Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENGANTAR PSIKOLOGI

DOSEN PENGEMPU:

ROUDLOTUN NIMAH M.Si

DUSUSUN OLEH:
FANDA AMILIA (230301029)

FAKULTAS TARBIYAH
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SUNAN GIRI
BOJONEGORO
TAHUN AKADEMIK 2023/2024

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang telah


Melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga kami bisa Menyelesaikan
karya ilmiah tentang “Definisi Psikologi Berdasarkan Para Ahli,Objek
Kajian,Ruang Lingkup dan Metode Penelitian Psikologi”.
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada Semua pihak
yang telah turut memberikan kontribusi dalam Penyusunan karya ilmiah
ini.Tentunya,tidak akan bisa maksimal Jika tidak mendapatkan dukungan
dari berbagai pihak.Sebagai penyusun kamu menyadari bahwa masih
terdapat Kekurangan baik dari penyusun maupun tetap bahasa
Penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena itu kami Dengan
rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca Agar kami dapat
memperbaiki karya ilmiah kami.Kami berharap semoga karya ilmiah yang
kami susun ini Memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca.

Bojonegoro,18 September 2023

Penyusun

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada zaman sekarang ini, hampir setiap individu sudah
mengenal dan mengetahui tentang psikologi. Seperti yang penulis
ketahui, psikologi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang
aktivitas dan pola tingkah laku, dalam hal ini manusia, secara lebih
mendalam.
Dan seperti yangg penulis ketahui, psikologi merupakan ilmu
yang telah mandiri, di mana ilmu psikologi tidak tergabung dengan
ilmu-ilmu lainnya. Namun demikian tidak boleh dipandang bahwa
psikologi itu sama sekali terlepas dari ilmu-ilmu yang lain. Dalam
hal ini psikologi masih mempunyai hubungan dengan ilmu-ilmu
tersebut.
Psikologi sebagai ilmu yang mempelajari dan mendalami
mengenai jiwa seseorang tentu mempunyai hubungan dengan
ilmu-ilmu lain yang sama-sama mempelajari tentang keadaan
manusia. Hal ini akan menunjukkan bahwa manusia sebagai
makhluk hidup tidak hanya dipelajari oleh ilmu psikologi saja,
melainkan oleh ilmu-ilmu lainnya yang saling berkaitan.
Adapun ilmu psikologi yang berobjekkan manusia dapat
dibedakan menjadi dua sifat yanitu psikologi yang bersifat umum
dan psikologi yang bersifat khusus.
Karena dilatarbelakangi oleh hal tersebut, penulis pun
bermaksud untuk mengangkat tema “Hubungan Psikologi dan
Ilmu-Ilmu Lainnya” sebagai penyaluran informasi dan pengetahuan
mengenai hubungan ilmu psikologi dan ilmu lainnya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalah yang diurakan pada latar belakang di
atas, sebagai rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai
berikut :
3
Ko1. Bagaimana hubungan psikologi dengan ilmu-ilmu
lainnya?
2. Apa saja ruang lingkup ilmu psikologi?
C. Tujuan Penulis
Tujuan yang ingin dicapai ialah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana hubungan psikologi
dengan ilmu-ilmu lainnya yang juga mempelajari tentang
keadaan manusia.
2. Untuk mengetahui apa saja ruang lingkup ilmu
psikologi.

C. Manfaat
Manfaat yang akan didapat ialah sebagai berikut :
1. Agar pembaca mengetahui bagaimana hubungan
psikologi dengan ilmu-ilmu lainnya yang juga mempelajari
tentang keadaan manusia.
2. Agar pembaca mengetahui apa saja ruang lingkup ilmu
psikologi.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hubungan Psikologi dengan Ilmu-Ilmu Lainnya


1. Hubungan psikologi dengan ilmu pendidikan
Sebenarnya, psikologi dan ilmu pendidikan tidak bisa dipisahkan satu sama
lain. Mengapa? Karena keduanya mempunyai hubungan timbal balik. Ilmu
pendidikan sebagai suatu disiplin bertujuan memberikan bimbingan hidup
manusia sejak ia lahir sampai mati. Pendidikan tidak akan berhasil dengan baik
bilamana tidak berdasarkan kepada psikologi perkembangan. Demikian pula
watak dan kepribadian seseorang ditunjukkan oleh psikologi. Karena begitu
eratnya tugas antara psikologi dan ilmu pendidikan, kemudian lahirlah suatu
subdisiplin psikologi pendidikan (education psichology).
Reber menyebut psikologi pendidikan sebagai sub disiplin ilmu psikologi yang
berkaitan dengan teori dan masalah kependidikan yang berguna dalam hal-hal
berikut:
a) Penerapan prinsip-prinsip belajar dalam kelas.
b) Pengembangan dan pembaruan kurikulum.
c) Ujian dan avaluasi bakat dan kemampuan.
d) Sosialisasi proses-proses dan interaksi dengan pendayagunaan
ranah kognitif.
e) Penyelenggaraan pendidikan keguruan.
Dengan batasan atau pengertian di atas, Reber tampaknya menganggap
bahwa psikologi pendidikan masuk dalam subdisiplin psikologi terapan
(applicable).
Meskipun demikian, menurut Witherington, psikologi pendidikan tidak dapat
hanya dianggap sebagai psikologi yang dipraktikkan saja. Psikologi pendidikan,
katanya, adalah suatu studi atau suatu ilmu pengetahuan yang mempunyai hak
hidup sendiri. Memang benar bahwa aspek-aspek tertentu dari psikologi

5
pendidikan nyata-nyata bersifat kefilsafatan, tetapi sebagai suatu ilmu
pengetahuan, sebagai sciente, psikologi pendidikan telah memiliki:
a) Susunan prinsip atau kebenaran dasar tersendiri,
b) Fakta-fakta yang bersifat obyektif dan dapat diperiksa
kebenarannya,dan
c) Teknik-teknik yang berguna untuk melakukan penyelidikan atau
“research”-nya sendiri, termasuk dalam hal ini ialah alat-alat pengukur
dan penilai yang sampai pada batas-batas tertentu dapat dipertanggung
jawabkan ketepatannya.
Di antara alat-alat pengukur dan alat penilai ini, terdapat tes tentang hasil
perkembangan jiwa anak. Kedua tes ini lazim disusun dengan sangat hati-hati.
Di laboratorium, misalnya, untuk mengetahui ada atau tidaknya kesalahan
mekanis dalam kebiasaan membaca anak-anak, diadakan pemotretan terhadap
gerakan mata anak-anak pada waktu membaca dengan mempergunakan
ophthalmograph. Untuk mengetahui apa yang harus dilakukan untuk
mengembangkan suara yang menyenangkan dan untuk memperoleh pemilihan
kata-kata yang tepat pada waktu berbicara, diadakan perekaman terhadap
latihan-latihan bercakap yang dilakukan.
Jadi, meskipun psikologi pendidikan cenderung dianggap oleh banyak
kalangan atau para ahli psikologi, termasuk ahli psikologi pendidikan sendir,
sebagai subdisiplin psikologi yang bersifat terapan atau praktis, bukan teoritis,
cabang psikologi ini dipandang telah memiliki konsep, teori, dan metode
sendiri, sehingga mestinya tidak lagi dianggap sebagai subdisiplin, tetapi
disiplin (cabang ilmu) yang berdiri sendiri.
2. Hubungan Psikologi dengan Biologi
Biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang kehidupan. Semua benda
yang hidup menjadi objek dari biologi. Oleh karena biologi berobjek dari
benda-benda yang hidup, maka cukup banyak ilmu yang tergabung di
dalamnya. Oleh karena itu, baik biologi maupun psikologi sama-sama
membicarakan tentang manusia. Sekalipun kedua ilmu ini meninjau manusia
dari sudut yang berbade, namun dari segi tertentu kedua ilmu ini menemukan
titik pertemuan.

6
Dalam ilmu biologi, ada sub pembelajaran yang disebut antropobiologi. Pada
antropobiologi ini tidak mempelajari tentang proses-proses kejiwaan, dan
inilah yang dipelajari oleh psikologi.
Seperti yang telah penulis bahas di atas, di samping adanya hal yang
berbeda, tampak pula hal yang sama-sama membahas tentang kedua ilmu ini,
misalnya saja keturunan. Mengenai keturunan, baik psikologi ataupun
antropobiologi sama-sama membahas mengenai keturunan.
Soal keturunan yang ditinjau dari segi biologi adalah hal-hal yang berkaitan
dengan aspek-aspek kehidupan yang turun temurun dari suatu generasi ke
generasi lain. Masalah keturunan juga dipelajari di psikologi antara lain
misalnya sifat, intelegensi, dan bakan. Oleh karena itu, kurang sempurnalah
kita mempelajari psikologi tanpa mempelajari biologi khususnya
antropobiologi, karena ilmu itulah yang membantu di dalam orang
mempelajari psikologi.

3. Hubungan Psikologi dengan Sosiologi


Manusia sebagai makhlukk sosial juga menjadi objek dari ilmu sosiologi.
Sosilologi sebagai ilmu yang mempelajari hubungan manusia dengan manusia
lain dalam hidup bermasyarakat. Karena itu, baik psikologi maupun sosiologi
membicarakan mengenai manusia, tidaklah heran apabila pada suatu waktu
ditemukan titik pertemuan antara kedua ilmu ini, misalnya mengenai perilaku.
Tinjauan sosiologi yang penting ialah hidup bermasyarakat, sedangkan tinjauan
psikologi ialah perilaku sebagai manifestasi jiwa yang didorong oleh suatu motif
tertentu hingga manusia berperilaku atau berbuat demikian. Seperti yang
dikemukakan oleh Bouman:
“Sosiologi mempelajari hubungan-hubungan antara sesama manusia. Dalam
hal ini yang terutama menarik perhatian kita ialah bentuk-bentuk pergaulan
hidup, di mana perhubungan-perhubungan ini menunjukkan sifat yang kurang
ata lebih kekal: pertama-tama golongan-golongan dan penggolongan-
penggolongan (bangsa, keluarga, perhimpunan, tingkatan, kelas, dan
sebagainya).
Bagi ahli sosiologi tinggalah satu persoalan yang tidak dapat dimasukkan
dalam ilmu-ilmu pengetahuan lainnya, yakni menyelami hakekat kerjasama dan
kehidupan bersama dalam segala macam bentuk yang timbul dari

7
perhubungan antara manusia dengan manusia. Jadi yang dipersoalkan di sini
ialah kehidupan bergolong-golongan yang sebenarnya” (Bouman, 1953:9).
Karena adanya titik-titik persamaan ini maka timbullah cabang ilmu
pengetahuan dalam psikologi yaitu psikologi sosial yang khusus meneliti dan
mempelajari perilaku manusia dalam hubungan dengan situasi-situasi sosial.
Menurut Gerungan, pertemuan antara psikologi dan sosiologi itulah yang
merupakan daerah dari psikologi sosial.
Makin lama orang akan makin menyadari bahwa perilaku manusia tidak
dapat terlepas dari keadaan sekitarnya. Karena itu, tidaklah sempurna
meninjau manusia itu berdiri sendiri terlepas dari masyarakat yang
melatarbelakanginya.
4. Hubungan Psikologi dengan Filsafat
Manusia sebagai makhluk hidup juga merupakan objek dari filsafat yang
antara lain membicarakan soal hakekat kodrat manusia, tujuan hidup manusia,
dan sebagainya. Sekalipun psikologi pada akhirnya memisahkan diri dari
filsafat, karena metode yang dipempuh sebagai salah satu penyebabnya, tetapi
psikologi masih tetap mempunyai hunbungan dengan filsafat.
Bahkan sebetulnya dapat dikatakan bahwa ilmu-ilmu yang telah memisahkan
diri dari filsafat itupun tetap masih ada hubungan dengan filsafat terutama
mengenai hal-hal yang menyangkut sifat hakekat serta tujuan dari ilmu
pengetahuan itu.

5. Hubungan Psikologi dengan Ilmu Politik


Psikologi merupakan ilmu yang mempunyai peranan penting dalam bidang
politik, terutama yang dinamakan “massa psikologi”. Manfaat psikologi, yang
berperan penting dalam analisis politik khususnya psikologi sosial, karena
psikologi sosial memberi pandangan baru dalam penelitian mengenai
kepemimpinan dan menerangkan sikap dan reaksi kelompok terhadap keadaan
yang dianggapnya baru, asing, atau berlawanan dengan konsensus masyarakat
mengenai gejala sosial tertentu. Lalu, psikologi sosial dapat pula menjelaskan
bagaimana sikap (attitude) dan harapan (expectation) masyarakat dalam
melahirkan tindakan serta tingkah laku yang berpegang teguh pada tuntutan
sosial (conformity). Konsep psikologi sosial yang digunakan salah satunya
adalah untuk menjelaskan perilaku memilih dalam pemilihan umum.Penjelasan

8
teoretis tentang yoting behavior didasakan pada pendekatan sosiologi dan
pendekatan psikologi (Asfar, 1996). Dalam pendekatan psikologi digunakan dan
dikembangkan konsep psikologi ang berupa konsep sikap dan sosialisasi untuk
menjelaskan perilaku pemilih.

6. Hubungan Psikologi dengan Ilmu Komunikasi


Ilmu komunikasi bersifat sangat elektif, artinya menggabungkan berbagai
bidang, menurut Fisher (1986: 17). Seperti yang dikatakan pula oleh Schramm
(1980) bahwa sifat elektif komunikasi sebagai “jalan simpang paling ramai
dengan segala disiplin yang melintasinya”. Dijelaskan lagi oleh Fisher (1984)
bahwa elektisme komunikasi tampak pada konsep-konsep komunikasi dalam
empat kelompok yang disebutnya perspektif (semacam paradigma, teori atau
model), diantaranya: perspektif mekanistis (pengaruh konsep ilmu fisika),
psikologis (pengaruh psikologi), interaksional, dan pragmatis.
Ilmu komunikasi sendiri melakukan “perkawinan” dengan ilmu lain termasuk
psikologi, dan melahirkan psikologi komunikasi yang didefinisikan oleh Rakhmat
( 1994 : 9) sebagai “ilmu yang berusaha menguraikan, meramalkan, dan
mengendalikan peristiwa mental dan behavioral dalam komunikasi”.
B. Ruang Lingkup Psikologi
Psikologi dilihat dari segi objeknya psikologi dapat dibedakan dalam dua
golongan yang besar, yaitu:
1. Psikologi yang meneliti dan mempelajari manusia.
2. Psikologi yang meneliti dan mempelajari hewan, yang umumnya
lebih tegas disebut sebagai psikologi hewan.
Dalam makalah ini, yang penulis bahas ialah mengenai psikologi manusia
yang sampai pada saat ini masih dibedakan berdasarkan sifatnya yaitu psikologi
umum dan psikologi khusus.
Psikologi umum adalah psikologi yang meneliti dan mempelajari kegiatan-
kegiatan atau aktivitas-aktivitas psikis manusia yang tercermin dari perilaku
umumnya, yang dewasa, yang normal, dan yang berkultur (dalam arti tidak
terisolasi). Psikologi umum memandang manusia seakan-akan terlepas dalam
hubungan dengan manusia yang lain.

9
Psikologi khusus adalah psikologi yang meneleti dan mempelajari segi-segi
kekhususan dari aktivita-aktivitas psikis manusia. Hal-hal khusus yang
menyimpang dari hal-hal yang umum dibicarakan dalam psikologi khusus.
Psikologi khusus ini ada bermacam macam, antara lain:
1. Psikologi Perkembangan, yaitu psikologi yang membicarakan
perkembangan psikis manusia dari masa bayi sampai tua, yang
mencakup:
a) Psikologi anak
b) Psikologi remaja
c) Psikologi orang dewasa
d) Psikologi orang tua
2. Psikologi Sosial, yaitu psikologi yang khusus membicarakan
kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas manusia dalam hubunganya
dengan situasi sosial.
3. Psikologi Pendidikan, yaitu psikologi yang khusus menguraikan
kegiatan-kegiatan manusia dalam hubungannya dengan situasi
pendidikan misalnya bagaimana menarik perhatian agar pelajaran dapat
dengan mudah dipahami.
4. Psikologi Kepribadian, yaitu psikologi yang khusus menguraikan
tentang kepribadian manusia beserta tipe-tipe kepribadian manusia.
5. Psikopatologi, yaitu psikologi yang khusus menguraikan keadaan
psikis yang tidak normal (abnormal).
6. Psikologi Kriminal, yaitu psikologi yang khusus berhubungan
dengan soal kejahatan atau kriminalitas.
7. Psikologi Perusahaan, yaitu psikologi yang berhubungan dengan
persoalan perusahaan.
Psikologi khusus masih berkembang terus sesuai dengan bidangnya. Pada
umumnya psikologi khusus merupakan psikologi praktis yang diaplikasikan
sesuai dengan bidangnya. Psikologi yang dipelajari secara paraktis dapat
dipraktikkan dalam bermacam-macam bidang, misalnya bidang industri atau
perusahaan (psikologi perusahaan), dalam bidang pendidikan (psikologi
pendidikan), dan dalam bidang-bidang lainnya sesuai dengan tipenya.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat penulis ambil dari isi makalah ini, yaitu:
1. Psikologi merupakan ilmu yang tidak terlepas dari ilmu-ilmu
lainnya, di mana psikologi masih memiliki hubungan dengan beberapa
ilmu lainnya seperti ilmu biologi, ilmu sosiologi, ilmu filsafat, ilmu politik
dan ilmu komunikasi.
2. Ruang lingkup psikologi dalam kehidupan manusia itu cukup luas.
3. Berdasarkan sifatnya, psikologi terbagi atas dua yaitu bersifat
umum dan bersifat khusus.
4. Macam-macam psikologi khusus yaitu: psikologi perkembangan,
psikologi sosial, psikologi pendidikan, psikologi kepribadian,
psikopatologi, psikologi kriminal, psikologi perusahaan dan sebagainya.

B. Saran
Saran penulis sesuai dengan judul makalah ini yaitu:
1. Penulis sarankan kepada teman-teman untuk lebih memahami
mengenai hubungan psikologi dengan ilmu-ilmu lainnya agar tidak terjadi
kerancauan.
2. Penulis sarankan kepada teman-teman untuk lebih memahami
mengenai ruang lingkup psikologi agar lebih mudah dalam menentukan
lapangan pekerjaan nantinya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Alisjahbana, S. Takdir, Antropologi Baru, PT Dian Rakyat, Jakarta, 1986.

Asfar, Muhammad, “Beberapa pendekatan dalam memahmi perilaku


pemilih”, Jurnal Ilmu Politik, No.6, PT Gramedia, Jakarta, 1996.

Astrid susanto, pendapat umum, Binacipta, bandung, 1985.

Berger, Peter L. Dan Thomas Luckman, The social Construction of Reality,


a Treatise in the Sociology of knowledge, Dombleday & Company, Inc.,
New York, 1966.

Effendi, Usman dan Juhaya S. Praja, Pengantar Psikologi, Angkasa,


Bandung, 1993.

Walgito, Prof. Dr. Bimo. 2005. Pengantar Psikologi Umum. Andi:


Yogyakarta.

http://semuamakalahpembelajaran.blogspot.com/2017/06/makalah-
hubungan-psikologi-dengan-ilmu.html?m=1

12

Anda mungkin juga menyukai