Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH HUBUNGAN PSIKOLOGI DENGAN ILMU LAIN

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat tuhan yang maha kuasa karena atas limpahan rahmat, hidayah dan inayahnya
maka penulis dapat menyelesaikan makalah “Psikologi Umum”. Dengan judul “Hubungan Psikologi
dengan Ilmu-Ilmu Lain” dapat terselesaikan dengan baik dan semampu penulis.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini masih terdapat banyak kekurangan dan
kelemahannya. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran sangat penulis harapkan
dari berbagai pihak sebagai bahan perbaikan dalam proses penyusunan materi yang selanjudnya.
Tak lupa ucapan terima kasih penulis haturkan kepada Bapak Dosen selaku Pembina Mata kuliah
“Psikologi Umum” karena atas jasa dan pengaruhnya penulis dapat mengetahui materi tersebut. Tak
lupa pula saya ucapkan terikasih kepada Ayah dan bunda tercinta serta kepada rekan-rekan
seperjuangan karena atas dorongan dan semangat kerja samanya yang baik sehinga saya dapat aktif
dalam mengikuti proses belajar di bangku perkuliahan.
Akhirnnya disampaikan terima kasih.
Pasarwajo, 15 Desember 2014
Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada zaman sekarang ini, hampir setiap individu sudah mengenal dan mengetahui tentang psikologi.
Seperti yang penulis ketahui, psikologi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang aktivitas dan pola
tingkah laku, dalam hal ini manusia, secara lebih mendalam.
Dan seperti yangg penulis ketahui, psikologi merupakan ilmu yang telah mandiri, di mana ilmu psikologi
tidak tergabung dengan ilmu-ilmu lainnya. Namun demikian tidak boleh dipandang bahwa psikologi itu
sama sekali terlepas dari ilmu-ilmu yang lain. Dalam hal ini psikologi masih mempunyai hubungan
dengan ilmu-ilmu tersebut.
Psikologi sebagai ilmu yang mempelajari dan mendalami mengenai jiwa seseorang tentu mempunyai
hubungan dengan ilmu-ilmu lain yang sama-sama mempelajari tentang keadaan manusia. Hal ini akan
menunjukkan bahwa manusia sebagai makhluk hidup tidak hanya dipelajari oleh ilmu psikologi saja,
melainkan oleh ilmu-ilmu lainnya yang saling berkaitan.
Adapun ilmu psikologi yang berobjekkan manusia dapat dibedakan menjadi dua sifat yanitu psikologi
yang bersifat umum dan psikologi yang bersifat khusus.
Karena dilatarbelakangi oleh hal tersebut, penulis pun bermaksud untuk mengangkat tema “Hubungan
Psikologi dan Ilmu-Ilmu Lainnya” sebagai penyaluran informasi dan pengetahuan mengenai hubungan
ilmu psikologi dan ilmu lainnya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalah yang diurakan pada latar belakang di atas, sebagai rumusan masalah dalam
makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana hubungan psikologi dengan ilmu-ilmu lainnya?
2. Apa saja ruang lingkup ilmu psikologi?

C. Tujuan Penulis

Tujuan yang ingin dicapai ialah sebagai berikut :


1. Untuk mengetahui bagaimana hubungan psikologi dengan ilmu-ilmu lainnya yang juga mempelajari
tentang keadaan manusia.
2. Untuk mengetahui apa saja ruang lingkup ilmu psikologi.

D. Manfaat

Manfaat yang akan didapat ialah sebagai berikut :


1. Agar pembaca mengetahui bagaimana hubungan psikologi dengan ilmu-ilmu lainnya yang juga
mempelajari tentang keadaan manusia.
2. Agar pembaca mengetahui apa saja ruang lingkup ilmu psikologi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hubungan Psikologi dengan Ilmu-Ilmu Lainnya


1. Hubungan Psikologi dengan Biologi
Biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang kehidupan. Semua benda yang hidup menjadi objek
dari biologi. Oleh karena biologi berobjek dari benda-benda yang hidup, maka cukup banyak ilmu yang
tergabung di dalamnya. Oleh karena itu, baik biologi maupun psikologi sama-sama membicarakan
tentang manusia. Sekalipun kedua ilmu ini meninjau manusia dari sudut yang berbade, namun dari segi
tertentu kedua ilmu ini menemukan titik pertemuan.
Dalam ilmu biologi, ada sub pembelajaran yang disebut antropobiologi. Pada antropobiologi ini tidak
mempelajari tentang proses-proses kejiwaan, dan inilah yang dipelajari oleh psikologi.
Seperti yang telah penulis bahas di atas, di samping adanya hal yang berbeda, tampak pula hal yang
sama-sama membahas tentang kedua ilmu ini, misalnya saja keturunan. Mengenai keturunan, baik
psikologi ataupun antropobiologi sama-sama membahas mengenai keturunan.
Soal keturunan yang ditinjau dari segi biologi adalah hal-hal yang berkaitan dengan aspek-aspek
kehidupan yang turun temurun dari suatu generasi ke generasi lain. Masalah keturunan juga dipelajari di
psikologi antara lain misalnya sifat, intelegensi, dan bakan. Oleh karena itu, kurang sempurnalah kita
mempelajari psikologi tanpa mempelajari biologi khususnya antropobiologi, karena ilmu itulah yang
membantu di dalam orang mempelajari psikologi.

2. Hubungan Psikologi dengan Sosiologi

Manusia sebagai makhlukk sosial juga menjadi objek dari ilmu sosiologi. Sosilologi sebagai ilmu yang
mempelajari hubungan manusia dengan manusia lain dalam hidup bermasyarakat. Karena itu, baik
psikologi maupun sosiologi membicarakan mengenai manusia, tidaklah heran apabila pada suatu waktu
ditemukan titik pertemuan antara kedua ilmu ini, misalnya mengenai perilaku. Tinjauan sosiologi yang
penting ialah hidup bermasyarakat, sedangkan tinjauan psikologi ialah perilaku sebagai manifestasi jiwa
yang didorong oleh suatu motif tertentu hingga manusia berperilaku atau berbuat demikian. Seperti
yang dikemukakan oleh Bouman:
“Sosiologi mempelajari hubungan-hubungan antara sesama manusia. Dalam hal ini yang terutama
menarik perhatian kita ialah bentuk-bentuk pergaulan hidup, di mana perhubungan-perhubungan ini
menunjukkan sifat yang kurang ata lebih kekal: pertama-tama golongan-golongan dan penggolongan-
penggolongan (bangsa, keluarga, perhimpunan, tingkatan, kelas, dan sebagainya).

Bagi ahli sosiologi tinggalah satu persoalan yang tidak dapat dimasukkan dalam ilmu-ilmu pengetahuan
lainnya, yakni menyelami hakekat kerjasama dan kehidupan bersama dalam segala macam bentuk yang
timbul dari perhubungan antara manusia dengan manusia. Jadi yang dipersoalkan di sini ialah kehidupan
bergolong-golongan yang sebenarnya” (Bouman, 1953:9).
Karena adanya titik-titik persamaan ini maka timbullah cabang ilmu pengetahuan dalam psikologi yaitu
psikologi sosial yang khusus meneliti dan mempelajari perilaku manusia dalam hubungan dengan situasi-
situasi sosial. Menurut Gerungan, pertemuan antara psikologi dan sosiologi itulah yang merupakan
daerah dari psikologi sosial.
Makin lama orang akan makin menyadari bahwa perilaku manusia tidak dapat terlepas dari keadaan
sekitarnya. Karena itu, tidaklah sempurna meninjau manusia itu berdiri sendiri terlepas dari masyarakat
yang melatarbelakanginya.

3. Hubungan Psikologi dengan Filsafat


Manusia sebagai makhluk hidup juga merupakan objek dari filsafat yang antara lain membicarakan soal
hakekat kodrat manusia, tujuan hidup manusia, dan sebagainya. Sekalipun psikologi pada akhirnya
memisahkan diri dari filsafat, karena metode yang dipempuh sebagai salah satu penyebabnya, tetapi
psikologi masih tetap mempunyai hunbungan dengan filsafat.
Bahkan sebetulnya dapat dikatakan bahwa ilmu-ilmu yang telah memisahkan diri dari filsafat itupun
tetap masih ada hubungan dengan filsafat terutama mengenai hal-hal yang menyangkut sifat hakekat
serta tujuan dari ilmu pengetahuan itu.

