytu gltt{iloylt, hhn- 104 dan f f 4, iuz VIIL
TS Lihat Tarihhtl-|tun, hlm 388, juz I*, ol-Bidryh. reainilitryzlrh,hlm. 111 dan f f3,
iuz VItr;
t
'llytntl,4h.hbar, hlrn 53, iuz I; dan Hityodttl-Arrliyi hlm 3E0, juz
76 l*aUqd lbr,t Sa'adtilnr 59, bagian tredua iuz w.
450 Hdits Nabi Sebetun Dibttkukan

"Bagaimana engkau sampai menjabat suafu jabatan?" Ia menjawab, "Engkau


menugaskan saya sedangkan saya tidak menyukainya, dan engkau member-
hentikan saya sedang saya mencintainya." Ia membawa empat rafus ribu
dirham dari Batlrain, kemudian Umar bertanya kepadanya, "Apakah engkau
berlaku aniaya terhadap seseorang?" Ia menjawab, 'Tidak." Umar bertany4
"Dari jumlah ifu, berapa yang menjadi milikmu?" Ia menjawab, "Dua puluh."
Umar bertany4 "Dari mana engkau memperolehnya?" Ia menjawab, "Saya
berdagang." Umar berkata, 'Maka, lihatlah modalmu dan militku, kemudian
ambillatr dan serahkan yang lainnya ke Baihrl-Mal/IGs Negarary
Umar r.a. memberikan bagian kepada Abu Hurairah bersama pejabat-
pejabat lain yang menerima bagran, dan Abu Hurairatr berkata Ta Allah,
ampunilah Amirul-Mukminin (Umar).48
Setelah itu, Umar memanggil Abu Hurairatr unhrk diangkat sebagai
gubernur, tetapi ia tidak mau menerimanya. Kemudian, Umar berkata
kepadany4 Tngkau tidak menyukai jabatan, sedangkan orang yang lebih
baik darimu, yaifu Yusuf a.s., mencari jabatan." Ia berkata, Tusuf adalah
seorang nabi dan juga putra seorang nabi sedangkan saya adalah Abu
Hurairah putla Umaimatr dan saya takut menerima jabatan darunu (min
'amalikutn) tiga dan dua (tatrun,0m.)." Umar berkata "Mengapa engkau
tidak berkata lima tatrun?" Ia menjawab, "Tidak, saya takut berkata dengan
tanpa ilmu, memutuskan dengan tidak bisa menahan diri, dipukul ptmg-
gungku, disita hartaku, dan dicaci kehormatanku.4

f. Meniauhi Diri dari Pemberontakan-Pemberontakan


Pada hari Utsman r.a. terkepung, Abu Hurairah berada di rumah
Utsman bersama sebagian satrabat dan putra-puta mereka yang datang
untuk menahan pemberontakan terhadap Utsman. Putra Utsman sangat
menghormatinya sehingga ketika Abu Hurairah meninggal, mereka

77 bhat?habaqat Ibnu tu'od,hlrn. 60, bagian kedua juz M Tarihhul-Islam, hlrn. 338, juz II; dan
Tahdzibut-Tahdzib, hkn. 267, juz Xtr.
78Uhat Thabaqat lbnu Sabd,hlnl60, bagian kedua juz IV.
79Siyru A'lamin-Nubah',hlm. 441, juz II. Ungkapan "min 'amalihun" adalah tambahan dari
Thabaqat lbnu Sa'ad, hlrn. 59, bagian kedua juz IV. Abu Hurairah menjabat sebagai Gubernur
Bahrain antara tahun 21-23 H, setelah meninggalkan al'Ala'al-Hadhrami.
llab V: Tokoh-Tokoh Perawi Hdtts 451

membawa tempat tidurnya sampai di Baqi'.e


Abu Hurairah menjauhkan diri dari pemberontakan-pemberontakan
yang terjadi setelah terbunuhnya Utsman r.a. sebagai syahid. Tidak
terbukti ia terlibat dalam pemberontakan-pemberontakan itu dan kemung-
kinan ia mendorong manusia agar bersikap menjauhkan diri darinya.
Diriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda

bW t'ul:),;.rar'a> W +u.Jt,btb'f:--,y
UH,yt L UeLrt'a p-W egti c;,$t'0:
& v.'t# A1 'tl 1i-L r*t'J;j ,iW" ti)
\---J'J\)J.
"N anti ahan terj adi erontahan-p emb erontohan. O r ang y ang h er-
p emb
sihap) iluhfu terhadap p anb erontalun-p enrb rontahan itu lebih b aih dari-
paih orang y ang berdin, or ang y cmg berdin tefidoryy a lebih bdih dori-
pada or ang y ang b erj alan, or ang y ang b erj alan terhadopny a lebih b aih
doripadn or on g y an g b erlan-lan kecil terhadapny a. B ar angsiap a y dng
mendelutinyamahahaliuahanberohibatdinnyateraniaya,danbarang-
swpo menemuhan tanp at b erlinhng dan mani auhlun din maha hndnh-
8r
lah io menyrgmaharuty a (memanfatthenny a)."

Muawiyatr-pada masa pemerintahannya-mengangkat Abu Hurairah


sebasai penguasa di Madinatr, meskipun tidak lama kemudian-karena
Muawiyah mamtr kepadanyrposisi tersebut digantitgn Marwan.e

g. Abu Hurairah: Periang dan Humoris

Abu Hurairah adalatr oftulg yang bagus perangainya suci jiwaryr4 dan
bersih hatinya Di samping itu, ia juga termasuk manusia periang. Ia sangat

n ljlrrtr a-gilaytu unn-Nihayah, hlm. 181, juz Yfr; al-Ishdalt, hhr- Ul, 'w N; al-Kamil fit-
Taiilq hkrr. 88, juz II;Tarihhuth-'lhabai,hkn 3S9, l:u-lU;Thatuqot lbu tu'd, hkn.63, bagian
laduaiuz M dan Tohdzitutlafuib, hlnl 266, juz)ilI.
8l pa*rrt-m;,lthr. 426,inzYll dan Mttfu al-Imam Ahaad hlrn 208, juz XIV.
a Uh*. Siyo Ahmia-Mrbabl hkn 441, juz II.
452 Hadits Nabi Sebetun Dibukukan

bersahaja. Ia melihat dunia dengan "mata orang yang meninggalkannya".


Jabatan sebagai gubernur tidak mendorongnya bersifut sombong, bahkan-
-sebaliknya-jabatan itu menampakkan sifat rendatr hati dan akhlak yang
baik pada dirinya. Kemungkinan, sifat itulah yang menjadikan Marwan
menunjuknya sebagai pejabat khalifuh di Madinah.
Suatu ketika ia pernah naik keledai yang di atasnya diikatkan pelana.
Pada kepala keledai itu terdapat "lingkaran" yang terbuat dari serabut.
Kemudian, ia bertemu dengan seseorang, seraya berkata, "Berilah jalan...
gubernur akan lewal"s

Abu Hurairah melewati pasar dengan membawa kayu bakar di atas pung-
gungnya, dan ketika itu ia adalah gubernur pada masa Marwan. Kemudian, ia
berkata kepada Tsa'labah bin Abi Malik al-Qardhi, "Berilah jalan untuk
gubernur, hai Ibnu Malik." Tsalabah menyahut, "semogaAllah melimpah-
kan rahmatkepadamu, cukuplah hal ini." Kemudian iaberkata, "lapangkan-
lah jalan untuk gubernur dari seikat kayu bakar di atas punggungnya."&
Abu Hurairah senang berbuat sesuahr unfuk membuat anak-anak ber-
gembira. Ia melihat anak-anak bermain "petak umpet" di malam hari.
Kemudian, ia menyelinap masuk di antara mereka, sedangkan mereka tidak
mengetahui sehingga ia ikut bermain-main di antara mereka, dan ia meng-
hentakkan kedua kakinya ke tanah seakan-akan ia adalah orang gila. Hal ini
ia lakukan untuk membuat anak-anak tertawa. Kemudian, mereka ketakut-
an dan, sambil tertawa-tawa, mereka berlari-larian ke sana kemari.8s
Abu Rafi'berkata, 'Abu Hurairah mengundangku unfuk makan malam di
rumahnya, kemudian Abu Hurairah berkata, Tinggalkan al-'uraq untuk
gubernur."' Abu Rafi' berkata, "Kemudian saya lihat (ternyata bukan'u.raq,
tetapi) dagrng cincang yang dicampur dengan roti yang dimasak dengan
minYak."86

8 Thabaqat lbnu Sa'ad, hlm. 6061, bagian kedua, juzIV. Khilbah ailtnya halqah 'lingkaran',
'cincin'.
U Hilyatul-Auliya', hlrn.385,itzl;Tarihhul-Islan, hlrn.334 dan 339,iuz II; dan a l-Bituytu
wan-
Nihayah, hlrn. 1 131 14, juz VI[.
ffibhatThabaqat lbnu Sa'ad,hlm.6G61, bagian kedu4juzN;al-Bidayatu wan-Nihayah,hlm.
I 13, juz VIII; dan Tarihhul-Islam, hlm. 338, juz tr.
86 Uhat al-Bidayatu wan-Nihayah, hlrn. 114, juz MII; Thabaqat
lbnu Sa'ad,hlrn. 61, bagian
kedua, juz M dan Taihhul-Islam, hlrn. 338, juz VIII. 'Uraq artnya 'tulang yang telah diambil
dagingnya dan hanya sedikit daging yang masih tertinggal (tetelan)'.
Bab Y: fokoh-fokotr Pcravi tldits 453

h. Abu Hurairah Meninggal


Ada beberapa perbedaan pendapat tentang kapan Abu Hurairah
meninggal. Hisyam bin Urwah berkata, "Abu Hurairatr dan Airyah me
ninggal pada tahun 57 H." Ini adalah pendapat al-Madaini dan Ali bin al-
Madini.87 Abu Ma'syar berkata "Abu Hurairah meninggal pada tahun 58
H."s Al-Waqidi berkata, "Abu Hurairah meninggal pada tahun 59 H dalarn
usia 78 tahun. Ia menshalatkan Aisyah, pada bulan narnaahan, tatrun 58 H,
dan Ummu Salamah, pada bulan Syawal, tatrun 59 H. IGmudian, setelah ifu,
ia meninggal pada tatrun 59 H itu."8e
Ibnu Hajar setelatr menyebutkan riwayat al-Waqidi tentang meninggal4ra
Abu Hurairah pada tahun 59 H, ia berkata, "Ini adalah di antara kesalahan
al-Waqidikarena Ummu Salamah masih hidup sampaitatrun 61H."
Dalam Shahih Muslim ditegaskan hadits yang menunjut*an hal ini.
Kenyataannya wanita yang dishalatkan oleh Abu Hurailah, kemudian ia
meninggal pada tahun yang sam4 adalatr Aisyah, sebagaimana dikatakart
oleh Hisyam bin Urwah, "Batlwa keduanya (Abu Hurairah dan Aisyah)
meninggal pada tatrun yang sama4
Menurut saya, kesalatran al-Waqidi tentang tahun 6sninggalnya
Ummu Salamah tidak berarti ia salah pula tentang tahun meninggalnya
Abu Hurairah. Ibnu IGtsir berkata Tang benar bahwa Ummu Salamatt
meninggal setelah Abu Hurairah dan lebih dari seorang berkata bahwaAbu
Hurairah meninggal padatahun 59 H."e1
Di antara sahabat yang menghadiri jenazah Abu Hurairatr adalatt
Abdullah bin Umar dan Abu Sa'id al-Ktrudri. Marwan bin Hakam juga
meqaksikanryra- Ibnu Umar berialan di depannra dan banyak bermurah
hati kepadanrra-9z Puta Utsman membawa tempat tidurqra sampai di Baqi'
unfuk mengenang pendapatqra tentang Utsman.eB

87 Vlwta-niaaytu unnNihafi, hL& 114, iuz N;Tarihhd-Islaz, hkn- ffi,'wtr Wd


Ibm tu'ad,hlm. 64, bagian kedua juz M dan Siytlr Abmin'Nubfu', ttlrt 449,iuz tr
88nia.
& tua.
*J tat*;tut-taldzib,tim266, iuz )(II; dan al-Iffialt, hlnr" 207, iur M{
9t AL&iaayn wan-Nihayh,tlm- fl4, juzVItr.
EzUhatl*aUqat lbrtt fu'a(lfut63, bagiankedua juz IV.
93nid.,hlm. 63, bagian kedua iuz N dan Tfuibrt-Tohdzib,hlm. 266,iuz )il-
454 Hedlts Nabl Sebctun Dlbukukan

i. IGhidupan Ilmiah Abu Hurairatr


Abu Hurairah bersahabat dengan Rasulullatr saw. selama empattahun.
Ia mendengar banyak hadits dari beliau, menyaksikan Sunnah secara
detail, memperhatikan penerapan syariat Islam dan mengetahui keduduk-
an beliau saw.. Beliau menguhrsnya bersama al-Ala al-Hadhrami ke Batrain.
Di sana ia menjadi maadzdein dan imam (shalat).
Rasulullah.saw. tidak menunda-nunda memberikan jawaban kepada
Abu Hurairah terhadap.hal yang ia tanyakan kepada beliau karena beliau
mengetahui ia mempunyai semangat untuk menuntut ilmu. Pada suatu
hari, ia bertanya kepada beliau,

| *qt i;',I*\r2-../6t l;."i G , iu l'l)rl U F


'*,lu"tii;;l( uit''J) :ffiitJ;rJt,
*
'd*'Jr u ,;l;ct J)l r-i e^i-r}t t-ri
c
c
.,'oir.1 o',? '

"+
li, ryt
"{y. Ju ; {qt{-;../ur *+l 'r-J;i ,

4.r* 'tf ix'uuv


"Wahar Rasulullah s aw., siap a manusia y an g p aling b erunfimg memp er-
ol eh sy afaotmu p ada han hi amat? " Rasulullah saw. manj aw ab, " Sungguh,
sayatelahmendugabahwatidahadaseorangyangmenanyahanhadi*ini
hqadahu lebih awal danpada hamu harena saya melihat anghau mem-
punyai semolngat untuh mangetahui hadits. Orang yang palingberunfing
memperolehsyaJaathupadohanhiamatadalahorangydngberhata,'Tiado.
Tuhan selain Allah,' secara ihhlas dari hatinya atau jiwanya." *
Citacita Abu Hurairah adalatr menuntut ilmu dan mendalami agama.
Seseorang datang kepada Zudbin Tsabit, lalu ia menanyakan sesuatu

94 Fathul-Bari, hhn. 203, juz I. Pada bagian awal hadits terdapat ungkapan, 'Abu Hurairah
berkata, 'Dikatakan, wahai Rasul..,.' " Hadits yang sama disebut dalan Musnad al-Inam Ahmad,
hkn.207, hadits ke 8056, juzXV dan Thabaqat lbnu Sa'cd, h[n. 118, bagian kedua, juz II dan hlm.56,
bagian kedua, juz IV.
hb V: Tokott-Tokoh Peravi Hadits 455

kepadanya- Kemudian Taid scarl<aA kepadanya "Bertanyalah saja kepada


Abu Hurairatr, karena saat ifu saya Abu Hurairatr, dan orang yang ber-
tanya berada di dalam masjid, kami berdoa kepada Allah dan berzikir
kepadaNya Trbatiba Rasulullah muncrrl di hadapall kami, sehingga beliau
duduk bersamasama kami, kemudian karni berdiam. Beliau bersabda,
'laknkan kembali apa yang kamu lahkan.' " Taid,berkata "Kemudian saya
dan temanku berdoa terlebih datrulu sebelumAbu Hurairah berdoa dan
Rasulullatr saw. mengamini (mengucapkan l<ataamin) doa kami. Kemu-
dian Abu Hurairah berdoa sebagai berilul

trv'ot*rr,5+G dlcotti"l ;fi F


/ . o,
( ,-t*.,-
Ya Allah, llrrya mohon kryilo-Mu llrslrtatu yang ilimohonhan oleh heilrn
temanku, ilan saya mahon kqailn-Mu ilmu yutg fidoh terlupahan.'

Terhadap doa Abu Hurairatr ifu, Rasulullah saw- berkata, 'Amin.'


IGmudian, karni mohon kepadaAllah ilmu 5'ang tidak terlupakan'" Beliau
berkata "I(anru telah didahului oleh seorang pemuda ad-Dausi (yakni Abu
Hurairah)."e5
Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw. berkata ke'
padanya "Apakah engkau tidak bertanya kepadaku tentang harta-harta
ghanimah rampasan perangl ini yang ditanyakan oleh sahabat-sahabat-
mu?" "Sa5ra (Abu Hurairah) berkata, Sa5ra mohon kepadamu agar engkau
mengajarkan kepadaku tentang hathal rrang diaiarkan Allah kepadamu.'
Kemudian, Rasulullah melepaskan numruhyatgberada di atas punggung-
ku dan beliau memperlihatkannya di antara saya dan beliau, sehingga
seakan-akan saya melihat kuftr yaqg merayap di atasnya lGmudian, beliau
menyampaikan hadits kepada sqra sehingga saya memahami hadits beliau'
Beliau berkata,'Himprrnlah ia kemudian linakkanlah' ia kepadamu.'
Kemudian, saya tidak menghilangkan satu huruf pun dari hadits yang

95 Tahdziktt-Tahdzib, hlm. n6, irzXIL Datam kitab ini dikatakan'w'alaaha shaahibif.


Pembehrlan redalsi ini (seperti di atas) tfrdaFt dalffi Fda.l-fun, hkn ?,ffi, jtsz I dan Sllurr
Akmhrl,lttu', hh €2, iuz tr
456 Hadits Nabt Sebblun Dihtkukan

beliau sampaikan.'e
IGbar-kabar tersebut-dan kabar-kabar lain yang jurnlahnya banyak-
memperlihatkan semangatAbu Hurairatr unhrk menunfut ilmu dan adanya
doa Rasulullah saw. kepadanya agar apa yang ia kehendaki menjadi
kenyataan.
Para sahabat mengetahui kedudukan Abu Hurairah setelah Rasulullah
saw. wafal Maka, ia menyampaikan hadits di masjid Rasulullah saw. dan
memberi fatwa di hadapan ulama dari kalangan sahabat dan sahabat-
sahabatbesar. Sebagian dari mereka, seperti Zaid binTsabit danAbdullah
bin Abbas menyerahkan pertanyaan kepadanya

Contoh tentang hal di atas adalah riwayat dari Muawiyah binAbi Iyasi
al-Anshari bahwa ia duduk bersama Ibnu Zubair. Kemudian, datanglah
Muhammad bin Iyas bin Bakir. Ibnu Iyas bertanya tentang seseoftmg yang
menalak istrinya tiga kali sebelum ia menyetubuhinya. Kemudian, Ibnu
Zubak menyuruh Ibnu Iyas agar datang kepada Abu Hurairah dan Ibnu
Abbas, dan kedua satrabat ini sedang berada di rumah Aisyah. Kemudian,
Ibnu Iyas pergl menemui dan bertanya kepada kedua sahabat itu. Ibnu
Abbas berkata kepada Abu Hurairah, "Hai Abu Hurairah, berilah fatwa
kepadanya, engkau dihadapkan pada suafu masalah." Kemudian, Abu
Hurairah berkata, 'Tiga talak yang dijatuhkan sekaligus menjadikan
seorang wanita (istri) menjadi haram.aT
Diperkirakan Abu Hurairah memberikan fahwademikian setelah Umar
r.a. melaksanakan penjatuhan tiga talak (ketika dijatuhkan sekaligus),
dengan maksud untuk mencegah manusia dari berlaku demikian ketika
menalak istri-isti mereka, atau karena si penanya ifu telah menalak istrinya
tiga kali pada tempat yang berbeda-beda (tidak sekaligus).
Muhammad bin Imarah binAmar bin Hazam menggarnbarkan tentang
majelis ilmu Abu Hurairah. Kemudian ia berkata "Ia duduk di suatu majelis
yang dihadiri oleh Abu Hurairah. Pada majelis itu hadir pula lebih dari
sepuluh orang sahabat-sahabat senior Rasulullah saw.. Kemudian, Abu

96 Hilyatul-Auliya',h1m.381, juz l; Tod*iratul-Huffaztt, hlrn. 33, juz I; dan Siyaru A'lamin'


Nubala',hlm.429,jvll. Numral adalah jubahyang didalamnyaterdapatgarisgarisputih danhitam.
Hadits di atas adalah hadits sahih, dikeluarkan oleh al-Bukhari .bhat Fathul-Bar,, hlm. 225, juzl.
97 Siyanr A'lamin-Nubala',hlrn.437, juz tr.
Bab Y: Tokoh-fokoh Perawi Hadits 457

Hurairah meriwayatkan hadits dari Nabi saw. kepada mereka. Sebagian


mereka tidak mengetahui hadits ifir, mereka saling bertanya-tanya kemu-
dian sebagian dari mereka mengetahuinya. Kemudian, ia meriwayatkan
hadits yang lain kepada mereka. Sebagian dari mereka tidak mengetahui
hadits itu, kemudian-akhirnya--mereka mengetahuinya. Ia berhati-hati
melakukan demikian." Muhammad bin Imarah berkata, "Kemudian saya
mengetatrui batrwa ia adalah oftrng yang paling hafal tentang hadits-hadits
dari Rasululah saw..ry
Banyak oftu1g saling berjanji di antara mereka untuk pergi menemui
Abu Hurairah dengan maksud unhrk mendengar haditsnya dari Rasulullah
saw.. Sebagai contoh bukti tentang hal ini adalah riwayat dari Makhul.
I(atanya, "Banyak orang pada suatu malam saling berjanji untuk pergi
menuju salah safu kubah Muawiyah, kemudian mereka berkumpul di sana.
Setelah itu, Abu Hurairatr berdiri, menyampaikan hadits dari Rasulullah
saw. kepada merek4 hingga pagi.'e

Diriwayatkan dari Muhammad bin Sirrin bahwa Abu Hurairah pada


setiap hari IGmis berdiri unfirk menyampaikan hadits kepada mereka.lm
Abu Hurairah adalah orang yang dapat dipercaya haditsnya dari
Rasulullah sau,.. Ketika ia berkata tentang sesuafu berdasarkan pendapat-
nya maka ia berkata, "Ini dari kantongku."l0l 11"1ini ditegaskan oleh
banyak dalil dan beberapa kabar. Di antara kabar itu adalah kabar yang
diriwayatkan oleh Bakir bin al-Asyaj bahwa ia berkata, "Basyir bin Sa'id
berkata kepada kami, 'Bertaloralah kepada Allah dan peliharalah hadits.
Demi Allatr, engkau melihat kami duduk bersamaAbu Hurairah, kemudian
ia meriwayatkan hadits dari Rasulullah dan ia meriwayatkan hadits dari
IG'ab al-Atrbar kepada kami, lalu ia berdiri. Kemudian, saya mendengar
sebagian orang yang bersama kami meriwayatkan hadits Rasulullah saw.
dari IG'ab dan Hadits IG'ab dari Rasulullah saw.. Maka, bertakwalah

98 Lihat Siyru A\amin-Nubala', hlm. 444, juz IL I(abar di atas dikeluarkan oleh al-Bukhari
dalam kitab TarihlnryadatalBaihaqi dalnlsl-Madhlul.UtntFathul-Ban, hlm. ZZliuzL
w SiyrtA'lamhrNubala',hlnr 432, juztr;al-Bifuyatuunn-Nituyh,hlrn. 106, juzVII;dmal-
Iamil li,Ahhlqir-Rauiua ,4fubis&mi', hlrn 114: a
lmuhxol-Jami'u li Ahhbqir-Raui ua Atobb-funi', hlnu 113: b.
lot 3;** nlomin-Nvbab',hlm. ,ll}7, juz tr
.t

458 Hadits Nabi Sebetun Dibukukan

kepada Allah dan peliharalah hadits.' "102


Abu Hurairah banyak meriwayatkan hadits dari Rasulullah saw.. Ia
berkat4 "Tidak seorang pun satrabat Nabi saw. yang meriwayatkan hadits
lebih banyak dibandingkan aku kecuali hadits yang diriwayatkan oleh
Abdullatr bin Amar karena ia menulis hadits sedangkan aku tidak me
nulisnya."lffi

Sebagian sahabat menilai bahwa Abu Hurairatr meriwayatkan ban5rak


hadits dari Rasulullah saw. ketika mereka menempuh cara dengan sedikit
meriwayatkan hadits agar manusia tidak berpaling dari Al-Qur'an dan
karena dikrrawatirkan mereka sibuk menekuni selain AlQur'an. Terhadap
penilaian itu, Abu Hurairah berkata kepada mereka, "Engkau semua
berpendapat bahwa Abu Hurairatr meriwayatlan banyak hadits dari Nabi
saw., dan engkau berkata, 'Mengapa sahabat-sahabat Muhajirin tidak
meriwayatkan haditshadits ini dari Rasulullah saw.' sesungguhnya satra
bat-sahabatku dari kalangan Muhajirin disibukkan oleh urusan pengelola
an tanatrtanah merek4 sedangkan aku orang miskin, aku selalu menyertai
Rasulullah saw. untrkmengisiperutku,lts dan alru banyak duduk bersama
Rasulullah saw., aku datang ketika mereka tidak datang dan aku hafal
ketika mereka lupa."ros Kemudian Abu Hurairah menuturkan kisah
tentang numrah dan doa Rasulullah kepadanya, seraya berkata "Demi
Allah, alru tidak melupakan sesuahr yang aku dengar dari beliau."rffi
Ia melanjutkan, "Demi Allah, sekiranlra tidak ada ayat dalam AlQur,an
niscaya aku tidak sedikit pun meriwayatkan hadits kepadamu untuk
selama-lamanya." Kemudian ia membaca ayat sebagai berikuL

lo2 tr1-&iilo*su wan-Nitnyh,hlrn. 109, juz VIII. Ihbar yang


sama disebutkan dahm Sr1uru
A'lamin-Nubala', hlrn. i!6, juz IL
LB Fathul-Bai,hlm.2l7,jnzl;danMusaadal-ImamAhmod,lim.
119, haditskez3g3, juzxltr.
IGbar itu diriwayatkan oleh Imam Ahnad dalam Mu;nad Abdulbh bin Amar. Lihat nomon 651Q
6802,6930, dan 7018.
lu Ungkapan itu dari riwayat az-Zthn dahm Musnad al-Imam Ahmad,hlm.268, hadits ke268,
hadits ke7273, juz XII, yang tidak disebut oleh lbnu Sa'ad.
L6 Thabaqat lbnu Sahd,hlrn. 56, bagiair kedu4 juz IV dan hlm. 118, bagian kedu4 juz II;
dan
Lihat Fathul-BaA hhn. 224, juzl; Musnad al-Imam Ahmad, hlrn. 220, juz XII; HigatuLAutiy,,hlm.
378, iuz l; dan Tarihhul-lslam;hlm. ilI|4, juz II.
t6 nia.
Bab Y: Tokoh-fokoh Perawi Hadits 459

"sesungguhnyaorang-orangyangmaryemburryihanapayangtelahKami
turunhan berupa heterangan-heterangan (yang ielas) dan petunjuh,
setelah Kami menerangkannya hepafu manusia dalam Al-Kitab, mereha
itu dilahnati Allah dan dilaknan (pula) oleh semua (mahhluh) y ang dapat
melahnati." (al-Baqarah: I 59)ro7

Al-Walid bin Abdurratrman mengatakan, Abu Hurairah meriwayatkan


hadits dari Nabi saw.,

t.djt$L Jt" at\t-Ci rtn ;";*;" h


4\. ovr;{i
"B ar angsiap a menshalathan j enazah maha ia manp eroleh satu qir at, don
b ar angsiapa menshalathanny a dan m anginn gfury a ihut man gusungny a

maka ia memperoleh drn qir at."

Abdullah bin Umar berkata, "Lihaflah hadits yang kamu riwayatkan.


Sesungguhnya engkau meriwayatkan banyak hadits dari Nabi saw.."
Kemudian, Ibnu Umar memegang tangan Abu Hurairah dan mengajaknya
pergr menemui Aisyah. Ibnu Umar bertanya kepada Aisyah tentang hadits
di atas. Aisyah menjawab, 'Abu Hurairah benar." KemudianAbu Hurairah
berkata, "Hai Abu Abdur-Rahman. Demi Allah, saya tidak disibukkan
berdagang di pasar (seperti sahabat lain) sehingga tidak banyak ber-
kesempatan meriwayatkan hadits dari Rasulullah saw.. Saya hanya meng-
inginkan sahr kalimat dari Rasulullah saw. yang beliau ajarkan kepadaku
atau sesuap makanan dari beliau untuliiku."ls
Dalam riwayat lain dikatakan, Abu Hurairah berkata, "Saya tidak
disibukkan bercocok tanam di lembah dan berdagang di pasar (seperti
sahabat lain) sehingga tidak banyak berkesempatan meriwayatkan hadits
dari Rasulullah saw.."l@ Kemudian Ibnu Umar berkata, "Hai Abu Hurairah,

ro7 14**6 o1-1aam Ahmad,hlm. 123, hadits ke-7691, iuz XIV d anlshat Fathul-Bari,hlm.224,
}uzl.
lN Ihabaqat lbnu Sa'ad, hlm. 57, bagian kedua juz IV. IGbar yang sama melalui isnad yang
sahih disebut d alan Musnad al-Imam Ahmad, hlrn. 175, hadits ke7188' juz )OL
l@ .efAidayatu wan-Nihayah, hlm. 107, iuz VIII dan Thabaqat lbnu Sa'ad, hkn. 118, bagian
460 Hadits Nabi Sebetun Dibukukan

engkau adalatr orang yang paling tahu di antara kami tentang Rasulullah
saw. dan paling hafal hadits beliau.'1lo
Teman-teman Abu Hurairatr dari kalangan satrabat-sahabat Rasulullah
saw. mengakui bahwaAbu Hurairatr banyak mendengar dan memperoleh
hadits dari Rasulullah saw.. Pengakuan mereka ini menolak semua ke'
sangsian dan keragu-raguan terhadap banyaknya jumlah hadits yang
diriwayatkannya, sehingga sebagian satrabat meriwayatkan hadits darinya,
karena ia mendengar hadits dari Nabi saw., sedangkan mereka tidak
mendengarnya.

Di antara contoh hal di atas adalah bahwa seseorang datang kepada


Thalhahlll bin Ubaidillah, kemudian ia berkata, "Hai Abu Muhammad,
bagaimana pendapafrnu tentang Abu Hurairah, apakah ia orang yang lebih
mengetahui tentang hadits Rasulullah saw. daripada engkau. IGmi men-
dengar darinya beberapa hal yang tidak kami dengar darimu. Ataukah ia
mengatakan sesuahr dari Rasulullah saw., padahal beliau tidak mengata-
kannya?"
Abu Muhammad, yakni Thdhah, berkata, "Kenyataan batrwa ia men-
dengar hadits yang tidak kami dengar maka saya tidak meragukan hal ini.
Mengenai hal ini, dapat saya jelaskan kepadamu batrwa kami adalah orang-
orang yang mempunyai rumah, menghadapi masalah, dan memiliki
pekerjaan. I(ami datang kepada Rasulullah saw. pada pagi dan sore hari,
sedangkan ia orang miskin, selalu bertamu di pintu rumah Rasulullah, dan
tangannya selalu bersama tangan beliau. Maka, dengan ini, kami tidak
meragukan bahwa ia mendengar hadits yang tidak kami dengar dan
engkau tidak menemukan seseorang yang pada dirinya penuh kebajikan
akan mengatakan sesuatu dari Rasulullah saw. padahal beliau tidak
mengatakannya."l12
Asy'ats bin Sulaim meriwayatkan dari bapaknya, ia berkata, "Saya

kedua, juz II. Tentang perkataan Ibnu Umar, at-Tirmidzi berkata "Hasan (baik)." Uhat ficthul-Bai,
hlm.225,juzI.
trO 76;4.
111 p"1rro Siyaru A'lamin-Nubala' disebut Thulaihah. Yang benar adalah Thalahnlr, seperti
dalarn Fathul-Ban, hlm. 225, }uzl.
ll2 S4nru A'lamin-Nubala', hlrn. 436, juz II dan at-BidaXatu wan-Nituyah,hlm. 109, juz VIII.
bb Y: tok*tokolt Peravi ttdits 161

mendengar Abu Ayub al-Anshari meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah,


kemudian ditanyakan kepadanya, 'Engkau sahabat Rasulullah saw. dan
engkau meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah?" Abu Ayub menjawab,
"sesungguhryraAbu Hurairatr mendengar hadits fiang tidak kami dengar
dan saya lebih menyukai meriwayatkan hadits-yang tidak saya dengar
sendiri dari Rasulullah saw.-darin5ra'ra

Abu Hurairah adalah omng pemberani Iabertanya kepada Nabi saw-


tentang halhal yang tidak ditanyakm oleh satrabd laiUttr ."*r--, ia ber-
tanya kepada sahabatsatlabatfaUs hbih datuh mrerft Islarl Ia adalah orang
yang mempunyai banyak ilmu dan luaspengptahuannfra Ia meriwayatkan
hadits kepada teman-teman dan mrui&muridnya dan ia bed<ata kepada
mereka" "Banyak kantong, yalmi ilmq milik Abu Hurairatr yang belum ia
buk4'115 dan iaberkata "sayamernperoleh duawadatr dari Rasulullah saw..
Salah satu di antaraqra saya sebarkatr (4rrlran) kepada orang lain. Adapun
yang lain, jika saya ajarkan maka ia dapat memotong tenggorokan."1l6

ll3fi-Bidototutun-Nihoyolt,lintl(X),iuzvltrdil SirlrtAlarnir-t'htizl4',hh136,iu2tr.
114 r :hat 5;1s2j Ahmin_Nubtu, hlrn 4sf,iuz tr
ll51ata6i7., trlrn 430, juz tr. IGbar di us diriwayatkm oleh Muhamnrad bin Rasvid dari
Makhut
116 Thobaqot Ibrt Sa'ad,hlm- 5?, bagim keftra iuz Mil hlm f f& bagim kedua, iuz tr, dan
ljnat Fadllz/-tu4hhn- %l, l:ah HiUadAiliy', hh. 381, lttz t olRi@ w*Niltoyfi hkn 16,

rms ia dengar dari Rasulullah sarv. kepada orang hin, sedangtm tfuhyfislarr tidak ia ajarkan
kepada orang lain karena takut dinilai berbohong. Dalam sahr riwayat, ia berkata, Tika saya
memberi tahu kepadamu tentang segala hal yatrg saya ketahui niscaya mereka melempariku
d€ogan l<ain lae, dan mereka berkata"Abu Hurairah gilardmdalamriwqr*yanglairu iabertata
'..-niscaya mereka melempariku dengan kotoran-' 'AlHasan perawi kabar itr, berkata "Abu
Hurairah benar. Demi Allah, jika ia memberi tahu kepada kami bahwa l(atah ihr roboh atau
tertalrrniscayahal itu tidak akan dipercaraoleh ora,gltu- W
lbttt k'd,hhrr. 57, bagian
tAuaiuz M hh Ug bagian ketua iuz IL
Abu Hurairah tal$t dinilai berbohong oleh orang lain dan tatutfrustasi dalrmhidupnya dan
seseorang harus bertanyatany4 "Wadah rytfiInr.mg peouh berhi ihru yang tidak diaiartran oleh
Abu Hurairah kepada orang lain? Darl ryakeh Rmrlullah saw- rrsrgkhusrslrararudoh ifu hanra
rmtuk Abu Hurairah, bul<an unhrk umat bel[ar?'
Dari perkataan Abu Hurairatr, kami memahmri bahwa krlulhh rnemberikan dua macam
itnu kepadanya Masing-masing nuranm itu,iika dihrlis oleh seseorang, niscaya menjadi sebuah
kaotongbesar. Salah sahr di antaramacamitr,iaaiartankepdaoranglaiq sedarukanr"angkedua
tidakia aifrl<arl' Adagrn kemungkirun Rasululhh saw. mgffisskan $ahl hukum unhrkAbu
469 Hadits Nabi sebelun Dibukukan
j. Daya Hafalan A,bu Hurairah
Abu Hurairatr adalatr seorang penghafal yang teliti, cermat tentang hadits-
hadits yang diriwayatkan, dan mengetahui secara mendetail tentang kabar-
kabar yang diterimanya- Pada dirinya bersatu dua faktor besar yang salah
sahrnya menyempurnakan yang lain. Pertatma,keluasan ilmunya dan banyak-
nya jumlah hadits yang diriwayatkannya . Kedua,kekuatan daya ingatannya
dan kecermatannya yang sangat bagus. Hal ini rnerupakan puncak yang
dicita{itakan oleh para ilmuwan. Telah saya kemukakan bahwa Rasulullah
saw. berdoa untuknya agar'amempunyai ilmu yang tidak terlupakan.
Di samping faktor tersebut, adalatr semangat Abu Hurairah dalam
menuntut ilmu. Mengenai hal ini, ia berkata, "Saya bersahabat dengan Nabi
saw. selama tiga tatrun. Selama bertahun-tahun, sama sekali tidak ada hal
yang lebih saya pikirkan dan lebih saya sukai daripada memahami apayang
disabdakan oleh Rasulullah saw. selama bertahun-tahun i1r.r117

Hurairah maka itu tidak logis, karenahal ini bertentangan dengan keharusan beliau menyampaikan
risalah, dan apakah sesuatu yang beliau khususkan untukAbu Hurairah itu menyangkut alfilak? Ini
kemungkinan yang sangat jauh, karena Rasulullah saw. diuhrs untuk menyempurnakan akhlak, dan
larangan beliau kepada Abu Hurairah untuk mengajarkan norma akhlak kepada umat beliau
bertentangan dengan keharusan beliau menyampaikan risalah. Maka, adalah sesuafu yutg tidak
mungkin Rasulullah mengajarkan hal-hal yang berkaitan dengan akhlak kepada Abu Hurairah,
sedangkan umat beliau tidak menerima ajaran tentang hal ifu.
Dari sini dapatlah dipastikan bahwa wadah yang kedua tidak berisi hal-hal yang berkaitan
dengan hukum, etika, dan al'filah dan lebih berat kepada dikatakan bahwa sebagian isinya adalah
hal-hal yang berkaitan dengan tanda-tanda hari kiamat atau sebagian pemberonlakan-pemberontak-
an yang terjadi di antara umat Islam dan orang-orang yang ikut mewarnainya, yaitu pemimpin-
pemimpin yang jahal Hal ini menurut saya, diperkuat oleh pernyataan Abu Hurairah dengan secara
tidak tegas, tentang sebagian hal tersebut, karena ia takut terjadi sesuatu yang buruk menimpa
dirinya sebagai akibat dari apa yang dikatakanya, seperti perkataannya, "Saya mohon perlindungan
kepada Allah dari menjadi kepala di kalangan-kalangan wanita dan pemimpin di kalangan anak-
analq" dan perkataannya, "Celaka bagi bangsa fuab. Orang yang jahat telah dekat" lthat Fathul-
Bai,hlm.227, juzl dan Siyaru A'lami-Nubala', hlrn. 430, juz II.
Perkataan Abu Hurairah tersebut bukanlah merupakan alat bagi orang yang menganggap
agama mempunyai bagian lahir atau batin sehingga pada akhirnya ia membebaskan diri dari agama.
Abu Hurairah suka berbicara kepada manusia tentang hal-hal yang mereka kenal sehingga Allah
dan Rasul-Nya tidak didustakan ketika iadiberi tahu kepadamerekatentanghat-halyangtidak dapat
dipahami oleh mereka. Ibnu Taimiyah, dalam kitabnya, ar-Raildu 'ala Manthiqiylz, hlm. 445,
menyebutkan berita-berita besar yang dikhabarkan oleh Rasulullah dan berita-berita itu benar-benar
terjadi pada kemudian hari.
ll7 Tra6sral Jbnu Sa'ad,hlm.54, bagian kedua, juz IV. IGbar di atas diriwayatkan oleh Qais bin
Abi Hazim dariAbu Hurairah.

