Anda di halaman 1dari 16

KARYA TULIS

PESONA MUSEUM BAJRA SANDHI

Disusun Oleh :
Nama : Aurelia Juwita Astridar
Kelas : IXB
Absen :7
NIS : 13655

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 2 KARTASURA


TAHUN PELAJARAN 2022 /2023
i

PENGESAHAN
Karya tulis ini telah diterima dan disetujui oleh pembimbing,

Pada hari : .................


Tanggal : ..................

Mengetahui.

Kepala SMPN 2 Kartasura, Pembimbing,

Drs. Sarno, M.Si Aris Prasetya,A.Md.Pd


NIP. 19641125 199512 1 003 NIP . .19641125199512 1 003
ii
MOTTO

• “Gantungkan cita-citamu setinggi langit! Bermimpilah setinggi langit. Jika engkaujatuh, engkau akan jatuh di
antara bintang-bintang “ – Ir.Soekarno
• “Sekolah-sekolah saja tidak dapat memajukan masyarakat, tetapi juga keluarga di rumah harus turut bekerja.
Lebih-lebih dari rumahlah kekuatan mendidik itu harus berasal.” - R.A Kartini
• Kurang cerdas dapat Diperbaiki dengan belajar kurang cakap dapat dihilangkan dengan pengalaman namun tidak
jujur itu sulit diperbaiki (Bung Hatta)
• kita Tunjukkan bahwa kita adalah benar-benar orang yang ingin Merdeka lebih baik kita hancur lebur daripada
tidak merdeka (Bung Tomo)
• banyak hal yang dapat menjatuhkanmu tapi satu-satunya hal yang benar-benar dapat menjatuhkanmu adalah
sikapmu sendiri (RA Kartini)
• Percaya, tegas, penuh ilmu hingga matang jiwanya, serta percaya diri, tidak mudah takut, tabah menghadapi
rintangan apapun (Ki Hajar Dewantara)
• seribu orang tua bisa bermimpi satu orang pemuda bisa mengubah dunia (IR Soekarno)
• jika tidak ada orang baik di dunia ini, Maka jadilah satu-satunya (Penulis)
• semuanya membutuhkan keberanian untuk hasil yang lebih baik (Huang Renjun)
• hidup yang yang baik adalah hidup yang inspirasi oleh cinta dan dipadu oleh ilmu pengetahuan (Bertrand Russel)
• untuk menulis tentang kehidupan pertama-tama harus kamu jalaninya (Ernest Hamingway)

iii

PERSEMBAHAN

Karya tulis sederhana ini penulis persembahkan kepada :

1. Ayah dan Ibuku tercinta, yang telah menyanyangi, mendoakan, dan mendukung keberhasilanku

2. Bapak Kepala SMPN 2 Kartasura, yang telah memberikan kesempatan terlaksananya kegiatan outing class ini

3. Aris Prasetya A.Md.Pd selaku wali kelas 9B yang telah mendampingi kegiatan outing class, Aris Prasetya
A.Md.Pd, S.Pd selaku pembimbing laporan karya tulis

4. Bapak/ Ibu guru SMPN 2 Kartasura yang telah membantu dan membimbing penulis menyelesaikan karya tulis
ini

5. Teman-teman, yang telah memberikan semangat untuk menyelesaikan karya tulis ini

6. Bagi para pembaca, yang telah membaca karya tulis ini.

7. Almamaterku, SMPN 2 Kartasura.

iv

KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah ke hadirat Allah S.W.T, yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini dengan baik.
Karya tulis ini penulis susun untuk memenuhi tugas menyusun laporan pelaksanaan
pembelajaran di luar kelas.
Dalam menyelesaikan karya tulis ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
yang terhormat:
1. Bapak Drs. Sarno, M.Si , selaku kepala SMPN 2 Kartasura, yang telah memberikan
kesempatan penulis dalam menyusun karya tulis ini
2. Bapak Aris Prasetya,A.Md.Pd, yang dengan penuh kesabaran, telah mendampingi,
membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan karya tulis ini
3. Pihak pengelola museum yang telah memberi izin dan fasilitas yang diperlukan selama
penulisan karya tulis ini
4. Bapak/ Ibu Guru SMPN 2 Kartasura yang telah memberikan penulis bekal ilmu pengetahuan.
5. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu
Semoga amal baik semua pihak yang membantu dalam karya tulis ini mendapat imbalan dari
Allah S.W.T. Penulis berharap semoga karya tulis ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya,
dan bagi para pembaca pada umumnya.
Kartasura, 18 November 2022

