Anda di halaman 1dari 21

KARYA TULIS ILMIAH

PEMANFAATAN KERAJINAN ROTAN BAGI MASYARAKAT


KAMPUNG ADAT CIPTA RASA

DISUSUN OLEH:

DAFTAR NAMA KELOMPOK :


- Muhammad Zikri Sulaiman
-muhammad aryo
-rangga saputra
-rizy abdillah
-fitriya
-asyifa
KELAS : XI MIPA 5

SMA 39 JAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2022/2023

LEMBAR PENGESAHAN KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis Ilmiah dengan judul

1
PEMANFAATAN KERAJINAN ROTAN BAGI MASYARAKAT
KAMPUNG ADAT CIPTARASA
Oleh :
Daftar nama kelompok :
- Muhammad Zikri Sulaiman
-muhammad aryo
-rangga saputra
-rizy abdillah
-fitriya
-asyifa
Kelas : XI IPA 5

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesikan Karya Tulis
Ilmiah dengan judul “Pemanfaatan Kerajinan Rotan Bagi Masyarakat Kampung Adat
Ciptarasa”.

fDalam penulisan karya ini tidak lepas dari hambatan dan kesulitan, namun berkat
bimbingan, bantuan, nasihat, dan saran, serta kerjasama dari berbagai pihak, segala
hambatan tersebut akhirnya dapat diatasi dengan baik.

Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini tentunya tidak lepas dari kekurangan, baik aspek
kualitas maupun aspek kuantitas dari materi yang disajikan. Semua ini didasarkan dari
keterbatasan yang dimiliki penulis. Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini
jauh dari sempurna, sehingga penulis membutuhkan kritik dan saran yang bersfat
membangun untuk kemajuan pendidikan di masa yang akan datang.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sesebesar-besarnya,
Kepada:

2
1. Bu Hastuti
2. Orang tua
3. Teman-teman

DAFTAR ISI
COVER........................................................................................................................1
LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………………. 2
KATA PENGANTAR ...............................................................................................3
DAFTAR ISI ..............................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..............................................................................................5
B. Rumusan Masalah .........................................................................................6
C. Tujuan ............................................................................................................6
D. Manfaat Penulis dan Pembaca .....................................................................5
E. Waktu Pelaksanaan .......................................................................................7
F. Metode Pengumpulan Data ..........................................................................8
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kerajinan……………………………………………………………………... 9
B. Kerajinan tangan………………………………………………………………. 9
C. Rotan…………………………………………………………………………..10
D. Morfologi……………………………………………………………………...11
E. Habitat…………………………………………………………………………12
F. Jenis rotan…………………………………………………………………….. 13
G. Sifat rotan…………………………………………………………………….. 13
H. Panen rotan…………………………………………………………………….16
I. Manfaat rotan……………………………………………………………………17
J. Alat dan Bahan Kerajinan Rotan……………………………………………….18
K. Proses Pembuatan Kerajinan Rotan …………………………………………...18
BAB III PENUTUP

3
A. Kesimpulan .......................................................................................................19
B. Saran ..................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................20
LAMPIRAN ...............................................................................................................21

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kampung Adat Ciptarasa adalah sebuah perkampungan yang berada di
Jalan Sirnarasa, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Masyarakat di desa tersebut masih memegang erat adat istiadat nenek moyang
mereka. Dari segi lokasi, kampung ini cukup sulit untuk kita kunjungi karena
akses masuk ke sana tidaklah mudah terutama bagi kendaraan besar seperti bus
pariwisata atau mobil travel lain yang berkapasitas besar. Karena lokasi
kampung yang terpencil, koneksi internet juga tidak stabil. Koneksi hanya
didapat apabila kita berada di daerah dataran tinggi dan tidak semua penyedian
layanan telekomunikasi swasta menjangkau daerah ini.
Masyarakat Kampung Adat Ciptarasa sebagian besar bekerja sebagai
petani di sawah. Di luar masa panen, masyarakat memanfaatkan waktu luangnya
untuk membuat dan memasarkan produk kerajinan berbahan dasar kayu rotan.
Para pengrajin kayu rotan mendapatkan bahan bakunya di hutan dengan cara
menebang sebagian pohon rotan dan mengolahnya menjadi produk kerajinan
yang siap dipasarkan.
Banyak daerah di Indonesia yang dikenal sebagai daerah pengrajin.
Kampung adat Ciptarasa adalah salah satu daerah yang di kenal sebagai sentra
kerajinan. Produk kerajinan yang dihasilkan pun beragam, mulai dari gerabah
hingga pembuatan wayang. Kerajinan tersebut banyak yang di ekspor ke luar
negeri atau di jual di dalam negeri. Salah satu jenis kerajinan yang cukup di
kenal oleh masyarakat dalam dan luar negeri ialah kerajinan rotan. Kerajinan
rotan menggunakan tanaman rotan sebagai bahan pembuat utamanya. Jenis

4
tanaman ini banyak di temui di hutan Indonesia. Awalnya tanaman rotan hanya
dijadikan sebagai bahan tali pengikat. Namun, kini kerajinan rotan dimanfaatkan
untuk membuat berbagai kerajinan dan perangkat mebel.
Daerah yang paling terkenal dengan kerajinan rotan yaitu daerah Jepara,
Jawa Tengah, Tidak hanya dikenal dengan kerajinan ukirannya yang mendunia.
Jepara juga dikenal dengan kerajinan rotannya. Bahkan Jepara termasuk dalam
salah satu pusat kerajinan rotan terbesar di Indonesia. Desa Telukwetan,
Welehan, Jepara menjadi salah satu pusat pengrajin rotan di Indonesia.
Bagi masyarakat Desa Ciptarasa, berkembangnya eksistensi kerajinan
tangan tentu memiliki dampak positif juga bagi alam sekitar. Kerajinan tangan
sendiri selain dapat mengembangkan potensi ekonomi, juga dapat
mengembangkan potensi wisata desa adat ciptarasa serta sedikitnya membantu
pelestarian alam karena menggunakan kayu yang sudah tersedia di alam.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah disampaikan diatas maka masalah
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apa saja alat-alat kerajinan rotan Kampung Adat Ciptarasa?
2. Bagaimana proses pembuatan kerajinan rotan Kampung Adat Ciptarasa?

C. Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan alat-alat kerajinan rotan kampung adat ciptarasa
2. Mendeskripsikan proses pembuatan kerajinan rotan Kampung Adat Ciptarasa?

D. Manfaat Penulis:
1. Memberikan berbagai pengetahuan tentang rotan.
2. Memberikan inspirasi kepada adik tingkat.

Manfaat Pembaca:
1. Mendapatkan informasi baru tentang kerasjinan rotan yang jarang di ketahui
orang banyak

5
Setiap karya ilmiah pasti mengangkat suatu topik permasalahan tertentu.
Biasanya, topik permasalahan itu bukanlah sesuatu yang lumrah diketahui
orang banyak. Topik permasalahan dalam karya ilmiah unik dan menjadi
sumber informasi baru dalam dunia ilmu pengetahuan.
Dengan membaca karya ilmiah, pembaca akan mendapatkan informasi baru
yang jarang diketahui orang awam. Pembaca akan banyak tahu akan suatu hal.
Pengetahuan itu tentunya akan sangat bermanfaat terhadap kehidupan sehari-
harimu.
Bila pembaca sering membaca karya ilmiah tentang kesehatan, maka
pembaca akan mengetahui banyak hal mengenai dunia kesehatan. Mulai dari
berbagai macam penyakit, obat untuk mengatasinya, hingga perkembangan
dunia kesehatan saat ini.

2. Memahami dan mengerti pembuatan karya tulis ilmiah


Ketika membaca karya ilmiah, kamu akan membacanya dari awal hingga
akhir. Terbiasa membaca karya ilmiah, secara tidak langsung akan membuatmu
mengerti struktur pembuatan karya ilmiah. Mulai dari struktur logika hingga
bagaimana pengemasan tata kebahasaannya.
Dengan begitu, saat kamu diminta untuk membuat karya ilmiah, kamu tidak
akan merasakan kesulitan berarti. Kamu akan mengerti harus mulai dari mana
dan bagaimana mengemasnya agar tulisan karya ilmiahmu dapat dipahami
pembacanya.
Selain itu, sering membaca karya ilmiah akan memudahkanmu mencari
topik permasalahan. Sebab, kamu sudah memahami bagaimana suatu topik
permasalahan diangkat dalam suatu karya ilmiah. Kamu tahu mana topik yang
unik serta menarik dan mana yang tidak. Hal itu akan memudahkanmu saat
membuat karya ilmiah.

E. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan penelitian karya tulis ilmiah adalah:
Hari/tanggal : kamis 2 Februari 2023
Waktu : 09.00 s/d 14.30

6
Tempat : Kampung Adat Ciptarasa, Sukabumi, Jawa Barat.

F. Metode Pengumpulan Data


Metode yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data dalam
penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah sebagai berikut :

1. Observasi
Pengertian observasi adalah suatu aktivitas pengamatan mengenai suatu
objek tertentu secara cermat secara langsung di lokasi penelitian tersebut
berada. Observasi ini juga termasuk kegiatan pencatatan yang dilakukan secara
sistematis tentang semua gejala objek yang diteliti. Objek observasi penulisan
lumbung padi yang berasal dari Kampung Adat Ciptarasa.
2. Wawancara
Wawancara merupakan teknik ataupun metode pengumpulan data yang
paling sering dilakukan dengan melalui front line atau bisa dibilang berhadapan
langsung, dengan cara tanya jawab antara narasumber dengan peneliti.
Wawancara dibagi menjadi dua, yaitu:
A. Wawancara secara langsung.
B. Wawancara secara tidak langsung.
Wawancara dilakukan dengan pendamping yang berasal dari Kampung Adat
Ciptarasa. Penulis menanyakan beberapa hal dasar seputar lumbung padi,
seperti:
A. Fungsi lumbung padi
B. Berapa jumlah lumbung padi di Kampung Adat Ciptarasa
C. Berapa daya tampung dalam 1 lumbung padi
3. Dokumentasi
Merupakan teknik pengumpulan data yang berupa video, gambar, maupun
rekam suara yang berkaitan dengan lumbung padi. Penulis melakukan
dokumentasi dengan menggunakan kamera dari teman kelompok penulis sendiri.

7
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kerajinan

Kerajinan adalah suatu karya seni yang proses pembuatannya


menggunakan keterampilan tangan manusia. Biasanya hasil dari sebuah
kerajinan dapat menghasilkan suatu hiasan cantik, benda dengan sentuhan
seni tingkat tinggi dan benda siap pakai.
Menurut Kadjim (2011:10), kerajinan adalah suatu usaha yang
dilakukan secara terus menerus dengan penuh semangat ketekunan
kecekatan, kegigihan, berdedikasi tinggi dan berdaya maju yang luas
dalam melakukan suatu karya. Setelah kita melihat beberapa pengertian
kerjinanan, bisa mengetahui bahwa bahan produk kerajinan yang
dihasilkan itu sangat unik. Kerajinan yang unik karena hasil dari proses
pembuatan yang masih manual, yaitu masih menggunakan tangan manusia.
Selain itu, produk kerajinan tangan juga pasti mempunyai harga
tinggi, maka dari itu sudah seapututnya siagian warga negara mampu
menciptakan sebuah kerajinan, atau paling setidaknya produk kerajian asli
Indonesia.

B. Kerajinan Tangan

Kerajinan Tangan adalah menciptakan suatu produk atau barang yang


dilakukan oleh tangan dan memiliki fungsi pakai atau keindahan sehingga
memiliki nilai jual. Kerajinan tangan yang memiliki kualitas tinggi tentu
harganya akan mahal, jika kalian memiliki keterampilan dan berusaha
untuk membuat suatu produk mungkin dengan kerajinan yang akan

8
memiliki bisa menjadi suatu usaha yang menjanjikan.

Seperti contoh berikut ini :

Kerajinan Tangan jika dilihat dari segi bahan dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Kerajinan bahan keras.

Contoh kerajinan bahan keras seperti berikut ini :

2. Kerajinan bahan lunak.

Contoh kerajinan bahan lunak seperti berikut ini :

C. Rotan

9
Rotan adalah tanaman yang tumbuh merambat dari keluarga Palmae.
Nama rotan diduga berasal dari bahasa Melayu, yaitu “raut” yang berarti
mengupas, menguliti atau menghaluskan.

D. Morfologi
Rotan dikenal sebagai tanaman yang tumbuh cepat secara merambat atau
memanjat pada pohon-pohon sekitarnya. Hal ini disebabkan adanya sulur
pemanjat yang tumbuh pada ruas-ruas batangnya, meski terdapat pula jenis
rotan tidak memiliki sulur namun berupa duri yang memiliki fungsi yang
sama.
Batang tanaman rambat ini berbuku-buku atau beruas-ruas, berbentuk
bulat atau segitiga yang menjalar hingga puluhan meter dengan diameter
bervariasi sesuai jenisnya. Berdasarkan cara tumbuh batangnya, tumbuhan
hutan ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu tumbuh soliter atau tunggal dan
tumbuh berumpun.
Rotan yang tumbuh soliter hanya dapat dipanen satu kali dan tidak dapat
beregenerasi atau tumbuh kembali. Sedangkan rotan berumpun mampu
beregenerasi dan kembali tumbuh dari kuncup ketiak bawah batang yang
dipotong.

Rotan mempunyai daun majemuk dan pelepah daun yang tumbuh


menutupi ruas-ruas batang. Ukuran daunnya bervariasi tergantung jenisnya.
Daun ini umumnya memiliki duri sebagai bentuk pertahanan diri dan
tumbuh menghadap ke dalam sebagai kait antara batang rotan dengan pohon
atau tumbuhan yang dijalarinya.

10
Sistem perakaran rotan adalah sistem perakaran serabut, berwarna mulai
dari putih keabu-abuan, kekuningan, hingga kehitaman. Tumbuhan ini
memiliki bunga majemuk yang terbungkus oleh seludang. Bunga jantan dan
bunga betina biasanya berada dalam satu rumah, meskipun pada beberapa
jenis bunganya berumah dua. Penyerbukan pada rotan dengan bunga
berumah dua biasanya dibantu oleh serangga, angin atau air hujan.
Bunganya berukuran kecil, pada bunga jantan terdapat 5 benang sari
dan pada bunga betina terdapat 3 putik. Tumbuhan rotan juga menghasilkan
buah yang berbentuk bulat, oval atau lonjong dengan sisik berbentuk
trapesium dan tersusun vertikal dari toksis buah.

E. Habitat
Iklim subtropis dan tropis yang ada di hutan Indonesia merupakan
habitat tumbuh yang cocok untuk rotan. Skala tumbuh daerahnya juga
cukup luas, mulai dari tanah berawa, tanah berkapur, tanah kering hingga
pegunungan dengan ketinggian 300 sampai 1000 mdpl. Lebih dari itu, rotan
akan semakin sulit dan jarang tumbuh. Tumbuhan merambat ini tumbuh di
hutan-hutan bercurah hujan 2000 hingga 3000 mm per tahun dengan suhu
udara 24C sampai 30C. Semakin banyak sinar matahari yang diperoleh,
maka rotan akan tumbuh semakin baik.
F. Jenis Rotan
Berbagai jenis rotan tersebar di Indonesia. Menurut perkiraan, terdapat
350 jenis yang tersebar di seluruh hutan Indonesia dari jumlah total ratusan
jenis lain yang tersebar di dunia.

Berikut 4 marga rotan, yaitu :


1) Calamus : adalah genus tumbuhan berbunga dalam famili Arecaceae
yang termasuk di antara beberapa genus yang dikenal sebagai palem rotan.
Diperkirakan ada 400 spesies dalam genus ini, semuanya asli Asia tropis
dan subtropis, Afrika, dan Australia.

11
2) Ceratolobus : adalah genus tumbuhan berbunga dioecious dalam famili
palma yang ditemukan di Asia Tenggara, biasa disebut rotan. Spesiesnya
sekarang termasuk dalam genus Calamus. Mereka hanya dibedakan dari
kerabat dekat seperti Korthalsia, Calamus, dan Daemonorops oleh
pelengkap pelepah daun atau variasi perbungaan.

3) Daemonorops : adalah nama genus dari jenis rotan yang tergolong dalam
suku Arecaceae, terutama ditemukan di daerah tropis dan subtropis Asia
Tenggara. Batang menjalar rotan Daemonorops dipanen untuk diambil
intinya, yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai hal seperti untuk membuat
tongkat hingga mebel.
4) Korthalsia : adalah genus pengelompokan tumbuhan berbunga dalam
famili palma yang tersebar di seluruh Asia Tenggara. Ini adalah rotan yang
sangat terspesialisasi dengan beberapa spesies yang diketahui memiliki
hubungan dekat dengan semut, oleh karena itu disebut rotan semut.

G. Sifat Rotan
Rotan memiliki sifat dasar yang berbeda dari kayu atau akar. Sifat ini terdiri
dari sifat anatomi, sifat kimia, sifat struktur, sifat fisik, sifat mekanis, serta
keawetan atau keterawetan yang dijelaskan sebagai berikut:

 Sifat Anatomi – Struktur anatomi batang seperti besarnya ukuran pori dan
dinding sel serabut berkaitan dengan tingkat keawetan dan kekuatan rotan.
Sel serabut adalah komponen struktural yang memberi kekuatan pada rotan.
Dinding sel yang tebal akan menghasilkan batang dengan kualitas lebih kuat
dan lebih berat.
 Sifat Kimia – Secara umum, komposisi kimia rotan terdiri dari Holoselulosa
(71-76 %), Selulosa (39-56 %), Lignin (18-27 %) dan Silika (0,54-8 %).
Masing-masing kandungan kimia tersebut memberikan sifat-sifat sebagai
berikut:
o Holoselulosa merupakan Selulosa atau molekul gula linear berantai panjang.
Selulosa berfungsi memberikan kekuatan tarik pada batang karena adanya
ikatan kovalen yang kuat dalam cincin piranosa dan antar unit gula

12
penyusun selulosa. Makin tinggi selulosa makin tinggi juga keteguhan
lenturnya.
o Lignin adalah suatu polimer yang kompleks dengan berat molekul yang
tinggi. Lignin berfungsi memberikan kekuatan pada batang. Makin tinggi
lignin, makin tinggi juga kekuatan rotan.
o Tanin merupakan “true artrigen” yang menyebabkan rasa sepat. Tanin
berfungsi sebagai penangkal pemangsa. Hasil purifikasi tanin digunakan
sebagai bahan anti rayap dan jamur.
o Pati (karbohidrat) dalam batang sekitar 70%. Makin tinggi kadar pati,
semakin rentan terhadap serangan bubuk rotan kering.
 Sifat Fisik – Secara kasat mata, kita dapat melihat ciri fisik atau bentuk
rotan, yaitu:
o Warna

 Warna batang rotan bervariasi pada setiap jenisnya. Bahkan setiap individu
dari jenis yang sama juga memiliki warna yang berbeda. Rotan dengan
kualitas baik umumnya berwarna hijau darun ketika masih hidup. Batang
berwarna hijua daun tersebut akan berubah menjadi putih setelah selaput
silikanya terkelupas dan akan semakin putih setelah melalui
proses bleaching atau pemutihan.
 Setelah rotan melalui proses pencucian atau dirunti atau diasapi dengan
belerang, maka akan berwarna kuning langsat atau kuning keputihan,
kecuali pada jenis semambu (cokelat kuning) dan buyung (kecokelatan).
 Selain warna kulit, kita juga dapat memperhatikan warna hatinya, seperti
pada rotan umbulu (putih bersih) dan tohiti (keabu-abuan).
o Kilap atau Kilau – Kilap atau suramnya rotan dapat menjadi ciri khusus dan
menambah keindahan rotan. Kilap yang dihasilkan dari struktur anatomi,
kandungan zat ekstraktif, sudut datangnya sinat, kandungan air, lemak dan
minyak. Semakin tinggi kadar air, minyak dan lemak maka akan semakin
suram.
o Bau dan Rasa – Kesegaran rotan dapat diketahu melalui bau dan rasa yang
tidak mencolok.

13
o Berat – Hal ini berkaitan dengan kadar air dan zat ekstaktif dalam rotan.
Untuk mengurangi kadar air pada batang, perlu dilakukan proses
pengeringan yang dapat menghilangkan kadar air dari 40% hingga 60%
menjadi titik jenuh serat atau sekitar 15% hingga 30%.
o Kekerasan atau Elastisitas – Batang rotan mempunyai kemampuan menahan
tekanan atau gaya tertentu. Sifat ini dipengaruhi oleh kadar air, umur panen,
posisi batang (pangkal, tengah dan ujung).
o Diameter – Ukuran batang atau diameter rotan dibagi menjadi dua, yaitu:
 Diamater kecil, ialah rotan dengan diameter kurang dari 18 mm, seperti
Sega, Irit atau Jahab, Jermasin, Pulut Putih, Pulut Merah, Lilin, Lacak,
Manau Padi, Datuk Merah, Sega Air, Ronti, Sabut, Batu, Tapah, Paku dan
Pandan Wangi.
 Diameter besar, ialah rotan yang berdiameter 18 mm atau lebih, seperti
Manau, Batang, Mantang, Cucor, Semambu, Wilatung, Dahan, Tohiti, Seel,
Balukbuk, Bidai, Buwai, Bambu, Kalapa, Tiga Juru, Minong, Umbulu,
Telang dan Lambang.
o Kesilindrisan – Untuk membandingkannya, kita dapat menyandingkan
diameter rata-rata pangkal ruas dengan diamater rata-rata ujung ruas.
o Ruas – Ruas adalah bagian rotan yang terletak diantara dua buku. Panjang
ruas dibagi menajdi tiga macan, yakni ruas pendek, ruas sedang, dan ruas
panjang.
o Buku – Buku batang rotan dibagi menjadi tiga macam, yakni buku
menonjol, buku agak menonjol, dan buku tidak menonjol. Selain itu, arah
buku juga dibagi menjadi dua, yaitu buku menceng dan agak menceng.
o Selaput Silika – Hampir seluruh jenis tumbuhan ini memiliki lapisan silika
yang membalut kulit luarnya, seperti Rotan Sega, Jermasin, Irit atau Jahab,
Buyung yang memberikan efek kilap.
o Parut Buaya – Parut buaya merupakan bekas parut yang seolaholah
menggores kulit kearah transversal. Selain parut buaya, juga terdapat sifat
fisik berupa getah, seperti yang dimiliki Rotan Getah atau Sepat, Lacak,
Jernang, dan Jermasin.

14
 Sifat Struktur – Pengetahuan mengenai sifat struktur rotan belum diketahui
lebih jauh. Sebagi petunjuk identifikasi, umumnya menggunakan pori yang
dibedakan menjadi ukuran, bentuk, dan susunan.
 Sifat Mekanis – Sifat mekanis adalah kemampuan menahan gaya dari luar,
seperti:
o Keteguhan Tekan, Patah, Kekakuan dan Keuletan
 Keteguhan Tekan adalah ketahanan terhadap kekuatan yang cenderung
menghancurkan.
 Keteguhan Patah adalah ketahanan terhadap kekuatan yang akan
mematahkan.
 Kekakuan adalah kemampuan untuk mempertahankan bentuk ketika
dilengkungkan.
 Keuletan adalah kemampuan rotan untuk menahan kekuatan yang terjadi
secara tiba-tiba dalam waktu yang singkat.
o Keteguhan Tarik adalah kemampuan rotan untuk menahan gaya yang
cenderung memisahkan bagian-bagian dari rotan.
o Keteguhan Geser adalah ketahanan terhadap gaya yang menggeser rotan.
o Keteguhan Belah adalah ketahanan terhadap gaya yang membelah rotan.
 Keawetan dan Keterawetan
o Keawetan adalah daya tahan rotan terhadap berbagai faktor perusak, tetapi
biasanya merujuk pada daya tahan terhadap faktor biologis yang disebabkan
oleh organisme perusak rotan, yaitu jamur dan serangga rayap.
o Keterawetan adalah mudah atau tidaknya rotan ditembus bahan pengawet
dengan proses tertentu, sehingga rotan yang telah diawetkan dengan bahan
kimia (pengawet) tahan terhadap serangan organisme perusak.

H. Panen Rotan
Rotan siap panen akan menunjukkan ciri-ciri khusus, seperti batang
berwarna kuning, daun-daung berguguran, duri berwarna hitam atau kuning
kehitaman, serta pelepah sudah lepas dan tidak membalut batangnya.
Pemanenan rotan dapat dikatakan cukup sulit, sebab diperlukan keahlian
memanjat pohon-pohon besar tempat merambat. Selain itu, umumnya rotan

15
tumbuh saling berjalin dari satu pohon ke pohon lainnya dan menambah
tingkat kesulitan pemanenan.
Pemanenan juga dapat dilakukan dengan cara menarik batangnya
kebawah, membersihkan pelepah duri, daun dan cambuknya untuk
mendapatkan batang telanjang. Namun cara ini berisiko mencabut akar rotan
dan menyebabkan tumbuhan tersebut mati. Untuk mendapatkan rotan
berkualitas bagus, diperlukan upaya tebang pilih. Pemanenan hanya
dilakukan pada batang yang telah berumur tua dengan ciri pelepah daun
yang telah kering dan lepas dari batangnya. Pada rotan yang tumbuh
tunggal, pemanenan bisa dilakukan setelah berumur 20 hingga 30 tahun.
Sedangkan pada rotan berumpun, pemanenan dilakukan setelah usia 10
hingga 15 tahun dengan jarak panen berikutnya sekitar 2 hingga 4 tahun.

I. Manfaat Rotan
Rotan merupakan komoditas hasil hutan yang dapat dimanfaatkan untuk
berbagai keperluan. Batangnya dapat digunakan untuk pembuatan kerajinan
dan produk rumah tangga. Selain itu, batangnya yang besar juga dapat
digunakan sebagai tongkat penyangga berjalan dan senjata atau alat cambuk
yang diterapkan sebagai hukum adat di daerah tertentu.
Batang muda yang masih berwarna hijau dapat diolah menjadi sayuran
oleh masyarakat Suku Dayak, di kalimantan Tengah. Pucuk muda rotan juga
kerap dimanfaatkan sebagai sayuran atau lalapan oleh masyarakat Suku
Mandailing di Sumatera Utara. Rotan muda juga menjadi makanan favorit
bagi badak. Rotan juga menghasilkan potensi obat-obatan herbal tradisional
yang diperoleh dari batang muda, buah dan akarnya, seperti yang diambil
dari jenis Calamus Hookerianus, Calamus metzianus, dan Calamus
thwaitesii.
Cadangan air dalam batang rotan juga dapat dimanfaatkan sebagai
sumber air minum ketika berada di tengah hutan untuk bertahan hidup. Pada
bagian tangkai bunga rotan menghasilkan getah yang disebut dengan “darah
naga”. Getah ini bisa dimanfaatkan untuk bahan baku pewarna industri
keramik, farmasi, serta pewarna kayu yang diterapkan pada alat musik gitar

16
atau biola. Selain manfaat yang telah dijelaskan, hasil hutan bukan kayu ini
juga bermanfaat dalam penyerapan tenaga kerja dan peningkatan
masyarakat sekitar hutan melalui sektor pemanfaatan rotan. Tumbuhan ini
juga menjadi naungan dan habitat bagi serangga, seperti semut hutan yang
hidup disekitar rotan dan terlindungi oleh daun dan durinya.

J. Alat dan Bahan Kerajinan Rotan


Untuk memproduksi kerajinan rotan, alat dan bahan yang diperlukan adalah sebagain
berikut:
1. Rotan
2. Pisau
3. Gunting
4. Meteran
5. Pola
6. Lem

K. Proses Pembuatan Kerajinan Rotan


Pengrajin rotan di Desa Ciptarasa umumnya membuat bakul nasi, gelang dan topi
caping. Pada saat penulis melakukan kunjungan ke desa ini, penulis melihat proses
pembuatan kerajinan bakul nasi dari rotan di rumah salah satu pengrajin. Langkah
pertama, pengrajin harus memilih rotan yang masih bagus dan berkualitas baik. Rotan
diperoleh dengan cara menebang pohon bambu yang ada di sekitar tempat tinggal
pengrajin. Bambu tersebut dibersihkan dan dikumpulkan di rumah. Setelah terkumpul,
bambu tersebut dipotong-potong sesuai ukuran kemudian dianyam membentuk sebuah
bakul nasi.

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil kunjungan penulis ke Desa Adat Ciptarasa, penulis
menyimpulkan bahwa masyarakat adat Desa Cipta Rasa dapat memanfaatkan
kekayaan alam sekitar untuk membuat kerajinan rotan yang bermanfaat bagi
masyarakat untuk membantu perekonomian mereka. Produk kerajinan rotan
yang mereka buat dan olah dipasarkan kepada turis domestic dan turis yang
berasal dari luar negeri dengan harga yang terjangkau. Produk yang di
hasilkan berupa gelang, caping, keranjang, baboko, dan lain sebagainya.
Penulis mendokumentasikan proses kegiatan masyarakat Adat Ciptarasa
selama proses pembuatan produk kerajinan rotan berlangsung.

A. Saran
a. Untuk Masyarakat
Dalam pemanfaatan kerajinan rotan, masyarakat Kampung Adat Cipta
Rasa masih menggunakan alat alat tradisional yang memakan banyak waktu.
Sebaiknya masyarakat menggunakan alat yang lebih modern agar
memudahkan pekerjaannya menjadi lebih efektif dan efisien.

b. Utnuk Peneliti

18
Para peniliti yang juga ingin melakukan penelitian, diharapkan bisa
menggunakan judul dari karya tulis ilmiah ini. Karena banyak pembahasan
menarik yang bisa diteliti lebih dalam.

DAFTAR PUSTAKA

Pengertian kerajinan
1 http://sanabilastore.com/blog/5_pengertian-kerajinan . diakses Maret 1, 2023, 20:00
WIB.

Pengertian dan fungsi kerajinan tangan 2


http://purbaseni.blogspot.co.id/2015/12/pengertian-dan-fungsi-kerajinan-tangan di
akses pada 1 Maret 2023, 20:00 WIB.

Sifat dan pemanfaatan dari rotan https://rimbakita.com/rotan/#:~:text=Rotan


%20memiliki%20beberapa%20kelebihan%20dibanding,hole%20dan%20jamur%20blue
%20Stain. di akses pada 1 Maret 2023, 20:00 WIB.

19
LAMPIRAN

20
21

Anda mungkin juga menyukai