Anda di halaman 1dari 4

Topik 4 - Koneksi Antar Materi - Pancasila dan Profil

Pelajar Pancasila dari Perspektif lain

Nama : Nisfi Laelinuha


NIM : 2398010875
Mahasiswa membuat sebuah kesimpulan dan pesan kunci dengan
mengaitkan pemahaman dari Topik IV dengan Topik I, Topik II dan Topik III.
Sejauh mana topik
tentang Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia dan
perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada Pendidikan yang Berpihak pada Peserta
Didik dalam PendidikanAbad ke-21.

Perjalanan pendidikan di Indonesia telah melalui berbagai proses yang panjang, mular
dari masa penjajahan hingga pada masa abad ke-21 seperti sekarang ini Faktor-faktor sosial.
budaya, ekonomi dan politik mempengaruhi pendidikan di Indonesia. Faktor-faktor tersebut
memberikan tantangan tersendiri bagi para pendidik, terlebih tentang bagaimana proses
pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman yang dimiliki setiap
manusia. Mengingat kembali semboyan yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara yaitu
tentang "Asas Trikon" Asas Trikon im menjadi prinsip perubahan yang dapat kita lakukan
untuk mewujudkan transformasi pendidikan Asas Trikon terdiri dari (1) kontinuitas (2)
konvergensi dan (3) konsentris.
Kontinuitas merupakan pengembangan pendidikan yang harus dilaksanakan secara
dilakukan terus menerus dengan membuat perencanaan yang baik. Karena, suatu kondisi yang
baik tidak akan mudah dicapai dalam waktu yang singkat seperti sulap Melalui perencanaan
yang dilanjutkan pelaksanaan dan diakhiri dengan evaluası dan perbaikan yang tepat
Konvergensi merupakan pengembangan pendidikan yang dilakukan bisa mengambil
dan berbagai sumber di luar negeri, namun harus disesuaikan dengan kebutuhan yang kita
miliki sendırı Seperti dewasa im, era digital yang telah memudahkan para guru untuk dapat
mempelajari berbagai informası pendidikan darı mana saja dan kapan saja
Konsentris merupakan pendidikan yang dilakukan tidak lepas dan kepribadian bangsa
sendiri. Karena tujuan utama kita adalah menuntun tumbuh kembang anak setinggi tingginya
sesuai dengan karakter budayanya sendiri Kita boleh mempelajari atau menggunakan teori
atau dasar pendidikan dari bangsa lain, namun harus kita sesuaikan dengan budaya daerah
agar memperoleh kemajuan yang sesuai dengan harapan.
Manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, dimana kebiasaan
dan tingkah laku manusia tertaut dengan budaya yang diwarisi oleh para leluhur mereka
terdahulu Oleh karena itu, pendidikan saling terintegrasi dengan kebudayaan, pendidikan
selalu berubah -sesuai perkembangan kebudayaan Dalam perspektif pendidikan, kekuatan
sostokultural di Indonesia dimaknai sebagai salah satu upaya untuk mengurangi pengaruh
budaya asing dengan menerapkan pembelajaran sosio-kultural yang menuntun dan
membentuk karakter murid sesuai dengan kodratnya untuk mencapai kebahagiaan dan
keselamatan yang seluas-luasnya.
Oleh karena itu, setiap fase perkembangan murid dalam setiap proses pembelajaran
menjadi sangat penting Pada perspektif pendidikan. Ki Hajar Dewantara juga telah
menyampaikan "Dalam melakukan pembaharuan yang terpadu, hendaknya selalu diingat
bahwa segala kepentingan anak-anak didik, baik mengenai hidup diri pribadinya maupun
hidup kemasyarakatannya, jangan sampai meninggalkan segala kepentingan yang
berhubungan dengan kodrat keadaan, baik pada alam maupun zaman Sementara itu, segala
bentuk, isi dan wirama (yakni cara mewujudkannya) hidup dan penghidupannya seperti
demikian, hendaknya selalu disesuaikan dengan dasar-dasar dan asas-asas hidup kebangsaan
yang bernilai dan tidak bertentangan dengan sifat-sifat kemanusiaan" (Ki Hadjar Dewantara,
2009, hal 21).
Identitas manusia Indonesia adalah sebagai manusia Pancasila, dimana Pancasila
sebagai landasan filosofis memuat jiwa bangsa, cita-cita luhur bangsa, rasa-perasaan sebagai
bangsa, dan nilai-nilai hidup berbangsa. Pancasila menjadikan manusia Indonesia kaya akan
nilai-nilai luhur yang hidup dalam kebiasaan sehari-hari dan menjadi nafas dalam setiap
langkah manusia Indonesia. Nilai-nilai luhur yang bersumber dari Pancasila inilah yang
menjadi akar dari pendidikan karakter sehingga ditanamkan kuat-kuat dalam pendidikan
nasional melalui proses belajar untuk mewujudkan pelajar yang berprofil Pancasila Profil
Pelajar Pancasila im dicetuskan sebagai pedoman untuk pendidikan Indonesia. Tidak hanya
untuk kebijakan pendidikan di tingkat nasional saja, akan tetapi diharapkan juga menjadi
pegangan untuk para pendidik dalam membangun karakter anak di ruang belajar yang lebih
kecil Pelajar Pancasila disini berarti pelajar sepanjang hayat yang kompeten dan memiliki
karakter sesuai nilai-nilai Pancasila.
Pelajar yang memiliki profil Pancasila adalah pelajar yang terbangun utuh dari
keenam dimensi pembentuknya Dimensi profil pelajar Pancasila ini meliputi 1) Beriman,
bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia, 2) Mandiri, 3) Bergotong-
royong, 4) Berkebinekaan global, 5) Bernalar kritis, 6) Kreatif Keenam dimensi ini perlu
dilihat sebagai satu buah kesatuan yang tidak terpisahkan. Apabila satu dimensi ditiadakan,
maka profil im akan menjadi tidak bermakna Sebagai contoh ketika seorang pelajar perlu
mengeluarkan ide yang baru dan orisinil untuk memecahkan masalah, diperlukan juga
kemampuan bernalar kritis untuk melihat permasalahan yang ada. Solusi yang dihasilkan juga
perlu mempertimbangkan akhlak kepada makhluk hidup lain yang dapat dimunculkan dari
dimensi beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia, perlu
melibatkan orang lam beserta perannya dan dimensi Gotong Royong dan Berkebtunnekaan
Global, serta mempertimbangkan kemampuan dırı dalam solusi yang dihasilkan dalam
dimensi Mandiri.
Pentingnya Pancasila sebagai fondasi pendidikan di Indonesia tercermin pada maksud
dari dan tujuan kelima nilai dalam pancasila Perbedaan tak lagi menjadi hambatan bagi
bangsa ini untuk terpecah melainkan perbedaan harus dijadikan sebagai kekuatan yang dapat
membawa bangsa Indonesia ke level yang lebih tinggi dari negara-negara lain. Pancasila
menuntun murid sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat agar berketuhanan.
berkemanusiaan, bersatu dalam keberagaman, mementingkam kepentingan umum atau
bersama daripada kepentingan individu, serta berkeadilan untuk mencapai kebahagiaan dan
keselamatan yang seluas-luasnya didalam kehidupannya.
Dari pemaparan di atas, penulis memahami dan menyimpulkan bahwa dalam
perjalanan pendidikan Indonesia darı zaman penjajahan hingga sekarang telah melalui proses
yang panjang dan dalam prosesnya selalu menyelaraskan dengan identitas manusia Indonesia
itu sendiri Nilai-nilai sosio-kultural serta nilai-nilai luhur yang ada dalam Pancasila menjadi
fondası yang kuat dalam pendidikan di Indonesia untuk mempertahankan identitas dan entitas
manusia Indonesia melalui penguatan pendidikan karakter profil pelajar Pancasıla. Kemudian
pesan kunci yang akan penulis sampaikan, sebagai bentuk pemahaman penulis mengenai
materi Perjalanan Pendidikan Indonesia. Dasar Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara.
Identitas Manusia Indonesia dan Pancasila sebagai Fondasi Pendidikan di Indonesia adalah
sebagai berikut.
1. Identitas manusia Indonesia adalah unik yang dimiliki oleh bangsa Indonesia saja
2. Identitas manusia Indonesia sebagai manusia bhineka tunggal ika, manusia Pancasila
dan manusia yang religius merupakan identitas yang saling terkait
3. Identitas manusia Indonesia sebagai manusia Pancasila merjadi sebuah landasan atau
fondası kuat dalam mengimplementasikan pendidikan nasional

Anda mungkin juga menyukai