Anda di halaman 1dari 38

Outline

Prolog :
Karakter : Dario, Uzieg dan tujuh morgul.
Kondisi cuaca : Berkabut, dingin, sore menjelang malam.
Satu tahun yang lalu, seorang penyihir dari clouds, Dario membawa batu Charm putih
milik Aldarac hasil temuannya di tanah sisa perang kegelapan , tanah Zrovares. Dia tengah di
kejar oleh 8 pasukan morgul yang dipimpin oleh Uzieg di hutan Aramore. Dario berhasil
membunuh 2 Morgul, tetapi medan hutan yang terjal dan berbatu membuat dirinya sulit
melarikan diri dari kejaran morgul yang bersenjata lengkap. Kondisi hutan yang semakin
gelap dan dingin terlebih stamina Dario yang sudah hampir habis, Dario semakin terpojok.
Dengan mudah Morgul menemukan Dario, dan Dario berada di ujung tepi jurang
yang pada sisinya mengalir aliran sungai deras membentuk air terjun hebat menuju dasar
ceruknya. Uzieg merasa gagah dan bangga akan membunuh Dario untuk segera mengambil
Charm putih curiannya.
Dario kemudian menggunakan sihir komunikasi yang digunakan kepada burung
gagak hutan dan memberi pesan kepada temannya (Alazar) bahwa batunya berada di
sepanjang sungai Raen yang membentang dari hutan aramore ke hutan Norbury di tenggara.
Dario memberikan pesan terakhir sebelu akhirnya berpasrah melompat ke dasar air terjun
Naar dan menghilang bersama batu Charm putih.
Arc Norburry
1. Hutan Pine.
Lokasi : Sisi Hutan Norbury (Pine)
Karakter : Damar, Fade, Hans.
Kondisi : pagi, matahari baru muncul, hangat, berembun.
Damar (15 Tahun) berburu bersama kakaknya Fade (20 Tahun), dan anak yatim pitau
lainnya bernama hans (23 Tahun) di hutan Pine, hutan yang tumbuh di daerah dekat Norbury.
Di hari itu Hans menceritakan tentang adanya Naga di pine bagian terdalam, dan hans
bercita-cita menjadi pemburu Naga di jual hasil buruannya dan menjadi kaya. Hari itu mereka
gagal memanah rusa jantan di pine.
Karena kesulitan mendapatkan buruan mereka mencoba masuk ke hutan pine lebih
dalam untuk mencari buruan. Fade sudah memperingatkan Hans untuk tidak berburu di Pine
lebih dalam, karena berbahaya dan banyak hewan buas. Tetapi Hans bersikeras untuk
memburu di dalam dan enggan pulang sebelum membawa buruan.
Mereka menyusuri sungai Raen yang besar di dalam hutan agar tidak tersesat, dan
menemukan banyak rusa yang sedang minum. Namun nahas, saat mereka berhasil memanah,
muncul beruang hitam yang besar menyerang mereka bertiga. mereka bertiga mencoba
membunuh beruang itu, berbeda dengan Fade dan Hans yang lebih lincah. Damar kena
cakaran di bagian lengannya. Damar menghindari amukan beruang hitam itu dan nyebur
lewat sungai. Beruang hitam itu masih mengejar damar.
Di dalam sungai itu Damar nemuin Dragon charm dan mengantonginya diam-diam.
Setelah naik ke permukaan, beruang itu muncul lagi. Dan akhirnya berhasil di kalahkan Fade
dan Hans. Disitu Fade dan Hans berantem lagi karena nyawa damar nyaris melayang. Tapi
Hans bangga mereka bisa ngalahin beruang hitam dan mengambil kulit dan bulunya berharap
bisa menjualnya di Norburry. Mereka mengakhiri perburuannya dan kembali ke rumah
pondok.
2. Pondok Kecil
Lokasi : Pondok tempat tinggal Damar, Fade, Hans.
Kondisi : Pagi hari.
Damar terbangun di pagi hari saat matahari baru menampakan pijarnya di cakrawala.
Di sini diceritakan bagaimana Damar (1 bulan) dan Fade (5 tahun) dulu ditinggal sama
ibunya di Norbury, tepatnya di depan rumah Gary (Kepala desa Norbury). Damar bercrita di
dalam pikirannya tentang bagaimana ia ingin sekali mengenal ayahnya.
Dia dapat sedikit info dari Fade tentang ibunya adalah bangsawan Gallard, mereka di
asuh sama gary sampai remaja dan memutuskan untuk tinggal berdua sama Damar karena
tidak ingin merepotkan Gary lebih jauh. Ia merasa dikasihani dan tidak nyaman, makanya
mereka memutuskan tinggal sedikit lebih jauh dari Norbury dan membangun tempat tinggal
sendiri.
Setelah bagian itu di ceritakan, Damar menceritakan bagaimana mereka bertemu
Hans, anak yatim piatu juga yang katanya adalah anak dari pedagang kaya dari kota Veros.
Setelah yatim piatu dia ikut bersama pedagang keliling. Mereka bertemu dengan damar dan
Fade saat Fade berumur 15 tahun dan Damar 10 Tahun pada saat Fade berburu kayu bakar
untuk menjualnya di Norbury. Fade merasa tertarik untuk hidup berburu dan lelah berpindah-
pindah akhirnya memutuskan untuk tinggal bersama Damar dan Fade.
Setelah itu diceritakan karena luka Damar akibat serangan beruang hitam, Damar di
suruh beristirahat. Fade dan Hans pergi ke Norbury untuk menjual Kulit Beruang Hitam.
3. Alazar.
Karakter : Damar, Alazar.
Lokasi : Pondok Kecil, depan Pondok Kecil.
Kondisi : siang hari
Damar tertidur kembali pulas, dan terbangun karena lapar. Ia memasak daging ayam
dan sayuran yang tersimpan di gudang kecil sebelah pondok. Setelah dia makan dia mulai
tertarik kembali melihat charm putih temuannya. Di sini diceritakan kembali, rupa batu itu
seperti apa (Oval) dan ada tali rantai kecil yang sudah berkarat. Dan ketika batu di biaskan
dengan cahaya matahari. Tembusan batu itu seperti bergerak dan berombak bagai kepulan
asap yang tertiup angin. Di dalam batu tersebut mengalir sesuatu kekuatan besar yang Damar
rasakan.
Ia kaget dan menjatuhkan batunya ketika mendengar suara benda besar yang jatuh
ambruk di depan pondoknya, dia segra menyimpan batu itu dan mengintip keluar. Dilihatnya
seorang pria dewasa tua yang menjatuhkan babi hitam besar bertaring di jalanan.
Disini diceritakan bagaimana Alazar muncul enam bulan yang lalu dan membangun
juga pondok tidak jauh dari rumahnya. Ia bernarasi dalam pikirannya, apakah orang tua itu
berbahaya? Apa tujuannya? Dan mengapa dia sering berburu di hutan pine beberapa bulan
terakhir ini. Ia terkagum dengan kekuatan fisik pria tua itu, yang sudah tua dan berkerut tapi
mampu mengangkat babi sebesar itu sendirian.
Damar akhirnya keluar dan menawari bantuan, mereka sedikit bercakap perihal
buruan babi ini, damar bertanya apa yang membuatnya tingga di Norbury, dan Alazar berkata
“sesuatu yang sangat penting”.
Alazar kemudian berlalu dan menghilang menuju pondok. Damar disini mulai
bertanya dan curiga, apakah sesuatu yang penting darinya adalah batu ini? Tetapi apa
hubungannya dia dengan batu ini? Apa ini batu mahal? Siapa pemilik sebenarnya batu ini dan
kenapa ada di hutan pine?
Damar terjebak antara kebingungan dalam pikirannya. Sampai kapan ia harus
menyembunyikan penemuan batu ini terhadap Fade dan Hans. Ia merasa Hans pasti akan
segera meminta batu itu untuk segera di jual.
4. Air terjun Pine.
Karakter : Damar.
Lokasi : Hutan Pine, Sungai Raen, Air terjun Pine.
Kondisi : Pagi menuju siang.
Scene awal dimulai ketika Damar berada di hutan Pine, membunuh rasa bimbangnya
dan memutuskan untuk menyusuri kembali sungai Raen. Dia bertanya apakah ada harta
lainnya? Dia kembali menyelam sungai Raen, tapi yang dilihat hanyalah sebongkah kerikil
kasar dan bebatuan.
Damar menyusuri aliran semakin dalam hingga menemui Air terjun Pine. Orang
Norburry bilang jika sudah menemui air terjun di dalam hutan Pine maka dia sudah sampai
bagian yang dalam dari hutan. Di sini dijelaskan air terjun tersebut sangat besar dan tinggi,
aliran semburannya juga besar berdesis mengikis.
Dasar cerukannya sangat dalam dan Damar penasaran apa mungkin disitu ada sesuatu
yang lebih mnarik daripada batu itu? Apakah ada emas? Berlian? Atau harta lainnya yang
tersapu aliran sungai Raen di atas sana. Aliran tersebut memang berhulu dari pegunungan
Aramore yang bederet menggantung. Banyak misteri dan hal yang tidak sampai ke wilayah
Norburry dan juga akalnya. Ia sempat berpikir mungkin aliran itu membawa lebih banyak
sesuatu yang tidak terduga.
Damar menyelam, menyusuri sisi cerukan dan kembali menemukan batu kerikil yang
tidak berarti. Apakah ia harus menyelam lebih dalam? Tetapi cerukan itu sangat dalam,
mungkin sedalam 30 kaki pikirnya, Damar ragu tetapi dia akhirnya menyelam. Betapa
kagetnya ternyata aliran semburan Air terjun dibawahnya sangat kuat dan mencengkram, di
tengah cerukan tepat di bawah aliran itu damar tercabik dan terayun oleh aliran air terjun.