4. Hubungan Psikologi dengan Ilmu Politik

Psikologi merupakan ilmu yang mempunyai peranan penting dalam bidang politik, terutama yang
dinamakan “massa psikologi”. Manfaat psikologi, yang berperan penting dalam analisis politik khususnya
psikologi sosial, karena psikologi sosial memberi pandangan baru dalam penelitian mengenai
kepemimpinan dan menerangkan sikap dan reaksi kelompok terhadap keadaan yang dianggapnya baru,
asing, atau berlawanan dengan konsensus masyarakat mengenai gejala sosial tertentu. Lalu, psikologi
sosial dapat pula menjelaskan bagaimana sikap (attitude) dan harapan (expectation) masyarakat dalam
melahirkan tindakan serta tingkah laku yang berpegang teguh pada tuntutan sosial (conformity). Konsep
psikologi sosial yang digunakan salah satunya adalah untuk menjelaskan perilaku memilih dalam
pemilihan umum. Penjelasan teoretis tentang yoting behavior didasakan pada pendekatan sosiologi dan
pendekatan psikologi (Asfar, 1996). Dalam pendekatan psikologi digunakan dan dikembangkan konsep
psikologi ang berupa konsep sikap dan sosialisasi untuk menjelaskan perilaku pemilih.

5. Hubungan Psikologi dengan Ilmu Komunikasi

Ilmu komunikasi bersifat sangat elektif, artinya menggabungkan berbagai bidang, menurut Fisher (1986:
17). Seperti yang dikatakan pula oleh Schramm (1980) bahwa sifat elektif komunikasi sebagai “jalan
simpang paling ramai dengan segala disiplin yang melintasinya”. Dijelaskan lagi oleh Fisher (1984) bahwa
elektisme komunikasi tampak pada konsep-konsep komunikasi dalam empat kelompok yang disebutnya
perspektif (semacam paradigma, teori atau model), diantaranya: perspektif mekanistis (pengaruh
konsep ilmu fisika), psikologis (pengaruh psikologi), interaksional, dan pragmatis.

Ilmu komunikasi sendiri melakukan “perkawinan” dengan ilmu lain termasuk psikologi, dan melahirkan
psikologi komunikasi yang didefinisikan oleh Rakhmat ( 1994 : 9) sebagai “ilmu yang berusaha
menguraikan, meramalkan, dan mengendalikan peristiwa mental dan behavioral dalam komunikasi”.

6. Hubungan Psikologi dengan IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)


Keduanya memiliki persamaan metode, yaitu metode induktif. Penyelidikan psikologi sejalan dengan
metodologi riset dalam periode hipotesis dan eksperimen, dimana kebenaran diperoleh melalui proses
pengajuan hipotesis yang dilanjutkan dengan pengujian melalui eksperimen-eksperimen. Hubungan
Psikologi dan Ilmu Alam Pada permulaan abad ke-19 psikologi dalam penelitiannya banyak terpengaruh
oleh ilmu alam. Psikologi disusun berdasarkan hasil eksperimen Objek penelitian psikologi: manusia dan
tingkah lakunya yang selalu hidup dan berkembang. Objek penelitian ilmu alam : benda mati.
Ilmu pegetahuan alam mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan psikologi. Dengan
memisahkan diri dari filsafat, ilmu pengetahuan alam mengalami kemajuan yang cukup cepat, hingga
ilmu pengetahuan alam menjadi contoh bagi perkembangan ilmu-ilmu lain, termasuk psikologi,
khususnya metode ilmu pengetahuan mempengaruhi perkembangan metode dalam psikologi.
Karenanya sebagian ahli berpendapat, kalau psikologi ingin mendapatkan kemajuan haruslah mengikuti
cara kerja yang ditempuh oleh ilmu pengetahuan alam. Psikologi merupakan ilmu yang berdiri sendiri
terlepas dari filsafat, walaupun pada akhirnya, metode ilmu pengetahuan alam tidak seluruhnya
digunakan dalam lapangan psikologi.
Oleh karena perbedaan dalam obyeknya. Sebab ilmu pengetahuan alam berobyekkan pada benda-
benda mati. Sedangkan psikologi berobyekan pada manusia hidup, sebagai makhluk yang dinamik,
berkebudayaan, tumbuh, berkembang dan dapat berubah setiap saat. Sebagaimana diungkapkan diatas
bahwa psikologi menyelidiki dan mempelajari manusia sebagai makhluk dinamis yang bersifat kompleks,
maka psikologi harus bekerja sama dengan ilmu-ilmu lain. Tapi sebaliknya, setiap cabang ilmu
pengetahuan yang berhubungan dengan manusia akan kurang sempurna apabila tidak mengambil
pelajaran dari psikologi. Dengan demikian akan terjadi hubungan timbal balik.
7. . Hubungan Psikologi dengan Ilmu-Ilmu keguruan
Mendidik dan mengajar yang berhasil diantaranya harus menyesuaikan diri dengan keadaan jiwa anak,
dan itu semua memerlukan psikologi. Hubungan Psikologi dengan Ilmu Pendidikan Ilmu Pendidikan:
bertujuan memberikan bimbingan hidup manusia sejak lahir sampai mati. Pendidikan tidak akan berhasil
dengan baik bilamana tidak didasarkan pada psikologi perkembangan. Hubungan kedua disiplin ilmu ini
melahirkan Psikologi Pendidikan Fireworks.

5. Hubungan Psikologi dengan ilmu antropologi


Adapun antropologi adalah ilmu yang memfokuskan pada perilaku sosial dalam suprastruktur budaya
tertentu. Psikologi Sosial mempelajari perilaku individu yang bermakna dalam hubungan dengan
lingkungan atau rangsang sosialnya. Perbedaan psikologi sosial dengan sosiologi adalah fokus studinya.
Fokus perhatian studi psikologi sosial adalah perilaku Individu sedangkan sosiologi fokus pada sistem
dan struktur sosial yang dapat berubah atau konstan tanpa bergantung pada individu atau lebih
memfokuskan pada masyarakat dan budaya yang melingkupi individu.
Tiga masalah yang menjadi fokus perhatian antropologi adalah kepribadian bangsa, peranan individu
dalam proses perubahan adat istiadat dan nilai universal. Dalam persoalan ‘kepribadian bangsa’
sesudah perang Dunia ke-1 menunjukkan bahwa hubungan antar bangsa kian intensif, perhatian
penjajah terhadap kepribadian bangsa jajahan. Fokus studi antropologi awal tahun 1920-an adalah
antropologi tertarik pada lingkungan dan kebudayaan dari bayi dan anak-anak, masa itu dianggap
penting bagi pembentukan kepribadian dewasa yang khas dalam suatu masyarakat. Hampir semua
penelitian yang mendalami “kepribadian bangsa” menyimpulkan bahwa ciri-ciri kepribadian yang
tampak berbeda pada bangsa-bangsa di dunia ini bersumber pada cara pengasuhan pada masa kanak-
kanak. Misalnya orang jepang yang dewasa menjadi bersifat memaksakan kehendaknya, karena
ketatnya latihan mengenai cara membuang air pada masa kanak-kanak perkembangannya. Saat ini
kesimpulan di atas tidak bisa diandalkan lagi.
Dalam perkembangannya, fokus pendekatan psikologis pada keanekaragaman kebudayaan, berubah.
Minat terhadap hubungan pengasuhan semasa anak-anak dan kepribadian setelah dewasa, tetap
dipertahankan, namun beberapa ahli antropologi mulai meneliti faktor-faktor determinan yang mungkin
jadi penyebab dari kebiasaan pengasuhan anak yang beragam. Kebudayaan tertentu menghasilkan
karakteristik psikologi tertentu dan menimbulkan ciri budaya lainnya. Kesimpulan mengenai pendekatan
psikologis dalam antropologi budaya adalah bahwa dengan menghubungkan variasi dalam pola budaya
dengan masa pengasuhan anak, kepribadian, kebiasaan, dan kepercayaan yang mungkin menjadi
konsekuensi dari faktor psikologis dan prosesnya. Anthropology in mental health, memfokuskan diri
pada aspek sosial budaya yang mempengaruhi kondisi/ gangguan mental pada diri individu.
Hubungan Psikologi dengan Pedagogik
Kedua ilmu ini hampir tidak dapat dipisahkan satu sama lain, oleh karena mempunyai hubungan timbal
balik. Pedagogik sebagai ilmu yang bertujuan untuk memberikan bimbingan hidup manusia sejak dari
lahir sampai mati tidak akan sukses, bilamana tidak mendasarkan diri kepada psikologi., yang tugasnya
memang menunjukan perkembangan hidup manusia sepanjang masa. Bahkan ciri dan wataknya serta
kepribadiannya ditunjukan oleh psikologi. Dengan demikian, pedagogik baru akan tepat mengenai
sasaran, apabila dapat memahami langkah-langkahnya sesuai dengan petunjuk psikologi. Oleh karena
sangat eratnya tugas antara keduanya, maka timbul educational psycational psychology (ilmu jiwa
pendidikan).

6. Hubungan Psikologi dengan Agama


Psikologi dan agama merupakan dua hal yang sangat erat hubungannya, mengingat agama sejak turunya
kepada rasul diajarkan kepada manusia dengan dasar-dasar yang disesuaikan dengan kondisi dan situasi
psikologi pula. Tanpa dasar agama sulit mendapat tempat di dalam jiwa manusia. Di dalam agama
terdapat ajaran tentang bagaimana agar manusia mau menerima petunjuk tuhannya, sehingga manusia
itu sendiri tanpa paksaan bersedia menjadi hamba-Nya yang baik dan taat. Itulah sebabnya dapat
dikatakan bahwa didalam agama itu penuh dengan unsur-unsur pedagogis yang bahkan merupakan
esensi pokok dari tujuan agama diturunkan oleh tuhan kepada umat manusia. Unsur pedagogis dalam
agama tidak dapat mempengaruhi manusia kecuali bilamana disampaikan kepadanya sesuai dengan
petunjuk-petunjuk psikologi, dalam hal ini psikologi pendidikan.
Hubungan psikologi dengan ilmu kedokteran
ilmu kedokteran adalah ilmu yang mempelajari tentang pengobatan dan kehidupan jasmaniah
dan hewan, yang bila dilihat dari objek materialnya, terdapat bidang yang sama dengan psiokologi,
hanya saja objek formalnya yang berbeda , objek formal ilmu kedokteran adalah lebih spesifik pada
pengobatan dan kehidupan jasmaniah (fisik) sedangkan objke formal psikologi adalah kegiatan atau
tingkah laku manusia lebih jelasnya pada kejiwaan manusia
Maka titik temu antara psikologi dan ilmu kedokteran pada tujuan kedua ilmu tersebut yaitu
sesama ilmu yang membantu persoalan-persoalan manusia, hanya saja ilmu kedokteran membantu
persoalan kesehatan fisik manusia sedangkan psikologis membantu persoalan jiwa manusia
Ilmu kedokteran banyak dibantu oleh psikologi untuk mengadakan pebdekatan yang sebaik-
baiknya pada pasien dan menemukan penyebab-penyebab non medis maka dari itu psikologi tidak akan
terlepas hubungan dengan ilmu kedokteran
5. Hubungan Psikologi dengan Pedagogik
Kedua ilmu ini hampir tidak dapat dipisahkan satu sama lain, oleh karena mempunyai hubungan timbal
balik. Pedagogik sebagai ilmu yang bertujuan untuk memberikan bimbingan hidup manusia sejak dari
lahir sampai mati tidak akan sukses, bilamana tidak mendasarkan diri kepada psikologi., yang tugasnya
memang menunjukan perkembangan hidup manusia sepanjang masa. Bahkan ciri dan wataknya serta
kepribadiannya ditunjukan oleh psikologi. Dengan demikian, pedagogik baru akan tepat mengenai
sasaran, apabila dapat memahami langkah-langkahnya sesuai dengan petunjuk psikologi. Oleh karena
sangat eratnya tugas antara keduanya, maka timbul educational psycational psychology (ilmu jiwa
pendidikan).

