Bab 12 Kamala
Leighton terbangun di atas dipan salah satu ruang pengobatan, Desna dan Putri Ashca
belum sadarkan diri. Setelah keduanya sadarkan diri, mereka langsung menemui Leighton
untuk membicarakan beberapa hal. Leighton menjelaskan segala hal yang ia ketahui tentang
kelompok Valadin serta kejadian di Gunung Ash. Putri Ashca menceritakan segala hal yang ia
ketahui dan terjadi padanya saat ia ditahan oleh Eizen. Kemudian mereka membuat penjelasan
untuk rakyat Lavanya tentang semua yang terjadi terutama kepada keluarga prajurit yang
menjadi korban. Semua kapal udara telah berangkat dan tidak akan ada lalu lintas udara sampai
festival di Lavanya selesai maka Putri Ashca memutuskan untuk menggunakan Kamala, kapal
terbang istimewa Kerajaan Lavanya.
Bab 19 Schalantir
Leighton yang menemukan Vrey di Kapel Odyss dengan gaun layaknya putri kerajaan
menjadi kagum untuk beberapa saat. Leighton akan segera pergi ke Rilyth Lamire untuk
bernegosiasi dan berbincang tentang hukuman Vrey juga masalah Valadin. Vrey memutuskan
untuk ikut dengannya. Sesampainya mereka di Rilyth Lamire, Putri Ashca, Desna, dan Kavall
seorang Elvar penempa logam telah ikut hadir di ruang kerja Lourd Haldara. Sang penempa
menceritakan tentang pedang Valadin yaitu Zward Eldrich serta mengatakan kekuatan apa
yang bisa dihasilkan oleh pedang itu. Lourd Haldara telah mengabarkan pada tetua Elvar
lainnya tentang tindakan yang dilakukan oleh Valadin dan teman-temannya, setelah menerima
surat darinya ia memstikan bahwa mereka juga akan segera menuju Rilyth Lamire. Putri Ashca
mengajukan diri untuk membantu menjemput para tetua dengan Kamala, Lourd Haldara
mengizinkannya. Sementara Putri Ashca menjemput tetua, Lourd Haldara menyusun rencana
agar mereka dapat mengejar Valadin. Sebelum kembali ke Granville, Lourd Haldara
memberikan hadiah kepada Vrey dan Leighton. Vrey mendapatkan jubah Nymph dan Aen
Glinr yang sempat disita oleh Lourd haldara sendiri, sedangkan Leighton mendapatkan
Schalantir pedang milik Valadin sebelumnya yang telah kehilangan kekuatannya yang
kemudian di perbaiki oleh Kavall. Menurut Lourd Haldara hanya Schalantirlah yang dapat
menyaingi kekuatan Zward Eldrich, karena Leighton seorang Eldyn sudah sepantasnya
Leighton dapat menggunakan pedang itu, sebab hanya seorang Eldyn yang dapat menggunakan
Schalantir.
Bab 22 Amarah
Amarah hutan tidak mudah untuk diredakan, Vrey terjatuh di tepi tebing menemui Izahra
anak buah Lourd Haldara kemudian membantu Kart untuk keluar dari pohon pemakan
serangga. Saat melawan pepohonan hutan, mereka bertemu seorang Rahval yang dapat
memainkan kecapi dengan indah. Dia mengatakan untuk tidak menyerang hutan seperti
sebelumnya karena itu hanya akan menambah kemarahan hutan. Sang Rahval memainkan
kecapinya dan menyanyikan sebuah lagu. Vrey mengetahui lagu tersebut kemudian ia ikut
bernyanyi dengan sang Rahval, seketika kemarahan hutan tersebut reda dan Vrey mendapatkan
Relik Hamadryad. Setelah mendapatkan relik itu Vrey membebaskan kelompok Valadin yang
lainnya dari jeratan pepohonan hutan. Saat Valadin keluar dari semak-semak betapa
terkejutnya ia melihat keberadaan sang Rahval, ternyata Rahval tersebut adalah Lourd Reuven
sahabat lama Valadin sekaligus ayah dari Leuren dan Vrey. Valadin berniat untuk melawan
mereka semua, tetapi Vrey menggunakan kekuatan Hamadryad untuk menahannya hingga
Valadin terjerat sulur tanaman.
2.Alur
Menggunakan Alur Campuran karena pada awal buku sang penulis menceritakan
tentang masa lalu Vrey dan Valadin namun di bab selanjutnya menggunakan alur maju
di kejadian saat itu dengan beberapa kali flashback menceritakan masa lalu sesuatu
kemudian kembali lagi pada waktu saat ini.
1. Valadin Illiyara
Menawan : “Dia berdiri di tengah tanah terbuka, sosoknya yang tegap dan
menawan di bawah sinar bulan.” Halaman 2 paragraph 5.
