NPM : 2210070170093
KELAS : 202
PERTEMUAN 1-7
A. Pendidikan Pancasila
Tujuan Pendidikan Pancasila adalah dapat membentuk warga negara yang baik dan paham akan hak
dan kewajibannya sebagai warga negara,sertamemiliki rasa cinta dan nasionalisme terhadap negara
Indonesia. sesungguhnya nilai-nilai Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa sudah terwujud
dalam kehidupan bermasyarakat sejak sebelum Pancasila sebagai dasar negara dirumuskan dalam
satu sistem nilai.
2. Masalah korupsi
3. Masalah narkoba
4. Masalah lingkungan
2. Menyiapkan peserta didik untuk hidup dan berkehidupan dalam masyarakat, bangsa dan negara
(misi psikososial).
3. Membangun budaya ber-Pancasila sebagai salah satu determinan kehidupan (misi sosiokultural).
Sosiologi dipahami sebagai ilmu tentang kehidupan antarmanusia. Di dalamnya mengkaji, antara lain
latar belakang, susunan dan pola kehidupan sosial dari berbagai golongan dan kelompok
masyarakat,disamping juga mengkaji masalah-masalah sosial, perubahan dan pembaharuan dalam
masyarakat. Soekanto (1982:19) menegaskan bahwa dalam perspektif sosiologi, suatu masyarakat
pada suatu waktu dan tempat memiliki nilai-nilai yang tertentu. Melalui pendekatan sosiologis ini
pula. Bung Karno menegaskan bahwa nilai-nilai Pancasila digali dari bumi pertiwi Indonesia. Dengan
kata lain, nilai-nilai Pancasila berasal dari kehidupan sosiologis masyarakat Indonesia.
Salah satu sumber pengayaan materi pendidikan Pancasila adalah berasal dari fenomena kehidupan
politik bangsa Indonesia. Tujuannya agar Anda mampu mendiagnosa dan mampu memformulasikan
saran-saran tentang upaya atau usaha mewujudkan kehidupan politik yang ideal sesuai dengan nilai-
nilai Pancasila. Bukankah Pancasila dalam tataran tertentu merupakan ideologi politik, yaitu
mengandung nilai-nilai yang menjadi kaidah penuntun dalam 130 137 mewujudkan tata tertib sosial
politik yang ideal
Dinamika dan tantangan Pendidikan Pancasila.
Tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia mengenai nilai moral dalam pendidikan pancasila
→ Dilihat dari kehidupan masyarakat, terjadi kegamangan dalam kehidupan bernegara dalam era
reformasi ini karena perubahan sistem pemerintahan yang begitu cepat termasuk digulirkannya
otonomi daerah yang seluasluasnya, di satu pihak, dan di pihak lain, masyarakat merasa bebas,
tanpa tuntutan nilai dan norma dalam kehidupan bernegara.
→ Dalam bidang pemerintahan, banyak muncul di ranah publik aparatur pemerintahan, baik sipil
maupun militer yang kurang mencerminkan jiwa kenegarawanan. Terdapat fenomena perilaku
aparatur yang aj mumpung atau mementingkan kepentingan kelompoknya saja.Pancasila kita juga
sedang menghadapi tantangan- bagaimana membuat orang-orang beragama lebih toleran terhadap
lainnya. Yang tercantum pada sila 1 pancasila dan saling berhubungan dengan sila-sila pancasila
lainnya. Tantangan terhadap Pancasila sudah mulai tampak sejak masa-masa awal bangsa Indonesia
menyatakan kemerdekaannya. Tantangan terhadap eksistensi Pancasila tidak hanya bersifat internal
tetapi juga bersifat eksternal.
Perumusan Pancasila itu pada awalnya dilakukan dalam sidang BPUPKI pertama yang dilaksanakan
pada 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945 BPUPKI dibentuk oleh pemerintah pendukung jepang pada
29 April 1945 dengan jumlah anggota 60 orang. Badan ini diketuahi oleh dr. Rajiman Wedyodiningrat
yang di dampingi oleh dua orang ketua Muda (Wakil Ketua), yaitu Raden Panji Suroso dan
Ichibangase (orang jepang). pengusul calon dasar negara dalam sidang BPUPKI adalah ir.Soekarno
yang berpidato pada 1 juni 1945. Lima dasar negara yang dikemukakan ir.soekarno sebagai berikut:
3. .Kesejahteraan social
Hal terpenting yang mengemuka dalam sidang BPUPKI kedua pada 10 – 16 Juli 1945 adalah
disetujuinya naskah. “ pembukaan hukum dasar” yang di kenal dengan piagam Jakarta pada alinia
ke empat terdapat rumus menurut scenario Jepang, secara tiba-tiba terjadi perubahan peta politik
dunia. Salah satu penyebab terjadinya perubahan peta politik dunia itu ialah takluknya Jepang
terhadap Sekutu. Peristiwa itu ditandai dengan jatuhnya bom atom di kota Hiroshima pada 6
Agustus 1945. Sehari setelah peristiwa itu, 7 Agustus 1945, Pemerintah Pendudukan Jepang di
Jakarta mengeluarkan maklumat yang berisi:
(1) pertengahan Agustus 1945 akan dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan bagi Indonesia (PPKI),
(2) panitia itu rencananya akan dilantik 18 Agustus 1945 dan mulai bersidang 19Agustus 1945
Peristiwa penting lainnya terjadi pada 12 Agustus 1945, ketika itu Soekarno,Hatta, dan Rajiman
Wedyodiningrat dipanggil oleh penguasa militer Jepang di Asia Selatan ke Saigon untuk membahas
tentang hari kemerdekaan Indonesia sebagaimana yang pernah dijanjikan. Namun, di luar dugaan
ternyata pada 14 – 55 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada Sekutu tanpa syarat. Pada 15
Agustus 1945 Soekarno, Hatta, dan Rajiman kembali ke Indonesia. Kedatangan mereka disambut
oleh para pemuda yang mendesak agar kemerdekaan bangsa Indonesia diproklamasikan
secepatnya karena mereka tanggap terhadap perubahan situasi politik dunia pada masa itu. melalui
jalan berliku, akhirnya dicetuskanlah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.
Teks kemerdekaan itu didiktekan oleh Moh. Hatta dan ditulis oleh Soekarno pada dini hari. Dengan
demikian, naskah bersejarah teks proklamasi Kemerdekaan Indonesia ini digagas dan ditulis oleh
dua tokoh proklamator tersebut sehingga wajar jika mereka dinamakan Dwitunggal. Selanjutnya,
naskah tersebut diketik oleh Sayuti Melik. Rancangan pernyataan kemerdekaan yang telah
dipersiapkan oleh BPUPKI yang diberi nama Piagam Jakarta, akhirnya tidak dibacakan pada 17
Agustus 1945 karena situasi politik yang berubah Putusanputusan penting yang dihasilkan
mencakup
hal-hal berikut:
1. Mengesahkan Undang-Undang Dasar Negara (UUD ‘45) yang terdiri atas Pembukaan dan Batang
Tubuh. Naskah Pembukaan berasal dari Piagam Jakarta dengan sejumlah perubahan. Batang Tubuh
juga berasal dari rancangan BPUPKI dengan sejumlah perubahan pula.
2. Memilih Presiden dan Wakil Presiden yang pertama (Soekarno dan Hatta).
3. Membentuk KNIP yang anggota intinya adalah mantan anggota PPKI ditambah tokoh-tokoh
masyarakat dari banyak golongan. Komite ini dilantik 29 Agustus 1945 dengan ketua Mr. Kasman
Singodimejo.
3. Persatuan Indonesia.
permusyawaratan/perwakilan.
Pemaparan tentang Pancasila sebagai identitas dapat di temukan dalam bentuk bahasan sejarah
bangsa Indonesia maupun dalam bentuk bahasan tentang pemerintahan Indonesia Asad Ali dalam
buku Negara Pancasila: Jalan Kemashlahatan Berbangsa mengatakan bahwa Pancasila sebagai
identitas kultural dapat ditelusuri dari kehidupan agama yang berlaku dalam masyarakat Indonesia
Karena tradisi dan kultural dapat ditelusuri melalui peran agama besar seperti: Peradaban Hindu
Buddha Islam dan Kristen.
Inilah sifat dasar Pancasila yang pertama dan utama, yakni sebagai dasar negara (Philosophische
Grondslaag) Negara Republik Indonesia. Pancasila sebagai dasar negara berarti bahwa Pancasila
dijadikan dasar dalam berdirinya NKRI dan digunakan sebagai dasar dalam mengatur pemerintah
negara atau penyelenggaraan negara Pengertian Pancasila sebagai dasar negara ini sesuai dengan
bunyi pembukaan UUD 1945 alinea keempat, yang berbunyi “..….maka disusunlah Kemerdekaan
kebangsaan Indonesia itu dalam dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang
terbentuk dalam suatu susunan Negara Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar
kepada:…..”.
Selanjutnya Pancasila sebagaimana termuat dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat tersebut
dijelaskan dalam wujud berbagai macam aturan-aturan dasar atau pokok seperti yang terdapat
dalam Batang Tubuh UUD 1945 dalam bentuk pasal-pasalnya yang kemudian dijabarkan dalam
peraturan pelaksananya yaitu berbagai instrumen perundang-undangan sebagai hukum tertulis dan
dalam wujud konvensi atau kebiasaan ketatanegaraan sebagai hukum dasar tidak tertulis.
Penetapan Pancasila sebagai dasar negara itu memberikan pengertian bahwa Negara Republik
Indonesia adalah Negara Pancasila. Hal itu mengandung arti bahwa negara harus tunduk
kepadanya, membela dan melaksanakannya dalam seluruh perundang-undangan. Mengenai hal itu,
Kirdi Dipoyudo (1979:30) menjelaskan : “Negara Pancasila adalah suatu negara yang didirikan,
dipertahankan dan dikembangkan dengan tujuan untuk melindungi dan mengembangkan martabat
dan hak-hak azasi semua warga bangsa Indonesia (kemanusiaan yang adil dan beradab), agar
masing-masing dapat hidup layak sebagai manusia, mengembangkan dirinya dan mewujudkan
kesejahteraannya lahir batin selengkap mungkin, memajukan kesejahteraan umum, yaitu
kesejahteraan lahir batin seluruh rakyat, dan mencerdaskan kehidupan bangsa (keadilan sosial).”
Pancasila sebagai ideologi negara, yang dimaksud dengan istilah Ideologi Negara
kenegaraan. Ideologi negara menyatakan suatu cita-cita yang ingin dicapai sebagai
titik tekanannya dan mencakup nilai-nilai yang menjadi dasar serta pedoman
Indonesia bukan ideologi milik negara atau rezim tertentu.Sebagai ideologi, yaitu
berkedudukan juga sebagai ideologi nasional Indonesia yang dilaksanakan secara konsisten dalam
kehidupan bernegara. Sebagai ideologi bangsa Indonesia, yaitu Pancasila sebagai ikatan budaya
(Cultural Bond) yang berkembangan secara alami dalam kehidupan masyarakat Indonesia bukan
secara paksaan atau Pancasila adalah sesuatu yang sudah mendarah daging dalam kehidupan
sehari-hari bangsa Indonesia. Sebuah ideologi dapat bertahan atau pudar dalam menghadapi
perubahan masyarakat tergantung daya tahan dari ideologi itu. Menurut Alfian,kekuatan ideologi
tergantung pada kualitas tiga dimensi yang dimiliki oleh ideologi itu, yaitu dimensi realita,
idealisme, dan fleksibelitas. Pancasila sebagai sebuah ideologi memiliki tiga dimensi tersebut:
a) Dimensi realita, yaitu nilai-nilai dasar yang ada pada ideologi itu yang mencerminkan realita atau
kenyataan yang hidup dalam masyarakat dimana ideologi itu lahir atau muncul untuk pertama
kalinya paling tidak nilai dasar ideologi itu mencerminkan realita masyarakat pada awal
kelahirannya.
b) Dimensi idealisme, adalah kadar atau kualitas ideologi yang terkandung dalam nilai dasar itu
mampu memberikan harapan kepada berbagai kelompok atau golongan masyarakat tentang masa
depan yang lebih baik melalui pengalaman dalam praktik kehidupan bersama sehari-hari.
Mempengaruhi berarti pendukung ideologi itu berhasil menemukan tafsiran – tafsiran terhadap
nilai dasar dari ideologi itu yang sesuai dengan realita – realita baru yang muncul di hadapan
mereka sesuai perkembangan zaman.Dengan demikian, Pancasila merupakan sebuah ideologi yang
tidak bersifat kaku dan tertutup, namun bersifat terbuka.Hal ini dimaksudkan bahwa ideologi
Pancasila adalah bersifat aktual, dinamis, antisipatif, dan senantiasa mampu menyesuaikan dengan
perkembangan jaman.Keterbukaan ideologi Pancasila bukan berarti mengubah nilai-nilai dasar
Pancasila namun mengeksplisitkan wawasannya secara lebih kongkrit, sehingga memiliki
kemampuan yang labih tajam untuk memecahkan masalah- masalah baru dan aktual.