Anda di halaman 1dari 3

Nama : Raeynindha Dzulfia

Kelas : XII-Akuntansi

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat pagi, Salam sejahtera bagi kita semua.

Yang Terhormat, Kepala Sekolah SMK Negeri 62 Jakarta, Ibu Dra Anna Wiliana

Yang saya hormati, ibu Siti Alfiyah selaku guru Bahasa Indonesia

Dan teman-teman yang saya banggakan.

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji serta syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah melimpahkan Rahmat, Taufik, dan Inayah-Nya kepada kita semua, sehingga kita semua
masih diberikan kesempatan, kekuatan, dan InsyaaAllah kesehatan untuk terus berkarya dan
mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa, Bangsa, Negara, dan Sekolah tercinta.

Tak lupa sholawat serta salam kita haturkan kepada junjungan kita, nabi besar nabi Muhammad
Saw. Beliau lah yang telah menggulung-gulungkan tikar kemunafikan dan menggemparkan
permadani-permadani kebenaran.

Baiklah pada kesempatan yang berbahagia ini, perkenankanlah saya Raeynindha Dzulfia dari
kelas 12 Akuntansi untuk menyampaikan pidato yang berjudul "Peran Pemuda Sebagai Generasi
Penerus Bangsa"

Hadirin yang berbahagia.

Mengutip ungkapan yang pernah disampaikan oleh tokoh nasional kita, Bung Karno. Beliau
mengatakan "Beri aku sepuluh pemuda maka, akan kugoncangkan dunia" kemudian, seorang
pujangga Mesir juga pernah mengatakan "Sesungguhnya ditangan-tangan pemudalah urusan
umat, dan kaki-kaki merekalah kehidupan umat".

Dari beberapa ungkapan tersebut, menyanyjung betapa pentingnya keberadaan pemuda dalam
suatu bangsa dan negara. Dalam sejarah Indonesia, dari prolog sampai epilog kemerdekaan,
pemuda memiliki peran yang begitu luar biasa sebagai ujung tombak pembangunan bangsa.
Peran ini dapat dilihat ketika para pemuda membuat komunik politik kebangsaan 28 Oktober
1992, satu tumpah darah, satu bangsa, dan satu bahasa.

Hadirin yang berbahagia.


Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa pemuda memiliki peran yang begitu luar biasa dalam
kemajuan bangsa. Pertama, ketika lahirnya Budi Utomo yang mampu mengubah pola pikir
rakyat, bahwa kemerdekaan tidak hanya dapat diraih dari peperangan dan kekerasan.
Melainkan dapat diraih dari pikiran pemuda yang berpendidikan yang sadar akan arti
pentingnya hak asasi manusia. Yang kedua adalah ketika peristiwa Trisakti. Bagaimana
perjuangan para pemuda yang mampu menumbangkan 32 tahun kediktatoran pemerintah
masa orde baru, dan diera reformasi ini kita dapat menikmati hasil perjuangan mereka.

Hadirin, Muda-mudi yang saya banggakan.

Generasi Muda bukan sekedar kumpulan anak-anak muda. Tapi, Generasi muda adalah mereka
yang mampu membuat perubahan kearah yang lebih baik dari apa yang telah diderai oleh
generasi sebelumnya.

Lalu apa peran generasi muda untuk kemajuan bangsa diera reformasi ini? Yang dibutuhkan
bukanlah taktik perang, bukan pula otot dan tenaga yang harus dikuras mati-matian, melainkan
otak yang menghasilkan ide dan gagasan serta sikap jujur dan pantang menyerah.

Hadirin para muda-mudi yang saya banggakan.

Sebagai generasi muda, sudah selayaknya kita menghargai bangsa kita sendiri dengan cara-cara
yang sederhana. Seperti, tidak terlibat tawuran, tidak menggunakan obat-obatan terlarang, rajin
belajar, kreatif, inovatif, meningkatkan jiwa nasionalisme dan patriotisme serta ikut aktif dalam
pengambilan keputusan dan kebijakan negara. Inilah cerminan para pemuda dan pelajar yang
akan menjadi penerus perjuangan pendahulu bangsa dan penerus tonggak estafet
pembangunan masa depan bangsa. Sehingga bangsa Indonesia akan dikenal oleh dunia sebagai
bangsa yang maju dan sejahtera.

Hadirin yang berbahagia.

Saya tutup pidato ini, saya akan menyampaikan sedikit suara hari bangsa untuk kita para
pemuda.

"Para pemuda pernah bersumpah kepada Indonesia. Akan bersatu dalam tumpah darah bangsa
dan bahasa. Walau waktu terus berlari dan zaman niscaya berganti. Namun,janji akan selalu
menuntut bukti. Bahwa pemuda akan selalu menghanturkan bakti. Memastikan sumpah
pemuda tetap relevan hingga kini. Menyedihkan jika pemuda ikut mempertajam perpecahan.
Malah aktif menyebarkan ujaran kebencian. Gampang hanyut oleh informasi sembarangan.
Larut dalam propaganda politik murahan. Indonesia adalah keberagaman yang seharusnya
menguatkan. Rawatlah dengan segala kemampuan yang dapat dikerahkan. Jangan mau sekedar
menjadi serdadu bagi generasi tua. Sebab masa depan justru milik kita para pemuda. Bikinlah
barisan sendiri selagi bisa. Jangan silau dengan para berhala yang sedang sibuk berebut kuasa.
Jadilah penenang bagi rakyat yang gelisah. Jadilah penentu ketika semua jalan terlihat buntu."

Tumpah darah yang satu, bangsa yang satu dan bahasa pemersatu Indonesia adalah bukti
otentik sejarah yang mampu mendongak jiwa yang kerdil menjadi pejuang kemerdekaan.

Sekian, pidato yang dapat saya sampaikan. Bila ada tutur kata yang kurang berkenan, saya
mohon maaf. Semoga bermanfaat, atas perhatian para hadirin saya ucapkan terimakasih.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarrakatuh.

Anda mungkin juga menyukai