Tapi dari dalam air terjun damar mendengar sesuatu. suara panggilan dari sesuatu, dia
memanggil dirinya. Dia berusaha mati matian kembali ke permukaan. Dan akhirnya berhasil
dan memastikan bahwa batu itu masih ada.
Di permukaan dia mendengar suara, suara itu kembali menarik dirinya dalam bawah
sadar yang absolut. Dia tertarik dan terpanggil mencari sumber suara itu, dan semakin jauh
dia ke pedalaman hutan pine, dia menemukan semua Goa, yang bermulut kecil tapi sangat
dalam. Awalnya dia ngeri tetapi akhirnya masuk, dan disana dia ketemu bayi Naga, (bermulut
seperti srigala berwarna putih dan bersayap. Matanya hijau. Disana damar kaget bukan main,
dan berbincang dengan bayi Naga itu.
5. Luke si arogan
Karakter : Fade, Hans, Luke.
Lokasi : Desa Norbury
Kondisi : Menjelang sore hari.
Fade dan Hans mendorong karavan berisi kulit beruang hitam di sekitar pasar
Norbury. Di sini jelaskan juga kondisi pasar (narasikan dengan mantap). Mereka juga
mengunjungi beberapa lapak dagang penjual daging dan senjata tetapi mereka tidak ada yang
berani membeli mahal. Rata-rata hanya mau membeli dengan harga 10 gold. Hans merasa
sangat tidak setuju dengan jumlah itu karena kulit itu mampu dijadikan bahan mantel hangat
untuk orang utara dan haruslah berharga sangat mahal lebih dari 10 gold. Fade mulai melihat
ambisi kaya dan watak keras dari Hans disini.
Akhirnya semua pedagang pasar mengarahkan mereka menuju ke toko kepunyaan
Luke, pedagang sukses di Norbury. Mereka berdua merasa sebal karena dia orang yang
sangat mereka benci karena sikapnya terhadap Fade dan Hans. Luke selalu merendahkan dan
menganggap mereka adalah pengemis dan orang pinggiran.
Tapi di sini diceritakan bahwa anak dari Luke (Tia) (17 tahun) mencintai Fade.
Sayangnya ayahnya tau dan sangat melarang hubungan menyedihkan itu, Karena Hans
merasa semua pedagang kecil tidak mampu membayar mahal. Dia menyarankan untuk pergi
ke toko Luke.
Di ruangan itu mereka di caci luke dianggap membawa sampah ke tokonya. Tapi
setelah mereka melihat kulit itu Luke sempet kagum dan tetap mencibir sombong dan
menghina damar. Luke hampir marah dan akhirnya Tia dateng buat nenagin Luke dan
ayahnya. Luke setuju membeli dengan harga 50 gold. Mereka kehabisan pilihan dan akhirnya
setuju.
Mereka menuju ke pasar Norbury lagi di bagian lainnya yang menjual aneka sayur,
daging dan kebutuhan hidup lainnya. Mencoba membelanjakan uang goldnya untuk beberapa
minggu kedepan.
Disini diceritakan mereka menemukan sekumpulan orang berbaju lengkap dan bukan
berasal dari desa Norburry. Seorang pria yang sepertinya pemimpin (Virlius) sedang
berpidato bersama dengan warga Norbury yang ikut penasaran.
Fade dan Hans tertarik untuk mendengarkan ocehan pria itu. Disana dijelaskan bahwa
Virlius atas nama pasukan Uzieg, mencari sebuah permata putih yang kemungkinan ada di
Hutan Pine. Barangsiapa yang berhasil menemukan permata itu akan di beri imbalan 10.000
gold dan menjadi bangsawan kekaisaran (hidupnya makmur dan kaya).
Disini terlihat Hans sangat ambisius untuk menjadi kaya dan menemukan batu itu.
6. Rumah Pohon.
Karakter : Damar, Silvar.
Lokasi : Rumah pohon di Dalam hutan Pine.
Kondisi : Sore menjelang malam.

Pada awal paragraf dijelaskan damar sudah mulai membangun rumah pohon seharian
tadi untuk tempat tinggal si naga kecil yang di ikat. Diceritakan juga damar sudah bolak balik
pondok kecil untuk ngambil daging-daging buat makan naga.
Disana mereka bercakap-cakap tentang nama silvar. Selain itu mereka berburu bareng
kelinci dan ikan di sungan raen. Mereka terlalu asyik berburu hingga pulang larut malam dan
Fade menunggu di rumah (Damar sudah nulis surat kalo dia akan terlambat pulang karena
berlatih di hutan)
Hans sempet meremehkan Damar kalau nanti dia akan tewas karena berburu sendiri.
(Bercanda).
Sebelum tidur damar kembali melihat charm putih istimewa tersbut dengan ombar
bergejolak di dalam kebeningannya. Dia sangat rindu silvar dan ingin segera bertemu lagi
besok. Damar akhirnya tertidur karena membayangkan kesruan hari ini sama silvar.
5. Misi dan arogansi
Karakter : Damar, Fade, Hans.
Lokasi : Pondok kecil, Hutan Pine
Waktu : Pagi hari
Cerita dimulai ketika mereka memulai sarapan pagi yang enak dengan bahan yang
lengkap dan sehat. Semua makananya hasil belanjaan dari 50 gold kemarin. Damar saat itu
mulai terlihat aneh dan sedikit pendiam, saat ditanya Hans, jawabannya karena masih shock
atas serangan beruang hitam, tetapi dia bohon karena sebenarnya dia merasa menyimpan
Charm putih.
Setelah itu Hans teringat informasi kemarin di pasar dan mulai mengumumkan berita
penting untuk perburuan batu harta karun milik uzieg. Hans mulia terlihat eperti pemimpin
yang arogansi padahal Damar dan Fade tidak menganggap Hans adalah pemimpin. Hans
bersikeras untuk dimulainya mencari charm putih.
Damar memutuskan untuk menyembunyikan rahasia penemuannya lebih lama,
melihat ketakutan atas dirinya terhadap ambisi Hans. Ia berpura-pura ikut berburu charm
putih itu ke Hutan Pine. Dan mereka berpencar.
Setelah terpencar begitu jauh dari Hans, Damar menemukan Alazar sedang bertapa di
atas batu besar di tengah aliran sungai Raen. Damar mencoba datang mengendap tetapi
akhirnya ketauan. Disini mulai Alazar menceritakan siapa dirinya (namanya, seorang
penyihir) Damar dan Alazar bercerita tentang perburuan dan bertanya apa yang di buru
Damar.
Entah mengapa Damar menceritakannya mencari charm putih karena informasi dari
Hans akan hadiah uang dan jabatan yang tinggi serta ambisi Hans yang mulai sinting. Damar
ingin melihat reaksi Alazar. Alazar kaget bukan main mendengar terdapat orang di Norbury
mencari batu itu, apalagi setelah dia mendengar nama Uzieg.
Alazar juga menceritakan tentang apa yang dicari dia adalah batu itu, dan dia
menjelaskan tentang batu itu adalah batu Charm putih. Disini Damar masih tidak mengerti
dan pikirannya berputar-putar mencoba mencerna. Dia berada pada posisi percaya dan tidak
percaya. Damar pura-pura tidak kaget dan bersikap biasa.
Sebelum Alazar menceritakan panjang lebar, Hans datang dan memergoki Damar lagi
berbicara dengan Alazar dan disusul fade. Disini Hans curiga ada sesuatu yang
disembunyikan. Alazar berpura-pura tidak ada sesuatu hal penting yang dibicarakan, mereka
pun kembali ke pondok kecil.
6. Kunjungan dari Garry
Karakter : Garry, Damar, Fade dan Hans.
Tempat : Pondok kecil
Kondisi : Sore Hari
Garry datang ke pondok kecil, untuk melihat keadaan ketiga pemuda itu. Maksud lain
dia sebenarnya adalah untuk memberi peringatan akan banyaknya prajurit dari kekaisaran
menyusul isu adanya harta karun charm putih di Hutan Pine.
Banyak pemburu yang berasal dari luar norbury berdatangan dan mencari batu itu
dengan cara brutal. Garry memperingatkan untuk berhati-hati kepada mereka bertiga.
informasi batu ini dari kekaisaran aldarac memicu hal ganjil yang terjadi di Norbury.
Hans disini terlihat kembali keras kepala dan mencoba untuk meyakinkan untuk
menemukan batu itu. Tetapi Garry menyarankan untuk tidak mempercayai perkataan
kekaisaran. Hal ini dikarenakan wilayan Norbury yang damai dan tidak pernah jadi perhatian
kekaisaran bahkan kerajaan gallard. Garry tidak menyukai hal itu.
Setelah itu Hans merasa panas (emosi) dan pergi keluar pondok untuk menuju
Norbury dan ingin mengetahui perkembangan penemuan batu itu. Garry pun tidak berlama-
lama meninggalkan kmbali pondok dan memperingatkan kembali untuk berhati-hati terhadap
anggota kekaisaran dan pemburu di sekitar Norbury.
Damar dalam keadaan ambigu dan campur aduk, akhirnya dia mengatakan
penemuannya kepada Fade dan cerita dari Alazar.
