A.PENDAHULUAN
Hal ini sejalan dengan UUD 1945 dalam pasal 31 ayat 1 yang menjelaskan bahwa :
“Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan”. Jelas bahwa dengan
terselenggaranya pendidikan yang baik diharapkan dapat melahirkan generasi penerus
bangsa yang memiliki kepribadian yang cerdas dan berkualitas serta dapat memberikan
generasi yang dapat memanfaatkan kemajuan dengan baik. Tanpa pendidikan, tidak
akan ada kemajuan dalam segala aspek kehidupan termasuk nilai dan moral dalam
masyarakat.
Empat pilar pendidikan yang dicanangkan oleh UNESCO yang saat ini dan ke depan
perlu dikembangkan oleh lembaga pendidikan formal salah satunya adalah pendidikan
tinggi yaitu: (1) Learning to know, (2) Learning to do (belajar melakukan sesuatu). ). ,
(3) Learning to be (belajar menjadi seseorang), dan (4) Learning to live together (belajar
hidup bersama). Pendidikan kita untuk masa kini dan masa depan dituntut untuk
mengutamakan peningkatan kualitas kemampuan intelektual dan profesional serta sikap,
kepribadian dan moral masyarakat Indonesia pada umumnya.
Mengacu pada Sustainable Development Goals (SDGs), yaitu aksi global yang diikuti
oleh beberapa negara yang tergabung dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Salah
1
satu tujuannya adalah untuk menjamin pendidikan yang inklusif dan berkualitas serta
kesempatan belajar yang sama bagi semua kelompok masyarakat.
Salah satu tujuan dalam SDGs sejalan dengan UU No.20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1
tentang sistem pendidikan nasional yang menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mengembangkan potensi peserta didik sesuai dengan
kebutuhan dirinya, masyarakat, bangsa. Dan negara bagian.
B.ISI
Sebagai agent of change, social control, iron stock, dan moral force. Peran ini jangan
diartikan sebagai peran yang berat atau disalahartikan agar masyarakat tidak anti
terhadap kegiatan yang diselenggarakan oleh mahasiswa.
Pemikiran dan pemikiran cerdas seorang siswa harus mampu mengubah paradigma
yang berkembang dalam suatu kelompok dan menjadikannya berorientasi pada
kepentingan bersama yaitu memberikan kesejahteraan dalam pendidikan. Mahasiswa
juga harus memiliki sikap kritis untuk melakukan perubahan besar dalam kualitas
pendidikan di Indonesia. Pemikiran kritis mahasiswa juga bisa membuat pemimpin
negara yang tidak memiliki kompetensi menjadi gerah dan gelisah. Satu hal yang bisa
dibanggakan oleh mahasiswa adalah semangat mereka yang membara untuk melakukan
perubahan yang berarti bagi negara.
Melihat kondisi tersebut, mahasiswa saat ini dapat memanfaatkan kemajuan teknologi
di era revolusi industri 5.0 sebagai sarana peningkatan kualitas di ranah pendidikan dan
2
pengetahuan. Sejalan dengan perkembangan dan kemajuan teknologi yang pesat,
mahasiswa dapat menggunakan sistem e-learning dalam proses pembelajaran yang
disebarluaskan kepada masyarakat. Selain menggunakan metode e-learning,
peningkatan mutu pendidikan di Indonesia juga dapat dilakukan melalui pengajaran
yang dilakukan oleh siswa di sekolah-sekolah di seluruh tanah air.
Melihat bahwa salah satu masalah rendahnya mutu pendidikan adalah karena
kurangnya sumber daya pengajaran. Apakah ada peran nyata mahasiswa dalam
mengatasi hal ini? Siswa dapat berperan penuh dalam upaya membantu mengajar
dengan cara mengabdikan diri untuk mengajar dengan berbagai cara. Selain terjun
langsung ke lapangan dalam mengajar, mahasiswa juga dapat melakukan tuntutan atau
melakukan aksi filantropi untuk membantu membiayai pendidikan bagi masyarakat
yang membutuhkan.
Berbagai upaya yang dilakukan mahasiswa sebagai wujud perannya harus terus
dilakukan guna mendukung upaya menjadikan Indonesia sebagai negara maju. Untuk
menjadi negara maju, kualitas di bidang pendidikan utama. Kualitas pendidikan di
Indonesia harus setara dengan negara-negara maju lainnya di berbagai belahan dunia.
Oleh karena itu peran mahasiswa dalam menjalankan fungsi kemahasiswaan untuk
membantu dan melayani masyarakat dalam upaya peningkatan mutu pendidikan
merupakan hal yang utama. Mahasiswa yang dikenal sebagai anak intelektual bangsa
dan memiliki cita-cita tinggi wajib mengubah peradaban bangsa.
C.PENUTUP
Kesimpulan: Kesimpulan yang dapat di ambil, bahwa terdapat beberapa peran kita
sebagai milenial dalam menyukseskan implementasi tujuan Pembangunan
Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (SDGs) yang sangat diharapkan oleh
3
pemerintah. Tanpa keterlibatan kita tidak mungkin TPB/SDGs bisa terwujud, dalam
mewujudkan TPB/SDGs dengan meningkatkan kualitas diri kita baik itu kualitas
pengetahuan, fisik, dan rohani kita. Di sisi lain, semakin menyadarkan kita
bahwa pada prinsipnya masalah utama pendidikan nasional bukan hanya terletak pada
minimnya anggaran, kualitas SDM yang lemah, dan hilangnya visi pendidikan nasional.
Lebih dari itu, manajemennya juga hancur. Baik yang menyangkut manajemen
pengelolaan keuangan maupun manajemen dalam konteks administrasi kelembagaan.
Saran: Dengan mengajak diri anda sendiri serta yang lainnya untuk bersama-sama
berperan dalam mewujudkan TPB/SDGs.
1
Ajaps, S., & McLellan, R. (2015). “We don’t know enough”: Environmental
education and pro-environmental behaviour perceptions. Cogent education, 2(1),
1124490.
2. , Heiss, J., & Byun, W. J. (2018). Issues and trends in education for sustainable
development (Vol. 5). UNESCO Publishing.
4. Hariyanto, B., & Jannah, U. R. (2020). Revolusi Guru Dalam
Pembelajaran Abad 21. Sigma
4
7. (2019). Pembelajaran Inovatif Abad Ke- 21. Penelitian dan Pengkajian Ilmu
Pendidikan: e-Saintika