Lembut : “Melihat kemiripan wajah kalian, aku ingin sekali menjawab iya,”
jawab Valadin lembut”. Halaman 5 paragraph 4.
Kejam : “ Dia ingat melihat seulas senyum dingin di wajah Valadin dan
Valadin... Valadin menghunus pedangnya dan mencabut nyawa seorang
Elvar.” Halaman 26 paragraph 6.
2. Vrey
Berani : “Tapi gadis belia itu sama sekali tidak menunjukkan kekhawatiran
apalagi ketakutan walau saat ini tengah mengendap-endap di tengah malam
buta tanpa berbekal penerangan apa pun.” Halaman 1 paragraph 1.
3. Rion
Setia Kawan : “ Dia tidak akan hidup tenang mengetahui dia bertanggung
jawab terhadap apa yang akan terjadi pada Vrey dan Aelwen jika dia
mengabaikan mereka.” Halaman 29 paragraph 6.
4. Lighton/Aelwen
Licik : “ “Aku bohong! Jawab Leighton lugas. “Aku hanya ingin kau
mengakui semua perbuatanmu di hadapan semua orang.” Leighton
menghadap ke arah pepohonan yang tumbuh di pelataran di antara mereka
dengan kapal udara. “Lourd Haldara, kau sudah mendengar semuanya kan?”
ujarnya setengah berteriak.” Halaman 245 paragraph 7.
Keras Kepala : “ Tidak! Dia tidak punya saudari seperti itu, Lauren tidak
akan pernah mengakuinya.” Halaman 76 paragraph 5.
6. Karth
Sarkastik : “ “Lain halnya kalau tiba-tiba ada ombak aneh setinggi puluhan
meter yang menelan seluruh istana dalam sekejap.” Ucap Karth melirik
Eizen sambil tertawa kecil.” Halaman 79 paragraph 1.
Dingin : “Karth sudah mencabut beberapa nyawa atas dasar ambisi Valadin,
tapi dia sama sekali tidak merasa menyesal, apalagi bersalah. Sebagai
Shazin, dia dilatih untuk menghabisi lawan dengan cepat dan efisien. Karth
tidak pernah merasakan apa-apa saat menjalankan misinya, dia hanya fokus
melenyapkan lawan dan tidak ada yang penting selain itu.
7. Desna
Cekatan : “Desna yang pertama bertindak, dia mencabut dua belati dengan
dua mata pisau melengkung dari pinggangnya dan melompat ke arah
penyerang mereka.” Halaman 103 paragraph 3.
Kasar : “ “Tentu saja! Kau pikir aku tuli? Suaramu berisik sekali. Aku heran
kenapa tidak ada yang bisa mendengarnya,” Sahut Desna galak.” Halaman
200 paragraph 4.
8. Putri Ashca
Tenang : “Dia terlihat cukup tenang bagi orang baru saja diculik dan
menyaksikan setengah blok jalanan meledak.” Halaman 119 paragraph 7.
9. Eizen
Acuh : “ “Sebagai Raja Granville, aku tidak peduli pada apa yang terjadi di
Gunung Ash ataupun di Kerajaan Lavanya. Masalah Valadin, Gardian, dan
Templia adalah masalah internal bangsa Elvar sendiri yang tidak ada
kaitannya dengan kerajaan kita.” Halaman 195 paragraph 3.
Tegas : “ “Bawa Pangeran keluar! Pastikan dia tidak bertemu siapapun dan
jaga agar dia tidak meninggalkan istana selangkah pun!.” Halaman 198
paragraph 1.
Kejam : “ “Aku punya firasat pencuri sialan itu akan menyulitkan kita
kedepannya nanti. Walau Valadin tidak tega menyakitinya, itu bisa berarti
masalah bagi kita semua. Jadi kalau dia benar-benar datang, aku ingin kau
membereskannya. Dan kali ini tidak boleh meleset!” kata Ellanese lagi.”
Halaman 303 paragraph 6.
4. Gaya Bahasa
1. Sarkasme
“Apa ini sebegitu mengejutkannya?” tanya Valadin. “Kau pikir aku pembunuh
berdarah dingin?” halaman 224 paragraph 8.
2. Personifikasi
“Saat matahari mulai mengintip dari arah timur, Vrey selesai merawat luka di
kaki Valadin.” Halaman 11 paragraph 1.
3. Perumpamaan
“Mata biru Leighton terlihat begitu jernih, seolah mampu melihat isi hati vrey
yang paling dalam.”
5. Latar Cerita
Tempat :
Hutan Telssier : “Dia berada di Hutan Telssier, kawasan hutan yang dikuasai
bangsa Elvar.” Halaman 1 paragraph 2.
Gunung Ash : “Mereka berada di sisi lain Gunung Ash.” Halaman 30 paragraph
1.
Tepi kota Mildryd : “Vrey sudah berjanji untuk bertemu dengannya lagi di hutan
kecil yang terletak di tepi kota Mildryd.” Halaman 6 paragraph 4.
Templia Undina : “Mereka adalah Gardian penjaga Templia ini” halaman 125
paragraph 4.
Istana Laguna Biru : “Bawa Pangeran keluar! Pastikan dia tidak bertemu
siapapun dan jaga agar dia tidak meninggalkan istana selangkah pun!.”
Halaman 198 paragraph 1.
Rilyth Lamire : “Sembilan hari yang lalu Valadin dan Ellanese tiba di Rilyth
Lamire.” Halaman 205 paragraph 2.
Menara Albinia : “Keamanan di Menara Albinia luar biasa ketat, jauh lebih ketat
dari Rilyth Lamire.” Halaman 217 paragraph 3.
Hutan Kabut : “Mereka sudah berada di Hutan Kabut.” Halaman 301 paragraph
1.
Kota Kuil : “Vrey merasa kagum saat pertama kali tiba di kota kuil.” Halaman
350 paragraph 1.
Waktu :
Tengah malam : “Tapi gadis belia itu sama sekali tidak menunjukkam
kekhawatiran apalagi ketakutan walau saat ini tengah mengendap-endap di
tengah malam buta tanpa berbekal penerangan apapun.” Halaman 1 paragraph
1.
Pagi hari : “Saat matahari mulai mengintip dari arah timur, Vrey selesai
merawat luka di kaki Valadin.” Halaman 11 paragraph 1.
Senja : “Di bawah langit merah danau berkilau keemasan dengan ikan-ikan yang
melompat.” Halaman 242 paragraph 4.
Suasana :
Menegangkan : “Untuk sepersekian detik, Vrey merasa jantungnya berdegup
kencang kala melihat pria itu.” Halaman 2 paragraph 6.
Kacau : “Ateliya Putri Ashca sudah berubah menjadi puing hitam, seluruh
bangunan nyaris rata dengan tanah. Hanya sebagian dindingnya yang belum
hancur, sementara sisanya sudah tidak berbentuk lagi. Beberapa prajurit sudah
ada di sana. Mereka berusaha memadamkan api dan memeriksa setiap puing,
mencari kalau-kalau ada yang selamat.” Halaman 112 paragraph 3.
Terdesak : “kau adalah musuh kami, tetapi saat ini, kau adalah satu-satunya
teman yang kumiliki.” Halaman 212 paragraph 4.
6. Sudut pandang
Pengarang menggunakan sudut pandang orang ketiga serba tahu.
7. Amanat
Sebesar apapun ambisi kita, jangan pernah meninggalkan ataupun menyakiti orang-
orang yang kita sayangi.
UNSUR EKSTRINSIK
1.Nilai Moral : Setiap orang memiliki sisi kehidupan masing-masing. Jangan menilai
sesuatu hanya dari satu sisi karena apa yang terlihat buruk bagimu belum tentu terlihat
buruk dari segala sisinya.
Hal ini ditunjukkan pada sifat tokoh di halaman 55 paragraph 4.
“ “Ya... setelah aku tiba di Mildryd, Vrey dan teman-temannya menerimaku dengan
tangan terbuka di rumah mereka. Padahal mereka pencuri. Kaum yang dianggap rendah,
jahat, bahkan barbar oleh kebanyakan orang. Tapi bersama mereka aku merasakan
kehangatan, aku menemukan teman-teman sejati, sesuatu yang belum pernah aku temui
di Granville. Bukan itu saja, Vrey mengajariku cara berpikir yang baru dalam
memandang hidup. Dialah alasanku menjadi diriku yang sekarang. Jadi bukannya aku
tidak mau mengatakan identitasku padanya. Aku takut kalau dia tahu, sikapnya padaku
akan berubah.” ”
2. Nilai Sosial : meski terdapat banyak perbedaan, terdiri dari bangsa yang berbeda, namun
tetap bisa hidup berdampingan.
Halaman 350 paragraph 5 : “Penghuni kota kuil berasal dari berbagai macam suku dan
bangsa, Sancarya, Wellsia, Nauca, Vier-Elv, bahkan Draeg. Sebagian besar adalah pelajar
dan peneliti yang memang ingin mempelajari kebudayaan misterius itu. Tapi ada pula
pemburu, prajurit bayaran, dan penggali yang mencari nafkah di sini.”
Halaman 271 paragraph 7 : “sudah menjadi tradisi kami untuk berdoa kepada Odyss
sebelum bepergian atau melakukan sesuatu yang penting,” Leighton menjelaskan.”