Fahmi Istopani
(2022.003.01.034)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana telah
makalah mata kuliah Bahasa Indonesia yang berjudul “psikologi Pendidikan dan
Dalam penyusunan makalah ini saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh
makalah-makalah selanjutnya.
Penyusun
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….2
DAFTAR ISI……………………………………………………………..............3
BAB I……………………………………………………………...………………4
PENDAHULUAN…………………………………………………………….......4
A. Latar belakang……………………………………………………………..4
B. Rumusan masalah…………………………………………………………5.
C. Tujuan penulisan………………………………………………………….5
BAB II…………………………………………………………………………….6
PEMBAHASAN…………………………………………………………….........6
BAB III……………………………………………………………......................12
PENUTUP…………………………………………………………….................12
A. Kesimpulan ……………………………………………………………...12
B. Saran……………………………………………………………………..12
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………13
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
hubungan erat dengan ilmu mengajar. Di mana dalam proses mengajar, para
yang diajarkan, dan juga menguasai berbagai metode dalam penyampaian agar
apa yang disampaikan dapat dimengerti dan mudah dipahami oleh anak didik.
memiliki pengetahuan yang memadai tentang materi yang diajarkan, dan juga
dapat dimengerti dan mudah dipahami oleh anak didik. Oleh karena itu,
pendidikan
5
B. Rumusan masalah
C. Tujuan penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
1. Psikologi
Kata psikologi berasal dari bahasa Inggris psikologi, ilmu yang dikenal
dengan istilah psikologi dalam istilah yang lebih tua. Kata pikologi berasal dari
dua akar kata bahasa Yunani, yaitu: (1) psyche yang berarti jiwa; (2) psyche yang
berarti jiwa; (2) logos yang berarti pengetahuan. Oleh karena itu, psikologi secara
harafiah berarti ilmu tentang jiwa. Sebagaimana disebutkan Reber, psikologi pada
awalnya digunakan oleh para ilmuwan dan filsuf untuk memenuhi kebutuhan
mereka dalam memahami pemikiran dan perilaku makhluk hidup mulai dari yang
primitif hingga yang paling modern. Namun ternyata hal tersebut tidak tepat
tertentu yang melampaui kaidah etika ilmiah dan filosofis. Prinsip-prinsip ilmiah
dan standar etika filosofis ini tidak bisa begitu saja dipaksakan pada kita sebagai
konten psikologis. Sebelum menjadi suatu disiplin ilmu yang mandiri pada tahun
1879 M, psikologi memiliki akar-akar yang kuat dalam ilmu kedokteran dan
filsafat yang hingga kini (sekarang) masih tampak pengaruhnya. Dalam ilmu
kedokteran, psikologi berperan menjelaskan apa-apa yang terpikir dan terasa oleh
kehendak, dan pengetahuan. Karena kontak dengan berbagai disiplin itulah, maka
timbul bermacam-macam defenisi psikologi yang satu sama lain berbeda, seperti:
1. Psikologi adalah ilmu mengenai kehidupan mental (the science of mental life);
3. Psikologi adalah ilmu mengenai tingkah laku (the science of behavior); dan
mendefenisikannya.1
2. Pendidikan
Kata pendidikan berasal dari kata “didik”, dengan awalan “pe” dan akhiran
“kan”, yang mengandung arti “tindakan” (benda, cara, dan sebagainya). Kata
bahasa Arab, istilah ini biasa diterjemahkan dengan “Tarbiyah” yang berarti
pendidikan.2
Dalam arti yang sangat luas, pendidikan dapat diartikan sebagai proses
1
Muhibbinsyah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Edisi Revisi, Cet. XV,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), hal. 7-8.
2
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Cet. II, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), hal.1
8
pengalaman hidup..3
Teori belajar behavioris adalah teori yang diciptakan oleh Gage dan
arah teori dan praktik pendidikan. serta pembelajaran yang dikenal sebagai
guru kepada peserta didik, sedangkan respon adalah tanggapan atau reaksi
3
Muhibbinsyah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Edisi Revisi, Cet. XV,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), hal.10.
9
terjadi antara stimulus dan respon tidak penting karena tidak dapat diamati
dan diukur. Oleh karena itu, yang dapat diamati adalah rangsangan dan
tanggapan, maka apa yang diberikan guru (stimuli) dan apa yang diterima
peserta didik (tanggapan) harus dapat diamati dan diukur. Teori ini
1. Psikologi Pendidikan
(3) pengujian dan penilaian. bakat dan kemampuan, (4) sosialisasi proses
secara lebih efektif. Tekanan defenisi ini secara lahiriah hanya berkisar
tingkah laku orang yang belajar dan mengajar. Oleh karena itu, psikologi
Siswa, yaitu orang yang belajar, meliputi cara belajar, strategi, faktor-
faktor yang mempengaruhi, dan hasil yang dicapai; (2) Guru, yaitu orang
4
https://core.ac.uk/download/pdf/228440151.pdf Muhibbin Syah, PSIKOLOGI
PENDIDIKAN dengan PENDEKATAN BARU, Edisi Revisi, Cet. V, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2000), hal. 12. di akses pada tangga 15 november 2023
11
dikemukakan oleh para ahli kiranya tidak nampak adanya perbedaan yang
belajar-mengajar6
5
http://dx.doi.org/10.22373/je.v2i1.691 Muhibbin Syah, PSIKOLOGI PENDIDIKAN
dengan PENDEKATAN BARU, Edisi Revisi, Cet. V, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), hal.
13-15 di akses pada tangga 15 november 2023
6
Abd. Rachman Abror, Psikologi Pendidikan, Cet. IV, (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya,
1993), hal. 10.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
proses belajar
mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respons atau
semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan
B. Saran
teori belajar supaya mengetahui lebih lanjut akan aliran tersebut dan
DAFTAR PUSTAKA
Abd. Rachman Abror, Psikologi Pendidikan, Cet. IV, (Yogyakarta: Tiara Wacana
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Cet. II, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), hal.1