Anda di halaman 1dari 73

Pemerhati

Tajong
Samarinda

Penulis :

Dra. Hj. Novarita, M.M

Halaman Judul

Y A Y A S A N
FASTABIQUL KHAIRAT

Dra. Hj.Novarita, M.M

Halaman Judul i
Halaman Judul

Pemerhati Tajong Samarinda

Vi, 104 hlm, 15 x 21 cm


ISBN : 978-623-8876-0-0
Penulis : Dra. Hj. Novarita, M.M.
Tata Letak : Muhammad Dari
Editor : M. Fajar Nugraha & Rachmawati
Sampul : Rachmawati
Harga : Rp.50.000,-
Link :
https://penerbityayasanfk.sekolahfastkhair.sch.id/20
23/10/30/pemerhati-tajong-samarinda/

Cetakan Pertama, Nopember 2023, Diterbitkan


pada tahun 2023 oleh Yayasan Fastabiqul
Khairat Samarinda

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Isi buku ini, adalah tanggung jawab penerbit dan
penulis, baik sebagian mau seluruhnya, dilarang
diperbanyak dalam bentuk apa tanpa izin
tertulis dari penerbit, kecuali dalam hal
pengutipan untuk keperluan penulisan artikel
atau karangan ilmiah.

Dra. Hj.Novarita, M.M

Halaman Judul i
Pengantar Penerbit

Dunia kebudayaan tak akan pernah habis jika


di bahasa, karena Indonesia terdiri dari ragam suku
bangsa, bahasa dan budaya. Kalimantan Timur
adalah salah satunya. Kebudayaan suku Kutai,
Dayak, Banjar, Bugis dan Jawa sangat kental dalam
keseharian masyarakatnya.

Mengulas kebudayaan akan memperkaya


pemahaman pembaca akan makna dari budaya itu
sendiri. Kali ini buku yang berjudul “Pemerhati Tajong
Samarinda” merupakan tulisan Kepala UPTD. Taman
Budaya Kaltim yang menuangkan keterlibatan beliau
dalam memajukan kebudayaan itu sendiri.

Semoga buku ini dapat menambah wawasan


dan khasanah pembaca untuk lebih mengenal
tentang tajong/sarung samarinda.

Penerbit

ii Pengantar Penerbit
Pengantar Penulis

Tajong/sarung Samarinda adalah sebuah karya


kerajinan rakyat berupa kain tenunan tradisional yang
berasal dari kota Samarinda yang terkenal di seluruh
Indonesia bahkan sampai mancanegara. Dan telah diakui
sebagai warisan tak benda Indonesia.

Kerajinan ini berasal dari daerah Sulawesi Selatan,


dibawa oleh orang-orang Bugis ke Samarinda tepatnya
Samarinda seberang pada sekitar abad ke 18 berkaitan
erat dengan sejarah kedatangan suku Bugis ke
Kalimantan Timur. Peminat tajong/sarung samarinda itu
cukup besar, baik warga lokal maupun luar daerah,
karena coraknya yang indah dan khas. Tajong/sarung
Samarinda cukup banyak pilihan corak dan warna yang
disajikan, Namun harganya relatif mahal karena Ciri
khas tajong/sarung samarinda adalah bahan bakunya
yang menggunakan sutra khusus yang didatangkan dari
Cina, Sehingga banyak terjadi pemalsuan (Buatan
Pabrik). Hal itu lah yang membuat kami merasa tertarik
untuk membahas Kerajinan Tajong/sarung Samarinda.

Beberapa hal yang penulis dijadikan rumusan


masalah dalam buku ini antara lain:

1. Apa sejarah Tajong/sarung Samarinda?


2. Apa saja macam-macam corak Tajong/sarung
Samarinda?
3. Bagaimana cara pembuatan Tajong/sarung Samarinda?

Dra. Hj.Novarita, M.M

Pengantar Penulis iii


4. Apa manfaat Tajong/sarung Samarinda?
5. Bagaimana cara membedakan Tajong/sarung
Samarinda yang asli dari yang palsu (Buatan Pabrik)?
6. Bagaimana proses pemasarannya

Penulis mengharapkan buku ini bermanfaat bagi siapa


pun yang membacanya. Agar pembaca tahu bahwa
masih banyak kerajinan dari Kalimantan Timur yang
menarik dan menjadi ciri kerajinan dari Kaltim. Oleh
karena itu di zaman sekarang dengan teknologi yang
semakin canggih kita dapat melestarikan kerajinan ini ,
sehingga kerajinan ini tidak diambil oleh Negara
manapun dan tetap lestari.

iv Pengantar Penulis
Sinopsis

“Pemerhati Tajong/sarung Samarinda dan


Jepen”. Ditulis oleh Kepala UPTD. Taman Budaya
Ibu Dra.Hj.Novarita, M.M. karena kecintaannya
dengan budaya Kalimantan Timur.

Buku ini beliau tuliskan agar masyarakat


lebih mengenal tajong/sarung Samarinda yang
merupakan budaya Kalimantan Timur yang berasal
dari sutera dan proses pengerjaannya di tenun
secara tradisional.

Dra. Hj.Novarita, M.M

Sinopsis v
Daftar Isi
Daftar Isi

Halaman judul .................................................................. i


Pengantar Penerbit .......................................................... ii
Pengantar Penulis ........................................................... iii
Sinopsis ........................................................................... v
Daftar Isi ........................................................................ vi

Sejarah Tajong/Sarung Samarinda .................................. 1


Alat Tenun .................................................................... 11
1. Alat Tenun ................................................................ 14
2. Bahan ........................................................................ 16
3. Warna ........................................................................ 20
4. Cara Pembuatan ........................................................ 21
5. Cara Membedakan Tajong/Sarung Samarinda Yang
Asli Dari Yang Palsu (Buatan Pabrik) ..................... 23
Corak Dan Warna ................................................... 26
Lebba Suasa ............................................................ 27
Kamummu (Hatta) .................................................. 27
Assepulu Bolong ..................................................... 29
Rawa-Rawa Masak ................................................. 29
Coka Manippi.......................................................... 30
Billa Takkajo ........................................................... 30
Burica ...................................................................... 31
Siparape................................................................... 31
Kudara ..................................................................... 31
Sabbi ....................................................................... 32
Pucuk....................................................................... 32

vi Daftar Isi
Belang Pengantin .................................................... 32
Kuningsau ............................................................... 33
Diversifikasi Motif .................................................. 34
Penenun Sarung Samarinda .......................................... 35
Metode Penelitian ......................................................... 39
A. Lokasi Penelitian ...................................................... 39
B. Populasi Dan Sampel ............................................... 39
C. Teknik Pengumpulan Data ....................................... 40
D. Pemasaran ................................................................ 41
E. Teknologi ................................................................. 46
F. Permodalan ............................................................... 47
G. Sikap Mental ............................................................ 49
Sarung Samarinda Perspektif Pemangku Kepentingan . 50
1. Pemerintah................................................................ 50
2. Pemilik Toko Cinderamata ...................................... 52
3. Pengrajin .................................................................. 55
Kajian Tajong/Sarung Samarinda Dari Perspektif
Pemangku Kepentingan ................................................ 56
Tentang Penulis ............................................................. 59
Tentang Penata Letak .................................................... 61
PROFIL EDITOR ......................................................... 62

Dra. Hj.Novarita, M.M

Daftar Isi vii


Sejarah Tajong/Sarung Samarinda

Latar belakang sejarah Tajong atau Tajong/Sarung


Samarinda pada awalnya dibawa oleh sebuah marga
pendatang dari Sulawesi, khususnya marga Bugis, pada
tahun 1668 yang tinggal di wilayah Samarinda yang dahulu
dikenal dengan nama Rawa. Kebudayaan berliku-liku ini
dibawa oleh kaum Bugis yang sedang mencari tempat
berteduh di Alam Kutai Kartanegara karena adanya paham
Bungayya antara alam Gowa dengan Belanda pada abad
enam belas yang tidak menguntungkan bagi alam Gowa.
Marga Bugis lah yang pertama kali mengembangkan desain
meshing Bugis ke sekitar Samarinda yang berkelok-kelok
yang umumnya disebut Tajong.

Tajong atau Tajong/sarung Samarinda kemungkinan


merupakan salah satu benda material terpopuler di Indonesia
dan telah mendapat pengakuan sebagai Warisan Sosial
Immaterial Indonesia pada tanggal 1 Januari 2016, dengan
nomor pendaftaran 201600401, serta kemampuan adat dan
ruang keistimewaan wilayah Kalimantan Timur.
Tajong/sarung ini berasal dari Samarinda, sebuah kota di
Kalimantan Timur yang kaya akan budaya dan adat
istiadatnya. Tajong/sarung Samarinda mempunyai ciri khas

1 Sejarah Tajong/Sarung Samarinda


tersendiri yang menjadikannya nomor satu dikalangan
masyarakat Indonesia.

Gambar 1 Penenun Tajong/sarung Samarinda Tahun 1950-an


Koleksi : BudayaIndonesia.org

Yang membedakan sarung Tajong/Sarung


Samarinda adalah tema dan modelnya yang sangat indah.
Tajong/sarung ini sering kali dibuat dengan tenunan yang
rumit dan pasti, serta menggunakan benang yang indah.
Tema yang digunakan mencerminkan kekayaan dan
kehidupan sehari-hari di Samarinda, seperti tema burung
enggang, bunga rafflesia, dan rumah adat suku Dayak.

Selain itu, kualitas tekstur yang digunakan dalam


pembuatan Tajong/sarung Samarinda juga luar biasa.
Tekstur yang digunakan biasanya terbuat dari bahan sutra
atau katun yang lembut dan nyaman saat digunakan. Hal ini
menjadikan Tajong/sarung Samarinda cocok untuk berbagai

2 Sejarah Tajong/Sarung Samarinda


acara formal dan non-formal, seperti pernikahan, acara adat,
atau acara apa pun, untuk dipakai sehari-hari.

Tak hanya itu, Tajong/sarung Samarinda juga


mempunyai arti dan makna yang mendalam bagi masyarakat
Indonesia. Tajong/sarung ini sering digunakan dalam
berbagai ibadah tradisional dan mempunyai kualitas adat
yang kuat. Tajong/sarung Samarinda juga dipandang sebagai
lambang kebanggaan dan karakter sosial bagi masyarakat
Samarinda dan Kalimantan Timur pada umumnya.

Keunikan Tajong/sarung Samarinda juga terletak


pada sistem perakitannya yang benar-benar menggunakan
tata cara adat. Pembuatan tajong/sarung ini melibatkan
banyak ahli berbakat yang memperoleh kemampuan dari
zaman ke zaman. Cara pembuatan tajong/sarung dimulai
dari pemilihan tekstur, naungan, hingga proses menenun
yang rumit. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya
Tajong/Sarung Samarinda karena perlunya pengamanan.

Tak disangka Tajong/sarung Samarinda menjadi


salah satu produk material khas Indonesia yang dikenal
mendunia. Tajong/sarung ini sering dijadikan oleh-oleh khas
para wisatawan yang berkunjung ke Samarinda.
Keberadaannya juga berkembang berkat peran hiburan

3 Sejarah Tajong/Sarung Samarinda


online dan kemajuan yang dilakukan oleh otoritas publik
dan pelaku industri.

Tajong/Sarung Samarinda juga memiliki potensi


finansial yang luar biasa. Banyak pekerja terampil lokal
yang mengandalkan kreasi dan penawaran tajong/sarung ini
untuk pekerjaan mereka. Pemerintah dan instansi terkait
juga mendukung pengembangan industri Tajong/Sarung
dengan memberikan bantuan persiapan dan permodalan
kepada pekerja terampil.

Saat ini, peminat Tajong/sarung Samarinda terus


meningkat. Di pasar dalam negeri, juga di pasar global. Hal
ini menunjukkan bahwa Tajong/Sarung Samarinda
mempunyai daya tarik dan keunikan yang dapat dikenali
oleh berbagai kalangan.

Di masa globalisasi ini, menjaga dan menjaga


kekayaan sosial seperti Tajong/Sarung Samarinda adalah
sebuah kewajiban bersama. Selain sebagai warisan sosial,
tajong/sarung ini juga merupakan gambaran solidaritas dan
keberagaman Indonesia. Idealnya Tajong/Sarung Samarinda
terus menciptakan dan mempertahankan kebanggaan negara.

Tajong/sarung Samarinda bukan sekadar pakaian


adat, namun juga memiliki nilai sosial yang kaya dan

4 Sejarah Tajong/Sarung Samarinda


mendalam. Tajong/sarung ini mencerminkan rangkaian
pengalaman, kepribadian dan kemewahan sosial masyarakat
Samarinda. Berikut ini beberapa ciri sosial yang terdapat di
Tajong/Sarung Samarinda:

1. Kepribadian Sosial : Tajong/sarung Samarinda


merupakan gambaran karakter sosial masyarakat
Samarinda. Tajong/sarung ini mencerminkan karakter
dan kebanggaan masyarakat, menggambarkan kekayaan
adat dan kemegahan kota Samarinda. Penggunaan
tajong/sarung dapat memberikan rasa keterhubungan
dengan akar sosial yang kuat dan mempererat hubungan
antar berbagai usia.
2. Kemampuan dan Imajinasi : Tajong/sarung Samarinda
merupakan hasil jerih payah tangan ahli lokal.
Produksinya mencakup siklus yang membingungkan dan
membutuhkan tingkat tekad dan penguasaan yang tinggi.
Melalui tajong/sarung ini kemampuan dan imajinasi para
pekerja terampil dapat dihargai dan ditunjukkan ke
wilayah setempat yang lebih luas.
3. Keagungan Tema dan Tenun: Tajong/sarung Samarinda
terkenal dengan tema dan tenunannya yang rumit dan
indah. Setiap tema dan contoh mempunyai makna dan
cerita tersendiri, yang dalam banyak kasus berhubungan

5 Sejarah Tajong/Sarung Samarinda


dengan fantasi, alam, atau budaya sekitar. Kemegahan
tema dan tenun tersebut menjadi bukti keunggulan
kreativitas dan gaya masyarakat Samarinda.
4. Pengelolaan Sosial: Melalui pemanfaatan dan
perlindungan Tajong/sarung Samarinda, kualitas sosial
disekitarnya dapat terjaga dan terpelihara dari zaman ke
zaman. Tajong/sarung ini merupakan gambaran
pemberantasan sosial dan pentingnya menjaga serta
melindungi amalan dan kemampuan yang terkandung di
dalamnya.
5. Menghargai Nenek Moyang: Tajong/sarung Samarinda
juga menunjukkan rasa hormat terhadap nenek moyang
dan nenek moyang. Tajong/sarung ini merupakan warisan
turun temurun dari masa lampau, mengandung nilai-nilai
yang diperoleh dari masa lampau. Dengan mengenakan
tajong/sarung ini, masyarakat Samarinda menghormati
dan menghargai warisan sosial yang ditinggalkan oleh
para pendahulunya.
6. Keunikan dan Ragam : Tajong/sarung Samarinda
mempunyai berbagai macam tema, contoh dan ragamnya.
Setiap tajong/sarung mempunyai keunikan tersendiri
yang mencerminkan keragaman budaya dan ekspresi di
wilayah Samarinda. Tajong/sarung ini merupakan

6 Sejarah Tajong/Sarung Samarinda


gambaran kekayaan budaya yang ada pada masyarakat
Samarinda.

Tajong/sarung Samarinda bukan sekedar pakaian, namun di


sisi lain merupakan warisan sosial yang bernilai tinggi.
Melalui tajong/sarung ini kualitas sosial lingkungan dapat
terus hidup dan terjaga, memberikan apresiasi kepada para
pendahulu, serta menjadi gambaran karakter dan
kebanggaan masyarakat Samarinda.

Pembuatan Tajong/Sarung Samarinda bermula dari


daerah Sulawesi Selatan, dibawa oleh bangsa Bugis ke
Samarinda, tepatnya Samarinda Seberang sekitar tahun
kedelapan belas, erat kaitannya dengan latar belakang
sejarah masuknya marga Bugis ke Kalimantan Timur.
Sesuai yang terpelihara dalam lontara mengenai silsilah
kemunculan marga Bugis, bermula dari kemunculan marga
Bugis ke tempat yang dikenal dengan Kutai pada tahun 1665
ketika terjadi kemerdekaan di wilayah Bone.

Kegaduhan itu terjadi pada saat perkawinan antara


anak kerajaan Gowa dengan gadis penguasa Bone, dimana
La Maddukelleng menikah dengan bangsawan tinggi
kerajaan Bone ketika diadakan sabung ayam pada saat
upacara perkawinan sampai kematiannya. Sehingga
terjadilah konflik yang tidak berkesinambungan sehingga La

7 Sejarah Tajong/Sarung Samarinda


Mama Dukellang dan 3 orang anaknya serta 8 bangsawan
Wajo serta 200 rombongan dengan 14 kapal jelajah
meninggalkan Wajo menuju tempat yang terkenal dengan
Kutai tersebut. Namun perbekalan mereka di perjalanan
sudah habis dan diamankan di Pasir. Kemudian banyak
orang dari Wajo dan Soppeng bermunculan karena tidak
tega dijajah oleh alam Bone.

Karena ada sesuatu yang lain dan pekerja yang lebih


banyak, maka diadakanlah perenungan besar-besaran, dan
karena pemikiran itu, Lamohang Daeng Mangkona diminta
berangkat ke Kutai untuk mencoba. Mula-mula Kerajaan
Kutai di bawah pemerintahan Penguasa Dipatimujo Kusumo
memberikan sebidang tanah kepada kumpulan Lamohang
Daeng Mangkona di wilayah Loa Buah, namun kemudian
diberikan di wilayah Samarinda Seberang. Sejak saat itu
Samarinda Seberang didirikan oleh Lamohang Daeng
Mangkona dan beliau menguasai sanak saudaranya dengan
gelar Pua Ado.

Demikianlah bahwa tajong/sarung samarinda sebagai


salah satu hasil budaya suku bugis yang dibawa dari tanah
Asalnya dan di kembangkan sebagai usaha keluarga atau
home industry, sampai kini terkenal sampai mancanegara
sebagai hasil budaya khas daerah Kalimantan Timur.

8 Sejarah Tajong/Sarung Samarinda


Tajong/sarung Samarinda atau Tajong Samarinda
merupakan salah satu jenis kain tenun konvensional yang
bisa ditemukan di kota Samarinda Kalimantan Timur.
Tajong/sarung ini ditenun dengan menggunakan alat tenun
bukan mesin (ATBM) yang disebut Gedokan. Pembuatan
satu tajong/sarung membutuhkan waktu 15 hari.
Tajong/sarung melilit ini awalnya dibawa oleh para pekerja
Bugis asal Sulawesi yang tinggal di daerah Tanah Rendah
(sekarang disebut Samarinda Seberang) pada tahun 1668
yang menjadi pelopor berdirinya kota Samarinda.

Corak tajong/sarung Samarinda juga beragam, ada 6 jenis


corak tajong/sarung Samarinda diantaranya adalah :
1. Corak Balo So‟bi (motif Kalimantan Timur)
2. Corak Siparapre
3. Corak balo hatta ungu
4. Corak Negara
5. Corak asepulu bolong
6. Corak taba hijau

9 Sejarah Tajong/Sarung Samarinda


Alat dan Perlengkapan Tenun

Gambar 2 Alat Tenun/Gedokan


Koleksi Pribadi Penulis
Samarinda Tajong/sarung atau Samarinda Tajong
ditenun dengan menggunakan alat tenun bukan mesin yang
disebut Gedokan. Pembuatan satu tajong/sarung
membutuhkan waktu 15 hari. Keunggulan Tajong
Samarinda adalah bahan alaminya saat ini menggunakan
bahan sutra yang jarang diimpor dari China. Sebelum
ditenun, bahan sutera mentah sebenarnya perlu melalui
beberapa proses penanganan agar benang memiliki kekuatan
yang serius untuk menjadi sistem pembubutan.

Sarung/tajong Samarinda yang bisa dibuat oleh ahlinya


berukuran lebar normal 80 cm dan panjang 2 meter. Dengan

10 Sejarah Tajong/Sarung Samarinda


tajong/sarung sebesar itu, pasti ada lipatan penghubung di
bagian tengahnya dengan menggunakan jahitan manual atau
jahit tangan. Ini memisahkan tajong/sarung atau tajong asli
yang tidak pernah dihubungkan menggunakan mesin jahit.
Saat ini, penggulungan sarung adat Tajong/Sarung di
Samarinda sebenarnya menggunakan peralatan yang
seluruhnya terbuat dari kayu, tanpa peralatan mesin dan
seluruhnya dikerjakan dengan tenaga manusia, mulai dari
menaungi benang, memutar, menggulung hingga mencuci.
Alat tenun ini biasa disebut Gedokan.

Alat Tenun

Alat tenun merupakan instrumen penting dalam


pembuatan Tajong/sarung Samarinda. Alat ini digunakan
oleh para pengrajin untuk menghasilkan kain tenun yang
menjadi bahan dasar tajong/sarung yang indah. Dalam
proses pembuatannya, alat tenun menjadi kunci utama dalam
menciptakan pola dan tekstur yang khas pada tajong/sarung
ini.
Alat tenun tradisional yang digunakan dalam
pembuatan Tajong/sarung Samarinda adalah alat tenun
bukan mesin. Alat ini terdiri dari beberapa komponen,
termasuk kerangka utama yang terbuat dari kayu yang kuat

11
dan kokoh. Kerangka ini ditempatkan secara horizontal dan
memiliki perangkat untuk mengatur ketegangan benang.
Benang yang digunakan dalam menenun tajong/sarung
Samarinda juga mempunyai peranan penting. Benang yang
biasa digunakan adalah benang sutra atau benang katun
berkualitas tinggi. Benang ini dipilih dengan cermat untuk
menciptakan tekstur yang lembut dan nyaman saat
digunakan.
Proses melilitkan tajong/sarung Samarinda
membutuhkan banyak keahlian dan toleransi. Pekerja
terampil menggunakan linger dengan hati-hati untuk
menyusun contoh dan rencana yang ideal. Mereka
mengontrol ketegangan senar dan mengatur pengaturan
lilitan dengan akurasi luar biasa untuk menciptakan bahan
tajong/sarung yang indah.

Pada tahap lilitan, spesialis menggunakan senar


utama yang disebut "pakan" dan senar pembantu yang
disebut "twist". Senar pakan dipasang pada bidang datar dan
senar puntir ditempatkan ke atas di antara senar pakan.
Proses penggulungan diselesaikan dengan menyematkan
senar pakan melalui senar pelintir menggunakan alat unik
yang disebut “pakan”.

12 Alat Tenun
Selama proses penggulungan, spesialis juga
menggunakan pedal kaki untuk mengontrol perkembangan
alat tenun. Mereka mengatur kecepatan dan ketepatan dalam
menggerakkan alat tenun sehingga tekstur yang dihasilkan
memiliki pola dan permukaan yang sempurna. Hal ini
memerlukan keahlian dan fiksasi yang tinggi.

Setelah proses penggulungan selesai, bahan


tajong/sarung diproses lebih lanjut hingga diperoleh produk
akhir yang ideal. Kain tajong/sarung diwarnai dengan warna
biasa atau warna rekayasa, bergantung pada kemauan
pekerja terampil dan minat pasar. Setelah diwarnai, kain
tajong/sarung dikeringkan dan dihaluskan untuk
memberikan detail akhir yang halus.

Alat tenun Tajong/sarung Samarinda tidak hanya


merupakan alat produksi, tetapi juga simbol keahlian dan
warisan budaya. Pengrajin yang mahir dalam menggunakan
alat tenun ini telah mewarisi keterampilan dari generasi ke
generasi. Mereka menghargai nilai-nilai tradisional dan
menjaga keaslian dalam setiap langkah pembuatan sarung.

Di zaman yang serba maju ini, meski inovasi telah


berkembang pesat, mesin tenun tradisional tetap menjadi
bagian penting dalam pembuatan Tajong/sarung Samarinda.
Proses penggulungan yang dilakukan dengan alat tenun ini

13 Alat Tenun
memberikan keunikan dan ciri khas pada tajong/sarung.
Tajong/sarung Samarinda yang dibuat dengan menggunakan
penenun tradisional merupakan gambaran kebanggaan dan
kepribadian sosial bagi masyarakat Samarinda dan
Indonesia pada umumnya.

Alat tenun sarung adat Tajong/Samarinda seluruhnya


terbuat dari kayu, tanpa mesin. Semua perlengkapan dibuat
pada dasarnya, dan seluruh proses penanganannya dilakukan
oleh tenaga manusia, mulai dari mengarsir tali,
menyebutkan, menyebutkan hingga mencuci, tidak ada yang
diselesaikan oleh mesin.

1. Alat Tenun

Adapun peralatan tenun ini


terdiri atas 4 bagian yaitu:

a. Unuseng/alat pintal dari:


- Roweng Gambar 3 Unuseng / Alat Pintal
Koleksi pribadi Penulis
- Tudungeng Roweng
b. Saureng (alat penyusun corak/pembuatan benang buri)
terdiri dari:
- Saureng - Jarancara

14 Alat Tenun
Gambar 4 Saureng
Koleksi Pribadi Penulis

c. Aparsing/alat atau tempat memasang benang pada sisir


dan seluruh perlengkapan alat tenun pada benang lusi,
terdiri dari:
- Book book
- Sisir
- Pessa
- Palapa
- Awareng
- Paccacu are
- Taropong

- Pabbicang are Gambar 5 Aparsing


Koleksi Pribadi Penulis
- Bulo-bulo
- Pananre
- Amisong
- Walida
- Appajjelloreng

15 Alat Tenun
d. Pemalu (alat tempat menggulung benang)

Gambar 6 Pemalu
Koleksi Pribadi Penulis

2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam pembuatan


Tajong/sarung Samarinda sangat penting untuk
menghasilkan produk yang berkualitas. Berikut ini adalah
beberapa bahan yang umumnya digunakan dalam
pembuatan tajong/sarung ini:

1. Sutra: Sutra merupakan bahan


yang sering digunakan dalam
pembuatan Tajong/sarung
Samarinda. Sutra memberikan

tampilan yang elegan dan Gambar 7 Benang Sutera


Koleksi Pribadi Penulis
mewah pada sarung. Kain
sutra juga terkenal karena kelembutannya dan

16 Alat Tenun
kemampuannya untuk menyerap keringat dengan baik,
sehingga nyaman saat digunakan.

2. Katun: Katun juga


merupakan bahan yang
sering digunakan dalam
pembuatan Tajong/sarung
Samarinda. Katun

memberikan kenyamanan dan Gambar 8 Kain Katun


Koleksi Pribadi Penulis
kelenturan pada sarung,
sehingga cocok digunakan dalam berbagai kesempatan.
Kain katun juga dapat diwarnai dengan baik, sehingga
memungkinkan penggunaan beragam motif dan corak
pada sarung.

3. Benang Emas: Tajong/sarung Samarinda


seringkali dihiasi dengan sulaman
menggunakan benang emas. Benang emas
memberikan sentuhan mewah dan elegan
pada sarung. Sulaman dengan benang

emas biasanya dilakukan dengan Gambar 9 Benang Emas


Koleksi Pribadi Penulis
tangan oleh pengrajin yang terampil,
menambahkan nilai artistik pada sarung.

17 Alat Tenun
4. Benang Berwarna:
Tajong/sarung Samarinda
juga sering dihiasi dengan
sulaman menggunakan
benang berwarna. Benang

berwarna digunakan Gambar 10 Benang Berwarna


Koleksi Pribadi Penulis
untuk menciptakan motif
dan corak yang indah pada sarung. Penggunaan benang
berwarna yang kontras memberikan tampilan yang
menarik dan memikat pada sarung.

5. Pewarna Alam: Beberapa


Tajong/sarung Samarinda
menggunakan pewarna alami
yang berasal dari bahan-bahan

alami, seperti tumbuhan atau


serangga. Pewarna alami
memberikan warna yang khas
dan alami pada sarung, dan

Gambar 11 Proses Pewarnan Alam


juga memberikan nilai Koleksi Pribadi Penulis
tambah dalam hal berkelanjutan dan ramah lingkungan.

18 Alat Tenun
6. Pewarna Sintetis: Selain
pewarna alami, pewarna
sintetis juga digunakan
dalam pembuatan

Tajong/sarung Samarinda. Gambar 12 Pewarna Sintetis


Koleksi batikbumi.com
Pewarna sintetis
memberikan warna yang cerah, tahan lama, dan dapat
dihasilkan dalam berbagai pilihan warna. Penggunaan
pewarna sintetis memberikan fleksibilitas dalam
menciptakan tajong/sarung dengan berbagai warna dan
pola.

Pemilihan bahan dalam pembuatan Tajong/sarung


Samarinda tergantung pada preferensi pengrajin, permintaan
pasar, dan tujuan penggunaan tajong/sarung tersebut.
Kualitas bahan yang digunakan sangat penting untuk
menghasilkan tajong/sarung yang berkualitas tinggi, nyaman
digunakan, dan memiliki
daya tahan yang baik.

Tajong/sarung tenun
Samarinda dibuat dari bahan
yang berkualitas tinggi, yaitu
Gambar 13 Benang Sutra Spoon Silk
bahan impor dari luar negeri. Koleksi Pribadi Penulis

19 Alat Tenun
Bahan tersebut antara lain: Benang Sutra alam atau warm
silk. Benang sutra impor yang disebut SPOON silk Bahan
pewarna dengan macam-macam warna yang diimpor dari
luar negeri terutama dari jerman.

Spun silk adalah benang sutera yang berasal dari limbah


pemeliharaan ulat sutera dengan cara dipintal, limbah
tersebut diantaranya:

1. Kokon yang rusak, berasal dari pemuliaan ngengat yang


keluar dari kokonnya
2. Kokon ganda, adalah hasil dari pengokonan dua ulat
sutera yang menyatu menjadi satu kokon
3. Floss, hasil dari seleksi kokon sebelum di reeling
4. Friese, serat sutera kasar dan tidak rata di awal dan
akhir setiap kepompong
5. Scrap, limbah mesin yang tersisa dari proses reeling.

Limbah kokon tersebut kemudian diproses menjadi serat


staple (serat pendek) dengan cara dipotong-potong.

3. Warna

Tajong/sarung tenun samarinda menggunakan


warna-warna tua dan kontras seperti hitam, putih, merah,
hijau, ungu, biru, biru laut, kuning, dan hijau daun.

20 Alat Tenun
4. Cara Pembuatan

Pembuatan kain tajong/sarung tenun Samarinda


menggunakan alat tenun. Pembuatan kain ini tidaklah
mudah, ada proses yang cukup panjang sehingga benang
dapat diubah menjadi
kain halus yang layak
digunakan, yang utama
harus dilakukan adalah
memilih bahannya.
Senar dipilih dengan

tujuan agar sifat tekstur Gambar 14 Proses Menenun


Koleksi Pribadi Penulis
benar pada bentuk,
kemudian sistem pewarnaan. Tandan benang yang tidak
berurutan ditempatkan ke dalam piring di cerobong asap
lengkap dengan warnanya. Ketika udara mulai menghangat,
maka pada saat itu masukkan kain hingga teduh.

Selanjutnya, benang berwarna tersebut dijemur


hingga kering dan siap digunakan. Sejak saat itu, senar
secara individual ditanamkan ke dalam mesin ATBM sesuai
tema yang ideal. Dari string hingga tekstur, dibutuhkan
siklus yang sangat panjang. Counting digunakan sebagai
sarung tajong/samarinda. Anda memerlukan ketekunan yang
fenomenal untuk mendapatkan hasil yang paling ekstrem,

21 Alat Tenun
terutama saat menghilangkan tekstur dengan tema yang
sangat berbelit-belit. Setiap penenun dapat membuat satu
buah tajong/sarung tenun Samarinda dalam waktu kurang
lebih tujuh hari dengan ukuran panjang 4m dan lebar sekitar
50 cm. Itu untuk tema dasar dan kecil. Semakin banyak dan
besar tema yang ideal, maka semakin banyak pula waktu
yang diperlukan untuk membuatnya. Umumnya waktu yang
paling lama dibutuhkan adalah 15 hari.

Keahlian tersebut diperoleh para ahlinya dari zaman


ke zaman, dalam sebulan mereka bisa membuat 7 hingga 10
sarung tenun tajong/samarinda yang dijual dengan harga 200
ribu-500 ribu/buah. Pendatang asal Sulawesi terbanyak
menjadi Tajong/Sarung Samarinda. Mereka sudah hampir
30 tahun berada di kota spesialis Samarinda. Padahal,
keahlian tersebut telah diberikan kepada anak-anak mereka
yang tetap melanjutkan pekerjaan yang saat ini dianggap
sebagai warisan sosial. Para pecinta sarung
Tajong/Sasarinda yang memanfaatkan berbagai tema bisa
langsung mendatangi penenunnya dan memberikan tema
yang diinginkan.

Biaya setiap tajong/sarung tenun yang dikirimkan


tergantung pada jumlah tema yang dibutuhkan. Semakin
banyak temanya, semakin mahal pula harganya. Baru-baru

22 Alat Tenun
ini, tekstur yang dihasilkan telah memperluas pasar di tanah
air dan telah mencapai negara-negara tetangga seperti
Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, dan yang
mengejutkan, Arab Saudi.

5. Cara membedakan Tajong/sarung Samarinda yang


asli dari yang palsu (Buatan Pabrik)

Untuk melestarikan kerajinan tradisional ini anda


boleh mengikuti tiga langkah Langkah (3M) berikut ini:

1. Mengenali

Anda perlu mengenali


tajong/sarung samarinda yang
asli dan ciri khas nya. Antara
tajong/sarung samarinda yang
asli dan yang aspal sulit
dibedakan baik dari kain atau Gambar 15 Ragam Motif Tajong
Koleksi Pribadi Penulis
penampilannya, karena
tajong/sarung aspal juga ada cap Tajong/sarung Samarinda
Asli Jadi, kita bisa menggunakan dua cara mudah berikut
untuk membedakannya, cara yang pertama adalah dengan
memperhatikan model jahitannya. Tajong/sarung samarinda
yang asli dijahit pada bagian tengahnya sebagai sambungan,

23 Alat Tenun
sedangkan yang palsu tidak, karena lebar alat tenun tidak
cukup untuk membuat satu kain sekaligus, sehingga dua
kain harus disambung menjadi satu untuk menghasilkan
selembar kain tenun. Lalu cara yang kedua adalah dengan
memperhatikan cap pada sarung. Sarung/Tajong samarinda
yang asli mencantumkan cap Tajong/sarung Asli Samarinda
beserta alamat pembuatnya sedangkan tajong/sarung
samarinda yang aspal tidak ada alamat pembuatnya.

2. Membeli

Tajong/Tajong/sarung
samarinda yang asli tidaklah
murah, untuk membeli tajong /
tajong/sarung samarinda yang
asli anda dapat berkunjung ke

Gambar 16 Membeli Tajong


toko-toko yang menjual Koleksi Pribadi Penulis

tajong/sarung baik di Samarinda maupun di Samarinda


Seberang tempat pengrajin langsung, sehingga jika anda
ingin membeli yang benar-benar asli akan terjamin
keasliannya.

3. Menggunakan

24 Alat Tenun
Apabila anda memiliki tajong/sarung samarinda
yang asli sering-sering lah variasikan dengan model pakaian
anda yang lain secara serasi, karena tajong/tajong/sarung
samarinda juga banyak dibuat dalam bentuk lainnya seperti
kemeja, celana, peci atau kopiah, dan pakaian wanita. Jika
kita sering terlihat memakai produk tajong/sarung samarinda
yang asli artinya kita telah mempromosikannya.

Gambar 17 Ragam Kostum Tajong Samarinda


Koleksi Pribadi Penulis

25 Alat Tenun
Corak dan Warna

Gambar 18 Beberapa Motif Tajong/sarung Samarinda


Koleksi : WarisanBudaya.kemendikbud.go.id

Varietas tajong/sarung Samarinda yang dominan


adalah indah, redup, membedakan dan mencolok. Nada
yang dominan meliputi: Merah, Kuning, Biru, Hijau, Ungu,
Oranye Mirabella, dan Gelap, sedangkan nada yang berbeda
tidak akan pernah muncul. Contoh-contoh yang dibuat di
Tajong/sarung Samarinda sangatlah berbeda-beda, serta
memiliki makna dan nilai filosofis tersendiri, berikut
beberapa desain tajong/sarung Samarinda yang biasa
ditenun sebagai berikut:

26 Corak dan Warna


Lebba Suasa

Corak labba suasa


adalah corak yang pertama
kali dibuat oleh para
pengrajin tenun
tajong/sarung Samarinda.
Namun kini corak lebba
Gambar 19 Motif Lebba Suasa
suasa tidak dikeluarkan Koleksi Pribadi Penulis
atau dibuat lagi oleh pengrajin tenun, hal tersebut
dikarenakan corak lebba suasa jarang yang menggemari
dipasaran, bahkan di daerah asalnya Sulawesi Selatan,
Corak ini sangat jarang terlihat lagi. corak labba suasa
terdiri dari 2 warna, yaitu warna hitam dan putih. pada tepi
atau sisi tajong/sarung diberi corak warna merah. Mungkin
karena warna hitam dan putih dianggap kurang mencolok,
meski pada tepi sarung ada sedikit warna merahnya.

Kamummu (Hatta)

Corak Kamummu
(Hatta) berwarna biru
yang dipadukan dengan
gelap. Gaya Kamummu
Gambar 20 Motif Kamummu (Hatta)
disebut juga dengan gaya Koleksi Pribadi Penulis

27 Corak dan Warna


Hatta, penamaan gaya Hatta tidak dapat dibedakan dari
unsur aslinya. Dimana ketika Dr. Mohammad Hatta
menjabat sebagai Wakil Presiden Indonesia yang berkeliling
kemudian berkunjung ke Samarinda dan meninjau
pembuatan Tajong/sarung Samarinda. Diberikan hadiah
tajong/sarung Samarinda oleh RUWI Bagian Samarinda
(Afiliasi Wanita Indonesia) Bagian Samarinda. Membantu
contoh Kamummu kepada Pakde Mohammad Hatta.
Selanjutnya dikenal dengan nama gaya Kamummu atau
gaya Hatta.

Anyaman Palupuh (Tabba)

Desain
anyaman palupuh
disebut juga dengan
desain tabba atau
bambu. Model Tenun

Palupuh (Tabba) G Gambar 21 Motif Tabba/Palupuh


Koleksi Pribadi Penulis
terdiri dari dua
macam, yaitu tabba adat dan tabba adat galak.

28 Corak dan Warna


Assepulu Bolong

Pulu atau pulut


artinya nasi ketan. bolong
berarti hitam. Assepulu
bolong artinya Ketan
Hitam. Disebut demikian
karena corak ini

warnanya hitam, sehitam Gambar 22 Motif Assepulu Bolong


Koleksi Pribadi Penulis
beras pulut hitam. Warna
hitam yang bersih dan bercahaya indah.

Rawa-rawa Masak

Rawa-rawa adalah
nama sejenis organic jambu
biji atau jambu klutuk. Rawa-
rawa siap pakai berwarna
merah muda atau ungu. yang

masak berwarna merah muda Gambar 23 Motif Rawa-rawa Masak


Koleksi Pribadi Penulis
atau lembayung. Dinamakan
demikian karena corak ini berwarna lembayung seperti
warna rawa rawa masak.

29 Corak dan Warna


Coka Manippi

Gaya corak sarung ini mempunyai kisah awal


tentang putri bangsawan kerajaan Kutaikartanegara yang
berfantasi memasuki surga. Dalam fantasinya, sang putri
melihat warna-warna yang benar-benar memikat hatinya,
dan ketika dia terbangun dari fantasi tersebut, sang putri
sangat kesal dan merindukan nada-nada dalam fantasi
tersebut. Kemudian sang putri memanggil seorang penenun
untuk memutar tajong/sarung dengan ragam imajinasinya.
Gaya ini kemudian disebut Coka Manippi, yang
mengandung makna dikalahkan oleh mimpi. Sesuai sejarah,
pada zaman dahulu desain Coka Manippi dilarang untuk
dipakai oleh masyarakat adat. Teladan ini khusus untuk
dipakai oleh keluarga terhormat Kutaikartanegara.

Billa Takkajo

Motif sarung ini


dalam arti bahasa Indonesia
artinya kilatan cahaya. Billa
Takkajo menyiratkan kilat Gambar 24 Motif Billa Takkajo
Koleksi Pribadi Penulis
yang menyambar. Dengan warna dominan merah, biru dan
garis putih.

30 Corak dan Warna


Burica

Motif Burica menyiratkan makna Lada atau sahang.


Corak ini menyerupai butiran sahang, bunganya bulat kecil
sebesar sahang, oleh karena itu dinamakan Motif burica.

Siparape

Siparape artinya merapat, artinya mengurung.


Contoh ini sengaja dibuat untuk burung lovebird. Nyonya
saat ini dan pria yang beruntung saling berpelukan erat dan
melakukan hubungan intim secara pribadi selama masa
perjalanan pernikahan mereka.

Kudara

Setara dengan desain


hatta, contoh ini merupakan
contoh desain tajong/sarung yang
awalnya diberikan kepada
Presiden Soekarno saat
berkunjung ke Samarinda.
Gambar 25 Motif Kudara
Kudara menyiratkan negara. Koleksi Pribadi Penulis

Dinamakan demikian karena contoh ini adalah contoh yang


diberikan kepada Negara.

31 Corak dan Warna


Sabbi

Corak ini merupakan


corak kreasi baru. corak sabbi
dibuat untuk dipakai untuk
wanita. Untuk kelengkapannya
ditambahkan dengan selendang
dengan corak yang sama.
Gambar 26 Motif Sabbi
Koleksi Pribadi Penulis
Pucuk

Sama dengan motif sabbi. Motif pucuk merupakan


hasil kreasi lain yang baru yang dibuat oleh pengrajin tenun
khusus untuk wanita lengkap dengan sebuah selendang.

Belang Pengantin

Motif Belang
Pengantin adalah motif
khusus yang dikenakan
oleh pengantin pria dalam

prosesi pernikahan adat Gambar 27 Motif Belang Pengantin


Koleksi Pribadi Penulis
Bugis, corak ini di
gambarkan dengan warna

32 Corak dan Warna


yang dominan merah cerah dan perpaduan garis-garis kecil
berwarna ungu atau hitam. Seperti yang baru-baru ini
diketahui, marga Bugis Wajo merupakan pionir kemajuan
Samarinda Seberang dan hingga saat ini masih tetap
memegang teguh adat istiadatnya.
G

Namun pada gilirannya, tema Pernikahan Bergaris


tidak hanya digunakan pada pesta pernikahan saja, namun
juga untuk tujuan lain seperti petisi atau acara resmi
lainnya.

Kuningsau

Garis semacam ini


berasal dari sebuah kata dalam
bahasa Bugis. Sayangnya
sumber kami tidak memiliki

gagasan yang jelas tentang Gambar 28 Motif Kuningsau


Koleksi Pribadi Penulis
pentingnya kata ini. Selain itu,
garis ini digambarkan dengan perpaduan garis kotak-kotak
kecil dengan warna dominan oranye. Varietas lain yang
digunakan dalam tema ini adalah kombinasi warna hijau,
putih, biru dan merah muda.

33 Corak dan Warna


Diversifikasi Motif

Dengan mengharapkan pasar yang tinggi, saat ini


spesialis sarung Samarinda telah melakukan beberapa
ekspansi produk, diantaranya membuat tema sarung untuk
wanita dan peci khas Kalimantan Timur. Selain itu, sebagai
perwujudan baru, tema untuk wanita umumnya
dilatarbelakangi oleh keadaan bunga anggrek yang sedang
mekar dan dibuat dalam 1 (satu) set seperti terlihat pada
gambar 6, sedangkan tema lainnya merupakan penyesuaian
tema sarung yang terilham dari ukir-ukiran Dayak.

Gambar 29 Sarung yang dipakai untuk bahan peci


Koleksi Pribadi Penulis

34 Corak dan Warna


Penenun Sarung Samarinda

Sampai saat ini belum ada informasi pasti mengenai


jumlah lengkap spesialis sarung Samarinda di Daerah
Samarinda Seberang. Berbagai sumber menyebutkan angka
yang berbeda-beda. Keberagaman jumlah tersebut karena
ketika dihitung, para ahli merasa bukan pekerja terampil
sarung karena gerakan ini hanya dilakukan pada waktu
tambahan atau seluruhnya hanya pekerjaan sampingan.
Pekerjaan berliku-liku sebagian besar dilakukan oleh
perempuan dan dilakukan di sela-sela kegiatan keluarga,
sehingga para penenun ini lebih suka menyebut dirinya ibu
rumah tangga dibandingkan ahli. Selain alasan-alasan yang
telah disebutkan sebelumnya, kegagalan laki-laki dalam
melakukan tindakan ini karena sebagaimana ditunjukkan
oleh keyakinan adat, jika laki-laki melakukan pekerjaan
tersebut maka mereka akan mengalami 'kelelahan' atau
kelemahan.

Namun, selain dari hal-hal yang telah disebutkan,


berdasarkan pengecekan dari Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kota Samarinda, terdapat sekitar 300 tenaga
ahli, 100 diantaranya telah mendapatkan bantuan berupa
pelatihan strategi warna dan peningkatan tema. Selain 300

35 Penenun Sarung Samarinda


spesialis yang telah direferensikan, terdapat sekitar 10
pekerja terampil Sarung Samarinda yang memiliki tempat
display atau toko pernak-pernik. Jumlah tersebut belum
termasuk toko pernak-pernik yang menjual sarung
Samarinda tanpa segan-segan tanpa bersentuhan langsung
dengan spesialisnya, misalnya yang tersebar di sekitar
komplek pertokoan Citra Niaga. 10 ahli tersebut dapat
dilihat pada tabel 1 di bawah :

No Toko/Nama Alamat HP
1. Tanjung Jl. Bung Tomo RT.19 0541-260572
H. Masruddin Kecamatan Samarinda
Seberang
2. H.Achmadsyah Jl. Bendahara RT.3 0541-264185
No.12 Kel.Masjid,Kec.
Samarinda Seberang
3. Berdikari Jl.Bendahara RT.24 0541-260675
H.S.Mochamad RW.14 Kel.Baqa, Kec. 08128459586
Qodrie Syaiful Samarinda Seberang
4. Hj. Subaeda Jl.Bung Tomo, 0541-263872
Samarinda Seberang
5. H. Haderi Jl.P.Bendahara Gg.Karya -
Mahakam, Kel.Masjid,
Kec.Samarinda Seberang
6. Alaydrus Jl.Merah Delima Kel. 0541-742325
Pasar Pagi, Kec.
Samarinda Ilir
7. Fitriah Souvenir Jl.Jend.Sudirman No.10 0541-736771
H.S.Alwy AS Kel.Pasar Pagi, Kec. 0541-749379
Samarinda Ilir 08128403550

8. Sinar Harapan Jl. Bendahara Gg.Karya -


Hj. Nurmin Muharram Samarinda
Seberang
9. KUD Teratai Jl.P.Bendahara Gang -
Pertenunan, Samarinda

36 Penenun Sarung Samarinda


Seberang
10. H. Idris Jl. P. Bendahara, -
Hj. Rohana Idris Samarinda Seberang
Sumber data primer

Pemintalan sarung Samarinda memerlukan waktu


yang cukup lama. Disamping karena kegiatan ini
merupakan kegiatan sambilan para wanita sehingga
pengerjaan sarung dilakukan di sela-sela pekerjaan utama
sebagai ibu rumah tangga, hal ini juga dikarenakan alat
yang digunakan masih sangat tradisional. Untuk
menghasilkan satu buah sarung Samarinda, terdapat
beberapa proses yaitu pewarnaan sutra, pengeringan,
pemintalan benang dan penenunan benang untuk dijadikan
sarung dan pencucian. Dalam kondisi normal, dari proses
pewarnaan sutra sebagai bahan baku sampai menghasilkan
satu buah sarung diperlukan waktu kira-kira 1 bulan
dengan menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM),
sedangkan apabila pengrajin menggunakan gedogan
diperlukan waktu kira-kira 1,5 sampai 2 bulan.
Untuk proses penenunan benang menjadi sarung
digunakan teknik yang oleh bahasa lokal dikenal sebagai
teknik walida. Proses penenunan itu sendiri memerlukan
waktu 2 (dua) hari untuk dapat menghasilkan satu buah
sarung. Sedangkan bila pengrajin menenun dengan

37 Penenun Sarung Samarinda


menggunakan gedogan, waktu yang diperlukan berkisar
sampai dengan 15 hari. Bahan utama pembuatan Sarung
Samarinda adalah

Gambar 30 Alat Tenun Bukan Mesin


Koleksi foto Tribun Kaltim

Kisaran harga Sarung Samarinda di toko souvenir


adalah antara Rp. 200.000,- sampai dengan Rp. 1.000.000,-
per sarung tergantung bahan, motif serta kehalusan
pengerjaan. Namun, di tingkat pengrajin harga jual sarung
rata-rata adalah Rp. 200.000,- sampai Rp. 250.000,- per
sarung, dengan rasio bagi hasil antara pemilik toko
cinderamata (pemodal) dan pengrajin sebesar 70-30.

38 Penenun Sarung Samarinda


Metode Penelitian

A. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan oleh penulis di wilayah


Samarinda Seberang yang terkenal sebagai pusat atau
sentra Tajong/Sarung Samarinda. Daerah produksi
tajong/sarung ini tersebar di Kelurahan Masjid samarinda
seberang serta Kelurahan Baqa samarinda seberang.
sedangkan fokus produksi sarung berada di lokasi Jalan
Bung Tomo, Gang Pertenunan, dan Jalan Pangeran
Bendahara Kecamatan Samarinda Seberang.

