Anda di halaman 1dari 5

Story of Warcraft III

Reign of Chaos

bermula ketika suatu desa di Kerajaan Lordaeron milik ras manusia diserang oleh gerombolan Orc.
Pangeran Arthas selaku anak dari raja Lordaeron pun diutus untuk menangani masalah itu bersama
penyihir wanita Jaina Proudmoore dan komandan perang senior Uther the Lightbringer. Setelah Arthas
berhasil mengusir gerombolan Orc dan membebaskan penduduk desa, Arthas mulai merasakan adanya
keanehan baru seperti adanya serangan dari makhluk mirip mayat hidup dan munculnya wabah
misterius di Lordaeron. Semakin lama menyelidiki, Arthas mulai sadar bahwa ada iblis bernama
Mal'ganis yang ingin memanfaatkan penduduk ras manusia (Human) sebagai tentara bagi kaumnya.

Arthas akhirnya berhasil mengalahkan Mal'ganis melalui pertarungan yang alot, namun Mal'ganis
berhasil melarikan diri ke Kutub Utara sehingga Arthas memutuskan untuk mengejarnya. Di Kutub Utara,
Arthas tanpa sengaja bertemu seseorang bernama Muradin yang sedang berada di Kutub Utara untuk
menemukan pedang ajaib yang disebut Frostmourne. Arthas yang terobsesi mengalahkan Mal'ganis pun
berusaha mendapatkan Frostmourne walaupun harus menyebabkan Muradin tewas.

Arthas yang baru saja mengkudeta ayahnya sendiri kemudian bertemu oleh iblis lain bernama
Tichondrius yang mengatakan bahwa Arthas sudah berhasil melaksanakan misi pertamanya sebagai
bagian dari ras Undead. Arthas selanjutnya diperintahkan untuk menghancurkan pemukiman ras High
Elf dan mengklaim sumur ajaibnya untuk memperluas kekuasaan Undead dan membangkitkan kembali
Kel'Thuzad.

Melalui Kel'Thuzad, Arthas mengetahui bahwa wabah di Lordaeron merupakan bagian dari rencana ras
iblis bernama Burning Legion untuk masuk ke dunia dengan bantuan roh dukun bernama Lich King.
Kel'Thuzad juga menjelaskan bahwa ia telah "dipilih" oleh Lich King sebagai salah satu anak buah
kepercayaannya melalui pedang Frostmourne tersebut. Arthas dan Kel'Thuzad selanjutnya
diperintahkan untuk membukakan gerbang antar dimensi dengan jalan merebut kitab sihir dari Dalaran.
Mereka akhirnya sukses memanggil Archimonde, pemimpin dari Burning Legion dan dengan
kekuatannya, Archimonde menghancurkan sisa-sisa Kerajaan Lordaeron.

Di saat yang hampir bersamaan, Thrall, pemimpin tertinggi ras Orc, memutuskan untuk mengungsikan
rasnya keluar dari tanah Lordaeron usai bertemu seseorang misterius bernama The Prophet (Sang
Peramal). Di tengah perjalanan, kapal-kapal mereka terkena badai sehingga rombongan Thrall terpisah
dengan rombongan Grom Hellsceam, saudaranya, hingga akhirnya terdampar di Kalimdor, tanah yang
belum terjamah. Di Kalimdor, rombongan Thrall bertemu dengan ras manusia banteng bernama Tauren
yang belakangan menjadi sahabat mereka. Rombongan Thrall akhirnya bertemu dengan rombongan dari
Grom Hellscream yang terlibat peperangan kecil dengan ras manusia yang juga mengungsi ke Kalimdor
usai runtuhnya Kerajaan Lordaeron. Thrall menyuruh Grom agar tidak mengganggu ras manusia lebih
lanjut, namun Grom mengabaikannya sehingga Thrall menghukum Grom mengumpulkan kayu untuk
mendirikan markas.
Grom selanjutnya menebangi begitu banyak pohon sehingga menggunduli sebagian hutan. Ulah Grom
menggunduli hutan membuat Cenarius - dewa penjaga hutan Kalimdor - marah sehingga ia menyerang
pasukan Grom. Pasukan Grom yang terdesak mencari dan meminum air dari suatu sumur ajaib agar bisa
mengalahkan Cenarius, namun ternyata sumur tersebut sudah dikutuk oleh kekuatan iblis. Di saat
bersamaan, pasukan Thrall yang dibantu Tauren berhasil mendesak ras manusia, namun tiba-tiba The
Prophet muncul kembali dan menyatakan bahwa mereka harus bersatu karena Burning Legion sudah
mendekati Kalimdor. Orc dan Human akhirnya memutuskan untuk bekerja sama memerangi pasukan
Grom yang sudah dikuasai iblis sebelum akhirnya berhasil menyelamatkan Grom. Grom sendiri akhirnya
gugur setelah berhasil membunuh Mannoroth, iblis yang sebelumnya mengutuk dirinya dan ras Orc
lainnya.

Di saat bersamaan, salah satu pemimpin tertinggi ras Night Elf bernama Tyrande Whisperwind
terbangun dari tidur panjangnya dan menyadari bahwa ada makhluk-makhluk asing yang masuk ke
Kalimdor. Khawatir bahwa mereka hanya akan menyebabkan kekacauan, Tyrande beserta Malfurion -
pendeta tertinggi Night Elf - menyuruh rasnya berperang dengan mereka sehingga Night Elf terlibat
perang segitiga dengan Burning Legion (Undead) dan koalisi Orc-Human. Di sela-sela peperangan,
Tyrande membebaskan Illidan - saudara Malfurion yang dipenjara karena dituduh berkhianat - untuk
membantu Night Elf. Illidan yang dibebaskan selanjutnya berhasil membunuh Tichondrius, salah satu
jenderal Burning Legion, namun di saat bersamaan ia malah tergoda dengan kekuatan Tichondrius dan
kemudian menggunakan kekuatan tersebut untuk dirinya sendiri. Malfurion akhirnya mengusir Illidan
karena kekuatan barunya dianggap membahayakan ras Night Elf.

Di tengah peperangan antara koalisi Human-Orc dengan Night Elf, The Prophet kembali muncul dan
mengatakan bahwa inilah saatnya untuk bersatu demi menghentikan rencana jahat dari Burning Legion
sambil mengatakan siapa dirinya sebenarnya. Ras Night Elf akhirnya setuju melakukan gencatan senjata
dengan Human dan Orc. Ketiga ras itu kemudian mendirikan garis pertahanan terakhir di dekat "Tree of
World" yang diincar Archimonde untuk menguasai dunia. Peperangan berlangsung begitu sengit, namun
pasukan Burning Legion akhirnya berhasil mengalahkan pasukan gabungan ketiga ras tersebut. Di saat
bersamaan, Malfurion ternyata memiliki rencana rahasia dengan mengumpulkan roh-roh penunggu
hutan sambil mengulur waktu lewat peperangan. Akhirnya, tepat ketika Archimonde siap mengklaim
kekuatan pohon tersebut, roh-roh penunggu hutan meledakkan dirinya sehingga Archimonde hancur
bersama dengan Pohon Keabadian dan rencana Burning Legion menguasai dunia pun gagal.
The Frozen Throne

Dalam Invasi Legion, Illidan akhirnya dibebaskan setelah 10.000 tahun berada di kurungan. walaupun
pada mulanya Illidan membantu para Night Elf, namun pada akhirnya dia kembali pada sifat jahatnya.
dia menyerap kekuatan Skull of Gul'dan. dengan demikian, Illidan menjadi Iblis yang sangat2 kuat.

Penuh dengan kekuatan dan Kebebasan, Illidan Pergi menjelajahi dunia sampai akhirnya dia bertemu
dengan Kil'jaeden. Kile'jaeden marah terhadap kekalahan Archimonde di gunung Hyjal. namun, dia
menemui Illidan untuk alasan yang lebih penting daripada Membalaskan Dendamnya. Kil'jaeden
merasakan bahwa Ciptaannya yaitu Lich King terlalu kuat untuk dikendalikan. dia memerintahkan Illidan
untuk menghancurkan Ner'zhul dan mengakhiri undead Scourge untuk selamanya. dan sebagai gantinya,
Illidan akan diberi kekuatan tak terhingga dan sebuah kedudukan diantara penguasa Burning Legion.

Illidan setuju dan langsung berangkat untuk menghacurkan Frozen Throne, dimana Jiwa Lich King
tinggal. Illidan tau bahwa dia membutuhkan kekuatan lebih untuk menghacurkan Frozen Throne.
dengan menggunakan pengetahuan dari ingatan Gul'dan, Illidan memutuskan untuk mencari makam
Sargeras untuk meyerap kekuatan Dark Titan. dibantu para naga yang dipimpin oleh penyihir licik Lady
Vashj, Ia pergi ke Broken Isles dimana makam Sargeras berada.

Warden Maiev Shadowsong adalah Penjaga Tahanan Illidan. dia mulai memburu Illidan saat tahu Illidan
mencari makam Sargeras. namun, Illidan berhasil mengelabui Maiev dan berhasil menyerap kekuatan
dari Eye of Sargeras. dengan kekuatan Eye of Sargeras, Illidan Pergi ke kota para penyihir Dalaran. Ilidan
menggunakan Eye of Sargeras untuk menciptakan mantra yang dapat menghancurkan Frozen Throne,
namun mantra itu terhenti ketika saudaranya Furion bersama Tyrande datang membantu Maiev.

Mengetahui bahwa Kil'jaeden tidak akan senang dengan kegagalannya menghancurkan Frozen Throne,
Illidan kabur ke dimensi tandus yang dikenal sebagai Outland: sisa-sisa terakhir Draenor. Di sana ia
merencanakan untuk menghindari kemarahan Kil'jaeden dan merencanakan langkah selanjutnya.
Setelah mereka berhasil menghentikan Illidan, Malfurion dan Tyrande kembali ke Ashenvale. Namun,
Maiev tidak akan berhenti dengan begitu mudah, dan mengikuti Illidan ke Outland, dia bertekad untuk
membawa Illidan ke pengadilan.
Rise of the Blood Elf

Saat ini, Undead Scourge telah mengubah Lordaeron dan Quel'Thalas menjadi tempat yang mengerikan.
hanya tersisa sedikit pasukan untuk berjuang. salah satunya adalah para high Elf yang dipimpin oleh
paneran Kael'thas. para High Elf ini berduka cita atas hilangnya tanah air mereka dan memutuskan untuk
menyebut diri mereka sebagai Blood Elf. Namun ketika mereka bekerja untuk menjaga Scourge di teluk,
mereka sangat menderita karena jauh dari Sunwell yang menjadi sumber kekuatan mereka. Putus asa,
Kael bergabung bersama Illidan dan para Naga dan berharap, dia bisa mendapatkan Sumber kekuatan
yang baru. akhirnya Komandan Alians menganggap Blood Elf sebagai pengkhianat dan mengusir mereka
untuk selamanya.

Dengan tak adanya tempat untuk tinggal, Kael beserta para Blood Elf mengikuti Lady Vahsj ke Outlander
untuk menyelamatkan Illidan yang tertangkap oleh Maiev. mereka berhasil mengalahkan Maiev dan
membebaskan Illidan dari genggamannya. lalu, menggunakan Outlanders sebagai markas mereka. Illidan
mengumpulkan pasukannya untuk serangan kedua terhadap Lich King.

Civil War in the Plaguelands

Ner'zhul, The Lich King tau bahwa waktunya sangat singkat. Dipenjara dalam Frozen Throne, dia
menduga bahwa Kil'jaeden akan mengirim seseorang untuk menghancurkannya. Kerusakan yang dibuat
oleh Illidan telah menghilangkan sebagian kekuatannya. Putus asa untuk menyelamatkan dirinya sendiri,
dia memanggil pengikut terhebatnya. Arthas The DeathKnight.

Walaupun kekuatannya sudah terkuras oleh kelemahan Lich King, Arthas terlibat dalam perang sipil di
Lordaeron. Setengah dari pasukan Undead yang dipimpin oleh Banshee Sylvanas Windrunner,
melancarkan kudeta untuk kendali atas kerajaan Undead. ketika perang memuncak di seluruh
Plaguelands. Arthas, dipanggil oleh Lich King, dan dipaksa untuk meninggalkan Scourge di tangan
Kel'Thuzad.

Akhirnya, Sylvanas yang memberontak beserta para pengikutnya (yang dikenal sebagai Forsaken)
mengklaim reruntuhan ibukota Lordaeron sebagai milik mereka. mereka Membangun benteng mereka
sendiri , Forsaken bersumpah untuk mengalahkan Scourge dan mengusir Kel'Thuzad dan antek-anteknya
dari tanah.

Lemah, tetapi bertekad untuk menyelamatkan tuannya, Arthas mencapai Northrend hanya untuk
menemukan Illidan, naga dan Blood Elf yang menunggunya. Ia dan sekutunya nerubian berpacu
melawan pasukan Illidan untuk mencapai Icecrown dan membela Frozen Throne.
The Lich King Triumphant

Bahkan saat dia lemah, dia berhasil mengalahkan Illidan. dengan menggunakan Frostmourne Arthas
berhasil menghancurkan penjara es Lich King dan melepaskan baju zirah dan helm Ner'zhul. Arthas
kemudian mengenakan Baju Zirah beserta Helm Nar'zhul dan kemudian, Jiwa mereka bersatu menjadi
mahluk yang terkuat seperti rencana Nar'zhul. Sementara itu, Illidan dan pasukannya terpaksa
mengungsi kembali ke Outland dalam keadaan malu.

Saat ini, Arthas The Immortal Lich King berada di Northrend, ia dikabarkan akan membangun kembali
benteng Icecrown.

Old Hatreds - The Colonization of Kalimdor

Para Scourge dan Burning Legion telah menghancurkan peradaban di Lordaeron dan sebentar lagi
mereka berhasil menguasai Kalimdor. tapi ras yang lain bersatu tanpa pamrih untuk mencoba awal yang
baru, dimulai dengan gencatan senjata yang tidak nyaman antara Alliance dan Horde.

Thrall memimpin para Orc ke benua Kalimdor, dimana mereka mendirikan sebuah "rumah baru" dengan
bantuan saudara-saudara Tauren mereka. Sekarang kutukan iblis telah berakhir, para Horde berubah
dari raksasa yang suka berperang menjadi sedikit bersahabat. Dibantu oleh para Tauren dan Troll , Thrall
dan para Orc melihat ke depan untuk sebuah era baru.

Pasukan Alliance yang tersisa di bawah pimpinan Jaina Proudmoore menetap di selatan Kalimdor. Di
lepas pantai timur Dustwallow Marsh, mereka membangun sebuah kota pelabuhan. di sana, manusia
dan sekutu mereka Dwarv bekerja untuk bertahan hidup di tanah yang akan selalu memusuhi mereka.
meskipun para Orcs dan Manusia memenuhi gencetan senjata mereka. ketenangan yang rapuh itupun
perlahan mulai hancur.

Perdamaian antara para Orc dan manusia hancur oleh kedatangan armada Aliansi besar-besaran di
Kalimdor. Armada yang kuat, di bawah komando Laksamana Proudmoore (ayah Jaina), mereka
menimbulkan ancaman yang serius terhadap "ketenangan" Orcs dan Manusia. Sebagai pahlawan yang
terkenal dari Perang Kedua, ayah Jaina bertekad untuk menghancurkan para Orc sebelum dia bisa
"mendapatkan pijakan di tanah".

Jaina dituntut untuk membuat keputusan yang mengerikan: mendukung mayahnya dalam pertempuran
melawan Orc dan mengkhianati sekutu barunya, atau melawan ayahnya sendiri untuk mempertahankan
perdamaian yang rapuh Alliance dan Horde.

Jaina memilih untuk membantu mengalahkan ayahnya. Sayangnya Laksamana Proudmoore tewas dalam
pertempuran sebelum Jaina bisa berdamai dengan dia atau membuktikan bahwa Orc tidak lagi monster
haus darah. Untuk kesetiaannya, para Orc membiarkan pasukan Jaina kembali pulang dengan selamat ke
Theramore.

Akhirnya Ketenangan kembali menyelimuti Mereka. Namun, Mereka tidak pernah tau kapan Lich King
akan kembali memulai Peperangan...

Anda mungkin juga menyukai