Percakapan yang ditekankan antara Damar dengan Fade disini adalah siapa yang
harus mereka percaya, apakah Alazar atau kekaisaran? Mereka bingung untuk tetap
menyimpan batu itu atau memberitahukannya kepada Alazar? Bagaimana jika Alazar adalah
seorang mata-mata kekaisaran? Tapi apakah batu ini sbegitu penting hingga kekaisaran
mencari sampai sini?
Fade ikut ragu dan menyarankan untuk tetap menjaga batu itu agar tidak jatuh ke
tangan yang tidak tepat smentara ini. Mereka memutuskan untuk menjaga sampai tau harus
kepada siapa batu itu diserahkan.
7. Kekacauan tali persaudaraan.
Karakter : Damar, Fade, Hans.
Lokasi : Pondok kecil.
Kondisi : tengah malam
Hans datang ke pondok kecil malam hari sehabis dari Norbury. Hans bilang penduduk
Norbury banyak yang digilai oleh informasi mengenai adanya harta karun di hutan pine milik
kekaisaran. Banyak info mengatakan penemuan ini akan membuat kemakmuran untuk
Norbury.
Semakin hari demi hari terlewati pasukan bersenjata semakin banyak dan hal ini
mencurigakan khusus bagi damar dan Fade.
Disini Damar akhirnya menceritakan penemuannya pada Hans dan informasi dari
Alazar bahwa kekaisaran bukan lah orang yang bijak seperti yang di perlihatkan di Norbury.
Dan menyarankan untuk menyimpan batu itu bersama-sama sampai keadaan tenang. Pada
awalnya Damar dan Fade berharap dari cerita itu mereka mampu membuat Hans tidak digilai
lagi oleh kekayaan dan mereka setuju untuk menjaga batu itu.
Sayangnya Hans bertindak lain, dia justru semangat, ia memaksa damar untuk
menunjukan dimana lokasi batu itu disimpan. Dia berniat untuk menyerahkannya kepada
Virlius dan mampu membuat mereka bertiga makmur. Mereka berseteru dan Fade
memperingatkan bahwa kekaisaran mungkin orang yang berbahaya. Hans tidak mau dengar
dan terjadi perkelahian antara Damar dan Fade melawan Hans.
Hans kalah karena terpukul tongkat di bagian pinggangnya dan jatuh lemas. Hans
murka dan pergi dari pondok kecil menuju Norbury untuk memberitahukan Virlius.
Damar dan Fade kemudian sesegera mungkin pergi menuju Garry, karena tidak ada
pilihan sebelum kekaisaran datang. Saat sampai di rumah Garry, ternyata disana ada Alazar
dan mereka akhirnya menceritakan bahwa Damar menemukan Charm putih itu. Alazar
senang bukan main, tetapi tau masalah yang akan mereka hadapi jauh lebih dari itu.
Alazar mencritakan kisahnya disini. Dan batu apa itu sebenarnya. Tidak disangka-
sangka Luke menguping dan berlari secepat kilat, memberitahukan bahwa harta itu ada di
tangan seorang bocak berumur 15 tahun. Hal ini semakin kacau balau dan mereka akhirnya
meninggalkan rumah garry dan menuju pondok kecil.
8. Awal Perpecahan
Karakter : Damar, Fade, Alazar, Hans, Virlius, kekaisaran, Uzieg, Morgul.
Lokasi : Pondok Kecil
Kondisi : malam menjelang pagi
Suara gemuruh prajurit mulai terdengar disiringi cahaya obor yang berkelap-kelip di
balik siluet pepohonan. Mereka tau mereka dalam pencarian. Mereka tiba di pondok kecil
yang sudah banyak dikelilingi kekaisaran, disana berdiri sosok Hans dan Virlius.
Hans mulai sinting dan mencari damar dan Fade sambil menggeram. Mereka
menemukan Damar dan Fade berada di pondok Alazar saat sebelum ingin melarikan diri dari
Norbury. Disini terjadi perang antara Fade dan Hans. Alazar dengan virlius. Tetapi Fade
kalah dan terluka hebat.
Damar terpukul perih di relung jiwanya dan mengalami shock hebat. Alazar akhirnya
membawa damar kabur menuju ke dalam hutan pine kabur dari kejaran kekaisaran. Di hutan
pine, Damar menunjukan rumah pohonnya dan disana menunggu Silvar yang kegirangan,
Fade kaget bukan main dan senang. esoknya mereka hidup di dalam hutan pine di Goa
kosong, damar mengintip Desa Norbury berharap kekaisaran sudah tidak ada.
Damar ke rumah Garry untuk memberitahukan lokasi mereka bersembunyi. Garry
dengan Tia datang ke Goa untuk menengok keadaan Fade. Fade akhirnya meninggal dan
dimakamkan dekat Goa. Damar berjanji akan membalaskan dendam dan membunuh Hans.
Diketahui Hans sudah berganbung dengan kekaisaran dan mendapatkan posisi pemimpin
prajurit pencarian damar dan diberi kelimpahan harta dan uang dari Garry. Hans menghilang
bersama pasukan Kekaisaran.
Damar dan Alazar memutuskan untuk meninggalkan Norburry menuju ke Bardford
untuk mendapatkan kuda dan perbekalan serta bertemu dengan teman Alazar Elias.
ARC GALLARD
9. Awal Perjalanan
Karakter : Damar, Alazar, Silvar.
Lokasi : dataran rumput, perbukitan menuju Bardford.
Kondisi : Pagi, siang, malam
Mereka melakukan perjalanan, petualangan di alam, (Narasikan seperti novel eragon).
Damar sepanjang perjalanan juga berlatih pedang dengan Alazar dan berbincang
mengenai sejarah naga dan westeria.
Chapter berpindah sesudah saat mereka berlatih dan damar luka-luka.
10. serangan demi serangan.
Karakter : Damar, Alazar, Silvar
Lokasi : Sungai Erulisse, beberapa tebing pegunungan dan Crocks.
Kondisi : berhari hari.
Cerita dimulai mereka melewati sungai Erulisse, padang rumput dan tebing
perbukitan Aramore. berburu dan menemukan jejak morgul, jejak tersebut mengarah ke
crocks. Mereka mengejar jejak tersebut berharap dapat melacak keberadaan Hans.
Dari kejauhan bayang desa crocks, terlihat asap mengepul. Desa tersebut di bantai
oleh Morgul sangat keji. Membuat Damar muak dan ingin menhancurkan morgul. Disana ada
perbincangan panjang antara Damar dan Morgul tentang seperti apa Morgul dan kelemahan
mereka. (Deskripsikan panjang!)
Mereka ingin akhirnya membakar mayat di crocks, tetapi silvar mencium dan
mengendus sesuatu di tanah dan melayang berputar-putar di atas tumpukan jerami di balik
lumbuh yang sudah hancur. Ternyata menyisakan seorang pemuda yang sekarat di balik
jerami. Pemuda tersebut bernama Capo dan menceritakan serangan morgul. (Panjang lebar)
Sebelum akhir hayatnya, Capo menyerahkan sebuah surat untuk kekaisaran di Galan,
yang ditulis Capo saat penyerangan morgul sebanyak enam ekor. Surat itu berisi tentang
peringatan bahwa morgul sudah mulai membuat kekacauan, harapannya capo surat itu
disampaikan kepada anaknya di bardford yang berjaga sebagai penjaga.
11. Penyergapan
Karakter : Damar, Alazar, Silvar.
Lokasi : Di Dalam hutan Westwood
Kondisi : Berhari-hari
Mereka bertiga memilih jalan masuk melalui hutan karena adanya morgul di wilayah
barat. Wilayah terbuka berpotensi untuk ditemukan para morgul.
Dinarasikan juga kalao sirvar sudah mulai membesar. Dan mulai ingin makan yang
lebih banyak. Akhirnya mereka gelar perkemahan dan Damar mencari buruan untuk makan
malam dan Alazar menyalakan api unggun.
Tidak disangka Damar menemukan 2 morgul yang sedang membakar daging babi.
Mereka sedikit berbincang tentang pembantaian di Crocks dan merasa bangga.
Di balik semak damar bergidik menjijikan dan luapan emosinya meledak-ledak.
Mencoba ingin mengalahkan mereka dengan mengarahkan anak panah, di sini damar
bertindak gegabah. Panah itu berhasil mengenai satu dahi Morgul dan menembus
tengkoraknya. Tetapi morgul satunya sadar dan mengeram ngeri. Dia mengejar damar dan
hampir membunuhnya, tangannya tergores pedang tajam milik morgul dan hampir mengenai
pembuluh utamanya.
Silvar kemudian menggigit telinganya dan morgul itu meraung-raung. Alazar datang
dan bertempur. Akhirnya berhasil melumpuhka kaki kanannya hinggal morgul terjatuh.
Disana morgul itu di interogasi dimana sisa kawanannya. Tapi morgul tersebut malah
mencibir sombong. Akhirnya Alazar memenggal kepala morgul itu.
Chapter berakhir ketika damar pingsan karena shock.
12. Sementara hanya Westwood
Karakter : Damar, Alazar, Silvar.
Lokasi : Lokasi Westwood
Kondisi : berhari hari
Cerita dimulai saat damar bermimpi tntang fade, yang menceritakan kembali tentang
ibunya pada saat fade kecil. Damar kaget kenapa bisa ketemu fade, padahal udah tiada. Fade
berkata mohon maaf karena tidak bisa menemani dirinya. Tiba tiba fade tertusuk pedang
Hans dan Fade berbicara. “Lagi lagi kita harus berpisah disini”
Damar berteriak menggila dan sadar.
Alazar disampingnya lagi membuat rebusan kain air hangat buat kompress Damar.
Disana Alazar memarahi damar karena bertindak gegabah, dan menasihati bahwa emosi yang
tidak terkontrol hanya melahirnya malapetaka, malapetaka hanya membuahkan bencana.
Damar minta maaf dan menyesal kemudian bertanya sudah berapa hari tertidur, kata Alazar
sudah 5 hari.
Damar menjelaskan mimpinya, dan Alazar menceritakan kalo ayahnya juga dikhianati
oleh helbert, dan certita masa lalunya saat kecil sambil pada makan. (seorang dari raja Edgar,
kemudian egdar dibunuh virlius dan seluruh kerajaannya di luluh lantahnya oleh uzieg dan
virlius. Dirinya di asuh oleh elf dan belajar sihir)
Alazar mencoba mengajari sihir kepada damar. Silvar dengan asik bermain dan
mencari makan.
Sihir pertama yang di ajarkan adalah mengendalikan tenaga dalam dorongan.
Menggunakan kekuatan dalam aliran darahnya. Disini kesulitan karena membutuhkan
konsentrasi yang dalam dan kekuatan yang besar serta kontrol emosi yang tinggi.
Setelah kesulitan mereka berlatih pedang pakai kayu lagi hingga paha kanan damar di
bentur serangan hebat Alazar. Dia kesakitan dan akhirnya tertidur.
13. Bardford
Karakter : Damar, Alazar, Silvar, Rayner
Lokasi : Lokasi Westwood, Bardford
Kondisi : berhari hari

Cerita di mulai ketika silvar membangunkan Damar dengan asap panas dan terbang
meliung-liung di atas wajah Damar. Mereka sudah seminggu di hutan westwood selama
menunggu waktu yang tepat untuk menuju tempat yang terbuka. Mereka merasa keadaan
sudah aman dan kembali menuju Bardford
Setelah melalui padang rumput dan savana yang terbentang luas, mereka menemukan
siluet kota Gallard yang megah. Berdiri dua menara pengawas yang tinggi setinggi 20 meter.
Mereka berencana mencari perbekalan makanan dan kuda untuk melanjutkan perjalanan
menuju Horien. Dan segera menyerahkan surat dari capo untuk anaknya di Bardford.
Bardford merupakan kota kecil yang dekat dengan kerajaan besar Gallard di Westeria,
saat ini Gallard dipimpin oleh anak dari Helbert (Ambert Aegium). Bardford memiliki
pasukan prajurit Gallardian yang merupakan bagian dari prajurit penjaga kerajaan.
Pada saat itu Bardford mengalami masa suram karena Raja Gallard, Ambert berbuat
korup dan serakah sehingga pada saat itu rakyat di Gallard terbelah menjadi dua, kaum
bangsawan dan rakyat jelata. Rakyat jelata mengalami kemiskinan yang luar biasa karena
perberlakuan pajak dari Raja Helbert yang terbilang tinggi. Sedangkan di wilayah istana, para
bangsawan berfoya-foya menikmati semua kekayaan dari pajaknya terhadap rakyat biasa.
Penetapan pajak yang tinggi berlaku di kota kecil Bardford yang masih menjadi
wilayah kekuasaan kerajaan Gallard.
Diceritakan mendidihnya emosi dari Alazar mengetahui Raja Ambert mengingat
dendam alazar pada ayahnya yang dikhianati oleh raja Helbert dan ingin segera membunuh
raja karena semakin semena-mena. Misi pada saat itu harus segera dilaksanakan, mereka
harus segera bertemu Rayner ( anak dari capo), untuk segera menyerahkan surat dari capo.
Informasi dilakukan secara diam-diam dilakukan oleh Damar karena sangat
berbahaya apabila mereka tau Alazar ada di wilayah Gallard. Damar mendapatkan Informasi
dari sebuah bar, di sisi kota yang menyebutkan terdapat prajurit yang kembali ribut dengan
prajurit lainnya karena prajurit meminta pajak dengan kasar, yaitu Rayner. Damar bertanya
pada orang yang ribut masalah itu dan orang-orang itu mengatakan bahwa Rayner adalah
prajurit yang lemah dan suram, tidak lama lagi Rayner akan segera di pecat dari prajurit
krajaan Mereka mengatakan Rayner tinggal di pinggiran kota Bardford di dalam gubuk
suram. Mereka mengatakan hanya Rayner lah prajurit yang hidup miskin karena tidak mau
menerima harta dari pajak tinggi yang ditetapkan Raja Ambert. Para prajurit itu tidak
hentinya menertawai Rayner, Damar merasa muak dan pergi meninggalkan bar itu.
Segera damar menginformasikannya dan menuju gubuk Rayner, awalnya gubuk itu
sepi dan terlihat menyedihkan. Karena mereka menunggu tidak ada Rayner, mereka akhirnya
masuk diam-diam dan menunggu di dalam.
(Deskripsikan gubuk suram Rayner)
Tidak lama Rayner datang dan dikejutkan oleh adanya Alazar dan Damar. Rayner
hampir menyerang mereka tapi terhenti ketika Alazar menyebut kata (sesuatu terjadi dengan
capo ayahmu). Setelah itu alazar menceritakan kejadian di crocks dan menyerahkan surat
wasiat dari capo. Rayner mencoba menahan tangis, dan tangisan pecah ketika dia membaca
surat dari capo. Amarah di wajahnya di wajahnya, bungi gertakan berdesingan dari gigi
gerahamnya yang beradu.
Alazar bertanya apa isi dari surat itu, dan ternyata dugaan morgul yang bersekutu
dengan pihak kerajaan. Mereka semakin merasa ngeri. Setelah itu rayner mnceritakan tentang
keadaan kerajaan Gallard yang kacau bacau setelah kepemimpinan Ambert yang mewarisi
sifat ayahnya, serakah dan gila akan kekuasaan.
Rayner menduga Zenoth menjanjikannya kekayaan yang tidak terhitung sbagai
imbalan atas persekutuan itu. Mereka mengkuatirkan dari tujuan terciptanya persekutuan
antara morgul dan pihak kerajaan.
Karena hari sudah gelap mereka beristirahat pada malam itu di gubuk rayner untuk
membicarakan rencana selanjutnya pada besoknya.
14. Hasrat untuk membunuh
Karakter : Damar, Alazar, Silvar, Rayner, Hans, Virlius.
Lokasi : Bardford
Kondisi : Pagi hari.
Cerita dimulai ketika Damar bermimpi akan pasukan morgul yang berzirah hitam
berdiri tepat didepannya mengelilingi, masing-masing memegang tombak dan pedang
berkarat dan dibelakangnya terdapat siluet naga besar yang sedang ditunggangi. Damar
terbangun ketika dia berteriak disiram air oleh Alazar.
Mereka memulai dengan sarapan pagi dan mandi air hangat. Sedangkan rayner pergi
ke kota untuk mencari kuda dan bekal makanan, untuk keberangkatan mereka. Pada saat ini
Alazar mengatakan bahwa Rayner berkemungkinan untuk ikut rombongan menuju Horien,
hal itu bagus karena saat ini mereka bukan saja harus menghindari kawanan patroli dari
morgul tetapi juga prajurit gallardian.
Saat selesai mandi Alazar kembali menceritakan tentang naga ketika dewasa
(kemampuannya, penciumannya hingga 1 km, penglihatannya, dan bagaimana mereka
berinteraksi). Saat hari menjelang siang Rayner datang dengan membawa dua kuda jantan
bernama (Laure dan Vanwa) mereka adalah kuda terbaik di Bardford dan Rayner sudah
menghabiskan tabungannya sebanyak 100 gold untuk membeli 2 kuda itu bersama
perbekalannya. Tapi pada saat itu Rayner terlihat terdesak dan panik, karena dia menemukan
poster buruan atas Damar dan Alazar, mereka menggambarnya dengan kapur hitam dalam
kertas papirus. Rayner yakin itu digambar oleh penggambar ahli di Gallard, karena gambar
itu sangat menyerupai ciri ciri mereka berdua.
Rayner mnegaskan semenjak beredarnya poster itu pasti sudah dilakukan pencarian
besar-bsaran di daerah gallard. Dan kemungkinan besar ketika matahari hampir terbenam,
prajurit sudah melakukan pencarian ke Bardford. Akhirnya pada saat itu Rayner setuju untuk
ikut bersama Alazar menuju kerajaan peri di Horien.
Konflik di mulai ketika mereka bertiga ingin menaiki kuda dan prajurit dari Gallard
berdatangan dari pusat kota Bardford menuju gubuknya. Mereka datang dengan pasukan
yang lengkap bersama virlius dan Hans. Pertemuan ini memberikan rasa nostalgia yang
menyakitkan bagi Damar. Melihat Hans sekarang sudah menjadi prajurit elit gallardian
dengan cara menghianati persaudaraan mereka dan bahkan membunuh fade. Reuni itu
membuat otak Damar mendidih dan terpancing untuk bertarung dengan Hans. Virlius
menjelaskan dengan mudahnya menemukan mereka dari prajurit yang melaporkan adanya
tersangka yang hampir sama dengan gambar di poster menanyakan lokasi Rayner.
Tetapi Alazar kembali mengingatkan untuk mengontrol emosi dan mereka punya
tujuan penting untuk menuju horien.
Konflik tetap berlangsung hingga mereka kejar kejaran kuda dengan virlius dan Hans.
Mereka beradu pedang di atas kuda dan sihir alazar dengan virlius. Rayner membantu
menghadang beberapa prajurit yang menyergap.
