Anda di halaman 1dari 17

AKTUALISASI WAWASAN

KEBANGSAAN
00:50 No comments
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Untuk dapat memahami konsep wawasan kebangsaan Indonesia,
sebaiknya kita pelajari tentang berbagai hal yang melatarbelakangi
lahirnya konsep Wawasan Kebangsaan dalam Era Globalisasi tersebut
Sebagaimana dalam sejarah di Indonesia, yaitu pada zaman kerajaan
tepatnya pada abad ke-7 sampai dengan 16, bangsa Indonesia berada
dalam masa Kerajaan Nusantara. Yaitu kerajaan Sriwijaya pada
abad ke 7-12 dan kerajaan Majapahit pada abad ke 13 -16, yang pada
masa itu bangsa Indonesia mampu mencapai puncak kejayaannya
sebagai bangsa yang besar dan berkuasa di kawasan Asia Tenggara.
Politik Luar Negeri Majapahit dikenal dengan mitreka satata atau
dapat disamakan sekar.
Karena kedatangan bangsa barat seperti Portugis, Spanyol, Belanda,
Inggris dan Perancis yang menggunakan tipu muslihat memecah belah
persatuan dan kesatuan bangsa, maka berakhirlah periode Kerajaan
Nusantara itu dan mulailah periode penjajahan yang menindas bangsa
Indonesia dan menghisap kekayaan alamnya, sehingga periode itu
merupakan periode penderitaan lahir batin. Sekalipun demikian,
sejarah juga membuktikan bahwa menghadapi pengaruh dan tekanan
dari luar itu bangsa di nusantara tidak pernah berhenti untuk
mengadakan perlawanan.
Semua perlawanan tersebut mengalami kekalahan. Perjuangan yang
bersifat lokal senantiasa gagal karena belum adanya persatuan dan
kesatuan sedangkan di sisi lain pihak kolonial terus menggunakan
politik devide et impera (pecah belah dan kuasai). Kendati demikian,
catatan sejarah perlawanan para pahlawan itu telah membuktikan
kepada kita tentang semangat perjuangan bangsa Indonesia yang
tidak pernah padam mengusir penjajah.
Dalam perkembangan berikutnya, muncul kesadaran bahwa
perjuangan yang bersifat nasional yakni perjuangan yang
berlandaskan persatuan dan kesatuan dari seluruh bangsa Indonesia
akan mempunyai kekuatan yang nyata.
Pergerakan Budi Oetomo, yang didirikan pada tanggal 20 Mei 1908,
merupakan tonggak awal sejarah perjuangan yang bersifat nasional.
Pergerakan yang dijiwai cita-cita Wahidin Soedirohusodo tersebut
menandai pula kebangkitan nasional untuk menentang penjajahan
secara terorganisasi dan terbuka untuk semua golongan bangsa
Indonesia.Itulah sebabnya, setiap tanggal 20 Mei diperingati sebagai
hari Kebangkitan Nasional.Bangsa yang bangkit karena tekad untuk
merdeka, bangsa yang mempunyai harga diri.
Di samping itu bangkit pula gerakan-gerakan di bidang politik,
ekonomi/perdagangan, pendidikan, kesenian, pers dan
kewanitaan.Dalam perjalanan sejarah itu timbul pula gagasan sikap,
dan tekad yang bersumber dari nilai-nilai budaya bangsa serta
disemangati oleh cita-cita moral rakyat yang luhur.
Banyak kalangan yang melihat perkembangan politik, sosial,
ekonomi dan budaya di Indonesia sudah sangat memprihatinkan.
Bahkan, kekuatiran itu menjadi semakin nyata ketika menjelajah pada
apa yang dialami oleh setiap warganegara, yakni memudarnya
wawasan kebangsaan. Apa yang lebih menyedihkan lagi adalah
bilamana kita kehilangan wawasan tentang makna hakekat bangsa dan
kebangsaan yang akan mendorong terjadinya dis-orientasi dan
perpecahan.
Dewasa ini, dampak krisis multi-dimensional ini telah
memperlihatkan tanda-tanda awal munculnya krisis kepercayaan diri
(self-confidence) dan rasa hormat diri (self-esteem) sebagai
bangsa.Krisis kepercayaan sebagai bangsa dapat berupa keraguan
terhadap kemampuan diri sebagai bangsa untuk mengatasi persoalan-
persoalan mendasar yang terus-menerus datang, seolah-olah tidak
ada habis-habisnya mendera Indonesia. Aspirasi politik untuk merdeka
di berbagai daerah, misalnya, adalah salah satu manifestasi wujud
krisis kepercayaan diri sebagai satu bangsa, satu nation
Sekarang ini adalah saat yang tepat untuk melakukan reevaluasi
terhadap proses terbentuknya nation and character building kita
selama ini, karena boleh jadi persoalan-persoalan yang kita hadapi
saat ini berawal dari kesalahan dalam menghayati dan menerapkan
konsep awal kebangsaan yang menjadi fondasi ke-Indonesia-an.
Kesalahan inilah yang dapat menjerumuskan Indonesia, seperti yang
ditakutkan Sukarno, menjadi bangsa kuli dan kuli di antara bangsa-
bangsa. Bahkan, mungkin yang lebih buruk lagi dari kekuatiran
Sukarno, menjadi bangsa pengemis dan pengemis di antara bangsa-
bangsa.
Jika kita coba mendalaminya, dengan menangkap berbagai
ungkapan masyarakat, terutama dari kalangan cendekiawan dan
pemuka masyarakat, memang mungkin ada hal yang menjadi
keprihatinan. Awalnya, ada kesan seakan-akan semangat kebangsaan
telah menjadi dangkal atau tererosi terutama di kalangan generasi
mudaseringkali disebut bahwa sifat materialistik mengubah idealisme
yang merupakan jiwa kebangsaan.


1.2 Maksud dan Tujuan

Berdasarkan latar belakang masalah diatas , bahwa permasalahan
meliputi pentingnya kita mengetahui pengertian jati diri bangsa, dalam
membangkitkan semangat nasionalisme. Setelah variable tersebut
diketahui maka menjadi agenda bagaimana cara mengaplikasikan atau
mengaktualisasikan wawasan kebangsaan tersebut dalam kehidupan
sehari-hari.

Tujuan :
a. Mengetahui pengertian jati diri bangsa ,
b. Membangkitkan semangat nasionalisme ,
c. Memahami lebih dalam arti wawasan kebangsaan ,
d. Mengetahui aplikasi wawasan kebangsaan dalam kehidupan sehari
hari .

1.3 Ruang Lingkup
Ruang Lingkup dalam Aktualisasi Perwujudan Wawasan Nusantara
Memperkokoh Ketahanan Nasional Dalam Pembangunan Menghadapi
Era Globalisasi yang mencakup halhal penting terdapat 5 aspek
kehidupan antara lain:
1. Aspek Ideologi
Ideologi Falsafah Pancasila diyakini sebagai pandangan hidup bangsa
Indonesia yang sesuai dengan aspirasinya. Keyakinan ini dibuktikan
dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia sejak awal proses
pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia sampai sekarang.
Dengan demikian wawasan nusantara menjadi pedoman bagi upaya
mewujudkan kesatuan aspek kehidupan nasional untuk menjamin
kesatuan, persatuan dan keutuhan bangsa, serta upaya untuk
mewujudkan ketertiban dan perdamaian dunia.
2. Aspek Sosial Budaya
Sosial budaya adalah faktor dinamik masyarakat yang terbentuk oleh
keseluruhan pola tingkah laku lahir batin yang memungkinkan
hubungan sosial diantara anggota-anggotanya.Dimana secara
universal kebudayaan masyarakat Indonesia bersifat heterogen karena
banyaknya perbedaan setiap Negara maupun daerah.

3. Aspek Ekonomi
Dari aspek ekonomi wawasan nusantara bertujuan agar menciptakan
tatanan ekonomi yang benar-benar menjamin pemenuhan dan
peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara merata
dan adil.
4. Aspek Politik
Konsep politik bangsa Indonesia yang memandang Indonesia sebagai
satu kesatuan wilayah, meliputi tanah (darat), air (laut) termasuk
dasar laut dan tanah di bawahnya dan udara di atasnya secara tidak
terpisahkan, yang menyatukan bangsa dan negara secara utuh
menyeluruh.
5. Aspek Pertahanan dan Keamanan
Wawasan Nasional bangsa Indonesia adalah Wawasan Nusantara yang
merupakan pedoman bagi proses pembangunan nasional menuju
tujuan nasional. Sedangkan ketahanan nasional merupakan kondisi
yang harus diwujudkan agar proses pencapaian tujuan nasional
tersebut dapat berjalan dengan sukses. Agar terwujudnya pertahanan
dan keamanan tercermin dalam kondisi daya tangkal bangsa yang
dilandasi kesadaran bela Negara seluruh rakyat yang mengandung
kemampuan memelihara stabilitas pertahanan dan keamanan Negara,
mengamankan pembangunan dan hasil-hasilnya, serta
mempertahankan kedaulatan Negara dan menangkal segala bentuk
ancaman.
BAB II
AKTUALISASI WAWASAN KEBANGSAAN
2.1Paham Kebangsaan

