Anda di halaman 1dari 24

PERJUANGAN HIDUP DAN NILAI-NILAI KEHIDUPAN

DALAMNOVELRANAH 3 WARNA
KARYA AHMAD FUADY
( The Struggle for life in the realm of the three realms
the color of Ahmad Fuadi )

Dosen Pengampu : Elysa Rohayani Hsb, S.Pd., M.S

Disusun Oleh :
Dea Anjelia Rahma 1904300039
Eka Winangsih 1904300078
Nisa Ulhusna 1904300053
Paisal Azlansyah 1904300055

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LABUHAN BATU
2020
ABSTRAK
Ranah 3 Warna merupakan salah satu novel karya Ahmad Fuadi yang
merupakan potret perjuangan hidup di masa muda. Dalam novel Ranah 3 Warna
yang menceritakan kehidupan seseorang pemuda bernama Alif yang melukiskan
perjuangan hidup dan kerja keras untuk bermimpi / bercita-cita masuk UMPTN.
Di satu sisi novel Ranah 3 Warna banyak mengajarkan tentang perjuangan
hidup untuk bertahan hidup dengan himpitan ekonomi. Apapun mau dilakukannya
asal dapat rezeki mulai dari jadi sales, les privat anak-anak sampai jadi seorang
penulis terkenal.
Tema besar dalam novel Ranah 3 warna adalah “Perjuangan hidup serta
Nilai – nilai kehidupan” yang ada pada novel. Bahasa yang digunakan oleh
pengarang adalah bahasa Indonesia. Dari segi kognisi sosial Ahmad Fuadi selaku
pengarang novel Ranah 3 Warna mengandung semangat bahwa banyak pemuda-
pemudi di Indonesia yang berjuang memenuhi kebutuhan untuk bertahan hidup
diperantauan demi mencapai cita-cita serta menjunjung tinggi nilai – nilai
kehidupan. Dari segi konteks sosial semua orang menginginkan hidup yang
terbaik, walaupun kita harus berjuang dimanapun dan kapanpun demi hidup yang
jauh lebih baik dan layak, seseorang hendaknya tidak dapat putus asa dan tetap
berjuang demi kelangsungan hidup yang seimbang dan bahagia.Ada pun nilai –
nilai Kehidupan yang terkandung dalam novel Ranah 3 Warna Adalah(“Nilai
Hormat kepada orang tua, Nilai Kesabaran, Nilai Toleransi, Nilai Keimanana,
Nilai Kemandirian, dll”) dan Nilai Perjuangan hidup yang terdapat pada novel
Ranah 3 Warna ialah bagaimana Perjalanan seseorang tentang Perjuangan Hidup
mencapai Cita – cita dengan kegigihan, tekat yang kuat, serta Keingin tahuan
yang sangat kuat untuk mencapai sebuah cita - cita.
Kata kunci : Novel Ranah 3 Warna, perjuangan hidup Dan Nilai – nilai kehidupan

ii
ABSTRACT
The ranah 3 warna is one of Ahmad Fuadi novels which is a portrait of the
struggle for life in his youth. In the novel Ranah 3 Warna which tells the life of a
young man named Alif who describes the struggle of life and hard work to
dream / aspire to enter the UMPTN.
On one side of the novel Ranah 3 Warna teaches a lot about the struggle
of life to survive with the aconomic crush. What ever he wants to do as long as he
can make a fortune starting from being a salesman, private tutoring for children to
becoming a famous writer.
Big theme in the novel Ranah 3 Warna is a struggle for life. The language
used by the author is Indonesian. In terms of the social cognition of Ahmad Fuadi
as the author of the novel Ranah 3 Warna countains the spirit that many young
women in Indonesian are struggling to meet the need to survive overseas in order
to achieve their goals. In terms of sosial contaxt, everyone wants the best life,
altaoughh we have to struggle wherever and whenever for a better and more
decent life, one should not be able to despair and keep fighting for a balanced and
happy survival.

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Swt yang telah memberikan
rahmat, taufik dan hidayaNya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas tepat
waktu. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada baginda Rasulullah
yang telah menunjukkan manusia pada sebuah kebenaran.
Penyusunan tugas ini adalah guna guna memenuhi tugas mata kuliah
bahasa inggris. Selama proses penyusunan makalah ini, kami mengucapkan
terimakasih kepada Ibu Eysa Rohayani M.Pd selaku dosen pembimping yang
membantu serta mendukung makalah. Harapan semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca sekaligus menumbuhkan rasa cinta membaca.
Dengan kerendahan hati, kami memohon maaf apabila ada ketidaksesuaian
kalimat dan kesalahan. Meskipun demikian, kami terbuka pada kritik dan saran
dari pembaca demi kesempurnaan makalah.

Tanjung Sarang Elang, Juli 2020

Penulis

iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.................................................................................i
ABSTRAK................................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................iii
DAFTAR ISI.............................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian.....................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian...................................................................4
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Sastra...........................................................................5
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitan..........................................................................6
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian dan Pembahasan................................................7
4.2 Nilai Perjuangan Hidup...............................................................7
4.3 Makna Perjuangan Hidup............................................................7
4.4 Nilai Kegigihan............................................................................8
4.5 Tekat Yang Kuat..........................................................................9
4.6 Nilai Hormat kepada Orang Tua..................................................9
4.7 Nilai Toleransi...........................................................................10
4.8 Nilai Kesabaran..........................................................................11
4.9 Nilai Optimis............................................................................. 11
4.10 Nilai Bekerja Keras....................................................................12
4.11 Nilai Keimanan..........................................................................13
4.12 Nilai Kemandirian......................................................................13
4.13 Nilai Kesederhanaan..................................................................14
4.14 Nilai Bersyukur..........................................................................15
4.15 Nilai Husnuzhon........................................................................16

v
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan................................................................................17
5.2 Saran..........................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Karya sastra ungkapan ekspresi manusia berupa karya tuisan atau lisan
berdasarkan pemikiran, pendapat, pengalaman, hingga ke perasaan dalam
bentuk yang imajinatif, cerminan kenyataan atau data asli yang dibalut dalam
kemasan estetis melalui media bahasa ( Sumarjo & Saini 2000:3).
Membicarakan sastra yang bersifat imajinasi ada tiga jenis sastra yaitu
prosa, puisi, dan drama. Salah satu jenis prosa adalah novel ( Sumarjo & Saini
2000: 18). Sebuah novel membicarakan tentang kejadian luar biasa dari
kehidupan orang-orang. Berbagai permasalahan individu dapat dijadikan
bahan penciptaan karya sastra. Tema sperti kritik sosial, perbedaan pandangan
masyarakat, dan reaksi kejiwaan seseorang dalam menghadapi permasalahan
kehidupan saat ini banyak dijadikan pokok pemikiran pengarang. Seseorang
pengarang dapat menciptakan tema yang dirangkum dalam satu tema utama.
Semakin banyak permasalahan batin yang dimunculkan melalui tokoh,
semakin menarik dan membuat penasaran pembacanya untuk melanjutkan
menyelesaikan aktivitas membaca novel tersebut.
Ranah 3 Warna adalah sebuah novel yang menceritakan kehidupan
seorang pemuda yang bernama Alif. Dalam novel tersebut sarat akan aspek-
aspek psikologi tokoh yang menyertai perjalanan hidup dari para tokoh utama
dan tokoh-tokoh pembantu lainnya. Alif merupakan tokoh utama dalam cerita.
Dia seorang pemuda lulusan pondok pesantren yang tidak memiliki ijazah
SMA tetapi dia bermimpi / bercita-cita untuk masuk UMPTN. Dari sinilah
awal permasalahan yang mempengaruhi aspek kejiwaan dimulai. Dengan
berbagai gejolak di hatinya karena kemungkinan untuk meraih impian itu
sangat kecil. Belum lagi berbagai ejekan dan gunjingan dari teman serta
tetangganya yang meragukan impian tersebut akan tercapai. Bermodalkan
mantra man jadda wa jadda berbagai keraguan untuk masuk diperguruan
tinggi negeri pu tercapai.

1
2

Pada cerita berikutnya dipaparkan gejolak kejiwaan sang tokoh tidak


hanya berhenti sampai disitu saja. Dia masih harus menghadapi berbagai
hambatan ketika sedang menempuh kuliah S1 di Bandung. Mulai dari
kehilangan sosok sang ayah yang dicintainya, himpitan ekonomi karena anak
dikampung harus berjuang mennghidupi adik-adiknya. IP yang kurang
memuaskan, sampai pada akhirnya Alif jatuh sakit karena badannya yang
kurus karena setiap hari harus kerja sambil kuliah, serta pikirannya yang
terkuras bahis untuk bisa tetap menyeimbangkan antara kuliah dan kerja. Pada
akhir cerita dipaparkan sang tokoh Alif menyadari bahwa ternyata mantera
man jadda wa jadda tidak cukup digunakan untuk bekal mengarungi
kehidupan ini tetapi juga diperlukan mantera man sabara zafira sehingga
dapat menjadikan dia berani menembus segala halangan dan hambatan untuk
meraih cita-cita dan impiannya. Dari berbagai peristiwa yang ada dalam cerita
itulah peneliti anggap bahwa novel Ranah 3 Warna ini layak diteliti.
Sebagai pengarang Ahmad Fuadi menampilkan tokoh Alif dengan
memasukkan unsur-unsur pendidikan yang diwujudkan tokoh dalam bentuk
sikap dan perilaku tokoh sehari-hari. Hal ini di maksudkan agar pembaca
meresapi dan mengamalkan dalam kehidupan ini.
Sosok Ahmad Fuadi adalah salah satu pengarang dari Sumatera. Ia adalah
mantan wartawan TEMPO dan VOA, penerima delapan beasiswa luar negeri,
dan inggris. Alumni pondok moderen Gontor. Novel pertamanya yang
berjudul Negeri 5 Menara telah mendapat penghargaan dan pengakuan di hati
masyarakat.
Atas dasar uraian diatas dapat dijelaskan alasan dalam pemilihan judul,
antara lain penulis novel ini merupakan penulis terfavorit, anugrah pembaca
Indonesia 2010. Novel Ranah 3 Warna banyak menggugah hati pembaca
sehingga sebagian royalti ini untuk membangun komunitas menara, sebuah
yayasan sosial untuk membantu pendidikan orang yang tidak mampu, yang
berbasiskan sukarelawan, novel ini menceritakan tentang seseorang lulusan
dari pesantren tetapi juga memliki kemauan keras untuk menambah kesetaraan
pendidikan negeri bahkan sampai keluar negeri.
3

Nilai – nilai kehidupan dan perjuangan hidup sangatlah berkaitan di mana


nilai – nilai kehidupan merupakan keseluruhan tampilan diri, sikap, kata
perbuatan manusia itu sendiri, nilai – nilai kehidupan manusia biasanya masukan
– masukan dari luar dirinya sejak kecil, maka alangkah baik nya sedari kecil
belarjar bagaimana tentang menghormati sesama manusia. Lain halnya dengan
Perjuangan hidup atau pengorbanan seseorang dalam kehidupan seseorng sangat
lah di perlukan dalam kehidupan seseorang yang hidup di alam nyata ini ,sehingga
bisa dikatakan dalam kehidupan haruslah berjuangatau berusaha untuk mencapai
keinginan dan cita-cita yang ingin di capai baik itu dalam bidang materi maupun
imateri. Dalam kehidupan sehari-hari sering kali kita mendengar atau sering kita
ucapakan tentang perjuangan dalam kehidupan manusia, tetapi sangat sulit sekali
untuk di laksanakan namun pada dasarnya tidak ada hal yang sulit untuk kita
kerjakan bila seseorang telah mencapai kesadaran yang nyata akan pentingnya
perjuangan dalam kehidupan seorang manusia untuk mencapai keinginan atau
cita-cita yang ingin di raih. Maka dari itu “Perjuangan hidup dan Nilai – nilai
kehidupan” harus saling berdampingan Untuk menjadi manusia yang lebih baik
dan berakhlak mulia.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah,dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana wacana tentang perjuangan hidup yang ada dalam
novel Ranah 3 Warna karya Ahmad Fuadi.
2. Apasaja Nilai-nilai kehidupan yang terdapat dalam novel Ranah 3
Warna karya Ahmah Fuadi.
1.3 Tujuan Penelitian
Mengetahui tentang wacana seputar perjuangan hidup yang terdapat dalam
novel Ranah 3 Warna karya Ahmad Fuadi, serta nilai-nilai kehidupan yang
terdapat dalam novel Ranah 3 Warna karya Ahmad Fuadi.
4

1.4 Manfaat Penelitian


A. Manfaat Teoretis
Secara teori manfaat penelitian ini untuk melengkapi khasanah teori
yang terkait dengan pembelajaran sastra. Hasil kajian ini diharapkan
memberikan sumbangan terhadap keilmuwan dalam mengapresiasi
novel dan memberikan motivasi kepada penikmat sastra secara
mendalam untuk akhirnya dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari.
B. Manfaat Praktis
Pertama bagi guru novel ini bisa dijadikan sumber belajar dan media
pembelajaran baik yang berkaitan pendidikan bahasa, sastra,
pendidikan moral, dan pendidikan karakter sehingga akan tercapai
tujuan dari sebuah pendidikan itu sendiri. Kedua bagi siswa diharapkan
dengan meneladani isi novel ini akan terbentuk karakter siiswa sesuai
dengan watak dan kepribadian bangsa yang menjunjung tinggi nilai
moral dan budaya bangsa.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Sastra
Karya sastra pada dasar nya terbagi menjadi tiga jenis, yaitu prosa,
puisi dan drama.Karya sastra jenis prosa biasanya diungkapkan memalui
bentuk fiksi atau cerita rekaan. Akan tetapi tidak smua karya yang
mengandung unsuur rekaan di sebut karya fiksi (Nurgiyantro :8 ). Menurut
kesastraan inggris dan Amerika karya fiksi menunjuk pada karya yang
berwujud novel dan cerita pendek.
Novel dianggap sebagai hasil perenunggan dan reaksi pengarang
terhadap lingkungan dan kehidupannya .Perenungan tersebut bukanlah suatu
lamunan, melainkan berupa hasil pengalaman jiwa yang telah
dipertimbangkan baik – baik.Perenungan yang telah di lakukan dengan penuh
kesadaran dan bertanggung jawab tersebut menawarkan gambaran kehidupan
seperti yang diisyaratkan oleh penulisnya sendiri. Kata novel berasal dari
bahsa latin novellus yang diturunkan dari kata novies yang berarti “baru” .
Rokhmansyah (2014:31-32) mengatakan bahwa novel adalah prosa
rekaan yang menyuguhkan tokoh dan menampilkan serangkaian peristiwa
serta latar secara tersusun.Novel sebagai karya imajinatif mengugkapkan
aspek-aspek kemanusiaan yang mendalam dan menyajikannya secara
halus.Novel tidak hanya sebagai alat hiburan, tetapi juga sebagai bentuk
seni yang mempelajari dan meneliti segi-segi kehidupan dan nilai-nilai baik
buruk (moral) dalam kehidupan ini dan mengarahkan pada pembaca tentang
budi pekerti yang luhur.
Novel adalah salah satu bentuk dari sebuah karya sastra.Novel
merupakan cerita fiksi dalam bentuk tulisan atau kata – kata dan mempunyai
unsur instriksi dan ekstrinsik.Sebuah novel biasanya menceritakan tentang
kehidupanmanusia dalam berinteraksi dengan lingkungan dan
sesamanya.Dalam sebuah novel, si pengarang berusaha semaksimal mungkin
untuk mengarahkan pembaca kepada gambaran – gambaran realita kehidupan
melalui cerita yang terkandung dalam novel tersebut.

5
BAB III
METODE PENELITIAN
4.1 Metode Penelitian
Jenis penelitian novel ini adalah deskriptif kualitatif, yaitu menganalisis
fakta-fakta yang terdapat di dalam novel Ranah 3 Warna Karya Ahmad Faudi.
Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus terpancang.Studi
kasus terpancang adalah penelitian yang sudah benar-benar terarah pada fokus
tertentu, yang kemudian dijadikan sasaran oleh peneliti dalam penelitiannya.
Objek penelitian ini adalah nilai-nilai edukatif yang terkandung di dalam
novel. Data dalam penelitian ini yaitu berupa beberapa kalimat atau paragraf,
kaliamat-kalimat tersebut dapat berjumlah lebih dari dua atau tiga dari yang
terdapat di dalam novel yang berkaitan dengan nilai-nilai edukatif dan unsur
pembangun novel.
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu berupa teknik
pustaka, simak dan catat.Teknik pustaka diperoleh dari dokumen narasumber
(manusia) berupa novel Ranah 3 Warna Karya Ahmad Faudi.Teknik simak berarti
peneliti menyimak isi novel Ranah 3 Warna Karya Ahmad Faudi dengan tujuan
menganalisis Perjuangan Hidup Untuk Mengapai sebuah cita – cita di novel
Ranah 3 Warna Karya Ahmad Faudi.
Setelah peneliti selesai melakukan teknik penyimakan, kemudian peneliti
beralih menggunkan teknik catat yaitu peneliti mencatat hasil berupa data yang
diperoleh dari dalam novel Ranah 3 Warna Karya Ahmad Faudi.Teknik analisis
data menggunakan metode dialektika.Teknik keabsahan data dalam penelitian ini
menggunakan triangulasi data.Triangulasi data mengarahkan peneliti agar di
dalam mengumpulkan data, wajib menggunakan beragam sumber data yang
berbeda-beda yang tersedia.

6
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian dan Pembahasan
Novel Ranah 3 Warna adalah hikayat yang menceritakan tentang
bagaimana perjuangan impian seseorang, yang sangat menjunjung tinggi
nilai nilai kehidupan, serta nilai keimanan seseorang kepada penciptanya.
Maka dari itu untuk membantu mudahnya pemahaman dalam nilai- nilai
kehidupan dan imajinasi pembaca novel Ranah 3 Warna karya Ahmad
Fuadi dapat tersampaikan dengan baik.
Oleh sebab itu dalam novel ini di mulai dari analisis Nilai Perjuangan
Hidup dan nilai – nilai kehidupan yang terdapat pada Novel “Ranah 3
Warna” karya Ahmad Fuadi yaitu sebagai berikut :
4.2 Nilai Perjuangan Hidup
Perjuangan yang dilakukan oleh tokoh dalam novel Ranah 3 Warna
Karya Ahmad Fuadi untuk melewati berbagai kesulitan yang menjadi
pelajaran bagi para pembacanya.Yakin dapat mewujudkan cita-
citanya.Keyakinan seperti inilah yang harus dicontoh oleh para generasi
muda di Indonesia. Pemikiran yang diajarkan adalah ”kesungguhan” dan
”kesabaran” dibuktikannya dengan latihan.Pemikiran seperti ini diajarkan
oleh penulis kepada para pembacanya secara tidak langsung melalui
tindakan yang dilakukan oleh tokoh. Pembaca akan terinspirasi untuk
melakukan hal yang sama bila benarbenar mampu menghayatinya.
Pemikiran ini juga menjadi begitu berharga bila mampu dihayati dan
dilaksanakan secara nyata. Nilai-nilai seperti ini perlu diungkap dan
digambarkan agar para pembaca mampu menghayatinya dengan lebih
dalam.Novel Ranah 3 Warna banyak mengandung pesan moral yang bisa
kita jadikan sebagai pedoman. (Halaman 3, paragraf 1 mendaki tiga
puncak bukit). Dari keterangan di atas tentang nilai perjuangan hidup
“ialah harus lah yakin pada tujuan utama, dan mengispirasi setiap
manusia”.

7
8

4.3 Makna Perjuangan Hidup


Perjuangan jauh lebih besar daripada sekedar usaha.Ketika sudah
ada niat didalam hati untuk berjuang dalam mencapai sesuatu yang
diinginkan, maka membutuhkan usaha yang luar biasa untuk
mencapainya.
Perjuangan adalah suatu usaha yang luar biasa untuk mencapai
suatu tujuan besar dan atau menyelesaikan suatu masalah besar.Tidak
semua yang ada didalam kehidupan adalah sebuah perjuangan, hanya
kehidupan yang mempunyai tujuan besar saja yang membutuhkan
perjuangan. Banyak orang yang “gagal” dalam kehidupan bukan
karena mereka tidak mau berjuang, tetapi karena mereka tidak tahu apa
yang mereka cari dalam kehidupan. Walaupun mereka tahu, terkadang
juga mereka tidak mengerti bagaimana caranya mencapainya.
Tetapi ketika mereka sudah tahu tujuan besarnya dan mereka
mengerti bagaimana cara mencapai tujuan besar tersebut, tetapi mereka
tidak mau berusaha semaksimal mungkin, maka mereka memang tidak
mempunyai tekad didalam hatinya, dimana tekad merupakan bahan bakar
utama dalam berjuang.
Oleh karena itu, perjuangan hidup hanya akan ada apabila kita
mempunyai target yang tinggi, mempunyai standart yang tinggi dan
mempunyai makna yang besar. Apabila kita sudah bertekad untuk
mennggapai tujuan besar dan tahu bagaimana cara meraihnya, maka
secara otomatis, perjuangan hidup itu akan muncul dengan sendirinya.
(Halaman 10, paragraf 15, Panen Raya). Dapat kita ambil keterangan
dari yang di atas ialah tentang Makna Perjuangan Hidup “bahwasannya
Hidup kita hanya sekali, apa bila kita sudah bertekad maka kita akan
menggapai tujuan hidup secara optimis”.
4.4 Nilai Kegigihan
Ayah mungkin yang paling tahu perasaan yang aku simpan.
Setahun lalu, beliaulah yang datang jauh – jauh dari Maninjau
menemuiku di Ponorogo, hanya untuk menjinakkan hati ku ketika aku
ingin sekali keluar dari pondok Madani atau PM. Alasanku waktu itu
9

karena aku ingin kuliah di jalur ilmu umum, sedangkan PM tidak


mengeluarkan ijazah SMA. Aku setuju menyelesaikan pendidikan di PM
setelah ayah berjanji menguruskan segala keperluanku untuk
memperoleh ijazah SMA melalui ujian persamaan. Yang aku baru tahu,
ternyata menurut sejarah, tidak banyak alumni PM yang bisa menembus
UMPTN. Kini ayah menepati janjinya. “ Alif, ini semua formulir yang
harus diisi. Waktu ujian persamaan tinggal 2 bulan lagi. Sekrang tugas
waang untuk belajar keras ,” kata Ayah sambil menyerahkan setumpuk
kertas. “ tapi Yah, hanya 2 bulan? Untuk belajar pelajaran 3 tahun?” aku
menghela napas panjang, antara binggung dan gentar. Bisakah aku?
Dengan menyakinkan diri aku menjawab tantangan ayah. Insya
Allah Yah, ambo akan berjuang habis – habisan untuk persamaan ini untuk
UMPTN. ( Halaman 5, Paragraf 18, Mendaki Tiga Puncak).
Keteranagn di atas dapat kita ambil bahwasannya dari Nilai Kegigihan
“Terkdang kita harus mengikuti Jalan yang rumit dengan kegigihan demi
1 cita – cita” .
4.5 Tekat Yang Kuat
Orang – orang yang aku kenal ini menaruh simpati, kasihan, bahkan
ada yang meremehkan ku. Seakan mereka tidak percaya dengan tekad dan
kemampuanku. Aku tidak butuh semua komentar mereka. Aku bukan
pecundang. sebuah “dendam” dan tekad mengelegak dihatiku. Aku ingin
membuktikan kepada mereka semua, bukan mereka yang mentukan nasib
ku, tapi diriku dan Tuhanku. Aku punya impianku sendiri. Aku ingin lulus
UMPTN, kuliahdi jalur umum untuk bisa mewujudkan impianku ke
Amerika. (Halaman 8, Paragraf 32 Oui ou Non). Seperti kalimat di atas
dapat kita lihat bahwasanya dari Tekat Yang Kuat kita harus yakin dengan
Tujuan kita, meski banyak orang yang merendahkan kita.
4.6 Nilai Hormat Kepada Orang Tua
Akhirnya ujian persamaan sebagai syarat ikut UMPTN datang
juga. Dilepas dengan doa dari Amak dan Ayah aku merasa siap maju ke
medan perang. Aku tidak boleh kalah dengan keadaan dan keraguan orang
lain. Satu per satu aku jawab soal ujian dengan perasaan panas
10

dingin.Walau hampir selalu begadang, belajar kerasku beberapa minggu


terakhir ini tampaknya masih kurang. Banyak soal yang aku sama sekali
tidak tahu entah dari buku mana sumbernya. Dengan bahu yang
menguncup, aku keluar ruang ujian paling terakhir.Hatiku rusuh dan
bergelimang penyesalan. Kenapa aku tidak belajar lebih keras lagi kemarin
? Bagaimana kalau nilaiku tidak cukup bahkan untuk sekadar
mendapatkan ijazah SMA ?Keterangan tentang nilai hormat kepada orang
tua dari kutipan diatas “Wisudawan selanjutnya. Alif Fikri, sarjana dari
jurusan Hubungan Internasional.”
Namaku beragung-gaung keluar dari speakerbesar di aula ini. Aku
melirik ke kursi Amak di seberang sana, berbisik dari jauh, minta izin
kepada beliau. Amak mengangguk-angguk masih dengan raut
tegang.Dengan sigap aku berjalan tegap menuju panggung. Sol si Hitam
masih mampu manghasilkan derap-derap nyaring di lantai pualam berkelir
krem ini. Di panggung, Pak Rektor dan Pak Dekan telah menunggu
dengan senyum lebar.Aku menyalami mereka, berterima kasih dengan
mengangguk kecil. Dengan cepat, jari Pak Rektor memindahkan seutas
benang di topi hitam datarku ke sebelah kanan. Lalu giliran Pak Dekan
menggenggam tanganku kuat-kuat sambil menyerahkan sebuah map biru,
berisi ijazah sarjanaku. Inilah detik persaksian penting dalam hidupku,
ketika impianku telah bertukar menjadi kenyataan.Tuhan, Engkau sungguh
Maha Pengabul Impian.Keterangan tentang nilai toleransi dari kutipan
diatas (Halaman 453, Paragraf 14 (Toga di Ujung Sabar). Dari
Keterangan diatas dapat kita simpulkan bahwasannya “untuk mencapai
suatu cita – cita atau keinginan hendak lah meminta restu kepada kedua
orang tua, serta menghormati orang tua, niscaya tuhan akan merestui cita
– cita mu”.
4.7 Nilai Toleransi

Dengan sudut mata aku bisa melihat Franc terbelalak-belalak


mengikuti semua gerakanku ketika salat Isya.Tapi dia belum berani
bertanya lebih jauh. Sebaliknya, dia hanya berkata,”Aku hanya melihat
perbedaan untuk di hargai. Boleh di perjuangkan tapi tidak denga
11

kekerasan”. (Halaman 313, Paragraf 1 (Oui ou Non). Seperti kalimat di


atas dapat kita lihat bahwasanya toleransi dicerminkan dengan sikap
diam tetapi mencoba mengikuti gerakan dengan baik.
4.8 Nilai Kesabaran

Hatiku panas.Tapi aku mencoba menahan diri dengan hanya


mengulum senyumpahit, tanpa suara.Keterangan tentang nilai Kesabaran
dari kutipan diatas(Halaman 7, Paragraf 27 (Mendaki Tiga Puncak
Bukit)).Tapi hatiku mencoba menenangkan perasaanku yang
panas.Mungkin ini bagian dari perjuangan menuntut ilmu.Bukankah Iman
Syafi’i pernah menasehati bahwa menuntut ilmu itu perlu banyak hal,
termasuk tamak dengan ilmu, waktu yang panjang, dan menghormati
guru.Kalau dia guruku, aku harus hormat padanya dan bersabar menuntut
ilmu darinya. Peduli amat, banyak kok guru yang lain. hatiku lalu
bertanya: ”Apa sih niatmu ? Kalau ikhlas untuk belajar, ya ikhlaskan
niatmu diajar dia.”Tidak apa-apa, Bang.Aku sudah berdamai dengan
keadaan.Aku mencoba terus bersabar.”Keterangan tentang nilai
kesabarandari kutipan diatas 94(Halaman 139, Paragraf 12 (Wasiat dari
dunia lain)). Dari keterangan di atas bahwasannya Nilai Kesabaran
sangat lah di perlukan saat menggapai cita – cita tidak perduli seberapa
berat dan panjang ujiannya kita tetap sabar.
4.9 Nilai Optimis
Orang-orang yang aku kenal ini menaruh simpati, kasihan, bahkan
ada yang meremehkanku.Seakan mereka tidak percaya dengan tekad dan
kemampuanku.Aku tidak butuh semua komentar mereka.Aku bukan
pecundang.Sebuah ” dendam” dan tekad menggelak di hatiku. Aku ingin
membuktikan kepada mereka semua, bukan mereka yang menentukan
nasibku, tapi diriku dan Tuhan.Aku punya impianku sendiri. Aku ingin
lulus UMPTN, kuliah di jalur umum untuk bisa mewujudkan impianku ke
Amerika.”Siap, Yah. Jadi ambo bertekad akan memaksimalkan usaha
persis seperti Denmark.Membalikkan penilaian semua orang yang
memandang sebelah mata!”96(Halaman 25, Paragraf 18 (Dinamit dan
Skandinavia).Dengan percaya diri, aku gasak setiap soal tulis. Memang
12

tidak sia-sia perjuanganku belajar saban hari selama dua minggu terakhir
ini.Tidak hanya belajar dan membaca, aku bahkan sampai bertanya kepada
Asti tentang kisi-kisi pertanyaan.Untuk menempa diri, aku bahkan
membuat beragam soal sendiri dan aku jawab pula sendiri. Usai ujian tulis,
panitia menyilakan kami duduk di luar ruangan, sambil mereka langsung
menilai lembar ujian saat itu juga. (Halaman 188, Paragraf 20 (Randai
dan Raisa)). Dari keterangan diatas bahwasannya Percaya Diri untuk
menempa diri menjadi lebih baik dan berani.
4.10 Nilai Bekerja Keras
Dinding kamar aku tempeli kertas-kertas yang berisi ringkasan
berbagai mata pelajaran dan rumus penting.Semua aku tulis besar-besar
dengan spidol agar gampang diingat. Di atas segala macam tempelan
pelajaran ini, aku tempel sebuah kertas karton merah, bertuliskan tulisan
Arab tebal-tebal: Man jadda wajada !Mantra ini menjadi motivasiku kalau
sedang kehilangan semangat. Bahkan aku teriakkan kepada diriku, setiap
aku merasa semangatku melorot.Aku paksa diriku lebih kuat lagi.Aku
lebihkan usaha.Aku lanjutkan jalanku beberapa halaman lagi, beberapa
soal lagi, beberapa menit lagi.Going the extra miles. I’ malu fauqa ma
’amilu.Berusaha di atas rata-rata orang lain.98(Halaman 12, Paragraf 1
(Bertanggang)).b.UMPTN tinggal menghitung hari. Untuk kesekian
kalinya. gunung bukit telah aku daki dan taklukan dengan napas ngos-
ngosan.Bila aku bosan belajar, aku bisikkan ke diri sendiri nasihat Iman
Syafi’i, ”berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang.”
Jangan menyerah Menyerah berarti menunda masa senang di masa
datang.99(Halaman 26, Paragraf 1 (Panen Raya)).61
Biasanya baru jam 10 malam aku kembali ke kamar kos mengempaskan
badanku yang terasa remuk di kasur tipis. Bahuku pegal-pegal, jari-jari
tanganku perih dan merah karena menenteng plastik barang dagangan
yang berat ke sana ke mari. Hidup yang letih.Tapi aku bekap mulutku
supaya tidak mengeluh.Aku memarahi diriku sendiri kalau mulai
merengek cengeng.Bolehlah badan kurusku ini perih, sakit, bahkan luka,
tapi hatiku harus terus besar dan tidak boleh menyerah.Yang aku
13

pertaruhkan di sini adalah kelanjutan kuliahku dan bagaimana bisa


bertahan hidup di Bandung.Yang aku kejar di sini adalah bagaimana bisa
bahkan mengirimkan uang untuk Amak. Pesan Ayah kembali berputar di
kepalaku: ”Alif, bela adik-adik dan amakmu. Rajinlah sekolah.Keterangan
tentang nilai bekerja keras dari kutipan diatas”100(Halaman 117,
Paragraf 4 (Bordir Kerancang)). Dengan demikian dari Keterangan
diatas Nilai Kerja Keras bahwasannya, tidak ada proses yang tidak
membutuhkan kerja keras, Perlahan namun pasti.
4.11 Nilai Keimanan.

Seminggu ini aku rasanya ingin terus mengulum senyum. Di pelupuk


mataku telah terbayang-bayang bagaimana aku akan dengan gagahnya
masuk ke gerbang kampusku nanti di Bandung. Beberapa tahun lalu ketika
menginap di rumah Atang di Bandung, aku sempat bergumam dalam hati,
semoga aku diberi kesempatan kuliah di kota ini. Walau hanya berbisik di
hati, rupanya Tuhan selalu Maha Mendengar.101(Halaman 32, Paragraf
1 (Peta Pendekar Shaolin).b.”Nak, sudah wa’ang patuhi perintah Amak
untuk sekolah agama, kini pergilah menuntut ilmu sesuai keinginanmu.
Niatkanlah untuk ibadah, insya Allah selalu dimudahkan-Nya. Setiap
bersimpuh setelah salat, Amak selalu berdoa untuk wa’ang,”kata
AmakKeterangan tentang nilai Keimanan dari kutipan
diatas.102(Halaman 41, Paragraf 16 (Kepala di Ujung Kasur)). Dari
keterangan di atas Bahwasannya Nilai Keimanan, di mana pun kita
menuntut ilmu hendaknya niat kan untuk beribadah.

4.12 Nilai Kemandirian

Kenapa tidak pinjam ke aden saja ?””Pinjaman ke wa’ang sudah


banyak. Dan pinjaman tidak menyelesaikan masalah. Aden ingin mandiri.
Ingin menghasilkan sendiri.”103(Halaman 108, Paragraf 9 dan 10 (Janji
Aku dan Tuhan)).
”Bangkrut habis, Bang. Karena itu aku datang ke sini.Bukan buat
meminjam duit, tapi ingin belajar hidup dari menulis.Aku ingin bisa
menghidupi diri sendiri di rantau, dan mengirimi mak dan adik-adikku di
14

kampung sana.”104(Halaman 139, Paragraf 14 (Wasiat dari Dunia


Lain)). Dengan optimisme tinggi, aku menyurati Amak. Masalah sakit
tifus tidak aku jelaskan secara rinci, hanya cerita kalau aku tidak enak
badan.Yang banyak aku ceritakan adalah tentang kegiatan menulisku yang
mulai menghasilkan.”Mulai bulan ini, amboinsya Allah sudah bisa mandiri
secara keuangan. Jadi Amak tidak perlu mengirimkan uang bulanan bulan
depan.Pasti Amak dan adik-adik lebih butuh lagi.Satu hal yang
ambominta, mohon doa selalu dari Amak agar rezeki ananda di sini
dimudahkan Allah,” tulisku.Keterangan tentang nilai Kemandirian dari
kutipan diatas105(Halaman 156, Paragraf 15 (Rumah Sakit Malas)).
Dari keterangan Diatas Nilai Kemandirian bahwasannya harus memiliki
sifat mandiri ketika kita sudah beranjak dewasa berusaha tidak lagi
merepotkan orang tua.
4.13 Nilai Kesederhanaan

Isi ranselku hanya empat helai baju, dua helai celana panjang berbahan
tetoron, dan satu plastik rendang yang khusus di masak Amak untukku. Di
dalam dompetku ada beberapa helai puluhan ribu hasil berhemat jajan,
bekal dari Ayah dan Amak, serta hadiah dari kakek dan nenekku. Semua
milikku kecil dan sederhana, kecuali hati dan kepercayaan diri yang
menggelembung sebesar gajah. 106(Halaman 41, Paragraf 13 (Kepala
di Ujung Kasur)). Di mana aku akan menginap di Bandung? Awalnya
aku ingin berkunjung ke rumah Atang di Haur Mekar, tepat di depan.
Kampus Unpad, Dipati Ukur. Tapi menurut surat Atang terakhir,
keluarganya baru pindah ke Cimahi. Kalau belum ketemu tempat
menginap, aku siap menumpang di masjid mana saja. Hidup di Pondok
Madani sudah mengajariku untuk bisa tidur di mana saja. Cukup berkemul
sarung, beralaskan sajadah, dan sebuah peci lipat jadi bantal. Nyenyak
sudah.Keterangan tentang nilai Keimanan dari kutipan
diatas107(Halaman 43, Paragraf 21 (Kepala di Ujung Kasur)). Dari
keterangan diatas Nilai Kemandirian bahwasannya, Belajar
menyelesaikan masalah – masalah yang dihadapi dengan sendiri serta
jangan berputus asa.
15

4.14 Nilai Bersyukur

Walau bukan Teknik Penerbangan ITB, seperti impian awalku, Jurusan


Hubungan Internasional adalahsebuah rezeki besar bagi diriku. Beralaskan
koran pengumuman, aku sujud syukur untuk keajaiban ini.Keajaiban tekad
dan usaha, keajaiban restu orang tua, keajaiban doa. Di sebelahku, Ayah
juga sujud lama sekali. Beberapa orang yang lewat di jalan terheran-heran
melihat kami berdua menungging dipinggir jalan.110(Halaman 30,
Paragraf 16 (Panen Raya)).b.
Sampai di tempat kos, yang pertama aku lakukan adalah salat dan
meletakkan keningku lama-lama dan kuat-kuat di kepala sejadah.Rasanya
inilah sujudku yang paling berarti selama ini. Betapa banyak nikmat yang
aku lupakan dan aku anggap wajar dan biasa.Seakan-akan aku berhak
mendapat nikmat itu tanpa usaha.Karena itu betapa sesatnya aku kalau
sampai bermalas-malasan.Setiap kemalasan artinnya memboroskan waktu
sekarang, hari ini, detik ini. Padahal tidak ada jaminan apa pun bahwa
besok, bahkan sedetik lagi, aku akan punya waktu lapang seperti sekarang.
Sebuah pepatah Arab dari Pondok Madani berkelebat di ingatanku. Lan
tarji’ ayyamullati madhat.Tak akan kembali hari-hari yang telah berlalu.
Aku harus menggunakan waktuku sebaik mungkin, seefisien mungkin.
Mulai sekarang, detik ini juga.111(Halaman 164, Paragraf 54(Rumah
Sakit Malas)).Setiap aku gunakan untuk meng-savedata ke disket besar,
Hulk selalu mengeluarkan suara campuran rengekan dan terkentut-
kentut.Tapi walau uzur, mesin tua ini memang masih bisa aku gunakan
buat menulis.Biarlah Hulk fosil buruk rupa, tapi akubahagia tidak
kepalang.Ini milikku sendiri, bukan pinjaman. Tidak akan ada orang lain
yang pernah menyalahkan aku lagi kalau Hulk nanti error dan rusak.
Alhamdulillah, Allah memberikan rezeki untuk aku menaati janjiku:
menghindari meminjam.112(Halaman 175, Paragraf 17 (Tiga
Sultandan Borobudur)).d.
Alhamdulillah ya Rabbi. Ini seperti menyusup lolosdi lubang
jarum.Ketika semua kemungkinan tidak ada lagi, rupanya Tuhan
mendengar doaku.Solusi masalah dari Engkau selalu datang dari tempat
16

yang tidak disangka-sangka dan pada waktu yang tidak pernah bisa
dikira.Min haitsu la yahtasib. Betapa Tuhan suka memberi surprise,
Membuat aku sering terkaget-kaget. Keterangan tentang nilai Kesabaran
dari kutipan diatas113(Halaman 297, Paragraf 27 (Rumah Kayu di
Pinggang Sungai)). Keterangan diatas dari Nilai Bersyukur bahwasan
nya ialah, jangan lupa bersyukur apa pun yang ALLAH berikan untuk
kita niscaya ALLAH akan beri rezky lebih.
4.15 Nilai Husnudzan( Sifat yang baik )
Ya Tuhan, aku berprasangka baik untuk semua keputusan-
Mu.Lambat laun, hatiku pun menjadi sejuk dan tenteram.Aku menengadah
ke langit Bandung yang kembali mendung sore itu.gerumbul awan sore di
matakku masih berbentuk benua Amerika. Hanya Tuhan yang tahu apa ini
hanya akan jadi mimpi atau menjadi nyata. Biarkan Tuhan yang
memutuskan mana yang terbaik buatku. Dia Maha Tahu, Dia Maha
Mengerti, Dia Mahaadil. Insya Allah, Tuhan tahu yang terbaik buatku.
Dan sungguh Dia selalu memberi yang terbaik.116(Halaman 208,
Paragraf 51 (Kembanglah Bungo)).b.Aku hanya bisa termangu-mangu.
Don’t judge a book by its cover, kata orang bule. Aku telah berlaku tidak
adil dengan berprasangka buruk kepada Rob. Padahal yang dia alami sama
denganku, ditinggal ayah sendiri. Bahkan pengalamannya mungkin lebih
perih lagi. I am sorry Rob for misjudging you.Keterangan tentang nilai
Huzdnuzon dari kutipan diatas117(Halaman 333, Paragraf 68 (Michael
Jordan vs Biri-biri)). Dari keterangan diatas dapat kita ambil
ksimpulanya dari Nilai Husnudzan adalah selalu berfikir positif terhadap
ALLAH SWT yakin bahwa ALLAH akan menolong kita.
17

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Karya sastra merupakan hasil cipta, rasa, dan karsa pengarang yang
disampaikan kepada pembaca, karya sastra berisi luapan jiwa pengarang
berdasarkan pengalaman pribadi ( yang benar-benar pernah dialami ) atau juga
sekedar hasil rekaan ( imajinasi ). Sastra sebagai hasil imajinasi, juga bermanfaat
sebagai hiburan yang menyenangkan. Karya juga menambah pengalaman batin
bagi para pembacanya.
Ranah 3 Warna adalah sebuah novel yang menceritakan kehidupan
seorang pemuda yang bernama Alif. Dalam novel tersebut sarat akan aspek-aspek
psikologi tokoh yang menyertai perjalanan hidup dari para tokoh utama dan
tokoh-tokoh pembantu lainnya. Dalam buku ini diceritakan bagaimana cara
seseorang mendapatkan dan mengejar sebuah cita-cita dan keinginan dengan
semangat, Usaha dan Do’a
Didalam buku ini juga Alif pernah mengatakan mantra ‘man jadda
wajada’saja tidak cukup sakti dalam memenangkan hidup. Alif teringat mantra
kedua yang diajarkan di Pondok Madani: “man shabara zhafara”. Siapa yang
bersabar akan beruntung. Berbekal kedua mantra itu dia songsong badai hidup
satu persatu.Dia tidak kenal yang namanya putus asa bahkan setiap rintangan yang
ada selalu dilalui dengan semangat, tidak menyerah. Sampai ia berhasil
menggapai itu semua.

5.2 SARAN
Novel “Ranah 3Warna yang bertema Perjuangan Hidup” semoga dapat
menambah wawasan para pembaca dan pendengar dalam berbagai hal terutama
dalam menggapai segala cita-cita yang diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA

Penulis Reynard Putra Jaya “Novel Ranah 3 Warna” pengarang Ahmad Fuadi
Penerbit PT. Gramedia Pustakas

Rokhmansyah. Pengertian Novel. 2014, 2, s.I Jurnal Ilmiah,


2014, Vol. III. 31- 32

Sumarjo, Saini. Teori Sastra. 2000, 1, s.I Teori Sastra 2000, Vol : 18s

18

Anda mungkin juga menyukai