Mereka sampai sejauh ini berhasil menjauhi prajurit dan langkah prajurit kembali
terhenti ketika mereka sudah berada di depan hutan Eclorian, anehnya para prajurit berhenti
serentak dan mereka saling mendekat dan berbisik. Mereka berputar arah dan meninggalkan
Rayner, Alazar dan Damar di tepi hutan Eclorian.
Rayner menjelaskan wilayah ini sudah terlalu jauh dari daerah Gallard, tetapi Rayner
sendiri tidak dapat memastikan penyebab pastinya atas rencana yang mereka utarakan dari
kejauhan.
Chapter ditutup dengan Damar yang terjatuh dari Laure karena kelelahan.
15. Pedang dan sihir.
Karakter : Damar, Alazar, Silvar, Rayner.
Lokasi : Bardford
Kondisi : lusanya dan pagi hari

Cerita di mulai ketika damar terbangun dan berada Vanda, Rayner menjaganya agar
tidak terjatuh selama ia tertidur. Dia mengkuatirkan silvar karena tidak melihatnya, Alazar
menjelaskan kalo silvar sedang mencari makan, dan kebetulan mereka juga akan mencari
makan, karena mereka belum makan sejak semalam, memastikan lokasi sekitar mereka aman
dari morgul dan hewan buas lainnya.
Disini mereka membicarakan tentang hutan Eclorian yang luas dan apabila mereka
terus mengikuti barat mereka akan menemukan kerajaan Horien, tetapi hingga kapan mereka
tidak bisa memastikannya. Karena peri sekarang sudah sangat tertutup dengan manusia dan
benar-benar mengisolasi kaumnya di tengah hutan yang dalam. Bahkan Alazar yakin kerajaan
peri masih jauh disana dan butuh waktu berminggu-minggu untuk sampai dengan melewati
hutan yang dingin dan gelap ini.
Ketika mereka memasak makanan dan selesai makan, Damar berlatih pedang dengan
rayner, menggunakan tongkat kayu yang berada di sekitar camp mereka. Berkali kali Damar
kalah dan mengalami lebam di paha dan lengannya. Damar merasa dirinya sulit berkembang
dalam pertarungan dan akan kesusahan untuk mengalahkan Hans. Tetapi Rayner memujinya
bermain pedang cukup mahir untuk seorang pemburu hewan liar.
Setelah berlatih pedang Damar berlatih sihir lagi dengan Alazar, sihir bertelepati.
Mensingkronkran pikiran sesama penyihir yang dituju dan mencoba berkomunikasi dalam
ruang ilusi yang sama. Hal ini dilakukan untuk saling berkomunikasi dalam situasi yang sulit
seperti di dalam penjara atau mulut tersekap.
Sekali lagi latihan sihir sangat menguras tenaga Damar, dan Damar jatuh pingsan.
16. Penyergapan lagi!
Karakter : Damar, Alazar, Silvar, Rayner.
Lokasi : Bardford
Kondisi : malam hari
Damar kali ini bermimpi, tentang seorang wanita peri yang bermain harpa, memetik
alunan petikan harpa yang menyejukkan mimpinya, damar mencoba mendekat tetapi wanita
itu menyembunyikan wajahnya dibalik rambut peraknya. Wanita peri itu berbisik lembut,
tinggalkan tempat ini, kalian dalam bahaya.
Dan kemudian damar terbangun. Damar melihat Alazar sedang membakar cerutu dan
rayner mengasah pedangnya. Mereka masih terjaga di tengah malam, meskipun Damar tidak
tau jam berapa saat itu tetapi Damar yakin betul itu sudah melebihi tengah malam. Hanya
cahaya rembulan yang redup terbias dedaunan hutan memberikan cahaya penerangannya.
Damar menjelaskan mimpinya, Alazar berkata itu berkaitan dengan kemampuan sihir
Damar yang meningkat, seiring dengan terbiasanya tubuh menerima serapan sihir maka
dtubuh mulai merespon beberapa sihir yang berada di sekelilingnya. Atau mungkin seorang
elf ingin berkomunikasi dengan Damar tetapi tidak sanggup karena jarak atau kemampuan
sihir Damar yang belum matang.
Mereka harus tetap waspada dan berharap apa yang dilihat damar di mimpinya
merupakan peringatan yang tepat dari seorang peri di kejauhan sana.
Selang beberapa lama silvarion terlihat gelisah, meringis dan mengepakkan sayapnya
menampar pipi Damar. Alazar yakin ada sesuatu yang mendekati. Ternayat mereka adalah
Uzieg dan 12 morggul yang berlarian mencium bau sisa makanan mereka. Mereka merasa
ngeri karena Alazar menjelaskan bahwa Uzieg adalah the shadows yang terkeji dan bengis.
Mereka bergegas melepas tali dambat kuda dan segera meninggalkan tempat camp mereka.
Namun mereka cukup terlambat karena uzieg dan para morgulnya sudah sangat dekat
dengan camp mereka, anak panah berdesingan di balik gelapnya malam, mereka hanya di
bimbing cahaya rembulan yang keabuan. Panah tidak hentinya berdesing menembus kulit-
kulit pohon yang berlumut. Suara teriakan mengerikan dari morgul memecah keheningan
malam saat itu.
Para kuda nampak kelelahan dan kesulitan berlari di teras hutan yang lembab dan
berakar. Hal itu membuat langkah mereka melambat. Rayner terus memastikan arah mereka
menuju barat. Namun kali ini anak panah itu mengenai lengan alazar.
Alazar kesakitan dan mereka sangat terdesak, para morgul terdengar semakin
mendekat, derap langkahnya yang berat membuat Damar merinding. Hingga pada situasi itu
Alazar berkata untuk meninggalkan dirinya sementara itu mereka lari menjauhinya. Alazar
mengorbankan dirinya untuk mengulur waktu mereka.
Damar tidak setuju tetapi teriakan menggema dari pada morgul membuat bulu
kuduknya kembali berdiri dan terdiam. Akhirnya mereka sepakat untuk meninggalkan
Alazar, karena Alazar yakin dia tidak akan di bunuh akrena dia menyimpan informasi tentang
Silvarion dan Damar, tentu para morgul membutuhkan itu apalagi Zenoth.
Cerita ditutup ketika damar meninggalkan Alazar dan menghilang di balik kabut tipis
dengan Azar yang terduduk bersandar di pohon dengan luka anak panah.
ARC HORIEN
17. Alaby Hole.
Karakter : Damar, Silvar, Rayner, Alaby.
Lokasi : Eclorian
Kondisi : menjelang pagi

Cerita dimulai ketika langkah kaki kuda belum terhenti berlari. Damar masih
mendengar beberapa morgul masih mengikuti mereka dari kejauhan. Rayner mengatakan ada
dua yang mengejar mereka, mereka terjebak pilihan untuk membunuh mereka atau terus
menghindar. Kemungkinan terburuk adalah ketika mereka kalah mereka akan mati disana,
Rayner masih mengkuatirkan kemampuan bertarung Damar sehingga mereka melanjutkan
untuk terus berlari.
Mereka menemukan sebuah goa bermulut lebar di tengah Eclorian dan Kuda semakin
lelah dan bergerak sangat lambat, laure dan sanwa terlihat marah dan tidak ingin menapak
lagi, tetapi suara derap morgul masih terdengar samar-samar dari kejauhan. Rayner mencoba
menarik tali kendali laure tetapi laure mendengus sebal dan menolak untuk melangkah.
Dua morgul berwajah mengerikan dan sombong muncul di balik kayu-kayuan
mengintimidasi mereka berdua. Pedang karatnya yang kotor berwarna gelap menandakan
warna darah yang membeku akibat dari sayatannya di masa lalu. Namun Para morgul
mendadak terkaget ketika melihat mulut goa tersebut, dan berlarian meringgis mendadak
meninggalkan mereka berdua di depan mulut goa.
Rayner dan Damar kebingungan tapi mereka merasa ada yang aneh dari goa itu
hingga menyebabkan para morgul ketakutan, disini mereka mendebatkan tentang apakah goa
tersebut berbahaya atau goa tersebut justru aman karena morgul ketakutan. Mungkin saja goa
ini mengarah ke arah kerajaan peri. Tapi bisa juga merupakan sarang mengerikan bagi
monster mitos.
Bagaimanapun jalan hutan biasa sudah tidak mungkin karena morgul tidak akan
berhenti mengejar mereka selama mereka berada di dalam hutan Eclorian, dan goa ini aman
terhindar dari morgul. Meskipun mereka tidak tahu bahaya apa yang ada di dalamnya.
Sementara mereka berintirahat di dpan mulut goa mengistirahatkan laure dan sanwa. Mereka
juga lapar. Dan memasak makanan, silvarion dibiarkan mencari makanan disekitar sana dan
menyantap cicak pohon dan kadal batu.
Selama makan mereka membicarakan apakah Alazar aman, dan mencoba sihir
telepati untuk berbicara dengan Alazar. Damar mencoba mengerahkan pikiran seperti yang
diajarkan oleh Alazar dan mencoba mmanggil Alazar dalam ruang ilusinya. (deskripsikan
berkali kali nyoba akhirnya trsambung). Alazar mengatakan dirinya baik-baik saja, mereka
mengikat tangannya dan menutup matanya. Sepertinya alazar akan di bawa ke sebuah penjara
dan Uzieg mencoba menanyai tentang Damar tetapi masih belum mendapatkan informasi
apapun. Alazar sgera menyarankan untuk menemui para peri dan merencanakan langkah
selanjutnya. Alzar juga meminta untuks egera menyudahi telepatinya karena telepati sangat
menguras tenaga dan pada saat itu tenaganya sangat sedikit.
Sesaat ketika alazar memutus koneksinya dengan Damar, suara asing masuk menuju
ruang ilusinya, suara seorang perempuan berkata (kalian harus, segera masuk) tetapi suara itu
terputus karena damar kaget dan tersadar.
Setelah menjelaskan itu mereka sepakat untuk masuk karena mengira suara itu berasal
dari peri. Mungkin goa jalan rahasia menuju wilayah horien. Laure dan sanwa juga sudah
mau berjalan dengan di tuntun rayner dan Damar. Goa semakin gelap dengan stalaktit dan
stalagmit yang menjulang kokoh. Tetesannya tidak berhenti, Rayner mengepalkan kain dan
menjadikannya obor untuk penerangan. Dengan membuat api dari menggesek batu picu di
kantong kecilnya. Mereka kagum dengan goa itu yang indah dengan ornamen ornamen
stalaktit yang bercorak. Ruangannya cukup besar seperti aula katedral. Di tengahnya terdapat
genangan air yang jernih dan di ujungnya terdapat mulut goa lagi. Rayner melihat kompasnya
dan arahnya betul mengarah ke barat.
Damar kembali mendengar suatu bisikan samar samar di kepalanya yang berkata
benar, ikuti terus.
Mereka semakin jauh masuk ke dalam hingga menyisakan tipuan aingin yang dingin
melewti lorong goa dan suara tetesan air yang semakin jelas. Kuda-kuda mulai merasa
gelisah begitupun dengan silvar. Mereka menemukan aula besar seperti ruangan kerajaan
yang terbangun sangat megah, terdapat tulisan tulisan peri, dan bambar bercorak rumit.
Selain itu juga terdapat gambar makhluk kelabang raksasa yang disampingnya berjejer para
peri.
Mereka semakin ngeri melihat banyak gambar gambar tergores di dinding aula terbut
berupa kelabang, meskipun gambarnya sudah pudar tapi sangat jelas berupa kelabang. Obor
semakin padam, dan rayner harus kembali melilitkan kain kain dari bungkusan perbekalannya
untuk menambah nyala obor.
Disini mereka banyak berbincang tentang keadaan aula dan info sedikit peri dari sudut
pandang prajurit yang diajarkan kepada Rayner (katanya peri makhluk egois yang
penyendiri).
Tidak lama terdengar suara getaran dari atap aula. Itu adalah seekor kelabang besar yang
mendekati mereka. Kelabang itu bergerak menggeliat dengan kakinya yang menancap pada
dinding aula bergantian dengan kaki kaki lainnya yang berjumlah ratusan. Kelabangnya
berdesis ngeri. Silvarion mencoba menyerang kulit kelabang itu dengan cakarnya yang
mungil tapi sama sekali tidak memberikan goresan apapun. Mereka berlari ke ujung aula
tetapi aula itu buntu dan hanya ada tembok dan pilar pilar yang besar. Damar mencoba
menggunakan sihirnya untuk melawan kelabang itu tetapi dia tidak mampu berkonsentrasi
sama sekali sehingga sihirnya tidak dpat tersalurkan. Ketika kelabang itu sudah di depan
wujud mereka berdua.
Damar mendengar kelabang itu berbicara dalam benaknya. Kata-katanya adalah.
“bunuh morgul, dan para penghianat.”
“lahap mereka cincang dan kunyah mereka di dalam mulut kita”
Damar kemudian berkata kami manusia, rayner kebingungan kenapa damar ngomong
sendiri. Mendadak Alaby terdiam dan merasa Damar mampu berbicara dengannya. Tetapi
alaby masih menyangka damar dan Rayner adalah morgul dan hendak mengunyahnya dengan
dua giginya yang menyerupai gunting.
Tiba tiba terdengar suatu harpa anggun dari kejauhan, mendadak alaby menjadi
tenang.
Itu adalah elf bernama “Riona” putri dari Eldrin. Gadis itu tepat hampir sama seperti di dalam
mimpi Damar.
Mereka berbincang dan membicarakan Damar yang mempunyai bakat Enchanter.
Mereka menjelaskan siapa Alaby (Makhluk mitor asli bernama Alaby dari westeria, yang
dulunya banyak hidup di alaby hole pada saat peri pertama kali datang di westeria. Perilah
yang mampu berbicara dengan para Alaby. Dan membiarkan alaby hidup damai di goanya
dan membangun altar untuk menghormati para alaby di goa. Namun setelah morgul datang
dan mencoba mencari goa untuk bertempat tinggal, dia menemukan sarang alaby ini, pada
awalnya mereka takut tapi para alaby menyangka morgul sama dengan elf, dan bersikap baik
pada morgul. Hal itu dimanfaatkan morgul untuk membunuh alaby dengan mempelajari
tingkah lakunya dan membunuhnya dengan menculik mereka dan membawanya keluar sinar
matahari (alaby akan pinsan di bawah sinar matahari.) dan mencabuti kulitnya untuk dibuat
perisai. Kulit alabi sangat keras dan tidak dapat ditembus apapun. Setelah itu alaby sangat
membenci Morgul dan mencoba memakannya. Ketika di dalam goa morgul akan sangat
kalah karena kondisi goa yang gelap dan kelincahan alaby di balik kegelapan.
Mereka berbicara kembali selagi jalan dengan kudanya menuju horien, yang
dibicarakan adalah bagaimana riona mengetahui terdapat manusia di dalam goa, karena riona
sudah merasakan terdapat suatu sihir di Eclorian, satu sihir sulit di tembus keberadaannya
adalah alazar karena dia menutup rapat sihirnya selain terhadap sihir manusia. Dan satu lagi
sihir yang mudah dicapai tetapi sangat lemah karena pengendalinya masih lemah yaitu
damar. Itulah sebabnya damar bermimpi.
Cerita berakhir ketika Damar kembali terlelap karena kelelahan.
18. Peri Agung Horien.
Karakter : Damar, Silvar, Rayner, Adwen, Riona.
Lokasi : Eclorian
Kondisi : menjelang pagi

Cerita dimulai ketika kuda mereka mencapai gerbang indah kota peri di tengah hutan
horien. Deskripsikan keindahan kota Horien (Liat referensi aja di Eragon, kota Teirm,
Gilead)
Disini diceritakan mereka bertemu dengan para peri yang anggun, tersenyum dan
pendiam. Melihat mereka mengawasi dengan tenang. Sebagiannya menatap dengan tidak
nyaman. Mereka kemudian di suruh menunggu di sebuah ruangan kecil di sebuah bangunan
megah yang kemungkinan adalah bangunan utama dari kota Horien untuk menunggu raja
Eldrin.
Saat mereka menunggu raja Adwen, datang adwen yang merupakan kaka riona.
Datang dengan tatapan tidak ramah dan kelopak picing. Peri dan manusia kurang akrab akibat
adanya penghianatan dari pihak kerajaan dan rayner merupakan seorang prajurit. Mereka
berbincang (perbincangannya adalah berupa merendahkan para krajaan kepada rayner).
Rayner sementara ditangkap dan di tahan oleh peri karena mereka menganggap rayner adalah
bagian dari bawahan Ambert
Saat mulai panas, Riona datang untuk melerai, dan kembali membicarakan tentang
pergerakan morgul yang berpatroli di hutan eclorian karena saat ini Uzieg di percaya zenoth
untuk menempati tempat bernama Dura, pos pengawasan morgul yang dibangun untuk
menguasai wilayah barat daya.
Mendengar kata Uzieg, Damar teringat alazar yang sedang ditawan oleh uzieg, dia
yakin pasti Alazar berada di suatu penjara di Dura. Setelah itu dia memohon terhadap Riona
untuk membantunya melawan uzieg dan membebaskan alazar tetapi riona menolak karena
semua kekuasaan dan persetujuan ada di Eldrin. Damar harus di uji terlebih dahulu.
Ujian di mulai esoknya dan damar harus menunggu saat itu.
Riona menyarankannya untuk membaca beberapa buku, sihir untuk memperdalam
ilmu pengetahuannya tentang sihir. menuju perpustakaan untuk membaca tentang para naga.
Cerita berakhir ketika Adwen datang ke perpustakaan dan mengatakan bahwa raja eldrin
memanggil damar dan silvarion.
18. Ruang tahta Horien.
Karakter : Damar, Silvar, Rayner, Riona, Adwen, Eldrin.
Lokasi : Horien
Kondisi : malam hari.
Cerita dimulai ketika mereka menaiki tangga berpilin yang menuju ke ruangan besar
di atas bangunan utama horien. Deskripsikan juga mereka memasuki ruang tahta seperti di
novel eragon (Throjeim). Mereka bertemu sesosok bayangan hitam yang duduk di kursi
tahtanya yang eksotik. Terdapat banyak ukiran dan berwarna warni. Sosok itu berdiri dan
tinggi, berwajah awet dan terlihat sangat muda. Tidak ada goresan apapun di wajahnya yang
mulus, dengan tatapan penuh kelembutan tanpa kerajuan. Menatap Damar dengan penuh
ketenangan tetapi tetap sigap. Pupil matanya yang berwarna hijau terlihat menawan dengan
rambutnya yang terurai seperti benang perak.
Mereka menyambut damar dan silvar yang bertengger di bahu Damar, menanyakan
alasan apa dia menuju ke horien. Damar bercerita mulai dari serangan morgul di daerah
norburry hingga pihak dugaan persekutuan morgul dengan kerajaan. Serta pertemuannya
dengan alazar dan rayner dan kehancurannya desa crocks oleh segerombolan morgul.
Eldrin mendengar dengan seksama penuh ketenangan, berharap semua ucapan Damar
meresap hingga ke bagian utama pikirannya.
Setelah itu eldrin pun menduga bahwa kerajaan bersekongkol dengan zenoth. Dan
menceritakan siapa sebenarnya alazar (Putra dari Edgar pemberontak dari cloud). Dan awal
mula persekutuan cloud dengan peri (pada saat itu pemberontak datang ke horien untuk
meminta bantuan peri mendukung pemberontakan dari clouds) Eldrin bersedia membantunya.
Setelah itu Helbert merasa kalah jumlah dan melakukan perjanjian perdamaian tapi
sayangnya edgar di khianati oleh helbert pada saat pertemuan di bunuh. Istri Eldrin juga mati
tapi Eldrin belum menceritakannya (Adwen yang akan menceritakannya).
Mereka akhirnya bersedia untuk membantu Alazar dan membawanya kesini, karena
Eldrin menduga cloud belum sepenuhnya habis dan masih bersembunyi di suatu tempat yang
hanya eldrin yang tahu. Dan berencana memberitahukannya pada Alazar.
Eldrin kemudian menyarankan adwen dan wiona untuk membantu membuatkan
rencana untuk menyelamatkan alazar. Besoknya setelah uji kemampuan Damar karena
Damar harus beristirahat hari ini.
Cerita di akhiri ketika damar masuk ke kamar dan tertidur.
19. Kristal sirih.
Karakter : Damar, Silvar, Cirith.
Lokasi : Horien
Kondisi : Pagi Harinya
Damar terbangun dari tidurnya dengan penuh kesegaran, berlonjak dari kasur sutranya
dan berlari menuruni tangga utama yang menyambung ruang tidurnya dengan ruangan utama.
Perasaannya kini sedang sangat baik dan ingin segera menemui para elf yang menawan di
pagi pada hari ini.
Langkahnya terhenti saat dia menemukan seorang elf perempuan yang bertudung
putih sedang duduk di atas kursi bercorak di ruangan itu. Elf itu terlihat tenang dan menatap
dirinya penasaran. tatapannya lembut tapi penuh kewaspadaan. Orang itu adalah herbalist
dari elf bernama Cirith, dia membawa Damar ke sebuah kamar berisi banyak jenis awetan
tumbuh-tumbuhan dan biji-bijian. Dia mengajarkan bagaimana seorang herbalist berperan
penting bagi kekuatan dan sihir pada seseorang. Karena bahan kimia merupakan senjata yang
tak terlihat tapi mematikan.
Dia merasa Damar perlu mengetahui beberapa ilmu tentang herbal dikarenakan salah
satu the shadows yaitu Aldarac adalah seorang dark herbalist, herbalist yang menggunakan
ilmu herbal untuk hal kejahatan seperti menyiksa, memaksa tubuh untuk mengeluarkan sihir
di atas batas kewajaran dan untuk meracuni pikiran dari hal-hal jahat.
Dari informasi itu damar diberikan sebuah racikan crystal sirih, ekstrak dari daun sirih
di ruangannya untuk menetralisi racun dari senjata milik Uzieg.
Cerita ditutup dengan damar yang berterima kasih dan meninggalkan ruangan.
20. Rencana penuh kebijaksanaan
Karakter : Damar, Silvar, Rayner, Riona, Adwen, Eldrin.
Lokasi : Horien
Kondisi : siang hari
Semua berkumpul di aula besar Azmarin, sebuah rencana misi penyelamatan akan
dimulai di meja besar yang memanjang dan membundar. Terlihat elf yang berjabat penting
duduk di meja. Meskipun misi ini merupakan penyelamatan putra Edgar dari kelompok
redmoon sahabat terdekat kaum elf. Elf juga mempunyai misi untuk mengusir pos dura yang
di diami oleh uzieg.
Rapat ini dibuka oleh raja eldrin, dan memulai rencana dengan menjelaskan jarak
tempuh dari daerah horien menuju dura. Selain itu dia membahas pilihan terbaik untuk
menyusup ke daerah dura dan menyelamatkan alazar dahulu. Baru menyerang daerah dura.
Kemarahan uzieg tentu akan mengacaukan pasukannya dan bergerah tidak terkendali. Itu
menjadikan penyerangan semakin mudah.
Dalam rapat itu diputuskan Damar dan Riona yang bertugas menuju penjara bawah
tanah dan menyelamatkan Alazar. Sedangkan riona dan rayner yang bertugas di luar dan
menunggu sinyal dari Adwen. Adwen nampak tidak setuju dengan keputusan ayahnya dan
terjadi pertikaian. Namun Riona melerai dan akhirnya meminta adwen untuk bergabung
dengan Damar.
Dan ditetapkan misi ini akan di mulai pada sore ini mereka akan berkuda ke arah
ceruk perbukitan menyusuri sungai nimduln, mengarah ke dura yang berada di kaki bukit
pegunungan khaldur. Kuda kuda akan di tinggal di pintu keluar tebing dan selanjutnya
mereka harus berjalan kaki menuju tembok utara Dura, tembok yang paling lemah
pengawasannya. Rayner akan berperan sebagai kurir pembawa kerajaan untuk berpura-pura
menangkap riona, berharap para morgul masih belum mengetahui Rayner adalah pembelot.
Setelah itu Damar dan Adwen akan menyelinap melalui lubang ventilasi tembok dan
mencari lokasi alazar ditahan, mereka akan membebaskan Alazar dengan sinyal cahaya dari
tongkat elf untuk meminta bantuan para elang yang membawa batu untuk menjatuhkan para
batunya. Sehingga alazar bebas, dan segera meninggalkan tempat Dura dalam kekacauan.
Mereka akhirnya setuju dan damar bersiap siap (mengenakan jala besi, kain kulit anti
gores dan pedang, radolf (pedang kuno elf) yang sangat tajam dan mampu membelah daging
morgul dengan mudah karena ketajamannya.
Cerita di tutup ketika Tim berbaris bersiap berangkat menuju Dura.
21. Rencana penuh kebijaksanaan
Karakter : Damar, Silvar, Rayner, Riona, Adwen, Eldrin.
Lokasi : Alam liar di perbukitan
Kondisi : malam hari
Mereka sudah berangkat sejak sore tadi dan tiba di perbukitan untuk beristirahat
sejenak dan mendirikan tenda. Dari tempat mereka berkemah, siluet kota Dura terlihat
berkedip-kedip. Damar mencoba kembali membuka sihir telepatinya tuntuk menjangkau
Alazar, dengan susah payah dia menjangkau Alazar yang kelelahan akipat siksaan dari
Morgul. Memaksanya untuk membuka mulut.
Pemandangan mengerikan dilihat oleh Damar dan akhirnya tidak kuat dan berhenti,
damar memaksa untuk segera kesana tapi dilarang oleh riona, rayner juga menyarankan untuk
beristirahat sejenak. Dan penyusupan dipastikan akan di mulai pada malam menjelang pagi.
Cerita ditutup dengan rayner berltih bersama Damar, tetapi Adwen melihatnya dan
menyuruh mereka berdua melawan dirinya sebagai latih tanding. Mereka kalah dan
memutuskan untuk tidur sejenak.
21.
Karakter : Damar, Silvar, Rayner, Riona, Adwen, Eldrin.
Lokasi : Ujung sungai Nimduln
Kondisi : petang
Cerita dimulai ketika mereka membangunkan damar, karena terdengar 2 morgul yang
berada di dekat kamp mereka. Disitu mereka menduga apakah camp mereka tercium oleh
para morgul? Atau mereka hanya berjalan jalan di sekitar sini mencari makan?
Menurut Adwen Damar perlu di uji lagi dengan membunuh satu morgul dan satunya
akan ditahan untuk di interogerasi. Mereka ingin menanyakan kabar Alazar di Dura dan
penjara mana dia ditahan.
Serangan dilakukan saat Morgul sedang lengah dan Damar berhasil memenggal satu
morgul dengan pedang rudolf. Morgul satunya mencoba berlari panik meninggalkan
temannya tapi Adwen menggores satu kakinya dan melumpuhkannya.
Mereka membawanya ke dekat tenda dan menanyai bagaimana kondisi Alazar,
morgul itu tidak menjawab dan mencibir sombong.kemudian Adwen menyuruh Damar
membuka sarung rudolfnya dan memperlihatkan bagaimana pedang pemenggal morgul
menjulang tepat di depannya. Morgul itu terlihat ketakutan dan menjawab Alzar sang
tawanan yang sekarat akibat tidak mematuhi Uzieg, sambil tertawa mencibir. Dia di tawan di
penjara bawah tanah, tidak di jaga karena morgul percaya diri orang tua yang sudah lemah
tidak perlu dijaga. Bahkan mencaci mereka akan mati duluan sebelum mencapai penjara.
Suara morgul terhenti seketika saat Adwen menebas leher morgul.
Cerita berlanjut ketika mereka bersiap menuju Dura.
21. Dura dan Kengeriannya
Karakter : Damar, Silvar, Rayner, Riona, Adwen.
Lokasi : Dura
Kondisi : Menjelang pagi.
Mereka tiba di sisi tembok tinggi kota Dura, kuda baru para morgul yang dibangun
kurang dari satu tahun. Meskipun semua terlihat baru, kota tersebut nampak rapuh dari
kejauhan, semua dibangun dengan terburu-buru dan sementara. (jelasin kaya masuk ke
gilead, Eragon).
Merka tiba di bagian tembuk yang terbuka kecil dan dijaga oleh 2 morgul yang berdiri
di depannya, morgul tersebut tampak malas berjaga. Rencana dimulai ketika rayner pura-pura
menyeret Riona dengan tangan tertali, rayner mendekat mereka, para morgul tampak bodoh
dan mempercayai Rayner, selanjutnya membawanya ke tenda terdekat untuk di interogerasi.
Mereka akhirnya membunuh 2 morgul itu dan mencuri baju dan pralatannya. Akhirnya
mereka memberikan baju itu pada damar dan riona mereka berempat terlihat menyamar
seperti pakaian morgul.
Mereka menyusuri jalan sisi tembok berharap tidak menemukan banyak morgul yang
akan mencurigai mereka. Mencari jalan menuju penjara bawah tanah, mereka mengikuti
pesan morgul yang ditawan, dimana pintu meuju bawah tanah tidak akan dijaga ketat karena
mereka meremehkan musuh.
Mereka bangunan yang memiliki jendela berbentuk jeruji, hanya satu morgul yang
berdiri didepannya dengan terkantuk, bangunan itu tampak terisolasi berada di pinggir
kesibukan Dura. Mereka menyelinap dengan membawa Riona, berakting, dan akhirnya
masuk ke dalam penjara.
Deskripsikan penjara terdiri dari lorong dan jeruji (saat eragon tertangkap di gilead)
Mereka menemukan Alazar terbaring di kasur dengan keadaan melemah, Adwen
membacakan mantra bahasa kuno dan pintu penjara mendebum kendang, jeruji terlempar
tidak karuan dan mereka segera memasuki ruangan itu.
21. Hidup dan Mati
Karakter : Damar, Silvar, Rayner, Riona, Adwen, Uzieg.
Lokasi : Dura
Kondisi : Sore hari

Alazar tampak tidak sadarkan diri. Mereka menggopoh alazar, keluar ruangan
penjara, namun di depan pintu mereka disambut oleh segerombolan morgul dengan morgul
terbsar berada di depan. Dia adalah Uzieg, mereka terkempung dan terjadi dialog antara uzieg
dan Damar, yang mengatakan alazar sudah di racun oleh racun dari akar bunga litium, bunga
untuk melemahkan kekuatan sihir dan fisik sehingga mudah mengaku. Alazar kan menemui
ajalnya. Damar marah dan mencaci Uzieg.
Namun dengan sigap Riona mengeluarkan sihir dan membuat semua deburan pasir di
pijakan berputar menutupi mereka, mereka segera meninggalkan daerah itu, tapi uzieg tetap
mengejar mereka bersama segerombolan morgul, sihir itu tak cukup kuat untuk mengelabui
Uzieg. langkah uzieg yang panjang membuat dirinya mudah menggapai damar, dia
mengincar damar dengan naga kecilnya. Tetapi damar segera mencabut pedang radolfnya dan
menyayat lengan kiri uzieg dengan tenaga penuh.
Lengan uzieg tersayat tipis, menunjukan betapa luar biasanya kulit monster itu.
Mereka terpisah dan memaksa damar harus berhadapan satu lawan satu dengan uzieg,
sedangkan riona melompat di antara dinding bangunan untuk menghabisi pemanah-pemanah,
rayner menghadang morgul yang berdatangan dari sisi kanan dan adwen dari sisi kiri.
Bagaimanapun mereka sangat tersudut karena setiap morgul yang terhabisi slalu
datang berganti. Adwen menggunakan mantra untuk memanggil bantuan. Tetapi mereka
kuatir akan kehabisan waktu.
Pertarungan damar dengan Uzieg belum selesai, damar yang panas karena melihat
Uzieg mencibir menganggap Alazar akan mati. Silvar menjangkau mata uzieg dan
membuatnya kacau. Sekali lagi sayatan Damar berhasil melukai rusuk Uzieg, tetapi itu tidak
dapat membunuhnya. Uzieg membalas, mengayun gada perunggunya yang sudah berkarat,
damar mencoba menahannya dengan rudolf, tapi hantaman dari gada itu mengalahkan
pertahanan damar. Gada itu mengenai tubuh kanan damar dan melemparkan damar sejauh 5
meter. Damar melolong kesakitan, uzieg berdiri gagah merasa menang. Satu ayunan lagi akan
menghancurkan enchanter muda itu.
Dia tidak sadar, Silvar bersembunyi di balik kepulan asap yang bersembunyi dibalik
reruntuhan tempat damar terlempar. Sayap kecilnya mengibas kencang mengayun dan
memberi tenaga tubuh mungil sang naga untuk menyongsong mata monster itu, silvarion kini
terbang dengan kecepatan mepenuh, menukik dan menerjang menuju uzieg. Uzieg telat
merespon, cakarnya berhasil menyayat kedua matanya. 3 goresan terukir di kedua bola
matanya dan darah panas membanjiri pipinya. Uzieg terbalas melolong keras. Pasukannya
tampak ngeri melihat sang monster pimpinannya meraung-raung tidak terkendali. Ini
kesempatan terakhirnya pikir eragon. Dia mencoba berdiri, dengan siku kirinya yang patah,
dia mencoba meraih rudolf yang tergeletak sejauh 2 meter dari tubuhnya.
Waktu terasa sangat cepat, digenggamnya pedang slayer itu, dan dihunuskannya pada
dada Uzieg. ujung Rudolf menembus jantung di dada Uzieg. seketika Uzieg terdiam dengan
mulut terbuka. Badanya berubah wana pucat, kulit-kulitnya menguapkan uap berwarna
kehitaman. Uzieg pun terjatuh dengan debuman keras.
Pemandangan terakhir yang terlihat adalah silvarion yang terbang berputar di atas
mayat Uzieg, menyerang para morgul yang mencoba mendekati Damar. Di sisi lain,
pandangan damar memudar, darah segar terus menetes dari lengan kirinya yang pincang.
Kesadarannya semakin hilang mengikuti irama kedipan matanya yang pelan. Dalam hitungan
detik pandangan damar menjadi gelap dan ia pun terjatuh.
22. Akhir yang menjadi Awal.
Lokasi : Azmarin, Horien.
Kondisi : pagi hari, 3 hari setelahnya.
Cerita dimulai ketika damar bermimpi lagi, bertemu seorang wanita berumur sedang.
Menanyai kabarnya. Dan berharap damar jangan dulu mati, damar berkali kali bertanya
apakah dirinya ada di surga. Dan berkali kali dirinya merasa tidak pantas membawa tanggung
jawab yang besar ini. Namun wakita itu membimbingnya, memberi semangat dan memberi
keyakinan bahwa dirinya masih belum harus meninggalkan dunia ini. Ada tugas yang belum
diselesaikan dan kebenaran yang sebenarnya, wanita itu menyebut satu kata. “Temui kaum
redmoon.”
Wanita itu samar-samar menghilang dari pandangannya. Menghamblur bersama
langit langit yang keabuan, apakahah dirinya akan ikut hancur bersama ilusi ini? Pikirnya.
Namun suara kecil menggema di langit-langit mimpinya.
“bangun Damar,”
“bangun sobat kecil”
Damar bertanya dalam hatinya, siapa gerangan suara yang belum pernah dikenalnya
memanggil dirinya.
“Kenapa kau tidak mencoba membuka matamu dan meilaht siapa yang berbicara
kepadamu.” Kata suara itu lirih dan pelan.
Damar mencoba membuka matanya perlahan. Semua tampak tidak jelas, Damar
masih melihat dengan mata picing yang lemah, berkas sinar putih matahari yang membanjiri
kamarnya memaksa kelopaknya untuk memicingkan lebih tajam.
“pelan-pelan wahai sahabat,” kata suara itu.
Dilihatnya setengah sadar. Sesuatu yang terbang di atas wajahnya, kelopaknya kemudian
membuka dengan sepenuhnya begitu dia yakin dan memastikan apa yang ada di depan
wajahnya.
“Silvarion!” kata Damar.
“yaa..” kata naga kecil itu.
Naga itu sudah bisa terbang dan berbicara dengannya. Memberi kebahagian bagi
dirinya.
Dia memeluk silvar dan mereka bercanda tawa, Damar masih kegirangan karena
dirinya dan Silvar terhubung melalui koneksi yang rumit dan menyenangkan.
Namun dadanya kesakitan dan lengannya juga, patah akibat gada Uzieg.
Riona segera memasuki ruangan dan semua bersyukur atas kesadaran Damar, rayner
juga ada disana, dan Adwen meminta maaf padanya atas sikapnya, Adwen mengakui bahwa
Damar merupakan seorang pejuang yang tangguh dan tidak akan bersikap seperti itu lagi.
Kemudian mereka menyebut Damar adalah pahlawan karena berhasil membunuh
salah satu dari the shadows. Tawa mereka pecah ketika damar menceritakan mimpinya, dan
mereka sadar bahwa perang ini bukanlah aakhir tapi justru awal. Mereka yakin setelah
kematian Uzieg, Zenoth akan mulai bergerak bersama sisa shadowsnya, dan juga pihak
kerajaan tidak akan tinggal diam.
Tapi bagaimanapun ada sesuatu hal menyenangkan bagi diri damar saat ini, ya.
Latihan dengan Silvarion untuk menyambut hari yang baru bersama teman kecil naganya itu.
Cerita di tutup ketika mereka meninggalkan ruangan Damar untuk beristirahat, damar
bangun dari tempat tidur dan duduk di dekat jendela ruang elf itu. Dilihatnya pemandangan
kota azmarin di balik jendela itu, dan dilihatnya seekor naga remaja yang terbang berputar di
langit langit ocadena, di sambut oleh para elf yang bernyanyi nyanyian kuno.
“Redmoon. Itulah tujuan selanjutnya”
The end

Anda mungkin juga menyukai