Anda di halaman 1dari 2

Penguatan Ideologi Pancasila

Dila Arum Fitria Hasanah ( Mahasiswa Pendidikan Bologi


FKIP UNS Surakarta)

Pancasila sebagai ideologi dasar negara Indonesia, telah menjadi


pondasi yang kuat sejak proklamasi kemerdekaan pada tahun 1945.
Dalam enam dekade lebih, Pancasila telah mengalami berbagai
dinamika, tantangan, dan perubahan konteks sosial, politik, dan
ekonomi. Dalam situasi saat ini, penting untuk mengatasi
permasalahan tersebut dengan mencari cara untuk menjaga relevansi
dan keberlanjutan Pancasila sebagai pedoman negara.
Pancasila sebagai dasar negara, Pancasila sebagai dasar negara
memiliki sejarah dan proses perumusan yang panjang dan dinamis.
Pancasila pertama kali diusulkan oleh Ir. Soekarno pada tanggal 1
Juni 1945 dalam pidato di depan Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Dalam pidato tersebut, Soekarno menyampaikan lima
asas atau sila yang menjadi dasar negara Indonesia, yaitu Kebangsaan Indonesia,
Internasionalisme atau kemanusiaan, Mufakat atau demokrasi, Kesejahteraan sosial dan
Ketuhanan. Pada tanggal 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
menetapkan Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945) sebagai konstitusi negara Indonesia.
Dalam pembukaan UUD 1945 alinea keempat, lima sila tersebut disusun ulang menjadi:
Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia,
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan,
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pancasila sebagai dasar negara juga mengalami perkembangan dan perubahan dalam
implementasi dan pengamalannya di berbagai bidang kehidupan. Pada bidang politik,
Pancasila menjadi landasan bagi sistem pemerintahan presidensial, sistem multipartai, sistem
pemilihan umum langsung, dan sistem desentralisasi. Pada bidang hukum, Pancasila menjadi
sumber dari segala sumber hukum atau tata tertib hukum di Indonesia. Pada bidang ekonomi,
Pancasila menjadi acuan bagi perekonomian nasional yang berkeadilan sosial. Pada bidang
sosial budaya, Pancasila menjadi pedoman bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara yang berdasarkan Bhinneka Tunggal Ika.
Tantangan dan hambatan Pancasila, Pancasila sebagai dasar negara tidaklah bebas dari
berbagai tantangan dan hambatan. Pancasila harus mampu menghadapi dan mengatasi
tantangan-tantangan yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Berikut beberapa
tantangan terbesar bagi Pancasila antara lain:
Pertama, maraknya radikalisme dan ekstremisme saat ini. Hal ini membahayakan nilai-nilai
toleransi, keberagaman, dan kerukunan sosial yang diusung Pancasila. Radikalisme dapat
bersifat politik, agama, sosial dan budaya. Radikalisme dapat bersumber dari ketidakpuasan,
ketidakadilan, ketidakpercayaan, dan lain-lain. Radikalisme menimbulkan tantangan bagi
Pancasila sebagai dasar negara karena dapat mengganggu stabilitas dan keamanan nasional.
Radikalisme juga dapat menimbulkan intoleransi, diskriminasi, kekerasan,dan terorisme.
Pancasila harus mampu menangkal dan mencegah radikalisme dengan cara menegakkan
hukum, memberikan pendidikan, dan memberdayakan masyarakat.
Kedua, Intoleransi. Intoleransi adalah sikap atau perilaku yang tidak mau menghormati atau
menghargai perbedaan atau keragaman yang ada di masyarakat. Intoleransi dapat terjadi pada
bidang agama, etnis, ras, budaya, dan politik. Intoleransi dapat bersumber dari fanatisme,
primordialisme, dan eksklusivisme. Intoleransi menimbulkan tantangan bagi Pancasila
sebagai dasar negara karena dapat merusak persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Pancasila harus mampu mengatasi intoleransi dengan cara meningkatkan dialog antar
kelompok, menumbuhkan rasa saling menghormati dan menghargai perbedaan, menjaga
kerukunan antar umat beragama.
Mengatasi tantangan Pancasila, untuk mengatasi tantangan-tantangan yang dihadapi oleh
Pancasila sebagai dasar negara, diperlukan upaya-upaya yang komprehensif dan kolaboratif
dari berbagai pihak. Upaya-upaya tersebut anatara lain:
Pertama, penguatan ideologi merupakan upaya untuk memperkuat pemahaman dan
penghayatan Pancasila sebagai ideologi negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia.
Penguatan ideologi dapat dilakukan dengan cara mengembalikan fungsi Pancasila sebagai
paradigma pembangunan nasional, mengaktifkan kembali lembaga-lembaga yang berkaitan
dengan Pancasila seperti Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), mengintegrasikan
Pancasila dalam kurikulum pendidikan formal dan nonformal, mengadakan sosialisasi dan
edukasi Pancasila secara masif dan berkelanjutan.
Kedua, memperkuat sistem pendidikan. Hal ini dapat dilakukan dengan memasukkan nilai-
nilai Pancasila ke dalam kurikulum dan kegiatan ekstrakurikuler yang mengedepankan
toleransi, dialog, dan menghargai keberagaman penguatan ideologi merupakan upaya untuk
memperkuat pemahaman dan penghayatan Pancasila sebagai ideologi negara dan pandangan
hidup bangsa Indonesia.
Ketiga, pemberdayaan Masyarakat. Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk
meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat Indonesia. Pemberdayaan
masyarakat dapat dilakukan dengan cara meningkatkan akses dan pelayanan publik yang
berkualitas di bidang kesehatan, pendidikan, infrastruktur, meningkatkan partisipasi dan
peran aktif masyarakat dalam proses pembangunan nasional, mengembangkan ekonomi
kerakyatan yang berkeadilan sosial, mengembangkan potensi lokal dan kearifan lokal.
Saran atau rekomendasi, Saran atau rekomendasi yang dapat diberikan untuk
mempertahankan dan mengamalkan Pancasila sebagai dasar negara adalah Meningkatkan
kesadaran dan tanggung jawab sebagai warga negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila,
Menjaga sikap toleran, saling menghormati, dan saling menghargai perbedaan dan keragaman
yang ada di masyarakat Indonesia. Menjadi agen perubahan yang positif dan kreatif dalam
memecahkan masalah dan mencari solusi bagi bangsa Indonesia. Menjalin kerjasama dan
sinergi dengan berbagai pihak yang memiliki visi dan misi yang sejalan dengan Pancasila.
Mencontoh dan meneladani para pendiri bangsa yang telah berjuang dan berkorban untuk
mewujudkan Pancasila sebagai dasar negara.

Anda mungkin juga menyukai