Anda di halaman 1dari 374

Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Prolog

Jircniv Rune Farlord el Nix - Penguasa Tertinggi dari Empire, dan anak muda yang
ditakuti sebagai Kaisar Darah, tercermin dari performanya yang tanpa celah.

Dia percaya diri jika dia bisa menang dari lawan bicaranya dengan menggunakan
karisma dirinya, mereka akan takluk di tangannya. Seharusnya tidak ada masalah.

Itu adalah keahlian khusus dari kelas bangsawan. Terutama lagi dari sang kaisar, yang
sudah di didik agar bisa melihat menembus segala tipuan. Bagi tamunya, dia seharusnya
muncul tidak lebih dari seorang anak muda yang tak berdosa dan lembut.

Hal paling penting adalah untuk memahami pemikiran dari lawan seseorang dan untuk
menurunkan kewaspadaan mereka. Sulit sekali mendapatkan informasi dari seseorang
yang dipenuhi dengan kecurigaan. Namun, dengan membangun kepercayaan dan niat
baik, seseorang bisa perlahan-lahan mengupas lapisan-lapisan dari kewaspadaan yang
mengelilingi mereka, sampai mereka menjadi telanjang di depannya. Tentu saja, tipuan
seperti itu akan tersembunyi dibalik senyum sopan yang berkata "kami menyambutmu
dengan hangat."

Dan lawan dari Jircniv yang sopan adalah sepasang dark elf, yang memaksa masuk ke
dalam kota kekaisaran dengan menaiki seekor naga. Ini adalah pertama kalinya dia
bertemu individu-individu yang penampilannya berlawanan dengan kekuatan mereka
yang luar biasa.

Gempa bumi yang dipicu oleh gadis pemilik tongkat itu telah merenggut 117 nyawa.
Dari semua ini, 40 diantaranya adalah penjaga kerajaan, 60 merupakan Imperial Knight
(Ksatria Kekaisaran), 8 diantaranya adalah magic caster arcane, 8 lagi adalah magic
caster divine, dan satu lagi - benar-benar korban nyawa yang membuat rahang
menganga.

Sedangkan untuk para knight itu, mampu berjaga di kota kekaisaran artinya bahwa
mereka adalah warrior terelit di empire, tapi setidaknya, bisa dilihat mereka tidak dalam
kerugian besar. Jika mereka diberi peringkat seperti para petualang, mungkin mereka
bisa dikelompokkan sebagai peringkat perak. Karena sistem-sistem yang diperlebar
disini untuk pendidikan dan pelatihan knight-knight baru, jumlah ini bisa diganti dengan
mudah di masa depan.

Selanjutnya adalah penjaga istana, yang paling elit diantara para elit. Itu sangat
disayangkan karena lebih dari separuh orang-orang ini, masing-masing setara dengan

Page | 1
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

petualang kelas emas, dibantai sekaligus. Mereka dilengkapi dengan senjata dan armor
yang ditempa dan dimantrai oleh banyak magic caster dari Empire, sebuah
keberuntungan yang bernilai lebih dari berat dari emas.

Lalu, yang paling sangat disayangkan - pria terakhir - salah satu knight terkuat dari
empire, "The Immovable" (Yang tak tergerakkan) Nazami Enec.

Meskipun dia mengklaim dia hanya meniru gaya bertarung yang pernah dia lihat
sebelumnya, gaya bertarung perisai kembar miliknya sudah cukup baginya untuk
dikenali sebagai salah satu empat knight terkuat.

Di dunia ini, dimana kekuatan tempur dari satu warrior yang hebat lebih berharga
daripada beberapa ratus pasukan biasa, ketiadaan dari warrior yang seperti itu tidak bisa
hanya dideskripsikan sebagai kematian satu orang. Dalam kasus yang terburuk, bahkan
mungkin bisa dilihat sebagai pelemahan dari kekuatan nasional seluruh bangsa.

Sebenarnya, Jircniv seharusnya langsung mundur ke tempat aman, tapi tindakan seperti
itu tidak layak dilakukan oleh seorang kaisar muda seperti dirinya. Mungkin ini hanyalah
sebuah pertunjukan kekuatan atau sebuah ancaman, tapi yang hanya bisa dia lakukan
adalah menemuinya dengan senyum yang ramah.

Tetap saja, dia bisa membiarkan dirinya seperti dicocok hidungnya. Mata Jircniv dengan
serius mempelajari dua bocah di depannya, tak membiarkan satu gerakanpun atau
isyarat tubuh keluar dari tatapannya. Seseorang bisa mempelajari banyak hal bahkan
dari pengamatan yang paling biasa sekalipun.

Jircniv memiliki kecenderungan terhadap intrik; dia mampu memutuskan apakah


seorang bangsawan di bawah tatapannya setia kepada dirinya, atau secara sembunyi-
sembunyi menata skema untuk melawannya. Dia menajamkan inderanya hingga paling
tinggi, mencoba untuk mengumpulkan potongan-potongan informasi penting dari dua
orang di depannya.

Dari cara berpakaian mereka...

Dari cara mereka membawa diri atau bersikap....

Tapi aku sudah ngelantur.

Utusan dari Ainz Ooal Gown, dua orang dark elf anak-anak, memang sangat menarik.
Dia pun tak mengelak jika mereka sudah besar, mereka pasti akan mematahkan hati
banyak anggota dari lawan jenisnya.

Page | 2
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Tubuh yang kecil dan ramping itu, dengan ekspresi mereka yang terus berubah. Mereka
kelihatannya seperti anak-anak biasa yang tak perduli bagaimana caranya melihat
mereka. Jika tidak tahu hal lainnya, akan menjadi bahan tertawaan jika berpikir mereka
adalah utusan bagi seseorang.

Seorang utusan negeri - duta besar mereka - membutuhkan kualitas tertentu, salah
satunya adalah penampilan pribadi mereka. Membuat kesan yang buruk karena
kelakuan yang tidak beradab dari seseorang akan merugikan negaranya.

Ainz Ooal Gown seharusnya mengerti aturan ini. Meskipun tahu, apa motifnya
mengirimkan sepasang dark elf yang mudah dipahami ini?

Jircniv memutar otaknya saat dia bertanya-tanya tentang misteri tersebut.

Dari yang bisa kukumpulkan...itu pasti sebuah pertunjukan kekuatan. Dia hanya
menempatkan sebuah pemandangan dari kelembutan yang tak berbahaya dengan
kekuatan penghancur yang luar biasa. Perbedaan sebenarnya antara kesan yang
pertama dan yang kedua dimaksudkan untuk memaksimalkan dampak psikologis
padaku.. tapi jika itu masalahnya, bukankah mengendarai naga akan menghancurkan
efeknya? Keberadaan naga yang luar biasa akan mengalahkan penampilan ramah
mereka... atau apakah karena dua orang ini adalah satu-satunya ynag cocok sebagai
utusan? Atau apakah ada yang lain - sial. Aku tidak bisa membaca maksud mereka.
Terlalu sedikit informasi yang kudapatkan.

Dia memiliki beberapa teori, tapi mereka semua musnah seperti gelembung ombak.

Prioritas pertamaku seharusnya mengumpulkan informasi lawan. Tanpa pondasi ini


untuk meneruskan, tak ada yang bisa dilakukan. Kalau begitu, aku harus memastikan
niat dan keinginan dari lawanku, dengan cara yang tidak membuat mereka marah.
Hanya orang bodoh yang membiarkan negosiasi gagal karena dia membuat marah
pihak lain.

Penting sekali mengklarifikasikan tujuan Jircniv disini.

Dua orang dark elf itu berkata "Kaisar telah mengirimkan para penyusup kepada Great
Tomb of Nazarick", dan dalam sekejap mereka telah membunuh lebih dari seratus orang
di tengah halaman. Tapi apakah ini adalah respon sanksi dari negara yang sebenarnya,
atau apakah mereka hanya mencari gara-gara? Jircniv harus mencari tahu setidaknya
sebanyak itu.

Page | 3
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Para penyusup yang dipertanyakan pastilah para worker. Jika itu masalahnya, yang
memberikan mereka perintah pasti adalah Jircniv sendiri. Namun, ada jarak yang
memisahkan mereka dari dirinya; nama Jircniv seharusnya tidak disebutkan bersama
dengan orang-orang ini.

Orang-orang ini - Ainz Ooal Gown - bagaimana mereka bisa melihat tembus skema
miliknya? sebuah taktik berbeda harus dilakukan untuk menghadapi mereka.

Karena mereka datang sebagai utusan, seharusnya ada peluang memungut beberapa
informasi dari mereka. Bahkan tindakan paling kecilpun mungkin bisa memberikan
sebuah pencerahan terhadap rencana mereka.

Di belakang mereka berdua adalah seorang musuh yang dengan terang-terangan


menantang sebuah negara dan menaklukkanya dengan kekuatan dan terror. Bahkan
satu kesalahan kecilpun disini bisa berakibat fatal baginya.

Sebuah gempa bumi kedua akan mengakhiri semua yang ada disini.

Jircniv mengalihkan perhatiannya ke ruangan sebelah.

Seharusnya sudah dipenuhi oleh penjaga istana, dan lusinan knight yang sedang
menunggu perintah. Tapi hari ini, dia tidak perduli. Itu karena meskipun dia memiliki
lima puluh penjaga istana disana, mereka takkan bisa melakukan apapun kecuali
kematian jika mereka mencoba melawan dua orang ini. Oleh karena itu, hanya ada lima
penjaga yang hadir di dalam pertemuan ini.

Salah satu dari Empat Knight Empire, "lightning" Baziwood Peshmel. Penasehat Jircniv
yang paling terpercaya, Fluder Paradyne. Juga ada tiga scribe terpercaya.

Dia juga telah memberikan perintah kepada para penjaga istana untuk menggali retakan
dan mengambil mayat-mayat yang ada di dalam halaman istana. Meskipun terlihat
percuma, dia memerintahkannya juga.

Empire tidka memiliki siapapun yang bisa menggunakan mantra resurrection. Bahkan
para petualang peringkat adamantite dari Empire tidak memiliki kekuatan seperti itu.
Dari negeri-negeri tetangga, mungkin hanya Kingdom Re-Estize dan Slane Theocracy
yang bisa menggunakan magic seperti itu.

Meskipun begitu, dia masih ingin mengambil mayat-mayat itu, karena sayang sekali
membuang perlengkapan yang sudah dimantrai tertanam beserta dengan pemiliknya.

Page | 4
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Dan juga, mengambil mayat-mayat itu dan menguburkannya akan memberikan moral
dan memberikan ketenangan kepada para pasukan.

"Utusan yang mulia, anda telah bepergian jauh untuk bisa hadir menemui kami. Pastinya
anda haus? Kami sudah persiapkan sedikit penyegaran sederhana untuk anda. Kami
harap anda mau mencoba sedikit, Jika anda tidak keberatan."

Jircniv membunyikan lonceng, dan pelayan yang menunggu di luar masuk ke dalam
ruangan tanpa bicara. Ada lebih dari dua puluh pelayan, dengan nampan perak yang
ditutup.

Setelah latihan mereka yang ketat, pelayan-pelayan ini bergerak dengan pintar dan
anggun. Tapi bahkan dalam momen ini, yang membuat Jircniv diam-diam bangga
dengan ketenangan dan kerapian mereka, dia bisa mengetahui ada sedikit salah
langkah. Tepat karena semua tindakan mereka dilakukan dengan sempurna sehingga
celah itu sangat mencolok.

Ada apa? Mereka sudah menghibur begitu banyak pejabat di masa lalu tanpa ada
rintangan; mengapa sekarang mereka mengalami masalah? Apakah mereka berada di
bawah efek dari semacam magic?

Jircniv ingin menggapai benda di balik pakaiannya dan menggenggam medali


pelindung mental, tapi dia memaksa menekan keinginan itu. Medali itu sangat efektif
karena orang tidak tahu ada disana; jika mereka tahu dia memiliki item sepeti itu, itu
hanya akan berakhir buruk baginya.

Ketika para pelayan tersendat setelah melihat ke arah dua dark elf itu, dia akhirnya
menemukan alasannya.

Aha, jadi itulah alasannya.. karena mereka kagum dengan penampilan mereka. Yah,
bukannya aku tidak mengerti.. tidak, sialan. Aku tidak boleh membuat diriku terlihat
bodoh.

Mungkin, karena hanya tergetar sebanyak ini di hadapan keagungan seperti itu, dia
seharusnya malahan memuji para pelayan itu.

Setelah meletakkan minuman dan makanan ringan, para pelayan membungkuk dan
keluar.

"Kalau begitu, silahkan dinikmati."

Page | 5
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

"Hmmm~"

Bocah dark elf itu mengangkat sebuah gelas dengan ekspresi bosan di wajahnya. Itu
adalah benda berharga tersendiri, pada kristal transparan gelas itu, terdapat ukiran
artistik yang indah. Meskipun ukiran pada gelas seperti ini bukanlah daya tarik bagi
Jircniv, bukan berarti dia tidak menghargai hal semacam itu. Bahkan sebuah peralatan
makan sederhana yang biasa digunakan untuk menyambut tamu bisa digunakan untuk
menunjukkan keagungan dari Empire, agar mereka tahu tepatnya orang macam apa
yang sedang mereka hadapi.

Bocah dark elf itu mengambil seteguk minuman.

Tidak ada kewaspadaan sama sekali...apakah dia tidak berhati-hati terhadap racun, atau
apakah dia memiliki magic yang bisa melindunginya dari hal semacam itu? Atau apakah
dia sudah merasakan bahwa aku tidak memiliki niat seperti itu?....atau apakah ada hal
lainnya?Hm, gadis itu kelihatannya tidak khawatir pula.

"Rasanya ini tidak begitu enak. Dan tidak ada hal lain yang aneh di dalamnya pula."

Ucapan bocah itu membuat Jircniv terkejut. Tak ada yang pernah bekata demikian
kepadanya, bahkan ketika dia dulu masih kecil. Ketika rasa terkejut itu menghilang,
digantikan dengan sebuah amarah kecil yang terbakar di hatinya - dasar bocah tidak
sopan. Tapi tentu saja, Jircniv bukan orang yang cukup bodoh untuk membiarkan
wajahnya terlihat jengkel.

"Kalau begitu, saya benar-benar minta maaf terhadap perlakuan yang kurang baik
terhadap anda yang terhormat," Jircniv tersenyum kepada bocah itu. "Saya harap anda
berbaik hati untuk memberitahu saya minuman yang anda senangi, mungkin saya akan
mempersiapkannya ketika di masa depan anda berkunjung."

...Apakah tidak ada hal aneh artinya racun? Apakah dia yakin jika aku akan mencoba
meracuninya dari awal? Apa maksudnya dengan itu?

"Hal yang kuinginkan mungkin tidak bisa kamu persiapkan."

"S-Sis, ka-kamu tidak sopan..."

"Oh? Benarkah begitu?"

Kak? Jadi dia bukan seorang pria, tapi seorang gadis, Mereka bukan saudara laki-laki

Page | 6
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

dan saudari perempuan, tapi hanya dua bersaudari?

Setelah dipikir-pikir, dia memang terlihat seperti seorang gadis.

Mengapa....berpakaian seperti seorang pria..tidak, mungkin dia ingin berpakaian yang


bisa bergerak bebas? Lagipula anak-anak di usia mereka memang agak androgynous
(tidak jelas gendernya). Bagaimana jika... yang lainnya ternyata adalah seorang pria..
tidak, dari caranya berpakaian, tidak mungkin dia begitu. Tetap saja... adiknya sangat
jujur.

Meskipun Jircniv telah mempertimbangkan bagaimana membawa gadis dengan tongkat


itu ke pihaknya dan membangung hubungan baik dengan mereka, yang mungkin akan
menguntungkan Empire, dia masih tidak bisa membuat gerakan tanpa memperoleh
informasi yang lebih banyak.

Sebagai awalnya, dia tidak bisa lupa bagaimana gadis yang 'jujur' ini membantai begitu
banyak orang. Melangkah dengan ceroboh di sekitarnya akan seperti menjulurkan
kepala seseorang ke dalam mulut naga yang sedang tidur.

Tetap saja, itu adalah sesuatu. Aku harus melihat bagaimana pihak lain memainkan
kartunya.

"Kalau begitu, tamu yang mulia, biarkan saya memperkenalkan diri sekali lagi. Saya
adalah Jircniv Rune Farlord el Nix dari Baharuth Empire. Saya tentunya menyadari nama
mulia dari Lady Fiora, tapi bolehkah saya bertanya nama anda?"

"A, saya- saya adalah Mare Bello Fiore."

"Terima kasih saya sedalam-dalamnya, Lady Fiore. Kalau begitu, dengan pernyataan dari
apa yang telah dikatakan oleh Lady Fiora, terutama 'Lord Ainz sangat tidak senang dan
akan menghancurkan negeri ini kecuali dia ditenangkan'...Saya asumsikan bahwa saya,
sebagai sebagai pelaku yang bersangkutan, akan mengunjungi Nazarick?"

"Bukankah itu sudah jelas?"

Sebuah baris kata yang sederhana, tapi sangat dingin.

Dari awal, dark elf yang disebut Aura tidak memiliki kehangatan di matanya. Dia melihat
ke arah orang lain seperti dia melihat serangga.
Kalau begitu, sebuah pertanyaan.

Page | 7
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Secara teknis, tidak ada yang salah dengan apa yang mereka katakan, tapi
pertanyaannya masih tetap ada seberapa berat kalimat yang harusnya mereka berikan,
begitu juga dengan bagaimana mereka bisa tahu keterlibatan dirinya. Di dalam keadaan
biasa, dia akan membuat mereka bingung dengan ocehan lalu mengambil tindakan, tapi
orang-orang di depannya tidaklah normal.

"Kalau begitu... apakah saya benar berkata bahwa Ainz Ooal Gown-dono tidak
keberatan dengan secara pribadi memerintahkan kepada kalian berdua datang kemari?"

"Ya, tidak ada masalah... memangnya kenapa?"

"Bukan apa-apa, hanya untuk memastikan."

Jircniv tenggelam dalam pemikiran yang dalam.

Siapa Ainz Ooal Gown ini? Seorang dark elf, sebuah makam, seekor naga, tak ada
satupun yang mempunyai hubungan. Pasti ada faktor yang umum diantara mereka.
Apakah dia adalah seorang dark elf yang pernah hidup di dalam hutan, lalu pindah ke
dalam makam di dataran? Lalu naga menjadi monster peliharaan dari pemimpin dari
suku dark elf Ainz Ooal Gown.

Jircniv membuyarkan teori-teori liarnya.

..Aku harusnya menyerahkan dongeng itu kepada para bard. Tugasku adalah
mengumpulkan informasi dan mempelajari yang sebenarnya.

Apa yang dia ketahui sekarang adalah pihak lain memiliki sebuah cara mendapatkan
informasi dari dalam Empire. Jadi apakah dia memiliki jaringan mata-mata yang
menggapai jauh, atau...

Ainz Ooal Gown adalah seseorang menganalisa informasi dengan hati-hati. Kalau begitu
aku harus memastikan ini.

"Dia memerintahkan kepada kalian untuk datang dengan seekor naga?"

"Y-Ya, Ainz-sama bilang kepada kami untuk melakukannya."

"Oh begitu... jadi memang seperti itu..."

"Apa yang kamu mau, menanyakan semua pertanyaan aneh ini? Apakah kamu mau

Page | 8
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

minta maaf? Atau tidak datang? Jika tidak datang, kami akan membawa ucapanmu
kembali, tapi itu artinya negerimu hancur."

Ada sebuah pepatah, "seseorang tak bisa mendapatkan telur naga tanpa masuk ke
dalam sarangnya."

Itu artinya seseorang tidak bisa mendapatkan keuntungan besar tanpa mengambil
resiko yang besar pula.

Dengan ucapan itu di pikiran, Jircniv memperkuat diri.

"Biasanya, aku ingin memperbaiki kesalahan sebelumnya. Meskipun aku tidak memiliki
kesan mengirimkan seseorang ke sebuah tempat yang disebut Nazarick, memang
sangat mungkin jika salah satu bawahanku mungkin bertindak gegabah, dan bertindak
sendiri tanpa perintahku. Meskipun begitu, tanggung jawab terakhir terletak pada
atasan mereka, yaitu diriku sendiri."

Dari sudut matanya, dia melihat mata dari tiga scriber melebar, sementara Fluder
mengangguk setuju.

"Huh~ Baiklah. Ayo pergi kalau begitu."

"Sekarang? Tolong tunggu sebentar. Memang aku tidak punya masalah pergi saat ini,
aku masih adalah seorang penguasa di negeri ini, dan aku tidak bisa begitu saja
mengosongkan kursi kekuasaan secara tiba-tiba. Mungkin, dua, atau mungkin tiga
hari..."

Jircniv menatap si kembar untuk memastikan itu semua baik-baik saja sebelum
melanjutkan.

"..agar bisa menyelesaikan masalah dalam negeri sebelum aku pergi. Setelah
menambahkan waktu untuk menyelesaikan hal-hal yang mendesak lainnya dan
mempersiapkan segalanya untuk tuanku, kurasa sepuluh hari seharusnya-"

"Sepuluh hari? Itu agak sedikit lama, ya kan?"

"Dengan sepuluh hari, aku pasti bisa mempersiapkan kompensasi yang sesuai.
Persembahan yang tanpa dipikir terlebih dahulu akan menjadi hinaan yang besar bagi
tuan kalian. Lalu ada lagi masalah menemukan kelompok-kelompok yang terlibat.
Empire itu besar - menjelajahinya akan memakan waktu yang tidak sedikit."

Page | 9
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Masalah kompensasi membuat Aura berpikir dalam-dalam. Bahkan Mare yang ada di
sampingnya kelihatannya tidak tahu bagaimana harus melanjutkan.

Ternyata begitu... setelah mendengar subyek hadiah yang tepat, mereka terlena. Itu
artinya mereka sangat mengagungkan tuannya. Seharusnya aku bisa mengulur waktu
dengan hal ini.

Tapi sebelum Jircniv bisa melanjutkan, Aura berbicara dahulu.

"Cuman bercanda. Ainz-sama bilang padaku untuk bilang kepadamu untuk datang
kemari sekarang, dimana 'sekarang' itu didefinisikan sebagai 'berapapun lamanya kamu
butuh waktu'."

Meskipun Jircniv ingin meludahi Ainz Ooal Gown, yang sudah melihat akal-akalannya, di
waktu yang sama dia juga merasa bahwa lawannya adalah lawan yang layak dan cerdas.

Jadi dia ingin melihat bagiamana aku bereaksi terhadap permintaan 'sekarang', kalau
begitu, baiklah, Ainz Ooal Gown, kamu adalah negosiator yang ulung. Kamu pasti
sangat hebat bisa melihat lebih dahulu jalannya percakapan ini.

"Aku sudah bilang sesuatu, apakah kamu tidak akan membalasnya?"

"Ah- ah, maafkan aku. Aku hanya merenungkan terhadap apa yang harus kupersiapkan
jika aku tidak memiliki cukup waktu."

"Huh~ yah, itu tidak masalah. Kalau begitu... bisakah kamu memberiku sebuah jawaban?
Berapa lama sebelum kami menunggumu datang ke Nazarick?"

"Ketika," Jircniv mengabaikan provokasi Aura.

"Semua persiapan sudah dipertimbangkan, kurasa aku akan bisa mengunjungimu dalam
waktu lima hari."

"Baiklah kalau begitu, kami akan memberitahukannya kepada Ainz-sama. Ah, aku baru
ingat, apakah kami harus membantumu menggali orang-orang yang dikubur hidup-
hidup di luar sana? Meskipun.."

Aura menepukkan tangannya, lalu senyumnya jauh lebih keji daripada senyum anak-
anak.

Page | 10
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

"..Mungkin mereka agak sedikit remuk. Mungkin sulit untuk dibetulkan."

Jircniv melanjutkan tersenyum, karena tujuan lawan saat ini terlalu kelihatan.

Orang-orang akan menunjukkan sikap asli mereka ketika emosi yang hebat. Jadi
ketakutan adalah cara mereka untuk menggiringnya. Jircniv pernah menggunakan
teknik ini ketika negosiasi sendiri, tapi waktu-waktu seperti ini juga adalah sebuah
peluang untuk menggagalkan tujuan lawan.

"Kalau begitu, saya sangat senang dengan bantuan anda. Saya akan menyerahkan
sisanya kepada anda."

Melihat emosi datar di wajah Aura, Jircniv membiarkan dirinya tersenyum tulus untuk
pertama kalinya.

Page | 11
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Chapter 1 – Perang Kata

Part 1

Enam kereta mewah berpacu menyeberangi dataran.

Gerakan mereka ternyata stabil meskipun kenyataan mereka memacu kereta itu di atas
tanah yang kasar.

Sebagai awalnya, roda pada masing-masing kereta adalah item magic yang disebut
'Comfortable Wheels' (Roda yang nyaman). Di tambah lagi, sasis dari kereta itu juga
diperlakukan oleh item magic yang disebut 'Lightweight Cargo' (kargo ringan).

Kereta yang luar biasa megahnya ini memiliki harga yang bisa membuat mata copot,
tapi makhluk yang menarik kereta itu juga sama mencengangkan pula. Binatang buas
magis berkaki delapan yang terlihat seperti kuda dan dikenal sebagai 'Sleipnirs'.

Hanya menghitung biaya yang tepat untuk menjalankan enam kendaraan ini adalah
sebuah latihan kebodohan. Kendaraan-kendaraan ini - jauh dari pencapaian seseorang
yang hanya kaya - juga dikawal oleh sekelompok pengendara yang mengendarai kuda-
kuda yang kuat.

Ada lebih dari dua puluh pengendara ini, masing-masing pengendara itu tertutup oleh
armor chainmail, bersenjatakan longsword (pedang panjang) di pinggang mereka dan
crossbow di punggung mereka.

Namun, seorang wanita pengedara memimpin semua pria ini.

Sendirian diantara para warrior ini, dia mengenakan satu stel armor heavy full plate.
Ditambah lagi, dia membawa sebuah tombak kavaleri dengan cara yang sama seperti
prajurit pejalan kaki yang mungkin memegang sebuah tombak. Penutup dari helmet
wanita tersebut diangkat, tapi sisi kanan wajahnya ditutupi oleh semacam kain emas,
yang membuatnya sangat unik.

Meskipun sekelompok pengendara kuda ini sangat mirip dengan warrior bayaran, tapi
gerakan yang mereka tunjukkan dan ucapan mereka yang tepat dan terpotong sama
sekali tidak mirip dengan sellsword (Istilah untuk pasukan bayaran, karena mereka
menjual jasa mereka dengan pedang). Mata mereka tajam, dan level kewaspadaan
mereka tinggi.

Page | 12
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Beberapa mungkin menganggap kewaspadaan yang tak ada henti-hentinya itu sebagai
suatu bentuk dari keparanoidan atau kepengecutan, tapi di dalam sebuah dunia dimana
magic itu nyata dan monster-monster berterbangan di udara dan berlarian dengan liar
di tanah, bahkan bersikap waspada terhadap apapun yang bisa mereka lihat tidak cukup
memberikan jaminan keselamatan mereka.

Ada laba-laba raksasa yang bisa selamat berbulan-bulan tanpa minum sambil berbaring
menunggu mangsa mereka, shapeshifter (pengubah bentuk) yang mirip dengan
sekumpulan kabut, monster-monster kotor yang meluncur menembus udara, kadal
beracun yang memiliki tatapan membuat jadi batu yang hanya bisa dihindari jika
mereka menemui tanah lapang...

Mereka semua sangat waspada karena mereka mewaspadai monster-monster dengan


kekuatan yang mematikan seperti itu. Namun, pasukan bayarang biasa tidak akan
bertindak hingga sedemikian dalam bersikap waspada.

Hal membedakan mereka dari hanya pasukan bayaran biasa adalah orang-orang yang
tak terlihat di udara. Mereka adalah sekelompok pengendara yang menjaga jarak
dengan para pengendara di tanah sambil berada di dalam pengaruh magic invisibility.

Mereka adalah makhluk yang disebut hippogriff di dunia ini. Mereka dilahirkan dari
perkawinan antara grifon pria dan seekor kuda betina, dan binatang buas magis ini
memiliki separuh tubuh grifon dan seperempat belakang adalah kuda. Mungkin itu
karena darah mereka yang campuran, tapi hippogriff lebih muda ditunggangi dan
dilatih daripada grifon, dan mereka sangat populer sebagai tunggangan terbang.

Lalu, ada penunggang binatang buas ini yang perlu dipertimbangkan.

Makhluk-makhluk terbang - meskipun mereka adalah monster-monster - memiliki


harga yang luar biasa tinggi jika diletakkan di pasaran. Mereka bukanlah sesuatu yang
sederhana yang bisa dibeli oleh sellsword biasa.

Memang benar, seluruh tindakan menjadi pasukan bayaran hanyalah kedok yang
dimaksudkan untuk menipu berbagai orang.

Identitas sebenarnya dari mereka yang ada di tanah adalah penjaga istana dari Empire,
sementara yang ada di udara adalah Penjaga udara Imperial Air Guard (Penjaga Udara
Kekaisaran). Yang terakhir merupakan pasukan-pasukan elit yang diselubungi oleh
mantel-mantel tidak terlihat yang menutupi baik pengendaranya maupun tunggangan
mereka dari tatapan mata.

Page | 13
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Tentu saja, itu artinya pemilik dari kereta-kereta itu tidak lain dan tidak bukan adalah
penguasa dari Baharuth Empire, Kaisar Jircniv Rune Farlord El-Nix sendiri.

Ada beberapa alasan mengapa dia harus menyamarkan unitnya seperti ini, tapi alasan
yang terbesar adalah karena Kaisar dan para knightnya sedang berkendara secara
terbuka menembus teritori dari Kingdom Re-Estize akan menyebabkan insiden
internasional - dan itu tidak bisa dibiarkan terjadi. Oleh karena itu, eksterior dari kereta-
kereta itu lebih datar daripada interiornya - meskipun itu masih jauh lebih mewah dari
kereta biasa.

Di dalam konvoi ini, keamanan dari kereta ketiga dari belakang - kereta Jircniv - lebih
berat daripada yang lainnya. Bahkan atap dari kereta ini sudah dirubah dan sekarang
ada dua pemanah yang sedang bersembunyi di dalam ruang barang bawaan.

Interior dari kereta ini amat merosot kualitasnya. Dinilai dari perlengkapannya saja, lebih
tepat sebagai suite untuk kelas tinggi daripada kereta biasa, dari kain pelapis
dindingnya yang berbulu dan lantai hingga tempat duduk yang nyaman dan lembut,
yang didesain untuk tidak menyebabkan sedikitpun rasa tidak nyaman dalam
melakukan perjalanan yang jauh.

Hanya tiga orang yang diizinkan berbagi ruang di dalam kereta itu dengan Jircniv, itu
artinya total empat orang menempati ruang di dalam kabin. Meskipun bayangan empat
orang saling berdempetan di dalam sebuah kereta mungkin agak tidak longgar dan
tidak nyaman, itu hanyalah bayangan yang tidak tahu yang sebenarnya dari mereka
yang tak pernah mengendarai kereta kelas satu sebelumnya. Sebenarnya, empat orang
itu memiliki jarak yang cukup untuk bisa duduk dengan gaya apapun yang mereka pilih.

"-Yang Mulia, Yang Mulia, mungkin sudah waktunya untuk bangun?"

Suara itu membuat Jircniv terbangung dari tidurnya.

Jari-jari tangannya mencubit batang hidungnya, lalu dia menguap, diikuti dengan
erangan saat dia meregangkan badan. Kelegaan mengalir dari dalam dirinya saat
tubuhnya yang kaku menjadi agak mengendur lalu dia menguap lagi.

"Yang Mulia, kelihatannya anda beristirahat dengan baik, tapi apakah anda masih
merasa susah?"

Jircniv menggelengkan kepalanya kepada orang yang telah membangunkannya,


sekretaris Roune Varmilinen, yang telah diperbolehkan menumpang di dalan kereta

Page | 14
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

yang sama dengan kaisar.

"Ah, tidak, bukan seperti itu. Aku masih perlu waktu untuk menjernihkan pikiranku, aku
merasa lebih baik sekarang. Meskipun, kelihatannya tidur siangku memakan waktu
sedikit lebih lama dari yang diduga. Apakah aku pernah tidur selama itu ketika masih
kecil? lagipula, ada segunung urusan yang belum selesai di ibukota sana, dan aku tak
pernah memiliki kesempatan untuk membuat waktu dengan hal semacam itu... tapi
sekarang setelah aku mulai melakukan perjalanan ini, aku menemukan bahwa aku tidak
lagi memiliki apapun yang harus dilakukan. Mungkin aku harus berterima kasih kepada
Gown untuk ini."

"Ah, memang benar, Yang Mulia selalu sibuk, tapi mengapa begitu?"

Pria yang berbicara sekaan dia sedang tidak mengalamatkan kepada kaisar itu adalah
pimpinan dari Empat Knight Empire, Baziwood.

Biasanya, ucapan itu akan mengundang kecaman, tapi tak ada seseorang di dalam
kereta ini yang berkata apapun.

Jircniv tersenyum pahit lalu membalas bawahan yang luar biasa namun lebih tidak
formal itu:

"Kesalahan itu harusnya ditimpakan kepada kaki dari Kaisar Darah, karena reformasinya
ditekan terlalu cepat agar masyarakat bisa mengikutinya. Dia benar-benar orang yang
bodoh. Usaha sebanyak itu bisa dihemat jika saja dia mau menunggu dan
mengumpulkan segerombol pria yang berkompeten sebelum mengambil tindakan.
Kalian semua harusnya memarahinya ketika ada kesempatan. Ah, tapi ingatlah, ketika
kamu melakukannya, kamu seharusnya menyarankan tindakan yang tepat untuk bisa
diambilnya pula."

Semua orang yang ada di dalam kabin itu tersenyum masam meresponnya.

Awalnya, administrasi dari Empire diserahkan kepada para bangsawan - khususnya


Dewan Pengadilan. Kursi-kursi pada dewa dipercayakan kepada mereka yang telah di
didik sejak lahir untuk menanganinya. atau kepada mereka yang memiliki cukup uang
untuk bisa memunculkan alasan yang tepat agar bisa diberi hadiah tanggung jawab itu.
Karena keuntungan yang diberikan oleh posisi seperti itu, itu adalah hal yang wajar.

Namun, karena pembersihan kepara para bangsawan yang dilakukan oleh Jircniv, jumlah
petugas dan birokrat telah berkurang, tapi pekerjaan yang harus mereka lakukan hanya

Page | 15
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

terus bertamba. Memang ini adalah konsekuensi logis dari tindakan semacam itu, itu
artinya bahwa beban pekerjaan setiap orang yang terlibat telah meningkat tajam, dan
Jircniv sendiri tidak terkecuali.

Hanya setelah dia menghabisi banyak bangsawan yang tidak berguna dengan kekuatan
dari Kaisar darah itulah baru dia menyadari bahkan individu-individu yang tidak berguna
itu memiliki kegunaannya.

Tetap saja, dia tidak menyesali keputusannya.

dia harus melakukan pembersihan ketika itu. Jika dia melewatkan peluang tersebut,
otoritas perintah dari para knight akan dicopot darinya oleh para bangsawan, dan
kematian ayahnya akan jadi percuma.

Dan akhirnya dia mengeluarkan ucapan, dan membuat sebuah jalan untuk masa depan
Empire.

Wanita harus menahan perih agar bisa melahirkan seorang anak. Demikian pula,
besarnya jumlah pekerjaan yang dia lakukan setiap hari adalah rasa perih yang harus dia
tahan agar bisa melahirkan Empire yang lahir kembali dan bersinar. Dibalik kesulitan
yang ada di depannya sekarang adalah harta karun yang dia cari.

Baris pemikiran itu membawa topik dari keturunannya sendiri ke dalam otak Jircniv.

Jircniv tidak menikah, tapi dia sudah memiliki anak. Dia masih belum mengambil
permaisuri dan hanya menjadi bapak beberapa keturunan dari beberapa wanita yang
bahkan tidak bisa dianggap sebagai wanita simpanan, hanya selir yang dia rasa
menyayangi.

Sayangnya, tidak ada cinta dalam hubungan itu, tapi dia berharap salah satu anaknya
akan membuktikan diri memiliki talenta yang layak.

Di masa depan, jika anak dari permaisurinya tidak kompeten, dan keturunan dari
selirnya ternyata lebih layak, dia akan rela menukar tempat mereka dalam mewarisi
tahta jika diperlukan.

"Meskipun begitu, seluruh pekerjaan yang aku kerjakan siang dan malam agar bisa
selesai sulit dianggap sebagai urusan negara yang biasa. Jika saja aku bisa melatih
kader-kader petugas yang bisa mengambil alih tugas ini... itu akan membuatku kembali
kepada tugas-tugas yang seharusnya aku kerjakan, membuat keputusan-keputusan

Page | 16
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

level tinggi seperti yang dilakukan oleh Kaisar lama. Dan aku pasti tidak ingin anakku,
kaisar selanjutnya, menderita seperti diriku. Lagipula, jika keturunanku mengalami stres
berlebihan, mereka akan mengutuk namaku."

Kekaisaran yang sekarang dibangun oleh kerja keras dari anak muda yang luar biasa,
atau lebih tepatnya, generasi-generasi dari orang-orang bertalenta yang telah
meletakkan pondasi yang stabil yaitu Kekaisaran. Pondasi inilah yang ingin digunakan
oleh Jircniv untuk membangun pekerjaan besarnya, Empire di masa depan. Namun, itu
tidak menjamin jika kaisar selanjutnya atau salah satu setelahnya akan memiliki talenta
yang setara.

Bisakah aku membangun sebuah kekaisaran yang akan berdiri tahan terhadap ujian
waktu, dan sebuah birokrasi yang bisa menjalankan negeri tanpa perlu seorang
penguasa berbakat sebagai kemudinya? pikir Jircniv.

"Itu akan sangat sulit. Lagipula, Yang Mulia telah merubah Empire dengan kekuasaannya
yang absolut, dan anda tidak bisa menjalankan negeri dengan cara yang dilakukan oleh
kaisar lama."

"Varmilinen, pekerjaanmu adalah menemukan cara untuk bisa meraih tujuanku. Tentu
saja aku memiliki kekuasaan absolut; seluruh kaisar di masa lalu berusaha memusatkan
kekuatan negeri di kantor mereka. Namun, meskipun aku adalah makhluk yang luar
biasa seperti itu, adalah hal yang salah mengatur semua urusan negara. Jika itu terjadi,
maka apa gunanya birokrat itu nantinya? Mungkin kamu sudah salah meletakkan
kepalamu."

"Setidaknya, dia tidak akan meninggalkannya di dalam Akademi Magic Caster


kekaisaran, Yang Mulia."

Ucapan ini dikeluarkan oleh Fluder Paradyne, salah satu anggota senior dari Akademi
Magic Kekaisaran dan juga anggota dengan peringkat tertinggi dari Kementrian Magic.
Maksudnya adalah akademinya tidak akan membesarkan orang yang sebodoh itu.

"Haha, ya, kamu benar, kek."

Jircniv terbatuk lirih, dan dengan itu, suasana di dalam kereta berubah menjadi serius.

"Di dalam generasiku, Empire telah kembali muda, seperti seorang anak yang baru saja
lahir. Kita akan menyingkirkan yang lama dan busuk dan menggantinya dengan yang
baru. Seperti yang dikatakan oleh Varmilinen, aku harus bekerja keras sampai Empire

Page | 17
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

menjadi dewasa, tapi jika tidak pernah berkembang, itu akan menjadi bencana. Di masa
depan, aku hanya akan memberikan tujuan secara umum untuk Empire, dan para
pegawai di bawahku akan membantuku membuat tujuan itu menjadi nyata."

Sebuah negeri yang dikuasai oleh satu orang itu lemah. Jircniv sangat jelas sekali
dengan hal itu.

Roune merendahkan kepalanya, yang rambutnya sudah memutih dan tipis sangat
berlawanan dengan usianya, dan menunggu perintah sang kaisar.

"Kaisar generasi selanjutnya.. ngomong-ngomong, apakah Yang Mulia memiliki anak


dengan yang itu?"

Jircniv dalam sekejap tahu siapa yang dimaksud oleh Baziwood dengan "yang itu".
Lagipula, Baziwood tahu jika Jircniv sangat sayang dengan salah satu selirnya.

Selir-selir Jircniv dipilih berdasarkan rupa mereka atau status orang tua mereka, tapi
salah satu wanita diantaranya mengabaikan kriteria itu. Wanita ini dipilih karena
kecerdasannya, daripada penampilan atau asal usulnya. Oleh karena itu, dia
diperbolehkan mendiskusikan politik dengan Jircniv - meskipun bukan di depan umum
dan hanya di tempat tidur - dan dia adalah satu-satunya wanita yang diperbolehkan
melakukan itu.

Pertama, Jircniv tidak bermaksud mengambilnya sebagai selir sama sekali, tapi keadaan
akhirnya berakhir seperti ini karena desakan dari wanita itu sendiri.

Jircniv, bagaimanapun, akan senang jika dia menjadi permaisuri.

"Tidak, bukan itu yang dia inginkan. Dia bahkan sampai berkata, 'Rupa adalah sebuah
harta yang dilahirkan bersamamu, dan bagi mereka yang menempati eselon yang lebih
tinggi dalam masyarakat, mereka adalah ciri-ciri yang penting. Seseorang bisa
menggantikan kurangnya kecerdasan dengan kerja keras atau bawahan yang luar biasa,
tapi rupa atau tampang tidak bisa dirubah.' atau sesuatu yang seperti itu."

"Bukankah garis keturunan dari Yang Mulia sendiri akan memastikan jika setiap anak
anda enak dilihat? Yah, memang benar jika semua bawahan anda akan lebih senang
menerima perintah dari kaisar yang memiliki tampang yang bagus."

"Apakah benar-benar harus seperti itu?"

Page | 18
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Jircniv tidak memiliki atasan dan tidak tahu bagaimana menyelesaikan situasi ini. Jika
untuk dirinya, dia akan menggunakan orang yang mumpuni tidak perduli seberapa jelek
mereka, dan bahkan memberikan posisi kunci kepada mereka jika perlu.

"Setidaknya, akan lebih baik daripada melihat semacam katak. Lagipula, bukankah Yang
Mulia lebih memilih wanita yang menggoyangkan pinggulnya di atas tubuh anda adalah
yang cantik?"

"...Aku kira ya juga. Yah, memang aku tahu darimana asalmu, tapi apakah benar seperti
itu?"

Jircniv menggeretakkan lehernya. Ada yang aneh, tapi dia tidak yakin apa itu.

"Kalau begitu, siapakah yang akan Yang Mulia ambil sebagai istri?"

Pertanyaan Fluder membuat Jircniv mengerutkan dahinya.

"Yah, jika aku harus memilih diantara menikahi seseorang dari dalam negeri atau di luar
negeri, aku akan memilih yang terakhir. Tidak ada untungnya menikahi penduduk lokal,
jadi, siapa yang akan kunikahi dari luar Empire... yah, ada satu orang wanita yang tidak
bisa dibaca yang direkomendasikan oleh orang itu"

Fluder mengusap janggutnya.

"Putri Renner, ya kan?"

Jircniv mengerutkan dahinya lagi.

Putri ketiga dari Kingdom Re-Estize - Renner Theiere Chardon ryle Vaiself.

Dia dikenal sebagai 'Putri Emas', dan tampang serta reputasinya sesuai dengan
namanya, tapi selama beberapa tahun dia telah mengambil peringkat satu dalam daftar
orang yang dibenci oleh Jircniv. Sebaliknya, wanita yang paling dia pilih adalah
seseorang seperti Mayor Kabelia, yang mengatur kota Peibart di dalam Kota-Negara.

"Aku tidak tahu apa yang dipikirkan oleh wanita itu. Setelah mendengarkan tindakannya,
hampir seakan dia gagal karena dia memang ingin gagal."

Meskipun Jircniv berpikir orang seperti itu seharusnya tidak ada, dia menyadari manusia
memang cukup aneh dan rumit sehingga dia tidak bisa menyingkirkan akan adanya

Page | 19
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

kasus manusia seperti itu. Kalau begitu, jika dia memang benar-benar berencana untuk
gagal dari awal, apa yang sedang dia rencanakan? Semakin dia mencoba memahami
jalan pemikiran Renner, semakin rasanya dia seperti dibelit oleh jaring laba-laba. Itu
benar-benar perasaan yang tidak nyaman.

"...Jika saja ada seseorang yang bisa membantuku menyingkirkan wanita yang
membuatku muak itu."

"Kita akan mempekerjakan Ijaniya segera, jika itu yang diinginkan oleh Yang MUlia."

"Ijaniya" adalah sebuah kelompok assassin yang mengambil nama dari salah satu Tiga
Belas Pahlawan itu sendiri. Mereka memiliki markas diantara sudut Timur Laut dari
Empire dan Aliansi Kota-Negara, dan mereka sangat mahir dalam menggunakan
metode yang tidak biasa. Meskipun dia sudah mencoba untuk membawa mereka
dibawah sayap Empire sebagai departemen operasi hitam, mereka tidak merespon
tawaran Empire.

"Sudah cukup, kita memerlukan pemikiran revolusioner wanita itu. Akan lebih baik
membiarkannya hidup daripada membunuhnya..Hm. Bukankah wanita itu juga
memperhitungkan perkembangan seperti ini juga?"

"Bisakah ada orang yang merencanakan sejauh ini?"

"Andai saja ada", kata Jircniv, namun meskipun dia memberikan jawaban itu, dia harus
mengakui bahwa itu adalah sebuah kemungkinan.

Ucapan Renner telah disalurkan kepada Jircniv melalui mata-mata mereka di dalam
Kingdom Re-Estize. Peraturan yang dia tawarkan adalah yang mau tidak mau Jircniv
harus mengaguminya. Faktanya peraturan-peraturan itu secara sembunyi-sembunyi
dipakai oleh Empire adalah suatu dukungan yang berbunyi nyaring dalam prakteknya.

Akan jadi hal yang buruk untuk Empire jika ada sesuatu yang terjadi padanya.

Waktu dari saran Renner kepada Kingdom membuatnya penasaran apakah dia sudah
mengantisipasi gerakan dari Empire. Jika itu benar, itu artinya bahwa Renner bisa
memprediksi rencana Empire tanpa ada sumber yang bisa diandalkan dari dalam.

Akibatnya, bahkan Jircniv, yang sangat mendambakan kekuatan dari Kapten Warrior
Gazef untuk Empire, tidak lagi bisa menginginkan Renner.

Page | 20
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

"Kingdom Re-Estize tidak akan terluka meskipun jika sang putri telah tiada, tapi
sebaliknya, Empire akan habis jika Yang Mulia juga tiada. Kami, Empat Knight, mungkin
bisa menghadapi para assassin, tapi faktor lain adalah seluruhnya masalah berbeda, jadi
aku harap Yang Mulia tidak menenggelamkan diri terlalu dalam pada pekerjaannya."

"Tentu saja. Tak perduli apapun alasannya - orang yang paling penting - telah tiada, itu
menandakan akan adanya bencana hancurnya sebuah organisasi yang akan segera
terjadi."

Empire mungkin akan menjadi negara besar di masa depan. Jika siapapun mengetahui
hal ini dan ingin mencegahnya, mereka akan mengorbankan apapun untuk mengulur
waktu kebangkitan itu dengan mengubah sang kaisar sebagai seorang martyr.

Tersangka utama tentunya adalah negeri-negeri tetangga, seperti Kingdom atau


Theocracy. Sebagian dari alasan mengapa dia menginginkan Ijaniya berada di bawahnya
adalah agar mereka bisa digunakan untuk melawan assassin yang dikirimkan kepadanya.

"Benar sekali, jika Yang Mulia binasa, keadaan akan menjadi runyam. Kita memiliki magic
caster divine yang berjaga-jaga untuk menghalau racun dan luka, tapi pada akhirnya,
kita masih kekurangan personel yang mumpuni untuk tugas ini. Aku harap ocehanku
dalam bidang itu lebih luas, tapi pemahamanku terhadap divine magic masih kurang
untuk tugas itu."

"Yah, kamu sudah menjadi seorang magic caster arcane yang luar biasa, jadi sebuah
kesalahan kecil seperti itu tidak bisa dicegah. Oh, ya, kita sudah meminta bantuan
kepada Theocracy, tapi belum menerima respon apapun dari mereka. Mengapa tidak
membiarkan kuil dari Empat Dewa dan Dewa Minor saling berlomba satu sama lain?
Lalu biarkan Empire kembali dengan kepercayaan apapun yang dihasilkan sebagai hasil
yang terbaik."

Kompetisi adalah kekuatan pendorong untuk perkembangan teknik baru. Namun,


menyebutkan hal itu membuat Roune menggelengkan kepalanya dengan keras,
menyingkirkan rambutnya yang jarang dari dahinya.

"Itu terlalu bahaya. Kuil-kuil di dalam Empire didukung oleh sumbangan dari
masyarakat, dan mereka tetap berdiri sendiri dengan menjual berbagai produk yang
hanya bisa mereka buat sendiri. Jika Empire memberikan pengaruh yang tidak
semestinya kepada mereka atau ikut campur dengan kehidupan mereka, akibatnya akan
sangat... parah."

Page | 21
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

"Itu memang benar... jika saja kita bisa menasionalisasikan bermacam-macam kuil,
Empire akan tumbuh menjadi lebih kuat. Dalam hal itu, Theocracy telah melakukan
pekerjaan yang luar biasa. Aku penasaran metode apa yang mereka gunakan untuk bisa
menjaga para priest berbaris selama berabad-abad ini?"

"Praktik dari magic divine sangat dekat dengan kesehatan dari setiap orang, jadi kurasa
itu adalah ide yang bagus jika kita bisa memiliki magic caster divine menjadi knight,
atau setidaknya, mengajarkan para knight bagaimana caranya menggunakan magic
divine. Menerjang dan menebas monster dengan pedang saja hanya menghasilkan
korban-korban nyawa."

Baziwood adalah seorang pria yang harus memburu monster-monster di masa lalu, dan
dia harus menghabiskan banyak waktu di tepi kematian. Dia mengangguk, lalu
melanjutkan dengan nada rendah.

"Secara pribadi, aku akan merasa lebih aman jika aku bisa mengandalkan magic
resurrection. Dengan begitu, kita bisa mengurangi jumlah situasi dimana orang
berkabung kehilangan pemuda yang bertalenta. Meskipun, aku dengar magic
resurrection menyedot life force, dan orang biasa akan menjadi abu yang bersinar jika
mereka dihidupkan. Apakah itu benar?"

Fluder mengubah tubuhnya ke depan.

Mungkin pak tua ini memang telah menjadi guru dari sang kaisar sejak lama, atau
mungkin itu karena topik kegemarannya akan magic dimunculkan, tapi sekarang, dia
sedang berbicara dengan disertai gerakan tubuh, matanya bersinar. Jircniv tahu pak tua
ini akan mengoceh lagi dan lagi ketika dia sudah mulai membicarakan subyek ini, dan
Baziwood melihat sebuah tampang menjengkelkan berkelebat di wajah sang kaisar
muda.

"Itu adalah kenyataan. Diantara mantra-mantra divine tingkat lima, magic resurrection
'Raise Dead' mengkonsumsi life force... tapi tak ada orang hidup yang bisa
menggunakannya, jadi itu hanyalah akademik. Namun, aku pernah mendengar jika
Dragon Lords dan magic kuno mereka bisa mengembalikan yang telah mati menjadi
hidup tanpa kehilangan life force sedikitpun-"

"-Kalau begitu, bisakah Ratu dari Draconic Kingdom mencapai prestasi itu?"

"Sebuah pertanyaan yang bagus, Varmilinen. Memang benar, ratu dari negeri itu telah
memastikan diri mewarisi kemampuan untuk menggunakan apa yang kita sebuah magic

Page | 22
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

kuno, atau magic primal (primitif), atau mungkin magic jiwa. Ada banyak nama untuk
magic semacam ini. Ini karena darah dari Brightness Dragon Lord mengalir di dalam
nadinya - itu sudah diketahui. Pertanyaannya adalah apakah bisa atau tidak dia
menggunakan magic resurrection. Magic kuno dan magic dengan gaya masa kini milik
kita benar-benar berbeda satu sama lain, dan kita yang hanya bisa menggunakan magic
modern mungkin takkan pernah mampu memahaminya."

Fluder menutup mulutnya, dan di waktu yang sama Jircniv memandangnya. Meskipun
kejengkelan dan kekhawatiran adalah bukti di wajah Jircniv, Ucapan Fluder selanjutnya
menenangkannya.

"Magic kuno... betapa aku ingin menelitinya. Jika saja mereka yang memiliki garis darah
dari Brightness Dragon Lord bisa menggunakannya, maka garis keturunan adalah hal
yang paling penting. Oleh karena itu, saya merasa jika Yang Mulia ingin menikah, beliau
sebaiknya memilih Ratu itu atau salah satu kerabatnya.."

"Yang benar saja, Kek... aku tidak tertarik dengan nenek tua yang pura-pura menjadi
gadis cilik...."

Dia bahkan tidak ingin memikirkan menikahi wanita yang merupakan peringkat kedua
dalam wanita yang paling dia benci. Ditambah lagi, meskipun jika dia tidak menyukai
keturunannya, akan menjadi terlalu kejam membuat mereka menjadi kelinci percobaan.

Meskipun begitu, jika dia harus menerima beban kekejaman itu untuk keuntungan yang
akan diraih oleh Empire, tidak ada yang tahu arah tindakan yang akan dia putuskan.
Saat ini, sebuah suara keras ketukan pintu datang dari pintu kereta.

Kereta ini sudah ditambah dengan pertahanan terhadap serangan fisik dan magic tipe
informasi. Seluruh sasisnya ditutupi oleh penutup logam, dan oleh karena itu kereta
tersebut tidak memiliki jendela. Baziwood berdiri dan membuka sedikit pintu itu untuk
mengintip keluar - atau lebih tepatnya, kepada orang yang mengetuk pintu.

Meskipun mereka dikelilingi oleh para knigt yang melindungi mereka dan dia yakin jika
orang ini adalah kawan, dia harus tetap waspada terhadap situasi yang tak terduga.

"Yang Mulia, ini adalah Leinas."

"Buka pintunya."

Udara segar dari dataran mengalir masuk saat pintu itu terbuka penuh, meniup rambut

Page | 23
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

dari semua orang yang ada di dalam. Selama musim ini, udara yang masuk ke dalam
dari luar seharusnya dingin, tapi angin yang tiba pada orang-orang di dalam ternyata
nyaman dan hangat.

Tak usah ditanyakan lagi, ini adalah hasil dari magic yang digunakan untuk kereta itu.

Pengendara yang menjaga kecepatan mereka dengan kereta adalah wanita yang selama
ini menjadi pimpinan dari formasi.

"Maafkan saya, Yang Mulia. Ada-"

Sulit sekali mengeluarkan ucapannya karena angin yang bertiup di antara mereka.

"Ini bukan caranya untuk bicara. Masuklah, jangan berdiri saja seperti upacara."

"Saya mengerti. Kalau begitu, izinkan saya sudah mengganggu."

Dengan begitu, dia melompat dari kudanya dengan anggun dan mendarat dengan
elegan di pintu masuk dari kereta yang sedang bergerak. Meskipun dia membuatnya
terlihat sederhana, karena dia sudah memakai armor full plate dan baik kudanya dan
kereta yang sedang bergerak dengan pacuan penuh, itu adalah bukti bahwa dia telah
memiliki kemampuan atletik yang besar.

Tetap saja, itu memang bisa diduga dari salah satu Empat Knight yang merupakan
kebanggan dari Empire. Diantara mereka, dialah yang memiliki kemampuan serang yang
paling besar. Namanya adalah Leinas Rockbluth, juga dikenal sebagai "Heavy Explosion".

Setelah pindah ke kereta, Leinas cepat-cepat menutup pintu di belakangnya dan


mengambil tempat duduk di samping Baziwood, Hal terakhir yang mereka lihat saat
dunia luar ditutup, adalah tali kekang dari kuda Leinas yang diambil oleh salah satu
knight yang berkendara di belakangnya.

Karena magic di dalam kereta hanya akan menghangatkan udara hangat yang masuk,
apapun yang dingin datangnya dari dalam akan tetap seperti itu. Mempertimbangkan
Leinas sedang memakai satu pasang armor full plate yang dingin karena aliran angin di
luar, dia seperti sebuah balok es ketika duduk di samping Baziwood, yang mau tidak
mau akhirnya gemetar.

"Orang-orang yang kami kirim terlebih dahulu telah mengirimkan 'Message' kepada
kami."

Page | 24
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Salah satu pertahanan yang ditawarkan oleh kereta ini adalah gangguan terhadap magic
tipe informasi yang dirapalkan di luar. Meskipun itu akan mencegah musuh menemukan
mantranya, itu juga berarti mantra seperti 'Message' akan ditahan, jadi itu adalah
tugasnya menerima 'Message' sebagai pengganti 'Jircniv'.

"Elemen Pengedara kuda sudah tiba di Great Tomb of Nazarick. Kelihatannya ada
sebuah rumah kayu di lokasi itu, dan setelah mereka memberitahu para pelayan yang
sedang menunggu waktu tiba dari Yang Mulia, para pelayan itu membalas bahwa akan
ada sambutan selamat datang yang menunggu Yang Mulia."

"Para pelayan? Aku kira itu adalah .... Pelayan? Pelayang... Jangan-jangan? Aku pernah
dengar ada beberapa negeri yang mengubur para pelayannya dengan raja mereka agar
mereka bisa melayaninya di akherat. Apakah itu yang sebenarnya terjadi disini? Atau
apakah itu artinya dark elf yang meninggalkan hutan membuat makam ini rumah baru
mereka."

"Sayangnya, 'Message' tidak mengandung detil lebih jauh, Yang Mulia."

"...Aku tidak tahu sama sekali. Hutan bukanlah dunia bagi manusia, jadi tidak ada sejarah
untuk itu pula..yah, aku berharap para pelayannya bukanlah monster-monster seperti
yang datang ke ibukota. Katakan kepada orang-orang kita untuk berhati-hati."

"Seperti yang dikatakan oleh Yang Mulia. Menilai dari kekuatan utusan itu, kita
kelihatannya akan menuju situasi yang benar-benar tidak diketahui. Kita sebaiknya
berhati-hati. Ditambah lagi, aku harap Yang mulia akan datang segera ke sisi saya jika
ada sesuatu yang tidak diduga datang."

"Apakah itu artinya kita akan berteleportasi menjauh dari sana jika ada keadaan
darurat?"

Senyum lirih Fluder adalah sebuah jawaban untuk memastikannya.

"Jika itu terjadi, maka kita akan bertarung untuk mengulur waktu. Tak perduli berapa
banyak musuh yang datang kepada kita, setidaknya kita akan bisa mengulur waktu agar
Yang Mulia bisa kabur."

Baziwood mengatakan ini dengan sebuah senyuman, tapi rekannya Leinas tidak
membalas sama sekali. Daripada sebuah persetujuan yang tidak perlu perkataan apapun
lagi, itu adalah sebuah bentuk ketidaksetujuan yang langsung tampak di wajahnya.
Namun yang lainnya juga tidak berkata apapun.

Page | 25
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Pada akhirnya, dia tak pernah bersumpah setia secara resmi kepada Jircniv meskipun
posisinya di dalam Empat Knight. Sebenarnya melayani Jircniv adalah arah tindakan
yang paling menguntungkan baginya. Jika orang lain muncul dan bisa memberinya apa
yang dia inginkan, wanita itu pasti akan langsung mengabaikan posisinya saat ini.

Dengan kata lain, loyalitasnya kepada Jircniv adalah yang paling rendah diantara Empat
Knight.

Empat Knight dipilih sepenuhnya berdasarkan kemampuan tempur mereka dan bukan
kepribadian atau loyalitasnya. Meskipun begitu, tak ada orang lain yang memiliki motif
seperti pasukan bayaran yang seperti wanita itu.

Satu-satunya alasan dia disini adalah karena salah satu dari Empat Knigt harus berada di
ibukota kekaisaran setiap waktu. Yang terpilih untuk tugas itu adalah 'Fierce Gale',
Nimble Ark Dale Anock, yang tidak bisa dihindari. Jika 'The Immovable' masih hidup,
Nimble lah yang pasti ada disini.

"Maafkan kekurang ajaran saya."

Leinas mengambil sebuah sapu tangan dari kantung di dadanya lalu memindahkannya
ke samping kanan dari wajahnya. Ternyata, kain emas itu sebenarnya adalah rambutnya.
Dia memasukkan sapu tangan itu di bawah rambutnya lalu mengusapnya lirih.

Setelah sesaat, sapu tangan itu berubah menjadi emas dengan jumlah cairan seperti
nanah yang telah diserapnya.

"Mohon biarkan saya menjadikan hidup saya prioritas utama. Saya minta maaf jika saya
nantinya menghalangi."

"Ahh, itu tidak apa, lagipula, itu yang telah kita setujui ketika kamu menjadi salah satu
dari Empat Knight - atau lebih tepatnya, apa yang menjadi perjanjian kontrak."

"Begitu, jadi semua orang tahu apa yang rencana aku lakukan. Kalau begitu, aku akan
melakukan sebaik-baiknya duduk di pojok sebelah sana dan tidak menghalangi anda."

Suasana di dalam kereta seharusnya berubah, jadi semua orang tertawa lepas saat
Roune berbicara.

"Kalau begitu, melihat dari kecepatan kita, berapa lama sampai kita tiba di Nazarick?"

Page | 26
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Roune, yang dituju oleh Jircniv, mengambil sebuah jam saku dari kantung di dadanya.
Setelah memastikan waktunya, dia menoleh kepada Leinas, melihatnya saat dia
mengangguk, lalu membalas.

"Jika semuanya berjalan sesuai rencana, sekitar satu jam."

"Begitukah? Aku sangat menantikannya. Kita akan lihat apa yang coba ditawarkan oleh
Ainz Ooal Gown kepada kita."

Part 2

Kereta Jircniv perlahan mengurangi kecepatannya, hingga akhirnya berhenti. Namun, dia
masih tidak bisa turun langsung. Itu memang menyusahkan, tapi Jircniv harus
melakukan persiapan sendiri demi gaya dan keamanan.

Biasanya, tugas ini akan dilakukan oleh bawahan, seperti para pelayan di kereta lain.
Namun, mereka tidak bisa menunggu kereta itu tiba. Lagipula, mereka datang untuk
minta maaf, dan membuat pihak yang dibuat salah menunggu terlalu lama adalah
tindakan yang bodoh.

Setelah Jircniv merapikan pakaiannya, dia mengencangkan jubahnya. Ini adalah item
yang sangat berharga yang terbuat dari kulit binatang buas magis dan diperlakukan
lebih jauh dengan magic. Dengan jubah itu, bahkan suhu yang paling dingin di luar
tidak akan menyusahkannya.

Lalu, dia menggeser tongkat kekaisaran di ikat pinggangnya, yang melengkapi


persiapan minimal untuk seorang Kaisar muncul di hadapan publik.

Jircniv melihat dirinya sendiri satu kali lagi, untuk memastikan penampilannya tidak akan
membuat dirinya atau Empire malu.

Yang selanjutnya terjadi adalah sebuah negosiasi dengan Ainz Ooal Gown, meskipun
sebenarnya lebih dekat dengat perang kata-kata. Dengan kata lain, pakaian formalnya
secara sosial setara dengan seorang warrior dengan pedang dan perisai. Konsekuensi
terhadap segala celah atau kekurangan dalam pakaiannya tidak akan terbatas pada
hanya rasa malu biasa. Meskipun bagus juga jika lawannya tidak cukup memperhatikan
sehingga tidak tahu celah itu, dia lebih memilih untuk tidak melewatkan detil
pakaiannya.

Page | 27
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Jircniv mengangguk puas, dan hanya saat itu, sebuah ketukan terdengar dari pintu.

"Kalau begitu, saya harus turun dahulu, Yang Mulia."

"Aku serahkan itu kepadamu."

Setelah jawaban yang singkat, Baziwood membuka pintu kereta.

Itu adalah cara keluar yang benar dan cocok dengan kereta yang dipakai oleh otoritas
tertinggi di dalam Baharuth Empire. Untuk jaga-jaga, Roune menempatkan dirinya
diantara sang kaisar dan dunia luar saat pintu dibuka, bertindak sebagai sebuah perisai
bagi Jircniv.

Mereka bisa melihat apa yang terhampar di luar, dibalik Baziwood.

Hal pertama yang datang ke dalam penglihatan adalah dataran berumput. Setelah itu
adalah para penjaga istana, berbaris di seberang kereta. Jauh di sana ada sebuah bukit
yang menjulang dari dataran, dan apa yang terlihat seperti sebuah pintu berjeruji yang
besar dan terlihat seakan separuh terkubur.

Apakah ini adalah Great Underground Tomb of Nazarick? Kelihatannya sedikit berbeda
dari yang dibilang... yah, kesalahan seperti ini masih bisa diterima.

Setelah turun dari kereta, Jircniv melangkahkan kaki dengan Baziwood - yang sudah
bersiap dalam formasi dengan para penjaga istananya - lalu melangkah maju.

Jircniv mengambil nafas dalam-dalam. Mantra pada pakaiannya memastikan udara yang
masuk ke paru-parunya adalah udara yang segar dan bersih. Memang benar, ini masih
dingin, tapi bukan tidak nyaman.

Saat dia mengambil nafas, dia menggerakkan rahangnya, dan cepat-cepat mengintip
bawahan yang ada di sekitarnya.

Fluder, dengan jubah panjangnya dan sedang menggenggam tongkat, mengikuti Jircniv
bersama murid acolytenya.

Magic caster divine, dengan simbol suci yang terpasang di jubah mereka - mereka
adalah para knight dalam orde knight imperial, meskipun mereka bukanlah warrior
menurut profesinya.

Page | 28
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Para penjaga istana, yang tetap pada posisi mereka sekarang bertambah dengan para
pengendara kuda yang dikirim terlebih dahulu dari kereta itu. Secara pribadi, Jircniv
ingin melihat apa yang telah dilihat oleh para pionir itu, tapi sekarang ini, itu bukanlah
sebuah pilihan.

Kelihatannya para pelayan, yang berada di kereta yang lain, belum tiba.

Yah, lagipula mereka adalah hadiah. Memang bisa diduga. Kalau begitu, ketika mereka
bilang sebuah kabin, apakah maksud mereka adalah pintu berjeruji itu... atau apakah
hanya itu?

Ketika Jircniv melihat ke kiri, dia melihat sebuah kabin kayu berlantai satu. Kelihatannya
benar-benar aneh dengan perpaduan dataran dan makam, lalu dia tersenyum pahit.
Lagipula, darimana datangnya seluruh kayu ini? Pegunungan Azellerisia berada di
kejauhan, dan dia pikir dari Great Forest of Tob.

Apakah mereka mengirimnya hingga kemari? Aku tidak tahu berapa kilometer kayu-
kayu itu sudah bepergian, tapi mereka pasti akan membutuhkan banyak tenaga kerja
untuk bisa membawanya hingga kemari.

Meskipun Jircniv tidak tahu banyak tentang kabin kayu, Jircniv tidak merasa bahwa
bangunan ini nampak mencolok. Meskipun begitu, ketika dia menghitung keadaan
sekeliling, dia harus mengakui kenyataan bahwa mereka telah berhasil membangunnya
disini adalah hal yang menakjubkan sendiri.

Tapi... itu adalah sebuah pintu yang besar... sebuah pintu ganda, huh? Dan dibangung
sangat tinggi... hingga tiga lantai sendiri. Jangan-jangan tempat ini dibangun sebagai
semacam gudang?

Jircniv melihat ke arah kabin, dengan Baziwood dan Leinas di kanannya, Fluder di kiri
dan Roune di belakangnya.

"Yang Mulia. Apakah kita harus memerintahkan orang-orang di kereta lain untuk turun
pula?"

Jircniv tidak menoleh ke arah Roune - yang sedang berbisik di telinganya - saat dia
menjawab.

"Tidak, itu tidak perlu. Namun, kita harusnya-"

Page | 29
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Ucapan Jircniv terpotong di tengah kalimat. Itu bukan karena pintu kabin yang terbuka,
tapi karena mata mereka tertarik oleh dua wanita cantik yang sekarang perlahan
berjalan keluar darinya.

Mereka berpakaian pelayan tradisional - dijahit dengan bagus, tapi selain itu biasa-biasa
saja. Namun, para pelayan itu sendiri bersikap yang anehnya formal dan dengan cara
yang benar. Bahkan Jircniv, yang payah dalam menilai wanita cantik, terlihat terkejut dan
menatapnya tanpa malu-malu sepertinya mereka telah menggenggam jantung miliknya.

Ini... cantik sekali.. tapi...

Mereka memang cantik. Putri bangsawan manapun dari Empire akan salut tanpa ragu-
ragu dengan tampang mereka. Jircniv merasa bahwa dia mungkin ingin menambahkan
mereka ke dalam harem miliknya. Namun, ini adalah sebuah makam di tengah dataran
berumput. Mereka memang sangat tidak mungkin berada di tempatnya disini, dan
akibatnya, sebuah perasaan tidak enak menerpanya.

Dia bisa mendengar suara dari lidah yang berdecak lirih di sampingnya, tapi tidak
memiliki energi untuk dibuang dengan masalah itu.

"Katakan kek, apakah ini ilusi?"

"Tentang itu.. yah, saya tidak bisa berkata secara pasti, tapi kurasa tidak."

"Apakah mereka manusia? Mereka kelihatannya tidak seperti dark elf...."

"Dan tentang itu... saya tidak bisa berkata pasti pula, tapi saya ragu mereka adalah
manusia."

Jawaban itu membuat ukuran ketenangan yang kecil. Karena mereka bukan manusia,
tidak aneh jika mereka terlihat di tempat seperti ini.

Itu adalah sebuah jawaban yang bisa dimengerti dan yang mana mati-matian ingin
dipercayainya.

Dua pelayan itu membungkuk bergantian, dan salah satunya dengan rambut bersanggul
ke atas berbicara.

"Salam dan selamat datang, Yang mulia Kaisar Jircniv Rune Farlor El-Nix. Nama saya
adalah Yuri Alpha dan saya ditugaskan untuk menyambut anda. Di belakang saya adalah

Page | 30
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

asisten saya, Lupusregina Beta. Meskipun waktu kita bersama mungkin akan pendek,
kami harap anda akan menerima kami."

Meskipun Jircniv mengulur waktu meresponnya karena dia takjub oleh keduanya, Jircniv
berhasil membalas pada akhirnya.

"Kalau begitu, saya berterima kasih karena sudah serepot ini untuk kami. Memang
benar, aku harus berterima kasih kepada Ainz Ooal Gown-dono pula, karena sudah
memperbolehkan gadis-gadis yang manis seperti anda menyambut kami. Dengan
begitu, tidak perlu memanggil saya sebagai kaisar atau menggunakan gelar apapun.
Saya akan senang jika anda menganggap saya sebagai individu biasa dan memanggil
saya dengan Jir - nay, memang benar, saya harap anda melakukannya."

Jircniv tersenyum cerah kepada Yuri.

Namun, bahkan setelah menerima sebuah senyuman yang akan membuat wanita
manapun pingsan karenanya, ekspresi serius Yuri tetap seperti sedia kala. Jircniv bisa
tahu dari tatapan matanya jika hatinya sama halnya dengan tidak tergerak.

Apakah Jircniv bukan seleranya, atau apakah dia adalah tipe yang tidak mencampurkan
urusan bisnis dengan kesenangan? Atau apakah dia dipenuhi dengan loyalitas kepada
orang yang dia layani?

Aku tidak bisa menebaknya. Aku ingin meninggalkan kesan yang baik, tapi kelihatannya
itu akan sulit. Dan aku sangat percaya diri aku bisa menangani siapapun jika mereka
adalah wanita..ah, jika kakek benar, maka itu pasti karena mereka bukanlah manusia.
Memang daya tarikku tidak akan berhasil terhadap wanita yang bukan manusia...Tetap
saja, spesies apa mereka? Mereka terlihat seperti seharusnya manusia, atau setidaknya,
dekat dengan manusia...

Dia tidak tahu apa sebenarnya mereka.

Menilai dari dua dark elf dan dua pelayan ini, Ainz Ooal Gown pasti adalah seseorang
yang menempatkan penampilan sebagai hal yang sangat penting.
Jika itu masalahnya.. jika hadiahku tidak lebih baik dari mereka berdua, maka aku
mungkin sebaiknya datang dengan tangan kosong saja...

Jircniv menganggap para gadis yang sedang menunggu yang telah dia bawa di dalam
kereta. Dia sangat bangga dengan tampang mereka. Masing-masing gadis itu adalah
putri bangsawan yang telah diberitahu dengan jelas apa yang akan terjadi jika keluarga

Page | 31
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

mereka tidak mematuhi perintah Jircniv, dan mereka harus mengucapkan selamat
tinggal dengan berlinang air mata kepada keluarga mereka sebelum pergi dan datang
kemari dengan tekad di hati.

Ini percuma. Tetap saja, setelah tahu pihak lain sudah memiliki wanita cantik yang lebih
unggul dari mereka, apakah mereka akan gembira karena sudah tidak lagi diperlukan?
Atau apakah mereka akan cemburu sebagai sesama wanita? Kurasa aku harus
mendapatkan beberapa elf, ya kan?

Jircniv tidak bisa membawa budak elf dari Empire karena tidak ada waktu yang cukup
untuk mempersiapkannya, dan juga karena dia tidak ingin menjadikan mereka sebagai
cadangan untuk modal urusan masa depan. Urusan itu bukan dengan Ainz, tapi dengan
Mare.

Dia ingin mendapatkan Mare, gadis kecil yang terus panik itu, lalu menelanjanginya. Lalu
mereka akan menggunakan rahasia kotor kecil yang bisa mereka gali darinya untuk
tujuan mereka sendiri.

Sebagai awal, kita akan mendapatkan perhatiannya dengan janji-janji untuk


memberikan emansipasi terhadap sesamanya yang telah diperbudak. Sebagai gantinya,
dia akan melakukan sedikit balas budi untuk kami di belakang Gown. Setelah itu, kita
bisa menggunakan insiden itu sebagai material pemerasan agar dia bisa melakukan
banyak hal untuk kita. Setidaknya, itulah rencananya..

Saat Jircniv merenungkan rencananya untuk Mare, Yuri meresponnya.

"Yang Mulia Kaisar sangat baik sekali sudah berkata demikian, Namun, tuan kami Ainz
Ooal Gown secara jelas sudah memerintahkan kepada kami untuk tidak menunjukkan
segala ketidaksopanan atau tidak hormat kepada sang kaisar, dan oleh karena itu,
dengan sangat menyesal saya tidak bisa mengabulkan permintaan yang baik itu."

"Begitukah? Yah, sayang sekali."

Jircniv mengangkat bahunya dengan sikap berlebihan, seperti sedang melakukan


tingkah komedi.

"Tetap saja, silahkan panggil saya seakrab mungkin yang anda lihat cocok. Bagaimana
dengan Gown-dono?"

Page | 32
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

"Saya mengerti. Tuan kami masih membuat persiapan, dan dia akan memerlukan sedikit
waktu lagi. Saya harap anda akan bersabar dan menunggunya."

"Ternyata begitu, kalau begitu, dimana kami harus menunggu? Di dalam kabin itu?"

"Tidak, Kami harap anda akan menunggu disini."

Jircniv mengangkat kepalanya ke atas langit. Meskipun kelihatannya terlihat tidak akan
segera turun hujan, sulit ditebak jika cuaca akan bagus dengan awan gelap itu di langit.
Ditambah lagi, pasti ada sebuah hawa dingin karena ini musim dingin, meskipun Jircniv
tidak merasakannya melalui pakaiannya yang sudah diberi mantra.

Apa yang sedang dia pikirkan, mengatakan kepada kami untuk menunggu disini?
Jangan-jangan dia ingin kami tahu tempat kami?

Karena dia sudah diperintahkan untuk datang kepada pihak yang disalahkan agar minta
maaf, keadaan Jircniv sudah sangat buruk pada awalnya. Lalu, selain itu, Ainz Ooal Gown
ingin merendahkannya lebih jauh dengan ini. Jelas sekali, Gown memiliki kepribadian
yang buruk.

"Begitukah?"

Jircniv memicingkan matanya. Dia akan menerima apapun yang datang.

"Kalau begitu, kami akan kembali ke kereta dan menunggunya di dalam."

Jircniv bisa merasakan kemarahan yang mendidih dari beberapa penjaga istana saat dia
mengatakan kalimat itu.

Mereka mungkin berada di negeri tetangga - dan mungkin akan menjadi musuh bagi
mereka - tapi meskipun begitu, membiarkan seorang kaisar dari negeri besar menunggu
di tempat seperti ini jauh terlalu tidak sopan.

Namun, tak ada yang menyuarakan perasaan ini. Karena tuan mereka sudah jelas
menerima syarat ini, tidak ada ruangan bagi mereka sebagai pelayan setia untuk berkata
yang lainnya. Kecuali-

Apakah itu karena mereka melihat pembunuhan besar-besaran yang dilakukan oleh
dark elf itu? Jika begitu... Gown, kamu adalah seorang pria yang sulit dihadapi. Dengan
hanya satu gerakan saja kamu sudah menyarangkan ketakutan ke dalam seluruh hati

Page | 33
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

kami. Meskipun itu adalah kemampuan yang hanya bisa dilakukan sekali dalam sehari,
siapa yang cukup berani untuk mengujinya? Lalu ada kenyataan bahwa itu hanyalah
seorang anak yang melakukannya. Kamu sudah memberikan kesan kepada kami bahwa
seorang anak saja bisa sekuat itu.

"Saya harap anda menunggu."

Suara Yuri yang jelas dan lirih membelah udara sebelum Jircniv bisa bergerak.

"Karena keterlambatan asalnya dari kami, kami akan menjadi tuan rumah yang buruk
dan bertolak belakang dengan perintah dari Ainz-sama jika kami tidak memanjangkan
segala kesopanan kepada anda sebagai kompensasinya."

Jircniv entah bagaimana merasa terkejut.

Ainz... dia memperbolehkan pelayannya memanggilnya langsung? Mungkin mereka


bukanlah pelayan... tidak, ternyata begitu. Setidaknya, mereka sedekat itu satu sama lain.
Apakah dia sudah mengambil tubuhnya? Tidak, pria manapun akan memahami
mengapa. Dengan wanita secantik itu sebagai pegawainya, kesulitan itu adalah menjaga
tangan seseorang menjamah mereka.

Jircniv membuat balasannya dengan kesopanan yang dilebihkan, meskipun nadanya


diwarnai dengan kelembutan.

"Ohhh! Kalau begitu, kami harus berterima kasih kepada Gown-dono. Kalau begitu..
sambutan macam apa yang bisa kami nantikan, dan dimana kami bisa berharap
menemukannya?"

"Untuk itu, perbolehkan kami untuk memulai persiapan. Sebagai awalnya, cuacanya
terlihat sangat tidak ramah. Biarkan kami merubah itu."

"Apa yang kamu..? Uooooh!"

Jircniv bukan satu-satunya yang terperangah kaget. Para magic caster, para penjaga
istana, Baziwood, Leinas, bahkan Fluder, mereka semua mau tidak mau berseru penuh
tanda tanya.

Awan gelap yang ada di atas mereka mulai bergerak perlahan.

Dalam sesaat, awan-awan itu telah hilang tanpa jejak, seakan ada raksasa yang tak

Page | 34
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

terlihat telah membuyarkannya dengan tangan. Kavaleri hippogriff di udara menjadi


bingung, yang mana itu bisa dipahami oleh yang ada di tanah.

"Mengapa bisa begitu... rasanya... lebih hangat..?"

"Kamu juga? Maksudmu itu benar-benar terjadi?"

Saat Jircniv mendengar percakapan lirih diantara para penjaganya, dia melepaskan
jubahnya dan membatalkan magic yang mempertahankan suhu tubuhnya. Begitu saja-

"Ya-Yang Mulia!"

Roune berseru terhadap Jircniv yang tiba-tiba melepas jubah, tapi kaisar tidak
menjawab bawahannya.

"Hu..huha..huhahaha. Apa ini... apa yang sebenarnya terjadi disini? Kakek! Apa yang
sedang terjadi?!"

Jircniv mengabaikan ketenangannya dan melihat ke arah Fluder dengan ekspresi tidak
karuan di wajah.

Udara yang segar dan bersih yang mengelilinginya sekarang harusnya hanya bisa
ditemukan di musim semi. Hawa dingin yang menyergap di musim dingin sudah tidak
ada lagi. Jircniv tidak pernah mendengar magic seperti ini ketika pelajaran Fluder. Kalau
begitu, mantra macam apa ini?

"Ini harusnya adalah pekerjaan dari magic arcane... kelihatannya aku pernah ingat
mantra divine dari druid yang bisa mengendalikan cuaca..."

Fluder kelihatannya tidak mampu mengendalikan senyum lebar di wajahnya saat dia
berbicara.

"Pengendalian cuaca seharusnya adalah mantra tingkat 6. Namun, melihat dari reaksi
Yang Mulia, ini mungkin bukan manipulasi cuaca yang biasa. Ini pasti mantra tingkat
yang lebih tinggi... menakjubkan..."

" Dan mantra ini adalah pekerjaan dari dark elf itu... utusan yang itu, begitukah?"

Jircniv bisa memaksa dirinya menerima mantra ini adalah pekerjaan dari magic caster
yang bisa menyebabkan bumi menelan seluruh bawahannya di dalam retakannya. Tidak,

Page | 35
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

sebenarnya, dia berharap itu bukan masalahnya. Dia tidak ingin mempercayai bahwa
ada magic caster lain di luar sana yang lebih kuat darinya. Itu adalah mimpi buruk.

"Memang benar, mungkin memang seperti itu.. tapi aku tidak bisa yakin."

Fluder kelihatannya melihat semua ini menggelikan, yang mana menyalakan bara api
gejolak di hatinya.

Meskipun gurunya adalah guru yang luar biasa yang layak dihormati, dia menjadi
hampir tidak berguna ketika ada magic yang terlibat. Itu sangat menjengkelkan ketika
dia menjadi seperti itu.

"Saya yakin ini bisa membuat anda segar entah bagaimana. Kalau begitu, biarkan kami
memulai fase selanjutnya."

Pelayan itu mengabaikan kepanikan Jircniv yang muncul dan melemparkan bom lain
kepadanya.

Kaisar muda itu mati-matian melawan keinginan untuk muntah di tangannya dan
menyerah dalam mempertahankan kewibawaannya. Godaan takluk kepada getaran di
hatinya sangat kuat, tapi pada akhirnya, tanggung jawabnya sebagai kaisar dari
Baharuth Empire menang dan dia berhasil mengendalikan diri.

"Kalau begitu sekarang, kemarilah."

Merespon perintah Yuri, pintu di rumah kayu itu terbuka, dan sesuatu yang besar
melangkah keluar.

"Kehhhh!"

Sebuah teriakan sendirian bersuara. Itu adalah suara aneh yang mungkin bisa didengar
pada ayam yang tercekik.

Ketika mereka menyadari siapa yang berteriak, teror memenuhi hati siapapun yang
hadir, bukan hanya Jircniv. Memang benar, rasanya mereka seperti baru saja ditarik ke
dalam mimpi di siang bolong.

Yang membuat suara yang tidak berkarakter itu adalah Wizard Tertinggi Negara, 'The
Triple Magic Caster', Fluder Paradyne. Dia adalah seorang pria yang dikatakan bisa
setara dengan Tiga Belas Pahlawan. Seorang pria seperti itu sekarang berdiri dengan

Page | 36
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

mata lebar ketakutan, tatapannya terpaku pada makhluk yang keluar dari rumah kayu.

Sejenak setelah itu, beberapa teriakan memenuhi udara, mereka semua berasal dari
murid-murid Fluder.

"Bagaimana bisa? Itu adalah-!"

"Ti-Tidak bisa dipercaya! Ini tidak mungkin-!!"

"Bahaya! Sebuah serangan datang! Magic bertahan! Tolong perbolehkan kami


menggunakan magic bertahan!"

Fluder menatap ke arah murid-muridnya, mereka semua sudah bersiap tempur semua.

"Diamlah!! Tenangkan diri kalian, kalian semua!"

Makhluk yang keluar dari rumah kayu layak diwaspadai dan ditakuti. Mata setiap orang
dari seluruh rombongan dari Imperial mau tidak mau tertarik ke satu titik.

Tidak diragukan lagi sama sekali itu adalah monster. Itu adalah sebuah monster yang
berbalut armor plat hitam.

Tubuhnya luar biasa besar, dan siluetnya dipenuhi dengan kekejian. Seakan satu dewa
telah menarik esensi dari kebrutalan dan kekerasan dari seluruh manusia, dikumpulkan,
dan diberikan bentuk. Wajahnya yang busuk tidak memiliki ekspresi, namun mereka bisa
merasakan semua kebencian yang bersinar cerah terbakar di lubang matanya.

Dan ada lima monster.

Tubuh yang besar di salah satu kepala mereka sedang membawa sebuah meja batu
yang besar. Yang ada di belakang sedang menggenggam berbagai perabotan dan
banyak kursi.

Tak ada yang memiliki niat bermusuhan. Sebaliknya kewaspadaan dan kepanikan dari
murid-murid Fluder kelihatannya hampir lucu.

Ada sebuah suara sesuatu yang jatuh ke tanah.

Salah satu murid acolyte Fluder pingsan di tanah seperti sebuah boneka yang
benangnya terputus. Atau lebih tepatnya, dari empat acolyte yang dibawa, hampir

Page | 37
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

semuanya berakhir begitu. Wajah mereka yang pucat membeku karena terkejut seakan
mereka mulai bernafas tidak teratur.

"Tidak mungkin. Bagaimana bisa ini.. tidak, tidak, itu tidak mungkin. Apakah itu adalah
Death Knight? Apakah mereka dikendalikan? Dan dalam jumlah itu?"

Sesuatu berkelebat di pikiran Jircniv. Dia mau tidak mau lupa diri dan berteriak marah.
Dia tidak lagi memiliki waktu untuk menjaga kewibawaannya.

"Death Knight? Apakah maksud mereka dengan Death Knight? Kakek! Jawab Aku! Aku
pernah dengar nama itu sebelumnya, apakah itu ada hubungannya dengan makhluk
undead yang rumornya dikunci di dalam kementerian Magic"

Memang benar. Itu adalah Death Knight. Itu adalah nama dari monster yang bisa
membuat Empire berada dalam bahaya hanya satu saja.

Namun, Jircniv tidak mendapatkan balasan.

Fluder menatap dengan mata lebar. Jircniv menyadari jika berbicara dengannya adalah
membuang waktu dan malahan melangkah maju dengan langkah khawatir dan terburu-
buru, sebelum mengambil salah satu acolyte lalu mencengkeram kerah jasnya dan
mengangkatnya dari tanah.

"Apa Death Knight ini?! Jawab Aku!!"

"Aieeee! Yang, Yang Mulia! Seperti kata anda , monster undead legendaris itu memang
disegel di dalam tempat yang bahkan jauh dari kementerian magic, memang benar,
Death Knight! Mereka adalah makhluk yang bahkan tidak bisa dikendalikan oleh
Master!"

Yang hanya bisa dilakukan oleh Jircniv adalah tertawa. Cadangan yang dia pegang selalu
sebagai kaisar dari Baharuth Empire tidak ada lagi. Sudah roboh menjadi abu dan
tertiup oleh angin.

"..hu, huhu. Huhuhu. Apa maksudmu, undead legendaris?! Ada lima tepat di depan kita!
Atau apakah kamu bilang Death Knight datang berkelompok dan lima makhluk itu
dihitung satu entitas? Huh? Kamu sudah bercanda ya?"

"Ti-Tidak! Bukan seperti itu!"

Page | 38
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Dia merasakan sesuatu yang berdiri di sampingnya. Ketika dia menatapnya, dia melihat
itu adalah salah satu warrior terkuat dari Empire, Baziwood. Wajah pria itu pucat pasi,
dan Jircniv bisa melihat kepanikan mulai muncul.

"Er, ah, Yang Mulia. Tolong dengar ini dengan hati yang tenang. Situasinya sekarang
sangat buruk. Makhluk itu berada pada level yang bahkan kami, meskipun membentuk
formasi dengan kekuatan penuh dengan dukungan dari magic, mungkin tidak akan bisa
dilawan. Mungkin ide yang bagus untuk mengumandangkan mundur. Ini gawat. Benar-
benar gawat. Lihat bagaimana tanganku gemetar."

Saat Jircniv melihat ke arah tangan Baziwood, tangannya mulai gemetar. Setelah melihat
ke arah wajahnya yang berubah, alasan sikap yang tidak seperti warrior itu sangat jelas.

"Apakah itu yang dimaksud oleh mereka dengan 'tidak terduga'... apakah kamu kira
makhluk itu lebih dari Stronoff-san?"

Anggota dari Empat Knight lainnya jauh lebih ke belakang daripada awalnya, lalu dia
terus melanjutkan mundurnya yang pelan-pelan. Satu-satunya alasan mengapa dia tidak
langsung berlari kencang adalah karena dia tidak ingin menarik perhatian Death Knight
dan juga, sikap bermusuhannya.

Semua ini rasanya seperti mimpi buruk yang menjadi kenyataan.

Lalu, di depan mereka.

Cara Death Knight itu yang dengan tenang menata perabotan dan perlatan makan di
dataran berumput adalah sebuah gambaran yang sangat jelas dari pelayan setia. Tidak
ada satupun tindakan mereka yang memperlihatkan bahwa mereka adalah undead
legendaris yang bisa menghancurkan sebuah negeri.

Namun, itu adalah kenyataan jika mereka adalah undead yang bahkan tak bisa
diperintah oleh magic caster terkuat milik Jircniv, Fluder Paradyne. Siapapun tahu hanya
dengan melihat reaksi orang-orang yang ada di sana.

Ini menyiratkan bahwa mungkin saja ada lebih dari lima monster ini, yang kemampuan
tempurnya jauh melebihi Fluder sendiri.

Sebaliknya, Fluder Paradyne sendiri adalah seorang magic caster yang mungkin memiliki
kekuatan tempur seluruh pasukan Kekaisaran. Tentu saja, dia tidak memiliki mana yang
tak terbatas, dan dalam sebuah pertarungan lurus, Pasukan itu pasti bisa

Page | 39
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

menghabisinya. Namun, jika dia menggunakan magic teleportasi atau flight miliknya,
dia mungkin bisa menghabisi seluruh pasukan kekaisaran sendirian. Itulah kekuatan
sebenarnya dari Fluder.

Itu berarti lima Death Knight disini mewakili lima kali kekuatan tempur dari seluruh
pasukan kekaisaran.

Tidak mungkin.

Ini tidak boleh terjadi.

Ini adalah kekuatan yang jauh terlalu besar yang bisa dimiliki oleh seseorang. Bahkan
sebuah negeri akan sangat kesulitan untuk membendung kekuatan sebesar ini. Ini
adalah semacam kekuatan yang hanya bisa diperintahkan oleh beberapa negeri terkenal
atau republik-republik yang sudah melegenda. Bisakah seorang tuan dari sebuah makan
kecil ini memiliki kekuasaan seperti ini?

Ketika dua dark elf muncul, dia memaksa otaknya menjauh dari topik itu dan terfokus
pada apa yang ada di depannya.

"Ainz Ooal Gown.. seorang monster yang tidak bisa kita apa-apakan, tidak, bahkan kita
tidak akan bisa menyentuhnya..."

Hati Jircniv seperti sebuah perahu yang dihempaskan kesana kemari oleh badai yang
sedang mengamuk.

Pada akhirnya, bagaimanapun, dia berusaha bergulat dengan emosinya agar bisa takluk
dan memperoleh ketenangannya kembali dengan semangat membaja.

Pasukan kerajaannya, dihabisi. Bayangan dari tubuh naga yang besar. Karena dia sudah
menerima hal ini di masa lalu, dia bisa membiarkan dirinya menerima apa yang ada di
depannya sekarang.

Tanpa mengalami hal ini terlebih dahulu agar bisa menjadi bantalan dari pukulan itu,
benturan yang terjadi kepadanya akan lebih besar. Dia mungkin bahkan akan
menunjukkan sisi dirinya yang lebih tidak sopan.

Makam ini... Seberapa kuat sebenarnya Ainz Ooal Gown? Lima Death Knight itu dan
mereka berdua. Bahkan dengan naga itu, itu tidak semua, ya kan? Mengapa dia
bersembunyi di tempat ini? Sejak kapan dia mengambil tempat ini sebagai tempat

Page | 40
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

tinggal? Atau mungkin persiapan dirinya akhirnya sudah selesai? Aku pernah dengar
bahwa ketika banyak makhluk undead berkumpul di satu tempat, seekor monster yang
lebih kuat akan terlahir. Itulah kenapa Death Knight ini... tidak, jangan-jangan ada yang
jauh lebih kuat dari Death Knight ini..? Gawat. Tidak ada waktu lagi, tapi aku masih harus
memikirkan jalan keluar...

Saat pemikiran Jircniv yang berkecepatan tinggi membuatnya bahkan jatuh ke dalam
kebingungan yang lebih jauh, Yuri memotong.

"Jangan takut. Death Knight ini diciptakan oleh Ainz-sama sendiri. Mereka benar-benar
patuh dengan perintahnya, dan sebagai ganti beliau, saya telah memperoleh hak untuk
memerintah mereka. Saya tidak akan mengizinkan siapapun dari anda terluka
sedikitpun."

Kalimat Yuri memecahkan pemikiran yang coba dikumpulkan oleh Jircniv seperti gelas
yang berputar.

"Dia menciptakan mereka..."

Ainz Ooal Gown bisa melahirkan makhluk ini hanya melalui kekuatan keinginannya
sendiri. Itu adalah kebenaran yang mengerikan. Kenyataan bahwa membuat makhluk
seperti itu akan membutuhkan sumber daya dan kerja keras yang setara dengan
kekuatan yang besar. Mimpi buruknya adalah apakah bisa memenuhi kriteria itu atau
dia hanya melewati kriteria seluruhnya.

Tidak, ini pasti hanya sebuah bualan, Bagimana bisa siapapun membuat yang seperti
itu? Dia pasti berbohong untuk mengembungkan kekuatannya sendiri. Karena jika dia
tidak-

Sebuah senyum aneh muncul di wajah Jircniv.

Karena alasan tertentu, semuanya terlihat sepertinya sangat menjemukan sekarang.

-Ah. Aku sudah muak dengan hal ini. Aku sudah tidak tahu lagi. Kali ini, kita batasi saja
dengan apa yang bisa dilakukan oleh pihak lain.

"Fu, fuhahahahaha!"

Saat Jircniv memutuskan untuk mengabaikan seluruh delusi kendali, sebuah tawa karena
kegembiraan yang sangat terdengar di sampingnya.

Page | 41
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Tawa itu datangnya dari Fluder.

Tak perduli apakah itu para penjaga istana, acolyte atau priest, wajah setiap orang
kecuali Jircniv membeku karena terkejut.

Fluder Paradyne adalah seorang magic caster dengan orde tertinggi, dan seorang
pahlawan yang memiliki pendidikan dan pengetahuan yang tak ada bandingannya.
Banyak catatan di dalam buku sejarah Empire bilang bagaimana dia dengan sendirian
menghadapi monster yang mengancam keselamatan negeri, dan muncul dalam
kemenangan. Sikap sucinya juga berarti dia dihormati dan dijunjung tinggi oleh banyak
orang.

Sebenarnya, banyak orang disini yang merasakan hal yang sama dengannya.

Dan sekarang, Fluder tertawa dengan sebuah cara yang menghancurkan imej mental
yang dimiliki semua orang kepadanya.

Ada kekuatan dalam tawa itu.

Aura dari seorang pahlawan.

Tidak diragukan lagi Fluder memancarkan tekanan yang menakutkan, dan bukan
perasaan hangat yang suatu ketika didapatkan oleh Jircniv dari pria yang sangat dekat
dengannya itu sebagai seorang ayah.

Dia memiliki kekuatan magis yang sangat besar, cukup untuk bisa menghadapi semua
Empat Knight sekaligus. Dan suaranya terdengar seperti nada kegilaan yang akan
menjadikannya gila.

Memang wajar jika para pasukan kerajaan akan menjadi berdebar-debar.

Ditengah-tengah hal ini, hanya orang-orang dari Nazarick dan Jircniv yang tetap tenang.

"..bisa mengendalikan Death Knight, dan dalam jumlah sebanyak itu! Luar Biasa! Luar
Biasa! Luar Biasa! Fuhahahahaha!"

Sebuah tangis mengalir keluar dari sudut matanya, lalu dia tersenyum seakan wajahnya
hancur.

-Tidak, itu tidak benar.

Page | 42
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Ini adalah sifat alami dari seorang pria yang telah mengabaikan posisinya sebagai wizard
tertinggi istana untuk bisa melihat sekilas misteri yang terdalam dari jurang yang
disebut 'magic'.

Hingga sekarang, dia memang bersembunyi dalam topeng dari seorang pahlawan, tapi
di hadapan magic caster yang besar, mau tidak mau wajah itu akhirnya muncul.

"Kalau begitu, Yang Mulia. Apa yang harus kita lakukan sekarang? Apakah kita harus
kabur dengan magic teleportasi? Kurasa jika kita berteleportasi sekarang, seharusnya
kita masih bisa keluar, ya kan? Dengan mengasumsikan struktur tanahnya yang
demikian..."

Fluder berkata seperti ini kepada Jircniv dengan senyum menghina di wajahnya.

"Aku suka wajahmu itu Kek. Kalau begitu, biar kutanya sesuatu sebagai gantinya.
Apakah kamu pikir aku akan lari?"

Retakan tersebar dengan cepat ke seluruh wajah Fluder. Itu adalah senyum dari seorang
pria gila, yang mengandung teror yang tak bisa dihitung dari semua yang melihatnya.

"Seperti yang saya duga dari Yang Mulia, tidak, Muridku yang tersayang Jir, buka mata
anda dan berterima kasihlah terhadap kenyataan bahwa anda bisa melihat dengan mata
sendiri magic caster yang paling agung dan tertinggi di daratan ini. Setelah anda
melihat akhir dari perjalanan, anda harus berjalan menyusurinya!"

Wajar dari murid-murid Fluder dan para pasukan kerajaan menjadi semakin pucat dan
lebih pucat lagi saat mereka menyadari orang macam apa yang rumahnya mereka
kunjungi.

Mereka tahu rekan mereka telah dibantai oleh Ainz. Namun, magic caster legendaris
dari buku sejarah telah memanggilnya 'magic caster yang paling agung' rasanya seperti
ada sebuah batu besar yang disarangkan di dalam perut mereka.

"Yang Mulia, ini gawat, ya kan?"

"...Apakah anda keberatan jika saya lari dahulu?"

Baziwood kelihatan bingung, dan pertanyaan Leinas dipenuhi dengan rasa putus asa.

Jircniv melihat ke arah mereka.

Page | 43
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Fluder dan murid-muridnya disisihkan dahulu, tekanan dan para pasukan kerajaan
perlahan meningkat, dan mereka terlihat sepertinya mungkin akan hancur setiap saat.

Ini karena sikap tidak normal Fluder dan deskripsi dari kekuatan Death Knight telah
memecahkan moral mereka.

"Apa lagi yang bisa kulakukan? Dan jika kamu ingin lari, silahkan saja. Namun, jika kamu
melakukan itu, mereka mungkin akan berpikir kalian bukanlah bagian dari kami. Itu
artinya bagi mereka, kamu akan menjadi seorang penyusup. Kamu akan beruntung jika
kamu tidak berakhir seperti para worker itu yang datang kemari sebelumnya."

Leinas menggeretakkan gigi-giginya dan wajahnya berubah.

"Itu artinya tidak apa, ya kan?"

"Baziwood, lihatlah si kakek - tidak, Fluder. Dia adalah yang paling familiar dari kita
semua dengan magic dan dia menjadi seperti itu sekarang. Yang hanya bisa kita lakukan
adalah menyerahkan semuanya kepada tuan rumah kita."

"Bagaimana kalau berdoa agar sang Dewa akan memberi kita keberuntungan, lalu
kabur?"

"Apakah kamu kira kita akan bisa kabur?"

Baziwood menatap ke arah pelayan, yang jelas sekali mendengar pembicaraan mereka
tentang kabur, tapi dengan tenang melanjutkan persiapan mereka.

"Bagaimana kalau kita mengambil sandera?"

"Aku tidak senang mendengar orang-orang berbicara tentang hal yang mustahil,
'Lightning Bolt' lihatlah apa yang terjadi jika kamu mengatakannya lagi."

"...Maafkan saya. Sebenarnya, saya merasa pelayan itu bahkan lebih kuat daripada Death
Knight. Mereka pastinya lebih misterius...ah, lihat dia, dia bahkan tidak perduli jika kita
membicarakan hal semacam itu tepat di hadapannya. Menakutkan sekali..."

Pelayan itu luar biasa kuat juga.

Saat dia memikirkan hal ini, Jircniv menggelengkan kepalanya. Dia mati-matian ingin
mempercayai hal itu tidak benar. Saat dia memikirkannya, dia mencoba sebisa mungkin

Page | 44
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

untuk mengeluarkan senyum dingin kepada dua dark elf itu keluar dari pikirannya.

"Kelihatannya kami hampir... apakah kita sudah siap, kalau begitu? semuanya, saya
harap anda bisa bersantai di sebelah sini."

Ada banyak meja dan kursi yang diletakkan di rerumputan. Meja-meja itu ditutupi oleh
taplak meja putih polos dan payung pelindung dari matahari yang lebar sehingga
memberikan keteduhan. Death Knight yang sedang memindakan perabotan itu berdiri
berjajar di samping rumah kayu agar tidak menghalangi jalan.

"Kami juga mempersiapkan minuman untuk anda."

Botol wine ditata pada meja, dipenuhi dengan cairan orange. Di sampingnya ada gelas
anggur bergagang tinggi yang terbuat dari kristal. Masing-masing gelas itu diukir
dengan ukiran yang desain yang rumit.

Bahkan Jircniv, seorang kaisar yang menikmati hal-hal terbaik di hidupnya sehari-hari,
mau tidak mau harus menatap mata ternganga dengan pemandangan di depannya.

"Tolong beritahu kami jika anda membutuhkan hal lain. Kalau begitu, semuanya-"

Pintu rumah kayu itu terbuka sekali lagi, dan lebih banyak pelayan yang keluar dari
dalam. Rombongan dari Baharuth Empire melihat kecantikan mereka yang luar biasa,
yang cukup untuk menghapuskan seluruh ketakutan dan rasa tidak tenang yang mereka
alami hingga sekarang.

Masing-masing dari mereka memiliki kecantikan yang unik tersendiri. Salah satu dari
mereka memiliki rambut yang ditempelkan ke dua sanggul, yang lainnya memiliki
rambut yang lurus dan panjang, dan yang ketika memiliki rambut yang berbentuk bor.

"Apakah mereka sedang menjual kecantikan?"

Meskipun Jircniv tidak tahu penjaga kerajaan yang mana yang berkata demikian. dia
pun setuju. Lagipula, apa yang dilakukan oleh wanita-wanita cantik seperti itu di dalam
makam?

Apakah makam ini memproduksi secara masal wanita cantiknya? Apakah mereka keluar
begitu saja dari tanah seperti jamur?

Page | 45
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Dia mendengar suara lidah yang berdecak sekali lagi, tapi mengabaikannya.

"Kalau begitu, silahkan nikmati minuman yang telah kami-"

"-Ah, sebelum itu, bisakah kami menemui Ainz Ooal Gown-sama dulu? Aku ingin
mempercepat urusannya... dan jika tidak apa, bisakah aku berbicara dengannya sebelum
beliau bertemu dengan Jir-"

"Fluder, kendalikan dirimu."

Tak perduli bagaimana, tak ada satupun dari mereka yang mempermalukan diri sendiri
atau Empire disini.

"Jangan lupa posisimu, Fluder. Kita disini sebagai wakil dari Empire, bukan untuk
memuaskan dahagamu terhadap pengetahuan magis."

Kali ini, sebuah cahaya yang tenang memenuhi mata Fluder. Dia telah, untuk sebagian
besarnya, berhasil menundukkan hasrat dirinya yang mengamuk.

"...Maafkan saya, Yang Mulia. Saya telah dikuasai oleh kegembiraan. Saya mohon maaf
kepada semua yang hadir disini pula."

"Benar sekal, Kek. Silahkan minum, tenangkan dirimu. Kalau begitu, mari?"

"Saya mengerti."

Yuri perlahan memenuhi gelas di meja di depan Jircniv dengan cairan orange yang
sama. Sebuah aroma jeruk melayang di udara.

Jircniv meminum seteguk jus itu, dan rasanya adalah mau tidak mau diapun tersenyum.
Dia merasa malu, 'Apa yang sudah kuminum selama hidup ini'. Para pasukan kerajaan
yang ada di sekeliling bergumam terkejut saat mereka mengambil minuman juga. Jika
Jircniv yang patah semangat bisa terkejut seperti ini, bagaimana nantinya dengan orang
biasa ini? Seakan membayangkan hal ini, ada banyak hal yang melupakan etiket lalu
menenggak jus itu secepat mungkin.

Sebentar setelah itu, seruan terkejut terdengar dari mereka yang sedang berkumpul.

"Enak sekali!"

Page | 46
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

"Jus apa ini, rasanya tercampur sempurna antara manis dan kecut!"

"Jus ini mengalir turun ke tenggorokanmu, dan tidak ada memualkan setelahnya!"

Jircniv meminum seteguk lagi saat dia mendengarkan pujian dari sekitarnya. Tiba-tiba
saja, dia merasa seperti dipenuhi kekuatan. Bahkan tubuhku menjadi bahagian karena
rasa ini, huh. Tidak kukira Nazarick bisa menghasilkan minuman yang sangat berkualitas
seperti ini. Kelihatannya aku memang menghina dua dark elf itu dulu. Jika mereka selalu
meminum minuman yang luar biasa seperti ini setiap hari, maka tidak heran mereka
tidak terkesan oleh minuman dari kami.

Jircniv tersenyum pahit.

Tidak dikira, bahkan sebuah rasa sederhana ini bisa mengalahkan mereka sepenuhnya.

Ahhhh... aku merasa tenang sekarang. Ini pertama kalinya aku merasa setenang ini sejak
aku datang kemari. Rasanya seperti.. seperti aku sudah pulang...

Berapa lama mereka berteduh dari matahari di bawah payung dan mendengarkan angin
yang bertiup di rerumputan? Akhirnya, Yuri mengatakan kalimat yang lama dinantikan
oleh Jircniv.

"Saya minta maaf atas keterlambatannya. Ainz-sama sudah siap bertemu anda sekarang.
Jadi silahkan ikuti saya."

Part 3

Jircniv tiba di ruangan separuh bulat yang terlihat seperti teater. Dia berdiri di depan
sepasang pintu kembar yang sangat besar. Ukiran yang menarik menghiasi kedua sisi
pintu tersebut; dewi-dewi yang cantik di samping kanan dan demon yang terlihat kejam
berada di kiri. Tak terhitung patung-patung yang terlihat tidak menyenangkan berderet
di sekitarnya.

Penonton yang melihatnya akan menganggapnya sebagai "Gerbang Penghakiman."

Jircniv memikirkan gerbang tersebut saat melihatnya.

Ruangan yang besar tersebut, sangat hening, sepi sekali sehingga dia membayangkan
bisa mendengarkan 'suara keheningan' secara metafora.

Page | 47
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Memang benar, tak ada siapapun dari rombongan dari Empire yang mengeluarkan
sepatah katapun sejak pertama kalinya mereka dibawa kemari. Satu-satunya suara itu
adalah armor yang bergesekan dengan armor.

Sebelum mereka mendatangi aula keheningan ini, mereka telah melewati pemandangan
yang penuh dengan pemandangan yang tak bisa dibandingkan ketika kemari, dan jiwa-
jiwa mereka telah dicuri oleh keajaiban yang telah mereka lihat.

Terlalu berlebihan untuk mengharapkan mereka tidak tertarik dengan pemandangan


mistis yang telah mereka lihat.

Sebenarnya, bahkan Jircniv pun sulit untuk mengendalikan keinginan terperangah


dengan sekitarnya, meskipun ada dunia fantastis yang telah mereka lewati.

Dia menatap lagi ke arah bahunya untuk melihat ke arah bawahannya yang telah
mengikutinya kemari.

Di belakangnya ada Baziwood dan sepuluh penjaga istana yang dipilih secara khusus,
Fluder dan empat acolyte muridnya, Roune, sekretarisnya dan para priest yang datang
dari orde knight. Leinas dan para penjaga istana lainnya ditinggalkan di belakang
bersama dengan kereta-kereta itu untuk keamanan.

Semua orang mengikutinya - kecuali Fluder - seperti ditarik bahunya.

Ini adalah hasil setelah terus-terusan diingatkan bagaimana kecilnya dan tak berdayanya
mereka, begitu juga dengan menyaksikan pemandangan yang akan sulit ditiru oleh para
elit di Empire.

Great Tomb of Nazarick adalah sebuah makam yang hanya namanya saja. Sebenarnya,
itu adalah dunia yang indah yang lebih dekat dengan dunia para dewa. Kesan mereka
dengan penguasa tempat ini, magic caster Ainz Ooal Gown, hampir tidak bisa dijelaskan.

Senyum di wajah Jircniv penuh dengan hinaan, yang ditujukan kepada dirinya sendiri.
manusia tentunya akan membungkukkan kepala mereka kepada orang-orang melebihi
mereka. Siapapun yang tidak terkesan dengan arsitektur dan keajaiban ini pastinya
memiliki selera estetika sebesar kerikil.

...Ini sangat mengganggu.

Ainz Ooal Gown sedang menunggu dibalik pintu itu. Dia adalah seorang magic caster

Page | 48
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

yang kekuatannya melebihi bahkan Fluder Paradyne. Memang benar, mungkin tak ada
siapapun yang bisa setara dengannya di masa lalu atau masa depan. Rumahnya yang
luar biasa jauh melebihi kapasitas yang bisa dibayangkan oleh manusia, dan
pengikutnya memiliki kekuatan yang luar biasa. Dia adalah makhluk yang memiliki
segala keunggulan yang tak pernah bisa dipikirkan oleh Jircniv.

Mengapa seseorang seperti itu bersembunyi di tempat seperti ini? Meskipun Jircniv
tidak tahu jawabannya, dia mungkin akan segera tahu. Setidaknya, dia berharap bisa
mendapatkan sebanyak itu ketika diskusi nantinya.

Aku ragu dia akan puas dengan hanya permintaan maaf sederhana setelah pertunjukan
kekuatan yang spektakuler itu.

Pada awalnya, rencana Jircniv adalah untuk menentukan keingingan dari Ainz Ooal
Gown lalu memenuhinya agar bisa mendapatkan keuntungan untuk Empire. Seluruh
tindakan pura-pura untuk meminta maaf ini hanyalah alasan untuk mencapai tujuan itu.

Namun-

Memangnya aku bisa memenuhi hasrat dari seseorang yang sekuat ini. Aku tidak bisa
melakukannya, bahkan meskipun jika aku memiliki lebih banyak kekayaan dan
kekuasaan.

Sama seperti permata satu karat yang tidak akan mendapatkan perhatian Jircniv, Ainz
Ooal Gown tidak mungkin terarik kepada apapun yang ditawarkan oleh Jircniv.

Pada awalnya, kekayaan sudah benar-benar tidak ada gunanya.

Sedangkan untuk menyediakan dukungan militer dan magis - yah, mengapa dia tertarik
dengan hal-hal yang lebih rendah dari miliknya?

Bahkan dengan menggunakan anggota lawan jenis sebagai jebakan manis tidaklah
mungkin. Jircniv teringat jelas akan hal itu saat dia memikirkan Yuri dan pelayan-pelayan
lainnya.

Penawaran pangkat dan otoritas akan menjadi percuma, untuk seseorang yang hidup di
dalam sebuah tempat seperti ini.

Jircniv bertanya-tanya jika hasrat manusia bisa menggerakkan hati Ainz Ooal Gown.

Page | 49
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

"...Itu akan sangat sulit, huh."

Pikiran Jircniv berjalan memikirkan siasat yang tak terhitung jumlahnya dan plot untuk
digunakan terhadap Ainz Ooal Gown.

Kesimpulannya adalah dia tidak bisa mengunggulinya.

Hasil terbaik yang bisa dia harapkan adalah Ainz tidak akan menganggapnya sebagai
seorang musuh.
Syarat kemenangan dari pertemuan ini adalah : Empire tetap seperti sedia kala dan aku
kembali hidup-hidup.

Saat dia menyuarakan pemikiran ini, Jircniv menyadari hal itu lebih keras dari yang dia
bayangkan. Namun, tak ada siapapun yang bereaksi. Mereka terlalu terpesona dengan
sekitarnya.

"Ini adalah ruang takhta. Ainz-sama sedang menunggu anda di dalam."

Setelah itu, Yuri memberitahukan bagiannya sudah berakhir, dan membungkuk dalam-
dalam kepada Jircniv.

Seakan menunggu ucapan ini, Dua pintu yang besar itu perlahan terbuka sendiri.

Beberapa helaan nafas yang tiba-tiba sampai ke telinga Jircniv. Bukan hanya satu atau
dua orang, tapi lebih dari sepuluh, mungkin lebih dari separuh orang-orang yang
datang ke tempat ini. Banyak diantara orang-orang itu tidak mampu meneguhkan tekad
mereka sepenuhnya dan membiarkan hasrat mereka kabur tampak di wajah mereka.
Dengan kata lain, banyak orang dari gerombolan Empire berharap pintu kembar itu
tidak akan terbuka.

Tempat karena alasan itulah Jircniv berterima kasih pintu itu terbuka secara otomatis.
Siapa yang tahu berapa lama mereka harus menunggu jika mereka harus
mengumpulkan keberanian agar bisa melalui pintu ini dahulu?

Langit-langit yang masuk ke dalam pandangan sangatlah tinggi dan luas. Dinding-
dindingnya didominasi oleh putih, dengan dekorasi emas dan lampu sorot.

Lampu besar lilin berwarna-warni - terbuat dari batu permata yang berharga dari segala
warna pelangi - digantungkan di langit-langit, memancarkan sinar yang mengerikan.
Berbagai bendera menggantung di banyak tiang dipasang di dinding.

Page | 50
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Demon, Naga, humanoid mengerikan, knight berarmor, insect yang berjalan di dua kaki
dan elf. Masing-masingnya berbeda satu sama lain, tapi satu hal yang sama adalah
kekuatan yang luar biasa yang dimiliki masing-masingnya. Makhluk seperti itu berjajak
dalam dua baris di masing-masing sisi dari karpet, dan rasanya terlalu tidak enak
menghitung mereka.

Mereka melihat Jircniv dan kawan-kawannya dalam hening. Meksipun dikatakan bahwa
seseorang bisa merasakan kekuatan tertentu di mata mereka yang memiliki kekuasaan
atau status, ini adalah pertama kalinya Jircniv merasakan akan adanya kekuatan tekanan
yang menekannya ketika dia menemui tatapan seseorang.

Suara erangan lirih dan getaran dari plat-plat armor datang dari belakang Jircniv.

Itu adalah bukti bahwa bawahannya ketakutan setengah mati.

Namun, Jircniv tidak ingin menyalahkan ketakutan dari bawahannya. Namun, dia ingin
memuji mereka, karena masing-masing dari mereka mampu mengatasi ketakutan itu
dan tetap di belakangnya.

Mereka tetap tegar di hadapan teror utama dari fajar kemanusiaan.

Evaluasi ancaman Jircniv terhadap Ainz Ooal Gown tidak lagi hanya masalah
keselamatan Empire, namun lebih kepada, berkaitan dengan keselamatan dari seluruh
ras manusia - bahkan demi-human.

Mata Jircniv mengikuti karpet yang ada di depan.

Di depan nya ada sepasang tangga, dan di sekelilingnya berkumpul orang-orang yang
diduga oleh Jircniv sebagai pembantu dari Ainz. Seorang wanita cantik berambut perak.
Seekor monster yang terlihat seperti serangga yang berdiri. Seorang pria katak yang
mengenakan baju setelan. Si Kembar yang dulu - disini Jircniv merasa lega. Jika ternyata
yang menyapu pasukan kerajaannya dalam hanya beberapa detik itu adalah cuman
pasukan biasa, itu akan sulit ditertawakan.

Di atas mereka, di atas tangga itu, ada seorang wanita bersayap yang cantik, dan di
belakangnya-

"Itu dia..."

Page | 51
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Di atas singgasana kristal duduklah perwujudan dari kematian. Memailiki tongkat yang
terlihat aneh di tangan.

Itu adalah seorang mosnter dengan sebuah tengkorak sebagai kepalanya.

Itu seperti makhluk yang dibentuk dari pemusatan kegelapan ke dalam satu titik.

Itu adalah Ainz Ooal Gown.

Sebuah mahkota yang indah duduk di atas kepalanya, dan tubuhnya dibungkus oleh
jubah hitam legam yang mewah, Cincin-cincin bersinar berkilauan di jari-jarinya. bahkan
dari jarak sejauh itu, Jircniv bisa jelas sekali tahu aksesoris-aksesoris yang sangat indah
yang dikenakan oleh Ainz jauh melebihi kemampuan dari para artis Baharuth Empire.

Titik-titik semerah darah berkilau di dalam lubang mata yang kosong dari tengkorak
Ainz Ooal Gown. Saat mata itu mengamati Jircniv dan kelompoknya, rasanya seakan
sedang dicicipi olehnya.

Jircniv terkejut dengan kenyataan bahwa Ainz bukanlah manusia, dan di waktu yang
sama dia juga lega.

Itu karena Ainz bukan manusialah sehingga Jircniv bisa menerima dengan tulus bahwa
Ainz adalah makhluk yang unggul jauh dari kemampuannya.

"Hu..."

Jircniv mengeluarkan nafas dengan lirih.

Itu adalah sebuah tanda tekadnya.

Pintu itu telah terbuka, tapi belum terbuka lama. Pastinya belum cukup lama bagi
siapapun yang ingin mengomentari sikap mereka yang sedang tidak melakukan apapun.
Tetap saja, mereka tidak bisa menunggu terus disini selamanya. Oleh karena itu, Jircniv
mengambil satu langkah maju.

"Ayo pergi."

Ucapan Jircniv sangat lirih sehingga hanya orang-orang yang di belakangnya saja yang
bisa mendengarnya. Siapapun yang melihatnya akan terkejut dengan bagaimana dia
bisa bicara tanpa membuka mulutnya. Ini bukanlah magic, namun kemampuan murni.

Page | 52
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Itu adalah sebuah skill yang tentu sangat berguna dalam keadaan seperti ini.

Namun, Jircniv tidak merasakan siapapun yang merespon ucapannya.

Maju ke bawah Ainz Ooal Gown itu artinya mereka akan melalui barisan monster di kiri
dan kanan. Meskipun dia yakin jika lawan yang menakutkan ini tidak akan menyerang
mereka, berjalan di depan makhluk-makhluk ini masih tetap memerlukan keberanian
dalam jumlah yang sangat besar.

Penilainnya bahwa mereka tidak akan diserang bukan hanya optimisme satu sisi.
Alasan menggunakan ruang takhta seperti ini biasanya untuk menyediakan tempat
formal untuk berkomunikasi secara resmi, begitu juga untuk menunjukkan kekuatan
nasional. Ini adalah kenyataan yang diketahui oleh semua orang.

Itu artinya alasan memilih tempat ini adalah untuk memperlihatkan kekuatan dari
Nazarick, dan untuk menunjukkan bahwa dia tidak berniat membunuh Jircniv dan
pengikutnya. Lagipula, jika Ainz ingin menyingkirkan mereka, dia bisa hanya dengan
membawa mereka ke rumah jagal malahan.

Bawahan Jircniv seharusnya bisa dengan jelas memahami kenyataan ini. Namun, itu
bukan alasan mengapa mereka tetap tidak bergerak.

Alasan itu hanyalah karena mereka tidak ingin pergi mendekati Ainz.

Dibalik barisan monster yang merupakan pembantu Ainz Ooal Gown. Kekuatan dari
makhluk itu jelas melebihi perhitungan manusia yang waras.

Dan di atas singgasana itu ada Ainz Ooal Gown sendiri.

Setidaknya, Jircniv menyadari sesuatu di kedalaman jiwanya.

Dia menyadari bahwa mereka sedang berdiri di hadapan yang disebut oleh manusia
sebagai dewa.

Jircniv memiliki item magic yang bisa mempertahankan dirinya dari serangan mental,
tapi tekanan yang sedang dia hadapi berada di luar cakupan dari perlindungan item
tersebut. Jika dia kehilangan fokusnya sekali saja, bahkan pria yang dikenal sebagai
Kaisar Darah tidak akan bisa apa-apa selain berlutut di hadapan Ainz.

Tetap saja, tepat karena alasan inilah dia harus pergi.

Page | 53
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Saat Jircniv mengamati Ainz Ooal Gown, Ainz Ooal Gown juga sedang mengamati
Jircniv. Jika dia tidak menyetujui apa yang dia lihat, apa yang akan terjadi dengan
Baharuth Empire di masa depan? Setidaknya, dia harus membiarkan Ainz menyadari
nilai dari Jircniv, dan sebagai tambahan, melanjutkan keberadaan Baharuth Empire.

Jircniv tertawa dengan kenaifannya sendiri.

Apa yang telah dia pikirkan dengan 'peperangan kata-kata'.

Kurasa inilah artinya menyesali sesuatu. Tak ada hal lain yang penting lagi. Yang bisa
kuharapkan adalah meminimalisir kerusakan pada Baharuth Empire.

"Ayo pergi!"

Perintah tegas Jircniv diarahkan kepada bawahannya, tapi yang lebih penting lagi
kepada dirinya sendiri, agar bisa membuat dirinya kembali sadar kepada kenyataan. Dia
bisa merasakan pengikutnya sedang melihat ke arahnya dengan penuh harap.

Itu adalah karpet yang sangat lembut, namun bagi Jircniv sekarang ini, kelihatannya
terlalu ringan dan berlalu begitu saja.

Dia dengan tegas mengacuhkan tatapan yang diarahkan kepadanya dengan jumlah
yang tak terhitung dan bergerak maju, menjaga matanya tetap terarah kepada orang
yang ada di depannya - Ainz Ooal Gown. Nalurinya berkata kepadanya bahwa jika dia
mengalihkan tatapannya meskipun sesaat saja, dia tidak akan bisa lagi bergerak.

Jircniv bukanlah seorang warrior yang mumpuni atau semacam itu, tapi alasan mengapa
dia bisa melangkah maju memimpin bawahannnya dimana para pasukan kerajaan yang
sudah takut melangkah adalah karena kekuatan mental yang sudah dididik ke dalam
dirinya sebagai seorang kaisar.

Setidaknya, dia sudah sampai di dasar tangga, di depan para pembantu terdekat Ainz.

"Ainz-sama, ini adalah penguasa dari Baharuth Empire, Kaisar Jircniv Rune Farlord El-Nix,
agar anda puas melihatnya."

Suara yang manis itu datangnya dari wanita bersayap yang berdiri di samping
singgasana. Suaranya yang halus sesuai dengan penampilannya yang bersinar.

Sebagai balasan, makhluk yang merupakan dewa kematian yang sebenarnya berbicara

Page | 54
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

kepada Jircniv.

"Aku senang anda sudah datang, Kaisar dari Baharuth Empire. Saya adalah tuan dari
Great Tomb of Nazarick, Ainz Ooal Gown."

Sebuah suara pang samar lega mengalir pada Jircniv. Suaranya lebih normal dari yang
diduga - seperti manusia.

Jika memang begitu, membaca ucapannya mungkin masih bisa.

"Saya benar-benar berterima kasih kepada sambutan anda yang sangat baik, Ainz Ooal
Gown-dono."

Seseorang takkan bisa membaca ekspresi wajah dari sebuah tengkorak. Sambutan
macam apa yang sangat cocok dengan situasi sekarang? Jircniv dengan hati-hati
memikirkan pertanyaan itu.

Namun, yang terlebih dahulu berbicara bukanlah Jircniv, ataupun Ainz.

"Ainz-sama. Tidak sopan bagi makhluk rendahan seperti manusia untuk mengganggap
anda setara," suara seorang pria mulai terdengar. "[Kneel]. (Berlutut)"

Jircniv mendengar suara plat-plat logam yang saling berbenturan, tapi dia tidak perlu
berbalik untuk tahu apa yang sedang terjadi. Bawahannya pasti sedang berlutut
membalas suara itu. Di waktu yang sama dia bisa mendengar gemeretak gigi yang
datang dari mereka yang ingin bangkit, namun tidak bisa.

Itu pasti semacam efek dari dominasi mental yang kuat.

Jika saja Jircniv tidak memakai kalung yang tak pernah dia lepas, dia pasti akan berlutut
seperti para bawahannya.

Tatapan yang tak terhitung jumlahnya terpaku pada Jircniv, satu-satunya yang tetap
berdiri. Tatapan-tatapan itu dingin, sinis, seakan Jircniv tidak lebih dari seekor kelinci
percobaan.

"-Itu cukup, Demiurge."

"Saya mengerti!"

Page | 55
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Monster yang mirip dengan katak yang dipanggil Demiurge membungkuk dengan
hormat kepada tuannya.

"[Releasing Control] (Melepas Kendali)."

Dia hampir bisa melihat tekanan yang ada di sekitar mereka menghilang, dan dia bisa
mendengarkan helaan nafas lega dari belakangnya.

"...Jircniv Rune Farlord El-Nix, bawahanku telah melakukan hal yang tidak sopan kepada
seorang tamu yang mulia yang telah datang dari jauh untuk berkunjung ke rumahku.
Dosa dari bawahan ini adalah milik dari tuannya, dan oleh karena itu aku minta maaf.
Aku harap masalah ini bisa diselesaikan dengan membungkuk kepala."

Keributan dan aktifitas muncul dari dua baris monster di belakang mereka.

Perasaan yang tak terhitung jumlahnya sedang menari di hati Jircniv.

Dia sangat berhati-hati, karena dia menyadari jika Ainz bukan tipe yang menangani
masalah hanya sepenuhnya dengan kekuatan brutal. Jelas sekali, dia adalah orang yang
licik, dan harus diawasi dengan hati-hati.

Yang mirip, dia lega, karena Ainz bukan tipe yang menangani masalah sepenuhnya
dengan kekuatan brutal. Setidaknya, dia bukan orang yang kelihatannya akan
menghabisi Jircniv tanpa repot-repot bernegosiasi.

Yang terlebih penting, dia takut. Dia tahu tidak diragukan lagi jika Ainz memiliki loyalitas
sepenuhnya dari semua monster yang hadir disini.

Di waktu yang sama, Jircniv merasa sakit menyadari bahwa semua yang telah terjadi
sejauh ini terjadi menurut harapan Ainz Ooal Gown. Itu adalah perasaan yang tidak enak
yang semuanya mengambil tempat seperti yang direncanakan oleh Ainz Ooal Gown.

"Tidak perlu meminta maaf untuk itu, Gown-dono. Memang tidak aneh bagi bawahan
untuk bertindak sesuka hati mereka dari waktu ke waktu. Penduduk dari negeri kami
juga telah melakukan hal yang sama sendiri. Itu, yang harus saya minta maaf."

Salah satu pasukan kerajaan yang telah dilepaskan dari dominasi mulai bergerak, dan
menempatkan sebuah bejana di samping Jircniv dengan sikap khawatir dan panik.
Jircniv seharusnya langsung mengambilnya, tapi dia terlambat karena sedang berpikir.

Page | 56
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Apakah tindakan dari bawahan Gown dimaksudkan untuk membuatku berkata apa yang
barusan? Jika itu adalah masalahnya, apakah aku harus bertindak keluar dari naskah?
Tidak, itu bukanlah pilihan. Ini seperti pertarungan panggung dengan pedang
sungguhan. Sebuah salah langkah akan menghasilkan luka yang serius... itu akan sangat
gawat.

"Ini adalah kepala dari bangsawan bodoh yang mengambil tindakan sendiri karena
sudah menyusup ke makam anda.. meskipun saya tidak tahu jika 'makam' adalah kata
yang tepat untuk digunakan. Silahkan menerimanya."

Jambangan itu mengandung kepala dari Earl Femel. Dia adalah bangsawan yang telah
dipaksa oleh Jircniv untuk merekrut dan memberangkatkan para worker. Para
bangsawan ini bukanlah anugerah ataupun kutukan yang dibesarkan agar bisa
digunakan saat waktu-waktu seperti ini.

Orang mati tidak bisa bercerita. Meskipun dia tidak tahu berapa banyak informasi yang
dimiliki Ainz Ooal Gown, akan lebih bijak untuk membungkamnya sebelum ada
kebocoran lebih jauh.

Sangat mungkin Ainz mengirimkan utusannya karena para worker yang telah menyusup
ke dalam rumahnya, dan dia ingin tuan mereka bertanggung jawab karenanya. Karena
itu, dia harus menolak semua pengetahuan tentang insiden itu berharap hubungan
mereka meningkat.

Wanita cantik yang berdiri di samping Ainz dengan lembut menganggukkan kepalanya,
dan yang disebut Demiurge membawa jambangan itu ke atas tangga.

Lalu, dia berlutut di depan Ainz, dan mempersembahkan kepala itu dari dalam
jambangan,

Ainz mengangkat kepala itu ke atas.

"Aku akan menerimanya. Tapi apa yang harus kulakukan dengan ini sekarang? Sayang
sekali jika hanya dibuang begitu saja."

...Hm? Ah, ejekan ya? begitu ternyata. Dia hanya yakin jika para worker yang
dipekerjakan oleh Femel... pertanyaannya sekarang adalah darimana informasi itu
bocornya...

Tiba-tiba saja, kepala yang terpotong dari Earl Femel itu bergerak di tangan kerangka

Page | 57
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

yang memegangnya.

Dalam satu tatap, seseorang mungkin berpikir bahwa Ainz yang menggerakkannya, tapi
setelah dilihat lebih dekat akan jelas kebenarannya. Kepala itu dibalut oleh semacam
cairan, dan Ainz melepaskannya dari tangan. Saat kepala itu berpindah posisi tiba-tiba,
sebuah pancuran dari cairan hitam yang lengket muncul dari tanah.

Setelah cairan hitam itu selesai menetes, apa yang tersisa adalah sebuah setelah plate
armor yang besar.

Itu adalah seorang Death Knight.

Bersamaan, semua yang ada di belakang Jircniv menghirup nafas terkejut.

"Bagaimana.. bisa seperti ini..."

Dia membuatnya. Ucapan pelayan itu memang benar. Jircniv mati-matian ingin
menggigit bibirnya tapi memaksa diri untuk tidak melakukannya. Dia tidak bisa
melakukan hal yang memalukan seperti itu di depan umum.

"Pergilah. Masuklah ke dalam barisan."

Dengan sebuah erangan yang dalam yang kelihatannya datang dari suatu tempat yang
jauh di bumi, Death Knight tersebut dengan patuhnya turun dari tangga dan hilang dari
pandangan mata Jircniv.

Berapa banyak Death Knight ini yang masih bisa dibuat oleh Ainz Ooal Gown? Jangan
bilang padaku.... jumlahnya tak terhingga, selama dia memiliki mayat? Tapi, jika dia bisa
melakukan itu - tunggu, sebelum itu, bisakah dia membuat undead yang bahkan lebih
kuat? Itu artinya...

"Kalau begitu, Jircniv Rune Farlord El-Nix-dono."

Suara Ainz yang lirih membuat Jircniv tersadar lagi, dan dia tersenyum dengan mudah
kepada Ainz.

"Ah, Gown-dono, Jircniv tidak apa. Lagipula, itu adalah nama yang panjang."

"Begitukah? Kalau begitu, Jircniv-dono. Sebagai permulaan, biarkan aku minta maaf
dengan pemandangan yang tidak menyenangkan barusan. Karena bawahanku yang

Page | 58
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

telah bersikap tidak sopan kepada anda dan yang berada di bawah anda, aku akan
menganggap masalah penyerangan dari bangsawan itu kepada Nazarick selesai. Kalau
begitu, begitulah. Meskipun aku sudah membuat anda datang dari tempat yang jauh,
anda sekarang boleh bebas pergi."

"-Hah?"

Tak ada yang bisa mengerti apa yang terjadi.

"Ah, maafkan saya. Saya takutnya salah mendengar ucapan anda. Bisakah anda
berbicara sekali lagi?"

"Tidak perlu minta maaf. Anda boleh pulang ke rumah. Lagipula, kami akan menjadi
sangat sibuk disini sebentar lagi."

Ainz mengangkat bahunya, seperti baru saja bercanda.

Jircniv tidak tahu apa yang sedang terjadi lagi.

Jangan-jangan permintaan maaf itu hanyalah alasan untuk membuatnya kemari agar
bisa memenuhi tujuan yang lain? Itu jelas sekali, tapi keadaan kelihatannya terlalu aneh
agar bisa dijelaskan seperti ini.

Ada yang tidak beres disini.

-Tunggu sebentar? Apa yang barusan dia bilang?

"Maafkan saya, tapi apa maksud anda dengan 'akan menjadi sangat sibuk?'"

"Berkat insiden ini, kami sekarang tahu bahwa kami akan ditarik oleh masalah yang
menjengkelkan meskipun kami mencoba untuk tidak ikut campur. Oleh karena itu, aku
berpikir kami harus muncul ke permukaan dan mulai menangani masalah itu sendiri."

"Itu, itu artinya..."

"Pertama, kami akan membuat orang-orang bodoh yang mencoba melukai kami
membayarnya dengan sesuai. Setelah itu, kami akan menghancurkan semua orang-
orang menjengkelkan yang kami temui sampai kedamaian yang sangat aku dambakan
kembali."

Page | 59
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Ucapan ini seperti ocehan orang gila.

Tidak - itu salah. Dia bukan orang gila. Ketika seseorang memperhitungkan kepribadian,
militer dan kekuatan ekonomi dari Ainz Ooal Gown, ucapan itu bukanlah ucapan orang
gila sama sekali. Hanya Jircniv - yang dibutakan oleh pengalamannya yang terbatas -
yang menganggapnya sulit untuk menerima kenyataan itu.

Ainz Ooal Gown adalah seorang pria yang bisa melakukan apa yang dia katakan.

Sebuah perasaan yang tak terkendalikan dari sebuah ketakutan bergumpal di bawah
kaki Jircniv.

Great Tomb of Nazarick. Yang seharusnya adalah raksasa yang tertidur telah
dibangunkan, dan akan memulai teror di dunia permukaan.

Jangan-jangan dia memanggilku kemari untuk ini? Apakah ini adalah deklarasi
peperangan? Apa yang harus kulakukan? Ainz Ooal Gown esensialnya adalah
mendeklarasikan perang kepada Baharuth Empire! Apakah harus berlutut di depannya
disini demi masa depan?

Sebenarnya, itu mungkin adalah tindakan terbijak yang bisa dilakukan.

Namun - tidak akan ada takdir yang menyenangkan nantinya kepada mereka yang
menerima kekuasaan dari monster. Ada sebuah kemungkinan jika Ainz mungkin hanya
akan membunuh semua orang di dalam Baharuth Empire dan membangkitkannya lagi
sebagai Death Knight. Itu mungkin akan menjadi takdir yang lebih menyiksa daripada
mati biasa.

Jircniv memutar otaknya seperti tak pernah seperti ini sebelumnya selama hidup.
Sebenarnya, dia seharusnya membawa pertanyaan ini kembali dan berkonsultasi dengan
lusinan sage tentang arah tindakan yang benar yang harusnya diambil. Tapi saat itu,
akan terlambat.

Dengan sebuah senyuman yang memotong semuanya, Jircniv berbicara.

"Saya punya penawaran. Bagaimana kalau membentuk aliansi?"

"Apakah kamu mau membingungkan kami dengan para budakmu - uwah!"

Ada sebuah suara yang jelas dan seperti lonceng, diikuti suara sesuatu yang bergerak

Page | 60
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

dengan gesit. Gadis berambut perak itu mengerutkan dahi, sementara Aura, yang berdiri
di sampingnya, pura-pura bersikap bodoh.

Meskipun pandangan dinamis Jircniv tidak cukup bagus untuk melihat apa yang terjadi,
kelihatannya dark elf itu baru saja ditendak oleh kaki dari gadis berambut pirang.

"...Oi, kamu-"

"-Kamu terlalu berisik. Diamlah."

Seperti seorang raja iblis, Ainz dengan agungnya melambaikan tangan kirinya untuk
mengisyaratkan agar diam.

Gerakan yang bak raja itu hanya bisa dihasilkan setelah berkuasa bertahun-tahun di
wilayah ini.

Level kewaspadaan Jircniv mencapai atap.

Ternyata begitu, dia telah menguasai tanah itu sejak lama. Tidak kusangka dia memiliki
sikap yang bermartabat seperti itu...

Suara dua gadis itu saling bertumpuk, mengekspresikan penyesalan mereka karena
kebodohannya.

Dia tidak bisa merasakan sedikitpun arogansi yang telah dikeluarkan oleh Aura ketika
ada di dalam ibukota. Tepat setelah itu, dia menatap Ainz Ooal Gown, berharap bahwa
dia telah mengendalikan bawahannya dengan sepenuhnya. Lalu dia mengacuhkan
keberaniannya dan bersiap untuk berbicara.

Ini adalah event utama.

Lidahnya mengusap bibir.

Jircniv mengambil rencana terbaik yang bisa terpikirkan dari banyak plot dan strategi
yang datang hingga hari ini.

"Untuk membangun sebauh negeri dan menguasainya - kurasa itu adalah ide yang
bagus. Itu adalah posisi yang cocok bagi Gown-dono. Negeri kami akan dengan senang
hati memberikan semua bantuan dan sumber daya yang anda perlukan untuk
mendirikan negeri ini. Bagaimana dengan itu?"

Page | 61
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Wajah Ainz yang tanpa daging tidak bergerak. Namun, Jircniv merasa titik terang dari
cahayah merah di lubang mata Ainz sedikit berkilau lebih terang.

"..Jircniv-dono, aku tidak yakin rencana itu akan memberikan keuntungan bagi anda."

Itu adalah hal yang wajar, yang mana mengapa dia bisa dengan percaya diri
memprediksi jika Ainz akan bertanya seperti itu. Dengan mengumpulkan seluruh
keahliannya, Jircniv membuat balasannya.

"Saya ingin membangun hubungan baik dengan negeri yang akhirnya akan dibangun
oleh orang terhormat seperti anda. Ini juga sebuah pertimbangan untuk masa depan."

"Begitu. Lalu, biarkan seperti itu. Aku akan serahkan detilnya kepada anda."

Jircniv menjadi tidak bisa berkata apapun lagi dengan kecepatan Ainz yang menerima
tawaran itu. Dia tidak menduga sama sekali. Dia bahkan tidak bisa mengumpulkan
semangat untuk mengatakan hal lainnya.

Sebagai permulaannya...

Mengapa dia tidak memintaku untuk bersumpah setia kepadanya? Sebagai individu
yang jauh lebih superior dan dalam posisi yang jauh menguntungkan, mengapa bahkan
dia menerima sebuah penawaran aliansi?

Dia sudah menyiapkan lusinan jawaban untuk ketika Ainz memintanya untuk setia. Tapi
jawaban Ainz telah melebihi cakupan prediksi Jircniv.

Apa yang sedang dia rencanakan?

Jircniv tidak mengerti pemikiran Ainz sama sekali.

Ketika bertarung melawan musuh yang lebih kuat, seorang pria yang lebih lemah akan
mempertimbangkan bagaimana membalik kekuatan lawan agar menguntungkan dirinya
dan membuat musuhnya terpeleset. Ini adalah bagaimana cara seseorang
mengeksploitasi arogansi dari yang kuat. Tapi jika lawan yang lebih kuat bukanlah
makhluk yang arogan, maka taktik itu akan percuma. Satu-satunya cara bertarung bagi
yang lebih lemah tidak akan ada hasilnya.

Ainz pasti berpikir demikian. Dia tidak akan bersikap arogan sehingga membiarkan
orang lain mengeksploitasi dirinya.

Page | 62
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Tidak...

Mungkin saja semua ini hingga sekarang adalah menurut rencana Ainz. Lagipula, jarak
dalam memberikan balasannya jauh terlalu pendek. Apakah itu artinya dia sudah
memprediksi semua kemungkinan dan mempersiapkan respon yang tepat?

Jircniv sangat paham jika teror yang menemani Ainz Ooal Gown tidak akan surut hanya
dari kekuasaannya yang tidak ada tandingannya, tapi juga dari kecerdasaannya yang
tidak terduga.

"Be, begitukah. Kalau begitu, itu menakjubkan. Bisakah, bisakah anda bilang kepada
kami jika ada sesuatu yang bisa kami lakukan untuk anda?"

"Saya tidak bisa memikirkannya apapun saat ini. Untuk sementara, bagaimana kalau
membuat tempat dimana kita bisa saling mengirimkan duta besar untuk berkunjung?
Seperti kedutaan, mungkin. Aku ingin memiliki cara menghubungi anda, Kaisar yang
terhormat."

JIka semuanya benar-benar berjalan menurut rencana Ainz, maka tidak mungkin dia
tidak memikirkan semuanya. Oleh karena itu, arti dibalik ucapannya sudah jelas.

Kalimat ini pastilah sebuah plot juga. Dia pasti berpikir jika dia mengutarakan
keinginannya secara langsung, dia akan bisa ditebak. Monster ini benar-benar memiliki
banyak siasat. Atau lebih tepatnya... mungkin karena dia adalah monster maka
kecerdasannya melebihi manusia.

"Ah, ya, memang benar. Betapa bodohnya saya karena tidak terpikirkan hal itu. Seperti
yang saya duga dari Gown-dono."

"...Ah."

Setelah mendengarkan respon setengah hati, Jircniv membuat catatan mental dari titik
data itu.

"Kalau begitu, saya akan kembali dahulu. Saya akan tinggalkan sekretaris saya disini.
Bisakah anda mendiskusikan detilnya dengan dia? Namanya adalah Roune Varmilinen."

"-Aku mengerti! Demi Baharuth Empire saya akan mendedikasikan seluruh tubuh dan
jiwa saya untuk anda!"

Page | 63
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Meskipun Jircniv tidak bisa melihat wajah Roune, dia bisa mendengar sebuah tekad kuat
di dalam suaranya. Sebenarnya, keputusan yang dibuat disini akan memutuskan masa
depan Baharuth Empire. Jika dia tidak tergesa-gesa kembali ke Baharuth Empire secara
langsung agar bisa mengakomodir Ainz Ooal Gown, Jircniv akan lebih memilih tinggal
disini sendiri.

"Sebuah jawaban yang baik sekali. Aku bisa merasakan loyalitasmu kepada sang kaisar
dalam setiap kata. Kalau begitu, kami akan mengirimkan Demiurge. Karena dia sudah
bersikap tidak sopan kepada anda sebelumnya, anggap saja ini sebagai permintaan
maaf karena sikap kurang ajarnya yang tadi."

Monster seperti katak itu membungkuk tanpa berkata apapun dari sudut mata Jircniv,
dan dia merasakan bahwa dia akan kehilangan bawahan yang berharga. Dia berusaha
untuk mengendalikan dirinya agar dia tidak mengarahkan tatapan kebencian kepada
Ainz dengan tidak sengaja.

Dia menskak mati diriku tepat dari awal!

Monster kata Demiurge bisa mengendalikan pikiran dengan perkataannya. Tidak


diragukan jika dia akan menggunakannya untuk mencuci otak Roune dan membuatnya
membuka semua yang dia tahu tentang Baharuth Empire.

Ini bukanlah sebuah tindakan yang akan diambil oleh sebuah aliansi. Tetap saja,
kenyataan bahwa dia sangat gamblang tentang hal ini adalah bukti dari sifat
berbahayanya. Demiurge... dia pasti berencana untuk mengirimkan monster
bertampang bodoh ini untuk melakukan pekerjaan intelijen yang intensif agar dia bisa
menyalahkan masalah apapun dari tindakannya kepada bawahannya. Ainz Ooal Gown,
berapa banyak trik yang telah kamu simpan? Sialan kamu!

Meskipun dia telah mengutuk dan menyumpahi Ainz di dalam hati, Jircniv harus
mengakui kemampuannya. Salah langkahnya sebelum ini adalah gerakan yang sudah
diperhitungkan untuk menghentikan kami dari protes nantinya. Kami harus bicara
sekarang jika kami ragu-ragu tentang hal ini. Jika kami tidak melakukannya, dia mungkin
akan berasumsi bahwa kita tidak memiliki masalah dengan hal ini di masa depan.

Saat Jircniv akan berkata sesuatu, Ainz bicara sebelum dia.

"Demiurge adalah salah satu pengikutku yang paling kupercaya. Aku yakin tidak ada
masalah nantinya jika dia dan Roune mendiskusikan masalah."

Page | 64
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

"Itu indah sekali."

Jircniv memaksa dirinya tersenyum.

Ini adalah pertama kalinya dia melihat eksploitasi kesempatan yang ahli. Karena dia
sudah berkata sebanyak ini, apapun yang lebih jauh dari ini akan percuma.

Namun, saat Jircniv mendengarkan kalimat Ainz selanjutnya, dia menyadari betapa
naifnya dia.

"kalau begitu sekarang, situasinya berbeda. Sekarang, Jircniv-dono adalah sekutu bagi
Nazarick. Mengirim anda pulang dengan terburu-buru kelihatannya tidak sopan. Karena
anda sudah ada disini, mengapa tidak menghabiskan malam disini? Anggap saja
sebagai sambutan."

Jadi bukan hanya Roune, dia ingin mendapatkan semua orang yang disini pula?!

Yang lebih parah, dia mungkin merencanakan strategi yang bahkan lebih jahat. Tak
perduli bagaimanapun, sulit dipercaya ini adalah tindakan amal yang bersih tanpa ada
motif tertentu. Dia mengutuk wajah Demiurge yang berubah saat dia membalas

"Mengerti" dari lubuk hatinya.

"Tidak, tidak, kami tidak mungkin menyusahkan anda. Lagipula, kami harus kembali
untuk membuat persiapan."

"Begitukah? Sayang sekali. Kalau begitu, jika tidak keberatan - tidak, aku mohon
perbolehkan salah satu pelayanku mengantar anda pulang."

Jircniv membayangkan dirinya mengendarai seekor naga, dan rasa penasaran


menggenang dengan tawaran Ainz. Tetap saja, Jircniv memikul prospek itu di samping.
Tidak mungkin Ainz hanya langsung mengirimnya pulang, dan dia tidak ingin berhutang
apapun kepada Ainz

"Saya benar-benar mengapresiasi tawaran yang paling mulya dari Gown-dono dan saya
berterima kasih karena itu. Namun, saya merasa karena saya datang dengan kereta, saya
seharusnya kembali dengan cara yang sama."

"Seekor undead kuda tanpa kepala bisa berlari siang dan malam tanpa tidur-"

Page | 65
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

"-Mohon maafkan saya, tapi saya dengan hormat harus menolak."

"Apakah harus? Oh begitu."

Dia bisa merasakan bahwa ada semacam kekecewaan dalam ucapan itu. Apakah itu
suatu tipuan, atau apakah itu sebenarnya? Jircniv tidak bisa menebaknya, meskipun dia
curiga itu mungkin hanya tipuan.

Bagaimanapun, selama mereka tidak memahami kondisi saat ini sepenuhnya, dia ingin
menghindari pemberitaan yang mengumumkan aliansi dari Baharuth Empire dengan
Ainz yang undead.

Sebagai permulaan, jika dia mengendarai kuda yang dibenci oleh makhluk hidup
kembali ke Baharuth Empire, mengecualiakan para priest yang dia bawa, apa yang akan
dikatakan oleh para priest yang ada di kuil ibukota tentang itu?

"Kalau begitu, mohon izinkan saya kembali ke rumah."

"Baiklah. Demiurge... antarkan tamu kita keluar."

"Tidak, tidak, tidak perlu repot-repot.. yah, karena ini adalah kesempatan yang langka,
bagaimana kalau para pelayan saja? Saya tak pernah melihat wanita secantik itu
sebelumnya."

Ainz menggeretakkan lehernya karena terkejut.

-Itu memang gerakan yang luar biasa palsu.

Jircniv bertarung untuk tetap menjaga kemarahannya di bawah kendali saat dia
tersenyum kepada Ainz.

Dia tahu kami akan mewaspadai Demiurge tapi dia masih memprovokasi kami seperti
ini!

Tidak ada niat membentuk aliansi disini. Itu adalah suatu cara berputar untuk bilang
kepada Jircniv siapa sebenarnya yang berkuasa disini. Aku tak pernah melihat iblis
seperti itu sebelumnya.. dia adalah ancaman bagi keselamatan manusia nantinya...

"Ah terima kasih untuk itu. Kalau begitu, silahkan katakan kepada para pelayan yang
sedang menunggu di luar. Ah, hari yang indah untuk membentuk aliansi. Betapa aku

Page | 66
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

ingin bisa membuatnya menjadi hari berpesta!"

Maksudmu, untuk merayakan hari dimana kamu membuat kami semua menjadi
budakmu?!

Saat dia meneriakkan ini di dalam hati, Jircniv tersenyum kepada Ainz sekali lagi.

"Memang benar. Ya... memang benar."

Part 4

Setelah pembicaraan itu selesai, Ainz mengumpulkan para guardian di ruangannya -


Albedo, Demiurge, Aura, Mare, Cocytus, Shalltear dan Sebas.

Dia memberikan tanda kepada para bawahan yang berlutut agar bangkit.

Dia meletakkan kedua siku tangannya ke atas meja dan menyatukan tangannya,
menutupi bagian bawah dari wajahnya. Perutnya yang memang tidak ada, terasa sakit.
Sekarang adalah waktunya untuk mereview. Saat dia menahan perasaan itu di hatinya,
dia mengintip ke arah Demiurge dan Albedo.

Mereka kelihatannya tidak marah. Ataupun terlihat tidak bisa berkata apapun.

Namun, siapa yang tahu jika itu adalah wajah yang sulit ditebak atau bukan? Setelah
berpikir begitu, dia melihat lebih dekat lagi kepada mereka, untuk melihat apakah wajah
mereka tetap marah.

Aku ingin keluar dari sini. Pada awalnya, mengapa aku duduk disini - tidak, itu sudah
telat. Ucapan yang sudah dikeluarkan tidak bisa lagi ditarik. Beranikan dirimu, Ainz Ooal
Gown!

Dengan itu, rasa sakit yang sebenarnya tidak ada di perutnya kelihatannya telah reda,
tapi dia masih merasa seperti ingin muntah.

Ketika dia tahu sang Kaisar mendekati Nazarick seperti yang direncanakan, Ainz mau
tidak mau bertanya kepada Demiurge secara tidak langsung "Lalu, apa yang akan kita
lakukan selanjutnya", namun sebagai ganti jawaban yang dia terima adalah "Karena
semua sudah sesuai dengan prediksi, kita harus tetap pada rencana."

Page | 67
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Tapi aku tidak tahu apa rencana itu!

Tentu saja, dia tidak benar-benar berkata demikian.

Sebagai penguasa dari Great Tomb of Nazarick, Ainz harus mengadopsi sebuah sikap
yang cocok dengan ekspektasi dari para NPC, mereka seperti anak dari para anggota
guildnya, yang dititipkan untuk dirawat. Oleh karena itu, dia berusaha sepenuhnya agar
bisa memberikan kesan yang bagus kepada mereka, bahkan ketika semua yang hanya
dia lakukan adalah mengangguk dengan kuat dan menjawab "begitukah" dengan cara
seperti raja.

Ketika itu adalah rencana Demiurge, bagaimanapun, Ainz mati-matian meraba-raba di


kegelapan.

Pembicaraan sebenarnya dengan Jircniv Rune Farlord el-Nix dimainkan secara spontan,
percaya bahwa akan ada sebuah jalan untuk melaluinya tak perduli bagaimanapun.
Sedangkan bagaimana dia percaya diri sudah berkata benar ketika negosiasi.. yah,
sederhananya, dia tidak percaya diri sama sekali.

Seperti seorang murid yang sedang menunggu nilai ujiannya, dia mengintip ke arah
mereka berdua.

Ini seperti sebuah interview pekerjaan....

ketika dia baru saja mulai bekerja, dia ingat pernah memiliki perasaan yang mirip
dengan hal ini.

"Kalau begitu, sesuati rencana, sang Kaisar telah membuat gerakannya."

Ainz mengambil nafas dalam-dalam. Saat dia akan berbicara, sebuah suara menyela dari
samping dirinya.

"Ainz-sama, saya takut bertanya, tapi saya memiliki pertanyaan. Mengapa anda
memberikan kaisar dari para manusia tempat sebagai kolaborator? Tidak bisakah kita
menguasai Baharuth Empire dengan paksa?"

Menjawab pertanyaan Shalltear, jantung Ainz yang tidak ada semakin berdebar.

Agar bisa menguasai dunia ini, pertama mereka akan menambahkan tekanan kepada
Empire. Karena itu, mereka akan membiarkan Empire melakukan serangan kepada

Page | 68
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Nazarick, lalu menggunakan hal itu untuk mengancam Empire dan memaksa Empire
melakukan pembicaraan langsung. Lalu, mereka akan mendemonstrasikan kekuatan
yang luar biasa dari Nazarick. Itulah bagaimana operasi ini seharusnya berjalan.

Hanya itu yang Ainz tahu. Yang terpenting dari mengapa mereka harus memberikan
kesan dari kekuatan Nazarick kepada Kaisar adalah misteri baginya.

Karena itu, dia tidak tahu bagaimana menjawab pertanyaan Shalltear dengan benar.
Aura melanjutkannya setelah Shalltear.

"Shalltear memang benar. Kita pergi ke ibukota mereka dan tidak ada yang mencolok."

Ainz menatap ke arah Guardian lain. Mereka semua kelihatannya merasakan hal yang
sama.

Meskipun jika mereka tidak memiliki niat untuk melwan keputusan yang dibuat oleh
Ainz, tuan mereka, meskipun mereka menganggapnya itu adalah cara yang benar,
keraguan masih tetap menggumpal.

Ditambah lagi, mereka ingin tahu mengapa Ainz membuat keputusan itu, untuk bisa
memahami niatnya yang sebenarnya, agar mereka bisa melayaninya dengan lebih
efektif.

Jika mereka tidak tahu motifnya, maka peluang mereka secara tidak sengaja bekerja
melawan tujuannya akan semakin tinggi. Terutama dua Guardian yang merasa tidak
tenang dengan kurangnya pengetahuan mereka, bernama Shalltear dan Sebas, yang
sudah melakukan kesalahan di masa lalu. Mereka berdua melihat Ainz dengan wajah
penuh harap, telinga yang ditajamkan agar mereka tidak melewatkan satupun kata dari
jawaban Ainz.

Ainz menekan stres yang dia rasakan karena menjadi fokus perhatian, lalu mencari jalan
keluar dari keadaan sulit ini.

Pertama, aku harus memutuskan apakah harus menegaskan ucapan Shalltear dan Aura
atau tidak. Jika aku menegaskan kepada mereka, itu artinya menguasai Empire adalah
bagian dari rencana. Jika aku menolak mereka, itu artinya kita tidak akan menguasai
Empire untuk sementara... tapi sisi mana Demiurge dan Albedo meletakkan diri mereka?
Oh tidak, gawat, aku terlalu lama...

Dengan sebuah senyum dingin di wajahnya, Ainz tertawa.

Page | 69
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Dia menghirup nafas dalam-dalam.

Perbandingannya adalah satu banding dua.


Jika dia mengacaukan ini, yang harus dia lakukan adalah merubah arah entah
bagaimana. Dan disamping itu-

Shalltear selalu mengacaukannya, jadi aku harus menolaknya dengan ini!

"-Aku merasa itu adalah tindakan yang bodoh, Shalltear."

Cahaya di mata para Gurdian semakin terang saat mereka mendengar ucapan Ainz. Itu
mungkin bukan sebuah kesalahan. Setelah mendengarkan ucapan dari tuan mereka
yang agung, mereka mungkin akan bisa mendapatkan beberapa kearifan dari pikirannya
yang cerdas.

Aku tidak seperti yang kamu kira!

Ainz melihat ke arah Demiurge. Agar tidak salah duga dianggap minta bantuan
sepenuhnya, dia mulai dengan lembut dan hati-hati.

"..Demiurge."

Seorang pria yang pandai sepertinya seharusnya mengerti bahkan jika aku menyebutkan
namanya. Itu adalah harapan Ainz.

"Ya! Maafkan ketidakmampuan dari bawahan yang tak berkompeten ini untuk bisa
memahami rencana jangka panjang anda!"

"Ah, tidak, tidak, tak berkompeten agak keterlaluan..."

"Sekali lagi, saya minta maaf! Saya sangat minta maaf kepada anda!"

"...Ah, ahhh..."

Bukan seperti itu! Mengapa, mengapa kamu tidak menjelaskannya untukku? ini gawat,
jika aku bisa memanggil Demiurge lagi... mengapa dia tidak menjawabnya saja
langsung?!

"...Albedo."

Page | 70
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

"Saya sangat tersentuh dengan perhatian Ainz-sama. Seperti yang saya duga dari
penguasa kami, dan raja kami."

"...UmuMm."

Dia ingin jawaban lebih daripada pujian.

Namun, sudah tidak ada lagi yang bisa dia panggil.

Setelah mengumpulkan tekadnya, Ainz mulai menjelaskan kesimpulannya.

"Yang kita butuhkan adalah alasan."

"Apakah.yang.demikian.itu.perlu?"

"Tentu saja. Memang benar, kita bisa menguasai Baharuth Empire dengan hanya
kekuatan saja. Namun, jika kita melakukan itu, kita akan menimbulkan terlalu banyak
musuh. Berbeda halnya jika menghadapi lawan primitif seperti lizardmen. Jika aku harus
menjelaskannya, aku akan mengatakannya seperti ini: 'Ketika kita hidup dengan damai
di rumah yang terpencil, kita diserang dan dirampok oleh para worker dari Empire.
Karena marah, kita bunuh mereka dan mencari pertanggung jawaban dari yang
mempekerjakan mereka, yaitu Baharuth Empire, dan sebagai gantinya mereka akan
membantu kita membangun sebuah negeri agar bisa menebusnya.' Itulah rencana pada
dasarnya. Kita akan membuat sang Kaisar menjadi salah satu sekutu dalam rencana
kita."

"Oh, ternyata begitu~ Tapi Ainz-sama, apakah mereka akan menerimanya begitu saja?"

"Apakah mereka menerima atau tidaknya itu bukan hal yang penting, Aura. Kebenaran
tidak memerlukan persetujuan mereka."

Itulah apa yang dia maksud dengan 'alasan'. Dan Ainz belum mengatakan satupun
kebohongan kepada mereka.

"Ah, apakah, apakah itu artinya, itu semua untuk hal ini? Untuk, uh, agar sang Kaisar
kemari?"

"Hm? Apa maksudmu Mare?"

"Y-Ya. Er, pembicaraan, pembicaraan dengan sang Kaisar mungkin akan meninggalkan

Page | 71
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

bekas nantinya, dan karena itu, anda terutama membawanya kemari untuk
meminimalisir jumlah kebocoran ketika anda bicara. Saya, saya pikir begitu."

"-Hahaha. Memang benar, memang begitu. Bagus sekali. Mare."

Mare tersipu malu, lalu tersenyum. Saat Ainz melihat senyum menarik Mare, Ainz
menghela nafas lega. Itu memang benar, bernegosiasi dengan Empire mungkin akan
meninggalkan banyak bukti nantinya. Namun, dengan membawa jumlah personel yang
terbatas maka itu tidak akan terekam. Ini akan berguna jika ada penyelidikan nantinya.
Ainz terkesan dengan pandangan masa depan Demiurge, yang telah mengatur acara
hingga harus ke tempat ini sejak awal, dan melihat ke arah guardian lain.

"Ditambah lagi, membangun sebuah negeri mengesankan bahwa kita akan


mempertahkankan lebih banyak orang. Mengubah negeri menjadi kuburan hanya akan
merusak nama Ainz Ooal Gown. Sekarang, apakah semua orang menyadari sesuatu?"

Niat dibalik ucapan itu adalah bertanya apakah ada orang lain yang menyadari ada yang
spesial, seperti yang dilakukan oleh Mare.

Mata semua Guardian sekarang terfokus kepada Demiurge. Mereka pasti merasa bahwa
Demiurge, yang mereka percayai sebagai pemikir yang paling bersinar di Nazarick,
pastinya akan menangkap sesuatu. Ainz sangat berharap seperti itu.

"-Kukukuku"

Tawa Demiurge bergema ke seluruh ruangan.

"...Apakah kalian pikir hanya itu batasan dari rencana Ainz-sama?"

"Kuhuhu..."

"U-Uhm...??"

"Ehh?"

"Apa maksudmu?"

"Apa.yang.kamu.katakan?"

"..Hm?"

Page | 72
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

"Semuanya, kalian harus berpikir lebih keras. Apakah kalian hanya tahu sedikit itu
tentang tuan kita, pusat dari putaran para Supreme Being?"

AInz menelan ludah dan berkedip, seakan dia baru saja dipukul di wajah. Sementara itu,
para guardian mengangguk dan bergumam "memang benar".

Yang benar saja, mengapa kalian membuat keadaan semakin sulit bagiku!

Untungnya tak ada siapapun yang bisa mendengar monolog di dalam diri Ainz.

"Apakah kalian pikir bisa membaca niat sebenarnya dari Ainz-sama dengan hanya
jawaban sederhana? Kalian semua terlalu terburu-buru, bukankah itu alasannya
mengapa Ainz-sama tidak menjelaskannya secara langsung semuanya kepada kalian?"

Seluruh Guardian selain Albedo dan Demiurge mulai terlihat tidak tenang. Mungkin
karena mereka tidak yakin apakah mereka bisa melayani dengan efektif dengan
kekuatan otak mereka saat ini.

Semua ini membuat Ainz lebih berterima kasih lagi kepada tubuhnya sekarang. Lebih
mudah mempertahankan wajah sulit ditebak seperti ini.

"...Ainz-sama, saya yakin sekarang adalah waktunya untuk memberitahukan kepada kami
tujuan anda yang sebenarnya. Lagipula, usaha masa depan kami akan seluruhnya
didedikasikan agar bisa mendapatkannya."

Perhatian semua orang pindah kepada Ainz. Ekspresi mereka yang tulus dan memohon
kelihatannya seperti bilang, "Tolong berikan pencerahan kepada yang bodoh ini."

Setelah melihat kepada semua orang, Ainz mengambil nafas dalam-dalam. Tidak, dia
mengambil nafas yang sangat dalam.

Lalu, perlahan dia bangkit dari kursinya, lalu berbalik memunggungi para guardian. Dari
posisi ini, dia menawarkan pujian kepada Demiurge.

"...Seperti yang diduga dari Demiurge, dan pengawas guardian, Albedo. Ternyata kalian
bisa memahami tujuanku yang sebenarnya..."

"...Tidak, rencana Ainz-sama sangat rumit dan berpandangan jauh ke depan. Saya tidak
bisa berharap untuk dibandingkan. Dan saya yakin apa yang saya mengerti hanya
sebagian dari rencana anda."

Page | 73
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Demiurge membungkuk dengan hormat atas pujian Ainz.

"Saya pernah dengar jika beberapa pelayan menyebut anda sebagai Raja yang bijak.
Saya yakin jika nama itu sangat cocok dengan Ainz-sama. Ternyata, memainkan peran
Momon sang petualang adalah bagian dari rencana utama anda. Sekarang dia telah
menjadi alternatif yang efektif untuk bisa meratakan sebuah negeri."

Ainz mengangguk dengan penuh kepuasan diri, tapi hatinya sepergi pusaran keraguan.

...Apa yang dia katakan? Momon? Apa yang dilakukan oleh nama petualang dari E-
Rantel itu disini?

"Apakah arti semua ini?"

Pertanyaan Shalltear membawa sebuah petunjuk kecemburuan, mungkin karena hanya


dua orang yang bisa berpikir dengan level yang sama dengan tuannya yang tercinta.
Saat dia melihat senyum samar Demiurge dan senyum kemenangan yang bersinar milik
Albedo, Aura mau tidak mau menggembungkan pipinya.

"Ainz-sama, katakan kepada kami juga. Kami ingin berguna juga!"

"Ka-Kalau begitu, um, uh, tolong katakan kepada kami!"

"Pada.awalnya.kita.seharusnya.tidak.perlu.mengutarakannya.untuk.kita.Maafkan.yang.bo
doh.ini."

"Saya harap anda akan memberikan pencerahan kepada kami dengan masalah ini, Ainz-
sama."

Ainz tetap memunggungi mereka, dan menutupi wajahnya dengan tangan. Stres
membuatnya merasa dia seakan mau pingsan.

-Tidak ada kegembiraan yang paling besar dalam hidup kami selain dari melayanimu.

Para guardian di belakangnya mengatakan hal yang mirip, semuanya berbarengan.

Ainz mau tidak mau merasakan hatinya sakit dengan rasa bersalah saat dia mendengar
para guardian meratap di belakangnya. Emosi miliknya seharusnya ditekan, tapi rasa
sakit yang dia rasakan sudah tidak terkendali.

Apakah dia harus bicara gamblang saja dan mengakui dirinya tidak berkompeten?

Page | 74
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Keraguan Ainz yang banyak sekali dan spekulasi-spekulasinya tidak memperbolehkan


dia berkata demikian. Dia mengesampingkan keraguannya dan berbalik, mendorong
tongkat Ainz Ooal Gown ke depan saat dia melakukannya.

"Demiurge. Aku izinkan kamu menjelaskan apa yang kamu mengerti kepada yang
lainnya."

"Saya mengerti."

Setelah Demiurge mengangguk, dia mulai berbicara kepada rekan-rekannya.

Part 5

Struktur dari kereta tidak berubah dalam perjalanan baik ke maupun dari Nazarick,
namun entah karena suatu alasan, setiap lonjakan dan gerakan di seluruh jalan
kelihatannya diperbesar. Alasan itu mungkin karena suasana kelam yang ada di dalam
interior kereta tersebut. Atau mungkin karena perubahan komposisi dari penghuni
kereta itu.

Pasukan yang mengawal mereka ke Nazarick terdiri dari para pria dari Legion Pertama.
Yang mengawal mereka dari Nazarick adalah berasal dari Legion Kedua.

Sebagai pengganti Fluder adalah salah satu acolyte muridnya. Sebagai pengganti Roune
adalah salah satu scribernya. Dua penghuni asli dari kereta itu yang tetap adalah Jircniv
dan Baziwood.

Fluder tidak di sini karena dia ingin mendiskusikan apa yang baru saja dia lihat dengan
muridnya. Sebagai penggantinya, dia telah mengirimkan salah satu acolyte muridnya
untuk menggantikan dirinya di dalam kereta Jircniv. Meskipun acolyte itu sangat ahli, dia
masih jauh dari menyamai gurunya.

Kelihatannya, diskusi di dalam kereta Fluder mungkin akan sangat memanas.

Suasana di kereta ini mungkin akan sebaliknya. Di dalam kereta Jircniv, hanya ada
keheningan.
Suasana hati yang kelam terus menjalar ke penjuru kereta.

Yang membuatnya seperti ini adalah Jircniv sendiri. Wajahnya keras, dan ekspresinya
pahit, seperti baru saja mengunyah akar lotus.

Page | 75
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Pria yang dikenal dan ditakuti sebagai Kaisar darah adalah seorang pria yang biasanya
menunjukkan senyum dingin di wajahnya. Sebenarnya, ekspresi itu dilatih dengan hati-
hati. Ini karena dia harus mengolah kesan sebagai seorang kaisar yang kuat diantara
rakyatnya. Jika seseorang yang berdiri di atas orang lain tidak bisa membuat kesan yang
menusuk kepada semuanya, itu akan menyebabkan rasa tidak tenang kepada mereka
yang mengikutinya.

Namun, kelihatannya bahkan tiga orang ini, yang paling tahu Jircniv, tak pernah melihat
tampang di wajah Jircniv yang ini. Semuanya yang hadir tahu hal ini, itulah kenapa
mereka tetap diam dan tetap di tempat mereka. Meskipun jika dia merasa mereka
sedang melihatnya, Jircniv tidak berencana berkata apapun.

Alasan untuk itu sudah jelas sekali.

Atau lebih tepatnya, jika siapapun bisa memikirkan hal lain, Jircniv akan membelah
kepala dari orang itu untuk bisa melihat apa yang ada di dalamnya. Kemungkinan, dia
akan menemukan sebuah otak yang ukurannya sebesar jari kelingkingnya.

The Great Tomb of Nazarick... Sebenarnya, menyebutnya sebagai makam adalah hal
yang sangat terlalu tidak pantas.

Itu adalah sebuah kastil dari raja iblis!

Makhluk-makhluk mengerikan itu, dan lebih dari itu-

-Hantu Kematian, yang duduk di atas singgasana.

Dan bukan hanya ketakutan yang mereka rasakan.

Mereka telah melihat banyak sekali kemewahan, arsitektur yang berkilauan, dan semua
hal tentang dekorasi. Tak ada siapapun yang tidak terperangah dengan itu.
Jircniv bisa dengan mudah menebak kesulitan yang dialami oleh negerinya, di hadapan
makhluk yang memiliki kekuatan militer dan kekuatan ekonomi yang jauh lebih unggul,
diantara yang lainnya.

Jika seorang pemimpin negeri itu kuat, dia akan memberikan rasa aman kepada
rakyatnya. Namun seberapa kuat sebuah negeri mungkin takkan ada orang yang merasa
percaya diri jika dipimpin oleh seekor domba. Untungnya, sang Kaisar adalah seorang
singa dari luar dan dalam. Lalu, tiba-tiba saja, seekor naga muncul di depan mereka. Apa
yang akan dirasakan oleh rakyat dari Baharuth Empire tentang itu?

Page | 76
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Jircniv menatap ke bawah ke arah tangannya, yang tergenggam sangat erat sehingga
semua warna telah hilang dari tangan itu.

Tidak, ini belum berakhir. Masih belum ada kekalahan yang pasti.

Jircniv tersenyum. Itu adalah sebuah senyum yang cocok dengan nama Kaisar darah.

Mungkin mereka sedang menunggu kembalinya senyum dingin itu, tapi sebuah
perasaan lega datang kepada para bawahannya. Jircniv mau tidak mau tersenyum tulus
saat melihat ini.

"Jangan menatapku keras-keras. Bukankah kamu akan kehilangan fokus nantinya?"

"Yang Mulia!"

Tiga suara saling bertumpukan . Ada petunjuk kegembiraan di dalamnya. kegembiraan


bahwa kaisar mereka telah kembali. Saat Jircniv menyadari apa yang seharusnya dia
lakukan, dia mengangguk dengan kencang.

"pada awalnya, aku ingin memastikan jika semuanya merasa bingung dengan tempat
itu. Jika ada siapapun yang memiliki pendapat berbeda, silahkan saja untuk
mengeluarkannya. Siapa yang tahu, aku mungkin yang salah . Kalau begitu... seharusnya
kita mulai dengan hal yang paling penting - apa yang dipikirkan oleh semua orang
dengan penguasa Great Tomb of Nazarick, Ainz Ooal Gown?"

Jircniv dengan sengaja menyebutkan nama dari monster kelas super sedikit lebih lambat
daripada biasa.

"Ainz Ooal Gown adalah seorang monster diantara para monster yang bisa dengan
mudah menciptakan Death Knight, dan jika kita memusuhinya, Baharuth Empire sudah
pasti hancur. Namun, meskipun jika kita tidak memusuhinya, ada peluang dia mungkin
akan membunuh kita semua, karena dia adalah seorang undead dan akan senang
melakukan itu. Apakah ada yang tidak setuju?"

"Tidak."

"Seperti Yang Mulia katakan."

"Ahh, kita setuju, kalau begitu. Ketika kita semua sudah setuju, aku tidak yakin manusia
bisa mengalahkan makhluk itu. Sejujurnya. Aku tidak mengira kita bisa mengumpulkan

Page | 77
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

pedang yang cukup untuk menghadapinya, meskipun kita sudah mengumpulkan


seluruh pasukan dari Empire."

Setelah menerima tiga balasan yang mirip, Jircniv melanjutkan bicaranya.

"Ditambah lagi, aku bisa merasakan bahwa sebagai penguasa absolut, dia memiliki
karisma yang cocok sebagai raja."

"Ah, ya, kehadirannya benar-benar dahsyat. Rasanya seperti pemimpin yang lebih
handal dari kaisar kita."

"Baziwood-dono!"

"Tidak apa. Itu adalah kenyataan. hal yang menakutkan adalah dengan hanya
mengatakan satu kalimat, dan dari kalimat itu aku bisa merasakan tekanan yang kuat
dari seorang tirani."

"'Kamu terlalu berisik. Diamlah'. Apakah yang itu?"

Jircniv mengangguk dengan enteng kepada si scriber.

Itu tidak diragukan lagi adalah sikap yang diadopsi oleh Ainz Ooal Gown sebagai raja
dari Great Tomb of Nazarick.

"Dan juga... hal paling menakutkan dari monster itu adalah cara berpikirnya. Dia adalah
seorang ahli strategi yang sangat langka yang setiap langkahnya dibuat dengan sebuah
tujuan... jangan terlihat terkejut, kalian semua. Coba pikir saja. Dia mungkin sudah
memprediksi aliran dari semua yang sudah kita diskusikan sejauh ini. Jika tidak,
mengapa dia mau melepaskan kita semudah itu? Seorang lawan dengan begitu banyak
kekuatan, yang tidak menggunakan otot, tapi otak? Dia bukan lagi hanya orang kasar
yang tak punya otak."

Itu adalah bagian yang paling sulit dari dirinya.

"Setelah itu, mari kita bicarakan tentang pengikutnya. Bagaimana menurutmu dengan
mereka?"

Kali ini, dia mendorong bawahannya dengan pendapat mereka.

"Yang ada di dekatnya pastilah para pembantu dekatnya. Dan wanita bersayap hitam di

Page | 78
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

sampingnya... dia seharusnya adalah sang ratu, ya kan? Kelihatannya begitu, dari
sikapnya."

Wanita cantik yang membuat ternganga di dalam gaun putih.

Meskipun senyum di wajahnya tidak penuh, tetap memiliki sebuah daya tarik yang akan
membuat hati orang-orang terbakar. Di hadapan kecantikannya, akan ada banyak pria
yang akan hanyut oleh nafsunya dan ingin sekali melihat senyum itu langsung diarahkan
kepada mereka.

Sedangkan untuk sayap hitam di pinggangnya, bisa ditebak itu bukan item magic atau
item berupa pakaian. Alasan utama adalah karena sayap-sayap itu terlalu alami.
Meskipun dia terlihat seperti manusia bersayap dan ada suku dimana manusia dengan
sayap, dia mungkin seorang demon, makhluk asing bukan dari dunia ini, pikir Jircniv.

"Mungkin saja begitu. Apakah mungkin dia adalah istri dari Ainz Ooal Gown? Jika dia
adalah istrinya, maka, bagaimana dengan ...lupakan saja. Meskipun dia hanya kerangka,
seharusnya dia hanya memiliki tulang saja di tubuhnya. Atau apakah dia memakai
topeng? Siapa yang tahu?"

Tetap saja, meskipun Jircniv berkata begitu, tak ada dari mereka yang merasa itu adalah
topeng, dan mungkin bukan juga ilusi.

"Dan ada juga Demiurge, yang bisa mengendalikan orang dengan suaranya.. apakah dia
seorang bard? Katak memang terlihat bisa menyanyi."

Bard memiliki kemampuan menggunakan kekuatan dari musik dan nyanyian untuk
menghasilkan efek magis. Kekuatan Demiurge untuk mengendalikan orang melalui
ucapannya mirip dengan itu.

Ditambah lagi, dia juga mendengar bahwa makhluk gaib yang disebut Lorelei memiliki
kemampuan yang mirip dengannya. Namun pria itu sangat jauh tampangnya dari
makhluk cantik yang gaib itu. Dia benar-benar yakin dengan hal itu.

"Ah, ternyata begitu. Seorang bard ya? Memang terdengar mirip. Dan aku yakin ada
juga serangga raksasa, apa itu?"

"Meskipun saya rasa itu semacam tipe serangga...saya tidak banyak tahu tentang ant-
men (Manusia semut), jadi akan lebih baik anda bertanya kepada Master tentang itu."

Page | 79
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Dunia memang luas. Ada banyak spesies yang banyak sekali tidak diketahui, dan
beberapa diantaranya bisa bermutasi secara spontan. Dan juga, menurut legenda, raja
monster dikenal lebih berkembang dari yang biasa. Itu mirip dengan bagaimana ratu
semut berbeda dari semut biasa. Jircniv berpikir bahwa itu adalah sebuah kemungkinan.

"Kalau begitu, yang tersisa adalah gadis berambut perak dan dua dark elf itu. Selain dari
dua yang terakhir, siapa gadis itu? Menilai dari dadanya yang besar - jangan-jangan dia
adalah selir?"

Tawa memenuhi kereta itu atas komentar Baziwood.

"Ah, ya, jika dia hanya seorang selir, maka dia tidak akan dibawa keluar seperti itu, ya
kan?"

"Dia mungkin sekuat dark elf tersebut."

"Hey, hey, hey... Itu mungkin hanya tipuan."

Ucapan Baziwood dipenuhi dengan keseriusan.

"Memang benar, kelihatannya yang paling dekat dnegan monster AInz itu mungkin
adalah pembantunya. Namun, itu bukan berarti mereka semua kuat. Pikirkan saja. Jika
kriteria dari pengikut Yang Mulia semuanya adalah kuat, dan dia dikelilingi oleh ratusan
tiruanku, bukankah pemerintahan akan hancur dalam waktu dekat? Sederhananya, dia
dipilih sebagai pengikutnya karena alasan lain selain kekuatan. Mungkin dia adalah selir
yang sangat pandai? mungkin dia sendirian mampu mengatur urusan dari benteng yang
disebut makam itu."

"Ternyata begitu" balasan yang tersebar pun datang.

Jircniv bisa dengan percaya diri setuju dengan itu.

Karena perhatian mereka telah dicuri oleh keagungan Ainz Ooal Gown, mereka hanya
bisa melihat bagaimana dia berjajar dengan dark elf dan memutuskan bahwa gadis
berambut perak itu adalah makhluk yang kuat. Namun, membuat kesimpulan yang
keliru karena prasangka sebelumnya juga adalah hal yang buruk.

"Itu ada benarnya," Jircniv berkata saat dia melihat ke arah bawahannya. "Aku juga
memiliki pendapat yang sama. Setelah dipikir-pikir, jika semua pengikutku adalah

Page | 80
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

undead, itu akan bisa dengan mudah dijelaskan.. tapi dari kenyataannya, dia
mengumpulkan segala macam monster di bawahnya."

"Yah, daripada menyebutnya dengan galeri monster, bisa dikatakan itu adalah kekayaan
bakat..."

Jircniv mau tidak mau tersenyum dengan ucapan yang tumpul dari Baziwood.

"Memang benar. Kita mungkin seharusnya mencoba mempelajari lebih banyak tentang
mereka ini. Selain dari itu... ada masalah lain dengan benteng itu. Apakah ada catatan
sedikitpun tentang adanya tempat seperti itu? Seharusnya ada sesuatu yang tertulis, ya
kan?"

"Sayangnya, saya tidak tahu banyak. Ketika kita sudah kembali ke ibukota, saya akan
langsung mulai mencarinya. Saya akan mulai dengan mitos dan legenda."
Jircniv dengan ramah menerima permintaan maaf acolyte tersebut.

"Ahhh, aku akan serahkan itu padamu. Apakah ada hal lain yang kita lewatkan? Aku
sejujurnya tidak bisa percaya jika monster sekeji itu bisa menciptakan rumah sehebat itu.
Apakah kalian menemukan apapun yang bisa dijadikan petunjuk? Ngomong-ngomong,
apakah memang ada sebuah makam di area ini?"

Tidak ada jawaban.

Itu artinya ini adalah pertanyaan yang ditanyakan oleh mereka semua.

Rasanya seperti mereka baru saja diteleportasi, cara mereka pergi dari satu tempat ke
tempat lain - mungkin keberadaan dunia lain yang disebut Dunia Iblis - ke tempat dari
makam itu. Sulit untuk tidak memasukkan fakta itu, atau lebih tepatnya, mungkin
penjelasan itu akan lebih mudah untuk perut.

"Kita tidak akan dapat jawaban. Seperti yang kuduga, kita hanya tidak memiliki informasi
yang cukup. Yang hanya bisa kita lakukan adalah mendapatkan sebanyak mungkin yang
kita bisa dari Roune, yang ditempatkan disana, dan dari orang yang datang ke Empire.
Apakah kalian mengerti?"

"Tentu saja. Kami akan mencoba untuk tidak meningkatkan rasa permusuhan, atau
membuat mereka curiga."

"Tidak ada percobaan disini. Kekuatan musuh jauh lebih unggul dari milik kita. Kamu

Page | 81
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

harus bergerak dengan hati-hati agar tidak menghancurkan aliansi palsu yang kita
miliki."

Saat scriber menundukkan kepalanya, Jircniv tiba-tiba merasa beban itu bergeser turun
dari bahunya.

"...Kita sudah melakukan hal yang buruk kepada orang-orang yang kita bawa, ya kan?"

Itulah kenapa dia hanya mulai menyebutkan gadis-gadis yang belum dilepaskan itu
barusan sejak mereka ditempatkan di dalam kereta.

Pada awalnya, gadis-gadis itu akan dipersembahkan kepada Ainz Ooal Gown agar bisa
mengikatnya dengan Empire.

Sex adalah senjata universal di segala tempat atau era. Mungkin agen mata-mata
Baharuth Empire seharusnya mempersiapkan jebakan manis yang profesional, tapi
karena penggunakan magic bisa berpotensi hal-hal yang rumit, mereka harus memilih
gadis tidak bersalah yang masih suci malahan.

"Meskipun kurasa ini adalah sikap tidak hormat kepada keberanian yang telah mereka
kumpulkan agar bisa mengucapkan selamat tinggal kepada keluarga mereka, bukankah
mereka seharusnya gembira sekarang?"

"Mungkin? Bisa mendapatkan cinta dari monster itu adalah hal yang menakjubkan."

"Seorang wanita yang dengan rela mau bercinta dengan monster seperti itu adalah
wanita yang sangat pemberani."

Meskipun Baziwood menggelengkan kepalanya dan berkata orang seperti itu tidak ada,
itu adalah cara berpikir yang naif. Jircniv bisa mendukung hal itu, menjadi sangat akrab
dengan pertempuran rahasia yang dilakukan oleh wanita, dengan ibunya sendiri yang
telah meracuni suaminya sebagai contoh.

"Wanita itu lebih pemberani dari yang dikira oleh para pria, dan mereka bertindak
berdasarkan gairah dan keuntungan. Seharusnya tidak kurang wanita di luar sana yang
akan rela menawarkan tubuhnya mereka kepada raja kerangka itu. Dengan begitu,
kitalah yang seharusnya gembira sekarang. Lagipula, salah satu dari mereka mungkin
akan mengatakan kepada Ainz Ooal Gown bagaimana kita mengancam membunuh
mereka dan keluarganya."

Page | 82
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Meskipun satu-satunya balasan untuk ucapannya adalah senyum pahit, Jircniv yakin itu
mungkin akan benar-benar terjadi.

Tekad Jircniv, didorong oleh kekuatan otokratis dan kekuatan persenjataan, telah
membuatnya mendapatkan banyak musuh dalam kalangan bangsawan yang harus dia
telantarkan. Tentu saja, ada banyak orang yang setuju, tapi kenyataannya, orang-orang
yang bisa dia percayai adalah beberapa pembantu terdekatnya serta mentornya, Fluder-

Tiba-tiba saja, sebuah pertanyaan menyerangnya seperti sebuah bulu yang terjatuh.
Itu adalah tentang Fluder.

Fluder bukan hanya mentor baginya, tapi dia juga adalah pilar dari Empire dan kartu as
bagi mereka. Dia adalah seseorang yang bahkan Jircniv anggap sebagai pahlawan
tertinggi dari Empire. Jircniv sangat yakin dibalik wajahnya yang seperti sage ada sebuah
keinginan yang hampir mendekati fanatik untuk bisa mengeksplorasi dalam magic.
Karena keinginan itulah Jircniv memiliki keraguan.

- Itu terlalu diluar karakter dari Fluder.

Ainz Ooal Gown adalah seorang magic caster hebat yang jauh melebihi Fluder. Dia bisa
dengan mudah menciptakan Death Knight yang bahkan tidak bisa dikendalikan oleh
Fluder. Lalu, mengapa dia tidak berkata apapun dan pergi meninggalkan makam
dengannya?

Jika kakek yang sebenarnya, dia mungkin akan memohon kepada monster keji itu atas
pengetahuan magic, ya kan? Dia akan bertekuk lutut di depannya dan menawarkan
apapun-

Itu adalah cara berpikir yang sangat praktis.

Semuanya telah berlutut di depan Demiurge sebelumnya. Namun, itu mungkin hanya
sebuah pengalihan untuk bisa memfokuskan perhatian mereka pada situasi yang aneh
itu sementara dia menggunakan kesempatan itu untuk melakukan semacam
pengendalian otak kepada Fluder.

Dia tidak bisa membayangkan Ainz Ooal Gown ingin mengambil Fluder sebagai
bawahan. Meskipun Fluder adalah kartu as milik Empire, kekuatan militer Empire akan
hancur, dan mereka akan kehilangan senjata terbaik mereka terhadap Ainz Ooal Gown.

Itu seperti memakaikan kalung kepada budak.

Page | 83
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Apakah ini yang mereka tuju? Ada apa lagi yang selain disana? Kakek tidak memberikan
alasan apapun... apakah itu karena dia sudah tahu? Apakah dia tahu tentang kekuatan
dari Ainz Ooal Gown sebelumnya?

-Dalam sekejap, kejutan mengalir di dirinya seperti sambaran petir.

Keringatnya mengalir seperti sungai.

"Yang Mulia? Yang Mulia? Apakah anda baik-baik saja? Apakah kami harus memanggil
seorang priest-"

"..Ti-Tidak, itu tidak perlu."

"Eh?"

"Aku bilang, itu tdak perlu. Benar sekali... tidak perlu."

Jircniv menatap ke arah bawahannya yang panik, dan dia sekali lagi diliputi oleh pusaran
kontemplasi (perenungan).

Apakah aku ketakutan? Aku?

Otaknya sudah berantakan tidak karuan, dan dia tidak bisa menyambungkan satu
pemikiran dengan yang lainnya. Atau lebih tepatnya, lebih seperti dia tidak ingin
menyambungkan pemikiran itu bersama-sama dan dengan sengaja menghindarinya.

Tidak! Jika aku lari dari hal ini sekarang, itu hanya akan mengundang bencana!
Tenanglah. Aku harus tenang. Aku harus tenang dan berpikir.

Saat para bawahannya penuh tanda tanya menatap dirinya, Jircniv melanjutkan
pemikiran terhadap pertanyaan ini.

Untuk permulaan, mari kita pertimbangkan kakek. Asumsikan saja si kakek sudah tahu
dengan kekuatan Ainz Ooal Gown....tidak, jika dia memang tahu tentang kekuatannya,
maka sikap anehnya bisa dengan mudah dijelaskan. Jadi kakek memiliki semacam
perjanjian dengan monster itu - Tidak mungkin! Kecuali...

Jircniv tidak bisa lagi khawatir dengan tampang terkejut di wajah bawahannya.

Tidak, itu tidak benar. Jircniv. Ketika kakek melihat Death Knight, ketakutan di wajahnya

Page | 84
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

itu memang asli. Itu adalah bukti bahwa dia tidak tahu kekuatan Ainz Ooal Gown...atau
bukan. Mungkin, apa yang ka...Fluder tidak ketahui, apakah kemampuan orang itu untuk
dalam mengendalikan Death Knight. Dia mungkin tahu tentang Ainz Ooal Gown - magic
caster luar biasa itu - dari awal.

Itu seperti mengumpulkan bagian-bagian dari puzzle, untuk mengungkapkan sebuah


gambar yang indah - atau menakutkan.

Jadi, Fluder tahu monster itu. Dari sudah berapa lama mereka bersekongkol? Dari awal?
Benar sekali. Fluder sudah terlibat dengan setiap langkah kekacauan ini, dari sejak
ditemukannya makan itu hingga pengiriman para worker.

Dia akhirnya membuat hubungan diantara semua potongan-potongan puzzle yang


tersebar.

Ketika seseorang memikirkannya seperti itu, banyak misteri yang bisa dijelaskan.

"Pengkhianatan, ya kan? Pengkhianatan. Dia sudah mengkhianati kita semua."

Ucapan itu diucapkan seperti dendam pahit...atau mungkin, seperti sebuah tangisan
anak-anak.

Jircniv perlahan berputar menghadap bawahannya. Mereka tahu mereka tidak diizinkan
bertanya, oleh karena itu mereka tetap diam.

"Fluder Paradyne telah mengkhianati kita semua. Meskipun begitu, kerusakan macam
apa yang akan mempengaruhi Empire? Bisakah kita meletakkan di dalam pekerjaan
yang ringan dan menempatkannya dalam tahanan rumah?"

Semuanya mau tidak mau menatap statemen yang tidak bisa dipercaya itu.

"Ba, bagaimana itu mungkin terjadi, Yang Mulia? Itu adalah gurauan yang berlebihan."

Kemarahan yang tak terkendali terbakar di dalam diri Jircniv saat acolyte itu berbicara.
Dia ingin berteriak, "Bukan itu yang ingin kudengar" tapi dia menahan lidahnya. Alasan
dia bisa melakukan itu adalah karena Jircniv yang mudah berkata di dalam kepalanya
bahwa dia tidak ingin menerima kalimat itu pula.

Jircniv tumbuh melihat politik yang brutal dari sisi gelap masyarakat bangsawan.
Dengan begitu, Jircniv yang dewasa mengambil sebuah nafas dalam-dalam lalu

Page | 85
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

mengeluarkan panas yang membara di dalam dadanya serta emosi yang membara di
hatinya.

"Aku akan berkata hal ini sekali lagi. Fluder Paradynce telah mengkhianati kita. Meskipun
begitu, kerusakan macam apa dampaknya kepada Empire?"

Bawahannya saling menatap satu sama lain, dan setelah beberapa detik ini, acolyte itu
berbicara.

"Itu sulit dibayangkan. Jumlah kerusakan tidak bisa dikira-kira dengan satu kali tatap.
Dengan master di sekitar saja, kita bisa dengan percaya diri melewati segala macam
negeri. Kita mampu tetap tidak terlibat dengan politik yang picik dari negeri lain sejauh
ini karena itu."

Dia melihat ke arah scribe, mencari persetujuan. Scribe itu berubah menjadi pucat dan
mengangguk.

"Jika dia tau dia telah diketahui dan diasingkan, dia mungkin akan mulai mengambil
tindakan yang lebih terbuka."

"Bukankah kita memiliki agen mata-mata untuk hal semacam ini? Ah, aku tahu.
Pengalaman Fluder memang luas, dan dia membaginya dengan kita."

"Seperti yang anda bilang, Yang Mulia. Master benar-benar-"

"-Kemungkinannya memang sangat mengejutkan dan tinggi."

Ucapan Jircniv didahului dan dipotong oleh sang sekretaris.

"...Namun jika memang begitu, maka kita akan memiliki pekerjaan luar biasa yang harus
dilakukan. Pertama, mari putuskan siapa pengganti Fluder nantinya. Apakah ada
kandidat yang cocok?"

Api keinginan membara di mata sang acolyte saat dia mendengarkan kalimat itu, dan
Jircniv mau tidak mau tersenyum di dalam hati.

Posisi menjadi pengganti Fluder sebagai Wizard istana adalah godaan yang
menggiurkan. Lagipula, itu adalah posisi yang memberikan seseorang hak untuk
mengolah dan mengatur magic caster di seluruh Baharuth Empire.

Page | 86
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Karena posisi itu selalu diisi oleh pahlawan hebat, tak ada yang bisa menempatinya.
Meskipun dia memiliki ambisi untuk itu, lawannya jauh terlalu kuat untuk bisa
dikalahkan dengan cara yang licik. Dan sekarang, posisi yang tersegel rapat itu sampai
sekarang itu ditawarkan kepadanya. Keserakahan itu bagus. Keinginan mendorong
adanya progres. Aku menyetujui hasrat semacam itu. Namun, aku mungkin harus
bertanya, untuk jaga-jaga.

"Bagaimanapun, dia harus mengingatnya kuat-kuat jika sebagai Wizard Istana, dia
mungkin harus dipanggil untuk melakukan pertempuran dengan monster itu."

Api dari ambisi sang acolyte langsung padam seketika. Dia tidak bisa gembira lagi
karenanya. Posisi yang sudah lama dia dambakan menjadi satu-satunya yang tidak dia
inginkan lebih dari apapun di dunia ini.

Dia akan memiliki peluang yang lebih baik jika selamat setelah melompat dari tebing
bebatuan dengan tinggi lima ratus meter daripada bertarung melawan Ainz Ooal Gown.

Tidak, dia mungkin lebih baik mati disini sekarang juga.

Saat acolyte tersebut memikirkan prospek itu, sebuah tampang baru datang ke dalam
matanya. Itu adalah tampang dari tikus yang ketakutan karena sudah disudutkan oleh
pemangsa.

Harap di dalam hati Jircniv juga mati. Dia tahu orang ini tidak memiliki keberanian
menghadapi Ainz Ooal Gown. Atau lebih tepatnya, dia seharusnya tidak mengharapkan
itu sejak awal.

"Ya! Kalau itu, aku tahu beberapa orang yang bisa menggunakan magic tingkat 4;
bagaimana kalau memilih salah satu dari mereka? Memang, aku juga tahu beberapa dari
mantra tingkat itu, tapi saya sangat tidak ahli dalam menggunakannya."

"Bukankah kamu adalah acolyte yang paling ahli?"

"Ba-Bagaimana mungkin bisa begitu? Ada banyak yang lebih hebat dari saya. Ketika kita
kembali, saya akan menyerahkan nama mereka langsung kepada anda!"

Jelas sekali seorang pria akan menyerahkan apapun ketika diminta untuk bertarung
dengan monster seperti itu. Namun, apa yang dia perlukan adalah orang yang tidak
akan kehilangan semangat bertarung bahkan di dalam hatinya.

Page | 87
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

...Itu tidak berhasil, huh. Memang naif menganggap dia spesial. Mungkin akan lebih baik
untuk mempertimbangkan siapapun yang tahu Ainz Ooal Gown tidak akan memiliki
keberanian melawannya. Mungkin orang-orang bodoh ini akan didorong oleh hasrat
dan berusaha mati-matian melawannya.

Dia harus menerima kartu yang jelek. Namun, dia tidak punya pilihan selain
memainkannya.

"...Ternyata begitu, kumpulkan informasi mereka dan lakukan wawancara. Setelah itu,
kami ingin orang-orang intelijensi bersiap untuk menghadapi orang itu. Namun, kita
masih membutuhkan bantuan dari Ainz Ooal Gown, jadi untuk sementara, kita harus
menjadi anjingnya yang setia, agar bisa membangun hubungan baik dengannya."

"Saya mengerti."

'Anjingnya yang setia'. Tak ada siapapun yang menolak kalimat itu. Bagaimana mungkin
ada yang menolak setelah melihat sendiri apa yang bisa dilakukan oleh Great Tomb of
Nazarick?

"Kalau begitu, Yang Mulia. Berapa lama kita akan menggoyangkan ekor untuk monster
itu? Apakah anak-anak kita harus bergulung-gulung jika dia diperintahkan? Cucu-cucu
kita juga?"

Jircniv melihat ke sekeliling dirinya, agar bisa memastikan tidak ada mata-mata hingga
ke dalam kereta ini dan melihat apakah pintunya sudah tertutup rapat. Setelah
semuanya selesai, dan tak ada masalah lebih jauh yang terlihat olehnya, Jircniv mulai
menjelaskan strateginya melawan Ainz Ooal Gown.

"Kami - dan yang kumaksud 'kami' adalah Empire, Kingdom, Theocracy, Republik, Holy
Kingdom dan negeri-negeri lain - akan bergabung sama-sama membentuk aliansi. Itu
akan menjadi aliansi terbesar, ditujukan untuk mengalahkan Ainz Ooal Gown."

Tiga pasang mata menoleh ke arah Jircniv.

"Apa yang perlu dikejutkan lagi? Tak ada negeri satupun yang bisa mengalahkan
monster itu. Lalu, yang bisa kita lakukan adalah membawa seluruh negeri tetangga ke
dalam aliansi besar agar kita bisa membalikkan ombak."

"A, Apakah kita akan benar-benar melawannya?"

Page | 88
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

"Ya."

balasan Jircniv sangat pendek dan singkat.

"Jika kita tidak bertarung, kita tidak akan memiliki peluang selamat."

"Lalu mengapa kita membantu monster itu mendirikan negeri?"

"Karena itu adalah langkah pertama dalam pembentukan formasi aliansi besar."

Jircniv melihat kepada semua orang.

"Apakah kamu sedang mendengarkan? Bagus. Saat ini kita berada di luar E-Rantel, yang
mana adalah lokasi strategis di perbatasan Empire, yaitu Kingdom dan Theocracy. Jika
monster Gown itu ingin mendirikan negeri di sana, dia akan menciptakan musuh dari
tiga negeri itu."

Jircniv mengambil nafas dalam-dalam lalu melanjutkan.

"Dan hal lainnya. Gown adalah undead. Aku ragu dia akan memperlakukan manusia -
makhluk hidup - dengan pendekatan apapun yang baik. Orang-orang tidak akan
menderita karena dikuasai oleh raja undead pula. Tidak akan ada pemberontakan, yang
mana hanya akan diinjak oleh monster itu. Kingdom tidak akan senang menyerahkan
tanahnya kepada dia pula. dan aku ragu Theocracy, negeri terkuat di sekitar sini, tidak
akan melakukan apapun."

"Tapi! Tapi, Yang Mulia! Jika Empire membantu usaha kerasnya, pastinya kita akan
dilihat sebagai kolaborator, ya kan? Negeri-negeri tetangga akan mewaspadai kita, ya
kan? Aliansi besar yang anda katakan tidak akan memasukkan Empire ke dalamnya! Dan
meskipun jika mereka mengalahkan monster itu, kita yang akan jadi selanjutnya, atau
lebih parahnya, mereka mungkin akan mengincar kita dahulu!"

Huhu, Jircniv tersenyum.

"Kita akan bekerja dibalik layar. Kita harus memberitahu kepada negeri-negeri lain jika
Empire secara rahasia membuat rencana melawan negeri Gown. Itu akan sulit, tapi itu
juga adalah satu-satunya cara."

"Apakah mereka akan percaya kepada kita? Jika itu adalah aku, aku akan
menganggapnya sebagai jebakan."

Page | 89
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

"Kalau begitu kita harus meyakinkan mereka dengan menunjukkan kekuatan dari Ainz
Ooal Gown. Jika saja ada cara agar kita bisa menunjukkan kepada negeri lainnya
kekuatannya yang besar.. tak perduli bagaimanapun, kita harus memastikan keadaan
berkembang ke arah itu. Seperti contoh, biarkan dia menunjukkan kekuatannya di
medang perang."

"Tidak bisakah Empire berhenti saja membantu Gown membangung negeri, dan pura-
pura bodoh dengan semuanya?"

Jircniv menatap scribe itu seakan dia bodoh.

"Setidaknya, kita harus mengamankan keamanan negeri sebelum kita bisa masuk ke
dalam urusan penuh intrik dan kerahasiaan. Jika Gown menghancurkan Empire. Apa
rencanamu setelah lari ke Kingdom?"

Jircniv hanya memilih yang lebih ringan dari dua iblis.

"Ditambah semua yang telah dikatakan, Empire akan pura-pura membantu monster itu
sambil secara rahasia membentuk aliansi melawannya. Untuk itu, jika kita terbongkar,
ada peluang bagus kita akan menjadi negeri pertama yang akan dihancurkan oleh
monster itu. Atau lebih tepatnya, dia akan menggunakan kita sebagai pengorbanan
secara live untuk menakuti semua negeri tetangga agar takluk. Tidak diragukan lagi itu."

"Ah - jika itu adalah Yang Mulia saya yakin anda akan bisa melewatinya."

"...Aku akan menganggap itu sebagai pujian dan menerimanya. Karena itu, kita tidak
bisa menjadi satu-satunya yang menawarkan aliansi besar itu. Kita harus memberitahu
negeri lain agar membuat gerakan pertama. Apa yang harus kita kumpulkan anda
sebanyak mungkin informasi tentang Nazarick, begitu juga menemukan seseorang yang
bisa mengalahkan Gown."

"Apakah orang-orang seperti itu benar-benar ada?"

Karena nada datarnya dari apa yang telah dia katakan, tak ada siapapun yang percaya
ucapan itu datangnya dari acolyte. Gown memang adalah lawan yang luar biasa kuat,
yang mungkin tidak terkalahkan bahkan oleh naga yang paling kuat. Dia adalah seorang
lawan yang membuat orang-orang berpikir demikian.

Dan untuk itu, Jircniv mengeluarkan balasan yang percaya diri.

Page | 90
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

"Memang benar, seperti itu."

"Orang-orang seperti itu ada?!"

"Apa benar tidak ada? Lihatlah di dalam ruangan takhta itu."

Ketika dia mengucapkannya seperti itu, terlihat cukup jelas. Monster yang berbaris
dengan Ainz. Aura. Mare. Gadis berambut perak. Serangga. Demiurge. Yang dia
maksudkan adalah mereka.

"..Apakah anda berencana membuat pemberontakan di dalam?"

"Meskipun aku tidak mengira itu akan berhasil, kita harus bersiap untuk itu, untuk jaga-
jaga. Kita harus mempersiapkan kekayaan, wibawa, anggota dari lawan jenis dan
seterusnya untuk membuat kita terlihat setidaknya sedikit menarik bagi mereka."

"Itu akan sangat berbahaya, ya kan?"

"Ahh, memang benar, itu akan berbahaya. Ainz Ooal Gown bergaya seperti seorang
tirani sendiri. Dengan sebuah tuan seperti itu, pastinya mereka akan melompat jika ada
peluang mengkhianatinya, ya kan? Namun, meskipun begitu, kita harus mengambil
tindakan. Ini bukan hanya konflik antar negeri lagi."

Jircniv melihat ke arah mereka bertiga dengan ekpresi tekad yang kuat di wajahnya.

"Apa yang datang setelah ini adalah sebuah pertempuran atas keselamatan dari umat
manusia sebagai spesies. Itu akan menjadi pertempuran untuk masa depan. Curahkan
hati dan jiwa kalian untuk itu."

Part 6

"...Dan begitulah, kurasa sang kaisar akan mencoba untuk membuat rencana itu menjadi
kenyataan. Jika dia lebih bodoh, tindakannya mungkin akan jatuh di luar jangkauan
prediksi, tapi kurasa peluang itu akan rendah. Membaca gerakan dari kecerdasan yang
sedikit di atas rata-rata yang membayangkan dirinya seorang jenius lebih mudah
daripada memprediksi tindakan dari orang yang benar-benar bodoh."

Demiurge mengangkat sebuah jari ketika berkata seperti itu.

Page | 91
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

"Dengan kata lain, sang kaisar akan mencoba membentuk aliansi agar bisa mengalahkan
kita - untuk mengalahkan Ainz-sama, ya kan?"

"Mmm, herannya dia benar-benar bodoh."

"Ka-Kalau begitu, bu-bukankah seharusnya kita mengambil tindakan inisiatif dan


menghabisi dia dahulu?"

Mare mengikuti setelah Shalltear dan Aura, tapi tidak ada kemarahan dalam suaranya.
Lebih seperti sedang memutuskan apakah mengambil batu yang ditemukan di sisi jalan
atau tidak.

"Yang lebih penting dari masalah ini adalah-"

Sebas ingin bicara, tapi orang lain sudah mengantisipasi apa yang akan dia katakan.

"-Adalah kenyatan bahwa dia benar-benar berpikir kita akan mengkhianati Ainz-sama,
ya kan?"

"Memang.benar.Sebas.Kaisar.tidak.tahu.apapun.tentang.arti.loyalitas."

Tawa menghina memenuhi ruangan.

Apakah dia benar-benar berpikir mereka akan mengkhianati Ainz, salah satu dari 41
Supreme Being yang telah menciptakan mereka?

Meskipun ini tidak lebih dari hipotesa Demiurge, itu sudah cukup membuat marah para
guardian. Sebuah sinar dingin berkilauan di mata mereka.

"Welp, aku memang tidak semarah Mare, tapi aku masih tetap sangat marah. Apakah
kita akan bunuh mereka semua?"

Shalltear tertawa saat dia melihat Aura dalam keadaan suasana hati yang hitam.

"Aku bisa mengubahnya menjadi seorang vampir. Lagipula, jika dia cukup bagus, tidak
ada alasan dia tidak bisa melayani Nazarick."

Meskipun Cocytus tetap diam, Rahang bawahnya yang besar membuat mengeluarkan
suara klak yang berbahaya.

Page | 92
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

"Para hadirin, kalian masih ingat kan kita sedang berada di hadapan Ainz-sama?"

Saat mereka mendengarkan suara yang dingin dan jelas dari Sebas, Kemarahan Aura,
Shalltear dan Cocytus hilang seketika seperti kabut di dalam angin.

"Kuhu - MM. Benar sekali, semuanya, tolong tenangkan diri. Tolong ingat-ingat kembali
apa yang sudah dikatakan oleh Demiurge. Semua ini sudah diatur. Apa yang bisa kita
nikmati selain dari tingkah antik badut-badut ini? Malahan, kita seharusnya berterima
kasih - karena semua ini tidak lain merupakan bagian dari rencana utama Ainz-sama.
Benar kan, Ainz-sama?"

Hooh, rencana Ainz-sama, huh, ternyata begitu. Sebuah rencana khusus yang diciptakan
oleh orang yang memiliki nama sama denganku. Membuat aliansi Baharuth Empire dan
berusaha melawan Nazarick adalah bagian dari rencana itu juga, huh... aku tidak tahu
sama sekali apa itu. Jika saja aku bisa bertanya kepada Ainz ini!

Namun, lari dari kenyataan seperti ini tidak akan mengubah apapun.

Sejujurnya, Ainz ingin bertanya tentang detail rencana itu, dan bagaimana dengan Ainz
yang sedang dibayangkan oleh Demiurge dan Albedo.

Namun, dia tidak bisa melakukan itu.

Ainz mengubah garis pandangannya ke arah Albedo.

Disana, dia melihat seorang wanita yang melihat balik kepada dirinya, sebuah untaian
tipis dari cairan yang berembun menghubungkan bibirnya yang separuh terbuka
dengan jaring emas dari gaunnya. Matanya basah dengan daya pesona dan pipinya
tersipu merah seperti mawar.

Itu karena dia yakin jika semuanya berjalan seperti rencana, karena dia sangat yakin
dengan kecerdasan tuannya, sehingga dia bereaksi seperti ini.

Oleh karena itu, Ainz tidak bisa lagi menolaknya. Siapa yang bisa berkata "Apa?" ketika
suasana hati sudah seperti ini?

Untuk memandang pertanyaan dari Albedo, hanya ada satu jawaban yang bisa diberikan
oleh Ainz.

Page | 93
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

"Me-Memang benar. Begitulah."

Dia ingin memuji suaranya yang tidak ragu.

"Ohhh," para guardian serentak hormat.

"-Kuhuhuhu~"

Albedo membentangkan tangannya dan dengan itu, sayap di pinggangnya terbuka


pula.

"Ainz-sama ingin mengambil alih kota manusia dengan damai, dan menguasai wilayah
itu dengan cinta dan kasih sayang. Namun, Baharuth Empire telah memutuskan untuk
membentuk konspirasi jahat melawan surga di dunia ini. Di masa depan, Ainz-sama
akan menunjukkan kepada negeri ini arti sebenarnya dari kasih sayang. Apakah bukan
itu alasan yang dia cari?"

"Betapa aku sangat menantikan hari itu. Semuanya ada di genggaman tangan Ainz-
sama. Ketika si bodoh itu tahu, aku penasaran wajah macam apa yang akan dia buat..
lagipula, Ainz-sama selalu berpikir beberapa langkah di depan."
Saat Demiurge mengeluarkan pidatonya, Albedo melanjutkannya dengan ekpresi
hormat yang tepat di wajahnya.

"Memang benar, kearifan Ainz-sama jauh melebihi batas kemampuan kita. Jika Ainz-
sama tidak menciptakan sang pahlawan Momon, tidak mungkin bisa menguasai mereka
dengan damai. Jika begitu, E-Rantel hanya bisa dikendalikan dengan kekerasan dan
teror."

"...Mungkin kita bisa memanfaatkan si Putri Emas untuk memperoleh efek yang mirip,
tapi itu akan membuat kartu as jadi percuma. Dia adalah manusia yang sama
menariknya - tidak, mungkin bahkan lebih - daripada apa yang aku putuskan dari
analisis terhadap laporan intelijensi Sebas. Dia akan menjadi bidak yang luar biasa."

"Ah, setelah mendengar itu, aku juga berharap untuk melihatnya."

"Kalau begitu, setelah kita mendirikan negeri kita, jadikan saja dia sebagai utusan kita?
Lagipula perjanjian tetap harus dijaga."

"...Kalian.berdua.sudah.melenceng.dari.topik.Kalian.membuang.waktu.Ainz-
sama.yang.berharga."

Page | 94
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Ainz merespon dengan sebuah ucapan sederhana "Tidak apa" kepada permintaan maaf
mereka yang terburu-buru.

Sebenarnya, dia telah mempelajari banyak hal dari percakapan biasa mereka, dan dia
telah mendapatkan waktu untuk memikirkan lebih banyak alasan. Bagi Ainz, itu adalah
kesempatan yang sangat berharga.

"Tapi sejujurnya, Ainz-sama benar-benar luar biasa," kata Shalltear.

"Mhm, Yup yup, Shalltear. Lagipula, Ainz-sama telah mempersiapkan rencana yang
berhasil membuat takjub bahkan Albedo dan Demiurge..."

"Se-Seperti yang diduga dari Ainz-sama. A-Anda terlalu keren. Sa-saya benar-benar
mengagumi anda."

"...Saya.yang.bodoh.ini.merasa.malu.dengan.kurangnya.kecerdasan."

"Semua yang bisa kukatakan adalah ketidakmampuan kita untuk tetap menjaga
kecepatan dengan pertimbangan dari Ainz-sama benar-benar tidak pantas."

Pujian para guardian menusuk Ainz seperti pedang.

Meskipun Ainz mau tidak mau menganggap itu sebagai sebuah hinaan, mata para
guardian dipenuhi dengan rasa hormat dan loyalitas, dan kekaguman mereka memang
tulus. Oleh karena itu, Ainz tidak membantah mereka, tapi malahan menggunakan
kemampuan beraktingnya untuk menjawab, seperti biasa.

"Bukan seperti itu. Itu hanyalah sebuah kebetulan. Dan pada akhirnya, Demiurge dan
Albedo juga akhirnya tahu."

"Tidak, jika Ainz-sama tidak merespon tadi. Saya tidak akan bisa menyambungkan titik-
titik itu."

"Demiurge benar. Merencanakan sejauh itu tanpa pengetahuan apapun terhadap situasi
adalah sebuah pencapaian yang hanya mungkin bagi yang paling hebat dari Supreme
Being. Saya semakin jatuh cinta pada anda."

"Seperti yang diduga dari Ainz-sama, yang kecerdasannya bahkan melebihi Demiurge,
otak terarif di Nazarick," kata Shalltear.

Page | 95
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

"Memang benar! Ainz-sama benar-benar menakjubkan!" seru Aura.

"Mm! Be-Benar-benar menakjubkan!"

"Aku.sudah.lama.tahu.Ainz-
sama.memiliki.kemampuan.yang.luar.biasa.Tapi.aku.tidak.bisa.membayangkan.jangkauan
.terluas.dari.kecakapannya...Seperti.yang.diduga.dari.harta.terbesar.Nazarick"

"Kalimat yang bagus. Beliau memang dipenuhi dengan kearifan yang melimpah. Tidak
ada tuan yang lebih baik bagi kita daripada Ainz-sama."

"..Ahh.."

"Setelah dipikir-pikir, ada masalah yang harus diputuskan. Meskipun aku tidak masalah
memanggil Ainz-sama dengan 'Raja', takutnya meninggalkan gelarnya seperti demikian
hanya akan mengundang kebingungan dengan para ulat yang mengelilingi kita. Aku
merasa kita harus mempertimbangkan sebuah bentuk yang paling cocok untuk
memanggil Ainz-sama."

Para guardian secara bulat menyetujui saran dari Demiurge.

"Apakah anda menerima, Ainz-sama?"

"Tidak apa. Lakukan saja jika kamu melihatnya cocok."

Disebut sebagai Raja Ainz Ooal Gown sudah cukup buruk. Penekanan emosinya sudah
menendang berkali-kali ketika dia berpikir terlibat menamakan dirinya seorang raja.

"Apakah ada yang memiliki saran?"

"Kalau begitu, biarkan aku yang mulai," Shalltear berkata saat dia mengangkat
tangannya. "Nama yang kita pilih harusnya jelas sekali mengindikasikan keindahan yang
luar biasa dari Ainz-sama. Aku merasa 'Beautiful King' (Raja yang Indah) akan cocok."

Ohhh, para guardian serentak setuju.

Beautiful King Ainz Ooal Gown?

"Oh, aku! Akuuuu~" Aura mulai berbicara saat dia mengangkat tangannya. "Nama
seharusnya menyoroti kekuatan Ainz-sama! Bagaimana kalau Powerful King (Raja yang

Page | 96
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Kuat), atau Power King untuk kependekannya?"

Oh begitu, para guardian bergumam.

Power King Ainz Ooal Gown?

"Ka-kalau begitu. Bo-Bolehkah aku coba?... karena Ainz-sama sangat murah hati,
mungkin lebih baik membiarkan orang-orang tahu itu. Ka-Kalau begitu, mu-mungkin
kita bisa coba, Merciful King (Raja Pengampun)?"

Para Guardian mengangguk

Merciful King Ainz Ooal Gown?

"Sedangkan aku-" Demiurge berhenti sejenak untuk mendapatkan efek. "-Untuk memuji
kecerdasan Ainz-sama yang agung, aku menawarkan Wise King (Raja Bijak)."

Wise King Ainz Ooal Gown? ... Aku merasa tidak enak berkata tidak, tapi aku akan
melewati yang itu.

"Bagaimana menurutmu, Sebas?"

Menjawab pertanyaan Albedo, Sebas membalas, "Kurasa 'king' yang biasa juga tidak
apa."

"Kalau begitu, aku akan pergi. Karena beliau adalah Supreme Being yang berdiri di atas
semua Supreme Being, kurasa Supreme King akan lebih tepat."

Para Guardian sekali lagi mengguman setuju.

Supreme King Ainz Ooal Gown? Jika mereka semua berkata begitu... kedengarannya
terlalu sangat-sangat berlebihan.

Mata semua orang tersandar kepada satu-satunya Guardian yang belum bicara.

"Bagaimana denganmu, Cocytus? Meskipun mungkin sulit untuk menyaingi Supreme


King, apakah kamu memiliki gelar yang cocok dengan Ainz-sama?"

"Um.Di.masa.depan.Ainz-
sama.akan.menguasai.banyak.orang.oleh.karena.itu.beliau.akan.menjadi.seorang.Magicia

Page | 97
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

n.yang.berkuasa.sebagai.seorang.raja.kurasa.Sorcerer.King.akan.sangat.cocok.untuk.itu."

Para Guardian tidak langsung membalas.

Namun mereka semua melihat ke arah Ainz. Dari matanya, mereka semua merasa tidak
ada yang lebih baik dari gelar yang itu, meskipun Albedo kelihatannya agak kecewa.

"Baiklah. Kalau begitu kita akan menggunakan saran dari Cocytus."

Ainz perlahan bangkit dari duduknya.

"Ketika negeri kita didirikan, aku akan naik takhta menjadi Sorcerer King, Ainz Ooal
Gown!"

Ainz melambaikan tangannya dengan malu untuk menahan tepukan yang bergemuruh
yang mengikutinya. Sebenarnya, punggung Ainz mulai merasa agak gatal.

"Kalau begitu! Mari kita tunjukkan kekuatan dari Nazarick di dalam pertempuran antara
Kingdom dan Empire!"

"Seperti yang Ainz sama katakan. Mereka ingin menyelidiki batasan dari kekuatan Ainz-
sama. Sedikit yang hanya mereka tahu, mereka akan menari di tangan kita."

Demiurge melanjutkan, di dalam suasana hati yang sangat bagus.

"Sebelum negosiasi terjadi, hal yang paling terpenting adalah menyerang dengan
pukulan yang sangat kuat ke pihak lain dan membiarkan mereka paham perbedaan
antara kekuatan kita dengan mereka. Makhluk-makhluk bodoh seperti manusia akan
melakukan hal-hal bodoh karena mereka tidak menyadari seberapa kuat lawan mereka.
Mereka tidak tahu jika pilihan yang paling bijak bagi mereka adalah membungkukkan
kepala mereka dan menjilati sepatu Ainz-sama."

"Membiarkan manusia menjilati sepatu Ainz-sama memang bisa dipertimbangkan, tapi


bukankah itu adalah sebuah hadiah?"

"Oh begitu. Seperti yang diduga dari Albedo. Ah, tapi jika aku harus menjilati Ainz-sama,
aku akan memilih tubuhnya~"

Ainz memutuskan mengabaikan percakapan sampingan dari Shalltear dan Albedo.

Page | 98
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

"Kalau begitu, semuanya. Mulailah tugas memuliakan nama dari Nazarick!"

"Kami Mengerti!"

Teriakan pengakuan dari para Guardian bercampur jadi satu.

Page | 99
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Chapter 2 – Persiapan untuk Perang

Part 1

Satu bulan kemudian

Rapat diadakan di dalam istana Valencia dari Re-Estize Kingdom. Gazef Stronoff - yang
berdiri tak bergerak di samping raja Ranpossa III selama ini - melebarkan matanya saat
dia melihat pemandangan dari enam pimpinan dari keluarga bangsawan agung
Kingdom.

Enam orang itu berkumpul bersama adalah sebuah kejadian yang memang langka.

Masing-masing dari mereka mengendalikan cukup banyak kekayaan, tanah dan


wilayahnya menyaingi, jika bukan secara langsung melampaui, sang raja. Karena ini,
mereka secara rutin menemukan alasan terhadap pemanggilan dari raja, terutama
pemimpin dari Fraksi anti keluarga kerajaan - Marquis Bowlrob, yang bahkan tidak ingin
repot-repot menyembunyikan penghinaannya terhadap sang raja. Itu sudah cukup
buruk hingga sementara, orang-orang mengira Kingdom mungkin akan runtuh dari
dalam.

Selanjutnya, mata Gazef menuju ke arah tiga anak dari sang raja.

Yang paling mencolok mata adalah putri ketiga dari sang raja, 'Putri Emas', Renner
Theiere Chardelon Ryle Vaiself.

Setelah itu adalah Pangeran kedua, Zanack Valurean Igana Ryle Vaiself. Ketika kericuhan
akibat iblis, dia telah mendapatkan banyak pujian ketika dia, sebagai seorang keturunan
raja, bergerak keluar demi rakyat.

Yang terakhir adalah putra tertua, Pangeran mahkota Barbro Andorean Ield Ryle Vaiself.
Dengan tubuhnya yang kuat dan potongan rambut yang rapi, dia adalah pria yang coba
ditempatkan ke singgasana oleh Marquis Bowlrob. Agaknya, Bowlrob menghadiri rapat
istana ini atas permintaan Barbro.

Setiap rapat yang dihadiri oleh Marquis Bowlrob dari Fraksi Bangsawan pasti akan
menjadi sengit. Gazef mengalihkan matanya dari suasana ruangan yang berat, yang
kelihatannya suram di atas kepala seperti ada awan badai yang sedang berkumpul, lalu
melihat ke arah bangsawan yang tersisa.

Dari tiga orang yang hadir, yang menjadi milik Fraksi Kerajaan, yang pertama mencolok

Page | 100
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

mata adalah Marquis Volumlash, orang yang berpakaian paling mewah di istana.

Dia adalah pria yang mendekati usia empat puluh tahun, dengan ciri-ciri simetris.
Wilayahnya memiliki tambang emas dan mythril, itu membuatnya sebagai orang terkaya
di dalam Kingdom. Namun, bisikan-bisikan gelap yang beredar jika dia sangatlah rakus,
hingga titik dimana dia bahkan akan mengkhianati keluarganya sendiri demi koin emas.

Ada juga rumor bahwa dia telah mengkhianati Kingdom dan sedang memperjualbelikan
informasi kepada Empire. Namun, karena kurangnya bukti yang kuat, tak ada yang bisa
dilakukan kepadanya. Lagipula, memenggal kepala Marquis Volumlash - seorang
pendukung Fraksi kerajaan yang mencolok - tanpa adanya bukti sedikitpun hanya akan
menghasilkan bangsawan lainnya berbondong-bondong masuk ke Fraksi bangsawan.
Jika dia sadar dengan hal ini dan mengambil keuntungan dari hal itu untuk terus
menjual informasi, maka dia akan benar-benar menjadi orang yang paling hina yang
hadir disini.

Selanjutnya, mata Gazef mengarah kepada bangsawan yang paling muda dan paling
tampan, Marquis Pespeya.

Dia menikahi putri tertua sang raja, dan menjadi kepala keluarga di waktu yang sama
dengan pernikahannya. Meskipun sedikit yang tahu kemampuannya dan
kepribadiannya, ayahnya memiliki kepribadian yang luar biasa dan merupakan pria yang
kompeten, jadi Gazef merasa bahwa Pespeya mungkin mewarisi pendahulunya.

Sebaliknya, yang paling tua dari Enam Bangsawan itu adalah Margrave Urovana.
Rambutnya sudah memutih, dan sangat sedikit yang tersisa mungkin bisa juga tidak ada
sama sekali. Meskipun tubuh dan anggota badannya terlihat seperti kayu keriput, dia
masih memiliki sikap yang sangat serius seperti yang dimiliki seorang tetua.

Urovana adalah yang paling persuasif diantara para bangsawan besar.

Disusun melawan mereka adalah tiga anggota Fraksi Bangsawan.

Pertama sebagai inti dari Fraksi bangsawan, Marquis Bowlrob, yang mengendalikan
wilayah yang paling banyak diantara para bangsawan besar. Wajahnya memiliki banyak
luka, seperti seorang jenderal perang.

Saat dia sudah menginjak usia lima puluh tahun, tubuhnya yang pernah perkasa dan
terus ditempat dengan latihan tanpa lelah sekarang hanya tersisa sedikit saja dari
ingatan masa lalu, namun suara dan tatapannya sebagai predator membuat orang-

Page | 101
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

orang berpikir pasti ada sesuatu yang tersisa sedikit dari jiwanya sebagai seorang
warrior.

Meskipun dia - sebagai seorang warrior - telah kehilangan banyak kekuatannya karena
usia, sebagai seorang komandan, dia adalah komandan yang lebih baik bahkan
daripada Gazef, yang membuatnya tidak bisa tergantikan bagi Kingdom sebagai
seorang Kapten Warrior.

Di sampingnya adalah Count Ritton.

Dia adalah seorang pria yang penampilannya disebut menyerupai serigala, dan juga
salah satu dari anggota dengan peringkat yang lebih rendah dari Enam bangsawan.
Oleh karena itu, dia mati-matian mencoba untuk meningkatkan statusnya. Namun,
kepribadiannya yang tidak peduli dengan penderitaan orang lain jika itu bisa
memperluas kekuasaannya tidak bisa diterima dengan baik oleh bangsawan lain.
Bergabung dengan Bowlrob pasti adalah gerakan strategis agar bisa keluar dari
musuhnya.

Orang terakhir dari Fraksi Bangsawan memiliki rambut pirang yang disisir ke belakang
dan mata biru yang sempit.

Wajahnya pucat, dengan sedikit tanda-tanda terkena pancaran sinar matahari. Dia
memiliki tubuh yang tinggi dan kurus. Digabungkan dengan kulit pucat, dia
mengeluarkan kesan seekor ular. Dia belum mencapai usia empat puluh tahun, tapi
terlihat lebih tua karena warna pucat tubuhnya yang tidak sehat.

Dengan emosi yang tercampur berputar di dalam hatinya, Gazef mengalihkan


pandangan dari dirinya - dari Marquis Raeven.

Perebutan kekuasaan yang kompleks dan terus meningkat akan menjadi masalah pada
raja selanjutnya.

Marquis Bowlrob dan Count Ritton dari Fraksi Bangsawan, begitu juga Margrave
Urovana dari Fraksi Kerajaan, semuanya mendukung Putra Mahkota Barbro, sementara
sebagian besar bangsawan yang tidak ada hubungannya mendukung Marquis Pespeya,
yang menikahi Putri pertama. Raeven di samping Pangeran kedua Zanack, sementara
Marquis Volumlash kelihatannya tidak begitu memperhatikan masalah penerus kerajaan.

Untuk semua alasan ini, sang raja duduk di singgasananya tanpa membuat keributan.
Jika dia menunjukkan sebuah jari kepada setiap orang, ada bahaya perang sipil yang
akan pecah.

Page | 102
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Hingga saat ini, Gazef tidak memiliki pendapat atas siapa yang seharusnya menjadi raja.
Tapi sekarang, hatinya condong ke arah Zanack. Selain itu, atau Putri Renner sebagai
kuda hitam, tapi Kingdom, di dalam seluruh sejarahnya, tak pernah diperintah oleh
seorang ratu, jadi itu mungkin sudah diluar pertanyaan.

"Kalau begitu sekarang, mari kita mulai."

Nada suara sang raja terdengar sedikit berbeda dari biasanya. Mereka yang memiliki
telinga sensitif mungkin akan menduga alasan berkumpul hari ini dan menunjukkan
kecurigaannya.

"Bacakan proklamasi yang dikirimkan oleh utusan dari Baharuth Empire."

Menurut perintah sang raja, para bawahan yang ada di samping kanan dan kirinya mulai
membacakan isi dari perkamen itu.

Isinya secara kasar berikut ini:

Baharuth Empire telah mengakui kedaulatan dari Kerajaan independen Nazarick, yang
dikuasai oleh Sorcerer King Ainz Ooal Gown, dan secara resmi mengakuinya sebagai
sekutu dari Kekaisaran.

Pada awalnya, daerah yang ada di dekat E-Rantel adalah wilayah dari Sorcerer King Ainz
Ooal Gown. Kingdom Re-Estize telah melawan hukum menguasai wilayah ini dan
sekarang harus mengembalikannya ke pemilik asli.

Jika Kingdom tidak mematuhi permintaan ini, Baharuth Empire akan membantu Sorcerer
King Ainz Ooal Gown dalam mengambil kembali wilayahnya.

Ini akan menjadi perang yang adil, bertarung hingga akhir terhadap pendudukan yang
tidak benar.

Setelah isinya dibaca dengan keras, ruangan itu meledak ke dalam kericuhan diskusi.
Syarat ini memang gila, dan siapapun setuju dengan itu.

"Sebagai jaga-jaga, aku juga sudah memerintahkan kepada para terpelajar untuk
memeriksa sejarah Kingdom, dan tak ditemukan satupun individu yang bernama Ainz
Ooal Gown yang berkuasa di sekitar E-Rantel. Tidak ada legitimasi terhadap klaim ini."

"Ini benar-benar omong kosong yang edan, ocehan orang gila mana ini?!"

Page | 103
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Teriakan yang riuh terdengar di seluruh penjuru ruangan.

Kehadiran dari Marquis Bowlrob's - sebuah bukti dari kejayaannya di masa lalu sebagai
seorang warrior - kelihatannya telah memberikan keberanian kepada para bangsawan
lain, dan mereka mengembalikan teriakannya dengan persetujuan.

"Meskipun sudah terlambat, bukankah ini sama saja dengan penyerangan lama dari
Imperial yang diumumkan setiap tahunnya? Merkea selalu mencari alasan bodoh untuk
mendeklarasikan perang, jadi kali ini, mereka benar-benar sudah mengorek-ngorek
hingga bagian tong yang paling bawah untuk melemparkan nama dari magic caster ini
ya kan? Aku ingin lihat badut macam apa yang mereka berikan gelar menggelikan dari
'Sorcerer King'."

Ucapan Count Ritton diikuti oleh tawa yang mengejek oleh bangsawan lainnya.

"Namun..."

Count mengarahkan matanya yang seperti serigala - dipenuhi dengan kebencian - ke


arah Gazef.

"Aku yakin kita pernah mendengar Sorcerer King gila ini sebelumnya, ya kan. Wahai
Kapten Warrior Stronoff?"

"Memang benar, dia adalah magic caster yang membantuku di perbatasan E-Rantel."

Count Ritton mengantarkan ejekannya yang dingin dengan tawa yang menjengkelkan.

"Oh begitu, dia pasti membantu karena dia pikir mereka adalah rakyatnya sendiri."

Tawa sinis dari para bangsawan bisa terdengar di sekitar, namun tak ada yang
menghentikannya, karena Gazef, yang dilahirkan sebagai seorang rakyat biasa, dibenci
oleh banyak anggota dari Fraksi Bangsawan.

Jika itu adalah anggota dari Fraksi Kerajaan, sang Raja akan ikut menyela, tapi karena
Count Ritton miliki pihak oposisi, sang raja hanya bisa mengerutkan alisnya.

"Kelihatannya memang Empire yang membakar desa petani di dekat E-Rantel, ya kan?
Kapten Warrior memang berkata sesuatu tentang Slaine Theocracy, lalu menerima
bantuan dari seorang yang bernama Gown, ya kan? Bukankah dia terlibat dengan

Page | 104
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Empire? Dan bukankah orang lain juga berkata mayat-mayat dari para penyergap yang
hampir membunuh Kapten Warrior hilang tanpa jejak?"

Di dalam ingatannya, Gazef teringat dengan pemandangan dari anggota terkuat dari Six
Scriptures, begitu juga dengan siluet agung Ainz Ooal Gown.

"Meskipun mayat-mayat itu menghilang seperti yang dikatakan oleh Count Ritton, aku
tidak merasa Empire ikut terlibat. Ketika aku berada di desa Carne, para knight yang
menyerang kami jauh lebih kuat daripada Empire. Mereka menggunakan angel, dan
tidak diragukan lagi jika mereka adalah sebuah unit dari Slane Theocracy."

"Dan mengapa Theocracy melakukan itu?"

Bagaimana aku tahu?

Memang benar, jika Gazef bisa memberikan jawaban seperti itu, akan membuat jauh
lebih baik.

Saat rapat akan jatuh ke dalam petengkaran karena diamnya Gazef, sebuah suara
bantuan terdengar dari samping Ritton.

"Magic caster gila itu tidak ada hubungannya! Apa yang harus kita putuskan adalah
bagaimana merespon Kaisar palsu, bukankah begitu, Yang Mulia?"

"Seperti yang dikatakan oleh Marquis Bowlrob. Kita harus memutuskan apa jawaban
Kingdom nantinya."

"Aku mohon izin untuk bicara." Marquis Pespeya berkata terlebih dahulu. "Menerima
syarat sang kaisar akan sangat sulit. Satu-satunya pilihan kita adalah perang."

Penyebutan perang sontak memicu aktivitas diantara barisan para bangsawan.

"Ah-ah, sekarang adalah waktunya menghajar mereka untuk selamanya, lalu membawa
peperangan itu ke pintu Baharuth Empire."

"Kamu memang benar, aku sudah lelah dengan penyerang Baharuth Empire yang terus
menerus."

"Sudah waktunya kita beritahu pada orang-orang bodoh di Empire itu siapa yang
mereka hadapi!"

Page | 105
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

"Tepat sekali, seperti yang dikatakan oleh Marquis."

Ucapan ini, digencet oleh tawa yang tersebar dan berulang kali ke seluruh penjuru
kerumunan para bangsawan, membuat Gazef jengkel tak tertahankan di telinganya.
Dalam beberapa tahun belakang ini, mereka telah bertemu dengan sang Kaisar di
medan perang Katze Plain.

Sebagian besar, mereka hanya menarik garis pertempuran dan saling berhadapan satu
sama lain, atau bertukar senjata dengan kekalahan kecil pada Kingdom. Tahun ini
mungkin tidak lebih akan sama, dan para bangsawan menghirup udara kelemahan saat
mereka membayangkan kejadian yang lama terulang lagi.

Namun, Gazef berbicara, didorong oleh teriakan nalurinya sebagai warrior.

"Jangan dikira pertempuran ini akan berakhir seperti peperangan kecil yang selalu
terjadi!"

Para bangsawan terlihat seakan mereka baru saja diguyur dengan air dingin satu ember,
lalu menoleh dengan tampang benci kepadanya.

"Oh begitu, Ini adalah apa yang dipercayai oleh Kapten Warrior. Bisakah kamu
memberikan kepada kami sebuah alasan untuk itu?"

"Ya, Yang Mulia, itu adalah-"

Bayangan dari orang tertentu membunyikan alarm di hatinya.

"-Bisa dikatakan, itu karena magic caster hebat itu, Ainz Ooal Gown."

"Meskipun begitu, satu-satunya dari kami yang benar-benar melihat wajahnya langsung
adalah anda, Kapten Warrior. Itu artinya kami harus memberikan beban kepada
ucapanmu. Bisakah kamu katakan kepada kami apa yang membuatmu berkata begitu?"

Gazef tidak tahu bagaimana menjawabnya. Dia tidak tahu bagaimana menjelaskannya,
tapi naluri warriornya berkata kepadanya bahwa membuat keputusan perang seperti itu
akan sangat berbahaya.

"Yang Mulia, tidak bisakah anda menyerahkan perbatasan E-Rantel ke Empire, tidak, ke
magic caster itu?"

Page | 106
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Setelah sejenak terdiam, teriakan beterbangan seperti hujan.

"Dasar pengecut dan penakut! Sampai seberapa memalukannya kamu, dasar berhati
ayam?!"

Teriakan ini datangnya dari bangsawan-bangsawan di Fraksi Kerajaan.

"Setelah Yang Mulia menunjukkan kepadamu kebaikan, kamu berpaling dan


mengatakan kepadanya untuk menyerahkan kepemilikannya kepada orang luar? Sejak
kapan kamu mulai melayani Kaisar Palsu?! Apalagi, kamu bahkan belum menjawab
pertanyaan Yang Mulia!"

Di hadapan hinaan yang layak seperti itu, Gazef tidak bisa menjawab. Jika dia ada di
posisi mereka, dia mungkin akan melakukan hal yang sama.

"Cukup."

Yang mengulurkan tangan ke arah Gazef kali ini adalah rajanya yang dicintai.

"Tapi, Yang Mulia!"

"Aku sangat berterima kasih terhadap bawahanku sangat tersentuh karena diriku.
Karena alasan itulah aku meminta kalian mengingat bahwa Kapten Warriorku takkan
pernah mengkhianatiku. Demi diriku, dia sudah berulang kali tanpa mengenal takut
menusukkan dirinya ke dalam bahaya. Seseorang seperti itu takan pernah melakukan
apapun yang akan melukaiku."

Para bangsawan yang berteriak kepada Gazef membungkuk kepada sang raja. sambil
mengakui kenyataan ini, dia melanjutkan berbicara kepada Gazef.

"Kapten Warrior, yang aku percayai seperti tangan kananku. Meskipun kamu adalah
yang mengajukan proposal itu, aku tidak bisa menyetujuinya. Tak ada penguasa yang
akan menyerahkan tanahnya tanpa sebuah pertarungan. Tindakan seperti itu tidak bisa
diperbolehkan demi orang-orang yang hidup di atasnya."

Menyerahkan tanah sambil memindahkan seluruh penghuninya tanpa melukai mereka


tak lain hanyalah dongen. Meskipun itu bisa dilakukan, tidak mungkin para penduduk
yang pindah akan hidup seperti dulu, dan pada akhirnya hidup mereka akan jauh lebih
buruk dari itu.

Page | 107
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

"Memang tidak diragukan begitu, Yang Mulia, dan saya harap anda akan memaafkan
saya atas perkataan saya yang bodoh."

Gazef merendahkan kepalanya kepada sang raja, yang sangat mencintai rakyatnya,
bicara kepadanya. Jika dia seorang bangsawan yang hanya melihat rakyatnya sebagai
cara untuk mengeruk keuntungan, raja takkan berbicara seperti itu. Karena kebaikan hati
sang raja yang membuat Gazef rela bersumpah mempertaruhkan hidup untuknya.

Dia mengingat ucapan yang dia katakan kepada wakil kaptenya setengah tahun yang
lalu.

"Ketika kamu mencari bantuan, yang akan datang adalah para bangsawan. Yang kuat
akan membawa bantuan."

"Merekalah yang akan datang membantu yang lemah, tak perduli bahayanya."

Gazef yang sebelum memasuki turnamen beladiri besar takkan pernah berkata
demikian. Terlebih lagi wakil kaptennya, dia akan berpikir tak ada bangsawan yang akan
membahayakan diri mereka untuk orang biasa.

Setelah dia mulai melayani sang raja, bagaimanapun, Gazef menyadari untuk pertama
kalinya jika bangsawan seperti itu ada. Sayangnya, bangsawan itu kurang dalam hal
kekuasaan.

Ada banyak nyawa yang tidak bisa dia selamatkan, dan setara dengan banyaknya
insiden dimana harga diri tidak berguna dari para bangsawan telah membuat mereka
melemparkan rintangan di jalannya. Meskipun begitu, orang yang dia layani tidak
menyerah. Dia terus bekerja membangun sebuah kerajaan dimana rakyatnya akan bisa
hidup lebih baik dari hari demi hari.

Gazef sangat bangga dengan rajanya, Ranpossa III. Jika bukan karena itu, dia sudah
pasti akan beralih kepada Empire ketika sang Kaisar sendiri telah mencoba untuk
mendapatkannya.

Tapi memang karena dia adalah orang seperti itu sehingga awan gelap menggantung di
hatinya. Apa yang diucapkan oleh sang raja itu memang benar, dan dia memiliki sudut
pandang yang benar. Raja selalu penuh kasih sayang, tapi Gazef tahu alasan mengapa
sang raja harus mengucapkan nada yang kasar itu.

Page | 108
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Setelah kekacauan yang disebabkan oleh iblis, keseimbangan kekuatan antara dua fraksi
berubah drastis.

Setelah waktu yang lama, Kingdom telah dipecah ke dalam dua Fraksi yang sebagian
besar setara hingga saat ini, namun sekarang Fraksi Kerajaan telah melebar, sementara
Fraksi bangsawan telah berkurang.

Karena sang raja dengan beraninya berkuda maju dan mendorong Jaldabaoth mundur,
dia terlihat oleh orang-orang sebagai seorang penguasa yang kuat, dan sejumlah
bangsawan mendukung di belakang sang raja. Oleh karena itu, sang raja tidak bisa
menunjukkan kelemahan disini. Namun, berkata demikian itu artinya-

"Tetap saja, Kapten Warrior ada benarnya, ya kan? Kita tidak bisa menghindari perang
hanya karena satu kota. Seorang raja juga memiliki tugas untuk mencegah penderitaan
rakyatnya. Bukankah raja yang sebenarnya akan rela mengorbankan tubunya sendiri
demi rakyatnya?"

Yang berbicara itu adalah dari Fraksi Bangsawan. Ucapan itu memang indah, tapi itu
sudah diperhitungkan untuk mengurangi jumlah tanah yang dikendalikan oleh raja, dan
oleh karena itu, Fraksi bangsawan membantah mereka.

"Tanah itu diatur oleh sang raja! Jika kamu ingin menyerahkan tanah kerajaan, mengapa
kamu tidak menyerahkan milikmu dahulu?!"

Fraksi Bangsawan juga membalas dengan cepat.

"Omong kosong apa itu?! Empire telah meminta E-Rantel dan sekitanya! Apakah kamu
benar-benar mereka akan menerima tanah dari sisi lain Kingdom? mengapa kamu tidak
berpikir dahulu sebelum bicara?!"

Fraksi Kerajaan telah menjadi lebih besar, sedangkan Fraksi bangsawan semakin lemah.
Itu hanya membuat Fraksi bangsawan bahkan lebih mati-matian melumpuhkan sang
raja.

Keseimbangan yang kacau diantara dua fraksi itu adalah sumber tidak enak Gazef. Di
dalam usaha mereka yang mati-matian ntuk mengikis kekuasaan dari Fraksi Kerajaan,
mereka mungkin akan membuat Kingdom jatuh ke dalam perang saudara.

Karena itu, wajar bagi sang raja yang ingin meredakan potensi pemberontakan dengan
mendemonstrasikan kekuatannya. Tapi itu berarti-

Page | 109
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Jika dia tidak bisa mengakui kelemahannya, bukankah itu adalah bahaya tersendiri?

Tersesat dalam pemikirannya, Gazef kembali kepada kenyataan setelah beberapa


tatapan keras dari anggota Fraksi Kerajaan. Karena dia sudah menyarankan penyerahan
wilayah Kingdom, mereka pasti berpikir dia sudah pergi ke arah Fraksi Bangsawan.

Mereka memberikannya tatapan yang berkata, "Dasar kamu rakyat rendahan yang baru
naik kelas, apakah kamu sudah lupa kebaikan yang telah diberikan sang raja
kepadamu?"

"Lalu, mengapa bukan kamu yang menawarkan pertukaran tanahmu dengan E-Rantel,
lalu menyerahkannya?!"

"Memangnya tanah bisa dibeli dan dijual seperti babi di pasar! Dasar bodoh!"

"Kamu yang bodoh disini."

Pertengkaran anak-anak telah menelan seluruh ruang rapat. Di masa lalu, pertengkaran
seperti ini akan berakhir dengan jalan buntu karena keseimbangan kekuatan yang sama,
tapi sekarang suara dari Fraksi Kerajaan lebih keras dari Fraksi Bangsawan.

Biasanya, sang raja akan menghentikan ini. Dia kelihatannya tidak berniat melakukannya
sekarang, mungkin karena pihak kerajaan memiliki keunggulan. Tak ada yang akan
menghentikan keadaan yang menguntungkan diri mereka. Sang raja pasti juga ingin
mengalirkan frustasinya dengan Fraksi Bangsawan.

Sepertinya dia sedang mabuk oleh racun yang manis.

Perlahan, Gazef mulai merasakan sebuah keyakinan hitam dan dingin di mata Fraksi
bangsawan.

Secara tak sadar, dia bergidik.

Serangan dari demon terkuat Jaldabaoth menjadi awal semuanya. Waktu itu, keputusan
raja untuk ikut ambil bagian dalam medang perang memang diperdebatkan apakah
memang yang terbaik. Tanpa bantuannya, garis pertempuran mungkin akan hancur dan
para petualang akan dikalahkan. Jika 'Blue Rose' juga ikut dengan mereka, Kingdom
akan berada dalam keadaan yang sangat sulit.

Namun, saat Gazef melihat ke arah pemandangan yang terbuka di depannya, dia mau

Page | 110
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

tidak mau penasaran apakah mereka seharusnya melakuakn hal lain malahan.
Apa yang terjadi dengan sesi pertemuan ini jika keadaan dari kedua Fraksi menjadi
setara?

Entahlah, tapi..ah, benar sekali, bagaimana jika kita kalah dalam peperangan dengan
Empire ini? Apakah kita akan terus melawan sampai akhir? Kekuatan dari Fraksi Kerajaan
akan sangat berkurang banyak, sementara Fraksi bangsawan akan naik. Apakah kita
akan kembali ke hari-hari ketika keduanya seimbang? Atau apakah keseimbangan
kekuatan akan hancur sama sekali dan menjadikan negeri ini jatuh ke dalam perang
saudara? Apakah itu tidak apa?

Dia tidak senang dengan perasaan ini... Perasaan yang meskipun dia sudah membuat
keputusan sendiri, dia pada akhirnya masih menari dalam nyanyian orang lain.

Jangan-jangan semua ini sudah direncanakan sejak aku bertemu dengan Gown-dono?
Aku tidak ingin berpikir seperti itu, tapi aku tidak merasakannya saat kami berbicara satu
sama lain di waktu yang pendek itu.

Dari cara Gazef menyapanya dengan gelar bahkan dalam cara bicaranya - dan dia pikir -
jelas sekali dia tidak berniat jahat kepada magic caster Ainz Ooal Gown.

...Mungkin dia bisa mengambil alih dengan aman .... ah, tidak, jika aku terus berpikir
seperti ini akan menjadi pengkhianatan.

"Kurasa sudah waktunya kita menghentikan pertengkaran kecil ini."

Sebuah suara pria yang dalam membelah keributan - semuanya terdiam saat mereka
mencoba menemukan sumbernya.

Gazef menggigit bibirnya saat orang lain merampas peran yang seharusnya dimainkan
sang raja.

Kemenangan itu semanis madu...

Dia tidak berpikir itu adalah hal yang besar. Namun, apakah sang raja sudah lupa
dengan kemanisan itu? Apakah sang raja yang sangat dibanggakan oleh Gazef sudah
hilang? Dia tidak bisa menghapus pemikiran itu dari otaknya.

"Yang Mulia, jika penyerangan Empire adalah keputusan yang tak dapat dielakkan, maka
kita harus mempersiapkan diri."

Page | 111
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

"Marquis Raeven, yang mulia sendiri-"

Ucapan dari Fraksi bangsawan itu disela oleh Raeven.

"-Aku akan berterima kasih jika mau memikirkannya. Jika pasukan yang mulia
dikalahkan, siapa yang tahu kemana Empire akan menyerang selanjutnya? Jadi, demi
melindungi daerahku, aku akan melindungi Yang Mulia."

Keheningan terjadi.

Pasukan Kingdom adalah wajib militer sipil. Tidak mungkin mereka menandingi para
knight dari Empire. Satu-satunya cara mengalahkan keunggulan Empire dalam kualitas
pasukan adalah dengan jumlah pasukan. Begitulah keadaan yang terjadi selama
beberapa tahun, tapi jika mereka tidak bisa mengumpulkan pasukan yang cukup untuk
menandingi Empire, maka hasil dari peperangan itu sudah menjadi kesimpulan yang tak
terelakkan.

Setelah mendengar ucapan dari Raeven, anggota dari Fraksi bangsawan membayangkan
para knight dari Imperial memporak-porandakan wilayahnya pula.

Yang pertama mendukung sang raja adalah para bangsawan yang memiliki tanah di
antara ibukota dan E-Rantel, diikuti oleh para bangsawan yang terikat erat dengan
kelompok pertama, dan pada akhirnya, semua bangsawan menyerahkan seluruh
dukungannya.

"Baiklah. Kalau begitu, kita akan menunda balasan kita kepada Empire, dan
mengumpulkan pasukan di tempat biasa sebelum kita menjawab mereka. biasanya, aku
akan pergi pula."

"Tolong biarkan aku bergabung denganmu di medan perang, ayah!"

Yang berteriak adalah Pangeran Barbro, yang menunggu tanpa bicara di samping
hingga sekarang.

"...Tidak, tidak. Tidak perlu anak tertua dan pewaris takhta pergi ke medan. Aku akan
menangani ini."

Pangeran mahkota Barbro menoleh ke arah yang bicara, pangeran kedua Zanack.
Jawaban barbro singkat dan langsung ke permasalahannya.

Page | 112
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

"Tidak perlu?!"

Bantahannya dipenuhi dengan kemarahan.

Tawaran Zanack adalah hal yang beralasan. Karena sang raja sudah menuju medan
perang, akan terlalu berbahaya membawa putra tertuanya bersama dengannya. Barbro
mengerti ini, meskipun begitu, penolakannya datang dari kebencian kepada Zanack.

Kebencian itu sekali lagi timbul dari kekacauan iblis.

Ketika kekacauan oleh iblis, Zanack berpatroli di ibukota dan mendapatkan pujian dari
banyak penduduk. Barbro, di lain pihak, bersembunyi di dalam istana, dan oleh karena
itu, jumlah bangsawan yang mendukung Zanack meningkat pula.

Sekali tatap, Zanack tidak tampak sangat heroik, dan berlawanan antara tampang dan
keberaniannya menarik perhatian. Sebaliknya, Barbro terlihat menakjubkan, namun
ketiadaan tindakannya membuatnya terlihat seperti pengecut. Agar bisa menghapus
rasa malu ini, Barbro ingin pergi ke medan perang untuk menunjukkan keberaniannya.

Putra mahkota memang warrior yang cukup berbakat, sesuai dengan penampilannya.
Meskipun dia dibawa ke dalam kehidupan yang mewah, dan tidak setara dengan
bodyguard dari Putri Renner Climb yang tanpa lelah terus melatih dirinya, dia masih bisa
dikatakan sebagai petarung terkuat dari keluarga kerajaan. Baginya, tidak terpikirkan
sama sekali jika Zanack - yang akan kehilangan keseimbangannya setelah mangayunkan
sebuah pedang sekali saja, karena berat badannya - bisa dianggap sebagai warrior yang
lebih hebat daripada dirinya. Itu adalah rasa malu yang tidak bisa dia tahan. Meskipun
Marquis Raeven pernah berkata, "Apa gunanya kemampuan berpedang seorang raja?",
Barbro lebih lemah dalam hal hal intelektual dari Zanack, dan oleh karena itu, dia
bahkan lebih bertekad untuk tidak kalah dalam bidang perang yang dia pilih.

Tak perduli bagaimanapun, seseorang tak bisa terus-terusan menguntik di belakang


lawannya dalam permainan takhta.

Perut Gazef terasa sakit saat dia mempertimbangkan potensi krisis yang bersembunyi di
dalam Kingdom.

Meskipun dia ingin berhenti dari tugas setelah sang raja turun takhta dan
mendedikasikan dirinya untuk melindungi Ranpossa III, realistisnya, itu akan sangat sulit
dilakukan.

Page | 113
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Ditambah lagi, mungkin akan menjadi kegagalan dirinya sebagai seorang bawahan yang
setia kepada Yang Mulia jika dia bahkan tidak bisa menyelamatkan sebuah nyawa yang
tidak bisa dia selamatkan. Apalagi turun takhta sang raja sendiri masih dipertanyakan.

Jika ada seseorang yang bisa menggantikannya, maka dia akan dengan senang hati
menyerahkan posisinya. Namun, orang seperti itu memiliki persediaan sangat sedikit.
Ada satu orang yang bisa setara dengan Gazef, tapi dia sendiri takkan pernah setuju
menjadi Kapten Warrior.

Apa yang Brain rencakan di masa depan? Apakah dia memiliki sesuatu dalam
rencananya?

Meskipun Brain telah menjadi bawahan langsung Putri Renner, Gazef merasa dia akan
segera pergi. Jika dia menghilang, mungkin untuk mengasah kemampuan
berpedangnya. Sebagai seorang pria yang diikat oleh istana, Gazef mau tidak mau
mengagumi cara hidupnya itu

.Dia teringat dengan kemampuan berpedang Brain yang sangat terasah.

Setelah keributan oleh iblis, Gazef dan Brain telah bertarung dalam sparring
persahabatan.

Meskipun gazef menang dalam pertandingan yang tak resmi itu, dia bisa merasakan
lamanya Brain dalam mengasah pedangnya saat angin dari pedangnya bertiup melewati
rambutnya.

Siapa yang tahu, di dalam beberapa tahun nanti, Brain mungkin akan menjadi lebih kuat
dari dirinya.

Jika Brain setuju untuk mengambil alih tempatku, aku akan memfokuskan energi milikku
untuk melatih generasi selanjutnya, agar Kingdom akan memiliki cadangan warrior yang
terlatih di masa depan.

"Aku sangat setuju!"

Suara Marquis Bowlrob menghentikan pemikiran Gazef. Sekarang bukan waktunya


untuk mengkhawatirkan masa depan yang masih jauh.

"Jika anda izinkan saya, saya akan dengan senang hati menambahkan pasukan terkuat
saya untuk berusaha melindungi Yang Mulia sendiri. Bagaimana dengan itu, Yang
Mulia?"

Page | 114
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

"Umu. Kapten Warrior, bagaimana menurutmu?"

Dia tidak bisa pura-pura tidak mendengar itu. Itu akan menjadi sebuah kebohongan.
Gazef mempertimbangkannya dengan sungguh-sungguh, sambil mengabaikan
perubahan alis dari Raeven.

Mungkin saja itu adalah tawaran dari Bowlrob, yang mendukung Barbro sebagai raja
selanjutnya, karena Barbro bertarung di depan. Namun, Gazef tidak mempunyai bukti
untuk ini, jadi hanya ada satu jawaban yang bisa dia berikan.

"Saya yakin itu semua tergantung dari pendapat Yang Mulia."

Raja mengangguk dalam-dalam, dan Gazef tiba-tiba merasakan perasaan bersalah.

"Begitukah... kalau begitu, jika memang begitu... maka kamu seharusnya ikut juga."

"Ya! Biarkan saya mempersembahkan kepala kaisar palsu kepada anda, Ayah!"

Saat dia mendengarkan balasan antusias dari Barbro, Gazef hanya bisa berharap jika
persiapan yang akan datang akan menyingkirkan awan ketidak tenangan yang
terbentuk di hatinya.

-----

Kemampuan politik Marquis Raeven memang tidak ada tandingannya diantara Enam
Bangsawan Besar, jadi bisa diduga kantor dimana dia menunjukkan kemampuannya
memang menakjubkan. Namun, bukan itu masalahnya. Banyak orang yang akan terkejut
dengan bagaimana perintah-perintah yang akan menentukan masa depan Kingdom Re-
Estize dibuat di tempat yang sempit dan sederhana tersebut.

Interior ruangan itu dipenuhi dengan rak-rak buku, dan buku-buku serta gulungan-
gulungan itu ditata rapi dengan cara yang menunjukkan kepribadian dari pemiliknya.
Namun, bukan karena hal ini ruangan itu terlihat sangat kecil, meskipun sebagian
memang adalah alasannya.

Alasan terbesar tidak terlihat oleh mata telanjang.


Rumah Raeven dibangun dari batu bata yang dibungkus oleh plesteran. Ini memang hal
yang biasa di kalangan rumah bangsawan, dan kantor Raeven bukan pengecualian.

Page | 115
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Namun, interior dari dinding-dinding ini dibungkus dengan lapisan tembaga yang
menutup seluruh ruangan.

Ini dilakukan agar bisa menghadang mantra yang digunakan untuk menguping,
mengamati atau mendeteksi lokasinya.

Ruangan tanpa jendela itu terasa sedikit klaustrofobia, tapi dari sudut pandang
efektifitas biaya, itu adalah praktis dan harus ditanggung.

Setelah kembali dari istana Valencia, Raeven langsung menuju kantor ini, yang memang
bisa menghadang magic. Dia menyeberang ke sisi lain dari meja kerjanya sebelum
menjatuhkan diri ke kursinya, tubuhnya sudah kehabisan energi.

Lalu, dia menutupi wajahnya dengan tangan. Dia tidak terlihat sedikitpun seperti
bangsawan besar yang mengkomandoi kekuatan yang tak tertandingi dan memiliki
keistimewaan dari Kingdom. Malahan, dia terlihat seperti seorang pria paruh baya, yang
kelelahan oleh beratnya stres dan tanggung jawab.

Dia menaikkan untaian rambut pirangnya yang lemas dengan jari, menyisirnya kembali
ke atas saat wajahnya berubah.

Setelah mengambil nafas dalam-dalam, stres yang terkumpul selama sesi rapat berubah
menjadi marah, yang memenuhi hatinya. Dalam sekejap kemarahan itu sudah
melampaui batas, dan meledak seperti sebuah ledakan.

"Dasar mereka orang yang sangat, sangat, sangat, sangat bodoh itu!"

Tak ada yang mengerti apa yang terjadi. Tidak, jika seseorang mengerti dan
memanfaatkan situasinya, mereka malahan akan menjadi ahli dalam strategi.

Sekarang ini, Kingdom sedang menghadapi bahaya besar.

Hasutan perang dari Empire yang terus-terusan membuat masalah yang sangat gawat
seperti kurang pasokan pangan, dan juga ada masalah lain yang mulai muncul. Satu-
satunya alasan mengapa tidak ada keretakan di dalam Kingdom yang muncul sejauh ini
adalah karena para bangsawan yang benar-benar percaya "kita hanya perlu bertahan
sedikit lebih lama lagi sampai fraksi lain jatuh dahulu."

Empire mempekerjakan warrior-warrior profesional yang dikenal sebagai knight, tapi


Kingdom tidak memiliki prajurit yang setara diantara barisan mereka. Untuk melawan

Page | 116
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

serangan Baharuth Empire, mereka membutuhkan rakyat untuk wajib militer demi
keuntungan mereka. Dan tentu saja, itu artinya desa-desa akan segera kekurangan
pekerja mereka.

Dengan hal itu sebagai tujuannya, Empire bertujuan untuk menyerang Kingdom selama
musim gugur, musim panen. ketika mereka sangat membutuhkan tenaga kerja dalam
jumlah yang besar.

Selama musim yang paling sibuk dari desa petani, dampak dari pria dewasa mereka -
yang merupakan sumber tenaga kerja yang paling penting - menjadi hilang tidak bisa
dianggap remeh. Tentu saja, ide untuk tidak melakukan wajib militer kepada banyak
orang pernah terpikirkan, tapi menghadapi kekuatan militer Baharuth Empire, yang jauh
terlatih dan bersenjata lebih baik, Kingdom tidak bisa mengerahkan perlawanan tanpa
jumlah yang besar di pihak mereka.

Hanya ada satu kesempatan ketika kurangnya prajurit rakyat yang membuat kerugian
besar untuk Kingdom. Untungnya, serangan balik yang dipimpin oleh Gazef berhasil,
membunuh dua dari Empat Knight aslinya dan menghentikan perang, karena kedua
pihak telah menang dan kalah. Namun, sebenarnya adalah kekuatan nasional dari
Kingdom telah berkurang, dan karena kehilangan banyak penduduk, Kingdom keluar
sebagai pihak yang kalah dalam hitungan.

Dan bahkan ketika saat itu...

"Dasar pengkhianat-pengkhianat kotor itu! Perebutan kekuasaan yang bodoh ini!


Orang-orang yang bodoh itu, saling bertarung memperebutkan kursi yang bodoh!"

Marquis Volumlash, salah satu enam bangsawan besar, telah mengkhianati Kingdom
dengan menjual informasi kepada Empire. Para bangsawan telah terpecah menjadi dua
Fraksi dan berusaha mendominasi. Kedua Pangeran saling mengincar pewaris takhta
seperti anjing-anjing yang berebut tulang.

Marquis Raeven memukul mejanya berkali-kali, menyalurkan kemarahannya.

"Raja juga tidak lebih baik! Dia memang tidak bodoh dan mabuk kekuasaan, tapi dia
tidak berpikir sama sekali! Cara dia yang terus memegang takhta hanya akan mengipasi
api dari krisis pergantian takhta menjadi semakin tinggi! Putri Renner memberinya
kesempatan yang baik dengan membuat keadaan lebih menguntungkan kepada Fraksi
Kerajaan, jadi dia seharusnya sudah segera memindahkan kekuasaan!"

Page | 117
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Selama peristiwa keributan oleh iblis, yang satu-satunya menyemangati sang raja untuk
ikut bertarung secara pribadi adalah Putri Renner.

Karena itu, pengaruh dari Fraksi Kerajaan semakin meningkat, dan mereka seharusnya
bisa mewariskan takhta kepada Pangeran Zanack jika mereka sudah mengajukannya.
Namun-

"Akhirnya berakhir seperti ini karena dia mengasihani putra pertamanya. Bukannya aku
tidak mengerti perasaannya, tapi tak ada yang berpikir tentang apa yang penting! Tak
ada sama sekali!"

Sejujurnya, ini tidak benar. Ada beberapa orang di dalam Kingdom yang memikirkan
masa depan dan apa yang penting untuk negeri. Masalahnya adalah mereka semua
adanya di kamp Raeven.

Dia seharusnya tidak memusatkan mereka semua di bawah sayapnya. Malahan, dia
seharusnya secara hati-hati menyebarkannya ke fraksi lain dan mempengaruhi
pemimpin mereka dari dalam. Namun, kejengkelannya tidak ditujukan kepada dirinya
sendiri karena tidak melakukan hal ini sebelumnya, tapi kepada para anggota dari fraksi
lain, yang kebodohannya memberikan sakit kepala kepada Raeven.

"Dasar bodoh, tiap-tiap mereka itu."

Raeven berteriak karena frustasi saat dia mengingat mereka, orang-orang bodoh yang
hanya bisa melihat umpan yang diletakkan di depan mereka, yang kecerdasannya tidak
lebih baik dari goblin.

"-Meskipun begitu, apa yang harus kulakukan? Pikir, Raeven, pikir!"

Kefrustasian Raeven semakin meningkat saat nafasnya tenang.

Dia harus berpikir bagaimana membuat Kingdom Re-Estize tetap berjalan, bahkan
dihadapan bahaya sekalipun.

"Sebagai awalnya, perang dengan Empire ini berbahaya, terutama jika Ainz Ooal Gown
itu memiliki komando kekuatan besar. Aku harusnya mulai dengan mengasumsikan dia
bisa menyebabkan 10.000 korban nyawa sendiri sebelum aku mulai merencanakan
strategi. Lalu di waktu yang sama, aku akan mendorong sang pangeran untuk menjadi
raja selanjutnya... Apakah itu terlalu sulit?"

Page | 118
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Raeven mengucapkan pemikirannya keras-keras sambil menatanya di pikiran.


Sejujurnya, dia ingin berbagi masalah ini dengan seseorang dan mendiskusikannya.

Itulah kenapa Raeven mendukung Pangeran Zanack, Pangeran Kedua adalah satu-
satunya sekutu bagi dia - meskipun sekarang ada orang lain lagi, Putri Renner - diantara
para bangsawan. Keduanya mengerti bahaya yang akan dihadapi oleh Kingdom, dan dia
menganggap putri itu sebagai seorang rekan seperjuangan ketika itu adalah
perencanaan untuk masa depan.

Jika saja pangeran kedua bisa naik takhta, itu akan mengangkat beban dari bahu
kanannya.

"...Kurasa dia tidak bercanda ketika dia menjanjikan untuk membuatku sebagai Perdana
Menteri. Meskipun aku tidak bisa melepaskan beban di bahu kiriku, setidaknya itu akan
meningkatkan kondisi Kingdom."

Tujuan Raeven saat ini adalah untuk menempatkan Pangeran Zanack ke dalam takhta.
Jika dia gagal dengan itu, negeri ini akan selangkah lebih maju menuju keruntuhan.

"Dengan bantuan Putri Renner, tugasku akan lebih mudah, setidaknya."

Raeven menghela nafas berat saat dia mengeluarkan suara pemikiran dan rencana masa
depannya.

Bahkan dia pun memiliki hari-hari ketika dia ingin begitu saja meletakkan semuanya dan
menjauh.

Suatu ketika, kekhawatiran berlebihan bahkan membuatnya merenung menghancurkan


Kingdom dengan tangannya sendiri, meskipun pemikiran tertentu itu hanya datang
sekali dua kali.

Itu seperti sedang membangun istana dari pasir, dikelilingi oleh anak kecil yang
mencoba untuk menendangnya. Suatu ketika, dia serasa ingin menghancurkannya
sendiri, hanya agar membuat mereka tidak merasa puas. Tetap saja, dia memiliki alasan
untuk mengabaikan keinginan menghancurkan itu dan tetap melakukan apa yang
seperti biasanya.

Ada sebuah ketukan di pintu.


Suara itu kelihatannya datang dari posisi yang lebih bawah dari biasanya. Untuk sesaat,
Raeven menunjukkan sebuah ekspresi yang tidak seperti biasanya. Mungkin bisa

Page | 119
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

dikatakan ekspresinya meleleh; alisnya turun, dan bahkan sudut mulutnya bersikap
santai tidak seperti biasanya.

"Oh, itu tidak baik. Aku tidak bisa menunjukkan wajah seperti ini."

Raeven memukul pelan wajahnya, karena semangatnya saja tidak cukup untuk
mengembalikan sikap yang tepat. Setelah merapikan rambutnya yang acak-acakan, dia
menoleh ke arah pintu logam dan berbicara kepada orang yang ada dibalik pintu itu
agar bisa didengar. Meskipun suaranya keras, namun mengandung kelembutan yang
mengejutkan menandakan bahwa dia tidak merah.

"Masuklah."

Kecepatan dari terbukanya pintu itu menandakan seberapa besar pihak lain sangat
menantikannya.

Di sisi lain dari pintu ada seorang bocah laki-laki.

Sebuah wajah yang samar tersipu terlihat pada kulitnya yang pucat dari wajah bocah itu.
Dia kelihatannya sekitar lima tahun, lalu dia melangkah menyeberangi lantai, berhenti di
lutut Raeven.

"Wah wah, kamu tahu kamu tak boleh seharusnya berlarian di dalam, itu tidak sopan."

Sebuah suara wanita mengikuti bocah itu ke arah Raeven.

Dia adalah seorang wanita dengan wajah cantik yang dibayangi oleh kesuraman. Dia
tidak terlihat seperti wanita yang bahagia. Pakaiannya memang mewah, tapi warnanya
mati.

Wanita itu membungkuk tegak kepada Raeven, lalu tersenyum.

Dengan sedikit malu, Raeven membalas dengan senyum.

Istrinya mulai tersenyum baru-baru ini.

Raeven mau tidak mau teringat hari-hari itu. Ketika dia masih muda, hatinya dipenuhi
dengan ambisi dan dorongan tanda pemuda. Dan target ambisinya adalah singgasana.

Mengincar takhta adalah impian pengkhianatan.

Page | 120
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Marquis Raeven yang masih muda, dipenuhi dengan kepercayaan diri dengan
kemampuannya, mungkin merasa bahwa dia tidak memiliki tujuan lain yang layak
sebagai tujuan selama hidupnya. Pada akhirnya, dia bekerja dengan lirih, membesarkan
pengaruhnya, mengumpulkan kekayaan, memperluas koneksinya, menghancurkan
musuhnya-

Mengambil istri tidak lebih dari sebagian dari rencananya. Selama dia bisa menjual
posisi dari janda seorang bangsawan dengan harga tinggi, dia tidak perduli wanita
macam apa yang nantinya dia dapatkan. Ternyata dia adalah seorang wanita cantik,
namun suram, tapi Raeven tidak keberatan. Lagipula, hal terpenting adalah koneksi yang
dia buat dengan keluarga istrinya.

Rumah mereka memang biasa.

Tidak, begitulah Raeven merasakannya. Dia menganggap wanita yang dia nikahi sebagai
sebuah alat, tapi tidak ada cinta diantara mereka.

Saat takdir berjalan, ada suatu hal yang kecil yang merubah Raeven.

Dia menolehkan matanya ke arah bocah laki-laki di depannya.

Hal pertama yang dia pikirkan ketika dia tahu dia memiliki seorang anak adalah dia
memiliki alat lain untuk digunakan. Namun, saat bocah itu lahir memegang jarinya
dengan tangannya yang mungil, sesuatu terlihat hancur di dalam tubuhnya.

Ini adalah putranya, yang terlihat seperti monyet manusia. Dia memang tidak
menganggapnya menggemaskan. Namun, ketika dia merasakan kehangatan yang
memancar dari jarinya, hal-hal lain kelihatannya seperti menghilang.

Siapa yang perduli dengan takhta?

Pria yang didorong oleh ambisi telah hilang, tidak terlihat dan tidak bersedih.

Lalu, ketika Raeven tersenyum berterima kasih kepada istrinya yang baru saja
melahirkan putranya, dia secara gamblang teringat ekspresi wajah istrinya, yang
memang lucu, meskipun dia tidak mengatakannya dengan keras. Dia teringat bertanya,
"Siapa dia?"

Waktu itu, istrinya menganggap bahwa ini hanya sebuah keanehan yang disebabkan
karena tahu dia memiliki keturunan. Namun, Raeven terus-terusan berubah setelah ini,

Page | 121
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

dan itu membuat istrinya bertanya-tanya apakah ada yang salah dengan suaminya.

Pada akhirnya, ketika istrinya mempertimbangkan suaminya yang sebelum ini dan
sesudah perubahannya, dia memutuskan bahwa dia lebih memilih Raeven yang baru,
dan sikapnya berubah pula. Dua orang itu, pada akhirnya, menjadi sepasang suami istri
yang biasa.

Raeven membungkuk dan mengangkat putranya, yang mencoba merangkul lutut


Raeven.

Si bocah tertawa gembira saat dia dipangku oleh Raeven. Dia bisa merasakan panas dari
tubuhnya melalui pakaiannya, dan berat badan yang sudah akrab terasa nyaman.
Sebuah kepuasan yang hangat dan menenangkan terpancar tiada akhir dari hatinya.

Sekarang, Raeven hanya punya satu tujuan.

'Aku ingin meninggalkan wilayah yang dijaga dengan baik kepada putraku' Itu adalah
tujuan yang dimiliki oleh ayah bangsawan manapun.

Raeven melihat hangat kepada bocah yang ada di kakinya, lalu berbicara kepadanya.

"Ada apa-chu? Rii-tan? Chuchu~"

Hanya dua orang di dunia ini yang bisa melihat seorang bangsawan besar yang
mengerucutkan bibirnya dan membentuk "~chu".

Salah satunya, si bocah itu, yang tertawa kegirangan.

"...Sayang, berbicara dengan bahasa bayi hanya akan mengganggu tata bahasanya."

"Hmph! Omong kosong, itu tak lebih hanyalah rumor yang tak berdasar."

Meskipun mulutnya berkata demikian, Raeven sadar bahwa gawat nantinya jika dia
membesarkan putranya dengan buruk.

Karena dia adalah putranya, itu artinya dia pasti memiliki semacam bakat. Atau lebih
tepatnya, tidak perduli meskipun dia tidak memiliki bakat, tapi sebagai orang tuanya,
mereka memiliki kewajiban untuk menemukan dan mengasah kemampuan dari anak-
anak mereka. Oleh karena itu, menjadi pengaruh yang buruk kepadanya adalah hal yang
tidak mungkin. Tetap saja, dia tidak akan membuang nama kesayangan baginya.

Page | 122
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Lagipula cinta adalah guru terbaik.

"Bukankah itu benar, ya kan Rii-tan? Ada apa? Apakah kamu ingin mengatakan sesuatu
kepada Papa?"

Raeven mengabaikan ekspresi gelisah istrinya dan bertanya lagi.

"Ehehehe, tentang hal itu~"

Dia terlihat seperti ingin berbagi semacam suatu rahasia, melihat dari caranya yang
menutupi mulut dengan tangan kecilnya. Saat dia melihat gerakan itu, sudut mata
Raeven menjadi tenang, dan dia membuat satu wajah yang takkan diduga dibuat oleh
pria yang dianggap sebagai ular itu.

"Yah, apa itu? Bisakah kamu bilang kepada Papa~n? Uwah~ apa itu?"

"Makan malam hari ini~"

"Mm, mm!"

"Itu adalah kesukaan Papa!"

"Mm! Papa~n akan sangat senang! Apa makan malam hari ini?"

"ikan Gabra a la meuniere."

"Begitukah- Ada apa? Rii-tan?"

Raeven melihat ekspresi tidak senang di wajah putranya lalu cepat-cepat bertanya.

"Seharusnya aku yang mengatakannya!"

Sebuah petir terlihat seakan berkelebat di punggung Raeven.

"Apakah itu -chu er, maksudku, benarkah itu? Yah, kalau begitu Papa~n yang salah.
Maafkan Papa. Rii-tan, apakah kamu ingin mengatakan sesuatu?"

Saat Raeven melihat ke arah istrinya dengan alis yang mengkerut, istrinya, yang tak tahu
apa yang harus dilakukan, menutupi wajahnya.

Page | 123
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

"Rii-tan, mengapa kamu tidak bilang kepada Papa~n?"

Dengan sebuah suara 'hmph' jengkel, bocah itu membuang wajahnya ke samping.
Gerakan kecil itu memiliki benturan besar kepada Raeven. Dengan wajahnya yang
dipenuhi keputusasaan, dia terlihat seperti baru saja diperintahkan bunuh diri.

"Aku benar-benar minta maaf Rii-tan, Papa~n itu bodoh dan lupa semuanya, bisakah
kamu katakan kepada Papa?"

Putranya menoleh ke arah Raeven dari sudut matanya. Dia kelihatannya belum siap
membuat keputusan.

"Tidak mau bilang kepada Papa~n? Papa~n akan nangis nih~"

"Itu - Tentang itu, itu adalah ikan kesukaan Papa~"

"Benarkah? Papa gembira sekali mendengarnya!"

Raeven tidak bisa menahan keinginan untuk mencium pipi putranya. Karena geli, bocah
itu tertawa polos.

"Baiklah, ayo pergi makan malam!"

"---Kurasa masih belum siap."

"-Apa."

Ekspresi jengkel menyebar di muka Raeven, seakan sebuah baskom berisi air dingin
disiramkan ke kepalanya. Meskipun itu adalah masalah yang mudah memerintahkan
kepada koki untuk bergegas, mereka masih butuh waktu untuk mengikuti langkah yang
tepat melakukan pekerjaan mereka, dan langkah-langkah itu harus dilakukan dengan
timing yang spesifik. Oleh karena itu, jika dia dengan egoisnya mengganggu rutinitas
mereka, makanan tidak akan seenak biasanya.

Oleh karena itu, meskipun dia tidak senang menunggu. Raeven tidak memberikan
perintah itu. Karena dia ingin putranya makan dengan makanan yang terbaik.

"Baiklah, ayah harus kerja. Ayo pergi."

"Kay~"

Page | 124
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Raeven tidak bisa menyembunyikan kesedihan yang dia rasakan saat dia mendengar
balasan dari putranya.

"Koff! Tunggu, sebenarnya, aku sudah selesai bekerja."

"Benarkah?"

"Ya, benar kok. Jangan khawatir, pekerjaan sudah selesai."

"...Begitukah? Tidak baik menundanya."

"..."

Meskipun sang istri menatap dengan tatapan dingin, Raeven tidak ingin melepaskan
putranya. Dia memeluk bocah itu dengan erat, lalu menghela nafas saat dia merasakan
kehangatan dari tubuh putranya mengalir kepadanya.

"...Yah, aku juga lagi buntu," gumam Raeven. "Kelihatannya aku tidak bisa
menyelesaikannya dalam sehari."

Ini bukan alasan. Dia tidak punya sesuatu yang mendesak untuk diselesaikan.

Istrinya mengangguk menyambutnya.

"Aku mengerti, tapi tetap saja... kelihatannya benar-benar susah."

"Itu yang kukatakan. Aku tidak perlu tambahan tangan dan kaki untuk bekerja, cuman
kepala yang bagus."

"Bagaimana dengan saudaraku?"

"Dia memang berbakat, tapi karena keluargamu sudah cukup sibuk dengan wilayahnya
sekarang. Kurasa aku tidak bisa memanggilnya kemari, ya kan? Apakah kamu tahu orang
lain lagi yang bisa dipercaya?"

Raeven sudah menanyakan pertanyaan ini berulang kali, dan istrinya telah memberikan
jawaban yang sama; tidak ada bangsawan yang bisa menghadapi masalah ini seperti
dirimu.

Sebenarnya adalah jika orang lain seperti itu, kehidupannya tidak akan sesulit ini

Page | 125
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

sekarang. Pada akhirnya, yang bisa dia lakukan hanyalah mencari di kalangan orang
biasa. Jika ini adalah tempat seperti Empire, dimana sistem pendidikannya terpusat
untuk melatih orang-orang agar siap untuk melayani umum, maka keadaan akan baik-
baik saja, tapi di dalam Kingdom, mencari bakat tersembunyi seperti mencari sebuah
jarum di dalam tumpukan jerami. Yang bisa dia lakukan adalah mendengar rumor orang
berbakat dan merekrut mereka.

Saat dia berpikir betapa banyak waktu dan usaha yang dibutuhkan, hati Raeven
tenggelam. Saat ini, putranya memiliki ide yang bagus.

"Papa~n, aku ingin membantumu bekerja juga~"

"Uwah~ Rii-tan, terima kasih banyak! Aku paling menyayangi-chu!"

Raeven tidak berhenti menciumi putranya saat dia melanjutkan bahasa bayinya. Ini tidak
diragukan lagi adalah saat-saat paling membahagiakan dalam hidupnya.

Dia bisa melupakan stres dalam sehari-harinya dan mendapatkan sebuah kedamaian
kecil.

Meskipun aku harus mengorbankan diriku, aku akan melindungi semua ini, Raeven
bersumpah di dalam hatinya.

Part 2

Sudah dua bulan sejak deklarasi perang dari Empire, dan sekarang adalah musim dingin.

Di desa-desa di seluruh Kingdom, sebagian besar pekerjaan telah berpindah dari luar
ruangan menjadi di dalam ruangan. Lebih sedikit orang-orang yang bepergian keluar
sekarang, dan tidak banyak orang yang masih tetap bekerja. Ini juga terjadi kepada para
petualang, yang memang terbiasa bekerja setiap tahunnya.

Meskipun ada kasus dimana monster-monster yang lapar tiba-tiba muncul di desa dan
permintaan pun dibuat dengan terburu-buru, dari sebagian besarnya, hanya sedikit
yang mau melakukannya. Jauh lebih berbahaya menjelajahi reruntuhan atau perbatasan
yang tidak diketahui selama musim ini. Karena itu, para petualang menganggap musim
ini sebagai suatu liburan, dan mengalirkan energi mereka ke dalam latihan, rekreasi atau
bisnis sampingan mereka.

Page | 126
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Meskipun begitu, Kota Benteng E-Rantel tidak seperti itu. Kota itu dipenuhi dengan
kehidupan dan energi. Keributan ini, bagaimanapun, entah bagaimana berbeda dari
kota-kota lainnya. Aktifitas disini tidak terlahir dari energi yang biasa ada di kehidupan
kota.

Sumber dari energi ini datangnya dari sektor paling luar dari Benteng Tiga.

Tak terhitung orang-orang sedang berkumpul disini dengan berpakaian lusuh, dan
mungkin adalah rakyat biasa. Tapi jumlah mereka menakjubkan - ada sekitar 250.000
orang.

Tentu saja, E-Rantel tidak selalu punya orang sebanyak ini.

Memang benar E-Rantel adalah perhubungan perdagangan dan lalu lintas antara tiga
kerajaan, dengan orang, uang, barang dan hal lainnya mengalir dengan bebas melalui
kota ini. Karena itu, kota ini memang besar.

Namun, itu saja bukanlah alasan yang cukup hanya untuk satu sektor saja dipenuhi
dengan 250.000 orang.

Kalau begitu, mengapa banyak sekali orang berkumpul disini?

Yang paling bisa menjelaskan hal ini adalah sekelompok pemuda.

Dengan membawa tombak tanpa mata pisau - lebih seperti tongkat biasa - banyak
pemuda yang menusuk dan mendorong tongkat itu ke arah orang-orangan yang
terbuat dari kayu dan jerami, yang dibungkus dengan armor yang berkarat dan perisai.
Ini adalah latihan tempur. Semuanya berkumpul disini hari ini - 250.000 penduduk
diambil dari Kingdom - telah diwajibkan militer untuk melawan Empire.

Teriakan perang yang keras terdengar dimanapun. Tentu saja, tidak banyak dari mereka
yang benar-benar berteriak dengan sungguh-sungguh. Kebanyakan dari mereka
digenggam oleh ketakutan akan adanya peperangan yang menyambut, dan mereka
berlatih untuk mengalihkan diri mereka dari omelan khawatir jika mereka tidak pulang
setelah ini.

Page | 127
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Meskipun begitu, tidak semuanya yang berlatih dengan sungguh-sungguh.

Perang dengan Empire adalah kejadian tahunan. Sebagai hasilnya, banyak orang yang
kehilangan semangat bertarung. Ada mereka yang sedang merebahkan diri di dalam
cekungan yang tidak menonjol di sepanjang tangga batu, seperti boneka yang talinya
putus. Ada mereka yang mengalirkan keputusasaan mereka kepada sekitarnya. Ada
yang duduk-duduk dan memeluk lutut meeka serta menunggu akhir.

Saat tentara sipil semakin tua, mereka lebih sering seperti ini.

Mereka tidak memiliki semangat bertempur sama sekali dan hanya ingin pulang.

Ini adalah wajah sebenarnya dari Pasukan kerajaan. Namun, mau bagaimana lagi. Pada
awalnya, mereka dikumpulkan dengan paksa. Lalu mereka dibilang harus
mempertaruhkan nyawa mereka dalam pertempuran berdarah yang tidak ada
untungnya bagi mereka. Meskipun mereka berhasil kembali hidup-hidup, mereka
kembali untuk menghabiskan hasil panen, dan kehidupan mereka akan sangat sulit,
seperti sebuah jerat yang perlahan mencekik mereka.

Ini tidak ada bedanya dengan eksekusi yang diulur-ulur.

Kereta berjalan melewati pasukan itu. Di dasarnya dipenuhi dengan jumlah makanan
yang sangat banyak.

Secara logis, akan sangat sulit merumahkan dan memberi makan 3% Populasi Kingdom
di dalam satu kota. Namun, E-Rantel adalah baris depan dari peperangan dengan
Empire, dan didesain untuk bisa mengakomodir kekuatan militer dari Kingdom.

Sebagai hasil dari persiapan berkepanjangan yang dibuat untuk kota ini, bisa
menampung 250.000 orang dengan mudah. Gudang mereka sangat besar, dan mungkin
merupakan bangunan terbesar di kota.

Suplai di dalam gudang-gudang itu diangkut dengan angkutan untuk hilir mudik.

Orang-orang yang tidak bersemangat itu menjadi ketakutan ke arah kereta tersebut.

Page | 128
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Seakan mereka telah melihat Kematian yang perlahan merangkak ke arah mereka.

Semuanya tahu apa yang selanjutnya terjadi.

Ini adalah perpindahan bahan makanan dalam jumlah besar.

Itu artinya perang dengan Empire akan segera terjadi.

----

Bagian paling dalam dari tiga dinding E-Rantel.

Di pusat kota ada sebuah rumah mewah milik walikota E-Rantel, Panasolei Guruze Dale
Rettenmaier. Meskipun itu adalah rumah mewah yang layak sebagai pemimpin kota,
masih kalah jika dibndingkan dengan bangunan di sampingnya.

Banguan itu adalah yang paling menakjubkan di kota - villa VIP. Biasanya tersegel, dan
hanya keluarga kerajaan atau mereka yang dekat dengan mereka yang boleh
menggunakannya.

Dan sekarang, di dalam villa itu, beberapa pria berkumpul mengelilingi Raja Ranpossa III
dan para bangsawan agung.

Gazef berdiri tanpa suara di sisi raja, yang duduk di atas tahkta yang kasar.

Sebuah meja besar mendominasi pusat ruangan, dikelilingi oleh para bangsawan, yang
sedang mempelajari peta besar yang dibuka gulungannya di atas meja itu. Di sekitar
peta tersebut berserakan dokumen-dokumen dalam jumlah yang tak bisa dihitung,
gulungan-gulungan nominal, laporan pengintaian, catatan peperangan, laporan
kemunculan monster-monster dan sebagainya. Meskipun ada para pelayan di belakang
sedang membawa ceret air, hanya tersisa sedikit air.

Itu adalah bukti dari debat-debat yang sangat kuat terjadi disini.

Sebenarnya keletihan mulai muncul di wajah-wajah berbeda dan terlihat baik dari
bangsawan besar. Saat satu kekuatan tumbuh semakin besar, akan ada lebih banyak
masalah logistik yang harus dipenuhi, dan lebih banyak keputusan yang harus dibuat.
Sementara masalah level rendah bisa ditangani oleh bawahan, mereka harus

Page | 129
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

berkoordinasi tentang masalah bangsawan di dalam fraksi mereka secara pribadi.


Saat para bangsawan dengan harga diri mereka sebagai taruhan, mereka bahkan tidak
bisa menunjukkan ketegangan semakin menjerat mereka, membuat pekerjaan semakin
berat.

Namun, sekarang sudah selesai.

Marquis Raeven, yang terlihat paling sedikit lelahnya dari semua yang ada disini,
membuka mulutnya untuk bicara.

Sebenarnya sudah sangat umum dirinya mengambil inisiatif untuk menyapa para
bangsawan. Dia mungkin sedikit seperti 'kelelawar', tapi tak ada yang meragukan
kecerdasannya. Jelas sekali dengan membuatnya bicara, adalah sebuah cara untuk
memotong baris Fraksional, adalah cara yang tercepat untuk membuat semuanya diam.

"Terima kasih atas kerja keras anda. Setidaknya, kita sudah menyelesaikan persiapan kita
di dalam waktu yang terbatas. Mulai sekarang kita akan mulai mendiskusikan strategi
melawan Empire dalam perang yang akan datang."

Tatapan Raeven menyapu ke semua orang yang hadir, dan dia memegang sebuah
perkamen agar semuanya melihat.

"Ini adalah surat resmi dari Empire yang tiba beberapa hari yang lalu. Menyatakan
tempat yang ditawarkan untuk medan perang."

Karena medang perang selalu dikotori dengan mayat-mayat, tanahnya nanti akan
terkutuk, dan akan menjadi tempat munculnya para undead. Oleh karena itu, sebagai
sebuah spesies, manusia akan menentukan tempat yang spesifik untuk perang mereka.
Ketika kedua pihak setuju di tempat itu, mereka bisa melakukan pertempuran sesuka
hati mereka tanpa harus melukai masing-masing negeri.

Tentu saja, tidak semua peperangan dilakukan seperti itu. Atau lebih tepatnya, jarang
sekali pertempuran dilakukan seperti itu. Hanya ketika Kingdom dan Empire maju
peranglah situasi ini datang, dan selama beberapa tahun belakangan, mereka telah
berperang di medan perang yang telah ditentukan.

Meskipun jika mereka mengambil tanah bau, akan jadi lebih merugikan daripada
menguntungkan jika itu menjadi tempat munculnya undead, dan tidak ada gunanya
menjaga tempat dari penyerang jka nantinya berakhir menjadi tempat terkutuk dan

Page | 130
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

tidak bisa ditinggali lagi. Kedua pihak memiliki sudut pandang yang sama, akhirnya
terbentuklah perjanjian.

Karena alasan itu, sebuah helaan nafas datang dari entah darimana saat Raeven
mengumumkan surat penting itu. Para bangsawan pasti berpikir perang ini akan sama
seperti sebelum-sebelumnya, karena sifat dari deklarasi yang sudah akrab.

"Kalau begitu, medang perangnya akan ada di-"

"Bukankah itu adalah tempat yang sama, Marquis Raeven? Dimana lagi memangnya?"

"Memang benar. Seperti yang dikatakan oleh Marquis Bowlrob, medang perang itu
adalah salah satu yang sangat akrab dengan kita. Tanah terkutuk yang diselimuti oleh
kabut, area barat laut dari dataran Katze."

"Karena tempatnya sama, bukankah itu artinya Empire akan melakukan hal yang sama?"

Meskipun Empire mengklaim hanya membantu magic caster Ainz Ooal Gown
mengambil kembali wilayahnya yang menjadi hak, sebagian besar bangsawan merasa
ini hanyalah sebuah 'casus belli' bagi mereka untuk bisa mendeklarasikan perang seperti
yang selalu mereka lakukan.

Jika hanya itu saja, Gazef akan setuju, tapi Raeven menggelengkan kepalanya.

"Sayang sekali, Marquis Volumlash, kelihatannya bukan begitu, Menurut sumber saya,
Empire telah menggerakkan sebuah kekuatan militer dalam jumlah yang sangat besar
untuk perang ini. Aku mengirimkan mantan tim petualang dengan peringkat orichalcum
milikku untuk memperjelas ini, dan ketika mereka tidak yakin dengan figur yang tepat,
melihat simbol dan lencana dari unit yang aktif, Empire telah mengeluarkan enam legiun
penuh."

"Enam Legiun?!"

perbedaan pendapat mengalir pada para bangsawan yang sedang berkumpul.

Empire memiliki delapan legiun, tapi sampai saat ini mereka hanya mengeluarkan empat
legion paling banyak. Tapi kali ini, mereka membawa satu setengah jumlah itu.

"Apakah mereka... serius?"

Page | 131
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Pertanyaan itu datangnya dari seorang bangsawan dengan ekpresi tidak tenang di
wajahnya.

Enam legiun. 60.000 orang. Kingdom memiliki 250.000 orang, tapi meskipun mereka
memiliki keunggulan jumlah, hal sebaliknya memang bena dalam hal kualitas pasukan.

"Kita mungkin harus mempertimbangkan jika ini mungkin tidak akan berakhir dalam
pertempuran kecil yang biasa."

Di masa lalu, dengan 40.000 orang Empire melawan 200.000 orang, Empire akan
meluncurkan serangan, Kingdom akan menahannya lalu perang akan berakhir. Tujuan
Empire adalah perlahan membuat Kingdom lelah dan membuang stok makanan mereka,
jadi dengan membuat Kingdom melakukan perang sudah memenuhi salah satu tujuan
mereka.

Jika mereka berencana melakukan hal yang sama, seharusnya tidak perlu menggerakkan
60.000 orang. Itu artinya mereka memiliki motif lain melakukan ini, pikir Raeven.

"Kelihatannya menaikkan pajak adalah keputusan yang benar."

Namun, biaya yang meningkat dari lebih banyak prajurit yang diberangkatkan juga
membuat sakit kepala.

Di masa lalu, peperangan dilakukan ketika musim panen saat musim gugur. Perang ini
akan dilakukan ketika musim dingin, dan biaya tambahan terhadap hal-hal seperti kayu
bakar, pakaian hangat dan seterusnya mulai bertambah.

Perang ini dibiayai oleh Fraksi Bangsawan. Jika kekuatan dari Fraksi kerajaan tidak
meningkat, akan sangat sulit mengumpulkan donasi, dan kekuatan raja sendiri akan
turun sangat drastis.

"Memang begitu, Marquis Raeven. Empire telah menggerakkan lebih banyak pasukan
sekarang, di bawah alasan yang dibuat untuk membantu raja magic caster. Mereka akan
menganggap mereka akan kehilangan wajah jika mereka tidak mengeluarkan
pertunjukan yang bagus dalam membantu sekutu."

"Aku yakin memang begitu. Sebenarnya, karena kita tidak menerima komunikasi dari
Ainz Ooal Gown ini, aku curiga insiden ini mungkin didalangi oleh Empire dan Ainz Ooal
Gown ini hanyalah penonton yang ditarik ke dalamnya. Dia mungkin bahkan tidak ikut
berpartisipasi di dalam perang ini dengan kemauan sendiri."

Page | 132
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Bagi Gazef, jika itu memang benar adalah hal yang sangat menggembirakan. Mereka
tidak perlu bermusuhan dengan seorang musuh yang mungkin adalah magic caster itu.
Namun, mungkin itu terlalu optimis.

Gazef membuka mulutnya yang terkunci rapat sampai sekarang.

"Bolehkah saya bicara?"

"Silahkan."

Dengan izin sang raja, Gazef mulai melepaskan beban keraguannya.

"Saya tidak setuju, begitu juga dengan dokumen dari Slaine Theocracy. Saya tidak
mengira deklarasi perang ini hanyalah isapan jempol."

Rasa tidak senang jelas terbukti di wajah para bangsawan.

E-Rantel dan sekelilingnya adalah titik temu dari tiga negara. Setiap kali Kingdom dan
Empire pergi berperang, Theocracy akan mengumumkan pendapatnya.

"Pada awalnya, mereka bilang, E-Rantel dan sekitarnya pada awalnya milik dari Slaine
Theocracy. Kingdom telah mengambil alih secara tidak benar dan mereka harus
mengembalikannya ke pemilik yang sebenarnya. Sayang sekali wilayah yang sama sekali
tidak layak itu harus menjadi obyek perebutan kekuasaan," dan seterusnya.

Dua negara, kelihatannya seakan Theocracy akan ikut campur dengan perang mereka,
tapi hingga tanggal mereka menggerakkan pasukan mereka. Perselisihan mereka
hanyalah di mulut.

Kali ini, bagaimanapun, nada dari statemen resmi mereka telah berubah.

"Theocracy tidak memiliki catatan pemerintahannya, tapi jika Ainz Ooal Gown memang
mengendalikan E-Rantel dan sekitarnya di masa lalu, Theocracy akan mengakui
kenyataan itu dan kedaulatannya."

Itulah pengumuman resmi mereka.

Kepada para bangsawan di Kingdom, deklarasi itu tidak lain adalah gurauan belaka,
seperti seorang badut istana yang muncul entah darimana dan berbicara ngawur.
Namun, ada juga mereka yang mengerti arti sebenarnya dibalik dokumen itu.

Page | 133
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Slaine Theocracy bilang, "Kami tidak berniat membuat marah Ainz Ooal Gown" di level
nasional.

Itu artinya Slaine Theocracy, negeri terkuat di kawasan, tidak mau memusuhi satu orang
magic caster.

Tapi itu memang bisa dimengerti, pikir Gazef.

"Dia dengan mudah menghabisi salah satu dari Enam Scripture... dan meskipun dia
bilang dia tidak membunuh mereka, Slaine Theocracy merasa bermusuhan dengan
orang level kekuatan seperti ini adalah ide yang buruk. Jika Ainz Ooal Gown ditarik ke
dalam perang ini oleh Empire, mereka tidak perlu bergulung-gulung seperti ini."
"Hmph. Memangnya kenapa kalau mereka memiliki satu orang lagi Magic caster?
Bukankah kita memiliki 250.000 orang?"

Count Lindon tertawa di hadapan Gazef yang waspada, ejekan adalah bukti dari
suaranya.

Gazef melawan keinginan untuk mengerutkan alisnya. Meskipun dia mengerti kekuatan
mengejutkan dari seorang magic caster hebat, di waktu yang sama, dia juga mengerti
dari mana Lindon berasal.

Jika dia tidak tahu hal lain, Gazef akan berpikir hal yang sama juga.

Seperti contohnya, ada magic caster yang terkenal di Empire, Fluder Paradyne. Namanya
dikenal hingga negeri yang jauh. Dia dirumorkan mampu menggunakan magic tingkat
ke-5 atau ke-6, tapi sejujurnya, tak ada yang tahu seberapa kuat dia sebenarnya.

Itu karena dia tak pernah ambil bagian di dalam peperangan Empire, ataupun
menggunakan magicnya untuk memutarbalikkan pasukan dari Kingdom.

Sedangkan magic tingkat ke-6 memang menakjubkan, sebenarnya seberapa


mengagumkannya itu masih tetap belum dilihat.

Gazef merasa begitu sebagai orang yang selamat dari jumlah yang tak terhitung dari
pertarungannya sebagai Kapten Warrior.

Para bangsawan bukanlah magic caster, tapi hanya diajarkan magic sebagai bagian dari
pendidikan mereka. Banyak bangsawan Kingdom yang menganggap kecil Fluder,
berpikir dia bukanlah apa-apa kecuali hanyalah 'poster boy' untuk propaganda Empire.

Page | 134
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Para bangsawan yang hanya memiliki sedikit kontak dengan magic user seperti para
petualang memang akan lebih berpikir demikian.

Count Lindon adalah salah satunya. Baginya, magic caster tidak lebih dari artis jalanan.
Tentu saja, para priest yang menjadi tumpuannya ketika dia sakit adalah masalah lain.

"..Kurasa itu tidak benar juga. Mereka bisa sangat sulit diatasi jika mereka menggunakan
mantra 'Flight' dan menyerang dengan magic yang memiliki efek area. Memang
menjengkelkan jika mereka hanya menyerang dari jarak jauh. Tentu saja, magic caster
profesional tidak akan melakukan hal-hal yang tidak menguntungkan mereka. Tetap
saja, Aliansi Empire dengan Ainz Ooal Gown terlalu aneh. Mereka tidak akan bertindak
sejauh ini jika dia hanyalah magic caster biasa, jadi kita sebaiknya waspada."

Kalimat yang menyakitkan itu diucapkan oleh Margrave Urovana, yang kepalanya penuh
rambut putih dan wajah keriputnya membawa kewibawaan seorang individu senior.
Sebagai yang paling tua dari Enam bangsawan besar, dia jelas sekali berlawanan dengan
Count Lindon yang muda. Setiap ucapan dan gerak tubuhnya membuat Count
mengangguk mengakui. Namun, yang melawannya justru adalah Marquis Bowlrob.

"Hmph! Siapa Ainz Ooal Gown ini? Seperti yang Lindon katakan, apa yang bisa
dilakukan oleh satu orang saja? Jika dia terbang, kita akan tembak dia dengan busur.
Sama halnya jika dia menyerang dari jarak jauh. Apa yang bisa satu orang magic caster
lakukan? Cerita-cerita tentang magic caster yang merubah medan pertempuran hanya
itu saja, cuman cerita!"

"...Saya minta maaf, tapi bukankah beberapa cerita yang dinyanyikan oleh para bard
mungkin saja benar?"

"Saya yakin Kapten Warrior - dono tidak memiliki semua faktanya. Para bard melebih-
lebihkan fakta untuk membesarkan daya tarik. Setelah melebih-lebihkan kenyataan,
cerita yang sebenarnya terhapus dari kenyataan. Ini hanya membuat lebih buruk saat
para bard memutar balikkan cerita yang diambil dari bard-bard lain, karena tradisi dari
mulut ke mulut rawan dibelokkan."

"Namun, jika mereka bisa mengumpulkan banyak magic caster yang bisa menggunakan
'Fireball'-"

"Dan tepatnya berapa kemungkin perkumpulan dari magic caster yang anda katakan itu
nantinya, hm? Silahkan katakan kepada kami, Wahai Kapten Warrior dono."

Page | 135
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

"Itu... kurasa tidak banyak."

'Fireball' adalah mantra tingkat ke-3. Tidak mungkin bisa mengumpulkan magic caster
yang bisa menggunakan mantra itu dalam jumlah yang besar, meskipun Empire
memiliki akademi magic.

"Kalau begitu, bukankah itu adalah jawabannya? Magic adalah senjata yang bagus, tapi
tak perduli seberapa kuat dia, satu orang tidak bisa merubah medan perang! Anda -
maafkan saya - Kapten Warrior adalah contoh yang sempurna. ketika tidak ada yang
bisa menandingi anda dalam duel, bahkan anda sendiri tidak bisa membantai beberapa
ribu orang dalam sekali!"

Dia benar. Gazef tidak menemukan apapun untuk bisa menyangkal argumen Marquis
Bowlrobs.

Cerita-cerita tentang menghancurkan sepuluh ribuan dalam sekali pukul sangat


diragukan kebenarannya. Bahkan si nenek itu. Salah satu dari Tiga belas Pahlawan, Rigrit
Bers Carau, tidak bisa melakukan hal semacam itu.

Namun, rasa tidak nyaman masih menggantung di dalam hati Gazef.

Jangan-jangan dia tidak bertemu magic caster yang luar biasa, namun hanya tidak tahu?

"...Lalu, bagaimana jika itu adalah naga?"

"Marquis Volumlash...magic caster itu adalah manusia, mengapa kamu bahkan


memunculkan seekor naga?"

"Tidak, maksudku dalam hal kemampuan bertempur satu orang melawan satu brigade."

"Pada awalnya, tidak ada gunanya menyebutkan naga ketika kita sedang mendiskusikan
manusia! Aku tidak tahu apa yang kalian semua pikirkan, ketakutan sekali hanya karena
seorang magic caster kecil-"

Dia mengalihkan pandangan tajam kepada Gazef.

"Sebagai bangsawan Kingdom, seharusnya kamu malu dengan dirimu, ketakutan


dengan hanya bayangan saja! Tetap saja, bukannya aku tidak mengerti kekhawatiran
Kapten Warrior... kalau begitu, mari kita anggap Ainz Ooal Gown sebagai kekuatan yang
mampu setara dengan lima ribu orang."

Page | 136
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

"Li-Lima ribu?!"

Mata Lindon melebar.

"Bukankah itu terlalu banyak, menilai satu orang setara dengan lima ribu?
menyamakannya dengan separuh saja sudah terlalu banyak."

"Aku, sebagai contohnya, menganggap Kapten Warrior-dono setara dengan seribu


orang, dan karena Kapten Warrior kita sangat mewaspadai individu ini, kita seharusnya
menghitungnya sebagai orang yang mampu melawan lima kali jumlah itu. Aku yakin
dengan penilaian Kapten Warrior dengannya."

"Anda terlalu memuji saya."

Meskipun dia masih ragu jika kemampuan tempur Ainz Ooal Gown hanya setara lima
ribu orang, segitu sudah sulit dipercaya. Akan lebih baik berterima kasih kepadanya dan
mencoba mendapatkan sedikit niat baik. Dengan begitu, Gazef menurunkan kepalanya.

Dalam keadaan seperti itu, Pangeran mahkota Barbro yang diam sampai saat ini
membuka mulutnya.

"Jika mungkin saya diperbolehkan mendapatkan sedikit waktu anda... saya telah berpikir.
Mengapa kita tidak memaksa para petualang itu ke dalam pasukan? Lagipula, mereka
bekerja di dalam Kingdom, jadi bukankah mereka adalah wajib memenuhi panggilan
militer? Mengapa mereka tidak diperbolehkan bergabung dengan militer? Saya tidak
ingat ada hukum apapun di dalam Kingdom yang melarang itu."

Para bangsawan saling melihat satu sama lain. Sebagai tuan tanah, mereka jelas sekali
mengerti nilai dan kekuatan dari para petualang. Karena itu, mereka tidak menerima
alasan dari Barbro.

Bagi Gazef, dia merasa alasan mengapa Barbro berpikir demikian adalah karena dia
adalah anggota dari keluarga kerajaan. Jika dia memiliki perkebunan untuk dikelola, dia
tidak akan berpikir seperti itu.

Marquis Raeven terbatuk.

"Pangeranku. Saya yakin anda mengerti itu selain dari mereka yang berplat tembaga,
setiap petualang lebih kuat dari pasukan rata-rata?"

Page | 137
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

"Um. Tentu saja. Itulah kenapa kita harus menarik mereka. Ketika sudah ditarik. mereka
akan menghasilkan hasil yang luar biasa. Mereka akan bisa mengalahkan knight-knight
dari Imperial dengan mudah!"

"Saya tidak menentang hal itu. Namun, jika kita melakukan itu, maka musuh kita -
Empire, sebagai contohnya - juga akan mewajibkan para petualang untuk melawan kita
dengan menggunakan mereka. Dengan begitu, daripada pertempuran diantara para
petualang, itu akan menjadi pembantai tersistematik dari jajaran petualang. Kerugian
akan jauh lebih besar, dan banyak wajib militer yang akan mati. Inilah kenapa kedua
pihak tidak menggunakan petualang, untuk menghindari perlombaan senjata. Ditambah
lagi, Guild Petualang tidak akan pernah memperbolehkan."

Worker juga tidak digunakan untuk alasan yang sama. Ditambah lagi, mereka biasanya
lebih mahal daripada petualang, kurang sedikit bisa diandalkan.

"Begitukah... meskipun aku tidak senang dengan ide itu, aku bisa menerimanya. Kalau
begitu bagaimana jika kota diserang? Jika mereka tidak bergabung mempertahankan,
bukankah itu adalah pengkhianatan, bagi penduduk Kingdom?"

"Saya mengerti poin yang anda coba buat. Namun, mereka akan merasa bahwa mereka
kebebasan bertindak terhadap apakah mereka dianggap penduduk atau tidak dari
Kingdom. Ditambah lagi, mereka mungkin juga akan bepergian jauh suatu ketika. Hal
terpenting adalah semakin baik mereka, semakin besar nantinya negeri itu akan
berkurang ketika mereka musnah di dalam peperangan. Itu mungkin akan membuat
situasi menjadi tak terkendali ketika monster-monster muncul, tapi tidak ada petualang
yang mampu menghentikannya. Oleh karena itu, kita harus menangani para petualang
dengan hati-hati."

"Marquis Raeven, bukankah anda tadi menyebutkan bahwa anda telah mewajibkan
beberapa petualang yang sudah pensiun ke dalam pasukan anda? Sesuatu tentang -
mantan orichalcum? Mengapa itu boleh?"

"Itu tidak apa. Mereka tidak lagi diikat oleh peraturan dari Guild Petualang ketika
mereka sudah pensiun dan tidak lagi menjadi anggota. Itulah kenapa saya
mempekerjakan mereka."

"..Ternyata begitu. Meskipun, saya mendengarnya, tapi saya tidak seberapa mengerti
itu." Tawa lirih dan suara setuju datang dari rombongan bangsawan.

"Tetap saja, Itu hanya berlaku untuk petualang dengan peringkat orichalcum. Petualang

Page | 138
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

dengan peringkat Adamantite adalah masalah yang sangat berbeda sama sekali. Dari
dua petualang adamantite di Kingdom..."

Tidak ada siapapun disini yang tidak tahu keberanian mengeksploitasi Blue Rose ketika
kekacauan yang disebabkan oleh iblis.

"Sebelum mereka ambil bagian, ada kelompok adamantite lain. Meskipun mereka
semua sudah pensiun, mereka belum dipekerjakan sama sekali sejak... benar kan, Kapten
Warrior-dono?"

"Benar sekali. Ada empat orang. Satu orang membuka sekolah berpedang eksklusif
untuk murid-murid yang dia pilih. Dua orang lain pergi berkelana. Yang terakhir adalah
nenek yang menghabiskan beberapa saat di Blue Rose sebelum pergi entah kemana."

Gazef menghitung wajah yang familiar di jarinya saat dia mengingat mereka.

ketika dia berjalan-jalan di ibukota, dia telah ditarik ke dalam aula latihan oleh guru
masa depannya, dan dia mulai mengalami cara hidup seperti neraka dari latihan dan
ilmu pedang. Karena pertemuan itu, Gazef yang seharusnya hanyalah tentara bayaran
akhirnya menjadi juara sang raja, tapi meskipun begitu-

Tidak, setelah dipikir-pikir, itu adalah ingatan yang indah juga.

"Ternyata begitu. Aku juga mendengar kota ini dijadikan markas oleh tim petualang
yang disebut 'Darkness'. Jika saja kita bisa mengandalkan 'Beatiful Princess' Nabe untuk
melawan Ainz Ooal Gown... Meskipun itu kelihatannya agak sulit."

Memang itu adalah ide yang bagus, Guild Petualang tidak akan pernah
memperbolehkannya.

Beberapa bangsawan mulai mengutuk dengan keras guild itu.

Contohnya, "mereka bukan apa-apa selain rakyat jelata!"

contohnya, "mereka pikir siapa yang membayar mereka?!"

contohnya, "jika mereka adalah penduduk Kingdom, mereka seharusnya membantu


kita!"

Page | 139
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Memang wajar jika mereka yang memiliki kekuasaan tidak akan senang dengan Guild
Petualang yang menolak tunduk kepada kekuasaan itu. Namun, itu juga adalah
kenyataan bahwa mereka adalah satu-satunya yang bisa menghadapi monster-monster
itu.

Jika Guild Petualang pergi dari Kingdom, mereka tidak akan memiliki cara untuk
memukul balik monster-monster yang kuat itu. Sebagai hasilnya, Kingdom akan terus
hancur, dan bahkan Gazef sekalipun takkan bisa mengubah hal itu.

Monster-monster memiliki kemampuan spesial, dan mengalahkan mereka akan


membutuhkan macam-macam serangan berbeda yang sama, pertahanan dan metode
penyembuhan. Karena ini, para petualang memang tidak bisa digantikan. Fakta bahwa
Empire mengumpulkan magic caster dan ranger ke dalam legiunnya adalah masalah
lain.

"Se-Seperti yang diduga dari Yang Mulia! Saya merasa ini adalah ide yang luar biasa!"

Yang berbicara seperti itu adalah seorang baron yang dikumpulkan dari bagian yang
tidak diketahui.

Dia adalah tuan kecil diantara orang-orang yang hadir, itu artinya dia adalah bawahan
dari seseorang.

"Sebagai seorang magic caster, dia mungkin memiliki semacam pandangan terhadap
situasi ini. Mungkin bagus sekali untuk mendengarkan apa yang akan dia katakan.
Mungkin kita harus mengirimkan utusan kepadanya, untuk jaga-jaga."

Ide itu menemui jumlah persetujuan yang sedikit. Paling banyak dari mereka yang setuju
adalah bangsawan dengan kelas rendah, dan dari cara mereka memuji Barbro, mereka
mungkin adalah bawahan dari Fraksi Bangsawan.

Semakin banyak orang-orang bermata tajam yang membuat wajah masam, namun
kelihatannya yang lain tidak menyadari.

"Kalau begitu pergilah." Sang raja memerintakan dengan suara lelah. "Momon-dono
adalah seorang petualang peringkat adamantite. Kamu tidak boleh membuatnya marah
dengan alasan apapun!"

"Saya mengerti! Cheneko ini akan melaksanakan perintah dari kerajaan dengan
seksama!"

Page | 140
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

"Begitukah. Kalau begitu, jaga baik-baik jangan sampai membuat Momon-dono marah."

Sang raja melambaikan tangan lagi setelah mengulangi perintahnya. Bangsawan itu
pergi dari ruangan tersebut. Dia kelihatannya tidak menyadari jika ada yang salah, dia
akan dengan keji dibuang.

"Hah... kita sudah melenceng jauh dari topik awal. Sekarang, dimana kita..ah. Jadi untuk
kekuatan tempur Ainz Ooal Gown, kurasa tidak ada yang menyangkalnya kita
menganggap dia berkekuatan lima ribu orang?"

Marquis Raeven melihat ke arah Gazef.

"Saya tidak masalah dengan penilaian itu."

Secara pribadi, Gazef merasa angka itu agak melenceng jauh dari jangkauan
minimalnya, tapi dia bisa mengerti mereka yang tidak melihat sendiri kekuatan dari Ainz
Ooal Gown mungkin sulit percaya.

"Kalau begitu, saat Empire sudah setuju dengan pilihan medan perangnya, saya yakin
kita semua bisa mulai menggerakkan tentara kita ke arah dataran Katze?"

Garis pandangan Marquis Raeven menyapu ke seluruh ruangan, dan satu demi satu para
bangsawan menjawab setuju. Ketika dia tiba pada Marquis Bowlrob terakhir kalinya, pria
itu membalas dengan jelas dan keras.

"Akan dilaksanakan, Marquis Raeven. Pasukanku sudah siap bergerak kapanpun. Kalau
begitu, Yang Mulia, bolehkah saya memiliki saran? Ini mengenai masalah sang
Pangeran..."

Hanya ada satu Pangeran yang hadir. Mata semua orang tertuju kepada Barbro.

"Kelihatannya Ainz Ooal Gown pernah muncul untuk menyelamatkan sebuah


pemukiman yang disebut desa Carne. Jika itu memang murni karena kebaikan hati, itu
boleh-boleh saja. Namun, dia mungkin memiliki motif strategis di pikirannya. Saya
merasa yang terbaik adalah menggerakkan beberapa pasukan dan mencoba menanyai
para penduduk detilnya. Saya ingin mempercayakan perintah unit perintah itu kepada
Pangeran."

"-Marquis!"

Page | 141
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Barbro menatap Marquis Bowlrob.

"Diam" kata sang raja. "Itu bukan ide yang buruk. Putraku, aku perintahkan kepadamu -
pergilah ke desa Carne dan pelajari apa yang kamu bisa dari para penduduk desa."

Gazef mencoba sebaik mungkin untuk tidak mengerutkan dahinya.

Jika mereka pergi ke desa Carne sekarang, mereka kelihatannya tidak akan mempelajari
informasi yang berguna tentang magic caster itu. Ditambah lagi, membagi pasukan
mereka sulit dilihat sebagai gerakan yang bijak, meskipun itu adalah jumlah yang sangat
kecil.

"...Sang raja telah memerintahkan dan saya laksanakan. Namun, saya ingin
mengutarakan bahwa penempatan ini bukanlah kehendak saya."

Melihat sang raja tidak berniat menarik kembali perintahnya, Barbro membungkukkan
kepalanya, sebuah ekspresi tidak senang muncul di wajahnya.

"Aku akan meminjamkan beberapa pasukan elit. Aku juga akan mengirimkan seorang
tuan rumah bangsawan untuk menemani pangeran. Total kekuatan unit anda sekitar
lima ribu orang."

"Oh begitu. Kamu mewaspadai pasukan khusus dari Empire. Seperti yang kuduga dari
Marquis Bowlrob, anda memang berpandangan jauh ke depan."

Gazef bisa melihat logika dalam ucapan Raeven. Namun, dia masih ragu jika Pasukan
Imperial akan menggunakan metode yang sanga licik itu bahkan setelah menyetujui
medan pertempuran. Meskipun itu benar jika semua peperangan berdasarkan tipuan,
serangan sembunyi-sembunyi seperti ini setelah setuju hanya mempermalukan diri
mereka terhadap negeri tetangga. Empire hanya akan 'menembak kakimu sendiri'
(membuat masalah bagi diri sendiri).

"Meskipun saya tidak merasa membutuhkan banyak prajurit, karena Marquis telah
dengan senang hati menawarkan ide itu, saya tidak ada pilihan lain selain
menerimanya."

"Terima kasih banyak, Yang Mulia. Kalau begitu, saya punya satu pertanyaan lagi."

Marquis Bowlrob berhenti sejenak. Daripada untuk bernafas, jeda itu adalah untuk
menarik perhatian terhadap apa yang akan dikatakannya.

Page | 142
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

"Siapa yang akan menjadi Komandan Umum untuk perang ini? Saya yakin tidak ada
yang menolak diri saya sendiri?"

Suasana di ruangan itu berubah.

Ini adalah deklarasi secara tidak langsung. Itu diucapkan sebagai pertanyaan, tapi jelas
membawah berat yang tidak diucapkan dan kekuatan memilih orang yang akan
memegang otoraitas terhadap seluruh pasukan.

Jika ditanya siapa yang lebih baik dalam mengkomandoi diantara Raja Ranpossa III dan
Marquis Bowlrob, banyak bangsawan akan menunjuk yang terakhir. Ini memang benar
karena pasukan Marquis sendiri terdiri dari seperlima dai pasukan kerajaan - 50.000
orang.

Ditambah lagi, Marquis Bowlrob juga mengomandani pasukan elit. Dia telah menjadi
inspirasi dari kelompok warrior Gazef, dan oleh karena itu menciptakan sebuah unit dari
warrior profesional.

Mereka adalah pasukan yang sangat bagus. Meskipun mereka masih lebih lemah dari
kelompok warrior di bawah Gazef, mereka masih menjadi tandingan terhadap para
knight Empire - mungkin lebih dari setara. Dalam catatan tertentu adalah jumlah
mereka, yang berjumlah sekitar 5.000. Jika mereka beradu pedang dengan kelompok
warrior Gazef, Pasukan elit Bowlrob akan menang murni karena jumlah.

Jika raja tidak hadir secara pribadi, otoritas komandan tidak diragukan lagi jatuh kepada
Marquis Bowlrob. Tapi karena raja ada disini, sewajarnya raja Ranpossa III adalah
Komandan Tertinggi, meskipun para bangsawan mungkin tidak akan menerima itu.

Ekspresi Gazef mengeras saat Marquis Bowlrob menempatkan tekanan kepada sang
raja. tapi Marquis Bowlrob tetap tidak bergeming bahkan saat dia melihat ekspresi
Gazef. Bagi Bowlrob, Gazef hanyalah orang biasa yang bagus dalam berpedang, dan
membiarkan bukan seorang bangsawan tetap disini adalah hal yang tidak bisa
ditoleransi.

"..Marquis Raeven."

"Ya, Yang Mulia!"

"Aku akan serahkan padamu. Pimpin pasukan dengan aman ke dataran Katze. Dari sana,
kamu akan bertanggung jawab dalam perkemahan dan pertahanan."

Page | 143
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

"Saya mengerti."

Raeven mengangguk menerima perintah kerajaan. Meskipun tempat yang diinginkan


Bowlrob telah dicuri darinya, Jika itu adalah Raeven, Bowlrob tidak bisa protes. Dia tahu
pria itu sangat berbakat, dan sebagai hasilnya, mengkritisinya akan sangat sulit. Terlebih
penting lagi, Raeven memiliki koneksi yang luas, dan banyak orang-orang Bowlrob
berhutang budi kepadanya. Jika dia mencoba mengkritisi Raeven di depan mereka,
mereka hanya akan meragukannya malahan. Oleh karena itu, Bowlrob tidak ada pilihan
lain selain menyengir dan menerimanya.

"Marquis Raeven, pasukanku akan berada dalam tanggung jawabmu. Tolong beritahu
saya jika kamu perlu apapun."

"Terima kasih banyak, Marquis Bowlrob. Saya akan mengandalkan anda saat itu."

Gazef senang dengan keputusan brilian dari sang raja seakan itu adalah miliknya.

"Apakah ada hal lainnya?"

Sang raja menunggu sebentar, tapi tak ada yang membalas.

"...kalau begitu mari kita mulai persiapan untuk bergerak. Kita akan pergi besok. Akan
memakan waktu dua hari untuk bisa tiba di medang perang, jadi jangan lengah dalam
mempersiapkannya. Kalau begitu, rapat dibubarkan. Marquis Raeven, silahkan teruskan."

"Saya mengerti, Yang Mulia."

Para bangsawan terus keluar dari ruangan itu untuk mulai persiapan bergerak maju,
meninggalkan hanya sang raja dan Gazef.

Ranpossa III perlahan menolehkan kepalanya. Sebuah suara gemeretak sampai kepada
telinga Gazef. Dia pasti sangat kaku. Setelah peregangan, sebuah ekspresi lega
berkembang di wajah sang Raja.

"Terima kasih atas kerja keras anda, Yang Mulia."

"Ahhh, itu memang kerja keras. Aku lelah sekali."

Gazef tersenyum masam kepada sang raja. "Lelah" adalah sebuah kapsul kesimpulan
dalam mangatur Fraksi Kerajaan dan Fraksi Bangsawan. Namun, masih ada orang-orang

Page | 144
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

yang lebih lelah daripada Ranpossa III.

"Sudah waktunya-"

Saat Ranpossa akan melanjutkan, beberapa ketukan datang dari arah pintu. Lalu pintu
itu perlahan terbuka, dan tamu yang sedang menunggu mulai masuk.

Dia adalah seorang pria yang bulat sepergi babi, selain itu tidak ada tanda-tanda yang
istimewa. Rambutnya jarang sampai tidak ada, dan apa yang tersisa adalah putih seperti
salju. Tubuhnya bulat, perutnya gendut, dan dagu serta rahangnya lembek. Namun,
cahaya kecerdasan bersinar di dalam mata manusia yang tidak mengesankan ini.
Ranpossa III tersenyum ramah kepadanya.

"Selamat datang, Panasolei."

"Yang Mulia," kata walikota E-Rantel saat dia membungkuk kepada tuannya. Lalu, dia
mengalihkan pandangannya.

"Sudah lama sekali, Stronoff-dono."

Panasolei adalah seorang bangsawan, namun dia masih sangat hormat kepada Gazef,
orang biasa. Tepat karena itulah menjadikannya ditempatkan di tempat ini.

"Anda sudah merawat saya dulu, Pak walikota. Saya berterima kasih sudah
menyembuhkan bawahan saya. Saya sedang terburu-buru melaporkan ke ibukota, jadi
saya bergegas pergi tanpa berterima kasih dengan baik kepada anda. Tolong terimalah
maaf saya."

"Ah, tidak, tidak, tidak usah dipikirkan. Saya mengerti pentingnya Kapten Warrior
melaporkan pengepungan itu. Bagaimana mungkin saya berkeras hati dan mendendam
kepada anda karena itu?"

Melihat kedua pihak saling membungkuk, sang raja tertawa senang.

"Panasolei, apakah kamu tidak menguik dengan hidungmu?"

"Yang Mulia... tidak perlu melakukan hal itu di dekat orang-orang yang tidak menggurui
saya. Atau mungkin Yang MUlia dan Stronoff-dono merasa saya adalah seorang
pelawak yang berdagang tindakan tertentu seperti itu?"

Page | 145
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

"Maaf, maaf, itu hanya guyonan. Tolong maafkan aku, Panasolei."

"Ah, tidak, pelayan anda yang mulia ini telah melangkahi batasannya. Harusnya saya
yang harus meminta maaf kepada anda, Yang Mulia. Kalau begitu... mari kita mulai?"

"Tidak..." Sang raja ragu-ragu, lalu membalas, "Tidak, masih ada satu lagi orang yang
belum datang. Mari kita tunggu dia."

"Begitukah. Kalau begitu, bolehkah kami mendiskusikan biaya makan di dalam kota?
Setelah itu, saya akan melaporkan proyeksi dari kekuatan nasional kita untuk tahun
berikutnya, berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Marquis."

"Umu, semakin cepat kita menyingkirkan sakit kepala ini semakin baik."

Saat Panasolei mulai bicara, bahkan Gazef, yang tidak terbiasa mengatur urusan
domestik negara, akhirnya mengerutkan dahi.

Laporannya terhadap bahaya dari pengeluaran negara saat ini dan masa depan.
Pengumpulkan makanan ke seluruh wilayah membuat kekurangan bahan pangan
semakin buruk. Dari catatan tertentu adalah kenyataan bahwa negeri akan terus
merosot bahkan setelah para penduduk disini dilepaskan dari wajib militer.

Prediksi Panasolei adalah di sisi optimis, dan masih tergambar sangat buruk.

Sedangkan untuk raja, wajahnya sebuah topeng datar.

"Bagaimana bisa seperti ini..."

"Jika...Jika Empire terus-terus melanjutkan serangan tahunannya, peluang perang sipil


akan sangat tinggi. Karena keadaan pajak sekarang, banyak orang yang menjadi
kelaparan hingga mati, dan jika kita mengurangi pajak, kita tidak akan cukup dalam
membiayai peraturan kita."

Ranpossa III meletakkan tangannya ke dahinya, menutupi mukanya.

Ini adalah hasil dari merespon pertempuran tahunan dari Empire. Ketika saatnya mereka
menyadari tujuan Empire, sudah terlambat - Kingdom sudah berada dalam keadaan
menurun.

Page | 146
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

"Yang Mulia..."

"Betapa... Menjengkelkan. Jika kita tahu lebih awal... Jika kita menghadapi ini sebelum
para bangsawan sepenuhnya terbagi dalam fraksi-fraksi mereka... betapa bodohnya."

"Tentu saja tidak, Yang Mulia. Mungkin saja saat menghadapi perpecahan fraksi, Empire
mungkin akan mengambil peluang ini untuk menyerang dan menaklukkan kita."

Gazef sangat yakin dengan hal ini - sang raja, Ranpossa III, telah melakukan pekerjaan
yang bagus.

Kondisi yang akhirnya membuat situasi begini adalah hasil dari keputusan buruk dari
raja sebelumnya. Tidak mungkin satu generasi bisa menghapus dosa-dosa yang
terkumpul dari seluruh leluhurnya.

"Aku hanya ingin meninggalkan kerajaan yang layak kepada selanjutnya - kepada anak-
anakku."

Meskipun sang raja berbicara perlahan, setiap ucapan dicampur dengan tujuan yang
kuat.

"Kalau begitu... apakah ini bukan waktu yang tepat? Saya memiliki banyak pendukung
sekarang karena kekacauan itu. Bukankah kita harus menyerang Empire, tak perduli
berapapun biayanya, jadi kita bisa memenangkan beberapa tahun kedamaian untuk
Kingdom?"

Gazef bisa melihat sebuah cahaya di mata sang raja. Cahaya itu membuatnya khawatir.
Sebenarnya, dia harus menolak ini, tapi dia tidak bisa mengeluarkan suara.

Jika sang raja sudah berbicara memajukan ambisi dan hasratnya sendiri, mungkin dia
bisa menegurnya. Tapi saat dia menyadari sang raja berbicara tentang memastikan
keamanan rakyat dan negerinya, ucapan itu terperangkap di tenggorokannya.

Sebagai saksi pertama terhadap raja yang menyiksa negerinya, Kapten Warrior tidak
bisa mengeluarkan suara menolaknya.

"Memang itu sangat mungkin, saya yakin anda juga sadar bahwa ini adalah gerakan
yang sangat berbahaya. Jika anda bertindak untuk mengurangi kekuatan dari
bangsawan, negeri itu mungkin akan jatuh ke dalam keributan."

Page | 147
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Sang raja menyimpulkan alisnya, dan hati Gazef terasa sakit.

"Panasolei, seperti biasa, kamu telah memalu tepat di kepala. Meskipun seseorang bisa
saja mati karena operasi, ada juga peluang dia mungkin saja hidup. Tak perduli apapun
yang kita lakukan, penyakit itu akan menyebar ke seluruh tubuh dan perlahan
membunuh kita. Kalau begitu, bukankah kita harusnya melangkah maju dan meraih
hari?"

"Rajaku, operasi bedah tidak bisa diandalkan. Akan lebih baik untuk mencari solusi lain
malahan."

"Jika ada solusi ajaib untuk menyelamatkan Kingdom, semua orang pasti akan
menggunakannya. Tapi metode barbar dalam membuka tubuh untuk mengeluarkan
bagian penyakit adalah satu-satunya obat bagi keadaan sulit kita."

Prosedur yang kasar dan menakutkan ini, dianjurkan oleh Minotaur Sage, adalah satu-
satunya obat bagi Kingdom.

Sebuah keheningan yang suram mendominasi ruangan, yang melihat seorang raja
memaksa tindakan drastis untuk menyelamatkan negerinya. Kalau begitu, saat suasana
yang menyesakkan ini akan bertahan lama, sebuah ketukan terdengar dari pintu, seakan
memecah ketergantungan yang ada di udara.

Orang yang masuk tanpa menunggu respon adalah Marquis Raeven.

"Hadiri, saya minta maaf sudah terlambat."

Kelegaan tersebar ke seluruh penjuru ruangan.

"Ah, orang yang sangat kunantikan. Marquis Raeven, aku sudah memberikan beban
yang sangat besar kepadamu."

Sebuah tampang bingung muncul di wajah Raeven sesaat karena dia kaget, tapi dia
langsung bereaksi dengan menggantinya dengan ekspresi lelah.

"Tidak, tolong jangan dimasukkan hati, Yang Mulia. Sebenarnya, mempercayakan


komando kepada Marquis Bowlrob adalah kebodohan yang sangat. Lagipula, dia hanya
tahu bagaimana memerintahkan cara menyerang dan mundur."

Page | 148
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Tidak jelas apakah Raeven memang tulus dengan kritiknya yang kasar. Mungkin dia
mengatakan ini dengan sengaja untuk meringankan suasana hati ketika dia merasakan
kesuraman di dalam ruangan.

"Ditambah lagi, jika Yang Mulia berasumsi mengambil kendali pasukan, sebuah
kesalahan dalam melangkah mungkin akan menghasilkan Fraksi bangsawan yang
mundur dalam puncak peperangan. Oleh karena itu, tidak ada komandan yang cocok
dengan peran itu selain diri saya. Meskipun begitu, bekerja terus menerus tanpa
istirahat sudah banyak membebaniku. Saya ingin mengumumkan sebelumnya bahwa
setelah perang ini selesai, saya ingin beristirahat di tanah saya sendiri selama beberapa
bulan."

Dengan begitu, ekspresi Raeven tiba-tiba berubah serius.

"Saya minta maaf atas kurang sopannya saya, tapi kita tidak bisa membuang waktu
disini, jadi mari kita selesaikan ini dengan cepat-cepat."

Meskipun wajahnya tetap dingin seperti ular, Gazef bisa merasakan emosi manusia di
dalam dirinya, begitu juga dengan kualitas yang bisa membuatnya terkagum-kagum.

Aku memang bodoh tidak bisa melihat sifat asli dari seseorang sebelumnya. Apakah aku
benar-benar seburuk itu dalam membaca orang lain?

Dengan penyesalan ini di hati, Gazef mengingat pertemuan di ruangan Raja sebelum
mereka pergi ke ibukota. Ada lima orang yang hadir; Raja Ranpossa III, Gazef sendiri,
Putri Ketiga Renner, Pangeran Kedua Zanack dan Marquis Raeven.

Setelah mendengar dua orang yang terakhir, Gazef merasa terkejut sekali hingga bisa
meruntuhkan istana itu. Terutama, ada orang itu yang sangat dibenci oleh Gazef, pria
yang mengingatkannya kepada ular dan kalajengking.. sebuah ucapan seperti kejutan
yang tidak bisa sepenuhnya mengekspresikan reaksinya ketika dia tahu bahwa Raeven
adalah salah satu bangsawan yang paling tekun dan setia, bekerja tanpa henti demi
keuntungan sang raja.

"Kelihatannya saya terus-terusan menyebabkan masalah untukmu Marquis Raeven,


begitu juga dengan putriku."

Ranpossa III merendahkan kepalanya kepada Raeven yang sedang duduk, sebuah
ekspresi tulus di wajahnya.

Page | 149
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

"Yang Mulia, tolong jangan melakukan hal itu. Saya sudah bertindak sendiri tanpa
berkonsultasi kepada anda; saya hanya menyesal tidak bertindak lebih awal."

"Marquis Raeven, biarkan saya minta maaf kepada anda pula," Gazef berkata seperti itu
saat dia merendahkan kepalanya, "Saya telah ditipu oleh kesan yang ada di permukaan
dan sudah memiliki pemikiran yang tidak sopan tentang anda tanpa memahami niat
anda yang sebenarnya. Tolong maafkan saya yang bodoh ini."

"Kapten Warrior-dono, tidak perlu khawatir dengan hal itu."

"Meskipun begitu, jika saya tidak dihukum atas kebodohan saya, itu akan menusuk
seperti duri di dalam hati."

Wajah Raeven seperti berkata "Benarkah?" lalu dia menggelengkan kepalanya. Setelah
itu, dia mengucapkan sesuatu kepada Gazef.

"Saya mengerti.. kalau begitu, mulai sekarang saya tidak akan memanggil anda seagai
Kapten Warrior-dono, tapi sebagai Gazef-dono. Anggap itu sebagai satu rasa hormat
saya kepada anda."

Itu adalah hukuman yang bahkan tidak terhitung sebagai hukuman.

Sebuah pemikiran - dia memiliki mata, tapi tidak bisa melihat - mulai muncul di hatinya,
dan Gazef membalas dengan rasa terima kasih yang tulus.

"Terima kasih banyak, Marquis Raeven."

"Gazef-dono, tidak usah dipikirkan. Kalau begitu, mari kita mulai diskusi ke arah mana
Kingdom ini akan dibawa mulai hari ini."

Part 3

Gazef melewati gerbang utama dan tiba di kandang kuda perusahaan di cincin luar kota.
Dia menghela nafas dalam-dalam, untuk menghilangkan kelelahan yang mengaburkan
otaknya.

Dia kelelahan.

Page | 150
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Pertemuan yang baru saja dia datangi membuatnya sangat sadar bahwa dia hanyalah
orang biasa saja. Saat dia berdiri di samping raja dan bergerak ke seluruh perkumpulan
bangsawan, perlahan dia akhirnya mengerti cara berpikir mereka.

Meskipun begitu, dia sering menemui balasan-balasan dan sikap-sikap yang hanya bisa
dimengerti oleh mereka yang bangsawan sejak lahir. Gazef tidak mengerti mengapa
mereka berpikir seperti itu, terutama konsep menghargai kebanggaan sebagai
bangsawan yang melebihi keuntungan yang nyata.Atau bukan, bahkan yang lebih tidak
bisa dimengerti lagi adalah ide memprioritaskan harga diri seseorang daripada nyawa
penduduk.

Gazef perlahan memeriksa sekitarnya.

Para prajurit, berteriak saat mereka berlari maju mundur... mereka adalah rakyat, rakyat
dari Kingdom, yang tiba dari seluruh desa di seluruh negeri untuk bertarung dalam
peperangan ini. Meskipun mereka tidak terlihat terlalu bisa diandalkan sebagai prajurit,
itu tidak bisa dihindari; tangan mereka memang dimaksudkan untuk menggenggam
cangkul dan sekop.

Melindungi mereka seharusnya adalah tugas dari yang memerintah mereka.


Jika mereka menyerahkan E-Rantel, mereka akan melukai orang-orang yang hidup di
dalam kota, seperti yang raja bilang.

Namun-

Gazef teringat dengan gambaran dari Ainz Ooal Gown, yang memakai topeng aneh.

Dia baru saja kembali ke desa setelah senja, tanpa ada tanda-tanda satupun sepeti baru
melakukan pertempuran yang keras. Itu memang benar. Dua orang itu dengan mudah
mengalahkan musuh yang sama sekali menghancurkan Gazef dan pasukannya.

Seperti yang diduga dari makhluk superior yang memberikan gelar diri Sorcerer King.
Daripada melawannya secara langsung - tidak, itu hanya akan membuat orang-orang
menderita.

"Sial!"

Gazef menyumpah serapah, tak mampu menemukan jawaban. Apa yang harus dia
lakukan? Kebingungan di medan perang adalah sebuah tanda kematian yang tak
terelakkan. Bahkan pria yang dianggap sebagai yang terkuat di wilayah itu masih bisa

Page | 151
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

tewas jika dia tidak fokus.

Dan terlebih dari itu, lawannya adalah Ainz Ooal Gown.

Memang benar dia tidak menyaksikan sendiri pertempuran yang menyelamatkan desa
Carne. Dan dia sendiri tidak bilang menang, hanya saja dia berhasil mengusir mereka.
Tapi siapapun tahu itu adalah kebohongan yang mencolok.

"Ngomong-ngomong... mengapa dia harus berbohong mereka sudah kabur?"

Setelah Ainz dan Albedo pergi, Gazef pergi ke dataran tempat mereka bertarung, tapi
tak ada tanda-tanda pembantaian. Dia tidak bisa menemukan satu mayat pun, tapi
mengubur lusinan mayat akan memakan banyak waktu. Tanpa mayat-mayat itu - tanpa
bukti fisik - kalimat 'mereka telah kabur' bisa dipercaya.

Namun, itu diasumsikan jika Ainz Ooal Gown tidak menggunakan magic. Siapa yang
tahu, mungkin saja ada mantra yang bisa memindahkan mayat-mayat itu atau
menhancurkannya.

Ditambah lagi, Gazef memiliki sebuah firasat.

Meskipun itu murni berasal dari naluri warriornya, tapi ketika dia melihat Ainz yang tak
terluka sedikitpun kembali ke desa, dia bisa mencium bau kematian yang sama keluar
darinya.

Daripada dikatakan 'dia membiarkan mereka kabur', lebih akurat dikatakan 'dia
membiarkan mereka hidup'.

Karena itu, Gazef mempercayai nalurinya atas apa yang dikatakan oleh Ainz. Tidak ada
bukti untuk ini sama sekali. Mayat-mayat dari Sunlight Scripture tidak ditemukan sama
sekali, tapi mereka tidak mati.

"...aku tidak mengerti..."

Magic caster itu, bisa melumat tanpa sedikitpun menerima goresan dari musuh yang
bisa mengalahkan Gazef. Seberapa kuat dia? Setidaknya, Gazef dan para prajuritnya
bukan tandingannya.

Jika seorang makhluk seertinya muncul di medan perang dan menggunakan magic, apa
yang akan terjadi? Gazef sekali lagi melihat ke arah orang-orang itu, yang dipenuhi

Page | 152
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

dengan kegembiraan, ketakutan, keputusasaan dan frustasi.

Diantara dua magic caster dengan tingkatan yang sama, magic caster yang lebih kuat
pasti bisa mengeluarkan mantra yang lebih kuat. Lalu, kengerian macam apa yang
dihasilkan jika Ainz Ooal Gown merapal sebuah 'Fireball'?

Ayah yang memberi makan anak-anaknya yang masih bayi, anak-anak yang harus
mendukung orang tua mereka yang sedang sakit, para pemuda yang akan menikah,
semua orang ini telah meninggalkan keluarga mereka di belakang untuk datang kemari.
Bagaimana kelihatannya jika mereka menerima serangan seperti itu?

Itu tidak akan mungkin, ya kan?

Tak ada yang bisa selamat ketika seorang magic caster hebat seperti itu mengangkat
tangannya untuk menyerang.

Mereka pasti akan binasa oleh api, beku oleh es, atau tersengat oleh petir. Itu sudah
tidak usah ditanyakan lagi.

Lalu, bagaimana dengan Gazef? Bisakah dia menerimanya?

Dia sangat yakin dia bisa menerima satu pukulan tanpa perlu mati.

Namun, pemikiran semacam itu mungkin terlalu naif.

"Ahhhh... mengapa ini berubah menjadi seperti ini?"

Melawan Ainz Ooal Gown adalah sebuah kesalahan.

Gazef merasa bahwa Ainz Ooal Gown bukanlah seorang monster, terlihat dari caranya
menyelamatkan desa Carne. Namun, di waktu yang sama, dia merasakan bahwa dia
bukanlah orang baik biasa. Kesan yang dia dapatkan dari Ainz adalah bahwa dia tidak
akan memberi ampun kepada mereka yang melawannya.

Apa yang seharusnya dilakukan oleh Kingdom untuk menghindari konflik dengannya
dan memperlakukan dia dengan hormat. Setelah itu, dia mungkin bisa menerima
memilih lokasi yang berbeda.

Saat Gazef melihat orang-orang yang mengelilinginya, sebuah perasaan yang berat
menggantung di hatinya, dia melihat seorang pemuda berarmor putih dari sudut

Page | 153
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

matanya. Bersamanya adalah seorang ahli pedang yang kelihatannya seperti


mengambang di atas kakinya. Itu adalah Climb dan Brain.

Ada orang ketiga di belakang mereka, dan mereka dengan tidak sabar sedang
mendiskusikan sesuatu.

"Siapa itu? Aku merasa seperti pernah melihatnya...ah! Dia adalah salah satu dari mantan
petualang peringkat orichalcum di bawah Marquis Raeven."

Karena mereka semua adalah orang biasa, Gazef sangat akrab dengan tim mantan
petualang, karena mereka adalah yang menjadi tumpuan harapan orang-orang. Dengan
kata lain, mereka adalah seniornya, yang datang sebelum dirinya.

Paladin of the Fire God (Paladin api dewa), yang kelas jobnya unggul dalam menghadapi
monster-monster yang bersekutu dengan setan, Evil Slayer (Pembantai Setan), Boris
Axelson, usia 41 tahun.

Priest dari Dewa Angin, seorang priest warrior yang bisa bertahan sendirian dalam
pertarungan dengan petarung manapun, Yorlan Dixgort, usia 46 tahun.

Warrior yang menggabungkan pedang-pedang menari dengan gaya bertarung empat


pedangnya, Francen, usia 39 tahun.

Pelajar yang menjadi seorang magician yang telah menciptakan beberapa item magic
yang memiliki namanya, Lundquist, usia 45 tahun.

Dan akhirnya, Thief yang dikenal sebagaih 'The Unseen' (Yang tak terlihat), Lockmeyer,
usia 40 tahun.

Gazef mengingat mereka saat dia menghitungnya dengan jari. Yang sedang bercakap-
cakap dengan Climb adalah thief itu, Lockmeyer. Ngomong-ngomong, dia kelihatannya
bekerja dengan Climb serta Brain ketika keributan iblis, membantu mereka menyusup ke
wilayah musuh untuk menyelamatkan orang-orang.

Kelihatannya mereka tidak menyadari Gazef, tapi rasanya salah tidak bergabung seperti
itu.

Oleh karena itu, masih tidak sopan jika tidak menyapa mereka setidaknya. Disamping
itu, mereka semua akan segera pergi menuju ke medan perang. Meskipun peluang
mereka masuk ke dalam pertarungan sangat rendah, karena mereka akan melindungi

Page | 154
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

sang raja, siapa yang tahu apa yang mungkin akan terjadi.

-Mungkin saja ini adalah terakhir kalinya mereka bisa saling menyapa satu sama lain.

Jika mungkin, dia ingin mengobrol secara pribadi dengan keduanya. Seakan dunia
mengabulkan keinginannya, Lockmeyer melambai kepada mereka berdua lalu pergi.

Climb dan Brain ditinggalkan, sedang menertawakan sesuatu.

Ketika keributan iblis di ibukota, ikatan diantara mereka berdua telah semakin kuat. Baik
sebagai teman atau murid atau rekan, mereka telah membangun hubungan positif yang
sama-sama menguntungkan dan kompleks.

Dan itu karena hubungan itulah Brain sekarang adalah rekan dari Climb, seorang prajurit
dibawah Putri Renner.

Gazef mau tidak mau menyesali kenyataan telah membiarkan seorang warrior yang bisa
setara dengannya dicuri begitu saja.

Namun, dia berhasil menenangkan diri saat dia melihat mereka berdua.

Gazef tersenyum saat mendekati pasangan itu.

Ngomong-ngomong, itu benar-benar armor yang sangat mencolok, ini masih malam di
ibukota, tapi di medan perang dia akan dengan mudah dikenali. Apakah aku harus
memperingatkan Climb tentang itu?

Ada banyak sekali prajurit di medan perang, tapi Climb sangat mencolok diantara
mereka karena hampir tak ada yang memakai armor full plate. Selain itu, armornya dicat
dengan warna putih cerah. Pemakai busur akan mengarahkan busurnya kepada dia, dan
pasukan berkuda akan menggunakannya sebagai target. Meskipun Climb entah
bagaimana lebih kuat daripada para knight Empire rata-rata, masih ada warrior yang
lebih kuat darinya. Empat Knight dari Empire adalah salah satu contohnya.

Jika aku tidak salah, Putri Renner yang memberinya armor itu... dia pasti sangat tidak
akrab dengan medang perang jika dia mewarnainya dengan warna itu.

Dia memang bagus dalam taktik, tapi kelihatannya dia kurang dalam hal kenyataan di
medang perang.

Page | 155
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Jika Climb mati, dia akan sedih.

Dengan magic, mereka bisa secara sementara merubah warna armor itu, dan
mengembalikannya ke warna biasa ketika mereka kembali ke ibukota.

Dia mendekati mereka berdua dari belakang sambil memikirkan ini. Brain menolehkan
wajahnya, lalu tangannya meraih genggaman katana miliknya.

Seperti yang diduga dari Brain. Dia bisa merasakan diriku dari jarak seperti ini.
Armor logam membuat suara ketika penggunanya bergerak.

Tidak aneh jika orang-orang menyadari dan bereaksi dengan suara jika semakin dekat
dengan mereka.

Namun, ada banyak orang disini, semuanya bersiap untuk perang. Di bawah keadaan
yang berisik ini, sambil fokus melangkah maju, menyadari suara lain akan sangat sulit.
Tentu saja, seorang thief dengan latihan khusus adalah masalah lain.

Brain melebarkan matanya. Lalu, dia menatap Climb lalu menyeringai, ini juga bagus.

Sambil tersenyum sama seperti Brain, Gazef semakin mendekat, mencoba untuk tidak
membuat suara saat dia melangkah maju, perlahan memperpendek jarak diantara
dirinya dan Climb yang masih belum sadar. Meskipun dia belum dilatih dalam bergerak
secara diam-diam dan sedang mengenakan armor logam, Climb masih tidak
menyadarinya, dan kelihatannya sedang mendiskusikan sesuatu dengan Brain.

Tantangannya adalah bisa tiba di titik langsung di belakang Climb, yang sukses dia
lakukan. Gazef menurunkan tangannya untuk memberikan pukulan lirih, langsung
kepada kepala Climb yang tidak dijaga.

"Uwah!"

Climb tersandung mundur sambil menjerit dengan cara yang tidak jantan. Saat matanya
mengenali Gazef, menjadi semakain membelalak.

"Ini! Bukan ini adalah Stron-"

"-Diam."

Setelah Climb menelan ucapannya yang separuh terbentuk, Gazef melanjutkan.

Page | 156
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

"Diamlah. Membuka identitask disini akan sangat bermasalah. Panggil saja aku Gazef."

Meskipun dia adalah Kapten Warrior, banyak penduduk desa dari daerah yang pelosok
dari Kingdom tidak tahu seperti apa mukanya. Siapa yang tahu, di dalam bayangan
mereka, Kapten Warrior mungkin memiliki tinggi dua meter, memakai pedang raksasa,
dan memakai armor satu set plat emas yang berkilauan.

Gazef tidak ingin menghancurkan ekspektasi mereka, dan disamping itu, menarik
perhatian adalah hal yang menjengkelkan.

"Sa-Saya minta maaf karena kurang-"

"Tidak, kamu tidak salah," kata Gazef saat dia menyela permintaan maaf Climb dengan
sebuah seringai masam. Lalu, seringai itu memiliki arti baru.

"Meskipun begitu, aku harus bilang padamu untuk lebih waspada lagi. Lagipula, Kamu
melewatkan seseorang dengan armor full plate yang bergerak mengendap-endap
kepadamu. Memang sih, tidak ada musuh disini."

"Apa yang anda katakan, Gazef? Bersantai itu tidak sepenuhnya buruk. Terluka karena
terlalu tegang itu masalah."

"Kalau begitu, Brain, bagaimana kamu bisa menemukanku dari jarak yang sangat jauh?"

"Bukankah itu sudah jelas? Ada perasaan aneh di udara."

Gazef menyadari Climb melihat ke arah Brain dan dirinya dengan mata penuh terkejut.

"Climb, sebagai pengawal pribadi Putri Renner, kamu harus bisa merasakan kehadiran
seperti itu. Jika kamu melewatkan seorang assassin tersembunyi, yang menjadi
tanggunganmu bisa terluka."

"Ah, jadi itu. Aku penasaran apa tujuanmu. Sekarang aku tahu. Climb-kun, jika aku tidak
salah, kamu menggunakan gaya temuan sendiri, ya kan? Apakah itu termasuk
merasakan kehadiran?"

"Ah, tidak, tidak ada. Saya fokus pada teknik bertarung. Maafkan saya."

Page | 157
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

"Aku tidak sedang memarahimu. Aku hanya ingin memastikan. Sejujurnya, aku dulu
memang seperti itu juga. Memang mudah melupakan pelatihan terhadap kemampuan
sensor seperti itu ketika berlatih sendirian. Itu adalah kebiasaan yang berbahaya.
Lagipula, banyak sekali waktu kamu tidak akan bertarung dengan pertarungan jujur
melawan seorang penyerang yang tidak kamu ketahui."

Wajah Gazef sedikit merah. Tampangnya saat melihat ke arah Brain terlihat mengatakan,

"Kamu tidak usah mengatakan itu disini."

Pada awalnya, melatih warrior muda juga adalah tugas dari Kapten Warrior. Dia merasa
malu tidak bisa menyelesaikan itu.

Karena Climb dilahirkan oleh orang biasa seperti dirinya, memang penting tidak
membiarkan para bangsawan melihat mereka jatuh ketika melayani keluarga kerajaan.
Seperti contohnya, jika Gazef menghajar Climb dalam latihan, para bangsawan akan
berbisik bahwa Climb tidak layak melindungi sang putri. Sementara itu, jika Gazef roboh
melawan Climb, mereka akan menggosipkan keburukannya.

Itulah kenapa dia merasa malu; karena sudah membuang swordmen muda untuk
melayani sang raja, dan karena dia dipanggil orang baik meskipun jasanya tidaklah
begitu menakjubkan.

Tidak, aku seharusnya tidak merasa malu. Jika aku punya waktu melakukan itu, aku
harusnya-

"-Ah, lupakan saja, aku serahkan itu padamu. Karena kamu sudah berbaik hati
menunjukkan kelemahan Climb di depanku, aku akan berusaha sebaik-baiknya untuk
membuatnya ingat itu."

"Terima kasih, Gazef-sama."

"...Bisakah kamu tidak bersikap formal? Kamu juga melayani keluarga kerajaan seperti
aku - itu membuatmu bawahanku. Meskipun begitu, aku tidak mengajarimu, dan
malahan memberikan pekerjaan itu kepada orang lain. Kamu tidak perlu berterima kasih
kepada orang seperti itu."

Semakin Climb berterima kasih, semakin bersalah dia merasa.

"Bukankah itu menjengkelkan, menjadi seseorang dengan sebuah kaki di dalam

Page | 158
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

kalangan bangsawan. Orang-orang menarikmu kembali untuk hal yang tidak berguna,
dan kamu bahkan tidak bisa melakukan apa yang ingin kamu lakukan."

"Karena kamu adalah rekan dari Climb, melindungi Putri Renner bersamanya, bukankah
itu membuat salah satu dari orang-orang itu juga?"

"Aku bukan orang yang hampir seketat mereka. Menjadi penjilat dari sang Putri atau...
tidak, maafkan aku. Seharusnya aku tidak berkata begitu. Menjadi penjaga dari Putri
hanyalah hal sementara. Ketika aku sudah bosan, aku akan pindah."

Brain tersenyum, ekspresinya sekeren dan sejelas langit musim gugur. Tetesan hujan
mengoyak sifat manusia yang dilihat oleh Gazef di ibukota tidak terlihat disini.

Dia iri dengan bagaimana Brain bisa hidup dengan cara yang sangat bebas.

"Ngomong-ngomong, apakah tidak apa bagi anda ngobrol dengan kami, Gazef-sama?"

"Yah, sebenarnya aku agak sibuk sekarang. Aku hanya ingin beristirahat.. Ngomong-
ngomong, apakah kalian sedang bebas?"

Brain dan Climb saling melihat satu sama lain merespon pertanyaan Gazef.

"Bebas..huh."

"Yeah, kurasa. Tidak banyak yang ingin dikerjakan, hanya mempersiapkan perlengkapan
perangku."

"Kalau begitu, aku harap kamu... benar juga," Gazef berkata saat dia melihat ke arah
salah satu menara pengawas di dinding kota. "Mau coba pergi kesana?"
Tak ada yang menolak, dan Gazef memimpin perjalanan.

Sebagai Kapten Warrior, tak ada prajurit yang menghentikannya. Dengan begini, mereka
berhasil tiba di tempat yang diingkan oleh Gazef, tempat dengan pemandangan terbaik
di kota. Dinding terluar dari E-Rantel adalah titik tertinggi di dalam kota yang mana
dikatakan, memiliki pemandangan terbaik dan yang terjauh bisa terlihat dari sana.

Dan karena udara yang dihangatkan oleh banyak orang di bawah sana tidak sampai di
tempat ini, udara yang dingin dan segar dibawa oleh angin musim dingin menyegarkan
tubuh mereka.

Page | 159
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

"Pemandangan yang hebat!"

Climb berseru dengan senang saat dia melihat ke arah tenggara.

"Itu adalah dataran Katze, ya kan?"

"Benar sekali. Dataran itu diselubungi oleh kabut sepanjang tahun, dan undead banyak
berkeliling disana. Dalam beberapa hari, itu akan menjadi medan perang kita juga."

Setelah menjawab, Gazef menghirup nafas dalam-dalam lalu memaksa


mengeluarkannya. Udara yang segar memenuhi tubuhnya, dan dia berharap itu akan
mengeluarkan perasaan tidak enak yang dia miliki tentang Ainz Ooal Gown.

"Ini adalah pemandangan yang luar biasa. Layak menjadi bawahan sang putri untuk ini.
Apakah ini yang dilihat oleh para magician yang bisa menggunakan mantra 'Flight'
setiap saat? Tidak heran banyak sekali orang gila diantara mereka."

"Apakah kamu pikir sudut pandang mereka berubah setelah melihat dunia yang luas?"

"Aku meragukannya. Mengapa kamu tidak membawa beberapa bangsawan dan


melihatnya apakah itu berhasil? Jika mereka tidak merubah nada suara mereka, kita
akan lemparkan mereka ke sisi luar dari dinding. Yang manapun, semuanya berhasil."

Gazef tersenyum masam dengan candaan Brain. Jika orang-orang bisa dirubah seperti
ini, dia akan menyeret mereka dengan rantai jika perlu.

Climb terlihat tidak tahu bagaimana merespon, yang membuat Gazef merasa lebih baik.

"Ha...Datang kemari dengan kalian memang adalah hal yang benar. Aku merasa lega
sekarang."

"yah, itu bagus didengar. Kalau begitu...mengapa kamu memanggil kami kemari?
Apakah kamu yakin tidak ada yang melihat kita? Jangan katakan kamu mengumpulkan
tiga orang disini hanya untuk melihat pemandangan ini? Atau apakah ada seseorang
yang kamu ingin dia mati?"

Gelombang agresi tiba-tiba dari Brain membuat Gazef bingung.

"Yah, kurasa aku takkan bisa melindungi sang Putri dan sayang sekali rasanya tidak bisa

Page | 160
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

melatih Climb lagi... tapi Gazef, aku berhutang padamu. Aku akan melakukan hal kotor
apapun yang kamu inginkan dengan senyum di wajah."

Brain tidak bercanda. Tatapan matanya terlihat serius.

"Bukan seperti itu, Brain. Aku tidak ingin kamu melakukan hal semacam itu."

"..Kamu tahu kan kalau tanganku tidak benar-benar bersih, ya kan?"

"Memang, tidak sepenuhnya bersih. Brain, pedangmu sudah bersimbah darah. Namun,
begitu juga denganku."

"Kalau milikmu, itu adalah darah dari musuh Kingdom ya kan? Aku akan adalah hasil
dari hasratku sendiri, dan darah yang aku tumpahkan tidak sama sepertimu."

"...Apakah kamu mencoba untuk membersihkan dosa?"

"Tidak, bukan seperti itu. Aku telah melakukan banyak hal untuk bisa mengalahkanmu.
Aku mengabdikan diriku untuk itu. Tapi meskipun setelah mengetahui tujuan yang
selama ini aku ingin capai bukanlah hal yang spesial, aku tidak merasakan rasa bersalah
apapun atas apa yang telah kulakukan. Tapi karena kamu baik kepadaku, aku ingin
mengembalikan hutang budi itu. Hanya itu - tidak usah terlalu dipikirkan."

"Kalau begitu, permintaanku adalah jangan berpikir melakukannya. Disamping itu, apa
maksudmu 'baik kepadamu'? Apakah yang kamu maksud adalah saat kita bertemu lagi
di ibukota?"

Jawaban Brain adalah senyum pahit.

"Jangan khawatir dengan hal itu, aku hanya merasa kamu sudah membantuku."

"Semakin kamu bilang padaku untuk tidak mengkhawatirkannya, semakin khawatir


jadinya..."

Di hadapan penolakan yang kokoh ini, Gazef memutuskan untuk merubah topik.

"Ah, ngomong-ngomong, kamu tahu kan kalau aku tidak punya alasan yang khusus
untuk membawamu kemari?"

"Eh?"

Page | 161
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Climb berbicara, tapi Brain hanya mengangkat alis.

"..Aku hanya sedang berpikir bahwa bagus juga jika kita bertiga mengobrol ketika
sedang senggang, dan hanya ini tempat satu-satunya dimana aku bisa dengan santai
berbicara tanpa khawatir tentang apa yang dipikirkan oleh orang lain. Jika kita di
ibukota, kita juga bisa minum-minum dengan santai."

"Apa, cuman itu? Aku kira kamu punya semacam perintah rahasia untukku..."

"Tidak, bukan begitu. Bagaimana aku harus mengatakannya..."

Kita bisa saja mati setiap waktu di medan perang, dan ini mungkin adalah terakhir
kalinya kita saling bertemu. Namun, bagaimana mungkin dia bisa mengatakan hal yang
penuh harapan seperti itu?

"Lupakan saja. Oh, benar juga, Climb, armor itu terlalu mencolok. Bukan sebaiknya kamu
mewarnainya dengan warna yang berbeda? Kalau begini, kamu mungkin akan menjadi
target prioritas di medan perang."

"Maafkan saya Stronoff-sama, tapi saya tidak bisa melakukannya."

Penolakan kuat dari Climb dikirimkan dengan tekad yang kuat.

"Ketika saya memakai armor yang mencolok dan memperoleh hal yang besar di
medang perang, saya akan membawa nama Putri Renner. Ditambah lagi, banyak
bangsawan tahu saya memakai armor putih. Jika saya merubah warna karena takut mati,
saya akan menjadi bahan tawa bagi mereka, dan itu akan terpantul buruk kepada sang
putri pula. Daripada seperti itu, saya lebih memilih untuk menemui takdir di medan
perang, dan melayaninya baik saat hidup maupun mati."

Saat dia melihat ke arah mata Climb, Gazef menelan ucapan yang ingin dia katakan.

"Putri Renner tidak ingin kamu mati."

"Jangan campurkan adukkan antara keberanian dan kebodohan."

"Tahanlah sedikit kekerasan saat ini sekarang untuk masa depan yang lebih baik."

Dia sudah mempersiapkan seluruh kalimat ini sebelumnya, tapi tak ada satupun yang

Page | 162
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

cukup persuasif untuk merubah pikiran Climb.

Seperti yang dikatakan oleh Climb. Armornya seperti bendera milik putri Renner.
Tindakan kepahlawanannya akan meningkatkan derajat sang putri, dan sebaliknya,
tindakan memalukan akan menodai reputasinya pula.

Climb telah diselamatkan oleh putri Renner, dan di dalam hatinya ada sebuah catatan
"Hidupku adalah milik sang putri". Gazef tidak mungkin menggoyahkan keteguhan
semacam itu.

Itu mirip dengan loyalitasnya kepada sang raja, oleh karena itu-

"Aku akan dengan senang hati membuang nyawa demi Putri Renner."

Gazef tidak tahu bagaimana merespon pemuda yang sudah membulatkan tekadnya.

"Oi, oi, oi. Mengapa kamu mengatakan ini seperti kamu akan mati setiap saat? Jangan
khawatir, Gazef, aku akan menjaga Climb. Aku tidak akan membiarkannya melakukan
tindakan bodoh. Tidak perduli masalah macam apa yang dia hadapi, aku akan
menariknya keluar dari sana."

"Jika memang hanya Empat Knight dari Empire, tidak diragukan lagi kamu akan menang,
Brain. Namun... melawan orang itu, Ainz Ooal Gown.. aku takut bahkan kamu pun akan
kehilangan nyawamu."

"...Apakah Ainz Ooal Gown benar-benar sekuat itu? Ah, aku ingat kamu pernah
menyebutkannya sebelum ini di tempatmu."

Setelah keributan karena iblis, Gazef dan Brain pernah berdiskusi bagaimana kehidupan
mereka sudah hilang sejak turnamen besar selesai saat minum-minum. Itulah
bagaimana nama Ainz muncul.

"Aku bisa dengan percaya diri berkata tidak ada knight dari Empire yang bisa
mengalahkanmu. Empat Knight, sekuat apapun mereka, tidak akan bisa menjadi
tandinganmu. Bahkan magic caster terkuat dari Empire, Fluder Paradyne, yang masuk ke
dalam medan, kamu mungkin bisa keluar jika keberuntungan bersamamu. Tapi melawan
Ainz Ooal Gown-dono... Brain, maafkan aku, tapi nyawamu bisa berakhir disana."

"Sekuat itu, huh. Seberapa kuat dia, sebenarnya?"

Page | 163
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

"...Yang bisa kukatakan adalah, Brain, dia jauh diluar apa yang kamu bayangkan. Lalu
kamu bisa ambil apapun yang kamu bayangkan setelah itu dan mengalikannya berkali
lipat."

"wah, jika dia memang sekuat itu... aku penasaran jika dia bisa bertahan menghadapi
Sebas-sama?"

"Sebas? Apakah itu adalah pak tua yang dibicarakan oleh Climb? Meskipun pak tua itu
kelihatannya memang luar biasa kuat, aku masih merasa Gown-dono akan lebih kuat
darinya."

"Aku kelihatannya sulit menerima, secara pribadi. Aku yakin tidak bisa membayangkan
ada yang lebih kuat dari Sebas-sama... tapi yang lebih penting lagi, mengapa kamu
memanggil musuh dengan sehormat itu."

"Dia adalah musuh yang layak. Meskipun, berkata seperti itu akan membuat raja
bermasalah, karena siapa yang mengucapkannya."

Brain mengangkat bahu.

"Kamu sudah melakukan hal yang besar untuk kami, Kapten Warrior-sama. Climb-kun,
kamu sudah melakukan hal yang sama untuk Kingdom. Sedangkan aku, aku tidak apa
dengan apapun. Putri-sama yang bodoh itu benar-benar keterlalu baiknya."

Ucapan itu memang cocok dengan Brain. Namun, sikapnya terhadap keluarga kerajaan
tidak bisa dibuang begitu saja.

Meskipun Gazef Stronoff yang merupakan abdi setia dari raja mungkin akan
mengerutkan dahi karena jengkel, Gazef Stronoff yang merupakan seorang warrior
hanya bisa tertawa dengan kenekatan dari pria ini.

Jika orang lain melihat, dia pasti akan memarahi Brain, tapi sekarang ini, hanya mereka
bertiga yang ada disini. Itu artinya bahwa dia hanya perlu menjadi dirinya yang warrior
sekarang.

"Meskipun memang benar Putri Renner terlalu bebas... yah, cukup dengan itu. Aku
mengerti jika Climb tidak ingin merubah warna armornya. Kalau begitu, tolong jaga
dirimu."

"Saya sangat berterima kasih sekali atas kekawatiran yang telah anda tunjukkan pada

Page | 164
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

saya. Namun, Putri Renner bilang kepada saya sebelumnya bahwa saya harus bekerja
keras untuk bisa layak dengan armor ini. Jadi, meskipun saya minta maaf tidak bisa
melakukan permintaan anda, saya tidak akan merubah pikiran saya."

"Begitukah? Kalau begitu kurasa itu boleh juga."

Angin yang dingin bertiup melewati mereka bertiga. Langit sudah hampir terang warna
birunya. Rasanya seperti tidak ada perang yang akan terjadi sama sekali. Terhadap latar
seperti ini, Gazef melihat Climb, dengan muka serius. Saat dia memikirkan tentang tidak
membiarkan terlalu banyak orang mati, hatinya dipenuhi dengan kegembiraan dan
kesedihan.

Seakan menghapus perasaa ini, Gazef memutuskan untuk merubah topik.

"Ngomong-ngomong, apa yang sedang kalian bicarakan barusan?"

Brain dan Climb saling melihat satu sama lain, lalu Brain bicara.

"Yah, kamu tahu kami tidak seperti dirimu, kami memang bebas, sampai suatu batasan.
Jadi bagaimanapun, akulah yang memulai. Climb hanya mengikutiku. Meskipun ada satu
orang lagi, Lockmeyer, aku harus membuatnya mengajakku berkeliling. Dan kami
berencana untuk mengagumi sang messiah dari ibukota, petualang peringkat
adamantite itu. Kami dengar dia memiliki markas di kota ini, jadi kami memutuskan
untuk mengunjunginya."

"Oh, Momon-dono, benar kan?"

"Benar, benar, itu dia. Aku melihatnya saat melewati ibukota. Aku dengar mereka
menyebutnya sebagai warrior terkuat yang pernah ada-"

Disini sikap Brain berubah. Dia lebih serius sekarang.

"-Jadi aku ingin mendiskusikan beberapa hal dengannya."

"Mendiskusikan?"

Gazef mengulangi ucapan itu seperti seekor burung nuri yang baru belajar bicara.
Ekspresi Brain sulit dibaca.

"Tentang Vampir itu. Shalltear Bloodfallen."

Page | 165
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Shalltear Bloodfallen.

Vampir terkuat, yang telah mengoyak semangat Brain Unglaus, rival Gazef.

Dia adalah seorang monster yang tidak bisa dikalahkan oleh umat manusia, dan dia
telah muncul di ibukota.

Brain berpikir dia mungkin ada hubungannya dengan Jaldabaoth, tapi-

"...Apakah anda tahu ada vampir lain disini, Henyupenyuko, yang dikalahkan dengan
item magic luar biasa yang digunakan oleh Momon-dono? Kelihatannya, sebagian dari
hutan hancur oleh ledakan yang sangat besar, dan ketika Momon-dono kembali,
armornya sudah dipenuhi dengan tanda-tanda pertempuran besar."

Gazef memang mendengar itu dari pak Walikota.

"Ah, ya, aku juga mendengarnya. Itulah kenapa aku ingin bicara dengannya. Pada
awalnya, menurut pendapatku, Shalltear Bloodfallen adalah makhluk yang bahkan tidak
bisa dikalahkan oleh petualang adamantite. Dan bukannya saya mencurigainya atau
apalah, tapi saya ingin bertanya jika dia sudah menghabisinya dengan penghabisan. Dan
saya juga tertarik dengan Henyupenyuko pula."

"Maksudmu, mungkin saja ada vampir lain seperti itu?"

"Benar sekali, Climb-kun. Dari yang kudengar, Momon mengejar dua vampir. Aku ingin
memastikan jika itu adalah Henyupenyuko dan Shalltear."

"Lalu apa yang terjadi?"

"Yah, tentang itu..."

Brain mengangkat bahu.

"Sayangnya, dia sedang tidak ada. Dia lagi keluar kota karena sebuah permintaan. Saya
tidak tahu kapan dia pulang."

"Yah, sayang sekali. Aku juga tidak beruntung. Aku tidak memiliki kesempatan untuk
bicara dengan Momon-dono. Jika aku punya waktu, aku ingin bicara dengannya. Jika
tidak ada hal lain, aku ingin berterima kasih kepadanya karena sudah menyelamatkan
ibukota."

Page | 166
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

"Begitukah? Kalau begitu... setelah perang ini selesai, mengapa kita tidak pergi sama-
sama? Jika kita beruntung, kita akan bisa melihatnya. Climb-kun, ingin datang dengan
kita?"

"Aku juga ingin sekali!"

"Luar biasa. Kita pasti akan belajar sesuatu. Musuh macam apa yang pernah dia lawan...
Aku sangat menantikan cerita sepak terjangnya!"

"Wah, tidak kuduga. Gazef, kamu suka dengan hal semacam itu?"

"Ah, ya. Lagipula, aku adalah seorang warrior; wajar saja aku tertarik...Jadi sebaiknya
kamu pulang dengan selamat, ok?"

Gazef menolehkan matanya ke arah dataran Katze.

"Ada kedai di ibukota dengan makanan yang enak. Ketika perang ini selesai, kita akan
pergi kesana untuk merayakannya. Uang yang kusimpang memang untuk waktu-waktu
seperti itu."

"Mari kita berharap bisa pergi kesana untuk merayakan kemenangan."

Brain berjalan ke samping Gazef, dan melihat ke arah yang sama dengannya.

"Kalau begitu... bisakah aku ikut juga?"

"Climb-kun, apakah kamu bisa minum?"

Meskipun hukum di dalam Kingdom tidak secara spesifik mengatur usia yang boleh
minum, tak ada yang menjual alkohol kepada bocah lima belas tahun.

"Tidak, aku belum pernah, jadi aku tidak yakin."

"Begitukah? Kalau begitu kamu harus minum sedikit dan kita lihat. Mungkin ada
waktunya kamu harus minum dengan orang lain, seperti sekarang."

"Memang benar. Mungkin itu adalah percobaan yang bagus untuk minum pertama
kalinya sebelum nantinya."

"Aku mengerti! kalau begitu, aku harap kamu biarkan aku menemanimu."

Page | 167
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

"Bagus! Kalau begitu, semoga kita bertiga bisa kembali dengan selamat disini. Jangan
sampai kehilangan nyawa tanpa alasan yang bagus!"

Brain dan Climb mengangguk merespon ucapan Gazef.

Part 4

Sebuah hamparan merah. Sebuah gurun yang tandus, hampir tidak ada tumbuhan-
tumbuhan sama sekali. Sebuah tanah kematian.

Dataran Katze - sebuah tempat dimana undead dan monster lain berkeliaran, ditakuti
sebagai tempat yang bertentangan dengan kehidupan.

Hal yang paling berbahaya adalah kabut tipis yang menyelubungi monsternya tak
perduli kapanpun. Kabut ini membawa sedikit jejak energi yang menyebabkan reaksi
undead. Kabutnya sendiri, sama sekali tidak ada pengaruhnya dengan makhluk hidup.
Tidak menghisap energi kehidupan, ataupun melukai. Namun, karena kabut itu terdaftar
sebagai mantra untuk makhluk undead, kabut itu menghasilkan reaksi positif palsu yang
menggagalkan usaha untuk mendeteksi makhluk undead yang lain, dan sebagai
hasilnya banyak petualang yang dikepung oleh undead ketika berada di dalamnya.

Namun, saat ini tidak ada kabut. Pandangan mata sangat bagus dan bisa melihat jarak
yang jauh. Seakan tanah ini menyambut para petarung dari peperangan yang akan
terjadi nantinya sebagai undead masa depan.

Undead telah menghilangkan kabut itu, dan tak ada satupun yang terlihat. Tidak ada
makhluk hidup disini, dan keheningan menguasai dataran itu.

Menara yang roboh, dibangun ratusan tahun yang lalu, menjorok keluar dari bumi
seperti batu nisan yang tersebar. Tentu saja, tak ada yang masih utuh.

Menara-menara itu pada asalnya memiliki tinggi enam tingkat, tapi semua yang ada di
atas lantai tiga sudah roboh, dan reruntuhannya ada dimana-mana. Kurang dari separuh
dinding yang tebal yang sekarang tersisa. Penyebabnya bukanlah karena pelapukan
akibat dari pertempuran antar monster.

Pemandangan seperti ini ada bersebelahan dengan dataran yang ditutupi oleh rumput,
terpisah hanya dengan garis yang tak terlihat. Inilah kenapa dataran Katze disebut tanah
terkutuk.

Page | 168
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Matahari menyinari tanah yang hampir tidak melihat cahaya selama hampir setahun.
Seakan memandang remeh sebagian dari wilayah yang tidak suci tersebut, sebuah
struktur besar menjulang tinggi di sisi lain dari tanah tersebut - dunia makhluk hidup.

Dibangun dari kayu-kayu yang besar yang entah darimana, dengan tembok yang kokoh
yang kelihatannya seperti menolak siapapun yang lewat kesana. Dikelilingi oleh parit
dangkal yang juga digali dengan hati-hati dan dipenuhi dengan tombak-tombak yang
ditajamkan. Ini digunakan untuk menahan serangan dari undead yang tidak memiliki
kecerdasan.

Di sisi lain dari parit itu berkibar puluhan bendera. Dari bendera ini, yang paling banyak
adalah bendera dari Empire - membawa simbol dari Baharuth Empire.

Itu memang bisa diduga. Lagipula, bangunan ini, benteng ini, adalah Garnisun prajurit
pasukan Empire di dataran Katze.

Baharuth Empire telah menggerakkan 60.000 knight untuk operasi ini. Garnisun itu bisa
menampung mereka semua, yang mana sudah menjelaskan kapasitas dari ukuran
markas tersebut. Dan benteng yang hebat ini, sekuat benteng, yang dibangun pada
sebagian dari medan yang bisa dipertahankan dengan mudah.

Dibangun di atas bukit. Bukit ini bukanlah termasuk wilayah dataran Katze, tapi
dibangun seluruhnya melalui seni landskap magis.

Bahkan Baharuth Empire, yang menggunakan magic caster sebagai bagian dari
pertahanan nasional mereka, tidak bisa menyelesaikan pekerjaan seperti ini dalam waktu
yang singkat. Bangunan ini telah dibangun dengan periode lebih dari beberapa tahun.

Pada awalnya, tempat ini dimaksudkan untuk menjadi titik awal penyerbuan untuk
menargetkan E-Rantel. Untuk itu, benteng yang besar ini dibangun dengan niat bisa
menahan serbuan yang lama dari ratusan ribu pasukan Kingdom.

Kingdom tidak memiliki jawaban terhadap pembangunan benteng ini, karena mereka
hanya tidak memiliki tenaga atau sumber daya untuk menyerang garnisun tersebut.

Meskipun mereka akan bergabung ketika Empire menyerang negeri mereka sendiri,
ketika berbicara tentang peluncuran serangan, ada beberapa masalah untuk
dipertimbangkan - yaitu masing-masing Fraksi memiliki kekhawatiran sendiri selain dari
serangan, yaitu mereka tidak akan mendapatkan tanah yang bisa digunakan, atau
siapapun yang melakukan ini akan membayar serangan itu dari kantung mereka sendiri.

Page | 169
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Pada akhirnya, tidak ada bangsawan yang repot-repot melakukan ini kecuali mereka
berada di garis api.

Tiga griphon terbang di langit di atas benteng besar itu. Mereka mulai dengan orbit
udara yang luas, diikuti dengan penurunan perlahan. Knight manapun akan tahu jika ini
adalah cara dari unit "Penjaga Udara Imperial" - pasukan di bawah kendali perintah
langsung kaisar - memberi hormat ketika terbang, yang mana mengatakan bahwa
upacara turun mereka adalah berarti untuk menunjukkan bahwa utusan dari Empire
telah tiba.

Di permukaan, ada sekitar sepuluh knight berkuda dengan formasi melingkar, masing-
masing mengangkat bendera Imperial. Ini adalah balasan penghormatan dari tanah -
upacara menyambut agen Imperial. Griphon itu mendarat di pusat lingkaran, dan
akurasi dari pendaratannya adalah ujian untuk kemampuan pengendaranya, tapi ketiga
pengendara itu lolos dengan warna terbang, yang mana menunjukkan kemampuan
mereka yang luar biasa.

Setelah mendarat, utusan Imperaial menunjukkan diri. Meskipun knight-knight ini


ditugaskan untuk menjaga wibawa ketika upacara penyambutan, keterkejutan mereka
terhadap keanehan dari utusan ini membuat mereka terkejut hingga titik dimana
bendera yang sedang dipegang bergoyang.

Alasannya adalah pria yang berpakaian itu benar-benar berbeda dari dua orang yang
menemaninya. Ketika dia melepaskan penutup kepala dan menunjukkan tampangnya
yang tampan, setiap orang langsung tahu siapa itu.

Rambutnya yang pirang sedikit ditiup oleh angin, dan matanya yang biru seperti laut.
Mulutnya, yang menandakan tekad yang kuat, tertutup rapat. Dia adalah gambaran dari
knight sempurna.

Tidak ada siapapun yang tidak tahu siapa knight itu.

Yang lebih penting lagi, tidak yang tidak tahu armor yang dia pakai. Dibuat dari logam
adamantite yang langka, dan ditempat lebih jauh ke dalam sebuah armor full plate
magic. Hanya ada sedikit armor seperti ini di Empire.

Pengguna dari armor ini adalah salah satu dari knight dengan peringkat tertinggi di
Empire.

Salah satu dari Empat Knight Empire, "Gale" Nimble Ark dale Anock.

Page | 170
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Dengan suara yang lantang cocok dengan gambaran yang dia pancarkan, Nimble
menyapa salah satu knight.

"Aku mencari komandan anda, Jenderal Kabein dari legiun kedua. Apakah anda tahu
dimana dia?"

"Sir! Jenderal Kabein sedang rapat sekarang untuk merencanakan serangan terhadap
Kingdom! Saya akan mengantarkan tuan Anock kepada Praetorium Jenderal (Sejenis
Tenda untuk Jenderal)!"

"Oh begitu. Kalau begitu... apakah Sorcerer King Gown-dono sudah tiba disini pula?"

"Sir! Belum Sir! Sorcerer King-dono belum terlihat disini."

"Aku mengerti."

Karena ucapan sudah dikirimkan dan dia tiba lebih cepat darinya, Nimble menghela
nafas lega.

"Kalau begitu, bolehkah aku memintamu untuk menunjukkan jalan? Ada masalah yang
harus kuberikan kepadanya."

Nimble perlahan mendekatkan tangannya kepada sesuatu yang ditutupi di kantung


dadanya.

----

Nimble dibawa ke sebuah tenda yang mewah, dimana dia menunggu hampir satu jam,
ditemani banyak penjaga, hingga si pemilik tenda kembali. Dia adalah seorang pria
paruh baya yang rambutnya sudah putih semua, dan dia memiliki hawa yang ramah.

Meskipun dia berarmor seperti semua knight lainnya, dia memberikan kesan yang sama
sekali berbeda dari mereka. Bisa dikatakan dia terlihat seperti seorang bangsawan,
daripada seorang prajurit.

"Selamat datang, Nimble."

Senyum di wajahnya membuatnya terlihat seakan lebih seperti bangsawan daripada


seorang knight. Suaranya lembut, terlalu jauh tidak sesuai dengan tempat yang suram

Page | 171
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

sepeti medang perang.

Nimble merespon dengan gaya upacara yang disetujui.

Natel Inyem dale Kabein.

Dia adalah seorang bangsawan yang telah kehilangan peluang untuk maju dalam gelar
kebangsawanannya, tapi dia telah diakui oleh kaisar terdahulu karena bakatnya, dan
diletakkan sebagai pimpinan dari legiun kedua. Meskipun dia tidak memiliki kepandaian
dalam bela diri sebagai individu, dia terkenal dengan kemampuannya dalam
memerintah, dengan rumor yang mengatakan dia tidak pernah kalah dalam perang.
Dengan kepemimpinannya, legiun kedua menikmati moral yang sangat tinggi.

Para knight yang menemani Kabein tidak mampu menyembunyikan rasa hormat mereka
kepadanya.

"Aku tidak tahu bagaimana untuk mulai berterima kasih kepada Jenderal-dono, yang
sudah datang hingga kemari untuk melihat saya meskipun seorang Komandan Tertinggi
dari ekspedisi ini."

Pasukan Imperial dibagi menjadi delapan legiun, dan setiap legiun dipimpin oleh
pejabat yang diberi gelar "Jenderal". Jenderal dari legiun pertama dikenal sebagai
Panglima Tertinggi, dan dia adalah Pimpinan Komandan dari seluruh pasukan Imperial.

Jika legiun pertama - jika Panglima Tertinggi tidak ada, jenderal dari legiun berikutnya
akan mengambil posisinya sebagai pejabat pimpinan seluruhnya. Itu artinya, Jenderal
Kabein dari legiun kedua menjadi pimpinan dari seluruh Pasukan Imperial.

"Tidak, tidak, Nimble. Buang saja formalitasnya. Anda kemari karena perintah Yang
Mulia, ya kan? Anda tidak berada di bawah saya. Anda hanya perlu berbicara kepada
saya dengan sederajat."

Meskipun dia berkata begitu, Nimble tersenyum pahit.

Pasukan Imperial pertama setia kepada sang kaisar, lalu para jenderalnya.

Empat Knight dari Empire, Petarung terkuatnya, sering ditugaskan dengan membawa
perintah kaisar. Dalam hal otoritas, mereka dianggap setara dengan seorang jenderal.
Namun, dalam hal usia, pengalaman dan kehormatan, tak ada yang setara dengan
Kabein. Sulit bagi mereka bersikap setara ketika ada orang luar yang hadir.

Page | 172
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Kabein tersenyum, seakan menikmati kegelisahan di wajah Nimble.

"Bagiku gatal sekali jika salah satu dari Empat Knight, Warrior terkuat dari Empire,
bersikap sangat kaku dan formal di dekat orang tua seperti diriku. Bagaimana kalau
membuang gelar kehormatannya saja?"

"Saya mengerti, Jenderal Kabein."

Jenderal Kabein mengangguk, seakan setuju.

"Sungguh, anda mengambil waktu yang bagus untuk datang. Kabutnya telah hilang,
seakan menyambut anda."

"Jenderal Kabein, kurasa sambutannya bukan untuk saya, tapi untuk tragedi yang akan
terungkap. Saya merasa ngeri membayangkan apa yang akan terjadi."

"Tragedi, hm... baiklah kalau begitu, Nimble. Bisakah kamu katakan kepadaku apa yang
ingin dicapai oleh perang ini? Hingga sekarang, tujuan strategis kita adalah untuk
membuat Kingdom kelelahan, tapi kali ini, berbeda. Tujuan kita sekarang adalah untuk
mengambil alih E-Rantel dengan cara diplomatik, dan untuk itu kita harus mengalahkan
Kingdom dengan menyeluruh di dalam perang."

Mata Kabein semakin keras saat mengatakan ini.

"...Kita menghadapi pasukan terbesar yang pernah dikumpulkan oleh Kingdom di dalam
catatan sejarah. Meskipun para knight kita lebih dari cukup menandingi tentara sipil
manapun yang bisa dikumpulkan oleh Kingdom, tentara sipil itu akan diterjunkan
dengan jumlah yang luar biasa besar. Sebuah medan perang terbuka akan
menghasilkan banyak korban. Dan semua ini untuk tujuan merebut E-Rantel, yang mana
lalu akan kita serahkan kepada Sorcerer King ini. Apa yang sedang dipikirkan oleh Yang
Mulia?"

"Sebelum aku menjawab pertanyaan ini, aku harap kamu membubarkan orang-orang
yang hadir disini."

Jenderal tua itu membuka mulutnya seakan berbicara, lalu menganggukkan kepalanya
sebagai gantinya.

"Kalian semua keluar."

Page | 173
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Bawahan Kabein membungkuk saat mereka mundur.

"Terima kasih atas kerjasamamu."

"Membuang waktu adalah hal yang bodoh. Sekarang, bisakah kamu katakan kepadaku
kenapa?"

"Ya. Pada dasarnya saya dikirim untuk memberitahukan kepada Panglima Tertinggi
tujuan dari perang ini."

Nimble bergeser dari tempat duduknya.

"Tujuan dari perang ini adalah membangun hubungan baik dengan Sorcerer King, Ainz
Ooal Gown. Oleh karena itu, kita harus merebut E-Rantel berapapun nyawa yang harus
dibayar, lalu melepaskannya dengan gratis kepada Ainz Ooal Gown, agar bisa
memperkuat hubungan dengan kedua pihak."

"Jadi kita akan memerah darah pasukan knight yang melindungi kerajaan kita hingga
kering, lalu menceburkannya ke dalam bahaya, ditambah dengan menyerahkan E-
Rantel. Apakah Sorcerer King benar-benar layak dengan semua itu?"

"Ya."

Kabein menutup tangannya di hati dan menutup matanya. Lalu dia menjawab.

"Aku mengerti. Jika ini adalah keinginan dari Yang Mulia Kaisar, maka saya akan
melaksanakannya."

"Saya sangat berterima kasih sekali."

"Tidak perlu berterima kasih... meskipun persetujuan dari Sorcerer King adalah hal yang
lain."

"Tentang itu, aku punya permintaan," kata Nimble.

Ini adalah tujuan utama datang kemari.

"Kami akan meminta Sorcerer King melepaskan mantra untuk memulai serangan. Aku
akan memintamu untuk menahan serangan para knight terlebih dahulu hingga mantra
itu selesai."

Page | 174
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

"Dan apa artinya itu? Apakah kita bukan seharusnya mengulur waktu untuk
mendapatkan simpati dari Sorcerer King dengan darah kita?"

"Memang benar, itu adalah tujuannya. Namun, kita juga bermaksud untuk menyelidiki
kekuatan dari Sorcerer King. Oleh karena itu, kita bermaksud agar Sorcerer King
menggunakan mantra terkuat yang dia bisa. Yang Mulia Kaisar telah meminta hal ini
agar bisa melihat magic macam apa kemungkinan itu."

"...Jadi, Sorcerer King... apakah dia adalah musuh?"

"Kelihatannya kamu mengerti. Sorcerer King - Ainz Ooal Gown - adalah musuh bagi
Empire."

"Jika memang begitu, maka aku akan meminta kepada para knight untuk menerobos
celah musuh yang dibuat oleh mantra Sorcerer King agar bisa melebarkannya. Tapi
mantra macam apa itu nantinya? Aku harap bukan mantra sederhana seperti 'Fireball'"

"Seperti yang anda katakan. Kita harus mencari tahu apa yang dia mampu. Namun, kita
mungkin bisa mengasumsikan lebih kuat daripada serangan magic dari Paradyne-sama."

Mata Kabein melebar, tapi itu hanya sesaat.

"Ternyata begitu, meskipun sulit menerimanya ada orang yang bisa lebih kuat daripada
magic caster kuat itu, tapi jika dia benar-benar memiliki kekuatan semacam itu, aku bisa
mengerti kenapa Yang Mulia Kaisar ingin membangun hubungan baik dengannya."

Nimble tetap terdiam.

"Membantai ratusan dalam sekali tebas adalah pukulan yang luar biasa. Akan menjadi
peluang yang bagus untuk menerobos. Dengan kekuatan semacam itu di pihak kami,
kita akan mengalami kerugian yang lebih sedikit."

Setelah berbicara dengan sesama anggota dari Empat Knight, "Heavy Explosion" dan
"Lightning Bolt", dia menyadari jika kekuatan Ainz melebihi bayangan dari manusia
biasa. Dia mungkin bisa menggunakan sebuah mantra yang bisa membantai ribuan,
mungkin sepuluh ribuan jika dikumpulkan dengan rapat. Meskipun kedengarannya
mencurigakan, jika dua orang itu memiliki pendapat yang mirip, ada peluang yang besar
itu adalah benar.

Seperti yang Kabein katakan, kehilangan para knight yang melindungi Empire akan

Page | 175
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

menjadi kerugian besar.

Sementara itu akan menjadi peristiwa yang menggembirakan jika Ainz, musuh laten
mereka, ternyata tidak memiliki gigi, hanya sekali saja, dia ingin percaya dengan apa
yang dikatakan oleh rekan-rekannya.

"Ah, Jenderal. Ada hal lain yang ingin saya minta pada anda. Sorcerer King akan
membawa pasukannya ke baris depan. Aku harap anda membiarkan mereka menemani
anda ke medan perang."

"Oh begitu. Berapa ribu orang yang dia bawa?"

"Tentang hal itu-"

"Maafkan saya sudah menyela percakapan anda, Kabein-dono, Nimble-dono!"

Sebuah teriakan hebat terdengar dari para knight di luar tenda.

Kabein terlihat minta maaf kepada Nimble, sebelum bicara kepada orang di luar.

"Masuklah."

Pria yang datang itu adalah seorang knight senior.

"Tuan! Sebuah kereta dengan bendera Sorcerer King telah tiba di gerbang utama.
Mereka meminta masuk. Apakah kita mengizikan mereka masuk?"

Mata knight itu menoleh ke arah Nimble, lalu kepada Kabein. Dia mengangguk kepada
Nimble.

"..Aku mengerti, biarkan mereka lewat."

"Tuan! Lalu... apakah kita harus memeriksa kereta itu?"

Tak ada yang bisa masuk ke dalam garnisun tanpa dibersihkan oleh petugas jaga.
Prosedur biasa adalah menggunakan magic untuk memeriksa personel yang menjadi
tanda tanya, untuk memastkan mereka bukan penyusup yang menyamar dengan ilusi.
Jika ini adalah Kingdom, mereka tidak akan menggunakan magic untuk memeriksa.
Alasan mengapa itu digunakan disini adalah karena magic adalah landasan dari
kekuatan Empire. Mereka paham dengan kekuatan mengerikan dari magic, dan oleh

Page | 176
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

karena itu waspada terhadap penggunaannya.

Ini terutama benar bagi sebuah markas militer yang besar seperti ini yang
mempekerjakan teknologi magic yang terbaru. Jika teknologi ini bocor, mungkin akan
menyebabkan luka yang besar bagi Empire. Meskipun Kaisar Jircniv sendiri yang muncul,
dia masih akan diperiksa dengan teliti oleh para penjaga.

Sebagai hasilnya, bahkan para pengunjung dari negeri sekutu - tidak, terutama karena
mereka adalah dari negeri sekutu, mereka akan menjadi subyek pemeriksaan.

Namun, ada situasi dimana hal seperti itu tidak diperbolehkan.

Kabein menatap kepada Nimble lagi.

Terbebani oleh suasana yang berat dan kekuatan dari item di dadanya, Nimble hanya
bisa tersenyum pahit membalasnya.

"Jenderal Kabein, maafkan saya. Mereka adalah tamu yang sangat penting bagi Empire.
Sebagai pengecualian diantara pengecualian, persilahkan mereka memasuki seperti itu."

Wajah Kabein, yang tadinya tersenyum hangat barusan, membeku menjadi topeng
tanpa emosi.

Nimble telah memberikan sebuah perintah yang melebihi otoritasnya. Tak perduli pria
macam apa itu, dia tidak akan senang jika orangnya diberikan perintah oleh orang lain.
Nimble mengerti alasan dari kejengkelan dari Kabein, tapi itu adalah perintah yang
harus dia berikan.

Jika tidak-

Ketika Nimble ragu-ragu apakah dia akan mengeluarkan item yang sedang dia
sembunyikan di kantung dadanya, Jenderal Kabein berbicara.

"Jika itu adalah perintah dari sang Kaisar, maka kita harus patuhi. Lagipula, Empire dan
yang ada di dalamnya berada di bawah perintah dari Yang Mulia Kaisar."

"Saya sangat senang anda mengerti, Jenderal."

Obyek yang dipegang oleh Nimble adalah titah kaisar. Itu adalah perkamen tertulis, dan
dikatakan bawah pemegangnya memiliki kekuatan untuk bertindak dengan otoritas

Page | 177
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

penuh dari kaisar. Wewenangnya memanjang hingga kepada setiap orang yang terlibat
dengan perang ini. Di dalam perang ini, Nimble akan memiliki tingkatan melebihi
Kabein, dan akan bisa memutuskan nasib dari Jenderal jika diminta.

Untuk sesaat, Nimble lega karena dia tidak harus memperburuk hubungan antara
seorang pejabat tua yang dia hormati. Lalu dia menegang lagi, karena sekarang bukan
waktunya bersantai.

"Kalau begitu, mari kita temui Sorcerer King ini? Lagipula dia sudah menerima begitu
banyak dukungan dari Yang Mulia Kaisar, jadi pastinya dia adalah seorang pria yang bisa
menyamai pahlawan-pahlawan besar."

Secara pribadi, Nimble tidak ingin pergi. Setelah bicara dengan Empat Knight lain -
tidak, sekarang hanya tiga, termasuk dirinya - dan teringat apa yang mereka katakan
tentangnya, ekspresi Nimble berubah menjadi pahit. Namun, dia tidak ada pilihan lagi
selain mengikuti sang Jenderal.

"Tentu saja, Jenderal. biarkan saya berjalan dengan anda."

Di luar garnisun, sebuah kereta yang megah bergerak maju, digembar gemborkan oleh
para knight. Apa yang membuat orang-orang melihatnya terperangah adalah kenyataan
bahwa kereta itu tidak memiliki kusir, dan tidak ditarik oleh kuda biasa, tapi seekor
monster yang terlihat seperti kuda bersisik.

Nimble memanggil para knight yang ada di sekeliling dan Kabein.

"Persembahkan senjata kepada tamu kita (Berikan kehormatan tertinggi kepada tamu
kita)."
TL Note : Kehormatan tertinggi dalam militer dengan mengarahkan senjata, yang hanya
dipersembahkan untuk pejabat senior dan Orang terkemuka dengan pangkat tinggi.

Apa? Nimble bisa membayangkan itulah yang sedang dipikirkan oleh Kabein dan para
prajurit, dari ekspresi di wajah mereka.

Secara diplomatis, mempersembahkan senjata kepada kepala negara dari kekuatan


sekutu adalah hal yang wajar. Namun, kewajaran itu tidak ada di dalam militer. Pada
awalnya, tak ada yang menyambut orang terkemuka asing di markas militer.

Bahkan dengan negeri-negeri manusia, pasti akan ada percekcokan dan pertengkaran
internal. Tak ada yang bepemikiran seterbuka itu.

Page | 178
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Mempersembahkan senjata kepada orang luar adalah sesuatu yang seharusnya


dilakukan di sebuah tempat yang terbuka dan aman, bukan di instalasi militer. Itu pasti
adalah yang dipikirkan oleh para prajurit yang hadir di sini.

Ada maksud lain.

Mempersembahkan senjata juga berarti tidak akan ambil bagian dalam medan perang.
Sebagai salah satu dari Empat Knight, Nimble mengerti perasaan mereka dengan
sempurna. Namun-

"Hadirin, harap persembahkan senjata kalian."

Nimble mengulang dirinya dengan suara seperti baja.

Setelah itu, dia mendengar helaan nafas Kabein.

"Kalian sudah dengar, ya kan? Persembahkan senjata kalian untuk menyambut Sorcerer
King."

Perintah Kabein menenangkan para prajurit yang gelisah. Jika itu adalah sebuah
perintah, maka yang harus mereka lakukan adalah mengikuti perintah. Tidak perlu
terlalu banyak memikirkannya.

Nimble menatap Kabein dengan tampang sangat berterima kasih, tapi saat dia
melakukannya, dia tahu ekspresi terluka di wajah Kabein. Kelihatannya seperti
mengatakan ini mungkin sulit bagimu, tapi lebih keras bagiku.

Kereta itu berhenti di depan mereka.

Nimble terperangah, karena lebih dari satu alasan.

Pertama karena kereta itu sendiri sangat cantik. Warna dasarnya adalah hitam seakan
seperti dipotong dari langit malam itu sendiri, disorot dengan dekorasi yang rumit yang
menutupi seluruh sasis dari kendaraan. Dekorasi itu memiliki pancaran tenang dari emas
dan perunggu, memberikan suasana yang elegan dan klasik. Meskipun hiasannya
mungkin sedikit terlalu berlebihan, tidak sampai pada titik buruk. Malahan, mirip sekali
dengan kotak harta karun raksasa.

Nimble pernah mengendarai kereta pribadi Kaisar kadang kala, dan dia yakin kereta di
depannya ini membuat kereta kaisar terlihat seperti kereta pengangkut jerami.

Page | 179
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Alasan lain yang mengejutkannya adalah binatang buas yang menarik kereta. Itu adalah
seekor binatang buas, karena tidak mungkin hanya kuda biasa. Makhluk itu berdeguk
lirih, sebuah suara cair "gurururu", dan giginya yang tajam bisa terliat dari mulutnya
yang sedikit terbuka. Seluruh tubuhnya dipenuhi dengan sisik yang terlihat seperti milik
dari reptil, dan dibalik sisik itu ada sekumpulan otot yang bergelombang dan menonjol.

Itu seperti avatar berbentuk kuda dari kebrutalan dan kekerasan.

Setiap orang dipenuhi perasaan bahaya. Nimble sendiri mulai bernafas tidak karuan, dan
keringat muncul di punggung dan telapak tangannya. Binatang buas itu mengerikan.

Di tengah badai nafas panik, pintu kereta itu terbuka.

Seorang gadis dark elf mendarat.

Semua pemikiran menjadi berhenti.

Tak ada yang bisa bicara. Mata mereka tertarik sekali olehnya.

Gadis itu memegang tongkat hitamnya yang melintir dengan manis. Ketika dia sudah
besar, dia pasti akan banyak mematahkan hati. Kencantikannya akan menjadi kecantikan
yang akan membuat para pria mau melakukan apapun untuknya. Bahkan ekspresi
sopannya seperti sebuah bunga yang merekah dibawah cahaya rembulan.

Namun, benda-benda di tangannya benar-benar aneh dengan gambaran yang dia


proyeksikan.

Itu adalah gauntlet (sarung tangan).

Gauntlet kiri terlihat sangat kejam mirip dengan tangan iblis. Kelihatannya dibuat dari
semacam logam hitam, yang menutupi duri-durinya yang bengkok. Ujung jarinya
ditajamkan hingga menjadi lancip, dan pancaran kotor mengelilinginya mirip dengan
semacam sekresi aneh. Hanya dengan satu kali tatap saja membuat siapapun yang
melihatnya dipenuhi dengan teror yang berasal dari jiwa mereka yang terdalam.

Sebaliknya, gauntlet kanan seperti tangan dari seorang perawan yang suci dan
sempurna. Warnanya putih dan proporsinya yang ramping dipenuhi dengan hiasan
emas yang rumit, yang mengeluarkan kencantikan luar biasa yang lebih jauh. Menarik
mata seperti tawon yang tertarik oleh madu, dan seperti melihat sebuah kecantikan
kelas dunia, orang-orang yang melihat merasa mereka mungkin akan kehilangan jiwa

Page | 180
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

mereka karenanya.

"A-Ah, Ainz-sama. Kurasa kita sudah tiba."

"Benarkah. Terima kasih, Mare."

Dengan begitu, figur lain muncul dengan sendirinya.

Dalam sekejap, suasana tiba-tiba berubah menjadi berat dan suram.


Tubuh dari setiap orang yang hadir dipenuhi dengan degup jantung. Ini bukan
kebencian, tapi sebuah perasaan yang sulit dijelaskan.

Ainz Ooal Gown berpakaian rangkap yang bisa dihubungkan dengan seorang magic
caster arcane. Pada awalnya, dia mengenakan jubah hitam legam dan di atasnya, mantel
hitam lagi, yang semakin membuat penasaran. Dia memegang sebuah tongkat, yang
tidak dihias dengan sangat mewah seperti yang diduga. Di sekitar lehernya ada sebuah
kalung perak lengkap dengan batu permatanya. Dan di wajahnya ada sebuah topeng
aneh.

"Kami menyambut anda dan rombongan, Yang Mulia Sorcerer King Ainz Ooal Gown."

Nimble merendahkan kepalanya. Namun, dia tidak mendengar siapapun yang


mengikutinya. Meskipun tahu itu tidak sopan, dia harus menoleh ke belakang untuk
melihat.

Jenderal dan para knight di belakangnya terdiam di tempat. Mereka sama sekali takjub
dengan kehadiran dari Sorcerer King dan tidak bisa bergerak.
Sebanyak itu dia bisa mengerti. Namun, jika ini terus terjadi, akan gawat jadinya.

Pada akhinya, jenderal lah yang mengirimkan penghormatan terhadap keadaan sulit
dari Nimble.

"Legiun!"

Teriakan milik Kabein. Itu adalah perintah yang renyah dan kuat yang tidak cocok
dengan bangsawan seperti dirinya, tapi cocok dengan pangkatnya sebagai jenderal.

"Hormat! Kepada Yang Mulia, Sorcerer King!"

"Tuan!"

Page | 181
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Para knight membalas dengan bersamaan, dan menjadi satu, mereka mempersembah
kan senjata kepada Ainz.

"Saya berterima kasih atas sambutan kalian, wahai para knight yang menjadi
kebanggaan dari Empire."

Itu adalah respon menyeluruh yang biasa, yang membuatnya jauh lebih menakutkan.
Rasanya seperti ada sesuatu yang besar mencoba sebisa mungkin bersikap seperti
seorang manusia. Setelah mendengar dari wajah dibalik topeng tersebut, Nimble
mengalami sensasi yang bahkan lebih kuat daripada yang lainnya.

"Tolong angkat kepala kalian."

Pertama kalinya dia mengatakan, tak ada yang merespon.

"Tidak bisakah kalian mengangkat kepala?"

Setelah kedua kalinya, mereka melakukannya. Lagipula, menunggu hingga ketiga


kalinaya adalah sebuah kehormatan yang hanya diberikan kepada seseorang penguasa.

"Yang Mulia, tolong maafkan mereka yang tidak langsung mengangkat kepala."

Sebuah tatapan ke seluruh knight menunjukkan bibir mereka putih dan wajah mereka
pucat.

"Mereka sangat senang melihat Yang Mulia sehingga lupa diri."

"Tidak, seharusnya saya yang minta maaf. Saya sangat kegirangan karena kita akan
menuju medan perang. Aku harap anda mengerti jika aku tidak menyalahkan siapapun."

Ainz melepas mantel hitam di bahunya. Kain hitam legam terkepak seperti sayap gagak
saat terbuka lebar. Dalam sesaat, suasana yang dingin dan berat mengelilinginya seperti
hilang entah kemana.

Yang tersisa hanyalah manusia biasa, dengan kehadiran seperti manusia biasa.

Itu menakutkan.

Itu adalah emosi yang paling tajam yang dirasakan oleh Nimble sekarang.

Dia pernah mendengar sifat luar biasa Ainz dari rekannya. Meskipun begitu, pria yang

Page | 182
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

sedang berdiri di depannya terlihat terlalu biasa, yang mana hanya semakin
memperdalam ketakutannya. Dia merasa seperti seorang predator besar yang perlahan
sedang mendekat ke arahnya.

Para knight, yang tidak tahu apa-apa, mungkin mulai merasakan keanehan situasi itu.
Udara dipenuhi dengan kegelisahan yang semakin besar. Kabein kelihatannya mengerti.
Dia tidak menggunakan otaknya, tapi hati dan jiwanya. Melalui hal itu dia tahu sikap
macam apa yang harus dia tunjukkan kepada orang di depannya.

"Perkenankan saya, Nimble Ark dale Anock, mengantarkan anda ke tenda lapangan
kami."

"Begitukah. Wah, meskipun aku merasa sudah menyusahkan anda, kalau begitu aku
akan mengandalkan anda."

"Saya mengerti. Kalau begitu, ini adalah pimpinan dari komando ekspedisi kali ini,
Jenderal Kabein."

"Saya adalah Kabein, Yang Mulia. Jika anda merasa tidak nyaman terhadap apapun di
garnisun ini, silahkan beritahukan kepada saya dan kami akan segera memperbaikinya.
Silahkan, pilih knight yang ada disini sebagai pelayan anda..."

"Itu tidak perlu. Aku memiliki bawahan disini."

Dia mengisyaratkan kepada gadis dark elf itu.

"Dan aku akan memenuhi kebutuhkanku sendiri jika kurang."

Kabein terdiam.

Niatnya yang sebenarnya adalah untuk menugaskan seseorang agar bisa menjaga Ainz
melakukan hal-hal yang aneh di markas.

Namun, jawabannya adalah penolakan datar, sebuah jawaban yang hanya bisa diberikan
oleh yang kuat.

Namun, karena keadaan dari Kabein, dia tidak bisa membiarkan hal semacam itu terjadi.
Kalau begitu, mereka tidak akan mendapatkan kesimpulan yang sama. Meskipun Nimble
jelas sekali mendukung Kabein, dia tidak bisa membiarkan masalah ini.

Page | 183
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

"Begitukah... yang mulia, silahkan saja memberitahukan kepada kami jika anda
membutuhkan apapun. Jenderal Kabein, saya harap anda membiarkan saya
menanganinya dari sini."

"-Saya mengerti."

"Ah... ada sesuatu yang lupa aku beritahukan."

"Ada apa, yang mulia?"

"Aku yakin harus membuka peperangan ini dengan sebuah mantra. Kalau begitu, aku
akan membuat pasukanku ikut serta dalam pertempuran ini pula. Aku harap kamu
mengijinkan hal ini."

"Kami tidak bisa berharap lebih banyak lagi."

Karena hal itu sudah didiskusikan, Kabein segera menyetujuinya.

Namun, sebuah dorongan hati membuatnya mengerutkan alis.

"...Bagaimanapun, peperangan akan berlangsung dalam beberapa hari, mungkin sedini


hari esok. Dari mana pasukan anda akan tiba, yang mulia? Kami tidak bisa menunggu
terlalu lama..."

"Itu tidak masalah. Mereka sudah dekat."

Jawaban itu membuat keraguan di hati Nimble. Melihat ke langit, kelihatannya tidak ada
pasukan udara yang mendekat. Kabein pasti memiliki kecurigaan yang sama dengannya.
Wajarnya, garnisun itu dikelilingi oleh jaring pengaman yang ketat. Siapapun yang
mendekat selain dari pasukan Imperial akan langsung dilaporkan kepada personel
berpangkat Jenderal. Jangan-jangan laporannya nyasar?

Nimble melihat ke sekeliling, tapi kelihatannya tidak ada yang tahu disini tentang itu.

"Maafkan aku. Bukan, berkata mereka sudah dekat itu bermasalah. Yah, aku hanya ingin
berkata mereka bisa langsung tiba."

"Apa...?"

Dia masih memiliki pertanyaan, tapi dia kesampingkan dahulu saat Kabein bertanya
selanjutnya, "Berapa banyak pasukan yang datang?"

Page | 184
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

"Sekitar lima ratus."

"Lima ratus.."

Meskipun Kabein menyembunyikan reaksinya dengan ahli, Nimble tidak bisa


menyembunyikan kekecewaannya.

"Jenderal, apakah ada masalah nantinya menggabungkan unit yang mulia dengan
pasukan Imperial?"

Agar bisa menunjukkan loyalitas mereka kepada Ainz, Empire harus mengguyur lautan
dengan darah rakyatnya. Oleh karena itu, unit Ainz tidak akan punya peluang untuk
diterjunkan, jadi meletakkan mereka di dalam formasi pasukan Imperial tidak apa-apa.

"Jika hanya lima ratus, maka kami tidak perlu lagi mengatur ulang formasi. Sedangkan
untuk penjaga dari Yang Mulia, mungkin kami harus serahkan tugas itu kepada
bawahan beliau."

Dia ingin mencoba mengatakan "Jangan terlalu buru-buru memancing keributan."


Pasukan Imperaial akan pergi dahulu dan menerima kerugian agar bisa membuktikan
niat tulus mereka kepada Ainz, jadi membiarkan unit Ainz melakukan hal terlalu banyak
akan sangat menyusahkan.

Ainz mengangguk menerima tawaran dari Nimble. Nimble menghela nafas lega, tapi
ketika dia memikirkannya dengan tenang, itu seharusnya tidak logis. Apa yang bisa
dilakukan oleh hanya sekedar lima ratus pasukan? Kelihatannya mereka hanyalah hiasan
iringan.

Namun, apa yang terjadi selanjutnya jauh melebihi prediksi Nimble.

Setelah merapal semacam mantra, Ainz kelihatannya seperti berbicara di udara yang
tipis.

"Bisakah kamu mendengarkan aku - Shalltear? Bukalah sebuah 'Gate' ke posisiku lalu
kirimkan pasukan kemari."

Mata di bawah topeng Ainz kelihatannya seperti bergerak.

"Bagus, Jenderal, saya telah memanggil unit saya."

Page | 185
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Saat dia selesai berkata begitu, udara menjadi melengkung.

Sebuah obyek separuh lingkaran yang hitam muncul di belakang Ainz. Nimble ingat
sesuatu tentang sebuah 'Gate' yang disebutkan sebelumnya. Sebuah gerbang terbuka,
dan apa yang muncul dari situ adalah-

Dunia menjadi hening.

Sebuah ketiadaan suara yang aneh memenuhi sekitar. Sebuah gelombang keheningan
muncul.

Lima ratus pasukan menunjukkan bentuk mereka. Dibandingkan dengan 60.000 pasukan
Imperial yang kuat, mereka terlalu sedikit. Namun, tak ada yang meremehkan lima ratus
pasukan ini.
Unit dari pasukan monster di depan mereka membuat kekuatan mereka jelas.

"Ini adalah pasukanku."

Di depan para hadirin yang terdiam, Ainz memperkenalkan pasukannya.

Page | 186
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Intermission

Di dalam ruangan yang kecil namun mewah, seorang gadis muda duduk di singgasana.
Dia berbicara dengan suara yang lugu dan manis, dan cocok dengan usianya.

"Okie, aku akan mengandalkanmu kalau begitu!"

"Ya, Yang Mulia! Saya tidak akan membuat anda gagal!"

Pria yang terlihat seperti seorang knight bangkit dari tempat dia berlutut dan dengan
elegan meninggalkan ruangan tersebut. Setelah pintu itu ditutup beberapa saat, gadis
itu lalu bertanya kepada menteri di sampingnya.

"Apakah tidak apa sekarang?"

"Ya, dia adalah orang terakhir, jadi tidak apa."

Setelah mendengar ucapan dingin dari menteri itu, ekspresi lugu gadis itu tiba-tiba
rontok. Mungkin karena lelah, tapi matanya menjadi buram dan menyempit, sementara
mulutnya membentuk ^ dan bahunya menurun.

"Lelahnya."

Sikap dan nadanya seperti wanita berumur 40 tahunan, tapi suaranya masih terdengar
muda dan manis, yang mana aneh dengan penampilannya.

"Anda sudah bekerja keras."

"Ya, memang, jadi bisakah aku berhenti mengeluarkan penampilan seperti ini
sekarang?" Gadis itu menarik roknya ke atas sambil berkata begini. "Aku bisa
melakukannya tanpa rok ini yang memperlihatkan kakiku seluruhnya pula."

"Saya sudah bilang pada anda berkali-kali sebelumnya, tapi anda tidak bisa
melakukannya, Yang Mulia."

Gadis itu adalah ratu dari Draconic Kingdom, "Black Scale Dragon Lod" Draudiron
Oriucrus. Meskipun dia disebut sebagai seorang Dragon Lord, kemampuan
bertarungnya tidak lebih hebat daripada orang biasa. Namun Slane Theocracy masi
menganggapnya sebagai Dragon Lord karena kemampuan uniknya yang dibawa sejak
lahir, kemampuan yang luar biasa langka yang membedakan antara Dragon Lord

Page | 187
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

sebenarnya dengan yang palsu.

Dia bisa menggunakan wild magic, bukti dari kekuatan yang membedakan Dragon Lord
sebenarnya dari yang palsu.

"Selama penampilan anda bisa mengunggah hasrat orang lain untuk melindungi anda,
mereka akan bekerja lebih keras."

"Apakah semua manusia itu lolicon? Aku akan merasa nyaman jika bagian tertentu
dariku lebih besar."

Draudiron meletakkan kedua tangannya ke dadanya yang rata dan meremasnya.

"Ya, jika memang bentuk itu..."

"-Jangan menyebutnya seperti sebuah bentuk! Itu adalah penampilanku yang


sebenarnya!"

"Saya minta maaf sudah kurang ajar dalam berkata, yang mulia."

"Oi, itu hampir tak terdengar seperti permintaan maaf."

"Bukan begitu."

Setelah menatap ke arah senyum dingin menteri beberapa saat, Draudiron menyadari
bahwa dia tidak akan mampu menggoyahkan ekspresinya, lalu dia memalingkan muka
dengan perasaan jengkel.

"Kembali ke topik, bentuk itu mungkin memang populer di kalangan pria, tapi tidak
seberapa di kalangan wanita. Malahan, bentuk anda yang sekarang sangat menarik bagi
para pria dan wanita dari semua usia. Jadi jika anda ingin kembali ke bentuk itu, anda
harus menunggu sampai negeri ini stabil lagi. Atau apakah anda memiliki rencana lain
yang ingin ditawarkan?"

"Jangan menganggapnya seperti sebuah bentuk..."

"Namun, jika situasi terus seperti ini, apapun yang anda pilih tidak akan ada masalah
lagi."

Sebuah keheningan yang dalam berlangsung sesaat saat mereka merenungkan situasi

Page | 188
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

saat ini di dalam Draconic Kingdom.

"Serangan beastmen kali ini kelihatannya benar-benar berbeda dari bagaimana mereka
biasanya."

"Memang benar. Motif pasukan mereka kali ini tidak terlihat seperti peperangan dengan
skala kecil, tapi kehancuran total dari negeri ini, diikuti dengan merubahnya menjadi
peternakan."

Ada sebuah kerajaan beastmen di dekat kerajaan Draconic.


Beastmen yang dimaksud adalah demi-human yang mirip dengan berbagai binatang
karnivora seperti harimau dan singa, tapi berjalan dengan dua kaki. Hanya dengan
melihat wajah mereka saja sudah tahu bahwa mereka adalah pemakan daging, dan
mereka lebih memilih daging manusia.

Ras pemakan manusia sangat umum. Tiga dari enam negeri terbesar di benua melihat
manusia sebagai makanan. Kerajaan Troll di dekat pusat benua bahkan menganggap
bayi manusia berusia enam bulan adalah makanan yang sangat lezat, yang akan mereka
persembahkan kepada tamu kehormatan. Oleh karena itu, beastmen menganggap
Draconic Kingdom sebagai penyedia makanan yang akan dipanen.

Sampai baru saja, Draconic Kingdom telah ditinggalkan sebagai sumber makanan agar
mereka bisa memenuhi persediaan lagi ketika dibiarkan saja, jadi beastmen tidak
melakukan serangan dengan skala penuh kepada Draconic Kingdom sebelumnya. Tapi
entah karena suatu alasan yang tak diketahui, serangan tersebut akhirnya terjadi. Sejauh
ini, mereka telah menguasai tiga kota.

Di dalam kota yang mereka kuasai, ada jamuan yang mengerikan yang berlangsung
siang dan malam, yang membuat ratu ingin muntah ketika dia mendengar apa yang
telah dilakukan disana.

Menghadapi musuh luar yang tidak bisa ditawar ini, manusia bergabung bersama-sama
untuk melawan hingga akhir. Namun, perbedaan kemampuan diantara beastmen dan
manusia terlalu besar untuk dilalui.

Jika baik manusia dan beastmen adalah spesies yang sama, maka seorang beastmen
akan memiliki kekuatan sepuluh kali lipat dari manusia. Dengan menggunakan sistem
rangking para petualang, jika seorang manusia dinilai 3, maka seorang beastmen akan
dinilai 30. Satu-satunya anugerah bagi manusia adalah beastmen spesial ternyata sangat
langka, mungkin karena beastmen sendiri sudah sangat kuat dan pada umumnya

Page | 189
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

merata sejak awal.

"Meskipun kita bisa mengulur waktu para musuh dengan kelompok-kelompok


petualang yang dipimpin oleh para petualang dengan peringkat adamantite, musuh
terlalu banyak. Ketika beberapa kelompok dengan ukuran satu suku menyebar untuk
menyerang, kita tidak bisa menghentikan mereka semua sekaligus. Oleh karena itu,
pada akhirnya kita harus mengumpulkan semua penduduk ke ibukota, dan menunggu
musuh kehabisan makanan. Namun, kelihatannya situasi makanan kami akan berkurang
terlebih dahulu."

"Benar-benar bikin pusing. Masa depan diselimuti oleh kegelapan."

"Aku perintahkan kita jatuhkan jenderal musuh. Bagaimana kalau kita pilih beberapa
pasukan elit untuk menyerang mereka? Meskipun kelihatannya itu adalah gerakan yang
tidak perlu yang mungkin hanya akan membuat mereka marah, karena serangan itu
tidak akan berhenti bagaimanapun juga, masih lebih baik daripada tidak melakukan
apapun sama sekali."

"Jika begitu, yang akan memimpin mereka kali ini adalah dia?"

"Ya, memang dia."

Yang dimaksud oleh mereka berdua adalah orang yang sama, seorang pria yang
menjadi bagian dari 'Crystal Tear', tim petualang dengan peringkat adamantite satu-
satunya di kerajaan ini. Namanya adalah Cerabrate, dengan gelar 'Fierce Flash'. Dia
adalah seorang anggota kelas 'Holy Lord', dan dia terkenal karena menggunakan teknik
pedang bersinar (Shining Sword Technique).

"Orang itu jelas sekali seorang lolicon. Ketika aku sedang berbicara dengannya, dia
sedang menatapku dengan mata penuh nafsu. JIka melihat hal yang rata membuat
senang, seharusnya dia menatap sebuah tembok."

"Itu hanyalah fetish.. meskipun memang dia benar-benar seorang lolicon."

Draudiron mulai mengerutkan dahi.

"Aku harap kamu tidak berkata demikian.. Jika saja negeri kita memiliki lebih banyak
petualang peringkat adamantite."

"Apa maksud anda? Selama anda bersikap seperti gadis polos dan manis, dia akan

Page | 190
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

mempertaruhkan nyawanya untuk bertarung demi kita. Bukankah dia yang paling cocok
dengan situasi kita yang sekarang?"

"Dan ketika tiba saatnya, aku harus memuaskan hasratnya.. Oi! Jangan melihatku seperti
babi panggang yang akan dihidangkan untuk pesta besok."

"Haaa...."

Nadinya seperti pecah karena marah saat sang ratu menghela nafas.

"Hanya sedikit saja, yang mulia, masih lebih baik daripada penduduk yang akan dimakan
hidup-hidup, jadi tahan saja."

Sang ratu tidak bisa menyangkalnya.

"Jika saja aku punya lebih banyak uang, aku akan mempekerjakan kelompok 'Optic'.
Ngomong-ngomong, apa yang sedang dilakukan oleh Slane Theocracy?"

"Itu, saya tidak yakin."

"Bukankah kita sudah mendonasikan uang dalam jumlah besar untuk mereka setiap
tahunnya? Biasanya, mereka akan segera kemari. Meskipun bukan Black Scripture,
mengapa mereka tidak mengirimkan Sunlight Scripture kemari?"

Fakta bahwa Slane Theocracy mendukung Draconic Kingdom tidak dipublikasikan


karena dia sendiri adalah otoritas tertinggi di negeri ini.

"Mengandalkan negeri lain untuk melindungi menyebabkan situasi ini pada akhirnya.
Memang benar-benar sangat suram."

"Apa kamu kira aku ingin mengandalkan negeri lain? Kamu seharusnya tahu jika
pengeluaran militer sudah membuat pincang keuangan kita, dan jika kita terus
meningkatkannya, negeri kita akan segera bangkrut. Disamping itu, kita tidak bisa
membuat sebuah pasukan muncul entah darimana hanya dengan mengeluarkan lebih
banyak uang!"

Negeri itu telah mengeluarkan banyak uang karena beastmen setiap tahunnya sudah
sejak lama, namun situasi masih berakhir seperti ini. Bagaimanapun, bisa dikatakan
bahwa jumlah pengeluaran itulah yang telah menjaga situasi terkendali.

Page | 191
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

"Jika Slane Theocracy mengabaikan kita, bagaimana kalau minta bantuan kepada
Empire? Jika negeri kita dihancurkan, bukan Empire akan menjadi yang selanjutnya?"

"Masih ada dataran Katze, jadi mereka tidak akan langsung menuju Empire. Jika mereka
mengikuti arah di sekitar danau, maka Slane Theocracy yang akan menjadi selanjutnya."

"...Bahkan beastmen tidak cukup berani terburu-buru menuju tanah yang menjadi
tempat munculnya undead itu."

Ngomong-ngomong, ada juga suku pengendara naga di dalam rute gerakan maju dari
beastmen, tapi sang ratu dan menterinya tidak menganggap kenyataan bahwa mereka
bisa diserang.

"Bukan masalah keberanian, tapi lebih karena undead tidak bisa dimakan oleh mereka.
Disamping itu, tidak ada untungnya menguasai tempat itu. Hanya makhluk undead lain
yang akan senang mengambil alih dan memegang tanah itu. Dan Empire juga sangat
sibuk, ya kan? Sudah waktunya peperangan rutin tahunan mereka."

"Kelihatannya mereka memulainya agak sangat telat tahun ini."

"Yeah, kelihatannya diulur hingga paruh tahun, karena ada deklarasi dari seorang magic
caster. Apakah anda ingin saya menyelidikinya?"

"Eh, siapa yang perduli dengan apa yang terjadi di negeri lain! Aku lebih khawatir
dengan apa yang harus dilakukan untuk menyelamatkan negeri kita!"

"Yah, Yang Mulia membawa topik itu dahulu... bagaimana kalau menggunakan magic
dari Yang Mulia?"

Sang ratu melambaikan tangannya untuk menolak tawaran dari menteri tersebut. Jadi
hanya ini yang dia tahu tentang magic. Draudiron hanya bisa tersenyum pahit.

"Wild Magic... dalam masalah ini, memang bisa digunakan oleh manusia karena
seperdelapan darah di tubuhku milik seekor naga. Di dalam skenario terburuk, itu hanya
akan mengulur waktu kehancuran dari negeri. Jadi itu adalah usaha terakhir kita."

"Usaha terakhir.. aku harap hari itu tidak akan datang. Kalau begitu saya akan mencari
bala bantuan lagi dari Slane Theocracy."

"Tolong lakukan~"

Page | 192
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Menteri itu menatap dengan dingin ke arah Draudiron, saat dia membalasnya dengan
suara gadis ciliknya.

"Oleh karena itu, Yang Mulia. Sambil jalan, jika anda memiliki energi tambahan, tolong
tuliskan tiga puluh surat penyemangat untuk para petugas di garis depan. Tentu saja
dengan tulisan anak-anak."

"Ueeeeh~ Bawakan aku alkohol! Aku tidak bisa menulis seperti itu ketika masih sadar."

"Saya mengerti, anda bisa minum dan mabuklah sesuka anda. Tapi, selesaikan pekerjaan
anda hari ini."

Menteri itu membungkuk, lalu meninggalkan ruangan. Setelah melihat ke arah yang
dituju oleh menteri itu beberapa saat, dia lalu melihat ke bawah ke arah tangannya
sendiri.

"Wild Magic, huh.."

Wild Magic berbeda dengan magic umumnya karena didukung oleh jiwa daripada
mana. Oleh karena itu, magic itu membutuhkan pengorbanan dari banyak orang, dan
jiwa yang telah dilepaskan akan merapalkan mantra yang sangat kuat. Menurut
kakeknya, magic seperti ini bisa menciptakan sebuah ledakan yang setara dengan
serangan ultimate dari Platinum Dragon Lord

Namun, bagi seseorang yang lebih lemah dari Dragon Lord seperti dirinya,
pengorbanan untuk memulai mantra semacam itu akan sangat besar, sekitar jutaan.

Draudiron menutup wajahnya dengan kedua tangan.

Dia gemetar karena dia menyadari tak perduli jalan apapun yang dia pilih, keduanya
akan menuju neraka-

Page | 193
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Chapter 3 – Pertempuran Lainnya

Part 1

Dengan Suara teriakan-teriakan pasukan yang berada di E-Rantel saat mereka bersiap
untuk perang yang akan datang bergema di belakang punggungnya, suasana hati
pangeran pertama Barbro Andrean Ield Ryle Vaiself saat ini sedang kesal karena ia dan
pasukannya harus bergerak ke arah utara.

"Sial. Semuanya karena si Marquis Raeven ... "

Barbro tidak bisa berbuat banyak selain mengumpat.

Selama demonic disturbance (keributan akibat iblis), adiknya meminjam orang dari
Marquis Raeven dan mampu meningkatkan reputasinya dengan berpatroli di jalan-jalan
dalam ibukota, meninggalkan kesan seseorang yang mampu mengambil tindakan
dalam keadaan darurat dan tidak takut untuk pergi ke garis depan. Hal ini dipandang
baik oleh para bangsawan, menyebabkan banyak dari mereka yang mendukung
pangeran pertama Barbro, mengubah pendapat mereka. Meskipun Marquis Raeven
mungkin juga memainkan peran dalam hal ini, sejumlah bangsawan sudah mulai
mendukung pangeran kedua sebagai pewaris berikutnya.

Tidak mengambil tindakan dalam demonic disturbance terbukti menjadi kesalahan fatal.
Alasan mengapa Barbro tetap di istana dan tidak muncul di garis depan adalah karena ia
tidak punya pion yang bisa digunakan pada saat itu.

Itu adalah pembuatan keputusan yang benar. Maju sendirian ke garis depan tidak akan
ada bedanya, dan kemungkinan besar dia hanya akan berakhir menjadi beban nantinya.
Selain itu, ada kemungkinan juga istana akan diserang. Jika bukan karena bawahan yang
Marquis Raeven sediakan, adiknya tidak akan mampu melakukan patroli di jalan-jalan.

Barbro yakin penilaiannya benar. Namun, orang-orang bodoh itu bahkan tidak bisa
menyadari itu dan akhirnya tertipu oleh apa yang mereka melihat. Pada akhirnya,
semuanya berjalan sesuai dengan rencana Marquis Raeven semula.

"Bisakah orang-orang itu setidaknya memikirkan motif dari tindakannya? Selain itu,
satu-satunya hal yang mereka lakukan adalah berpatroli di sekitar kota. Mereka bahkan
tidak berpartisipasi dalam satu pertempuranpun melawan iblis. "

Page | 194
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Jika adiknya melangkahkan kakinya ke medan perang, kemungkinan besar dia hanya
akan menunjukkan sisi menyedihkannya kepada publik. Ketika ia berpikir demikian, itu
menunjukkan betapa menakutkannya kemampuan Marquis Raeven dalam
menggunakan kepalanya.

Juga, ada alasan lain mengapa suasana hati Barbro ini telah jelek sepanjang hari.
Alasannya adalah bahwa ia dipaksa untuk pergi menyelidiki ke desa terpencil yang
disebut Carne.

Perebutan tahta harus ditunda untuk nanti.

Dalam pertempuran yang akan datang dengan Empire, Barbro harus membuat dunia
tahu keberadaannya sebagai pangeran pertama dari Kingdom. Agar namanya dikenal
sebagai ahli waris Kingdom Re-Estize, dan untuk mengambil kembali apa yang menjadi
haknya dari sang adik.

Namun, bukannya diberi posisi penting untuk pertempuran mendatang, dia diberi
perintah yang membuatnya tampak seperti melarikan diri: Pergilah ke sebuah desa yang
terletak di dekat perbatasan dan selidiki hubungan desa itu dengan Ainz Ooal Gown.
Memangnya berapa banyak ketenaran yang bisa ia peroleh dari melakukan hal ini?

Tiba-tiba, tulang belakang Barbro terasa dingin.

Mungkinkah ini rencana untuk memastikan bahwa ia tidak akan mampu meraih prestasi
apapun?

Mungkinkah ayahnya sudah memutuskan menyerahkan tahta itu kepada adiknya, dan
untuk memastikan bahwa tidak ada yang bisa ia lakukan untuk membalikkan keadaan,
Oleh karena itu ia ditugaskan untuk menyelidiki desa terpencil ini...

Pernapasan Barbro menjadi semakin tidak menentu ketika ia semakin memikirkan hal
ini. Perlahan-lahan, kebenciannya mulai timbul kepada sang ayah yang akan
menyingkirkan anak sulungnya agar sang adik yang hanya menampilkan sedikit
keberanian itu bisa meraih tahta. Itu cukup menyebabkan penglihatannya menjadi
sempit.

Kebetulan saja pengendara di sisi Barbro ini melihat perubahan sikapnya.

"Yang Mulia, mungkinkah Anda sedang merasa tidak sehat? Apakah Anda ingin hamba
untuk memanggil priest untuk Anda? "

Page | 195
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Suara dengungan yang dibuat oleh serangga terdekat menyebabkan Barbro merasa
mual. Namun, dia mampu menekan keinginannya untuk muntah. Mungkin ia beruntung
karena di saat yang sama udara menjadi semakin dingin, atau mungkin karena pelatihan
keras yang ia terima sebagai anggota keluarga kerajaan, tapi Barbro mampu menjaga
kehormatannya tetap di atas.

Memperlihatkan perasaan seseorang adalah hal yang bodoh untuk dilakukan.

"Tidak, tidak, jangan khawatir tentang hal itu. Aku hanya sedang memikirkan pekerjaan
yang Ayah percayakan kepadaku. Daripada itu, Baron Cheneko, bagaimana jalannya
pertemuan anda dengan petualang adamantite Momon? "

"Tentang itu, Yang Mulia, tolong dengarkan saya! Itu adalah kejadian yang tidak
menyenangkan! Selain itu, saya tidak bisa bertemu Momon karena ia sedang tidak ada
di tempat. "

"Yah, hal-hal seperti itu pasti akan terjadi. Lagipula, dia seorang petualang adamantite.
Jadi kenapa anda marah? Bagaimanapun Anda tidak membuat janji atau yang lainnya,
jadi mau bagaimana lagi jika anda tidak bisa bertemu dengannya."

"Tidak, ini bukan tentang itu. Alasan mengapa saya marah adalah karena tindakan
pendamping Momon, yang disebut Nabe!"

"Nabe? Ah, yang dijuluki 'Beautiful Princess'? "

Barbro mengingat sosok wanita yang ia lihat sebelumnya di ibukota kerajaan, yang
memiliki kecantikan seolah bukan berasal dari dunia ini. Penampilan wanita itu bahkan
bisa dibandingkan dengan adik perempuannya. Meskipun Barbro menginginkannya, dia
adalah salah satu petualang yang telah menerima hadiah dari ayahnya. Dia tidak bisa
menggunakan metode sederhana untuk mendapatkan wanita itu.

"Jadi, apa yang perempuan cantik itu lakukan kepada Anda?"

"Dia menyerang saya! Silahkan lihat ini! "

Baron Cheneko melepas sarung tangannya, memperlihatkan tangannya yang memar.

"Apa? Meskipun dia seorang petualang adamantite, kekerasan terhadap kaum


bangsawan itu tidak diizinkan."

Page | 196
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

"Meskipun begitu, wanita bernama Nabe tiba-tiba meraih tangan saya dan memaksa
saya keluar."

Jumlah rincian yang diberikan oleh Baron sangat sedikit, karena itu, Barbro hanya
memberikan sedikit perhatian saat mendengarkan. Bagaimanapun dia memikirkannya,
kelihatannya Cheneko seperti sedang menyembunyikan sesuatu.

"Yang mulia! Bagaimanapun, silakan gunakan otoritas kerajaan Anda untuk menegakkan
keadilan terhadap wanita bodoh itu yang telah berani menggunakan kekerasan pada
saya!"

Jika aku bisa memanfaatkan kejadian ini, mungkin aku dapat memeras wanita itu dan
membuat dia melakukan apa pun yang kuinginkan?

Barbro memikirkannya.
Tentang cara menawarkan bantuan ke Baron dan membuat Nabe menjadi miliknya.
Namun, ia tidak dapat menemukan rencana bagus. Semua karena si bodoh Baron yang
kemungkinan besar telah mengatur agar ia akan menolongnya.

Dasar orang bodoh yang tidak berguna. Sementara aku akan pura-pura memperlakukan
dia dengan hormat untuk saat ini, saat saya mendapatkan tahta saya akan
membuangnya segera.

Semakin Barbro memikirkan hal ini, semakin frustrasi ia jadinya. Bahkan orang bodoh
seperti Baron mampu memiliki wilayah sendiri untuk diperintah dan orang-orang untuk
disuruh, namun Barbro sendiri tidak memiliki apa-apa - bahkan pion satu saja untuk
digunakanpun tidak ada, dan dia harus bergantung pada orang lain saat bertarung di
pertempuran. Berbagai pikiran seperti ini timbul di kepalanya, namun pada akhirnya
ditekan hingga menghilang.

Berpaling ke arah Baron yang tidak sabar untuk menunggu jawabannya, Barbro
melambaikan tangannya seperti biasa dan berkata;

"Aku akan memikirkannya setelah mewarisi tahta."

"Ya!!"

Tidak ingin lagi bertukar dialog dengan si bodoh itu, Barbro memalingkan wajahnya dan
bertanya kepada salah satu bawahan Marquis Bowlrob yang berada di dekatnya. Dia
adalah seorang perwira pasukan elit di bawah komando langsung dari Marquis.

Page | 197
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

"Oi, ada sesuatu yang ingin aku tanyakan."

"Apakah ada yang salah, Yang Mulia?"

Sejujurnya, Barbro tidak ingin tahu apa-apa. Namun, ia tidak bisa begitu saja mengakhiri
pembicaraannya dengan Baron. Dia harus cepat memikirkan sebuah pertanyaan untuk
ditanyakan. Pikiran kurang menyenangkan yang Barbro sebelumnya telah tekan tiba-
tiba muncul kembali.

Alasan utama mengapa Barbro sedang menuju Desa Carne adalah karena proposal yang
dibuat oleh Marquis Bowlrob. Jika itu yang sebenarnya, maka-

Mungkinkah, Marquis telah mengkhianati ku? Agar adik ku bisa mengambil tahta?

Sungguh pemikiran yang tak bisa dipercaya.

Putri Marquis adalah istrinya, dan hubungannya dengan Marquis cukup bagus. Jika
Barbro adalah orang yang mewarisi tahta, Bowlrob juga akan menjadi kepala Enam
Keluarga Hebat. Jika Marquis tiba-tiba mulai mendukung saudaranya, itu kemungkinan
besar hanya tipuan yang merupakan bagian dari rencana yang lebih besar untuk
menghadapi Marquis Raeven. Namun, selain dari itu, Barbro tidak bisa memikirkan
alasan lain mengapa Marquis membuat proposal tersebut.

Bila memang seperti itu... apakah alasanku dikirim ke sebuah desa terpencil adalah untuk
membuat para bangsawan lain berpikir bahwa aku tidak akan bisa memperoleh prestasi
apapun?

"Apakah ada sesuatu yang dapat saya lakukan untuk Anda? Haruskah kita berhenti dan
beristirahat? "

"- Diam."

Kebencian tak terkendali keluar dari Barbro, menyebabkan bawahan tersebut


menunjukkan ekspresi kaget. Meskipun Barbro menyadari sikapnya yang agak
mengerikan, dia masih tidak dapat menahan amarahnya.

Niat membunuh yang besar bisa dirasakan dari suara Barbro saat ia memberikan
perintahnya.

Page | 198
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

"Dengan ini aku memerintahkan kepada kalian. Setelah kita menyelesaikan tugas kita di
Desa Carne, kita akan segera menuju medan perang. Buatlah persiapan untuk perjalanan
sekarang sementara kita masih dalam perjalanan menuju Desa Carne. Segera setelah
kita menyelesaikan tugas, kita akan langsung berangkat dan kembali ke E-Rantel saat
malam tiba. Setelah istirahat sejenak, kita akan menuju ke arah Dataran Katze dan
bertujuan untuk sampai ke sana sebelum matahari terbit. "

Bawahan tersebut terkejut mendengar perintah itu.

"Maafkan kata-kata saya, tapi perintah Yang Mulia ini mungkin akan sulit untuk
dilaksanakan. Tolong perhatikan; kekuatan kita terdiri dari tiga ribu lima ratus orang
dari Marquis dan tambahan seribu lima ratus orang yang dikirim dari berbagai
bangsawan sebagai bala bantuan untuk Yang Mulia. Gabungan semuanya kita memiliki
lima ribu pasukan. Untuk melaksanakan misi ini secepat mungkin, kita tidak memiliki
banyak pasukan untuk logistik, tetapi menyimpan semua kebutuhan kita pada lima
puluh kereta."

"Aku menyadari hal tersebut. Apa masalahnya?"

"Dari lima ribu pasukan yang kita miliki, empat ribu lima ratus dari mereka adalah
pasukan infanteri dan kavaleri kita hanya terdiri dari lima ratus orang. Meskipun jika kita
dapat menyelesaikan tugas di Desa Carne dalam hitungan jam, tetap sulit bagi para
prajurit untuk dapat mencapai E-Rantel sebelum malam tiba. "

"Aku sudah bilang aku sudah tahu hal itu. Aku bertanya padamu sekali lagi, apakah aku
memiliki masalah dengan perintah itu? Jika tidak, segera lakukan apa yang aku
perintahkan. "

"Yang Mulia ... Beberapa pasukan mungkin tidak akan dapat bertahan."

"Anda tampaknya telah salah memahami sesuatu. Jujur saja, untuk sebuah desa kecil
yang terletak di perbatasan kita, hampir tidak ada nilainya bagi kita untuk pergi kesana.
Apa yang seharusnya kita lakukan adalah menuju ke dataran Katze untuk mengalahkan
Empire. Bagaimana menurutmu? Kau adalah bawahan Marquis, ya kan? Dalam hal itu
aku bertanya padamu, apakah kamu berpikir bahwa pertempuran yang akan datang
sangat mudah sehingga bisa begitu saja mengirim lima ribu pasukan ke tempat lain
untuk main-main? Apakah kamu benar-benar percaya hal itu?"

Bawahan tersebut menutup rapat mulutnya.

Page | 199
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

"Jangan bingung dengan prioritasmu. ...Kamu mengatakan bahwa beberapa prajurit


mungkin akan ketinggalan? Bila memang seperti itu, biarkan saja mereka. Alasan
pertama mengapa kalian berkumpul di tempat ini adalah untuk bertempur di dataran
Katze."

... Dan untuk meningkatkan reputasiku.

"... Seperti yang Anda katakan. Saya mengerti."

Bawahan tersebut menundukkan kepalanya.

"Kamu seharusnya menjawab seperti itu dari awal. Rencanakan kapan saat kita akan
tiba di E-Rantel dan ketika kita akan keluar. Aku akan menyerahkan detil rencananya
kepadamu. "

"Baik! Saya akan segera melakukannya dan pasti akan membawakan hasilnya kepada
anda. "

Pada saat sang bawahan itu sudah pergi, keberadaannya sudah hilang dari pikiran
Barbro.

Apakah ayah membenci ku? Atau usia tua menyebabkan pikirannya menjadi kabur?
menyerahkan tahta adik ketika itu jelas-jelas merupakan hak anak tertua untuk
mewarisinya ... ini hanya akan menimbulkan kebencian para bangsawan.

Meskipun situasi Barbro saat ini sangat jauh merugikan, ia sangat yakin ia bisa
membalikkan keadaan.

Biarkan mereka menyesal sudah memberiku kesempatan untuk mengambil alih komando
dari lima ribu pasukan.

Ide-ide tersebut berputar-putar di dalam pikiran Barbro.

"Baron!"

"Iya!"

"Aku harap anda melakukan yang sebaik-baiknya!"

Page | 200
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Suaranya yang tajam kelihatannya seolah-olah ingin menyampaikan sesuatu yang lebih,
bergema ke segala arah.

Tunggu saja, Zanack. Gigitlah kuku mu sementara kau menunggu ku di Ibukota.

Meskipun mereka terhubung dengan darah, adiknya masih lawan yang harus dikalahkan
agar bisa mendapatkan tahta. Terlebih lagi, Barbro tidak pernah menyukai adiknya sejak
awal. Meskipun ketidak senangan itu tidak sampai menginginkan kematiannya, tetapi
jika Zanack menimbulkan masalah lebih banyak lagi, Barbro pasti akan membuang dia.

Setelah aku menjadi raja, bagaimana aku harus memanfaatkan dia? Akan lebih baik
membunuhnya sehingga bangsawan-bangsawan bodoh itu tidak akan bisa
menggunakannya sebagai simbol untuk memberontak? Tapi bukankah itu terlalu sia-sia?
Jika dia seorang wanita akan ada banyak kegunaannya ... Seperti saudari saya, meskipun
kemampuan berpikirnya kurang bagus, namun setidaknya penampilan ia lebih baik.
Bukanlah ide yang buruk menjualnya kepada penawar tertinggi. ... Meskipun itu mungkin
dapat menyebabkan beberapa masalah karena darah bangsawan nya, mungkin yang
terbaik adalah menikahkannya dengan beberapa kerajaan yang jauh. ... Mungkin itu
bahkan dapat menjadi bagian dari pondasi masa depanku untuk mendapatkan
kekuasaan. Yah, mari kita tunggu dan lihat saja.

Mata Barbro menyipit saat ia mulai membayangkan Re-Eztize Kingdom yang ideal yang
akan ia bangun di masa depan. Gambaran para bangsawan berlutut di depannya saat ia
duduk di atas singgasana emas.

Dengan satu perintah, seluruh isi ruangan akan sujud didepannya.

"Oh betapa menakjubkannya."

Senyum tipis muncul di wajah Barbro, tapi segera ditutupi dengan tangannya.

Tugas di Carne Village akan selesai dengan cepat, dan setelah itu, mereka akan segera
bergegas ke Dataran Katze. Apakah mimpinya akan terwujud atau tidak tergantung
pada seberapa baik dua tugas tersebut diselesaikan.

... Aku harus memaksa prajurit bergerak meskipun harus menggunakan kekerasan. Yang
penting adalah aku harus tiba sebelum perang dimulai. Tunggu, tidak. Bukankah lebih
baik menunggu sampai pertempuran dimulai dan mencoba untuk menyergap musuh?

Page | 201
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Meskipun itu mungkin memang adalah langkah yang baik, namun Barbro kurang
percaya diri mampu memimpin pasukannya untuk menyerang musuh secara tiba-tiba
dari belakang dan samping.

Meskipun Barbro cenderung percaya sebaliknya, mau tidak mau dia malahan akan
menyerahkannya kepada knight tersebut. Meskipun menggantungkan mimpinya untuk
menjadi raja pada orang lain mungkin memang terbukti bukanlah ide yang bijaksana.

Sementara dirinya tenggelam dalam khayalan tentang bagaimana cara terbaik untuk
menampilkan kehebatannya, sebuah ide melintas di benaknya.

Bisakah penduduk Desa Carne digunakan sebagai alat negosiasi terhadap Ainz Ooal
Gown?

Seolah-olah cahaya terang tiba-tiba menyinari Barbro, membuat tubuhnya tertutup


cahaya.

Rencana sempurna!

Apapun alasan Ainz Ooal Gown menyelamatkan Desa Carne, keberadaan mereka dapat
digunakan sebagai alat tawar-menawar.

Jika magic caster tak dikenal yang bernama Ainz Ooal Gown ini mundur dari
pertempuran, Empire akan kehilangan alasan mereka untuk memulai konflik dan
kemungkinan besar akan mundur pula.

Jika Empire mundur karena tindakan yang dilakukan oleh Barbro –

Bukankah ini adalah peristiwa yang terbaik? Ayah tidak akan bisa lagi mengabaikan
pendapatku, dan peluangku menjadi raja berikutnya akan menjadi pasti.

"Bagus sekali. Itulah yang terbaik."

Namun, jika itu hanya karena Ainz Ooal Gown kebetulan lewat dan memutuskan untuk
menyelamatkan Desa Carne, maka kemungkinan dia akan memakan umpannya sangat
kecil. Jika itu masalahnya, maka ketika waktunya tiba, Barbro hanya perlu memaksa para
penduduk desa ikut menjadi prajurit sipil dalam perang nantinya. Konflik yang Kingdom
hadapi saat ini memerlukan pergerakan dari seluruh negara. Rakyat biasa dari Desa
Carne tidak punya hak untuk menolak.

Page | 202
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Meskipun ayahnya mungkin telah memberikan izin rakyatnya menolak wajib militer,
situasi saat ini telah berubah. Pada saat ini, kepala pasukan - yang kebetulan adalah
Barbro sendiri, memiliki hak untuk memutuskan apa yang bisa atau tidak bisa dilakukan.

Jika para petani dari Desa Carne mampu membunuh Ainz Ooal Gown, ini akan
menunjukkan bahwa dia hanya berada pada tingkat manusia biasa dan bisa
dipublikasikan sebagai propaganda untuk dilihat semua orang. Itu bahkan bisa
digunakan untuk melawan Empire.

Barbro mau tidak mau gemetar sendirian dengan rencana sempurna yang datang
kepadanya.

Sejujurnya, meskipun ia selalu beranggapan bahwa kepalanya tidak pernah sebagus


saudaranya mengenai perencanaan, tapi sekarang . Barbro mulai mengagumi penemuan
bakat tersembunyi dalam dirinya yang mulai mekar.

Part 2

Datangnya musim dingin adalah neraka bagi desa kecil. Yang bisa mereka lakukan
hanyalah berdoa agar musim yang lebih hangat datang sambil berlindung dari hari-hari
yang dingin di dalam rumah mereka. Jika musim dingin datang terlambat, atau jika
panen di dalam musim gugur kurang, mereka mungkin akan dipaksa untuk makan stok
benih mereka, dan orang-orang masih akan tetap kelaparan sampai mati meskipun
mereka melakukan itu.

Meskipun ladang-ladang tidak perlu digarap ketika musim dingin, kehidupan desa
masih sangat dekat dengan kalimat “aktivitas”. Ada banyak tugas yang harus dilakukan
di dalam rumah, seperti merawat ternak dan memelihara alat-alat pertanian. Disamping
itu, rumah mereka, gubuk-gubuk dan kandang-kandang semuanya harus dibersihkan.
Memang tidak ada waktu untuk istirahat.

Hal ini terutama benar-benar terjadi di desa Carne, dimana mereka harus mendukung
monster-monster seperti ogre. Mereka tidak bisa hanya mengandalkan jebakan-jebakan
saja untuk berburu daging yang cukup agar bisa menyelesaikan masalah itu, jadi para
penduduk akhirnya harus merawat babi-babi malahan, membeli babi-babi itu dengan
jumlah uang yang besar yang mereka terima dari penjualan yang telah mereka panen.

Page | 203
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Para goblin membuat babi-babi itu masuk ke dalam hutan Tob agar bisa merumput.
Hanya ada jumlah kecil babi saat ini karena rencana ini masih berada pada tahap
percobaan, tapi jika berjalan dengan baik dan mereka bisa melewati musim dingin,
mereka akan bisa meningkatkan jumlah babi-babi yang dirawat di masa depan.

Biasanya, mereka harus membayar pajak kepada pemilik tanah tempat mereka
merumput, tapi untungnya, desa Carne tidak perlu melakukan hal itu. Alasannya adalah
karena hutan Tob adalah tempat berkumpulnya para monster, dan tidak dimiliki oleh
manusia.

Masa depan desa Carne memang terlihat sangat cerah.

Semua ini berkat Ainz Ooal Gown, yang telah menyelamatkan desa itu dan telah
memberinya banyak dukungan. Ditambah lagi, Dark Hero Momon telah menaklukkan
Wise King of the Forest. Banyak orang di desa yang berterima kasih kepada mereka
berdua, dan beberapa diantaranya bahkan berdo’a kepada mereka ketika sarapan,
menganggap mereka sama dengan para dewa.

Memang karena harapan yang sangat melimpah inilah yang membuat kepala desa yang
baru, Enri Emmot, begitu sibuk.

Hari ini, Enri, diikuti oleh Nfirea, menuju ke arah gubuk kecil untuk pekerjaan mereka.

Di desa perbatasan seperti Carne, semua yang ada di dalam desa bekerja sama seperti
sebuah keluarga. Jika mereka tidak melakukan ini, mereka tidak akan bisa selamat.
Mereka berbagi peralatan bertani dan bahkan bergantian menggunakan sapi-sapi
umum untuk menggarap ladang-ladang itu.

Karena hal ini, perawatan dan memberi makan ternak adalah aktivitas kelompok. Dan
jerami untuk sapi-sapi itu di musim dingin disimpan di dalam gubuk kecil seperti ini.

Enri membuka pintu kayu tersebut lalu masuk, diikuti dari dekat oleh Nfirea. Berjalan
dengan tegak seakan dia masih sedang membuka pintu, Enri mendudukkan dirinya ke
atas tumpukan jerami, menenggelamkan pantatnya ke arah rumput-rumput kering
dengan suara lembut pomf.

Setelah menutup pintu tersebut, Nfirea duduk di sampingnya, debu cahaya magic
miliknya menyinari sekeliling.

Page | 204
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

“Kepala Desa, anda seharusnya menunda bermain-main setelah menyelesaikan hal ini
kita masih perlu melihat jika kita sudah memiliki jerami yang cukup lalu membuat
beberapa keputusan setelah itu.”

“Kamu memanggilku kepala desa lagi...”

Nfirea mau tidak mau tertawa terkikik terhadap Enri yang membalas dengan bosan.

“Yah, lagipula siapa yang perduli? Aku adalah kepala desa, lagipula. Benar juga, Agu
pikir aku bisa menggencet semua goblin menjadi pasta jika aku merasa ingin
melakukannya! Dibanding hal itu, semua masalah ini bukan apa-apa!”

Sejak dia menang adu panco dengan Agu, orang-orang di desa bergumam “mungkin
saja itu benar”. Suasana seperti itu memang sangat menjengkelkan. Untungnya, dia
tidak menantang ogre-ogre itu. Jika dia kalah, itu tidak akan membuktikan apapun, dan
jika dia menang, atau setidaknya hampir kalah, akan menjadi lebih buruk.

-Apakah itu artinya jika aku biarkan Enfi pergi, aku takkan pernah bisa menikah?

Keringat perlahan terbentuk di tangan Enri.

“Ah- benar juga. Apakah kamu tidak akan membuka jendela? Sekarang sudah kering,
jadi membuka jendela itu seharusnya tidak masalah.”

“Eh? Tidak perlu, kita tidak perlu melakukannya ya kan? Dan lihat, kita punya lampu
magic disini.”

“Benarkah? Yah, jika Enfi tidak keberatan, aku pun juga demikian.”

Penerangan secara magic lebih terang daripada matahari. Dia tahu ini, tapi saran Enri
murni berdasarkan logika bahwa “karena matahari sudah keluar, bukankah sayang
sekali membuang-buang mana untuk lampu magic?” Ditambah lagi, Enri ingin merubah
suasana di dalam ruangan itu. Tidak ada alasan lain untuk itu dan dia sendiri tidak
keberatan ketika Nfirea menolak. Namun, duduk di samping Enri, Nfirea kelihatannya
mengeluarkan reaksi yang agak aneh, seperti telinganya menjadi merah dan
semacamnya.

Page | 205
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Apakah magic itu menguras begitu banyak mana miliknya? Tapi aku dengar magic untuk
membuat cahaya tidak begitu melelahkan... apakah dia menggunakan mantra lain
sebelum datang kemari? Setelah dipikir-pikir, dia tidak bau tanaman-tanaman obat, dia
berbau agak.... harum.

“A-Ada apa, Enri?”

Ucapan Nfirea keluar dari jeritan panik saat Enri mendorong hidungnya mendekat ke
arah Nfirea.

“Mm? Ah, tidak, bukan apa-apa, aku hanya berpikir aku mencium bau yang harum...”

“Be-Benarkah? Yah, senang sekali mendengarnya. Itu pasti cologne yang aku buat.”

“Benarkah... mengapa kamu tidak coba menjualnya ke kota lain kali? Aku yakin pasti
harganya bagus.”

“Tidak, itu.. ini... bukan untuk...”

“Hm-mm..yah, lupakan saja. Lagipula, seharusnya ada cukup jerami di gubuk ini. Mari
kita lanjutkan?”

“Mm, yeah. Kalau begitu, sebelum kita melanjutkan, biar kuperiksa sesuatu dahulu.
Lagipula di luar dingin.”

“..Yah, tempat ini juga tidak begitu hangat pula...ah, lupakan saja.”

“Itu... tentang itu. Aku ingin mendiskusikan sesuatu denganmu.”

Nfirea, yang sedang duduk di sampingnya, terlihat sedikit tegang.

Ada apa dengannya?

Saat Enri mengguyur sisi samping wajahnya dengan tatapan curiga, Nfirea
mengeluarkan beberapa lembar kertas.

Lembaran-lembaran kertas itu ditutupi oleh tulisan-tulisan kecil. Meskipun Enri bisa
mengenali beberapa tulisan itu, ada lebih banyak tulisan lagi yang tidak dia tahu dalam
sekali tatap.

Page | 206
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

“Hal pertama adalah bagaimana memberi makan goblin-goblin sisa dari suku Agu dan
para ogre.”

“Eh? Bukankah kita sudah baik-baik saja? Mereka membantu panen di musim gugur,
dan kita berhasil membeli makanan untuk ogre di kota.”

“Mmm, dan penjualan tanaman-tanaman obat juga bagus, jadi bisa dikatakan kita
memiliki persediaan makanan yang cukup. Seharusnya itu cukup untuk menghadapi
musim dingin ini. Meskipun kita menambahkan jumlahnya, persediaan makanan kita
seharusnya masih mencukupi. Tapi jika jumlahnya terus meningkat, hidup akan sangat
keras. Mungkin kita harus memperoleh makanan dengan cara lain”

Ada 14 orang di suku Agu sekarang. Mereka bukan lahir, namun malahan, mereka
berhasil kabur dari teritori Giant of the West dan Serpent of the East.

“Mmmm. Meskipun aku tidak melihat ada masalah, mungkin seharusnya kita membeli
lebih banyak makanan dari E-Rantel. Namun, aku berencana untuk menyimpan uang
untuk membeli beberapa alat logam untuk para ogre.”

“Jika kita bisa membuat beberapa alat pertanian untuk ogre, penyemaian benih di
musim semi seharusnya akan jadi lebih cepat... Tapi masalahnya adalah jika kita
memesan peralatan untuk para ogre, alat-alat itu akan cukup besar sehingga tidak ada
manusia yang bisa menggunakannya, dan itu akan memunculkan banyak pertanyaan.”

“Dan jika omongan mengenai ogre keluar, itu akan menyebabkan banyak masalah, ya
kan?”

Ketika para pengumpul pajak datang di musim gugur, Jugem dan yang lainnya harus
sembunyi agar tidak terlihat. Untungnya, berkat usaha mereka panen gandum sangat
melimpah.

Karena desa Carne pernah diserang oleh knight kekaisaran, mereka hanya perlu
membayar tribut nominal saja, yang mana adalah suatu keberuntungan bagi mereka.
Ditambah lagi, mereka dibebaskan dari kewajiban itu selama beberapa tahun.

Sebagian besar dari hal itu adalah sebuah bentuk permintaan maaf karena tidak
melindungi desa Carne dengan benar, tapi kelihatannya mereka benar-benar merasa
bersalah karena hal itu pula. Memang ada pertanyaan mengenai dinding yang
mengelilingi desa, tapi mereka menepis pertanyaan itu dengan berkata “itu adalah hasil
pekerjaan magic caster itu”. JIka mereka bisa melakukan hal itu, pastinya mereka bisa

Page | 207
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

menjelaskan ogre-ogre itu pula, ya kan? Setidaknya, itulah yang Enri pikirkan, tapi Nfirea
menggelengkan kepalanya.

“Tidak diragukan lagi, jika keadaan memburuk, Kingdom bahkan mungkin akan
mengirimkan pasukan untuk menghukum.”

“Itu keterlaluan!”.

“Kamu bisa berkata begitu, tapi yang sebenarnya adalah ogre memang biasa makan
manusia. Satu-satunya alasan mengapa mereka bisa hidup dengan kita di desa ini
adalah karena Jugem-san, yang lebih kuat dari kita. Jangan lupakan itu.”

“Aku tidak melupakannya...”

“Hal lainnya adalah kita memiliki terlalu sedikit penduduk di desa ini. Kita harus
memikirkan cara bagaimana mendapatkan lebih banyak penduduk. Jika orang baru tiba
dengan musim tanam di musim semi, itu bagus juga.”

“Itu adalah pertanyaan yang besar. Dan, seperti yang kamu bilang, apa yang terjadi jika
mereka melihat para goblin dan para ogre lalu kabur? Lalu bagaimana?”

Pertanyaan ragu-ragu itu datang dari Enri. Saat dia mengucapkannya, sesuatu yang
aneh kelihatannya terjadi pada diri Nfirea. Sesuatu seperti... pikirannya melayang entah
kemana atau sesuatu seperti itu.

“Eh? Ah, tidak, tidak ada masalah!”

Tidak mungkin itu benar. Apakah dia merasa kelelahan? Lagipula, kekasihnya memiliki
kebiasaan buruk meletakkan semuanya karena terobsesi dengan potionnya.

Saat dia melihat asli Enri yang mengerut, Nfirea mengambil nafas dalam-dalam lalu
mendekatkan tubuhnya.

Hm? Jadi dia memang lelah ternyata? Dia memang sering melakukan percobaan setiap
hari... tapi tidur disini sangat dingin. Meskipun agak hangat di dalam jerami...

Ketika Enri sedang memikirkan tentang hal ini. Nfirea perlahan semakin menyandarkan
berat badannya ke arah Enri.

Page | 208
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Ada apa? Meskipun setelah dipikir-pikir, memang lebih baik jika Nfirea menjadi sedikit
lebih kuat... kurasa dia memang butuh lebih banyak daging. Dia memang tidak cukup
makan dan tidur.

Sebuah pikiran menggoda datang kepada Enri, lalu dia mendorong Nfirea kembali. Pada
awalnya dia berniat untuk menggunakan sedikit kekuatan, tapi karena dia menggunakan
terlalu banyak kekuatan, dia akhirnya malahan menindihnya.

“-Ueeeeh?”

Di depan mata Enri, wajah Nfirea yang terkejut dan bingung perlahan berubah menjadi
merah.

Aaaaaah~ pasti memalukan bagi seorang pria yang kalah dalam hal kekuatan kepada
wanita. Itulah kenapa aku bilang kamu perlu makan lebih banyak...

Saat Enri bergulung lepas darinya, Nfirea berbaring di dalam jerami dan menutup
matanya.

Mereka tetap seperti ini selama beberapa detik, menikmati ketenangan dan keheningan.

“..Ada apa, Enri? Apakah kamu ingin tidur?”

Nfirea kembali duduk, wajahnya sangat merah.

“Uh...oh...um. bu-bukan apa-apa..”

“-Ane-san!”

Pintu itu tiba-tiba terbuka tanpa ada ketukan saat teriakan itu sampai di telinga Enri.
Begitu kuat tenaga yang diberikan ke arah pintu sehingga membuatnya berdebam ke
arah dinding dengan suara keras.

“Hueeee?”

Jeritan kaget itu datangnya dari Nfirea.

“A-a-a-a-a-apa yang terjadi?”

“Maaf sudah mengganggu kalian berdua, tapi ini adalah darurat!”

Page | 209
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

“Apa yang terjadi?”

Ini adalah pertama kalinya dia melihat Jugem sekhawatir ini sejak troll-troll itu
menyerang. Sebuah prasangka buruk terlihat mengalir di tubuhnya.

“Pasukan! Sebuah pasukan besar sedang menuju kemari!”

“Eh?! Apa, apa kamu bilang? Pasukan siapa itu?”

“Kami tidak tahu dengan simbolnya jadi kita tidak kenal. Tapi ada banyak pakaian
perang yang berbeda, jadi anda seharusnya pergi dan melihatnya... Bagaimanapun, kita
harus menutup gerbang dahulu. Apa yang harus kita lakukan?”

“Itu! Ah... kalau begitu, bisakah kamu katakan kepada kami pakaian apa yang paling
banyak di dalam pasukan itu? Jika kamu bisa menjelaskan atau mensketsanya mungkin
aku bisa membantu.”

Setelah mendengarkan penjelasan dari Jugem, sebuah ekspresi curiga tersebar di


seluruh wajah Nfirea.

“Aneh sekali. Itu adalah bendera dari Kingdom. Jika kita tahu simbol bangsawan mana
itu, kita bisa mengetahui siapa yang datang kemari.”

Desa Carne adalah desa perbatasan, dan sebelum didirikan hanya ada hutan di sini. Jelas
sekali tujuan mereka adalah desa Carne, tapi mengapa mereka datang kemari masih
merupakan misteri.

“Tapi mengapa? Apakah kamu tahu mengapa, Nfirea?”

“Mengapa pasukan Kingdom datang ke desa ini? JIka mereka ingin pergi ke hutan Tob,
rasanya aneh mereka mengirimkan pasukan begitu banyak. Mereka bisa mengirimkan
para petualang sebagai gantinya. Jika itu masalahnya.. mungkin ada sebuah
pemberontakan atau seperti itu...”

“Jangan-jangan hal semacam itu memang benar-benar terjadi?”

“Itu hanyalah sebuah rumor, tapi aku pernah dengar kekuasaan sang raja tidak begitu
kuat. Saat ini, kelihatannya para bangsawan sedang mengalami konflik dengan sang
raja. Jika itu masalahnya, apakah mereka datang ke desa Carne untuk menyerangnya?”

Page | 210
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Darah seperti kering dari wajah Enri.

Jangan-jangan desa itu akan menjadi sasaran serangan mematikan seperti dulu?

-Bagaimanapun, keadaan sekarang berbeda dari masa lalu.

Enri memutuskan untuk menghadapinya langsung.

“Kita harus kabur ke dalam hutan sebelum pasukan itu tiba disini!”

“..Ane-san, maafkan aku. Kita telat mengetahui kedatangan mereka, jadi jika kita kabur
sekarang, kita harus meninggalkan semua barang bawaan di sini. Ditambah lagi, karena
ini adalah musim dingin, peluang para monster muncul di dalam hutan juga sangat
tinggi. Jika kita bertemu satu masalah, kita nantinya akan menabrak masalah lain
malahan.”

Ekspresi terluka dari Jugem membuat Enri merasa pusing.

Mereka tidak akan bisa selamat jika pasukan itu membakar desa di musim dingin.

“Jika itu masalahnya...ah! Benar sekali! Jika kita tidak bisa kabur dengan barang-barang
milik kita, maka kita seharusnya bersiap perang dan menyembunyikan makanan dan
keperluan lain di saat bersamaan!”

“Ya! Itu adalah rencana yang bagus, Enri! Ruang bawah tanah dimana Jugem dan ogre-
ogre bersembunyi dari pengumpul pajak seharusnya belum dikubur. Kita akan
memindahkan semunaya ke dalam sana!”

Saat Enri akan bergerak, dia ingat sebuah pertanyaan yang belum dia tanyakan.

Berapa jumlah mereka? Para penduduk desa bisa menghitung estimasi seberapa banyak
makanan yang harus disembunyikan jika mereka tahu berapa banyak mereka.

“Berapa banyak mereka? Seharusnya ada ratusan, ya kan?”

“Tidak...”

Saat Enri melihat Jugem menghirup nafas dalam-dalam dan perlahan menjawab, dia
tiba-tiba ingin menutup telinganya dengan jari tangan.

Page | 211
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

“Bukan hanya ratusan... lebih seperti ribuan.”

Enri berkedip. Begitu juga dengan Nfirea yang ada di sampingnya.

“Mereka memiliki sekitar empat ribu orang setidaknya, kurasa.”

“Tapi itu... mengapa mereka mengirimkan begitu banyak pasukan...”

“Aku tidak tahu. Mengapa mereka harus mengirimkan begitu banyak pasukan ke sebuah
desa seperti ini?.. Enri, jangan-jangan kabar tentang goblin di desa sudah menyebar?”

“Tidak mungkin. Itu tidak mungkin.”

Balasan Enri datang langsung.

Tidak perduli bagaimana dia memikirkannya, dia tidak bisa memikirkan sebuah alasan
kebocoran. Memang ada orang yang pindah, tapi mereka semua merasa bahwa para
goblin lebih bisa dipercaya daripada manusia. Sejak serangan troll itu batasan antara
penduduk asli dan baru di desa itu seperti sudah hilang.

Mungkin karena para petualang – mungkin Momon dan Nabe telah menyebarkan kabar
untuk membalaskan rekan-rekan mereka yang gugur – tapi Nfirea bersikeras bukan
seperti itu.

“Kalau begitu.. sambil bersiap kabur, kita seharusnya menanyakan alasan mereka kemari.
Melawan... adalah usaha terakhir.”

Melakukan pertempuran dengan sebuah pasukan berjumlah empat ribu orang mirip
dengan bunuh diri.

“Seperti yang Ani-san bilang, hanya itu yang bisa kita lakukan... kurasa melawan jumlah
seperti ini, tidak ada cara lain.”

“Umu. Itulah kenapa, kita harus bersiap untuk kabur setiap saat, sementara mencoba
mengulur waktu untuk kabur. Kalau begitu, ayo pergi!”

Beberapa penduduk membantu menyembunyikan makanan bersama dengan para ogre.


Yang tersisa hanyalah Enri, Jugem dan beberapa goblin, beserta Britta dan beberapa
anggota pasukan pertahanan.

Page | 212
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Hal pertama yang Enri lakukan adalah bertanya kepada Britta tentang situasinya,
menyakan identitas dari penyusup dan milik siapa simbol yang mereka pakai. Tapi
sayangnya, Britta tidak bisa memberikan jawabannya.

Menurut dia, orang lain selalu menangani hal semacam itu. Saat itu, Enri menyadari
seberapa pentingnya berpengetahuan. Karena itu, yang bisa mereka lakukan adalah
menunggu Nfirea membuat laporan setelah kembali dari menara pengawas.

Suara langkah kaki kuda dari dari sisi sebaliknya dari dinding, lalu sebuah suara keras.

“Ini adalah rombongan dari Pangeran Mahkota dari Re-Estize Kingdom, Barbro
Andreyan Ield dale Vaiself! Buka gerbangnya dan biarkan kami masuk!”

Enri meragukan telinganya lagi.

Meskipun dia telah mendengar banyak hal mengejutkan dalam waktu sebentar, kali ini
lebih aneh lagi.

“Pa-Pangeran mahkota?!”

Ada apa orang seperti itu kemari?!

Enri tidak tahu apa yang terjadi. Semua ini mulai membuatnya terasa seperti mimpi
buruk. Namun, dilihat dari cara Nfirea yang bergegas kembali dari menara pengawas,
kalimat dari utusan itu kelihatannya memang benar.

“Bendera kerajaan berada diantaranya. Hanya keluarga kerajaan atau mereka yang ada
hubungannya dengan mereka diperbolehkan untuk membawa bendera itu.”

“Eh? Apa artinya itu?”

“Itu artinya keluarga kerajaan membawa pasukan ke desa kita!”

Enri mengangkat suaranya, tidak mampu memahami apa yang terjadi.

“Mengapa, Mengapa kalian harus mengirimkan begitu banyak pasukan ke desa


terpencil seperti ini?”

Page | 213
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

“Rakyat biasa seperti kalian tidak perlu tahu tentang itu! Tanah ini adalah milik sang raja.
Dan mematuhi sang raja adalah satu-satunya yang harus kamu lakukan! Atau jangan-
jangan kamu menolak sang raja – mengangkat bendera untuk memberontak?”

Tubuh Enri gemetar.

Sebagai bawahan dari sang raja, mereka seharusnya membuka pintu itu. Namun-

-Jugem bertukar tatapan dengan Enri dari samping.

Meskipun jika mereka membuka gerbang itu sekarang, mereka tidak bisa langsung
membukanya. Sebelum itu, mereka harus menyembunyikan para goblin dan ogre.

“Ah, Ane-san. Kita akan menyembunyikan diri secepat mungkin. Sampai saat itu, tolong
ulur waktu.”

Enri mengangguk. Mengapa aku memerintahkan kepada mereka untuk


menyembunyikan makanan dahulu, pikirnya, tapi sudah terlambat untuk menyesalinya
sekarang.

“Aku ulangi... buka gerbangnya!”

“Ma, Maafkan saya! Sekarang ini, sekarang ini kami sedang mempersiapkan sambutan
untuk yang mulia sang pangeran! Tolong, tunggu sebentar lagi!”

“Ulangi ucapanmu, perempuan! Apakah kamu yang bertanggung jawab untuk desa ini?
Keterlambatan ini tidak bisa diterima! Jangan membuang-buang waktu satu detikpun
dalam membuka gerbang!”

“...Mengapa kalian begitu ngotot sekali ingin masuk?!”

Di bawah tekanan, Enri yang sudah tidak tenang merespon dengan teriakan marah.
Sementara dia tahu itu tidak terhormat, dia tidak bisa mengesampingkan kemungkinan
bahwa mereka ada pasukan dari negara lain yang menyamar sebagai pasukan Kingdom.

Pertahanan desa Carne sangat solid sekali. Mereka sampai membuat pengumpul pajak
yang melihatnya terkejut. Tidak mengejutkan jika ada negeri lain yang ingin
menggunakannya untuk markas. Lagipula, troll-troll yang menyerang memang karena
alasan itu.

Page | 214
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Pihak lain menjadi hening sekali lagi, dan kedua pihak ragu-ragu tidak tenang.

“Mengapa kamu tidak menjawab! Apakah kamu tukang tipu yang pura-pura menjadi
pasukan Kingdom, ya kan!”

“...magic caster yang dikenal sebagai Ainz Ooal Gown pernah datang ke desa ini sekali,
ya kan?”

Gambaran dari penyelamat desa muncul di kepala Enri.

“Magic caster itu sekarang adalah musuh dari Kingdom. Oleh karena itu, kami ingin
bertanya kepada kalian, yang memiliki hubungan dengan Ainz Ooal Gown, tentang dia.”

Karena terkejut, Enri tidak bisa bicara.

Namun, bisikan dari salah satu anggota pasukan pertahanan berhasil sampai di
telinganya.

“Jika Ainz-sama melawan Kingdom... maka bukankah Kingdom yang salah?”

Mata dari penduduk desa terpantul persetujuan.

Dari catatan tertentu penduduk desa yang pindah ke desa Carne setelah rumah asal
mereka dibakar habis. Kebencian mereka terhadap Kingdom karena tidak bisa
mempertahankan mereka dengan cepat berubah menjadi suatu kepercayaan dan
hormat kepada magic caster yang menyelamatkan desa ini.

Entah itu hadiah tanduk yang bisa memanggil goblin, atau bantuan golem-golem yang
membangung dinding-dinding yang kuat yang sekarang melindungi mereka, atau
pelayan Lupusregina yang telah menyelamatkan desa itu ketika mereka diserang oleh
troll, semua ini terkumpul dan menjadi rasa hormat kepada Ainz.

“..Tapi, mereka ada banyak sekali. Jika kita tidak membuka gerbang...”

“Tapi jika kita mengkhianati Ainz-sama seperti ini setelah menerima kebaikannya...”

“Tunggu! Mereka bilang mereka hanya ingin menanyakan sesuatu kepada kita. Itu
bukan berarti kita mengkhianatinya..”

“Begitukah? Pada akhirnya, itu masih terdengar sangat tidak berterima kasih bagiku”

Page | 215
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Mata semua orang tertuju kepada Enri.

Dia mengerti dengan baik pikiran dari kedua pihak. Karena itu, Enri ragu-ragu, tidak
mampu memiliki antara kedua pihak itu. Saat ini, sebuah teriakan datang dari luar
gerbang.

“Jika kamu mengerti, buka gerbangnya sekarang juga! Jika tidak, kamu akan dianggap
sebagai pengkhianat oleh Kingdom!”

Ditekan hingga batasnya, Enri meneriakkan balik sesuatu untuk mencoba mengulur
waktu.

“Kotoran, ada kotoran sapi di mana-mana! Ka-Kami tidak bisa membiarkan Pangeran
berjalan di atas tempat seperti ini!”

Setelah hening sejenak, sebuah suara yang lebih tenang menusuk udara.

“Oh, um. Mengerti. Kami akan masuk sebagai ganti dari yang mulia pangeran. Kami
akan pikirkan apa yang terjadi nantinya.”

Tidak ada lagi alasan yang bisa dia berikan. Otak Enri menjadi benar-benar kosong.
Tidak perduli apapun itu, dia meneriakkan hal pertama yang bisa terpikirkan sebagai
balasan.

“Ma-Maaf! Kotoran itu ada di tanganku! Aku tidak bisa membuangnya! Biarkan aku
membersihkan tanganku lalu aku kembali!”

“-O-Oi!”

Enri menatap punggung Jugem dan yang lainnya yang sedang mundur. Dia khawatir
dengan seberapa banyak waktu yang bisa dia berikan.

----

Ketidak sabaran Barbro yang semakin meningkat mulai menyebar ke seluruh unit. Dia
menatap knight yang melaporkan dengan sebuah tatapan yang biasanya ditujukan
kepada musuh.

“Katakan sekali lagi, kebodohan apalagi ini?!”

Page | 216
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Kemarahan Barbro meluap dengan setiap kalimat yang dia ucapkan diantara celah-celah
giginya yang bergemeretak, dan knight itu mengulangi sekali lagi.

“Yang Mulia! Desa Carne masih tidak membuka gerbangnya.”

Saat dia mendengarkan balasan tenang knight itu, Barbro dipenuhi dengan keinginan
untuk memukulnya secara tiba-tiba. Namun, itu adalah hal yang bodoh. Barbro
berusaha untuk mengendalikan kemarahan yang menggulung di dalam dirinya dahulu.

Knight ini termasuk, tak ada satupun disini yang bersumpah setia untuk Barbro. Sejak
awal, Barbro tidak membawahi pasukan apapun. Setiap orang di sini berada di bawah
perintah dari tuan mereka, atau di bawah rombongan tuan mereka. Karena itu, dia tidak
bisa begitu saja menyerang sekutunya sementara knight-knight lain sedang melihat.

“-Mengapa? Mengapa rakyat jelata di desa Carne itu tidak mau membuka gerbang?
Tanah ini diperintah langsung oleh keluarga kerajaan! Mereka seharusnya mematuhiku!
Aku bilang kepada mereka untuk membuka gerbangnya, ya kan?!”

Saat ketidaksabarannya semakin menumpuk dan darahnya semakin terpacu deras,


ucapannya mulai kehilangan kendali.

“Apa masalahnya? Apakah mereka meremehkanku? Apa yang kalian tunggu?!”

Para penduduk adalah makhluk yang jauh lebih rendah dari Putra Mahkota. Makhluk-
makhluk ini sekarang sedang menghinanya.

Saat pemikiran itu datang ke dalam otak, bercampur dengan kejengkelan yang
mencengkeram hatinya. Kebencian yang memburuk dan lengket ini semakin menumpuk
di dalam dirinya selama berbulan-bulan sejak demonic disturbance (keributan oleh iblis
di ibukota), dan kebencian yang semakin membesar itu meledak seperti sebuah
bendungan.

Ucapan ini keluar dalam sekejap.

“Pengkhianat! Pengkhianat, mereka semua! Aku menyatakan semua yang ada di desa
Carne adalah penkhianat!”

Teriakan itu bergema di penjuru udara, masuk ke telinga pasukan yang ada di sekeliling,
memicu keributan yang mengejutkan dari orang-orang ini.

Page | 217
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

“Tuanku, tunggu sebentar! Jika anda melakukan itu...!”

Barbro menatap knight yang panik tersebut dengan tidak senang yang membalasnya.
Jika mereka menganggap desa itu sebagai pengkhianat, mereka harus menghancurkan
masing-masing penduduk sebagai permulaan, lalu membakar desa itu hingga habis
tanpa sisa.

Memangnya kenapa?

Pangeran Barbro tidak mengerti mengapa bawahannya tidak mengikuti perintah yang
dia berikan. Lagipula, orang-orang ini adalah milik Marquis dan mereka sedang
memandang remeh kepada dirinya dan menolak perintahnya.

“Omong kosong apa ini?! Membiarkan mereka hidup setelah menolak perintah kerajaan
adalah dosa!”

Itu memang benar. Membiarkan pengkhianatan terhadap keluarga kerajaan adalah


sebuah hinaan kepada mereka. Membiarkan mereka hanya akan menghasilkan
kehilangan otoritas dan mandat untuk mengaturnya.

Bahkan di wilayah para bangsawan sendiri, ketika ada budak mereka memberontak,
mereka pasti akan dihancurkan tanpa ampun. Para knight dari Marquis seharusnya tahu
sebanyak itu.

“Tunggu sebentar, Yang Mulia! Perang dengan Empire akan segera datang. Jika kita
membunuh penduduk milik raja, itu akan berakibat negatif terhadap moral dari seluruh
pasukan! Saya juga berharap anda melihat benteng ini. Tidak mungkin ini adalah desa
biasa. Meskipun para penduduknya tidak banyak, mencoba menerobos gerbang dengan
kekuatan brutal saja akan sulit. Jika itu masalahnya, kita harus meminta alasan mereka
kenapa tidak membuka gerbang setelah keadaan agak reda disini.”

“...Tanyakan kepada mereka dengan baik-baik, lalu gantung beberapa diantaranya.”

“..Mau bagaimana lagi. Lagipula, mereka memang menutup rapat gerbang itu karena
menolak perintah Barbro-sama.”

“Kamu harus buat gerbang itu terbuka, lalu kita akan membuat mereka menjadi
contoh!”

“Mengerti!”

Page | 218
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Pangeran Barbro menatap ke arah desa Carne.

Seperti yang dikatakan oleh knight itu, gerbang yang kokoh terpasang ke dalam dinding
tebal yang mengelilingi. Karena desa itu berada tepat di samping hutan Tob, ini
mungkin memang disengaja. Namun, dari cara menara pengawas itu diletakkan, mirip
dengan benteng daripada desa perbatasan.

Merobohkan desa itu akan memakan waktu yang lama.

Lebih dari seribu pasukan berbaris di depan gerbang, berteriak kepada mereka agar
membukanya. Jika didengarkan dengan baik-baik, terdengar suara yang sama di
kejauhan, dari belakang gerbang.

Teriakan ini seperti sebuah percikan api dari batu korek, jatuh ke dalam kayu yang
melambangkan emosi yang bercampuran di hati Pangeran Barbro. Api itu menyala, dan
saat terbakar, dia kehilangan kemampuan berpikir.

“Oi! Tembakan anak panah api!”

“A-Anak panah api?!”

“Benar sekali. Hanya Tuhan yang tahu berapa lama lagi ini akan terjadi. Dengar, kita
tidak punya waktu untuk dibuang di desa ini lebih lama lagi! jika kamu bisa membuka
gerbang itu dalam beberapa menit tidak apa, tapi kamu tidak bisa, ya kan?!”

Knight tersebut hanya bisa mengangguk sambil menggeretakkan giginya.

“Ancam mereka dengan panah api. Waktu permainan anak-anak dengan berdiri di luar
dinding dan berteriak-teriak sudah usai. Sekarang kita tunjukkan kepada mereka
bagaimana orang dewasa melakukan sesuatu!!”

Saat knight itu menatap, dengan mulut menganga dan bengong, seorang pria bergegas
masuk dari sampingnya.

“Tidak kukira kalian tidak mengindahkan perintah dari Yang Mulia Pangeran... aku tidak
percaya kalian adalah salah satu dari orang-orang Marquis. Pangeranku, maukah anda
mengizinkan orang-orang saya melakukan serangan itu?”

Ini adalah Baron Cheneko. Di belakangnya ada beberapa orang yang sesama pengadu.

Page | 219
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Pangeran Barbro lega orang seperti itu ada, yang bisa berguna meskipun mereka
bodoh. Tidak, dia juga seorang bangsawan, dan jika sebuah desa di daerahnya berani
memberontak, dia pasti akan melakukan hal yang sama. Dia mungkin mengerti posisi
dari Pangeran Barbro.

“...Begitukah. Kalau begitu aku perintahkan kepadamu, Baron. Luncurkan anak panah api
ke desa itu... tidak, ini lebih baik. Targetkan menara pengawasnya. Itu seharusnya
menghindari adanya korban, ya kan?”

“Ooohhhh! Keputusan yang penuh ampunan! Seperti yang diduga dari Yang Mulia!
Kalau begitu, anda lihat saja kami!”

---

“Ane-san! Kita sudah siap! Semuanya berlindung. Hanya kita yang akan- apa itu?”

Jugem bisa merasakan keanehan di udara sekeliling, dan menjadi waspada.

Anggota pasukan pertahanan yang tetap tinggal disini benar-benar saling berlawanan
satu sama lain. Separuh dari mereka ragu-ragu ingin membuka gerbang itu untuk
pasukan di luar sementara separuh lainnya sangat menentang. Akar dari perselisihan itu
adalah apakah mereka ingin mengkhianati pahlawan desa itu Ainz Ooal Gown atau
tidak. Hasilnya, sulit membuat keputusan.

“Sebenarnya...”

Enri ingin mengatakan sesuatu kepada Jugem ketika sebuah suara keras datang dari luar
dinding.

“-Penduduk desa Carne. Karena kalian tidak segera membuka gerbang itu ketika
diperintahkan, fakta bahwa apakah kalian adalah bawahan yang setia dari Kingdom
telah dipertanyakan. Oleh karena itu, kami akan mengambil wakil-wakil diantara kalian
ke medan perang, dimana kalian akan meyakinkan Ainz Ooal Gown agar menyerah.
Dengan melakukan hal itu kalian akan bisa membuktikan kesetiaan kalian kepada
Kingdom, dan kalian adalah bawahan yang setia!”

Suasana mulai berubah. Kebencian terbakar di hati para penduduk desa seperti api liar.

Enri tidak terkecuali.

Page | 220
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Memang benar jika penduduk desa adalah penduduk dari Kingdom, dan setia. Namun,
loyalitas itu tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan rasa terima kasih yang
mereka rasakan kepada orang yang telah menyelamatkan desa mereka tanpa sedikitpun
biaya atau timbal balik. Lagipula, ketika anggota keluarga, teman-teman dan kekasih
mereka dibunuh, satu-satunya yang mengulurkan tangan membantu mereka adalah
magic caster hebat itu.

“Aku takkan membiarkan diriku diseret ke medan perang untuk menghalangi Ainz-
sama!”

“Tidak bisakah kita bersembunyi saja di dalam hutan dan melihat keadaannya sebelum
membuat keputusan?”

Argumen-argumen keras seperti ini menggema dari sekeliling.

Namun, satu hal yang sama dari mereka adalah tak ada yang ingin melakukan apapun
yang mungkin akan merugikan pahlawan mereka.

Saat itulah suara sesuatu yang ditarik terdengar dari luar, diikuti dengan suara beberapa
obyek menusuk udara. Saat suara itu semakin dekat, titik-titik api yang cerah muncul di
depan mata mereka, dan anak panah-anak panah berjatuhan seperti hujan ke arah
menara pengawas. Suara anak panah yang menusuk kayu dan membakarnya memenuhi
telinga setiap orang.

“...Tidak...”

Kingdom akan menggunakan senjata mematikan terhadap mereka. Fakta itu membuat
Enri ternganga. Untungnya, tak ada yang berada di menara pengawas saat itu. Mereka
tahu hal itu sebelum diserang. Atau mungkin-

-Mungkin mereka tidak akan ragu jika ada orang di dalam tadinya.

“An-Ane-san! Kelihatannya mereka belum akan menyerang kita, kamu tetap tidak
seharusnya berdiri di jangkauan busur mereka! Kemarilah, cepat!”

Enri, yang tetap melihat menara yang terbakar dalam keadaan bengong, diseret oleh
Jugem. Dia tidak menolak saat Jugem menggenggam tangannya dan berlari, tapi
wajahnya tetap tidak berpaling dari menara pengawas. Saat pasukan pertahanan mulai
tersebar ke belakang, menara pengawas itu terbakar habis.

Page | 221
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Atap jerami itu menyala hebat dalam sekejap dan berubah menjadi onggokan kayu api
yang besar.

Semua yang ada di desa bisa melihat kehancuran dari menara tersebut, tak perduli
dimanapun mereka berada. Ratapan kesedihan terdengar dari sekitarnya. Satu orang
yang terdengar sangat keras. Saat Enri mencoba mengatur nafasnya dan berusaha
mengendalikan diri, dia melihat pria yang berteriak paling keras, yang suaranya
terdengar sangat menderita.

Dia adalah seorang pria yang baru saja pindah ke desa.

Wajahnya bercampur antara kebencian dan putus asa. Enri melihat ke sekelilingnya, dan
banyak pendatang yang memiliki ekspresi yang sama di wajah mereka.

Enri teringat.

Desa mereka dibakar dengan cara yang sama.

“Musuh!” Teriak pria tersebut. “Mereka adalah musuh! Bagaimana mungkin mereka
bukan musuh jika mereka melakukan ini! Aku ingin melawan mereka!”

“Kerajaan milik siapa ini!? Mereka bahkan tidak membantu kita! Dan sekarang mereka
ingin membakar tempat ini hingga hancur!”

Teriakan itu datangnya dari wanita yang gemuk.

“Bagaimana mungkin mereka dibiarkan saja melakukan hal ini! Jika mereka ingin
membunuhku, silahkan saja! Aku akan bawa sebanyak mungkin orang-orang brengsek
itu denganku juga! Aku akan membalaskan dendam kepada mereka!”

Seorang pemuda mengikutinya dengan teriakan sendiri. Kegilaan dan kebencian


bercampur di udara, semua itu berkat bagian terkecil dari anak panah api.

“..Ane-san. Sudah waktunya membuat keputusan.”

Suara lirih Jugem datang dari wajah yang sekeras armor warrior.

“Eh?..Tapi orang-orang ini sudah kehilangan kemampuan berpikir. Bukankah kita harus
menunggu dulu sebelum membuat keputusan.?”

Page | 222
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

“Sudah tidak ada waktu lagi. Dan tidak ada yang bisa menjamin mereka tidak akan
bertindak gila. Sebaiknya kamu memutuskan apa yang harus dilakukan oleh desa
sekarang.”

Itu adalah saran yang beralasan. Pasukan sudah menghancurkan menara pengawas
dengan panah api. Selanjutnya, pasukan itu mungkin akan melakukan hal yang lebih
buruk. Mereka harus bertindak sekarang.

Saat Enri mengumpulkan tekad, dia mengambil nafas dalam-dalam. Dia menatap
sejenak ke arah Nfirea, yang sedang memegang tangan Nemu, dan mereka
mengangguk kepada Enri, seakan memberikan semangat.

Dada Enri tidak lagi terasa sesak.

Itu adalah dosis terakhir keberanian yang Enri butuhkan.

“Semuanya! Sekarang ini! Semua yang ada disini akan memutuskan apa yang akan kita,
sebagai seorang penduduk desa lakukan! Apapun keputusannya, Aku harap kalian akan
mematuhinya!”

Sebuah teriakan setuju yang serentak adalah jawaban untuk Enri.

“Angkat tangan kalian yang ingin agar desa melakukan apa yang diinginkan oleh
Kingdom!”

Tak ada satu tanganpun yang terangkat.

Saat jantungnya berdebar hebat, Enri berteriak sekali lagi.

“Kalau begitu! Semuanya yang ingin bertarung melawan Kingdom hingga nafas terakhir,
angkat tangannya!”

Dengan teriakan yang menggelegar, banyak tangan yang terangkat bersamaan. Semua
yang melakukannya mengangkat tangan dengan tinju terkepal erat, seringai di wajah
mereka menunjukkan tekad mereka yang ingin melawan. Itu menakutkan. Semua yang
ada disini telah memilih sebuah jalan yang hanya bisa mengakhiri hidup mereka.
Meskipun begitu, ada sesuatu yang mengalahkan ketakutan akan mati yang memotivasi
orang-orang disini.

Page | 223
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Itu adalah keinginan untuk tidak ingin membayar kebaikan dan bantuan yang mereka
terima dengan pengkhianatan.

“Kalau begitu – kita akan melawan! Kita akan melawan agar bisa membayar hutang kita!
Jugem-san! Aku serahkan rencana pertempuran kepadamu!”

Jugem maju ke depan dan berdiri di samping Enri.

“...Aku sudah melihat tekadmu. Kalian semua akan mati disini. Apakah kalian tidak apa-
apa dengan hal itu?”

Ucapan Veteran itu bertemu dengan kesepakatan.

“Kalian bisa berteriak dengan sekeras itu meskipun wajah kalian pucat. Luar biasa...
Namun, maafkan aku yang menghujani apa yang sudah kalian tunjukkan, setelah kalian
semua sudah berteriak keras menyatakan keputusan kalian. Bukankah kalian harus
biarkan yang muda lari dahulu? Lagipula, jika semuanya mati, seharusnya kami dan yang
paman-paman yang sudah tua.”

Seorang pria tua berbicara.

“Dia ada benarnya – tapi bukankah itu tidak mungkin? Musuh sudah menyegel kedua
gerbang. Meskipun jika kita kita memanjat dinding, mereka pasti akan segera
mengetahuinya.”

“Yah, itu benar... jika kita hanya lari dengan biasa, seperti yang anda katakan.”

Jugem menyeringai jahat saat dia melanjutkan.

“Kita tidak bisa bersembunyi lalu lari. Jadi apa yang akan kita lakukan adalah membuka
gerbang utama dan memancing musuh ke dalam. Ketika mereka mengendurkan
kewaspadaan, kita akan pukul mereka dengan keras. Jika kita bisa memberikan pukulan
yang cukup keras, musuh akan mengumpulkan pasukan mereka yang tersebar dan
terfokus pada kita.”

Jugem melihat ke sekeliling.

“Meskipun aku sudah berkata demikian, tapi musuh mungkin juga tahu itu hanya tipuan.
Jika mereka tahu, selama kita memiliki kekuatan serangan yang cukup, musuh tidak
akan memiliki pilihan lain selain mengumpulkan pasukan mereka. Ada pertanyaan?”

Page | 224
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

“Kelihatannya tidak, tapi Jugem-san, kemana mereka harus kabur?”

“Bukan sudah jelas, Ane-san? Ke dalam hutan Tob. Aku akan memberikan perintah
kepada Agu dan Britta, yang tahu betul hutan, bergabung dengan kelompok yang
kabur. Aku yakin kita bisa berhasil sementara tanpa mereka.”

Para penduduk desa sudah bersiap mati, tapi wajar saja jika mereka tidak ingin anak-
anak mereka ikut binasa bersama-sama. Mengetahui anak-anak itu berada di dalam
bahaya bisa membasahi semangat bertarung mereka.

Jugem menyasar mereka dengan ekspresi wajah yang serius.

“Dengarkan. Ronde pertama adalah sebuah pertempuran untuk membuat musuh


menguatkan pasukannya. Ronde kedua akan menjadi pertempuran untuk menguras
kekuatan tempur lawan, agar tidak ada lagi yang tersisa dari mereka. Semakin dahsyat
pertempuran itu, semakin baik peluang untuk yang kabur.”

“Hahahaha! Hanya itu! Ahhh, kalau begitu, itu melegakan.”

Ucapan itu digabungkan dengan beberapa tawa. Tawa itu bukan lahir dari keputusasaan
atau kegilaan – itu adalah tawa yang sederhana dan santai.

“Selama istri dan anakku bisa diselamatkan, aku tidak menyesal. Sekarang adalah
waktunya untuk membalas kebaikan Ainz Ooal Gown-sama yang ditunjukkan kepada
kita!”

“Ah, benar sekali! Jika aku menjadi semakin tua semakin pengecut, aku tidak akan bisa
melihat diriku sendiri!”

“Lalu... bagaimana dengan tim yang kabur?”

Jugem melihat dengan seksama kepada setiap orang saat dia menjawab pertanyaan
Nfirea.

“Ane-san dan Ani-san akan bertanggung jawab melindungi wanita dan anak-anak. Dan
seperti yang kubilang sebelumnya, kita akan butuh Britta, Agu dan goblin lain untuk
membantu menuntun mereka melewati hutan.”

“-Eh?”

Page | 225
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Enri berseru terkejut.

Sebagai Kepala desa, dia memiliki kewajiban untuk berdiri dengan yang lainnya. Karena
dia sudah memerintahkan kepada para penduduk untuk mati, maka dia mau tidak mau
harus berdiri di samping mereka saat bertarung. Meskipun begitu, para penduduk
berseru di depan Enri.

Mata mereka berkata mereka sepakat dengan Jugem. Saat Enri berpikir cara untuk
menolaknya, masalah itu sudah dikeluarkan dari kepalanya.

“Enri-chan, aku akan serahkan kepadamu.”

“Tolong jaga anak-anakku. Meskipun istriku sudah tiada...setidaknya, anak-anak-ini..”

Para penduduk desa bergantian menggenggam tangan Enri, menyampaikan harapan


dan pemikiran mereka kepadanya saat meremasnya dengan erat. Nfirea perlahan-lahan
bergerak ke arah Enri, yang matanya sudah dipenuhi dengan air mata.

“Enri, ayo pergi. Perjuangan kita adalah untuk bertahan hidup. Kita tidak boleh kalah
dalam pertempuran itu. Dan siapa yang tahu, Ainz Ooal Gown-sama mungkin akan
datang menyelamatkan kita lagi. Saat itu, lebih baik kita masih hidup, sebagai orang
yang akan melangkahkan kaki di wilayahnya.”

“Dia benar.”

“Jugem-san...”

“Tanduk yang kamu gunakan untuk memanggil kita itu... kurasa kamu harus
menggunakannya nanti, ya kan? Jika kamu menggunakannya sekarang, itu akan seperti
memadamkan rumah yang terbakar api dengan segelas air. Akan lebih baik jika kamu
meniupnya setelah semua ini selesai dan memanggil lebih banyak lagi teman-teman
kami untuk membantumu.”

Enri memegang matanya, yang penuh dengan air mata.

“Aku mengerti! Aku akan melindungi istri-istri dan anak-anak dari semua orang! Ayo
pergi! Enfi!”

---

Page | 226
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Satu sisi gerbang terbuka perlahan-lahan.

“Kita harusnya menggunakan anak panah api sejak awal. Yah, anak panah api yang
selanjutnya akan jadi percuma...”

Wajah pengeran Barbro berubah menjadi masam. Mereka sudah membuang waktu
terlalu banyak. Agar bisa menutupi keterlambatan itu, orang-orang ini harus dipaksa
berjalan. Tapi itu tidak bisa dihindari. Ini semua adalah kesalahan dari orang-orang
Marquis. Jika dia tidak memberikan perintah menggunakan anak panah api sendiri,
siapa yang tahu berapa banyak lagi waktu yang terbuang?

Barbro melihat ke arah langit, mengutuk kesialannya karena sudah diberikan bawahan
yang tidak kompeten. Dia memperhitungkan waktu yang dibutuhkan nantinya – hal
pertama adalah berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menggantung para
penduduk desa.

Dia akan menggantung mereka di dinding desa, untuk menunjukkan kepada siapapun
nasib akhir dari siapapun yang cukup bodoh membangkang perintah dari keluarga
kerajaan.

Selanjutnya, dia harus menemukan siapapun yang memiliki kedekatan dengan Ainz Ooal
Gown. Itu mungkin akan memakan waktu lebih banyak daripada menggantung para
penduduk desa.

“Sial. Aku seharusnya membawa orang yang ahli interogasi. Pertama, kita akan pura-
pura mengampuni siapapun yang bekerja sama... lalu kita bunuh mereka nantinya.
Sedangkan untuk anak-anak..”

Tidak ada gunanya mereka hidup. Dari awal, anak-anak tidak akan bisa hidup tanpa
orang tua mereka, jadi menggantung anak-anak itu dengan orang tua mereka adalah
sebuah bentuk pengampunan.

“Apakah ada cukup banyak tali untuk mereka semua? Jika kita bisa mendapatkan
beberapa tali dari desa, itu tidak apa...”

Para prajurit yang berada di dekat gerbang perlahan bergerak maju. Kebanggaan
memenuhi dada Pangeran Barbro saat dia melihat bendera keluarga kerajaan bergerak
maju di ujung barisan. Ketika dia naik takhta nantinya, dia akan memastikan dia memiliki
penjaga upacara seperti itu.

Page | 227
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Para prajurit yang memegang bendera merangsek maju menuju gerbang – lalu
diterbangkan ke belakang.

Segera setelah itu, makhluk raksasa yang menerbangkan mereka mengintip dari celah
gerbang.

“-O-O-Ogre?! Apa yang ogre lakukan disini?!”

Perkembangan yang benar-benar tidak diduga itu membuat pangera Barbro terkejut,
dan dia lupa kewibawaan dari keluarga kerajaan dalam keterkejutannya.

Ya. Itu adalah demi-human yang dikenal dengan ogre. Para prajurit sama terkejutnya
dengan kemunculan mereka seperti Barbro juga. Pentungan mereka yang besar
mengirimkan lusinan orang terbang dengan setiap kali ayunannya.

Di tengah semburan darah kental, pasukan yang terkena serangan itu terbang ke arah
jauh dan membentur tanah, bergulung-gulung dari kepala hingga kaki dan berusaha
mati-matian mulai kabur dari gerbang. Lalu, seakan mengejar pasukan yang kalah itu,
beberapa ogre muncul lagi dari belakang gerbang.

Saat para prajurit bergerak mundur dengan cara yang memalukan, mereka diterbangkan
dengan pukulan dari pentungan ogre. Ogre itu terlihat seperti seorang anak-anak yang
sedang melemparkan mainannya ke arah jauh.

Alasan dari gerakan mundur yang tidak enak ini – yang bahkan tidak bisa dianggap
sebuah penarikan pasukan – adalah karena prajurit-prajurit ini semua adalah pasukan
sipil milik Baron. Mereka sudah melepaskan anak panah api agar bisa memperoleh
kemenangan sebagai yang pertama bisa menembus gerbang. Siapa yang mengira
perjalanan kemenangan mereka bisa berbalik seburuk itu?

Pangeran Barbro mengerutkan dahi ke arah Baron, yang telah mengabaikan orang-
orang yang dia pimpin dan datang dengan tergesa-gesa ke depannya. Saat ini, suara
dari benturan keras menggema di udara.

Knight-knight dari Marquis telah mengangkat tombak mereka bersamaan. Itu adalah
gerakan teratur yang ditunjukkan oleh prajurit profesional. Namun, kelihatannya masih
sulit bagi mereka untuk bisa terjun ke dalam kerumunan prajurit infanteri yang berusaha
kabur dan masuk ke dalam pertempuran jarak dekat yang kacau dengan para ogre.

Page | 228
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Sebuah serangan pasukan berkuda adalah salah satu pasukan yang paling
menghancurkan di medan perang, tapi di dalam pertempuran jarak dekat, kavaleri akan
kehilangan keunggulannya.

“Mengapa kamu masih belum menembaknya?!”

Teriakan itu adalah milik Barbro.

Membiarkan ogre semakin mendekat hanya akan meningkatkan jumlah kekalahan yang
akan mereka terima. Akan lebih baik mengabaikan para prajurit ini dan membunuh
sesama penduduk desa mereka beserta musuh.

Saat kejengkelan Barbro mulai menumpuk, para ogre itu tiba-tiba mulai mundur.
Mereka menggunakan para prajurit yang sedang kabur sebagai perisai daging,
mencegah pasukan kavaleri yang mengejar, dan pada akhirnya mereka mundur kembali
ke dalam gerbang.

Setelah menerima yang selamat, Barbro mulai mengatur kembali formasinya, tangannya
menggenggam pelana kuda lebih erat dan semakin erat saat kemarahannya menumpuk.
Pada awalnya dia berencana untuk menyelesaikan misi yang membosankan ini dengan
cepat, lalu segera kembali ke medan perang untuk mendapatkan kemenangan di dalam
pertempuran melawan Empire.

Sekarang, kekacauan yang tidak enak dilihat ini adalah sisa-sisa dari impiannya.
Meskipun kemunculan ogre tidak terduga, jika mereka tidak bisa membawa orang-
orang yang cukup kembali ke E-Rantel, itu akan menodai reputasinya lebih jauh. Itu
akan menjadi kemunduran yang sangat besar dalam perlombaannya merebut takhta
dengan Zanack, pewaris cadangan.

Atau jangan-jangan – apakah semua ini sudah direncanakan sebelumnya?

Dia berdecak dengan lidah karena jengkel, mengetahui mata setiap bangsawan yang
kini tertuju kepadanya. Namun, dia tidak ada waktu lagi memikirkan mereka. Barbro
menatap ke arah knight yang sedang mendekat ke arahnya. Dia adalah komandan dari
pasukan elit Marquis.

“...Apa lagi itu? Apakah desa itu sudah diambil alih oleh ogre? Apa yang terjadi?!”

“Se-Seharusnya tidak begitu, Yang Mulia. Tak ada yang menduga akan ada monster
disana... seharusnya ada pengumpul pajak yang berkunjung baru-baru ini. Tapi kita tidak

Page | 229
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

menerima adanya berita bahwa desa ini sudah diambil alih oleh ogre. Jika mereka pergi
dan tidak kembali, itu tidak biasa... apa yang sebenarnya terjadi di desa itu...”

Dia bisa merasakan kebingungan di dalam ucapan knight tersebut. Jika ada sebuah
rencana untuk membuat Barbro kehilangan kewibawaannya dan jatuh ke dalam
perangkap, dia mungkin tidak akan tahu pula.

Itu artinya bahwa dia berada di pihak sang pangeran sekarang.

“Bagaimanapun, kita tidak cukup tahu keadaan musuh. Yah, itu memang bisa diduga.
Hanya lima ogre yang muncul. Jika mereka memiliki ogre lebih banyak lagi, mereka pasti
akan terus menyerang kita. Jadi kelihatannya, mereka mungkin tidak memiliki ogre lebih
dari sepuluh jumlahnya. Kamu seharusnya bisa mengalahkan lima ogre, ya kan?”

“Tentu saja! Masing-masing dari kami sekuat anggota Kelompok Warrior Kingdom.
Hanya lima ogre bukanlah apa-apa bagi kami!”

“Aku tidak meragukanmu. Aku hanya bilang, kamu harus hati-hati. Ogre adalah monster
yang bodoh, tapi tindakan mereka barusan jelas terlalu pintar. Mereka membuka pintu
untuk memancing kita masuk, lalu menyerang balik di waktu yang paling baik.
Kelihatannya pihak lain memiliki seorang komandan. Jika salah satu penduduk desa
memimpin mereka....”

“Maafkan sikap kurang ajar saya. Tak ada petani yang bisa mengendalikan ogre. Saya
yakin pasti ada kekuatan lain di sini. Jika kita bisa mempelajari musuh-“

Barbro tidak lagi bisa mengendalikan kesabarannya.

“Apa yang sedang kamu gumamkan? Lihatlah disana!”

Barbro menunjuk ke arah gerbang, pada bendera kerajaan yang tercabik-cabik.

“Bendera negeri sekarang sedang dalam keadaan yang menyedihkan. Kamu akan
menghancurkan desa itu tak perduli bagaimana caranya. Kumpulkan pasukanmu,
lepaskan anak panah api, dan bakar desa itu hingga habis. Sekarang adalah waktunya
menggunakan pengalaman yang menumpuk dalam serangan itu! Kelihatannya kita
tidak akan bisa menyelesaikan ini tanpa adanya kerugian. Jadi kamu akan serang mereka
dengan niat untuk meratakan desa itu!”

Page | 230
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

“Tunggu sebentar! Mungkin saja ada sorcerer ogre atau beberapa demi-human yang
pintar lainnya yang mungkin adalah otak dari desa ini, dan bukan para penduduk desa!”

“Kalau memang benar, terus kenapa?”

Barbro melihat ke arah knight itu, wajahnya seperti bingung, dan mulai menjelaskan
kepadanya dengan perlahan, seperti orang dewasa yang menasehati anak-anak.

“Apakah kamu mendengarkan? Bagus. Tidak masalah jika para penduduk desa memiliki
kendali terhadap ogre, atau jika mereka dikendalikan oleh semacam demi-human yang
pandai. Para penduduk desa itu sudah membangkang terhadap penguasa yang sah
akan tanah ini, yaitu keluarga kerajaan. Oleh karena itu, kita harus tunjukkan
konsekuensi dari kebodohan itu kepada dunia.”

“Tapi, mungkin saja ada beberapa penduduk desa yang disandera, bukankah mereka
tidak bersalah?!”

“Apakah kamu tadi mendengarkan apa yang aku katakan? Terus kenapa jika memang
ada?”

Barbro mengangkat bahu ke arah knight itu, yang kelihatannya bingung menerima apa
yang baru saja dia dengar.

“Aku mengerti, aku mengerti bagaimana perasaanmu. Kalau begitu aku akan tunjukkan
kepada mereka ampunan dalam jumlah yang besar sebisa mungkin. Tangkap penduduk
desa yang tidak melawan, dan kita akan letakkan mereka dalam pengadilan nantinya,
apakah itu lebih baik?”

“Mengerti, Yang Mulia!”

Knight itu membungkuk dalam-dalam kepada Barbro. Setelah mendengarkan balasan


yang memaksa, Barbro mengangguk setuju.

“Tapi, aku punya satu syarat. Aku ingin kemenangan penuh. Jika kita mengalami
kekalahan disini, banyak gosip yang akan menyebar. Begitu juga denganmu. Orang-
orang akan membicarakan tentang bagaimana kartu as dari Marquis yang telah
dikirimkan ke desa yang bukan apa-apa kembali dengan berdarah-darah.”

“Tapi itu karena ogre-“

Page | 231
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

“-Kamu takkan bisa menggunakan itu sebagai alasan. Begitulah bagaimana dunia ini
berjalan.”

“Saya mengerti!”

“Jika kamu sudah mengerti, segeralah bekerja. Panggil pasukan dari gerbang belakang.
Di waktu yang sama, potong pepohonan di hutan dan mulailah membuat pendobrak
dinding. Aku akan serahkan detilnya kepadamu. Minimalkan korban sambil memastikan
kemenangan. Bunuh siapa saja yang kabur.”

---

Sebuah aliran oli yang memenuhi bejana membentur sisi dinding, diikuti dengan panah
api.

Benturan ledakan itu sebanding dengan sebuah mantra ‘Fireball’, menciptakan api
merah yang cerah yang mengeluarkan gumpalan asap hitam.

Jugem bisa merasakan rasa tidak nyaman yang terpancar dari anggota-anggota
pasukan pertahanan yang ada di dekatnya. Pimpinan goblin mengangkat pedang
besarnya lalu meraung.

“Tahan sebentar! Api seperti ini tidak akan bisa merobohkan dinding! Begitu juga
dengan pertahanan gerbangnya-“

Suara dari benturan hebat, doom, datang dari luar gerbang.

Dinding itu memang jauh lebih tebal dan besar dari menara pengawas, yang sekarang
sudah berubah menjadi abu, meskipun sudah dihancurkan oleh panah api, dinding itu
tidak terbakar dengan mudah. Oleh karena itu, mereka memutuskan bahwa ini adalah
sebuah jebakan untuk menarik perhatian dari tujuan sebenarnya, yang adalah
menerobos gerbang. Kelihatannya ini adalah keputusan yang benar. Sekali lagi, sebuah
bunyi hebat doom datang dari gerbang.

Itu adalah suara yang lebih dalam dan kuat daripada benturan yang ditimbulkan oleh
pentungan ogre. Itu adalah suara dari siege weapon (senjata pengepungan) –
kelihatannya adalah battering ram (Pendobrak dinding).

“Lepaskan!”

Page | 232
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Bersamaan dengan teriakan Jugem, para penduduk desa menembakkan panah mereka
dengan mudah. Teriakan perih muncul dari sisi sebaliknya dari dinding. Namun,
battering ram tidak berhenti. Mereka pasti menggunakan banyak pendobrak dalam
serangan bergelombang.

“Lepaskan!”

Sekali lagi, anak panah berterbangan bersamaan dengan perintah dari Jugem. Namun,
kali ini, mereka disambut oleh anak panah musuh. Beberapa kali lipat jumlah anak
panah menghujani desa seperti hujan.

Namun, tak ada satupun yang mengenai orang-orang yang bertahan.

Serangan musuh adalah rentetan tembakan yang memiliki jangkauan, jadi mereka
semua luput, mengenai dinding dan bangunan tanpa melukai. Namun, semakin banyak
pemanah di pihak mereka, semakin tinggi peluang mereka mengenai. Oleh karena itu,
jika akurasi mereka bukan lagi angka nol, keadaan akan menjadi buruk.

“Mundur! Mundur! Kita akan bergerak ke posisi baru!”

Para penduduk desa melaksanakan perintah Jugem, yang masih tetap terdengar
meskipun sudah merendahkan suaranya. Mereka bergegas memindahkan lokasi mereka
di tengah kepanikan yang semakin tumbuh.

Sampai sekarang, para penduduk desa hanya belajar menembak dari posisi yang tetap.
Sasaran mereka adalah menarget area dengan akurat di luar gerbang utama. Oleh
karena itu, ketika mereka bisa melakukan keduanya, akurasi mereka akan meningkat,
tapi sebaliknya, ketika mereka pindah ke lokasi yang tidak familiar, panah mereka tidak
akan lagi mengenai target lagi.

Bertarung dalam pertarungan jarak jauh sekarang akan sulit.

“Angkat tombak kalian! Kita akan pindah menjadi pertempuran jarak dekat!”

Sebuah suara ping yang keras datang dari balik dinding. Kedengarannya seperti suatu
logam yang sedang menabrak dinding, benar-benar berbeda dari suara dooms dari
senjata pendobrak. Kelihatannya itu adalah suara dari kapak, dan mereka datang dari
mana-mana.

Page | 233
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Jumlah adalah sebauh keunggulan yang besar. Mereka bisa menggunakan serangan
pintu atau dinding sebagai jebakan agar bisa menyerang dari arah yang benar-benar di
luar jangkauan. Jika Jugem adalah komandan di pihak lain, dia akan melakukan itu pula.

Seperti yang direncanakan... kelihatannya situasi berjalan dengan baik dan musuh
menyebar.

Kebanyakan dari strategi serangan konvensional akan menjadi percuma di hadapan


keunggulan jumlah pihak lawan. Bagi desa Carne, taruhan terbaik mereka adalah
dengan terus menerus mengikis kekuatan tempur lawan.

Selama formasi musuh melemah, mereka bisa menyerang dari desa kapanpun. Idealnya,
mereka akan menyerang komandan musuh dalam formasi mengapit. Dengan begitu,
musuh yang panik akan langsung menguatkan pasukan mereka.

Membawa ogre kembali dalam setengah perjalanan adalah bagian dari persiapan untuk
peristiwa itu. Meskipun ogre nantinya mendorong serangan mereka sendiri, akan sulit
bagi mereka membuat musuh panik dan memperoleh tujuan mereka dengan menarik
pasukan di gerbang belakang keluar ke depan.

Memang benar, ketika musuh yang tersebar bergegas maju untuk mengepung kita, kita
tidak akan memiliki jalan mundur... Yah, kurasa apa yang mereka sebuah masuk ke
dalam sarang naga meskipun tahu dia ada di rumah....

Dengan kata lain, ini adalah serangan bunuh diri.

Meskipun begitu-

“Yah, kita sudah meraih separuh dari tujuan kita.”

Jugem bergumam sendiri saat garis pandangannya bergerak ke arah gerbang belakang
yang tidak bisa dia lihat dari sini.

Dia sudah mempersiapkan rute kabur untuk tuannya dengan kemungkinan selamat
yang paling tinggi. Tidak ada lagi yang perlu dikhawatirkan. Mungkin sedikit kejam
berkata seperti itu, tapi selama para penduduk desa disini mati, tak ada yang akan tahu
berapa banyak yang sudah kabur dan Enri akan tetap diselubungi oleh misteri.

Melindungi Enri adalah prioritas Jugem yang pertama dan tertinggi. Dia akan melakukan
apapun untuk itu dan tidak menyesal sedikitpun. Karena itu-

Page | 234
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

“Semuanya! Tunggulah hingga gerbangnya runtuh! Kita akan segera menyerang! Target
kita adalah markas musuh! Peluang kita satu-satunya adalah membunuh komandan
mereka!”

“Ohhh!”

Serangkaian lolongan tekad menjawabnya. Ada sedikit getaran dalam suara itu, tapi tak
ada yang terlihat ingin mundur. Yang tersisa adalah keberanian murni dari pria yang
bertempur melindungi anak-anak mereka dan yang mereka kasihi.

---

Enri dan Nfirea berlari menuruni dek pengamatan belakang, mengarahkan para wanita
dan anak-anak ke area di depan gerbang belakang. Nenek Nfirea Lizzie tidak ada
disana, karena saat ini dia sedang menyembunyikan seluruh peralatan alkimia yang dia
pinjam dari Ainz.

Dia tidak akan punya waktu untuk kabur, tapi dia sudah menerima nasibnya.

“Tidak masalah! Tidak orang di sekitar! Kita akan buka gerbangnya sekarang dan
menuju hutan!”

Anak-anak yang berkumpul, berwajah pucat karena ketakutan, mengangguk mati-


matian. Sementara itu, Nfirea dan Britta memutar pegangan, perlahan membuka satu
sisi dari gerbang.

Saat mereka membuka gerbang, Enri mengeluarkan kepalanya untuk melihat sekeliling.
Tidak ada siapapun. Sama seperti saat dia melihatnya dari dek pengamatan, tidak ada
pasukan yang terlihat. Rencana Jugem berhasil.

“Kalau begitu, ayo pergi!”

Yang pertama keluar adalah Agu dan sukunya. Jika mereka dikepung di dalam hutan,
mereka akan membuat jalan berdarah menembus musuh. Selanjutnya adalah Britta. Dia
adalah pengintai bagi kelompok itu, dan jika Agu tidak menemukan pasukan apapun,
Brita yang akan menanganinya.

Setelah memperhitungkan kaki pendek dari anak-anak itu, tim pionir akan bergerak
maju ke arah hutan. Di belakang mereka, anak-anak akan mengikuti mereka dua dua.

Page | 235
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Sang ibu akan menemani anak-anaknya saat mereka berlari. Anak-anak tanpa orang tua
akan dipimpin oleh anak-anak yang lebih tua.

Yang terakhir adalah Enri dan Nfirea, yang akan berlari ke depan.

Bahkan setelah keluar dari gerbang, hutan masih agak jauh. Memperhitungkan ini
adalah musim dingin yang mematikan, jaraknya beberapa kali lebih jauh dari biasanya.

Mereka mati-matian berusaha memompa kaki dan berlari.

Terlalu jauh.

Tidak cukup.

Saat itu, mereka mendengar ada kuda dari belakang.

Enri sangat fit, sehingga dia sangat kaget karenanya. Meskipun begitu, hatinya berdebar
dan nafasnya tidak karuan. Takut melihat ke belakang, lalu dia melihat sesuatu yang
tidak bisa dia percaya ada disana – keputusasaan.

“Tidak mungkin...”

Lebih dari seratus knight berkuda muncul dari belakang. Mereka pasti sedang
bersembunyi di titik butta dari dek pengamatan, menempel di dinding. Mereka hanya
muncul karena mereka yakin tidak ada lagi yang lain yang akan keluar.

Itu adalah sebuah jarak yang panjang antara desa dan hutan. Namun, ada perbedaan
besar antara kecepatan kuda dan manusia. Mungkin Agu dan Britta bisa lari. Tapi tidak
mungkin bagi anak-anak. Mereka pasti akan terkejar.

Para knight itu memegang benda yang berkilauan di tangan. Tidak diragukan lagi
mereka ingin menebas dari belakang. Meskipun Nemu berlari di depan barisan, masih
diragukan jika dia bisa kabur.

“Enri, tetaplah berlari!”

Nfirea tiba-tiba menghentikan langkahnya.

“Enfi!”

Page | 236
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

“Aku akan mencoba mengulur waktu!”

“Apakah kamu sudah gila? Jangan berpikir ini seperti terakhir kalinya ketika
Lupusregina-san menyelamatkanmu!”

“Lari saja!”

Teriakan marah Nfirea diarahkan kepada Enri, yang berhenti pula.

“Jika kamu ingin mengulur waktu, aku memiliki cara yang lebih baik!”

Enri mengeluarkan tanduk tua yang sudah usang dari kantungnya.

Tanduk itu bisa memanggil 19 goblin. Meskipun tidak banyak, masing-masing goblin itu
masih sangat kuat. Seharusnya cukup untuk mengulur waktu.

“Dasar bodoh! Ada banyak sekali mereka! Kamu bahkan tidak akan bisa mendapatkan
20 orang!”

Enri tidak bisa berdebat terhadap alasan Nfirea. Mereka pasti akan terkepung. Namun,
tidak meniup tanduk itu adalah langkah yang bahkan lebih bodoh.

“Bukankah itu sama halnya denganmu?!”

Enri tidak lagi bisa buang-buang waktu bicara. Dia meletakkan tanduk itu di bibirnya.

-Goblin-sans! Tolong aku!

Apa yang terdengar adalah sebuah nada bass yang teramat rendah yang membuat
tanah bergetar.

Enri berkedip dengan apa yang baru saja dia lakukan. Di masa lalu, ketika dia
memanggil Jugem dan yang lainnya, yang dia dapatkan adalah suara poot yang lembut.
Suara yang sama yang dia dapatkan dari mainan anak-anak yang usang.

“En-Enri...

Garis pandangan Nfirea yang panik berlalu dari Enri, melihat ke arah sesuatu yang ada
di belakangnya. Mata Enri mengikuti Nfirea ke arah belakang dirinya.

Page | 237
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Para knight berkuda akan segera mengejar menyusul mereka, dan mereka seharusnya
bebas melakukannya, tapi entah karena suatu alasan mereka menarik pelana kudanya
agar berhenti. Karena berhenti tiba-tiba, beberapa diantaranya bahkan terjatuh dari
tunggangannya.

Enri melihat ke arah belakang mereka, lalu-

“-Eh? Ehhhhhhh?!”

----

Banyak item di dalam YGGDRASIL yang bisa menerima nama buatan sendiri. Namun,
hanya beberapa yang memiliki pengecualian terhadap aturan itu. Itu termasuk item-
item artefak yang dijatuhkan.

Salah satu artefak itu adalah Horn of the Goblin General (Tanduk Jenderal Goblin).

Tanduk itu adalah item yang biasa dan datar, tapi ada kalimat yang membuat penasaran
padanya. Dia hanya bisa memanggil 19 goblin. 19 Goblin ini adalah monster-monster
sampah yang bahkan tidak layak sebagai musuh bagi para pemain YGGDRASIL. Jadi
mengapa item seperti itu mendapatkan nama yang megah seperti “General”? Aneh
sekali memanggilnya hanya dengan sebutan “Goblin Horn” (Tanduk goblin).

Banyak pemain di dalam YGGDRASIL yang berpikir demikian. Pada akhirnya, tak ada dari
mereka yang bisa menjustifikasi nama tersebut, dan akhirnya mereka meninggalkannya
begitu saja.

Namun, ada alasan tertentu dari nama itu.

Dan alasan itu adalah-

---

Jugem mengayunkan pedang besarnya yang dia rampas dari Giant of the East. Serangan
yang dia buat dengan seluruh tenaganya dihadang oleh lawan. Namun, dia tidak bisa
sepenuhnya menetralkan kekuatan dari benturan itu, dan itu membuatnya kehilangan
keseimbangan. Biasanya, Jugem akan langsung melanjutkan serangannya, tapi prajurit
yang lain menyerobot tidak membiarkannya.

Page | 238
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Mereka mengepung Jugem dari kedua sisi, agar bisa menutupi prajurit yang
membuatnya terbuka.

Dengan berdecak lidah, Jugem mengayunkan pedang itu dengan bergelombang di


udara seperti sebuah perpanjangan tubuhnya sendiri, dengan rapi menangkis dua
serangan pedang yang mengarah kepadanya.

“..Goblin ini jago juga. Dia benar-benar memaksa kita bertiga mundur sekaligus.”

“Orang yang luar biasa. Aku tidak tahu goblin bisa sekuat ini.”

Jugem bisa merasakan jika lawannya belum mencapai batas, itu membuatnya khawatir.

Jika dia bertarung melawan pasukan ini satu persatu, dia bisa menang. Jika dia melawan
dua orang sekaligus itu akan menjadi masalah keberuntungan. Tiga sekaligus itu artinya
dia akan kalah. Dan sekarang-

Ada prajurit lain yang memutar di belakangnya. Jugem mengambil satu langkah kecil
mundur.

-Melawan empat orang sekaligus, yang bisa dia lakukan hanyalah mati.

Beberapa lawannya yang pertama adalah prajurit lemah, yang bisa dia tembus dengan
mudah. Warrior pemberani dari desa Carne bergerak maju tak terelakkan ke arah
barisan tempur Kingdom dengan formasi capit.

Namun, lawan yang tangguh mulai bermunculan, seakan mereka baru saja masuk dari
area yang berbeda. Perlengkapan mereka adalah standar tinggi. Mereka pasti pasukan
elit dari prajurit musuh. Meskipun mereka tidak jauh dari markas musuh, mereka masih
belum mengalami banyak kerugian.

Namun – itu masih sulit.

Dia mengalihkan perhatiannya dari empat orang itu dan dengan sembunyi-sembunyi
mengamati sekelilingnya. Goblin-goblin di bawah komandonya perlahan diungguli oleh
jumlah yang lebih unggul.

Dia memang lebih kuat dan lebih tangguh daripada musuhnya... tapi di sisi sebaliknya,
itu hanya memiliki dua keunggulan – termasuk ogre. Yang bisa mereka lakuakn
hanyalah melihat musuh mereka mundur setelah menerima satu pukulan.

Page | 239
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Sudah Ada beberapa martyr dari desa Carne. Meskipun para goblin telah menerima
beban serangan di tepian dari formasi capit, jumlah musuh terlalu menekan, dan tidak
mungkin bisa mengabaikan semua serangan mereka. Tanpa terkecuali, beberapa orang
akan berhasil masuk, dan tanpa terkecuali, seseorang akan berakhir merengkuh tanah.

Itu adalah strategi yang ceroboh, dan hasil ini memang bisa diduga.

Namun, Jugem ingin percaya bahwa ini bukan masalahnya.

Dan pada saat ini-

Pedang mengenainya, menyebabkan sebuah luka yang segar.

“Chec!”

Jugem mengayunkan pedang besarnya, membuat sebuah celah.

“Kalian, siapa kalian? Aku berani bertaruh kalian bukan petani biasa.”

Jugem berada pada level 12. Dengan berpikir demikian, lawannya saat ini sekitar level
10, atau mungkin 11. Tiga orang lainnya mungkin level 9.

Penduduk desa biasa adalah level 1. Mungkin beberapa penduduk desa yang terlatih
akan berhasil mencapai level 2. Pasukan yang menemani pengumpul pajak dari E-Rantel
kelihatannya tidak seperti level 3. Itu artinya para prajurit yang sedang melawannya
sekarang memang sangat kuat.

Disamping itu, sulit mengukur dengan tepat kekuatan dari Enri dan Nfirea karena
mereka bukan petarung, tapi mereka kuat dengan cara mereka sendiri.

“Goblin ini.. tidak, apakah dia adalah hobgoblin? Atau apakah memang wajar bertemu
dengan lawan yang kuat seperti ini?”

“Tapi, mereka bilang hobgoblin lebih besar... apakah dia adalah raja goblin? Mungkin
orang-orang itu mengendalikan desa dengan paksaan... tapi jika memang begitu,
mengapa para penduduk desa bertarung dengan keras sekali?”

“Haaa! Manusia memang punya otak yang tumpul. Itu karena kami memiliki sandera!
Apakah kalian sudah paham?”

Page | 240
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

“Dia pasti bohong. Mereka tidak akan bertarung karena alasan seremeh itu. Daripada
begitu, mereka akan menusukmu dari belakang. Aku bisa merasakan ada sesuatu seperti
persahabatan antara kalian yang jauh melebihi batasan ras. Mengapa? Mengapa
manusia dan goblin bisa bertarung bersama-sama?”

“Memangnya akan kuberitahu, dasar bodoh!”

“Jadi kurasa mereka memang teman, jika tidak-“

“Ahhhh, diam saja! Orang sepertimu membuatku marah!”

Jugem mengayunkan pedang besarnya sekali lagi.

Tapi hasilnya sama seperti sebelumnya.

Dia bisa menerima pukulan, tapi tidak sepenuhnya. Keseimbangan prajurit itu hancur,
tapi ketika dia ingin melanjutkannya, dia dihadang oleh serangan yang menyasar organ
vitalnya datang dari dua sisi.

Dengan berpikir demikian, Jugem memutuskan untuk tidak menghindari dari serangan.

Serangan tersebut, ditujukan kepada bagian yang tidak terlindungi oleh armor di
tubuhnya, memberikan luka yang terbuka. Daripada perih, yang dirasakan oleh Jugem
adalah panas yang mengalir keluar dari dua titik tubuhnya.

Jugem menggeretakkan giginya, dan mengaktifkan skill khusus miliknya. Pedangnya


berubah arah, menyerang prajurit yang menebasnya dari samping.

“[Goblin Blow]”

Serangan kuat itu membelah menembus titik lemah dari chainmail prajurit itu dan
memberikan luka yang pedih pada daging di bawahnya. Saat itu, prajurit tersebut mulai
mengejang.

Ini adalah kekuatan dari pedang besar tersebut – racun. Namun, itu masih bisa ditahan,
dan tidak akan bisa menghabisi musuh. Karena teralihkan perhatiannya, Jugem tidak
bisa menghindari serangan pedang yang datang dari belakangnya. Meskipun armor
miliknya dimaksudkan agar lukanya tidak seberapa serius, tubuhnya mengerang dari
tusukan pedang itu.

Page | 241
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

“Sial!”

“Itu seharunsya kami! Kamu sudah kehilangan kendali!”

“Biarkan dia jatuh, ayo menuju belakangnya!”

Ketika pertarungan jarak dekat, ada lebih banyak lawan daripada empat orang ini.
Beberapa diantaranya mencoba untuk menyerang celah yang dibuat oleh Jugem dan
akhirnya ditebas karena masalah mereka sendiri. Melihat equipment mereka yang parah,
mungkin mereka adalah para petani yang melakukan wajib militer. Meskipun begitu,
ada banyak prajurit-prajurit seperti itu. Kalah dalam hal jumlah benar-benar tidak adil.

“Mundur! Goblin ini kuat! Kita akan menghadapinya. Kalian semua urus penduduk desa
yang ada di belakangnya!”

“Kamu kira aku akan membiarkanmu!?”

Jugem merasa geram dengan prajurit sipil tersebut lalu mengayunkan pedangnya.
Terintimidasi olehnya, mereka mundur.

Panas yang dia rasakan di dalam tubuhnya perlahan berubah menjadi perih.

Sebagai seorang warrior yang mengayunkan pedangnya untuk hidup, Jugem telah
mempelajari beberapa rahasia dari medan perang, pertama adalah bagaimana
bertarung meskipun sudah terluka. Rahasia lain adalah untuk mengetahui seberapa
banyak luka yang bisa diterima, dan kapan harus kabur. Nalurinya berkata bahwa dia
masih bisa bertarung, tapi untuk berapa lama, dia tidak tahu.

Warrior pemberani lain dari desa Carne menemui ajalnya, darahnya melumuri bumi.
Kekalahan mereka memang sudah pasti, dan pandangannya perlahan berubah menjadi
merah. Meskipun begitu, dia masih harus mengulur waktu agar Enri dan yang lainnya
bisa kabur, hingga akhir nafas.

-Tujuan : Markas musuh.

-Kekuatan : Dirinya sendiri.

Mungkin dia telah melihat tekad Jugem, tapi prajurit di depannya mulai mengeras.

Page | 242
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Saat itu, Jugem menggenggam pedangnya, bersiap untuk menyerang. Sebuah keributan
besar terjadi di dalam medan perang. Dengan mata yang terpaku pada msuuh di
depannya Jugem tidak bisa mengalihkan pandangannya.

Itu karena dari samping desa Carne-

---

-Alasannya sederhana. Kekuatannya yang sebenarnya bukan hanya untuk memanggil 19


goblin.

Di dalam YGGDRASIL, item ini tidak mampu menunjukkan nilainya yang sebenarnya dan
dibuang sebagai sampah. Namun, di dalam dunia baru ini, item tersebut memiliki
peluang untuk mengeluarkan kekuatannya yang sebenarnya.

Mari kita lihat lagi nama dari item itu sekali lagi.

“Horn of the Goblin General”.

Kekuatannya yang sebenarnya, muncul hanya ketika tiga kondisi sudah dipenuhi, yaitu-

Part 3

Pukulan genderang yang berirama menggema ke seluruh penjuru medan perang dari
samping desa. Saat dia melihat ke arah sumber suara itu, matanya terbuka lebar.
Setidaknya lima ribu formasi kuat bergerak maju berirama dan di dalam formasi yang
memiliki disiplin yang baik.

Baik penduduk desa dan Pangeran Barbro mengira itu adalah bala bantuan dari sang
pangeran. Perbedaannya adalah apakah mereka tahu atau tidak siapa yang kiranya
mengirimkan bantuan itu. Tapi semua orang berubah pemikirannya setelah mengamati
lebih dekat.

Formasi itu terdiri dari goblin-goblin. Demi-human yang disebut “goblin” lebih kecil
daripada manusia rata-rata dan memiliki ukuran kira-kira seperti seorang anak kecil.
Namun, aura mereka membuatnya terlihat lebih besar dan mereka memang besar.

Page | 243
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Tubuh mereka berbalut armor baja, dan senjata yang juga digunakan berkilauan
mematikan. Ini adalah perlengkapan yang cocok dengan warrior-warrior yang sejati.
Mereka bukan tentara sipil, tapi sebuah pasukan yang terdiri dari prajurit-prajurit
profesional.

“Sekarang! Semua yang masih hidup, larilah sekencang-kencangnya! Itu adalah bala
bantuan! Kita mendapatkan bala bantuan! Larilah ke arah mereka!”

Jugem berteriak dengan keras.

Identitas mereka masih misteri. Tidak jelas apakah mereka musuh, sekutu atau pihak
ketiga yang tidak ada hubungannya. Berlari ke arah mereka hanya karena mereka adalah
spesies yang sama sendiri bukanlah ide yang bagus. Tindakan yang tepat adalah berlari
ke arah desa.

Namun, Jugem merasakan sesuatu yang berkata bahwa mereka adalah teman. Sebuah
perasaan yang entah bagaimana merasakan bahwa mereka melayani tuan yang sama.
Sebuah perasaan bahwa dia akan disambut oleh mereka.

Orang-orang yang masih selamat dari Desa Carne berlari ke arah pasukan goblin tanpa
ragu lagi.

Pengepungan itu semakin mengendur dengan setiap langkah yang dia ambil. Meskipun
pasukan dari Kingdom tahu mereka harus mengejarnya, mereka melambat. Memang
wajar. Mendekati pasukan yang sangat disiplin itu dengan sembrono adalah tindakan
yang bodoh.

Ada dua alasan mengapa mereka membiarkan para penduduk desa kabur. Pertama
adalah karena markas utama telah mengumumkan untuk mundur, setelah memutuskan
bahwa itu adalah saatnya merapikan barisan kembali daripada mengejar. Alasan lain
adalah karena mereka takut terhadap kemungkinan balasan karena mengejar anggota
spesies yang sama dengan pasukan baru itu.

Goblin-goblin itu menerima Jugem dan yang lainnya yang sedang kabur dengan seluruh
tenaga mereka. Jugem dan yang lainnya terhuyung-huyung ke arah celah yang lebar di
dalam formasi lalu pasukan itu menutup celah setelah mereka melewatinya. Itu seperti
pintu baja yang menutup dengan erat.

Jugem melihat ke arah rekan-rekannya yang ada di sekeliling, yang berjatuhan di tanah
karena kelelahan. Tidak ada satupun yang tidak terluka, dan banyak yang telah pingsan

Page | 244
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

setelah tiba di tempat aman. Bahkan Jugem, hanya melihat ke sekelilingnya saja sudah
membuat pandangan matanya menjadi kabur. Jumlah goblin, jumlah ogre dan jumlah
penduduk desa semuanya sudah berkurang dari sejak awal pertempuran.

“Yah kurasa aku harus menganggap diriku beruntung... lebih dari separuh jumlah kami
selamat. Konaa!”

Dia memanggil satu-satunya goblin yang mampu menggunakan magic penyembuh,


tapi Konaa menggelengkan kepalanya. Dia juga telah kelelahan dan kehabisan semua
mana miliknya ketika bertempur.

“Kalau begitu siapapun yang tahu pertolongan pertama...”

Saat Jugem mencoba berteriak, seorang goblin yang memegang kipas bulu,
mengenakan headscarf (selendang kepala) dan mengelus-elus jenggot panjangnya
berjalan ke arah Jugem.

Sikapnya membuat Jugem menduga dia adalah seseorang yang penting di dalam
pasukan goblin itu.

“Hohoho, jadi kamu adalah bagian dari rombongan Jenderal Enri. Aku adalah yang
bertanggung jawab terhadap pasukan ini, Goblin Strategist. Tak ada yang bisa
melukaimu lagi karena kamu sudah tiba. Beristirahatlah. Kami akan mengantarmu ke
arah pasukan medis segera.”

Goblin Strategist mengulurkan kipasnya dan sekelompok goblin yang terlihat gagah
berlari dengan banyak tandu.

“Hati-hati, tolong bawa mereka sesegera mungkin. Akan memalukan jika ada yang mati
dalam perawatan kita.”

Yang terluka dengan cepat langsung di bawah.

“Kelihatannya kamu juga terluka. Sebaiknya kamu memeriksakan diri dengan unit medis
dan kembali..”

“Tidak, maaf. Aku minta maaf, karena kamu sudah baik kepada kami, tapi aku ingin
mendengar sesuatu dahulu. Lukaku tidak berat.”

Page | 245
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Setelah memastikan Jugem tidak pura-pura berlagak kuat, Goblin Strategist


mengangguk sekali sebelum bicara.

“Tentu saja, seperti yang diduga dari pemimpin dari rombongan Jenderal Enri. Apa yang
ingin kamu tahu – Hohoho, tidak, hanya satu hal yang lebih menarik daripada
keselamatanmu sendiri. Jenderal Enri berada di dalam tenda di belakang kita. Dia akan
sangat senang jika kamu menemuinya.”

“Begitukah? Bagus sekali”

Jugem menghela nafas lega dari lubuk hatinya. Dia sangat lega, dia merasa semua
tenaga pergi dari tubuhnya dan ingin pingsan, tapi dia tidak bisa menunjukkan
pemandangan yang buruk itu kepada juniornya.

“Kalau begitu aku akan pergi kesana. Kurasa kelompokku tidak akan bisa ikut dalam
pertempuran selanjutnya.”

“Hohoho, aku berterima kasih sudah memberikan kesempatan bagi pendatang baru ini.”

“Kalau begitu, tidak apa. Itu adalah tugas senior untuk memberikan kesempatan kepada
juniornya.”

“Hohoho, kalau begitu aku harus memperlihatkan pertunjukan yang bagus bagi para
senior. Sekarang, satu-satunya hal yang tersisa adalah meraih kemenangan absolut.
Perintahkan kepada pasukan infanteri berat untuk maju.”

---

“Apa itu! Kita hampir saja bisa melumat mereka! Sialan!”

Barbro membuka matanya lebar-lebar dan menatap ke arah penyusup yang telah
mengacaukan segalanya. Tidak ada yang berjalan sesuai rencana. Mengapa dia harus
mengahadapi pasukan goblin di desa sekecil ini? Dia ingin merobek-robek rambutnya
karena marah.

JIka ini adalah pasukan milik kaisar, dia akan dengan senang hati dan akan
memerintakan penyerangan langsung, tap lawannyaa adalah goblin. Meskipun dia
nantinya menang, siapa yang akan menyadari perolehannya?

“Pangeranku, tolong izinkan kami untuk mundur.”

Page | 246
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Dia mengarahkan tatapan kebenciannya ke arah kight yang menyarankan tindakan itu.
Dia tidak tahu mengapa pasukan goblin sebesar itu muncul disini, tapi jika dia kembali
membawa informasi yang berguna, dia akan mendapatkan nilai karena sudah
melakukan sesuatu yang berguna.

Namun, jika dia berputar balik dan kabur, tidak sulit membayangkan dia akan
mendapatkan julukan “pangeran yang lari dari goblin”.

Jika dia kalah, dia akan menjadi “pangeran yang kalah dari goblin”. Berita itu akan
tersebar melalui para bangsawan yang lapar dengan gosip terbaru, dan tidak ada lagi
satupun di dalam Kingdom yang tidak tahu hal itu. Mereka yang tidak ada disana tidak
akan perduli seberapa kuat goblin itu. Satu-satunya hal yang diperdulikan adalah
bagaimana menariknya gosip itu.

Barbro tanpa bicara mengutuk para bangsawan yang telah mengejeknya dari tempat
aman.

“...Aku tidak akan memperbolehkan hal semacam itu. Lawan.”

“Pangeranku! Lihatlah perlengkapan mereka yang sempurna dan formasi mereka yang
tanpa celah. Mereka pasti adalah para elit yang mengungguli goblin-goblin sebelumnya.
Bagi sebuah pasukan yang terdiri dari tentara sipil seperti kita, peluang menangnya
sangat tipis. Mohon perintahkan untuk mundur!”

Dia sangat tahu betul hal itu, meskipun dia tidak ingin mendengarnya, tapi tidak ada
cara lain untuk melindungi kehormatannya selain melawan. Dia hanya bisa berharap
pasukan goblin itu hanyalah tipuan.

“Dasar bodoh! Apakah kamu tidak mengerti seberapa berbahayanya jika mengabaikan
mereka begitu saja! Sekarang ini, pasukan Kingdom sedang bergerak ke arah dataran
Katze. Apa yang akan kamu lakukan jika mereka menyerang E-Rantel ketika sedang
tidak dijaga!”

“Sa, Saya minta maaf.”

Satu-satunya tindakan adalah menghadapi mereka, lalu mundu jika goblin-goblin itu
memang kuat seperti yang terlihat. Tujuannya yang sebenarnya adalah bertarung
melawan Baharuth Empire, dan kalah disini sangat tidak diinginkan. Dia cukup tenang
untuk setidaknya berpikir sejauh itu.

Page | 247
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Para prajurit yang baru saja merapikan kembali barisannya di depan Barbro ketika
goblin mulai maju.

Lawan mengambil barisan formasi yang standar, sedalam tiga tingkat.

Sebaliknya, pasukan kerajaan membentuk formasi sayap bangau. Alasan mereka tidak
membentuk formasi mengepung adalah untuk memaksimalkan mobilitas dari pasukan
kavaleri dan karena musuh membentuk formasi yang rapuh dengan serangan sayap.
Barisan depan goblin-goblin itu terdiri dari pasukan infanteri berat dengan perisai yang
cukup besar untuk bisa melindungi seluruh tubuh mereka. Gerakan maju mereka yang
mantap mengeluarkan tekanan yang berat seakan ada sebuah dinding yang menutup
dengan cepat. Barbro merasakan sensasi yang tidak nyaman karena sarung tangannya
penuh dengan keringat saat dia menggenggam tali pacu kudanya yang semakin erat.

Tentara sipil menggenggam tombak dan pasukan infanteri berat menyerang. Tujuan
dari pasukan infanteri adalah untuk mengulur waktu gerakan maju dari lawan sementara
pasukan kavaleri mengepung dari kedua sayap.

Dua sisi berbenturan satu sama lain.

Dan Barbro bisa melihat dengan jelas teriakan-teriakan goblin itu.

“Kami adalah.. milik Yang Mulia, Pasukan Goblin Infanteri Berat Jenderal Enri! Jangan
pikir hal seperti ini bisa menghentikan kami!”

Sebelum dia bisa memikirkan siapa itu Jenderal Enri, suara retakan dari pasukan
Kingdom menarik perhatiannya.

Tentara sipil didorong kembali oleh dinding perisai. Wajar saja, orang-orang di barisan
depan ditekan oleh mereka yang berdiri di belakangnya, dan formasi itu mulai hancur.
Pasukan kavaleri di kedua sisi terkejut dan mulai bergerak. Sayap kanan lebih cepat
dalam merespon, jadi mereka mencoba untuk mengepung pasukan goblin dari sayap,
tapi tujuh belas knight – melingkari dengan cahaya perak yang cemerlang dan
mengendarai serigala perak sebagai ganti dari kuda – memacu untuk menghadang
mereka.

“Yang Mulia, Pasukan Goblin Knight Paladin Jenderal Enri datang kepadamu!”

Di tengah keributan dari pertempuran pasukan kavaleri ada suara anak panah. Ketika
Barbro melihat lebih dekat, anak panah dalam jumlah yang tak dapat dihitung

Page | 248
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

menghujani dari atas pasukannya dan dia melihat semakin dekat ke arah formasi musuh
untuk bisa mengidentifikasi siapa yang menembakkanya.

Di dalam barisan kedua dari musuh, ada goblin-goblin yang sedang memegang busur
besar dan berbalut kain merah yang mencolok. Dari sisi kanan dan kiri mereka tidak
seimbang, dan mereka terlihat seperti terhuyung-huyung setiap kali melangkah. Goblin
yang menarik perhatiannya bahkan memiliki busur yang lebih besar dari yang lainnya,
lalu dia membuka mulutnya.

“Yang Mulia, Pasukan Goblin Pemanah Jenderal Enri! Jangan kira kamu bisa kabur dari
kami!”

Serangan jarak jauh dari lawan tidak berakhir disini. Ledakan magic dalam jumlah yang
tak dapat dihitung berterbangan dari barisan ketiga dan, memang masih cukup jauh di
depan Barbro, magic-magic itu meledak di tengah formasi pasukannya. Bunga-bunga
api merah merekah dengan setiap kilatan dan ledakan yang berliku-liku di tengah-
tengah udara seperti kelopak bunga. Tentara sipil berterbangan ke kiri dan kanan oleh
akibat serangan magic yang terus-terusan itu.

Yang bertanggung jawab untuk hal ini memakai tudung yang menutupi wajah mereka.
Di tangan mereka ada tongkat panjang yang berkilauan dengan sinar misterius. Yang
berdiri di depan mereka menarik kembali tudungnya untuk menunjukkan wajah mereka
yang keriput.

“Yang Mulia, Pasukan Goblin pendukung Magic goblin Jenderal Enri. Rasakan kekuatan
kami dengan tubuh kalian sendiri, dan ketahuilah kami tidak saja bisa menggunakan
magic untuk menguatkan atau melemahkan, tapi magic serangan pula.”

Bukan hanya itu pasukan yang menembakkan serangan-serangan magic. Di samping


pasukan pendukung magic ada skuad yang memiliki pakaian yang mirip. Mereka
berjumlah sedikit, hanya 5 orang, tapi mereka memiliki ekspresi sangat percaya diri di
wajahnya. Para goblin yang paling menyeringai di depan mengangkap suaranya.

“Yang Mulia, Pasukan Goblin pembombardir magic Jenderal Enri! Kami memiliki
spesialisasi dalam serangan magic jarak jauh dan bangga menjadi pasukan dengan
kemampuan serangan yang paling besar!”

“Yang Mulia!”

Page | 249
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Knight itu kembali kepada Barbro. Dia hampir bisa memprediksi apa yang knight itu
katakan dengan wajah yang sedepresi itu. Jika ada magic caster, maka kemampuan
lawan akan beberapa kali lebih besar dari yang diduga.

“Kita tidak bisa menahan mereka lagi! Itu tidak mungkin! Hanya masalah waktu sebelum
lawan tiba disini pula! Tolong perintahkan untuk mundur!”

Bukan waktunya lagi mempertimbangkan apakah dia ingin mundur atau tidak.
Meskipun dia memerintahkan kepada semua orang berdiri dan melawan, para
bangsawan yang mengikutinya sampai sekarang akan berbalik dan berlari terbirit-birit.
Membuat mereka tetap tinggal dan melawan hanya akan menyebabkan dendam di
masa depan dan membuat para bangsawan menjadi musuh.

“Baiklah. Berikan perintah untuk mundur kepada Baron dahulu.”

Dia ingin menjadi yang pertama lari, tapi itu akan membuatnya tersandung reputasi
sebagai seorang pengecut yang pertama kalinya kabur melawan goblin. Dia akan
serahkan urusan kotor itu kepada Baron.

“Saya mengerti!”

Saat knight itu memerintakan bawahannya-

“-Kalian kira mau kemana?”

Barbro pertama kalinya menyadari bahaya nyawanya ketika dia mendengar suara yang
asing dari samping.

Rombongan Pangeran langsung menghunus pedang mereka lalu melihat ke arah


sekeliling untuk menemukan sumber suara itu. Yang muncul tiba-tiba dari bayangan
adalah sebuah figur yang tertutup pakaian hitam legam. Wajah mereka ditutupi oleh
topeng, tapi mata mereka kelihatannya seperti mengeluarkan kilauan yang tajam.

“Yang Mulia, Pasukan Goblin Assassin Jenderal Enri. Alasan kami menunjukkan diri dari
kegelapan adalah karena ini akan menjadi akhirmu.”

Dan orang lain.

Yang mengikuti di belakang mereka mengenakan topi merah, sepatu baja, dan
memegang sabit besar yang panjang, seperti bentuk dari kematian.

Page | 250
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

“Yang Mulia, Bodyguard Goblin Jenderal Enri – seorang anggota dari tiga belas topi
merah. Yah, kurasa aku tidak akan memiliki kesempatan untuk pamer.”

“Lindungi Yang Mulia! Berikan tanda mundur!”

“Terlambat”

Bayangan itu bergerak. Bagi Barbro, hanya itu yang bisa dia lihat.

Kepala Knight tersebut hilang dan darah muncrat seperti air mancur darah dari lehernya.
Saat otaknya mencari apa yang sedang dia lihat, Barbro langsung memacu kudanya
untuk berlari kencang. Tidak ada waktu lagi berpikir tentang mundur dengan teratur
karena dia sedang berdiri di persimpangan antara hidup dan mati.

Saat dia kabur, dia bisa mendengar suara dari belakang:

“Yang Mulia, Pasukan Goblin Musisi Jenderal Enri!”

Diikuti dengan suara pukulan yang keras dari genderang goblin yang mengejarnya saat
berlari.

“...Tidak apa-apakah membiarkannya pergi?”

“Itu adalah perintah dari strategist. Dia bilang jika kita membunuh sang pangeran,
pertempuran tidak akan berakhir.”

“Hmph, kurasa begitu. Jika Jenderal Enri mati, aku tidak akan berhenti sampai setiap
musuh mati pula. Seperti yang diduga dari strategist, bisa melihat hingga beberapa
langkah. Apakah itu adalah alasan yang sama kita tidak akan menghabisi pasukan itu
pula?”

“Benar sekali. Mereka harus bisa kembali ke kota dengan menyeret sang pangeran. Aku
bisa mengerti perasaan tidak senangmu. Aku juga merasakannya. Aku ingin membalas
mereka karena berani menyerang desa Jenderal Enri... Baiklah, Topi Merah-san, Mari kita
rawat mayat-mayatnya”

“Kurasa begitu. Lagipula kita harus mengambil tubuh-tubuh dari para warrior pemberani
yang telah bertarung bersama dengan pemimpin senior.”

Page | 251
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Part 4

Di atas dataran yang diwarnai oleh cahaya bulan yang cerah ada sebuah perkemahan.
Masih diperdebatkan apakah itu benar-benar bisa dianggap sebagai sebuah
perkemahan tanpa adanya tenda pagar kayu. Penjelasan yang akurat adalah ada sebuah
pasukan di dalam dataran itu.

Kebanyakan dari mereka acak-acakan dan terbaring kelelahan.

Alasan mereka bisa tidur tanpa adanya alas apapun di musim dingin yang cukup bisa
mengubah nafas menjadi kabut putih adalah karena semuanya benar-benar sangat
kelelahan. Di tengah-tengah kelompok yang sedang roboh di tanah seperti boneka
yang talinya sudah putus itu ada satu orang yang sedang berjalan-jalan.

Itu adalah Jenderal yang telah kalah dalam perang, Pangeran Barbro.

Apakah dia harus menganggap dirinya beruntung karena selamat, atau menganggap
dirinya tidak beruntung karena bertemu pasukan seperti itu?

Pasukan goblin yang tiba-tiba muncul di desa Carne sangat kuat – tidak, sangat luar
biasa. Pasukan Barbro dihancurkan begitu saja saat mereka melakukan kontak dan
kekalahan sudah tak terelakkan lagi. Prajuritnya mati seakan mereka meleleh.

Jadi siapa goblin-goblin itu?

Barbro ingin tahu jawabannya.

Satu-satunya hal yang bisa terpikirkan adalah goblin-goblin itu sudah mendirikan
kerajaan besar di dalam hutan Tob. Jika mereka bergerak ke selatan, itu adalah situasi
yang bisa dimengerti. Para bangsawan yang berhasil kabur dengannya berpikir hal yang
sama, dan mereka berbagi kesimpulan yang sama pula dengannya saat kabur.

Itu artinya dia tidak beruntung.

Itu artinya goblin-goblin itu adalah pasukan mereka yang paling elit.

Itu artinya kembali dengan informasi akan adanya goblin adalah peroleh yang beralasan
sendiri.

“Dasar bodoh....”

Page | 252
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Barbro mengepalkan tangannya.

Sebuah kekalahan adalah sebuah kekalahan. Dan goblin-goblin itu tidak diragukan lagi
kuatnya. Siapapun yang bertarung melawan mereka akan mampu mengerti mengapa
Barbro kalah.

Tapi bagi mereka yang bodoh, Barbro akan menjadi pangeran yang kalah dari goblin.
Dia akan menjadi bahan tertawaan.

“Sialan! Sialan! Sialan!”

Perasaan frustasi mendidih di dalam hatinya. Ini adalah alasan mengapa dia tidak bisa
pergi tidur meskipun dia sudah sama lelahnya seperti prajuritnya.

Setiap kali dia menutup mata, dia bisa mendengar suara-suara ejekan dan kebencian
yang pastinya diarahkan kepadany ketika kembali ke kingdom.

Bagi Barbro, perang sudah usai. Tidak mungkin bisa pergi ke dataran Katze dan
bergabung dalam pertempuran melawan Baharuth Empire sekarang.

Tiba-tiba saja – dia merasakan kehadiran seseorang. Bukan dari para prajurit yang
sedang tidur, tapi dari arah sumber dia kabur.

Apakah itu adalah para pejalan kaki yang akhirnya bisa mengejar mereka, atau goblin
yang mengejar?

Saat itu, Barbro mengarahkan berputar agar bisa melihat dengan hati-hati yang was-
was, wajahnya mengkerut karena terkejut. Seakan figur itu menyadari Barbro yang
sedang menatapnya, dia melambaikan tangan seakan menyapa dengan enteng.

“Bagaimana kabarmu~”

Bagaimana dia bisa muncul di tengah dataran ini tanpa disadari? Tidak terlalu jauh
darinya – sekitar dua puluh meter jaraknya – ada seorang wanita dengan kecantikan
absolut memiliki senyum yang setara dengan ekspresinya yang tulus. Jika ini adalah di
tengah kota, dia tidak akan ragu untuk bermain mata dengannya, tapi ini adalah di
tengah sebuah dataran. Bahkan tidak ada satupun desa yang terlihat.

Hal yang paling aneh adalah pakaiannya – yang terlihat mirip dengan pakaian pelayan.

Page | 253
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Jika dia bersenjata, Barbro akan berpikir dia adalah seorang petualang, tapi ini tidak
masuk akal sama sekali.

Seorang monster?

Pemikiran itu tiba-tiba saja mucul di dalam otaknya. Beberapa monster memiliki
penampilan yang cantik. Peri-peri adalah contohnya, tapi pakaian pelayan tidak
mungkin bisa dipahami.

“Hello, aku datang kemari untuk bermain~. Aku tidak sedang ada di waktu yang buruk,
ya kan?”

Itu adalah sebuah pertanyaan yang jelas-jelas meremehkannya.

“Siapa kamu?”

Barbro bertanya sambil meraih pedang di pinggangnya.

Itu adalah pertanyaan yang membosankan dan tidak kreatif, tapi dia serius. Identitas
gadis itu masih diselimuti misteri, dia bahkan tidak bisa berpikir apa yang harus
ditanyakan pertama kalinya.

“Mereka memanggilku Lupusregina. Aku adalah salah satu orang yang melayani Ainz-
sama.”

Wanita misterius ini menyapanya dengan mengangkat tangannya lagi. Sesuatu yang
dikatakan oleh wanita itu – Lupusregina – tenggelam ke dalam hatinya.

“A-Apa.”

Barbro terkejut, dia lupa membangungkan para prajurit yang ada di sekelilingnya.

“Tidak, tidak, itu tidak usah dipikirkan... kamu benar-benar sudah melalui banyak hal.
Tapi apakah kamu tahu, kurasa memang agak curang. Maksudku menggunakan
pasukan goblin memang terlalu pengecut. Bahkan aku terkejut ketika melihat manusia
itu, Enri, dari belakang dan melengking kaget. Siapa yang bisa menduga banyak sekali
goblin yang keluar... hehehe.”

Lupusregina mengeluarkan suara yang mirip tawa.

Page | 254
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Itu adalah pancingan yang jelas, tapi Barbro tidak sedang ingin meladeninya.

“jadi untuk apa kamu kemari!”

Dia bisa merasakan ada orang yang menyetir di belakangnya seakan bereaksi dengan
teriakan itu.

Sebuah pancingan adalah sebuah pancingan, tapi tindakannya aneh seakan dia sedang
berencana menyergap. Tidak perlu dia menunjukkan diri. Atau apakah ini adalah sebuah
sikap pura-pura untuk menarik perhatiannya? Agar bisa menyerang dari belakang ketika
perhatiannya teralihkan.

Tidak – dia berharga karena dia adalah pangeran pertama.

Rencana mereka mungkin adalah bernegosiasi dengannya jika dia beruntung, atau
menggunakannya sebagai sandera jika tidak.

Tapi tidak mungkin negosiasi akan berjalan baik untuk pihak Barbro. Dia kelihatannya
akan menjadi seorang tawanan.

Barbro bisa merasakan takhta semakin jauh dan semakin jauh lagi darinya setiap detik.

Meskipun, yang bertanggung jawab sebenarnya adalah eselon yang lebih tinggi di
dalam Kingdom, yang telah mengirimnya ke desa ini tanpa memberitahukan kepadanya
bahwa ada goblin disana.

Jika dia menjadi seorang tawanan, dia akan memiliki kesempatan untuk bertemu
dengan Ainz Ooal Gown. Tergantung situasinya, dia harus menyerahkan seperempat
wilayahnya agar bisa ditukar dengan bantuan Ainz agar bisa membuat menjadi seorang
raja.

Ini mungkin adalah hal terbaik yang bisa dia pikirkan untuk bisa keluar dari situasi yang
paling buruk.

Barbro berpikir begitu.

“Tidak, tidak. Hanya ada satu alasan aku datang kemari.”

Lupusregina menyatakannya setelah menghirup nafas dalam-dalam.

Page | 255
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

“Aku kemari untuk membantai semua orang!”

Barbro berkedip beberapa kali sebelum berteriak.

“Apa?! Omong kosong macam apa itu! Apakah kamu tidak tahu siapa yang sedang
kamu ajak bicara?! Aku adalah pangeran pertama dari Kingdom Re-Estize, Barbro
Andrean Ield Ryle Vaiself!”

“Ha. Yah, kamu berkata begitu, tapi bukankah kamu tetap hanya manusia biasa? Apakah
aku salah? Bagi kami. Itu adalah sama saja. Ah, aku juga sudah tahu kamu adalah
pangeran.”

“Apakah itu... benar! Kamu benar-benar ingin membunuh setiap orang selain aku? Aku
tidak bisa bilang itu adalah ide yang bagus. Meskipun kamu menjadikan aku tawanan,
kamu akan memerlukan orang untuk mengirim beritanya kembali kepada sang raja,
atau negosiasi akan menjadi semakin sulit nantinya.”

Lupusregina memiringkan kepalanya seakan dia mengatakan hal yang aneh.

“Tidak, tidak. Kamu ngomong apa? Aku akan bilang sekali lagi. Pem~ban~tai~an. Ini
adalah pembantaian karena aku akan membunuh setiap orang dari kalian. Kelihatannya
otakmu tidak terlalu berkembang? Ah~ mungkin kamu memang berharga dalam hal itu,
tapi aku tidak terlalu tertarik menyimpanmu.”

“Apa lagi yang kamu katakan! Apakah kamu tidak menyadari aku adalah pangeran
pertama! Beraninya kamu berpikir ingin membunuhku! Biasanya kamu menawan
bangsawan sebagai sandera dan meminta tebusan kepada mereka! Atau apakah kamu
menginginkan wilayah! Sebaiknya tetap membuatku hidup-hidup agar bisa digunakan
untuk posisi yang lebih menguntungkan dalam negosiasi daripada membunuhku!”

“..Oh ya ampun, ini manusia benar-benar membingungkan.”

Lupusregina menunjukkan senyum tidak senang di wajahnya, lalu melanjutkannya


dengan nada yang terdengar seakan dia ingin mencoba menjelaskan sesuatu yang
kompleks kepada bayi.

“Kamu tidak dibutuhkan di dalam rencana yang paling besar, dari Ainz-sama. Itulah
kenapa kamu akan mati. Apakah kamu mengerti sekarang?”

Page | 256
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Barbro ternganga keheranan.

Dia tahu Lupusregina tidak mengatakannya hanya karena bercanda atau ancaman
sederhana.

Dia menelan air liurnya secara tidak sadar.

“...Apakah kamu akan benar-benar? Benar-benar akan membunuhku...”

“Ah, itu adalah ekspresi yang bagus. Itu adalah ekspresi favoritku. Kamu menjadi
semakin yang teratas di dalam peringkat favoritku.”

“Kalau begitu-“

Lupusregina berbicara kepada Barbro dengan ekspresi kosong. Barbro mencoba untuk
tersenyum meskipun ekspresi di wajahnya kaku.

“Perintah dari Ainz-sama adalah membantai kalian semua. Oleh karena itu, tak ada yang
bisa pergi dari tempat ini hidup-hidup.”

Lupusregina tiba-tiba merubah ekspresinya dan berbicara dengan bercanda.

“Jadi, aku tadi sudah memikirkannya begini dan begitu. ‘Lawan mana yang akan paling
menyenangkan?’ Jadi – aku bawakan lawan terbaik bagi kalian semua, yang sudah
kewalahan dengan goblin itu.”

Lupusregina mengangkat tangannya dan bersikap ‘ta-da’. Tiba-tiba, bayangan


berjumlah berlipat-lipat muncul dari bayangannya, memotong jalan dari ruang yang
kosong.

“Ini adalah si topi merah yang aku panggil!”

Mereka berjumlah tiga puluh.

Mereka terlihat seperti goblin bertampang keji dan aneh yang mirip dengan yang dia
lihat sebelumnya.

Mereka semua mengenakan topi yang lancip dan sepatuh baja. Di tangan mereka ada
kapak yang kelihatannya seperti mengeluarkan cahaya biru di bawah sinar bulan.

Page | 257
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

“Serangan musuh! Apa yang kamu lakukan! Bangunlah! Bersiap! Musuh ada disini!”

Para prajurit yang bangun dari tidurnya karena teriakan Barbro melihat musuh di bawah
sinar bulan yang hampir menyilaukan.

“...Level 43. Agak berlebihan sebenarnya, tapi tidak ada goblin dengan level yang lebih
rendah lagi di dalam perpustakaan.”

Teriakanpun meledak.

Karena mereka adalah para prajurit yang baru saja mengalami pertempuran seperti
neraka melawan prajurit goblin, mereka tidak sepenuh hati ingin melawan goblin lagi.

Mereka berlari dengan cara yang tidak teratur bahkan tanpa mencoba melawan.

“Jangan berlari! Lawan! Lawan! Berdiri dan lawan! Lindungi aku segera!”

Tidak ada satupun yang mendengarkan Barbro. Bahkan para bangsawan lari dengan
kuda mereka.

“Ahhahahaha! Ini benar-benar masterpiece! Tidak kukira kalian bisa kabur begitu saja di
dataran terbuka seperti ini! Ah~ ini terlalu lucu! Memang yang terbaik! Aku sangat
menyukainya!”

Suara ejekan Lupusregina adalah suara yang sangat dikenal dengan baik oleh Barbro.

Hanya ada satu cara untuk selamat. Itu adalah dengan membunuh musuh.

“Kamu kira kamu bisa kabur jika mengendarai kuda... kurasa memang ada orang-orang
bodoh yang berpikir demikian. Bisakah kalian potong kaki-kaki dari orang-orang bodoh
itu untukku?”

Topi Merah berlarian, bersorak menyambut pembantaian yang akan terjadi.

Mereka seperti binatang buas.

Mereka meluncur masuk di antara orang-orang yang bertebaran dan mencoba lari.

Lalu.... sebuah teriakan bergema di udara.

Page | 258
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Itu adalah salah bangsawan yang mencoba kabur dengan kuda.

Teriakan itu berlanjut.

“Yah, kurasa aku tidak akan terlalu lama menikmatinya karena sudah tidak banyak
musuh yang tersisa. Tapi mau bagaimana lagi. Aku akan mencoba sebaik mungkin, dan
menikmatinya sebanyak mungkin. Aku mungkin tidak memiliki kemampuan seperti Sol-
chan, tapi aku akan tunjukkan padamu kalau aku tidak terlalu buruk juga.”

Lupusregina berjalan ke arah Barbro, yang sudah menghunus pedangnya. Dia


melangkah dengan santai seakan dia datang untuk jalan-jalan.

Tapi senyum yang muncul seperti belahan di wajahnya yang cantik membuat Barbro
bergidik.

Hanya setelah tiga puluh menit itu Barbro akhirnya bisa diperkenankan memeluk
kematian yang manis.

Page | 259
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Chapter 4 – Pembantaian Besar - besaran

Part 1

Dua pasukan membentuk baris pertempuran mereka di sepanjang lereng yang lantai di
dataran merah, saling menatap satu sama lain.

Pasukan yang mengagumkan dari Kingdom berkekuatan 245.000 orang, dibagi menjadi
sayap kiri 70.000 orang sayap kanan 70.000 orang, dan pasukan tengah 105.000 orang,
menyebar ke seluruh topografi dari tiga bukit menjadi bentuk formasi perang mereka.
Namun, ini bukan formasi yang disiplin, tapi lebih mirip dengan bentuk kebrutalan
karena jumlah yang sangat unggul.

Lima tingkat paling depan adalah pasukan infanteri yang membawa tombak dengan
dua tangan, masing-masing memiliki panjang setidaknya enam meter, dan
memposisikan diri mereka menjadi barisan tombak.

Tugas mereka adalah berperang sebagai dinding berduri untuk seluruh pasukan, agar
bisa membalas pasukan berat yang terdiri dari inti dari kekuatan tempur dari Empire.
Mereka tidak menggunakan pagar anti pasukan kavaleri untuk alasan sederhana;
melindungi begitu banyak orang akan membutuhkan terlalu banyak kayu. Sebaliknya,
pengirimkan dan pemanfaatan pasukan bertombak akan lebih efektif.

Meskipun formasi ini sangat solid dan memiliki banyak masalah untuk penyerang
manapun, namun juga memiliki kelemahan pula.

Karena formasinya sangat padat dan senjata yang dibawa sangat berat, yang bisa
mereka lakukan hanyalah tetap di tempat dan mencegah serangan musuh. Oleh karena
itu, mereka kurang dalam hal kemampuan bereaksi dengan cepat terhadap manuver
musuh, dan jika Empire menggunakan pasukan pemanah atau magic, kerugian mereka
akan sangat berat.

Namun begitu, tidak banyak yang bisa diharapkan dari rakyat biasa. Yang mereka
butuhkan adalah mereka bisa mementalkan serangan pertama dari musuh.

Di lain pihak, Empire memiliki 60.000 orang.

Jumlah mereka sangat kalah jauh dari pasukan Kingdom.

Page | 260
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Namun, Para knight Imperial merasa santai, tanpa ada sedikitpun tanda-tanda takut.
Mereka tidak merasa akan kalah sama sekali.

Rasa percaya diri ini lahir dari pemahaman mereka terhadap kekuatan mereka sendiri.

Meskipun begitu, kenyataan bahwa ada perbedaan yang sangat besar dalam hal
kekuatan militer dari kedua sisi. Meskipun bukan masalah jika mereka bisa bertempur
selamanya tanpa lelah, itu adalah hal yang tidak mungkin bagi manusia. Ketika mereka
lelah, bahkan sebuah jarak dalam kemampuan individu bisa ditutup dengan mudah.

Kingdom juga memiliki satu lagi keunggulan, dan itu sangat besar.

Itu adalah nilai dari nyawa setiap individu.

Kebanyakan dari pasukan Kingdom terdiri dari petani. Sebaliknya, Empire menurunkan
pasukan profesional yang disebut knight. Ada perbedaan besar dalam hal waktu dan
uang yang dihabiskan untuk melatih seorang petani - yang dianggap siap tempur jika
mereka bisa memegang senjata dan mengikuti perintah - dan yang diperlukan adalah
menghasilkan seorang knight. Setiap kekalahan Empire lebih berat dirasakan daripada
kekalahan yang sama dari Kingdom. Empire hanya saja tidak bisa membuang-buang
knight mereka dalam serangan yang bodoh atau adu daya tahan tubuh.

Dengan berpikir demikian, sebuah pertempuran adu daya tahan di lapangan terbuka
antara Empire dan Kingdom akan menjadi keunggulan Kingdom. Karena hal ini,
peperangan yang dilakukan antara Empire dan Kingdom biasanya hanyalah
pertempuran-pertempuran kecil.

Tujuan Empire akan bisa dicapai hanya dengan menarik rakyat Kingdom ke medan
perang. Tidak perlu membuang-buang nyawa para bangsawan atau prajurit terlatih, dan
Kingdom tahu betul hal ini.

Pertunjukan mencolok yang disengaja ini adalah apa yang terjadi selama ini antara
Empire dan Kingdom.

Meskipun jika magic caster yang disebut Ainz Ooal Gown itu ikut ambil bagian, pasti
masih akan tetap berarkhir dalam pertempuran-pertempuran kecil. Itulah yang pemikiran
dari kebanyakan bangsawan dari Kingdom. Lagipula, knight dari Empire bukan hanya
pasukan militer saja, tapi pasukan polisi juga. Kerugian yang tidak perlu bagi mereka
akan mengancam stabilitas dari Empire.

Page | 261
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Dan begitulah, para bangsawan menunggu gerakan selanjutnya dari Empire.

Melihat tradisi, pasukan Imperial akan berparade di depan pasukan Kingdom, lalu
mundur. Lalu kingdom akan meneriakkan suara kemenangan.

Begitulah yang selama ini selalu terjadi.

Namun...

Pasukan Imperial tidak bergerak.

Tidak ada tanda-tanda gerakan dari castrum yang mirip dengan benteng itu, tidak ada
manuver dari pasukan yang akan memamerkan diri di depan pasukan Kingdom. Seakan
mereka sedang menunggu Kingdom membuat gerakan pertama, atau ada hal lainnya.

"Tak ada yang terjadi, ada apa?"

Inilah yang terjadi di kamp utama, dimana raja berada. Kamp utama diposisikan di dekat
barisan belakang dari pasukan tengah, di belakang 105.000 pasukan.

Marquis Raeven berdiri di samping Gazef, berbicara denganya saat dia mengamati
knight-knight Imperial yang tidak bergerak dari titik pengamatan di atas bukit yang
sedikit lebih tinggi daripada yang lainnya.

Jika Empire tidak bergerak, begitu pula dengan Kingdom.

Sebuah serangan oleh Kingdom sekarang ini adalah tindakan yang bodoh, melihat
mereka sudah membentuk barisan tombak. Tentu saja, ini pernah dicoba sebelumnya;
sebuah serangan pendahuluan ke arah bangsawan Empire. Namun, para penyerang
langsung dibantai dalam sekejap, dan hasilnya Kingdom menderita kekalahan yang
besar.

Sejak saat itu, taktik yang lebih dipilih oleh Kingdom terhadap Empire adalah
membentuk barisan tombak dan mempersiapkan diri menerima serangan. Jika mereka
bisa memancing musuh maju ke arah mereka, tidak perlu lagi terjun langsung yang
lebih beresiko.

"Baiklah, kelihatannya mereka sedang menunggu kita..."

Page | 262
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

"Negosiasi akhir sudah gagal, jadi mereka seharusnya segera ikut bertempur... Kapten
Warrior - Gazef-dono, apakah anda tahu apa yang mungkin sedang ditunggu oleh
Empire?"

Tiga puluh menit yang lalu, wakil dari kedua pasukan mulai melakukan negosiasi di area
tengah diantara mereka. Memang benar, itu hanyalah sebuah statemen untuk kondisi
menggelikan dari kedua belah pihak yang sulit sekali dianggap sebagai sebuah
negosiasi. Memang benar tujuannya adalah untuk menunjukkan kepada masing-masing
pihak mereka bisa saja menghindari peperangan hingga detik-detik terakhir.

Dan tentu saja, negosiasi itu akan gagal, dan itu akan menjadi sinyal untuk memulai
pertempuran.

Di dalam keadaan yang biasa, pasukan Imperial akan segera bergerak keluar. Namun, ini
tidak berlaku dan mereka tetap tidak bergerak.

"Meskipun anda bertanya kepada saya, tapi saya tidak memiliki jawaban untuk
diberikan. Apakah anda tahu sesuatu tentang ini?"

"Andai saja saya tahu. Saya tidak terlalu familiar dengan masalah militer. Biasanya saya
menyerahkannya kepada bawahan saya untuk menanganinya."

"Saya sulit sekali mempercayainya jika Marquis yang sangat pandai tidak tahu apapun
tentang musuhnya."

"Tidak tahu apapun... Gazef-dono jangan memaniskan kalimat anda."

"Apakah saya membuat anda tersinggung? Saya minta maaf jika begitu."

"Hahaha, tidak perlu minta maaf. Itu adalah nada yang jauh lebih baik dibandingkan
dulu."

Alis Gazef mengerut, saat kejengkelan mulai merambat di dirinya.

"Hahaha. Begitulah yang sebenarnya. Memang kenyataannya saya bukan jenderal dan
itu bukanlah sebuah kebohongan. Saya beruntung saja memiliki bawahan yang
merupakan pemimpin yang baik, jadi saya serahkan urusan militer kepada mereka."

"Jangan-jangan... salah satu mantan petualang bekerja untuk anda, yang dulunya
terkenal ketika keributan iblis di ibukota?"

Page | 263
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

"Ah.. bukan. Mereka ada di sebelah sana."

Raeven menunjuk ke sekelompok yang terdiri dari lima orang yang berdiri bersama-
sama.

Meskipun mereka semua memang terlihat paruh baya, dan kekuatan mereka sudah
tidak seperti dahulu, mereka pernah menjadi petualang dengan peringkat orichalcum di
masanya, dan itu ada sesuatu dari cara mereka membawa diri yang membuat Gazef
merasa bahwa dia harusnya tidak menganggap enteng mereka.

"Mereka akan menjadi bodyguard saya ketika perang."

"Dengan orang-orang seperti ini yang melindungi anda, Marquis Raeven, saya yakin
anda tidak akan ada masalah kembali dengan selamat ke ibukota... yah, selama mereka
tidak berhadapan dengan magic caster hebat itu. Benar juga, lalu bagaimana dengan
ahli strateginya?"

"Kurasa Gazef-dono akan mengenalnya, karena dia hanyalah orang biasa dari daerah
saya. Saya tahu namanya dari saat ketika dia menggunakan milisi desa untuk
mengalahkan pasukan goblin yang menyerang dengan dua kali ukuran mereka. Sejak
saat itu, saya mempercayakan perintah pasukan rumah saya dan berbagai tugas lainnya.
Yang mengejutkan adalah dia tak pernah sekalipun kalah dalam perang. Dia juga adalah
bawahan saya."

"..Saya ingin sekali melihat komandan yang sangat dipuji oleh Marquis Raeven itu. JIka
dia benar-benar seperti yang anda katakan, kita mungkin bisa saja memberinya
komando atas pasukan bersenjata Kingdom."

"Jika anda memberikan itu kepadnaya... berikan dia komando lengkap dari militer,
dengan pasukan kerajaan yang bergerak bersama-sama di bawah perintahnya, kita
mungkin bisa membuat tetangga kita berdiri dan berkata, 'Pasukan dari Re-Estize
Kingdom tidak boleh diremehkan'..."

Gazef saling bertukar tatapan dengan Raeven, menghela nafas, lalu tersenyum.

"Para bangsawan tidak akan membiarkan orang biasa naik hingga posisi itu. Itu tidak
lebih dari fantasi sesaat."

Page | 264
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

"Tentu saja tidak mngkin jika para bangsawan masih terpecah ke dalam fraksi-fraksi
mereka."

Empire mengatur pasukannya dengan menunjuk seorang jenderal pada tiap-tiap


legiunnya, di bawah dia yang berperang sebagai komandan divisi, komandan brigade,
dan pejabat lainnya, semuanya diatur dengan ketat.

Sebaliknya, pasukan Kingdom terdiri pasukan rumahan dan para petani yang bisa
dikumpulkan dari masing-masing bangsawan Kingdom. Raja adalah komandan
keseluruhannya, tapi tiap-tiap pasukan akan bertindak ketika mereka cocok melihatnya.

Dengan kata lain, itu adalah sekumpulan orang yang tidak cocok.

Meskipun Gazef memiliki gelar Kapten Warrior, pada akhirnya, dia hanyalah komandan
dari pasukan pribadi sang raja, dan dia tidak memiliki otoritas untuk memberikan
perintah kepada para bangsawan. Memang bisa saja sang raja memberikan perintah
agar para bangsawan mendengarkan Gazef, banyak bangsawan yang akan
membencinya karena menerima perintah dari orang biasa, dan itu akan menabur benih
kebencian di masa depan. Raja pun tahu hal ini, dan tidak memberikan perintah apapun
yang seperti itu.

Dua orang itu mempertimbangkan posisi mereka di dalam Kingdom, lalu menghela
nafas dalam-dalam. Dan kemudian, mereka bertukar tatap, lalu tertawa.

Percakapan ini seharusnya ada di tempat lain, bukan di ambang adu pedang dan
pertumpahan darah.

"Meskipun kita bisa pulang hidup-hidup, masih ada medang perang lain yang
menunggu disana..."

"Aku dengar begitulah artinya menjadi bangsawan?"

"Setelah semua ini selesai, aku akan memberikan petisi kepada raja untuk
mengangkatmu sebagai bangsawan. Aku merasa marah jika juara sang raja tidak
menghadapi para bangsawan seaktif seharusnya."

Meskipun Raeven terlihat seperti bercanda, Gazef bisa merasakan dari cahaya di
matanya jika dia serius.

Page | 265
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Memperlihatkan emosi seseorang dengan tulus adalah sebuah sebab perayaan ketika
itu datangnya dari orang-orang yang bisa menyembunyikan perasaan mereka dengan
baik, tapi lain ceritanya jika itu bukan emosi positif. Gazef cepat-cepat merubah topik.

"...Mari kita kesampingkan hal itu sekarang. Mengapa tidak kita bawa saja ahli strategi
anda kemari, dan mendengar pendapatnya...ah, memanggilnya kemari akan sulit."

"Lagipula, dia sudah diberi tugas kamp utama. Saya tidak berani menggerakkannya
untuk hal-hal yang tidak perlu ketika kita tidak tahu apa yang direncakan oleh Empire."

Meskipun para bangsawan telah bersumpah setia bekerja sama untuk Kingdom, pada
akhirnya, harta benda Raeven masih merupakan prioritas teratas. Memang wajar jika dia
menolaknya.

"Haaaa... meskipun kita sudah melakukannya berkali-kali sampai menjadi rutinitas,


mungkin ini bukan jalan yang benar untuk situasi tertentu seperti ini. Meskipun tak ada
yang ingin melawan Empire secara terang-terangan, jika mereka benar-benar
menyerang, maka akan lebih baik bagi kita dan moral kita untuk segera selesai."

Gazef bisa merasakan rasa tidak nyaman dari pasukan Kingdom. Saat dia mencoba
untuk menentukan penyebabnya, dia mengerutkan alis.

"...Ternyata begitu. Jika dipikir-pikir, ini mungkin adalah tipu daya dari Imperial; buat kita
menjadi cukup khawatir agar bisa membuat gerakan. Sulit untuk berkoordinasi dan
mengendalikan begitu banyak pasukan, jadi sedikitpun gesekan di unit manapun bisa
membesar menjadi kekacauan jika berlangsung cukup lama. Pasukan dalam jumlah
besar memang sulit diserang, tapi ketika mereka hancur dan lari, mereka akan dengan
mudah bisa diburu dan dibunuh. Itu sama halnya dengan prinsip yang digunakan oleh
binatang ketika berburu."

Raeven yang terkejut mengikuti garis pandangan Gazef kepada pasukan yang terlihat
khawatir di sayap kiri, dan sikap setuju terlihat di wajahnya.

"Itu..... kelihatannya mereka sedang merotasi pasukan yang ada di dalam menjadi
barisan depan."

"Jika saja itu hanya mengatur formasi.."

"Itu adalah bendera dari Marquis Bowlrob. Kelihatannya komandan yang bertanggung
jawab di sayap kiri bergerak ke depan."

Page | 266
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Kingdom menempatkan para bangsawan dari fraksi bangsawan di kedua sayap,


sementara mereka yang berada di fraksi kerajaan dikumpulkan di tengah.

Raja Ranpossa III adalah komandan keseluruhan dari pasukan tengah, sementara
Marquis Bowlrob mengomando sayap kiri.

"Aneh sekali, menggerakkan komando seseorang ke depan formasi. Apakah anda


melihatnya, Gazef-dono? Marquis menggunakan pasukan elitnya yang setia kepada
dirinya. Rencananya adalah untuk membuat mereka mencolok dalam perang terhadap
knight dari Imperial, di bawah tatapan dari para bangsawan yang berkumpul. Dengan
begitu dia akan membuat sebuah reputasi untuk dirinya sendiri sebagai tuan dari unit
terkuat di dalam Kingdom."

Raeven melemparkan tatapan menantang kepada Gazef. Apakah anda akan


membiarkan orang lain mendapatkan kemenangan yang lebih besar dari kelompok
warrior yang anda cintai, begitulah sepertinya yang dikatakan.

Gazef tidak memakan umpannya.

"Tugas dari kelompok warrior adalah melindungi sang raja. Kita tidak akan bergerak
tanpa perintah langsung dari raja, meskipun menyuarakan serangan. Tidak ada tugas
yang lebih besar dari kami selain memastikan raja pulang ke ibukota dengan aman."

Gazef menepuk pedang di pinggangnya.

"Atau mungkin saja, aku harus menangkis serangan musuh sendirian."

"Apakah itu... salah satu pusaka Kingdom, Razor Edge..ah, ternyata begitu."

Marquis Raeven melangkah mundur, lalu mempelajari Gazef dari atas hingga bawah.

Gauntlets of vitality, yang menetralkan lelah. Amulet of Immortal, yang membuatnya


bisa menyembuhkan luka sendiri. Armor yang dibuat dari logam adamantite, logam
terkeras yang dikenal manusia, dan ditambah dengan magic yang bisa mementalkan
pukulan yang berbahaya. Dan akhirnya, Razor Edge, sebuah pedang magic yang dibuat
dengan ketajaman absolut yang pernah diingat, bisa mengukir logam seperti mentega.

Page | 267
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

“Mungkin harta karun terbesar dari Kingdom adalah dirimu sendiri, yang memakai
perlengkapan harta karun lainnya. Aku pernah mendengar Kingdom memiliki lima harta
karun, tapi kelihatannya mereka semua telah dikumpulkan sejak awal.”

Gazef tersipu saat dia dipuji sebagai sebuah harta karun, meskipun dia tahu itu hanya
senda gurau.

“Ah, tolonglah Marquis. Sang raja jauh lebih hebat dari diriku. Yang mulia telah
mempercayakannya kepada yang orang biasa ini, item-item ini, meskipun dia tahu apa
itu artinya.”

“Itu adalah pendapat yang beralasan. Sejujurnya, aku merasa itu adalah gerakan yang
bodoh karena sudah memberikan harta karun itu kepadamu, yang orang biasa. Itu
semua akan semakin menjadi alasan orang-orang meninggalkan Fraksi Kerajaan.
Namun, sekarang kita bertarung bersama-sama, mau tidak mau aku harus berpikir
bahwa itu mungkin adalah pukulan jitu dari raja, tapi itu hanya harapan saja.”

“Jika saja aku bisa mencapai ekspektasimu...”

Gazef melihat ke arah para knight dari Baharuth Empire yang sedang berbaris.

Tidak ada yang dia kenal sebagai lawan yagn kuat di dalam Empire, disamping Triple
Magic Caster, Fluder Paradyne. Dengan memakai perlengkapan penuh seperti ini, dia
bisa mengalahkan Fluder, pikirnya dengan muram.

Di lain pihak, dia tidak merasa memiliki peluang sedikitpun bisa mengalahkan Ainz Ooal
Gown.

Dia bahkan tidak bisa membayangkan kemungkinan itu.

Tak perduli seberapa keras dia mencoba untuk bersikap optimis, memikirkan bagaimana
cara dia mengalahkannya, satu-satunya pikiran yang muncul di otak adalah dirinya yang
dihancurkan oleh magic caster misterius itu.

“Ada apa?”

“Bu-Bukan apa-apa...”

Dia tahu dia adalah warrior terhebat di dalam Kingdom. Membiarkan dirinya terlihat
lemah hanya akan melemahkan moral pasukan.

Page | 268
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

“Ah, tidak.. aku hanya sedang memikirkan nasib pangeran Barbro yang malang..”

“Pangeran yang malang... jangan-jangan... oh begitu. Begitukah? Gazef-dono juga


merasakannya... ternyata begitu.”

“Apa yang coba anda katakan?”

“Maksudku, jangan-jangan Gazef-dono merasa sang raja mengirimkan pangeran ke


desa Carne agar dia tidak bisa menunjukkan diri...?”

“Apakah bukan begitu?”

Raeven tersenyum tipis.

“Mhm, yah, aku tidak setuju. Aku merasa Yang Mulia benar-benar percaya dengan
Gazef-dono.”

Marquis Raeven memutuskan untuk menjelaskannya ketika dia melihat Gazef yang sama
sekali tidak paham.

“Sang raja telah mengakui kekuatan dari Ainz Ooal Gown, lawan yang sangat
diwaspadai oleh bawahannya Kapten Warrior yang paling dia percaya, Kapten Warrior.
Daripada mengambil resiko anak kesayangannya bertempur melawan situasi yang tidak
diketahui seperti itu, sebagai gantinya dia mengirimnya ke tempat yang lebih aman
dimana dia bisa meraih sesuatu dalam keadaan yang relatif aman... Meskipun,
sejujurnya, aku yang dulu akan sangat marah dengan cara seseorang yang mengirimkan
putranya ke tempat yang aman sementara orang lain mengirimkan keturunannya ke
medan perang.”

Raeven tersenyum dengan sikap seorang ayah.

“Tentu saja, sekarang aku mengerti mengapa beliau melakukan hal seperti itu. Aku juga
pasti akan melakukan hal yang sama agar bisa memastikan keselamatan putraku.”

“Ah, Marquis. Itu adalah ucapan yang sangat kebapaan.”

Raeven tersenyum. Itu adalah sebuah senyum yang setara dengan sebagian lembut,
gembira dan bangga, sebuah senyum yang Gazef rasa sangat tidak cocok dengan pria
itu.

Page | 269
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

“Yah, aku sendiri adalah seorang ayah, lagipula. Aku sudah berjanji kepada putraku
demikian, setelah peperangan ini selesai, aku akan pergi bermain dengannya selama
yang dia mau, seperti ayah biasa. Ah – kita sudah melenceng dari topik. Mari kita
biarkan saja seperti itu. Meskipun... kelihatannya Pangeran Barbro sangat tidak mengerti
sudut pandang dari sang raja. Rasanya sedikit menyedihkan bagaimana seorang ayah
yang perasaannya tidak tersampaikan kepada sang anak.”

Gazef berusaha memikirkan bagaimana caranya menjawab Marquis. Sulit baginya, yang
tak memiliki anak sendiri, meletakan dirinya ke dalam pemikiran itu.

“Benar, benar. Ngomong-ngomong, apakah mungkin mereka akan meluncurkan


serangan sembunyi-sembunyi ke E-Rantel dengan pasukan terpisah? Meskipun itu tidak
disukai, kita tidak bisa begitu saja mengesampingkan kemungkinan tersebut.”

Gazef merasa perubahan topiknya sangat dipaksakan ketika dia bicara, tapi ternyata,
Raeven mengikutinya.

“Bukan masalah yang mudah menyerang E-Rantel, dilindungi oleh tiga lapis dinding
penutup. Meskipun jika sisa dua pasukan Empire digerakkan dengan penuh, itu akan
menjadi tugas yang sulit bagi mereka. Ahli strategiku berkata itu tidak mungkin.”

“Benarkah? Bagaimana jika mereka memiliki binatang terbang, atau sebuah pasukan
rahasia dan semacamnya?”

“Masih tetap tidak mungkin kelihatannya. Sangat sulit mengambil alih sebuah kota
dengan jumlah orang yang sedikit.. Ngomong-ngomong, Gazef-dono. Apakah anda
tahu syarat yang dibutuhkan agar bisa menaklukkan kota dengan sukses?”

Gazef menggelengkan kepalanya.

“Dia harus mengahdapi Kingdom dalam pertempuran terbuka dan mendapatkan


kemenangan yang luar biasa. Jika penyerangnya menang dengan selisih sedikit saja,
mengatur populasi yang ditaklukkan akan menjadi sulit, setidaknya. Penduduk tidak
akan merespon dengan baik para penyerang dan akan bangkit memberontak kapanpun.
Jadi meskipun jika Empire menggunakan pasukan terpisah untuk menyerang E-Rantel,
selama prajurit kita memiliki kekuatannya, mereka akan langsung bertarung dari gigi
hingga kuku agar bisa mengambil alih kembali kota mereka. Oleh karena itu, Empire
memerlukan kemenangan total. Dengan begitu, para penduduknya akan ketakutan

Page | 270
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

terhadap penaklukkan yang keji, dan para prajurit tidak akan mampu mengambil
tindakan.”

Dengan kata lain, Baharuth Empire harus menang disini. Ditambah lagi, mereka harus
memperoleh kemenangan penuh dan absolut, sehingga Kingdom Re-Estize tidak akan
mencoba merebut kembali E-Rantel.

Tiba-tiba saja, Gazef merasa bahwa dia sudah mengumpulkan seluruh puzzle. Namun,
menyatukannya dengan benar masih jauh dari kemampuannya.

Sebuah sifat jengkel yang membosankan menyiksa Gazef.

“Ada apa, Gazef-dono?”

“Tidak...”

Gazef ingin mengatakan kepada Raeven bagian-bagian puzzle yang bertebaran dan
berhasil dia kumpulkan menjadi satu di kepalanya. Dia percaya bahwa Raeven, dengan
kecerdasannya yang unggul, bisa mendapatkan pencerahan dari potongan-potongan
puzzle itu yang tidak bisa dia dapatkan. Namun, saat itu, mata Marquis terarah kembali
kepada formasi pasukan Baharuth Empire.

“Gazef-dono. Kelihatannya mereka melakukan pergerakan.”

Pasukan Baharuth Empire terbelah menjadi dua. Saat Gazef penasaran apakah mereka
berencana melakukan serangan ke arah sayap kiri dan kanan pasukan Kingdom Re-
Estize, dia melihat bendera yang asing berkibar di udara.

Itu adalah sebuah bendera yang tak pernah Gazef lihat sebelumnya, dihias dengan
simbol aneh yang bukan merupakan milik Kingdom atau Empire. Rombongan yang
mengibarkan bendera itu bergerak maju.

Semua mata tertuju kepada rombongan itu.

Lalu... jantung Gazef berdegup kencang karena teror. Raeven, yang sedang berdiri di
sampingnya dan melihat hal yang sama seperti dirinya, menelan ludah dengan keras.
Mengetahui bahwa dia bukanlah satu-satunya yang merasakan hal itu, rasa pahit mulai
muncul di belakang mulutnya, dan jantungnya berdebar kencang.

Sebuah pasukan besar monster.

Page | 271
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Yang muncul adalah sekelompok pengendara berjumlah sekitar lima ratus. Kelihatannya
sangat tidak signifikan jika dibandingkan dengan dua pasukan yang saling berhadapan.

Tapi knight-knight itu.. mereka sangat tidak biasa. Mereka kelihatannya seperti
memancarkan udara yang menyesakkan yang bisa dia rasakan meskipun dari jarak yang
jauh.

Hal itu menstimulasi ingatan Gazef ketika dia ada di desa Carne. Ainz pernah berkata itu
adalah seorang knight yang dia ciptakan, tapi sebenarnya itu adalah seorang monster.
Jumlahnya sekitar dua ratusan, membawa perisai raksasa dan memakai armor berduri
seperti yang pernah dia ingat dahulu.

Sisanya mirip dengan pasukan yang bukan manusia, tapi mereka memakai armor kulit,
dan dipersenjatai dengan kapak, tombak, crossbow atau senjata-senjata yang mirip.

Jika yang sebelumnya adalah knight, maka yang terakhir bisa disebut warrior.

Tapi apapun mereka itu, mereka bukanlah manusia. Mereka adalah monster, sampai ke
tulang rusuknya.

Lalu, ada juga makhluk yang mereka kendarai. Itu adalah binatang buas yang terbuat
dari tulang, dengan balutan kabut yang menggantikan daging dan darah mereka. Kabut
itu bertebaran dimana-mana, mengeluarkan cairan kuning dan hijau zamrud.

Debaran jantung menyebar ke seluruh tubuhnya.

Ini gawat.

Ini sangat gawat.

Gazef cuman tidak memiliki ucapan yang tepat untuk bisa menjelaskan situasi ini lebih
jelas.

“...Empire telah memasukkan monster-monster dalam barisan pasukan mereka,


kelihatannya. Ini benar-benar mengejutkan. Itu membuat jantungku sangat berdebar.”

“...Tidak. Salah, Marquis Raeven. Bukan itu masalahnya. Apa yang Marquis rasakan
sekarang... tubuh anda yang rasakan dengan degup jantug... bukanlah hal yang
mengejutkan.”

Page | 272
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

“Kalau begitu apa itu?”

Gazef menjawab Raeven dengan cepat, yang kelihatannya sudah kehabisan kata-kata.

“Kematian. Ketakutan akan mati, yang bergulung di dalam diri semua makhluk hidup.”

Mengalihkan matanya dari Raeven yang terlihat sangat gemetar, Gazef melihat ke arah
pasukan Baharuth Empire.

“Kuda-kuda seperti enggan. Bahkan kuda-kuda yang terlatih, kuda perang yang sudah
tertempa mau tidak mau tidak bisa berusaha maju melawan ketakutan itu.”

“...Lalu mereka itu apa? Sebuah divisi rahasia dari Empire?”

“..Tidak mungkin. Jangankan memanfaatkan, monster-monster itu bukanlah makhluk


yang bisa dikendalikan oleh manusia.”

Gazef tidak tahu apa-apa dengan identitas sebenarnya dari monster-monster ini, tapi
naluri warriornya sudah cukup memiliki informasi yang bisa membuatnya mengeluarkan
kesimpulan.

“Mereka... mereka pasti para knight Ainz Ooal Gown!”

“Apakah itu.. pasukan dari magic caster yang kamu takuti?!”

“Marquis Raeven! Tolong kumpulkan para mantan petualang segera! Agar bisa
merencanakan tindakan kita selanjutnya, kita harus meminjam pengalaman dari mereka
yang pernah melawan banyak monster dan bisa selamat!”

“Un-“

Dia ingin membalas bahwa dia mengerti, tapi sebelum itu, bodyguardnya sudah
bergerak. Namun, itu memang bisa diduga. Mereka tahu ancaman yang mereka hadapi
jauh lebih baik daripada Gazef.

“Marquis!”

Para mantan petualang datang dengan mengendarai kuda.

Page | 273
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

“Apakah anda melihatnya? Apakah anda merasakannya?”

Petualang yang ada di depan mereka adalah pemimpinnya, seorang paladin of the Fire
God (Paladin Dewa Api), Boriz Axelson.

Di dalam suaranya penuh dengan ancaman ketakutan yang tidak bisa dia sembunyikan.

Raeven tidak bisa bicara. Gazef mengerti mengapa.

Ocehan tidak tenang muncul dari para petualang, dan sebagian besar pasukan
berkumpul disini.

Ini bukan lagi waktunya memperhatikan etika. Gazef bicara kepadanya.

“-Katakan kepadaku! Apa itu? Tidak perlu menyapaku! Tolong katakan kepadaku semua
yang kalian tahu, sekarang!!”

Boris menggenggam simbol suci yang menggantung di lehernya. Itu adalah sebuah
tanda penangkalan.

“...Kami tidak bisa yakin, tapi kami percaya makhluk yang mereka kendarai adalah
monster legendaris yang dikenal sebagai Soul Eater. Mereka adalah makhluk undead
yang lapar terhadap jiwa dari makhluk hidup. Menurut legenda, mereka pernah sekali
muncul meluluhlantakkan sebuah kota di kerajaan Beastmen.”

“Lalu... berapa banyak korbannya?”

Keheningan yang terjadi selanjutnya, kalimat Boris yang terucap dengan panjang,
panjang sekali.

“—Seratus ribu.”

Nafas Gazef tertahan di tenggorokan.

“...Hanya tiga Soul Eater sudah menghancurkan seluruh kota yang mereka temui.
Sembilan puluh lima persen orang-orang yang hidup disana, lebih dari seratus ribu
orang, terbunuh. Kota itu akhirnya diabaikan dan masuk ke dalam legenda sebagai
Silent City (Kota Sunyi).”

Sebuah keheningan yang dalam jatuh kepada kelompok itu.

Page | 274
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

“..Dan ada lima ratus makhluk seperti itu disana?”

Tak ada yang bisa mengumpulkan tenaga untuk bisa menjawab Raeven.

Gazef memaksa dirinya membuyarkan keheningan.

“Seperti yang kubilang, aku sulit sekali percaya Empire bisa menaklukkan monster-
monster dengan level itu menggunakan kekuatan mereka sendiri. Bahkan magic caster
yang kuat itu, Fluder Paradyne, seharusnya tidak bisa melakukannya. Itu artinya –“

Dia tidak perlu menyelesaikan kalimatnya. Marquis Raeven mengerti.

“Itu... adalah kekuatan dari Ainz Ooal Gown? Kalau begitu, lalu... bagaimana dengan
makhluk yang mengendarai monster-monster itu?”

“Itu...”

Para petualang terlihat gugup satu sama lain.

“Itu, kami tidak tahu. Kami hanya tahu yang pasti mereka sangat berbahaya sekali. Tidak,
saya minta maaf. Seharusnya saya tidak menggunakan istilah yang tidak jelas seperti
bahaya. Namun, saya tidak bisa terpikirkan istilah lain lagi yang bisa menjelaskan apa
yang sedang kita hadapi sekarang.”

“Lalu, apa yang harus kita lakukan sekarang? Gazef-dono?”

Gazef membalas tanpa membuang-buang waktu.

“Mundur.”

Mereka mengerti bahwa musuh sudah mempersiapkan pasukan yang sangat membuat
ternganga. Dengan berpikir demikian, apa lagi yang bisa mereka lakukan selain lari?

“Nasehati sang raja agar memerintakan untuk mun-“

Gazef tidak bisa menyelesaikan kalimatnya.

Page | 275
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Itu karena seorang magic caster bertopeng berdiri di depan musuh. Di kanannya ada
orang yang pendek dengan jubah dan mantel. Di kirinya berdiri salah satu dari Empat
Knight dari Empire.

Bahkan dari jarak ini, Gazef tidak salah lagi mengenali pria itu yang tidak lain adalah...

“..Gown-dono.”

“Apakah itu magic caster yang dimaksud, Ainz Ooal Gown?!”

“Apakah dia yang memanggil Soul Eater? Dia? Marquis Raeven, kami-“

Warrior yang tak kenal takut di dalam pertempuran yang tak terhitung jumlahnya
menelan ludah dengan keras, dan melanjutkan dengan suara yang rendah.

“—Kejadian macam apa yang sudah kita masuki?!”

Ainz melambaikan tangan. Lalu dibalas dengan sebuah lingkaran magic yang berbentuk
seperti sebuah kubah dan memiliki radius sekitar sepuluh meter, yang tiba-tiba muncul.
Dia berada di tengah-tengahnya. Orang-orang yang ada di kiri dan kanannya tercakup
kedalamnya, tapi kelihatannya mereka baik-baik saja. Dia mungkin tidak akan melukai
sekutunya sendiri.

Pemandangan yang aneh ini menarik perhatian setiap orang, meskipun mereka tahu ini
adalah keadaan darurat.

Lingkaran magic itu berkilauan dengan cahaya putih pucat, dan simbol transparan
muncul di seluruh panjang dan lebarnya. Sigils (Simbol-simbol yang tergambar)
berubah-ubah dengan cepat, berubah antara tulisan kuno dan tulisan-tulisan yang tidak
pernah dilihat oleh siapapun sebelumnya.

Pasukan Kingdom ternganga karena terkejut. Itu seperti melihat pertunjukan cahaya
yang spektakuler, dan tidak ada rasa takut dan ketegangan di suara mereka. Namun,
pria tertajam diantara mereka mulai melihat keadaan sekeliling dengan perasaan tidak
nyaman yang jelas terlihat.

“Aku kembali ke unitku. Tidak ada lagi waktu boleh dibuang-buang lagi. Kekuatan Ainz
Ooal Gown tidak terukur. Melakukan pertempuran melawannya adalah kesalahan sejak
awal. Yang bisa kita lakukan hanyalah meminimalisir jumlah korban, dan di waktu yang

Page | 276
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

sama kita harus kembali ke E-Rantel secepat mungkin. Gazef-dono, tolong lindungi
Yang Mulia. Setelah itu, langsung mundur tanpa ditunda lagi!”

Keputusasaan menutupi wajah Raeven saat dia pergi.

“Ok! Meskipun aku tidak percaya dengan kemampuanku sebesar itu, tapi aku pasti akan
melindungi Yang Mulia sendiri. Kalau begitu, silahkan mundur kembali dengan cepat-“

“Saya akan melakukannya. Kita akan lari – tidak, kabur seperti kelinci.”

“Kalau begitu, aku harap anda selamat, Marquis Raeven!”

“Saya juga berharap sama, Gazef-dono!”

Pria yang berdiri di puncak kekuatan militer dan strategis Kingdom berpikir untuk cepat-
cepat bertindak. Namun-

-Itu sudah terlambat.

---

Tak ada siapapun disana.

Setelah Ainz mengeluarkan lingkaran magicnya, itulah yang dia pikirkan.

Tidak ada pemain Yggdrasil di dalam Kingdom.

Super tier magic (Magic tingkat super ) dari Yggdrasil memang sangat luar biasa.

Karena itu, ketika pertempuran skala besar, memukul orang yang merapalkan mantra
tingkat super terlebih dahulu adalah prioritas absolut yang tertinggi.

Ada banyak cara untuk menyela prosesnya. Mengepung dengan cara teleportasi.
Membombardir dari atas dengan karpet magic. Melakukan tembakan jitu dari jarak jauh.

Namun, tak ada serangan seperti ini yang datang ke arah Ainz. Sebaliknya, itu
membuktikan bahwa tidak ada pemain Yggdrasil yang hadir.

Dibalik topengnya, Ainz tersenyum, sebuah kenyataan yang mana tak terlihat oleh
siapapun. Tentu saja, Ainz yang berwajah tengkorak tidak bisa tersenyum.

Page | 277
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Senyum pahit, ditambah dengan jejak kegembiraan yang samar, mencolok di dalam hati
Ainz yang berontak.

“Jadi, umpan sudah tidak perlu lagi kalau begitu?”

Kegembiraannya datang dari kenyataan bahwa dia belum bertemu dengan pemain
satupun dari Yggdrasil.

Ainz tidak bisa dianggap yang paling hebat diantara para pemain Yggdrasil. Ada orang
lain yang lebih baik darinya, dan kemungkinan dia selamat melawan pemain yang lebih
kuat darinya tidaklah bagus. Ketika bermain, kekuatan Ainz berasal dari
pengetahuannya. Meskipun dia menang dalam pertempuran PVP dengan peraturan
yang mengejutkan, itu hanya terjadi setelah dia menyerah dalam pertandingan pertama
dalam masing-masing pertandingan.

Karena dia sangat ahli dalam menggunakan informasi yang dia kumpulkan, kemampuan
teknis Ainz tanpa diduga ternyata tinggi. Sebaliknya, jika dia bertarung melawan musuh
yang tak pernah dia hadapi sebelumnya, peluang dia kalah akan sangat tinggi.

Ainz sangat tahu kemampuannya, dan dia sangat berterima kasih sekali karena sudah
tidak menemui lawan yang kuat yang tidak dia ketahui sama sekali.

Tapi di waktu yang sama, dia juga merasakan sedikit menyesal.

Menyesal karena kenyataannya dia tidak bisa menemukan orang yang mencuci otak
Shalltear diantara musuh-musuhnya, orang yang memiliki World Class item (Item kelas
dunia).

Dendam yang kental dan memuakkan, berkumpul di lubuk hati Ainz. Meskipun emosi
yang kuat akan langsung ditekan oleh skill pasif miliknya, emosi yang lebih lemah masih
menggantung di dalam dirinya.

Ainz membuka tangannya, dan di dalamnya ada sebuah miniatur jam pasir.

Jika dia menggunakan sebuah cash item, dia bisa langsung mengaktifkan mantra tingkat
super. Alasan mengapa dia tidak melakukan hal ini karena dia ingin memancing segala
pemain yang mungkin dari Yggdrasil. Namun, meskipun tidak ada sama sekali, masih
tetap tidak perlu menunggu waktu casting yang lama dari mantra itu. Dia merasa sangat
bodoh karena berdiri begitu saja di tengah-tengah lingkaran magic tanpa bisa bergerak.

Page | 278
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Ketika bertempur dengan Shalltear, dia tidak bisa seperti itu.

Melawan lizardmen, dia tidak menggunakan mantra serangan.

Lalu-

“Sekarang, bagaimana ini nantinya? Aku sangat menantikannya.”

-Apa yang sebenarnya dilakukan oleh mantra tingkat super terhadap pasukan dari
Kingdom?

Meskipun itu bukan mantra yang memang kuat di dalam Yggdrasil, apa efeknya
terhadap dunia ini?

Tiba-tiba saja, Ainz mengerutkan dahinya yang tidak ada.

Dia sedikit takut dengan dirinya sekarang. Dia tahu banyak orang yang akan mati, tapi
yang dia rasakan untuk mereka adalah perasaan kasihan yang samar. Bahkan tidak ada
sedikitpun perasaan kejam yang dia rasakan jika dia menginjak semua dengan kaki.
Tidak ada hal seperti itu sama sekali.

Yang dia rasakan adalah keinginan untuk melihat hasil dari tindakannya. Dan tentu saja,
keuntungan yang akan diraihnya sendiri – bagi Great Underground Tomb of Nazarick.

Ainz mengumpulkan tenaganya di tangan.

Dengan begitu – mantra tingkat super diaktifkan.

“[la Shub-Niggurath!]”

Sebuah angin hitam bertiup ke arah pasukan Kingdom, yang mana baru saja
menyelesaikan perubahan formasinya.

Atau lebih tepatnya, tidak ada angin. Tak ada yang bergerak, dari rerumputan yang
tumbuh di dataran, atau rambut di kepala pasukan Kingdom.

Ada 70.000 orang di sayap kiri dari pasukan Kingdom.

Setiap orangnya terbunuh di tempat.

Page | 279
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Part 2

Apa yang sebenarnya terjadi?

Tak ada yang bisa menjawab pertanyaan itu.

Setiap makhluk hidup yang mengisi sayap kiri pasukan Kingdom -kuda-kuda, tentara
sipil, para knight, bangsawan, semuanya – tiba-tiba jatuh dan roboh di tanah seperti
boneka yang benangnya putus.

Yang menyadari jawaban tersebut pertama kalinya adalah pasukan Baharuth Empire,
yang berjarak jauh dengan mereka.

Agak lama bagi otak manusia agar bisa mengurai dengan benar kejadian yang baru saja
terjadi. Jadi setelah delay sebentar, saat pemandangan mengerikan itu mereka sadari,
pasukan Baharuth Empire dicengkeram oleh kepanikan.

Setelah melihat Ainz Ooal Gown mengeluarkan lingkaran magicnya, mereka berasumsi
bahwa dia sedang merapalkan semacam mantra. Mereka bisa mengerti sejauh itu.

Namun, siapa yang bisa menduga?

Siapa yang bisa menduga mantra menakutkan itu dirapalkan disini?

Mantra yang dirapalkan itu telah membantai 70.000 orang – lebih dari jumlah seluruh
pasukan Baharuth Empire – dalam sekejap, nyawa mereka benar-benar dicabut
semuanya.

Tak mampu mempercayai mata mereka, pasukan Baharuth Empire berdoa kepada dewa
manapun yang mereka percayai.

Mereka berdoa agar orang-orang Kingdom itu tidak mati.

Mereka berdoa agar magic yang sangat mengerikan itu tidak ada di dunia ini.

Tentu saja, saat mereka melihat apa yang ada di depan mata mereka – tak ada satupun
orang yang bangkit kembali ketika mereka sudah roboh – mereka benar-benar sadar
bahwa itu tidak lain hanyalah harapan kekanak-kanakan belaka.

Page | 280
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Meskipun begitu, tidak mungkin mereka bisa menerima ini. Tidak mungkin mereka bisa
menerima ini sebagai kenyataan.

Pria yang dipuji sebagai salah satu dari orang terkuat di dalam Empire, salah satu dari
empat Knight, Nimble, hanya bisa menatap dengan bisu kengerian itu dan
menggeretakkan gigi-giginya terhadap teror nyata dari populasi sayap kiri pasukan
Kingdom yang dihapuskan begitu saja.

Tak ada yang bangkit kembali. Itu adalah kenyataan, yang sejauh ini terlalu mengerikan
untuk bisa diterima.

Tapi kebenaran yang mengerikan itu tidak bisa dijelaskan hanya dengan kalimat
sederhana ini.

Ainz Ooal Gown – magic caster ini, sendirian saja – adalah seorang monster yang
mampu menghadapi sebuah negeri yang didirikan oleh manusia lalu melumat mereka
dengan cara seperti seorang anak kecil menendang istana pasir begitu saja.

Itu adalah kenyataan yang tidak mampu dijelaskan dengan kata-kata.

Kepanikan yang menyelimuti pasukan Baharuth Empire perlahan mereda seperti air.
Pada akhirnya, semuanya akhirnya terbisu, tak mampu bicara.

Namun, sebuah suara aneh muncul di tengah-tengah formasi pasukan Baharuth Empire
yang terdiam. Suara itu datangnya dari banyak suara yang saling bercampur menjadi
keributan yang bising. Itu adalah suara dari setiap knight yang menggertakkan gigi-gigi
mereka.

Ini adalah teror yang lahir saat menyadari bahwa Empire, dimana mereka dan keluarga
mereka tinggal, sekarang berdiri di ambang kepunahan, sama seperti Kingdom.

Ini adalah pemahaman bahwa jika mereka berani melawan Ainz Ooal Gown, magic
mengerikan yang sama mungkin nantinya akan ditujukan kepada mereka sendiri....

Dalam keadaan seperti ini, Nimble tiba-tiba terpikirkan sesuatu. Ekspresi macam apa
yang diperlihatkan oleh magic caster ini – yang bisa mengeluarkan magic yang bisa
membantai makhluk hidup dalam jumlah yang melebihi pemahaman dari makhluk
hidup biasa – Ekspresi macam apa yang muncul di wajahnya?

Page | 281
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Tanpa menggerakkan wajahnya, Nimble mengintip monster yang sedang berdiri di


sampingnya, Ainz Ooal Gown, tapi yang dia lihat tak ada perubahan.

Bagaimana mungkin? Bagaimana mungkin ini bisa terjadi? Bagaimana mungkin


seseorang seperti dirinya... bersikap tenang... seperti ini? Bahkan setelah mencabut 70.000
nyawa?! Memang benar, medan perang adalah sebuah tempat kematian. Yang lemah
akan kehilangan nyawanya hanyalah masalah biasa. Namun meskipun begitu, bukankah
dia seharusnya merasakan sesuatu di hatinya setelah membunuh begitu banyak orang?!!

Penyesalan atau rasa bersalah adalah respon yang biasa. Jika dia merasa senang atau
gembira, mungkin itu bisa dipahami, dipelintir bagaimanapun reaksi itu mungkin adalah
wajar saja.

Namun-

Apakah reaksi biasa saja ini semacam kemampuan bertahan untuk melindungi hati
nuraninya? Tidak, bagi monster seperti ini, ini pasti pemandangan yang wajar terjadi!
Entah itu adalah perasaan kasihan yang dirasakan oleh manusia karena sudah menginjak
semut di bawah kaki, atau semacam kegembiraan yang sadis, tak ada satupun emosi ini
yang muncul!! Apa.. Apa ini?!! Mengapa ini bisa terjadi? Mengapa orang seperti ini ada di
dunia?!!

“-Ada apa?”

“Aieeee!”

Tubuhnya terasa seperti dibungkus oleh baja dingin. Merespon pertanyaan yang tiba-
tiba itu, Nimble merespon dengan jeritan panik.

“Ti-Tidak ada apa-apa. Itu, mantra yang barusan, mantra itu luar biasa.”

Nimble berterima kasih dalam hati karena masih bisa bicara. Lebih dari itu – kenyataan
bahwa dia bisa memuji Ainz di dalam keadaan seperti itu bukanlah hal patut dipuji.

“Ha ha ha-“

Dan apa yang diterima oleh Nimble tidak lain adalah tawa yang tenang.

“A, Apakah saya sudah menyinggung?”

Page | 282
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

“Tidak, tidak sama sekali. Anda bilang mantra yang barusan itu luar biasa, ya kan?”

“Y-Ya.”

Apa yang sebenarnya dia tertawakan? Keringat mengalir turun di dahi Nimble seperti
sebuah sungai. Setelah melihat konsekuensi mengerikan jika membuat orang ini marah,
dia tidak punya niat memancing kemarahannya.

“Tolong, harap tenang. Meskipun aku harus bilang, mantraku masih belum selesai.
Sekarang, pertunjukan yang sebenarnya dimulai. Lagipula, ketika seseorang membuat
persembahan kepada Black Goat of the Woods with a Thousand Young (Kambing Hitam
dari Hutan dengan seribu anak), dia akan membalasnya dengan sebuah hadiah
keturunannya. Anak-anaknya yang manis dan menggemaskan...”

TL Note : Shub Niggurath sering kali diasosiasikan dengan Black Goat of the Woods with
a thousand Young, adalah seorang dewa dari cerita penulis horror amerika H.P Lovecraft
di dalam judul “Cthulhu Mythos”, nama lain yang diberikan penulisnya adalah Lord of
the Woods (Pemilik Hutan). Lihat https://en.wikipedia.org/wiki/Shub-Niggurath.

Benar sekali.

Dan seperti buah yang matang akan jatuh ke tanah sebentar lagi –

---

Para knight Baharuth Empire adalah yang pertama melihatnya.

Memang bisa diduga jika para knight tersebut, yang melihat dari jarak yang aman, akan
melihatnya dahulu. Karena mereka merasa aman, mereka berani menatap ke luar dari
celah sempit di dalam helmet mereka.

Setelah badai kematian yang telah merenggut nyawa dari pasukan Kingdom, sesuatu
muncul di langit, sebuah bola hitam legam yang mengirimkan hawa dingin hingga
menusuk tulang belakang bagi siapa saja yang melihatnya. Bola itu terlihat seperti
mengotori dunia dengan keberadaannya.

Lalu, siapa di pihak Kingdom yang melihatnya? Kemungkinan besar adalah pasukan
yang ada di sayap kanan, yang tidak memiliki pemandangan langsung dengan apa yang
terjadi di sisi lain. Mungkin mereka merasakan sesuatu tidak biasa yang sedang terjadi,

Page | 283
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

tapi mereka tidak tahu detil dari apa yang baru saja terjadi, dan saat mereka melihat ke
sekeliling untuk mencari tahu apa yang sedang terjadi, mereka melihat bola itu.

Seakan mata mereka diarahkan kesana, para prajurit di kedua sisi, dan prajurit di
samping mereka menyadarinya. Dengan begini, semua orang di dataran Katze, yang
sedang berkumpul untuk melakukan perang, akhirnya menatap tanpa bicara ke arah
bola yang mengambang di langit.

Bola tersebut – yang tidak mirip sama sekali dengan sebuah lubang di langit – lebih
mirip dengan jaring laba-laba yang terbuka, ketika seseorang memperhatikannya,
mereka tak bisa teralihkan perhatiannya.

Bola hitam itu perlahan membesar.

Baik bertarung ataupun kabur, tak ada manusia yang terpikirkan untuk melakukan baik
salah satunya. Yang bisa mereka lakukan adalah menatap dengan tampang bodoh.

Dan segera setelah itu – buah yang matang itu jatuh.

Seperti hukum alam, bola yang jatuh tersebut terbelah ketika menyentuh tanah.

Bola itu meledak seperti sebuah balon air yang menabrak tanah, atau mungkin seperti
buah yang terlalu matang melakukan hal yang sama.

Bola itu penuh dengan sesuatu yang menyebar keluar dari titik benturannya. Itu adalah
sesuatu yang mirip dengan aspal. Sesuatu tersebut menyerap cahaya, seperti sebuah
gelombang kegelapan yang lapar, lengket dan cair menelan mayat-mayat dari para
prajurit Kingdom yang telah mati.

Seperti diberitahu oleh naluri yang tak dikenal, tak ada yang terpikir kejadian itu akan
berakhir begitu saja.

Mungkin kejadian itu baru saja dimulai.

Ini adalah awal dari keputusasaan mereka.

Tiba-tiba saja, sebuah pohon yang besar tumbuh dari cairan hitam yang menutup tanah.

Tidak, itu tidak terlihat seperti seindah sebuah pohon.

Page | 284
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Pada awalnya, hanya ada satu buah batang, namun kemudian bertambah. Dua, tiga,
lima, sepuluh... melambai seperti terkena angin yang tak ada disana. Apa yang muncul
disana... adalah tentakel-tentakel.

“MEEEEEEEEEEEEHHHHHHH!”

Tiba-tiba saja, mereka mendengar suara embikan yang menggemaskan dari seekor
kambing. Dan bukan hanya satu kambing. Suara dari gerombolan kambing kedengaran
entah dari mana.

Seakan ditarik oleh suara itu, cairan yang seperti aspal itu menggeliat, dan melahirkan
sesuatu.

Itu adalah sesuatu yang sangat aneh sekali, terlalu tidak wajar.

Memiliki tinggi sepuluh meter. Jika ditambahkan dengan panjang dari tentakel-
tentakelnya, figur tersebut menjadi tidak jelas.

Dalam sekali tatap, mirip dengan semacam lobak. Sebagai ganti daunnya, ada tentakel-
tentakel hitam yang tak terhitung jumlahnya, dan tubuhnya adalah seonggok daging
yang ditutupi oleh benjolan-benjolan. Di bawahnya ada lima kaki, seperti kaki kambing,
dengan ujungnya adalah kuku-kuku hitam.

Retakan-retakan muncul pada tubuhnya – seonggok daging tebal yang ditutupi oleh
benjolan-benjolan itu – terkelupas dan terbelah dengan suara seperti benda yang
pecah. Retakan-retakan ini tidak terbatas hanya pada satu area. Lalu....

“MEEEEEHHH!!”

Suara kambing mengembik yang menggemaskan terdengar dari retakan-retakan


tersebut. Itu adalah perut-perut dari binatang liar yang mengeluarkan lendir tanpa henti.

Ada lima jumlahnya.

Lima makhluk tersebut menunjukkan bentuknya yang membuat hawa dingin menusuk
tulang belakang kepada semua orang yang ada di dataran Katze.

The Dark Young of the Black Goat.


(Putra Kegelapan dari Kambing hitam)

Page | 285
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Lahir dari mantra tingkat super “la-shub-niggurath – Pengorbanan untuk panen hitam”,
mereka adalah monster-monster yang muncul dari manusia-manusia yang mati.
Meskipun mereka tidak memiliki kemampuan spesial yang kuat satupun, mereka luar
biasa tangguh.

Dan level mereka lebih dari 90.

Ini adalah sebuah tanda dari badai pembantaian.

Selain dari suara mengembik yang menggemaskan, luar biasa manis dan imut sehingga
bisa membuat orang-orang ingin muntah, tak ada lagi suara lain. Itu karena tak ada
yang bisa bicara, tidak mau percaya atau menerima peristiwa yang terjadi di depan mata
mereka itu benar-benar terjadi. Lebih dari 300.000 orang – atau jika kamu hanya
menghitung yang masih hidup, 235.000 – orang-orang yang berkumpul disini, tak
satupun yang bisa berkata apapun.

Di dalam keadaan seperti ini, Ainz tertawa terbahak-bahak.

“Luar biasa. Ini adalah rekor baru. Dalam sejarah, mungkin aku adalah satu-satunya yang
pernah berhasil memanggil lima ekor sekaligus. Menakjubkan. Aku harus berterima
kasih kepada setiap orang yang mati disini hari ini.”

Di dalam situasi biasa, setiap pemanggilan Dark Young hanya akan menghasilkan satu
saja, yang mana itu sendiri sudah bisa dirayakan. Mampu mengeluarkan dua adalah hal
yang langka.

Dan sekarang, ada lima.

Seperti seorang pemain yang merayakan karena sudah mengalahkan nilainya sendiri
yang tertinggi, Ainz gembira sekali dengan kenyataan bahwa dia sudah memasang
rekor baru. Memangnya kenapa kalau puluhan ribu orang harus mati karenanya?

“Meskipun... akan lebih baik lagi jika ada lebih dari ini.. apakah lima adalah limit teratas?
Jika aku sudah sampai di batas atas dari mantera tersebut, maka ini adalah sebuah
pencapaian yang luar biasa.”

“Selamat! Seperti yang diduga dari Ainz-sama!”

Ainz tersenyum dibalik topengnya saat Mare memujinya.

Page | 286
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

“Terima kasih, Mare.”

Setelah itu, Nimble menoleh karena refleks, wajahnya berada di antara air mata dan
tawa saat dia memuji Ainz pula.

“Se-Selamat.”

“Terima kasih.”

Ainz membalas dengan humor yang baik.

Penampilan Nimble yang tergerak secara tulus memicu gatal di hati Ainz.

Lalu, dia teringat hari-hari dimana dia adalah seorang pemain Yggdrasil, merasakan
emosi yang sama yang ketika pertama kalinya dia melihat rapalan mantra dari “la-shub-
niggurath”.

Sebagai mantra tingkat super yang sangat mencolok, kelihatannya itu telah mencuri hati
dari semua orang. Yah, memang bisa diduga dari salah satu mantra yang paling terkenal
di Yggdrasil. Ketika aku bilang aku akan merapalkannya, Albedo dan Demiurge tidak
henti-hentinya mencurahkan pujian kepadaku.

Sebuah suara gachigachi muncul dari barisan pasukan Baharuth Empire.

Itu adalah suara dari armor yang saling berbenturan sendiri.

Tubuh para prajurit gemetar ketakutan, tapi tak ada yang menertawakan hal itu.

Tidak ada orang yang tidak diselimuti oleh jantung berdebar setelah mendengar tawa
dari Sorcerer King yang telah mengeluarkan mantra yang membuat tulang belakang
dingin.

Setiap orang di dalam Imperial knight membuat harapan yang sama.

Mereka berharap murka Ainz Ooal Gown tidak akan jatuh kepada mereka.

Dengan begitu, itu lebih mirip dengan sebuah doa.

Page | 287
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Ketika para prajurit dengan khusyuk berdoa meminta bantuan kepada dewa mereka,
Ainz memulai tahap selanjutnya. Dia merasa bahwa dia sudah melakukan hal yang
cukup, namun sekali lagi, tidak ada salahnya memastikan.

Kali ini, tujuannya adalah untuk mengumumkan keperkasaan dari Ainz Ooal Gown,
seorang praktisi mantra tingkat super, kepada negeri-negeri yang sedang berkumpul.

Tujuan itu sudah dicapai. Namun, membiarkan bawahan-bawahan ini hilang begitu saja
adalah hal yang sia-sia.

Benar sekali, itu akan jauh terlalu sia-sia.

Ainz mendengus.

Jika dia memiliki sebuah lidah, dia akan menjilati bibirnya saat menunggu.

Ini adalah kegembiraan yang tidak bisa dia rasakan di dalam Yggdrasil, kegembiraan
karena mampu secara serentak mengarahkan Lima Dark Young.

“-Ah, ayo kita coba. Serbu mereka, wahai domba-domba kesayanganku.”

Saat mereka menerima perintah dari pemanggil mereka, Ainz. Dark Young tersebut
mulai bergerak dengan kelambatan yang membosankan.

Dengan gaya berjalan lima kaki yang mengherankan, dark young-dark young itu
meluncur dengan gerakan yang lincah. Daripada terlihat anggun, bagaimanapun mereka
terlihat seperti gerakan dan energi yang kacau dan membingungkan, dan dari sudut
pandang tertentu, mungkin bisa terlihat menggelikan.

Selama mereka tidak datang kepadamu.

Tubuh mereka yang besar bergerak dengan ringan, dan Lima Dark Young mulai berlari
kecil saat mereka menyerang pasukan Kingdom.

[Ah, benar juga, ada tiga – tidak, empat orang yang tidak boleh kalian bunuh. Aku
benar-benar melarang kalian melukai mereka.]

Saat dia teringat tiga orang yang dibisikkan oleh Demiurge agar diampuni, Ainz
mengirimkan perintah melalui otak kepada para Dark Young.

Page | 288
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

---

“Apakah ini mimpi?”

Para prajurit Kingdom bergumam satu sama lain, agak jauh dari setan yang tidak
manusiawi. Tentu saja, tidak ada yang bisa menjawab mereka. Mata setiap orang
terpaku pada pemandangan yang terjadi di depan mereka, dan mereka telah kehilangan
tenaga untuk berbicara. Seakan jiwa mereka telah dicuri.

“Hey, ini mimpi, ya kan? Aku pasti sedang bermimpi, ya kan?”

“Ahh. Ini benar-benar mimpi buruk.”

Saat kedua kalinya pertanyaan itu muncul, beberapa orang berhasil menjawabnya. Tapi
respon mereka membawa sebuah petunjuk ingin lari dari kenyataan.

Itu tidak mungkin.

Mereka tidak ingin mempercayainya.

Pemikiran seperti ini tersebar ke seluruh pasukan infanteri. Bahkan saat wujud yang
lamban itu perlahan tapi pasti semakin membesar, bahkan saat makhluk yang tak
manusiawi itu mendekati mereka, mereka masih tetap tidak ingin menerima bahwa ini
adalah kenyataan.

Jika itu adalah monster-monster biasa, mungkin mereka akan mengumpulkan


keberanian untuk mengangkat senjata. Namun, makhluk yang muncul setelah 70.000
prajurit dibantai dalam sekejap tidak mungkin hanya monster biasa. Itu seperti
menonton angin topan yang bergerak maju, dan tak ada yang bisa mengumpulkan
keberanian untuk menghadapi badai tersebut.

Gerakan makhluk yang besar namun secara tidak wajar sangat lincah berlari di atas kaki
mereka yang pendek, gemuk dan tebal itu, menyerang dengan kecepatan yang luar
biasa.

“Angkat tombak kalian!”

Sebuah suara terdengar.

Page | 289
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Datangnya dari mulut seorang bangsawan, teriakan bernada tinggi itu adalah suara
buatan yang bernada tinggi lahir dari keputusasaan. Matanya merah dan buih
berkumpul di sudut mulutnya.

“Siapkan tombak! Angkat tombak kalian!! Angkat tombak kalian jika masih ingin hidup!!”

Meskipun dia sudah kehilangan akal karena takut dan sulit memahami apa yang sedang
dia katakan, dia masih bisa dengan jelas mengeluarkan perintah “Siapkan tombak”.
Setelah diingat-ingat lagi, itu mungkin adalah perintah terbaik yang bisa dia berikan.

Bertindak karena refleks, para prajurit mengangkat tombak-tombak mereka,


membentuk sebuah barisan tombak yang kuat.

Mereka menanamkan ujung belakang tombak mereka ke tanah dengan kuat, agar
kecepatan lawan mereka hanya akan melukai mereka sendiri ketika lawan itu merangsek
kearah titik pagar.

Meskipun formasi ini hampir tidak terkalahkan oleh para knight Baharuth Empire, para
prajurit Kingdom bertanya-tanya – di dalam bagian otak kecil mereka yang terpisah
yang masih jelas – apa gunanya mereka melakukan itu dengan tombak sekecil yang
mereka genggam. Mungkin mereka mengira ini adalah satu-satunya peluang mereka
untuk bisa selamat.

Tidak mungkin bisa kabur dari tapak-tapak makhluk yang mendekat dengan kecepatan
yang tidak wajar itu. Meskipun jika mereka lari dengan seluruh tenaga, mereka masih
akan diinjak-injak mejadi bubur merah.

Berharap agar salah satu monster itu tidak menuju mereka, para prajurit menguatkan
tombak mereka dan menunggu serangan tersebut.

Monster-monster itu – yang seharusnya sangat kecil di kejauhan – menutup jarak


dengan kecepatan yang luar biasa.

Saat monster-monster itu semakin besar, dan bumi mulai bergetar karena gemuruh
derap langkah kaki monster-monster itu, jantung para prajurit mulai berdegup tidak
karuan.

Lalu, saat jantung mereka merasa seakan meledak di dada, siluet besar itu muncul di
depan mata.

Page | 290
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Itu seperti sebuah dumptruck yang menginjak kerumunan semut.

Para prajurit dari pasukan Kingdom mengangkat tombak mereka dengan tangan
gemetaran. Tapi apa gunanya mereka terhadap tubuh yang besar dan solid dari Dark
Young itu? Tombak-tombak itu patah seperti tusuk gigi tanpa sedikitpun menggores
kulit-kulit besar itu.

Dark Young tersebut menginjak-injak tubuh dari para prajurit Kingdom di bawah kaki
mereka.

Serpihan dalam jumlah yang tak terhitung dari banyaknya tombak yang hancur
beterbangan di udara.

Meskipun Dark Young-Dark Young itu menghancurkan perlawanan yang bahkan tidak
bisa dianggap sebagai perlawanan, Dark Young tersebut murah hati dengan cara
mereka sendiri.

Tidak ada luka.

Tidak ada waktu bagi korban mereka menderita sebelum mereka diinjak hingga rata di
bawah berat raksasa dari Dark Young.

Para prajurit pemegang tombak itu bahkan tidak punya waktu menyadari bahwa
tombak-tombak yang mereka pegang telah dilumat menjadi serpihan-serpihan. Yang
mereka lihat adalah bayangan hitam yang muncul di depan mereka.

Para prajurit itu menjerit lalu menjerit lagi dan lagi.

Onggokan daging beterbangan di udara. Mereka bukan berasal dari satu dua orang
saja, tapi sepuluh, ratusan korban. Mereka diinjak oleh tapak kaki raksasa, dan
dilemparkan – tidak, berterbangan karena lambaian tentakel-tentakel itu.

Tak perduli mereka itu kalangan bangsawan atau rakyat jelata, sekarang mereka semua
sama-sama hanya onggokan daging berdarah.

Beberapa diantaranya memiliki keluarga di desa mereka. Beberapa memiliki teman yang
ditinggal. Beberapa memiliki orang-orang yang sedang menunggu mereka. Ketika
mayat mereka yang sudah tidak bisa dikenali menjadi seperti lumpur, semua itu tidak
penting lagi.

Page | 291
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Bagi semua orang, Dark Young memberikan perlakuan yang sama dan setara – yaitu
kematian.

Dark young-dark young itu melumat banyak manusia dengan tapak-tapak kaki mereka
hingga mereka puas dengan lumuran darah, tapi meskipun begitu mereka tidak berniat
untuk berhenti.

Dark Young of the Black Goat mulai berlari.

Mereka terus berlari. Mereka tidak akan berhenti ketika berada di tengah-tengah
pasukan Kingdom.

“Iyaaaaaaaaaaaaaaaaa!”

“Abbaaaaaaaaaaaahhh!”

“Hentikaaaaaaaaaaann!”

“Selamatkan akuuuuuu!”

“Tidaaaaaaaaaaaakkkkk!”

“Uwaaaaaaahhhhhhhhh!”

Jeritan-jeritan itu terdengar setiap kali tapak-tapak kaki itu turun ke tanah. Jeritan-jeritan
itu bercampur dengan suara menjadi bubur basah dari tubuh-tubuh yang hancur di
bawah tapak kaki perkasa dari Dark Young tersebut. Dan tentakel-tentakel mereka yang
tebal dan berdaging melambai kemana-mana dengan cara yang liar dan seperti main-
main sehingga menerbangkan tubuh-tubuh manusia itu dengan bunyi retakan yang
menyakitkan.

Sebuah suara yang tak pernah terdengar sebelumnya terus terdengar lagi dan lagi
tanpa akhir.

Terinjak-injak.

Kata-kata apa yang lebih baik yang bisa menjelaskan pemandangan ini?

Beberapa orang mati-matian menusukkan tombak mereka ke depan. Dark Young


tersebut, yang tubuhnya besar dan tidak berniat menghindari dari serangan-serangan

Page | 292
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

itu, terkena serangan-serangan itu. Namun, tombak mereka tidak bisa menembus cukup
dalam sehingga menyebabkan luka pada tubuh mereka yang seperti lempengan itu.
Seakan otot yang sekeres besi telah menutup kulit yang tebal dan elastis tersebut.

Tanpa menghina perlawanan mereka yang percuma, Dark Young tersebut hanya
bergerak maju.

Sebelum para prajurit menyadari tekad mereka yang fatal itu percuma, Dark Young
sudah tiba di bagian yang paling tengah dari pasukan Kingdom.

“Lari! Lari!”

Mereka mendengar teriakan dari kejauhan. Sebagai responnya, semua prajurit mulai
kabur. Itu memang seperti sebuah gerombolan laba-laba yang tersebar ke seluruh arah.

Tapi tentu saja, Dark Young itu jauh lebih cepat daripada manusia biasa.

Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat.
Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat.
Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat.
Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat.
Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat.
Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat.
Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat.
Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat.
Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat.
Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat.
Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat.
Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat.
Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat.
Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat.
Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat.
Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat. Splat.
Splat.

Suara manusia yang diinjak-injak menjadi bubur, suara dari onggokan daging yang
berterbangan, dan suara dari jeritan yang terus berlanjut lagi dan lagi.

Page | 293
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

----

Seakan mereka telah tiba di padang tandus, tiga monster itu menyeberangi barisan
pasukan tengah dan berlari ke arah sayap kanan di tengah-tengah cipratan darah kental.
Dalam sekejap, monster-monster itu akan tiba di pasukan Raeven.

“Mundur! Mundur!”

Cara Raeven meneriakkan perintah ini lebih mirip dengan ratapan.

Tidak ada yang bisa melawan monster-monster itu.

Jangan sampai membuang nyawa sia-sia.

Saat mereka mendengar ucapan Raeven, para prajurit yang ada di sekitar melemparkan
senjata mereka dan lari karena panik.

Tentu saja, karena terlalu banyak orang, tidak mungkin mereka bisa bergerak dengan
bebas.

Pertama dia berpikir untuk memberikan tanda mundur dengan teratur. Mereka akan
berjaga terhadap serangan dari belakang dan seterusnya, tapi membuang-buang waktu
untuk hal semacam itu sekarang adalah kesalahan besar.

“Ainz Ooal Gown, makhluk macam apa kamu, magic caster macam apa kamu
sebenarnya?!”

Dia sudah menganggap remeh Ainz Ooal Gown. Tidak, dia tidak berniat melakukan hal
itu sejak awal.

Setelah menerima ucapan dari Gazef Stronoff dan memikirkannya, dia sudah berencana
untuk melihatnya sebagai seorang musuh dengan kaliber tertinggi yang bisa
dibayangkan. Namun, yang bisa dia katakan sekarang adalah bahwa dia sudah
menganggap remeh kemampuan orang itu.

Bayangan yang dia buat tidaklah cukup.

Siapa yang bisa menduga bahwa Ainz Ooal Gown memiliki kekuatan yang
semenakjubkan itu? Siapa yang tahu kekuatan semacam itu memang ada di dunia ini?

Page | 294
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Melihat siluet-siluet dari monster-monster yang semakin mendekat dan semakin


membesar, para prajurit yang ada di sekitar Marquis Raeven meneriakkan perintah.

“Ini bukan lagi medan perang, ini adalah lantai pembantaian! Lari saja!”

“Tuanku!” seorang knight berkata saat dia melepaskan helmetnya. “Sang Raja!
Bagaimana dengan sang raja?”

“Dasar bodoh! Sudah tidak ada waktu untuk itu! Ya Ampun! Monster itu datang kepada
kita!”

Saat mereka melihat ke arah sumber teriakan, sementara yang lainnya sudah kabur
dengan giat, pengancuran sayap kanan yang sudah hancur telah dimulai. Meskipun
kelihatannya mereka seperti sedang merangsek ke arah tersebut dengan garis lurus,
mereka tidak menyasar Raeven sampai-sampai mereka menginjak-injak tempat
manapun yang mereka inginkan, Dark Young yang lain terletak jauh sekali dari Raeven.

“Dimana sang raja?!”

“Beliau ada disana!”

Saat dia melihat ke arah bendera kerajaan yang ditunjuk oleh prajurit tersebut, seekor
Dark Young sudah mendekat.

Raeven gemetar. Apa yang bisa dia lakukan jika dia ingin membantu? Namun, jika raja
Ranpossa III hilang disini, seluruh negeri mungkin akan runtuh.

Bagaimanapun-

“Serahkan kepada Gazef-dono!”

Raeven percaya kepada Gazef.

Dia adalah seorang warrior yang layak mendapatkan pujian dari raja. Meskipun dia
masih tidak mampu mengalahkan monster kambing hitam tersebut, setidaknya, dia bisa
membawa sang raja keluar dengan aman dari tempat yang seperti neraka ini.

“Marquis Raeven! Situasinya gawat! Tolong mundur dengan segera!”

Page | 295
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Suara dari mantan petualang orichalcum, bawahan yang paling dia percaya, menyela
ucapan Raeven.

“-Tuanku!”

Lebih mirip dengan teriakan daripada jeritan. Raeven meneriakkan sebuah balasan.

“Aku mengerti! Aku akan pergi sekarang!”

Hingga titik ini, hingga sejauh ini, sudah tidak ada gunanya lagi menyamarkan mundur
dengan kalimat yang indah.

“Tolong serahkan tugas pengerahan orang-orang kepada saya! Tuanku, anda harus
pergi dari sini sekarang, dan menuju ke E-Rantel!”

Teriakan itu datangnya dari pria bermata seperti ngantuk. Meskipun dia terlihat sangat
tidak bisa diandalkan, Raeven tidak bisa menemukan orang yang lebih baik dalam
mengomando pasukannya.

“Aku akan serahkan padamu! Gunakan namaku sesukamu! Aku akan menerima
konsekuensinya!”

Suara dari tapak kaki itu sudah sangat dekat. Karena takut, dia tidak berani menoleh ke
belakang untuk melihat seberapa dekatnya monster-monster itu. Namun, kudanya tidak
mau bergerak. Meskipun dia sudah menendangnya dengan seluruh tenaga, masih saja
tidak bergerak. Kuda itu menelungkupkan daun telinganya dan tetap tak bergeming.

Saat itu, di tengah-tengah keributan, sebuah kelompok kuda yang sudah melemparkan
penunggangnya berlarian. Orang-orang yang ada di punggung mereka berpegangan
erat kepada tubuh kuda mereka, yang kelihatannya sudah mengabaikan tali kekangnya
yang sudah longgar.

Betapa ironisnya, tidak dikira kuda perang yang terlatih tidak akan mampu bergerak
karena takut, sementara kuda yang tak terlatih berlarian dengan panik.

“Tidak kusangka latihan malah memberikan efek yang terbalik!”

Sejak awal, kuda adalah binatang yang pemalu. Hanya setelah berlatih mereka bisa
dianggap kuda perang yang tak kenal takut. Namun, memang karena latihan inilah

Page | 296
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

sehingga mereka tidak bisa bergerak. Kenyataan bahwa mereka tidak luluh dan berlari
akibat efek dari ketakutan ini adalah bukti bahwa latihannya efektif.

“Maafkan aku! [Lion’s Heart!]

Priest dari Dewa Angin, Yorlan Dixgort, merapalkan sebuah mantra untuk menahan
takut kepada kudanya. Kuda yang tenang meringkik dengan keras.

“Tuanku! Kami akan menunjukkan jalan!”

“Tolong bantuannya!”

Dengan suara bawahannya yang berharap dia sehat bergema di punggungnya, Raeven
memacu kudanya agar bergerak liar, dengan diantar oleh para mantan petualang
orichalcum.

Mengendarai kuda melalui sebuah gerombolan orang yang kacau balau sangat sulit.
Oleh karena itu, itu hanya bisa dilakukan karena para mantan petualang orichalcum,
yang berdiri dekat dengan puncak dari manusia.

Dengan membelakangi suara-suara yang berharap dia selamat, Raeven berhasil


menembus aliran manusia di bawah penjagaan dari para petualang.

“Magic caster itu adalah monster! Bagaimana mungkin orang seperti dia bisa exist di
dunia?!”

Raeven mengutuk Ainz saat kudanya tersentak ke atas dan ke bawah saat berlari
dengan kecepatan penuh.

“Sialan! Kita harus melakukan sesuatu! Aku harus memikirkan sebuah cara untuk
melindungi dunia kita – masa depan kita!”

Ketakutan mungkin adalah alasan mengapa dia secara tidak sadar bergumam sendiri.
Jika dia tidak berkata apapun, jika dia tidak mengalihkan kesadarannya, otak yang
cerdas miliknya itu mungkin akan menggambarkan mimpi buruk yang mengerikan dari
bahaya yang sedang mendekatinya.

Ketika dia kembali, dia akan duduk dengan Pangeran dan Putri lalu menggambarkan
sebuah bentuk penangkalan terhadap magic caster yang sudah jauh melewati
ekspekstasi dari makhluk sejenisnya.

Page | 297
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Jika ini terus terjadi, seluruh manusia akan dikuasai.. Tidak, itu adalah skenario terbaik.
Dalam skenario terburuk, seluruh manusia akan menjadi mainan bagi Ainz Ooal Gown,
untuk disiksa hingga akhir hidup mereka yang pahit.

Suara dari decakan lidahnya, dipenuhi dengan tekanan dan kefrustasian, melebihi suara
derap langkah kaki kuda.

“Gawat! Tuanku, tolong arahkan kuda anda ke kanan! Monster itu sudah mengejar kita!”

“Bagaimana bisa dia menemukan kita tanpa mata!?” Lockmeyer sang thief berteriak.

“Lund! Apakah kamu memiliki magic satupun untuk ini?”

“Tentu saja tidak! Apa kamu kira mantra sembarangan akan berhasil digunakan
terhadap monster itu, Lock?”

“Meskipun begitu, bagaimana kita bisa tahu jika kita tidak mencobanya-“

“Cukup! Kita akan seberangi jembaan itu ketika kita sudah sampai! Monster itu mungkin
hanya bergerak maju di arah yang sama dengan kita! Tuanku! Bergeraklah ke depan
kami! Kita akan membentuk satu baris!”

Suara mereka gemetaran.

Menurut instruksi, Raeven melarikan kudanya ke posisi pangkal. Lalu, dia mengarahkan
kudanya ke arah dimana lebih sedikit orang yang kabur.

Dari kejauhan, suara mengembik dari Dark Young menenggelamkan degupan


jantungnya.

“MEEEEEEEEEEEEEEHHHHHHHH!”

-Sudah dekat.

Keringat mengucur dari dahi Raeven seperti air terjun. Dia tidak berani menoleh karena
ketakutan, tapi dia bisa merasakan udara di belakangnya semakin hangat dan lebih
hangat.

Lalu, yang lainnya-

Page | 298
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

“MEEEEEEEEEEEEEEEHHHHHHH!”

“Sialan! Ini gawat! Dia memang datang mengarah kepada kita sejak awal! ...Semuanya!
persiapkan diri kalian!”

Sebagai balasan, Boris pimpinan tim berteriak dan merapalakan mantranya.

“[Reinforce Amor!]”

“[Lesser Strength!]”

“Bagus! Kalau begitu, tuanku! Biarkan kami menerima serangan musuh! Jangan melihat
ke belakang apapun keadaannya dan teruslah berlari!”

Hanya ada satu hal yang bisa dia katakan kepada para petualang, yang sudah
menaklukkan rasa takut mereka.

“...Aku mengandalkanmu!”

“Kami mengerti! Ayo!”

“Ohhhh!”

Dia bisa mendengar dari jarak yang melebar antara dirinya dan para mantan petualang
di belakangnya.

Raeven menundukkan kepalanya, sebisa mungkin meminimalisir menahan udara.


Meskipun dia tidak tahu berapa banyak waktu yang bisa mereka ulur, yang bisa dia
lakukan adalah berusaha lari sekeras mungkin – kembali dalam keadaan hidup-hidup
adalah satu-satunya cara membalas loyalitas mereka.

“Fly! [Fireball]!”

“[Invulnerable Fortress]!”

Saat dia berkendara di punggung kuda yang berlari dengan kencang, Raeven berpikir
dia bisa mendengar suara dari mantan petualang yang sedang masuk ke dalam
pertempuran, dan bahkan melalui angin yang berhembus melewati wajah dan
telinganya.

Page | 299
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Dan kemudian – dalam dua detik dia tidak bisa mendengar para mantan petualang lagi.
Apa yang dia dengar adalah suara dari sebuah tapak kaki yang besar sedang jatuh.

Jantungnya berdebar tidak karuan di dalam dadanya.

Di dalam jangkauan pandangan dari kepalanya yang menunduk, bayangan raksasa yang
dia lihat di bawahnya membuat Raeven meratap dalam keputusasaan yang tidak
mengeluarkan suara.

Dia menyadari bahwa di bawah kakinya – tubuhnya yang dibawa lari oleh kuda dengan
kecepatan penuh – sebuah tentakel yang tebal dan panjang sedang menggapai dirinya.

“Tidak...”

Kuda itu berlari seperti sudah gila. Kuda itu berlari lebih cepat daripada yang pernah
Raeven rasakan sebelumnya. Kuda itu mungkin adalah yang paling tercepat yang
pernah ada.

Meskipun begitu, bayangan yang kuat masih menjulur di atas tanah.

“Aku tidak ingin hal ini!”

Dia berteriak. Melawan kemauannya, dia berteriak dengan sepenuh hati.

Sebuah sensasi hangat dan basah menyebar di sekujur pangkal pahanya.

Raeven memaksa matanya terbuka, dan tanpa melihat ke belakang, dia memaksa kuda
itu bergerak maju.

Dia tidak boleh mati. Negeri ini sudah tidak dia pedulikan lagi. Jika negeri ini runtuh,
maka biarkan saja runtuh.

Jika mengangkat senjata melawan Ainz Ooal Gown berarti mati, maka membuang
negeri ini dan lari juga tidak apa-apa.

Betapa bodohnya.

Betapa bodohnya dia sejak dulu.

Datang ke medang perang ini benar-benar tindakan yang bodoh.

Page | 300
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Jika saja dia tahu seberapa kuat Ainz Ooal Gown itu, dia pasti akan tetap tinggal di
dalam ibukota bagaimanapun caranya.

Dia tidak memikirkan masa depan Kingdom Re-Estize lagi.

“Aku tidak menginginkan ini!”

Dia masih tidak boleh mati.

Dia tidak boleh mati ketika putranya masih sangat kecil. Dan.... dia tidak bisa
meninggalkan istrinya yang tercinta sendirian dengan mati.

“Aku tidak-“

Raeven membayangkan anaknya ada di depan.

Putraku yang tersayang.

Sebuah kehidupan yang sangat kecil telah lahir. Perlahan semakin membesar. Lalu sakit.
Dulu, dia ribut-ribut karena itu. Bayangan dirinya yang berlarian setengah gila,
meneriakkan perintah, sementara istrinya duduk disana terdiam, membuatnya malu.

Dia tidak memanjakan putranya, seperti yang dikatakan oleh istrinya.

Raeven hanya sangat berterima kasih sekali kepada istrinya yang telah membesarkan
putranya yang tersayang. Namun, dia jarang berkata demikian karena itu membuatnya
malu.

Sudah waktunya untuk anak kedua.

Jika dia tidak datang ke medan perang ini, dia mungkin akan bisa memeluk dua orang
itu.

“...Eh?”

Suara dari tapak kaki itu tiba-tiba berhenti.

Karena lebih terdorong oleh rasa penasaran daripada keberanian, Raeven menoleh ke
belakang. Di matanya, dia melihat Dark Young itu tidak bergerak, seakan terdiam di
tempat.

Page | 301
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

PART 3

Dia tidak tahu dimana dia berada. Rasanya seperti ditarik oleh mimpi buruk.

Gelar sebagai Empat Knight – gelar milik warrior terkuat dari Baharuth Empire –
sekarang tampaknya teramat kecil.

Bagaimana bisa makhluk lemah seperti dirinya sendiri bangga dengan gelar itu? Sebesar
itulah rasa terkejut yang dia terima.

Tangisan yang tidak bisa dibendung sampai di telinga Nimble. Itu adalah isak tangis dari
orang-orang yang sudah didorong melewati batas mereka oleh ketakutan dan
keputusasaan. Itu memang seperti anak-anak – tidak, itu adalah ratapan derita dari
orang-orang yang menjadi seperti anak-anak. Yang menangis itu adalah para Imperial
Knight.

Dia mendengar permohonan “Mari kita lari”

Itu adalah doa dari para knight yang telah – dengan mata penuh rasa iba – melihat
pembantaian menyedihkan dari rekan sesama manusianya yang dilakukan oleh mesin
pembunuh massal.

Begitu pahitnya tragedi ini bahkan lawan dari Kingdom sendiri, para Imperial Knight,
memberikan do’a untuk mereka.

Mereka berdoa agar setidaknya beberapa orang akan selamat. Semakin banyak,
semakin baik.

Mereka kemari untuk membunuh musuh. Namun, tak ada yang tetap tak tergerak dan
tidak merasa kasihan di wajahnya atas pembantaian massal yang sedang terjadi di
depan mereka. Siapapun yang tetap tidak tergerak pastilah seorang iblis yang memiliki
wajah manusia, satu makhluk yang tidak bisa dianggap manusia.

Nimble dan para knight menyadari bahwa ini tidak bisa begitu saja dianggap sebagai
sebuah masalah “kami melawan mereka”.

Tentu saja, dari sudut pandang Kingdom dan Empire, musibah ini terjadi kepada
“mereka”. Tapi ketika dilihat dari sudut pandang manusia dan monster, pembantaian
yang sadis ini terjadi kepada “kami”.

Page | 302
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

“Kalau begitu, sudah waktunya”.

Mata semua orang tertuju kepada Ainz saat dia bicara dengan lirih.

Dengan 60.000 orang yang hadir, tidak semuanya bisa mendengar suaranya. Namun,
mereka tahu ketika orang-orang di samping mereka menolehkan kepalanya. Dan tahu
bahwa wajah-wajah dari tetangganya telah menoleh ke arah Ainz Ooal Gown, mereka
terlalu ditarik oleh tindakan itu.

Lagipula, setiap gerakan dan isyarat badan yang dibuat oleh pria yang telah mengatur
mimpi buruk ini – Ainz Ooal Gown – membuat semua orang yang hadir dipenuhi
dengan teror yang tidak terkendali.

Ainz perlahan membuka topengnya.

Dia menunjukkan tengkorak putihnya yang tanpa kulit, tanpa daging dan terpoles
dengan baik ke dunia.

Jika keadaannya berbeda, mungkin mereka akan mengira bahwa dia sedang memakai
sebuah topeng dibalik topeng. Namun, saat mereka melihat ini, jantung Nimble dan
semua knight dari Empire seperti tenggelam.

Ini karena mereka sudah melihat dengan jelas wajah sebenarnya dari Ainz Ooal Gown,
sang monster.

Siapapun yang bisa memiliki kekuatan sebesar itu pasti bukanlah manusia. Karena
pemikiran inilah mereka bisa menerima kenyataan ini.

Ainz Perlahan meregangkan tangannya. Dia terlihat seperti sedang menanti pelukan dari
seorang teman – atau apakah itu adalah seorang iblis yang meregangkan sayapnya? Di
mata semua orang yang melihat, dia kelihatannya seperti membesar dua kali lipat, tiga
kali lipat, mungkin lebih besar lagi.

Di dalam keheningan – yang disela oleh jeritan-jeritan sedih dari para prajurit Kingdom
di kejauhan – suara Ainz yang kokoh dan kecil terdengar dengan luar biasa jelas.

“-Kalau begitu mari bersorak.”

Apa yang dia katakan, pikir Nimble saat dia menatap Ainz dengan mulut menganga.

Page | 303
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Setiap orang yang bisa mendengarnya berpikir hal yang sama, dan saat ucapan Ainz ini
diulang-ulang oleh para tentara dengan nada rendah, semakin banyak orang yang
menolehkan mata mereka kepadanya.

Lalu, ketika perhatian setiap orang terarahkan kepadanya, dia bicara lagi.

“Bersorak untuk merayakan kekuatanku yang tertinggi.”

Yang bergerak pertama kali adalah Mare, yang bediri di sisi yang berlawan dari Nimble.
Seakan dipicu oleh hal itu, suara dari tepukan tangan mulai terdengar dari para prajurit,
sampai menjadi tepukan tangan yang bergemuruh.

Tentu saja, mereka tidak benar-benar bersorak karenanya.

Tak ada yang ingin bertepuk tangan untuk orang yang membawa pembantaian yang
keji semacam ini. Ini bukanlah perang. Ini adalah pembantaian. Sebuah pembantaian
besar-besaran.

Hanya saja, tak ada satupun orangpun yang hadir disini mengucapkan kalimat itu. Tak
ada yang berani.

Tepukan tangan mereka yang menggetarkan bumi adalah sebuah bentuk dari rasa takut
para knight.

Lalu intensitas dari tepukan tangan yang bergemuruh, yang semua orang pikir tidak
akan lebih keras lagi, meningkat beberapa kali titik.

Itu karena salah satu Dark Young telah merubah arah gerakannya. Gerakan barunya
adalah menuju pasukan Imperial.

Merespon hal itu, tangisan gembira terdengar.

Itu adalah teriakan pujian dari para Imperial knight untuk Ainz Ooal Gown. Itu adalah
tangisan putus asa yang membuat tenggorokan mereka mengering.

Namun, Dark Young itu tidak melambatkan langkah kakinya.

Dan akhirnya, tangisan para knight bahkan semakin keras. Mereka mengira binatang
buas itu sedang mendekat karena suara mereka tidak cukup.

Page | 304
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Tapi tetap saja, binatang itu tidak berhenti.

Dan kemudian, saraf mereka yang terluka berat akhirnya berontak.

Tak ada yang tahu siapa yang memulainya. Mungkin hanya rasa gemetar dari satu orang
knight. Teror yang memenuhi meeka semua hingga batasnya meledak dengan mudah
malahan.

“Aieeeeeeeeeeeee!”

Teriakan yang memilukan jiwa bergema ke seluruh penjuru barisan dan menggetarkan
pasukan Imperial.

Para knight telah membuang kuda mereka, yang tidak bisa bergerak, agar bisa kabur
dengan berlari. Gerakan yang tidak masuk akal ini lahir dari rasa takut mereka pada
salah satu monster itu – monster yang sama yang sudah menginjak-injak Pasukan
kerajaan – yang semakin mendekat. Mereka sudah terlalu banyak melihat pemandangan
seperti neraka. Bahkan mereka yang tidak memiliki gambaran yang jelas tahu betul apa
yang akan terjadi ketika tiba giliran mereka berada di bawah tapak kaki itu.

Dan tentu saja – rasa takut semakin menjalar.

Sementara kurang dari seratur orang kabur terlebih dahulu, hal itu segera berubah
menjadi gerakan besar-besaran dari enam puluh ribu orang.

Ya.

Pasukan Imperial telah menjadi hancur, disiplin militer kebanggaan mereka sudah
terkoyak.

Itu adalah gerakan mundur yang memalukan.

Para knight jelas sudah diajari bagaimana mundur dengan teratur. Namun, sudah tidak
ada waktu lagi mengindahkan peraturan yang tak berguna itu. Jika saja itu bisa
membuat mereka bisa meninggalkan tempat ini satu detik lebih cepat, jika mereka bisa
bergerak satu langkah ke tempat yang aman, mereka akan mendorong rekan mereka
hingga jatuh dengan seluruh tenaga dan berlari.

Ketika didorong dari belakang, tidak bisa dihindari jika ada orang yang kehilangan
keseimbangan dan jatuh. Dan ketika mereka jatuh, gerombolan yang didorong oleh

Page | 305
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

kepanikan di belakang mereka tidak akan memberi mereka kesempatan untuk bangkit
lagi.

Yang jatuh akan diinjak-injak oleh yang ada di belakangnya.

Meskipun mereka semua memakai armor logam, orang lainnya juga memakai armor
pula. Tidak lama agar bisa meremukkan baja dan daging menjadi satu darah kental
berlapis benjolan.

Pemandangan seperti ini terjadi dimana-mana.

Korban dari pasukan Imperial tidak disebabkan oleh lawan, tapi oleh mereka sendiri.

Tidak tahu apa yang harus dilakukan, Nimble ragu-ragu dengan perasaan tidak enak.

Dia ingin lari pula. Tapi dia tidak bisa, dan lagipula tidak semua knight telah kabur.

Saat dia melihat ke belakang ke arah pasukan Imperial, dia melihat beberapa diantara
mereka, tetap berada di atas kuda mereka.

Alasan mereka tidak kabur bukan karena takut. Namun, karena mereka terpesona,
dengan cara yang sama manusia terpesona oleh kekuatan yang luar biasa yang tidak
bisa mereka lawan.

Sebagai contoh, orang biasa akan kabur ketika mereka melihat sebuah angin topan
raksasa yang menyapu ke arah mereka. Namun, ada beberapa makhluk yang memuji
keindahan dari angin topan itu dan tetap berdiri meskipun mereka sadar itu akan
merenggut nyawa mereka. Yang masih tetap di tempat bisa dianggap sebagai deviant
(orang yang menyimpang).

Dark Young itu tiba di depan Ainz, menekuk lututnya, lalu merendahkan tentakelnya.
Mungkin untuk menunjukkan sikap hormat kepada tuannya.

Nimble tersenyum, wajahnya berkedut, saat monster itu bersikap seperti anak anjing.

Bagian muka dari Dark Young berlumuran darah segar, dan yang tak terlihat sudah
diserap oleh kulitnya.

Page | 306
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Binatang itu melingkarkan tentakelnya ke pinggang Ainz, lalu menjulurkannya agar bisa
menggenggam tubuhnya kuat-kuat sebelum mengangkatnya. Lalu, dia meletakkan Ainz
di kepalanya.

“Aku yakin rencana awalnya adalah aku akan merapalkan mantra untuk membuat
sebuah celah, lalu pasukan Imperial akan menyerang dari belakang, tapi kelihatannya
tidak ada gerakan dari pasukan Imperial.

Nimble tidak bisa berkata apa-apa lagi.

Seperti itu. Empire telah merusak syarat perjanjian yang mereka buat sendiri dengan raja
dari negara sekutu mereka.

Namun, tidak ada yang bisa menyalahkan para knight yang sudah kehilangan
kesadarannya. Nimble mungkin akan melindungi mereka meskipun berada di depan
Jircniv, karena dia tahu jangkauan teror yang mencengkeram mereka.

“Ah, aku tidak berniat untuk memarahimu. Aku tahu jika kamu memutuskan untuk
meluncurkan serangan, ada peluang mungkin kamu akan terinjak-injak bersama dengan
musuh. Sejujurnya, jika itu terjadi, aku akan kesulitan dalam menjelaskan kematian itu
kepada kaisarmu. Yah, kalau begitu, kurasa aku akan menangani bagian pekerjaanmu
pula.”

Nimble melihat ke arah rombongan undead, yang tetap tidak bergerak.

“Apakah... apakah... apakah pasukan undead akan menyerang juga?”

“Oh tidak, domba kecil kesayangan ini sudah melakukan sebagian besarnya, aku hanya
berniat untuk membersihkan saja. Mare, jangan lengah.”

“Ya, ya! Serahkan itu padaku, Ainz-sama!”

Nimble tidak bisa bicara.

Dia masih ingin melanjutkan serangan, bahkan setelah semua ini. Yang telah
melepaskan mantra itu sendiri.

Apakah dia berniat untuk menghabisi secara pribadi semua orang di medan perang?!
Apakah nafsunya untuk membantai tidak tahu batasan?!!

Page | 307
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

“Tidak kukira... itu masih tidak cukup. Apakah dia seorang iblis?”

Meskipun dia bergumam sendiri, Ucapan Nimble lebih keras dari yang dia kira, lalu Ainz
menolehkan wajahnya yang mengerikan kepada dirinya dari tempat dia duduk di atas
Dark Young.

Dia menggelengkan kepalanya kepada Nimble yang gemetaran.

“Jangan salah. Aku seorang undead.”

Apa yang ingin Ainz coba katakan adalah bahwa dia bukan seorang setan yang senang
dengan kejahatan, tapi seorang undead yang membenci makhluk hidup. Oleh karena
itu, dia tidak akan mengizinkan satupun prajurit Kingdom kabur. Sebagian alasannya
adalah untuk mencabut nyawa lebih banyak lagi daripada yang sudah tiada.

Kedua jawaban ini kelihatannya adalah yang paling membawa petaka.

Menjadi seorang undead sendiri, jika Ainz ingin membantai semua yang hidup, maka
mungkin bisa saja dia akan mengarahkan kekuatannya kepada Empire suatu hari, yang
dipenuhi dengan makhluk hidup.

Tidak, masa depan yang mengerikan itu tidak bisa dihindari.

Saat Nimble penasaran apa yang harus dia lakukan, diserang oleh keributan dan
ketakutan serta kurangnya kemampuan untuk bisa memfokuskan diri, Nimble
mendengar kalimat terakhir yang Ainz ucapkan.

“...Dan kelihatannya aku sudah menemukan targetku.”

---

Basis perkemahan raja Ranpossa III terletak di tengah-tengah pasukan kerajaan.


Dikelilingi oleh bendera-bendera milik banyak bangsawan Kingdom Re-Estize.

Meskipun ada banyak bangsawan yang berkumpul di sini sebelumnya, sekarang hanya
ada beberapa saja yang tersisa. Kebanyakan dari mereka sudah kabur, dan jumlah
orang-orang yang tetap tinggal di perkemahan ini bisa dihitung dengan dua tangan.
Tapi tentu saja, tak ada yang marah kepada para bangsawan yang lari.

“Tinggalkan aku dan larilah!”

Page | 308
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

“Yang mulia, ini bukan waktunya bercanda! Tolong larilah segera. Ketika monster itu
mengejar kita, takkan ada kesempatan lagi untuk bisa selamat!”

Bawahan Gazef, wakil kapten dari kelompok warrior, sedang bicara.

“Bagaimana mungkin aku bisa, sebagai seorang raja, lari?”

“Meskipun Yang Mulia tetap disini, tidak ada yang bisa dilakukan. Bukankah anda
seharusnya kembali ke E-Rantel dan merencanakan serangan balik?”

Ranpossa III tersenyum pahit. Sakit rasanya mendengar ucapan itu.

“Benar sekali. Meskipun aku tetap berada disini, tidak ada yang bisa kulakukan.”

Tidak mungkin lagi mengumpulkan pasukannya yang sudah tercecer dalam keadaan
seperti ini. Ini bukan hanya Ranpossa III; tak ada komandan manapun yang bisa
melakukan hal itu pula.

“Yang Mulia! Tidak ada waktu lagi! Dengarkan, meskipun kamu harus menyeret beliau
dengan rantai, kamu harus membawa Yang Mulia kembali pulang!”

Dengan berkata demikian, bawahan Gazef melompat dan bertindak.

Membuang-buang waktu lagi hanya akan membahayakan bukan hanya dirinya tapi juga
orang-orang di sekitarnya. Dengan berpikir demikian, Ranpossa III membulatkan
keputusannya dan bangkit berdiri.

“Baiklah. Ayo pergi. Tapi apa yang berubah jika kita kabur sekarang?”

Hentakan kaki itu menggetarkan tanah seperti sebuah gempa bumi saat mereka
semakin dekat. Tapi bahkan dalam keadaan berbahaya seperti saat ini, Ranpossa III
tetap tenang. Jauh sekali dari suara bising yang dibuat oleh para bangsawan.

“Pada awalnya, kita tidak bisa menunggang kuda. Jika kita mencoba kabur dengan
menunggang kuda, mereka akan mengejar kita. Mereka kelihatannya menargetkan
kelompok prajurit yang besar dahulu. Oleh karena itu, tidak ada cara lain bagi kita untuk
bisa selamat.”

Page | 309
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Hanya sekaranglah Ranpossa III menyadari bahwa orang-orang dari pasukan bangsawan
ini kemari tepat karena alasan ini.

“Jadi yang bisa kita lakukan adalah berlari dengan kaki.”

Beberapa kelompok warrior mulai melepaskan armor mereka.

“Orang-orang ini akan membawa Yang Mulia lari.”

“Dan yang lainnya?”

Tidak semua orang melepaskan armor mereka. Wakil Kapten dan rekan-rekannya masih
tetap memakai armor mereka.

“Kami akan bertindak sebagai gangguan dengan berkendara lalu kabur di arah yang
berlawanan.”

Ranpossa III memahami tekad mereka dari senyum jelas di wajah warrior-warrior itu.

“Tidak mungkin. Kalian adalah harta bagi kerajaan kita! Tak perduli bagaimanapun,
kalian harus selamat! Aku masih memerlukan kalian agar bisa melayani anak-anakku!”

“Tentu saja. Meskipun kami berniat menjadi umpan, kami tidak berniat untuk mati!”

Itu adalah sebuah kebohongan. Mereka berencana untuk mati. Atau lebih tepatnya,
mereka menerima bahwa kematian adalah takdir mereka.

Ranpossa III mencoba memikirkan suatu perkataan yang meyakinkan, tapi tak ada
kalimat yang keluar. Di hadapan senyum para warrior itu, semua yang dia pikirkan
kelihatannya seperti gugur dan tertiup angin.

Para warrior membantu Ranpossa III melepaskan armornya.

Seorang warrior dengan armor putih melangkah maju. Dia adalah Climb, bawahan setia
dari putrinya Renner, dan satu-satunya yang tetap tinggal disini sampai sekarang.

“Biarkan saya membantu dalam membuat gangguan. Meskipun kita tidak tahu jika
monster-monster ini memiliki mata, tapi jika kita melambaikan bendera kita terus-
terusan, seharusnya kita bisa menarik perhatian mereka dan armor ini seharusya sangat
mencolok.”

Page | 310
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Climb memegang bendera Kingdom di tangannya. Bendera itu sudah dikotori oleh
langkah kaki para prajurit yang kabur, dan kelihatannya seperti sebuah petunjuk
terhadap bagaimana caranya menghadapi situasi saat ini.

“Aye. Kalau begitu aku akan pergi juga.”

Di sampingnya ada Brain Unglaus. Kelihatannya dia adalah warrior kelas satu yang
setara dengan bawahannya yang dipercaya, Gazef Stronoff. Brain masuk ke dalam
perang ini sebagai bawahan Renner. Dengan kata lain, mereka berada di posisi yang
mirip.

“Apakah kamu yakin? Bukankah Kalian berdua sebetulnya adalah bawahan sang Putri.”

“Ah? Yah, jangan khawatir dengan hal itu. Ketika demonic disturbance kami berada di
garis depan, dan entah bagaimana kami masih bisa kembali dengan selamat. Kali ini,
kami hanya akan berharap bahwa keberuntungan akan bersama kami. Dan kami
berharap keberuntungan itu bersamamu pula.”

“Para dewa tidak akan melihat dengan diam begitu saja. Ketika keributan itu terjadi,
seorang pahlawan datang menyelamatkan kami. Aku yakin mereka akan merubah nasib
kami juga.”

Di depan Ranpossa III, Brain mendekatkan tinjunya untuk memberi hormat, untuk
mengucapkan selamat tinggal kepada wakil kapten.

“Bagaimana bisa berakhir seperti ini...”

Dimana yang salah?

Ranpossa III mengeluh lirih. Dia tahu tak ada satupun dari orang-orang di depannya
akan selamat.

Wakil Kapten dan Climb akan mati sebagai umpan.

Dan Gazef, yang telah hilang ke dalam keributan itu setelah berkata dia ingin berniat
menghentikan Dark Young, siapa yang tahu apa yang terjadi dengannya?

Matanya panas.

Page | 311
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Biarkan aku, dia ingin berkata demikian.

Mereka akan membuang masa muda mereka, untuknya, seorang pak tua.

Tapi dia tidak bisa berkata begitu. Mereka sedang bertarung mati-matian sambil
mewaspadai kematian mereka yang dekat.

Kalau begitu-

“Kembalilah dengan selamat ke E-Rantel, dan aku akan memberikan hadiah apapun
yang kamu inginkan.”

Climb dan Brain berhenti di tengah langkah dan berbalik.

“Tidak perlu memberikan hadiah, Yang Mulia. Saya ada untuk membantu Renner-sama.
Itu adalah hadiah yang cukup.”

“Sedangkan untuk aku, yah, bagaimana kalau menikahkan putri yang paling cantik di
negeri ini kepada bocah ini?”

“...Hahahahaha. Yah, itu adalah hadiah yang mewah.”

“Brain-san! Apa yang kamu katakan?”

“Yah, kita harus mulai memberikan gelar bangsawan kepada anak ini. Bekerjalah dengan
keras!”

“Kalau begitu kamu harus kembali dengan selamat, Climb-kun.”

Mata kosong Climb dan mulutnya yang terbuka tidak lagi memiliki semangat seorang
warrior yang baru saja mereka miliki tadi. Namun sang raja, secara tidak sengaja
tersenyum cerah di wajahnya.

“kalau begitu, kami berangkat, yang Mulia.”

“Aku akan serahkan padamu.”

Ranpossa III yang sekarang tidak berpakaian armor diangkat tinggi-tinggi oleh seorang
prajurit.

Page | 312
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

“Yang Mulia, bahkan sekarang, perjalanan kita masih tetap bergantung pada
keberuntungan. Jika skenario yang terburuk terjadi... Aku harap anda akan memaaafkan
saya.”

“Baiklah. Sudah menjadi keputusanku menggunakan ide kalian. Jika gagal karena nasib
buruk, maka aku tidak akan protes.”

“Kalau begitu! Yang Mulia! Semoga kita bertemu lagi di E-Rantel!”

Wakil Kapten itu memacu kudanya. Seakan monster itu sedang menunggu mereka,
salah satu Dark Young merubah arahnya.

“Baiklah! Ayo pergi sementara mereka sedang memancingnya!”

PART 4

Di tengah gelombang kekacauan dimana para prajurit berlarian ke arah yang acak,
Gazef menatapkan matanya ke depan, dan perlahan-lahan mengeluarkan senjata yang
menjadi salah satu harta karun Kingdom, Razor Edge. Selama ia masih memegang
pedang bercahaya tersebut di tangannya, kemenangan Gazef adalah mutlak. Dengan
kata lain, pedang ini adalah bukti kemenangannya.

Namun, saat ini tampaknya pedang tersebut terlalu lemah dan kecil.

Tampaknya lemah dan menyedihkan dibandingkan dengan tubuh raksasa dari Dark
Young yang sedang berlari kearahnya.

"Jika tempat ini hancur, kamp utama Raja adalah berikutnya. Aku harus
menghentikannya disini. "

Saat ia mengatakan hal tersebut, Gazef tersenyum, seolah-olah ia sedang mengejek


dirinya.

Tidak ada cara untuk Gazef untuk mengalahkan monster itu. Bahkan bisa menghentikan
pergerakan monster itu sedetik saja sudah patut dipuji.

Bahkan seorang pria dipuji sebagai Kapten Warrior Kingdom, -seorang prajurit
terkenal di seluruh negara- tak bisa melakukan banyak hal.

"Ambil Yang Mulia dan pergilah dari sini. Antarkan ia pulang dengan nyawamu. "

Page | 313
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

perintah tersebut dibisikkan—hampir seperti doa—untuk bawahannya yang tidak ada di


sini. Para prajurit terkuat di Kingdom telah tinggal di belakang untuk melindungi Raja
mereka. Namun, bahkan jika mereka tinggal di belakang, mereka tidak akan cukup kuat
untuk melindungi sang Raja dalam menghadapi monster-monster itu. Bahkan
menempatkan nyawa mereka sebagai taruhannya hanya akan memungkinkan mereka
untuk terkena hit (serangan) tunggal dari musuh-musuh mereka sebelum runtuh.

Namun, itu sudah cukup.

Mereka akan mati jika musuh menyerang mereka, tetapi selama mereka bisa
memastikan bahwa hanya mereka yang diserang, kehidupan sang Raja masih bisa
diperpanjang lebih lama lagi. Mungkin itu akan bekerja jika 80 prajurit ada disana
untuk menjadi tameng sang Raja, pikirnya optimis.

"Maafkan saya."

Gazef meminta maaf kepada bawahannya selagi monster tersebut mendekatinya


dengan kecepatan yang luar biasa, menciptakan semprotan dagin dan darah dalam
perjalanannya. Dia tahu bahwa permintaan maaf kepada kawan-kawannya yang hadir
tidak lebih daripada memuaskan egonya sendiri. Meski begitu, ia tidak ingin mati tanpa
berbicara kata-kata.

Karena ia merasa bumi bergetar di bawah kakinya, Gazef menghembuskan nafasnya


dengan paksa.

Dia mencengkeram pedang di tangannya erat, dan mengangkatnya

pedangnya tampak begitu tidak berguna di depan tubuh besar yang


menghancurkan manusia menjadi pasta merah.

Jika itu adalah kereta kuda pelarian, ia bisa dengan mudah mengendalikan itu. Jika
harimau ganas menerkam, dia bisa menghindari pukulan pertama dan memenggal
kepalanya. Namun, di depan Dark Young, peluangnya untuk bertahan hidup tampak
sangat rendah memang.

"Huuuuu—"

Selagi Gazef menghela napas, perubahan dramatis muncul dalam aliran-orang di


sekelilingnya. Sampai saat ini mereka telah pergi ke segala arah, tapi sekarang
sepertinya mereka bergerak untuk menghindari Gazef. Kejadian tersebut terlihat

Page | 314
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

seolah-olah mereka menciptakan jalur yang jelas antara Gazef dan Dark Young.

The Dark Young semakin dekat, meratakan manusia di bawah kukunya dengan setiap
langkah yang ia ambil.

Selagi Gazef mengangkat pedangnya, ia mempelajari tubuh lawannya. Dimana ia bisa


menyerang agar mampu hasil terbaik ?

Dia mengaktifkan martial arts - 'Sense Weakness' (Mencari Kelemahan).

Namun-

"-Monster itu tidak memiliki kelemahan."

Antara kebenaran bahwa monster itu tidak memiliki kelemahan, atau


kelemahannya tidak dapat terdeteksi karena perbedaan besar dalam kekuatan,
Gazef tidak tahu.

Namun, ia tidak putus asa. Lagipula, ia sudah bisa menduga akan jadi seperti ini.

Dia mengaktifkan martial arts lain.

Ini adalah teknik rahasia yang pantas diberi julukan teknik rahasia, teknik yang akan
memperkuat persepsi ekstranya, 'Possibility Sense' (Merasakan Kemungkinan).

Dengan perbedaan astronomikal dalam kemampuan fisik mereka, tidak ada bedanya
jika ia mempersempit jurang yang besarnya bermil-mil itu dengan satu atau dua inci
dengan menambah atriut fisiknya sendiri. Kalau begitu, ia memutuskan untuk
mengandalkan sesuatu yang lain - jika itu adalah indra keenamnya, mungkin akan lebih
efektif.

"Ayo, binatang buas."

The Dark Young tampaknya telah mendengar tantangan, dan mberlari lurus
kearah Gazef. Jarak antara keduanya menyusut secara dramatis.

Sebenarnya—Gazef Takut.
Jika dia bisa, dia benar-benar ingin melarikan diri seperti tentara yang berada
disekitarnya.

Page | 315
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Bahkan setelah mengaktifkan 'Possibility Sense' ia tidak bisa merasakan apa-apa. Itu
seperti monster tersebut diselimuti Dinding Tak Tertembus Dari Langit Malam.

Selagi Dark Young mendekat, ia berusaha mempelajari musuhnya dengan lebih rinci.

Dilihat dari cara kukunya tidak rusak setelah semua itu, maka mungkin pedang biasa
tidak mampu melukai kuku-kuku tersebut. Dari cetakan dalam itu yang tersisa di tanah
di mana ia melangkah, berat badan monster itu akan langsung akan membunuh
siapapun yang berada dibawahnya.

Selagi pemahamannya tentang monster itu bertambah, begitu pula rasa takutnya yang
ikut tumbuh.

Sekarang, Gazef terkena teror yang jauh lebih intens daripada tentara yang melarikan
diri dengan perasaan mau tidak mau di sekelilingnya.

Tapi ia tidak bisa kembali.

Warrior terkuat Kingdom tidak bisa melarikan diri. Dia membatalkan 'Possibility
Sense', dan menenangkan nafasnya.

Dark Young semakin dekat.

Cukup dekat hingga gumpalan tanah yang ditendang oleh kukunya dapat mencapai
Gazef.

Ia mengabaikan prajurit di sekitarnya, seperti mereka bukan apa-apa melainkan


cacing yang merangkak, dan langsung menuju Gazef.

Atau tidak.

The Dark Young merubah arah seperti menabrak dinding, bergegas melewati Gazef.
Karena monster itu telah berubah arah begitu cepat, langkah Dark Young itu menjadi
kacau, dan jika monster itu tidak memiliki begitu banyak kaki ia akan kehilangan
keseimbangannya.

Musuh telah kabur.


Ini tidak mungkin dan bahkan Gazef tahu itu.

Itu hanya bisa dianggap sebagai tindakan agar bisa menemukan lebih banyak mangsa
dan merubah arah menuju tempat di mana ia bisa menginjak-injak korban lebih banyak

Page | 316
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

di bawah kuku berlapis dagingnya. Dark Young berlari melewati Gazef, membuat dunia
disekitarnya berguncang saat ia lewat

Karena telah berpisah sejauh beberapa meter, tanah di bawah kakinya bergetar
seperti gempa bumi. Siapapun selain Gazef akan jatuh ke bawah.

Dia menargetkan kuku Dark Young yang besar saat monster itu melewatinya—

"—Haah!"

Gazef mengayunkan pedangnya. Pada kecepatan itu, kecepatan musuh sendiri akan
menjadi senjata yang akan merobek dirinya sendiri terpisah di tepi pedangnya.

Saat kuku tersebut menyentuh pedang, tenaga yang besar disalurkan ke pedang
itu dan mengalir ke lengan Gazef. Itu membuatnya merasa seolah-olah tangannya
patah.

kakinya, ditanam kuat di dalam tanah, meninggalkan dua parit di tanah karena ia diseret
ke belakang.

"Gwaaargh!"

Entah bagaimana, dia masih mampu mencengkram pedangnya, tapi rasa sakit
menyebar melalui seluruh tubuhnya. Baik itu otot-ototnya atau tendonnya, setiap
bagian dari dirinya terluka dari stres yang harus ia ditanggung.

Gazef sulit bernapas, dan menatap tubuh raksasa yang melewatinya.

Tidak jauh dari Gazef, salah satu Dark Muda akhirnya berdiri masih sebagai lawan
berjalan liar.

Salah satu tentakel telah menjadi kabur.

Rasa dingin tidak lahir dari suhu yang mengisi seluruh tubuhnya. Gazef mengangkat
pedangnya. Dan di saat itu, dampak misterius terpancar keluar dari pedang, dan
tubuhnya melayang ke langit.

Gazef tidak bisa melihat apa-apa, tapi ia menduga bahwa ia telah ditampar oleh
tentakel. Tubuhnya dikirim terbang melalui langit luas yang membentang di
atasnya.

Page | 317
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Setelah terbang di udara untuk waktu yang sangat lama, tubuh Gazef akhirnya
menghantam bumi. Dia berguling dan berguling dan berguling, tapi ini bukan
bergulingnya dari mayat yang terlempar. Itu gerakan yang disengaja dari manusia yang
berusaha mengurangi dampak yang akan diberikan.

Gazef perlahan berdiri, memacu tubuh babak belurnya untuk bergerak. Dia menatap ke
Dark Young yang jauh.

Satu pukulan.

Lengan yang menerima serangan telah patah. Itu keberuntungan belaka bahwa
pedangnya tidak rusak juga.

Emosi di wajah Gazef lenyap.


Mengapa, mengapa ia diselamatkan ? Mengapa tidak mengejarnya ?

Karena dia tidak layak sebagai lawannya, mungkin. Hanya itu jawaban yang paling tepat.

Ini bahkan tidak bisa dianggap kekalahan total. Dalam rangka untuk kalah, ia
harusnya berjuang, ia bahkan tidak cukup dekat untuk menyerang.

darah segar mengalir dari bibirnya yang ia gigit.

Setelah itu, Gazef menekan rasa sakit yang memenuhi dirinya dan maju dengan selurh
kekuatannya.

Bahkan jika dia tidak bisa mengalahkan lawannya, bahkan jika ia hanya bisa
menyerang satu kali lagi, meskipun demikian, ia masih harus melindungi
Rajanya.

Namun, jejaknya, yang ia buat dengan penuh keyakinan dan tekad, tersendat setelah
beberapa langkah.

Dia menatap Dark Young yang berubah arah ke arahnya —tidak ada kesalahan di
sini— dan ia menyadari mengapa ia berhasil bertahan hidup.

Diatas Dark Young itu, seseorang duduk pada apa yang tampak seperti takhta yang
terbuat dari tentakel, postur tubuhnya agung, seperti seorang raja dalam pemerintahan.
Tentu saja, wajah itu tidak normal. Itu skeletal, dan tidak ada keraguan bahwa itu adalah
sebuah rakasa mayat hidup.

Page | 318
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Dia hampir tidak bodoh cukup untuk tidak mengenali siapa raja itu.

"Ainz Ooal Gown ... dono. Jadi Anda memang bukanlah seorang manusia. "

Pasukan khusus Thocracy. Gazef tidak punya harapan mengalahkan mereka, namun
mereka telah dengan mudah dihapuskan. Tidak ada manusia yang bisa melakukan itu,
yang membuat realisasi sederhana ini mudah diterima.

Yah. Mengapa ia bahkan berpikir orang sekuat itu adalah manusia ?

"Stronoff-sama!"

Bahkan sebelum ia melihat ke belakang, ia tahu siapa orang itu dengan suara serak
suara. Dua orang yang ia kenal berlari ke arahnya.

"Kalian berdua juga baik-baik saja."

Climb dan Brain tidak terluka, dan Climb bahkan tidak mendapat noda pada yang armor
putih murni nya. Mengingat mereka berdua tidak mencoba melarikan diri sekaligus, itu
merupakan sebuah keberuntungan besar.

"Saya bersyukur kamu selamat!"

"Saya tidak berpikir Anda akan mati, dan ternyata Anda memang belum mati. Namun,
itu belum berakhir, kan ?"

Keduanya melihat kearah yang Gazef tatap.

"Itu adalah…"

"Itu hanya bisa jadi satu orang, Climb-kun. Monster yang menguasai monster yang
lain. Itulah Ainz Ooal Gown. "

"Itu ... itu... Bagaimana aku akan mengatakan ini ... Aku, aku minta maaf."

Sekilas, tubuh Climb telah gemetar. Ia kaku, ekspresi bekunya mengkhianati kenyataan
bahwa ia tidak gemetar dalam kegembiraan atau antisipasi.

"Jangan khawatir, Climb-kun. Kamu tidak perlu malu. Atau lebih tepatnya, itu tidak
dapat membantu! Orang ketiga yang kekuatannya melebihi semua rasa rasional! Apa

Page | 319
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

yang telah terjadi dengan hidupku semenjak hari itu!"

Brain memancarkan aura mengerikan saat ia bersiap. Gazef terkejut melihat ekspresi
wajahnya, yang santai dan mudah dan tidak sesuai dengan keadaan.

"Ak-aku tidak akan lari!"

Climb dan Brain berdiri di sisi Gazef.

Di tengah potongan daging yang beterbangan, Dark Young berhenti di depan Gazef.

Jeritan bergema ditempat yang lebih jauh, dan hanya tempat ini tenang.

Seolah-olah daerah ini tidak lagi bagian dari dunia.

Garis pandang Ainz berpindah dari Gazef, melihat Brain dengan tatapan tidak senang,
dan kemudian berhenti pada Climb. Dia mengangkat bahu, dan melihat kembali ke
Gazef.

"... Kau tampak cukup sehat, Stronoff-dono."

"Saya bisa mengatakan hal yang sama kepada Anda, Gown-dono ... huhu. Apakah itu
menjadi masalah, untuk mengatakan Anda sehat ? Karena, jika Anda berhenti menjadi
manusia setelah kita berpisah saat itu, itu akan menjadi sangat kasar. "

"Hahaha. Tidak, saya belum berubah akhir-akhir ini."

Tertawa Ainz melayang turun dari atas Dark Young. Dia pasti menggunakan semacam
efek magis, mengingat bagaimana ia perlahan-lahan melayang turun bertentangan
gravitasi.

Meskipun ia pikir mungkin bahwa mantra terkenal 'Flight', setelah mempertimbangkan


fakta Ainz Ooal Gown adalah magic caster yang agung, ia menyimpulkan bahwa itu
pasti merupakan versi lebih superior dari mantra itu — meskipun sebagaimana hebat
itu, atau apa jenis mantra itu, Gazef tidak tahu.

"Sudah lama, Stronoff-dono. Sejak Carne Village. "

"Memang betul, Gown-dono. Lalu ... mengizinkan saya untuk bertanya, mengapa Anda
mencari saya ? Mungkinkah Anda menemukan wajah akrab di medan perang dan
memutuskan untuk bertemu dengan saya ?"

Page | 320
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

"Baiklah. Saya tidak suka berbicara formal, dan memutar kata-kata tidak sesuai untuk
tempat ini. Jadi ... Aku akan langsung ke intinya. "

Ainz perlahan mengangkat tangan skeletal.

Tidak ada permusuhan ada, tetapi sebaliknya, itu adalah tanda persahabatan.

"Menjadi pengikut saya."

Pada saat itu, mata Gazef melebar ke menjadi lingkaran.

Pada saat yang sama, salah satu bisa mendengar Brain dan Climb pada kedua sisi dia
meneguk terdengar.

Siapa yang bisa membayangkan bahwa seperti magic caster agung sepertinya bisa
mengatakan hal seperti itu padanya ?

"Jika Anda menjadi pengikut saya—"

Ainz menjentikkan jarinya. Bagaimana sebenarnya dia telah melakukannya dengan jari
skeletal tetap misteri.

Seolah-olah sesuatu yang telah dilakukan kepadanya, tubuh Gazef menggigil.

Namun, tak ada perubahan dalam pikiran atau tubuhnya. Dia tidak merasakan apa-apa.

"Lihatlah di sekitar Anda."

Gazef berbalik matanya untuk lingkungannya. semuanya adalah-

"Jadi begitu. Mereka sudah berhenti. "

Dark Young telah berhenti bergerak, seakan beku di tempat. Cara kuku mereka telah
dihentikan saat tengah menginjak-injak adalah pose yang layak sebagai patung.

"Ini hanya sementara. Apa yang terjadi setelah ini akan tergantung pada keputusan
Anda. Jika Anda menolak, saya akan memberikan perintah kepada anak-anak domba
saya sekali lagi. Saya percaya saya tidak perlu memberitahu apa perintah saya ?"

Page | 321
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Gazef menatap kosong ke Ainz.

Bahkan jika ia mengambil Gazef sebagai bawahan dengan menggunakan sandera,


ikatannya akan kekurangan loyalitas, dan akan terjadi pengkhianatan dari dalam.
Tentunya Ainz telah mempertimbangkan semua ini sebelum membuat tawarannya.

Kemudian, itu berarti pasti ada beberapa alasan lain di balik kata-katanya.

Tapi apa itu, Gazef tidak tahu.

Namun, harus ada beberapa alasan mengapa ia —mahkluk yang bisa memerintah
pasukan seperti ini— khusus akan mencari Gazef.

"Bagaimana ? Gazef Stronoff, menjadi pengikut saya. "

Ainz mengulurkan tangannya.

Jika ia mengambil tangan itu, ia akan menyelamatkan banyak nyawa. hati Gazef goyah
mati-matian. Dia telah diberikan kesempatan untuk menyelamatkan nyawa orang
Kerajaan.

Namun—Gazef tidak bisa mengambil tangan itu.

Itu adalah keputusan yang buruk.

pilihan itu hanya akan memuaskan egonya.

Seratus dari seratus orang akan mengutuk Gazef sebagai orang bodoh.

Meski begitu, Gazef tidak bisa melakukan apa pun yang akan mengkhianati Kingdom.

Gazef tegas menggeleng penolakan.

"Saya menolak. Saya adalah pedang sang Raja. Karena Dialah saya dengan senang hati
akan membuang hidup saya. Pada saat itu saya tidak bisa kompromi. "

"Bahkan jika, pada akhirnya, pilihan Anda akan melayangkan lebih banyak nyawa ?
Seorang pria pemberani mempertaruhkan hidupnya untuk menantang musuh perkasa
di Carne Village. Akankah orang ini sekarang membuang kehidupan orang lain yang
bisa dia selamatkan ?"

Page | 322
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Hati Gazef terasa seperti sedang diukir dengan pisau. Tapi meskipun begitu, Gazef
Stronoff masih bisa tidak mengambil tangan Ainz Ooal Gown ini.

Kapten Warrior Kingdom tidak bisa mengkhianati Raja.

Itu sejauh loyalitas Gazef ini.

Tampang teriritasi di wajah Gazef diam, Ainz mengangkat bahu.

"Dasar orang bodoh. Kalau begitu—"

Gazef tidak memungkinkan dia untuk menyelesaikan kalimatnya, dan mengarahkan


pedangnyanya pada Ainz.

"—Apa ?"

Dia telah terluka oleh Dark Young itu, dan meskipun ia memiliki kekuatan
healing talisman dia belum sepenuhnya pulih. Namun, bahkan di kondisi itu,
semangat juang Gazef bersinar seperti matahari.

"Gown-dono. Perkenankan saya yang telah mendapatkan manfaat dari kebaikan Anda
untuk menebus kekasaran nya ... saya ingin meminta duel satu lawan satu dengan Anda.
"
Wajah Ainz adalah tengkorak tak berdaging. Karena itu, salah satu tidak tahu apa
jenis ekspresi dia, atau melihat apa yang sedang dipikirkannya.

Namun, untuk beberapa alasan, ia tampak terdiam. Itulah yang dua lainnya pikir
mereka meninjau situasi setelah fakta. Meskipun ia tetap diam, bahwa
kegelisahan bersinar melalui jelas.

"...Apakah kamu serius ?"

"Tentu saja."

"...Anda akan mati."

"Tidak diragukan lagi itulah yang akan terjadi."

"Jika Anda tahu, lalu mengapa melakukannya ? Saya tidak berniat membunuh Anda
dari awal ... apakah kau melakukan bunuh diri ?"

Page | 323
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

"Saya tidak melakukan bunuh diri, tidak."

"...Apa yang kamu pikirkan ? Saya tidak bisa mengerti logika Anda. Jika Anda percaya
Anda bisa menang dan menantang saya, saya bisa memahaminya. Jika Anda berpikir
ada kesempatan kemenangan dalam situasi, yang akan masuk akal juga. Namun, Anda
yakin bahwa Anda akan kehilangan. Apakah Anda mengambil cuti dari indra Anda ?"

"Raja musuh berdiri di depanku, dan dia berada dalam jangkauan pedang saya.
Apakah tidak wajar untuk melihat apakah saya dapat mengambil kepala yang
menyajikan sendiri ?"

"Memang benar bahwa jarak fisik kita sangat dekat. Namun, tampaknya bagi saya
bahwa ada jarak besar antara kita. Apakah aku salah ?"

Dengan sebuah woosh, tentakel kendur dari Dark Young dibelakang Ainz
membentak, memukul gumpalan tanah yang ada disamping Gazef Gazef.

mata Gazef ini tidak bisa mengikuti tentakel meronta-ronta tanah di sampingnya.

"Itu mungkin begitu, Gown-dono."

"Apakah Anda mendorong keberuntungan Anda karena aku bilang aku tidak ingin
membunuhmu ?"

Gazef tertawa dari lubuk hatinya.

"Tentu tidak. Saya hanya ingin melakukan apa yang saya, sebagai Kapten Warrior
Kingdom, harus lakukan. Hanya itu yang saya pikirkan."

"... Jika saya menerima tantangan Anda, Anda menyadari bahwa aku akan membunuh
Anda tanpa menahan diri ? Hal itulah yang harus terjadi."

"Memang itu."

"Jadi begitulah bagaimana hal ini akan dilakukan... bahkan setelah saya sudah
mengatakan semua ini, Anda menolak untuk berubah pikiran. Sayang sekali.
Berbicara sebagai kolektor, itu adalah hal yang buruk harus menghancurkan
spesimen langka."

Gazef tidak berniat mundur.

Page | 324
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Ini adalah sebuah keberuntungan yang tidak dapat dipercaya. Sebagai permulaan,
Ainz, yang mengelilingi dirinya dengan bawahan yang luar biasa, sekarang berdiri
di depannya tanpa pengawal.

Di atas semua itu, harga dirinya sebagai individu yang kuat berarti bahwa ia tidak
akan memerintahkan Dark Young belakangnya ke dalam tindakan.

Dia tidak akan pernah mendapatkan kesempatan seperti ini lagi.

musuhnya berdiri pada tempat yang tidak bisa ia capai dengan kedua tangannya.
Namun, sekarang, ia memiliki kesempatan untuk menjembatani jarak antara mereka.

Pada saat selanjutnya mereka bertemu, ia mungkin akan mengelilingi dirinya dengan
sepuluh atau dua puluh lapisan penjaga, yang cocok untuk magic caster yang lemah
dalam pertarungan jarak dekat. Gazef tidak akan pernah mendapatkan dalam
jangkauan pedang Ainz lagi. Karena itu, ia menantang Ainz untuk berduel.

Dan ada alasan lain untuk duel.


Meskipun kesempatan ia incar pada tidak memiliki banyak harapan, bahkan walau
begitu—

Gazef mengeluarkan tantangan formal.

"Sorcerer King Ainz Ooal Gown-dono! Nama saya Gazef Stronoff, Kapten Warrior
Kingdom Re-Estize! Saya secara resmi meminta duel dengan Anda! "

"Kapten-Warrior ..."

"Gazef!"

Tidak dapat menahannya lagi, Brain berteriak. Tapi Gazef melanjutkan ragu-ragu.

"Jika Anda merasa itu dapat diterima, Sorcerer King-dono, saya berdoa Anda akan
menemukan dua saksi ini cocok untuk pertarungan kita."

Ainz mengangkat bahu.

Silahkan, itulah yang gerakan itu katakan. Ketika Gazef menyadari hal ini, dia
mengangguk.

Page | 325
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

"Tunggu, tunggu dulu! Tunggu, Gazef! Aku selalu bisa mati bersamamu! Jangan
pergi sendirian! Tuanku Sorcerer-King! Tolong, saya mohon Anda! Aku tahu ini tak
tahu malu melampaui keyakinan, tapi ini adalah permintaan tulus! Perkenankan kami
berdua untuk menghadapi Anda! Aku tahu itu tidak akan menyebabkan
ketidaknyamanan Anda sedikit pun!"

Saat ia mendengar permohonan Brain dicekik, pikir Gazef, seperti yang saya harapkan ...

Ekspresi yang ia lihat di wajah Brain adalah seorang prajurit yang telah menerima
nasibnya.

Itu tekad bahwa ia akan dibunuh bersama dengan Gazef, oleh Ainz Ooal Gown.

Namun, dia tidak menerimanya. Dia tidak bisa menerimanya.

"Brain Unglaus! Apakah Anda ingin menodai keyakinan saya sebagai seorang warrior ?"

Wajah Brain adalah gambar dari keterkejutan.

"—Itu Baik-baik saja, Stronoff-dono. Saya tidak keberatan membawa Anda dua pada
sekaligus. "

"Jangan, Sorcerer King-dono. duel ini dengan saya. Saya berdoa Anda akan
mengampuni dua orang di sana. "

Titik-titik cahaya merah mengambang di lubang mata kerangka Ainz bersinar lebih
terang.

"...Apa ini. Aku pernah melihat mata in sebelumnya. Mata seorang pria yang menerima
kematiannya dan berlari untuk itu. Hebat, mata pantang menyerah. Benar-benar
mengagumkan."

Ainz berbicara seperti manusia.

"Baiklah. Saya menerima proposal Anda. Aku akan melakukan solo PvP (Player
Versus Player) dengan Stronoff-dono. "

Brain jatuh berlutut, tak berdaya.

Page | 326
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Wajahnya tidak bisa dilihat, tetapi tetesan hujan terpercik pada bumi yang merah di
bawahnya.

Maafkan saya.

Gazef mengatakan kepada Brain di dalam hatinya.

"Mayat akan dikembalikan setelah pelestarian yang tepat. Ini akan memudahkan
penggunaan kebangkitan Magic- "

"—Tidak perlu melakukan hal itu."

Kata-kata Gazef meninggalkan teman-teman dan musuh-musuhnya tanpa berkata-kata.

"Saya tidak ingin dibawa kembali ke kehidupan. Anda mungkin membuang tubuh saya
disini jika Anda ingin. "

Bukan itu sihir kebangkitan buruk. Namun, Gazef tidak menyukai itu.

Setiap orang hanya memiliki satu kehidupan.

Karena itulah, keputusan untuk kehidupan mempertaruhkan nyawa seseorang sangat


bermakna. Dan, bahkan untuk Kingdom, ia tidak akan datang kembali dari kematian.

Jika Gazef meninggal, maka Raja bisa menyebarkan berita bahwa ia telah
kehilangan orang yang sangat penting. Dengan cara itu, mungkin ia bisa
melunakkan badai dendam dan kebencian yang akan lahir dari kehilangan begitu
banyak orang Kingdom.

Ini adalah tindakan loyalitas terakhir dari Kapten-Warrior Kingdom, yang telah memilih
untuk bertindak karena keegoisannya sendiri.

Mengabaikan tatapan terkejut di sekelilingnya, Gazef tersenyum tenang.

"Kalau begitu, mari kita mulai. Kalian berdua, saya harap Anda akan menjadi saksi
pertempuran terakhir saya."

Climb tidak bisa membayangkan bahwa pria bernama Brain Unglaus bisa menunjukkan
sisi seperti lembut dan sensitif terhadap dirinya.

Page | 327
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Dia tahu bahwa Brain itu kuat, bersemangat dan bebas berkemauan. Namun, pria
menurunkan kepalanya tidak terlihat seperti itu sama sekali. Namun, bahkan jika dia
seperti itu, dia tidak terlihat lembut atau lemah sama sekali.

"Brain. Apakah Anda tidak akan memenuhi misi Anda ?"

Gazef berbicara kata-kata ini tanpa melihat ke belakang.

Brain tidak bergerak. Cara tangannya mencakar tanah menyampaikan kesedihannya


kpada Climb. Meski begitu, Climb harus mengatakannya.

"... Ini adalah keinginan terakhir Stronoff-sama."

Dia tidak berpikir Gazef Stronoff bisa menang sama sekali.

Itulah sebabnya Climb dan Brain harus memenuhi permintaan akhir Gazef ini.

Perlahan-lahan, Brain bangkit

Suasanya memansa.

Ini membuat Climb ingin berbalik dan lari.

Tampaknya ada beberapa jenis udara panas mendorong Brain ke atas.

"... Aku sudah membuat Anda melihat sisi memalukan saya, Climb-kun. Ya, benar. Aku
akan mengukir bentuk mulia Gazef ke dalam mata saya. "

"...Terima kasih."

Apa hubungan antara Brain Unglaus dan Gazef Stronoff ?

Climb tidak bisa memahami ikatan antara mereka, terutama pada sisi Brain.

Setelah kalah dari Gazef, ia memulai perjalanan untuk memajukan keterampilan


pedangnya. Ini adalah Brain yang Climb tahu. Namun, ia merasa bahwa hal-hal ada
hal yang tidak sesederhana itu.

"Kemudian, Stronoff-dono. Bisakah Anda membiarkan saya lihat pedang itu ? Ada
sesuatu yang ingin saya tahu."

Page | 328
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Ainz membuat permintaan yang seperti dia bertanya tentang cuaca. pedang
Enchanted bisa memiliki semua jenis kemampuan dijiwai ke mereka. Memeriksa satu
akan seperti mengungkapkan inner strategi seseorang. Dengan akal sehat, tidak ada
yang pernah akan menyetujui usulan itu.

Climb bukan satu-satunya orang yang berpikir seperti itu, yang mengapa mata
Brain juga melebar pada apa yang terjadi selanjutnya.

Gazeff berbalik pedangnya penuh 180 derajat dan disajikan gagang untuk Ainz.

"Gazef! Apakah Anda benar-benar menyerah pada menang ?! "

"Brain! Jangan mengatakan hal-hal memalukan seperti itu! Sorcerer King bukan orang
semacam itu. "

Ainz merapalkan mantra pada pedan. Setelah itu, ia tertawa.

"Nah, pedang ini cukup mengesankan."

Ainz kembali pedang ke Gazef gagang-pertama, dengan cara yang sama itu telah
diberikan kepadanya.

"Stronoff-dono. Apakah Anda memiliki gagasan tentang kekuatan ini pedang ?"

"Saya sepenuhnya mengerti. pedang ini memiliki ketajaman nyata yang dapat
memotong logam seperti kertas. "

"Sayang sekali. Itu hanya bagian dari kekuatan pedang. "

"—Apa ? Apa artinya, Sorcerer King-dono ? "

"Yah, singkatnya, pedang ini adalah senjata yang dapat membunuh saya. Sesuatu
seperti itu adalah kondisi minimum absolut untuk PVP duel solo. Tanpa senjata yang
bisa membahayakan saya, ini akan menjadi tidak lebih dari sebuah eksekusi."

"Maaf untuk membandingkan Anda dengan tikus yang masuk benteng saya, "Ainz
bergumam saat ia tiba-tiba menghasilkan shortsword entah dari mana.

Tanpa ragu-ragu, ia menyeret tepi yang megah pisau di wajahnya dalam sepotong kuat.
Itu tidak meninggalkan begitu banyak seperti goresan.

Page | 329
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

"Benda dengan peningkatan mantra lemah seperti ini tidak dapat membahayakan
tubuh saya ini. Untuk referensi, shortsword ini diisi dengan sekitar sebagai banyak
data-atau lebih tepatnya, sebanyak mana-dibadingkan dengan pedang anda, Stronoff-
dono. Namun, pedang Anda bisa menyakitiku, bertentangan yang jelas tentang apa
yang saya ketahui benar. Bisakah saya meminta pedang itu sebagai trofi setelah saya
menang ?"

Gazef tersenyum tipis.

"Maafkan aku karena menolak, tapi pedang ini adalah harta nasional."

"Mm. Tidak ada-loot PVP, kalau begitu ? Baiklah. Saya akan menghormati permintaan
itu. "

"Saya berterima kasih, Sorcerer King-dono."

Setelah mengembalikan pedang tersebut ke ke Gazef, Ainz membelai dagunya


berpikir. Dia mundur, satu langkah pada satu waktu, seolah-olah sesuai dengan
jarak yang diatur antara mereka.

"Saya pikir ini harus sekitar lima meter. Dan ... karena tidak ada hitung mundur, kita akan
membutuhkan sinyal. Anda, di baju besi putih. Temukan sesuatu untuk menandakan
duel dimulai."

Setelah tiba-tiba diberi nama, Climb bergidik.

"Climb, silakan."

"Kalau begitu, maka saya memiliki handbell ajaib di sini. Saya akan membunyikannya,
dan itu akan menjadi sinyal awal."

Keduanya mengangguk diam-diam kepada usulan Climb.

Gazef mengangkat pedangnya, menunjukkannya kearah mata musuhnya.


Kekuatan meliputi setiap serat keberadaannya. di mata Climb yang berdiri di
belakangnya, tubuh Gazef sepertinya tumbuh lebih besar di depan matanya.

Ini adalah aura pedang yang luar biasa. Dia belum pernah melihat tekanan yang
sebenarnya dari Kapten Warrior Kingdom bisa mengerahkan. Namun, tubuhnya tampak
jauh dan penuh ilusi, seperti fatamorgana.

Page | 330
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

"Stronoff-sama ..."

Ini adalah terakhir kalinya ia akan melihat Gazef hidup.

"Tidak ada jaminannya."

"—Eh ?"

Tiba-tiba, Brain mengeluarkan penyangkalan terhadap Climb dari tempatnya berdiri, di


sampingnya.

"Tidak ada jaminan Gazef akan kalah. Kemungkinan sangat rendah, tapi masih ada
kesempatan kemenangan. Orang itu punya kemampuan membunuh, Kau tahu ?
Martial arts yang dia gunakan sebagai kartu truf ?"

"The 'Sixfold Slash of Light '?"

Brain tersenyum tenang.

"Tidak ini adalah seni bela diri utama yang jauh melampaui itu. Ia yang mempelajarinya.”

"Apa, apa itu ?!"

Selagi Climb mempersiapkan lonceng miliknya, ia melihat ke pedang yang terangkat,


dan wajah Gazef, penuh dengan fokus seperti laser nya.

Wajah baja manusia yang dipuji sebagai Kapten-Warrior, oleh semua negara sekitarnya.

"Ah. Itu berasal dari mantan petualang peringkat adamantite dari Kerajaan. Itu
adalah martial arts yang diciptakan oleh Vestia Croft Di Lofan, tapi ia tidak bisa
menggunakannya karena usia lanjut. Jika gerakan rahasia terbesar saya, 'Nail
Clipper' adalah hasil dari menggunakan beberapa martial arts sekaligus, Gazef
pembunuh truf adalah teknik tunggal terkuat. Siapa tahu, bahwa pukulan ...
mungkin bahkan bisa mencapai Ainz Ooal Gown."

Mungkin itu sebabnya ia telah meminta untuk duel satu lawan satu, Brain mengatakan
sementara matanya tidak meninggalkan tempat kejadian didepannya.

Page | 331
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Climb tertekan. Tangan yang memegang bel terasa berat. Setelah dia
membunyikan itu, nasib Gazef akan disegel.

"Ingin bertukan dengan saya ?"

"...Terima kasih. Tapi ... Aku akan melakukannya. "

Apa, Brain bergumam, tapi dia tidak mengatakan apa-apa lagi.

Climb mengangkat bel. Dia hanya bisa berdoa bahwa kemenangan pergi ke Gazef.

Dan kemudian —lebih keras dari yang diharapkan—bel berbunyi.

kesadarannya difokuskan untuk batas mutlak, Gazef melangkah dengan speed yang luar
biasa

Tanpa kehilangan satu momen pun, Brain dan Climb membuka mata mereka dan
menonton.

—dan lebih cepat daripada mereka, dunia menjadi tenang.

"Seperti kata saya... penanggulangan terhadap waktu berhenti itu penting."

Karena Ainz telah langsung melemparkan 'Silent : Time Stop ', Gazef, pedangnya
terangkat tinggi, membeku di depan Ainz.

Tidak ada serangan akan bekerja sementara waktu dihentikan. Bahkan jika dia
menggunakan sihir serangan untuk rentetan Gazef, itu tidak akan membahyakan Gazef.
Karena itu, Ainz merapal mantra sambil menghitung waktu.

"Delay Magic: True Death ."

Ini adalah mantra tingkat sembilan.

Karena 'Grasp Heart' adalah mantra yang lebih nyaman, dia tidak sering menggunakan
yang satu ini. Jika tidak ada mantra dapat mempengaruhi musuh sementara waktu
berhenti, maka semua yang diperlukan adalah menunda peraplan mantra hingga 'Time
Stop' berakhir. Meskipun itu adalah serangan kombinasi sederhana dalam teori, trik
mendapatkan waktu yang tepat, yang sangat sulit. Dengan demikian, hanya sekitar 5%

Page | 332
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

dari semua sihir-pengguna bisa melakukannya.

Setelah banyak pelatihan dan praktek, Ainz adalah bahwa termasuk 5% itu.

"... Selamat tinggal, Gazef Stronoff. Aku tidak pernah membencimu. "

mantra berakhir, dan waktu kembali ke dunia.

Tepat setelah itu, mantra lainnya diaktifkan sebelum hal lain.

—Gazef Perlahan terjatuh.

"Eh ?"

"A-apa ?"

Climb dan Brain tidak tahu apa yang baru saja terjadi.

Di saat Gazef telah maju, dia tiba-tiba terjatuh.

Ainz melangkah maju untuk menangkap tubuh Gazef ini.

pedangnya jatuh dari jari tidak bertenaga, dan jatuh ke tanah.

Pertempuran itu berakhir.

Namun, tidak ada cara untuk memahaminya.

Tak ada yang tahu apa yang sedang terjadi.

"Apa yang terjadi ...?"

"Bagaimana aku bisa tahu!"

Brain menyuarakan teriakan marah.

"Apa yang salah ? Bangun! Gazef! "

Page | 333
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Dan kemudian harapan sungguh-sungguh Brain itu dengan tegas dibantah.

"Dia meninggal."

Hormat, bahkan mungkin sangat hormat, Sorcere King Ainz meletakkan Gazef
ke tanah. Setelah itu, ia perlahan-lahan menutup mata pria itu yang terbuka
lebar.

Sambil melihat wajah Gazef, ia berbicara kepada dua orang di dekatnya.

"... Melihat bagaimana ia membuat sebuah tantangan dengan tidak ada kesempatan
untuk menang mengingatkan saya pada waktu itu. Demi menghormati Kapten-Warrior,
aku akan memerintahkan Dark Young untuk mundur. Tubuhnya akan dikembalikan
kepada Anda."

"... Tidak, tidak perlu untuk itu. Kami akan membawa Gazef kembali. Tidak perlu
merepotkan Anda. "

Climb menghela napas berat.

Akankah Brain menantang Ainz untuk pertempuran putus asa ? ia bertanya-tanya,


Namun, ada tidak perlu untuk itu.

"Begitukah," Ainz jawab sebelum berdiri kembali.

"Mantra kematian instan saya yang gunakan, 'Instant Death', akan membatalkan
magic kebangkitan tingkat rendah. Katakan ini kepada orang-orang dari Kingdom.
Katakan pada mereka aku akan bermurah hati kepada mereka yang menyerah tanpa
perlawanan."

Ainz ringan melayang ke udara.

Bahkan saat mereka melihat kembali ke punggungnya yang tak dijaga, mereka
berdua tahu mereka tidak bisa melakukan tindakan memalukan seperti menyerang
dari belakang.

Ainz duduk di tentakel of the Dark Young.

Itu benar-benar tahta menakutkan.

Page | 334
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

"Menyerahkan E-Rantel dan sekitarnya untuk saya dan anak-anak domba tidak
akan bermain-main melalui ibukota kerajaan. Beritahu Raja ini, ketika Anda melihat
dia lagi. "

Dark Young berbalik dan kiri, dan empat lainnya Dark Young juga mulai membuat
jalan mereka kembali ke castrum Imperial.

"Climb-kun. Saya punya satu permintaan ... Bisakah saya membawa Gazef-dono
kembali? "

"...Baiklah. Lalu aku akan membawa pedang Stronoff-sama ke rumahnya."

"Banyak orang meninggal."

"Ya, terlalu banyak untuk dihitung."

"...Apa yang baru saja terjadi ?"

"Saya tidak tahu. Tapi, jika seseorang seperti itu menyebut dirinya raja dan mengklaim
wilayah ini ... "

"Di masa depan, perang pasti akan pecah. Dan siapa tahu, orang mati dapat melebihi
jumlah mayat di sini hari ini. "

Berjalan di belakang Brain, yang membawa Gazef di punggungnya, pikiran Climb


beralih ke masa depan Kerajaan, dikelilingi oleh awan.

kata Brain pasti akan terwujud. Yang penting adalah apa yang bisa ia lakukan, dan
kemudian, apa yang ia akan lakukan.

Dan hal yang paling penting adalah

—Aku Harus melindungi Renner-sama.

Climb mengepalkan tinjunya, dan menguatkan dirinya. Paling tidak, ia harus melindungi
tuannya, tidak peduli apa biayanya.

Page | 335
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Epilog

Angin malam yang dingin bersiul melewatinya.

Angin itu mengacak-ngacak rambut dan pakaian Brain Unglaus.

"... Di luar dingin sekali..."

Angin dingin itu menyapu nafas putih pucat beserta gumamannya dan membawanya
menuju kejauhan.

Bahkan bagian terdalam dari tubuhnya terasa beku.

Brain menatap tanpa tujuan dari atas dinding E-Rantel, di mana mereka bertiga telah
berdiri bersama-sama sebelum mereka bergerak ke medan perang dengan para
prajurit.

Tak ada apa-apa di luar sana kecuali kegelapan.

Selama peperangan― tidak, pembantaian Kattse Plains, banyak orang Kingdom


telah kehilangan nyawa mereka.

Dia ingat apa yang telah dilihatnya ketika ia merangkak keluar dari medan perang itu.

orang yang kalah menyeret kaki mereka lemas, pakaian mereka compang-camping dan
mereka tampak benar-benar hancur.

Meskipun Brain adalah pejuang yang menginjak tepi hidup dan mati secara teratur,
citra dari pemandangan neraka ―yang diciptakan oleh seorang magic caster―
membuat matanya sakit.

Meskipun E-Rantel ―dilindungi oleh dinding kota―tidak dapat dianggap tempat


yang aman dengan cara apapun, tentara melarikan diri, lelah dan usang dari
kelelahan, runtuh seperti boneka yang talinya telah dipotong. Mereka meringkuk di
mana saja mereka bisa, dan tidur seolah-olah mereka sudah mati.

Diatas menara yang tak berpenghuni, Brain perlahan menghembuskan nafas lagi.

Kemudian, ia melihat ke langit malam dalam diam.

"Aku hanya terus berpikir ... tidak ada lagi yang benar-benar penting."

Page | 336
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Brain menatap tangannya.

Sementara ia membawa tubuh tak bernyawa dari orang itu, ia merasa berat yang
besar menekan dirinya. Ia mencoba sekuat tenaga namun, ia tidak bisa
melupakannya.

Dia adalah orang hebat, dan saingan terbesar, yang selalu selangkah di depan.

Orang itu ―Gazef Stronoff― kematiannya adalah kerugian yang sangat nyata untuk
Brain.

Untuk Brain, Gazef bukan hanya saingan belaka saingan belaka. keberadaannya tidak
bisa disimpulkan dengan hanya satu kata.

Itu karena manusia yang bertarung dengannya selama turnamen martial arts, karena ia
telah kalah telak. Brain dan harga dirinya yang terus tumbuh, karena keinginan
membara Brain untuk mengalahkan Gazef, karena semua itulah Brain berubah menjadi
seseorang yang tidak mirip dengan Gazef.

Brain Unglaus hidup, tumbuh dan menyempurnakan diri sendiri karena Gazef. Kekuatan
pria bernama Gazef sudah cukup bagi Brain untuk menginvestasikan hidupnya untuk
melewatinya. Dia sudah seperti dinding yang tidak bisa ia lalui ... dan orang yang paling
dekat yang bisa ia panggil ayah.

Dan kemudian, hal yang seharusnya ia lampaui tidak ada lagi.

Gazef Stronoff berdiri tegak, seperti gunung yang besar, bahkan saat ia mengalami
kematian di depan Brain.

Brain pernah melihat arti sebenarnya dari kekuatan dalam bentuk Shalltear Bloodfallen.
Jadi untuk sementara waktu, ia telah kehilangan dirinya dalam depresi dan tidak bisa
membebaskan dirinya.

Karena ia terlalu percaya diri dan mengandalkan pada kenyataan dia kuat, ketika
Shalltear menghancurkan kepercayaan dirinya, ia tahu ia lemah. Brain yang berdiri di
sini sekarang bisa mengakui hal tersebut.

Tapi Gazef berbeda.

"Ainz Ooal Gown pastilah menjadi raksasa dari kaliber yang sama seperti Shalltear
Bloodfallen. Dan Gazef menantang dia pula."

Page | 337
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Pada saat itu, Gazef tidak meminta duel untuk alasan tidak berharga seperti hidup
sendiri. Keyakinannya ditampilkan benar-benar berbeda dari cara yang berbeda dari
Brain yang telah memukul-mukul pedangnya secara liar di Shalltear sambil
menangis seperti bayi.

Apa yang membuat dia melakukan itu ?

"Aku tidak mengerti. Kenapa kau tidak lari ?"

Memaksakan kata-kata itu keluar seperti mengalami batuk darah.

"Mengapa Anda memilih untuk mati ? Bukankah akan baik-baik saja untuk lari dari
rakasa itu ? Bukankah sudah seperti melestarikan kekuatan Anda ? Mengapa?! Jika Anda
harus mati, saya ingin pergi dengan Anda! "

Jika ia tidak bisa melampaui Gazef, maka ia ingin mati dengan dia.

Brain merubah arah pandangnya ke senjata di pinggangnya

Itu adalah Razor Edge, yang untuk sementara ia diizinkan untuk menjaganya.

Brain mengeluarkan Razor Edge, dan mengaktifkan martial arts.

" Fourfold Slash of Light ."

Teknik yang Gazef gunakan untuk mengalahkan Brain dalam turnamen martial arts.

Empat busur cahaya membelah pagar terdekat menjadi potongan. Hampir tidak ada
hambatan dalam memotong logam itu seperti memotong air.

"Kau ... seperti ini ... Aku mengagumimu ... Aku ingin mati denganmu. Mengapa kau
tidak membiarkanku berjuang disisimu ? Mengapa kau tidak memberitahuku untuk
mati denganmu!"

Brain menutupi wajahnya.

Matanya panas, tapi air mata tidak mengalir.

Pada saat itu, suara langkah kaki yang tetap terdengar. Hanya satu orang akan datang

Page | 338
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

ke sini.

"Saya mendengar bahwa ketika pria bertambah tua, air matanya tidak mengalir lagi.
Saya kira itu benar. "

"Saya pikir rasa sakit kehilangan seseorang yang berharga bagi Anda tidak ada
hubungannya dengan usia."

Itu adalah suara serak yang ia harapkan.

"... Maafkan aku, Climb-kun. Pada akhirnya, aku meninggalkan segalanya kepadamu."

Brain menggosok matanya, dan menyarungkan pedangnya. Climb berdiri di


depannya, ekspresi aneh ada di wajahnya.

"Namun ... baik, bahkan jika aku ada di sana, itu akan menjadi sia-sia, kan ? Dalam
keadaan ini, tidak ada yang akan mencoba dan membunuh sang Raja. Katakan padaku,
apa yang terjadi setelah itu ?"

"Ya. Karena Pangeran Barbro belum kembali sampai sekarang, mereka memutuskan
untuk mengirimkan tim pencari untuknya. "

Dan karena mereka tidak bisa menyisihkan cukup tentara untuk tugas ini,
mereka berencana untuk menggunakan petualang gantinya.

"Setelah itu, soal menyerahkan E-Rantel ― itu adalah keputusan yang bulat. Semua
bangsawan menyetujuinya. Bahkan Raja setuju."

Bahkan para bangsawan dari Fraksi Kerajaan telah menyetujuinya.

Selama gangguan iblis (Demonic Disturbance), kekuatan faksi kerajaan telah tumbuh.
Meskipun peningkatan kekuatan berarti mereka mampu menggerakkan pasukan
dalam jumlah besar ke Kattse Plains, itu juga berarti bahwa kerugian pedih mereka
akan memiliki konsekuensi yang besar pula. Dan jika mereka menyerahkan E-Rantel,
yang langsung dikelola oleh Raja, maka keluarga kerajaan akan menjadi orang-orang
yang paling kehilangan. Hal ini mungkin dilakukan murni dari keinginan untuk
bertahan hidup.

Kali ini, Fraksi kerajaan telah sangat lemah, sementara fraksi yang mulia telah tumbuh
lebih kuat.

Page | 339
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Apa arti semua ini bagi masa depan ?

Dia secara tidak sengaja melirik ke arah Climb, dan melihat tubuhnya gemetar.

Dia tidak gemetar marah, tapi dalam ketakutan. Dia pasti ingat pemandangan
mengerikan dari itu, dan gemetar mungkin tanda bahwa ia berteriak di dalam hatinya.
Yang mana putus asa mutlak telah melingkar di sekitar tubuh dan hatinya.

"... Bahkan sekarang, ketika saya berpikir tentang mereka, tubuh saya bergetar tak
terkendali."

'Mereka' yang dimaksud adalah mahkluk yang memiliki kekuatan melebih manusia di
medan perang.

Dalam kenangan itu, ia melihat Climb berdiri dengan dia, melawan Sorcerer
King. Mungkin dia tahu jawabannya, pikirnya.

"Hei, katakan sesuatu padaku. Mengapa Gazef meminta duel ?"

Wajah Climb terlihat terkejut. Sama seperti ia bertanya-tanya apakah ia tidak berbicara
dengan jelas, dan akan mengulangi dirinya sendiri, Climb menjawabnya.

"Ini hanya pendapat pribadi saya, apakah itu tak apa ?"

"Ah, baik, tidak apa, silakan."

"... Mungkinkah dia ingin menunjukkan kepada kami ?"

"... Tampilkan apa yang harus kita ?"

"Kekuatan dari Sorcerer King, Ainz Ooal Gown. Dan kemudian ... dia pasti ingin
memberikan kita masa depan.”

"Masa depan ?"

"Iya. Itu agar kita memiliki taktik dan informasi bila kita harus menghadapinya lagi di
masa depan."

Itu adalah jawaban sempurna yang keluar entah darimana.

Page | 340
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Ini cocok dengan sempurna. Climb memiliki jawaban yang tepat.

Orang yang telah bertaruh hidupnya untuk memeras sebanyak mungkin informasi yang
dia bisa untuk mereka. Meskipun, dia tidak berpikir bahwa Sorcerer King, sebagai
magic caster, akan rela masuk pertempuran jarak dekat lagi tanpa pengawal di sisinya.
Meski begitu, dia masih mempertaruhkan hidupnya pada keajaiban, harapan melawan
harapan kemungkinan bahwa mungkin hal itu akan terjadi lagi. Lalu, kepada siapa ia
mempercayakan harapan tersebut ?

Brain menertawakan dirinya sendiri. Aku bahkan tidak pernah berpikir bahwa mungkin
terjadi.

Dalam hal itu... bagaimana ia akan hidup sekarang, sekarang ia akhirnya tahu pemikiran
Gazef.

Selagi Brain tenggelam dalam pikirannya sendiri, Climb mengajukan pertanyaan,


seolah-olah dia tidak mampu menanggung keheningan.

"... Jika saya tidak salah, Stronoff-sama tidak akan membiarkan dirinya untuk dihidupkan
kembali ?"

"Gazef adalah tipe laki-laki seperti itu."

Bahkan jika mereka menggunakan sihir kebangkitan, itu tidak berarti mati akan
hidup kembali. Legenda mengatakan bahwa orang-orang yang senang dengan
kehidupan mereka akan menolak kebangkitan.

"Sang Raja tampaknya tidak menerima hal itu."

"Itu memang bisa diharapkan. Namun, pria itu tidak akan kembali ... Tetap saja, itu
cukup mengejutkan. "

"Iya. Saya tidak mengerti apa yang dipikirkan Gazef-sama. tidakkah harus ia hidup
kembali dan terus berjanji kesetiaannya ? Itu yang akan saya lakukan. "

"Apakah begitu ? Kaalau begitu, Climb, saya pikir Anda akan melakukan itu. Kalau untuk
saya ... jangan bawa aku kembali setelah aku mati. Saya tidak senang dengan
bagaimana saya hidup dan ... Saya tidak berpikir saya bisa tahan untuk terus maju
dengan itu."

Page | 341
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

"Bagi saya, saya masih akan memilih untuk kembali. Saya ingin menggiling tubuh ini
menjadi debu dalam pelayanan kepada Renner-sama, jika saya masih mampu."

Hanya satu orang di Kingdom yang bisa menggunakan sihir kebangkitan. Tidak
diragukan lagi harga yang ia minta akan mengejutkan ... tapi itu harga menentang
untuk kematian.

Selama gangguan iblis (Demonic Disturbance), semua petualang secara teknis berada di
tim yang sama sehingga ada pengecualian, tetapi dalam keadaan normal, kebangkitan
akan biaya jumlah yang cukup besar. Itu adalah jumlah yang akan membuat mata
seseorang keluar, dan warga sipil normal atau tentara bisa bekerja sepanjang hidup
mereka dan tidak pernah mampu membelinya. Hal yang sama berlaku untuk Climb.

Tuan putrimu pasti akan dengan senang hati membayar harga itu, Brain tidak
mengatakannya. Sebaliknya, dia menjawab,

"Apakah memang begitu ?"

Keheningan turun pada mereka sekali lagi. Kali ini, Brain memecahkannya.

"Aku benar-benar ingin mengalahkan orang itu ..."

Climb tidak menjawab. Dan Brain tidak ingin dia untuk menjawab. Tidak, jika dia
memikirkannya secara rasional, kata-kata ini tidak berguna untuk Climb. Namun, ia
tidak tahu mengapa, tapi ia harus mengatakannya, semua hal yang ia telah tumpuk di
dalam hatinya.

"Di masa lalu, saya kalah darinya. Jadi saya pikir saya ingin mengalahkan dia. Tapi
sekarang, itu tidak mungkin
... Ah, aku membiarkan dia pergi, "kata Brain sambil melihat ke langit malam. "Sialan ..."

"... Brain-san."

Apa yang harus saya lakukan ?

Apa yang harus saya lakukan terhadap permintaan terakhir Gazef ?

"Tidak, itu harus seperti ini. Apa yang membuatku bingung? Hanya ada dua
pilihan. Melanjutkan kehidupannya atau tidak. Saya ingin ... menang ? Ah,
jadi seperti itu ... "

Page | 342
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Tidak ada satu jawaban, pada akhirnya ?

Wajah otak memakai senyum sengit, dan ia mengangkat Razor Edge ke langit.

"Hmph! Siapapun dapat membawanya pada atau apa pun! "

Brain berteriak keras, dari lubuk hatinya.

"Anda memilih untuk mati! Beraninya kau mengambil jalan keluar yang mudah!
Pergilah menyesal di dunia lain! Aku ― Aku akan, aku akan melampaui Anda dengan
cara saya sendiri! Climb! Mari kita pergi minum! Mari kita mendapatkan beberapa
anggur dan bersenang-senang!"

Dia tidak tahu apa yang harus dilakukan.

Namun, ia tahu bahwa ia tidak ingin hanya mewarisi kehendak Gazef. Jika dia
melakukan itu, tidak peduli apa yang dia lakukan, dia tidak akan pernah bisa
mengalahkan dia.

Selain itu, di masa depan, dia mungkin berakhir berpikir tentang Gazef lagi dan lagi.
Tapi untuk saat ini, ia bisa kehilangan dirinya, dan melupakan hal itu.

Dia menepuk tangannya di bahu Climb ini, dan tegas melangkah sebagainya. Berat
di tangannya tampaknya semakin ringan, bahkan walau hanya sedikit.

Page | 343
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Brand New Chapter

Semua orang menantikan kedatangan musim semi. Itu lebih banyak berlaku kepada
para petani, yang bisa merasakan bumi kembali ke hidup di bawah kaki mereka.
Namun, bahkan warga kota menyambut musim semi juga. Memang, musim semi di
kota sebagian besar adalah tentang tidak harus lagi membeli kayu bakar untuk
kehangatan.

Hari pertama musim semi juga terjadi di E-Rantel, namun, semua orang disana terdiam.

Jalan-jalan utama yang kosong tanpa satupun orang, seolah-olah mereka semua telah
mati. Namun, dari celah di jendela dan pintu — ada sebuah retakan yang terbuka walau
hanya sedikit —seseorang bisa merasakan sesuatu dari rumah-rumah yang menghadap
ke jalanan. Rasanya seolah-olah orang menahan napas dan mengintip ke dunia luar.

Hari ini adalah hari ketika E-Rantel akan secara resmi diserahkan ke Ainz Ooal Gown
dan menjadi sebuah kota di Kerajaan Penyihir Nazarick.

Gerbang kota pertama kali dibuka, dan lonceng penyambutan berbunyi.

Setelah banyak waktu berlalu, pintu gerbang kota kedua dibuka, dan lonceng
menggema melalui kota sekali lagi.

Antara kedua dan ketiga pintu adalah daerah pemukiman kota.

Alasan warga E-Rantel tidak melarikan diri adalah karena mereka tahu bahkan jika
mereka lolos, semua yang menanti mereka adalah keputusasaan.

Bahkan jika mereka adalah master atau pedagang ahli dalam E-Rantel, di kota-kota lain,
mereka harus memulai dari awal sebagai seorang pemula.

Kota dengan sejarah panjang memiliki tatanan sosial dan hirarki. Orang luar yang baru
ke kota secara alami akan perlu mulai dari yang terendah, posisi yang paling junior.
Sederhananya, bahkan jika mereka melarikan diri ke kota lain, kebanyakan dari mereka
tidak akan dapat menemukan pekerjaan yang layak, dan mereka akan hidup dan mati
sebagai orang miskin di daerah kumuh.

Dengan demikian, sebagian besar penduduk tetap di E-Rantel.

Namun, jika hidup mereka berada dalam bahaya, mereka akan memilih untuk
melarikan diri. Itu adalah pilihan yang masuk akal. Karena, semua gosip tentang

Page | 344
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

penguasa baru, tidak, raja baru mereka, adalah bahwa ia adalah makhluk menakutkan.

Mereka mengatakan bahwa dia adalah magic caster yang telah membantai pasukan
kebangsawanan Kingdom.

Mereka mengatakan ia adalah makhluk berdarah dingin yang tampak seperti undead.
Mereka mengatakan dia adalah seorang monster yang menikmati mandi di darah segar
dari anak-anak.

Banyak desas-desus yang beredar tentangnnya, dengan hampir tidak kata positif pun
tentang dia.

Oleh karena itu, semua orang bersembunyi di balik pintu mereka, berencana untuk
memata-matai Ainz Ooal Gown dari celah diantara jendela mereka.

Tak lama, rombongan Ainz Ooal Gown tiba di jalan utama.

Semua yang melihatnya kehilangan kemampuan berbicara.

Dia adalah makhluk yang cocok dengan rumor yang beredar tentang dirinya.

Orang pertama yang mereka lihat masih bisa dianggap baik-baik saja. Pada bagian
depan adalah seorang wanita cantik yang seberseri bulan purnama.

Dia mengenakan gaun putih hening, dengan rambut hitam halus dan kulit alabaster.
tubuhnya, dihiasi dengan perhiasan bermotif yang indah, berada di luar ranah nafsu
dan iri hati. Namun, fakta bahwa tumbuh tanduk dari kepalanya dan sayap hitam
panjang dari pinggang, selain keindahan supernaturalnya, semua hal lain menandakan
ia bukan manusia.

Dibelakang dewi cantik itu adalah para prajurit. Ketika mereka melihat mereka, warga
bergidik tak terkendali.

Para prajurit dibagi menjadi dua kelompok, dibedakan dengan gaya baju yang mereka
kenakan.

Jika kelompok pertama akan diringkas menjadi sebuah kalimat, itu akan menjadi "Death
Knights."

Di tangan kiri mereka mereka membawa perisai menara yang mencakup tiga perempat

Page | 345
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

dari tubuh mereka, dan di tangan kanan mereka mereka membawa pedang
bergelombang berbilah, seperti flamberges.

Termasuk jubah hitam compang-camping mereka, postur tubuh mereka lebih tinggi
dari dua meter. Full-body armor berwarna hitam legam mereka ditutupi corak merah
tua bergelombang, yang menggambarkan pembuluh darah. Hal itu juga ditutupi oleh
duri. Mereka tampak seperti inkarnasi fisik dari kebrutalan.

Wajah dibalik helm mereka — yang ditumbuhi tanduk iblis — terbuka. Didalamnya
adalah sisa-sisa dari wajah yang membusuk. Di lubang pada tempat mereka terdapat
api merah menyala, penuh dengan kebencian untuk yang hidup dan keinginan untuk
membunuh.

Kelompok kedua bisa digambarkan sebagai "Death Warriors."

Mereka membawa pedang berbilah panjang, sementara berbagai senjata tergantung di


pinggang mereka; kapak tangan, palu perang, busur, cambuk, rapiers, dan senjata
lainnya. Setiap dari mereka mengalami banyak kerusakan — bukti bahwa mereka telah
banyak digunakan.

Mereka kira-kira dua meter, dan baju besi yang mereka kenakan relatif ringan. tubuh
mereka dibalut baju kulit yang terbuat dari kulit beberapa binatang yang tidak
diketahui. armor hancur, kedua lengan, dan bagian dari wajah mereka tertutup lapisan
mantra — bagian dari pakaiannya tertutup rune misterius.

Satu-satunya hal yang bisa dilihat dari antara garis-garis itu adalah bekas dari fitur
manusia, mirip dengan death knights.

Semua orang bisa merasakan kekuatan luar biasa memancar dari barisan ini, dan selagi
tandu dibawa oleh beberapa mahkluk yang memasuki pandangan mereka,
keterkejutan mereka alami memudar ke latar belakang.

Sebuah mayat hidup yang duduk di tandu. Aura kematian yang besar melayang di
sekelilingnya, kabut hitam yang bergolak seperti pusaran. Dibelakangnya, sebuah
pancaran obsidian bersinar datang dari balik punggungnya.

Hanya dengan naluri saja, semua orang tahu siapa dia.

Itu Ainz Ooal Gown.

Kita tidak mungkin bertahan hidup di bawah kekuasaan monster itu; hidup kita akan
menjadi yang pendek. Saat semua orang berpikir seperti itu, suara pintu terbuka

Page | 346
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

menyebar melalui udara.

Dalam rangka untuk melihat apa yang sedang terjadi, warga E-Rantel menempatkan
mata mereka ke celah untuk mengintip luar. Apa yang mereka lihat adalah bentuk
dari seorang anak yang sedang berjalan. Dia memegang sesuatu di tangannya dan
dia berlari ke arah parade Ainz Ooal Gown untuk makhluk yang tidak manusiawi. Di
belakangnya, ibunya yang berwajah pucat mengejar dibelakangnya.

"Kembalikan ayahku!"

Suara muda anak itu bergema melalui jalan-jalan.

"Kembalikan ayahku! Dasar Monster!"

Anak itu melemparkan sesuatu. Itu batu.

batu terbang menuju parade - targetnya Ainz Ooal Gown.

Mungkin itu karena gugup atau ketegangan, tapi batu jatuh sebelum targetnya dan
menggelinding di jalan-jalan.

Ibunya yang berhasil mengejarnya memiliki tampilan seperti orang mati. Dia tahu apa
yang akan terjadi pada mereka sekarang.

Sang ibu memeluk anaknya dari belakang saat tubuhnya bergetar. Dia berusaha keras
untuk menyembunyikan tubuh anak itu dalam pelukannya.

"Dia, dia hanya anak laki-laki! Tolong, saya mohon kepada Anda! Saya
mohon kepada Anda untuk memaafkannya!"

Menanggapi permohonan panik ibu, malaikat bercahaya itu tersenyum.

Mereka diselamatkan. Itu adalah senyum keibuan yang hangat dan mampu
menenagkan hati semua orang.

"—Sepuluh Ribu kematian tidak akan cukup untuk menebus kejahatan


merendahkan Ainz-sama. Kita akan mulai dengan satu."

Dan kemudian, wanita cantik itu menghasilkan battleaxe raksasa entah dari
mana. Fakta bahwa dia bisa menguasainya dengan mudah membuktikan
kekuatan lengan super-nya.

Page | 347
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Penggunaan untuk kapak sangat mudah untuk dibayangkan, dan hal-hal yang mereka
bayangkan memang benar adanya.

"Anda harus malu pada diri sendiri, sebagai peternak yang mengangkat kepala dari
ternak yang tak berharga."

Saat dia melihat wanita itu perlahan mendekat, ibunya menyadari apa yang akan
terjadi pada mereka, dan memeluk anaknya erat.

"Tolong! Ampuni anak saya, bahkan jika itu hanya anak saya! Ambil hidup saya,
lakukan apapun yang ingin anda lakukan kepada saya! Saya mohon!"

"Apa yang kamu katakan ? Apakah ada alasan untuk membunuh Anda ? Ainz-sama
tidak menikmati pembantaian yang tak berarti. Yang tidak bersalah tidak akan
dibunuh. Silakan beristirahat tenang dan menunggu daging cincang yang akan dibuat
untuk Anda ... meskipun jika pilihan ada ditangan saya, saya akan lebih memilih untuk
mengubah dirinya menjadi kroket ."

Anak laki-laki di pelukan ibunya tampaknya tidak menyadari bahwa ia akan segera
dibunuh. Namun, siapa pun yang menonton tahu bahwa hidup yang pendek dari anak
itu akan berakhir kurang dari beberapa detik. Namun, tidak ada yang bersedia untuk
melangkah maju untuk menyelamatkannya.

Meskipun mereka ingin mengubah pandangan mata mereka dari tragedi yang akan
datang, tak ada yang bisa menarik dirinya sendiri menjauh.

Baik itu ibu atau anak, semua orang terpaku dengan aura pembunuh yang dikeluarkan
oleh wanita cantik itu.

"Sesali kesalahanmu karena bersikap kasar terhadap Yang Paling Mulia saat kau mati."

Di saat Albedo mengayunkan kapak besar nya, dunia bergidik suara bentrok logam
terhadap logam terdengar. Sumber suara itu adalah greatsword yang dilemparkan dan
telah mengubur dirinya ke dalam bumi, pedang itu sendiri seperti perisai antara
seorang ibu yang menangis dan anaknya, serta wanita cantik.

Pedang itu — dan penggunanya — dikenal setiap orang di jalan.

Sebuah legenda hidup.

Seorang prajurit tak terkalahkan.

Page | 348
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

Seorang pahlawan yang lembut.

Saat mereka melihat pintu masuk satu-satunya makhluk yang bisa menyelamatkan
mereka berdua, orang-orang menyanyikan nama pengguna pedang itu dalam hati
mereka.

Dark Hero, Momon.

Seorang pria yang mengenakan baju besi hitam legam perlahan-lahan muncul dari
ujung gang, dan merenggut keluar greatsword yang terjebak ke dalam tanah. Dengan
jentikan perkasa dari pergelangan tangannya, ia menghilangkan tanah dari pedang itu.
Tangannya yang lain sudah memegang pedangnya, dan Momon siap tempur
menghadapi wanita cantik turun.

"Apakah ada kebutuhan untuk menggunakan begitu banyak kekuatan pada anak laki-
laki yang melempar batu ? Tidak akan ada yang ingin menikahimu bila kau bersikap
seperti itu."

"Bahkan jika kamu menceramahi saya, saya tidak akan per... Kuh! Dosa kekasaran
terhadap Ainz-sama tidak mengenal usia atau jenis kelamin. Semua yang melakukan
itu harus binasa! "

"Dan apa yang terjadi jika saya tidak mengizinkannya ?"

"Kemudian Anda akan menjadi pengkhianat dari tuan tanah, dan akan dimusnahkan!"

"Apakah begitu ? Nah, itu bukan hal yang buruk. Namun, jangan berpikir kamu
dapat mengambil kepala ini begitu mudah, hm ? Jika kau menginginkannya, kamu
sebaiknya siap untuk mengambil resikonya."

Momon dengan cekatan memutar pedang di tangannya dan mengambil sikap


bertempur. Postur berani dan mendominasi itu sudah pasti postur seorang
pahlawan.

"Kau, lindungi Ainz-sama."

Setelah memberikan perintah kepada Warrior berarmor hitam, Wanita cantik itu
menyiapkan battleaxenya dalam seketika.

Para penonton ingin percaya bahwa pemenang konfrontasi ini akan menjadi Momon.
Tapi aura pertempuran yang memancar dari mereka berdua membantah. Mereka bisa

Page | 349
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

merasakan bahwa wanita cantik itu adalah pejuang yang setingkat Momon.

Keduanya memperpendek jarak diantara mereka kedalam kisaran meter. Dan orang
yang mengganggu konflik yang akan datang antara keduanya adalah Ainz Ooal Gown
sendiri. Oleh kekuatan sihir, ia tanpa suara terbang dari tandu dan mendarat di bumi,
sebelum meletakkan tangannya di bahu wanita cantik itu.

"Ainz-sama!"

Dia membungkuk dan menempatkan mulutnya di telinga wanita cantik itu


sebelum berbisik. Wajah wanita cantik itu dipenuh senyum cinta yang
lembut.

"Saya mengerti, Ainz-sama. Saya akan melakukan perintah anda."

Dia membungkuk kepada Ainz, dan kemudian menunjuk kapaknya ke Momon.


Namun, niat membunuh yang baru saja ia pancarkan tidak ada lagi.

"... Saya belum mendengar nama Anda. Katakan."

"Saya Momon."

"Apa ? Momon. Kemudian, saya bertanya pada Anda. Apakah Anda pikir Anda bisa
mengalahkan kami ? "

"…Tidak aku tidak bisa. Bahkan jika saya berjuan satu di samping Anda. "

Keputusasaan mengisi hati semua orang yang mendengar kata-kata ini. Itu
karena mereka tahu bahwa bahkan pahlawan besar mereka hanya bisa
membunuh salah satu dari monster itu.

"Dan selain itu ... jika saya berjuang dengan segala kekuatan saya, banyak
orang tak berdosa akan terjebak dalam pertempuran kita. Saya tidak bisa
melakukan hal seperti itu. "

"Benar-benar bodoh. Meskipun keterampilan Anda mengesankan, Anda akan


— Saya sudah bicara terlalu banyak. Ainz-sama memiliki proposal untuk Anda.
Dengarkan dengan rasa syukur. Menyerah dan bersumpah setia kepada kami
sebagai seorang prajurit dari Nazarick. "

"—Apakah kamu bercanda ?"

Page | 350
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

"Betapa kasarnya. Ainz-sama tidak ingin memerintah jalan-jalan ini dengan


keputusasaan dan pertumpahan darah. Kepunahan seluruh umat manusia tidak
akan menawarkan manfaat untuk Ainz-sama. Tetapi bahkan walau kami
mengatakan itu, orang-orang di sini tidak akan percaya. Jadi anda akan
melakukan pekerjaan Ainz-sama sebagai bawahannya."

"... Dan tentang apa itu semua ?"

"Di masa depan, mungkin ada lebih bodoh yang akan melemparkan kearah batu
Ainz-sama. Pada saat itu, kita akan memiliki Anda memenggal kepala mereka.
Sebagai gantinya, kami akan mengizinkan Anda untuk menjadi saksi, untuk
membuktikan bahwa Ainz-sama tidak akan membiarkan orang tidak bersalah
menderita di kotanya."

"…Jadi. Jadi,begitusebagaipenegak hukumnya, apakah saya akan bekerja disampingnya


?"

"Kurang tepat. Seperti yang saya katakan, Anda akan bertanggung jawab
untuk membunuh para pengkhianat. Anggap itu sebagai bentuk representasi
diri, dikombinasikan dengan peran penegak hukum."

"Saya tidak punya niat untuk bersumpah dalam melayani kejahatan."

"Kami juga tidak memiliki rencana jahat semacam itu. Lalu, apa yang akan Anda
lakukan ? Jika Anda tidak akan menjanjikan pedang Anda untuk Ainz-sama, maka Anda
akan dibunuh sebagai individu yang berbahaya, tidak peduli berapa banyak orang
yang harus kami bunh untuk mendapatkanmu."

Momon melihat sekeliling.

"Saya berniat untuk melakukan perjalanan, dan saya tidak punya niat untuk menjadi
bawahan siapa pun."

"Itu juga jawaban yang bisa diterima. Jadi, haruskah kita mulai melakukan kerusakan
besar-besaran terhadap orang yang berada disekitarnya sekarang ?"

"Tunggu! Jangan langsung menuju ke kesimpulan. Saya belum membuat keputusan


saya belum. Saya juga memiliki teman seperjalanan. Apa yang akan terjadi padanya
?"

Page | 351
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

"Dia harus bersumpah setia untuk Ainz-sama juga. Tidak ada jawaban lain. "

"Meskipun di masa lalu, saya menempatkan tujuan saya bepergian sebagai prioritas ...
tampaknya diriku sudah terjerat dengan kota ini. Apakah tidak apa jika saya tidak
berlutut ?"

Ainz sekali lagi berbisik ke telinga keindahan.

"Itu diperbolehkan, dan karena itu telah diputuskan. Momon, bekerja keraslah untuk
Ainz-sama. "

"…Saya mengertiwajika. AndaTapimerugikaningatorangdari kotabahini tanpa alasan,


pedang ini akan ditujukan pada Anda dan tuanmu."

"... Dalam hal ini, ketika orang-orang dari kota ini bangkit memberontak melawan Ainz-
sama, saya berharap bahwa pedang anda juga akan menunjuk mereka yang
memberontak. Tidak peduli apakah mereka adalah anak-anak atau tidak. Saya
menantikan waktu ketika kota ini memberontak melawan kami dan melihat wajah
menderitamu saat mengeksekusi orang-orangnya. Kalau begitu, kami akan pergi ke
depan terlebih dahulu. Bergabunglah dengan kami setelah itu."

Rombongan Ainz Ooal Gown terus maju. Setelah prosesi panjang akhirnya menghilang
dari pandangan, orang-orang mengalir keluar dari rumah mereka. Itu menakjubkan
bagaimana begitu banyak orang berhasil menjaga dirinya tersembunyi dengan baik.

Semua orang memuji Momon.

Di saat yang sama ketika Momon mulai menggunakan tangannya untuk mengusir
gelombang pujian yang datang, suara terdengar jelas atas kerumunan. Itu suara
ibu menampar anaknya.

"Kenapa kau melakukan itu?!"

Lagi dan lagi, dia menampar anaknya.

Kedua ibu dan anak itu menangis, tetapi meskipun demikian, ia tidak berhenti memukul
dia.

Momon meraih tangan sang ibu.

Page | 352
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

"Bisakah Anda membiarkan dia untuk saat ini ? Ada sesuatu yang saya ingin tanyakan
padanya."

"Anak ini telah menyebabkan begitu banyak masalah bagi Anda, Momon-sama! Kami
mohon maaf dari dasar hati kami!"

"Tidak, tolong, tidak perlu terlalu diperhatikan. Tidak perlu minta maaf, Ah, tidak
perlu pula untuk menangi. Saya punya beberapa pertanyaan untuk Anda."

Selagi Momon mencoba untuk menghentikan tangisan anak itu, ia meminta


alasan anak itu mengapa ia melakukannya.

Semua orang berpikir anak itu pasti ingin membalaskan dendam ayahnya, tapi
anak itu mengatakan bahwa setelah seorang pria aneh menceramahinya, dia
merasa bahwa dia harus membuang batu.

"Jadi begitu ... ibu yang baik, tidak perlu untuk menghukum anak Anda. Ini mungkin
hasil dari kendali oleh magic. Ini adlah plot dari Theocracy, mencoba untuk memaksa
saya ke dalam konfrontasi dengan Ainz Ooal Gown."

"... Tidak, Theocracy tidak akan melakukan itu. Bukankah itu adalah rencana Ainz Ooal
Gownn untuk membuat Momon-sama menjadi pengikutnya ?"

Momon mengangguk dalam-dalam untuk penjaga toko yang berbicara. Dia telah
membuka tokonya di sini hanya beberapa tahun yang lalu.

"Tentu saja kemungkinan itu juga ada. Tapi di sisi lain, itu juga merupakan kesempatan
yang baik. Karena saya punya alasan untuk berada di sisinya, saya bisa memonitor
gerakannya. Jika ia berencana untuk menyakiti Anda, saya akan mengambil kepalanya.
Tapi sebagai gantinya, saya harap Anda tidak akan memberontak melawan Ainz Ooal
Gown."

"Mengapa tidak kita ?! Selama kita memiliki Momon-sama—"

"—Tolong jangan selesaikan kalimat anda. Mereka menunggu seseorang untuk


membicarakan hal tersebut. Jika ide pemberontakan muncul, ia akan memerintahkan
saya untuk membunuh Anda. Mungkin itulah yang mereka harapkan saya lakukan."

Momon membuka lebar lengannya, dan terus berbicara kepada semua orang secara
terbuka.

"Saya tidak bisa menjadi orang yang melanggar perjanjian yang baru saja dibuat. Karena
itu, saya berharap semua orang akan mampu menahan semua hal tidak beralasan yang

Page | 353
Volume 9 – The Magic Caster of Destroy

akan mereka katakan. Namun, jika ada yang merasa mereka diperlakukan buruk, silakan
beritahu saya."

Ketika mereka menyadari bahwa Momon mengatakan bahwa ia adalah sandera,


wajah orang-orang di sekitar berubah menjadi tampang kesedihan.

Untuk orang-orang it, Momon tersenyum lembut.

"Namun, saya harap Anda tidak akan terlalu khawatir. Untuk memulai, orang itu
mungkin berakhir menjadi seorang diktator yang baik. Kita lihat saja. Juga, jika
Theocracy membuat gerakan, mereka mungkin mencoba untuk menghasut Anda
untuk memberontak. Saya harap Anda semua akan menjaga mata Anda terbuka."

Tidak ada yang bisa menerima ini dari dasar hati mereka.

Tetapi pada saat yang sama, tak ada yang bisa menyuarakan penentangan mereka
terhadap dirinya.

Ainz Ooal Gown adalah mayat hidup. Tidak ada yang bisa percaya makhluk berbahaya
seperti itu yang menanggung kebencian untuk untuk mahkluk hidup. Dan, tentu saja,
semua orang percaya kepada Momon. Bahkan, Momon bahkan menyerahkan tujuannya
demi penduduk kota. Hal yang wajar bila mereka memberikan kesetiaan mereka kepada
Momon sebagai gantinya.

Semua orang yang hadir setuju dengan usulan Momon, dan setelah menjanjikan
untuk menyebarkan kata-kata ini kepada orang-orang di sekitar mereka, mereka
tersebar.

Akibatnya, E-Rantel menjadi tempat negara-negara tetangga nyaris percaya bisa ada,
sebuah kota yang damai tanpa pertumpahan darah, yang ada di bawah kekuasaan
Ainz Ooal Gown.

Page | 354
Penutup
Terima kasih kepada semua orang yang membaca Volume 9. Untuk beberapa
alasan, volume ini menjadi volume berat dan besar yang lain.

Ketika saya pertama kali mulai menulis, saya bertanya editor "Karena tidak ada banyak
tulisan dalam buku ini, itu akan menjadi sekitar 200 halaman, kan ?". Tapi ketika saya
menerima volume yang dicetak, aku bertanya-tanya "Mengapa ini begitu tebal ?"

Ini sangat aneh.

Ini benar-benar aneh. Di mana semua halaman di luar halaman 200 berasal ?

Tapi saya ingin mencoba menyelesaikan volume yang ada di sekitar 300 halaman
dan tidak 300 halaman masing-masing untuk hanya Bagian 1 dan Bagian 2.

Bagaimanapun, saya tidak tahu apa yang terjadi, tetapi perkembangan volume
berikutnya akan benar-benar berbeda dari novel webnya, jadi silakan berharap untuk
itu. Aku akan mengatakan bahwa Volume 10 akan 300 halaman.

Omong-omong, pekan lalu, manga "Overlord" yang digambar oleh Fukayama


Fugin-sensei mulai dijual. Minggu ini, Volume 9 dari light novel keluar, dan
minggu depan akan menjadi awal dari siaran animasi Overlord. Tiga minggu ini
akan dipenuhi Overlord.

Kami menghasilkan berkat pekerjaan yang hebat karena bantuan semua orang yang
bekerja didalamnya. (Terutama so-bin sama ... Dia memiliki begitu banyak pekerjaan
yang harus dilakukan, itu membuat saya menangis setiap kali saya berpikir tentang hal
itu. Ini seperti ... baiklah itu tidak seperti aku tidak merasa seperti tersedak sendiri pada
beberapa pekerjaanku sendiri.) Saya harap Anda semua bisa menikmati manga, novel
dan animenya.

Dan sekarang untuk, ucapan terima kasih yang biasa.

Saya berterima kasih kepada so-bin untuk ilustrasi menakjubkan dan bekerja pada
animasi dan manga dengan semua jiwanya.

desainer, Chord Design Studio tidak hanya bekerja pada light novel, tetapi pada logo
animasi Overlord juga. Logo anime yang keren dan menakjubkan. Murata-sama, yang
bekerja keras untuk menggambar sebuah peta. Oosaku-sama dan Itou-sama yang
memeriksa dan mengedit, jadi terima kasih juga. Saya berterima kasih kepada semua
orang yang bekerja keras untuk membantu saya membuat volume tebal, tetapi untuk F-
da-sama yang tidak berpikir Overlord sangat tebal dibandingkan dengan buku-buku
lain yang menjadi tanggung jawabnya, terima kasih juga. Dan untuk Juni Hani yang,
sebagai seorang ayah, kata "anak-anak memang luar biasa" di adegan dengan Marquis
Raeven, terima kasih banyak, seperti biasa.

Meskipun saya tidak bisa menyebutkan semua orang di sini, saya berterima kasih
kepada semua orang yang mengambil bagian dalam tidak hanya novel, tapi di
manga dan animasi Overlord juga!

Dan tentu saja, terima kasih terbesar pergi ke para pembaca yang telah mengikuti
semua volume.

2015, Juni, Maruyama Kugane

Anda mungkin juga menyukai