Anda di halaman 1dari 7

Nama : INTAN ARSIPALISTARI

Npm : 09230000085
Prodi : S1 KEPERAWATAN 1A

UAS PENDIDIKAN PANCASILA

1. Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya, kemudian


keesokan harinya tanggal 18 Agustus 1945 disahkannya Undang-Undang Dasar 1945
termasuk Pembukaan UUD 1945 di mana didalamnya termuat isi rumusan lima prinsip
atau lima prinsip sebagai satu dasar negara yang diberi nama Pancasila.

A. Pancasila diterima sebagai prinsip dasar negara Republik Indonesia melalui proses
penyusunan oleh para founding fathers, yang menggabungkan nilai-nilai lokal dan
universal. Pembentukan UUD 1945 dan perumusan sila-sila Pancasila melibatkan
perdebatan dan musyawarah untuk mencapai kesepakatan sebagai landasan negara pada 18
Agustus 1945.

B. Pendidikan Pancasila di perguruan tinggi bertujuan untuk membangun karakter dan


kesadaran moral mahasiswa, mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara, serta membentuk generasi yang memiliki kecintaan terhadap
kebhinekaan dan persatuan. Ini penting agar mahasiswa menjadi agen perubahan yang
berkomitmen pada nilai-nilai Pancasila dalam berbagai aspek kehidupan.

2. Penyebaran nenek moyang di Indonesia adalah secara merantau hingga ke pulau-pulau


yang terbatas oleh laut. Sehingga terbentuk kebudayaan secara turun-temurun sebagian
bangsa Indonesia adalah pelaut dan sebagian adalah pengerajin, pedagang dan petani.

A. Tujuan bangsa Barat ke Indonesia setelah abad ke-18 umumnya terkait dengan eksploitasi
ekonomi, pengendalian perdagangan rempah-rempah, dan penjajahan. Mereka mencari
keuntungan melalui monopoli perdagangan serta ekspansi ke wilayah-wilayah strategis di
Asia, termasuk Indonesia.Pada awal kedatangan bangsa Barat, sikap bangsa Indonesia
bervariasi. Ada yang menyambut mereka sebagai mitra dagang, tetapi seiring waktu,
ketidakpuasan muncul akibat eksploitasi ekonomi dan penindasan. Pemberontakan, seperti
Pemberontakan Diponegoro, mencerminkan perlawanan terhadap dominasi kolonial.
Meskipun ada pihak yang berkolaborasi, sebagian besar bangsa Indonesia berupaya
mempertahankan kedaulatan dan identitas budayanya.

B. Pada 17 Agustus 1945, Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya setelah Jepang


menyerah kepada Sekutu. Meskipun Jepang memberikan kemerdekaan itu sebagai
konsekuensi dari kekalahan mereka, perjuangan bangsa Indonesia untuk merdeka
melibatkan berbagai faktor, termasuk peran aktif para pemimpin nasional seperti Soekarno
dan Hatta, serta dukungan rakyat Indonesia.

3. Filsafat adalah upaya manusia mencari kebijaksanaan hidup dalam membangun peradaban
manusia. Pancasila adalah ideologi dasar dalam kehidupan bernegara Indonesia

A. Rumusan Pancasila bersifat hirarkis dan berbentuk piramida mengacu pada penataan nilai-
nilai Pancasila secara bertingkat dengan prinsip-prinsip yang saling terkait. Di bagian
puncak piramida terdapat Sila Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai fondasi tertinggi, diikuti
oleh Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Sila Persatuan Indonesia, Sila Kerakyatan
yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan, dan Sila
Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Struktur ini mencerminkan pentingnya
prinsip-prinsip tersebut dan hubungan hierarkis di antara mereka.

