Anda di halaman 1dari 147

dengan tulus dan kecintaan

dilu:zturkar:t kepada
AYAHANDA dan UMMI
serta seluruh keluarga

(penyunting)

jj
percakapan
antar generasi

PESAN
PERJUANGAN
SEORANG BAPAK
penyunting
A.W. Pratiknya

Diterbitkan oleh
Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia
dan
Laboratorium Dakwah

edisi ulang
(1989)

iii
PESAN PER.JUANGAN SEORANG BAPAK
oleh A.W. Prallknya, penyunllng ·Ed 1989 Cet 1 ·
Jakarta-Yogyakarta: DDIJ & LABDA, 1989
x, 132 hal

Rancangan aampul: A Fanani

Rancangan l(l"afio dan tataletak : Mohammad Nat.ir Farhani

Hak clpta 1989, pada LABDA, Yogyakarta


Cetakan pertama Februari 1989

Hak penerblt pada DDIJ Puoat dan LABDA


Jalan Kramat Raya 45 Jakarta

iv
IFfiTAH

Segala puji bagi Allah Swr semata, yang hanya karena


perkenan dan ketentuan-Nya sajalah buku ini dapat diterbitkan.
"' Buku kecil ini merupakan olahan dari sebagian (kecil) rekaman
wawancara dengan Ayahanda Mohammad Natsir. Wawancara ber-
seri yang terjadi sekitar tahun 1986 s.d. 1987 ini dilakukan oleh
saudara- saudara Mohammad Amien Rais, Kuntowijoyo, Endang
Saifuddin Anshari , Yahya A. Muhaimin, dan Ahmad Watik
Pratiknya, dalam kunjungan silaturahmi mereka dengan Ayahanda.
Wawancara tersebut sebenarnya lebih merupakan forum "be/ajar" -.·
bagi mereka, yang dua genarasi lebih akhir, oleh karenanya buku ini
diberi judul "Percakapan Antar Generasi: Pesan Perjuangan
Seorang Bapak".
Kalau dalam judul digunakan istilah "Antar Generasi", sama
sekali tidak dikandung pengertian bahwa kami (berlima) mewakili
atau mengatasnamakan generasi tertentu. Kami menyadari
sepenuhnya bahwa Ayahanda adalah milik umat, milik bang sa, milik
kita semua. Sementara kami adalah bagian terkecil saja dari kom-
ponen penyusun matarantai umat.
lsi buku ini jelas belum menggambarkan keseluruhan gagasan
dan pandangan Ayahanda, karena baru sebagian kecil saja dari hasil
wawancara tersebut yang sempat kami olah. Namun berhubung
keterbatasan teknis dan kesempatan, dan juga "keterbatasan
situasionar, maka dipilihkan beberapa bagian saja, yang sengaja
kami suguhkan dalam rangka tasyakur kita pada usia kedelapan
puluh Ayahanda.

Banyak fihak yang amat berperan sehingga buku ini, dengan


segala kekurangan yang ada, dapat terbit. Untuk ini secara khusus

v
Penyunting mengucapkan terima kasih kapada Umi, yang dengan
ketulusan dan senyum keibuannya senantiasa menerima kami.
Terima kasih penyunting sampaikan pada sejawat Zoel, Said, Edi,
dan Rusli, serta segenap kerabat kerja Laboratorium Dakwah
Yogyakarta, yang amat berperan, sejak transkrip sampai proses
produksi. Kepada. Demikian pula kepada A. Fanani, yang telah
merancang disain sampul. Kepada Allah SWT jualah Penyunting
do'akan, semoga kesemuanya itu menjadi amal ibadah mereka.
Akhirnya, semoga buku kecil ini dapat dikenang Ayahanda
sebagai lambang kecintaan generasi kami. Dan bagi rekan
segenarasi mudah-mudahan dapat dijadikan sebagai salah satu
"pelajaran perjuangan". Amien ya Rabbal 'alamien.

Yogyakarla, 17 Juli 1988

Penyunting
PRAKATA EDISI ULANG

Alhamdulillah, edisi pertama buku kecil yang diterbitkan dalam


rangka tasyakur delapan puluh tahun Ayahanda M. Natsir ini telah
habis. Atas permintaan banyak fihak, maka diterbitkan edisi ulang ini,
dengan format dan penampilan yang sedikit berbeda.
Dibanding edisi pertama, persiapan edisi ulang ini relatif ter-
sedia, sehingga dapat dilakukan beberapa koreksi dan penambahan.
Di sam ping penambahan satu bag ian (Islam dan Kebudayaan: Potret
#Sejarah), edisi ini juga dilengkapi dengan toto-toto dokumenter, ter-
masuk toto acara tasyakur 17 Juli 1988. llustrasi toto ini diharapkan
dapat memberikan tambahan informasi bagi sidang pembaca dalam
memahami fikiran-fikiran beliau. Edisi ini diterbitkan secara bersama
oleh Dewan Dakwah lslamiyah Indonesia Pusat Jakarta dan
Laboratorium Dakwah Yogyakarta.
Untuk edisi ulang ini penyunting mendapat bantuan yang tidak
sedikit, terutama dari Ayahanda sendiri, dengan beberapa saran per-
baikan dan konfirmasi yang disampaikan. Kepada stat Dewan Oak-
wah lslamiyah Indonesia Pusat dan stat Lembaga Islam untuk
Penelitian dan Pengembangan Masyarakat (LIPPM) Jakarta,
penyunting juga mengucapkan terima kasih atas pengusahaan toto.
Penghargaan khusus dan terima kasih untuk adinda Zoel yang
cukup "pontang panting" menangani proses reproduksi edisi ulang
ini. Hanya kepada Allah jualah penulis berharap, semoga
kesemuanya itu menjadi amal shalih.
Penyunting mt:nyadari bahwa buku ini masih mengandung
banyak kesalahan dan kekurangan. Untuk itu penyunting menunggu
saran perbaikan dari sidang pembaca.

Yogyakarta, Februari 1989

Penyunting

vii
Ayahanda tengah mengucapkan pidato tasyakur
17 Juli 1988 di masjid al-Furqan

viii
DAFTARISI

Iftitah (v)

" Prakata (vii)

Hati Nurani Umat (persembahan) 1

KEBANGKITAN ISLAM 5

GAGASAN GAGASAN PEMBAHARUAN ISLAM 19


UMAT ISLAM DALAM GELANGGANG SEJARAH 37

UMAT ISLAM DAN REKAYASA SOSIAL 57

Dokumenta Selekta 71

DAKWAH DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT 79

ISLAM DAN KEBUDAYAAN: POTRET SEJARAH 105

DUNIA ISLAM INTERNASIONAL 117

Biografi singkat M. Natsir 129

Biodata pewawancara 131

ix
Hatl Nuranl Umat

HATI NURANI UMAT

Ayah
Pada hari dasa-windumu ini
Tiada persembahan
Kecuali do'aku pada-Nya:
semoga kau tetap
. bersama kami
membimbing, men-
gayomi kami
semoga senantiasa
berada di tengah
kami
dengan senyummu
yang sejuk
dengan nasihatmu
yang bijak
dengan segala
kesederhanaanmu
dengan semangat
ju'angmu nan tak pernah padam
Ayah
Pada hari yang penuh ke~yukuru t i
Kuingat ungkapan sahabatmu yang telah twda
ia sebut kau sebagai "hati nurani umat"
Y a... benar kau adalah hati nurani kami !
kau adalah mata hati kami !

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATSJR


2 PERCAKAPAN ANTAR GENERASI

Ayah
Tidak kau sukai segala gelar dan tandajasa
Semua atribut fana terbungkus rapi
dalam ikhlas amal-juangmu
Kau niatkan semuanya
sebagai amal ibadahmu

Tapi ayah
Kau mesti terima yang satu ini
Karena bukan kami yang memberi
bukan umatmu yang meminta
Tapi kau sendirilah yang membina
Binaan teguh akidah
khusu' ibadah
mulia akhlak
Kau sendiri yang mengukir dalam sejarah
ukiran juang nqn istiqamah
ukiran kepemimpinanmu
gagasan keperjuanganmu
dan ketulusikhlasanmu
Y aa... kaulah si "hati nurani umat"

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATSIR


Hati Nuranl Umat 3

Ayah
Di hari dasa-windumu ini,
tiadajanjiku kecuali pintaku
Kerna betapa kecil kami
Di selebar kepakan sayapmu:
hati nurani umat
mata hati umat!
Pintaku adalah doamu:
agarkepakansayapku
mengarah ke tongkatmu
menggenggam kilau sejarahmu:
hati nurani umat
mata hati umat!

Amin, yaa Rabbal 'alamien

Yogyakarta, di hari kelahiranmu 1988


Ananda

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATSIR


4 PERCAKAPAN ANTAR GENERASI

Bersama dua sahabat yang telah mendahului


Mohammad Roem (atas) dan Syafrudd.in (bawah)

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATSJR


Kebangkitan Islam 5

Kebangkitan
Islam

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATSIR


6 PERCAKAPAN ANTAR GENERASI

Tuhan akan membukakan jalan bagi umat


Islam manakala umat Islam memakai ber-
bagai faktor yang memungkinkannya untuk
bangkit.
. . . di. dunia ini ada satu sumber kekuatan
yang bisa menyelamatkan umat manusia dari
sekularisme dan materialisme yang makin
lama makin merusak mariusia sebagai pribadi
maupun sebagai kelompok (umat).
Mereka menonjolkan warisan Islam dengan
tidak mempropagandakan Islamnya,
melainkan warisan Islam itu sendiri, dengan
bertitik tolak pada kemajuan Islam jaman
dahu-lu, pada saat teknologi belum maju seper-
ti sekarang ini .. Paling tidak menunjukkan
bahwa di balik apa yang tampak secara fisik,
yang dicapai negara maju, masih terdapat satu
sumber kekuatan rohani yang dapat
menye)amatkan manusia modern. Gejala span-
tan ini bisa dianggap sebagai "hidayah" dari
Allah.
. . . saat ini kita berada dalam masa percobaan
·dan ujian. Jika kita setapak demi setapak kern-
bali kepada ajaran Islam, insyaAllah dunia ini
akan berubah.

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATSIR


Kebangkitan Islam 7

Bagian 1

KEBANGKITANISIAM

Antusiasme Kebangkitan
Walaupun abad ke 15 Hijriyah sudah beberapa tahun kita
masuki, tetapi gema kebangkitan yang dicanangkan
masih terasakan. Kaum muslimin di seluruh dunia men-
dambakan agar abad ini menjadi abad "Kebangkitan
Islam·. Sebenarnya, alasan-alasan apakah yang
menyebabkan kita sangat antusias dengan harapan ter-
sebut?

Sebenarnya ide tentang abad ke 15 Hijriyah sebagai abad


"Kebangkitan Islam", bukan didorong oleh antusiasme yang

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATSIR


8 PERCAKAPAN ANTAR GENERASI

kabur, melainkan oleh keinginan untuk melepaskan umat Islam


dari inferiority comp,lex. Hal ini dapat difahami jika kita ingat
kembali suasana yang mengitari umat Islam pada waktu itu,
yaitu apa yang diderita oleh umat Islam di seluruh dunia. Ada
segi-segi yang baik, tetapi yang lebih nampak segi yang negatif.
Segi negatif ini berupa perpecahan dalam tubuh umat Islam
sendiri. S!!!Jagai contoh misalnya apa }:_ang terjadi di Timpr Te-
ngah, di samping memang ada ancaman dari luar, yaitu Israel,
geja1a perpecahan di dalam terlihat menonjol juga.
Keadaan inilah yang mendorong umat Islam untuk berfikir
menuju suatu kebangkitan dan tidak putus asa (frustrasi) dalam
menghadapi kenyataan yang menyedihkan itu. Faktor ini pula
sebenarnya yang merupakan hal yang paling dominan, yakni
karena kesulitan-kesulitan yang dihadapi umat Islam. Disadari,
ada beberapa faktor lain yang mendorong antusiasme yang
tinggi tersebut. Namun kedua hal di atas merupakan faktoryang
cukup berpengaruh secara dominan.

Motivasi Kebangkitan:
Faktor Dalam dan Luar
- -----------------·
Di samping alasan tersebut, ba!angkali Bapak dapat
' mengungkap alasan lain, baik yang berasal dari dalam
maupun yang merupakan taktor luarumat Islam?

Sebagaimana tadi saya kemukakan, memang benar masih


banyak faktor yang lain, yang secara psikologis menimbulkan
harapan atau motivasi yang datang tidak saja dari akidah kita
sendiri, tetapi juga yang berasal dari "luar". Yan · berasal dari
~a ·alah_ be...rl!Pa keyakinan bahwa Tqban almn !Dem-

-
bukakanjalan ba_g! UIJ!at Isl~m manakala umat Islam memakai
berbagai faktor yang. memungkinkannya untuk b~t . Yang
-

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATSIR


-
Kebangkitan Islam 9

berasal dari "luar" ialah munculn a berb~ai.gejala yang timbul


di luar kalangan umat, yang JUStru muncul di daerah-daerah
yang tidak atau belum Islam, bahkan sekular, seperti E·ropa
Barat, Kanada dan lain-lain. Gejala-gejala tersebut muncul
secara spontan dan tidak dibuat-buat. ¥ereka (orang Barat)
menaruh keyakinan bahwa Islamlah yang akan mampu
menyelamatkan dunia ini, bukan falsafah sekular yang mereka
miliki. ·

M. Natsir sebagai Plmpinan Sidang·dalam


Konggres Muktamar al Alam al Islami, Siprus 1980

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NA TSIR


10 PERCAKAPAN ANTAR GENERASI

Berbaga i contoh dari gejala di at as misalnya,.!:!::or/d Islamic


Festival yang diselenggarakan di London pada tahun 1976.
Kalau kita teliti siapa yang mengambil inistafif festiial ini, ter-
nyata bukan orang Islam dari kalangan "dalam", melainkan
mereka (orang lslam juga) yang selama ini "kurang diketahui"
a tau "dikenal" dan orang-orangyangmelihat Islam ini dari sudut
pandang_fu;l.nu/iJJCW/1 bukan dari_sudut akidah. Mereka iniJah
y:1ng mt:ndorong dan menunjukkan bahwa di dunia ini ada satu
sumber kekuatan yang bisa menyelamatkan umat man usia dari
sckularisme dan materialisme yang makin lama makin
mcrusak manusia sebagai prlbadi maupun sebagai kelompok
(umat). -

Mereka menonjolkan warisan Islam dengan tidak


mempropagandakan Islamnya, melainkan warisan Islam itu
sendiri, dengan bertitik tolak pada kemajuan Islam jaman
Jahulu, pada saat teknologi belum maju seperti sekarang ini .
Paling tidak menunjukkan bahwa di balik apa yang tampak
secara lisik, yang dicapai negara maju, masih terdapat satu
sumber kekuatan rohani yang dapat menyelamatkan manusia
modern. Gejala spon'tan ini bisa dianggap sebagai "hidayah" dari
Allah .

Jika kita lihat orang-orang di negara yang tidak Islam,


semisal di Prancis, di Jerman, atau di Inggris, seperti Garaudy
yang menulis buku Janji-Janji Islam dan Bucailie denga'n
karyanya, §ibe~ Quran dan Sains Modern, · mereka ini men-
dalami Islam melalui literatur Islam dengan bekal kesungguhan
dan kemampuan intelektual mereka. Bahkan kemudian mereka
· menjadi da'i atau niuballigh_Islam yan~ amat berhasil.

Dt.iap}m puluh tahun MOHAMMAD NATSIR


Kebangkitan Islam 11

Kebangkitan dan lnovasi Sosial


Dalam kaitan dengan kebangkitan Islam, dapatkah Bapak
menyebutkan adanya inovasi baru yang dilakukan oleh
lembaga-lembaga Islam sejalan dengan harapan-
harapan di atas?

P ada tahun 1976 juga timhul inisiatif dari para pemimpin


Islam internasional untuk mengadakan pengkajian terhadap
ajaran Islam secara lebih mendalam dari berbagai sumbernya.
Kegiatan ini pertama kali berupa First Islamic Educational Con-
ference di Mekkah. Di situ dibahas Sistem Pendidikan Islam
secara garis besarnya. Kemudian diputuskan agar diadakan tin-
dak lanjut untuk membicarakan hal-hal ditail yang berkaitan
dengan Sistem Pendidikan Islam, seperti menyangkut
kurikulum, metodologi, dan perangkat lunak lain dalam rangka
perbaikanSistem Pendidikan Islam. Konferensi-konferensi itu
kemudian diadakan di Indonesia, Islamabad dan lain-lain.
Hasil-hasil konferensi dan bahan-bahan lain yang berguna itu
kemudian disebarkan di berbagai kalangan yang dipandang
patut untuk memahaminya.
Kenyataan di atas merupakan gejala-gejala yang positif
yang menimbulkan harapan-harapan baru. Ada potensi-poten-
si baru yang tumbuh, tanpa menutup diri dari keadaan-keadaan
yang menyedihkan.
Di samping peristiwa-peristiwa tersebut di atas, sebelum-
nya, oleh Mu 'tamar A lam Is/ami, yang waktu itu dipimpin oleh
Amin Al-Husaini (pada waktu itu saya belum menjadi anggota
dewan pimpinan) di tahun 1967 di Mogadishu telah pula
dicetuskan ide tentangJ!3Jlk Islam. Waktu itu dikeluarkan satu
statement, yaitu kel'nginan untuk menunjukkan kepada dunia
oahwa- kit a (Islam) memilik~ sis tern ekonomi yang pada
inulanya lebih kita tekankan pada Bank Islam. Tetapi setelah

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATSIR


12 PERCAKAPAN ANTAR GENERASI

Bank Islam ini diterapkan di Karachi, ternyata gagal, !ak bisa


hidu karena kurang ditunjang oleh technical know-how yang

-
memadai.
Kendatipun belum berhasil, keberanian mereka mencoba
menerapkannya patut dihargai. Sejak itu orang mulai
memikirkan bagaimana menerapkan Bank Islam terse but. Pada
tahun !22Q~raja Faisal mengambil inisiatif melalui Konferen-
si Sekretariat Islam di Saudi Arabia untuk mengadakan Bank
!Tam-yang dinamakannya Bank Pembangunan Islam (!slam
Development Bank,IDB). Pada mulanya bank ini merupakan
bank pemerintah Saudi, bukan swasta. Ini merupakan satu
eksperimen. Melalui kegiatan ini kita ketahui seorang ahli yang
sangat mengagumkan, Y.!itu Dr-=-Ali Muha.!!!!llitd, gurubesar
ekonomi pada Universitas King Abdul Aziz di Jeddah. Dialah
ya_ng menjadi perintis yang cukup berhasil. Bank ini dimulai
dengan membantu negara-negara yang mengalami kesulitan
keuangan sebagai bantuan "lunak":- ·
Kemudian kegiatan Bank Pembangunan Islam berkem-
bang pada bidang perdagangan dan demikian seteruspya
ineluas di bidang-bidang lain. Pada saat ini Bank Pembangunan
Islam bukan lagi sesuatu yang baru tetapi telah menyebar di ber-
bagai tempat, termasuk di negara tetangga kita Malay~ia . Bah-
kan di London~ Lord Carring!on (waktu itu Menlu Inggris) sen-
diri yang mendorong didirikannya baitul mal dari Pe{lgeran
J Faisal.
Dengan kata lain, di samping berbagai gejala yang
menekan jiwa kita, terdapat pula unsur-unsur baru yang men-
dorong kebangkitan yang dulu tak pernah terbayangkan. Saya
kira saat ini kita berada dalam masa percobaan dan ujian. Jika
kita setapak demi setapak keml;>ali kepada ajaran Islam, insya
Allah dunia ini akan berubah. Coba perhatikan di Jerman pe-

Del4pan puluh tahun MOHAMMAD NATSIR


Kebangkitan Islam 13

nganut Kristen tinggal sepertiga, sementara pengikut Islam


terus bertambah. Hal yang demikian terjadi pula di negara-
negara Eropa Barat dan Amerika Utara.
Faktor lain yang menyebabkan berkembangnya Islam di
Barat adalah karena pertumbuhan ekonomi yang membutuh-
Kan burun seperti dari Turki dan negara-negara lain. Faktor ini
juga memiliki andil bagi pertumbuhan Islam di Barat.
;

Kendala Kebangkitan
Apabila Bapak sudah mengungkapkan beberapa faktor
pendorong kebangkitan Islam, kita menyadari pula
banyak faktor yang merupakan penghambat kebangkitan
tersebut. Menurut Bapak rintangan apakah yang men-_
ghambat kebangkitan itu?

Rm.tangan utama adalah berupa sikap mental dan kondisi


umat sebagai warisan lama yang diakibatkan oleh penj~ah
asing di seluruh negara Islam yang dilakukan oleh bangsa-
bangsa Eropa selama berabad-abad. Dampak penjajahan itu
tak dapat hilang atau dihapuskan dalam waktu yang singkat.
Beberapa "warisan penjajah" yang dimaksud ialah: Per-
tama, yang menyangkut sifat atau mentalitas rakyat yang ter-
jillah. Kendatipun de facto mereka sudah merdeka tetapi men-
talitas mereka tidak mendukung bagi suatu kemajuan sebagai
bangsa yang merdeka, mereka dihin api inferiority complex,
mereka mengagugg-agungkan bangsa kulit putih dan me~;;en­
dahkan bangsakulit be.rwaroa. Jadi, walaupun mereka berkaok-
kaok menepuk dada se~agai bangsa merdeka tetapi mereka
belum memiliki kesadaran diri bagaimana memajukan bangsa
mereka yang telah merdeka itu.

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATSIR


14 PERCAKAPAN ANTAR GENERASI

Kedua, sebagai akibat penjajahan yang terlalu lama ialah


kondisi yang secara singkat dilukiskan dengan fen omena keter-
belakangan dalam segala hal, terutama dalam bidang
"kesehatan, pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Ketiga, ialah fen omena kemiskinan, baik dalam arti kemis-
kinan ekonomi maupun kemiskinan struktural dan budaya.
Gejala kemiskinan ini akan mempunyai dampak yang amat luas
dalam kehidupan umat, walaupun mereka telah memperoleh
kemerdekaannya secara politis.
Akibat penjajahan berabad-abad itu baik yang lahir
maupun batin tidak mudah diatasi. Namun demikian, yang
penting adalah kita harus memahami problem yang kita hadapi,
untuk selanjutnya secara bertahap dicari jalan pemecahannya.
Kemampuan memahami masalah ini sendiri sudah merupakan
satu kemajuan tersendiri.

Kebangkitan dan Solidaritas lnternasional

J
Entah s~ra instinktif atau programatis perlu disadari bahwa
menghilangkan "warisan penjajah" dan menuju suatu
kebangkitan tidak dapat dilakukan sendiri-sendiri. Kita perlu
bekerja sama. Hal yang sama dapat kita ambil hikmahnya dari
pengalaman melawan penjajah tempo har~ yaitu atas panggilan
Islam, diselenggarakan pertemuan yang diprakarsai raja Abdul
~padatahun l2Z5. Pada waktu itu Indonesia mengirim dua
utusan yang dipimpin _HOS Tjokroaminoto. Pertemuan ini
menumbuhkan kesepakatan mendin an organisasi inter-

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATSIR


Kebangkitan Islam 15

nasional yang di kemudian hari dikenal sebagai Mu 'tamar A lam


Is/ami.
Dari pertemuan yang melahirkan "embrio" Mu 'tamar A/am Is-
/ami inilah timbul kesadaran senasib sepenanggngan dalam
menghadapi penjajah sejak dari Maroko di barat sampai ke
Merauke di timur. Sebagai contoh pada masa awal kita mer-

-
deka, Burguiba (Presiden Tunisia)yang negaranya tengah

I
BerdJalog dengan Seikh Ali AI-Harakan, Sekjen
Rabithal al Alam al Islamt (tahun 70-an)

.
Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATSIR
16 PERCAKAPAN ANTAR GENERASI

memgalami kesulitan datang ke Indonesia untuk meminta ban-


tuan. Karena ia tahu bahwa di Indonesia ada umat Islam. Untuk
itu kita membentuk suatu panitia untuk mengumpulkan uang
bagi pembelian senjata. Panitia ini saya pimpin sendiri, diban-
tu oleh Kasimo (dari Katolik) sebagai bendahara dan Tam-
hunan (dan Kristen) sebagai sekretaris. J adi panitia ini ada
unsur slam, Kristen dan Katolik. Solidaritas Islam ini juga tam-
pak pada saat se_Q[ang pemimgin Islam dijatuhkan dari kapal
terbang di Libia oleh Itali, kita prates dan melakukan .boikot,
dengan jalan membakar mobil Fiat (buatan ltali).
Dari ilustrasi di atas kita ketahui bahwa usaha memper-
satukan umat Islam sedunia telah ada sejak zaman penjajahan.
Namun sesudah· masa kemerdekaan upaya tersebut terlihat
lebih konkrit, an tara lain berupa penyelenggaraan forum "Kon-
ferensi Islam Internasional", yaitu Rabithah A/am Is/ami, atas
prakarsa raja Faisal. Kemudian disusul dengan Organisasi
Konferensi Islam, yang juga merupakan wadah perkumpulan
umat Islam. Di samping itu ada pula berbagai yayasan dari in-
stitusi yang melakukan pengkajian Islam secara mendalam
seperti Islamic Fourulation di Kanada dan Amerika, kemudian
di negara Barat lain seperti di Inggris.
\

Di kalangan angkatan muda juga tumbuh gejala yang


semacam, misalnya didirikannya International Islamic Federa-
tion of Students Organisation (IIFSO) oleh Dr. Totonji, dan
World Assembly of Muslim Youth (WAMY). Organisasi-or-
ganisasi ini tidak kalah giatnya dibandingRabithahAlam Is/ami,
bahkan sesuai dengan jiwa mudanya, kegiatan-kegiatan lem-
baga angkatan muda ini terlihat lebih dinamis.

