NIM : 2304137
Pendidikan Pancasila di era modern memiliki peran yang tak terbantahkan dalam membentuk
karakter dan jiwa kebangsaan generasi muda. Seiring dengan dinamika globalisasi dan kompleksitas
tantangan yang dihadapi oleh bangsa, Pendidikan Pancasila menjadi landasan kokoh yang
mempersiapkan warga negara untuk menjawab berbagai tantangan dengan memegang teguh nilai-
nilai kebangsaan dan kemanusiaan. Dengan memahami dasar pemikiran, urgensi, sumber historis,
sumber yuridis, serta dinamika dan tantangan yang dihadapi, kita dapat memahami betapa
pentingnya peran pendidikan Pancasila dalam membangun fondasi moral dan kebangsaan yang
kuat bagi generasi masa depan.
1. Menjaga toleransi antar umat beragama. Tidak hanya menjaga toleransi santar
umat beragama saja, tetapi menjaga toleransi perbedaan ras, suku, dan agama.
2. Mengakui persamaan derajat. Tidak membeda-bedakan seseorang dalam hal
apapun di mana pun.
3. Ikut dalam upaya bela negara.
4. Selalu menjaga jiwa gotong royong untuk memperkuat persatuan dan kesatuan.
5. Menghormati pendapat orang lain.
6. Ikut bermusyawarah dalam pengambilan keputusan bersama. Dalam proses
demokrasi, seperti pemilihan kepala daerah, tidak boleh golput, menggunakan
hak pilih sebaik-baiknya.
Tiga tonggak sejarah perjuangan bangsa Indonesia yang kemudian menjadi sumber
historis dari Pendidikan Pancasila, yaitu:
Negara RI adalah negara hukum rechtsstaat dan salah satu cirinya atauistilah yang
bernuansa bersinonim yaitu pemerintahan berdasarkan hukum rule of law. Pancasila
sebagai Dasar Negara merupakan landasan dan sumber dalam membentuk dan
menyelenggarakan negara hukum tersebut. Hal tersebut berarti pendekatan yuridis
hukum merupakan salah satu pendekatan utama dalam pengembangan atau pengayaan
materi mata kuliah pendidikan Pancasila. Urgensi pendekatan yuridis ini adalah dalam
rangka menegakkan undang-undang law enforcement yang merupakan salah satu
kewajiban negara yang penting. Penegakkan hukum ini hanya akan efektif apabila
didukung oleh kesadaran hukum warga negara terutama dari kalangan intelektualnya.
Dengan demikian, pada gilirannya melalui pendekatan yuridis tersebut mahasiswa
dapat berperan serta dalam mewujudkan negara hukum formil dan sekaligus negara
hukum materil, sehingga dapat diwujudkan keteraturan sosial social order dan sekaligus
terbangun suatu kondisi bagi terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat,
sebagaimana yang dicita-citakan oleh para pendiri bangsa.