Aurelia Juwita Astridar.


v

DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ………………...…………………………. i
MOTTO ……………………………………………............………………….. ii
HALAMAN PERSEMBAHAN …………….…………………………. iii
KATA PENGANTAR …………………………......………………………. iv
DAFTAR ISI ……………………………………...........…………………… v
BAB I PENDAHULUAN ………… ………….....………………………. 1
A. Latar Belakang Masalah ……………………………………. 1
B. Rumusan Masalah ……..……………….……………………… 2
C. Tujuan Penulisan ………………….………..………………….. 2
D. Manfaat Penulisan ……. ………………….…………………… 2
BAB II ISI ………………………………………………………...............….. 3
A. Bentuk Bangunan Museum Bajra Sandhi........... 3
B. Keadaan Museum Bajra Sandhi ……………………..... 6
C. Sejarah Berdirinya Museum Bajra Sandhi ………... 7
D. Koleksi Museum Bajra Sandhi …………….……………. 8
BAB III PENUTUP ……………………………………………........……… 10
A. Kesimpulan ……………………………………..........…………. 10
B. Saran ……………………………………………………..............… 10
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………......... 11
LAMPIRAN ……………………………………………………………............ 11

vi.

BAB I
PENDAHULUAN
Nusantara merupakan Negara yang memiliki wilayah dengan wilayah terbanyak adalah
perairan dari pada daratan tak jarang orang menyebut Indonesia adalah Negara maritim, dengan
Negara yang meiliki pulau terbanyak sedunia menjadikan indoneia kaya akan SDA(Sumber
Daya Alam). Sumber daya alam yang berlimpah , banyak Negara yang ingin menguasai
Indonesia. Keindahan alam yang menggiurkan membuat turis asing datang ke Indonesia.
Indonesia adalah Negara kepulauan terbesar di dunia, dengan begitu banyak pulau tersebar di
wilayah nusantara. Negara yang memiliki banyak puau maka budaya pun juga banyak yang
berbeda beda. Walaupun berbeda tatapi rakyat Indonesia memiliki satu kesatuan dengan satu
semboyan “ Bhineka Tunggal Ika”dengan alas Indonesia raya. Budaya Indonesia sangat lah
banyak dari pada dengan negara luar, untuk itu kita harus bangga dengan negara Indonesia. Pada
lapora kali ini kita akan membahas salah stu buaday yang berada di pulau bali yang tak kalah
bgusnya dengan budaya di pulau jawa.peninggalan peninggalan bersejarah di setiap daerah
sangatlah berbeda beda, peninggalan sejarah yang ada di pualau bali yaitu museum Bajra Sandhi.
Museum Bajra Sandhi terletak di pulau bali, museum ini berisi perlawana rakyat bali melawan
penjajah secar bersama sama dan juga kehidupan rakyat bali.
Baik budaya maupun peninggalan sejarah haruslah kita jaga dan kita lestariakan
kehebatannya. Budaya ataupun peninggalan sejarah sangat penting bagi bagsa Indonesia keran
hal ini menjadikan identitas bangasa di mata dunia yang mampu membuat daya tarik tertimggi
bagi wisatwan asing untuk datang ke nusantara.
A. LATAR BELAKANG
Indonesia adalah negara yang banyak mempunyai tempat-tempat bersejarah. Dimana banyak
kita jumpai tempat-tempat wisata yang melambangkan simbol penjuangan rakyat yang ada
didaerah tersebut. Mengingat Indonesia adalah negara yang pernah dijajah oleh bangsa lain, baik
bangsa Eropa ataupun Asia. Jadi tidak heran jika banyak daerah-daerah yang melakukan
penyerangan untuk melepaskan diri dari belenggu penjajah. Para penjajah singgah di Indonesia
tidak hanya beberapa tahun, tetapi bertahun-tahun mereka berada di Indonesia, dan sangat
menyengsarakan rakyat Indonesia. Butuh perjuangan keras untuk dapat terbebas dari penjajah.
Monumen Bajra Sandhi merupakan salah satu tempat yang sangat bersejarah, khususnya bagi
masyarakat Bali.
B. RUMUSAN MASALAH
1.Bagaimana bentuk dari Museum Bajra Sandhi ?
2.Bagaimana keadaan dari Museum Bajra Sandhi ?
3.Bagaimana sejarah berdirinya Museum Bajra Sandhi ?
4. Koleksi apa saja yang ada di Museum Bajra Sandhi ?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Diharapkan siswa dapat mengetahui bentuk dari Museum Bajra Sandhi
2. Diharapkan siswa dapat mengetahui keadaan dari Museum Bajra Sandhi
3. Diharapkan siswa dapat mengetahui sejarah dari berdirinya Museum Bajra Sandhi
4. Diharapkan siswa dapat mengetahui koleksi-koleksi yang ada di Museum Bajra Sandhi
D. MANFAAT PENULISAN
1. Siswa lebih memperluas pengetahuan mengenai :
Bentuk Museum Bajra Sandhi
Keadaan Museum Bajra Sandhi
Sejarah Museum Bajra Sandhi

Koleksi di Museum Bajra Sandhi


2. Siswa dapat memenuhi salah satu tugas Sejarah Indonesia
3. Siswa lebih aktif dan memahami penulisan laporan wisata yang benar sesuai ketentuan.

BAB II
PEMBAHASAN
A. BENTUK BANGUNAN MUSEUM BAJRA SANDHI
Museum ini menjadi simbol masyarakat Bali untuk menghormati para pahlawan serta
merupakan lambang persemaian pelestarian jiwa perjuangan rakyat Bali dari generasi ke
generasi dan dari zaman ke zaman, serta lambang semangat untuk mempertahankan keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari 17 anak tangga yang ada di pintu
utama, 8 buah tiang agung di dalam gedung monumen, dan monumen yang menjulang setinggi
45 meter.
Letak monumen tersebut sangat strategis sebab berada persis di depan Kantor Gubernur Bali,
atau tepatnya di Lapangan Niti Mandala Renon Denpasar. Luas bangunan monumen itu adalah
4.900 m2 (70 m x 70 m) dan luas tanah 138.830 m2 .
Monumen ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian, baik secara horizontal maupun vertikal,
yaitu:
Secara horizontal
Secara horizontal adalah susunan bangunannya berbentuk segi empat bujur sangkar, simetris
dan mengacu pada konsep Tri Mandala, yaitu:
3

1. Sebagai Utama Mandala adalah pelataran/gedung yang paling di tengah

2. Sebagai Madya Mandala adalah pelataran yang mengitari Utama Mandala


3. Sebagai Nista Mandala adalah pelataran yang paling luar yang mengitari Madya Mandala

Bangunan gedung monumen pada Utama Mandala tersusun menjadi 3 lantai yaitu:

1. Utamaning Utama Mandala adalah lantai 3 yang berposisi paling atas berfungsi sebagai ruang
ketenangan, tempat hening-hening menikmati suasana kejauhan di sekeliling monumen

2. Madyaning Utama Mandala adalah lantai 2 berfungsi sebagai tempat diaroma yang berjumlah
33 unit. Lantai 2 ini sebagai tempat pajangan miniatur perjuangan rakyat Bali dari masa ke masa.
Di bagian luar sekeliling ruangan ini terdapat serambi atau teras terbuka untuk menikmati
suasana sekeliling

3. Nistaning Utama Mandala adalah lantai dasar gedung monumen, yang terdapat ruang
informasi, ruang perpustakaan, ruang pameran, ruang pertemuan, ruang administrasi, gedung dan
toilet. Di tengah-tengah ruangan terdapat telaga yang diberi nama sebagai Puser Tasik, delapan
tiang agung dan juga tangga naik berbentuk tapak dara.

Secara vertikal

Secara vertikal, terbagi menjadi tiga bagian yaitu mengacu pada konsep Tri Angga. Konsep Tri
Angga adalah:

1. Utama atau kepala, yaitu tidak berisi apapun atau kosong yang merupakan simbul keabadian.

2. Madya atau badan yaitu terdapat pajangan diorama

3. Nista atau kaki, yaitu terdapat taman-taman

Selain Tri Angga dan Tri Mandala terdapat juga nilai filosofis, yaitu pemutaran Gunung
Mandara Giri oleh para dewa dan raksasa yang bekerja sama guna memperoleh Tirta Amertha.

4
Bangunan utama yang tinggi merupakan lingga dan dasar bangunannya adalah yoni. Lingga
Yoni merupakan simbol dari pertemuan pria (purusa) dengan wanita (pradana), yaitu pertemuan
antara kekuatan positif dan kekuatan negatif yang menurut kepercayaan purba merupakan
pertemuan antara langit dengan bumi dipandang sebagai lambang kesuburan.

Lingga menurut bentuknya terbagi dalam empat bagian yaitu bagian puncak yang berbentuk
bulat yang disebut Siwaghaga, merupakan simbol linggih dewa Siwa. Bagian tengah yang
berbentuk segi delapan disebut Wisnubhaga yang merupakan simbol linggih dewa Wisnu.
Bagian bawah lingga yang berbentuk segi empat disebut Brahmabhaga adalah simbol linggih
dewa Brahma. Pada bagian bawah paling dasar di mana lingga tersebut berdiri tegak, umumnya
berbentuk segi empat yang memiliki mulut sebagai saluran air suci disebut yoni.

Dengan demikian lingga merupakan linggih dewa Siwa dalam manifestasinya sebagai
sumber kesuburan. Berdasarkan mitologi, lingga sebagaimana diceritakan di dalam
Kerawasrama dan Lingga Purana menceritakan bahwa dewa Brahma dan dewa Wisnu mengaku
masing-masing yang paling sakti. Dewa Brahma mengatakan beliau yang menciptakan dunia ini
beserta isinya. Dewa Wisnu tidak mau kalah dan mengatakan bukan dewa Brahma melainkan
beliau yang menciptakan dunia ini. Pada saat pertengkaran sedang memuncak muncullah Lingga
di hadapan mereka berdua sehingga mereka menjadi tertegun karena ujung dan pangkal Lingga
tidak terlihat. Kemudian keduanya sepakat untuk mencari ujung dan pangkalnya.

Dewa Brahma sepakat mencari ujung Lingga dan berubah wujud menjadi seekor angsa yang
kemudian terbang ke angkasa. Sedangkan dewa Wisnu 7 sepakat mencari pangkal Lingga
dengan berubah wujud menjadi seekor babi dan masuk ke dalam bumi. Dewa Wisnu tidak
berhasil menemukan pangkal Lingga namun beliau beruntung bertemu seorang gadis yaitu dewi
Basundari. Dewi yang cantik ini menyebabkan dewa Wisnu menjadi tertarik dan lupa bahwa
dirinya masih berwujud babi. Dari pertemuan antara dewa Wisnu yang masih berwujud babi
dengan dewi Basundari, maka lahirlah seorang putra yang bernama Bhoma. Akhirnya dewa
Brahma maupun dewa Wisnu sama-sama tidak berhasil melaksanakan kesepakatan masing-
masing. Mereka

berdua memberi hormat kepada Lingga tersebut yang tidak lain adalah dewa Siwa.
Kemudian dewa Siwa bersabda kepada dewa Brahma dan dewa Wisnu dengan mengatakan
bahwa bukan dewa Brahma dan juga bukan dewa Wisnu yang tersakti dan yang menciptakan
dunia ini tetapi “Aku dewa Siwa! Dewa Brahma, kau kulahirkan dari pinggang kananku dan
kau dewa Wisnu, kau kulahirkan dari pinggang kiriku. Kita dalam wujud yang berbeda-beda
tetapi sebenarnya adalah satu”.
Dalam konsep filsafat Pemutaran Gunung Mandara Giri di lautan susu, dari bentuk bangunan
monumen dapat diuraikan antara lain bangunan utama yang kelihatan sebagai bajra atau genta
merupakan simbol dari Gunung Mandara Giri. Kolam yang mengelilingi bangunan utama
sebagai wujud dari lautan susu atau ksirarnawa dan bentuk yang seperti guci yang terdapat di
ujung monumen merupakan simbol dari akumba sebagai tempat tirtha amertha. Sedangkan
bedawangnala atau akupa merupakan dasar dari Mandara Giri dan naga basuki yang melilit
bedawangnala yang kedua-duanya terlihat di Kuri Agung. Dari konsep Tri Mandala secara
vertikal dapat dikatakan bahwa areal monumennya adalah utamaning mandala, areal segi
delapannya adalah madyaning mandala dan pada areal segi empatnya adalah nistaning mandala
Di lantai dua bangunan, terdapat tangga melingkar untuk menuju lantai tiga dan terasa sedikit
pusing saat menaikinya. Di lantai tiga bangunan monumen, terdapat ruangan yang cukup luas
dan dikelilingi oleh jendela kaca. Dari bangunan di lantai tiga ini, anda dapat melihat 360 derajat
pemandangan kota Denpasar dan sekitarnya. Tentunya anda tidak akan melihat bangunan
pencakar langit di kota Denpasar, karena adanya Perda (peraturan daerah) larangan membangun
lebih tinggi dari 30 meter.

2. KEADAAN MUSEUM BAJRA SANDHI


Monumen yang terletak di tengah-tengah lapangan puputan Niti Mandala Renon ini telah
menarik banyak wisatawan. Kawasan yang ditata dengan baik serta arsitektural yang hebat
mencerminkan kekuatan dan juga sisi artistik yang dimiliki rakyat Bali. Monumen ini juga
memiliki letak yang strategis

karena ditempatkan di depan Gedung Gubernur Bali dan Gedung DPRD. Area ini dulunya
adalah lokasi perang kemerdekaan antara Pejuang Kemerdekaan Bali melawan Pasukan Belanda.
Perang ini terkenal dengan perang puputan yang berarti perang habis-habisan hingga tetes darah
terakhir. Monument ini dibangun sebagai tanda jasa untuk menghormati pahlawan perang
kemerdekaan yang berjuang demi kemerdekaan Indonesia. Monumen ini berdiri di atas lahan
seluas 138.830 meter persegi dengan luas bangunan utama sekitar 4.900 meter persegi.

Merupakan monument bersejarah yang dapat menambah wawasan, Monumen Barja Sandhi
yang terletak di tengah lapangan Renon ini memiliki arsitektural bangunan yang hebat untuk
dijadikan tempat dan objek yang bagus untuk mengambil foto.

Cukup membayar Rp 2.000,- sudah bisa masuk ke gedung monumen. Pelataran paling luar
disebut Nista Mandala. Kemudian ada tangga naik 9 menuju bangunan utama. Ada 17 anak
tangga menuju bangunan utama melambangkan tanggal proklamasi kemerdekaan. Bangunan
pertama yang saya temui adalah Utama Mandala di lantai dasar. Isinya adalah ruang informasi,
administrasi, perpustakaan, rapat, dan ruang pameran yang menampilkan foto-foto pahlawan dan
peristiwa bersejarah di Bali. Terharu bila melihat foto-foto kekejaman perang rakyat Bali
melawan Belanda. Sangat dramatis dan emosional.

Di dekat ruang Utama Mandala di lantai dasar, terdapat kolam ikan yang dikelilingi oleh
delapan pilar. Pilar-pilar melambangkan bulan Agustus 1945. Dari lantai dasar terdapat tangga
menuju ruang Madya Mandala. Di ruang Madya Mandala dipamerkan keris-keris yang pernah
dipakai zaman perjuangan dan ditampilkan 33 mini diorama sejarah Bali mulai dari zaman
prasejarah sampai masa kemerdekaan. Sangat menarik menyaksikan potongan sejarah yang
ditampilkan dalam diorama.

Selepas melihat-lihat diorama, berjalan melewati tangga melingkar menuju ke puncak


menara. Tinggi menara 45 meter melambangkan tahun kemerdekaan Indonesia 1945. perempuan
yang sedang datang bulan dilarang naik ke menara. Dari ketinggian nampak pemandangan
lapangan Renon 360 derajat. Kelihatan pemandangan sebagian kota Denpasar.

3. SEJARAH BERDIRINYA MUSEUM BAJRA SANDHI


Museum Perjuangan Rakyat Bali (Bajra Sandhi) tercetus pada tahun 1980 yang berawal dari
ide Prof. Dr. Ida Bagus Mantra yang saat itu adalah Gubernur Bali. Ia mencetuskan ide awalnya
tentang museum dan monumen untuk perjuangan rakyat Bali. Lalu pada tahun 1981, diadakan
sayembara desain monumen, yang dimenangkan oleh Ida Bagus Yadnya, dia adalah seorang
mahasiswa jurusan arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana.
Lalu pada tahun 1988 dilakukan peletakan batu pertama dan selama kurang lebih 13 tahun
pembangunan monumen selesai. Tahun 2001, bangunan fisik monumen selesai. Setahun
kemudian, pengisian diorama dan penataan lingkungan monumen dilakukan. Pada bulan
September 2002, SK Gubernur Bali tentang penunjukan Kepala UPTD Monumen dilaksanakan.
Dan akhirnya, pada tanggal 1 Agustus 2004, pelayanan kepada masyarakat dibuka secara
umum, setelah sebelumnya pada bulan Juni 2003 peresmian monumen dilakukan oleh Presiden
RI pada saat itu, yakni Ibu Megawati Soekarnoputri.
Monumen ini terletak di kawasan Lapangan Renon yang tentunya sangat menarik perhatian
bagi semua orang karena tempatnya yang terawat dengan baik dan bersih dan lengkap dengan
menara yang menjulang ke angkasa yang mempunyai arsitektur khas Bali yang indah. Lokasi
monumen ini juga sangat strategis karena terletak di depan Kantor Gubernur Bali yang juga di
depan Gedung DPRD Provinsi Bali tepatnya di Lapangan Niti Mandala Renon.
Tempat ini merupakan tempat pertempuran jaman kemerdekaan antara rakyat Bali melawan
pasukan penjajah. Perang ini terkenal dengan sebutan“Perang Puputan” yang berarti perang
habis-habisan. Monumen ini didirikan untuk memberi penghormatan pada para pahlawan serta
merupakan lambang penghormatan atas perjuangan rakyat Bali.
Museum ini lambang semangat untuk mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari 17 anak tangga yang ada di pintu utama, 8 buah tiang agung
di dalam gedung monumen, dan monumen yang menjulang setinggi 45 meter.

Bentuk museum ini diambil berdasarkan cerita Hindu pada saat Pemutaran Gunung Mandara
Giri oleh Para Dewa dan Raksasa guna mendapatkan Tirta Amertha atau Air Suci Kehidupan.
Dinamakan Museum Bajra Sandi karena bentuk museum ini seperti Bajra atau Genta yang
dipakai oleh para pemimpin Agama Hindu dalam mengiringi pengucapan japa mantra pada saat
melakukan upacara Agama Hindu. Adapun bagian-bagian yang penting dalam museum ini
adalah sebagai berikut :
1. Bangunan Museum yang menjulang melambangkan Gunung Mandara Giri
2. Guci Amertha dilambangkan dalam bentuk Kumba (periuk) tepat bagian atas museum
3. Naga yang melilit museum melambangkan Naga Basuki yang digunakan sebagai tali dalm
pemutaran Mandara Giri.
4. Kura-kura yang terdapat di bagian bawah museum merupakan simbul dari Bedawang Akupa
yang digunakan sebagai alas pemutaran Mandara Giri.
5. Kolam yang terdapat disekeliling museum merupakan simbul dari Lautan Susu yang
mengelilingi Mandara Giri tempat beradanya Air Suci Kehidupan atau Tirtha Amertha

4. KOLEKSI MUSEUM BAJRA SANDHI


Koleksi Monumen Bajra Sandhi antara lain foto-foto kekejaman perang rakyat Bali melawan
Belanda. Nilai kepahlawanan tercermin dari 33 diorama yang ada di dalamnya. Gagasan dan
inspirasi membangun MPRB adalah keinginan untuk memiliki sebuah lambang yang mewakili
semangat juang orang Bali. Diorama itu memberikan gambaran kepada generasi penerus
bagaimana jejak perjuangan rakyat Bali.
Salah satunya heroik rakyat Badung dalam perang puputan tahun 1906. Tegasnya, MPRB
diharapkan mampu menjadi lambang yang mengabadikan jiwa-jiwa perjuangan rakyat Bali dari
zaman ke zaman. Diorama itu sendiri diharapkan selesai akhir tahun ini.

Menurut rancangan, diorama akan diletakkan di lantai dua berisi 33 unit


9

pajangan miniatur perjuangan rakyat Bali dari masa ke masa. Urutan unit 1 sampai dengan 33
dimulai dari arah mata angin timur memutar ke kanan searah jarum jam. Deretan putaran luar
sampai dengan unit 21, deretan putaran tengah mulai unit 22 sampai dengan unit 33. Diorama itu
menceritakan pertama, kebudayaan Bali pada masa berburu dan mengumpulkan makanan.
Kedua, kebudayaan Bali pada masa bercocok tanam. Ket ga, kegiatan membuat aneka perunggu.
Keempat, tradisi penguburan dengan memakai sarkofagus. Semua unit tersebut
menggambarkan perjuangan Bali pada masa prasejarah. Unit berikutnya mencerminkan
perjuangan rakyat Bali pada masa Bali Kuno, meliputi prasasti Sukawana (unit 5), Rsi
Markandeya (unit 6), Sri Ksari Warmadewa tahun 914 M (unit 7), Gunapriya Dharma Patni dan
suaminya Dharmodayana Warmadewa, tahun 989-1001 M (unit (8), Mpu Kuturan, tahun 1007
(unit 9), Sri Aji Anak Wungsu tahun 1050 – 1078 M (unit 10), Sri Asta Sura Ratna Bumi
Banten (unit 11), Sri Kresna Kepakisan tahun 1347 – 1350 M (unit 12), Dalem Ketut Ngelusir
tahun 1380 – 1460 M (unit 13), dan Dalem Watu Renggong tahun 1460 – 1550 M (unit 14).
Diorama berikutnya memajang Perjuangan Rakyat Bali periode 1845-1950, yakni (15) perang
Buleleng, (16) Patih Jelantik merobek surat Gubernur Jenderal di hadapan Raja Klungkung, (17)
Perang Jagaraga, (18) Perang Kusamba, (19) Puputan Badung, (20) Puputan Klungkung, (21)
Bangkitnya Organisasi Pemuda di Bali, (22) Kehidupan masyarakat pada masa Jepang, (23)
Gerakan Bawah Tanah menentang Fasisme Jepang, (24) Proklamasi Kemerdekaan sampai di
Bali, (25) Menyebarluaskan berita Proklamasi, (26) Pusat Komando PRI (Pemuda Republik
Indonesia), (27) Peristiwa Bendera di Pelabuhan Buleleng, (28) Pertempuran Laut di Selat Bali,
(29) Serangan Umum terhadap Tangsi NICA di Denpasar, (30) Pembentukan Dewan Perjuangan
Rakyat Sunda Kecil (DPRI SK), (31) Pertempuran Tanah Aron, (32) Pertempuran Marga dan
(33) Bali dalam mengisi kemerdekaan.

BAB III
PENUTUP

10
A. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat saya simpulkan dalam Laporan Wisata Sejarah ini adalah :
1. Monumen Perjuangan Rakyat Bali merupakan sebuah monumen untuk mengenang kerja keras
dan perjuangan heroik dari rakyat Bali sebelum dan sesudah kemerdekaan.
2. Dalam monumen ini memiliki nilai relegius seperti sering disebut dengan Bajra Sandi karena
bentuk museum ini seperti Bajra atau Genta yang dipakai oleh para pemimpin Agama Hindu
dalam mengiringi pengucapan japa mantra pada saat melakukan upacara Agama Hindu
3. Monumen Perjuangan Rakyat Bali ini melambangkan semangat untuk mempertahankan
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari 17 anak tangga yang
ada di pintu utama, 8 buah tiang agung di dalam gedung monumen, dan monumen yang
menjulang setinggi 45 meter. Hal ini mengingat kemerdekaan Negara Indonesia merdeka pada
tanggal 17 Agustus 1945.
4. Dalam membangun monumen ini terdapat beberapa makna kehidupan manusia dengan istilah
budaya Hindu seperti menggambarkan Tri Mandala dan Tri Angga.

B. SARAN
1. Sebagai siswa hendaknya kita selalu ingin tahu lagi mengenai suatu hal, agar pengetahuan kita
bisa lebih bertambah.
2. Sebagai warga Indonesia hendaknya kita mengetahui daerah-daerah yang sangat bersejarah
bagi bangsa Indonesia

11

DAFTAR PUSTAKA
1. Pengamatan secara langsung dan individu
2. http://www.wisatadewata.com/article/wisata/monumen-perjuangan-rakyat-bali-bajra-sandhi
3. http://www.rentalmobilbali.net/monumen-bajra-sandhi/
4. http://www.pawongan.com/id/bali-tour-destination/cultural-historical/bajra-sandhi/
5. http://dsn.net.id/monumen-perjuangan-bajra-sandhi/
6. https://arisudev.wordpress.com/2010/10/11/museum-bajra-sandi/
7. http://lyznhacurut.blogspot.com/2012/06/monumen-bajra-sandhi.html
8. http://djangki.wordpress.com/2012/12/18/mendadak-bali-7-belajar-sejarah-bali-di-monumen-
bajra-sandhi/
9. http://panbelog.wordpress.com/2014/05/28/monumen-perjuangan-rakyat-bali-bajra-sandhi/
10. http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2002/10/11/b1.htm.
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai