Pembimbing:
dr. Agustinus Nico Granada, Sp. An
Sumber oksigen
Bag and mask dapat digunakan
Laringoskop
Pipa endotrakea dengan berbagai ukuran
Oral atau nasalairway devices
Suction
Pulseoksimetri
Stetoskop
Mikrofor
Monitor TD dan EKG
Akses intravena
ORAL & NASAL AIRWAY
Premature 2.0-2.5 10 10 cm
Neonatus 2.5-3.5 12 11 cm
Laryngoscope dipegang dengan tangan kiri kemudian mulut pasien kebuka, blade
dimasukan dari arah kanan untuk menghindari gigi. Lidahnya disapu ke kiri
kemudian ke atas dari dinding faring. Ujung pisau melengkung biasanya
dimasukkan ke dalam vallecula, dan ujung pisau lurus menutupi epiglottis.
Dengan salah satu bilah, gagang diangkat dan dijauhkan dari pasien dalam
bidang yang tegak lurus terhadap rahang pasien untuk melihat pita suara pasien.
Hindari menjerat bibir di antara gigi dan blade. Kemudian TT diambil dengan
tangan kanan dan ujungnya harus melewati pita suara. Manuver BURP (backward,
upward, rightward, pressure) diterapkan untuk menggerakkan glottis posterior
anterior memfasilitasi visualisasi glottis.
Laringoscope dikeluarkan kembali dan berhati-hati terkena
gigi. Manset pada TT dikembangkan tetapi jika
dikembangkan melebihi 30 mmHg dapat menghambat aliran
darah, melukai trakea. Setelah intubasi, kemudian auskultasi
pada dada dan epigastrium, jika udaranya tidak masuk ke
dalam paru-paru atau ragu apakah masuk ke dalam
esopagus atau trakea maka ulangi laryngoscopy untuk
penempatan ulang.
Jika intubasi gagal maka jangan dilakukan dengan
pengulangan yang indektik sama seperti sebelumnya, harus
ada perubahan untuk dibuat untuk meningkatkan
kemungkinan sukses (reposisi pasien, mengurangin ukuran TT,
menambahkan stylet, memilih blade yang berbeda). Jika
pasien tidak dapat di intubasi maka dapat dilakukan
trakeostomi.
DIFFICULT
AIRWAY
ALGORITHM
TEKHNIK EKSTUBASI
Bilateral injection of 2 ml of
local anesthetic into the
base of the palatoglossal
arch (anterior tonsillar pillar)
w/ 25 –gauge spinal
needle