• Pada tgl 22 Juni 1945 sembilan tokoh nasional dan juga tokoh
Dokuritu Zyumbi Tioosakay mengadakan pertemuan utk
membahas pidato serta usul-usul mengenai dasar negara yg
telah dikemukakan dalam sidang Badan Penyelidik.
• Sembilan tokoh tesebut dikenal dengan "Panitia Sembilan", yg
mengadakan sidang berhasil menyusun sebuah naskah piagam
yg dikenal "Piagam Jakarta" yg didalamnya memuat Pancasila,
sebagai buah hasil pertama kali disepakati oleh sidang.
Adapun rumusan Pancasila sebagaimana termuat dalam Piagam
Jakarta adalah sebagai berikut:
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari'at Islam
bagi pemeluk-pemeluknya.
2. Kemanusiaan yang adil dan berdab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
c. Pengertian Pancasila secara Terminologis.
a. Landasan Historis.
• Menurut D. Runes dikatakan pula bahwa, bahwa filsafat berarti ilmu yang
paling umum, serta mengandung usaha mencari kebijakan atau cinta
akan kebijakan (syahrial syarbaini, 2011:18).
• Filsafat merupakan kegiatan pemikiran yang tinggi dan
murni (tidak terikat langsung dengan objek), yang
mendalam dan daya pikir subjek manusia dalam memahami
segala sesuatu dalam mencari kebenaran.
A. Nilai.
Nilai atau "Value" (bhs. Ingris) termasuk bidang kajian filsafat.
Persoalan tentang nilai dibahas dan dipelajari salah satu
cabang filsafat yaitu Filsafat Nilai (Axiology, Theory of Value).
Filsafat sering juga di artikan sebagai ilmu tentang nilai-nilai.
Max Sceler mengemukakan bahwa nilai-nilai yang ada tidak
sama. Nilai dapat dikelompokkan dalam empat tingkatan,
yaitu:
a. Nilai kenikmatan, dalam tingkatan ini terdapat deretan
nilai yang menggenakan dan tidak mengenakan, contoh:
menggenakkan yaitu memberikan orang kebahagiaan,
memberikan sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh
seseorang, dsb.
Contoh tidak menggenakkan yaitu merugikan orang lain,
menyakiti perasaan orang, dsb.
b. Nilai kehidupan. Dalam tingkatan penilaian ini
menyangkut penilaian tingkat kesejahteraan hidup dan
tingkat kesehatan seseorang.
Contoh:
• nilai tingkat kesejahteraan hidup seseorang misalkan yang
berpenghasilan tinggi nilai hidupnya sejahtera atau
sebaliknya.
• nilai tingkat kesehatan misalkan seorang yang rajin olah raga
dan merawat kesehatan dengan baik nilai kesehatannya akan
lebih baik/tinggi dibanding kan dengan orang yang tidak
pernah merawat kesehatannya.
c. Nilai Kejiwaan. Penilaian yang dihasilkan oleh karya orang
besar dengan kebesaran pengabdian dan jiwanya,
misalnya Ibu Teressa dengan hasil perjuangan
kemanusiaannya yang luar biasa misionaris cinta kasih,
Mahatma Gandhi membentuk gerakan non kekerasan di
India (Ahimsa dan jalan menuju kebenaran), Nelson
Mandela dengan perjuangan jiwanya memperjuangkan
anti perbedaan warna kulit / rasisme.
d. Nilai kerohanian. Dalam penilaian ini terdapat nilai suci
dan tidak suci (untuk penilaian secara pribadi).
Disamping teori nilai diatas, Prof. Notonegoro membagi nilai
dalam tiga ketegory, yaitu sebagi berikut.
a) Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi
unsur manusia.
b) Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi
manusia untuk melakukan aktivitas.
c) Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi
rohani manusia.
Nilai kerohanian dapat dirinci menjadi empat macam, yaitu
sebagai berikut.
a) Nilai kebenaran, yaitu bersumber kepada unsur rasio
manusia, budi, dan cipta.
b) Nilai keindahan, yaitu bersumber pada unsur rasa atau
intuisi.
c) Nilai moral, yaitu bersumber pada unsur kehendak
manusia atau kemauan (karsa, etika)
d) Nilai religi, yaitu bersumber pada nilai ketuhanan,
merupakan nilai kerohanian yang tertinggi dan mutlak.
Nilai ini bersumber kepada keyakinan dan keimanan
manusia kepada Tuhan.
Nilai religi itu berhubungan dengan nilai
penghayatan yang bersifat transedental, dalam
usaha manusia untuk memahami arti dan makna
kehadirannya di dunia.
Nilai ini berfungsi sebagi sumber moral yang
dipercayai sebagai rahmat dan rida Tuhan.
Dalam pelaksanaannya, nilai-nilai dijabarkan dalam wujud
norma, ukuran, dan kriteria sehingga merupakan suatu
keharusan anjuran atau larangan, tidak dikehendaki, atau
tercela.
Oleh karena itu, nilai berperan sebagi dasar pedoman yang
menentukan kehidupan setiap manusia.
Nilai berada dalam hati nurani, kata hati, dan pikiran sebagi
suatu keyakinan, dan kepercayaan yang bersumber dari
berbagai sistem nilai.
B. Moral.
1) Kebangsaan Indonesia
2) Internasionalisme (Perikemanusiaan)
3) Mufakat (demokrasi)
4) Kesejahteraan sosial.
5) Ketuhanan yang berkebudayaan.
Untuk lima dasar negara itu, beliau usulkan pula agar diberi
nama Pancasila, yang menurut beliau diusulkan oleh kawan
beliau seorang ahli bahasa.
Lima prinsip sebagai dasar negara itu selanjutnya dapat diperas
menjadi Tri Sila yaitu,
Kemudian Tri Sila dapat diperas lagi menjadi Eka Sila yang
berinti gotong-royong.
Piagam Jakarta (22 Juni 1945)
Pada tanggal 22 Juni 1945, sembilan tokoh nasional Badan Penyelidik
mengadakan pertemuan untuk membahas pidato-pidato dan usul-usul
mengenai dasar negara yang telah dikemukakan dalam sidang Badan
Penyelidik.
Kemudian disusunlah sebuah Piagam yang kemudian dikenal Piagam Jakarta,
dengan rumusan Pancasila sebagi berikut.
1) Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya.
2) Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3) Persatuan Indonesia.
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan.
5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.