Delapan ~ tahun MOHAMMAD NATSIR


Kebangkltan lslal"{l 17

Kebangkitan dan Persatuan


Dari uraian Bapak terlihat bahwa sa/ah sa/ah "motor"
kebangkitan ada/ah adanya persatuan umat. Mungkin
Bapak dapat menguraikan lebih terinci?

Sebagaimana saya utarakan tadi, yang paling menghambat


ialah belum pulihnya mentalitas dan kondisi sebagai warisan
penjajahan. Namun ada hambatan lain yang cukup berperan
juga, yaitu masalah perpecahan dalam tubuh umat Islam sen-
diri. Mengenai masalah persatuan, dapat dilihat misalnya
dalam kasus bangsa-bangsa Arab yang sampai sekarang belum
juga dapat dipersatukan dalam menghadapi serangan dari luar.

Melihat kenyataan ini kita sering bertanya apakah jiwa


Islam itu sudah pudar betul untuk menyeru umatnya bersatu
sesuai dengan firman Allah (Ali lmran 103):
Itt-
\~~~;' 'J~~l.u\ \"-J\~' ~ '\/
rJAJ J .. ~·, ~~'-'
Memang diakui bahwa hal itu bermula dari kelemahan in-
tern dan desakan dari luar. Harus disadari bahwa para penjajah
itu tidak pulang dengan senang hati. Untuk itu mereka men-
jajah dalam bentuk lain, yaitu melalui upaya memecah belah
bangsa yang dulu pernah mereka jajah. Sebagai contoh misal-
nya apa yang terjadi di Libanon, yaitu dengan melalui World
Council of Churches yang semakin hari semakin gencar melibat-
kan diri dalam politik. Mereka (orang Kristen) terutama Peran-
cis, sangat membantu gerakan Gamayel yang berupa bantuan
fisik, ekonomi, senjata, sehingga orang Arab Libanon yang
beragama kristen tidak lagi merasa sebagai orang Arab, ken-

Delapan puluh Ulhun MOHAMMAD NATSIR


18 PERCAKAPAN ·ANTAR GENERASI

datipun masih berbahasa Arab. Perang saudara di Libanon yang


tak berkesudahan sekarang ini sebenarnya berpangkal pada
warisan penjajahan Perancis.
Begitu juga apa yang terjadi di Sudan, oleh World Council
of Churches bersama rej im yang berkuasa di Ethiopia, mencoba
mengadakan suatu daerah Kristen di Sudan bagian selatan.
Dari sini timbul perpecahan antara Sudan Kristen dan Sudan
Islam. Masih banyak lagi usaha membantu sisa kekuatan yang
ada untuk memecah belah umat Islam.
Di Somalia, yang penduduknya 100 persen muslim,
melalui rejim sosialis di Mogadishu yang dibantu oleh Rusia,
ada usaha-usaha melakukan perpecahan umat dalam bentuk
pertentangan antar kabilah. Mereka bisa memperhitungkan
bagaimana kekuatan Islam seandainya mereka barsatu, karena
itu diusahakan memecahnya dengan diadu sesama Islam sen-
diri. Hal yang demikian terjadi pula di negara-negara Islam a tau
yang penduduknya mayoritas muslim. '

Delapan puluh Ulhun MOHAMMAD NATSIR


Gagasan Gagasan Pembaharuan Islam 19

Bagian Dua

Gagasan Gagasan
Pembaharuan Islam

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATSJR


20 PERCAKAPAN ANTAR GENERASI

... banyak orang yang keliru memahami Islam


· dengan memutarbalikkan fakta yang
sesungguhnya, yang terlarang dikatakan
tidak terlarang , dan sebaliknya ...
. . . jika orang Barat bermaksud memperbaiki
keadaannyajustru harus menyesuaikan diri
dengan Islam, dengq,n meninggalkan
dikotomi antara urusan keagamaan dan
urusan dunia yang biasa disebut sekular ...
. . .modernisasi dalam Islamjustru kembali
kepada yang pokok atau keaslian, kern-
bali kepada esensialitas Islam ...
. . . apa yang hendak dituju oleh Islam itu
memerlukan penyempurnaan manusia-
nya, sehingga dapat menerima Islam ini
secara sempurna pula. Sebaliknya, jika
manusianya belum siap, maka usaha pem-
baharuan itu akan sia-sia.
Orang Islam yang fundamental ialah orang
yang berpegang pada dasar Islam, pada al-
Qur'an dan Sunnah, karena justru di dalam
kedua fundamen Islam itu terkandung ajaran
yang mendorong manusia untuk m·e nuju .
kemajuan.

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATSIR


Gagasan Gagasan Pembaharuan Islam 21

Bagian2

GAGASAN-GAGASAN
PEMBAHARUAN ISlAM

ljtihad:
Potensi Kemajuan Islam
Dalam dunia International Bapak digolongkan sebagai
"pembaharu·. Pernah salah seorang "orienta/is" besar
berkebangsaan lnggris, Montgomery Watt sangat
kagum dengan pendapat yang Bapak utarakan dalam
Konferensi Sirah Nabi di Pakistan (1976). Bapak dis-
ebut sebagai sa/ah seorang reformis Islam yang mampu
melakukan adaptasi kreatif terhadap dunia modern.

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATSIR


22 PERCAKAPAN ANTAR GENERASI

Bagaimana komentar Bapak mengenai pendapat orien-


ta/is ini?

Memang benar dalam konferensi itu bersama Dr. Iqbal


(anak Dr. Iqbal, filosoflslam yang terkenal) saya berbicara ten-
tang The Message of Islam to the Modem World. Waktu itu ber-
bagai pihak hadir termasuk orientalis seperti Montgomery
Watt dan juga ulama-ulama besar dari Al-Azhar. Pembicaraan
saya bertitik tolak pada keyakinan bahwa Islam itu mempunyai
message terhadap manusia modern.
Uraian saya itu saya mulai dengan satu pertanyaan ''Apa
yang disebut manusia modem itu?, dan apa ciri-ciri manusia
modem?'. Untuk mengulas pertanyaan itu saya pakai pendapat
Alex lnkles. Menurut pendapatnya, sahth satu ciri manusia
modern adalah pandai memanfaatkan waktu. J ika ini
merupakan ciri manusia modern, sebenarnya Islam jauh
sebelum muncul pendapat Inkles tersebut, telah menyebut prin-
sip penggunaan waktu sebagaimana ditegaskan Allah dalam
surat al-'Asyr. Tetapi tidak berarti bahwa "waktu itu adalah
uang". Ayat tersebut juga berkenaan denganjiwa rnernbangun,
yang disebut beramal baik. Bahkan kesadaran akan waktu ini
berkaitan denga-.r;t waktu hidup setelah kehidupan di dunia ini,
maupun kehidupan pada masa lalu. Dengan ungkapan lain,
Islam memiliki persepektif sejarah.
Kalau yang dimaksud modern adalah penghargaan akan
waktu, ciri modern itu juga ditemukan di dalam Islam. Orang
salah mengira bahwa Islam itu bertentangan dengan kehidupan
modern. Sebagai bukti lainnya, sehubungan dengan sifat
rasionalitas pada manusia modern, Islam juga membuka
kesempatan dan mendorong orang untu.k berijtihad,
menggunakan rasionya dalam mengkaji berbagai ketentuan
dalam Islam.

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATSIR


Gagasan Gagasan Pembaharuan Islam 23

Di lain pihak, Islam sangat mendorong pemeluknya untuk


melakukan pembarigunan, tidak boleh a tau mudah berpuas diri,
harus ada perubahan dan kemajuan. Dalam Islam terdapat
prinsip fundamental yang menggambarkan dinamika. Misalnya,
prinsip "semuanya terlarang, kecuali yang diperintahkan H'
berkaitan dengan ketentuan amalan ibadah. Sedangkan
menyangkut perkara dunia dikenal prinsip sebaliknya
"semuanya dibolehkan, kecuali yang dilarang". Dari sini jelas,
tidak ada alasan pun yang menjadikan umat Islam itu beku.
Jadi, sebagaimana manusia modern bercirikan develop-
ment dan change dalam arti yang baik, Islam sudah lebih dulu
mendorong orang untuk m~u. Hal-hal yang terlarang itu sedikit
jumlahnya, yaitu. yang bersifat merusak, semen tara sebagian
besar yang lain tidak dilarang. Sebagaimana kasus yang terjadi
pada zaman Rasulullah ketika ia melihat seseorang yang me-
ngawinkan pohon korma. Nabi mengatakan "Biarkan saja dia
melakukannya. Mereka lebih tahu tentang urusan dunia mereka".
Dari contoh di atas diketahui, bahwa adalah sangat keliru
pandangan yang menganggap bahwa Islam itu berisikan larang-
an melulu. Memang banyak orang yang keliru memahami Islam
dengan memutarbalikkan fakta yang sesungguhnya, yang ter-
larang dikatakan tidak terlarang , dan sebaliknya. Sepanjang
sejarah Islam memang pernah dijumpai suatu masa di mana
para ulama berpandangan salah, dalam arti beku atau jumud.
Pada saat itu Islam berada dalam kemunduran. Dinamika"Islam
tak tampak, sementara itu berkembang pula bid'ah dan
khurafat, yaitu praktek agama yang tidak bersumber dari Islam.
Begitu juga aktivitas berftkir sama sekali berhent~ jamud (stag-
nant). Keadaan yang seperti inilah yang dijadikan orang Barat
sebagai dalih untuk memukul Islam, sambil menuduh Islam itu
kolot, anti moderrtisme dan lain-lain.

Delapan puJuh tahun MOHAMMAD NATSIR


24 PERCAKAPAN ANTAR GENERASI

Untuk menghilangkan kekeliruan itu saya himbau supaya


orang Barat membaca karya pemikir besar.Islam, seperti lbnu
Taimiyah, Ibnu Rusyd, dan lain-lain.
Demikianlah yang saya sampaikan dalam konferensi ter-
sebut. Sehubungan dengan pertemuan tersebut ada anekdot,
yang juga cukup memprihatinkan dan sekaligus menunjukkan
keterbatasan berfikir di kalangan sementara ulama Islam,
seperti mufti (ulama besar) dari Libanon yang keberatan de-
ngan P!indangan saya tersebut. Bahkan ia menuduh saya terlalu
"memberi hati" kepada golongan sekular, melegitimasi Islam
~~engan pendapat Inkles dan menderita inferiority complex.
Rupanya ia tidak memahami apa yang saya maksudkan.
Apa yang saya kemukakan dalam konferensi tersebut
justru menunjukkan aspek dinamis Islam yang telah ada sejak
14 abad yang lalu, sedangkan pendapat Inkles itu baru muncul
beberapa tahun belakangan ini. Bahkan saya menandaskan
bahwa jika orang Barat bermaksud memperbaiki keadaannya
justf)J harus menyesuaikan diri dengan Islam, dengan
meninggalkan dikotomi antara urusan keagamaan dan urusan
dunia yang biasa disebut sekular. Islam sangat menekankan dan
memandang perlu adanya keseimbangan antara akal dan hati
nurani serta hubungan dengan Sang Pencipta. Apa lagi jika
dihubungkan dengan firman Allah yang berbunyi:

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NA TSIR


Gagasan Gagasan Pembaharuan Islam 25

Pendapat saya tersebut bahkan ditanggapi secara positif


oleh Abdul Halim Mahmud (Rektor Universitas Al-Azhar).
Pembicara lain yang memberikan dukungan positif terhadap
pendapat saya tersebut antara lain Menteri Sosial Mesir yang
kebetulan bisa berbahasa Inggris. Orang ini membenarkan pen-
dapat saya dan menentangpendapat penanggap di atas. Ia tidak
merasa melihat "keanehan" pendapat saya.

Tajdid dan Modernitas


Dari uraian Bapak tentang pembaharuan di atas, mungkin
Bapak dapat menyarikan apa sesungguhnya perbedaan
atau persamaan antara pembaharuan atau tajdid dengan
pengertian "modern"?

Berbicara tentang tajdid atau reformasi dengan modernisasi


di bidang pemikiran, kita harus sepakat terlebih dahulu apa
yang kita maksud dengan istilah-istilah itu.
Pernah dulu, dalam rangka suatu riset yang sedang
dilakukannya, saudara Deliar Noer mewawancarai saya ten tang
pengertian modernisasi dalam Islam. Bagi saya modernisasi
dalam Islam justru kembali kepada yang pokok atau ke.aslian.
Ini rupanya jauh berbeda dengan pengertian modern yang "kon-
temporer", yang biasanya diartikan setiap penyimpangan dari
apa yang telah ada, tanpa melihat baik dan buruknya. Jadi
modern yang saya maksud adalah kembali kepada esensialitas
Islam.
Lebih dari itu semua, sebenarnya, saya sendiri tidak begitu
mempersoalkan istilahnya, yang penting ialah apakah sesuai
dengan ajaran Islam atau tidak. Sedangkan tajdid itu tidak lain
dari mengintrodusir kembali apa yang dulu pernah ada tetapi

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATSIR


26 PERCAKAPAN ANTAR GENERASI

ditinggalkan. Yaitu membersihkan kernbali Islam dari apa yang


telah ditutupi oleh "noda-noda". Istilah ini dalam Muham-
madiyah dicetuskan oleh almarhum Faqib Usman.

Pembaharuan:
Guru dan Buku
Sebagai salah seorang "reformis" muslim Indonesia,
pemikiran-pemikiran siapa saja yang mempengaruhi
"state of mind" Bapak?

Terus terang, ada tiga orang yang sangat mempengaruhi per-


tumbuhan pemikiran saya.
Pertama, guru saya di bidang keagamaan, adalah Ahmad
Hassan, seorang ulama besar yang berkepribadian tinggi. Ia
berasal dari Singapura, kemudian bermukim di Surabaya. Ia
hidup.dari pekerjaan mereparasi ban mobil. Di sinilah ia ber-
temu dengan ulama besar, kiai Wahab. Dari Surabaya ini
kemudian ia pindah ke Bandung. Di Bandung, kecuali meng-
ajarkan agama, ia juga mengajari orang bertenun kain. Ia tidak
mengajar di sekolah, melainkan di mushala. Apa yang
diajarkarinya rupanya menarik perhatian orang-orang muda.
Pada waktu itu (1927) saya masih belajar di AMS (SMA
zaman penjajahan). Pada suatu ketika saya diajak oleh ternan-
ternan untuk mendengarkan ceramah Tuan Hassan. Sejak
itulah saya mulai tertarik dengan cara-cara ia meng-inter-
pretasikan Islam dengan menghubungkannya dengan
kenyataan yang ada di tengah-tengah masyarakat. Ia mem-
berantas khurafat, kekolotan, dan kebekuan. Semakin saya ikut
ceramah-ceramahnya semakin simpatik saya kepadanya.

De/Qpan puJuh toJrun MOHAMMAD NATSIR


Gagasan Gagasan Pembaharuan Islam 27

M. Narsir (1) , Tuan A. Hassan (2), dan beberapa


·anggota JIB di tahun 30-an
Sebagai anggotalong lslamieten Bond (JIB) saya merasa perlu
memberikan pengertian yang benar tentang Islam kepada
ternan-ternan saya yang sekular. Karena itu, saya perlu banyak
belajar agama untuk selanjutnya saya berikan dalam kursus-
kursus JIB. Sejak itulah kami saling berkenalan, berdiskusi dan
berdialog dengan Tuan Hassan.

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATSIR


28 PERCAKAPAN ANTAR GENERASI

Di sekolah, kami terbiasa diajari berfikir secara mendalam


terutama berkenaan dengan pelajaran sejarah, sejak dari yang
paling klasik sampai dengan hal-hal yang berupa kajian filsafat,
yang sering membuat saya dihinggapi semacam keragu-raguan.
Hal yang semacam itu kemudian saya diskusikan dengan Tuan
Hassan. Dari sini pulalah Tuan Hassan mulai memperhatikan
saya. Dan dari pertemuan saya dengan Tuan Hassan ternyata
apa yang ~aya anggap baru itu, baginya justru biasa-biasa saja
dan ia bisa memahami pemikiran filsuf Barat tersebut. Ini
menunjukkan betapa luas pengetahuannya.
Ada beberapa pengalaman pribadi yang menarik tentang
cara-cara yang khas Tuan Hassan. Seperti telah saya katakan,
saya belajar agama dan bahasa Arab dari beliau, walaupun
dasar-dasarnya sudah saya dapatkan di sekolah diniyah dulu di
Sumatra. Saya belajar dengan berkunjung ke rumahnya di Ban-
dung. Kalau saya datang ke tempatnya, dia hampir selalu sedang
asyik menulis. Biasanya menulis tafsir al-Qur'an. Karena dia
sedang sibuk, maka saya batik keluar kamar. Ketika ia melihat,
ia berseru memanggil: "Natsir ..., jangan keluar. Duduklah".
Jawab saya: "Tuan kan sedang bekerja". "Ya... , duduklah",
katanya. Maka Q1Ulailah saya "berdebat" dengan beliau.
Biasanya sejak habis ashar sampai maghrib. Apa yang saya mak-
sud drengan berdebat itu memang benar-benar berdebat. Saya
membawa permasalahan lalu kita kaji, atau Tuan Hassan sen-
diri yang melontarkan masalah pada saya. Kalau saya tidak
dapat memecahkan, maka kepada saya dibawakannya sejumlah
buku untuk dipelajari. Pada pertemuan berikutnya saya musti
dapat menguraikan jawaban permasalahan yang diajukan.
Demikian seterusnya cara Tuan Hassan mengajar saya.
Pada perkembangan berikutnya, setelah saya duduk di
kelas tiga, Tuan Hassan meminta saya memimpin sebuah

Delapan puluh tilhun MOHAMMAD NATSIR


Gagaaan Gagaaan Pembaharuan Islam 29

majalahPembela Islam. Karena tugas inilah hubungan saya den-


gao Tuan Hassan semakin intim.
Dari uraian di atas jelas, bahwa pada mulanya saya tidak
belajar agama secara formal, tetapi belajar dengan cara kontak
langsung dengan seorang ulama besar.
Dari pertemuan dengan Tuan Hassan itu satu hal yang sa-
ngat berkesan pada diri saya ialah caranya mendorong saya
untuk maju. Ia tak pernah memaksakan satu pola tertentu
kepada saya, dia selalu mendiskusikan bersama dan men-
dorong saya selalu berfikir.
Ada pengalaman lain dalam cara Tuan Hassan mendorong
saya berfikir. Pernah di suatu ketika, di sekolah kami keda-
tangan seorang penceramah (penginjil) yang bernama Christof-
fel. Ia berbicara tentang nabi Muhammad SAW. Pada mulanya
ia memuji berbagai kelebihan Muhammad SAW, namun ujung
dari keseluruhan uraiannya, pada akhirnya, yang benar
hanyalah Jesus Kristus. Kejadian ini kemudian saya ceritakan
kepada Tuan Hassan. Ia menganjurkan saya agar menanggapi
ceramah tersebut dan memberi berbagai bahan bacaan kepada
saya. Atas dorongan itu saya tulis brosur kecil berjudul
"Muhammad als Profeet".
Kesempatan lain pada waktu itu ialahperdebatan tentang
nasionalisme antara kelompok Islam dengan kelompok
Nasionalis (PNI). Soekarno pada waktu itu menjadijuru bicara
PNI. Sebagai muslim saya merasa terpukul dengan pandangan
Soekarno yang meremehkan Islam. Islam, menurut Soekarno,
menjadi budaya kelas dua saja (sub-kultur). Menghadapi se-
rangan PNI ini, kembali saya didorong Tuan Hassan untuk
menanggapinya. Ia selalu menanamkan kebiasaan percaya diri
dan jangan takut salah. Jika nanti ternyata salah, perbaiki lagi.

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATSIR


30 PERCAKAPAN ANTAR GENERASI

Ia selalu memberi tamsil "anak itu kalau digendong terus tak


akanpandai berjalan".
Kedua, dalam bidang politik, saya banyak diilhami oleh
pemikiran H. Agus Salim. Bersama saya, yang juga banyak
menimba pelajaran dari H. Agus Salim, adalah Moh. Roem,
Yusuf Wibisono, Kasman Singodimedjo dan Prawoto
Mangkusasmito. Agus Salim juga mendidik generasi muda den-
gan cara x_ang sama seperti dilakukan Tuan Hassan.

Bersama H.A. Salim ell nata Jamuh Shalat led

/)dQpolt puluh l4hu1l MOHAMMAD NATSIR


Gagasan Gagasan Pembaharuan Islam 31

Pernah pada suatu kesempatan saya bersama Prawoto


menemukan satu kesulitan. Kesulitan ini kemudian kami
utarakan kepada H. Agus Salim. Diutarakannya pendapatnya
secara panjang lebar, tetapi tidak secara langsung menjawab
pertanyaan kami. Pada akhirnya lalu kami tanyakan lagi apa
yang ingin kami ketahui, yaitu untuk memecahkan persoalan.
Anehnya,justru pertanyaan yang akhir ini tak dijawab. Rupa11ya
kami disuruh berfikir sendiri, beliau memberi tahu cara
.-analisisnya, tapi kami sendiri yang harus mengambil keputusan.
Cara inilah yang mendorong kami untuk maju. Beliau memang
kami anggap sebagai sesepuh. Para sesepuh (yang benar)
biasanya selalu ingin melihat kita memecahkan persoalan sen-
diri. Setelah benar-benar mengalami kesulitan yang tak dapat
kami pecahkan, barulah ditunjukkan bagaimana memecahkan
kesulitan yang dihadapi, itu pun dengan cara yang tidak
langsung. Dan dengan cara itu tum~uh keberanian dan
kedewasaan yang pada akhirnya lahir corak kepemimpinan
baru.
Ketiga, ialah Sheikh Ahmad Surkati. Dibanding dengan
kedua "guru" saya di atas, saya memang tidak terlalu banyak
bertemu dan berdialog dengan Sheikh A. Surkati, karena ia
menetap di Jakarta dan Bogar. Tetapi sering juga saya datang
ke rumahnya di Jakarta. Ia banyak menyampaikan pemikiran
Rasyid Ridla. Ada suatu yang menarik dari pengalaman saya,
pada suatu kunjungan saya ke rumah beliau. Pada waktu itu
kebetulan di rumahnya sedang ada pengajian. Begitu saya
masuk saya diperkenalkan dengan para hadirin, yaitu ternan-
ternan dari Al-Irsyad, seraya berkata: "Saudara sekalian,
saudara Natsir tinggal di Bandung. Ia punya kegiatan pen-
didikan yang lebih besar dari apa yang kita lakukan". Ini tentu
berlebih-lebihan. Dingin kuduk saya mendengarnya. Tapi
begitulah antara lain cara Sheikh Ahmad S1:1rkati. Dari per-

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATSIR


32 PERCAKAPAN ANTAR GENERASI

temuan dengan para tokoh di atas salah satu yang patut ditiru
ialah cara mereka membimbing generasi muda, tidak dengan
mendikte, kita diperlakukan sebagai pribadi. Mereka
beranggapan bahwa yang muda itu bisa tumbuh dan mereka
berperan sebagai pembimbing, sehingga hubungan kami tidak
kaku.

Kecuali melalui interaksi langsung seperti disebutkan di


\ atas, dalam proses pematangan intelektual Bapak, dilihat
dari literatur Islam, pemikiran siapa saja yang banyak
mempengaruhi Bapak?