Gambar 31 Gapura Kampung Tenun


Koleksi pribadi Penulis

B. Populasi dan Sampel

Berdasarkan data awal yang diperoleh, jumlah


pengrajin Sarung Samarinda yang tercatat mencapai kurang
lebih 100 orang, ditambah dengan 10 orang pengrajin yang

39 Metode Penelitian
memiliki showroom atau toko cinderamata. Mengingat ke-
homogenitas-dan responden maka penarikan sampel dapat
dilakukan dengan metode random sampling. Lebih lanjut,
data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari
kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan spesifik
berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah dipaparkan
sebelumnya.

C. Teknik Pengumpulan Data

Agar penyelidikan ini dapat memberikan gambaran


yang cerdas dan sistematis mengenai gagasan peninjauan,
maka teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
Investigasi Lapangan. Ujian lapangan langsung
menggunakan kebijaksanaan langsung dan prosedur
wawancara untuk menyelesaikan penilaian sentimen publik.
Wawancara dilakukan di dua tempat, yaitu tenaga terlatih
sarung Samarinda dan pemilik toko pernak-pernik
Kalimantan Timur yang menjual sarung Samarinda.

Kemajuan Samarinda hingga saat ini belum


menunjukkan kemajuan yang besar di bidang Sarung. Hal
ini disebabkan oleh beberapa faktor penting seperti modal,
kemajuan, keterbatasan kreatif dan disposisi mental.

40 Metode Penelitian
D. Pemasaran

Sarung Samarinda sangat populer di kalangan


masyarakat Kalimantan Timur dan luar Kalimantan Timur.
Meskipun demikian, hal ini tidak menjamin bahwa minat
terhadap sarung Samarinda akan tinggi. Salah satu alasan
rendahnya minat terhadap sarung ini adalah karena bagi
sebagian besar orang, harga jual sarung ini umumnya lebih
tinggi dibandingkan harga sarung tradisional. Oleh karena
itu, selain masyarakat sekitar dan wisatawan asing, hanya
kalangan atas yang mengutamakan kualitas saja yang
tertarik dengan sarung ini.

Saat ini banyak sekali sarung yang memiliki model


perbandingan namun menggunakan bahan tetoron yang
dari segi kualitas dan harga jual lebih baik. Selain itu ada
pula pengelola keuangan dari luar kalimantan yang
membuat sarung dengan bahan tetoron dan merek sarung
yang dibuatnya dengan merek “Sarung Samarinda” dan
tidak dapat dipungkiri hal ini sedikit banyak berdampak
pada penjualan sarung Samarinda yang diakui. Meski pasar
sarung Samarinda sudah sampai ke luar negeri seperti
Malaysia, Belanda, Jerman, dan Arab, namun permintaan
tersebut tidak berlangsung terus-menerus.

41 Metode Penelitian
Gambar 32 Pemasaran melalui pameran

Satu lagi ajakan yang serupa juga terjadi dari tamu-


tamu instansi Pemerintah Daerah dan Pemerintah Daerah
saat mereka sedang melakukan kunjungan kerja ke
Kalimantan Timur. Peluang lain yang memungkinkan
dokter mendapatkan permohonan dalam jumlah yang
sangat besar adalah saat mendekati bulan Ramadhan atau
menjelang Idul Fitri. Seperti yang diketahui sebagian besar
masyarakat Indonesia, sarung adalah pakaian yang
digunakan untuk menyampaikan rasa cinta dan juga
sebagai kenang-kenangan/hadiah Idul Fitri untuk sanak
saudara dan sahabat. Melihat besarnya penawaran yang
menjadi pintu terbuka yang luar biasa bagi sarung
Samarinda, maka dipandang penting untuk mengarang
kemajuan dan penawaran sarung Samarinda dengan
menampilkan keunikan Kalimantan Timur di tingkat dunia
melalui perkenalan ramah-tamah dalam upaya bersama

42 Metode Penelitian
dengan Departemen Indonesia di luar negeri atau
mengadakan acara-acara publik di dalam negeri.
kalimantan. . Bagaimanapun, hal ini tidak akan terlaksana
tanpa adanya kolaborasi dari berbagai pihak terkait.

Sedikit demi sedikit pedoman dalam


mempertunjukkan tajong/sarung Samarinda memerlukan
kekuatan yang besar agar dapat meningkatkan kesadaran
masyarakat terhadap hal tersebut dan mencapai kesepakatan.
Berikut beberapa cara yang bisa digunakan untuk
memamerkan Tajong/sarung Samarinda :

1. Membangun Merek ; Penting untuk membangun


kesadaran merek terkait dengan Tajong/sarung
Samarinda. Ini dapat dilakukan dengan mengadakan
upaya pemasaran yang melibatkan media sosial, iklan
cetak, televisi, atau radio. Menampilkan keunikan dan
keindahan Tajong/sarung Samarinda melalui foto dan
video akan membantu menarik minat calon pembeli.

2. Menghadiri Pamaeran : Pergi ke pameran dan acara


yang berhubungan dengan benda-benda material atau
budaya sekitar dapat memberikan kesempatan untuk
memperkenalkan Tajong/sarung Samarinda kepada
lebih banyak orang. Dalam presentasi ini, pekerja
terampil dapat menunjukkan cara pembuatan

43 Metode Penelitian
tajong/sarung yang paling umum dan memahami
kualitas sosial yang terkandung di dalamnya.

3. Membangun hubungan dengan Toko dan Butik:


Menjalin hubungan dan kerjasama dengan toko dan
butik lokal dapat membantu peningkatan penjualan
memperluas mitra penjualan Tajong/sarung Samarinda.
Melalui upaya terkoordinasi ini, Tajong/Sarung
Samarinda hanya dapat dipamerkan di toko-toko dan
toko-toko yang memiliki pelanggan yang menyukai
produk dan budaya setempat.

4. Menggunakan Hiburan Virtual; Hiburan virtual adalah


alat yang sangat menarik untuk mempromosikan
produk. Membuat akun bisnis di platform seperti
Instagram, Facebook, dan Twitter dapat membantu
menjangkau lebih banyak orang. Memposting gambar-
gambar menarik dan konten bermanfaat tentang
Tajong/Sarung Samarinda akan membantu
menggambarkan kekhawatiran yang wajar bagi calon
pembeli.

5. Kolaborasi dengan konten kreator : Membuat


kolaborasi dengan konten kreator atau tokoh terkenal
dalam industri fashion atau budaya dapat membantu

44 Metode Penelitian
memperluas jangkauan pemasaran Tajong/sarung
Samarinda. konten kreator dapat mempromosikan
Tajong/sarung Samarinda melalui postingan di media
sosial mereka atau mengenakan tajong/sarung ini dalam
acara atau penampilan mereka.

6. Membangun pasar berbasis internet melalui situs atau


toko online: Membuat situs atau toko online yang
menampilkan berbagai jenis Tajong/sarung Samarinda
akan memudahkan calon pembeli untuk melihat dan
membeli barang-barang tersebut. Situs ini juga dapat
dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang
rangkaian pengalaman dan manfaat sosial
Tajong/Sarung Samarinda, sehingga meningkatkan
pemahaman dan antusiasme masyarakat terhadap
produk ini.

7. Memberikan Pilihan Kustomisasi: Memberikan pilihan


kustomisasi sarung Tajong/Samarinda, misalnya
pemilihan warna, tema atau ukuran, dapat menarik
perhatian yang sah dari pembeli yang membutuhkan
produk unik dan sesuai pesanan. Hal ini juga dapat
menjadi cara untuk menyesuaikan Tajong/sarung
Samarinda dengan pola dan kesukaan pembeli.

45 Metode Penelitian
8. Mengadakan Sanggar atau Mempersiapkan:
Mengadakan sanggar atau mempersiapkan pembuatan
Tajong/sarung Samarinda dapat memberikan
keuntungan bagi individu dalam mengetahui sistem
pembuatannya. Hal ini juga dapat membantu
meningkatkan apresiasi terhadap barang dan budaya
lingkungan.

Dengan prosedur periklanan yang kuat, Tajong/Sarung


Samarinda dapat dikenal lebih luas dan meningkatkan
penjualan. Terus menciptakan proses periklanan yang
imajinatif dan kreatif untuk mengimbangi daya tarik produk
ini di pasar adalah hal yang penting.

Dengan strategi pemasaran yang efektif, Tajong/sarung


Samarinda dapat dikenal oleh masyarakat lebih luas dan
meningkatkan penjualan. Penting untuk terus
mengembangkan strategi pemasaran yang kreatif dan
inovatif untuk mempertahankan daya tarik produk ini di
pasar.

E. Teknologi

Memberikan Pilihan Kustomisasi: Memberikan pilihan


kustomisasi sarung Tajong/Samarinda, misalnya pemilihan

46 Metode Penelitian
warna, tema atau ukuran, dapat menarik perhatian yang sah
dari pembeli yang membutuhkan produk unik dan sesuai
pesanan. Hal ini juga dapat menjadi cara untuk
menyesuaikan Tajong/sarung Samarinda dengan pola dan
kesukaan pembeli.

Mengadakan Sanggar atau Mempersiapkan:


Mengadakan sanggar atau mempersiapkan pembuatan
Tajong/sarung Samarinda dapat memberikan keuntungan
bagi individu dalam mengetahui sistem pembuatannya. Hal
ini juga dapat membantu meningkatkan apresiasi terhadap
barang dan budaya lingkungan.

Dengan prosedur periklanan yang kuat,


Tajong/Sarung Samarinda dapat dikenal lebih luas dan
meningkatkan penjualan. Terus menciptakan proses
periklanan yang imajinatif dan kreatif untuk mengimbangi
daya tarik produk ini di pasar adalah hal yang penting.

F. Permodalan

Saat ini Sarung Samarinda telah menjadi simbol


Kalimantan Timur, selain mandau, amplang, globul,
karung anjat dan karya telaten lainnya. Mengingat
Kalimantan Timur telah ditetapkan menjadi salah satu dari
sedikit tujuan wisata seperti Jogjakarta dan Jakarta, maka

47 Metode Penelitian
diyakini pemerintah akan benar-benar fokus pada produk
unggulan Kaltim, khususnya Sarung Samarinda.

Seperti para pebisnis kecil lainnya, pengusaha sarung


Samarinda yang visioner dan ahli juga menangani masalah
permodalan. Biaya yang besar dan kesulitan untuk
mendapatkan bahan-bahan mentah merupakan hal yang
mengganggu perkembangan sarung khas Kalimantan
Timur ini. Oleh karena itu, otoritas publik diyakini bisa
turun tangan dan menghargai para pengusaha kecil dan ahli
sarung.
Salah satu bentuk pertimbangan yang dapat diambil
oleh otoritas publik adalah dengan memberikan bantuan
berupa jaminan (garansi) kepada lembaga moneter untuk
mendapatkan keuntungan di lembaga moneter mengingat
seperti diketahui, bagi lembaga moneter khususnya
perbankan, memberikan Kredit dengan cakupan terbatas
membutuhkan biaya yang sangat besar. Pengeluaran yang
disinggung di sini adalah biaya pertukaran yang mencakup
tingginya pertaruhan kredit buruk (penggantian uang muka
yang rendah), sistem yang berbelit-belit, dan tidak
dimasukkannya biaya regulasi atau fungsional bank itu
sendiri. Dengan cara ini, dengan asumsi pemerintah ikut
campur, diyakini bahwa pekerja terampil dapat fokus pada
perluasan hasil produksi baik dari segi kualitas maupun
kuantitas.

48 Metode Penelitian
G. Sikap mental

Sikap mental memegang peranan penting dalam


pergantian peristiwa dan kemajuan suatu bisnis. Salah satu
penghambat kemajuan para ahli adalah mentalitas
psikologis yang meliputi rasa bahagia dengan keadaan
yang sedang berlangsung dan semangat yang melemahkan
untuk menjadi lebih baik. Sikap ini erat kaitannya dengan
mentalitas yang bahkan tidak mau menghadapi pertaruhan
karena takut akan kekecewaan, yang pada akhirnya
membuat sulit untuk melanjutkan kondisi yang ada.
Selain hal-hal yang telah disebutkan, permasalahan
lain yang juga menghambat kemajuan usaha adalah tidak
adanya disiplin kerja. Sementara itu, sebagaimana
diketahui, dalam bisnis apa pun, kedisiplinan memegang
peranan penting dalam kemajuan suatu bisnis, karena hal
ini berkaitan dengan hasil yang ingin dicapai.
Permasalahan kedisiplinan ini terutama terdapat pada
tenaga ahli yang bekerja secara eksklusif (keluarga) dengan
alasan bahwa pekerjaan pada umumnya dilakukan tanpa
tekanan dan tidak terus-menerus, sehingga mengakibatkan
kurangnya tenaga untuk segera menyelesaikan pekerjaan
dan tidak adanya penghargaan terhadap waktu.

49 Metode Penelitian
Sarung Samarinda Perspektif Pemangku
Kepentingan

1. Pemerintah

Untuk lebih meningkatkan kualitas produksi,


pemerintah, dalam hal ini Dinas Perindustrian dan
Perdagangan, bekerjasama dengan beberapa pihak terkait
untuk memberikan bantuan berupa pembinaan, pendidikan
dan pelatihan kepada para ahli sarung Samarinda.
Pengarahan dan persiapannya adalah:

. Latihan pencelupan benang sutra dengan bahan


pewarna (teknik pewarnaan)

a. Bantuan pendidikan dan latihan tentang diversifikasi


motif

b. Bantuan pendidikan dan latihan untuk regenerasi


keterampilan menenun.

Otoritas publik berfokus pada pekerja terampil sarung


Samarinda dan para visioner bisnis dan hal ini patut
diapresiasi. Bagaimanapun, semua pelatihan dan persiapan
yang telah dilakukan tidak akan mencapai hasil yang
maksimal dengan asumsi bahwa persiapan yang diberikan
hanya bersifat terspesialisasi tanpa berfokus pada faktor

50 Sarung Samarinda Perspektif Pemangku Kepentingan


non-terspesialisasi seperti disposisi mental. Oleh karena
itu, kebutuhan untuk membentuk watak psikologis dan jiwa
inovatif juga patut menjadi perhatian.

Satu hal lagi yang perlu dipertimbangkan adalah isu


perlindungan hak inovasi Sarung Samarinda karena
'memiliki tempat' di Kalimantan Timur. Karena sarung ini
merupakan dongeng yang pembuatnya tidak diketahui
secara pasti, maka berdasarkan Peraturan No. 19 Tahun
2002, negara memegang hak cipta atas karya warisan dan
benda-benda sosial yang umumnya diklaim, seperti karya
tangan dan penghenti pertunjukan lainnya. Selain itu, saat
ini Indonesia juga telah menyetujui pertunjukan
internasional di bidang hak cipta, khususnya pertunjukan
Berne pada 7 Mei 1997, WIPO Copyrights Settlement
(WCT) dan WIPO Execution and phonogram Deal
(WPPT).

Sehingga dengan asumsi pada akhirnya ada pihak-


pihak tertentu di luar Indonesia yang bertanggung jawab
atas sarung, seperti halnya batik, reog, dan lagu daerah di
Indonesia, maka negara mempunyai kekuasaan sah yang
bertahan lama. Di luar situasi unik ini, kendala terbesarnya
adalah tidak adanya kekuatan hukum untuk membenahi
keberadaan sarung Samarinda palsu yang beredar di pasar

51 Sarung Samarinda Perspektif Pemangku Kepentingan


dalam negeri, ditambah dengan tidak adanya data dan
upaya kepada masyarakat pada umumnya tentang kualitas
sarung Samarinda yang asli.

Selain permasalahan-permasalahan yang disebutkan


di atas, hambatan terbesar dalam pembuatan sarung
Samarinda yang secara jelas terpisah dari permasalahan
sektor pariwisata sebenarnya adalah tidak adanya
penggabungan contoh dan kerangka kerja perbaikan sektor
keuangan dengan program industri pariwisata Kalimantan
Timur. Hal ini menyebabkan program wisata yang saat ini
berjalan di Kota Samarinda sangat mempengaruhi
kemajuan usaha di bidang keuangan khususnya usaha kecil
dan menengah

2. Pemilik Toko Cinderamata

Permasalahan yang selama ini dilihat oleh para


visioner bisnis Sarung Samarinda adalah periklanan.
Diakui, kehadiran pembuat sarung Samarinda dari luar
Samarinda sangat menggagalkan promosi sarung khas
Samarinda. Saat ini sarung Samarinda dibuat dengan cara
konvensional, yaitu menggunakan alat tenun bukan mesin
(ATBM) dan gedogan serta belum ada pabrik
pengolahannya. Pemanfaatan mesin tenun konvensional

52 Sarung Samarinda Perspektif Pemangku Kepentingan


dirasa memberikan kreativitas pada Sarung Samarinda,
namun strategi ini memerlukan waktu pembuatan yang
cukup lama. Secara keseluruhan, waktu yang dibutuhkan
untuk pengiriman satu buah sarung Samarinda memakan
waktu sekitar 2 (dua) hari dengan menggunakan alat tenun
genggam, namun jika yang ahli menggunakan alat tenun
Gedogan membutuhkan waktu minimal 15 (lima belas)
hari untuk pembuatan satu buah sarung.

Kekurangan ini dimanfaatkan oleh para pesaing yang


memahami permintaan pasar dengan membuat 'sarung
Samarinda' yang diproduksi menggunakan tetoron dengan
strategi pencetakan dan diproduksi secara efisien. Selain
interaksi pembuatan yang menyita waktu sehari-hari,
permasalahan ketidaktahuan pembeli mengenai apa itu
Sarung Samarinda yang bersertifikat juga menjadi
penghalang, sehingga jika tidak hati-hati, pembeli akan
membeli Sarung Samarinda yang „palsu‟ dengan kualitas
buruk yang sebenarnya harganya Rp 50.000/lembar,
padahal dibeli dengan harga Rp. 350.000,-/per saham.

Kendala periklanan lainnya adalah belum adanya acara


yang memperbolehkan promosi Sarung Samarinda kepada
masyarakat di luar Kalimantan Timur, misalnya acara
Pekan Permainan Umum yang baru-baru ini diadakan di

53 Sarung Samarinda Perspektif Pemangku Kepentingan


Samarinda. Para pelaku usaha sarung mengakui, iklan
sarung Samarinda akan mencapai puncaknya pada musim
haji dan panjang Ramadhan. Umumnya sarung banyak
diminta oleh orang-orang yang akan melakukan perjalanan
ke Mekkah dan dijadikan sebagai pakaian cinta atau
diminta oleh orang-orang Bugis yang tinggal di daratan
Badui.

Menjelang Ramadhan, pesanan sarung pun semakin


bertambah, karena selain digunakan untuk keperluan
tertentu, sarung juga biasa diberikan sebagai oleh-oleh
kepada anggota keluarga. Selain dua kesempatan tersebut,
umumnya peminat Sarung Samarinda juga tinggi ketika
pengunjung dari Pemerintah Daerah Samarinda atau
Pemerintahan Umum berkunjung ke Samarinda. Oleh
karena itu, dukungan pemerintah terhadap tempat-tempat
yang membantu industri pariwisata, baik secara langsung
maupun tidak langsung, sangat penting untuk membantu
mengenalkan pasar sarung Samarinda karena barang-
barang tersebut biasa dijadikan pernak-pernik oleh
wisatawan dalam maupun luar negeri.

54 Sarung Samarinda Perspektif Pemangku Kepentingan


3. Pengrajin

Persoalan yang dicermati para ahli adalah mengenai


modal dan bahan alam. Bahan sarung yang tidak dimurnikan
adalah sutra Tiongkok dan nilainya terus meningkat,
sehingga menyulitkan para ahli untuk menentukan harga.
Saat ini, apa yang benar-benar dibutuhkan oleh para pekerja
terampil adalah bantuan dari bahan-bahan alami, sedangkan
yang diberikan oleh otoritas publik adalah bantuan yang
tersedia. Para ahli menyampaikan bahwa kondisi ini
dirasakan sebagai bantuan yang tidak terlalu ditujukan.

55 Sarung Samarinda Perspektif Pemangku Kepentingan


Kajian Tajong/sarung Samarinda Dari Perspektif
Pemangku Kepentingan

Tajong/sarung Samarinda merupakan salah satu


klaim ketenaran Kalimantan Timur selain amplang, batik
Kalimantan Timur, mandau, ukiran dayak dan lain-lain.
Kehadiran Tajong/sarung ini pun turut menjadikan
tajong/sarung ini sebagai 'brand name' Samarinda sehingga
tamu-tamu dari luar Kalimantan semakin mengenal nama
Kalimantan Timur.

Seiring berjalannya waktu, tajong/sarung tidak


hanya sekedar pakaian pria Samarinda saja, namun sudah
menjadi 'karakter' masyarakat Samarinda. Pemanfaatan
tajong/sarung begitu luas mengingat sebagian besar
penduduk Samarinda beragama Islam yang memakai
tajong/sarung sebagai pakaian untuk bercinta. Kehadiran
tajong/sarung di Samarinda tidak lepas dari pekerjaan para
pendatang asal Sulawesi Selatan (marga Bugis Wajo) yang
pada sekitar waktu itu tinggal dan membuka pemukiman di
tepian Sungai Mahakam (sekarang dikenal dengan nama
Samarinda Seberang). Kenyataannya menjadi cikal bakal
hadirnya tajong/sarung bagi masyarakat Samarinda yang

56 Kajian Tajong/sarung Samarinda Dari Perspektif Pemangku


Kepentingan
ternyata sudah umum diketahui oleh masyarakat umum,
baik dari Samarinda sendiri maupun dari luar Samarinda.

Saat ini Tajong/sarung Samarinda dibuat secara fisik


dengan menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM) dan
gedogan. Gedogan merupakan alat tenun yang biasa
digunakan oleh para ahli dan membutuhkan investasi yang
lebih lama untuk membuat tajong/sarung dibandingkan
dengan alat tenun tangan.

Pemanfaatan alat tenun manual dirasakan


memberikan daya cipta terhadap tajong/sarung Samarinda.
Namun, dengan berkembangnya teknik percetakan yang
dapat menekan biaya pembuatan, kehadiran inovasi
konvensional ini semakin tergerus, ditambah lagi dengan
tidak adanya informasi pembeli mengenai tajong/sarung
Samarinda yang bonafide. Melihat permasalahan tersebut,
pemeriksaan terhadap Tajong/Sarung Samarinda diyakini
akan memberikan data dan manfaat tidak hanya bagi para
ahli namun juga dapat memberikan kontribusi dalam
pengambilan keputusan bagi otoritas publik dan mitra
penting lainnya. Oleh karena itu, sebagai upaya memahami
susunan data, maka pokok bahasan eksplorasi
tajong/sarung Samarinda menjadi penting dan relevan
untuk diselesaikan.

57 Kajian Tajong/sarung Samarinda Dari Perspektif Pemangku


Kepentingan
Tamat

58 Kajian Tajong/sarung Samarinda Dari Perspektif Pemangku


Kepentingan
Tentang Penulis

Dra. Hj. Novarita, M.M,


lahir dan dibesarkan di Kota
Samarinda, ia Menikah dan bekerja
di Kota Samarinda. Beliau Bekerja
Sebagai Kepala dari UPTD Taman
Budaya Dinas Pendidikan Dan
Kebudayaan Provinsi Kalimantan
Timur. Berpengalaman kerja sebagai
Pembina Indonesia TOP Model pada
Yayasan Pembina Model Indonesia
(YAPMI) Tahun 2013 sampai
dengan Sekarang, Sebagai Ketua
Rumah Budaya Komite Seni Budaya
Nusantara (DPP KSBN Jakarta) Tahun 2022 sd Sekarang,
Sebagai Ketua Bidang Sosial Budaya Pada Perhimpunan Usaha
Taman Rekreasi Indonesia (PUTRI) Tahun 2016 sd Sekarang,
Sebagai Ketua Bidang Sosial Budaya Pada Kerukunan
Masyarakat Kalimantan Timur (KMKT) Jabodetabek Tahun 2018
sd Sekarang, Sebagai Ketua MPM Majelis Adat Budaya Keraton
Nusantara (MADUKARA) Wilayah DKI Jakarta Tahun 2016 sd
Sekarang, Sebagai Ketua Bidang Sosial Budaya dan Ekonomi
Kreatif Pada Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI)
Tahun 2016 sd Sekarang, Sebagai Ketua Bidang Pemberdayaan
UMKM dan UKM pada Yayasan Batik Gobang Jakarta Tahun
2018 sd Sekarang, Sebagai Ketua Talent PUTRI Taman Mini
Indonesia Indah (TMII) Jakarta Tahun 2013 sd 2019, Sebagai
Ketua Bidang Sosial Budaya Pada Forum Kepala Anjungan
Daerah (FOKAD) Se Indonesia, Sebagai Ketua Komisariat Tari
DPP KSBN Se Indonesia Tahun 2013 sd 2022, Team Duta
budaya Kaltim di bidang Tari tahun 2017 Tari Massal Rekor
Muri, Team Duta budaya Kaltim di bidang Tari tahun 2018 Tari

59 Tentang Penulis
Massal Kado spesial untuk Gubernur,Team Duta budaya Kaltim
di bidang Tari tahun 2019 Tari Massal Berani untuk Kaltim
Berdaulat, Duta Budaya di bidang Tari tahun 2016 mewakili
Provinsi Kaltim menjadi Duta Budaya Indonesia Juara 1 tingkat
Dunia di Polandia tari yang di bawakan Tari Enggang dari
Pedalaman Kalimantan Timur dan Sebagai Ketua Seniman
Kreatif Indonesia Tahun 2013 sd Sekarang.

Di luar kerja, beliau memilih menghabiskan waktu


produktif untuk membuat buku ini. Melalui kegiatan inilah beliau
menemukan banyak tentang Sarung Samarinda dan Jepen.
Membuat buku sebagai penyemangat pekerjaan kantor. Sebagai
seorang penulis, beliau menunjukkan bakat yang luar biasa dalam
mengekspresikan pemikiran dan ide-idenya melalui tulisan.

Dalam setiap karya yang dia hasilkan, dia mampu


menghadirkan kreativitas, imajinasi, dan keahlian yang luar biasa.
Tulisannya mengalir dengan lancar, menarik pembaca, dan
mampu menyentuh emosi. Dengan pengetahuan yang mendalam
dalam berbagai topik, dia mampu menggali dan menyampaikan
informasi dengan cara yang menyeluruh dan mudah dipahami.
Keahliannya dalam membangun plot, mengembangkan karakter,
dan menciptakan suasana membuat karya-karyanya begitu
menarik dan menghibur. Sebagai seorang penulis yang
berdedikasi, beliau terus mengasah kemampuannya dan berusaha
untuk menginspirasi dan memberikan pengaruh positif melalui
tulisannya.

60 Tentang Penulis
Tentang Penata Letak

Muhammad Dari, Lahir Di


kota Samarinda tanggal 17 September
2003, anak ke 4 dari 4 bersaudara.
Tinggal di kota Samarinda di Jalan DI.
Panjaitan, bekerja di UPTD Taman
Budaya Dinas Pendidikan Dan
Kebudayaan Provinsi Kalimantan
Timur. Pernah bekerja di Hotel Mercure
dan Ibis, Dan juga sebagai Wirausaha,
di kesibukannya ia menyempatkan diri
untuk menjadi penyusun di buku ini.

Sebagai seorang Penata Letak, Muhammad Dari memiliki


bakat dalam menulis dan kemampuan untuk mengorganisir ide
dengan baik. Dia memiliki keahlian dalam menyusun materi yang
informatif, menarik, dan mudah dipahami. Dalam setiap
tulisannya, dia mampu menggabungkan penelitian yang
mendalam dengan gaya penulisan yang menarik, sehingga
hasilnya menjadi karya yang berbobot dan berkualitas. Dengan
kepekaannya terhadap bahasa dan tata bahasa yang baik, dia
mampu menyampaikan pesan dengan jelas dan efektif kepada
pembaca. Sebagai seorang penyusun yang berdedikasi,
Muhammad Dari terus berupaya untuk memberikan karya-karya
yang berarti dan bermanfaat bagi pembaca.

61 Tentang Penata Letak


Profil Editor

M.Fajar Nugraha, lahir di kota


Samarinda dan dibesarkan di Ibu kota
Jakarta.Tinggal di kota samarinda Jl.
Kehewanan. M. Fajar Nugraha adalah
anak ke 3 dari 4 bersaudara. Pernah
bekerja di Anjungan kalimantan timur
Tmii jakarta 2015-2017 2019-2021
Anjungan riau TMII dan Menempuh
Strata Satu di jurusan Hubungan
Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Nasional.
Bekerja sebagai staf di UPTD Taman
Budaya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan
Timur, ia mulai belajar menjadi editor saat mulai bekerja di
UPTD Taman Budaya Provinsi Kalimantan TImur, saat waktu
senggang ia mulai bisa mengedit untuk menghilangkan kejenuhan
dan rutinitas pekerjaan.

Sebagai seorang editor, M. Fajar Nugraha telah menunjukkan


dedikasi, keahlian, dan ketelitian dalam pekerjaannya. Dia
memiliki kepekaan terhadap detail dan kemampuan untuk
memperbaiki dan memperbaiki tulisan dengan baik. Dalam
mengedit, dia selalu berusaha untuk menghadirkan kualitas
terbaik dan memastikan bahwa karya yang dihasilkan mencapai
standar yang tinggi. Dengan pengalamannya yang luas dan
pengetahuannya yang mendalam tentang bidang ini, dia
merupakan seorang profesional yang dapat diandalkan dan
terpercaya. Melalui kerja kerasnya, dia telah membantu banyak
penulis untuk menyampaikan pesan mereka dengan lebih baik dan
efektif.

62 Profil Editor
63 Profil Editor

Anda mungkin juga menyukai