Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengetahuan psikologi pendidikan merupakan salah satu informasi yang harus
dipelajari dan dipahami oleh seorang pendidik agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
Sebagai seorang guru, harus dapat memahami siswa dan proses pembelajaran itu sendiri. Para
ahli dan pendidik umumnya sepakat bahwa tidak ada dua anak (bahkan anak kembar) yang
bereaksi persis sama terhadap situasi belajar-mengajar di sekolah. Keduanya mungkin
berbeda dalam penggunaan, kematangan fisik, kecerdasan dan keterampilan motorik.
Pemahaman tentang psikologi pendidikan juga membantu untuk memahami
karakteristik siswa. Dengan mengetahui karakteristik tersebut, guru dapat merancang cara
belajar bagi siswa agar pembelajaran berlangsung secara optimal. Inti masalah psikologi
pendidikan ada pada peserta didik, karena pendidikan adalah perlakuan terhadap peserta
didik, yang perlakuan psikologisnya harus disesuaikan dengan kondisi peserta didik,
mengetahui bagaimana membantu siswa berkembang dengan baik dengan bantuan bimbingan
dan konseling serta bahan pelajaran yang terstruktur dan bermutu tinggi.
Guru harus senantiasa berusaha memahami peserta didik dalam proses pembelajaran,
guru harus mempelajari sifat dasar siswa yang diwarisi dari orang tuanya, guru juga harus
mempersiapkan dasar-dasar penggunaan psikologi pengembangan karakter siswa. Guru harus
mengetahui mengapa siswa melakukan hal-hal tertentu dan juga kegiatan mana yang paling
penting dan berguna dalam pembelajaran. Setiap pendidik yang bertanggung jawab harus
berperilaku sesuai dengan keadaan peserta didik dalam melaksanakan tugasnya.
Pendidikan bukan hanya prosedur, tetapi juga lingkungan bagi orang berinteraksi satu
sama lain. Interaksi yang terjadi merupakan proses dan peristiwa psikologis. Hal ini sangat
perlu dipahami dan dijadikan dasar bagi guru untuk memberikan kondisi yang sesuai bagi
siswa. Para pendidik khususnya guru sekolah diharapkan memiliki pengetahuan yang cukup
tentang psikologi pendidikan, dengan tujuan agar guru mampu mengajar siswa dengan proses
belajar mengajar yang optimal
Dapat disimpulkan bahwa psikologi pendidikan adalah cabang ilmu psikologi yang
menekankan pada masalah pertumbuhan dan perkembangan fisik dan mental anak, yang erat
kaitannya dengan masalah pendidikan dan mampu mempengaruhi proses dan keberhasilan
belajar.
B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang di atas dapat diambil kesimpulan identifikasi masalahnya adalah
sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan psikologi pendidikan?


2. Bagaimana peran psikologi pendidikan dalam proses belajar mengajar teori dan praktik?
3. Bagaimana korelasi pemahaman pendidik tentang psikologi pendidikan terhadap prestasi
peserta didik?

C. Tujuan Makalah

1. Agar pembaca mengetahui yang dimaksud dengan psikologi pendidikan.


2. Mampu menjadi tambahan bekal untuk terjun dalam dunia Pendidikan.
3. Agar pembaca dapat mengetahui peran psikologi pendidikan dalam teori dan praktik
Pendidikan.
4. Mampu memberikan motivasi pada pendidik untuk meningkatkan kompetensi yang akan
berdampak positif terhadap prestasi peserta didik.
BAB II
KAJIAN TEORI

Istilah psychology terdiri dari dua kata bahasa Greek (Yunani), yaitu: 1.) psyche yang
berarti jiwa; 2.) logos yang berarti ilmu. Menurut pengertian tersebut psikologi berarti ilmu
jiwa. Pendidikan berasal dari kata “didik”, lalu mendapat awalan “me” sehingga menjadi
“mendidik”, yang artinya memelihara dan memberi latihan. Sedangkan menurut KBBI
“pendidikan” merupakan proses pengubahan sikap dan tata tingkah laku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
pelatihan.

