Anda di halaman 1dari 224

A Realist Hero's Kingdom Reconstruction Chronicle

Arc 2 - Conquest

Ditulis Oleh : Dozeumaru

Diilustrasikan oleh : Fuyuyuki

Sumber English : Yukkuri & Larvyde

Versi Bahasa Indonesia dipersembahkan oleh,

Penerjemah : Zen Quarta

Editor : Zen Quarta

Proofreader : Yukihito

Pembuat PDF : Zen Quarta

Dilarang Keras memperjual belikan hasil karya ini atau mengkomersialisasikan karya ini
tanpa sepengetahuan Pemilik Hak Cipta secara Legal.

Buku ini semata-mata di buat untuk peminat seri ini dan mengembangkan minat membaca
bagi generasi muda di Indonesia.

Update Terbaru Kunjungi : Light-Novel Division

Like My Fanpage Here

Selamat Membaca ^_^


A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

Chapter 00 – Menganalisa Kekuatan Perang

Ada seorang realis yang aku hormati sama seperti Machiavelli: Sun Tzu.

Sun Tzu yang kumaksud adalah Sun Tzu ( yang menulis 【 Seni Perang Sun
Tzu 】) yang bekerja untuk istana Kekaisaran Wu selama periode musim semi
dan gugur pada Sejarah Cina* atau mungkin keturunannya Sun Bin ( yang
menulis 【 Seni Perang Sun Bin 】) yang bekerja untuk Qi selama periode
perang antar Negara. Keduanya adalah ahli taktik yang hebat, dan karya
mereka berdua tentang strategi sangatlah bagus, tapi hal yang paling aku
suka adalah bagaimana mereka secara realistis memikirkan hal-hal itu.
Keduanya yang dilahirkan pada masa-masa sulit, sama seperti Machiavelli,
mengemukakan ‘Apa itu manusia’, dan menjelaskan bagaimana cara
berurusan dengan mereka didalam perang tiada akhir.
*TN: 770-403 SM

Keduanya memperoleh ketenaran dalam perang, tapi mengatakan bahwa,


mereka bukanlah orang yang menyukai perang. Bahkan, keduanya
menasehati agar tidak mudah untuk memutuskan melakukan perang. Sun Tzu
didalam 【 Seni Perang Sun Tzu – Serangan oleh Tipu Muslihat 】
mengatakan “Keunggulan tertinggi adalah memecahkan pertahanan musuh
tanpa bertarung*”, sementara Sun Bin, dalam pertemuannya dengan Raja
Wei, mengatakan “Penghasut perang pasti akan kalah*”.
*TN: Seni Perang Sun Tzu, III.2.
*TN: Seni Perang Sun Bin, Rapat Raja Wei.

Namun, pemikiran-pemikiran itu sangat ideal di masa-masa penuh gejolak.


Tanpa membela, tanpa menyerang, hasil akhirnya adalah lebih banyak nyawa
yang akan hilang. Keduanya juga mengetahui hal itu. Meminjam kata-kata
Sun Bin “Bahkan Raja Legendaris-pun ingin menyelesaikan sesuatu dengan
moral, namun itu tidak mungkin. Sehingga dia tidak punya pilihan lain selain
menjatuhkan Raja Jahat dalam perang”. Itulah mengapa mereka memutar

Page | 1
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

otak mereka, bagaimana agar aku tidak kalah, bagaimana aku dapat menang
dengan efisien.

Ada sebuah perkataan terkenal di 【 Seni Perang Sun Tzu 】: 【 Jika kamu
memahami musuhmu dan memahami dirimu, kamu tidak perlu takut akan
hasil dari ratusan pertarungan 】. Itu menegaskan pentingnya
mengumpulkan mata-mata, tapi kadang-kadang ada orang yang
menafsirkannya secara positif dengan “Untuk menang, pertama-tama kita
harus mengumpulkan informasi!”. Pada kenyataannya, di dalam 【 Serangan
oleh Tipu Muslihat 】, Sun Tzu menulis, “Jika jumlah kita lebih sedikit dari
pada musuh, kita dapat melarikan diri”, atau “menghindari pertempuran”.
Singkatnya, kamu harus membandingkan kekuatan milik musuh dengan
kekuatanmu dan hanya bertarung saat kamu merasa dapat menang.

Itu adalah pembukaan yang panjang. Jika kamu bertanya apa yang aku
maksud, maka seperti yang 【 Sun Tzu 】 katakan, aku berencana untuk
menilai perbedaan kekuatan antara Royal Guard dan Ketiga Duke.

Pertama, Royal Guard yang kupimpin. Aku mungkin hanya memiliki 10.000
orang yang dapat aku kirim untuk berperang melawan Ketiga Duke. Royal
Guard dikatakan memiliki 40.000 orang, tapi jumlah itu termasuk para tentara
bayaran yang disewa dari Zem dan tentara milik pemimpin diluar wilayah
Ketiga Duke, juga, jumlah petualang dalam kesepakatan dengan Guild
Petualang dimana 【 Sebagai ganti pembayaran tahunan tetap kepada Guild,
Para petualang yang berada di sebuah negara akan dipekerjakan sebagai
prajurit selama keadaan darurat 】 juga sudah dimasukan kedalam jumlah itu.

Aku telah menghentikan kotrak dengan Negara Tentara Bayaran Zem dan
Guild Petualang dengan alasan mengurangi pengeluaran dan “Kita tidak
dapat mempercayai tentara bayaran”. Juga, banyak Ksatria dan Bangsawan
yang bersikap melihat dan menunggu berkaitan dengan perang melawan
Ketiga Duke dan karena itu aku tidak dapat memasukan mereka. Dengan
demikian jumlah yang dapat kugerakkan adalah, Pengawal Pribadi-ku dan
gabungan dari tentara biasa, hanya sekitar 10.000 orang. Para prajurit biasa
hampir seluruhnya terdiri dari infanteri* ( Pengawal Pribadi-ku adalah 800

Page | 2
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

kavaleri berat* ), tapi karena baru-baru ini aku telah melemparkan mereka ke
perbaikan infrastruktur, hampir sebagian besar dari mereka telah memperoleh
keterampilan teknik tempur. Juga, prajurit biasa memiliki 500 penyihir
beratribut tanah seperti Kaede-chan.
*TN: https://id.wikipedia.org/wiki/Infanteri
*TN: https://id.wikipedia.org/wiki/Kavaleri_berat

Sekarang, tentang sisi Ketiga Duke, jumlah mereka secara kasar adalah
sebagai berikut:

Angkatan Darat, yang dipimpin oleh Georg Carmine, empat puluh ribu.
Angkatan Laut, yang dipimpin oleh Ecksel Walter, sepuluh ribu.
Angkatan Udara, yang dipimpin oleh Castor Vargas, seribu.

Diantara mereka, yang paling mudah adalah berurusan dengan sepuluh ribu
angkatan laut. Jumlah kami dan mereka tidak terlalu berbeda tapi sebagian
besar dari mereka adalah awak Kapal Perang, Kapal Penjelajah, Kapal Perusak,
dan Torpedo Boat. Jumlah marinir yang dapat bertarung di pertempuran
darat hanya berjumlah dua ribu orang. Oleh karena itu, mereka tidak memiliki
banyak ancaman saat berada didarat.

Namun, ada satu hal yang harus diingat tentang angkatan laut. Hal itu adalah
orang yang memimpinnya, Duchess Ecksel Walter. Dia adalah wanita dengan
kepribadian yang akan menggunakan pengetahuan dan keberanian dalam
politik, dan kudengar bahwa dia menggunakan kecerdasan uniknya untuk
menyelesaikan masalah pangan saat ini. Orang semacam itu mungkin tidak
akan menyerang dari depan, tapi melakukan serangan kejutan dari
belakangku. Jika dia serius, dia mungkin dapat menghasut para warga untuk
memberontak, atau setidaknya dia terlihat mampu melakukan hal itu. Secara
pribadi, dia adalah salah satu dari Ketiga Duke yang paling tidak ingin
kujadikan sebagai musuh.

Disisi lain, jenderal yang paling mudah untuk ditangani, tapi pasukannya
adalah yang paling kuat, adalah seribu orang Angkatan Udara.

Page | 3
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

Prajurit mereka pada dasarnya adalah tim dari 【 Seekor Wyvern ditambah
satu atau dua ksatria 】, dan mereka memiliki seribu ksatria naga terbang
seperti itu. Ksatria naga terbang adalah musuh yang sangat merepotkan.
Hanya dengan fakta bahwa mereka terbang di langit sudah cukup
merepotkan, tetapi para Wyvern yang mereka tunggangi sendiri adalah
sebuah kekuatan tempur yang besar, mereka dapat menyemburkan api dan
bertindak sebagai petarung atau menjatuhkan tong berisi mesiu dan
bertindak sebagai pengebom.

Disisi lain, hanya ada sedikit cara untuk menyerang mereka dari daratan.
Hanya menembakkan sihir atau menembakkan anak panah yang telah
diperkuat dengan sihir ke arah mereka. Jika kami diserang selama
pertempuran pengepungan, kami dapat membalas mereka menggunakan
bowgun yang telah diperkuat menggunakan sihir tapi dalam pertempuran
lapangan mereka akan sangat sulit dihentikan. Kelihatannya sudah jadi
pengetahuan umum di dunia ini bahwa kamu membutuhkan seekor naga
terbang untuk membunuh seekor naga terbang. Yang artinya bagi Royal
Guard yang hanya memiliki beberapa naga pembawa pesan, akan sangat sulit
untuk melawan mereka.

Sebagai tambahan, wyvern adalah naga terbang yang kedua kaki depannya
telah berubah menjadi sayap, dan di dunia ini, naga yang memiliki dua kaki
depan dan dua kaki belakang dan juga sayap juga ada. Wyvern dan naga
hanya terlihat mirip tapi kelihatannya mereka sama bedanya dengan manusia
dan kera. Naga memiliki kekuatan sihir rasial yang tidak dapat dibandingkan
dengan wyvern, memiliki kecerdasan yang tinggi, dan juga dapat berubah
kedalam bentuk manusia. Mereka telah saling bersatu dan membangun
sebuah kerajaan yang tak tergoyahkan di tengah-tengah benua ini dimana
mereka dan manusia, keduanya memiliki batasan yang tidak dapat diganggu
gugat.

Diantara negara-negara utara terdapat ksatria naga yang membuat kontrak


dengan naga. Mereka disambut sebagai sahabat naga dan sebagai ganti
untuk meneruskan keturunan naga, para naga itu meminjamkan kekuatan
mereka selama pertempuran. Kebetulan, dragonewt adalah keturunan langka

Page | 4
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

yang lahir dari para pasangan ksatria dan naga itu (Sebagian besar terbagi
secara rata antara manusia sepenuhnya atau naga sepenuhnya). Dragonewt
memiliki angka kelahiran yang rendah, tetapi keturunan mereka dijamin akan
menjadi dragonewt, dan karena hal itu mereka telah memiliki jumlah untuk
dipertimbangkan sebagai spesies yang bukan naga ataupun manusia.
Marsekal Angkatan Udara Castor Vargas adalah salah satu dari Dragonewt itu.

Dragonewt, Marsekal Angkatan Udara Castor Vargas, tidak berlebihan jika


dikatakan sebagai tentara satu orang*. Sebagai dragonewt dia dapat terbang
di langit tanpa bantuan naga, dia pemarah dan membenci tipu muslihat,
dengan kata lain… seorang otak otot. Tentu saja, kemampuan pribadinya
sangat menakutkan, tapi komandan seperti itu sebenarnya mudah bagiku.
Saat bertarung dengan Angkatan Udara, kemenangan atau kekalahan akan
bergantung pada mampukah aku mengendalikan Castor sejak awal dan
membuat para ksatria naga terbang itu tidak efektif.
*TN: one-man army adalah seseorang yang memiliki kekuatan setara dengan
sebuah pasukan.

Dan yang terakhir, empat puluh ribu orang Angkatan Darat, kali ini baik
pasukan maupun jenderalnya sama-sama merepotkan.

Itu bukan hanya karena perbedaan jumlah, setiap prajurit dan perlengkapan
mereka lebih baik dari pada pasukan Royal Guard. Selain infanteri dan
kavaleri, mereka juga memiliki unit pengepung, dan penyihir beratribut api
yang tergabung dengan mereka memiliki kekuatan yang lebih besar, sudah
pasti mereka adalah ujung tombak dari sebuah perang.

Dan yang memegang komando Angkatan Darat, adalah Jenderal Georg


Carmine yang menakutkan.
Dia adalah pria luar biasa yang, selain memiliki keberanian yang sebanding
dengan Castor, dia tidak hanya mengandalkan hal itu, dan mengambil
keputusan tenang berdasarkan pengalamannya. Dalam Kisah Tiga Negara dia
akan mirip dengan Guan Yu atau Lu Meng. Sejujurnya, dia adalah seseorang
yang tidak ingin kujadikan musuh, sama seperti Duchess Walter, tapi dia sama
sekali tidak menyembunyikan rasa permusuhannya kepadaku. Aku mungkin

Page | 5
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

masih dapat menyelesaikan hal ini melalui pembicaraan jika itu adalah
Duchess Walter atau Duke Vargas, tapi Duke Carmine adalah yang pertama
dan paling tidak diragukan akan menjadi musuhku. Ada juga beberapa rumor
yang mengatakan bahwa dia memiliki koneksi dengan Amidonia.

Menurut Ayah Hal, Glaive Magna, tindakan Duke Carmine sudah pasti
menimbulkan beberapa pertanyaan, dan ada banyak Bangsawan dan Ksatria
di dalam Angkatan Darat yang telah bergabung dan membentuk faksi
separatis. Namun, jumlah Angkatan Darat meningkat karena pasukan pribadi
milik para bangsawan korup dan tentara bayaran yang mereka sewa dari Zem:
empat puluh ribu orang Angkatan Laut, melawan sepuluh ribu orang Royal
Guard. Jumlah pasukan mereka telah mencapai empat kali lipat dari milik
kami. Berdasarkan perkataan Sun Tzu, dengan jumlah ini aku harus melarikan
diri atau menghindari pertempuran. Serius, benar-benar tidak ada harapan,
aku yakin bahwa aku tidak mungkin bisa menang.

——— jika aku menghadapi mereka secara langsung.

Maaf, tapi aku adalah seorang internal administrator.


Sejak awal aku tidak pernah bermaksud untuk bertarung dengan adil.
Aku tidak peduli dengan kebanggaan kavaleri atupun kebanggaan prajurit.
Perang adalah penipuan.
Negosiasi, strategi, diplomasi… aku akan menggunakan semuanya.
Mereka mungkin akan memanggilku pengecut atau licik, tapi itu tidak
masalah selama aku menang.

Aku tidak perlu melakukan ini seperti seorang Pahlawan.


Aku tidak perlu melakukan ini seperti seorang Raja.

Aku akan mengambil komando di medan perang dengan caraku sendiri!

Page | 6
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

Chapter 01 – Sembunyikan Pisau Di Balik Senyuman

Hari itu, sebuah kegemparan mengguncang seluruh Kerajaan Elfrieden.

Rumor mengatakan bahwa Raja Souma akhirnya mengumpulkan tentara


penakluk melawan Ketiga Duke yang tidak menghentikan sikap menentang
milik mereka. Rumor ini mengguncang masyarakat. Ada banyak pendapat
mengenai perselisihan Raja dan Ketiga Duke, tapi sebagian besar masyarakat
tidak pernah mengira bahwa itu akan menjadi sebuah konflik bersenjata.
Mereka berpikir bahwa sebelum negara hancur, sisi Raja dan sisi Ketiga Duke
akan menyerah, dan sebelum seorangpun menyadarinya, mereka telah
berada diambang konflik bersenjata. Sepertinya, tidak mungkin mendinginkan
hal itu karena sudah sampai sejauh ini.

***

Ada beberapa orang yang melompat kegirangan dan memasang senyum


jahat saat mendengar berita itu.
Duke dari Dukedom Amidonia, Gaius VIII

Dia telah mengumpulkan para jenderal yang memimpin negara itu dan
membuat sebuah pernyataan dengan keras.

“Saatnya telah tiba! Mari kita kumpulkan pasukan kita di perbatasan!


Setelah kekacauan terjadi, kita akan memulai invasi ke Elfrieden dengan
dalih sebagai bantuan! Tujuan kita adalah daerah subur disebelah selatan
sampai barat! Kita harus mengambil kembali wilayah yang pernah menjadi
milik nenek moyang kita yang telah mereka curi dari kita!” (Gaius)

“““OOOOOO!!!!””” (Para Jenderal)

Para jenderal yang berkumpul itu meneriakkan suara kekaguman, tapi


diantara mereka…

Page | 7
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

“Tunggu sebentar Tuanku!” (Colbert)

Hanya ada sebuah suara yang menyela, seorang pria melangkah keluar dan
berlutut didepan singgasana.

Menteri Keuangan Negara, Gatsby Colbert. Gaius menatapnya dengan


bingung.

“Jadi itu Kamu, Colbert.” (Gaius)

“Dengan segala hormat Yang Mulia, tolong pikirkan kembali invasi ke


Elfrieden ini! Masyarakat kita saat ini sedang dilanda kesulitan pangan dan
resesi*! Jika kita berperang sekarang, masyarakat kita akan mati kelaparan!”
(Colbert)
*TN: https://id.wikipedia.org/wiki/Resesi

“Aku tahu itu. Itulah mengapa sangat penting untuk merebut kembali
wilayah yang subur itu.” (Gaius)

“Kita akan membutuhkan banyak sumber daya untuk melakukan perang ini!
Jika kita memiliki hal itu maka kita bisa mengimpor bahan makanan dari
luar negeri! Daripada melakukan perang yang tidak yakin akan
dimenangkan, dan bahkan jika kita menang kita tidak yakin akan
mendapatkan hasil yang cukup dari usaha yang kita lakukan, kita sebaiknya
melakukan pemban….” (Colbert)

“DIAM!!” (Gaius)

Gaius berteriak kepada Colbert. Dia melangkah turun kearahnya dan


menendangnya hingga terpelanting.

“Guha.” (Colbert)

“Kalian para pegawai administrasi selalu mengatakan hal yang sama!


Bekerja untuk kepentingan dalam negeri, ini bukan saatnya melakukan hal
itu, itulah yang selalu kalian katakan! Lihat, saat Kamu melakukan hal itu,
negara kita sedang jatuh kedalam kehancuran, dan berkebalikan dengan

Page | 8
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

Elfrieden yang terpuruk selama masa pemerintahan Raja bodoh yang


sebelumnya, saat ini mereka sedang bangkit setelah raja yang baru naik
takhta!” (Gaius)

“I, itu… karena Raja Baru Souma berfokus melakukan pembangunan


nasio…” (Colbert)

“Kamu masih mau berbicara!?” (Gaius)

Gaius kembali menendang Colbert hingga terpelanting. Sesuatu didalam


mulutnya telah sobek dan darah mengalir keluar dari ujung mulutnya.
Namun, Colbert tidak berhenti berbicara dengan jelas.

“Yang Mulia… kekuatan militer negara kita hanya sepertiga dari kerajaan
Elfrieden, dan kekuatan nasional kita bahkan tidak sampai seperlima dari
mereka. Ini adalah sebuah rencana yang sangat, sangat ceroboh!” (Colbert)

“Aku tahu hal itu! Itulah mengapa sekarang, saat Ketiga Duke dan Raja
sedang berada dalam kebuntuan ini adalah sebuah kesempatan yang
bagus!” (Gaius)

“Tapi Anda tidak tahu sampai kapan itu akan terjadi!” (Colbert)

“Ha ha ha, Kamu tidak perlu khawatir dengan hal itu. Jenderal Georg
Carmine yang menakutkan itu adalah orang yang memulai pemberontakan.
Raja muda itu tidak akan dapat mengalahkannya dengan mudah. Itu juga
berlaku untuk Georg. Dengan para pengkhianat yang memegang kendali
negara itu, mereka tidak akan dapat dibereskan dengan mudah!” (Gaius)

Colbert menggigit bibirnya.

(Itulah sebabnya dia sangat percaya diri! Diantara Ketiga Duke, hanya
Jenderal Georg Carmine-lah yang mengibarkan bendera pemberontakan,
tapi itu memang kesempatan yang bagus bagi Dukedom ini. Sejujurnya,
tidak ada yang dapat mengatakan apakah sebuah kesempatan bagus seperti
ini akan datang lagi di masa depan. Bahkan Duke juga tidak lagi muda. Dia
mungkin tidak ingin melewatkan kesempatan ini untuk tetap berdiri dan

Page | 9
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

memimpin tentara di garis depan. Namun…. Jalan pemikiran seperti itu


sangatlah naif!)

“Tolong dengarkan, Yang Mulia! Jika kita menyerang Elfrieden kita akan
dikecam oleh negara-negara lain! Kita telah menandatangani 【 Deklarasi
Koalisi Kemanusiaan Melawan Makhluk Iblis 】!” (Colbert)

“… 【 Deklarasi Kemanusiaan 】, kan?” (Gaius)

Ini adalah pertama kalinya Gaius menunjukkan sebuah ekspresi goyah.

【 Deklarasi Koalisi Kemanusiaan Melawan Makhluk Iblis 】 adalah nama dari


deklarasi dan perjanjian internasional yang dibuat oleh negara dengan
kekuatan dan wilayah terbesar di benua ini, Kekaisaran Grand Chaos, di
ambang invasi pasukan Raja Iblis, untuk menghentikan semua perang antar
manusia dan bekerja sama untuk menghentikan invasi pasukan Raja Iblis. Isi
dari 【 Deklarasi Koalisi Kemanusiaan Melawan Makhluk Iblis 】 dapat
diringkas menjadi tiga bagian berikut.

Pertama, tidak mengizinkan perubahan perbatasan karena perang atau


operasi militer antar umat manusia.

Kedua, menghormati hak kesetaraan dan hak asasi manusia milik seluruh
orang disetiap negara.

Ketiga, Untuk negara yang jauh dari Wilayah Raja Iblis diharuskan mendukung
benteng yang merupakan negara yang berdekatan dengan Wilayah itu.

Yang kedua sedikit sulit dimengerti, tapi itu dibuat untuk menyediakan
tempat berlindung bagi orang-orang yang bukan sebuah mayoritas disuatu
negara. Itu juga termasuk ketakutan karena perbatasan yang tidak boleh
berubah, maka suatu negara mungkin akan mencabut hak milik orang-orang
itu dan membuang orang-orang itu dari wilayah mereka. Itu bukan hanya
sebuah tulisan, tapi dalam kasus dimana sebuah negara ada yang melanggar
salah satu dari ketiga hal itu, sang pemimpin, yaitu Kekaisaran, akan
melakukan intervensi militer. Singkatnya, 【 Deklarasi Kemanusiaan 】 ini

Page | 10
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

adalah perjanjian keamanan dimana, sebagai ganti tidak di-ijinkannya


serangan kepada negara-negara tetangga, keamanan sebuah negara akan
dijamin oleh Kekaisaran.

“Dengan menyerang Elfrieden kita akan mengundang invasi militer dari


Kekaisaran! Aku mohon kepadamu Yang Mulia, tolong pikirkan ini
kembali!” (Colbert)

“Ugh…” (Gaius)

“Sir Colbert, Anda tidak perlu khawatir dengan hal itu.” (Julius)

Orang yang melangkah kedepan dan mengatakan itu adalah Putra Mahkota,
Julius Amidonia.
Sebuah senyum jahat terpampang diwajah tampan-nya yang dapat disebut
sebagai bishonen.

“Alasannya karena, Elfrieden tidak menandatangani【 Deklarasi


Kemanusiaan 】 itu.” (Julius)

“Itu menyesatkan, Putra Mahkota! Kita menyerang negara yang tidak ikut
menandatanganinya sementara kita sendiri bahkan tidak dapat melindungi
diri tanpa 【 Deklarasi Kemanusiaan 】. Itu akan menodai wajah Kekaisaran
sebagai pemimpin!” (Colbert)

“Tapi diplomasi adalah tentang perjanjian pertukaran. Semua itu terjadi


karena Elfrieden bersikap keras kepala untuk melawan niat baik Kekaisaran
untuk bekerja sama melawan Makhluk Jahat. Kita tidak membuat
kesalahan.” (Julius)

“Tapi.” (Colbert)

Gaius menarik pedang kerajaan ditangannya.


Dan dia mengarahkan ujungnya kearah Colbert yang sedang berlutut dilantai.

“Colbert. Aku akan memerintahkanmu menjadi tahanan rumah.” (Gaius)

Page | 11
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

“Yang Mulia.” (Colbert)

“Kamu akan melihat dari luar. Kamu akan melihat saat kami merebut
kembali wilayah milik nenek moyang kita.” (Gaius)

Dengan pernyataan itu Gaius tidak sekalipun memandang Colbert saat dia
membawa Julius dan para Jendral meninggalkan ruang pertemuan. Colbert
yang ditinggalkan hanya bisa memukulkan tinjunya ke karpet sambil
menggigit bibirnya.

***

Beberapa jam kemudian, Colbert yang sedang bersedih terhuyung-huyung


saat dia berjalan disepanjang Koridor Istana, saat seorang wanita muda cantik
tiba-tiba muncul dari belakang pilar marmer.

“Halo Colbert-san, Gimana keadaannya?” (Roroa)


*TN: Roroa disini menggunakan logat yang agak berbeda

“Tuan Putri!? Um, yah….” (Colbert)

Itu adalah Tuan Putri, Roroa Amidonia. Colbert menjadi panik, karena
menunjukan wajah sedih didepan Roroa. Roroa telah memiliki ketertarikan
ekonomi yang bagus sejak kecil dan saat dia tumbuh semakin besar, dia telah
dibawa untuk bernegosiasi dengan toko-toko besar dinegara ini dan para
menteri keuangan, dan tidak diragukan lagi akan menjadi sosok yang dapat
mendukung ekonomi negara ini dari balik layar. Bagi Menteri Keuangan
Colbert yang berusia 28 tahun, Roroa adalah seorang teman yang mengerti
bisnis, seorang teman seperjuangan melawan resesi, dan sedikit memiliki
karakter dari seorang adik yang merepotkan.

Melihat wajah Colbert, Roroa tesenyum minta maaf.

“Wajahmu… apakah kamu memberi beberapa nasihat baik kepada papa


lagi?” (Roroa)

“Eh, ah, begitulah….” (Colbert)

Page | 12
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

“Maaf, orang tuaku memang idiot. Sheesh… menjaga para pengkhianat


dengan nasihat yang baik ditangannya, negara inilah yang pertama kali
akan hancur. Apasih yang dipikirkannya.” (Roroa)

Roroa menggerutu dengan marah.


Melihat Roroa menjadi seperti itu untuknya, Colbert merasa dia dapat
memaafkan semuanya.

“Terima kasih banyak Tuan Putri. Pendapat anda sudah lebih dari cukup.”
(Colbert)

“Beneran? Jadi mari kita siap-siap.” (Roroa)

“Huh? Bersiap-siap?” (Colbert)

Tidak mampu mengikuti perkembangan yang tiba-tiba terjadi, Colbert


menjadi kebingungan.
Melihat hal itu, Roroa tersenyum gembira.

“Lagian Papa memberimu waktu luang, kan? Jadi ayo menghilang


bersamaku. Ini akan baik-baik saja, aku telah bicara kepada semua menteri
penting, aku ngomong pada mereka bahwa aku akan pergi berlibur di
tempat Pak Tua Herman-sama di Nerva♪.” (Roroa)

“???” (Colbert)

***

Beberapa hari kemudian, bersamaan dengan keberangkatan Gaius VIII dan


Julius ke garis depan, ada kejadian di Istana Kerajaan dimana Tuan Putri
Roroa dan Menteri Keuangan menghilang. Namun, dengan tangan cerdik
milik Roroa, kejadian itu tidak diketahui, dan Gaius beserta Julius tidak pernah
tahu hal itu telah terjadi.

Page | 13
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

Chapter 02 – Perasaan Liscia

Di dalam ruang urusan pemerintahan, aku menerima laporan dari Poncho dan
Tomoe-chan. Pertama, adalah laporan dari Poncho. Baru beberapa hari yang
lalu, jabatannya adalah Menteri Urusan Masalah Pangan, namun karena
masalah itu telah di selesaikan saat ini, karena jasanya, dia telah dipromosikan
sebagai menteri pertanian dan kehutanan. Dia akan menangani proyek-
proyek pertanian, badan Kehutanan yang baru saja didirikan, manajemen
pendistribusian makanan dan di samping itu, juga untuk pengembangan
lahan sawah terasering sebagai sumber pertanian baru di negara ini.

Ngomong-ngomong, tidak ada “perikanan” dalam jabatan menteri karena


negara ini tidak mengelola hak nelayan secara langsung, karena itu adalah
wilayah dari cabang guild perikanan yang dibangun di berbagai tempat.
Sebagai ganti pendapatan dari pajak guild, negara memberikan hak itu
kepada guild perikanan. Aku juga ingin melakukan reformasi di bidang itu
cepat atau lambat, namun hanya setelah aku mengambil alih angkatan laut.
Untuk menjaga kepentingan para nelayan di negara ini, sebuah departemen
yang mirip dengan Pelindung Pantai sangat diperlukan. Tanpa perlindungan
itu, nelayan tidak akan patuh jika aku hanya menggunakan tugas dan
kewajiban untuk memaksa mereka mengikuti rencana reformasiku.

Mari kembali ke topik. Aku bertanya kepada Poncho.

“Bagaimana dengan masalah persediaan militer ( ransum tentara dan pakan


kuda ) yang aku minta kepadamu?” (Souma)

“Ya. Dengan suatu cara, kami berhasil menyiapkan itu, namun….” (Poncho)

Poncho menyeka keringatnya sambil mengelak menjawab pertanyaan itu.

“Apakah terjadi sesuatu?” (Souma)

Page | 14
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

“Tidak… Sebenarnya, apa yang mengganggu saya adalah jumlahnya.


Bagaimanapun, jumlah persediaan militer yang Yang Mulia minta cukup
untuk memberi makan tentara kerajaan selama satu bulan dan masih akan
ada bagian yang tersisa… jika jumlah yang besar itu sebenarnya adalah
kesalahan, maka bukankah itu akan menjadi kerugian besar, ya?” (Poncho)

Ah, begitu. Jika hanya berdasarkan jumlah prajurit di Royal Army yang
dikerahkan saat ini, jumlah persediaan itu terlalu banyak dan itu membuatnya
khawatir. Bagaimanapun, Royal Army hanya berjumlah 10.000 orang saat ini.
Namun,

“Jangan khawatir. Tidak ada yang salah.” (Souma)

Oops, itu seperti menaikan bendera. Aku harus menjelaskannya kembali.

“Itu adalah jumlah yang paling optimal. Kamu bahkan bisa mengatakan
bahwa jumlah persediaan yang besar itu dapat menentukan kemenangan
atau kekalahan dalam sebuah perang.” (Souma)

“Be-begitukah?…. Lalu untung saja panen tahun ini berlimpah. Jika itu
tahun lalu maka akan menjadi hal yang benar-benar tidak mungkin untuk
menyiapkan jumlah sebesar itu.” (Poncho)

“Ahh, tetapi itu berkat semua orang yang melakukan pekerjaannya dengan
baik. Tentu saja, itu juga berkat Poncho.” (Souma)

“Sa-saya tidak pantas menerima perkataan itu, ya!” (Poncho)

Sambil tersenyum kecut kearah Poncho yang terlalu menegakkan tubuhnya


sampai-sampai terlihat membungkuk kebelakang saat dia menjawab itu, aku
mengalihkan perhatianku kearah Tomoe-chan.

“Tomoe-chan, bagaimana dengan sisi-mu?” (Souma)

“Y-ya, kami telah mendapatkan lima ekor Rhinosaurus.” (Tomoe)

Page | 15
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

Memberikan harapanku kepada kemampuan Tomoe-chan 【 Untuk


memahami bahasa binatang dan monster 】, aku memintanya untuk
‘mengundang’ kadal rhinosaurus besar seperti yang ikut dalam tugas
penyelamatan Hutan Dewa-Pelindung, karena aku sangat terkesan oleh
kemampuan mereka untuk mengangkut sejumlah besar material dalam jarak
jauh. Meskipun Royal Army ingin meningkatkan jumlah Rhinosaurus yang
mereka miliki, itu membutuhkan banyak waktu untuk melatih satu ekor
dengan cara biasa. Bagaimanapun, ukurannya sangatlah besar. Jika dia
mengamuk, dia dapat menyebabkan kerusakan serius.

Itulah dimana Tomoe-chan memainkan perannya. Tomoe-chan dapat


menggunakan kemampuannya untuk mendengarkan permintaan
Rhinosaurus. Yah karena Rhinosaurus memiliki kecerdasan yang rendah (otak
mereka hanya sebesar telur, jadi bisa dikatakan mereka mirip dengan
stegosaurus?), jadi permintaan mereka kebanyakan adalah “Makanan yang
enak” dan “tempat dimana mereka bisa berkembang biak dengan aman”.
Karena alasan itu, kami perlu menyisihkan wilayah untuk membuat sebuah
‘peternakan Rhinosaurus’, namun dengan ini, kami dapat dengan mudah
mendapatkan sarana transportasi jarak jauh berkecepatan tinggi tanpa perlu
melatihnya.

“Se-seperti yang diharapkan, Kemampuan Tomoe-dono sangat


menakjubkan, ya!” (Poncho)

“Itu benar. Untung saja aku dapat mengambilmu sebelum Kamu jatuh
ketangan negara lain.” (Souma)

“Hen-hentikan itu, itu membuat saya malu.” (Tomoe)

Bersama Poncho, kami berdua memujinya dengan sungguh-sungguh, tapi


mungkin karena dia malu, wajahnya menjadi merah. Pada saat itu, pintu
ruang urusan pemerintahan terbuka dengan paksa dan Liscia menerobos
kedalam ruangan itu.

“Tunggu dulu, Souma!” (Liscia)

Page | 16
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

“A-ada apa? Kenapa kamu terburu-buru?” (Souma)

Liscia mendekatiku sambil terengah-engah dan menatapku dengan ekspresi


agak mengancam sebelum dia menunjuk kearah jendela.

“Seluruh Kerajaan sedang gempar oleh tersebarnya rumor yang


mengatakan 【 Souma pada akhirnya membentuk sebuah pasukan untuk
menghadapi Ketiga Duke 】!” (Liscia)

“….. Oh jadi hanya itu?” (Souma)

“Bagaimana mungkin kamu bisa mengatakan ‘Hanya itu?’” (Liscia)

Dia sangat panik karena dia pikir bahwa sesuatu telah terjadi. Aku kemudian
berdiri dan menepuk pundak Liscia.

“Jangan khawatir. Itu adalah rumor yang disebarkan dengan sengaja.”


(Souma)

“Haa!?” (Liscia)

Liscia melihat kearahku dengan mata terbuka lebar seperti jika dia telah
melihat sesuatu yang tidak dapat dipercaya.

“Lalu mengapa… bukankah Kamu ingin ini tertutupi sampai saat terakhir?
Kamu akan berakhir memberikan keuntungan kepada musuh dengan
memberi mereka informasi yang tidak perlu, Kamu tahu?” (Liscia)

“Jika mereka tidak menerima undangan itu maka akulah yang akan terkena
masalah. Karena ini adalah panggung besar dimana nasib negara ini akan
ditentukan, dan setiap calon aktor dan aktris harus berdiri diatas
panggung.” (Souma)

Akan ada banyak kejadian yang terjadi pada saat bersamaan di panggung
besar itu, dan juga ada sebuah bagian dimana keberuntungan akan
memainkan perannya. Aku berpikir bahwa mungkin kami tidak akan
mengadakan pesta semeriah itu lagi. Jadi itu akan menyusahkanku jika ada

Page | 17
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

seorang aktor atau aktris yang terlambat mengikuti pertunjukan diatas


panggung besar itu.

“Jadi…… itu artinya Kamu telah memikirkan sesuatu, kan?” (Liscia)

Liscia tampaknya menyadari seuatu dari pernyataan jelas yang kulakukan.


Matanya tampak gelisah… Baru-baru ini, Liscia telah gelisah. Aku menyadari
bahwa dia sedang kesulitan dengan konflik yang mungkin terjadi dengan
mantan atasannya Georg Carmine yang dia hormati. Namun, kami telah
sampai pada titik dimana kami tidak bisa kembali.

“Poncho, Tomoe-chan. Bisakah kalian meninggalkan kami sendirian untuk


sejenak?” (Souma)

“Y-ya, Ya!” (Poncho)

“Ba-baik. Nii-sama… saya menyerahkan Nee-sama kepadamu.” (Tomoe)

Setelah mengatakan hal itu, keduanya meninggalkan ruangan. Hanya Liscia


dan aku yang tersisa didalam ruangan ini.

Bahkan saat disini hanya ada kami berdua, tempat ini sangat sunyi tanpa ada
satu suarapun untuk beberapa saat. Jadi, aku berdiri dari tempat dudukku dan
bergerak menuju tempat tidur yang terletak diujung ruangan ini. Dan
kemudian aku mengisyaratkan Liscia untuk datang dan duduk diatasnya.

Liscia melakukannya saat aku meminta hal itu dan duduk disampingku.

Meskipun situasi dimana seorang wanita cantik sedang duduk disampingku


diatas tempat tidurku harusnya menjadi sebuah situasi yang indah, udara
diantara kami terasa berat…. Kesunyian itu menyakitkan.

“….Liscia.” (Souma)

“….Ya?” (Liscia)

“Tolong ceritakan kepadaku tentang Georg Carmine.” (Souma)

Page | 18
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

“!?” (Liscia)

Liscia menatapku dengan wajah bingung.

“Apakah Kamu… masih ingin melakukan sesuatu?” (Liscia)

“Tidak, bukan itu. Karena kita telah sampai di titik ini, itu tidak akan
mengubah rencana… Aku hanya ingin tahu orang seperti apa dia itu.
Karena jika aku memikirkan hal itu, aku tidak dapat menemuinya dengan
cara yang tepat.” (Souma)

“………..” (Liscia)

Liscia agak kebingungan, tapi sesaat kemudian, dia mulai menceritakannya


sedikit demi sedikit.

“Sebagai seorang tokoh masyarakat, Duke Carmine adalah anggota militer


yang belum pernah ada di masa lalu maupun saat ini. Dapat dikatakan
bahwa selain memiliki kekuatan bertarung yang tinggi sebagai
therianthrope, dia juga menunjukkan bakatnya yang sebenarnya saat
memimpin pasukan. Saat pengepungan atau mempertahankan istana atau
di medan pertempuran, dia adalah seorang komandan luar biasa yang telah
berhasil melakukan semua jenis tugas, bahkan pada masa Raja dua
generasi sebelumnya, dia bertanggung jawab untuk unit belakang saat
pasukan mundur dan meskipun kalah perang, aku dengar bahwa dia telah
berhasil mengambil kepala komandan pasukan musuh.” (Liscia)

“Itu menakjubkan….” (Souma)

Bahkan didalam pertempuran untuk melarikan diri, hanya dengan mencegah


kerusakan pada sekutu sudah dapat dikatakan sebagai sukses besar. Namun,
dia mampu menimbulkan kerugian seberat itu kepada musuh. Itu benar-
benar luar biasa. Selain itu, kemampuan memimpinnya dapat meningkatkan
moral pasukan dan membuat mereka dapat mencari tempat dimana mereka
dapat menyergap musuh dengan efisien. Itu membuatku mengingat prestasi
Takeda Shingen muda yang melakukan serangan kejutan saat dia di percayai

Page | 19
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

sebagai penjaga garis belakang di dalam pasukan ayah Nobutora yang


melarikan diri.

“Selama masa pemerintahan Ayah, negara ini menghentikan kebijakan


ekspansinya. Karena sejujurnya, Ayah hanyalah seorang Raja yang sangat
normal dan tidak memiliki point baik maupun buruk selama memerintah
negara ini, sehingga dia dianggap sebagai seekor mangsa yang mudah
oleh negara lain.” (Liscia)

“Kasarnya…. Bahkan saat dia adalah Ayahmu.” (Souma)

“Itu adalah kenyataan. Kami tidak dapat mengubahnya. Karena Duke


Carmine menjalankan kekuasaannya dibarat, Dukedom Amidonia dan
Rebublik Torgis tidak dapat ikut campur. Bahkan sebagai anggota militer
paling berbakat di masa ini, dia bahkan tidak memiliki ambisi sedikitpun
dan dia mengabdikan kesetiaannya kepada ayah…. Tidak, itu salah.
Daripada Ayah, Duke Carmine benar-benar mencintai nagara ini.” (Liscia)

“Negara ini?” (Souma)

“Apakah Kamu tahu? Masih ada negara yang melakukan diskriminasi


terhadap ras lain di dunia ini. Kekaisaran saat ini memang menegaskan
tentang kesetaraan antar ras, namun masih ada wilayah yang
mendiskriminasi ras selain manusia. Sebaliknya, bangsa High Elf di Utara
memperjuangkan supremasi high elf dan melakukan penghinaan kepada
jenis manusia lainnya. Namun, tidak ada satupun jenis diskriminasi dinegara
ini. Bagaimanapun, sejak awal ras-ras yang membenci diskriminasi
semacam itu, bekerja sama untuk mendirikan negara ini, sehingga mereka
tidak akan diperbudak oleh siapapun. Jadi Duke Carmine… mencintai
negara ini melebihi siapapun.” (Liscia)

Pada saat itu, Liscia berhenti sejenak, sebelum melanjutkan perkataannya.

“Sebagai orang luar, Duke Carmine adalah orang yang sopan dan dapat
membedakan mana yang benar dan salah. Dalam hubungannya dengan
Ayah, dia melewati garis pribadi dan resmi dan menjadi penasehat Ayahku.

Page | 20
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

Duke Carmine… memperlakukanku seperti anaknya sendiri, mungkin karena


Duke Carmine tidak memiliki satu anakpun. Dia bahkan membiarkanku naik
kepundaknya. Aku juga, sangat menyayangi Duke Carmine.” (Liscia)

“……..” (Souma)

“Ketika aku ingin masuk Ke Angkatan Darat karena aku mengagumi Duke
Carmine, dia menentangnya sejak awal. Dia berkata bahwa itu bukanlah
sesuatu yang harus dilakukan oleh seorang Tuan Putri. Namun, pada
akhirnya, dia menuruti permintaan egoisku. Yah, setelah lulus dari akademi
militer aku ditempatkan dekat dengannya dan hanya digunakan untuk
mendorong prajurit agar berjuang lebih keras.” (Liscia)

Yah…. Tentu saja Kamu tidak dapat mengirim Tuan Putri suatu negara ke
medan perang. Sudah jelas bahwa Duke Carmine memiliki masa yang cukup
sulit untuk berurusan dengan keinginan Liscia.

“Dia kelihatannya memiliki karakter seorang pria.” (Souma)

Saat aku membuat komentar itu, Liscia membungkuk dengan ekspresi yang
terlihat sedih.

“Ya… dia benar-benar orang yang mengagumkan.” (Liscia)

“Liscia….” (Souma)

“Aku tidak tahu secara pasti apa yang Duke Carmine pikirkan, tapi….
Mungkin itu karena dia adalah anggota militer.” (Liscia)

“Karena dia anggota militer?” (Souma)

“Umur Duke Carmine sudah melewati 50 tahun. Masa hidup therianthrope


tidak berbeda dengan manusia. Sebagai seorang Jenderal, dia masih
teringat oleh pengalaman buruknya. Namun, sebagai seorang prajurit,
hanya kemunduran yang menunggunya dengan lambat. Itulah mengapa,
mungkin dia ingin melakukan sesuatu yang besar untuk negara ini.”

Page | 21
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

“…. Dan karena itu, dia bahkan akan menjadi pemberontak?” (Souma)

“Jika dia pikir itu untuk kepentingan negara ini, maka Duke Carmine akan
melakukannya.” (Liscia)

Dia mengatakan hal itu dengan percaya diri… aku merasa sedikit cemburu….
Gezz, lalu bukankah itu berarti aku harus mempersiapkan diri untuk kasus
terburuk?
Jika aku bahkan menunjukkan sebuah celah kecil, maka aku akan menjadi
makanan singa.

Setelah ini, aku akan melakukan pertemuan dengan Ketiga Duke


menggunakan Royal Broadcast.
Ketiga Duke juga memiliki Royal Broadcast Orbs, meskipun tidak sebesar
seperti yang dimiliki oleh Keluarga Kerajaan ( hanya ada empat orb seperti itu
di negara ini ), sebenarnya itu mirip seperti layar ponsel yang digunakan
untuk konferensi video. Didalam konferensi itu aku akan menghadapi sisi
Ketiga Duke dan memberi mereka peringatan terakhir untuk kekuasaan
mereka. Jika mereka menolak itu, maka itu akan menjadi tanda dimulainya
peperangan. Mengabaikan Kedua Duke lainnya, kemungkinan Duke Carmine
mengindahkan peringatan ini ada nol.

“Liscia… jika ini terlalu berat untukmu, maka….” (Souma)

“Tidak, aku akan menghadirinya.” (Liscia)

Aku tidak bisa menyelesaikan perkataanku, “tidak masalah jika Kamu tidak
menghadiri konferensi itu”. Liscia menunjukkan sebuah senyum di wajahnya
yang murung.

“Aku tahu. Duke Carmine sudah membulatkan tekadnya untuk melakukan


hal itu. Sudah tidak mungkin bagi kita untuk kembali lagi.” (Liscia)

“Liscia…..” (Souma)

“Karena aku telah mengetahui hal itu, aku ingin melihatnya dengan mata
kepalaku sendiri. Orang yang menjadi jalan hidupku.” (Liscia)

Page | 22
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

“…….” (Souma)

Liscia melihat langsung kearah mataku dan mengatakan hal itu.


“Jalan hidup” ya?…. kalimat itu terlalu berat untuk dibicarakan oleh seorang
gadis berumur 17 tahun.
Hanya dengan memiliki pemikiran itu dia dapat berada di sini.
……… aku tidak dapat mengatakan satu kata-pun.

Itulah mengapa, setidaknya, aku memeluk pundaknya. Dia… sedikit gemetar.


Liscia mengistirahatkan kepalanya di pundak-ku.
Meskipun aku seorang “pahlawan”, meskipun aku seorang “Raja”…. Aku
membenci diriku sendiri yang hanya bisa melakukan hal itu kepadanya.

Page | 23
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

Chapter 03 – Ikan di Air Keruh

Istana Parnam 【 Ruangan Siaran Kerajaan 】

Disana terdapat sebuah orb dengan diameter 2 meter yang melayang


ditengah ruangan dan digunakan untuk melakukan siaran kerajaan.
Disampingnya teradapat alat penerima siaran kerajaan. Alat penerima yang
dimiliki oleh setiap kota telah terpasang bersamaan dengan air mancur yang
dapat menghasilkan kabut. Alat itu akan menampilkan gambar yang direkam
oleh mana milik roh air ( undine ) dan memainkan suara yang direkam oleh
mana milik roh angin ( Sylph ). Namun, ruangan ini menggunakan sebuah
tangki air tipis yang terisi oleh air sebagai pengganti peralatan untuk
menampilkan video itu.

Dapat dikatakan bahwa jika bagian depannya mirip seperti sebuah layar
proyektor film, maka bagian belakangnya mirip dengan sebuah televisi. Alat
yang ada di istana kerajaan juga memiliki tampilan resolusi yang jelas. Karena
orb yang ada di istana ini dikategorikan sebagai sebuah artefak ( itu adalah
sebuah benda peninggalan masa lalu dengan metode pembuatan yang tidak
diketahui ) jadi memproduksinya secara massal adalah hal yang tidak
mungkin, namun, aku berpikir jika model penerima yang ada di istana bisa
dibuat menjadi lebih sederhana, maka itu dapat diproduksi secara massal. Jika
hal itu dapat dicapai, maka mungkin akan ada hari saat setiap rumah dapat
menonton Juna-san dan siaran umum Elfrieden yang baru.

Mari kita kembali ke topik. Jika kamu bertanya, mengapa ada alat penerima
didalam ruangan yang terdapat transmiter Siaran Kerajaan? Hal itu karena
masing-masing dari Ketiga Duke juga memiliki orb yang sama. Dan saat ini,
setiap alat penerima menampilkan wajah Jenderal Angkatan Darat, Georg
Carmine sang Therianthrope; Jenderal Angkatan Udara, Castor Vargas sang
Dragonewt; dan Jenderal Angkatan Laut, Ecksel Walter dari Suku Naga Air.
Tentunya, aku dan Liscia juga ditampilkan dihadapan mereka.

Page | 24
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

“….. Tak kusangka pertemuan pertama kita akan seperti ini. Aku Souma
Kazuya, orang yang telah dipercayai memegang mahkota oleh Raja
Elfrieden yang sebelumnya, Albert-dono.” (Souma)

【 Cih, jadi Kamu ingin berpuraa-pura menjadi Raja yang hebat? 】 (Castor)

Castor tiba-tiba memotong sapaanku. Namun,

【 Castor!….. Saya sangat minta maaf, Yang Mulia, Saya merasa terhomat
untuk memiliki kesempatan bertemu dengan anda untuk pertama kalinya.
Saya Ecksel Walter, Jenderal dari Angkatan Laut. Castor, sebagai pria yang
bergabung dengan militer, jangan pernah lupa untuk memperlakukan orang
lain dengan hormat tidak peduli orang semacam apa dia itu. 】 (Excel)

【 Gugh… Aku sudah mengetahui hal itu. Castor Vargas, Jenderal Ankatan
Udara. 】 (Castor)

Ecksel segera memarahi Castor, dan Castor dengan enggan memberikan


perkenalannya. Berdasarkan laporan, Castor adalah menantu Ecksel. Itulah
yang menjelaskan semuanya.

【 Georg Carmine, Jenderal Angkatan Darat. 】 (Georg)

Terakhir, Georg memperkenalkan namanya dan dengan demikian sesi


perkenalanpun berakhir.
….Jadi, manusia singan ini adalah Georg Carmine, ya?

Dia benar-benar memiliki tubuh yang kekar dan tidak bis dibandingkan
dengan orang biasa sepertiku, dengan surai tebal yang sangar dan tatapan
tajam milik seekor singa. Meskipun itu hanyalah sebuah tampilan video, tapi
itu terasa dia tepat berada disampingku. Aku paham alasan kenapa Liscia
mengaguminya, karena sikapnya sebagai orang yang telah berada didalam
militer dalam waktu yang lama.

“Duke Carmine…….” (Liscia)

【 ……… 】 (Georg)

Page | 25
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

Liscia, yang berada dibelakangku, dengan spontan mengeluarkan sebuah


suara, namun Georg sama sekali tidak menanggapinya.
Tanpa terpengaruh oleh aura menakutkan yang dimiliki oleh Georg, aku
memberitahu mereka secara langsung.

“Sekarang aku akan memberikan peringatan terakhir kepada Ketiga Duke.


Setelah aku naik takhta, Ketiga Duke selalu tidak menanggapi permintaan
kerja sama yang saya ajukan. Meskipun demikian, masalah pewarisan takhta
yang tiba-tiba dilakukan kepadaku adalah sesuatu yang diputuskan secara
pribadi oleh Albert-dono, jadi tentu saja ada orang-orang yang bingung
dengan hal ini. Oleh karena itu, saya tidak pernah menanyakan alasan
mengapa kalian tidak patuh sampai sekarang. Namun, mulai saat ini, jika
kalian tidak mematuhi perintahku, maka aku tidak punya pilihan lain selain
menganggap sisi kalian sebagai pemberontak. Jenderal Angkata Udara Castor
Vargas, dan juga, Jenderal Angkatan Laut Ecksel Walter. Aku akan mendengar
pendapat kalian.” (Souma)

【 Haa? Mematuhimu…. 】 (Castor)

【 Castor! 】 (Excel)

Teguran yang dilakukan oleh Ecksel secara reflex menjawab pernyataan


Castor.

【 Apa yang akan kamu katakan ditempat ini akan dianggap sebagai
perkataan dari Vargas Duchy*! Nasib warga yang tinggal di Vargas Duchy ada
dipundakmu, kamu tahu! Tolong berhati-hatilah untuk tidak membuat
pernyataan yang sembrono. 】 (Excel)
*TN: Duchy = wilayah milik duke

Seperti yang kuharapkan dari Duchess Ecksel Walter. Jadi Agar tidak
membuat perjanjian ceroboh kepada sisiku, dia menunjukan dirinya.
Penampilannya tak lebih dari seorang gadis muda, namun dia tidak dipanggil
Amazoness* karena tidak ahli dalam urusan militer dan politik. Seseorang
yang benar-benar tidak ingin kujadikan sebagai musuh.
*TN: Tidak tahu apa artinya jadi saya biarkan seperti itu.

Page | 26
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

【 Yang Mulia, ada sesuatu yang ingin saya tanyakann kepada anda. 】 (Excel)

Ecksel mulai bertanya kepadaku dengan cara seperti itu.

“….. Apa itu?” (Souma)

【 Apa yang akan anda lakukan kepada Wilayah Ketiga Duke? 】 (Excel)

Ecksel menatap langsung kemataku. Jika aku berbohong kepadanya, dia pasti
akan segera mengetahuinya.

“Jika kamu mematuhiku maka… aku tidak akan ikut campur ke dalam
wilayah Ketiga Duke.” (Souma)

【 Lalu pasukan Ketiga Duke? 】 (Excel)

Dia segera memberikann serangan balasan. Kelihatannya dia telah menyadari


keinginanku.
…….. Aku tidak bisa menyembunyikan hal itu lagi, kan?

“…… Aku akan memasukan Pasukan Ketiga Duke kedalam Royal Army untuk
membentuk Pasukan Gabungan. Sebagai tambahan, aku akan melarang
bangsawan memiliki prajurit tambahan, kecuali sejumlah prajurit yang
dibutuhkan untuk menjaga wilayah mereka. Prajurit yang tersisa juga akan
dimasukan kedalam Royal Army. Karena itu, Aku akan menghapuskan hak
istimewa yang kalian miliki untuk memegang sebuah pasukan. Hal itu juga
akan berlaku bagi wilayah bangsawan yang lain.” (Souma)

【 Sudah saya duga, ini adalah….. 】 (Excel)

【 Haaaa!? Apakah Kamu ingin mengambil seluruh pasukan ke TANGANMU!


】 (Castor)

Castor membentak terhadap pernyataanku untuk mengambil alih Pasukan


Ketiga Duke.

Page | 27
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

【 Apakah Kamu bodoh!? Sistem Ketiga Duke digunakan untuk mencegah


lahirnya seorang Tiran*. Jika Raja negara ini berubah menjadi Tiran, maka
kami Ketiga Duke akan mengawasinya, dan kemudian jika itu diperlukan, kami
akan menggulingkannya, dengan pasukan yang telah diberikan! Apakah
Kamu ingin menghancurkan sistem yang dibuat para leluhur!? 】 (Castor)
*TN: Raja yang kejam/ bertindak semena-mena.

“Jika ini adalah masa damai, maka kupikir itu adalah sistem yang tepat.
Tapi, ini adalah zaman perang. Di utara, ancaman Pasukan Iblis sedang
mendekat dan dibarat, Kekaisaran masih memberikan tekanan kepada
semua negara. Amidonia dan Torgis masih bersiap untuk menyerang
wilayah kita dan di Timur, pertempuran kecil dengan Seven Headed
Archipelago Union masih tidak menunjukkan adanya tanda – tanda
berhenti. Ini adalah waktunya utuk membuat aturan terpusat.” (Souma)

【 Jika pusat menjadi buruk, nantinya apa yang Kamu lakukan!? Kamu pikir
Kamu bisa menyatakan bahwa KAMU tidak akan menjadi Tiran!? Jika semua
tentara diletakkan ditangan-MU, lalu siapa yang akan mengadili-MU!? 】
(Castor)

“Rakyatlah yang akan melakukannya.” (Souma)

Ketika aku dengan tegas menyatakan hal itu, Castor segera terkejut.

“Itu karena sistem hukum dinegara ini. 【 Raja 】, 【 Hukum 】, dan 【


Rakyat 】, adalah hal yang saling berhubungan. 【 Hukum 】 adalah sistem
nilai kolektif dalam sebuah komunitas, dalam hal ini, komunitas tersebut
adalah orang yang tinggal disuatu negara yang sama. Itulah mengapa 【
Hukum 】 adalah hal yang sama dengan 【 Keadaan Negara 】.” (Souma)

【 Eh, ah…. Komunitas? Keadaan Negara? 】 (Castor)

Meskipun Castor terlihat tidak memahaminya dan Georg hanya menutup


matanya sambil mendengarkan dalam diam, sedangkan Excel, dia
mengangguk dan berkata 【 Silahkan lanjutkan 】.

Page | 28
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

“Sederhananya, itu adalah hubungan yang mana 【 Raja menetapkan


hukum, hukum itu melindungi rakyat, dan rakyat mengakui sanga Raja 】.
Pada saat yang sama, itu juga merupakan hubungan dimana 【 Raja
menghapuskan Hukum yang Buruk, Hukum mengadili orang yang buruk,
Rakyat menggulingkan Raja yang Buruk 】. Tapi sebaliknya, diujung
hubungan ini, rakyat tidak dapat menetapkan atau menghapuskan hukum.
Meskipun Majelis Nasional dapat mengajukan sebuah rancangan hukum
kepada Raja, hal itu akan tergantung pada apakah Raja akan
memberlakukannya atau tidak. Disaat yang sama, Raja tidak memiliki
sedikitpun kekuatan untuk mengadili Rakyat secara langsung.” (Souma)

Contohnya, pada saat aku mengadakan pencarian bakat, Aisha telah


melakukan hal tabu untuk berbicara langsung kepadaku yang merupakan
seorang Raja. Sebenarnya, aku tidak terlalu memikirkannya, tapi hal itu
bahkan dapat dianggap masalah, sebagai seorang Raja. Aku tidak dapat
menghukum Aisha karena ketidaksopanannya. Sebagai seorang rakyat, pada
akhirnya, hal yang akan mengadili Aisha adalah Hukum. Ngomong-ngomong,
benar-benar ada sebuah peraturan yang melarang berbicara secara biasa
kepada Raja, Hukum 【 Lesse Majeste 】. Itu tidak termasuk
mempertahankan diri saat dia tiba-tiba menyerangku menggunakan pedang;
dia akan langsung ditahan dan kemudian akan diadili. Karena itu adalah
hukum yang ditetapkan dinegara ini.

“Selain itu, jika Raja dapat dengan bebas menetapkan dan menghapus
hukum, maka hukum tersebut tidak akan punya kekuatan untuk mengikat
Raja. Jadi, satu-satunya yang dapat mengadili Raja adalah Rakyat. Dalam
kasus munculnya seorang Tiran, maka untuk melindungi nyawa dan harta
mereka, Rakyat memiliki hak istimewa yang tidak dapat diganggu gugat
dari 【 Hak untuk Menolak 】: untuk menggulingkan Raja itu. Raja tidak
bisa melanggar hak itu. Itulah mengapa jika Raja memainkan hukum sesuka
hatinya, maka sudah pasti dia akan berakhir dengan digulingkan oleh
Rakyat.” (Souma)

Page | 29
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

【 Tunggu! Jika Kamu meletakkan semua tentara dibawah kekuasaanmu,


maka Rakyat tidak akan memiliki kesempatan untuk menggulingkanmu, kan?
】 (Castor)

“Apa yang Kamu bicarakan? Bagaimanapun seluruh tentara juga berasal


dari para Warga, kan?” (Souma)

【 ……… 】 (Castor)

“Bahkan bagi prajurit yang berkumpul dibawah kekuasaanku, mereka juga


memiliki 【 Hak untuk Menolak 】. Jika Rakyat dan para prajurit
menganggapku sebagai Tiran, maka mereka akan menolakku sekaligus. Ini
adalah sistem yang telah ditetapkan dinegara ini. Kebetulan, saat kita
berbicara tentang 【 Hak untuk Menolak 】, jika kalian Ketiga Duke
menggulingkan Seorang Tiran, apa dasar hukum yang akan kalian gunakan
agar tidak dianggap sebagai 【 Pembunuh 】 atau 【 Pengkhianat 】
setelahnya?” (Souma)

【 Ughh…….. 】 (Castor)

Castor-pun terdiam.
Sebagai gantinya, Excel mulai bertanya kepadaku lagi.

【 Lalu, Yang Mulia. Setelah bagian dari Pasukan Ketiga Duke yang saling
mengawasi telah hilang, apa yang akan terjadi setelah Tentara Gabungan
menggunakan 【 Hak untuk Menolak 】 yang mereka miliki dan
menggulingkan Raja? Jika pasukan sendiri memiliki kekuatan untuk
menggulingkan Raja, Rakyat tidak akan dapat melakukan apapun untuk
melawan pasukan semacam itu. Pada akhirnya, bukankah Tentara Gabungan
hanya akan mengundang kediktatoran? 】 (Excel)

“Bukankah sudah kukatakan sebelumnya? Bagaimanapun, tentara juga


merupakan rakyat. Tindakan mereka diatur oleh Hukum, dan dengan
demikian mereka juga dapat diadili oleh hukum. Tentara memiliki peraturan
militer; jika mereka melanggar hukum, mereka akan di adili. Bagaimanapun
Hukum juga mengawasi tentara.” (Souma)

Page | 30
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

Pemikir politik Machiavelli pernah berkata 【 Tidak peduli apapun bentuk


sebuah negara, dasar yang paling penting adalah sebuah hukum yang baik
dan militer yang baik. Tanpa sebuah militer yang baik, sebuah hukum yang
baik tidak akan bisa ditegakkan. Sebuah negara yang memiliki militer yang
baik akan selalu memiliki hukum yang baik. Tanpa militer, hukum tidak akan
bisa dilindungi. Tanpa pengawasan dari aturan hukum, militer mungkin akan
mengamuk. Itulah mengapa sebuah negara yang bagus harus memiliki
hukum yang bagus dan militer yang bagus…….
Dan lagi, aku percaya bahwa jepang dapat dianggap sebagai negara yang
baik*.
*TN: Yah kalian mungkin tidak setuju dengan hal ini, tapi tolong simpan hal
itu didalam hati kalian.

Tentu saja, aku tidak percaya bahwa segala sesuatu dapat dikendalikan hanya
dengan mengikat mereka dengan Hukum. Namun, secara kasar, aku percaya
bahwa tidak ada masalah dengan hal itu. Secara halus, aku tidak dapat
melakukan hal lebih selain dengan melatih, mempromosikan orang
terpercaya sebagai komandan atau membangun rasa saling percaya dengan
tentara.

“Lalu, kuharap jawaban ini dapat menjawab pertanyaan 【 Apa yang akan
aku lakukan terhadap Pasukan Ketiga Duke 】, Duchess Walter.” (Souma)

【 Ya, itu telah menghilangkan kekhawatiran saya. Meskipun, masih ada satu
hal lagi yang ingin saya tanyakan. Saya telah mendengar tentang Kota Pesisir
baru yang dibangun oleh Yang Mulia. Ketika kota itu telah selesai, apa yang
akan terjadi terhadap Lagoon City? 】 (Excel)

Lagoon City. Kota yang merupakan jantung dari Walter Duchy. 【 Kota 】
adalah hal yang paling penting bagi Excel dan Suku Naga Laut. Dapat
dikatakan bahwa tanpa diragukan lagi, hal itu dapat memancing kemarahan
dari Sea Serpent.

“Kota baru itu direncanakan akan menjadi sebuah pelabuhan perdagangan


dengan tempat wisata. Karena dari poin kerahasiaan, pelabuhan untuk

Page | 31
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

wisata memiliki kecocokan yang buruk dengan pelabuhan Angkatan Laut,


maka kota tersebut tidak akan memiliki hal itu. Itulah mengapa mulai dari
sekarang, Lagoon City akan menjadi sebuah pelabuhan Angkatan Laut, aku
juga akan mempercayakan pembuatan kapal perang kepada Lagoon City.”
(Souma)

Aku pasti dapat menganggap Lagoon City sebagai pelabuhan Kure dan Kota
Baru sebagai Pelabuhan Sakai*. Kedua kota itu mungkin dapat berdampingan
dan berkembang bersama. Ketika aku menjelaskan hal itu kepada Excel, dia
mengangguk.
*TN: Yah silahkan cari informasinya sendiri di google

【 Setelah mendengar hal itu, saya dapat menenangkan pikiran saya. Mulai
dari sekarang, Saya Excel Walter dan juga Angkatan Laut Kerajaan Elfrieden
melayani dibawah kekuasaan Yang Mulia, kami akan mematuhi perintah
anda. 】 (Excel)

【 Duchess Walter!? 】 (Castor)

“Aku sangat menghargai keputusan Duchess Walter. Mulai sekarang, kuharap


kita dapat bekerja bersama untuk negara ini.” (Souma)

【 Saya akan menerimanya dengan senang hati. 】 (Excel)

Duchess Walter membungkuk dengan penuh hormat. Dengan ini, Angkatan


Laut telah bergabung kesisiku.

(…. Yah, sejauh ini semuanya masih berjalan sesuai rencana) (Souma)

(Bagaimanapun, Kita telah diberitahu tentang pemikiran Duchess Walter


melalui Juna-san.) (Liscia)

Aku berbicara dengan Liscia yang berada disebelahku dengan suara rendah.

Duchess Walter adalah wanita yang mempunyai perhitungan masa depan


yang bagus. Ketika Ayah Liscia menyerahkan mahkota kepadaku, dia merasa

Page | 32
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

pasti ada alasan dibalik hal itu, dan kemudian membentuk hubungan sejak
awal.

Orang yang menjadi perantara adalah Juna-san.

Juna-san adalah orang yang dikirim oleh Duchess Walter . Juna-san


menggunakan acara pencarian bakat untuk mendekatiku dan kemudian
menyampaikan pemikiran Duchess Walter. Selama aku tidak meletakkan
tanganku pada Lagoon City, dia akan dengan senang hati melayani Raja yang
baru. Karena dia tidak bisa mengabaikan sikap keras kepala milik menantunya
Castor Vargas, dan keadaan Georg Carmine yang aneh sejak penobatanku,
untuk mengamati orang-orang itu, dia akan bertindak seolah-olah dia berada
disisi Ketiga Duke untuk sementara.

Setelah aku mendengar hal itu, aku menjamin otonomi Lagoon City dan
keamanan dari Raja dan Ratu yang sebelumnya, dan setelah itu, aku
menyampaikan rencana yang akan kulakukan kepada sisinya (meskipun aku
tidak melaporkan rencana untuk menggabungkan pasukan Ketiga Duke
kedalam Royal Army… kelihatannya dia telah menebak seluruh tindakanku).
Untuk menghadapi situasi yang penuh dengan masalah setelah ini, kerja sama
dari Angkatan Laut adalah sebuah keharusan. Sebenarnya, bahkan sebelum
Duchess Walter mematuhi peringatan terakhirku, dia telah memindahkan
Angkatan Laut ke Royal Army.

Itulah sebabnya dipertemuan peringatan terakhir ini, Duchess Walter akan


mematuhi perintahku dan disaat yang sama Georg Carmine sudah
memutuskann bahwa dia akan memberontak kepadaku. Jadi diantara Ketiga
Duke, hanya ada satu orang yang perilakunya tidak dapat kubaca yaitu
Jenderal Angkatan Udara Castor Vargas. Tentu saja, aku telah membuat
persiapan jika dia berubah menjadi musuhku, tapi…. Jika bisa aku tidak ingin
menjadikannya sebagai musuh, untuk menghindari korban yang tidak perlu.

“Castor Vargas, Duchess Walter telah mengatakan bahwa dia akan


mengikuti-ku. Kamu juga, hentikan pembangkanganmu dan berkerja
samalah demi negara ini.” (Souma)

Page | 33
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

【 Aku menolak! 】 (Castor)

【 Castor! 】 (Excel)

Duchess Walter membentaknya, tapi Castor tetap keras kepala.

【 Kamu terlihat mencurigakan. Aku telah melindungi negara ini selama masa
pemerintahan dua Raja terakhir dan aku akan tetap mengusir musuh luar dan
mengurangi wilayah musuh untuk seratus tahun. Meski begitu, mengapa,
tanpa berbicara dengan kami, Raja Albert tiba-tiba menyerahkan mahkotanya
kepada seseorang yang muncul entah dari mana seperti-MU? 】 (Castor)

“….. Kenapa Kamu tidak bertanya sendiri kepada orangnya?” (Souma)

Aku juga ingin tahu tentang hal itu. Setelah menyerahkan mahkota kepadaku,
awalnya aku hanya bekerja dengan panik agar aku tidak diserahkan kepada
Kekaisaran, lalu aku kembali bekerja dengan panik untuk menyelamatkan
negara ini dari keterpurukan. Karena aku terlalu sibuk, aku tidak punya waktu
untuk memikirkan hal itu: mengapa ayah Liscia dengan mudahnya
menyerahkan mahkotanya kepada seseorang sepertiku yang baru saja
dipanggil? Meskipun tampaknya dinegara ini, seorang Pahlawan adalah 【
Orang yang memimpin perubahan Zaman 】, tapi apakah dia benar-benar
percaya kepada orang sepertiku sampai sejauh itu?

【 Aku telah mengirimkan banyak surat kepada Raja Albert. Namun aku tidak
menerima balasan sama sekali bahkan sampai sekarang. 】 (Castor)

“Dalam hal ini, aku juga akan merasa terganggu jika Kamu mengatakan
seperti itu.” (Souma)

【 Bukankah Kamulah orang yang mengambil surat-surat itu? 】 (Castor)

“Aku tidak pernah melakukan hal seperti itu.” (Souma)

【 Hah? Lalu mengapa? 】 (Castor)

Page | 34
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

Sungguh… aku tidak tahu apa-apa tentang hal itu. Karena aku telah
dibebankan dengan berbagai jenis pekerjaan dan tanggung jawab, aku juga
tidak memiliki alasan apapun untuk melakukan hal itu. Sebaliknya, apa yang
di inginkan Raja sebelumnya dengan tidak membalas surat itu?

(Liscia, apakah Kamu tahu sesuatu tentang hal ini?) (Souma)

{itu… Meskipun ini adalah sesuatu yang tidak ada hubungannya, saat aku
memintanya bekerja sama untuk membujuk Duke Carmine, dia hanya
mengatakan 【 Pengganggu akan muncul jika aku bergerak.
Bagaimanapun, Souma telah menjadi Raja 】…..) (Liscia)

(Untuk apa dia begitu keras kepala?…….) (Souma)

Aku tidak tahu apa yang orang pikirkan tentang orang lain
Yah, itu bukan tentang Raja sebelumnya yang tidak ada disini, tapi itu tentang
Castor yang sedang berada didepanku.

“Lalu, apa yang harus kulakukan untuk membuatmu menerimaku sebagai


Raja?” (Souma)

【 Hmm… seekor naga adalah makhluk yang hanya mengizinkan seseorang


yang dia akui untuk naik dipunggungnya. Jika Kamu ingin aku mematuhimu
maka Kamu, harus menunjukkan kemampuan untuk melakukan hal itu. 】
(Castor)

Castor membuat pernyataan yang membara. Apakah karena dia tipe otak
otot…?

“Apakah Kamu mengerti bahwa dengan melakukan hal itu, maka perbuatan
itu akan dianggap sebagai tindakan pemberontakan kepada negara?
Terlepas dari apakah Kamu akan mematuhiku atau tidak, setelah
peperangan, Kamu akan di adili oleh hukum.” (Souma)

Page | 35
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

【 Angkatan Udara milikku tidak akan bisa dikalahkan oleh sesuatu seperti
Royal Army milikmu! Jika Kamu dapat melakukannya, maka buktikanlah! 】
(Castor)

Aku menatap kearah Duchess Walter dan dia terlihat sangat kesusahan. Jadi
ini sudah…. Percuma, ya?

“Jika Kamu mematuhi peraturanku, maka aku akan memberikan bantuan


makanan dan pembangunan jalan raya ke Vargas Duchy. Aku juga akan
menjamin keselamatan dan wargamu.” (Souma)

【 Sebagai seorang Jenderal, aku akan mengabdikan hidupku kepada


penguasa yang aku percayai. Penguasa itu adalah Albert-dono dan pastinya
bukan Kamu! 】 (Castor)

“Begitukah?…. Aku hanya ingin memintamu untuk mengingat bahwa selain


menjadi seorang Jenderal, Kamu juga memikul banyak hal dipunggumu.”
(Souma)

【 Yang Mulia, Castor adalah…. 】 (Excel)

Duchess Walter mencoba untuk membela Castor, tapi aku mengangkat


tanganku untuk menghentikannya.

“Tidak perlu. Kita tidak bisa membuang lebih banyak waktu lagi.” (Souma)

【 …..Kugh. 】 (Excel)

Meskipun aku dapat memahami apa yang Duchess Walter rasakan, situasi ini
telah terlanjur terjadi. Aku tidak punya waktu luang lagi untuk Castor. Hah….
Jadi aku gagal membujuk Angkatan Udara, ya? Jika aku bisa membujuk
mereka, maka kesempatan menang akan menjadi 99%, tapi dengann ini, itu
akan menjadi sebuah perjudian. Benar-benar menyusahkan.

“Lalu, maaf membuatmu menunggu. Jenderal Angkatan Darat Georg


Carmine.” (Souma)

Page | 36
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

【 ……….. 】 (Georg)

Aku saling bertatapan dengan Jenderal berwajah singa itu. Aku dapat
merasakan aura luar biasa yang keluar dari monitor, jika kami bertemu secara
langsung, maka kupikir aku akan memperlihatkan kaki-ku yang gemetaran.

“Yah, aku tidak akan bertanya apakah Kamu akan patuh atau tidak. Karena
ketika Kamu menerima bangsawan yang telah melakukan korupsi, maka
sudah jelas bahwa Kamu tidak berniat untuk mematuhiku. Jadi sia-sia saja
jika aku membujukmu.” (Souma)

【 ……….. 】 (Georg)

“Oleh karena itu, aku hanya akan menanyakan satu pertanyaan kepadamu.
Mengapa Kamu memberontak sampai sejauh ini?” (Souma)

【 Kebanggaan sebagai Prajurit veteran… 】 (Georg)

Georg langsung menjawab pertanyaanku.

【 Usiaku telah melewati 55 tahun, tubuh ini hanya bisa menunggu untuk
berkarat, tapi aku mendapatkan sebuah kesempatan yang luar biasa. Akalku
akan memutuskan nasib Elfrieden. Sebuah kesempatan sekali seumur hidup,
untuk melakukan hal-hal besar yang akan menjadi warisan bagi generasi
penerus adalah mimpi seorang prajurit. 】 (Georg)

“Hanya karena hal itu?….” (Souma)

Apakah dia berencana melawanku hanya karena alasan yang mirip dengan
apa yang akan dimiliki oleh orang tua berumur 50 tahun?

“Apakah Kamu…. Bodoh?” (Souma)

【 Pertanyaan bodoh. Seseorang tidak akan cocok menjadi prajurit jika dia
tidak bodoh. Aku akan membuatmu melihat jalan hidupku. 】 (Georg)

“Bukankah itu lebih terlihat seperti jalan kematian?” (Souma)

Page | 37
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

【 Itu adalah hal yang sama. Kamu hidup jika Kamu tidak ingin mati. Kamu
mati jika Kamu tidak ingin hidup. Itulah yang disebut sebagai prajurit. 】
(Georg)

Dia mengatakan itu dengan nada tinggi yang memberi kesan raungan singa.
Diskusi lebih lanjut akan menjadi hal yang percuma.

“….. Lalu, tolong izinkan aku yang akan melangkahi pohon tua itu.” (Souma)

【 Meskipun pohon itu layu, itu adalah sebuah pohon besar yang dengan
jauh menyebarkan akarnya. Sebuah ketetapan hati yang setengah-setengah
tidak akan bisa melangkahi pohon itu. 】 (Georg)

“Jika itu adalah ketetapan hati, maka aku memilikinya.” (Souma)

Jika itu adalah ketetapan hati untuk melakukan perbuatan kejam meskipun
hanya sekali, aku telah melakukannya sejak lama.

“Georg Carmine dan juga Castor Vargas.” (Souma)

【 …….. 】 (Georg)

【 Ada apa? 】 (Castor)

“Aku memiliki usulan. Aku percaya bukan hanya sisiku yang tidak akan
melibatkan warga yang tidak berpartisipasi dalam pertempuran itu. Itulah
sebabnya, mari membuat sebuah peraturan, 【 Jika seorang musuh
dikalahkan atau ditangkap, maka pasukan yang dia pimpin akan segera
ditempatkan dibawah perintah sisi yang menang 】. Itu adalah sebuah cara
yang diambil untuk mencegah tentara melakukan balas dendam untuk
pemimpin yang kalah sehingga permusuhan tidak akan terus berlanjut.”
(Souma)

Mendengar usulan itu, mereka berdua mengangguk.

【 Baik. 】 (Georg)

Page | 38
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

【 Aku tidak keberatan. Selama aku dapat mengalahkanmu, maka aku tidak
masalah dengan hal itu. 】 (Castor)

“……Terimakasih.” (Souma)

【 Kalau begitu, aku permisi dulu. 】 (Georg)

“Tunggu!” (Liscia)

Ketika Georg akan memutuskan transmisinya, Liscia yang selalu diam sampai
saat ini, memintanya untuk berhenti. Georg menyipitkan matanya.

【 Jadi Tuan Putri…. 】 (Georg)

“Duke Carmine….” (Liscia)

Meskipun mereka telah memanggil namanya masing-masing, mereka


berbicara satu sama lain lagi. Mereka hanya saling melihat satu sama lain
dalam diam. Didalam Istana, mereka adalah keluarga kerajaan dan pelayan; di
Angkatan Darat, mereka adalah atasan dan bawahan; dalam keadaan pribadi,
mereka adalah pria yang dihormati layaknya ayah dan sang gadis adalah
orang yang dicintai seperti anak sendiri. Meskipun aku tidak mengetahui
tentang seluk-beluk masyarakat, aku paham bahwa hanya dengan salin
bertatapan, mereka dapat saling berkomunikasi.

Kedua orang itu hanya saling melihat satu sama lain untuk sesaat, tapi
kemudian Liscia tiba-tiba menarik rapier dari pinggangnya dan kamudian
menempatkan mata pisaunya dibelakang lehernya. Dengan sekali ayunan, dia
memotong kuncir kuda miliknya yang berwarna pirang platinum.
Whuuuuuuuuh!?

【 【 【 ………. 】 】 】 (Georg) (Castor) (Excel)

Page | 39
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

Rambut yang terlihat seperti benang emas beterbangan kebawah dan jatuh
kelantai. Karena hal itu begitu tiba-tiba, bukan hanya aku tetapi Ketiga Duke
juga tercengang. Dalam sekejap, Liscia menjadi berambut pendek, namun
orangnya sendiri tidak menunjukan bahwa dia merasa terganggu dengan hal
itu, dan kemudian dia mengacungkan rapiernya kearah orb dan menyatakan.

“Ini adalah ketetapan hatiku. Aku akan berjalan bersama disisi Souma.”
(Liscia)

Georg yang terlihat tercengang sepertiku, mulai menatap dan membuat


senyum yang mirip dengan karnivora yang menemukan mangsanya.

【 Aku telah menerima ketetapan hati Tuan Putri. Dalam hal ini, tolong
tunjukan ketetapan hati itu di medan pertempuran. 】 (Georg)

“Tentu saja!” (Liscia)

Entah bagaimana, keduanya memiliki wajah yang menunjukan bahwa mereka


telah salin memahami. Mungkin itu adalah sejenis komunikasi antara para
prajurit yang tidak dapat kumengerti, tapi tetap saja… dengan ini, peringatan
terakhir bagi Ketiga Duke telah selesai.

***

“Rambutmu…. Apa tidak masalah bagimu untuk memotongnya?” (Souma)

Setelah pertemuan dengan Ketiga Duke selesai, aku bertanya kepada Liscia
sesaat setelah kamu kembali ke Ruangan Urusan Pemerintahan. Disini juga
ada Aisha, yang telah kembali dari Desa Dark Elf, Hakuya, Poncho, dan Tomoe
yang bergabung dengan kami didalam ruangan. Semua orang dengan kagum
menatap perubahan yang terjadi pada Liscia, tapi orangnya sendiri terlihat
tidak terganggu sama sekali.

“Karena aku harus membuat perubahan… Apakah gaya rambut ini cocok
denganku?” (Liscia)

“Yah, kupikir itu cocok denganmu, kan?” (Souma)

Page | 41
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

Semua orang berbicara sambil mengangguk berkali-kali disaat bersamaan.

“Itu terlihat bermartabat dan luar biasa, Tuan Putri.” (Hakuya)

“Saya pikir rambut pendek juga cocok dengan Anda.” (Aisha)

“Sa-saya pikir itu cocok dengan anda, ya.” (Poncho)

“Kamu sangat cantik, Nee-sama.” (Tomoe)

Mereka dengan terang-terangan memuji Liscia (meskipun bukan pada saat


bersamaan) jadi wajahnya menjadi merah karena malu. Lalu, setelah suasana
menenang, ayo kita langsung keintinya.

“Hakuya, bagaimana denga persiapannya?” (Souma)

“Semua berjalan dengan lancar. 20.000 prajurit Royal Army dibawah


komando Ludwin-dono dapat diberangkatkan dengan segera.” (Hakuya)

“Bagaimana dengan pergerakan pasukan Amidonia?” (Souma)

“Mereka, juga…. Sedang bergerak sesuai dengan perkiraan anda.” (Hakuya)

Hakuya menyembunyikan mulutnya dibaik kerah bajunya. Mungkin, dia


mencoba menyembunyikan senyum disudut bibrnya.

“Baiklah. Lalu bagaimana dengan sisi Poncho dan Tomoe-chan?” (Souma)

“Y-ya! Persiapan perbekalan untuk para prajurit, sedang berlangsung tanpa


ada penundaan, ya!” (Poncho)

“Persiapan Rhinosaurus juga sudah selesai.” (Tomoe)

“Baiklah. Salah satu yang akan mempengaruhi bagaimana perang ini


berlangsung adalah “kekuatan transportasi”. Aku memiliki harapan besar
untuk pekerjaan kalian berdua.” (Souma)

““Y-Ya!”” (Poncho) (Tomoe)

Page | 42
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

Mereka berdua membungkuk dengan ekspresi gugup sementara aku


tersenyum masam dan mulai berjalan.

“Souma, inilah saatnya, kan?” (Liscia)

“Aku tidak sabar menggunakan skill ku.” (Aisha)

Aku menangguk kepada Liscia dan Aisha yang mengikuti dibelakangku.

“Lalu sekarang, mulai penaklukannya!” (Souma)

Page | 43
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

Chapter 04 – Orang Yang Tidak Bisa Bergerak, Orang Yang


Mulai Bergerak

(Penjelasan Penulis tentang judul chapter sebelumnya)


【 Ikan di air keruh / memancing ikan di air keruh 】…. Siasat ke-20 dari 36
siasat yang ada di Art of War. Ini adalah sebuah siasat dimana kamu
menggunakan kesempatan selama terjadi kebingungan diantara para musuh
untuk mendapatkan keuntungan agar bisa meraih kemenangan.

***

Ibukota Vargas Duchy 【 Kota Benteng Naga Merah 】

Itu adalah sebuah kota yang dibangun di lereng gunung yang agak tinggi.

Sebagai sebuah Ibukota, lokasinya yang terletak di lereng gunung


membuatnya sulit untuk mengangkut barang-barang. Adapun mengapa
mereka membangun sebuah Ibukota ditempat seperti itu, karena Vargas
Duchy tidak hanya memiliki Wyvern untuk digunakan sebagai aset perang
tapi juga digunakan untuk keperluan transportasi. Karena jumlah Wyvern
terbatas, mereka tidak dapat digunakan sebagai alat transportasi massal. Tapi
seekor Wyvern dapat menarik sebuah gondola di jalur kereta gantung. Ada
juga gondola yang mirip dengan bus yang menghubungkan setiap kota
benteng dan masing-masing ditarik oleh empat ekor Wyvern. Karena mereka
bisa terbang, tempat yang sulit dicapai melalui darat bukanlah sebuah
masalah besar.

Kastil Castor Vargas, Jenderal Angkatan Udara, sama seperti kota itu, istana
itu terlihat tidak sopan. Meskipun lokasinya telah membuatnya menjadi
sebuah benteng pegunungan, kastil itu juga tersembunyi dibelakang sebuah
benteng yang tinggi, jadi kemampuan defensifnya luar biasa menakutkan.
Lereng gunung membuat kereta pembawa battering arm ( sebuah alat
pengepung dengan pancang yang besar untuk menghancurkan gerbang) dan

Page | 44
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

siege tower (sebuah alat pengepung yang mirip dengan tangga yang ada di
truk pemadam kebakaran jadi dengan alat itu pasukan dapat melewati
tembok) menjadi tidak berguna, sementara tembok yang tinggi
menghentikan serangan dari infanteri dan kavaleri. Serangan yang efektif
hanyalah sebuah serangan udara yang dilakukan oleh Wyvern; namun, itu
adalah kelebihan dari keluarga Vargas, jadi dapat dikatakan bahwa kota itu
adalah sebuah benteng yang tak tertembus.

Selain itu, Castor Vargas, yang menguasai kota ini, adalah seorang Jenderal
yang bagus.

Meskipun Castor buruk dalam diskusi politik dan sejenisnya, dia telah
menunjukkan kekuatan tiada banding di medan pertempuran. Pada
pertempuran besar yang telah mempengaruhi Elfrieden 100 tahun terakhir,
dengan Wyvern Corp sebagai pasukan garis depan dan dia sebagai
komandannya, mereka selalu memimpin penyerangan dan menghancurkan
musuh asing. Dan meskipun kecerdasannya yang kurang juga menyebabkan
banyak kesalahan, kepribadiannya yang berdarah panas dan berpikiran luas,
dan juga kekuatannya yang hebat benar-benar menarik dan mempesona
bawahannya. Lebih mudahnya, dapat dikatakan kepribadiannya mirip dengan
Zhang Fei dari sejarah Cina atau Fukushima Masanori dari sejarah Jepang.

Karena dia adalah orang yang seperti itu, kegiatan pemerintahan di kota itu
diserahkan kepada bawahannya. Karena sudah jelas bahwa jika seseorang
yang lemah di bidang administrasi mencoba untuk masuk kebagian
pemerintahan, hasilnya tidak akan memuaskan. Hal itu bahkan mungkin bisa
dianggap sebagai hal yang baik. Sebenarnya, keadaan administrasi dikota itu
stabil, jadi, selama mata pencaharian yang mereka miliki stabil, warga akan
menghormati pemimpin mereka. Itulah mengapa para warga juga
mendukung Castor Vargas.

Ya…. Sampai pada hari pengabaian peringatan terakhir yang Souma berikan
terjadi, itu….

***

Page | 45
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

Beberapa jam setelah pengabaian peringatan terakhir yang Souma berikan:

Di bagian paling utara Kota Benteng Naga Merah, didepan gerbang yang
mengarah ke Kastil milik Castor Vargas, 【 Kastil Naga Merah 】, ada
segerombolan besar orang yang berkumpul disana. Gerombolan orang itu
terdiri dari berbagai usia dan jenis kelamin; mereka dengan jelas mewakili
seluruh warga yang tinggal di Kota Benteng Naga Merah. Orang-orang itu
dengan jelas merasa marah dan kesal, dan meneriakkan protes mereka
kepada para prajurit yang menjaga gerbang yang mengarah kedalam.

【 Duke Vargas! Keluar! 】

【 Jawab kami, Duke Vargas! Apakah Kamu ingin memberontak!? 】

【 Mengapa Kamu menolak bantuan dari Raja…. Meskipun anak-anak kami


sedang kelaparan….. 】

【 Aku bahkan harus menjual anakku sebagai seorang budak untuk


mengurangi mulut yang harus diberi makan…. Uuuuu*menangis*…… 】

【 Sialan Kamu!!! Keluar, Castor Vargas!!! 】

Masa meneriakkan berbagai jenis kebencian yang mereka miliki.

Tinggi diatas Kastil, didalam ruangannya, Castor Vargas menyaksikan keadaan


masa dari jendela.

Page | 46
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

“Siaaal! Bagaimana bisa jadi seperti ini!?” (Castor)

Castor menendang kursi didekatnya dan berteriak. Kursi kayu itu menabrak
dinding dan hancur berkeping-keping, tetapi kemarahan Castor tidak mereda.

“Kenapa?! Kenapa warga mengetahui tentang diskusi dengan Raja!?


Apakah ada mata-mata disini!?” (Castor)

“Castor-sama…. Itu…..” (Tolman)

Seorang pria berambut putih yang terlihat seperti pelayan, yang telah berdiri
di ruangan itu sejak beberapa waktu yang lalu, dengan takut mulai berbicara.
Namanya adalah Tolman Bech. Sebenarnya, dia adalah Chamberlain di
keluarga Vargas dan telah dipercayai untuk mengurus kepentingan domestik
di Vargas Duchy. Chamberlain itu terlihat kekar karena dia memiliki sejarah
pekerjaan yang cukup unik: awalnya dia adalah wakil komandan dari Wyvern
Knight Corp, karena kemampuan administratifnya yang tinggi, sebagai
gantinya dia berubah menjadi Chamberlain.
Anehnya, Tolman merasa ragu untuk memberitahu Castor.

“Kelihatannya Raja baru telah…. Menyiarkan proses negosiasi itu bahkan ke


wilayah Ketiga Duke” (Tolman)

“Apa Kamu bilang!” (Castor)

.Castor tidak dapat mempercayai hal yang baru saja dia dengar. Dia tidak
percaya apa yang telah Souma lakukan. Sudah jadi hal yang biasa didunia ini
bahwa warga tidak perlu tahu proses dari sebuah negosiasi. Semuanya akan
baik-baik saja hanya dengan memberitahu mereka hasil dari negosiasi itu.
Bagaimanapun, warga yang tidak berdaya tidak punya pilihan lain selain
menerima hasil tersebut.

Meski begitu, Souma dengan sengaja membiarkan Warga menonton


bagaimana negosiasi berlangsung.

Kelihatannya hal yang tampak konyol itu telah membangkitkan para warga.
Castor hanya bisa menggertakkan giginya karena frustrasi.

Page | 48
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

【 Aku hanya ingin Kamu mengingat, bahwa selain menjadi seorang


jenderal, Kamu juga memikul banyak beban dipunggungmu. 】

Dia mengingat kalimat yang dikatakan Souma saat itu.

(Apakah ini yang dia maksud!? Si sialan itu, apakah yang dia maksud benar-
benar hal ini!) (Castor)

Castor telah terjatuh kedalam apa yang disebut sebuah rencana sederhana.
Mau bagaimana lagi. Bagaimanapun, dunia ini tidak memiliki konsep ‘Media
Masa’.

Meskipun telah ada teknologi yang serupa, yaitu Siaran Kerajaan, raja-raja
sebelumnya hanya menggunakannya untuk memberikan sedikit informasi
kepada warga. Jika warga tidak tahu apa-apa, maka akan lebih mudah untuk
mengatur mereka. Juga, karena akan sulit untuk menebak kemana opini
publik akan bergerak setelah menerima informasi itu, dengan sengaja
menggunakan hal itu adalah perbuatan yang tidak perlu. Oleh karena itu,
banyak orang, termasuk Castor, tidak tahu tentang kekuatan media dalam
mempengaruhi opini publik.

Disisi lain, Souma adalah orang yang datang dari sebuah zaman yang dibanjiri
media. Dia secara pribadi telah menyaksikan keuntungan dan kerugian dari
pengaruh media. “Sebuah negara memiliki senjata pemusnah massal!”.
Dengan mengatakan hal itu, media menjadi pemicu perang. Ada juga media
yang tidak dapat dipercaya yang selama beberapa dekade terus mencaci
pemerintahan di daerah mereka sendiri dan memperjuangkan ideologi yang
mereka sukai. Souma telah benar-benar mengerti bagaimana media dapat
memicu peperangan dan menyebabkan warga menghina pemerintahan di
negara mereka sendiri.

Souma menggunakan perbedaan pengetahuan untuk melawan Castor.

Namun, ada bagian-bagian yang tidak dapat Castor pahami.

Page | 49
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

“Namun, kenapa? Kenapa warga marah? Meskipun aku telah menolak


bantuan Raja, mereka telah menerima bantuan makanan dari persediaan
makanan darurat mili Angkatan Udara, kan? Situasi disini tidak seburuk
dengan yang terjadi di wilayah Raja!” (Castor)

Tentu saja tentara di Wilayah Ketiga Duke memiliki cadangan makanan dalam
jumlah besar, dan karena tentara telah membuka simpanan mereka dan
memberikan bantuan makanan kepada para warga, kondisi mereka tidak
seburuk dibandingkan dengan wilayah Raja. Kondisi yang sama juga terjadi di
Vargas Duchy.

Namun, Tolman si Chamberlain dengan sedih menggelengkan kepalanya.

“Warga tidak akan bisa memahami hal itu. Karena aturan damai yang
berlaku sampai sekarang, mereka khawatir bahwa kemungkinan mereka
akan ditelan oleh bahaya yang akan terjadi mulai sekarang. Dengan
demikian, mereka marah kepada Anda yang telah mengundang bahaya
itu.” (Tolman)

“Tidak mungkin…. Hati para warga yang telah hidup disampingku selama
bertahun-tahun dengan mudahnya berubah haluan!?” (Castor)

Castor menurunkan bahunya, karena kecewa.

Jika Souma berada disini saat ini, dia akan menjawab Castor dengan kutipan
dari 【 De Pricipatibus 】

【 Jika sesorang harus memilih antara satu dan yang lainnya, maka akan lebih
baik untuk ditakuti daripada dicintai, kan? Pria adalah makhluk serakah yang
berpikir bahwa selama mereka mendapat keuntungan bagi diri mereka
sendiri, maka mereka bahkan dapat membunuh orang yang mereka cintai.
Sebaliknya, ketakutan itu tidak akan pernah menghilang karena tidak ada
seorangpun yang tidak takut dibunuh. 】
(Kutipan dari De Pricipatibus: Chapter 17)

Page | 50
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

Meskipun itu adalah kata-kata yang kasar, kata-kata itu juga merupakan
kenyataan. Jika Kamu dipaksa untuk memukul seseorang dan Kamu disuruh
memilih antara temanmu dan pamanmu yang memiliki tato mengerikan
ditubuhnya, siapa yang akan Kamu pilih? Sebagian besar orang akan
memukul teman mereka. Setiap orang menghargai hidup mereka, dan jika
mereka memukul temannya, maka mungkin mereka hanya perlu dengan
panik mendamaikan mereka untuk berteman lagi. Itu adalah perhitungan
yang ada dipikiran setiap orang.

Para warga di Vargas Duchy juga memiliki perhitungan yang sama. Tidak
peduli seberapa besar cinta mereka kepada Castor, penguasa di tempat
dimana mereka tinggal, jika dia tiba-tiba menyatakan akan memberontak
kepada Yang Mulia, sang Raja, mereka akan segera meninggalkannya. Apakah
rumah mereka akan menjadi medan pertempuran? Apakah mereka akan
dianggap sebagai musuh dari Kerajaan Elfrieden? Banyak spekulasi yang
menyebar diantara para warga. Mereka menjadi cemas ketika hidup dan harta
mereka dalam bahaya, dan tentu saja orang yang akan menerima seluruh
kecemasan mereka adalah para pejabat yang menjadi sasaran kebencian
mereka.

“Jumlah pengunjuk rasa terus meningkat. Kelihatannya mereka juga


berkumpul disetiap kota diwilayah kita. Mungkin Wilayah Duke Carmine
juga berada dalam situasi yang sama…” (Tolman)

“Sial! Bukankah akan sulit untuk mengumpulkan Wyvern Corp jika seperti
ini!?” (Castor)

Meskipun Wyvern Corp telah dipuji sebagai unit terkuat di Kerajaan, itu bukan
berarti bahwa mereka selalu berkumpul disatu tempat terus-menerus. Para
peringkat tinggi akan diberikan wilayah mereka sendiri, dan yang lainnya
menyewa ruangan diwilayah tersebut. Jadi, kondisi sebenarnya dari Corp itu
adalah bahwa mereka tersebar diberbagai kota diwilayah ini. Meskipun, para
bawahan akan berkumpul jika ada sebuah pengumuman, 【 Darurat 】, sama
seperti periode Kamakura di Jepang, hal itu akan menjadi tidak mungkin
untuk mengumpulkan mereka dalam kondisi kacau seperti sekarang ini.

Page | 51
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

Dengan demikian, bahkan jika Angkatan Udara menjadi musuh, mereka tidak
dapat bergerak seperti biasanya. Perang Informasi yang dilakukan Souma
telah menyulitkan mereka kedalam posisi dimana mereka tidak dapat
bergerak sama sekali.

Penampilan Castor yang tampak sedih terlihat oleh putrinya Carla dari
bayang-bayang pintu. Istri Castor dan juga Ibu Carla, Axela, menerima
nasehat dari ibunya sendiri. Dia keluar dari keluarga Valga dan membawa adik
Carla yang masih bayi bersamanya ketika dia kembali ke Walter Duchy.
Namun, Carla tetap tinggal. Bukan hanya karena Carla mewarisi beberapa
kepribadian kasar milik ayahnya, tapi harga dirinya tidak akan bisa
memaafkan dirinya jika dia melarikan diri dan meninggalkan ayahnya.

(Raja baru Souma….. meskipun menginginkan pertempuran, dia mencoba


memutuskan hasil pertempuran itu diluar medan perang, benar-benar
lawan yang paling menjijikkan bagi seorang prajurit. Seorang musuh yang
sangat dipercayai sangat dipercayai oleh Liscia bahkan sampai dia
memotong rambutnya.) (Carla)

Carla juga melihat kejadian dimana Liscia memotong kuncir kuda berwarna
pirang platinum miliknya. Liscia adalah temannya, jadi dia tahu tentang
kepribadian Liscia yang serius. Perbuatannya memberikan kesan bahwa dia
sama sekali tidak memiliki keraguan, Dia telah membulatkan tekadnya sampai
sejauh itu. Dengan demikian, Liscia yang menujukan ketetapan hatinya tidak
akan menjadi musuh yang bisa diremehkan.

(Saat ini ada 500 Ksatria Wyvern di Kastil Naga Merah. Musuhnya adalah
seseorang yang diakui Liscia, jadi dia pasti telah merencanakan sesuatu.
Dan kunci apakah kita bisa menggigit dan merobek rencana itu atau tidak
adalah 500 Ksatria Wyvern itu.) (Carla)

Sebenarnya, pada saat ini, kemampuan kepemimpinan Carla sebagai Jenderal


telah melebihi Castor, dan dia gemetar kegirangan pada firasat bahwa lawan
yang kuat akan segera datang.

***

Page | 52
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

Disisi lain, saat 50.000 pasukan yang ditempatkan dibagian selatan Dukedom
Amidonia mendengar berita bahwa Royal Army Kerajaan Elfrieden telah pergi
untuk menaklukan Duke Carmine, mereka segera memulai invasi mereka ke
Kerajaan Elfrieden.

Jalan raya besar yang masuk ke Elfrieden dari Amidonia dipisahkan menjadi
dua rute.

Satu rute mengarah ke Wilayah Duke Carmine. Bahkan jika jalan itu terbuka
dan mudah dilewati, Wilayah Carmine berdiri ditengah jalan ini. Dapat
dikatakan bahwa wilayah Carmine berperan sebagai perisai penjaga untuk
rute itu. Karena mereka telah berbicara dengan penguasa wilayah itu, Georg
Carmine, mereka dapat dengan berani berjalan melewati rute itu. Namun,
Pasukan Amidonia tidak menggunakan rute itu.

Alasannya karena Pasukan Amidonia mengatakan kepada sisi Royal Army dan
Sisi Ketiga Duke ( meskipun Angkatan Laut telah memisahkan diri) bahwa
mereka adalah bantuan untuk masing-masing sisi. Karena hal itu, mereka
tidak bisa mengambil rute langsung ke wilayah Carmine, agar mereka
dianggap sebagai pendukung Duke Carmine. Alasan lainnya adalah karena
untuk kepentingan nasional mereka jika perang antara Royal Army dan
Pasukan Ketiga Duke dapat diperpanjang selama mungkin. Kemudian,
intervensi militer Amidonia mungkin diperlukan untuk mencapai kondisi itu.
Jika, contohnya, mereka mendukung Pasukan Ketiga Duke yang memiliki
keunggulan dalam hal jumlah, ketika mereka memperoleh kemenangan,
Kerajaan akan segera digabungkan dibawah kepemimpinan Georg, dan
Amidonia hanya akan memperoleh sedikit hadiah.

Page | 53
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

Untuk itu, Pasukan Amidonia memilih rute lainnya yang melewati kawasan
pegunungan selatan. Itu adalah rute yang separuhnya melewati Lembah
Gordoa diantara pegunungan Ursula di perbatasan Amidonia-Elfrieden
bagian selatan. Jalan di arah ini kasar, tapi setelah melewati lembah, mereka
akan sampai di pinggiran Kota Altomura. Aliran air yang mengalir dari
pegunungan Ursula membuat kawasan itu menjadi tanah paling subur di
Elfrieden. Itu adalah kawasan yang dulunya adalah bagian dari wilayah
Dukedom Amidonia.

Diantara tentara Amidonia yang sedang bergerak, Duke Amidonia, Gaius VIII,
dan Pangeran, Julius, menaiki kuda sambil menampilkan senyum jahat.

“Kukuku, akan lebih baik jika Raja dan Ketiga Duke bentrok sekeras
mungkin sementara kita memulihkan wilayah kita yang hilang.” (Gaius)

“Fufufu, itu benar.” (Julius)

Matahari mulai terbenam saat mereka melintasi lembah. Keduanya tidak


dapat berhenti mempercayai bahwa masa depan yang cerah sedang
menunggu mereka.

Page | 54
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

Chapter 05 – Penguasa Altomura

*Catatan Pengarang: Tiga chapter kedepan (5,6,7) berlangsung pada waktu


yang sama jadi kamu dapat membaca mereka secara tidak berurutan.

*Catatan Penerjemah: Mengubah nama kota Van menjadi Vannes.

【 Perang Lima Hari 】

Perang ini yang beberapa tahun kemudian akan disebut demikian secara tak
terduga menghasilkan banyak idiom klasik – seperti idiom 【 Ikan di Air
Keruh 】 yang berasal dari sebuah kejadian masa lalu. Idiom-idiom itu
terbentuk kedalam berbagai jenis, seperti strategi atau peribahasa, tapi jika
orang yang menciptakannya mendengar hal itu, mereka sepertinya tidak
dapat melakukan apapun selain membuat wajah masam. Bagi mereka, lima
hari itu adalah pertempuran hidup dan mati.

***

~ Hari pertama – Sore hari – Di sebuah tempat tertentu ~

Di ruangan yang sedikit suram, aku menerima sebuah laporan 【 Invasi


Pasukan Dukedom Amidonia 】 dari Hakuya. Di atas meja besar yang terletak
ditengah ruangan, terhampar sebuah peta besar yang menampilkan wilayah
Kerajaan Elfrieden dan sekitarnya. Ruangan itu persis dengan apa yang biasa
kalian sebut Markas didalam sebuah peperangan. Hakuya meletakkan sebuah
pion catur yang mewakili Pasukan Amidonia dibagian selatan peta itu.

Page | 55
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

“Pasukan Amidonia menyerbu setelah melintasi Pegunungan Ursula. Saya


diberitahu bahwa mereka telah meninggalkan Lembah Gordoa dan saat ini
sedang mengepung Altomura. Mereka berjumlah sekitar tiga puluh ribu.”
(Hakuya)

“Kekuatan militer mereka sekitar empat puluh ribu, kan? Mereka benar-
benar membawa pasukan yang banyak.” (Souma)

“Mereka sepertinya telah mengerahkan seluruh pasukan yang dapat


mereka gerakan. Mereka mempertaruhkan semua yang mereka miliki pada
hal itu.” (Hakuya)

“Yah, untung mereka tidak melewati Carmine Duchy. Akan menjadi masalah
besar jika mereka ikut campur dalam pertempuran kita melawan Angkatan
Darat.” (Souma)

“Itu adalah ketakutan yang tidak perlu. Kita telah ‘mengatur’ beberapa hal
jadi hal itu tidak mungkin terjadi.” (Hakuya)

Hakuya dengan tenang mengatakan hal itu. Dia penuh dengan rasa percaya
diri tapi…. Memikirkan masalah yang dihadapi oleh desa yang dilewati
Pasukan Amidonia, aku tidak bisa benar-benar merasa senang.

“…. Kupikir ini adalah taktik tua dan kuno, tapi secar tak terduga ini berjalan
dengan baik.” (Souma)

“Yah, manusia pada dasarnya percaya pada apa yang mereka ingin
percayai. Yang Mulia juga harus memperhatikannya.” (Hakuya)

“Aku akan melakukannya dengan teliti. Baiklah lalu, bagaimana Amidonia


akan bergerak.” (Souma)

“Setelah menaklukan Altomura, mereka akan menyapu daerah disekitarnya.


Mereka mungkin ingin mengamankan wilayah yang subur. Setelah mereka
menguasai wilayah tersebut, mereka sepertinya akan menyatakan bahwa
tanah itu adalah milik mereka.” (Hakuya)

Page | 56
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

Mempertaruhkan semuanya untuk menjarah orang yang sedang dilanda


krisis.

“Itu mungkin seperti yang diharapkan dari mereka, tapi… betapa pelitnya.”
(Souma)

“Itu karena perbedaan kekuatan nasional. Ini adalah batasan yang dimiliki
oleh militer Amidonia.” (Hakuya)

“Kurasa juga begitu. Bagaimana dengan garnisun* di Altomura?” (Souma)


*TN: Garnisun=Pasukan yang ditempatkan disebuah kota

“Termasuk bantuan yang dapat kita kirim, sekitar lima ribu.” (Hakuya)

Tiga puluh ribu melawan lima ribu. Itu memiliki perbedaan enam kali lipat.

“….. Berapa lama mereka bisa bertahan?” (Souma)

“Itu adalah sebuah kota benteng yang terletak ditanah yang datar, tidak
cocok untuk bertahan. Ditambah dengan perbedaan pasukan, mereka
mungkin tidak akan bertahan jika terjadi pengepungan 2 hari berturut-
turut.” (Hakuya)

“Paling buruk mereka akan kalah hanya dalam satu hari, ya?” (Souma)

Yang berarti, jika kamu memasukan penundaan informasi, tidak aneh jika
mereka telah kalah. Namun, itu hanya dihitung sejak saat permusuhan
terbuka dimulai. Aku berkata kepada Hakuya sambil tersenyum.

“Kita mengantisipasi hal ini dan mengirim ‘orang itu’, kan?” (Souma)

“Seperti yang anda katakan. Itu hanya masalah apakah mereka dapat
menahannya atau tidak.” (Hakuya)

“Maka kita tidak akan mengubah strategi kita. Kita tidak akan mengirimkan
bantuan ke Altomura.” (Souma)

“Itu adalah langkah yang berani,, kupikir.” (Hakuya)

Page | 57
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

Hakuya membungkuk setelah mendengar keputusan Souma

***

~ Di saat bersamaan – Di sekeliling Altomura ~

Pada saat keputusan itu dibuat oleh Souma dan Hakuya, seorang pria sedang
bersujud di markas Pasukan Amidonia yang mengelilingi Altomura. Nama dari
pria kurus dan sudah jelas penakut itu adalah Wyst Garrotte, penguasa yang
mengatur daerah ini. Sebagai penduduk Altomura, dia harusnya adalah orang
yang memimpin pertahanan di Altomura, tapi karena suatu keadaan, dia
sekarang sedang bersujud didepan Gaius VIII yang memimpin Pasukan
Amidonia. Bediri disebelah Gaius VII yang sedang duduk dibangku, adalah
Pangeran Julius. Gaius melotot kearah Wyst, dan berkata.

“Hoo… maksudmu Altomura akan menyerah tanpa perlawanan?” (Gaius)

“H, hyaah! Kami tidak berniat untuk menentang Pasukan Amidonia!” (Wyst)

Wyst menjawab dengan sedikit gagap. Gaius menyipitkan matanya.

“….. Mari dengar alasanmu.” (Gaius)

“Tidak ada, tetapi karena tidak mungkin bagi kami untuk bertahan melawan
kalian! Altomura adalah sebuah kota yang dibangun di wilayah produksi
gandum yang bukan merupakan tempat yang mudah untuk bertahan. Kami
juga hanya memiliki tembok untuk pertahanan, dan juga hanya beberapa
ribu penjaga. Dibawah serangan 10.000 pasukan ini, hanya masalah waktu
sampai kami kalah!” (Wyst)

Gaius melihat kearah Julius, dan julius mengangguk dalam diam, menandakan
tidak ada yang aneh dari apa yang dia katakan. Gaius mengangguk, “humm”.

“Lalu apakah Kamu akan jatuh dibawah kami?” (Gaius)

“Ya. Tanpa ada cara untuk mempertahankan diri, kami hanya bisa
memohon belas kasihan kepada anda Yang Mulia.” (Wyst)

Page | 58
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

Mendengar perkataan Wyst, Gaius menyeringai.

“Bagus sekali. Sekarang buka gerbangnya.” (Gaius)

“Saya, Saya ingin meminta anda untuk sedikit menunggu untuk hal itu.”
(Wyst)

Alis Gaius mengejang dalam ketidak senangan.

“Kenapa?” (Gaius)

“Sa, saat ini opini sedang terbagi menjadi faksi anti perang dan faksi
perlawanan. Ada beberapa orang dari faksi perlawanan yang menyatakan
bahwa mereka akan membunuh (Bunuh semua orang Amidonia bahkan jika
kita kalah), dan bahkan beberapa orang dari faksi anti perang juga berpikir
hal yang sama.” (Wyst)

“Hoo… Apakah itu Kamu?” (Gaius)

“I, itu tidak mungkin! Saya memohon untuk hidup saya disini. Tolong
jangan mencurigai saya.” (Wyst)

“………” (Gaius)

“Tapi kenyataannya ada orang-orang yang memiliki opini seperti itu. Itulah
kenapa saya pertama-tama pergi ke kamp ini untuk mendengarkan apa
yang akan Yang Mulia katakan.” (Wyst)

Gaius sedikit memikirkan perkataan Wyst. Apa yang dia katakan tidaklah aneh
tapi, apakah dia harus mempercayai perkataan pria ini atau tidak. Sementara
Gaius sedang jatuh kedalam pemikirannya, Julius menyela.

“Bahkan jika Kamu tidak membujuk orang-orang didalam benteng, kami


selalu bisa menyerang Altomura, Kamu tahu?” (Gaius)

“Ya. Saya juga memahami hal itu.” (Wyst)

Wyst menjawab Julius sementara masih dalam posisi bersujud.

Page | 59
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

“Namun, masih ada orang bodoh yang tidak memahami hal itu. Saya tidak
mau Yang Mulia Gaius dan para prajurit anda terluka karena orang-orang
bodoh itu. Jika anda mengizinkan saya hidup maka saya akan mengarahkan
opini orang-orang yang ada didalam.” (Wyst)

Melihat Wyst membungkuk keatas dan kebawah seperti belalang. Julius


beripikir ingin meludahinya.

(Oportunis sialan. Apakah Bangsawan Kerajaan telah jatuh sampai sejauh


ini… hmph, yah itu jelas karena bahkan salah satu dari Ketiga Duke, Georg
Carmine, menjadi seperti itu.) (Julius)

Setelah Julius menenangkan dirinya, Gaius menampar pangkuannya dengan


suara keras.

“Baiklah, jika kalian menyerah maka aku akan menjamin keselamatan


orang-orang yang ada didalam. Kembali kedalam benteng dan secara
bersamaan lakukan tugasmu.” (Gaius)

Mendengar Gaius, Wyst merasa sangat senang seakan-akan dia hampir


terbang.

“Te, terimakasih banyak! Lalu, saya permisi!” (Wyst)

Tepat setelah dia mengatakan itu, dia meninggalkan markas sambil berlari
cepat. Sambil melihat punggungnya yang mulai menghilang, Julius bertanya
kepada Gaius.

“Apakah ini tidak apa-apa?’ (Julius)

“Hmph, jika mereka menyerah maka kita sudah menang.” (Gaius)

Gaius membuat senyum jahat.

“Aku tidak butuh seekor tikus yang gemetar ketakutan didepan musuh.
Setelah kita tidak membutuhkannya lagi, kita akan meletakkan kepalanya di
gerbang sebagai contoh.” (Gaius)

Page | 60
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

“Fufufu… begitu.” (Julius)

Julius juga tersenyum jahat.


Gaius berdiri dari bangkunya dan mengirim perintah kepada seluruh
Jenderalnya untuk (Memasuki Altomura secepat mungkin saat mereka
menyerah dan dapatkan kendali penuh).

Namun, sampai matahari terbenam, Gerbang benteng Altomura tidak


menunjukkan tanda-tanda terbuka.

“Ey! Apa yang Wyst lakukan!” (Gaius)

Gaius menjadi jengkel. Disisi lain, Julius dengan tenang menganalisa situasi
itu.

“Apakah dia gagal memberikan opini didalam benteng… atau mungkinkah


dia sedang merencanakan sesuatu terhadap kita.” (Julius)

“Sialan! Kirim semua pasukan secepatnya!” (Gaius)

“Tunggu dulu. Jika musuh memiliki rencana maka akan berbahaya


menyerang mereka dimalam hari. Juga, jika anda mempertimbangkan
sebuah serangan kejutan, maka lebih baik kita memperkuat pertahanan dan
menunggu sampai malam berlalu. Setelah matahari terbit kita akan
menyerang dengan kekuatan penuh, kota itu akan kalah dalam waktu
setengah hari.” (Julius)

Diingatkan oleh Julius, Gaius menurunkan tinjunya yang terangkat.

“Ugh…. Mau bagaimana lagi.” (Gaius)

Gaius menyetujui rencana Julius dan memerintahkan para jenderalnya untuk


menunggu sampai serangan saat fajar tiba, tapi bahkan ketika lega dengan
keputusan Gaius, Julius merasakan sebuah firasat buruk yang datang dari arah
Altomura.

Page | 61
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

(Aku memiliki… perasaan buruk tentang hal ini. Ini seperti kita sedang
diseret, diseret kesuatu tempat yang dalam….. sesuatu seperti itu. Itu bukan
sesuatu yang bisa dilakukan oleh Wyst Garrotte….) (Julius)

Arah yang dia lihat, Altomura, terlihat sepi dan menakutkan.

***

~ Hari ke-dua ~

Fajar telah menyingsing. Serangan malam yang Julius takutkan tidak terjadi.
Gaius VIII memerintahkan seluruh pasukannya untuk menyerang, seperti yang
direncanakan. Tapi pada saat itu….

【 【 【 UUUUUUUUUUUOOOOOOOOOOOOOHHHHHHHHHHHHH 】 】 】

Dari dalam tembok Altomura yang senyap, sebuah teriakan perang


menakutkan terdengar. Teriakan itu penuh dengan semangat sehingga Gaius
menjadi ragu untuk memberikan perintah penyerangan. Apa yang terjadi
pada Altomura yang kemarin terasa begitu sepi? Apakah pasukan bantuan
telah tiba? Kepala Gaius terisi oleh berbagai macam pertanyaan sehingga dia
tidak mampu membuat keputusan.

Sementara itu, seseorang pengendara kuda berlari dari arah Altomura menuju
kamp Amidonia.
Orang yang mengendarai kuda itu ada Wyst Garrotte. Wyst turun dari kuda
dengan sangat cepat seperti dia hampir berguling, dan bersujud didepan
Gaius dengan wajah ketakutan.

“Wyst! Mana janjimu untuk membuka pintu gerbang bagi kami!” (Gaius)

Gaius berteriak kepadanya dan Wyst menjadi semakin mengecil.

“Saya, saya sangat minta maaf! Orang-orang yang berada didalam benteng
jatuh kedalam keputusasaan, dan butuh banyak waktu untuk membujuk
mereka.” (Wyst)

Page | 62
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

“Ei, aku tidak ingin mendengarkan alasanmu!” (Gaius)

Gaius menarik pedang yang dia bawa dan mengarahkan ujungnya ke leher
Wyst.

“Hiiii!” (Wyst)

“Aku akan mengambil kepalamu dan membuatnya sebagai contoh untuk


orang-orang yang ada didalam!” (Gaius)

“De, dengan segala hormat Yang Mulia. Saya tahu saya tidak pantas
mengatakan hal ini… tapi mereka tidak bisa mengambil keputusan tepat
karena dikelilingi oleh 10.000 pasukan ini….” (Wyst)

Sambil merasa sangat kebingungan, Wyst mulai membuat alasan.

“Te, teriakan perang yang baru saja terdengar dari Altomura karena sebuah
suara yang mengatakan (Amidonia tidak akan menepati janjinya, jadi kita
akan membawa mereka ke surga bersama kita)” (Wyst)

“………..” (Gaius)

Gaius, yang sebenarnya berencana untuk menarik kembali kata-katanya tidak


dapat mengatakan apapun. Para prajurit yang ada didalam benteng itu
adalah prajurit mati, pejuang yang memiliki tekad untuk mati, yang artinya
memaksakan sebuah serangan memiliki resiko yang besar. Prajurit mati sama
seperti sebuah mesin yang akan tetap bertarung selama mereka masih dapat
bernafas, jadi biasanya, mereka memberikan kerusakan yang lebih besar
dibanding prajurit biasa. Mereka tidak akan mengubah kemenangan yang
akan didapat Amidonia, tapi itulah mengapa dia tidak mau membuang-buang
pasukan disini.
Tidak dapat hanya menonton dalam diam. Julius menyela.

“Ayah, akan ada banyak korban jika kita bertarung melawan prajurit mati,
kita harus menghindari hal itu. Mari tunjukan kebesaran hati kita disini dan
biarkan Sir Wyst kembali dan membujuk mereka sekali lagi, bagaimana?”
(Julius)

Page | 63
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

Wyst melompat mendengar usulan Julius, seolah-olah mengatakan “Saya


akan mempertaruhkan hidup saya untuk hal itu!”.

“Ka. Kali ini, saya akan pastikan untuk membujuk orang-orang didalam
benteng!” (Wyst)

Gaius merenung, tapi pada akhirnya dia memutuskan untuk menyerahkannya


kepada Wyst.

“Baiklah. Ingatlah bahwa ini adalah kesempatan terakhirmu.” (Gaius)

“Y, ya! Serahkan hal itu kepada saya!” (Wyst)

“Hmph… tapi bagaimana kami dapat menunjukkan kemurahan hati kami?”


(Gaius)

“Dalam hal ini, bagaimana jika Anda menarik mundur pengepungan setelah
saya kembali kedalam benteng?” (Wyst)

Usulan Wyst menimbulkan kemarahan Gaius.

“Tarik mundur pengepungan Kamu bilang!? Apakah Kamu bercanda


kepadaku!?” (Gaius)

“It, itu tidak mungkin! Tentu saja, itu hanya untuk sementara! Setidaknya
sampai siang, jika anda menarik mundur pengepungan, saya dapat
menggunakan kemurahan hati Yang Mulia untuk membujuk para warga!”
(Wyst)

“Hmph”, Gaius mendengus.

“…… baiklah. Aku akan menarik pengepung sampai siang hari. Jika Kamu
tidak membuka gerbang setelahnya maka kami akan masuk secara paksa.
Apakah itu jelas?” (Gaius)

“Y, ya! Saya pasti akan membujuk orang-orang yang ada didalam!” (Wyst)

Page | 64
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

Saat Wyst berbalik dengan penuh semangat seperti saat dia datang, Gaius
segara bergerak dan menarik mundur pengepung di Altomura. Tentu saja,
agar dapat segera menangkap pasukan apapun yang ada didalam benteng
yang mungkin mencoba menggunakan kesempatan ini untuk menyelinap
keluar, dia memberikan Korps yang memiliki pergerakan tinggi kepada Julius
dan menempatkannya digaris depan.

(Hmph, Altomura hanya memiliki setengah hari tersisa untuk hidup….)


(Gaius)

Gaius mengirimkan pandangan penuh kebencian kearah Altomura.

***

~ Pada saat yang sama, didalam Benteng Altomura ~

Seorang wanita menampakkan dirinya pada sebuah rumah didalam kediaman


Wyst Garrotte yang terletak didalam Altomura. Meskipun berada didalam
kota yang sedang dikepung oleh 50.000 prajurit, wanita itu dengan elegan
menikmati teh nya. Melihat wanita itu keluar dengan berani, Wyst yang baru
saja kembali dari Kamp Amidonia tersenyum kecut sambil menjelaskan rincian
negosiasi itu. Tidak ada sedikitpun penampilan memalukan yang tadi dia
tunjukan di Kamp Amidonia diwajahnya saat ini.

“Bagaimana, nyonya… bukan, Duchess Ecksel.” (Wyst)

“Ya. Kamu melakukannya dengan baik. Jadi Wyst dapat melakukan sesuatu
saat ini, anak baik.” (Ecksel)

Wanita yang menyeruput teh itu adalah Laksamana Angkatan Laut Ecksel
Walter. Dia terlihat seperti berumur 20 tahunan tapi karena sebenarnya dia
adalah seorang mizuchi yang telah hidup selama lebih dari 500 tahun, bahkan
Wyst yang berumur 50 tahun tampak seperti anak kecil baginya.

“Duchess Ecksel… bisakah anda berhenti memperlakukan saya seperti anak


kecil?” (Wyst)

Page | 65
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

“Meskipun, setiap marinir adalah ana dari sudut pandangku?” (Ecksel)

“Tapi saya bukan seorang marinir lagi.” (Wyst)

“Fufu, tidak peduli seberapa banyak Kamu naik pangkat, Kamu akan selalu
menjadi bawahan dan anakku.” (Ecksel)

“Ah~, jadi saya akan terjebak dalam perlakuan seperti anak kecil seumur
hidup?” (Wyst)

Bahkan ketika manusia seperti Wyst menjadi orang tua beruban, Ecksel yang
terlihat muda mungkin akan terus memperlakukannya seperti anak kecil.

“Tapi… Raja baru itu juga sesuatu, bukan? Bahkan membuat Duchess Ecksel
mematuhi perintahnya.” (Wyst)

“Yang mulia menangani para bawahannya dengan kasar. Meskipun aku aku
telah bersumpah setia kepadanya sejak awal, tapi tiba-tiba dia menyuruhku
untuk (bawa orb Siaran Kerajaan dan pergi ke Altomura).” (Ecksel)

Ecksel menerima peringatan terakhir dari Raja tiga hari yang lalu, bukan di
Walter Duchy, tapi disini di Altomura, didalam kediaman Wyst. Karena apa
yang diperlihatkan didalam siaran itu terbatas, selama seseorang berada
didalam ruangan tertutup yang disiapkan dengan baik, keberadaan orang
tersebut tidak akan diketahui. Bahkan jika mata-mata Amidonia melihat siaran
itu, mereka pasti akan berpikir bahwa dia sedang berada di Walter Duchy.
Souma memanfaatkan hal itu dan secara rahasia mengirimkan Ecksel ke
Altomura.

Tugasnya adalah untuk mengulur Pasukan Amidonia. Dia menduga bahwa


Pasukan Amidonia pertama-tama akan mengambil alih kota yang merupakan
pusat dari wilayah subur, Altomura, dan mulai melakukan serangan dari sana
untuk memperoleh kendali yang efektif pada area disekitarnya. Karena dia
tidak bisa mengirimkan bala bantuan dan terus memeriksa korban jiwa, dia
tidak memiliki cara lain selain menahan mereka diluar Altomura, dan bahkan

Page | 66
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

selain itu dia harus menghindari pertempuran sebisa mungkin. Itulah


mengapa tugas itu jatuh ketangan rubah tua licik Lady Ecksel.

“Orang-orang Amidonia tidak akan pernah menduga bahwa Duchess Ecksel


akan berada ditempat seperti ini.” (Wyst)

“Bagaimanapun akan membutuhkan waktu tiga hari untuk datang kesini


dari Lagoon City. Yah, meskipun aku telah berada disini sejak lima hari yang
lalu… ya ampun, Yang Mulia benar-benar menangani orang tua ini dengan
kasar.” (Ecksel)

“Tolong jangan gunakan umur anda hanya pada saat seperti itu.” (Wyst)

“Mengejek diri sendiri adalah hal yang bagus Kamu tahu, meskipun aku
benar-benar tidak akan mengizinkan orang lain mengatakan hal itu
kepadaku.” (Ecksel)

Anda hanyalah orang sembrono seperti Duke Vargas! Wyst ingin meneriakkan
hal itu, tapi dia menahan hal itu. Meskipun dia telah melewati umur 50 tahun
dia masih menghargai hidupnya.

“Ngomong-ngomong Duchess Ecksel. Saya hanya bisa mengulur waktu


sampai siang, apakah itu tidak apa-apa? Apakah anda masih butuh sedikit
waktu lagi untuk rencana itu?” (Wyst)

“Tidak masalah. Jika mereka menarik pengepungan sampai siang nanti,


mereka akan membutuhkan waktu untuk datang kesini lagi. Jika mereka
ingin melakukan serangan penuh maka hal itu akan terjadi pada awal sore
hari.” (Ecksel)

“Begitu. Jadi tidak ada lagi hal yang harus saya lakukan?” (Wyst)

“Ya. Kerja bagus Wyst. Serahkan sisanya kepadaku dan beristirahatlah.”


(Ecksel)

Page | 67
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

Ecksel mengatakan hal itu sambil tersenyum kepada Wyst seperti Ibu yang
lembut. Hanya dengan melihat senyum itu, Wyst merasa seperti dia dapat
melupakan semua ketakutan sejak saat dia sedang berdiri didepan Gaius VIII.

***

«Pelajaran Idiom Klasik Elfrieden»

【 Penguasa Altomura 】…. Kiasan. Menunjukkan seseorang yang membuat


janji yang tidak bisa mereka tepati. Asal-usul istilah ini adalah ketika Penguasa
Altomura, Wyst Garrotte, sedang diserang oleh Dukedom Amidonia, Gaius VIII
di ambang perang lima hari, dia berulang kali membuat janji palsu kepada
Gaius bahwa dia “akan menyerah” dalam rangka untuk mengulur waktu.
Contoh penggunaan: “Dia adalah Penguasa Altomura jadi sebaiknya Kamu
tidak mempercayainya.”

Page | 68
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

Chapter 06 – Pertempuran di Luar Randell

«Catatan Pengarang: Chapter 5, 6, 7 terjadi pada saat bersamaan, jadi kalian


bisa membacanya secara tidak berurutan (mungkin)»

【 Membuat tuan rumah dan tamu bertukar peran 】… siasat ke tiga puluh
dari tiga puluh enam siasat milik Sun Tzu. Sebenarnya penafsiran sebagai
‘pengikut yang menggantikan tuannya’ lebih populer tapi ada juga kasus
dimana siasat itu digunakan untuk menunjukkan sebuah rencana dimana sisi
bertahan (tuan rumah) dan sisi penyerang (tamu) bertukar tempat. Karena sisi
yang bertahan menikmati keuntungan dari sebuah pertempuran, itu
menandakan situasi yang lebih baik dimana sisi penyerang akan bertarung
seperti jika dia sedang berada didalam perang bertahan di tempat mereka
menyerang.

***

~ Hari Ke-1 – Disekitar Randell ~

Mungkin orang-orang akan cenderung menyebut pertempuran disekeliling


Ibukota Carmine Duchy, Randell, sebagai sebuah situasi 【 tuan rumah yang
berubah menjadi tamu 】. Royal Guard yang seharusnya menyerang Carmine
Duchy sedang bertarung dalam pertempuran bertahan melawan Angkatan
Darat yang seharusnya berada di sisi yang bertahan. Saat ini, Hulbert Magna
menggerutu sambil bersembunyi dibelakang tembok didalam benteng yang
sedang diserang oleh empat puluh ribu pasukan Angkatan Darat.

“Sialan…. Taktik tuan musuh ini terlalu gigih, bukan?” (Hulbert)

“Kamu tau Hal, Itu tak dapat dihindari.” (Kaede)

Page | 69
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

Orang yang menjawabnya adalah Kaede Foxia yang juga menyembunyikan


dirinya dibalik benteng. Dia berbicara dengan santai meskipun pihaknya dan
pihak musuh sedang bertukar anak panah, dan terbang diatas kepalanya.

“Dari bagaimana musuh melihat hal ini, ketika bangun, mereka tiba-tiba
menemukan sebuah benteng didepan mata mereka, dan bahkan benteng
tersebut diisi oleh Royal Guard. Jadi tentu saja mereka akan kebingungan.”
(Kaede)

“Yah ya…. Raja itu benar-benar memikirkan hal yang luar biasa, huh.”
(Hulbert)

Kemarin Souma memberikan peringatan terakhir kepada Georg Carmine.


Begitu peringatan terakhir itu ditolak, Souma mengirim Royal Guard ke
Carmine Duchy, tapi hal pertama yang mereka lakukan adalah membangun
sebuah benteng tepat didepan Ibukota Carmine Duchy, Randell.

“Awalnya ada sebuah benteng disini dimana kita dapat mengawasi


Amidonia dari benteng itu, tapi ketika kebijakan ekspansi raja sebelumnya
berlangsung, perbatasan dengan Amidonia meluas ke barat, jadi benteng
itu diruntuhkan. Raja membuat kita membangun ulang benteng itu. Juga….
Benteng yang dulu ada disini adalah benteng yang berfokus pada
pertahanan.” (Kaede)

Setiap dan seluruh 10.000 Royal Guard yang telah dipekerjakan oleh Souma
untuk pekerjaan pembangunan, saat ini telah menjadi ahli teknik tempur yang
bagus. Penyihir beratribut tanah menggunakan sihir tanah untuk menggali
daratan dan membuat parit, menumpuk tanah untuk membuat tembok, dan
menggunakan sihir pengerasan untuk memperkuat tembok tersebut. Para
prajurit menggali dan menumpuk tanah menggunakan tenaga manusia,
memperkuat tembok dengan beton primitif, dan menggunakan mesin yang
mereka bawa dari Ibukota untuk melakukan pembangunan. Sudah jadi hal
umum di dunia ini bahwa ketika seseorang ingin membangun benteng
ditanah kosong, orang itu hanya akan mempekerjakan penyihir beratribut
tanah, tapi karena seluruh prajurit biasa dan bukan hanya penyihir yang dapat

Page | 70
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

melakukan pekerjaan pembangunan saat ini, kecepatan kerja menjadi jauh


lebih cepat dari biasanya.

Selain itu, berkat tambahan kemampuan milik Tomoe Inui, mereka dapat
mengangkut bahan-bahan dan orang dalam waktu singkat berkat Kereta
Rhinosaurus yang memiliki kekuatan besar. Separuh dari bahan-bahan yang
digunakan dikumpulkan dari apa yang telah ada di Ibukota yang dapat
mereka pasang di lokasi tempat tujuan. Untuk itu, dia menggunakan cara
Toyotomi Hideyoshi yang membangun 【 Benteng Semalam* 】 di Sunomata
sebagai referensi. Bedanya, dia menggunakan Kereta Rhinosaurus untuk
menggantikan Sungai Kiso.
*TN: Kalau saya terjemahkan jadi Benteng Satu Malam malah jadi kayak judul
lagu :v

Lalu, meskipun Royal Guard baru saja sampai pada sore hari sebelumnya,
benteng tersebut telah selesai dibuat dipagi harinya. Dari sudut pandang
orang-orang Randell, itu sudah pasti adalah benteng yang muncul dalam satu
malam. Dimasa depan hal itu akan disebut sebagai 【 Kastil Semalam Randell
】. Angkatan Darat yang sedang sibuk berurusan dengan rakyat yang marah
dengan siaran peringatan terakhir sama seperti yang terjadi di Vargas Duchy,
tidak dapat mengganggu pembangunan benteng.

“Tapi tetap saja, Kamu harus memberikan pujian kepada Duke Carmine. Dia
telah mengumpulkan seluruh pasukan Angkatan Darat di Randell sebelum
paringatan terakhir.” (Kaede)

“Meskipun karena hal itu kita harus menerima serangan dari empat puluh
ribu Angkatan Darat.” (Hulbert)

KABOOOOM!

Terdengar sebuah suara ledakan yang besar. Itu mungkin adalah serangan
sihir milik musuh yang menghantam tembok. Meskipun itu telah diperkuat
oleh pasukan anti-sihir milik Kaede, tembok itu tidak akan bertahan jika
menerima serangan bertubi-tubi seperti itu. Hulbert mengambil tombak
lempar yang ada didekatnya, menambahkan sihir atribut api kepadanya, dan

Page | 71
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

melemparkannya melewati pagar pertahanan yang ada dinding kearah


kelompok yang kemungkinan menembakkan sihir yang barusan. Tombak itu
terbang seperti misil, mengenai seseorang dan meledak, membakar habis
kelompok itu.
Setelah memastikan hal itu, Hal kembali bersembunyi dibalik dinding dan
menghela nafas.

“Bukankah mereka terlalu sering menyerang kita disisi barat? Sisi lainnya
terlihat seperti hanya sesekali menerima serangan.” (Hulbert)

“….. Itu pasti para Tentara Bayaran Zem. Mungkin mereka yang disewa oleh
bangsawan korup.” (Kaede)

Kaede mengatakan hal itu sambil mengintip dari atas tembok.

“Bangsawan korup benar-benar mempertaruhkan leher mereka disini. Jika


mereka kalah di perang ini, tiang gantung akan menunggu mereka semua.
Mereka sedang putus asa nanodesuyo. Itu adalah hukuman mati.” (Kaede)

“Cara bicaramu sungguh menakutkan.” (Hulbert)

Hal berkata sambil melemparkan tombak kedua. Tombak itu mengenai


sasaran dan membakar kelompok lainnya.

“GYAAAAAAAAHH.” (Prajurit A)

“Disini! Disini!” (Prajurit B)

“Api, APIIIII!.” (Prajurit C)

Hal menatap pahit kepada para prajurit yang berguling-guling seperti bola
api.

(Yah, daripada bertarung dengan Angkatan Darat dimana aku memiliki


banyak teman, ini jauh lebih mudah untuk hatiku.) (Hulbert)

Page | 72
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

Hal memiliki perasaan rumit didalam hatinya, karena sebelumnya dia terdaftar
sebagai Angkatan Darat. Hulbert dan Kaede yang dekat dengan sang Raja
adalah dua dari sedikit orang yang memiliki gambaran lengkap tentang
perang ini. Itulah sebabnya mereka mengerti apa yang coba dilakukan oleh
Raja. Mereka mengerti… tapi masih merasakan perasaan rumit.

“Hal!” (Kaede)

Dipanggil oleh Kaede, Hulbert kembali tersadar.

“Ada apa Kaede!” (Hulbert)

“Ini buruk nodesuyo. Mereka mengeluarkan itu.” (Kaede)

Sesuatu yang Kaede tunjuk adalah sebuah meriam besar yang saat ini sedang
dibawa menuju medan perang. Didunia ini dimana senjata yang
menggunakan bubuk mesiu tidak dikembangkan dengan baik karena adanya
sihir, hanya meriam yang dipelajari sebagai persenjataan Angkatan Darat.
Meskipun memiliki permasalahan dalam pergerakannya, Angkatan Darat,
melirik kekuatan penghancurnya yang tidak mengandung sihir, memiliki 3
buah meriam tersebut sebagai senjata pengepungan, yang tidak
membutuhkan pergerakan yang terlalu banyak. Saat ini, di Elfrieden, hanya
Angkatan Darat yang memiliki meriam darat.

“…… Berbicara tentang itu, kita belum menerima laporan tentang


penggunaan senjata pengepungan dari sisi manapun.” (Hulbert)

“Yah, biasanya mereka tidak akan menggunakannya di pergerakan awal.”


(Kaede)

“Jadi, kamudian apa itu?” (Hulbert)

“Kupikir bangsawan korup manjadi tidak sabar dan mengeluarkan meriam


itu atas keinginan mereka sendiri nodesu.” (Kaede)

“……Bukankah itu cukup buruk?” (Hulbert)

Page | 73
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

“Itu sangat buruk nanodesu. Anti-sihir hanya mempan melawan sihir dan
api. Untuk serangan fisik, hanya ada tembok 【 beton kuno 】 yang dilapisi
dinding tanah inilah yang dapat diandalkan. Tembok ini lebih kuat dari
pada tembok biasa tapi jika mereka menerima serangan bertubi-tubi dari
itu….” (Kaede)

BOOM! ….. CRASSH!

Dengan suara mengerikan, sebuah peluru terbang, dan membuat lengkungan


tinggi. Peluru itu menghantam dinding dan menancap padanya. Peluru
meriam didunia ini terbuat dari bongkahan besi. Mereka tampaknnya
memikirkan tentang peluru ledak, tapi karena itu tidak memberikan banyak
kerusakan pada dinding yang diperkuat Anti-sihir, meskipun itu memiki
penampilan yang mencolok, tampaknya hal itu tidak banyak berguna. Jika itu
adalah Souma, dia akan menyelidiki, jadi sihir penguatan tidak dapat bertahan
melawan energi fisik, tapi itu dapat bertahan melawan energi panas? Sehingga
bola besi yang ditembakkan adalah massa energi fisik yang merupakan
kelemahan tembok ini.

“Ap, apa yang harus kita lakukan nanodesu!” (Kaede)

“Ap, apa yang harus kita lakukan, bahkan jika Kamu menanyakan itu
kepadaku! Bisakah Kamu melakukan sesuatu dengan sihir milikmu, Kaede?”
(Hulbert)

“Aku kehabisan sihir karena pembangunan ini! Bisakah Kamu


menghalaunya menggunakan tombak, Hal?” (Kaede)

“Perbedaan kecepatannya terlalu besar! Itu seperti menghalau anak panah


yang ditembakkan dengan sebuah kerikil!” (Hulbert)

“Humm. Lalu bagaimana dengan busur?” (Thule)

“”Eh?”” (Hulbert) (Kaede)

Ketika mereka berdua memalingkan kepala, mereka melihat seorang prajurit


Dark Elf muda berbadan kekar yang berdiri disana sambil memegang busur

Page | 74
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

besar. Prajurit Dark Elf itu menempatkan sebuah anak panah di busurnya. Dia
kemudian mengarahkan anak panah itu keatas dan menembakkannya.

BOOM!

Sekali lagi, sebuah peluru ditembakkan dari kamp musuh. Dark Elf itu
menembakkan panahnya disaat yang hampir bersamaan. Saat ini, Hal dan
Kaede berpikir bahwa mereka mendengar suara siulan keras. Itu mungkin
karena sihir atribut angin yang ditambahkan kepada anak panah yang
ditembakkan oleh Dark Elf itu. Dua detik kemudian, peluru besi yang
ditembakkan itu hancur berkeping-keping di atas langit. Hal dan Kaede
membuka mulut mereka karena kagum.

“Humm. Jauh lebih mudah daripada menembak falcon pembawa pesan.”


(Thule)

“Ah, siapa kam…” (Hulbert)

“Ah, ya ampun. Saya lupa memperkenalkan diriku. Saya datang dari Hutan
Dewa-Pelindung, namaku adalah Thule. Senang berkenalan dengan anda,
sir Hulbert Magna.” (Thule)

Saat dia mengatakan itu, pria dark elf muda, Thule, tersenyum.

“Ba, bagaimana kamu tahu namaku?” (Hulbert)

“Sir Hulbert mungkin sudah lupa, tapi pada saat bencana tanah longsor
besar terjadi di Hutan Dewa-Pelindung, anak perempuanku adalah salah
satu korban yang telah diselamatkan oleh Sir Hulbert dan Raja. Saya
kemudian mencari tahu nama Anda karena Saya ingin berterimakasih, tapi
pasukan penyelamat pertama telah kembali ke Ibukota… pada saat itu….”
(Thule)

BOOOM!…. CSHHING!

“Jadi, saya ingin meminta maaf karena tidak dapat mengucapkan


terimakasih karena telah menyelamatkan anak saya.” (Thule)

Page | 75
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

“Tidak, yah, aku hanya mengikuti perintah Raja…” (Hulbert)

“Tetap saja saya mengucapkan terimakasih. Anakku yang Anda selamatkan


sangat kagum pada pemandangan saat Anda menyelamatkan orang-orang
dan berkata 【 Suatu hari nanti Aku akan bergabung dengan Royal Guard
dan menyelamatkan nyawa orang lain seperti orang itu 】. Bahkan saya
tidak dapat mengatakan apapun pada hal itu. Ha ha ha.” (Thule)

Sambil berbicara. Thule menembak jatuh bola meriam yang ditembakkan


dengan akurat. Ras Elf, termasuk Dark Elf, adalah sebuah ras yang unggul
dalam memanah, tapi dia masih sangat terampil.

“Lalu… kenapa Thule-san ada disini? Anda bukan Royal Guard, kan?”
(Kaede)

Kaede bertanya, dan Thule tertawa dengan santai. Ha ha ha.

“Aku mendengar sesuatu yang besar sedang terjadi di desa penyelamat


kami Raja Souma. Untuk membayar hutang budi kami, desa Dark Elf
mengirim kami para prajurit ke sisinya. Kami para Dark Elf kebanyakan tidak
ingin berurusan dengan dunia luar, tapi saat ini tidak ada suara yang
menentangnya lagi.” (Thule)

“Itu… Saya sungguh berterimakasih nanodesu.” (Kaede)

“Ini adalah hubungan menerima dan memberi. Kalianlah yang mengajarkan


hal itu kepada kami.” (Thule)

Menatap wajah Thule, Kaede merasa ketegangan yang dia rasakan sedikit
menurun.

(Ada lebih banyak bala bantuan dari yang kupikir nodesu. Lalu kami
mungkin dapat bertahan hidup dan melewati hal ini) (Kaede)

Bukan hanya Dark Elf yang datang untuk membantu Royal Guard. Ada juga
mentan anggota yang memisahkan diri dari Angkatan Darat, termasuk Ayah
Hulbert, Glaive Magna. Mereka menjadi tentara sukarela, dan berpartisipasi

Page | 76
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

dalam perang ini dibawah komando Glaive. Pasukan mereka, digabung


dengan bala bantuan dari desa Dark Elf, berjumlah lebih dari lima ribu orang.
Dengan kata lain, saat ini ada sekitar lima belas ribu pasukan yang
mempertahankan benteng ini.

(Aku mendengar bahwa didalam pertempuran, sisi penyerang butuh


pasukan tiga kali lebih banyak dari sisi bertahan. Angkatan Darat memiliki
empat puluh ribu pasukan. Itu akan sulit jika hanya dengan sepuluh ribu
pasukan, tapi dengan bala bantuan ini, kami berhasil lolos dari kekalahan
jumlah 3:1) (Kaede)

Kaede mengusap dadanya karena lega. Kebetulan, setelah tumbuh selama


beberapa tahun. Anak perempuan Thule bergabung dengan Angkatan
Bersenjata seperti yang dia nyatakan dan karena keberuntungan berada
dibawah komando Hulbert. Satu persatu kejadian terjadi setelah itu dan dia
mendatangi keluarga Hulbert untuk melakukan pernikahan, itu sudah pasti
bukan situasi dimana Kaede akan merasa lega. Saat ini Kaede menekan
perasaannya hanya agar dapat bertahan hidup dalam pertempuran ini
bersama dengan Hulbert.

“Kaede-kun!” (Ludwin)

Karena dipanggil, Kaede melihat kearah gerbang. Ada sekelompok ksatria


berarmor berat disana, manusia dan kuda yang mereka tunggangi sama-sama
mengenakan armor perak. Mereka adalah Royal Knight yang melindungi
Ibukota dan Istana Kerajaan. Yang memimpin mereka adalah Kapten Royal
Knight yang terkenal dan pemimpin dari Royal Guard, Ludwin Arcus. Dia
adalah pria tampan berambut emas, mengenakan armor berwarna putih
keperakan, dan bahkan menunggangi kuda berwarna putih. Ketampanannya
yang bisa disebut ‘berlebihan’ membuat Hulbert iri. Namun Kaede tidak
memperdulikan ketampanan itu dan menghampiri Ludwin sambil pertanya.

“Apa yang Anda lakukan disini! Sir Ludwin adalah Panglima Tertinggi
disini!” (Kaede)

Page | 77
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

“Maaf Kaede-kun. Tolong ambil alih posisiku untuk sementara. Kami akan
sedikit berurusan dengan benda berisik itu.” (Ludwin)

Ludwin menunjuk kearah meriam dengan tombak kavaleri miliknya. Kaede


memegangi kepalanya sendiri.

“Anda dapat menyerahkan pekerjaan seperti itu kepada Hulbert atau yang
lainnya nodesu!” (Kaede)

“Oi!” (Hulbert)

“Ahaha, tolong jangan mengatakan itu. Dibanding dengan prajurit yang


melakukan yang terbaik untuk mempertahankan benteng ini, kami para
Royal Knight tidak punya kesempatan untuk menunjukkan sisi baik kami.
Kami tidak akan terlihat keren jika terus seperti ini.” (Ludwin)

“Keren!?… Apakah semua pria itu bodoh nanodesu?” (Kaede)

“Hahahaha, jadi kamu memahaminya. Maka kami akan menyerahkannya


kepadamu.” (Ludwin)

Sebelum Kaede dapat mengatakan kalimat lainnya. Ludwin memberi perintah


kepada para Royal Knight.

“Buka gerbang! Semua maju, menuju meriam itu! Kembali setelah benda itu
hancur! Abaikan pasukan musuh, jangan mengejar terlalu jauh. Fokus pada
tujuan penghancuran!” (Ludwin)

“””OOOOOOOOHHH!!!!”””” (Royal Knight)

“Tembus siapa saja yang menghalangi jalan menggunakan tombakmu!


Injak hambatan apapun menggunakan kudamu! Kita adalah tombak yang
melindungi kerajaan! Kita adalah Keagungan sang Raja! Maju kedepan
tanpa berhenti!” (Ludwin)

Kamudian gerbang terbuka.

Page | 78
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

“Ayo pergi! Kita akan menunjukkan kepada mereka bahwa Royal Knight
bukan sekedar pertunjukan!!” (Ludwin)

“”””UOOOOOOOHHHHH!!””” (Royal Knight)

Para Royl Knight berlari dengan semangat yang membara. Para tentara
bayaran jatuh dalam kepanikan karena berhadapan dengan serangan balasan
yang tiba-tiba itu dan barisan mereka muali berserakan. Saat ini tidak ada
yang dapat menghentikan serangan Royal Knight. Beberapa orang tertusuk
oleh tombak milik anak buah Ludwin. Beberapa lagi terinjak-injak oleh kuda
yang mereka tunggangi. Sebagian besar dari mereka adalah Tentara Bayaran
Zem yang dikumpulkan oleh para bangsawan korup dengan mengorbankan
harta mereka.

Tentara bayaran memiliki kekuatan tempur individu yang tinggi tapi mereka
lemah dalam pertempuran kelompok. Mereka bertarung dengan keputusan
masing-masing tanpa garis perintah yang bagus. Karena mereka hanya
disewa dengan uang, mereka tidak memiliki kesetiaan ataupun jiwa patriot—
ketika nyawa mereka dalam bahaya, mereka hanya akan melarikan diri. Itulah
mengapa mereka buruk ketika diletakkan untuk melawan sebuah kelompok
yang bergerak dengan satu tujuan seperti Ludwin dan anak buahnya. Para
tentara bayaran tidak dapat bertahan melawan sebuah kelompok seorang
diri, dan merea tidak dapat bekerja sama dengan sekutu mereka, sehingga
mereka disingkirkan satu persatu oleh Ludwin dan ditaklukan.

Kemudian ketika Ludwin tiba ditempat meriam yang ditinggalkan, mereka


membakarnya.

(Yang Mulia nantinya akan mengeluhkan tentang anggaran, tapi tidak ada
pilihan lain.) (Ludwin)

Dia merasa itu adalah pemborosan tapi dia memutuskan hal itu karena Ia
tidak dapat meninggalkan benda itu dan dia tidak punya waktu untuk
menarik benda yang susah digerakkan itu dan kembali. Dibelakang Royal
Knight yang kembali dengan membawa kemenangan, asap hitam dan
ledakan bergemuruh terdengar dari meriam yang meledak.

Page | 79
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

Kesimpulannya, Angkatan Darat tidak dapat mencapai apapun hari ini dan
memutuskan untuk kembali ke Randell saat mata hari terbenam. Peperangan
itu berakhir dengan kemenangan disisi yang bertahan tapi Royal Guard-lah
yang awalnya berada disisi penyerang. Tidak peduli berapa banyak
pertempuran bertahan yang dimenangkan, situasi akan berbuah semakin dan
semakin buruk sampai mereka terpojok. Fakta ini jelas bagi siapa saja yang
melihatnya.

***

Malam itu diruangan dewan di Istana Georg Carmine di Randell, belasan


bangsawan menghujani Carmine dengan berbagai pertanyaan.

“Tuan Carmine! Ada apa dengan cara pertarungan yang lesu ini!”
(Bangsawan)

“Benar. Ini tidak seperti dirimu, Iblis yang ditakuti di medan pertempuran.”
(Bangsawan)

“Bukankah hanya kami yang bertarung dengan sungguh-sungguh!?”


(Bangsawan)

Itu semua adalah orang-orang yang, dengan jelas membenci Raja, sesaat
setelah Souma melakukan penyelidikan korupsi dan berbondong-bondong
menuju sisi Georg seperti lalat yang terbang menuju perangkapnya. Bagi
orang-orang ini, yang tidak memenuhi tanggung jawab mereka untuk
membayar ganti rugi dan menentang Raja, tidak ada masa depan yang
menunggu mereka. Jika mereka dikalahkan dalam peperangan ini, mereka
akan jatuh dalam kehancuran. Itulah sebabnya mereka mengeluarkan seluruh
harta pribadi mereka untuk menyewa tentara bayaran dari Zem dan
menantang Royal Guard.

Namun, dari sudut pandang mereka, cara bertarung Georg tidak memuaskan.
Pergerakan Angkatan Darat pada pertempuran hari ini terasa kekurangan
motivasi. Mereka mengerti bahwa moral para prajurit jatuh melihat
peringatan terakhir yang diberikan Raja, tapi Georg bahkan tidak mendesak

Page | 80
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

para prajurit untuk bertarung. Sikap yang tidak seperti Georg Carmine yang
terkenal dengan serangan tanpa ampunnya, hal itu membuat para bangsawan
merasa jengkel.

“Ada apa dengan Angkatan Darat pengecut itu! Perang dengan Raja telah
dimulai!” (Bangsawan)

“Tunjukan kepada kami kekuatan Georg Carmine yang terkenal diseluruh


penjuru kerajaan!” (Bangsawan)

“Tentunya Anda tidak takut setelah pergi sejauh ini kan!” (Bangsawan)

“Oh…?” (Georg)

Georg menatap tajam kearah para bangsawan.

“Siapa yang Kamu bilang takut?” (Georg)

“Guh….” (Bangsawan)

Hanya dengan sebuah tatapan dan sebuah kata, Georg membungkam para
bangsawan. Georg melihat para bangsawan yang terdiam, karena terserang
oleh aura jenderal yang besar, dan menghela nafas.

“Bukankah kalianlah yang tidak mengerti? Musuh hanya berjumlah sepuluh


atau dua puluh ribu. Benteng yang dibangun hanya dalam satu malam
memang mengejutkan tapi dengan serangan gencar secara bertahap yang
sedang berlangsung. Merekalah yang akan terpojok. Tidak perlu
memaksakan sebuah serangan.” (Georg)

“Ji, jika begitu…. Jika mereka hanya berjumlah sepuluh ribu, mengapa kita
tidak mengalahkan mereka dengan sekali serang?” (Bangsawan)

“Tapi dengan cara itu, kalian-lah yang akan menerima kekalahan total. Juga,
kalian mengeluarkan 3 buah meriam dari gudang senjata milik Angkatan
Darat dan ketiganya dihancurkan.” (Georg)

Page | 81
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

“Uguu… kami sungguh minta maaf.” (Bangsawan)

Ditatap oleh Georg, para bangsawan yang keberatan terlihat mengecil.


Sebenarnya, orang yang membawa keluar meriam-meriam itu menuju
pertempuran adalah salah satu bangsawan korup yang menjadi tidak sabar
karena tidak dapat menyerang. Mereka mengancam penjaga senjata
menggunakan nama mereka dan dengan meminjam meriam itu dengan
paksa. Sebagai hasilnya, mereka kehilangan tiga buah meriam dengan sia-sia,
dan Angkatan darat terlihat tidak terlalu akrab lagi dengan tentara milik para
bangsawan.
Georg melanjutkan.

“Dan juga ada satu hal lagi yang menggangguku. Tidak ada tanda-tanda
Souma berada didalam benteng.” (Georg)

“Bukankah dia bersembunyi di Ibukota dan menyerahkan pertarungan itu


kepada pasukannya?” (Bangsawan)

“Dia bukan Raja seperti itu. Jika keberadaannya tidak diketahui maka dia
pasti berada disuatu tempat dan merencanakan sesuatu. Itulah sebabnya
kita harus memancingnya keluar.” (Georg)

“Jadi maksud Anda, para prajurit yang ada didalamn benteng hanyalah
umpan?” (Bangsawan)

Georg membuat anggukan besar kepada para bangsawan.

“Aku tidak tahu dimana Souma atau apa yang sedang dia lakukan, tetapi
setelah dia membiarkan prajurit yang dia kirim mati, dia akan ditinggalkan
oleh bawahannya dan oleh warga. Pada akhirnya dia pasti akan muncul.
Saat dia muncul kita dapat melumatnya bersamaan dengan para prajurit
yang ada didalam benteng.” (Georg)

Georg adalah seorang beastman dengan kepala singa. Saat dia menyeringai
dia menunjukkan taringnya yang tajam. Melihat taring itu membuat para
bangsawan merasakan keringat dingin mengalir di punggung mereka. Pria ini

Page | 82
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

benar-benar tidak boleh dijadikan musuh.


Georg beranjak dari tempat duduknya.

“Tapi kalian semua pasti lelah setelah pertempuran hari ini. Ini adalah
sebuah pertempuran yang tidak akan selesai besok atau lusa. Serangan
hanya akan dilakukan oleh Angkatan Darat, jadi kalian dapat beristirahat
sepanjang hari besok.” (Georg)

“””Y, Yessir!””” (Bangsawan)

Menerima perkataan pujian dari Georg, para bangsawan membungkukkan


kepala mereka dan meninggalkan ruang dewan. Setelah mereka pergi,
seseorang memasuki ruangan.

“Permisi Tuan Carmine.” (Beowulf)

“…. Beowulf, jadi Kamu.” (Georg)

Nama pria itu adalah Beowulf Gardner. Dia adalah seorang beastman
berkepala serigala yang mengenakan seragam berwarna hitam, bersama
dengan Glaive Magna yang sekarang ini memisahkan diri dengan Angkatan
Darat, dia adalah salah satu dari dua orang yang dikenal sebagai dua roda
milik Georg Carmine. Lebih tepatnya dia adalah orang nomor dua di
Angkatan Darat saat ini.
Georg bertanya singkat kepada Beowulf

“Apakah semua sudah siap?” (Georg)

“Ya! Tanpa kesalahan.” (Beowulf)

“Bagus sekali.” (Georg)

Georg mengangguk puas dan tersenyum kepada Beowulf yang sedang


memberi hormat.

“Kalau begitu mari kita pergi menemui Raja dengan rencana yang kita buat
dengan sekuat tenaga.” (Georg)

Page | 83
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

***

Disisi lain, di Kamp Royal Guard, Hulbert dan Kaede duduk bersebelahan
untuk makan malam. Menu makanannya adalah 【 Zelring Udon Instan 】
yang Souma ciptakan. Itu adalah sesuatu yang dibuat dengan cara merebus
zelring udon dan memberikan bumbu yang kuat padanya, dan kemudian
mengeringkannya, dan ketika itu akan dimakan, tinggal merendamnya
didalam air panas dan tunggu sekitar satu menit, dan menjadi sebuah
makanan yang sempurna. Karena hal itu dapat dimakan dimana saja selama
seseorang memiliki air panas dan cangkir membutnya sangat terkenal
diantara Royal Guard tempat makanan itu didistribusikan.

“Dapat memakannya saat sedang berkemah terasa… *sssslurrrrp*…..


menakjubkan, bukan?” (Hulbert)

“Yang mulia berkata… *slurp slurp slurp*….【 Aku ingin menggorengnya


tapi itu larut didalam minyak! Tapi lebih suka aroma mie yang digoreng
dibandingkan dengan yang tidak! 】 nodesu.” (Kaede)

“Aku tidak terlalu paham…*ssssslurrrrrrp*… itu pasti adalah salah satu


obsesinya.” (Hulbert)

Setelah menghabiskan makanan mereka sambil bercakap-cakap, Kaede


menyandarkan dirinya kebahu Hulbert. Merasakan aroma rambut Kaede yang
berada tepat didekatnya membuat Hulbert panik.

“O, oi, Kaede. Apa yang Kamu lakukan?” (Hulbert)

“Fufufu. Hal, Aku sangat senang saat ini nodesuyo.” (Kaede)

“Huh!? Senang mengapa!?” (Hulbert)

“Karena Hal ada disini tepat disebelahku desuyo.” (Kaede)

Kata Kaede sambil terkikik.

Page | 84
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

“Aku senang karena Hal masuk ke Royal Guard nodesu. Jika Kamu tetap
berada di Angkatan Darat mungkin kita telah menjadi musuh nodesu.
Kamu bahkan mugkin tidak akan ada disini nodesu.” (Kaede)

“Tapi aku dikelilingi oleh empat puluh ribu Angkatan Darat karena hal itu.”
(Hulbert)

“Ini akan selesai dalam satu atau dua hari nodesuyo. Jika kita dapat
bertahan….” (Kaede)

“Jika kita dapat bertahan….?” (Hulbert)

“Jika kita dapat bertahan maka semuanya akan berjalan lancar, itu akan
terasa bagus, kan.” (Kaede)

“Jangan hanya mencampurkan keinginanmu di bagian akhir! Jika Kamu


mengatakan sebanyak itu maka Kamu harus mengatakan semuanya!”
(Hulbert)

“Jadi, Kamu akan melindungiku, kan, Hal?” (Kaede)

“Aaah, sheesh, baik! Aku hanya harus melindungi Kaede dari apapun!”
(Hulbert)

“Kamu sangat dapat diandalkan Hal.” (Kaede)

Didalam benteng, tepat ditengah medan perang, mereka berdua meringkuk


dan saling tersenyum satu sama lain.

~ Hari ke-2 – Disekitar Randell ~

Fajar telah menyingsing dan Angkatan Darat sekali lagi mulai melakukan
serangan.
Namun, tidak seperti kemarin, hanya ada serangan sesekali dari segala arah.
Anak panah dan sihir memang saling beterbangan, tetapi tidak ada pasukan

Page | 85
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

yang melakukan serangan berlebihan. Hulbert memiringkan kepalanya


dengan ragu pada serangan setengah-setengah yang berbeda dengan
kemarin itu.

“Serangan musuh sudah menurun, huh.” (Hulbert)

“Aku tidak melihat tentara bayaran Zem dimanapun. Musuh mungkin


beralih ke taktik gesekan.” (Kaede)

Kaede mengamati sambil melihat pergerakan pasukan musuh. Hulbert


membalikkan bahunya.

“Lalu kita dapat bersantai untuk sementara.” (Hulbert)

“Hal, Kamu harus selalu waspada didalam pertempuran nodesuyo. Jika


tidak Kamu akan mendapati karpet dibawah kakimu ditarik nodesu.”
(Kaede)

“…. Baik.” (Hulbert)

Lalu serangan sesekali yang dilancarkan Angkatan Darat berlanjut. Ketika


matahari mencapai titik tertingginya, prajurit yang berada di menara
pengawas berteriak dengan keras.

“Sejumlah besar kavaleri wyvern di langit timur!! Itu adalah Angkatan


Udara!!” (Prajurit)

Ketika Hulbert dan Kaede melihat ke timur, dengan tegang karena kata-kata
prajurit itu, mereka melihat seribu wyvern yang terbang kearah mereka dalam
formasi. Hulbert secara refleks memeluk Kaede. Kaede mengulurkan
tangannya dan menyentuh tangan yang ada dibahunya dan tersenyum
lembut “Ini akan baik-baik saja, Hal”.

“Taruhan kita telah terbayar.” (Kaede)

Para wyvern itu melewati benteng dimana Hulbert dan Kaede berada dan
terbang kearah Randell.

Page | 86
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

***

«Pelajaran Ideom Klasik Elfrieden»

【 Kastil Semalam Randell 】… Taktik. Berarti 【 Gunakan semua yang dapat


digunakan untuk mencapai suatu tujuan 】. Ungkapan itu datang dari
peristiwa saat pemberontakan Georg Carmine, dimana Raja Souma
menggunakan ahli teknik tempur dari Royal Guard untuk memulihkan
benteng yang telah diruntuhkan. Sebuah sinonim mirip yang ada dibumi
adalah siasat ke empat belas dari tiga puluh enam siasat milik Sun Tzu, 【
Pinjam mayat untuk membangkitkan nyawa 】.

Page | 87
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

Chapter 07 – Rencana Penyerangan Kota Benteng Naga Merah

«Catatan Pengarang: Chapter 5, 6, 7 terjadi pada saat bersamaan, jadi kalian


bisa membacanya secara tidak berurutan (mungkin)»

~ Hari ke-1 – Kota Benteng Naga Merah ~

Bahkan setelah semalam sejak Peringatan Terakhir yang dilakukan oleh


Souma, suara demo terus terdengar didepan Istana milik Castor Vargas di
Kota Naga Merah. Mereka mungkin datang dari seluruh penjuru Vargas
Duchy. Jika para pendemo terus meningkat seperti ini, mereka mungkin akan
lepas kendali dan bahkan akan ada kemungkinan pemberontakan, jadi
meskipun Royal Guard telah memasuki Carmine Duchy, Angkatan Udara
masih tidak dapat bergerak.

Didalam kediamannya di Istana Naga Merah, Castor terlihat kehabisan akal.


Castor, yang menunjukkan kekuatan tak tertandingi di medan perang, benar-
benar tidak dapat melakukan apa-apa pada urusan politik seperti ini.

Sangat jarang bahwa kalimat 【 Otak otot 】 akan cocok dikatakan pada
seorang pria sampai seperti ini. Lagipula itu tidak seperti Castor mempunyai
niat buruk kepada Souma. Bahkan alasan mengapa dia memberontak adalah
dari pemikiran sederhana seperti bahkan Georg Carmine yang serius dan jujur
itu melawannya maka dia pasti bukan orang yang layak, jika orang seperti itu
tiba-tiba menjadi Raja dan ingin kami mematuhinya, maka aku akan menguji
keberaniannya di medan perang!

Tapi kenyataannya. Hanya dengan sebuah Peringatan Terakhir Castor telah


dicap sebagai pemberontak oleh warganya. 【 Otak otot 】 itu benar-benar
tidak mampu menghadapi perubahan yang tiba-tiba ini. Castor saat ini
tengah dipandang dengan tatapan kasihan oleh pelayannya Tolman dan

Page | 88
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

putrinya Carla. Castor memberikan tatapan memohon kepada Tolman, yang


lebih unggul dalam urusan politik dari pada dirinya.

“Tolman… bisakah aku menyelesaikan masalah ini dengan datang ke Istana


Kerajaan dan mengalahkan Souma?” (Castor)

“….. Pertanyaan yang tidak perlu. Anda sudah pasti tidak boleh melakukan
hal itu.” (Tolman)

Tolman menolak dalam diam.

“Sudah pasti, Kamu bilang?” (Castor)

“Lalu biarkan saya bertanya kepada anda Tuanku. Apakah anda ingin
merebut mahkota untuk anda sendiri?” (Tolman)

“Aku tidak mungkin melakukan hal itu.” (Castor)

“Kemudian apakah Tuan dapat membereskan politik negara setelah Raja


Souma mati?” (Tolman)

“Tentu saja tidak. Aku bahkan harus menyerahkan urusan administratif di


Duchy ini kepadamu.” (Castor)

“Maka sudah jelas bahwa Anda tidak boleh menyerang. Tuan Carmine
mungkin dapat menenangkan negara, tapi Tuanku tentu saja tidak dapat
melakukan hal itu. Jika Tuan membunuh Raja tanpa menjadikan diri anda
sendiri sebagai Raja, maka tuan hanya akan menjadi seorang pembunuh
dan menjadi musuh seluruh kerajaan. Jika dia adalah Raja yang Jahat maka
Anda dapat mengklaim hal itu sebagai keadilan, tetapi pemerintahan yang
dilakukan Raja Souma sangat populer.” (Tolman)

Tuannya, Castor, memiliki perasaan benci terhadap Souma, tetapi perasaan itu
mungkin memiliki unsur 【 prasangka 】 yang ada didalamnya. Souma
memiliki watak reformist dan realistis yang dia tunjukan melalui Siaran
Kerajaan, seeorang Raja yang langka. Raja seperti itu sudah pasti membuat

Page | 89
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

cemas Castor yang berpikiran kuno. Dalam hal ini, Toman yang memiliki
pemikiran fleksibel memberikan penilaian yang tepat.

“Sir Tolman, bagaimana dengan menyerbu ibukota dan mendukung Yang


Mulia raja sebelumnya? Jika kita memasukan Alberto-dono, maa kita dapat
membuktikan kebenaran dari tindakan kita, kan?” (Carla)

Castor menyela Tolman yang sedang menganalisa situasi saat ini dengan
tenang. Namun Tolman menggelengkan kepalanya dan hanya mengatakan
“tidak”.

“Lain cerita jika raja sebelumnya diturunkan dengan paksa, tapi Tuan
Alberto turun takhta atas keinginannya sendiri. Juga, anaknya, Putri Liscia
juga dengan aktif mendukung Raja baru. Jika kita memohon kepadanya
untuk bekerja sama, saya yakin beliau akan menggelengkan kepalanya.”
(Tolman)

“Uguu….” (Castor)

Castor juga telah melihat kejadian dimana Liscia menunjukkan tekadnya demi
Souma untuk melawan Georg yang dia hormati seperti ayahnya sendiri dan
bahkan sampai memotong rambutnya yang indah. Tekad yang ditunjukkan
Liscia bahkan membuat Carla kembali mengakui bahwa 【 Raja baru, Souma,
adalah negarawan yang hebat dan bukan seorang perampas 】.
Castor kembali kebingungan.

“Lalu apa yang harus kita lakukan?” (Castor)

“…. Hanya ada tiga hal yang bisa kita lakukan.” (Tolman)

“Tiga hal? Apa itu.” (Castor)

“Pertama adalah serangan frontal. Kita bergabung dengan Pasukan Georg


Carmine, dan menyerang ibukota bersama dengannya. Jika itu adalah sir
Georg, dia harusnya dapat menyatukan kerajaan.” (Tolman)

Page | 90
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

“Itu akan menjadi hal terbaik yang dapat dilakukan jika kita bisa, tetapi… itu
mustahil dengan situasi sekarang ini.” (Castor)

Dengan kota yang sedang berada dalam kekacauan dan pasukan tidak dapat
bergerak dengan benar, tidak mungkin menggabungkan Angkatan Udara
dengan Angkatan Darat. Selain itu, tampaknya situasi kacau ini tidak akan
berakhir dalam waktu dekat. Jika ini terus berlanjut, Angkatan Udara mungkin
hanya bisa duduk menonton perang dan mengikuti hasil dari pertempuran
antara Souma dan Georg. Tidak, sebenarnya akan lebih baik jika itu berakhir
dengan cepat. Jika mereka berlama-lama, satu-satunya yang akan mendapat
keuntungan adalah orang-orang Amidonia yang mengancam dari barat daya.

Mamahami hal itu, Tolman segera menghapus rencana tadi.

“Kedua, ini adalah yang paling aman dan hanya akan memakan sedikit
korban.” (Tolman)

“A, apa?” (Castor)

“Tuan harus meminta maaf kepada Yang Mulia. Dengan sungguh-sungguh.


Dan bersujud.” (Tolman)

“Apa!?” (Castor)

Castor kehilangan kata-kata, tapi Tolman melanjutkan tanpa memperdulikan


hal itu.

“Karena Tuan telah menolak Peringatan Terakhir itu, mungkin Tuan tidak
akan bebas tanpa hukuman, tapi setidaknya Tuan akan tetap hidup. Jika
Tuan pensiun dan menyerahkan kepemimpinan keluarga kepada Nona
Carla atau adik kecilnya dan semuanya berjalan dengan baik, nama
keluarga Anda mungkin akan bisa bertahan.” (Tolman)

“Aku menolak!” (Carla)

Penolakan langsung datang dari Carla.

Page | 91
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

“Anda mengatakan kami harus memohon untuk keselamatan kami kepada


musuh yang sudah diputuskan akan kami lawan, untuk mengorbankan
Ayah sehingga nama keluarga akan tetap bertahan? Itu sama saja dengan
menghancurkan kebanggaan keluarga kami.” (Carla)

“Meskipun, itu yang paling aman….” (Tolman)

Tolman mendesah. Dia ingin rencana ini diterima, tetapi yah, orang yang akan
menerima rencana ini tidak akan pergi dan menentang Raja hanya
berdasarkan emosi semata. Itulah sebabnya, dia paham bahwa mereka tidak
akan menerimanya.

“Lalu yang ke-tiga, berdamai dengan Raja.” (Tolman)

“Apa bedanya hal itu dengan yang sebelumnya?” (Castor)

“Yang sebelumnya adalah tentang mengakui kekalahan anda. Yang ini


adalah imbang. Tunda peperangan untuk menemukan sebuah titik yang
dapat diterima kedua pihak. Yang ini tentang 【 Kekuasaan sebagai ganti
pengakuan 】.” (Tolman)

“…… Tapi apakah Raja itu akan menerimanya?” (Castor)

Seseorang yang sudah mengibarkan spanduk pemberontakan tidak akan


mudah diampuni, atau mungkin akan diawasi untuk mencegah kemungkinan
pemberontakan yang lainnya. Berpikir demikian, Toman mengangguk.

“Ya. Itu adalah hal yang sulit. Jika pemberontak dimaafkan dengan mudah,
dia tidak akan bisa mendisiplinkan pengikut lainnya.” (Tolman)

“Lalu….” (Castor)

“Lalu, untuk menjalankan rencana ini, kita harus 【 menangkap raja hidup-
hidup 】.” (Tolman)

Tolman mengatakan itu dengan wajah milik orang yang memegang


kekuasaan nomor dua di Angkatan Udara.

Page | 92
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

“Jika kita dapat menangkap Raja Souma hidup-hidup, dia akan menerima
tuntutan kita sampai betas tertentu. Jika seperti itu perdamaian akan
menjadi mudah, saya pikir.” (Tolman)

“…. Itu mudah untuk dikatakan, tapi saat ini kita tidak dapat bergerak.
Bagaimana Kamu dapat mengatakan kita harus menangkap Souma di
situasi seperti ini?” (Castor)

Castor memiringkan kepalanya, Tolman membentangkan peta dan mulai


menjelaskan.

“Berdasarkan laporan dari wyvern pengintai, tidak ada seorangpun yang


mirip dengan Raja diantara para pasukan yang bergerak menuju Carmine
Duchy. Saya pikir Raja Souma bergerak secara terpisah sebagai pasukan
terpisah, dan targetnya kemungkinan besar adalah…. Wilayah kita.”
(Tolman)

“Tunggu dulu. Royal Guard bergerak menuju Carmine Duchy, kan?


Menyebutnya pasukan terpisah, tetapi dia tidak memiliki pasukan sisa
pasukan lagi, kan?” (Castor)

“Kalau hal itu saya tidak tahu. Dia dapat meminjam prajurit dari Angkatan
Laut atau berteman dengan beberapa bangsawan dan meminjam pasukan
pribadi mereka, atau dia mungkin juga memiliki beberapa jenis skema yang
telah dipersiapkan. Namun, kenyataannya adalah bahwa mereka tidak bisa
membiarkan Pasukan Angkatan Udara kita untuk bergerak. Kita dapat
menduga bahwa dia memiliki beberapa trik lain yang telah disiapkan selain
menghasut warga.” (Tolman)

“…..dan kita akan menangkapnya disana.” (Castor)

“Benar sekali. Jika itu hanya pada tingkatan Angkatan Laut atau pasukan
pribadi. Pasukan yang kita miliki sudah cukup untuk mengalahkan mereka.”
(Tolman)

*slap*, Castor memukul lututnya.

Page | 93
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

“Kita dapat menyelesaikan semuanya dengan kekuatan, ini adalah rencana


yang paling cocok dengan kita! Ayo lakukan itu. Yang berarti kita hanya
perlu menunggu sampai Raja palsu Souma datang ke Kota Benteng Naga
Merah!” (Castor)

Castor tersenyum gembira.

“….. Tidak, mereka sudah ada disini, Ayah.” (Carla)

Wajah Carla berubah menjadi serius. Sesaat kemudian.

【 Ini adalah pesan untuk penduduk Kota Benteng Naga Merah. 】 (Souma)

Suara Souma terdengar diseluruh penjuru Kota Benteng Naga Merah.

***

【 Ini Adalah suara Souma Kazuya yang berperan sebagai Raja Elfrieden.
Castor Vargas telah menolak untuk menunjukkan kesetiaan kepada kami,
terlepas dari peringatan yang telah berulang kali diberikan. Akibatnya, Kami
menganggap Castor Vargas sebagai pemberontak, dan sebuah serangan
terhadap tempat tinggalnya, Istana Naga Merah telah direncanakan. Kami
akan menunda serangan itu selama satu jam dimulai dari sekarang dengan
alasan masyarakat umum, jadi selama waktu itu, tolong evakuasi penduduk
yang tinggal di Kota Benteng Naga Merah 】 (Souma)

Pidato Souma, disampaikan melalui Siaran Kerajaan dalam volume yang keras,
membuat warga menjadi panik. Bahkan warga yang sedang berdemo untuk
memprotes keputusan itu bubar seperti semut. Tentunya itu karena warga
yang kebingungan mencoba melarikan diri dari Kota Benteng Naga Merah.
Castor melihat situasi itu dengan pahit melalui jendela ruangannya.

“Keparat! Apa yang sedang dipikirkannya, menyuruh warga untuk


melarikan diri!” (Castor)

“Saya rasa dia mengatakan bahwa dia tidak membutuhkan para warga lagi
untuk menahan kita.” (Tolman)

Page | 94
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

Castor mengernyit mendengar analisis Tolman.

“Apakah mereka akan memulai sesuatu?” (Castor)

“Mungkin. Tapi saya tidak bisa mengatakan hal apa itu….” (Tolman)

“Tapi aku belum mendengar laporan apapun tentang pasukan yang menuju
kearah sini.” (Castor)

“….. itulah masalahnya.” (Tolman)

Tentu saja, bahkan Tolman tidak dapat menduga apa yang Souma
rancanakan. Mereka telah mengirim wyvern pengintai sebelumnya, tapi
mereka tidak melihat tanda-tanda kedatangan sebuah pasukan. Namun
Souma menyatakan bahwa dia akan menyerang 【 Istana Naga Merah 】
dalam satu jam. Itu mungkin hanyalah gertakkan, tapi jika seperti itu, dia tidak
dapat memahami alasan mengapa dia memerintahkan warga untuk lari. Jika
dia hanya ingin mengulur waktu, maka membiarkan warga mengelilingi istana
akan jauh lebih efektif.

(Tunggu…. Souma berkata dia ingin menyerang 【 Istana Naga Merah 】)


(Tolman)

Tolman merasakan sedikit keanehan pada perkataan Souma. Itu benar…. Jika
dia ingin menyerang tempat ini maka dia akan mengatakan untuk menyerang
【 Kota Benteng Naga Merah 】. Bagaimanapun, kota-kota diwilayah ini
tertutup dinding dan terhubung dengan Istana ini. Namun Souma berkata dia
akan menyerang 【 Istana Naga Merah 】. Yang berarti, dia berkata bahwa
dia tidak akan menyerang kota tapi benar-benar menyerang tempat ini. Jika
itu bukan hanya kesalahan kalimat, maka tindakan yang akan dia ambil
adalah….
Setelah sampai sejauh itu, Pemikiran Tolman kembali terganggu oleh suara
Souma.

【 Bisakah Kamu mendengarku, Castor Vargas? 】 (Souma)

Page | 95
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

Tidak seperti sebelumnya, itu adalah suara yang sederhana. Suara itu
terdengar dari penerima yang diletakkan dipojok ruangan ini. Wajah Souma
ditampilkan disana. Souma biasanya tidak terlalu peduli dengan apa yang dia
kenakan, tetapi saat ini Ia berpakaian seragam untuk Raja saat pergi
berperang. Itu redup dan susah dibedakan, tapi kelihatannya dia berada
disebuah ruangan kecil. Castor menyiapkan orb miliknya dan berdiri didepan
benda itu.

“…. Aku dapat mendengarmu, Raja palsu Souma.” (Castor)

【 Benar. 】 (Souma)

Meskipun dipanggil Raja palsu. Ekspresi Souma tidak berubah. Sebaliknya, dia
terlihat seolah-olah melihat sesuatu yang tidak signifikan, dengan mata
dingin. Mata itu sedikit membuat Castor ketakutan.

【 Siaran ini hanya dikirim ketempatmu. Aku tidak menyiarkannya kesetiap


tempat seperti kemarin. 】 (Souma)

“Cih….” (Castor)

Castor mendecakkan lidahnya. Dia telah mengalami banyak kesulitan karena


peringatan itu disiarkan ke publik.

“Jadi, apa yang Raja inginkan? Aku akan menyerang, bukan?” (Castor)

【 Kupikir aku setidaknya akan memberimu kesempatan terakhir untuk


memohon untuk keselamatanmu….. kupikir itu tidak perlu. 】 (Souma)

“Tentu saja! Jika Kamu ingin menyerang, maka datanglah! Tapi sekali lagi,
Kamu tidak terlihat memiliki pasukan untuk menyerang Kota Benteng Naga
Merah.” (Castor)

Souma mendengus mendengar provokasi Castor.


Sikap itu Souma membuat Castor marah.

“Apa yang lucu!” (Castor)

Page | 96
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

【 Aku tidak pernah berkata akan menyerang ‘Kota Benteng Naga Merah’.
Sejak awal, Aku hanya perlu menyerang dan menangkapmu. Yang
kubutuhkan hanyalah menyerang ‘Istana Naga Merah’ 】 (Souma)

“Kamu, apa yang….” (Castor)

【 ….. ini saatnya. Aku akan menunjukkan kepadamu. Senjata utama nomor 1
dan nomor 2, TEMBAK! 】 (Souma)

Lalu dua ledakan keras terdengar dari kejauhan. Lalu sesaat kemudian.

KABAAAM!!!!

Sebuah getaran besar mengguncang Istana Naga Merah bersamaan dengan


seuara ledakan. Serangan itu hampir mirip seperti gempa tepat dibawah
istana. Perabot ruangan itu berjatuhan, lukisan yang tergantung jatuh, dan
Tolman dan Carla jatuh telentang. Setelah entah bagaimana bisa tetap berdiri,
Castor berteriak….

“Ap, apa itu! Apa yang terjadi?” (Castor)

Salah satu petugas Angkatan Udara berlari masuk kedalam ruangan.

“Tuan Vargas. Me, meriam!” (Prajurit)

“Meriam!? Royal Guard seharusnya tidak punya meriam!” (Castor)

Didalam tentara Elfrieden, hanya Angkatan Darat yang memiliki meriam untuk
digunakan di pertempuran darat, dan meriam itu hanya berjumlah tiga buah,
untuk digunakan dalam pengepungan benteng. Dia tidak pernah mendengar
bahwa Royal Guard memiliki hal itu. Mungkinkah mereka membuat beberapa
meriam baru, pikir Vargas, tetapi itu membutuhkan banyak waktu dan biaya.
Tidak terpikirkan bahwa benda itu akan dibuat dalam masa perekonomian
yang sedang sulit seperti saat ini.
Namun, Souma dengan tenang menyatakan.

Page | 97
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

【 Bukan. Mereka telah ada di Royal Guard bahkan sebelum aku menjadi Raja
】 (Souma)

“Mustahil! Itu tidak….” (Castor)

“Lapor!” (Prajurit)

Pada saat itu, ada petugas lain yang berlari masuk kedalam ruangan
membawa laporan yang tidak dapat dipercaya.

“Kami telah mendeteksi kapal perang 【 Alberto 】 di hutan di wilayah


selatan!!” (Prajurit)

***

Kapal perang 【 Alberto 】.

Satu-satunya kapal laut yang dimiliki Royal Guard, dimahkotai dengan nama
raja sebelumnya. Dia adalah flagship dari Angkatan Laut Kerajaan. Bentuknya
mirip dengan flagship milik armada gabungan selama Pertempuran Tsushima,
Mikasa. Dia bukan digerakkan oleh mesin uap, tetapi ditarik oleh dua naga
laut seperti kuda yang menarik kereta. Namun, saat ini dia berada didarat,
dan sudah jelas tidak ada tanda-tanda dari naga laut yang tinggal dilaut.
Juga, saat ini dia memiliki total empat meriam utama dibagian depan dan
belakang kapal. Mereka adalah meriam-meriam yang baru saja menyerang
Istana Naga Merah. Sekarang kepal perang itu dibawa kedaratan, dan dia
menjadi sebuah senjata artileri.

KABOOOM!!!

Empat peluru lainnya ditembakkan ke Istana Naga Merah.

“Guh…. Konyol! Mengapa Alberto ada disini, di tanah kering!?” (Castor)

【 Jangan meremehkan kemampuan transportasi milik Royal Guard. Seekor


Rhinosaurus dapat dengan mudah menarik sebuah kapal perang jika Kamu
memasang roda dibawah kapal tersebut. 】 (Souma)

Page | 98
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

“Kamu mengirim sebuah kapal perang kedarat!?” (Castor)

Sebuah ide yang licik. Castor merasa seperti sedang melihat Iblis. Jika Castor
adalah orang yang sedikit lebih modern yang kenal baik dengan persenjataan,
dia akan berpikir bahwa kapal perang itu hanya digunakan seperti sebuah
railway gun*. Namun, bagi orang didunia ini dimana ide tentang railway gun
sama sekali belum ada, tindakan Souma terlihat seperti sesuatu yang dilakukn
oleh dewa atau iblis.
*TN: Railway gun adalah kereta yang mengangku meriam, agar meriam
tersebut lebih mudah dipindahkan.

“Kamu…. Siapa Kamu sebenarnya!” (Castor)

【 Seorang manusia biasa. Seorang pria tak berdaya di jalanann yang dengan
putus asa memutar otaknya. 】 (Souma)

“Kuh, jangan bercanda denganku!” (Castor)

【 Aku tidak bercanda denganmu, Castor. Aku hanya marah 】 (Souma)

Setelah dia mengatakan itu, mata Souma berubah menjadi serius.

“Hmph! Karena aku tidak mau mematuhimu?” (Castor)

【 Bukan, karena Kamu hanya dimanipulasi*. 】 (Souma)

“Huh? Apa yang Kamu bicarakan…” (Castor)

【 Semua orang. Termasuk aku. Kita semua telah dimanipulasi dengan suatu
cara. Tapi aku akan menari sesuai keinginanku. Tidak sepertimu yang hanya
menari* karena Kamu terbawa oleh aliran. 】 (Souma)
*TN: Odosareru dapat berarti dimanipulasi atau dibuat menari.

“Apa, apa yang sebenarnya Kamu bicarakan!” (Castor)

“Jangan memperdulikan omong kosong musuh, Ayah!” (Carla)

Page | 99
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

Carla menyela Souma dan Castor.


Dia kemudian berbalik kearah Castor dan berkata.

“Ayah! Kelihatannya serangan terhadap Istana ini hanya datang dari kapal
perang Alberto! Aku akan memimpin beberapa unit wyvern dan
menghentikan kapal perang itu!” (Carla)

“Tunggu, Carla! Kita masih tidak tahu jika ada jebakan lain disuatu tempat!”
(Castor)

“Itulah sebabnya aku harus pergi! Ayah harus tinggal di Istana, hanya untuk
jaga-jaga!” (Carla)

Carla terbang pergi, dan tidak mendengarkan Castor.


Castor mendecakkan lidahnya.

“Sialan. Dia tidak pernah mendengarkanku ketika aku menyuruhnya untuk


berhenti. Dari siapa dia meniru hal itu?” (Castor)

“….. Saya sangat setuju. Saya ingin melihat seperti apa orang tuanya.”
(Tolman)

Tolman mengatakan sebuah sindiran, tapi Castor tidak memiliki tenaga yang
tersisa untuk menanggapi hal itu.

“Tolong Tolman. Awasi Carla supaya dia tidak melakukan hal yang
gegabah.” (Castor)

“….. Saya rasa mau bagaimana lagi. Saya undur diri kalau begitu.” (Tolman)

Tolman mengejar Carla. Castor yang ditinggalkan sendirian didalam ruangan,


menatap tajam kearah wajah Souma yang ada dimonitor.

“Wyvern akan datang kearahmu saat kita berbicara. Kami akan membuka
kulit samaranmu!” (Castor)

【 Kulit samaran… kah? 】 (Souma)

Page | 100
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

Namun, Souma hanya menanggapi pernyataan Castor dengan senyum tipis.

【 Sebenarnya ini bukan kulit…. Tetapi jangkrik emas yang melepaskan


cangkangnya* 】 (Souma)
*TN: Tiga puluh enam siasat milik Sun Tzu, nomor 21, Kupas cangkang milik
jangkrik emas. Sembunyikan ciri khas seseorang dan terlihat tidak mencolok.

***

Kavaleri wyvern yang dipimpin oleh Carla terbang dilangit dengan formasi
yang bagus.
Mereka menggunakan sihir angin untuk mencapai ketinggian yang tidak
dapat dicapai oleh bola meriam, berkumpul kembali dan menukik untuk
menyerang. Begitu mereka berkumpul kembali, wyvern milik Tolman datang
mendekat kearah wyvern yang Carla naiki ketika dia hendak memberikan
perintah penyerangan.
*TN: Meskipun Carla sendiri adalah seorang Dragonewt, yang dapat terbang
sendiri, Dia biasanya akan menaiki seekor wyvern agar dia dapat
berkonsentrasi penuh dalam bertarung.

“Nona. Tunggu dulu.” (Tolman)

“Ada apa Tolman.” (Carla)

“Ada sesuatu yang aneh. Meskipun kita berada di ketinggian kita tidak
dapat melihat pasukan musuh yang lainnya. Kelihatannya pasukan musuh
benar-benar hanya 【 Alberto 】.” (Tolman)

Tolman tampak ragu. Carla memiringkan kepalanya.

“Kita benar-benar menerima laporan itu, kan?” (Carla)

“Ya. Namun, saya pikir mereka bersembunyi atau memiliki transportasi


terbang yang mendarat disuatu tempat. Nona, apakah anda pikir anda
dapat menaklukan Istana hanya dengan senjata pengepungan?” (Tolman)

Page | 101
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

“Tidak bisa, kah? Maaf, aku tidak terlalu akrab dengan pertarungan darat.”
(Carla)

“Itu tidak dapat dilakukan. Bahkan jika anda mampu menyerang Istana,
anda membutuhkan unit dengan mobilitas yang lebih tinggi untuk
mengambil alih istana itu. Namun, saya tidak melihat satupun dari unit itu
diantara pasukan musuh.” (Tolman)

“Lalu… apa artinya?” (Carla)

“Saya tidak tahu. Tapi bukankah ini berarti musuh sedang merencanakan
sesuatu?” (Tolman)

Carla berpikir sejenak, tetapi kemudian menggelengkan kepalanya.

“Meski begitu, bahkan saat ini Istana Naga Merah sedang di bombardir.
Untuk menjamin keselamatan Ayah, kita harus menghancurkan kapal
perang itu.” (Carla)

“Itu… seperti yang anda katakan, tapi….” (Tolman)

Melihat Tolman yang tidak dapat menjawab, Carla mengangkat tangan


kanannya.

“Target serangan adalah kapal perang 【 Alberto 】! Target tangkapan


adalah Raja palsu Souma!” (Carla)

【 【 【 OOOOOO!! 】 】 】 (Prajurit)

Mendengar perintah Carla, para pasukan kekar Angkatan Udara


mengeluarkan sebuah teriakan. Dibandingkan dengan pasukan lainnya,
Angkatan Udara, yang dipimpin oleh otak otot, menempatkan fokus mereka
pada supremasi kekuatan. Bagi Angkatan Udara, kekuatan adalah kebenaran,
kekuasaan adalah mutlak, dan taktik dapat diserahkan kepada pasukan lain.
Angkatan Udara sendiri hanya mengalahkan musuh didepan mata mereka
menggunakan kekuatan. Itulah sebabnya para perwira dan orang-orang

Page | 102
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

Angkatan Udara sangat menghormati pasangan Ayah dan Anak dari keluarga
Vargas yang memiliki kekuatan luar biasa.

“Kepada seluruh naga! Turun! Terobos! Serbu!” (Carla)

Carla yang sangat dihormati itu mengayunkan tangan kanannya kebawah,


dan para prajurit Angkatan Udara mulai menukik turun kearah kapal perang
【 Alberto 】. Di lapangan, taktik pasti-mati milik Angkatan Udara adalah
melakukan serangan menukik sambil melakukan serangan 【 Nafas Api 】
milik para naga, kemudian mundur dan kembali naik keatas. Biasanya
seseorang tidak dapat melawan serangan berkekuatan dan kemampuan
manuver luar biasa itu hanya dengan menggunakan equipment darat.

Persenjataan utama yang dimiliki kapal perang Alberto tidak akan mampu
melawan kecepatan itu, dan armornya tidak akan mampu bertahan lama
menghadapi serangan yang dilakukan oleh wyvern. Itulah sebabnya
kehancuran kapal perang 【 Alberto 】 hanya tinggal menunggu waktu….
Atau itulah yang seharusnya terjadi.

* Shwump * * shwump * * shwump * * shwump * * shwump * * shwump * *


shwump *

“Apa! Anak panah!?” (Prajurit)

“Ughaa, bahuku…” (Prajurit)

“Nagaku terkena serangan! Aku jatuh! Seseorang, tolong…” (Prajurit)

“Berlindung! Berlinduuuuuung!” (Prajurit)

Hujan anak panah diluncurkan dari kapal perang 【 Alberto 】 kearah kavaleri
naga yang sedang menukik. Tidak dapat menangani tembakan anak panah
seperti aliran hujan yang naik dari atas tanah, kavaleri naga itu kembali naik
keatas. Hanya dengan sebuah serangan itu, beberapa wyvern jatuh, dan
diantara orang-orang yang berhasil mundur dengan aman, ada yang memiliki

Page | 103
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

wajah kesakitan karena ada anak panah yang menancap ditubuh mereka.
Melihat kejadian mengerikan itu, Carla memukulkan tinjunya ke lututnya.

“Apa-apaan anak panah itu! Dan juga jumlahnya!” (Carla)

“Mereka dapat mengenai kavaleri wyvern yang masih berada ratusan meter
diudara. Itu bukan perbuatan manusia. Dan jumlah itu… saya pikir mereka
adalah senjata balistik anti-udara yang ditambahkan sihir angin.” (Tolman)

Tolman menganalisa hal itu dengan setenang yang dia bisa. Carla
mengerutkan alisnya.

“Senjata balistik!? Mengapa hal seperti itu diangkut diatas sebuah kapal!?”
(Carla)

Senjata balistik anti-udara yang dapat menembakkan puluhan anak panah


panah yang ditingkatkan dengan sihir angin dan memiliki jangkauan yang
luar biasa sekaligus, senjata khusus untuk pertempuran anti-wyvern. Biasanya
dipasang didinding benteng, dan memasangnya pada sebuah kapal adalah
sesuatu yang belum pernah terdengar. Alasannya karena salah satu
perbedaan antara naga dan wyvern – naga tidak takut laut sementara wyvern
takut laut. Wyvern memiliki sifat yang akan kaget dan lepas kendali ketika
mereka melihat lautan dan ada daratan yang terlihat. Dengan kata lain, tidak
akan pernah ada pertarungan antara wyvern yang berbasis darat dan kapal
perang yang berbasis laut, dan oleh karena itu, kapal perang tidak perlu
dilengkapi dengan persenjataan anti-wyvern.

“Raja palsu itu bahkan mengharapkan pertarungan melawan wyvern di


lautan!?” (Carla)

“Dia mungkin mengambil beberapa senjata itu dari suatu benteng. Yang
artinya kapal perang itu saat ini telah menjadi benteng kecil. Benar-benar
menyusahkan.” (Tolman)

Carla mendecakkan lidahnya, setelah mendengar analisis Tolman.

“Sialan… apa yang harus kulakukan.” (Carla)

Page | 104
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

“Saya ingin tahu… meskipun anda dapat menyebut itu sebagai sebuah
benteng kecil, itu masih tetap berbentuk sebuah kapal. Saya pikir itu masih
memiliki titik buta yang sama.” (Tolman)

“Titik buta sebuah kapal?” (Carla)

“Antara dek dan permukaan air. Kapal perang tidak memiliki sarana untuk
menyerang apapun yang lebih rendah dari dek mereka. Dalam kasus
alberto, jarak antara dek dan permukaan tanah adalah titik butanya. Yang
berarti jika kita ingin menyerang kapal itu…” (Tolman)

“Kita hanya perlu mendekatinya dengan terbang secara rendah!” (Carla)

Carla merasa senang setelah memperoleh rencana yang bagus. Terbang


rendah menggunakan wyvern biasanya adalah sebuah tindakan dengan
bahaya menabrak tanah, tetapi mereka adalah unit Angkatan Udara yang
berbakat.

“Dengar! Seluruh unit, terbang rendah dan dekati 【 Alberto 】! Hancurkan


meriam utama dan balistik anti-udara dan seluruh persenjataan lainnya
dengan cepat!” (Carla)

“Mengerti, tetapi hanya senjatanya? Bukankah akan lebih cepat jika kita
melumat seluruh kapal perang?” (Prajurit)

Salah satu prajurit wyvern bertanya. Carla menggelengkan kepalanya.

“Kupikir Souma ada didalam kapal itu. Jika kita membunuh Souma, kita
tidak bisa lagi menenangkan warga dan Ayah akan membawa aib karena
menjadi seorang pembunuh. Kita harus menangkap Souma hidup-hidup.”
(Carla)

“Bukankah itu sulit….” (Prajurit)

“Tolong, meskipun itu akan banyak menyebabkan masalah bagi kalian.”


(Carla)

Page | 105
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

Saat Carla menundukkan kepalanya, para prajurit memukul dada mereka


dengan keras.

“Serahkan itu kepada kami, Nona.” (Prajurit)

“Kami pasti akan menangkap Raja palsu Souma!” (Prajurit)

Carla mengangguk mendengar jawaban dari para prajurit itu. Dia sekali lagi
meneriakkan perintah penyerangan, “Serang!” lalu seluruh kavaleri wyvern,
terjun kebawah dengan kepala terlebih , seolah-olah mereka ditembakan.
Mereka memperbaiki posisinya tepat sebelum menabrak tanah dan terbang
rendah, seolah merayap ditanah. Seperti yang diharapkan dari para prajurit
yang memiliki latihan berat siang dan malam, tidak ada satupun dari mereka
yang terjatuh dari serangkaian manuver itu.

Dengan Carla sebagai pemimpin, kavaleri wyvern itu mempertahankan


ketinggian mereka dan terbang langsung menuju 【 Alberto 】. Seperti yang
diduga Tolman, tidak ada hujan anak panah yang datang. Carla memastikan
letak senjata balistik yang terpasang dengan penglihatannya.

“Senjata ditemukan! Semua unit, serang seluruh persenjataan musuh


seperti yang direncanakan! Kita tidak tahu dimana Souma bersembunyi jadi
jangan hancurkan apapun yang tidak perlu!” (Carla)

“””Aye!””” (Prajurit)

“Ayo laksanakan…. Tembak!” (Carla)

Seperti perintah Carla, para wyvern mengeluarkan nafas api, mengenai dan
menghancurkan seluruh persenjataan yang dimiliki 【 Alberto 】. Sesaat
kemudian, meriam utama 【 Alberto 】 yang dipasang di bagian depan dan
belakang meledak dan membakar senjata balistik. Setelah menghancurkan
senjata yang terpasang pada 【 Alberto 】, kavaleri wyvern itu naik seakan
menaiki asap yang membumbung dari kapal itu. Percaya diri akan
kemenangan yang akan didapatnya, Carla dengan elegan berputar
menggunakan wyvern-nya.

Page | 106
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

“Baiklah! Sekarang serbu 【 Alberto 】! Tangkap Souma!” (Carla)

“””OOOOOO!!””” (Prajurit)

“……….” (Tolman)

Hanya satu diantara para kavaleri wyvern yang menunjukkan wajah penuh
keraguan.

(… Ini aneh. Meskipun 【 Alberto 】 memiliki persenjataan sekunder, hanya


senjata utama dan anti-udara yang digunakan selama penyerangan. Akan
lebih baik bagi mereka untuk menggunakan jumlah yang lebih banyak
selama pemboman, atau mungkin… mereka tidak memiliki ‘jumlah’ itu
didalam kapal ini!?) (Tolman)

Ketika Tolman menyadari hal itu, Carla dan kavaleri wyvern telah menyerbu 【
Alberto 】. Tolman mengutuk kebodohannya sendiri dan memukul lututnya
dengan tangkai pedang yang dia bawa.

***

Sementara itu, apa yang menyambut Carla ketika menyerbu 【 Alberto 】


adalah pemandangan anjungan kapal yang kosong.

“Lapor! Kami saat ini sedang melakukan pencarian didalam kapal perang 【
Alberto 】, tetapi kami tidak melihat satu nyawapun, jangankan Raja palsu
Souma.” (Prajurit)

“Tidak mungkin! Lalu dengan apa kita bertarung sampai saat ini!” (Carla)

Sebuah kapal tanpa awak. Pemboman yang baru saja terjadi dan pembom
yang tidak ditemukan. Itu hampir seperti cerita kapal hantu yang sering
dibicarakan. Apakah Raja palsu Souma menggunakan beberapa sihir
terlarang. Keringat dingin mengalir dipunggung prajurit Angkatan Udara.
Kamudian, datang sebuah laporan baru.

Page | 107
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

“Lapor! Kami menemukan bagian dari baju besi di antara sisa-sisa meriam
dan senjata balistik yang hancur!” (Prajurit)

“Baju besi? Sebuah mayat?” (Carla)

“Itu… kami menemukan tangan boneka mannequin didalam sarung tangan


baju besi yang kami temukan.” (Prajurit)

“Boneka mannequin?” (Carla)

“Ini sepertinya adalah sebuah tipuan.” (Tolman)

Jawaban itu datang dari Tolman yang terlihat sedih yang baru saja memasuki
anjungan kapal. Tolman mendatangi Carla dan memberi saran.

“Nona, ayo kita cepat kembali ke Istana.” (Tolman)

“Tunggu, kami masih belum menemukan Souma saat ini!” (Carla)

“kemungkinan besar, Souma… tidak, tidak ada seorangpun yang ada


dikapal ini. Saya tidak tahu sihir apa yang dia gunakan untuk menyerang
kita melalui boneka yang kita temukan. Kita telah dipancing ke kapal
perang kosong 【 Alberto 】.” (Tolman)

“Dipancing….!? Tidak, lalu target mereka adalah…!” (Carla)

Melihat Carla menyadari hal itu, Tolman mengangguk dengan serius.

“Mungkin, Duke Vargas yang ditinggal di Istana Naga Merah.” (Tolman)

***

~ Beberapa menit sebelumnya, Sudut pandang Souma ~

Masalah terbesar ketika permusuhan dengan Castor telah diputuskan adalah


fakta bahwa aku tidak memiliki prajurit untuk dikirim ke Kota Benteng Naga
Merah. Aku harus mengirim semua Royal Knight dan Royal Guard ke Carmine
Duchy dan telah memerintahkan Angkatan Laut pada tugas lain. Dengan

Page | 108
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

kurangnya prajurit ini, jalan yang Souma dan Hakuya pilih adalah untuk
menumpuk rencana diatas rencana untuk memisahkan Castor dari
bawahannya dan hanya dengan dua puluh orang pilihan, mereka akan
menangkap Castor.

Pertama-tama aku menunjukkan sikap Castor selama Peringatan Akhir kepada


penduduk dan melakukan gerakan demo*, menyegel pergerakan Castor. Kami
kemudian bercampur dengan para pengunjuk rasa, menyusup ke Kota
Benteng Naga Merah, dan bersembunyi. Kami kemudian mengatur itu
sehingga kami dapat memasuki Istana Naga Merah kapan saja lewat jalur
pelarian darurat sama seperti yang kami miliki di Ibukota Parnam. Disaat yang
bersamaan, kami membawa kapal perang 【 Alberto 】 menggunakan
Rhinosaurus ditengah malam dan menyembunyikannya ditengah hutan yang
ada didekat Kota Benteng Naga Merah.
*Selain unjuk rasa spontan, ada juga bawahan Hakuya yang menyusup dan
memanas-manasi warga.

Kemudian hari ini, sementara semua Angkatan Udara masih ditempatkan di


Vargas Duchy, aku menyatakan perang terhadap Castor Vargas menggunakan
peralatan Siaran Kerajaan yang kami bawa ‘dari dalam Kota Benteng Naga
Merah’. Sama seperti seorang tukang sulap yang melambaikan tangan
kanannya untuk menyembunyikan trik yang dilakukan oleh tangan kirinya.
Dengan ini, Castor kemungkinan akan berpikir bahwa aku berada didalam 【
Alberto 】. Sementara dia berpikir demikian, ami sudah mengintai didalam
Kota Benteng Naga Merah. Mempraktekkan Art of War nomor 21 dari 36
Siasat 【 Kupas cangkang milik Jangkrik Emas 】 (Tarik perhatian musuh
sementara pasukan kita melakukan sesuatu yang lain).

Para pembom yang ada didalam Alberto adalah boneka berarmor yang
kugerakkan menggunakan 【 Living Poltergeist 】 milikku. Aku bermain
dengan Angkatan Udara menggunakan senjata utama dan senjata balistik
yang aku ambil dari dinding Istana Parnam*. Dengan cara itu, sementara
kavaleri wyvern sedang terpancing oleh 【 Alberto 】 yang kosong, aku
menggunakan celah itu untuk menyusup ke dalam Istana, dan saat ini aku
dapat menangkap Castor.

Page | 109
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

*Aku tidak dapat menggerakan cukup boneka untuk dapat menangani


persenjataan kedua.

Masalahnya sekarang adalah apakah Castor sendiri yang akan memimpin


kavaleri wyvern itu atau tidak. Bahkan jika kami dapat meluncurkan serangan
kejutan di Istana Naga Merah, hal itu akan sia-sia jika jenderal yang paling
penting tidak ada disini. Dia kelihatannya sejak awal dia lebih kejenis seorang
petarung, jadi aku khawatir, tetapi Hakuya dengan percaya diri mengatakan
bahwa semua akan baik-baik saja. Menurutnya:

【 Duke Vargas memiliki pemikiran yang kurang, tapi dia masih menyadari
kenyataan itu dengan baik. Dia telah beberapa kali masuk dalam bahaya
selama hampir seratus tahun dia berada didalam militer. Itulah sebabnya, kita
akan menggunakan kenyataan yang dia sadari bahwa dia tidak cocok
melawan orang yang selalu menyerang dari belakang seperti Yang Mulia.
Kemungkinan besar, dia akan ragu dan berpikir bahwa Yang Mulia masih
menyimpan sesuatu. Bahkan jika Duka Vargas ingin keluar, pelayan Tolman
atau orang lain akan menyelanya 】

Bahkan mempertimbangkan keadaan mental yang dimiliki lawan ketika


menyusun strategi, dia benar-benar pria yang menakutkan, sama seperti
Zhuge Liang dalam perang tiga kerajaan. Ketika aku mengatakan kesan yang
kumiliki kepada Hakuya, dia menjawab:

【 Saya tidak mau mendengar hal itu dari Yang Mulia yang bahkan
mengusulkan sebuah rencana untuk menggunakan kapal perang di darat.
Saya hanya menilai watak seseorang dengan hati-hati, Yang Mulia adalah
orang yang menghancurkan mereka dari luar 】

Yah, itulah bagaimana kira-kira aku dan Hakuya menggunakan keahlian kami
masing-masing untuk mematangkan rencana ini. Sebagai hasilnya, rencana
itu berjalan dengan lancar, dan kami tim penyusup dapat memasuki Kota
Benteng Naga Merah. Hanya ada sejumlah penjaga di Istana, tapi mereka
semua disapu oleh prajurit nomor 1 du kerajaan, Aisha.

Page | 110
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

Dan kemudian itulah bagaimana kami dapat datang ke ‘pertemuan tatap


muka’ ini.

“Aku sangat senang kita bisa bertemu satu sama lain seperti ini, Castor
Vargas.” (Souma)

“Kamu…. Souma Kazuya!” (Castor)

Saat ini, aku sedang ada didepan Marsekal Angkatan Udara, Castor Vargas di
ruang pertemuan yang terletak didalam Istana Naga Merah. Dia terlihat lebih
muda dari yang terlihat di tampilan proyeksi. Itukah kesanmu saat melihat
pria setinggi dua meter dan memiliki ekor dan sayap naga? Aku tersenyum
pahit kepada diriku sendiri.

“Yang Mulia, tolong tetap dibelakang!” (Aisha)

Aisha dan tim penyusup elit maju kedepan untuk melindungiku. 【 Boneka
Mushashiboy-kun (besar) 】 yang ada diantara mereka tampak tidak nyata…
aku bisa mengatakan bahwa itu adalah pilihan yang aneh.
Melihatku dilindungi oleh para prajurit, Castor berteriak.

“Oi Souma Kazuya! Kamu seorang pahlawan bukan!? Bukankah Kamu malu
kepada dirimu sendiri, untuk bersembunyi dibelakang seorang wanita!?
Bertarung satu lawan satu denganku!” (Castor)

“Jangan konyol. Semua yang kulakukan sejak dipanggil adalah pekerjaan


kantor, Kamu tahu.” (Souma)

Ditantang untuk bertarung satu lawan satu, aku hanya bisa mengangkat
bahuku. Memiliki pertarungan melawan bos meskipun aku tidak pernah
punya kesempatan untuk meningkatkan levelku adalah sesuatu yang tidak
masuk akal, kan. Meskipun aku adalah bagian dari tim penyusup, aku bahkan
tidak mengalahkan satupun penjaga. Yah, aku tidak berguna disini, tapi
dengan cara lain, aku saat ini sedang berada ditengah pertarunganku sendiri.

Page | 111
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

Aku sedang berada ditengah pertarungan, mempekerjakan kesadaran


terpisah yang kumiliki secara penuh, mengendalikan boneka armor yang
kuletakkan di kapal perang Alberto untuk mengoperasikan meriam utama
dan senjata balistik anti-udara yang diam-diam kubawa, dan memancing
kavaleri wyvern kesana. Namun, kelihatannya kavaleri wyvern itu lebih hebat
dari pada yang kubayangkan. Mareka memang terkejut tapi, bahkan senjata
balistik yang diketahui sebagai pembunuh wyvern hanya dapat mengalahkan
sedikit dari mereka. Aku mungkin tidak dapat bertahan lebih lama lagi.

“…. Yah, apapun itu. Aku tidak punya banyak waktu, jadi aku akan
menangkapmu disini.” (Souma)

“Hmph, coba saja! Jangan pikir Kamu dapat menangkapku hanya dengan
beberapa orang!” (Castor)

Castor dengan keras melebarkan sayap dipunggungnya untuk


mengintimidasi-ku. Tekanan angin dari hal itu saja mampu untuk
melemparkan beberapa prajurit penyusup menghantam tembok… apakah
Kamu bercanda!? Inikah kekuatan seorang Dragonewt? Begitu, memiliki darah
seekor naga dan seorang manusia bukan hanya bualan biasa.
Sesaat kemudian, Castor memijak tanah dan setelah beberapa saat berada di
udara, Ia menerjang. Dia bahkan tidak memandang kearah orang lain,
pedangnya yang terhunus diarahkan tepat kepadaku.

“Yang Mulia!” (Aisha)

Aisha berdiri didepanku dan melebarkan tangannya untuk melindungiku. Dia


menghentikan serangan Castor menggunakan pedang besarnya. Sebuah
suara benturan logam yang keras terdengar.

“Sialan! Menyingkir dari jalanku, gadis dark elf!” (Castor)

“Aku menolak! Aku tidak akan membiarkanmu meletakkan satu jaripun


kepada Yang Mulia!” (Aisha)

Page | 112
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

Aisha mengayunkan pedang besar itu dengan sekuat tenaga, dan membuat
Castor terpelanting kebelakang.
Castor mendarat dengan gesit, dan mengutuk.

“Sialan, apa-apaan kekuatan gila itu!” (Castor)

“Ya. Aku memang tidak bagus dengan kepalaku. Tapi kami memiliki
Hakuya, Juna, dan Duchess Walter, semua orang yang memiliki kepala
bagus. Namun ketika aku mengatakan bahwa kekuatanku akan berguna
bagi kekuasaan Yang Mulia, ketika aku mengatakan aku dapat berdiri
disampingnya, aku tidak masalah dengan ‘kekuatan gila’ ini!” (Aisha)

Aisha kembali menyiapkan pedang besarnya, dan perlahan-lahan mendekati


Castor.

“Mengapa! Mengapa Kamu sangat setia kepada orang yang bersembunyi


di belakang seorang wanita!” (Castor)

“Jika kamu menanyakan pendapatku, maka itu karena masakan Raja


Negara-ku sangat enak*, dan karena dia telah menyelamatkan desa-ku….
Dan banyak lagi, tapi bagaimanapun, yang paling penting adalah karena
aku menyukainya sebagai seorang manusia! Aku ingin selalu berada disisi
Raja Souma dan Tuan Putri Liscia!” (Aisha)
*TN: Prioritas….. xD

Ah…. Ini memalukan. Aku tahu ini bukan kejadian semacam itu, tapi aku tidak
punya pilihan lain selain merasa senang ketika seorang dark elf cantik
mengatakan sesuatu seperti itu kepadaku. Berkebalikan dengan senyum lebar
yang kumiliki, Castor memiliki ekspresi jijik diwajahnya.

“…. Lalu matilah saat melindunginya.” (Castor)

Saat dia mengatakan hal itu, Castor sekali lagi mengayunkan pedangnya
kearah Aisha, tapi pada saat itu.

【 Aku tidak akan membiarkanmu! 】 (Liscia)

Page | 113
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

“!?” (Castor)

【 Musashiboy-kun (besar) 】 yang telah menyelinap kebelakang Castor


tanpa dia sadari menebas Castor menggunakan tombaknya. Castor berbalik
kebelakang dan menghentikan serangan itu menggunakan pedangnya, tapi
saat dia akan melakukan serangan balasan, Musashiboy-kun berguling
kesamping. Lalu seolah-olah muncul dari punggungnya, Liscia melompat
keluar dari dalam boneka itu sambil memegang rapiernya.

“Apa!? Putri Liscia?” (Castor)

Castor secara reflek menarik pedangnya kembali, melihat serangan balasan


yang dilakukan Liscia. Bagi Castor, Liscia adalah putri dari penguasa yang dia
telah bersumpah setia kepadanya. Normalnya, Castor tidak dapat
mengangkat pedangnya kepada gadis itu. Jika kita sejak awal menghadapkan
Castor dengan Liscia, dia akan menggunakan kekuatannya untuk menahan
Liscia tanpa melukainya. Dan tidak membiarkan hal itu terjadi dan setelah
mengantisipasi hal semacam ini, aku menyembunyikan Liscia didalam 【
Musashiboy-kun (besar) 】 dan menunggu kesempatannya. Keraguan
terbukti adalah hal yang fatal bagi Castor.

“【 Ice Sword Mountain 】!” (Liscia)

“Kuh!” (Castor)

Tidak menyia-nyiakan celah itu, Liscia mengeluarkan tombak es dari lantai


dan langit-langit, dan menahan Castor.

“Aisha!” (Liscia)

“Baik Tuan Putri!” (Aisha)

Mendekat kearah Castor yang saat ini tidak dapat bergerak, Aisha
memukulnya dengan ayunan penuh menggunakan bagian datar dari pedang
besarnya. Suara es yang hancur terdengar dan sesaat kemudian diikuti oleh
suara Castor yang menabrak dinding terdengar. Aku menyaksikan kejadian

Page | 114
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

seseorang yang dilemparkan kedinding dan membuat lekukan berbentuk


lingkaran didinding itu seperti adegan pada sebuah anime pertarungan.
Menerima serangan yang dapat membunuhku dalam sekejap jika aku yang
menerimanya, Castor masih tetap tersadar bahkan setelah tubuhnya dipenuhi
dengan luka. Seperti yang diharapkan dari seorang Dragonewt, kurasa.
Castor yang terluka berteriak.

“Kuh… kenapa, Tuan Putri… Saya, hanya ingin…. Mengembalikan mahkota,


kepada Raja Alberto…” (Castor)

“Apakah ayah pernah meminta hal itu?” (Liscia)

Liscia mengatakan hal itu sevara blak-blakan saat dia menatap Castor dengan
mata dingin.

“Itu…..” (Castor)

“Tidak, apa yang Ayah inginkan tidak ada hubungannya dengan hal ini. Aku
ingin Souma menjadi Raja karena keinginanku sendiri. Jika Ayah ingin
mengambil kembali mahkotanya, maka aku akan bertarung melawannya
disisi Souma.” (Liscia)

“Mengapa… anda melakukannya sampai sejauh itu….” (Castor)

“Karena aku ingin melihatnya. ‘Bentuk baru’ dari negara ini yang akan
Souma buat.” (Liscia)

Sambil mengatakan hal itu, Liscia memasang sesuatu berwarna hitam dileher
Castor.

“Anda pasti sudah mengetahui ini, tapi ini adalah 【 Kalung* Perbudakan 】
yang digunakan oleh para budak. Item ini mengandung sihir yang akan
membuat pemakainya menuruti perintah tuannya, dan ketika sesuatu
kekerasan dilakukan kepada tuan tersebut, item ini akan memotong leher
budak yang melakukannya. Jika kalung ini dilepaskan tanpa persetujuan
sang tuan, itu juga akan memotong leher budak tersebut. Terakhir, tuan
untuk kalung ini telah diatur untuk Souma Kazuya.” (Liscia)

Page | 115
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

*TN: Saya tidak yakin menerjemahkannya sebagai kalung, itu adalah benda
yang biasanya terpasang dileher anjing (entah apa namanya xD )

“………….” (Castor)

Dengan kalung terpasang dilehernya, Castor menundukkan kepalanya. Castor


saat ini tidak bisa melawanku lagi, dan pada saat itu Angkatan Udara telah
dikalahkan oleh Royal Guard. Pada saat itu, seorang gadis muda menerobos
masuk kedalam ruangan.

“Ayah!” (Carla)

Gadis dengan rambut berwarna merah api dan pupil emas berkilauan dan
sepasang sayap naga bergegas menuju kearah Castor. Ecksel pernah berkata
“salah satu cucuku tinggal disisi Castor….” Dengan wajah sedih. Yang berarti
gadis ini pasti adalah putri Castor, Carla. Beberapa saat yang lalu aku
merasakan kapal perang 【 Alberto 】 yang sedang dilucuti. Melihat armor
logamnya yang berwarnya merah, dia mungkin telah bertarung dengan 【
Alberto 】 sampai saat ini.
Pada saat Carla melihat wajahku, dia menarik pedangnya.

“Kamu. Beraninya Kamu.” (Carla)

“Hentikan Carla!” (Liscia)

Liscia mengunci Carla dari belakang saat dia hendak menyerangku.

“Liscia!? Lepaskan! Dia…!” (Carla)

“【 Kalung Perbudakan 】 telah terpasang di leher Duke Vargas! Jika Kamu


membunuh Souma, Duke Vargas juga akan mati!” (Liscia)

“Ap…..” (Carla)

Kekuatan meninggalkan tubuh Carla dan pedangnya terjatuh dari tangannya.


Dia terjatuh kelantai saat Liscia melepaskannya. Air mata mengalir diwajahnya
saat dia terlihat akan pingsan. Itu sedikit menyakiti dadaku, tapi dia adalah

Page | 116
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

salah satu orang yang mendukung pemberontakan. Aku tidak dapat


memberinya perlakuan istimewa. Aku meminta kepada Aisha untuk
memasang 【 Kalung Perbudakan 】 padanya.

Setelah Aisha melakukan hal itu, seluruh prajurit kavaleri wyvern yang
menyerang kapal perang 【 Alberto 】 dikumpulkan didalam ruangan itu.
Mereka semua mendidih dengan kemarahan saat melihat 【 Kalung
Perbudakan 】 yang ada dileher Castor dan Carla, tapi mereka tau bahwa
mereka tidak dapat melakukan apa-apa dan hanya menggertakkan gigi
mereka. Suasana berat ini terasa tidak menyenangkan, tapi aku tidak dapat
mundur disini.

“Apakah pelayan keluarga Vargas, Tolman, ada disini?” (Souma)

“…. Saya di sebelah sini.” (Tolman)

Aku memanggil dan seorang pria dengan garis-garis putih dirambutnya yang
kelihatannya terlihat lebih cocok mengenakan baju daripada armor maju
kedepan. Jadi dia adalah Tolman.

“Kamu ingin peraturan yang kami tetapkan saat Peringatan Terakhir, kan?
【 Jika lawan dikalahkan atau ditangkap, maka pasukan yang ada dibawah
lawan tersebut akan segera ditempatkan dibawah sang pemenang 】.”
(Souma)

“Ya……” (Tolman)

“Seperti yang dapat Kamu lihat, Marsekal Angkatan Udara Castor Vargas
telah tertangkap. Aku memerintahkanmu untuk menjadi Marsekal Angkatan
Udara untuk sementara. Atur Angkatan Udara dan gabungkan dibawah
Royal Guard!” (Souma)

“…. Bisakah saya menanyakan sesuatu kepada Anda?” (Tolman)

Tolman mengatakan itu seolah-olah dia menelan pil pahit.

“….apa itu?” (Souma)

Page | 117
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

“Apa yang akan terjadi kepada Duke Vargas dan Nona Carla?” (Tolman)

“Hukuman bagi mereka berdua akan diputuskan setelah perang ini selesai.
Tidak ada untungnya menyebutkan hal itu saat ini.” (Souma)

“…………” (Tolman)

“Daripada Tuanmu, khawatirlah pada dirimu sendiri. Seluruh Angkatan


Udara saat ini telah menjadi pasukan pemberontak, Kamu tahu. ” (Souma)

Aku berkata sambil melihat berkeliling kearah prajurit dan perwira Angkatan
Udara yang berbaris.

“Jika kalian bergabung dibawah Royal Guard, maka saat ini kalian akan
dianggap hanya mengikuti perintah Castor. Mereka yang tidak
melakukannya akan dianggap sebagai pemberontak dan diberikan
hukuman yang sama dengan Castor.” (Souma)

“Kamu ingin kami menjual Tuan kami!” (Prajurit)

“Itu benar! Kami tidak akan meninggalkan Tuan Castor!” (Prajurit)

Aku menatap tajam pada suara perlawanan itu.

“Pikirkan hal ini baik-baik. Kesalahan yang disebabkan oleh hubungan


adalah sesuatu yang ada di negara ini. Jika kalian menjadi pengkhianat
negara, tidak hanya kalian tapi kerabat kalian juga akan menerima
hukuman yang sama. Kamu hanya dapat berbicara seperti itu jika kalian
memiliki tekad!” (Souma)

“”…………….”” (Prajurit)

Ruangan itu menjadi hening. Meskipun Angkatan Udara tidak takut


kehilangan nyawa mereka, itu karena satu-satunya nyawa yang mereka
pertaruhkan adalah milik mereka sendiri. Mereka tidak begitu keras kepala
untuk menyebabkan masalah bagi keluarga mereka.
Didalam suasana yang berat itu, yang pertama berlutut adalah Tolman.

Page | 118
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

“…… Saya akan mematuhi kata-kata Anda, Yang Mulia.” (Tolman)

“S, Sir Tolman!” (Prajurit)

“Kita masih bisa…” (Prajurit)

“Diam! Tidakkah kalian tahu bahwa kalian hanya membuat keadaan Duke
Vargas menjadi semakin buruk jika menolak hal ini!” (Tolman)

“Guh…” (Prajurit)

Dengan sebuah teriakan, para pembangkang itu terdiam. Tolman sekali lagi
membungkuk.

“Perintah Anda, Yang Mulia. Apa yang harus kami, Angkatan Udara lakukan
selanjutnya?” (Tolman)

Aku memberi perintah kepada Tolman yang sedang membungkuk.

“Pertama, Kamu harus menyatakan bahwa pertempuran dengan Vargas


Duchy telah selesai. Umumkan bahwa Duke Vargas telah tertangkap dan
Angkatan Udara saat ini berada dibawah perintah Royal Guard. Setelah itu,
Kamu harus mengumpulkan seluruh anggota Angkatan Udara yang saat ini
tidak ada disini. Saat mereka semua sudah ada disini, aku ingin Kamu pergi
ke Carmine Duchy. Selain itu, Kamu juga harus mengumumkan bahwa
siapapun yang masih terus memberontak akan dianggap sebagai
pengkhianat. Apakah itu jelas?” (Souma)

“Yessir! Akan saya lakukan.” (Tolman)

Dengan itu ‘pertarungan yang tidak perlu’ di Vargas Duchy, antara sisi yang
kalah dan sisi yang menang, berakhir. Sekarang…. Aku akhirnya bisa pergi ke
Carmine Duchy.

“Tunggu saja, Georg Carmine.” (Souma)

***

Page | 119
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

«Pelajaran Ideom Klasis Elfrieden»

【 Menyerang sebuah benteng menggunakan sebuah kapal perang,


(seperti —) 】… ekspresi kiasan. Suatu tindakan, atau orang yang melakukan
sesuatu, yang tidak pernah terpikirkan oleh orang lain. Kiasan ini tercipta
ketika Souma menyerang Istana milik pengkhianat Castor selama Perang Lima
Hari, dia mendapatkan kemenangan melalui sebuah rencana yang melibatkan
kapal perang. Sinonim yang mirip dengan yang ada di bumi adalah 【
Copernican Revolution (gagasan) 】, 【 Columbus Egg 】.

Page | 120
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

Chapter 08 – Korbankan Pohon Tua untuk Menyelamatkan


Pohon Muda

~Kota Benteng Crimson Dragon – Fajar-Hari Kedua~

Saat ini adalah fajar pada hari berikutnya setelah pertarungan dimana para
wyvern yang saling berlalu-lalang dan rentetan tembakan dari kapal perang
yang tersembunyi. Aku, Liscia dan Putri Castor, Carla, sedang memakan
sarapan kami di Ruang Pemerintahan di Istana Crimson Dragon. Carla sedang
memiliki suasana hati yang buruk, tapi Aisha, yang memegang sebuah
pedang besar yang ada dibelakangnya, telah memperingatkan, “Jika Kamu
melakukan pergerakan yang mencurigakan, aku pasti akan menebasmu”, jadi
dia menahan dirinya. Ngomong-ngomong, Aisha masih dalam sikap【 Stalker
Bodyguard 】-nya. Karena kami telah berhasil mengambil alih Istana Naga
Merah. Mungkin dia dapat menerima julukan Royal Guard yang baru dibuat
untuk jangka panjang. Yah, meskipun itu adalah pembicaraan untuk masa
setelah perang.
*TN: Saya ngk yakin dengan terjemahan paragraf di atas (karena terlalu
banyak menggunakan kata “she”.

Setelah menangkap Castor Vargas, kami mengambil alih kendali Angkatan


Udara, dan jadi kami menunggu sampai seluruh Angkatan Udara berkumpul
di Kota Benteng Crimson Dragon. Saat ini, kami memanggil orang-orang yang
belum datang dan mengorganisir orang-orang yang telah berkumpul, jadi
Hakuya dan Tolman sedang sangat sibuk. Castor dan para petinggi Angkatan
Udara telah dikirim ke ibukota. Sehingga mereka tidak akan menjadi
halangan, mereka dikekang oleh 【 Kalung Perbudakan 】 (Itu adalah sebuah
item yang akan memenggal leher pemakainya, jika mereka melakukan hal-hal
yang ‘mencurigakan’ meskipun hanya sedikit; sebuah benda yang ada
disebuah dunia yang memiliki berbagai macam ras dan sihir), hal itu dilakukan
supaya tidak ada siapapun yang mencoba menyelamatkan mereka selama
perjalanan.

Page | 121
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

Ngomong-ngomong, aku menempatkan putri Castor, Carla, didekatku. Itu


karena dia berperan sebagai sandera yang bisa dilihat oleh Angkatan Udara
secara langsung, jadi aku bisa memotong tunas pemberontakan sebelum
mereka tumbuh besar. Dia tidak hanya dipakaikan sebuah 【 Kalung
Perbudakan 】 tetapi Aisha juga selalu mengawasinya, jadi dia tidak dapat
melakukan perbuatan yang mencurigakan. Mungkin itulah alasan mengapa
perilaku tidak sopan yang dia tunjukan kemarin telah menghilang, dan hari
ini, Carla diam seolah-olah dia menjadi bisu. Seakan-akan menggantikan
Carla, Liscia-lah yang saat ini banyak bicara. Isi dari pembicaraannya adalah,

“Kupikir, Carla dapat dikatakan sebagai orang yang sangat setia. Karena dia
sangat gigih dalam kesetiaannya, tidak peduli seberapa bencinya dia
terhadap suatu hal, dia akan melakukan apapun yang diminta kepadanya.
Menurut pendapatku, dia adalah gadis yang baik.” (Liscia)

“……………” (Carla)

Liscia mencoba untuk memuji Carla. Dia terus membicarakan daya tarik Carla
sebagai wanita sampai saat ini. Didalam ruang urusan pemerintahan, yang
menjadi milik musuh sampai kemarin, saat kami memakan bento yang aku
bawa dari Parnam (itu disiapkan agar kami tidak diracuni karena tempat ini
masih menjadi milik musuh sampai kemarin), tunanganku, Permaisuri
Pertama, entah bagaimana, merekomendasikan putri komandan tertinggi
musuh, yang dipaksa mengenakan kalung perbudakan, untuk menjadi Selir
milikku. Ini adalah sebuah kejadian yang agak kacau.

Ngomong-ngomong, perbedaan antara Permaisuri dan Selir di negara ini


hanyalah, anak dari Permaisuri dapat mewarisi takhta, dan anak dari Selir
tidak. Juga, seorang Raja dapat memiliki beberapa Permaisuri dan Selir
(mereka akan disebut sebagai Permaisuri Pertama, Selir Pertama, Permaisuri
Kedua, dan seterusnya), tapi untuk menjadi seorang Permaisuri, seorang
wanita harus memegang posisi sosial diatas Ksatria Bangsawan. Disisi lain,
seorang wanita dapat menjadi Selir tidak peduli posisi sosial apa yang dia
miliki. Jika Raja tidak memperdulikan bagaimana sosoknya didepan orang
lain, bahkan seorang budak dapat menjadi seorang Selir.

Page | 122
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

“Di-disamping itu, Carla terlihat menakjubkan jika dia melepas bajunya.


Mungkin akan sulit melihatnya dengan armor yang dia kenakan, tapi dia
memiliki dada yang lebih besar dan pinggul yang lebih ketat dar-…. dari
pada aku. Karena Dragonewt memiliki masa hidup yang panjang, dia akan
selalu terlihat muda.” (Liscia)

“Ap-apa yang Kamu katakan, Liscia!?” (Carla)

Seperti yang diduga, ketika bentuk tubuhnya sedang dibicarakan, Carla tidak
punya pilihan lain selain memecah sikap diam yang dia miliki. Namun, Liscia
menegur Carla dengan keras.

“Diam, Carla! Hei, Souma, Carla benar-benar wanita yang romantis……”


(Liscia)

“……Liscia.” (Souma)

“Jika itu sesuai dengan seleramu, maka Kamu dapat mencoba sesekali pergi
keluar dengannya,…” (Liscia)

“Liscia–!” (Souma)

Sambil sedikit menguatkan suaraku, perkataan Liscia terhenti. Melihat


ekspresi ketakutan miliknya… Membuat dadaku terasa sakit. Sambil menghela
nafas, aku menggaruk kepalaku dengan cepat.

“Liscia, aku mengerti apa yang Kamu rasakan. Tetapi apakah Kamu sudah
memikirkannya dengan baik tentang resiko-ku yang merupakan seorang
Raja jika aku melakukan hal itu?” (Souma)

“………..” (Liscia)

Tidak ada Permaisuri yang akan menyambut dan berbicara positif tentang
seorang Selir. Walaupun begitu, meskipun dia adalah calon Permaisuri
Pertama, Liscia merekomendasikanku untuk menikahi Carla sebagai seorang
Selir. Itu karena Lecia ingin menyelamatkan Carla dengan sepenuh hati.
Sebagai seorang prajurit pemberontak, setiap petugas Angkatan Udara

Page | 123
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

sampai para prajurit yang ada dibawahnya, dicurigai akan kembali melakukan
pengkhianatan. Tentu saja, tidak mungkin kami bisa menghukum semua
orang, karena mereka akan digabungkan dibawah komando Royal Army.
“Marsekal Angkatan Udara, Castor, termasuk para bawahan kelas atasnya
akan terlibat”, jadi Castor akan menanggung tanggung jawab milik mereka.

Dengan demikian, Putri Castor, Carla, yang mendukung pemberontakan atas


kemauannya sendiri, setelah perang selesai, dia sudah pasti akan diadili,
bersama dengan Castor. Karena itu, dia tidak dapat menghindari hukuman
kerajaan. Itulah mengapa Liscia mencoba memaksa Carla untuk menjadi salah
satu selir untukku. Raja memiliki otoritas yang kuat dinegara ini. Meskipun
dalam pandangan publik, hukum adalah yang tertinggi dan terpisah, tetapi
bukan tidak mungkin bagi seorang Raja untuk menggunakan kekuatan
kerajaan untuk menyatakan seorang penjahat menjadi “tidak dapat diadili
oleh hukum”.

Jika Carla menerimaku, maka aku akan menggunakan pengaruhku jadi dia
akan terbebas dari pengadilan. Namun, itu… bahkan jika itu dapat terjadi,
akann lebih baik jika aku tidak mencobanya.

“Jika Raja tidak menghormati hukum, maka rakyat yang melindungi


hukum,, tidak akan menghormati Raja. Jika kita bertindak tidak logis, maka
kita akan dihukum. Kamu tahu tentang hal itu, benarkan Liscia?” (Souma)

“Tapi itu,….. meski begitu……..” (Liscia)

Tentu saja, Liscia telah mengetahui hal ini. Meski begitu, dia tidak boleh
menyerah demi temannya. Benar-benar….. Seorang “Raja” benar-benar
pekerjaan yang tidak menyenangkan.

“Liscia, tidak ada gunanya memohon untuk keselamatanku.” (Carla)

Carla berterus terang kepada Leicia yang masih mencoba untuk mengatakan
sesuatu.

Page | 124
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

“Aku hanyalah seorang prajurit rendahan. Aku tidak akan terlalu


menghargai hidupku setelah kalah dalam perang. Jika aku diijinkan untuk
hidup dan dijadikan mainan oleh musuh, maka aku akan menggigit
lidahku.” (Carla)

Carla dengan tegas membuang upaya mediasi yang dilakukan Liscia. Ah….
Aku entah bagaimana tahu mengapa mereka berdua menjadi sahabat.
Kesungguhan yang dimiliki Carla setelah memutuskan sesuatu benar-benar
mirip dengan Liscia. Itulah kenapa, aku tidak punya pilihan lain selain
menghela nafas.

“Aku harap aku menggunakan ketetapan hati itu pada sesuatu yang tidak
akan membuat Liscia sedih, Kamu tahu?” (Souma)

“Jangan katakan apa yang orang lain harus lakukan! Sejak awal, Kamu
adalah bajingan yang…. Ugh…” (Carla)

“Carla!?” (Liscia)

Carla mengerang kesakitan ditengah perkataannya. Tampaknya 【 Kalung


Perbudakan 】 itu mencekik lehernya. Begitu, item itu juga tidak mengijinkan
perkataan kasar kepada masternya. Cukup keras, kupikir. Setelah sepuluh
detik, akhirnya Carla terbebas dari rasa sakit dan kemudian dia manatap tajam
kearahku. Tidak, baru saja, dia yang melakukan hal bodoh itu, kan?

Pada saat itu, Hakuya dan Tolman masuk kedalam ruangan. Tolman berdiri
didepanku, memberi hormat dengan sikap tentara, dan kemudian memberi
laporan.

“Yang Mulia Souma. Mobilisasi Angkatan Udara telah selesai.” (Tolman)

“Baiklah. Lalu… bisakah kita berangkat?” (Souma)

Aku berdiri dan memberi perintah.

“Hakuya, aku menyerahkan pembersihan tempat ini kepadamu. Lalu,


gunakan Broadcast Orb yang ada disini, hubungi Ecksel yang menghadapi

Page | 125
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

Amidonia di Altomura. Katakan kepadanya bahwa aku akan senang jika dia
dapat mengulur waktu sampai besok malam.” (Souma)

“Seperti yang Anda minta.” (Hakuya)

“Tolman akan memimpin Pasukan Penerbang Angkatan Udara untuk


melakukan pemboman udara secara terus menerus ke Randell di Carmine
Duchy. Namun, sasaran pemboman udara hanyalah senjata balistik anti
udara yang terdapat di dinding dan Istana Pusat Randell. Tidak peduli
apapun yang terjadi, jangan jatuhkan satu bubuk mesiu-pun keatas rumah
warga. Jika ada warga yang menjadi korban, maka akan ada hukuman
setelah perang selesai. Apakah Kamu mengerti?!” (Souma)

“Ya, Yang Mulia. Saya memahami perintah Anda!” (Tolman)

“Liscia dan Aisha akan ikut denganku menemui unit yang dipimpin Ludwin.”
(Souma)

“Mengerti.” (Liscia)

“Roger, Yang Mulia.” (Aisha)

Baiklah. Setelah semua orang menerima perintah, aku mengalihkan


pandanganku kearah Carla.

“Carla, Kamu juga akan pergi bersama kami.” (Souma)

“Humph, lemparkan saja aku kedalam penjara dan semuanya akan selesai.”
(Carla)

“Tidak-tidak, karena Kamu telah datang sejauh ini, kenapa Kamu tidak
melihat sendiri siapa yang mengendalikan kita.” (Souma)

“?…. Apa maksudmu? Tidak ada seorangpun yang mengendalikan kami…”


(Carla)

“Tidak, kita sedang dikendalikan.” (Souma)

Page | 126
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

“Apa?” (Carla)

Aku mengangkat bahu pada Carla yang sedang kebingungan.

“Ini bukan berarti aku tahu semua rinciannya. Meski begitu, kenapa aku tidak
menunjukan bahwa aku memainkan peranku sampai akhir?Aku bertanya-
tanya siapa penulis sinopsis dari pertempuran ini.*” (Souma)
*TN: Souma menggunakan nada sarkastik disini (dia sebenarnya sudah tau
siapa orangnya.

***

~Randell, Carmine Duchy – Sore-Hari Kedua~

Dinding kota Randell, yang terletak ditengah-tengah Carmine Duchy, sedang


diselimuti oleh suasana santai. Meskipun Angkatan Darat Kerajaan dan Royal
Army tengah bertarung sampai saat ini, pertarungan sepenuhnya terjadi di
benteng yang dibangun oleh Royal Army tepat didepan Randell, jadi bahkan
tidak ada satupun anak panah yang terbang kearah dinding yang menutupi
Randell.

“Sangat membosankan….” (Prajurit A)

Seorang prajurit yang ditugaskan untuk mempertahankan dinding mengeluh.


Merasa kalau keluhan itu adalah sebuah kesalahan, salah satu temannya
mengerutkan keningnya.

“Hei, hei, kita saat ini sedang berada ditengah pertarungan melawan Royal
Army, Kamu tau?” (Prajurit B)

“Meski Kamu berkata demikian…. Pertarungan hanya terjadi disekitar


benteng itu, kan? Lalu, apa gunanya menjaga tempat ini?” (Prajurit A)

Lalu temannya yang lain mulai tertawa “Hahahaha”

Page | 127
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

“Bukankah itu bagus, memiliki saat yang membosankan seperti ini? Apakah
Kamu benar-benar ingin bertarung melawan Royal Army di garis depan?”
(Prajurit B)

“A-Aku tidak pernah berkata aku menginginkan hal itu.” (Prajurit A)

“Orang-orang yang ada di garis depan mungkin ingin bertugas ditempat


ini. Pada saat kita bangkit melawan Royal Army, kita dicap sebagai
pemberontak dan tentara pemberontak. Selain itu, aku mendengar bahwa
Glaive Magna-dono yang memisahkan diri dari Angkatan Darat juga
bergabung dengan Royal Army. Menyedihkan karena kita harus bertarung
dengan seseorang yang makan di piring yang sama.” (Prajurit B)

“Kamu benar. Ada juga gosip tentang pergerakan Amidonia. Apa yang Raja
dan Duke Carmine pikirkan?” (Prajurit C)

Sekarang ada prajurit lain yang mengeluh.

“Jika Kamu berpikir seperti itu, maka menjaga dinding ini adalah pekerjaan
terbaik dari yang terbaik, kan?” (Prajurit B)

“….. Mungkin itu benar.” (Prajurit A)

Tepat setelah prajurit terakhir mengatakan persetujuannya.

“Hei, lihat langit sebelah timur! Ada sesuatu yang datang!” (Prajurit D)

Seseorang berteriak, jadi semua orang mulai melihat ke langit sebelah utara.
Jika mereka memicingkan mata mereka, mereka dapat melihat bayangan
seperti segerombolan nyamuk di langit yang cerah. Jumlahnya terlalu besar
untuk sekawanan burung karena jumlahnya tidak kurang dari seribu. Ketika
kawanan itu mendekat, dapat diketahui bahwa itu adalah Wyvern Knight milik
Angkatan Udara. Perasaan lega dirasakan oleh para prajurit Angkatan Darat.

“…… Syukurlah. Duke Castor Vargas adalah seorang sekutu.” (Prajurit A)

“Bala bantuan dari Angkatan Udara telah tiba!” (Prajurit B)

Page | 128
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

“Dengan ini, pertempuran akan segera selesai. Benteng itu akan dengan
mudah dibombardir oleh Angkatan Udara.” (Prajurit C)

Semua orang mengangguk dengan ekspresi yang menunjukkan persetujuan.


Ya, sudah pasti akhir dari peperangan ini sudah dekat. Namun, akhir yang
terjadi adalah sesuatu yang tidak dapat diduga oleh para prajurit. Angkatan
Udara “melewati” benteng yang dibangun oleh Royal Army didepan Randell
dan saat mereka memisahkan diri, mereka mulai menjatuhkan tong yang
berisi bubuk mesiu keatas senjata balistik anti-udara yang terpasang di
dinding Randell.

***

Tolman, yang memimpin pasukan Wyvern Knight, melayang diatas langit


Randell, menatap ledakan yang terdengar dibawahnya, api muncul dimana-
mana, dan asap hitam membumbung tinggi ke langit. Lebih dari setengah
target pengeboman, senjata balistik anti-udara yang terpasang disepanjang
dinding, telah menghilang tanpa bekas.

Tong mesiu yang digunakan oleh Angkatan Udara, adalah sebuah senjata
yang memiliki struktur yang mirip dengan bola tembikar yang digunakan oleh
bajak laut di era Sengoku yang digunakan untuk menenggelamkan kapal
musuh (agar lebih mudah, bayangkan saja bola kembang api*). Waktu
ledakan disesuaikan dengan sumbu panjang yang telah direndam didalam
minyak, dan setelah dinyalakan, itu akan dijatuhkan dan meledak setelah
jangka waktu yang ditentukan berlalu. Itu bukanlah sesuatu seperti bom yang
meledak saat menyentuh tanah, tetapi jika Angkatan Udara menghitung
ketinggian ketika menjatuhkan benda itu, maka akan didapatkan efek yang
hampir sama. (Terlebih lagi, bahkan jika itu gagal, bubuk mesiu yang tersebar
saat tong itu menghantam tanah dapat terbakar jika ada percikan api yang
mengenainya, dan jangkauan kerusakan akan meluas).
*TN: http://yukkuri-literature-service.blogspot.co.id/2016/06/Genou02-
08.html#_edn3

(Hanya saja berapa banyak prajurit Angkatan Darat yang tewas dalam
pemboman udara saat ini….) (Tolman)

Page | 129
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

Tolman menggigit bibirnya melihat keadaan saat ini dimana dia tidak punya
pilihan lain selain meledakkan orang yang menjadi sekutunya sampai
kemarin.

“Jangan tunjukan belas kasihan. Ini juga untuk kepentingan Duke Vargas
dan Tuan Putri.” (Tolman)

Tolman kemudian memberi perintah kepada pasukan Wyvern Knight untuk


memperbaiki suasana hati mereka.

“Senjata balistik anti-udara telah dihancurkan! Setelah ini, kita akan


membombardir Istana Pusat Randell! Jangan pernah menjatuhkan tong di
daerah pemukiman! Kita mempertaruhkan kebanggaan Angkatan Udara,
jadi jangan menimbulkan korban jiwa yang tidak perlu!” (Tolman)

“““Oooooooooh!””” (Wyvern Knight)

Pasukan Angkatan Udara berteriak setelah mendengar dorongan yang berisi


kesedihan milik Tolman. Dan kemudian, formasi Wyvern Knight mulai
bergerak untuk membombardir Istana milik Georg Carmine yang terletak di
tengah kota Randell.

***

~ Pada hari yang sama – Sisi Souma ~

Ini terjadi pada saat Wyvern Knight melakukan bombardir di Randell.

Gondola naga terbang milik Royal Army, dimana Liscia, Aisha dan Aku,
ditambah Carla sebagai tahanan perang, sedang naiki, tiba di benteng dimana
unit milik Ludwin ditempatkan. Sebenarnya, mendarat di benteng yang
sedang berada dalam status pengepungan adalah sesuatu yang berbahaya,
namun, ketika Angkatan Udara mulai membombardir Randell, musuh mundur
dalam keterkejutan. Karena itu, kami dapat masuk kedalam benteng dengan
aman.

Page | 130
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

Ludwin, Hulbert dan Kaede-chan menemui kami. Aku bersyukur karena


meskipun mereka bertiga terlihat kelelahan, tidak ada satupun yang terluka.
Karena mereka telah mempertahankan benteng ini selama satu setengah hari,
sesuatu yang tidak terduga mungkin saja bisa terjadi. Lalu, aku saling
memukulkan tinju dengan Hulbert.

“Sesuai janji, aku telah membawa Angkatan Udara.” (Souma)

“Sesuai janji, aku telah mengatasi serangan Angkatan Darat.” (Hulbert)

Kami saling membualkan hal yang kami capai.

“Itu hanya satu setengah hari, kan? Aku akan kesulitan jika Kamu bahkan tidak
mampu melakukan hal ini?” (Souma)

“Bodoh. Musuh bahkan mengeluarkan meriam, Kamu tahu? Jika para dark
elf tidak datang sebagai bala bantuan, maka akan ada kerusakan yang
cukup berat.” (Hulbert)

“Begitukah…. Lalu aku akan memberikan hadiah yang besar kepada mereka
setelah perang usai. Bagaimanapun, bagus karena semua orang selamat.”
(Souma)

“Raja juga, karena Kamu lemah, jangan memaksakan dirimu.” (Hulbert)

“Hahaha.” (Souma)

“Hahaha.” (Hulbert)

Aku dan Hulbert sama-sama mengeluarkan tawa berani. Kelompok


perempuan melihat kami dengan ekspresi kagum.

“Apa yang mereka lakukan? Mereka berdua, benar-benar…..” (Liscia)

“Mungkin ini yang mereka sebut sebagai persahabatan antar pria?” (Aisha)

“Hal hanya terbakar api kompetisi dengan Yang Mulia. Dia hanya ingin
membual kepadanya.” (Kaede)

Page | 131
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

“…….” (Carla)

Kelompok perempuan mengatakan apa yang mereka inginkan, tapi hanya


Carla yang tidak berekspresi. Kemudian dengan suasana ini, Ludwin berlutut
didepanku dan melapor.

“Yang Mulia, Saya telah melakukan tugas untuk melindungi benteng ini.”
(Ludwin)

“Kerja bagus. Dedikasi semua orang pasti akan dibayar setelah perang
selesai.” (Souma)

Dia melapor dengan bahasa formal, jadi aku juga membalasnya dengan
bahasa formal. Kemudian Hulbert dan yang lainnya menyeringai saat
melihatku yang tiba-tiba memasang aura penuh martabat, tapi abaikan,
abaikan. Bagaimanapun, waktu sangat berharga.

“Ludwin, kumpulkan para prajurit dan lakukan persiapan keberangkatan


secepatnya.” (Souma)

“Baik, Yang Mulia! Lalu, apakah kita akan menyerang Randell?” (Ludwin)

“Tidak……. Pertempuran ditempat ini telah selesai.” (Souma)

“?Apa, itu arti-……” (Ludwin)

“Lapor!” (Prajurit)

Sesaat kemudian, seorang prajurit Royal Army datang sambil berlari. Kejadian
yang tiba-tiba itu membuat Aisha dan Ludwin menarik pedang mereka, tapi
prajurit itu jatuh bersujud dan kemudian mengangkat kepalanya.

“Istana Randell telah mengibarkan bendera putih! Pa-pasukan kita telah


menjadi sisi yang menang!” (Prajurit)

***

Page | 132
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

Sesaat sebelumnya, Istana Georg Carmine 【 Istana Randell 】, sedang


berada dalam keributan besar karena mereka menerima serangan tiba-tiba
dari Angkatan Udara. Apakah Duke Castor Vargas mengkhianati mereka?
Apakah Raja dan Duke Vargas telah melakukan perjanjian dibelakang layar?
Apakah ini skema dari Duches Walter sang Femme Fatale*? Mereka telah
mengutarakan berbagai dugaan, tetapi tidak ada satupun yang menebaknya
dengan benar bahwa skema pintar milik Souma telah mengalahkan Angkatan
Udara di hari pertama.
*TN: wanita misterius dan menggiurkan yang mempunyai pesona untuk
menjerat orang yang dicintainya dalam ikatan hasrat yang sangat kuat, yang
sering kali menjadikan mereka itu wanita yang curiga’an, berbahaya, dan
sering pada situasi yang mematikan. Kemampuan mereka dalam memikat dan
menghipnotis korbannya pada cerita lampau sering dihubungkan dengan hal
gaib, sehingga, hampir sebagian besar femme fatale pada zaman sekarang
masih dideskripsikan sebagai superwoman yang setingkat dengan penyihir,
vampire cewek, monster cewek, ataupun iblis. (From Yahoo! Answer xD )

Orang-orang yang panik didalam Randell khususnya adalah pasukan pribadi


yang kelelahan setelah menyerang benteng kemarin, dan bangsawan korup
yang berlindung di Randell, yang telah dibuang dari garis depan hingga saat
ini. Tak lama setelah mereka menyadari bahwa Istana Randell sedang bergetar
karena pengeboman yang dilakukan oleh Angkatan Udara, terlepas dari
situasi saat ini, mereka segera menyerbu kantor Georg Carmine.

“Duke Carmine!? Kenapa anda begitu santai disaat seperti ini!” (Bangsawan)

“Angkatan Udara telah mengkhianati kita! Cepat lakukan langah


penanggulangan!” (Bangsawan)

“Perintah Anda! Apa yang harus kami lakukan!?” (Bangsawan)

Para bangsawan meneriakkan apa yang dapat dikatakan sebagai bahasa yang
cukup kasar kepada Georg dan membuat beastman berwajah serigala
Beowulf, yang baru saja datang untuk melaporkan pengeboman, mengangkat
alisnya dalam kemarahan. Dia ingin menarik pedang yang ada dipinggangnya
untuk memotong orang-orang tak tahu sopan santun itu, tetapi….

Page | 133
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

“Beowulf.” (Georg)

“…..Baik.” (Beowulf)

Mendengar namanya dipanggil oleh Georg, Beowulf membenarkan posisi


duduknya. Georg kemudian bertanya dengan nada tenang.

“Katakan kepadaku laporan tentang kerusakan yang terjadi karena


pengeboman udara saat ini?” (Georg)

“Baik. Untuk pengeboman yang terjadi di istana, atap dan bagian-bagian


menara sebagaian besar telah diledakkan, beruntungnya jumlah korban
tidak terlalu banyak…. Namun, senjata balistik anti-udara yang terpasang di
dinding benteng telah benar-benar musnah selama serangan kejutan ini.
Saya mendapat laporan bahwa jumlah korban diantara para prajurit yang
mempertahankan dinding itu tidak sedikit.” (Beowulf)

“Begitu……” (Georg)

Ekspresi wajah Georg tidak berubah setelah menerima laporan dari Beowulf,
sementara bangsawan yang mendengar hal itu menjadi pucat pasi.
Musnahnya senjata balistik anti-udara berarti mereka telah kehilangan cara
untuk melawan Wyvern Knight. Jadi saat ini, Angkatan Darat tidak memiliki
cara apapun untuk menghentikan pengeboman yang dilakukan Angkatan
Udara. Dengan kata lain, bahkan jika mereka berlindung di Istana ini, mereka
akan dibantai secara sepihak oleh pengeboman ini.

Georg mengusap janggut yang menyatu dengan surainya.

“Dengan kata lain, orang yang ada didalam istana, seperti kita, telah
menjadi sandera.” (Georg)

“Ya. Itu benar.” (Beowulf)

Mendengar tanggapan Beowulf, Georg mulai berbicara sambil menaikan


sudut mulutnya.

Page | 134
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

“Maka dalam peperangan ini, kita telah kalah.” (Georg)

Georg dengan santai membuat pernyataan tentang menerima kekalahan, jadi


untuk beberapa saat, para bangsawan korup tidak bisa mengatakan apa-apa.
Kalah. Ketika mereka menyadari apa maksud dari hal itu, wajah mereka
berubah warna menjadi merah dan biru, sambil menekan Georg.

“Apa yang Kamu katakan, Duke Carmine! Kita masih belum kalah saat ini!”
(Bangsawan)

“Itu benar! Sebagian besar Angkatan Darat tidak terluka! Kita dapat
memanggil sebanyak yang kita inginkan!” (Bangsawan)

“Jika tidak ada cara lain untuk memberikan serangan balasan kepada
Angkatan Udara, maka kita dapat mundur ke kota yang lain! Lalu kita akan
merencanakan pembalasan kita dan menyerang Raja dan Royal Army!”
(Bangsawan)

“….. Jadi Kamu bilang, meninggalkan Randell?” (Georg)

Georg terheran-heran oleh bangsawan yang menganjurkan untuk melawan


sampai akhir.

“Pemimpin macam apa yang meninggalkan warganya? Jika pemimpin


melarikan diri dan meninggalkan warganya, dia tidak akan disambut oleh
warga di kota lain.” (Georg)

“Apa yang Kamu katakan? Warga akan mematuhi sisi yang menang!
Bahkan jika kita menyebabkan ketidaksenangan kepada mereka untuk
sementara, kita dapat membuat mereka melakukan apa yang kita
inginkan!” (Bangsawan)

“Itu benar! Bahkan jika itu hanyalah omong kosong, kita dapat bertahan!
Pertama kita bertahan, kemudian kita dapat memikirkan masalah itu nanti!”
(Bangsawan)

Page | 135
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

Mendengar para bangsawan yang hanya memikirkan keselamatan mereka


sendiri, Georg mendesah.

“…. Pada akhirnya, kalian adalah makhluk-makhluk yang benar-benar lucu.


Sekarang aku berpikir tentang hal itu, bagaimanapun kalian adalah orang
semacam itu. Sungguh….. Meskipun kita tidak melakukan pertempuran
dengan musuh-musuh asing hanya untuk sesaat, itu telah melahirkan
banyak akar busuk. Seperti yang diduga, tunas yang muda harus tumbuh,
pohon yang busuk harus diberantas.” (Georg)

“Duke Carmine? Apa yang Kamu bicarakan….” (Bangsawan)

Mengabaikan para bangsawan yang kebingungan melihat perubahan aura


disekitarnya, Georg menatap Beowulf.

“Beowulf, lakukan sesuai dengan yang kita rencanakan.” (Georg)

“!…. Sesuai permintaan Anda…” (Beowulf)

Beowulf mengangkat tangan kanannya dan tiba-tiba para prajurit dengan


pedang terhunus menyerbu kedalam ruangan dan mengelilingi para
bangsawan. Dengan dua puluh, tidak, tiga puluh pedang yang diarahkan
kepada mereka, para bangsawan, yang tidak berani membuat satu
pergerakanpun, akhirnya memahami apa yang Georg rencanakan. Para
prajurit melucuti senjata yang para bangsawan itu bawa dan membuat
mereka mengenakan 【 Kalung Perbudakan 】.

“Ini, apa artinya ini Duke Carmine!” (Bangsawan)

“Mungkinkah! Duke Carmine! Kamu berencana untuk menawarkan leher


kami kepada Raja Souma dan memohon keselamatanmu!?” (Bangsawan)

“Ti-Tidak adil!” (Bangsawan)

“Kamu bajingan! Kamu menjijikkan, Georg Carmine!” (Bangsawan)

Page | 136
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

Bahkan pada situasi seperti saat ini, para bangsawan masih mengatakan
kalimat itu, yang membuat Georg sekali lagi mendesah kecewa.

“Aku kecewa karena harus bergabung dengan pasukanmu…. Bawa mereka


pergi.” (Georg)

Para prajurit membawa bangsawan yang telah dikendalikan itu keluar


ruangan. Karena ada orang-orang yang masih menolak, 【 Kalung
Perbudakan 】 yang mereka kenakan memiliki tuan yang telah diatur kepada
Beowulf, jadi kalung itu tidak akan mencekik leher mereka dan membuat
mereka kehilangan kesadaran. Bahkan ketika mereka tidak bisa dilihat lagi,
cacian kasar mereka kepada Georg masih dapat terdengar dari koridor.
Setelah mereka tidak terdengar lagi, akhirnya Georg merasa bahwa sebuah
beban berat telah diangkat dari bahunya.

Dia mengambil nafas, dan bertanya kepada Beowulf.

“Bagaimana dengan pasukan pribadi dan tentara bayaran Zem?” (Georg)

“Ya. Mereka seharusnya telah ditahan oleh pasukan kita saat ini.” (Beowulf)

Mendengar jawaban Beowulf, Georg mengangguk dengan puas. Kemudian


dia menghapus ekspresi muram yang dia miliki sampai sekarang dan
tersenyum lembut.

“Aku telah berhasil. Dengan ini, aku tidak akan menyesali apapun.” (Georg)

“……..” (Beowulf)

Berbeda dengan Georg yang sedang gembira, Beowulf memasang sebuah


ekspresi sedih. Dia mungkin tertekan oleh apa yang harus dia lakukan setelah
ini. Georg juga terlihat mengerti apa yang Beowulf rasakan, jadi dia
memberikan perintah selembut mungkin.

“Lalu, Beowulf. Aku mempercayakan bagianku kepadamu.” (Georg)

“……. Baik!” (Beowulf)

Page | 137
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

Dia menunjukkan sedikit keragu-raguan, tapi Beowulf memasangkan 【


Kalung Perbudakan 】 pada Georg. Meskipun mengenakan kalung yang
memaksa ketaatan mutlak kepada masternya dibawah ancaman kematian,
Georg memiliki sebuah ekspresi damai, seolah-olah dia mengenakan sebuah
bowtie mewah yang dipakaikan oleh istrinya ketika mereka melakukan resepsi
pernikahan. Setelah 【 Kalung Perbudakan 】 itu selesai ditempatkan di
lehernya, Georg memberikan perintah terakhirnya sebagai Panglima Tertinggi
Angkatan Darat.

“Kirim utusan untuk menyerah kepada Royal Army dan tempatkan dirimu
dibawah perintah Yang Mulia. Tidak termasuk pasukan pribadi yang dimiliki
oleh bangsawan korup, para prajurit yang mematuhi perintahku. Aku akan
menanggung semua hukuman mereka. Setelah itu…. Aku mempercayakan
sisanya kepada Glaive. Laksanakan itu!” (Georg)

“….. Baik! Semua sekaligus!” (Beowulf)

Setelah memberi hormat, Beowulf keluar dari ruangan itu. Georg melihatnya
pergi, dan kemudian mengeluarkan sesuatu dari bawah laci mejanya.
Didalamnya terdapat sebuah wine yang dibuat pada tahun yang sama
dengan kelahiran Liscia. Itu adalah sesuatu yang diberikan oleh Albert kepada
Georg ketika Liscia lahir, dengan sebuah permintaan, 【 Tolong selalu
lindungi putriku 】. Setelah Putri Liscia lulus dari Akademi Militer dan
ditempatkan di posisi yang dekat dengannya, beberapa kali dia menyatakan
bahwa 【 Aku ingin mengakhiri hidupku dengan meminum wine ini saat hari
pernikahan Tuan Putri 】.

(Pernikahan….. ya? Aku hanya menyesal karena tidak dapat melihat Tuan
Putri menjadi pengantin, tetapi ketika aku berpikir bahwa aku dapat
mengirimkan hadiah pernikahan yang lebih bagus dari apapun, ini tidak
terasa begitu buruk. Wine ini… aku akan meminta seseorang untuk
mengirimkannya kepada Raja Muda. Mantan musuh yang telah merebut
Tuan Putri, mungkin aku sedikit membencinya.) (Georg)

Page | 138
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

Sambil tertawa mengejek pada dirinya sendiri, dia membayangkan dirinya


berdiri dalam barisan di hari pernikahan antara Souma dan Liscia.

(Apakah Raja itu akan masuk ke Istana ini?…… Aku ingin menemuinya
secara pribadi dan berbicara dengannya sekali saja.) (Georg)

Georg mungkin mengharapkan hal itu, tetapi kemudian seseorang


menyampaikan pesan bahwa, “Raja tidak akan memasuki Randell, dia telah
memimpin Royal Army menuju ‘barat’”. Selain itu ada perintah tambahan,
“Tepat setelah Angkatan Darat selesai diorganisir ulang dibawah Glaive dan
Beowulf, segera susul Royal Army”. Mendengar laporan itu, didalam pikiran
Georg muncul sebuah perkataan:

【 Maka aku akan melangkahi pohon tua itu. 】

Dia mengingat wajah Souma ketika dia mengucapkan kalimat itu selama
waktu itu.

“Gahaha! Begitu, begitu, jadi begitu! Jadi Raja mengincar raja dari ikan yang
lebih besar!” (Georg)

Pada saat itu ketika Georg memahami semuanya, dia tertawa dengan keras.

“Itu benar! Aku hanyalah batu pijakan! Bagus sekali, Raja Muda! Ini adalah
giliran dari generasi yang baru! Masa-ku telah usai! Sekarang, Raja, Tuan
Putri! Langkahi pohon tua ini dan maju kedepan sambil berpegangan
tangan! Biarkan para pemuda membuka kuncupnya dan membawa
kemulian bagi Elfrieden!” (Georg)

Dia telah mencapai akhir masa-nya, tetapi Georg merasa benar-benar


diberkati dari lubuk hatinya.

Page | 139
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

Chapter 09 – Deklarasi Perang

Mari kita teliti apa yang terjadi sampai sekarang secara berurutan. Ini pertama
kali dimulai ketika, Ketiga Duke menentang penurunan takhta Raja Albert
yang tiba-tiba dan tidak menujukan niat untuk menempatkan diri mereka
dibawah kekuasaanku. Sikap tidak mau bekerja sama pada saat masa keputus
asaan untuk mengatur ulang negara, membuat konfrontasi itu semakin
mendalam. Namun, hanya Marsekal Angkatan Laut, Ecksel Walter yang
mengirimkan anak buahnya Juna-san sebagai penghubung untuk
menyampaikan niatnya untuk bergabung di bawah kekuasaanku, tetapi masih
bertindak seolah-olah dia masih berada dipihak Ketiga Duke untuk
menginvestigasi pergerakan Georg Carmine yang anehnya bersikap keras
kepala.

Kemudian, ketika aku melakukan investigasi atas penipuan yang dilakukan


oleh para bangsawan, untuk merehabilitasi keadaan keuangan negara,
beberapa dari mereka lari dan mulai berkumpul dibawah Georg yang
menunjukkan sikap konfrontatif kepadaku. Lalu, Georg mengambil para
bangsawan korup itu sebagai anak buahnya. Kemudian Ayah Hal, Glaive
Magna yang menentang hal itu, mulai mengajak beberapa pasukan dan
perwira Angkatan Darat untu memisahkan diri. Lalu, Georg menolak tawaran
yang kuberikan pada saat peringatan terakhir, dan Castor si otak-otot ikut-
ikutan dengan Georg, yang menyebabkan perang ini terjadi.

……. Jadi, saat ini, itu adalah skenario yang rakyat dan Dukedom Amidonia
ketahui. Namun, itu hanya sisi permukaan dari skenario yang sebenarnya, sisi
yang lebih dalam benar-benar berbeda dari hal itu. Karena itu telah berakhir,
sekarang aku dapat menceritakannya. Skenario Perang Ketiga Duke (Ecksel
berharap nama ini di ubah) ini tidak lain ditulis oleh, Georg Carmine.

Rencana yang Aku dan Hakuya buat adalah sesuatu yang benar-benar
berbeda. Sejak awal kami tidak pernah berencana untuk bertempur melawan
Georg Carmine dan Castor Vargas. Aku entah bagaimana dapat memahami

Page | 140
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

kepribadian Georg Carmine berdasarkan cerita tentangnya yang dikatakan


oleh Liscia, dan Castor adalah seorang otak-otot, jadi kami berpikir mereka
akan mengakuiku sebagai seorang Raja setelah melihat secara langsung
manfaat dari rencana yang telah kami poles.

Namun, ketika Georg melindungi para bangsawan korup, rencana itu menjadi
serba salah. Karena, Hakuya dan Aku tidak pernah menanggapi para
bangsawan dengan serius. Mereka telah dipecat dari pekerjaan mereka, dan
agar mereka tidak keluar dari perbatasan, harta mereka telah disita. Jadi kami
pikir, itu bukanlah sebuah masalah besar kemanapun mereka pergi. Namun,
Georg meletakkan para bangsawan itu didekatnya, bersama dengan pasukan
pribadi yang mereka miliki. Pada awalnya, aku merasa marah karena itu
berbeda dari apa yang ada didalam cerita Liscia.

Pada saat itu, Glaive Magna yang telah memisahkan diri dari Angkatan Darat
datang untuk menemuiku. Kurang lebih, dalihnya adalah untuk meminta maaf
atas sikap tidak sopan yang dimiliki Hal, tapi bahkan tanpa hal itu, cepat atau
lambat, dia akan meminta untuk bertemu denganku. Glaive telah dipercayai
dengan perintah rahasia dari Georg. Setelah meminta maaf atas perilaku tidak
sopan yang dilakukan Hal, dia mulai melaksanakan perintah itu.

【 Kemudian Yang Mulia, tolong maafkan saya karena melakukan tindakan


tidak sopan yang lain. 】 (Glaive)

Lalu, ketika aku menanyakan tentang hal itu.

【 Ini… jika memungkinkan, akan lebih bagus jika pembicaraan ini tidak
didengar oleh banyak orang…. 】 (Glaive)

Glaive meminta untuk mengosongkan tempat ini dari orang yang tidak perlu.
Saat jumlah orang sudah berkurang dan hanya tersisa Liscia, Hakuya, Glaive,
Hulbert, Kaede, dan Aku, Glaive akhirnya mulai membicarakan rencana Georg
saat ini.

【 Duke Carmine bermaksud untuk mengumpulkan para bangsawan yang


telah melakukan kecurangan dan korupsi di satu tempat, dan kemudian

Page | 141
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

setelah mereka menjalankan pemberontakan, Yang Mulia akan mengalahkan


dirinya dan para bangsawan itu secara bersamaan. 】 (Glaive)

Agar para bangsawan korup yang bersembunyi dan menyusahkan itu dapat
ditangkap dengan mudah, Georg sengaja menunjukkan sikap permusuhan
yang jelas terhadapku dan bertindak sebagai perangkap cahaya untuk
menangkap serangga yang mengganggu. Lalu kepada Glaive, yang
merupakan orang terpercaya di Angkatan Darat, dia ditugaskan untuk
memisahkan diri dengan alasan 【 ketidakpercayaan atas perlindungan para
bangsawam korup 】 jadi dia dapat menyelamatkan orang-orang berbakat
yang ada di Angkatan Darat, sehingga mereka dapat bergabung dengan
Royal Army setelah perang usai. Lalu, setelah serangga pengganggu itu
terkumpul, dia akan menolak peringatan terakhirku dan terjun kemedan
perang…. Dan kemudian berniat untuk ditangkap bersama dengan para
bangsawan itu.

40.000 prajurit adalah musuh yang tangguh, tapi jika Royal Army, Angkatan
Udara, dan Angkatan Laut bekerja sama, maka mereka dapat mengungguli
pasukan itu. Sebenarnya, alasan kenapa Angkatan Udara hanya
menghancurkan senjata balistik anti-udara selama pertempuran melawan
Angkatan Darat, telah diatur sedemikian rupa sehingga Angkatan Darat dapat
memiliki alasan untuk menyerah. Lalu, dengan menggunakan waktu
penyerahan diri itu, para bangsawan dan pasukan pribadi mereka, termasuk
tentara bayaran Zem, akan ditangkap oleh bawahan Georg sekaligus. Itulah
yang Georg rencanakan. Setelah mendengar rencana itu dari Glaive, aku tak
sadar berteriak.

【 Jangan bercanda denganku! Siapa yang meminta hal seperti itu! 】


(Souma)

【 Meskipun kemarahan itu dapat diterima… Duke Carmine telah memikirkan


hal ini sendiri. 】 (Glaive)

Page | 142
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

【 Apakah dia bodoh?! Para bangsawan korup telah kehilangan pekerjaan


mereka, dan harta mereka juga telah disita. Para serangga itu dapat dibiarkan
begitu saja. 】 (Souma)

【 Ijinkan saya mengatakan sesuatu untuk Duke Carmine!….. Itu adalah cara
berpikir yang naif. 】 (Glaive)

Glaive menjadi marah, tetapi dia dengan cepat menekannya, karena tak
pantas bagi seorang bawahan untuk bertengkar dengan Raja. Setelah
melihatnya seperti itu, kepalaku juga menjadi sedikit lebih tenang.

【 …… Apa yang Kamu maksud dengan naif? 】 (Souma)

【 Yang Mulia, sebuah gandum yang busuk juga akan membusukkan gandum
yang ada disekitarnya. Ada hubungan horizontal yang mendukung para
bangsawan. Untuk mempertahankan pengaruh masing-masing, mereka
berulang kali menikahkan putra dan putri mereka dan membentuk sebuah
hubungan kekerabatan. Mungkin, bahkan jika tindakan tidak jujur itu
disidangkan, keluarga yang lain akan mengganggu. Bahkan jika mereka
kehilangan nama keluarga mereka, mereka dapat mencari perlindungan di
bawah keluarga kerabat mereka. Kemudian setelah beberapa waktu,
kebencian mereka akan membuat mereka menggunakan status yang mereka
miliki untuk memberontak melawan negara. 】 (Glaive)

【 …….. 】 (Souma)

Aku mengerti apa yang ingin dia katakan. Untuk meletakkan bangsawan
korup, yang sepenuhnya ditutupi oleh ikatan kekerabatan, ke pengadilan, itu
berarti juga meletakkan kerabat mereka dan menganggap mereka sebagai
penjahat. Itu mungkin akan menyebabkan bangsawan lain merasa takut
bahwa mereka juga akan terlibat dan kemudian mungkin menyebabkan
mereka memutuskan hubungan kekerabatan yang mereka miliki.

【 …… Lalu, apakah harus melakukan sampai sejauh itu? 】 (Souma)

Page | 143
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

【 Ya. Lalu, ada alasan lain. Raja telah mengatakan bahwa harta mereka telah
disita, namun, itu hanya terbatas pada apa yang terlihat. Orang-orang licik itu
memiliki dana dan pengaruh di tempat yang tidak dapat dilihat oleh publik.
Sebenarnya, ketika para bangsawan itu sampai di Carmine Duchy, mereka
menyewa tentara bayaran dari Zem menggunakan uang gelap. Itu adalah
bukti bahwa harta mereka tidak sepenuhnya disita. 】 (Glaive)

Ketika dia mengatakan hal itu, aku memukul kepalaku dengan telapak
tanganku. Itu benar. Saat aku memeriksa buku keuangan, ada beberapa
bagian yang menggangguku ketika aku meneliti aliran dana. Aku lupa bahwa
mereka bisa memiliki tabungan yang tidak disebutkan di surat-surat resmi.
Aku melihat kearah Hakuya dan dia juga memiliki ekspresi yang sama
denganku. Sejak awal, kebangsawanan adalah sesuatu yang tidak ada
hubungannya denganku, sementara Hakuya telah menjalani gaya hidup yang
cukup tertutup sampai sekarang, jadi kami tidak bisa membaca cara licik yang
digunakan oleh para bangsawan. Pada saat itu, aku benar-benar memiliki
perasaan bahwa aku masih kekurangan jumlah orang berbakat.

【 Jadi, Georg ingin menghancurkan para bangsawan yang menggunakan


uang gelap itu? Namun, bukankah itu berarti bahwa dana itu hanya mengalir
kearah Zem, yang mengirimkan tentara bayaran……! Ah, tentara bayaran! 】
(Souma)

【 Ya. Saat para bangsawan korup ditangkap, pasukan pribadi mereka juga
akan ditangkap. 】 (Glaive)

Ini adalah sesuatu yang juga terjadi selama era Sengoku di Jepang. Sebuah
perjanjian dimana prajurit dan perwira dapat dibebaskan setelah membayar
uang tebusan. Uang tebusan itu menjadi semakin mahal bagi mereka yang
memiliki status sosial tinggi dan jika uang tebusan itu tidak dibayar, maka
para tahanan perang itu akan dijual sebagai budak. Dalam kebanyakan kasus,
untuk para prajurit yang memiliki posisi sosial yang rendah, negara akan
membayar jumlah total uang tebusan milik mereka dan mereka akan
dibebaskan secara bersamaan. Bagi orang dengan posisi sosial lebih tinggi,
uang tebusan akan dibayar oleh keluarga mereka. Ada banyak kejadian

Page | 144
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

dimana sebuah keluarga yang memiliki solvency* rendah yang kemudian


jatuh kedalam kehancuran.
*TN: Solvency adalah kemampuan seseorang untuk melunasi kewajiban yang
dimilikinya dalam jangka panjang (mungkin bisa disebut uang simpanan).

Itulah sebabnya Georg berencana untuk mengumpulkan dana gelap yang


digunakan oleh para bangsawan untuk menyewa tentara bayaran dengan
meminta Zem untuk membayar uang tebusan untuk para tentara bayaran
yang telah berubah menjadi tahanan perang. Diantara tentara bayaran yang
dikirim oleh Zem, tidak ada orang yang memiliki status sosial yang tinggi,
meskipun begitu, uang tebusan yang harus negara itu bayar merupakan
jumlah yang cukup besar. Sungguh…. Benar-benar rencana yang bagus. Oleh
karenanya, hal itu membuatku sedikit kesal.

【 ……. Aku tidak bisa menghancurkan orang yang dapat berpikir sejauh itu
untuk alasan apapun. Bahkan di saat terbaik, aku sudah kekurangan tangan,
jadi jika dia telah membuat keputusan itu, dia seharusnya bekerja sama
denganku! 】 (Souma)

【 Tolong mengertilah, Yang Mulia. Duke Carmine telah mempercayakan


masa depan kepadamu. 】 (Glaive)

Glaive menatap langsung kearahku dan itu membuatku terkesiap.

【 Mengapa dia sebanyak itu mempercayaiku? Meskipun aku belum pernah


bertemu dengannya? 】

【 Itu bukanlah sesuatu yang bisa saya jawab. Jika di masa depan Yang Mulia
bertemu dengan Duke Carmine secara pribadi, silahkan tanyakan hal itu
kepadanya secara langsung. 】 (Glaive)

【 …….. 】 (Souma)

***

Page | 145
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

Beberapa hari kemudian, selama Peringatan Terakhir, aku mencoba bertanya


kepada Georg tentang motif yang tidak jelas itu.

【 Mengapa Kamu memberontak sampai sejauh ini? 】 (Souma)

Mendengar perkataanku, Georg menjawab, 【 Kebanggaan sebagai seorang


prajurit tua. 】

【 Umurku telah melewati 55 tahun, tubuh ini hanya dapat menunggu untuk
layu, tetapi aku mendapat kesempatan yang paling luar biasa. Akal-ku akan
menentukan nasib Elfrieden. Sebuah kesempatan sekali seumur hidup,
mencapai hal besar yang akan menjadi warisan untuk anak cucu adalah
sebuah mimpi yang paling di inginkan oleh seorang prajurit. 】 (Georg)

Itulah mengapa dia memilih untuk menjadi kambing hitam sebagai alat untuk
menghancurkan para bangsawan korup. Aku tidak tahu apakah dia
mengatakan yang sebenarnya. Namun, Aku memahami tekadnya yang tak
tergoyahkan. Dia hanyalah orang yang mirip dengan Ayah Liscia, tapi
mungkin inilah bagaimana pria itu menyerahkan gadis yang lugu itu
kepadaku.

***

Mari kembali ketopik yang kita miliki. Informasi yang kami terima dari Glaive
tertanam dengan dalam didalam hati setiap orang yang berada disana saat
itu. Orang-orang yang mendengarkan cerita ini hanyalah Liscia, Hakuya,
Aisha, Kaede, Hulbert dan Aku. Enam orang. Jika dengan suatu cara hal ini
diketahui oleh orang lain, rencana Georg dapat hancur. Itulah mengapa, aku
tidak bisa membicarakan hal ini dengan sisi Ecksel, meskipun kami telah
bekerja sama (karena hal ini, Ecksel masih memiliki kecurigaan kepada Georg).

Setelah menerima informasi ini, rencana yang Hakuya dan Aku rancang pun
telah diubah dengan memasukkan drama pemberontakan milik Georg. Itu
telah menjadi sebuah rencana yang tidak hanya mendukung rencana Georg,
tetapi juga menggunakannya sebagai batu loncatan untuk melewatinya.

Page | 146
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

Namun, hanya ada satu kesalahan perhitungan. Karena rencana itu dibuat
secara rahasia, itu menyebabkan Castor tidak mempercayaiku, jadi Angkatan
Udara berakhir dengan berada disisi Georg. Itu adalah sebuah kejadian yang
tidak terduga oleh ku maupun oleh Georg. Tidak peduli seberapa otak-
ototnya Castor, kami berpikir bahwa Ecksel dan Aku dapat membujuknya.
Siapa yang akan mengira, bahwa semakin kami membujuknya, dia malah
menjadi semakin keras kepala.

Berkat hal itu, pertempuran di Istana Crimson Dragon, yang sama sekali tidak
tertulis di skenario milik Georg, menjadi sebuah rencana yang benar-benar
dadakan yang tidak direncanakan. Beruntungnya kami mendapatkan
kemenangan, tetapi jika itu gagal, maka seluruh skenario bisa berubah
menjadi sebuah improvisasi (sebuah drama tanpa persiapan dan tanpa
skenario). Orang-orang berbakat disekitarku yang dapat memahami seluk-
beluk orang lain adalah Liscia dan Juna-san, dan juga Ecksel. Namun, Liscia
dan Georg akan merasa sedih dan aku hanya bisa membicarakan rencana ini
secara rahasia dengan Juna-san atau Ecksel. Sebagai hasilnya, karena aku
tidak dapat menggunakan anggota yang biasanya aku gunakan, itu memberi
isyarat dari keadaan kacau saat ini, dan itulah mengapa ada banyak poin yang
harus aku renungkan.

….. Lalu, meskipun Perang Ketiga Duke memiliki pasang dan surut, entah
bagaimana kami dapat menyelesaikan pertunjukan sesuai dengan skenario
milik Georg Carmine. Lalu dengan ini, Skenario Acara milik Georg telah
menutup tirainya, dan akhirnya tirai dari acara yang lain dapat dibuka. Saat
ini, penulis skenarionya adalah Aku dan Hakuya.

Aku telah mengatakan bahwa, “Selanjutnya, mari kita mulai ‘penaklukan’nya!”.


【 Penaklukan 】 dapat dianggap sebagai sebuah pernyataan untuk
menumpas pemberontakan internal pada saat itu, tetapi itu juga memiliki arti
menundukkan pasukan musuh asing dalam artian yang lebih luas. Sekarang,
aku menginginkan kamu untuk mengingat; Dukedom Amidonia telah
melakukan invasi di sisi barat daya, dan surat yang dikirimkan oleh Georg
Carmine-lah yang memberikan mereka waktu yang tepat untuk beraksi.

Page | 147
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

Namun, mata Georg hanya terfokus pada situasi internal, jadi tentu saja dia
‘tidak ada hubungannya dengan Dukedom Amidonia’.

Lalu, siapa orang yang ‘berpura-pura’ menjadi Georg Carmine dan


mengirimkan surat ke Amidonia? Sungguh…. Aku bertanya-tanya siapa orang
itu…….

【 …… Ini adalah metode tua, tetapi siapa yang menduga ini sangat
efektif…. 】 (Raja realist tertentu)

【 Bagaimanapun manusia adalah makhluk yang mempercayai apa yang ingin


mereka percayai. 】 (Perdana menteri pembuat rencana)

……. Sekarang, mari mulai penaklukannya.

***

~Pinggiran Kota Benteng 【 Altomura 】 – Hari kedua, menjelang malam ~

Meskipun Dukedom Amidonia telah menarik pengepungan mereka sesuai


dengan usulan Penguasa Altomura, Wyst Garrow, namun tidak ada tanda-
tanda dibukanya gerbang kota Altomura yang akan dibuka pada sore hari
sesuai yang dijanjikan. Lelah menunggu, Duke Amidonia, Gaius VIII
memerintahkan pengepungan ulang, dan dia juga memerintahkan untuk
menyerang kota itu setelah pengepungan selesai. Namun, karena melakukan
pengepungan ulang setelah penarikan pengepungan yang sebelumnya
membutuhkan waktu yang lama, ketika pengepungan ulang itu selesai, hari
sudah menjelang malam.

“Wyst sialan, meskipun dia hanyalah musuh kelas teri, dia telah menipu kita
seperti ini.” (Gaius)

Gaius yang sedang duduk dikursi lipat didalam tenda komando Pasukan
Amidonia, sedang menggerakkan kakinya dengan kesal. Para petugas yang
ada didekatnya, berperilaku seolah-olah tidak terjadi apapun. Jika mereka

Page | 148
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

memotong amarahnya saat ini, maka kepala mereka mungkin akan melayang.
Jadi tentu saja, suasana ditempat itu sangat berat.

Ditengah situasi itu, Pangeran Julius, berdiri dengan ekspresi tak acuh.

“Musuh kecil hanya mengulur waktu dengan sia-sia sama seperti musuh
kecil.” (Julius)

“Humph. Tentunya ini adalah perjuangan yang sia-sia. Sudah terlambat


baginya untuk memohon keselamatannya. Aku akan menghancurkan kota
pedesaan itu sebelum matahari terbenam. Pada saat itu, Wyst sialan, aku
akan memberimu begitu banyak siksaan yang akan membuatmu memohon
untuk mati sebelum aku menggantung kepalamu di gerbang itu!” (Gaius)

“…… Aku pikir itu adalah ide yang bagus.” (Julius)

Berbeda dengan Gaius, yang sedang dipenuhi kemarahan, Julius memiliki


ekspresi sedingin es seolah-olah kegelisahan sedang memenuhi kepalanya.
Dia merasakan kehadiran mencurigakan dibalik dinding itu. Wyst benar-benar
tidak memiliki harapan untuk menang, namun kenapa dia masih mengulur-
ulur waktu?

Pada saat itu, seorang prajurit Amidonia menerobos masuk kedalam tenda
komando untuk memberikan laporan.

“La-lapor! Seorang wanita muncul di atas dinding Altomura.” (Prajurit)

“Seorang wanita?” (Gaius)

Mendengar laporan dari prajurit yang sedang membungkuk, Gaius


mengernyitkan alisnya.

“Apa maksudmu?” (Gaius)

“Itu… berdasarkan jenderal yang mengenalinya, wanita itu adalah


Laksamana Angkatan Laut Elfrieden, Ecksel Walter.” (Prajurit)

Page | 149
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

“Ecksel Walter, katamu!? Jadi Kamu mengatakan bahwa salah satu dari
Ketiga Duke ada didalam benteng itu!?” (Gaius)

Gaius tidak dapat mempercayai hal itu. Hari ini baru dua hari setelah Raja
Elfrieden, Souma, mengirimkan Peringatan Terakhirnya kepada Ketiga Duke.
Tentu saja pada saat itu, hanya Laksamana Angkatan Laut, Ecksel Walter, yang
menerima otoritas Souma, tapi benteng ini telah dikepung sejak kemarin,
atau sehari setelah Peringatan Terakhir itu. Markasnya, Lagoon City, terletak di
ujung timur laut Elfrieden sementara Altomura terletak di dekat ujung barat.
Tidak peduli seberapa cepat dia bergerak, akan memakan waktu tiga atau
empat hari untuk melewati jarak itu. Jika dia berada di Lagoon City pada saat
Peringatan Akhir, maka dia tidak mungkin ada didalam Altomura saat ini.

“Bagaimana!? Bagaimana Ecksel bisa ada disini!?” (Gaius)

“…… Mungkin, Ecksel telah bersekongkol dengan Souma bahkan sebelum


Peringatan Akhir dimulai.” (Julius)

Berbeda dengan Gaius, yang kebingungan, Julius memiliki ekspresi seseorang


yang akhirnya memahami sesuatu. Identitas sebenarnya dari perasaan samar-
samar yang dia rasakan dari Altomura adalah bayangan Ecksel. Sesaat setelah
dia menyadari hal itu, Julius menyadari tipuan musuh, dan menjadi pucat. Jika
Ecksel telah bersekongkol dengan Souma, maka ada kemungkinan bahwa
Duke lainnya juga ada disisi Souma. Jika Peringatan Akhir itu hanyalah sebuah
lelucon, maka…..

Julius berdiri didepan Ayahnya dan berbicara dengan nada malu.

“Ayah, kita harus bersiap untuk mundur sekarang! Kita telah dipancing
keluar!” (Julius)

Gaius bingung dengan saran tiba-tiba untuk mundur itu.

“Dipancing keluar? Apa maksudmu?” (Gaius)

Page | 150
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

“Mungkin, dia menerima Peringatan Akhir dari Altomura. Negara kita juga
memiliki broadcast orb lain dan sesuatu seperti itu dapat dipindahkan.”
(Julius)

“Mengapa dia harus melakukan hal itu?” (Gaius)

“Tentu saja, karena saat kita bertujuan untuk menaklukan kota ini, tujuan
musuh adalah…..” (Julius)

【 Ada sesuatu yang ingin aku umumkan kepada seluruh rakyat Kerajaan
Elfrieden. 】 (Souma)

Seolah-olah mencegah penjelasan Julius, ada sebuah suara keras yang dapat
di dengar oleh seluruh pasukan Amidonia yang mengepung Altomura. Ketika
mereka melihat kearah kota, diatas Dinding Altomura mereka dapat melihat
melihat sosok seseorang yang besar. Tingginya sekitar 20 meter. Jika itu nyata
maka itu merupakan raksasa, namun pemandangan yang ada dibelakang
sosok itu dapat dilihat, jadi itu hanyalah gambar proyeksi. Sosok yang
mengenakan seragam militer itu adalah Raja Sementara Elfrieden, Souma
Kazuya. Hari ini dia tidak mengenakan pakaian yang biasa dia kenakan, tetapi
mengenakan seragam militer dengan benar. Pakaian melambangkan seorang
manusia*, penampilannya saat ini jauh lebih menakutkan dari biasanya.
*TN: Ideom yang berarti pakaian yang dikenakan seseorang dapat
menunjukan status sosial yang dia miliki.

Gaius dan Julius manatap Souma dengan tatapan penuh kebencian.

***

【 Ada sesuatu yang ingin aku umumkan kepada seluruh rakyat Kerajaan
Elfrieden. Ini adalah Raja Sementara Kerajaan Elfrieden, Souma Kazuya. 】
(Souma)

Diatas dinding Altomura, Ecksel memusatkan matanya pada penampilan


berseragam Souma dengan ekspresi yang indah. ‘Kabut super besar yang
memproyeksikan Souma’ ini adalah hasil dari sihir Ecksel. Dengan kekuatan

Page | 151
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

sihir yang dimiliki oleh Ecksel, yang merupakan keturunan Mizuchi (Ular Laut),
menggunakan sihir untuk meniru fungsi perangkat penyebar kabut yang
digunakan oleh alat penerima Siaran Kerajaan, adalah hal yang mudah
dilakukan dengan sisa kekuatan sihir yang masih banyak. Mengapa Ecksel
menggunakan kekuatannya seperti itu, adalah agar Siaran Kerajaan yang
Souma lakukan dapat dengan ‘sengaja’ ditonton oleh Pasukan Amidonia yang
sedang mengepung Altomura.

Didalam proyeksi, Souma menjelaskan, dalam cara bicara yang sederhana,


kejadian yang terjadi diwilayah Ketiga Duke sampai sekarang yang hanya
didengar oleh rakyat melalui desas-desus. Tentang Royal Army yang bentrok
dengan Angkatan Darat Kerajaan karena Georg Carmine melindungi para
bangsawan korup. Tentang Castor yang menunjukkan ketidakpercayaan
terhadap Souma dan menunjukkan sikap menentang. Tentang Ecksel yang
merupakan satu-satunya Duke, yang menunjukkan keinginan untuk
mematuhi perintahnya sejak awal. Meskipun Souma hanya membicarakan
kebenaran dengan lantang, dia tidak membicarakan masalah itu secara rinci.
Namun, itu juga merupakan hal yang tidak penting bagi rakyat. Apa yang
mereka ingin dengar adalah apakah benar mereka akan terseret kedalam
perang.

【 Ada banyak hal yang terjadi sampai saat ini, namun saat ini, mulai dari
Royal Army, Angkatan Darat Elfrieden, Angkatan Laut dan Angkatan Udara
akan berada dibawah komando-ku. Oleh karena itu, aku akan menyatakan
hasil dari perang sipil yang terjadi dinegara ini. 】 (Souma)

Konfrontasi antara Raja dan Ketiga Duke telah selesai. Bagi rakyat di negara
ini, mereka akan puas hanya dengan mengetahui tentang hal itu. Namun,
Ecksel memiliki wajah pahit. Hanya dua hari berlalu sejak Peringatan Terakhir.
Selama itu, Souma mampu mengalahkan Angkatan Udara milik Castor Vargas
dan Angkatan Darat milik Georg Carmine. Castor, yah, apapun. Dia adalah
seorang otak-otot, jadi dengan menggunakan rencana yang matang,
menyelesaikannya dalam sekejap bukanlah hal yang tidak mungkin. Namun
bagi Georg dengan mudahnya menyerahkan diri, maka sudah jelas bahwa dia
berniat untuk melakukan hal ini secara rahasia.

Page | 152
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

(Meskipun aku berpikir ada sesuatu yang lain karena itu dicapai dalam
waktu singkat, tetapi aku dapat menduga bahwa mereka telah
bersekongkol sejak awal…. Yang Mulia Souma, Perdana Menteri Hakuya,
dan juga Georg Carmine…. Para pemuda itu telah melakukannya dengan
sangat baik dan membuat wanita tua ini menari tepat ditangan mereka….)

“Dan juga, mungkin ini karena umurku”, sambil mengeluh, meskipun


penampilannya masih begitu cantik, Ecksel menghela nafas saat dia benar-
benar memahami rencana milik Souma dan Georg.

(Jika seperti itu, maka mereka seharusnya mencoba lebih keras untuk
menghentikan Castor…. Mungkin leher tua ini akan cukup untuk
menyelamatkan hidup kedua orang itu.)

Sambil memikirkan tentang hal itu, Ecksel menatap proyeksi Souma. Souma
telah sampai di bagian puncak pidatonya.

***

【 Pemberontakan telah berakhir. Namun, kita belum bisa menyarungkan


pedang kita saat ini! Mengapa demikian? Alasannya karena, Pasukan
Dukedom Amidonia yang tak tahu malu yang menggunakan keributan ini
sebagai kesempatan untuk melewati perbatasan dan menyerang negara kita!
Saat ini, Pasukan Dukedom Amidonia sedang mengepung Kota Altomura di
wilayah bagian barat! 】 (Souma)

Ketika Raja menyebutkan serangan Pasukan Dukedom Amidonia, separuh dari


rakyat Elfrieden menjadi gugup, dan setengahnya lagi terkejut. Sisi yang
gugup adalah orang-orang yang tinggal di wilayah barat yang telah
mendengar rumor serangan Pasukan Dukedom Amidonia, sementara sisi
yang terkejut adalah orang-orang yang tinggal di wilayah timur yang masih
belum mendengar tentang informasi itu sebelumnya. Mereka belum
mendengar informasi itu karena baru dua hari sejak Pasukan Dukedom
Amidonia memulai penyerangan.

Page | 153
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

Agar warga, terutama yang tinggal diwilayah timur, tidak akan menjadi panik
setelah mendengar informasi yang tiba-tiba ini, Souma memberitahu mereka,

【 Aku harap seluruh rakyat untuk tenang. Kami telah memperkirakan ini, jadi
salah satu dari Ketiga Duke, Ecksel Walter, telah berada di Altomura.
Meskipun saat ini Altomura sedang dikepung oleh Amidonia, kota itu tidak
akan jatuh. 】 (Souma)

Setelah mendengar perkataan Souma, rakyat sedikit menenang. Souma


kembali berbicara.

【 Saat ini, Angkatan Darat Kerajaan, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara
telah ditempatkan dibawah Royal Army. Pasukan penyerang Amidonia
berjumlah sekitar 30.000 pasukan. Sementara Royal Army, Angkatan Darat
Kerajaan dan Angkatan Udara yang akan menghadapi mereka, dapat
mengerahkan sekitar 55.000 prajurit. Jika seluruh pasukan datang menuju
Altomura, maka memukul mundur para penyerang adalah hal yang mudah. 】
(Souma)

Pernyataan itu mengirim gelombang kelegaan kesuluruh rakyat Elfrieden.


Namun, sesaat kemudian,

【 Namun, rakyatku sekalian. Apakah itu cukup? Akankah itu membuatmu


puas? 】 (Souma)

Kelegaan itu terhapus oleh suara kuat milik Souma.

【 Dukedom Amidonia telah lama mengincar wilayah negara kita. Mereka


memuji niat untuk memulihkan wilayah mereka yang direbut oleh raja
sebelumnya, sambil meningkatkan persiapan militer mereka dan selalu
menyebabkan ketegangan di perbatasan. Bahkan sekarang, Duke Amidonia
saat ini, Gaius VIII, telah menghasut permusuhan diantara Aku dan Ketiga
Duke, dan bertindak dibelakang layar untuk keuntungan mereka sendiri! Lalu,
mereka mengirim pasukan sesaat setelah permusuhan Georg Carmine
menjadi kenyataan dan kemudian menginjak-injak wilayah kita. Selama

Page | 154
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

perjalanan, mereka membakar, membantai, dan menjarah desa-desa dan


kota-kota yang mereka lewati! 】 (Souma)

【 Wahai Rakyatku sekalian! Biarkan aku menegaskan ini. Jika dinegara-


negara tetangga, ada orang seperti Gaius VIII, maka Kerajaan Elfrieden tidak
akan bisa beristirahat dengan benar. Karena keinginan egois mereka, mereka
telah melukai, memperkosa dan membunuh rekan-rekan senegara kita!
Rakyatku sekalian, bisakah kalian memaafkan mereka?! Apakah kamu puas
hanya dengan memukul mundur mereka?! Meskipun ini adalah masa dimana
seluruh manusia harus bergabung dibelakang Kekaisaran Grand Chaos untuk
melawan Pasukan Raja Iblis, bisakah perbuatan biadab yang telah melanggar
perjanjian ini dapat dimaafkan?! Tidak! Sangat tidak mungkin! Oleh karena itu
negara kita, meskpun kita tidak memiliki kewajiban tentang hal itu setelah
menerima serangan tiba-tiba, dengan tegas menyatakan…. 】 (Souma)

Souma berhenti sesaat setelah mencapai titik itu, dan setelah mengambil
nafas dalam-dalam, dia dengan jelas menyatakan.

【 Negara kita, Kerajaan Elfrieden menyatakan perang dengan Dukedom


Amidonia! 】 (Souma)

Sebuah pernyataan perang. Hal itu menyebabkan ketegangan diantara para


warga. Itu adalah sesuatu yang tidak pernah terjadi pada era raja sebelumnya,
Albert. Para pria itu diselimuti oleh kegembiraan yang aneh, para wanita
merasa takut, dan orang-orang tua yang merasakan hari-hari penuh perang
dibawah perang penaklukan raja sebelum Albert, merasa gelisah apakah hari
itu akan datang lagi. Namun, Souma berbicara tanpa goyah sedikitpun.

【 Siaran ini mungkin juga dilihat oleh Pasukan Dukedom Amidonia. Itulah
mengapa, biarkan aku menyatakan ini. Setelah ini, 50.000 pasukan milik kami
yang telah berkumpul di Carmine Duchy akan pergi menuju barat. Tujuan
kami adalah untuk menaklukan ibukota Dukedom Amidonia 【 Van 】.
Sementara kalian para bajingan sedang terhambat di Altomura, kami mungkin
telah membakar rumah-rumahmu. 】 (Souma)

Page | 155
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

Dan kemudian, saat 【 Perang Lima Hari 】 ini diubah menjadi sebuah drama
di masa depan, bagian akhir dari pernyataan perang yang Souma katakan
akan menjadi sangat terkenal dan selalu dijadikan bagian penutup sebuah
pidato (Itu sama terkenalnya dengan Caesar yang selalu mengatakan “Alea
acta est” saat melintasi Sungai Rubicon dan “Et tu, Brute?” saat sedang
dibunuh, tidak peduli adaptasi macam apa itu).

【 Dengar Gaius! Kami akan mengambil kembali lebih banyak dari apa yang
sudah Kamu ambil! 】 (Souma)

***

Di Gondola mewah yang mirip dengan Limousine milik Royal Army,


【 Layanan Transportasi Luar Negeri Kereta Naga Terbang Kerajaan 】
(dijuluki sebagai Naga Terbang VIP), adalah sesuatu yang mirip dengan
sebuah pesawat yang diangkat oleh empat wyvern. Saat Poncho sedang
mengumpulkan makanan sebelumnya, aku meminjamkannya salah satu dari
keempat wyvern ini. Bagian dalam gondola ini cukup luas dan juga mewah.
Aku berniat untuk melepas hiasan ini dan menjualnya ketika kami masih
berada ditengah krisis keuangan, tapi perdana menteri saat itu, Marcus,
memohon padaku sambil mengeluarkan air mata, “Tolong jangan jual hal-hal
yang berhubungan dengan wajah negara ini saat dilihat oleh negara asing”,
jadi aku menyerah pada ide itu.

Jadi didalam Naga Terbang VIP ini, Aku menyatakan pernyataan perang
melawan Dukedom Amidonia. Didepanku ada Broadcast Orb. Tidak peduli
seberapa luasnya gondola ini, mengangkut orb ini kedalamnya memiliki
banyak kesulitan. Karena ukurannya sedikit lebih besar dari langit-langit,
beberapa bagian dari langit-langit itu telah dibuang. Berkat itu, saat sedang
berada ditengah langit seperti saat ini, angin berhembus memasuki gondola
dan itu terasa cukup dingin. Ditengah-tengah pernyataan perang, kaki-ku
gemetar (bukan karena takut, tapi karena kedinginan); untungnya bagian
pinggang kebawah tidak diproyeksikan…..

“Kerja bagus. Sekarang kemarilah.” (Liscia)

Page | 156
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

Setelah menyelesaikan pernyataan perang sambil kedinginan, Liscia membuka


selimut yang menutupinya dan mengundangku untuk bergabung. Jadi kami
berdua berakhir dengan berada dibawah selimut yang sama. Hah, hangat…
hangat… Setidaknya cukup hangat. Aku tidak pernah berpikir akan
berterimakasih pada kehangatan tubuh orang lain dengan cara seperti ini.

“Ah, dingin. Jika aku tahu akan sedingin ini, maka aku akan lewat jalur
darat.” (Souma)

“Orb itu mustahil ditempatkan diatas kereta, Kamu tau? Disisi lain, jika kita
menggunakan transportasi Rhinosaurus, maka Kamu akan terserang mabuk
kendaraan, kan?” (Liscia)

“….. Jadi tidak ada yang lebih bagus.” (Souma)

Aku telah menaikinya saat memberikan bantuan bencana di desa dark elf,
tetapi perasaanku setelah menaikinya sangat buruk. Karena Hulbert dan yang
lainnya bepergian menggunakan itu, aku harus membuat beberapa
peningkatan atau ini mungkin akan menyebabkan hal buruk. Sementara aku
dengan lelah memikirkan hal itu, Carla, yang duduk didepanku, mengatakan
perkataan kasar.

“Humph. Lemah.” (Carla)

Gadis ini, yang kami bawa sebagai sandera untuk Angkatan Udara, tidak
mengenakan selimut atau mengenakan satu armor-pun, tetapi dia terlihat
tidak bermasalah dengan hawa dingin. Mungkin dia baik-baik saja karena dia
adalah dragonewt? Tetapi Naga adalah sejenis reptil, kan?

“Bukankah kadal memasuki masa hibernasi ketika musim dingin?” (Souma)

“Jangan samakan aku dengan hal itu! Naga kuat terhadap panas dan
dingin! Sejak awal, ketinggian semacam ini adalah wilayah alami untuk
Angkatan Udara!” (Carla)

“Ah, jadi seperti itu.” (Souma)

Page | 157
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

Kalau dipikir-pikir, Angkatan Udara naik diatas punggung wyvern. Jadi udara
dingin seperti ini adalah hal yang mereka rasakan setiap hari. Carla kemudian
mendengus kepadaku.

“Humph. Apa yang Kamu maksud dengan 【 Mengambil kembali lebih


banyak dari yang telah diambil 】? Orang yang memancing Pasukan
Dukedom Amidonia tidak lain adalah dirimu!” (Carla)

“……Ehhh~? Jadi Kamu menyadarinya?” (Souma)

“Semua orang yang sudah sampai sejauh ini akan menyadarinya.


Sungguh…. Secara pribadi memanggil musuh untuk membunuh orang
senegara dan kemudian mengklaim balas dendam. Benar-benar sandiwara
yang kejam. Jika sampah sepertimu tidak memancing Amidonia, maka……
Gugh……” (Carla)

Carla mengerang kesakitan ditengah perkataannya. Kelihatannya kalung itu


menyempit karena dia telah memanggil tuannya 【 Sampah 】. Aku berpikir
bahwa 【 Kalung Perbudakan 】 ini terlalu kaku, dan Carla seharusnya saat ini
sudah lebih mengetahuinya. Sementara Carla sedang terbatuk, aku berbicara
kepadanya.

“….. Tentu saja, aku mengerti. Bahwa korban yang dihasilkan oleh perang ini
adalah seolah-olah akulah yang membunuh mereka sendiri.” (Souma)

“Ta-tapi, orang yang memikirkan rencana ini adalah Hakuya, kan? Lalu
tanggung jawab Souma hanyalah…..” (Liscia)

Liscia mencoba membelaku, tapi aku menggelengkan kepalaku dengan


lembut.

“Orang yang memberikan izin kepadanya adalah aku. Aku memahami itu,
dan tetap memilih hal itu.” (Souma)

Ya. Meskipun aku memahami apa yang akan dihasilkan oleh rencana ini, aku
memilihnya. Aku tidak dapat tidak memilihnya.

Page | 158
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

“Sejauh ini, Dukedom Amidonia telah mengancam negara ini. Jika kita
membiarkannya, maka mereka dapat menghasut pemberontakan. Jika itu
terjadi, maka akan ada lebih banyak orang yang menjadi korban. Itulah
mengapa aku memilih untuk menggunakan kesempatan ini untuk
menghancurkan mereka sepenuhnya. Korban tidak sedikit yang dihasilkan
selama prosesnya, adalah dosa milik Raja; dosaku. Sebagai orang yang
berdiri di atas, akan lebih baik jika aku tidak dibebaskan dari hukuman….”
(Souma)

“…..Humph, Kamu benar-benar memiliki posisi yang bagus disini.” (Carla)

Kelihatannya Carla telah terlepas dari cekikan kalung itu karena dia segara
berbicara.

“Apakah Kamu benar-benar berpikir aku menyukai hal itu?” (Souma)

Aku kemudian bertanya dan mengirimkan tatapan serius kepada Carla.

“Bahkan saat aku sadar bahwa itu salah, aku tidak bisa tidak memilih itu.
Aku tidak bisa tidak mengorbankan sedikit untuk menyelamatkan banyak.
Terlebih lagi, dosa ini tidak bisa diputuskan oleh siapapun.” (Souma)

Aku pernah membaca sebuah buku yang mengatakan “Hukuman adalah


untuk memaafkan sebuah dosa”. Jadi jika tidak ada orang yang
menghukummu, maka dosa itu tidak akan termaafkan selamanya. Meski
begitu, aku tetap memilih hal itu. Sama seperti mesin yang tidak memiliki hati
manusia, Aku tidak bisa mengizinkan perasaan pribadi yang kumiliki
mengganggu hal itu.

“Setiap kali aku harus membuat pilihan, aku harus melepaskan sisi
kemanusiaanku. Apakah Kamu iri dengan posisiku?” (Souma)

“Guh……..” (Carla)

Carla memalingkan wajahnya seolah-olah lari dari tatapanku. Setelah


kesunyian itu tetap berlanjut untuk beberapa saat, Carla mulai berbicara
dengan nada kesal sambil tetap memalingkan wajahnya.

Page | 159
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

“Lalu, mengapa Kamu tidak mengatakan ini kepada Ayahku sejak awal? Jika
Kamu melakukannya, maka…..” (Carla)

“Apakah Kamu pikir bahwa Castor dapat menjaga rahasia semacam ini?”
(Souma)

“Itu…..” (Carla)

“Kami telah mempertaruhkan banyak hal, jadi Aku, dan juga Georg, tidak
dapat menerima lebih banyak resiko. Sejak awal, tidak peduli seberapa
banyak Ecksel dan aku memberikan bujukan lembut, Castor tidak
mendengarkan kami sama sekali, dan satu-satunya yang ingin bersaing
adalah sisimu, kan?” (Souma)

Jawaban yang kuberikan kepadanya membuat Carla menundukkan kepalanya


tanpa bisa mengatakan apapun. Melihatnya seperti itu, Liscia ingin
mengatakan sesuatu…. Tetapi dia menahannya. Saat aku melihat keduanya
seperti ini, aku menghela nafas.

(Sungguh…. Ini adalah pekerjaan yang tidak menyenangkan…. Menjadi Raja


seperti ini…….)

***

Selama Perang Lima Hari, beberapa desa telah dijarah oleh Pasukan Dukedom
Amidonia. Dikatakan bahwa Souma terus menyesali kejadian ini seumur
hidupnya. Setelah perang, desa yang rusak dan keluarga para korban
menerima banyak kompensasi dari negara; dan penduduk desa yang tidak
mengetahui apapun, menghormati dan memuji rasa kasihan yang dimiliki Raja
Souma. Namun, hal itu hanya menyiksa Souma. Tidak diketahui apakah itu
alasan dari hal itu atau tidak, tapi setelah itu, Souma tidak pernah lagi
mengambil rencana yang dapat menyebabkan korban, tidak peduli apapun
hasilnya.

***

Page | 160
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

«Pelajaran Idiom Klasik Elfrieden»

【 Biarkan pedesaan diserang, untuk menyerang ibukota 】…. Sebuah Ideom.


Artinya: Membuat sebuah pengorbanan kecil untuk mendapatkan
keuntungan yang lebih besar.

Hal ini berdasarkan sebuah kejadian saat Perang Lima Hari, ketika Souma
menggunakan Altomura sebagai umpan untuk memancing Pasukan
Dukedom Amidonia, jadi, dia dapat menggunakan kesempatan itu untuk
melancarkan serangan ke Ibukota Dukedom Amidonia.

Sinonim di bumi: 【 Potong sebuah bagian daging milik sendiri, untuk


menghancurkan tulang musuh 】 (Kalah dalam pertarungan untuk
memenangkan peperangan).

Page | 161
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

Chapter 10 – Tiga Hari yang Panjang Bagi Pasukan Amidonia

【 Sasaran kami adalah Ibukota Dukedom Amidonia, Vannes 】 (Souma)

Page | 162
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

Setelah mendengarkan pernyataan Souma, 30.000 Pasukan Amidonia yang


mengelilingi Altomura mundur dengan terburu-buru. Laksamana Angkatan
Laut Ecksel Walter dan Penguasa Altomura Wyst Garrote melihat spanduk
yang mereka tinggalkan disekitar kamp mereka, memantulkan cahaya
matahari sore dari dinding yang mengelilingi Altomura. Melihat kesamping
Wyst menemukan wajah Ecksel, yang terlihat mempesona dibawah sinar
matahari sore.

“….. Apakah kita tidak akan mengejar mereka?” (Wyst)

Wyst bertanya, seolah-olah untuk menutupi dirinya yang terpikat oleh wanita
itu. Namun, Ecksel menggelengkan kepalanya dengan pelan.

“Mereka memiliki kavaleri wyvern di barisan belakang mereka. Jika kita


tidak memiliki kavaleri wyvern, kita akan menerima serangan balasan yang
berat jika kita meninggalkan benteng untuk mengejar mereka. Gaius VIII….
Seperti yang diharapkan dari orang yang terus mengasah taring mereka
untuk melawan negara kita. Meskipun semuanya akan baik-baik saja jika
dia berada di telapak tangan Yang Mulia.” (Ecksel)

Ecksel mengatakan hal itu sambil menutup matanya, yang membuat Wyst
melebarkan matanya dengan terkejut. Duchess Ecksel yang memperlakukan
semua orang yang dia lihat sebagai anak-anak dapat menilai seseorang
setinggi ini, ini mungkin tidak pernah terjadi sebelumnya.

“Apakah Yang Mulia Souma benar-benar memiliki kecerdikan seperti itu?”


(Wyst)

“Kupikir tidak terlalu banyak dalam kecerdikan biasa, tapi dia datang
dengan sebuah rencana yang cocok dengan segala situasi. Seolah-olah dia
telah melihat perang yang sama.” (Ecksel)

“Apa maksud Anda dengan hal itu?” (Wyst)

“…… Ada kemungkinan bahwa Yang Mulia Souma telah datang dari dunia
yang penuh dengan tipu daya yang mengerikan.” (Ecksel)

Page | 163
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

Wyst bergidik mendengar hal itu. Dia telah mendengar bahwa Raja Souma
adalah seorang pahlawan yang dipanggil dari dunia lain. Dengan asumsi
bahwa dunia lain telah mengalami masa sulit dimana ada banyak negara yang
hancur dan ada tak terhitung nyawan yang hilang, maka jika dunia itu dan
dunia ini terhubung, akankah orang-orang yang ada didunia ini mampu
melawan mereka? Bahkan Raja muda yang terlihat tidak cocok berada
dimedan perang menurut pandangannya dapat merencanakan sebuah
strategi sampai sejauh ini. Tentu saja, takut langit jatuh menimpa kepala
mereka adalah ketakutan yang tidak perlu….

“Itu…. Hal yang luar biasa, kan?” (Wyst)

“Ya, benar…. Nah sekarang.” (Ecksel)

Ecksel menepukkan telapak tangannya seolah-olah untuk mengganti gearnya.

“Kukira bagian kita berakhir disini.” (Ecksel)

“…. Mungkin terlambat bagi saya untuk mengatakan ini Nyonya Ecksel,
tetapi tidak bisakah Anda menghancurkan Pasukan Amidonia
menggunakan kekuatan sihirmu bahkan tanpa harus mengulur waktu?”
(Wyst)

Pertanyaan Wyst dijawab oleh Ecksel dengan sebuah senyuman.

“Ara, Kamu tidak bisa mengandalkan nenek tua ini sepanjang waktu.
Bukankah tugas orang tua adalah untuk menonton orang-orang muda
berjuang dengan semua yang mereka miliki.” (Ecksel)

“Seperti yang Anda katakan….” (Wyst)

Wyst merasa heran, tetapi bertentangan dengan ekspresinya, Ecksel merasa


tergoda didalam hatinya.

(Bekerja dibelakang layar adalah apa yang kuinginkan saat ini. Mengingat
apa yang akan terjadi pada Carla setelah ini, Aku sepertinya harus
mendapatkan beberapa keuntungan lagi dalam pertempuran ini… tapi

Page | 164
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

menjadi terlalu mencolok akan meninggalkan kesan yang buruk kepada


Yang Mulia) (Ecksel)

Dia mengeluh dalam hati, tapi Ecksel bukanlah seseorang yang akan
menunjukkan sesuatu seperti itu di wajahnya.

“Nah, mari kita serahkan sisanya kepada anak-anak itu dan bergerak
menuju selatan seperti yang direncanakan.” (Ecksel)

Saat dia mengatakan itu, Ecksel memikirkan “salah satu anaknya yang lain”.

***

Dibawah senja, dengan bulan yang tersembunyi dibalik awan, para perwira
dan prajurit Amidonia barlari sambil memegang obor ditangan mereka.
Pemandangan dari sekumpulan obor berjumlah 30.000 yang dibawa oleh
para prajurit terlihat seperti ular yang merayap. Sebuah pemandangan yang
menakjubkan, ketika dilihat dari kejauhan, tetapi orang-orang yang
bersangkutan hanya lari dan lari, bermandikan dengan keringat dan dipenuhi
lumpur.

Didepan barisan itu, terdapat Duke Amidonia, Gaius VIII, diantara para
pemimpin kavaleri. Dia dengan sungguh-sungguh memacu kudanya kedepan
sambil dikelilingi oleh lima perwira kavaleri yang bertindak sebagai
penjaganya yang masing-masing memegang sebuah obor. Dia memiliki
ekspresi menakutkan diwajahnya. Semua ini karena Raja muda itu. Dia
memancing keluar Gaius dan pasukannya menggunakan wilayah mereka yang
telah direbut, yang memiliki tanah yang subur, sebagai umpan,
memperlihatkan bagian perut Ibukota Vannes yang seharusnya terlindungi
seperti armor, dan menyerangnya.

Georg Carmine yang seharusnya memblokir jalan menuju Ibukota telah


menyerah hanya dalam dua hari, dan Pasukan Elfrieden bergerak menuju
Vannes seolah-olah mereka hanya numpang lewat di Carmine Duchy. Vannes
adalah sebuah kota yang dibangun sebagai garis depan untuk bertahan
melawan serangan Elfrieden, dan sebaliknya merupakan batu pijakan saat

Page | 165
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

mereka menyerang Elfrieden. Untuk alasan itu, tidak ada satupun benteng
yang menghalangi Royal Army milik Elfrieden yang bergerak menuju Vannes.
Yang merupakan hasil dari harga diri dan kesombongan dari cara berpikir
Raja Albert yang kuno dan bahwa saat ini Elfrieden tidak memiliki keberanian
untuk menyerang negara lain.

Sekarang setelah sampai sejauh ini, Gaius menyadari bahwa dia telah ditipu
oleh Souma dan Georg. Tactician, seseorang yang dimanjakan oleh strategi.
Seorang strategist kadang dapat lupa bahwa dia bisa terjerat oleh sebuah
taktik. Itu persis dengan situasi yang dialami Gaius saat ini.

(Apa-apaan ini! Bagaimana Elfrieden yang lemah itu membuat kami


mengalami kesulitan sebanyak ini!) (Gaius)

Mantan ‘Kerajaan Amidonia’ kehilangan setengah dari wilayah kekuasaannya


dan hancur di bawah kebijakan ekspansi yang dilakukan oleh Raja Elfrieden
yang terdahulu. Ayah Gaius mengganti nama ‘Kerajaan Amidonia’ menjadi
‘Dukedom Amidonia’, agar mereka dapat melupakan hal itu, dan mengatakan
kita tidak dapat menyebut diri kita sebagai kerajaan saat ini karena kita telah
kehilangan setengah wilayah kita, dan menjuluki dirinya sendiri sebagai 【
Duke 】. Dukedom Amidonia telah berjalan dibawah kebijakan untuk
mendapatkan kembali wilayah mereka yang hilang dan dengan waspada
mengamati segala macam kesempatan sejak saat itu.

Setelah Raja terdahulu meninggal dan Alberto mewarisi takhta, Amidonia


memanfaatkan pemikiran kuno milik Alberto dan memasukan elemen
pengganggu ke Elfrieden. Hal itu terus berlanjut bahkan setelah Ayah Gaius
meninggal dan Gaius VIII mewarisi takhta. Sebagian besar elemen
pengganggu itu telah dihancurkan oleh Georg dan Ecksel, tapi kekuatan
kerajaan itu menurun secara bertahap. Itu berjalan lancar.

Alberto tidak banyak berarti, tapi perbedaan kekuatan antara Kerajaan dan
Dukedom sangatlah besar. Amidonia, yang lebih lemah dalam hal kekuatan,
tidak dapat melakukan apapun selain menonton dengan penuh perhatian dan
menunggu sebuah kesempatan. Lalu, saat yang mereka tunggu akhirnya

Page | 166
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

datang. Wilayah Raja Iblis muncul, masalah ekonomi dan pangan yang
disebabkan oleh Pasukan Raja Iblis melemahkan kerajaan, drama pewarisan
takhta yang mendadak, dan Ketiga Duke yang harusnya melindungi Kerajaan,
memberontak melawan Raja baru. Ini adalah kesempatan yang bagus.
Kerajaan saat ini tidak dapat bergerak bahkan jika mereka menginginkannya.
Keinginan lama Amidonia saat ini telah membuahkan hasil.

….. atau itulah yang seharusnya terjadi, tapi apa kenyataannya? Sisi yang
sedang terpojok bukan lain adalah Dukedom itu.

(Jika sekarang kita kehilangan Vannes, Amidonia tidak akan pernah bangkit
kembali untuk yang kedua kalinya. Aku tidak dapat menunjukkan wajahku
kepada arwah para leluhur jika hal itu terjadi) (Gaius)

Gaius meringis penuh penyesalan.

(Tapi tidak! Ini masih belum berakhir! Vannes adalah sebuah benteng yang
kokoh. Kami telah meninggalkan 5.000 pasukan terbaik kami untuk
melindunginya, mereka dapat bertahan selama dua atau tiga hari melawan
pasukan besar itu. Jika kami sampai di Vannes pada saat itu dan
mengejutkan Royal Army dalam serangan dua arah, kami masih dapat
memenangkan ini!) (Gaius)

Gaius menguatkan dirinya, lalu….

“Ayah!” (Julius)

Kuda milik Julius berlari mendekati kuda Gaius.

“Kita bergerak terlalu cepat! Jika kita terus begini, lupakan kereta pembawa
pasokan, kaki para prajurit akan kelelahan dan mati! Tolong sedikit
memperlambat kecepatan ini….” (Julius)

“Diam!” (Gaius)

Gaius memotong usulan Julius dengan sebuah teriakan.

Page | 167
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

“Jika kita kehilangan Vannes kita tidak akan pernah bangkit lagi! Kita harus
mencapai Vannes sebelum itu dikalahkan tidak peduli bagaimanapun
caranya. Kita akan melakukan serangan dua arah kepada Pasukan Kerajaan
itu bersama dengan prajurit yang ada didalam benteng!” (Gaius)

Melihat pidato bersemangat milik Gaius, Julius merasa gelisah. Dia tidak
punya pilihan lain selain merasa bahwa Gaius saat ini menempatkan terlalu
banyak penekanan pada Ibukota dan terlalu bersemangat tentang hal itu.

“Ayah, bahkan jika kita kehilangan Vannes, pasukan kita masih berada
dalam keadaan baik. Bisakah kita bertahan di kota dengan pertahan bagus
yang lain dan meminta bantuan Kekaisaran? Bagaimanapun, kita, tidak
seperti Elfrieden, adalah salah satu penanda tangan 【 Deklarasi
Kemanusiaan 】.” (Julius)

【 Deklarasi Koalisi Kemanusiaan Melawan Makhluk Iblis 】, biasanya disebut


【 Deklarasi Kemanusiaan 】, adalah kebijakan yang dikenalkan oleh
kekuatan terbesar di sisi manusia di benua ini, 【 Kekaisaran Grans Chaos 】.

Pertama, tidak mengizinkan perubahan perbatasan karena peperangan atau


operasi militer antar manusia.

Kedua, menghormati hak persamaan derajat dan penentuan nasib sendiri


untuk semua warga disetiap negara.
(Artinya, karena perbatasan negara tidak diperbolehkan bergeser, untuk
melarang pembuangan dan penganiayaan terhadap masyarakat minoritas
dalam sebuah negara)

Ketiga, bagi negara yang jauh dari Wilayah Raja Iblis untuk mendukung
benteng yang merupakan negara yang terletak didekat Wilayah itu.

Itu adalah tiga isi utama dari 【 Deklarasi Kemanusiaan 】. Dukedom


Amidonia menandatangani Deklarasi Kemanusiaan itu, tapi untuk Elfrieden,
mereka tidak menandatanganinya bahkan setelah Raja Souma naik takhta.
Karena itu, Amidonia dapat mengklaim telah kehilangan wilayah kepada
Kekaisaran dan sebagai pemimpin dari Deklarasi Kemanusiaan, akan datang

Page | 168
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

untuk membantu sekutunya Amidonia dan menekan Elfrieden untuk


mengembalikan wilayah Amidonia yang telah diambil (tidak termasuk wilayah
yang hilang sebelum deklarasi).

Menyerang negara lain atas keinginan sendiri dan mengeluh ketika mereka
balas diserang. Itu seperti yang dikatakan oleh Menteri Keuangan Colbert
sebelum peperangan, sebuah pandangan yang sangat menyesatkan, tapi
kesalahan terletak pada Elfrieden yang tidak menandatangani 【 Deklarasi
Kemanusiaan 】. Julius berpikir bahwa itu adalah ide yang bagus. Namun,

“Kamu bodoh! Kekaisaran tidak setolol itu!” (Gaius)

Gaius memotongnya dengan jelas.

“Kita memanfaatkan celah yang ada pada Deklarasi dalam perang ini.
Tentu, mereka mungkin akan datang untuk membantu jika kita mengajukan
keluhan, tapi tindakan tidak logis seperti itu akan meninggalkan kesan
buruk kepada kita. Mereka mungkin akan menggunakan itu sebagai alasan
untuk mengecualikan kita berdua dan menjadikan negara kita sebagai
boneka.” (Gaius)

“………” (Julius)

Dimarahi seperti itu, Julius tidak dapat menemukan satu katapun untuk
menjawabnya. Melihat Julius seperti itu, Gaius mendengus, hmph, dan dengan
keras memerintahkan.

“Jika Kamu mengerti maka cepatlah! Kita akan sampai di Vannes sebelum
kota itu jatuh bagaimanapun caranya!” (Gaius)

Namun, pergerakan paksa itu terganggu. Elfrieden dan Amidonia dipisahkan


dibagian selatan oleh perbatasan pegunungan Ursula. Ketika Pasukan
Amidonia memasuki rute yang mengarah kepegunungan itu, kuda dan
prajurit mereka satu per satu mulai terjebak oleh tanah berlumpur,

“Ap, apa-apaan dengan semua lumpur ini!?” (Prajurit A)

Page | 169
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

“Sial, kudaku terjebak! Seseorang tarik aku!” (Prajurit B)

“Oi oi, tidak ada hal seperti ini saat kita datang, kan!?” (Prajurit C)

Itu adalah pemandangan kuda yang terjebak lumpur disana-sini dan orang-
orang yang tersungkur dan menggeliat saat kaki mereka terjebak lumpur.
Melihat pemandangan mengerikan itu, Gaius tercengang. Lembah Gordoa
adalah sebuah jalan yang mereka lewati saat mereka datang. Pada saat itu
tanah disini keras dan kering, dan tidak mungkin dapat menjebak kaki.

“Apa yang terjadi… Kupikir tidak ada hujan yang terjadi disini. Bagaimana
jalan menjadi seburuk ini.” (Gaius)

Pada saat itu, salah satu prajurit berteriak seakan menjawab pertanyaan Gaius.

“Mu, musuh!” (Prajurit)

Sesaat kemudian terdengar suara anak panah yang menerobos udara dalam
kegelapan dan suara sesuatu yang hancur dengan keras. Setiap kali suara itu
terdengar satu per satu prajurit Amidonia terjatuh. Salah satu pembawa obor
yang ada didekat Gaius terjatuh dengan suara kecil, memanaskan
ketidaksabaran Gaius.

“Apa ini! Apa yang terjadi!” (Gaius)

Kemudian, salah satu prajurit berlari kearahnya dan melapor.

“Ini adalah serangan musuh! Kelihatannya Elfrieden telah menyembunyikan


prajurit di lembah ini untuk melakukan penyergapan! Musuh bersembunyi
diantara pohon yang ada di gunung, dan menyerang menggunakan anak
panah dan es!” (Prajurit)

“Es katamu!?” (Gaius)

“Sepertinya, musuh memiliki penyihir beratribut air diantara mereka!”


(Prajurit)

Page | 170
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

“Itu buruk… Jadi daratan yang buruk ini juga hasil perbuatan mereka!”
(Gaius)

Gaius memutar wajahnya dengan marah. Julius berusaha menenangkannya.

“Tenanglah Ayah! Pasukan utama Elfrieden sedang menuju Vannes jadi


tidak mungkin ada banyak yang bersembunyi disini. Jalan sempit itu juga
tidak dapat menampung pasukan besar. Kita pertama harus
memprioritaskan untuk keluar dari lembah ini secepat mungkin.” (Julius)

“Grrr, tapi bagaimana, dengan jalan seburuk ini?” (Gaius)

“…. Mau bagaimana lagi. Mari biarkan prajurit yang berjalan kaki pergi
terlebih dahulu. Kita akan menginjak mereka saat mereka terjebak lumpur.”
(Julius)

Gaius melebarkan matanya mendengar usulan tak berperasaan yang


dikatakan Julius.

“Kamu ingin menggunakan orang-orang kita sebagai batu loncatan!?”


(Gaius)

“Mau bagaimana lagi. Jika Ayah jatuh disini maka Pasukan Amidonia akan
runtuh dan kita tidak dapat bertempur dengan Elfrieden. Tolong tentukan
keputusanmu.” (Julius)

“….. Kurasa kita tidak punya pilihan lain.” (Gaius)

Membuka sebuah jalan dengan mengorbankan para prajurit. Jika Souma


berada ditempat Gaius, dia akan menderita dengan pilihannya, tapi Gaius
memutuskannya dengan cepat.

‘Keinginan balas dendam’ yang dimiliki Amidonia terhadap Elfrieden telah


menjadi identitasnya. Bahkan ketika dikelilingi oleh negara-negara kuat, jatuh
kedalam kesulitan ekonomi dan pangan, alasan kenapa keyakinan Amidonia
tidak hancur dapat dikatakan adalah karena keinginan balas dendam kepada

Page | 171
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

Elfrieden. Bahkan jika mereka menderita, mereka akan puas jika Elfrieden
lebih menderita.

Mereka percaya bahwa penyebab mereka menderita bukan karena atasan


mereka yang melakukan investasi berlebihan di militer bahkan walaupun
orang itu menderita, tetapi karena Elfrieden mencuri tanah subur yang
mereka miliki. Kejadian itu terjadi lebih dari 50 tahun yang lalu. Bahkan saat
orang-orang yang berada pada kondisi itu, bagi kalangan atas, mereka akan
mengorbankan apapun demi bertempur dengan Elfrieden. Di negara ini
sekarang, Colbert dan Roroa yang berpikir akan melakukan sesuatu dengan
semua yang mereka miliki adalah pengecualian.

Itulah sebabnya bagi Gaius, tidak dapat bertempur dengan Elfrieden adalah
masalah yang lebih besar daripada kehilangan beberapa prajurit. Itulah
mengapa dia dapat memberi perintah tanpa ragu-ragu.

“Perintahkan para prajurit untuk maju kedepan! Kita harus cepat dan keluar
dari lembah ini!” (Gaius)

Setelah perintah tidak manusiawi itu diturunkan, para prajurit berperingkat


rendah pergi pertama kali, dan kavaleri mengikuti dibelakang mereka
sepanjang jalur aman yang ditinggalkan oleh prajurit yang terjebak lumpur
dan tidak dapat bergerak. Itu adalah pemandangan yang mengerikan.
Terjebak lumpur sudah cukup buruk, tetapi karena kekacauan yang
disebabkan oleh serangan mendadak para prajurit tidak mematuhi perintah
dan pergerakan yang berantakan menyebabkan beberapa prajurit menginjak
prajurit lain yang terjebak lumpur saat mereka bergerak maju. Beberapa
orang mati dengan sangat mengenaskan, karena diinjak-injak oleh kuda.

***

Ada sebuah kelompok yang menonton adegan mirip neraka itu dari lereng
yang dikelilingi pohon.

Mereka mengenakan armor kulit berwarna hitam, dilengkapi dengan panah


dan tongkat sihir, dan ada kain hitam yang menutupi wajah mereka. Mereka

Page | 172
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

adalah unit serangan kejutan yang menyerang Pasukan Amidonia beberapa


saat yang lalu. Mereka berjumlah sekitar dua ribu. Ditengah-tengah kelompo
itu ada seseorang dengan perawakan kecil yang sudah jelas adalah seorang
wanita dengan bentuk tubuh luar biasa bahkan dengan pakaian yang dia
kenakan.

Dia adalah pemimpin dari unit berpakaian hitam itu, dan apa yang dia lihat
adalah Pasukan Amidonia yang terus berjalan tanpa menolong teman mereka
yang terjebak lumpur dan bahkan malah menginjak-injak mereka. Dia
menggigil, jadi ini sebesar ini kekejaman yang dilakukan manusia dalam
rangka untuk menyelamatkan nyawa mereka.

Page | 173
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

(Raja memang selalu memberikan perintah keras setiap saat, tetapi aku
tidak bisa menyukai orang yang memberikan perintah seperti ini, bukan
sebagai seorang manusia, apalagi seorang Raja) (Wanita tertentu)

Saat dia sedang berpikir, salah satu prajuritnya datang kepadanya dengan
sebuah laporan.

“Nona ‘Canaria’, Pasukan Amidonia telah meninggalkan Lembah. Apakah


kita harus mengejar?” (Prajurit)

Pemimpin itu menggelengkan kepalanya kepada bawahan yang memberikan


laporan itu.

“Tidak perlu. Tugas kita adalah untuk mengganggu dan menjegal


pergerakan musuh. Dan juga kita hanya berjumlah 2000, kita tidak akan
mampu menghasilkan hasil yang lebih baik bahkan jika kita mengejar
mereka. Aku menganggap pekerjaan ini selesai. Bersiap untuk mundur.”
(Canaria)

“Baik.” (Prajurit)

Setelah bawahannya pergi, dia membuka kain yang menutupi wajahnya.


Tepat setelah itu, awan yang menutupi bulan pergi dan sinar bulan menyinari
‘rambut biru’-nya yang indah. Dia adalah dang Idol, Juna, yang hanya dengan
menyisir rambutnya dengan kasar dapat menghasilkan sebuah lukisan yang
indah. Didepan Raja, dia adalah seorang Idol yang bekerja di kafe musik 【
Lorelei 】, di didalam Angkatan Laut Kerajaan, dia adalah pemimpin dari 2000
pasukan elit yang dikumpulkan dengan tujuan untuk bekerja didaratan,
‘Canaria’. Ya, serangan kejutan ini dilakukan oleh bawahan Ecksel, Royal
Marine Corp.

Setelah berhasil menyelesaikan tugasnya, Juna menepuk dadanya dengan


lega.

(Setelah nenek melakukan pekerjaannya dengan baik, Aku tidak boleh


gagal disini) (Juna)

Page | 174
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

Nenek yang dia maksud adalah Ecksel Walter. Selain “Idol” dan “Canaria”,
Juna juga berperan sebagai cucu Ecksel Walter. Memang, berumur panjang
dan memiliki begitu banyak kekasih, Ecksel memiliki sangat banyak anak. Dia
memiliki begitu banyak kerabat yang jika seseorang mengumpulkan seluruh
cucu…. Dan cicitnya, orang itu dapat membentuk kota kecil dengan cucu dan
cicit itu. Karena memiliki banyak kerabat dapat memungkinkannya untuk
merebut seluruh negara hanya dengan keturunannya saja, dia hanya
menggunakan nama ‘Walter’ untuk dirinya sendiri untuk mencegah
kecurigaan memiliki motif tersembunyi dan memutus hubungan kekerabatan
dengan seluruh anaknya setelah mereka dewasa, dan mengirim mereka ke
keluarga lainnya. Juna adalah salah satu satu dari anak laki-laki Ecksel yang
menikah dengan keluarga lain.

Melihat Pasukan Amidonia yang ditinggalkan dengan kejam sebuah seringai


muncul di wajah cantik milik Juna yang dia warisi dari Ecksel.

“…. Jika kita meninggalkan mereka, akan ada resiko binatang liar yang
merasakan daging manusia. Ambil setiap orang yang masih bernafas
sebagai tahanan, kita akan mengubur sisanya.” (Juna)

“Apakah kita menolong Pasukan Amidonia?” (Prajurit)

“Prajurit yang ditinggalkan oleh Rajanya telah diselamatkan oleh Souma


yang seharusnya menjadi musuh mereka. Rumor itu akan meningkatkan
ketenaran Yang Mulia, yang tidak akan menjadi hal buruk.” (Juna)

“Begitu.” (Prajurit)

Sama seperti suasana hatinya, Juna memiliki garis pemikiran dewasa. Saat dia
memberikan instruksi kepada bawahannya, dia mengarahkan pandangannya
ke utara. Itu adalah arah dimana Souma harusnya sedang berada saat ini.

(Yang Mulia. Semoga keberuntungan perang selalu bersamamu) (Juna)

***

Page | 175
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

Barisan Pasukan Amidonia setelah menerima serangan di Lembah Gordoa


berjalan dengan sangat lambat. Ketika mereka kembali menggabungkan
pasukan mereka setelah meninggalkan lembah, 30.000 prajurit yang mereka
miliki telah berkurang sebanyak lima belas ribu prajurit. Itu tidak hanya
termasuk korban tewas akibat serangan kejutan dan mereka yang terinjak
sampai mati setelah terjebak lumpur, tetapi juga sejumlah besar bawahan
yang melarikan diri. Juga, karena pasukan persediaan telah meninggalkan
kereta-kereta yang berisi persediaan ketika mereka lari, Pasuka Amidonia
bukan hanya terserang kelelahan tetapi juga kelaparan.

Dengan tekanan yang dirasakan para prajurit yang mencapai puncaknya,


tidak tau kapan hal itu akan meledak, dan juga dengan jumlah yang
berkurang menjadi hanya lima belas ribu, itu menjadi lebih sulit untuk
menang melawan 55.000 Royal Army yang dimiliki Elfrieden bahkan jika
mereka melakukan serangan dua arah dengan prajurit penjaga di Vannes. Hal
pertama yang dilakukan oleh Gaius VIII di situasi ini adalah menyalahkan
komandan pasukan persediaan atas hilangnya persediaan makanan dan
memenggal kepalanya untuk menenangkan kemarahan para prajurit.
Selanjutnya, dia menarik warga dari desa dan kota disekitarnya dan menyuruh
mereka menjadi pasukan Amidonia, dan entah bagaimana memulihkan
jumlah pasukan mereka menjadi 25.000 orang dengan cara ini. Tentu saja, dia
mengundang ketidakpuasan selama melakukan hal itu, tapi dengan hidup
dan mati negara sebagai taruhannya, Gaius tidak bisa mengkhawatirkan hal
itu.

Meskipun setidaknya meningkatkan jumlah mereka, proses pengumpulan


persediaan dan pasukan menunda pergerakan mereka, dan baru setelah dua
hari sejak mereka mundur, mareka dapat kembali bergerak menuju Vannes.
Kemudian satu setengah hari setelah itu, siang hari kelima dihitung dari
pertempuran pertama dari berbagai pertempuran yang terjadi, 【
Pertempuran Kota Benteng Crimson Dragon 】 pecah, Pasukan Amidonia
akhirnya sampai pada jarak satu hari perjalanan dari Vannes.

Namun, Pasukan Amidonia telah membuat kesalahan fatal beberapa hari ini.
Mereka bergerak terlalu cepat. Orang mungkin berpikir Apa yang salah

Page | 176
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

dengan itu? Bukankah Sun Tzu bahkan mengatakan bahwa 【 Kecepatan


adalah inti dari perang 】?, tapi pada tulisannya yang asli, dia mengatakan 【
Meskipun kita telah mendengar ketergesa-gesaan yang bodoh selama
perang, kepintaran tidak pernah berhubungan dengan penundaan yang
lama* 】 itu berarti bahwa “Dalam perang, kerena mengkonsumsi sumber
daya nasional, akan lebih bagus jika itu terjadi dalam waktu singkat, dan
jarang ada keuntungan dari perang yang berlarut-larut”.
*TN: Sun Tzu. The Art of War, chapter II: Waging War

Itulah sebabnya apa yang sebaiknya diterapkan oleh Pasukan Amidonia


adalah apa yang Sun Tzu katakan setelahnya:

【 Bermain dengan sebuah pasukan mungkin adalah hal yang


menguntungkan, atau mungkin berbahaya. Jika kamu mengumpulkan
pasukan dengan perlengkapan lengkap dalam barisan untuk mendapatkan
keuntungan, ada kesempatan bahwa kamu akan terlambat. Disisi lain,
menugaskan pasukan dengan pergerakan cepat akan mengorbankan barang
bawaan yang kamu bawa* 】
*TN: Sun Tzu. Art of War, chapter IX: Memainkan Pasukan

【 Perang 】 adalah persaingan untuk mengambil posisi strategis. Dalam


kasus pertempuran Yamazaki antara Hashiba Hideyoshi dan Akechi Mitsuhide,
posisi strategisnya adalah “Gunung Tennou”, dan dalam kasus perang antara
Rusia dan Jepang, itu adalah “Bukit 203”. Tentu saja, jika salah satu sisi
mampu mengambil posisi strategis ini, pertempuran akan menjadi lebih
menguntungkan. Namun, Sun Tzu berkata bahwa terus-menerus bersaing
dengan musuh untuk mendapatkan tempat-tempat strategis adalah tindakan
yang berbahaya. Jika salah satu sisi mengerahkan seluruh pasukannya kesana,
mereka akan tertinggal oleh musuh, sedangkan jika salah satu sisi
mengirimkan pasukan dengan pergerakan cepat, pasukan itu akan
meninggalkan pengangkut pasokan dibelakang. Jadi tidak peduli seberapa
pentingnya posisi strategis itu, tindakan itu akan sia-sia.

Sun Tzu juga mengatakan bahwa dengan bergerak sejauh 100 li* hanya akan
ada 10% pasukan yang akan sampai ditujuan, dan seluruh pemimpin dari

Page | 177
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

ketiga devisi dari pasukan itu akan jatuh ketangan musuh, sedangkan dengan
bergerak sejauh 50 li, hanya setengah dari sebuah pasukan yang akan sampai
di tujuan dan pemimpin devisi pertama dari pasukan itu akan dibuang.
Mengamankan posisi strategis akan membuat pasukan kelelahan dan tanpa
adanya pasokan, seseorang tidak dapat melakukan apa-apa. Melihat kembali
pada tindakan yang dilakukan oleh Pasukan Amidonia, mereka dengan keras
kepala tetap bertujuan untuk mendapatkan posisi strategis di Ibukota Vannes,
meninggalkan kereta pasokan mereka, dan semua prajurit mereka kelelahan.
Itu sama persis dengan yang Sun Tzu katakan sebagai langkah bodoh.
*TN: 1 li = sekitar 416 meter di masa Sun Tzu, jadi 100 li sekitar 41 km, dan 50
li sekitar 20 km.

Saat ini, apa yang Pasukan Amidonia lihat saat mereka mendekati daratan
beberapa puluh kilometer di selatan Vannes adalah barisan ‘Royal Army
dengan keadaan sempurna milik Elfrieden yang menunggu kedatangan
mereka’. Melihat barisan itu, Gaius merasa kekuatan meninggalkan dirinya
dan hampir terjatuh dari kudanya.

“Mustahil… apakah, apakah Vannes telah ditaklukan…?” (Gaius)

Tidak ada seorangpun disana yang dapat menjawab gumaman-nya.

***

Langsung menuju kesimpulan, saat ini, Ibukota Dukedom Amidonia, Vannes,


masih belum ditaklukan.
55.000 prajurit Royal Army Elfrieden dibawah komando Souma sampai di
Vannes sehari lebih cepat dari pada Pasukan Amidonia, tetapi tidak
menyerang 5000 pasukan elit yang ada di dalam Vannes. Sebaliknya, mereka
mengerahkan 10.000 pasukan untuk mengawasi para penjaga benteng
sementara pasukan utama bergerak menuju daratan puluhan kilometer di
selatan Vannes dan menunggu kedatangan pasukan utama Amidonia.

Ya, tujuan Souma sejak awal adalah pasukan utama Amidonia. Itulah alasan
mengapa dengan sengaja mengatakan kepada Gaius tentang tujuan dari
strateginya yang seharusnya dia sembunyikan. Dengan menyatakan “Aku

Page | 178
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

akan menyerang Vannes”, dia akan menunggu dan menghancurkan Pasukan


Amidonia yang datang dengan panik. Dari 36 siasat milik Sun Tzu, itu adalah
rencana yang menerapkan siasat nomor 6: “Buat suara di timur, kemudian
serang dari barat”, yang juga pemeragaan dari “Pertempuran Maling*”, yang
senama dengan nomor 2: “Kepung Wei untuk menyelamatkan Zhao”. Itu
adalah rencana untuk lari dan menangkap rival Sun Tzu kedua, Sun Bin—yang
bernama Pang Juan. Orang-orang seperti Gaius tidak akan menyadari hal itu.

Berhadapan dengan 25.000 Pasukan Amidonia yang semuanya kelelahan dan


kehilangan hampir seluruh kereta pasokan mereka, adalah Royal Army
Elfrieden yang sedang bersemangat setelah memakan “makanan untuk
seluruh pasukan” yang disiapkan oleh Poncho dan beristirahat di daratan ini

Page | 179
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

selama satu hari. 55.000 pasukan yang segar bugar melawan 25.000 pasukan
yang kelelahan. Dapat dikatakan bahwa arah dari pertempuran ini telah
sangat jelas bahkan sebelum pertempuran itu dimulai.

Setelah markas didirikan dibagian tengah sayap formasi yang dimiliki oleh
Royal Army Elfrieden, Souma yang telah duduk dikursi, berdiri, dan
mengangkat tangan kanannya, dan mengayunkannya kebawah ke arah
Pasukan Amidonia.

“Serang.” (Souma)

Page | 180
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

Chapter 11 – Pertempuran Penentuan

Melihat drama beberapa tahun kemudian, banyak diantara mereka yang


menggambarkan Souma Kazuya sebagai seorang penguasa yang diberkati
dengan kebijaksanaan dan keberanian. Seorang penguasa yang baik hati,
yang dengan keberaniannya akan mengalahkan banyak pasukan kuat dalam
sekali serang, dan dia akan mempermainkan musuhnya menggunakan
kebijaksanaannya, dan menuntun rakyat menuju kemakmuran melalui
langkah-langkah politik yang luar biasa. Sejarawan, bagaimanapun,
membantah penilaian itu. Dia memang mendirikan kekaisaran yang
memerintah wilayah yang sangat luas, tapi kemampuan pribadinya tidak
semuanya sempurna. Itu adalah opini yang ada.

Untuk memulainya, sepanjang hidupnya, Souma tidak melakukan perang


melawan negara asing selain yang dapat dia genggam dengan satu tangan,
dan dia tidak memiliki begitu banyak kesempatan untuk menunjukkan
keberaniannya di medan perang. Hampir semua urusan militer diturunkan
kepada anak cucu milik bawahannya. Juga tidak ada bukti bahwa dia memiliki
kebijaksanaan untuk mempermainkan musuhnya. Karena ada banyak orang
pintar yang dipekerjakan selama masa pemerintahannya, dimulai dengan
perdana menteri sebelumnya, Hakuya, dia hanya memilih pendapat terbaik di
antara yang mereka usulkan.

Melihat langkah-langkah politiknya, sementara dia sudah pasti banyak


memiliki orang berbakat, banyak yang menduga bahwa sebenarnya
merekalah yang membawa rakyat menuju kemakmuran. Lagi dan lagi, Souma
terlihat kesusahan dengan posisinya. Jika seluruh kebijakannya menghasilkan
hal-hal yang baik maka dia seharusnya tidak begitu sedih. Itu adalah Dengan
demikian para sejarawan beropini bahwa kemampuan pribadi milik Souma
tidak setinggi dengan yang digambarkan didalam drama.

Meski begitu, hanya sedikit orang yang menganggap Souma hanyalah


seorang pemimpin yang baik dicatatan mereka. Ada juga pendapat umum

Page | 181
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

yang dimiliki sejarawan lain tentang Souma, yaitu bahwa “Dia pandai
mengumpulkan dan menggunakan orang”. Bahkan meskipun kemampuan
Souma tidak lebih tinggi dari orang lain, Dia adalah orang hebat dalam
mengirikan orang yang tepat ke tempat yang tepat dan mengumpulkan
jumlah prajurit yang tepat di medan yang tepat. Kemenangan pada
pertempuran lima hari yang membuat namanya terkenal keseluruh benua
kebanyakan berkat bakat itu.

Dapat mengetahui apa yang dapat dan tidak dapat dia lakukan, dapat
mempercayakan apa yang tidak dapat dia lakukan kepada orang yang dapat
melakukannya, itu adalah kemampuan terpenting yang harus dimiliki orang
seorang Kaisar.

***

“Aku tak menyangka mereka akan segigih ini….” (Souma)

Di kamp utama Royal Army Elfrieden, aku terkejut melihat semangat tempur
yang dimiliki Pasukan Amidonia. Meskipun sudah jelas siapa yang akan
menang antara 【 55 ribu Royal Army Elfrieden yang segar bugar 】 dan 【
25 ribu Pasukan Amidonia yang benar-benar kelelahan 】, Pasukan Amidonia
berada pada sisi yang dirugikan. Sebaliknya, bisakah kami benar-benar
menembus mereka?

Pertama, baik kavaleri wyvern milik Elfrieden atau Amidonia masuk kedalam
dogfight. Setelah tidak mengalami kerusakan dibawah serangan di Lembah
Gordoa dan tidak kelelahan karena menunggangi wyvern, kavaleri wyvern
Amidonia adalah pasukan mereka yang paling bugar. Mereka berjumlah
kurang dari seribu, tapi karena mereka melakukan strategi bertahan, bahkan
kavaleri wyvern milik Elfrieden tidak bisa menembusnya bahkan dengan
jumlah dua kali lipat. Memiliki keuntungan udara akan menentukan jalannya
pertempuran tapi tampaknya mereka tidak bisa menyelesaikannya dalam
waktu dekat.

Pada akhirnya, aku harus menggantungkan jalannya pertarungan di


pertempuran darat. Barisan prajurit Elfrieden tersusun dalam formasi crane

Page | 182
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

wing. Di bagian ada Ludwin dengan 10.000 prajurti Royal Guard dan Royal
Knight, di bagian sayap kiri ada Glaive dengan 15.000 prajurit Royal Army
(Hulbert dan Kaede berada di kelompok ini), sementara di sayap kanan ada
Liscia dengan 15.000 Royal Army dan bala bantuan dari desa Dark Elf.
Sejujurnya, aku ingin di tinggal disini di Kamp Utama, tetapi Angkatan Darat
baru saja bergabung dan masih berada dalam kebingungan, jadi saat ini tidak
ada yang bisa memimpin para pasukan itu selain dia. Jadi aku dengan enggan
mengizinkannya.

Walaupun di Angkatan Darat dia sepertinya memiliki posisi sebagai idol, dan
telah menerima pendidikan dari Georg, maka tidak ada masalah dengan
kepemimpinannya, jadi aku menilai bahwa hanya akan sedikit prajurit yang
melawannya. Aku dengan ragu memerintahkan Aisha menjadi penjaganya,
tetapi aku harap dia tidak gegabah, bagaimanapun dia adalah seorang Tuan
Putri. Untuk itu, satu-satunya orang yang ada di kamp utama di belakang
sayap tengah yang dipimpin Ludwin yang dapat kuajak berbicara adalah Carla
yang merupakan sandera.

Meskipun dia adalah sandera, tangan dan kakinya tidak terikat. Dengan
kalung perbudakan yang dia kenakan, lehernya akan tercekik jika dia
mencoba untuk lari atau mengirimkan niat membunuh kepadaku, jadi ini
aman. Dia dapat dengan mudah membunuhku dengan merebut pedang dari
prajurit terdekat atau hanya menusukku dengan kukunya yang tajam, tapi….
Yah, itulah kehidupan. Aku mulai berbicara dengan Carla.

“Bagaimana menurutmu? Kurasa mereka akan hancur dengan lebih


mudah.” (Souma)

“Hmph…. Tidak ada pertarungan yang mengharapkan kekalahan. Mereka


akan berjuang agar tidak kalah.” (Carla)

“Kurasa Kamu benar.” (Souma)

Tak diduga ternyata Carla mudah di ajak berbicara, mungkin dia bosan hanya
berdiri di sini. Sebagai mantan komandan Angkatan Udara, dia memahami
jalannya pertempuran lebih baik dari pada aku.

Page | 183
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

“Sayap kiri dan kanan kami, pasukan Liscia dan Glaive tidak terlihat banyak
bergerak. Bukankah Kamu berpikir mereka harus mencoba dan bergerak
lebih aktif untuk menghancurkan musuh?” (Souma)

“…. Jika Kamu berpikir seperti itu maka Kamu harus mengirim perintah
menggunakan kuda cepat. Ka… kamu* Raja, bukan?” (Carla)
*TN: Carla ingin mengatakan Kisama tapi segera menggantinya dengan
Anata.

Dia hendak mengatakan sesuatu yang kasar tapi segera mengurungkannya.


Kelihatannya dia sudah belajar dari pengalaman. Ditantang oleh Carla, aku
memikirkan hal itu, tapi

“….. Aku tidak akan melakukannya. Aku hanya terbiasa dengan pertarungan
di atas kertas. Dari pada aku, Kurasa Liscia lebih paham cara memegang
komando. Lebih baik bergantung kepada orang-orang di medan perang
daripada membuat perintah yang ceroboh.” (Souma)

Itulah jawabanku. Carla berpaling dengan hmph. Kelihatannya aku benar, kan.
Reaksinya sangat mudah dibaca.

“Kamu telah mengetahui alasannya kan, Carla? Bisakah Kamu


mengatakannya kepadaku?” (Souma)

“…. Itu adalah jumlah musuh.” (Carla)

“Jumlah?” (Souma)

Carla dengan malas menunjuk ke arah medan perang.

“Aku hanya mendengarnya sekilas, tapi ada 30.000 pasukan yang


mengepung Altomura, kan? Dan mereka mendapat serangan kejutan saat
mereka mundur.” (Carla)

“Itu benar.” (Souma)

“Tapi jumlah mereka menurutku tidak terlalu banyak berkurang.” (Carla)

Page | 184
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

“Hm? Kalau dipikir-pikir….” (Souma)

Aku tidak dapat melihatnya sekilas karena itu adalah sebuah pasukan yang
besar, tapi jumlah mereka hampir separuh dari 55.000 pasukan yang kami
miliki. Sepertinya mereka tidak mengalami banyak kerusakan setelah
menerima serangan kejutan dari Pasukan Angkatan Laut milik Juna di Lembah
Gordoa.

“Jadi serangan kejutan itu tidak membuahkan begitu banyak hasil?”


(Souma)

“Tidak, dilihat dari kecenderungan pertempuran, aku dapat melihat


perbedaan semangat diantara Prajurit di Sisi Amidonia. Jumlah mereka
mungkin berkurang oleh serangan kejutan itu dan menambahnya dengan
mengerahkan penduduk dari kota yang mereka lewati. Itulah sebabnya
beberapa dari mereka memiliki semangat yang rendah.” (Carla)

“Begitu….” (Souma)

Negara-negara di dunia ini biasanya memiliki standing army*. Karena ada ada
banyak hewan besar yang tidak jauh berbeda dengan monster bagi manusia
dari bumi, mendirikan sebuah pasukan yang dapat bergerak setiap saat
adalah hal yang penting. Bagi Elfrieden, Prajurit Angkatan Darat, Angkatan
Laut, Angkatan Udara, dan Royal Guard adalah standing army milik kami.
Tentu saja, jika terjadi situasi yang gawat, kami akan mengerahkan tentara
dari rakyat, dan sebenarnya, pasukan yang dimiliki oleh para bangsawan
selain Ketiga Duke sebagian besar adalah tentara dari rakyat. Setelah perang,
Aku juga berencana untuk mengambil pasukan milik para bangsawan dan
menggabungkannya menjadi satu pasukan, tapi bagi tentara rakyat, aku
berencana mengembalikan mereka ke kota tempat tinggal mereka. Daripada
penurunan kekuatan tempur, aku lebih peduli dengan meningkatkan
produktivitas saat ini.
*TN: Standing Army adalah tentara permanen yang digaji oleh negara, dan
biasanya merupakan tentara profesional.

Page | 185
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

Tentu saja, Pasukan Amidonia yang menyerang kami seharusnya terdiri dari
standing army dan juga sejumlah tentara rakyat, dan semua orang yang
terlihat cocok menjadi tentara rakyat pasti telah di panggil. Itu berarti bahwa
tentara rakyat yang baru saja dipanggil setelah serangan kejutan tentu adalah
‘mereka yang tidak cocok dijadikan sebagai tentara rakyat pada panggilan
pertama’. Misalnya, mereka mungkin adalah orang yang sudah tua, mereka
yang lemah, atau mungkin para petualang yang kebetulan ada di negara
tersebut*. Mereka tidak mungkin memiliki semangat juang yang tinggi, adalah
apa yang Carla katakan.
*Ada sebuah kontrak antara sebuah negara dan guild petualang dimana
petualang yang ada di negara tersebut dapat dijadikan prajurit jika
dibutuhkan. Sebagai gantinya negara itu akan membayar biaya tahunan
kepada guild, jadi aku sudah lama menghentikan kontrak tersebut.

“Kamu dapat membiarkan orang-orang seperti itu dan mereka akan hancur
dengan sendirinya. Disisi lain, jika kamu mengelilingi dan menekan mereka,
maka akan berbahaya jika mereka bergabung. Itulah mengapa Galive dan
Liscia menunggu mereka lari dari barisan dan melarikan diri.” (Carla)

“Begitu. Jadi hal yang terbaik adalah menyerahkan masalah itu kepada
orang yang ada di medan perang.” (Souma)

Aku tahu itu, hal terbaik adalah menyerahkannya kepada orang yang ada di
medan perang saat sesuatu seperti ini terjadi. Kukira jenderal memiliki hak
untuk merasa bosan di markas pusat.

“…. Kamu sangat tidak berguna, bukan. Apakah begini seharusnya seorang
Raja?” (Carla)

“Pekerjaan Raja adalah sebelum dan sesudah perang. Oh, dan juga… untuk
memohon keselamatan para prajuritnya dengan mengorbankan lehernya
jika terjadi hal yang tidak di inginkan.” (Souma)

Saat aku berkata demikian, Carla melihatku dengan mata terbuka lebar
seakan melihat sesuatu yang tak dapat dipercaya. Apa? Apakah aku
mengatakan sesuatu yang aneh?

Page | 186
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

“Ka… Kamu*, apakah kamu tidak takut mati?” Tanya Carla. Apa yang Kamu
bicarakan?
*TN: Perubahan Kisama – Anata lagi.

“Tentu saja aku takut. Aku bukan seorang penggila bunuh diri.” (Souma)

“Tapi, baru saja kamu mengatakan akan mengorbankan lehermu. Itu berarti
itu kan?” (Carla)

“Eh…. Ah….. Begitu. Itu menakutkan…” (Souma)

Jika dipikir-pikir, kenapa aku mengatakan Aku akan mengorbankan leherku


dengan mudah? Aku tahu bahwa itu yang diharapkan dariku sebagai seorang
penguasa, tapi kenapa aku merasa bahwa itu adalah hal yang jelas? Kenapa?
Bukankah aku pengecut? Tidakkah aku khawatir dengan keselamatanku
sendiri? Bukankah aku mengambil takhta dan bekerja keras dengan urusan
negara karena aku tidak ingin diserahkan kepada Kekaisaran? Sejak kapan aku
belajar menjadi begitu berani sampai-sampa dapat membuang hidupku
tanpa penyesalan?

Melihatku dalam keadaan seperti itu, Carla tampak seperti dia melihat sesuatu
yang menyedihkan.

“Apakah Kamu rusak di suatu tempat?” (Carla)

“…..” (Souma)

Rusak. Sebagai manusia. Rusak. Disuatu tempat.

Hm, rasanya aku menemukan jawabannya. Aku baru menyadarinya saat dia
mengatakan itu, tapi keadaan pikiranku saat ini sedang aneh. Kupikir aku
menginginkan kehidupan yang mudah. Aku sendiri, dan orang lain. Itulah
sebabnya aku dapat menambah dan menguranginya dengan begitu mudah.
Menghitung (jumlah nyawa yang selamat) – (jumlah nyawa yang hilang), dan
jika jawabannya positif, maka ambil pilihan itu. Seperti sebuah sistem yang
dibuat untuk melakukan hal seperti itu.

Page | 187
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

“Ah…. Jadi ini adalah sesuatu seperti itu.” (Souma)

“Hm?” (Carla)

“Sebelum kusadari, aku mungkin telah bertindak di bawah sebuah sistem


‘Raja’. Seolah-olah aku dapat mengambil keputusan terbaik karena aku
telah di program untuk itu.” (Souma)

“She-stem? Prog-ram? Oi, apa yang kamu bicarakan!?” (Carla)

Carla berteriak, dan aku tersenyum mengejek diri sendiri.

“Carla, bagaimanapun, aku mungkin benar-benar seorang ‘Raja Palsu’.”


(Souma)

“Ap!?” (Carla)

“Kamu lihat, aku tidak dapat mengirim prajurit untuk berperang tanpa
‘berubah menjadi seorang Raja*’.” (Souma)
*TN: Seorang Raja yang sesungguhnya tidak harus berubah menjadi
apapun – hanya dengan menjadi dirinya sendiri.

Aku adalah seorang pengecut. Aku tidak suka terluka. Aku tidak suka mati.
Aku juga tidak ingin orang lain terluka atau mati. Agar orang sepertiku dapat
menghadiri pertempuran, aku tidak punya pilihan lain selain ‘berubah
menjadi’ seorang Raja dibawah sebuah Sistem Negara, mengatakan kepada
diriku sendiri, karena Kamu adalah seorang Raja, ini adalah apa yang harus
Kamu lakukan, untuk menyegel ego-ku dan melakukan apa yang harus
dilakukan. Jika tidak, aku akan hancur dibawah berat atas hilangnya nyawa
dari keputusan yang kubuat.

“Aku tidak bisa menertawakan Raja Sebelumnya. Jika ada seorang


pengganti, maka aku akan segera mengundurkan diri.” (Souma)

“…. Kenapa Kamu mengatakan kelemahanmu kepadaku.” (Carla)

Page | 188
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

“Sebaliknya, Aku tidak dapat mengatakan hal itu kepada Liscia dan yang
lain.” (Souma)

Aku hanya akan membuat mereka khawatir. Terutama Liscia, dia sangat
bersungguh-sungguh, sia bahkan menganggap penyerahan takhta kepadaku
adalah tanggung jawabnya sendiri…..
Saat itu, sesuatu di medan perang berubah tepat didepan mataku.

***

Pasukan Amidonia mulai runtuh. Para pembelot mulai muncul diantara


Pasukan Amidonia yang sampai sekarang melawan Pasukan Elfrieden yang
berjumlah lebih banyak. Mereka adalah orang-orang yang dengan cepat
dijadikan tentara rakyat selama perjalanan dari Lembah Gordoa sampai
ketempat ini. Para pemuda Amidonia wajib mengikuti wajib militer saat
mereka telah memiliki umur yang cukup, tapi mereka adalah orang yang
menjalani kehidupan dengan normal. Tiba-tiba di seret ke medan
pertempuran yang tidak pernah mereka lihat tidak akan bagus bagi semangat
juang yang mereka miliki.

Akhirnya, para pembelot mulai muncul, melarikan diri ke sisi selatan yang
masih belum terkepung. Meskipun sisi Amidonia akan menebas siapa saja
yang mencoba melarikan diri agar mereka terus bertarung, upaya itu pasti
akan gagal karena tentara rakyat itu berjumlah hampir 10.000. Selain itu,
semakin banyak pembelot yang mencoba melarikan diri, semakin hancur
barisan mereka, membuat bahkan sebuah peleton utuh dalam kekacauan.
Pasukan Elfrieden tidak menyia-nyiakan kesempatan ini.

“Hal, sekarang nanodesu!” (Kaede)

“Aku telah menunggu ini! Datanglah kalian keparat!” (Hulbert)

“””OOOOOOOHHHH!!!””” (Prajurit)

Sayap kiri milik Kerajaan mendapat lampu hijau dari Kaede, dan Hulbert
memimpin prajurit yang bertugas untuk melakukan pengepungan penuh.

Page | 189
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

Mereka pergi tanpa menaiki kuda menuju musuh yang kacau, dan
mengayunkan sepasang tombak kesekeliling mereka. Menyadari situasi ini,
salah satu komandan Pasukan Amidonia berteriak dari atas kudanya.

“Jangan biarkan musuh melakukan pengepungan penuh! Hentikan sayap


kiri dengan serangan jarak jauh!” (Komandan Amidonia)

Segera setelahnya, anak panah dan sihir beterbangan, ditujukan pada


pasukan yang dipimpin oleh Hulbert.
Namun,

【 Earth Wall 】 (Kaede)

Dinding dengan panjang ratusan meter dan tinggi tiga meter yang dipanggil
oleh Kaede menutupi pasukan Hulbert di saat krusial. Hal itu mengejutkan
Pasukan Amidonia. Di benua ini bahkan kurang dari lima Mage yang dapat
membuat dinding tanah sebesar itu dalam sekejap. Kaede Foxia memiliki sifat
pemalu, tapi dalam urusan kepala dan kemampuannya dalam sihir atribut
tanah, dia adalah orang berbakat di antara orang berbakat. Hulbert
menyandarkan punggungnya kedinding dan memerintahkan pasukannya
untuk melakukan hal yang sama.

“Jangan biarkan Kaede mencuri pertunjukan! Ayo serang balik!” (Hulbert)

“””OU!””” (Prajurit)

Sekarang, giliran adalah giliran Hulbert untuk menembakkan panah api dan
sihir kearah pasukan Amidonia dari balik dinding. Hulbert melemparkan
tombak yang sebelumnya pernah dia lepaskan kearah tentara bayaran Zem
kearah Pasukan Amidonia. Karena Amidonia sedang bersiap untuk
menyerang, mereka tidak dapat beralih keposisi bertahan tepat waktu untuk
menghadapi serangan itu. Mereka terkena serangan dan terbakar, dan
kekacauan besar terjadi di barisan mereka. Mengambil ini sebagai
kesempatan, Hulbert melompat keluar.

Page | 190
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

“Mari kita lakukan sekarang saat mereka sedang kebingungan! Kita akan
menyerang sekaligus!” (Hulbert)

Disisi lain, sisi Amidonia yang sedang kebingungan,, jenderal mereka


mencoba menenangkan kebingungan itu.

“Semua orang, jangan goyah! Kalian hanya akan jatuh kedalam rencana
musuh dengan semakin kebingungan!” (Komandan Amidonia)

Dia dengan panik mencoba untuk menata ulang para prajurit, tapi mereka
tidak menunjukkan tanda-tanda mengikuti perintah itu.

“Tenanglah! Aku akan memenggal kepala kalian seperti orang ini jika kalian
tidak melakukannya!” (Komandan Amidonia)

“Tidak, diam Kamu!” (Hulbert)

“Apa!?” (Komandan Amidonia)

Jenderal itu terlambat menyadarinya, dan Hulbert sudah ada didepan


matanya dengan lengan menyilang. Saat Hulbert meluruskan lengannya, mata
tombaknya telah menjepit tubuh jenderal itu seperti gunting, memotongnya
bersamaan dengan kepala kudanya. Bagian atas dari apa yang pernah
menjadi jenderal jatuh ke tanah dengan bunyi gedebuk, mengalirkan darah.
Pemandangan itu benar-benar menurunkan semangat juang Pasukan
Amidonia.

“Jadi siapa selanjutnya!” (Hulbert)

Darah menetes dari tombak yang ada dikedua tangan Hulbert, membuatnya
terlihat seperti iblis raksasha. Pasukan Amidonia merasa seolah-olah mereka
tenggelam dalam kegelapan dengan seorang iblis, dan mulai melarikan diri.
Ini adalah kesaksian dari salah satu mantan prajurit Amidonia yang melihat
Hulbert hari itu dan hampir tak selamat:

【 Dia terlihat tidak nyata hari itu. Masih muda namun kamu tidak dapat
memanggilnya apapun selain pejuang berpengalaman. Saat aku mendengar

Page | 191
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

bahwa mereka kemudian menyebutnya “Hal sang Iblis Merah”, itu anehnya
adalah hal tepat. Sungguh…. Semangat seperti itulah yang dia miliki…. 】

Dengan itu dimulailah kisah kepahlawanan dari pengikut Souma, yang


kemudian akan di juluki 【 Hal sang Iblis Merah 】. Gaya bertempurnya yang
memimpin di garis depan dan menerobos musuh tidak pernah berubah
bahkan setelah dia menjadi seorang Jenderal. Souma dan yang lainnya akan
tidak henti-hentinya menegurnya bahwa apa yang dia lakukan tidak sesuai
untuk seorang pemimpin, tapi dia tidak akan mendengarkan mereka, dan
mengatakan “Aku lebih menyukai cara itu”. Souma tidak dapat mengatakan
apa-apa lagi karena Hulbert sebenarnya mampu bertahan disetiap
pertempuran dengan baik, hal itu membuat Kaede sangat khawatir, tapi itu
adalah cerita lain.

***

“HAAAAAAAAAAAAAA!!!” (Liscia)

Di sayap kanan Royal Army Elfrieden, Liscia sedang mengamuk. Bahkan


sebagai komandan sayap kanan, dia menunggangi kudanya ke depann dan
keluar agak jauh di garis depan. Setiap kali Liscia menusukkan rapiernya ke
barisan musuh, pedang es akan muncul dan menebas prajurit Amidonia.
Sosoknya sangat cantik seperti Valkyre tapi disisi lain, dia juga tampak agak
tidak sabaran dan kehilangan ketenangannya. Tentu saja, tindakannya yang
mencolok menyebabkan dia menjadi sasaran musuh.

“Jangan goyah! Kelilingi mereka dan hancurkan mereka!” (Komandan


Amidonia)

Menerima perintah dari komandan mereka, prajurit Amidonia menyerbu


Liscia. Jumlah mereka terlalu banyak untuknya, tidak peduli seberapa besar
keberaniannya. Dikelilingi oleh para prajurit yang bersenjatakan tombak,
kudanya tidak mampu menerobos. Saat tombak para musuh diarahkan pada
Liscia.

“Tuan Putri! Ugh, MENYINGKIR DARI TUAN PUTRI!!!” (Aisha)

Page | 192
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

Aisha yang berlari kearahnya disaat terakhir menerbangkan seluruh prajurit


yang mengerumuni Liscia dengan ayunan penuh dari pedang besarnya.
Meskipun dia telah ditugaskan sebagai pengawal Liscia, dia tidak dapat
dengan bebas mengayunkan pedang besarnya di atas kuda sehingga dia
harus berjalan, itulah sebabnya dia tertinggal di belakang. Setelah membasmi
musuh disekitarnya dengan tebasan dan tekanan angin dari pedangnya, Aisha
berlari kearah kuda yang di naiki Liscia dengan mata berkaca-aca.

“Tuan Putri, tolong jangan terlalu ceroboh! Yang Mulia akan meneriaki
saya!” (Aisha)

“…. Maaf, aku kehilangan ketenanganku.” (Liscia)

Melihat Aisha memohon kepadanya dengan mata berair, Liscia kembali


mendapatkan ketenangannya. Lisicia berada di atas kuda, sehingga kepala
Aisha hanya mencapai pahanya. Dia menepukkan tangannya ke kepala Aisha.

“Tapi, aku harus sedikit ceroboh. Aku…. Harus segera menyelesaikan


pertempuran ini.” (Liscia)

“Tuan Putri?” (Aisha)

Aisha memiringkan kepalanya melihat ekspresi muram Liscia. Pasukan


Amidonia agak sedikit gigih, tapi tren saat ini, pertempuran sedang bergerak
kesisi yang menguntungkan bagi sisi Elfrieden. Mulai ada pembelot yang
muncul di sisi Amidonia, Elfrieden hanya harus dengan perlahan
menyelesaikan pengepungan dan tak lama kemudian akan mendapatkan
kemenangan. Itulah sebabnya tidak perlu begitu tidak sabaran.

Namun Liscia, berkata kepada Aisha, masih dengan ekspresi muram.

“Katakan, Aisha. Apa yang kamu pikirkan tentang Souma?” (Liscia)

“Apa yang anda maksud apa?” (Aisha)

“Bukankah kamu berpikir bahwa dia memaksakan diri?” (Liscia)

Page | 193
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

“Itu… iya, saya rasa.” (Aisha)

Bahkan dari mata Aisha, yang telah sepenuhnya mengabdi kepada Souma,
Souma saat ini memiliki ekspresi menakutkan diwajahnya. Tidak…. Lebih
tepatnya ‘hancur’. Dan entah bagaimana terasa berbahaya dan
mengkhawatirkan. Tentu saja, mereka saat ini sedang berada di tengah
pertempuran, akan menjadi lebih bermasalah jika dia mengatakan hal itu
didepan Souma. Namun, dia tidak punya pilihan selain melihat Souma yang
terlihat memiliki ketakutan yang tidak perlu. Aisha ingin Souma tersenyum.

“Jika perang ini selesai… akankah Yang Mulia dapat tersenyum?” (Aisha)

Mendengar pertanyaan Aisha, Liscia tersenyum.

“Membuatnya tersenyum adalah tugas kita.” (Liscia)

“Itu benar!” (Aisha)

Ekspresi Aisha kembali menjadi serius. Dia menyiapkan pedangnya dan berdiri
didepan Liscia.

“Tapi tolong berdiri dibelakang saya, Tuan Putri. Jika sesuatu terjadi kepada
Anda, Yang Mulia tidak akan tersenyum lagi.” (Aisha)

“… baiklah, Aku akan sedikit menahan diriku.” (Liscia)

“Biarkan saya yang bertarung.” (Aisha)

“Itu tidak dapat kulakukan. Apakah kamu berpikir Souma akan dapat
tersenyum jika terjadi sesuatu kepadamu?” (Liscia)

“…. Begitukah?” (Aisha)

“Yap” (Liscia)

“Benarkah?” (Aisha)

Page | 194
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

Mereka berdua saling bertatapan dan tersenyum. Sesaat berikutnya, mereka


kembali memasang wajah pejuang mereka.

“Lalu Tuan Putri. Mari kita saling melindungi satu sama lain.” (Aisha)

“Baik. Mari kita berdua selesaikan pertempuran yang mengganggu ini.”


(Liscia)

Mereka berdua kembali berlari menuju barisan musuh. Beberapa tahun


kemudian, Souma akan mengatakan hinaan kepada dirinya sendiri:

【 Setiap kali Liscia dan Aisha bekerja sama, bahkan seorang Raja atau Kaisar
tidak dapat menghadapi mereka. 】 (“Menguasai”, kemungkinan adalah kata
yang ingin dia ucapkan)

***

Pada saat itu, di tengah Pasukan Amidonia yang sedang terkepung, Gaius VIII,
yang sedang duduk di kursi lipat, memiliki ekspresi menyeramkan. Rencana
awalnya untuk memulai serangan dua arah bersama dengan prajurit di
ibukota 【 Van 】 melawan Pengepungan Pasukan Elfrieden telah sia-sia.
Pasukan Elfrieden tidak mengepung Van, tapi menunggu Pasukan Utama
Amidonia di dataran ini. Pasukan Amidonia, yang kelelahan setelah menerima
serangan kejutan di Lembah Gordoa, masuk kedalam pertempuran dengan
Pasukan Elfrieden, yang bukan hanya memiliki jumlah hampir dua kali lipat,
tetapi juga dalam kondisi segar-bugar.

Tujuan sebenarnya Pasukan Elfrieden bukanlah 【 Van 】, melainkan Pasukan


Utama Amidonia, atau tepatnya, Kepala Gaius. Gaius VIII menggertakkan
giginya melihat kenyataan itu. Meskipun Pasukan Amidonia melakukan
pertarungan yang bagus di awal pertempuran, pasukan itu telah kelelahan
dan menjadi lemah karena tentara rakyat, dan tidak mungkin bertahan dalam
waktu lama. Juga sudah tidak mungkin untuk mengumpulkan prajurit tentara
rakyat yang melarikan diri. Karena keadaan menjadi seperti ini, Gaius
menetapkan pikirannya dan menarik Julius dari garis depan.

Page | 195
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

Saat Julius kembali, dia berdiri didepan ayahnya dengan ekspresi marah.

“Ayah! Apa maksudnya menarikku dengan begitu tiba-tiba! Jika aku


meninggalkan garis depan sekarang, Pasukan Elfrieden mungkin akan
menerobos mereka!” (Julius)

“……Julius!” (Gaius)

Namun, Gaius mengatakan kepada Julius dengan ekspresi tenang.

“Kamu harus mundur dan meninggalkan medan pertempuran ini.” (Gaius)

“Ap-apa yang Ayah katakan!? Pertempuran baru saja dimulai….” (Julius)

“Kita telah kalah di peran ini.” (Gaius)

Gaius mengatakan kepada Julius yang sedang kebingungan dengan nada


mengejek diri sendiri.

“Pasukan Amidonia kita memang kuat. Kualitas prajurit kita tidak kalah
terlalu jauh dengan Kerajaan Elfrieden. Namun, dengan pasukan yang
kelelahan setelah melakukan perjalanan, membalikkan keadaan adalah hal
yang tidak mungkin. Aku akan mengulur waktu untukmu, jadi buka jalan
untuk lari melalui area yang belum terkepung, dan melarikan diri bahkan
jika itu hanya dirimu sendiri.” (Gaius)

“Lalu… jika seperti itu, Ayah adalah orang yang seharusnya melarikan diri!
Jika hanya mengulur waktu, aku dapat melakukannya!” (Julius)

“Itu tidak mungkin.” (Gaius)

“Kenapa!?” (Julius)

“Karena Pasukan Elfrieden menginginkan kepalaku.” (Gaius)

Gaius VIII, yang telah memutuskan bahwa ini akan menjadi peristirahatan
terakhirnya, tidak pernah memiliki pikiran setenang ini. Sampai-sampai dia
bisa melihat salah satu bagian dari tujuan Souma.

Page | 196
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

“Aku adalah duri bagi sisi Elfrieden. Aku adalah otak di balik faksi anti-
Elfrieden di Dukedom Amidonia. Karena aku telah mengumpulkan orang-
orang yang memusuhi Elfrieden, maka fraksi elang menekan fraksi merpati.
Hal ini berlaku kebalikannya, jika aku hilang, maka kali ini fraksi merpati-lah
yang akan mengumpulkan kekuatan.” (Gaius)
*TN: Elang adalah fraksi anti-Elfrieden dan Merpati adalah Fraksi Pro-
Elfrieden.

Perbedaan kekuatan nasional antara Amidonia dan Elfrieden sudah sangat


jelas. Dalam ukuran wilayah, jumlah penduduk, jumlah prajurit, dan kekayaan,
Amidonia kalah dalam segala hal. Perbedaan itu akan jauh lebih besar jika
dibandingkan dengan Kekaisaran Grand Chaos,, yang terletak dibagian barat
Amidonia. Bahkan Elfrieden akan kalah jika dibandingkan dengannya. Orang
yang memiliki hati yang lemah akan selalu bergerak untuk keselamatan
mereka sendiri, tapi tidak ada satupun penduduk Amidonia yang tahu mana
yang seharusnya mereka datangi, Kekaisaran atau Kerajaan. Itulah sebabnya
jangkar berat bernama Gaius memberatkan mereka jadi Amidonia masih
tetap Amidonia, tapi saat ini Elfrieden sedang mencoba untuk membuang
jangkar tersebut. Julius membuka lebar matanya.

“Tidak mungkin…. Mereka memulai perang ini hanya untuk mengalahkan


Ayah!? Bahkan menggunakan wilayah mereka sendiri sebagai umpan!?”
(Julius)

“Berhati-hatilah, Julius. Raja saat ini memiliki level yang berbeda dibanding
dengan Albert.” (Gaius)

Gaius tidak lagi mengejek Souma sebagai anak muda.

“Oleh karena itu, Elfrieden tidak akan membiarkanku lolos. Bahkan jika aku
melarikan diri, mereka masih akan mengejarku sampai ujung neraka. Itulah
sebabnya, lebih baik aku jatuh disini.” (Gaius)

“…….” (Julius)

Page | 197
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

“Jadi, Aku akan tinggal di tempat ini dan menunjukkan kebanggaanku


sebagai orang Amidonia.” (Gaius)

“! Maka, aku juga akan tetap disini.” (Julius)

“Tidak bisa! Apa yang akan terjadi pada Amidonia juga Kamu juga
menghilang?” (Gaius)

“Masih ada Roroa.” (Julius)

“Humph, gadis itu tidak berguna. Orang yang memimpin Amidonia


haruslah orang yang mirip ‘ular berbisa’. Ular berbisa yang suatu saat akan
menggigit Elfrieden sampai mati. Terlepas dari itu, apakah Roroa memiliki
darah seekor ‘ular’ licik yang mengalir didalam dirinya atau tidak, dia hanya
tidak memiliki sedikit ‘racun’-pun. Bagaimanapun, dia hanyalah seorang
gadis kecil.” (Gaius)

Gaius mengatakan hal itu meskipun Roroa adalah anaknya sendiri. Julius
bertanya kembali.

“Ayah, lalu apa ‘racun’ itu?” (Julius)

“Rasa dendam terhadap Elfrieden. Mempertahankan kemerdekaan


Dukedom Amidonia kita bahkan saat dikelilingi oleh negara-negara kuat,
membuka lahan baru bahkan jika produktivitasnya rendah,
mempertahankan rasa lapar, menggali biji ore dibawah lingkungan yang
tidak subur, hal yang membuat kita dapat melakukan hal-hal sebagai
sebuah negara, semata-mata karena rasa dendam kita kepada Elfrieden.
Sumber dari energi kita untuk menjadi semakin kuat, semakin kaya, adalah
kebencian kepada Elfrieden yang telah merampas wilayah subur milik kita….
Sayangnya, meskipun Roroa memiliki bakat untuk mengumpulkan uang,
dia tidak memiliki rasa dendam. Orang yang dapat mewarisi ular berbisa itu
hanyalah kamu, Julius.” (Gaius)

Saat dia mengatakan hal itu, Gaius berdiri, dan meletakkan kedua tangannya
di bahu Julius.

Page | 198
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

“Untuk itu, Kamu harus selamat. Satu-satunya orang yang dapat mewarisi
tekad balas dendam dan membuat Amidonia menjadi Amidonia adalah
dirimu.” (Gaius)

“Ayah…..” (Julius)

“Karena situasi telah menjadi seperti ini, tidak perlu merasa khawatir
tentang dijadikan boneka. Kamu harus memohon bantuan kepada
Kekaisaran dan mempertahankan Amidonia agar tidak diambil alih
Elfrieden.” (Gaius)

“Namun, sama seperti yang Ayah katakan sebelumnya, apakah Ayah pikir
Kekaisaran akan memaafkan kita yang telah melanggar Deklarasi
Kemanusiaan?” (Julius)

“Itu akan baik-baik jika kamu menyalahkan semuanya kepadaku. Aku, yang
telah melewati umur 50 tahun, tidak bisa mengendalikan tubuh dan
kehilangan pikiran untuk menjadi iblis pembalas dendam. Tanpa bisa di
tegur oleh anakku, Aku berencana untuk menyerang Elfrieden melawan
kehendak Kekaisaran. Kamu dapat mengatakan kepada mereka seperti itu.”
(Gaius)

Julius kehabisan nafas. Dapat dikatakan bahwa dalam hal ini, Gaius tidak
hanya akan mati, tapi dia juga akan mendapatkan reputasi yang buruk.
Bahkan Julius yang selalu memiliki hati dingin terguncang oleh hal ini. Dan,
disaat bersamaan, api kemarahan pada Elfrieden dapat terlihat di matanya,
Gaius mengangguk puas dan mengangkat tangannya dari bahu Julius.

“Sekarang pergilah, Julius. Kamu tidak boleh membiarkan semangat balas


dendam itu padam.” (Gaius)

“….. Maafkan aku.” (Julius)

Julius membungkuk dengan cepat dan kemudian berbalik pergi. Setelah


Gaius tidak dapat melihat Julius lagi, beberapa saat berlalu sebelum dia
berdiri, mengambil nafas dalam-dalam dan membetulkan ekspresinya. Tidak

Page | 199
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

ada lagi ketidak sabaran ataupun kebingungan, itu adalah ekspresi seorang
pejuang gigih saat dia menarik pedang dari pinggangnya.

“Sisa hal yang harus dilakukan adalah…. Menunjukkan semangat seorang


prajurit Amidonia.” (Gaius)

***

“…. Bukankah ini sedikit buruk?” (Carla)

Carla, yang menonton pertempuran disampingku, mengatakan hal itu dengan


nada tidak senang. Di medan pertempuran, tidak ada tanda-tanda pasti dari
kekalahan Pasukan Amidonia karena jumlah prajurit yang melarikan diri atau
menyerah telah meningkat. Bahkan para prajurit yang masih melawan telah
benar-benar terkepung dan hanya menunggu kemusnahan. Apakah ada
faktor buruk disini?

“Dimana?” (Souma)

“Tidak ada tanda-tanda Komandan Pasukan Musuh, Gaius VIII, melarikan


diri. Seolah-olah dia ingin mati ditempat ini.” (Carla)

“Jika dia tidak melarikan diri, maka bukankah akan lebih mudah bagi kami?”
(Souma)

“…. Mereka yang memiliki hati yang lemah melarikan diri, mereka yang
memiliki tubuh yang lemah mati. Akibatnya, hanya para elite di sekeliling
Gaius yang masih memberikan perlawanan. Jika orang-orang itu menjadi
prajurit mati* maka mereka tidak dapat dihentikan oleh orang yang ragu-
ragu. Apalagi prajurit dari pasukan yang sudah unggul enggan untuk mati.”
(Carla)
*TN: Prajurit mati (Death Soldier) adalah sebuah unit yang terdiri dari orang
yang tidak takut mati.

Ketika dia mengatakan hal itu dan aku melihat kemedan pertempuran, aku
dapat melihat bahwa meskipun pasukan utama musuh telah dipangkas
menjadi 500 atau lebih, 40.000 pasukan kami sedikit kesulitan dalam

Page | 200
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

menghancurkan mereka. Bahkan jika jumlah musuh mencapai seribu, satu


prajurit musuh setidaknya dapat dilawan oleh tiga prajurit kami. Jika mereka
melakukan formasi padat, maka jumlah itu akan berkurang. Jika musuh telah
bersiap untuk mati dan dapat melakukan hal-hal yang ceroboh, maka kami,
yang sedang unggul, akan cenderung menghargai kehidupan kami bahkan
lebih mahal lagi. Bagaimanapun, Jika kami mati, maka kami tidak akan
mendapatkan imbalan atau kemuliaan apapun. Itulah sebabnya mereka tidak
dapat menyelesaikan penyerangan.

Keringat dingin turun dipunggungku. Aku tahu sebuah “contoh” dari kejadian
ini. Dalam 【 Pengepungan Musim Panas Osaka 】, Sanada Yukimura
memimpin 3000 prajurit dalam penyerangan lakukan atau mati, dan
menerobos 13.000 pasukan yang dipimpin oleh Matsudaira Tadanao.
Dikatakan bahwa dia hanya tinggal satu langkah lagi untuk berhasil
mengambil kepala Tokugawa Ieyasu. Juga, di sejarah Cina, setelah 【
Pertempuran Gaixia 】, Pasukan Liu Bang yang menang mengirimkan
beberapa ribu prajurit untuk mengejar Xiang Yu, komandan dari Pasukan
yang kalah, tapi mereka dikalahkan oleh Xiang Yu dan 28 prajurit berkudanya
yang setia berkali-kali. Jumlah dari prajurit menjadi tidak signifikan jika ada
perbedaan besar dalam semangat tempur. Sebuah Pasukan yang kekurangan
semangat tempur tidak akan dapat memperoleh kemenangan tidak peduli
seberapa besar jumlah mereka.

(….. mungkin unit itu benar-benar mengincar leherku.) (Souma)

Sejujurnya, aku takut. Sun Tzu juga mengatakan jangan menyerang prajurit
mati. Meski begitu, aku tidak dapat membiarkan Gaius melarikan diri dari
tempat ini bagaimanapun caranya. Jika itu terjadi, korban yang dibuat untuk
mencapai titik ini akan menjadi sia-sia. Namun, jika…. Jika waktu adalah…. Aku
melihat ke arah Carla.

“Hei, Carla.” (Souma)

“Ada apa?” (Carla)

“…. Mari berbicara sebentar.” (Souma)

Page | 201
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

***

“Tujuan kita adalah Raja musuh, kepala Souma Kazuya!” (Gaius)

Gaius VIII yang menunggangi kuda berteriak. Gaius telah mengumpulkan 500
prajurit kavaleri elite miliknya dibawah komandonya dari sekelilingnya, dan
saat ini memutuskan untuk melakukan serangan bunuh diri ke Markas
Pasukan Elfrieden. Ribuan musuh mengelilingi mereka. Jalan yang dipenuhi
prajurit musuh bukanlah jalan dimana mereka dapat kembali hidup-hidup,
tapi sebuah jalan yang menuntun mereka menuju kematian. Bahkan jika
mereka mampu membunuh Souma, mereka akan dibunuh oleh prajurit
Elfrieden yang tersisa. Namun, diantara para prajurit di bawah komandonya,
yang telah mewarisi dendam terhadap Elfrieden melalui ayah dan anak
selama 50 tahun sampai itu meresap kedalam sumsum mereka, tidak ada
satupun yang bimbang.

“Semangat orang Amidonia! Keberanian! Tunjukan itu kepada Elfrieden!”


(Gaius)

“””Oooooooo!!””” (Pasukan Amidonia)

Para prajurit mengeluarkan teriakan perang, dan Gaius mengayunkan


pedangnya kearah Markas Pasukan Elfrieden.

“Semua orang, seraaaaaang!!” (Gaius)

Gaius VIII memimpin 500 prajurit kavaleri dan bergegas menuju Markas
Pasukan Elfrieden.

Sepanjang jalan, mereka menebas prajurit dengan pedang dan menginjaknya,


bukan hanya musuh tapi juga prajurit sekutu yang masih melawan, yang ada
dibawah kuku kuda mereka, membuka jalan mereka dan maju seperti badai.
Seperti api yang berkobar sebelum menghilang; itulah mengapa api itu
memiliki cahaya yang terang.

“Apakah Gaius VIII…. Gila?” (Ludwin)

Page | 202
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

Ludwin, komandan Royal Knight yang menjaga Markas dari kemarahan yang
menggila itu, membuat ekspresi masam diatas kuda putihnya. Serangan
sembrono ini tidak jauh berbeda dengan tindakan bunuh diri.

(Sebenarnya, ini mungkin adalah tindakan bunuh diri yang sebenarnya.


Sejujurnya, aku tidak benar-benar ingin berurusan dengannya, tapi….)
(Ludwin)

Ludwin meletakkan helm yang telah dia lepas sebelumnya dan mengangkat
ujung tombaknya keatas langit, dan berbicara kepada sisa Royal Knight yang
ada dibelakangnya.

“Yang Mulia ada dibelakang kita! Kita adalah perisai Kerajaan! Bersumpah
dengan nama Royal Knight, bahwa biarpun kalian harus mengorbankan
nyawa kalian, kita harus menghentikan kelompok itu!” (Ludwin)

“””Oooooooo!!””” (Royal Knight)

“Seraaaaang!!” (Ludwin)

Sekitar 2000 Royal Knight dibawah kepemimpinan Ludwin berlari maju. Sesaat
kemudian, mereka bentrok dengan 500 pasukan berkuda milik Gaius dari
depan. Menerima serangan itu, sekitar separuh dari pasukan Gaius terlempar
dari kuda mereka dalam sekejap. Royal Knight juga memiliki prajurit yang
terlempar dengan jumlah yang hampir sama. Namun, karena jumlah mereka
sejak awal sudah lebih besar, kerusakan yang mereka terima relatif lebih kecil
dari pada musuh mereka. Didalam kekacauan antara musuh dan sekutunya,
Ludwin mencari wajah Gaius.

“! Aku menemukanmu, Gaius VIII!” (Ludwin)

Ludwin akhirnya melihat seseorang yang mengenakan jubah mewah didalam


sekelompok penunggang kuda yang tetap berlari menuju Markas dalam
kekacauan ini. Orang berjubah itu melihat kearah Ludwin dan mengacungkan
pedangnya kearah Ludwin.

“Kamu bajingan! Siapa Kamu!”(Gaius)

Page | 203
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

“Komandan Royal Knight Elfrieden, Ludwin Arcs.” (Ludwin)

“Humph, hanya kelompok penghias Ibukota.” (Gaius)

“Omong kosong! Aku harus membunuhmu disini dan menyelesaikan


pertempuran ini!” (Ludwin)

Ludwin membuat kudanya berlari kearah orang itu, tapi para penunggang
kuda yang mengelilingi orang berjubah itu berpencar ke berbagai arah,
seolah-olah mereka telah merencanakan itu sebelumnya. Ludwin sejenak
terganggu oleh hal itu, tapi perhatiannya saat ini sedang terpusat pada orang
yang ada didepannya. Ludwin menusukkan tombaknya kearahnya, tapi orang
berjubah itu entah bagaimana menangkisnya menggunakan pedang sebaik
yang dia bisa.

“Gugh…. Jadi kalian bukan hanya sekelompok hiasan.” (Gaius)

“Tida peduli seberapa banyak itu telah dihiasi, sebuah tombak digunakan
untuk menusuk musuh!” (Ludwin)

Lalu Ludwin menyerang untuk melepaskan ujung tombaknya yang terjeray


dengan pedang itu, dan kemudian melancarkan sebuah serangan pada tubuh
tak berdaya yang ada didepannya. Tombak itu tidak melewatkan targetnya,
tertusuk di tubuh musuh dan menembus mantelnya. Sambil memuntahkan
darah, pria itu menjatuhkan kepalanya kebawah dan “tertawa”.

“Mengagumkan… tapi itu sia-sia….” (Gaius)

“Apa?” (Ludwin)

Lalu, pria itu menoleh kearah langit dan berbicara.

“Yang Mulia…. Duke…. Mengagumkan….. Mimpi yang kita hargai…..”


(Gaius?)

Melihat orang itu mati setelah mengatakan hal itu, Ludwin terkejut. Jika dia
memikirkannya, dia sebenarnya tidak mengetahui seperti apa wajah Gaius

Page | 204
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

karena Amidonia tidak memiliki hubungan diplomasi apapun dengan


Elfrieden. Jika, secara teoritis, dia melihat “seorang prajurit yang mengenakan
jubah milik Gaius”, Ludwin akan mengira bahwa orang itu adalah Gaius. Jika
Gaius yang sebenarnya tidak bisa dibedakan diantara para penunggang kuda
yang bertebaran saat ini, maka…..

“! Yang Mulia!” (Ludwin)

Ludwin berbalik, dan melihat seorang penunggang kuda yang berlari menuju
Markas.

***

“Lapor! Ada seorang penunggang kuda yang berlari kearah markas ini
dengan kecepatan menakutkan.” (Prajurit)

Saat prajurit itu masuk kedalam markas untuk memberikan laporan, Aku baru
saja selesai mengajukan sebuah permintaan kepada Carla…. Syukurlah. Itu
tepat waktu. Namun, setelah Carla mendengar permintaanku, dia membuka
lebar matanya dan menggertakkan giginya, penuh dengan kemarahan.

“Apakah itu… sebuah perintah?” (Carla)

“Bukan, ini bukan perintah. Ini adalah… sebuah permintaan.” (Souma)

Lalu, saat aku menyentuh kalung yang ada di lehernya, tanganku dipentalkan
oleh Carla.

“Jangan bercanda denganku….” (Carla)

“…… Carla.” (Souma)

“Jangan bercanda denganku! Permintaan itu, tidak mungkin aku akan


mendengarkannya!” (Carla)

“Namun, ini hanya untuk jaga-jaga….” (Souma)

Page | 205
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

“…. Argh…. Okay, baiklah! Kamu hanya harus diam disini dengan patuh!”
(Carla)

Lalu, Carla merebut dua buah pedang panjang dari dua orang prajurit yang
ada didekatnya, dan kemudian dia membentangkan sayap naga yang ada
dipunggungnya dan terbang. Setelah itu, dia berkeliling di atas udara dan
mencari mangsanya, dan , seperti elang, dia terbang lurus kebawah kearah
selatan.

***

“Carla….. aku akan memindahkan kepemilikanmu sebagai budak kepada


Liscia.” (Souma)

Orang itu tiba-tiba mengatakan hal itu kepadaku. Tentu saja jika sang pemilik
bersedia, kepemiliki kalung perbudakan dapat di pindahkan ke orang lain.
Namun, jika seperti itu, sekarang aku dapat melukainya. Meski begitu, kenapa
dia tiba-tiba mengatakan hal itu? Saat aku hendak bertanya kepadanya
tentang hal itu, Souma menunjuk kearah prajurit mati.

【 Para prajurit mati itu mengincarku. Bahkan dalam kasus terburuk, jika
mereka mampu membunuhku, orang-orang itu akan terbakar. Pada saat itu,
akan sangat mudah untuk memusnahkan mereka. Itulah mengapa ada
sesuatu yang ingin kuminta darimu, jika dengan suatu cara, aku terbunuh di
peperangan ini, aku ingin Kamu mengatakan kepada Liscia “Aku menyerahkan
takhta kepadamu”. Yah… itu adalah sebuah wasiat. 】

Sebuah wasiat? Apakah dia bermain-main denganku? Ketika aku bertanya,


Souma membuat ekspresi serius.

【 Aku serius. Aku adalah seorang Raja, itulah mengapa aku tidak bisa
mengabaikan skenario terburuk. Meskipun, aku merasa bersalah tentang
menyerahkan setengah situasi kepadanya, tapi selama Gaius dikalahkan, maka
akan mudah membuat 【 Van 】 menyerah. Setelah itu, lakukan saja apa yang
Hakuya katakan dan itu pasti akan berubah menjadi bagus. 】

Page | 206
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

Setelah mengatakan hal itu, Souma menunjukan sebuah “tawa” di wajahnya….


Aku sadar bahwa itu berbeda dari yang kupikirkan. Aku berpikir bahwa
seorang Raja adalah sebuah keberadaan dengan posisi tertinggi, kekuasaan
tertinggi, dan orang yang memerintah seluruh negara. Aku ingat bahwa aku
melihat seorang Raja adalah keberadaan seperti itu dari sudut pandang
seseorang dari militer. Itulah mengapa aku berpikir bahwa Souma telah
dipengaruhi oleh kekuatan itu dan merebut takhta, dan seluruh situasi akan
kembali menjadi damai jika kami mengembalikan Raja Albert. Kami berpikir
jika kami menolak Souma, maka rakyat yang mendukungnya juga akan
tersadar, tapi dapat dikatakan bahwa kami bertarung dengan orang-orang
yang mendukung Souma. Kami percaya bahwa itu semua demi negara ini dan
aku tidak dapat mengerti kenapa Liscia melemparkan dirinya ke sisi Souma
sampai sejauh itu.

Tapi sekarang, aku mengerti. Souma tidak ingin menjadi seorang Raja. Jika
seseorang memiliki kepribadian yang sombong dan dapat mengabaikan
tanggung jawab dengan kekuasaannya, maka mereka sudah pasti akan
menjadi tiran. Namun, bagi orang yang mengerti apa itu tanggung jawab,
kekuasaan itu hanyalah sebuah beban berat. Hal yang kuanggap telah dicuri,
benar-benar sesuatu yang telah dipaksakan kepada orang lain. Dari Raja
Albert, sampai rakyat di negara ini, Souma telah terbebani oleh segala jenis
beban. Aku berpikir bahwa Souma yang mengatakan kematiannya dengan
santai telah “rusak”, tapi…. Itu berbeda, dia hanya “hampir rusak”. Itulah
mengapa Liscia berusaha keras untuk mendukungnya sampai sejauh itu.

Namun, saat ini, saat bahaya bagi hidupnya mendekat, Souma ingin
memindahkan beban itu kepada Liscia. Bisakah Liscia menanggung beban
seberat itu?….. Jangan main-main denganku. Liscia terlalu jujur. Jika dia
menerima beban itu dari Souma, maka dia akan berakhir dengan
menanggung beban yang lebih berat. Hatinya pasti akan benar-benar hancur.
Jika seperti itu, bisakah aku mengizinkannya? Liscia adalah temanku. Bahkan
jika posisiku saat ini adalah sebagai pemberontak, dia adalah sahabat sejati
yang ingin kulindungi. Aku tidak bisa membiarkan temanku terbebani oleh
sesuatu seberat itu.

Page | 207
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

Sebenarnya, saat ini bahkan aku masih membenci Souma. Aku tidak bisa
memaksa diriku untuk menyukai harga dirinya, jalan hidupnya, dan
kepribadiannya yang tak masuk akal dalam mengabaikan sesuatu. Namun,
agar orang itu dapat menanggung beban berat itu dan bukan temanku, demi
temanku, aku tidak bisa membiarkannya mati!

“Itulah mengapa, aku akan mengalahkanmu!” (Carla)

“Apa!?” (Jenderal Musuh)

Aku meluncur kearah jenderal yang melaju sendirian menuju Markas. Dengan
sekuat tenaga, aku mengayunkan kedua pedangku. Jenderal musuh itu
menerima serangan itu dengan pedangnya menggunakan kedua tangannya,
tapi dia terlempar dari kudanya akibat serangan itu. Jenderal musuh itu jatuh
ketanah, tapi dia dengan cepat bangkit.

“Sialan Kamu… seorang dragonewt, huh?” (Jenderal Musuh)

“Aku melihatmu sebagai seorang jenderal ternama. Aku adalah putri Castor
Vargas, Carla.” (Carla)

“Castor? Bukankah dia memberontak terhadap Raja?” (Jenderal Musuh)

“…. Uh huh. Terimakasih karena benda menyedihkan ini.” (Carla)

Aku menunjuk pada Kalung Perbudakan di leherku. Jenderal musuh itu


berteriak setelah melihat itu.

“Lalu menyingkirlah! Tujuanku hanyalah kepala Souma!” (Jenderal Musuh)

“Sayangnya, saat ini aku tidak bisa mengijinkanmu melakukan hal itu.”
(Carla)

“Bukankah musuh dari musuhmu adalah temanmu?” (Jenderal Musuh)

“Dia adalah musuh, namun aku tidak boleh membiarkan teman dari
temanku terbunuh.” (Carla)

Page | 208
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

“Cih. Maka jika seperti itu, Kamu dapat mati bersamanya!” (Jenderal Musuh)

***

Jenderal musuh itu berlari untuk menebas Carla. Carla menangkisnya


menggunakan kedua pedang di tangannya, tapi serangan itu lebih kuat dari
yang Ia kira, jadi dia dipaksa berlutut. Bahkan mampu menekan dragonewt
yang memiliki kekuatan fisik jauh melebihi sebagian besar manusia…
Kekuatan jenderal musuh ini, tidak dapat dianggap sebagai sesuatu yang
berasal dari manusia.

“Apa!? Apakah ini benar-benar kekuatan seorang manusia!?” (Carla)

“Saat kalian para sampah sedang bersembunyi di Elfrieden, kami telah


mengasah sihir dan bela diri kami!” (Jenderal Musuh)

“…. Begitu. Sistem Sihir Atribut Tanah, ya?” (Carla)

Sistem Sihir Atribut Tanah adalah sihir pengendali gravitasi yang telah
digunakan saat Royal Army melakukan operasi penyelamatan di Desa Dark
Elf. Dengan membuat pedang itu menjadi lebih berat pada saat benturan,
kekuatan tebasan akan meningkat. Jenderal musuh itu berteriak.

“Keinginan Keluarga Kerajaan kami adalah balas dendam terhadap


Elfrieden! Untuk alasan itu, kami mengasah taring dan menajamkan cakar
kami! Keinginan tiga generasi Keluarga kerajaan kami, aku akan
memenuhinyadi tempat ini!” (Gaius)

“Begitu…… jadi Kamu adalah Gaius!” (Carla)

Carla yang telah menyadari identitas sebenarnya dari jenderal musuh itu
menggeser pedangnya kekanan untuk menangkis pedang berat itu, dan
kemudian, dengan pedang yang ada ditangan kanannya, dia menebas dari
bawah ke atas. Gaius dengan tipis menghindarinya dengan melompat
kebelakang. Carla kemudian mengacungkan pedangnya kepada Gaius.

Page | 209
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

“Jika Kamu adalah penguasa… maka, dari pada balas dendam, bukankah
pertama-tama Kamu harus memikirkan tentang rakyatmu?” (Carla)

“Humph. Aku akan kesulitan jika Kamu pikir aku sama dengan Kerajaan
Elfrieden yang lemah. Penguasa Dukedom Amidonia adalah orang yang
menggerakkan rakyat dengan kekuatan besar semaunya!” (Gaius)

“….. Hah, Aku tidak menyukai Souma, tapi bahkan lebih benci orang
sepertimu!” (Carla)

Meskipun tidak ada yang baik dan juga tidak ada yang buruk, pemerintahan
Raja Albert itu tenang. Carla mencintai situasi tenang itu, jadi seseorang
seperti Gaius, yang menghasut peperangan hanya untuk memuaskan
keinginan pribadinya untuk balas dendam dari pada mensejahterakan
rakyatnya, adalah seseorang yang Carla lebih benci dari pada Souma.

“Sama denganku! Aku tidak berencana untuk disukai oleh musuh!” (Gaius)

Gaius meletakkan tangannya ketanah dan tonjolan seperti paku muncul dari
dalam tanah di sekitar Carla. Carla menghindari serangan langsung, tapi sayap
di punggungnya tertangkap oleh tanah disekitarnya yang telah berubah
menjadi sebuah penjara jarum, dan dia terjebak dalam situasi dimana dia
tidak dapat bergerak.

“Sial!” (Carla)

Gaius mengayunkan pedangnya kearah Carla yang sedang terjebak. Carla


menutup matanya secara refleks. Sesaat kemudian, Carla dapat mendengar
suara daging tertusuk oleh mata pisau… namun, dia tidak merasakan sakit
sedikitpun. Carla membuka matanya dengan perlahan dan apa yang dia lihat
adalah Gaius yang tak bergerak, dan masih mengacungkan pedangnya kearah
Carla. Ada empat boneka pendek dan gemuk yang menancapkan tombak
mereka ketubuh Gaius.

“Gugh…..” (Gaius)

Page | 210
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

Gaius, yang sedang ditusuk oleh empat tombak, mengeluarkan erangan


kesakitan. Dia kemudian mengubah caranya memegang pedang dan
melemparkan pedang itu dengan seluruh kekuatannya yang tersisa. Pedang
itu melayang dengan lemah dan menancap di tanah. Tidak sampai sepuluh
meter jauhnya. Seolah-olah telah memastikan pemandangan itu, Gaius
bergerak kedepan dan jatuh kebawah. Dia tidak akan bergerak untuk yang
kedua kalinya. Orang yang mengendalikan boneka itu, menatap pedang yang
menancap didekat kakinya dan menghela nafas.

“Dia bahkan sampai sejauh ini, Mungkin aku harus belajar, bahkan jika
hanya dari kegigihannya.” (Souma)

Souma mengatakan hal itu sambil menarik mundur Musashi Boy-kun (ukuran
medium, bersenjata tombak) x4. Carla, yang telah berhasil melepaskan diri
dari penjara jarum itu, memalingkan wajahnya dengan sebuah “Humph”.

“YO-……. Jika Kamu seperti itu, maka Liscia akan menangis, Kamu tau.”
(Carla)

“Yah, itu benar. Aku tidak bisa menyangkalnya.” (Souma)

Saat dia menjawab, Souma berlutut didepan mayat Gaius, dan menempatkan
kedua tangannya dalam posisi berdoa. Carla,, yang tidak mengerti arti dari
gerakan itu, memiringkan kepalanya.

“Apa yang Kamu lakukan?” (Carla)

“Tidak peduli siapapun mereka, jika seorang manusia mati, maka mereka
dapat menjadi seorang Buddha… dengan kata lain, seorang Dewa; ini
adalah kebiasaan dari dunia lamaku. Itulah sebabnya aku berdoa agar
jiwanya dapat masuk ke Nirvana tanpa tersesat.” (Souma)

“Bahkan untuk iblis pembalas dendam ini?” (Carla)

“Alasan lainnya. Kamu tidak ingin dia menjadi roh jahat karena
penyesalannya dan menghantuimu, kan?”

Page | 211
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

“Benar-benar kepercayaan yang penuh perhitungan.” (Carla)

Souma berdiri dan menatap tangannya saat dia kembali menghela nafas.

“Meskipun melalui boneka… ini adalah pertama kalinya aku membunuh


orang secara langsung.” (Souma)

Mendengar Souma mengatakan hal itu, Carla mengeluarkan suara “Hah?”

“Apa yang Kamu katakan? Kamu telah memerintahkan banyak prajurit


untuk membunuh sampai saat ini.” (Carla)

“Seperti biasa, Kamu tidak berbelas kasihan kepadaku….” (Souma)

“Jangan meremehkan musuhmu, itu adalah salah satu aturan di Keluarga


Vargas.” (Carla)

“Memikirkan aturan itu, Kamu secara tk terduga mencoba untuk


menyelamatkanku, kan?” (Souma)

“Itu demi Liscia. Melindungi sekutu sampai saat terakhir, itu juga adalah
salah satu aturan di Keluarga Vargas.” (Carla)

Saat mereka bertengkar seperti itu, tema mereka, yang telah mendengar krisis
yang terjadi di Markas, akhirnya tiba. Liscia, Aisha, Ludwin, Hulbert, dan Kaede
terkejut saat mereka melihat Gaius yang tergeletak di tanah. Liscia kemudian
bertanya kepada Souma.

“Souma adalah orang yang mengalahkan Gaius?” (Liscia)

“Yah, bukankah di sini ada dua orang?” (Souma)

“Begitu…. Terimakasih Carla, telah melindungi Souma.” (Liscia)

“Humph.” (Carla)

Seperti yang diduga, dia tidak bisa memberitahukan hal itu secara langsung
pada Liscia, “Ini demi kamu”, sehingga Carla memalingkan wajahnya dan

Page | 212
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

membisu. Sambil melihat mereka berdua berperilaku seperti itu, Souma


menepukkan tangannya.

“Lalu sekarang, mari kita memasuki 【 Van 】. Setelah mengalahkan


Pasukan Utama, hal itu perlu di ikuti dengan perintah penyerahan diri, kan?
Dalam hal ini, akan lebih bagus jika menambahkan pengiriman mayat Gaius
sebagai salah satu syarat.” (Souma)

“Kamu bahkan bertindak sejauh itu sampai-sampai menggunakan mayat,


huh?” (Carla)

“Jika ada hal-hal yang dapat digunakan, maka aku akan menggunakannya.
Bahkan racun dapat menjadi sebuah obat.” (Souma)

Beberapa jam setelah itu, 【 Van 】 Ibukota Amidonia menyerah dan


memenuhi persyaratan yang diajukan. “Mengampuni para prajurit garrisun
serta menyetujui mereka yang ingin meninggalkan wilayah ini (namun,
mereka hanya bisa membawa apa yang dapat mereka bawa dengan kedua
tangan mereka dan tidak lebih dari itu)” dan “ Mayat Gaius akan
dikembalikan”. Souma membawa seluruh pasukan memasuki 【 Van 】, dan
dengan itu serangkai pertempuran, yang di masa depan akan disebut sebagai
【 Pertempuran Lima Hari 】, berakhir. Tapi kemudian,

Pertempuran terakhir, bagaimanapun….

Page | 213
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

Epilog – True Opening

Sebelum kami memasuki Ibukota Dukedom Amidonia, 【 Van 】, aku


memberi perintah kepada seluruh pasukan.

“Sekarang kita akan memasuki 【 Van 】, namun, tanah ini sudah menjadi
wilayah Elfrieden. Oleh karena itu, orang yang tinggal di kota itu sudah
menjadi rakyat kerajaan kita, jadi aku benar-benar melarang pembunuhan,
pemerkosaan, atau penjarahan. Jika ada orang yang tidak mematuhi
perintah ini, maka terlepas dari status atau posisi atau kejahatannya,
mereka akan dipenggal, dan kepala mereka akan pajang di pintu gerbang.
Ingat perintah ini baik-baik.” (Souma)

Setelah memberi perintah, aku diam-diam memanggil Ludwin dan


menyerahkan catatan yang telah aku siapkan sebelumnya.

“Cari 5 orang yang tertulis disini, penggal mereka dan pajang kepala
mereka di pintu gerbang. Alasan resminya adalah 【 Mereka telah
menerobos masuk kedalam sebuah rumah warga Van untuk menjarah 】.”
(Souma)

“! Apa yang orang-orang ini….” (Ludwin)

“Ini adalah souvenir dari Georg yang diberikan melalui Glaive. Mereka adalah
anggota Angkatan Darat, namun selama mereka berada di Carmine Duchy,
mereka telah menerobos rumah warga dan melakukan penjarahan,
pemerkosaan, dan pembunuhan. Bagaimanapun, cepat atau lambat mereka
akan di eksekusi, jadi kita akan menggunakan mereka sebagai peringatan di
tempat ini.” (Souma)

“….. Sesuai keinginan Anda!” (Ludwin)

Saat ini, ada lima kepala yang berjejer di pintu gerbang. Di samping kepala itu
terdapat papan yang bertuliskan “kejahatan” yang mereka perbuat, 【

Page | 214
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

Percobaan Penjarahan 】, yang membuat prajurit yang melewati pintu


gerbang mempersiapkan diri mereka. Hasilnya, Pasukan Kerajaan, yang
memasuki Van, tidak melakukan pembakaran, penjarahan dan pemerkosaan,
dan bahkan tidak berani melawan saat mereka dilempari batu oleh warga
yang tidak terima akan kekalahan itu. Disisi lain, hal itu juga akan
menanamkan rasa takut pada penduduk Amidonia.

Setelah mereka mengamankan jalan, Aku memasuki Van. Kali ini, bukan di
dalam kereta, tapi Aku memasuki kota sambil manunggangi kuda, karena
tampaknya Raja pemenang yang memasuki kota sambil berada didalam
kereta akan terlihat buruk didepan umum. Aku baru saja bisa menunggangi
kuda, tapi karena Aisha memegang kekang kuda itu, maka seharusnya akan
baik-baik saja. Sementara Liscia menunggangi kudanya di sampingku, aku
melihat cityscape* milik Van.

Ibukota Dukedom Amidonia, 【 Van 】. Kota militer yang didirikan sebagai


pijakan bangsa militeristik Dukedom Amidonia untuk memulai invasi ke
Kerajaan Elfrieden dan juga digunakan sebagai benteng depan untuk
menahan invasi Kerajaan. Selain itu, seakan semangat Amidonia sendiri tidak
ingin kalah dengan Kerajaan, luas kota ini menyaingi luas Ibu kota Kerajaan,
【 Parnam 】. Setelah memasuki 【 Van 】, aku memiliki kesan bahwa ini
adalah hybrid struktur perkotaan dengan penampilan utilitarian, namun jika
aku dapat bicara terus terang, itu memberikan kesan yang tidak cocok.

Daerah pemukiman warga terlalu ramai dan jalan-jalannya juga rumit.


Dengan itu, tata letaknya bahkan dapat disebut sebagai sebuah 【 Kota
Labirin 】. Untuk menuju Istana, kami harus berbelok kekiri dan kekanan
berulang kali. Rumah-rumah mewah tang kelihatannya adalah tempat tinggal
para bangsawan menghiasi wilayah pemukiman itu. Ketika aku melihat bahwa
tempat tinggal para bangsawan lebih tinggi (tingginya, bukan harga
tanahnya) daripada tempat tinggal warga, aku menyadari arti dari tata letak
kota ini. Mungkin selama perang, prajurit musuh yang menerobos melewati
gerbang akan menjadi tersebar oleh 【 Kota Labirin 】 ini dan kemudian,
dengan menggunakan rumah-rumah para bangsawan sebagai benteng,
Amidonia akan melakukan serangan balasan.

Page | 215
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

….. Sungguh berlebihan, melakukannya sampai sejauh itu, adalah apa yang
kurasakan. Tata letak kota ini memang menyulitkan bagi musuh, namun itu
juga tidak mudah bagi para warga. Bergerak kesekeliling menjadi tidak
nyaman dan kebakaran di tempat padat seperti ini akan menakutkan. Ide
untuk melakukan pembersihan hambatan ta terduga ini membuat kepalaku
sakit. Itu, aku tidak punya pilihan lain selain membangun ulang seluruh
wilayah ini, kan? Kukuku, sebuah kota yang sangat bagus untuk proyek
pembangunan ulang. Aku memiliki firasat bahwa tugas urusan domestik akan
membentuk tumpukan besar setelah ini, ayolah, aku tidak sabar menantinya!

“Souma? Kenapa kamu menyeringai seperti itu?” (Liscia)

“…. Tidak, bukan apa-apa.” (Souma)

“?” (Liscia)

Gawat, gawat, Liscia, yang menunggang kuda disampingku, menatapku


dengan dingin. Aku harus berkonsentrasi

***

Setelah kami memasuki Istana Kerajaan di tengah Van, aku duduk di


singgasana Gaius VII di ruang takhta. Gaius kelihatannya adalah seseorang
yang memperhatikan penampilan megahnya. Meskipun aku mendengar
bahwa kondisi keuangan Amidonia agak mengerikan, ruang takhta ini
dibangun dengan cukup baik. Mungkin biaya pembangunannya lebih banyak
daripada yang ada di Istana Parnam. Jika mereka memiliki uang sebanyak itu,
maka mereka harusnya mengalirkan uang itu di tempat lain, dan itu
membuatku ingin bertanya kepada penguasa istana yang sudah tidak ada lagi
tentang hal itu.

Disampingku, yang duduk di singgasana, adalah Liscia, dan dibelakang


kami adalah Aisha sang Pengawal, yang sedang berjaga. Para bawahan
yang lain berdiri di karpert yang ada dibawah tangga. Itu adalah adegan
mirip raja yang tidak pernah kulakukan sejak beberapa waktu yang lalu. Aku

Page | 216
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

memerintahkan “Masing-masing dari kalian, berikan laporan”, dan giliran


melapor dimulai dari Ludwin.

“Pertama, ini mengenai keluarga Gaius VIII yang ada di Kota ini. Kami tidak
dapat menemukan mereka. Putra tertua, Julius, melarikan diri dari medan
pertempuran, sementara anak perempuan Gaius yang lain, dia tidak pernah
terlihat sejak beberapa hari yang lalu. Terlebih lagi, mulai dari Menteri
Keuangan, sebagian besar para birokrat penting tidak dapat ditemukan,
jadi saya percaya mereka meninggalkan kota ini beberapa hari sebelum
kita sampai di Van.” (Ludwin)

“Kesampingkan anak perempuan itu, akan merepotkan jika disini tidak ada
satupun birokrat. Cepat hubungi Parnam dan minta Markus untuk
mengirimkan beberapa birokrat. Juga, suruh Hakuya untuk segera datang
setelah dia selesai dengan urusan Kota Benteng Naga Merah.” (Souma)

“Seperti yang Anda inginkan.” (Ludwin)

Ludwin menundukkan kepalanya. Selanjutnya, adalah giliran Poncho yang


memberikan laporan.

“Sa-saya ingin memberikan laporan tentang situasi Departemen Keuangan,


ya. Ini mungkin adalah sesuatu yang kita takutkan sebelumnya, tapi hampir
tidak ada uang dan persediaan pangan darurat. Sebaliknya, karena suatu
alasan, ada sangat banyak persediaan senjata dan sejenisnya, ya.” (Poncho)

“Jika mereka sama sekali tidak memiliki persediaan darurat, maka apa yang
akan mereka lakukan untuk bertahan selama pengepungan?” (Souma)

“Ah, bukan, adalah persediaan untuk tiga bulan jika kita hanya menghitung
jumlah para Penjaga Istana. Tapi jumlahnya hanya akan bertahan sekitar
satu minggu jika kita menghitung populasi seluruh kerajaan…..” (Poncho)

“Seolah-olah mengatakan “uruslah hal itu sendiri” kepada para warga.


Benar-benar sebuah bangsa militeris…… Jual senjata itu dan ubah mereka
menjadi uang. Lalu, distribusikan persediaan makanan sampai situasi kota

Page | 217
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

diselesaikan, namun, apakah mungkin mengirimkan makanan dari


Kerajaan?” (Souma)

“Tidak ada banyak persediaan berlebih di kerajaan, jadi itu mungkin jika
hanya sampai batas tertentu. Karena tempat ini dekat dengan Kerajaan,
maka selama keamanan sepanjang perjalanan terjamin, maka kita dapat
melakukannya, ya.” (Poncho)

“Aku akan mengatur keamanan menjadi prioritas utama. Selanjutnya,


Glaive.” (Souma)

Ayah Hulbert dan seseorang yang saat ini memimpin Angkatan Darat, Glaive
Magna, mulai melapor.

“Mungkin karena “contoh” itu efektif, para prajurit bisa mempertahankan


kedisiplinan mereka. Namun, Saya takut jika gaya hidup yang dibatasi ini
terus berlanjut, maka akan ada ledakan yang tak di sengaja cepat atau
lambat. Jika ada prajurit yang melakukan sesuatu dengan warga, maka Saya
percaya bahwa pendapat publik akan segera memburuk.” (Glaive)

“Jadi ada juga masalah itu, ya? Kota ini pasti mempunyai bar dan “tempat
hiburan”, kan? Dengan uang yang kita punya, lakukan negosiasi dengan
pemilik tempat-tempat itu untuk menyiapkan alkohol dan wanita.” (Souma)

“Apakah itu tidak apa-apa?” (Glaive)

Glaive menaikan suaranya dengan terkejut. Apakah aku mengatakan sesuatu


yang aneh?

“Dengan cara ini, warga yang ada dijalan tidak akan terganggu, kan?”
(Souma)

“Tidak, bukan itu. Apakah tidak apa-apa membiarkan para prajurit bersantai
seperti itu? Dengan momentum yang kita miliki saat ini, bukankah kita bisa
menguasai seluruh Amidonia?” (Glaive)

Ah, jadi tentang hal itu.

Page | 218
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

“Penyerangan kita berakhir di 【 Van 】. Kita tidak akan berperang lebih


jauh lagi.” (Souma)

“Begitukah? Tapi Aku percaya kita harus menyerang musuh potensial….”


(Liscia)

Liscia, yang ada disampingku menanyakan hal itu, tapi aku menggelengkan
kepalaku.

“Ini sudah cukup. Tidak peduli sebanyak apa kita memperluas wilayah kita,
tidak peduli seberapa banyak kota yang kita taklukan, setelah Kekaisaran
bergerak, maka semuanya akan menjadi sia-sia. Mari hindari situasi itu
karena hasil yang kita dapat hanyalah hilangnya prajurit kita pada hal yang
sia-sia.” (Souma)

Ketika aku mengatakan hal itu, suhu diruangan ini membeku. Liscia bertanya
dengan takut.

“Kekaisaran……. akan bergerak?” (Liscia)

“Yah, tidak diragukan lagi bahwa mereka akan bergerak. Karena Dukedom
Amidonia, salah satu penandatangan 【 Deklarasi Kemanusiaan 】,
perbatasannya telah berubah karena gerakan militer. Sebagai pemimpin,
Kekaisaran harus bergerak untuk menangani hal ini.” (Souma)

【 Deklarasi Koalisi Kemanusiaan Melawan Makhluk Iblis (atau disingkat


Deklarasi Kemanusiaan) 】 yang diajukan oleh negara terkuat di benua ini, 【
Kekaisaran Grand Chaos 】, memiliki tiga isi utama. Salah satu isi nya adalah
【 Tidak mengizinkan Perubahan Perbatasan karena Peperangan atau Aksi
Militer antar Manusia 】, dan karena kami jelas-jelas melanggar hal itu, jadi
sebagai pemimpin, Kekaisaran harus bergerak untuk mendukung Dukedom
Amidonia. Pertama mereka akan membuat sebuah negosiasi, tapi jika
diperlukan, maka mereka tidak akan ragu melakukan hukuman militer juga.
Ngomong-ngomong, perbedaan kekuatan militer antara Elfrieden dan
Kekaisaran hampir mirip dengan perbedaan militer antara Jepang dan
Amerika.

Page | 219
A Realist Hero’s Kingdom Reconstruction Chronicle
Arc 2 - Conquest

“Tapi orang yang menyerang pertama kali adalah Pasukan Amidonia, dan
meski begitu kita akan disalahkan?” (Liscia)

“Itulah bagaimana perjanjian internasional bekerja. Amidonia dapat


mengklaim 【 Itu kesalahan Elfrieden karena tidak berpartisipasi dalam
deklarasi 】.” (Souma)

“Ugh….. Jika seperti itu, maka bukankah akan lebih baik jika kita juga
mengikuti 【 Deklarasi Kemanusiaan 】…. Eh, a~re? Ngomong-ngomong
Souma, kenapa kita tidak mengikuti hal itu? Jika kita bertarung dengan
Amidonia tanpa berpartisipasi dalam deklarasi itu, kamu tau bahwa akan
berakhir seperti ini, kan?” (Liscia)

Aku tertawa ketika Liscia menanyakan hal itu.

“Karena kita tidak dapat berpartisipasi dalam hal itu. Deklarasi itu memiliki
perangkap yang tidak terpikirkan.” (Souma)

“Perangkap?” (Liscia)

“Ya. Kelihatannya Kekaisaran juga tidak menyadarinya.” (Souma)

Jika mereka menyadarinya, maka mereka tidak akan mengajukan isi itu.
Bagaimanapun, lubang itu adalah tulisan berbahaya yang mungkin dapat
menyebabkan runtuhnya Kekaisaran. Aku tidak dapat menandatangani
deklarasi yang memiliki cacat seperti itu. Lalu, Aku berdiri dan berbicara
kepada seluruh orang yang ada diruangan itu.

“Baiklah sekarang, mari kita menangani manajemen pasca perang sampai


Kekaisaran bergerak.” (Souma)

Page | 220

Anda mungkin juga menyukai