NIM : 210252629220
OFF : M1
1. Era Soekarno: Era ini merupakan masa awal kemerdekaan Indonesia di mana Pancasila
secara resmi diadopsi sebagai ideologi negara. Soekarno, sebagai presiden pertama
Indonesia, berupaya untuk menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam berbagai aspek
kehidupan nasional. Meskipun ada kemajuan signifikan dalam pembangunan
infrastruktur dan penyatuan bangsa, ada juga kekurangan dalam hal demokrasi dan hak
asasi manusia.
Orde Baru: Di bawah pemerintahan Orde Baru yang dipimpin oleh Soeharto,
implementasi Pancasila cenderung lebih terfokus pada stabilitas politik dan pembangunan
ekonomi. Namun, terdapat penindasan terhadap oposisi politik dan pelanggaran hak asasi
manusia yang serius. Meskipun pembangunan ekonomi mengalami kemajuan signifikan,
kebebasan berekspresi dan demokrasi terbatas.
Era Reformasi: Pasca jatuhnya rezim Orde Baru, Indonesia memasuki masa reformasi di
mana terjadi perubahan signifikan dalam sistem politik dan sosial. Implementasi
Pancasila dirombak dengan mengakui pentingnya demokrasi, hak asasi manusia, dan
pluralisme. Meskipun masih banyak tantangan yang dihadapi, seperti korupsi dan
ketidakstabilan politik, era reformasi membawa kemajuan dalam hal kebebasan
berpendapat, kebebasan pers, dan pengakuan terhadap hak-hak minoritas.
Dalam mengevaluasi ketiga fase ini, sulit untuk menyimpulkan satu fase yang paling
sukses atau baik karena setiap periode memiliki kelebihan dan kelemahan masing-
masing, serta dipengaruhi oleh konteks sosial, politik, dan ekonomi yang berbeda.
Namun, era reformasi cenderung dianggap sebagai fase yang lebih inklusif dan
berorientasi pada nilai-nilai demokrasi dan hak asasi manusia, meskipun masih banyak
pekerjaan yang harus dilakukan untuk mewujudkan aspirasi Pancasila sepenuhnya.
3. Sebagai sebuah negara dengan keragaman agama yang signifikan, Indonesia memiliki
dasar negara yang kuat dalam bentuk Pancasila, yang mengakui dan menghormati
keberagaman agama dan kepercayaan. Sikap saya terhadap usulan untuk mengubah
ideologi Pancasila dengan ideologi agama Islam secara tunggal (syariat Islam) adalah
sebagai berikut:
Pancasila sebagai dasar negara: Pancasila telah menjadi dasar negara Indonesia sejak
kemerdekaan, dan diakui sebagai ideologi yang mengakui keberagaman dan
menghormati hak asasi manusia. Menggantikan Pancasila dengan syariat Islam secara
tunggal akan bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar keberagaman dan inklusi yang
telah menjadi pijakan bangsa Indonesia.
Oleh karena itu, saya cenderung untuk mendukung keberlanjutan Pancasila sebagai dasar
negara Indonesia, yang mengakui dan menghormati keberagaman agama serta
mendorong inklusi dan keadilan bagi semua warga negara tanpa memandang agama atau
kepercayaan mereka.
4. Untuk menguatkan persepsi generasi muda terhadap Pancasila, berbagai pihak, termasuk
pemerintah, masyarakat, dan individu, dapat melakukan langkah-langkah berikut:
Teladan dari Pemimpin dan Figur Publik: Pemimpin dan figur publik memiliki peran
penting dalam membentuk persepsi generasi muda terhadap Pancasila. Mereka harus
menjadi teladan dalam mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari
dan mengkomunikasikan pentingnya Pancasila sebagai fondasi negara.
Konteks Sejarah dan Kultural: Pancasila lahir sebagai hasil perdebatan dan konsolidasi
berbagai kepentingan pada masa perumusan dasar negara Indonesia. Sebagai hasil dari
proses yang melibatkan tokoh-tokoh nasional pada masa itu, Pancasila mencerminkan
keragaman budaya, agama, dan filosofi yang ada di Indonesia. Ini membuat Pancasila
lebih relevan dan dapat diterima dalam konteks kultural dan sejarah bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai ideologi terbuka memiliki makna bahwa ia dapat terus berkembang
sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat. Terbuka dalam arti
Pancasila menerima adanya perubahan dan adaptasi yang diperlukan sesuai dengan
dinamika sosial, politik, dan ekonomi. Ini memungkinkan untuk penafsiran yang beragam
dalam konteks kontemporer, tanpa mengurangi esensi dan nilai-nilai dasar Pancasila itu
sendiri.
Pancasila sebagai Dasar Negara: Sebagai warga negara Indonesia, pemahaman yang
kuat tentang nilai-nilai Pancasila sangat penting. Pancasila adalah pandangan hidup
bangsa Indonesia yang mencakup lima aspek utama, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa,
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia. Sebagai calon intelektual muda, saya memiliki tanggung jawab
untuk memahami dan menerapkan nilai-nilai ini dalam kehidupan sehari-hari dan dalam
pemikiran akademis saya.
Pemahaman Politik: Pancasila juga merupakan dasar bagi sistem politik Indonesia.
Sebagai calon pemimpin masa depan, pemahaman yang kuat tentang Pancasila
membantu mahasiswa dalam mengembangkan wawasan politik yang baik, serta menjadi
pemimpin yang bertanggung jawab dan berprinsip.
Maka dari itu, diselenggarakannya mata kuliah Pendidikan Pancasila di perguruan tinggi
memiliki beberapa alasan yang kuat:
Menguatkan Identitas Nasional: Mata kuliah ini juga membantu dalam memperkuat
identitas nasional dan membangun rasa persatuan di antara mahasiswa, terlepas dari
perbedaan agama, etnis, atau latar belakang budaya.