Paham Kebangsaan merupakan pengertian yang mendalam tentang
apa dan bagaimana bangsa itu mewujudkan masa depannya. Dalam
mewujudkan paham tersebut belum diimbangi adanya legitimasi
terhadap sistem pendidikan secara nasional, bahkan masih terbatas
muatan lokal, sehingga muatan nasional masih diabaikan. Tidak
adanya materi pelajaran Moral Pancasila atau Pendidikan Sejarah
Perjuangan Bangsa (PSPB) atau sertifikasi terhadap Pedoman
Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) di setiap strata
pendidikan, baik formal, nonformal, maupun di masyarakat luas.
Pengembangan pendidikan berkarakter yang mulai dilaksanakan pada
tahun pelajaran 2011/2012 selain memberikan porsi besar pada
kearifan lokal, tentunya juga harus memasukkan paham kebangsaan,
supaya rasa cinta terhadap tanah air tidak luntur.Demikian antara lain
disampaikan Komandan Kodim 0720 Rembang, Letkol ARM Dedy
Jusnar Hendrawan pada acara sosialisasi ujian nasional di Gedung
PKPRI Rembang, Kamis (12/1).Disebutkan, bila wawasan dan paham
kebangsaan tidak perlu diajarkan terpisah sebagai mata pelajaran
tersendiri, hanya perlu lebih dikuatkan dan menyatu dalam
pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan/PPKN yang
diajarkan di sekolah.
Setidaknya diberi alokasi lebih banyak sebagai bahan ajar kepada
siswa, sesuai dengan jenjang pendidikan agar mudah dimengerti dan
dipahami, cetusnya.
Menurut dia, saat ini terindikasi degradasi dalam semangat berbangsa
dan bertanah air dalam kehidupan masyarakat, hal tersebut jangan
sampai berimbas kepada para pelajar yang nota bene merupakan
generasi penerus Bangsa Indonesia.
Jiwa nasionalisme mereka harus terus dijaga dan perlu ditingkatkan
supaya lestari, selanjutnya diarahkan agar mempunyai tekad untuk
memajukan negaranya dan sejajar dengan negara maju lainnya,
tegasnya.
Sesekali apabila sekolah ingin mendatangkan mentor dari luar sekolah
untuk memberikan pendidikan wawasan kebangsaan dan
implementasinya, jajaran Kodim 0720 Rembang siap diterjunkan,
bahkan secara pribadi Letkol ARM Dedy Jusnar Hendrawan siap berdiri
di depan kelas untuk memberikan pengetahuan yang sangat urgen
tersebut.Dengan catatan diluar kesibukan dan sebelumnya pihak
sekolah mengajukan permohonan untuk mengatur waktu
pelaksanaannya,


2.2 RASA KEBANGSAAN

Rasa kebangsaan tercermin pada perasaan rakyat, masyarakat dan
bangsa terhadap kondisi bangsa Indonesia yang dalam perjalanan
hidupnya menuju cita-cita bangsa yaitu masyarakat adil dan makmur
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Hal ini masih dirasakan jauh
untuk menggapainya, karena lunturnya rasa kebangsaan yang
tercermin dalam kehidupan sehari-hari dengan berbagai peristiwa, baik
perasaan mudah tersinggung yang mengakibatkan emosional tinggi
yang berujung pada pembunuhan, bahkan pada peringatan Hari Ulang
Tahun Kemerdekaan 17 Agustus yang setiap tahun dirayakan kurang
menggema, karena kurangnya penghayatan dan pengamalan terhadap
Pancasila. Di samping itu, adanya tuntutan sekelompok masyarakat
dengan isu putra daerah terutama dalam Pilkada masih terjadi amuk
massa dengan kepentingan sektoral, sehingga akan mengakibatkan
pelaksanaan pembangunan nasional terhambat
Salah satu tonggak sejarah perjuangan Bangsa Indonesia adalah
Sumpah Pemuda yang selalu diperingati setiap tanggal 28
Oktober.Namun momen penting ini tidaklah berdiri sendiri, Sumpah
Pemuda merupakan hasil dari serangkaian perjuangan-perjuangan
Bangsa Indonesia sejak ribuan tahun silam dalam usaha
membebaskan diri dari belenggu penjajahan.
Seperti kita ketahui bersama, sebelum 1928, perjuangan telah dimulai
sejak abad ke-17, dimana waktu itu perlawanan-perlawanan secara
fisik dari berbagai daerah muncul akibat kekejaman dan penindasan
kaum penjajah. Tak heran, kalau di tahun 1628 dan 1629 Sultan
Agung Hanyokrokusumo, Raja Mataram berani menyerang kompeni
hingga ke Batavia.
Tahun 1662 1669 Sultan Hasanuddin, Raja Gowa XVI juga
mengadakan perlawanan mengusir penjajah di Makasar. Lalu 1817 di
Ambon ada Pattimura, kemudian 1825 -1830 terjadi Perang
Diponegoro, demikian pula di Sumatera, Tuanku Imam Bonjol
memimpin perlawanan pada tahun 1824 hingga 1837. Perlawanan
lainnya pun muncul dengan tujuan yang sama mengusir penjajah dari
bumi Indonesia.
Akan tetapi sangat disayangkan, perjuangan tersebut tidak membawa
hasil yang diharapkan karena politik devide et impera yang diterapkan
Belanda waktu itu mampu menaklukkan semua perlawanan. Belanda
mampu menaklukkan hampir seluruh wilayah nusantara sehingga
bangsa ini semakin mengalami penderitaan panjang.
Sadar akan hal tersebut, para pemuda Indonesia yang memiliki
semangat dan jiwa patriotisme kemudian melakukan bentuk
perlawanan dalam bentuk yang lain. Mereka melawan bukan dalam
arti fisik melalui organisasi Budi Oetomo yang didirikannya pada 20
Mei 1908.Momen ini kemudian dijadikan sebagai tonggak sejarah
kebangkitan pemuda Indonesia dalam pergerakan kebangsaan
Indonesia, yang kemudian diakui sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
Beberapa tahun kemudian tepatnya 1911 muncul Sarekat Islam yang
didirikan oleh HOS Tjokroaminoto.Setahun kemudian namanya diubah
menjadi Sarekat Dagang Islam. Selain itu di tahun yang sama, berdiri
pula Indische Partai yang dipimpin oleh tiga serangkai yaitu Danudirdja
Setia Budi, Ki Hajar Dewantara dan Tjipto Mangunkusumo. Tujuan
politiknya sangat jelas yaitu untuk membebaskan Indonesia dari
penjajahan Belanda. Ketiga tokoh ini kemudian dibuang karena
dianggap membahayakan kelangsungan Pemerintah Hindia Belanda
melalui tulisan-tulisannya yang tajam di surat kabar. Demikian pula
gerakan dan aksi-aksi yang mereka lakukan.
Organisasi-organisasi lain pun kemudian bermunculan, namun belum
memberikan harapan yang menggembirakan. Mereka tetap tak mampu
menghadapi dan memberikan perlawanan berarti disebabkan
perjuangan yang mereka lakukan masih sendiri-sendiri.
Setelah menyadari kondisi seperti itu, keadaan pun lalu berubah.Para
pemuda kemudian berfusi, menyatukan diri dan mengusung rasa
kebangsaan yang selama ini belum tersentuh.Ini kemudian melahirkan
Kongres Pemuda Indonesia I pada tahun 1926.Waktu itu cita-cita
persatuan menjadi tujuan utama, namun masih belum dapat
diwujudkan secara nyata.
Rasa kebangsaan dan persatuan itu mencapai puncaknya dengan
kemunculan pemuda Soekarno, anggota Jong Java.Ia terus
mengobarkan rasa persatuan dan kesatuan Indonesia sebagai
landasan untuk mencapai kemerdekaan. Pemuda yang kemudian
terkenal dengan julukan Bung Karno ini mendasarkan perjuangan
mencapai kemerdekaan pada kekuatan sendiri, anti kapitalisme dan
imperialisme serta non-cooperation atau tak bersedia bekerja sama
dengan Hindia Belanda.
Atas prakarsa Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia, maka diadakan
Kongres Pemuda Indonesia II di Jakarta pada tanggal 27 28 Oktober
1928.Kongres dihadiri oleh berbagai perhimpunan pemuda yang ada di
Indonesia.Dalam sidang ketiga, 28 Oktober 1928 itulah kemudian
dicetuskan Sumpah Pemuda yang sangat terkenal hingga sekarang.
Sumpah Pemuda sebagai tonggak sejarah perjuangan yang bersifat
nasional, meliputi seluruh wilayah nusantara mencapai cita-cita
bersama.Pada Kongres ini pula diperkenalkan lagu kebangsaan
Indonesia Raya 3 stanza oleh Wage Rudolf Supratman.
Kata-kata keramat yang dicetuskan dalam Kongres II Pemuda
Indonesia tersebut terus mengakar dalam diri setiap anak bangsa.
Perjuangan terus berlanjut, perlawanan terhadap Pemerintah Hindia
Belanda pun tak berhenti hingga mencapai puncak dengan
diproklamasikannya Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus
1945.
Rasa kebangsaan, persatuan dan kesatuan harus tetap kita jaga
dengan jiwa dan semangat Sumpah Pemuda.Jangan sampai kerja
keras para pemuda pada masa perjuangan dahulu terbuang percuma
dengan kondisi Bangsa Indonesia di masa sekarang.
zaman dulu kaum penjajah yang memecah belah bangsa Indonesia,
bukan tidak mungkin persatuan dan kesatuan yang selama ini kita bina
terkoyak oleh ulah bangsa sendiri. Bahasa Indonesia yang selama ini
diakui sebagai bahasa persatuan rusak justru oleh perilaku bangsa
sendiri.
Artikel ini hanya sekedar ungkapan isi hati saja mengenai kondisi
negeri kita tercinta dan berbagai masalah yang sedang
dihadapinya.Bukan kecaman atau hujatan, namun semata-mata untuk
mengingatkan diri kita semua bahwa kita adalah bangsa yang besar.
Bangsa yang merdeka karena berjuang dan bersatu dalam merebut
dan mempertahankan kemerdekaan itu serta berpartisipasi aktif
mengisi kemerdekaan sehingga apa yang menjadi tujuan negara
seperti yang tercakup dalam pembukaan Undang-undang Dasar
Negara Republik Indonesia tahun 1945 dapat tercapai
Menurut Pak Koesbini, lagu kebangsaan Indonesia Raya merupakan
lagu yang paling megah. Memang betul, megah irama musiknya,
megah pula syair lagunya.Terlebih jika sudah dinyanyikan secara
formal dalam suatu upacara resmi kenegaraan. Seluruh badan ini
mungkin akan bergetar mendengar dan merasakan kebesaran lagu
kebangsaan kita. Coba, tanyakan pada saudara-saudara kita yang
berada di luar negeri sana. Pasti mereka akan mengalami perasaan
yang sama. Termasuk di pesta olahraga atau pertandingan
internasional yang membawa nama Indonesia.
Semua itu bisa dirasakan hanya oleh Bangsa Indonesia. Meskipun kita
hidup di negeri orang dan telah berpindah kewarganegaan, kalau
masih merasa sebagai Bangsa Indonesia sekali lagi Bangsa
Indonesia pastilah akan tergetar hatinya, perasaannya bahkan
seluruh tubuh dan jiwanya kalau Indonesia Raya diperdengarkan.
Hanya mereka yang bukan Bangsa Indonesia saja yang cuek.
Pada kenyataannya kini, tak sedikit mereka yang cuek dengan lagu
Indonesia Raya.Mereka lahir dan hidup di bumi Indonesia, mereka
mengaku Bangsa Indonesia, mereka mencari makan di Indonesia
tetapi rasa kebangsaannya telah luntur. Lagu Indonesia Raya hanya
dianggap sebagai lagu biasa, tak ada istimewanya sama sekali. Mereka
terkesan dingin ketika lagu Indonesia Raya diperdengarkan.Bahkan di
kampung-kampung hampir tak lagi kita jumpai upacara memperingati
Hari Ulang Tahun kemerdekaan Republik Indonesia.
Sebagai orang yang terlahir dan tinggal di Indonesia, saya ingin
melihat Indonesia maju dalam segala segi dan segala bidang. Sering
kita mendengar, membaca dan menonton debat, pendapat orang yang
mengeluh dan mengkritik tentang hal-hal yang kurang mencerminkan
rasa kebangsaan. Tapi, akan lebih baik bagi kita semua kalau kita
tidak hanya berhenti hanya dengan berdebat dan melontarkan kritik.
Bila kita hanya berhenti pada tindakan melontarkan kritik, dan
berdebat maka kita tidak pernah akan dapat mewujudkan dan melihat
kemajuan dari negeri kita ini.
Hal pertama yang terpenting yang perlu ada dalam hati dan benak kita
adalah rasa kebangsaan dengan memiliki rasa cinta, bangga dan rasa
memiliki akan bangsa ini. Rasa memiliki harus diimbangi dengan rasa
tanggung jawab.Ya, tanggung jawab kepada Tuhan, pahlawan-
pahlawan bangsa yang telah rela mengorbankan nyawa untuk
memerdekakan bangsa ini dari penjajahan, orang tua kita, anak cucu
kita dan diri sendiri.
Selanjutnya tentu saja kita perlu mewujudkan dalam tindakan nyata
akan rasa kebangsaan itu.
Lalu bagaimana caranya kita dapat mewujudkan hal ini?itu hal yang
mudah dilakukan asal kita mau memulai untuk melakukannya. Kita
dapat memulainya dengan hal-hal yang tampaknya tidak berdampak
tapi bila kita masing-masing mau melakukannya maka hal-hal yang
kecil yang kita lakukan akan berdampak besar. Mulailah dengan
dilingkungan kita tinggal.Perhatikan hal-hal kecil yang dapat
membantu mewujudkan kemajuan bagi Indonesia.
Mungkin sebaiknya kita melihatnya dengan menggunakan contoh.Bila
kita ingin Indonesia bersih dari sampah maka mulailah memiliki
kebiasaan membuang sampah pada tempatnya.Bila kita ingin
Indonesia bebas dari banjir maka mulailah membersihkan selokan di
rumah anda.Bila kita ingin Indonesia dapat menghemat listrik sehingga
dapat membantu gerakan Go Green matikanlah lampu dan alat listrik
yang tidak terpakai. Bahkan kita pun dapat membantu mematikan
lampu-lampu jalan di lingkungan tempat kita tinggal untuk dimatikan
saat siang hari, saya dan keluarga telah melakukan akan hal ini. Bila
kita ingin melihat Indonesia tertib dalam berlalu lintas, maka taatilah
rambu lalulintas yang ada saat kita berkendara di jalan.Mudah bukan.
Dengan melakukan hal-hal kecil yang dapat kita lakukan maka kita
telah mewujudkan rasa kebangsaan bagi Indonesia.Saya pun percaya
saat hal ini dilakukan oleh masing-masing kita secara terus menerus,
maka Indonesia pasti menjadi lebih baik seperti yang kita harapkan.
Saat hal ini terjadi maka kita rakyat Indonesia akan dapat hidup di
negeri ini dengan lebih baik dan nyaman.
Marilah kita menyatukanlah hati, dan melakukan hal-hal kecil yang
dapat memberikan manfaat bagi Indonesia adalah tindakan Paling
Indonesia karena pada akhirnya kita dapat mewujudkan Indonesia
yang lebih baik, makmur dan sejahtera seperti yang kita semua
harapkan.

2.3 SEMANGAT KEBANGSAAN

Semangat Kebangsaan. Belum terpadunya semangat kebangsaan atau
nasionalisme yang merupakan perpaduan atau sinergi dari rasa
kebangsaan dan paham kebangsaan. Hal ini tercermin pada
sekelompok masyarakat mulai luntur dalam memahami adanya
pluralisme, karena pada kenyataannya bangsa Indonesia terdiri atas
bermacam suku, golongan dan keturunan yang memiliki ciri lahiriah,
kepribadian, kebudayaan yang berbeda, serta tidak menghapus
kebhinekaan, melainkan melestarikan dan mengembangkan
kebhinekaan sebagai dasarnya.
Semangat Kebangsaan menciptakan Negara Merdeka dan Berdaulat
Adalah karena Semangat Kebangsaan rakyat yang Indonesia berhasil
keluar dari penjajahan bangsa lain dan membangun Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang Merdeka dan Berdaulat. Sejarah
membuktikan bahwa mereka yang tidak ber-Semangat Kebangsaan
tetap berada dalam penjajahan sekalipun seakan-akan mereka hidup
dalam satu negara mereka sendiri.
Semangat Kebangsaan itu timbul di dada rakyat dan khususnya para
pemuda karena mengalami kehidupan yang hina dan sengsara
dibandingkan rakyat yang hidup di satu negara merdeka.Lebih-lebih
lagi merasakan perbedaan yang amat mencolok dalam kehidupan
pihak yang dijajah dan yang menjajah, baik penjajah itu Belanda,
Inggeris maupun Jepang.Perasaan itu memuncak dan menggelora
menjadi semangat yang tidak sudi lagi dijajah oleh siapa pun juga.
Terwujudlah Semangat Kebangsaan yang mendorong perjuangan
merebut kemerdekaan didahului dengan Proklamasi Kemerdekaan oleh
Sukarno-Hatta atas nama bangsa Indonesia pada 17 Agustus 1945.
Karena penjajah tidak sudi melepaskan cengkeramannya secara damai,
perjuangan kemerdekaan meluas ke perjuangan fisik bersenjata.
Dengan Semangat Kebangsaan yang kuat rakyat Indonesia bersedia
melakukan pengorbanan apa saja demi mencapai tujuan. Perang
Kemerdekaan dapat memaksa penjajah untuk akhirnya mengakui
kemerdekaan dan kedaulatan bangsa Indonesia pada 27 Desember
1949.
Semangat Kebangsaan untuk Kemajuan, Keadilan dan Kesejahteraan
Akan tetapi perjuangan belum selesai dengan menghasilkan Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka dan berdaulat.Sebab
Tujuan Bangsa adalah terwujudnya masyarakat yang maju, adil dan
sejahtera bagi seluruh rakyat Indonesia.NKRI merupakan sarana dan
wahana untuk mencapai Tujuan Bangsa itu, sekalipun sarana dan
wahana yang mutlak diperlukan.Sebab itu setelah kemerdekaan
tercapai perjuangan harus menuju kepada terwujudnya Kemajuan,
Keadilan dan Kesejahteraan.
Perjuangan ini makan waktu lama dan bahkan tanpa akhir karena
bangsa Indonesia tidak mau tertinggal oleh kemajuan bangsa lain.
Amat banyak yang harus diwujudkan, harus diciptakan kondisi
Ekonomi yang mendatangkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat
disertai pelaksanaan Otonomi Daerah yang harmonis.Hal ini
memerlukan peningkatan Pendidikan Nasional yang menjangkau
seluruh bangsa.Ini pun harus didukung banyak kegiatan Riset untuk
meningkatkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.Perlu didukung kondisi
Politik yang mengabdi Kesejahteraan.Dan seluruh usaha ini harus
diamankan dari berbagai ancaman dan gangguan, baik dari luar
maupun dalam negeri.Perjuangan ini jauh melampaui daya dan tenaga
bangsa yang dikeluarkan dalam merebut kemerdekaan.Sebab itu
perjuangan mewujudkan Kemajuan, Keadilan dan Kesejahteraan perlu
pula didukung dan didorong oleh Semangat Kebangsaan yang kuat.
Malahan harus lebih kuat dari Semangat Kebangsaan bangsa tetangga
kita, karena Indonesia memperjuangkan masa depan rakyat Indonesia
yang jumlahnya sekarang sudah 220 juta orang dan akan mencapai
250 juta serta hidup di Negara Kepulauan yang luas.
Semangat Kebangsaan diperlukan untuk mendorong dan memotivasi
seluruh bangsa agar menghasilkan performa atau hasil kerja yang baik
dan makin baik, dengan selalu mengusahakan hal yang terbaik
melebihi apa yang sudah tercapai di bangsa tetangga kita. Semangat
ini harus meliputi Penyelenggara Negara, baik di Pusat maupun di
Daerah, untuk memimpin dan mengurus negara dan bangsa secara
baik.Demikian pula para warga yang aktif di Eksekutif, Legislatif dan
Yudikatif. Juga para Budayawan, Ilmuwan, Usahawan, para Guru dan
Pendidik, para Wartawan, para anggota TNI dan Polri, dan seluruh
rakyat yang menjadi Petani, Nelayan, Buruh dan Karyawan, semuanya
diliputi Semangat Kebangsaan yang menghasilkan perbuatan terbaik
bagi bangsa.
Dengan dipedomani Pancasila Semangat Kebangsaan menjaga
persatuan dan kesatuan bangsa atas dasar Perbedaan dalam Kesatuan,
Kesatuan dalam Perbedaan. Dengan itu dijaga agar perbedaan antara
berbagai etnik, umat agama dan golongan, hubungan antara Pusat dan
Daerah, semuanya berjalan dengan harmonis, saling menghargai dan
kesadaran bahwa semua memerlukan NKRI yang kokoh kuat serta
terwujudnya masyarakat Indonesia yang maju, adil dan sejahtera.
Sebaliknya NKRI selalu memperhatikan dan memajukan kepentingan
seluruh warganya dengan baik.

2.4 INTEGRASI NASIONAL

Pengertian Integrasi NasionalIstilah integrasi nasional berasal dari dua
kata yaitu integrasi dan nasional.Istilah integrasimempunyai arti
pembauran/penyatuan sehingga menjadi kesatuan yang utuh / bulat.
Istilahnasional mempunyai pengertian kebangsaan, bersifat bangsa
sendiri, meliputi suatu bangsa seperticita-cita nasional, tarian nasional,
perusahaan nasional (Kamus Besar Bahasa Indonesia: 1989
dalamSuhady 2006: 36).Di Indonesia istilah integrasi masih sering
disamakan dengan istilah pembauran atau asimilasi,padahal kedua
istilah tersebut memiliki perbedaan. Integrasi diartikan dengan
integrasi kebudayaan,integrasisocial, dan pluralisme social. Sementara
pembauran dapat berarti penyesuaian antar duaatau lebih kebudayaan
mengenai beberapa unsur kebudayaan
Pada hakekatnya integrasi merupakan upaya politik/ kekuasaan untuk
menyatukan semua unsure masyarakat yang majemuk harus tunduk
kepada aturan-aturan kebijakan politik yang dibangun dari nilai-nilai
kultur yang ada dalam masyarakat majemuk tadi, sehingga terjadi
kesepakatan bersama dalam mencapai tujuan tujuan nasional dimasa
depan untuk kepentingan bersama.
Proses integrasi disebabkan adanya, kebersamaan sejarah, ada
ancaman dari luar yang dapat mengganggu keutuhan NKRI, adanya
kesepakatan pemimpin, homogenitas social budaya serta agama ,dan
adanya saling ketergantungan dalam bidang politik dan ekonomi.
Integrasi mempunyai dua dimensi, antara lain: integrasi horizontal dan
integrasi vertikal. Dimensi vertical dalam integrasi nasional bertujuan
mengintegrasikan persepsi dan prilaku elite dan masa dengan cara
menghilangkan, mengurangi perbedaan kesenjangan antara kelompok
yang berpengaruh dengan yang dipengaruhi. Sedangkan dimensi
horizontal mengintegrasikan antara kelompok-kelompok dalam
masyarakat, dengan cara menjembatani perbedaan perbedaan yang
ditimbulkan oleh factor-faktor teritorial/kultur dengan mengurangi
kesenjangan yang ditimbulkan oleh factor-faktor tersebut.
Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan
perbedaan yang ada pada suatu negara sehingga terciptanya
keserasian dan keselarasan secara nasional.
Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan bangsa yang sangat
besar baik dari kebudayaan ataupun wilayahnya.Di satu sisi hal ini
membawa dampak positif bagi bangsa karena kita bisa memanfaatkan
kekayaan alam Indonesia secara bijak atau mengelola budaya budaya
yang melimpah untuk kesejahteraan rakyat, namun selain
menimbulkan sebuah keuntungan, hal ini juga akhirnya menimbulkan
masalah yang baru. Kita ketahui dengan wilayah dan budaya yang
melimpah itu akan menghasilkan karakter atau manusia manusia yang
berbeda pula sehingga dapat mengancam keutuhan bangsa Indonesia.
Contoh-contoh penghambat integrasi nasional :

1. Perbedaan kepentingan, dengan masyarakat yang majemuk
tentu akan menimbulkan pula perbedaan kepentingan antara yang
satu dan yang lain, dan bila tidak disikapi secara dewasa hal ini juga
dapat menimbulkan gesekan gesekan masyarakat.
2. Diskriminasi, adalah perlakuan yang tidak adil dan memihak
hanya kesatu pihak saja
3. Masih berkembangnya paham ethosentris, yaitu paham yang
menganggap budayanya adalah yang paling unggul dan merendahkan
budaya yan lainnya.
4. Masih maraknya isu keagamaan dan saling menjelek-jelekkan
antara agama yang satu dan yang lainnya, contohnya adalah perang
atau bentrokan antar umat beragama yang masih sering terjadi di
sekitar kita.
5. Masih mudahnya masyarakat Indonesia untuk dihasut dan di adu
domba, seperti kita ketahui, dulu sewaktu Indonesia masih dijajah oleh
Belanda, Belanda juga melakukan politik adu domba ( devide et
impera) untuk memecah belah perlawanan rakyat yang hasilnya
adalah kita kalah oleh Belanda.
6. Kurangnya rasa persatuan dan kesatuan
7. Bhinneka tunggal ika hanya sebatas wacana namun tidak pernah
diterapkan atau di praktekkan
Contoh-contoh pendorong integrasi nasional :

1. Adanya rasa keinginan untuk bersatu agar menjadi negara yang
lebih maju dan tangguh di masa yang akan datang.
2. Rasa cinta tanah air terhadap bangsa Indonesia
3. Adanya rasa untuk tidak ingin terpecah belah, karena untuk
mencari kemerdekaan itu adalah hal yang sangat sulit.
4. Adanya sikap kedewasaan di sebagian pihak, sehingga saat terjadi
pertentangan pihak ini lebih baik mengalah agar tidak terjadi
perpecahan bangsa.
5. Adanya rasa senasib dan sepenanggungan
6. Adanya rasa dan keinginan untuk rela berkorban bagi bangsa dan
negara demi terciptanya kedamaian
Jadi, memang sulit untuk memepertahankan kedamaian dan keutuhan
negara terutama Indonesia yang memang merupaka bangsa yang
besar dan majemuk.Oleh karena itu muncullah integrasi nasional untuk
menyatukan visi dan misi kita sebagai warga negara dalam sebuah
kata kata Bhinneka Tunggal Ika. Harus kita ingat bahwa untuk
menjadi bangsa yang maju kita harus membuat kondisi di dalam
negeri kita damai dan kondusif , selama negara kita masih timbul
perpecahan satu sama lain janganlah berharap untuk menjadi bangsa
yang besar dan maju
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

Anda mungkin juga menyukai