B. Rumusan Pancasila mencerminkan suatu sistem filsafat karena mengandung prinsip-


prinsip dasar yang membimbing pandangan hidup dan tindakan masyarakat Indonesia.
Setiap sila mengekspresikan nilai-nilai filosofis yang mendalam, seperti Sila Ketuhanan
Yang Maha Esa yang mencerminkan aspek spiritualitas, atau Sila Keadilan Sosial yang
menciptakan landasan bagi keadilan dan kesetaraan.Pancasila bukan hanya seperangkat
norma politik, melainkan juga merangkul dimensi etika, sosial, dan spiritual. Dengan
demikian, Pancasila menjadi panduan filosofis yang menyeluruh bagi pembangunan
karakter individu dan masyarakat Indonesia, menetapkan landasan moral, dan memandu
perjalanan bangsa menuju kesejahteraan dan persatuan.

4. Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu nilai sehingga merupakan sumber dari segala
penjabaran norma baik norma hukum, norma moral maupun norma kenegaraan lainnya.

A. Berkampanye sesuai dengan etika Pancasila melibatkan prinsip-prinsip moral dan nilai-
nilai yang tercermin dalam Pancasila. Beberapa aspek etika politik yang dapat diterapkan
dalam kampanye politik sesuai dengan Pancasila antara lain:

 Kehormatan dan Kebenaran: Kampanye seharusnya didasarkan pada kebenaran


dan kehormatan, menghindari penyebaran informasi palsu atau menyesatkan yang
dapat merugikan lawan politik.
 Partisipasi Demokratis: Mengedepankan partisipasi demokratis dengan
memberikan ruang untuk pendapat dan aspirasi rakyat, serta menghargai pluralitas
pandangan.
 Kesejahteraan Rakyat: Fokus pada program dan rencana yang bertujuan
meningkatkan kesejahteraan rakyat, sesuai dengan Sila Keadilan Sosial.
 Dialog dan Persatuan: Mendorong dialog konstruktif dan menciptakan kampanye
yang mempromosikan persatuan, menghindari retorika yang dapat memecah belah
masyarakat.
 Toleransi dan Keadilan: Menganut nilai-nilai toleransi dan keadilan, memastikan
bahwa kampanye tidak melibatkan diskriminasi dan merespek pluralitas budaya
serta agama di Indonesia.
Dengan menerapkan etika politik yang berbasis pada nilai-nilai Pancasila, kampanye
dapat menjadi sarana positif untuk membangun masyarakat yang adil, demokratis, dan
berkeadilan sosial.

B. Nilai, norma, dan moral saling terkait dan membentuk dasar etika dalam suatu masyarakat.

 Nilai: Nilai adalah prinsip-prinsip atau kepercayaan yang dianggap penting dan
dihargai oleh individu atau masyarakat. Nilai mencerminkan penilaian terhadap
kebaikan atau keburukan, dan sering kali menjadi dasar bagi pembentukan norma
dan moral.
 Norma: Norma adalah aturan atau pedoman perilaku yang diakui dan diharapkan
oleh suatu kelompok atau masyarakat. Norma menciptakan standar tentang apa
yang dianggap sesuai atau tidak sesuai dalam suatu lingkungan sosial. Nilai yang
diterima oleh masyarakat membentuk norma, yang kemudian mengarah pada
perilaku yang dianggap benar atau salah.
 Moral: Moral merujuk pada prinsip-prinsip atau standar etika yang membimbing
perilaku individu atau kelompok dalam konteks kebaikan dan keburukan. Moral
dapat dipandang sebagai tanggapan individu terhadap nilai dan norma yang dianut
oleh masyarakat atau kelompok tertentu.
Dengan demikian, nilai membentuk dasar bagi pembentukan norma, dan norma tersebut
menciptakan landasan bagi moralitas individu atau kelompok. Keseluruhan hubungan ini
menciptakan kerangka kerja etika yang memengaruhi perilaku dan interaksi sosial dalam
suatu masyarakat.

