Anda di halaman 1dari 15

PERAN PENDIDIKAN DALAM MEMBANGUN MASYARAKAT

SOSIAL BERDASARKAN PANCASILA


Fathurrahman. Z1, Muhammad Faqih Syam2, Muchlas Adiputra3
Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Makassar
fathurrahmanz864@gmail.com, faqihsyam63@gmail.com, muchlasadiputragaffar@gmail.com

Abstrak
Artikel ini membahas peran pendidikan dalam membentuk dan memperkuat nilai-nilai
Pancasila dalam masyarakat sosial. Pancasila sebagai dasar negara Indonesia mengandung
lima sila yang menjadi landasan moral, sosial, dan politik bagi seluruh warga negara.
Pendidikan memainkan peran krusial dalam menanamkan dan menginternalisasi nilai-nilai
Pancasila kepada generasi muda, sehingga mereka dapat menjadi agen perubahan positif
dalam masyarakat. Artikel ini menyoroti pentingnya integrasi nilai-nilai Pancasila dalam
kurikulum pendidikan, peran guru sebagai fasilitator pembelajaran nilai-nilai Pancasila, serta
upaya pengembangan karakter dan sikap sosial berdasarkan Pancasila di lingkungan sekolah.
Penelitian dan implementasi program pendidikan yang berfokus pada pembentukan karakter
Pancasila juga menjadi fokus diskusi dalam artikel ini. Dengan demikian, pendidikan dapat
menjadi instrumen efektif dalam membangun masyarakat yang berlandaskan nilai-nilai
Pancasila.
Kata Kunci: Pancasila, Pendidikan, Masyarakat Sosial, Karakter, Nilai-nilai

PENDAHULUAN

Pancasila adalah dasar negara dan ideologi bangsa Indonesia yang terdiri dari lima
sila, sila pertama berbunyi (1) Ketuhanan Yang Maha Esa, sila kedua berbunyi (2)
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, sila ketiga berbunyi (3) Persatuan Indonesia, sila
keempat berbunyi (4) Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan, dan sila kelima berbunyi (5) Keadilan Sosial bagi Seluruh
Rakyat Indonesia. Pancasila lahir dari usaha dan pengorbanan tokoh-tokoh pendiri Indonesia
yang bertujuan untuk membentuk negara yang memiliki kedaulatan, persatuan, dan keadilan.
Selain itu, Pancasila mencerminkan prinsip-prinsip moral, sosial, dan politik yang dihargai
oleh semua warga Indonesia, tanpa memandang perbedaan suku, agama, ras, atau kelas.

Namun, dalam era globalisasi dan modernisasi saat ini, Pancasila menghadapi berbagai

1
tantangan dan bahaya, baik di dalam maupun di luar negeri. Ini meliputi penyebaran
radikalisme, intoleransi, korupsi, kemiskinan, disparitas, dan degradasi lingkungan yang
meluas. Oleh karena itu, sangat penting untuk menerapkan langkah-langkah serius dan
sistematis untuk melindungi dan mempertahankan keberadaan Pancasila sebagai batu fondasi
prinsip dan keyakinan bangsa. Salah satu pendekatan yang paling strategis dan berdampak
adalah pendidikan. Pendidikan mencerminkan proses memperoleh pengetahuan dan membina
potensi manusia untuk memperkaya keberadaan bangsa. Ini juga merupakan hak asasi
manusia yang harus dijaga oleh pemerintah dan masyarakat. Dengan pendidikan, kaum muda
bisa mendapatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, serta nilai yang dibutuhkan untuk
menghadapi tantangan di masa depan.. Selain itu, pendidikan dapat berperan sebagai platform
untuk menanamkan dan menginternalisasi nilai-nilai Pancasila pada generasi muda,
memberdayakan mereka untuk memacu transformasi positif dalam masyarakat.

Artikel ini menjelajahi pentingnya pendidikan dalam membentuk dan memperkuat


prinsip-prinsip Pancasila dalam masyarakat. Artikel ini terstruktur dalam empat bagian
utama, yang meliputi: (1) pemahaman dan pentingnya Pancasila sebagai pondasi
pemerintahan dan identitas bangsa; (2) tantangan dan risiko kontemporer yang dihadapi
Pancasila di tengah globalisasi dan modernisasi; (3) peran penting penggabungan nilai-nilai
Pancasila ke dalam kurikulum pendidikan, peran guru dalam memfasilitasi pembelajaran
nilai-nilai Pancasila, dan inisiatif untuk membentuk karakter dan sikap sosial yang sejalan
dengan Pancasila dalam lingkungan sekolah; dan (4) penelitian dan pelaksanaan inisiatif
pendidikan yang berfokus pada pembentukan karakter berbasis Pancasila. Akibatnya, artikel
ini bertujuan untuk berkontribusi pada kemajuan pengetahuan dan metodologi pendidikan
yang berakar pada prinsip-prinsip Pancasila.
PEMBAHSASAN

1. Pengertian dan Nilai-Nilai Pancasila


Pengertian Pancasila adalah lima prinsip dasar yang menjadi ideologi dan pandangan
hidup bangsa Indonesia. Pancasila berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti "lima dasar"
atau "lima sila". Pancasila mencerminkan nilai-nilai luhur yang bersumber dari budaya,
agama, dan sejarah bangsa Indonesia.
Filosofi dasar Pancasila adalah pemikiran yang sedalam-dalamnya tentang makna,
nilai, dan tujuan Pancasila sebagai dasar negara dan filsafat hidup bangsa Indonesia.
Filosofi Pancasila bersifat fundamental, sistematis, dan holistik, yang mengandung
konsep-konsep utama seperti Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan
Keadilan.
2
Peran pendidikan dalam membangun masyarakat sosial berdasarkan Pancasila adalah
untuk mengenalkan, memperkuat, dan menerapkan prinsip-prinsip Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari. Pendidikan Pancasila bertujuan untuk membentuk karakter, moral,
dan kepribadian masyarakat yang tangguh, jujur, dan peduli terhadap sesama. Pendidikan
Pancasila juga menjadi landasan untuk menciptakan negara Indonesia yang adil, makmur,
dan sejahtera.
Pancasila merupakan fondasi negara serta ideologi yang mendasari masyarakat
Indonesia, yang mengusung prinsip-prinsip mulia yang berasal dari kekayaan budaya,
sejarah, dan agama bangsa. Pancasila terdiri dari lima sila yang saling terhubung dan
menyatu, yakni:
1. Sila pertama memiliki penghormatan dan pengakuan terhadap keberadaan Tuhan
Yang Maha Esa serta kewajiban untuk mempraktikkan ajaran agama sesuai dengan
keyakinan individu.
2. Sila kedua menyatakan penghargaan dan perlindungan terhadap martabat, hak, dan
tanggung jawab semua manusia tanpa memandang perbedaan suku, ras, agama,
golongan, atau jenis kelamin.
3. Sila ketiga memiliki kesadaran dan kebanggaan sebagai bagian dari bangsa Indonesia
yang beragam namun tetap bersatu dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
4. Sila keempat mempertahankan kedaulatan rakyat melalui sistem demokrasi yang
didasarkan pada hikmat kebijaksanaan dan musyawarah untuk mencapai kesepakatan.
5. Sila kelima menerapkan penegakan hukum yang adil dan merata serta upaya untuk
meratakan kesejahteraan dan kemakmuran bagi semua warga negara Indonesia.

Nilai-nilai Pancasila tersebut harus dijadikan sebagai pedoman hidup bagi setiap
warga negara Indonesia dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam bidang sosial.
Kehidupan sosial adalah kehidupan yang berhubungan dengan interaksi, komunikasi, dan
kerja sama antara individu atau kelompok dalam masyarakat. Kehidupan sosial yang baik
adalah kehidupan yang harmonis, toleran, solidaritas, dan saling menghormati antara
sesama anggota masyarakat.
Untuk menciptakan kehidupan sosial yang baik, diperlukan peran pendidikan yang
strategis dan efektif. Pendidikan adalah proses pengembangan potensi manusia secara
optimal melalui pembelajaran yang berlangsung sepanjang hayat. Pendidikan tidak hanya
berlangsung di lembaga formal seperti sekolah atau perguruan tinggi, tetapi juga di
lembaga nonformal seperti keluarga, lingkungan, media, dan organisasi kemasyarakatan.
3
Pendidikan memegang peran krusial dalam membentuk kepribadian, sikap, dan
tindakan individu yang sesuai dengan prinsip-prinsip Pancasila. Selain itu, pendidikan
juga berperan dalam mengajarkan kesadaran, kepedulian, dan tanggung jawab sosial
kepada individu sebagai bagian dari masyarakat dan negara. Dengan demikian,
pendidikan memiliki potensi untuk membangun masyarakat yang berlandaskan nilai-nilai
Pancasila.
Berikut ini adalah beberapa contoh peran pendidikan dalam membentuk masyarakat
sosial berdasarkan Pancasila:
1. Pendidikan dapat mengajarkan nilai ketuhanan kepada individu, sehingga individu
dapat menghormati dan menghargai keberagaman agama dan keyakinan yang ada di
masyarakat. Pendidikan juga dapat mengajarkan individu untuk menjalankan ibadah
sesuai dengan agamanya dan tidak mengganggu ibadah orang lain.
2. Pendidikan dapat mengajarkan nilai kemanusiaan kepada individu, sehingga individu
dapat menghargai dan melindungi hak asasi manusia, menghormati martabat dan
harkat setiap manusia, serta tidak melakukan diskriminasi, kekerasan, atau
pelanggaran hak orang lain. Pendidikan juga dapat mengajarkan seseorang diminta
untuk bersikap adil dan beradab ketika berinteraksi dengan orang lain..
3. Pendidikan dapat mengajarkan nilai persatuan kepada individu, sehingga individu
dapat memiliki rasa nasionalisme, patriotisme, dan cinta tanah air yang tinggi.
Pendidikan juga dapat mengajarkan individu untuk menghormati dan menjaga
keutuhan, kedaulatan, dan kepentingan nasional Indonesia. Pendidikan juga dapat
mengajarkan individu untuk menghargai dan melestarikan keanekaragaman budaya,
bahasa, dan adat istiadat yang ada di Indonesia.
4. Pendidikan dapat mengajarkan nilai kerakyatan kepada individu, sehingga individu
dapat memiliki kesadaran dan partisipasi politik yang aktif dan kritis. Pendidikan juga
dapat mengajarkan individu untuk menghormati dan mematuhi hukum dan konstitusi
yang berlaku di Indonesia. Pendidikan juga dapat mengajarkan individu untuk
bersikap demokratis, terbuka, dan transparan dalam berbagai urusan publik.
Pendidikan juga dapat mengajarkan individu untuk mengedepankan musyawarah dan
mufakat dalam menyelesaikan permasalahan yang ada di masyarakat.
5. Pendidikan dapat mengajarkan nilai keadilan kepada individu, sehingga individu
dapat memiliki rasa keadilan sosial yang tinggi. Pendidikan juga dapat mengajarkan
individu untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi dan kesejahteraan
masyarakat. Pendidikan juga dapat mengajarkan individu untuk tidak melakukan korupsi,

4
kolusi, atau nepotisme yang merugikan kepentingan umum. Pendidikan juga dapat
mengajarkan individu untuk peduli dan berbagi dengan sesama yang membutuhkan, terutama
yang kurang mampu.
2. Integrasi Nilai-Nilai Pancasila dalam Kurikulum Pendidikan
a. Peran guru sebagai agen perubahan dalam mendidik generasi muda berdasarkan
Pancasila.
Guru memiliki peran yang sangat penting dalam mendidik generasi muda
berdasarkan Pancasila, karena guru adalah orang yang paling dekat dan berpengaruh
dalam proses pembelajaran dan pembentukan karakter siswa. Guru sebagai agen
perubahan memiliki tugas dan tanggung jawab untuk:
• Menyampaikan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai Pancasila kepada siswa
secara komprehensif, sistematis, dan kontekstual.
• Menjadi teladan dan panutan bagi siswa dalam mengamalkan nilai-nilai Pancasila
dalam kehidupan sehari-hari, baik di dalam maupun di luar kelas.
• Mendorong dan memfasilitasi siswa untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan-
kegiatan yang berkaitan dengan Pancasila, seperti upacara bendera, lomba karya
tulis, diskusi, seminar, studi banding, dan lain-lain.
• Mengembangkan budaya sekolah yang kondusif, demokratis, dan berkeadilan,
yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila.
• Melakukan evaluasi dan refleksi terhadap proses dan hasil pembelajaran
Pancasila, serta melakukan perbaikan dan peningkatan secara berkelanjutan.
b. Strategi dan metode pembelajaran untuk memperkuat pemahaman dan pengamalan
nilai-nilai Pancasila.
Strategi dan metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk memperkuat
pemahaman dan pengamalan nilai-nilai Pancasila antara lain adalah:
• Menggunakan pendekatan kontekstual, yaitu menghubungkan materi Pancasila
dengan situasi dan permasalahan yang aktual dan relevan dengan kehidupan
siswa, sehingga siswa dapat merasakan manfaat dan urgensi Pancasila.
• Memanfaatkan beragam media dan sumber belajar yang menarik, kreatif, dan
beragam, seperti buku, video, internet, permainan, musik, poster, dan sebagainya,
yang mampu meningkatkan minat, motivasi, dan keterlibatan siswa dalam
pembelajaran mengenai Pancasila.
• Menggunakan metode yang aktif, interaktif, dan kolaboratif, seperti diskusi, tanya
jawab, brainstorming, role play, simulasi, proyek, dan lain-lain, yang dapat

5
mengembangkan keterampilan berpikir kritis, analitis, dan kreatif siswa dalam
memahami dan mengaplikasikan nilai-nilai Pancasila.
• Menggunakan metode yang reflektif, yaitu memberikan kesempatan kepada siswa
untuk merefleksikan dan mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran Pancasila,
dan menarik manfaat serta pelajaran yang bisa diaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari.
c. Karakter dan Sikap Sosial Berdasarkan Pancasila di Lingkungan Sekolah.
Pengembangan karakter dan sikap sosial berdasarkan Pancasila di lingkungan
sekolah adalah upaya untuk membentuk pribadi siswa yang memiliki nilai-nilai
moral, etika, dan kewarganegaraan yang sesuai dengan Pancasila, serta memiliki
kemampuan untuk berinteraksi dan berkontribusi secara positif dalam masyarakat.
Pengembangan karakter dan sikap sosial berdasarkan Pancasila di lingkungan sekolah
dapat dilakukan melalui:
• Penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kurikulum, kegiatan pembelajaran, dan
evaluasi, yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa.
• Penerapan nilai-nilai Pancasila dalam manajemen sekolah, yang mencakup aspek
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan penilaian kinerja sekolah, serta aspek
sumber daya manusia, sarana dan prasarana, anggaran, dan kemitraan.
• Penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan ekstrakurikuler, yang mencakup
aspek pengembangan minat, bakat, dan potensi siswa, serta aspek pengembangan
keterampilan sosial, kepemimpinan, dan kewirausahaan siswa.
• Penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan intrakurikuler, yang mencakup
aspek pengembangan sikap dan perilaku siswa, serta aspek pengembangan
kepedulian dan partisipasi siswa terhadap lingkungan, masyarakat, dan bangsa.
3. Inisiatif dan Program di Sekolah Untuk Mengembangkan Karakter dan Sikap
Sosial Berdasarkan Nilai-Nilai Pancasila.
a. Kegiatan ekstrakurikuler, program mentoring, atau kegiatan sosial untuk memperkuat
pemahaman dan praktik nilai-nilai Pancasila di antara siswa
Kegiatan ekstrakurikuler mengacu pada kegiatan yang dilakukan di luar jam
kelas biasa dengan tujuan memupuk minat, bakat, potensi, dan keterampilan siswa
dalam bidang-bidang tertentu. Kegiatan ekstrakurikuler juga dapat menjadi sarana
untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila di antara siswa, karena melalui kegiatan ini
siswa dapat belajar untuk bersikap religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan
berintegritas. Beberapa contoh kegiatan ekstrakurikuler yang dapat menumbuhkan

6
karakter Pancasila antara lain adalah:
• Pramuka, yaitu kegiatan yang mengajarkan siswa untuk mencintai alam, berjiwa
patriotik, berdisiplin, berani, dan bertanggung jawab. Pramuka juga mengajarkan
siswa untuk menghormati dan menghargai perbedaan, serta bekerja sama dalam
tim
• Palang Merah Remaja (PMR), yaitu kegiatan yang mengajarkan siswa untuk
peduli terhadap sesama, khususnya yang membutuhkan bantuan kesehatan. PMR
juga mengajarkan siswa untuk berani, tanggap, dan sigap dalam menghadapi
situasi darurat.
• Paskibra, yaitu kegiatan yang mengajarkan siswa untuk menghormati dan menjaga
simbol-simbol negara, khususnya bendera merah putih. Paskibra juga
mengajarkan siswa untuk berdisiplin, berani, dan berjiwa kepemimpinan.
• Rohis, yaitu kegiatan yang mengajarkan siswa untuk meningkatkan kualitas
ibadah dan akhlak sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya. Rohis juga
mengajarkan siswa untuk toleran dan menghargai keragaman agama dan
keyakinan yang ada di masyarakat.

Program mentoring adalah program yang memberikan bimbingan, dukungan, dan


motivasi kepada siswa untuk mengembangkan diri secara akademik, sosial, dan
emosional. Program mentoring juga dapat menjadi sarana untuk menanamkan nilai-
nilai Pancasila di antara siswa, karena melalui program ini siswa dapat belajar untuk
menghargai dan menghormati pendapat, pengalaman, dan prestasi orang lain, serta

berbagi ilmu dan pengalaman dengan sesama. Beberapa contoh program mentoring
yang dapat menumbuhkan karakter Pancasila antara lain adalah:
• Mentoring akademik, program ini memberikan arahan belajar kepada siswa yang
menghadapi kesulitan atau memiliki pemahaman yang kurang dalam materi
pelajaran tertentu. Mentoring akademik dapat dilakukan oleh guru, kakak kelas,
atau teman sebaya yang lebih menguasai materi tersebut. Mentoring akademik
dapat meningkatkan prestasi, rasa percaya diri, dan motivasi belajar siswa.
• Mentoring sosial, yaitu program yang memberikan bimbingan sosial kepada siswa
yang mengalami masalah atau konflik dengan lingkungan sekitarnya, seperti
keluarga, teman, atau masyarakat. Mentoring sosial dapat dilakukan oleh guru,
konselor, atau orang dewasa yang dipercaya oleh siswa. Mentoring sosial dapat
membantu siswa untuk menyelesaikan masalah, mengatasi stres, dan
7
mengembangkan keterampilan social.
• Mentoring karir, yaitu program yang memberikan bimbingan karir kepada siswa
yang ingin mengetahui dan merencanakan masa depannya, baik dalam hal
pendidikan lanjutan, pekerjaan, atau usaha. Mentoring karir dapat dilakukan oleh
guru, alumni, atau profesional yang berpengalaman di bidang tertentu. Mentoring
karir dapat membantu siswa untuk menemukan minat, bakat, dan potensi diri,
serta mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.

