Anda di halaman 1dari 64

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur selalu kami panjatkan kepada Allah SWT. Karena limpahan
rahmat dan karunia-Nya kami mampu menyelesaikan buku yang berjudul
“Kumpulan cerpen XI IPA”. Shalawat serta salam kami ucapkan kepada
junjungan nabi besar kita Muhammad Saw beserta keluarga, sahabat, dan
kita selaku umatnya.

Alhamdulillah, akhirnya karya yang ditugaskan bisa selesai tepat waktu.


Karya ini merupakan karya tulis siswa kelas XI Ipa dengan segala ke
kreatifannya.

Terimakasih kami ucapkan kepada Ibu Ade Irma selaku guru bidang Bahasa
Indonesia yang telah memberikan tugas dan membimbing kami dalam
menyelesaikan cerpen.

Terimakasih juga kepada seluruh siswa kelas XI Ipa atas kerjasamanya


dalam membuat karya ini, tanpa kalian karya ini mungkin tidak akan
berjalan seperti seharusnya.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................................... ii
PLAYLIST SPOTIFY ............................................................................................................... iii
BERMAIN BOLA DIWAKTU KECIL .......................................................................................... 1
FRIENDZONE ....................................................................................................................... 3
BERTEMU DENGANMU DI DUNIA YANG BERBEDA ................................................................ 7
CINTA YANG HAMPIR MEMBAKARKU ................................................................................. 11
KISAHKU............................................................................................................................ 14
RUMAH ............................................................................................................................. 16
TENTANG SEKOLAH ........................................................................................................... 19
KING ................................................................................................................................. 22
DADDY, BEFORE I GO ......................................................................................................... 25
HUJAN TURUN DIBULAN JUNI ............................................................................................ 31
AKU SI SULUNG ................................................................................................................. 33
MASA LALU ....................................................................................................................... 36
PERSAHABATAN ................................................................................................................ 37
AKHIR DARI KEHIDUPAN .................................................................................................... 39
SECRET LOVE ..................................................................................................................... 42
TITIK EMAS ........................................................................................................................ 44
SINTESA RASA ................................................................................................................... 47
SELESAI TANPA MEMULAI.................................................................................................. 52
CINTA DIDALAM ORGANISASI ............................................................................................ 54
PROFIL PENULIS................................................................................................................. 60

ii
PLAYLIST SPOTIFY

iii
BERMAIN BOLA DIWAKTU KECIL
Oleh: Irgi

Saya bersekolah di SDN MELANDANG, dimasa kecil saya sangat suka sekali dengan
olahraga sepak bola. Melepas penat setelah seharian belajar disekolah. Sewaktu SD, saya
belum begitu terkontaminasi oleh handphone. Biasanya sesudah pulang sekolah, saya
langsung jemput teman untuk bermain sepak bola disawah.

Tok… tok… tok…

"Asalamualaikum, kita main bola di sawah yukk." Teriak saya didepan rumahnya.

"Waalaikumsalamm, ehh emang udah pada kumpul semuaa?” Dia keluar sambil
bertanya. "Belumm, ayok kita jemputin dulu supaya rame!”

"Ayokkk.”

Bagi saya sepak bola bersama teman-teman membuat permainan semakin seru,
bagi kami yang penting sama-sama bergembira dalam olahraga sepak bola. Sebagai salah
satu olahraga yang banyak dimainkan juga di gemari di Indonesia, menjadi alternatif
kegiatan dikala waktu senggang bagi banyak kalangan, khususnya anak-anak pada sore hari.

Tak terkecuali saya dan teman-teman yang lain. Pada masa kami gemar sekali
bermain sepak bola sepuasnya, sesukanya, tanpa mengenal waktu bermain. Pagi, siang,
sore, bahkan pada malam hari pun tidak maslah. Saya memiliki hobi bermain sepak bola, dari
saya kecil saya sudah suka dengan permainan si kulit bundar ini.

Banyak orang yang gemar dengan permainan sepak bola, bola menjadi favorit kami
bersama sedari dulu. Apalagi satu-satunya penanda waktu selesainya adalah bila azan
magrib berkumandang, maka permainan dianggap selesai. Apalagi dipinggir lapangan sudah
ada ibu yang berteriak, "Pulang sudah magrib! Pulang sana!" Maka dengan demikian
pertandingan dinyatakan sudah selesai, dan kami pulang dengan keadaan baju kotor,
dipenuhi lumpur-lumpur, dan saya pun kena marah.

"Kenapa pulang nya telat?” Tanya ibu setelah saya sampai rumah. "Main.”
Jawabku seadanya. "Itu kenapa bajunya kotor banyak lumpur gitu, haduh ini tuh susah tau
dicucinya.” Ibu terlihat sangat marah.

1
Biasanya sesudah mandi dan solat maghrib, langsung jemput teman-teman lagi
untuk bermain bola dilapangan bola voli, sangat sulit untuk bermain bola pada malam hari,
pandangan mata jadi tidak jelas dan sulit untuk menendang bola.

Kita bisa berhenti kapan saja bila ada gangguan, lagi asyik-asyik bermain past ada
ibu salah satu pemain berdiri ditepi lapangan dan berteriak. "Ke warung dulu sana beliin
minyak!" Maka si pemain berat hati harus berhenti keluar permainan dan menuruti perintah
ibu, kalau tidak siap-siap saja kena marah.

Sebagai pemain sepak bola saya harus disiplin dengan perintah ibu dan tidak boleh
membantah kepada orang tua. Permain sepak bola membuat saya sangat rindu dimasa-
masa kecil saya, masalahnya selalu, “Nanti main dimana?”, “Nanti bisa Menang tidak?”

Masa kecil dari sebagian orang sangat menyenangkan termasuk bagi saya,
bagaimana dengan pengalaman kamu? Punya pengalaman bermain sepak bola waktu masih
kecil tidak?

2
FRIENDZONE
Oleh: Abil

Persahabatan antara laki-laki dan perempuan? Tanpa melibatkan perasaan?


Nyatanya 7 dari 10 hubungan tersebut akan berakhir cinta sepihak. Seperti kisah antara Sasa
dan Raka. Persahabatan yang awalnya baik-baik saja akhirnya renggang karena Sasa
menyadari kalau ia memiliki perasaan lebih kepada Raka. Akan kah Raka membalas perasaan
Sasa? Atau Sasa yang harus memendam perasaannya?

Seperti pagi biasanya, Sasa bangun pagi dan siap-siap berangkat ke sekolah. Hari
ini dia berangkat diantar papanya, padahal Raka sudah siap untuk menjemput Sasa. Rumah
mereka hanya berjarak 2 rumah, itu kenapa mereka bisa sahabatan.

"Assalamualaikum Sasaaaaa." Teriak Raka dari atas Ducatinya, tetapi tidak ada
jawaban dari tuan rumah. Akhirnya Raka menelfon nomor Sasa menyuruh untuk segara
turun. Jawaban Sasa membuat Raka terheran-heran, karena katanya dia sudah berada
disekolah.

"Tumbenan amat tuh anak gak nebeng, udah beberapa hari ini sering banget
ngehindar lagi." Guman Raka kebingungan, pasalnya Sasa akhir-akhir ini selalu
menghindarinya. Kalau pun ada didekatnya, Sasa seringkali menghindari tatapannya, Raka
jadi berfikir takut ada kesalahan yang dia lewati.

Setelah sampai disekolah, Raka langsung memarkirkan motornya. Dia


menghampiri teman-temannya yang berada dikantin. Raka termasuk anak yang terkenal,
banyak diantara siswi disekolah yang menyukainya karena memiliki sifat humble.

Berbeda dengan Sasa yang hanya siswi biasa, dia mungkin hanya dikenal anak
kelasnya saja. Bahkan ada guru yang tidak mengenalinya sangking tidak pernah keluar kelas.
Temannya sampai pernah berkata, "Sasa Lo tuh cantik, baik, pinter juga, kenapa dikelas
mulu siii! Kalo gua jadi Lo mah bakalan cari pacar yang ganteng, bukan malah kejebak
friendzone sama si Raka."

Mungkin orang yang pertamakali lihat interaksi antara Sasa dan Raka akan mengira
mereka pacaran. Raka yang love languagenya Physical Touch terpenuhi oleh sifat keibuan
yang dimiliki oleh Sasa. Walaupun terkadang Sasa berubah seperti anak kecil kalau sudah
dijailin sama Abangnya.

3
"Sasa kamu kok berangkat duluan, tumben banget berangkat sama Papa." Ucap
Raka setelah sampai dikelas.

Mereka berdua memang satu kelas, awalnya Raka duduk disamping Sasa. Setelah
ada larangan dari guru agama untuk duduk bersama lagi, akhirnya Raka harus rela duduk
dibelakang Sasa. "Iya soalnya Papa sama Mamah mau berangkat ke Surabaya, jadi sekalian
perpisahan deh." Jawab Sasa tetap fokus pada tugas yang sedang ia tulis.

"Pulang sekolah anterin aku futsal yaa, aku ada sparing sama anak IPS, plis kali ini
kamu harus ikut. Nanti biar ketemu sama pacar-pacarnya temen aku."

"Aku kan bukan pacar kamu, kenapa harus aku yang ikut?" Jawaban Sasa membuat
Raka bungkam. Teman disebelah Raka tertawa terbahak-bahak, "Langsung tembak aja Rak,
si Sasa tuh ngode biar cepet-cepet jadi." Ucap teman Raka yang bernama Gilang.

Raka yang takut Sasa mendengar perkataan Gilang langsung menutup mulut Gilang
yang kalau ngomong ceplas-ceplos. "Kita tuh temenan dari kecil, mana mungkin kita bisa
pacaran!" Jawaban Raka yang lagi-lagi membuat hati Sasa sakit. Raka selalu menjawab kalau
mareka gak mungkin bersama, itu lah mengapa Sasa membuat jarak.

Sasa menyadari perasaannya setelah mendengar cerita bahwa Raka menyukai


seorang wanita tapi tidak memberitahu siapa orangnya. Dia selalu bercerita disepanjang
perjalanan pulang, menceritakan seberapa lucu wanita itu kalau berbicara. Ini
pertamakalinya Raka menyukai seseorang, karena setiap ada perempuan yang berusaha
mendekatinya pasti ia selalu menghindar.

"Temenan dari kecil itu emang gaboleh pacaran yaa?" Gumam Sasa sangat kecil,
sampai hanya dia yang bisa mendengar.

"Kamu beneran gak mau Sa? Kalo gitu nanti pulang sama aku yaa, beberapa hari ini
kamu naik ojol mulu." Raka bener-bener takut kalau ia melakukan kesalahan yang membuat
Sasa malas bersamanya. "Kamu kan mau sparing Raka, gapapa aku naik ojol aja, atau nanti
nebeng ke Gilang." Jawaban Sasa membuat Raka tidak suka.

"Yaudah aku gak jadi sparing, Gilang mah bawa motornya ngebut banget, nanti
kamu malah meluk-meluk dia lagi." Raka mode cemburu sangat menggemaskan. "Lo kalau
beneran pulang sama Sasa gua tonjok!" Gilang yang mendengar namanya disebut-sebut
tidak terima.

4
"Kalian kalo ada masalah rumah tangga jangan bawa-bawa gua dong!" Raka
bodoamat dengan seruan Gilang, dia lebih memilih duduk disamping Sasa dan mengganggu
kegiatan menulisnya.

"Ihh diem Raka, aku lagi nulis tau. Kamu kalo mau sparing bareng cewek yang
kamu suka aja, katanya dia cocok banget kalo diajak ke tongkrongan." Mendengar jawaban
Sasa akhirnya ia paham, kalau Sasa-nya cemburu.

"Nanti pulang sekolah kerumah aku, kita ngobrolin apa yang buat kamu marah
sama aku akhir-akhir ini."

Bel pulang sekolah berbunyi, menandakan kegiatan belajar mengajar harus


dihentikan. Sasa merapihkan peralatan sekolahnya dan siap-siap untuk pulang. "Sasa nanti
sebelum pulang mampir ke McD dulu yaa, ada menu baru tau!" Ucap Raka dengan
semangatnya.

"Aku lagi gamau makan, paling nanti aku pesen McFlurry aja." Sasa memang paling
susah kalau urusan makan, sampai-sampai abangnya pernah membujuk akan memberikan
Hp baru kalau ia mau makan.

Setelah sampai dirumah Raka, Sasa tidak dibiarkan untuk pulang kerumah, mereka
berdua memasuki rumah Raka yang sudah pasti sepi karena orang tua Raka sibuk bekerja.
Sasa duduk disofa depan Tv dan memutar kartun kesukaannya. Raka datang setelah ia
mengganti bajunya.

"Sasa kamu kenapa sii akhir-akhir ini kayak ngehindar dari aku? Aku ada salah
kah?" Raka memulai percakapan. "Takut banget ihh kamu ngehindar begini, mending liat
kamu ngamuk-ngamuk daripada didiemin begini." Lanjut Raka dengan lesu.

"Masa sii aku ngehindar? Perasaan biasa aja deh." Jawab Sasa sambil terus
menyendokan es krim yang tadi ia beli. "Kamu tuh kayak males banget ngeladenin aku, kamu
lagi suka sama cowok yaa? Makannya ngehindar begini." Pertanyaan Raka sontak membuat
Sasa menatapnya.

"Yang lagi jatuh cinta kan kamu Raka, aku tuh cemburu tau ngedenger kamu cerita
tentang cewek yang kamu suka. Iya aku tau kita temenan dari kecil, tapi emang gaboleh yaa
kita pacaran kalo udah kenal lama?" Pernyataan dari Sasa entah ia mengucapkannya secara
sadar atau tidak membuat Raka kaget.

5
"Kamu suka sama aku Sa?" Tanya Raka yang masih kaget. "Kamu bercanda kan Sa?
Kita kan sahabatan, mana mungkin kamu suka sama aku..." Raka menyangkalnya. Tidak
mungkin sahabatnya ini menyukainya, kalau beneran iya Raka tidak tahu harus berbuat apa.

Sasa yang melihat reaksi Raka pun mengangguk-angguk, "Padahal aku udah tau
reaksi kamu bakalan kayak gini, tapi kenapa aku harus jujur sama kamu?" Racau Sasa
menyesali perkataannya tadi.

"Kamu udah tau kan perasaan aku yang sebenarnya, jadi aku minta tolong sama
kamu, jauhin aku untuk sementara waktu. Aku mau ngilangin perasaan ini."

Kata-kata Sasa menjadi penutup percakapan antara dua insan yang sedang terlibat
masalah percintaan. Sasa pergi meninggalkan rumah Raka dan pulang kerumahnya. Raka
masih diam ditempat dan tidak melakukan apa-apa.

Jadi selama ini sifat posesif yang ditunjukan oleh Raka hanya bentuk kasih sayang
antar sahabat? Benarkah Raka tidak ada rasa sedikitpun kepada Sasa? Seharusnya Sasa tahu
jawabannya, tetapi ia selalu mengelak dan jatuh lebih dalam. Seharusnya Sasa ingat bahwa
panggilan Aku-Kamu itu sudah bawaan dari mereka kecil, bukan malah baper setiap Raka
berbicara lembut menanggapi ocehannya. Banyak ‘seharusnya’ yang dilupakan oleh Sasa.

Ini bukan novel romantic yang mengisahkan Putri dan Pangerannya. Mungkin iya,
tetapi Sasa bukanlah pemeran utamanya. Dia hanya figuran yang menemani kehidupan sang
pemeran utama sebelum bertemu dengan kasihnya.

***

"Sasa maaf, aku gabisa balas perasaan kamu. Maaf banget aku gabisa terus
disamping kamu kalo kamu sendiri yang nyuruh aku pergi. Maaf aku gabisa maksain
perasaan aku buat jatuh cinta sama kamu, semoga kamu bisa cepet lupain aku dan nemuin
orang yang tepat yaa."

"Aku yang seharusnya minta maaf, hahaha aku lancang banget yaa, bisa-bisanya
aku jatuh cinta sama sahabat sendiri. Harusnya aku sadar setiap kali kamu negasin kalo kita
gabisa bersama itu tandanya emang gabisa bersama. Maaf buat kamu harus jauh dari aku,
semoga kamu bahagia dengan pilihan kamu."

"Tidak ada yang tahu kapan cinta akan tumbuh, dan tidak ada yang tahu juga kapan cinta
akan berhenti. Karena hati tak perlu memilih, ia selalu tahu kemana harus berlabuh."

6
BERTEMU DENGANMU DI DUNIA YANG BERBEDA
Oleh: Ariani

Dimana ujung dunia ini?

Bahkan seorang petualang pun tidak dapat menemukannya.

Langit masih terlihat gelap tetapi aku sudah terbangun dari tidur, hari ini aku
bangun lebih awal dari biasanya. Bangkit dari tempat tidur mempersiapkan diri untuk pergi
mendaki bersama teman-temanku. Setelah semua sudah siap aku berpamitan kepada orang
tuaku, mereka pun mengizinkannya. Berangkat menuju tempat berkumpul dengan
mengendarai motor. Embun pagi yang sangat pekat membuat tubuhku membeku,
untungnya ibu membawakanku jaket.

Dari kejauhan tampak samar-samar terlihat segerombolan orang yang sedang


menunggu dan ternyata itu adalah teman-temanku, setelah semua sudah berkumpul tanpa
mengulur waktu kita langsung berangkat menuju puncak. Jalan yang dilalui sangat tajam,
disepanjang perjalanan pohon-pohon selalu menyelimuti kami. Matahari mulai
memancarkan sinarnya, embun yang pekat sudah menghilang dari pandangan.

Akhirnya kita tiba di puncak, turun dari motor berjalan menuju lokasi tetapi sekilas
mataku menangkap sesuatu dibalik pohon yang rinbun. Aku melihat seperti ada terowongan,
lalu aku memberi tau kepada mereka. Karena sifat remaja yang penasaran akhirnya kita
memutuskan untuk pergi melihatnya.

Berjalan ditengah-tengah pohon yang rinbun, perlahan terowongan itu sudah


terlihat dengan jelas, tiba dimana kita berada tepat didepan terowongan itu. Dilihat-lihat
seperti terowongan sebuah taman bermain yang sudah sangat tua, terdapat ornament
ukiran abstrak dilapisi dengan cat yang sudah sangat usang.

Dari balik ujung terowongan itu terlihat seperti ada hamparan sesuatu yang
menarik perhatianku. Tanpa rasa takut aku bersama teman-teman melangkahkan kaki
berjalan didalamnya. Perlahan akhirnya tiba diujung terowongan dan benar saja apa yang
aku lihat seperti mimpi. “Wah!" Semua mata teman-temanku melihat dengan sangat takjub.
Hamparan hijau yang sangat luas di sertai suara tawa anak kecil membuat suasana di sini
tampak cerah. Banyak sekali wahana permaianan. Aku yang masih mengira ini mimpi
berjalan menuju tempat keramaian itu. Tanpa berpikir panjang dengan nafsu duniawi
teman-temanku mencoba sesuatu yang ada disana.

7
"Apa ini? Dibalik terowongan itu terdapat tempat seindah ini." Gumam dalam
benakku. Suasana disini sangat sejuk, aku melepas jaket lalu ku ikat di pinggang. Ketika
sampai ditempat keramaian seperti ada sebuah tarikkan, ku hentikan langkah lalu menyadari
bahwa jaket yang aku ikat di pinggang sudah tidak ada. Dengan wajah panikku lihat kesegala
arah dan benar saja ada seseorang berambut warna silver sedang berlari dengan tangan
yang memegang jaket seperti milikku.

“Jaket ku!" Ucapku dengan nada tinggi sambil berlari menghampirinya. Dia begitu
cepat dan lincah berlari ditengah keramaian. Sampai akhirnya ia menuju tempat sepi, dari
jarak yang tak begitu jauh dengannya, aku berteriak. "Dasar bodoh! Kembalikan jaketku."

Sepertinya dia paham dengan apa yang ku maksud. Setelah aku berkata seperti itu
ia terdiam, lalu aku menghampirinya dan tanpa diduga ia langsung mengembalikkan jaket
milikku.

“Apa yang kau lakukan dengan jaket ku, dasar-" Kata-kataku belum terucap
sepenuhnya, ia menutup mulutku dengan tangannya, lalu menarikku untuk bersembunyi
dibalik bangunan. “Diam, apakah kau tidak mendengar ada suara yonkou.” Ucapnya sambil
melirik keatas, dan benar saja akupun melihat sesuatu berterbangan seperti rusa tetapi
memiliki sayap.

“Sejak kapan rusa bisa terbang?” Tanyaku. “Itu yonkou, pertanda bahwa kau
bersama teman-temanmu harus bersembunyi atau kau akan terjebak disini selama-
lamanya.” Jawabnya.

“Aku tak mengerti apa yang kau maksud." Kataku sambil menepis tangan dia dari
mulutku. “Dengarkan aku, kau sedang terjebak di dunia lain, akupun sama, entah sudah
berapa lama aku disini. Sekarang tugasmu adalah tetap bersembunyi disini sampai langit
berubah menjadi gelap. Lalu kau boleh keluar dari tempat ini. Kembali ketempat awal ketika
aku mengambil jaketmu, setelah tiba disana kau akan menemukan sebuah jembatan. Di sana
kita akan bertemu lagi, oh iyaa namaku Near." Ucap Near.

Belum aku membalas perkataannya tiba-tiba ia berubah menjadi sebuah burung,


dengan paruh yang lancip dan mata yang tajam, mirip seperti burung elang, lalu pergi
meninggalkanku. "Siapa dia? Manusia burung? Ahh ini benar benar gila.” Entah mengapa
aku menuruti kata-kata Near disisi lain aku cemas dengan keadaan teman-temanku. Sambil
menunggu malam aku terlelap di sebuah bangunan tua.

8
Duar-duar-duar. suara bisik itu membangunkan ku. Berjalan menuju luar melihat
ke arah atmosfer dan benar saja langit yang tampak gelap dilukisi kembang api. Spontan aku
teringat apa yang terjadi padaku, berlari menuju tempat yang Near katakan dengan nafas
yang tergesa-gesa. "Ini aneh, mengapa tidak ada orang sama sekali." Gumamku sambil
berlari dan melihat kesekeliling yang semua tampak terang karna lampu lantion menghiasi
tempat ini.

Tak diduga dari kejauhan tampak samar-samar aku melihat banyak patung. Karena
penasaran, aku menghampirinya dan benar saja apa yang aku lihat adalah patung. Beberapa
dari patung itu mirip seperti wajah teman-temanku. Aku yang tidak percaya dengan semua
ini menyakinkan diri bahwa apa yang dilihat barusan itu tidak benar.

Dari kejauhan tampak seseorang yang sepertinya aku kenal, berambut silver, itu
Near. Untuk sementara waktu, aku mengamankan patung teman-temanku didalam menara.
Kemudian aku berlari menghampiri Near, dia sedang berdiri ditepi jembatan. Sambil
menghapus air mata diwajahku, mencoba menjelaskan apa yang terjadi barusan kepada
Near.

"Sekarang dimana teman temanmu." Tanya Near sambil menatapku. "Mereka


semua berubah menjadi patung."

"Semua ini adalah jebakan, mereka terkena sihir yonkou, dia telah mengubah
semua orang menjadi patung." Ujar near dengan tegas. "Tapi mengapa aku tidak ikut
berubah? " Tanyaku.

"Karna kau tidak terpengaruh oleh permainan dari yonkou, coba kau ingat-ingat
kembali, selama ditempat ini apakah kau sudah mencoba permainan disini?" Aku terdiam
sejenak untuk mengingat. "Lupakan semua itu, sekarang kita fokus untuk membantu teman-
teman mu." Ucap Near sembari memberi topeng berbentuk wajah kucing kepadaku.

"Untuk apa ini?" Tanyaku keheranan. "Agar tidak terlihat bahwa kau manusia.
Tepat disebrang sana terdapat kastil yonkou, tujuan kita adalah mengambil penawar sihir
yang ada didalam kastil." Ucapnya.

Near melangkah maju memakaikan aku sebuah topeng kucing. Lalu kami berjalan
diatas jembatan dengan dikelilingi makhluk yang belum pernah aku lihat sebelumnya. Tiba
diujung jembatan aku melihat banyak sekali hewan bertubuh manusia. kata near mereka
adalah tamu dari negri sebrang yang sedang berkunjung untuk menikmati festival disini.

9
Suasana disini begitu ramai dengan lampu lantion yang menghiasi disetiap sudut
tempat, terdapat pameran dan tak sedikit dari mereka memakai kostum yang begitu
menarik. Ditengah keramaian Near menggenggam tanganku, sambil terus berjalan
menikmati suasana malam. Sampai akhirnya tiba didepan kastil, tampak penjagaan disini
begitu ketat. Near menyuruhku untuk bersembunyi di gudang dekat kastil.

"Bolehkah aku meminjam jaketmu?" Bisik Near, dan aku pun mengiyakan nya.
Near memakai jaketku. Ternyata jaket itu bisa membuat pemakainya tembus pandang. Ia
pun berubah menjadi burung yang tak terlihat, masuk kedalam kastil, berusaha untuk
menemukan penawar sihir. Dari balik jendela dalam gudang aku melihat kearah luar, disana
para monster terus berdatangan, banyak dari mereka sedang menikmati festival. Tak lama
Near datang dengan membawa botol berisikan ramuan penawar sihir.

"Ayo, kita pergi menemui teman-temanmu." Ucapnya sembari berlutut


mengisyaratkan untuk duduk dipunggungnya. Ia berubah menjadi burung, dengan jaket yang
masih menempel membuat kita tidak terlihat. Mengepakan sayap, terbang menuju udara,
menikmati indahnya suasana dibawah rembulan, dari atas semua tampak terlihat indah.

Akhirnya Near mendarat didepan menara, aku turun dari punggungnya, ia kembali
berubah kewujud aslinya. Near mendekat untuk memakaikanku jaket. "Terima kasih."
Ucapnya sambil tersenyum. Dan langsung saja, ia menyiramkan ramuan sihir tepat di kepala
patung. Perlahan raga mereka kembali, melihat topeng yang masih menempel di wajah aku
dan Near membuat mereka terkejut. Aku melepas topeng dan menjelaskan secara singkat
apa yang telah terjadi.

"Sebelum matahari terbit kalian harus sudah keluar dari dunia ini." Kata Near
sambil memberi topeng kepada teman-temanku. Mereka memakai topeng yang diberikan
oleh Near, menuruti perkataanya. Lalu dibawah rembulan kami berjalan menuju
terowongan, teman-temanku sudah duluan memasuki gerbang terowongan itu, aku dan
Near berada tepat dibelakang mereka. Ketika aku hendak melangkahkan kaki menuju dalam
terowongan, Near berhenti lalu berkata. "Sampai disini aku membantumu."

"Mengapa? Ayo kita pulang, bukankah kau sudah lama ingin kembali. " Kataku.
"Maaf, tapi aku tidak bisa kembali." Ucapnya. Near melangkah maju, lalu menciumku dari
balik topeng. Aku dibuat diam olehnya. "Aku bahagia bisa bertemu denganmu walau
didunia yang berbeda." Ucap Near. kemudian ia berubah menjadi burung lalu pergi
meninggalkanku. Dari dalam terowongan teman-temanku berteriak, "Yuki, mau sampai
kapan kau disana." Dengan perasaan yang tak bisa dijelaskan, aku berjalan memasuki
terowongan.
10
CINTA YANG HAMPIR MEMBAKARKU
Oleh: Arya

Halo! Perkenalkan namaku adalah Naila Fitria, aku adalah siswa kelas 11 IPA 2 di
SMA NEGERI 1 Jatiluhur. Ini adalah kisah cinta pertamaku dengan kakak kelasku, sebut saja
namanya Kevin Aditya. Dia kakak kelas ku dikelas 12 IPA 1.

Aku mulai mengaguminya sejak praktek kimia bulan lalu. Saat itu aku sedang
praktek menyalakan api ditelapak tangan dengan menggunakan gas metana dan gelembung
sabun di laboratorium sekolah. Semuanya berjalan dengan baik sampai tiba giliranku, saat
itu aku dengan senang menyelupkan tanganku kedalam gelembung sabun yang sudah
dicampur dengan gas metana. Saat guruku menyalakan api menggunakan Korek api kayu.

Temanku yang bernama Anindya Putri secara tidak sengaja menumpahkan gas
metana hingga jatuh ke api yang berada di lantai laboratorium. Dan seketika suasana
berubah menjadi panik karena api dengan cepat meluas dan membakar barang-barang yang
ada di sekitarnya. Aku tidak sempat untuk melarikan diri dari kobaran api karena aku sudah
terlanjur panik.

Aku pun terjebak didalam laboratorium yang terbakar. Dalam hati aku sudah
berpikir, "Ya tuhan, bagaimana nasibku setelah ini." Aku hampir tidak dapat bernafas karena
banyaknya asap ini, aku pun menutup mataku karena banyaknya asap yang berada di dalam
laboratorium. Samar-samar aku melihat seseorang yang datang untuk menyelamatkanku.

Saat tersadar di ruang UKS, aku melihat teman perempuanku yang menjatuhkan
gas itu. Sembari cemas Nindya pun bertanya tentang keadaanku. "Bagaimana keadaanmu?
Apa kamu baik-baik saja? Maafkan aku karena tidak sengaja menjatuhkan gas metana yang
membuatmu jadi seperti ini!"

Aku pun menjawab pertanyaannya. "Aku baik-baik saja dan aku tidak
menyalahkanmu atas apa yang terjadi. Aku tahu kamu tidak sengaja menjatuhkannya". Lalu
aku bertanya kepada sahabatku tentang bayangan seorang lelaki yang menyelamatkanku.

"Apakah kamu tahu siapa yang menyelamatkanku?" Ucap Naila penasaran. Dia pun
menjelaskan secara detail setelah aku pingsan.

"Ya, yang menyelamatkanmu adalah Kevin. Dia seorang kakak kelas kita dikelas 12
IPA 1 yang tidak sengaja lewat laboratorium dan melihatmu sedang tergeletak di tengah
api."

11
Setelah istirahat beberapa waktu di ruang UKS, aku pun penasaran dengan lelaki
yang menyelamatkanku dan ingin segera berterima kasih.

Lalu, aku mulai mencari di kelasnya dengan membawa beberapa hadiah yang akan
kuberikan untuknya. Setelah aku berkeliling cukup lama, aku tidak dapat menemukannya.

Setelah pulang sekolah, aku pulang terlambat karena harus mengerjakan tugas
yang diberikan guru pada saat aku beristirahat di ruang UKS. Ketika aku ingin pulang sekolah
setelah mengumpulkan tugas aku membawa beberapa buku ditangan ku, secara tidak
sengaja aku menabrak seseorang yang tidak lain adalah Kevin orang yang menyelamatkanku
saat di laboratorium.

"Maaf aku tidak sengaja menabrak mu" Ujar Kevin. Sembari membereskan buku
yang terjatuh, dia bertanya tentang keadaanku.

"Bagaimana keadaanmu? Apakah kamu baik-baik saja?" Aku terkejut dan aku pun
bertanya balik. "Kamu Kevin?" Ucap Naila.

"Ya, aku Kevin. Kalau tidak salah namamu Naila kan?" Aku bergegas mengambil
hadiah yang sudah ku siapkan di tas untuknya. "Ini tanda terima kasihku karena sudah
menyelamatkanku. Tolong terima ini!" Ujar Naila saat memberikan hadiah nya.

Dia menjawab. "Tidak perlu, aku ikhlas menyelamatkanmu".

Karena aku terus memaksanya untuk menerima hadiahku, dia pun akhirnya
bersedia menerima hadiahku. Setelah membereskan buku dan menerima hadiah tersebut,
nampak dikejauhan temannya yang bernama Nazar Putra memanggil namanya. Dia meminta
Kevin untuk bergegas menghampirinya.

Setelah mengucapkan terima kasih atas hadiah yang kuberikan, dia pun pergi
meninggalkanku dan menghampiri temannya itu. Itu adalah pertemuan pertama antara aku
dengan Kevin. Setelah hari itu, kami saling menyapa ketika bertemu, pulang sekolah
bersama dan secara tidak sadar tampaknya aku mulai menaruh rasa kepada Kevin. Kami juga
sudah saling bertukar nomor telepon dan selalu menanyakan kabar.

Hari-hari ku berjalan dengan bahagia setelah bertemu dengan Kevin. Beberapa


waktu berlalu mungkin sudah saatnya aku mulai jujur tentang perasaanku kepadanya.
"Mungkin sekarang aku harus berkata serius tentang perasaanku." Gumamku.

12
Saat aku berjalan menuju kelasnya, aku melihat sesuatu yang sangat tidak aku
sukai. Rupanya aku terlambat satu langkah untuk menyatakannya, aku melihat Kevin
ditembak oleh Bella Saphira, dia adalah wanita paling populer di sekolahku. Tanpa pikir
panjang dan dengan perasaan sedih aku pun pulang meninggalkan mereka berdua. Sembari
menangis aku bertanya kepada diriku sendiri saat berada di rumah.

"Hah, kayaknya aku salah untuk jatuh cinta kepada Kevin. Bella itu cantik dan Kevin
ganteng emang cocok sih." Pikirku.

Tidak lama kemudian notifikasi hp ku berbunyi. Ternyata itu Kevin, dia bertanya
kenapa aku pulang sekolah terlebih dahulu. Aku hanya membiarkan pesannya begitu saja.
Keesokan harinya pada jam istirahat, dia menghampiriku yang sedang duduk membaca buku
di taman sendirian.

"Lu kemarin kenapa pulang duluan?"

"Gapapa." Jawabku cuek.

"Coba cerita ke gua lu tuh sebenernya kenapa sih, kok jadi cuek gini?" Aku
berusaha menghindari pertanyaan nya sambil terus membaca buku.

"Lu kemarin liat gua ditembak Bella ya? Dan lu marah gara-gara itu?" Kevin
mencoba membuatku menjawab pertanyaannya.

"Gak, gua gapapa." Ucapku sambil berdiri. Kevin pun menyadari rasa cemburuku.
"Santai aja, gua gak suka sama Bella kok."

"Cewek yang gua suka tuh cuma lu." kata Kevin. Aku pun terkejut mendengar
perkataannya barusan. "Serius?" Jawabku sambil balik badan menghadapinya.

"Serius, sejujurnya gua suka sama lu. Cuma gua gak tau cara ngungkapinnya."

"Ehh.... Lu mau gak jadi pacar gua?" Perasaanku campur aduk antara kaget dan
senang dengar perkataannya. Aku tidak bisa berkata-kata, hanya mengangguk tanda setuju
dengan ucapannya.

13
KISAHKU
Oleh: Munar

Sebelumnya perkenalkan, namaku Purba. Ya, aku tahu apa yang dipikiran kalian
karena aku seringkali mendengar candaan orang-orang memanggilku dengan sebutan
“Manusia Purba”. Aku tidak masalah karena aku percaya nama yang diberikan oleh kedua
orangtuaku ini merupakan doa dan cerminan untuk masa depanku kelak.

Aku saat ini berusia 17 tahun kurang sebulan, pada cerita kali ini aku ingin
bercerita pengalaman hidupku yang bisa dibilang tidak indah untuk diceritakan namun bisa
menjadi pelajaran bagi orang lain dan merupakan memori yang membuatku bisa bertahan
hidup hingga saat ini. Cerita ini dimulai ketika aku beranjak 6 tahun.

Awalnya keluargaku sangat luar biasa. Aku memiliki satu saudara laki-laki dan satu
saudara perempuan, aku adalah anak terakhir. Tidak pernah terbayangkan kalau aku harus
menghadapi masalah keluarga yang mungkin tidak ada satu orangpun yang menginginkan
hal ini terjadi di kehidupannya. Ayah, sosok yang sangat kubanggakan. Sosok yang aku
percaya bahwa tanpanya mungkin aku tidak dapat berdiri tegap seumur hidupku. Namun,
aku salah.

Ayahku yang sempurna ternyata mengecewakanku dan seluruh anggota


keluargaku tanpa terkecuali. Dibelakang ibuku ternyata ayahku berselingkuh dengan teman
dekat ibukku. Dengan sangat mencengangkan ternyata teman ibuku bermain kotor dengan
ayahku. Itu membuat kita semua hancur, sebelumnya aku sudah sering sekali mendengar
kedua orangtuaku bertengkar. Entah itu hanya saling beradu mulut atau barang-barang di
rumahpun ikut terkena dampaknya.

Ketika kejadian tersebut terjadi aku dan kedua kakakku hanya bisa bersembunyi di
kamar sembari kakak-kakakku menutupi telingaku agar suara dari perkelahian kedua
orangtuaku tidak terdengar olehku. Kedua kakakku menangis sontak akupun ikut menangis.
Perkelahian itu cukup sering terjadi dan jika terjadi berulang kami bertiga sigap bersembunyi
di kamar.

Ayahku sejak itu sering tidak pulang ke rumah. Sekujur tubuh ibukku banyak luka
lebam yang pada saat itu aku tidak tahu harus berbuat apa. Perilaku ayahku yang aneh
dimulai ketika ayahku tiba tiba menjual mobilnya tanpa berdiskusi dengan ibuku. Tidak
berhenti disitu ayahku secara sepihak memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya yang
padahal sudah dititik menjadi atasan di divisi tersebut.

14
Ibuku heran namun alasan yang dilontarkan ayahku hanyalah menyatakan bahwa
ia merasa jenuh akan pekerjaannya dan ingin fokus membangun bisnis yang bahkan kami
tidak tahu apa itu.

Ibukku terpaksa harus bekerja di pabrik sembari berjualan seadanya untuk


memastikan bahwa anak-anaknya mendapatkan nafkah yang cukup. Rintangan yang
keluargaku hadapi tidak berhenti disitu saja.

Aku dan kedua kakakku memiliki penyakit yang cukup serius, kakak pertamaku
dengan asmanya, kakak keduaku dengan penyakit flek-nya dan aku dengan asma. Ini
membuat kami harus mengunjungi rumah sakit secara rutin. Seringkali kami bergantian
masuk rumah sakit dengan penyakit yang kami miliki. Itu membuat ibuku harus membanting
tulang mencari biaya untuk menjamin bahwa ketiga anaknya selalu dalam keadaan sehat.
Pendidikan juga menjadi hal utama yang ditunjang oleh ibuku.

Disamping ibuku yang pekerja keras dan pantang menyerah, ada sosok yang selalu
mendukung dan menyokong keluarga kami dari sisi finansial, emosional, religi, dan lainnya.
Yaitu kakek dan nenekku. Mereka berdua adalah malaikat yang aku Yakini tuhan titipkan
untuk keluarga kami.

Tanpa hentinya mereka berdoa, mengusahakan yang bisa diusahakan dan


menerima kami apapun kondisi yang sedang kami hadapi. Tanpa mereka kami hanyalah
sebutir pasir yang tidak berharga dan tidak bisa dilihat oleh mata siapapun. Rasa terima
kasih dan maaf takkan ada habisnya untuk bisa aku dan keluargaku ucapkan kepada mereka

Pada masa sekarang kondisi keluarga kami memang belum sampai di titik dimana
bisa dibilang kami mampu berdiri sendiri namun kami yakin bahwa saat ini kami berada di
kondisi yang lebih baik dibanding sepuluh tahun kebelakang. Kakak pertamaku sudah
bekerja di salah satu perusahaan multinasional di ibukota. Kakak keduaku sedang
menempuh Pendidikan sarjana di salah satu universitas ternama di Jawa Timur. Dan aku
sedang menempuh sekolah menengah atas di dekat rumahku saat ini.

Keadaan kami sekarang tentunya tidak akan terjadi tanpa usaha ibuku yang dari
pagi hingga pagi memikirkan bagaimana caranya ia bisa memberi fasilitas dan kebutuhan
terbaik untuk ketiga anaknya. Tentunya juga seluruh pihak lainnya yang membantu kami di
perjalanan sebelumnya maupun hingga saat ini. Dari pengalaman tersebut aku sangat
bersyukur bisa mendapatkan pengalaman berharga yang mungkin tidak akan dirasakan oleh
orang lain dan tidak disyukuri oleh orang lain juga.

15
RUMAH
Oleh: Ara

Rumah adalah dimana cinta berada, kenangan diciptakan, selalu menjadi teman,
dan tawa tidak pernah berakhir. Tetapi tidak denganku yang tidak merasakan itu semua. Ini
kisahku yang sedang mencari rumah yang sesungguhnya.

Di malam hari, terlihat rumah yang sederhana penuh dengan suara kebisingan.
Kebisingan dari pertengkaran dan tangisan. Pertengkaran rumah tangga dan tangisan pilu
dari seorang anak perempuan. Pertengkaran ini bermula dari awal bulan Maret, bulan yang
aku tidak sukai dimana bulan itu menjadi saksi di mana kedua orang tuaku berpisah. Disaat
itu aku masih berumur 9 tahun, aku sudah menyaksikan dimana kedua orang tuaku
bertengkar. Pada saat pulang sekolah, aku mendengar bahwa aku akan pindah sekolah ke
kampung bundaku berada. Aku tidak ingin pindah sekolah yang baru, tapi aku tidak mau
berpisah dengan malaikatku.

Keesokan harinya, aku diberitahu bahwa aku akan pindah sekolah pada hari Jumat,
pindah sekolah? Pindah rumah juga berarti. Aku berangkat ke sekolah dengan perasaan
sedih karena aku akan berpisah dengan teman-temanku, apalagi aku akan berpisah dengan
ayah hebatku, tapi apa boleh buat takdir sudah menentukan.

Di sore hari, tepat pukul 19.00 pertengkaran itu kembali terjadi. Pertengkaran
bunda dan ayah. Disaat itu aku terkejut dan mencoba menengahi pertengkaran itu sambil
menangis, tetapi pertengkaran itu tidak kunjung mereda. Aku tidak tahu api apa yang
membuat kedua orang tuaku bertengkar. Aku muak dengan pertengkaran, benci dengan
kata itu rasanya aku ingin mengakhiri hidupku daripada menyaksikan terus menerus
pertengkaran itu.

Tepat pada esok hari dimana aku akan pindah sekolah kekampung bunda berada,
sedih rasanya meninggalkan rumah yang menjadi saksi dimana aku bertumbuh. Aku
berpamitan kepada Ayah dengan perasaan sedih. Ayah yang melihat aku bersedih berusaha
menenangkanku dengan kata kata penenang.

Acara berpamitan sudah selesai, saat ini aku sedang dalam perjalanan menuju
kampung bunda berada, aku merasakan kepalaku pusing memikirkan gimana kehidupanku di
lingkungan baru? Apakah akan sama seperti kehidupan saat bersama ayah? Sepertinya akan
terasa berbeda. Aku memandang pemandangan luar dengan tatapan kosong memikirkan itu
sampai di mana bunda menegurku.

16
"Ira kenapa? Apa yang Ira pikirin sampe ngelamun gitu, ayo cerita sama bunda."
Ucap bunda tersenyum lembut sambil mengelus rambutku dengan penuh kasih sayang.

Aku tidak tahu apa yang mau aku ceritakan kebunda rasanya banyak sekali yang
inginku ceritakan tapi aku memilih untuk memendamnya saja, karena aku tidak mau
menambah pikiran bunda.

"Ira gapapa bunda." Jawab aku tersenyum tipis.

Akhirnya sampai, di mana kampung bunda berada. Aku segera turun dan
mengikuti bunda yang ingin menuju ke rumah nenek. Sesampainya dirumah nenek, terlihat
ada sepasang paruh baya yang sedang duduk didepan rumah. Aku bersalaman kenenek dan
kakekku, mereka mempersilahkan aku dan bunda masuk.

Aku melihat sekeliling rumah nenek dan kakekku sambil berfikir aku akan tinggal
disini selamanya apakah merasa nyaman? Aku tidak tahu itu. Setelah salam-salaman,
berbincang bersama nenek-kakekku, aku segera masuk kekamar tidur yang sudah disediakan
disana, nyaman rasanya tapi aku teringat ayah disana, rindu melanda.

*****

Makan malam pun tiba, bunda memanggilku untuk segera makan malam bersama
nenek-kakek. Saat makan malam berlangsung kami berbincang-bincang, di tengah
perbincangan nenekku mengatakan sesuatu yang membuatku sakit hati.

"Ayah kamu itu gila wanita, udah punya anak aja masih aja selingkuh."

Aku seketika terkejut mendengarnya, aku terdiam lalu dengan segera aku
menghabiskan makan malamku dan segera menuju kamar tidurku. Di dalam kamar aku
menangis sesenggukan dan membenamkan kepalaku kebantal agar suara tangisanku tidak
terdengar sampai luar. Karena aku lama menangis tanpa sadar aku tertidur.

Keesokan harinya aku mengurung diri sampai bundaku membujuk untuk keluar
kamar. Lalu dengan terpaksa aku keluar kamar untuk membersihkan diri dan makan, setelah
semua urusanku selesai aku kembali mengurung diri. Aku dikamar duduk merenung sambil
menopang tanganku ke jendela.

"Baru sehari aja, Ira mendapatkan perlakuan yang buruk dari nenek apalagi
selamanya." Ucap batinku melirih.

17
Saat aku merenung, bunda datang lalu mengatakan. "Perkataan nenek kemarin
gak usah di masukin ke hati, nenek kamu suka gitu." Ucap bunda menenangkan. Aku tidak
menjawab apapun, aku terus memandang luar jendela. Bunda yang melihat itu hanya
tersenyum lalu keluar untuk memberi ruang untuk anaknya agar perasaannya tenang. Aku
yang mengetahui bunda keluar segera aku mengambil buku diary untuk menuliskan keluh
kesahku dengan perasaan sedih.

Tepat dihari Senin, dimana aku kembali sekolah seperti biasa di tempat yang
berbeda. Aku takut dengan sekolah baruku, takut tidak sesuai ekspektasiku. Aku berada
diluar ruang kelas 3, aku dipanggil oleh guru yang sepertinya itu wali kelasku yang baru.
Segera aku masuk ke kelas dengan perasaan malu dan takut, aku berkenalan dengan teman-
teman baru. Tidak begitu buruk, aku bertemu dengan teman-teman yang cukup baik. Aku
menceritakan semua keluhanku ke temanku, senang merasa aku menemukan rumah
keduaku.

Keesokan harinya aku pergi ke sekolah seperti biasa, perkataanku kemarin tentang
teman-temanku yang baik ternyata salah. Aku dibully oleh teman laki-laki, dipaksa untuk
memberi uangku kepad mereka, aku tidak tahu kenapa aku dibully padahal kemarin merasa
baik-baik saja. Aku menangis dan meminta tolong kepada teman-temanku yang lain, tapi
mereka bungkam tidak ada yang mau menolong sampai guru pun datang dan
mengehentikan aksi bully yang menimpaku. Aku terus menangis tersedu-sedu, ditenangkan
oleh guru dan dibawa pulang ke rumah. Di rumah aku terus menangis tiada henti sampai
tertidur.

Pada sore harinya aku terbangun dan lekas membersihkan diri untuk makan siang
yang terlewatkan. Lalu pada malam harinya didalam kamar tidur, aku menulis kejadian hari
ini dimana aku dibully. Aku berpendapat bahwa teman bukan rumah kedua seperti orang
katakan.

*****

Nyatanya rumah ternyaman adalah diri sendiri, tidak ada orang yang bisa mengerti
perasaan kita mau itu keluarga ataupun teman. Mereka hanya akan tau tanpa bisa mengerti
sepenuhnya apa yang kita rasain.

Everything wiill change in the time. Berdamailah dengan diri sendiri karena rumah
terbaik hanya diri sendiri dan sang pencipta.

18
TENTANG SEKOLAH
Oleh: Bila

Saat pagi hari seorang gadis yang bernama Bila sudah bangun dari tidurnya untuk
membantu ibunya beres-beres rumah. Bila merupakan anak ke-2 paling pinter beres-beres
rumah, perempuan satu ini cantik kesayangan orang tuanya yang memiliki sejuta mimpi di
dinding kamar miliknya.

Bila gadis periang yang hidup dikeluarga biasa saja. Meskipun terlahir dari keluarga
yang biasa saja, Bila selalu bahagia tertawa dimanapun. Di sekolah Bila juga merupakan
siswa yang berprestasi, tidak heran dia menjadi kesayangan guru dan teman-temannya.

Sejak kecil Bila selalu menuliskan cita-citanya didinding kamarnya, mulai dari dia
duduk dibangku SD, SMP, hingga SMA. Banyaknya cita-cita yang Bila tulis, membuat dinding
kamarnya hampir penuh kertas berwarna-warni.

Setelah membantu ibunya, Bila siap-siap berangkat ke sekolah. Sepanjang


perjalanan Bila hanya duduk dengan tersenyum. Sesampainya disekolah Bila pun lebih
banyak tertawa, tersenyum, terdiam, dan susah dibangunin kalo udah tidur.

Saat pulang sekolah ia bergegas masuk kekamarnya dan memandangi dinding


kamarnya dengan seksama. Ia mulai membaca satu persatu cita-cita yang ia tuliskan dari
kecil. Ia terus memandangi dan merenung.

"Bila, ada apa?" Tiba-tiba Ibu masuk kekamar Bila. Ibu memandangi wajah anaknya
yang terlihat sedih. "Ibu, sekarang Bila sudah SMA, tapi sampai sekarang Bila gatau cita-cita
apa yang Bila bisa gapai." Ucap Bila pada sang Ibu.

"Sayang, Bila kan baru saja masuk SMA, cita-cita akan datang seiring berjalannya
waktu. Saat ini Bila fokus saja belajar dan lakukan apa yang Bila sukai. Dengan begitu, Bila
akan tau apa cita-cita Bila." Ucap Ibu.

Mendengar ucapan Ibunya membuat Bila lebih fokus belajar dan melakukan
banyak hal yang dia sukai. Di sekolah dia rajin bertanya ke guru-guru dan selalu mengikuti
lomba yang diadakan oleh sekolah. Dia juga aktif mengikuti berbagai macam kegiatan di
sekolah seperti kepramukaan, eskul, dan bela diri.

Di sekolah Bila terus mengembangkan bakatnya, hingga suatu hari ia menyadari


apa cita-cita yang diinginkan. Bila ingin menjadi seseorang yang berguna bagi bangsa dan
negara. Ia memutuskan ingin menjadi TNI dan mengabdi pada negera.
19
Setiap hari Jumat, sekolahnya selalu mengadakan agenda bersih-bersih kelas.
Rendy merupakan ketua kelas 11 IPA mengajak teman sekelasnya untuk bersih-bersih.

Rendy adalah anak laki-laki tampan dan rajin. Dalam akademik dia cukup pintar,
dia juga jago dalam bidang olahraga. Dia hobi bermain sepak bola. Tidak hanya itu, dikelas
Rendy terkenal sosok yang suka bersih-bersih.

Hari Jumat menjadi rutinitas wajib Rendy untuk mengajak temannya untuk bersih-
bersih. Namun Jumat kali ini Rendy terlihat sedikit agak berbeda, dia sedikit tegas kepada
teman-temannya yang tidak ingin ikut bersih-bersih.

"Hari ini guru akan masuk ke ruang kelas. Jika guru melihat ada ruang kelas yang
tidak bersih, maka jam pulang akan ditunda. Kalau kalian ingin cepat pulang, ikut bantu
bersih-bersih jangan ada yang hanya duduk saja." Ucap Rendy

Semua temannya mengikuti apa yang Rendy katakan karena ingin cepat pulang.
Setelah selesai bersih-bersih tiba saatnya guru datang untuk melihat masing-masing kelas.
Saat tiba diruang kelas 11 IPA, guru cukup takjub karena ruang kelasnya sangat bersih dan
terlihat indah di pandang. Sebagai apresiasi karena telah membuat ruang kelas menjadi
bersih, Ibu guru mengizinkan anak 11 IPA pulang. Semua anak-anak berteriak senang, dan
mereka bergegas pulang.

Hari ini adalah hari anak-anak sekolah mengikuti ujian akhir semester. Anak-anak
yang sudah belajar terlihat tenang menunggu jam masuk ruangan. Namun berbeda dengan
anak-anak yang tidak belajar, mereka sibuk membuat contekan untuk ujian.

"Kringg" bel sekolah sudah berbunyi artinya siswa masuk ke ruangan dan mulai
mengerjakan ujian. Dion salah satu siswa yang malas, masuk ke ruangan dengan santai dan
yakin. Guru yang melihat tingkahnya menjadi sangat curiga.

"Dion kamu sudah belajar?" Tanya salah satu guru. Dengan tegas dion menjawab
"Sudah dong bu". Dion terlihat sangat yakin jika dirinya bisa mengerjakan soal ujian dengan
benar.

Saat menit-menit awal, tidak ada gerak gerik mencurigakan dari Dion, Pengawas
yang melihat Dion mencoba yakin jika Dion memang sudah belajar. Namun pada menit
pertengahan, Dion mulai mencoba mengeluarkan contekan yang sudah disimpan. Ia
mencoba mengeluarkan dengan hati-hati supaya tidak ketahuan oleh guru.

20
Namun sayangnya, usaha Dion untuk mencontek gagal. Guru yang sedang berjalan
mengawasi siswa lainnya, melihat Dion dan Rendy mengeluarkan contekan. Setelah
ketahuan, Guru tersebut merebut contekan dan membuangnya.

Dion yang awalnya terlihat santai, kini panik dan bingung. Ia tidak belajar sehingga
tidak bisa mengerjakan ujiannya dengan baik. Saat pembagian nilai, dia mendapat nilai yang
sangat rendah. Dia sangat menyesal karena tidak belajar dan dia berjanji kepada dirinya
sendiri supaya lebih giat belajar agar mendapat nilai yang memuaskan.

Hari ini Dion bertemu teman-temannya yaitu Bila dan Rendy. Bila punya 2 temen
cowok, mereka sangat baik dan gak pernah jahatin Bila.

Saat liburan sekolah, temen-temen Bila datang kerumah menghampirinya. “Kalian


kenapa gak bilang-bilang dulu kalo mau kesini, ngabarin dulu kek kalo mau datang, biar Bila
siapin cemilan.” Ucap bila kepada temannya.

“Maaf bil, gua lupa mau ngabarin soalnya hp gua lowbat.” Jawab Rendy atas
pertanyaan yang dilontarkan Bila. “Iya Bil maaf yaa, gua juga lupa ngabarin. Mendingan kita
kumpul aja mumpung hari libur, bakaran ayam aja gimana?” Ucap Dion.

Dengan ide yang dibuat Dion, akhirnya mereka bertiga jadi melakukan bakar-
bakaran ayam yang sudah ada dirumah Dion. Setelah itu Ibunya Bila membantu membuat
bumbu dan segala macem barang-barang. Ada sahabat Bila juga yang datang, namanya
Putri.

Putri dan Bila anaknya sama-sama rajin, mereka juga selalu membantu ibunya.
Meraka berdua penurut dan berbakti sekali terhadap orang tuanya.

***

Di pagi hari Bila mengajak temennya joging keliling sekolah sambil membawa bulu
tangkis untuk dimainkan dilapangan bulu tangkis. Mereka berempat kelelahan setelah
bermain bulu tangkis. Banyak yang mengira kalau mereka itu sebenernya pacaran, semacem
double date gitu. Padahal Bila sudah menganggap mereka seperti keluarga sendiri.

“Jangan sampai kita ngelupain satu sama lain yaa, apalagi kita udah 1 tahun
bareng, Bila sayang kalian, makasih udah nemenin Bila disekolah. Jangan pernah lupain Bila
ya. Nanti lulus Bila akan tetap ingat kalian.”

21
KING
Oleh: Bili

Las Vegas, 2050.

Di pagi yang indah ini King mengendarai motor kesayangannya ke sekolah yang
tidak jauh dari tempat ia tinggal. Hydrast High School merupakan tempat berkumpulnya para
pemimpin gang yang berkuasa di daerah Barat. DWARIOR adalah organisasi yang menaungi
semua gang tersebut, sudah banyak daerah yang bertekuk lutut dihadapan Dwarior karena
kehebatan mereka.

Sejarah terbentuknya Dwarior sangat panjang, King Dvinz adalah orang yang
menciptakan Dwarior. Disaat usianya yang baru 16 tahun, ia sudah menaklukan seluruh gang
yang tersebar di sekolahnya. Saat merasa sudah semakin besar, ia mulai memerintahkan
anak buahnya untuk merebut daerah timur dan selatan perlahan-lahan. Tapi tanpa disangka
ia malah bertemu dengan pelaku yang menjadi alasan ia membangun Dwarior.

King adalah anak yang selalu menuruti apa kata orang tuanya, masa kecilnya
sangat bahagia karena kasih sayang orang tuanya. Tapi itu dulu, sebelum mereka
meninggalkan King sendiri. Orang tuanya diserang oleh sebuah gang yang tidak dimengerti
oleh King karena pada saat itu usianya masih berumur 7 tahun.

Saat itu King sedang bepergian oleh pamannya, ia bersenang-senang di taman


bermain tanpa tahu bahwa orang tuanya merenggang nyawa. Akhirnya King dihidupi oleh
pamannya, saat kecil King hanya tahu bahwa orang tuanya meninggal karena perampokan,
tapi ternyata itu salah besar. Seiring berjalannya waktu, ia jadi tahu bahwa orang tuanya
diserang oleh sekelompok gang yang mungkin mempunyai dendam terhadap ayahnya.

King berjanji akan membalaskan dendam kedua orang tuanya. Siapupun


pelakunya, King tidak peduli sekalipun dia pemimpin gang terbesar di dunia. Mata ganti
mata, gigi ganti gigi, dan nyawa ganti nyawa.

Tringggg…

“Halo bos, ini Axel dari Hunter. Aku menelponmu untuk meminta bantuan, daerah
Boulevard diserang.” Ucap seorang disebrang sana dengan tergesa-gesa.

“Diserang siapa?”

“Kraken bos! Entah ada angin apa mereka tiba-tiba menyerang.”


22
“Oke bantuan akan segera datang.” Jawaban King menjadi akhir percakapan
tersebut. Anak buah yang berada disekitar King langsung bersiap setelah mendengar bahwa
bosnya itu akan menuju tempat penyerangan.

Gang sebesar Kraken menyerang daerah kecil yang dikuasai Dwarior? Memikirkan
nya membuat King menyeringai, ia sudah lama tidak bertemu lawan yang setanding.
Sesampainya di daerah yang dituju, King melihat suasana kacau yang terjadi, kelihatannya
Hunter kalah jumlah dan tenaga. Maka dari itu King cepat-cepat memerintahkan anak
buahnya untuk segera bergabung membantu Hunter.

“SERANGGGG!” Seruan King bagaikan malem petaka.

“Fuck Kraken, kenapa kalian tiba-tiba menyerang?”

“Kalian bosen hidup?”

Pertanyaan-pertanyaan itu dilontarkan oleh King sambil bertarung melawan


Kraken, ia tidak mengharapkan jawaban tetapi dari belakang ada yang menyahut pertanyaan
King.

“Kita dateng untuk memberitahu informasi yang sangat dibutuhkan oleh ketua
Dwarior yang sangat bodoh.” Suara yang amat sangat familiar, pamannya! King terkejut
melihat pamannya berada disini.

“Apa yang paman lakukan disini? Apa maksud dari perkataan paman tadi?”

“Dasar anak bodoh, sama seperti orang tuanya. Pastas saja mereka berdua mati,
itu setimpal dengan kebodohannya hahaha!” Ucap pamannya sambil tertawa.

Bughhh, bugh, bugh, brakkkk.

King memukuli pamannya berkali-kali dan membanting tubuhnya. King sangat


tidak terima jika orang tuanya dihina, apalagi oleh pamannya yang selama ini ia sayang.

“Uhuk-uhukhuk, ahahaha dasar bocah ingusan, belagu membuat gang untuk balas
dendam. Apa yang kau cari anak bodoh, pembunuh kedua orang tuamu adalah aku. Mother
fucker, aku sudah lelah terus menyembunyikannya.”

23
King kaget oleh pengakuan pamannya. Karena selama ini ia menganggap
pamannya adalah sosok penyelamat hidupnya. Melihat wajah pamannya yang tidak terlihat
menyesal membuat kobaran api didalam dirinya meledak.

King mendekat kearah pamannya sambil mengeluarkan pisau lipat dari sakunya.
“INI UNTUK AYAH DAN IBUKU YANG SUDAH KAU BUNUH!” Teriak King sambil menusuk
pamannya dibagian jantungnya.

Akhirnya dendam King selama 10 tahun terakhir terbalaskan. Ia senang sekaligus


sedih untuk pamannya.

24
DADDY, BEFORE I GO
Oleh: Puja

Tiit... Tiit...

Bunyi suara monitor yang memperlihatkan detak jantung pasien. Terdapat


seseorang yang tengah berbaring didalamnya, sedang berjuang untuk tetap hidup di dunia
yang kejam ini. Dia gadis yang ceria, tapi kini ia menutup matanya seakan akan sudah lelah
dengan kehidupannya.

Gadis yang saat ini hampir menginjak umur 17 tahun, hidup di keluarga yang
berada tapi tidak pernah merasakan kasih sayang orang tua, ibunya meninggal saat
melahirkannya, sementara sang ayah membencinya karena berpikir kalau ia yang
membunuh istrinya.

Menurutnya, hidup dengan bergelimang harta tidak ada apa-apanya di banding


dengan kasih sayang. Hanya satu keinginannya, ingin di peluk sang ayah. Permintaan yang
sangat sederhana tapi sangat sulit untuk di wujudkan, menurutnya.

*****

Dua Minggu lamanya ia berada di rumah sakit ini. Setelah sadar dari komanya,
hanya satu yang ia harapkan saat membuka mata, yaitu ayahnya berada di hadapannya
sambil memberikan senyum menenangkan. Haha, itu hanya angan-angannya saja bahkan
sampai saat ini ayahnya tidak pernah menunjukkan diri.

Kangker otak, sakit yang di deritanya. Selama beberapa tahun ini penyakitnya
semakin parah. Tetapi ia tidak pernah mengeluh dengan kehidupannya. Kurang kasih sayang
sejak kecil, tidak jarang sang ayah menyiksanya meskipun hanya kesalahan kecil. Pernah
sekali ia dikurung didalam gudang hanya karena ayahnya malu untuk memperkenalkan anak
tunggalnya kepada kolega-koleganya.

Tak terasa hampir 17 tahun ia hidup di dunia, meskipun hari-harinya di penuhi


dengan keburukan tapi selama ini ia tidak pernah marah pada dunia. Tapi untuk kali ini
biarkan ia melepaskan semuanya, melepaskan beban yang selama ini ia pendam, pada
akhirnya ia menangis sendirian di rooftop rumah sakit, biarkan ia marah kepada dunia yang
jarang berpihak kepadanya.

"Aku mohon... Biarkan aku menangis, biarkan aku mengeluh."

25
"Tuhan, bolehkah aku menyerah? Sungguh, aku lelah dengan semuanya, aku hanya
anak kecil yang membutuhkan kasih sayang." Keluhnya sambil menangis sesenggukan.

Inner child nya terluka, mentalnya tidak baik baik saja. Mengalami bullying semasa
sekolah, mengalami kekerasan fisik. Sudah cukup 16 tahunnya yang sangat menyedihkan ini,
ia hanya ingin kebahagiaan, bahkan dia bertanya-tanya, "Apa itu bahagia?"

Di lain tempat terlihat seorang lelaki dewasa; ayahnya sedang sibuk dengan berkas
berkas didepannya. Seseorang memasuki ruangan tersebut. "Lelaki brengsek, apakah kau
tahu kalau anakmu sedang berjuang untuk bertahan hidup?!" Ucapnya dengan nada tinggi.

Lelaki tersebut hanya menaikkan sebelah alisnya bingung. "Aku tidak peduli."
Balasnya dengan datar.

"Anakmu, gadis kecil yang dilahirkan susah payah oleh istrimu, bahkan sampai
meregang nyawa sedang melawan penyakitnya, sedang berjuang untuk bertahan hidup. Aku
mohon, untuk kali ini tolong perhatikan anakmu sebelum terlambat, sebelum tuhan
mengambilnya darimu, sebelum dia menyusul ibunya, bahkan setelah dia bangun dari
komanya dia hanya menanyakan dimana keberadaamu. Dia anakmu, darah dagingmu,
tolong ikhlaskan semua yang terjadi di masa lalu, itu semua takdir tuhan, tidak ada yang tahu
apa yang Tuhan rencanakan. Jadi aku mohon sekarang kau pergi ke rumah sakit Cempaka."
Ucapnya panjang lebar dengan nada memohon sambil berlutut seakan akan sudah putus
asa.

Tanpa menunggu lama ia segera berlari menuju lift dan setelah sampai di
basement banyak karyawan yang memperhatikannya seraya bertanya-tanya apa yang terjadi
pada bosnya sampai ia berlari seperti kesetanan.

*****

Setelah sampai di rumah sakit ia segera menuju resepsionis dan menanyakan


ruangan sang anak, saat hampir sampai ruangan anaknya ia berpapasan dengan dokter yang
baru saja keluar dari ruangan tersebut.

"Apakah anda keluarganya?" Tanya sang dokter saat melihat gelagat orang
didepannya sangat panik.

"Ya, saya ayahnya." Jawabnya dengan cepat.

26
"Bisa tolong ikut saya untuk membahas hal yang sangat penting?" Dengan cepat ia
mengiyakan, sebelum mengikuti dokter ia menatap ruangan di depannya dengan tatapan
sendu. Ahli bedah syaraf papan nama yang ada di meja depannya.

"Silahkan duduk tuan." Dengan jantung berdegup kencang ia duduk di kursi yang
ada di hadapannya. Dokter tersebut menggeser letak komputer kearahnya, ia menatap tak
mengerti dengan hasil CT SCAN yang tertera.

"Anda lihat ini?" Dokter membulatkan sebuah bulatan besar berwarna putih
sendiri di suatu posisi yang tidak dapat ia ketahui apa jelasnya. Ia menggeleng pelan,
menyerah karena dia tidak tahu apa maksud dari foto yang ditunjukkan dokter tersebut.

"Ini adalah sebuah tumor. Tumor yang ganas atau kita bisa mempersingkatnya
dengan sebutan Kanker, lebih tepatnya Kanker Otak. Saya tidak bisa melakukan apapun,
termasuk operasi, karena kanker itu sudah mengganas dan menyebar hampir ke seluruh
area otak dan bisa saja mematikan salah satu fungsi kinerja otak, termasuk kemampuan
untuk mengendalikan syaraf motorik, bisa dikatakan bahwa anak anda sudah berada di
stadium akhir."

Seperti tersambar petir, ia membolakan matanya terkejut, ia terdiam membeku.


Lalu berdiri, tetapi kakinya sempat tak kuat menahan berat badannya. Namun, dia kembali
melanjutkan langkah kakinya keluar dari ruangan itu, tanpa mengindahkan panggilan dari
Dokter.

"Kemana saja aku? Bagaimana bisa aku tak mengetahuinya? Ayah macam apa aku
ini? Aku adalah ayah terbrengsek di dunia ini, aku gagal menjadi ayah yang baik untuk
anakku."

Sesampainya di ruangan sang anak ia melihat anaknya yang tengah memejamkan


mata; tertidur. Tanpa sadar matanya mengeluarkan liquid bening; air mata dengan deras,
dadanya sesak, seperti ada batu besar yang menghantam hatinya saat melihat tubuh kurus
sang anak, ia menangis sesenggukan sambil menggenggam tangan sang anak.

Sungguh, ia sangat menyesal setelah mengingat semua yang dilakukannya selama


ini kepada sang anak. Ia berjanji bila terjadi suatu yang tidak diinginkan ia tidak akan
memaafkan dirinya sendiri, sungguh ia benar benar merasa menjadi orang paling brengsek di
dunia.

27
"Sayang, istriku maaf aku tidak bisa menjaga titipan yang telah Tuhan berikan,
tolong maafkan aku, aku sungguh menyesal. Tuhan, tolong jangan ambil anakku." Ucapnya
dengan nada penyesalan.

Sang fajar telah menunjukkan dirinya, tak terasa berjam-jam ia hanya menatap
anaknya yang tengah tertidur karena pengaruh obat tidur. Selama itu pula ia hanya
menggenggam tangan anaknya yang hangat seraya menatap wajah pucat nya dengan kepala
yang dihiasi beanie merah muda.

Apa saja yang telah ia lewatkan? Ia tak menyangka anaknya sudah sebesar ini, dulu
saat anaknya baru lahir bahkan ia sangat enggan untuk menggendongnya. Ia merasa rugi
karena telah melewatkan hal yang berharga, bayi yang dulunya sangat mungil dan berwarna
merah sekarang sudah bertumbuh menjadi remaja yang cantik dan manis, tapi sekarang
fisiknya tak lagi seperti dulu, sekarang rambut panjang kesayangannya hanya tinggal
beberapa senti saja karena pengaruh kemoterapi yang telah dijalankan selama beberapa
bulan.

"Eungh..."

"H-haus... Aku mau air." Terdengar lenguhan lirih yang berasal dari bibir anaknya.

Ah, sungguh ia sangat bahagia. Lalu ia segera memberikan gelas berisi air mineral
sekaligus membantu anaknya untuk minum karena tubuhnya masih sangat lemah.

"Ayah? Ah, aku bermimpi? Kalau benar ini mimpi tolong jangan bangunkan aku
dari mimpi indah ku ini."

"Sayang, anakku ini ayah, maaf tolong maafkan ayah karena semua yang telah
ayah lakukan, sungguh ayah sangat menyesal, tolong maafkan ayah." Ucapnya dengan nada
penyesalan.

"Apakah ini benar ayah? Aku bukan bermimpi? Apakah mimpiku terwujud? Apakah
aku berdelusi lagi?" Dirinya bertanya tanya bagaimana bisa didepannya sekarang ada sang
ayah yang sedang menatapnya dengan tatapan penuh penyesalan.

"Kamu tidak sedang bermimpi atau berdelusi, ini benar benar ayah." Ucapnya
dengan lembut seraya mengarahkan tangan sang anak menuju pipinya, tanpa di suruh air
matanya mengalir dengan deras, sungguh ia tak pernah menyangka ayahnya berada
didepannya.

28
Dengan tubuh lemahnya ia mencoba bangun, akhirnya dengan dibantu sang ayah
ia bisa duduk bersandar di ranjang, ayahnya dengan lembut membawa tubuh anaknya untuk
di peluk. Pelukan pertama mereka setelah sekian lama, akhirnya keinginan kecilnya bisa
terwujud, sungguh hatinya sangat membuncah sampai rasanya dadanya sesak saking
bahagianya, mereka menangis dengan sesenggukan. Ayahnya memeluknya erat seakan tiada
hari esok, seraya mengusap lembut kepalanya yang dihiasi beanie merah muda.

"Ayah, aku punya satu permintaan lagi."

"Apa itu?"

"Ayah, sebelum aku pergi..."

*****

Saat ini mereka sedang berada dipantai yang indah, atas permintaan anaknya.

"Pantainya sangat indah ayah, aku suka." Dengan mata yang berbinar bahagia.
Sebelum kesini dokter sudah memeriksa perkembangan kesehatannya. Hasilnya tidak baik,
penyakitnya semakin mengganas, kesehatannya sangat memburuk. Saat ini ia berada di
punggung ayahnya, ia yang meminta dan langsung dituruti ayahnya.

"A-ayah..." Panggilnya dengan terbata-bata karena dadanya sangat sesak.

"Tuhan, tolong jangan ambil anakku sekarang." Batinnya.

"Ya, sayang?"

"Mau berhitung sampai 3 bersama?" la berucap dengan susah payah sembari


tangannya mengelap darah yang keluar dari hidungnya.

"1...2... 3..." Ucap keduanya dengan suara yang terbata-bata menahan isak tangis,
sungguh dadanya sangat sesak saat mendengar suara sang anak yang semakin melemah dan
akhirnya terendam ombak. Tangisnya pecah begitu saja saat tidak merasakan detak jantung
anaknya lagi dengan cepat ia menurunkan anaknya dan segera memeluk tubuh kecil anaknya
yang sudah mulai kehilangan kehangatannya, bibir kecil itu sudah membiru, mata itu sudah
terkatup rapat. Namun, ia ingat sebelum jantung anaknya berhenti berdetak ia mendengar
anaknya berkata dengan lirih.

29
"Aku sayang ayah, selamat tinggal ayah hebat ku." Sampai akhirnya tuhan lebih
sayang dengan anaknya, Tuhan mengambil anaknya bahkan sebelum ia bisa menebus semua
kesalahannya, anaknya meninggal tepat di umur 17 tahun.

"Selamat ulang tahun dan selamat tinggal anak ayah yang cantik."

Bahkan saat jantungnya sudah tak berdetak ia tetap tersenyum seolah memberi
tahu kepada dunia bahwa kisah hidupnya mendapatkan ending yang happy sesuai
harapannya.

30
HUJAN TURUN DIBULAN JUNI
Oleh: Irti

Seorang anak perempuan yang sangat mengagumi ayahnya. Semua nasehat dan
ajaran ayahnya tentang arti kehidupan sangat teringat dibenaknya apalagi ketika senja yang
selalu dinikmati bersama setiap sore dan hadiah-hadiah yang telah diberikan untuk
membahagiakan putri kecilnya. I really miss that time.

Hai namaku Elena Rosaline. Saat aku duduk di sekolah dasar, saat aku yang tidak
pernah mengenal rasa sedih. Ya, seperti anak perempuan lain pada umumnya yang selalu
dimanja oleh ayahnya. Saat aku menjadi anak perempuan yang disiplin karena didikan ayah
dimana pada saat itu aku sangat kesal, karena merasa terlalu dikekang dan tidak sebebas
teman-teman yang lainnya. Tetapi sekarang aku sangat merindukan hal-hal itu.

Ada beberapa hal yang sangat aku ingat dan mungkin tidak akan pernah
kulupakan. Ketika aku masih kecil yang selalu disemangati oleh ayah untuk belajar dengan
giat, bahkan ketika aku akan melaksanakan ujian kenaikan kelas, ayah selalu berkata “Anak
ayah harus rajin belajar ya, kalau anak ayah mendapatkan juara dikelas, nanti ayah kasih
hadiah deh”. Saat itu aku langsung bersemangat untuk belajar dengan sungguh-sungguh.

Hari yang aku tunggu telah datang, ya itu adalah hari pembagian raport dan aku
mendapatkan juara dikelas. Salah satu hal yang ingin aku lakukan saat itu adalah cepat-cepat
bertemu dengan ayah dan memeberitahukan kabar baik itu. Aku sangat bersemangat sekali,
sampai-sampai duduk di teras rumah hanya untuk menunggu ayah pulang kerja.

Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya ayah pun datang. Aku yang sangat
bersemangat itu langsung menunjukkan raportku kepada ayah. Padahal saat itu ayah baru
saja turun dari motornya. Dan pada saat itu juga ayah langsung memberikan apresiasi atas
hasil yang telah aku dapatkan. Sebenarnya yang aku tunggu-tunggu adalah hadiahnya.
Akupun menanyakan hadiah yang sudah ayah janjikan waktu itu. “Ayah, mana hadiah yang
sudah ayah janjikan untukku? Kan aku sudah berhasil mendapatkan juara kelas”, ucapku
yang sedikit merengek kepada ayah. Ayahpun tersenyum dan memberikan hadiah kepadaku.
Saat itu aku merasa telah menjadi anak perempuan yang paling bahagia di dunia.

Satu tahun kemudian, aku kelas 6 SD. Ya, 9 Juni 2019 itu tiba-tiba turun hujan yang
sangat deras. Tapi ini bukan tentang hujan. Aku sangat tidak menyangka hal yang sangat aku
takuti itu terjadi. Ayah pergi dan sudah pasti tidak akan pernah kembali. Hari yang sangat
membuatku hancur di dunia ini.

31
Karena kepergian ayah, semuanya menjadi berubah. Tidak ada lagi sosok ayah
yang selalu menyemangatiku, yang selalu mengapresiasi hasil belajarku dan tidak ada lagi
hadiah-hadiah darinya yang membuatku menjadi semangat dalam belajar.

Aku selalu bertanya kepada tuhan “kenapa secepat ini? Kenapa ayah pergi disaat
umurku masih 12 tahun? Apa aku bisa melanjutkan hidupku di dunia ini tanpa sosok ayah?”.
Ya, pada saat itu aku memang belum bisa menerima kenyataan bahwa ayah telah pergi
sangat jauh, tetapi seiring berjalannya waktu aku sudah mulai terbiasa hidup tanpa ayah
walaupun kehidupan menjadi sangat jauh berbeda dari sebelumnya. Saat ayah masih ada,
aku harus selalau tidur tepat waktu dan dapat membagi waktu antara bermain dan belajar.
Tetapi, setelah kepergiannya hal-hal itupun seakan ikut pergi bersamanya.

Setelah beberapa tahun dimana usiaku menginjak 17 tahun, aku masih suka
merasa iri ketika melihat teman-temanku yang berangkat kesekolah bersama ayahnya.
Karena terakhir kali aku diantar ayah kesekolah itu waktu aku masih SD, sudah sangat lama
sekali aku tidak merasakan hal seperti itu. Aku juga masih selalu berharap ayah masih ada
disini mendampingiku tumbuh menjadi perempuan dewasa. Tetapi, aku rasa hal itu tidak
akan mungkin terjadi. Walaupun raga ayah tidak ada disisiku saat ini, aku merasa cinta dan
kasih sayang ayah masih ada disini bersamaku, menemaniku tumbuh dewasa dan
mnemaniku melewati semua rintangan hidup yang sulit bagiku. Sekarang, aku sedang
berusaha menjadi yang terbaik untuk ayah. Aku berjanji akan selalu rajin belajar dan tidak
akan melupakan nasehat yang telah ayah berikan kepadaku 5 tahun lalu.

Terimakasih telah menjadi ayah yang terbaikk bagiku, terimakasih atas semua
ajaran dan nasehat yang telah ayah berikan untuk bekalku hidup di dunia ini, terimakasih
juga atas cinta dan kasih sayang yang telah ayah realisasikan lewat hadiah-hadiah yang ayah
berikan waktu itu.

32
AKU SI SULUNG
Oleh: Mawar

Aku anak perempuan pertama dari 2 bersaudara. Hingga sampai diusia 16 tahun
ini, rasanya menjadi seorang anak sulung tidak begitu menyenangkan.

Tidak mudah memang menyandang gelar anak pertama didalam keluarga sejak
kecil. Aku diajarkan orang tua untuk tumbuh lebih cepat dewasa dari pada saudara
perempuanku. Ada kesepakatan yang otomatis bahwa suatu hari nanti, kita harus bisa
menjadi ibu kedua, untuk merawat dan menjaga keluarga. Banyak harapan-harapan besar
dari keluarga, misal menjadi suatu beban yang kemudian dibawa dalam hidup. Namun,
bukan berarti ini salah dari suatu keluarga. Karena tentunya semua orang tua mengharapkan
yang terbaik untuk anaknya.

Pada kenyataan aku tetap anak sulung, dengan berbagai tanggung jawab yang
dibebankan dibahuku. Aku memiliki banyak kewajiban dimana aku tidak bisa seenaknya
sendiri melakukan hal-hal yang aku inginkan, karena aku harus bisa menjadi sosok yang bisa
ditiru dan menjadi kebanggan keluarga.

Belum lagi banyak keluarga dan orang tua menganggap anak pertama lantas
sebagai harapan pertama. Bila orang tuanya sukses, kesuksesan itu dijadikan perbandingan
sekaligus minimal kesuksesan anak ketika dewasa kelak. Bila orang tuanya kurang
beruntung, dia diharapkan bisa jadi seseorang yang memperbaiki dan menaikkan derajat
keluarga. Tak sedikit anak pertama yang dituntut untuk jadi pencari nafkah keluarga, sejak
mereka kecil atau muda.

Sungguh ujaran dan tuntutan itu tak manusiawi juga tak masuk akal. Sebab, ujung-
ujungnya itu berpotensi membentuk anak pertama tumbuh bak robot, yang dipandang dari
seberapa sukses atau kuat dia dalam menghadapi masalah. Padahal faktanya, bisa jadi dia
hanyalah anak biasa yang butuh bimbingan sekaligus kesempatan yang sama untuk bermain
dan membuat kesalahan. Apalagi, bila tuntutan yang sama tak diberikan kepada anak kedua,
ketiga, dan seterusnya.

Sebagai anak pertama terkadang ingin menangis, teriak sekeras-kerasnya. Ingin


teriak kalau sulung itu tidak selalu serba pertama. Pertama yang merasakan banyak
perhatian, pertama yang merasakan kasih sayang, dan juga yang ditunggu-tunggu keluarga.
Disaat sendirian aku lelah, tidak ada yang bisa jadi tempat untuk bersandar.

33
Terkadang aku selalu bermimpi aku mempunyai sosok kakak yang bisa
menenangkan dan membantu aku, melihat mereka yang mempunyai sosok kakak yang
sangat bisa mengerti akan kondisi adiknya, membuat aku sangat iri.

Aku adalah saksi jatuh-bangun orang tua. Bisa dibilang aku yang paling paham
sejarah dari ayah-ibuku, ayahku adalah seorang buruh bangunan yang gajinya tidak tetap.
Aku pernah berada dititik keluargaku sedang kesulitan ekonomi tetapi aku sebagai anak
pertama tidak bisa berbuat apa-apa padahal aku mengerti bagaimana kesusahan yang
mereka alami saat itu.

"Ibu pinjam uang dulu yaa teh, nanti diganti uangnya."

"Pake aja bu gapapa, tapi cuma punya segitu."

Aku tidak hanya menjadi ibu kedua, aku juga pernah menjadi seorang ayah kedua
untuk keluargaku. Awalnya ayah dan ibuku tidak mengizinkan aku untuk bekerja, namun jika
tidak kita semua akan mati kelaparan ramadhan itu, aku yang masih dibawah umur tidak ikut
bermain dengan teman seusiaku. Aku berusaha mencari pekerjaan walaupun gajinya tidak
besar, kala itu aku sudah tidak ada rasa malu, karena yang dipikiranku cuma dapet uang
untuk sahur dan berbuka.

Terlahir dikeluarga yang sederhana yang membuatku menjadi anak yang keras dan
mandiri. Banyak lika-liku kehidupan yang menjadi tantangan juga hambatanku untuk meraih
apa yang aku inginkan. Namun aku sangat bangga. Aku jarang mengeluh dan mengadu
kepada orang tua. Aku sadar bukan hanya aku saja yang harus mereka perhatikan. Ada adiku
yang membutuhkan perhatian lebih dari seorang ayah dan ibu. Oh ya, walaupun hanya lahir
dikeluarga sederhana, aku sangat bersyukur mempunyai orang tua yang memberikan
kebebasan untuk memilih dan menjalani hal yang aku suka.

Dari pengalaman tersebut, ayah-ibuku berpesan bahwa, "Tidak ada yang tidak
mungkin, jika kamu ingin sukses maka bekerja keraslah dan selalu rendah hati." Banyak doa
dari orang tua yang merupakan harapan-harapan kepada anak sulungnya seperti, "Kamu
kelak bisa jadi seperti ini-itu ya." Ayah juga pernah berkata, "Kamu harus lebih dari ayah, jadi
seorang yang tidak punya apa-apa akan selalu direndahkan."

Seketika aku langsung terdiam karena aku tau harapan orang tuaku sangat besar.
Sebagai anak sulung doa tersebut menjadikan semangat bahwa aku harus bisa membuktikan
apa yang menjadi harapan kedua orang tuaku.

34
Untuk memenuhi amanah yang seperti itu sebenarnya pundak rasanya sangat
berat, apalagi untuk memikul ekspetasi keluarga yang menaruh harapan besar. Mengalah
untuk kebaikan bersama rasanya sudah seperti makanan sehari-hari dari adiku kecil hingga
sekarang seperti, "Teh pinjemin dulu adeknya", "Teh nanti dulu beli ininya, punya adek
dulu", "Teh nanti dulu ya adek dulu", "Ngalah atuh teh udah gede." Kata-kata itu memuakan
ditelingaku.

Namun aku tau bahwa mereka seperti itu untuk kebaikan semuanya juga, mereka
ingin aku menjadi sosok kakak yang dewasa untuk adiknya. Terkadang harapan-harapan
orang tua yang tidak berjalan sesuai dengan rencana membuat diriku pribadi menjadi
merasa kecewa dan gagal. Tidak cukup pintar dan mengurus diri sendiri untuk menjadi
kabanggaan keluarga.

Sebagai anak sulung aku selalu merasa bersyukur atas apa yang telah terjadi dalam
hidupku. Apapun yang allah kasih, aku yakin kalau semua ini tak lain untuk kebaikan sendiri.
Setelah hujan pasti akan ada Pelangi, aku percaya itu. Aku hanya minta agar apa yang telah
aku alami tidak pernah terjadi kepada adiku. Cukup aku saja yang kesulitan.

Pelajaran apa yang bisa aku dapatkan? Aku jadi terlatih untuk tidak gampang
menangis, tapi kadang juga ingin menangis, aku terlatih untuk menyembunyikan banyak
masalah dari kecil, aku jadi bisa belajar bagaimana caranya merangkul adikku, dan yang
terakhir aku belajar untuk berbesar hati dan sabar.

Walaupun kelihatan susah ada diposisi anak sulung, aku mendapat banyak sekali
semangat dari orang-orang sekitar. Terlebih untuk orang yang selalu ada, sahabat-sahabat
dan orang spesial dikehidupan saya. Beruntungnya hubungan kami tidak terlalu buruk, dari
mereka aku bisa dapat banyak pelajaran juga.

Semangat untuk kita sesama anak sulung. Aku yakin, doa dari orang tua selalu
mengiringi kita untuk menjadi orang yang lebih baik. Aku yakin pundak kita kuat untuk
memikul banyak harapan dan ekspetasi keluarga.

35
MASA LALU
Oleh: Dafa

Halo nama saya Muhamad Dapa Arrohis, saya lahir di serang pada 23 Juni 2006,
tinggal dikampung yang bisa dibilang pelosok, yaitu Batu belah. Mulai dari sekolah dasar,
saya bersekolah di SDN SUKAJADI, masih sama tempatnya di Batu belah. Sama seperti anak
SD lainnya, saya cuma bermain bahkan setiap sekolahpun jarang belajar karena kebanyakan
main bola, saya bisa dibilang cupu dan beberapa temen cewe ada yang risih sama saya haha.
6 tahun berselang tanpa mengenal cinta dan rokok.

Saya pun memutuskan untuk meneruskan sekolah di SMPN 19 KOTA SERANG


tepatnya di Nyapah, gak jauh-jauh amat dari rumah. Hari pertama sekolah saya tidak bawa
motor karna gak punya, lagian masih belajar juga, biasanya berangkat sekolah dianter mama
atau bapak, hari kedua kebetulan banget bapak lagi sip malem, jadi saya di suruh bawa
motornya karna bapak capek nganterinnya karna abis sip malem. Sebelum berangkat grogi
banget sebulan kemudian finally akhirnya di beliin motor.

Selang setahun saya mulai terbiasa dengan lingkungan sekolah saya, saya pun tidak
ingin dilihat cupu lagi dan memutuskan untuk bergabung dengan anak-anak nakal yang
sering merokok dan bolos. Semenjak smp kebiasaan mulai berubah yang tadinya cupu gak
kenal cinta dan rokok jadi kenal, semenjak kelas 8 saya juga sering main malem pulang pagi
bawa motor, saya juga sering balap liar. Bapak kelihatannya capek bulak-balik kantor polisi,
karena gak sekali duakali saya tertangkap sedang balap liar.

Sebelum kenaikan kelas 9, pandemi covid muncul dan sekolahpun diliburkan.


Awalnya seneng karena diliburin 2 minggu, lama-lama bosen juga gak bisa keluar-keluar,
uang saku juga jadi terhambat. Semenjak ada covid kebiasaan mulai berubah cukup baik,
yang tadinya balap liar keluar malem pulang pagi, sekarang gak bisa karena covid. Sisi
buruknya waktu covid juga ada, saya menghabiskan waktu saya dengan bermain game
hingga tidak kenal waktu, gak pernah belajar hanya melakukan absen, gak nyangka bisa
lulus.

Setelah lulus dari SMPN 19 pandemi pun mulai mereda, karena kelakuan saya di
SMP buruk banget, mamah memberi pilihan mondok atau sekolah di MA Pipitan. Diantara
keduanya gak ada pilihan yang saya suka, karena dari awal pilihan saya di SMK 3 atau SMK4.
Ada temen yang bilang, "Sekolah di Pipitan libur nya Jumat, Minggunya masuk." Disitu saya
berpikir dua kali dan berniat menolak kembali sekolah di MA Pipitan, saya mencoba bilang
kepada mama saya, tapi tetep gak boleh. Yaudah saya cuma bisa menikmati sekolah di MA
Pipitan sampai sekarang.
36
PERSAHABATAN
Oleh: Farhan

Disebuah desa terdapat tiga remaja yang berteman sejak kecil. Rumah mereka
saling berdekatan hingga sering keluar bersama. Saat di SMA mereka berangkat ke sekolah
bersama-sama. Bila salah satu belum siap, yang lainnya akan sabar menunggu. Setelah
mereka siap baru berangkat bersama-sama.

Ketiga teman itu bernama Dafa, Ubed, dan Irgi. Tetapi Ubed lebih tua satu tahun
dari Dafa dan Irgi. Saat Ubed kelas 1 SD, Dafa dan Irgi masih Tk. Walaupun berbeda kelas
mereka tetap menjaga persahabatan diantara mereka. Setelah pulang sekolahpun mereka
tetap bermain bersama teman-teman yang lain. Tiga sahabat ini sangat suka bermain sepak
bola setiap hari. Mereka kumpul dilapangan tepat pukul 3 sore.

Bersama teman-teman yang lain mereka mengumpulkan uang untuk membeli bola
mikasa yang harganya seratus ribu. Setelah mereka mendapatkan bola, Ubed, Dafa, dan Irgi
mulai bermain dengan semangat hingga menjelang magrib. Mereka pulang kerumah masing-
masing dan mempersiapkan untuk berangkat ke mushola dekat rumah mereka saat azan
tiba. Mereka berangkat bersama-sama hingga pulangnya mereka menyempatkan untuk
ngobrol sebentar, walaupun mereka masih mempunyai PR.

Hampir setiap hari mereka berkumpul bersama, apalagi saat hari libur. Mereka
bisa bermain sampai lupa waktu dan larut malam. Sampai-sampai ubed dimarahi ibunya.
Ubed kena marah karena pulang terlalu malam. Hari demi hari mereka lalui bersama dengan
penuh canda dan tawa.

Ketika Ubed naik ke SMP, Dafa dan Irgi berada dikelas 6 SD. Mulai sejak itu mereka
bertiga jarang bermain dan keluar bersama. Ubed jadi jarang keluar rumah karena ia mulai
serius dengan pelajarannya. Tetapi Dafa dan Irgi menyadari bagaimana kesibukan yang
dialami Ubed. Dikelas 6 SD ini Dafa dan Irgi masih bisa bermain bersama, tetapi mereka
merasa kurang puas karena tidak hadirnya Ubed.

Saat Dafa dan Irgi naik ke SMP, mereka pisah sekolah, sehingga mereka tidak bisa
kumpul bersama lagi. Ketiga remaja ini memiliki sekolah yang berbeda dan mereka sudah
tidak bisa bermain bersama lagi karena pulangnya sore hari. Mereka sudah lelah, seharian
disekolah. Jadi lebih milih istirahat dirumah. Tiga sahabat ini menekuni pelajarannya masing-
masing. Dengan belajar giat dan rajin mereka berharap mendapat nilai yang terbaik. Jadi
mereka tidak memiliki waktu luang sedikitpun untuk bermain bersama. Mereka lebih
memilih dengan teman-teman disekolahnya.
37
Disekolahnya Irgi mendalami permainan sepak bola dengan mengikuti sebuah ssb.
Sedangkan Dafa lebih memilih untuk mengembangkan ilmunya, untuk itu ia mengikuti KIR.
Kalau ubed yang lebih tua satu tahun dari mereka yang lebih mengembangkan agamanya.

Ia menjadi remaja yang alim, rajin mengaji, dan sholat kemasjid. Saat tiga sahabat
itu di SMA mereka melanjutkan keahliannya keeskul masing-masing. Mereka memilih
kegiatan yang tidak jauh beda dari SMP.

Dafa pun mengunjungi rumah Irgi dan Ubed sampai 5 kali mengetuk pintu tidak
ada yang membuka pintunya. Lalu ia memberanikan diri bertanya pada tetangganya tentang
keberadaan Irgi dan Ubed itu.

Ternyata Irgi telah pindah rumah kedesa karna neneknya meninggal ahkirnya
keluarga Irgi memutuskan untuk kembali ke desanya. Dan ubed pun tampak sedih karena
kepergian Irgi ke desa kembali. Ia sering melamun dan memikirkan sahabatnya yang di desa.

“Aku ingin bertemu dengan Irgi ayah.” Kata Dafa dengan nada agak mendesak.
“Oke kalau itu membuat kamu senang, kamu harus cari alamat Desa Irgi ya.” Berkat pemilik
rumahnya Dafa mendapatkan alamatnya irgi itu.

Lalu Dafa pun menghampiri Irgi ke kampung halaman dirumah neneknya. Setelah
itu Dafa merasa senang saat menghampiri Irgi.

38
AKHIR DARI KEHIDUPAN
Oleh: Rafli

Semua berawal saat aku berusia 18 tahun. Saat itu aku melihat sebuah peperangan
kecil didesa tempatku tinggal, banyak sekali korban berjatuhan termasuk orang-orang yang
aku sayangi, setelah melihat semua itu aku tidak sadarkan diri.

Aku terbangun ditempat yang sangat asing dipanca indraku. Katanya aku berada
diposko bencana. Bapak yang tiduran disebelahku berkata bahwa aku sudah tidak sadarkan
diri selama berhari-hari.

“Maaf pak saya mau tanya, bapak ada lihat keluarga saya kesini gak?” Tanya aku
sangat penasaran akan kondisi keluargaku. “Saat peperangan terjadi kamu kehilangan
keluarga mu.” Aku pun terdiam dan merenungi sesuatu, tak lama kemudian aku pun
menangis. Setelah itu ada seseorang yang ingin mengadopsi atau lebih tepatnya aku dibeli.

“Mengapa anda membeli aku?” Sambil tersenyum paman itu berkata, “Aku
melihat potensi besar yang ada didalam diri kamu.” Aku pun heran dan menghiraukan
perkataan paman tadi.

“Ohh iya paman, siapa nama anda dan harus bagaimana aku panggil paman?”
Tanyaku karena aku bahkan belum sempat bertanya namanya. “Namaku Kurnia, kau bisa
panggil aku paman saja.”

“Oke, setelah ini kita mau pergi kemana?”

“Kita akan pergi ke camp pelatihan.”

“Untuk apa paman mengajak saya kesana?”

“Kamu akan dilatih menjadi tentara bayaran, kami baru memulai pelatihan ini, kita
sengaja mengumpulkan anak-anak yang berpotensi tinggi untuk kita latih, setelah semua nya
siap kami akan memberikan kode pada kalian, semakin kecil angka pada kode tersebut
semakin mahir ia dalam berperang.” Jelas paman Kurnia membuatku lagi-lagi terkejut. Entah
sudah keberapa kali aku terkejut dibuatnya.

Hari-hari terus berjalan dengan kejamnya pelatihan, akhirnya datang saat dimana
pembagian nomer kode, siapa sangka aku mendapatkan angka 01, itu adalah angka yang
sangat kecil, berarti aku adalah orang nomor satu untuk sementara ini.

39
Tugas pertamaku sebagai tentara bayaran adalah membunuh anak pemimpin dari
suatu wilayah yang tidak kecil, saat itu aku mendapat kabar bahwa target ada disebuah
tempat perbelanjaan, aku memilih cara yang mudah yaitu dengan menjadi sniper.

Aku menggunakan Caliber 68 jarak 500m, fyi aku mendapatkan nilai 98 untuk
penggunaan senjata ini, jadi dalam misi ini aku sangat percaya diri. Target pun terkunci dan
aku langsung menyelesaikannya, yang sulit dari misi ini adalah lari dari kejaran interl mereka,
karna orang yang menjadi targetku adalah anak seorang pemimpin, dengan sangat cepat aku
melaju menggunakan motor yang disiapkan menuju markas, misi pun selesai. Aku langsung
lapor pada komandan dan meminta bayaran atas apa yang telah aku kerjakan.

“Lapor komandan, misi 00378 telah terselesaikan!”

“Kerja bagus, ini bayaran yang diberikan klien dan dipotong 30% karna kau bekerja
di bawah naungan kami.” Melihat uang yang sangat banyak mataku langsung berbinar.
“Terimakasih komandan!” Lalu aku pun pergi menuju kamp tempat istirahat.

“Hahahah siapa sangka bekerja seperti ini bisa banyak menghasilkan uang
dibandingkan kehidupanku yang dulu, lebih baik hidup seperti ini walaupun harus
menumpahkan darah banyak orang.” Hari-hari aku lewati seperti biasa, hanya disewa oleh
orang-orang yang memiliki dendam kepada orang lain, aku ingin sesekali bergabung dengan
pasukan militer resmi.

“01! Lo dipanggil sama komandan.” Rekanku datang. “Ada apa?” Tanyaku


padanya. “Gak tau.” Jawaban singkat itu menjadi akhir percakapan kita. Aku pun langsung
bergegas menuju ruangan komandan.

“Hormat komandan, katanya anda mencari saya?” Tanyaku sambil melakukan


sikap hormat. “Kamu ditugaskan untuk membebaskan sandera dibagian timur, sandra
tersebut berjumlah 9 orang tentara as.”

“Siap komandan!”

“Ohh iya satu hal lagi, kamu kerja sendirian dimisi ini.”

“Siap komandan!”

“Laksanakan!”

“Siap laksanakan!”

40
Aku pun mulai perjalanan menuju daerah bagian timur. Tepat ditengah hutan aku
diam-diam menyelinap ke markas musuh, penjagaannya sangat ketat, ada 5 penjaga yang
menjaga gerbang depan. Aku menculik salah satu nya lalu menyamar menjadi salah satu dari
pasukan penjaga, setelah itu aku memastikan target yang harus diamankan.

Letaknya tidak jauh dari pintu gerbang depan, dengan cepat aku langsung
membebaskan mereka dan keluar melewati pintu belakang yang penjagaannya sedikit,
akhirnya aku dapat menyelamatkan target dan memulangkan mereka ke markas mereka.

Setelah itu aku pergi menuju ketempat komandan untuk melapor, siapa sangka
bayaran untuk misi kali ini sangat-sangat besar, tidak sia-sia aku di didik disini selama
bertahun-tahun, dengan pelatihan yang kejam itu aku berhasil mendapatkan banyak uang
seperti ini.

Tak lama kemudian aku melihat meteor jatuh di sebrang kota, berita tersebar
dimana-mana, lalu meteor lainnya menyusul menghancurkan bumi beserta isinya, ini adalah
akhir dari dunia.

41
SECRET LOVE
Oleh: Novi

Semua ini berawal ketika aku memasuki SMA. Lebih dari satu tahun yang lalu
pertama kali aku melihatnya, mataku langsung tertuju padanya seperti ada magnet yang
menarik. Aku menyukainya tanpa harus tau bahwa ia suka aku atau tidak. Sudah lama aku
memendam perasaan ini walau dia tidak mengenal ku. Memandangnya dari kejauhan
menjadi candu bagiku. Aku tidak terlalu berharap dia menjadi milikku.

Saat pagi hari aku dan temanku sedang duduk didepan kelas, melihat orang yang
berada disekeliling lapangan sekolah. "Liat deh dia lucu banget" Ucapku kepada temanku.
"Yang mana sih?" Tanya temanku sambil melihat-lihat dimana orangnya. "Itu loh yang make
sweater item." Ucapku sambil menunjuk dia yang sedang berjalan kearah kelas yang berada
didepan. "Lah, bukannya itu yang kemaren ya?" Ucap temanku, sambil memastikan lagi
bahwa itu orang yang dia maksud.

"Lah emang itu yang kemaren ya?" Ucapku masih agak bingung. "Iya itu dia yang
kemaren, yang kata lo suka itu." Ucap temanku. Saat aku tahu bahwa bener kalau itu dia
langsung seneng banget. Ternyata kelas kita depan-depanan walaupun gak di depan banget,
aku jadi bisa liat dia dari depan kelas.

Setiap ketemu dia itu bisa di bilang momen istimewa bagiku, karna dia cukup
istimewa dihatiku. Disaat matanya tak sengaja berpapasan dengan mataku membuat hatiku
berdebar kencang, mungkin ini terlihat lebay di mata teman-teman yang lain, tapi aku tidak
peduli. Aku yang selalu memperhatikannya dalam diam.

Tak terasa sampai saat ini aku masih menyukainya. Walaupun rasa ini masih sama
seperti yang dulu, tapi dia tidak seperti yang dulu, dia berubah menjadi seorang anak yang
bisa dibilang nakal. Yang membuatku tak suka akan kenakalannya, seperti sering gak masuk
sekolah, bolos pelajaran dan masih banyak lagi.

Saat aku sedang berada di luar kelas, temanku melihat dia mau bolos eskul wajib
disekolah yaitu eskul PRAMUKA. "Eh liat tuh crush lo mau kemana dah." Ucap temanku, aku
yang sedang melihat arah lain langsung menengok ke arahnya, sudah dipastikan dia pasti
ingin bolos eskul.

"Palingan juga mau bolos, biarinlah terserah dia." Aku memang terlihat tidak
peduli, tapi dalam hati aku bertanya-tanya mengapa dia sangat susah tidak bolos. "Perasaan
setiap eskul wajib bolos mulu dah, gak pernah liat lagi." Ucap temanku.

42
"Yaa tau sendirilah anak cowo gimana, anak cowo kelas kita aja sering bolos eskul
pramuka." Jawabku membelanya(?)

Tapi lagi-lagi logika yang membuatku berpikir jernih, dihari itu aku tak menatapmu
sama sekali. KENAPA? Karena dihari itu aku mengetahui ternyata kamu sudah mempunyai
kekasih. Dia cantik tidak sepertiku, dan ternyata kekasih dia saat itu adalah temanku waktu
SD. Waktu itu aku kaget, tapi yaa mau gimana lagi perasaan gak ada yang tau. Karna hal itu
aku menghindar untuk tidak bertemu denganmu, aku sadar aku bukanlah orang yang
sempurna, aku tak berharap lebih padanya karena dari awal itu aku tidak memiliki niat untuk
memilikinya

Saat berada di parkiran sekolah aku bertemu dengannya, lagi-lagi aku terpesona
melihatnya. Dari kejadian kemarin aku berfikir untuk melupakannya karna gak ada gunanya
mengharapkan dia yang jelas-jelas gak kenal kamu. Saat berada di kelas aku bercerita
kepada temanku tentangnya. "Kayaknya gua mau mundur aja deh." Ucapku memulai
percakapan. "Loh, kenapa?" tanya temanku. Temanku sampai kaget, karna tidak mungkin
menurutnya aku seperti ini. "Dia udah ada pacar, pacarnya kenal gua lagi, kayaknya udah
lama juga deh pacarannya.”

“Sad banget." Ucapku kepada temanku. "Gua kenal ga cewenya? Resiko mencintai
dalam diam." Tanya temanku yang prihatin melihat keadaanku. "Gak bakal kenal, orang
cewenya temen waktu SD geh. Makannya gua mau mundur aja." Ucapku memalas. "Itu sii
terserah lo. Gua mah sebagai teman support aja." Ucap temanku. "Tapi rasanya berat banget
buat lupain dia." Sejujurnya aku bingung dengan perasaan ini. "Udahlah lupain aja, ngapain
juga si lo masih stay sama dia, dia udah punya pacar jadi ayok lupain dia.”

Aku hanya diam memikirkan ucapan temanku tadi, apa yang diucapkan temanku
tadi ada benernya juga. Aku jadi mikir, "Dia aja gak pernah liat kamu, masa kamu masih mau
berharap dia liat kamu." Kalo dipikir-pikir dulu aku sebodoh itu mengharapkanmu, terlalu
bodoh mengharapkan hati yang sebenarnya untuk orang lain. Terlalu berandai-andai ingin
memilikimu, aku yang terlalu egois hingga lupa hanya aku yang menyukaimu.

Sampai pada akhirnya aku lelah dengan semua. Sudah tau kalau cintai ini bertepuk
sebelah tangan, sudah tau kalo mau bertahan sekuat apapun aku tetap kalah. Terimakasih
senang bisa kenal kamu, makasi juga udah jadi penyemangat aku disekolah. Maaf tanpa izin
darimu aku menjadikan kamu tokoh utama dalam ceritaku ini. Sampai pada akhirnya aku
sadar. Kalo kita ditakdirkan hanya untuk saling mengenal bukan saling mencintai. Aku ikhlas,
aku pasrah. Aku mencoba untuk melupakanmu. selalu berusaha. Sampai akhirnya aku
berhasil melupakanmu.
43
TITIK EMAS
Oleh: Fadla

Disuatu pagi yang cerah, seorang gadis perempuan terbangun dari tempat tidurnya
kerena mendengar bunyi alarm yang terus-menerus, gadis itu bernama Fara Khanita Putri
atau yang biasa disebut Farah. Farah adalah seorang gadis yang mempunyai sifat kalem,
pendiam, jarang bergaul, dan jarang berbicara dengan orang lain. Farah terlahir dari keluarga
sederhana yang tinggal di Bandung bersama ayah, ibu, dan kedua adiknya.

Ayahnya bernama Bagas Mahendra, ia mempunyai jabatan sebagai salah satu


pemimpin suatu organisasi di Bandung, pekerjaannya hanyalah seorang penjual jepit keliling.
Sedangkan ibunya yang bernama Dahlia Putri, ia bekerja sebagai TKW di luar negeri. Farah
mempunyai dua adik, adik yang pertama bernama Nasya Naraya, ia adalah sosok perempuan
tomboy mempunyai sifat yang kasar, jahil, dan emosian. Raya adalah teman ributnya Farah
setiap hari, mereka berdua selalu berbeda pendapat dan tidak ada yang mengalah, sekarang
raya sekolah di SMP tempat Farah sekolah dulu. Adik Farah yang kedua bernama Irfan
Mahendra, ia sekarang berusia 7 tahun, bocah laki-laki ini mempunyai sifat yang penyayang
juga peduli kepada keluarga dan orang lain.

Pada saat Farah sekolah di SMP, ia mempunyai dua sahabat yang bernama Lia dan
Bila. Lia mempunyai sikap yang seperti anak kecil dan tidak mau diam, sedangkan Bila adalah
kebalikan dari Lia. Bila mempunyai sikap baperan dan sering tersinggung dengan perkataan
orang lain. Pada saat mereka lulus SMP mereka memutuskan untuk melanjutkan SMA di
sekolah yang sama, akan tetapi kedua orang tuanya Bila tidak setuju kalau Bila melanjutkan
sekolahnya di SMA Negeri Bandung, jadi Farah dan Lia akan melanjutkan sekolahnya di SMA
yang sama sedangkan bila tidak bisa melanjutkan SMA bersama dengan Farah dan Lia.

Alasan mengapa budaya pergi kerja diluar negeri itu karena pada saat Irfan berusia
4 tahun kedua orang tuanya merayakan sunatan Irfan selama dua hari dua malam, pada saat
acara berlangsung ayah dan ibunya Verrel kekurangan dana jadi mereka meminjam uang
dari teman-temannya, maka dari itu keluarga mereka terlilit hutang dan membuat bu Dalia
nekat mengambil keputusan untuk kerja di luar negeri untuk menutupi hutang keluarganya.

Pada pukul 06.30 Fara bersiap-siap untuk berangkat sekolah, ini adalah hari
pertama Farah masuk sekolah di SMA negeri Bandung, ia berangkat sekolah diantar oleh
ayahnya. Sesampainya disekolah ia menemukan banyak teman baru, Farah juga berharap
bisa bertemu dengan teman sd-nya dulu karena Farah mendapat pesan bahwa Raffi teman
sd-nya akan melanjutkan sekolahnya di SMA negeri Bandung juga.

44
Pada pukul 07.10 seluruh murid angkatan kelas 10 diperintahkan untuk berkumpul
ke aula sekolah, semua teman Farah sudah datang tetapi Raffi masih belum kelihatan juga.

Tidak lama kemudian bel masuk pun berbunyi Farah masih menunggu Raffi yang
dikiranya belum datang karena pada saat itu Farah tidak membawa hp, akhirnya ia
meminjam hp Lia untuk menelpon Raffi, sudah beberapa kali Farah menelfon Raffi tapi tidak
diangkat-angkat juga.

Akhirnya Farah mengirim pesan kepada Raffi. "Woi Rafii lu udah datang belum
sih??? Ko gua ga ngeliat lo disini." Tapi pesannya tidak dibuka-buka juga, akhirnya Farah pun
pasrah dan tidak mencari-cari Raffi lagi karena Farah berpikir bahwa Raffi tidak masuk
sekolah.

Akhirnya bel pulang pun berbunyi Farah pulang sekolah jalan kaki bersama teman
yang rumahnya searah dengan rumah Farah, sesampainya Farah di rumah langsung
membantu ayahnya menyiapkan barang-barang yang akan dijual. Setelah Farah selesai
membantu ayahnya, ia langsung mengambil HPnya dan membuka pesan dari Raffi.

Raffi memberitahu bahwa sebenarnya ia sudah datang ke sekolah, bahkan Raffi


melihat Farah berjalan melewatinya di lorong sekolah tapi Farah seperti tidak mengenalinya,
Raffi membatalkan niatnya untuk menyapa Farah. Setelah membaca pesan itu ia langsung
terkejut dan bertanya-tanya kepada Raffi, tapi Raffi malah menjahili Farah karena melihat
sikap Farah yang penasaran dengan sosok dirinya.

Setelah beberapa hari Farah sekolah akhirnya dia menemukan sosok Raffi yang
selama ini dia cari-cari disekolah, namun entah kenapa saat Farah melihat Raffi seperti tidak
bisa mengalihkan pandangannya. Pada jam istirahat Farah jajan ke kantin bersama Lia dan
teman-temannya, sesudah mereka jajan dia mengajak Lia berbicara berdua lalu Farah
menceritakan apa yang ia rasakan saat melihat Raffi.

Beberapa jam kemudian bel pulang pun berbunyi, sesampainya Farah di rumah
Raya langsung mencari-cari masalah kepada Fara, sebenarnya Raya hanya iri kepada Fara
karena hanya Farah saja yang diberikan baju baru oleh ayahnya, sedangkan Raya tidak.

Beberapa hari berlalu, Farah pulang sekolah seperti biasa membantu ayahnya.
Setelah selesai Farah mengambil hp-nya, saat membuka hp Farah mendapatkan pesan dari
Raffi, ia mengajak belajar bersama karena dia kurang paham pada pelajaran matematika,
alasan lainya juga karena ia berada dikelas Ips.

45
Sebagai timbal balik Raffi mengajarkan pelajaran bahasa Arab kepada Farah,
namun Farah sangat tidak suka dengan pelajaran bahasa Arab, jadi Farah tidak ingin belajar
bersama. Sejak saat itu mereka berdua semakin akrab, mereka menceritakan masalah
hidupnya satu sama lain, karna mereka sudah terlalu akrab dan nyaman satu sama lain,
akhirnya pada tanggal 16 November 2021, Raffi pun mengungkapkan perasaannya kepada
Farah.

Farah jelas membalas perasaannya karena memang ia juga menyukai Raffi, mulai
saat itu Raffi selalu mengantar jemput Farah setiap harinya, Farah selalu meluangkan
waktunya bersama Raffi sampai lupa dengan Lia. Beberapa hari kemudian Fara merasa Lia
mulai menjauhinya, Farah sadar alasannya karena ia terlalu mementingkan Raffi, akhirnya
Farah pun meminta maaf kepada Lia dan membicarakannya dengan baik-baik.

Setelah beberapa bulan Farah menghabiskan waktunya di sekolah bersama Raffi,


Lia, dan teman-temannya. Di rumah Farah juga menghabiskan waktunya bersama ayah dan
kedua adiknya saja tanpa ibunya, Farah tidak pernah merasa bahagia karena belum bisa
berkumpul dengan keluarga utuhnya, ia harus menunggu ibunya pulang dari luar negri.

Pada bulan Juni dihari yang Farah tunggu-tunggupun datang, sang ibu akhirnya pulang ke
Indonesia agar bisa berkumpul kembali dengan Farah dan keluarganya, sekarang Farah
sudah sangat bahagia dan bersyukur, akhirnya Farah bisa menghabiskan waktunya
didampingi orang-orang yang ia sayang.

46
SINTESA RASA
Oleh: Rosna

"RAINA AL-ZAHIRA!!!" Teriak perempuan yang tidak lain adalah bunda nya.
"Hudang gera! Udah jam delapan gini masih aja tidur."

Raina mengerjapkan matanya dan mengubah posisinya menjadi duduk diatas


ranjang. "Huft macan ngamuk ternyata." Ucapnya lalu mengambil ponsel diatas nakas yang
berada disamping ranjangnya.

06:14. Raina mengehembus napas berat. "Jam delapan ceunah? Jam delapan dari
hongkong huh." Masih dengan muka bantalnya Raina pun keluar dari kamar. Didepan pintu
sudah ada Maya yang berkacak pinggang, tidak lupa dengan matanya yang dibuat melotot.

"Morning bunda cinta unch." Ucap Raina dengan suara khas bangun tidur.

"Bau jigong!" Maya menyumpal hidung nya dengan tangan. "Sono cuci muka, cuci
baju, cuci piring, cuci rumah sekalian." pekik nya bercanda.

⦁┈⦁┈⦁✾🕊️✾⦁┈⦁┈⦁

Jebrettt! Dubrak!!!

"Woi sakit bangke." Teriak Raina saat dirinya tersungkur dilantai karna
bertubrukan dengan seseorang ketika terburu-buru karna kesiangan.

"Makanya kalo punya mata tuh di pake!" Cibir laki-laki sialan dihadapannya lalu
pergi acuh meninggalkan Raina. "Sialan kampret! Ngeselin banget tuh cowo.”

Kring kringggg

Bunyi bel sekolah, Raina segera menuju kelasnya dan setelah sampai dikelas
'Ruang IPA 1' ia pun mencari tempat duduk untuk ia tepati. Tidak ada tempat lain selain di
belakang, karna telat Raina terpaksa duduk dikursi yang masih kosong tersebut.

Tapi naas dia duduk tepat disebelah cowok yang menabraknya tadi. Ya siapa lagi
kalo bukan 'RAYA BARA AR-RASYID' cowo tengil, rese bin nyebelin, super duper songong.

47
Jam pelajaran berjalan namun Raina tidak fokus akan pelajaran karna Raya yang
sedari tadi melihatinya. Kali ini bukan karna Raina salah tingkah diperhatikan oleh Raya.
Namun karna hatinya masih empet dengan kelakuan Raya yang membuat moodnya turun.

Kring kringgg

Jam istirahat tiba, Raina dan bunga bergegas menuju kantin. "Minggir Woi!" Sewot
Raina karna jalannya dihalangi oleh kaki seseorang.

"Ogah! Suka-suka gue lah." Ucapnya dengan senyum miring. "Lo gak liat apa kaki lo
nyender gitu ngehalangin jalan orang." Teriak Raina pada Raya. Laki-laki itu menatap Raina
dari ujung kepala sampai ujung kaki "Duluan kaki siapa? Kaki gue yang nyender apa kaki lo
yang lewat?" Tanyanya.

"Y-ya kaki lo sih, cuman kan! Emang lo pikir nih jalan punya nenek moyang lo apa
hah? Sembarangan naro kaki seenak jidat!" Raina dengan nada semakin beringas menaikan
suara nya. "Iya kah?" Tanya nya lagi.

"IYA LAH ONCOM!" Ucap Raina ngegas. "Yaudah! haha! Lucu." Sembari tersenyum
miring dengan ekspresi meledeknya yang dibuat-buat lalu pergi meninggalkan Raina.
Singting kali ya tu orang!!! Gajelas banget, Ga habis pikir banget sama orang kaya gitu, apa
sih maksud nya??? Nyebelin!!!

⦁┈⦁┈⦁✾🕊️✾⦁┈⦁┈⦁

Tap tap

Langkah kaki terdengar, seorang guru perempuan masuk dengan sorot mata
tajam. Desas-desusnya guru matematika tersebut adalah guru killer. Pelajaran berlangsung
semua diam, suasananya begitu hening dan tegang.

"Ya jawabannya betul sekali Raya! Gini nih yang namanya generasi cemerlang ga
kayak... khem! Raina kamu memperhatikan pelajaran ibu gak sih?!" Tegasnya, sementara
lamunan tentang keburukan Raya pun buyar.

"I-iya bu memperhatiin kok tadi ibu bilang ‘Raya generasi cemerlang gak kayak
Raina.’" Jawab Raina sontak membuat teman-temannya tertawa. Ya memang dalam soal
pelajaran Raina jauh berbeda dengan Raya, jika Raya yang sedari SMP adalah anak yang
pintar dan aktif dalam organisasi, maka Raina adalah kebalikannya bahkan lebih parah.

48
Raina sangat tidak suka dengan Raya, rasanya jika ia berurusan dengan orang itu
bawaannya sewot mulu, apalagi jika jam pelajaran meski guru tidak memberikan soal, Raya
justru meminta soal kepada guru.

Sikapnya yang tengil, sok cool, dan masih banyak lagi. Entah mimpi buruk apa yang
Raina alami hingga ia harus selalu berurusan dengan Raya, setiap ketemu selalu adu bacot,
sewot, ribut terus kayak Tom and Jerry, sampai dimana ketika Raina dan Raya tengah
berdebat sambil mengata-ngatai satu sama lainnya.

"Jangan terlalu benci nanti jadi cinta loh." Ujar Aldi. "Iya nanti mah suka loh."
Sahut Vinna. "Idih ogah banget gue sama dia? Amit-amit dah!" Balas Raina

"Ahaha liatin aja, tungguin nanti juga jadian." Ucap Rangga. "Apa sih kalian nih ih!"
Raina menatap teman-temannya dengan muka memerah.

⦁┈⦁┈⦁✾🕊️✾⦁┈⦁┈⦁

Hujan turun, hari ini disekolah belum saatnya jam pulang tapi tidak belajar karena
jam pelajaran kosong. Diluar sedang hujan Raina pun keluar dan bermain hujan, ia menadahi
air hujan yang turun dari atas genteng.

"Jangan main ujan entarnya auh." Kata laki-laki yang ternyata sedari tadi ada di
belakang Raina tengah memperhatikan gadis yang bermain hujan tersebut. "Yehhhh lebayyy
huh!" Ucap Raina yang memerotkan bibirnya meledek Raya.

Senyum Raya mengembang, lalu menyipratkan air hujan kearah Raina. "Ihh basah
kampret!" Teriak raina sembari membalasnya dengan menyipratkan air hujan. Akhirnya dari
sering berdebat jadi dekat, dari bercerita jadi cinta, kata orang mereka serasi, bahkan tak
banyak yang mengira mereka berpacaran tapi mereka berdua selalu menyangkalnya.

"Kenapa sih hm?" Tanya Raya pada Raina.

"Apa sih? Gajelas banget!" Jawab Raina ketus.

"Kenapa sih? Manyun mulu." Ucap Raya sembari manyun-manyun meniru ekspresi
Raina. "Gapapa ih! Betmut aja." Ujarnya santai dengan ekspresi yang sulit diartikan
membuat Raya bingung dan penasaran.

49
Ya begitulah Raya yang selalu memperhatikan Raina, baginya senyum Raina adalah
segalanya, Raina adalah mood boosternya, jadi jika ada apa-apa pada Raina Raya bisa
merasakannya.

Raina menyadari bahwa ada yang berbeda antara mereka berdua, mulai dari
perhatian, sikap, dan tatapan Raya. Raina rasa Raya menyukainya, kadang Raina pun dibuat
salah tingkah. Namun, apa iya orang seperti Raya menyukai nya? Ah rasanya tidak mungkin.

Raina sedang memperhatikan Raya, Raya pun melihatnya dan tersenyum, tapi
tidak seperti biasanya Raina justru bersikap acuh dan membuang muka saat raya
menatapnya. Raina mulai menjauhi Raya, karna Raina sadar ia jatuh hati padanya. Yah pasti
itu bukan soal yang mudah bagi Raina dan membuat moodnya tidak stabil.

"Kenapa sih ih marah-marah mulu loh malesin." Ucap bunga. "Bisa diem gak sih
berisikkk lo." Ucap Raina Ngegas. Raya menyadari ada yang berbeda dengan Raina. "Itu si
Raina kenapa sih?"

"Au, pms kali." jawab Leon.

"Lah biasanya juga dia gitu marah-marah mulu." Celetuk Rangga.

Raya berusaha menghiburnya dengan menempelkan jari pada mulutnya


membentuk senyum, mengode menyuruh Raina agar senyum. Alhasil Raina tersenyum
melihat tingkah Raya. "Sadar bego, sadar! Dia tuh gak suka sama lo, gak usah baper." Bisik
hati Raina spontan, membuat senyumnya memudar. Raina memalingkan wajahnya ke arah
lain.

Raina mendengar bahwa Raya menembak cewe, dengan kejadian itu Raina
semakin menjauh dari Raya. Rasanya tidak tenang seperti ini ia pun memberanikan diri
untuk menanyakannya pada Raya.

"Nggak gue ga pernah nembak cewe huh fitnah." Ucap Raya. "Lah?? Terus???"
Lirih Raina penasaran. "Gue gka pernah serius sama cewe, lagian juga cuman bercanda
ceweknya aja yang baper." Jawab Raya singkat.

"Oh, jadi semuanya cuma bercanda termasuk gue juga dibercandain doang dan lo
cuman pura-pura serius." Ujar Raina yang tersenyum ketir. "Y-ya sama lu doang gue serius
nya." Elak Raya meyakinkan Raina. "Yaudah lah yah terserah!!!" Tegas Raina yang kecewa
dan tidak percaya akan ucapan Raya lalu pergi meninggalkannya.

50
⦁┈⦁┈⦁✾🕊️✾⦁┈⦁┈⦁

"Terkadang orang yang tulus itu seperti nun mati bertemu idgham bilaguna ada
namun tidak di anggap."

Jadi Raina mengerti tidak semua perasaan harus bersama dengan pemilik nya,
sudahlah sebaiknya Raina akhiri cerita yang memang tidak pernah dimulai ini, dan liat siapa
yang berjuang, dan jangan terlalu berharap.

51
SELESAI TANPA MEMULAI
Oleh: Susan

Aku dan kamu sudah saling "mengenal" selama beberapa tahun, semenjak kita
sebelum sekolah sampai sekarang kita kelas 2 sma, tidak terasa ternyata sudah selama itu
kita saling mengenal. Padahal waktu kita kecil kita sering berantem dan pasti aku selalu
menangis karna di jailin sama kamu, tapi sekarang? Kita malah saling suka hehe.

Awal-awal deket waktu kita kelas 10, aku masih inget banget sama semuanya, aku
sering ngode kamu di status wa dan akhirnya kamu peka, kamu tau kalo aku suka sama
kamu. Aku juga gatau kenapa aku bisa suka sama kamu, aku ngga punya alasan untuk suka
sama kamu semuanya terjadi begitu saja. Aku sering paparaziin kamu, sering liatin kamu juga
dan ternyata kamu peka, dari situ kita berdua deket, aku seneng banget bisa deket sama
kamu setiap pulang sekolah pasti kamu selalu nganter aku pulang tapi gak setiap hari sih,
semenjak hari itu juga kamu sering banget main ke rumah pasti setiap malem kamu main ke
rumah aku.

Keluarga aku dan kamu juga udah tau kalo kita sedeket itu, dan detik demi detik
waktu kita lalui bersama, selalu ada kamu dalam hari-hariku yang berputar disekelilingmu.
Kamu hadir membawa warna baru dalam hidupku yang dulunya hanya hitam putih saja, but
now become more colorful. Namun dengan beriringnya waktu yang telah kita lalui selama ini
akhirnya aku dan kamu menjadi sebuah ikatan yang tak semestinya terjadi tapi kita HTS.
Takdir menyatukan kita dalam keadaan yang sangat rumit, betapa hebatnya tuhan yang
telah mempertemukan kita dan membuat kita saling mengenal satu sama lain.

Semakin hari kita berdua semakin dekat, sampai-sampai semua orang mengira
kalo kita ada hubungan, tapi kenyataannya kita berdua HTS. Tapi emang bener si aku tau
kenapa orang-orang ngiranya kalo kita ada hubungan? Ya karna emang kita sedeket itu aku
baru sadar kalo kita emang bener-bener sedeket itu. Kamu orangnya baik banget sama aku
kamu juga sayang sama aku kamu juga tulus sama aku, tapi aku gagal jadi seseorang yang
kamu mau, maaf.

Menjelang puasa aku selesaiin hubungan antara kita padahal kita gada hubungan
tapi disitu aku ngajak break, aku kira kamu gak akan balik lagi ternyata waktu hari raya idul
fitri kamu balik lagi ke aku. Hari itu aku main ke rumah kamu ketemu sama mamah kamu
dan aku di temenin sama temen aku, i'm so lucky selain aku punya keluarga yang sayang
sama aku, aku juga punya kamu yang sayang sama aku tapi aku rasa kamu gak bahagia karna
aku belum bisa jadi apa yang kamu.

52
Pertengahan bulan juli 2022 ternyata kita asing kembali kayak waktu itu, dan lagi-
lagi aku yang menyudahi hubungan itu, aku berfikir aku ingin berubah menjadi diri yang lebih
baik lagi tapi kenyataannya?

Aku belum bisa merubah diriku menjadi yang lebih baik lagi, it's okay suatu saat
nanti aku akan bisa merubah diriku menjadi diri yang jauh lebih baik lagi dari sebelumnya.

Semenjak bulan juli itu, jujur sebenernya aku masih gamon sama kamu, kadang
juga masih suka kangen sama kamu, aku juga menangis karna kangen sama kamu, hahaha
iya lebay banget tapi aku bener-bener gamon sama kamu, sampai sekarang aku masih
sendiri semenjak udah jauhan sama kamu tapi kamu? Kamu malah jalan sama cewe lain,
sakit banget liatnya emang sih aku juga sempet jalan sama cowo lain tapi itu cuma bener-
bener jalan 1 malem dan kita pun gak chatan sama sekali, sedangkan kamu? Chatan sampai
kamu manggil sayang-sayangan, kamu juga nonton bareng kamu juga post foto berdua sama
dia, jujur sebenernya aku cemburu banget liatnya tapi aku gabisa apa-apa.

Aku udah berusaha buat lupain kamu ternyata bulan oktober kemarin kamu balik
lagi ke aku sebenernya aku udah gamau tapi gatau kenapa aku masih nerima kamu? Entah
karna gak enak atau karna kamu nya terlalu maksain diri kamu, tapi itu ga lama. Tepat pada
tanggal 7 November kita main, padahal pas main kita seneng-seneng aja tapi kenapa pas
pulang malah berantem?

Dari situ kita jauhan lagi karna aku rasa kita emang gak cocok, kamu anaknya suka
main keluar sedangkan aku orangnya introvert, aku anaknya susah di ajak buat main keluar,
banyak orang yang bilang begini, "Kenapa udahan? Padahal cocok kan keluarga juga udah
kenal deket."

Aku gabisa lanjutin semuanya, aku gak suka kalau aku terlalu di posesifin sama
kamu dan aku rasa sekarang aku lebih fokus ke masa depan aku. Aku juga mau fokus belajar
agar aku bisa sukses dan bahagiakan orang tuaku, masih banyak keinginan dan cita-cita yang
harus aku kejar, pada akhirnya "kita" adalah 2 manusia yang hanya di takdirkan untuk saling
mengenal satu sama lain.

Untuk sekarang aku ingin fokus dengan diriku dan keluargaku, aku harap kamu
mengerti. Thanks for all the memories, aku sayang kamu semoga kita bertemu di titik terbaik
menurut takdir and I am also very lucky to have met you and had the opportunity to enter
into your life.

53
CINTA DIDALAM ORGANISASI
Oleh: Yusuf

Halo! Nama gua Erika Anatasya biasa dipangil Rika. Tahun ini umur gua 17 tahun,
hobi gua sama seperti anak muda zaman sekarang yaitu rebahan. Ohh iya, gua udah hampir
2 bulan menjabat sebagai anggota OSIS di sekolah, sebagai anggota OSIS disekolah ini
kegiatan gua sama kaya OSIS disekolah lain yaitu ngurus sekolah, ngejalanin event, suka dan
duka udah gua jalanin hampir 2 bulan ini.

“Jadi osis tuh susah, kalo event berhasil gak ada yang muji. Tapi kalo event gagal di
surakin satu sekolah.” Nasib menjadi anggota osis memang.

Welcome to hari Senin yang begitu cepat datangnya dibandingkan hari Minggu,
seperti biasa gua berangkat kesekolah jam 06.00 karena hari ini upacara dan jadwalnya gua
yang jaga gerbang. Setelah gua selesai dengan tugas-tugas gua sebagai osis, akhirnya gua
bisa masuk kelas dan duduk-duduk sebentar sebelum jam pelajaran dimulai, hari ini cukup
melelahkan pelajaranya karena ada pelajaran matematika.

Bel istirahat pun berbunyi, tetapi gua gak bisa istirahat soalnya hari ini ada rapat
OSIS. "Ini sudah 3 bulan kalian menjabat sebagai pengurus OSIS, jadi saya minta supaya
kalian bisa bekerjasama dengan ekstra yang telah menjadi jatah sekbid kalian." Ucap Kak
Putra, si ketua OSIS. "Intrupsi!" Ucap salah seorang temanku sembari mengacungkan
tangannya.

"Berarti kami koordinasi dulu sama ketua ekstra masing-masing begitu kak?"
Tanyanya. "Iya, kalian harus koordinasi dulu tapi inget, jaga sopan santun kalian. Jaga nama
baik OSIS disekolah kita, bisa di pahami?"

"SIAP BISA!" Jawab kami kompak. Setelah selesai kami keluar dari ruang OSIS, gua
bareng Riki teman sebangku dikelas sekaligus teman satu organisasi gua. "Eh rik, Lo sekbid
berapa? Gua lupa." Tanya Riki. “Gue sekbid 3 huwaaaaa. "Seketika Riki terbahak-bahak.

"Mampus dapet ekstrak paskib, abis Lo digebukin sama kak Zidan entar." Zidan
Pamungkas adalah ketua paskibra di sekolah, secara fisik badanya kencang dan mantep,
maklum lah postur tubuh anak paskibra rata-rata emang gitu, tiada hari tanpa olahraga.
Apalagi seragam mereka pun ikut diketatin seperti kekurangan bahan, entah apa motivasi
mereka mengecilkan seragam.

54
"Huft, kalo Lo sekbid berapa?" Tanya gua gantian. "Gua sekbid 6 dong, karya ilmiah
remaja yang pasti ekstranya santuy hahaha." jawabannya sombong.

Gua cuma bisa meratapi nasib. "Emang Lo bareng siapa aja di sekbid 3?" Tanyanya
lagi. "Bareng Fitri sama Fida." Jawab gua malas.

"Yaudah jangan cemberut gitu ntar kalau misal kak Zidan ngapa-ngapain kalain
bertiga, tinggal laporin aja ke kak Zidan, biar dimasukin lagi ke kesiswaan hahaha.” Hiburnya.
Gua masih agak kesel besok gua bareng Fitri sama Fida bakal keruang paskib untuk
koordinasi dan mediasi seputar pengawasan ekstra ini.

Sore ini gua, Fida, dan Fitri menuju ruangan paskibra yang letaknya nyaris di pojok
jadi agak jauh. Dan syukurnya didepan ruangan ini tuh lagi sepi. Rika menghela nafasnya
karena biasanya banyak anak paskibra nongkrong di sini, tapi hari ini kosong. "Itu masih ada
sepatu anak paskibra, mungkin didalem masih ada orang." Ucap Fitri. Kami bertatapan,
kemudian gua berinisiatif untuk mengetuk pintu ruangan itu.

Tok…tok...tok...

Pintu ruangan tersebut terbuka, melihat siapa yang membuka pintu membuat
mereka bertiga kaget. Shitt! kak Zidan! “Kalian gak pernah diajarin sopan santun hah?” Tiba-
tiba kak Zidan membentak kita dengan keras, sontak kita terkejut bukan main.

"Saya minta maaf kak."Ucap gua sambil nunduk. Karena gua yang ngetuk pintu jadi
gua yang harus tanggung jawab. "Kalau mau ngomong didalem, satu orang aja yang masuk.
Nah lo aja yang masuk." Seperti tau apa tujuan kita bertiga dateng, kak Zidan langsung
nunjuk gua buat masuk.

Setelah dipersilahkan duduk, gua langsung ditodong pertanyaan. "Apa tujuan lo


kesini?" Tanyanya terlihat malas. "Eee… apa tuh, anu kakak…" Tiba-tiba gua gabisa ngomong
didepan kak Zidan. "KALO NGOMONG TUH YANG JELAS! JANGAN MENYE-MENYE!” Teriak
kak Zidan bener-bener dikuping gua. Kasar banget jadi cowok, ngomong doang harus pake
tenanga. “Gajadi deh, saya udah males banget sama kaka.” Gua keluar dari ruangan dan
menghampiri Fida dan Fitri yang ada didepan. “Ayok cabut, males banget gua sama kak
Zidan!”

Keesokan harinya Fida membawakan berita seputar paskibra. "Rika Lo tau gak?
Sebentar lagi paskib bakal ngadain pusdiklatsar gitu disekolah.” Ucap Fida mengebu-ngebu.
"Pusdiklatsar tuh kayak LDKS gak sih?" Tanya gua yang gak tau apa itu Pusdiklatsar. "Iya,
pusat pendidikan dan latihan dasar gitu katanya mah.”
55
“Ini bisa gak sii gua pindah sekbid aja? Gua males banget berinteraksi sama kak
Zidan anjir.” Gua udah bener-bener males ketemu Zidan karena masalah kemarin, rasanya
nyesel banget gua gak tonjok muka gantengnya itu.

"Itu udah tugas kita Rika, nanti kalo misal kita gak ngawasin esktra itu bisa-bisa
kena bintal kaka kelas.” Huh, kayaknya emang gak ada pilihan lain.

Pelaksanaan pusdiklatsar pun sudah didepan mata, jam 6 pagi dihari sabtu sekolah
sudah ramai diisi oleh anak paskib yang akan melaksanakan kegiatannya. “Anak paskib pada
cakep-cakep amat yaa Rik, gua mau deh satu.” Seperti biasa Fitri mulai dengan sifat
centilnya.

Kegiatan sudah berjalan satu-persatu, kadang gua sama Fida nyatet hal-hal yang
menurut kita penting untuk laporan, kalo tugas Fitri adalah dokumentasi setiap kegiatan.
Waktu makan siang adalah jadwalnya makan, budaya makan anak paskibra adalah
kecepatannya. Gua denger dari tempat yang agak jauhan kalau waktu mereka Cuma 3 menit,
gak kebayang segumoh apa kalau gua yang disuruh.

Tiba-tiba kak Zidan datang bersama wakilnya. “Nih makanan buat kalian.” Ujar kak
Ajeng dengan nada ketus. Ketua sama wakil sama aja, sama-sama galak. Emang udah cocok
banget mereka berdua. “Kita gak usah kak, palingan nanti keluar beli makanan.” Gini-gini gua
orangnya gak enakan, jadi gua nolak dengan baik-baik.

“Udah sih terima aja, ribet amat jadi orang.” Kak Zidan ngomong sama gua? What
the—gua males banget dia tiba-tiba ngomong gitu sambil natep gua tajem. Karena Fida gak
mau ambil pusing dia langsung mengucapkan terimakasih atas makanannya dan kita pergi
keruang osis untuk makan.

Mentari lagi terik-teriknya tapi yang capas malah dijemur dilapangan, jahat banget
sih seniornya. Satu persatu capas atau calon paskibra jatuh dan pingsan, total tujuh anak
perempuan yang pingsan dan dua anak laki-laki yang terjatuh duduk dilapangan.

Dengan inisiatif yang tinggi gua pergi kekoprasi untuk mengambil air untuk adik-
adik capas, tapi nasib sial menimpa gua, pintu koprasi rusak dan gak bisa dibuka dari dalam.
“Anjir gua gak bawa hp lagi, mana nih koprasi jauh banget dari ruangan eskul.” Sudah
dipastikan tidak akan ada orang gabut yang bakalan lewat.

“Lo kalo masuk liat-liat dulu dong, main asal masuk terus nutup pintu.” What the
hell, kok bisa ada kak Zidan disini, jadi gua kekunci berdua disini?! “Lah saya mana tau kak
kalo pintu koprasi rusak dari dalem, jangan salahin saya dong.”
56
“Emang lo salah, malah gamau disalahin. Makannya jadi orang tuh pake otaknya,
ngapain koprasi gelap gini ditutup?” Emang gak bakal menang kalo udah ribut sama cowok
batu kayak kak Zidan. Entah udah berapa lama gua kekurung berdua disini, daritadi gua udah
teriak kayak orang kesetanan tapi gak ada yang lewat.

Lama-lama gua kehabisan nafas, karena apa? Karena gua punya phobia gelap atau
nyctophobia. Mungkin kak Zidan yang ngeliat gua sesek nafas langsung mendekat dan
bertanya. “Heh lo kenapa? Nafas yang bener coba.” Kepanikan kak Zidan gak sampai disitu,
karena gua gemeteran sambil nangis tanpa suara.

“Hey tenang-tenang, liat mata gua dulu, jangan panik tenang.” Suara dia
melembut. Gua kayak kehipnotis sama suaranya, jadi gua ngikutin perintah dia dan
perlahan-lahan jadi tenang. “Gapapa Rika, lo disini gak sendiri, ada gua disamping lo. Lo
aman sama gua okey?” Lagi-lagi kak Zidan memberikan kata penenang sambil meluk gua,
DIA MELUK GUA?!

Baru sadar ternyata posisi kita deket banget, gua bisa ngerasaain badan keker dia
dari dalam pelukannya. Karena udah terlanjur nyaman gua males minta dilepas, toh gua juga
takut kambuh lagi hahaha.

Entah sudah berapa jam setelah kejadian tadi, gua udah gak dipeluk lagi tapi gua
ngegandeng tangan kak Zidan sambil nyenderin kepala kepundak dia, tolong ini nyaman
banget huhu. Mendengar ada suara sepatu dilorong ini, dengan cepat gua berdiri dan teriak-
teriak buat manggil orang itu, akhirnya ada orang yang lewat lorong ini.

“Wah makasih yaa kak udah nolongin, kalau kakak gak lewat gatau deh seberapa
lama lagi saya sama kak Zidan bakal kekurung.” Ucapku kepada sang penyelamat yang
ternyata itu adalah senior paskib dan tentunya temen kak Zidan. “Kalian berdua kekunci
disini dari siang? Anjir anak-anak yang lain pada nyariin lo Zidan. Temen lo juga panik nyariin
lo, mana pada gak bawa hp.” Mendengar penuturan tadi bikin gua langsung pergi ngacir
nyari Fitri dan Fida untuk menceritakan hal yang terjadi padanya.

Semua rangkaian kegiatan sudah terlaksanakan, sekarang waktunya penutupan,


setelah melewati banyak drama kemarin, akhirnya gua bakal ketemu kasur ternyaman gua.
Semua sudah bubar dan hanya sekitar 3-4 orang yang masih disekolah, tapi gua belom
dijemput. “Woi lo mau nebeng gak? Disekolah udah gak ada orang, sisa pak satpam aja.” Kak
Zidan datang kearah gua sambil nawarin tebengan, gua liat keadaan sekolah yang memang
sepi. Walaupun masih canggung karena kejadian kemaren, gua gas ajalah daripada gak
pulang-pulang.

57
Disepanjang jalan kita gak ngobrol, ini bener-bener canggung banget asli. “Kak
nanti turunin depan komplek aja yaa, takut kak Zidan buru-buru.” Akhirnya gua
memecahkan keheningan, saat ada lampu merah kak Zidan baru bales perkataan gua tadi.

“Gapapa sampe depan rumah aja, lagian gua gak lagi buru-buru kok.” Ahh ada apa
dengan dia, kenapa tiba-tiba melembutkan intonasinya? Gua kan jadi salting sendiri
dengernya.

Setelah sampai depan rumah gua langsung turun dari motor. “Makasih yaa kak
udah mau nganterin aku sampe depan rumah, maaf udah ngerepotin begini.” Ini bukan gua
banget anjir, gua kok sok manis gini yaa didepan kak Zidan? Apa karena kejadian kemaren?
Ohh iya gua belom bilang makasih soal kemaren. “Gua duluan yaa, istirahat yang cukup.”

Perkataan kak Zidan ngebuat gua urungin niat buat ngucapin makasih sekarang.
Sebelum pergi kak Zidan elus-elus kepalangua, GILA KALI TUH ORANG. Tiba-tiba banget pat-
pat kepala, bisa-bisa gua beneran baper.

Setelah banyak terjadi lika-liku dalam organisasi, akhirnya liburan semester datang,
ini adalah momen yang paling ditunggu oleh semua orang, liburan. Gua sekarang merasa
makin deket sama kak Zidan, dulu dia pasti kalau diajak ngobrol sering bikin emosi, tapi
sekarang udah enggak. Malah gua ngerasa nyaman banget dideket dia.

Ada pesan masuk padahal gua lagi netflix time sambil rebahan dikamar. Pas liat
siapa yang ngechat gua langsung kaget, apalagi ngeliat isinya. “Ini beneran kak Zidan
ngajakin dinner? Beneran dinner bukan cari jajan dialun-alun? Wah gila gua harus make baju
apa yaa.” Hahaha panik banget mikirin baju, padahal kan kak Zidan belom ngasih tau mau
makan dimana.

“Ini kita mau dinner dimana? Biar aku nyesuain baju aku.” Setelah pesan itu
terkirim, gua langsung otw kekamar mandi buat siap-siap karena sekarang udah sore cuy.
Melihat balasan bahwa mereka akan dinner diresto yang cukup bergengsi, gua langsung cari
baju yang cocok dan make up look natural yanng udah pasti bikin gua makin cantik. “Buset
gua cakep begini kok kak Zidan kagak nembak gua yaa.” Ucap gua setelah semuanya selesai,
emang bocahnya suka ngalem sendiri.

Kak Zidan dateng bawa mobil, untung aja dia bawa mobil, soalnya gua pake dress
dibawah lutut. Kak Zidan keluar buat ngebukain pintu gua, arghhhh dia ganteng banget
malem ini, bikin baper lagi pake ngebukain pintu segala. “Makasih kak.” Ucap gua setelah dia
duduk dikursi kemudi. “Anything for you pretty.” Gua salting banget digituin sama kak Zidan.

58
Selama perjalan kita ngobrolin keseharian kita selama liburan semester ini, terus
juga gua nostalgia dulu kak Zidan galak banget. Dia malu dan gak mau gua ngungkit-ngungkit
lagi.

Setelah sampai kita langsung memesan makanan yang lumayan mahal untuk anak
sekolah. Nuansa resto ini kelihatan romantis banget. Daritadi kak Zidan ngeliatin gua mulu,
akhirnya gua ajak ngobrol.

“Tumbenan banget kak Zidan ngajak aku makan ketempat begini, biasa makan di
McD jadi kaget tau liat harganya tadi.” Ungkapku kepada kak Zidan. Walaupun gua sering
makan ketempat beginian sama keluarga, tetep aja kaget kalo kak Zidan mau bayarin. “Iya
aku bawa kamu makan disini karena mau ngomong sesuatu.” Hah? Mau ngomong apa? Gua
jadi deg-degan.

Kak Zidan megang tangan gua terus natap mata gua serius banget. “Rika, maafin
sifat aku yang galak dulu yaa, aku kesel banget kalo nginget-nginget waktu itu aku ngebentak
kamu seenaknya. Makasih udah mau sabar ada dideket aku, kalo kamu gak ikut osis
kayaknya kita gabakal ada intraksi sama sekali. Makasih udah mau jadi tempat nampung
suka-duka aku, kamu mau gak jadi pacar aku?” Pengungkapan dari kak Zidan bikin gua kaget,
karena gak pernah nyangka kalo kak Zidan juga punya perasaan yang sama kayak gua.

“Kakak serius? Gak lagi bercanda?” Tanya gua mastiin apa yang diucapin sama kak
Zidan itu rill. “Bener pretty, aku lagi ngajak kamu pacaran loh, kamu gamau nerima?”
Tanyanya dengan nada menggoda. Gua dengan senang hati menjawab IYA. Karena emang
dari dulu gua udah suka berat sama kak Zidan.

“Aku mau. Aku mau jadi pacar kakak, kak Zidan yang paling ganteng sedunia!”
Jawabku sambil menyeru karena sangking senangnya.

*****

“Kegiatan organisasi yang membuat kita bisa bersama. Aku gak bisa bayangin deh kalo
kamu gak ikut osis dan gak ketemu aku. Kalo jodoh mungkin kita akan ketemu, tapi pasti
lama banget, beruntung banget pokoknya aku bisa ketemu kamu.”

59
PROFIL PENULIS
Akhmad Irgi parigi, biasa dipanggil Irgi. Lahir pada tanggal 5 November 2005. Karya
yang ditulis oleh Irgi berjudul “BERMAIN BOLA DIWAKTU KECIL”. Irgi mempunyai hobi
bermain bola, sampai-sampai dia menuliskan karyanya tentang bola. Instagram:
@akmad_irgi

ALIFA RAHMA NABILA, biasa dipanggil Abil. Lahir pada tanggal 9 Juni 2006. Karya yang
ditulis oleh Abil berjudul “FRIENDZONE”. Abil mempunyai hobi membaca komik dan novel, ia
juga menggemari idol korea khususnya Lee Haechan. Instagram: @alifarahmanabila

Ariani damayanti, biasa dipanggil Yanti. Lahir pada tanggal 7 Agustus 2005. Karya yang
ditulis oleh Yanti berjudul “BERTEMU DENGANMU DIDUNIA YANG BERBEDA”. Yanti
mempunyai hobi menonton anime dan menjaili anak kelas. Instagram: @rydam__

Arya maulana jayaprana, biasa dipanggil Arya. Lahir pada tanggal 24 Juni 2006.
Karya yang ditulis oleh Arya berjudul “CINTA YANG HAMPIR MEMBAKARKU”. Arya
mempunyai hobi belajar dan bermain game online. Instagram: @aryamaulana_24

AULIA MISBAHUL MUNIR, biasa dipanggil Ali. Lahir pada tanggal 23 Desember 2005. Karya
yang ditulis oleh Ali berjudul “KISAHKU”. Ali mempunyai hobi olahraga khususnya bulu
tangkis dan bermain game online. Instagram: @aulia_misbahulmunir_23

Aura al-waliy, biasa dipanggil Ara. Lahir pada tanggal 12 Desember 2005. Karya yang
ditulis oleh Ara berjudul “RUMAH”. Ara mempunyai hobi membaca novel dan menangisi
cowok fiksi. Instagram: @llaveira____

Ayu sabila, biasa dipanggil Bila. Lahir pada tanggal 16 Agustus 2006. Karya yang ditulis
oleh Bila berjudul “TENTANG SEKOLAH”. Bila mempunyai hobi tidur dikelas, sekalinya tidur
susah banget dibangunin. Instagram: @ayusabila16_

Azkia sabili, biasa dipanggil Bili. Lahir pada tanggal 12 juni 2006. Karya yang ditulis oleh
Bili berjudul “KING”. Bili mempunyai hobi fotografi, mendaki gunung, dan bermain game
online. Instagram: @bill_zz

Fauziyah lathif kamalia, biasa dipanggil Puja. Lahir pada tanggal 3 April 2006. Karya
yang ditulis oleh Puja berjudul “DADDY, BEFORE I GO”. Puja memiliki hobi membaca novel
dan memiliki selera musik yang tinggi. Instagram: @oajzhdjen

60
Irtiyah khoiriyah, biasa dipanggil Irti. Lahir pada tanggal 26 Mei 2006. Karya yang
ditulis oleh Irti berjudul “HUJAN DIBULAN JUNI”. Irti memiliki hobi menulis, menggambar,
dan mendengarkan musik. Instagram: @Irtyhh_

Mawardatun aulia, biasa dipanggil Mawar. Lahir pada tanggal 11 November 2006.
Karya yang ditulis oleh Mawar berjudul “AKU SI SULUNG”. Mawar memiliki hobi olahraga
khususnya lari. Instagram: @mawardtn_a

Muhammad Dafa arrohis, biasa dipanggil Dafa. Lahir pada tanggal 23 Juni 2006. Karya
yang ditulis oleh Dafa berjudul “MASA LALUKU”. Dafa memiliki hobi bermain futsal dan game
online. Instagram: @_dapaaaxzz

Muhammad farhan hasan, biasa dipanggil Farhan. Lahir pada tanggal 13 Agustus
2005. Karya yang ditulis oleh Farhan berjudul “PERSAHABATAN”. Farhan memiliki hobi
bermain bola dan mengikuti pengajian. @farhan_13052

Muhammad rafli fatan, biasa dipanggil Rafli. Lahir pada tanggal 5 Januari 2006. Karya
yang ditulis oleh Rafli berjudul “AKHIR DARI KEHIDUPAN”. Rafli memiliki hobi bela diri dan
bermain bola basket. Instagram: @rafli_fatan

Novia khayatun nisa, biasa dipanggil Novi. Lahir pada tanggal 14 November 2006.
Karya yang ditulis oleh Novi berjudul “SECRET LOVE”. Novi memiliki hobi membaca novel dan
mendengarkan lagu ‘Lantas’. Instagram: @khayatun_novi

NURAINI FADLA al-munawaroh, biasa dipanggil Fadla. Lahir pada tanggal 8 Maret
2006. Karya yang ditulis oleh Fadla berjudul “TITIK EMAS”. Fadla memiliki hobi.
@aganationnation

ROSNAWATI, biasa dipanggil Rosna. Lahir pada tanggal 3 Agustus 2005. Karya yang ditulis
oleh Rosna berjudul “SINTESA RASA”. Rosna memiliki hobi menulis kata-kata yang indah dan
mendengarkan musik. Instagram: @rsna03_

Susanti, biasa dipanggil Susan. Lahir pada tanggal 30 September 2006. Karya yang ditulis
oleh Susan berjudul “SELESAI TANPA MEMULAI”. Susan memiliki hobi mendengarkan musik
dan bernyanyi. Instagram: @sannqxz_ 05

Yusuf saputra, biasa dipanggil Yusuf. Lahir pada tanggal 26 Desember 2005. Karya yang
ditulis oleh Yusuf berjudul “CINTA DIDALAM ORGANISASI”. Yusuf memiliki hobi bermain
game online. Instagram: @put_ra4055
61

Anda mungkin juga menyukai