Anda di halaman 1dari 19

ORIENTASI TERHADAP

PENDIDIKAN PANCASILA

DOSEN : I MADE EKA PUTRA YASA,S GZ, MARS


LANDASAN PENDIDIKAN PANCASILA

A. LANDASAN HISTORIS
 Landasan historis memiliki arti Pancasila
yang didasarkan pada sejarah bangsa
Indonesia itu sendiri. Nilai-nilai Pancasila
yang berhasil didapat itu berasal dari bangsa
Indonesia sendiri, sehingga bangsa
Indonesia tak akan pernah bisa dipisahkan
dengan nilai-nilai Pancasila.
B. Landasan Yuridis
 Menggambarkan bahwa peraturan yang
dibentuk untuk mengatasi permasalahan
hukum atau mengisi kekosongan hukum
dengan mempertimbangkan aturan yang
telah ada, yang akan diubah, atau yang akan
dicabut guna menjamin kepastian hukum dan
rasa keadilan masyarakat.
C. Landasan sosiologis
menggambarkan bahwa peraturan yang
dibentuk untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat dalam berbagai aspek. Landasan
sosiologis sesungguhnya menyangkut fakta
empiris mengenai perkembangan masalah
dan kebutuhan masyarakat dan negara.
D. Landasan filosofis
  Nilai-nilai Pancasila menjadi dasar filsafat
negara, maka dalam aspek
penyelenggaraannya, negara harus
bersumber terhadap nilai-nilai Pancasila
termasuk juga dalam sistem perundang-
undangan yang ada di Indonesia.
E. Landasan Kultural
 Landasan kultural adalah Pancasila yang didasarkan pada
nilai-nilai budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia itu
sendiri.
 Maka dari itu, di sinilah peran penting dari generasi penerus
bangsa, terutama pada kalangan intelektual kampus,
beserta dengan seluruh lapisan masyarakat yang memang
sudah seharusnya bisa mendalami secara dinamis dalam arti
mengembangkannya lebih dalam lagi di era yang sudah kian
modern ini.
TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA

a. Tujuan Nasional
Tujuan nasional bangsa Indonesia tertuang dalam
pembukaan UUD 1945:
1. Membentuk suatu pemerintahan Negara Republik
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia
2. Memajukan kesejahteraan umum atau bersama
3. Mencerdaskan kehidupan bangs
4. Ikut berperan aktif dan ikut serta dalam melaksanakan
ketertiban dunia yang berlandaskan   kemerdekaan,
perdamaian abadi dan kedilan sosial.
b. Tujuan pendidikan nasional
 Pendidikan nasional adalah pendidikan yang
berdasarkan pancasila dan UUD negara Indonesia
tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama,
kebudayaan nasional Indonesia Serta tangga
terhadap tuntutan perubahan zaman.
 Untuk mewujudkan cita-cita ini diperlukan
perjuangan seluruh lapisan masyarakat. Pendidikan
merupakan pilar tegaknya bangsa. Melalui pendidikan
bangsa akan tegak mampu menjaga martabat.
 Menurut Plato, tugas pendidikan adalah membebaskan dan
memperbaharui, lepas dari belenggu ketidak tahuan dan
ketidak benaran,

 sedangkan menurut Aristoteles, tujuan pendidikan haruslah


sama dengan tujuan negara. Ia mengatakan bahwa tujuan
pendidikan haruslah sama dengan tujuan akhir dari
pembentukan negara yang harus sama pula dengan sasaran
utama pembuatan dan penyusunan hukum serta harus pula
sama dengan tujuan utama konstitusi, yaitu kehidupan yang
baik dan yang berbahagia.
 Dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional dan
pengamalan Pancasila di bidang pendidikan, maka
pendidikan nasional mengusahakan:
1. Pembentukan manusia Pancasila sebagai manusia
pembangunan yang tinggi kualitasnya dan mampu
mandiri.
2. Pemberian dukungan bagi perkembangan
masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia yang
terwujud dalam ketahanan nasional yang tangguh
(mampu menangkal setiap ajaran, paham, dan
ideologi yang bertentangan dengan Pancasila).
 Penddikan Pancasila di perguruan tinggi, secara khusus
bertujuan :
a. Dapat memahami, menghayati dan melaksanakan
pancasila dan UUD 1945 dalam kehidupan sebagai warga
Negara Republik Indonesia yang berjiwa pancasila
b. Menguasai pengetahuan dan pemahaman tentang
beragam maslah dasar kehidupan masyarakat, berbangsa
dan bernegara yang hendak diatasi dengan penerapan
pemikiran yang berlandaskan pancasila dan UUD 1945
c. Memupuk sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai
dan norma pancasila
C. Tujuan Penyelenggaraan Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi

1.  Memiliki kemampuan untuk mengambil sikap yang bertanggungjawab sesuai


dengan hati   nuraninya.
2. Memiliki kemampuan untuk mengenali masalah hidup dan kesejahteraan serta
cara-cara pemecahannya.
3. Mengenali perubahan-perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni.
4. Memiliki kemampuan untuk memaknai peristiwa sejarah dan nilai-nilai budaya
bangsa untuk     menggalang persatuan Indonesia.
5. Perilaku yang memancarkan iman dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
6. Perilaku yang bersifat kemanusiaan yang adil beradab
7. Perilaku kebudayaan, dan
8 . Beraneka kepentingan perilaku yang mendukung kerakyatan yang
mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan perorangan dan
golongan.
RUMUSAN PANCASILA
1. RUMUSAN PANCASILA SECARA ETIMOLOGIS

 Secara etimologis istilah “Pancasila” berasal dari Sansekerta dari India


(bahasa kasta Brahmana) adapun bahasa rakyat biasa adalah bahasa
Prakerta.

 Menurut Muhammad Yamin, dalam bahasa sansekerta perkataan


“Pancasila” memilki dua macam arti secara leksikal yaitu :

 “panca” artinya “lima”

 “syila” vokal I pendek artinya “batu sendi”, “alas”, atau “dasar”

 “syiila” vokal i pendek artinya “peraturan tingkah laku yang baik, yang
penting atau yang senonoh”
 Kata-kata tersebut kemudian dalam bahasa Indonesia
terutama bahasa Jawa diartikan “susila “ yang memilki
hubungan dengan moralitas.

 Oleh karena itu secara etimologis kata “Pancasila” yang


dimaksudkan adalah adalah istilah “Panca Syilla”
dengan vokal i pendek yang memilki makna leksikal
“berbatu sendi lima” atau secara harfiah “dasar yang
memiliki lima unsur”. Adapun istilah “Panca Syiila”
dengan huruf Dewanagari i bermakna 5 aturan tingkah
laku yang penting.
2. RUMUSAN PANCASILA SECARA TERMINOLOGIS

 Proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 itu telah melahirkan


negara Republik Indonesia.

 Untuk melengkapi alat-alat perlengkapan negara sebagaimana lazimnya


negara-negara yang merdeka, maka panitia Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI) segera mengadakan sidang.

 Dalam sidangnya tanggal 18 Agustus 1945 telah berhasil mengesahkan UUD


negara Republik Indonesia yang dikenal dengan UUD 1945.

 Adapun UUD 1945 terdiri atas dua bagian yaitu Pembukaan UUD 1945 dan
pasal-pasal UUD 1945 yang berisi 37 pasal, 1 aturan Aturan Peralihan yang
terdiri atas 4 pasal dan 1 Aturan Tambahan terdiri atas 2 ayat.
 Dalam bagian pembukaan UUD 1945 yang terdiri
atas empat alinea tersebut tercantum rumusan
Pancasila sebagai berikut :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4.Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia
3. RUMUSAN PANCASILA SECARA HISTORIS
 Proses perumusan Pancasila diawali ketika dalam sidang BPUPKI pertama
dr. Radjiman Widyodiningrat, mengajukan suatu masalah, khususnya akan
dibahas pada sidang tersebut.

 Masalah tersebut adalah tentang suatu calon rumusan dasar negara


Indonesia yang akan dibentuk. Kemudian tampilah pada sidang tersebut
tiga orang pembicara yaitu Mohammad Yamin, Soepomo dan Soekarno.

 Pada tanggal 1 Juni 1945 di dalam siding tersebut Ir. Soekarno berpidato
secara lisan (tanpa teks) mengenai calon rumusan dasar negara Indonesia.

 Kemudian untuk memberikan nama “Pancasila” yang artinya lima dasar, hal
ini menurut Soekarno atas saran dari salah seorang temannya yaitu seorang
ahli bahasa yang tidak disebutkan namanya.
 Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya,
kemudian keesokan harinya tanggal 18 Agustus 1945 disahkannya Undang-
Undang Dasar 1945 termasuk Pembukaan UUD 1945 di mana didalamnya termuat
isi rumusan lima prinsip atau lima prinsip sebagai satu dasar negara yang diberi
nama Pancasila.

 Sejak saat itulah perkataan Pancasila menjadi bahasa Indonesia dan merupakan
istilah umum.

 Walaupun dalam alinea IV Pembukaan UUD 1945 tidak termuat istilah “Pancasila”,
namun yang dimaksudkan Dasar Negara Republik Indonesia adalah disebut
dengan istilah “Pancasila”.

 Hal ini didasarkan atas interpretasi historis terutama dalam rangka pembentukan
calon rumusan dasar negara, yang secara spontan diterima oleh peserta sidang
secara bulat.
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai