Anda di halaman 1dari 6

ARTIKEL

MEWARISKAN NILAI KEBANGSAAN SEJAK DINI

Di buat oleh :
Kelompok 8
Biasanya, di bulan Agustus ini akan banyak aktifitas keramaian untuk memperingati hari
kemerdekaan. Mulai aktifitas lomba-lomba, karnaval hingga upacara. Namun di tengah pandemi
ini sepertinya aktifitas itu tidak akan terjadi. Karena berpotensi mengundang berkumpulnya
masyarakat, yang bisa menyebarkan virus corona.

Seperti kita tahu jumlah kasus positif covid-19 saat ini masih terus mengalami peningkatan. Di
Indonesia sendiri jumlah kasus positif sudah mencapai ratusan ribu. Meski demikian, di bulan
yang penuh sejarah ini, kita tetap harus terus mewariskan nilai kebangsaan kepada generasi
berikutnya.
Di bulan yang penuh sejarah ini, harus kita renungan bersama. Mari kita manfaatkan kemajuan
teknologi untuk mengenalkan nilai-nilai kebangsaan kepada anak-anak kita dan generasi
penerus. Banyak yang bisa kita pelajari. Mari kita browsing kata Soekarno -- Hatta. Apa yang
muncul akan bisa memberikan literasi baru tentang bangsa ini. Mari kita browsing kata gotong
royong, yang akan muncul adalah nilai-nilai budaya yang ada dari Aceh hingga Papua, yang bisa
kita gunakan pembelajaran.
Generasi saat ini perlu mengenal budaya dan adat istiadat bangsanya. Generasi sekarang juga
perlu mengenal para pahlawan yang telah berhasil merebut kemerdekaan. Tanpa perjuangan para
pahlawan, tentunya generasi saat ini tak akan bisa menikmati kemerdekaan hingga saat ini. Tak
bisa browsing, tak bisa tik tokan, tak bisa berargumen di medsos dan aktifitas lainnya. Apa yang
terjadi saat ini tidak bisa dilepaskan dari apa yang terjadi di masa lalu.
Mari kita mengenalkan sejarah berdasarkan konteksnya. Hal ini penting karena sejarah masa lalu
ada juga yang bisa ditiru, tapi ada juga yang tidak perlu kita tiru. Jika kita tidak bisa menjelaskan
secara utuh dan berdasarkan konteksnya, ditakutkan akan ada pemahamanyang keliru. Apalagi
informasi menyesatkan di era kemajuan teknologi ini, masih terus terjadi hingga saat ini. Hoaks
yang dibalut dengan provokasi dan ujaran kebencian, terkadang membuat logika sebagian
masyarakat tumpul. Mereka langsung mempercayai dan mengumbar emosi dan kemarahannya,
sampai berujung pada tindakan intoleran.
Dengan melihat cacian di media sosial hanya karena persoalan yang sepele, terkadang membuat
kita sampai geleng-geleng kepala. Antar remaja bisa saling caci dan memutus tali pertemanan,
hanya karena persoalan sepele. Antar remaja bisa saling menebar ketakutan melalui tawuran.
Ironisnya, aksi brutal itu terkadang disebarluaskan di media sosial. Sementara, generasi muda di
era kemerdekaan ketika itu, justru mengorbankan nyawanya untuk bertempur melawan penjajah.
Saatnya gunakan momen bersejarah ini untuk introspeksi. Luruskan pemahaman yang keliru
tentang nilai-nilai kebangsaan. Tanamkan nilai-nilai nasionalisme agar generasi penerus tumbuh
menjadi generasi yang cinta akan budaya, adat istiadat dan nilai kearifan lokal bangsanya sendiri.
Salam sehat selalu.
1. Pentingnya Karakter Kebangsaan untuk Capai Cita-cita

Dalam keluarga yang meski berbeda-beda sifatnya, kita akan mendapati karakter atau
tipikal sifat yang sama, semisal bapak-ibu dan dua anak, meski sang ayah terkesan angker
tapi dia punya sifat baik hati. Begitu juga Ibu dan dua anaknya, punya sifat yang baik
pula.
Ada juga keluarga yang punya karakter acuh dalam konteks baik yaitu tak suka
mencampuri urusan orang. Biasanya sebagian besar anggota keluarganya juga punya sifat
yang sama meskipun ada satu atau dua yang berbeda.

Dari dua ilustrasi tersebut ingin mengatakan bahwa satu komunitas yang tumbuh bersama
dalam satu waktu yang panjang biasanya menumbuhkan karakter baru yang hampir sama.
Karakter ini muncul atau tumbuh taklepas dari sejarah bagaimana komunitas atau
keluarga ini lahir dan berkembang. Karakter ini yang akan mempengaruhi corak tumbuh
komunitas itu selanjutnya. Karakter ini juga mungkina akan mempengaruhi keluarga atau
komunitas itu Berjaya atau luruh.
Sama halnya dengan keluarga dan komunitas seperti ilustrasi di atas, bangsa kita juga
punya karakter khas. Karakter ini muncul dan berkembang seiiring dengan banyak
kejadian yang menyertai perkembangan bangsa tersebut.

Indonesia yang mewarisi kegemilangan Majapahit dan beberapa kerajaan di Nusantara


punya karakter khas. Hal itu ditambah dengan pengalaman dan kematangan yang terasah
saat menghadapi penjajah, mempertahankan kemerdekaan dan kini kita sampai pada
suatu masa dimana karakter muncul untuk memengangi revolusi informasi 4.0 ini.

Karakter yang dimiliki oleh bangsa Indonesia adalah pantang menyerah dalam
perjuangan. Beberapa masa yang sudah disebutkan di atas dan bagaimana kita
melampauinya menunjukkan bagaimana karakter itu mendominasi solusi yang diambil.
Ketangguhan para nenek moyang kita dalam mengarungi lautan, berniaga dan
berdiplomasi harus kita praktikkan kembali dalam konteks kekinian.

Ini termasuk bagaimana kita memilih sikap inklusif soal spiritualitas dan budaya.
Mungkin kita masih ingat bahwa Wali songo menyebarkan Islam sebagai sebuah agama
dengan memakai pendekatan budaya sehingga mudah dipahami oleh banyak orang.
Pendahulu kita juga punya karakter terbuka dan sangat toleran terhadap perbedaan. Sifat-
sifat inilah yang diperlukan agar kita senantiasa kuat dan teguh dengan cita-cita bersama
yaitu adil dan makmur.

Ke depannya, meskipun akan banyak tantangan jika kita bersikap berdasarkan karakter
kebangsan kitau kita yaitu toleran, terbuka, pantang penyerah dan selalu berfikir positif,
insyaallah kejayaan akan menjadi milik kita.

2. Memperkokoh Rasa Kebangsaan di Hari Kebangkitan Nasional

Setiap tanggal 20 Mei, kita memperingati hari kebangkitan nasional.

Ya ,sejak belajar di sekolah dasar dulu kita semua telah mafhum bahwa pada 20 Mei
1908 organisasi Boedi Oetomo didirikan dan tanggal tersebut kemudian diperingati
sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
Menurut sejarah Hari Kebangkitan Nasional pertama kali diperingati pada era
pemerintahan Presiden Soekarno di Yogyakarta pada tahun 1948.
Pada peringatan itu , Presiden Soekarno mengimbau pada seluruh rakyat Indonesia yang
sempat terpecah oleh kepentingan politik agar bersatu untuk melawan Belanda.
Maklum pada tahun 1948 itu, Indonesia masih dalam situasi berperang untuk
mempertahan kemerdekaan
Namun secara resmi peringatan Harkitnas baru dicanangkan pada 1959.
Tanggal 20 Mei ditetapkan menjadi hari nasional namun bukan hari libur melalui
Keppres No. 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959.

Kini setelah hampir 75 tahun merdeka , apakah makna hari kebangkitan nasional bagi
kita semua? Bagi rakyat Indonesia yang sebagian besar belum lahir tahun 1959, 1945
apalagi pada 1908?

