FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM AL-KARIMIYAH
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puja dan puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT.
Yang telah memberikan kami kenikmatan,
sehingga kami dapat menyusun makalah ini.
Shalawat dan salam kami junjungkan kepada
Nabi Muhammad SAW. yang telah
membebaskan umat dari masa jahiliyah.
Makalah ini penting untuk dibahas pada
kali ini, untuk memahami Aliran-aliran psikologi
pendidikan dan perkembangan kognitif dan
bahasa, dalam menempuh mata kuliah Psikologi
Pendidikan, yang mudah-mudahan bermanfaat
bagi pembaca dan khususnya bagi pemakalah.
Pemakalah menyadari betul bahwa penulisan
makalah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran sangat
diharapkan dari berbagai pihak yang sifatnya
membangun dan untuk perbaikan makalah yang
akan datang. Semoga makalah ini memberikan
manfaat khususnya bagi pemakalah umumnya
bagi para pembaca. Aamiin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu jiwa pendidkan yang lebih dikenal dengan
psikologi pendidikan terdiri dari dua kata, yaitu psikologi
dan pendidikan. Psikologi berasal dari bahasa Yunani yaitu
psyche yang berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu. Jadi
secara harfiah psikologi berarti ilmu tentang jiwa atau ilmu
jiwa1.
Adapun mengenai pendidikan menurut kamus
besar bahasa indonesia, pendidikan adalah proses
pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok
orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui
upaya pengajaran dan pelatihan, pertumbuhan dan
kematangan individu serta penerapan prinsip-prinsip ilmiah
tentang reaksi manusia yang mempengaruhi belajar dan
mengajar2.
Pengetahuan psikologi pendidikan merupakan
salah satu pengetahuan yang perlu dipelajari dan dipahami
oleh seorang guru agar dapat menjalankan tugas sebagai
guru dengan cara yang sebaik-baiknya. Jadi seorang guru
harus menguasai mata pelajaran yang diberikan tetapi
perlu juga memahami mereka yang dipimpinnya dalam
prosses pendidikan.
Para ahli psikologi dan pendidikan pada umumnya
berkeyakinan bahwa dua orang anak (yang kembar
sekalipun) tak pernah memiliki respons yang sama persis
terhadap situasi belajar mengajar di sekolah. Keduanya
sangat mungkin berbeda dalam hal pembawaan,
kematangan jasmani, inteligensi, dan keterampilan
motor/jasmaniah. Anak-anak itu seperti juga anak-anak
lainnya, relative berbeda dalam kepribadian sebagaimana
yang tampak dalam penampilan dan cara berpikir atau
memecahkan masalah mereka masing-masing.
Pendidikan, selain merupakan prosedur juga merupakan
lingkungan yang menjadi tempat terlibatnya individu yang
saling berinteraksi. Dalam interaksi antar-individu ini baik
antara guru dengan para siswa maupun antara siswa
dengan siswa lainnya, terjadi proses dan peristiwa
psikologi. Peristiwa dan proses psikologis ini sangat perlu
untuk dipahami dan dijadikan landasan oleh para guru
dalam memperlakukan para siswa secara tepat.
Para pendidik, khususnya para guru sekolah,
sangat diharapkan memiliki kalau tidak menguasai–
pengetahuan psikologis pendidikan yang sangat memadai
1
Drs. M. Dalyono. psikologi pendidikan/. Jakarta: Rineka cipta
2 Irwanto. 1997. Psikologi Umum.Pustaka Setia
1
agar dapat mendidik para siswa melalui proses belajar-
mengajar yang berdaya guna dan berhasil guna.
Pengetahuan mengenai psikologi pendidikan bagi para
guru berperan penting dalam menyelenggarakan
pendidikan di sekolah-sekolah. Hal ini disebabkan eratnya
hubungan antara psikologi khusus dengan pendidikan,
seerat metodik dengan kegiatan pengajaran. Karena
psikologi pendidikan mendasarkan uraiannya pada
metode-metode ilmiah untuk mendapatkan dan
mengaplikasikan pengetahuan di dalam bidang
pendidikan, maka psikologi pendidikan disebut ilmu
terapan atau applied science3.
Apa pun yang disimpulkan para ahli tentang
psikologi pendidikan, dapat disimpulkan bahwa psikologi
pendidikan adalah cabang dari psikologi yang dalam
penguraian dan penelitiannya lebih menekankan pada
masalah pertumbuhan dan perkembangan anak, baik fisik
maupun mental, yang sangat erat hubungannya dengan
masalah pendidikan terutama yang mempengaruhi proses
dan keberhasilan belajar.
A. Rumusan Masalah
1. Apa maksud dari Aliran-aliran Psikologi Pendidikan ?
2. Apa Dampak Keragaman individu dalam Pendidikan?
B. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui maksud dari aliran – aliran Psikologi
Pendidikan
2. Untuk Mengetahui dampak keragaman individu dalam
pendidikan
3 Winkel, W. S. 1997. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Aliran Behaviorisme
3
2. ALIRAN STRUKTURALISME
3. ALIRAN FUNGSIONALISME
4. ALIRAN PSIKOANALISIS
5
Bimo Walgito.Pengantar psikologi umum. (Yogyakarta: Penerbit Andi,2010), hlm.74
6
Alex Sobur.Opcit, hlm :106
4
Freud banyak memberikan kontribusi dalam hal
mengembangkan konsep motivasi dari alam
ketidaksadaran dan mengarahkan fokus penelitian pada
pengaruh pengalaman masa kecil terhadap
perkembangan kepribadian selanjutnya sampai dewasa.
Di samping itu, Freud juga merangsang studi yang intensif
tentang emosi, yaitu cinta, takut, cemas, dan seks 7.
Dalam teori Freud dinyatakan bahwa satu-satunya
hal yang mendorong kehidupan manusia adalah dorongan
id (libido seksualita), mendapat tantangan keras. Dalam
libido seksualita, seseorang berusaha mempertahankan
eksistensinya karena bermaksud memenuhi hasrat
seksualnya. Dalam pandangan psikologi humanistik, teori
Freud hanya menjelaskan adanya kebutuhan yang paling
mendasar dari manusia, yaitu kebutuhan fisioligis dan tak
mampu memberikan untuk empat kebutuhan manusia
yang lain8.
Di alam tak sadar inilah tinggal tiga struktur mental yang
diibaratkan gunung es dari kepribadian kita yaitu:
1. Id atau Es (energi psikis)
2. Kh atau ego
3. Uber lcr atau super ego
5. ALIRAN HUMANISME
7
Alex Sobur.Opcit, hlm : 11
8
Ibid, hlm : 112
5
Sedangkan menurut Viktor Frankl dalam logotherany
(teknik psikoterapi) mengatakan bahwa “ makna hidup
yang bermakna, semua kehidupan yang dialami manusia
memiliki hikmah dan makna tersendiri, oleh sebab itu
peristiwa yang menyenangkan maupun yang menyedihkan
bukanlah substansi eksistensi, sebab yang menjadi
hakekat peristiwa adalah makna dan hikmahnya.
Humanisme telah mengembangkan logoterapi yang
mencitrakan kecerdasan manusiawi dalam tingkat yang
tinggi, semangat memaknai kehidupan melalui keyakinan
tentang adanya kesadaran tertinggi tentang makna hidup.
Abraham Maslaw juga dikenal sebagai “ Bapak
spiritual” psikologi humanistik, bagi maslaw manusia
dengan potensinya akan mampu mengembangkan bakat
dan kemampuannya, pengembangan potensi dan
aktualisasi diri dilakukan dengan cara mengalami
kehidupan secara sistimatis, mulai yang terendah hingga
yang tertinggi “. Adalah Carl Rogers tentang teori
humanisme mengenai potensi diri manusia,ia
mengemukakan ciri-ciri orang yang sehat sebagai berikut:
a. Pandai menikmati hidup.
b. Terbuka terhadap semua pengalaman.
c. Memilih hidup sesuai dengan panggilan hati
nurani.
d. Apresiasif, bebas berfikir, tidak mau terikat,
spakanitas, kreatif dan fleksibel.
6
Tokoh yang di anggap sebagai pendiri aliran Gesalt
ini adalah Max Wertheimer (1880 - 1943) 10 . Kemudian
dikembangkan oleh Kurt Koffka11 dan Wolfgang kohler ini
mengkritik teori – teori psikologi yang berlaku di Jerman
sebelumnya, terutama teori strukturalisme dari Wilhelm
Wund, teori Wundt yang khususnya mempelajari proses
penginderaan dianggap terlalu elemenistik. Padahal,
persepsi manusia terjadi secara menyeluruh, sekaligus
dan terorganisasikan, tidak secara parsial atau sepotong–
sepotong.
Karena itulah menurut Weirtheimer ketika sebuah
melodi terdengar (dipersepsi), sebuah kesatuan dinamis
atau keutuhan muncul dalam persepsi. Akan tetapi nada
tersebut dalam dirinya menyebar dan saling bergantian
dalam urutan waktu tertentu. Urutan waktu itu di ubah
maka gesalt nya turut berubah12.
10
singgih Dirgagunarsa. Opcit, hlm : 87
11 Kurt Koffka adalah tokoh psikologi Gesalt yang banyak menulis tentang faham – faham dan definisi–definisi
dari pada aliran ini
12
Alex Sobur.Opcit, hlm : 11
13
Alex Sobur.Opcit, hlm : 117
14
Alex Sobur. Opcit, hlm : 311
15 Ibid, hlm : 42
7
dan fisik tidak dipisahkan lagi, karena keduanya termasuk
dalam kognisi manusia16.
8
B. Dampak Keragaman individu dalam Pendidikan
17
(Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
9
Berdasarkan hal tersebut, perlu dibahas kembali terkait
aplikasi keragaman individu
dalam Pendidikan, meliputi; pengertian keragaman/varian
individu, serta aplikasi keragaman
individu dalam Pendidikan
Oleh karena itu, seorang guru hendaknya
mampu memahami karakteristik maupun sifat dari
masing-masing individu siswa. Dengan cara maupun
metode yang telah disebutkan sebelumnya, serta
mengaplikasikan secara langsung dalam pendidikan,
sehingga dapat mengetahui perbedaan siswa dan cara
untuk mengatasi hal tersebut melalui beberapa cara
yang mudah dipahami siswa. Berdasarkan hal tersebut,
perlu dibahas kembali terkait aplikasi keragaman individu
dalam Pendidikan, meliputi; pengertian keragaman/varian
individu, serta aplikasi keragaman individu dalam
Pendidikan.
18
(Wirakusumah, 2003)
19
(Zainal Arifin, 2010)
20
(Indriyanto, 2008)
10
Berikut ini beberapa pengertian variasi individual
menurut para ahli:
a. Menurut Lindgren; variasi individual menyangkut tentang
variasi yang terjadi,baik variasi pada aspek fisik, maupun
psikologis21;
b. Menurut Chaplin; variasi individual adalah perbedaan sifat
kuantitatif dalam suatu sifat, yang bisa membedakan satu
individu dengan individu lainnya. Berdasarkan hal
tersebut, keragaman/variasi individual adalah perbedaan
antara indvidu siswa yang satu dengan individu lainnya
dalam suatu organisasi. Terdapat beberapa kategori
keragaman/variasi individual22, antara lain:
1. Perbedaan fisik, seperti jenis kelamin, berat badan,
pendengaran, penglihatan, dankemampuan bertindak
2. Perbedaan sosial, status ekonomi, agama, hubungan
keluarga, dan suku
3. Perbedaan kepribadian termasuk watak, motif, minat, dan
sikap
4. Perbedaan inteligensi dan kemampuan dasar
5. Perbedaan kecakapan atau kepribadian pada suatu
organisasi
Dari beberapa pengertian diatas, dapat
disimpulkan bahwa keragaman/variasi individual
merupakan hal-hal yang berkaitan dengan “psikologi
pribadi” yang menjelaskan perbedaan psikologis maupun
fisik antar individu.
Adapun faktor–faktor yang mempengaruhi
keragaman/variasi individual berasal dari faktor internal
individu dari pada eksternal. Latar belakang individu
seperti latar belakang keluarga dan teman-teman
merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi
perbedaan individual.
Sedangkan faktor internal yang mempengaruhi
perbedaan individual dalam belajar adalah faktor-faktor
yang berkaitan dengan fisik, mental intelektual/kognitif
dan faktor psikologis. Faktor fisik meliputi faktor
kesehatan/kesegaran fisik dan faktor alat indra(fungsi alat
indra mata dan telinga).
Faktor mental intelektual terdiri dari faktor
kecerdasan/inteligensi dan faktor kognitif yang meliputi
faktor kemampuan mengenal/mengamati, berpikir,
kemampuan mengingat serta faktor appersepsi (dasar
pengetahuan/ pengalaman yang dimiliki). Faktor
psikologis adalah sikap, minat, dan motivasi individu
terhadap suatu proses23.
21
(Chaplin,1972)1)
22
(Sunarto, 2006)
23
(Muhibbin Syah, 2007)
11
Dari ketiga faktor di atas, dari faktor fisik, faktor
mental intelektual dan faktor psikologis yang banyak
mempengaruhi perbedaan individual dalam menerima
informasi, sedangkan faktor-faktor yang akan
mempengaruhi perbedaan individual dalam menyerap
informasi adalah faktor psikilogis dan faktor mental
intelektual individu tersebut.
24
(Zaenal Mustakim, 2011)
12
siswa sampai memperoleh hasil belajar tuntas
(memperoleh penguasaan penuh).
Sistem belajar tuntas atau disebut juga Mastery
Learning dilaksanakan berdasarkan anggapan bahwa
setiap siswa yang mempunyai IQ normal akan
mampu menguasai semua bahan pelajaran yang dipelajari
(memperoleh hasil belajar yang tuntas), apabila diberikan
kesempatan waktu belajar yang cukup bagi diri siswa.Oleh
karena waktu belajar sekolah terbatas hanya selama jam
pelajaran yang sudah ditentukan (selama 45 atau paling
lama 90 menit), maka kemungkinan besar siswa yang
kurang pandai tidak mampu menguasai semua bahan
yang dipelajari, mereka memerlukan tambahan waktu
belajar yang cukup agar dapat menguasai secara tuntas.
Tambahan waktu bimbingan belajar dalam sistem
belajar tuntas tersebut akan dilaksanakan melalui
program remedial. Program tersebut dilaksanakan dengan
memberikan tambahan waktu bimbingan belajar di sekolah
pada waktu jam istirahat atau dilaksanakan diluar sekolah,
ataupun dirumah setelah pulang sekolah. Bimbingan
belajar dapat dilakukan oleh guru atau dengan meminta
bantuan teman sebaya siswa yang pandai sebagai
tutor sebaya, untuk membimbing sampai dapat menguasai
bahan pelajaran secara tuntas seperti yang dapat dicapai
oleh siswa lainnya.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
14
disebutkan sebelumnya, serta mengaplikasikan secara
langsung dalam pendidikan, sehingga
dapat mengetahui perbedaan siswa dan cara untuk
mengatasi hal tersebut melalui beberapa
cara yang mudah dipahami siswa.
Berdasarkan hal tersebut, perlu dibahas kembali terkait
aplikasi keragaman individu
dalam Pendidikan, meliputi; pengertian keragaman/varian
individu, serta aplikasi keragaman
individu dalam Pendidikan
Oleh karena itu, seorang guru hendaknya
mampu memahami karakteristik maupun sifat dari
masing-masing individu siswa. Dengan cara maupun
metode yang telah disebutkan sebelumnya, serta
mengaplikasikan secara langsung dalam pendidikan,
sehingga dapat mengetahui perbedaan siswa dan cara
untuk mengatasi hal tersebut melalui beberapa cara yang
mudah dipahami siswa. Berdasarkan hal tersebut, perlu
dibahas kembali terkait aplikasi keragaman individu dalam
Pendidikan, meliputi; pengertian keragaman/varian
individu, serta aplikasi keragaman individu dalam
Pendidikan.
B. Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
16