Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PANCASILA DI ERA REFORMASI

Disusun oleh :
Nama : AHMAD SAUFI
Kelas : 1B D3 KEPERAWATAN

YAYASAN BANJAR INSAN PRESTASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
STIKES INTAN MARTAPURA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pancasila adalah sumber dan segala sumber hukum yang ada di Negara Kesatuan
Republik Indonesia, merupakan Maha karya pendahulu bangsa yang tergali dari jati diri dan
nilai-nilai adi luhur bangsa yang tidak dimiliki oleh bangsa lain. Dengan berbagai kajian
ternyata didapat beberapa kandungan dan keterkaitan antara sila tersebut sebagai sebuah satu
kesatuan yang tidak hisa di pisahkan dikarenakan antar sila tersebut saling menjiwai satu
dengan yang lain. Ini dengan sendirinya menjadi ciri khas dari semua kegiatan serta aktivitas
desah nafas dan jatuh hangunnya perjalanan sejarah bangsa yang telah melewati masa-masa
sulit dari jaman penjajahan sampai pada saat mengisi kemerdekaan

Ironisnya bahwa ternyata hanyak sekarang warga Indonesia sendiri lupa dan sudah
asing dengan pancasila itu sendiri. In tentu menjadi tanda tanya besar kenapa dan ada apa
dengan kita sebagai anak bangsa yang justru besar dan mengalami pasang surut masalah
negara ini belum bisa mengoptimalkan tentang pengamalan nilai-nilai Pancasila tersebut.
Terlebih lagi saat ini dengan jaman yang disepakati dengan nama Era Reformasi yang terlahir
dengan semangat untuk mengembalikan tata negara ini dari penyelewengan-penyelewengan
sebelumnya.

Arah dan tujuan reformasi yang utama adalah untuk menanggulangi dan
menghilangkan dengan cara mengurangi secara bertahap dan terus-menerus krisis yang
berkepanjangan di segala bidang kehidupan, serta menata kembali ke arah kondisi yang lebih
baik atas system ketatanegaraan Republik Indonesia yang telah hancur, menuju Indonesia
bani. Pada masa sekarang arah tujuan reformasi kini tidak jelas untungnya walaupun secara
birokratis, rezim orde baru telah tumbang namun, mentalitas orde baru masih nampak disana-
sini. Sedangkan pancasila adalah sebagai ideologi bangsa Indonesia yang merupakan hasil
dari penggabungan dari nilai nilai luhur yang berasal dari akar budaya masyarakat Indonesia.
Sebagai sebuah ideologi politik. Pancasila bisa bertahan dalam menghadapi perubahan
masyarakat, tetapi bisa pula pudar dan ditinggalkan oleh pendukungnya. Hal itu tergantung
pada daya tahan ideologi tersebut. Ideologi akan mampu bertahan dalam menghadapi
perubahan masyarakat bila mempunyai tiga dimensi Ketiga dimensi antara lain sebagai
berikut meliputi: Idealisme. Realita, Fleksibilitas. Maka dariitu pancasila sebagai ideologi
haruslah mempunyai dimensibilitas agar substansi-substansi pokok yang dikandungnya tidak
lekang dimakan waktu. Pada masa reformasi yang dimulai dari tahun 1998 hingga masa
sekarang, orang-orang mulai menanyakan revelansi dari pancasila untuk menjawab segala
tantangan zaman terlebih lagi di era globalisasi seperti sekarang ini. Maka Pancaila menurut
saya mutlak masih diperlukan
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa arti Pancasila sebagai paradigm reformasi?


2. Bagaimana Pancasila dapat berperan sebagai paradigma reformasi dalam bidang
hokum,politik, dan ekonomi?

1.3 Tujuan
1. Arti Pancasila sebagai paradigma reformasi
2. Mengetahui peran Pancasila sebagai paradigma reformasi dalam bidang hokum,
politik. dan ekonomi.