Pada buku pengantar psikologi terdapat 4 kajian psikologi mengenai pendidikan yaitu:

Kajian Biologis: Peristiwa psikologis berkaitan dengan kerja otak dan sistem saraf. Otak
manusia terdiri dari sepuluh miliar sel saraf dengan jumlah interkoneksi yang tidak terbatas.
Pendekatan ini mengkaji perihal manusia dan spesies lain yang mengupayakan keterkaitan
perilaku yang terlihat terhadap peristiwa listrik dan kimiawi yang terjadi di dalam otak serta
sistem saraf. Kajian biologis menghasilkan perkembangan dalam penelitian belajar dan
memori. Pendekatan ini mencoba memilih neurobiologis yang mendasari perilaku dan mental
manusia.

Kajian Perilaku: Pendekatan perilaku mempelajari manusia dalam aspek perilaku. Kajian ini
memiliki mutu yang berbeda dari observasi ilmu pengetahuan lain karena mengkaji perilaku
manusia, ilmu psikologi yang objektif dapat dikembangkan. Kajian psikologis ini sering
disebut behaviorisme, yang memuat tentang peran stimulus-respons pada lingkungannya,
respons akibat stimulus, dan akibat dari respons. Pendekatan perilaku tidak memutuskan
perkembangan mental seseorang tanpa mempertimbangkan antara stimulus dan respons.
Melalui stimulus-respons tersebut dapat disimpulkan secara objektif mengenai aktivitas
mental seseorang.

Kajian Kognitif: Kajian kognitif merupakan reaksi terhadap perilaku manusia. Penelitian
kajian ini didasarkan pada pemikiran bahwa: (a) manusia dapat memperoleh pemahaman
sepenuhnya perihal apa yang dilakukan oleh seseorang melalui proses mental secara objektif,
dan (b) memanfaatkan analogi pikiran serta teknologi komputer. Perspektif kognitif
berkembang sebab sempitnya reaksi pandangan stimulus-respons, yang diharap dengan
pendekatan ini tidak mengabaikan banyak bidang penting fungsi pada manusia.

Pendidikan atau pengajaran yang baik harus senantiasa relevan dengan kebutuhan
peserta didiknya (Singgih: 1980). Pendidik perlu menerapkan komunikasi serta hubungan
yang fleksibel. Pengajar wajib mampu melakukan tindakan dan cara hidup yang sinkron
dengan apa yang diajarkan, dituntut bukan hanya mentransferkan pelajaran kepada peserta
didik. Oleh sebab itu seorang pendidik harus dapat mengerti kepribadiannya sendiri, sebelum
ia mengerti kepribadian peserta didiknya (Witherington:1991). Sektor pendidik memandang
psikologi sebagai asal untuk menghasilkan praktik pendidikan, hipotesis, dan cara dalam
praktik pendidikan, sehingga metode belajar dapat berjalan secara efektif.

Tugas seorang pendidik sejatinya tidak hanya menyiapkan bahan pengajaran serta
menyajikannya, namun juga perencanaan dan evaluasi (penilaian) belajar. Dalam
perencanaan dan evaluasi diperlukan beberapa cara agar pendidik dapat melihat capaian
peserta didik, juga menilai dari segi yang berkaitan dengan interaksi belajar mengajar.
Pendekatan tersebut harus didasarkan pada pemahaman akan kepribadian peserta didik.

Dari uraian di atas maka tugas psikologi pendidikan dalam lingkup pendidikan tidak
hanya berkaitan dengan perkembangan psikis peserta didik, tetapi juga mempelajari
perkembangan peserta didik dalam interaksinya dengan proses pembelajaran, juga faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi pembelajaran yang disampaikan pendidik terhadap peserta
didik.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian Psikologi Pendidikan

Psikologi pendidikan merupakan cabang ilmu psikologi yang tidak hanya mencakup
teoritis, namun bersifat praktis pula. Hal tersebut menandakan prinsip-prinsip teori psikologi
dapat diterapkan dalam kehidupan pendidikan untuk membangun potensi para peserta didik,
mahasiswa, maupun para pendidik. Karena dapat diterapkan dalam kehidupan pendidikan,
ada beberapa ahli psikologi yang mengartikan psikologi pendidikan sebagai sub disiplin
psikologi terapan (applicable).

Menurut Arthur S. Reber., psikologi pendidikan merupakan bagian disiplin ilmu


psikologi yang berhubungan dengan gagasan dan problem kependidikan yang bermanfaat
dalam beberapa hal, diantaranya: Pengaplikasian prinsip belajar dalam kelas; Peningkatan
dan pembaharuan kurikulum; Ujian dan evaluasi bakat dan keahlian; Sosialisasi proyek dan
dinamika tahap dengan pendayagunaan kognitif; dan pengorganisasian pendidikan keguruan.

Sementara itu, Barlow (1985) memaknai psikologi pendidikan sebagai "... a body of
knowledge grounded in psychological research which provides a repertoire of resources to
aid you in functioning more effectively in teaching learning process". Berdasarkan pada
pendapat Barlow di atas, psikologi pendidikan merupakan pengetahuan yang bersumber dari
studi psikologis yang menyelenggarakan rentetan sumber untuk melayani tahapan kegiatan
belajar mengajar secara efektif.

Dengan demikian, psikologi pendidikan didefinisikan sebagai salah satu ruang lingkup
psikologi yang dengan eksklusif membahas tingkah laku individu, agar menemukan berbagai
data, generalisasi, dan teori psikologi yang berhubungan erat dengan pendidikan, yang
didapatkan melalui metode ilmiah tertentu, bertujuan untuk mencapai efektivitas proses
pendidikan. Berdasarkan penjabaran di atas, menandakan bahwa pendidikan memang tidak
dapat dilepaskan dari psikologi.
B. Hubungan Psikologi dengan Pendidikan

Psikologi dan pendidikan merupakan 2 hal yang saling berhubungan timbal balik.
Pendidikan memiliki kedudukan penting terhadap pembimbingan hidup manusia dari lahir
sampai meninggal. Oleh sebab itu menandakan bahwa psikologi turut serta dalam berjalannya
suatu pendidikan. Para ahli di bidang psikologi pendidikan menyatakan bahwa psikologi
pendidikan dalam hal tertentu dapat disimpulkan melalui hubungannya dengan bidang ilmu
yang lain, terutama psikologi. Sebab psikologi Pendidikan tidak mungkin dipahami kecuali
dengan memahami konsep dan konstruksi penting dalam psikologi yang relevan dengan
dunia Pendidikan.

Psikologi pendidikan merupakan bidang pengetahuan yang wajib dimiliki oleh setiap
guru, berguna untuk mempermudah guru saat mempelajari tingkah laku peserta didik.
Sehingga berdasarkan ilmu ini guru akan memahami bagaimana mencari solusi dari masalah
yang sedang dihadapi, dan juga sekaligus dapat menjabarkan apakah para siswa berada dalam
kondisi belajar yang sesuai atau justru sebaliknya.

Namun demikian, dasar psikologi pendidikan yakni sebagai media untuk mengetahui
perubahan tingkah laku para peserta didik dan juga dapat dijadikan sebagai alat bagi tenaga
pendidik untuk mengendalikan diri. Fungsi lain dari psikologi pendidikan adalah untuk
membantu belajar bagi peserta didik dalam proses kegiatan menuntut ilmu. Dengan
demikian, dapat menyokong tercapainya suatu tujuan pendidikan.

C. Kontribusi Psikologi Pendidikan Bagi Teori dan Praktik Pendidikan

Psikologi pendidikan telah lama menjadi landasan dalam pembentukan dan


pengembangan teori serta praktik pada bidang pendidikan. Kontribusi psikologi pendidikan
relatif besar terhadap dunia pendidikan antara lain terhadap pengembangan kurikulum, sistem
pembelajaran, dan sistem penilaian.

1. Peran psikologi terhadap kurikulum Pendidikan


Kajian psikologi pendidikan mengenai pengembangan kurikulum pendidikan
terfokus pada pemahaman aspek-aspek sikap dalam konteks belajar mengajar.
Dalam hal ini psikologi pendidikan memberikan perhatian terhadap bagaimana
input, proses, serta output pendidikan dapat berjalan lancar juga tetap
memperhatikan aspek perilaku dan kepribadian siswa.
Ditinjau sisi psikologisnya, pengembangan diri siswa dapat didasarkan pada
kemampuan kognitif, afektif, serta psikomotor. Kemampuan tadi bisa terlihat dari
perkembangan perilaku, tingkat kecerdasan, motivasi, perasaan, serta ciri- ciri
lainnya. Kurikulum pendidikan harus bisa menyediakan kesempatan kepada setiap
siswa agar dapat berkembang seiring dengan potensi yang dimilikinya, baik pada
hal subject matter juga metode penyampaiannya.
Kurikulum pendidikan Indonesia sekarang disebut kurikulum basis kompetensi,
yang menekankan pada pengembangan kemampuan (pengetahuan, keterampilan,
dan nilai-nilai dasar), lalu direfleksikan dalam kebiasaan bertindak dan berpikir.
Kebiasaan bertindak dan berpikir yang memiliki refleksi diri yang konsisten dan
terus menerus memungkinkan siswa tersebut menjadi kompeten dan unggul dalam
pengetahuan, keterampilan, dan poin dasar untuk berkegiatan.
Jadi dalam pengembangan kurikulum berbasis kompetensi, kajian psikologis
berperan besar dalam aspek: (a) skill siswa dalam berbagai hal; (b) riwayat belajar
siswa; (c) hasil belajar, dan (d) standarisasi kemampuan siswa.

2. Peran psikologi terhadap sistem pembelajaran


Kajian psikologi pendidikan telah melahirkan banyak teori yang mendasari sistem
pembelajaran, contohnya: teori classical conditioning, connectionism, teori daya,
teori kognitif, dan lainnya. Terlepas dari kontroversi mengenai kelemahan dari
masing-masing teori tersebut, kenyataannya teori-teori tersebut telah memberikan
sumbangan yang berarti dalam proses pembelajaran. Sebagai contoh, siswa dapat
sepenuhnya belajar ketika respons psikologinya dibimbing oleh pengajar yang
baik. Pada saat pembelajaran, proses pemahaman sebuah topik akan lebih cepat
dicapai jika siswa pernah mengalami dan mengetahui penyelesaian masalah
tersebut. Oleh karena itu pendekatan psikologi melalui interaksi dan komunikasi
yang menyenangkan membangun cita-cita dan asa siswa untuk bisa menjadi lebih
baik.
Selain itu, kehadiran psikologi pendidikan juga melahirkan beragam prinsip-prinsip
pembelajaran yang dijelaskan Sudirwo (2002): (a) Seseorang yang belajar wajib
memiliki tujuan; (b) Tujuan lahir berdasarkan kebutuhan, bukan sebuah paksaan;
(c) Mampu mengalami berbagai kesulitan; (d) Belajar bisa dilihat dari adanya
perubahan perilaku; (e) Belajar membutuhkan wawasan tentang apa yang harus
dipahami dan dipelajari; (f) Membutuhkan bimbingan, dan (g) Ujian diadakan
dengan syarat harus paham terlebih dahulu.
3. Peran psikologi terhadap sistem penilaian
Penilaian pendidikan merupakan salah satu aspek krusial dalam pendidikan guna
mengetahui taraf keberhasilan sistem pendidikan yang berlaku. Melalui psikologi
dapat dikaji perilaku apa saja yang terjadi pada siswa setelah mengikuti kegiatan
pendidikan atau pembelajaran tertentu. Beragam tes psikologi dapat membantu
memberikan penilaian pada siswa yang digunakan untuk mempermudah dalam
menjembatani potensi, harapan, ataupun impian siswa yang sesuai dengan talenta
serta kemampuannya. Pemahaman kecerdasan, bakat, minat, dan aspek kepribadian
lainnya melalui pengukuran psikologis memiliki arti penting bagi upaya
pengembangan proses pendidikan siswa sehingga pada saatnya dapat dicapai
perkembangan yang optimal.

D. Arti Penting Psikologi Pendidikan

Psikologi berperan penting dalam proses pendidikan, pendidikan adalah perlakuan


terhadap peserta didik yang secara psikologis perlakuan tersebut harus selaras dengan
keadaan peserta didik.

Proses belajar setiap peserta didik dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal
(faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik itu sendiri) dan faktor eksternal (faktor yang
berasal dari luar peserta didik meliputi orang tua, guru, dan masyarakat). Keluarga (orang
tua) merupakan tempat utama dan pertama pendidikan serta pengembangan anak. Dalam
keluarga tumbuh reaksi seorang anak terhadap sesuatu, karakter anak akan dipengaruhi oleh
proses belajar dan pola asuh yang dilaluinya dalam keluarga, yang akan menjadi bentukan
sikap dan kepribadian kedepannya, maka dari itu keluarga menjadi pusat pendidikan (center
of education) yang primer. Sekolah (guru) pada dasarnya mengarahkan, memberikan
bimbingan, dan cara bagi peserta didik untuk belajar, bertumbuh, serta berkembang. Tapi
tidak menutup kemungkinan peranan pendidik dalam pembentukan psikologi anak sehingga
seorang pendidik juga harus dapat mengerti tahapan-tahapan psikologi pendidikan. Melalui
bantuan psikologi pendidikan yang baik dari internal maupun eksternal, peserta didik dapat
menjadi individu yang bertanggung jawab atas perbuatannya.

Hal yang harus diperhatikan dalam mendukung proses pendidikan peserta didik:
1. Paham karakter dan keunikan individu peserta didik
2. Mampu menciptakan karakter peserta didik yang berkompetensi
3. Dapat mencapai tujuan
4. Sebagai bimbingan anak dalam pendidikan
5. Memenuhi kebutuhan konseling
6. Menemukan cara pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan, karakteristik,
jenis belajar, dan gaya belajar, juga tingkat perkembangan yang dialami peserta
didik.
7. Membangun iklim belajar yang aman. Hal ini sangat diperlukan agar peserta didik
dapat belajar dengan nyaman dan menyenangkan di sekolah maupun di rumah
8. Membantu evaluasi belajar

Dengan mempelajari psikologi pendidikan maka wali peserta didik juga guru dapat
memahami karakteristik anak serta dapat bijak dalam menyiapkan proses belajar mengajar
yang aman, nyaman, dan efektif.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Psikologi pendidikan merupakan salah satu cabang psikologi yang secara khusus
mengkaji perilaku individu, dengan tujuan menemukan berbagai fakta, generalisasi, dan
teori-teori psikologi berkaitan dengan pendidikan, yang diperoleh melalui metode ilmiah
tertentu, dalam rangka pencapaian efektivitas proses pendidikan.
2. Psikologi berperan penting dalam proses belajar mengajar, yakni membantu memahami
karakteristik peserta didik dalam belajar. Dengan mengetahui karakteristik tersebut guru
dapat mendesain pembelajaran agar mendapatkan hasil yang optimal. Pendidikan yang
berjalan secara optimal itulah yang akan menentukan kehidupan bangsa ke depannya.
3. Tidak dapat dipungkiri bahwa kemampuan setiap peserta didik berbeda dengan peserta
didik lain. Dalam hal ini pemahaman pendidik mengenai psikologi pendidikan menjadi
faktor penting dalam pengembangan prestasi akademik peserta didik. Dengan
menganalisis bakat dan kemampuan masing-masing peserta didik, pendidik bisa
mengarahkan pada peserta didik bagaimana cara yang tepat untuk mengembangkan
potensi diri sehingga prestasi akan mudah untuk diraih.
4. Psikologi pendidikan penting dimiliki oleh semua guru, berguna untuk membantu
membaca tingkah laku peserta didik, memudahkan guru untuk mencari solusi terkait
masalah yang dihadapi, dan memastikan kondisi belajar siswa sudah sesuai demi
tercapainya tujuan Pendidikan

B. Saran
1. Sebaiknya pemahaman pendidik mengenai psikologi pendidikan lebih diperhatikan lagi.
Karena kondisi psikologi peserta didik sangat berpengaruh terhadap proses
pembelajaran. Dengan pembelajaran yang lancar akan memberikan hasil yang optimal.
2. Dengan adanya makalah terkait psikologi pendidikan ini tentunya dapat menjadi acuan
bagi semua kalangan untuk berusaha memperbaiki psikologi pendidikan di Indonesia.
Karena pendidikan yang berhasil tidak terlepas dari psikologi pendidikan itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai