Banyak anak bangsa yang lebih cinta akan budaya luar daripada budaya
yang ada di dalam bangsanya sendiri. Anak zaman sekarang lebih menyukai
budaya budaya yang berasal dari luar negara kita, seperti industry hiburan, gaya
berpakaian, hingga pada budayanya. Budaya etnis sendiri makin terlupakan,
sedangkan budaya bangsa lain makin berkembang tanpa kontrol dan lama-
kelamaan budaya lokal tersebut akan punah. Bila tidak segera ditanggulangi,
mungkin ketakutan ini akan menjadi kenyataan dalam 10 tahun yang akan
datang.
Foto : Budaya jelek dari luar
\
Masih adanya diskriminasi terhadap etnis/golongan tertentu di tanah air.
Kita ambil contoh seperti masyarakat etnis Tionghoa. Mungkin mereka yang
paling mengerti akan hal ini.
Dalam kehidupan politik, masyarakat etnis Tionghoa selalu di jadikan
kambing hitam, isu asing dan 'aseng' kerap kali digoreng dan nyata-nyatanya isu
tersebut sangat laku untuk dibeli.
Dalam kehidupan sosial, etnis Tionghoa dianggap pelit, kikir, didekati
kalau ada maunya dan dilabeli dengan stempel kafir oleh kalangan tertentu.
Pendeknya mendapat perlakuan yang berbeda. Padahal yang pelit dan kikir
tidak selalu mereka yang beretnis Tionghoa. Di luar sana sangat banyak yang
lebih pelit dan kikir, apalagi ngebos.
Di ruang kantor penulis, dalam hal lagu misalnya, masyarakat tidak
keberatan apabila lagu berbahasa India, Jepang, Korea, dan Inggris diputar.
Namun akan menjadi berbeda dan aneh ketika lagu berbahasa Mandarin diputar,
keadaan menjadi canggung sekali. Bahasa Mandarin menjadi olok-olokan dan
etnis Tionghoa menjadi objek perundungan.
Tentu hal di atas bagi sebagian masyarakat etnis Tionghoa tidak diambil
pusing khususnya mereka yang terdidik, ada perasaan iba dan kasihan
sebetulnya kepada pengolok-pengolok itu. Namun, bagi mereka yang kurang
terdidik, bukankah olok-olok akan menjadi suatu kepahitan dan menimbulkan
rasa sakit hati?
Maka, di era sekarang ini, untuk mengisi kemerdekaan bangsa Indonesia
banyaklah cara. Tak perlu mencari bambu runcing jadi senjata buat menusuk
penjajah. Sekarang ini perlunya kemampuan diri untuk mengasah dan menggali
potensi diri. Kemampuan ini akan melahirkan anak-anak muda yang mandiri
dan menjadi harapan bangsa ini. Sehingga mampu membentengi dari arus
derasnya ideologi-ideologi yang dapat mengancam bangsa ini.
Dirgahayu Indonesia yang ke 75, semoga kita bisa lebih merdeka dari ini.
Merdeka!!!