l
I
Bab Y: Tokoh-Tokoh Perawi Hdits 463
Ia selalu mempelajari apayang ia dengar dari Rasulullatr saw.. IGrena-
nya, ia menghabiskan sebagian waktu malamnya untuk aktivitas ini. Ia
berkata "Saya membagi waktu malam hari mgnjadi tiga bagran. Sepertiga
unhrk menunaikan shalat, sepertiga unhrk tidur, dan sepertiga lagi unfuk
mempelajari hadits Rasulullatr saw..'uE
lbuzZr'aiza'ah, sekretaris Marwan, menufurkan kepada kami tentang
hal yang memperlihatkan sikap teliti dan daya hafalan Abu Hurairah. Az-
Zt' aiza' ah berkata, "Marwan memanggil Abu Hurairah. Marwan bertanya
kepadanya dan meminta saya duduk di belakang tempat tidur untuk
menulis hadits darinya. Ketika pada awal tahun, Marwan memanggilnya
dan meminta kepadanya untuk duduk di balik tirai berikutnya, Marwan
bertanya kepadanya tentang tulisan (yang saya tulis) itu. Ternyata ia
menjawab dengan jawaban yang tidak lebih dan tidak kurang, dan tidak ada
pula bagian yang ia dahulukan dan ia belakangkan.'ue Hal seperti ini
diakui oleh para sahabat, tabi'in, dan para ilmuwan sesudah mereka.lm

k. Abu Hurairah dan natsxa


Abu Hirrairah bukan hanya narator hadits. Irbih dari itu, ia adalah
salatr seorang pakar ilmu pada masanya, di bidang Al-Qur'an, AsSunnatr,
dan ijtihad. Persahabatan dan kedekatannya dengan Rasulullah saw.
memberikan kesempatan baginya untuk mendalami agama dan menyaksi,
kan Sunnatr yang bersifat praktis, yang besar maupun yang kecil. Dengan
ini, ia memiliki banyak kumpulan hadits sebagaimana ia mengetahui
munculnya sebagian besar masalah-masalah syara'yang dihadapi oleh
kaum muslimin pada masa Rasulullah saw..
Semua ifu membuat Abu Hurairah siap memberikan fatwa kepada
kaum muslimin tentang masalatr-masalatr agama mereka selamalebih dari
dua puluh tatrun, sedangkan ketika itu jumlah sahabat cukup banyak. Ziyad
bin Mina berkata, "Ibnu Abbas bin Umar, Ibnu Sa'id, Abu Hurairatr, dan

ll856x1Sjpnad-Darimi,hlrn.82,juzIdan al-lami'uliAhhhqir-RawiwaAdabk-Sami',htm.
180: b181: a
ll9 4-g;74ys1y wan-Nihalnh,hlrn. 106, juz VIll, dan Siyru A'lamin-Nubala',hlrn. 431, juz II.
Saya menyafukan antara dua riwayat
lm Saya akan mengemukakan pengakuan mereka itu di bawah subjudul ?ujian terhadap Abu
Hurairah".
464 Hdits Nabi Sebetun Ditrrtkukan
Jabir serta sahabat-sahabat lain yang setaraf dengan mereka, memberikan
fatwa di Madinah dan meriwayatkan hadits dari Rasulullah saw. sejak
Utsman meninggal dunia sampai mereka meninggal dunia" Zryad,berkata
"IVlereka berlima merupakan rujukan dalam 1rr1L5r*1121
Oleh Ktralihh Umar ibnul-Ktraththab, Abu Hurairah ditunjuk sebagai
Gubernur Bahrain. Di sana ia memberikan fahtra, dan fatwa-fatwanya
berkesesuaian dengan fatwa-fatwa Umar.Lzz la memberikan fatwa di
hadapan Ibnu Abbas.B Keterbrtasan tempat di sirfi tidaklah memungkinkan
bagi kami untuk mengemukakan fatwafatwanya itu. Karni tidak berlebihan
mengatakan bahwa ia termasuk sahabat yang banyk memberikan fatwa
Akan tetapi, sebagaimana dikemukakan oleh Imam Abu Muhamrnad bin
Hazam, ia termasuk sahabat dalam kategori sedang dalam memberikan
fatwa. Ibnu Hazam berkata, "Di antara satrabat yang termasuk dalam
kategori sedang dalam memberikan fatwa adalah: Abu Bakar, Ummu
Salarnah, Anas bin Malilt Abu Said al-Ktrudri, Abu Hurairatr, dan I;15s*,
bin Affrn... Fatwa masing-masing dari tiga belas or:urg satrabat ini dapat
dihimpun menjadi satu juzyang sangatkecil."lz

l. Guru-guru Abu Hurairah dan Orang yang Meriurayatkan Iladits


Darirya
Abu Hurairah meriwayafkan banyak hadits langsung dari Rasulullah saw.
dan iapula meriwayatkan hadits dari sebagian sahabat sepertiAbu Balcr,
Umar ibnulKtraththab, al'Fadhil binAbbas binAbdul Muththalib, Ubai bin
I(a'ab, Usamah bn Taid,,Aisyatr, Ummul-Mulaninin, dan Bashrah bin Abi
Bashrah. Ia juga meriwayatkan hadits dari IG'ab al-Akbaf seorang tabi'in.
Sebagian sahabat meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah. Sahabat
yang termasyhur meriwayatkan hadits darinya adalatr: Ibnu Abbas, Ibnu
Umar, Anas bin Malih Wailah bin atAsqa , Jabir bin Abdullah +Anshari,ffi

rzl TaiilLil-Iiton, hkn- Il7, iuz tr dan Siyru AhminNubolo',htol 437 ,ivzll
LzU}urtstlltt AbmhNuWa', hltrr 145 dan 446,inzld..
rB lbi,,,hhr €e da 44s, ir;zrJ.
l% na d-Muwaqqiin,hlm. 12, juz I dan Siq'lr A'lamin-Nfiala', dinukil dari at-Ihhamu fi
Udrtlil-Ahfum, hlrn 451, juzIL
16 lrut a-ruoUl, hl- 201,iuz vItr dn TMIsttdzib,hh 263,iuz XItr
Bab Y: fokoh-Tokoh Perawi Hadits 465

126
dan Abu Ayub al-Anshali.
Banyak dari kalangan tabiin meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah.
Al-Bukhari berkata, "Sekitar kedelapan rahrs orang lebih atrli ilmu dari
kalangan sahabat, tabfin, dan selain mereka, meriwayatkan hadits dariAbu
Hurairah."Ln Di antara mereka terdapat para imam dan tokoh tabi'in di
bidang hadits dan fikih, di antaranya: Basyir bin Nahik, Hasan al-Bashri,
Zaid bin Aslam, Zaid bin Abi Itab, Sa'id al-Maqbari, Sa'id bin Yasar, Sa'ad bin
al-Musayyab, Sulaiman bin Yasar, Syafi bin Mati', Syahr bin Hausyab, Amir
asy-Syati, Abdullah bin Sa'ad, seoftmg budak Aisyah, Abdullah bin Utbah
al-Hadza'i, Abdurrahman bin Hurmuz al-Araj, Abdul Adzbin Marwan,
Urwatr bin lhaldah, seoftIng qadhi di Madinatr, Amar bin Dinar, al-Qasim
bin Muhammad, Qabishah bin Dzuaib, IGtsirbin Murrah, Muhammad bin
Sirrin, Muhammad bin Muslim azZtth''i (ia tidak bertemu dengan Abu
Hurairah), Muhammad bin Munkadir, Marwan bin al-Hakam, Maimun bin
Mahran, Hamam bin Manbah (ia menulis shahifohyang masyhur dariAbu
Hurairah, Abu Idris al-Ktraulani, Abu bin Addirrahman, Abu Sa'id al-
Maqbari, Abu Shalih asSaman, dan lain-lain).128

m. Jumlah Hadits yang Diriurayatkan dari Abu Hurairah


Abu Hurairah adalah sahabatyang paling banyak meriwayatkan hadits
dari Rasulultah saw.. Kami tidak merasa aneh dengan hal ini setelatr kami
mengetahui ia selalu menyertai Rasulullah saw., berani bertanya kepada
beliau, mencintai ilmu, dan selalu mempelajari hadits beliau pada setiap
kesempatan yang memungkinkan baginya.
Imam Atrmad bin Hanbal, dalam l<rtab Musnad-nya, meriwayatkan
3.848 hadits dari Abu Hurairah dan di dalamnya terdapat banyak hadits
yang diulang-ulang, redaksi dan maknanya. Setelah hadits yang diulang-
ulang itu dibuang maka masihlah terdapat hadits dalam jurnlah besar.
Imam Baqi bin Makhlad (201-276 H.), dalam l<ttab Musnad-nya, me

126Ij6^13;** A'tamin-Nubala', hkn. 436,iuz tr.


12 Uhat referenslreferensi tersebut pada bagian-bagian akhir buku ini.
128 Yang saya sebutkan adalah sebagian orang yang meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah.
Hadits-hadits mereka termuat dalam enam kitab hasil pembukuan para imam hadits. Rujuklah
Tahdzibut-Tahdzib,hlm.263-265,ju2 XII, al-Ishabah,hlm.20l'202,ju2 VII; d'an Siyaru A'lamin-
Nubala', hlrn. 41M23, juz I.
466 Hadtts Nabi Sebalun Dtbukukan

riwayatkan 5.374 hadits Abu Humirah. Dalam l<rtab Shahi.hain @tilrJ:rari


dan Muslim) dimuat 325 hadits dariAbu Huxairah. Imam Bukhari sendiri
juga meriwayatkan 93 hadits dan muslim meriwayatkan 189 hadits.lze

n. Puiian terhadap Abu Hurairah


Kepada Abu Hurairatr, Rasulullatr saw. bersabda
"Sungguhsayatelahmendugabahwatidohada\eorangyangmananyahan
haditsinihepadahulebihawaldonpadahamukaranasayamelihatenghau
memwny ai s anangat unfitk mangetahui hadits.' r30

Diriwayatkan dari Abu Sa'id al-Ktrudri, ia mengatakan bahwa Ra-


sulullatr saw. bersabda

(#i uiG)i;:;/F
" Abu Hurair ah adalah wadah ilmu. " r3r

Abu Hurairah berkata, Tidak ada seorang pun sahabat Rasulullah saw.
yang lebih banyak meriwayatkan hadits dari beliau dibandingkan saya
kecuali hadits dari Abdullah bin Amar r.a., karena ia menulis sedangkan
saya tidak menulis.'132
Umar ibnul-IGaththab r.a. melarang Abu Hurairatr dari meriwayatkan
banyak hadits dari Rasulullah saw., seperti halnya ia melarang sahabat lain,
karena kebijakan Umar dan sebagian sahabat adalah menyedikitkan
periwayatan hadits, sebab meriwayatkan banyak hadits itu membuka

7DL)hatal-Bari ul-Fashihfi Syarhil-Iami'is$twhrl, manuslrrip Darul-Kutub al-Mishriyah, hlm.


9: b, ditransfer dari Musnad al-Imam Baqi bin Mahhlad. Dalam Taihhul-Islan, hlm. 334, juz tr,
dikatakan, jumlah hadits Abu Hurairah: 5.370 hadits. bhat Syadzaratudz-Dzahab, hlrn. 63, juz I.
Dalam Siyaru A'lamin-Nubala'dikatakan, hadits Abu Hurairah yang disepakati oleh al-Bukhari dan
Muslim adalah 326 hadits. Al-Bulhari sendiri meriwayatkan 93 hadits dan Muslimmeriwayatkan 98
hadits. Ljhatal-Fashilufl-Milal wal-Ahwa'unn-Nihal,Ibnu Hazam, hlrn. 138, juz tV.
LN Fothul-Buhhari,hlm.Z04,juzldanSiyaruA'lqmin-Nubala', hlrn.430, juzII. Haditsitr sahih.
l3L5;** A'lamin-Nubala', hlrn. 4fi, jr:z II. Pada isnad hadits di atas terdapat perbincangan
(perbedaan pendapat) ulama, oleh karena mereka berbeda pendapat tentang salah seorang pada
sanad hadits ihr, yaitu Zaid aLArm.UhatMiznnul-I'tiful, hlrn. 363, juz I.
L32 pogtnl-&or;, hhn. 2l?, juz I dan
Jami u Bayanil:Ilmi,hlrn. 70, juz I.
Bab Y: Tokoh-Iokoh Peravi Hadits 467

peluang terjadinya kesalatran, juga dapat berakibat oftIngoftmg menekuni


hadits dengan mengakibatkan terabaikannya AlQu/an.
Bersamaan dengan ifu, Umar r.a. mengizinkan kepada Abu Hurziratr
untuk meriwayatkan hadits setelah Umar mengetahui kesalehan dan
ketalorraannya. Abu Hurairah berkata, "Umar menerima haditsku. Umar
menguhrs seseorang kepadaku seraya berkata, 'Engkau bersama kami
pada hari kami bersama Rasulullah saw. berada di rumah si Fulan?'Aku
menjawab, Ya, aku mengetahui unfuk apa engkau bertanya kepadaku.'
Umar bertanya, 'Untuk apa aku bertanya kepadamu?'Aku menjawab,
'Sesungguhnya Rasulullatr saw. pada hari itu bersabda,
'Barangsiapa mendustahan ahu secdra sengaja mahabersegeralah ia
maryambil tempatnya ili neraha' '

Umar berkata, Adapun jika engkau tidak bersama kami ketika itu
sehingga tidak mengetahui sabda Rasulullatr saw. itu maka pergilah,
kemudian riwayatkan hadits.' "133 Izin ifu merupakan kepercayaan Amirul-
Mukrninin, IJmar, kepada Abu Hurairatr.
AMullah bin Umar berkata "Hai Abu Hurairah, engkau adalatr orang
Vang paliqg menyertai Rasulullah saw. dan paling mengetahui hadits beliau
dianhrakami."lil
Ibnu Umar dit oya "Apakah engkau mengingkari suafu hadits yang
diriwayatkan oleh Abu Hurairah?" Ibnu Umar menjawab, 'Tidak Ia adalatr
omqg yans berani (bertanya kepada Rasulullah saw)."135
Dalam suatr riwayat Ibnu Umar berkata "Abu Hurairah itu lebih baik
daripada saya dan lebih mengetahui tentang hadits yang diriwayatkan."ls
Ibnu Umar banyak bermurah hati kepada Abu Hurairah. Katanya, "Abu
Hurairah itu salah seorang yang melindungi hadits Rasulullah saw. untuk

13 Srfoo A'lamin-Nubala', hlrn. 434, jtz II. Hanya saja pada sanad kabar di atas terdapat
Yahya bin Llbaidillah yuU diperselisihkan oleh ulama bhat Mirunul-I'tidal,hbn.297, juz trI. Akan
tetapi, kabar di atas terbukti kebenarannya melalui jalan periwayatanyang lain.
lil U-tunmaa;*ttl-firsrur,
hlm. 134: a dan Srrz ru A'lamia-Ntbato',h1m.435, juz II. IGbaryang
sama disebut dalam Thabaqat lbnu SaZd, hlm. 118, bagian kedua, juz II. Dalam Fathil-Bai
drk:fakm-a'rafna bi hadiaihf. Dan, at-Tirmidzi menilai kabar ihr hasan, hlm.25, juzl.
l5 Situra A'tamin-Nubala',hlrn. 437, juz lI.
lfi eUsUmn,hkn. 204, juz VII dan Tahdzibut-Tithdzib,hlrn. 267, juz XII.
168 tldits Nabl Sebetun Dlbrtkukan
kaummuslimin.'137
Ubai bin Ka'ab berkata, "Abu Hurairatr adalah orang yang berani
bertanya kepada Nabi saw. tenhng hal-hal yang kami tidak menanyakan-
ryakepadabeliau."ls
Ketika Ibnu Umar bertanya kepada Aisyatr mengenai hadits tentang
jenazah yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Aisyah menjawab, "Abu
Hut:iairah 5.rrrr'.nBe
Thalhah bin Ubaidillatr berkata" "IGmi tidak meragukan batrwa Abu
Hurairah mendengar hadits yang tidak kami dengar."lo
7-aidbin Tsabit berkata, kepada orang yang bertanya kepadanya
tentang sesuafu, "Engkau harus bertanya kepada Abu Huraimh.'l4l

Seseorang datang kepada Ibnu Abbas menanyakan sesuafu masalatr,


kemudian Ibnu Abbas berkata kepada Abu Hurairatr, "Hd Abu Hurairah,
berilah fatwa kepadanya Engkau dihadapkan kepada suafu nusalall'14z
IG'ab al-Atrbar berkata, "Saya tidak melihat seseorang yang tidak
membaca Thurat lebih mengetatrui kandungan kitab itll dibandingkan Abu
Hurzirah."l€
Muhammad bin Umarah bin Amar bin Hazam berkata "...Mak4 pada
hari ifu, saya mengetahui, Abu Hurairatr adalatr orang VanS paling hafal
tentang hadits Rasulullatr saw.."14 Penilaian ini dikemukakan oleh Ibnu
Umarah ketika ia menghadiri majelis ilmu Abu Hurairah yang dihadiri oleh
para senior sahabat Rasulullah saw. dan Abu Hurairah meriwayatkan hadits

137 Uhatlluhqa lbnu Sa'ad,lim. 63, bagian kedua juz M Srru ru A'tami*tlttfu| hlm. 435,
iuz l; dan alSidtytu uan-Nihayalt, hlm. 107, iuz VItr.
l* Siyt:n l'tamin-Nubala',hlm. 45f iuz tr
,
l9 Tufusat nru fu'ad,hlm.s7, bagian ked:ua,itzN danal-Ist o.futt, trlnr- 205, juzVII.
lN Siyru ehmin-Nubata',hh. 436, juz tr, diriwayatkan dari Thulaihah. Rerisi di atas (dibau
Thalhah) dinukil dari kitab al-Islntuh, hlnu 405, juz YIL Tahidtut:Tahdzib, hkn 266, juz Xtr dan
Tarihltul-Ifum,hbr 326, jnz, m. Thdhah adalah seorang sahabat besar r.a. Rasulullah saw. wafat
dan beliau ridha kepadanya
L4L 5i** n\omin-Ntbala',hkn ,132 dan ,t {3, itzl[.; Tahdzibttt-Tahdzib, trlrn 266, juz )(tr; dan
al-Ishatuh, hlm. Z)4, juz VII
L42 5;n*nymin-Nubata', hlm. 437, iuz IL
La3el-*ttoUt4 hlrn- 205, juz VII dan Siytt Abmin-Nubala',hlrn. 432, juz tr
14 Siynt llamia-Nubala', hht: U,'W Il dan Fathut-Ban, trlm. ?25,j,tz l.
Bab V: Tokoh-fokoh Pcravi Hdits 469

kepada mereka. Sebagian dari mereka tidak mengetahui hadits yang


disampaikannya, kemudian mereka saling bertanya tentang haditsnya,
kemudian akhirnya mereka mengetatruinya.
Abu Shalih asSaman berkata,'Abu Hurairah adalah sahabat Muhammad
saw. yang paling hafal (tentang haditshadits beliau;.'tas
Imam Syaf i berkata, 'Abu Hurairah adalatr perawi hadits yang paling
hafal (hadits) pada masanya."146
Al-Bukhari berkata, "Sekitar delapan ratus atrli ilmu meriwayatkan
hadits dari Abu Hurairah dan ia adalah perawi hadits yang paling hafal
(hadits yang diriwayatkan) pada masanlra"laz
Imam adz-Dzahabi (67Y748 H.) berkata "Abu Hurairah adalah orang
yang hafal hadits yang ia dengar dari Rasulullah saw. dan yang paling bisa
menyampaikan hadits sesuai dengan huruf-hurufrya"14 Pada bagian lain,
adz-Dhahabi berkata, 'Abu Hurairah adalah orang yang dapat dipercayai
hafalannya. Kami tidak mengetahui ia melakukan kekeliruan tentang
lpdiL."14e

Ibnu Katsir (w.773 H) berkata, "Abu Hurairah adalah orang yang


sangat jujur, sangat baik hafalannya, taat beragama, tekun beribadah,
bersifat zuhud, dan beramal saleh."lfl
Al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani QTH52 tD berkata "Abu Hurairah
adalah perawi hadits yang paling hafrl (hadits yang diriwayatkan) pada
masanya dan tidak ada seorang pun sahabat Rasulullah salv. yang me-
riwayatkan hadits sebanyak yang ia riwa5ratlc6"15l
Ini adalah pengungkapan sedikit berlebihan dan sedemikian banyak
kelebihan yang diakui oleh para pakar ilmu terhadap Abu Hurairah.
Keluasan ilmu dan banyaknya jurnlah hadits yang diriwayatkan oleh Abu

145 7o7r1;*7rt-Huffozh,hlrn. 34, juz I dan Siyn A7a;ti*Nrlhlo',1ftn- L3/|.,iuzil-


146TadziharatubHufuzJt,hlm.34,lnl;al-BilIayottu*Nfrayh,bhn-106,juzVItr;dan Srluz
A'lamin-Nubala', hlrn. 432, juz II.
147 71r4r;6n1-7o1rtuib,hlnt. 265, juz ){tr.
lM Siynt Atamin-Nubala',hlrn. 445, juz tr.
L49 5;** 47omin-Nubala',hkn. 446, juz tr.
Lil et-Bidaytu wan-Nihayah,hlm. 110, juzVln.
r't TahdziUt t-falAz;b, hlrn. 266, juzXII.
470 Hadits Nabi Sebetun DiMkukan
Hurairah diketahui oleh setiap muslim. Pujian orang lain kepada Abu
Hurairah yang saya kemukakan di atas hanyalah dimaksudkan untuk
mengenang dirinya. Jika tidak demikian, berarti saya berlaku aniaya
terhadap narator Islam ifu jika saya bermaksud hanya mereka yang saya
kemukakan di ataslah yang memujinya.

o. Sanad Hadits dari Abu Hurairah yang Paling Sahih


Diriwayatkan dari Abul-Madini bahwa di antara sanad yang paling
sattih secara mutlak adalah: Hamad birl7aid,dariAyyub, dari Muhamrnad
bin Sirin, dariAbu Hurairah.lfl
Sulaiman bin Daud berkah, "Sanad yaqg paling satrih di antara seluruh
sanad adalatr: YahyabinAbi lGtsir, dariAbi Salmah, dariAbu Hurairah."ls
Hadits yang diriwalrafl<an dariAbu Hurairah yang paling sahih adalah
hadits yang diriwayatkan melalui:
azZthi, dari Sa'id bin Musayyab, dari Abu Hurairah,
Abulamad, dari Al-Araj, yakni AMurratrman bin Hurmuz, dari Abu
Hurairah,
Ibnu Aun dan Ayyub; dari Muhammad bin Sirin, dari Abu Hurairah,lil
Malih dariazZrlflrli, dari Satd bin alMusay5ab, dari Abu Hurairatr,
Ma'rnar, dariazZ-rh*dari Satd bin al-Musalyab, dariAbu Hurairatr,
fu{an bin Ufinah,dariazZr;rhli. dari Sa'id bin al-Musay5ab, dariAbu
Hurairah,
Ismail binAbi Hald4 dari Ubaidah bin Sufran afHadhrami, dariAbu
Hurairatr.ls

p. Menolak Tuduhan-Tuduhan yang lXlontarkan kepada Abu Hurairah


Ifulah Abu Hurairah yang kami ketahui, sebelum dan sesudah me
meluk Islam. I(ami mengetahui tetang hrjrahnya dan persahabatannya

lfl fA;Ur-nawi, Nm. 36, tun al-Ki{aylt, hkrL 3S.


t8 et-xifaytr, hkn. 398.
lil Tadriktr-Rawi,l:ilm. 26; Siyan A'lamin-Nubatai hlrn 438; dan Taudhihtl$fiar,hlnl 35, juz I.
r55 l*"a rh atas di-tahhni oleh Syekh Ahmad Muhammad Syakir dari musnad Abu Hurairatr
dalam Mtsnad al-Imam Ahmad. Isnad-isnad di atas adalah paling sahih dikarenakan perawi-
perawinya adalah orangorang yang terbukti terdahulu masuk Islam dan adanya pujian ulama
kepada rreneka Uhat Mstad ol-I;as Ahstod, hlrn 14$f 50, juz L
BabV: fokoh-fokoh Pcravl Hadtts 471

dengan Rasulullah saw.. Oleh karenanya, ia adalah sahabat yang dapat


dipercaya dan seorang penuntut ilmu yang tekun. Ia konsisten dengan
Sunnah yang suci, pada masa muda dan masa fuanya, wakfu kaya dan
miskin. Mak4 ia adalah orang yang saleh dan bertakwa muratr hati, dan
rendah hati. Ia mempunyai banyak peftm yang mulia dalam aktivitas arnar
ma'ninaltimunkar.
IGmi mengetahui, ia menjauhkan diri dari peristiwa-peristiwa pem-
berontakan, mencintai persafuan, dan beliau baik. I(ami mengungkapkan
semangatrya yang baik dan periang, jiwanya yang suci, akhlaknya yang
mulia sikap zuhudnya dalam kehidupan dunia dan pengorbanannya dalam
kebenaran. I(ami mengetahui kedudukannya di bidang ilmiah, banyaknya
jumlah hadits yang diriwayatkannya dan kekuatan daya hafalannya, serta
pujian ulama pada dirinya.
Akan tetapi, sebagian pengkaji tidak senang melihat Abu Hurairah
dalam kedudukan yang luhur dan tinggiitu. Kecenderungan dan kehendak
hati mendorong mereka untuk menyajikan gambaran tentang Abu Hurairah
dengan garnba.ran yang tidak sesuai dengan kenyataan sebenarnya yang
kami ketatrui. Mereka menilai bahwa ia bersahabat dengan Rasulullah saw.
karena maksud-maksud tertenfu, unhrk mengisi perutnya dan memuaskan
kerakusannya

Mereka menggambarkan sifttt amanah dapat dipercaya' Abu Hurairah


sebagai sifutkhiyanah 'tidak jujur', sifat muratr hatinya sebagai kemunafik-
an, daya hafalannya sebagai polesan untuk menutupi kekurangannya,
banyaknya jumlah hadits yang diriwayatkan sebagai perbuatan bohong dan
dusta atas Rasulullatr saw..
Mereka menilai kemiskinan Abu Hur:airah sebagai cela dan aib, sikap
rendah hatinya sebagai suafu perbuatan yang hina, dan sifat periang serta
humorisnya sebagai celotehan yang tidak ada gunanya.
Mereka menggambarkan anurr ma'raf nahi rnunkar yang dilakukan-
nya sebagai bentuk taktik untuk mengelabui orang banyak. Mereka
menilai sikapnya menjauhkan diri dari pemberontakan-pemberontakan
sebagai sikap memihak (kepada satu kelompok) dan perkataannya yang
benar sebagai perkataan yang didasari atas kepentingan pribadi. Mereka
menganggapnya sebagai antek para penguasa dinasti Bani Umayah yang
terbungkam di bawah ketiak mereka sehingga ia menjadi alatbagi mereka
unhrk mencapai tujuan-tujuan politik mereka.
47, Hldrtts Nabi Sebetun Didtkukan

Dengan penilaian seperti di atas maka menurut pandangan merek4


Abu Hurairatr orang yang mendustakan dan memalsukan hadits.hadits
atas nama Rasulullah saw..
Demikianlah pendapat sebagian orang terdahulu yang menurutkan
kehendak hati mereka tentang Abu Hurairatr. Mereka adalah an-Naddham,
al-Marisi, dan al-Balkhi, dan yang pada masa kini, sebagian orientalis,
seperti Goldzicher dan Sybranger. kbih mengherankan lagi, sebagai
ilmuwan, mereka meragukan Abu Hurairah dan Sunnatr Rasulullah saw..
Saya menemukan sebuah kitab berjudul Abu Hurairah, ditulis oleh
Abdul-Husain Syaraf ad-Din atAmili. Dalam kitabnya itu, ia memberikan
penilaian yang mengada-ada terhadap Abu Hurairah, suafu penilaian yang
mengerutkan kening dan merunhrhkan hati ulama serta menodai kebenar-
an dan tidak mengenainya, sehingga ia sampai kepada kesimpulan meng-
kafirkan Abu Hurairatr. Ada dua faktor yang mendorongnya memberikan
penilaian yang demikian, yaifu: pertama, kehendak hatinya (hawa nafsu-
nya), dan kedua, interpretasi-interpretasinya yang tidak berkesesuaian
dengan kebenaran dan tidak sesuai dengan kenyataan sejarah.

Kitab di atas juga dijadikan sebagai kitab sumber oleh Mahmud Abu
Raiyalr, penulis lttab Adhwa'us$unnah al-Muharnmadiyah. Ia menilai Abu
Hurairatr lebih negatif daripada gurunya itu dan pendapat-pendapatnya
lebih jauh dari kebenaran, sebagaimana al-Ustadz Atunad Amin mengung-
kapkan satrr sisi dari sosok Abu Hurairatr dengan tidak mengungkapkan
sisi.sisi yang lain, sehingga gambaran tentang Abu Hurairah, menurut
pendapatnya, tidak sesuai dengan kenyataan sejarah.
Hal yang sulit bagi saya unfilk menolak semua kesalatrpahaman dan
kesalatrpenilaian yang dilontarkan oleh sebagian dari mereka terhadap
Abu Hurairah dalam kitab ini, karena hal ini memerlukan suatu kitab
tersendiri.ls
Oleh karena ifir, saya hendak mengemukakan penolakan secara global
terhadap kesalatran-kesalatran penilaian yang paling pentingyang dilontar-
kan terhadap Abu Hurairatr. IGlau saja bukan karena kedudukan Abu

156 Sa,'a menolak kesalatrpenilaian yang dilontarkan oleh mereka dalam kitab berjudul .Air
Htruboh Rauiydtl-Islam.
Bab V: fokoh-Tokoh Peravl Hdtts 473

Hurairatr dan statusnya sebagai penukil sebagian besar Strnnah Rasulullah


saw., niscaya saya tidak berminat unfuk menolak kesalatran-kesalahan
penilaian itu. Akan tetapi, saya berpendapat, adalatr suafu kewaiiban bagi
saya untuk menjelaskan kebenaran yang tegas terhadap seluruh hadits
yang diriwayatkan dan meninggalkan sebagran Sunnatr Rasulullatr saw.
yang tidak boleh dianggap remeh.

1). Umar dan Abu Hurairah r.a.


Abdul-Husain Syarafad-Din dan Abu Rayyahls7 mgnuduh batrwa Abu
Hurairah mencuri sepuluh ribu dinarketika ia menjabat sebagai Gubernur
Bahrain pada masa pemerintahan l(halihtl Umar. Kemudian, Umar mem'
berhentikan dan memukulnya dengan canrbuk sampai berdarah.
Saya telah menyebutkan riwayat-riwayatls yang dapat diyakini ke
benarannya bahwa Umar r.a. memberikan bagian kepada Abu Hurairatr
sebagaimana hal yang sama diberikankepada gubernur{ubernur yang
lain.15e
Dalam riwayat-riwayat itu ddak ada keterangan batrwa Umar memukul
Abu Hurairah sampai berdarah dan Abu Hurairah berkata, Ta Allah,
ampunilah Amirul-Mukminin, yakni Umar'.lm Ia tidak dendam kepada
Umar, selain ia mengetahui bahwa apayang diberikan oleh Umar kepada
nya hanyalatr berupa pemberianaemberian bagian-basiann),a"
dan sebagian penghasilan budak miliknya lGlau saja Umar meragukannya
sebagai omng yang dapat dipercaya niscaya Umar menjatrhkan hukuman

157 yA^1n6n Hurairah,Abdul-Husain Syaraf ad-Din, hlm. 1+15 danl)hatAdhwau'abs-


Sunnah al-Mulwmmdiyah, hlm. 192-193.
158 uhat Sub E pada bagian-bagian awal biograf Abu Hurairah dalam buku ini.
1S lbnu Abdur Rabbih berkata "Dan ketika Umar memberhentikan Abu Musa alAs:/ari dari
Bashratr dan Umar memberikan bagian harta miliknya kepadanya Umar memberhentikan Abu
Hurairah dan memberikan bagian harta miliknya kepadanm dan Umar memberhentikan alHarits
bin IG'ab bin Wahab dan memberikan bagian harta miliknya kepadanya..." Ulatal-Aqdul-Falil,
hlrn. 33, juz I. Ibnu Umar meriwayatkan bahwa Umar memberikan baeian harta miliknya ketika
Umar memberhentikannya dari Irak. Thabaqat lbtu Sa'ad, hhn. 105, bagian pertam4 inzln.
Dengan demikian, Umar tidak menuduh Abu Hurairatr mencuri dan Umar tidak hanya memberikan
bagian harta kepada Abu Hurairah. Akan tetapi, hal ini merupakan kebrFkanqya terhadap para
gubernurnya agar seseorang tidak tamak terhadap harta Allah dan menghindari halhal yang
syubhal
lffiUhat Ttwbaqat Ibnu Sa'ad, hlrn.60, bagiankedua juzIV.
471 Hldtts Nabl Scbelun Dihtkukan

atas diriqra. Akan tetapi, Umar mengetahui batrwa ia adalah orang yang
dapat dipercaya dan ikhlas sehingga Umar meminta kembali kepadanya
unhrk menjabat sebagai gubernur, dan ia menolak.
Itulah sisi kebenaran yang disembunyikan oleh Abdul-Husain dan Abu
Raiyah. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa Abdul-Husain men-
transfer sahr riwayat dari krtab al-Aqdul-Farid,karya Ibnu Abdur Rabbhl61
batrwa dalam riwayat ifu ia menemukan pendapat yang sesuai dengan
kehendak hatinya dan ia tidak mengemukakan riwayat-riwayat lain 1ang
menjelaskan kenyataan yang sebenarnya.l62 Sedangkan, Abu Raiyah
merasa cukup hanya dengan mentransfer pendapat dari Abdul-Husain
dengan tidak menunjukkan sumbernya dan tanpa melakukan penelitian
atau membandingkannya dengan pendapat-pendapat lain dan sikap kritis.

2). A$akah Abu Hurairah Bu|ihak kefiada Dinasti Bani Umayah?


Di antara hrduhan terhadap Abu Hurairatr adalah bahwd ia berpihak
kepada para penguasa dinasti Bani Umayah dan patron mereka, batrwa ia
memalsukan hadits atas nama Rasulullatr saw. untuk menghadapi lawan-
lawan mereka dan mempertatrankan politik mereka.lffi
Tuduhan di atas jelas tidak benar, sebab tidak ada bukti atas pemihakan
Abu Hurairah kepada para penguasa dinasti Bani Umayah. Bahkan, ia
menentang mereka dalam banyak tindakan-findakan mereka. Hubungan
dengan Muawiyah tidak selamanya baik. Muawiyah pernah mengangkat-
nya sebagai Gubernur Madinah, tetapi tidak lama kemudian ia memberhenti-
kannya dan mengangkat Marwan bin al-Hakam sebagai penggantinya
Seperti halnya di atas, Abu Hurairah juga tidak menaruh rasa benci
kepada Ali r.a. dan keluarganya untuk mengambil hati para penguasa
Dinasti Bani Umayah. Bahkan. ia mencintai Ahlul-Bait. Di antara contoh
bukti tentang hal ini adalah riwayat Ibnu IGtsir tentang perbedaan pen-
dapat yang terjadi antara Marwan bin al-Hakam dan Abu Hurairah ketika
kaum muslimin hendak mengebumikan al-Hasan bersama Nabi saw.. Di

L6l tr1-7r6u1-Prnd, hlm. ?l,it:zl.


lfl Lihat Thabaqat lbnu Sa'ad,hlm.59, bagian kedua juz N; Tarikhul-Islam,lim.338, juz II;
Hilyatul-Auliya', htn. 3{tO, juz I; dan al-Bifuyabe unn-Nihoyah, hlrn. lll, juz MII.
163 Iihat Arz Hurairah,AbdulHusain, hlm. 2c31 dan hlrn. sesudahnya, danl.that Adhwa'u
'alas-Sunnah al-Muhanmadiyarr, hlm. 185190.
hb Y: foko,h-fokotr Perawi Hadtts 475

antara yang dikatakan oleh Abu Hu?irah kepada Marwan adalatr, "Demi
Allatr, engkau bukanlatr orang yang berwenang (dalam persoalan ini). Sesung-
guhnya orangyang berwenang adalatr selain engkau. Maka tinggalkanlah.
Engkau berintervensi ke dalam persoalan r.ang tidak menjadi urusanmu
dan dengan ini engkau hendak mengarnbilhati Muawiyatr."te
Demikianlah, Abu Hurairah menyatakan tidak sependapat dengan
Marwan dalam banyak persoalan. Ia mencela Marwan ketika ia melihat
lukisan-lukisan di rumah Marwan, kemudian ia bertata kepada Marwan,
"Saya mendengar Rasulullah saw. bersaMa
4o,
I -l - I .'
t-o.Ii _iJrq r
to
t / '
-A) ';" *i ";, ,y |yt?'n r J:--

' Allah Azza w a J alla b


{ ';:t; ti'+ '
erfirman, D ffit fiilak aila or cng y fr,tg lebih befuuat
aniayadiba4dmghanorangyangmarctptamahhluhsqefiimahhluh-Ku.
Mahq hend&lah mereha matciptahut seuah dzanah Aji sawi)."' 165
Ia pun pernah mencela Marwan ketika terlambat shalat Jumal Ia
berdiri seralxa berkata, "Apakah engkau mampir menemui putri si Fulan
yang mengipasimu dengan kipaskipas angin dan memberi minuman segar
kepadamu, sedangkan anak-anak satrabat Muhajirin dan fuishar (me
laksanakan shalat)? Saya berkeinginan untuk berbuat dan berbuat."
Kemudian ia berkata "Pafirhilah Srbernurmu-'166
Mak4 apaloh sikap Abu Hurairatl seperti ifir sebagai sikap orang ]rang
memihak dinasti Bani Umayah yang menuruti keinginan-keinginan me
reka dan menjadi penyambung lidatr mereka? Atau, sebagai sikap yang
berkomitnen terhadap kebenaran?
Abu Hurairah mencela Gubernur Marwan atas keterlambatannya
dalam shalatJum at dan-di samping itria tetap meugakui haknya sebasai
gubernur, sehingga ia memerintahkan kaum muslimin untuk tetap pafuh

ro{ eFaiay* wan-Nitwyh,hkn r0&iuz Itr-


16 Mrr*od ol-bwm Atmad,hlm 14& hadits ke€f66, lrzm,melalui isnad yang sahih dan
diriwayatkan dari Bul*rari.
16 At-,Aqd* t-Fotilt, hlm. 4, itz l.
476 Hadits Nabi Sebetum Dibukukan

kepadanya Hal ini merupakan bukti lain atas kedudukan Abu Hurairah di
antara kaum muslimin. Seandainya Abu Hurairah bukan orang terhorma!
seperti gambaran orang-orang yang memusuhiny4 niscaya kaum muslimin
tidak mau mendengar dan Marwan tidak mau menerima apa yang di-
katakannya"
Orangorang yang menuduh Abu Hurairah berpihak kepada dinasti
Bani Umayah maka selayaknya mereka menu{uhnya berpihak kepada
Ahlul-Bait, karena ada riwayat dalam Sunnatr-Sunnah yang sahih bahwa
Rasulullah saw. mengemukakan pujian kepadaAhlul-Bait167 Hal ini lebih
layak bagi mereka daripada mereka mencaricari hadits dhaif dan palsu
yang menjelaskan Abu Hurairah sebagai patron dan pendukung dinasti
Bani Umayah, padahal haditshadits ihr jelasjelas palsu dan para pendusta
dan pemalsunya pun mengetahui dengan sebenar-benarnya tentang
kualitasnya. Kesimpulan dari cara yang tidak benar inilah yang dijadikan
sebagai dasar oleh Abdul-Husain dan Abu Raiyah.

Di antara yang dikemukakan oleh Abdul-Husain tentang Abu Hurairah


dan dinasti Bani Umayah adalah bahwa dinasti Bani Umayatr memikatAbu
Hurairah dengan kebajikan-kebajikan mereka, kemudian mereka meng-
ikatnya, menjerat pendengaran, penglihatan, dan hatinya, sehingga akfiir-
nya ia menjadi penyarnbung lidah politik mereka. Ia menyusun langkah-
langkah sesuai dengan keinginan mereka. Maka, pada suafu kali, ia
membuat-buat hadits yang menegaskan kelebihan-kelebihan mereka, dan
pada kali yang lain, ia membumbui ceritacerita tentang kelebihan-kelebih-
an Khalifah Muawiyah dan Marwan untuk menuruti keinginan-keingrnan
Muawiyatr dan kelompok politiknyayang berlaku tidak adil."lffi
Demikianlah, Abdul-Husain Syaraf ad-Din mengemukakan gambaran
tentang sosok Abu Hurairah dan tentang sikapnya yang demikian, kami
telatr mengetahui latar belakang yang mendorongnya untuk mengarang-
ngarang tentang Abu Hurairatr.

167 95"1, hanya sekadar contoh, tidak dimaksudkan untuk membatasi, Mustad al-Imam
Ahrrrad,hln.129, hadits ke7392,hkn.195, haditske7455, juz)(Itr, hlrn. 69, hadits ke7637, hlrn.260,
hadits ke7863, juz XIV; dar Fathul-Ban, hkn. 76 dan 95, juz YIII.
Lffi Abu Hurairah, Abdul-Husain, hlrn. 35 dan hlrn. berikutrya.
Bab Y: fokoh-Tokoh Pcrawi Hadits 477

g. A|ohahAbu Hurairah Membuat Hadits-Hadits Paku


atas Raslullah sow.?
AbdulHusain dan Abu Raiyah menuduh Abu Hurairah berbuat dusta
dengan membuat-buat hadits atas Rasulullah'saw. untuk mengambil hati
dan memuaskan dinasti Bani Umayah, dan sebaliknya, mendiskreditkan
kelompok Ali (Alawivin).16s Abu Hurairatr pada kenyataannya, terbebas
dari semua ifu. Akan tetapi, keduanya mengemukakan kabar-kabar yang
lematr dan palsu yang tidak mempunyai sumber.
Di antara kabar-kabar tersebut adalah kabar yang disebutkan oleh
Abdul.Husain, yang mengatakan batrwa Imam Abu Ja'far al-Iskarfi berkata,
"Muawiyah mendorong sekelompok sahabat dan sekelompok tabfin untuk
meriwayatkan kabar-kabar negatif tentang Ali yang mencela dan men-
diskreditkan AIi. Unhrk ini, Muawiyatr memberikan hadiah yang menggiur-
kan. Kemudian, mereka membuat-buat kabar yang memuastan Muawiyatr.
Di antara mereka adalah Abu Hurairatr, Amar ibnil-Ash, dan al-Mughirah
bin Syutatr, dan dari kalangan tabi'in adalah Urwah btLzvbak....'r7o
AbdulHusain berkata "I(etikaAbu Hurairah datang ke Irak bersama
Muawiyah pda'amul-jama'ah maka ia kemudian masuk Masjid Kufah.
Ketika Abu Hurairatr melihat banyak omng yang menemuinya maka ia
menundukkan kepalanya sampai kedua lututnya, kemudian berkali-kali
memukul-mukul bagran kepalanya dan ia berkata, 'Hai warga Irak,l7l
apakatr engkau menduga bahwa saya berbuat dusta atas Allafi dan Rasul-
Nya dan membakar diri saya dengan api neraka? Demi Allah, saya men-
dengar Rasulullah saw. bersaMa

1@ r tat 16i Htrairah, Abdul,Husain, hlm. 35 dan hlrn. sesudahnya dan Adhua'u blas-
Sanruh alMtlu;titadiyh, trh. f90 dan hlm. sesudalrnya
r7olbid.
171 t
Fo-r" 565 Adhua 'fus$unwh metgurrukakan riwayatriwayat ini pada hlrn. l9G19l,
dan ia rnemberi komentar pada bagian pinggir kitab itu, terhadap kabar di atas, sebagai berikut,
?erkataan ini menunjukkanbatrwapendustaanAbu Hurairah atas Nabi saw. telah tersiarhingga ke
sehrruh wilafh Islam karena ia mengatakan hal ihr ketika ia berada di kak dan semua orang, di
setiap tempat, membicarakan pendustaannya itu." Adhwa'y'abs$unnah, bagian pinggir halaman
190. Perhatikan penulis kitab ini yang mengikuti gurunya darrbahkan-ia melebihi gurunya dengan
mengemukakan hasil-hasil istinbath (kesimpulan-kesimpulan) yang imajinatif dengan tanpa
melakulan pembuktian terhadap kesahihan riwayaL Akan tetapi, ia disangsikan di hadapan Allah
Ta'ala
178 Hdits l{rlbl Scbclun Dtbukukm

o.i ,
.r'J-ri ,f ,,g?'^i-$i"tttj u? 3t F

{
'*;i .rlt)
u tz a

)*,lJL ^1 t a:lj o11; G:e


/ a

/
'Setiap Nabi mempunyai tanpat yang suci ilan
sesungguhrrya Madinah
adalah tonah suciku. Maha, barangsiapo membuat-buat sesuatu baru
(baca: biil'ah) ili Madinah maka ia akan mendopat lahnat Allah, para
o
malaihat, ilst *luruh m.antusia-"

Abu Hurairah berkata "Saya bersaksi kepada Allah batrwa Ali telah
membuat-buat sesuahr yang baru di Madinah." Ketika perkataannya ini
sampai kepada Muawiyatr maka Muawiyatr segera memberi hadiah ke
padanya, memuliakannya, dan mengangkatnya sebagai gubernur di
Madinatr.lz
Itulah kabar-kabar yang dijadikan bukti oleh Abdul-Husain untuk
menopang firduhannya batrwa Abu Hurairatr adalatr alat bagi dinasti Bani
Umayah dan pemalsu hadits. Akan tetapi, kabar-kabar ini tertolak, baik
sanad nuupun matannya, yakni sebagaiberikut
1. Dilihat dari segi sanadnya. Ibnu Abil-Hadid, penulis Syarh Nahiul-
Balaghah, menukil kabar-kabar itu dari gurunya, yaitu Muhammad
Ibnu Abdillah Abi al-Iskafi (w.240 t0 dan gurunya ini adalah salatl
seorang dari tokoh-tokoh Muktazilah yang berpikir tidak netral.
Permusuhan antara Muktazilah dan ulama hadits telatr berlangsung
sejak masa-masa aktrir abad pertama Hijriah, kemudian terus berlanjut
sampai sesudah abad ini.
Di sini saya tidak menjelaskan siapa al-Iskafi dan unfirk mengenali-
nya cukuplah apa yang dikemukakan oleh muridnya yaitu Ibnu Abil-
Hadid, sebagai berikul "Guru kami, Abu Ja'far al-Iskafi, menyebutkan,
dan ia termasuk orang yang nyata-nyata mendukung Ali r.a. dan
berlebih-lebihan dalam berpihak kepadanya, sekalipun pemihakan
terhadap Ali ihr merupakan hal yang umum dan dikenal secara meluas
di kalangan seluruh sahabat-salnbat kami di Baghdad. Hanya saja guru
kami iur adalah orarrg yang paling bersikap memihak kepadaAli r.a dan

lD Atu Htmiratl AMulHusaiq hh 3&39.


Bab Y: Tokoh-fokoh Perawi Hadtts 479

paling tegas pendiriannya di antara mereka tentang Ali L4."173


Ifirlah kesaksian seorang murid tentang gurunya yang tidak dira8u-
kan kebenarannya dan tidak bisa diinterpretasikan. Dengan demikian,
gurunya adatah termasuk orang yang rnenuruti kehendak hati dan
mengajak oftIng lain unhrk mengikuti kehendak hatinya batrkan ia
adalah orang yang memiliki sikap fanatisme. Hal ini berdasarkan
kesaksian orang yang paling dekat dan paling mengenali dirinya
Oleh karena itu, jika onmg{rang yang sependapat dengan al-Iskafi
telah ter'lebih dahulu menilai para sahabat berbuat dusta dalam hadits,
batrkan dalam penukilan Al-Qufan, maka adalatr wajar mereka menilai
Abu Hurairah berdusta, mengarang-ngaftmg tentang Abu Hurairah
serta sebagian sahabat dan tabiin.
Riwayat al-Iskafl ini ditolak berdasarkan dua alasan. Pertama,
kelematran al-Iskafi dikarenakan dua faktor yang ada pada dirinya,
yaitu:
a ia adalatr seorang tokoh Muktazilah yang menentang ulama hadits
dengan sikap bermusuhan, dan
b. ia adalah seorarlg pengikut Syi'atr yang frnatik.
Kedua frktor ini salah sahrnya dapat dijadikan sebagai dasar untuk
menolakriwayatnya.
Kedua, riwayat-riwayat tersebut tidak terdapat dalam kitabkitab
sumber yang sanad dan kesahihannya sudatr tepercaya. Seperti yanq
diketahui, al-Iskafi tidak menyebutkan sanad riwayat-riwayat itu. Hal ini
menunujukkan bahwa riwayat-riwayat itu adalah palsu, atau setidaknya
lematr, dan tidak bisa dijadikan sebagai hujah (dalil).

2. Dai segi matan tidak terbukti bahwa Muawiyah mendorong sese'


orang untuk mendiskreditkan Amirul-Mukminin, Ali r.a., dan tidak
terbukti seorang sahabat dengan sukarela melakukan hal ifu atau
mengambil upah sebagai imbalan memalsukan hadits. Semua satrabat
jauh dari kemungkinan terjerumus ke lembatr yang nista im. Na'udztt
bill^ah bila hal ini dilakukan oleh seseorang yang bersahabat dengan
Rasultillah, yang mendengar hadits dari beliau, dan beliau melarangnya

lB Stulrtth NatiuLBawhart, hkn. 468, juz I, cel Beirut dan lihat biografnya dalam Lisnul-
'Arab,hhtl-22L,ivzY.
480 Hadtts Nabt Sebctun Dibukukan
berbuat dusta. seluruh kabaryang tidak benaryang sampai kepada kita
ifu berasal dari orangorangyang hanyamenuruti hawa nafsunya saja,
yang selalu mengajak orang lain unhrk mengikuti kemauanny4 dan
bersikap frnatik terhadap aliran mereka
Akibatnya, mereka menentang kebenaran dan tidak mengetatrui
kehormatan statrs sebagai satrabat Rasulullah saw., mereka meragu-
kan sahabat-sahabat pilihan, menuduh sebagian dari mereka sesat,
menyeleweng dan keluar dari Islam (lsfr), dan mengarang.ngarang
dalam menilaiAbu Bakar, Umar, Utsman, dan sahabatsahabat lain]?a

IJlama hadits membeberkan para pendusta itu, karena kebanyakan


kelompok itu menentang ulama hadits karena bermusuhan, me-
ngorek-ngorek diri ulama hadits, dan membuat hal-hal yang tidak
benar dengan maksud untrrk menghilangkan kepercayaan' umat Islam
kepada ulama hadits. Contohnya adalah apa yang dilakukan oleh
Muktazilatr, Rafidhah, dan sebagian sekte Syl'ah. garaqgsiapa hendak
mengetatrui lebih lanjut tentaqg hal ini, silakan merujuk kepada kitab
QabuluL\kltDar, kanra AbulQasim alBall<tri.
Dan, yakinlah bahwa Allatl hanya akan membongkar jati diri
kelompok dan sektesekte itu dan menyingkap kedok wajah omng-
orang yang bersembunyi di baliknya, karena ulama hadits adalah
pasukan Allah Azz,awa J alla Mereka menjelaskan hal yang sebenarnya
tentang kelompok dan sektesekte ihr dan membeberkan tujuan-tujuan
dan kecenderungan-kecenderungan mereka sehingga tidak ada safu
pun hadits atau kabar yang mendiskreditkan seorang sahabat, menum-
buhkan keragu-raguan terhadap akidah, dan menyalatri prinsipprinsip
agama yang lurus, keonli para ulama lfiitikus hadits yaqg menjelaskan
siapa yang membuat-buatnya dan membeberkan alasannya
Mak4 tuduhan mereka itu tertolak, sesuai bukd yang benar dan
dapat diterima
Bagaimana kami dapat menerima bahwa Muawiyah mendorong
semangat para sahabat untuk mengada-ada dan memalsukan hadits
untuk mendiskreditkan Amirul-Mukminin, Ali r.a., sedangkan Ibnu
Abbas r.a. mengakui beliau sebagai orang yang berjasa, cerdas, dan

l74 byt l s1-Awa*im mhalQaunsttrrr, hkn. lg2-183.


Bab Y: Tokoh-Tokoh Perawi Hadlts 481

bedlmu.l7s Hal ini disebutkan oleh al-Bul*rari dalam llrlttab Shohih-nya.


Maka, apakah mungkin dapat dibenarkan mereka menuduh umat
Muhammad yang baik dan berilmu berbuat dusta atau berpihak
kepada Muawiyah?176
Ini adalah yang tidak mungkin dan kesaksianTurjumiznulQuy'an
'penjelas AlQur'an', yakni Ibnu Abbas, adalah benar, dan dengan ini
kami tidak bisa menerima tuduhan Abdul Husain.
Al-Iskafi membuat-buat kedustaan atas para satrabat yang mereka
sebutkan. Ibnul Arabi, dalam kitab al-Awashirn minal-Qawashirn,
menjelaskan tentang sisi kehidupan, kedudukan, dan kesalehan
merek4 sebagaimana kitab-kitab bio$afi menjelaskan riwayat hidup
mereka. Kemudian, sejarah Islam, terutama hal-hal yang berkaitan
dengan keterangan-keterangan tentang dinasti Bani Umayatr, karena
kitabkitab sejarah dihrlis setelah masa dinasti Bani Umayah, sehingga
reputasi mereka menjadi negatif.lu

Sekalipun demikian, sejarah tidak kehabisan orang-orang yang


dapat dipercaya dan jujur yang membukukan peristiwa-peristiwa
sejaratr berdasarkan sumber-sumbernya sehingga dapat dibedakan
antara yang benar dan tidak. Dengan demikian, tidaklah setiap kete
rzrngan dalam suahr kitab dapat diterima dan dijadikan rujukan, tetapi
harus dikaji secara ilmiah, sesuai dengan metode ulama hadits, baik
sanad maupun matannya.
Kemudian, jika Al-Iskaf menyebut nama Urwah maka kabar itu
menurut kami jauh dari benar karena Urwah lahir pada tahun 22 H.
Dengan demikian, pada waktu terjadi pemberontakan terhadap Utsman
r.a-,ia berusia tiga belas tahun dan ketika Amirul-Mukminin, Ali r.a.,
meninggal sebagai syahid, ia berusia delapan belas tahun. Maka,
bagaimana khalifah seperti Muawiyah mendorong Urwah ibnuz-
Zubur untuk membuat-buat hadits yang mendiskreditkan Ali r.a.,
sedangkan Urwah senantiasa bergelut di kancah ilmu yang setelah itu

r75 1;1r 1 pogrl-Ban, flm. 104105, juz VI[.


176 ya^1 n4\tawa' 'alat-Taihlr, hlm. 191, dan hlrn. berikuhrya. Ustadz Muhibbud-Din al-
Khathib mempunyai pendapat yang benar tentang Muawiyah yang layak untuk ditelaah.
lTl Lthat al-Awastrim minalQawasltim, t*rt L7 ? .
482 Hadits Nabi sebelun Dibukukan

ia tidak dikenal? Dengan demikian, jika kabar di atas benar maka


Muawiyah lebih banyak untuk membujuk sahabat-sahabat senior dan
tabi'in yang lebih dikenal dan berilmu daripada Urwah. Dan, jika sese'
orang berkata, "Muawiyah minta tolong kepada Urwah untuk membuat-
buat hadits pada saat Muawiyah menjabat khalifah setelah lhalifah Ali
terbunuh sebagai syahid," maka terhadap perkataan ini dapat diberikan
jawaban bahwa umat Islam bersahr kembali pada tahun 40 H, yaitu pada
'arnul-j ama' ah, ketil<a al-Hasan membaiat Muawiyah sebagai khalifah,
dan tiang-tiang Islam telah kuat kembali. Maka, tidak ada sedikit pun
kepentingan untuk mempropagandakan dinasti Bani umayah sedang-
kan mereka adalah para penguasa dan pemegang wewenang.
Jika kami menerima alasan bahwa Urwah melakukan hal yang
dituduhkan oleh Abdul Husain maka apakah para ulamayang mereka
adalah sahabat-sahabat Rasulullah saw., bersikap diam? Sedangkan,
mereka adalah oftrng{ftIng yang teguh hati dan yang memiliki sikap
keras serta berpikir mandiri? Umat Islam pada masa itu memiliki sikap
peka.Generasi masa itu mengetahui seluruh kejadian dan hidup pada
waktu terjadinya kejadian-kejadian ihr serta langsung mengalaminya
sehingga tidak ada kejadian, sekalipun kecil, yang tidak diketahui oleh
seseorang di antara mereka. IGum muslimin mengetahui dan me
ngenali pemimpin mereka dari sahabat-sahabat Rasulullah saw., se'
hingga bukan hal yang mudah bagi sebagian sahabat dan tabi'in untuk
mengubah dan menyelewengkan kebenaran-seperti fuduhan Abdul
Husain-unhrk mengambil hati }*ralifah serta memenuhi kecenderungan-
kecenderungan dan keinginan-keinginannya.

Orang yang berusaha membenarkan kabar di atas, berarti ia


melontarkan tuduhan tidak benar kepada seluruh umat Islam dan
menilai generasi yang hidup pada wakhr terjadinya keiadian-kejadian
itu sebagai generasi yang bodoh dan tidak tansgap, saat hati mereka
tertutup dari kebenaran dan propaganda-propaganda bohong dan
kabar-kabaryang palsu. Kenyataannya tidaklah demikian dan kenyata-
an ihr membuktikan bahwa kabar di atas itu palsu dan tidak benar.
Kemudian kabar kedua, yakni tentang kedatangan Abu Hurairah di
Irak, adalah dari riwayat al-Iskafi. Kabar ini, menurut kami, tertolak
karena kelemahan pada diri perawinya. Jika kami menerima kebenarzln
kabar itu maka pada kabar itu tidak terdapat hal yang memberikan
Bab Y: Tokoh-fokoh Perawi Hadits 483

penilaian negatif kepada diri Abu Hurairah karena pada kabar itu Abu
Hurairah menolak penilaian negatif yang disebarluaskan oleh lawan-
lawan politik dinasti Bani Umayah. Kepada dirinya dan pada kabaryang
diriwayatkan dari Abu Hurairah itu tidak terdapat tambahan yang
dibuat-buat unfuk mencela Imam Ali178 dengan maksud Abu Hurairah
unhrk mendapatkan upatr dari Muawiyah atau dariyang lain.

4). BanyaknyaJurnlah HadiE Abu Hurairah


An-Nazhzham, tokoh Muktazilah, memberikan penilaian tidak benar
kepada Abu Hurairah atas banyaknya jumlah hadits yang diriwayatkannya.
Penilaiannya ini diikuti oleh sebagian pendukung Muktazilah terdahulu,
seperti Bisyri al-Marisi dan Abul-Qasim al-BalHf.1?e
Ibnu Qutaidah menolak penilaian an-Nazhzham ini dalam kitabnya
Ta'wilu Mukhtalifil-Hadifs. Tuduhan itu mengental pada jiwa sebagian
ulama terkemudian, seperti Abdul Husain Syarafad-Din, yang menggoreskan
lembaran-lembaran hitam pada kitabnya yang berjudulAbu Hurairah.Ln
Abdul Husain menumbuhkan keragu-raguan terhadap haditshadits
riwayatAbu Hurairah dan menilai banyak hadits yang diriwayatkannya. Ia
menumbuhkan kecurigaan kepada pembaca terhadap kenyataan batrwa
jumlatr hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hunirah lebih banyak diban-
dingkan dengan jumlah hadits yang diriwayatkan oleh para sahabat yang
disibukkan oleh persoalan-persoalan pemerintahan dan politik. Tuduhan
yang sama dibangkitkan oleh Mahmud Abu Rayyah dalam kitabnya
Adhwa u'alas^suntwh al-Muhannmadiyal2.rtr
Mereka menggunakan kabar-kabar lematr atau palsu, dan
adakalanya melontarkan interpretasi-interpretasi dan pertimbangan-
pertimbangan yang tidak benar. Kehendak hati mereka bertemu dengan
kehendak hati para orientalis seperti Goldzhicer yang juga menilai banyak
hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairatr.le
Panji-panji pembelaan terhadap kebenaran dikibarkan oleh sebagian

178 IJ}r;rt Stuhh Muslim,hlm. 999, hadits ke469, juz II.


179 uhat kitab afBalkhi: Qabulul-Ahhbar dan Ma'rfutur-Ruuwh.
le Uhat kitab Abdul Husain, hlrn. 45 dan hkn berikutrrya.
l8l y7r 1tr71rra u 'alas-Sunnah al-Mulwnmadiyar, hlm. 162 dan hlrn. berikutrrya-
L@ Uhat Dairatul-Ma'arifatul-Isbnr1uft , materi hadits.
484 Hadits Nabt Sebetum Dibuhukan

ulama yang membeberkan tujuan merek4 menjelaskan hal yang benar,


dan membedakan hal yang buruk dari yang baik.183
Kesimpulan pendapat mereka adalatr batrwa Abu Hurairah belakangan
masuk Islam dan ia meriwayatkan 5.374 hadits. Jumlah itu jauh lebih
banyak dibandingkan jumlah hadits yang diriwayatkan oleh empat oftmg
sahabat yang menjabat sebagai khalifah dan sahabat-sahabat lain yang
terdahulu masuk Islam. Di antara yang dikatalian oleh Abdul Husain
tentang persoalan ini adalatr sebagai berikut

"Hendaknya seorang pengkaji berdasarkan rasionya terhadap Abu


Hurairah, keterbelakangannya masuk Islam, ketidakjelasan leluhurnya,
kebodohannya, dan sisi-sisi lain yang mengharuskan ia meriwayatkan
sedikit hadits. Kemudian, hendaknya ia mengkaji empat orang sahabat
yang menjabat sebagai khalifah, keterdahuluan mereka masuk Islam,
keistimewaan mereka, penyaksian mereka terhadap penetapan hukum
Islam dan perhatian mereka yang baik terhadap persoalan umat selama
lima puluh dua tahun. Masa dua puluh tiga tatrun mereka curahkan untuk
mengabdi kepada Rasulullah saw. dan dua puluh sembilan tahun mereka
curahkan unfuk memimpin umat Islam dan memerintah berbagai bangsa.
Maka, berdasarkan perbandingan dua kondisi ifu bagaimana mungkin
jumtah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah sendiri jauh lebih
banyak dibandingkan jurnlah keseluruhan hadits yang diriwayatkan oleh
mereka semua? Berilah jawaban kepada kami, hai orang-orang yang
berakal! Abu Hurairah tidaklah seperti Aisyatr. Sekalipun Aisyah me-
riwayatkan banyak hadits maka hal ini adalah logis karena Aisyatr ber-
tempat tinggal di tempat hrunnya watryr dan tempat berkunjung Jibril dan
Mikail selama empat belas tahun, dan Aisyah meninggal tidak lama
sebelum Abu Hurairatr meninggal. Kemudian, bandingkan antara inteli-

18 lbnu Qutaibah membeberkan pemikiran mereka dalam lotabnyaTa'uit Muffitalifl-Hadi9


dan ad-Darimi dalam kitabnya Raddud-Daimi'ala Bisyri-Marur'. Sebagian penolakan terhadap
pemikiran mereka terdapat dalam kitabkitab sahih dm syarahsyarah-rrya, srlprn Fakul-ki. Ada
di antara ulama kontemporer yang menolak pemikiran mereka. Dr. Musthafa asSiba'i menulis htab
'as-Sunnah wa Makanatahu fi Tasyri' al-Islan i. Dalam htabnya ini, as-Siba'i menolak pemikiran para
orientalis dan Abu Rayyah. Muhammad AbdurRazzaqHwnzahmenuliskitabZhulumatAbi Rayyah,
dan Abdur Rahman al-Mu'allimi al-Yamani menulis kitab ol-Azwarul-Karyifah lima fii Kitab Adhua'i
'alas-Sunnah rninaz-Zalal wat-Tadlil wal-Mujazafah, unhrk menolak pemikiran Abu Rayyah.
Bab Y: Tokoh-Tokoh Perawi Hadits 485

jensiaAisyah dan Abu Hurairah."


Selain itu, Abdul Husain berpendapat bahwa pernyataan Abu Hurairah
"fidak ada seorang pun sahabat Nabi saw. yang meriwayatkan hadits dari
beliau lebih banyak dibandingkan jumlah hadits yang diriwayatkan saya
kecuali hadits yang diriwayatkan dari Abdullah bin Amr karena ia menulis
hadits sedangkan saya tidak menulis" bertentangan dengan banyak
pernyataan Abu Hurairah. Abdul Husain berpendapat, hal di atas merupa-
kan pernyataan yang tegas dari Abu Hurairah bahwa jurntah hadits Ibnu
Amr lebih banyak dibandingkan jurnlah hadits Abu Hurairah, sedangkan
haditsMzsnad lbnu Amrberlunlah 700 hadits.
Abdul Husain menduga, ulamatidak memiliki sikap tegas tentangAbu
Hurairah kecuali alasan yang dikemukakan oleh Ibnu Hajar al-Qasthalani
dan Syekh Zakaria al-Anshari, yaitu bahwa Abdullah bin Amr berdomisili di
Madinah yang merupakan tempat tujuan kaum muslimin. Sekalipun
demikian, Abdul Husain berpendapat bahwa pernyataan Abu Hurairah
secara tegas menggugurkan interpretasi dan alasan yang dikemukakan
oleh al-Qasthalani dan al-Anshari.

Abdul Husain kembali membandingkan antara tempat domisili Abu


Hurairah di Madinah dan Abdu[ah bin Amr di Mesir. Ia menyudutkan Abu
Hurairah dan menjadikannya termasuk orang{rang yang dipersalahkan
oleh orang-orang yang datang ke Madinah. Ia berkata, "Banyak yat g
menentang Abu Hurairah karena meriwayatkan banyak hadits dari Ra-
sulullah saw.." Kemudian, mereka berkata "Sesungguhnya Abu Hurairah
meriwayatkan banyak hadits," dan mereka berkata, "Sahabat Muhajirin
dan Anshar tidak meriwayatkan hadits seperti hadits Abu Hurairah."
Abdul Husain, berdasarkan penelitiannya tentang banyaknya jurnlah
haditsAbu Hurairah, sampai kepada suahr kesimpulan bahwa sebenar-nya
pengakuan Abu Hurairah bahwa jumlah hadits Abdullah bin Amr lebih
banyak dibandingkan haditsnya itu dinyatakan pada masa-masa awal
setelah Rasulullah saw. wafat ketika ia tidak terlalu berlebihan dalam
meriwayatkan hadits, karena ia baru terlalu berlebihan dalam meriwayat-
kan hadits pada masa Muawiyah, saatAbu Bakar, Umar, Ali, dan pemuka-
pemuka sahabatyang diseganiAbu Hurairah telah meninggal dunia.le

l& l)hatAbu Hurairah,Abdul Husain, hlm. 55 dan hlrn. berikutnya.


486 Hadits Nabi Sebelum Dibukukan
Termasuk hal yang aneh, Abdul Husain merasa heran dengan banyak-
nya jumlah hadits Abu Hurairah dan adalah mengherankan hal ini dibang-
kitkan pada abad )Ot Apakah ia heran dengan kekuatan daya ingatanAbu
Hurairah yang mampu menghimpun 5.374 hadits? Atau, ia heran dengan
Abu Hurairah yang memperoleh hadits sebanyak itu dari Rasulullah saw.
(hanya) selama waktu tiga tahun?
Jika Abdul Husain merasa heran dengan keliuatan daya ingatan Abu
Hurairah maka bukanlah pada tempatnya hal ini diherankan dan dicela
karena banyak di antara bangsa Arab yang hafal jauh melampaui yang
dihafal oleh Abu Hurairah. Banyak sahabat yang hafal Al-Qur'an, hadits
Nabi saw., dan syair-syair bangsa Arab? Apa pendapat dia tentang Hamad,
seorang narator, yang merupakan orang yang paling mengetahui tentang
peristiwa-peristiwa dan peperangan-peperangan bangsa Arab, syair-syair,
berita-berita, hubungan-hubungan keturunan mereka, dan bahasa-bahasa
mereka? Apa pendapat dia kefka mengetahui bahwa Hamad nreriwayatkan
seratus sajakbesarberdasarkan urutan humf dalam kamus selain potongan-
potongan syair jahiliah sebelum Islam?ls Apa pendapat dia tentang daya
hafalan "petinggr umat Islam" Abdullah bin Abbas? Dan, daya hafalan Imam
azZlhi,asy-Sya'abi, dan Qatadah bin Da'amah asSadusi?

Dengan memperhatikan hal di atas maka daya hafalan Abu Hurairatr


bukanlah hal baru dan tidak pula merupakan hal yang aneh. Dengan
demikian, dari sisi ini tidak selayaknya daya hafalan dan banyaknya hadits
Abu Hurairah dicurigai.
Jika Abdul Husain merasa heran Abu Hurairah menerima hadits
sebanyak junrlah itu dari Rasulullah saw. (hanya) selama tiga tatrun maka
Abdul Husain tidak mengetahui bahwa Abu Hurairah selalu menemani
Rasulullah saw. selama tahun-tahun yang teramat penting, yakni pada
tahun-tahun terjadi berbagai peristiwa-peristiwa, baik menyangkut bidang
sosial, politik, maupun penetapan hukuman syara' yang berkonsentrasi
kepada dalwah dan mengirim utusan-utusan setelah terjadi perianjian
damai dengan bangsa Quraisy.
Pada tahun ketujuh Hijriah dan tahun-tahun berikutnya, utusan-ufusan
Rasulullah saw. menyebar ke berbagai wilayah dan kabilah-kabilah dari

1855tr^1o1-tr\on, hkn. 301, juz II.


Bab Y: Tokoh-Tokoh Perawi Hadits 487

seluruh penjuru lazkahfuab datang menghadap beliau. Dalam semua


peristiwa ifu Abu Hurairah selalu menemani beliau, melihat dengan kedua
matanya, mendengar dengan kedua telinganya, dan memahami dengan
keduahatinya.
Kemudian, selain hal tersebut di atas, hadits yang diriwayatkan oleh
Abu Hurairah tidaklah semua langsung dari Nabi saw., tetapi ia riwayatkan
dari para sahabat r.a.. Periwayatan hadits oleh sebagian sahabat dari
sahabat-satrabat yang lain adalah hal yang populer, diterima, dan tidak
tercela. Mak4 jika kita mengetahui hal ini niscaya hilanglah keheranan-
keheranan yang dimunculkan oleh penulis kitab Abu Hurairahdan penulis
penulis yang lain.

Adalah suatu kekeliruan yang fatal membandingkan kemampuan


haialan hadits f(hdafa ar-Rasyidin denganAbu Hurairatr. Sebabny4 antara
lain adalah sebagai berikut
1. Adalah benar empat sahabat Ktrulafa ar-Rasyidin mendahului Abu
Hurairah dalam bersahabat dengan Nabi saw. dan memeluk agama
Islam, dan dari mereka tidak diriwayatkan hadits sebanyak hadits yang
diriwayatkan dari Abu Hurairah. Hanya saja mereka adalah orang-
orang yang memperhatikan persoalan-persoalan negara, politik pe-
merintah, serta mengirim ulama, para ahli membaca Al-Qur'an, dan
para qadhi ke berbagai negara. Dengan itu, mereka menunaikan
amanatyang mereka emban, sebagaimana mereka menunaikan ama-
nat dalam memberi ffunjuk tentang persoalan-persoalan umat Islam.
Maka, sebagaimana kami tidak mencela Ktralid bin Walid atas
sedikit jurnlah hadits yang diriwayatkan dari Rasulullah saw. karena ia
sibuk dengan aktivitasaktivitas penaklukan untuk perluasan wilayah
kekuasaan Islam. I(ami pun tidak mencela Abu Hurairah atas banyak-
nya junnlah haditsnya karena ia sibuk dengan ilmu. Dan, apakah
seseorang dibenarkan mencela Utsman bin Affan atau Abdullah bin
Abbas r.a. karena keduanya tidak mengemban "panji-panji penaHuk-
an", karena setiap orang mempunyai peftm yang dilakukann-va
2. Perhatian khusus Abu Hurairatr kepada ilmu dan aktivitas mengajar,
sikap menjauhkan diri dari politik, dan hajat manusia kepada dirinya
karena usianya panjang, menjadikan upaya membandingkan antara
dirinya dan sahabat-sahabat lain yang terdahulu masuk Islam atau
dengan Khulafa ar-Rasyidin sebagai hal yang tidak benar, bahkan
488 Hdits Nabi Sebelun Dibukukan
merupakan kesalatran besar.
Kemudian Abdul Husain Syarafrrd-Din dan Abu Rayyah mencela
leluhur, keturunan, dan kebodohan Abu Hurairah. Apakah faktor-
faktor ini mempunyaipengaruh terhadap banyak dan sedikitnyahadits
riwayatnya? Tidak seorarrg pun yang berpendapat deinikian.
Penilaian terhadap Abu Hurairah yang kami tolak ketika ia diban-
dingkan dengan Ktrulah ar-Rasyidin, tertolak pula ketika ia dibanding-
kan dengan Sayidah Aisyah r.a.. IGmi tambahkan bahwa Aisyah
memberikan fatwa di rumatrnya Adapun Abu Hurairatr memperoleh
halaqah (kelompok kajian ilmu) di Masjid Nabawi, sebagaimana ia
lebih banyak berinteraksi dengan orang-orang lain dibandingkan
dengan Aisyah yang agung dihrjukan kepada kaum wanita dan tidak
mudah bagi setiap oftutg unfuk menemuinya
Sekalipun demikian, penulis l<rtab Abu Hurairah, yakni Abdul
Husain, tidak menarik kembali pendapatnya tentangAisyzrh, bahkan ia
berpendapat bahwa Aisyatr juga meriwayatkan banyak hadits. Dalam
hal ini, ia menunjukkan kesalahan dirinya sendiri.
Adapun pendapat Abdul Husain batrwa hadits Abu Hurairatr jum-
lahnya lebih banyak dibandingkan dengan hadits Aisyah, Ummu
Salamah, iski-istri Nabi saw. yang lain, al-Hasan, al-Husain, dan ibu
keduanya, yakni Fatimah, dan empat satrabat yang menjabat sebagai
khalifah, maka terhadap pendapatnya ini telah kami kemukakan
penolakannya
Saya tambahkan di sini bahwa Ummu Salamah tidak menjadi
rujukan bagi orangorang lain seperti Aisyatr r.a.. Adapun al-Hasan dan
al-Husain, keduanya termasuk Shigharush-Shahabah dan keduanya
sibuk dalam persoalan-persoalan politik. Maka, sudah barang tentu,
jumlah hadits riwayat keduanya sedikit Demikian pula Fatimatr yang
hanya hidup selama enam bulan setelah Raquluflah saw. wafal
Dengan penjelasan tersebut maka seben'arnya persoalan itu tidak-
lah merupakan persoalan berat yang memerlukan pemikiran orang-
orang yang berakal seperti tuduhan Abdul Husain! Apakah yang
dimaksud oleh Abdul Husain dengan "orang-orang yang berakal"
adalah an-Nazhzham dan al-Jatrizh?

Sesungguhnya pandangan yang terbatas dari hawa nafsu akan me-


ngetahui bahwa hadits-hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah tidak
Bab Y: Tokoh-fokoh Perawi Hadits 489

menimbulkan keheranan dan tidak perlu terjadi percekcokan yang sengaja


diciptakan oleh orangorang yang menuruti hawa nafsu dan musuh-musuh
Sunnah Rasulullah saw.. Batrwa hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah
dari Rasulullatr saw., baik yang ia dengar langsung dari beliau maupun dari
para satrabat yang lain, tidak dapat diragukan karena ia hanya bersahabat
dengan beliau dalam waktu yang tidak lama. Batrkan, persatrabatannya
dengan beliau membuahkan lebih banpk dari i[r, karena persahabatan itu
berlangsung pada tatrun-tatrun pemerintahan Islam sedang berkonsenbasi
penuh melakukan aktivitas dakuxah, pengajaran, dan pengiriman uhrsan-
utusan pada masa Rasulullah saw..
Adapun celaan mereka terhadap hadits tentang daawadah, Glmu yang
diperoleh Abu Hurirah dari Rasulullatr saw), sikap sinis mereka terhadap
Abu Hurairah, dan ejekan mereka terhadap ilmu yang termuat dalam
wadah milikAbu Hurairah 1ang tidak disebarluaskan kepada oftrng{ftmg
lain serta sikap saling bertanya mereka tentang ilmu itu maka semua ini
telah diketatrui oleh ulama.

tllama menjelaskan batrwa ilmu Abu Hurairah y.ang tidak disebar-


luaskan itu tidaklah berkaitan dengan normanorma hukum atau moral dan
tidak ptila termasuk prinsipprinsip agama (ushuluddin), tetapi ia adalah
ilmu tentang sebagian tandatanda hari kiamat dan sebagian pemberontak-
an-pemberontakan yang terjadi di antara umat Islam.ls
Hal di atas ditunjuld<an oleh hadits Abu Hurairatr yang sebagiannya
disebutkan oleh penulis htabADz Hurairah,rsT dao ia tidak menyebutkan
ulasan perawi hadits itu yang menjelaskan maksud Abu Hurairah. Abu
Hurairah berkata, Tika saya mengemukakan kepadamu segala sesuatu
yang terdapat di dalam hatiku niscaya kamu akan melempariku dengan
kotoran." Al-Hasan, perawi hadits ifu dari Abu Hurairdr, berkata, "Abu
Hurairah benar bahwa Baitullah (IGbat, roboh atau terbakar; niscaya
onmgorang lain ddak akan membenarftannl'a."1s
Abu Hurairatr tidaklah mengadaada dengan perkataannya itu. Adalah
Rasulullatr saw. mengkhususkan beberapa hal unfuk sebagian sahabat,

L6 Fafrut-fui, lthu m,'W I dan ar-R&tr'fu1-Manthiqiyin, hlnL,14S446.


ltl LhatAbtt Huzriulr, AMul Husain SyarafadDirl hlm 5C52.
l8 ltuUCd lbru. So'4d, hh 57, bagian kedua juz Man hh 119, bagian kedua, juz II.
190 Hadlts Nabl sebclun Dlbukukm

tidak untuk sahabat-sahabat lain. Di antara contoh hal ini adalah hadits
beliau untuk Ml' adz bin Jabal r.a sebagai berikut

el r i|i, ^ r)f
t:-rZJ'"0i, 4l) .{! bf ii:i. yi u 6F
4ll I ti;?\\*;Ga
J';)G. :J;.ru-lr .,1, alt
z\

4 il* $1 : Jv I b# .,1t ". ;i \ti


\..JJi;-|J..
"Tidohlah seseorntgbersaluibahwo tiadt Tullrrn selain Alloh ilmbahwa
MuhammadutusanAllahsecarabenar-benardaiAubuk)hotirryqhecuali
Allahmengharanrkan dinrrya atas (api) neraho. Mu'adzbertanya, Wahai
Rasulullah, apahah saya tidah memberitahuhan hal in h"pada orang-
or ang lain s ehingga mereha b ergembir a?' B eliau manj aw ab, J iha aryhou
8e
b entahukan niscay a mereha b eryanghu tangan.' "
1

Hadits Rasulullah saw. di atas diberitahukan oleh Mu'adzkepadaorang-


orang lain ketika ia menjelang meninggal dunia karena ia merasa berdosa dan
ia takut menyembunyikan ilmu. Pengl<hususan itu teriadi pada diri Mu'adz
bukanlah pewaris kekuasaan dan bukan pula pengganti Rasulullah saw.
setelah beliau wafrt Mak4 persoalan pengkhususan ddaklah memerlukan
status sebagai pervaris kekuasaan dan tidak pula pelaksanawasiaL
Mak4 mengapaAbdul Husain mengingkari hal serupa terjadi pada diri
Abu Hurairatr dan Abdul Husain tidak mengingkarinya pada selain Abu
Hurairah? IGmudian, Abdul Husain png banyak menjelekkan dan habis
habisan mencaci-maki Abu Hurairah, hendaknya mengetahui bahwa
penyembunyian Abu Hurairah terhadap wadah ilmu miliknya itu bukanlah
karena iatakutilmunya didengaroleh orangorang lain disebabkan ilmu itu
bernilai rendah dan lemah sehingga mereka melemparinya dengan
kotoran, tetapi hal itu aiUmknnya karena ia hendak berbicara kepada
manusia sesuai dengan kadar intelegensia mereka dan berbicara kepada
mereka tentang sesuafu ]ang mereka patrami dan kenali.ls

t@ tra*rt-m;,hkn. 296, iuz I.


lfi uhx Fathd-Bai, }dm. ?fis, ittz L
Bab V: Tokoh'fokoh Pcrawl Hadtts 491

Adapun perkataan Abu Hurairatr "sesungguhnya Abu Hurairah tidak


menyembunyikan (ilmu) dan tidak menulis" maka hal ini tidak ber-
tentangan dengan hadits dua wadah (ilrnu) karena Abu Hurairatr tidak
menyembunyikan ilmu yang berguna dan.bersifat esensial. Apa yang
disembunyikannya tidaklah termasuk dalam jenis ilmu ini, tetapi sebagian
informasi tentang pemberontakan-pemberontakan, pembunuhan-pem-
bunuhan yang akan terjadi pada wakhr-waktu kemudian. Intinya adalatr
tentang sesuahr yang tidak menjadi landasan prinsipprinsip (ushut) atat
futu' agama. Ilmu jenis ini layak unhrk disembunyikan dan dibenarkan
untuk tidak disebarluaskan dan dipublikasikan.
Adapun hal yang mereka jadikan sebagai bukti untuk mendukung
tuduhan mereka terhadap banyaknya haditshadits riwayat Abu Hurairatr
dan hujah mereka dengan perkataan Abu Hurairah sendiri, yaihr "tidak ada
seorang dari sahabat Nabi saw. yang lebih banyak meriwayatkan hadits dari
beliau dibandingkan saya kecuali hadits yang diriwayat dari AMullah bin
Amar karena Ibnu Amar menulis dan saya tidak menulis,"Pl maka hal ini
tidak didasarkan pada pemahaman terhadap hadits yang tidak sesuai
dengan kenyataan.

