Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

SOSIOANTROPOLOGI PENDIDIKAN
SEJARAH PENDIDIKAN NASIONAL
BAGI GENERASI MUDA BANGSA INDONESIA

Di Susun Oleh :

Nama : Diana Jayantiwi


NIM : 22012034

IKIP PGRI WATES


JURUSAN PSIKOLOGI DAN BIMBINGAN
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul "Sejarah Pendidikan
Nasional Bagi Generasi Muda Bangsa Indonesia"

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Iryanto. sebagai dosen
pengampu mata kuliah Sosioantropologi Pendidikan yang telah memberikan arahan dan
pemahaman serta kesempatan dalam penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan
karena keterbatasan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang membutuhkan.

Yogyakarta, Mei 2023

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan Nasional adalah pendidikan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang


Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama dan
budaya bangsa Indonesia serta menjawab tuntutan perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan
Pasal 3 UU 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan: Menumbuhkan
potensi peserta didik agar beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menjadi warga negara yang demokratis dan
bertanggung jawab. Peningkatan kualitas sumber daya manusia menjadi perhatian semua
pihak, terutama dalam kondisi krisis multidimensi saat ini, masyarakat membutuhkan
dukungan berbagai pihak untuk menghadapi persaingan bebas. Maka, diperlukan sistem
Pendidikan nasional yang sesuai dengan masalah yang sedang dihadapi serta perlunya
generasi muda untuk mengetahui bagaimana sejarah pendidikan nasional.

B .RUMUSAN MASALAH

1. Pengertian Pendidikan Nasional


2. Sejarah Pendidikan Nasional
3. Komponen Pendidikan Nasional
4. Tujuan Sistem Pendidikan Nasional Bagi Generasi Muda di Indonesia

C. TUJUAN

Mahasiswa dapat mengetahui pengertian, sejarah, komponen, serta dapat memahami ,


tujuan pendidikan nasional yang diterapkan untuk generasi penerus bangsa Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

PENDIDIKAN NASIONAL

A. PENGERTIAN

Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan


Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang berakar pada
nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan
perubahan zaman.
Hal ini sejalan degan UU 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal
3, disebutkan “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Menurut Surya (2007: 5), dinyatakan bahwa pendidikan diperlukan untuk
meraih kedudukan dan kinerja optimal pada setiap pekerjaan yang dilakukan.
Pendidikan adalah sebuah sistem formal yang mengajarkan tentang pengetahuan,
nilai-nilai dan berbagai keterampilan.
Sebagai salah satu negara berkembang, pendidikan di Indonesia terus
berbenah untuk menciptakan sistem pendidikan yang lebih baik. Usaha perbaikan
pendidikan di Indonesia merupakan usaha untuk mengubah pandangan negara lain
bahwa manajemen sumber daya manusia, pelayanan pendidikan dan tingkat
kecakapan administratif dapat dikembangkan agar mendukung mereka menjadi
negara yang maju. Karena itu bisa dikatakan bahwa setiap tujuan negara berkembang
memiliki kemiripan, yaitu diantaranya adalah : memenuhi standar minimum
pendidikan, kesehatan, perumahan dan makanan bagi masyarakat.
Salah satu pokok masalah yang dihadapi bangsa ini untuk memasuki era
globalisasi adalah kondisi Sumber daya manusia (SDM) yang relatif rendah yang
dicermati dari pemilikan latar pendidikannya. Peningkatan kualitas SDM menjadi
perhatian semua pihak, terlebih dalam suasana krisis multidimensi yang terjadi saat
ini, masyarakat membutuhkan dukungan berbagai pihak untuk menghadapi
persaingan bebas.

