Anda di halaman 1dari 4

Nama : OWEN HAGAI GABE

Nim : 2211101105
Matkul : Pendidikan Pancasila

1. Pendidikan Pancasila diselenggarakan agar masyarakat tidak tercerabut dari akar budaya
yang menjadi identitas suatu bangsa dan sebagai pembentuk karakter manusia yang
profesional dan bermoral sesuai nilai Pancasila. Namun, akhir-akhir ini banyak terjadi kasus
bulliying siswa sekolah. Perilaku tersebut tentu tidak mencerminkan kemanusiaan dan
rusaknya moralitas remaja. Menurut Anda faktor apa yang menyebabkan hal tersebut terjadi
dan apakah Pendidikan Pancasila bisa dikatakan belum berhasil?Jelaskan pendapat anda!
JAWAB:
Kasus bullying merupakan perbuatan yang snagat serius yang harus di perhatikan di tengan
tengan masyarakat baik itu di lingkungan keluarga,sekolah,masyarakat dan lingkungan
lainnya.Kasus bullying ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:
1. Kurangnya pemahaman dan penerapan nilai nilai Pancasila:Nilai nilai Pancasila yang
sudah di ajarkan secara teoritis harus di terapkan dalam kehidupan sehari hari yang
digunakna sebagai pedoman cara berperilaku seseorang.
2. Pengaruh lingkungan :Pengaruh lingkungan tempat biasa kita tinggal juga
mempengaruhi sifat seseorang.
3. Ketidaksetaraan sosial yang menyebababkan munculnya kegiatan bullying.
4. Tidak tahu apa dampak dari bullying tersebut terhadap korban.
Kemudian untuk apakan Pendidikan Pancasila udah berhasil atau belum ini memiliki 2
perspektif.Apabila seseorang sudah dapat memahami dan menerapkan nilai nilai Pancasila
dalam kehidupan sehari hari nya maka Pendidikan Pancasila dpaat dikatakan berhasil.Tetapi
apabila seseorang belum mampu memamahamii dan menerapkan nilai nilia Pancasila dalam
kehidupannya bahkan melanggar maka Pendidikan Pancasila dapat dikatakan gagal.

2. Jelaskan nilai Pancasila apa saja yang tertanam di masing-masing era periode berikut ini
a. Era pra kemerdekaan
b. Era kemerdekaan
c. Era orde lama
d. Era orde baru
e. Era reformasi
JAWAB:

Pancasila adalah dasar dan ideologi negara Indonesia yang terdiri dari lima prinsip pokok. Nilai
Pancasila memiliki interpretasi yang dapat berbeda-beda selama perkembangan sejarah
Indonesia. Berikut adalah penjelasan nilai Pancasila di masing-masing periode :
Pra Kemerdekaan:
Pancasila sebelum kemerdekaan Indonesia masih dalam proses pembentukan. Meskipun
prinsip-prinsipnya belum secara resmi dirumuskan, nilai-nilai yang menjadi inspirasi bagi
Pancasila pada periode ini melibatkan semangat perjuangan kemerdekaan, nasionalisme, dan
perlawanan terhadap penjajahan Belanda dan Jepang.
Era Kemerdekaan:
Pancasila secara resmi diumumkan sebagai ideologi negara pada 1 Juni 1945. Lima sila
(keadilan sosial, persatuan Indonesia, kerakyatan, kemanusiaan, dan ketuhanan yang maha Esa)
menjadi landasan utama negara. Nilai-nilai Pancasila dalam era kemerdekaan mencerminkan
semangat nasionalisme, demokrasi, kesejahteraan sosial, dan toleransi antaragama.
Era Orde Lama:
Pancasila selama Orde Lama (dibawah kepemimpinan Presiden Soekarno) lebih menekankan
pada nasionalisme, anti-imperialisme, serta paham Marhaenisme (konsep kesetaraan sosial dan
ekonomi). Selama era ini, Pancasila digunakan untuk mendukung kebijakan-kebijakan yang
mempromosikan kemandirian ekonomi dan politik.

Era Orde Baru:


Di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto, nilai Pancasila digunakan untuk menekankan
stabilitas politik dan pertumbuhan ekonomi. Pemerintah Orde Baru mendukung konsep
"Pancasila sebagai ideologi terbuka," yang menekankan aspek kebhinekaan dan kesatuan
dalam keragaman. Namun, juga terdapat pembatasan pada kebebasan berpendapat dan hak
asasi manusia.
Era Reformasi:
Pasca-jatuhnya Soeharto dan dimulainya Era Reformasi pada tahun 1998, Pancasila tetap
menjadi ideologi negara, tetapi penekanannya bergeser ke arah pemulihan demokrasi, hak asasi
manusia, dan kebebasan berpendapat. Era Reformasi menggarisbawahi nilai-nilai seperti
transparansi, keadilan, pluralisme, dan partisipasi rakyat dalam pengambilan keputusan politik.
3. Ideologi membimbing bangsa dan negara untuk mencapai tujuannya melalui berbagai
realisasi pembangunan. Pancasila mempunyai kedudukan sebagai ideologi terbuka. Jelaskan
Unsur-unsur yang memengaruhi tantangan terhadap Pancasila sebagai ideologi negara meliputi
faktor eksternal dan internal di era global saat ini
JAWAB:
Faktor Eksternal:
➢ Pertarungan ideologis antara Amerika Serikat dan Uni Soviet antara 1945-1990 yang
berakhir dengan bubarnya negara Soviet sehingga Amerika menjadi satu-satunya
negara super power.
➢ Menguatnya isu kebudayaan global.
➢ Meningkatnya kebutuhan dunia sebagai akibat pertambahan penduduk dan kemajuan
teknologi. Faktor Internal:
➢ Pergantian rezim yang berkuasa melahirkan kebijakan politik.
➢ Penyalahgunaan kekuasaan (korupsi).
4. Identitas nasional merupakan ciri khas yang dimiliki oleh suatu bangsa dan berasal dari
bangsa itu sendiri. Di era globalisasi dan serba digital sekarang ini dikhawatirkan identitas
nasional Bangsa Indonesia semakin luntur. Sebagai seorang mahasiswa bagaimana upaya Anda
supaya identitas nasional Bangsa Indonesia tidak luntur di kalangan generasi milenial terutama
nilai Pancasila?
JAWAB:
Berikut adalah beberapa upaya yang dapat Anda lakukan sebagai seorang mahasiswa untuk
menjaga identitas nasional dan nilai-nilai Pancasila:

1. Pendidikan dan Penyuluhan: Berperan aktif dalam mendukung program pendidikan dan
penyuluhan mengenai sejarah, budaya, dan nilai-nilai Pancasila, dapat mengikuti
program-program edukasi yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan atau
lembaga swadaya masyarakat yang berfokus pada pelestarian nilai-nilai Pancasila.

2. Diskusi dan Debat: Mengadakan diskusi, seminar, atau debat terkait dengan Pancasila
dan identitas nasional. Ini bisa menjadi forum untuk berbagi pemahaman dan gagasan
tentang bagaimana Pancasila relevan dalam masyarakat kontemporer.

3. Kegiatan Kultural: Mendukung dan berpartisipasi dalam kegiatan kultural yang


mempromosikan seni, musik, tari, dan budaya Indonesia. Ini dapat membantu
memperkuat kesadaran akan kekayaan budaya Indonesia dan nilai-nilai yang
terkandung di dalamnya.

4. Literasi Digital: Membangun literasi digital yang sehat dan bertanggung jawab.
Gunakan media sosial dan teknologi untuk menyebarkan pesan positif tentang
Pancasila dan budaya Indonesia, serta berpartisipasi dalam upaya memerangi berita
palsu dan konten negatif yang dapat merusak identitas nasional.

5. Aksi Sosial: Terlibat dalam kegiatan sosial dan amal yang bertujuan untuk memajukan
masyarakat Indonesia. Ini mencakup aksi sukarela, penggalangan dana, atau
proyekproyek kemanusiaan.

6. Keikutsertaan dalam Organisasi Kemahasiswaan: Bergabung dalam organisasi


kemahasiswaan yang bergerak dalam bidang sosial, budaya, atau pendidikan. Ini dapat
memberikan platform untuk mempromosikan nilai-nilai Pancasila dan identitas
nasional di kalangan mahasiswa.

7. Kepedulian Lingkungan: Menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan dan budaya


sekitar. Ini mencakup menjaga kelestarian alam, melestarikan warisan budaya, dan
mendukung usaha-usaha yang bertujuan untuk menjaga identitas nasional.
8. Keterlibatan Politik: Terlibat dalam proses politik dan pemilihan umum. Memilih
pemimpin yang mendukung nilai-nilai Pancasila dan memiliki visi untuk memajukan
bangsa Indonesia.

9. Dengan berpartisipasi aktif dalam upaya-upaya di atas, Anda dapat berperan dalam
menjaga identitas nasional dan nilai-nilai Pancasila di kalangan generasi milenial.
Penting juga untuk menjadi contoh yang baik dalam perilaku sehari-hari, menerapkan
nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan Anda, dan menginspirasi orang lain untuk
melakukan hal yang sama.

Anda mungkin juga menyukai