Kalau ditanya siapakah sesungguhnya bangsa Indonesia, banyak sekali versi dan definisi
tentang kebangsaaan menurut pengalaman dan penafsiran kita masing-masing.

Bahkan definisi ini pun tidak statis dan bisa berubah sesuai perjalanan waktu. Orang
Timor Leste misalnya pernah menjadi bagian bangsa Indonesia ketika negri itu menjadi
propinsi ke 27 Republik Indonesia sejak 1976 hingga merdeka pada awal abad ke 21.

Ada sebagian orang yang mengganggap bahwa bangsa Indoneisa adalah kumpulan etnis
pribumi yang dilahirkan dan besar di kawasan dari Sabang hingga Merauke yang
termasuk etnis Aceh , Batak, Minang , Palembang , Jawa Kalimantan Sulawesi , Ambon ,
hingga Papua.
Sementara etnis keturunan asing seperti Tionghoa, Arab atau India dan Eropa walaupun
lahir dan telah menjadi warga negara Indonesia disebut sebagai non pribumi dan bukan
merupakan bangsa Indonesia.

Pandangan seperti di atas cukup dominan terutama pada saat orde baru dimana istilah
pribumi dan non pribumi memang sering dipakai untuk membedakan warga negara .

Bahkan istilah dan pandangan seperti ini pun sering dihidupkan kembali pada saat
tertentu untuk tujuan dan kepentingan politik sesaat. Sebagai contoh, politik identitas
menjadi marak ketika setiap Pilkada dan Pilpres .

Namun, kalau kita menengok kembali ke belakang ,ketika bangsa dan negara ini
didirikan oleh para founding fathers atau bapak bangsa, definisi bangsa Indonesia adalah
bukan berdasarkan etnis atau agama tetapi Indonesia adalah suatu nation state atau negara
bangsa .
Makna yang tersirat dari suatu nation state adalah bangsa Indonesia terdiri dari semua
orang tanpa memandang etnisn ras dan agama yang merasa senasib dan berikrar untuk
menjadi bagian integral bangsa Indonesia.
Pada saat itu ada semacam konsensus bahwa bangsa Indonesia adalah semua rakyat yang
mendiami kawasan yang dulunya disebut Hindia Belanda.
Seiring dengan perkembangan zaman, definisi nation state inilah yang tetap kita pegang
teguh walau sempat mengalami pasang surut dan banyak mengalami ujian dan ancaman .
Dalam sejarah banyak sekali peristiwa dan juga sebagian atau golongan orang yang ingin
merubah dan merusak sendi sendi kebangsaan demi mengusung cita cita dan ideologi
mereka.
Sebagian golongan ingin memaksakan Indonesia menjadi negara berdasarkan ras atau
agama dimana terjadi perbedaan warga negara berdasarkan dua hal di ats.
Sebagian lagi mungkin ingin merubah sendi sendi kebangsaan berdasarkan ideologi yang
lain.

Karena itu saat saat memperingati hari kebangkitan nasional ini, kita harus kembali
mengingat dan sekaligus memperkokoh rasa kebangsaan agar Indonesia tetap utuh dan
lestari .
Ada beberapa contoh negara besar yang hancur dan terpecah -pecah baik karena etnis ,
agama atau ideologi . Uni Soviet dan Yugoslavia misalnya.
Kesimoulannya , agar Indonesia tetap utuh dan semakin kuat serta maju dan jayab, maka
memperkokoh rasa kebangsaan merupakan salah satu syarat mutlak yang tetap harus kita
junjung tinggi bersama .

Semoga !
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kompasiana.com/taufikuieks/5ec470f4d541df10af4ef483/memperkokoh-rasa-
kebangsaan-di-hari-kebangkitan-nasional?page=3

https://www.kompasiana.com/iqroh/5f2d6dce097f360d1477f2d2/pentinga-karakter-
kebangsaan-untuk-capai-cita-cita

https://www.kompasiana.com/halimpra90/5f2f63f3d541df5795115ce2/mewariskan-nilai-
kebangsaan-sejak-dini

Anda mungkin juga menyukai