Anda di halaman 1dari 8

Makalah pendidikan kewarganegaraan tentang faktor-faktor penyebab belum terlaksananya

penerapan Pancasila di kalangan masyarakat

Disusun oleh:

Nama: Fiska Nadia


Nim: 1909124052
Kelas: c

Fakultas hukum universitas Riau


Tahun 2019
BAB I
PENGERTIAN PANCASILA
             Pancasila adalah landasan dari segala keputusan bangsa dan menjadi
ideologi tetap bangsa serta mencerminkan kepribadian bangsa. Pancasila
merupakan ideologi bagi negara Indonesia. Dalam hal ini Pancasila
dipergunakan sebagai dasar mengatur pemerintahan negara. Pancasila
merupakan kesepakatan bersama bangsa Indonesia yang mementingkan semua
komponen dari Sabang sampai Merauke.

Ada beberapa pengertian Pancasila menurut para tokoh pendiri bangsa sebagai
berikut:

1. Muhammad Yamin. Pancasila berasal dari kata Panca


yang berarti lima dan Sila yang berarti sendi, atas, dasar
atau peraturan tingkah laku yang penting dan baik. Dengan
demikian Pancasila merupakan lima dasar yang berisi
pedoman atau aturan tentang tingkah laku yang penting dan
baik.
2. Notonegoro. Pancasila adalah dasar falsafah negara
indonesia, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa
Pancasila merupakan dasar falsafah dan ideologi negara
yang diharapkan menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia
sebagai dasar pemersatu, lambang persatuan dan kesatuan
serta sebagai pertahanan bangsa dan negara Indonesia.
3. Ir. Soekarno. Pancasila adalah isi jiwa bangsa Indonesia
yang turun-temurun sekian abad lamanya terpendam bisu
oleh kebudayaan Barat. Dengan demikian, Pancasila tidak
saja falsafah negara, tetapi lebih luas lagi, yakni falsafah
bangsa Indonesia.
Pengertian Pancasila secara etimologis, secara etimologis istilah “Pancasila”
berasal dari Sansekerta dari India (bahasa kasta Brahmana) adapun bahasa
rakyat biasa adalah bahasa Prakerta. Menurut Muhammad Yamin, dalam bahasa
sansekerta perkataan “Pancasila” memilki dua macam arti secara leksikal yaitu
“panca” artinya “lima” dan “syila” vokal I pendek artinya “batu sendi”, “sendi”,
atau ‘’dasar’’. Kata-kata tersebut kemudian dalam bahasa Indonesia terutama
bahasa Jawa diartikan “susila “ yang memilki hubungan dengan moralitas. Oleh
karena itu secara etimologis kata “Pancasila” yang dimaksudkan adalah adalah
istilah “Panca Syilla” dengan vokal i pendek yang memilki makna leksikal
“berbatu sendi lima” atau secara harfiah “dasar yang memiliki lima unsur”.
Adapun istilah “Panca Syiila” dengan huruf Dewanagari i bermakna 5 aturan
tingkah laku yang penting.
Pengertian Pancasila secara historis, Proses perumusan Pancasila diawali ketika
dalam sidang BPUPKI pertama dr. Radjiman Widyodiningrat, mengajukan
suatu masalah, khususnya akan dibahas pada sidang tersebut. Masalah tersebut
adalah tentang suatu calon rumusan dasar negara Indonesia yang akan dibentuk.
Kemudian tampilah pada sidang tersebut tiga orang pembicara yaitu
Mohammad Yamin, Soepomo, dan Soekarno. Pada tanggal 1 Juni 1945 di
dalam siding tersebut Ir. Soekarno berpidato secara lisan (tanpa teks) mengenai
calon rumusan dasar negara Indonesia. Kemudian untuk memberikan nama
“Pancasila” yang artinya lima dasar, hal ini menurut Soekarno atas saran dari
salah seorang temannya yaitu seorang ahli bahasa yang tidak disebutkan
namanya. Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia memproklamasikan
kemerdekaannya, kemudian keesokan harinya tanggal 18 Agustus 1945
disahkannya Undang-Undang Dasar 1945 termasuk Pembukaan UUD 1945 di
mana didalamnya termuat isi rumusan lima prinsip sebagai satu dasar negara
yang diberi nama Pancasila. Sejak saat itulah perkataan Pancasila menjadi
bahasa Indonesia dan merupakan istilah umum. Walaupun dalam alinea IV
Pembukaan UUD 1945 tidak termuat istilah “Pancasila”, namun yang
dimaksudkan Dasar Negara Republik Indonesia adalah disebut dengan istilah
“Pancasila”. Hal ini didasarkan atas interpretasi historis terutama dalam rangka
pembentukan calon rumusan dasar negara, yang secara spontan diterima oleh
peserta sidang secara bulat.

