PENDAHULUAN
menciptakan kehidupan yang lebih layak dan maju bagi seluruh rakyatnya, maka
suatu hal yang sangat mendasar, penting dan bernilai. Proses pendidikan di
menjadi warga negara yang baik serta dapat berinteraksi sosial dengan
lingkungan sekitarnya. 1
1
Birsyada, Dasar-Dasar Pendidikan JPS. (Yogyakarta: Ombak, 2016) h. 23
1
2
semakin baik. Saat ini di Indonesia sistem pendidikan telah beralih pada sistem
"Merdeka Belajar".2
yang hanya berkutik pada sebatas guru mengajar dan siswa diajar. Sistem tersebut
dirasa perlu diperbaiki, karena sistem seperti ini kebanyakan hanya terfokus
dalam aspek pengetahuan saja, sementara ada aspek keterampilan yang juga harus
dikuasai.
perubahan sosial, budaya, dunia kerja dan kemajuan teknologi yang pesat,
zaman. Link and match tidak saja dengan dunia industri dan dunia kerja tetapi
juga dengan masa depan yang berubah dengan cepat. Perguruan Tinggi dituntut
untuk dapat merancang dan melaksanakan proses pembelajaran yang inovatif agar
2
Birsyada, Dasar-Dasar Pendidikan JPS. (Yogyakarta: Ombak, 2016) h. 24
3
Dela Choiml Ainia, "Merdeka Belajar Dalam Pandangan Ki Hajar Dewantara dan
Relevansinya Bagi Pendidikan Karakter", Jurnal Filsafat Indonesia Vol.3 No.3 (Januari, 2020)
h.95
3
manju sekalipun juga tak gencar untuk membicarakannya. Hal tersebut merupakan
suatu yang sangat lumrah, dikarenakan pendidikan memiliki peran yang sangat
dalam membangun kemajuan bangsa. bahkan jika ingin melihat keadaan suatu
Utomo, Sarekat Islam, Taman Siswa dan lain sebagainya. Para perintis
mereka akan menyadari posisi mereka sebagai bangsa yang dijajah dan akan
yang cukup serius khususnya dalam upaya menyiapkan sumber daya manusia
4
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kernendikbud RI. 2020. Panduan Merdeka
Belajar-Kampus Merdeka. Lihat di http://dikti.kemdikbud.go.id/wp
content/uploads/2020/04/Buku-Panduan-Merdeka-Belajar-Kampus-Merdeka-2020 Diakses
pada 13 Mei 2021
5
M. Bachml Ulum, Pendidikan Pembebasan, (Malang: My Litera, 2019) h. I
6
Suhartono Wiryopranoto dkk, Ki Hajar Dewantara : Pemikiran dan Perjuangan,
(Jakarta: Museum Kebangkitan Nasional, 2017) h. 14
4
sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas. Kualitas sumber daya manusia
di Indonesia saat ini masih sangat rendah jika dibandingkan dengan negara-negara
lain. Salah satu faktor utamanya berkaitan erat dengan dunia pendidikan.
anti terhadap segala bentuk imperialism maupun eksploitasi manusia, maka beliau
kemampuan manusia untuk melihat tantangan dari zamanya, dari situ maka akan
Pendidikan kritis yang digaungkan oleh Freire dewasa ini hampir menjadi wacana
tokoh pendidikan yang anti terhadap segala bentuk penindasan terhadap manusia
maka baginya hal tersebut tidak bisa di tolerir begitu saja. Sebab penindasan itu,
7
Siti Baro'ah, "Kebijakan Merdeka Belajar Sebagai Strategi Peningkatan Mutu
Pendidikan", Jurnal Tawadlu, Vol. 4, No I, (Maret. 2020) h. I 066
8
Paulo Freire. Pendidikan Sebagai Praktek Pembebasan. (Jakarta: Gramedia, 1967) h.
32
9
Mu'arif. Liberalisasi Pedidikan: Menggadaikan Kecerdasan Kehidupan Bangsa.
Yogyakarta: Pinus Book Publisher, 2007) h. 74
5
sembilan tahun terakir ini (2011 s/d 2019) ada 37.381 pengaduan kekerasan
terhadap anak, untuk bullying baik di pendidikan maupun sosial media, angkanya
°
mencapai 2.473 laporan kekerasan terus meningkat.1 Kurang aktifnya peserta
didik dalam kegiatan belajar mengajar yang dipengaruhi oleh salah satunya
juga sering kali merasa kurang percaya diri, suka berpikir negatif dan gagal untuk
mengenali potensi yang dimilikinya, takut untuk beropini dan masih banyak
Indonesia.
rasanya jika tidak melibatkan tokoh yang dijuluki sebagai Bapak Pendidikan
Indonesia yang memiliki jiwa pejuang yang pantang menyerah dalam dunia
problematika pendidikan yang ada di Indonesia sampai sekarang ini. Salah satu
10
Tim KPAT, 2020, Sejumlah Kasus Bullying Sudah Warnai catatan Masalah anak di
Awai 2020, Lihat di https://www.kpai.go.id/publikasi/sejumlah-kasus-bullying-sudah-warnai
catatan-masalah-anak-di-awal-2020-begini-kata-komisioner-kpai Diakses pada 13 Mei 2021
11
Moh. Yamin, Menggugat Pendidikan Indonesia (Be/ajar dari Paulo Freire dan Ki
Hajar Dewantara) (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2009)
6
gagasan yang sering kita dengar adalah mengenai esensi paling dasar dari sebuah
Kemerdekaan, Asas Kodrat Alam, Asas Kebudayaan, Asas Kebangsaan, dan Asas
Kemanusiaan. Garis besar yang dapat diambil dari pemikiran beliau tentang
Kemerdekaan yang dimaksud yaitu siswa harus memiliki jiwa merdeka secara
lahir maupun batin. jiwa merdeka yang tertanam dalam jiwa seseorang sangat
diperlukan agar bangsa Indonesia tidak mudah terdikte oleh negara lain.13 Dalam
hal tersebut Ki Hajar Dewantara memiliki sistem pendidikan yang disebut dengan
istilah "among", yakni suatu sistem pendidikan yang berjiwa kekeluargaan dan
potensi-potensi yang dimiliki oleh setiap manusia.14 Selain itu gagasan yang
paling popular adalah 3 konsep pendidikan yaitu: Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing
Merdeka Belajar ini, yang dirasa sangat melimpah relevansinya dengan generasi
sekarang ini dan lebih inovatif, jika disandingkan dengan konsep Merdeka Belajar
yang berlaku saat ini. Oleh karena itu, diharapkan pendidikan di Indonesia
mempunyai arah dan tujuan yang jelas. Selain itu, pendidikan di Indonesia
mejadi lebih maju, berkualitas dan sesuai dengan harapan semua masyarakat
Indonesia serta searah dengan yang telah diamanatkan oleh UUD 1945.16
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih
penelitian ini ialah untuk memberikan wawasan baru sekaligus sumbangan pikiran
B. Penegasan Istilah
penelitian ini agar tidak terdapat perbedaan pemahaman dan penafsiran, juga
ini. Judul dari penelitian skripsi ini adalah "Konsep Merdeka Belajar Perspektif Ki
16
Siti Mustaghfiroh, "Konsep Merdeka Belajar Perspektif Aliran Progresivisme John
Dewey", Jurnal Studi Guru dan Pembelajaran, Vol. 3, No. 1, (Maret. 2020) h. 87
8
1. Konsep
rancangan (cita-cita) yang telah dipikirkan.17 Dalarn penelitian ini konsep yang
2. Merdeka Belajar
ruang kepada peserta didik untuk rnengernbangkan potensi yang ada pada
dirinya.
potensi yang dimiliki peserta didik bukan hanya dalam bidang pengetahuan
namun juga dalam bidang keterampilan peserta didik. Dengan adanya konsep
17
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2004), h. 203
9
belajar mengajar yang terjadi dua arah, antara pendidik dan peserta didik.18
3. Ki Hajar Dewantara
berfikir yang terjadi pada manusia. Yang dalam prosesnya akan membuahkan
mempakan dorongan yang diberikan kepada peserta didik agar mereka mampu
18
Nofri Hendri, Merdeka Be/ajar : Antara Retorika Dan Aplikasi (E-Tech Jurnal
Vol.8 No. I : 2020) h.2
19
Bahtiar Fahrni, Dalam Skripsi : Pemikiran Emha Tentang Pendidikan Islam (UTN
Walisongo: 2014) h. 18
10
4. Relevansi
antara satu dengan yang lain. Dalam penelitian ini relevansi yang dimaksud
merdeka dari birokrasi yang berbelit dan kebebasan bagi mahasiswa memilih
merupakan sebuah implementasi dari visi misi yang dimiliki oleh Presiden
kegiatan diluar kelas. Konsep ini pada dasamya menjadikan mahasiswa untuk
secara tidak langsung akan diajak untuk belajar caranya hidup di lingkungan
20
Departemen Pendidikan Nasional, Op.Cit, h. 777
21
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud RI. Op.Cit.
11
kemudian mahasiswa akan jauh lebih siap kerja setelah nantinya lulus dari
C. Pembatasan Masalah
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
22
Sevima, 2021, Apa itu Merdeka Belajar Kampus Merdeka?, Lihat di
https://sevima.com/apa-itu-merdeka-belajar-kampus-merdeka/ diakses pada tanggal 28 Mei
2021
12
2. Secara Praktis
Kampus Merdeka.
G. Metode Penelitian
sehingga akan diperoleh suatu pemahaman dan pengertian topik atas gejala atau
isu tertentu.Adapun tahapan atau proses yang akan dilakukan dalam penelitian ini
1. Jenis Penelitian
dan induktif serta pada analisis terhadap dinamika hubungan antar fenomena
menekankan pada kekuatan analisis data pada sumber-sumber data yang ada
teori yang ada untuk diinterpretasikan secara luas dan mendalam. Penelitian
pada studi literatur atau kajian kepustakaan. Dengan membatasi obyek studi
kualitatif.24
2. Sumber Data
mengambil atau mengumpulkan data-data dari buku dan sumber lain yang
terkait dengan topik yang sedang diteliti, kemudian memadu padankan data-
h. 157
23
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014) cet. 14,
24
Milya Sari, "Penelitian Kepustakaan (Library Research) dalam Penelitian
Pendidikan IPA", Natural Science: Jurnal Penelitian Bidang IPA dan pendidikan IPA,
(Januari, 2020). h. 41.
14
data tersebut menjadi suatu kesatuan yang utuh yang terkait dengan topik yang
dibahas.25
Data dalam penelitian ini diperoleh dari sumber data pnmer dan
Sumber data primer adalah sumber data autentik atau data langsung
sederhana data ini disebut dengan data asli.26 Sumber data pnmer
sumber data primer pada penelitian ini diambil dari buku yang berjudul
Among Dalam Proses Pendidikan" oleh Haryati, S.Pd., M.Si. tahun 2019
Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain,
yang tidak langsung dari subyek penelitian, tetapi dapat mendukung atau
25
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2006), h. 129
26
Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), h. 91.
27
Abdul Manab, Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kualitatif; (Yogyakarta:
Kalimedia, 2015), cet. 1, h. 202.
15
bahan pustaka yang ditulis dan dipublikasikan oleh seorang penulis yang
pada penelitian ini diambil dari Buku Panduan Merdeka Belajar Kampus
tahun 2020. Serta beberapa jumal yaitu Jumal ilmiah yang ditulis Dela
Jumal ilmiah yang ditulis oleh Nurhayani Siregar dengan judul "Konsep
yang harus dilakukan oleh peneliti untuk menemukan sumber data. Dalam
proses pengumpulan data dibutuhkan satu atau lebih tehnik yang sesua1.
28
Saifuddin Azwar, Op.Cit. h. 92.
16
sedang dilakukan. 29
Teknik yang umum digunakan pada penelitian adalah content analysis atau
kajian isi. Menurur Holsti dalam buku Metodologi Penelitian Kualitatif karya
29
Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan (Teori - Aplikasi).
(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), h. 171-172
30
Ibid. h. 191
31
Mirshad Zaki, Persamaan Model Pemikiran al-Ghaza dan Abraham Maslow
tentang Model Motivasi Konsumsi, Tesis, (Surabaya UTN Sunan Arnpel, 2014) h. 57
32
A. Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif; Kualitatif; dan Penelitian Gabungan,
(Jakarta: Kencana, 2014), h. 400.
17
Lexy J. Moleong, kajian isi merupakan teknik apapun yang digunakan untuk
memiliki beberapa tahap yaitu: Pertama, tahap deskripsi atau orientasi yaitu
ditanyakan. Tahap Kedua, tahap reduksi, pada tahap ini peneliti mereduksi
segala informasi yang telah diperoleh pada tahap pertama untuk memfokuskan
pada masalah tertentu, data yang perlu disortir adalah data yang bersifat
menarik, penting berguna dan baru. Tahap Ketiga adalah tahap seleksi, pada
tahap ini penelti menguraikan fokus yang telah ditetapkan menjadi lebih rinci.
Pada tahap ketiga ini setelah peneliti melakukan analisis yang mendalam
terhadap data dan informasi yang diperoleh maka peneliti dapat menemukan
H. Sistematika Penulisan
penulisan. Adapun garis besar dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Bagian Awal
Bagian awal dalam penulisan skripsi ini terdiri dari halaman judul,
persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar
lampiran.
33
Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif,' (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2014), h. 220
34
Ibid. h. 222
18
BABIPENDAHULUAN
Sub bahasan yang terdapat dalam kajian teori, peneliti membahas 2 hal
yaitu: 1). Merdeka belajar meliputi, pengertian, dasar dan tujuan merdeka
bab ini pula dijelaskan mengenai kajian penelitian yang relevan, kerangka
Dalam kajian objek penelitian, peneliti membahas tentang 1.) Data umum
kampus merdeka.
Adapun yang dibahas dalam bah ini adalah simpulan, saran, dan penutup.
3. Bagian Akhir
Pada bagian akhir dari ksripsi ini, peneliti melengkapi skripsi dengan