B. Ruang Lingkup Psikologi

Psikologi dilihat dari segi objeknya psikologi dapat dibedakan dalam dua golongan yang besar, yaitu:
1. Psikologi yang meneliti dan mempelajari manusia.
2. Psikologi yang meneliti dan mempelajari hewan, yang umumnya lebih tegas disebut sebagai
psikologi hewan.
Dalam makalah ini, yang penulis bahas ialah mengenai psikologi manusia yang sampai pada saat ini
masih dibedakan berdasarkan sifatnya yaitu psikologi umum dan psikologi khusus.
Psikologi umum adalah psikologi yang meneliti dan mempelajari kegiatan-kegiatan atau aktivitas-
aktivitas psikis manusia yang tercermin dari perilaku umumnya, yang dewasa, yang normal, dan yang
berkultur (dalam arti tidak terisolasi). Psikologi umum memandang manusia seakan-akan terlepas dalam
hubungan dengan manusia yang lain.
Psikologi khusus adalah psikologi yang meneleti dan mempelajari segi-segi kekhususan dari aktivita-
aktivitas psikis manusia. Hal-hal khusus yang menyimpang dari hal-hal yang umum dibicarakan dalam
psikologi khusus. Psikologi khusus ini ada bermacam macam, antara lain:
1. Psikologi Perkembangan, yaitu psikologi yang membicarakan perkembangan psikis manusia dari
masa bayi sampai tua, yang mencakup:
a. Psikologi anak
b. Psikologi remaja
c. Psikologi orang dewasa
d. Psikologi orang tua

2. Psikologi Sosial, yaitu psikologi yang khusus membicarakan kegiatan-kegiatan atau aktivitas-
aktivitas manusia dalam hubunganya dengan situasi sosial.
3. Psikologi Pendidikan, yaitu psikologi yang khusus menguraikan kegiatan-kegiatan manusia dalam
hubungannya dengan situasi pendidikan misalnya bagaimana menarik perhatian agar pelajaran dapat
dengan mudah dipahami.
4. Psikologi Kepribadian, yaitu psikologi yang khusus menguraikan tentang kepribadian manusia
beserta tipe-tipe kepribadian manusia.
5. Psikopatologi, yaitu psikologi yang khusus menguraikan keadaan psikis yang tidak normal
(abnormal).
6. Psikologi Kriminal, yaitu psikologi yang khusus berhubungan dengan soal kejahatan atau
kriminalitas/
7. Psikologi Perusahaan, yaitu psikologi yang berhubungan dengan persoalan perusahaan.

Psikologi khusus masih berkembang terus sesuai dengan bidangnya. Pada umumnya psikologi khusus
merupakan psikologi praktis yang diaplikasikan sesuai dengan bidangnya. Psikologi yang dipelajari secara
paraktis dapat dipraktikkan dalam bermacam-macam bidang, misalnya bidang industri atau perusahaan
(psikologi perusahaan), dalam bidang pendidikan (psikologi pendidikan), dan dalam bidang-bidang
lainnya sesuai dengan tipenya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat penulis ambil dari isi makalah ini, yaitu:
1. Psikologi merupakan ilmu yang tidak terlepas dari ilmu-ilmu lainnya, di mana psikologi masih
memiliki hubungan dengan beberapa ilmu lainnya seperti ilmu biologi, ilmu sosiologi, ilmu filsafat, ilmu
politik dan ilmu komunikasi.
2. Ruang lingkup psikologi dalam kehidupan manusia itu cukup luas.
3. Berdasarkan sifatnya, psikologi terbagi atas dua yaitu bersifat umum dan bersifat khusus.
4. Macam-macam psikologi khusus yaitu: psikologi perkembangan, psikologi sosial, psikologi
pendidikan, psikologi kepribadian, psikopatologi, psikologi kriminal, psikologi perusahaan dan
sebagainya.

B. Saran

Saran penulis sesuai dengan judul makalah ini yaitu:


1. Penulis sarankan kepada teman-teman untuk lebih memahami mengenai hubungan psikologi
dengan ilmu-ilmu lainnya agar tidak terjadi kerancauan.
2. Penulis sarankan kepada teman-teman untuk lebih memahami mengenai ruang lingkup psikologi
agar lebih mudah dalam menentukan lapangan pekerjaan nantinya

Anda mungkin juga menyukai