Pengertian Pancasila secara terminologis, Proklamasi kemerdekaan tanggal 17


Agustus 1945 itu telah melahirkan negara Republik Indonesia. Untuk
melengkapi alat-alat perlengkapan negara sebagaimana lazimnya negara-negara
yang merdeka, maka panitia Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
segera mengadakan sidang. Dalam sidangnya tanggal 18 Agustus 1945 telah
berhasil mengesahkan UUD negara Republik Indonesia yang dikenal dengan
UUD 1945. Adapun UUD 1945 terdiri atas dua bagian yaitu Pembukaan UUD
1945 dan pasal-pasal UUD 1945 yang berisi 37 pasal, 1 aturan-aturan Peralihan
yang terdiri 4 pasal dan 1 aturan tambahan yang terdiri atas 2 ayat.
BAB II
PEMBAHASAN
1) Faktor Penghambat Pelaksanaan Pancasila Dalam
Pandangan Mahasiswa
Dasar negara harus ada dalam suatu negara. Dasar negara dibentuk tidak
langsung begitu saja tetapi banyak melewati rintangan dan perdebatan sampai
terbentuknya pancasila sebagai dasar negara. Rintangan dan perdebatan
terbentuknya pancasila adalah sebagai berikut:

Ada tiga orang yang memberikan pandangannya mengenai dasar negara


Indonesia yaitu Mr. Muhammad Yamin, Prof. Dr. Supomo dan Ir. Soekarno.

Orang pertama yang memberikan pandangannya adalah Mr. Muhammad


Yamin.
Dalam pidato singkatnya, ia mengemukakan lima asas yaitu:

1. Peri kebangsaan
2. Peri kemanusiaan
3. Peri ketuhanan
4. Peri kerakyatan
5. Kesejahteraan rakyat
Pada tanggal 31 Mei 1945, Prof. Dr. Soepomo dalam pidatonya mengusulkan
pula lima asas yaitu:

1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan lahir bathin
4. Musyawarah
e.Keadilan sosial

Pada sidang hari ketiga tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno mengusulkan lima
dasar negara Indonesia merdeka yaitu:

1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme dan peri kemanusiaan
3. Mufakat atau demokrasi
4. Kesejahteraan social
5. Ketuhanan yang Berkebudayaan.
Kelima asas dari Ir. Soekarno itu disebut Pancasila yang menurut beliau dapat
diperas menjadi Tri Sila atau Tiga Sila yaitu:

1. Sosionasionalisme
2. Sosiodemokrasi
3. Ketuhanan yang berkebudayaan
Bahkan menurut Ir. Soekarno Trisila tersebut di atas masih dapat diperas
menjadi Eka sila yaitu sila ‘’Gotong Royong’’.

Meskipun sudah ada tiga usulan tentang dasar negara, namun sampai 1 Juni
1945 sidang BPUPKI belum berhasil mencapai kata sepakat tentang dasar
negara. Maka diputuskan untuk membentuk panitia khusus yang diserahi tugas
untuk membahas dan merumuskan kembali usulan dari anggota, baik lisan
maupun tertulis dari hasil sidang pertama. Panitia khusus ini yang dikenal
dengan Panitia 9 atau panitia kecil yang terdiri dari:

1. Ir. Soekarno (ketua)


2. Drs. Moh. Hatta (wakil ketua)
3. KH. Wachid Hasyim (anggota)
4. Abdoel Kahar Muzakar (anggota)
5. A.A. Maramis (anggota)
6. Abikoesno Tjokrosoeyoso (anggota)
7. H. Agus Salim (anggota)
8. Mr. Achmad Soebardjo (anggota)
9. Mr. Muhammad Yamin (anggota).
Pada tanggal 22 Juni 1945, Panitia Sembilan mengadakan pertemuan. Hasil dari
pertemuan tersebut, direkomondasikan Rumusan Dasar Negara yang dikenal
dengan Piagam Jakarta (Jakarta Charter) yang berisi :

