Anda di halaman 1dari 3

NAMA : DIAN NABILA MARTIANA

NRP : 02211740000081

FORKOM :4

IMPLEMENTASI SEMANGAT PERJUANGAN DAN KEPAHLAWANAN

Setiap 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan. Momen ini mengingatkan


masyarakat mengenai perjuangan para pahlawan untuk meraih dan mempertahankan
kemerdekaan. Pada momen peringatan Hari Pahlawan ini, mungkin dapat menjadi awal
untuk mengasah nilai-nilai kepahlawanan bagi generasi muda Indonesia. Bila dahulu
Pahlawan mengangkat bambu runcing dan senjata lainnya untuk meraih kemerdekaan
dari tangan penjajah, kini arti pahlawan makin luas. Pahlawan tak hanya sekadar
mengangkat senjata tetapi juga sosok yang mampu bermanfaat bagi banyak orang.

Menurut Mustari Irawan,Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia, pahlawan adalah


orang yang berjuang demi kepentingan masyarakat, negara dan bangsa dan mengabaikan
kepentingan pribadi. Pengabdian yang dilakukan oleh para pahlawan didasari oleh niat
yang ikhlas untuk berkorban yang disertai dengan rasa tanggung jawab yang tinggi sekali
dan kecintaan akan tanah air, atau pada zaman sekarang ini, sosok pahlawan dapat
diartikan sebagaiseseorang yang menghasilkan prestasi dan karya yang luar biasa bagi
pembangunan dan kemajuan bangsa dan Negara Republik Indonesia

Ada beberapa nilai-nilai yang dapat dirumuskan sebagai sikap dari seorang pahlawan,
yaitu rela berkorban, mengutamakan kepentingan negara dibandingkan kepentingan
pribadi atau golongan, ikhlas, dan cinta tanah air. Nilai-nilai kepahlawanan tersebut
menjadi hal yang dapat kita pelajari dan implementasikan dalam kehidupan saat ini.

Nilai-nilai yang terkandung dalam diri pahlawan sangat penting untuk diimplementasikan
dalam karakter bangsa Indonesia saat ini. Selain tempaan arus globalisasi yang begitu
besar, bisa dikatakan krisis moral juga sedang terjadi di negara ini. Dalam media massa
sering kita lihat sikap kelompok masyarakat bahkan oknum pejabat yang tidak
mencerminkan karakter bangsa ini. Mulai dari tawuran antarwarga, perdebatan dan
persaingan yang tidak sehat dari para politisi negeri ini bahkan kasus korupsi yang
menimpa oknum wakil rakyat negara ini. Sikap negatif tersebut tentu membahayakan
bagi persatuan dan kesatuan bangsa ini. Dapat dikatakan, apabila para pahlawan kita yang
telah gugur berada dalam masa kini, betapa sedih nya melihat keributan dan perpecahan
yang terjadi, padahal mereka sudah mengorbankan sesuatu yang sangat berharga yaitu
kehidupan.

Untuk menjadi pahlawan di era kemerdekaan dan di era kekinian tentu berbeda. Masing-
masing memiliki kondisi dan faktor penentu yang berbeda. Namun secara keseluruhan
dari sifat-sifat kepahlawanan yang hendak diwujudkan dapat dikatakan bahwa menjadi
pahlawan saat ini seharusnya lebih mudah. Setelah bangsa ini merdeka dan berdiri Negara
Indonesia, kita telah hidup dalam suasana satu bangsa dan negara. Identitas ke-Indonesia-
an sudah mewujud dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, baik pada tataran nilai,
norma, maupun praktik sehari-hari. Bahkan, Indonesia, baik sebagai bangsa maupun
negara telah memberikan kebebasan dan kesejahteraan. Karena itu sudah seharusnya
menjadi tanggungjawab setiap warga negara untuk mempertahankan eksistensi bangsa
dan negara serta meningkatkan kemampuan negara dalam menjaga kebebasan dan
meningkatkan kesejahteraan.

Presiden Soekarno pernah mengatakan “Perjuanganku lebih mudah karena melawan


penjajah. Tapi perjuangan kalian akan lebih berat, karena melawan saudara sendiri”.
Mungkin pada waktu itu ketika Indonesia baru merdeka, kalimat ini sulit dimengerti.
Bagaimana mungkin melawan bangsa sendiri lebih sulit dari melawan penjajah. Bahkan
kemungkinan melawan bangsa sendiri juga sepertinya hal yang sangat aneh.

Namun seiring berjalannya waktu, sejarah membuktikannya. Justru narasi-narasi


perpecahan dan kekerasan bermula dari anak bangsa sendiri. Perbedaan yang dulunya
dijadikan sebagai kekuatan untuk membangun semangat melawan penjajah, cita-cita
Indonesia merdeka, dan mempertahankan kemerdekaan. Tetapi hari ini, perbedaan
seolah-olah menjadi alat yang paling ampuh untuk memecah belah antar anak bangsa dari
suku, agama, ras, dan antar golongan yang berbeda.

Negara ini berdiri di atas perbedaan-perbedaan, satu sama lain saling memahami dan
saling mengerti. Satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa. Generasi muda hari ini wajib
mengetahui sejarahnya agar tidak mudah untuk dipecah belah antar anak bangsa.
Kesatuan dan persatuan yang telah dirajut oleh founding fathers kita, sudah semestinya
kita rawat dan jaga dengan sebaik mungkin.
Momentum Hari Pahlawan hendaknya mampu membuat generasi penerus bangsa
menyadari betapa besar pengorbanan para pejuang dalam menegakkan kedaulatan negara.
Hanya dengan kesadaran itu, generasi penerus bangsa akan mengisi kemerdekaan dengan
cara yang terpuji dan bermartabat, cara yang digariskan falsafah negara Panca Sila, bukan
dengan cara buruk seperti prilaku korup yang dilakukan sebagian saudara kita.

Generasi penerus bangsa harus mampu memaknai setiap tetes darah para pejuang yang
mengucur di bumi pertiwi ini, demi martabat bangsa dan Negara. Memaknai pengorbanan
para pejuang tentulah dengan cara mengisi kemerdekaan yang bisa mengangkat harkat
serta marabat bangsa dan Negara. Sehingga cita-cita luhur para pejuang bisa diwujudkan
dalam bentuk karya pembangunan yang mampu mensejahterakan rakyat secara adil dan
merata

DAFTAR PUSTAKA

https://mkri.id/public/content/infoumum/artikel/pdf/MENJADI%20PAHLAWAN.pdf

https://surabaya.liputan6.com/read/4106912/hari-pahlawan-yuk-mengasah-nilai-nilai-
kepahlawanan

https://www.anri.go.id/assets/collections/files/mkn_64-568c88219571a.pdf

Anda mungkin juga menyukai