1.4 Manfaat
Menambah wawasan pembaca mengenai Pancasila yang ditinjau dari aspek peran
Pancasilasebagai paradigma reformasi dalam bidang hokum, politik, dan ekonomi,
BAB II
GAMBARAN UMUM

Kondisi objektif Indonesia sesungguhnya amat rentan. Memang Indonesia adalah


negara besar, berbeda dengan negara lain yang mana pun. Ini perlu dicamkan, bukan untuk
menggalang rasa chauvinistis atau kesombongan, tetapi justru untuk membangun kesadaran
bertanggungjawab yang rendah hati bagi seluruh rakyatnya. Apabila kita melihat negen ini
"cuma seperti Singapura, Taiwan, atau Korea Selatan, tanpa maksud mengecilkan
keberhasilan mereka, akibatnya bangsa ini bisa salah jalan dalam usaha mencari terapi krisis
multi dimensi yang melilitnya. Indonesia besar bukan hanya dalam angka-angka statistik,
seperti jumlah penduduk. Atau luas negara yang meliputi hampir seluruh Eropa, atau pantai
terpanjang di dunia. dan seterusnya. Tetapi, ia juga besar di dalam skala jumlah permasalahan
mendasar yang harus dihadapi setiap saat. Artinya, sewaktu-waktu bisa muncul, bahkan
meletup dalam besaran yang sulit diduga, yang mengancam persatuan-kesatuan bangsa.

Sejalan dengan paham kebangsaan, kita juga menentang segala macam bentuk
eksploitasi. penindasan oleh satu bangsa terhadap bangsa lainnya, oleh satu golongan
terhadap golongan lain, dan oleh manusia terhadap manusia lain, bahkan oleh penguasa
terhadap rakyatnya. Sebab Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab mengajarkan untuk
menghormati harkat dan martabat manusia dan menjamin hak-hak azasi mamusia Semangat
persatuan kesatuan kita menentang segala bentuk separatisme, baik atas dasar kedaerahan
agama maupun suku, sebab Sila Persatuan Indonesia memberikan tempat pada kemajemukan
dan sama sekali tidak menghilangkan perbedaan alamiah dan keragaman budaya etik. Oleh
sebab itu, bangsa ini harus menentang perilaku membakar, menjarah, menganiaya,
memperkosa dan tindak kebrutalan lainnya yang mengarah ke anarkisme, serta berdiri di
depan memberantas KKN tanpa membeda bedakan partai, golongan, agama, ras, atau pun
etnik
BAB III
PEMBAHASAN

2.1 Arti Pancasila sebagai paradigma reformasi

Reformasi bergulir di Indonesia dengan di motori oleh mahasiswa dan tokoh-tokoh


bangsa ini yang merasa bahwa krisis yang melanda negara ini di awali dari krisis ekonomi
ternyata telah membawa kita pada krisis yang lebih besar seperti krisis politik, kepemimpinan
dan akhirnya pada suksesi atau pergantian kepemimpinan secara nasional. Tentu telah banyak
korban yang berguguran dalam proses reformasi tersebut semisal contoh mahasiswa trisakti
yang menjadi korban dalam tragedi semanggi 1-11, kerusuhan masa yang anakis dan rutal
dengan melakukan penjarahan, pemerkosaan, pengerusakan fasilitas-fasilitas umum di
Jakarta, Solo, Medan, dan kota-kota lain di Indonesia. Semangat dan jiwa reformasi yang
digulirkan menjadi kacau dan tidak tentu arah dan justru malah menodai nilai dan tujuannya
sendiri. Tentu ini menjadi tanda tanya besar ketika semangat untuk meluruskan dan
mengembalikan tatanan negara ini menjadi lebih baik justru di lapangan kita temui hal yang
kontraproduktif.

Salah satu tujuan reformasi dibidang politik dan hukum adalah mengembalikan UUD
1945 dan pancasila sebagai falsafah dasar kehidupan bangsa dan negara. Kita dapat
mengetahui dengan seksama bahwa dalam pelaksanaan UUD 1945 dan pancasila dalam masa
orma dan orba terjadi deviasial penyimpangan oleh oknum-oknum penyelenggara
pemerintah. Sehingga dalam pelaksanaan berpolitik dan berpemerintahan hanya menjadi
senjata dan dalil pembenaran dari semua tujuan penguasa untuk melanggengkan dan
menikmati kekuasaan sehingga muncul pemerintahan yang lalu seperti otoliter obsolud,
terpimpin dan kolusi untuk korupsi dan nepotisme dalam kekuasaan.

