Anda di halaman 1dari 8

HAKIKAT ILMU

Oleh:
Avdhika Rayni dan Yunita Murdiyaningrum
LATAR BELAKANG
• Pada waktu lalu dunia dipenuhi dengan keyakinan mistik
• Berpikir mencirikan hakikat manusia
• Berpikir  proses yang membuahkan pengetahuan atau pun ilmu
• Socrates dialektika (memahami dengan dialog)
• Plato  filosof dualism (dunia ide dan bayangan)
• Aristoteles  kejadian mempunyai 4 sebab:
a. Material
b. Formal
c. Efisien
d. Find
PENGERTIAN HAKIKAT
• Hakikat diartikan sebagai yang sebenarnya, sesungguhnya, kebenaran,
kepunyaan sah
• Hakikat (haqiqat)  bahasa Arab (Al-Haqq)  bahasa Indonesia (hak) 
artinya milik (kepunyaan), kebenaran atau yang benar-benar ada.
• Etimologi, hakikat  inti sesuatu, puncak atau sumber dari segala sesuatu.
 hakikat  makna yang sebenarnya/ makna yang paling dasar dari sesuatu
seperti benda, kondisi atau pemikiran.
PENGERTIAN ILMU
• Ilmu berasal dari bahasa Arab ’alima, ya’lamu, ‘ilman’ dengan wazan
fa’ila, yaf’alu yang berarti mengerti, memahami benar-benar
• Ilmu = Science (b. Inggris) = scientia (pengetahuan)/ scire (mengetahui)
(b.Latin)= episteme (B.Yunani).
• Ilmu adalah Pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara
bersistem menurut metode-metode tertentu yang dapat digunakan untuk
menerangkan gejala-gejala tertentu di bidang ilmu pengetahuan
• Ilmu  bagian buah pemikiran manusia dlm menjawab pertanyaan
• Ilmu  bagian dari pengetahuan yg terdapat dalam kehidupan manusia
LANJUTAN….
• Sifat ilmu yang penting
1) universal, yaitu berlaku umum, lintas ruang dan waktu yang berada di
bumi ini;
2) communicable yaitu dapat dikomunikasikan dan memberikan
pengetahuan baru kepada orang lain;
3) progresif yaitu adanya kemajuan perkembangan, atau peningkatan
yang merupakan tuntutan modern
• ilmu menandakan seluruh kesatuan ide yang mengacu ke Objek (atau
alam Objek) yang sama dan saling berkaitan secara logis
HAKIKAT ILMU
• pemahaman mendasar tentang serangkaian keterangan yang dapat
dibuktikan baik secara teoritis maupun empiris
• ilmu pada hakikatnya mempelajari alam sebagaimana adanya mulai
mempertanyakan hal-hal yang bersifat seharusnya.
• Nilai sepenuhnya berhakikat subjektif
 nilai-nilai merupakan reaksi-reaksi yang diberikan oleh manusia sebagai
pelaku dan keberadaannya tergantung pada pengalaman-pengalaman
mereka.
• Nilai-nilai merupakan kenyataan-kenyataan  ontology, namun tidak
terdapat dalam ruang dan waktu, merupakan esensi logis dan dapat
diketahui melalui akal. Pendirian ini berpandangan bahwa ilmu memiliki
hakikat“Objektivisme Logis“
• Nilai-nilai merupakan unsur-unsur objektif yang menyusun kenyataan, yang
kemudian disebut dengan “Objektivisme Metafisik
LANJUTAN….
• Ilmu yang hakiki adalah ilmu yang tidak dicampuri oleh kontradiksi dan
bukti-bukti yang menafikan contoh dan keraguan, sebagaimana Ilmu Rasul
SAW, Ilmu orang yang benar, serta ilmu Wali.
LANJUTAN….
• Ontologi membicarakan hakikat (segala sesuatu), ini berupa pengetahuan
tentang hakikat segala sesuatu.

• Epistimologi membicarakan cara memperoleh pengetahuan itu.

• Aksiologi membicarakan guna pengetahuan itu.

Anda mungkin juga menyukai