Dosen pengampu :
Dr. H. Dede Nurdin, S.IP.,M.Ag.
Disusun oleh :
Siti Salma Khiarunnisa Parhiyah
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................1
1.1. Latar Belakang...............................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................3
3.1. Kesimpulan...................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................iii
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1
Meskipun Pancasila menjadi ideologi resmi, tantangan dalam
mengimplementasikan nilai-nilai ini tetap ada. Oleh karena itu, penting
untuk memahami secara mendalam peran dan signifikansi Pancasila sebagai
ideologi bangsa dan negara Indonesia agar dapat terus memperkuat fondasi
persatuan dalam keberagaman.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1.4. Pengertian Pancasila
3
Menegaskan pentingnya musyawarah dan perwakilan dalam
sistem pemerintahan.
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia:
Menegaskan tujuan menciptakan masyarakat yang adil dan
merata.
Mendorong distribusi kekayaan dan kesempatan yang merata
bagi seluruh rakyat Indonesia.
1. Soekarno:
Sebagai proklamator kemerdekaan Indonesia, Soekarno memiliki
peran sentral dalam perumusan dan pengembangan Pancasila.
Ide-ide dan konsepnya mengenai dasar negara menjadi dasar
pembentukan Pancasila.
2. Mohammad Hatta:
Sebagai wakil Soekarno, Mohammad Hatta juga ikut andil dalam
perumusan Pancasila.
Hatta memberikan kontribusi pemikiran ekonomi dan sosial dalam
pembentukan prinsip-prinsip Pancasila.
3. Ki Hadjar Dewantara:
Tokoh pendidikan ini memberikan kontribusi terhadap prinsip
keadilan sosial dalam Pancasila, terutama dalam konteks pendidikan.
4
4. Dr. Radjiman Wediodiningrat:
Sebagai ketua Panitia Sembilan, yang bertugas menyusun teks
Proklamasi dan UUD 1945, Radjiman ikut andil dalam penulisan
Pembukaan UUD yang mencantumkan Pancasila sebagai dasar
negara.
Pancasila kemudian diresmikan pada 18 Agustus 1945 melalui
pembacaan teks Pembukaan UUD 1945 oleh Soekarno. Sejak saat itu,
Pancasila menjadi ideologi negara yang dijunjung tinggi dan menjadi
panduan dalam pembangunan dan penyelenggaraan negara Indonesia.
Pancasila, sebagai dasar ideologis negara Indonesia, terdiri dari lima prinsip
yang disebut sebagai "Sila-sila Pancasila." Setiap Sila mengandung nilai-nilai dan
konsep yang mendalam, menciptakan kerangka kerja moral dan sosial untuk
masyarakat Indonesia. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai masing-
masing Sila Pancasila:
Definisi:
Menegaskan keberadaan Tuhan sebagai sumber segala kehidupan dan pencipta
alam semesta.
5
Makna dan Implikasi:
6
Mendorong distribusi kekayaan dan kesempatan yang merata bagi seluruh rakyat
Indonesia.
Mengedepankan keadilan dalam berbagai aspek kehidupan sosial dan ekonomi.
Setiap Sila dalam Pancasila memiliki peran penting dalam membentuk karakter
bangsa Indonesia dan memberikan arahan moral dalam kehidupan bermasyarakat.
Keseluruhan Sila-sila Pancasila bersifat saling melengkapi, menciptakan fondasi
yang kokoh bagi kehidupan berbangsa dan bernegara yang adil, demokratis, dan
berkeadilan sosial.
1. Pendidikan:
Implementasi:
Kurikulum pendidikan Indonesia mencakup nilai-nilai Pancasila
sebagai bagian integral dari proses pembelajaran.
Pendidikan karakter menjadi fokus untuk membentuk generasi yang
memiliki sikap dan perilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
2. Kehidupan Beragama:
Implementasi:
Negara memberikan kebebasan beragama, sejalan dengan Sila Pertama
yang mengakui keberadaan Tuhan.
Masyarakat Indonesia menjalankan ibadah dan ritual keagamaan
dengan toleransi antar-agama, mencerminkan semangat persatuan (Sila
Ketiga).
7
3. Politik dan Pemerintahan:
Implementasi:
Sistem demokrasi di Indonesia mengacu pada Sila Keempat, dengan
partisipasi rakyat dalam pemilihan umum dan kebijakan publik.
Pemerintah berusaha menerapkan kebijakan yang berlandaskan pada
nilai-nilai Pancasila, seperti keadilan sosial (Sila Kelima).
6. Lingkungan Hidup:
Implementasi:
Konservasi lingkungan dan keberlanjutan dijadikan prioritas
pemerintah, mencerminkan tanggung jawab (Sila Kedua) terhadap
alam dan generasi mendatang.
8
Program-program perlindungan lingkungan hidup diarahkan untuk
mencapai keseimbangan antara pembangunan dan pelestarian alam.
7. Hubungan Internasional:
Implementasi:
Diplomasi Indonesia mencerminkan nilai-nilai persatuan dan hubungan
yang damai sesuai dengan Sila Ketiga.
Indonesia berperan aktif dalam forum internasional untuk mendorong
kerjasama global yang berdasarkan pada nilai-nilai kemanusiaan (Sila
Kedua).
Melalui implementasi nilai-nilai Pancasila dalam berbagai aspek
kehidupan masyarakat, Indonesia berupaya membangun negara yang
berlandaskan pada keadilan, demokrasi, dan persatuan. Meskipun tantangan
tetap ada, pengamalan nilai-nilai Pancasila diharapkan dapat membentuk
masyarakat yang lebih harmonis, berkeadilan, dan berdaya saing dalam
skala nasional maupun internasional.
9
Dampak: Potensi terpengaruhnya sebagian masyarakat oleh ideologi yang
bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila, menyebabkan konflik
dan ketidakstabilan sosial.
10
Dampak: Meningkatnya potensi konflik antargolongan, mengancam
persatuan dan kesatuan bangsa (Sila Ketiga).
BAB III
PENUTUPAN
1.9. Kesimpulan
11
Pancasila bukan hanya dokumen teoritis; ia adalah komitmen bersama
untuk membentuk masyarakat yang adil, demokratis, dan berkeadilan sosial.
Dengan kerjasama dan dedikasi, masyarakat Indonesia dapat mengatasi
tantangan-tantangan ini, menjaga integritas ideologi Pancasila, dan
mewujudkan visi bangsa sebagai entitas yang kuat, bersatu, dan berdaya
saing di tingkat global.
DAFTAR PUSTAKA
Institute for Democracy and Civic Education. (2020). "Peran Pancasila dalam
Pembentukan Identitas Indonesia." https://www.idce.org/pancasila-indonesia-
identity.
12