Anda di halaman 1dari 4

Kelompok 4 :

Emiliano Arvel Da Costa Gomes (2202092)

Nabila Malfaliya Daulay (2202244)

Ardhita Sabilatu Syifa (2202048)

Aris Mayandi (2202051)

Muhammad Fitra Mahendra (2202190)

M. Ari Ibnu Sina (2202185)

Kelas : MTJ 1.11

1. A. Pidato yang disampaikan pak BJ Habibie mempunyai nilai penting di dalam nya yaitu

Sejak 1998, kita memasuki era reformasi. Di satu sisi, kita menyambut

gembira munculnya fajar reformasi yang diikuti gelombang

demokratisasi di berbagai bidang. Namun bersamaan dengan kemajuan

kehidupan demokrasi tersebut, ada sebuah pertanyaan mendasar yang

perlu kita renungkan bersama: Di manakah Pancasila kini berada?

Pertanyaan ini penting dikemukakan karena sejak reformasi 1998,

Pancasila seolah-olah tenggelam dalam pusaran sejarah masa lalu yang

tak lagi relevan untuk disertakan dalam dialektika reformasi. Pancasila

seolah hilang dari memori kolektif bangsa. Pancasila semakin jarang

diucapkan, dikutip, dan dibahas baik dalam konteks kehidupan

ketatanegaraan, kebangsaan maupun kemasyarakatan. Pancasila

seperti tersandar di sebuah lorong sunyi justru di tengah denyut

kehidupan bangsa Indonesia yang semakin hiruk-pikuk dengan

demokrasi dan kebebasan berpolitik. Pancasila adalah filsafat negara yang lahir sebagai
idaeologi
kolektif (cita cita bersama) seluruh bangsa Indonesia. Pancasila

dikatakan sebagai filsafat karena merupakan hasil perenungan jiwa

yang mendalam yang dilakukan oleh para pendahulu kita , yang

kemudian dituangkan dalam suatu sistem yang tepat. Notonagoro

berpendapat bahwa Filsafat Pancasila ini memberikan pengetahuan

dan pengertian ilmiah yaitu tentang hakikat pancasila.

B. Pidato Megawati, Saudara-saudara, tanpa Pancasila tidak akan ada yang namanya Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Bahkan telah terbukti Pancasila bukan hanya ideologi
pemersatu bangsa Indonesia, bahkan sejarah mencatat betapa Pancasila telah menjadi
ideologi alternatif dalam menghadapi konflik dunia. Hal tersebut sangatlah berarti di era
globalisasi dan pasar bebas, dimana liberalisme dan kapitalisme telah merasuk kedalam
seluruh aspek kehidupan.

C. Pidato presiden SBY menekankan pentingnya revitalisasi Pancasila sebagai dasar dan
ideologi negara. Hal ini penting agar rakyat Indonesia tak hanya memahami, tetapi juga
mengamalkan nilai-nilai yang terdapat dalam Pancasila. Namun, dunia terus berputar. Saat ini
kita dihadapkan pada situasi ekonomi global yang masih diwarnai ketidakpastian. Krisis di
Eropa terus berlanjut dan belum ada titik terangnya. Negara-negara maju umumnya
mengalami stagnasi, bahkan resesi. Ekonomi negara-negara berkembang, juga mengalami
perlambatan yang berarti. Perekonomian global tahun ini, diperkirakan mengalami penurunan
dari empat persen menjadi tiga setengah persen.

2.Urgensinya

 Pada kondisi saat ini dimana era globalisasi tidak dapat terbendung lagi, maka jika
tidak dibekali dengan pendidikan Pancasila maka bangsa Indonesia tidak akan
memiliki karakter karena terdampak oleh globalisasi tadi.

 Generasi penerus melalui Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan diharapkan


mampu mengantisipasi hari depan yang senantiasa berubah dan selalu terkait dengan
konteks dinamika budaya, bangsa, negara, dalam hubungan internasional serta
memiliki wawasan kesadaran bernegara untuk bela negara dan memiliki pola pikir,
pola sikap dan perilaku yang cinta tanah air berdasarkan Pancasila.

Adapun manfaat dari pendidikan Pancasila untuk masa depan bangsa adalah:

 Menanamkan falsafah Pancasila sebagai tolok ukur dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.

 Membuat bangsa Indonesia memiliki karakter Pancasila.

 Mempererat persatuan dan kesatuan bangsa

 Menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara


 Menumbuhkan sikap serta perilaku yang cinta tanah air, wawasan nusantara, serta
ketahanan nasional dalam diri warga negara Republik Indonesia.
 Meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang berbudi luhur, berkepribadian,
mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja,
profesional, bertanggung jawab, dan produktif serta sehat jasmani dan rohani.

Maka dari itu, dalam perjuangan non fisik kita harus tetap memegang teguh nilai–nilai ini
disemua aspek kehidupan, khususnya untuk memerangi keterbelakangan, kemiskinan,
kesenjangan sosial, korupsi, kolusi, dan nepotisme; menguasai IPTEK, meningkatkan
kualitas sumber daya manusia agar memiliki daya saing; memelihara serta menjaga persatuan
dan kesatuan bangsa; dan berpikir obyektif rasional serta mandiri.

2. Untuk menghadapi masa depan, berikut adalah beberapa hal pokok yang dipelajari
dari pendidikan Pancasila:

1. Tidak bersifat egois dan selalu mementingkan kepentingan kelompok terlebih dahulu
disini kita tidak boleh bersifat egois atau apatis karena bisa memecahkan persatuan
Indonesia kita, yang dimana terdapat pada sila ke 3 yaitu persatuan Indonesia kita
tidak boleh lebih mementing diri kita atau kelompok kita karena kita beragam
suku,budaya,agama, dll
2. Mau menghargai pendapat dan opini orang lain, disini kita harus menghargai
pendapat orang lain karena setiap orang memiliki hak untuk mengeluarkan pendapat
dan kita sebagai sesama manusia harus bisa menghargai pendapat orang lain agar
tidak terjadi perpecahan.
3. Menjaga iman dan juga ketakwaan kita terhadap Ketuhanan Yang Maha Esa, disini
kita harus taat kepada tuhan yang maha kuasa karena dia lah yang menciptakan langit
dan bumi

Anda mungkin juga menyukai