Oleh:
Rida Ulfa Ulum : D01208118
Athik Winarsih : D01208123
Kuteb Syarifuddin : D01208124
Devi Agusdina M : D01208125
Dosen Pembimbing:
Drs. Syaifuddin, M. Pd. I
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
lantunan syukur kami haturkan kepada-Nya sehingga kita masih dalam lingkaran
shirot al-mustaqim.
Sholawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada junjungan
seluruh umat, sang penegak kebenaran, Nabi Muhammad SAW karena ajaran
beliaulah kita selamat dari kedzaliman dunia dan akhirat.
Begitu sulitnya menyempurnakan makalah ini sehingga terlalu jauhdari
kata layak dan pantas untuk dikonsumsi oleh para pembaca dan kami menyadari
sepenuhnya bahwa makalah ini tidak akan selesai tanpa bantuan dan dukungan
semua pihak, untuk itu kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang
telah membantu demi terselesaikannya penyusunan makalah ini, yang terlalu
banyak untuk disebutkan satu persatu.
Dengan selesainya makalah ini, kami berharap membawa manfaat bagi
pembaca dan kami sendiri khususnya. Kritik dan saran yang bersifat membangun
akan kami terima dengan senang hati.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi teori belajar psikologi behavioristik?
2. Apa definisi teori belajar psikologi kognitifistik?
3. Apa definisi teori belajar psikologi humanistik?
4. Bagaimana konsep teori belajar behavioristik, kognitifistik dan
humansitik?
5. Apa kelebihan dan kekurangan dari teori belajar untuk materi
pembelajaran tertentu di sekolah?
6. Bagaimana implikasi dari teori-teori belajar tersebut?
C. Tujuan Pembahasan
1. Memahami ciri dan konsep ketiga teori belajar psikologi.
2. Mampu mengaplikasikan sebuah teori terhadap pembelajaran di
sekolah.
3. Mengetahui suatu keunggulan dan kekurangan dari masing-masing
teori tentang belajar.
4. Mengetahui bagaimana cara menerapkan teori-teori belajar dalam
pendidikan.
5. Mendeskripsikan implikasi teori belajar.
6. Mengkaji implikasi dari teori-teori belajar.
BAB II
PEMBAHASAN
1
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, 2009 . (PT: Raja Grafindo Pustaka:Jakarta). Hal. 92.
2
Gage, N.L., & Berliner, D. Educational Psychology. Second Edition, (Chicago: Rand
Mc. Nally), 1979.
a. Mementingkan faktor lingkungan
b. Menekankan pada faktor bagian
c. Menekankan pada tingkah laku yang nampak dengan
mempergunakan metode obyektif.
d. Bersifat mekanis
e. Mementingkan masa lalu
f. Mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil
g. Mementingkan pembentukan reaksi atau respon
h. Menekankan pentingnya latihan
i. Mementingkan mekanisme hasil belajar
j. Mementingkan peranan kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh
adalah munculnya perilaku yang diinginkan.
Pada teori belajar ini sering disebut S-R psikologis artinya bahwa tingkah
laku manusia dikendalikan oleh ganjaran atau reward dan penguatan atau
reinforcement dari lingkungan. Dengan demikian dalam tingkah laku belajar
terdapat jalinan yang erat antara reaksi-reaksi behavioural dengan stimulusnya.
Guru yang menganut pandangan ini berpandapat bahwa tingkahlaku siswa
merupakan reaksi terhadap lingkungan dan tingkahl laku adalah hasil belajar.
2. Tokoh-Tokoh Teori Belajar Behaviorisme
a. Ivan Petrovich Pavlov (1849-1936)
Ivan Petrovich Pavlov lahir 14 September 1849 di Ryazan
Rusia. Ia mengemukakan bahwa dengan menerapkan strategi ternyata
individu dapat dikendalikan melalui cara stimulus alami dengan
stimulus yang tepat untuk mendapatkan pengulangan respon yang
diinginkan, sementara individu tidak menyadari bahwa ia dikendalikan
3
oleh stimulus yang berasal dari luar dirinya.
Pavlov mengadakan percobaan laboratories terhadap anjing.
Dalam percobaan ini anjing di beri stimulus bersarat sehingga terjadi
reaksi bersarat pada anjing. Contoh situasi percobaan tersebut pada
3
Baharuddin, Nur Wahyuni, Teori Belaar danPembelajaran, 2008 . (Ar-Ruz
Media:Jogjakarta). Hal, 57.
manusia adalah bunyi bel di kelas untuk penanda waktu tanpa disadari
menyebabkan proses penandaan sesuatu terhadap bunyi-bunyian yang
berbeda dari pedagang makan, bel masuk, dan antri di bank. Dari
contoh tersebut diterapkan strategi Pavlo ternyata individu dapat
dikendalikan melalui cara mengganti stimulus alami dengan stimulus
yang tepat untuk mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan.
Sementara individu tidak sadar dikendalikan oleh stimulus dari luar.
Belajar menurut teori ini adalah suatu proses perubahan yang terjadi
karena adanya syarat-syarat yang menimbulkan reaksi.Yang terpenting
dalam belajar menurut teori ini adalah adanya latihan dan
pengulangan. Kelemahan teori ini adalah belajar hanyalah terjadi
secara otomatis keaktifan dan penentuan pribadi dihiraukan.
b. Thorndike (1874-1949)
Menurut Thorndike belajar merupakan peristiwa terbentuknya
asosiasi-asosiasi antara peristiwa yang disebut stimulus dan respon.
Thorndike menggambarkan proses belajar sebagai proses pemecahan
masalah. Dalam penyelidikannya tentang proses belajar, pelajar harus
diberi persoalan, dalam hal ini Thorndike melakukan eksperimen
dengan sebuah puzzlebox. Eksperimen yang dilakukan adalah dengan
kucing yang dimasukkan pada sangkar tertutup yang apabila pintunya
dapat dibuka secara otomatis bila knop di dalam sangkar disentuh.
Percobaan tersebut menghasilkan teori Trial dan Error. Ciri-ciri belajar
dengan Trial dan Error Yaitu : adanya aktivitas, ada berbagai respon
terhadap berbagai situasi, ada eliminasai terhadap berbagai respon
yang salah, ada kemajuan reaksi-reaksi mencapai tujuan.
Atas dasar percobaan di atas, Thorndike menemukan hukum-
hukum belajar :
1) Hukum Kesiapan (Law of Readiness)
Jika suatu organisme didukung oleh kesiapan yang kuat
untuk memperoleh stimulus maka pelaksanaan tingkah laku akan
menimbulkan kepuasan individu sehingga asosaiasi cenderung
diperkuat.
2) Hukum Latihan
Hukum latihan akan menyebabkan makin kuat atau makin
lemah hubungan S-R. Semakin sering suatu tingkah laku dilatih
atau digunakan maka asosiasi tersebut semakin kuat. Hukum ini
sebenarnya tercermin dalam perkataan repetioest mater studiorum
atau practice makes perfect.
3) Hukum akibat ( Efek )
Hubungan stimulus dan respon cenderung diperkuat bila
akibat menyenangkan dan cenderung diperlemah jika akibatnya
tidak memuaskan. Rumusan tingkat hukum akibat adalah, bahwa
suatu tindakan yang disertai hasil menyenangkan cenderung untuk
dipertahankan dan pada waktu lain akan diulangi. Jadi hokum
akibat menunjukkan bagaimana pengaruh hasil suatu tindakan bagi
perbuatan serupa.
c. Skinner (1904-1990)
Skinner menganggap reward dan reinforcement merupakan
faktor penting dalam belajar. Skinner berpendapat bahwa tujuan
psikologi adalah meramal, mengontrol tingkah laku. Pada teori ini
guru memberi penghargaan hadiah atau nilai tinggi sehingga anak akan
lebih rajin. Teori ini juga disebut dengan operant conditioning.
Operant conditioning adalah suatu proses penguatan perilaku operant
yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat diulang kembali
atau menghilang sesuai keinginan.
Operant conditing menjamin respon terhadap stimuli. Bila tidak
menunjukkan stimuli maka guru tidak dapat membimbing siswa untuk
mengarahkan tingkah lakunya. Guru memiliki peran dalam mengontrol
dan mengarahkan siswa dalam proses belajar sehingga tercapai tujuan
yang diinginkan.
Prinsip belajar Skinners adalah :
1) Hasil belajar harus segera diberitahukan pada siswa jika salah
dibetulkan jika benar diberi penguat.
2) Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar. Materi
pelajaran digunakan sebagai sistem modul.
3) Dalam proses pembelajaran lebih dipentingkan aktivitas
sendiri, tidak digunakan hukuman. Untuk itu lingkungan perlu
diubah untuk menghindari hukuman.
4) Tingkah laku yang diinginkan pendidik diberi hadiah dan
sebaiknya hadiah diberikan dengan digunakannya jadwal
variable ratio reinforcer.
5) dalam pembelajaran digunakan shapping.
10) Belajar yang paling berguna secara sosial di dalam dunia modern ini
adalah belajar mengenai proses belajar, suatu keterbukaan yang terus
menerus terhadap pengalaman dan penyatuannya ke dalam diri sendiri
mengenai proses perubahan itu.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Teori belajar humanisme dan behaviorisme memiliki ciri khas masing-
masing . Teori belajar humanisme berusaha memahami perilaku belajar dari
sudut pandang perilakunya bukan sudut pandang pengamatnya. Tujuan utama
para pendidik adalah mambantu siswa untuk mengembangkan dirinya yaitu
membantu masing- masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri
sebagai manusia yang unik & membantu dalam mewujudkan potensi- potensi
yang ada pada diri mereka. Sedangkan teori belajar behavioristik merupakan
proses perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi antara stimulus
dengan respons yang menyebabkan siswa mempunyai pengalaman baru.
Aplikasinya dalam pembelajaran adalah bahwa guru memiliki kemampuan
dalam mengelola hubungan stimulus respons dalam situasi pembelajaran
sehingga hasil belajar siswa dapat optimal.
Teori konstruktivisme memiliki cirri khas dengan penekanan pada
konteks dimana keterampilan akan dipelajari dan diaplikasikan dan
menempatkan belajar dalan konteks yang bermakna. Sedangkan teori
kognitivisme didasarkan pada kognisi,yaitu tindakan mengenal atau memikirkan
situasi dimana tingkah mengenal atau memikirkan situasi dimana tingkah laku itu
terjadi.
Manfaat dari beberapa teori belajar adalah :
1. Membantu guru untuk memahami bagaimana siswa belajar,
2. Membimbing guru untuk merancang dan merencanakan proses
pembelajaran,
3. Memandu guru untuk mengelola kelas,
4. Membantu guru untuk mengevaluasi proses, perilaku guru sendiri
serta hasil belajar siswa
5. yang telah dicapai,
6. Membantu proses belajar lebih efektif, efisien dan produktif,
7. Membantu guru dalam memberikan dukungan dan bantuan kepada
siswa sehingga dapat
8. mencapai hasil prestasi yang maksimal.
Implikasi perkembangan teori pembelajaran sekarang sangatlah
beragam. Guru dapat menerapkan menurut aliran-aliran teori tertentu. Seperti
teori behavioristik dalam pembelajaran guru memperhatikan tujuan belajar,
karakteristik siswa, dan sebagainya.
B.Saran