D i bidang pemikiran politik saya banyak dipengaruhi oleh


pemikiran Syakib Arsalan (seorang pemikir Syria yang diusir
dari negaranya). Sedangkan di bidang agama saya selalu dian-
jurkan Tuan Hassan untuk membaca terjemahan Al-Qur'an
oleh Muhammad Ali, di samping pemikiran Rasyid Ridlo dan
Muhammad Abduh.
Dengan sendirinya banyak pemikir lain, baik pemikir
Islam maupun Barat, yang mengkaji masalah sosial, politik,
sampai masalah filsafat, yang sempat saya pelajari waktu itu.
Kesemua literatur tersebut mencakup buah fikiran dari zaman
klasik, zaman pe;tengahan dan zaman modern. Kebetulan kami
waktu itu dilatih untuk "gemar membaca". Dasar-dasar pe-
ngetahuan umum dan kegemaran membaca ini saya peroleh di
AMS, dengan tenaga-tenaga pengajar asing yang terpilih.
Waktu itu untuk ujian akhir saja, misalnya, kami diharuskan
paling sedikit membaca 36 buah buku dalam bahasa Belanda,
Inggris, Perancis, dan Jerman.
Dari bacaan buku-buku bermutu itu kita terbimbing ber-
fikir sistematis. Sedangkan dalam kemampuan bahasa, kecuali
Belanda, Inggris, dan juga Perancis, kami dibekali juga bahasa
Latin. Bahasa yang tersebut terakhir ini memang sulit, tetapi

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATSIR


Gagasan Gagasan Pembaharuan Islam 33

membuat kita kritis dan tajam dalam menganalisis sesuatu, tak


ubahnya seperti belajar matematika. Jadi kami bersama
Syafruddin, Syahrir dan lain-lain sudah terbiasa mendapat bim-
bingan dari para guru yang baik dan berdisiplin.
Sedangkan Rektor (pimpinan sekolah) kami sendiri, tidak
hanya seorang dosen yang baik, tetapi juga seorang pemimpin
yang baik, yang ingin melihat Indonesia merdeka. Ia punya
gagasan untuk menciptakan satu kelompok pemimpin. Kita
tidak tahu persis bagaimana gagasannya itu, apa latar
belakangnya, tetapi ia adalah salah seorang yang berani
melanggar ketentuan larangan menyelenggarakan pertemuan
di sekolah. Pada waktu itu saya bersama Syahrir yang diper-
cayakan memimpin organisasi pemuda diijinkan
menyelenggarakan pertemuan orientasi politik di sekolah dan
kegiatan kita itu dilindunginya. ·

Kunci Pembaharuan:
Menyiapkan Unsur Manusia ·
Memperhatikan gerakan-gerakan modern Islam dikenal
tiga gerakan besar, yaitu Hasan AI-Banna dengan
ikhwanu/- muslimin; AI-Maududi dengan Jamaat Al-/s-
/ami-nya di Pakistan; dan Mohammad Natsir dengan
Masyuminya di Indonesia. Kendatipun ketiga-tiganya
ingin menegakkan kehidupan modern yang Is/ami, jelas
ter/ihat adanya perbedaan. Dapatkah Bapak menje/askan
persamaan dan perbedaan antara ketiga gerakan itu?

Berbicara tentang para reformer dalam berfikir sebenarnya


kita tidak bisa meninggalkan An-Nadwi dari India. Ia memang
tidak banyak gembar-gembor, sehingga kurang populer, tetapi

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATSIR


34 PERCAKAPAN ANTAR GENERASI

sesungguhnya ia sangat berjasa dalam pembentukan Leader-


ship Islam.
Lepas dari peranan yang dimainkannya, saya melihat
bahwa di antara ketiga gerakan utama itu memiliki banyak
kesamaan. Bahkan pada waktu saya pergi ke Mesir dan Pakis-
tan pada tahun 1952, saya merasakan adanya persamaan ide di
antara gerakan-gerakan itu, tetapi pendekatannya memang
berbeda, ~rgantung pada konstelasi politik masing-masing
negara. Persamaannya ialah bahwa, apa yang hendak dituju
oleh Islam itu memerlukan penyempurnaan manusianya,
sehingga dapat menerima Islam ini secara .sempurna pula.
Sebaliknya, jika manusianya belum siap, maka usaha pem-
baharuan itu akan sia-sia. Misalnya, Pakistan telah mempro-
klamirkan negara Islam dengan seperangkat perundang-un-
dangan yang mendukungnya. Tetapi dengan proklamasi sebagai
negara Islam saja belum cukup, tanpa disiapkan lebih dahulu
manusia yang akan mendukung gagasan itu. Jika faktor ini
·tidak diperhatikan maka apa yang menjadi cita-cita itu tidak
akan menjadi kenyataan. Namun demikian, kita memang perlu
juga mengintrodusir (!.pa itu sistem-sistem kemasyarakatan
Islam kepada masyarakat, tanpa mempertimbangkan segi
kesiapannya.

Fundamentalisme Islam
Pads awal abad ke 15 Hijrah, mengiringi kebangkitan
Islam kita sering mendengar istilah fundamentalism•
Islam atau kadang-kadang disebut "integralisme
Islam·. lstilah "fundamentalisme Islam" ini dirasa agak
negatif, karena di dalamnya tersirat suatu gerakan kern-
bali kepada suasana umat Islam di zaman nabi. Seolah-
olah Islam tidak sesuai lagi dengan kondisi zaman

Delapan puluh Ulhun MOHAMMAD NATSJR


Gagasan Gagasan Pembaharuan Islam 35

modern dan tersirat pula bahwa kaum fundamentalis


Islam tidak mampu berfikir jauh ke depan, tidak mampu
menguasai kehidupan modern dan "simpel minded".
Bagaimana pendapat bapak tentang "fundamentalisme
Islam"?

Saya rasa di sini terdapat semacam ke~cauan semantik,


kerancuan istilah. Coba kita perhatikan arti kata fundamen-
talisme yang berasal dari kata "fundament" yang berarti "dasar".
J adi pada mulanya, jika tidak diartikan lain, orang yang disebut
"(undamentalis" ialah orang yang mempunyai dasar. Orang
Islam yang fundamental ialah orang yang berpegang pada dasar
Islam, yaitu apa yang dipesankan Rasulullah s.a.w. dalam khut-
bahnya waktu manunaikan haji wada'. Belia.u katakan bahwa:
"Aku telah wariskan kepada kamu dua perkara. Kalau kamu ber-
pegang kepadanya, tidak akan sesat, yaitu Ki.tabullah dan Sunnah
Rasul".
Dilihat dari pengertian ini tidak mungkin fundamentalis
Islam itu tidak berfikir maju, tak mampu mengubah keadaan
menjadi lebih maju. Karena justru di dalam kedua fundamen
Islam itu terkandung ajaran yang mendorong manusia untuk
menuju kemajuan.
Namun dalam kenyataannya, fundamentalisme Islam itu
diberi arti lain, yaitu dengan memutarbalikkan istilah yang baik
dengan menjadikannya sebagai istilah untuk mendiskreditkan
apa yang tidak disetujuinya. Saat ini, biasanya,fundamentalis itu
diasosiasikan dengan orang yang kolot. Di sini perlu diper-
tanyakan, apakah dalam konteks Islam, orang yang berpegang
pada dua dasar Islam itu kolot atau beku? Saya kira penggunaan
arti seperti ini tidak betul, karena Islam sendiri anti kebekuan.
Coba perhatikan firman Allah dalam surat Ali Imran 191
berikut:

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATSIR


36 PERCAKAPAN ANTAR GENERASI

Ayat ini merupakan suatu appeal bagi orang yang memiliki


daya berfikir, merangsang berfikir serta berdzikir di balik
rahasia alam ini. Ayat ini mendorong berfikir dan berdzikir
dalam saat, tempat, dan keadaan apa pun. Dan dari proses ber-
fikir tentang kenyataan yang ada ini akan menimbulkan
kekaguman bagi manusia terhadap Sang Pencipta. Einstein
yang dikenal anti Tuhan pun pada akhirnya melalui teori
relativitas-nya sampai pada kesimpulan bahwa alam ini ada yang
menjadikannya. Dengan ayat ini saja, tak mungkin seseorang
yang mengamalkan Islam itu sampai mengalami kebekuan ber-
fikir.
Karena itu,_istilah yang kiranya datang dari Barat ini perlu
ditinjau lagi penggunaannya, dan perlu diletakkan secara
proporsional, apalagi bila dikaitkan dengan Islam dan umat
Islam. Saya sendiri cenderung menganjurkan untuk tidak
memakai atau mempopulerkan istilah fundamentalisme Islam.

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATSIR


Umat Islam dalam Gelanggang Sejarah 37

Bagian Tiga

Umat Islam dalam


Gelanggang Sejarah

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATSIR


38 PERCAKAPAN ANTAR GENERASI

· Perbedaan penafsiran sejarah itu lumrah, toh


secara akademik dapat dilakukan pengujian,
mana yang benar. Yang penting ialah jangan .
sampai ada "penggelapan sejarah'~ maksudnya ·
menghapusiian /akta=fakta sejarah. "-- '
l
... motivasi kita dapat berb~da, faham dan prin- [5/
sipnyajuga dapat berbeda, tapi kita tidak ber-
musuh-an secara pribadi. Inilah yang saya
maksud dialog yang "sehat". Orang bisa ber-
beda pendapat, dan bahkan berbeda 180 dera-
jat, tapi masih dapat berkomunikasi. ..
Fir'aun itu menjadi Fir'aun yang
mengganggap dirinya tuhan, bukan kesalahan
Fir'aun semata-mata, tetapi juga karena
kesalahan rakyat Mesir. _Mereka ti_dqk:_12_ernah
mau
. mengatakan '1a" (''tidak
- - '} kepada
-
pemim-
-·····

· ~

Mereka tidak berhitung untung-rugi atau ber-


fikir hidup-mati, sebab bagi mereka melawan
penjajah wajib hukumnya, merupakan per-
buatan jihad, dan mati dalam perlawanan itu
berarti syahid, mereka tidak memikirkan
/risiko ...

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATSIR


Umat Islam dalam Gelanggang Sejarah 39

BagUm3

UMAT ISlAM DAIAM


GEIANGGANG SEJARAH

Awal Kebangkitan
Setidak-tidaknya ada empat zaman yang Bapak a/ami
dalam kehidupan yaitu: pertama zaman penjajahan; dan
kedua zaman kemerdekaan sampai dengan Dekrit
Presiden 5 Juli 1959; ketiga zaman Orde Lama; dan
keempat zaman Orde Baru. Nah, menurut Bapak

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATSIR


40 PERCAKAPAN ANTAR GENERASI

bagaimana corak perjuangan bangsa kita pada keempat


zaman tersebut? Dimana posisi umat Islam? Dan apa per-
bedaan tantangan yang dihadapi pada keempat zaman
terse but?

Wah, kalau pertanyaan ini mau dijawab secara penuh akan


dapat menghasilkan empat buku a tau lebih. Saya tidak mungkin
menjawabnya secara sistematis dalam pembicaraan ini,
mungkin akan saya ambil saja zaman yang pertama. Inipun
tidak sem~a, yang penting-penting saja dan yang saya ingat.
Untuk kelengkapannya, haraplah Anda mempelajarinya di
buku-buku, baik l.ang saya tulis sendiri (seperti Kapita Selecta,
ada tiga jilid, pen ·), a tau yang ditulis orang lain. Silahkan.
Pada saat kita memasuki abad ke-20, Indonesia memulai
babak perjuangan baru, di mana kita meninggalkan babak per-
juangan bersenjata dan memulai babak perjuangan politik a tau
sosial, melalui pergerakan-pergerakan dalam masyarakat. Kita
tahu bahwa yang paling akhir bertahan dari kungkungan pen-
jajah adalah daerah Aceh. Mestinya kita bertanya, mengapa
-7 Aceti yang paling suHtdltaklukkan Belanda? Mungkin banyak
teori dapat dikemukakan. Tetapi suatu kenyataan yang jelas
Aah masyarakat Aceh tidak dapat dilepaskan dengan Islam. Is-
tilah "serambi Mekah" sudah menunjukkan hal itu. Menurut
beberapa penelitian sejarah, bahkan ada yang dalam bentuk di-
sertasi, diketahui bahwa faktor agama ini merupakan hal yang
paling dominan bagi masyarakat Aceh dalam melawan Belan-
da, jadi Islam mempunyai daya resistensi terhadap penjajahan.
Kita kembali pada babak perjuangan politik atau sosial di
atas. Yang saya maksud ialah melawan penjajahan dengan
menyusun kekuatan sosial dan politik. Dalam rangka menyusun
kekuatan sosial dan politik tersebut, maka lahirlah beberapa or-
gasisasi sosial, misalnya di Jawa lahir Budi Utomo tahun 19081/
dengan pelopor Wahidin Sudirohusodo. Sebelumnya, tahun

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATSIR


Umat Islam dalam Gelanggang Sejarah 41

1905, H~i Samanhudi mendirikan Sarikat Dagang Islam yang J


kemudian berubah menjadi Sarikat Islam tahun 1911. Lahir
kemudian Muhammadiyah pada tahun 1912, yang bergerak di /
bidang dakwah, pendidikan dan pelayanan sosial. Semua or-
ganisasi ini pada hakekatnya menghimpun kekuatan
masyarakat, ya kekuatan sosia~ kekuatan ekonomi, dan bahkan
kemudian kekuatan politik untuk menghadapi penjajah.

Kebangkitan Nasional:
Budi Utomo ataukah SI/SDI ?
Sebelum Bapak melanjutkan, ingin saya tanyakan dulu
tentang "polemik" sejarah. Yaitu yang menyangkut inter-
pretasi sejarah "Kebangkitan Nasional", yang dimulai de-
ngan kelahiran Budi Utomo. Padahal katanya Sarekat
Dagang Islam sudah lahir lebih dulu (tahun 1905, kalau
tidak salah). Bagaimana komentar Bapak mengenai hal
ini?

Memang masalah sejarah ini bisa macam-macam inter-


pretasinya, tergantung pada siapa yang menafsirkan dan siapa v
yang berkuasa. Untuk ini barar1gkali Saudara Kunto dapat lebih
menjelaskannya. Pergerakan Pangeran Diponegoro, misalnya,
oleh Belanda dianggap sebagai ''pemberontak" sementara bagi
kit a beliau adalah "pejuang". Contoh lain misalnya, yang
menyangkut kelahiran Pancasila dan peran Bung Karno, akhir-
akhir ini muncul interpretasi baru oleh almarhun Nugroho
Notosusanto, yang katanya -cukup menimbulkan tanda tanya
masyarakat dan para sejarahwan. Yang paling nyata ialah pada
zaman Orde Lama, kita masih ingat betapa interpretasi-inter-
pretasi sejarah oleh Bung Karno sudah mendeka-dekati pada . . ,. . ._.
gejala "pemutarbalikan" sejarah. J adi, memang tergantung siapa
yang menginterpretasidan siapa yang berkuasa.

Delapan puluh Ulhun MOHAMMAD NA TSIR


42 PERCAKAPAN ANTAR GENERASI

Kembali pada masalah Kebangkitan Nasional, memang


seperti saya sampaikan tadi, sebalum menjadi Sarikat Islam
tahun 1911 organisasi itu bernama Sarikat Dagang Islam, yang
menurut catatan sejaran berdiri tahun 1905. Jadi mendahului
berdirinya Budi Utomo. Sebenarnya di samping dimensi waktu
juga ada dimensi lain, yaitu yang menyangkut ke-"nasional"-an.
Menurut saya Budi Utomo belum dapat disebut sebagai
gerakan yang bercorak nasional, belum Indonesian,\ /
Nasionalism, ~arena Budi Utomo terbatas di Jawa saja. Di
Sumatra tumbuh juga organisasi semacam itu, tapi bukan Budi
Utomo, yang sifatnya kedaerahan, demikian juga di daerah lain.
Sementara Sarikat Dagang Islam atau kemudian Sarikat Islam, /.
sifatnya lebih me-"nasional", karena ia menghimpun umat v
Islam. Jangan lupa mayoritas penduduk Indonesia waktu itu
juga muslim. Sebagai bukti misalnya, SI ini juga lahir cabang-
cabangnya di Sumatra dan juga di pulau-pulau lain. HOS Co-
kroaminoto membangkitkan dan mengembangkan Sarikat
Islam tidak hanya di Jawa, tapi juga di pulau-pulau lain. Ini
kenyat_aan sejarah. Barangkali ada orang tidak setuju, tapi biar-
lah, wajar-wajar saja. Seperti saya kemukakan tadi, hal ini ter-
gantung kepada siapa yang menafsirkan dan yang sedang
berkuasa. Perbedaar penafsiran sejarah itu lumrah , toh secara
akademik dapat dilakukan pengujian, mana yang benar. Yang
penting ialah jangan sampai ada "penggelapan sejarah", mak-
sudnya menghapuskan fakta-fakta sejarah.

Politik Etis dan Konsesi Semu


Dengan tumbuhnya kekuatan-kekuatan sosial untuk
mela wan -penjajahan ini, bagaimana reaksi Be Ianda
waktu itu? Maksud saya, apakah menekan, menindas,
atau bagaimana?

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATSIR


Umat Islam dalam Gelanggang Sejarah 43

Jsaatelasitu,reaksinya tidak senang. Tapi perlu diketahui bahwa pad a


terutama di atas tahun 20-an, pengaruh dunia inter-
nasional juga sudah terasa, sehingga Belanda tidak dapat ber-
buat semaunya. Korespondensi para ulama kita dengan
pemuka-pemuka di Mesir dan Timur Tengah dan parajamaah V
haji kita waktu itu, yang menceritakan situasi Indonesia di
bawah penjajah Belanda, mempunyai peranan yang amat pen-
,ting dalam membuat opini dunia.
Ada suatu hal yang saya ingat bagaimana Belanda bereak-
si, yaitu memberikan konsesi-konsesi a tau kelonggaran tertentu
kepada kita. Konsesi ini sifatnya naik turun, tergantung pada
siatuasi yang dihadapi pemerintah Belanda. Kalau pemerintah
Belanda sedang dalam kesulitan atau kesempitan dalam meng-
hadapi opini dunia atau peperangan di tempat lain, di mana
mereka memerlukan tenaga yang lebih besar dalam meng-
hadapi perang itu, maka diberilah konsesi-konsesi kepada In-
donesia. Konsesi ini antara lain berupa kelonggaran lebih
banyak bergerak, untuk menyusun diri dan untuk menuju,
seolah-olah, kepada pembentukan pemerintahan. Sebagai con-
toh misalnya, pada tahun 1914 saat Belanda menghadapi
Perang Dunia Pertama, ada pidato yang mengatakan Indonesia
akan berparlemen. Jadi akan memberikan parlemen pada in-
donesia. ltu kan sudah progresif sekali. Tapi begitu Perang
Dunia berakhir, begitu bahaya tidak nampak lagi, maka konsesi
ditarik. Menjadi represif lagi. Jadi begitulah, tirnbal-balik,
turun-naiknya sikap Belanda itu terhadap jajahannya.
Konsesi tersebut, sebenarnya tidak sungguh-sungguh, v
hanya sebagai cara atau "seni" menjajah. Misalnya belakangan
dibentuk juga Parlemen a tau Volksraad, agar kelihatan demo-
kratis. Karena yang menjadi anggota Volksraad ini juga ada
"pribumi"-nya. Tetapi ini sebenarnya sebagi kedok belaka,

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATSIR


44 PERCAKAPAN ANTAR GENERASI

karena lembaga ini didominasi oleh anggota-anggota yang pro


penjajah (termasuk anggota Belanda). Kalau pun ada
keputusan Volksraad yang bertentangan dengan kebijaksaan
pemerintah penjajah, juga akhirnya tidak ada artinya ( dipeti-·l /
eskan).

Di samping itu apa ada upaya lain yang dilakukan


pemerintah penjajah waktu itu?

Ada, yaitu dengan mengembangkan "politiketis", yang tujuan-


nya bukan untuk membalas budi tapi sebaliknya. Untuk ini, ke
Indonesia didatangkan seorang ahli, Snouck Horgronye , /"
namanya. Nah, setelah mempelajari seluk beluk masyarakat '
kita, Snouck Horgronye inilah yang memberikan cara untuk
mengabadikan pemerintahan penjajahan, yang antara lain de-
ngan men(lekati umat Islam.
Mereka tahu bahwa salah satu kekuatan yang harus
dihadapi oleh pemerintah penjajah adalah Islam, karena itu
Snouck Horgronye "masuk" ke dalam kalangan masyarakat
Islam, malah kawin dengan orangpribumi (Islam) di Garut. Dia
memberikan nasehat pada pemerintah untuk jangan mcnekan.
Kalau mereka mau. shalat ya shalat, mau zakat ya zakat. Tapi
kalau mau haj~ nah awas-awas, karena jamaah haji dapat mem-
beri pengaruh negatif, seperti saya kemukakan tadi. Jangan /
dibiarkan dia pergi berhubungan dengan orang lain, schingga
pada suatu waktu pernah dikeluarkan larangan naik haji bagi
pribumi.

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATSIR


Umat Islam dalam Gelanggang Sejarah 45

Gerakan Angkatan Muda


Sejak kapan sebenarnya Bapak ikut aktif dalam kancah
perjuangan matawan penjajah?

~a yang sudah saya ceritakan tadi memang tidak saya alami


sendiri semuanya, sebagian saya baca atau dengar dari guru-
guru dan ternan saya yang lebih tua. Saya benar-benar mulai
a):>tif terli~bt am pergerakan menghadapi penjajah ialah di
atas tahun 925 a, sesudah itulah boleh dikata tampil generasi
kami. Wa 1tu kami sudah mulai mengadakan gerakan di
kalangan pemuda. Ada long Java, long Sumatera, ada long
Ambon, dan sebagainya. Tapi kita mengadakan long Islamietev
Bond (JIB). Hal ini mirip dengan kasus Budi Utomo dengan
Sarikat Islam. Kalau berbagai long itu sifatnya kedaerahan,
maka long Islamieten Bond sifatnya lebih me-nasional, karena
di mana-mana ada cabang long Islamieten Bond. JIB-JIB ini
tidak terpisah-pisah melainkan menjadi satu.
Ada satu pengalaman yang unik, yaitu dalam rangka
memperjuangkan kebulatan tekad menjadikan bahasa In-
donesia sebagai bahasa nasional. Anda mungkin sulit mem-
bayangkan, betapa susahnya memperjuangkan bahasa ini.
Suatu kali saya diminta untuk mengadakan satu pidato atau
ceramah pada kongresfong Jslamieten Bond di Semarang. Saya
diminta untuk menerangkan "Hak_-hak wanita dalqm Isjam"/
Belum lima menit saya ceramah, tiba-tiba terdengar interupsi
dari hadirin, mereka meminta saya melanjutkan dalam bahasa
Belanda. ~a, kaw¢1.taitu be~urn men~erti bahasa Indonesia, "'
walupun d1 tahurf1928 sudah d1proklamlfkan bahwa "satu nusa,
satu bangsa, dan\. -satu bahasa, Indonesia". Tapi dalam prak-
teknya belum, mereka masih menggunakan bahasa Belanda.
J ad~ bagaimana menasionalisir bahasa bahasa Indonesia ini
sudah merupakan suatu perjuangan tersendiri.

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATSIR


46 PERCAKAPAN ANTAR GENERASI

'
I
"'-
Buya Hamka, M. Natslr dan Mohammad Roem
(ketiganya tokoh JIB) dan Dubes Meslr dalam
suatu acara tahun 60-an di Jakarta

Tapi alhamdulillah, oleh karena kita dalam himpunanlong


Islamieten Bond selalu menekankan· supaya berbahasa In-
donesia, lambat laun, usaha kita itu juga berhasil. Misalnya, kita
dulu punya majalah, yang semula menggunakan bahasa Belan-
da, kemudian setengah-setengah, dan akhirnya kita gunakan
bahasa Indonesia. Demikian pula perjuangan kita
menyadarkan anggota-anggota dan rakyat banyak mengenai

Delapan puluh tohun MOHAMMAD NATSIR


Umat Islam dalam Gelanggang Sejarah 47

kesadaran satu nusa dan satu bangsa, kami yang di long Isv

S lamieten Bond merasakan sebagai tugas yang tidak mudah.


Namun karena kami menyadari bahwa ini merupakan tugas

I
1 mulia, bahkan sebagai bagian dari kewajiban sebagai muslim,
tugas ibadah, akhimya berbekal kesadaran tersebut dengan
v pe~~~ ket~ku~an t~ru~.-menerus kita :erjuangkan.
'NJ..MI' (., \~{/\ '1\/J-~ t\/! .f• ti

Nasionalis Sekular dan Nasionalis lslami


Kalau tidak keliru pada saat itu, ada dua kekuatan yang
menonjol, yaitu di samping kubu Islam ada kubu
Nasionalis, yang dipimpin o/eh Bung Karno. Bagaimana
situasi perjuangan bersama ini dilakukan, mengingat
keduanya juga mempunyai perbedaan pandangan?

Memang perbedaan pandangan jelas ada, karena gerakan


kita lebih didorong oleh ruh keislaman kita sementara yang lain
oleh faham Nasionalisme. Jadi yang satu suatu "Nasionalis Is-
/ami'' sedang yang lain "Nasionalis Sekular''. Akan tetapi dalam
menanggapi tujuan Indonesia harus merdeka, semua kekuatan
sosial waktu itu mempunyai sikap dan tekad yang sama.
Nasionalisme untuk merdeka, Islam pun menghendaki kemer-
dekaan Indonesia. Kita sama-sama melakukan upaya-upaya
untuk mempersiapkan bangsa kita menghadapi kemerdekaan.
Kita sama-sama melakukan rapat-rapat, penerangan kepada
rakyat. Saya termasuk orang yang mengagumi pidato-pidatonya
Bung Karno. Pidato-pidatonya di Bandung hampir selalu saya
ikuti. Tapi lambat laun saya dengar dia membawa hal-hal yang
menyindir Islam, bahkan kadang-kadang cukup menusuk- hati.

Kecenderungan tersebut berlangsung terus, semakin lama /


saya merasa tidak enak. Bagaimana ini! Pada akhirnya ter-

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATSIR


48 PERCAKAPAN ANTAR GENERASI

j~emacam polemik antara dia dengan saya, baik melalui


../ forum piOatomaupun tulisan-tulisan. Tapi yang menarik: ialah
dialog-dialog itu berlangsung secara sehat, sehingga saya makin
tahu nasionalisme yang ia perjuangkan dania makin memahami
apa itu Islam. Dialog ini terus berkelanjutan sampai Bung
Karno dibuang ke Endeh, dia melanjutkan dialog tertulis ten-
tang Agama dengan Tuan Hassan, guru saya. Dan di Endeh
itulah sebenarnya Bung Karno baru lebih intensif mempelajar ·
Islam, walaupun lebih banyak dari buku-buku orientalis
daripada dari sumber aslinya.

Perbedaan Pendapat:
Antara Rahmat dan Permusuhan
Tadi Bapak mengemukakan tentang pertentangan den-
gan Bung Karno yang dilukiskan dengan ungkapan
"dialog yang sehar. Saya kira ini panting sekali dalam
memahami uangkapan "perbedaan pendapat itu
merupakan rahmar, atau dalam dunia politik sebagai
pengembangan "dinamika demokrasi". Mungkin bapak
dapat menjelaskan hal ini /ebih terinci /agi, kaitannya
mis-alnya dengan bentuk pertentangan yang "tidak
sehar?

Bagimana ya melukiskannya. Memang entah bagaimana, per-


bedaan pendapat di bidang politik waktu itu tidak otomatis
menjadikan permusuhan. Demikian pula antara saya dengan
Bung karno, Bung Karno sebagai representasi Nasionalis (PNI)
semeqtara saya sebagai representasi Islam (Persis, waktu itu
Masyumi belum ada). Kita memang sama-sama menghendaki
kemerdekaan, tetapi motivasi kita berbeda, faham dan prinsip-
nya juga berbeda, tapi kita tidak bermusuhan secara pribadi.
Inilah yang saya maksud dialog yang "sehat". Orang bisa her-

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATSIR


Umat Islam dalam Gelanggang Sejarah 49

beda pendapat, dan bahkan berbeda 180 derajat, tapi masih


dapat berkomunikasi secara terbuka. Bahkan pada saat Bung,
Karno ditahan di penjara oleh pemerintah penjajah, kamilahl..-- ,..,..
dari Persis yang pertama-tama menjenguknya, Bukan keluar-
ganya atau teman-temannya. Kami membawa oleh-oleh
sekadarnya, dan yang penting kami memberikan support moril.
Saya teringat, pada waktu itu Bung Karno begitu terharu.

Empat tokoh pergerakan nasional: A.H. Na5Ution,


Hardi, M. Natsir dan Masykur

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATSIR


50 PERCAKAPAN ANTAR G N RA I

Ada contoh lain, yaitu pada saat akhir tahun 40-an atau
awal 50-an, saya lupa persisnya. Perbedaan saya dengan Bung
Karno jelas makin nyata, saat itu, baik yang menyangkut
konstitusi maupun pandangan-pandangan lain yang ~
menyangkut masalah kenegaraan dan pemerintahan. Namun
perbedaan pendapat ini tidak menjadi halangan untuk kami
sarapan pagi bersama di Istana Negara Yogyakarta (Gedung
Agung), waktu itu. Dan kami juga ngobrol sana ngobrol sini,
seperti layaknya ternan akrab.
Hal yang demikian ini rasanya sulit kita jumpai pada
zaman sekarang ini. Apalagi di dunia politik, perbedaan sedikit
saja seolah-olah sudah merupakan "permusuhan besar", atau
apa itu dalam bahasa Jawa "musuh bebuyutan". Tidak mau
komunikasi, tidak mau ketemu, apalagi berdialog. Masih perlu
pendewasaan dalam cara kita berpolitik.

.. Genesis.. Kediktatoran:
Tiada Kata .. La'•
Kembali pada hubungan Bapak dengan Bung Karnq tadi.
Apakah sikap Bung Karno yang demikian juga ber-
langsung terus pada masa-masa pemerintahannya
se/anjutnya?

lnilah sayangnya, sikap yang sehat itu berhenti sampai saat--it:l,!


saja. Pada saat sidang-sidang Konstituante, sampai Dekrit 1959,)
dan memasuki· periode "Demokrasi Terpimpin"-nya, Bung
Karno rupanya sudah berubah. Bukan saja dia tidakmau dialog,
tetapi justru yang terjadi adalah suatu "kediktatora,n" dalam
rangka !!}ell.!.aksakan kehendak politiknya. Bah an untukmeng-
hlldap1 lawan-lawan politiknya tidak segan-segan melakukan

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATSIR


Umat Islam dalam Gelanggang Sejarah 51

metode0[~~ Anda ingat, bagaimana musuh-musuh


politiknya liangkapi. kemudian ditahan tanpa prosedur .
hukum yang jelas, tanpa kesalahan yang jelas. Yang penting
alasannya adalah "ko~tra-revolusi", atau kal(!u sekarang "sub-
versi", begitu. '~' ~ I' -~t.,l ':' 1 • T, ,, <.{..
Ml" I I I I ?I { ~"" - J •• ~
Tapi kediktatoran Bung Karno sebenarnya bukan semata.: ,
mata atas kesalahan dia sendiri. Dalam kaitan ini saya teringat
tulisan seorang Pujangga Mesir (saya lupa namanya) dalam
bukunya "Qishashu/Anbiya". Ia mengatakan bahwa, B£aun itu
menjadi Fir'aun yang mengganggap dirinya tuhan, bukan
kesalahan Fir'aun semata-mata, tetapi juga karena kesalahan
ral<yat Mesir. Mereka tida~ pernah mau rn.engatakan "Ia"
("tidak") kepada pemimpinnya. Mungkin, analogi Mesir ini
amat tepat kita hubungkan dengan kondisi kita waktu itu.
Dalam masyarakat kita waktu itu juga beredar istilah yes man,
atau "ABS", dan sejenisnya. Adakah seorang manusia,
walaupun ia pemimpin, dapat terbebas dari kesalahan,
kekurangan ? Mestikan pikiran atau pendapatnya selalu benar
? Tidak ada manusia yang seperti ini, kecuali Nabi, karena
memang dipelihara Tuhan dari kesalahan.
Yang penting bagi kita yang hidup di zaman sekarang ini
ialah, hendaknya pelajaran sejarah yang begitu mahal itu benar-
benar dapat kita jadikan bahan renungan, siapa pun kita ini.
Apa kita sebagai rakyat biasa atau bawahan Gangan alergi me-
ngatakan "Ia"), apalagi kalau kita menjadi pemimpin, yang kita
mendapat amanah dari rakyat atau umat Gangan meniru
Fir'aun).

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATSIR


52 PERCAKAPAN ANTAR GENERASI

~trategi
11
UZiah 11
Kembali pada upaya umat Islam matawan penjajah.
Bagaimana sikap kita waktu itu menghadapi pemerintah
penjajah, terutama dengan politik etisnya?

Bagaimana p~n kita melakukan upaya untuk menghadapi


politik etis
yang terselubung itu. Reaksi pertama ialah datang
dari para ulama kita. Ulama kita melakukan "uzlah", melakukan
hijrah mental, menyendiri begitu. Dengan baik-baik, dengan
tidak melawan secara fisik, karena ~enjata sudah tidak ada lagi.
Ia meninggalkan kota-kota besar supaya jangan pemuda-
pemuda ini terpengaruh oleh upaya-upaya penjajah. Jadi kita
bawa generasi muda kita ke pinggir-pinggir kota, ke desa-desa,
ke gunung atau ke pantai, sehingga tidak terpengaruh oleh
kehidupan di kota besar. Nah, di tempat yang terasing itulah
para ulama membuka pesantren-pesantren.
Dari apa yang saya kemukakan tadi, jelas terlihat bahwa
pesantren adalah lembaga yang dikembangkan dalam rangka
perjuangan bangsa Indonesia. Dengan demikian, pesantren
bukan saja merupakan lembaga pendidikan, tetapi mempunyai
peran yang penting dalam perjuangan nasional. Waktu itu,
misalnya, dalam rangka menanamkan jiwa anti penjajah, para
santri tidak boleh memakai dasi, haram hukumnya, karena
menyerupai penjajah, orang-orang Barat. Pantalon juga haram,
musti pakai sarung. Kita memang melakukan "uzlah" baik
secara fisik ataupun secara spiritual. Pesantren-pesantren ini
mempunyai alam pemikiran sendiri, alam perasaan sendiri,
yang berbeda dengan apa yang di kota-kota yang dipengaruhi
oleh politik asosiasi dari Belanda. Mungkin kalau kita meman-
dang larangan pakaian itu dari segi fikh dan qalam konteks
sekarang, kita akan tersenyum. Tapi sebagai metoda perjuang-
an, dan dalam konteks penjajahan waktu itu, cara yang dipakai

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATSIR


Umat Islam dalam Gelanggang Sejarah 53

para ulama kita dengan uzlah-nya ini merupakan pemikiran


yang amat cerdik, kalau tidak kita katakan "brilliant".

Mungkin Bapak dapat menggambarkan, bagaimana


peran uzlah ulama ini secara nyata dalam kancah per-
juangan melawan pemerintah penjajah?

Begini, kalau kita baca perjalanan sejarah serterusnya, kita


akan tahu bahwa pada saat yang sangat kritis waktu meng-
.. hadapi sekutu, misalnya, kita tanyakan siapa yang lebih dulu
melompat ke medan peperangan? Kyai-kyai dan santrinya lebih
dulu. Ada Hizbullah, ada Sabilillah. Mereka tidak berhitung un-
tung-rugi atau berfikir hidup-mati, sebab bagi mereka melawan
penjajah wajib hukumnya, ·merupakan perbuatan jihad, dan
mati dalam perlawanan itu berarti syahid. Mereka tidak
memikirkan risiko, santri dan kyai, semuanya pergi kesana
untuk syahid. Nah, itu satu modal yang jangan kita lupakan.
Modal yang timbul dari kebijaksanaan yang kita sebut uzlah.

Diplomasi Haji
Di samping gerakan Jong lslamieten Bond dan gerakan
•uzlah•, model perjuangan lain apa yang dilakukan umat
Islam waktu itu?

Memang ada bentuk perjuangan lain, yaitu dengan merintis


"hubungan internasional" dalam rangka menerobos isolasi
politik yang dilakukan Belanda. Dengan berbagai cara, kita
mencoba membina hubungan dengan negara-negara Islam,
terutama di Tirnur Tengah. Untuk ini jasa para ulama juga
terasa amat besar.
Untuk melakukan upaya "diplomasi" tersebut para
pejuang dulu sangat hati-hati, karena penjajah JUga

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATSIR


54 PERCAKAPAN ANTAR GENERASI

menggunakan taktik yang sangat licik. Mereka dengan gigih


berusaha mener:nbus isolasi politik dan kebudayaan yang telah
dirancang secara sistematis oleh orientalis Snouck Horgronye.
Salah satu hasilnya, misalnya, peraturan mengenai larangan
naik haji akhirnya dihapus oleh pemerintah penjajah. Dengan
terbukanya kesempatan ini, mereka kemudian naik haji
(walaupun transiJ"ortnya tetap dipersulit oleh pemerintah pen-
jajah). Selama tiga atau empat bulan perjalanan hajiini, mereka
melakukan hubungan dengan orang-orang luar, yang salah satu
hasilnya ialah mengembangkan opini dunia di atas. Mereka
pulang dari haji membawa buku, majalah yang ini juga mem-
buka kesadaran pengikutnya, rakyat banyak, ten tang perjuang-
an kemerdekaan tersebut.

Di samping melalui "diplomasi haji", apa ada upaya lain


yang dilakukan umat Islam dalam rangka menembus
isolasi politik pemerintah penjajah?

Pada waktu itu para ulama melakukan korespondensi melalui


surat dengan para tokoh Islam di Timur Tengah dan Afrika.
Bahkan ada yang sempat berkorespondensi dengan ulama
besar Syakib Arsyalan'seperti yang dilakukan oleh kiai Basyuni
dan Imran dari Sambas. Demikian juga, berkat usaha yang gigih
ada beberapa orang yang lolos dan berangkat ke Mesir untuk
menimba ilmu pengetahuan di sana. Proses ini berlanjut
sehingga pada tahun 30-an sudah banyak mahasiswa kita yang
belajar di beberapa negara Islam di Timur Tengah.
Melalui dua saluran komunikasi itulah kemudian tumbuh
solidaritas Islam internasional dan menumbuhkan dua hal. Per-
tama, ke dalam, yaitu berupa rasa percaya diri, walaupun kita
ditekan penjajah. Kedua, ke luar, terbinanya op ·.~i internasional
untuk membuka isolasi politik dan budaya yang dilakukan
Belanda terhadap tanah jajahannya

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATSIR


Umat Islam dalam Gelanggang Sejarah 55

Pada zaman revolusi kita lihat betapa besar manfaat


penembusan isolasi kebudayaan dan politik tersebut. Siapa
yang pertama kali mengakui kemerdekaan kita? Tidak lain
adalah negara-negara Islam di Afrika Utara dan Timur Tengah.
Pengakuan ini didorong dan diikat oleh solidaritas Islam yang

Sultan Hamengkubuwono IX dan M. Natslr:


perjuampaan akhir dua (mantan) negarawan
sebelum Sultan wafat (1988)

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATSIR


56 PERCAKAPAN ANTAR GENERASI

\
telah dijalin olehpara pemimpin Islam selama ini. Mesir, Syria,
Arab Saudi seakan-akan merasa bahwa perjuangan umat Islam
di Indonesia merupakan bagian dari perjuangan Islam secara
keseluruhan. Dilihat dari perspektif yang lebih luas, bahasa
Arab juga mempunyai arti dalam mengikat solidaritas Islam ter-
sebut.
Mungkin sebagai penutup uraian ini, saya ingin menandas-
kan sekali lagi, bahwa yang baru saya ceritakan tersebut barulah
sebagian kecil dari peran dan kegiatan umat Islam dalam
melawan penjajahan. Untuk lebih lengkapnya, silahkan Anda-
anda yang muda mempelajarinya dari buku-buku a tau dokumen
sejarah yang lain. Pada akhirnya, perkembangan sejarah
berikutnya para pemimpin umat Islam menyatu dalam wadah
MIAI, sehingga kekuatan Islam semakin tampak. Di sini perlu
dicatat peran kepeloporan pemuda dalam upaya persatuan ter-
sebut, dalam hal ini terutama peran dari long Islamieten Bond.
Hal ini mestinya mengilhami juga kepeloporan angkatan muda
Islam sekarang.

Delopan puluh tahun MOHAMMAD NATSIR


Umat Islam dan Rekayasa Soslal 57

Bagian

Umatlslam
dan Rekayasa Sosial

. Delopan puJuh UIJrun MOHAMMAD NATS/R


58 PERCAKAPAN ANTAR GENERASI

Islam memandang kehidupan manusiawi di


dunia ini secara komprehensit: tidak ada
pengkotak-kotakan kehidupan, termasuk
dalam hubungan antara orang sebagai
pribadi, sebagai warga masyarakat, dan
. sebagai warga negara.
. . . tujuan rekayasa adalah untuk men-
gaburkan pengertian yang benar tentang
Islam, dalam rangka mendangkalkan
akidah umat dan menumpulkan kepekaan
umat terhadap masalah-masalah yang mes-
tinya merupakan "concern"-nya seorang mus-
lim ...
. . .ada fihak-fihak tertentu yang sengaja men-
dorong umat Islam berbuat ilegal dan subuer-
sif, dan dengan itu umat Islam mudah dilum-
puhkan ...
Emosi harus dijadikan sumber kekuatan yang
terarah secara baik danjangan membunuh diri
atau destrukti{. Angkatan muda perlu mem-
biasakan diri berfikir sehat, berpandan-
gan dan berwawasan luas, terbuka, dan
berdialog der:gan cara dewasa.

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATSIR


Umat Islam dan Rekayasa Sosial 59

Bagian4

UMAT ISlAM DAN


REKAYASA SOSIAL

lnsufisiensi Pemahaman Islam:


Akar Persoalan Umat
Indonesia yang dikena/ merupakan pemeluk Islam ter-
besardi dunia.lslam telah bercokol di negeri ini lebih dari
tujuh abad. Sebagai bangsa yang besar, apakah masalah
pokok yang dihadapi umat Islam?

Banyak sekali masalah kontemporer yang dihadapi Islam


sebagai kelanjutan dari proses yang telah berlangsung sebelum-

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATSIR


60 PERCAKAPAN ANTAR GENERASI

nya, terutama masalah-masalah yang berlanjut setelah


Konstituante. Perlu diketahui bahwa Islam adalah agama
mayoritas penduduk di negara kita, tetapi banyak sekali umat
Islam yang belum memahami Islam, atau yang memahami
Islam dari sudut lain yang dipengaruhi oleh konsepsi-konsep-
si Barat. Dalam konteks pemahaman yang sering dilukiskan
sebagai kehidupan duniawi dan kehidupan spiritual, misalnya,
Islam tidak mengenal dikotomi ini. Islam memandang
kehidupan manusiawi di dunia ini secara komprehensif, tidak c/
ada pengkotak-kotakan kehidupan, termasuk dalam hubungan
antara orang sebagai pribadi, sebagai warga masyarakat, dan
sebagai warga negara.
Kekeliruan itu bermula dari kesalahan dalam memahami
Islam. Bagi orang yang mempelajari Islam secara terbatas,
Islam sering hanya difahami dalam arti ibadah yang mengatur
hubungan manusia dengan Allah saja, tidak akan sampai pada
_ pengertian tentang kewajiban kaum muslimin untuk menyusun
tata kehidupan yang sesuai dengan ajaran Islam. Di negara kita
masalah ini telah timbul sejak sebelum proklamasi kemer-
dekaan, yaitu perdebatan sengit an tara golongan nasionalis dan
golongan agama. Itulah prolog dari apa yang kita saksikan saat
ini.
Dari kenyataan sejarah kita mengetahui, bahwa per-
bedaan pola pemikiran di atas tercermin sejak era pra-kemer-
dekaan, yakni pada saat mempersiapan Undang Undang Dasar
Negara. Piagam Jakarta adalah formulasi kompromi, dan V
sekali gus mencerminkan keterbukaan dan toleransi kelompok
Islam. Yang penting kita proklamasikan kemerdekaan dulu,
untuk kemudian kita upayakan penyelesaiannya setelah mer-
deka. Dari kenyataan sejarah juga kita ketahui bahwa "per-
pecahan" itu temyata·berkelanjutan terus dalam sidang-sidang
Konstituante. Dalam sidang Konstituante ini sebenamya telah
dicapai "konsensus" kendatipun belum diformalkan, yang selan-

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATSIR


Umat Islam dan Rekayau Soalal 61

jutnya diwujudkan dalam satu understanding yang dirumuskan


oleh Soekarno, bahwa UUD'45 mengandung Pancasila dan
dijiwai oleh Piagam Djakarta. Namun apa yang terjadi
kemudian, kita sudah sama-sama mengetahui. Keadaan seper-
ti itu juga terus berkelanjutan. Apalagi setelah Soekarno V
semakin besar peranannya dalam memaksa partai-partai ber-
dasar pola Trisila dan Ekasila. Demikianlah seterusnya,
perkembangan pada masa Orde Lama, yang an tara lain justru
lebih con dong pad a kelompok kiri (komunis ), serta
kecender11ngan-kecenderungan lain yang sudah sama-sama
kita ketahui.
Apa yang kita hadapi sekarang adalah kelanjutan dari
suatu proses yang terjadi dahulu, ditambah dengan berbagai
masalah lain yang berkembang mengikuti pertumbuhan
masyarakat dan bangsa kita.

Rekayasa:
"Marginasi'' dan "Minorisasi"
Kalau kita ikuti perjalanan sejarah umat Islam, khususnya
pada era pasca-kemerdekaan, terlihat bahwa umat yang
mayoritas ini makin lama makin "menyempir, baik
peranan maupun kekuatan objektifnya. Di bidang
ekonomi, politik, dan berbagai aspek kehidupan yang
lain, peran dan posisi kita makin kecil, suatu proses "mar-
giriaal". Ada pendapat bahwa di samping faktor-faktor
yang bersifat internal (kekurangan dan kelemahan umat
sendiri), proses "marginasi" tersebut terjadi sebagai
akibat dari upaya dari luar, katakanlah suatu "engineer-
ing" (political, economical, maupun social engineering).
Bagaimana komentar 8apak terhadap pendapat ini?

Delopan puluh tahun MOHAMMAD NATSIR


62 PERCAKAPAN ANTAR GENERASI

Saya kira bukan saya atau kita saja yang sependapat, orang
lain dari kalangan luar umat pun, yang netral, akan mem-
benarkan pendapat ini. Kita perhatikan misalnya pendapat para
pengamat asing tentang Indonesia, saya kira akan mencer-
minkan pendapat tersebut.

M. Natslr sedang asylk berdlslmsl clengan


angkatan muda dan intelektual

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATSIR


Umat Islam dan Rekayaaa Soalal 63

Ada suatu proses rekayasa (engineering) yang mengakibat- 1


kan peran, posisi, dan potensi umat Islam Indonesia menjadi
makin "mini", atau menurut istilah Anda tadi, proses "mar-
ginasi". Proses ini memang dikerjakan secara amat halus dan
amat sophisticated, sehingga sebagian besar umat dan bahkan
sebagian pemimpinnya kurang menyadari. Adapun tujuan
rekayasa tersebut antara lain adalah untuk: mengaburkan
pengertian yang benar tentang Islam, dalam rangka men- I}
(jangkalkan akidah umat; menumpulkan kepekaan umat ter-
hadap masalah-masalah yang mestinya merupakan "concem"-
nya seorang muslim; mengembangkan issue-issue atau apa pun
yang dapat melahirkan perpecahan umat (seperti kita ketahui
ketahanan umat sendiri dalam hal ini amat rapuh); mengu-
rangi peran u._.at di berbagai aspek kehidupan berbangsa; men-
coba mempertentangkan Pancasila dengan Islam (menurut
pemahaman yang proporsional); dan berbagai model rekayasa
yang lain.

Jalur Rekayasa
Mungkin Bapak dapat lebih menjelaskan bagaimana
proses rekayasa tersebut dilakukan, misalnya mela/ui
jalur-jalur apa saja?

Sebelumnya ingin say~ kemukakan, bahwa rekayasa tersebut


di samping halus tak terasakan, juga kabur siapa yang mengen-
dalikan. Kita memang dapat merasakan bahwa pelakunya
adalah mereka yang tidak suka pada Islam, tapi kalau kita di-
suruh menunjuk siapa mereka itu, sulit menjawabnya. Karena
mereka tersebar di mana-mana, termasuk di kalangan umat
sendiri.

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATSIR


64 PERCAKAPAN ANTAR GENERASI

'
Adapun jalur-jalur rekayasa yang dilakukan ialah meliputi
semua aspek. Jalur pendidikan misalnya, kita lihat beberapa
saat yang lalu "kontroversi" pelajaran PMP. Bukan topik
pelajarannya itu yang dipersoalkan, tetapi substansi atau isinya, V
yang mengaburkan pengertian iman itu sendiri. Baru setelah
ada protesciaiimasyarakat, buru:OunToulfu PMP ditarik kern-
bali dan dilakukan revisi, yang sebenarnya revisi ini sendiri
masih agak kabur. Dulu pernah terdengan istilah "Panca t/
Agama", sebagai mata palajaran yang satu, walaupun ide ini
kemudian tenggelam. Belakangan terdengar berita bahwa nan-
tinya pelajaran agama hanya yang berisikan aspek moral atau
akhlak saja, sementara yang lain tidak perlu. Alasannya adalah J
untuk mencegah ekstremisme atau menjaga kerukunan. Kita
lalu bertanya, agama macam apa itu yang hanya berisi aspek
moral saja, tanpa akidah tanpa syariat? Apakah suatu "agama
sekular" (secular religion). Itulah an tara lain proses engineering
di bidang pendidikan.
Di jalur politik jalas terjadi, Anda sudah cukup mahfum
dan tidak perlu saya komentari. Di jalur ekoilomi, jelas amat
menyolok. Dulu umat Islam setidak-tidaknya mempunyai aset .
di bidang pembangunan ekonomi. Kelas menengah ekonomi \.../
pada masa lalu umumnya adalah dari kalangan umat. Namun
perkembangan yang ada menunjukkan bahwa seolah umat "ter-
lempar" dari percaturan ekonomi nasional. Bagaimana yang
menimpa industri batik misalnya, merupakan contoh yangjelas.

Delapan puluh taJrun MOHAMMAD NATSIR


Umat Islam dan Rekayasa Soslal 65

Ekstremisme:
lnstrumen Rekayasa dan "Sempalan"
Tadi bapak menyinggung istilah "ekstremisme•. Dan
dalam prakteknya umat Islam sering dikategorikan
sebagai "ekstrem kanan·. Ada pula istilah "ekstrem sem-
palan•. Bagaimana pendapat Bapak?

.. Sebagaimana saya kemukakan pada omong-omong kita ten-


tang Islamofobia (lihat bagian "Dakwan dan Pengembangan
Masyarakat", peny.), istilah ekstrim ini memang sering digunakan
secara latah. Istilah ini mungkin akan mudah difahami bukan
sebagai istilah akademik, tetapi sebagai "istilah politik" atau "is-
tilah rekayasa". Dengan demikian, persoalannya bukan terletak
pada benar-salahnya atau proporsional-tidaknya istilah ter-
sebut, karena istilah ini dikembangka:n sebagai "instrumen
politik" atau "instrumen rekayasa".
Apa yang sebenarnya menarik untuk dikaji ialah kalau is-
tilah ini dipandang secara sosial, yakni pengertian ekstrem
"sempalan", seperti Anda tanyakan tadi. Munculnya perilaku
"eksklusif atau "ekstrem" yang menimpa sekelompok kecil umat
(ada orang yang menamakan kelompok "sempalan") mem-
punyai kaitan-kaitan situasional. Orang sering menganggap /
bahwa "kelompok ekstrem" jenis ini sebagai suatu entity, sebagai
penyebab, padahal menurut saya sebenarnya lebih merupakan
"akibat" dari situasi yang berkembang.

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATSIR


66 PERCAKAPAN ANTAR GENERASI

Penyebab Ekstremisme:
Kejenuhan, Pemahaman dan Rekayasa
Mungkin Bapak dapat lebih menjelaskan lagi, bagaimana
sesungguhnya bentuk "ekstremisme• semacam ini ter-
jadi?

Pertama, seperti tadi sudah saya katakan bahwa hal itu terjadi
sebagai "akibat" dari situasi yang berkembang. Kejenuhan,
kebosanan, atau apa lah istilah lainnya. Ekstremisme ini mun- /
cul karena kehilangan harapan masa depan atau frustrasi. V·
Mereka beranggapan, dari pada diperbodoh orang lain lebih
baik melawan otoritas walau apa pun risiko yang akan timbul.
Frustrasi memang dapat menimbulkan ekstremisme.
Ekstremisme seeing diikuti dengan gejolak yang tidak dapat
diprediksikan.
Reaksi seperti di atas sebenarnya termasuk reaksi yang /
kurang sehat, dan dengan demikian umat sebenarnya perlu
menghindari rekasi yang tidak sehat tersebut. Tetapi, kadang-
kadang manusia mempunyai keterbatasan tertentu dalam
mereaksi lingkungannya, sehingga muncullah reaksi yang tidak
sehat tersebut. Jadi reaksi tersebut tidak sehat, tapi wajar
(dapat difahami) terjadinya. Kalau difikir-fikir sebenarnya hal
itu merugikan semua rmak, ya pemerintah, ya umat, ya mereka
sendiri. Oleh karenanya perlu diupayakan jalan keluar yang
tepat dan bijaksana. Persoalan yang rumit adalah bagaimana
menyadarkan dan menanamkan pengertian kepada pemerin-
tah maupun m:nat, melalui komunikasi yang sehat, sehingga
kejenuhan atau situasi yang tidak menguntungkan tersebut
dapat dicairkan.
Menghadapi kenyataan di atas kita perlu m~mikirkan
kembali bagaimanan menghadapi berbagai perkembangan

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATS/R


Umat Islam dan Rekayaaa Soalal 67

yang muncul. Kita sudah bosan melihat kenyataan yang


menyedihkan itu. Kalau bisa kita menginginkan perubahan
suasana. Sebenarnya kita ingin mengembangkan suatu dialog
yang jujur dan terbuka, tetapi kemungkinan terlaksananya
dialog semacam itu rupanya belum ada tanda-tandanya pada
saat ini. Apa yang ingin kita kembangkan dalam dialog tersebut
ialah kohesi antar seluruh kekuatan dalam masyarakat, antara
ABRI dengan sipil. Kalau kohesi semacam ini dapat terjadi,
,. maka "ekstremisme" semacam itu tidak akan tumbuh.
Faktor kedua yang menjadi penyebab munculnya v
ekstremisme adalah masalah intern, yaitu masalah pemahaman
yang sempit terhadap Islam yang begitu luas. ini. Pemahaman
yang terbatas dan sering tidak proporsional ini memang dapat
menimbulkan sikap eksklusifistik. Sesuai dengan perkembarig-
an dan kematangan kejiwaannya, pemahaman semacam ini
sering muncul di kalangan generasi muda. Untuk ini saya meng-
himbau kepada generasi muda untuk dapat mengembangkan
pemahaman dan wawasan yang lebih luas dan komprehensif
terhadap masalah agama dan masalah perjuangan .
..__/'
Ketiga, ialah faktor kesengajaan. Maksudnya ialah
memang ada fihak-fihak tertentu yang dengan sengaja menggi-
ring dan mendorong dan akhirnya "menjebak" kelompok
eksklusif ini. Banyak petunjuk-petuntuk yang dapat dijadikan
indikator bagi faktor kesengajaan ini. Kondisi itu memang se-
ngaja dibuat, di-engineer atau direkayasa, sebagai bagian dari
proses engineering di atas, dalam rangka menyudutkan umat,
dalam rangka memecah-belah umat. Sekali lagi, saya menghim-
bau pada angkatan muda khususnya untuk memahami
kenyataan ini, sehingga tidak mudah terjebak pada situasi yang
justru merugikan umat sendiri.

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATSIR


68 PERCAKAPAN ANTAR GENERASI

Berdlalog dengan generasi yang lebih muda, ter-


lihat antara lain Prof. Dr. Deliar Noer dan
Dr. Kuntowijoyo

Dalam prakteknya, ketiga faktor penyebab ekstremisme


itu tercampur menjadi satu. Dan karena itulah masalahnya
menjadi amat rumit. Namun beberapa hal hal yang dapat
dilakukan umat ialah (1) meningkatkan kewaspadaan disertai vV
dengan (2) pengembangan wawasan berfikir yang luas, dan (3)
memandang jangka jauh perjuangan ke depan.

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATSIR


Umat Islam dan Rekayaaa Soalal 69

Generasi Muda dan Rekayasa


Sehubungan dengan berbagai hal di atas, mungkin
Bapak mempunyai pesan khusus untuk generasi muda
kita?

Di samping tiga hal yang saya kemukakan di atas, saya juga


menghimbau pada angkatan muda agar melalui organisasi-or-
gaqisasi, lembaga-lembaga non-formal, melalui lembaga mas-
jid, cobalah mengadakan pertemuan, bersatu mengkaji per-
soalan umat secara serius, tidak usah gembar-gembor. Mereka
perlu bertemu untuk sama-sama menganalisis situasi dan
kemudian mengembangkan kesamaan persepsi. Di samping
itu, mereka harus hati-hati, tidak usah melakukan kegiatan yang
mengarah kepada subversi. Jika telah sering dilakukan per-
temuan atas dasar persepsi yang sama pada akhirnya akan ter-
jadi kohesi dan dengan demikian akan terdapat kesatuan
langkah dalam menghadapi berbagai permasalahan umat Islam.
Dan dalam keadaan seperti itu, saya kira, kita akan memasuki
fase sejarah berikutnya. Tidak seperti sekarang ini, kita semua
pada kebingungan, orang tua tak mau tahu apa yang dihadapi
oleh generasi muda, dan orang muda tidak mau tahu apa yang
dilakukan generasi tua. Mereka berjalan sendiri-·sendiri tidak V
saling menegur dan muncul berbagai friksi. Keadaan semacam
ini merupakan manifestasi dari kelumpuhan dan kelemahan
kita.
Apa yang perlu kita sadari ialah, bahwa keadaan seperti
itu sengaja diciptakan "orang" untuk menghancurkan umat
Islam. Bahkan, seperti telah saya katakan tadi, ada fihak-fihak
tertentu yang sengaja mendorong umat Islam berbuat ilegal dan
subversif, dan dengan itu umat Islam mudah dilumpuhkan.
Dalam kenyataannya, sebagian generasi muda ternyata mudah
terpancing dengan suasana seperti itu. Pemuda memang
memiliki emosi yang mudah meluap, tanpa emosi ini pemuda

Delapan puluh tohun MOHAMMAD NATSIR


70 PERCAKAPAN ANTAR GENERASI

tak ada artinya. Tetapi sebagai pemuda juga memiliki sikap


kritis, sehingga pandai membaca situasi dan demikian akan ber-
buat hatihati. Emosi harus dijadikan sumber kekuatan yang
J terarah secara baik dan jangan membunuh diri atau destruk-
tif. Angkatan muda perlu membiasakan diri berfikir sehat, ber-
pandangan dan berwawasan luas, terbuka, dan dialog dengan
cara dewasa.
Saya sering didatangi para mahasiswa secara berkelom-
pok, mereka memerlukan sesuatu dari orang yang mereka
anggap mampu memenuhi apa yang mereka inginkan, berupa
bimbingan dan jangan sampai ditinggalkan. Dalam kaitan
hubungan antar generasi, keadaan yang kita hadapi sekarang
rasanya memanglebihjelek darizaman penjajahan tempo hari.
Pada zaman Belanda dulu yang muda~muda masih sempat
mengidentifikasikan diri dengan tua-tua, ada tempat pusat me-
ngembalikan persoalan, dan yang tua-tua pun sempat membim-
bingyang muda-muda. Dari sinilalu muncul pemimpin-pemimU
pin tangguh. Jadi kepemimpinan itu dapat berlanjut, karena
tumbuh dengan sendirinya. Di sinilah saya melihat perlunya
komunikasi antar generasi muda, dengan cara melakukan .
pengkajian-p·engkajian yang akhirnya secara alamiah akan ter-
seleksi pemimpin yang tangguh.
Di samping itu, sehubungan dengan "budaya mengalah",
seperti yang kita sudah omong-omongkan (lihat pada .bagian
"Dakwah dan Pengembangan Masyarakat", peny.), kita harapkan
generasi muda Islam tidak terjangkit "budaya mengalah" seper-
ti generasi tua yang umumnya kini telah mapan itu. Para
generasi muda hendaknya meng-adakan koreksi, memper-
satukan persepsi, melihat persoalan yang dihadapi secara
dewasa, untuk selanjutnya secara bersama-sama .mencari jalan
pemecahannya.

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATSIR


Dokumenta Selekta 71

DOKUMENfA SELEKTA

Sejarah adalah suatu dialog intelektual antara


manusia dengan pengalaman kolektifnya di masa
lampau. Dari dialog ini akan dapat ditangkap "ibar"
sebagai acuan bagi hid up masa kini dan bagi peren-
canaan kehidupan di masa mendatang.
SebagaimanaAllah mengingatkan kita: bahwa bagi
tiap mukmin, mempersiapkan kehidupan hari esok ?--
merupakan hal yang tidak dapat ditawar lagi (QS-
59:18).

Pada halaman-halaman berikut disajikan foto


dokumentasi sebagai dokumenta selekta dari M.
Natsir,pada saat-saat perjalanan sejarah membawa
beliau pada posisi yang cukup menentukan dalam
perjalanan Republik kita yang tercinta ini.

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATSIR


72 PERCAKAPAN ANTAR GENERASI

tl
I
' tf'
I .
,

.....
-·· ...-:~~-:;;~ . .~:~....~-iliill.
RIPI'O tpphot
M. Natsir berpidato pada sidang Konstituante
(atas), disumpah oleh Presiden Soekarno
sebagai Perdana Menteri (bawah)

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATSIR


Dokumenta Selekta 73

i~
~~
. ' \

~
4

,.IPIO lpphos
· Berpose bersama Pimplnan yang Jam, antara lain
dwltunggal Soekarno-Hatta (atas), dalam suatu
sidang kabinet·(bawah)

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATSIR


74 PERCAKAPAN ANTAR GENERASI

•·

Repro lppho s
Memberikan keterangan politik peme$tah di
sidang Parlemen 21 September 1950 (atas),
bersamaA.K. Pringgodigdo, Soekarno,
dan Hatta (bawab)

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATS/R


Dokumenta Selekta 75

r rn
•' ~· /

---
Repro lpphos
Mengantar Tuan Cochran, utusan PBB. yang
merupakan anggota UNCI (suatu panitia yang
ditunjuk PBB) untuk melancarkan perundingan
lndonesia-Belanda, ke Yogyakarta

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATSIR


78 PERCAKAPAN ANTAR GENERASI

, \

-"'~~f ~~r..
. \
I
;

Repro l...,nos
Saat..at pelantlbn aebagal Perdana Menteri

.Delopan puluh tahun MOHAMMAD NA.TS/R


Dokumenta Selekta 77

Repro lppt'IOI
Menyatu bersama rakyat berjamaah sbalat 'led
(atas), memberlkan keterangan pers pada
wartawan (bawah)

Delapan puJuh tahun MOHAMMAD NATSIR


78 PERCAKAPAN ANTAR GENERAS!

1 Menerima barJsan kehormatan Tentara Hlzbullah


Rtpro lpphOI

(atas), sebagai Menteri Penerangan (12-8-1948)


menerima kunjungan rekannya Pangeran Abdul-
lah bin Muhsin dari Hadramaut (bawah)

Delapan puluh Ulhun MOHAMMAD NATSIR


Dakwah dan Pengembangan Masyarakat 79

:·:.

... .

Bagian

Dakwah dan Pengembangan


Masyarakat

Delapan puJuh tahun MOHAMMAD NATSIR


80 PERCAKAPAN ANTAR GENERASI

alam masyarakat kita memang ada <


udayaan" untuk tidak mau (berani) men- -
mbil risiko, budaya mengalah. Ada >•<•
untuk menyesuaikan diri den- 2
lingkungannya, walaupun bertentangan >
"-''"'-"""--"· kata hati atau dengan keyakinannya. -··
. . dikotomi itu merupakan tantangan bagi >i
santri untuk menarik teman-teman kita \
abangan, dan bukan menjduhkan atau ?
usuhi. Jangan mereka dijauhi atau i •
:......................,,.. sesat, atau istilah-istilah lain <
rrt.e-rt.YllL"4'£"1'.Ln. kdrena pada dasarnya L
ah muslim, dan tiap muslim adalah i
ita mengembangkan pendekatan in- n
zet.rraszo.nz·.~ bukan pendekatan yang antagonis- C

Delopon puluh t4hun MOHAMMAD NATSIR


Dakwah dan Pengembllngan Maayarakat 81

BagUm5

DAKWAH DAN PENGE:MBANGAN


MASYARAKAT

Kualitas Umat:
Mayoritas yang Minoritas
Dalam melakukan upaya dakwah di Indonesia, pertama-
tama kita berhadapan dengan keadaan umat Islam, yang
orang sering melukiskan dengan ungkapan "mayoritas
kuantitatif tapi minoritas kualitatir. Bagaimana komentar
Bapak dengan ungkapan tersebut?

Delapan puluh taJrun MOHAMMAD NATS/R


82 PERCAKAPAN ANTAR GENERASI

Berbicara tentang kelemahan umat Islam tidak dapat dilepas-


kan dari kekuatannya, karenanya akan lebih tepat jika antara
keduanya dibandingkan.
Jika kita telusuri perjalanan umat Islam sejak permulaan
abad ke- 20 sampai sekarang, harus kita akui dan syukuri karena
umat Islam sebenarnya mempunyai kekuatan yang besar sekali.
Di samping itu, Islam juga mempunyai andil yang besar dalam
upaya menuju persatuan negara kita. Dari sekian puluh juta
umat Islam ketika itu yang tersebar di 300 pulau lebih, dengan
daerah-daerah yang berbeda . adat-istiadatnya. Islamlah yang
pertama kali mempersatukan, melalui organisasi Islam dan
ukhuwah antar orang-orang Islam Indonesia (lihat bagian
"Umat Islam dalam Gelanggang Sejar.ah", peny.). Kita ingat, or-
ganisasi long /slamieten Bond, misalnya, melebihi batas-batas v
pulau dan istiadat, sementara long-long y~ng lain lebih
berorientasi dan didasarkan pada sifat kedaerahan. Inisiatif
mempersatukan ini muncul justeru dari orang-orang yang
dianggap kurang maju jika dibandingkan dengan orang Barat.
Modal besar seperti ini tidak terdapat dalam golongan-golong-
an lain di luar Islam. Kekuatan inilah yang membawa kemajuan.

Di sisi lain, yang menjadi kelemahan umat Islam itu yang


oegitu banyak, yang mayoritas, ialah sifat "mayoritasnya "itu sen-
did. Mayoritas ini tidak otomatis meningkatkan (memayorkan) v
hasil-hasil dari usaha kita. Dalam sejarah Islam pun dan
demikian pula al-Qur'an telah memperingatkan kita mengenai
umat Islam y~ng tidak lagi "allert" (waspada) terhadap lingkung-
an di sekeliling mereka sebagaimana dialami dalam perang
Hunain. Pada saat itu, umat Islam merasa optimis (over confi-
dent) akan menang sesuai dengan kekuatan ya11g besar itu,
tetapi ternyata dalam peperangan itu umat Islam menderita

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATSIR


Dakwah dan Pengembangan Masyarakat 83

kekalahan. Di dalam Al-Qur'an disebutkan "Kamu merasa tak-


jub karena jumlahmu yang besar', jadi mayoritas tidaklah men-
jamin kualitas. Bahkan dalam kenyataannya sering terbalik,
yang lebih banyak menentukan adalah yang minoritas, karena
kualitas mereka dan bukan karena jumlah merek?
Kelemahan pertama kita dengan jumlah yang banyak itu
ialah kita tidak mempunyai kekuatan di bidang-bidang yang
perlu untuk meningkatkan mayoritas itu sesuai dengan apa
yang kita inginkan, karena beban "pemeliharaan" umat yang
mayoritas (banyak) tersebut cukup berat. Kalau kita lihat apa
yang telah kita capai di bidang ilmu pengetahuan memang boleh
dikata menyenangkan. Sebagai contoh misalnya, pada tahun
1945 dulu kita hanya bisa menemukan satu orang insinyur
kimia, sekarang kita telah mempunyai banyak insinyur, banyak
ahli di semua bidang pengetahuan, termasuk ahli nuklir. Dari
kenyataan ini sebenarnya kita telah mempunyai banyak modal,
walaupun tidak sebanyak yang dimiliki orang lain.

Menata Potensi

Kelemahan kita terutama terletak pada organisasi dan


manajemen kekayaan yang besar itu. Dengan kata lain, kita
punya "gudang" yang besar dan penuh dengan "barang-barang",
tetapi tidak punya ketrampilan memegang buku sehingga tidak
tahu letak barang-barang itu. Kita belum bisa mengefektifkan
potensi yang ada. Kita bisa mengatakan bahwa kita punya
sekian puluh ahli di berbagai bidang, tetapi kita tidak dapat
manfaatkan mereka untuk kepentingan umat Islam.

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATS!R


84 PERCAKAPAN ANTAR GENERASI

Dari uraian tersebut sebenamya kita tidak boleh pesimis


a tau merasa terbelakang. Baik dari segi jumlah kita tidak kalah,
sementara dari'segi mutunya kita pun tidak terlalu kalah. Tetapi
yang menjadi pers<>alan utama adalah bagaimana memenej dan
mengefektifkan sekian banyak ahli tersebut untuk berkhidmad
dalam Islam. Memang bisa kita katakan bahwa kita ketinggalan
dari kekuatan lain yang minoritas kuantitatif tapi terkelola
secara baik dan tertib. J adi, untuk menaikkan posisi a tau
derajat kita, paling tidak adalah kita perlu mengefektitkan
potensi intelektual dan bidang/komponen strategis yang lain.
Harus kita sadari, bahwa dengan tepaga yang ada sekarang kita
tidak mampu mengangkat derajat seluruh umat Islam, yang
lebih dari 120 juta, karena tenaga yang ada tidak cukup teror-
ganisasi, berencana dan terhimpun. Dalam rangka mengefek-
tifkan potensi tersebut, tugas kita yang mendesak adalah meng-
identifikasi potensi yang ada itu secara tepat. v
Di samping itu, kita juga perlu memulai langkah-langkah
konkret melalui kelompok-kelompok terbatas terlebih dahulu.
Dalam kaitan ini, kita merasakan kekurangan kita dari fihak
lain. Kita kurang waspada terhadap apa yang dikerjakan orang
lain. Padahal di dalam Al-Qur'an sendiri ditegaskan bahwa
dunia ini bukan hanya diisi oleh umat Islam saja. Jadi dalam
masyarakat majemuk ini, kita dituntut untuk berlomba-lomba
menegakkan kebajikan (fastabiqu/ khairat). Nah, di dalam per-
lombaan itu kita mesti melihat apa yang terjadi di sekeliling kita
yang dikerjakan oleh orang lain. Ini berarti kita tidak cukup
hanya .dengan berbuat baik, dengan mengabaikan apa yang
diperbuat oleh lawan-lawan kita.
Pada saat ini dengan potensi yang besar sebenamya lcita
ditakuti oleh orang lain. Kekuatan batin dengan idealisme yang
kuat dan dengan posisi sebagai mayoritas yang kita miliki itu
mendorong orang untuk lebih tahu bagaimana kekuatan kita.

Delapan puMI tahun MOHAMMAD NATSIR


Dakwah dan ~bangan Maayarakat 85

Mereka lebih menyadari kekuatan itu daripada kita sendiri.


Mereka selalu berusaha untuk menghancurkan kekuatan kita
dengan menciptakan situasi agar kita terpecah dari dalam, de-
ngan mendangkalkan akidah umat yang ditempuh dengan ber-
bagai cara. Kenyataan tersebut kadang-kadang kita abaikan,
tidak kita sadari, sehingga kita sering kali terperosok. Seharus-
nya dengan segala kewaspadaan kita lakukan pembinaan dan
berlomba dengan orang lain. Dari sini kita bisa meningkatkan
diri.
Tantangan yang ada ini seharusnya tidak mematikan, tapi
bahkan mendorong umat Islam untuk maju. Dengan kata lain,
ada saat-saat umat Islam diuji untuk meningkatkan mutu,
bukan berarti Tuhan benci kepada kita. Apa yang menimpa
umat Islam sekarang ini, ialah kita sedang berada dalam
t/'periode kristalisasi potensi yang kita miliki. Dalam keadaan
demikian kita jangan mengabaikan apa yang ada di sekeliling
kit a.

Menurut Bapak, dalam rangka upaya-upaya perbaikan


kualitas umat di atas, upaya strategis apa yang dapat
di/akukan?

Saya setuju dengan pendapat bahwa dalam rangka upaya


/ mengangkat harkat dan kualitas umat, kaum intelektual harus
"bergandeng tangan" dengan basis umst yang ada di level di
bawahnya, yaitu pesantren-pesantren. Dalam sejarahnya
pesantren dulu diusahakan oleh Belanda agar tidak bersen-
tuhan dengan politik. Kerja sama antara kaum intelektual di
perguruan tinggi dan orang-orang yang ada di pesantren dapat
saling memberi dan menerima. Pada waktu sekarang ini men-
dekatkan kedua kelompok tersebut tidak begitu sulit seperti
pada masa lalu. Karena berbagai upaya pendekatan dan ber-
bagai bentuk komunikasi atau interaksi telah banyak terjadi.

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATSIR


86 PERCAKAPAN ANTAR GENERASI

M. Natsir memberikan ceramah di masjid


kompleks perguruan Asy-Syafiiyah, terllhat didam-
pingi K.H. Abdur Rasyid Abdullah Syafii

Gejala yang menarik ialah banyak dari kaum intelektual


kita yang makin tertarik dan mempelajari agama secara inten-
sif. Mereka tidak segan-segan a tau malu (bahkan bangga!) pergi
ke pesantren atau menemui ulama untuk belajar agama. Saya
kira ini merupakan hal yang menggembirakan. Di samping itu,

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATSIR


Dakwah dan Pengembangan Maayarakat 87

tidak sedikit para cendekiawan tersebut yang bahkan terjun ke


masyarakat menjadi muballigh, atau melalui tulisan-tulisannya
melakukanda'wah bil qalam, atau melalui forum-forum lain.

Penyakit lslamofobia
Ada suatu geja/a yang telah lama dirasakan oleh umat
Islam, yang ternyata amat "mengganggu• kegiatan dak-
wah lslamiyah maupun pengembangan masyarakat.
Gejala yang dimaksud ialah kecenderungan is-
lamofobia dari kalangan luar umat. Bagaimana pendapat
Bapak da/am hal ini?

Memang disadari bahwa Islamofobia itu tetap ada sampai


sekarang. Ini disebabkan oleh dua hal. Pertama karena keku-
rangan pengertian terhadap Islam dan kedua karena dengan
sengaja untuk mengucilkan Islam. Gejala Islamofobia ini mulai
muncul sejak zaman Orde Lama dulu. Kita masih ingat, Bung t/"
Soekarno mengatakan bahwa kita jangan terkena komunis-
tofobia, sebagai upaya mengintroduksi komunisme ke dalam
masyarakat, tetapi bersamaan dengan itu ia menumbuhkan Is-
lamofobia. Memangfobi itu dapat dengan sengaja ditumbuhkan
oleh flhak yang tidak menyukai Islam.
Kedua faktor itulah yang menjadi sebab mengapa umat
Islam sering dituduh sebagai ekstrem kanan atau ekstrem-
ekstrem yang lain, yang sekarang ini sering digunakan secara
latah. Ada anggapan bahwa kalau orang percaya sepenuhnya
tentang Islam sebagaimana diajarkan dalam Qur'an dan Sun-
nah, dituduh fanatik. Kalau organisasi masih "mewarnai"
dirinya dengan Islam dituduh "anasionar dan bahkan tidak setia
pada Pancasila, sehingga perlu dikucilkan. Hal ini jelas lebih
bersifat sebagai opini (yang dibuat orang) daripada fakta atau

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NA TSIR


88 PERCAKAPAN ANTAR GENERASI

kenyataan. Uangk:apan bahwa: "Masih ada orang yang belum


sadar atau nuisih ada orang yang belum mempercayai dan meng-
hayati Pancasila karena masih memakai embel-embel Islam, atau
Kristen, atau yang lain-lain", adalah contoh pembinaan opini ter-
sebut. Pancasila dipandang dalam keadaan bahaya, karena /
masih ada orang yang memakai ciri lain di samping Pancasila. ·
Pandangan seperti ini digambarkan dan dihidup-hidupkan
dalam masyarakat dengan begitu sistematis. Upaya yang
demikian sebenamya kurang baik dan justru bertentangan de-
ngan upaya mewujudkan masyarakat yang stabil dan dinamis,
sesuai dengan kelima sila yang ada dalam Pancasila. Kelima sila
tersebut sudah ada dalam Islam.
Untuk melihat secara lebih objektif, mari kita lihat saja
sejarah. Pada waktu bulan-bulan madu (masa awal) Orde Baru, J
semua orang· masih menganggap bahwa umat Islam adalah
partner ABRI yang terpercaya. Kenyataan ini dirasakan benar
oleh orang yang menghadapi G30S/PKI ketika itu. Bahwa
kekuatan yang paling ampuh menumpas PKI, baik secara
materiil maupun idiil adalah umat Islam. Sarwo Edhie, yang
ketika itu menjadi komandan RPKAD, dalam memimpin
penumpasan PKI di Jawa merasakan benar arti kekuatan Islam
tersebut. Umat Islam ketika itu bangkit secara sukarela. Bah-
kan mendiang Ali Moertopo pun ketika itu juga tak segan-segan
mendatangi sudara Prawoto Mangkusasmito (yang mantan
Ketua Masjumi) mengajak agar pemuda-pemuda Islam di Jawa
Tengah ikut tenjun dalam rangk:a menyusun kembali barisan in-
telijen. Padahal badan ini sangat vital dan sensitif. Bahwa yang
diajak adalah pemuda-pemuda Islam, sebenarnya sudah
menyiratkan banyak hal, termasuk. bahwa komitmen umat
Islam t~rhadap republik ini tidak perlu diragukan.
Di samping itu, pada 1967 terbetik berita bahwa kaum
koDlunis intemasional yang menilai dirinya kalah di Indonesia,
Dakwah clan Pengembangan Maayarakat 89

dalam salah satu kongresnya di Hongaria, mengatakan (men-


gancam) bahwa pemerintahan Orde Baru tidak akan terlindung
dari pembalasan ft.hak komunis. Pada waktu itu kita umat Islam
kaget dan sadar .bahwa pekerjaan kita belum selesai, sudah
datang masalah lain. J adi kita harus menghadapi dua tugas
berat, yaitu mensukseskan pembangunan dan menghadapi an-
caman komunis seperti yang dicanangkan di Hongaria itu.
Dalam rangka mengantisipasi masalah itu pula, timbul inisiatip
untuk mengadakan suatu Konferensi Umat Islam seluruh In-
donesia, yang secara formal diusulkan oleh KH. Dahlan selaku
Menteri Agama kepada pemerintah dan diterima oleh Pim-
pinan Negara. Tetapi setelah diketahui betapa besar sambutan
umat Islam, lalu ditunda-tunda dan akhirnya persis dua hari
menjelang kongres, keluar larangan dari pemerintah. J adi, umat V
kita yang begitu besar dan tampak bersatu itu menimbulkan
ketakutan dan kecurigaan, yang sebenarnya tidak beralasan,
pada pihak lain.

Penyakit "Hubbud Dun-yall


Di samping menghadapi geja/a lslamofobia, dakwah kits.
juga berhadapan dengan "penyakir bangsa kits., yang
juga merupakan penyakit umat Islam. "Penyakir yang
dimaksud ada/ah penyakit cinta-dunia atau "hubud dun-
ya•. Bagaimana komentar Bapak.

Salah satu penyakit bangsa Indonesia, termasuk umat Islam-


nya, adalah berlebih-lebihan dalam mencintai dunia. Dalam
sabda nabi juga ditandaskan bahwa pada suatu saat umat Islam
itu akan menjadi seperti hidangan di atas meja yang akan
diperebutkan orang. Umat Islam dihinggapi penyakit "wahn", v
yakni cinta dunia yang berlebihan dan takut mengambil risiko.

Delapan puluh UJhun MOHAMMAD NATSIR


90 PERCAKAPAN ANTAR GENERASI

Keadaan semacam ini pernah terjadi dalam sejarah, pada waktu


itu para prajurit yang ikut berperang karena tergiur pada harta
rampasan perang, lalu karena kelengahan dan kepongahan ini
mereka dengan mudah dikalahkan musuh. Hal ini terjadi pada
saat Islam mengembangkan sayapnya di daratan Eropa.
Di negara kita penyakit cinta dunia yang berlebihan itu
merupakan gejala yang "baru", tidak kita jumpai pada masa
revolusi, dan bahkan pada masa Orde lama (kecuali pada
sebagian kecil elite masyarakat). Tetapi gejala yang "baru" ini,
akhir-akhir ini terasa amat "pesat" perkembangannya, sehingga
seperti sudah menjadi wabah dalam masyarakat. Jika gejala ini
dibiarkan berkembang terus, maka bukan saja umat Islam a'kan
dapat mengalami kejadian yang menimpa Islam di Spanyol, /
tetapi bagi bangsa kita pada umumnya akan menghadapi per-
soalan sosial yang cukup serius.
Penyakit cinta dunia ini, dengan demikian, memang bukan
semata-mata merupakan permasalahan dakwah, yang harus
dihadapi para muballigh atau da'~ tetapi sudah merupakan per-
masalahan nasional. Dalam konteks yang terakhir ini masalah-
nya menjadi lebih sulit (complicated) karena bukan saja hanya
masalah individu tetapijuga masalah kelompok,juga bukan saja
merupakan masalah ekonomi, tetapi masalah sosial, budaya,
dan bahkan politik. Untuk ini terpulanglah kepada para peng-
.ambil keputusan untuk mengatasinya.

Budaya Mengalah

Penyakit huhud dun-ya ini juga berkaitan dengan apa yang


dikenal dengan istilah budaya mengalah. Dalam masyarakat

Delopon puluh tohun MOHAMMAD NATSIR


Dakwah dan Pengembangan Maayarakat 81

kita memang ada "kebudayaan" (kebiasaan) untuk tidak mau


(berani) mengambil risiko. Ada kecenderungan untuk v"
menyesuaikan diri dengan lingkungannya ( dengan alasan, di
suatu saat nanti ia akan berbuat seperti yang diinginkannya ),
walaupun bertentangan dengan kata hati atau dengan
keyakinannya. Yang dipentingkan adalah asal bisa hidup. /
Tetapi, dengan model budaya "ikut arus" ini banyak yang ter-
jebak, sehingga sepanjang hidup mereka hanyalah selalu men-
cari selamat atau keuntungan sendiri saja. Kebudayaan me-
Itgalah memang menjadi subur karena orang enggan men-
ghadapi risiko atau kesulitan.
Di dalam budaya "ikut arus" ini sebenamya banyak sekali
ragamnya, sejak yang "pura-pura" (apa pun motifnya), yang
"melihat keadaan", ada yang. "memanfaatkan kesempatan",
sampai ada yang memang benar-benar "enjoy". Kita tidak tabu
secara pasti bagaimana membedakan berbagai motif tersebut,
paling-paling kita hanya menduga. Lain dari itu semua, "budaya
mengalah" adalah merupakan penyakit umat yang pada akhir-
nya akan merugikan Iota sendiri.
Mengapa sekarang kita senantiasa mendapat inspirasi
dari sejarah Pangeran Diponegoro, Imam Bonjol, Cik Di Tiro, y
dan lain-lain yang setaraf dengan mereka? Padahal mereka
orang yang kalah perang menghadapi Belanda! Mengapa?
Mereka telah "hidup" dalam sejarah bangsa turun-
temurun. Mengapa? Jawabnya: oleh karena mereka telah I
memilih, lebih baik kalah daripada mengalah, dalah memper- V
juangkan hak. Ini sunatullah, undang-undang abadi dalam
dunia nilai (world of values).

Delapan puluh t4hun MOHAMMAD NATSIR


92 PERCAKAPAN ANTAR GENERASI

Dikotomi Santri Abangan


Di samping persoa/an-persoa/an di atas, dakwah ls-
lamiyah di Indonesia juga berhadapan dengan kenyataan
masyarakat yang sering dilukiskan sebagai dikotomi
santri-abangan. Bagaimana pendapat Bapak mengenai
hal ini?

Sebagai suatu kenyataan sejarah, pengelompokan umat men-


jadi santri dan abangan itu boleh saja. Kalau kita buka kembali
sejarah kita pada jaman penjajahan dulu memang pernah para
ulama mengadakan gerakan "uzlah" (isolasi) sehingga timbul
satu komunitas yang terlepas dari masyarakat luas. Mereka . /
mengadakan semacam "kabilah" yang murni, tidak menghadapi
orang-orang yang berbeda faham. Mereka mengembangkan
komunitas yang setengah tertutup, berdirilah pesantren-
pesantren Qihat bagian "Umat Islam dalam Gelanggang
Sejarah", pen .). Walc,mpun tidak sekaku seperti itu, mungkin
kelompok ini yang kemudian berkembang menjadi kelompok
santri, yang praktek agamanya murni, tidak tercampur dengan . )
adat..:istiadat. Sementara pengertian abangan biasanya dikait- V
kan dengan pemahaman dan pengamalan yang terbatas dan
biasanya tercampur aduk dengan adat-istiadat lama itu.
Walaupun dalam perkembangan sejatahnya kedua istilah ter-
sebut mengalami berbagai "pergeseran", tetapi kurang lebih
begitulah maknanya.
Kalau memang dikotomi tersebut merukakan suatu
"kenyataan sejarah", bagaimana menurut Bapak gerak
dakwah kita mengahadapi issue dikotomi ini?

Pertama-tama perlu saya tekankan, walaupun hal itu


merupakan kenyataan sejarah atau pun kenyataan sosia~ bagi
saya tidaklah boleh dijadikan alasan untuk tidak mengatasinya.
Jad~ dikotomi itu merupakan tantangan bagi yang santri untuk
menarik ternan-ternan kita yang abangan, dan bukan menjauh-

Ddopan pululr t4hun MOHAMMAD NATSIR


Dakwah dan ~ngembangan Maayarakat 93

kan atau memusuhi. Jangan mereka dijauhi atau dituduh sesat,


atau istilah-istilah lain yang menyakitkan, karena pada dasar-
nya mereka adalah muslim, dan tiap muslim adalah ternan.
Mereka adalah subkultur umat Islam. K.ita mengambangkan .
pendekatan integrasionis bukan pendekatan yang antagonistik. V

Walaupan menjadl pemlmpln dan IIJendralnya•


da'i, M. Natsir tidak canggung "meniml>a" ilmu
sebagai jamaah pengajian

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NA.TSIR


94 PERCAKAPAN ANTAR GENERASI

Kita ingat kata ulama bijak, bahwa da'i yang unggul tidak t/
menciptakan banyak musuh melainkan mencari ternan
sebanyak mungkin. Persoalannya sekarang adalah: harus dicari
cara pendekatan yang setepat mungkin. Kebanyakan juru dak-
wah melupakan hal ini, bahkan sebaliknya, mereka mencip-
takan situasi yang membuat terputusnya hubungan antara
santri dan abangan, tidak mau melayani yang abangan. Saya
kira harus dicarikan cara tersendiri dalam menghadapi kaum
.. abangan itu. dan cara itu juga harus sebijaksana mungkin. Sam-
pai sekarang kita belum bisa berdialog dengan lancar dengan
kaum abangan itu. Aliran kepercayaan itu pada mulanya
berasal dari Islam, yakni orang "Islam plus". J adi bagaimana kit a
"mengembalikan" mereka menjadi bagian dari kita.

Masalah Toleransi
Dalam kaitan dengan kegiatan dakwah, di negeri kita
berkembang istilah "toleransi agama•. Masa/ah toleransi
biasanya dikaitkan dengan kebebasan beragama atau
kerukunan nasional. Bagaimana pendapat Bapak me-
ngenai masa/ah toleransi ini.

K.atau kita berbicara masalah kebebasan beragama tidaklah


berarti orang bebas mempengaruhi orang lain dalam rangka
penyiaran agama. Kerukunan antar umat beragama atau
kerukunan nasional juga jangan diartikan 'Yang penting rukun,
jangan cekcok. Dan untuk itu mengalahlah sedikit dalam per-
soalan agama'. Kebebasan beragama, sebagaimana .dijamin
dalam UUD 45, adalah kebebasan tiap pemeluk agama untuk
dapat mengamalkan ajaran agamanya tanpa diganggu oleh
usaha-usaha "kampanye" agama lain. Dalam kebebasan ter-
_sebut juga terkandung makna adanya "keamanan" (security) y
dalam beragama, yang walaupun seseorang lemah dalam segi

Delopan puluh tahun MOHAMMAD NA TSIR


Dakwah dan Pengembangan Maayarakat 95

ekonomi misalnya, jangan kelemahan ini "dimanfaatkan" oleh


fihak lain untuk mempengaruhi keimanannya. Dalam istilah
kerukunan juga terkandung makna keadilan. Hal yang terakhir
ini dalam praktek memang masih memprihatinkan. Misalnya,
sudah jelas bahwa secara kuantitatif pemeluk agama-agama di
Indonesia berbeda, tetapi berbagai program "penyantunan"
dibuat sama. Lihat saja acara mimbar agama TVRI, pendirian
rumah-rumah ibadat di kompleks tertentu, dan sebagainya.
Masalah toleransi ini muncul memang karena sering ter-
jadi kontlik antara umat Islam dan umat beragama lainnya.
Untuk mengatasi hal itu telah pernah diadakan pertemu.an an-
tara DDII, MAWI dan DGI (PGI) untuk mencari modus viven-
di dalam mengatasi kontliks itu. Ketegangan itu terjadi karena
agama yang satu mencoba memasuki rumah tangga fihak lain
untuk tujuan memurtadkannya. Modus vivendinya ialah, kita
boleh melakukan propaganda tetapi jangan dengan paksaan
a tau memanfaatkan kelemahan orang (dengan memberi uang
a tau bantuan kesehatan, misalnya ). Kalau pun orang berpindah
agama, biarkan orang berpindah agama secara sukarela sesuai
dengan keyakinannya. Atas dasar modus vivendi tersebut, marivl'
kita berlomba-lomba di dalam memajukan agama kita masing-
masing. Namun kenyataannya usul kita yang demikian itu
ditolak oleh fihak nasrani.
Seperti kita ketahui, fihak nasrani mengembangkan
agama itu tidak semata-mata melalui gereja, tetapi juga melalui
kegiatan pembangunan dan pengembangan masyarakat.
Mereka mampu memasukkan dana dari sumber luar negeri
dengan mengatasnamakan untuk pembangunan sehingga tidak
dilarang pemerintah. Lalu masuklah unit-unit kredit untuk
orang sakit, untuk orang yang tidak mampu, untuk beasiswa,
untuk orang yang kekurangan modal. Melalui kontak inilah
mereka menjalankan "dakwah".

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATSIR


96 PERCAKAPAN ANTAR GENERASI

Ada terbetik berita, bahwa pada sidang Dewan Gereja


Sedunia di J enewa, diusulkan oleh seorang tokoh dari Indonesia
bagaimana "mdumpuhkan" Islam di Indonesia, yaitu dengan
cara menyelusup ke lembaga pemerintaha di semua bidang. An-
juran sang tokoh inilah rupanya yang sedang gencar-gencarnya
dijalankan sekarang, baik di tingkat pusat maupun di daerah,
sampai di tingkat desa. Karena itu, tidak heran jika program
transmlgrasi pun menjadi sasaran kristenisasi seperti yang ter-
jadi di pulau Sumatra. Persoalan inilah sebenarnya, yang
merupakan salah satu di antara tantangan utama dakwah kita
di Indonesia (lihat bawah, peny.)

Permasalahan Dakwah:
Faktor Kondisional Umat
Kembali pada persoalan dakwah di Indonesia. Menurut
Bapak tantangan atau permasa/ahan utama yang saat ini
dihadapi oleh dakwah kita?

Begini, saya memahamkan adanya dua macam tantangan,


yang berasal dari dalam umat sendiri dan yang berasal dari luar.
Yang pertama berupa pennasalahan dakwah, sedang yang
terakhir sebagai tantangan dakwah. J elas an tara keduanya akan
saling berkaitan.
Yang merupakan permasalahan dalam umat secara garis
besar dapat dilukiskan sebagai proses pendangkalan alddah
dan menurunnya kepekaan wnat terhadap permasalahan
kehidupan yang Islam dan umat Islam mestinya menjadi con-
cern mereka. Keadaan ini sebenarnya merupakan bagian atau
akibat dari suatu arus "deislamisasi", baik yang merupakan
proses pasif maupun proses aktif. Deislamisasi secara pasif ter-

Delapan puluh UJhun MOHAMMAD NATSIR


Dakwah dan Pengembangan Maayarakat 97

jadi karena pengaruh kemajuan dunia, kemajuan ilmu pe-


ngetahuan dan teknologi. Kemajuan zaman ini memang mem-
punyai dampak menjauhnya manusia dari nilai-nllai agama,
erosi keyakinan dan melonggamya nilai-nilai akhlak. Umat juga
kehilangan kepekaannya kepada masalah-masalah keislaman
dan perjuangan. Mereka cenderung menikma,ti dunia ini lebih
dari segi fisik, cinta pada simbol-simbol keduniaan atau
kemodeman. Mereka terkena penyakit "wahn", cinta dunia dan
takut menghadapi risiko.
Keadaan di atas, di samping terjadi secara pasif, juga
karena suatu sebab aktif, yaitu upaya-upaya yang sengaja
dilakukan oleh fihak-fihak yang tidak menyenangi Islam
berkembang di Indonesia, terutama oleh mereka yang
dihinggapi /slamofobia. Upaya "deislamisasi" ini dilakukan
melalui berbagai jalur, yang merupakan bagian dari suatu en-
gineering yang terencana. Hal ini telah saya ulas pada kesem-
patan lain (lihat bagian "Umat Islam dan Rekayasa Sosiar, peny.).

Tadi Bapak mengemukakan tentang permasalahan atau


tantangan da'wah yang berasal dari luar umat Islam.
Mungkin Bapak dapat menjelasakan secara lebfh ter-
perinci?

Sebalum saya menjawab pertanyaan Anda, akan saya sebut-


kan sebutkan dulu masalah "dalam" umat yang juga perlu
dihadapi oleh para da'i kita, yaitu yang menyangkut keadaan
umat sendiri. Yang saya maksud ialah masalah kondisional
umat yang berupa "keterbelakangan" sebagian besai" dari
mereka. Keterbelakangan pendidikan, kesehatan, ekonomi,
dan sebagainya. Faktor kondisional keterbelakangan ini
memang saling kait-mengait, dan berkaitan dengan masalah
kemiskinan dalam arti yang luas. Kenyataan yang demikian
perlu mendapat perhatian dari pada da'i, karena yang namanya
dakwah itu bukan sekadar masalah agama dalam arti sempit,

De/Qpan puluh tahun MOHAMMAD NATSIR


98 PERCAKAPAN ANTAR GENERASI

tetapi menyangkut juga meningkatkan martabat manusia


sebagau makhluk Allah dalam berbagai segi kehidupannya.
Secara praktis, masalah "keterbelakangan" ini akan
menyangkut cara-cara atau metode pendekatan dakwah yang
dilakukan.

Di samplng keglatan dakwah ell dalam negerl,


M. Natsir juga memperhatlkan perkembangan
Islam intemaslonal. Tampak berdiskusi
dengan sejumlah tamu aslng

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATSIR


Dakwah dan Pengembangan Maayarakat 99

Usaha melepaskan umat dari kemiskinan dan kebodohan


perlu terus ditingkatkan. "Kamu hanya akan mencapai kejayaan r./'
atas kesatuanmu dengan golongan yang lemah di antaramu",
begiti antara lain pesan Rasulullah SAW.

Tantangan Dakwah:
Pemurtadan

Berbicara tentang tantangan dakwah dari luar, sebenarnya


banyak sekali yang dapat disebutkan. Tapi saya hanya akan
menyabut sebagian saja yang menurut pemahaman saya perlu
mendapat perhatian utama, yaitu gerakan pemurtadan,
gerakan sekularisas~ dan gerakan nativisasi. Bukan berarti di
luar ketiga hal itu tidak ada masalah lain, tapi itulah yang lebih
pen-ting untuk diperhatikan.
t/ Mengenai "pemurtadan (kegiatan mengajak, mempen-
garuhi a tau membujuk muslim untuk berpindah agama lain) ini,
sebagaimana pernah saya kemukakan, telah dimulai sejak
zaman VOC dulu. Penjajah datang ke Indonesia dengan armada
dagangnya, diikuti pula oleh para misionaris dan zending.
Kemudian, pada zaman penjajahan akhir, mereka juga men-
dapat fasilitas yang lebjh dari pemerintahan penjajah. Ini ter-
cermin misalnya pada sumbang-an yang pemerintah penjajah.
Bantuan untuk gereja dan penyiaran kristen diberikan dalam
jumlah yang melimpah, sementara untuk masjid dan penyaran
J Islam amat sedikit. Hal ini pernah diperdebatkan di Volksraad
(pada tahun tigapuluhan, kalau tidak lupa ). Dan yang memper-
masalahkan juga bukan saja dari kalangan Islam, tetapi juga

De/Qpan puJmt tahun MOHAMMAD NATSIR


100 PERCAKAPAN ANTAR GEN RA I

dari kalangan luar Islam. Wiwoho, misalnya, pada aktu itu


mempertanyakan kepada pemerintah penjajah, mengapa ban-
tuan untuk Islam hanya 3% atau 5% saja dari bantuan untuk
mat Nasrani?
Upaya kristenisasi ini terus berlanjut sampai saat sesudah
kemerdekaan. Tapi yang menarik ialah kemajuan pesat mereka
justru dimualai pada dasawarsa enampuluhan, yaitu setelah
peristiwa Gestapu/PKI. Hal ini dapat kita lihat dari data V'
perkembangan penduduk, di mana di atas tahun 1965 perkem-
bangan pemeluk Kristen/Katolik nyata melonjak. Mereka
menggunakan berbagai macam jalur, seperti pendidikan,
pelayanan sosial, kesenian, budaya, transmigrasi, pengembang-
an masyarakat, dan jalur-jalur lain, termasuk jalur politik dan
pemerintahan. Ini telah saya ulas pada bagian lain. Ini
dimungkinkan, di samping karena organisasi dan perencanaan
mereka yang rapi juga karena bantuan luar negeri yang ter-
selubung, sehingga sukar untuk dilakukan pengawasan.
Pendek kata, masalah kristenisasi ini merupakan masalah
besar yang perlu dihadapi oleh kekuatan dakwah kita. Secara
panjang lebar dan terperinci dapat dipelajari pada laporan a tau
tulisan yang dibuat oleh Dewan Dakwah dan lembaga dakWah
lain, dan juga ada beberapa tulisan yang telah saya siarkan.

Tantangan Dakwah:
Sekularisasi
Bagaimana tentang tantangan yang lain, yang berupa
proses •sekularisasi"?

Ddapon puJuh tahun MOHAMMAD NATSIR


Dakwah dan ~bangan Maayarakat 101

Proses sekularisasi ini sebenamya juga meningkat akibat


perkembangan kebudayaan dunia yang makin modern.
Sekularisme tumbuh berkembang sejalan dengan perkemban-
gan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sekularisme adalah/
faham yang memandang kehidupan manusia ini terbagi men-
jadi dua "kotakan", kotak du.nia dan kotak spiritual, dan agama
mestinya hanya berhak mengatur kotak spiritual saja. Berkem-
bangnya proses sekularisasi ini secara otomatis akan diikuti
proses pendangkalan akidah, seperti telah saya sebutkan tadi.
Namun demikian, proses sekularisasi yang terjadi seperti
"alamiah" sejalan dengan perkembangan zaman di atas,
rupanya dihidup-hidupkan oleh sekelompok orang. Saya sebut
"dihidup-hidupkan" karena memang kita mengetahui ada usaha
aktif untuk terjadinya proses sekularisasi ini. Di tahun tujuh-
puluhan kita ingat adanya "gerakan sekularisasi" dalam rangka
apa yang mereka sebut "pembaharuan" Islam. Demikian pula
yang terjadi akhir-akhir ini, ada "reaktualisasi" ada "kon-
tekstualisasi", dan sebagainya. Jad~ memang ada usaha aktif.
Proses sekularisasi ini amat nyata terutama dalam sistem
pendidikan kita. Pelajaran atau pemahaman agama diberikan
bukan saja dalam content yang terbatas, tetapi diberikannya
pelajaran lain yang isinya mengaburkan atau bahkan berten-
tangan dengan tujuan mendidik manusia religius (lihat bagian
"Umat Islam dan Rekayasa Sosiar, peny.).

Proses sekularisasi juga menggunakan jalur publikasi dan


media massa. Baik dalam bentuk buku-buku maupun tulisan.
Dalam kaitan ini saya ingin mengajak pada para intelektual
muslim khususnya untuk memikirkan bagaimana menghadapi
arus sekularisasi in~ baik yang terjadi secara alamiah maupun
yang disengaja. Oleh karena, merekalah yang menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi dan sekali gus juga mengetahui

.De/Qptm pu/llh Ulhun MOHAMMAD NATSIR


102 PERCAKAPAN ANTAR GENERASI

Islam, sehingga dapat menjelaskan secara proporsional issue-


issue sekularisasi ini. Saya amat bergembira, sudah beberapa di
antara intelektual kita, termasuk juga yang di dalam negeri,
sudah menulis buku mengenai hal yang saya maksudkan itu.

Tantangan Dakwah:
Nativisasi
Kemudian tantangan yang ketiga, •nativisme·, apakah
corak dan gerakannya juga sama dengan sekularisme?

Dalam masyarakat yang makin modern, makin industrial


memang aspek kehidupan spiritual manusia kurang mendapat
santunan, sehingga gerakan nativisme makin mendapat
pasaran. Tapi sesungguhnya nativisme berbeda dengan
sekularisme, karena nativisme ini adalah barang "lama" atau
ada "akar tradisional"-nya. Suatu kebudayaan yang ada sejak
dulu, karena intinya ialah bagaimana menghidup-hidupkan
kebudayaan lama. Nativisme atau kebatinan ialah faham yang v
menjadikan manusia cenderung untuk percaya pada keper-
cayaan nenek moyang, pada "alam". Seperti saya katakan tadi,
kecenderungan yang demikian memang ada pada manusia.
Mirip dengan sekularisme, kita dapat membedakan dua
macam nativisme, yaitu yang "alamiah" dan yang "terorganisir'.
Yang pertama kita lihat manifestasinya bercampur dengan apa
yang disebut sebagai kelompok "abangan". Sedangkan
nativisme yang.terorganisir, inilah yang perlu kita perhatikan
lebih serius lagi. Karena di samping ada perencanaan yang rapi,
juga menggunakan jalur politik maupun hukum ( misalnya
penafsiran UUD-45 pasal 27 tentang "kepercayaannya itu").
Kaitan gerakan yang teroganisir ini biasanya melakukan koalisi

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATSIR


Dakwah dan Pengembangan Maayarakat 103

dengan kelompok lain yang juga tidak senang pada Islam,


apakah golongan Kristen maupun golongan sekularis sendiri.
Untuk menghadapi nativisme yang "alamiah" kita perlu
mengembangkan dakwah yang benar-benar dapat menyantuni
kebutuhan spiritual mereka secara Islami. Maksudnya ialah
dengan menggali nilai-nilai spiritual Islam dan mengenalkan
kepada mereka. Dalam hal ini saya terkesan sekali akan usaha
s~orang kiai ulama kita yang menterjemahkan atau meng-
uraikan kandungan Qur'an dengan lagu-lagu Jawa. Ini adalah
contoh konkrit dakwah budaya kita.
Yang ingin saya tekankan lagi ialah, dalam rangka dakwah
menghadapi sekularisme maupun nativisme, kita perlu mem-
bedakan mana yang "alamiah" dan mana yang "disengaja"
sebagai gerakan yang "terorganisir dan terencana". Kita perlu
membedakan hal itu, agar dapat kita rumuskan pendekatan
atau perencanaan dakwah yang tepat .

.Delopan puJuh tahwJ MOHAMMAD NATSIR


104 PERCAKAPAN ANTAR GENERASI

Delopan puluh Ulhun MOHAMMAD NATSIR


Islam dan Kebudayaan: Potret Sejarah 105

Islam dan Kebudayaan:


Potret Sejarah

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATSIR


106 PERCAKAPAN ANTAR GENERASI

Islam itu s~sungguhnya lebih dari suatu sistem V'


agama sa) a, Islam adalah suatu kebudayaan · ·. . >
yang lengkap.
Kedatangan Islam sendiri telah merubah
secara drastis budaya masyarakat jazirah
Arab, yang tadinya biadab, tidak dikenal dan
.tidak diperhitungkan oleh bangsa-bangsa lain;
menjadi budaya yang kemudian diper-
hitungkan dan diakui perannya dalam sejarah
peradaban manusia.
. . . apabila kaum muslimin benar-benar
memenuhi tuntunan agamanya, mereka akan
terdorong untuk menggali rahasia-rahasia <
alam yang akan membuahkan ilmu pe-
.ngetahuan dan pada gilirannya akan menum-
buhkan kebudayaan yang maju ...
antara agama dan kehidupan ber-
sebenarnya merupakan kegagalan .
arti yang penuh dari agama. I ni · .
akibat pengaruh pemikiran kebendaan
makin kuat dalam kehidupan dunia

Delapan puluh UJJuur MOHAMMAD NATSIR


Islam dan Kebudayaan: Potret SeJarah 107

Bagian 6

"ISlAM DAN KEBUDAYAAN: POTREf


SEJARAH

Potensi Budaya lslami


Kembali pada masalah kebangkitan Islam. Ada orang
menganggap bahwa Islam dapat bangkit di abad modern
ini apabila mampu •mengejawantah" dalam sistem
budaya masyarakat. Bagaimana pendapat Bapak men-
genai hal ini? Kalau benar demikian, apakah Islam mem-
punyai hal yang secara objektif dapat dikembangkan
dalam sistem budaya, katakanlah budaya yang Is/ami.
Bagaimana pendapat Bapak?

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATSIR


108 PERCAKAPAN ANTAR GENERASI

Mengenai hubungan Islam dan kebudayaan, ssebenarnya


saya pernah membuat beberapa tulisan dan ada juga yang saya
sampaikansecara lisan. M~salnya pada peringatan Hari Iqbal
(21 April 1953 di Jakarta eny} Pendapat saya dapat disimak
pada tulisan atau pidato tersebut.
Inti pendapat saya sebenarnya sama dengan apa yang
dikemukakan oleh Prof. HAR Gibb dalam bukunya Wither
Islam, bahwa "Islam itu sesungguhnya lebih dari suatu sistern . /
agarna saja, Islam adalah suatu kebudayaan yang lengkap". Y
Saya sengaja menyitir pendapat Gibb ini, sekali gus untuk
memperlihatkan objektivitas dan keterusterangan pandangan
akademiknya, yang terlepas dari rasa fanatik. Ia berpendapat
demikian semata-mata didasarkan pada pengamatan dan
pemerik~aannya yang teliti dan seksama. Kalau kita membaca
kepustakaan, sebenarnya tidak hanya Gibb saja yang berpen-
dapat demikian, melainkan berpuluh-puluh ahli ilmu pen-
getahuan dunia dengan berbagai latar belakang agama dan
bangsa mengakui hal yang senada.
Hal tersebut dapat terjadi karena dua hal. Pertama, karena
Islam (al-Qur'an dan Sunnah) sendiri memang mengandung . /
dasar-dasar yang memungkinkan berkembangnya suatu
kebudayaan bagi pemeluknya. Kedua, dari bukti sejarah kita /
mengetahui bahwa Islam pernah menjadi pusat kebudayaan.
Jasa-jasa Islam terhadap perkembangan berbagai ilmu pen-
getahuan, lewat para pemikirnya (seperti Ibn Sina, Ibn Rusyd,
al-Kindi, al-Farabi, Abu al-Wafa', dan sederet nama lainnya),
diakui oleh para sarjana Barat.
Sejarah telah memberi tahu pada kita, bahwa bangsa mana
pun yang berjuang demi kelangsungan mereka, dengan menem-
puh mara bahaya demi mempertahankan eksistensinya, tentu

Delapan puluh Ulhun MOHAMMAD NATSIR


Islam dan Kebudayaan: Potret Sejarah 109

pada suatu saat akan mempunyai tingkat peradaban yang tinggi


mereka akan menemukan kebudayaan sendiri. Me;eka dapat
memberikan "pelajaran budaya" pada bengsa-bangsa lainnya, di
samping memberikan "warisan budaya" pada keturunan atau
bangsa-bangsa di belakang mereka. Ini adalah sunatullah, yang
berlaku baik di Barat maupun di Tirnur, sejak dari bangsa Cina,
India, Mesir, Romawi, Arab, sampai bangsa-bangsa dunia Barat
sekarang ini.
"' Kedatangan Islam sendiri (pada zaman Rasulullah) telah
merubah secara drastis budaya masyarakat jazirah Arab, yang
tadinya biadab, tidak dikenal dan tidak diperhitungkan oleh
bangsa-bangsa lain; menjadi budaya yang kemudian diper-
hitungkan dan diakui perannya dalam sejarah peradaban
manusia. Semua ini terjadi karena Islam memang mempunyai
potensi membawa penganutnya untuk mencapai tingkat
peradaban dan kebudayaan yang tinggi.

Bapak menyebutkan bahwa Islam memang mempunyai


"potensi budaya·, mungkin Bapak dapat menjelaskan
/ebih /anjut pengetian "potensi budaya· ini?

Yang saya mak~ud dengan "potensi budaya" iaiah bahwa


dalam Islam terdapat faktor-faktor atau anasir-anasir yang ~../""
mendorong pemeluknya untuk hidup bermasyarakat dengan
budaya yang tinggi. Sesungguhnya potensi ini amat banyak,
tetapi beberapa yang penting dapat saya sebutkan sebagaj
berikut.
.Pertama Islam menghormati akal, kedua Islam mewajib-
kan pemeluknya untuk menuntut ilmu, ketiga Islam mendorong V
pemeluknya untuk berinisiatif, dan keempat kaum muslirnin
dilarang bertaqlid, menerima sesuatu sebalum diperiksa
kebenarannya. Dari keempat hal inijelas terlihat bahwa apabila
kaum muslirnin benar-benar memenuhi tuntunan agamanya,

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATSIR


110 PERCAKAPAN ANTAR GENERASI

mereka akan terdorong untuk menggali rahasia-rahasia alam


·yang akan membuahkan ilmu pengetahuan dan pada gilirannya
akan menumbuhkan kebudayaan yang maju.
Di samping keempat sifat di atas, ada beberapa potensi
lain yang mendukung berkembangnya budaya dan ilmu pen-
getahuan. Potensi yang dimaksud antara lain ialah Islam
memandang perlu atas hidup keduniaan, sebagai bekal dan //"'
rangkaian kehidupan yang tidak terpisahkan dengan kehidupan
akhirat. Tidak ada dikotomi dunia dan akhirat dalam Islam,
karena keduanya merupakan tahapan kehidupan yang harus
dilalui oleh manusia. Islam juga mengajak pemeluknya untuk 1
melakukan interaksi dan akulturasi demi kemajuan. Tiap mus- '
lim diseyogyakan untuk pergi meninggalkan kampung halaman
untuk melakukan silaturahmi bertukar pandangan, pe-
ngetahum dan pengalaman. Ada kewajiban bagi tiap muslim
(yang mampu) untuk menunaikan ibadah haji. Dari sisi lain,
ibadah ini adalah merupakan forum interaksi antar kaum mus-
limin sedunia, dari berbagai bangsa dan berbagai wama kulit.

Budaya Islam:
Mata Rantai Penyelamat Budaya Dunia
Tadi Bapak mengemukakan tentang bukti sejarah, yaitu
bahwa Islam memang mampu mengan'tarkan kemajuan
kebudayaan dan ilmu pengetahuan. Mungkin Bapak
dapat menjelaskan lebih lanjut?

Mengenai hal ini sebenamya sudah banyak sekali diul<is


orang, baik di kalangan Islam maupun non Islam. Barangkali
saya hanya akan mengemukakan sebagian kecil saja. Pertama,
tentang peran penerjemahan hasil budaya dan ilmu pen-

Delopan puluh Ulhun MOHAMMAD NATSIR


lalam dan Kebudayaan: Potret Sejarah 111

getahuan bangsa-bangsa lain, terutama bangsa Rumawi ke


dalam bahasa Arab pada masa Khalifah al-Mansyur dan
khalifah-khalifah berikutnya, adalah merupakan upaya
v"penyelamatan" perkembangan budaya dunia. Sebagaimana
kemudian diketahui, banyak di antara karya budaya p~da masa
Rumawi yang hilang aslinya, dan hanya dapat diketahui dari ter-
jemahannya dalam bahasa Arab. Sebagai contoh mislanya, Raja
Rumawi pernah mengirim satu buku dari pujangga ahli ilmu
hitung yang masyhur, yang bernama Eucludes, dan beberapa
"kitab fisika ke Bagdad. Oleh al-Mansyur kemudian diperintah-
kan untuk diterjemahkan dalam bahasa Arab, dipelajari, di-
sebarluaskan, dan dikembangkan oleh ilmuwan muslim pada
masa itu.
Pekerjaan menerjemahkan dan mengembangkan ilmu
pengetahuan itu dilakukan oleh semacam "majlis hikmah", yang
terdiri atas para ilmuwan baik muslim maupun non muslim,v
yang bekerja dan digaji sepenuhnya oleh khalifah. Hal yang
serupa dilakukan pula oleh khalifah-khalifah lain, seperti
Harun al-Rasyid dan al-Makmun. Dengan cara kerja yang
demikian, banyaklah ilmu pengetahuan yang berharga, yang
hampir lenyap di muka bumi, kembali terpelihara. Bahkan,
sebagaimana saya kemukakan tadi, banyak di antara kitab-
kitab tersebut yang sudah tidak dijumpai lagi orisinilnya. Inilah
saya katakan bahwa kebudayaan Islam waktu itu merupakan
merupakan matarantai penyelamat bagi perkembangan budaya
dunia.
v Kedua adalah yang menyangkut dasar-dasar rasionalitas,
penghargaan akal, keterbukaan, dan sebagainya sebagaimana
telah saya kemukakan tadi. Potensi ini menjadikan
kebubudayaan Islam waktu itu berkembang secara mence-
ngangkan. Sebagai ilustrasi misalnya, semasa orang di Barat
mengharamkan menggunakan penyelidikan dengan akal,
kemudian mereka memburu dan menghukum Galileo Galilei,

Delapan pu/uh tahun MOHAMMAD NATSIR


112 PERCAKAPAN ANTAR GENERASI

karena pendapatnya ten tang planet bumi yang berputar, maka


kerajaan Islam waktu itu bahkan mendorong dan mewajibkan
untuk menggunakan akal manusia untuk memajukan ilmu dan
kebudayaan. Kerajaan mencari dan melindungi ahli ilmu, seni
dan filsafat dari segenap penjuru untuk berkhidmat mamajukan r/
ilmu. Di masa Gereja melarang pemeluknya membaca kitab
agama lain dan memasukkan kitab-kitab itu dalam daftar
bacaan yang "berbahaya" bagi pemeluknya, sebaliknya khalifah-
khalifah Islam memerintahkan menerjemahkan kitab dari ber-
bagai agama dan mazhabyang ada pada waktu itu, untuk dibaca,
diketahui dan diperiksa oleh ahli fikir Islam. Berani menempuh
kesulitan, tak enggan menerima kebenaran walau datangnya
dari fihak lain, tak takut menolak kebatilan sesudah diperiksa
dan diselidiki, walaupun datang dari fihak sendiri. Inilah kunci
kemajuan!

.. Renaissance Timur ..

D emikianlah pada permulaan abad 8 Masehi, berkembanglah


Kebudayaan Islam. Orang Islam menunjukkan kemampuannya
menerima dan mengambil alih kebudayaan yang tinggi dari
bangsa terdahulu, dari Yunani, Romawi, Persia, India, Mesir,
dan sebagainya; kemudian mereka mempunyai kecakapan
melindungi dan mengembangkannya menjadi kebudayaan yang
lebih berkembang lagi.

Dati uraian tadi terkesan bahwa kebudayaan Islam waktu


itu banyak diwarnai oleh hasil terjemahan atau pengam-
bialalihan budaya luar. Apakan tidak ada buah ka,Ya kaum
muslimin sendiri?

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATSIR


Islam dan Kebudayaan: Potret Sejarah 113

, ;
.~r• t
.,.,·'•
..,
( ,'
rI
'

M. Natsir dan Buya Hamka (ahn) berpose


dengan budayawan dunJa

Ada! Dan justru kemegahan kebudayaan Islam waktu itu


terutama karena penemuan-penemuan orisinal oleh para il-
muwan musim. Memang pada mulanya kebudayaan Islam
diwarnai oleh hasil karya terjemahan atau pengambilalihan
budaya dari luar. Namun setelah para ilmuwan muslim mem-
pelajari apa yang datang dari luar tersebut, mulai berkem-
banglah penemuan-penemuan baru di bidang ilmu dan budaya.

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATSIR


114 PERCAKAPAN ANTAR GENERASI

Sebagai contoh misalnya, Yakub bin Ishak bin Sabrah al-Kindi ~


adalah orang yang banyak karyanya di bidang ilmu Tabib,
astronomi, matematika, dan musik. Contoh lain misalnya Abu v
Nasr al-Farabi, adalah ahli mantiq, falsafah, dan .membahas
masalah "politik ekonomi", yang akhir-akhir ini merupakan
bidang ilmu yang makin banyak dikaji orang. Abu Ali Hisein bin ~../
Abdullah bin Sina, adalah sarjana yang masyhur terutama di
bidang kedokteran. Asy-Syifa, suatu ensiklopedi dalam 19 jilid
besar, merupakan karya lbnu Sina yang sampai saat ini masih
tersimpan di Universitas Oxford. Dan masih sederet ilmuwan
Islam lain yang berjasa mengambangkan ilmu di berbagai
hidang.
Orang mungkin tidak menyadari bahwa metode experi- t- /
ment adalah hasil temuan ilmuwan muslim. Seperti kita ketahui,
metode eksperimental ini merupakan hal yang tidak terpisah-
kan dalam metode keilmuan kita saat ini. Demikian pula
penemuan berbagai zat kimia, termasuk obat-obatan, banyak
dilakukan oleh ilmuwan muslim waktu itu. Penggunaan
chlorofonn dan opiat sebagai obat, misalnya, pertama kali /
diperkenalkan oleh tabib muslim waktu itu. .
Dengan demikian, tidaklah berlebihan, hila pada masa
kejayaan kebudayaan Islam waktu itu disebut sebagai timbul-
nya kembali ruh kebangkitan kebudayaan dunia yang hampir
tenggelam, sebagai "renaiaance", yang 600 tahun lebih awal dari
renaissance di Eropa yang terjadi di abad 15.

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATSIR


Islam dan Kebudayaan: Potret Se)arah 115

Keterpaduan Nilai Islam


Dalam Budaya
Dari uraian tadi Bapak telah menjelaskan betapa potensi
ajaran Islam bagi pengembangan budaya manusia.
Namun Bapak belum menjelaskan bagaimana Islam ber-
peran di da/amnya, sehingga yang berkembang ada/ah
suatu kebudayaan yang is/ami. Bagaimana pendapat
Bapak?
,.
K.a1au kita katakan bahwa Islam mengandung potensi bagi
perkembangan kebudayaan yang maju, sebenarnya terkandung
pengertian pula bagaimana nilai-nilai Islam itu terkandung dan
mewarnai kebudayaan man usia. Yang saya maksud ialah bahwa
Islam tidak pernah mengajarkan adanya pemisahan antara
agama dengan kehidupan manusia, kehidupan berbudaya, ter-
masuk di dalamnya kehidupan bermasyarakat, dan bahkan
dalam berpolitik.
Pemisahan antara agama dan kehidupan bermasyarakat~
sebenarnya merupakan kegagalan menangkap arti yang penuh
dari agama. Ini terjadi akibat pengaruh pemikiran kebendaan
yang makin kuat dalam kehidupan dunia modern. Inilah
sebenarnya yang perlu kita fikirkan sebagai man usia yang hid up
di alam modern, untuk memahami hakekat apa sesungguhnya
agam·a itu dan apa fungsinya. Agama seharusnya menjadi
pemimpin dan pemandu (hudan) bagi man usia untuk mencapai
perkembangan setinggi-tingginya, dalam mengembangkan
kemampuan rohaniahnya, akhlaknya, inteleknya dan fisiknya.
Selanjutnya agama menetapkan, memelihara, dan menyelaras-
kan hubungan antara Khalik dan manusia, dan antara manusia
dengan manusia yang lain.
Mengenai pengaturan hubungan antar manusia, agama
memelihara hubungan dalam semua aspek kehidupan. Ini

Delapan puJuh tahun MOHAMMAD NATSIR


116 PERCAKAPAN ANTAR GENERASI

berarti dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, ber-


bangsa dan antara bangsa, juga tidak dapat dipisahkan dari
agam a. Agama.bukan sekedar ajaran yang mengatur kehidupan
individu saja. Dengan demikian, betapa mungkin agama, yang
menjadi penjelmaan semua aspek itu, dapat dipisahkan dari
kebudayaan? Sebagaiman dikemukakan oleh lqba~ tauhid,
yang merupakan sari ajaran Islam, adalah marupakan suatu
"working ide_a" bagi kehidupan bermasyarakat, berbudaya. Pan-
caran tauhid akan menjelma dalam setiap aspek kehidupan
manusia. Kita semua telah sama-sama melihat, bagaimana
akibatnya apabila kebudayaan terlepas dari bimbingan danjiwa
tauhid yang suci- bersih, serta dipisahkan dengan akhlak dan
ibadah yang sehat.
Pada akhir uraian ini saya akan mengingatkan kata-kata
Prof. Satar Khairi, seorang Guru Besar dari Berlin,
katanya:"Jika dalam pergaulan hidup kita sekarang ini tidak ada V
kertas, timbangan, kompas, gula, ilmu kimia, di situ barnlah dapat
kita rasakan betapa banyak yang telah kita terima dari peradaban
Islam".

Delapan puluh Ulhun MOHAMMAD NATSIR


Dunia Islam lnternasional 117

Bagian

Donia Islam
Intemasional

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATSIR


118 PERCAKAPAN ANTAR GENERASI

satu penyebab utama Tn(!ngapa


Arab-Israel tak pernah selesai u.u.'"""u·'"
antar negara-negara Arab

tak suka berdamai tetapi tak juga


"no peace, but no war!"
suatu cara yang lemah,
: rnPrt,nn tak punya kemampuan untuk perang.

