Anda di halaman 1dari 287

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmannirrahiim

Assalammu’alaikum Wr. Wb.


Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan seluruh alam,
karena atas rahmat dan hidayah-Nya, kita masih diberi nikmat-
nikmat yang luar biasa hingga saat ini, yaitu nikmat Islam dan
nikmat iman. Sehingga, kami dapat menyelesaikan karya tulis
yang berjudul “Resensi Novel Karya Andrea Hirata dan
Habiburrahman El Shirazy” ini dengan baik tanpa adanya
halangan. Shalawat serta salam tak lupa kita panjatkan kepada
junjungan kita, Nabi Muhammad SAW beserta para
keluarganya, sahabatnya, dan umatnya hingga akhir zaman.
Dalam rangka menyelesaikan tugas Bahasa Indonesia,
kami bermaksud membuat buku kumpulan resensi dari novel-
novel karya novelis Andrea Hirata dan Habiburrahman El
Shirazy.
Dalam pembuatan buku ini, kami mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan
limpahan karunia-Nya, kami dapat beraktivitas dengan
baik, juga menyelesaikan buku ini.
2. Ibu Dra. Hj. Sri Mardiati, M.Pd, selaku Kepala Sekolah
SMA Negeri 5 Kota Bekasi selaku Pelindung,
Penasihat, dan Penanggung Jawab kami dalam
proses belajar megajar SMA Negeri 5 Kota Bekasi,
dimana salah satunya adalah pembuatan buku ini.
3. Ibu Dra. Sripah, M.Pd, selaku guru mata pelajaran
bidang Bahasa Indonesia SMA Negeri 5 Kota Bekasi
yang selalu membimbing kami dalam pembuatan buku
ini

i
4. Ibu Hj. Endah Rosmiati, selaku Kepala Perpustakaan
SMA Negeri 5 Kota Bekasi, yang memberi dukungan
kepada kami berupa penyediaan sumber-sumber yang
kami butuhkan dalam pembuatan buku ini.
5. Ibu Sukrini S.Pd, selaku Wali Kelas XI MIPA 2 yang
selalu mendukung dan membimbing kami dalam proses
pembuatan buku ini.
6. Bapak dan Ibu guru SMA Negeri 5 Kota Bekasi yang
selalu memberi dukungan kepada kami dalam proses
pembuatan buku ini.
7. Kedua orang tua kami yang selalu memberi dukungan
dan doa dalam proses pembuatan buku ini.
8. Teman-teman kelas XI MIPA 2, yang selalu memberi
dukungan, dorongan, dan juga masukan dalam proses
pembuatan buku ini dan juga pihak-puhak lain yang
tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah
membantu kami dalam proses penyelesaian buku ini.
Resensi adalah penilaian kepada sebuah karya. Karya
yang kami nilai disini adalah karya tulis berupa novel ciptaan
Andrea Hirata dan Habiburrahman El Shirazy.
Laporan resensi ini disusun untuk melengkapi tugas
pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Juga untuk menambah
pengalaman sebagai pelajar dalam membuat resensi. Laporan
ini juga ditulis untuk memudahkan para pembaca dalam
memahami isi novel karya Andrea Hirata dan Habiburrahman
El Shirazy.
Setiap manusia tak luput dari kesalahan. Begitupun
kami dalam menyusun laporan resensi ini. Oleh karena itu,
sebagai penyusun, kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan
dalam penyusunan laporan ini.

ii
Kami berharap, buku yang berjudul “Resensi Novel
Karya Andrea Hirata dan Habiburrahman El Shirazy” ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca. Juga, kami berharap ilmu yang
ada dalam buku ini dapat dijadikan bekal dan pelajaran hidup di
masa depan nanti.
Wassalammu’alaikum Wr. Wb.
Bekasi, April 2019

Penyusun

iii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ....................................................................... i
Daftar Isi............................................................................... iv
1. Kisah Anak-Anak Laskar Pelangi ..................................... 2
2. Keindahan Belitong ........................................................... 7
3. Perjuangan Meraih Mimpi .............................................. 15
4. Perjalanan Laskar Pelangi di Tanah Belitung ................. 21
5. Kisah Laskar Pelangi di Tanah Belitong ......................... 28
6. Kisah Cinta Menurut Pandangan Islam ........................... 34
7. Perjalanan Cinta Dalam Balutan Islam ........................... 40
8. Cinta dan Harapan di Tanah Belitong ............................. 50
9. Petualangan Panjang Seorang Anak Asal Belitung ......... 58
10. Mimpi dari Gantung ...................................................... 66
11. Bocah Belitong Mengejar Mimpi .................................. 73
12. Cinta dalam Balutan Islam ............................................ 80
13. Kisah Anak-Anak Belitung ........................................... 94
14. Cinta yang menjadi indah karena ajaran Islam ........... 100
15. Keberanian Besar dalam Bermimpi ............................ 108
16. Pahlawan Kecil Belitung ............................................. 119
17. Semangat untuk Mencapai Cita-Cita........................... 123
18. Semangat Hidup 10 Anak Belitung ............................. 131
19. Lika-Liku Cinta di Tanah Mesir.................................. 140
20. Orang-Orang Tak Biasa dalam Novel Orang-Orang
Biasa ........................................................................... 149
21. Perjuangan Laskar Pelangi di Tanah Belitung ............ 156
22. Sirkus Pembawa Harapan Ketumbi............................. 168
23. Kehidupan dan Sepuluh Laskar................................... 173
24. Pengorbanan Seorang Ayah Kepada Anaknya ............ 180
25. Sepuluh Anak Pejuang ................................................ 186

iv
26. Perjuangan Si Kecil yang Perkasa .............................. 195
27. Kisah Perjalanan Ikal dan Arai di Eropa ..................... 202
28. Perjuangan Penuh Pengorbanan Sang Pemimpi ......... 210
29. Memahami Cakrawala Keislaman melalui Kehidupan
dan Cinta ..................................................................... 221
30. Perjalanan Cinta yang Dibalut Nuansa Religi............. 227
31. Kisah Pejuang Mimpi ................................................. 236
32. Kisah Perjuangan Anak Belitung ................................ 242
33. Perjuangan untuk Pergi ke Eropa ................................ 248
34. Perjuangan Sepuluh Anak SD ..................................... 253
36. Ajakan Untuk Berani Bermimpi ................................. 260
37. Kisah Cinta yang Hebat .............................................. 267
38. Tiga Pejuang Mimpi ................................................... 273
39. Hukum Kekekalan Cinta ............................................. 280

v
“Tuhan menakdirkan orang-orang
tertentu untuk memiliki hati yang
terang agar dapat memberi
pencerahan pada sekelilingnya.”

-Andrea Hirata

1
Abdullah Zaid Khoiri (1)
Kisah Anak-Anak Laskar Pelangi

Judul Buku : Laskar Pelangi


Penulis : Andrea Hirata
Jumlah Halaman : 529 halaman
Penerbit : Bentang Pustaka
Kota Terbit : Yogyakarta
Tahun Terbit : 2005
Ukuran : 20,5 cm x 13 cm
Harga : Rp 89.000

Andrea Hirata merupakan salah satu novelis terkemuka


di Indonesia, Ia merupakan anak keempat dari pasangan Seman
Said Harunayah dan NA Masturah yang lahir pada 24 Oktober
1967 di Gantung, Belitung Timur, Bangka Belitung dengan
nama lahir Aqil Barraq Badruddin Seman Said Harun. Novel
Laskar Pelangi adalah novel pertama karya Andrea Hirata yang
diterbitkan oleh Bentang Pustaka pada tahun 2005.

2
Novel ini bercerita tentang anak-anak SD
Muhammadiyah di daerah Belitung. Dimulai ketika SD
Muhammadiyah terancam akan dibubarkan jika siswa nya tidak
berjumlah minimal 10 anak.
Ketika itu baru 9 anak yang menghadiri upacara
pembukaan, akan tetapi tepat ketika pak Harfan, sang kepala
sekolah, hendak berpidato menutup sekolah, harun dan ibunya
datang untuk mendaftarkan diri di sekolah kecil itu. Akhirnya,
genaplah jumlah murid di SD Muhammadiyah menjadi 10
orang dan sekolah itu pun tidak jadi dibubarkan.
Mulai dari sanalah cerita mereka dimulai, selama di
sekolah banyak kejadian lucu yang terjadi di kehidupan mereka.
Mereka dinamakan laskar pelangi oleh Bu Mus karena
kecintaan mereka terhadap pelangi. Walaupun berada dalam
keterbatasan, mereka sempat mengharumkan nama sekolah
mereka dengan berbagai cara.
Kisah sepuluh kawanan ini berakhir dengan kematian
ayah Lintang yang memaksanya untuk putus sekolah dengan
sangat mengharukan. Cerita kemudian dilanjutkan dengan
kejadian 12 tahun kemudian di mana ikal yang berjuang di luar
pulau belitong kembali ke kampungnya.
Tema yang digunakan dalam novel ini adalah
pendidikan dan persahabatan yang dipadu dengan kisah-kisah
lucu seputar anak-anak laskar pelangi. Latar tempat yang
digunakan yaitu SD Muhammadiyah, rumah, gua, pasar, dan
tepi pantai yang berada di kawasan belitong. Latar waktu dalam
novel ini yaitu pagi,siang, dan malam hari. Novel ini diceritakan
terjadi pada tahun 1974. Latar suasana pada novel ini sedih,
senang, dan cemas.

3
Penokohan pada novel ini yaitu Ikal sebagai anak yang
pandai dan baik, Taprani anak yang pendiam dan lumayan
pintar, Sahara anak yang perhatian namun tempramental, A
kiong yang sangat polos, Mahar yang berbakat dalam bidang
seni, Harun anak yang murah senyum dan pendiam, Kucai
sebagai ketua kelas, Syahdan sebagai anak yang setia, Borek
yang bertubuh kekar, Flo sebagai cewek yang tomboy, Lintang
yang jenius dan gigih, Bu Mus yang gigih dan sabar dalam
mengajar, serta Pak Harfan sebagai kepala sekolah SD
Muhammadiyah yang punya dedikasi tinggi dalam pendidikan.
Alur yang digunakan yaitu alur maju dan sudut
pandang yang digunakan yaitu sudut pandang orang pertama
dengan ikal sebagai aku dalam novel ini. Amanat yang bisa
diambil dari novel ini yaitu kita harus terus berusaha keras
walaupun ada dalam keterbatasan dan kekurangan, kita juga
tidak boleh menyerah dengan keadaan diri kita.
Keunggulan dari novel ini adalah menceritakan kisah
tentang pendidikan dan persahabatan secara menarik dan seru
karena banyak kejadian-kejadian lucu yang membuat pembaca
tertarik untuk terus membaca novel ini. Novel ini juga memiliki
amanat yang sangat baik mengenai betapa pentingnya
pendidikan dan berharganya kesetiakawanan dalam kehidupan.
Kelemahan dari novel ini yaitu penggunaan nama-nama ilmiah
dalam cerita-ceritanya sehinggga dapat menyebabkan pembaca
kurang nyaman dalam membaca novel ini karena tidak paham
istilah-istilah tersebut.
Novel ini sangat direkomendasikan untuk dibaca oleh para
pelajar karena banyak terdapat amanat tentang persahabatan
dan juga pendidikan. Novel ini juga dapat memotivasi para
pelajar agar mereka semakin giat dalam menuntut ilmu. Selain
4
itu, para pendidik juga disarankan untuk membaca novel ini
agar lebih gigih dan sabar dalam mengajar demi kemajuan
pendidikan di Indonesia.

5
“Kemudian kulihat lagi pria cemara
angin itu… bagi beliau pendidikan
adalah enigma, sebuah misteri.”

-Andrea Hirata

6
Adinda Rachmanita (2)
Keindahan Belitong

Judul buku : Laskar Pelangi


Penulis : Andrea Hirata
Penerbit : Bentang Pustaka
Tempat terbit : Yogyakarta
Tahun terbit : 2005
Genre : Roman
Halaman : xviii, 534 halaman
ISBN : ISBN 979-3062-79-7

Laskar Pelangi merupakan novel karya Andrea Hirata


yang diterbitkan oleh Bentang Pustaka pada tahun 2005. Laskar
Pelangi adalah buku pertama dari Tetralogi Laskar Pelangi.

7
Buku berikutnya adalah Sang Pemimpi, Edensor, dan terakhir
Maryamah Karpov. Buku ini tercatat sebagai buku sastra
Indonesia terlaris sepanjang sejarah. Sang penulis, Andrea
Hirata terlahir dari keluarga miskin di daerah
Gantung, Belitung Timur, Bangka Belitung, pada tanggal 24
Oktober 1967. Beliau adalah novelis yang telah
merevolusi sastra Indonesia. Hirata memulai pendidikan tinggi
dengan gelar di bidang ekonomi dari Universitas Indonesia.
Setelah itu, ia menerima beasiswa dari Uni Eropa dan
mengambil program master di Universitas Paris dan
di Universitas Sheffield Hallam di Inggris. Tesis nya pada
bidang ekonomi telekomunikasi mendapat penghargaan dan ia
lulus dengan cum laude.
Kisah laskar pelangi bertempat di suatu kampung
sederhana (bisa juga dibilang miskin), yang terdapat pada pulau
kecil di pantai timur Sumatera yang ironisnya terkenal atas
kemakmuran tanahnya yang kaya akan hasil tambang timah,
Pulau Belitong (Belitung) namanya.
Ceritanya ditulis berdasarkan sudut pandang dan
pengalaman sewaktu kecil. Menceritakan berbagai kejadian,
masalah, dan pengalaman yang dihadapi oleh sekelompok
anak-anak yang sedang duduk dibangku sekolah, serta
bagaimana cara mereka menghadapi persoalan tersebut mulai
dari hal becandaan sampai sesuatu yang sangat serius.
Meskipun tidak dicantumkan tanggal atau tahun
kejadian, Alur ceritanya dapat dikatakan maju karena peristiwa
dikisahkan mulai dari usia SD, SMP, dan kemudian ke keadaan
12 tahun kemudian.

8
Penulisan gaya bahasanya menggunakan bahasa indonesia
baku, dengan dibumbui aksen yang kental dengan nuansa kultur
masyarakat melayu.
Novel ini menceritakan tentang kehidupan 10 orang
anak dari keluarga miskin yang ingin “mengubah nasib” lewat
pendidikan di sebuah sekolah Muhammadiyah dengan fasilitas
seadanya. Mereka diajari budi pekerti, mencakup moral,
keadilan, demokrasi, hak asasi, dan sopan santun serta
pelajaran umum lainnya oleh 2 (dua) guru berintegritas tinggi,
memiliki tekad yang luar biasa, serta sangat mulia jasanya, yaitu
Bu Mus dan Pak Harfan. Bu Mus, kependekan dari Muslimah
walaupun hanya memiliki selembar ijazah SKP, beliau
memiliki tekad melanjutkan cita-cita ayahnya untuk terus
mengobarkan pendidikan islam. Sedangkan Pak K. A. Harfan,
memiliki silsilah kerajaan Belitong yang berpuluh-puluh tahun
telah bersahaja pada garda depan pendidikan di sana, demi
motif Syiar Islam. Keterbatasan yang ada tidak membuat
mereka putus asa, justru membuat mereka terpacu untuk
melakukan yang lebih baik demi mengubah keadaan
kampungnya. Mulai dari masuk SD-SMP, Masing-masing anak
dididik untuk bermimpi setinggi langit dan merekapun percaya
bahwa apapun bisa dicapai asal mau dan berusaha. Setelah
dewasa mereka menjalani nasibnya masing-masing.
Mereka adalah: Ikal, berperan sebagai tokoh Aku dan
merupakan sang penulis buku, ia berminat pada bidang sastra
dan senang menulis puisi , selalu menjadi peringkat kedua di
kelasnya dan ketika besar nanti ia tidak ingin menjadi tukang
pos. Ikal adalah sosok cerdas dan memiliki sifat pantang
menyerah. Lalu ada Harun, pria jenaka yang agak terbelakang
mentalnya. Senantiasa bercerita tentang kucingnya yang
9
berbelang tiga dan melahirkan tiga anak yang masing-masing
berbelang tiga pada tanggal tiga kepada Sahara dan senang
sekali menanyakan kapan libur lebaran pada Bu Muslimah.
Sahara adalah satu-satunya perempuan dalam keanggotaan
Laskar Pelangi, ia pandai, keras kepala dan berpendirian kuat
atas ke-islamannya. Syahdan adalah anak nelayan bertubuh
kecil dan bercita-cita menjadi aktor, walau paling tidak
menonjol, Syahdan adalah saksi cinta pertama Ikal saat
membeli kapur di Toko Sinar Harapan. Kemudia ada A Kiong,
dia merupakan anak keturunan Tionghoa yang bersekolah di
sekolah tuntunan islam. Ia baik hati dan memiliki rasa
persahabatan yang tinggi serta suka menolong pada siapapun
kecuali Sahara. Mahar yang bertubuh kurus adalah sosok yang
sangat berbakat dalam seni, suka berimajinasi, percaya terhadap
semua mitos setempat, dan sempat mengikuti ilmu kedukunan
yang sangat dibenci Bu Mus. Kucai ialah yang berperan sebagai
ketua kelas sepanjang generasi sekolah Laskar Pelangi. Ia
menderita rabun jauh karena kurang gizi dan penglihatannya
melenceng 20 derajat. Lalu ada Trapani, dipercaya sebagai pria
paling tampan di Laskar Pelangi, ia pandai dan baik hati, tetapi
berakhir memiliki ketergantungan terhadap ibunya. Kemudian
ada Samson atau sering disebut juga Borek (dibaca Bore’, “e”-
nya dibaca seperti membaca elang) yang bertenaga besar dan
maniak otot! Ia Selalu ingin dilihat kekar dan macho walau
harus diakal-akali menggunakan teknik bekam dari bola tenis.
Yang terakhir ada Lintang, teman sebangku Ikal yang sangat
jenius, Lintang selalu selangkah lebih maju daripada teman-
temannya. Ia tertarik atas segala hal matematis, dan juga rajin
menimba ilmu dengan membaca buku-buku pengetahuan dari
ruangan Pak Harfan. Ayahnya bekerja sebagai nelayan miskin
10
dan harus menanggung kehidupan 14 jiwa anggota keluarga.
Sekalipun ia luar biasa pintar, cita-citanya terpaksa ditinggalkan
agar ia dapat bekerja untuk membiayai kebutuhan hidup
keluarganya semenjak ayahnya meninggal. Pada bagian akhir
cerita, anggota Laskar Pelangi bertambah satu anak perempuan
yang bernama Flo, seorang murid pindahan Gedong yang
tomboy dan tidak mau dikekang aturan.
Awal mula kebersamaan anggota laskar pelangi
dimulai ketika acara penerimaan siswa-siswi baru SD
Muhammadiyah Gantong. Dimana sekolah ini terancam
dibubarkan oleh Depdikbud Sumsel jika tidak dapat memenuhi
syarat minimal jumlah siswa baru sebanyak 10 orang. Hari
penting tiba: hari pertama masuk SD. Pak Harfan dan Bu Mus
hanya bisa tersenyum getir ketika menghitung jumlah anak
hanya 9 orang. Tatapannnya kosong. Anak dan orang tua mulai
cemas dan khawatir. Pak Harfan sendiri diam-diam telah
menyiapkan sebuah pidato pembubaran sekolah. Akan tetapi
ketika beliau bersiap-siap memberikan pidato, tampak dari
kejauhan Harun setengah lari dan ibunya yang kewalahan
menggandengnya. Mereka berdua hampir kehabisan napas
ketika tiba di depan Pak Harfan. Genap sepuluh sudah murid
baru. Harun telah menyelamatkan SD Muhammadiyah.
Darisanalah dimulai cerita mereka. Mulai dari penempatan
tempat duduk, pidato Pak Harfan, perkenalan, pemilihan ketua
kelas, Lintang yang mengayuh sepeda 80 km pulang pergi dari
rumahnya ke sekolah. ditemukannya bakat Mahar, pengalaman
cinta pertama Ikal, kejadian mengharumkan nama sekolah
seperti lomba karnaval 17 Agustus, dan lomba cerdas cermat
yang ditaklukan oleh Lintang. Laskar Pelangi diwarnai dengan
berbagai kisah bahagia, dramatis, dan mengharukan.
11
Kisah sepuluh kawanan ini diakhiri dengan kejadian 12 tahun
kemudian, di mana Ikal yang telah merantau dan mengadu nasib
ke pulau Jawa, pulang kampung untuk melihat keadaan teman-
temannya sekarang. Tidak disangka-sangka Sahara dan A kiong
ternyata saling mencintai, mereka menikah dan membuka toko
kelontong dengan Borek sebagai kulinya. Trapani berakhir di
RSJ akibat ketergantungannya dengan ibunya. Kucai berhasil
menjadi politisi kelas kampung dan menduduki salah satu fraksi
di DPRD Belitong, gelar akademiknya termasuk paling tinggi
diantara anggota Laskar Pelangi. Mahar sibuk mengajar dan
mengorganisasi berbagai kegiatan budaya. Syahdan belum
berhasil menjadi aktor, tetapi ia telah menjabat sebagai
Information Technology Manager di sebuah perusahaan
Multinasional terkemuka di Tanggerang. Dan Si Jenius Lintang
hidup membujang, berakhir menjadi sopir truk yang miskin dan
kurang gizi.
Dari sini terdapat pelajaran yang bisa dipetik, bahwa
tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi di masa yang akan
datang, dan masa depan tidak bisa ditebak. Yang bisa dilakukan
adalah dengan mengoptimalkan apa yang dimiliki, berusaha
sebaik mungkin dan untuk pantang menyerah dalam meraih
cita-cita terbesar. Jika ada impian yang tidak tergapai maka
tetap syukurilah yang ada, karena setiap orang pasti memiliki
kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Andrea Hirata sangat lihai dalam memilih kata-kata
untuk menggambarkan suatu kejadian. Seketika para
pembacanya akan terbawa suasana mau itu lucu, sedih, terkejut,
jijik, marah, khawatir sampai takut. Hal ini diikuti oleh
penggambaran secara gamblang dengan caranya yang unik,
sehingga tidak membosankan untuk dibaca. Namun, terkadang
12
Andrea sering mereferensikan suatu kejadian dengan hal-hal
yang asing didengar. seperti referensi film-film luar negeri,
tokoh asing, dan penggunaan bahasa ilmiah dalam penamaan
suatu tumbuhan. Hal ini dapat menyulitkan pembacanya dalam
membayangkan apa yang sedang dibicarakan.
Buku ini layak dibaca oleh semua kalangan. Usia
remaja keatas sangat dianjurkan untuk membaca kisah laskar
pelangi, karena banyak dari isinya yang mengandung bibit-bibit
pelajaran serta nasehat dalam menjalani kehidupan. Selain itu,
ceritanya juga dibumbui oleh berbagai kejadian lain yang
beragam, mulai dari yang jenaka hingga yang mengharukan.
Walau sederhana sampulnya, cerita didalamnya sangat
menyentuh dan menghibur. Buku ini mempunyai kisah yang
akan membuka pikiran dan dapat menghasilkan berbagai sudut
pandang baru.

13
“Jika hati kita tulus berada di dekat
orang berilmu, kita akan disinari
pancaran pencerahan, karena
sesungguhnya kepintaran sangat
mudah menjalar.”

-Andrea Hirata

14
Alvy Raissa Nadhira (3)
PERJUANGAN MERAIH MIMPI

Judul novel : Laskar Pelangi


Penulis : Andrea Hirata
Penerbit : Bentang
Tempat terbit : Yogyakarta
Tahun terbit : 2005
Jumlah halaman : 529 halaman
Ukuran buku : 12, 5 cm x 20,5 cm
Harga : Rp.89.000,-

Laskar Pelangi adalah novel pertama karya Andrea


Hirata yang diterbitkan oleh Bentang Pustaka pada tahun 2005.
Hirata sendiri merupakan seorang penulis kelahiran Gantung,

15
Belitung Timur, Bangka Belitung, pada tanggal 24 Oktober
1967. Nama asli dari Andrea Hirata adalah Aqil Barraq
Badruddin Seman Said Harun. Hirata kecil tumbuh di keluarga
miskin yang tinggal tidak jauh dari lokasi tambang pemerintah.
Sewaktu kecil, ia sempat berganti nama hingga 7 kali hingga
akhirnya nama Hirata diberikan oleh ibunya.Andrea Hirata
merupakan salah satu sastrawan terkenal di Indonesia dan telah
menghasilkan 11 novel. Salah satu karyanya yang paling
terkenal ialah Trilogi Laskar Pelangi yaitu Laskar Pelangi, Sang
Pemimpi, dan Edensor. Andrea Hirata menulis Laskar Pelangi
pada tahun 2005 selama 6 bulan dan berdasarkan
pengalamannya selama hidup di Belitung.
Novel ini bercerita tentang kehidupan 10 anak dari
keluarga miskin yang bersekolah (SD dan SMP) di sebuah
sekolah Muhammadiyah di pulau Belitung yang penuh dengan
keterbatasan. Mereka adalah Ikal, Lintang, Sahara, Mahar, A
Kiong, Syahdan, Kucai, Samson, Trapani, dan Harun. Mereka
bersekolah dan belajar pada kelas yang sama dari kelas 1 SD
sampai kelas 3 SMP, dan menyebut diri mereka sebagai ‘laskar
pelangi’. Pada bagian-bagian akhir cerita,anggota lascar pelangi
mulai bertambah satu anak perempuan yang bernama Flo,
seorang murid pindahan. Keterbatasan yang ada bukan mereka
putus asa,tetapi malah membuat mereka terpacu untuk dapat
melakukan sesuatu yang lebih baik. Laskar pelangi merupakan
buku pertama dari Tetralogi Laskar Pelangi. Buku berikutnya
adalah Sang Pemimpin, Edensor, dan Maryamah Karpov.
Novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata ini
bertemakan pendidikan dengan disisipkan persahabatan di
dalamnya. Ada juga tema ekonomi dalam novel ini, namun
yang lebih dominan adalah tema pendidikan.
16
Dalam novel ini, Ikal merupakan tokoh utama. Tokoh utama ini
digambarkan sebagai murid yang lumayan pandai, tidak mudah
putus asa, dan selalu bersemangat tentang hal-hal yang ia sukai.
Lalu ada Lintang yang merupakan temang sebangku dari tokoh
utama. Lintang adalah seorang anak yang paling pandai dan
rajin diantara murid lainnya. Terdapat pula anggota-anggota
lain dari ‘laskar pelangi’, yaitu Sahara yang pintar, Mahar yang
berbakat seni, A Kiong yang polos, Syahdan yang setia
menemani Ikal membeli kapur, Kucai sebagai sosok pemimpin,
Borek yang tinggi besar, Trapani yang tampan dan rapi, serta
Harun yang santun, pendiam, dan murah senyum . Di akhir
cerita, terdapat tokoh anak baru yang bernama Flo, Flo adalah
gadis tomboy yang berasal dari keluarga kaya. Dalam
pembelajaran, para laskar pelangi dibantu oleh Bu Muslimah
yang baik hati dan sabar serta Pak Harfan yang sangat peduli
dengan pendidikan.
Sudut pandang yang dipakai pada novel Laskar Pelangi
adalah sudut pandang orang pertama tunggal, hal ini ditandai
dengan penggunaan kata ‘Aku’. Tokoh aku di dalam novel
diceritakan paling banyak oleh sebab itu tokoh aku merupakan
tokoh utama.
Latar tempat yang diambil dari novel Laskar Pelangi ini
di sekolah dasar yang bernama SD Muhammadiyah yang
berlokasi di Desa Gantung, Kabupaten Gantung, Belitong
Timur, Bangka Belitung. Ada juga latar tempat lainnya seperti
pohon, gua, rumah, pantai, pasar dan lainnya yang masih di
sekitar Pulau Belitong. Sedangkan untuk latar waktu, penulis
menggunakan waktu tahun 1974 pada novel ini.
Untuk gaya bahasa, penulis menggunakan gaya bahasa
Indonesia yang terpengaruh dengan aksen budaya bahasa
17
melayu. Selain itu juga penulis menggunakan istilah-istilah
asing di dalam penulisannya.
Alur cerita yang digunakan pada novel laskar pelangi
ialah alur maju. Penulis menceritakan kejadian dari awal hingga
akhir dan tidak terdapat kilas balik. Berkisah dari mereka duduk
di kelas 1 SD hingga mereka beranjak dewasa.
Amanat yang dapat kita ambil dari novel ini adalah kita
jangan mudah putus asa dalam keadaan sesulit apapun, justru
belajarlah dari keadaan tersebut untuk menjadi pribadi yang
lebih baik lagi. Selain itu, jangan berpikir pesimis. Kita harus
menjadikan tantangan tersebut sebagai motivasi dan berjuang
sehingga impian tersebut dapat tercapai.
Banyak sekali unsur sosial dan budaya masyarakat
yang terdapat di novel Laskar Pelangi yang berlatar tempat di
Belitung. Adanya pemisah tembok tinggi antara pengusaha
tambang dan buruh adalah latar belakang sosial. Interaksi
diantara kedua belah pihak saling ketergantungan satu sama
lainnya. Para buruh tambang butuh uang untuk menjalankan
hidupnya, sedangkan para pengusaha tambang perlu buruh
untuk membantu usaha mereka.
Latar belakang agama di novel laskar pelangi
menggambarkan suasana Islam yang cukup kental, dimana ada
beberapa pelajaran mengenai agama Islam.
Masyarakat Belitung memiliki sumber daya alam yakni
berupa pertambangan yang melimpah. Disini diceritakan tidak
semua masyarakat dapat menikmati hasil dari sumber daya
alam tersebut. Banyak oknum yang memonopoli hasil tersebut.
Dalam novel ini diceritakan masyarakat Belitung yang sebagian
besar memiliki ekonomi rendah.

18
Banyak pula ilmu pendidikan yang diajarkan dalam novel ini,
seperti memasukan kata-kata ilmiah yang berkaitan dengan
ilmu pengetahuan alam (fisika, biologi, kimia, dan astronomi)
dan memiliki banyak nilai edukasi.
Kelebihan novel ini yaitu tentang jalan ceritanya
mengenai persahabatan, kesetiakawanan yang erat, dan proses
mereka meraih pendidikan. Banyak pelajaran yang dapat
pembaca ambil dari novel ini, dari novel karya Andrea Hirata
ini, kita dapat mengambil berbagai pelajaran hidup, dimana kita
harus selalu menghargai hidup kita, tidak pantang menyerah,
dan selalu berusaha mencapai mimpi-mimpi kita karena usaha
tidak akan pernah mengkhianati hasil. Selain itu, kisah yang
disajikan juga dapat membuat pembaca merasa terharu.
Kelemahan pada novel ini adalah pemakaian nama ilmiah di
dalam cerita. Hal itu menjadikan para pembaca kurang enak
dalam membacanya. Hal itu menjadikan kurang mudahnya
untuk memahami arti dari isilah-istilah asing dan imajinasi
pembaca akan terhambat apabila tidak mengerti istilah-istilah
asing tersebut. Buku ini cocok untuk dibaca remaja dan dewasa.
Sedangkan, untuk pemakaian diksinya kurang cocok dibaca
anak-anak karena terlalu sulit dipahami.

19
“Temukan sendiri potongan mozaik
hidupmu, yang akan membuka
hatimu untuk mengerti dan
memahami siapa sebenarnya diri
kita.”

-Andrea Hirata

20
Amirah Irdhina Rasyidin (04)
Perjalanan Laskar Pelangi di Tanah Belitung

Data / Identitas Novel :


1. Judul Novel : Laskar Pelangi
2. Penulis : Andrea Hirata
3. Penerbit : PT. Bentang Pustaka
4. Tempat Terbit : Yogyakarta
5. Tahun Terbit : 2008
6. Jumlah Halaman : xvii + 534 halaman
7. Ukuran Buku : 12,5 cm x 20,5 cm
8. Harga : Rp69.000,-

Novel Laskar Pelangi ini adalah novel pertama dari


serangkaian tetralogi Andrea Hirata.. Andrea Hirata adalah
salah satu penulis novel Indonesia yang berhasil sukses lewat
hasil karya nya seperti Laskar Pelangi, Edensor, Sang Pemimpi,

21
Maryamah Karpov, dll. Laskar Pelangi adalah slah satu novel
yang berhasil memikat dan menarik banyak pembaca,
mengisahkan kisah nyata sang penulis saat kecil. Novel ini
banyak dipengaruhi oleh latar belakang penulis, seperti tempat,
pendidikan, ekonomi, agama, dan sosial budaya.
Latar belakang tempat dalam novel ini adalah di Kampung
Gantung di Belitung Timur yang merupakan tempat asal
pengarang dan dijadikan sebagai latar tempat utama dalam
novel ini, Dalam novel ini terdapat banyak nilai sosial dan
budaya Belitung, salah satunya adalah pemisah tembok tinggi
antara pengusaha tambang dan buruh. Ini merupakan salah satu
unsur sosial yang menggambarkan bahwa terdapat perbedaan
status yang ketara dan adanya interaksi saling ketergantungan.
Dalam novel ini dijelaskan bahwa pengusaha tambang
membutuhkan tenaga buruh untuk menjalankan usahanya
sedangkan buruh juga membutuhkan uang. Nilai agama (religi)
juga ditampilkan penulis, penulis seringkali memberikan ajaran
mengenai agama Islam.
Nilai ekonomi juga ditampilkan dalam novel ini.
Diceritakan bahwa Belitung kaya akan SDA, salah satunya
timah. Maka tidak heran apabila timah sering diambil dalam
kepentingan penambangan, akan tetapi masyarakat setempat
tidak merasakan keuntungan dari kekayaan alam itu..
Pengarang mengambil kondisi masyarakat Belitung yang
perekonomiannya rendah, padahal kekayaan alam di daerah
Belitung sanagt melimpah. Mengenai nilai Pendidikan,
pengarang banyak sekali menyelipkan ilmu pengetahuan dan
istilah baru dalam novel ini, seperti ilmu biologi, kimia, fisika,
astronomi, dll. Dari hal ini, dapat disimpulkan bahwa pengarang
memiliki wawasan yang luas dalam berbagai hal.
22
Kisah novel ini dimulai ketika pembukaan pendaftaran murid
baru SD Muhammadiyah di Kampung Gantung, Belitung
Timur, Sumatera Selatan. Pada saat itulah, terjadi suasana
menegangkan karena sekolah itu terancam akan ditutup apabila
tidak memenuhi jumlah minimal murid yang telah ditetapkan.
Saat semua orang cemas, datang lah seorang anak yang
akhirnya menjadi murid ke-10 yang mendaftar di SD
Muhammadiyah. Dia adalah Harun, seorang anak yang
memiliki keterbelakangan mental. Akhirnya sekolah tersebut
batal ditutup karena telah memenuhi syarat yang telah
ditetapkan, meskipun dengan bangunan seadanya.
Murid - murid di SD Muhammadiyah diberi nama
Laskar Pelangi oleh Bu Muslimah karena kegemaran para
murid itu terhadap keindahan pelangi. Tokoh dalam novel ini
adalah Lintang, Ikal, Mahar, Sahara, Syahdan, A Kiong, Borek,
Kucai, Trapani, Harun, Borek, Bu Muslimah, A Ling, Flo, dan
Pak Harfan. Mereka adalah orang – orang yang memiliki tekad
yang kuat. Ikal dkk membuktikan bahwa fasilitas tidak selalu
menentukan nasib seseorang. Selanjutnya dikisahkan berbagai
suka duka yang terjadi.
Beberapa tahun kemudian, anggota laskar pelangi
sudah beranjak dewasa dan dari pengalaman masa kecil, mereka
mendapat berbagai pelajaran yang bernilai tentang
persahabatan dan perjuangan. Mereka pun meneruskan
perjalanan mereka agar dapat menggapai impian mereka.
Tokoh Ikal memiliki kegemaran yang besar terhadap sastra,
terlihat dengan kegemarannya menulis puisi. Lain lagi dengan
Lintang, ia adalah seorang anak yang sangat mandiri dan
pandai. Ia memiliki cita - cita yang tinggi, yaitu sebagai guru.
Tapi impian itu harus kandas saat ayahnya meninggal dan ia
23
harus menggantikan ayahnya mencari nafkah. Tokoh Trapani
adalah sosok yang perfeksionis, manja, dan sangat patuh kepada
orangtua terurama ibunya. Tokoh Mahar digambarkan memiliki
bakat dalam bidang seni, ia sangat imajinatif dan kreatidf
meskipun kerapkali karyanya ditertawakan oleh teman –
temannya. Tokoh A Kiong adalah satu – satunya murid
keturunan Tionghoa di SD Muhammadiyah dan ia adalah sosok
yang polos dan setia kawan. Tokoh Kucai dalam novel ini
adalah seorang murid yang kerap diamanahi teman kelasnya
menjadi ketua kelas, ia juga seorang yang suka bercakap dan
memiliki jiwa pemimpin.
,Tokoh Borek adalah seorang murid yang yang manly
dan bertekad tinggi. Tokoh Syahdan dalam novel ini tidak
terlalu menonjol dan digambarkan bahwa ia adalah orang yang
setiakawan dan ia menjadi orang yang menjadi saksi cinta A
Ling dan Ikal. Tokoh Harun adalah seorang anak yang memiliki
keterbelakangan mental tetapi dibalik itu ia adalah seorang yang
jenaka, santun, dan cukup pendiam. Tokoh Sahara awalnya
menjadi satu – satunya murid perempuan di SD
Muhammadiyah, tetapi datang siswi pindahan yaitu Flo. Sahara
adalah wanita yang perhatian, keras kepala, dan sangat berteguh
pada pendirian. Sedangkan Flo adalah perempuan yang tomboi
dan kerap kali membuat onar. Tokoh A Ling adalah cinta
pertam Ikal, dalam novel ini diceritakan bahwa A Ling
feminism, pemalu, dan rapi. Tokoh lain dalam novel ini adalah
Bu Muslimah dan Pak Harun. Bu Muslimah digambarkan
sebagai seorang guru yang sangat berdedikasi tinggi pada
Pendidikan dan Pak Harun adalah seorang yang karismatik dan
juga mempunyai dedikasi yang tinggi.

24
Tema novel ini adalah pendidikan dan persahabatan. Tetapi
yang paling menonjol adalah tema Pendidikan. Latar tempat
dalam novel ini yang pasti berada di Kampung Gantung,
Belitung Timur. Tetapi berbagai tempat disebutkan sebagai
perincian, seperti gua dengan bukti kalimat “Seluruh hadirin
terperanjat berteriak sambal menunjuk ke pinggir lapangan
rumput luas halaman sekolah itu.”, rumah dengan bukti kalimat
“Kotak kapur yang ada tulisan pesan A Ling itu kusimpan di
kamarku seperti benda koleksi yang bernilai tinggi.”, gua
dengan bukti kalimat “Kami terus merambah masuk sampai
beratus – ratus meter tapi tak menemukan tanda -tanda gua itu
akan berakhir.”, dll. Latar waktu ditunjukkan dengan kalimat
(1) “Bagiku pagi itu adalah agi yang tak terlupakan.”, (2)
”Situasi makin kacau ketika sore itu…”, (3) ”Malam ini kami
menginap di masjid…”. Sedangkan latar suasana dalam novel
ini adalah senang, tegang dengan bukti kalimat “Suasana kelas
menjadi tegang, kami harap Mahar…”, dan mengharukan
dengan bukti kalimat “Aku tak sanggup menatap wajahnya
yang pilu dan kesedihanku yang mengharu biru telah…”.
Alur / plot dalam novel ini termasuk alur maju mundur.
Alur maju dalam novel ini dapat dibuktikan dengan penulisan
cerita yang menceritakan kisah awal Ikal dan kawan – kawan
bersekolah sampai ketika mereka semua beranjak dewasa.
Sedangkan alur mundur dialam novel ini dapat kita lihat dari
beberapa kilas balik (flashback) yang sering kali muncul. Sudut
pandang dalam novel ini adalah sudut pandang orang pertama
dan serba tau, karena penulis banyak menggunakan kata ‘Aku’.
Gaya bahasa novel ini menggunakan Bahasa Indonesia dan
kerap kali menggunakan majas, seperti hiperbola dengan bukti
kalimat “Lukisan Mahar sesungguhnya merupakan sebuah
25
karya hebat yang memiliki nyawa.” dan satire dengan bukti
kalimat “Ampun! Soal mudah kayak gini, kau tak bisa
mengerjakannya!, Bu Mus menyindir.”. Penulis juga sering kali
menggunakan bahasa daerah yang tidak mudah dimengerti oleh
pembaca
Amanat yang dapat kita ambil dari novel ini banyak
sekali, diantaranya adalah jangan mudah menyerah, hindari
sifat pesimis, dan jangan berputus asa. Di novel ini pengarang
memberikan pelajaran tersirat yang sangat penting untuk
kehidupan, yaitu seberapa sulit kehidupan kita, kita tidak boleh
pesimis dan putus harapan.Yang harus kita lakukan adalah
berusaha sebaik mungkin dan bersikap tawakal. Pesan lain yang
disampaikan pengarang adalah kita harus selalu bersyukur,
seperti Lintang. Meskipun keluarganya kekurangan dalam hal
finansial sehingga ia harus menempuh jalan sejau 80 km
menggunakan sepeda, belum lagi bila ada seekor buaya yang
kerap kali mengjhalangi perjalanannya.
Novel ini pun memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan dari novel ini adalah novel ini menyajikan cerita
yang sangat menginspirasi bagi banyak orang, alur dan
penyampaian ceritanya pun unik sehingga menimbulkan rasa
penasaran bagi pembaca, dan dapat menjadi motivasi untuk
para pembaca tentang betapa pentingnya pendidikan dan lain –
lain. Kekurangan yang terdapat dari novel ini adalah
dimunculkannya beberapa bahasa daerah yang sedikit
membingungkan untuk pembaca. Dari novel ini dapat kita
ambil kesimpulan bahwa betapa pentingnya pendidikan untuk.
menggapai impian dan juga pentingnya untuk menanamkan
sifat positif seperti bersyukur, tidak mudah putus asa, dan selalu
rendah hati.
26
“ Hidup ini memang dipenuhi orang-
orang yang kita inginkan, tetapi tak
menginginkan kita, dan sebaliknya.”

-Andrea Hirata

27
Anindita Dwi Khairani (05)
Kisah Laskar Pelangi di Tanah Belitong

Judul Buku : Laskar Pelangi


Penulis : Andrea Hirata
Penerbit : Bentang
Tempat Terbit : Yogyakarta
Tahun Terbit : 2005
Halaman : 529 halaman
Ukuran Buku : 20,5 cm x 12 cm
Harga : Rp69.000,-

Andrea Hirata merupakan seorang penulis


kelahiran Gantung, Belitung Timur, Bangka Belitung,
pada tanggal 24 Oktober 1967. Nama asli dari Andrea
Hirata adalah Aqil Barraq Badruddin Seman Said Harun.

28
Hirata kecil tumbuh di keluarga miskin yang tinggal tidak
jauh dari lokasi tambang pemerintah. Sewaktu kecil, ia
sempat berganti nama hingga 7 kali hingga akhirnya nama
Hirata diberikan oleh ibunya. Andrea Hirata merupakan
salah satu sastrawan terkenal di Indonesia dan telah
menghasilkan 11 novel. Salah satu karyanya yang paling
terkenal ialah Trilogi Laskar Pelangi yaitu Laskar Pelangi,
Sang Pemimpi, dan Edensor. Andrea Hirata menulis laskar
pelangi pada tahun 2005 selama 6 bulan dan berdasarkan
pengalamannya selama hidup di Belitung.
Laskar Pelangi adalah novel pertama karya Andrea Hirata
yang diterbitkan oleh Bentang Pustaka pada tahun 2005.
Laskar Pelangi ialah buku pertama dari Tetralogi Laskar
Pelangi. Buku berikutnya adalah Sang Pemimpi, Edensor
dan Maryamah Karpov. Novel ini bercerita tentang
kehidupan 10 anak dari keluarga miskin yang bersekolah
(SD dan SMP) di sebuah sekolah Muhammadiyah di pulau
Belitong yang penuh dengan keterbatasan. Sekolah itu
terancam ditutup apabila jumlah siswa kurang dari 10
siswa.
Konflik memuncak ketika di tunggu sampai siang hari,
jumlah dari para pendaftar tidak kurang dari sembilan
orang. Dengan jumlah segitu tidak bisa memenuhi syarat
dari lemabaga pendidikan. Situasi ini menjadikan kepala
sekolah yaitu Pak Harfan menjadi cemas dan Bu
Muslimah guru sekolah dasar itu merasakan hal yang
sama. Pak Harfan pun bermaksud untuk memberikan

29
sambutan dan mengumumkan pembatalan penerimaaan
siswa baru. . Konfilk-konflik yang baru terus bermunculan
dari setiap tokoh. Tapi, konflik berikutnya secara garis
besarnya melibatkan seluruh tokoh pemain adalah ketika
akan diadakannya lomba cerdas cermat dan karnaval
antara sekolah.
Mereka bersekolah dan belajar pada kelas yang sama dari
kelas 1 SD sampai kelas 3 SMP, dan menyebut diri mereka
sebagai Laskar Pelangi. Pada bagian-bagian akhir cerita,
anggota Laskar Pelangi bertambah satu anak perempuan
yang bernama Flo, seorang murid pindahan. Keterbatasan
yang ada bukan membuat mereka putus asa, tetapi malah
membuat mereka terpacu untuk dapat melakukan sesuatu
yang lebih baik.
Tokoh utama yang terdapat dalam novel ini adalah ikal
yang merupakan tokoh ‘aku’ adalah anak terpintar dalam
laskar pelangi dan gemar menulis puisi, ada juga Lintang
yang berasal dari keluarga miskin tetapi memiliki niat
sangat besar untuk sekolah, dia juga merupakan anak yang
sangat pintar pada bidang studi matematika, selain Lintang
ada Sahara satu-satunya gadis dalam anggota laskar
pelangi yang berpendirin kuat dan sangat patuh pada
agama, ada Mahar pria tampan bertubuh kurus ini
memiliki bkat yang besar terhadap seni, ada A Kiong anak
keturunan Tionghoa yang sangat dekat dengan Mahar
tetapi jauh dengan Sahara, juga ada Kucai sebagai ketua
kelas sepanjang sekolah, ia menderita rabun jauh sejauh

30
20 derajat karena kurangnya gizi, lalu Borek berawakan
pria besar berotot yang selalu menjaga citranya sebagai
pria macho, ada juga Trapani pria tampan yang pandai dan
baik hati terhadap ibunya dan sangat bergantung padanya,
yang terakhir ada Harun pria yang jenaka, gemar bercerita
tentang kucingnya tetapi pendiam terhadap orang asing.
Tokoh lain yang terdapat pada novel ini ada Bu Muslimah
merupakan guru yang paling berharga untuk para laskar
pelangi bahkan seperti ibu mereka sebdiri, lalu ada Pak
Harfan sang kepala sekolah dan sangat sayang juga
penyabar, lalu Flo anak tomboi dari keluarga kaya dan
anak pindahan dari sekolah PN, lalu A Ling merupakan
cinta pertama Ikal dan sepupu A Kiong namun terpaksa
berpisah dengan Ikal karena harus menemani bibinya yang
tinggal sendiri.
Latar tempat yang diambil dari novel Laskar Pelangi ialah
SD Muhammadiyah yang berlokasi di Desa Gantung,
Kabupaten Gantung, Belitong Timur, Bangka Belitung.
Ada juga latar tempat lainnya seperti pohon, gua, rumah,
pantai, pasar dan lainnya yang masih di sekitar Pulau
Belitong.
Latar waktu novel ini menggunakan tahun 1974 pada
novel ini. Sedangkan latar suasananya ada haru, sedih,
senang, dan bangga.
Tema yang diambil dari novel ini adalah persahabatan dan
pendidikan, tetapi nilai pendidikan lebih menonjol disini.
Gaya bahasa dalam novel ini dengan gaya bahasa

31
indonesia, menggunakan banyak majas serta banyak
menggunakan bahasa daerah Belitong. Banyak kalimat
ilmiah juga yang dapat kita temukan dalam novel ini.
Alur yang digunakan adalah alur maju, hal ini membuat
pembaca penasaran dan ingin tahu. Berkisah dari mereka
masih di sekolah dasar sampai mereka beranjak
dewasa.Sudut pandang yang dipakai pada novel Laskar
Pelangi ialah sudut pandang orang ke satu, karena penulis
novel memakai kata ‘aku’. Tokoh aku di dalam novel
diceritakan paling banyak oleh sebab itu tokoh aku
merupakan tokoh utama.
Amanat yang ingin disampaikan penulis berupa jangan
putus asa dengan kekurangan yang kita punya, jangan
berpikir pesimis atas apa yang tidak kita punya, serta harus
ikhlas menjalani hidup yang ada.
Kelebihan dari novel ini karena alurnya maju
pembaca menjadi semakin penasaran dengan ceritanya.
Kisahnya pun bisa membuat pembacanya terharu akan
nilai nilai yang terdapat pada novel tersebut. Selain itu,
latar belakang tokoh yang sangat menarik masing-
masingnya. Kelemahan dari novel ini terdapat pada
banyaknya kata ilmiah dan bahasa daerah serta
penempatan glosarium di akhir novel yang membuat
pembaca sulit memahami makna kata tersebut. Halaman
yang tersedia pun sangat banyak sehingga rentan bagi
pembaca untuk merasa jenuh.

32
Novel ini sangat cocok dibaca oleh usia remaja
hingga dewasa karena banyak ilmu yang kita dapat dari
novel ini. Tetapi tidak cocok dibaca oleh anak-anak karena
banyaknya bahasa ilmiah yang sulit dipahami.

33
“ Yang paling layak kita cintai adalah
cinta itu sendiri. Dan yang paling
pantas kita pertanyakan adalah
kebencian itu sendiri .”

-Habiburrahman El Shirazy

34
Annisa Putri Ayudya (06)

Kisah Cinta Menurut Pandangan Islam

Judul buku : Ayat Ayat Cinta


Nama pengarang : Habiburrahman El Shirazy
Tempat penerbitan buku : Jakarta
Penerbit : Republika
Percetakan : PT Intermasa
Tahun penerbitan : 2004
Panjang dan lebar : 20, 5 x 13, 5 cm
Tebal Buku : 420 halaman
Harga buku : Rp 43. 500, 00

Ayat-Ayat Cinta karya Habiburrahman el Shirazy


merupakan buku tentang cinta. Tapi bukan cuma sekedar cinta
biasa , buku ini mengenalkan bagaimana percintaan menurut
islam yang sebenar-benarnya.Buku ini ditulis oleh seorang
novelis yang biasa di panggil Kang Abik. Kang Abik lahir di

35
Semarang, 30 September 1976. Setelah tamat dari Aliyah beliau
melanjutkan kuliahnya di Universitas Al Azhar Cairo Mesir.
Kang Abik memang berbakat dalam dunia Jurnalistik. Beberapa
karya terbaiknya yang sudah terbit yaitu, Ketika Cinta Berbuah
Surga, Pudarnya Pesona Cleopatra, Di Atas Sajadah Cinta,
Dalam Mihrab Cinta, namun yang paling fenomenal adalah
Ayat Ayat Cinta. Kang Abik menulis novel ini sebagai sarana
yang tepat media penyaluran dakwah kepada siapa saja yang
ingin mengetahui lebih banyak tentang Islam.
Buku ini menceritakan tentang seorang mahasiswa
Universitas Al-azhar Mesir bernama Fahri bin Abdullah
Shiddiq. Di Mesir Fahri tinggal bersama dengan keempat
temannya yang juga berasal dari Indonesia yaituSiful, Hamdi,
Rudi, dan Misbah. Mereka tinggal di flat sederhana. Mereka
mempunyai tetangga yang sangat baik dan akrab dengan
mereka, yaitu keluarga Tuan Boutros, keluarga Kristen Koptik
yang sangat taat. Istri Tuan Boutros bernama MadameNahed,
dan anak mereka Maria dan Yousef. Maria sangat unik, ia
sangat menyukai Al Quran.
Fahri tak sengaja bertemu perempuan Jerman bercadar
yang bernama Aisha di dalam Metro saat hendak belajar pada
Syaikh Utsman Abdul Fattah. Selain mempunyai tetangga yang
baik, Fahri juga mempunyai tetangga yang sangat galak dan
kasar. Kepala keluarga itu bernama Bahadur. Bahadur selalu
bersikap kasar pada Noura,putrinya. Sekali waktu, Fahri
menolong Noura dari kekejaman ayahnya, dari situlah Noura
menaruh hati pada Fahri. Maria ternyata diam-diam juga
mengagumi Fahri, kemudian kagum tersebut menjadi cinta.
Sebenarnya Fahri menaruh hati pada Nurul, anak
seorang Kyai terkenal yang juga mencari ilmu di Al-Azhar ,dan
36
Nurul juga menaruh hati pada Fahri. Sayang, mereka tidak
pernah sanggup untuk saling mengungkapkan perasaanya
masing-masing. Muncullah Aisha, Aisha jatuh cinta pada Fahri,
dan juga Fahri juga tidak bisa membohongi hatinya. Mereka
berdua menikah, dijodohkan oleh pamannya Aisha. Mereka
hidup bahagia dan Aisha pun mengandung.
Maria sangat terpukul ketika tahu Fahri telah
menikah.Maria jatuh sakit dan koma. Noura yang sakit hati
karena mendengar Fahri menikah dengan Aisha memfitnah
Fahri dengan tuduhan telah memperkosanya. Fahri dimasukkan
ke penjara. Maria mengetahui bagaimana kejadian yang
sebenarnya. Tapi, Maria lemah tak berdaya. Akhirnya, Aisha
mendesak Fahri menikahi Maria agar Maria tersadar dari
komanya. Fahri dan Maria akhirnya menikah. Maria pun
bersedia memberi kesaksian di persidangan bahwa Fahri
tidaklah bersalah. Akhirnya, Fahri terbebas dari hukuman.
Ternyata yang memperkosa Noura adalah Bahadur. Fahri,
Aisha, dan Maria menjalani kehidupan rumah tangga mereka
dengan baik. Namun akhirnya, Maria dipanggil yang Maha
Kuasa terlebih dahulu.
Tema dari buku ini adalah cinta manusia pada manusia
dan cinta manusia kepada Tuhanyang diwujudkan dengan cara
teguh menjaga keimanan berdasarkan petunjuk-Nya.
Alur cerita dalam novel ini adalah alur maju.Yaitu alur yang
peristiwanya berurutan mulai dari cerita awal hingga akhir. Dari
mulai Fahri menempuh pendidikan di Universitas Al Azhar
Mesir, sampai ia menemukan pujaan hatinya disana.
Cerita ini berlatar di Mesir, Kairo, Al-Azhar, flat,
masjid, restoran, metro,kantor pengadilan, penjara, rumah sakit,
Alexandria,kafetaria,sungai Nil.
37
Bahasa yang digunakan penulis adalah bahasa
Indonesia baku, sedikit bahasa Inggris, Jerman , serta bahasa
Arab yang disertai dengan terjemahan bahasa Indonesianya.
Diselingi sedikit bahasa daerah yaitu bahasa Jawa dimana
bahasa Jawa merupakan bahasa daerah asal Fahri dalam buku
itu.
Tokoh utama dalam buku itu adalah Fahri yang
berwatak rajin, pintar, sabar, tepat waktu, ikhlas, ulet, penolong,
sholeh, berjiwa pemimpin,tegar. Terdapat pula tokoh lainnya
seperti Aisha yang lembut, sabar, ikhlas, terencana, pintar,
sholehah, serba mewah. Maria yang ceria, suka bergurau, rajin,
pintar, tapi fisiknya lemah, manja, tertutup.Nurul seorang yang
rajin, pintar, pemalu , tidak terbuka, kaku, sholehah. Noura
orangnya tertutup, sulit di tebak,pintar namun kejam,
emosional, pendiam. Keluarga Tuan Boutros yang baik hati,
sopan, suka menolong, tidak sombong walaupun orang kaya.
Bahadur berwatak kasar, semena-mena pada anak, suka
memfitnah.Serta teman-teman Fahri (Saiful, Rudi, Hamdi,
Mishbah) yang baik, tekun, pintar, rajin, sholeh.
Sudut pandang yang digunakan dalam buku ini adalah
sudut pandang orang pertama, dimana tokoh aku merupakan
tokoh utama. Amanat yang dapat diperoleh adalah dalam
semakin banyak ilmu yang kita dapat, maka semakin banyak
pula hambatan, godaan yang harus kita lewati dan dipecahkan
dengan hati yang sabar dan yakin akan ada hikmahnya.
Adapun kelebihan dari buku ini adalah bahasa yang
digunakan sungguh indah dan mudah dimengerti,mengandung
nilai-nilai religi dan nilai-nilai sastra yang tinggi dan sangat
bermanfaat,dapat memperkaya pengetahuan kita tentang negeri
dan budaya Mesir,serta dikemas dengan sangat baik,
38
menarik,dan terkesan Islami.Kekurangan dari buku ini
adalahuntuk kategori novel islami, terdapat beberapa bahasa
yang dianggap agak terlalu vulgar, ada beberapa peristiwa
dalam novel ini yang kesannya berlebihan, terdapat beberapa
bahasa asing yang tidak ada terjemahannya.
Dari novel ini kita dapat mengetahui bagaimana
percintaan menurut islam yang sesungguhnya, mengajarkan
kesederhanaan, menambah pengetahuan tentang islam, dan
mengajarkan kepada kita betapa pentingnya hidup di jalan
Allah. Namun,hendaknya buku ini disertai terjemahan bahasa
asing yang lengkap, sehingga pembaca lebih mudah memahami
cerita dan mendapatkan pengetahuan baru yang lebih luas.

39
“Biarkan orang lain menjalani
kehidupan yang kecil, tetapi kamu
jangan!
Biarkan orang lain memperdebatkan
soal-soal kecil, tetapi kamu jangan !
Biarkan orang lain menangisi
kepedihan-kepedihan kecil, tetapi
kamu jangan !
Biarkan orang lain menyerahkan
masa depan mereka kepada orang
lain, tetapi kamu jangan ! ”
-Habiburrahman El-Shirazy

40
Arianti Febriani ( 07 )

Perjalanan Cinta Dalam Balutan Islam.

Judul buku : Ayat-Ayat Cinta


Penulis : Habiburrahman El-Shirazy
Penerbit : Penerbit Republika dan Pesantren Basmala
Indonesia
Kota Penerbit : Jakarta
Tahun Terbit : 2004
Jumlah Halaman : 420 halaman
Ukuran buku : 20,5 cm × 13,5 cm
Harga buku : Rp43.500,00

Habiburrahman El-Shirazy lahir pada tanggal 30


September 1976 di Semarang, Jawa Tengah. Beliau dikenal
sebagai novelis Indonesia. Selain novelis, sarjana Universitas
Al-Azhar, Kairo, Mesir ini juga dikenal sebagai sutradara, da’I,
41
penyiar, sastrawan, pemimpin pesantren dan penceramah.
Karya-karya beliau banyak diminati oleh masyarakat. Tak
hanya di Indonesia, tetapi juga dibeberapa negara seperti
Malaysia, Singapure, Brunei Darussalam, Hongkong, Taiwan,
dan Australia. Selain karya beliau yang berjudul Ayat-Ayat
Cinta, masih banyak lagi karya terkenalnya, diantaranya Di
Atas Sejadah Cinta, Ketika Cinta Bertasbih, Ketika Cinta
Bertasbih 2, Ayat-Ayat Cinta 2.
Ayat-Ayat Cinta adalah novel berbahasa Indonesia
karangan Habiburrahman El-Shirazy yang diterbitkan pertama
kali pada tahun 2004 melalui penerbit Republika. Novel ini
berisikan 420 halaman dan sukses menjadi salah satu novel fiksi
terlaris di Indonesia yang dicetak sampai dengan 160 ribu
eksemplar hanya dalam jangka waktu tiga tahun.
Ayat-Ayat Cinta adalah sebuah buku yang
mengisahkan perjalanan kehidupan dan percintaan seorang
mahasiswa asal Indonesia yang dibalut dalam ajaran Islam yang
sangat kental. Kisah bermula saat mahasiswa Universitas Al-
Azhar asal Indonesia yang bernama Fahri bin Abdullah Shiddiq.
Di Mesir, ia tinggal dengan keempat temannya yang berasal
dari Indonesia juga. Mereka adalah Rudi, Saiful, Hamdi, dan
Mishbah. Mereka tinggal di apartemen sederhana. Mereka
mempunyai tetangga yang sangat baik hati, yaitu Keluarga
Boutros. Tuan Boutros mempunyai istri bernama Madame
Nahed dan dua orang anak, Maria dan Yousef. Keluarga Tuan
Boutros adalah keluarga Kristen Koptik yang sangat taat pada
agamanya. Walaupun berbeda keyakinan, namun Fahri dan
keluarga Boutros sangatlah akrab. Putri sulung mereka yang
bernama Maria adalah gadis Kristen Koptik yang unik.
Pasalnya ia sangat menyukai Al-Qur’an. Bahkan ia hafal
42
beberapa surat dalam Al-Qur’an, diantaranya adalah surat
Maryam. Maria sangat bangga kepada dirinya karna ia dapat
menghafal surat Maryam. Pertemuan pertama Maria dengan
Fahri bermula saat Maria ingin pulang kerumahnya naik metro.
Sebenernya Maria sudah kenal Fahri sejak lama, namun saat
berpapasan dengan Fahri di apartemen, Fahri tidak pernah
menyapa. Maka dari itu saat pertemuannya dengan Fahri di
metro, Maria memberanikan diri untuk menyapa Fahri terlebih
dahulu. Ternyata Fahri adalah orang yang sopan. Mereka
membicarakan banyak hal, termasuk kepandaian Maria yang
menghafal surat Maryam. Saat Maria menunjukan
kepandaiannya menghafal surat Maryam, Fahri sampai dibuat
heran. Pasalnya setau Fahri, Maria adalah gadis Kristen Koptik
yang sangat taat pada agamanya. Maka dari itu Fahri menyebut
Maria adalah gadis yang unik
Saat Fahri ingin pergi ke Shubra El-Kaima untuk
talaqqi pada Syaikh Utsman Abdul Fattah menggunakan metro,
disana Fahri bertemu dengan perempuan bercadar bernama
Aisha. Aisha bukanlah gadis Mesir, melainkan gadis asal
Jerman yang sedang study di Mesir.
Selain memiliki tetangga yang sangat baik dan akrab
dengan Fahri, ia juga mempunyai tetangga yang galak,
menyebalkan dan kasar. Kepala keluarga itu bernama Bahadur.
Tuan Bahadur mempunyai seorang istri yang bernama Madame
Syaima dan putri bungsunya yang bernama Noura. Noura
adalah gadis yang tertutup, sulit ditebak. Tuan Bahadur
seringkali berbuat kasar kepada anak bungsunya itu. Pada suatu
malam saat Fahri dan teman temannya sedang makan makan di
rooftop apartemen, Fahri mendengar suara jeritan anak
perempuan. Fahri dan teman-teman langsung kebawah untuk
43
melihatnya. Ternyata suara jeritan itu berasal dari Noura. Fahri
sangat ingin menolong Noura karna kasihan melihat Noura
yang terus terusan di sakitin oleh ayahnya.
Akhirnya Fahri menelpon Maria untuk menolong
Noura. Pada awalnya Maria tidak mau untuk menolong Noura
karna takut pada Bahadur. Namun setelah dibujuk oleh Fahri
akhirnya Maria mau menolong Noura. Maria, si gadis Kristen
Koptik yang unik itu ternyata selama menyimpan perasaannya
kepada Fahri. Namun Maria malu menyatakannya kepada
Fahri. Jadinya seluruh cintanya hanya tercurahkan dalam
sebuah buku diary saja.
Dikampusnya Fahri mempunyai teman yang bernama
Nurul, anak seorang kyai terkenal. Sebenarnya Fahri
menyimpang sebuiah perasaan cinta kepada Nurul, namun
karna rasa minder yang dirasakan karna hanya anak petani yang
tak pantas untuk bersanding dengan anak seorang kyai terkenal
makannya Fahri tidak pernah menyatakan perasaannya kepada
Nurul. Namun ternyata Nurul juga menyimpan perasaannya
kepada Fahri, namun ia tidak berani untuk mengungkapkan
perasaannya kepada Fahri
Muncullah Aisya, gadis cantik asal Jerman yang
ternyata sudah jatuh cinta pada pandangan pertama dengan
Fahri pada saat pertemuannya di metro saat Fahri sedang
membela Islam. Fahri pun tidak bisa membohongi dirinya kalau
ia tertarik dengan Aisha. Mereka akhirnya menikah karna
dijodohkan dengan pamanya Aisha. Mereka hidup bahagia. Tak
lama setelah pernikahannya, Aisha dinyatakan posistif hamil.
Fahri dan Aisha sangat senang. Namun tak lama kemudian,
Fahri dapat kabar bahwa Maria sedang sakit dan dirawat
dirumah sakit. Belum sempat menjenguk Maria, malapetaka
44
datang menghampiri rumah tangga mereka. Noura menuduh
Fahri telah memperkosanya. Fahri diseret dan dimasukkan ke
penjara. Saat di lapas, Fahri mendapatkan perlakuan yang tak
mengenakkan dari petugas lapas. Maria adalah satu-satunya
orang yang mampu menyelamatkan Fahri dari semua tuduhan
yang diberikan Noura kepada Fahri. Karna pada saat itu
Marialah yang menolong Noura dan berada disisi Noura.
Namun Maria masih koma dirumah sakit .
Saat sedang di tahan, keluarga Boutros menjenguk
Fahri dan meminta bantua Fahri untuk membangunkan Maria
dari komanya, dengan merekam suara Fahri. Dokter yang
menangani Maria percaya bahwa Maria dapat sadar dengan
mendengar suara dari orang yang ia cintai. Namun Maria tak
kunjung sadar dari komanya. Madame Nahed meminta Fahri
untuk menyatakan cintanya kepada Maria. Namun Fahri tidak
mau. Ia tidak mau melukai hati istrinya, Aisha. Namun karna
paksaan dari Madame Nahed, Fahri meminta izin kepada Aisha.
Setelah itu, Fahri langsung menikahi Maria. Setelah beberapa
saat, Maria sadar. Keluarga Boutros sangat bahagia dan
berterima kasih kepada Fahri karna telah mau membantu.
Sidang penentuan tiba, Maria datang dengan kursi roda
yang dibantu dengan adiknya, Yousef. Disana ia menyatakan
yang terjadi pada malam itu, namun setelah itu Maria pingsan
dan langsung dilarikan kerumah sakit. Noura akhirnya
mengakui kesalahannya karna telah menuduh Fahri. Ia
mengaku malu bahwa ia telah diperkosa Bahadur yang ternyata
bukan ayah kandungnya, dan menuduh Fahri yang telah
menolongnya. Noura berharap dengan begitu ia bisa menikah
dengan Fahri karna ternyata Noura menyimpan perasaannya
kepada Fahri. Fahri akhirnya dinyatakan bebas dari tuduhan.
45
Setelah sidang selesai, Fahri dan Aisha langsung kerumah sakit
untuk melihat keadaan Maria. Sejak sidang penentuan itu,
Maria belum juga sadarkan diri. Namun beberapa saat
kemudian, Aisha mendengar Maria mengigau kalau dia ingin
masuk surga, namun tidak dibolehkan. Lalu ia terbangun dari
komanya, dan menceritakan semuanya kepada Fahri dan Aisha.
Fahri yang tau apa yang dimaksud Maria langsung membopong
Maria untuk kekamar mandi dan Aisha membantu Maria untuk
berwudhu. Setelah itu Maria kembali dibaringkan diatas tempat
tidur seperti semula. Lalu dengan suara yang lirih, Maria
melafalkan kalimat syahadad. Tak lama kemudian kedua
matanya tertutup rapat dan akhirnya Maria meninggal dunia.
Tema yang digunakan dalam novel ini adalah indahnya cinta
dalam balutan islam. Tokoh dalam novel ayat ayat cinta ini ada
Fahri, si mahasiswa Al-Azhar yang rajin, pintar, penolong,
sholeh, tepat waktu, ulet dan sangat menghormati perempuan.
Maria, gadis Kristen Koptik yang mencintai Al-Qur’an. Aisha,
gadis Jerman yang jatuh hati kepada Fahri. Nurul, teman
sekampus Fahri yang ternyata menyimpan perasaan kepada
Fahri. Noura, gadis innocent yang menyalahgunakan perasaan
cintanya. Keluarga Tuan Boutros yang sangat baik dan akrab
kepada Fahri dan teman-teman. Bahadur, tetangga kasar yang
suka semena-mena kepada anaknya. Serta teman-teman Fahri
yang baik dan sholeh.
Alur yang digunakan ialah alur maju. Latar tempat yang
digunakan antara lain Mesir, Kairo, Al-Azhar, flat, masjid,
restoran, metro, Alexandria, penjara, dan rumah sakit. Latar
suasananya sedih. Latar waktu yang digunakan pagi, siang,
sore, dan malam. Gaya bahasa yang digunakan adalah bahasa
komunikatif yang mudah dimengerti walaupun banyak sekali
46
istilah dalam novel tersebut . Sudut pandang yang digunakan
ialah sudut pandang orang pertama “ aku “. Amanat yang dapat
dipetik dari novel ini adalah dalam kehidupan pasti selalu ada
hambatan, maka dari itu kita harus bisa bersabar dalam
menghadapi hambatan tersebut. Kita harus bisa menghargai
perempuan. Kita juga harus menghargai tetangga kita. Kita
harus menjadi orang yang jujur dalam keadaan apapun.
Kelebihan yang terdapat dalam novel Ayat-Ayat Cinta
diantaranya mengajarkan kehidupan islami yang sangat kental,
terdapat bahasa arab di setiap halaman yang disertai dengan arti
dibagian bawah novel dan bahasa yang digunakan sangat
mudah dimengerti. Dan jika dilihat dari fisik novel, sampul
depan belakangnya sangat bagus. Dan dibagian sampul novel
terdapat komentar-komentar yang menambah ketertarikan
pembaca. Lalu kelemahan yang terdapat dalam novel ini adalah
karakter Fahri dalam novel terlalu merendahkan diri sendiri dan
pada saat Fahri menikahi Maria tidak disertai dalil menikah
beda agama.
Nilai-nilai yang terkandung dalam novel ini
diantaranya, nilai sosial ( Hidup dalam negeri orang harus
saling menolong dan melengkapi ), nilai keagamaan ( Tidakkah
kalian dengan sabda Nabi SAW. “ barang siapa menyakiti ahli
zhimmi, Maka aku akan…. ), nilai pendidikan ( “ kita
mengamalkan hadist Nabi, tahaadu tahaabbu seringlah kalian
memberi hadiah… “ ), nilai kemanusiaan ( “ Aku paling tidak
tahan mendengar suara perempuan menangis.” ), dan nilai
kebudayaan ( “ Orang Mesir memang suka banyak bicara,kalau
sudah bicara ia merasa benar sendiri “ )
Novel ini sangat menginspirasi karena pesan yang
dikandungnya sangat bagus untuk kehidupan sehari-hari. Novel
47
Ayat-Ayat Cinta sangat bagus dibaca oleh pembaca yang
berumur 17 tahun keatas, kerena bacaannya yang detail dan
memiliki kosakata asing yang akan membingungkan bila dibaca
oleh anak anak. Lagi pula menurut saya ada beberapa adegan
yang tiap seharusnya dibaca oleh anak anak.

48
“Namun, bukankah ada kalanya,
menyerahkan diri pada godaan dan
memelihara rahasia, menjadi bagian
dari indahnya menjalani hidup ini?”

-Andrea Hirata

49
Astried Anggraeni Mirza (08)

Cinta dan Harapan di Tanah Belitong

Judul buku : Padang bulan


Penulis : Andrea Hirata
Tebal buku : xvi, 310 halaman
Penerbit : PT Bentang Pustaka
Tempat terbit : Yogyakarta
Tahun terbit : Cetakan kelima belas, Mei 2018
Ukuran buku : 20,5 cm
Harga : Rp 58.000,-
Jenis buku : Fiksi

Andrea Hirata adalah seorang penulis dari Bangka


Belitung yang telah sukses dengan tetralogi Laskar Pelangi.
Beliau telah melahirkan karya yang berjudul Laskar Pelangi,
Sang Pemimpi, Edensor, Maryamah Karpov, Padang Bulan,

50
Cinta di Dalam Gelas. Andrea Hirata yang beberapa karya telah
sukses diangkat ke layar lebar ini telah tercatat sebagai penulis
dunia. Karya-karya beliau juga telah diterbitkan di berbagai
negara seperti Cina, Vietnam, Jepang, Amerika, Jerman,
Perancis, Korea, dan beberapa negara Asia dan Eropa lainnya.
Tahun 2010 Andrea mendapat writing scholarship dari
University of Iowa, USA. Beasiswa ini menjadi pengalaman
pendidikan writing pertama bagi Andrea. Andrea termasuk 13
penulis di antara 90 penulis dunia yang dinominasikan untuk
program beasiswa itu untuk tahun 2010. Kadang-kadang beliau
mengisi waktu dengan sukarela mengajar matematika dan
bahasa Inggris untuk anak-anak kecil dan sesekali keluar dari
pulau itu untuk menghadiri festival buku dan film di luar negeri.
Ia juga sering mencoba suaranya sebagai tukang adzan di
masjid. Naik komidi putar adalah hobinya sejak dulu hingga
sekarang.
Padang Bulan adalah novel pertama dari dwilogi
Padang Bulan. Novel ini adalah novel kelima yang ditulis oleh
Andrea Hirata setelah tetralogi Laskar Pelangi. Novel Padang
Bulan menjadi mega bestseller di Indonesia hanya dalam waktu
dua minggu.
Novel Padang Bulan diawali kisah tentang gadis
berusia 14 tahun, Enong, yang terpaksa berhenti sekolah dan
harus merantau ke Tanjong Pandan demi mencukupi kebutuhan
keluarganya dikarenakan ayahnya meninggal tertimbun tanah
saat bekerja sebagai pendulang timah. Walau berat bagi Enong
untuk berhenti sekolah karena cita-citanya yang ingin menjadi
guru Bahasa Inggris, Enong tetap harus menggantikan ayahnya
sebagai tulang punggung keluarga.

51
Enong pun berangkat ke Tanjong Pandan seorang diri.
Di sana Ia mencari-cari pekerjaan tetapi sampai sudah berhari-
hari pun tidak juga didapatnya. Karena kehabisan bekal dan
uang, Enong akhirnya pulang ke kampungnya dan bekerja
sebagai pendulang timah. Hari-hari yang dilewati Enong tidak
mudah, tidak sedikit pendulang timah yang mencemooh Enong,
ditambah Enong adalah pendulang timah wanita pertama di
kampungnya. Meskipun begitu, Enong tidak pernah melupakan
cita-citanya untuk menjadi guru Bahasa Inggris. Setiap
harinnya Ia selalu membawa sebuah Kamus Bahasa Inggris
Satu Milyar Kata, hadiah terkahir dari ayahnya.
Di bagian lainnya, novel ini menceritakan tentang
tokoh selanjutnya, yaitu Detektif M. Nur. Ia dikenal dengan
kepribadian humorisnya. Ia juga menjadi terkenal di
kampungnya setelah berhasil memecahkan kasus hilangnya gigi
palsu Lim Phok. Detektif ini bersahabat dengan pemuda
bernama Ikal. Sahabatnya yang satu ini malang nasibnya.
Ikal sedang sangat merindukan ayahnya namun disaat
yang bersamaan Ia juga sangat kecewa pada ayahnya. Ikal jatuh
hati pada seorang gadis Tionghoa bernama A Ling. Sayangnya
ayahnya tidak pernah menyetujui perasaan suka Ikal kepada
gadis itu. Padahal, bagi Ikal, A Ling adalah segalanya. Akhirnya
karena tidak menerima penolakkan dari ayah, Ikal memutuskan
untuk pergi dari rumah dan pergi menuju Jakarta. Selama Ikal
pergi dari rumah, Ia menumpang tinggal di rumah temannya,
Mapangi. Setiap harinya Ia memikirkan tentang cintanya
kepada gadis Tionghoa itu, walaupun sudah jelas mereka
berdua berbeda keyakinan
Dengan tiba-tiba, Detektif M. Nur mengabarkan
kepada Ikal bahwa gadisnya, A Ling, akan dilamar oleh seorang
52
pemilik toko penjual gula dan tembakau bernama Zinar. Kata
Detektif M. Nur, Zinar adalah seorang pemuda Tionghoa yang
tampan dan tinggi. Makin meradang saja hati Ikal mendengar
berita itu. Jika dibandingkan dengan dirinya, dari sisi manapun
dilihat, sudah pasti lah Ia kalah telak dengan Zinar.
Suatu hari, Ikal bertemu Enong di kantor pos. Saat itu
Ikal melihat Enong sedang membaca Kamus Bahasa Inggris
Satu Milyar Kata miliknya. Dilihatnya Enong tengah
kebingungan berusaha mencari arti sebuah kata. Dari
pertemuan itu, mulailah terjalin pertemanan mereka. Beberapa
hari kemudian, Enong mendengar bahwa sebuah tempat kursus
Bahasa Inggris telah membuka cabang di Tanjong Pandan.
Enong, Ikal, dan Detektif M. Nur bersama-sama berangkat ke
Tanjong Pandan. Mereka mempunyai tujuan yang berbeda.
Enong bertujuan untuk mendaftar kursus Bahasa Inggris,
sementara Ikal dan Detektif M. Nur melanjutkan perjalanan
mereka untuk ke Jakarta. Ikal berpikir, sudah saatnya lah Ia
mengakhiri sakit hatinya itu.
Namun, saat mereka ingin menaiki kapal ke Jakarta,
mendadak Ikal ragu akan keputusannya. Dilihatnya Detektif M.
Nur juga terlihat sangat tidak rela meninggalkan kampung
mereka. Tambah ragu lah hati Ikal untuk pergi ke Jakarta.
Akhirnya Ia memutuskan untuk tetap tinggal di kampungnya.
Saat itu Ia terpikirkan satu hal. A Ling. Dari situ lah ide-ide gila
muncul di kepalanya tentang bagaimana cara merebut kembali
hati A Ling dari Zinar.
Ikal penasaran apa yang membuat gadisnya itu bias
jatuh hati kepada Zinar. Maka dari itu semua usaha Ia lakukan
untuk mengalahkan Zinar. Ikal mendengar bahwa Zinar
mendaftarkan diri diperlombaan catur. Maka Ia juga
53
mendaftarkan diri dengan tujuan untuk beradu dengan Zinar.
Namun malang nasibnya, Ia kalah telak oleh Zinar. Ikal juga
berambisi untuk mengalahkan Zinar di perlombaan lain, tetapi
nasibnya malangnya malah terulang kembali. Dari situ Ia
tersadar, pantas saja A Ling bias jatuh hati kepada Zinar. Tidak
hanya tampan, Ia adalah pemuda yang multitalenta.
Tapi tidak sampai di situ perjuangan Ikal untuk
memenangkan kembali hati A Ling. Suatu hari di kantor pos,
Ikal melihat Enong sedang membolak-balikan katalog. Tak
sengaja Ia melihat iklan penjual obat peninggi badan. Lantas, Ia
langsung memesan obat tersebut. Saat obat itu sampai ke tangan
Ikal, ternyata obat itu berupa alat dimana si pemakai harus
menggantungkan dirinya di suatu tempat agar tulang si pemakai
tertarik dan menjadi lebih tinggi, setidaknya itu menurut buku
manual yang datang bersama alat tersebut. Tetapi malang nasib
Si Ikal, alih-alih menarik tulangnya, alat itu justru membuat Ia
tercekik.
Beruntung saat Ikal sudah mulai kehabisan napas,
datang lah Enong. Betapa terkejutnya Enong saat melihat
kejadian itu. Pikirnya, Ikal melakukan percobaan bunuh diri
lantaran sakit hati karena cinta. Enong langsung membawa Ikal
ke rumah sakit dengan bantuan Detektif M. Nur. Setelah pulih,
Ikal kembali membulatkan tekadnya untuk pergi ke Jakarta. Ia
sadar bahwa selama ini dirinya sudah berlaku bodoh hanya
karena cinta.
Namun, suatu sore A Ling datang ke teras rumah Ikal.
Ikal terkejut akan kedatangan A Ling. Tujuan A Ling
berkunjung ke rumah Ikal adalah untuk memberi undangan
pernikahan Zinar dengan seorang perempuan, dan bukan
dirinya. A Ling juga terlihat marah karena Ikal akan pergi ke
54
Jakarta tanpa memberitahunya. Ikal bingung, bukankah Zinar
akan menikah dengan A Ling?
Setelah A Ling menjelaskan, ternyata pemuda bernama
Zinar itu adalah sepupu A Ling. A Ling juga berkata bahwa
mereka tidak pernah ingin menikah, dirinya hanya membantu
keluarga Zinar menyiapkan pernikahan Zinar. Ikal merasa kesal
kepada Detektif M. Nur. Karena dirinya, Ia menjadi melakuka
n tindakan-tindakan bodoh. Keesokan harinya, Detektif M. Nur
mengungkapkan perasaan bersalahnya kepada Ikal. Ia juga
meminta maaf atas kekeliruan informasi yang Ia berikan. Ikal
memaafkannya. Ia begitu bahagia karena telah berhasil
menemukan kembali pujaan hatinya, A Ling.
Novel Padang Bulan menggunakan alur campuran.
Gaya bahasanya juga beragam seperti Melayu, Indonesia,
sampai Bahasa Inggris. Latar yang digunakan oleh penulis juga
beragam, seperti Tanjong Pandan dan Pulau Belitong. Sudut
pandang yang digunakan oleh penulis ada 2, saat menceritakan
kisah Enong, penulis menggunakan sudut pandang orang ketiga
serba tahu. Sedangkan, saat meceritakan kisah Ikal, penulis
menggunakan sudut pandang orang pertama pelaku utama.
Banyak hikmah yang dapat dipetik setelah membaca novel ini.
Kerja keras yang dilakukan Enong mengajarkan kita bahwa
meskipun dalam keterbatasan, semangat belajar dan kerja keras
tetap menyala. Perjuangan cinta yang dilakukan Ikal pun
memberikan semangat bahwa segala yang kita cita-citakan
harus benar-benar diperjuangkan.
Kelebihan dari novel ini salah satunya adalah walaupun
alur yang digunakan adalah alur campuran, cerita tetap mudah
dipahami dan tidak membingungkan. Begitupula dengan
Bahasa yang digunakan penulis. Walaupun Bahasa yang
55
digunakan beragam, tetapi masih sangat mudah dimengerti oleh
pembaca. Kemudian ditambah lagi dengan pengenalan-
pengenalan kebudayaan disuatu daerah yaitu Pulau Belitong,
Tanjong Pandan dan Tanjung Pinang yang membuat cerita tidak
monoton. Tidak lupa perilaku jenaka Detektif M. Nur yang
selalu sukses membuat pembaca tersenyum. Metode penokohan
yang digunakan Andrea adalah metode dramatik. Namun
sayang, tokoh A Ling seperti hanya numpang lewat, hanya
sekilas. Seakan A Ling di dalam kisah ini asal ada, tidak begitu
jelas selama ia berpisah dengan Ikal. Lalu yang pada awalnya
seakan Enong yang mendapatkan porsi lebih atau seakan tokoh
utama, menjelang akhir bahkan pertengahan pun lebih banyak
diisi oleh segala macam perbuatan Ikal yang memperjuangkan
cintanya, seakan Enong menjadi terlupakan.
Buku ini sangat menarik untuk dibaca. Penyampaian
Andrea Hirata dalam bercerita tidak pernah membuat pembaca
bosan. Latar dan gaya bahasa yang beragam juga bisa
menambah banyak pengetahuan. Tidak lupa humor yang
disediakan tidak pernah gagal untuk membuat pembaca
tersenyum geli. Buku ini cocok untuk dibaca oleh remaja
ataupun orang dewasa, namun kurang cocok untuk anak-anak
karena beberapa diksi katanya jarang digunakan dalam
kehidupan sehari-hari.

56
“Banyak orang yang banyak
pengalamannya tapi tak kunjung
belajar, namun tak jarang
penagalaman yang pendek
mencerahkan seumur hidup.”

-Andrea Hirata

57
Aura Aulia W. (09)

Petualangan Panjang Seorang Anak Asal Belitung

Judul Novel : Edensor


Pengarang : Andrea Hirata
Penyunting : Imam Risdianto
Poster film : Endonestuff • Graphic & Prints
Penata sampul : Satrio
Penata aksara : Iyan Wb.
Ilustrasi isi : Pirie Tramontane
Penerbit : Bentang Pustaka
Tahun Terbit : 2013. [ Ed. Rev. Cet. 11, 2017 ]
Halaman : xiv + 290 hlm; 20,5 cm.

Andrea Hirata adalah seorang penulis ternama yang


sudah diakui dunia. Beliau lahir di Gantung, Belitung tepatnnya
pada tanggal 24 Oktober, 1967. Semasa Ia kecil orang tuanya

58
telah menggantu-ganti namanya hingga tujuh kali. Hingga
akhirnya memutuskan Andrea menjadi nama pertamanya, dan
Hirata adalah pemberian nama oleh Ibunya, . Andrea berasal
dari keluarga yang kurang mampu, namun ini bukanlah alasan
Andrea umtuk tidak mengejar mimpinya. Andrea
menyelesaikan S1 nya di Universitas Indonesia dan
melanjutkan S2 nya di University of Paris dan Sheffield Hallam
University di Inggris.
Salah satu karya tersukses nya yaitu Laskar Pelangi ( The
Rainbow Troops ). Novel ini telah diterjemahkan ke dalam lebih
dari 30 bahasa dan diterbitkan lebih dari 100 negara. Novel ini
berhasil terjual lebih dari lima juta eksemplar. Novel ini
menghasilkan trilogi novel, yakni Sang Pemimpi, Edensor,
dan Maryamah Karpov. Tidak berhenti sampai sini, Laskar
Pelangi juga telah difilmkan dan masuk kedalam kategori film
terlaris di Indonesia.
Edensor adalah sebuah novel yang mengisahkan
petualangan seorang pemuda bernama Ikal. Semasa kecilnya
Ikal adalah bocah yang sering berbuat onar dan merusak nama
baik keluarganya dengan kejahilannya. Sampai- sampai orang
tuanya harus mengganti nama nya hingga berualng kali, karena
beban dari nama yang berikan kepada putranya terlalu berat
untuk dipikulnya. Mulai dari Aqil, Wadudh, hingga Andrea.
Hingga pada suata saat Ia bertemu degan cinta peertamanya A
Ling. Sikapnya menjadi benar benar berubah, Ia tidak berbuat
onar lagi dan berusaha untuk menjadi orang yang lebih baik.
Waktu berlalu, hingga Ikal bertemu dengan Arai, dan
melanjutkan petualangannya ke Bogor. Ikal bekerja sebagai
tukang pos, sedangkan Arai pindah ke Kalimantan untuk
bekerja sembari kuliah. Kerja keras Ikal selama berbulan bulan
59
ini mengupas habis sebuah buku Financial Econometrics
terbayar sudah. Ikal melanjutkan pendidikannya dengan
beasiswa di Universitas Sorbone Perancis, rupanya
keberuntungan ini juga menimpa Arai. Mereka harus
memantapkan pengetahuan dan pemahaman mereka agar
mampu beradaptasi dengan senjangnya antara tingkat
pendidikan di dalam negeri dan Eropa. Tekad dan optimisme
mereka lah yang membuat mereka tak gentar menghadapi
sistem pendidikan Perancis yang modern. Belum lagi mereka
memiliki mahasiswa kompetitif yang nyaris tidak pernah absen
menyuarakan argumen mereka dengan tingkat intelektual yang
luar biasa. Namun hal ini tidak menjadikan alasan untuk tidak
menjalin persahabatan dengan mereka.
Suatu hari di tengah indahnya benua Eropa. Ikal
bertemu dengan seorang mahasiswa Jerman nan cantik, Katya.
Katya adalah primadona. Semua pria di kelas kami, berarti
termasuk aku, jika ditawarinya kawin, rela menukarkan
kewarganegaraan, murtad pada bangsa sendiri, untuk menjadi
warga Jerman, meski itu berarti harus bekerja membersihkan
cerobong asap di Bayern sana. (Edensor, 2017: 112). Namun
tradisi dan etika back packer Kanada telah mencuri perhatian
Ikal. Hingga Ikal dan Katya memutuskan untuk kembali
menjalin pertemanan. Ikal juga sempat teringat pada cerita A
Ling tentang desa yang bernama Edensor. Inilah beberapa
alasan Ikal dan Arai memulai petualangannya mengelilingi
Benua Afrika dan Eropa yang mendapatkan respon serius dari
sahabat-sahabat nya yang lain. Mereka juga menjadikan
petulangan ini sebagai ajang pertaruhan sebagai tolak ukur dari
keberanian mereka.

60
Sementara Ikal, menjadikan petualangan ini untuk
memenuhi tradisi back packer Kanada dan keinginannya untuk
bertemu dengan A Ling, cinta pertamanya. Ikal telah
menempuh segala perjuangan dan keanehan selama
petualangan ini. Dari tempat satu ke tempat lainnya , negara satu
ke negara lainnya namun tetap saja Ia tidak menemukan
keberadaan A Ling. Hingga suatu saat Ia tiba di suatu tempat.
Ia terpana dilanda déjà vu melihat hamparan desa yang
menawan, gerbang desa berukir ayam jantan. Kemudian Ikal
bertanya dengan seorang pejalan kaki yang lewat, ternyta ia
sedang berada di tujuan akhirnya, Edensor.
Pencarian cinta pada sosok perempuan bernama A
Ling telah memberikan pembelajaran tentang makna cinta
sejatinya, yaitu diri sendiri. Keberanian untuk bermimpi telah
menghantar kita pada satu realita yang mengajarkan kita arti
kebahagiaan yang sesungguhnya.
Kali ini Andrea Hirata mendominasi novel ini dengan
alur maju. Namun ada juga beberapa mozaik (bab) yang
menggunnakan alur mundur seperti pada mozaik 2, 9, 26. Sudut
pandang Novel Edensor, yaitu menggunakan sudut pandang
orang pertama (aku). Andrea Hirata memiliki gaya bahasa yang
indah ,kompleks, dan unik. Hampir di setiap paragrafnya
disertai dengan metafora berupa majas hiperbola dan
personifikasi.
Nilai keagamaan dalam novel ini dapat dibuktikan saat
Ikal sedang berada di suatu masjid, Ia menyinggung mengenai
mahzab yang berbeda dengannya. Jika ditinjau dari nilai
budaya, di bagian mozaik awal tertulis bahwa ayah ikal adalah
seorang tokoh yang mempercayai arti dari nama seorang anak
lah yang menentukan tabiat dan auranya. Dari segi nilai
61
Ekonomi, Novel ini banyak menguak mengenai sejarah ahli
ekonomi yang sudah diakui dunia, yakni Adam Smith.
Novel ini bertemakan persahabatan, semangat juang,
petualangan, yang disisipkan sedikit romansa. Beberapa tokoh
utama yang terdapat di dalam Edensor adalah Weh, Ikal, Arai,
A Ling, Katya. Weh adalah seorang lelaki paruh baya yang
mengidap penyakit parah. Namun dibalik penyakit Weh ,beliau
adalah sosok yang memiliki pengetahuan yang luas dan juga
seorang petualang. Ikal adalah seorang pemuda yang menyukai
tantangan dan petualangan. Pemuda ini juga seorang pekerja
keras yang berhasil mendapatkan beasiswa di Paris. Di balik
keberhasilannya, dulu Ikal merupakan bocah yang jahil dan
sering berbuat onar. Arai adalah teman seperjuangan Ikal sejak
kecil yang menemaninya hingga berhasil mendapatkan
beasiswa di Paris. Arai lah yang terus memotivasi Ikal, bahkan
di saat terburuknya. Ia dikenal sebagai tokoh yang pantang
menyerah, optimis, dan seorang sahabat yang selalu ada untuk
menemani petualangan Ikal. A Ling adalah cinta pertama Ikal
saat di Belitung. A ling dikenal sebagai tokoh yang ramah dan
baik hati. Katya adalah gadis primadona di Universitas
Sorbone. Di balik paras cantiknya, gadis ini memiliki selera
tinggi jika mengenai karya sastra. Ia juga selalu berpatisipasi
dalam argumen kelas dengan jangkauan pengetahuannya yang
luas. Latar tempatnya di rumah (Belitung), laut (saat bersama
Weh), Paris dan negara-negara Benua Eropa lainnya, negara-
negara di Benua Afrika, dan pastinya Desa Edensor yang berada
di Negara Inggris. Latar waktu nya yaitu musim kemarau dan
hujan(saat di Indonesia) dan musim dingin (saat di benua
Eropa).

62
Amanat yang bisa kita petik dari novel ini, izin Allah,
keberanian, pantang menyerah, dan optimisme lah yang akan
membuat kita kuat dan meraih kesuksesan. Kita juga mampu
belajar dari hal atau pengalaman yang sudah lama tersirat di
benak kita, bahwa setiap hal yang terjadi di dalam hidup kita
pasti memiliki makna dan alasan mengapa hal tersebut telah
terjadi. Novel ini juga membuktikan cinta lah yang membuat
Ikal menaklukan benua Afrika dan Eropa.
Kelebihan dari novel ini, Andrea Hirata berhasil
membawa pembacanya ke dalam karyanya. Seakan kita berada
di tengah Ikal, Arai, dan beberapa tokoh lainnya, dengan
kepribadian dan karakter mereka masing-masing. Ia juga
mampu merepresentasikan setiap metafora paragraf dalam
mozaiknya dengan indah nan kompleks. Novel ini juga dapat
menambah wawasan kita tentang beberapa ahli ternama seperti
Adam Smith dengan teorinya mengenai bidang ekonomi.
Namun sayangnya di sebagian besar bagian novel ini,
bahasanya sulit untuk dipahami. Membacanya membutuhkan
berpikir dan waktu yang cukup. Sehingga yang mampu untuk
membaca novel ini hanyalah kalangan tertentu saja.
Berdasarkan tanggapan konsumen, novel ini adalah
novel yang perlu diacungi jempol. Andrea mampu membawa
pembacanya terhanyut oleh metafora-metafora yang disajikan
olehnya, pembawaannya juga cukup unik dan menghibur.
Ditambah lagi dengan luasnya jangkauan pengetahuan yang ia
sisipkan di dalam novel tetraloginya, Edensor. Pelajaran yang
dapat diambil dari novel ini, yaitu bahwa tekad dan keinginan
yang kuat yang akan mampu membawa kita sampai tujuan yang
kita impikan. Namun sayangnya, terkadang bahasa yang
digunakan oleh Andrea cukup kompleks dan sulit untuk
63
dimengerti. Hal ini dikarenakan Andrea seringkali
menggunakan kosa kata yang baku dan jarang digunakan oleh
penulis pada umumnya. Sehingga membutuhkan konsentrasi
penuh untuk memahaminya. Dapat ditarik kesimpulan, bahwa
Edensor adalah bahan bacaan yang tepat bagi konsumen yang
menjadikan sastra lebih dari sekedar untuk hiburan. Ada
baiknya, jika penulis lebih meringankan tingkat kesulitan
penggunaan bahasa dalam karyanya, mungkin novel ini bisa
menginspirasi pembaca dengan jangkauan kalangan yang lebih
luas.

64
“Kami adalah lapisan-lapisan pelangi
terindah yang pernah diciptakan
Tuhan.”
-Andrea Hirata

65
Azharrul Haq Iskandar (10)
Mimpi dari Gantung

Judul Buku : Laskar Pelangi


Penulis : Andrea Hirata
Jumal Halaman : xiv, 534 Halaman
Penerbit : PT Bentang Pustaka
Tempat Terbit : Yogyakarta
Tahun Terbit : 2005
Ukuran : 205 mm × 130 mm (P×L)
Harga : Rp 69.000,-

Novel ini adalah novel pertama karya penulis sukses


nan terkenal yaitu Andrea Hirata, novel ini Ia tulis dalam
periode 6 bulan. Penulis lahir pada tanggal 24 Oktober 1967 di
Gantung, Belitung Timur, Bangka Belitung. Ia masuk SD
66
Muhammadiyah seperti yang Ia tulis dalam buku ini. Andrea
Hirata mengambil studi mayor ekonomi dan mendapat beasiswa
untuk belajar di Université de Paris di Sorbonne, Prancis dan
Sheffield Hallam University, United Kingdom. Ia berhasil lulus
cum laude. Ia memiliki banyak prestasi diantaranya pemenang
BuchAwards Jerman 2013, pemenang Festival Buku New York
2013, serta tesisnya dibidang telekomunikasi yang mendapat
penghargaan dari kedua universitas yang telah disebutkan.
Laskar Pelangi juga merupakan novel pertama dari
rangkaian tetralogi bersama dengan ketiga novel lainnya yaitu
Sang Pemimpi, Edensor, dan Maryamah Karpov. Novel ini
berhasil meraih penghargaan International Best Seller, tidak
hanya di Indonesia, tapi juga di Turki. Laskar Pelangi
menceritakan tentang kisah 10 orang anak miskin asli Desa
Gantung di Belitong, dari kali pertama mereka hendak masuk
SD, tepatnya SD Muhammadiyah Gantung dengan bangunan
berdinding kayu, beratap seng yang telah berkarat dan struktur
yang hampir roboh.
Pagi itu, sudah ada 9 orang murid baru di SD
Muhammadiyah Gantung. Bu Mus, Pak Harfan dan murid-
murid itu sangat mengharapkan kehadiran satu orang murid
lagi. Hal ini disebabkan keputusan pusat bahwa jika SD ini tidak
mendapatkan 10 murid, maka sekolah islam tertua di Belitung
ini terpaksa harus ditutup. Akhirnya dari kejauhan terlihat sosok
yang berlari mendekati sekolah, Harun, seorang anak yang
memiliki keterbelakangan mental namun anak ini menjadi
pelengkap murid SD Muhammadiyah dan karenanya SD ini
tetap bisa dibuka.
Setelah lengkap sepuluh murid, Bu Mus membagikan
tempat duduk. Ikal duduk bersebelahan dengan seorang anak
67
pesisir genius bernama Lintang. SD Muhammadiyah tidak
hanya mengajarkan nilai akademis, tapi juga Pendidikan agama
dan budi pekerti yang sangat kental dari kepala sekolahnya
yaitu Pak Harfan. Ikal. Kesepuluh anak-anak ini memiliki
kegemaran memandang pelangi yang dipercaya Mahar sebagai
lorong waktu. Kegemaran meraka ini membuat mereka
mendapat julukan dari Bu Mus. Laskar Pelangi.
Tahun-tahun berikutnya berjalan dengan penuh
semangat dan keceriaan, mulai dari Ikal yang mengalami
gejolak cinta dengan seorang anak di Toko Sinar Harapan
bernama A Ling dan Kemenangan mereka dalam karnaval 17
Agustus dengan tarian suku Afrika yang dipimpin Mahar. Ada
juga saat ketika Laskar Pelangi kedatangan anggota kesebelas,
Flo, anak yang kabur dan ditemukan oleh para Laskar Pelangi.
Selain itu, SD Muhammadiyah juga memenangkan lomba
cerdas cermat di Tanjong Pandan, Ikal, Lintang, dan Sahara
berhasil mengharumkan nama SD Muhammadiyah.
Hingga suatu ketika, semangat mereka tergantikan oleh
rasa sedih yang mendalam, kala itu Lintang sudah beberapa hari
tidak masuk sekolah, sampai akhirnya pada suatu pagi, datang
surat dari Lintang. Surat itu singkat, namun jelas. Ayah Lintang
meninggal dunia dan sekarang Ia harus menafkahi keluarganya
menggantikan sang ayah. Lintang terpaksa putus sekolah
diusianya yang masih sangat muda. Kejadian ini benar-benar
menyakiti hati Bu Mus dan murid-murid itu, terutama Ikal.s
Keesokan harinya Lintang datang kesekolah untuk
mengucapkan selamat tinggal.
Tema yang diangkat novel ini adalah persahabatan,
pendidikan, dan perjuangan hidup yang diceritakan dari sudut
pandang pertama tokoh utama yaitu ‘aku’ yang bernama Ikal.
68
Dalam novel ini, tokoh yang terlibat dalam cerita adalah, Ikal,
tokoh utama yang gigih dan observan serta gemar membuat
puisi. Ikal ditemani teman-temannya yaitu Lintang, anak pesisir
yang jenius, Mahar yang berjiwa seni, Kucai yang pintar
berbicara, Sahara, perempuan satu-satunya yang sangat jujur, A
Kiong, keturunan Tionghoa satu-satunya yang polos, Trapani,
anak yang tampan, rapih, dan pendiam, Syahdan, anak yang
setia menemani Ikal ketika membeli kapur tulis demi menemui
pujaan hatinya, Borek, anak berbadan tinggi dan berisi yang
terobsesi untuk menjadi laki-laki macho seperti Samson, Harun,
anak yang memiliki keterbelakangan mental dengan sifatnya
yang santun, Flo, siswa pindahan dari SD PN yang tomboy,
serta Bu Mus sebagai guru mereka yang sabar dan Pak Harfan
sebagai kepala sekolah mereka yang teguh dan bijak.
Cerita ini dikisahkan terjadi di Desa Gantung dan Kota
Manggar di Pulau Belitung. Mereka semua melalui
pengalaman-pengalaman yang menyenangkan, menyedihkan,
masa sulit, serta menegangkan dan membanggakan bersama.
Andre Hirata menceritakan isi novel dengan sangat detil dan
kebanyakan menggunakan gaya bahasa simile, seperti
bagaimana Ia mendeskripsikan sikap Lintang ketika pertama
kali masuk kelas. Gaya Bahasa lain yang digunkan adalah
personifikasi dan metafora. Selain itu Andrea Hirata juga
menggunakan kata-kata ilmiah dalam menyebutkan suatu hal,
seperti filicium, Crinum giganteum, dan lain-lain.
Ada banyak pesan moral yang dapat kita ambil dari
buku ini. Salah satunya dari Pak Harfan. “Hiduplah untuk
memberi sebanyak-banyaknya, bukan untuk menerima
sebanyak-banyaknya”, pesan yang sering kita lupakan, namun
adalah suatu kunci kebahagiaan. Buku ini juga mengajarkan
69
untuk menjalani hidup dengan penuh ketabahan, karena nasib
yang sangat misterius itu adalah seorang pemandu bakat. Tak
tangung-tanggung, buku ini mengingatkan kita untuk terus
bermimpi dan bekerja keras untuk mengejar mimpi kita, dan
pesan penting tersirat yang selalu terkandung sepanjang kisah
adalah kita harus selalu bersyukur dan jangan pernah menyerah.
Kisah Laskar Pelangi didasari oleh pengalaman asli penulis
semasa kecilnya. Latar belakang penulis yang merupakan
seseorang yang lahir di Belitung dan amat peduli dengan
pendidikan menjelaskan mengapa beliau tema pendidikan
diangkat dalam novelnya. Penulisan keadaan ekonomi rakyat
miskin Belitung yang berkisar pada perusahaan timah sangatlah
detil, hal ini dikarenakan pengalaman penulis ketika berada di
posisi tersebut semasa kecilnya. Nilai-nilai agama yang
terkandung dalam buku ini juga merupakan nilai-nilai agama
yang penulis dapatkan selama Ia bersekolah di SD
Muhammadiyah Gantung semasa kecilnya. Mulai dari
kejujuran, sholat lima waktu, akhlak-akhlak mulia dan masih
banyak lagi.
Kelebihan buku ini adalah pendeskripsian kisah yang
detil, dengan kekhasan budaya yang dapat dirasakan pembaca.
Pemilihan kata dalam buku ini patut diacungi jempol, terdapat
kata-kata ilmiah, kosa kata khas daerah, dan kosa kata Bahasa
Indonesia yang jarang digunakan, dimana terdapat glosarium di
akhir buku yang dapat menambah wawasan pembaca diluar
cerita. Pesan-pesan yang terkandung dalam novel ini sangat
berarti dan dapat kita terapkan dalam kehidupan kita, baik yang
tersirat maupun yang tersurat. Buku ini juga mengandung nilai-
nilai yang penting dalam kehidupan sehingga membuat kita
dapat mengerti apa yang terjadi dalam cerita. Nilai tersebut
70
adalah nilai pendidikan, sosial, ekonomi, budaya, kekeluargaan,
dan persahabatan.
Kekurangan dari buku ini salah satunya juga
merupakan kelebihan dari buku ini. Disamping bagusnya
penjabaran yang detil, tingkat kedetilan cerita di dalam novel
ini dapat membuat bacaan terasa berat, dan membingungkan
pembaca. Selain itu, ada beberapa bagian dalam novel yang
bertumpuk-tumpuk sehingga membuat alurnya menjadi sedikit
tidak jelas atau kabur. Beberapa bagian dari buku terasa tidak
terlalu relevan dengan jalan cerita, sehingga membingungkan
dan sedikit membosankan. Seperti halnya bab 5 sampai dengan
bab 8. Akhir yang sedikit menggantung juga mnjadi kelemahan
minor buku ini.
Novel ini sangat menginspirasi karena pesan penting
yang dikandungnya sederhana, namun sering kita lupakan.
Buku Laskar Pelangi sangat bagus untuk dibaca oleh pembaca
yang berumur 10 tahun ke atas, karena bacaannya yang detil dan
memiliki kosa kata asing yang akan mungkin membingungkan
pembaca yang masih anak-anak. Selain itu ada juga pelajaran
hidup yang sangat berarti dan patut diingat seumur hidup.

71
“ ... dan dengan kepercayaan diri
ternyata siapa pun dapat membuat
prestasi yang mencengangkan.”

-Andrea Hirata

72
Azizah Annurohmah ( 11 )

Bocah Belitong Mengejar Mimpi

Judul : Laskar Pelangi


Penulis : Andrea Hirata
Jumlah Halaman : xvi + 529 halaman
Penerbit : Bentang Pustaka
Tempat Terbit : Yogyakarta
Tahun Terbit : Cetakan keempat puluh tiga,
Desember 2018
Ukuran
- Panjang : 21 cm
- Lebar : 13 cm
Harga : Rp89.000,00

Andrea Hirata adalah seorang novelis kelahiran


Gantung, Belitung Timur, Bangka Belitung, 24 Oktober 1967
yang telah merevolusi sastra Indonesia. Hirata memulai
73
pendidikan tinggi dengan gelar di bidang ekonomi dari
Universitas Indonesia dan melanjutkan dengan mengambil
program master di Eropa, pertama di University of Paris, lalu di
Sheffield Hallam University di Inggris dan meraih Master of
Science (M.Sc.) bidang teori ekonomi. Hirata merilis novel
Laskar Pelangi pada tahun 2005, yang ditulisnya berdasarkan
pengalaman kecilnya di Belitung. Novel ini terjual lima juta
eksemplar, dengan edisi bajakan terjual 15 juta lebih. Laskar
Pelangi telah menjadi internasional best seller, diterjemahkan
ke dalam 40 bahasa asing, terbit dalam 22 bahasa dan diedarkan
di lebih dari 130 negara. Novel ini menghasilkan trilogi, yakni
Sang Pemimpi, Edensor dan Maryamah Karpov. Sejak tahun
2010, secara mandiri Hirata mempromosikan minat baca, minat
menulis dan mendirikan Museum Kata Andrea Hirata di
Belitung.
Laskar Pelangi adalah cerita dari sebuah daerah di
Belitong, yang berawal dari SD Muhammadiyah. Saat itu
menjadi saat yang menegangkan bagi anak – anak yang ingin
bersekolah di SD Muhammadiyah. Kesembilan murid yakni,
Ikal, Lintang, Mahar, Tripani, Kucai, Sahara, A Kiong, Borek
dan Syahdan tengah gelisah lantaran SD Muhammadiyah akan
ditutup jika murid yang bersekolah tidak genap 10 anak.
Mereka semua sangat cemas. SD Muhammadiyah adalah SD
Islam tertua di Belitung, sehingga jika ditutup juga akan kasihan
pada keluarga tidak mampu yang ingin menyekolahkan anak –
anak mereka. Di sinilah anak – anak yang kurang beruntung dari
segi materi ini berada. Saat semua tengah gelisah, datanglah
Harun, seorang anak yang memiliki keterbelakangan mental. Ia
menyelamatkan kesembilan temannya yang ingin bersekolah
sekaligus menyelematkan berdirinya SD Muhammadiyah. Di
74
SD Muhammadiyah, kesepuluh anak tersebut diajarkan
pandangan – pandangan dasar moral, demokrasi, hukum,
keadilan, hak – hak asasi dan pelajaran umum lainnya oleh dua
sosok luar biasa yang memiliki tujuan yang sangat mulia, yaitu
Bu Mus dan Pak Harfan. Di SD Muhammadiyah inilah, kisah
kesepuluh bocah Belitong memperjuangkan cita – citanya
dimulai.
Cerita dalam novel ini menggunakan alur maju dan
tidak jarang terjadi peluangan kembali (flashback) untuk
memperjelas permasalahan pokoknya. Lalu sudut pandang
dalam menceritakan kisah ini menggunakan sudut pandang
orang pertama pelaku utama, yakni “Aku”. Aku yang dimaksud
disini adalah Ikal.
Gaya bahasa Indonesia yang digunakan dipengaruhi
oleh budaya melayu. Selain itu, istilah – istilah yang digunakan
penulis untuk menggambarkan suatu kejadian sangat unik dan
menarik, seperti nama latin hewan-tumbuhan, tokoh, dan lain -
lain.
Penulis mengangkat tema utama pendidikan, akan
tetapi tema pendidikan ini juga dipadukan dengan tema
ekonomi dan diselingi dengan kisah persahabatan yang sangat
erat dan penuh makna antar tokohnya. Kemudian cerita ini
belangsung di sebuah sekolah, yakni SD Muhammadiyah yang
terletak di Kampung Selatan Gantung, Belitung Timur,
Sumatera Selatan. Adapula rumah, ruang kelas, goa, pohon
filicium, tepi pantai, dan sebagainya yang masih terletak di
kawasan Belitung dengan suasana yang beraneka ragam
dikarenakan konflik – konflik yang muncul pun beragam. Ada
senang, cemas, dan sedih.

75
Tokoh pada novel ini diantaranya, Ikal, Lintang, Mahar,
Tripani, Kucai, Sahara, A Kiong, Harun, Borek dan Syahdan,
Bu Mus, Pak Harfan, Flo dan A Ling.
Para tokoh tentunya memiliki keunikannya masing -
masing dimana penulis menggambarkannya secara gamblang
sehingga pembaca dapat memahami perilaku tokoh dengan
mudah. Seperti Ikal atau tokoh “aku” dalam novel ini
merupakan sosok anak yang cerdas, pemerhati dan memiliki
kegemaran pada sastra, yang ditunjukkan dengan
kegemarannya menulis puisi. Kemudian ada Lintang, yaitu
teman sebangku Ikal yang jenius, pantang menyerah, memiliki
kemauan keras untuk belajar dan bercita – cita menjadi ahli
matematika. Mahar adalah sosok anak yang cerdas, kreatif dan
imajinatif, serta Ia memiliki bakat yang besar dalam bidang
seni. Tripani adalah anak berwajah rupawan yang baik hati,
sangat menyayangi ibunya dan bercita – cita menjadi seorang
guru yang mengajar di daerah terpencil. Lalu ada Kucai, anak
penderita rabun jauh karena kekurangan gizi dan
penglihatannya melenceng 20 derajat yang optimis dan
memiliki bakat sebagai pemimpin, yang ditunjukkan dengan
terpilihnya ia sebagai ketua kelas. Sahara merupakan satu –
satunya anak perempuan anggota Laskar Pelangi yang berwatak
keras dan memiliki prinsip yang kuat. A Kiong adalah anak baik
hati, memiliki solidaritas yang tinggi terhadap sahabatnya, suka
menolong dan ramah, kecuali pada Sahara. Kemudian ada
Harun, seorang anak yang memiliki keterbelakangan mental
yang memiliki hobi mengunyah permen asam jawa dan selalu
menanyakan kapan libur lebaran kepada Bu Mus. Borek adalah
anak berwatak keras dan sangat teropsesi dengan otot,
menurutnya pria sejati adalah pria yang berotot. Lalu, Syahdan
76
yaitu anak nelayan tertubuh kecil yang ceria, tidak begitu
menonjol, dan bercita – cita menjadi seorang aktor. Bu Mus,
kependekan Muslimah, adalah guru yang baik hati, pandai,
karismatik dan memiliki pandangan jauh ke depan. Sedangkan
Pak Harfan adalah guru sekaligus Kepala Sekolah baik hati dan
penyabar yang telah mengabdi puluhan tahun nyaris tanpa
imbalan apa pun demi motif syiar Islam di SD Muhammadiyah.
Pada akhir cerita, anggota Laskar Pelangi bertambah satu anak
perempuan bernama Flo, kependekan Floriana, adalah seorang
anak tomboi yang berasal dari keluarga kaya dan murid
pindahan dari sekolah PN. Serta tokoh lainnya adalah A Ling,
yaitu seorang perempuan cantik, tegas dan cinta pertama Ikal
yang merupakan sepupu A Kiong.
Hal yang ingin disampaikan penulis ialah jangan
mudah putus asa oleh suatu keadaan. Keadaan boleh saja serba
kekurangan, tapi kekurangan bukanlah menjadi alasan untuk
tidak berusaha. Justru jadikanlah kekurangan tersebut sebagai
motivasi untuk lebih baik.
Kelebihan dari buku ini adalah terletak dari cara
penyampaian bahasa tulis dari Andrea yang begitu khas dan
menarik. Dengan aksen-aksen Melayunya yang kental serta
menggambarkan latar belakang sosial budaya etnis melayu
yang unik serta menarik untuk diceritakan. Buku ini juga
memuat tentang kisah persahabatan serta ketabahan dalam
menghadapi segala tantangan hidup. Selain itu kritik sosial
terhadap pemerintah juga sangat jelas digambarkan oleh penulis
dengan adanya ketidakmerataan pembangunan di daerah serta
absennya pemerintah dalam perkembangan dunia pendidikan
khususnya di daerah terpencil.

77
Sedangkan kekurangannya, yaitu penggunaan istilah – istilah
asing ditambah dengan penempatan glosarium di bagian
belakang novel yang dapat menghambat imajinasi pembaca
karena tidak memahami istilah – istilah tersbut dan alurnya
kurang jelas dimana tidak disebutkan tahun terjadinya
peristiwa.
Novel karya Andrea Hirata ini sangat cocok untuk
dibaca oleh semua kalangan baik muda maupun tua. Banyak
sekali pelajaran hidup berharga yang dapat diambil, diantaranya
selalu menghargai dan mensyukuri semua pemberian Tuhan,
pantang menyerah bila menginginkan sesuatu dan tidak
membeda – membeda orang dari materi dan kemampuan. Kita
harus menyadari bahwa kehidupan manusia di dunia ini sudah
diatur oleh Tuhan, kita sebagai manusia hanyalah perlu
berusaha, berdoa, mensyukuri dan meyakini. Karena semua
yang kita kerjakan tidak lepas dari campur tangan Tuhan.

78
“Ya Allah, letakkanlah dunia di
tanganku, jangan di hatiku.”

-Habiburrahman El Shirazy

79
Azzahra Redhita Isfin (12)
Cinta dalam Balutan Islam

Judul buku : Ayat-Ayat Cinta


Penulis : Habiburrahman El Shirazy
Penerbit : Republika
Tahun terbit : 2004
Jenis buku : Fiksi
Tebal buku : 20,5 x 13,5 cm
Jumlah hal : 420 halaman
Harga : Rp 43.500,00

Ayat-Ayat Cinta merupakan novel berbahasa Indonesia


yang pertama kali terbit pada tahun 2004 melalui penerbit
Republika. Melalui novel ini, penulis mengajak para pembaca
untuk dapat lebih mengenal dan menyikapi cinta sesuai dengan
80
apa yang Islam ajarkan. Bukan hanya cinta yang biasa, tetapi
lebih dari itu. Novel ini juga menceritakan perjuangan dan
perjalanan hidup seorang Fahri, mahasiswa Indonesia yang
berkuliah di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir. Dalam jangka
waktu tiga tahun, novel ini pun telah berhasil dicetak sampai
160 ribu eksemplar.
Kisah pada novel ini berawal dari seorang Fahri bin
Abdullah Shiddiq. Ia adalah seorang mahasiswa Universitas Al-
Azhar, Kairo, Mesir, yang berasal dari Indonesia. Di Mesir,
Fahri tinggal bersama dengan keempat temannya, Saiful, Rudi,
Mishbah, dan Hamdi, yang juga berasal dari Indonesia. Mereka
tinggal di sebuah apartemen sederhana di Hadayek Helwan. Di
sana, mereka mempunyai tetangga yang sangat baik dan akrab
dengan mereka, yaitu keluarga Tuan Boutros. Tuan Boutros
mempunyai istri bernama Madame Nahed dan dua orang anak,
Maria dan Yousef. Keluarga Tuan Boutros adalah keluarga
Kristen Koptik yang sangat taat. Putri sulung mereka, Maria,
adalah seorang gadis yang unik. Ia seorang Kristen Koptik,
namun ia suka pada Alquran. Ia bahkan hafal beberapa ayat
Alquran, di antaranya adalah surat Maryam. Surat Maryam
adalah sebuah surat yang membuatnya dirinya merasa bangga.
Sebenarnya, Maria menyukai Fahri. Namun, ia tidak berani
mengungkapkannya secara langsung. Buku hariannyalah yang
menjadi tempat ia mengungkapkan segala perasaannya
terhadap Fahri.
Kisah ini berlanjut dengan pertemuan antara Fahri
dengan seorang perempuan bercadar bernama Aisha di metro
ketika ia pergi ke Shubra El-Kaima untuk talaqqi pada Syaikh
Utsman Abdul Fattah. Aisha bukanlah seorang gadis Mesir,
melainkan seorang gadis asal Jerman yang sedang studi di
81
Mesir. Kemudian, naiklah tiga turis asal Amerika, seorang ibu
yang sudah tua dengan kedua anaknya. Tidak ada lagi tempat
duduk yang kosong dan orang yang bersedia memberikan
tempat duduknya untuk si Ibu. Aisha pun berdiri dan
memanggil ketiga turis tersebut. Ia memberikan tempat
duduknya untuk si Ibu. Lalu datanglah seorang pria Mesir
memarahi tindakan Aisha tersebut. Menurutnya, orang Amerika
perlu diberi pelajaran atas apa yang telah negara mereka
lakukan terhadap negara-negara Islam, seperti Palestina. Fahri
pun berusaha menengahi pertikaian tersebut dengan
menjelaskan bahwa tidak sepatutnya pria Mesir itu berlaku
demikian. Pria Mesir yang tidak terima dengan apa yang Fahri
katakan pun mulai menyanggah ucapannya dan
meremehkannya yang bagi pria tersebut hanyalah seorang
mahasiswa pendatang. Ashraf, seorang pria Mesir lainnya yang
baru dijumpai Fahri di metro tersebut, ikut membela Fahri
dengan mengatakan bahwa Fahri memang benar seorang
mahasiswa Al-Azhar dan murid dari Syaikh Utsman. Pria Mesir
itu pun tidak lantas memercayai ucapan Ashraf. Fahri pun
mengeluarkan kartu mahasiswa Al-Azhar dan kartu talaqqi
yang dimilikinya. Beberapa saat kemudian, barulah pria Mesir
tersebut memercayainya.
Keluarga Tuan Boutros memang tetangga Fahri yang
baik. Sebaliknya, keluarga Tuan Bahadur adalah tetangga Fahri
yang galak, kasar, dan kejam. Tuan Bahadur tinggal bersama
istrinya yang bernama Madame Syaima dan tiga putrinya.
Noura, putri bungsunya, kerap kali diperlakukan dengan kasar
olehnya. Hingga pada malam itu, Bahadur kembali menyeret
Noura keluar dan menyiksanya. Fahri ingin sekali
menolongnya, tetapi itu tidak mungkin baginya. Ia pun
82
menghubungi Maria dan memintanya untuk turun dan
menolong Noura. Maria yang awalnya takut untuk turun pun
akhirnya menyanggupi permintaan Fahri tersebut. Ia turun
dengan diawasi Fahri dari balik jendela apartemen pria itu.
Noura pun berhasil dibujuk Maria untuk ikut ke apartemennya.
Keesokan paginya, Tuan Boutros, Maria, dan Noura pun
mendatangi apartemen Fahri. Tuan Boutros berkata bahwa
tidak aman bagi Noura bila ia tinggal di apartemennya. Fahri
pun mengusulkan agar Noura sementara tinggal di rumah
Nurul, salah satu mahasiswi Indonesia yang tinggal di Nasr
City. Noura pun dibawa dan tinggal sementara di sana.
Nurul. Seorang anak kyai terkenal yang juga mencari
ilmu di Al-Azhar dan seorang ketua Wihdah, induk organisasi
mahasiswi Indonesia di Mesir. Fahri pun menaruh hati pada
Nurul. Namun, rasa rendah dirinya membuat Fahri tidak berani
mengungkapkannya pada Nurul. Ia yang hanya anak seorang
petani miskin merasa tidak pantas untuk Nurul yang merupakan
anak seorang kyai terkenal. Padahal, diam-diam Nurul juga
menaruh hati pada Fahri. Noura yang telah bertemu dengan
orang tua kandungnya dengan bantuan Syaikh Ahmad, kenalan
Fahri, pun ternyata telah menyukai Fahri sejak lama. Ia
memberikan sebuah surat cinta kepada Fahri tepat di hari ia
bertemu dengan orang tua kandungnya. Pada suatu hari, Syaikh
Utsman pun menanyakan apakah Fahri berencana untuk
menikah atau tidak dalam waktu dekat. Syaikh Utsman pun
menjelaskan bahwa ada seorang gadis yang sedang mencari
seorang pemuda saleh untuk dijadikan calon suami. Fahri pun
dimintanya untuk salat istikharah dan segera memberinya
jawaban. Fahri pun salat istikharah dan menanyakan perihal
tersebut kepada ibunya di Indonesia.
83
Ibunya pun memberikan restunya dan di hari itu pula
Fahri mendatangi Syaikh Utsman. Beberapa hari kemudian,
Fahri diberikan album foto gadis yang akan menjadi calon
istrinya dan diminta datang di keesokan harinya oleh Syaikh
Utsman. Sesampainya di apartemen, Fahri tak kunjung
membuka dan melihat isi album tersebut. Namun, ia tetap
mendatangi Syaikh Utsman di keesokan harinya. Syaikh
Utsman pun kembali meminta Fahri untuk datang esok hari ke
Shubra dan salat Ashar di sana. Malam harinya, Fahri tidak bisa
tidur. Ia diliputi rasa penasaran terhadap gadis yang akan
menjadi calon istrinya kelak. Terlebih setelah Syaikh Utsman
sempat mengatakan bahwa gadis yang akan menjadi calon
istrinya ini telah mengenalnya dengan baik, begitu pun
sebaliknya. Keesokan harinya, Fahri pun datang ke Shubra dan
salat Ashar di sana. Lalu, Syaikh Utsman membawa Fahri
pulang ke rumahnya. Tak lama setelah ia sampai di rumah
Syaikh Utsman, gadis itu beserta walinya pun datang. Pada saat
itulah Fahri baru mengetahui bahwa gadis yang akan menjadi
calon istrinya kelak adalah Aisha dan walinya adalah Eqbal
Hakan Erbakan, seorang sahabat yang telah dikenalnya di
Mesir. Prosesi ta’aruf itu pun berjalan lancar. Mata indah Aisha
berhasil membuat Fahri jatuh cinta untuk pertama kalinya. Fahri
dan Aisha pun bersedia untuk menikah. Segala hal yang
diperlukan untuk pernikahan mereka pun mulai dibicarakan dan
dipersiapkan.
Tiba-tiba, pagi hari di hari akad nikah mereka akan
berlangsung, Ustaz Jalal dan istrinya mendatangi Fahri di
apartemennya dan mengejutkannya dengan pernyataan bahwa
Nurul menyukainya. Mereka meminta Fahri untuk menikahi
Nurul. Namun, Fahri tetap teguh dengan pendiriannya untuk
84
menikahi Aisha. Sorenya, akad nikah pun dilangsungkan. Fahri
dan Aisha pun akhirnya menikah dan hidup bahagia. Beberapa
bulan kemudian, Aisha dinyatakan hamil. Namun, malapetaka
tiba-tiba datang di tengah kebahagiaan mereka. Dua orang
polisi Mesir datang ke kediaman mereka dengan membawa
surat penangkapan untuk Fahri. Surat itu menyatakan bahwa
Fahri harus ditahan karena telah memerkosa gadis Mesir, yaitu
Noura. Di dalam penjara, Fahri diinterogasi dan dipaksa untuk
membenarkan saja tuduhan tersebut. Tentu saja Fahri menolak
dan dengan tegas menyatakan bahwa bukan dialah pelakunya.
Ia diperlakukan dan diberi makan, minum, serta tempat yang
tidak layak. Aisha pun tidak tinggal diam. Ia bersama dengan
paman Eqbal, Magdi, seorang polisi biasa yang menjaga
gedung apartemen tempat Fahri dan Aisha tinggal, beserta
Amru, seorang pengacara Mesir, pun berusaha untuk menolong
Fahri. Syaikh Utsman, teman-teman sesama mahasiswa
Indonesia di Mesir, dan pihak KBRI di Mesir pun turut
membantu.
Noura bagaikan kacang lupa kulitnya. Dia tega
memfitnah Fahri yang sudah menyelamatkannya dari
kekejaman Bahadur. Ia mengatakan kepada hakim bahwa
Fahrilah yang telah memerkosanya. Semua yang mengenal
Noura pun dibuat heran dengan sikapnya tersebut. Fahri pun
terpaksa harus kembali mendekam di dalam penjara sampai ia
terbukti tidak bersalah. Hanya satu bukti kuat yang dapat
membebaskan Fahri. Marialah bukti kuatnya. Sayang, Maria
sedang dalam keadaan koma. Dokter mengatakan bahwa hanya
suara orang yang dicintai Marialah yang dapat
menyadarkannya. Fahri pun kemudian berhasil dibawa Aisha
keluar sesaat untuk menemui Maria yang koma di rumah sakit.
85
Di sana, Aisha meminta Fahri untuk mengatakan bahwa ia
mencintai Maria dan segera menikahinya. Awalnya, Fahri
menolak permintaan Aisha tersebut. Namun pada akhirnya, ia
menikahi Maria karena Aisha yang terus memaksanya. Setelah
itu, Maria pun mulai membuka matanya.
Singkat cerita, hari persidangan terakhir Fahri pun tiba.
Hari penentuan apakah Fahri dinyatakan terbukti bersalah dan
akan berakhir di tiang gantung atau bahkan dia akan bebas dan
bersih dari segala tuduhan. Pada hari itu pula, Gamal, seorang
pria Mesir yang tadinya ikut memfitnah Fahri, berkata jujur
bahwa apa yang dikatakannya pada sidang sebelumnya adalah
dusta. Maria pun datang dengan kursi rodanya yang didorong
Madame Nahed dan memberikan kesaksiannya. Setelah ia
memberikan kesaksiannya, Maria pun terbatuk dan pingsan. Ia
pun lantas dibawa kembali ke rumah sakit. Selanjutnya, giliran
Amru yang memberikan bukti percakapan Noura dengan
temannya, Khadija, yang sempat dihubunginya dengan telepon
rumah Maria pada saat ia berlindung di rumah Maria kala itu.
Khadija pun berhasil didatangkan oleh Amru sebagai saksi.
Kemudian, Noura pun berdiri dan akhirnya mengakui kalau apa
yang dituduhkannya pada Fahri adalah fitnah. Ia pun mengakui
bahwa yang memerkosanya adalah Bahadur. Bahadur pun
segera diproses oleh pihak berwajib dan Fahri pun dibebaskan.
Begitu Fahri dinyatakan bebas, ia segera dibawa Aisha ke
rumah sakit untuk dicek. Ia pun harus dirawat di rumah sakit
akibat siksaan dan perlakuan tidak layak yang diterimanya
semasa di dalam penjara. Maria pun belum juga sadar. Hingga
pada suatu hari Aisha membangunkan Fahri yang sedang
tertidur dan berkata bahwa ia mendengar Maria mengingau
aneh. Keduanya pun segera melihatnya ke kamar rawat Maria.
86
Terlihat Madame Nahed yang tertidur di sofa dengan wajah
kelelahan. Beberapa saat kemudian, Maria tersadar dan
meminta untuk dibantu berwudhu. Setelah berwudhu, ia
dibaringkan kembali di atas ranjangnya dan mengucap kalimat
syahadat dengan lirih. Tak lama setelah itu, dengan tetap
tersenyum, ia pun menutup matanya.
Tema yang diangkat penulis pada novel ini, yaitu
indahnya cinta dalam Islam. Penulis pun menggunakan alur
maju dalam menceritakan isi novel, dimulai dari perkenalan
seorang Fahri, mahasiswa Al-Azhar, Kairo, Mesir, yang berasal
dari Indonesia. Latar tempat yang digunakan pun beragam,
seperti di Hadayek Helwan, Nasr City, El-Zamalik, Attaba,
Alexandria, penjara Tahrir, rumah sakit, dan lain-lain. Tak
hanya itu, penulis juga berhasil membuat para pembaca
terhanyut dalam suasana yang diciptakannya dalam novel
tersebut, seperti suasana sedih, bahagia, haru, dan
menegangkan. Latar waktu yang beragam juga digunakan oleh
si Penulis, seperti musim panas dan musim dingin di Mesir,
serta hari raya Idul Fitri. Sedangkan sudut pandang yang
digunakan adalah sudut pandang orang pertama “aku”.
Selanjutnya, tokoh-tokoh yang berperan dalam novel
ini pun sangat banyak, di antaranya adalah Fahri selaku pelaku
utama pria pada novel ini yang digambarkan sebagai seorang
mahasiswa Al-Azhar yang baik hati dan perangainya, pintar,
bijaksana, disiplin, saleh, tampan, dan sangat menghargai dan
menghormati perempuan. Ada pula Aisha yang digambarkan
sebagai seorang muslimah bercadar asal Jerman yang baik
hatinya, lemah lembut, salehah, cantik, dan penyabar. Tak
ketinggalan Maria, seorang gadis Kristen Koptik yang ceria,
pintar, baik hati, dan suka pada Alquran walaupun dia bukanlah
87
seorang muslim. Selain itu, ada pula Tuan Boutros, Madame
Nahed, dan Yousef, yang baik hati, penolong, dan ramah. Tidak
lupa keempat teman Fahri, yaitu Saiful, Rudi, Mishbah, dan
Hamdi, yang baik hati dan selalu membantu Fahri. Kemudian
ada Noura, si gadis innocent yang berhati baik namun selalu
mendapat perlakuan yang tidak baik dari keluarga Bahadur, dan
Nurul, si Ketua Wihdah yang baik hati dan pintar.
Gaya bahasanya yang komunikatif dapat memudahkan
para pembaca untuk mengerti maksud dari isi novel tersebut.
Arti dari beberapa istilah asing maupun kutipan yang digunakan
pun dicantumkan pada bagian postscript di halaman yang
terkait. Melalui novel ini, penulis berpesan dan mengajarkan
kepada pembaca agar selalu yakin dan mengingat Allah SWT,
ikhlas dan sabar dalam menghadapi segala cobaan,
memperlakukan sesama dengan baik dan benar, disiplin, serta
tidak menjadi seorang yang angkuh. Novel ini juga berhasil
membuka pikiran para pembaca bahwa manusia boleh saja
berencana, tapi rencana tersebut tidak ada apa-apanya dengan
rencana Allah SWT.
Novel Ayat-Ayat Cinta ini ditulis oleh H.
Habiburrahman El Shirazy, Lc. Pg. D. yang lebih dikenal
dengan panggilan Kang Abik. Beliau lahir di Semarang, 30
September 1976. Selain menjadi seorang novelis, Beliau juga
merupakan seorang dai, pimpinan pesantren, sutradara,
sastrawan, dan penyair yang karya-karyanya tak hanya diminati
di Indonesia, tetapi juga di mancanegara. Karya-karya fiksinya
tersebut dinilai dapat membangun jiwa dan menumbuhkan
semagat berprestasi pembaca. Sarjana Universitas Al-Azhar,
Kairo, Mesir, ini pun mulai dikenal sejak karyanya yang
berjudul Ayat-Ayat Cinta difilmkan oleh MD Pictures pada
88
tahun 2008. Karya-karyanya yang lain pun telah banyak beredar
di pasaran, seperti Di Atas Sajadah Cinta (telah disinetronkan
oleh Trans TV, 2004), Ketika Cinta Berbuah Surga (2005),
Pudarnya Pesona Cleopatra (2005), Ketika Cinta Bertasbih
(2007), Ketika Cinta Bertasbih 2 (Desember, 2007), dan Dalam
Mihrab Cinta (2007).
Habiburrahman memulai pendidikannya di MTs
Futuhiyyah 1 Mranggen sembari mempelajari kitab kuning di
Pondok Pesantren Al Anwar, Mranggen, Demak, di bawah
asuhan K. H. Abdul Bashir Hamzah. Pada tahun 1992, Beliau
merantau ke Surakarta dan mengenyam pendidikan di
Madrasah Aliyah Program Khusus (MAPK) Surakarta. Setelah
ia lulus dari MA, ia pun melanjutkan pendidikannya ke Fakultas
Ushuluddin, Jurusan Hadis, di Universitas Al-Azhar, Kairo,
Mesir. Selepas lulus dari universitas tersebut, Beliau
mengambil postgraduatenya di The Institute for Islamic
Studies, Kairo, yang didirikan oleh Imam Al-Baiquri dan lulus
pada tahun 2001. Selama di Kairo, Kang Abik juga berkarya
dan aktif dalam berbagai kegiatan, seperti memimpin kelompok
kajian MISYKATI (Majelis Intensif Yurispunden dan Kajian
Pengetahuan Islam) di Kairo (1996-1997) dan terpilih menjadi
duta Indonesia untuk mengikuti “Perkemahan Pemuda Islam
Internasional Kedua” yang diadakan oleh WAMY (The World
Assembly of Moslem Youth) selama sepuluh hari di kota
Ismailia, Mesir (Juli 1996). Pada perkemahan tersebut, orasi
yang disampaikannya terpilih menjadi orasi terbaik kedua. Ia
juga aktif di Majelis Sinergi Kalam (Masika) ICMI Orsat Kairo
(1998-2000), menjadi koordinator di ICMI Orsat Kairo selama
dua periode (1998-2002), dan dipercaya untuk duduk dalam
Dewan Asaatidz Pesantren Virtual Nahdhatul Ulama yang
89
berpusat di Kairo, serta sempat memprakarsai berdirinya Forum
Lingkar Pena (FLP) dan Komunitas Sastra Indonesia (KSI) di
Kairo.
Pada pertengahan Oktober 2002, Kang Abik tiba di
Indonesia. Beliau diminta untuk mengesahkan Kamus Populer
Bahasa Arab-Indonesia yang disusun oleh KMNU dan
berkontribusi dalam penyusunan Ensiklopedi Intelektualisme
Pesantren: Potret Tokoh dan Pemikirannya yang terdiri atas tiga
jilid yang keduanya diterbitkan oleh Diva Pustaka (Jakarta,
2003). Kang Abik juga sempat mengajar di MAN 1 Yogyakarta
dan menjadi dosen di Lembaga Pengajaran Bahasa Arab dan
Islam Abu Bakar Ash Shiddiq UMS Surakarta. Saat ini, ia
mendedikasikan dirinya untuk berdakwah dan memberi
pengajaran melalui karya-karya yang dilahirkannya dan
pesantren Karya dan Wirausaha Basmala Indonesia yang
didirikannya bersama dengan adik dan temannya. Beragam
prestasi pun telah diraihnya, seperti Pena Award (2005), The
Most Favorite Book and Writer (2005) melalui novelnya yang
berjudul Ayat-Ayat Cinta, dan IBF Award (2006). Ia pun dapat
memperoleh royalti sebesar 1,5 milyar rupiah dari novel Ayat-
Ayat Cinta dan ratusan juta dari buku-bukunya yang lain.
Kang Abik mengakui bahwa dalam setiap karyanya, ia
merujuk pada kisah ulama terdahulu dan berpedoman pada
Alquran. Beliau yakin bahwa dengan Alquran, Insya Allah
orang akan selamat dan sukses. Beliau juga sempat menangis
saat menyelami tokoh-tokoh dalam cerita Ayat-Ayat Cinta ini
dan berakhir dengan membuat ibunya kebingungan akan hal
tersebut. Nilai-nilai yang terkandung di dalam cerita ini pun
banyak, seperti nilai sosial, nilai keagamaan, nilai pendidikan,
nilai kemanusiaan, dan nilai kebudayaan. Nilai sosial
90
digambarkan dengan kutipan bahwa hidup di negeri orang harus
saling tolong menolong dan melengkapi. Nilai keagamaan
digambarkan dengan sabda Rasulullah SAW yang berisi bahwa
barangsiapa yang menyakiti ahli dzimmah, maka ia juga
menyakiti Allah SWT dan Rasul-Nya. Hal ini diucapkan Fahri
kepada pria Mesir yang memarahi Aisha karena dia
memberikan tempat duduknya pada orang Amerika. Nilai
pendidikan digambarkan dengan Fahri yang memberikan
hadiah untuk Madame Nahed dan Yousef sebagai bentuk
pengamalan hadis nabi. Nilai kemanusiaan digambarkan
dengan Fahri yang terus membujuk Maria untuk turun dan
menghapus air mata Noura karena Fahri tidak tega melihat
seorang perempuan yang menangis. Sedangkan nilai
kebudayaan digambarkan dengan ungkapan yang mengatakan
bahwa orang Mesir memang suka banyak bicara dan kalau
sudah bicara, ia akan merasa benar sendiri. Latar sosial budaya
Mesir pun sangat terasa bagi para pembaca. Hal ini dapat
dibuktikan dengan kehidupan Mesir yang berhasil digambarkan
oleh si Penulis pada novel ini. Kehidupan dan perilaku para
algojo penjara Mesir pun turut digambarkan olehnya. Pada
novel ini pula Habiburrahman sedikit menyinggung sikap
pemerintah Indonesia yang dinilai lamban dalam menangani
warga negaranya yang mengalami masalah di luar negeri.
Kelebihan dari novel ini adalah ceritanya yang menarik
dan sangat menyentuh serta dapat membuat pembaca seperti
berada dalam cerita tersebut. Pembaca juga dapat dengan
mudah mengerti isi novelnya, mengenal apa itu cinta dalam
Islam dan bagaimana cara menyikapinya yang sesuai dengan
apa yang Islam ajarkan, dan sekaligus belajar sedikit tentang
bahasa Jerman maupun bahasa Arab. Sedangkan kekurangan
91
dari cerita ini adalah terdapat pengulangan kata di beberapa
kalimat sehingga kalimat tersebut menjadi tidak efektif,
kesalahan dalam penulisan ejaan kata, kesalahan dalam
penggunaan kata “di” sebagai preposisi, penulisan kata asing
yang seharusnya dicetak miring, penulisan nama tokoh yang
tidak sesuai dengan kalimat terkait, dan beberapa kata asing
yang tidak dicantumkan artinya pada bagian postscript.
Novel ini sangat bagus dan menarik untuk dibaca mulai
dari kalangan remaja. Hal ini dikarenakan isi dari novel ini
bukan hanya tentang cinta, tapi juga tentang kehidupan. Dengan
novel ini pula, pembaca dapat termotivasi untuk lebih mengenal
Islam serta belajar untuk lebih dewasa dalam menyikapi cinta
dan menjalani kehidupan yang sesuai dengan ajaran Islam.

92
“Tanpa mimpi, orang seperti kita
akan mati”

-Andrea Hirata

93
Bayu Angkasa (13)
Kisah Anak-Anak Belitung

Judul Novel : Laskar Pelangi


Penulis : Andrea Hirata
Halaman : 529
Penerbit : Bentang Pustaka
Tempat Terbit : Yogyakarta
Tahun Terbit : 2005
Ukuran : 20,5 cm x 13 cm
Harga : Rp 89.000

Andrea Hirata adalah seorang penulis kelahiran


Gantong, Belitung Timur, Bangka Belitung pada 24 Oktober
1967. Beliau merilis novel Laskar Pelangi pada tahun 2005,
yang ditulis berdasarkan pengalaman kecilnya di Belitung.
Novel ini terjual sebanyak lima juta eksemplar. Laskar Pelangi
juga diterjemahkan ke dalam 40 bahasa asing, terbit dalam 22
94
bahasa dan diedarkan di lebih dari 130 negara. Laskar Pelangi
merupakan judul novel yang pertama kali dirilis oleh Andrea
Hirata. Novel ini juga menghasilkan trilogi yaitu Sang
Pemimpi, Edensor, dan Maryamah Karpov. Andrea Hirata
mendapat penghargaan dari sastra New York Book Festival
2013 untuk The Rainbow Troops (Laskar Pelangi edisi
Amerika) kategori general fiction dan juga memenangkan
Buchawards 2013, Jerman, untuk Die Regenbogen Truppe
(Laskar Pelangi edisi Jerman).
Novel ini menceritakan tentang sepuluh anak Belitung
yang bersekolah di sekolah Muhammadiyah, Kecamatan
Gantong, Belitong. Mereka adalah anak dari para penambang
timah di pulau dengan hasil kekayaan alam timah terbesar di
dunia. Akan tetapi kekayaan alam tak selalu berbanding lurus
dengan tingkat kesejahteraan penduduk asli pada suatu wilayah.
Kenyataan itulah yang harus diterima oleh para orang tua, anak-
anak, dan seluruh warga miskin di daerah tersebut. Sepuluh
anak itu adalah Lintang, Ikal, Sahara, Mahar, Syahdan, A
Kiong, Borek, Kucai, Harun, dan Trapani.
Mereka semua cemas karena sekolah mereka akan
ditutup jika murid yang bersekolah di SD tersebut tidak
mencapai sepuluh anak. SD Muhammadiyah merupakan SD
tertua di Belitung sehingga jika sekolah tersebut ditutup akan
kasihan pada keluarga mereka karena tidak mampu
menyekolahkan anak-anaknya yang ingin bersekolah. Saat
semua murid sedang gelisah, datanglah Harun, seorang anak
yang memiliki keterbelakangan mental, dia merupakan
pahlawan karena menyelamatkan teman-temannya yang ingin
bersekolah dan menyelamatkan SD Muhammadiyah agar tidak
jadi ditutup. Kegembiraan dan perasaan haru pun tersirat
95
dengan jelas di wajah bu Muslimah, seorang guru pengajar dan
Pak Harvan, seorang kepala sekolah Muhammadiyah tersebut.
Novel ini berkisahkan tentang perjuangan dari sepuluh anak
anggota laskar pelangi untuk menggapai impian mereka yang
penuh dengan tantangan. Kental dengan cerita khas anak-anak
melihat dunia dengan penuh ambisi yang simpel.
Ikal yang merupakan tokoh utama merupakan murid
yang lumayan pandai, dan tidak mudah putus asa. Lintang,
murid yang paling cerdas, rajin dan serius dalam belajar. Mahar,
yang pemikirannya penuh dengan hal kreatif dan berimajinasi
tinggi. Trapani, yang baik hati namun manja pada ibunya.
Sahara, satu-satunya perempuan di anggota laskar pelangi
merupakan gadis yang ramah, pandai, dan baik kepada siapa
saja. A Kiong, yang polos, baik hati dan bersahabat. Harun,
anak yang santun, pendiam, dan murah senyum. Borek,
berwatak keras dan terobsesi menjadi laki-laki macho. Kucai,
yang tegas, berwibawa dan berjiwa pemimpin. Syahdan, yang
ceria. Flo, gadis tomboy. Pak Harfan, memiliki dedikasi tinggi
dalam pendidikan. Bu Muslimah, guru yang sabar dan baik hati.
Tema dari novel ini adalah pendidikan yang disisipkan kisah-
kisah persahabatan diantara para anggota Laskar Pelangi. Alur
yang digunakan dalam novel ini adalah alur maju, ditandai
dengan dimulainya cerita dari awal anggota laskar pelangi ke
SD Muhammadiyah hingga mereka dewasa.
Bahasa yang digunakan penulis dalam novel ini adalah
bahasa Indonesia yang terpengaruh dengan aksen bahasa
melayu. Sudut pandang dalam novel ini adalah sudut pandang
orang pertama tunggal, ditunjukkan dengan penggunaan “aku”
oleh tokoh utama yaitu Ikal.

96
Berlatar utama di sekolah Muhammadiyah yang berlokasi di
Gantong, Pulau Belitung. Ada juga latar tempat lain seperti
pohon, goa, rumah, pasar, pantai, toko, dan lainnya yang masih
berlokasi di Belitung. Sedangkan latar waktu dalam novel ini
adalah sekitar tahun 1974
Dari novel ini kita dapat mempelajari beberapa hal
yang penting, seperti jangan mudah putus asa oleh suatu
keadaan, menghargai apa yang sudah kita miliki, dan tidak ada
yang tidak mungkin asalkan kita mau berusaha sekuat tenaga.
Kelebihan dari buku ini adalah terletak dari cara
penyampaian Andrea Hirata yang begitu khas dan menarik.
Dengan aksen Melayu yang kental serta menggambarkan latar
belakang sosial budaya etnis melayu yang unik dan menarik.
Memuat kisah persahabatan serta ketabahan dalam menghadapi
segala tantangan yang ada. Selain itu, kritik sosial terhadap
pemerintah juga sangat jelas digambarkan oleh penulis dengan
adanya ketidakmerataan pembangunan di daerah serta tidak
adanya peran pemerintah dalam perkembangan dunia
pendidikan khususnya di daerah terpencil. Banyak sekali
pelajaran yang kita teladani dari novel Laskar Pelangi seperti,
nilai moral, ketegaran hidup, bahkan makna sebuah takdir yang
tidak bisa ditebak. Ada juga kekurangan yang dimiliki novel ini,
yaitu terdapat banyak kata-kata yang sulit untuk dipahami atau
dimengerti karena menggunakan kata-kata daerah yang jarang
diketahui artinya dan alurnya kurang jelas dimana tidak
disebutkan waktu terjadinya peristiwa.
Novel ini sangat cocok untuk dibaca oleh semua
kalangan baik muda maupun tua. Di dalam novel ini juga
mengajarkan untuk selalu menghargai dan mensyukuri apa
yang sudah diberikan oleh Tuhan, dan juga kita harus
97
menyadari bahwa kehidupan setiap manusia sudah diatur, maka
sebagai manusia kita hanya perlu berusaha, berdoa, dan
bersyukur.

98
“Kebijakan yang sesungguhnya,
biasanya tampak melalui kerendahan
hati dan tidak banyak cakap”
-Habiburrahman El Shirazy

99
Elynda Vindiana (14)
Cinta yang menjadi indah karena ajaran Islam

Judul buku : Ayat-Ayat Cinta


Penulis: Habiburrahman El Shirazy
Jumlah halaman: 420 halaman
Penerbit: Republika
Tempat terbit: Jakarta
Tahun terbit: 2004
Ukuran buku: 20,5 x 13,5 cm
Harga: Rp43.500,-

Habiburrahman El Shirazy lahir di Semarang, Jawa


Tengah, 30 September 1976. Beliau adalah seorang novelis,
sutradara, da’i, penyair, sastrawan, pimpinan pesantren, dan
penceramah.
Ia memulai pendidikan menengahnya di MTs
Futuhiyyah 1 Mranggen sambil belajar kitab kuning di Pondok
100
Pesantren Al Anwar, Mranggen, Demak di bawah asuhan K.H.
Abdul Bashir Hamzah. Pada tahun 1992 ia merantau ke
Surakarta untuk belajar di Madrasah Aliyah Program Khusus
(MAPK) Surakarta dan lulus pada tahun 1995. Setelah itu
melanjutkan pendidikan ke Fakultas Ushuluddin, Jurusan
Hadist Universitas Al-Azhar, Kairo dan selesai pada tahun
1999. Pada tahun 2001 lulus Postgraduate Diploma (Pg.D) S2
di The Institute for Islamic Studies di Kairo.
Tema yang digunakan dalam novel ini adalah indahnya
cinta dalam balutan Islam. Tokoh dalam novel Ayat-Ayat Cinta
terdiri dari Fahri, mahasiswa Al-Azhar yang berasal dari
Indonesia yang rajin, pintar, sholeh, sabar, ikhlas, terencana,
dan sangat menghormati perempuan. Maria, gadis Kristen
Koptik yang mengagumi Al-Qur’an dan juga mengagumi Fahri.
Aisha, gadis bercadar asal Jerman yang jatuh cinta pada Fahri.
Nurul, teman Fahri di kampus yang ternyata diam-diam
menyimpan perasaan pada Fahri. Noura, anak bungsu dari
Bahadur dan Madame Syaima yang tertutup, pendiam, tetapi
menyalahgunakan cintanya pada Fahri. Keluarga Tuan Boutros,
tetangga yang tinggal di lantai atas flat Fahri dan teman-
temannya yang baik hati, ramah, sopan, dan suka menolong.
Bahadur dan Madame Syaima, tetangga yang kasar dan
memperlakukan Noura anak mereka dengan semena-mena.
Alur yang digunakan dalam novel ini adalah alur maju.
Latar yang digunakan ialah Hadayek Helwan, Attaba, Zamalek,
flat, masjid, metro, restoran, rumah sakit, penjara, dan
Alexandria. Gaya bahasa yang digunakan adalah bahasa
komunikatif yang mudah dimengerti walau banyak sekali istilah
yang digunakan. Sudut pandang yang digunakan dalam novel
ini adalah sudut pandang orang pertama “aku”. Amanat yang
101
dapat disampaikan adalah semakin banyak ilmu yang didapat,
semakin banyak hambatan dan godaan yang harus dilalui dan
dipecahkan dengan hati yang sabar dan ikhlas.
Fahri adalah seorang pemuda Indonesia yang berkuliah
di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir. Ia pemuda yang sholeh,
rajin, sabar, ikhlas, dan terencana. Di Kairo ia tinggal di flat
sederhana bersama empat temannya yang berasal dari Indonesia
juga, yaitu Saiful, Rudi, Hamdi, dan Mishbah. Mereka memiliki
tetangga yang sangat baik dan akrab, yaitu keluarga Tuan
Boutros. Tuan Boutros memiliki seorang istri bernama Madame
Nahed dan dua orang anak bernama Maria dan Yousef. Mereka
adalah keluarga Kristen Koptik yang taat. Maria adalah gadis
yang unik. Ia seorang Kristen Koptik namun suka pada Al-
Qur’an, bahkan ia hafal Surat Maryam yaitu surat yang
membuat dirinya merasa bangga. Maria sangat mengagumi Al-
Qur’an dan juga mengagumi Fahri. Kekaguman yang berubah
menjadi cinta. Tetapi, sangat disayangkan karena cinta itu
hanya tercurah dalam diary.
Di suatu hari yang sangat panas, Fahri berangkat untuk
talaqqi Qur’an pada Syaikh Utsman dengan menaiki metro. Di
dalam metro tersebut ia bertemu Aisha, seorang perempuan
bercadar yang berasal dari Jerman.Saat itu Aisha menolong
orang bule Amerika yang terlihat kelelahan. Namun dengan
aksinya itu Aisha dicaci oleh orang-orang Mesir yang ternyata
tidak menyukai orang Amerika. Fahri membela Aisha dan bule
Amerika itu dan akhirnya amarah orang-orang Mesir itu
mereda.
Selain memiliki tetangga yang baik, Fahri juga
memiliki tetangga yang sangat kejam. Tetangga itu adalah
Keluarga Bahadur. Bahadur memiliki istri bernama Madame
102
Syaima dan putri bungsunya yang bernama Noura. Bahadur
selalu bersikap kasar terhadap Noura. Puncaknya adalah Noura
diusir dari flat yang ditinggali keluarganya saat malam. Fahri
yang melihat Noura menangis langsung meminta bantuan Maria
untuk menenangkannya. Awalnya Maria menolak karena takut
Bahadur mengetahuinya, tetapi akhirnya Maria mau menolong
Noura dengan menyuruh Fahri mengawasinya dari flat. Fahri
juga menolong Noura dengan mencarikan orang tua kandung
Noura. Setelah mendapatkan informasi yang cukup, ia dibantu
Nurul dan Syaikh Ahmad mempertemukan Noura dengan orang
tua kandungnya.
Fahri memiliki teman perempuan bernama Nurul di
kampusnya yang juga berasal dari Indonesia. Nurul adalah anak
seorang kyai ternama di Jawa Timur. Sebenarnya Fahri
menaruh hati pada Nurul, tetapi karena minder ia hanya anak
seorang petani membuat Fahri tidak pernah mengungkapkan
perasaannya pada Nurul. Padahal Nurul juga menaruh hati pada
Fahri, tetapi juga tidak pernah mengungkapkannya karena sifat
pemalunya.
Fahri bertemu Aisha di rumah Syaikh Utsman dalam
rangka mempertemukan Fahri pada calon istrinya. Ternyata
Aisha yang meminta pamannya untuk menjodohkannya
denganFahri setelah kejadian di metro. Dan akhirnya mereka
berdua menikah dan tinggal di sebuah flat di Zamalek. Mereka
hidup bahagia. Beberapa bulan kemudian Aisha mengandung,
dan Maria dikabarkan koma.
Saat berpamitan kepada Aisha sebelum berangkat
untuk menjenguk Maria, tiba-tiba Fahri ditangkap dengan
tuduhan telah memperkosa Noura. Tentu saja hal itu adalah
fitnah. Fahri kemudian diseret dan dimasukkan ke penjara.
103
Kunci dari semua itu adalah Maria yang sedang koma karena
dia mengetahui kejadian yang sebenarnya. Keluarga Tuan
Boutros mengunjungi Fahri di penjara. Mereka meminta
bantuan kepada Fahri untuk menyadarkan Maria dari komanya
dengan merekam suara Fahri.
Kata dokter yang menangani Maria, hanya orang yang
dicintai maria yang dapat menyembuhkannya. Sayangnya cara
itu tidak berhasil karena Maria tidak kunjung sadar. Akhirnya
Fahri berangkat ke rumah sakit dimana Maria dirawat dengan
syarat harus kembali ke penjara sebelum waktu maghrib. Saat
sampai di ruangan, Fahri berusaha membangunkan Maria
dengan suaranya, tetapi tidak berhasil. Dokter menyuruhnya
untuk menyatakan cinta pada Maria. Sebelumnya Fahri tidak
mau, tetapi karena mendapat dukungan dan izin dari Aisha
istrinya, Fahri mau melakukannya dengan menikahi Maria.
Beberapa saat setelah Fahri memegang lengan Maria dan
menciumnya, Maria tersadar.
Hari sidang penentuan tiba, dan Maria datang untuk
memberikan saksi. Ia mengatakan apa yang sebenarnya terjadi
pada malam itu, tetapi setelah mengatakan semuanya ia terbatuk
dan jatuh pingsan. Dan secara tiba-tiba Noura mengaku kepada
semua yang hadir dalam sidang bahwa bukan Fahri yang
memperkosanya tetapi Bahadur. Dengan pengakuan itu, Fahri
memenangkan sidang tersebut dan Bahadur dimasukkan
penjara.
Begitu dibebaskan, Aisha langsung membawa Fahri ke
rumah sakit yang sama dengan Maria untuk diperiksa. Sejak
persidangan selesai, Maria belum juga siuman. Beberapa saat
kemudian, Aisha mendengar bahwa Maria mengigau dengan
membacakan Surat Maryam, kemudian terbangun. Saat
104
terbangun Maria menceritakan bahwa ia tidak diperbolehkan
masuk surge dan bertemu dengan Bunda Maryam. Fahri tau apa
maksudnya dan ia membopong Maria ke kamar mandi dan
Aisha membantu untuk mewudhui Maria. Setelah selesai, Maria
kembali dibaringkan di kasur. Lalu dengan suara lirih ia
mengucapkan syahadat, dan tak lama kemudian Maria menutup
mata dan meninggal dunia.
Kelebihan yang dimiliki novel ini adalah kualitasnya
sangat baik dan lengkap, bahasa mudah dimengerti, tokoh
dalam novel terkesan hidup dalam berbagai karakter, tidak
hanya sekedar romantisme biasa tetapi menggabungkan
pengetahuan hidup dan berkehidupan dengan indah, ketepatan
dalam mengolah kata yang membuat cerita terasa benar-benar
terjadi, bahasa yang digunakan komunikatif dan mudah
dipahami oleh pembaca, memiliki istilah bahasa arab yang
artinya ditulis di bagian bawah halaman membuat pembaca
lebih mudah memahami isinya. Sedangkan kekurangannya
adalah dalil-dalil yang kurang lengkap yang dapat
menyebabkan keraguan bagi pembaca muslim dan banyak salah
dalam menyebut tokoh, misalnya yang dimaksud Aisha tetapi
yang ditulis Maria.
Novel Ayat-Ayat Cinta tidak hanya menceritakan tentang
romantisme biasa, tetapi mengenalkan cinta yang disertai ajaran
Islam. Novel ini juga tidak hanya menceritakan kehidupan
sederhana tokoh utamanya, tetapi mengajarkan bahwa betapa
pentingnyahidup di jalan Allah dan hidup hanya untuk Allah
Swt. Novel ini juga mengajarkan bagaimana sulitnya
perjuanganseseorang menuntut ilmu di negara lain.
Novel ini sangat direkomendasikan untuk orang-orang
yang ingin mengenal dan belajar tentang agama Islam karena
105
isinya mengandung banyak sekali ajaran-ajaran Islam, terutama
dalam masalah perjodohan.

106
“ Maka di negeri ini, para pemimpi
adalah pemberani. Mereka Kesatria di
tanah nan tak peduli. Medali harus
dikalungkan di leher mereka.”

-Andrea Hirata

107
Era Rahmaniah Kesuma P (15)
Keberanian Besar dalam Bermimpi

Judul novel : Edensor


Penulis : Andrea Hirata
Halaman : XII + 290 halaman
Penerbit : PT. Bentang Pustaka
Tempat terbit : Yogyakarta
Tahun terbit : 2007
Ukuran buku : 20,5 cm x 14 cm
Harga : Rp. 44.500,-
Jenis buku : Fiksi

Edensor merupakan novel ketiga dari tetralogi laskar


pelangi yang ditulis oleh Andrea Hirata. Dia mampu
menceritakan berbagai realita kehidupan menjadi sebuah

108
tulisan yang apik. Sukses dengan novel tetralogi, Andrea
merambah ke dunia film.
Edensor adalah sebuah novel yang dapat mengajak para
pembacanya untuk berimajinasi. Pembaca akan dibawa ke
dalam petualangan mereka menyusuri Eropa dengan berbagai
pengalaman yang mencengangkan, mencekam, membuat
terbahak, sekaligus menyedihkan. Penulisannya diinspirasikan
oleh perjalanan hidup Andrea Hirata sendiri.
Di novel Edensor ini, Andrea Hirata lebih terfokus
kepada alur maju. Sebagian pula menggunakan alur mundur.
Maka dalam novel ini, alur yang digunakan adalah alur
campuran. Sudut pandang yang digunakan adalah sudut
pandang orang pertama (penggunaan kata ‘aku’ dan ‘kami’) dan
sudut pandang orang ketiga tunggal dan jamak (penggunaan
kata ‘dia’ dan ‘meraka’ atau penyebutan nama secara langsung).
Bahasa yang digunakan dalam novel ini di dominasi oleh
Bahasa Indonesia. Namun tidak jarang penulis memakai bahasa
asing, diantaranya Bahasa Perancis, Bahasa Inggris, Bahasa
Belanda dan bahasa gaul dari bahasa asing tersebut yang
mungkin belum bisa dipahami seutuhnya. Latar yang
ditunjukkan di novel ini diantaranya Tanjong Pandan, Belitong,
Jawa, Bogor, Universitas Sorbonne, Eropa, United Kingdom
dan Edensor desa impian. Tema yang digunakan adalah
petualangan.
Tokoh utama di novel ini adalah Ikal ; Ia sangat berani
mencapai mimpi masa kecilnya, pribadi yang keras. Sementara
tokoh pendukung diantaranya adalah Ayah Ikal ; Sabar,
pendiam dan sangat bijaksana. Weh ; Pintar berlayar, membaca
rasi bintang dan menentukan arah mata angin. Taikong Hamin
; Ustadz, pengurus masjid. Ibu Ikal ; Keras kepala. A Ling ;
109
Cinta pertama Ikal. Arai ; Penyayang, gigih/pantang menyerah,
cerdas. Zakiah Nurmala ; Cinta pertama Arai yang selalu
menolak cinta Arai. Ms. Famke Somers ; Cantik, baik dan
bertanggung jawab. Simon Van Der Wall ; Pemilik kost,
tega/tidak perduli pada nasib orang lain. Dr.Michaella
Woodward ; Seorang doktor ekonomi yang sangat cemerlang,
dan bertanggung jawab. Erika Ingeborg ; Asisten Dr.
Woodward yang tegas dan bertanggung jawab. Teman Kuliah
Andrea dan Ikal, lalu Maurent LeBlanch ; Seorang yang
terpelajar dan bertanggungjawab. Toha ; Orang Indonesia asli
Purbalinga di Crainova, baik hati. Oruzgan Mourad Karzani ;
Seorang Imam masjid Afghanistan di Gmunden. Prof. Turnbull
; Dosen Ikal yang sudah sepuh.
Saat itu, di bulan Oktober, seorang bayi laki-laki
terlahir dengan nama Aqil Barraq Badruddin. Sebenarnya, saat
mengandung anak kelima ibunya sangat mengharapkan seorang
bayi perempuan, karena keempat anak sebelumnya adalah laki-
laki. Walau mempunyai nama yang indah, Aqil atau kerap
disapa Ikal menjelma menjadi anak yang nakal dan gemar
membuat onar. Hal ini seringkali membuat warga kampung dan
orangtuanya pusing. Karena kenakalannya tersebut, Ikal telah
berganti nama, mulai dari Aqil, Wadudh dan Andrea. Namun,
semua nama tersebut tidak mempengaruhi kenakalan Ikal.
Maka akhirnya orangtua Ikal memutuskan untuk menjadikan
Arai sebagai anak angkat. Lalu, tiba-tiba sifat Ikal berubah total
saat bertemu dengan seorang gadis bernama A Ling. Ia menjadi
seorang pribadi yang jauh lebih baik, rajin beribadah, sikapnya
menjadi santun dan berakhlak mulia.
Setelah itu, Ikal dan Arai menjalani masa bersama di
Belitong sampai tingkat SMA. Tamat SMA, Ikal dan Arai pergi
110
merantau ke Jawa untuk melamar kerja. Namun, suatu hari Ikal
berkeinginan keluar dari zona nyamannya, ia ingin pergi
berkelana ke tempat-tempat yang jauh dan menjumpai orang-
orang asing. Tidak disangka, Ikal dan Arai sama-sama
mendapatkan beasiswa dari Uni Eropa untuk melanjutkan
kuliah di Universitas Sorbonne, Paris, Perancis. Sebelum
mereka berangkat, Arai berusaha menghubungi Zakiah, wanita
pujaannya untuk berpamitan. Tapi sayang, Zakiah tidak
membalas suratnya seperti biasa. Di lain pihak, Ikal
mendambakan sosok A Ling yang sekarang tidak ia ketahui
keberadaannya. Mereka berdua diantar oleh ayah Ikal dengan
berat hati di Tanjong Pandan. Ayahnya sangat bangga kepada
Ikal dan Arai karena dapat mencapai mimpi mereka.
Sesampainya di bandara Schipol, mereka berdua
dijemput oleh seorang gadis bernama Famke Somers. Di
Belanda saat itu sedang turun salju. Dari Belanda Ikal dan Arai
pergi menuju Brugge di Belgia dengan kereta. Famke berpesan
agar Ikal pergi menemui Simon Van Der Wall, seorang pemilik
kos.
Sesampainya disana, mereka disambut dengan
dinginnya udara Belgia yang sangat ekstrim. Di cuaca yang
dibawah nol derajat itu, Van Der Wall memperlakukan mereka
dengan buruk. Ikal dan Arai diusir olehnya, dan mereka dengan
sangat terpaksa harus menerima kepahitan hidup di hari
pertama mereka di Belgia. Udara dingin Belgia sangat
menusuk, sampai-sampai Arai merasakan hal yang aneh di
tubuhnya, lehernya terasa tercekik, rongga hidungnya
mengeluarkan darah, dan ia tak merasakan kepalanya.
Kemudian Arai menggendong Ikal menuju pohon-pohon
roman. Ikal ditidurkan di tanah, di bawah dedaunan roman.
111
Ternyata Arai meniru cara tentara Rusia bertahan hidup di
musim salju. Lalu kesadaran Ikal pun sedikit demi sedikit
berangsur pulih.
Beberapa waktu kemudian, Ikal dan Arai pun berangkat
ke Paris untuk memulai perjalanan mereka yang sesungguhnya.
Mereka terpana saat melihat keindahan Menara Eiffel, mereka
masih seolah tak percaya bahwa sebuah mimpi telah menjadi
kenyataan.
Ikal dan Arai pun mulai kuliah di Universitas Sorbonne,
Paris. Ikal menekuni ilmu ekonomi, sedangkan Arai menekuni
ilmu biologi. Ada banyak mahasiswa dari berragam bangsa di
dalamnya. Di kelas Ikal, ada mahasiswa dari Inggris, Jerman,
Amerika Serikat, India, Georgia, keturunan Tiong Hoa,
Meksiko dan tuan rumah Perancis. Orang-orang dari Inggris,
Jerman, Amerika Serikat, Tiong Hoa dan Perancis itu sangat
cemerlang. Dan sisanya, orang-orang yang selalu terlambat dan
berantakan adalah The Pathetic Four. Mereka adalah MVRC
Manooj dari India, Pablo A Gonzales dari Meksiko, Ninochka
Stronovsky dari Georgia dan Ikal sendiri. Mereka selalu terbirit-
birit mengejar ketinggalan.
Pada waktu musim liburan, Ikal dan Arai menyusun
rencana untuk pergi mengelilingi Eropa. Mereka mendapatkan
ide dari Famke Somers untuk membiayai perjalanan mereka
dengan cara mengadakan pertunjukan jalanan atau mengamen.
Pada awalnya teman-teman mereka terkejut mendengar ide Ikal
dan Arai. Tapi akhirnya mereka menyutujui ide Ikal dan Arai
tadi, dan bahkan terjadi suatu tantangan sesama teman sekelas
dimana orang yang mengunjungi negara paling sedikit akan
mendapatkan hukuman. Selanjutnya, Ikal dan Arai harus
menemui Famke di Belanda untuk memulai perjalanan mereka.
112
Di Belanda, mereka bertemu dengan Famke yang menyarankan
agar Ikal dan Arai tampil di pinggir jalan sebagai manusia
patung, lebih tepatnya patung ikan duyung. Kemudian Ikal dan
Arai memakai baju ikan duyung yang beratnya hampir 10 kg.
Teman-teman Famke dari Amsterdam School of the Arts
merancang kostum itu untuk Ikal dan Arai. Arai sebagai ibu
ikan duyung dan Ikal sebagai anak ikan duyung karena postur
tubuhnya yang lebih kecil.
Dari Amsterdam mereka menuju ke Groningen, setelah
itu ke Jerman dan mereka tampil sukses di Frankfurt. Kemudian
mereka menuju ke Denmark, Swedia dan Norwegia. Tapi
sayang, pertunjukan mereka kurang diapresiasi warga di sana.
Lalu mereka sampa di Kota Helsinki di Finlandia. Di kota ini,
persediaan uang mereka sangat tipis. Kemudian Ikal dan Arai
mulai menyusuri Rusia. Pertama memasuki Kota Belomorsk
tanpa uang sama sekali. Setelah tampil tiga jam, sampai kaki
bengkak tapi tak seorangpun memberikan uang. Dengan wajah
yang lelah mereka lalu menumpang bus sayur atau dengan
melompat diam-diam ke gerbong kereta minyak. Tapi akhirnya
mereka sampai juga ke kota Moskow. Mereka lalu menuju
Syzran, ditangkap polisi dan diusir ke batas desa.
Lalu mereka sampai pada bagian ujung Rusia yaitu di
Taiga Siberia. Mereka menumpang gerbong yang mengangkut
bahan bangunan, tapi tengah malam mereka diturunkan begitu
saja karena ada inspeksi. Setelah itu, Ikal dan Arai berjalan dan
bingung menghadapi perempatan tanpa kompas dan peta. Tiba-
tiba Ikal teringat akan navigator alam, Weh. Ikal mengeja
bintang satu persatu. Weh dulu pernah mengajari Ikal membaca
langit. Setelah itu Ikal dan Arai berbalik ke barat, menuju
Olovyannaya di atas tapal Mongolia. Setiap melewati
113
perkebunan zaitun mereka melamar kerja membantu petani
memetik buahnya demi upah beberapa butir kentang.
Lalu Ikal dan Arai berangkat ke Persia atau Iran yang
tidak jauh dari Mongolia. Setelah itu mereka pergi ke Yunani.
Untungnya di negara ini mereka mendapatkan uang yang
banyak ketika mempertunjukkan kesenian jalanan mereka. Tapi
sayang, nasib buruk mereka alami ketika berada di negara
Balkan seperti Bosnia, Serbia dan sekitarnya. Di negara-negara
ini mereka sangat takut karena suasana perang masih terasa,
sehingga mereka tidak bisa menghasilkan uang. Persediaan
finansial mereka pun terkuras.
Setelah itu mereka menuju Rumania, mereka
mengalami nasib yang lebih buruk. Suatu malam Ikal dan Arai
tidur di sebuah halaman TK, tiba-tiba Ikal terbangun karena
backpack yang digunakan sebagai bantal ditarik oleh tiga orang
laki-laki dan satu orang perempuan dengan seringai
mengancam mereka. Lalu seketika ada bapak tua yang dari tadi
mengamati mereka, dan datang menolong dari kegelapan.
Lelaki tua itu mengambil kepala selang tabungnya dan
menyemprot para penjahat dengan gas pestisida. Lalu para
perampok pun lari tunggang langgang. Setelah itu lelaki tua
tersebut menemui Ikal dan Arai lalu tersenyum bersahabat, ia
mengulurkan tangan menyalami dan berkata dengan logat jawa,
“Nhama sayha Toha, ashli Purbhalingga.” Ikal dan Arai sangat
terkejut. Ternyata di kota kecil terpencil di pelosok Rumania
ada orang Indonesia juga.
Akhirnya mereka sampai di Austria dan bertemu
dengan seorang tukang kebab bernama Mashood untuk
menanyakan dimana letak masjid terdekat. Ketika shalat, Arai
menuai karma masa kecilnya ketika sedang shalat berjamaah.
114
Ketika imam sampai pada ujung surat Al-Fatihah, kekhusyuan
jamaah jadi buyar dan terkejut mendengar jeringan panjang
“aamiiieeenn…” oleh Arai. Ternyata dia melolong seperti dulu
yang sering ia lakukan di masjid ketika di kampung. Suara Arai
mengagetkan semua jamaah, karena mahzab yang mereka anut
hanya mengucapkan amin dalam hati. Setelah itu, mereka
sampai di Venesia, Itali. Ikal dan Arai melihat berbagai
pertunjukan di negara ini.
Perjalanan hampir berakhir, karena musim libur sudah
selesai. Mahasiswa teman-teman Ikal dan Arai membuat
rencana untuk bertemu di Spanyol. Sesampainya di Spanyol,
mereka semua tertawa bahagia saat bertukar cerita tentang
perjalanan masing-masing. Setelah berada di Paris mereka
kembali dengan aktivitas seperti biasa yaitu mengikuti
perkuliahan.
Tapi setelah beberapa lama kuliah, ada kejadian
mengejutkan yaitu ketika Katya menelpon memberi kabar
tentang Arai. Ternyata Arai terserang Ashtma Bronchiale yaitu
penyakit yang dulu menyebabkan meninggalnya ayah Arai.
Oleh karena itu, akhirnya Arai harus dipulangkan ke Indonesia
dan akan kembali ke Perancis untuk melanjutkan studinya saat
keadaannya sudah berangsur pulih. Ikal tentu sangat sedih
karena harus berpisah dengan Arai.
Waktu pun berlalu, Ikal pun melanjutkan kegiatan
kuliah. Suatu hari, Maurent memanggil Ikal dan memberi tahu
bahwa Prof. Turnbull akan pensiun dan pulang kampung ke
Sheffield, Inggris. Supaya Ikal tidak kehilangan waktu,
Maurent menyarankan Ikal untuk mengikuti exchange program
dan pindah ke Sheffield Hallam University. Setelah itu Ikal

115
pergi ke Inggris, di Terminal Victoria, London. Kemudian ia
pun melanjutkan perjalanan dengan bus antar kota ke Sheffield.
Selang beberapa bulan Ikal pun selesai mengerjakan risetnya.
Dia diundang minum teh oleh keluarga Turnbull ke rumahnya
dan untuk menandatangani riset Ikal. Rumah Prof. Turnbull
berada jauh di pinggir kota Sheffield. Ketika sampai di rumah
profesor tersebut, ternyata beliau tidak berada di rumah. Karena
lama menunggu, akhirnya Ikal memutuskan untuk berkeliling
desa dengan menaiki bus desa yang sudah tua.
Ketika berada di bus, Ikal menikmati pemandangan
melalui jendela selama satu jam lebih, kemudian bus menaiki
bukit yang landai. Ketika bus melewati sebuah tikungan,
dedaunan cemara tersibak dan seketika itu pula tersaji
pemandangan yang mengingatkan Ikal pada sesuatu. Perjalanan
bus makin dekat dengan desa yang dipagari tumpukan batu
bulat berwarna hitam. Ikal terpesona melihat rumah-rumah
penduduk berselang sleing. Ikal merasa seperti sedang
menembus lorong waktu dan terlempar dalam negeri khayalan
yang telah lama hidup dalam hatinya. Masih terperanjat, Ikal
meminta sopir bus untuk berhenti. Ikal kembali mengenang dan
mengingat keindahan tempat ini selama belasan tahun yang
selama ini menjadi impian. Dia masih terkesima bahwa impian
tersebut sudah dapat ia lihat dengan mata kepala sendiri. Seolah
tak percaya, Ikal lalu bertanya pada seorang ibu untuk memberi
tahu nama tempat tersebut. Seketika sang ibu pun menjawab,
“sure lof, it’s Edensor..” Inilah Edensor, sebuah tempat yang
dulu hanya dilukiskan keindahannya oleh A Ling, seseorang
yang telah memberi kekuatan dalam perjalanan hidup Ikal.
Sekarang Ikal sudah berada di Edensor, bukan mimpi tapi
kenyataan.
116
Kita dapat mengambil banyak pelajaran dari novel yang
berjudul Edensor ini. Dalam novel ini, ditulis bahwa jika kita
ingin menggapai cinta atau mempunyai mimpi, maka kita harus
memperjuangkan mimpi tersebut dan berusaha dengan pantang
menyerah untuk meraihnya. Novel ini mengingatkan kita
bahwa menerima kehidupan berarti menerima kenyataan bahwa
tidak ada hal yang sekecil apa pun terjadi karena kebetulan. Dan
bermimpilah setinggi-tingginya karena Tuhan akan mendengar
dan kelak pasti dikabulkan.
Novel Edensor mengandung makna mendalam dari
setiap kisah hidup, jauh dari sifat menggurui, kadang kala
ngawur dengan sebagian tokoh yang lucu. Novel ini berkesan
mendidik, dan sangat menarik untuk dibaca bagi penggila ilmu
pengetahuan dan orang-orang yang mempunyai jiwa travelling.
Namun, judul Edensor kurang sesuai dengan cerita, karena
maksud ‘Edensor’ terdapat di akhir cerita. Dan sangat sedikit
bayangan Edensor dalam novel karena dari penulis lebih
banyak menuliskan perjalanannya menaklukkan daerah-daerah
daripada penjelasan maupun cerita panjang tentang Edensor.
Penggunaan Bahasa penulis juga sulit untuk dimengerti,
sehingga terkadang perlu untuk membaca ulang beberapa
kalimat. Dengan demikian, novel ini dapat memotivasi pelajar
untuk keluar dari zona nyamannya dan untuk belajar setinggi
mungkin.

117
“Setiap orang mempunyai jalan yang
berbeda untuk memahami sesuatu.”

-Andrea Hirata

118
Erdian Adyaza Maulana (16)
Pahlawan Kecil Belitung

Judul : Laskar Pelangi


Penulis : Andrea Hirata
Penerbit : Bentang Pustaka
Kota terbit : Yogyakarta
Tahun terbit : 2005
Tebal buku : 529 halaman
ISBN : 9793062797

Laskar pelangi adalah sebuah novel karangan milik


Andrea Hirata, seorang penulis terkenal di Indonesia ini. Novel
karangan beliau ini menceritakan sebuah kisah hidup 10 orang
anak yang memiliki latar belakang keluarga miskin. Mereka
tinggal di pulau Belitong, Provinsi Bangka Belitung.
Nama 10 anak tersebut adalah Lintang, Ikal, Mahar
Ahlan, Jumadi Ahlan, A Kiong, Syahdan Noor Aziz, Borek,
Mukharam Kucai Khairani, Harun, Trapani, dan Sahara yang
merupakan satu-satunya anak perempuan di antara mereka.
119
10 orang bersahabat ini mempunyai orang tua yang bekerja
sebagai penambang timah. Namun, walaupun kehidupan
ditimpa kemiskinan, mereka tetap menjalankan aktivitas
pendidikan seperti anak-anak pada umumnya. Dengan gedung
sekolah tua ala kadarnya, mereka tetap semangat dan senang
menimba ilmu di tempat itu.
Mereka mempunyai teman baru di sekolahnya, yaitu
seorang gadis cantik bernama Flo yang merupakan anak dari
seorang pegawai penambangan timah.
Dalam kondisi sekolah yang memprihatinkan, gedung
yang sudah tua serta tidak layak pakai dan murid sekolah yang
hanya ada 10 anak di sekolah itu. Keadaan seperti itu
mendapatkan respon dari Pemerintah Daerah Pendidikan dan
Kebudayaan Provinsi Sumatra Selatan, yaitu berupa peringatan
bahwa sekolah tersebut (SD Muhammadiyah) harus ditutup
karena memiliki murid yang terlalu sedikit.
Harun seorang anak yang mempunyai keterbelakangan
mental, ia mempunyai komitmen ingin sekolah dan datang pada
saat penutupan. Pada saat penerimaan siswa baru, baru
terkumpul 9 siswa. Ketika Pak Harvan berpidato, bahwasanya
sekolah tetap berdiri harus dengan 10 orang, di saat itulah Harun
datang sebagai pelengkap dan akhirnya sekolah tidak jadi
ditutup.
Ibu Muslimah ialah seorang guru yang sabar dalam
mendidik mereka. Beliau adalah sosok wanita yang mempunyai
tekad kuat. Beliau hanya seorang lulusan pendidikan tingkat
SMP, namun dengan tekadnya yang kuat beliau menjadikan
dirinya wanita yang kuat, tegar, dan memiliki dedikasi tinggi
akan pendidikan.

120
Novel Laskar Pelangi sangat banyak menyita perhatian
para penikmat novel terbukti dengan larisnya novel ini di
pasaran. Dalam novel ini juga kita banyak menemukan pesan
moral dan sosial yang membuat kita berfikir. Karena itulah
Laskar Pelangi dijadikan sebuah film karena dianggap menarik
dan mengandung banyak pesan moral dan sosial.
Kekurangan dalam novel ini menurut saya ada pada
dalam bahasa yang digunakan karena ada bahasa daerah yang
terkandung dalam novel ini dan bagi orang yang tidak mengerti
bahasa itu mungkin bisa mengganggu pada saat membaca novel
ini.

121
“Berhenti bercita-cita adalah tragedi
terbesar dalam hidup manusia.”

-Andrea Hirata

122
Fayla Kesha.N (17)
Semangat Untuk Menggapai Mimpi

Judul : Sang Pemimpi


Penulis : Andrea Hirata
Penerbit : PT Bentang Pustaka
Halaman : 247 Halaman
Cetakan : ke-26, November 2009
ISBN: 978-979-1227-81-0

Andrea Hirata lahir di Gantung, Belitung Timur,


Bangka Belitung, 24 Oktober 1967 berumur 51 tahun, adalah
novelis yang telah merevolusi sastra Indonesia. Ia berasal dari
Pulau Belitung, provinsi Bangka Belitung. Novel pertamanya
adalah Laskar Pelangi yang menghasilkan tiga sekuel.Dia
tumbuh dalam keluarga miskin yang tidak jauh dari tambang
123
timah milik pemerintah, yakni PN Timah (sekarang PT Timah
Tbk.).Hirata memulai pendidikan tinggi dengan gelar di bidang
ekonomi dari Universitas Indonesia. Meskipun studi mayor
yang diambil Andrea adalah ekonomi, ia amat menggemari
sains—fisika, kimia, biologi, astronomi dan sastra. Hirata
merilis novel Laskar Pelangi pada tahun 2005.Novel ini ditulis
dalam waktu enam bulan berdasarkan pengalaman masa
kecilnya di Belitung.Ia kemudian menggambarkannya sebagai
sebuah ironi tentang kurangnya akses pendidikan bagi anak-
anak di salah satu pulau terkaya di dunia.Novel ini terjual lima
juta eksemplar, dengan edisi bajakan terjual 15 juta lebih.Novel
ini menghasilkan trilogi novel, yakni Sang Pemimpi, Edensor,
dan Maryamah Karpov.
Sesudah lulus SMP, tiga anak pemimpi yaitu Ikal, Arai,
dan Jimbron meneruskan pendidikanya ke SMA, petualangan
ketiga anak itu pun dimulai. Arai merupakan saudara dari Ikal
yang menjadi yatim piatu dari kelas 3 sekolah dasar, dia
merupakan anak yang sabar dan tabah dalam menjalani
kehidupanya.Arai sudah dianggap seperti anak sendiri oleh
ayah dan ibu Ikal.Sedangkan Jimbron adalah anak angkat dari
seorang pendeta yang bernama Geovanny yang selalu bersedia
untuk mengantarkan Jimbron setiap sorenya ke Masjid supaya
Jimbron menjadi Muslim yang taat. Tiga anak ini selalu
bersama dan mempunyai impiannya masing-masing.
Ketiga anak ini menetap di sebuah kamar di pinggiran
Dermaga Magai. Setiap harinya dari jam dua pagi mereka
bertiga harus sudah bangun karena harus bekerja menjadi kuli
ikan di Dermaga itu. Pak Mutsar sering memarahi Arai, Ikal,
dan Jimbon karena perbuatan dari ketiga anak itu.Pak Mutsar
sendiri merupakan seorang yang memiliki kepribadian yang
124
tegas, bersahaja, dan disiplin tinggi. Dia merupakan pahlawan
anak-anak Belitung, karena jasanya lah Ikal dan teman yang
lainnya tidak harus menempuh jarak ratusan kilo untuk
bersekolah. Di kalangan anak-anak, Pak Mustar adalah orang
yang galak, hal itu disebabkan Pak Mutsar merasa kecewa
karena anaknya tidak masuk ke sekolah yang dibangunnya
sendiri.Mimpi itu dimulai ketika seorang guru sastra bernama
Pak Balia. Beliau merupakan guru yang sangat inspiratif, yang
tak pernah lelah untuk mengajari murid-muridnya untuk selalu
memiliki motivasi yang tinggi untuk menggapai impiannya
dengan penuh semangat.
Pak Balia selalu memberikan kata-kata supaya anak
muridnya harus memiliki impian tinggi,menggali ilmu
sebanyak mungkin. Mimpinya ingin mengelilingi indahnya
eropa, eksotisnya negara-negara Afrika, dan ingin ke almamater
Universitas Sorebonne Prancis.Kata-kata memang bisa
mempengaruhi kehudipan seseorang. Arai lah yang paling
percaya dengan semua kata inspiratif yang selalu diberikan oleh
gurunya itu.Arai berubah menjadi seorang yang memiliki
impian yang tinggi dan selalu meyakinkan kedua
temannya.Mereka rela menjadi kuli untuk mewujudkan
impiannya untuk sekolah di Perancis.Sedangkan di sisi lain,
Jimbron mempunyai mengagumi binatang kuda, dan diam-dia
menyukai seorang gadis yang pendiam namanya Laksmi. Arai
mempunyai impian menikah dengan Zakiah, dia adalah seorang
gadis yang selalu menolaknya, akan tetapi Arai tidak pernah
menyerah untuk mencintai gadis itu. Sementara itu Ikal sangat
ingin sekali bertemu dengan gadis pujaannya A Ling.
Sesudah lulus dari SMA Ikal dan Arai merantau ke
Pulau Jawa, di Bogor. Sedangkan Jimbron tetap di Belitung
125
untuk berternak kuda bersama gadis yang dia cintai. Jimbron
memberikan hadiah dua buah celengan kuda. Dengan demikian
meskipun Jimbron tidak pernah ke Paris tapi hatinya pasti
sampai ke sana bersama kedua sahabatnya itu.Sesampainya di
Bogor menjadi perjuangan baru bagi Ikal dan Arai. Kehidupan
di sana ternyata tak seperti yang mereka harapkan. Nasib
menjadikan Ikal bekerja di kantor pos, sedangkan Arai pergi
merantau ke Kalimantan karena tidak mendapatkan
pekerjaan.Arai hilang begitu saja tanpa mengabari sahabatnya
Ikal. Dia pun merasa sangat kehilangan Arai. Di tahun
selanjutnya Ikal melanjutkan kuliah di UI dengan mengambil
jurusan ekonomi. Setelah menyelesaikan studinya, peluang
untuk melanjutkan studi ke Sorebonne pun semakin terbuka,
Ikal mendapatkan informasi beasiswa S2 jurusan ekonomi di
sana. Singkat cerita Ikal ikut dan masuk 15 besar dari ratusan
pelamar beasiswa.
Ketika wawancara, profesor yang megetes Ikal sangat
terpukau dengan riset yang dibawa Ikal. Meskipun Ikal lulusan
dari sarjana ekonomi dan tukang pos, tapi riset yang Ikal ajukan
sangat mengesankan pengujinya. Ketika itu Ikal merasa sedih,
karena sahabatnya Arai yang membuat dia bisa bermimpi untuk
ke Paris tidak ada di sampingnya.Kejutan datang, setelah Ikal
keluar dari ruang wawancara, ia seperti mendengar suara orang
yang tak asing baginya. Ikal melihat sahabatnya sedang ada di
ruang wawancara. Ternyata yang sedang di wawancara itu
adalah Arai. Mereka pun saling berpelukan karena sudah lama
tak berjumpa. Ternyata Arai tidak pernah melupakan mimpinya
untuk kuliah di Sorebonne. Arai memang penuh dengan
kejutan.Ketika Arai pergi meninggalkan Ikal, ternyata dia
meneruskan kuliahnya sembari bekerja. Dia kuliah di
126
Mulawarman dengan mengambil jurusan biologi. Ketika ada
pengumuman beasiswa untuk S2 ke Prancis, dia langsung
mendaftar untuk mendapatkan beasiswa tersebut.Arai
mempersiapkan dengan penuh persiapan semua persyaratan
yang diperlukan. Dia membawa sebuah riset di bidang biologi.
Sama dengan Ikal, Arai masuk 15 besar.
Sembari menunggu hasil pengumuman beasiswa,
mereka berdua pulang ke kampung halamannya di Belitung.
Rasa rindu dengan keluarga dan juga kampung halaman biasa
menjadikan mereka pulang ke sana sekaligus mengisi liburan.
Setelah beberpa hari di sana mereka pun mendapatkan surat
yang sudah lama mereka nantikan kedatangannya. Dengan hati
yang cemas dan penuh harapan, mereka membuka suratnya, di
surat itu tertulis bahwa mereka berdua berhasil lolos beasiswa.
Mereka berdua menangis bahagia setelah itu. Apa yang mereka
dulu impikan akhirnya bisa terwujud.
Tema yang diceritakan dalam novel adalah
persahabatan dan perjuangan dalam mencapai mimpi atau
pengharapan.Hal itu dapat dibuktikan dari penceritaan per
kalimatnya dimana penulis berusaha menggambarkan begitu
besarnya kekuatan mimpi sehingga dapat membawa seseorang
menerjang kerasnya kehidupan dan bataskemustahilan.latar
yang berada di novel yaitu di Pulau Magai Balitong, los pasar
dan dermaga pelabuhan, di gedung bioskop,di sekolah SMA
Negeri Bukan Main, terminal Bogor, dan Pulau
Kalimantan.Waktu yang digunakan pagi, siang, sore, dan
malam. Latar nuansanya pun lebih berbau melayu dan gejolak
remaja yang diselimuti impian-impian.Tokoh Ikal memilik
watak yang baik hati, optimistis, pantang menyerah, penyuka
Bang Rhoma Irama.Tokoh Arai dikenal sebagai orang yang
127
pintar, penuh inspirasi/ide baru, gigih, rajin, pantang menyerah.
Sedangkan Jimbron memiliki sifat yang polos, gagap bicara,
baik, sangat antusias pada kuda.Pak Balia dikenal baik,
bijaksana, pintar.Pak Mustar memiliki sifat yang galak,
pemarah, berjiwa keras.Ibu Ikal merupaan baik, penuh kasih
sayang.Ayah Ikal sebagai seorang yang pendiam, sabar, penuh
kasih sayang, bijaksana Dan tokoh lain Mahader, A Kiun, Pak
Cik Basman, Taikong Hanim, Capo, Bang Zaitun, Pendeta
Geovanny, Mak cik dan Laksmi adalah tokoh pendukung dalam
novel ini. Dalam novel ini menggunakan alur gabungan (alur
maju dan mundur). Alur maju ketika pengarang menceritakan
dari mulai kecil sampai dewasa dan alur mundur ketika
menceritakan peristiwa waktu kecil pada saat sekarang/dewasa.
Gaya penceritaan novel ini sangat hebat.Karena,bahasanya
yang puitis.Setiap katanya mengandung kekayaan bahasa
sekaligus makna dibalik tiap-tiap katanya. Selain itu, Novel ini
ditulis dengan penyampaian cerita yang cerdas dan menyentuh,
penuh inspirasi dan imajinasi.Amanat yang disampaikan dalam
Sang Pemimpi ini adalah jangan berhenti bermimpi.Yang pada
prinsipnya manusia tidak akan pernah bisa untuk lepas dari
sebuah mimpi dan keinginan besar dalam hidupnya. Sudut
pandang novel ini yaitu “orang pertama” Dimana penulis
memposisikan dirinya sebagai tokoh Ikal dalam cerita.
Nilai moral pada novel ini adalah sifat-sifat yang
tergambar menunjukkan bahwa seorang remaja tanggung dalam
menyikapi kerasnya kehidupan. Di sini, tokoh utama
digambarkan sebagai sosok remaja yang mempunyai peran
yang baik dan rasa setia kawan yang tinggi.Dilihat dari nilai
sosialnya, novel ini begitu kaya akan nilai sosial. Hal itu
dibuktikan rasa setia kawan yang begitu tinggi antara tokoh
128
Ikal, Arai, dan Jimbron. Masing-masing saling mendukung dan
membantu antara satu dengan yang lain dalam mewujudkan
impian-impian mereka sekalipun hampir mencapai batas
kemustahilan.Nilai agama pada novel ini juga secara jelas
tergambar.Terutama pada bagian-bagian dimana ketiga tokoh
ini belajar dalam sebuah pondok pesantren. Banyak aturan-
aturan islam dan kyai yang begitu hormat mereka patuhi.
Banyak kelebihan yang didapatkan dalam novel ini.
Mulai dari segi kekayaan bahasa hingga kekuatan alur yang
mengajak pembaca masuk dalam cerita hingga merasakan tiap
latar yang terdeskripsikan secara sempurna. kelebihan lain
daripada novel ini yaitu kepandaian Andrea dalam
mengeksplorasi karakter-karakter sehingga kesuksesan
pembawaan yang melekat dalam karakter tersebut begitu
kuat.Sedangkan kelemahannya di novel ini hampir tidak ada.
Hal itu disebabkan karena penulis dengan cerdas
menggambarkan keruntutan alur, deskripsi setting, dan
eksplorasi kekuatan karakter. Baik dilihat dari segi kebahasaan
hingga sensasi yang dirasakan pembaca sepanjang cerita.

129
“Menerima kehidupan berarti
menerima kenyataan bahwa tak ada
hal sekecil apapun terjadi karena
sebuah kebetulan.”

-Andrea Hirata

130
Fitri Nazwa (18)
Semangat Hidup 10 Anak Belitung

Judul Buku : Laskar Pelangi


Penulis : Andrea Hirata
Penerbit : Bentang Pustaka
Tempat Terbit : Yogyakarta
Tahun Terbit : 2005
Jumlah Halaman : 529 halaman
Ukuran Buku : 21cm x 13 cm
Harga : Rp.89.000

Pengarang novel ini bernama Andrea Hirata yang lahir


di Belitong. Meskipun studi mayornya ekonomi, ia
amatmenggemari sains (fisika, kimia, biologi, astronomi) dan
tentu saja sastra. Edensor adalah novel ketiganya setelah novel
– novel best seller Laskar Pelangi dan Sang Pemimpi. Sekarang
ia tengah mengejar mimpinya yang lain untuk tinggal di
KyeGompa, desa tertinggi di dunia, di Himalaya. Andrea
berpendidikanekonomi dariUniversitas Indonesia. Ia mendapat

131
beasiswa dari Uni Eropa untuk studi master of science di
Universitas de Paris, Sorbonne, Prancis, dan Sheffield
HallamUniversity, United Kingdom. Tesis Andra di bidang
Ekonomi telekomunikasimendapat penghargaan dari kedua
universitas tersebut dan ia lulus cum laude.Tesis itu telah
diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia dan merupakanbuku teori
ekonomi telekomunikasi pertama yang ditulis oleh orang
Indonesia. Buku itu telah beredar sebagai referensi ilmiah. Saat
ini Andrea tinggal di Bandung dam masih bekerja di kantor
pusat PT Telkom. Hobinya naik komidi putar.
Pandangan hidup pengarang yaitu penulis adalah
seorang yang optimis dan bersemangat dalam menjalani
hidupnya,terutama dalam hal pendidikan. Ia selalu
mendeskripsikan hidup sebagai suatu tantangan bagi penulis
hidup teka-teki yang harus dicari jawabnya.
Novel Laskar Pelangi memilki tema yang utama dan
menonjol yaitu Pendidikan. Uniknya tema ini dipadukan
dengan tema ekonomi dan kisah persahabatanmaupun kisah
kehidupan masing masing anggota Laskar Pelangi.
Tokoh yang terdapat dalam novel ini ada Pak Harfan
sebagai Kepala Sekolah Dasar Muhammadiyah yang
mempunyai sifat penyayang, tegas, rela berkorban, pemurah,
penyabar dan memiliki semangat mengajar yang tinggi. Bu
Muslimah, Guru di SD Muhammadiyah yang sifatnya baik,
penyayang, lembut dan pengajar pertama untuk Laskar Pelangi.
Ikal, sebagai pemeran utama dengan ciri khas rambut ikalnya
dan memiliki sifat rajin, lumayan pandai dan sangat menyukai
dunia sastra. Lintang, bisa dikatakan sebagai Einstein di SD
Muhammadiyah, ia cerdas, berusaha keras, dan pantang
menyerah. Taprani, siswa yang tampan, baik, sedikit manja, dan
132
bercita – cita sebagai guru. A Kiong, satu-satunya siswa dari
keturunan Tionghoa di SD Muhammadiyah, rendah hati dan
penolong. Sahara, siswi yang memakai jilbab, sering bersikap
ketus, keras kepala tetapi perhatian. Harun, siswa SD
Muhammadiyah yang berusia 15 tahun, memiliki
keterbelakangan mental, mudah senyum, ceria dan mudah
berbaur seperti anak normal lainnya. Borek, siswa yang
tampangnya ganas, berlagak sombong, terobsesi memilki tubuh
besar dan menjadi petinju tetapi hatinya tulus. Syahdan, tokoh
yang tidak terlalu menonjol tetapi setia kawan. Kucai, ketua
kelas di SD Muhammadiyah, termasuk orang yang cerewet
tetapi sangat bertanggung jawab terhadap teman sekelasnya.
Mahar, siswa yang bertubuh kurus, selalu membawa radio tua
di bahunya, tidak percaya diri tetapi berbakat di bidang seni.
Flo, anak pejabat, tomboy, cuek dan setia kawan. A ling,
sepupunya A Kiong dan bersifat ramah.
Alur yang digunakan adalah alur maju. Gaya bahasanya
yaitu campuran antara Indonesia dan Melayu. Sudut pandang
yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama pelaku
utama karena dalam penceritaan novel, penulis menggunakan
kata “Aku”.
Latar tempat yang digunakan adalah depan kelas,
dalam kelas, ruangan bekas gardu listrik, kampung, Gua
Ambar, Pelabuhan, Pulau Lanun, SD PN, pasar ikan, rumah
Ikal, rumah Flo, lapangan basket sekolah nasional, jalanan,
belakang sekolah, rumah panggung Lintang, daerah tambang
hitam, kebun bunga sekolah, hutan, kuburan keramat, dekat
pohon, Rumah Sakit Jiwa, Sungai, Masjid Al-Hikmah, puncak
gunung, tepi pantai, dan lainnya. Latar waktunya adalah tahun
1974 pada pagi, siang, dan malam hari. Latar Suasananya
133
adalah senang yakni ketika SD Muhammadiyah, meraih juara 1
Lomba Cerdas Cermat melawan SD PN dan membawa piala,
sedih ketika Lintang harus memutuskan unutk putus sekolah
dan cemas ketika Pak Harfan, Bu Muslimah, calon siswa SD
Muhammadiyah beserta orangtuanya menanti untuk
menggenapkan calon murid yang mendaftar supaya sekolah
tidak jadi ditutup.
Amanatnya dari novel ini adalah jangan putus asa
karena suatu keadaan. Keadaan boleh saja kekurangan, tetapi
jadikan kekurangan itu sebagai motivasi untuk menuju keadaan
yang lebih baik dari sebelumnya. Jangan pesimis dan rendah
diri, menengadahkan perasaan kepada orang - orang yang
berada diatas kita untuk dijadikan cambuk semangat agar
seperti mereka ataupun lebih dari mereka.
Novel Laskar Pelangi menceritakan tentang kisah nyata
dari sepuluh anak yang tinggal di sebuah desa yang bernama
desa Gantung yang berada di Kabupaten Gantung, Belitung
Timur. Mereka bersekolah di sebuah SD yang bernama SD
Muhammadiyah yang bangunannya nyaris roboh. Sekolah itu
nyaris oleh Departemen Pendidikan Kabupaten Sumatera
Selatan , karena murid yang bersekolah di SD Muhammadiyah
tersebut tidak berjumlah 10 anak sebagai persyaratan minimal.
Ketika itu baru 9 anak yang menghadiri upacara pembukaan.
Akan tetapi, tepat ketika Pak Harfan Efendy Noor (Kepala
Sekolah SD Muhammadiyah) hendak berpidato untuk menutup
SD Muhammadiyah. Ada Harun dan Ibunya datang untuk
mendaftarkan Harun ke sekolah SD Muhammadiyah tersebut.
Akhirnya SD Muhammadiyah tersebut tidak jadi ditutup dan
Harun lah yang menyelamatkan SD Muhammadiyah tersebut.

134
Mulai dari perkenalan mereka yang luar biasa dimana A Kiong
yang malah cengar – cengir ketika ditanyakan namanya oleh
guru mereka, Bu Muslimah, sampai pertaruhan nyawa dari
Lintang, dia adalah salah satu anak dari nelayan yang sangat
miskin, setiap hari Lintang mengayuh sepeda sejauh 40 km
jarak dari rumahnya menuju ke sekolah, rumah Lintang berada
di desa tanjung kelumpang yaitu desa yang letaknya sangat jauh
di tepi laut, setiap hari Lintang melewati 4 kawasan pohon nipah
yang tempatnya lumayan seram, walaupun begitu Lintang tetap
rajin dan bersemangat berangkat ke sekolah dan tidak pernah
bolos untuk ke sekolah dan bertemu dengan Bu Muslimah.
Laskar Pelangi sebuah nama yang diberikan oleh Bu Muslimah
karena kesenangan mereka terhadap pelangi yang di saat musim
hujan selalu melakukan ritual melihat pelangi pada sore hari
dengan bertengger pada dahan – dahan pohon filicium yang ada
di depan kelas mereka. Saat susah maupun senang mereka lalui
di dalam kelas yang pada malam harinya kelas tersebut sebagai
kandang bagi hewan ternak. Di SD Muhammadiyah itulah Ikal
dan kawan – kawannya memiliki kenangan yang indah.
Seperti kisah percintaan antara Ikal dan A Ling. Pada
awalnya Ikal disuruh oleh Bu Muslimah untuk membeli kapur
di toko milik keluarga A Ling. Ikal jatuh cinta pada kuku A Ling
yang indah. Ia tidak pernah menjumpai kuku seindah itu.
Kemudian ia tahu bahwa pemilik kuku yang indah tersebut
adalah A Ling, Ikal pun jatuh cinta pada A Ling. Namun,
pertemuan mereka harus diakhiri karena A Ling pindah untuk
menemani bibinya yang sendiri.
Kejadian tentang Mahar yang akhirnya menemukan ide
untuk perlombaan semacam karnaval. Mahar menemukan
sebuah ide untuk menari dalam acara tersebut. Mereka para
135
Laskar Pelangi menari seperti orang kesetanan,hal tersebut
dikarenakan kalung yang mereka kenakan dari buah langkah
dan hanya ada di Belitung, merupakan tanaman yang membuat
seluruh badan gatal. Akhirnya mereka pun menari layaknya
orang yang tengah kesurupan. Namun, berkat semua itu
akhirnya SD Muhammadiyah dapat memenangkan perlombaan
tersebut.
Namun pada suatu ketika datanglahFlo, pindahan dari
Sekolah PN Timah, ia masuk di dalam kehidupan Laskar
Pelangi. Sejak kedatangan Flo di SD Muhammadiyah tersebut
membawa pengaruh buruk dan negatif bagi teman – temannya
terutama Mahar, yang duduk satu bangku dengan Flo. Sejak
kedatangan Flo, nilai Mahar seringkali jelek sehingga Bu
Muslimah marah dan kecewa kepada Mahar.
Kisah Laskar Pelangi diakhiri dengan perpisahan
seorang Lintang. Lintang dan kawan – kawan membuktikan
bahwa bukan karena fasilitas yang bagus yang dapat membuat
seseorang sukses maupun pintar, namun kemauan dan kerja
keraslah yang dapat mengabulkan setiap impian dari seseorang.
Beberapa hari kemudian, setelah perlombaan tersebut Lintang
tidak masuk sekolah dan akhirnya kawan – kawan Lintang dan
juga Bu Muslimah mendapatkan surat dari Lintang yang berisi
bahwa Lintang tidak dapat melanjutkan sekolahnya karena
ayahnya Lintang meninggal dunia. Tentu saja hal tersebut
menjadi kesedihan yang mendalam bagi anggota Laskar
Pelangi.
Lalu pada 12 tahun kemudian, mereka semua banyak
mendapat pengalaman yang berharga dari setiap cerita di SD
Muhammadiyah. Tentang sebuah persahabatan, ketulusan,
yang diperlihatkan dan diajarkan oleh Bu Muslimah, serta
136
sebuah mimpi yang harus mereka wujudkan. Ikal akhirnya
mendapat beasiswa dan bersekolah di Paris, sedangkan Mahar
dan teman – teman lainnya menjadi seseorang yang dapat
membanggakan Belitung.
Kekurangan dari novel ini adalah novel disusun
menggunakan kata-kata ilmiah yang jarang diucapkan atau
didengar dalam kehidupan sehari-hari sehingga pembaca
kurang nyaman dan sulit memahami. Glosarium yang
ditempatkan dibagian belakang novel membuat kurangnya
kepraktisan pencarian istilah oleh pembaca. Selain itu akhir
ceritanya juga agak sedikit menggantung yang tentu saja akan
menimbulkan rasa penasaran dan tidak puas akan akhir
ceritanya.
Kelebihan dari novel ini adalah diceritakan kisah
perjuangan persahabatan 10 anggota laskar pelangi dan
ditambah denganhumor dari para tokoh, yang membuat
pembaca tidak bosan dan penasaran akan kisah-kisah yang
diceritakan di novel ini. Novel Laskar Pelangi membuat
pembaca bisa berfikir kembali betapa pentingnya Pendidikan,
Moral dan Agama. Banyak sekali kata-kata kiasan juga nama-
nama latin dari tumbuhan dan hewan yang melengkapi isi novel
ini sehingga menambah pengetahuan pembaca dan membuat
novel ini semakin menarik. Dalam tulisan-tulisannya juga ada
aksen yang kental dengan nuansa kultur masyarakat melayu.
Selain itu aspek sosial, budaya, dan etnis juga tergambarkan
dengan sangat jelas dalam setiap dialog.
Kesimpulan yang didapat dari membaca novel Laskar
Pelangi ini adalah penulisan istilah ilmiah yang jarang diketahui
lebih baik langsung dituliskan maknanya setelah penulisan
istilah ilmiahnya agar pembaca tidak kehilangan suasana
137
imaginatif dalam membaca novel atau lebih baik lagi digunakan
bahasa yang lebih komunikatif agar pembaca mudah
memahami apa yang diceritakan. Dan novel ini sangat
direkomendasikan bagi kalangan semua umur terutama para
remaja karena novel ini menginspirasi untuk tetap berani
bermimpi dan berusaha keras mewujudkan impiannya.

138
“Menuruti kata orang tidak akan
pernah ada habisnya. Memenuhi
segala kecocokan dengan hati semua
manusia adalah hal yang tidak
mungkin kamu capai.”

-Habiburrahman El-Shirazy

139
Haaniyah Retnaningrum (19)
Lika-liku Cinta di Tanah Mesir

Judul buku : Ayat Ayat Cinta


Penulis : Habiburrahman El Shirazy
Jumlah Halaman : 420
Penerbit : Republika
Tempat Terbit : Jakarta
Tahun Terbit : 2004
Ukuran Buku : 20,5 cm X 13,5 cm
Harga : Rp 43. 500, 00

Penulis novel ini, Habiburrahman El Shirazy, lahir di


Semarang, 30 September 1976. Ia merupakan lulusan Fakultas
Ushuluddin Jurusan Hadis Universitas Al Azhar, Mesir. Ia biasa
disapa dengan sebutan Kang Abik yang juga merupakan
penggiat di Forum Lingkar Pena. Karyanya yang telah terbit
diantaranya Ketika Cinta Bertasbih, di Atas Sajadah Cinta,
140
Pudarnya Pesona Cleopatra, Bumi Cinta, dan berbagai
karyanya yang lain yang hampir semuanya best seller.
Novel Ayat Ayat Cinta adalah novel bergenre roman
religi yang diterbitkan pada tahun 2003. Novel bersudut
pandang orang pertama ini mengisahkan tentang perjalanan
cinta seorang mahasiswa S2, Fahri, dengan seorang mahasiswi
asal Jerman, Aisha. Keduanya dipertemukan untuk yang
pertama kalinya di bis ketika Fahri hendak pergi ke Masjid Abu
Bakar Ash-Shidiq di Shubra untuk talaqqi (belajar) pada Syaikh
Utsman. Fahri membela Aisha yang dibentak para orang Mesir
karena perlakuan baiknya kepada orang Amerika dengan
memberinya tempat duduk. Orang Amerika yang dibela Aisha,
Alicia, ternyata adalah seorang wartawan. Ia tertarik untuk
mewawancarai Fahri setelah Aisha menjelaskan tentang apa
yang dilakukannya saat membelanya tadi. Aisha pun
menanyakan nama lengkap Fahri dan meminta nomor
teleponnya untuk dihubungi.
Fahri tinggal satu flat bersama teman temannya yang
juga berasal dari Indonesia, yaitu Saiful, Rudi, Hamdi dan
Mishbah. Fahri yang paling tua dan sudah tinggal paling lama
di Mesir dipercayakan oleh teman temannya untuk menjadi
kepala keluarga. Selain itu, Fahri juga memiliki tetangga yang
sangat baik dan peduli padanya, yaitu keluarga berkepercayaan
Kristen Koptik yang memiliki anak perempuan seumuran Fahri
bernama Maria. Meskipun berbeda keyakinan, tidak menutupi
kenyataan bahwa mereka bisa bercakap cakap dengan akrab.
Walaupun Maria adalah seorang Kristen Koptik, ia menyukai
Alquran. Bahkan ia hafal surat Maryam. Hal inilah yang
membuat Fahri berpendapat bahwa Maria adalah gadis yang
unik.
141
Masalah dimulai pada malam saat Fahri dan teman temannya
tengah melakukan syukuran atas lulusnya Fahri untuk membuat
tesis. Malam itu mereka melihat Noura, tetangga mereka, yang
dimarahi, dimaki dan disumpahi oleh ayah dan kakak
perempuannya. Ayahnya, Bahadur, menyeret Noura keluar
rumah sambil dipukuli oleh kakaknya. Noura menangis di
pinggir jalan. Fahri yang tidak bisa melihat perempuan
menangis lantas langsung menelpon Maria, memintanya untuk
menenangkan Noura hingga ia bercerita apa yang sebenarnya
terjadi. Maria pun menurut, bahkan Noura sampai diberi tempat
di rumahnya satu malam.
Ternyata bukan hanya dimaki dan dimarahi, Noura juga
dicambuk oleh Bahadur. Fahri mengetahui ini dari cerita Maria
yang mengatakan bahwa ia melihat bekas cambukan di
punggungnya. Tentu saja Fahri semakin kasian dan tidak tega.
Ia membicarakan ini dengan Tuan Boutros Gigris, Bapaknya
Maria. Mereka sepakat untuk membawa Noura ke tempat
tinggal Nurul, mahasiswa Indonesia di Nasr City yang juga
merupakan teman Fahri. Noura tinggal disana untuk sementara
waktu.
Tidak lama setelah kejadian itu, Fahri mendapat telpon
dari nomor tidak dikenal yang ternyata adalah Aisha. Aisha
ingin bertemu dengannya, berhubungan dengan Alicia yang
ingin berbincang seputar islam. Aisha mengatakan kepada Fahri
bahwa ini adalah kesempatan emas untuk menjelaskan Islam
yang sebenarnya kepada orang Barat. Berhubung jadwal Fahri
yang sudah disusun sedemikian rupa sangat ketat, ia tidak
punya banyak waktu. Tetapi Fahri tetap menyetujui.
Mereka mengadakan pertemuan di daerah Tahrir. Fahri
dan Aisha saling berbincang dan berkenalan lebih dalam
142
sebelum akhirnya Alicia datang. Alicia menjelaskan opini
orang barat kepada Fahri tentang Islam yang menyuruh suami
memukul istrinya, mereka menyatakan bahwa ini adalah
tindakan yang tidak pantas dan merendahkan perempuan. Fahri
pun menjelaskan sesuai yang sudah dijelaskan di Alquran.
Belum sempat Alicia bertanya lagi, Fahri pamit undur diri
karena ia harus sholat Jumat dan mengisi khutbah di masjid
Indonesia. Ia juga sempat menyarankan kepada Alicia untuk
mengetik pertanyaannya saja dan memberikan kepadanya di
pertemuan berikutnya agar ia bisa menjawab diwaktu senggang.
Fahri sempat menanyakan kondisi Noura kepada Nurul. Nurul
pun menceritakan apa yang terjadi pada Noura. Teman teman
kakaknya, Mona, pernah berkata bahwa ibunya adalah pelacur,
sebab Noura tidak memiliki persamaan fisik dengan
keluarganya. Keluarganya adalah orang negro, sementara
Noura malah berambut pirang. Bahadur juga langsung
menuduh istrinya yang tidak tidak dan mulai membenci Noura.
Bahadur semakin menjadi jadi setelah Noura menolak pergi
dengan turis asing yang membayar sepuluh ribu pound.
Bahadur ingin Noura seperti kakak kakaknya. Semenjak saat
itu, Noura lebih diperlakukan kasar dan tidak beradab. Tidak
jarang Bahadur mencambuk atau memukuli gadis itu.
Sementara ibunya tidak bisa bertindak apa apa walau kadang
membela Noura.
Fahri dilanda kecemasan dan kegelisahan yang luar
biasa setelah mendengar cerita Noura dari Nurul. Ia pun
memutuskan untuk membicarakan hal ini dengan Syaikh
Ahmad. Maka pergilah Fahri menemui Syaikh Ahmad dan
menceritakan semuanya. Syaikh Ahmad bersedia membantu
Noura. Beliau akan menjemput Noura di kediaman Nurul dan
143
membawanya ke tempat yang lebih aman. Fahri juga mendapat
surat dari Noura tentang rasa terimakasih dan cintanya yang
begitu besar.
Di pertemuannya yang kedua dengan Aisha dan Alicia,
Alicia menuruti sarannya untuk menulis pertanyaan di selembar
kertas yang akan dijawab Fahri nanti. Ia dan Aisha semakin
lama semakin akrab.
Kemudian tibalah saat dimana Fahri ingin memiliki
pendamping hidup. Rezeki datang melalui Syaikh Utsman. Ia
menawarkan seorang wanita. Fahri semakin gelisah ketika
Syaikh Utsman berkata kalau ia dan calonnya ini saling kenal,
yang ternyata adalah Aisha. Fahri pun menerima Aisha sebagai
istrinya. Sehari sebelum hari pernikahan, Fahri baru mengetahui
fakta bahwa Nurul juga menyukainya, bahkan hingga Nurul
meminta Fahri untuk menikahinya walau harus di poligami.
Fahri dengan baik menolak itu hingga Nurul mengerti dan
mundur. Kemudian datang berita dari keluarga Boutros kalau
Maria sakit.
Beberapa saat setelah menikah, Fahri ditangkap atas
kasus pemerkosaan terhadap Noura hingga dirinya harus
ditahan. Lalu muncul berita buruk, Aisha hampir diperkosa
polisi yang menangkap Fahri. Untung saja pemerkosaan itu
tidak terjadi. Fahri begitu marah mendengarnya, tapi ia tetap
sabar.
Hingga hari persidangan pun tiba. Bukannya membela
Fahri, Noura malah memberatkannya. Katanya, Noura
diperkosa pada malam saat Fahri dan Maria menolong Noura.
Fahri tidak punya saksi yang kuat selain Maria, sementara
Maria masih sakit hingga tidak bisa sadar. Fahri pun baru
mengetahui penyebab Maria sakit adalah dirinya. Maria
144
menyukai dirinya hingga sakit saat tahu Fahri menikah dengan
Aisha. Keluarganya berkata bahwa Maria terus mengigau
namanya saat tidur. Dokter berkata satu satunya cara untuk
membangunkan Maria adalah dengan diajak bicara dan
diperlakukan sedemikian rupa oleh orang yang dicintainya,
tidak lain dan tidak bukan adalah Fahri. Fahri jelas tidak dapat
melakukannya karena mereka bukan mahram. Fahri diminta
keluarganya untuk menikahinya saja agar bisa melakukan hal
tersebut. Aisha dengan berat hati mempersilahkan, asal Fahri
dapat keluar dari penjara.
Beberapa saat setelah mereka menikah dan tentu saja
setelah Fahri melakukan hal sesuai anjuran dokter, Maria
siuman. Ia langsung diminta untuk ikut ke persidangan sebagai
sanksi kuat. Datangnya Maria membuat Noura mengaku kalau
dirinya selama ini berbohong. Ia hamil bukan karena Fahri, tapi
karena Bahadur sendiri. Ia mengatakan ia hamil karena Fahri
sebab ia sangat mencintai Fahri. Noura berpikir bahwa setelah
semua ini terjadi, Fahri akan menikahinya. Emosi Maria tambah
tidak terkendali, ia pingsan. Karena kesaksian dan pengakuan
tersebut, Fahri dibebaskan.
Dalam pingsannya, Maria bertemu dengan Maryam,
atau Bunda Maria. Maryam berkata, jika mau masuk surga,
harus dua kalimat syahadat syaratnya. Maria pun menangis. Ia
tidak berhenti melatunkan ayat ayat Alquran. Saat siuman, ia
meminta Fahri dan Aisha agar membantunya berwudhu dan
mengajarinya membaca dua kalimat syahadat. Fahri dan Aisha
pun membantunya. Ketika kembali ke kasur setelah ia
mengucapkan kalimat itu, Maria sepenuhnya dipanggil Allah.
Tema yang diangkat penulis dalam cerita ini adalah
roman religi. Penulis berhasil memadukan dakwah disertai
145
cerita bertema cinta yang romantis tapi tidak terlepas dari ajaran
agama dan latar belakang budaya suatu bangsa. Tokoh tokoh
yang terdapat dalam cerita ini diantaranya Fahri, mahasiswa di
Mesir yang peduli, sholeh, sopan, bertanggung jawab dan
terencana; Maria, gadis dari keluarga Kristen Koptik yang baik
hati dan taat, meskipun begitu ia tidak segan berteman dengan
yang berbeda keyakinan dengannya, tetapi tertutup; Aisha,
seorang mahasiswi dari keluarga kaya, ia lembut, sabar, ikhlas,
pintar dan sholehah; Noura, gadis dari keluarga Bahadur yang
tertutup, pendiam, licik dan sulit ditebak; Keluarga Boutros
yang terdiri dari Tuan Boutros, Madame Nahed, Yousef dan
Maria adalah keluarga Kristen Koptik yang tinggal di atas flat
milik Fahri; Nurul, teman Fahri yang merupakan mahasiswi
yang baik, peduli, penolong, ikhlas dan sholehah. Tokoh tokoh
lain, yaitu Syaikh Utsman, Syaikh Ahmad, Alicia, Saiful, Rudi,
Hamdi dan Mishbah adalah tokoh pendukung dalam novel ini.
Novel ini menggunakan alur maju. Latar dalam novel ini
bertempat di Mesir Kairo Al-Azhar, flat, masjid, restoran,
metro, penjara, rumah sakit dan Alexsandria. Latar waktu yang
digunakan adalah pagi, siang dan malam. Adapun latar suasana,
yaitu menyedihkan, menyenangkan dan menegangkan. Gaya
penulisannya khas, unik, penuh dengan nuansa religi dan
romantis. Gaya bahasa yang digunakan adalah bahasa
komunikatif yang mudah dimengerti walau banyak istilah yang
digunakan.
Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang
orang pertama. Pembaca memosisikan dirinya sebagai Fahri
dalam cerita ini.
Amanat yang disampaikan dalam novel romansa ini
adalah jangan cepat putus asa saat mendapat masalah karena
146
setiap masalah pasti ada jalan keluarnya asalkan tetap sabar dan
berdoa. Karena semakin banyak ilmu dalam diri suatu makhluk,
Allah SWT akan semakin menguji makhluk tersebut. Yakinkan
saja bahwa semua kejadian baik yang menyenangkan maupun
yang tidak menyenangkan pasti ada hikmahnya. Juga kita harus
menerima kenyataan bahwa jodoh ada di tangan Allah.
Seperti novel novel pada umumnya, novel ini juga
memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari novel ini
adalah bahasa yang digunakan tidak bertele tele dan mudah
dimengerti. Alur dan latarnya juga jelas sehingga tidak
membingungkan pembaca. Ceritanya menyentuh seakan
mengajak pembaca untuk ikut mengalami apa yang dialami
Fahri. Banyak hikmah yang dapat diambil dari novel ini,
diantaranya mengenai interaksi dengan sesama manusia, baik
muslim maupun nonmuslim, muhrim dengan bukan muhrim.
Novel ini menjadi media penyaluran dakwah tentang islam dan
memberi contoh pada kita tentang berbagai hal. Maka, buku ini
bisa dibaca mulai dari kalangan remaja.
Kekurangannya, tidak adanya penyertaan ayat Alquran
ketika Fahri menikahi Maria yang statusnya belum menjadi
seorang muslim, membuat pembaca bertanya tanya apakah hal
tersebut benar. Kemudian tentang Noura yang memfitnah Fahri
sehingga Fahri hampir mendapat hukuman gantung. Hal
tersebut tidak masuk akal dan sangat fatal karena nyawa sebagai
taruhannya, terlebih Noura melakukan itu hanya karena ia
frustasi cintanya ditolak Fahri.

147
“... mereka yang mau belajar, tak bisa
diusir ..”

-Andrea Hirata

148
Hanyfach Nurul Rohman (20)
Orang-Orang Tak Biasa dalam Novel Orang-Orang
Biasa

Judul : Orang-Orang Biasa (Ordinary People)


Pengarang : Andrea Hirata
Penerbit : Bentang Pustaka
Tempat Terbit : Yogyakarta
Tahun Terbit : 2019
Halaman : xii + 300 halaman
Ukuran Buku : 13 cm x 20,5 cm
Harga : Rp 89.000,00
ISBN : 978-602-291-524-9

Orang-Orang Biasa (Ordinary People) adalah novel


terbaru dan tercepat yang diselesaikan oleh Andrea Hirata.
Siapa pencinta buku yang tidak mengenal Andrea Hirata.
Andrea Hirata lahir di Gantung, Belitung Timur, Bangka

149
Belitung, 24 Oktober 1967. Hirata adalah seorang novelis yang
telah merevolusi sastra Indonesia melalui karya-karyanya.
Karya pertamanya, yakni Laskar Pelangi telah terjual lima juta
eksemplar, diterjemahkan ke dalam 25 versi bahasa asing, dan
diedarkan ke 130 negara serta telah difilmkan. Novel Orang-
Orang Biasa ini ditulis Hirata karena kecewa atas kegagalan
dirinya memperjuangkan Putri Belianty, seorang anak miskin
yang pintar untuk masuk ke Fakultas Kedokteran Universitas
Bengkulu lantaran terhalang biaya.
Keadaan Kota Belantik yang aman dan tenteram malah
membuat Inspektur dilanda semacam paradoks tanggung
jawab. Dia seperti tidak bekerja sebagai polisi, karena
minimnya kasus kriminalitas di Kota Belantik tersebut.
Bukannya Inspektur mengharapkan akan terjadi sesuatu.
Namun, dia merasa seperti memakan gaji buta saja.
Di suatu malam, Inspektur mendapatkan mimpi
misterius. Seakan ada kejahatan besar yang akan terjadi di
Belantik. Walaupun mimpi hanya bunga tidur, tapi Inspektur
selalu memikirkannya dan membuat Sersan P. Abi terheran.
Debut, Dinah, Handai, Salud, Rusip, Sobri, Nihe,
Junilah, Tohirin, dan Honorun adalah gerombolan anak
penghuni bangku paling belakang saat SMA. Mereka memiliki
kesamaan, yakni bodoh, aneh, dan tidak disukai guru. Sekitar
17 tahun berlalu, Debut menjadi pemilik toko buku di daerah
yang minat literasinya rendah, Dinah menjadi seorang penjual
mainan anak yang suka dikejar Satpol PP; Handai menjadi
pembicara motivasi yanh bahkan belum pernah tampil sebagai
motivator sama sekali; Salud menjadi seorang yang kesepian
dan bekerja serabutan; Rusip menjadi pemilik usaha cleaning
service yang terancam bangkrut, karena ulah Nihe dan Junilah
150
yang kerjanya tidak benar; Sobri menjadi supir truk tangki
septik; Tohirin menjadi buruh di pelabuhan; dan Honorun
menjadi guru honer bidang Olahraga.
Anak sulung Dinah, Aini, dulunya adalah anak yang
bodoh dan tak punya cita-cita. Semua itu berubah sejak ayahnya
meninggal, karena suatu penyakit dan adiknya menunjukkan
gejala yang sama seperti ayahnya dulu. Hal itu membuat Aini
dengan bertekad untuk menjadi dokter agar bisa
menyembuhkan adiknya. Dia belajar dengan keras dan tidak
kenal putus asa. Hasil kerja kerasnya tersebut membuahkan
hasil, dia diterima di Fakultas Kedokteran Universitas
Bengkulu. Namun, hal itu terhambat, sebab Dinah tidak
mempunyai biaya untuk membayar uang muka kuliah tersebut.
Dinah mendatangi Debut dan menceritakan permasalahan Aini
tersebut. Lalu, Debut mengumpulkan gerombolan bangku
belakang dan menyuarakan ide gila untuk merampok bank.
Tentu awalnya tidak semua menyetujuinya, tapi demi bisa
membayar biaya kuliah Aini, mereka menyetujuinya.
Gerombolan tersebut akan menjalankan aksinya pada
bulan Agustus, bertepatan dengan festival budaya. Mereka
membuat rencana di ruangan kecil milik kakak Handai dan
berlatih lari di pasar pelabuhan setiap pagi.
Sampai pada hari H, mereka terbagi menjadi 2 mobil.
Mobil 1 masuk ke dalam bank dan melancarkan rencana, tapi
belum sempat mengambil uang, Debut, pemimpin mereka
menelepon untuk membatalkan rencana. Setelah tergabung
menjadi 1 mobil, Debut menjelaskan bahwa tujuan sebenarnya
bukanlah bank, tapi toko Batu Mulia, karena di sana ternyata
menjadi tempat pencucian uang hasil korupsi. Setelah berhasil
mengambil uang dari roko Batu Mulia mereka melarikan diri
151
dengan dikejar satpam toko tersebut, tapi mereka berhasil
melarikan diri dengan berbaur menjadi bagian dari penari 1.000
Topeng Monyet.
Inspektur diberitahu Sersan Abi bahwa telah terjadi
perampokan bersenjata di bank langsung pergi ke bank dan
melakukan investigasi. Namun, investigasi tersebut tidak
membuahkan hasil apa-apa.
Setelah melakukan perampokan para gerombolan
berkumpul lagi dan mereka menemukan kesimpulan bahwa
mereka tidak akan menggunakan uang tersebut. Masalah biaya
kuliah Aini akan ditanggung bersama-sama dengan cara
meminjam atau pun menjual apa yang mereka bisa. Untuk uang
tersebut mereka kembalikan dengan cara menjebak Boron dan
Bandar, pemilik toko Batu Mulia.
Banyak sekali tokoh yang terlibat di dalam novel ini.
Tokoh utama yang berperan sebagai pemegang kendali atas
jalannya cerita adalah Inspektur Abdul Rozak dan 10 anggota
gerombolan. Tokoh utama memiliki watak, yaitu Inspektur
Abdul Rozak, seorang polisi yang jujur dan disegani; Debut,
anggota gerombolan dan seorang idealis; Dinah, anggota
gerombolan dan ibu yang rela berbuat apa pun demi anaknya;
Handai, anggota gerombolan yang suka berandai-andai; Salud,
anggota gerombolan yang kesepian; Nihe, anggota gerombolan
yang keras kepala; Junilah, anggota gerombolan yang selalu
mengikuti apa pun yang dilakukan dan ke mana pun Nihe pergi;
Rusip, anggota gerombolan pemilik usaha cleaning service;
Sobri, anggota gerombolan yang memiliki IQ tiarap; Tohirin,
anggota gerombolan dan seorang kuli pelabuhan; Honorun,
anggota gerombolan dan seorang guru bidang Olahraga. Tokoh
pendamping di novel ini, yaitu Aini, anak Dinah dan seorang
152
yang awalnya bodoh serta tidak punya cita-cita tapi berubah
saat ayahnya meninggal; Sersan P. Arbi, bawahan Inspektur
Abdul Rozak yang setia dan jujur kepadanya; Bu Atikah,
direktur bank yang memiliki rasa penasaran tinggi; Dragonudin,
maling kambuhan yang juga seorang informan bagi Inspekstur;
Guru akhir, guru seni budaya dan koreografer 1.000 Topeng
Monyet; Boron dan Bandar, penindas dan orang yang ditakuti
oleh 10 gerombolan saat SMA. Karakter tokoh dalam novel ini
digambarkan dari perkataan tokoh lain, tindakan tokoh, dan
penyebutan secara langsung. Andrea Hirata berhasil membuat
tokoh dan karakternya seolah-olah memang ada di dunia ini.
Novel ini bertema kejahatan yang dibalut dengan
berbagai topik, persahabatan, penindasan, keluarga, korupsi,
dan semangat juang. Alur yang digunakan dalam novel ini
adalah alur maju. Setiap peristiwa diceritakan secara runtut
berdasarkan urutan kronologinya. Andrea Hirata konsisten
menggunakan sudut pandang orang ketiga serba tahu di seluruh
bagian novel ini. Setiap peristiwa dalam novel ini diceritakan
dengan jenaka yang mampu membuat para pembacanya
tertawa. Berlatar di Kota Belantik, kota yang aman dan
tenteram. Suatu kota dipinggir laut yang bahkan penduduknya
sudah lupa cara berbuat jahat. Amanat yang bisa dipetik dari
novel ini, yakni jangan mudah menyerah bila bersungguh-
sungguh dan serius dalam suatu hal, kita pasti bisa
mencapainya; janganlah kita menggunakan cara kotor dalam
mendapatkan uang, karena bila suatu hal didapatkan dengan
cara yang tidak baik maka akan menghasilkan akhir yang tidak
baik juga.
Buku ini memiliki keunggulan dari segi tokoh-
tokohnya. Meskipun memiliki banyak tokoh yang terlibat, tapi
153
kita tidak akan sulit untuk mengingat setiap karakter dari tokoh
tersebut. Andrea Hirata membuat para tokoh memiliki ciri
khasnya tersendiri. Kelemahan yang terdapat pada buku ini,
yakni saat ada 3 orang menyambangi Inspektur Abdul Rozak
dan menyerahkan sejumlah uang untuk menyuapnya (hal. 123-
125). Sayang sekali, sampai halaman terakhir pun tidak
dijelaskan apa tujuan 3 orang tersebut menyuap Inspektur. Lalu,
pada bagian Inspektur curiga tentang cara Guru Akhir
berkomunikasi dengan Cyntya. Sayangnya, tidak ada
investigasi lebih lanjut dari Inspektur padahal bila hal itu
dilakukan para pelaku yang telah merampok bank pasti telah
tertangkap. Kekurangan lain dalam buku ini adalah banyak
menggunakan bahasa daerah yang tidak diterjemahkan.
Buku ini pasti sangat disukai oleh orang yang menyukai
tema kejahatan yang disertai dengan humor. Namun, buku ini
juga dapat dinikmati oleh semua orang, karena dalam buku ini
terkandung arti sebenarnya dari kata “persahabatan” dan sangat
berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.

154
“Hiduplah untuk memberi yang
sebanyak-banyaknya, bukan untuk
menerima yang sebanyak-
banyaknya.”

-Andrea Hirata

155
Intan Tresna Kinanti (21)
Perjuangan Laskar Pelangi di Tanah Belitung

Judul Buku : Laskar Pelangi


Penulis : Andrea Hirata
Jumlah Halaman : 534 halaman
Penerbit : PT Bentang Pustaka
Tempat Terbit : Yogyakarta
Tahun Terbit : 2008
Cetakan : XXII
Ukuran Buku : 20,5 cm x 13 cm
ISBN : 979-3062-79-7
Harga : Rp 69.000,00

Andrea Hirata lahir di Gantung, Belitung Timur,


Bangka Belitung pada tanggal 24 Oktober 1967. Beliau
berumur 51 tahun yang merupakan seorang novelis pendobrak
sastra Indonesia. Novel pertamanya adalah Laskar Pelangi dan
menjadi novel terlaris di Indonesia. Beliau memulai pendidikan
di Universitas Indonesia. Lalu, melanjutkan studinya di

156
Universitas Paris dan Universitas Sheffield Hallam di Inggris.
Tesis ekonomi Andrea Hirata diadaptasikan ke dalam Bahasa
Indonesia dan menjadi buku teori ekonomi telekomunikasi
pertama yang ditulis oleh orang Indonesia.
Penulis juga membawa banyak nilai-nilai moral seperti
nilai agama, nilai pendidikan, nilai sosial, dan nilai-nilai penting
lainnya yang sangat baik untuk para pembaca, terutama
generasi muda. Sehingga novel ini dapat memberikan
pelajaran-pelajaran yang sengaja disiratkan oleh penulis dalam
karyanya ini.
Novel ini mengisahkan tentang sepuluh anak Belitung
yang tergabung dalam sebuah kelompok yang dinamakan
“Laskar Pelangi”. Mereka adalah Ikal, Mahar, Lintang, Harun,
Syahdan, A Kiong, Trapani, Borek, Kucai, dan Sahara yang
merupakan satu-satunya perempuan di dalam kelompok
tersebut. Mereka adalah anak-anak dari penduduk pedalaman
Belitung yang sangat miskin sehingga tidak dapat memenuhi
kebutuhan hidup mereka sehari-hari dengan tanahnya yang
sangat kaya dengan timah.
Novel ini juga menceritakan tentang semangat juang
para anggota Laskar Pelangi untuk mengubah nasib mereka
melalui pendidikan di sekolah Islam yang bernama
Muhammadiyah. Meskipun sebagian orang tua mereka lebih
senang apabila mereka membantunya bekerja dibandingkan
bersekolah, anak-anak kampung pedalaman Belitung itu tak
pernah menyerah untuk berjuang di sekolah.
Kesulitan selalu membayangi sekolah Islam di
kampung itu. Sekolah yang dibangun atas kebesaran jiwa dua
orang guru yang bernama Bapak Harfan Efendy Noor sebagai
kepala sekolah dan ibu guru muda yang bernama Ibu Muslimah
157
Hafsari yang juga miskin, namun selalu memperjuangkan
pendidikan dalam sekolah miskin tersebut. Sekolah itu tetap
berjalan karena adanya bantuan dari beberapa donatur di
kampung miskin itu. Meskipun begitu, sekolah itu sangat tidak
layak untuk disebut sebagai sekolah. Gedung sekolahnya yang
hampir ambruk, lantai yang hanya beralaskan tanah, atap yang
sebagian sudah tidak dapat menghalangi air hujan masuk,
bangku seadanya dan kapur papan tulis yang terasa sangat
mahal. Bahkan, saat malam hari tiba, sekolah ini dijadikan
sebagai kandang ternak juga kedua guru yang mengajar di
sekolah itu hanya digaji dengan sekian kilo beras yang tidak
dapat mencukupi kebutuhan hidup mereka sehingga keduanya
harus mencari nafkah dengan cara lain.
Pak Harfan mencari nafkah mencangkul sebidang tanah
sedangkan Bu Muslimah menerima jahitan di kampug tersebut.
Meski sekolah itu terasa menyedihkan, namun keajaiban seakan
selalu terjadi dalam sekolah ini. Berkat didikan Bu Muslimah
dan Pak Harfan yang selalu menekankan tentang akidah-akidah,
kepercayaan diri, berani berkompetisi, selalu menghargai orang
lain, dan menekankan betapa pentingnya pendidikan dalam
kehidupan, membuat kesepuluh pejuang pendidikan ini
memiliki semangat belajar yang begitu besar. Laskar pelangi
adalah julukan yang diberikan oleh Bu Muslimah kepada
sepuluh anak-anak didiknya. Pak Harfan dan Bu Mus sangat
mencintai kesepuluh anak tersebut dan mengajarkan cinta
terhadap sesama.
Keajaiban juga terjadi saat Sekolah Muhammadiyah
menjuarai karnaval yang diadakan setahun sekali dan berhasil
mengalahkan Sekolah PN Timah yang selalu langganan
memenangkan karnaval tersebut, hal itu terjadi karena seorang
158
anggota Laskar Pelangi yang berbakat dalam bidang kesenian,
yaitu Mahar. Keajaiban lainnya juga terjadi, ketika tiga orang
anak yang bernama Ikal, Lintang dan Sahara berhasil menjuarai
lomba cerdas cermat yang diadakan di kota. Hal itu terjadi
karena kecerdasan luar biasa yang dimiliki oleh seorang
anggota Laskar pelangi yang bernama Lintang. Namun,
kesedihan harus dilanda kesepuluh anggota Laskar Pelangi dan
juga kedua guru berjiwa besar tersebut ketika seorang anak
jenius sekolah itu harus keluar karena ayahnya meninggal dan
harus menjadi tulang punggung keluarganya, tak lain adalah
Lintang. Padahal, semangat belajarnya tak pernah hilang
meskipun harus berhadapan dengan seekor buaya ketika sedang
diperjalanan mengendarai sepeda bututnya dan meski jarak
tempuh antara rumahnya dengan Sekolah Muhammadiyah
adalah 40 km.
Pengalaman-pengalaman lainnya yang dialami oleh
para anggota Laskar Pelangi sangat menarik dan luar biasa.
Seperti pencarian seorang siswi PN Timah bernama Flo yang
pada akhirnya menjadi salah murid Sekolah Muhammadiyah
oleh seluruh anggota Laskar Pelangi di daerah yang terkenal
dengan kengerian para mahkluknya atau permainan
menyenangkan yang dilakukan saat musim hujan dengan hanya
bermodalkan pelepah pisang dan pengalaman-pengalaman luar
biasa lainnya. Meskipun pada awal tahun 1990-an sekolah ini
harus ditutup karena tidak bisa membiayai diri sendiri, namun
semangat mencari ilmu, integritas, keluhuran budi pekerti yang
ditanamkan oleh Pak Harfan dan Bu Muslimah tidak pernah
hilang dari jiwa para anggota Laskar Pelangi. Bu Mus dan Pak
Harfan bisa dikatakan telah sukses mendidik murid-muridnya,
karena dari kesepuluh anggota Laskar Pelangi ada yang menjadi
159
wakil rakyat, research and development di salah satu
perusahaan multinasional paling penting di negara ini, dan ada
yang diterima di salah satu universitas terbaik di Paris. Semua
itu tak lain adalah berkat didikan dari Pak Harfan dan Bu
Muslimah.
Tema utama dalam novel ini adalah pendidikan.
Namun, ada beberapa bab yang mengangkat tema percintaan
sederhana, akhlak, horor, dan perpaduan antara ekonomi dan
pendidikan.Tokoh- tokoh yang ada dalam novel ini antara lain
ialah Ikal, Mahar, Lintang, Harun, Syahdan, A Kiong, Trapani,
Borek, Kucai, Sahara, Flo, Bu Mus, Pak Harfan, dan beberapa
tokoh lainnya sebagai figuran.
Penokohan Ikal dalam novel ini berperan sebagai “aku”
dan merupakan tokoh utama. Ikal adalah seorang anak yang
pandai namun masih dibawah temannya, yaitu Lintang.
Wataknya Tidak mudah putus asa, tegar, dan setia kawan. Lalu,
ada Trapani yang merupakan sosok laki-laki yang tampan rapi,
perfeksionis, pendiam, dan sangat berbakti pada orang tua.
Namun, ia tidak bisa lepas dari ibunya. Wataknya cerdas,
rupawan, dan manja. Kemudian, Sahara adalah satu-satunya
perempuan yang menjadi anggota Laskar Pelangi. Sosok wanita
ini berhijab dan sangat menjaga auratnya dengan baik. Diantara
kesepuluh anggota Laskar Pelangi, Sahara termasuk sosok yang
pintar. Ia merupakan gadis keras kepala dan berpendirian kuat
yang sangat patuh terhadap agama. Ia baik dan ramah pada
siapa saja kecuali pada A Kiong, karena laki-laki itu pernah
menumpahkan air dari termosnya pada saat pertama kali
bertemu.Wataknya tempramental, ketus, skeptis, susah
diyakinkan, dan tidak mudah terkesan. A Kiong merupakan
satu-satunya turunan Tionghoa yang bersekolah di Sekolah
160
Muhammadiyah. Meskipun sekolah Muhammadiyah adalah
sekolah Islam, namun ia tetap mengikuti didikan Islam yang
diberikan oleh Pak Harfan dan Bu Muslimah. Ia jua berwajah
buruk rupa, namun memiliki rasa persahabatan yang tinggi.
Sifatnya sangat polos dan selalu menganggap benar apapun
yang dikatakan temannya, Mahar.Wataknya baik, agnostik
(percaya adanya Tuhan tapi tidak percaya adanya agama), dan
sangat aneh.
Tokoh selanjutnya adalah Harun. Harun yang
memasuki jenjang sekolah dasar saat usia lima belas tahun ini
mengidap keterbalakangan mental. Namun sifatnya santun,
murah senyum, dan suka mengunyah permen asam. Namun, ia
tetap menjadi anggota Laskar Pelangi. Ia senang bercerita
tentang kucingnya yang berbelang tiga dan melahirkan anak
tiga pada tanggal tiga pada Sahara. Ia juga senang sekali
bertanya kapan libur tiba pada Bu Muslimah. Wataknya baik
tapi memiliki sedikit keterbelakangan mental. Lalu ada Borek.
Borek memiliki obsesi terhadap tubuh besar dan berotot.
Sehingga, ia melakukan berbagai cara agar menjadi cowok
macho. Ketika dewasa ia menjadi kuli di toko milik A Kiong
dan Sahara. Wataknya nakal dan susah diatur. Kucai, Kucai
adalah salah satu anggota Laskar Pelangi yang diamanahi selalu
menjadi ketua kelas. Terkadang ia frustasi mengatur teman-
temannya yang sangat sulit untuk diatur dan mengadukannya
kepada Bu Muslimah. Namun begitu, ia begitu bertanggung
jawab terhadap amanah yag diberikan padanya. Sejak kecil ia
terlihat seperti seorang politikus dan diwujudkan dengan
menjadi ketua fraksi DPRD Belitung. Wataknya lemot, susah
diatur, banyak bicara, optimis, dan berjiwa pemimpin.
Kemudian salah satu tokoh jenius di dalam novel ini,
161
Lintang. Semangat belajarnya begitu tinggi dan memiliki
tempat tinggal terjauh diantara teman-temannya yang lain. Ia
sangat senang dengan pelajaran yang menggunakan logika. Ia
berasal dari keluarga yang miskin. Ayahnya bekerja sebagai
nelayan miskin yang tidak memiliki perahu. Cita-citanya
terpaksa ia tinggalkan semenjak ayahnya meninggal. Wataknya
Pantang menyerah dan cerdas. Tokoh selanjutnya ialah
Syahdan. Tokoh ini tidak terlalu menonjol dalam novel Laskar
Pelangi. Dijelaskan bahwa Syahdan adalah teman yang selalu
setia menemani Ikal membeli kapur papan tulis untuk sekolah
Muhammadiyah. Ia juga senang menggoda anak perempuan
tukang martabak depan toko kelontong tempat kapur tulis itu
dijual. Watak Syahdan adalah genit dan luwes. Mahar, Mahar
adalah sesosok laki-laki tampan dan memiliki bakan dan minat
yang sangat besar terhadap seni. Bakat dan minatnya itu
pertama kali diketahui ketika Bu Mus menunjuknya untuk
menyanyi di depan kelas saat pelajaran seni suara. Wataknya
kreatif, imajinatif, dan cerdas.
Tokoh menraik lainnya adalah Flo. Floriana atau Flo
adalah murid pindahan dari Sekolah PN yang berasal dari
keluarga kaya yang bekerja untuk PN Timah, perusahaan yang
sangat kaya pengelola timah di Belitung. Ia merupaka gadis
yang sangat berani dan keras kepala. Ia menjadi anggota
terakhir Laskar Pelangi. Wataknya percaya diri, rendah hati,
pandai, keras kepala, dan berani. Lalu ada Pak K.A. Harfan
Efendy Noor. Bapak Harfan Efendy Noor atau dikenal dengan
Pak Harfan adalah kepala sekolah Muhammadiyah. Beliau
adalah tokoh yang berakhlak tinggi dan sangat
memperjuangkan pendidikan. Semua muridnya sangat senang
saat beliau bercerita tentang kisah-kisah para nabi. Watak beliau
162
adalah Baik hati, ramah, dan sabar. Kemudian ada tokoh Bu
N.A. Muslimah Hafsari. Bu Muslimah Hafsari atau dikenal
dengan nama Bu Mus adalah seorang guru muda di sekolah
Muhammadiyah. Beliau sangat berdedikasi tinggi terhadap
dunia pendidikan. Wanita muda penyuka bunga sehingga
membuat taman bunga di sekolah Muhammadiyah ini terbuka
terhadap ide-ide baru dan merupakan orang yang sangat sabar
dan baik hati. Watak yang dimiliki Bu Muslimah adalah Sabar,
Baik hati, dan penyayang.
Alur yang digunakan dalam novel ini adalah alur maju.
Dibuktikan dengan penulis menceritakan kejadian dari awal
hingga akhir.
Gaya Bahasa yang digunakan penulis adalah gaya
bahasa campuran karena masih ada kata-kata asing (kata
serapan). Juga dipengaruhi oleh logat Belitung yang masih
kental. Dikutip dari “Papilio blumei, kupu-kupu tropis yang
menawan berwarna hitam bergaris biru-biru itu mengunjungi
pucuk ficilium” (halaman 157). Beberapa majas yang
digunakan adalah majas hiperbola dan kutipan novelnya
Adalah “Kami menari seperti dirasuki roh lucifer si raja hantu.”
(Halaman 244). Lalu, majas satire. Kutipan novelnya
“’Ampun! Soal mudah kayak gini, kau tak bisa
mengerjakannya!’ Bu Mus menyindir.” Lalu, Majas pras
protato. Contoh kutipannya adalah “’Saya belum melihat
batang hidungnya.’ Borek bertingkah.” Kemudian majas
personifikasi. Kutipan novelnya “Buah dari pendidikan akhlak
dan kecintaan intelektual.”
Sudut pandang yang digunakan dalam novel ini adalah sudut
pandang orang pertama pelaku utama karena dalam

163
menceritakan alur dalam cerita tersebut, penulis menggunakan
“aku” sebagai pelaku atau tokoh utama.
Latar tempat yang digunakan dalam novel ini antara lain SD
Muhammadiyah yang terletak di Desa Gantung, Kabupaten
Gantung, Belitung Timur, Sumatera Selatan. Lalu ada pohon
filicium, gua, Pulau Lanun, pasar, tepi pantai, Gunung Selumar,
rumah, dan lain-lain.
Latar suasana dalam novel ini antara lain latar
suasana menyenangkan. Contohnya adalah ketika SD
Muhammadiyah berhasil memenangkan karnaval dan
mendapatkan trofi untuk pertama kalinya. Kutipan novelnya
“Trofi yang telah dua puluh tahun kami idamkan dan selama itu
pula bercokol di selah PN. Baru pertama kali trofi itu dibawa
pulang sekolah kampung. Trofi yang tak’kan membuat sekolah
kami dihina lagi.” (halaman 244). Lalu suasana menegangkan.
Contohnya adalah ketika Bu Muslimah menceramahi Mahar
tentang aqidah namun Mahar malah membantah kata-kata Bu
Muslimah. Kutipan pada novel “Suasana kelas menjadi tegang.
Kami harap Mahar segera minta maaf dan menyatakan
pertobatan tapi sungguh sial, ia malah menjawab dengan nada
bantahan.” (halaman 351). Lalu yang terakhir adalah
suasana menyedihkan. Contohnya adalah ketika Lintang, sang
jenius memutuskan berhenti sekolah untuk mencari nafkah dan
mengurus keluarganya setelah kematian ayahnya. Kutipan pada
novel “Aku tak sanggup menatap wajahnya yang pilu dan
kesedihanku yang mengharu biru telah mencurahkan habis air
mataku, tak dapat kutahan-tahan sekeras apapun aku berusaha.”
(halaman 433).

164
Latar waktu dalam novel ini adalah pagi hari, dengan kutipan
dalam novel “Sebaliknya, bagiku pagi itu adalah pagi yang tak
terlupakan sampai puluhan tahun mendatang karena pagi itu
aku melihat Lintang dengan canggung menggenggam sebuah
pensil besar yang belum diserut seperti sebuah belati” (halaman
14). Lalu, sore hari dengan kutipan dalam novel “Situasi makin
kacau ketika sore itu berita kunjugan burung pelintang
menyebar ke kampung dan beberapa nelayan batal melaut.”
(halaman 187). Kemudian, malam hari kutipan novelnya
adalah “Malam ini kami menginap di Masjid Al-Hikmah karena
subuh nanti kami mempunyai acara seru, yaitu naik gunung!”
(halaman 285)
Amanat yang bisa diambil dari novel ini antara lain
janganlah mudah putus asa, tidak usah pedulikan pendapat
orang lain, teruslah maju jika menurutmu itu benar,
bersungguh-sungguh dengan cita-cita maka cita-cita itu akan
tercapai meskipun banyak cobaan, hidup bisa dilalui dengan
bahagia apabila kita menghadapinya dengan semangat dan
sabar, hargai hal-hal kecil yang dapat membuatmu bahagia, dan
selalu ikuti perintah Tuhan dan jauhi larangan-Nya.
Kelebihan dari dalam novel ini adalah banyak
pelajaran yang bisa kita ambil untuk diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari, seperti pendidikan moral, agama,
ketegaran hidup dan makna takdir yang tidak bisa kita tebak
namun kita hanyak harus tetap sabar dan optimis. Juga,
pelajaran bahwa kebahagiaan dapat dirasakan dengan hal-hal
kecil saja. Pengalaman-pengalaman tokohnya sangat unik.
Cerita ini menjadi salah satu cerita paling melekat di dalam hati
dan sulit untuk dilupakan.

165
Sedangkan kekurangan novel “Laskar Pelangi” ini adalah
banyaknya kata-kata yang sulit untuk dipahami. Juga arti dari
kata tersebut tidak diletakkan di bawah halaman, namun di
bagian belakang novel. Sehingga, cukup sulit untuk mengetahui
arti dari kata-kata tersebut. Novel ini juga masih kental dengan
bahasa daerah yang sulit untuk dipahami.
Kesimpulannya adalah novel ini sangat bagus dibaca
oleh banyak kalangan, khusunya para pelajar yang memiliki
kemudahan ekonomi agar selalu bersyukur dan memanfaatkan
kemudahan tersebut sebaik-baiknya untuk mencapai cita-cita,
juga para pelajar yang mengalami kesulitan ekonomi agar
jangan pernah menyerah dan terus berjuang demi pendidikan.
Pemerintah juga diharapkan untuk membaca novel ini agar
dapat membuka pikiran untuk memajukan pendidikan di
Indonesia, khususnya daerah-daerah terpencil yang masih
membutuhkan bantuan pendidikan yang sangat besar agar
pendidikan di Indonesia memiliki kualitas yang sama.

166
“ Di sekitar kita ada kawan yang
selalu hadir sebagai pahlawan.”

-Andrea Hirata

167
Mahendradewi Dyah Sekartaji (22)
Sirkus Pembawa Harapan Ketumbi

Judul : Sirkus Pohon


Penulis : Andrea Hirata
Jumlah Halaman : xiv+410 hlm
Penerbit : Bentang (PT. Bentang Pustaka)
Tempat terbit : Yogyakarta
Tahun terbit : Pertama, Agustus 2017
Ukuran buku : 20,5×13,5 cm
Harga : Rp87.000,00

Nama Andrea Hirata sudah tidak asing lagi bagi pecinta


sastra Indonesia. Pria yang lahir dengan nama asli Aqil Barraq
Badruddin ini lahir di Gantung, Belitung Timur, Provinsi
Bangka Belitung pada tanggal 24 Oktober 1967. Beliau tumbuh
di keluarga miskin yang tidak jauh dari tambah timah milik
pemerintah, yakni PN Timah. Hirata memulai pendidikan tinggi
168
dengan gelar di bidang ekonomi dari Universitas Indonesia.
Setelah menerima beasiswa dari Uni Eropa, ia mengambil
program master, pertama di Universitas Paris, lalu di
Universitas Sheffield Hallam di Inggris ; tesis Andrea di bidang
ekonomi telekomunikasi mendapat penghargaan dari
universitas tersebut dan ia lulus cum laude. Tesis itu dibukukan
dan menjadi buku teori ekonomi telekomunikasi pertama yang
dibuat oleh orang Indonesia.
Andrea menulis karya pertamanya, Laskar Pelangi dalam waktu
6 bulan berdasarkan pengalaman masa kecilnya di Belitung.
Novel tersebut dirilis pada tahun 2005 dan berhasil menjadi best
seller di Indonesia dengan 5 juta eksemplar terjual dan juga
mancanegara, terbukti dengan sudah diterjemahkannya novel
tersebut ke 18 bahasa. Setelah menulis 8 karya yang tidak kalah
apik, lahirlah ‘Sirkus Pohon’, masih dengan nuansa melayu
yang khas akan kampung halaman Andrea Hirata sendiri, yakni
Belitung.
Novel ini menceritakan tentang masyarakat di Desa
Ketumbi, sebuah desa di Pantai Belitung yang dari namanya
saja sudah mempunyai arti ‘paling terbelakang’. Di antara hiruk
pikuk desa kecil dengan perekonomian menengah kebawah
tersebut, hidup Sobrinudin bin Sobirinudin, seorang pemuda
berumur 28 tahun yang berambisi untuk mempunyai pekerjaan
tetap dengan modal ijazah SD. Lebih akrab disapa Hob, ia
tinggal dengan ayahnya yang menjual minuman di stadion,
adiknya Azizah dan suaminya sang Instalatur Listrik Suhurudin
beserta kedua buah hati mereka, Pipit dan Yubi.
Semua berawal dengan sobat Hob, Taripol yang
ternyata merupakan pencuri sehingga membuat nama Hob
tercemar. Hob yang tadinya mencari pekerjaan tetap karena
169
terancam diusir dari rumah oleh adiknya, tidak diterima
dimana-mana lantaran reputasinya sebagai teman pencuri. Ia
pun bekerja sebagai kuli serabutan di pasar, sampai ia bertemu
dengan seorang penjaga toko kelontong bernama Adinda,
seorang gadis melayu yang sangat menyukai buah delima.
Pertemuan ini membuat Hob jatuh cinta dan semakin
termotivasi untuk mencari pekerjaan tetap. Suatu hari ada
seorang ibu yang mencari karyawan. Hob diterima, dengan
senangnya ia memberitahu Adinda bahwa ia akan menjadi
pegawai tetap, lengkap dengan mandor, seragam, dan kerja
lembur seperti yang dia impikan. Pekerjaannya sederhana
namun butuh kerja keras dan dedikasi. Hob pun menjadi badut
di Sirkus Keliling Blasia.
Selain kisah Hob, diceritakan pula kisah dua anak kecil
yang bertemu di pengadilan agama tingkat kota, Tegar dan
Tara. Keduanya sedang menunggu giliran sidang perceraian
orangtua masing-masing di taman bermain pengadilan tersebut,
saat pandangan mereka bertemu. Di mata Tara, Tegar memiliki
mata seperti seorang pembela, maka dipanggilah ia si Pembela.
Di mata Tegar, Tara menimbulkan ketertarikan dalam dirinya,
namun karena singkatnya pertemuan mereka, maka dipanggilah
ia Layang-Layang. Setelah kejadian itu, keduanya tumbuh
sambil saling memimpikan kapan akan bertemu lagi. Takdir
pun mempertemukan mereka di saat yang tidak mereka kira.
Ada juga cerita tentang ramainya pemilihan kepala desa yang
diperlakukan layaknya pemilu presiden, ditambah dengan unsur
komedi dan magis yang mengungkit pohon delima di depan
halaman rumah Hob.
Andrea Hirata berhasil membuat novel dengan kisah
kehidupan nyata dalam bentuk fiksi. Alur nya maju, namun
170
tidak berhenti di satu arah, melainkan membawa pembacanya
berkeliling Desa Ketumbi, mengetahui seluk beluk percakapan
dari Warung Kupi Kuli sampai ke taman kota. Sudut pandang
yang digunakan adalah sudut pandang Hob sebagai pemeran
utama. Pembaca dapat memetik amanat bahwa roda hidup terus
berjalan dan usaha yang kita keluarkan, nantinya tidak akan
mengkhianati hasil.
Kelebihan dari novel ini ialah cocok dibaca oleh semua
kalangan. Gaya bahasanya yang penuh dengan majas sangat
cocok bagi penikmat sastra. Isinya mendidik namun
menggelitik, misterius, dan membuka mata kita kepada
peradaban melayu di pantai Belitung sana. Bab per bab juga
dibuat sedikit agar pembaca tidak bosan. Tak ketinggalan buah
delima yang menjadi topik pembicaraan, membuat kesan yang
unik dan mengundang rasa ingin tahu. Kekurangannya adalah
novel ini mungkin akan sedikit membingungkan bagi yang
kurang menyukai sastra. Bahasanya akan terkesan berbelit-belit
dan susah dipahami. Untungnya, penulis memberi pengertian
lebih terhadap inti kalimat yang ingin disampaikan kepada
pembaca.
Sirkus Pohon adalah novel penuh rahasia, yang rahasia
itu akan diketahui jika kita membacanya sendiri. Novel ini akan
meninggalkan kesan yang mendalam dan membuat kita
dipenuhi dengan rasa ingin tahu akan kelanjutan kisah hidup
Hob dan warga Desa Ketumbi setelah membacanya. Novel ini
sangat direkomendasikan bagi penggemar sastra karya Andrea
Hirata, dengan gaya penulisannya yang khas dengan sindiran
halus politik yang dicampur komedi autentik.

171
“Ilmu demikian luas untuk
disombongkan.”

-Andrea Hirata

172
Mika Suryofakhri (23)
Kehidupan dan Sepuluh Laskar

Judul Buku : Laskar Pelangi


Penulis Buku : Andrea Hirata
Penerbit Buku : P.T.Bentang Pustaka
Kota Terbit : Yogyakarta
Cetakan : III
Halaman : 534 halaman
ISBN : 979-3062-79-7
Harga : Rp. 69.000,-

Andrea Hirata merupakan salah satu penulis terbaik


di Indonesia. Hirata merupakan penulis dari berbagai buku-
buku terbaik di Indonesia bahkan dunia, seperti trilogy novel
Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Edensor, Maryamah Karpov,
Ayah, Padang Bulan, dll.
Andrea Hirata lahir di Gantung, Belitung Timur,
Bangka Belitung, 24 Oktober 1967. Hirata memulai pendidikan
tinggi dengan gelar di bidang ekonomi dari Universitas
Indonesia. Ia amat menggemari sains fisika, kimia, biologi,
173
astronomi dan sastra. Andrea lebih mengidentikkan dirinya
sebagai seorang akademisi dan backpacker. Sedang mengejar
mimpinya yang lain untuk tinggal di Kye Gompa, desa di
Himalaya.
Novel ini menceritakan
tentang sepuluh anak Belitung yang termasuk dalam Laskar
Pelangi. Mereka adalah Ikal, Mahar, Lintang, Harun, Syahdan,
A Kiong, Borek, Trapani, Kucai, dan satu-satunya perempuan
yaitu Sahara. Cerita ini menceritakan tentang kehidupan di
pedalaman daerah Belitung yang kontras dan kaya akan hasil
timahnya. Akan tetapi masyarakatnya tidak mampu memenuhi
kebutuhan hidupnya sehari-hari. Novel ini juga mengisahkan
tentang semangat juang dari bocah-bocah kampung Belitung
yang ingin mengubah nasib mereka melalui pendidikan.
Sebagian besar dari orang tua mereka lebih senang jika anak-
anaknya membantunya, dari pada harus belajar di sekolah.
Kesulitan terus menerus membayangi sekolah di kampung
tersebut. Sekolah yang dibangun atas jiwa ikhlas dan semangat
juang dua orang guru, yaitu Bapak Harfan Efendy Noor sebagai
Kepala Sekolah yang usianya sudah tua dan seorang guru muda
yang bernama Ibu Muslimah Hafsari.
Kedua guru ini memberi
nama julukan kepada sepuluh anak muridnya sebagai Laskar
Pelangi. Walaupun begitu, salah satu dari Laskar Pelangi
mampu menjuarai karnaval dan mampu mengalahkan sekolah-
sekolah lainnya. Puncaknya adalah ketika Ikal, Lintang, dan
Sahara berhasil menjuarai lomba cerdas pangkas dan
mengalahkan sekolah-sekolah lainnya. Meskipun awal tahun
90-an sekolah tersebut akhirnya ditutup karena sama sekali
tidak bisa membiayai operasional sekolah. Pada akhirnya kedua
174
guru tersebut dapat berbangga diri karena diantara sepuluh
laskar pelangi sekarang ada yang menjadi wakil rakyat. Ada
pula yang menjadi research and development manager di salah
satu perusahaan multi nasional yang paling penting di negeri
ini.
Novel Laskar Pelangi mempunyai tema utama
pendidikan. Namun uniknya tema pendidikan ini
dikombinasikan dengan kisah persahabatan yang erat antara
anggota Laskar Pelangi. Tema tersebut juga dipadukan dengan
tema ekonomi.
Penokohan dalam Novel Laskar Pelangi. Ikal di
dalam novel ini berperan sebagai “aku” dan sebagai tokoh
utama. Ikal adalah salah satu anggota laskar pelangi di sekolah
tersebut. Taprani adalah seorang yang tampan, perfeksionis,
rapi, dan pintar berbicara serta sangat berbakti kepada orang
tuanya. Sahara adalah satu-satunya murid perempuan yang
bersekolah di sekolah tersebut. Orangnya rapih dan ia termasuk
salah satu murid yang paling pintar di sekolah tersebut. A.
Kiong adalah satu-satunya murid yang merupakan keturunan
Tionghoa yang bersekolah di sekolah tersebut. Ia mempunyai
sifat yang begitu polos dan selalu mempercayai apa yang
dikatakan oleh Mahar. Harun mempunyai keterbelakangan
mental. Ia mempunyai sifat yang santun, pendiam, dan murah
senyum serta memiliki hobi mengunyah permen asam. Borek
mempunyai badan yang sangat tinggi besar. Ia sangat terobsesi
dengan body building. Kucai adalah salah satu anggota laskar
pelangi yang diamanahi untuk menjadi ketua kelas. Ia sempat
frustasi sebagai ketua kelas karena tidak bisa mengatur teman-
temannya itu. Lintang adalah anak yang paling jenius diantara
anggota laskar pelangi. Mahar mempunyai bakat dibidang seni
175
baik itu menyanyi, melukis, dan seni rupa. Ia adalah orang yang
tampan, kreatif, dan imajinatif. Syahdan adalah orang yang
selalu setia menemani Ikal untuk membeli kapur tulis. Flo
adalah murid pindahan dari sekolah PN. Gadis tomboy yang
berasal dari keluarga kaya. Ia adalah tokoh terakhir yang
muncul sebagai laskar pelangi. Pak Harfan adalah Kepala SD
Muhammadiyah, ia mempunyai keinginan yang besar terhadap
Pendidikan. Ibu Muslimah Hafsari sangat gigih dalam mengajar
meskipun gajinya tidak dibayar. Ia mempunyai dedikasi yang
tinggi terhadap dunia pendidikan dan memiliki sifat yang sabar
serta baik hati.
Alur yang digunakan dalam Novel Laskar Pelangi
adalah alur maju. Dimulai dengan pengenalan, saat cerita
dimulai dengan dibukanya penerimaan siswa baru di SD
Muhammadiyah yang ada di kampung gantung, Belitong timur,
Sumatera Selatan. Kemudian dilanjut dengan banyaknya
konflik-konflik yang bermunculan,. Namun konflik yang paling
pertama muncul saat suasana tegang karena pendaftaran tidak
mencukupi batan minimum murid yang disyaratkan oleh
Depdikbud Sumsel. Puncak konfliknya adalah pada saat
Lintang harus berhenti sekolah karena desakan ekonomi
keluarga. Ayahnya meninggal, Lintang harus menggantikan
ayahnya menjadi tulang punggung keluarga. Dilanjut dengan
tahap penyelesaian saat runtuhnyba perusahaan tambang timah
dan akhir cerita membahagiakan pada kesepuluh orang laskar
pelangi.
Latar cerita yang digunakan dalam digunakan dalam
novel Laskar Pelangi diantaranya. Latar tempat yaitu : Sekolah
Dasar Muhammadiyah di Belitong Timur, rumah, bawah
pohon, tepi pantai, pasar, dalam gua. Latar suasana yang terjadi
176
diantaranya yakni menyenangkan, menegangkan, dan
mengharukan.
Sudut pandang yang dipakai dalam novel laskar
pelangi ini ialah sudut pandang orang pertama pelaku utama
karena dalam penceritaan novel, penulis memakai kata “Aku”.
Tokoh “Aku” di dalam novel ini dikisahkan paling dominan
sehingga si tokoh “Aku” bisa dibilang sebagai tokoh pelaku
utama.
Gaya Bahasa yang dipakai penulis yakni gaya bahasa
campuran karena penulis masih memakai bahasa-bahasa asing
(bahasa serapan) seperti “Papilio blumei”. Penulis juga
memalai berbagai macam majas yakni majas hiperbola, majas
pras protato, majas satire, majas enumarasio, dan majas
personifikasi.
Amanat yang didapatkan dari novel ini yakni, jangan
mudah penyerah, jangan pernah putus asa oleh keadaan,
keadaan boleh saja kekurangan akan tetapi janganlah dijadikan
sebagai sebuah alasan untuk menyerah, hiraukan orang yang
mengganggumu, teruslah berjalan jika itu benar, dan bersabar
dalam menghadapi cobaan.
Kelebihan dari novel ini antara lain banyak sekali
karakter yang bisa kita jadikan teladan. Memberikan pelajaran
moral yang baik dan makna dari sebuah kehidupan. Selain itu
buku ini juga menceritakan tentang persahabatan dan setia
kawanan yang erat dan juga mencakup pentingnya pendidikan
yang begitu mendalam. Serta kisahnya yang mengharukan.
Kekurangan dari novel ini antara lain terdapat kata-
kata yang sulit untuk dapat dipahami karena menggunakan
kata-kata daerah yang belum diketahui artinya dan penggunaan
nama-nama ilmiah dalam ceritanya. Hal ini membuat pembaca
177
kurang nyaman dalam membaca. Apalagi glosarium diletakkan
di bagian belakang novel. Hal ini menambah ketidak praktisan
memahami istilah-istilah ini. Selain itu, imajinasi pembaca bisa
terhambat jika mereka tak memahami istilah-istilah tersebut.
Dari novel yang di buat oleh Andre Hirata ini, saya
dapat mengambil beberapa pelajaran hidup yang penting, salah
satunya kita harus benar-benar menghargai hidup, menghargai
semua pemberian Tuhan, tidak pantang menyerah bila
menginginkan sesuatu, dan tidak ada yang tidak mungkin
asalkan kita mau dan berusaha. Dan satu lagi, pintar tidak
menjamin kita untuk selalu sukses, seperti cerita pada tokoh
lintang, dia anak yang pintar, namun diakhir cerita dia menjadi
seorang supir truk, disini saya dapat mengambil kesimpulan,
bahwa semua kehidupan manusia sudah ada yang mengaturnya,
yaitu Tuhan.

178
“Tertawalah, seisi dunia akan tertawa
bersamamu dan janganlah bersedih
karena kau hanya akan bersedih
sendirian”

-Andrea Hirata

179
M. Bunyamin Wijaksana (24)
Pengorbanan Ayah kepada Anaknya

Judul Buku : Sebelas Patriot


Pengarang : Andrea Hirata
Penerbit : Bentang Pustaka
Tahun Terbit : 2011
Harga Buku: Rp39.000,00
Ukuran Buku: 13 cm x 20,5cm
Jumlah Halaman : 112 halaman

Novel ini menceritakan sebuah kisah inspiratif


tentang pengorbanan seorang ayah, cinta anak kepada
ayahnya, dankegigihan dalam menggapai mimpi-mipi.
Berawal dari selembar foto kuno yang ditemukan ikal di
salah satu album di rumahnya. Ikal kemudian mengetahui
180
bahwa pada suatu masa Ayahnya pernah menjadi
penjuang sepak bola yang melegenda di kampungnya.
Ketika berumur 13 tahun Ayah ikal dan kedua kakaknya
dipaksa untuk bekerja rodi menjadi penambang timah oleh
penjajah Belanda.
Para penjajah tersebut selalu mengadakan
turnamen olah raga dalam rangka memperingati hari
kelahiran Ratu Belanda. Namun dalam setiap cabang olah
raga, tim Belanda selalu harus menang. Kecuali pada suatu
kesempatan ketika Ayah ikal dan kedua kakaknya
melakukan perlawanan lewat sepak bola, walaupun
sebagai ganjarannya tempurung lutut kiri Ayah Ikal
hancur.
Kisah itu menginspirasi ikal untuk menjadi pemain
PSSI. Ikal pun bergabung dengan tim sepak bola kampung
yang dipimpin oleh Pelatih Toharun. Ikal berusaha keras
untuk menjadi pemain bola namun ia gagal, namun
akhirnya ikal puas hanya menjadi penggemar PSSI.
Ikal dewasa kuliah di Eropa dan berkunjung ke
Spanyol. Ikal ingin mengunjungi tempat asal klub bola
kesayangan ayahnya, Real Madrid. Ia juga ingin
memberikan kaos Real Madrid bertanda tangan Luis Figo.
Ia bekerja keras mencari uang tambahan untuk membeli
kaos tersebut. Ikal berhasil pulang membawa kaos tersebut
dah segera mengirimkannya ke Belitong kepada ayah
tercinta.

181
Tema yang diambil dari novel Sebelas Patriot adalah cinta
tanah air dan pengorbanan seorang ayah. Dibuktikan dari
sikap Ikal dewasa yang sadar makna cinta tanah air setelah
ia menonton sepak bola di Spanyol. Alur yang digunakan
merupakan alur mundur atau flashback. Ikal dewasa
teringat masa-masa dulu ia saat berada di Belitong
dibawah asuhan ibunya yang selalu melarang saat Ikal
memandang sebuah foto misterius yang ternyata adalah
ayah Ikal sendiri.
Tokoh utama dalam novel ini adalah Ikal seorang
mahasiswa asal Indonesia yang berkuliah di Prancis. Ikal
adalah seorang yang memiliki semangat juang yang tinggi,
selalu bekerja keras dalam menggapai impian, dan seorang
yang sangat cinta kepda ayahnya. Ada pula dua teman Ikal
yang bernama Mahar dan Trapani. Mahar adalah seorang
pekerja keras dan sangat rajin sedangkan, Trapani adalah
orang yang memiliki sifat pemalu. Dalam novel ini juga
ada dua pelatih yang bernama Amin dan Toharun, dan satu
asisten pelatih yang membantu Pelatih Toharun. Tokoh-
tokoh lainnya ada Adriana, Nyonya Vargas, emburu tua,
dan ayah Ikal.
Novel ini berlatar di dua negara di Benua Eropa.
Prancis yaitu tempat dimana Ikal dewasa berkuliah di
universitas yang bernama Universitas Sorbonne, dan
Spanyol tempat dimana Ikal menonton pertandingan
antara Real Madrid melawan Valencia secara langsung di
Estadio Santiago Bernabeu. Lalu cerita Ikal saat kecil juga

182
diceritakan saat ia masih di Belitong. Setting waktu di
novel ini berada di masa lalu Ikal saat ia kecil dan masih
tinggal di Belitong.
Cerita di novel Sebelas Patriot memiliki sudut
pandang orang pertama dengan Ikal sebagai tokoh utama
yang ditulis “aku”. Andrea Hirata mengajarkan kita agar
terus berjuang dalam menggapai cita-cita dan impian kita
masing-masing. Ia juga menjadikan pengalaman di masa
lalu sebagai pelajaran dan motivasi diri untuk berusaha
lebih baik kedepannya.
Novel ini berhasil membangkitkan gairah pembaca
akan kegemarannya dalam sepak bola. Pemilihan kata
yang disampaikan dalam novel ini memiliki pilihan kata
yang tepat dan selaras untuk diungkapkan, sehingga
memiliki efek tertentu saat membacanya. Terdapat banyak
kalimat motivasi yang membangkitkan semangat juang
dan nilai-nilai patriotism.
Kekurangan novel ini adalah dibandingkan dengan
novel Andrea Hirata yang lain, novel ini memiliki bentuk
yang lebih tipis dengan halaman yang lebih sedikit.
Mungkin ada beberapa pembaca yang bosan saat
mengetahui bahwa tokoh Ikal menjadi pemeran utama
kembali. Judul dan cover tidak sesuai, judulnya adalah
“Sebelas Patriot” tetapi hanya ada 6 anak di cover.
Buku ini cocok dibaca untuk kalangan remaja.
Para remaja dapat merasakan bagaimana pengorbanan
seorang ayah dan dapat meningkatkan semangat juang

183
dalam menggpai impian, baik impian Pendidikan maupun
karir di masa depan. Novel ini memiliki banyak pelajaran
dan hikmah yang dapat kita ambil.

184
“Bagi sebagian orang, ketidaktahuan
adalah berkah yang tak terkira”

-Andrea Hirata

185
M. Daryl Fauzan (25)

SEPULUH ANAK PEJUANG

Judul Buku : Laskar Pelangi


Penulis : Andrea Hirata
Bahasa : Indonesia
Genre : Roman
Penerbit : Yogyakarta: Bentang Pustaka
Tanggal terbit : 2005
Halaman : xxxiv, 529 halaman

Laskar Pelangi adalah novel pertama karya Andrea


Hirata yang diterbitkan oleh Bentang Pustaka pada tahun 2005.
Novel ini bercerita tentang kehidupan 10 anak dari keluarga
miskin yang bersekolah (SD dan SMP) di sebuah sekolah
186
Muhammadiyah di pulau Belitong yang penuh dengan
keterbatasan
Laskar Pelangi merupakan buku pertama dari Tetralogi
Laskar Pelangi. Buku berikutnya adalah Sang Pemimpi,
Edensor dan Maryamah Karpov. Naskah Laskar Pelangi telah
diadaptasi menjadi sebuah film berjudul sama dengan
bukunya.Film Laskar Pelangi akan diproduksi oleh Miles Films
dan Mizan Production, dan digarap oleh sutradara Riri Riza.
Laskar Pelangi adalah karya pertama dari Andrea Hirata. Buku
ini segera menjadi Best Seller yang kini kita ketahui sebagai
buku sastra Indonesia terlaris sepanjang sejarah.
Cerita terjadi di desa Gantung, Kabupaten Gantung,
Belitung Timur. Dimulai ketika sekolah Muhammadiyah
terancam akan dibubarkan oleh Depdikbud Sumsel jikalau tidak
mencapai siswa baru sejumlah 10 anak. Ketika itu baru 9 anak
yang menghadiri upacara pembukaan, akan tetapi tepat ketika
Pak Harfan, sang kepala sekolah, hendak berpidato menutup
sekolah, Harun dan ibunya datang untuk mendaftarkan diri di
sekolah kecil itu.
Mulai darisanalah dimulai cerita mereka. Mulai dari
penempatan tempat duduk, pertemuan mereka dengan Pak
Harfan, perkenalan mereka yang luar biasa di mana A Kiong
yang malah cengar-cengir ketika ditanyakan namanya oleh guru
mereka, Bu Mus. Kejadian bodoh yang dilakukan oleh Borek,
pemilihan ketua kelas yang diprotes keras oleh Kucai, kejadian
ditemukannya bakat luar biasa Mahar, pengalaman cinta
pertama Ikal, sampai pertaruhan nyawa Lintang yang
mengayuh sepeda 80 km pulang pergi dari rumahnya ke
sekolah.

187
Mereka, Laskar Pelangi – nama yang diberikan Bu Muslimah
akan kesenangan mereka terhadap pelangi – pun sempat
mengharumkan nama sekolah dengan berbagai cara. Misalnya
pembalasan dendam Mahar yang selalu dipojokkan kawan-
kawannya karena kesenangannya pada okultisme yang
membuahkan kemenangan manis pada karnaval 17 Agustus,
dan kejeniusan luar biasa Lintang yang menantang dan
mengalahkan Drs. Zulfikar, guru sekolah kaya PN yang
berijazah dan terkenal, dan memenangkan lomba cerdas cermat.
Laskar Pelangi mengarungi hari-hari menyenangkan, tertawa
dan menangis bersama. Kisah sepuluh kawanan ini berakhir
dengan kematian ayah Lintang yang memaksa Einstein cilik itu
putus sekolah dengan sangat mengharukan, dan dilanjutkan
dengan kejadian 12 tahun kemudian di mana Ikal yang berjuang
di luar pulau Belitong kembali ke kampungnya. Kisah indah ini
diringkas dengan kocak dan mengharukan oleh Andrea Hirata,
kita bahkan bisa merasakan semangat masa kecil anggota
sepuluh Laskar Pelangi ini.
Dalam Novel Laskar Pelangi ini tema utamanya adalah
pendidikan. Namun uniknya tema pendidikan ini diselangi
dengan kisah persahabatan yang erat antara anggota Laskar
Pelangi, tema pendidikan ini juga dipadukan dengan tema
ekonomi. Namun tema pendidikanlah yang lebih menonjol pada
novel ini.
Alur yang digunakan dalam novel laskar pelangi
adalah alur maju. Karena penulis menceritakan cerita dari awal
sampai akhir.
Latar yang terdapat pada novel ini ada tiga, yaitu:
1. Tempat : sekolah, di bawah Pohon, di gua, di
rumah
188
2. Suasana : menyenangkan, menegangkan,
menyedihkan
3. Waktu : pagi hari, siang hari, sore hari
Sudut Pandang yang digunakan dalam novel ini adalah
sudut pandang orang pertama pelaku utama karena dalam cerita
novel penulis menggunakasn kata “aku”. Tokoh aku ini lebih
dominan dibandingkan dengan yang lain sehingga dapat
disebut sebagai pelaku utama.
Gaya bahasa yang digunakan dalam novel ini adalah gaya
bahasa campuran karena masih menggunakan berbagai macam
bahasa asing.
Ikal : Tokoh ‘aku’ dalam cerita ini. Ikal yang selalu menjadi
peringkat kedua memiliki teman sebangku bernama Lintang,
yang merupakan anak terpintar dalam Laskar Pelangi. Ia
berminat pada sastra, terlihat dari kesehariannya yang senang
menulis puisi. Ia menyukai A Ling, sepupu dari A Kiong, yang
ditemuinya pertama kali di sebuah toko kelontong bernama
Toko Sinar Harapan. Pada akhirnya hubungan mereka berdua
terpaksa berakhir oleh jarak akibat kepergian A Ling ke Jakarta
untuk menemani bibinya.
Lintang : Teman sebangku Ikal yang luar biasa jenius.
Ayahnya bekerja sebagai nelayan miskin yang tidak memiliki
perahu dan harus menanggung kehidupan 14 jiwa anggota
keluarga. Lintang telah menunjukkan minat besar untuk
bersekolah semenjak hari pertama berada di sekolah. Ia selalu
aktif didalam kelas dan memiliki cita-cita sebagai ahli
matematika. Sekalipun ia luar biasa pintar, pria kecil berambut
merah ikal ini pernah salah membawa peralatan sekolahnya.
Cita- citanya terpaksa ditinggalkan agar ia dapat bekerja untuk

189
membiayai kebutuhan hidup keluarganya semenjak ayahnya
meninggal.
Sahara : Satu-satunya gadis dalam anggota Laskar Pelangi.
Sahara adalah gadis keras kepala berpendirian kuat yang sangat
patuh kepada agama. Ia adalah gadis yang ramah dan pandai, ia
baik kepada siapa saja kecuali pada A Kiong yang semenjak
mereka masuk sekolah sudah ia basahi dengan air dalam
termosnya.
Mahar : Pria tampan bertubuh kurus ini memiliki bakat
dan minat besar pada seni. Pertama kali diketahui ketika tanpa
sengaja Bu Muslimah menunjuknya untuk bernyanyi di depan
kelas saat pelajaran seni suara. Pria yang menyenangi okultisme
ini sering dipojokkan teman-temannya. Ketika dewasa, Mahar
sempat menganggur menunggu nasib menyapanya karena tak
bisa ke manapun lantaran ibunya yang sakit-sakitan. Akan
tetapi, nasib baik menyapanya dan ia diajak petinggi untuk
membuat dokumentasi permainan anak tradisional setelah
membaca artikel yang ia tulis di sebuah majalah, dan akhirnya
ia berhasil meluncurkan sebuah novel tentang persahabatan.
A Kiong : Anak Hokian. Keturunan Tionghoa ini
adalah pengikut sejati Mahar sejak kelas satu. Baginya Mahar
adalah suhunya yang agung. Kendatipun pria kecil ini berwajah
buruk rupa, ia memiliki rasa persahabatan yang tinggi dan baik
hati, serta suka menolong pada siapapun kecuali Sahara.
Namun, meski mereka selalu bertengkar, ternyata mereka
berdua saling mencintai satu sama lain.
Syahdan : Anak nelayan yang ceria ini tak pernah
menonjol. Kalau ada apa-apa dia pasti yang paling tidak
diperhatikan. Misalnya ketika bermain sandiwara, Syahdan
hanya kedapatan jadi tukang kipas putri dan itupun masih
190
banyak kesalahannya. Syahdan adalah saksi cinta pertama Ikal,
ia dan Ikal bertugas membeli kapur di Toko Sinar Harapan
semenjak Ikal jatuh cinta pada A Ling. Syahdan ternyata
memiliki cita-cita yang tidak pernah terbayang oleh Laskar
Pelangi lainnya yaitu menjadi aktor. Dengan bekerja keras pada
akhirna dia menjadi aktor sungguhan meski hanya mendapatkan
peran kecil seperti tuyul atau jin… Setelah bosan, ia pergi dan
kursus komputer. Setelah itu ia berhasil menjadi network
designer.
Kucai : Ketua kelas sepanjang generasi sekolah Laskar
Pelangi. Ia menderita rabun jauh karena kurang gizi dan
penglihatannya melenceng 20 derajat, sehingga jika ia menatap
marah ke arah Borek, maka akan terlihat ia sedang
memperhatikan Trapani. Laki-laki ini sejak kecil terlihat bisa
menjadi politikus dan akhirnya diwujudkan ketika ia dewasa
menjadi ketua fraksi di DPRD Belitong.
Borek : Pria besar maniak otot. Borek selalu menjaga
citranya sebagai laki-laki macho. Ketika dewasa ia menjadi kuli
di toko milik A Kiong dan Sahara.
Trapani : Pria tampan yang pandai dan baik hati ini
sangat mencintai ibunya. Apapun yang ia lakukan harus selalu
didampingi ibunya, seperti misalnya ketika mereka akan tampil
sebagai band yang dikomando oleh Mahar, ia tidak mau tampil
jika tak ditonton ibunya. Cowok yang bercita- cita menjadi guru
ini akhirnya berakhir di rumah sakit jiwa karena
ketergantungannya terhadap ibunya.
Harun : Pria yang memiliki keterbelakangan mental ini
memulai sekolah dasar ketika ia berumur 15 tahun. Laki-laki
jenaka ini senantiasa bercerita tentang kucingnya yang
berbelang tiga dan melahirkan tiga anak yang masing-masing
191
berbelang tiga pada tanggal tiga kepada Sahara dan senang
sekali menanyakan kapan libur lebaran pada Bu Muslimah. Ia
menyetor 3 buah botol kecap ketika disuruh mengumpulkan
karya seni kelas enam.
Bu Muslimah : Bernama lengkap N.A. Musimah
Hafsari Hamid binti K.A. Abdul Hamid. Dia adalah Ibunda
Guru bagi Laskar Pelangi. Wanita lembut ini adalah pengajar
pertama Laskar Pelangi dan merupakan guru yang paling
berharga bagi mereka.
Pak Harfan : Nama lengkap K.A. Harfan Efendy Noor
bin K.A. Fadillah Zein Noor. Kepala sekolah dari sekolah
Muhammadiyah. Ia adalah orang yang sangat baik hati dan
penyabar meski murid-murid awalnya takut melihatnya.
Flo : Bernama asli adalah Floriana, seorang anak
tomboi yang berasal dari keluarga kaya. Dia merupakan murid
pindahan dari sekolah PN yang kaya dan sekaligus tokoh
terakhir yang muncul sebagai bagian dari laskar pelangi. Awal
pertama kali masuk sekolah, ia sempat membuat kekacauan
dengan mengambil alih tempat duduk Trapani sehingga Trapani
yang malang terpaksa tergusur. Ia melakukannya dengan alasan
ingin duduk di sebelah Mahar dan tak mau didebat.
A Ling : Cinta pertama Ikal yang merupakan saudara
sepupu A Kiong. A Ling yang cantik dan tegas ini terpaksa
berpisah dengan Ikal karena harus menemani bibinya yang
tinggal sendiri.
Kelemahannya yaitu penggunaan nama-nama ilmiah
dalam cerita- ceritanya. Hal ini membuat pembaca kurang
nyaman dalam membaca. Apalagi glosarium diletakkan di
bagian belakang novel. Hal ini menambah ketidakpraktisan
memahami istilah-istilah ini. Selain itu, imajinasi pembaca bisa
192
terhambat jika mereka tak memahami istilah-istilah tersebut.
Alurnya yang tidak jelas. Karena cerita-cerita dalam Laskar
Pelangi ini alur waktunya dibolak-balik sehingga
membingungkan pembaca. Apalagi tidak disebutkan tahun
berapakah tiap-tiap peristiwa itu terjadi.
Kelebihannya buku ini menceritakan tentang
persahabatan dan setia kawanan yang erat dan juga mencakup
pentingnya pendidikan yang begitu mendalam. Serta kisahnya
yang mengharukan.
Dari novel yang di buat oleh Andre Hirata ini, dapat
diambil beberapa pelajaran hidup yang penting, salah satunya
kita harus benar-benar menghargai hidup, menghargai semua
pemberian Tuhan, tidak pantangmenyerah bila menginginkan
sesuatu, dan tidak ada yang tidak mungkin asalkan kita mau dan
berusaha. Dan satu lagi, pintar tidak menjamin kita untuk selalu
sukses, seperti cerita pada tokoh lintang, dia anak yang pintar,
namun diakhir cerita dia menjadi seorang supir truk, disini
Dapat diambil kesimpulan, bahwa semua kehidupan
manusia sudah ada yang mengaturnya, yaitu Tuhan. Semua
yang kita kerjakan tidak lepas dari campur tangan Tuhan.
Berikut beberapa saran, penggunaan nama-nama ilmiah
dikurangi, agar para pembaca nyaman dalam membaca dan
memahami maknanya serta menyebutkan tahun di tiap-tiap
peristiwa yang terjadi agar tidak membuat pembaca bingung
dengan alurnya.

193
Orang-orang telah melupakan bahwa
belajar tidaklah untuk mengejar atau
membuktikan sesuatu, namun belajar
itu sendiri, adalah perayaan dan
penghargaan untuk diri sendiri.”

-Andrea Hirata

194
Muhammad Farhan Haniftyaji (26)
Perjuangan Si Kecil Perkasa

Judul : Padang Bulan


Penulis : Andrea Hirata
Penerbit : Bentang
Harga : Rp76.000,00
Tahun terbit : Cetakan ke-1, 2010
Tebal : 267 halaman
Dimensi : 13 x 19 cm
ISBN : 978-602-8811-09-5

Padang Bulan adalah novel pertama dari Dwilogi


Padang Bulan. Novel ini adalah novel kelima yang ditulis
Andrea Hirata setelah tetralogi Laskar Pelangi (Laskar
Pelangi, Sang Pemimpi, Edensor, Maryamah Karpov).
Padang Bulan menjadi novel best seller di Indonesia
hanya dalam waktu 2 minggu, dan tetralogi Laskar Pelangi
sudah diterbitkan dalam beberapa bahasa.
195
Penulis novel ini, Andrea Hirata, adalah seorang lelaki
asal Belitong yang lahir pada tanggal 24 Oktober 1982.
Dia merupakan penulis berbakat yang ahli dalam
menghasilkan banyak karya sastra. Sarjana FEUI dan
lulusan Universitas S.H. di Inggris ini banyak mendapat
pengahargaan, baik nasional maupun internasional karena
novelnya yang luar biasa.
Ada beberapa nilai yang terkandung dalam novel
Padang Bulan, diantaranya nilai moral, nilai sosial, nilai
agama. Nilai Moral yang terkandung dalam novel ini
adalah pantang menyerah dalam meraih cita-cita,
bertanggung jawab, dan kemandirian. Nilai sosial juga
terdapat pada novel ini, yaitu pengertian dalam keluarga.
Selain itu, nilai agama yang terdapat di dalamnya adalah
senantiasa bersyukur pada Tuhan.
Padang Bulan diawali ketika Enong, 14 tahun,
seorang anak kelas 6 SD yang sedang memperjuangkan
cita-citanya menjadi guru Bahasa Inggris harus
menghadapi kenyataan bahwa ayahnya, satu-satunya
tulang punggung keluarga meninggal tertimbun tanah
galian timah saat mendulang. Enong terpaksa berjuang
mencari pekerjaan dan menghidupi keluarga agar adik-
adiknya tak bernasib sama sepertinya.
Akhirnya ia pun berangkat ke Tanjong Pandan
seorang diri. Disana ia mencari pekerjaan tetapi sampai
beberapa hari disana ia belum mendapatkannya. Lantaran
kehabisan uang bekal dan belum mendapat pekerjaan,

196
Enong pun kembali ke kampungnya dan bekerja sebagai
buruh timah. Disela-sela pekerjaannya, Enong tak pernah
lupa untuk belajar di waktu istirahatnya. Meskipun sering
di olok-olok oleh teman-temannya, Enong tidak peduli
yang penting ia masih bisa belajar walaupun tidak di
Sekolah. Menurut Enong pendidikan yang paling penting
karena pendidikanlah yang bisa membawa ia dan
keluarganya keluar dari kemiskinan.
Alur yang digunakan dalam novel ini adalah alur
campuran. Dibuktikan dengan beberapa bagian yang
kembali menceritakan masa lalu. Cara pengarang
menggambarkan tokoh-tokoh sangat detail. Andrea
melukiskan semua pikiran dan semangatnya di dalam
tokoh-tokoh tersebut, tetapi inilah yang membuat novel ini
tidak menjenuhkan.
Pada novel Padang Bulan, sudut pandang yang
digunakan adalah sudut pandang orang ketiga serba tahu.
Penulis tidak hanya mengetahui keadaan luar dari tokoh,
tetapi juga watak, pikiran, perasaan, dan kejadian yang
dialui oleh tokoh-tokohnya.
Gaya bahasa yang digunakan penulis banyak
menggunakan bahasa Melayu dan Bahasa Inggris yang
diselipkan di antara kalimat-kalimat, sehingga pembaca
lebih mudah mengerti arti dari kata tersebut.
Novel Padang Bulan ini mengangkat tema
pendidikan. Hal ini dibuktikan dari semangat Enong
dalam belajar dan semangatnya dalam mewujudkan cita-

197
citanya menjadi seorang guru Bahasa Inggris. Akan tetapi,
suatu kejadian yang begitu menyedihkan dialami Enong
sehingga ia harus berhenti bersekolah.
Tokoh utama dalam novel ini adalah Enong.
Enong merupakan anak pertama dari Zamzami dan
Syalimah. tokoh Enong adalah tokoh yang ceria dan
humoris. Hal itu ditunjukkan dari bagaimana Enong
menceritakan tentang Bahasa inggris kepada seorang kuli
tambang yang disambut riuh dan ketawa oleh teman-
temannya. Selain itu tokoh Enong juga digambarkan
sebagai orang yang bertanggung jawab, pemberani, dan
mandiri. Hal ini bisa dilihat dari Enong yang rela berhenti
sekolah demi mencari uang untuk biaya hidup
keluarganya. Tokoh tambahan pada novel Padang Bulan
yaitu Zamzami, Syalimah sebagai orang tua Eneng.
Zamzami dideskripsikan sebagai seorang laki-laki baik,
religius, penyayang, dan bertanggung jawab. Syalimah
digambarkan sebagai perempuan melayu yang pemalu dan
orang yang menerima apa adanya. Ibu Nizam yang
merupakan guru Bahasa inggris Enong. dan Sirun sebagai
sepupu Syalimah. Ibu Nizam digambarkan sebagai tokoh
yang berani merantau diusianya yang masih muda untuk
mengajar Bahasa inggris di sekolah Enong
Dalam novel Bulan Padang ini, penulis
menggambarkan watak dari tokoh menggunakan Teknik
dramatik. Teknik ini menggunakan pendekatan dengan

198
fisik, perilaku,, serta lingkungan kehidupan dari para
tokoh.
Latar tempat yang digunakan pada novel berada di
sebuah kampung terpencil yang sangat jauh dari
keramaian kota. Kemudian latar tempat lain yang
digunakan adalah empat para buruh menambang timah, di
mana Zamzami (ayah Enong) meninggal, serta Tanjung
Pindang, tempat Enong merantau. Latar sosisal yang
digunakan disana mayortitas orang melayu. Pada novel
ini, Andrea tidak teralu menunjukkan latar waktu yang
sedang terjadi.
Andrea Hirata mengajarkan kita untuk terus
bersabar dalam menjalani kehidupan. Dia juga
mengingatkan kita bahwa ketidakmungkinan itu dapat
terjadi karena adanya kerja keras. Jangan pernah berhenti
untuk selalu bermimpi karena Tuhan akan menggenggam
mimpi itu.
Hal yang menarik dari novel ini adalah cara
pengarang menyampaikan babak demi babak semangat
juang secara nyata diselingi dengan kisah cinta yang
indah, sedih, dan penuh warna. Padang bulan sangat cocok
dibaca oleh remaja dan orang dewasa untuk
membangkitkan kekuatan baru dan inspirasi bagi penerus-
penerus muda dan menumbuhkan kembali motivasi hidup.
Akan tetapi, buku berjudul “Padang Bulan” ini juga
mempunyai kekurangan diantaranya jenis huruf yang
digunakan kurang menarik. Ukuran hurufnya lebih

199
menarik lagi bila agak diperbesar dan diberi ilustrasi agar
pembaca lebih mudah untuk memahami cerita yang
disajikan.
Buku ini cocok untuk dibaca oleh semua orang dari
berbagai kalangan. Disamping memotivasi, kisah di dalam
buku ini akan memberikan banyak pelajaran atau hikmah
yang pantas untuk kita ketahui.

200
“Aku ingin hidup! Ingin merasakan
sari pati kehidupan”

-Andrea Hirata

201
Nabila Aulia Rahardja (27)
Kisah Perjalanan Ikal dan Arai di Eropa

Judul buku : Edensor


Pengarang : Andrea Hirata
Editor : Imam Risdiyanto
Penerbit : PT Bentang Pustaka
Tahun terbit : 2007
Urutan cetakan : Cetakan ketiga edisi revisi, April 2014
Kota terbit : Sleman, Yogyakarta
Dimensi buku : 13 cm x 20,5 cm
Jumlah halaman : xiv + 290 halaman
Harga buku : Rp 59.000,00
Nomor ISBN : 978-602-7888-98-2

Andrea Hirata adalah seorang penulis kelahiran


Gantung, Belitung Timur, Bngka Belitung, 24 Oktober 1967.
Beliau mendapatkan gelar sarjana dibidang ekonomi dari
Universitas Indonesia. Lulus tahun 2002 dari Sheffield Hallam
202
University Inggris, Andrea Hirata berhasil mendapatkan gelar
M.Sc di bisnis internasional, pada tahun 2015, beliau menerima
gelar honorary doctorate degree of literature dari University of
Warwick, Inggris. Beliau merupakan penulis tetralogi novel
Laskar Pelangi. Novel Laskar Pelangi sudah diterjemahkan
lebih dari tiga puluh bahasa dan diterbitkan di lebih dari 100
negara. Novel karya Andrea Hirata lainnya antara lain, Sang
Pemimpi, Maryamah Karpov, Padang Bulan, Cinta Dalam
Gelas, Sebelas Pariot, Ayah, Sirkus Pohon, Orang-Orang Biasa.
Novel ini memuat banyak sekali nilai-nilai didalam
nya. Nilai agama yang ditampilkan adalah agama Islam yang
buktikan dengan “Ada masjid orang Arab, dan hanya orang arab
disana. Lain lagi masjid Turki, hanya orang turki, yeee.
Selebihnya, brother muslim berkumpul di Masjid Afganistan,
di Gmunden”(hal. 237). Nilai sosial dapat dibuktikan dengan
“ Meskipun kami saling bersaing tajam, semuanya hanya secara
akademik. Setelah pertempuran ilmiah habis-habisan, kami
menghambur ke kafe mahasiswa Brigandi et Bougreesses”(hal
111). Nilai ekonomi juga ditunjukan berupa kalimat “Hanya
beberapa minggu bekerja, kami dipecat.”(hal.40). Terdapat pula
nilai moral didalam novel ini, contohnya perjuangan menuntut
ilmu.
Novel ini menceritakan kisah Andrea Hirata atau Ikal
dan sepupunya, Arai saat mengenyam pendidikan magister di
Eropa. Diawali dengan kisah Ikal, si pembuat onar saat kecil
hingga namanya diganti berkali-kali sehingga berubah menjadi
Andrea hirata dari Wadudh. Arai, sepupu Ikal yang sudah
ditinggal oleh ayahnya di usia 8 tahun karena suatu penyakit
yang menyerangnya akhirnya tinggal bersama Ikal. Setelah
lulus SMA, mereka merantau ke pulau Jawa. Disana, Ikal dan
203
Arai bekerja beberapa minggu sebelum dipecat. Lalu, Arai
merantau ke Kalimantan untuk bekerja dan kuliah sedangkan
Ikal bekerja dan kuliah di Jawa. Setelah lulus, mereka berhasil
memperoleh beasiswa strata dua ke Eropa.
Awal mulai petualangan mereka dimulai sejak
mendapatkan beasiswa. Tidak seperti yang mereka bayangkan,
mereka tidak disambut dengan meriah di bandara, tidak bisa
mengurus penginapan di Brugge hingga harus kedinginan di
luar ruangan saat suhu jatuh hingga minus sembilan belas
derajat celcius. Saat kegiatan kuliah sudah dimulai di
Universitas Sorbonne, Ikal mengikuti progam Economic
Science dan Arai mengikuti progam Biologi. Ikal tak jarang
mengalami kesulitan akibat keterbatasan berbahasa asing.
Perjalanan mereka mengililingi Eropa dimulai karena
keinginan mewujudkan cita-cita mereka sejak SMA untuk
menjelajahi Eropa sembari mencari A Ling, cinta pertama Ikal
yang menghilang sejak pindah ke Jakarta. Perjalanan mereka
berubah jadi pertaruhan banyak negara yang didatangi dan yang
kalah harus menerima hukuman karena banyak teman mereka
yang ikut melakukan perjalanan mengelilingi Eropa. Banyak
sekali tantangan yang mereka hadapi terutama masalah
keuangan. Mereka harus jadi pengamen manusia patung di
setiap negara yang mereka sambangi untuk melanjutkan
perjalanan. Tak hanya Eropa, Afrika pun mereka sambangi
karena ada yang bilang A Ling di Afrika. Walaupun pada
akhirnya merka tetap tidak menemukan A Ling disana, namun
mereka bertemu seorang suster dan menyebutkan kalau mereka
sebenanya sudah menemukan yang mereka cari dalam diri
mereka sendiri, yakni kenyataan yang harus dihadapi meski
pahit.
204
Setelah selesai melakukan perjalanan panjang, mereka
kembali ke kehidupan mereka sebagai mahasiswa yang sedang
mengerjakan tesis. Namun, Arai tiba-tiba jatuh sakit akibat
penyakit genetiknya dan mengharuskannya pulang ke Indonesia
dan kembali pada musim panas tahun depan untuk melanjutkan
tesisnya. Sementara Ikal harus mengikuti exchange program ke
Sheffield Hallam University, Inggris karena Profesor Turnbull,
pembimbing tesisnya akan segera pensiun. Diakhir cerita, Ikal
yang harus bertemu dengan Profesor Turnbull setelah
menyelesaikan risetnya di kediaman beliau di Doncaster.
Sembari menunggu profesor yang sedang pergi, istri Profesor
Turnbull menyarankan ikal berkunjung ke desa sekitar. Ikal
naik bus selama beberapa waktu hingga sampai di desa yang
indah, mengingatkan pada novel yang dulu pernah A Ling
berikan padanya yang menggambarkan indahnya Edensor. Saat
sampai Ikal bertanya pada seorang wanita tempat apakah ini,
lalu wanita itu menjawab, ini Edensor.
Alur yang digunakan pada novel ini adalah alur
campuran. Hal ini dibuktikan dengan pergantian cerita yang
selalu maju dan diselingin sedikit flashback. Pada awal-awal
mozaik banyak ditemukan flashback tersebut.
Sudut pandang yang digunakan dalam novel ini adalah
sudut pandang orang pertama sebagai pelaku utama. Dapat
dibuktikan dengan Ikal sebagai tokoh utama dan menggunakan
kata ganti “aku” sebagai kata ganti namanya pada tiap kalimat.
Andrea Hirata banyak menggunakan gaya bahasa pada
novel ini. Salah satu gaya bahasa yang dapat ditemukan adalah
majas hiperbola pada kalimat “Sekarang helium yang
memenuhi rongga dadaku meledak dan aku pecah menjadi
ribuan kuntum mawar, berjatuhan dari plafon, bertaburan
205
memenuhi perpustakaan”(hal.125). Penggunaan istilah ilmiah
juga tak jarang kita temui di novel ini. Seperti pada kalimat
“Saya tidak menerima tamu selain monetarist”(hal.71). Selain
itu, istilah keagamaan juga sering dipakai oleh Andrea Hirata.
Dibuktikan pada kalimat “Jam weker! Masya Allah! Jam
wekker! Aneh, bukan?!”(hal. 15).
Tema dari novel ini adalah tentang perjalanan dua
saudara dalam meraih cita-cita dan mencari cinta mereka.
Beberapa latar tempat dapat ditunjukan dari kalimat (1) “Dua
minggu berikutnya aku harus ke Tanjong Pandan mengikuti
ujian sekolah.”(hal.4) menunjukan tempat di Tanjong Pandan.
(2) “ Hari pertama bulan September, Weh mengajakku berburu
ikan hiu gergaji”(hal.6) menunjukan tempat di laut, dll.
Beberapa latar waktu yang dapat ditunjukan dari kalimat (1)
“Tengah malam pula...” (hal.13) menunjukan waktu tengah
malam. (2) “Kau tahu Ikal. Tanggal 23 Oktober waktu itu, pukul
setengah dua belas malam, hujan lebat. Sudah satu jam ibumu
sakit perut, tapi tak sedikit pun ia mau mengejan”(hal.14)
menunjukan waktu pada tengah malam tanggal 23 Oktober
sekaligus menjukan latar suasana yang tegang karena huajn
yang lebat dan ibu yang tak mau mengejan. Latar suasana
lainnya yang dapat ditampilakan pada kalimat “Aku tegang
menyimak”(hal.15) suasana yang dirasakan adalah tegang.
Tokoh yang hadir dalam novel ini antara lain Ikal dan Arai
sebagai tokoh utama. Weh, Ibu, Ayah, Mak Birah, Taikong
Hamim, A Ling, Dr. Woodward, Zakiah, Somers, Van Der
Wall, Erika, Maurent, Stansfield, Townsend, Ninochka,
Mashood, Pak Toha, MVRC Manooj, Gonzales, Profesor
Turnbull sebagai tokoh pendukung.

206
Penokohan dan watak yang ditunjukan antara lain Ikal
(pintar, nakal, jahil, setia) sebagai protagonis, Arai (pintar,
setia,perhatian) sebagai protagonis,Weh (cerdas, membenci diri
sendiri) sebagai tritagonis, Ibu (tegas, menghargai orang lain)
sebagai tritagonis, Ayah (pendiam, baik, perhatian) sebagai
protagonis, Mak Birah (sabar, bersemangat, tekun) sebagai
tritagonis, Taikong Hamim (tegas) sebagai tritagonis, A Ling
(histeris) sebagai protagonis, Dr. Woodward (tegas, cerdas)
sebagai protagonis, Zakiah (tak acuh) sebagai antagonis,
Somers (baik, penolong) sebagai protagonis, Van Der Wall
(tidak peduli orang lain) sebagai antagonis, Erika (tegas,
pemberani) sebagai protagonis, Maurent (sabar, bijaksana)
sebagai tritagonis, Stansfield (sombong) sebagai antagonis,
Townsend (tidak mau kalah) sebagai antagonis, Ninochka
(pemalu) sebagai tritagonis, Mashood (fanatik, bersahabat)
sebagai tritagonis, Pak Toha(pemalu, penolong) sebagai
protagonis, MVRC Manooj (baik) sebagai protagonis, Gonzales
(bersahabat) sebagai protagonis, Nyonya Turnbull (perhatian,
bersahabat) sebagai protagonis.
Amanat yang didapatkan dari novel Edensor antara lain
(1) tak ada yang terjadi secara kebetulan. (2) Hidup itu penuh
tantangan dan rintangan. (3) Bergaul dengan siapapun juga, kita
tetaplah diri kita sendiri. (3) Tertawalah, karena dunia akan
tertawa bersamamu dan jangan bersedih karena kamu hanya
akan menangis sendirian. (4) Bermimpilah, karena Tuhan akan
memeluk mimpi-mimpi itu. (5) Kenakalan di masa lalu
membuat kita menemui balasan di masa depan.
Kelebihan dari novel ini adalah pemaparan yang sangat
baik oleh Andrea Hirata, tidak terlalu panjang namun bermakna
sangat dalam, sangat menginspirasi, struktur kalimat sangat
207
tertata, tidak ditemui kesalahan pengetikan, adanya ilustrasi
gambar di novel, mengajarkan untuk selalu optimis, cover
menarik, terdapat sedikit terjemahan untuk kata-kata yang
asing.
Kekurangan dari novel ini adalah banyak bahasa yang
asing bagi orang awam namun tidak ada glosarium untuk kata-
kata asing tersebut, istilah dalam bahasa melayu juga sedikit
membingungkan tanpa adanya terjemahan, pemaparan yang
terlalu mendetail terkadang cenderung tidak dibutuhkan, dan
pada cover belakang tidak terdapat sinopsis novel Edensor.
Yang dapat disimpulkan adalah novel ini sangat bagus,
mendetail, memotivasi, dan sangat menarik untuk dibaca.
Walaupun terdapat beberapa kekurangan, tapi tidak mengurangi
kualitas penulisan novel Andrea Hirata ini. Novel ini sangat
direkomendasikan untuk dibaca oleh remaja hingga dewasa.

208
“Tuhan tahu, tapi menunggu.”

-Andrea Hirata

209
Nabila Jihan Fairuzia (28)
Perjuangan Penuh Pongorbanan Sang Pemimpi

Judul Buku : Sang Pemimpi


Penulis : Andrea Hirata
Jumlah Halaman : x + 292 Halaman
Penerbit : PT Bentang Pustaka
Tempat Terbit : Yogyakarta
Tahun Terbit : 2006
Ukuran Buku : 20,5 cm x 13 cm

210
Andrea Hirata adalah penulis kelahiran
Gantung, Belitung Timur, Bangka Belitung, 24 Oktober 1967.
Saat dia masih kecil, orang tuanya mengubah namanya tujuh
kali. Mereka akhirnya memberi nama Andrea, nama Hirata
diberikan oleh ibunya. Dia tumbuh dalam keluarga miskin yang
tidak jauh dari tambang timah milik pemerintah, yakni PN
Timah (sekarang PT Timah Tbk). Hirata memulai pendidikan
tinggi dengan gelar di bidang ekonomi dari Universitas
Indonesia. Meskipun studi mayor yang diambil Andrea adalah
ekonomi, ia amat menggemari sains—fisika, kimia, biologi,
astronomi dan sastra. Ia mendapat beasiswa Uni Eropa untuk
studi master of science di Universite de Paris, Sorbonne,
Prancis dan Sheffield Hallam University, United Kingdom.
Tesis Andrea di bidang ekonomi telekomunikasi mendapat
penghargaan dri kedua universitas tersebut dan lulus cum laude.
Tesis itu telah di adaptasi ke dalam bahasa Indonesia dan
merupakan buku teori ekonomi telekomunikasi pertama yang
ditulis oleh orang Indonesia. Hirata merilis novel Laskar
Pelangi pada tahun 2005. Novel ini ditulis dalam waktu enam
bulan berdasarkan pengalaman masa kecilnya di Belitung. Ia
kemudian menggambarkannya sebagai sebuah ironi tentang
kurangnya akses pendidikan bagi anak-anak di salah satu pulau
terkaya di dunia. Novel ini terjual lima juta eksemplar, dengan
edisi bajakan terjual 15 juta lebih. Novel ini menghasilkan
trilogi novel, yakni Sang Pemimpi, Edensor, dan Maryamah
Karpov.
Sang Pemimpi adalah buku kedua dari tetralogi Laskar
Pelangi. Novel in menceritakan tentang perjalanan dan
pengorbanan tiga anak remaja murid SMA Negeri Bukan Main
di Belitong, yaitu Ikal, Arai, dan jimbon dalam menggapai
211
mimpinya. Kisahnya bermula ketika akhirnya Belitong Timur,
pulau timah yang kaya raya itu, memiliki sebuah SMA Negeri,
yaitu SMA Negeri Bukan Main. Artinya tidak perlu lagi
menempuh 120 kilometer untuk mengenyam pendidikan di
bangku SMA. Ikal, Arai, dan Jimbron akhirnya bersekolah di
SMA Negeri Bukan Main.
Ikal sedikit lebih beruntung dari Arai dan Jimbron.
Walau ia hanyalah anak seorang pekerja PN Timah Belitong
yang terancam terseret gelombang PHK, setidaknya ia memiliki
keluarga yang lengkap dan penuh cinta kasih. Sedangkan Arai
dan Jimbron memiliki kisah yang agak serupa. Arai
merupakan simpai keramat, yaitu orang terakhir yang tersisa
dari suatu klan. Saat ia kelas satu SD, Ibunya meninggal ketika
melahirkan, begitu pula adiknya yang baru lahir. Saat
menginjak kelas tiga SD, ayahnya wafat. Kedua orangtua Arai
merupakan anak tunggal. Kakek dan nenek dari kedua pihak
juga sudah meninggal. Arai yang ternyata adalah sepupu jauh
Ikal akhirnya diadopsi oleh Pak Seman Said Harun, ayah Ikal.
Jimbron yang kini gagap sebenarnya memiliki kisah amat pilu
dibaliknya. Jimbron memiliki dua adik kembar perempuan.
Ibunya wafat ketika Jimbron kelas empat SD. Belum sampai 40
hari ibunya wafat, ayahnya terkena serangan jantung saat
membonceng Jimbron dengan sepeda. Jimbron sekuat tenaga
pontang-panting membonceng ayahnya menuju Puskesmas.
Setelah beberapa menit di Puskesmas, ayah Jimbron meninggal.
Sejak saat itu Jimbron gagap. Jimbron akhirnya diasuh oleh
Pendeta Geovanny, sahabat keluarganya. Sedangkan kedua
adik kembarnya diasuh bibinya di Pangkal Pinang, Pulau
Bangka, Kejadian memilukan itu juga berakibat munculnya

212
ketertarikan Jimbron pada kuda yang mencapai tingkat obsesi
komplusif.
Demi membiayai kehidupan dan membantu keluarga,
mereka bekerja menjadi kuli ngambat. Pekerjaan teramat berat
dan kasar ini mengharuskan ketiganya bangun pukul 2 pagi.
Biasanya pekerjaan ini selesai pada pukul enam, sehingga
mereka akan tergesa-gesa menggunakan sisa waktu sebelum
jam tujuh. Hal ini pula yang membuat mereka bertiga harus
menyewa kamar kontrakan di Magai, yang jaraknya lebih dekat
dengan sekolah mereka. Walau bekerja sebegitu berat sambil
sekolah, mereka tetap tidak melupakan status mereka sebagai
pelajar. Buktinya, saat pembagian rapot, Ikal dan Arai berada di
garda depan, yaitu peringkat sepuluh besar, Ikal di peringkat
ketiga dan Arai di peringkat kelima. Sedangkan Jimbron, yang
tumbuh invalid (kakinya panjang sebelah), namun memiliki
semangat dan ketenangan yang luar biasa, berhasil
mempersembahkan kursi nomor 78 untuk Pendeta Geo.
Mereka bertiga mempunyai mimpi yang hebat, yaitu
berkelana menjelajahi Eropa sampai ke Afrika, sekolah ke
Prancis. Dan menginjakkan kaki di altar suci almamater
Sorbonne. Mimpi-mimpi itu muncul dari nasehat-nasehat
inspiratif Pak Balia. Ia berkata kepada anak-anak didiknya
bahwa manusia harus berani bermimpi, sambil memperlihatkan
sebuah gambar berisi seorang pelukis yang sedang melukis
Menara Eiffel dengan Sungai Seine di bawahnya.
Ketika Ikal menginjak usia delapan belas, rupanya ia
mulai memahami realitas kehidupan. Ia kehilangan semangat
dalam menggapai mimpinya. Kini ia membayangkan mimpinya
yang sangat tinggi itu dengan senyuman dan tawa yang pahit.
Ia jadi banyak merenung memikirkan nasib masa depannya.
213
Alhasil, ia mempermalukan ayah yang ia cintai pada acara
pembagian rapot di semester berikutnya. Ikal terhempas dari
garda depan menuju peringkat 75. Pak Mustar menerjangnya
dengan kata-kata yang menyayat, ditambah kemarahan Arai
yang membuat dadanya sesak. Puncaknya adalah ketabahan
sang ayah yang pendiam, yang selalu menganggap hari
pembagian rapot anaknya adalah momentum penting dalam
hidupnya. Setiap pembagian rapot, ia mengenakan setelan
terbaiknya dan mengendarai sepeda sejauh 30 kilometer
demi menerima rapot anaknya. Ia tidak pernah berkata apapun,
selain mengucap salam dan tersenyum bangga. Semua itu,
ditambah penyesalan yang amat sangat, mampu membuat Ikal
bangkit lagi. Akhirnya pada saat semester terakhir bersekolah
di SMA Negeri Bukan Main, Ikal berhasil membersihkan nama
baik ayahnya, ia mempersembahkan kursi nomor tiga. Arai
melejit naik menempati kursi nomor dua. Tepat di samping
kirinya, pujaan hati Arai bertengger, Nurmala tetap di posisi
pertama sejak kelas sepuluh.
Berbekal tabungan hasil kerja sebagai
kuli ngambat selama kurang lebih tiga tahun dan ditambah dua
buah celengan kuda yang terisi penuh pemberian Jimbron, Arai
dan Ikal merantau ke Jakarta. Sedangkan jimbron lebih memilih
untuk menjadi pekerja ternak kuda di Belitong. Mereka hanya
memiliki dua petunjuk. Yang pertama dari mualim kapten kapal
Bintang Laut Selatan, yaitu tujulah Ciputat di Jakarta Selatan,
tempat itu lumayan aman dibanding wilayah Jakarta lainnya.
Yang kedua adalah wejangan kedua orangtuanya agar setiba di
Jakarta mereka harus menemukan masjid terlebih dahulu.
Namun, mereka malah terdampar di Bogor dengan pengetahuan
sangat minim tentang kota itu. Keberuntungan datang
214
berbondong-bondong kepada mereka berdua. Mereka berhasil
mencapai kompleks IPB, menemukan masjid, dan keesokan
harinya menyewa kamar kontrakan di kawasan tersebut. Lebih
dari itu, mereka berhasil memperoleh pekerjaan
menjadi salesman. Namun, jiwa pekerja kasar yang melekat
pada diri mereka selama tiga tahun sebelumnya tidak mampu
ditransformasi seketika menjadi pedagang dalam masa
percobaan satu bulan. Mereka kembali menganggur setelah
diputuskan gagal menjadi salesman. Beruntung, salah satu
sahabat mereka yang mempunyai usaha fotokopi merekrut
keduanya. Saat sedang bekerja, mereka berdua mendapatkan
tawaran pekerjaan menjadi pegawai pos oleh seorang kliennya.
Tawaran tersebut menarik perhatian mereka berdua. Namun
mereka harus menjalani beberapa tes dan pelatihan fisik
berbulan-bulan. Arai tersingkir pada tes fisik karena masalah
paru-paru, sedangkan Ikal melenggang maju hingga sukses
menjadi pegawai pos bagian penyortiran surat. Di masa Ikal
tengah menjalani pelatihan dasar, tanpa sepengetahuan Ikal dan
tanpa memberitahu alamat jelas, Arai bersama seorang
temannya pergi ke Kalimantan untuk bekerja.
Ikal akhirnya dapat mengenyam pendidikan kuliahnya
di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Tak disangka di
sana Ikal bertemu Zakiah Nurmala. Sayang, Arai sedang tidak
bersamanya. Tiba pada saat Ikal baru saja lulus kuliah, ia
membaca pengumuman beasiswa strata dua yang diberikan Uni
Eropa kepada sarjana-sarjana Indonesia. Ikal tidak ingin
melewatkan kesempatan berharga ini. Ia belajar jungkir balik
demi mewujudkan mimpinya. Ia akhirnya berhasil melalui
berbagai tes panjang dan melelahkan hingga wawancara akhir.
Ketika selesai melakukan wawancara akhir, ia bertemu Arai
215
kembali setelah berbulan-bulan berpisah. Arai juga mengambil
kesempatan ini. Keduanya lalu memutuskan menghabiskan
waktu mereka dalam penantian hasil tes di kampung
halamannya, Belitong. Di Belitong, Arai dan Ikal menemui
sahabat lamanya yang dahulu turut menyumbang dalam
kesuksesan mereka hingga hari itu. Jimbron. Ia sukses merebut
hati Laksmi dan mereka kini mempunyai seorang anak berusia
lima tahun.
Cerita ini diakhiri dengan datangnya dua amplop surat
berisi keputusan hasil tes di kediaman Bapak Seman Said
Harun. Usai sholat Maghrib, Ikal dan kedua orangtuanya, Arai
ditemani foto almarhum kedua orangtuanya, membuka suratnya
masing-masing. Keduanya lulus tes dan berhak menerima
beasiswa Uni Eropa, di Universitas yang sama, Universite de
Paris, Sorbonne, Prancis.
Tokoh dalam novel ini sangat beragam. Ikal yang
merupakan tokoh utama, adalah sosok anak yang cerdas,
optimistis dan pantang menyerah dalam menggapai mimpinya,
dan sangat menyukai Bang Rhoma. Lalu sepupu jauh Ikal, yaitu
Arai, merupakan anak yang pintar, tegar, penuh ide baru, gigih
dan rajin, serta pantang menyerah dalam setiap hal yang ia
lakukan. Adapun sahabat Ikal yang lain, Jimbron adalah anak
yang polos, berbicara gagap apabila sedang gembira atau kaget,
namun sangat baik hati, dan ia sangat antusias pada kuda.
Kemudian, sang pujaan hati Arai, yaitu Zakiah Nurmala,
merupakan gadis cantik yang sangat cerdas dan ramah, namun
entah mengapa ia bersikap acuh tak acuh hanya kepada Arai.
Pak Balia adalah guru kesusastraan dan kepala sekolah SMA
Negeri Bukan Main. Beliau adalah tokoh yang kharismatik.
masih belia namun amat bijaksana, pintar, disiplin, dan
216
konsisten. Pak Mustar yang merupakan guru biologi dan salah
satu perintis berdirinya SMA Negeri Bukan Main, berwatak
tegas dan sangat temperamental setelah anaknya yang memiliki
NEM 0,25 di bawah batas minimal tidak diterima di SMA
Negeri Bukan Main. Tak lupa kedua orangtua Ikal yang amat
penuh kasih saying dan penyabar. Pendeta Geovanny adalah
pengasuh Jimbron setelah menjadi yatim piatu. Meskipun ia
berbeda agama namun ia menginginkan Jimbron taat
menjalankan Islam. Laksmi adalah gadis pujaan Jimbron, ia
menjadi yatim piatu dan bekerja di pabrik cincau. Ada pula Lam
Nyet Pho yang merupakan ketua preman pasar ikan, keturunan
prajurit Hupo, semacam capo. Ia memiliki 16 perahu motor dan
dikawal oleh ratusan anak buah yang tidak pernah melepaskan
badik dari pinggangnya. Haji Marhaban Hamim bin Muktamar
Aminudin atau Taikong Hamim adalah guru mengaji. Dalam
struktur organisasi Masjid Al-Hikmah, ia merupakan pelaksana
peraturan dan berwatak sama tegasnya seperti Pak Mustar.
Bang Zaitun adalah seniman musik pemimpin sebuah
kelompok orkes Melayu. Memiliki banyak pacar dan empat kali
menikah. Kemudian ada Mak Cik Maryamah wanita paruh
baya, namun hidupnya agak lebih miskin dibanding keluarga
Ikal. Nurmi adalah putri dari Mak Cik Maryamah dan seorang
pemain biola. A Kiun adalah pekerja loket karcis bioskop. Lalu
ada Pak Cik Basman si tukang sobek karcis bioskop. A
Siong merupakan pemilik toko kelontong, tempat Ikal dan Arai
berselisih tentang penggunaan uang tabungan. Adapun Deborah
Wong yang merupakan Istri A Siong, perempuan asal
Hongkong yang tambun dan berkulit putih. Mei Mei adalah
putri dari A Siong dan Deborah Wong. Tak lupa, ada Bang

217
Rokib, sang kernet bis kota yang mengantar Ikal dan Arai
ke Ciputat, Ikal dan Arai sedang merantau ke Jawa.
Tema yang tersirat dalam novel ini adalah persahabatan
dan perjuangan dalam meraih sebuah mimpi. Hal itu dapat
dibuktikan oleh sang penulis yang berusaha menggambarkan
begitu besarnya kekuatan mimpi sehingga dapat membawa
seseorang menerjang kerasnya kehidupan dan batas
kemustahilan. Kemudian, cerita ini berlangsung di Pulau Magai
Balitong, los pasar, dermaga pelabuhan, di gedung bioskop, di
sekolah SMA Negeri Bukan Main, terminal Bogor, dan Pulau
Kalimantan. Waktu yang digunakan adalah pagi, siang, sore,
dan malam. Suasana yang dirasakan lebih berbau melayu dan
oleh karena konflik yang muncul beragam, tentunya kita juga
terhanyut dalam suasana senang, sedih, haru, hingga
menegangkan.
Novel ini menggunakan alur campuran, yaitu alur maju
dan alur mundur. Alur maju terbukti ketika penulis
menceritakan masa kecilnya sampai dewasa dan alur mundur
terbukti ketika penulis menceritakan peristiwa waktu kecil pada
saat sekarang. Lalu sudut pandang novel ini adalah sudut
pandang orang pertama pelaku utama, yaitu “Aku”. Dimana
“Aku” adalah si penulis sendiri yang tidak lain adalah tokoh
Ikal. Gaya bahasa novel ini sangat khas. Terdiri dari kecerdasan
kata-kata dan perpaduan bahasa puitis yang tidak
membosankan. Setiap katanya mengandung makna yang apik
dibaliknya. Selain itu, Novel ini mengandnng beragam
metafora, penyampaian cerita yang menyentuh, serta penuh
inspirasi dan imajinasi.
Melalui novel ini, penulis berpesan agar janganlah
berhenti bermimpi dan berjuanglah untuk meraihnya. Pada
218
prinsipnya manusia tidak akan pernah bisa lepas dari sebuah
mimpi dan keinginan besar dalam hidupnya. Hal itu secara jelas
digambarkan penulis dalam novel ini dengan maksud
memberikan titik terang kepada manusia yang mempunyai
mimpi besar namun terganjal oleh segala keterbatasan.
Kelebihan yang ada pada novel Sang Pemimpi ini
terletak pada penggunaan gaya bahasa penulisan yang sangat
khas, permainan kata demi katanya dituangkan pada bahasa-
bahasa intelektual yang berkelas. Penulis juga menjelaskan tiap
detail latar yang melatarbelakangi adegan demi adegan,
sehingga membuat para pembaca menantikan setiap hal yang
akan terjadi. Kelemahan novel ini yaitu pada penempatan
glosarium yang ada di halaman belakang. Hal itu menghambat
imajinasi pembaca yang tidak memahami istilah-istilah
tersebut. Selain itu pada alur ceritanya yang maju dan mundur,
membuat penataan sub babnya tidak sistematis. Sehingga
membuat pembaca sedikit kebingungan setiap beralih ke sub
bab lain.
Berdasarkan kelebihan dan kekurangannya, novel ini
baik untuk dijadikan bahan bacaan oleh semua kalangan.
Karena selain ceritanya menarik, banyak pelajaran yang dapat
diambil.

219
” Aku merasa tenteram dalam elusan
kasih sayang Tuhan yang maha
Penyayang. Dia terasa begitu dekat,
lebih dekat dari urat leher, lebih dekat
dari jantung yang berdetak.”

-Habiburrahman El Shirazy

220
Nadhila Arviah Rozaldi (29)
Memahami Cakrawala Keislaman Melalui
Kehidupan dan Cinta

Judul Novel : Ayat Ayat Cinta


Penulis : Habiburrahman El Shirazy
Halaman : 420 halaman
Penerbit : Penerbit Republika dan Pesantren Basmala
Indonesia
Tempat terbit : Jakarta
Tahun terbit : 2004
Ukuran buku : 20,5 x 13,5 cm
Harga : Rp43.500, 00

H. Habiburrahman El Shirazy, Lc. Pg.D., lahir


di Semarang, Jawa Tengah, 30 September 1976 adalah novelis
asal Indonesia. Karya-karya fiksinya dinilai dapat membangun
jiwa dan menumbuhkan semangat berprestasi pembaca.
Beberapa karya terbaiknya yang sudah terbit, yaitu Ayat Ayat
221
Cinta, Ketika Cinta Berbuah Surga, Pudarnya Pesona
Cleopatra, Di Atas Sajadah Cinta, dan Dalam Mihrab Cinta.
Salah satu karya darinya yang paling digemari banyak orang
yaitu Ayat Ayat Cinta yang diterbitkan pada 2004 dan diangkat
ke layar lebar pada 2008. Ia menulis novel ini sebagai sarana
media penyaluran dakwah kepada siapa saja yang ingin
mengetahui lebih banyak tentang Islam.
Novel ini mengisahkan tentang bagaimana menghadapi
persoalan hidup dengan cara Islam. Fahri bin Abdillah adalah
pelajar Indonesia yang berusaha menggapai gelar masternya di
Al-Azhar. Tinggal di Mesir dengan ke empat temannya dalam
satu flat sederhana. Bekerja menjadi penerjemah buku-buku
agama. Semua target dijalani Fahri dengan penuh antusias
kecuali satu: menikah. Fahri adalah laki-laki taat yang begitu
lurus. Dia tidak mengenal pacaran sebelum menikah. Hanya ada
sedikit perempuan yang dekat dengannya selama ini. Neneknya,
Ibunya dan saudara perempuannya. Pindah ke Mesir membuat
hal itu berubah. Perempuan bernama Maria Girgis, tetangga
satu flat yang beragama Kristen Koptik tetapi mengagumi Al-
Qur'an, dan mengagumi Fahri. Kekaguman yang berubah
menjadi cinta.
Lalu, ada Nurul, anak seorang kyai terkenal yang juga
menimba ilmu di Al-Azhar. Sebenarnya Fahri menaruh hati
pada gadis itu. Tetapi rasa mindernya karena dirinya hanya anak
keturunan petani membuatnya tidak pernah menunjukkan rasa
apa pun pada Nurul. Sementara Nurul pun menjadi ragu dan
selalu menebak-nebak. Setelah itu ada Noura, juga tetangga
satu flat Fahri yang selalu disiksa Ayahnya sendiri. Fahri
berempati penuh dengan Noura dan ingin menolongnya.

222
Namun Noura yang mengharap lebih dan nantinya ini menjadi
masalah besar ketika Noura menuduh Fahri memperkosanya.
Terakhir munculah Aisha. Si mata indah yang menyihir Fahri.
Sejak sebuah kejadian di metro, saat Fahri membela Islam dari
tuduhan yang merusak nama Islam, Aisha jatuh cinta pada
Fahri. Dan Fahri juga tidak bisa membohongi hatinya.
Aisha tidak bisa melupakan sosok Fahri yang
membantunya sejak kejadian di metro hari itu. Aisha jatuh cinta
pada Fahri dan meminta pamannya untuk menjodohkannya
dengan Fahri. Fahri ternyata bersedia dijodohkan. Nurul sangat
kecewa mendengar Fahri akan menikah. Fahri dan Aisha
melangsungkan pernikahan mereka dan berencana berbulan
madu di sebuah apartemen selama beberapa minggu.
Singkat cerita, Maria sangat terpukul ketika tahu Fahri
telah menikah. Waktu itu, dia sedang berlibur, jadi tidak
mengetahui Fahri telah menikah dengan Aisha. Dia jatuh sakit
dan koma. Noura yang sakit hati karena mendengar Fahri
menikah dengan Aisha memfitnahnya dengan tuduhan telah
memperkosanya dan Fahri pun di penjara.
Pengacaranya tidak memiliki bukti bahwa Fahri tidak
bersalah. Satu-satunya saksi kunci adalah Maria karena Maria
lah yang menjadi saksi ketika malam itu bersama Noura. Tapi,
Maria lemah tak berdaya. Akhirnya, Aisha mendesak Fahri
menikahi Maria agar Maria tersadar dari komanya. Fahri dan
Maria akhirnya menikah. Maria pun bersedia memberi
kesaksian di persidangan bahwa Fahri tidaklah bersalah.
Akhirnya, Fahri terbebas dari hukuman. Noura akhirnya
mengatakan yang sebenarnya bahwa yang memperkosanya
adalah Bahadur.

223
Fahri, Aisha, dan Maria menjalani kehidupan rumah tangga
mereka dengan baik. Aisha menganggap Maria sebagai
adiknya, demikian juga Maria menganggap Aisha sebagai
kakaknya. Namun akhirnya, Maria dipanggil yang Maha Kuasa
terlebih dahulu.
Tema novel ini adalah kehidupan sosial. Menceritakan
kehidupan seorang mahasiswa Al-Azhar yang berjuang
menimba ilmu di kota Cairo, Mesir. Novel Ayat Ayat Cinta ini
menggunakan alur maju. Serta sudut pandang orang pertama
pelaku utama yaitu Fahri dengan menggunakan kata “aku”.
Penulis menggunakan bahasa Indonesia dan banyak istilah
bahasa Arab dan Jerman dalam menulis karyanya. Tokoh –
tokoh pada novel ini yang paling kuat karakternya antara lain
adalah Fahri, Aisha, dan Maria.
Fahri diceritakan sebagai seorang pemuda yang nyaris
sempurna, baik, suka menolong, peduli kepada orang lain,
sholeh, cerdas, sabar, dan dicintai oleh empat wanita sekaligus.
Karakter Aisha di novel ini merupakan wanita kuat serta bijak,
juga keikhlasannya ketika Fahri harus menikahi Maria sangat
menyesakkan hati. Sedangkan Maria dari awal ia dijelaskan
sebagai perempuan yang unik, seorang Kristen Koptik yang
kagum dan tertarik akan Islam dan juga Al-Quran dan
menyimpan rasa cinta yang besar terhadap Fahri.
Latar utama yang digunakan penulis adalah kota Cairo,
Mesir. Adapun latar yang lain yaitu flat Fahri dan teman–
temannya, masjid, rumah sakit, dan restoran.
Amanat yang berusaha disampaikan oleh penulis yaitu
dalam merencanakan sesuatu pasti selalu ada halangan dan
tantangan, semakin banyak ilmu seseorang semakin banyak
juga godaannya yang harus dilewati, serta kita harus
224
menghadapi masalah atau ujian dari Allah dengan ikhlas dan
sabar.
Kelebihan dari novel ini adalah cerita yang sangat
menyentuh hati pembaca, pembawaan cerita yang mudah
dipahami, dapat mengajak pembaca mendalami tentang Islam
dengan bahasa yang indah, dan setiap istilah bahasa asing
diberikan penjelasan di bagian bawa halaman buku. Seluruh
kelebihan itu menjadikan novel ini cocok dibaca berbagai
kalangan, terlebih lagi untuk orang-orang yang sedang ingin
mempelajari Islam. Kekurangan pada novel ini yaitu adanya
tokoh Fahri yang kurang terlihat realistik karena terlihat nyaris
sempurna serta dicintai empat orang wanita sekaligus dan
beberapa kejadian yang jarang terjadi di dunia nyata.

225
“Orang-orang besar sepanjang
sejarah adalah mereka yang lebih
banyak bekerja daripada bicara.”

-Habiburrahman El Shirazy

226
Nafisah Shofiyana N (30)
Perjalanan Cinta yang Dibalut Nuansa Religi

Judul buku : Ayat Ayat Cinta


Jenis Buku : Fiksi
Pengarang : Habiburrahman El Shirazy
Penerbit : Republika
Editor : Anif Sirsaeba A
Tahun terbit : 2004
Tempat Terbit : Jakarta
Tebal halaman : 420 halaman
Ukuran buku : 20,5 x 13,5 cm
Harga buku : Rp 43.500, 00

Novel ini ditulis oleh seorang Novelis Habiburrahman


El Shirazy yang biasa di panggil Kang Abik. Kang Abik lahir
di Semarang pada hari Kamis, 30 September 1976. Ia

227
merupakan seorang penulis novel, ia bahkan
dinobatkan sebagai novelis No.1 Indonesia oleh Insani
Universitas Diponegoro (UNDIP). Ia juga seorang sutradara,
penyair, da’i, sastrawan, dan pimpinan pesantren.
Ia memulai pendidikan menengahnya di MTs
Futuhiyyah 1 Maranggen sambil belajar kitab kuning di Pondok
Pesantren Al Anwar, Maranggen. Pada tahun 1992, ia merantau
ke Surakarta untuk belajar di Madrasah Aliyah Program Khusus
(MAPK) Surakarta dan lulus pada tahun 1995. Setelah itu ia
melanjutkan studinya ke Fakultas Ushuluddin dengan
mengambil jurusan Hadits di Universitas Al-Azhar, Cairo,
Mesir dan lulus pada tahun 1999. Ia meraih gelar Postgraduate
Diploma (Pg.D) setelah lulus Strata 2 (S2) dari Institute for
Islamic Studies, Cairo pada tahun 2001.
Banyak sekali karya-karyanya yang telah ia ciptakan
dan diminati oleh masyarakat, antara lain : Di Atas Sajadah
Cinta (ditayangkan di televisi, 2004), Ayat Ayat Cinta (2004),
Pudarnya Pesona Cleopatra (2005), Ketika Cinta Berbuah
Surga (2005), Dalam Mihrab Cinta (2007), Ketika Cinta
Bertasbih (2007), Ketika Cinta Bertasbih 2 (2007), Bumi Cinta
(2010), dan The Romance.
Ayat Ayat Cinta merupakan sebuah novel yang
menceritakan perjalanan cinta dan keseharian seorang pemuda
bernama Fahri bin Abdullah Shiddiq yang berasal dari
Indonesia yang berkuliah di Universitas Al-Azhar, Cairo,
Mesir. Dia adalah pemuda yang sangat menjunjung tinggi nilai
keagamaan Islam dan hafal Al-Quran. Di Mesir, ia tinggal di
sebuah flat sederhana bersama keempat orang temannya yang
juga berasal dari Indonesia, yaitu Rudi, Hamdi, Mishbah, dan
Saiful. Di satu flat yang sama, mereka memiliki tetangga yang
228
baik, yaitu Keluarga Boutros. Tuan Boutros memiliki istri yang
bernama Madame Nahed dan juga dua orang anak, Maria dan
Yousef. Keluarga Boutros adalah keluarga yang beragama
Kristen Koptik yang sangat taat. Meskipun berbeda keyakinan,
Fahri dan keluarga Boutros sangatlah akrab. Putri sulung
mereka yang bernama Maria adalah gadis yang unik. Ia seorang
Kristen Koptik, namun ia sangat tertarik terhadap Al Quran.
Bahkan ia hafal beberapa surah dalam Al Quran, diantaranya
adalah surah Maryam yang membuat dirinya sangat bangga.
Fahri mengetahui hal itu saat berbincang dengan Maria saat di
metro.
Ketika Fahri pergi ke Subhra El-Khaima untuk talaqqi
pada Syaikh Utsman. Ia bertemu dengan seorang perempuan
bercadar bernama Aisha. Ia merupakan gadis yang sholehah,
sabar, dan juga lemah lembut. Aisha bukanlah orang Mesir,
melainkan gadis asal Jerman yang sedang studi di Mesir. Saat
di dalam metro ada tiga orang berkebangsaan Amerika yang
terdiri dari seorang wanita lansia dan dua orang anak muda yang
sedang mencari tempat duduk. Namun tak ada satupun yang
memberi tempat duduk kepada wanita lansia tersebut padahal
wajahnya sudah terlihat pucat. Akhirnya Aisha menawarkan
untuk duduk di tempatnya. Tindakan tersebut membuat seorang
pemuda membentak dan memaki Aisha. Melihat hal itu, Fahri
pun berusaha untuk menengahi pertikaian tersebut.
Di Mesir, Fahri tidak hanya bertetangga dengan
Keluarga Boutros, tetapi ia juga memiliki tetangga yang sangat
galak, kasar, dan menyebalkan. Tuan Bahadur merupakan
kepala keluarganya. Ia memiliki seorang istri yang bernama
Madame Syaima dan putri bungsunya bernama Noura. Ia adalah
gadis yang tertutup dan sulit ditebak. Noura sering sekali
229
diperlakukan kasar oleh Tuan Bahadur. Di tengah malam, Fahri
dan teman-temannya sedang makan-makan di rooftop
apartemennya. Mereka juga asik berbincang menceritakan
pengalamannya masing-masing. Di tengah asiknya berbincang,
mereka mendengar suara keributan dan jeritan anak perempuan.
Fahri dan teman-temannya langsung melihat ke bawah dan
ternyata perempuan yang menjerit tadi adalah Noura. Fahri
ingin sekali menolong Noura. Ia merasa kasihan dengan Noura
yang terus-terusan diperlakukan kasar oleh ayahnya. Akhirnya
Fahri menelpon Maria untuk menolong Noura dan
membujuknya unuk bercerita. Awalnya, Maria tidak ingin
menolong Noura karena takut berurusan dengan Bahadur.
Namun setelah Fahri membujuknya, akhirnya ia mau menolong
Noura dan membiarkan Noura menginap. Keesokan harinya
Noura diajak untuk tinggal di rumah Nurul.
Nurul adalah anak seorang Kyai terkenal yang juga
mencari ilmu di Al-Azhar. Sebenarnya Fahri menaruh hati pada
gadis itu. Sayang rasa mindernya yang hanya anak keturunan
petani membuatnya tidak pernah mengungkapkan perasaanya
pada Nurul. Padahal Nurul juga menaruh hati pada Fahri, tetapi
Nurul juga tidak sanggup mengungkapkan perasaanya kepada
Fahri.
Saat Fahri menolong Aisha di metro, kejadian itu
membuat Aisha jatuh cinta dengan Fahri dan meminta
pamannya untuk menjodohkannya dengan Fahri. Fahri ternyata
bersedia dijodohkan. Nurul sangat kecewa mendengar Fahri
akan menikah dan ia sangat menyesal. Fahri dan Aisha
melangsungkan pernikahan mereka dan tinggal di sebuah
apartemen mewah di dekat sungai Nil. Beberapa bulan
kemudian Aisha dinyatakan mengandung.
230
Maria sangat terpukul ketika tahu Fahri telah menikah. Waktu
itu, ia sedang berlibur jadi tidak mengetahui Fahri telah
menikah dengan Aisha. Dia jatuh sakit dan koma. Belum
sempat menjenguk Maria, Noura yang sakit hati karena
mendengar Fahri menikah dengan Aisha memfitnahnya dengan
tuduhan telah memperkosanya. Lalu Fahri diseret, dan
dimasukkan ke penjara. Kuncinya agar bisa dibebaskan adalah
Maria karena ia mengetahui bagaimana kejadiannya.
Keluarga Boutros mendatangi Fahri di penjara. Mereka
meminta bantuan kepada Fahri agar bisa menyadarkan Maria
dari komanya dengan merekam suaranya. Kata dokter hanya
orang yang dicintai Marialah yang dapat menyembuhkannya.
Hal itu hanya membuat Maria tersadar sebentar lalu koma
kembali. Akhirnya Madame Nahed meminta Fahri untuk
menyatakan cinta kepada Maria. Fahri pun menikahi Maria.
Dari diary Maria, Fahri tahu betapa Maria sangat mencintainya.
Tetapi, sebelum menikahi Maria, Fahri izin kepada Aisha
terlebih dahulu dan disetujui oleh Aisha. Fahri terus berbicara
di dekat telinga Maria agar tersadar dari komanya, tetapi tidak
membuahkan hasil. Setelah beberapa saat akhirnya Maria sadar.
Hari sidang penentuan pun tiba. Maria bersedia memberi
kesaksian di persidangan bahwa Fahri tidaklah bersalah. Ia
menjelaskan kejadian yang sebenarnya terjadi saat malam itu.
Setelah menyampaikan kesaksian, Maria pingsan dan langsung
dilarikan ke rumah sakit. Fahri pun terbebas dari hukuman.
Setelah dibebaskan Aisha membawa Fahri menuju rumah sakit
untuk diperiksa. Sejak persidangan itu selesai, Maria belum
sadarkan diri. Beberapa saat kemudian, Aisha mendengar Maria
mengigau dan membaca surat Maryam. Lalu Maria terbangun
dari komanya dan menceritakan semuanya kepada Fahri dan
231
Aisha. Fahri pun mengerti apa maksud dari cerita Maria, lalu
Fahri membopong Maria dan Aisha membantu mewudhui
Maria. Selesai berwudhu, Maria dibaringkan kembali seperti
semula. Lalu dengan suara lirih, ia mengucapkan syahadad
sambil tersenyum dan setelah itu matanya tertutup rapat dan
akhirnya Maria meninggal dunia dalam keadaan islam.
Tema yang digunakan dalam novel ini adalah kisah
cinta dalam balutan Islam. Tokoh yang terdapat dalam cerita ini
adalah Fahri, seorang mahasiswa Universitas Al-Azhar yang
rajin,sabar, taat pada agamanya, sederhana, baik hati, penolong,
dan sangat menghormati perempuan. Maria, gadis Mesir yang
cantik,ceria,pintar, dan sangat mencintai Al-Quran meskipun ia
beragama Kristen koptik. Noura, gadis tertutup, pendiam, selalu
menderita, dan sulit ditebak yang awalnya memiliki sifat baik
kemudian berubah menjadi gadis licik karena cintanya ditolak
oleh Fahri. Nurul, gadis yang baik, pintar, dan sholehah yang
menyimpan rasa kepada Fahri dan tidak berani
mengungkapkannya. Aisha, seorang gadis cantik,lembut,
sholehah, dan kaya raya yang jatuh hati kepada Fahri. Bahadur,
seorang tetangga yang sangat kasar dan suka berbuat semena-
mena kepada anaknya. Keempat teman Fahri yaitu Rudi,
Hamdi, Mishbah, Saiful yang baik hati dan selalu ada satu sama
lain. Keluarga Tuan Boutros, tetangga yang sangat baik hati dan
juga bersifat penolong serta sangat akrab kepada Fahri dan
teman-temannya.
Alur yang digunakan dalam cerita ini adalah alur maju.
Latar tempat yang digunakan antara lain flat, Al-Azhar, masjid,
restoran, rumah sakit, penjara, Alexandria, Mesir, Cairo, metro,
markas polisi Abassea. Latar waktu yang digunakan antara lain
pagi dini hari, siang hari, sore hari, malam hari. Sementara latar
232
suasana yang digunakan adalah senang, sedih, dan mencekam.
Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang
pertama “aku”. Gaya bahasa yang digunakan adalah bahasa
komunikatif sehingga mudah dimengerti.
Amanat dari cerita ini yaitu ajaran Allah Swt. harus kita
taati dan juga diamalkan. Saling tolong menolong sesama
manusia juga harus dilakukan. Kita harus bersabar dalam
menghadapi segala cobaan dan ikhlas dalam menjalankan
kehidupan. Kita juga harus selalu berusaha dan bekerja keras
untuk mendapatkan apa yang diinginkan dan selalu berbuat
baik. Karena Allah Swt. akan membalas semua kebaikan kita
kelak di akhirat.
Novel ini memiliki beberapa kelebihan diantaranya dari
segi cover terlihat sangat menarik pembaca, kemudian bahasa
yang digunakan mudah dipahami oleh pembacanya. Novel ini
menggunakan disetiap bahasa Arab dan disetiap halaman yang
ada bahasa Arabnya, dibawahnya terdapat artinya sehingga
memudahkan pembaca yang tidak mengetahui artinya.
Kehidupan islami yang kental juga diajarkan dalam novel ini
sehingga pembaca bisa menjadikannya sebuah motivasi. Alur
yang digunakan jelas sehingga tidak membingungkan pembaca.
Tidak hanya memiliki kelebihan, novel ini juga memiliki
kekurangan yaitu ketika Fahri dan Maria menikah, seharusnya
disertai dengan dalil-dalil tentang seorang muslim laki laki yang
diperbolehkan menikah dengan wanita nasrani. Sehingga
pembaca tidak menjadi ragu apakah boleh seorang muslim
menikah dengan nasrani. Di novel ini juga tidak terdapat daftar
isi, sehingga pembaca sulit menemukan halaman yang
diinginkan.

233
Bagi kalian yang belum membaca novel ini, cobalah
baca maka kalian semua akan mendapatkan pengalaman yang
sangat berharga. Buku adalah jendela dunia. Dengan membaca
novel ini, kita bisa mengetahui Mesir, bagaimana kehidupan
disan dan apa saja yang ada di sana.

234
“Tak ada yang dapat dicapai di dunia
ini tanpa usaha yang rasional”

-Andrea Hirata

235
Raden Arsedean Mikha Imanuel (31)
Kisah Pejuang Mimpi

Judul : Laskar Pelangi


Penulis : Andrea Hirata
Halaman : xiv dan 534 halaman
Penerbit : PT Bentang Pustaka
Tempat Terbit : Jln. Pandega Padma 19, Yogyakarta
Tahun Terbit : 2008
Cetakan : XX
ISBN : ISBN 979-3062-79-7
Ukuran : 20,5 cm x 13 cm

Laskar Pelangi adalah karya Andrea Hirata yang


diterbitkan oleh Bentang Pustaka pada tahun 2008. Novel ini
adalah novel pertama karya Andrea Hirata, dan menjadi Best
Seller, setelah diterbitkan. Setelah itu Andrea Hirata

236
melanjutkan kisah tersebut pada Sang Pemimpi, Edensor, dan
Maryamah Karpov: Mimpi-mimpi Lintang. Novel Laskar
Pelangi diadaptasi menjadi sebuah film dengan judul Laskar
Pelangi.
Cerita dengan tema pendidikan dan bersudut pandang
orang pertama aku-an ini terjadi di desa Gantung, Kabupaten
Gantung, Belitung Timur. Dimulai ketika sekolah
Muhammadiyah yang terancam dibubarkan oleh Depdikbud
Sumsel, jika tidak mencapai siswa baru sejumlah 10 anak.
Ketika itu baru 9 anak yang menghadiri upacara pembukaan,
akan tetapi tepat ketika Pak Harfan, sang kepala sekolah,
hendak berpidato menutup sekolah, Harun dan ibunya datang
untuk mendaftarkan diri di sekolah kecil itu. Sehingga jumlah
siswa berjumlah 10, yaitu Ikal, Lintang, Sahara, Mahar, A
Kiong, Syahdan, Kucai, Borek, Trapani, Harun. Mulai
darisanalah dimulai cerita mereka. Mulai dari penempatan
tempat duduk, pertemuan mereka dengan Pak Harfan,
perkenalan mereka yang luar biasa di mana A Kiong yang
malah cengar-cengir ketika ditanyakan namanya oleh guru
mereka, Bu Mus. Kejadian bodoh yang dilakukan oleh Borek,
pemilihan ketua kelas yang diprotes keras oleh Kucai, kejadian
ditemukannya bakat luar biasa Mahar, pengalaman cinta
pertama Ikal, sampai pertaruhan nyawa Lintang yang
mengayuh sepeda 80 km pulang pergi dari rumahnya ke
sekolah.
Mereka, Laskar Pelangi, nama yang diberikan Bu
Muslimah akan kesenangan mereka terhadap pelangi-pun
sempat mengharumkan nama sekolah dengan berbagai cara.
Misalnya pembalasan dendam Mahar yang selalu dipojokkan
kawan-kawannya karena kesenangannya pada okultisme yang
237
membuahkan kemenangan manis pada karnaval 17 Agustus,
dan kejeniusan luar biasa Lintang yang menantang dan
mengalahkan Drs. Zulfikar, guru sekolah kaya PN yang
berijazah dan terkenal, dan memenangkan lomba cerdas cermat.
Laskar Pelangi mengarungi hari-hari menyenangkan,
tertawa dan menangis bersama. Kisah sepuluh kawanan ini
berakhir dengan kematian ayah Lintang yang memaksa Einstein
cilik itu putus sekolah dengan sangat mengharukan, dan
dilanjutkan dengan kejadian 12 tahun kemudian di mana Ikal
yang berjuang di luar pulau Belitong kembali ke kampungnya.
Kisah indah ini diringkas dengan lucu dan mengharukan, oleh
Andrea Hirata, kita bahkan bisa merasakan semangat masa kecil
anggota sepuluh Laskar Pelangi ini. Gaya bahasnya
menggunakan bahsa Indonesia, dengan aksen melayu.
Ikal, merupakan tokoh utama, yang lumayan pandai
dalam Laskar Pelangi, dan dia seorang yang pantang menyerah.
Lintang, murid yang luar biasa jenius, ia sangat rajin dan
pekerja keras. Sahara, satu-satunya gadis dalam anggota Laskar
Pelangi, ia keras kepala, berpendirian kuat yang sangat patuh
kepada agama. Mahar, merupakan Pria tampan bertubuh kurus
yang memiliki bakat dan minat besar pada seni. A Kiong,
adalah Anak Hokian, yang baik hati dan bersahabat. Syahdan,
merupakan anak nelayan yang ceria, tetapi tidak menonjol.
Kucai adalah Ketua kelas yang tegas, dan berjiwa pemimpin.
Borek merupakan Pria berwatak keras yang maniak otot.
Trapani adalah Pria tampan yang pandai dan baik hati, namun
manja kepada ibunya. Harun, sang penyelamat sekolah, yang
memeiliki keterbelakangan mental. Bu Muslimah, yang baik
hati dan lemah lembut. Pak Harfan, yang penyabar dan
berdikasi tinggi dalam pendidikan. Flo, seorang anak tomboi
238
yang berasal dari keluarga kaya. A Ling, yang merupakan
saudara sepupu A Kiongyang cantik dan tegas.
Melalui Novel ini, Penulis mencoba menyampaikan
beberapa amanat kepada pembaca yaitu, untuk menghargai
hidup, menghargai semua pemberian Tuhan,
tidak pantang menyerah bila menginginkan sesuatu, dan tidak
ada yang tidak mungkin asalkan kita mau dan berusaha. Dan
satu lagi, pintar tidak menjamin kita untuk selalu sukses, semua
kehidupan manusia sudah ada yang mengaturnya, yaitu Tuhan.
Semua yang kita kerjakan tidak lepas dari campur tangan
Tuhan.
Kelebihannya buku ini yaitu cara penyampaian Andrea
Hirata yang begitu khas dan menarik. Sehingga pada saat
membaca novel ini, tidak akan terasa membosankan. Dengan
aksen Melayu yang kental serta menggambarkan latar belakang
sosial budaya etnis melayu yang unik dan menarik. Memuat
kisah persahabatan serta ketabahan dalam menghadapi segala
tantangan yang ada. Selain itu, kritik sosial terhadap pemerintah
juga sangat jelas digambarkan oleh penulis dengan adanya
ketidakmerataan pembangunan di daerah serta tidak adanya
peran pemerintah dalam perkembangan dunia pendidikan
khususnya di daerah terpencil. Adapun kekurangannya yaitu
penggunaan nama-nama ilmiah dalam cerita- ceritanya. Hal ini
membuat pembaca kurang nyaman dalam membaca. Apalagi
glosarium diletakkan di bagian belakang novel. Hal ini
menambah ketidakpraktisan memahami istilah-istilah ini.
Selain itu, imajinasi pembaca bisa terhambat jika mereka tak
memahami istilah-istilah tersebut. Karena alur nya campuran,
membingungkan pembaca. Apalagi tidak disebutkan tahun
berapakah tiap-tiap peristiwa itu terjadi. Kesimpulannya, novel
239
dengan judul Laskar Pelangi ini bercerita tentang pendidikan
di daerah terpencil. Tidak hanya itu, novel ini juga mengajarkan
persahabatan dan perjuangan murid-murid Sekolah Dasar
Muhammadiyah dalam mengejar impian dan cita-cita mereka.
Buku ini layak untuk dibaca oleh semua orang tanpa ada
batasan usia

240
“Jika anda memiliki kesempatan
mendapatakan cinta pertama di
sebuah toko kelontong, meskipun toko
itu bobrok dan bau tengik,

maka rebutlah cepat-cepat


kesempatan itu, karena cinta
semacam itu bisa menjadi demikian
indah tak terperikan.”

-Andrea Hirata

241
Raihan Baihaqi Wibisono (32)
Kisah Perjuangan Anak Belitung

Judul : Laskar Pelangi


Penulis : Andrea Hirata
Halaman : xiv dan 534 halaman
Penerbit : PT Bentang Pustaka
Tempat Terbit : Yogyakarta
Tahun Terbit : 2008
Cetakan : XX
ISBN : ISBN 979-3062-79-7
Ukuran : 20, 5 cm x 13 cm

Aqil Barraq Badruddin Seman Said Harun atau yang


kita kenal dengan Andrea Hirata, lahir pada 24 Oktober 1967 di
Gantung, Belitung Timur, Bangka Belitung adalah salah satu
novelis terkenal di Indonesia. Sebelum menjadi novelis, beliau

242
adalah pegawai di salah satu BUMN, yaitu PT. Telkom. Laskar
Pelangi adalah novel pertama karya Andrea Hirata dalam
tetralogi Laskar Pelangi. Setelah Laskar Pelangi diterbitkan,
Andrea Hirata melanjutkan kisah tersebut pada Sang Pemimpi,
Edensor, dan Maryamah Karpov: Mimpi-mimpi Lintang.
Segera setelah diterbitkan, novel ini menjadi Best Seller.
Naskah dari novel Laskar Pelangi diadaptasi menjadi sebuah
film dengan judul yang sama seperti judul novelnya.
Cerita pada novel ini bermula dari sebuah sekolah di
Gantung, Belitung Timur yang bernama Sekolah Dasar
Muhammadiyah. Sekolah tersebut dianggap kurang layak dan
akan ditutup karena kekurangan murid. Kesembilan murid dan
para orang tua merasa gelisah karena sekolah yang akan mereka
tempati akan ditutup apabila muridnya tidak mencapai 10 orang
murid. Kemudian, datanglah Harun yang menjadi penyelamat
bagi kesembilan murid dan juga para orang tua, karena dengan
datangnya Harun jumlah siswa yang mendaftar di sekolah dasar
Muhammadiyah genap menjadi 10 orang murid. Sekolah Dasar
Muhammadiyah pun tidak jadi ditutup. Kesepuluh murid, yaitu:
Ikal, Lintang, Sahara, Mahar, Syahdan, A Kiong, Borek, Kucai,
Harun, dan Trapani; memiliki guru yang sangat baik, bernama
Bu Muslimah atau sering dipanggil Bu Mus. Beliaulah yang
memberikan nama Laskar Pelangi untuk mereka. Laskar
Pelangi menjadi pilihan karena kesepuluh anak itu sangat suka
sekali dengan pelangi.
Banyak kejadian-kejadian yang dilewati oleh para
anggota Laskar Pelangi. Seperti Mahar yang mengharumkan
nama Sekolah Dasar Muhammadiyah dengan memenangkan
karnival 17 Agustus melalui tarian unik yang keluar dari
pemikiran kreatif dan imajinasi tingginya. Ada juga kisah
243
pengalaman pertama Ikal jatuh cinta kepada A Ling, saudara
perempuan A Kiong. Lalu ada kejadian saat Ikal, Lintang, dan
Sahara yang berhasil menjuarai perlombaan cerdas tangkas
mengalahkan berbagai sekolah lain di Belitung, termasuk
sekolah PN yang mempunyai guru yang berijazah dan terkenal.
Kejadian-kejadian yang dilewati tersebut tidak terlepas dari
suatu cerita menyedihkan yang terjadi saat mereka harus
melalui perpisahan dengan Lintang karena ayahnya meninggal
dunia. Kejadian tersebut memaksanya berhenti bersekolah
karena Lintang adalah anak laki-laki tertua yang harus
menghidupi keluarganya.
Singkat cerita, para anggota Laskar Pelangi-pun
tumbuh dewasa. Ikal yang mencari peruntungan keluar Pulau
Belitung mendapatkan beasiswa dari salah satu perguruan
tinggi di Paris. Ia pun kembali ke Pulau Belitung setalah 12
tahun merantau. Kemudian, ia pun bertemu dengan Lintang,
yang memang tidak bisa melanjutkan pedidikannya,
meninggalkan semua cita-cita serta impiannya, dan harus
bekerja keras untuk menghidupi keluarganya, hanyalah seorang
supir truk. Sedangkan Mahar dan teman-temannya yang lain
menjadi orang yang bisa membanggakan, ada yang menjadi
wakil rakyat, petinggi di salah satu perusahaan multi-nasional
paling penting di negeri ini.
Tema dari cerita dalam novel Laskar Pelangi adalah
pendidikan, yang dicampurkan dengan baik oleh penulis
dengan pertemanan atau persahabatan diantara para tokoh yang
ada. Alur cerita dalam novel ini menggunakan jenis alur maju
yang ditunujukkan dengan penulisan cerita yang dimulai dari
awal saat Ikal dan teman-temannya bersekolah sampai mereka
dewasa. Mengambil latar utama di Sekolah Dasar
244
Muhammadiyah yang berlokasi di Gantung, Belitung Timur.
Ada juga latar tempat lainnya seperti pohon, goa, rumah, pantai,
pasar dan lainnya. Penulis menggunakan Bahasa Indonesia
yang terpengaruh dengan aksen budaya Bahasa Melayu. Selain
itu, istilah asing juga digunakan di dalam penulisannya. Sudut
pandang yang digunakan dalam novel ini adalah sudut pandang
orang pertama, pelaku utama yakni tokoh Aku (Ikal).
Ikal, yang merupakan tokoh utama merupakan murid
yang lumayan pandai, dan tidak mudah putus asa. Lintang,
murid yang paling cerdas, rajin dan serius dalam belajar. Mahar,
yang pemikirannya penuh dengan hal kreatif dan berimajinasi
tinggi. Trapani, yang baik hati namun manja pada ibunya.
Kucai, yang tegas, berwibawa serta berjiwa pemimpin. Sahara,
yang berwatak keras dan berprinsip kuat. A Kiong, yang baik
hati dan sangat bersahabat. Harun, sang penyelamat Sekolah
Dasar Muhammdiyah yang murah senyum namun pendiam.
Syahdan, yang ceria. Borek, yang berwatak keras dan maniak
otot. Pak Harfan yang berdedikasi tinggi dalam pendidikan. Bu
Muslimah, yang baik hati dan selalu sabar dalam menghadapi
murid-muridnya.
Amanat yang penulis coba sampaikan kepada pembaca
adalah harus menghargai kehidupan yang kita miliki, kita tidak
boleh mudah putus asa atau menyerah pada keadaan yang
membatasi kita, harus berusaha semaksimal mungkin dengan
sekuat tenaga untuk mencapai apa yang kita impikan dan cita-
citakan, setiap anak memilki potensi keunggulan mereka
masing-masing, serta semua yang kita usahakan tidak akan
lepas dari camput tangan Tuhan Yang Maha Esa.
Kelebihan dari buku ini adalah terletak dari cara
penyampaian Andrea Hirata yang begitu khas dan menarik.
245
Sehingga pada saat membaca novel ini, tidak akan terasa
membosankan. Menggunakan aksen Melayu dan
menggambarkan latar belakang sosial budaya etnis melayu
yang unik dan menarik. Memuat kisah persahabatan yang erat
dan ketegaran dalam menghadapi masalah yang ada. Selain itu,
kritik sosial terhadap pemerintah juga sangat jelas digambarkan
oleh penulis. Adapun kekurangan dari novel ini adalah terletak
pada pengaburan waktu dalam novel tersebut, dimana waktu
kejadian tidak dijelaskan secara lebih terperinci. Selain itu,
penggunakan istilah yang lumayan banyak serta peletakan
glosarium di paling belakang membuat pembaca sedikit
kesulitan membayangkan ceritanya jika tidak mengerti kata-
kata yang dimaksud.
Kesimpulannya, novel dengan gambar sepuluh murid
dan seorang guru di sampulnya ini bukan hanya bercerita
tentang pendidikan di daerah terpencil. Novel ini mengajarkan
persahabatan dan perjuangan murid-murid Sekolah Dasar
Muhammadiyah dalam mengejar impian dan cita-cita mereka.
Buku ini layak untuk dibaca oleh semua orang tanpa terpaut
batasan usia.

246
“Pesimistik tidak lebih daripada sikap
takbur mendahului nasib”

-Andrea Hirata

247
Raihan Fadhil Yanuarsyah (33)
Perjuangan untuk Pergi ke Eropa

Judul buku : Sang Pemimpi


Pengarang : Andrea Hirata
Penerbit : PT Bentang Pustaka
Tahun Terbit : Cetakan Pertama, Juli 2006
Tempat Terbit : Yogyakarta
Ukuran Buku : 130x205 mm
Jumlah Halaman : 292 Halaman

Novel berjudul Sang Pemimpi karya Andrea Hirata ini


merupakan sekuel kedua dari tetralogi Laskar Pelangi. Novel
ini mengisahkan tiga orang pemuda yang berusaha meraih

248
mimpi mereka. Tiga pemuda tersebut adalah Ikal, Arai, dan
Jimbron.
Setelah mendengar nasehat dari guru mereka di SMA,
yaitu Pak Julian Belia, semangat meraih mimpi mereka bertiga
muncul. Arai mempunyai mimpi untuk berkeliling dunia
dengan menjelajahi Eropa dan Afrika. Kemudian Ikal berniat
untuk mengikuti Arai, Sementara Jimbron masih
menyembunyikan mimpinya. Arai dan Ikal juga bermimpi
untuk melanjutkan pendidikan di Sorbonne, Perancis.
Ikal, Arai, dan Jimbron bekerja untuk memenuhi
kebutuhan sekolah mereka bertiga. Sepulang sekolah mereka
bertiga bekerja di warung kopi dan tempat pelelangan ikan.
Mereka juga menjadi kuli panggul di sebuah pelabuhan. Begitu
seterusnya sampai mereka lulus SMA.
Setelah lulus SMA, Ikal dan Arai pergi merantau ke
Bogor, sedangkan Jimbron tetap di Belitong untuk berternak
kuda. Setelah berbulan-bulan akhirnya Ikal diterima kerja
sebagai tukang pos, dan Arai memutuskan untuk merantau ke
Kalimantan. Tahun berikutnya, Ikal memutuskan untuk
berkuliah di Ekonomi UI.
Setelah Ikal lulus dan bergelar S1, dia mengikuti
beasiswa S2 ke Eropa. Ternyata Arai juga mengikuti beasiswa
tersebut, akhirnya mereka berdua dipertemukan di acara
tersebut. Akhirnya mereka berdua pulang ke Belitong,
kemudian mereka berdua menerima surat yang berisi bahwa
mereka berdua diterima di Universitas Sorbonne. Akhirnya
mimpi mereka terwujud.
Novel ini bertemakan persahabatan, perjuangan, dan
kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini
digambarkan dengan kalimat-kalimat yang menunjukan
249
kerasnya hidup dan mimpi besar yang dimiliki tokoh-tokoh
cerita. Cerita ini berlatar di Pulau Magai Belitong, los pasar,
Pelabuhan Magai, gedung bioskop, SMA Bukan Main,
Terminal Bogor, dan Pulau Kalimantan. Dalam novel ini
digambarkan waktu pagi, siang, dan malam. Dalam novel ini,
menggunakan alur gabungan. Gaya bahasa pada novel ini khas
seperti novel sebelumnya. Terdapat banyak bahasa puitis.
Amanat yang disampaikan dalam novel ini yaitu jangan takut
bermimpi, bermimpilah setinggi-tingginya dan selalu
bersemangat meraih mimpi. Sudut Pandang dalam novel ini
adalah orang pertama pelaku utama. Penulis memposisikan
dirinya sebagai tokoh ikal dalam novel.
Tokoh-tokoh dalam novel ini antara lain yaitu Ikal
sebagi tokoh utama. Sifat Ikal baik, optimis, pantang menyerah.
Ikal adalah seorang yang berwawasan luas, peduli dengan orang
lain, serta religius. Kemudian ada Arai, dia adalah seorang yang
pintar dan rajin. Jimbron merupakan teman Ikal dan Arai yang
gagap bicara, polos, dan baik hati.
Andrea Hirata adalah penulis yang berasal dari
Belitong, Bangka Belitung. Nama Andrea Hirata semakin
terkenal ketika novel pertamanya, yaitu Laskar Pelangi
diangkat menjadi film layar lebar. Selain mengarang Laskar
pelangi, Andrea Hirata juga mengarang Sang Pemimpi,
Edensor, dan Maryamah Karpov. Setelah ia menamatkan S1 di
UI, ia bekerja di PT Telkom dan mendapat beasiswa untuk
berkuliah di Master of Science di Universite, Paris, Sorbonne
Perancis, dan Sheffield Hallam University, United Kingdom.
Keunggulan yang terdapat pada novel ini yaitu
penggunaan bahasa dan pemilihan katanya yang khas, sama
seperti novel sebelumnya yaitu Laskar Pelangi. Sesekali
250
ditemukan juga bahasa-bahasa yang puitis. Dalam novel ini
juga banyak terdapat pesan moral, contohnya semangat meraih
mimpi dan menjunjung tinggi rasa setia kawan. Latar disetiap
kejadian di cerita ini juga digambarkan dengan jelas. Sayangnya
ada kelemahan yang terdapat pada novel ini. Konflik dalam
novel ini tidak terlalu tajam. Konflik dalam cerita ini yaitu
ketika Ikal memutuskan untuk berhenti mengejar mimpinya
tetapi Arai berhasil membujuk Ikal untuk terus kembali
mengejar mimpinya dan Ikal akhirnya mengikuti kata Arai.
Judul bab-babnya juga tidak sistematis sehingga pembaca
kebingungan ketika ingin berpindah bab. Novel ini sangat baik
dibaca oleh semua kalangan terutama remaja. Di dalam novel
ini termuat nilai-nilai positif diantaranya ialah pantang
menyerah, gigih, berani menetapkan tujuan, berani bermimpi,
mengajarkan tentang ketekunan, dan lain sebagainya.

251
“Jika berpikir positif, ternyata
mengenal seseorang secara emosional
memberikan akses pada sebuah bank
data kepribadian tempat kita belajar
banyak hal baru.”

-Andrea Hirata

252
Rifa Agus Iftinan (34)
Perjuangan Sepuluh Anak SD

Judul : Laskar Pelangi


Penulis : Andrea Hirata
Penerbit : Bentang Pustaka
Kota Terbit : Yogyakarta
Tahun Terbit : 2007
Jumlah Halaman : 533 Halaman

Novel ini mengisahkan tentang sepuluh anak Belitung


yang tergabung dalam Laskar Pelangi mereka adalah Mahar,
Ikal, Lintang, Harun, Syahdan,A Kiong,Trapani, Borek, Kucai
dan satu-satunya wanita yaitu Sahara . Cerita ini mengisahkan
tentang kehidupan di pedalaman Belitung yang kontras dan
yang kaya akan timah, namun masyrakatnya tidak mampu
memenuhi kehidupannya sehari-hari. Novel ini juga
menceritakan tentang semangat juang dari anak-anak kampung

253
Belitung untuk mengubah nasib mereka melalui sekolah.
Sebagian besar orang tua mereka lebih senang melihat anak-
anaknya membantunya dari pada belajar di sekolah.
Kesulitan terus menerus membayangi sekolah
kampung itu, sekolah yang dibangun atas jiwa ikhlas dan
kepeloporan dua orang guru yaitu seorang Kepala Sekolah yang
sudah tua yang bernama bapak Harfan Efendy Noor dan ibu
guru muda yang bernama ibu Muslimah Hafsari yang juga
sangat miskin berusaha mempertahankan semangat besar
pendidikan. Sekolah yang nyaris dibubarkan oleh pengawas
sekolah Depdikbud Sumsel karena kekurangan murid itu
terselamatkan berkat seorang anak yang sepanjang masa
bersekolah yang tak pernak mendapatkan rapot.
Sekolah yang dihidupi lewat uluran tangan karena
donator dikomunitas marjinal itu begitu miskin. Seperti gedung
sekolahnya yang sudah roboh, ruang kelas beralas tanah,
beratap bolong-bolong, berbangku seadanya dan pada malam
hari dipakai untuk menyimpan ternak, bahkan kapur tulis
sekalipun terasa mahal bagi sekolah yang hanya mampu
menggaji guru dan kepala sekolahnya dengan sekian kilo beras,
sehingga para guru itu terpaksa menafkahi keluarganya dengan
cara lain. Sang kepala sekolah mencangkul sebidang kebun dan
sang ibu guru menerima jahitan. Kendati demikian, keajaiban
seakan terjadi setiap hari disekolah yang dari jauh tampak
seperti bangunan yang akan roboh itu. Semuanya terjadi karena
sejak hari pertama kelas satu sang kepala sekolah dan sang ibu
guru muda yang hanya berijazah SKP
( Sekolah Kepandaian Putri ). Mereka berdua saling
bahu membahu membesarkan hati anak-anak tadi agar percaya
diri, berani berkompetisi, agar menghargai dan menempatkan
254
pendidikan sebagai hal yang sangat penting dalam hidup ini.
Kedua guru itu juga merupakan guru yang ulung sehingga
menghasilkan seorang murid yang sangat pintar dan mereka
mampu mengasah bakat beberapa murid lainnya. Pak Harfan
dan buk Mus juga mengajarkan cinta sesama dan mereka amat
menyayangi kesepuluh muridnya. Kedua guru miskin itu
member julukan kesepuluh murid itu sebagai laskar pelangi.
Keajaiban juga terjadi ketika sekolah muhammadiyah,
dipimpin oleh salah satu laskar pelangi mampu menjuarai
karnaval mengalahkan sekolah PN dan keajaiban mencapai
puncaknya ketika tiga orang anak anggota laskar pelangi yaitu
( Ikal, Lintang, dan Sahara ) berhasil menjuarai lomba cerdas
pangkas mengalahkan sekolah-sekolah PN dan sekolah-sekolah
negeri. Taayal, kejadian yang paling menyedihkan melanda
sekolah muhammadiyah ketika Lintang sisiwa paling jenius
anggota laskar pelangi itu harus berhenti sekolah padahal Cuma
tinggal satu triwulan menyelesaikan SMP. Ia harus berhenti
karena ia anak laki-laki tertua yang harus menghidupi
keluarganya, sebab ayahnya sudah meninggal dunia. Meskipun
awal tahun 90-an sekolah muhammadiyah itu akhirnya ditutup
karena samaskali sudah tidak bisa membiayai diri sendiri, tapi
semangat, integritas, keluruhan budi dan ketekunan yang
diajarkan pak Harfan dan buk Mus tetap hidup dalam hati laskar
pelangi. Akhirnya kedua guru itu bisa berbangga karena
diantara sepuluh orang anggota laskar pelangi sekarang ada
yang menjadi wakil rakyat, ada yang menjadi research and
development manager disalah satu perusahaan multi nasional
paling penting di negeri ini, dan juga ada yang mendapatkan
beasiswa internasional kemudian melakukan research di
University the paris surbonne dan lulus S2 dengan predikat with
255
distinction dari sebuah universitar termuka di Inggris semua itu
berkat dari pendidikan dan akhlak kecintaan intelektual yang
diajarkan oleh pak Harfan dan buk Mus. Kedua orang hebat
yang mungkin bahkan belum pernah keluar dari pulau diujung
paling selatan Sumatra itu.
Dalam Novel Laskar Pelangi ini tema utamanya adalah
pendidikan. Namun uniknya tema pendidikan ini diselangi
dengan kisah persahabatan yang erat antara anggota Laskar
Pelangi, tema pendidikan ini juga dipadukan dengan tema
ekonomi. Namun tema pendidikanlah yang lebih menonjol pada
novel ini.
Tokoh utama nya adalah Ikal,Taprani,Sdahara,A
Kiong, Harun, Borek, Kucai, Lintang, Mahar, Syahdan, Flo,
Pak Harfan, Bu Muslimah Hafsari. Alur yang digunakan
dalam novel ini yaitu alur maju.
Amanat yang terkandung dalm Novel ini yaitu jangan
pernah menyerah oleh keadaan, keadaan boleh saja seba
kekurangan, namun kekurangan janganlah menjadai alasan
untuk tidak berusaha. Dan jauhi sifat pesimis saat
menengadahkan perasaan kepada orang-orang yang ada
disekitar kita, bukan berarti kita tidak bisa seperti orang yang
diatas, mengeadahkan perasaan keatas mestinya dijadikan
cambuk semangat untuk bisa seperti orang itu atau bisa lebih
baik lagi. Contohnya paada novel ini yang menceritakan sebuah
sekolah kampung (SD Muhammadiyah) biasa yang selalu
optimis untuk bisa lebih baik dari sekolah dari sekolah yang
memang sudah baik (SD PN).
Letak tempat tinggal pengarang yang jauh berada di
Kampung Gantung, Belitong Timur, Sumatra Selatan dijadikan
latar belakang tempat bagi penulisannovel ini.
256
Dalam Novel ini banyak sekali mengandung unsur-unsur sosial
dan budaya masyarakat yang bertempat di Belitong. Adanya
perbedaan status antara kelompok buruh tambang dan
kelompok pengusaha yang dibatasi oleh tembok tinggi
merupakan latar belakang sosial dari novel ini.
Latar belakang agama atau religi si pengarang sangat
terlihat dalam karya novel laskar pelangi ini. Nuansa
keislamannya begitu padat. Dalam beberapa penggalan cerita,
pengarang sering menyelipkan pelajaran-pelajaran seputar
keislaman.
Latar belakang ekonomi dalam novel ini diambil dari
kacamata masyarakat belitong kebanyakan yang tingkat
ekonominya dalam tingkatan rendah, padahal sumber daya
alamnya tinggi.
Didalam novel ini banyak sekalsi nilai-nilai edukasi
yang disampaikan si pengarang tidak hanya menceritakan,
namun juga menyajikan berbagai ilmu pengetahuan yang
diselipkan dalam ceritanya
Begitu banyak cabang ilmu pengetahuan diselipkan
yakni seperti sains(kimia, fisika, astronomi, biologi). Pengarang
sangat gemar memasukan istilah-istilah asing ilmu pengetauan
yang tercurah dalam novel ini. Hal ini menandakan bahwa
pengarang mempunyai tingakt pengetahuan yang tinggi.
Keunggulan novel ini ialah menceritakan tentang
persahabatan dan setia kawan yang sangat erat dan juga
mencakup betapa pentingnya pendidikan yang begitu
mendalam serta kisahnya yang begitu memotivasi. Banyak
sekali pelajaran yang kita teladani dari novel Laskar Pelangi
seperti, keagamaan moral, ketegaran hidup bahkan makna
sebuah takdir yang tidak bisa kita tebak.
257
Kelemahannya adalah penggunaan nama-nama ilmiah
dalam cerita-ceritanya. Hal ini menyebabkan pembaca kurang
nyaman dalam membaca. Apalagi glosarium ditempatkan di
bagian belakang novel. Hal ini yang menambah ketidak
praktisan dalam memahami istilah-istilah ini. Selain itu,
imajinasi pembaca dapat terhambat jika mereka tidak
memahami istilah-istilah tersebut.
Novel ini sangatlah bagus bagi para pelajar yang
mendapat kemudahan ekonomi dalam menggapai pendidikan
juga bagi para pendidik dan pemerintah yang memiliki
kemajuan untuk memajukan pendidikan di Indonesia, karena
novel ini meiliki banyak pesan moral, pendidikan, dan sosial
yang sangat bagus

258
“Bermimpilah, karena Tuhan akan
memeluk mimpi-mimpi itu.”

-Andrea Hirata

259
Tias Amalia Safitri (36)
Ajakan Untuk Berani Bermimpi

Judul Novel : Sang Pemimpi


Penulis : Andrea Hirata
Halaman : 288 halaman
Penerbit : PT Bentang Pustaka
Tempat Terbit : Yogyakarta
Cetakan : Cetakan Kesembilan, Oktober 2007
Ukuran Buku : 130 x 205 mm

Andrea Hirata merupakan penulis novel kelahiran


Gantung, Kep. Bangka Belitung, 24 Oktober 1967. Nama
Andrea Hirata Seman Said Harun menjulang seiring kesuksesan
novel pertamanya yaitu Laskar Pelangi. Andrea Hirata ini
semakin terkenal kala novel pertamanya yang sangat laris
diangkat ke layar lebar oleh Mira Lesmana dan Riri Rizza.

260
Selain pengarang Novel Laskar Pelangi, lulusan S1 Ekonomi
Universitas indonesia ini juga pengarang Novel Sang Pemimpi
dan Endesor, serta Maryamah Karpov. Keempat Novel itu
tergabung dalam tetralogi. Setelah ia menamatkan S1 di UI,
laki-laki yang kini masih bekerja di kantor pusat PT Telkom ini
mendapat beasiswa Uni Eropa untuk studi Master Of Science di
Universite, Paris, Sorbonne Prancis, dan Sheffield Hallam
University, United Kingdom.
Novel Sang Pemimpi menceritakan tentang perjuangan
tiga orang laki-laki yang bermimpi besar. Disinilah awal
perjuangan meraih cita-cita ketiga laki-laki ini di mulai, yakni,
Ikal, Arai dan Jimbron. Ikal adalah salah satu anggota laskar
pelangi dan Arai merupakan saudara sepupu Ikal, yang telah
menjadi seorang anak yatim piatu sejak kelas 3 SD dan tinggal
di rumah Ikal, ia sudah dianggap seperti anak sendiri oleh ayah
dan ibu Ikal, serta Jimbron adalah anak angkat seorang pendeta
karena sejak kecil yatim piatu juga. Namun, ia tidak
memaksakan keyakinan Jimbron, ia mengantar Jimbron
menjadi muslim yang bertakwa.
Ikal dan Arai adalah murid yang pintar di sekolahnya
sedangkan Jimbron, adalah murid yang gemar terhadap kuda ini
memiliki kepandaian yang biasa-biasa saja. Mereka
mempunyai mimpi yang tinggi yaitu melanjutkan belajar ke
Sorbonne, Prancis. Mereka kagum akan cerita Pak Balia
gurunya yang selalu menyebut-nyebut bagusnya kota itu. Kerja
keras menjadi kuli dan dilanjutkan dengan sekolah, itulah
perjuangan kedua laki-laki itu. Berusaha keras menabung demi
mewujudkan mimpinya.
Setelah lulus SMA, Arai dan Ikal merantau ke Jawa,
lebih tepatnya ke Bogor. Sedangkan Jimbron lebih memilih
261
untuk bekerja menjadi ternak kuda di Belitong. Berbulan-bulan
menganggur di Bogor, mencari pekerjaan untuk sekedar
bertahan hidup. Akhirnya setelah banyak pekerjaan mereka
lakukan, Ikal mendapat pekerjaan sebagai tukang pos dan Arai
memutuskan untuk merantau ke Kalimantan.
Tahun selanjutnya, Ikal memutuskan untuk kuliah di
jurusan ekonomi di Universitas Indonesia. Setalah lulus dan
bergelar S1, ada lowongan untuk mendapat beasiswa S2 ke
Eropa. Dari sekian ribu pesaing dapat ia singkirkan dan
akhirnya sampailah ia dalam pertandingan untuk merebutkan 15
besar. Pada saat wawancara datang, tak disangka, professor
pengujinya begitu terpukau dengan proposal riset yang diajukan
oleh Ikal. Arai pun ikut serta dalam acara tersebut. Bertahun-
tahun tanpa kabar berita akhirnya mereka berdua dipertemukan
dalam suatu forum. Begitulah Arai, selalu penuh kejutan.
Akhirnya sampai juga pada momen mereka pulang
kampung ke Belitong, ketika ada surat datang. Setelah dibuka,
hasilnya adalah Ikal diterima di perguruan yang diimpikannya
yaitu perguruan tinggi Sorbanne, Perancis. Setelah perlahan
mencocokkan dengan surat yang diterima oleh Arai, Ternyata
inilah jawaban dari mimpi-mimpi mereka. Mereka diterima di
Universitas yang sama. Namun hal ini bukan akhir dari
perjuangannya. Tapi disinilah perjuangan yang lebih keras dari
mimpi itu dimulai.
Tema yang diceritakan dalam novel ini adalah
persahabatan, perjuangan dan kekuatan mimpi serta keyakinan
pada Tuhan. Hal tersebut digambarkan dalam cerita tentang
betapa kerasnya kehidupan dan perjuangan meraih mimpi yang
amat besar dimiliki tokoh dalam cerita. Dalam novel Sang
Pemimpi ini disebutkan latarnya yaitu di kamar kontrakan,
262
SMA Bukan Main, bioskop, gudang, Dermaga Magai, Pasar
Magai, rumah Mak Cik, Tanjung Priok, Terminal Bogor, rumah
Bang Zaitun, kamar kos, kios fotokopi, dan kantor pos. Novel
Sang Pemimpi ini berlatar waktu pada tahun 1980-an
digambarkan saat pagi, siang, sore, dan malam. Latar
suasananya lebih mengarah ke melayu dan gejolak remaja yang
diselimuti dengan semangat meraih impian.
Tokoh Ikal memiliki watak yang baik hati, peduli
sesama, optimistis, pantang putus asa, cinta pada orang tua,
religius, berani mengambil resiko, dan ia penggemar Rhoma
Irama. Ia seseorang yang mempunyai wawasan pengetahuan
yang luas. Tokoh Aria dikenal sebagai sosok yang jenius,
kreatif, pintar, peduli, gigih, penuh semangat, dan pantang
menyerah. Namun, dia dikenal agak nakal. Tokoh Jimbron
gagap bicara, polos, baik hati dan sangat antusias pada kuda.
Pak Balia berwatak bijaksana, pintar, dan baik hati. Pak Balia
sebagai sosok guru juga sangat berjasa karena telah mengajar
dan memotivasi muridnya. Pak Mustar dikenal pemarah,
berjiwa keras, dan galak. Ibu Ikal merupaan seorang ibu yang
baik hati dan penuh kasih sayang. Ayah Ikal adalah sosok ayah
yang disebut Ikal sebagai ‘Ayah Juara Satu Seluruh Dunia’, ia
sabar, pendiam, penuh kasih sayang, dan bijaksana. Tokoh
pendukung lainnya, antara lain, Zakiah Nurmala, Mahader, A
Kiun, Pak Cik, Basman Taiukong, Hanim. Capo, Bang Zaitun,
Pendeta Geovanny, Mak Cik, Laksmi.
Dalam novel Sang Pemimpi ini menggunakan alur
campuran yaitu gabungan dari alur maju dan alur mundur. Alur
maju ketika pengarang mengisahkan tokoh-tokoh dari mulai ia
SMP hingga kuliah dan alur mundur ketika mengisahkan
peristiwa waktu kecil. Gaya bahasa penulisan ini sangat bagus.
263
Bahasa penulisan sangat puitis serta diperkaya dengan kosakata
bersifat kedaerahan. Setiap katanya terdapat kekayaan bahasa
sekaligus makna indah yang berada disetiap balik kata-katanya.
Selain itu, novel Sang Pemimpi ini ditulis dengan penyampaian
cerita yang bagus dan menyentuh, penuh inspirasi, dan
imajinasi. Sudut pandang dalam novel Sang Pemimpi ini adalah
orang pertama tokoh utama (aku). Penulis memposisikan
dirinya sebagai tokoh Ikal dalam novel.
Amanat yang disampaikan dalam novel ini adalah
ajakan untuk berani bermimpi. Digambarkan dengan
perjuangan Ikal dan Arai untuk mengejar mimpinya agar bisa
berkuliah di Perancis. Hal ini jelas disampaikan penulis dalam
novel Sang Pemimpi dengan maksud memberi harapan pada
orang-orang yang memiliki mimpi besar meskipun terhalang
kekurangan.
Nilai moral yang terkandung dalam novel ini
menunjukkan rasa kemanusiaan dalam diri remaja yang
tangguh dalam menyikapi kerasnya kehidupan. Dilihat dari segi
moral, novel ini kaya akan nilai sosial. Hal ini dibuktikan dalam
rasa setia kawan yang begitu tinggi antara ketiga tokoh Ikal,
Arai dan Jimbron. Masing-masing saling mendukung dalam
membantu antara satu dengan yang lain untuk mewujudkan
impian-impian mereka meskipun menghadapi segala tantangan
kehidupan.
Nilai budaya ditandai adanya pada sekolah yang
tradisional, mengharuskan muridnya mencium tangan gurunya,
ataupun mata pencaharian warga sekitar yang sangat keras yaitu
sebagai kuli dipertambangan timah tergambar dengan jelas
dalam novel ini. Nilai agama ada dimana ketiga tokoh ini
belajar mengaji di sebuah pondok pesantren. Nilai pendidikan
264
tergambarkan jelas dari perjuangan tokoh untuk belajar dan
berusaha agar menggapai impian-impian mereka walau
menghadapi segala tantangan kehidupan.
Kelebihan dari novel ini adalah walaupun diangkat dari
sebuah kisah sederhana, kisah ini penuh dengan nilai moral,
sosial budaya, pendidikan, dan religi ini mampu menjadi
inspirasi dan motivasi bagi generasi muda Indonesia. Penulis
berhasil mengajak pembaca agar ikut bermimpi besar melalui
alur cerita dan gaya bahasa yang bagus. Namun, kelemahan
yang terdapat pada novel ini yaitu pembaca akan sulit
memahami bahasa-bahasa yang bersifat kedaerahan ataupun
istilah asing, sehingga banyak pula daftar istilah dalam
glosarium yang agak menyulitkan pembaca.
Berdasarkan dari keunggulan dan kelemahan novel ini,
novel ini baik untuk dijadikan bahan bacaan oleh semua
kalangan terutama para pelajar maupun mahasiswa karena
sangat menarik dan memberi inspirasi dan motivasi serta
banyak pelajaran yang dapat diambil.

265
“Tuhan selalu menghitung, dan suatu
ketika, Tuhan akan berhenti
menghitung.”

-Andrea Hirata

266
Trini Ayu Laksita M ( 37 )
Kisah Cinta yang Hebat

Judul : Ayah
Penulis : Andrea Hirata
Jumlah Halaman : 396 halaman
Penerbit : PT Bentang Pustaka
Tempat Terbit : Yogyakarta
Tahun Terbit : 2015
Ukuran Buku :
 Panjang : 20,5 cm
 Lebar : 13 cm

Andrea Hirata adalah penulis asal Indonesia, Belitung


Timur yang lahir pada 24 Oktober 1967 dan merupkan Andrea
Hirata merupakan anak keempat dari pasangan Seman Said
Harunayah dan NA Masturah yang fenomenal akan karya –
karyanya. Salah satu karyanya yang paling terkenal baik di
267
Indonesia maupun dunia adalah Laskar Pelangi yang kini
menjadi novel Tertalogi Laskar Pelangi. Tidak sampai disitu,
penulis berusia 51 tahun itu kini telah memiliki 7 karya lainnya
yaitu Sang Pemimpi, Maryamah Karpov, Padang Bulan, Cinta
Dalam Gelas, Sebelas Pariot, Sirkus Pohon, dan Orang-Orang
Biasa. Salah satu karyanya adalah novel yang berjudul “Ayah”
yang terbit pada tahun 2015.
Novel yang berjudul “Ayah” ini menceritakan tentang
perjuangan seorang laki-laki muda bernama Sabari. Pemuda
yang baru saja memasuki bangku SMA, kemudian
dipertemukan dengan seorang perempuan yang membuat dia
tergila-gila. Marlena namanya, wanita dengan mata yang
memesona hati pemuda itu, hingga dia sukar untuk
melupakannya.
Sampai pada akhirnya setelah melewati jalan panjang
untuk mendapatkan Marlena pemuda lusuh itu berhasil
menikahinya. Sabari menikahi Lena lantaran Lena terjebak
peristiwa hamil di luar nikah dengan pacar—yang entah ke
berapanya. Sabari dengan sukarela “menumbalkan” dirinya
untuk menikahi Lena karena seperti yang kita tahu, budaya
timur Indonesia sangatlah menjunjung tinggi moral dan
kehormatan. Pernikahan itu berlangsung lantaran keluarga
Markoni terpaksa menjaga kehormatan dan nama baik
keluarganya.
Tidak butuh waktu lama, Lena akhirnya melahirkan
seorang anak laki - laki Zorro namanya, nama aslinya Amiru,
seorang anak yang cerdas. Dalam kisahnya Zorro dipisahkan
dari kasih sayang ayahnya, Sabari, selama delapan tahun
lamanya, sampai Sabari merasa hampir gila. Meski demikian
ayah yang merindukan kedatangan anaknya itu tidak jadi gila,
268
karena Amiru telah kembali dan tumbuh cerdas seperti Sabari,
pandai memainkan kata, membuat untaian puisi yang mampu
membelalakan mata para pendengarnya.
Sabari menyambut kedatangan Marlena dan Amiru
dengan perubahan dirinya menjadi lebih baik. Ketika Amiru
turun dari bis, Sabari lari dan memeluknya. Mereka pulang
kerumah dan Amiru menemani ayahnya. Begitu dekat
hubungan mereka sehingga Amiru tak sungkan bertanya apakah
ayahnya masih mencintai ibunya? Dalam pernikahan itu hanya
empat kali dia pernah berjumpa dengan Lena, tetapi dia tetap
mencintai Lena, hanya Lena, hingga akhir hayatnya.
Pertengahan 2013, Sabari meningal dunia. Dalam waktu yang
tidak terlalu lama Marlena juga meninggal dunia, dan berwasiat
agar dikuburkan di dekat makam Sabari.
Pada novel ini Andrea Hirata mengangkat kisah
seorang laki – laki yang cintanya bertepuk sebelah tangan
kepada seorang perempuan dan sekaligus menitikberatkan
kisah cinta yang tulus dan murni dari seorang ayah kepada
anaknya.
Pada novel ini penulis juga menggunakan alur
campuran untuk menggambarkan perjalanan kehidupan tokoh
Sabari yang dikaitkan dengan kehidupan Lena dan Amiru
sehingga banyak hal yang tak terduga muncul melalui aliran –
aliran ceritanya.
Pada novel kali ini Andrea Hirata masih mengambil
latar di tempat kelahirannya yaitu tanah Belitong (Belitung) dan
beberapa tempat lainnya seperti di Sumatra dan sedikit di
Australia, sedangkan latar waktu yang digunakan adalah sejak
tahun 1970-an sampai awal tahun 2013 dan yang paling sering
muncul adalah latar siang dan malam hari. Adapun tokoh –
269
tokoh pada novel ini sebagian besar berasal dari Pulau Belitung
diantaranya adalah Sabari, tokoh utama, Marlena, istri Sabari,
Zorro, alias Amiru, anak Sabari dan Marlena, Markoni, ayah
Marlena, Insyafi, ayah Sabari, Tamat, Ukun, Toharun, sahabat
Sabari, Zuraida, sahabat Marlena. Izmi, yang diam-diam
terinspirasi oleh Sabari, Amirza, para mantan suami Marlena,
Bu Norma, Guru Bahasa Indonesia Sabari, dan lain – lain.
Para tokoh tersebut tentunya memiliki keunikannya
masing – masing dimana penulis menggambarkan tingkah laku
tokoh secara gamblang sehingga pembaca dapat memahami
perilaku tokoh dengan mudah. Seperti tokoh utama, Sabari,
sifatnya yang lugu, keras kepala, penyabar, pantang menyerah,
dan nasionalis, Ukun si pembuat onar, Tamat si bijaksana,
Toharun si pintar pengakuan sendiri, Zorro atau Amiru yang
cerdas, penyabar, dewasa, dan berhati mulia, Marlena dengan
sifat keras kepala, tegas, mandiri, dan tidak suka ambil pusing,
dan tokoh – tokoh yang lain.
Sedangkan gaya bahasa yang digunakan sangat
menarik dan mempunyai makna yang dalam yang dibungkus
dengan kata – kata sederhana dan dipadukan dengan sedikit
permainan majas dalam puisi – puisi yang buat ala Andrea
Hirata. Dalam novel ini penulis menggunakan sudut pandang
orang ketiga serba tahu. Dikarenakan penulis mengetahui apa
yang ada didalam pikiran tokoh.
Adapun amanat yang dapat kita ambil dari novel ini
adalah kita harus selalu berbakti kepada kedua orang tua dan
hidup yang kita tempuh akan selalu penuh dengan perjuangan,
untuk itu kita senantiasa harus selalu bekerja keras agar dapat
memetik hasil yang manis dikemudian hari.

270
Penulis mampu menyelipkan lelucon – lelucon dengan
pemilihan kata yang terbilang menarik dan unik serta
permainan kata yang dapat menghipnotis pembaca sehingga
membuat buku ini sangatlah berwarna. Selain itu Andrea Hirata
juga menyelipkan hobi lamanya yaitu puisi – puisi yang sangat
indah dan sesuai dengan suasana adegan – adegan tertentu.
Novel ini juga memiliki banyak pesan yang memotivasi
pembaca. Sedangkan bagian terbaik dari buku ini adalah akhir
yang sangat memuaskan dan luar biasa dimana penulis dapat
menciptakan suasana yang bahagia dan haru sekaligus.
Kelihaian Andrea Hirata dalam memilih dan
mempermainkan kata – kata sudah tidak diragukan lagi,
sehingga ada beberapa kata atau kalimat yang dapat membuat
pembaca memutar otak untuk memahaminya terutama bagi
pembaca dari kalangan pelajar. Bahasa daerah yang diselipkan
membuat pembaca yang bukan dari Pulau Belitung tidak
memahaminya dan glosarium yang terdapat di halaman paling
belakang sama sekali tidak membantu. Ditambah lagi alur
campuran yang dapat membuat pembaca kebingungan apabila
tidak membaca secara runtut. Menjelang akhir cerita, jumlah
lelucon berkurang sehingga sempat terasa membosankan.
Novel ini hanya dilapisi softcover yang terbilang tipis untuk
buku dengan halaman yang cukup banyak dan tebal.
Novel karya Andrea Hirata ini sangat layak dibaca oleh
semua kalangan, baik muda maupun tua. Walaupun memiliki
cover yang sederhana tetapi didalamnya terdapat kisah yang
sangat menyentuh dan mengajarkan kita bagaimana
menghadapi pahitmya kehidupan. Selain itu, dari kisah ini kita
dapat mengetahui bahwa kasih sayang ayah kepada anaknya
sama besarnya dengan kasih sayang seorang ibu.
271
“Bermimpilah dalam hidup, jangan
hidup dalam mimpi”

-Andrea Hirata

272
Zahid Abdulkarim Almaghriby (38)
Tiga Pejuang Mimpi

Judul : Sang Pemimpi


Pengarang : Andrea Hirata
Penerbit : Bentang Pustaka
Tahun Terbit : 2006
Ukuran Buku : 13 x 20,5 cm
Jumlah Halaman : 292 halaman

Novel ini merupakan jidili kedua dari karya Andrea


Hirata, dimana jilid pertamanya adalah novel berjudul laskar
pelangi. Novel ini menceritakan tentang kisah perjalanan hidup
tiga pemuda yang mengejar mimpi-mimpinya. Ketiga pemuda
ini merupakan tokoh inti dari sepuluh anak laskar pelangi.

273
Mimpi-mimpi itu muncul di sebuah desa kecil yang ada
di Pulau Belitung. Kala itu, ketiga pemuda itu yang kita kenal
dengan nama Ikal, Arai, dan Jimbronsedang belajar di ruang
kelas dengan guru bernama Pak Julian Balia. Dari guru inilah
ide-ide untuk mengejar mimpi yang tinggi muncul di benak
Ikal, Arai, dan juga Jimbron.
Terdapat suatu kalimat motivasi dari guru tersebut,
yaitu “Bermimpilah yang besar, maka Tuhan akan memeluk
mimpi-mimpimu!” dengan penuh semangat kalimat itu
diucapkan oleh Pak Julian Balia kepada para muridnya tersebut.
Mendengar nasihat inspiratif dari guru tersebut, munculah ide-
ide untuk bermimpi pada benak Ikal, Arai, dan Jimbron.
Arai mengobarkan api semangat tersebut dengan
bermimpi Ia akan berkeliling dunia dengan menjelajahi Eropa
dan Afrika. Ikal pun terpukau dengan mimpi sahabatnya
tersebut. Lalu Arai menjelaskan langkah-langkah apa yang
harus diambil untuk mencapai mimpi itu. Pertama-tama mereka
harus menyelesaikan sekolah, melanjutkan pendidikan
perguruan tinggi, dan mencari S2 di luar negeri. Mimpi Arai
dan Ikal langsung tertuju pada Universitas Sorbone Paris yang
juga akan menjadi tujuan mereka berikutnya. Ikal terpengaruh
dengan mimpinya Arai sehingga mimpi mereka berdua pun
sama. Sementara Jimbron masih menyembunyikan mimpi apa
yang hendak Ia kejar.
Langkah pertama dimulai. Upaya untuk terus
bersekolah hingga lulus mereka lakukan dengan kerja keras.
Ikal, Arai, dan Jimbron adalah anak-anak dari keluarga miskin
yang mengharuskan mereka untuk bekerja demi memenuhi
kebutuhan sekolah mereka. Pulang sekolah ketiga sahabat itu
bekerja serabutan di warung kopi dan tempat pelelangan ikan.
274
Terkadang mereka juga menjadi kuli panggul di pelabuhan.
Semua itu rela mereka lakukan demi mewujudkan mimpi-
mimpinya. Begitu seterusnya hingga mereka tamat SMA.
Ikal dan Arai sudah memantapkan hati untuk
melanjutkan ke tahapan berikutnya demi mimpi - mimpi yang
mereka kejar. Mereka berencana untuk berlayar ke Jakarta dan
mencari kerja sambilan sebagai batu loncatan berkuliah di
Universitas Indonesia. Ketika hendak berlayar, perpisahan pun
tak dapat terelakkan lagi. Jimbron tidak ikut bersama mereka
karena memang Ia ingin mewujudkan mimpinya tersebut di
kampung asalnya. Jimbron memberikan dua buah tabungan
berbentuk kuda kepada Ikal dan Arai dengan mengatakan
“kalian berdua akan pergi ke Paris dengan menggunakan
kudak”. Begitu kata Jimbron yang disambut dengan peluk dan
tangis Ikal dan Arai.
Sesampainya di Jakarta Ikal dan Arai melewati
rintangan yang cukup menguras energy. Yang pada akhirnya
mereka mendapatkan tawaran menjadi pegawai pos yang cukup
menggiurkan. Namum prosesnya lumayan berat. Mereka harus
menjalani beberapa tes dan pelatihan fisik berbulan - bulan.
Arai tersingkir pada tes paru – paru, sedangkan Ikal
melenggang maju hingga sukses menjadi pegawai pos bagian
penyortiran surat. Tanpa sepengetahuan Ikal dan tanpa
memberitahu alamat yang jelas, Arai bersama seorang
temannya pergi ke Kalimantan untuk bekerja. Ikal sangat lega
karena akhirnya dapat melewati masa pendidikan lagi, tidak
tanggung-tanggung, Fakultas Ekonomi di Universitas
Indonesia.
Ikal baru saja lulus kuliah saat membaca pengumuman
beasiswa strata dua yang diberikan Uni Eropa kepada sarjana-
275
sarjana Indonesia. Ikal langsung belajar susah payah demi
mewujudkan mimpinya tersebut. Ia akhirnya berhasil melalui
berbagai tes panjang dan melelahkan, hingga wawancara akhir.
Saat itu, Ia bertemu Arai kembali setelah berbulan-bulan
berpisah. Arai juga mengambil kesempatan ini. Keduanya lalu
memutuskan untuk menunggu hasil tes di kampung halaman,
Belitong.
Ikal dan Arai menemui sahabat lamanya, yang
menyumbang dalam kesuksesan mereka hingga mencapai ahri
itu. Jimbron, Ia sukses merebut hati Laksmi dan membuat gadis
itu tersenyum sepanjang waktu. Mereka sudah mempunyai
seorang anak berusia lima tahun. Ikal dan Arai lalu berkeliling
kampung.
Dua amplop surat berisi surat keputusan hasil tes tiba
di kediaman Bapak Seman Said Harun. Usai sholat Maghrib,
Ikal dan kedua orangtuanya, Arai ditemani foto alm. Kedua
orangtuanya, membuka suratnya masing-masing. Keduanya
lulus tes dan berhak menerima beasiswa Uni Eropa, di
Universitas yang sama, Universite de Paris, Sorbonne, Prancis.

276
“Jika sudah berkaitan dengan cinta
dan mimpi, yang salah atau benar
seringkali tidak jelas batasannya.
Hanya yang beruntung yang masih
berpijak pada kesadaran naluri dan
berpijak pada jalan yang benar.”

- Habiburrahman El Shirazy

277
Fadhil Umar Al Farouq (16)
HUKUM KEKEKALAN CINTA

Judul Buku : Pudarnya Pesona Cleopatra


Pengarang : Habiburrahman El Shirazy
Penerbit : Republika
Kota Tempat Terbit : Jakarta
Tahun Terbit : 2005
Tebal Halaman : vii + 111 halaman 20.5 x 13.5 cm
Harga : Rp 25.000,00

Kadang dalam hidup kita menginginkan sesuatu yang


menurut kita baik tapi tidak baik menurut Allah Swt. Dan
kadang – kadang kita tidak menginginkan sesuatu yang
menurut kita tidak baik tapi baik menurut Allah Swt. Jadi

280
biarlah Allah Swt yang menentukan kehidupan kita, sebab
Allah Swt lebih tahu mana yang terbaik buat kita. Tugas kita
adalah berusaha yang sebaik – baiknya dan menerima segala
takdir yang telah ditetapkan oleh Allah Swt dengan segala
keyakinan dan lapang dada. Jika itu adalah pilihan Allah Swt,
maka pasti itulah yang terbaik buat kita hambanya.
Masih seperti Ayat – Ayat Cinta,Ketika cinta bertasbih
1&2 Habiburrahman El Shirazy masih menghadirkan aura
Mesir dalam novel Pudarnya Pesona Cleopatra. Hafalan
AlQuran, kuliah di Al-Azhar, kisah cinta karena Allah, serta
da’wah sepertinya telah menjadi ciri khas yang tak pernah lepas
dari karya – karya Kang Abik, termasuk dalam novel Pudarnya
Pesona Cleopatra ini.
Membaca novel mini ini, rasanya tidak bisa
melepasnya dari tangan sebelum akhir ceritanya dibaca.
Memang luar biasa novel PPC ini. Jalan ceritanya lebih
sederhana namun tetap meninggalkan kesan yang mendalam
dan masih mewakili sebutan pada sampulnya yakni “novel
psikologi islami pembangun jiwa”.
Ada dua pemeran utama dalam novel ini. Pria yang
memperisteri wanita bernama Raihana dengan tidak didasari
rasa cinta pada awalnya, karena pernikahan yang dijalaninya
hanyalah sebagai bakti kepada orang tua. Raihana digambarkan
sebagai seorang wanita yang cantik , berjilbab rapi, dan hafidz
AlQur’an, dan shalehah tentunya. Ia mencintai suaminya
sepenuh hati walau sang suami belum bisa mencintainya.
Pria (tokoh utama dalam novel ini) begitu tergila – gila
dengan kecantikan gadis – gadis Mesir yang dia anggap sebagai

281
titisan Cleopatra, Ratu Mesir pada zaman Romawi. Gadis
Mesir dalam angannya begitu cantik sampai – sampai
digambarkan bahwa parasnya putih jelita, dengan hidung
melengkung indah, mata bulat bening khas Arab, dan bibir
merah halus menawan. Jika tersenyum, lesung pipinya akan
menyihir siapa saja yang melihatnya. Bahkan dikatakan jika
ada 3 orang gadis Mesir yang berdiri dihadapannya, maka yang
cantik ada 6 orang. 3 untuk gadisnya dan 3 lagi untuk
bayangannya.
Sementara ia terbang jauh dengan khayalan menikah
dengan gadis Mesir suatu saat nanti, ia melupakan istrinya. Ia
mengabaikan istrinya. Padahal Raihana adalah wanita yang
shalihah dan patuh terhadapnya. Dan satu hal yang Raihana
tidak ingin terjadi pada dirinya yakni diceraikan oleh suaminya.
Meskipun suaminya memperlakukan Raihana dengan buruk,
Raihana tetap setia. Dengan kekuatan do’a yang Raihana
panjatkan dalam setiap tahajjudnya, suaminya akhirnya
berubah 180 derajat. Dia benar – benar jatuh cinta pada
Raihana. Namun sayang, cinta tidak menyadari kedalamannya
sampai saat ada pAerpisahan.
Banyak hal yang menarik dalam novel mini ini.
Kemampuan sang penulis untuk membuat pembaca hanyut
dalam emosi para pelakunya, disisipi dengan ayat – ayat
AlQur’an dan akhir dari ceritanya pun tidak terduga.
Sebenarnya, bahasa yang digunakan cukup mudah dipahami.
Namun dengan adanya selingan dialek / bahasa Jawa dalam
ceritanya, membuat pembaca bingung dalam memahami
makna secara keseluruhan dalam satu paragraf. Apalagi jika

282
pembacanya bukan orang Jawa. Sebaiknya Kang Abik
menambahkan catatan – catatan kaki sebagai penjelasan dari
bahasa lokal ataupun bahasa asing yang digunakan dalam
ceritanya. Penggunaan selingan bahasa / dialek Jawa dalam
novel ini menggambarkan latar dari ceritanya. Dalam penulisan
novel Pudarnya Pesona Cleopatra, Kang Abik menggunakan
penceritaan akuan sertaan. Kang Abik tidak memberikan
detail dalam ceritanya tapi hubungan antara satu bagian dengan
bagian yang lain harmonis, jelas, dan memperlihatkan
perkembangan yang wajar dan masuk akal.
Berdasarkan kelebihan dan kekurangan yang kami
temukan dalam novel ini, maka dapat kami simpulkan bahwa
novel “Pudarnya Pesona Cleopatra” adalah memang benar –
benar novel psikologi islami pembangun jiwa. Kami sarankan
bagi para muda – mudi untuk membaca novel ini. Kang Abik
sendiri mengkhususkan novel ini bagi siapa saja yang
menganggap bahwa kecantikan adalah segalanya. Novel ini
layak untuk dibaca oleh berbagai kalangan.
Dalam novel ini terdapat satu lagi judul, yaitu
SETETES EMBUN CINTA NIYALA. sebuah kisah akhwat
lulusan Fakultas Kedokteran di salah satu Universitas negeri di
Jakarta. Dalam kisahnya digambarkan akhawat bernama
Niyala yang selepas lulus dari kuliahnya harus kembali kedesa
dan menikah dengan lelaki yang memiliki piutang kepada
ayahnya. Demi melunasi utang ayahnya sebesar delapan puluh
juta rupiah, Niyala harus menggadaikan dirinya kepada lelaki
yang dulu pernah berusaha memperkosanya.

283
“Dan orang-orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, jauhkan
azab jahannam dari kami, sesungguhnya azabnya itu adalah
kebinasaan yang kekal.” Sesungguhnya jahannam itu seburuk-
buruk tempat menetap dan tempat kediaman. (QS. Al Furqaan
65-66).
Kelebihan Novel :
1. Novel ini mengajarkan kepada kita bahwa kecantikan
bukanlah segalanya.
2. Pengarang menjadikan novel ini sebagai saran dakwah
islam.
3. Jalan ceritanya sederhana tetapi menimbulkan kesan yang
mendalam.
4. Penulis mampu mengajak kita berkhayal ke negeri Mesir,
Andalusia.
Kekurangan Novel :
1. Ceritanya kurang detail dan masih kurang banyak cerita-
cerita menarik yang seharusnya ada dalam novel tersebut.
2. Masih kurangnya teks cerita, agar pembaca dapat lebih
benar-benar menghayati.
Setelah saya membaca novel yang berjudul Pudarnya
Pesona Cleoptra ini, pengarang ingin menyampaikan amanat
kepada pembaca agar segala sesuatu itu tidak dinilai dari
kecantikanya, karena kecantikan tidak selamanya abadi.
Dan juga jangan meremehkan pemberian/nikmat dari
Allah SWT, karena walaupun nikmat yang diberikan itu kecil
manfaatnya besar.

284

Anda mungkin juga menyukai