Perkataan Abu Hurairah menunjukkan bahwa Abdullah bin Amr


memperoleh hadits lebih banyak dibandingkan Abu Hurairatr karena ia
menulis, sedangkan Abu Hurairatr tidak menulis. Bisa jadi, perkataan Abu
Hurairah ifir muncul sewaktu Rasulullah saw. masih hidup sebelum beliau
berdoa un[rkn1r4 fiaitu agar memiliki daya hafalan yang tidak pernah lupa
atau sebelum ia memiliki banyak hadits yang ia miliki pada waktu kemu-
dian. Jika kita menilai kemungkinan ini iauh dari benar maka harus
dikatakan bahwa Abdullah bin Amr memperoleh hadits dari Rasulullah
saw. lebih banyak dibandingkan Abu Hurairatr. Ha$ra saj4 harus diingat,
tidak mudah bagi Ibnu Amr untuk menyebarluaskan haditsnya dikarena-
kan beberapa sebab, antara lain adalah sebagai berikur
1. Affiullah bin Amr lebih sibuk beribadatr daripada mengajar. IGrena ilr,
periwayatan hadits darinya sedikit, sekalipun hadits yang ia peroleh
dari Rasulullah saw. tidak sedikit
2. Abdullah binAmr, setelah penaklukan berbagai kota, bertempattinggal

191ftr4.,tr1m 2lT,inzl-
499 Hadits Nabi sebelun Dibukukan

di Mesir dan Thaif, sedangkan Abu Hurairah bertempat tinggal di


Madinah, kota sumber fatwa dan periwayatan hadits sampai ia mening-
gal. Para penunfut ilmu lebih banyak menuju Madinah, sebagai tempat
tinggal Rasulullah saw. dan ibu kota Islam, dibandingkan wilayah-
wilayah Islamlainnya.
Selain hal tersebut, saya tanrbahkan adanya guatu keistimewaan pada
diri Abu Hurairah, yaitu doa Rasulullah saw. untuknya "agal. ia tidak lupa
apa yang ia dengar dari beliau". Kemungkinan, sedikitnya riwayat hadits
dari Abdullah bin Amr disebabkan karena ia di Syam memperoleh se-
jumlah catatan-catatan dari Ahlul-Kitab, kemudian ia mengkajinya dan
meriwayatkan darinya sehinggabanyak dari tokoh-tokoh tabfin tidak mau
menerima riwayat lainnya. 1e2
Di samping itu, Abdullah bin Amr tidak harmonis hubungannya
dengan Muawiyah dan putranya, yaifu Yazid, sehingga ia tidak leluasa
1e3
meriwayatkan hadits dan menekuni aktivitas pengajaran.
Faktor-faktor tersebut mengakibatkan iurnlah hadits Abdullah bin Amr
lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah hadits riwayat Abu Hurairah.
Hal ini tidak selayaknya menimbulkan keragu-ragUan atau tuduhan apa
pun terhadap haditshadits riwayat Abu Humirah yang berjurnlah banyak
dengan disertai adanya penegasan Abu Hurairah tentang banyaknya
jumlah hadits Abdullah bin Amr.

5). APakah Para Sahabat Mendustakan Abu Hurairah dan Menolak


Hadits-Hadi.tsnya?
Ibrahim bin Siyar an-Nazhzham menyebutkan bahwaAbu Hurairatr ber-
kata'Umar, Utsman, Ali, dan Aisyatr r.a menilai Abu Hurairatr berdusta-"ls
Bisyri al-Marisi berkata dari Umar bin al-I(haththab bahwa Umar
berkata "Perawi hadits yang paling berdusta adalah Abu Hurairah."les
Ahmad Amin berkata, "sebagian sahabat banyak mengkritik Abu
Hurairah karena banyak meriwayatkan hadits dari Rasulullatr saw. dan

L9 nid,hlm.zLT,i.uzl
193 yyt l 141t5nad al-Iman Ahman,lim. il,ir:rX hkn. 15t156, 172, hadits ke6952, iuz XI, iuga
hadits ke6865 pada juz )il.
l% Ta'wil Muhhtalifit Hanits, }/rm. n .
195 poil4rrtr-parimi'Ata Biqri at-Mar$, llllm. 132.
Bab Y: Tokoh-Tokoh Pcrawl Ha<ttis 493

mereka meragukannya, sebagaimana hal itu ditunjukkan oleh hadits


riwayat Muslim dalam l<rtab Shahih-rrya bahwa Abu Hurairah banyak
meriwayatkan hadits dari Rasulullah saw...." Dalam hadib lain dikatakan,
"Mereka berkata batrwa Abu Hurairah bany4[...."1s
Abdul Husain Syarafrrd-Din berkata "Masyarakat banyak mencelaAbu
Hurairah dan menilai buruk haditsnya pada masanya.... dan, sebagai bukti
hal ini, cukuplah bagi Anda bahwa di antara orangorang yang menilai Abu
Hurairah berdusta adalah para pembesar sahabal..."1r
Abdul Husain berkata lagi, "secara global dapat dikatakan bahwa
pengingkaran para pembesar sahabat dan tabi'in terhadap Abu Hurairah
aan tuaufran mereka kepadanya adalah hal yang tidak bisa diragukan.
Tidak ada seorang di antar:a merekayang menarik diri dari sikap ihr sampai
mereka meninggal dunia. Diperkirakan sebagian besar golongan Muktazilatt
berpendapat seperti ini. Imam Abu Ja'far al-Iskafi mengatakan dengan
tegas, Abu Hurairah adalatr oftmg yang diragukan menurut guru-guru
kami dan tidak diterima riwayatnya.' ALIskafi berkatLUmar memularl Abu
Hurairah dengan cambuk,' dan Umar berkata kepada Abu Hurairah,
'Engkau banyak meriwayatkan, maka sepantasnya aku menilaimu ber-
dusta atas Rasulullah saw....'"1$

Adapun Abu Rayyah mengemukakan sebagian pendapat-pendapat


terdatrulu dari sebagian koreksi satrabat atas Abu Hurairah. Ia menjadikan
paragraf-paragraf Gol&icher dan Syibrang sebagai bukd, dan ia menge
mukakan secara singkat pendapat-pendapat tentang sebagian dari apa yang
teriadi antara para sahabat dan Abu Hurairah. Kesemuanya itu ia maksud-
kan untuk membentuk pendapatnya tentang Abu Hurairah dan menjadikan
sebagai narator pertama dalam Islam yang diragukan.lee
Dari semua penjelasan ittr, jelaslatr bagi kita tuduhan-tuduhan yang
dilontarkan oleh sebagian dari mereka kepada sikap sahabat terhadap Abu
Hurairah. Mereka mengemukakan hrduhan-tuduhan itu dengan tanpa
menjelaskan alasan-alasannya. IGlaulah sebagian dari mereka menjelas

l% Pairul-tslam, lflm. 218.


lll Akt Hurairah, AMut llusain, hkt. afl-z*.
lffl n61 flyruirah, Abdul Husain, hlm. 267-268.
L* $llrrt Adt ua u hlas^Sunuh al-Mutwmrudiyh, hlm. 16G172.
494 Hdtts Nabt Scbetun Didtkukan

kan alasan-alamnnya maka ihr merupakan hasil interpretasi yang tidak


benar terhadap suafir kasus.
IGrena ifu, saya akan menjelaskan sikap para sahabat terhadap Abu
Hurairah dan hadits riwaptnya. Saya harus menyebutkan sebagian hadits
dan kabaryang beredar di kalangan mereka atau yang mereka perselisih-
kan, dengan fujuan unhrk mengmgkapkan hakikat sikap mereka terhadap
Abu Hurairatr. Saya harus pula menunjul*an bdhwa para satrabat tidak
memiliki sikap tertentu terhadap Abu Hurairatr sebagaimana mereka tidak
melihatAbu Hurairatr (hanya) dari suduttertentr atau berdasarkan sikap
meragukan dan meryrangsikan. Safra tidak akan menyebutkan hathal yang
tidak diperlukan oleh kajian di sini.

a) Apakah Umar Memukul Abu Hurairatr karena Banyaknya Jumlah


Haditsnya?
sama sekali tidak terbukti batrwa urnar r.a memukul Abu Hurairatr
dengan canrbuknya karena ia meriwalratlan banlak hadits dari Rasutullah
saw.. Apa yang disebutkan oleh Abu Ranxah dalam kitabnp pada halaman
163 dan Abdul Husain dalam kitabryra paaa naamannrc ZG8, )aitu batrwa
Umar memukul Abu Hurairatr, adalatr riwayat yang lematr, karena riwayat
ifir melalui Abu Ja'hr al-Iskaf, sedangkan al-Iskaf itu tidak tsr,qah.
Adapun ancaman Umar unhrk mengusir Abu Hurairah, ini adalah
keterangan yang diriwayatkan oleh asSaib bin Yazid, yaitu ketika as*Saib
berkata, "Saya mendengar Umar ibnul-Khaththab berkata kepada Abu
Hurairah, 'Engkau benar-benar berhenti meriwayatkan hadits dari R&
sulullah saw. atau aku mengusirmu ke daerah Daus','dan Umar berkata
kepada IG'ab al-Ahbaf Engkau benar-benar berhenti meriwayatkan hadits
dari orang terkemuka atau aku akan mengusirmu ke daerah Qurdah.'"zm
Namun, Abdul Husain dan Abu RaWah mengatakan batrwa Umar
berkatakepadaAbu Hurairah, "Sungguh, aku akan mengusirmu ke daer:atr
Daus atau daeratr Qurdatr." IGduanya mengutip perkataan Umar ifu dari
Ibnu Asakir dan Abu Rayyatr menunjuk l<ttab al-Bidayatu wan-Nihayah
sebagai sumbernya, sedangkan dalam kitab itu tidak ditemukan ke-
terangan demikian.
Dalam riwayat mana pun tidak ditemukan keterangan batrwa Umar

2@ AbBiday* wan-Nituyah,hhn- f06, juzVItr.


Bab Y: fokoh-fokoh Pcravl Hadlts 495

menilaiAbu Hurairah berdusta atau memukulnya. Inti dalam persoalan ini


adalah batrwa Umar melarang dari banyak meriwayatkan hadits. Ibnu
IGtsir, terhadap kabar tentang Abu Hurairatr itu, berkata, "Hal ini di-
maksudkan oleh Umar bahwa Umar mengkhawatirkan adanya hadits-
hadits yang disusun oleh manusia tidak pada tempatnya dan mereka
memperalaf haditshadits tentang ruh.h.sholt dispensasi'. Dan sesungguh-
nya jika seseorang banyak meriwaptkan hadits maka kemungkinan pada
hadits.haditsnya itu terjadi sebagian kesalahan atau kekeliruan. I-alu,
hadityhadits itu diterima oleh orangorang lain atau kemungkinan-ke.
mungkinan lain yans semisal ihr....' "201
Diriwayatkan batrwa Umar setelah ihr mengizinkan Abu Hurairatr
unhrk meriwayatkan hadits, setelah Umar mengetahui kesalehannya dan
setelah hilang kekhawatiran akan tedadinya kekeliruan. Abu Hurairah
berkata "Umar menerima haditsku, kemudian ia mengutus ufirsan kepada-
ku. Ia berkata 'Engkau bersama kami pada hari di mana kami bersama
Rasulullah saw. di rumah si Fulan?' " Abu Hurairah berkata "Saya berkata
Ya dan saya mengetatrui mengapa engkau menanyakan hal ifu kepadaku.'
Ia berkata, 'Mengapa aku bertanya kepadamu?' Saya (Abu Hurairah)
berkata'Padahari itu Rasulullah saw. bersaMa
'Barangsiapa mendustahan ahu secora sangaja maha bersegeralah ia
morgan$il tempatrry a dt ner aha."
Ia berkah, 'Adapun jika demikian, maka pergilah, kemudian riwayat-
ktnlafl.'wz
Dengan demikian, Umartidah meragukan Abu Hurairatr dan segala hal
yang bersumber dari Umar hanyalah semata-mata merupakan penerapan
metode yang dipergunakannya yaihr melakukan pembuktian terhadap As
Sunnah dan menyedikitkan periwayatan hadits. Abu Hurairah sendiri
menyebutkan kepada sahabat-satrabatrya tentang sikap keras Umar dalam
menerapkanmetodenyam

NL b;a.,hLn 107, juzvltr.


N2 nid.,hh. f07, iuz vItr dan lihat Srrurz Abmin-Nubab', hlm. 434, juz tr.
m Ulat a-n;aayht unn-Nihayh, hlm. 107, iuz VItr, dan lihat apa yang dikemukakan oleh
Abu al(lasim al-Balkhi dalam kitabnya Qabaful-,tthhbaa hlm. 57-58, di mana al-Balkhi berusaha
meragukan Abu Hurairah, tetapi ia 6dak berhasil Abu Ra,,yah menjelekkan Abu Hurairah dengan
caramengutip Ibnu l(atsir secara tidak uuth.
I
496 Hdtts Nabl Scbclun Dlbukukan

Batrwa Umar tidak menilai Abu Hurairatr berdusta, tidak meragukan-


nya, dan tidak pula mengancam akan mengusirnya ke pegunungan Daus,
ditunjukkan oleh hadits berikutyang diriwarratkan oleh ImamAhmad dari
Abu Hurairatr. Abu Hurairatr berkata "Angln kencang meniup banyak
manusia di jalan menuju Mekah dan Umar bertukar pikiran tentang
kejadian. Kemudian tiupan angin semakin menghebal Umar bertanya
kepada orangorang di sekelilingnSra, Sapayang bisa meriwayatkan hadits
tentang angin kepada kami?' Mereka sedikit pun tidak memberikan
jawaban kepada Umar. Berita tentang pertanyaan Umar ifu sampai kepada
ku (Abu Hurairah), kemudian alru mendorong ttrngganganku berjalan
lebih cepat sehingga aku dapat menyrsul Umar. I-alu, aku berkata, TIai
Amirul-Mukminin, engkau memberitahukan bahwa engkau bertanya
tentang angin, dan sungguh aku mendeugar Rasulullah saw. bersabda

et;;U.Cyt*)u, Gy at;:t,t ctr' F


r;r;
,V y fr;o-,tj L"p ?r ff )r1'r:5)u ta3r.:rl-1
lz
.. , o
lcL.
t

{6?
'Angin itu Allah. la dototg dmgan memfuwa rahnut dm i4
doi rahmat
fut*g dmgm manrb aw a sihsa J iht aryhru melihanry a maha j oryoilah
arykou mencaci-mokinya ilur mohonlah hqafu Allah arrrgtn yangbgih
s qtt mohonlah perltukngm hepado-N y o dori angpn y orrrg \truk."
D w+

Dari peristiwa tersebut diketatrui bahwa tidak adayaqg memberikan


jawaban kepada Umar selain Abu Hurairatr. Mak4 apakatr logis Umar
menilai Abu Hurairah berdusta atau Urnar mengancam akan mengusirnrru
sedangkan Umar mengetatrui daya hafrlan dan ketelitiannya?
Adapun klaim Bisyl al-Marisi bahwa Umar al-Faruq menilai Abu
Hurairatr berdusta maka ifu adalatt suatu Haim yang salah, 6dak mem
punyai sumbeq dan al-Marisi tidak menyebutkan sanad riwayatnya dari
Umar batrwa Urnar berkata, "Perawi hadits yaqg paling berdusb adalatl

m Ut naa Una* Arrrlro4hh". 52, hadits ke?6f9, iuz XIV.


Bab Y: Tokoh-Tokoh Peiawi Hdits 497

Abu Hurairah." Pendapat al-Marisi itu ditentang oleh Utsman bin Sadi ad-
Darimi (20G280 fD. Maka, dengan secara tegas, ad-Darimi menolaknya.ffi

b) Abu Hurairatr dan Utsman birAffan


Tidak ada sumber yang dapat dipercaya yang menyebutkan bahwa
Utsman menilaiAbu Hurairatr berdusta sepertiyang dituduhkan oleh an-
Nazhzham dan lainnya, sebagaimana tidak terbukti bahwa Utsman me
ragukan Abu Hurairah atau melarangnya dari meriwayatkan hadits.
Tentang persoalan ini hanya terdapat riwayat yang disebutkan oleh ar-
Ramatrurmuzi. Ar-Ramahurmuzi berkata "Llbaidillah bin Harun bin Isria
datang ke gunung Ramahurmw-Ibrahim bin Bustham meriwayatkan
kepada kami, Abu Daud meriwayatkan kepada kami dari Abdurrahman bin
l$iaz,7tnad,, dari Muhammad. Muhammad mendengar asSaib bin Yazid
meriwayatkan, 'Utsman bin Affan mengutusku untuk menemui Abu
Hurairah. Utsman berkata, 'Katakanlah kepada Abu Hurairah bahwa
Amirul-Mukminin bertanya kepadamu tentang mengapa (masih) me'
riwayatkan hattits dari Rasulullatr saw.? Engkau benar-benar telah me
riurayrartan hadits abu aku akan mengusirmu ke peguntmgan Daus...." %
Al<antetapi kabardi atas diriwayatkan dari Umaribnul-Khaththab dan
kami tidak melihat dari Utsman bin Afhn kecuali riwayht di atas. Seandai-
qra riwayat di atas itu benar maka di dalamnya tidak ada keraguan terhadap
Abu Hurairatr karena Utsman melarangnya darirneriwayatkan banyak
hadib pada saat tidak ada kebutuhan untuk meriwayatkan banyak hadits.
Abu Hurairah sendiri tidak melihat diiinya sebagai oftmg yang diraSukan
dan kesemuary.a itu tidak meninggalkan pengaruh pada dirinya- Sebagai
bukti tentaqg hal ini kami melihat ia membela Utsman r.a ketika teriadi
pemberontakan terhadap khalihtr itu.

c) Abu Humirah danAli binAbiThalib r.a


Dalam kihb sumber1lang dapat dipercaya, tidak disebutkan hal yaqg
menuniukkan batrwa Ali r.a. meqilai Abu Httrairah berdusta atau Ali
melarans dari meriwayatkan hadits. Tetapi, sebagian musuh-musuh Abu
Hurairah berdalil dengan riwayat lematr dari Abu Ja'far al-Iskafi, yaihr

ffi Lfrrat RM&imi'fu Biwi al-Iilarry'trkn 132 dan seterusnya


ffi et+ttt*oaAi&rt-foalit baiw-Raai tul-Wali, bhr- L33.
498 Hcdits Nabt Sebclun Dibukukan

batrwa ketikaAli menerima haditsAbu Hurairah makaAli berkata "Orang


hidup yang paling berdusta atas Rasulullah saw. adalatr Abu Hurairatr ad-
Dausi.ry Ini adalah riwayatyang tertolak. IGmi tidak menerimanya dari
al-Iskafi karena ia adalah orang yang mengikuti hawa nafsu dan mempropa-
gandakan hawa nafsunya.
Ibnu Qutaidatr menolak segala celaan yang mereka nisbatkan kepada
Imam Ali terhadap Abu Hurairatr.m

d) Abu Huxairah danAisyah r.a


Aisyah, Ummul-Mukrninin, dan Abu Hurairah hidup dalam waltu lama
Mak4 hajatmanusia kepada keduanya berlangsung selama keduanya hidup
di tengah-tengatr kaum muslimin. IGrena inilah, dari dua sahabatini diriwayat-
kan sejumlah banyak haditsyangtidak diriwayatkan dari selain keduaqra.
Pada suafu kali, Abu Hurairatr meriwayatkan hadits, kemudian Aisyah menge
mukakan koreksi kepadany4 dan pada l<ali yang lain, keduanya sependapat
tentang suatu hadits. Sebagaimana ia (Abu Hurairah) meriwayatkan
bersama-sama sahabat lain, kemudian Aisyah mengemukalmn koreksi
kepadaAbu Bakar, Umar, Utsman, AIi, Ibnu Umar, dan Abu Hurairah.m
Semua itu adalah dalam rangka saling tukar pemahanuln dan bertanya
tentang hadits atau mengkaji tentang dalil dalam rnasalah yang memerlu-
kan fatwa, sebagaimana sahabat lain mengemukakan koreksi kepada
Aisyah dan sebagaimana Aisyatr memberi pefunjuk kepada orang yang
bertanya kepadanya unfuk menemui sahabat lain yang lebih mengetatrui
tentang persoalan yang ditanyakan. Contoh tentang hal ini adalatr Aisyah
memberi petunjuk kepada orang yang bertanya kepadanya tentang mengusap
hhuff (*misgl sepafir, dalam persoalan bersuci) unfirk menemui Ali La.210

Nl Sy*a NaniA-mUgndr, ceL Beiru! hkrr 468,iuz I dan,Abt Harairah,hlm-273.


208 Lhat Ta'wil MrHttalifit-Hadib,bhln,51, dan hlm sesudahnya Di antara halaman yang
disesalkan bahwa kebencian me.reka kepada Abu Hurairah telah membuat mata hati mereka men-
jadi buta" IGmudian, harra naftu mendorong mereka unhrk membuat-buat banyak kabar atas nama
Ali r.a yangmernbuktikanAbu Hurairah menyalahiAySunnah, dalam rangkamenunjuldran adanya
penolakan Ali terhadap Abu Hurairah. Amirullvlulnninin, Ali, adalah terbebas dari semuanya ini.
Lihat, kitab l<Mn Abu Huaitth Rawiylr al-Hdia, pasal kedua (Abu Hurairah dan Ali r.a).
209 6rxrn Badrud-Din az-Tarka.4,menghimpun suatu kitab tentang persoalan di atas yang
dtbrri nana al-Iidah li ltadi ma Istadruhatht Aisyh'al6lr-Slrohafuh.
210 g6x1 Msnad al-Imam Ahmad, hlm. f75, hadits ke-906, juz II, dan hal yang sama
diriwaratkar oleh Inram Muslinr.
Bab Y: Tokoh-Tokoh Peravl Hadits 499

Para sahabat, dalam semua aktivitas di atas, tidak merasa rendah diri
atau terhambat karena sasaran mereka satu, yaitu menerapkan syariat
Islam dan tidakiah sebagian sahabat menilai sebagian yang lain berdusta:
Hanya saia orang-orang yang mengikuti hawa nafsunya, yang datang
sesudah mereka, mengambii "keuntungan" dari,diskusi ilmiah atau
pembuktian terhadap hadits yang terjadi di kalangan para satrabal Dari
sinilah mereka mengangkat suatu pendapat yang mereka iadikan sebagai
"alat" untuk meraih ambisi dan membenarkan tujuan mereka. Tetapi
merekagagal karena umatlslam tidak meniadakan para ulamayang ikhlas
dan selalu waspada yang senantiasa menjelaskan kebenaran dari kebatilan
dan mereka memahami segala sesuafir secara proporsional
Tidak ada suatu kejadian yang terjadi pada diri Abu Hurairah kecuali
para ulama menjelaskan pemahaman yang benar terhadap peristiwa itu.
IMereka tidak melihat Aisyah bersikap sebagai orang yang menilai Abu
Hurairah berdusta dan meragukan haditshaditsnya.2ll Tidak seorang pun
memahami apa yang terjadi di antara keduanya bahwa Abu Hurairah
adalah pendusta yang kejujuran dan ilmunya diraeukarr oleh para sahabat.
Tidak adayang memahami demikian kecuali oftmg{rang yang menuruti
hawa nafsunya dan musuh-musuh sunnatr Rasulullah saw..

Di antara hal yang disesalkan terjadi adalah mereka menginterpretasi-


kan kabar-kabar sesuai dengan kehendak mereka dan memberikan
penafsiran terhadap hadits.hadits sesuai dengan keinginan mereka.
Mereka melihat sahr sisi.dari sikap par:a sahabat terhadap Abu Hurairah,
yaitu sisi diskusidiskusi ilmiah sehingga mereka menduga telah memper-
oleh "lceunfungan besar", Mereka mengesampingkan kabar-kabar sahih
yang menjelaskan tentang kejujuran dan sifat dipercayaAbu Hurairah serta
pujian para sahabat kepadanya, dan mereka berdalil dengan riwayat-
riwayat lemah dan dari riwayat-riwayat ini mereka memilih riwayat yang
melegitimasi arrrbisi mereka.
Tentang hal di atas, saya ingin mengemukakan suatu contoh. Mereka
mengatakan, "Aisyah mengingkari hadits Abu Hurairah." Hadits mana yang
diingkari oleh Aisyah? Dan, bagaimana Aisyah mengingkari Abu Hurairah?

211 95"1 penjelasan riwayat-riwayat itu dan penolakan terhadapnya dalam kitab l<ztru Abu
Hurairah Rauiyatul-Idan, pasal kedua (Abu Hurairah dan Aisyah).
500 Hadits Nabi sebetun Dibukukan
Diriwayatkan dari Ibnu Syihab bahwa Urwah b:rl,azZubat meriwayat-
keur kepadanya Aisyah berkata, Tida}&ah Abu Hurairatr membuatAnda
heran? Ia datang, kemudian duduk di sebelatr kamarku. Ia meriwayatkan
hadits dari Rasulullah saw., ia memperdengarkan hadits itu kepadaku,
sedangkan aku tengah melakukan shatat suurah.212 Kemudian, ia berdiri
sebelum aku selesai melakukan shalat sunnah. Kalau sekiranya aku
sempat menemuinya maka aku akan menyahutkepadanya, 'Sesungguhnya
Rasulullah saw. menyampaikan hadits tidak seperti (cara) engkau menge
mukakan (hadits).' 1213 $sakan-akan Aisyah mengkritik Abu Hurairah
menyampaikan hadits dengan seqra cepal
Ketidaksetujuan Aisyah r.a. terhadap Abu Hurairah tidaklah tertuju
pada hadits yang diriwayatkannya, tetapi semata-mata terhadap cara Abu
Hurairah menyampaikan hadits. Hal ini tampak jelas pada hadits yang
diriwayatkan dari Aisyah, bahwa "sesungguhnya (cara) Nabi saw. me-
nyampaikan suatu hadits, jika seseorang menghitung (kata-kata dalam)
hadits itu niscaya ia dapat menghihrngnya."2la
Seandainya Aisyah tidak menyetujui Abu Hurairah pada segi selain
caranya dalam menyampaikan hadits niscaya ia akan berkata dan me'
negaskan sikapnya, sebab ia adalatr wanita pemberani dan tegas.

Dengan demikian, Abu Hurairah tidaklah mendustakan Rasulullah


saw.. Ia hanya menyampaikan hadits dan kebanyakan hadits itu disampai-
kan di majelisnya. Maka, apa yang membahayakan dirinya jika ia adalah
orang yang memiliki daya ingatan baik dan mengetahui hadits yang
diriwayatkannya?
Ibnu Hajar berkata, 'Terhadap Abu Hurairah dapat dikemukakan
alasan mengapa ia adalah orang yang luas riwayatrya dan banyak meng-
hafal hadits. Ia tidak mungkin menahan-nahan ketika hendak meriwayat-
kan hadits, sebagaimana sebagian ulama ahli balaghalr (sastra Arab)
berkata, 'Aku hendak mempersingkat ucapanku, namun sajak-sajak

212 ptrSkatausabbihu adalah saya melakukan shalat sunnah, menurut sahr pendapat, yang
dimaksud di sini adalah shalat dhuha. bhat Fathul-Ban, hlrn. 390, juz VII.
213 41-1io6q11 li lradi ma Istadrahathu Akyah 'alash-Shahabai, hlm. 125, dan lihat Shahih

Muslim, hlrn. 1940, hadits ke-2493, juz Yl dm Fathul-Bai, hlm. 390, juz VIIL
214 Po11ru1-3ar;, hlrn. 389, juz VII.
Bab Y: Tokoh'Tokoh Perawi Hadits 501

(qafi.yahlafilaft) bermunculan di mulutku.' "2r5


Aisyah menyanjung Abu Hurairah dan membenarkannya. Di antara
contoh hal ini adalah bahwaAbdullah bin Amr menerima suafir hadits dari
Abu Hurairah, ydtu,
t
e

?ll,ii\**3
z -) z 4
\i; dr\; ecfatr / , / , o , \

o'
;t"',y':r'-3;i yyt ';y, , o- )l .. ,'/
d \-bl J^t 4J dt)
, :".:
dJ9J.'

( +f b;\t'a iJ 'J\t ?;*


,,Barangsiapaheluar menginngi jmazah dan rumahnya dan menshalat-
hawry a kemudi an m aryihutiny a hingga dihubur maha ia m emp eroleh dua
hiraat pahala, setiap hiraat sebesar Gunung llhud. Dan, barangsiapa
menshalathannya hemudian ia hembali maha ia memperoleh pahala
t 21 6
s eb esar Gunung 95u4.

Kemudian, Ibnu Umar mengirim seorang ufusan kepadaAisyah unfuk


menanyakan perkataan Abu Hurairah ihr. Aisyah berkata kepada utusan ter-
sebut, 'Abu Hurairah benar." setelah mendengar jawaban Aisyatr melalui
utusannya itu, Ibnu Umar melemparkan batu kecil yang dipegangnya ke
tanah, kemudian ia berkata, "IGmi telatr kehilangan banyak L<iraa,L"zLT
Dalam suatu riwaya! Ibnu Umar berkata, "Hai Abu Hurairah, engkau
adalah orang yang lebih mengetahui tentang Rasulullah saw. dan lebih
hafal di antara kami tentang hadits beliau."218
Para musuh Sunnah-$unnah Rasulullah tidak mau menyebutkan
riwayat seperti di atas yang "merobohkan apa yang mereka bangun" dan
"meruntuhkan dasar-dasar tuduhan mereka". Para sahabat tidaklah
menilai Abu Hurairah dan tidak pula meragukan. Sikap Ibnu Abbas, Ibnu

215 Poslrnl-na7i,
hlrn. 390, juz VII.
lrad.i ma Istailrakathu Aisyah 'alash-shahabar, hlm. 117 dan hadits di atas
216 n1-1io6o1, ti

diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.


217 6;7.
218 16"1 Thabaqat lbnu Sa'ad,hlm.118, bagian kedua iuz ll, al-Bidayatu uan-Niha1ah,hkn.
107, juzVIII danFathul-Ban, hlm. 225,iuzl.
502 Hadits Nabi Sebetun Dibukukan

Amr, azZubair, Marwan bin al-Hakam, dan lain-lain tidak lebih dari sikap
sebagai orang yang membuktikan dan mencari kebenaran dan tidak
kurang dari sikap sebagai orang yang berilmu yang hrlus hati.
Dari penjelasan di atas terbukti adanya pujian para sahabat dan ulama
kepadaAbu Hurairah. Maka, apakah logis pada suatu kali mereka meragu-
kan Abu Hurairah dan pada kali lain memujinya?2le
Sekalipun demikian, ada di antara penulis sepertiAbdul Husain danAbu
Rayyah yang tidak mau memperhatikan semua itu. Dari diskusi-diskusi
ilrniah itu mereka berkesimpulan bahwaAbu Hurairah berdusta sehingga
Abdul Hunain berpendapatapayang terjadi antaraAbu Hurairah dan para
sahabat sebagai bukti yang meyakinkan atas ketercelaan Abu Hurairah.

Abdul Husain berkata, 'Adalah bukti yang paling kuat bagi Anda bahwa
Umar, Utsman, Ali, dan Aisyah masing-masing rnenilai Abu Hurairah
berdusta, dan berdasarkan kesepakatan ulama bahwa penilaian cacat
(tercela, tidak adil) didahulukan atasta'dil (adil) ketika terjadi kontadiksi
di antara keduanya. Sedangkan, di sini secara meyakinkan tidak terdapat
kontradiksi."22o
Pendustaan apa yang dimaksud oleh Abdul Husain? Di mana letak
tercelanya?
Setelah kami mengetahui sikap pam sahabat terhadap Abu Hurairah,
apakah kami harus meninggalkan bukti-bukti yang benar tentang adanya
sikap memuliakan dan hormat para sahabat kepada Abu Hurairah. Apakatl
kami harus menerima hrduhan-tuduhan lernatr yang tidak berdasarkan
bukti atau falfta?
Penilaian para musuh AsSunnah terhadap Abu Hurairatr adalah jelas
jelas penilaian yang dipaksakan.
Sesungguhnya pemaksaan para musuh Abu Hurairah untuk menilai
Abu Hurairah sebagai orang yang tidak adil itu sangat jelas. Mereka
menuduh Abu Hurairah belajar kepada IG'ab al-Atrbar karena ia rneriwa-
yatkan sebagian hadits yang juga diriwayatkan oleh Ka'ab al-Ahbar dan

219 6661 1i12f karruAbu Hurairah Rawiyatul-Islaal. Di sana dijelaskan apayang terjadi antara

Abu Hurairah dan para sahabat, pada pasal kedua ("Apakah Para Sahabat Menilai Abu Hurairah
Berdusta dan Menolak Hadits-Haditsnya?')
220 46u Hurairah, Abdul Husain, hkfl.Z7L.
Bab Y: fokoh-Tokoh Perawi Hdits 503
mereka dengan keras mengingkarinya. Jika tidak hanya Abu Hurairah
yang meriwayatkan haditshadits ifu, mengapa mereka bersikap demikian
kepadaAbu Hurairah, sedangkan mereka tidak bersikap demikian kepada
sahabat-sahabat lain yang meriwayatkan hadits-hadits yang diriwayatkan
olehAbu Huairah?
Contoh mengenai hal ihr adalatr perkataan Abu Rayyah sebagai berikut
"Ambillah suatr contoh yang dengannya kami mengunci mati haditshadits
yang kami nukil yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah dari Nabi saw..
Haditshadits itu sebenarnya adalatr Hsah-kisah Israiliyat sehingga kami
tidak perlu banyak berbicara."
Contoh dimaksud adalatr hadits riwayat ImamAhmad dariAbu Hurairah
batrwa Rasulullah saw. bersabda,
,
iGUVW djr';r'$-;:Fi *i eti h
4.;rtu'&t 'e o\fr3t\
"Sesungguhnya di surga terdapat sebuah pohon di mana penunggang
berjalan di (bawoh) naungannya selama seratus tahun. Bacalah, jiha
kamu mou, dy at (al-Waaqf ah: 30) wa zhilil-mamdud. "

Abu Hurairah hampir tidak meriwayatkan hadits tersebut sehingga


IG'ab al-Atrbar cepat-cepat berkata, "Hadits ifu benar, demi Allah yang
menurunkan Thurat kepada Nabi Musa dan Al-Furqan (Al-Qu'ar) kepada
Muhammad
Apa alasan Abu Rafyatr mengingkari hadits di atas sedangkan hadits ihr
diriwafA€n oleh sahabat-sahabat selain Abu Hurairah? Hadits itu Guga)
diriwalatkan oleh Sahal bin Sa'ad dan Abu Sa'id al-Khu dri.m ApaIGtI IG'ab
juga menipu dua sahabat ini? Dan, apa sasaran IG'ab dari perkataannya itu?
Saya heran terhadap pengingkamn Abu Ralr5rah kepada hadits itu. Apakah
ia mengingkari Abu Hurairah karena dalam haditsnya itu disebutkan
sebuatr pohon (surga) yang demikian besar? Apal<atl aneh adanya pohon
seperti itu di surga, yang-tentang surga ifiFAllatl berfirman dalam Al-

Dl Mnu? 'fus-Slrlnzlt aLMilwmrnadiyh,lthtl 17?, 198, dan sesudahnya


m lnat gl4trih Mrslin, h}fl' 2175 dn 2l? 6, ta N.
504 Hadits Nabi Sebetun Dibukukan

Qu/an surat al-Hadid ayat 2L,


"...dan surga yangluasnya seluas langit dmrbum| yang disediahanbagi
orang-orang yangbenman hqada Allah ilon Rasul-Nya. ltulah harunia
Allah, diberihan-Nya hepada siapa yang dihehendahi-Nyo. Dan, Allah
mempuny ai haruria y ang b esa{

Apakah ia mengingkari hadits itu karena di dalamnya disebutkan


"penunggang berialan di (bawah) naungan pohon itu selama seratus
tahun"? Atau, ia mengingkari semua ifir karena ia tidak pernatr mengetatrui
pohon seperti itu selamahidupnya?
Apakah mereka hendak mengingkari segala hal yang tidak bisa
diterima oleh akal dan pikiran mereka? Jika ini yang mereka kehendaki
maka mereka harus mengingkari banyak hasil penemuan yang kita deugar
dan kita tidak pernah melihatny4 atau mengingkari banfak kandungan Al-
Qur'an. Bahkan, orang yang berpola pikir seperti Abu Rayyah akan
meninggalkan sebagian besar dari batrasaArab. Hal ini karena sebagian
lafal dan artikulasi dalam As.sunnatr berdasarkan atas susunansusrunn
dan aturan-aturan dalam Al-Qur'an, yaihr artikulasi-artikulasi yang di
kemukakan dalam bentuk majas (metapora), tidak dalam bentuk lroqfuolt
'makna sesungguhnya', yang diarahkan kepada sentuhan rohani dan
semangat kemanusiaan agar dapat mematrami keagungan pahala dan
kedahsyatan siksa yang digarnbarkan oleh AlQu'an al-IGrinr
Oleh karena itu, kita harus mengalihkan lafrLlafrl dan artikulasfartikulasi
yang tidak sesuai dengan haqiqah kepada majas. Bilangan mempunSrai
pengertian khustrs, tidak bisa diberi pengertian lain. Para ulama hftir ber-
sepakat batrwa sebagian bilangan yaqg disebutlen dalam AlQu/an semata
mata dimaksudkan untrk menunjukkan banyak bilangan /iumlah (t&Nr),
tidak dimatcsudkan unhrk membahsi (lrusld. Demikian pubsama seperti
itu-artikulasi-artikulasi dalam AsSunnatr dimaksudkan unhrk menunjuk-
kan banyak bilarlgan, bukan bilangan dalam arti sebenarnya Qroqfialr).
Bilangan padahadits di ahs semah{natadimaksudkan untuk menur
jul*an banyaknya bilangan dan luasnya naungan fraqg disediakan oleh
Allah untrk om[g{rang yang beriman. ffiakn; adahtr salah Abu Ralr5ra}r
menjadikan haqiqah dan kenyataan setenarn5a sebagai'neraca' untrrk
lafal-lafal yang dimakstrdkan sebagai lafrl majas karena ia-dalam hal ini-
akan mengabaikan kaidahkaidah yang telah diteiima kebenar-annya dalarn
bahasa. Ia akan terjerumus ke dalam kesalatrarkesalahan frtal yaqg tidak
Bab Y: Tokoh-Tokoh Perawi Hdtts 505

diakrri oleh seomng pun, dan ini akan berakibattidak bergunanya isti'arah'
isti'arah, hinayah-kinayah, dar^ maiaz+naiaz'aqli yang menghasilkan
bagian besar dari warisan sastra kita, selama Abu Rayyah menggiring
setiap lafal kePada haqi4abnYa
Telatr saya kemukakan batrwa para sahabat dan ulama memuji Abu
Hurairah. Di sini saya akan mengemukakan kembali pendapat adz,Dzahabi
tentang Abu.Hurairah sebagai jawaban yang mematatrkan kepada omng-
orang yang menuruti hawa nafsu. Adz'Dzahabi berkata "Sungguh, Abu
Hurairatr adalatr orang yang dapat diandalkan hafulannya. IGmi tidak
meogetatrui ia melalnrkan kekeliruan dalam hadits."zzl
Demikianlatr, Abu Hurairah selamat dari "angin-angln topan yang
meniup dirinya secara kencangl dan dari "gelombang-gelombang yaqg
menghantam kedua telapak kakinya". Menghadapi semua ittr, ia tegar
bertahan dan "robohlah" apa yang dituduhkan oleh musuh-musuhnya
menghadapi "istana yang kokoh" yang melindungi sifat adilnya serta
"trancurtah anak-anak panah mereka" yang rapuh menghadapi "benteng
yang kuaf yang ia bangun berdasarkan kejujuran, jiwa amanah (dapat
dipercaya), dan istiqamah.
Abu Hurairatr tetap menjadi salatr seorang tokoh As-Sunnah dan
narator Islam yaqg disegani slsfu rrlama jumhur, dan mereka mengetatrui
martabat dan kedudukanqra Semoga Allah ridha kepadanya

6) Keshsian Ibtu Kluznimah Tefltang r\bu Humirah


Sebaiknrra kesaksian Ibnu Iftuzaimatrz menjadi pegangan sebagai
e\ilogue tentang Abu Hurairah dan dari sini akan tampak martabat dan
kedudukannya. Ibnu Khuzaimatr berkata, "Hanya or4ng yang hatinya
dibutakan Allah yang mendiskreditkan Abu Hurairatr dengan menolak
kabar-kabarnya bahlen mereka tidak paham kabar-kabar itu Berikut ini
adalah mereka yang terrnasrk golongan itu.
Patgihrt gobngan ialmiyah. Mereka adalah omqgonang yaqg meqg-

%l Sillaltt,lbmi*tltrfu', hkn 445,Jrz tr


Di g 6^1^6 LSoBakar Muhammad bin Ishaq bin Xhuzairnah as.sahi (W3ll ID, srmg
guru dari gunuurunya alHakim. Ia adalah seorang lmmNaisbrr pada masanya h pemah
bertenrpattinegaldibanyakwilalrab- Di antrufaadalah Ilzh SfatrlJazirah" dao Mqdr. Oleh c
Subukliadigelari l;waolAimtult-Iamulflsbmyakkibb,lebihdarif40kitab.LihdTrW
$rralr;hh" l3J.,ltz[L
506 Hltr,ttt ttabt scorltum Dt0rrrltrrrt

ingkari sifrt€ifrtAllah (rrrodrob dlo'frt0. Mereka mendengar kabar-kabar


Abu Hurairatr yang menrmrt mereka menyalatri mazhfi,padahal mazhab
mereka adalatt hmr. M€reln mencacirnaki Abu Hurairatr dan menuduh-
ryra dengan hal-hal1raqg telah dibersihkanAllah atasnya, dengan maksud
unhrk mengemukakan kenyataan-kenyataan yang tidak benar sebagai
bukti batrwa kabar*abarqra tidak bisa diiadikan sebagai hujah.
PeilSihut golotgan Kfuuaii. Mereka berpendapat batrwa umat Mu-
hammad saw. harus diperaqgi dan fidak ada keharusan tunduk kepada
L{nlihh dan tidak plla keeada pemimpin Jika mereka mendengar kabar-
kabarAbu Huzirah dari Nabi sm. )rang menyalatri maz-habnya-padatral
mazhab mereka adalah sesat-dan bila ddak menemukan cara untuk
menolak kabar*abarnyaberdasarkan stlafir dalil maka mereka mencari-
cari oelah untuk memfitnah Abu Hurairah-

Pengihtt golongan Aodolfu. Mereka menjauhi Islam dan umat lslam


serta meqgafirftan umat ldam yaag Umduk kepada takdir-takdir yang telatr
dipuhrskan dan dite@kan oleh Allah sebelum harnba-hanrba Allatr me
tat<utannya (percaya keeada adarya qfur dm qadha' lflah). Jika melihat
kabar-kabar Abu Hurairah yaog diriwayatkan dari Nabi saw. tentang
adanya qadar dan merekatidakmuqgkin lagi mempertahankan dalilyang
menopang (ta'ayyidt)% kebenaran pendapatnya--padahal pendapat
mereka kufur dan syirik-maka dalilryra mereka buat sendiri,zo yaitr bahwa
kabar-kabar Abu Hurairah tdak boleh dildilsn sebasai dalil.
Orang bodoh yans menepmbil dan mencari fildh bukan dari sumber-
nya Jika mendengar kabar-kabar Abu Hurairatr tentang suatu yang
menyalatri mazhab orang lain yang ia ikuti dan ia pihh (ihhtarahu)zz7
dengan sematarmatabertakli4 anpaberdasarkan dalil dan bukd, maka ia
mendislrredidsn (tdalbm)% Abu Hurairah dan sebaliknya mereka akan
mererima jik4 kabar*abar ifu sesuai deqgan maztrabqa
Sebagia! goloqgan{olongan di atas mengingkari kabar-kabar Abu

2ZtOalmtitalsp[6,lik*krr'friff-Redaksiymgkamikemukakandiataslebihtepat
% Oen'ftian redahd dihm fit$ $nber.
m OatnWUsumber dikelrkan 'a*nazhL Redaksi yang kami kemulukan di atas, ,'aihr
'frhtorohtf , amihat dai sgi rq lebih sestd-
% Oalnkitab sumba- fitmkan 'blbtd- Redaksi yang kami kemukakan di atas, yaihr
'tdeof lffitrryd-
Bab V: fokoh-Tokoh peravl Hdlts 507

Hurairah yang tidak mereka pahami maknanya. Saya menyebutkan


sebasian kabar-kabar ihr, dengan kehendak Allah Az,za wa J alla@

2. Abdullah Bin Umar ( 10 SH -n ryP


Abdullah bin umar masuk Islam sewaktrr masih kecil. Ia berhijrah ke
Madinah bersama ayahnya-menurut satu pendapat, ia berhijrah ke
Madinatr mendahului ayahnya- Saat itu ia berusia sebelas tatrun. Ia menawar-
l€n diri kepada Rasulullah saw. untuk ikut dalam perang Badar dan uhud,
namun beliau melarangnya karena masih terlalu kecil. Beliau mengizin-
kannya berperarlg pada Perang Khandaq ketika berusia lima belas t t *r.
selanjutnya Peraqg Yarrnuh penaklukan Mesir, wilayah utaraAfrika
Ibnu umar dikenal seb4gai orang yaqg sangat bersemangat unfuk
mengikuti dan meneladani Rasulullatr saw..8l Ia menghadiri majelis-
majelis Rasulullah saw. dan bertanya kepada satrabat lain }laqg hadir jika ia
sendiri tidak bisa hadir. Tentang hal ini, Ibnu alHanaflyatr berkaea, "Ibnu
Umar adatah pemimpin umat ini (Muhammad)."
Ibnu umar meriwayatkan hadits dari Rasultrllah saw., juga dari Abu
Bakar, Umar, Utsman, Abu Dzar, Mu' adz,Aisyah, dan lain-lain.
Banyak oraqg yang meriwayatkan hadis dari Ibnu Umar. Di antara
mereka adalah Jabir bin AMullah, Abdullah bin Abbas dan putraputnanya
(Salim, Abdullah Hamrah, dan Bilal), budak Ibnu Abbas (Nafi), budak
Urnar (Aslam), dan keponakannya (Hafesh bin Amir).
Di antara kibarutlabi'in yar,g meriwayatkan hadits dari Ibnu umar
ialah satd bin al-Musalyab, alQadamah bin waqash,roAbu Abdurratrman
an-Nahdi Masruq, Jubair bin Nufrir, dan Abdurratrman bin Abi I aila. pzq

m et-UtgA*'atash-Sttottitwih, alHakinu hhn 51A m.


iuz
m Lihat biografirrya dalam Trtatuqot lbtu fu'd, lirf- zv2-1L4, jvz l; Tatu*iratal-Huffuh, lfii
35, juz I; al-I*abah, hh. r07 juz N; al-Jamu bah Ri@tsh-shahitwin,hrm. ffi,luzr; at-Bari'd-
Fashrt, hh.9, b;ar-Ritdhyl4{tstatltafuh, hlm.5l; danAmatsh$hahabah ar-Rwwh tm Mali
Kdli uahidin mircl-:tuld, hlm. l.
231 56.1 sebaeian hadits yang diriwayatkan darinva pada buku ini. Ia mencintai Rasulullah
saw.. Jika ia mengingat beliau maka ia menangis dan jika melewati rurnah beliau maka ia mmutup
t
kedua matany,a. Liltil.Taddcirctul-Ht ffazh, htr'. 36 iuz
82uaautAhamah bin waqqash al-kitsi. Ia bukan Ibnu Abi waqqash az,?;thn ufut
To&khfrll-Ilffid, hhrr" 50, inz L
508 Hadlts Nebl Scbclun Dtbukukan

di antara orang yang meriwayatkan hadits dari Ibnu Umar sesudatr mereka
adalah Abdullah bin Dinar, Taid danKhalid, keduanya putra Aslam, Urwatr
bnazZubair Bisyri bin Sa'id, Atha, Mujatrid, Muhammad bin Sairin, dan
lain-lain.
Tentang pribadi Ibnu Umaf, Ibnu Mas'ud berkata, "Pemuda Quraisy
yang paling bisa mengekang dirinya dari (kesenangan) dunia adalah
Abdullah bin Umar." Diriwayatkan dari Salim binAbi al-Ja'ad, dariJabir, ia
berkata, 'Tidak ada seseorang dari kami yang menemui (kesenangan)
dunia kecuali dunia ihr menarik dirinya dan ia tertarik kepadany4 kecuali
Abdullahbin Umar."

Ibnu Umar adalah orang yang berani menegakkan kebenaran dari


celaan siapa pun. Ia mempunyai banyak peran dalam hal ini.
Diriwayatkan dari Salmah bin Abdurratrman, ia berkata, "IJmar hidup
pada masa ada orangorang lain yang sederajat dengannya, sedangkan Ibnu
Umar hidup pada masa tidak ada orang lain yang sederajat dengannya."
Ibnu Umar merupakan contoh yang amat baik dalam hal kesalehan,
talnra, dan ibadatr. Ketika ia membaca ayat (al-Hadid: 16), "Belumkatr
datang waktunya bagi orang-orang yang beriman untuk tunduk hati
mereka mengingat A11a1t....," ia menangis dengan sebenar-benarnya. Ia
tidak berpuasa ketika dalam perjalanan dan ia hampir tidak pernatr tidak
berpuasa ketika di rumah.
Ibnu Umar adalah orang yang sangat rendah hati, toleran, kasih
syilg, dan murah hati. Ia baryrak bersedekatr dengan makanan dan ber-
taqarrab kepada Allah dengan harta fiang ia sukai. Pada suatu malam, ia
menerima sepuluh ribu dirham (dari orang lain) maka ia tidak tidur sampai
ia selesai membagi-bagikannya kepada orang lain.
Pada suatu saat, ketika berada di suahr majelis, ia medapat dua puluh
ribu barang. I-alu, ia meninggalkan majelis sampai ia selesai membagi-
bagikannya kepada orang lain, bahkan memberikan tambahan. Bila
kehabisan, ia berutang untuk diberikan kepada orang{rang yang mem-
butuhkan. Ia makan bila ada anak yatim yang makan bersamanya. Ketika
meninggal, ia sudatr memerdekakan lebih seribu ofturg.
Sebagian sahabat mencalonkan Ibnu Umar sebagai khalihh setelatr
ayahnya, Umar ibnul-Khaththab meninggal. Namun, ayalmya menolak
pencalonan dirinya di antara enam orang satrabal Sejak itu Ibnu Umar
bersikap menjauhkan diri dari segala maqlm pemberontakan dan me
Bab Y: Tokoh-fokoh Perawi Hdtts 509

ngonsentrasikan diri kepada ilmu dan ibadah. Ia termasuk di antara


sahabat yang banyak meriwayatkan hadits karena ia masuk Islam lebih
dahulu. Usianya panjang dan sangat dekat dengan Rasulgllatr saw. karena
Hafshah, saudara kandungnya adalah istri Nabi saw. sehingga ia dengan
mudah bisa keluartmasuk untuk menemui beliau.
Dari Ibnu Umar diriwayatkan sebanyak 2.630 hadits. Imam al-Bukhari
dan Muslim mengeluarkan sebanyak 280 hadits, yang 168 hadits di
antaranya disepakati oleh kedua imam itu. Al-Bukhari sendiri mengeluar-
kan sebanyak 8l hadits dan Muslim 31hadits. Haditshadits Ibnu Umar
termuat dalarn enam kitab hadits (al-Kuttubus-Sittalr), kitabkitab musnad,
dan kitabkitab sunan yang lain.
Ibnu Umar meninggal di Mekah pada tahun 73H, tiga bulan setelah
terbunuhnya Abdullah bin Zubat. Menurut satu pendapat Ibnu Umar
meninggal pada tahun 74 H. Ibnu Umar meninggal dalam usia 84 tahun.

3. Anas Bin Malik (10 SH-93 HF33

Anas bin Malik bin an-Nadhar bin Dhamdham al-Anshari al-Ift aztaii an-
Najjari. Ibunya bernama Ummu Sulaim, puti dari Matrlan. Ummu Sulaim
memba*aAnas datang menghadap Rasulullah saw. padawakhr beliau baru
tiba di Madinah. Ummu Sulaim berkata 'Ya Rasulullah, ini adalah anak
muda yang akan mengabdi kepadamu.' Kemudian beliau menerimanya
Anas tumbuh dewasa di rumah kenabian. Mengenai hal ini, Anas
berkata, "Saya mengabdi kepada Rasulullah saw. selama puluhan tahun.
Tidak satu pun perintah beliau kepadaku yang saya segan melalnrkannya
atau saya melakukan sesuatu kemudian beliau mencelaku, dan jika ada
seseorang di antara keluarga beliau mencelaku maka beliau berkata,
Tinggalkan dia. Jika dia mampu,'atau beliau berkata Jika dia diharuskan
(meiakukan sesuafu) niscaya dia akan melakukannya.'" Dengan demi-
kian, Anas menyaksikan hal-hal yang terjadi pada Rasulullah saw. yang
ddak disaksikan oleh sahabat-sahabat lain.
Anas meriwayatkan hadits langsung dari Rasulullah saw., dari Abu

2s Referensi terpenting yang menjelaskan biografinya adalah Thafuaat lbnv fu'd, hht f0'
juzvll; Tdztiratul-Huffuztt,hlm.42,iuzl;Tattdzibut:Iahdzib.hkn.3T0juzI;al-Ban'abFailt:,r,hkL
9:b. Al-Iami\ baitw Riialistt-shahihain,lim.609,iuz tr; dan ar-Riydh al-MtstatlwMt, hlrn 82.
510 Hadlts Nabt sebetun Dlbukukan

Bakar, Umar, Utsman, Abdullah bin Masud, Abdullah bin Rawahah, dan
dari Fathimah az-7-ahra', Abdurrahman bin Aul dan sahabat-satrabat
Rasulullah saw. yang lain.
Narha-nama berikut ini adalah oftIngoftIng yang meriwayatkan hadits
dari Anas, yaitu al-Hasan, Sulaiman atrTaimi, Abu Qilabah, Abu Majaz,
Abdul Adzb:rr. Shuhaib, Ishaq bin Abi Talhatl. Abu Bakr bin Abdullah al-
Muzani, Qatadah, Tsabit al-Bannani, Muhammad bin Sairin, Anas bin
Sairin, Ibnu Syihab azZvhi, Rubai'ah bin Abdur-Ratrman, Yahya bin Sa'id
al-Anshari, Sa'id bin Jubar, dan banyak lagi yans lain.
Anas adalah orang yang banyak beribadah dan sedikit berbicara.
Tentang hal ini, Abu Hurairah berkata, "Saya tidak melihat seseorang yang
shalatnya lebih menyerupai Rasulullatr saw. dibandingkan putra Ummu
Sulaim, yakni Anas bin Malik."

fuias bin Malik diuhrs oleh Abu Bakar untuk tugas si'ayahru drBatyain,
kemudian ia menetap di Bashratr setelatr di Madinah, dan ia menjadi pusat
perhatian para ahli ilmu.
Dari Anas bin Malik diriwayatkan sebanyak 2.286 hadits. Al-Bulfiari
dan Muslim mengeluarkan sebanyak 318 hadits darinya, 168 hadits di
antaranya disepakati oleh kedua imam itu. Al-Bukhari sendiri mengeluar-
kan 80 hadits dan Muslim 70 hadits.
fuias bin Malik meninggal di Bashratr pada tahun 93 H. Ia adalah
satrabat teral<hir yang meninggal di Bashrah.
Diriwayatkan dari Qatadatr bahwa ketika Anas bin Malik meninggal,
Mauriq berkata, "Pada hari ini hilang separo ilmu." Ditanyakan kepada
Mauriq, Sagaimana bisa demikian?" Mauriq meniawab, "Adalatr jika sese
oftrng dari orangorang yang menuruti hawa nafsu berselisih dengan kami
tentang hadits, maka kami berkata,'Pergilah kepada orang yang men-
dengarhadits itu dari Nabi saw..'"

a4 Siblott. Orang yang mengelola zakat di sebut sa? Benhrk pluralnya adalah sr'al artinya ia
mengelola z:kat mengarnbilnya dari para waiib zakat dan menyerahkannya k€eada onmgorang
rrang berhal( rn€oertnan,,a I.illrlt Livrul''Atfr, materi r2r, htn. l0B, iuz XIIL
Bab V: Tokoh'Tokoh Perawl Hadits 511

4. Nsyah, Ummul-Muluinin (9 SH-58 HP


Aisyah adalah putui Abu Bakar asShiddiq, salah seorang Umtnahatul-
Mukmi,ni.n'ibu bagi orangorang yang beriman'. Ia diperisti oleh Rasulullah
saw. pada bulan Syawal setelah Badar. Ia tinggal bersama Rasulullah selama
delapan tatrun lima bulan. Dia adalatr isti yang paling beliau cintai di antara
isti-isti beliau yang lain. Dia adalatr wanita yang suci yang dibebaskan oleh
Al-Qur'an (Allah) dari tuduhan buruk oftmg{Iang yang membawa berita
bohong (lihat QS. 24:, 11, |ent).
Aisyah wanita cerdas, cerdik, dan tekun menuntut ilmu. Dia ber-
gembira diperistri oleh Rasulullatr saw. dan hidup bersama beliau. IGrena
ihr, ia mengetahui banyak hukum Islam. Jasanya besar dalam menukil
banyak hadits Rasulullah saw. tentang hal-hal yang berkaitan dengan
persoalan-persoalan wanita, karena dia adalatr isti yang banyak meriwayat-
kan hadits dari beliau dan termasuk sahabatyang paling banyak memiliki
ilmu. Ilmunya diakui oleh para sahabat dan tabi'in, ia juga menguasai ilmu
tentang kedokteran.

Urwah berkata "Saya tidak melihat seseorang yang lebih mengetahui


tentang ilmu kedokteran dibandingkan Aisyah." Ali bin Mashar berkata,
"Hisyam memberi tahu kepada kami dari bapaknya yakni Urwah, bahwa ia
berkata, 'Saya tidak melihat seorang manusia yang lebih mengetahui
tentang Al-Qur'an, kewajiban-kewajiban yang dikemukakan dalam Al-
Qur'an, tentang hal yang halal dan haram yang diielaskan dalam Al-Qu/an,
tentang syaif berita tentang bangsa Arab, dan tentang kehrrunan diban-
dhglonAisyatr.'"
Mak4 tidak aneh, kita melihatpara satrabat dan tabi'in berkerumun di se
kelilingAisyah untuk menimba ilmu darinya dan menjadikan Aisyah sebagai
rujukan tentang persoalan-persoalan mereka Tentang hal ini, Qabishatt
bin Dzuaib berkata "Aisyatr adalatr manusia yang paling berilmu. Pam
tokoh sahabat bertanya kepadanya (tentarrg berbagai persoalan mereka)."
Aisyah adalatr orang yang paling mulia dan terhormaL Ia dihormati

235 neftrensi terpenting fng Ibfl Sa'cd, hh" 39,


mmjelaskm bioetdtrya adalah: Tlufuqd
il;gYlIl;Tdzhiratul-Htfut.hhn 26,iuzl;al-Islwboh,hkn lS),biografiNo.70l,itrzVl[;TahM-
Tah&ib,lfiln.433, biografinomor?341,iuilil1;ol'furi'ol-Foslrih,tthtt9.b;al-IamLbirur-Mitlidr
Suhiluin,lim-609, juz II; danar-Riydhtl-Mt@nfuh, hh 82
519 Hadits Nabi Sebetun Dibukukan

oleh setiap orang yang bertemu dengannya, baik para sahabat maupun
para tabi'in. Aisyah meriwayatkan banyak hadits yang bagus dari Rasulullah
saw dan ia meriwayatkan hadits dari ayahnya, Abu Bakar, dari Umar,
Fathimah, Satd bin Abi Waqqash, Asid bin Hudhair Ju dzamahbin Wahab,
dan Harnzah binAmr.
Para sahabatyang meriwayatkan hadits dariAisyah adalatr: umar dan
putany4 yaituAbdullah, Abu Hurairatr, Abu Musa,Taidbin I(halid, Ibnu
Abbas, Rabi'ah bin Amr al-Jarsi, assaib bin Yazid, dan lain-lain.
IGlangan tabi'in yang meriwayatkan hadits dari Aisyah adalah: al-
Qasim dan Abdullatr, keduanya adalatr puta Muhammad bin Abi Bakar,
urwah ibntrzzubatr,Imrah binti Abdurratunan, dan hamba-hamba satraya
nya, yaifil Abu Bakar, Dzalrrilan, dan Abu Yunus, Sald bin al-Musayyab, Amr
bin Maimun. Alqarrnh bin Qais, Masruq, Abdullah bin Hakim, al-Aswad bin
Yazid, dan banyak lagi yang lain.
Aisyah meriwayatkan hadits sebanyak 2.2L0 hadits. Sebanyak 316
haditsnya terdapat dalam l<rtab Shahrft Bukhari dan Muslim, yang di-
sepakati bersama 194 hadits. Bukhari meriwayatkan 54 hadits dan Muslim
meriwayatkan 68 hadits. Haditshadits Aisyah termuat dalam enam kitab
hadits dan seluruh kitab sunan.
Aisyah meninggal pada tahun 58 H, malam Selasa, tanggal 10 bulan
Ramadhan. Demikian menurut pendapat kebanyakan ulama. Sebagian
ulama berpendapat batrwa ia meninggal pada tahun 57 H.

5. Abdullah Bia Abbas (3 SH-68 H)2%


Dia adalah Abul-Abbas Abdullah bin Abbas bin Abdil-Muththalib bin
Hasyim bin Abdi Manaf alQuraisyr al-Hasyimi, anak paman Rasulullah saw.
dan putra saudara isfri beliau, yaifir Maimunatr binti al-Harits alHilaliyah,
Ummul-Mukminin. Ibnu Abbas dilahirkan di Syaib ketika bangsa Quraisy
mengepung Bani Hasyim. Ketika Rasulullatr saw. wafaf ia berusia tiga
belas tatrun. Ia diasuh oleh Rasulullah saw. dan beliau berdoa untuknya, Ta
Allah, ajarkanlatr hikmah kepadanya"

& Referensi terpenting yang menjelaskan biografinya adalatr Srlurr A'lamin-IrW',hlnt-


n4,NzIII: Tdz*iratul-Huffuh,tim37,j,aYal-Ishabolr, trlnu 90, juz N; Toltffiut:Tddzib,h]lrc"
t76, fin Y; al-Jam t bain Riialish-Shahilwin, litr:. 239, jgz l; al-Bsi'ul-Fashlri, hlm $ b; dan cr-
Riydh*M*ilarhddt, hlnr. 52.
Bab Y: Tokoh-Tokoh Perawi Hadits 513

Ibnu Abbas adalah orang yang tekun menuntut ilmu. Ia akrab dengan
Rasulullah saw. dan hidup bersama dengan beliau. Ia mempunyai pe-
ngaruh yang jauh karena ia menerima banyak hadits yang bagus dari
beliau sehingga ia menjadi TurjumanulQu/an 'Penjelas Al-Qur'an'. Ia juga
digelar al-Habar 'tokoh' dan al-Baharlautan'karena banyaknya ilmu yang
aimilitinva.
Setelah Rasulullatr saw. wafat, ia giat dalam menuntut ilmu. Tidak segan
ia mendatangi para sahabat dan bertanya kepada mereka sehingga ia
bersedia memrnggu seorang sahabat yang sedang adur qailulah,kemtr-
dian ia tiduran berbantal jubah di depan pintu rumahny4 sementara angin
menghamburkan debu ke wajatrny4 sampai sahabat itu keluar menemui-
nya, lalu memberitatrukan maksudnya. Sahabat itu berkata kepadanya,
"Mengapa engkau tidak mengufus saja seseorang kepadaku, kemudian
saya datang kepadamu?" Ia menjawab, "Tidak. Saya yang harus datang
kepadamu."
Amr bin Dinar berkata, "Saya tidak melihat suatu majelis yang lebih
menghimpun segala kebaikan dibandingkan majelis Ibnu Abbas (yang
mempelajari) perihal halal dan haram, bahasa Arab, perihal pertalian
kefurunan, dan syair."

Umar, jika ia menghadapi dilema tentang suatu persoalan maka ia


memanggil Ibnu Abbas dan ia berkata kepada Ibnu Abbas, "Engkau yang
dapat menyelesaikan (menghukumi) persoalan itu dan persoalan-persoalan
lain semisalnya," dan ia berpegang kepada pendapat Ibnu Abbas. Ibnu
Abbas adalatr orang yang kuat ingatan dan cepat hafal.
Ibnu Abbas meriwayatkan hadits dari Nabi saw., dari bapaknya, dari
ibunya, yaitu Ummul-Fadhal, saudaranya, yaihl al-Fadhil, bibinya, yaitu
Maimunah, dan dari Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, Abdurrahman bin Auf,
Mu'adz bin Jabal, Abu Dzar al-Ghifari, Ubai bin IG'ab, dari Tamim ad-Dari,
fhalid bin al-Walid (putra bibinya), Usamah bnTdd,Abu Sa'id al-Khudri,
Abu Hurairah, Muawiyatr bin Abi Sufran, dan dari banyak sumber riwayat
yang lain.
Banyak orang yang meriwayatkan hadits dari Ibnu Abbas. Dari kalang-
an sahabat, di antara yang termasyhur meriwayatkan hadits darinya adalah
Abdullah bin Amr bin Tsa'labah bin al-Hakam al-I-aitsi, al-Miswar bin
Makhramah, Abu Thufail, dan satrabat-sahabat lain. Dari kalangan tabfin
adalah Sa'id bin al-Musayyab, Abdullah bin al-Harits bin Naufal, Abu
514 Hadits Nabi Sebelum Dibukukan

Salamah bin Abdur-Rahman, al-Qasim bin Muhammad, Ikrimah, Atha',


Thawus, IGrib, Sa'id bin Jubair, Mujahir, Amr bin Dinar, dan lain-lain.
Tentang Ibnu Abbas, Umar berkata, "Ibnu Abbas adalah umat Muham-
mad yang paling mengetahui tentang apa yang diturunkan kepada
Muhammad."
Ibnu Abbas meriwayatkan hadits sebanyak 1.660 hadits. Dari jurnlah
itu, Bukhari dan Muslim mengeluarkan sebanyak 234 hadits, yang TS
hadits di antaranya disepakati oleh kedua imam hadits itu. Bukhari sendiri
mengeluarkan 110 hadits dan Muslim 49 hadits. Haditshadits IbnuAbbas
termuat dalam enam kitab hadits dan kitabkitab sunan.
Ibnu Abbas diangkat oleh Ali r.a sebagai Gubernur Bashrah sebelum
Ali terbunuh sebagai syahid, ia kembali ke Mekatr untuk mengajar kepada
masyarakat luas dan matanya buta pada mas:Lmasa akhir hidupnya.
Ibnu Abbas meninggal di Thaif pada tatrun 68 H. Muhammad bin al-
Hanafiyah menshalatkannya dan berkata, "Pada hari ini, 'pengemudi'umat
ini telah meninggal dunia"

6. fabir Bin Abdullah al-Anshari (76 SH-78 H)237

Dia adalah Abu Abdullah Jabir bin Abdullah bin Amr bin Hiram al-
Anshari asSalmi, seorang ahli fikih dan mffi Madinah pada masanya Ia
ikut bersama di antara tujuh puluh sahabatAnshar dalam Bai'ahrl-Aqabah.
Orang tuanya meninggal pada Perang tlhud dan meninggalkan keluarga
serta utang. Kemudian, Rasulullah memberikan jalan keluar atas kesulitan-
nya, beliau menampung dengan kasih syang dan kemurahan hati beliau
serta mengasuhnya dengan penuh perhatian, sehingga ia bisa melunasi
utangnya. Ia mencintai Rasulullah saw. dan mengikuti seluruh pepeftrngan,
kecuali Perang Badar dan Uhud, karena ketika itu ia ditinggal oleh
bapaknya bersama-sama saudara-saudaranya.
Kesulitan hidup tidak menghalangi Jabir untuk menuntut dan men-
dapatkan ilmu. Ia memperoleh banyak hadits dari Rasulullah saw. dan
melakukan perjalanan untuk menunhrt ilmu setelah beliau wafat" ketika ia

237 Referensi terpenting yang menjelaskan biografinya ad alah: Asma'ush-$ahabah,hhn.


l; al-
Ishabah, hlm. 222, jruz l; Tahdzibut-Tahdzib, hlm. 39, inz ll;
Tadzkiratul-Huffuzlt, hlm. 40,ln
l; al-
Bari'ul-Fashih, hlm. 9: b: al-tam'u baiaa Riialish-Shahihain,hlm. TZ,juz I; dan ar-Riyadh al-
Mustathabah,hlm. l0
Bab Y: Tokoh-fokoh Perawi Hadits 515

mendengar hadits dart kibarush-shahabah. Dengan inilah, ia meriwayatkan


hadits dari Rasulullah saw, dari Abu Bakar, Umar, Ali, Abu Ubaidah,
Thalhah, Mu'adz bin Jabal, Ammar bin Yasir, Iftalid bin al-Walid, Abu
Hurairah, Abu Sa'id, Abdullah, Ibnu Anis, dan lain-lain.
Orang-orang yang meriwayatkan hadits dari Jabir adalah putra-putra-
nya, yaifu Abdur Rahman, Aqil dan Muhammad, Sa'id bin al-Musayyab,
Mahmud bin l-abid, Amr bin Dinar, Abu Ja'far al-Baqir, putra pamannya,
yaitu Muhammad bin Amr bin al-Hasan, Muhammad bin al-Munkadir,
Amir asy-Syabi, dan lain-lain. Jabir mempunyai halaqah (kelompok ilmiah)
di masjid Nabi saw. yang menjadi forum sebagai sumber ilmu.
Jabir meriwayatkan hadits sebanyak 1.540 hadits. Dari jumlah itu,
Bukhari dan Muslim meriwayatkan Zl2hadtts,yang 60 hadits di antaranya
disepakati oleh kedua imam hadits itu. Bukhari sendiri meriwayatkan 26
hadits sedangkan Muslim 126 hadits. Jabir mempunyai koleksi kecil
mengenai hadits tentang tata cara ibadah haji yang dikeluarkan oleh Imam
Muslim dalam lttab Shahih-nya.
Jabir hidup selama 94 tahun dan matanya buta pada masa akhir
hidupnya. Menurut pendapat yang paling mendekati kebenaran, ia mening-
gal pada tahun 78 H. Semoga Allah ridha kepadanya. Ialah sahabat yang
terakhir meninggal di Madinah sebelum Sahal bin Sa'id as-Sa'idi yang
meninggal pada tahun 88 H dalam usia di atas seratus tahun.2s

7. Abu Sa'id a[-Khudri (12 SH'74 HF3p

Dia adalah Sa'ad bin Malik bin Sinan bin l-lbaid bin Tsa'labah al-Ktrudri
al-Anshari al-Ktrazraji al-Madani. Orang hranya meninggal sebagai syahid
pada Perang uhud. Maka, ia hidup dalam keadaan sulit. Diriwayatkan
bahwa ia termasuk Ahlush-Shuffah. Pada saat Perang Uhud, ia masih
terlalu kecil. Kemudian, ia mengikuti sebagran besar peperangan bersama
Nabi saw. dan mengikuti Bai'atur-Ridhwan. Ia menghadiri halaqah-halaqah
Rasulullah saw.. Oleh karenanya, ia memperoleh banyak hadits yang bagus

2s Uhrt Taqibut-Ttrhdzir, hlm. 336, biografi No. 555, iuz II.


239 gytolnl-Truliya',h\m.369, iuz l; Tahdzibut-Tahdzib,hbn.379, jrtz lll; Tadzkiratul Huffazh,
hlm.4l,juzl; al-lshabahfiTamizish-Shaftatr', hlrn.85, ju zlll; al'lam'u baina Riialbh-Shahihain,hlm,
621, juzll; ar-Riyatlh al-Mustathabah,hlm-24; dan al-Bari'ul-Fashri' hlm. 9:b.
516 Hadits Nabi Sebelun Dibukukan

dari beliau sehingga ia termasuk sahabat yang meriwayatkan banyak


hadits.
Abu Sa'id meriwayatkan hadits dari Rasulullah saw., dari Abu Bakar,
Umar, Utsman, Ni, Zaid birr Tsabit dan sahabat-sahabat lain. Di antara
sahabat yang meriwayatkan hadits dari Abu Sa'id adalah: Ibnu Abbas
Abdullah bin Umar, Jabir, Mahmud bin labid, Abu Umamah bin Sahal, dan
Abu at-Thufail. Dan, di antara kibarut-tabi'in yang meriwayatkan hadits
darinya adalah: Sa'id bin al-Musayyab, Abu Utsman an-Nahdi, Thariq bin
Syihab, dan lain-lain. Dan, di antara yang meriwayatkan hadits darinya
sesudah mereka adalah Atha', Iyadh bin Abi Sarah, Mujahid, dan lain-lain.
Abu Sa'id meriwayatkan hadits sebanyak 1.170 hadits. Dari jurnlah itu,
Bukhari dan Muslim mengeluarkan 111 hadits, yang 43 hadits di antaranya
disepakati oleh kedua imam hadits itu. Bukhari mengeluarkan 16 hadits
dan Muslim 52 hadits. Haditshadits Abu Sa'id termuat daiam enam kitab
hadits dan seluruh penyusun kitabkitab musnad dan sunan meriwayatkan
hadits dariAbu Sa'id.
Abu Sa'id dikenat sebagai orang yang sangat berjiwa istiqamah dan
berhasrat besar unhrk menegakkan kebenaran. Maka, ia menyampaikan
kebenaran secara terang-terangan dan tidak takut celaan siapa pun dalam
menegakkan kalimat Allah.
Abu Sa'id meninggal di Madinah pada tahun 74 H dalam usia 86 tahun.

PASAL KEDUA
SEBAGIAN TOKOH PERAWI HADITS
DARI KALANGAN TABI'IN
A. Definisi Tabi'i
Al-Ktralid al-Baghdadi berkata, "Tabi'i yaitu orang yang bersahabat
dengan seorang sahabat Nabi saw.."2ao [JnLr!. disebut sebagai tabi'indak-
lah cukup hanya dengan bertemu dengan seorang sahabat Nabi saw.. lain
halnya sebutan sebagai sahabat maka cukuplah hanya dengan bertemu

240 tj61 Tadibur-Rawi, hlm. 416.


Bab Y: tokoh-Tokoh Perawi Hadits 517

dengan Nabi saw. disebabkan kemuliaan bertemu dengan Nabi saw.,


berkumpul dan melihat beliau, karena hal ini mempunyai pengaruh besar
dalam meluruskan hati dan membersihkan jiwa. Suatu hal yang tidak
diperoleh oleh orang yang bertemu dengan seorang sahabat dengan tanpa
menguntit dan lama belajar darinya.
Mayoritas ulama hadits berkata, "Tabi'i yaitu orang yang bertemu
dengan seorang sahabat atau lebih," sekalipun tidak bersahabat dengan-
nya. Karena inilah, Muslim dan Ibnu Hibban menyebut Sulaiman bin
Mahran al-Amasi termasuk dalam kelompok tabi'in.
Ibnu Hibban berkata, "Saya mengategorikan Sulaiman ke dalam
kelompok tablin karena ia bertemu (dengan seorang sahabat) dan hafal
hadits (darinya). Ia melihat Anas bin Malik, sekalipun tidak benar ia
mendengar hadits yang bersumber dari Anas, sebagaimana al-Hafizh
Abdut Ghani bin Sa'id menilai Yahya bin Abi IGtsir termasuk tabi'in karena
ia bertemu dengan Anas, menilai Musa bin Abi Aisya termasuk tabi'in
karena ia bertemu dengan Amr bin Huraits dan menilai Jarir bin AbiHaz,rn
termasuk tabi'in karena ia melihat Anas, dan ini adalah pengakuan dari
mereka bahwa tabi'i adalah orang yang melihat sahabat"
Ibnu Hibhan mensyaratkan, orang itu melihat sahabat sehingga ia
disebuttabi'i, pada ketika ia sudah tamyiz balig'/'dapat membedakan'. Jika
ia melihat sahabat ketika ia masih kecil yang belum memungkinkan ia
hafal hadits darinya maka melihatnya itu tidaklah menjadikan ia disebut
tabit, seperti I,halaf bin I{halihh. Khalaf, menurut Ibnu Hibban, termasuk
atbautiabi'lz, sekalipun ia melihatAmr bin Huraits, karena ia masih kecil,
belum tamyiz.
Al-Iraqi berkata "Pendapatyang dipilih oleh Ibnu Hibban mempunyai
alasan, sebagaimana ia mensyaratkan seseorang disebut satrabat jika ia
melihat Nabi saw. ketika sudah tamyiz.Ibnu Hibban berkata, "Nabi saw.
menunjuk kepada satrabat dan tabi in dengan sabdanya
.t | ' 4. . . t .o!
4. cj; a
o. i. o ..
.s1).J.;*: c?li GL e;* \
b
Kebahagiaan bagi orang yang melihathu ilan beriman hepadaku, dan
heb ahaglaon b ag1 or ong y ang melihat or ang Qain) y ang melihathu' . "

Dengan demikian, menurut Nabi saw., unfuk disebut sahabat cukuplah


dengan melihat beliau dan untuk disebut tabi'i cukuplah dengan melihat
518 Hadlts Nabi Sebetum Dibukukan

5afiafzlzlt
Jumlah tabi'in tidaklah terhitung karena setiap orang yang melihat
seorang sahabat adalah termasuk tabi'in. Rasulullah saw. wafat dengan
meninggalkan lebih dari seratus ribu sahabal Mereka melakukan perjalan-
an ke berbagai negara dan tersebardi seluruh kawasanwilayah kekuasaan
Islam dan mereka dilihat oleh beribu-ribu tabi'in.
Para ulama hadits mempunyai perhatian besar unfuk mengetahui
sahabat dan tabi'in karena melalui mereka dapat diketahui kabar-kabar
murcal danrnuttashil.
Tabi'in juga berperingkat-peringkat. Al-Hakim mengklasifikasikan
mereka menjadi sepuluh peringkal Yang terakhir dari mereka adalah
penduduk Bashrah yang bertemu dengan Anas bin Malik, penduduk
Kufah yang bertemu dengan Abdullah bin Abi Aufa, penduduk Madinatr
yang bertemu dengan asSaib bin Yazid, penduduk Mesir yang bertemu
dengan Abdullah bin al-Harits bin Jazd , dan penduduk Syam yang bertemu
dengan Abu Umamah al-Bahili.z2 Al-Hakim menyebut selain mereka di
sebagran negara-negarayang lain.re Para ulama mempunyai kajian yang
panjang lebar tentang tabi'in yang paling utama (afdhalut-tabiiinl.zu

7. Sa'id lbnul-Musayyab (15-94 HF4s

Dia adalah Abu Muhammad Sa'id ibnul-Musayyab bin Hazn bin Wahab
al-Quraisyi al-Makhzumi al-Madani. Seorang "penunjuk" dunia dan pe-
mimpin tabfin. Sa'id dilahirkan pada tahun 15 H, dua tahun setelah Umar
ibnul-Khaththab naik sebagai khalihh.
Sa'id mendengar hadits dari Umar ibnul-Khaththab, Utsman bin Affan,
lli,7:lid, bin Tsabit, Aisyatr, Sa'ad bin Abi Waqqash, Abu Hurairah, Ibnu

241 y5^1 pogul-Mughia,hlrn. 52-53, juz N dan'ldribur-Rawi,hhn. 416.


242 yA^1 yo';1otu 'ulumit-Hadits,hltu A; Fathut-Mqhis, hhn. 53, juz M dan Tdribur-Rawi,
hlrn.4l7.
213 rjtur1 yo'r;Sotu'Ulumil-Hdib, hlm. 43.
2aa Unat mtabkitab referensi tentang hal itu:Tadribur-Rawi,h1m.42l;a1-BaIbrl-l1abr6, hlrn.
219 dan Fathul-Mughits, hlrn. 55, juz IV.
245 Thabaqat lbnu Sa'od,hlrn. 8&106, juz Y; ablam'u baina Riialish-Shahihain,trlm.168, juz I;

Siyru A'lamin-Nubala', manuskrip, hlm. 192-199, bagian kedua, juzN;Tadzhiratul-Huffazh,hlm.


51-53, juz l;Tahdzibut-Tahdzib,ilm.8a, juz M dmSyadznratudz-DzahcD, hlrn. lO2,iuzl.
Bab Y: Tokoh-Tokoh Perawi Hadits 519

Abbas, Ibnu Umar, dan sebagian besar riwayat haditsnya dari Abu Hurairah'
Sa'id adalah orang yang banyak ilmunya. Tentang Sa',id, Ibnu Umar
berkata, "seandainya Rasulullah saw. melihat ini niscaya beliau ber-
gembira." Makhul, Qatadah, az-Zuhn, dan selain mereka berkata, "Kami
tidak melihat seseorang yang lebih berilmu dibandingkan Ibnul-Musayyab,"
dan Ibnu al-Madani berkata, "Kami tidak mengetahui seseorang dari
kalangan tabi'in yang lebih luas ilmunya dibanding Ibnul-Musayyab dan ia,
menurut pendapatku, adalah tabfin yang paling agung."
Ia adalah seseoftIllg di antara tabfin yang paling hafal putusan-puhrsan
Rasulullah saw. dan Khulafa ar-Rasyidin. Ia memberi fatwa, sedangkan
sahabat-satrabat Rasulullah saw. masih hidup dan ia mengungguli ahli fikih
lain pada masanya. Adalah Umar bin Abdul Aziz mengagungkan dan
menghormatinya.
sa'id termasyhur sebagai orang yang sangat tekun beribadah dan
berjiwa u)ara' 'saleh'dan dikenal sebagai orang yang berani dalam mene
guflt * kebenaran. Ia menolak unhrk membaiat sebagian penguasa dan ia
did"o atas sikapnya itu, dan ia tetap bertahan sebagai orang yang teguh
pendiriannya.2a6

OrangTermashyur yang Meriwayatkan Hadits dari Sa'id


Banyak jamaah dari kalang aa ki.b arut-tab i' in menwayat[at hadits dari
Sa'id. Di antara mereka yang paling masyhur adalah: Muhammad bin
Muslim azzuhi,Amr bin Dinar, Athd bin Abi Rabah, Muhammad bin al-
Baqu Qatadah bin Da'amah al-Bakir bin al-Asyaj, Yahya bin Sa'id al-
fuishari, dan lain-lain.
Para ulama bersepakat atas ketokohan dan ketinggian kedudukan
Said. Ia adalatr pakar di Madinah dalam bidang fikih danfatwa sehingga
mereka menyebutnya sebagai Faqih al-Fuqaha'.
Para atrli hadits bersepakat bahwa Sa'id adalah tsi.qah 'dapat dipercaya',
u)ara"saleh', dan kuat daya ingatannya, orang yang bersemangat unfuk
mengetahui AsSunnah serta tekun menuntut ilmu dan beribadah, sehing-
ga ia tidak mau meninggalkan masjid dari waktu gelap sampai waktu gelap

246 661 Mihnah-nya (pemeriksaan pengadilan, penderitaan) ini dalam Siyaru A'lamin'
Nubala',htm.195, bagian kedua, juz IV.
590 Hadits Nabi Sebetum Dibukukan

lagi. Ia menahan diri dari menerima harta-harta kaum muslimin. Maka ia


tidak mau mengambil pemberian. Ia memiliki empat ribu dinar yang ia
pergunakan untuk berdagang minyak (zait) dania hidup dari keuntungan
dagangannyaifu.
Sa'id meninggal pada tahun 93 H. Menurut satu pendapat, pada tahun
94 H. SemogaAllah ridha kepadanya.

2. Urwah lbnuz-Zuboir (22-94 Hfe


Dia adalatr Abu Abdullah Urwatr ibnuzZlbatr ibnul-Awam al-Asadi al-
Madani, seoftmg tabil yang terhormat, juga seorang yangfaqih dan hafizlt.
Urwah dilahirkan pada masa-masa terakhir pemerintahan Umar, yaitu
tahun 22 atau 23 H, dan menurut pendapat lain ia lahir pada masa pe.
merintahan Utsman binAffan, tatrun 29H.248
Dia menerima hadits dari ayahnya ibuny4 dan bibinya, yaitu Aisyah,
dan meriwayatkan hadits dariAli, Muhammad bin Maslamah,Abu Hurairah,
Zatdb:un Tsabit, Usamah b:r;.ZaLd, Abdullah bin al-fuqam, Abu Ayyub,
Nu'man bin Basyir, Muawiyah, Abdullah bin Umar, Abdullah binAbbas, al-
Miswar bin Makhramah, 7-ainab binti Abu Salmah, dan Basyir bin Abi
Ayyub al-Anshari.
Urwah adalah orang yang tekun menunhrt ilmu, ia sering sekali datang
kepada bibinya, Aisyah, Ummul-Mukminin. Ia sangat teliti dalam me-
nerima hadits, kuat daya ingatannya dan dapat dipercaya. Hal ini diakui
oleh tokoh-tokoh lain pada masanya sehingga ia menjadi salah seorang dari
tujuh ahli fikih di Madinah. Ia termasuk di antara orang-orang yang
dihrnjuk oleh Umar bin AbdulAziz-Gubernur Madinah ketika itu-sebagai
anggota Dewan Permusyawaratan Madinatr.
Tentang Urwah, Imam az-Zthiberkata, "Saya melihat Urwah sebagai
laut yang tidak menjadi keruh oleh emberember (yang dihrunkan untuk
mengambil air darinya)." Ibnu Uyainah berkata, "Orang yang paling
banyak memperoleh hadits Aisyah adalah tiga: al-Qasim, Urwah, dan

247 77ro6sqa1 lbnu Sa'ad, hlrn. 135, juzY; al-lam'u baina Riialish-Shahihain,hlm.3%, juz II;
Siyaru A'lamin-Nubala', manuskrip, hlrn.24t250, bagian kedua, juz,N;Tad*iratul-HuIfail,h1m.
5&59, juz l; Tahdzibut-Tahdzib,hki.180, juz MI; dan Syadzaratudz-Dzahab,hlm. 103, juz I.
248 Si:pru A'lamin-Nubala',dikatakan bahwa Urwah lahir pada tahun 23 H.
bb Y: fokotr-fokdt Pcravl lldtts 591

Umrah." Putra Urwatr, yaihr Hiqanr" berl<at4 "Demi Allah, kami ddak rnerr
dajari darinrra (urwah) satu bagian dari dua ribu bagian dari haditsnya-"
Muhammad bin Sa'ad berkata "Urwatr adalah seorang yang tsi4ah,
banyak haditsnya, atili fildh, dapat dipercalna,'berilmu, dan Eabat."
Urwah adalatr penghafal hadits, ia juga menguasai ilmu tentang
sejaratr, hafrl Al-Qut'an, dan ahli ibadatr, ia berpuasa seumur hidupnya. Ia
meninggal dalam keadaan berpuasa
Urwatr dikenal sebagai orang n1g suka mengajarkan ilmu. Banyak
oftmg berkerumun unhrk mempelajari haditsnya dan ia bersama anak-
anaknya mempelajari hadits.
Orang rraqg paling termaq/hur meriwal"atkan hadits dari Urwah adalah
anak-analarya, yai0r Utsman, Abdullah, az,Zvhi,Sulaiman bin Yasar, Abu az-
Zrlurrad,,Ibnu Abi Malikatr, Ibnu alMunkadir, dan masih banyah lagi )rang lain.
Urwah adalatr orang )4mg berilmu" seorang pemimpin (lan ahli ibadah.
Menurut strafir pendapat iameninggal pada usiaenam puluh tatrun, yaitu
tahun (M H.

3. Muhmnnad bin Muslim bin Syihab u-Zuhri (50-724 HFg


a. Nama, IGlahiran, dm Perfumbuhan u,Ttthri
Dia adalah Abu Bakar Muhammad bin Muslim bin Ubaidillah bin
Syihab bin Abdullatr bin al-Harits bin Zuhrah bin Kilab bin Murrah al-
Quraisyt az,7;finatMadani.
Az-Zuhri dilahirlsn pada tatun 50 H, menurut pendapatyang paling kuat,
pada masa pemerintahan Muawiyah bin Abi Sufyan. Diriwayatkan bahwa az,
Zfindataqg kepada Marwan bin a[lakam pada masa Marwan menjabat
sebagai ldulihh, pada tatrun e[ H, dan ketika itr, azZuhri adalah affik muda
belia Bapah az-Ztflrlihrdup dalam keadaan tidak bebas, karena ia bergabung
kepada Abdullah bn az-7^bair dalam pemberontakan lbnuz-Zubair atas

Z9 Referensi-referensi terpenting yang dapat dipercaya tentang biografi az-Zahri adalah:


Thabqat lbttu fu'ad, hlm. 135, bagian kedua juz II, dan halaman-halaman sesudahny4 lami't
tuynil:Ilaiun Fodlrlih,hhtuT3durT6,iuzl;Tarttst**UA,Ibnu Hibban, juzlll,manuslrrip;ct-
Iami'u li Atfuqir-Raui ua AMis&mi', hlm. 154: a 155: b, l7: a 181: a dan halamanhalanan
kiwryu Hilyatul-Attliy', hkrr 369 dan hahmanhalaman berikutrya juz III: al-Iarhu utd-Ta'dil,hhrt
71-74 bagian pertama juz N;Tarihh Dimasyq, manuskrip, nasleh Darallfuttb al-Mishriyoh,hlnt
4S1619, juz XI[; Taiilwl-Itum, hkn 136, iuz V; &nTbltdzibrt-Tddzib, hlnr 448, juz IK
599 Hadits Nabi Sebctun Dtbukukn

Abdul Malik bin Marwan. Kemudian, az-Zrhidatang kepadaAbdul Malik


setelatr ayatrnya meninggal. Menurut riwayat hal ini terjadi pada tahun 82 H.

b. Aktivitas az-7.uhi dalam Menunhrt Ilmu


Az-Zuhri hafal Al-Qur'an dalam waktu delapan puluh hari dan ia
mencari hadits.hadits padawakhr-waktu terakhir masa sahabal Ketika itu
ia berusia lebih dari dua puluh tahun. Ia mend<ingar dan meriwayatkan
hadits dari para satrabat Di antara mereka adalah fuias bin Malik, Abdullah
bin Umaf Jabir bin Abdullah, Sahal bin Sa'ad, Abu ath-Thufail, al-Miswar
bin Makhramah, dan lain-lain.
Ia juga meriwayatkan hadits dari hibarut-tabi'i.n. Di antara mereka
adalatr Abu Idris al-Iftaulani, Abdullah bin Harits bin Naufal; al-Hasan dan
Abdullah, keduanya putra Muhammad bin al-Hanafiyah; Harmalah, budak
Usamalr bn 7-aid; Abdullah, Ubaidillah, dan Salim, ketiganya putra Ibnu
Umac Abdul Az:,zbu;, Marwan, Kharijah b:ui,Taid bin Tsabit, Satd bin al-
Musayab, Sulaiman bin Yasar, Abdullah bin Abi Bakar bin Hazarn,Ubaidillah
bin Abdullah bin Utbah, Urwah bn azZubair, al-Araj bin Abdur-Rahman
bin Hurmuz, Atha bin Abi Rabah, alQasim bin Muhammad bin Abi Bakar,
al-Muharrar bin Abu Hurairah; Muhammad dan Nafi', keduanya putra
Jubair bin Muth'im; dan Umrah binti Abdur Rahman. Ia meriwayatkan pula
dari selain mereka.
AzZthnmendengarbanyak hadits dari tokoh tabi'in, yakni Satd ibnul-
Musayab. Tentang hal ini , azZuhiberl<atry "Iltutku menyentuh lutut Satd
al-Musayab selama delapan tatlun,'dan ia berkata, "Saya mengikuti Sa'id
ibnul-Musayab untuk mencari satu hadits selama tiga hari." Ia selalu
menyertai Ubaidillah binAbdullah bin Utbah dan mengabdi kepadanya. Ia
mencari aA untuk l-lbaidillah, dengan harapan ia bisa mendengar hadits
darinya dan iatidak memisahkan diri darinya
AzZtthn berkata, sehingga pembanhr Utaidillah keluar dan berkata,
"Siapa yang berada di depan pinfir?" IGmudian seorang anak gadis berkata,
"Al-Ayamasy, anak mudamu!Anak gadis ihr meuduga bahwa aku adalah
anak pembantu Ubaidillah, sekalipun aku mengabdi kepada Ubaidillah,
sampai aku mencarikan airwudhu unhrknya."
Sebagaiman a az-Zthnselalu menyertai Ibnul-Musayab dan Llbaidillah,
ia selalu menyertai Urwah ibrutzZubak, dan tentang Urwah, ia berkata
"Adapun Urwah maka ia adalatr lautyang tidak pernah keruh oleh ember-
iab Y: fokoh-Tokoh Perawi Hadits 593

ember (yang dimaksudkan untuk mengarnbil air)."


Azz)hnadalah orang yang bersikap pemberani dalam menunfut ilmu,
ia bertanya tentang apa saja yang ia kehendaki. Adalah Abdul Malik
memerintahkan untuk menunfut ilmu-pada saat ia pertama kali dalang
kepadaAbdul Malik-kemudian Abdul Malik berkata kepadanya, 'Tunhrt-
lah ilmu dan janganlah engkau disibukkan oleh hal lain. Saya melihat
engkau mempunyai mata yang tajam, daya tangkap dan hati yang cerdas,
dan datangilah sahabat-sahabat Anshar di kediaman mereka."
Shalih bin IGisan berkata "Aku dan azZuhiberkumpul bersarna-sama
untuk menunfut ilmu, kemudian kami menukil Sunnah-sunnah Rasulullah
saw., kami menulis apayang bersumber dari Rasulullah saw.. Kemudtanaz-
Zuhri berkata, 'Kami menulis apa yang bersumber dari para sahabat,
karena ia adalah Sunnah.'Aku berkata, Yang bersumber dari para satrabat
itu bukanlah Sunnah maka kami tidak menulisnya.'" Shalih berkata,
"Kemudian az-Zthi menulisnya dan aku tidak menulisnya. Maka, ia
berhasil dan aku merasa kehilangan banyak hal."

Diriwayatkan dariazZtthri bahwa ia mertulis hadits dan menghafalnya-


Jika ia sudah hafal maka ia menghapusnya
Azztrhn termasuk penunfut ilmu yang paling giat mencari hadits. Ia
sering mendatangi halaqah4talaqahpara ulama dan ia tidak meninggalkan
seseofturg yang ia ketahui mempunyai suatu ilmu, kecuali ia mendatangi-
i'Aku
nya. Tentang hal ini Ibrahim bin Sa'ad bin Ibrahim berkata, bertanya
kepada ayahku, 'Dengan cara bagaimana Ibnu Syihab bersungguh-sung-
guh mencari hadits?'Bapakku menjawab, Ta mendatangi sumber-sumber
ilmu pada majelismajelis ilmu. Ia tidak bertemu dengan seseorang yang
berusia antara 30 sampai 50 tahun (khal, middle ageA, kecuali ia bertanya
kepadany4 kemudian ia datang dan ia tidak bertemu seorang pemuda di
majelis ihr, kecuali ia bertanya kepadany4 kemudian ia datang dari rumah
ke rumatr satrabatfuishar. Maka, tidaHah di sana ia bertemu dengan orang
muda kecuali ia bertanl'a kepadanya, dan tidaklah ia bertemu seorang
lelaki yang berusia antara 30 sampai 50 tahun, wanita tua dan wanita yang
berusia antara 30 sampai 50 tahun, kecuali ia bertanya kepada masing-
masing dari mereka, sehingga ia menghindari wanita-wanita.' "2m

zfi ranaznut-ranazit, hkn. 449,juz Dt


591 ,l,d/ttt l{roi icoatum Dtbutatum

I$tz,Txradbe*at4'IGmi menulis perihal halal dan haranu sedang-


llana?,Zrhnmenulis semua hal raqg ia deqgar. Malq ketika ia dibuhrh
kan, alnr meqgetatrui batrwa ia adalatl orang )zrlg paling berilmu.%r

c. Il&lan u,A.shti
Az,Z.dhn sangat dikenal sebagai omqg yaqg kuat dafra ingatannfra dan
cepat hafil. Ia berkata, "fidaklah sama seloli akir menyimpan sesuatrr di
hafiku, kemudian alrr lup4" dan ia berkata, "Alil tidak mengulaqg suatrl
hadits, kecudi (cukup) sekali IGmudian, ahr bertanya kepada temanku.
Terof"ata, hadits ihr sepertiyaqg aku hafrl."
Hisyam bin Abdul Malik meminta kepada az,Znhi agar az-Zahrt
mendiktekan suahr hadits kepada sebagian putra Hisyam. Kemudian,
Iliryam memaqggil seoraqg penulis dan az,Ttthimendiktekanempat ratrs
hadits kepadanya. Ialu, az,Zrfiiiberpamitan kepada Hisyanu kemudian
Hisyam berkata "Ke mana engkau, hai pemilik hadits?" 1(gmudian, az-
Z.firr meriwayatkan empat rafirs hadits itu kepada mereka. Sebulan
kemudian, atau sekitar ifiraz,7-nhnbertemu dengan Hiqranu lalu Hiqram
(deqgan berpura+ura) berkata dengan az,7;hnbahwa firlisan hadits itl
telah hilang. Az-Zl.fin berl€t4 "fidal( apaapa." IGmudian, Hiqiram me
manggil seorang penulis, lalu az-hthrt mendiktekan hadits.hadits ihr
kepadanya Berikutnya Hiqram membandiqgkan deqgan tulisan hadits
1naqg pertama Maka, Hiqrarn mengetatlui bahwa azZrhritidak meniqggal
kan safuhuruf pun.E
Imam Malik bin Anas berlcta, "A?,Ztiltimeriwayatkan serahrs hadits,
kemudian ia menengok (ke aratrku) dan bertanya tserapa yang engkau
hafrl, hai Malik?'Aku menjawab, Empat puhlh hadits.' " Malik berlrat4
T(emudian ia meletakkan tanganryra di atas keniqgny4 lalu laffiat4'Inna
lillaft 'sesungguhnya kami milik Allatl', bagaimana hafalanmu menurun!''
Az-7;thn, secara individual, banyak mernpelajari hadits. Allaits bin
Sa'ad berkata, "Pada srahr malam, az-T.uhimempelajari hadits sendirian
dan ia fidak berhentihenti melakukannya sampai pagl"
IGdang-kadans a?,Zu/nn mencari ilmu dari Urwatr dan orangoraug

%L Al-1ami't li Ahhlaqb-Raui u A&/lis&;d', trlru 155:b.


NAbMfiaddittt-F4si4 naskah Danaskus, hLn I aiuzW.
Bab V: Tokoh-Tokoh Perawi Hadits 595

lain. Ia mendatangi anak gadis Urwah yang sedang tidur, kemudian ia


membangunkannya dan berkata kepadanya, "Si Fulan meriwayatkan
kepadaku hadits demikian dan si Fulan meriwayatkan kepadaku hadits
demikian." Gadis ifu menyatrut "Apa artinya hadits bagi aku?" Azzhn
menjawab, "Aku tahu bahwa engkau tidak mendapatkan manfaat dari
hadits itu (karena engkau sudah terlebih datrulu mengetahuinya). Akan
tetapi, aku baru mendengar hadits itu. Maka, aku hendak mengingat-
ingatnya."

d. Ilmu az-Zuhri dan Pengaruhnya


Azzlrhndikenal sebagai orang yang banyak ilmunya dan kemasyhur-
annya sampai ke seluruh kawasan. Ia menjadi pusat perhatian penduduk
Syarn dan Hijaz. Imam Malik berkata, "Ji[<a azZuhi datang ke Madinah,
aku menemukan guru-guru para penunhrt ilrnu yang berusia fujuh puluh
dan delapan puluh tahun, tidak men$apatkan perhatian, sedangkan az-
Zrhnmendapatkan perhatian lebih dari mereka, padahal ia berusia lebih
muda dibandingkan mereka. Kemudian, mereka mengerumuni azZuhi."
Dan, Irnam Malik berkata "Ibnu Syihab az.Zthitetap sebagai orangyang
tidak ada bandingannyaas
Umar bin Abdul Azlz berkata kepada banyak orang yang duduk
bersamanya, "Apakah engkau pernah datang kepada Ibnu Syihab az-
Zuhn?" Mereka berkata, "Sungguh, kami akan melakukannya (datang
kepadanya)." Umar bin Abdul Aziz berkata "Datanglah kepadanya karena
tidak ada lagi seseorang yang lebih mengetahui Sunnah Rasulullah di
bandingkan dia." Perawi riwayat ini berkata, "Al-Hasan dan orangorang
yang seangkatan dengannya masih hidup."
Mathul berkata, "Aku tidak melihat seseorang yang lebih mengetahui
Sunnalr Rasuh illah dibandingkan azZvhi."
Amr bin Dinar berkat4 "Aku duduk bersama dengan Jabif, Ibnu Umar,
Ibnu Abbas, danlbnuzZlbair, kemudian aku tidak melihat seseorang yang
lebih menguasai hadits dibandingk an azZuhi."
Dalam sahr riwayat Amr bin Dinar berkata "Aku tidak melihat sese
orang yang lebih bisa menguraikan dan lebih mengerti tentang hadits

Zfi Toqdi*otnl-Ma'ifuh li Kitabil-Iarhi uat-Ta'dil,hlm. 20.


596 Hdtts Nabt Scbctun Dtbutuka

dibandiuglonaz,Ztrhi"
Ayyub asSakhtiyani berkatU "ALu tidak melihat seseorangyang lebih
berilmu dibandingkan azZlhli."
Azzrhnadalatr orangyang cakap dalam berbagai ilmu Islam. Mengenai
hal ini, al-laits bin Sa'ad meriwayatkan kepada kami, ia berkata, 'Aku sama
sekali tidak melihat seseorang yang berilmu yang lebih komprehensif
dibandingkan Ibnu Syihab az-Zrfirt.Ia menceritakan tentang sesuatu yang
menarik, kemudian ia berkata-kata Tidak baik kecuali ini.'Jika ia bicara
tentang bangsa Arab dan pertalian keturunan maka aku berkata Tidak
baik kecuali ini.'Jika ia berbicara tentangAlQur'an dan As-Sunnatr maka
pembicaraannya itu adalatr pembicaraan yang komprehensif."

Selain ahli ilmu AsSunnah, az-Zuhijuga salah seorang tokoh syair,


nasab, dan sejaratr. Menurut safu pendapat ia adalah oftmg pertama yang
menulis tentang sejarah. Sebagian ulama berpendapat bahwa sejarah
(riwayat hidup) pertama yang ditulis dalam Islam adatah sejarah azZuhi.'e
IGrena ketinggian kedudukan azZuhi maka Yaad bin Abdul Malik
menunjuknya sebagai qadhi\al<im', kemudian Khalihh Hisyam bin Abdul
Malik sebagai guru anak-anakny4 sehingga ia tidak mening-
galkan mereka sampai meninggal dunia. I(arena itr,Ibnu Hubaib menye
but ia termasuk di antara para pengajar ahli fikih yang terhormaL"2s
f'a.Ztrhn adalah oftrng yang berpegang teguh dengan AsSunnah.ztr
Imam aLAtza'i meriwayatkan bahwa az-Zahrt berkata, "Allah adalah
sumber keterangan, Rasulullah berkeharusan meny:rmpaikan dan kita
harus menerinumya Perintatrkanlah hadits Rasulullah saw. sebagaimana
adanya dengan tidak memperbanyakasT
Di antara jasa-j asa az.Zuhiterhadap AsSunnatr adalah sebagai berikuf
1. Azzhn adalah omng pertama yang memenuhi permintaan Khdihh
Umar bin Abdul Azrz. Kemudian, ia membukukan Sunnah-sunnah
Rasulullah dalam buku-buku catatan unhrk lftalifah itu. Berikutnya,
khalifah membagikan satu buku catatan untuk setiap daerah yang

2il Uhat ar-Risalatul-Mnstathra/ah, hlnr. 79S0.


2ffi bbrtt ol-Muhbir, hhr.. 4? 4.
256 lihat TariHu Dimaqq,hkn. 578, juz )OOil.
257 Tori*tyl-ktoz, hlm. l#.,
ilzY dm Hi@tlAuliy', hln; 369, iuz Itr
8ab V: Tokoh-Tokoh Peravi Hadits 527

dipimpin oleh seorang sultan. Para ulama sependapat batrwa ia adalah


orang pertama yang membukukan AsSunnah. Tblah aku jelaskan
batrwa ia adalatr orang pertamayang membukukanAesunnah seciua
resmi berdasarkan perintah khalifah. Tentang hal ini aku telah me
ngemukakan seqra detail pada subkajian tentang Pengabdian Umar
bin Abdul,4ziz terhada| As$unnah.

Azzhndengan seoraog diri melalcukan pembukuan Sunnahsunnah


Rasulullah, niscaya Sunnalr-sunnatr itu tidak hilang. Al-I-aits bin Sa'ad
berkata, "Sa'id bin Abdur-Rahman berkata kepadaku, 'Hai Abu al-
Harits, kalau saja tidak ada Ibnu Syihab az-Znhi, niscaya banyak
Sunnatr yang hilang.'" Imam Muslim berkata, "Az-Ztthri memiliki
sekitar sembilan puluh hadits yang ia riwayatkan dari Nabi saw.. Tidak
ada seseorang yang bersekutu dengannya dalam hadits-hadits itu
melalui sanad-sanad yang baik (iayy;6.2* Dan, al-Hafizh adz-Dz.ahabi
berkata Tbnu Syihab, seomng diri, meriwayatkan banyak Sunnah dan
melalui banyak orang (perawi hadits) yang selain dia tidak meriwayat-
l<an dari merek4 mereka disebutkan oleh Muslim dan jurnlah mereka
lebih dari empatpuluh orang.6
Az-Z;.thr. berupaya maksimal untuk menyebutkan isnad dan men-
dorong para ulama serta para penunfut ilmu unfuk mempertanggung-
jawabkan isnad. Azzthn mendengar Ishaq bin Abdullah di Madinah
meriwayatkan hadits, kemudian Ishaq berkata, "Rasulullah saw. ber-
sabda..." Kemudian azZ;thiberkata kepada Ishaq, "Apa yang engkau
lakukan-semoga Allah mengutukmu-hai Ibnu Abi Farwah. Apa
gerangan yang membuatmu berlaku berani atas Allah? Isnadkan
(elaskan proses periwayatan) haditsmu. Engkau meriwayatkan kepada
kami haditshadits yang tidak mempunyai pengikat dan kendali.@
Al-Walid bin Muslim berkah" "Azztrhi keluar dari sebuatr taman
hijau milik Abdul Malik bin Marwan, kemudian ia duduk di sebelatr

zfi St*t ih at-Imam Mustim, hlrn. 127& juz ltr.


2* fari*trtt-tstarz, hlm. 151, juz V.
2@ nbotut *liya',h1m.365, juz lII. Khathm, sebaeai benhrk phral dari khittwn, adalah tali
yang diikatkan pada onta- lisanul:Arab,surteri lfit-tha,lim.77,fin
Sedangkan,'aznah,*bagar
15.
bentukplunldari zbtum,arinyasamadenganliakm.Uhatlisnul-Arab,mateiZ-ntt,lim.lil,juz
XV. Aku berpendapatyang dimaksud oleh az-Zuhri dengan keduakataihr adalah isnad-isnad hadits.
l

598 Had,tts Nabi Sebctm Dibnkukan

tiang tanaman itu, lalu ia berkata, 'Hai manusia, kami mencegah


kepadamu sesuatu yang telatr aku berikan kepada mereka. Maka
kemarilatr, sehingga alm meriwayatkan hadits kepadamu.' ltz-Zuhrt
berkat4 'Aku mendengar mereka berkata ?asulullah saw. bersabda
demikian.' Kemudian, penduduk Sfiam berkata Mengapa alru melihat
haditshaditsmu tidak mempunyai pengikat dan pengendali.' " Al-Wdid
berkata "Kemudian sahabat-sahabat kami berpegang kepada isnad-
isnad sejak hari itr."ail
Imam Malik bedeh' "Orang pertama yang mengisnadkan hadits
adalah Ibnu Syihab azZvhi."N Pernyataan Malik ini dapat diartikan
bahwa Ibnu Syihab itu termasuk orang yang pertamapertama mem-
pertanggungiawabkan isnad. Hal ini telah aku jelaskan ketika aku
membicarakan Ufaya-UfiaW Sahabat dan Thbiin untuh Munbuantas
Pemokuan Hadits.

Az-Zuhri menumbuhkan sikap berani kepada para penunhrt ilmu untuk


mempelajari hadits dan mengeluarkan dana unhrk sebagian mereka
Salah seorang di antara mereka berkata kepada azZrrtrri, "Aku tidak
mempunyai biaya untuk menunfut ilmu." Kemudian azZuhi berkata
kepadanya, "Ikudlah aku dan akan aku cukupi biayamu."
Az-Zuhi menghormati para peminat hadits, memberi makan
mereka dengan daging cincang bercampur dengan roti, dan memberi
minuman mereka dengan madu. Jika ada seseorang di antara para
peminat hadits menolak unfuk makan makanannya maka ia bersumpatr
tidak akan meriwayatkan hadits kepadanya selama septrluh hari. Malik
bin Anas berkata, "Ibnu Syihab mengumpulkan oftIng{nmg Baduwi,
kemudian ia mempelajari haditsnya bersamasama mereka Jika pada
musim dingln maka ia membagikan kantong (al+nahtaD2Bkepada

261 7or;21rr1-1gon, hkn. l4S, iuz V.


W Toqdirr*tul-Ma?ifu li Kitafil-Jorh utat-Ta'dil,hlm. 20
263 Oah- titab $mber dikatalen aLfuil. l$varrekami kemukakan di atas, yakni al-ruhtal,
lebih tepaL Mcltaldatmahnaharfi\fazdilyaisberarti'lcantond. Menurutsatu Wfiapplt truhtal
artinya tempat (wafuh) yang serupa dengan ubilyang memuat lima belas sfia'(takaran untuk
gandum dan seba$inya) .Uhat Lisaul-'Arab, matrri }{+ hlm. L0?,'ltzW. hbil dan zinDrT artiryra
jirab l<arfiong, karung, tas, dan semisalnya Menurut satu pendapat berarli ui'a tempat unhrk
membawa sesu atu. Llsond-tArd, matsi z4l, hlm. 320, juz Xm.
Bab Y: fokoh-Tokoh Perawl Hadtts 599

mereka dan mengisinya dengan susu kental, dan jika pada musim
panas maka ia membagikan kantongzilkepada mereka dan mengisinya
dengan mentega yang sudatr dimasak."265
Az-Zrhn adalah orang yang baik hati dan berjiwa lemah lembul
Keterangan tentang kemuratran hatinya sangat banyak dan langka
bandingannya, sehingga ia menyerahkan apa yang ia miliki. Al-Iaits bin
Satd berkata, "Ibnu Syihab azZvhi termasuk di antara orang yang
paling muratr hati yang pernatr azZuhn tidak takut miskin dan kikir
dengan sedikit sesuahr yang ia miliki. Seorang peminta-minta datang
kepadanya-sedangkan apa yang dimiliki telah habis dibagi-bagikan
kepada onmg lain-maka ia berkata kepadany4 'Bergembiralah maka
Allah akan memberi rezels,kepadamu.' "

e. Jumlatr Hadits az-Znhri, dan lGdudukan Riwayatnya


Ali bin al-Madani berkata, "Azztrbi memiliki (meriwayatkan) hadits
sekitar dua ribu hadits." Abu Daud berkata "Hadtts azZuhnberjumlah dua
ribu dua ratus hadits. Separo dari jurnlah ihr.adalah hadits musnad. Isnad-
isnad az-Zahi termasuk isnad-isnad yang paling baik." Imam Atrmad
berkata, "Arz-Zuhn adalatr orang yang paling baik haditsnya dan paling
bagus (iayyiA isnadnya."
An-Nasa'i berkata, "Isnad-isnad yang paling baik diriwayatkan dari
Rasulullah saw. adalatr empat, yaitu:
l. azZuhi, dari Ali ibnul-Husain, dari ayatrny4 dari kakeknya,
2. azZthn dari Ubaidillah, dari Ibnu Abbas,
3. Aynrb, dari Muhammad, dari Ulaidah, dari Ali, dan
4. Manshur, dari Ibrahim, dari Alqamatr, dari Abdul1ah."266
Abu Hatim ar-Raziberkata "satrabatAnas yang paling tsabat adalahaz-
Zuhri."
Al-Hakim berkata, "Isnad satrabat yang meriwayatkan banyak hadits
yang paling sahih untuk Abu Hurairah adalatr aa-Zrthi, dari Sa'id bin al-

2& Artinya ia (azZuhn) membagikannrc b atar wih kepada mereka. Bisa jadi, yang dimaksud
adalah tempat (arada&) yang terbuat dari kulit seperti tempat-tempatyang diperguna}an oleh orang-
orang Baduwi unfuk menyimpan mentega dan keju.
26 Tarihh, Dimavq,hlm. 609, juz )O0[
Zffi Tutrdziktt-Tahdzib, hlm. 448,
iaz L
530 Hadtts Nabt Scbctun Dthtkukan

Mtsalyab, dari Abu Hurairah.... Dan, juga termasuk isnad yang paling
sahih adalah Muharnmad bin Muslim bin LJbaidillah bin Syihab bin zuhrah
alQurasyi, dari Urwah bul.az,Z$atr ibntrl-Awam bin Khuwailid alQurasyr,
dariAisyah ... Isnad Anas vang paling sahih adalatr Malik bin Anas, dariaz-
ZtJhi,dariAnas.'m7
Al-Haldm juga berkata "Di anhra isnad-isnad Umar yang paling sahih
adalah azZuhi, dari Salim, dari ayahnya, dari kakeknya"268
AsSuyuthi berkata "Menurut satu pendapat, isnad yang paling sahih
adalatr hadits yang diriwayatkan oleh Abu Bakar, yakni Muhammad bin
Muslim bin Ubaidillah bin Abdullah bin Syihab azZuhn, dari Salim bin
Abdullah bin Umar, dari ayatrnfra Ini adalah pendapatAtunad bin Hanbal
dan Ishaq bin Rahawaih. Hal ini ditegaskan oleh IbnushShalah.a@
Ibnu Hazam berkata, Talan periwayatan dari Umar VanS paling sahih
adalah azZuhi, dari asSa'ib bin Yazid, dariYazid."no

f. Orang yangTermasyhur Merhrayatkan Hadits dari az-Znhi


Banyak orang dari bertagai wila)"ah Islam meriwayatkan hadits dari az
Zrhndan yang meriwayatkan banyak hadits darinya adalah kaum muslimin
l\jazdanSyam.
Di antara orang yang termasyhur meriwayatkan hadits dari azZnhi
adalatr Atha bin Abi Rabah,lsivz,Zabalrr al-Makki, Umar bin Abdul Aziz,
Amr bin Dinar, Shalih bin IGisan, Aban bin Shalih, Yahya bin Satd at-
fuishari, Yazid bin Abi Hubaib, Aynrb a*sakhtiyani, Ma'mar bin Rasyid,
Abu Amr alAuzat, Abdul Malik bin Juraij, Malik bin Anas, al-Iaits bin Sa'ad,
Sutran bin Uyainatr, Abdullah bin Muslim azZrfii (saudara Ibnu Syihab
az,Zrhi), dan lain-lain.

g. Pendapat Para [Jlama tentang Ibnu Syihab az,7-uhi


Selain sisi yang telah aku kemukakan, yaitu kedudukan az-hthri darr
kualitas keilmuannya, kami akan mengemukakan pendapat ulama yang

267 Ma'rifua Tllumit-Hdib, hlnL 55.


28 Tadribur-Raarr, hlm 36.
2@ nia.,hlm.31-32.
f,ab Y: Tokoh-fokoh Pcravl Hadtts 531

termasyhur dan para kritikus tentang azZvhi.


Ayyub asSaktrtiyani berkata, "Aku tidak melihat seseoftrng yang lebih
berilmu dibandingkan azZthi." Kemudian Shaktrr berkata kepada Aynrb,
"Bukan al-Hasan?" Ayyub berkata "Aku tidak melihat seseorang yang lebih
berilmu dibandingkan azZuhiq L
Ibnu Sa'id berkata, "Mereka berkat4nz 'Azztthiadalatr oftlng biqah
yang banyak hadi$ ilmu, dan riwayatnya, ia adalatr ahli fikih yang sangat
rz73
menguasai segala perso ahm.'

Imam aLAl di berkata 'Dan aku tidak menemukan pada masa pe


merintahan Hisyam bin Abdul Malik, seorang dari tabi'in yang lebih
berilmu $qh) dtbatding Ibnu Syilrab azztthi"n4
Ibnu Hibban berkata,"Az-Zathri termasuk orang yang paling hafal
hadits di antara orang{rang yang hidup semasa dengannya dan yang
paling baik di antara merele dalam cara mengemukakan matan-matan
(teks-teks) kabar, dan ia adalah ahfi fikih yang berjasa"2Ts
Imam IbnuThimiyah berkata, "Azztrhimembela Islam selama sekitar
hrjuh puluh 1u1r*.r276 ALHafzh adz-Dzahabi berkata "Az-Zuhi adalah
tokoh para hafizh (hadits) pda masanya.ffi
Ibnu Hajarberkata "Muhammad bin Muslim... al-Qurasyi azZrhial-
Faqih, yakni Abu Bakar al-Ilafzh al-Madani, adalah salatr seorang tokoh di
antara imam dan seoraqg ulama IIfraz dan Syam.ry8
Ibnu al-Jazri berkata, 'Abu Bakar az-Zuhn al-Madani adalah salah
seorang imam besar dan seorang ulama Hijaz dan berbagai kota, dan
seorang tabi'i1"279
Ibnul-Irnad berkata "ImamAbu Balar azZrhnal-Madani adalah salah

27L n1-1or1rn wot-Ta'dil,hhn. 73, bagian perkna juz tV.


272 psrrriLi* redalai dalam kitab sumber. Mereka yang berkda adalah para ahli ilrnu yang
dipercaya oleh lbnu Sa'id,
273 Tarihhut-Istan, hlrn 144, juz V dan Tbttdzihttt-Tahdzib, hlrn. 448, juz )(I.
fl4 Tarihh Dimasrq, hlrn 593, juz)OO[
275 Tartibab-Tstqat, IbnuHibban, manuskrip naskah Darul-Kuhrb aLMisriyah.
276 gop474g/2-lzahaD, hlrn. 163, juz I
27 7 Tarihttul-lstam, blm. juz V.
136,
278 7o1t7";6rg-Tahdzib,hkn. 445, juz DC
279 Ghayton-Nit ayAt fi Thabaaatil-Qura',hlm.262, juzll.
539 Hadits Nabi Sebelun Dibukukan

seorang dari tujuh ulama fkih dan salah seorang di antara tokoh-tokoh
yang termasyhur."m
Haditshadits azzthntermuat dalam eniun kitab hadits, dalam Sunan
al-Baihaqi, Muwaththa' al-Imam Mali.k,.Musnad al-Imam Ahmad, dan
seluruh kitabkitab sunan dan musnad.
AbuAbdullah Muhammad binYahyabinAbdullah bin I,ftalid bin Faris bin
Dzuub adz-Dathahan-Naisaburi, salatl seorang tokoh di antara parahafizh
(w.252 [0, menghimpun haditshadits azZuhidalam dua jilid kitab yans
diberi nama az-Zuhriyyaf. Ia memberikan perhatian besar kepada azZrthi
dan ia adalah oftrng yang paling mengetatrui tentang hadits azZrthi.%r
Imam Abu Ali al-Hasan bin Muhamrnad al-Masirjasi juga menghimpun
hadits.hadits az-Zuhi dan junrlatr hadits hasil himpunannya melebihi adz-
Dzuhali. Belum ada seseorang yang mendahului al-Masirjasi dalam
menghimpun haditshadits az,-7-rfin seperti itu.
Hadits az-Zuhrijuga dihimpun oleh Abu Bakar bin Mahran an-
Naisaburi.rc

h. Az-Zuhn Meninggal Dunia


Imam az-Zthi meninggal dunia setelah menjalani kehidupan ilrniah
yang tinggi lebih dari selama tujuh puluh tahun, pada malam Selasa,
tanggal 19 atau 17 Ramadhan, tatrun L24H, menurut pendapat yang paling
kuat, di DesaAdama.2e Adamaadalatr suafu desayang membatasi antara
Syaghab dan Bada2e, suahr wilayatr Palestina paling terdepan dan wilayah

2& Syolrttatu*-Oro*ab, hlm. 162, jnz L

281 Upt Tarihhul-Islam, hlrn. 151, iuzV dan ar-Rlsalah Mustathrafah,hlrn. 82{3.
282 y5^1 or-p;5alah Mustathrafah, hlrn. 82{3.
28BbhatTaikh Dima.w,manuskripnaskah Darul-Kutub al-Mishriyah, hlrn.611,iuz)OO(I.Al-
Hasan bin alMutawakkil al-'Asqallani menyaksikan makam azZuhri di sana- lt}uitTarihhul-Islam,
hlm. 152, juz V. Dalam riwayat-riwayat yang lain dikatalon bahwa ia meninggal di Syaghab. Lihat
Tarihh Dimasyq, hlrn. 509 dan 618, juz )OO(. Syaghab adalah tanah perkebunan di belakang Wadil-
Qura milik az-Zuhri dan di sanalah makamnya, ljhat Mulamul-Buklan, hlrn. 302, juz IIL Tidak ada
perbedaan antara dua pendapat itu. Orang yang berpendapat bahwa az-Zuhri meninggal di Syaghab
menyebutkan nama wilayah, dan yang berpendapat bahwa ia meninggal di Adama, menegaskan
nama desa atau tanah perkebunan di wilayah itu.
2U Bada, dibaca fathah dan pendek, yaitu sebuah lembah dekat Ailah dari tepi laul Menurut
satu pendapa! terletak di Wadil-Qura, dan nrenurut pendapat yang lain, terletak di Wadi Adzrah,
dekat Syam. lthat Mu?amul-Buldan, hlrn. 87 juz IL Ailah adalah sebuah kota kecil. Menurut satu
Bab Y: fokoh'Tokoh Pcravl Hadtts 533

Hijaz paling ujung, dan di sana terdapat tanah ladang perkebunan milik az-
/1;fnn. Azftrhnberwasiat agar ia dikubur di tengalr-tengah jalan supaya
dapat dilalui setiap orang yang lewat dan berdoa untuknya.

i. Menolak Tuduhan-Tuduhan yang lXlontarkan kepada az'Znhi


Kita telatr mengetahui pertumbuhan az-Zuhn dan aktivitasnya me'
nunhrt ilmu, melihat banyak tentang kelebihan-kelebihannya, mengetahui
kedudukannya dalam bidang ilmiah, reputasinya di kalangan ulama tabi'in,
kedudukannya di antara para tokoh perawi hadits, dan pengabdian-
pengabdiannya yang besar unfuk Sunnatl Nabi serta unhrk para penunfut
ilmu. Oleh karenany4 ia benar-benar mempakan salah seorang di antara
para tokoh hafrzhyang nama mereka tergores dalam lembaran-lembaran
sejarah dan kemasyhuran mereka yang agung mengangkat mereka
kepada kedudukan sebagai imam. Ia adalah benar-benar seoftIng hafrzh
dan seorang imam pada masanya
Sekalipun demikian, ia tidak terbebas dari tuduhan-hrduhan yang
dilontarkan oleh para pengikut kelompok-kelompok dan musuh-musuh
Islam. Sebagian Syl'ah menuduhnya bertindak di bawatr cengkeraman
Dinasti Bani Umayatr dan menjilat kepada mereka dengan cara membuat-
buat hadits.hadits yang menguatkan "tiang-tiang" kekuasaan mereka dan,
sekaligus, menolak lawan-lawan politik mereka.
Mereka-dalam tuduhannya-berpendapat batrwa Dinasti Bani Umayah
meminta bantuan kepada sebagian ulama dari kalangan sahabat dan tabfin
unhrk "membungkus" kebijakan politik mereka dengan "baju" syariat
agama (Islam) dan membantu mereka dalam mempropagandakan kekua-
saan mereka. Sebagian orientalis berpegang kepada pemikiran-pemikiran
ini dan menjadikannya sebagai dasardasar kajian mereka yang-dengan
ittr-mereka sampai kepada kesimpulan-kesimpulan yang berbeda dengan
kesimpglan-kesimpulan yang diperoleh para ulama kaum muslimin. Maka,
mereka meragukan banyak kabar, menuduh banyak hadits sahih sebagai
hadits palsu,285 dan menuduh sebagai perawi hadits dengan tuduhan-

pendapat, Ailah adalatr baCran palins ujung Hijaz dan paling depan Syam. LthatMulamul-Buldan,
hkn. 391, Juz I.
2sAku telah mengemukakan hal di atas danmenolaknyadalambuku ini padapasal kedua dari
bab ltr.
534 Hadits Nabi Sebetun Dibukukan

tuduhan yang tidak sesuai dengan kenyataan sejaratr.


Hal di atas diyakini benar dan dibesar-besarkan oleh seorang orientalis,
Goldzicher, dan kajiannya hanyalatr merupakan satu dalam rangka kajian-
kajian yang bertujuan untuk menghancurkan sebagian dari syariat Islam.
Maka, sebagaimana mereka mengada-adakan dusta atas sahabat yang
agung, yakni Abu Hurairatr, mereka ada-adakan dusta atas tabi'in yang
masyhur, yakni Imam az-Zuhi. Tujuan mereka untuk menumbuhkan
keragu-raguan bagi kaum muslimin terhadap haditshadits riwayat merek4
keduanya adalah orang yang meriwayatkan banyak hadits Nabi
saw. dan menukil AsSunnah dalam jurnlah sangat ban5rak kepada tabi'in
dan atba ut4abi'in.

Dengan demikian, jika kaum muslimin meragukan perawi yang paling


dapat dipercaya dan paling haial hadits maka akan meragukan seluruh
perawi hadits dan mengabaikan hadits-hadits riwayat mereka. Maka,
terwujudlatr sebagian keinginan musuh-musuh Islam, yaitu menjauhkan
dan memalingkan kaum muslimin dari hadits yang muliayang merupakan
aplikasi praktis syariat Islam, keterangan yang lengkap dan penjelasan
yang tegas terhadap AlQur'an.
Oleh karena itu, jika kaum muslimin berpaling-semoga Allah tidak
memperkenankan-dari AsSunnatr maka melebarlah jurang yang amat
dalam antara mereka dan Al-Qur'an al-Karim dan mudah bagi kaum
missionaris (IGisten) unfuk menggoncangkan akidah dalam jiwa generasi
muda dan menyebarkan sikap ingkar (kemurtadan) yang dibaliknya
terdapat maksud untuk menyusupkan keyakinan-keyakinan asing dan
teori-teori yang mengabdi untuk musuhmusuh kita. Hal ini akan menim-
bulkan malapetaka dan kerugian besar bagi kaum muslimin, terhadap
agama dan dunia mereka. Sekiranya tuduhan-fuduhan itu tidak mem-
bahayakan dan tidak jauh darikebenaran, niscayakamitidak mengemuka
kannya
Mak4 sebagaimana kami menolak hrduhan-tuduhan yang dibualbuat
yang dilontarkan kepada Abu Hurairah dan kami mengetatrui segr yang
benar, kami juga menolak hrduhan-tuduhan yang dilontarkan kepada az-
Z,thn dan dalam hal ini, kami ddak didasari oleh jiwa fanatisme. IGmi
hanya ingin mencari dan menunjuldon kebenaran sebagai bentuk peng-
abdian bagi AsSunnah yang suci.
hb V: lokoh-fokolt Pcravl Hedllts 535

i. Pendapat al-Ya'qubi dan Gotdzicher tentangl az-Tsthri


Al-Yaqubi (w.N2 [I), seorang sejarawan dari kalangan Sf'ah berlotL
"Abdul Malik melarang penduduk Syam menunaikan ibadah haji. Hal ini
disebabkan lbmz,4ubak akan mengambil baiat (anji setia) kepada mereka
jika mereka menunaikan ibadah haji. IGdkaAbdul Malik mengetahui hal
ifu, ia melarang mereka keluar menuju Mekah. Kemudian, masyarakat
memprotes dan mereka berkata, 'Engkau melarang kami menunaikan
ibadatr haji di Baitullatril-Hararn, sedangkan ibadatr itu adalatr kewajiban
dariAllah atas kita.'Abdul Malik berkata kepada mereka, Tni adalah Ibnu
Syihab az-Zuhi, ia meriwayatkan kepada kamu sekalian batrwa
'f idahililahuhanperjalananhecunlihqailofi gdmasjid:Masjiilal-Haran,
Masjiilhu, dan Masjid. B aitul-Maqilk.'

Rasulullah saw. menegaskan tempat lain yang berkedudukan sama


dengan Masjidil-Haram, yalani sebuatr !atu. Diriwayatkan bahwa Rasulullah
menginjal*artapak kaki beliau di atasnya ketika naik menuju ke larlgit Ia
mempunyai kedudukan silma dengan lGbah." Kemudian, Abdul Malik
membangun kubatr (Qubbah) di atas batu ihr dan menggantungkan
selubung-selubung sutra di atasnya dan menunjuk para penjaga, lalu
menyerukan kepada masyarzkat untuk melalcukan thawaf di sekelilingq,a
sebagaimana mereka melakukan thawaf di sekeliling IG'bah, dan ia
menentukan hal yang demikian selama nursa pemerintatran Dinasti Bani
Umayah.m
Pendapat di atas diadopsi oleh Goldzidrer dan pendapatitu dikutip oleh
ustadz kami, Dr. Musthafa as-Siba'i, dalam kitabnya, As-Sunnah wa
Makanatuha fit-Tbsyri'il-Islami, dari draf milik ustadznya, yakni Dr. Ali
Hasan Abdul Qadir sebagaimana ia menyampaikan kepada murid-murid-
nya Draf itu tetap dalam benhrk tuIisan tangan Dr. Ali Hasan Abdul Qadir
dan dipelihara dengan baik oleh ustadz kami, Dr. assiba'i.
Dr. asSiba'i menolak pendapat di atas dan menyangkal banyak ke
dustaan-kedustaan yang terdapat di dalamnya serta membuktikan bahwa
pendapat ifu salah, dengan argumentasiargumentasi ilmiah yang kuat Di
sini, saya akan menyebutkan sebagran isi draf milik Dr. Abdul Qadir itu,

% farilhtl-Ya?dr, hkn. 7 a, fuz til.


536 Hadits Nabi Sebetun Dibukukan

pitu pendapat Goldzicher.


Goldzicher berkata "Abdul Malik bin Marwan melarang masyarakat
luas menunaikan ibadah haji pada saat-saat pemberontakan lbnr-Zubatr,
danAbdul Malik membangun Qubbatush-Shakhrah (Dome of the Rock) dt
Masjid al-Aqsh4 agarmasyarakat luas menunaikan ibadah haji ke sana dan
melakukan thawaf di sekelilingnya sebagai pengganti IGbah. Kemudian,
AMuI Malik hendak mendorong maExarakat luas agar menunaikan ibadatr
haji ke sana berdasarkan suafu keyakinan agama. lalu, Abdul Malik
melihat azZrhrt-dan ia adalatr orang yang sangat masyhur di kalangan
umat Islam-bersedia membuat-buat hadits tentang hal itu. Kemudian, az-
Zhn membuat-buat banyak hadits. Di antara hadits-hadits itu adalah
sebagai berikut
"Iidnh dilahuhan peqalanan hecuali he tiga masjid: Masjidhu ini, Masjiil
al-Haron, dan Masjid al-Aqsha'
'Shalat di Masjid al-Aqsha sama ilangan seibu (hali) shalat di masjid
lainnya.'

Masih ada haditshadits lain yang semisal dengan dua hadits tersebuL
Semua ifu, menurut mereka, sebagai bukti bahwa az-Zrthri adalah
pemalsu haditshadits dan batrwa azZuhiadalatr temanAbdul Malih dan
bahwa hadit+hadits tentang keutamaan-keutaman (fadhafi Baitul Maqdis
hanya diriwayatkann melalui azZ-uhi.w
Saya sama sekali tidak menemukan pendapat al-Ya'qubi, yang dike.
mukakan dalam kitab tarikhnya ifir, dalam kitab referensi Islam yang dapat
dipercaya. Ath-Thabari, Ibnu Sa'id, Ibnu al-Atsr, dan adz-Dzahabi tidak
menegaskan sedikitpun secara jelas tentang apa yang dituduhkan oleh al-
Ya'qubi sebagaimana kabar itu tidak bisa dinisbatkan kepada sumbernya.
Saya lebih cenderung unfuk mengatakan batrwa Goldzicher menemu-
kan pendapat al-Ya'qubi, kemudian di dalamnya ia melihat sesuatu yang
memperkuat dalilnya tentang pemalsuan hadits. Dalilnya itu telah saya
kemukakan dalam kajian tentang Pemakuan Hadits dan saya telah men-
jelaskan bahwa dalil itu tidak benar. Maka, hendaklah hal ini yang dijadikan
sebagai rujukan. Kami akan memaparkan kabar di atas berdasarkan

Zfr k-Sunnah wa Makanatuha fit-Taryri'il-Istani, hlrn. 369


Bab Y: Tokoh-Tokoh Perawi Hadits 537

kenyataan-kenyataan sejaratr dan kami akan mendiskusikannya agar kita


mengetahui secara jelas sisi yang benar dalam persoalan ini.

k. Tertolaknya Tuduhan al-Ya'qubi dan Para Pendukungnya


Dari kabar di atas, kami menangkap secara jelas beberapa hal, yakni
sebagaiberikuf
1. Abdul Malik melarang penduduk Syarn menunaikan ibadah haji.
2. Abdul Malik membangun Qubbatush-Shaktrrah (Dome of the Rock) dr
Masjid al-Aqsha agar masyarakat luas menunaikan ibadah haji ke sana
sebagai pengganti IGbah.
3. Abdul Malik berusaha mendorong masyarakat luas agar menunaikan
ibadatr haji ke sana dengan membuat-buat hadits-hadits dari azZtthi,
seorang perawi hadits yang terkenal di kalangan kaum muslimin.
4. Sebagai bukti bahwa azZuhi sebagai pemalsu haditshadits itu adalatt
batrwa az-Zuhiadalah temanAbdgl Mdik dan ia selalu datang kepada
Abdul Malik, dan bahwa hadits-hadits yang berbicara tentang keutama-
an-keutamaan Baihrl-Maqdis hanya diriwayatkan melalui az-Ztfiti.

Pendapatkami tentang hal-haltersebut di atas sebagai berikut


1. Iarangan Abdul Malik kepada penduduk Syarn untuk menunaikan
ibadah haji adalatr hal yang tidak mungkin terjadi karena ibadatr haji
merupakan satu kewajiban atas setiap muslim yang mirmpu. Bagai-
mana mungkin Abdul malik mengabaikan sylar-sylar Allah dan me
larang ditegakkannya syiar-syiar itu, sedangkan ia dikenal olang yang
atrli ibadah dan saleh sehingga ia dikategorikan termasuk ulama fikih
Madinatr?
AbuzZrnad berkata, "tIlama fikih Madinah adalah empat orang:
Sald ibnul-Musayyab, Urwah ibnuzZubak, Qabishah bin Dzuaib, dan
Abdul Matik bin Marwan."2s
Nafi'berkata, "Sungguh, sya melihatAbdul Malik bin Marwan di
Madinatr, tidak ada seorang pemuda yang lebih memiliki semangat dan
lebih tekun menuntrt ilmu dibandingl€n dia (Abdul yai$.3e
Tidaklah dapat dimengerti bahwa Abdul Malik melarang pen-

28 Al-Kamil, hlrrr 103104, juz IV.


N TuUqat lbnu Sa'd,hlm.l?4,jttzY.
538 Hadlts Nabl sebetun Dibukukan

duduk Syarn menunaikan ibadah haji, sedangkan di tengah-tengah


rnereka terdapat tokoh-tokoh tabi'in dan tokoh-tokoh tabiin ihr ber-
sikap diam, kemudian mereka tidak mernprotes atas tindakan Abdul
Malik itu atau tidak melalmkan pemberontakan.
Ada kabaryang membuktikan bahwaAbdul Malik tidak melarang
penduduk Syarn menunaikan ibadah haji. Dalam Tarikhuth-Thabari
dikatakan/"Pada tahun in:,67 H, terdapat empat bendera melakukan
wukuf dirPadang Arafah, yaitu: Ibnu al-Hanafiyah beserta sahabat-
satrabatrya (tergantung) dalam safir bendera, ... Ibnu az-7-ubat dalam
satu bendera, ... Najdahrl-Haruri di belakang keduanya, dan bendera
Bani Umayah berada di sebelah kiri keduanya."m

2. Kitab-kitab referensi Islam tidak menyebutkan bahwa Abdul Malik


adalah orang yang membangun Qubbatush-Shakhrah, tetapi me-
nyebutkan anaknya, yakni al-Walid.2el Dr. asSiba'i berkata, "IGmi tidak
menemukan mereka menyebutkan, walaupun satu riwayat bahwa
kubah itu dibangun oleh Abdul Malik, dan tidak diragukan bahwa
pembangunan kubah ihr-sebagaimana dugaan Goldzicher-agar men-
jadi tempatberkumpul bagi masyarakatluas untuk menunaikan ibadah
haji di sana sebagai pengganti Ka'bah merupakan satu di antara
peristiwa-peristiwa terbesar dan terpenting dalam sejarah Islam dan
kaum muslimin. Maka, adalah mustahil peristiwa itu terlewatkan oleh
perhatian para sejarawan. Dan, sudah menjadi kebiasaan, mereka
membukukan peristiwa-peristiwa yang kurang penting dibandingkan
peristiwa pembangunan kubah itu, seperti pembukuan tentang me
ninggalnya para ulama, penunaian tugas para pejabat hakim, dan lain-
lain. Mak4 jika Abdul Malik adalah orang yang membangun kubah itu,
tenhrlah mereka menyebutkan pembangunan kubatr ifu pada masa al-
Walid dan mereka adalah para sejarawan yang dapat diandalkan dalam
penulisan sejarah.
Adalah benar, dalam Kitab al-Hayawan,l<arya ad-Damiri, dengan
mengutip dari Ibnu l(halkan, disebutkan bahwa Abdul Malik adalah
oft1tg yang membangun kubah itu dengan ungkapan sebagai berikut,

2N Tarikhuth-Thabai,hlm. 595, juz IV.


291y5^1o1-11a2il, Ibnu al-Atsir, hlrn. 137,iuz N danal-Bidayatuwan-Niha1ni, hlrn. 165, juzL\.
Bab Y: Tokoh-Tokoh Peravi Hadits 539

Abdul Malik membangun kubah ihr dan masyarakat luas melakukan


wuquf (arti: berdiam) di sisi kubah ihr pada hari Arafatr.'
Pendapat bahwa Abdul Malik adalah orang yang membangun
Qubbatush-Shakhrah selain merupakan pendapat yang lemah dan
menyalahi apa yang disebutkan oleh para tokoh sejarah maka penegasan
(dalam Kitab al-Hayawaa) di atas tidaklah samar pengertiannya. Di
dalamnya tidak terdapat hal yang menunjukkan bahwa Abdul Malik
membangun kubah itu dengan fujuan agar masyarakat luas menunaikan
haji ke sana. Bahkan, secara teksfual, mereka melakukan wuquf ifu atas
kemauan mereka sendiri, dan di dalamnya tidak disebut-sebut ibadatr
haji di sisikubah itu sebagaipengganti Kabah, tetapi di dalamnyaterdapat
ungkapan 'wuquf (arti: berdiam) di sisi kubah itu pada hari Arafah.'
Perbuatan demikian ini adalatr adat kebiasaan yang dikenal secara luas
pada banyak kota wilayah Islam yang oleh ulama fikih ditegaskan
sebagai perbuatan makruh. Terdapat perbedaan besar antara ibadah
haji ke kubah sebagai pengganti Kabah dengan wuquf di sisi kubah itu,
untuk menyerupai lvuquf haji di Padang Arafah, dengan tujuan agar
orang yang tidak mampu menunaikan ibadah haji sama-sama memper-
oleh suatu pahala seperti yang diperoleh oleh orang{rang lain yang
menunaikan ibadah haji. Adat kebiasaan yang demikian tidak hanya
terjadi di Qubbatush-Shaktratr, tetapi terjadi pada setiap kota Islam, di
mana warganya pada hari Arafatr keluar menuju ke daerah perbatasan
negara, kemudian mereka melakukan umquf sebagaimana yang di-
lakukan oleh orang-orangyang menunaikan ibadah haji."mz

Kemudian, prakarsa Abdul Malik membangun Qubbahrsh-shakhrah


dengan tujuan agar masyarakat luas tidak menunaikan ibadatr haji di
Baitul-Haram (Kabah) merupakan perbuatan kufur yang tegas. Itu
suatu perbuatan yang tidak mungkin dilakukan oleh orang seperti
Abdul Malik, sedangkan ia adalah orang yang telah diketahui keduduk-
annya di bidang keilmuan dan memiliki sitatwara'.
Di antara bukti yang menunjukkan atas ketidakbenaran hrduhan
Goldzicher itu adalah sikap lawan-lawan politik Dinasti Bani Umayah

D2 As-Suanah un Mahaaatuha fit-Taryri'il-Islan i, hlm. 399400.


540 Hadits Nabi sebelun Dibukukan

terhadap Abdul Malik. Mereka tidak menyebutkan sedikit pun tentang


hal di atas dalam upaya-upaya mereka mendiskreditkan Abdul Malik.
Jika sebagian tuduhan al-Ya'qubi dan Goldzicher itu benar, niscaya
mereka menilai Abdul Malik telah kafir dan hal ini akan mereka
beritakan secara terbuka dan mereka angkat sebagai cara yang paling
tepat untuk mendiskreditkan Abdul Malik. IGrena ia berani-menurut
tuduhan Goldzicher--melanggar hal-hal yang terhormat di sisi Allah
dan melecehkan siar-siar Islam.
Di antara bukti yang menunjukkan atas penilaian Goldzicher
dengan cara tidak jujur kepada Dinasti Bani Umayah, Abdul Malik, dan
Imam azZrhiadalah sikap orientalis lain. Mereka menilai lebih benar
pendapat yang mengatakan bahwa Abdul Malik adalah orang yang
membangun Qubbatush-Shakhrah, dan mereka tidak berpendapat
seperti tuduhan-tuduhan Goldzicher,D3 yang dengan sengaja dibuat-
buat kepada Abdul Malik, sekalipun mayoritas dari mereka menilai
buruk Dinasti Bani Umayah.

Orientalis Yulius Falhozen berkata "Agar khalifah-khalifah Dinasti


Bani Umayah tetap dapat mengendalikan Syarn dari segi politik maka
mereka menyiasati usaha mereka unfuk memindahkan pusat siar-siar
agama ke Syarn. Di antara alasan untuk ihr adalah bahwa lbntazZubak
telah menduduki Baihrl-Haram di Mekatr. Maka, penduduk Syam tidak
bisa menunaikan ibadah haji ke Mekah selama mereka di bawah
kekuasaan keluarga Muawiyah kecuali dengan menemui kesulitan.
Abdul Malik memanfaatkan kondisi demikian untuk melarang ralcyat-
nya menunaikan ibadah haji ke Mekah. Inilah setidaknya yang di-
riwayatkan oleh Utikhyus dalam bukunya, at-Tarikh. Adapun hal yang
tidak dapat diragukan adalah bahwa Abdul Malik berusaha keras untuk
menjadikan Baitul-Maqdis-berdasarkan penilaian ter-hadap Baitul-
Maqdis sebagai tempat yang suci menurut pandangan Islam-sebagai
pandangan yang lebih mempesona daripada keadaan semula. Hal ini
ditunjukkan bahwa bukti atas kebenaran pendapat yang mengatakan

293 65u1 al-Maghazil-Ula wa Muallifuha, di mana seorang orientalis, Yoseph Hourfetsh,


menjelaskan pendapatnya tentang hal ini pada hlrn. 52.
Bab Y: Tokoh-Tokoh Perawi Hadits 541

bahwa Abdul Malik adalah orang yang membangun kubah itu,


ditemukan pada prasasti yang masih terdapat pada bagian lama dari
bangunan itu. Adapun pada prasasti yang ada sekarang maka di
dalamnya disebut nama al-Makmun, seorang khalifah Bani Abbasiyah
dan al-Makmun-lah orangyang membangun kubah itu. Akan tetapi, De
Fawgi mengungkapkan, dengan cara mengubah hrlisan yang ada dan
para revisionis tidak merevisi sejarah lama yang menjelaskan bukti
kebenaran menyangkut bangunan itu. Berdasarkan hal ini, dapat
dipastikan bahwa teks yang asli berbunyi sebagai berikul

';i rt4ti-,+ri+ .--a v\ * cAi e7* d.)


( 'oir')\i
-KnbahinidibangunpadatahunT2HolehAbdullahAbdulMalih,Amirul-
Muhminin."

Terdapat perbedaan besar antara "Abdul Malik dalam memelihara


dan merawat Baitul-Maqdis serta menjadikannya sebagai pemandang-
an yang lebih mempesona daripada keadaan semula-' dan 'Abdul Malik
menjadikan Baitul-Maqdis sebagai Ka'bah bagi kaum muslimin".
Pernyataan ini adalah pengakuan Falhozen dan pernyataan itu ia
kemukakan menanggapi pendapat Utikhyds yang sesuai dengan
pendapat Goldzicher.
Maka jika benar menghubungkan pembangunan kubah ihr kepada
Abdul Malik-ini adalatr pendapat yang menyalahi referensi-referensi
Islam yang dapat dipertanggungjawabkan dan hanya semata-mata
berdasarkan dugaan serta kesimpulan deduktif-niscaya ia membangun-
nya dan nengurus Masjid al-Aqsha. Sebab, masjid ini memiliki ke
dudukan terhormatbagi kaum muslimin dan masjid ini adalah tempat
paling suci yang berada di bawatr kekuasaan Abdul Malik ketika itu.
Di antara hal yang menguatkan pendapat kami bahwa Abdul Malik
tidak mendorong seseorang untrk menunaikan ibadah haii ke Masjid
al-Aqsha, tetapi apa yang dilakukannya semata-mata dimaksudkan
untuk menghormati masjid itu, adalah sesuatu yang dilakukannya
setelah ia memperoleh kemenangan atas lbn:u azZttbair pada tahun 73
H. Yakni, ia memerintahkan untuk menclirikan bangunan Ka'bah
542 Hadits Nabi Sebelun Dibukukan

seperti pada masa Rasulullah saw. dan menghilangkan sesuatu yang


ditambahkan oleh lbnu azZubair pada bangunan IGbah pada tahun 64
H. Maka, seharusnya dibedakan antara'Abdul I\{alik memelihara
Masjid al-Aqsha" dan'Abdul Malik menjadikan masjid itu sebagai
tempat unfuk menunaikan ibadah haji".
3. Pendapat yang mengatakan bahwa Abdul Matik mendorong masya-
rakat luas untuk menunaikan ibadah haji ke Masjid al-Aqsha dengan
bantuan azZuhiyang memalsukan haditshadits tentang hal itu maka
itu sama sekali tidak benar. Ketidakbenaran ini akan kami buktikan
melalui dua segi. Pertama, hubungan azZthi dengan Dinasti Bani
Umayah. Kedua, ketidakmungkinan hal ini secarahistoris.

a) Hubungan az-Zuhri dengan Dinasti Bani Umayah


Adalah benar bahwa azZuhn sering sekali datang ke Hijaz dan
Syam dan ia datang kepada khalihh-Lhalifah Bani Umayah. Akan tetapi,
ia bukanlah orang yang menengadatrkan tangannya unfuk men$emis
kepada mereka atau orang yang memperjualbelikan agamanya untuk
kepentingan duniawinya. Azzrhn sangat jauh dari yang digambarkan
oleh musuh-musuh Islam danaz-Zthijauh lebih mulia dari penilaian
al-Ya'qubi, Goldzicher, dan lainnya. Ia menjelaskan kebenaran kepada
para khalifah, meskipun kebenaran itu pahit dan ia memotivasi mereka
untuk menempuh jalan yang benar dan ia tidak menyanjung-nyanjung
atau berpihak kepada mereka.
Di antara contoh bukti tentang hal di atas adalah apa yang diriwayat-
kan oleh Ibnu Asakir melalui sanadnya kepada Imam asy-Syaf i, dari
pamannya. Pamannya berkata, "sulaiman bin Yasar datang kepada
Hisyam, kemudian Hisyam bertanya, 'Hai Sulaiman, siapa di antara
mereka yang mengambil bagian terbesar (paling berperan) dalam
menyiarkan berita bohong itu 0ihat an-Nur: 11X'Sulaiman menjawab,
Abdullah bin Ubai bin Salul.' Hisyam berkata kepada Sulaiman,
'Engkau berdusta. Ia adalah Ali bin Abi Thalib.' Sulaiman berkata,
'Amirul-Mukminin lebih mengetahui tentang apa yang ia ucapkan.'
Kemudian, datanglah Ibnu Syihab (az-Zthi),1alu Hisyam bertanya
kepada Ibnu Syihab, 'Siapa yang paling berperan dalam menyiarkan
berita bohong itu?'Kemudian, Ibnu Syihab berkata kepada Hisyam,
Abdullah bin LIbai bin Salul.' Kemudian, Hisyam berkata kepada Ibnu
Syihab, 'Engkau berdusta. Dia adalah Ali bin Abi Thalib.' [alu, Ibnu
Bab V: Tokoh-Tokoh Perawi Haclits 543

Syihab berkata kepada Hisyam, 'Saya berdusta. Saya tidak mempeduli.


kanmu. Demi Allah, seandainya ada suara pemanggil dari langit yang
mengatakan kepadaku bahwa Allah menghalalkan berbuat dusta,
niscaya saya (tetap) tidak akan berdusta. Urwah ibnul-Walid, Sa'id
ibnul-Musayyab, Llbaidillah bin Abdullah, dan Alqamah bin Waqqash,
kesemuanya dari Aisyah, meriwayatkan kepadaku bahwa orang yang
paling berperang dalam menyiarkan berita bohong adalah Abdullah bin
Ubai.'Kemudian, seluruh masyarakat menghasut Ibnu Ubai. lalu,
Hisyam berkatakepada Sulaiman, 'Pergilah. DemiAllah, fidak selayak-
nya kami mempercayai orang seperti engkau.'Kemudian Ibnu Syihab
berkata,'Mengapa begltu. Saya memaksamu dengan akibat atas diriku
atau engkau memaksaku dengan akibat atas diriku? Maka, tinggalkan
saya.'Kemudian Hisyam berkata kepada Ibnu Syihab, Tidak. Akan
tetapi, engkau meminjam dua juga (dirham).' Ibnu Syihab berkata
kepada Hisyam, 'Engkau dan bapakmu sebelummu telah mengetahui
bahwa saya tidak meminjam orang ini dengan memberatkan dirimu
dan tidak pula dengan memberatkan bapakmu.'Kemudian, Hisyam
berkata,'I(ami mengusulkan kepada orang tua (Abdul Malik), kemu-
dian orang hra memperhatikanru kemudian ia memerintahkan,Ds lalu
ia membayar satu juga (dirham) dari utangnya dan ia memberitahu-
kanm hal itu.'Kemudian Ibnu Syihab berkata, 'Segala puji milikAllah
yang uang ini berasal dori-Nya.'"2ez

Itulah Ibnu Syihab dan demikianlahhubungan dengan Dinasti Bani


Umayah. Apakah masuk akal ia mendustakan Rasulullah saw.. Ia adalah
orang yang tidak mau menyanjung-nyanjung Ktralifah Hisyam bin
Abdul Malik. Bahkan, ia berkata kepada khalifah itu-ketika kekuasaan
berada di tangannya, "Aku tidak mempedulikanmu. Demi Allah.

2% Toikhnd-Daulah al-'Arabiyahmin Dhuhuil-Islan ih Nihayatid-Daulah al-Umawiyah,hlm.


2W207.
295 p"12rn kitab sumber dikatakan "yahtammu". Redaksi yang kami kemukakan, secara
etimologis, lebih benar.
296 p4rm kitab sumber dikatakan "faamara". Dalam kitab sumber dikatakan "akhbal'dur

kami cenderung kepada redaksi di atas, sebagai revisi, karena lebih sesuai dengan konteks kalimal
297 7or;p1, Dimagq, hlrn. 594-595, juz )OO(.
544 Hadits Nabi Sebelun Dibukukan

Seandainya ada suara pemanggil dari langit yang mengatakan bahwa


Allah menghalalkan berbuat dusta, niscaya saya (tetap) tidak ber-
dusta." Ibnu Syihab mengemukakan ucapan demikian itu kepada
Amirul-Mukminin. Bahkan, ia mencaci maki ketika khalifah menyim-
pang dari kebenaran. Adakah ucapan lain yang lebih keras daripada
ucapan "aku tidakmempedulikanmu" dan adakah oranglain setelah itu
yang lebih berani dibandingkan Ibnu Syihab?

Dengan hal tersebut di atas, apakah kami membenarkan fuduhan


dan pendustaan-pendustaan musuh-musuh Islam kepada seorang
imam dan seorang hafizh pada masanya, yakni Ibnu Syihab?
Imam al-Auza'i berkata, "Ibnu Syihab sama sekali tidak menjilat
kepada seorang penguasa yang ia datangi."msAyyub berkata, "Seandai-
nya saya adalah seorrlng penulis hadits dari seseorang, niscaya saya
menjadi penulis hadits dari azZuhri, seseorang yang menghidupkan
panji-panji kota itu, seseoftrng yang bersatrabat dengan sultan."m
Adapun riwayatyang bersumber dari Yazid bin Yahya bahwa ia ber-
kat4 "Sangat sedikit orang yan€i seperti dia (yakni azZhi) kalau saja
ia tidak merusak harga dirinya dengan mendekati para penguasa,'m
maka ini adalah kabar yang dhaif yang tidak dipercaya dan tidak bisa
dipertanggungjawabkan. Pada isnad kabar ini terdapat orang-orang
yang tidak jelas identitas dirinya. Pada isnadnya terdapat nama al-
Abbas, Ibnul-Walid bin Shabih al-Khilal ad-Dimasyqi. AlAjuri berkata,
"Saya bertanya kepada Abu Daud tentang pribadi al-Abbas, kemudian
Abu Daud menjawab,'Ia mengetahui rij alul-hadifs'perawi-perawi
hadits'dan kabar-kabar, saya tidak meriwayatkan hadits darinya' "?'01
Pribadi Yazid bin Yahya bin ash-Shabah sendiri tidak dikenal, dan Abu
Hatim berkata, "Ia (Yazid) tidak kuat (tidak cukup unhrk dipercaya)."w
Dengan demikian, hubungan az-Zuhri dengan Dinasti Bani Umayatr
adalah hubungan yang mulia dan terhormat, hubungan seoftIng yang

29tl n;a.,hlrn. 593, iuz )oo(


N ruia.,hkn. 593, juz )ooo.
30 nia.,hlrn. 593, juz )oofl.
Nl Mizanul-I'tidar, hlrn. 20, biografi nomor 145, juz tr.
302 hid.,hlm. 318, biografi nomor2739, juzlJ.l.
"'Bab
Y: Tokoh-Tokoh Perawi Hadits 545

berilmu dan bersikap jujur serta tidak takut dicela oleh siapa pun dalam
menegakkan agama Allah.
Kami, di sini, tidak menolak kenyataan bahwa azZuhi mengajar
putra-putra Hasyim bin Abdul Malik dan menjabat sebagai hakim pada
masa pemerintahanYazid bin Abdul Malik. Apakah suatu aib jika ia
mengajar dan mendidik putra khalifah? Apakah akan mengurangi
harga dirinya jika ia mendidik mereka dan membimbing mereka ke
arah pertumbuhan yang islami? Bahkan sebaliknya, apa yang dilaku-
kannya itu merupakan pengabdian besar untuk Islam dan kaum
muslimin bahwa ia mau memperhatikan dan mendidik putra-putra
khalifah dengan penuh perhatian serta menjauhkan mereka dari hidup
bersenang-senzmg dan terjerumus oleh hawa nafsu. IGrena, merekalah
kemudian yang akan menjadi pemimpin-pemimpin bagi umat Islam
dan memberikan arah bagi politik umat Islam. Akan tetapi, musuh-
musuh Islam tidak senang melihat Ibnu Syihab sebagai pengajaryang
terhormat dan pendidik yang bijaksana. Ibnu Hubaib mengagungkan-
nya sehingga ia menyebutnya dalam deretan para pengajar yang
terhormat dan ahli fikih.
Aib apakah yang menodai diri azZuhiketika ia menjabat sebagai
hakim, sedangkan ia dikenal sebagai orang yang bersih, jujur, dan adil?
Itulah sisi Imam az-Zuhri tentang hubungannya dengan elite
penguasa, suatu sisi yang sangat jelas. Tidak sedikit pun harga dirinya
berkurang karena pemberian para penguasa dan tidak pula tunduk di
tengah mereka. Itulah sikap y-ang aimititcinya terhadap para pemimpin
dan penguasa kaum muslimin, yang tidak takut dicurigai dan diragukan.
Semua itu merupakan bulrti atas tertolaknya tuduhan bahwa ia
memalsukan hadits untuk menjilat, mendukung, dan memperkuat
kedudukan mereka. Pada bagian sebelumnya telah ditegaskan bahwa
Dinasti Bani Umayah tidak sekali-kali melakukan pemalsuan hadits.

D Keti.dakmunghinan (MustahiD Tuduhan al-Ya'qubi


dan Goldzicher Secara Historis
Goldzicher berkata "Kemudian lhalitah Abdul Malik melihat az-
Zuhri-dan ia adalah orang terkemuka di kalangan umat Islanrbersedia
membuat hadits-hadits tentang Qubbatush-Shakhrah untuk mendu-
kung tujuan lfialifah itu. Maka, kemudian ia membuat haditshadits itu."
Tuduhan ifu sama sekali tidak masuk akal karenaazZuhi lahir-
546 Hadits Nabi Sebetun Dibukukan
menurut pendapat yang paling kuat-pada tahun s0 H, sedangkan
konflik antara az-zubair dan Abdul Malik tentang pembangunan
Qubbatush-Shalirhrah-menurut pendapat sebagian orientalis-ihr pada
tahun 72H.Berarb, azzrrhiketika itu berumur Z2tahwdan setelah
itu ia tidak populer. Ia menghabiskan sisa usianya untuk menuntut ilmu,
yang dengan kesibukannya itu ia tidak sampai dikenal dan populer
yang lebih masyhur dibandingkan Sald ibnul-Musayyab, eabishah bin
Dzuub, al-Qasim bin Muhammad, dan lain-lain. Abdul Marik tidak
"memperalaf' salah seorang di antara mereka, padahal Abdul Malik
mengetahui bahwa Qashibah adalah orang amat delgt dengannya dan
termasuk ulama senior yang mendukungnya Di atas bukti itu, az-z-uhi
belum pernatr datang menghadap Abdul Malik sebelum tahun g0 H.

Al-I-aits bin Sa'ad berkata, "Pada tahun 82 H, az-zuhn datang


kepadaAbdul Malik,ffi dan ini adalah tahun yang disebut sendiri oleh
az-zuhi, kemudian azzuhnberkata,'Aku datang ke Damaskus pada
saat terjadinya gerakan Ibnul Asy'aL.r r3o4
Maka, apakah az-zuhn meinalsukan hadits pada sembilan tahun
setelah rbnu azzrbair meninggal? seandainya azz-uhidatang kepada
Abdul Malik sebelum rbnuazzubairmati terbunuh sebagai qratrid dan
az-zuhi memalsukan hadits atas Rasulullah dengan tujuan untuk
mendorong kaum muslimin menunaikan ibadah haji ke Masjid al-
Aqsha apakatr hal ini akan dibenarkan oleh kaum muslimin? Apakah
sahabat-sahabat yunior (shisharushslruhabah) dan tabi'in-tabi'in senior
(kibarut-tabi'in) di Damaskus bersikap diam dan tidak bereaksi?
Bahkan, apakah ulama Hijaz dan kawasan-kawasan lain bersikap diam
dan tidak bereaksi? Apakah masuk akal, kualitas haditshadits itu tidak
diketahui dan terlewatkan dari perhatian umat Islam, sedangkan di
kalangan umat Islam terdapat para ulama yang hafizh (hafal hadits),
parz pengkaji, dan kritikus yang teliti dan kritis? Apakah masuk akal az-
zuhi membuat-buat hadits-hadits yang mengubah tata cara ibadah
haji-seperti yang diduga oleh Goldzicher-kemudian hadits itu diakui
benar oleh para ulama dan terpelajar, dan banyak orang berduyun-

W lJlrrrt farihJt Dimasyq,trkn 491, juz )OO0.


fi4 lt-farihhusn-Srcs?/, hlrn. 93.
Bab Y: fokoh-Tokoh Perawi Hadits 547

duyun datang untuk belajar dan meriwayatkan hadits dart az-Zuhi


setiap kali mereka datang ke Madinah dan mereka meninggalkan
(tidak lagi mempercayai) tabi'in senior dan orang-orang terkemuka
dari kalangan sahabat? Apakah umat Islam, dari berbagai generasi,
tidak mengetahui apa yang dilakukan oleh azZrthi sehingga al-Ya'qubi
membuka k edok azZ1rttri dan kemudian ini diperkuat oleh Goldzicher?
Atau, apakah semua oftIng yang belajar dan meriwayatkan hadits dari
azZnhi trdak bisa berpikir? Atau, apakah orang yang mulai memuncul-
kan keterangan ini adalah pendusta dan orang yang memperkuat
keterangan ihr adalah orang lacur yang dengan sengaja tidak ingin
mencari dan menunjuliikan kebenaran ilmu?
Seandainya keterangan yang dibuat oleh mereka tentang diri az-
Zlrhnitu benar, sedikit sekalipun, niscaya para kritikus membeberkan-
nya dan meninggalkan haditsnya serta berpesan kepada kaum ter-
pelajar agar hati-hati terhadap haditsnya. Atau paling tidak, gurunya,
yakni Sa'id bin al-Musayyab, sebagai sumber riwayat hadits tersebut,
akan menggryatnya.
Ternyata tidak sedikit pun hal ihr terjadi. Maka, jelaslah ketidak-
benaran tuduhan dan keterangan palsu yang mereka buat-buat

4. Bukti yang diajukan oleh Goldzicher untuk menunjukkan kebenaran


tuduhannya bahwa azZrthi adalah orang yang membuat hadits ten-
tang Baihrl-Maqdis adalah bahwa azzuhi adalah teman Abdul Malik
dan bahwa azftthisering sekali datang kepadanya, dan bahwa hadits
hadits tentang keutamaan (fadhait) Baihrl-Maqdis hanya diriwayatkan
melalui azZrhi.
Tuduhan itu tidak benar dan tertolak berdasarkan atsai<.tsar dan
diperkuat oleh kabar-kabar tentang sejarah azZrthi ketika datang ke
Damaskus diantar oleh Qabishah bin Dzuaib uritut< bertemu dengan
Abdul Mdik. Tujuannya unfirk meriwayatkan (menyampaikan) putus
an Umar tentang Ummahatul-Aulad (budak perempuan yang telah
melahirkan anak dari pemiliknya) kepada Abdul Malik. Kemudian,
Abdul Malik bertanya kepada az-Zuhn tentang nasabnya (asal-usul
keturunannya) dan ia menjawab bahwa ayahnya bergabung dalam
pemberontakan bersama Ibnu azZrtbak dan Abdul Malik berpesan
agar ia tekun menuntut ilmu.
Seandainya dia adalah teman Abdul Malik, tentu ia tidak perlu
548 Hadlts Nabi Sebelun Dibukukan

pengantar untuk bertemu Abdul Malik, sebagaimana Abdul Malik


tidak perlu bertanya tentang nasabnya dan berpesan untuk tekun
menunfut ilmu.
Kemudian, bagaimana kami dapat membenarkan terjadinya per-
temanan (persahabatan) antara Abdul Malik dan azZlhri? Hal ini
dikarenakan Abdul Malik lahir pada tahun 26 H dan ia berpindah
bersama ayahnya ke Syam pada tatrun &[ H, sedangkan azZuhikebl<a
itu berusia tidak lebih dari 14 tahun. Dengan demikian, apakatr masuk
akal terjadi persahabatan antara orang yang berusia 38 tatrun dan anak-
anak berusia 14 tahun?

Maka, berdasarkan logika dan kabar-kabar tentang sejaratr, tidak-


latr benar terjadi persahabatan antaraAbdul Malik dm azZuhisebelum
azZrthi datang ke Damaskus.
Kemudian, hadits "laa tasyuddur Rihaalu illaa ilaa tsalaatsati
masaajida..." diriwayatkan melalui banyak jalan periwayatan yang
berbeda-beda selain melalui azZuhi.Jadi, bukan azZuhisendiri yang
meriwayatkan hadits itu, melairikanhadits itu diriwayatlCIn oleh semua
(ulama penghimpun) enirm kitabkitab hadits.
Imam al-Bukhari mengeluarkan hadits itudariaz-7-rhi, dariAbu al-
Walid, dari Syubah bin al-Hajjaj, dariAbdul IVIalik, dari Qalatr, hamba
Zujad, dari Abu Sald al-Ihudri.ffi
Muslim mengeluarkan hadits itu melalui tiga jalan periwayatan.
Pertama, melalui azZuhi. Kedua, dari Qutaibah bin Satd dan Utsman
bin Abi Syaibah, semuanya dari Jarir dari Abdul Malik bin Umair, dari
Qaz'ah, dariAbu Sa'id al-I{hudri.ffi Ketiga,dari Harun bin Satd al-Aili,
dari Ibnu Wahab, dari Abdul Hamid bin Ja'fur, dari Imran bin Abu Anas,
dari Salman al-Aghar, dariAbu Hurairatr.ffi
Hadits itu dikeluarkan pula oleh Imam Ahmad, Imam Malik, at-
Tirmidzi, Abu Daud, ad-Darimi, an-Nasa'i, dan Ibnu Majah.ffi
Dengan demikian, tidaklah hanya azZvhi yang meriwayatkan

NS gun;n al-Buhhai bi Syarhis^*nadi,hhn"N7 danS4l,Irzlr


ffi Shan* Muslim,hkn. 97$976, hadits ke415, juz II.
3al nia.,hlm. 101s, hadits ke5t3, juz II.
W Dhat Minahu Kunuzis$unnah: matei"alMadinah", hlrn. 461.
&ab Y: fokoh-Tokoh Perawi Hadits 549

hadits itu seperti yang diduga oleh Goldzicher, dan az-Zuhi tidak
membuat-buat hadits itu untuk memuaskan dan menjilat kepadaAbdul
Malik. Bahkan, hadits itu diriwayatkan pula oleh selain azZrhi dari
kalangan sahabat-satrabat, tabi'in-tabitn senior; dan orangorang yang
mengikuti mereka. Maka, hadits itu adalah sahih dan tidak dapat
diragukan, dan-dengan demikian-dugaan Goldzicher adalah tidak
benar dan tidak mempunyai dasar.

Demikianlah , azZuhikeluar dan terbebas dari keterangan-keterangan


bohong dan tuduhan-tuduhan atas dtinya, ia memperoleh kemenangan
dan tetap menyandang predikat sebagai orang yang tsiqah 'tepercaya'yang
sempurna di mata5eluruh kaum muslimin dan para peminat kajian ilmiah
yang bersikap jujur. Adalah cukup, sebagai suatu yang pahrt dibanggakan
dan dimuliakan bahwa azZrhi telatr memelihara AsSunnah selama 70
tahun dan memberi andil terhadap pembukuan, penyebaran, dan peng-
ajaran As-Sunnatr. Sejarah telah menjadikan dirinya dengan selalu me
nyebutnya dalam deretan ulama yang amilin (komitnen terhadap Islam)
dan Wa hafizh yang berilmu mendalam.

4. Nafi', Budok Ihnu Umar (w. 117 HfM


Ia adalah Abu Abdullatr al-Madani, harnba sahaya Abdullah bin Umar al-
I(haththab r.a., salah seorang tokoh terkemuka dari kalangan tabi'in.
Menurut safu pendapat ia berasal dari Maroko, dan menurut pendapat
yang lain berasal dari Dailam, daerah sebelah utara Irak. Ia ditawan pada
salah satu peperangan antara kaum muslimin dan bangsa Persia, kemudian
ia menjadi bagian (hak) Abdullah bin Umar. Selanjutrya ia selalu menyer-
tai Ibnu Umar hampir selama 30 tahun. Selama rentang waktu itu, ia
mempelajari AlQu/an dan AsSunnatr.
Ia meriwayatkan hadits dari Ibnu Umar, Abu Hurairah, Abu Sa'id al-
Khudri, Rafi' bin Ktradij, Aisyatr, Ummu Salamah, Abdullah; dari Ubaidillah,
Salim, danTaid,ketiganya adalatr putaAbdullah bin Umar; dari al-Qasim
bin Muhammad; Aslam, hamba Umar; Abdullah bin Muhammad bin Abu

W Torikt ul-Itton, hlm. 10, juz V; Tatutzitut-Tatutzib, hlm. 412, juz X; al-lam u baina Riialish-
Suhihain,hlm.S?8,itlzlJlTad*iratul-Huffazlt,hkn.g4,juzI; danKhulashahal-Khanaii,hlm.4Cf..
550 Hdtts Nabl Scbetun Dtbttkukan

Bakar ashShiddiq, dan lain-lain.


Di antara tabi'in yang meriwalatkan hadits dari Naf,adalatr Abu Ishaq
asSabit, at-Hakam bin uyainatr, yahya ar-Anshari, Muhammad bin
az-zuhi, shalih bin Kaisan, Ayyub, Hamid ath-Thawil, Maimun^tilan, bin
Mahran, Musabin Uqbah,IbnuAun, al-Amasi, dan lain-lain.
selain tabi'in yang meriwayatkan hadits dari Nafi, adalah IbnuJuraij, al-
Anzdi,Malih al-Iaits, Yunus bin ubaid, dan putra-pufany4 yaitu Abdullah,
umar, danAbu Bakar, IbnuAbi Iail4 dan banyak lagi selain mereka.
Nafi'adalah ofturg yang meriwayatkan banyak hadits, tepercaya, kuat
daya hafrlannya, dan benar periwayatannya Tidak diketahui terjadi suatu
kesalahan dalam seluruh haditsyang diriwayatkannya. Abdullah bin urnar
berkata "Sungguh Allatr memberi karunia kepada kita dengan keberadaan
Nafi'." Malik bin Anas berkata, "Adalah aku jika mendengar hadits yang
diriwayatkan oleh Nafi' dan Ibnu umar maka aku tidak peduli, dan aku
tidak mendengar hadits itu dari selain Nafi'." Nafi'mencapai kedudukan
yang tinggr di bidang ilmu sehingga Kharihh umar bin Abdul Adzme
nunjuk dan mengufusnya ke Mesir unfuk mengajarkan sunnah-sunnatr
Rasulullah kepada penduduk kota itu.
Nafi'meninggal di Madinah tahun LLZ H, menurut pendapat yang
paling kuat
Imam al-Bukhari berkata "Isnad yang paling sahih adalatr: Malik dari
Nafi'dari Ibnu umar." Para ulama hadits menamakan isnad ini dengan
"untaian emas'.

5. Waiilillah bin Abdulloh bin Utbah (w. 98 H)lo


Ia adalah ubaidillah bin Abdullah bin utbah bin Mas,ud al-Hadzali, al-
Madani, seorang tabi'i yang agung. ubaidillah adalatr salah seorang dari
hrjuh ulama fikih (al-Fuqaha as^sab'ah) dan tokoh di Madinatr
emim at-
Madinah) pada masanya. Para ulama bersepakat atas ketokohannya,
keagungannya, penguasaan dan kedalaman ilmunya tentang hadits,
banyaknya jurnlah hadits yang diriwayatkanny4 dan mimiliki aava naaran

310 Tadzhiratut-Huffuzlt hlrn. 24, jnzr; siyaru Alamin-Mfiala,, manuskrip, hkn. 25&259,
bagian II, juz rY; al-tam u baina Rijalislt-slultiluin,hlm301, juz I; Tpzihat-Tagzib,hlm
a, jvz
YII; Kubsluh al-Kluraii,hhn.%l;dmal-fulunr, trln 139, juz D(
Bab Y: Tokoh-Tokoh Peravi Hadits 551

yang kuat
Ibnu Abbas menaruh hormat kepada Ubaidillah dan azZuhiberkata
tentang dirinya, "Aku tidak duduk bersama (untuk mel aktlJa tmud.zakarah)
dengan seoftmgyang berilmu, kecuali mengetahui bahwa aku sependapat
dengannya (sama-sama memiliki ilmu yang sama). Itulah Ubaidillah bin
Abdullah bin Utbah. Maka, aku menemukan Ubaidillah memiliki ilmu yang
langka"
IGrena keluhuran kedudukan dan keluasan ilmunya, f(hatfah Abdul
AzubnMarwan menunjuknya sebagai guru bagr anaknya, yaifu Umar bin
Abdul Aziz.Ibnu Sa'ad berkata, "Ia (Jbaidillah) adalah orang yang te.
perqrya, berilmu, ahliflkih, dan banyakhadits." Di sampingitu, iamemiliki
puisi bagus yang sebagian di antaranya dikemukakan oleh Abu al-Farj
dalam kitabnya yang berjudul al-Aghani.
Ubaidillah belajar dari banyak sahabat. Di antara mereka adalah
Abdullah bin Abbas, Abu Hurairah, Abdullah bin Umar, Abu Sa'id al-
Khudri, Abu Waqid al-[^aitsi, Aid bin Khalid, Aisyah, Fathimah binti Qais,
Ummu Qais bin Muhshan, dan sahabat-satrabatlain.
Banyak tabfin meriwayatkan hadits darinya. Yang paling masyhur di
antara mereka adalah lmam azZrthi,Shalih bin IGisan, Abu azZvnad, dan
lain-lain.
Ubaidillah meninggal-menurut pendapat yang paling k-uat-pada tahun
98 H.

g. gothn bin Abilullah bin Umu (w. 706 H)31\


Ia adalatr Abu Abdullah Salim bin Abdullah bin Umar bin al-Ktraththab
al-Qurasyi al-Adawi. Tabi'in yang agung ini adalah seorang tokoh yang
memiliki sikap komitnen terhadap Islam dan bersifat zuhud. Ia memakai
pakaian senilai (hanya) dua dirham. Ayahnya, Abdullah, suatu kedka
menciumnya dan berkata, "Seorang kepala mencium seorang kepala."
Salim belajar di Madinatr dan mendengar serta meriwayatkan hadits
dari para sahabal Ia meriwayatkan hadits dari ayahnya dari Abu Ayyub al-

3LL Thabaqat lbnu Sa'ad, hkn. 144149,


iuz Y ; Tadzhiratul-Huffazh, hlm. 83, iuz l; Siyru
A'lamin-Nubub',hln.2*257,bagiantr, juzM Tahdzib lbnuAsatfu hlrn.50,juzYll;Hilyatul-Auliya',
hlrn. 193, juz tr;Tahdzibut-Tahdzib,hlm.436, juzll;danal-Iam'u bainash-Shahiharz, hlm. 188, juz I.
552 Hdlts Nabl Sebetun Diiltkukan

Anshari, Abu Hurairah, dan Aisyah, Ummul-Mukminin.


Di antara tabi'in yang meriwayatkan hadits dari Salim adalatr Amr bin
Dinar, Nd', hamba Ibnu Umar, az-Zuhi, Musa bin Uqbah, Hamid ath-
Thawil, Shalihbin IGisan, danlainlain, danbanyaktabfit-tabi'inmeriwayat-
kanhadits darinya
IGrena ilmu dan keagungannya ia termasuk salah seorang dari u{uh
ulama fikih. Ia memiliki kedudukan yang tinggr sehingga Sulaiman bin
Abdul Malik menyambut sendiri ketika datang kepadanya dan menduduk-
kannya di tempat tidurnya.
Salim meninggal di Madinah pada tahun 106 H.

7. Ibrahim bin Yazid an-Nal<ha'i (46-96 H)ttz


Ia adalah Abu Imran Ibrahim bin Yazid bin Qais bin al-Aswad an-
Nakha'i al-Kufi. Ia salah seorang tokoh tabi'in, seorang haftzh, banyak
haditsnya, ahli fikih, orang saleh, dan tidak banyak menemui kesulitan
hidup. Ia selalu menghindari popularitas.
Ia datang kepadaAisyatr, Ummul-Mukrninin, di wakhr kecil, sebelum ia
menginjak usia dewas4 ketika ia menunaikan ibadatr haji bersama paman-
nya (dari pihak ayahnya dan ibunya), yaitu Alqamah dan al-Aswad. Ia
mendengar hadits dari Alqamah dan kedua pamannya dari pihak ibunya,
yaifu al-Aswad dan Abdur-Rahman, keduanya putra Yazid, dan ia me-
riwayatkan hadits dari Masruq, Abu Ma'mar, Hamman bin Harits, Syuraih
al-Qadhi, dan lain-lain. Tidak ada bukti bahwa ia mendengar hadits dari
Aisyah.
Sejurnlah tabi'in meriwayatkan hadits darinya Di antara mereka adalah
al-Amasi, Manshur bin al-Mu'tamir, Abdullah bin Aun, Hammad bin Abu
Sulaiman, Mughirah bin Muqsim al-Dlabbi, Habib binAbuTsabit, Samak
bin Harb, dan lain-lain.
Ibrahim bin Yazid-sekalipun ia tidak meriwayatkan hadits dari salah
seorang sahabat, padahal ia sempat bertemu dengan sejumlah orang
sahabat-memiliki ilmu yang banyak dan hal ini diakui oleh trlama-ulama

3r2 7ro6*o1 lbnu Sa'ad, hlrn. 18&f99, jnzYl; Taihhul-Isbn, hkn. 335, juz lll; Ta&iratul-
HuffuJt,lnlm- @,iltzl; Tahtuibut-Tahbib,hlm. L77,inzl; ol-lam'u baina Rfiahsh^Sluhihaiz, hlrn. 19,
irlal.
Bab Y: Tokoh-Tokoh Perawi Hadits 553

senior pada masanya. Asy-Sya'bi ketika Ibrahim meninggal berkata,


"Ibrahim tidak meninggalkan seseofttng yang lebih berilmu dan lebih ahli
di bidang flkih dibandingkan dirinya." Asy-Sya'bi menjawab, 'Tidak al-
Hasan dan Ibnu Sirin, tidak seseorang dari penduduk Bashrah, Kufah,
Hijaz, dan tidak pula seseorang dari Syam."
An-Nakha'i adalah orang yang menguasai hadits sehingga al-Amasi
berkata "An-Nakhat adalatr makelar hadits," dan Abu hnahberkata, "Arr
Nat<trat adalah salah sahr panii-panji Islam."
An-Nakha'i mengikuti dan meneladani para sahabal Tentang sikapnya
ini, ia-di antaranya--berkata, "seandainya para sahabat tidak mengusap
kecuali atas lruku, niscaya aku tidak membasuhnya untuk memperoleh
keutamaan, dan cukuplah bagi kami untuk mencemoohkan suafu kelompok
masyaraka! yaifu dengan c:lra kami menanyakan pengetahuan mereka
dan-ternyata-kami berbeda pendapat dengan mereka."
An-Naktral meninggal di Kufah dalam keadaan memakai jubah dari al-
Haiiaj, pada tahun 96 H, dalam usia 49 tatrun lebih.

8. Amtu bin Syarahit asy-Syabi (79-703 H)3tt


Amirbin Syaratril al-Hamiri asy-Syabi al-KufiAbuAmr, seorang tokoh
dalam ilmu Islam. Tokoh ilmuwan dari kalangan tabi'in ini lahir beberapa
tahun314 setelatr masa pemerintatran Umar ibnul-Ktraththab r.a.. Ia ter-
masuk pengikut dan pendukung Atrlus-Sunnah wal-Jama'ah dan tidak
menyukai adanya kelompok-kelompok dalam Islam. Ia melakukan per-
jalanan dan mengunjungi banyak negar4 dan ia meriwayatkan hadits dari
Ali, Sa'ad binAbiWaqqash, Sa'id bln.T:rid,Ibnu Zaid, TaidbnTsabit, Qais
bin Sa'id bin ubadah, Qardhah bin IG'ab, Ubadah bin ash-Shamit, Abu
Musa al-Asy'ari, Abu Mas'ud al-Anshari, Abu Hurairah, Mughirah bin
Syubah, Abu Sa'id al-Khudri, Aisyah Ummul-Mukminin, Ummu Salamah,

313 Thabaqat Ibnu Sa'ad,hlm.l72, jrirzW;Tadzhiratul-Huffazlt,hlm.75,iw,l; Siyanr A'lamin-


Nubala',manrskrip, hlrn. 21&219, bagian ll,}uzN; al-tam'u baina Riialish-Shahihain,hlm.377 ,jttzl,
dalam kitab ini dikatakan bahwa asy-Sya'bi meninggal pada tahun 106 H, dan pendapat ini jauh dari
trlnar; Tahfuibut-Tohdzib, hlrn. 65, juz Y dan Khuloahah al-Klwnaii, hlm. 184.
314 Menurut satu pendapat, asy-Syati lahir pada tahun 21 H. Pendapat ini dikemukakan oleh
Syayyab. Uhat Siyru A'lamin-Nubala', hlrn. 213, basian II, juz IV.
554 Haclits Nabi Sebetun Dibukukan

dan lain-lain.
Banyak orang meriwayatkan hadits dari asy-Sya abi, yaihr Abu Ishaq as
sabit, sa'id bin Amr, Ismail bin Abu Khalid, sa'id bin Masruq atsTsauri, al-
Amasi, Manshur, Samak bin Harb, Abdullah bin Aun, dan Syubah bin al-
Haiiaj. Asy-Syabi adalah guru ImamAbu Hanifah yang paling senior.
Asy-Syabi adalah orang yang kuat ingatannya dan ia berbangga dengan
hafalannya. Ia berkat4 "Aku tidak menulis yang hitarn di dalam yang putih."
Ia adalah orang yang cerdas dan pandai. Ia memiliki banyak ilmu sehingga
sering memberikan fatwa pada masa satrabal
Par:a ulama sependapat atas ketokohannya dan ketepercayaannya. Abu
Majaz berkata, "Saya tidak mengetahui di antara mereka seseoftmg yang
lebih pandai dibandingkan asy-Syabi."
Ibnu Uyainah berkata, "Masyarakat luas mengakui, Ibnu Abbas adalah
tokoh pada masany4 asy-Syabi adalah tokoh pada masany4 dan atsTsauri
adalah tokoh pada masanya." Ibnu Sirin berkata kepada Abu Bakar al-
Hadzali, "Aku selalu menyertai asy-Sya'bi, kemudian Aku melihat ia
dimintai fatwa sedangkan masih banyak sahabaL"
[Jlama yang hidup semasa dengan asy-Syabi memberikan pujian atas
ilmunya, sikap rendah hatinya, jasanya, dan akhlaknya. Ia menduduki
jabatan sebagai hakim pada masa fhathh Umar bin Abdut Aziz.
Asy-Syabi wafat pada tahun 103 H di Kufrh.

9. Nqamah bin Qais an-Nakha'i (28 SH-62 Hltts


Ia adalahAbu SyibliAlqamah bin Qais binAbdullah an-Nakha'i d-Kufi.
Seorang tabi'i yang agung. Ia adalatr paman al-Aswad bin Yazid bin Qais dan
salah seorang tokoh yang hidup pada masa pra-Islam dan masa Islam (a/-
Mukhadhramin).
Ia meriwayatkan hadits dari Umar ibnul-Ktraththab, Utsman bin Affan,
Ali, Abdullah bin Mas'ud, Hudzaifah, Salman al-Farisi, Aisyatr, Abu Mas'ud,
Abud-Darda', dan lain-lain.

3r5 Thabaqat lbnu Sa'ad,hlm.57$2,laYl;Tad*iratul-Huffaztt hkn.4546, juz I;al-lamubaina


Riialkh-Shahiharz, hlrn. 390, juz I (Dalam kitab ini dikatakan bahwa Alqamah meninggal pada tahun
162 H. Ini kemungkinan merupakan kesalahan dari penulis naskah. Yang lebih benar adalah yang
kami sebutkan di atas); Tahdzibut-Tahdzib,hlm.276,juzYll;duKhulashah al-Khazraji,hlrn nL
bb V: fokoh-fokoh Peravi Hdlts 555

Ada beberapa orang yang meriwayatkan hadits darinya yaifu Ibrahim


an-Nakha'i, asy-Syabi, Muhammad bin Sirin, dan keponakannya, yaitu
Abdur-Rahman bin Yazid.
Alqamah adalah salah seorang murid terdekat Ibnu Mas'ud dan orang
yang mengetatrui tentang Ibnu Mas'ud. Para ulama yang hidup semasa
dengannya sependapat bahwa Alqamah adalah omng agung, terhormat,
dan luas ilmunya. Ibrahim bin Alqamatr berkata, "Abdullah, yakni Ibnu
Mas'ud, menyerupai Nabi saw. dalam hal sama-sama memberi pefunjuk,
bimbingan, dan cara yang ditempuh, sedangkan Alqamah menyerupai
Abdullah."
Alqamah adalah oftmg yang rendatr hati, dan menghindari popularitas.
Iapernatr ditanyq "Seandainyaengkau shalatdi masjid dan engkau duduk
serta kami pun duduk bersamamu, kemudian kami bertanya (tentang
sesuatu)." Ia menjawab, 'Aku tidak suka dikatakan, 'ini adalatr Alqamah'."
Ia juga pernah ditanya, "Seandainya engkau datang kepada seorang
penguas4 kemudian engkau memerintahkan kepada penguasa ihr unhrk
bertuat kebaikan." Ia menjawab, "Aku tidak akan mengambil keuntungan
materiil sedikit pun dari mereka (para penguasa), kecuali-sebaliknyr
mereka memperoleh ajaran agama lebih banyak dariku."
Alqarnah adalatr orang yang tepercaya dan banyak haditsryra. Ia selalu
memberikan motivasi kepada murid-mundnya untuk selalu menelaatr
ilmu. Ia berkata kepada mereka, "I:kukanlah penelaahan terhadap ilmu,
karena ilmu akan selalu hidup dengan cara selalu ditelaah." Murrah
berkata, "Alqamatr adalah termasuk onmg{nmg yang memiliki sifat-siht
kehrhanan."
Alqamahwafatdi Kufrhpadatatrun 62 H dalam usia90tahun.

70. Muhommad bin Sirin (33-170 Hyrc


Ia adalah Abu Bakar bin Abi Urwah, Muhamrnad bin Sirin, seomng
tabi'in agung, al-Bashri al-fuishari atas dasar pemilikan (artinya, ia disebut
al-Anshari karena ia adalatr hamba milik salah seoftrng sahabat fuishar).

316 7*6*o1 16nu tu'ad,hkt; 141-150, bagian tr, juz VII; ?d*itatul-Huffazh,trlrr-73jtuzl;
ot-
Muhbir, hlrn. 37$480; al-Jamu baina Riialish.SMtiluin,hJm 439,iuzII;Tartibt&Tbtqat,lrarya
Ibnu Hibban, juz III, manuskrip di DarulKutub atMishriyah;TMzibtt-Talulzib,hltt2l42l7, juz
W S@tratudz-DznlwD, hlm. 138, juz l; al-Alqu-Nafish, hftn. 216.
556 Hadits Nabi Sebetun Dibukukan

Ayatrnya adalah hamba Anas.


Muhammad bin sirin pada dua tahun menjelang berakhirnya peme
rintatran utsman bin Affan r.a., pada tahun sg H, fumbuh dalam prrgt
dan bimbingan Anas. Ia adalah seorang pedagang kain. Ia mempelalari
*
Al-
Qu/an, belajar dan merghafal banyak hadits, aan ia adalatr *-onsy-g
teliti serta kuat day-a hafalannya. Ia meriwayatkan hadits, satu per satu
huruf-huruf hadits. Ia adalatr onmg yang salei dan atrli nr.ft,
v*s ."*p"t
melihat tiga puluh orang sahabal Ia meriwayatkan hadits dari Anas bin
Malik, Zaid bin Tsabit, al-Hasan bin AIi bin Abu Thalib, dari Abu Hurairah,
Ibnu Abbas, Ibnu Umar, dan lain-lain.
Banyak orang yang meriwayatkan hadits darinya. Di antara mereka
?galah
Amir asy-Syabi, Tsabit al-Bannani, I(halid al-Haddza,,Daud bin Abu
Hindun, Abdullah bin Aun, yunus bin LIbaid, al-Auza,i,Malik bin Dinar,
Hisyam bin Hisan, dan lain-lain.

Para ulama yang hidup semasa mengakui bahwa ia adalatr


orang yang berilmu, ahli fikih, kuat daya hajalannva dan bersifat adil. Ibnu
Aun berkata, 'Aku tidak melihat di dunia ini orang yang menyamai tiga
orang berikut ini: Muhammad bin sirin di Irah a-qasim rin Muhammad
di
Hijaz, dan Raja' bin Haiwah di Syam. Di antara mereka tidak ada yang
menyamai Muhamrnad."
Mauriq +Ajali berkat4 "Aku tidak melihat seseorang yang lebih ahli di
!id*g fikih sekaligus bersifat sareh dan tidak pula meiihat orang yang
lebih saleh sekaligus atrli dalam bidang fikih, dibandingkan Muhammad
bin Sirin."
Ia banyak melakukan ibadatr dan berpuasa. Dikatakan batrwa ia ber-
puasa sehari dan berbuka (tidak berpuasa) sehari (artinya:
selang-seling),
i? adalah orang yang sangat berhati-hati dalam ug;rrrrry* Anas bin
1*
Sirin berkata "Tidaklah sama sekali dua hadits sampai kepada Muhamrnad
bin Sirin, manakala salah satu di antara dua hadits itu lebih berat dibanding-
kan yang lainnya kecuali ia mengambil hadits yang lebih berat di *tuo
keduanya"
Anas bin sirin berkata, "Ia (Muhammad bin Sirin) tidak menilai
berdosa dengan tidak memilih dan tidak melaksanakan ha&ts yang lainnya
ihr."Abu Qilabah berkata "Siapa di antara kita yar.rg mampu illrkuk-
yang dilakukan oleh Muhammad (dengan.anguf ."p"0 seperti "pu
tajarrnva
anakpanah."
&ab Y: Iohoh-Tokoh Perawi Hadits 557

Asy-Syabi berkata "Ikudlah orang yang tuli itu, yakni Muhammad bin
Sirin. Ia adalatr pemaaf dan orang muliayang selalu meneladani Rasulullah
saw. dan Khulafa ar-Rasyidin. Ia senantiasa melakukan pembuktian atas
kebenaran haditsyang iaterima Iaberkata llmu ini adalah agama. Mak4
perhatikanlatr dari siapa kamu menerima ilmu ifu.' "
Selain itu, Muhammad bin Sirin adalatr periang dan pandai bergaul.
Keberadaannya dapat diterima di hati para ulama dan penuntut ilmu, dan ia
menduduki puncak kepemimpinan pada masanya. Muharnmad bin Sa'ad
berkata "Ia adalatr orang tepercay4 terhormat, tingggi kedudukannya ahli
fikih, pemimpin, dan luas ilmunya"

Ia wafrt di Bashratr pada tahun 110 H.


Demikianlah, mereka adalah sebagian tabi'in yang paling banyak
meriwayatkan hadits. Karena keterbatasan tempat tidaklah mungkin
semuanya disebutkan di sini. Selain mereka, termasuk tokoh-tokoh yang
masyhur adalah Hasan al-Bashri, Sulaiman al-Amasi, Qatadatr bin Da'amah
as-Sadusi, Abdur-Rahman bin Hurmuz al-Araj, dan lain-lain. Semuanya
memiliki andil dalam pemeliharaan dan periwayatan AsSunnah. Semoga
Allah memberikan batasan yang terbaik kepada mereka, juga kita semu4
dan menempatkan mereka di dalam surgayang lapang. Amin. g
Setelah "kehidupan" AsSunnatr sebelum dibukukan dipaparkan seera
jelas maka kita mengetahui, pada bab pertama, keadaan AsSunnatr yang
sebenarnya pada masa Rasulullah saw., dan kita mengetahui kepribadian
Rasulullah dalam posisi beliau sebagai pengajar dan pendidik, sikap beliau
terhadap ilmu, efektivitas metode beliau dalam menyampaikan ajaran
Islam, dan mengaplikasikan hukum-hukumnya, carabeliau menumbuh-
kan motivasi untuk menuntut ilmu dan pergaulan beliau bersama para
sahabat, sebagaimana kita ketahui bagaimana para sahabat menerima As
Sunnah dari beliau. Dari pemapamn itu pun, kita mengetahui jiwa ikhlas
mereka dalam mempertahankan syariatyang benar dan segala pengorban-
an besar mereka dalam upaya itu, dan kita mengetahui faktor-faktor
penyebab tersebarnya AsSunnah bersama-sama dengan Al-Qufan.

Pada bab kedua, kita mengetatrui bagaimana para sahabat dan tabi'in
senantiasa meneladani Rasulullah saw., selalu berpegang-teguh dengan
Sunnah beliau, kehati-hatian mereka dalam meriwayatkan hadits, dan
upaya mereka melakukan pembuktian atas kebenaran kabar-kabar yang
mereka terima, dan bahwa sikap ketat dan eksta hati-hati mereka dalam
menerima sebagian atsar tidaklah sama sekali berarti mereka hendak
meninggalkan dan mengabaikan As-Sunnah. Bahkan, sikap mereka ihr
adalatr dalam rangka memelihar4 membuktikan, dan mencari buktiyang
lebih meyakinkan atas kebenaran AsSunnatr yang mereka terima. Jika
sebagian dari mereka, pada suafu kondisi dan situasi, benar-benar me
nunfut adanya dua orang perawi atau lebih maka kadangkala mereka,
dalam kondisi dan situasi lain, menerima kabar dari seorang perawi (saja)
yang adil, jika perawi ifu memenuhi syarat-syarat sebagai penerima dan
peryampai kabar kepada orang lain.

Hadlts Nabl Sebetun Dibttkukan 559


560 Hadits Nabi Sebetun Dibukukan
Sikap ketat mereka dalam menerima kabar tidaklah dimaksudkan agar
selain mereka secara dramatis dan demonsratif bersikap hati-hati dan
menolak As-Sunnah yang mereka terima, oleh karena tidak selayaknya
sikap ketat mereka itu dijadikan alasan untuk meninggalkan As-Sunnah.
Sikap mereka itu harus dipahami sebagai upaya check and recheckterhadap
AsSunnah yang mereka terima
Pada bab kedua jug4 kita mengetahui bahwa para sahaba! tabi'in, dan
para pengikut mereka, berupaya maksimal untuk meriwayatkan hadits
dengan redaksi seperti yang mereka terima dari sumbernya (iwayah bil-
lafzh). Sebagian dari mereka memperbolehkan kepada orang (penerima
hadits) yang mengetahui sepenuhnya isi hadits untuk meriwayatkan
makna hadits, dalam arti tidak dengan redaksi seperti dari sumbernya
(ri.wayah bil-ma'na) jika redaksi hadits itu tidak lagi bisa diingat, dan
mereka menolak periwayatan hadits dengan cara kedua ihr kepada omng
yang tidak mengetahui sepenuhnya isi hadits. Sebab, dikhawatirkan terjadi
perubahan hukum (disebabkan oleh redaksi yang berbeda), dan bahwa
periwayatan hadits tidak mengubah hukum-hukumnya (karena meng-
Sunakan redaksi yang hampir sama dengan redaksi aslinya), tidak seperti
yang diduga oleh sebagian parapengkaji hadits.

Kemudian, kita melihat adanya aktivitas keilmuan yang meluas pada


masa satrabat dan tabi'in, dan kita membuktikan adanya perhatian penuh
dari umat Islam terhadap hadits Rasulullatr saw. pada saat kita mengkaji
tentang tersebarnya hadits pada masa (periode) itu, dan terjadinya perjalanan-
perjalanan unfuk mencari hadits. Maka, ini merupakan gambaran yang
benar tentang kehidupan ilmu pada masa ihr.
Pada bab ketiga, kita mengetahui munculnya pemalsuan hadits dan
penyebabpenyebabnya serta pengaruh kelompok-kelompok politik ter-
hadap kemunculannya. IGmi berkesimpulan batrwa Syi'atr-sebagai kelom-
pok yang memperalat nama Ahlul-Bait-adalah orang{rang yang menodai
As-Sunnah. Mereka memalsukan hadits untuk menopang klaim dan
pendapat mereka. Kita mengetahui, atrwa Atrlul-Bait terbebas dari semua-
nya itu. Dan, kami sampai pada kesimpulan batrwa l{hawarij tidak melaku-
kan pemalsuan hadits, karena berdusta menurut keyakinan mereka adalatr
termasuk dosa besar.
Kita mengetatrui pengaruh musuh-musuh Islam dan pengaruh dis-
kriminasi etnik, fanatisme suku, kelompok dan daerah, para pendongeng,
tlldltr tlobt Scbclwn Dtbttktl/rur 561

pengaruh orang{rang bodoh yang didorong oleh rasa ingin berbuat


kebaikan serta pengamh sikry memihak dan mendekati (baca meniilat)
kepada para penguasa. Kita mengetahui pengaruh semuanya terhadap
teriadinfra pemalsran hadits, silry umat Idam dan para ulama terhadap
gejala ini upar.aupaya untuh menmtaqg dan memberantas pemalsuan
hadits dengan ber@oman kepada kaidahJraidah pembuktian kebenaran
hadits secaria ilmiatr yang bisa aipe@. Caraqra dengan
menelusuri isnadnya: kesemarakan aktivitas keilmuan, penelusuran
terhadap para pendusta dan mengetatrui kepribadian para perawi hadits,
perumusan lciteri&kriteria unhrk menrbedakan hadits yang sehat )ang
sakit dan rrang palsu. Dengan upqyaupqra semua ini As.$mnah terhindar
dari tangarrtangan jatrat musrhmusrtr Assunnah.

Berdasarkan hal ifu semua,lranri meqgemukakan l$itik atas pendapat-


pendapat Goldzicher Gostone Wight, dan Ahmad Amin, dan kami me
negaslmn adanya perhatian penuh para ulama terhadap matan dan sanad
hadib. Dan, kami menjelaskan batrwaAssunnah bukanlah merupakan
produk dari tersebarrya dan perkembangan Islam serta bukan pula hasil
pemalstran generasi demi generasi Islam seperti dusaan Goldzicher. IGmi
menunjukkan bukti bahwaAs.&mnah adalah praktek ajaran Islam rrang
secara sempurna dilakukan oleh Rasulullatr saw.. IGmi pun menolak
tuduhan Goldzicher batrwa ia menudutr para imam maztrab fikih melaku-
kan pemalsuan hadits unhrk mendukung nazlnbmazhab mereka dan
kami membuktikan kesalatran hrduhan ihr berdasarkan argumentasi-
argumentasi frang kuat dan bisadipe@ kebenarannya
Kita melihatpengorbanan besarftaqg dicurahkan oleh par-a sahabat,
tabi'in, dan para ulama setelatr mereka dalam rangka memelihara As.
$rnnah, ketika kami mengemukakan kihHdtab termasyhur hasil karya
mereka tentang iialul-hadits'perawi-perawi hadits' dan al+naudhu'at
hadits.hadits palsu'. Kita mengetahui bahwa kaum muslimin adalah umat
tertesar dalam sejarah. Mereka menaruh perhatian besar terhadap pusaka
mereka tentang pembenhrkan dan perkembangan ryariat Islam sejak nrasa
Rasulullah saw..
Adapun tentang pembukuan hadits, makrpada bab keempat-kami
telah meugemukalran riwayat-riwayat dari Rasulullah saw. tentaqg penuliv
an hadits, yaifu kabar-kabar tentani sekitar larangan dan kebolehan
pentrlisanhadits. Dalamhalini,lramiberkesimpulanbatrwaRasuhrllahsarr.
569 Hadits Nabi Sebelum Dibukukan

memperbolehkan penulisan hadits setelatr sebelumnya beliau melarang-


nya, sebagaimana kami mengemukakan riwayatriwayat dari para sahabat
dan tabiin tentang penulisan hadits.
Akhirny4 dapat kami simpulkan pula bahwa semua riwayat tentang
kebolehan dan larangan pembukuan hadits itu tidaklah saling bertentang-
an, bahkan-sebaliknya-saling mendukung dalam rangka memelihara A1-
Qu/an danAsSunnah. g

Anda mungkin juga menyukai