Kekuasaan penuh dan perilaku birokrasi yang sistematis membuat apa yang mereka
lakukan seolah selalu benar dan tidak ada penyimpangan dari nilai dan norma yang
terkandung dalam pancasila. Butuh waktu dan sebuah generasi yang solid untuk dapat
menempatkan kembali roh dan semangat pancasilaisme terutama pada generasi yang
sekarang ini. Lebih lagi jumlah materi dan pedoman tentang pancasila sudah sangat jauh
terkurang baik dimasyarakat umum maupon lembaga-lembaga pendidikan yang sebenarnya
mempunyai peranan penting dan vital dalammenanamkan doktrin ideologi pancasila serta
nilai-nilai yang terkandung untuk dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Satu kata kunci yang sekarang menjadi asing sudah luntur dari kita sebagai bangsa
adalah pancasila sebagai ideologi NKRI. Dapat kita ketahui bersama dari uraian dan
penjabaras Pancasila dalam strategi Politik Nasional. Ali Munopo. CSIS, 1947 Hal 173 dapat
kita ambil garis besar sebagai berikut:
1. Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, mengandung pengertian bahwa negara
adalah berdasar dan percaya pada Tuhan Yang Maha Esa dengan kewajiban setiap
warganya mengakui adanya Tuhan
2. Sila kedua, Kemanusian Yang Adil dan Beradab, mengandung pengertian dan
pengakuan akan penghargaan terhadap sesama manusia lepas dari asal usul,
keyakinan, ras, sertapandangan politik adalah sama
3. Sila ketiga, Persatuan Indonesia mengandung arti sesuai dengan pernyataan
kemerdekaan bangsa di maknakan sebagai pengertian kesatuan dan bangsa ini adalah
satudengan mengatasi paham perseorangan dan golongan dalam satu NKRI.
4. Sila keempat. Kerakyatan yang Dipimpin olah Hikmah Kebijaksanaan
dalamPermusyawaratan / Perwakilan, mengandung arti bahwa demokrasi bangsa
Indonesiabukan demokrasi yang menitikberatkan pada kepentingan individu, namun
pada pelaksanaan demokrasi pancasila yang mengikutsertakan semua golongan
dengan jalan musyawarah untuk mufakat
5. Sila kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, mengandung arti bahwa
golongan kemasyarakatan harus disusun sedemikian rupa sehingga tidak ada
golonganyang menekan golongan lain dan mendapat perlakuan yangadidalam bekerja,
hidup tertib,tentram dan layak,

Bila kita bangga sebagai bangsa Indonesia yang mempunyai jati diri sebagai bangsa maka
kita harus berpedoman pada nilai-nilai dasar yang harus kita pegang teguh bersama. Terlebih
lagi pada saat ini kita hidup di jaman reformasi yang seharusnya justru kita mengembalikan
nilai-nilai dasar negara kita.
Nilai-nilai dasar tersebut adalah:
a. Pancasila sebagai landasan dan falsafah hidup bangsa yang tumbuh dari dasar bumi
indonesia.
b. Tujuan NKRI, tentu negara ini punya tujuan yang tidak boleh digoyah dan wajib
untuk tetap diamankan sebagaimana dapat kita lihat dalam pembukaan UUD 45 yaitu
melindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh tumpah darah indonesia,
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial
c. Bineka tunggal ika, adalah semangat untuk mengakomodasi peredaan dan
kemajemukanbangsa tetap dalam kerangka NKRI dan justru sebagai sebuah khasanah
serta aset nasional memperkukuh integrasi bangsa.
d. Reformasi, semangat untuk tetap mereformasi dengan sifat untuk menyempurnakan
dari kekurangan bangsa serta dengan konsep, agenda yang jelas didukung kerja keras
semua komponen bangsa untuk memajukan dan memberikan sumbangsih serta
semangat untukrela berkorban demi bangsa ini.

Arti Pancasila sebagai paradigma reformasi adalah Indonesia ingin mengadakan suatu
perubahan, yaitu menata kembali kehidupan berbangsa dan bernegara demi terwujudnya
masyarakat madani yang sejahtera, masyarakat yang bermartabat kemanusiaan yang
menghargai hak-hak asasi manusia, masyarakat yang demokratis yang bermoral religius serta
masyarakatyang bermoral kemanusiaan dan beradab.

Pada hakikatnya reformasi adalah mengembalikan tatanan kenegaraan kearah sumber


nilai yang merupakan platform kehidupan bersama bangsa Indonesia, yang selama ini
diselewengkan demi kekuasaan sekelompok orang, baik pada masa orde lama maupun orde
baru. Proses reformasi walaupun dalam lingkup pengertian reformasi total harus memiliki
platform dan sumber nilai yang jelas dan merupakan arah, tujuan, serta cita-cita yaitu nilai-
nilai yang terkandung dalam Pancasila. Reformasi itu harus memiliki tujuan, dasar, cita-cita
serta platform yang jelas dan bagi bangsa Indonesia nilai-nilai Pancasila itulah yang
merupakan paradigma reformasi total tersebut.

Gerakan Reformasi dan Ideologi Pancasila Arti Reformasi secara etimologis berasal
dari katar eformation dengan akar katar eform yang artinya "make or become better by
removing or putting right what is bad or wrong". Secara harfiah reformasi memiliki arti
suatu gerakan untuk memformat ulang, menata ulang atau menata kembali hal-hal yang
menyimpang untuk dikembalikan pada format atau bentuk semula sesuai dengan nilai-nilai
ideal yang dicita-citakan rakyat.
Oleh karena itu suatu gerakan reformasi memiliki kondisi syarat-syarat sebagai berikut:

1. Suatu gerakan reformasi dilakukan karena adanya suatu penyimpanganpenyimpangan.


2. Suatu gerakan reformasi dilakukan harus dengan suatu cita-cita yang jelas (landasan
ideologis) tertentu.
3. Suatu gerakan reformasi dilakukan dengan berdasarkan pada suatu kerangka
structural tertentu (dalam hal ini UUD) sebagai kerangka acuan reformasi.
4. Reformasi dilakukan ke arah suatu perubahan kondisi serta keadaan yang lebih
baikdalam segala aspek antara lain bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, serta
kehidupankeagamaan

Pancasila sebagai sumber nilai memiliki sifat yang reformatif artinya memiliki aspek
pelaksanaan yang senantiasa mampu menyesuaikan dengan dinamika aspirasi rakyat. Dalam
mengantisipasi perkembangan jaman yaitu dengan jalan menata kembali kebijaksanaan
kebijaksanaan yang tidak sesuai dengan aspirasi rakyat

3.2 Mengetahui peran Pancasila sebagai paradigma reformasi dalam bidang hukum,
politik, dan ekonomi

3.2.1 Pancasila sebagai Paradigma Reformasi Hukum.

Setelah peristiwa 21 Mei 1998 saat runtuhnya kekuasaan orde baru, salah satu
subsistem yang mengalami kerusakan parah adalah bidang hukum. Produk hukum baik
materi maupun penegaknya dirasakan semakin menjauh dari nilai-nilai kemanusiaan.
kerakyatan serta keadilan Kerusakan atas subsistem hukum yang sangat menentukan dalam
berbagai bidang misalnya, politik, ekonomi dan bidang lainnya maka bangsa Indonesia ingin
melakukan suatu reformasi, menata kembali subsistem yang mengalami kerusakan tersebut.

Pancasila sebagai sumber nilai perubahan hukum karena fungsi regulative Pancasila
menentukan apakah suatu hukum positif sebagai produk yang adil ataukah tidak adil.
Sebagaistaat fundamentalnorm. Pancasila merupakan pangkal tolak derivasi (sumber
penjabaran) dari tertib hukum di Indonesia termasuk UUD 1945. Dalam pengertian inilah
menurut istifah ilmu hukum disebut sebagai sumber dari segala peraturan perundang
undangan di Indonesia.

Dasar Yuridis Reformasi Hukum di Indonesia adalah UUD 1945 yang beberapa
pusalnya dalam praktek penyelenggaraan Negara bersifat multi interpretable (penafsiran
ganda), dan memberikan porsi kekuasaan yang sangat besar kepada presiden (executive
heavy). Akibatnya memberikan kontribusi atas terjadinya krisis politik serta mandulnya
fungsi hukum dalam negara RI. Berdasarkan isi yang terkandung dalam Penjelasan UUD
1945. Pembukaan UUD 1945 menciptakan pokok-pokok pikiran yang dijabarkan
dalam pasal-pasal UUD 1945 secara normatif. Pokok-pokok pikiran tersebut merupakan
suasana kebatinan dari UUD dan merupakan cita-cita hukum yang menguasai baik hukum
dasar tertulis (UUD 1945) maupun hukum dasar tidak tertulis (Convensi).

Dalam era reformasi pelaksanaan hukum harus didasarkan pada suatu nilai sebagai
landasan operasionalnya Reformasi pada dasamya untuk mengembalikan hakikat dan fungsi
negara pada tujuan semula yaitu melindungi seluruh bangsa dan seluruh tumpah durah
Indonesia. Negara pada hakikatnya secara formal harus melindungi hak-hak warganya
terutama hak kodrat sebagai suatu hak asasi yang merupakan karunia Tuhan YME. Oleh
karena itu pelanggaran terhadap hak asasi manusia adalah sebagai pengingkaran terhadap
dasar filosofis negara misalnya pembungkaman demokrasi, penculikan pembatasan
berpendapat berserikat, berunjuk rasa dan lain sebagainya.

Pelaksanaan hukum pada masa reformasi harus benar-benar dapat mewujudkan


negara demokrasi dengan suatu supremasi hukum. Artinya pelaksanaan hukum harus mampu
mewujudkan jaminan atas terwujudnya keadilan (sila V) dalam suatu negara yaitu
keseimbangan antara hak dan kewajiban bagi setiap warga negara tidak memandang pangkat,
jabatan, golongan, etnisitas maupun agama. Setiap warga negara bersamaan kedudukannya di
muka hukum dan pemerintah (pasal 27 UUD 1945), Jaminan atasterwujudnya keadilan bagi
setiap warga negara dalam hidup bersama dalam suatu negara yang meliputi seluruh unsur
keadilan baik keadilan distributif, keadilan komulatif, serta keadilan legal.

3.2.2 Pancasila sebagai Paradigma Reformasi Politik.

Arus reformasi yang terjadi di Indonesia telah membawa cakrawala baru dalam
system politik dan pemerintahan di Indonesia yang cenderung bersifat stagnan. Oleh karena
itu perubahan yang terjadi dipandang sebagai suatu langkah baru menuju terciptanya
Indonesia baru di masa depan dengan dasar-dasar efisiensi dan demokratisasi dalam
penyelenggaraan pemerintahan. Secara internal, tuntutan reformasi muncul akibat terjadinya
peningkatan berbagai aspek kehidupan masyarakat yang ditandai oleh meningkatnya tingkat
pendidikan masyarakat, terbukanya berbagai isolasi serta akses informasi yang mudah
diperoleh. Kondisi ini telah menyebabkan masyarakat semakin kritis dalam mencermati
pengelolaan kekuasaan Negara yang dianggap telah menyimpang.

Landasan aksiologis (sumber nilai) sistem politik Indonesia adalah dalam Pembukaan
UUD 1945 alinen IV yang berbunyi "maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia
itu dalam suatu Undang-undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam satu susunan
Negara Republik Indonesia yang Berkedaulatan Rakyat dengan berdasar kepada Ketutunan
yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradah, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan
yang Dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan
mewujudkan satu Keadilan social bogi seluruh rakyat Indonesia".
Jika dikaitkan dengan makna alinea II tentang cita-cita negara dan kemerdekaan yaitu
demokrasi (bebas, bersatu, berdaulat, adil dan makmur). Dasar politik ini menunjukkan
kepada kita bahwa bentak dan bangunan kehidupan masyarakat yang bersatu (sila III),
demokrasi (sila IV), berkeadilan dan berkemakmuran (sila V) serta negara yang memiliki
dasar-dasar moral ketuhanan dan kemanusiaan Nilai demokrasi politik sebagaimana
terkandung dalam Pancasila sebagai fondasi bangunan negara yang dikehendaki oleh para
pendiri negara kita dalam kenyataannya tidak dilaksanakan berdasarkan suasana kerokhanian
berdasarkan nilai-nilai tersebut.

Prinsip-prinsip demokrasi tersebut jika kita kembalikan pada nilai esensial yang
terkandung dalam Pancasila maka kedaulatan tertinggi Negara adalah di tangan rakyat,
Rakyat adalah asal mula kekuasaan negara, oleh karena in paradignia ini harus merupakan
dasar pijakan dalam reformasi Atas dasar inilah maka pertimbangan realistik sebagai unsur
yang sangat penting yaitu dinamika kehidupan masyarakat, aspirasi serta tuntutan masyarakat
yang senantiasa berkembang untuk menjamin tumbuh berkembangnya demokrasi di Negara
Indonesia. Dengan sendirinya kesemuanya ini harus diletakkan dalam kerangka nilai-nilai
yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri sebagai filsafat hidupnya yaitu nilai-nilai Pancasila.

3.2.3 Pancasila sebagai Paradigma Reformasi Ekonomi.

Kebijaksanaan yang selama ini diterapkan hanya mendasarkan pada pertumbuhan dan
mengabaikan prinsip nilai kesejahteraan bersama seluruh bangsa, dalam kenyataannya hanya
menyentuh kesejahteraan sekelompok kecil orang bahkan pengusa. Pada eru ekonomi global
dewasa ini dalam kenyataannya tidak mampu bertahan, Krisis ekonomi yang terjadi di dunia
dan melanda Indonesia mengakibatkan ekonomi Indonesia terpuruk, sehingga kepailitan yang
diderita oleh para pengusaha harus ditanggung oleh rakyat.

Dalam kenyataannya sektor ekonomi yang justru mampu bertahan pada masa krisis
dewasa ini adalah ekonomi kerakyatan, yaitu ekonomi yang berbasis pada usaha rakyat. Olch
karena itu subsidi yang luar biasa banyaknya pada kebijaksanaan masa orde baru hanya
dinikmati oleh sebagian kecil orang yaitu sekelompok konglomerat, sedangkan bilamana
mengalami kebangkrutan seperti saat ini rakyatlah yang banyak dirugikan. Oleh karena itu
rekapitalisasi pengusaha pada masa krisis dewasa ini sama halnya dengan rakyat banyak
membantu pengusaha yang sedang terpuruk. Sementara untuk mengembalikan kepercayaan
rakyat terhadap pemerintah, maka pemerintah harus secara konsisten menghapuskan KKN,
serta mengadili bagi oknum pemerintah masa orde baru yang melakukan pelanggaran
Langkah yang strategis dalam upaya melakukan reformasi ekonomi yang berbasis
pada ekonomi rakyat yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila yang mengutamakan
kesejahteraan seluruh bangsa adalah sebagai berikut:

1. Keamanan pangan dan mengembalikan kepercayaan.


yaitu dilakukan dengan program social safety net" yang popular dengan program
Jaring Pengaman Sosial (JPS) Sementara untuk mengembalikan kepercayaan rakyat
terhadap pemerintah, maka pemerintah harus secara konsisten menghapuskan KKN
serta mengadili bagi oknum pemerintah masa orde baru yang melakukan pelanggaran
Hal ini akan memberikan kepercayaan dan kepastian usaha.
2. Program rehabilitasi dan pemulihan ekonomi.
Upaya ini dilakukan dengan menciptakan kondisi kepastian usaha, yaitu dengan
diwujudkan perlindungan hukum serta undang-undang persaingan yang sehat. Untuk
itu pembenahan dan penyehatan dalam sektor perbankan menjadi prioritas
utama.karena perbankan merupakan jantung perekonomian.
3. Transformasi struktur.yaitu guna memperkuat ekonomi rakyat maka perlu diciptakan
sistem untukmendorong percepatan perubahan structural (structural transformation).
Transformasistruktural ini meliputi proses perubahan dari ekonomi tradisional ke
ekonomi modern,dari ekonomi lemah ke ekonomi yang tangguh, dari ekonomi
subsistem ke ekonomipasar, dari ketergantungan kepada kemandirian, dari orientasi
dalam negeri keorientasi ekspor

Dengan sendirinya intervensi birokrat pemerintahan yang ikut dalam proses ekonomi
melalui monopoli demi kepentingan pribadi harus segera diakhiri. Dengan sistem ekonomi
yang mendasarkan nilai pada upaya terwujudnya kesejahteraan seluruh bangsa maka
peningkatan kesejahteraan akan dirasakan oleh sebagian besar rakyat, sehingga dapat
mengurangi kesenjangan ekonomi.
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpul
1. Bahwa pancasila sebagai dasar falsafah dan pandangan hidup serta sumber dari
semua sumber hukum adalah warisan hukum yang digali dari nilai budaya, adat
serta kepribadian bangsa.
2. Tidak ada yang salah dalam pancasila hanya saja penjabaran pelaksanaan pada
masapemerintahan sebelumnya hanya menjadi topeng dan kedok pembenaran
kekuasaan saja.
3. Pada masa reformasi ini sesuai dengan maknanya maka tidak salah dan tepat bila
kita harus kembali pada nlai-nilai pancasila yang telah sekian lama menjadi asing
dan jauh dari kehidupan kita sebagai bangsa.
4. Pengamalan nilai pancasila harus seiring dengan semangat reformasi dalam
perubahan menuju tatanan masyarakat yang madani adalah menjadi tonggak
sejarah dimana keberhasilan reformasi justru pada keberhasilan mengembalikan
kemurnian dan keutuhan serta kekuatan pancasilaisme disetiap warga negara
Indonesia.
4.2 Saran
1. Untuk meningkatkan Wawasan Kebangsaan bagi segenap komponen bangsa
diperlukanperhatian dan penanganan pihak-pihak terkait secara integrative.
Untuk itu, perludiwujudkan adanya suatu wadah atau lembaga yang akan
menangani masalah WawasanKebangsaan serta perlunya buku pedoman
nasional yang dapat digunakan baik melaluipendidikan formal maupun
nonformal.
2. Peran para elit pemerintah, elit politik dan tokoh masyarakat LSM serta media
massa sangat diperlukan untuk meningkatkan Wawasan Kebangsaan. Untuk
itu para tokoh tersebut harus mempunyai komitmen untuk selalu
mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi
dan golongan dengan mengeyampingkan pemikiran sempit yang
menguntungkan hanya sekelompok orang
3. Perlunya pengamalan Pancasila secara nyata dalam kehidupan sehari-hari
melalui penataran atau sertifikasi Pedoman Penghayatan dan Pengamalan
Pancasila (P4), diseluruh lembaga pendidikan, baik formal maupun nonformal,
agar lebih tertanam rasa cinta tanah air, bangsa dan negara bahkan selalu siap
dalam usaha bela negara.
4. Perlunya penyelengaran di seluruh elemen masyarakat tentang pembinaan
dalam menghayati dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila yang meliputi
paham kebangsaan. rasa kebangsaan dan semangat kebangsaan, di setiap
Kabupaten atau Kota dengan melibatkan instansi terkait secara bertahap dan
berlanjut.

Anda mungkin juga menyukai