5. Pancasila adalah filsafat politik masyarakat, bangsa dan negara Indonesia

A. Filsafat politik Komunisme, Demokrasi, dan Fascisme mewakili ideologi yang berbeda
dalam pendekatan terhadap organisasi politik dan ekonomi. Berikut perbandingan singkat
ketiganya:
 Komunisme:
- Prinsip Utama: Pemilikan kolektif atas sumber daya dan eliminasi kelas sosial.
- Organisasi Ekonomi: Ekonomi direncanakan dan dimiliki oleh negara atau
masyarakat secara keseluruhan.
- Politik: Terdapat pemerintahan partai tunggal dengan tujuan akhir mencapai
masyarakat tanpa kelas.
 Demokrasi:
- Prinsip Utama: Pemerintahan oleh rakyat, kebebasan individu, dan
perlindungan hak asasi manusia.
- Organisasi Ekonomi: Mayoritas demokrasi umumnya mendukung ekonomi
pasar dengan regulasi pemerintah.
- Politik: Sistem pemerintahan yang melibatkan partisipasi warga dalam
pengambilan keputusan, baik langsung maupun melalui perwakilan.
 Fascisme:
- Prinsip Utama: Kepemimpinan otoriter, nasionalisme ekstrim, dan penekanan
pada kekuatan negara.
- Organisasi Ekonomi: Sektor swasta dipertahankan, tetapi pemerintah memiliki
kendali kuat dalam pengaturan dan arah ekonomi.
- Politik: Kepemimpinan kuat, sering kali otoriter atau diktator, dengan
penekanan pada kepatuhan terhadap negara dan penghormatan terhadap
otoritas.
Perbedaan mendasar antara ketiganya terletak pada prinsip dasar, pendekatan terhadap
kepemilikan ekonomi, dan struktur pemerintahan. Sementara demokrasi menekankan
partisipasi rakyat, komunisme mengejar kesetaraan dan kepemilikan kolektif, sementara
fasisme menonjolkan kekuatan dan otoritas negara.

B. Pancasila sebagai etika politik memiliki lima prinsip dasar yang mencerminkan tuntutan
dasar etika politik modern. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai masing-masing
prinsip tersebut:

• Sila Ketuhanan Yang Maha Esa:


Penjelasan: Mengakui dan menghormati keberadaan Tuhan sebagai landasan moral
dan spiritual dalam kehidupan bermasyarakat.
 Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab:
Penjelasan: Menekankan penghargaan terhadap martabat dan hak asasi manusia,
serta mendorong keadilan dan peradaban dalam hubungan antarmanusia.
 Sila Persatuan Indonesia:
Penjelasan: Menekankan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia,
melibatkan keragaman budaya, suku, dan agama sebagai kekuatan bersama.
 Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan:
Penjelasan: Mendorong partisipasi rakyat dalam pengambilan keputusan melalui
mekanisme demokratis, dengan pemerintahan yang dipimpin oleh hikmat dan
kebijaksanaan.
 Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia:
Penjelasan: Menggarisbawahi pentingnya pemerataan ekonomi dan keadilan
sosial, memastikan bahwa seluruh rakyat Indonesia mendapatkan manfaat dari
pembangunan.

Logika internal Pancasila sesuai dengan tuntutan etika politik modern karena mencakup
aspek-aspek penting seperti kebebasan, keadilan, hak asasi manusia, demokrasi, dan
pemerintahan yang baik. Prinsip-prinsip tersebut menciptakan kerangka kerja etika politik
yang relevan dengan nilai-nilai universal dan prinsip-prinsip demokratis dalam konteks
masyarakat modern.