Kegiatan sosial adalah kegiatan yang melibatkan partisipasi dan kontribusi siswa
dalam membantu, melayani, atau memberdayakan masyarakat yang membutuhkan.
Kegiatan sosial juga dapat menjadi sarana untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila di
antara siswa, karena melalui kegiatan ini siswa dapat belajar untuk peduli, berempati,
dan bertanggung jawab terhadap lingkungan, masyarakat, dan bangsa. Beberapa
contoh kegiatan sosial yang dapat menumbuhkan karakter Pancasila antara lain
adalah:
• Pengabdian masyarakat, yaitu kegiatan yang memberikan pelayanan atau bantuan
kepada masyarakat yang kurang mampu, seperti memberikan bantuan sembako,
pakaian, atau obat-obatan, mengajar anak-anak jalanan, membersihkan
lingkungan, atau membantu pembangunan fasilitas umum.

• Aksi sosial, yaitu kegiatan yang memberikan respons atau dukungan kepada
masyarakat yang terkena bencana alam, seperti banjir, gempa, atau tanah longsor,
dengan cara menggalang dana, mengirimkan logistik, atau menjadi relawan.
• Kewirausahaan sosial, yaitu kegiatan yang mengembangkan usaha atau bisnis
yang berorientasi pada kesejahteraan sosial, seperti membuat produk kerajinan,
makanan, atau minuman dari bahan-bahan lokal, daur ulang, atau organik, yang
dapat meningkatkan pendapatan dan kemandirian masyarakat.
b. Penelitian dan Implementasi Program Pendidikan untuk Pembentukan Karakter
Pancasila
Penelitian dan implementasi program pendidikan untuk pembentukan karakter
Pancasila adalah upaya untuk mengembangkan, menguji, dan menerapkan program
pendidikan yang efektif dan inovatif untuk membentuk karakter Pancasila pada siswa.
Penelitian dan implementasi program pendidikan untuk pembentukan karakter
Pancasila dapat dilakukan oleh guru, peneliti, atau praktisi pendidikan yang tertarik
dan peduli dengan isu pendidikan karakter. Beberapa contoh penelitian dan
8
implementasi program pendidikan untuk pembentukan karakter Pancasila antara lain
adalah:
• Studi mengenai evaluasi penerapan pendidikan moral Pancasila dalam proses
pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) di lembaga
pendidikan berbasis pesantren. Fokus penelitian ini adalah untuk menguraikan
praktik penerapan pendidikan moral dalam pengajaran PPKn, nilai-nilai karakter
yang ditekankan, dan kendala-kendala yang dihadapi dalam menerapkan
pendidikan moral dalam pembelajaran PPKn di kelas V/A SDN.
• Studi tentang implementasi inisiatif Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)
dalam Kurikulum Merdeka sebagai langkah untuk memperkuat karakter
kewarganegaraan siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis
pelaksanaan proyek P5 dalam Kurikulum Merdeka yang fokus pada peningkatan
kompetensi dan karakter peserta didik melalui pembelajaran proyek yang
berdasarkan nilai-nilai Pancasila dalam konteks kehidupan sehari-hari.

• Studi mengenai integrasi pendidikan karakter dalam pembelajaran Pendidikan


Agama Islam (PAI) di tingkat Sekolah Dasar. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menggambarkan implementasi pendidikan karakter melalui pembelajaran PAI,
nilai-nilai karakter yang ditekankan, dan konsekuensi dari pendekatan ini terhadap
perilaku siswa.
4. Tinjauan Terhadap Penelitian yang Mengevaluasi Efektivitas Program Pendidikan
Pancasila.
a. Contoh praktik terbaik dalam implementasi program-program pendidikan yang
berfokus pada pembentukan karakter Pancasila.
Pendidikan karakter Pancasila merupakan upaya untuk menumbuhkan nilai-
nilai tinggi yang terdapat dalam Pancasila sebagai fondasi dan ideologi Indonesia.
Tujuannya adalah membentuk generasi muda yang memiliki karakter yang kuat,
termasuk religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan berintegritas. Beberapa
contoh praktik terbaik dalam menerapkan program pendidikan yang memusatkan
perhatian pada pembentukan karakter Pancasila termasuk:
• Penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kurikulum, kegiatan pembelajaran, dan
evaluasi, yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa.
Misalnya, guru dapat mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam materi
pelajaran, metode pembelajaran, media dan sumber belajar, serta penilaian hasil
belajar.

9
• Penerapan nilai-nilai Pancasila dalam manajemen sekolah, yang mencakup aspek
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan penilaian kinerja sekolah, serta aspek
sumber daya manusia, sarana dan prasarana, anggaran, dan kemitraan. Misalnya,
sekolah dapat menerapkan prinsip-prinsip Pancasila dalam pengambilan
keputusan, peningkatan kualitas layanan, pemberdayaan stakeholder, dan
pengembangan jejaring kerjasama.
• Penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan ekstrakurikuler, yang mencakup
aspek pengembangan minat, bakat, dan potensi siswa, serta aspek pengembangan
keterampilan sosial, kepemimpinan, dan kewirausahaan siswa. Misalnya, sekolah
dapat menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila, seperti pramuka, palang merah remaja, paskibra, rohis, dan lain-lain.
• Penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan intrakurikuler, yang mencakup
aspek pengembangan sikap dan perilaku siswa, serta aspek pengembangan
kepedulian dan partisipasi siswa terhadap lingkungan, masyarakat, dan bangsa.
Misalnya, sekolah dapat menyelenggarakan kegiatan intrakurikuler yang sesuai

dengan nilai-nilai Pancasila, seperti upacara bendera, pengabdian masyarakat, aksi


sosial, kewirausahaan sosial, dan lain-lain.
b. Implementasi Program Pendidikan Karakter Berdasarkan Pancasila
Program Pendidikan Karakter Berdasarkan Pancasila adalah inisiatif yang
disusun untuk menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam pengembangan karakter di
lingkungan sekolah. Program ini merupakan bagian dari upaya Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK) yang disyaratkan oleh Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017.
Tujuan utama dari program ini adalah untuk mempraktikkan nilai-nilai Pancasila
dalam pembentukan karakter, yang mencakup aspek religius, nasionalis, mandiri,
gotong royong, dan integritas. Selain itu, program ini juga bertujuan untuk
meningkatkan keterampilan dasar literasi serta kemampuan berpikir kritis, kreatif,
komunikatif, kolaboratif, dan kepercayaan diri siswa. Pelaksanaan program ini
mengedepankan keseimbangan antara pengembangan aspek spiritual, emosional,
intelektual, dan fisik melalui partisipasi dan kerjasama antara sekolah, keluarga, dan
masyarakat.

Beberapa contoh implementasi program pendidikan karakter berdasarkan Pancasila


antara lain adalah:
• Implementasi profil pelajar Pancasila, yaitu program yang mengembangkan profil
10
siswa yang memiliki karakter Pancasila melalui pembelajaran proyek berbasis
nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Program ini melibatkan siswa
dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi proyek yang berkaitan
dengan nilai-nilai Pancasila, seperti proyek religius, proyek nasionalis, proyek
mandiri, proyek gotong royong, dan proyek integritas.
• Implementasi pendidikan karakter berbasis budaya sekolah, yaitu program yang
mengembangkan budaya sekolah yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila.
Program ini melibatkan seluruh warga sekolah dalam menerapkan nilai-nilai
Pancasila dalam lingkungan sekolah, seperti dalam tata tertib, simbol, ritual, dan
kegiatan sekolah. Program ini juga melibatkan keluarga dan masyarakat dalam
mendukung dan mengawasi pelaksanaan program.

• Implementasi pendidikan karakter melalui pembelajaran tematik, yaitu program


yang mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam pembelajaran tematik yang
menghubungkan berbagai mata pelajaran dalam satu tema. Program ini
melibatkan siswa dalam mempelajari dan memahami konsep-konsep yang relevan dengan
tema, serta menerapkannya dalam kehidupan nyata. Program ini juga melibatkan siswa
dalam mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kreatif, komunikatif, dan kolaboratif
dalam pembelajaran tematik.

5. Studi Kasus dan Contoh Program Pendidikan Karakter di Sekolah yang Berhasil.
Program pendidikan karakter bertujuan melatih serta mengasah nilai-nilai moral,
etika, dan sikap positif pada peserta didik. Dengan demikian, diharapkan program ini
mampu membimbing peserta didik menuju kesadaran yang lebih tinggi, memupuk iman
dan takwa, mendorong kebajikan, serta menumbuhkan rasa tanggung jawab. Landasan
filosofis yang mendasari program pendidikan karakter di Indonesia sangatlah kuat dan
khas, dengan Pancasila sebagai pilar utama yang menjadi dasar negara dan landasan
ideologis bangsa.
Meskipun demikian, implementasi program pendidikan karakter sering kali
dihadapkan pada beragam rintangan yang harus diatasi oleh seluruh stakeholders
pendidikan. Tantangan-tantangan tersebut meliputi:
• Kurangnya kesadaran dan komitmen dari semua pihak, baik pemerintah, lembaga
pendidikan, guru, orang tua, maupun masyarakat, untuk mendukung dan mengawasi
program pendidikan karakter. Banyak pihak yang masih menganggap pendidikan
karakter sebagai hal yang kurang penting, tidak mendesak, atau tidak relevan dengan

11
kebutuhan zaman.
• Kurangnya konsistensi dan sinkronisasi dalam penyusunan dan implementasi
kurikulum, kebijakan, dan program pendidikan karakter. Banyak perbedaan dan
ketidaksesuaian antara kurikulum nasional, kurikulum lokal, dan kurikulum sekolah
dalam menetapkan tujuan, materi, metode, dan evaluasi pendidikan karakter. Banyak
juga kebijakan dan program pendidikan karakter yang tidak berkesinambungan, tidak
terintegrasi, atau tidak termonitor.
• Kurangnya kualitas dan kuantitas sumber daya manusia, sarana dan prasarana,
anggaran, dan kemitraan yang mendukung program pendidikan karakter. Banyak guru
yang belum memiliki kompetensi, motivasi, dan profesionalisme dalam mengajar
nilai-nilai karakter. Banyak sekolah yang belum memiliki fasilitas, peralatan, dan
lingkungan yang kondusif untuk pendidikan karakter. Banyak pula lembaga

pendidikan yang belum memiliki anggaran dan kemitraan yang memadai untuk
melaksanakan program pendidikan karakter.
• Kurangnya koordinasi dan kolaborasi antara lembaga pendidikan, keluarga, dan
masyarakat dalam mengembangkan pendidikan karakter. Banyak lembaga pendidikan
yang tidak melibatkan atau memberdayakan orang tua dan masyarakat dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program pendidikan karakter. Banyak juga
orang tua dan masyarakat yang tidak peduli atau tidak mendukung program
pendidikan karakter yang dilakukan oleh lembaga pendidikan
• Kurangnya pengawasan dan evaluasi yang objektif, akuntabel, dan transparan
terhadap program pendidikan karakter. Banyak lembaga pendidikan yang tidak
memiliki mekanisme dan instrumen yang jelas dan standar untuk mengukur dan
menilai proses dan hasil program pendidikan karakter. Banyak juga lembaga
pendidikan yang tidak menyampaikan atau mempublikasikan laporan dan temuan
program pendidikan karakter kepada pihak-pihak terkait.
KESIMPULAN
Pendidikan berdasarkan Pancasila adalah pendidikan yang mengacu pada
nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan
hidup bangsa Indonesia. Nilai-nilai tersebut antara lain adalah Ketuhanan yang Maha
Esa sebagai sila pertama, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab sebagai sila kedua,
Persatuan Indonesia sebagai sila ketiga, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan sila keempat, dan Keadilan Sosial
bagi Seluruh Rakyat Indonesia sila kelima. Pendidikan berdasarkan Pancasila
12
bertujuan untuk membentuk manusia Indonesia yang beriman, berakhlak, berilmu,
berkarya, dan berbakti kepada Tuhan, bangsa, dan negara. Pendidikan berdasarkan
Pancasila juga bermaksud untuk membentuk masyarakat sosial yang berlandaskan
nilai-nilai tersebut, yaitu masyarakat yang rukun, toleran, gotong royong, demokratis,
dan adil. Implikasi pentingnya pendidikan berdasarkan Pancasila adalah untuk
menjaga dan memperkuat identitas, keutuhan, dan kemajuan bangsa Indonesia di
tengah tantangan globalisasi dan perubahan zaman.

Tantangan dan arah penelitian mendatang dalam konteks pendidikan dan


pembangunan masyarakat yang berpancasila adalah sebagai berikut:
• Mengembangkan kurikulum, metode, dan media pendidikan yang sesuai dengan
karakteristik, kebutuhan, dan potensi peserta didik, serta relevan dengan nilai-nilai
Pancasila.
• Meningkatkan kualitas, akses, dan pemerataan pendidikan bagi seluruh lapisan
masyarakat, terutama yang berada di daerah terpencil, tertinggal, dan terluar.
• Mendorong partisipasi, kolaborasi, dan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan
dunia usaha dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan Pancasila.
• Mempelajari dan menyebarluaskan praktik-praktik baik dan inovasi dalam
penerapan Pancasila dalam pendidikan dan kehidupan masyarakat.
• Mengkaji dan mengevaluasi dampak dan tantangan dari perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, informasi, dan komunikasi terhadap pendidikan dan
masyarakat yang berpancasila.
• Mengembangkan indikator, instrumen, dan mekanisme untuk mengukur dan
meningkatkan kualitas dan efektivitas pendidikan berdasarkan Pancasila.
• Menyusun dan merevisi kebijakan, regulasi, dan standar pendidikan yang
mendukung dan menguatkan implementasi Pancasila dalam pendidikan dan
masyarakat.
METODE PENELITIAN
Kami memilih untuk melakukan riset online sebagai cara utama kami untuk mencari
informasi. Ini seperti membuka pintu besar untuk menemukan banyak hal yang kami
butuhkan. Kami menjelajahi berbagai situs web, membaca artikel, dan mencari data dari
berbagai sumber online. Semua ini membantu kami mendapatkan pemahaman yang lebih
baik tentang topik penelitian kami.

13
DAFTAR PUSTAKA

Bagaimana Tugas Generasi Muda Terhadap Pancasila Sebagai Dasar Negara. (n.d.). Diakses
tanggal 18 Februari 2024, dari https://gooddoctor.id/pendidikan/bagaimana-tugas-
generasi-muda-terhadap-pancasila-sebagai-dasar-negarac

Filosofi Pancasila. (n.d.). Diakses tanggal 25 Februari 2024, dari


https://www.neraca.co.id/article/87178/filosofi-pancasila

Guru Sebagai Agen Perubahan, Mampu Bergerak, Tergerak dan Menggerakkan. (n.d.).
Diakses tanggal 25 Februari 2024, dari
https://www.kompasiana.com/gita12345/64df5d4e4addee2d074caff2/guru-sebagai-
agen-perubahan-mampu-bergerak-tergerak-dan-menggerakkan

Jelaskan Pancasila sebagai Sistem Filsafat: Filosofi Dasar Negara. (n.d.). Diakses tanggal 18
Februari 2024, dari https://eporter.id/jelaskan-pancasila-sebagai-sistem-filsafat-
filosofi-dasar-negara

Ketahui Makna, Fungsi, Serta Filosofi Pancasila Sebagai Dasar Negara. (n.d.). Diakses
tanggal 26 Februari 2024, dari
https://www.liputan6.com/citizen6/read/4905054/ketahui-makna-fungsi-serta-filosofi-
pancasila-sebagai-dasar-negara-indonesia

Metode Pembelajaran yang Cocok untuk Materi Pancasila: Menyelami Nilai. (n.d.). Diakses
tanggal 26 Februari 2024, dari https://perpusteknik.com/metode-pembelajaran-yang-
cocok-untuk-materi-pancasila

Pentingnya Pendidikan Pancasila dalam Membangun Negara Indonesia. (n.d.). Diakses


tanggal 26 Februari 2024, dari https://www.eduspensa.id/alasan-pendidikan-
pancasila-diperlukan-untuk-negara-indonesia

PERAN GENERASI MUDA SEBAGAI AGENT OF CHANGE DALAM PANDANGAN


PANCASILA. (n.d.). Diakses tanggal 26 Februari 2024, dari
https://www.academia.edu/39872241/PERAN_GENERASI_MUDA_SEBAGAI_AGEN
T_OF_CHANGE_DALAM_PANDANGAN_PANCASILA_SEBAGAI_IDEOLOGI_NE
GARA

14
Peran Guru dalam Menanamkan Nilai Pancasila pada Siswa. (n.d.). Diakses tanggal 26
Februari 2024, dari https://tirto.id/peran-guru-dalam-menanamkan-nilai-pancasila-
gSmq

Peran Pendidikan Pancasila dalam Membangun Kesadaran Kepedulian Sosial. (n.d.). Diakses
tanggal 26 Februari 2024, dari
https://www.kompasiana.com/wildanhafizh6617/65731de812d50f77f0734cc4/peran-
pendidikan-pancasila-dalam-membangun-kesadaran-kepedulian-sosial-masyarakat

Peranan Pendidikan dalam Menanamkan Nilai-nilai Pancasila. (n.d.). Diakses tanggal 26


Februari 2024, dari
https://www.kompasiana.com/rispan/5a522d0f5e1373167e5f7032/peranan-
pendidikan-dalam-menanamkan-nilai-nilai-pancasila-terhadap-generasi-penerus-
bangsa-untuk-membangun-semangat-kebinekaan

Peranan Pendidikan Pancasila Bagi Masyarakat dalam Pembentukan Karakter dan Moral.
(n.d.). Diakses tanggal 26 Februari 2024, dari
https://www.neliti.com/publications/319950/peranan-pendidikan-pancasila-bagi-
masyarakat-dalam-pembentukan-karakter-dan-mora

Upaya Peningkatan Pemahaman Nilai Pancasila bagi Siswa. (n.d.). Diakses tanggal 21
Februari 2024, dari
https://www.kompasiana.com/nurannisa19/6167bbc306310e122c65def2/upaya-
peningkatan-pemahaman-nilai-pancasila-bagi-siswa

Wikipedia. (n.d.). Diakses tanggal 24 Februari 2024, dari


https://en.wikipedia.org/wiki/Pancasila_(politics)

Metode Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. (n.d.). Diakses tanggal 19


Februari 2024, dari https://www.mandandi.com/2021/06/metode-pembelajaran-
pendidikan.html

15

Anda mungkin juga menyukai