B. SEJARAH

Sejarah pendidikan berlangsung sepanjang sejarah umat manusia, karena


pendidikan dimulai dengan adanya manusia di dunia ini. Kajian sejarah pendidikan
sesungguhnya tidak lain adalah kajian sejarah umat manusia pada masa-masa lampau
dalam era dan tonggak peradaban manusia.
Pendidikan yang merupakan proses seumur hidup, membutuhkan ruang dan
waktu, meliputi seluruh kehidupan anak didik. Tujuan pendidikan adalah agar anak
secara optimal menemukan dirinya, kemampuan, keterampilan, kecerdasan dan
kepribadiannya. Proses pendidikan melewati hambatan formal dan informal.
Departemen formal seperti sekolah dibentuk untuk memfasilitasi persetujuan
terkontrol dari berbagai perubahan.
Pendidikan nasional dimulai sejak era kolonialisme. Pendidikan digunakan
sebagai alat memenuhi kebutuhan para penjajah bangsa. Sementara itu di masa setelah
kemerdekaan, tujuan pendidikan yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Bangsa belanda mendirikan sekolah-sekolah kabupaten untuk calon-calon pegawai
dan sekolah guru. Selain itu, pada awal pelaksanaan politik etis, pribumi masih takut
untuk bersekolah karena khawatir akan terpengaruh budaya barat yang dianggap tidak
baik. Keadaan pendidikan yang belum merata untuk semua lapisan masyarakat
menimbulkan inisiatif dari para elit untuk mendirikan perkumpulan dan sekolah-
sekolah yang merupakan tonggak lahirnya pergerakan nasional. Para elit ini
mendirikan berbagai sekolah umum dan kejuruan yang meniru metode dan sistem
pengajaran barat dengan landasan cita-cita nasional. Dari mulai lahirnya organisasi
budi utomo yang menekankan pada kemajuan bidang pendidikan.
Organisasi ini menganggap bahwa pendidikan merupakan alat penting untuk
memajukan bangsa. Diikuti dengan berdirinya sekolah kartini yang menjadi tonggak
muncul nya emansipasi wanita dan kesetaraan wanita di dalam pendidikan, hingga
lahir nya sekolah taman siswa yang didirikan oleh Ki Hadjar Dewantara. Ki Hajar
Dewantara mendirikan perguruan Taman Siswa untuk memberikan kesempatan dan
hak pendidikan yang sama bagi para pribumi yang tidak didapatkan seperti priyayi
atau orang-orang belanda. Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan dan pengajaran
adalah proses memanusiakan manusia sehingga harus memerdekakan manusia dalam
segala aspek kehidupan baik secara fisik, mental, jasmani, dan rohani.
Gagasan Ki hajar Dewantara yaitu ing ngarso sung tulodo (pendidik berada
di depan memberi teladan); in madyo mangun karso (pendidik selalu berada di
tengah dan terus menerus memprakarsai/memotivasi), dan tut wuri handayani
(pendidik selalu mendukung dan mendorong peserta didik untuk maju) diharapkan
tidak menjadi semboyan dan slogan semata. Sistem pendidikan yang masih memiliki
kekurangan harus diperbaiki agar dapat mewujudkan generasi yang cerdas. Berikut
adalah rangkuman perjalanan pendidikan nasional di Indonesia.

 Pendidikan di Indonesia sebelum kemerdekaan (zaman kolonial)


Pada zaman kolonial di Indoneisa tentunya mempengaruhi pendidikan yang
ada di Indonesia. Belanda datang ke Pulau Jawa Indonesia untuk berdagang
dan menciptakan kekuasaan baru. Belanda menganggap bahwa agama Katholik
yang disebarkan oleh Portugis perlu digantikan dengan agama Protestan yang
dianutnya. Berangkat dari pemahaman itulah sekolah-sekolah keagamaan
didirikan terutama di daerah yang dulunya telah terpengaruh agama Nasrani
(Katholik) oleh Portugis dan Spanyol. Sekolah pertama di Ambon didirikan
oleh VOC pada tahun 1607. Pembelajaran yang diberikan yaitu membaca,
menulis dan sembahyang. Guru pendidik berasal dari Belanda dan mendapat
upah. Pendidikan yang dilakukan pada zaman kolonial terpaku terhadap ideologi
bangsa Belanda, sehingga pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan
pemahaman Belanda yang berakibat pada pendidikan yang diatur secara sistematis
agar siswa yang mengikuti pendidikan di zaman kolonial akan mengikuti
serta menjadikan pembelajaran yang didapatkan, perjalanan yang di dapatkan
adalah sebuah landasan yang akan diteruskan kezaman berikutnya.
Pendidikan yang diberikan oleh Belanda kepada masyarakat Indonesia
bertujuan untuk menciptakan SDM masyarakat Indonesia yang siap menjadi
tenaga kerja untuk Belanda dan diberi upah yang minim. Akan tetapi,
pendidikan yang diberikan oleh Belanda memberikan dampak positif terhadap
rakyat Indonesia, pejalanan Pendidikan Indonesia dari sebelum kemerdekaan
sampai sesudah kemerdekaan terus berkembang hingga saat ini dimulai dari
inisiasi bupati dalam mendirikan sekolah kabupaten yang hanya mendidik
calon pegawai pada tahun 1854 kemudian lahirlah sekolah Bumiputera yang
hanya memiliki 3 kelas di mana rakyat memperoleh ilmu untuk dapat
membaca, menulis dan berhitung, pada tahun 1920 lahirlah cita-cita baru
yang mengimpikan perubahan radikal dalam pendidikan dan pengajaran.
Karena pendidikan dan pengajaran yang diberikan sebelum kemerdekaan
pada masa kolonial menghasilkan lulusan yang terasing dan kehilangan
dasar-dasar nasionalnya. Untuk itu dibutuhkan upaya dalam mendidik kaum muda
selain untuk membebaskan diri dari jeratan penjajah, pendidikan akan
menjadi dasar kebudayaan nasional yang dapat mencerdaskan kehidupan
masyarakat Indonesia. Keinginan untuk merdeka harus dimulai dengan
mempersiapkan kaum bumi putra yang bebas, mandiri, dan pekerja keras.
Tokoh nasionalis yang memperjuangkan pendidikan bangsa Indonesia dengan
cita-citanya yang ingin melakukan perubahan radikal dalam pendidikan dan
pengajaran yaitu Ki Hadjar Dewantara, cita-cita itu terwujud pada tahun 1922
dengan lahirnya Taman Siswa di Yogyakarta sebagai pintu gerbang kemerdekaan
dan kebebasan kebudayaan bangsa. Taman Siswa didirikan dengan maksud
untuk meluaskan semangat pendidikan kepada generasi muda dengan konsep
Pendidikan Ki Hadjar Dewantara yang memerdekakan. Visi pendidikan Ki
Hadjar Dewantara kembali digaungkan dalam pendidikan di masa sekarang atau
masa sesudah kemerdekaan dengan slogan pendidikan Ki Hadjar Dewantara yang
memerdekakan. Konsep ini termaktub dalam tiga semboyan dalam bahasa Jawa,
ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karya, tut wuri handayani. Artinya, di
depan memberikan contoh, di tengah memberi semangat, dan di belakang
memberi dorongan. Semboyan tut wuri handayani diabadikan dalam logo
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Tarigan et al., 2022).

 Pendidikan di Indonesia setelah kemerdekaan


Setelah pemerintah menerima saran-saran tersebut, disusunlah struktur dan
sistem pendidikan baru. Tujuannya adalah untuk mendidik anak-anak menjadi
warga negara yang berguna, yang diharapkan kelak dapat memberikan
pengetahuannya kepada negara. Dasar-dasar pendidikan menganut prinsip
demokrasi, kemerdekaan, dan keadilan sosial. Kondisi pendidikan di
Indonesia setelah merdeka ini mengarah terhadap perubahan proses
pembelajaran dan landasan pendidikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
pendidikan di era ini, bangsa Indonesia berusaha menghilangkan paham-paham
pendidikan Belanda, sehingga siswa Indonesia memiliki ciri khas dari siswa
Indonesia. Pembelajaran didesain sedemikian rupa agar budaya bangsa Indonesia
dapat terus diwariskan kegenerasi selanjutnya.

 Pendidikan di Indonesia pada era Pendidikan Abad ke-21


Keberadaan Abad ke-21 ditandai dengan adanya era revolusi industri 4.0
yang mana pada abad ke-21 menjadikan abad keterbukaan era globalisasi
dan serba digial. Pada saat ini Indonesia memasuki dan bahkan sedang berjalan
era revolusi industri 4.0. Pada pembelajaran ini tidak lagi berfokus terhadap
penerapan kebudayaan lagi namun, berfokus terhadapat kemampuan berpikir
kritis dan pemecahan masalah, kecakapan komunikasi, kreativitas dan
inovasi, serta kolaborasi. teknologi merupakan sarana utama dalam
pelaksanaan proses pembelajaran. Sebagai seorang guru, kita perlu
meningkatkan kemampuan adaptasi teknologi serta dapat memanfaatkan
teknologi untuk mengembangkan pembelajaran sehingga akan membentuk siswa
atau peserta didik yang memiliki kecakapan di era serba digital.

C. KOMPONEN

Untuk memperbaiki tingkat dan kompetensi pendidikan di Indonesia, maka


pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No.19/2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan. Standar Pendidikan Nasional terdiri dari 8 komponen yaitu
(1) Standar Isi
(2) Standar Proses
(3) Standar Kompetensi Lulusan
(4) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
(5) Standar Sarana dan Prasarana
(6) Standar Pengelolaan
(7) Standar Pembiayaan
(8) Standar Penilaian Pendidikan

D. TUJUAN SISTEM

Tujuan Satandar Pendidikan Nasioanl (Depdiknas, 2005:72) berfungsi


sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pendidikan dalam
rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Standar nasional
pendidikan bertujuan untuk menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat.

Tujuan pendidikan nasional Indonesia adalah untuk mengembangkan


potensi peserta didik agar manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UUD, 1945)
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan


Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang berakar pada
nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan
perubahan zaman. Maka, diperlukan sistem pendidikan nasional yang sesuai dengan
masalah yang sedang dihadapi serta perlunya generasi muda untuk mengetahui
bagaimana sejarah pendidikan nasional.
Sejarah pendidikan nasional Indonesia terbagi menjadi 3 era, yaitu pendidikan
di Indonesia sebelum kemerdekaan (zaman kolonial), setelah kemerdekaan, dan
pendidikan di Indonesia pada era Pendidikan Abad ke-21 yang semuanya telah
dijelaskan sebelumnya. Pendidikan Nasional terdiri dari 8 komponen yaitu : (1)
Standar Isi (2) Standar Proses (3) Standar Kompetensi Lulusan (4) Standar Pendidik
dan Tenaga Kependidikan (5) Standar Sarana dan Prasarana (6) Standar Pengelolaan (7)
Standar Pembiayaan (8) Standar Penilaian Pendidikan. Sedangkan tujuan pendidikan
nasional Indonesia adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab
Daftar Pustaka

https://www.studocu.com/id/document/universitas-sebelas-maret/pendidikan-
kewarganegaraan-pkn/perjalanan-pendidikan-nasional/44889966
Ikhwan, W. K. (2015). Implementasi Standar ISI, Standar proses, Standar Lulusan Sebagai
Standar Mutu pendidikan MTs Negeri Di kabupaten Tulungagung. Pedagogia : Jurnal
Pendidikan, 4(1), 16-22. doi:10.21070/pedagogia.v4i1.68
Pendidikan Nasional Dan Kualitas Manusia Indonesia Dalam Perspektif Sejarah | Hartono |
Agastya: Jurnal SEJARAH Dan PEMBELAJARANNYA. (n.d.). E-Journal
Universitas PGRI
Madiun. https://e-journal.unipma.ac.id/index.php/JA/article/view/1491/1163
PENDIDIKAN NASIONAL INDONESIA. (n.d.). Staff Site Universitas Negeri
Yogyakarta. https://staffnew.uny.ac.id/upload/131655980/penelitian/
Volume+4+No.1,+2007.pdf

Anda mungkin juga menyukai