1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam


bagi pemeluk- pemeluknya
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Setelah piagam Jakarta berhasil disusun, BPUPKI membentuk Panitia
Perancang Undang-Undang Dasar. Ini merupakan sidangnya yang ke-2 pada
tanggal 10 – 16 Juli 1945. Panitia ini diketuai oleh Ir. Soekarno dan
beranggotakan 19 orang. Pada sidang tanggal 11 Juli 1945, panitia Perancang
UUD membentuk panitia kecil yang beranggotakan 7 orang.
1. Dr. Mr. Soepomo (ketua merangkap anggota)
2. Wongsonegoro
3. Achmad Soebardjo
4. A. Maramis
5. R.P. Singgih
6. Agus Salim
7. Sukiman.
Berdasarkan Perintah Presiden No. 12 tahun 1968 tanggal 13 april  tahun 1968,
mengenai rumusan dalam dasar negara Indonesia dan Tata cara dituliskan.
Rumusan Pancasila yang benar (shohih) dan sah adalah yang tercantum didalam
pembukaan UUD 1945 yang ditetapkan dan disahkan oleh PPKI tanggal 18
agustus 1945   yaitu Pancasila,dan rumusan dari Pancasila yaitu :

1. Ketuhanan Yang maha esa.


2. Kemanusiaan yang adil dan beradap
3. Persatuan indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan
perwakilan

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia


Begitu banyak rintangan dan perdebatan yang harus dilewati dalam
terbentuknya dasar negara yaitu pancasila sehingga pada zaman dahulu
pemuda-pemuda menganggap pancasila sebagai pedoman hidup bangsa dan
mengamalkan kandungan pancasila dalam masyarakat diantaranya:

1. Setiap seminggu sekali mengadakan pentaran tentang


pengertian pancasila pada setiap desa
2. Sebulan sekali diadakannya kerja bakti membersihkan
lingkungan sekitar
3. Setiap camat mengumpulkan kepala desa memberikan
penataran tentang pengertian pancasila
4. Setiap bupati mengumpulkan camat memberikan
penataran tentang pengertian pancasila
5. Murid-murid baru di sd,smp,sma, dan perguruan tinggi
diberikan pengertian pancasila
Dilihat dari situ, kita menjadi tahu apa faktor penghambat pelaksanaan
pancasila saat ini yaitu:

1. Tidak adanya penataran tentang pancasila pada setiap


desa
2. Tidak adanya kerja bakti membersihkan lingkungan setip
bulannya
3. Tidak ada camat mengumpulkan kepala desa untuk
memberi penataran tentang pengertian pancasila
4. Tidak ada bupati yang mengumpulkan camat memberikan
penataran tentang pengertian pancasila
5. Murid-murid baru di sd, smp, sma tidak diberikan
pengertian pancasila
Dengan ini kita menjadi tahu kenapa pemuda sekarang jika ditanya tentang sila-
sila pancasila tidak dapat menjawab dengan cepat dan keras sangat berbeda
dengan pemuda dahulu jika ditanya tentang sila-sila pancasila dapat menjawab
dengan cepat dan keras bahkan orang-orang yang sudah tua sekarang pun masih
hafal tentang sila-sila pancasila dan jika ditanya dapat menjawab dengan cepat
dan keras

Hal ini disebabkan karena pemuda-pemuda zaman sekarang menganggap


pancasila hanya sebagai suatu simbol negara dan mulai melupakan nilai-nilai
yang terkandung di dalamnya. Padahal Pancasila yang menjadi dasar negara dan
sumber dari segala hukum dan perundang-undangan adalah nafas bagi
eksistensi bangsa Indonesia.
BAB III
PENUTUP
4. Kesimpulan
Faktor penghambat pelaksanaan pancasila pada zaman dahulu pemuda-
pemuda menganggap pancasila sebagai pedoman hidup bangsa dan
mengamalkan kandungan pancasila dalam masyarakat diantaranya:
1)Setiap seminggu sekali mengadakan penataran tentang
pengertian pancasila pada setiap desa
2) Sebulan sekali diadakannya kerja bakti membersihkan
lingkungan sekitar
3) Setiap camat mengumpulkan kepala desa memberikan
penataran tentang pengertian pancasila
4) Setiap bupati mengumpulkan camat memberikan
penataran tentang pengertian pancasila
5) Murid-murid baru di sd,smp,sma, dan perguruan tinggi
diberikan pengertian pancasila
Sangat berbeda dengan pemuda zaman sekarang yang menganggap pancasila
hanya sebagai suatu simbol negara dan mulai melupakan nilai-nilai yang
terkandung di dalamnya. Padahal Pancasila yang menjadi dasar negara dan
sumber dari segala hukum dan perundang-undangan adalah nafas bagi
eksistensi bangsa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai