Anda di halaman 1dari 4

Sejarah

Catatan sejarah dari tulisan yang ditulis oleh cendekiawan kuno Benua Westeria
menjelaskan bahwa ribuan tahun yang lalu, Benua Westeria merupakan benua baru yang
dihuni oleh hewan liar dan Naga. Para Naga ini hidup lebih liar di segala penjuru Benua
seperti padang pasir, hutan gelap, perbukitan, sungai dan goa.
Secara kepintaran, Naga jauh berbeda dari hewan karena ia tergolong ras makhluk
monster yang memiliki akal pikiran seperti manusia dan peri tetapi tidak bisa berbicara
selayaknya manusia dan para elf. Banyak diantara mereka hanya mampu meraung dan
mendesis, belum lagi semburan apinya yang mampu melelehkan bangunan berbatu. Selain
itu, bangsa Naga terdiri dari banyak ras, bentuknya pun bermacam-macam.
Suatu saat, para penjelajah dari bangsa Elf yang dipimpin seorang bernama Eldrind
tiba di Benua Westeria dengan perahunya yang besar bersama kaum-kaum elf lainnya yang
berasal dari tanah asli mereka, land of eden. Mereka takjub dengan para Naga liar yang
mendiami benua yang indah luas ini. Mereka menamai para Naga ini dengan bahasa Elf yaitu
(Aina) yang berarti suci. Eldrin dan para Elf lainnya kemudian membangun peradaban dan
kerajaan di hutan lebat, kemudian berdirilah kerajaan agung Elf bernama Horien. Para Elf
dengan kelihaianannya bersihir mampu menghasilkan komunikasi antara dirinya dengan para
Naga, dengan media suatu batu suci Holy Charm yang sudah dirasuki sihir-sihir suci untuk
perantara media berkomunikasi dengan naga. Siapapun yang mengalungi kalung itu dapat
berkomunikasi dengan satu naga untuk satu charm.
Beberapa ratus tahun setelah kedatangan Elf, bangsa manusia pun mulai menemukan
keberadaan benua ini melalui kapal penjelajah besar yang dipimpin oleh Helbert Aegum.
Tanpa di sadari, kaum morgul yang dipimpin Naga, mengikuti diam-diam perahu penjelajah
manusia dan mendarat di sisi lain pantai Benua Westeria. Kaum morgul adalah kaum yang
bengis, mereka adalah makhluk dengan perawakan seperti manusia dan bertaring layaknya
beruang dan berkulit mengkerut layaknya kulit babi. Ciri khas morgul yang terlihat jelas
adalah bola matanya yang bundar besar dengan iris mata berwarna merah dan pupil seperti
hewan nokturnal.
Berbeda dengan bangsa elf, sebagian bangsa manusia menganggap Naga sebagai
makhluk mengerikan, sebagian manusia lainnya menganggap Naga sebagai makhluk mitos.
Manusia dan elf sangat berbeda, bangsa elf adalah bangsa agung yang menghormati
keberadaan aina berusaha membangun peradaban tanpa berselisih dengan para aina.
Sedangkan manusia cendrung merasa takut dan ngeri terhadap keberadaan Naga. Pada saat
itu manusia membangun peradaban di baik bayang-bayang ketakutan mereka akan serangan
Naga. Bahkan tidak jarang mereka membunuh dan memburu Naga karena merasa mereka
adalah ancaman bagi manusia, hingga kerajaan Naga membuat aturan untuk memburu Naga
yang Hidup di wilayah manusia.
Sampai saat itu, para morgul beserta Naga membangun peradaban di kaki-kaki bukit
dan goa-goa yang gelap. Tiba akhirnya, keserakahan morgul akan wilayah kekuasaan di
benua ini mulai menggerogoti akal sehat mereka. Para morgul yang berkembang biak
semakin banyak dan semakin kuat mulai menyebar mendiami hampir di seluruh perbukitan
Utara Westeria.
Bangsa manusia mulai berdatangan atas kabar dari Helbert bahwa terdapat sebuah
benua yang besar dan kaya sumberdaya alam yang mampu menampung puluhan kerajaan
untuk didiami manusia. Bangsa manusia kemudian berdatangan dan membangun kerajaan-
kerajaan kecil lainnya di bagian barat Westeria. Sayangnya kedatangan bangsa manusia tidak
imbangi oleh rasa dan ambisi buas manusia itu sendiri. Hasrat mereka yang semakin tinggi
akan kekayaan dan kekuasan semakin menggerogoti mereka layaknya morgul.
Perang terjadi berturut-turut antar kerajaan-kerajaan kecil di Westeria, berlomba
membangun dan memperluas wilayahnya. Menyerang wilayah para elf di hutan. Pada saat era
itu benua Westeria mengalami masa The Red War. Perang berdarah antar sesama bangsa
manusia dan elf yang mendiami Benua Westeria. Sedangkan, dibalik bayang peperangan,
para pasukan morgul semakin kuat dan percaya diri. Membangun pasukan-pasukannya di
balik tebing-tebing curam pegunungan dan goa.
Para Naga kehilangan kepercayaan dengan kaum asing seperti elf dan manusia yang
datang dari luar benua Westeria dan menjadikan semua kaum adalah musuhnya. Mereka
turun dan keluar dari tempat persembunyiannya di hutan-hutan lebat, gunung sunyi dan
padang pasir tandus. Mereka menjadi semakin liar dan membantai pemukiman-pemukiman
kecil manusia dan elf.
Elf berperang bukan karena hasrat kekuasaan dan keserakahan mereka akan tanah di
Westeria, tetapi atas bentuk perlindungan diri mereka terhadap bangsa elf dan aina. Mereka
merasa ambisi manusia sudah semakin tidak terkontrol dan harus dimusnahkan.
Tiba suatu saat, bangsa manusia mulai melakukan pemberontakan terhadap
kekaisaran Helbert untuk dilakukan perdamaian terhadap bangsa-bangsa termasuk Naga.
Edgar merupakan seorang pemimpin dari pasukan pemberontak yang bernama “Crescents”.
Perang berdarah yang tidak kunjung selesai akhirnya mendorong para raja-raja besar di
Westeria untuk mengadakan perjanjian kedamaian. Perjanjian kedamaian ini disetujui oleh
Eldrin, Helbert, dan Edgar.
Meskipun perjanjian perdamaian telah dibuat, masalah belum selesai karena para
Naga masih tetap menyerang dan menghabisi bangsa-bangsa manusia dan elf. Hal ini
mendorong para penyihir hebat dari elf dan manusia untuk membuat batu charm lebih banyak
untuk mengendalikan para naga. Batu sihir ini digunakan untuk menyelaraskan gelombang
pikiran otak antar Naga dan elf serta manusia.
Sayangnya tidak semua penyihir mampu menggunakan batu ini untuk dapat
berkomunikasi dengan Naga. Diperlukan sihir yang sangat kuat di dalam tubuh dan
kecocokan antara sihir di dalam batu itu dengan sihir yang dimiliki seorang calon enchanter.
Batu sihir itu seperti memilih siapa yang dapat menggunakan untuk memanfaatkan dirinya.
Orang tersebut yang mampu menggunakan batu sihir itu adalah seorang enchanter murni.
Enchanter akhirnya dapat mengendalikan amukan para Naga yang mengganas di
berbagai bagian Westeria. Dengan batu itu yang dikalungkan di leher seorang enchanter
mereka berkomunikasi di dalam gelombang pikiran mereka kepada Naga, menyerukan
perdamaian dan hidup berdampingan.
Perang besar ini banyak menghabiskan korban terutama para Naga dan menyisakan
sedikit Naga di benua Westeria. Para Naga yang masih hidup kembali ke tempat tinggalnya
yang rahasia di benua westeria sebagian ada yang menjauhi manusia dan elf sebagian ada
yang hidup dekat karena mempercayainya.
Morgul yang terlupakan semakin berkembang dan kuat, sedikit demi sedikit mereka
berkumpul membentuk pasukan yang tangguh dan bengis. Naga merupakan pemimpin dan
penhyihir hebat yang dimiliki morgul, melalui kaki tangannya yang juga adalah penyihir, dia
membuat dark Charm untuk juga mampu menguasai pikiran naga, dengan tujuan jahat.
Membantunya menguasai Westeria.
Penyerangan dimulai dan peperangan kembali terjadi antara elf yang bersekutu
dengan manusia dan para naga melawan para morgul dengan pasukan kematiannya. Sadar
mereka kalah jumlah dan kalah kekuatan elf dan manusia mundur dari peperangan. Informasi
dari bangsa elf, excalibur disebutkan mampu mensucikan arwah dari pembangkit
necromancer. Bersama dengan clouds, helbert dan elf mereka membuat senjata excalibur
untuk dapat mengalahkan pasukan arwah necromancer dan meminta bantuan para Naga
untuk menjaga tanah westeria dari ambisi jahat Zenoth dan Naga.
Mengetahui hal itu, Zenoth melakukan strategi licik dengan berpura-pura untuk
berdamai dan menyerah untuk menyerahkan batu dark obsidian dengan syarat para morgul di
biarkan untuk tinggal di benua Westeria sebelah utara.
Ketika pertemuan untuk dilakukannya penyerahan batu dark obsidian milik Zenoth.
Pasukan necromancer Zenoth diam-diam menyerbu tempat tinggal clouds dan membantai
semua kaum Edgar di clouds, selain itu mereka juga menghabisi para enchanter di elf dan
manusia. Pergerakan Zenoth diketahui pihak kerajaan dan elf, dengan perlengkapan excalibur
yang siap mereka melakukan perlawanan dan hampir mengalahkan Zenoth. Eldrin berhasil
memotong kalung dark obsidian milik Zenoth, dan kalung itu jatuh di tengah-tengah
pertempuran besar tanpa ada yang menyadarinya. Seorang penyihir manusia bernama Dario,
menemukan dan melihat bantu itu dan kemudian mengantonginya.
Zenoth kemudian mundur dengan sisa-sisa pasukan morgul dan kembali ke goa goa di
utara dengan morgul seadanya menyimpan dendam yang besar untuk kembali.

Anda mungkin juga menyukai