Anda di halaman 1dari 3

Pidato Kemerdekaan

Oleh: Wangi Indriya

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Salam sejahtera bagi kita semua,

Yang saya hormati, Umi-Abi Guru beserta Staff IAIS Soreang terkhususnya Umi
Nurul, serta teman-teman sebangsa seperjuangan yang saya sayangi.

Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan
yang Maha Agung dan Maha Kuasa atas berkat dan karuniaNya, sehingga saya dapat
menyelesaikan Pidato ini dan dapat tersampaikan kepada hadirin sekalian.

Dalam kesempatan kali ini, izinkan saya untuk menyampaikan sebuah pidato yang
mudah-mudahan sedikitnya dapat bermanfaat bagi hadirin sekalian, mengenai
“Kemerdekaan” atau lebih spesifiknya “Peran Teknologi Sebagai Senjata Generasi Muda
dalam Mengisi Kemerdekaan”.

Indonesia, merdeka pada 17 Agustuus 1945. Sekarang mari kita resapi kembali,
sebenarnya apa itu “Merdeka”?

Merdeka diambil dari bahasa Sangsekretika, yaitu ‘Maharddhika’ yang artinya


kaya, sejahtera, dan kuat. Merdeka sendiri berarti keadaan yang berdiri sendiri, bebas,
lepas, dan tidak terjajah.

Kemerdekaan merupkan simbol nyata kebebasan. Lantas apakah kita sendiri sudah
mewujudkan kemerdekaan itu?

Diera sekarang ini merdeka bukan lagi tentang berjuang membawa senjata lalu
menang melawan penjajah dimedan tempur. Tetapi bagaimana kita, sebagai generasi
muda melanjutkan kemerdekaan dan meneruskan perjuangan para pahlawan dengan
mewarnai kemerdekaan itu sendiri.

Menjadi negara yang merdeka bukan berarti akhir dari perjuangan, kemerdekaan
berarti sebuah perjuangan yang lebih berat. Setelah melalui kemedekaan Indonesia
kembali mengalami peristiwa besar. Yaitu pertempuran yang terbesar dan terakhir dalam
sejarah, kota Surabaya, menjadi saksi bisu dalam perlawanan para pahlawan untuk
menjungjung tinggi kemerdekaan hingga mengakibatkan tewasnya ribuan pahlawan
tanah air
Saudaraku, sudah tugas kita sebagai generasi muda untuk menggantikan peran para
pahlawan dengan mewarnai kemerdekaan. Karna tidak dapat di pungkiri, peran anak
muda sangatlah berpengaruh dalam setiap segnifikan di Indonesia.

Setiap peristiwa, seperti apa? Sumpah pemuda, merupakan langkah awal para
pemuda dalam membangkitkan kesadaran nasional hingga meraih kemerdekaan. Yang ke
dua, reformasi 98 ketika anak muda serentak bergerak untuk menumbangkan sebuah era
kepemimpinan sehingga memunculkan banyak harapan-harapan baru. Yang ketiga, pada
10 November, ketika anak muda dengan gagah berani merobek warna bendera asing
hingga menyisakan warna merah putih yang berkibar indah di langit Surabaya. Setiap era
memiliki tantangan tersendiri dalam perjuangannya, maka dari itu, setiap generasi perlu
untuk mengembangkan respon kepahlawanan sesuai dengan zamannya.

Apa tidak malu jikalau kita hanya duduk santai menikmati hasil jerih payah para
pahlawan tanpa meneruskan perjuangan mereka? karna nyatanya masa depan bangsa
berada di tangan para generasi muda.

Diera globalisasi, perjuangan merah cita-cita bukanlah hal yang mudah. Lantas,
bagaimana cara generasi muda mewujudkan kemerdekaan saat ini?

Berkarya.

Di era saat ini, berkarya adalah kunci melestarikan kebudayaan dengan


menciptakan sebuah karya yang mengangkat nama baik negri sejuta budaya diiringi
pemanfaatan teknologi dan media sosial adalah salah satu bentuk perjuangan mewarnai
kemerdekaan.

Hey! Jangan lupakan bahwa negri kita ini punya segudang keindahan dalam alam
dan kebudayaannya.

Teknologi, Internet, Media Sosial, perkembangan zaman. Kita harus bisa terjun
langsung dan melestarikan kebudayaan bangsa ini. Jangan mau dijajah lagi, dengan cara
yang berbeda. Jangan biarkan bangsa lain menjajah kebudayaan kita! Hal, yang luar biasa
yang tuhan berikan untuk kita, negri ini, bangsa ini, Bangsa Indonesia.

Sadar tidak sadar, kita banyak bersuara untuk menghargai cultur negara-negara lain
di luar sana. Tidak, tidak ada yang salah dengan itu. Saling menghargai adalah kewajiban
yang perlu diterapkan di mana saja. Namun, kita tidak boleh lupa bahwa kita terdiri dari
keberagaman yang memerlukan sikap saliang menghargai yang lebih kuat. Saling
menghargai akan karya-karya lokal, saling mendukung, saling menapresiasi.
Jangan mau diam saja ketika yang lain menunjukan betapa hebat dan
mengagumkannya bangsa mereka. Jangan menganggap budaya kita kalah saing dan
menganggap kebudayaan kita adalah suatu hal yang kuluh.

Jangan pernah takut berkarya! Generasi muda Indonesia wajib peka, produktif,
adaptif, dan inspiratif dengan terus berkarya yang postif, mengikuti dan menguasai
perkembangan zaman juga teknologi, beropini yang bijak, dan bisa mengenalkan
kebudayaan kita kepada dunia luar. Hal itulah yang membuktikan bahwa kita adalah
Generasi yang merdeka.

Hadirin yang saya hormati, tentunya tidak ada bangsa yang tidak memerlukan anak
mudanya. Ir.Soekarno pernah mengatakan, “Bangsa yang besar adalah bangsa yang
menghormati jasa para pahlawannya.” Dan saat ini, generasi muda adalah pahlawan
selanjutnya, yang dinanti untuk kembali melukiskan sejarah indah dengan bertindak lokal
di lingkup internasional.

Sekian pidato singkat dari saya, maafkan atas segala salah dan perkataan yang
kurang berkenan di hati hadirin sekalian.

Billahitaufik wal hidayah


Wassalamu’alaikum warahmatullahhi wabarokatuh.

Anda mungkin juga menyukai