6. Perbedaan antara rumusan Pancasila dalam Piagam Jakarta dan rumusan yang disahkan
sekarang terkait dengan perjalanan sejarah Indonesia, terutama pada masa awal kemerdekaan.
Berikut beberapa faktor yang memengaruhi perbedaan tersebut:

 Konteks Sejarah: Piagam Jakarta disusun pada 22 Juni 1945, sebelum proklamasi
kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Pada saat itu, situasi politik dan
keamanan sangat kompleks, dan perumusan Pancasila lebih bersifat sementara
untuk memenuhi kebutuhan mendesak.
 Perkembangan Pemikiran: Setelah proklamasi kemerdekaan, pemikiran dan
pandangan mengenai karakter dan nilai-nilai Pancasila mengalami perkembangan.
Proses penyempurnaan dan pemantapan terus berlangsung seiring waktu,
melibatkan banyak pemikir, politisi, dan tokoh masyarakat.
 Sidang-sidang BPUPKI dan PPKI: Perkembangan lebih lanjut terjadi melalui
sidang-sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Dalam sidang-
sidang tersebut, rumusan Pancasila mengalami perbaikan dan penyesuaian untuk
mencerminkan pemikiran yang lebih matang.
 Konsultasi dan Kompromi: Proses penyusunan rumusan Pancasila melibatkan
konsultasi dan kompromi antara berbagai kelompok dan fraksi yang ada di
BPUPKI dan PPKI. Ini mencerminkan dinamika perdebatan dan negosiasi yang
terjadi pada masa itu.

Perbedaan tersebut mencerminkan evolusi pemikiran dan proses perumusan Pancasila sebagai
dasar negara Indonesia. Meskipun Piagam Jakarta memiliki peran historis yang penting,
rumusan Pancasila yang disahkan kemudian mencerminkan hasil konsolidasi dan kesepakatan
yang lebih luas di antara pemimpin dan tokoh masyarakat Indonesia pada masa itu.

7. 3 contoh di sekolah yang menunjukkan sikap toleransi terhadap teman!

 Kolaborasi dalam Kelompok:


Menunjukkan sikap toleransi dengan menerima dan menghargai kontribusi teman
sekelas yang memiliki latar belakang budaya atau pendapat berbeda dalam proyek
kelompok. Membuka ruang untuk diskusi dan menghargai keunikan setiap individu.
 Partisipasi dalam Acara Keagamaan:
Sikap toleransi tercermin dalam partisipasi aktif dalam acara keagamaan yang diadakan
di sekolah. Menghadiri dan mendukung teman-teman sekelas yang merayakan
perayaan agama tertentu, sambil saling menghormati perbedaan keyakinan.
 Menyuarakan Pendapat Dengan Menghormati:
Dalam diskusi kelas, menunjukkan sikap toleransi dengan mendengarkan dengan
seksama dan menghormati pendapat teman sekelas, bahkan jika pendapat tersebut
berbeda. Memberikan ruang untuk berbicara dan menciptakan lingkungan yang
mempromosikan dialog terbuka dan saling pengertian.

8. Proses perumusan Pancasila merupakan perjalanan panjang yang mencerminkan perjuangan


dan konsolidasi pemikiran para tokoh Indonesia dalam merumuskan dasar negara. Dimulai
dengan Piagam Jakarta pada 22 Juni 1945, di tengah tekanan politik dan keamanan menjelang
proklamasi kemerdekaan. Namun, Piagam Jakarta bersifat sementara dan belum sepenuhnya
mencerminkan identitas Pancasila yang kita kenal saat ini.

Seiring berjalannya waktu dan setelah proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945,
pemikiran mengenai karakter Pancasila mengalami evolusi. Sidang-sidang BPUPKI dan PPKI
memainkan peran penting dalam menata prinsip-prinsipnya. Proses ini melibatkan diskusi,
perdebatan, dan negosiasi antara berbagai kelompok dan fraksi, menciptakan ruang bagi
konsultasi dan kompromi. Puncaknya, pada 18 Agustus 1945, Pancasila disahkan sebagai dasar
negara Indonesia.

Perumusan Pancasila mencerminkan semangat kebersamaan dan kesatuan dalam


keberagaman, diwujudkan melalui konsolidasi pemikiran tokoh-tokoh nasional dan
kesepakatan di antara mereka. Proses ini menjadi tonggak sejarah yang mengukuhkan nilai-
nilai luhur dan prinsip dasar Pancasila sebagai landasan negara Indonesia.

9. Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia memiliki perbedaan dengan ideologi negara lain
berdasarkan prinsip-prinsip dasar yang menjadi landasan. Beberapa perbedaan tersebut dapat
ditemukan dalam pendekatan terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara. Berikut adalah tiga
contoh negara dengan ideologi yang berbeda:

 Amerika Serikat (Liberalisme):


Perbedaan: Amerika Serikat menganut ideologi liberalisme dengan fokus pada prinsip-
prinsip individualisme, kebebasan pribadi, dan hak-hak asasi individu. Sistem
politiknya didasarkan pada prinsip demokrasi liberal dan kapitalisme.
 Republik Rakyat Tiongkok (Komunisme):
Perbedaan: Tiongkok menganut ideologi komunisme yang menekankan kepemilikan
kolektif, kesetaraan sosial, dan pengendalian penuh oleh negara terhadap sektor
ekonomi. Sistem politiknya berpusat pada Partai Komunis Tiongkok.
 Arab Saudi (Monarki Absolut):
Perbedaan: Arab Saudi adalah negara dengan sistem monarki absolut yang
menggabungkan unsur-unsur Islam dalam sistem politik dan hukumnya. Sistem ini
memberikan kekuasaan yang besar kepada raja sebagai kepala negara dan kepala
pemerintahan.

Perbedaan ini mencakup prinsip-prinsip dasar seperti konsep kebebasan, hak asasi individu,
kepemilikan ekonomi, dan struktur pemerintahan. Meskipun setiap negara memiliki ciri
khasnya sendiri, Pancasila sebagai ideologi Indonesia menonjolkan nilai-nilai kebhinekaan,
persatuan, dan kesatuan yang mencerminkan konteks sejarah, budaya, dan masyarakat
Indonesia.

10. Demokrasi Pancasila memiliki beberapa fungsi yang penting dalam konteks penerapan sistem
politik di Indonesia. Beberapa fungsi tersebut antara lain:

 Pemberdayaan Rakyat:
Demokrasi Pancasila bertujuan untuk memberdayakan rakyat dalam pengambilan
keputusan politik. Dengan memberikan hak suara dan partisipasi aktif, demokrasi
menciptakan ruang bagi rakyat untuk turut serta dalam membentuk kebijakan dan arah
pembangunan.
 Menjaga Keseimbangan dan Keadilan:
Fungsi demokrasi Pancasila adalah menjaga keseimbangan kekuasaan di antara
lembaga-lembaga negara dan mencegah terjadinya dominasi satu pihak. Prinsip-prinsip
keadilan sosial dalam Pancasila menjadi panduan untuk mengatasi kesenjangan dan
memastikan pemerataan hasil pembangunan.
 Melindungi Hak Asasi Individu:
Demokrasi Pancasila melibatkan perlindungan terhadap hak asasi individu, seperti hak
untuk berserikat, berpendapat, dan memilih pemimpin secara bebas. Ini mencerminkan
nilai-nilai kemanusiaan dan kebebasan yang menjadi dasar demokrasi Pancasila.
 Menghormati Kebinekaan dan Pluralitas:
Fungsi demokrasi Pancasila adalah menghormati keberagaman budaya, suku, agama,
dan pandangan politik di Indonesia. Dengan demikian, demokrasi menciptakan ruang
untuk dialog dan kerjasama di antara masyarakat yang beragam.
 Menjaga Stabilitas dan Kedamaian:
Demokrasi Pancasila berfungsi untuk menjaga stabilitas dan kedamaian dalam
masyarakat. Melalui proses demokratis, konflik dapat diatasi secara damai, dan
kepentingan berbagai kelompok dapat diperjuangkan tanpa mengancam kestabilan
negara.

Generasi Pancasila yang memasuki ranah politik diharapkan memahami dan menginternalisasi
fungsi-fungsi tersebut guna membangun sistem politik yang adil, demokratis, dan sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila.

Anda mungkin juga menyukai