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATSIR


Dunia Islam lnternasional 119

Bagian 7

DUNIA ISlAM INTERNASIONAL

Membina Kekuatan Dunia Islam


Bapak /ebih dikenal sebagai salah satu tokoh dunia,
misalnya dengan mendapat kepercayaan sebagai Wakil
Presiden Rabithah A/am Is/ami. Setiap kami berkunjung
ke negara-negara Timur Tengah, Pakistan, Malaysia, dan
ke Pusat-pusat Islam di Eropa dan Amerika, meraka se/alu
menanyakan Bapak. Bagaimana kerjasama antara
kekuatan Islam lnternasional dalam membangun
kekuatan Islam?

Delupan puluh UJhun MOHAMMAD NATSIR


120 PERCAKAPAN ANTAR GENERASI

Membina kekuatan Islam ditempuh melalui dua tahap. Per-


tama secara defensif dan kedua secara aktif dengan berbuat
nyata (positif) melalui pembangunan. Yang tersebut pertama
telah berlangsurig ketika negara-negara Islam terjajah, semen-
tara pada era sekarang ini mestinya lebih ditekankan pada yang
kedua. Dalam berbagai Konferensi Islam Internasional kedua
cara itu selalu dibicarakan, baik dalam Rabithah A/am Is/ami
maupun dalam forum pertemuan-pertemuan Islam inter-
nasional yang Jain.
Pada waktu sekarang ini kedua cara tersebut perlu
diusahakan sebisa mungkin. Keduanya sebenarnya berdam-
pingan dan tak dapat dipisahkan, mengingat hampir seluruh
negara Islam pernah mengalami penjajahan. ~_at® politis
berupa .bimbauan untuk mewujudkan perdamaian dan tidak
deiigan -p~elesaian milite-r dan membangunkan negara-
n~Islam supaya tidak melempem adalah upaya defensif.
Sedangkan dalamarti pymbangunan, pekerjaan kita menunjuk-
kan _adanya langkah-langkah yang menggembirakan, seperti
peny_usunan gagasan-gagasan sebagai pegangan umat Islam
dalam percaturan politik dunia, terutama di kalangan inteligen-
sia yang berada di Eropa, Kanada dan Amerika. Mereka telah
mulai berkumpul dalam bentuk forum-forum, bukan organisasi.
Forum inilah yang mel<ihirkan berbagai macam gagasan yang
segar.
Kegiatan yang sudah mereka lakukan antara lain mem-
berantas faham dikotomi dunia-akhirat, dikotomi ilmu-agama
dan bahwa Islam adalah merupakan alternatif yang cukup
memadai bagi pemecahan persoalan-persoalan dunia.
Dilakukan berbagai kegiatan ilmiah seperti seminar, misalnya,
menyangkut pandangan Islam tentang Hak Azasi, Islam dan
Perdamaian Dunia, Konferensi Pers Islam Internasional, dan

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATSJR


Dunia Islam lnternasional 121

banyak topik yang lain. Hal ini antara lain dimaksudkan untuk
menghilangkan salah mengerti di kalangan sementara orang
yang sinis terhadap Islam dan sekaligus merupakan upaya
untuk menghilangkan kesan bahwa Islam ketinggalan zaman.
Kegiatan intelektual ini diselenggarakan di berbagai universitas
maupun lerbaga-lembaga Islam Internasional.
Di luar upaya yang bersifat perkajian di atas, dilakukan
pula kegiatan-kegiatan yang lebih praktis sifatnya, sepertiinter-
nhtional Islamic Youth Training, International Islamic Youth
Camp, Program Beasiswa, dan usaha-usaha lain yang sejenis. Di
samping itu, oleh Lembaga-lembaga Islam Internasional telah
pula dilakukan upaya-upaya publikasi dalam berbagai bahasa,
dalam bentuk Journal maupun Buku, yang menyangkut Islam
dalam berbagai aspeknya, pendidikan, keadilan, keluarga,
hukum, dan sebagainya.

Konfliks Timur Tengah:


Antara Damai dan Perang
Di antara beberapa "sinisme• orang terhadap kebangkitan
Islam ialah menyangkut kenyataan yang terjadi di Timur
Tengah. Baik yang menyangkut "kekalahan" negara-
negara Islam dari Israel maupun konfliks antar negara-
negara Islam sendiri. Bagaimana komentar Bapak me-
ngenai konfliks Timur Tengah yang berkepanjangan itu?

Salah satu penyebab utama mengapa perang antara Arab-Is-


rael tak pernah selesai adalah karena _a!_lta!:..Jl_egara-negara
~ab terp~h_ J?erkeping-keping. Pada tahun 1965 saya ikut
MuKtamar A/am Is/ami di Damaskus membicarakan soal Israel.
Pada pertemuan itu negara-negara Islam datang dari berbagai
penjuru Afrika dan Asia. Di samping Pimpinan negara-negara

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATSIR


122 PERCAKAPAN ANTAR GENERASI

Arab, antara lain hadir pula Sheikh An-Nadwi dari India, AI-
Maududi dari Pakistan. Saya bersama dua Sheikh tersebut
dianggap orang "'ajam" (bukan Arab), tetapi justru karena
itulah barangkali kami bertiga yang secara berganti diminta
menjadi ketua sidang. Pada waktu giliran saya menjadi pim-
pinan sidang, saya mengajukan pertanyaan yang agak
deplomatis: "Saudara Arab, ada tujuh negara Arab menghadapi
satu Israe~ ker.apa Islam kalah?". Pertanyaan ini langsung saja /
dijawab oleh Sayid Ramadhan: ''Justru karena kami bertujuh dan ~
Israel bersatulah maka kami kalah". Jadi jelas kiranya bahwa
salah satu penyebabnya adalah karena tidak ada persatuan dan
kekompakan.
Di bidang pemikiran politik, para Kepala Pemerintahan
Arab yang berkumpul ini masih dalam suasana perang yang
dahsyat, terutama setelah "trauma perang" Juli 1967. Di situ
mereka 'menyemlJoyankan "tiga no" ("Ia"), tidak ada per-
damaian, tidak ada perundingan dan tidak ada pembicaraan.
Bagi mereka semboyan ini dianggap "kata keramat". Mereka
tak suka berdamai tetapi tak juga bisa berperang, no peace, but
no war! Berunding dianggap suatu cara yang lemah, semen tara
mereka tak punya kemampuan untuk perang. Keadaan seperti
ini terus berlangsung dalam waktu yang panjang. Dalam
keadaan seperti itu Israel juga berusaha untuk tidak me-
ngadakan penyelesaian.
Rabithah A/am Is/ami telah berkali-kali mencoba men-
damaikan negara Arab. Pernah dibentuk suatu Komisi kecil
untuk mencari penyelesaian, ada wakil dari Indonesia, dari
Serawak, dan dari Yordania, yang beranggotakan tujuh orang,
termasuk saya. Pada waktu komisi berdialog dengan salah
seorang PLO, mengenai usaha-usaha penyelesaian konfliks
Timur Tengah, dengan "garangnya" ia menjawab bahwa yang
dilakukannya adalah gerilya. Lalu kami tanya: "Apakah hasil
nyata dari gerilya kecil-kecilan itu?". Dia mengalami kesulitan

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATSIR


Dunia Islam lnternasional 123

untuk menjawab. Memang, mereka sebenarnya belum her- {/"


perang, tetapi juga tidak berdamai. Dan dengan begitu Israel
terus maju dan mengadu an tar sesama negara Islam yang sejak
1967 terus mengalami kekalahan. Kemudian waktu kami
tanyakan: ''Apakah tidak lebih baik jalan damai?", Ia menjawab:
"Kami ini berjihad dan karenanya tidak boleh menyerah".

Bersama para tokoh/pimpinan Islam dunia yang


lain berjamaah, terlihat Seikh Ali al-Harakan
menjadi imam

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NA TSIR


124 PERCAKAPAN ANTAR GENERASI

Pada waktu itu Komisi menyarankan supaya ditempuh


jalan perundingan. Baru setelah upaya perdamaian itu benar-
benar gagal, silahkan berperang kembali. Tampaknya mereka
tidak memahami (lupa) bahwa berdamai tidak berarti me- v
ngalah. Dengan kata lain, untuk berperang mereka memang
tidak siap, tidak punya kekuatan fisik yang cukup dan strategi
yangjelas. Yang ada hanyalah "kekuatan teror'. Pertemuan ini
hanya berakhir sampai di situ, tidak ditemukan jalan keluar
dalam menghadapi persoalan.

Konfliks Timur Tengah:


Antara Arafat dan Sadat
Membicarakan konfliks Timur Tengah tidak akan lengkap
tanpa mengulas kelompok Palestina, khususnya PLO.
Bagaimana pendapat Bapak tentang sepak terjang PLO
se/ama ini dalam konfliks Timur Tengah?

P erlu diketa:hui bahwa selama ini PLO itu tidak bebas, karena
ia dibantu oleh berbagai macam negara, seperti Syria, Saudi
Arabia, dan negara-negara Arab lainnya. Walaupun secara for-
malnya bebas tetapi kenyataannya terikat dengan bantuan itu
dan ini, yang membuatnya ragu-ragu dalam menggariskan
kebijaksanaan politiknya. Dengan kata lain, tak ada satu taktik
a tau strategi yang jelas. Uang ada, senjata ada, dan anak-anak
banyak yang bersedia berperang, tetapi tidak ada pegangan
yang akan dijadikan garis komando. Arafat memang diakui ,
sebagai seorang yang memiliki karisma yang besar sekali, tetapi V
begitu ia berhadapan dengan crucial point maka pertimbangan-
nya hanya tertumpu pada segi keuntungan PLO, daripada
resiko perjuangan yang berguna untuk kepentingan bersama.

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATSIR


Dunia Islam lnternasional 125

M. Natsir bersama Prof. Zafar Ahmad Anshary,


pada waktu kunjungan ke Beirut
pada tahun 1972

Hal ini bisa dilihat ketika diadakan pembicaraan dengan


raja Hussein misalnya, tentang apakah ,Reagan Plan dapat
dilaksanakan, yaitu mengadakan pembicaraa-n dengan Israel
untuk mengakui Palestina dan Palestina mengakui adanya Is-
rael, di mana Israel menyerahkan daerah Jalur Ghaza di bawah
satu konfederasi an tara Palestina dengan Israel. Tadinya Arafat
telah setuju dengan ajakan raja Hussein tersebut, akan tetapi ia
vperlu konsultasi dengan Syria dan yang lain-lain, yang pada
akhirnya ia bingung sendiri, dan perundingan tidak ada kelan-
jutannya. Seandainya pada waktu itu ia bersedia agak mandiri

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATSIR


126 PERCAKAPAN ANTAR GENERASI

dan berani menanggung risiko, maka keadaannya tidak akan


menjadi seperti yang kita lihat sekarang.
v Apa yang kemudian terjadi ialah sating berbunuhan an tar
kekuatan sendiri di Tripoli, sehingga perjuangan Palestina
berantakan lagi. Jadi apa yang semula dielakkan Arafat
malahan harus ditebus dengan bunuh-membunuh. Andaikan ia
bersedia putus hubungan dengan Syria (dan sekutunya), tak /
akan terjadi persitiwa na'as itu dan negara Islam lainnya belurn
tentu akan memutuskan hubungan dengannya. Sedangkan
mayoritas orang Palestina sendiri akan lebih condong kepada
Arafat daripada ke Syria.
Di samping itu ada gagasan perdamaian lain, yaitu
''gagasan perdamaian Faluf' yang dibicarakan dalam konferen-
si di Thaif, yang bahkan lebih dahulu dari pada Reagan Plan .
Pertemuan Tingkat Tinggi Negara-negara Arab di Fez mem-
beri dukungan gagasan Fahd sebagai dasar perundingan yang
pertama.
Sebagai penonton atau komentator, bukan pemain, kita
dapat mengatakan bahwa jika seandainya Arafat menggunakan
kesempatan itu dengan sebaik-sebaiknya, dengan memper-
taruhkan posisinya, ia akan berada di pihak yang beruntung.
Tetapi dalam posisi lemah seperti sekarang ini, menurut saya V'
belum terlihat adanya jalan untuk menang. Namun demikian,
mudah-mudahan Allah akan membukakan jalan bagi mereka.

Mengikuti komentar Bapak tentang Arafat, kita jadi teri-


ngat tentang tindakan "terobosan• Presiden Mesir Anwar
Sadat dengan Perjanjian ·camp David"-nya. Bagaimana
komentar Bapak tentang upaya Sadat tersebut?

Anwar Sadat berada pada "sisi lain" dibanding Arafat, mereka


berbeda pada teknik. Tanpa konsultasi lebih dahulu dengan

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATSIR


Dunia Islam lnternasional 127

teman-temannya, ~ "mempersetankan" teman-temannya


ia pergi berunding. Bahkan ia berunding "terlalu maju". Ia tidak
hanya memperjuangkan Sinai, tapi juga memperjuangkan
Palestina seluruhnya. Tetapi tindakan Sadat yang dilandasi rasa
r-"gagah-gagahannya" (over confident) itu ternyata amat
menyakitkan teman-temannya, sehingga banyak kawannya
yang kemudian menjadi lawan. Menghadapi tingkah laku Sadat
itu para pemimpin negara Arab lainnya berkumpul dan mem-
buat "Pakta Baghdad'' yang salah satu isinya bermaksud meng-
w;ir Sadat dari Konggres Arab. Dari sini timbul sentimen Sadat,
yang kemudian mengusir duta-duta besar negara Arab di Mesir
dalam waktu 24 jam. Mulai saat itulah terjadi kehancuran kerja
~a!lla antar negara Islam dan Arab yang telah terbina selama
lfll.

Terlepas dari keahlian Sadat, sayang ia salah pilih dalam


menentukan kebijaksanaannya sehingga menghancurkan
programnya sendiri. Andaikata ia memperhatikan teman-
temannya, barangkali akan lain jadinya. Di samping itu, karen a
kemampuan teknologi yang ada, sebelumnya Mesir pernah
ditetapkan sebagai tempat pembuatan senjata bagi negara-
negara Arab, supaya tidak lagi bergantung kepada Amerika
v/atau negara lain. Rencana ini kemudian hancur sama sekali.
Dalam konfigurasi yang baru sekarang ini, setelah
Mubarak bertemu dengan Arafat, barulah disadari dan dipan-
dang perlu mengubah taktik yang dijalankan selama ini. Per-
temuan di Casablanca menimbulkan kepercayaan akan per-
lunya mengadakan perundingan an tar negara Arab. Tetapi ber-
samaan dengan itu Israel telah pula mengadakan "common
strategy", sehingga jalan menuju ke perundingan tetap "sempit".
Akhir-akhir ini terdengar berita (khabar burung), Israel akan
membongkar Masjidil Aqsha diganti dengan gereja Yahudi.
Kalau ini yang terjadi negara-negara Arab akan menghadapi

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATSIR


128 PERCAKAPAN ANTAR GENERASI

dua kemungkinan terakhir, yaitu hancur sama sekali atau her-


jihad habis-habisan.

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATSIR


PERCAKAPAN ANTAR GENERASI 129

BIOGRAFI SINGKAT
MOHAMMAD NATSIR

Dnahirkan pada tanggal17 Juli 1908, di Kampung Jembatan


Berukir, kota Alahan Panjang, Sumatera Barat, dari pasangan
suami isteri Idris Sutan Saripado - Khadijah.

1916 - 1923 : Memulai masa sekolah di HIS Adabiyah Padang dan


Madrasah Diniyah, Solok.
1923 - 1927 : Melanjutkan ke MULO Padang. Sud.ah aktif mengikuti
Jong Islamieten Bond, Padang.
1927 Guli) : Tamat dari MULO, Natsir melanjutkan pendidikan keAMS
(A2) di Ban dung. Disini ia berkenalan dengan ustadz A. Hasan,
yang membimbingnya dalam studi tentang Islam pada Pcr-
satuan Islam (Persis) sampai 1932.Bersama A. Hasan, Natsir
mengelola majalah "Pembela Islam".
1931- 1932 : Mengikuti kursus guru diploma L.O.
1928- 1932 : KetuaJong Islamieten Bond Bandung.
1932 - 1942 : Direktur Pendidikan Islam Bandung.
1940 - 1942 : Anggota Dewan Kabupaten Bandung.
1942 - 1945 : Kepala Biro Pendidikan Kotamadya Bandung.
1945- 1946: Anggota Badan Pekerja K.N.I.P.
1946- 1949: Menteri Penerangan RI.
1950- 1951 : Perdana Menteri Rl.
1949 - 1958 : Ketua Umum Partai "Masyumi"
1950 - 1958 : Anggota Parlemen R I.
1960 - 1%2 : Dikarantina di Batu, Malang, Jawa Timur.

Delapan puluh Ulhun MOHAMMAD NATSIR


130 PERCAKAPAN ANTAR GENERASI

1962 - 1966 : Ditahan di R T.M. Keagungan Jakarta.


1967- sekarang: Vice President World Muslim Congress (Karachi).
1967 - sekarang : Ketua Yayasan Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia.
1969- sekarang: Anggota World Muslim League (Makkah)
1980 - sekarang : Anggota Majlis A'la Al-alamy Lil Masajid (Makkah)
1980: Menerima Penghargaan atas pengabdiannya kepada Islam, dari
King Faisal.

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATSIR


PERCAKAPAN ANTAR GENERASI 131

BIODATA SINGKAT
PEWAWANCARA

MOHAMMAD AMIEN RAIS, Haji, MA, Dr. Dilahirkan di Surakar-


ta 26 April 1944. Setelah menyelesaikan studinya di Jurusan
Hubungan Internasional Fakultas Sosial dan Politik Universitas
Gadjah Mada (1968), kemudian melanjutkan belajar Political
Sciences pada University ofNotre Dame USA {MA, 197 4), dan
The Universi!y of Chicago USA (Dr., 1981). Saat ini duduk
sebagai staf pengajar pada Fakultas Sosial dan Politik serta
Fakultas Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada, dan menjabat
KetuaJurusan Hubungan Internasional Universitas yang ~ama.
Amien, di samping sebagai ahli masalah Timur Tengah juga
dikenal sebagai da'i intelektual. Pada saat ini juga menjabat
Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Amien
aktif dalam berbagai pertemuan ilmiah baik di dalam maupun
di luar negeri. Ia juga aktif di bidang publikasi, baik sebagai
penulis, penyunting. Bukunya an tara lain Islam di Indonesia.
Suatu Jkbtiar Mengaca Dirt (1986).

AHMAD WATIK PRATIKNYA, Haji, dr, Dr. Dilahirkan di Banjar-


negara 8 Februari 1948. Setelah menyelesaikan studi di Fakul-
tas Kedokteran Univer::itas Gadjah Mada (1973), kemudian
melanjutkan pendidikan Ahli Anatomi di Fakultas yang sama
(1977) dan belajar di Mabidol University, Bangkok (1978).
Gelar doktor di bidang Anatomi Pembedahan diperoleh di
Universitas Gadjah Mada (1983) dengan predikat cum laude.
Pratiknya kini sebagai staf pengajar pada Fakultas Kedokteran,
Fakultas Kedokteran Gigi dan Fakultas Pasca Sarjana Univer-
sitas Gadjah Mada, dan Kepala Laboratorium Makroanatomi
dan Anatomi Terapan Fakultas Kedokteran UGM. Di luar
bidang akademiknya, ia aktif di bidang pengkajian dakwah dan
merintis pendirian Laboratorium Dakwah Yogyakarta. Di sam-

DelapQn puluh tahun MOHAMMAD NATS/R


132 PERCAKAPAN ANTAR GENERASI

ping mengikuti pertemuan ilmiah di dalam dan luar negeri, ia


juga telah menulis beberapa publikasi di bidang kedokteran,
metodologi, etik, dan dakwah. Publikasinya an tara lain: Dasar-
dasar Metodologi Penelitian Kedokteran danKesebatan
(1986); Islam Etika dan Kesebatan (1987); Dasar-dasar
Penelitian dan Perencanaan Dakwab(1987).

KUNTOWIJOYO, Haji, MA, Dr. Dilahirkan di Yogyakarta 18 Sep-


tember 1943. LulusJurusan Sejarah Fakultas Sastra Universitas
Gadjah Mada (1969); M.A. dalam American Studies dari The
University of Connecticut USA (1974); Doktor dalam bidang
Sejarah dari Columbia University (1980). Saat ini Kuntowijoyo
bekerja sebagai staf pengajar pada Fakultas Sastra dan Fakul-
tas Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada, di samping sebagai
Ketua Masyarakat Sejarah Indonesia (MSI) Cabang Yogyakarta
dan Anggota Konsorsium Ilmu Ilmu Sastra, Filsafat, dan Per-
pustakaan Depdikbud. Di samping sebagai sejarawan, Kunto
juga dikenal sebagai budayawan dan seniman. Aktif dalam ber-
bagai seminar ilmiah di dalam dan luar negeri, kegiatan
kesenian, dan kegiatan sosial. Banyak publikasi yang telah
diterbitkan, antara lain: Isyarat (puisi, 1975); Suluk Awang
Uwung (puisi, 1976); Kbotbab di Atas Bukit (novel, 1975);
Dinamika Sejarab Umat Islam Indonesia (1985); Budaya
dan Masyarakat (1987).

YAHYA A. MUHAIMIN, Dr. Dilahirkan di Bumiayu Jawa Tengah


17 Mei 1943. Tamat dari Jurusan Hubungan Intemasional
Fakultas Sosial Politik Universitas Gadjah Mada (1971),
kemudian· memperoleh gelar doktor dari Massacbuset In-
stitute of Technology (MIT) USA dengan judul The Politics of
Client Businessmen: Indonesia Case. Saat ini sebagai Staf Pen-
gajar pada Fakultas Sosial dan Politik serta Fakultas Pasca Sar-
jana Universitas Gadjah Mada, di samping menjabat Pembantu
Dekan I pada Fakultas Isipol UGM, dan Ketua Program

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NA TSIR


PERCAKAPAN ANTAR GENERASI 133

japanese Studies UGM. Yahya di samping sebagai ahli ilmu


politik (Hubungan Internasional), juga dikenal sebagai pe-
ngamat masalah-masalah militer. Ia aktif di berbagai seminar
dan menulis beberapa buku, antara lain: Perkembangan
Militer dalam Politik di Indonesia 1945-1966 (1973);
Masalab- masalab Pembangunan Politik (1977.

ENDANG SAIFUDDIN ANSHARI, Haji, MA. Dilahirkail di Ban-


"' dung 28 Oktober 1938. Belajar pada Madrasah Persatuan Islam
(Persis) Bandung, kemudian melanjutkan pada Fakultas
Hukum dan Pengetahuan Masyarakat Universitas Padjadjaran
Bandung. Endang menlanjutkan studi dan memperoleh gelar
Master of Arts pada The Institute of Islamic Studies McGill
University, Kanada. Endang di samping Staf Pengajar pada In-
stitutAgama Islam Negri (lAIN) Bandung, juga dosen luar biasa
di bidang Studi Islam pada Institut Teknologi Bandung, Univer-
sitas Padjajaran, Institut Islam Siliwangi di Bandung. Bekas ak-
tivia PII dan HMI ini, lebih dikenal sebagai penulis, da'i dan
seniman. Endang aktif dalam berbagai seminar, baik di dalam
dan di luar negeri. Banyak publikasi yang telah diterbitkan, baik
sebagai penulis ~aupun penyunting, antara lain: Kuliyab A1
Islam, Wawasan Islam, Agama dan Kebudayaan, Piagam
jakarta, serta /man, Ilmu dan Amal.

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATSIR


RALAT

Hal Baris ke Tert.ulis Seharusnya


--
vi 4 (a) produksi. Kepada. produksi.
10 1 (a) di at.as it.u
12 13 (a) , yait.u Dr. Ali Muhanmad , Dr. Muh8111Dad Ali
40 11 (a) Kapit.a Capita
40 5-6 (b) di at.as t.adi
41 3 (b) mendeka-dekati mendekat.-dekat.i
42 2 (a) sebalum sebelum
42 4 (a) sejaran sejarah
43 14 (a) di mana di wakt.u
44 3 (b) lain, sehingga lain. Sehingga
51 10 (b) Mest.ikan Mest.ikah
51 4 (b) bawahan (jangan ... bawahan, jahgau . ..
51 3 (b) "la"), apalagi "la". Apalagi
51 2 (b) umat (jangan ... umat, jangan
51 1 (b) FirAun) . Firaun.
54 13 (a) kemerdekaan t.ersebut.. kemerdekaan.
54 12 (b) Arsyalan Arsa1an
54 12-11 (b) Basyuni dan Imran Basyuni Imran
55 22 (b) perjuampaan perjumpaan
119 6 (b) Rabithah Mukt.amar
120 7 (a) Rabit.hah Muktamar
121 7 (a) di at.as it.u
121 17 (a) pembicaraan pangakuan
124 4 (a) berdamai berunding
134 PERCAKAPAN ANTAR GENERASI

Delapan puluh tahun MOHAMMAD NATSIR

Anda mungkin juga menyukai