i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................i
DAFTAR ISI............................................ii
Kisah Tentang Ibu.....................................1
Welcome to Dunia....................................6
Si Kecil Mulai Bersekolah......................12
Manasik Haji dan Bertamasya................17
Selesai Sudah Masa TK..........................22
Menginjak Sekolah Dasar.......................25
Pelajaran Berharga..................................32
Usia Bertambah Kehidupan
Mulai Berubah.................................49
Semakin Dewasa Semakin Kecewa........53
TENTANG PENULIS............................56
ii
Kisah Tentang Ibu
1
Ibu adalah anak perempuan yang mungkin hidup
nya tidak seberuntung anak perempuan lain nya,
dia adalah wanita cantik yang kuat sekali tangguh
dan mandiri. Ia di tinggalkan oleh separuh belahan
jiwanya yaitu nenek ku sendiri, dari sejak ia
berumur kelas 6 SD, ya... Nenek ku meninggal
dunia dan pergi sangat jauh meninggalkan ibu ku
ketika ibu masih kecil. Untung nya ibu bukan
seorang anak yang manja dan berketergantuangan
pada semuanya, ibu seorang gadis cantik yang
sangat mandiri dan kuat. Ketika ia ditinggalkan
oleh separuh bagian hidupnya ibu tetap berusaha
bangkit dan terus menjalakan hidup nya.
2
langsung pergi ke kota untuk melanjutkan hidupnya
demi mencari pekerjaan. Kesana kesini mengikuti
kakek ku yang memang kakek selalu tinggal di kota
dari semasa nenek ku pun masih ada di dunia ini.
3
jawa tengah kota Purbalingga, kalau menurut orang
sunda si namanya 'mulung mantu' karena menikah
dan melaksanakan akad di rumah mempelai laki-
laki.
4
pertama kali ia rasakan dalam hidupnya. Ibu
mengandung anak pertamanya yaitu kakak ku,
bahagia sekali rasanya ketika ibu mengandung
karena itu adalah hal yang sangat di nantikan oleh
kedua keluarga besar, karena mereka akan melihat
seorang cucu pertamanya lahir kedunia ini. Kata
ibu kaka adalah cucu kesayangan dari semua di
antara cucunya yang lain, ya... Karena dia cucu
pertama nya dan dia seorang anak laki-laki.
5
Welcome to Dunia
6
"Tak tik tak tik...." Suara jarum jam
terdengar karena masih sedikit sunyi, sembari ibu
menyapu ruang tv tiba-tiba ibu merasakan
kontraksi dalam perutnya
7
"Tapi belum terlalu sakit, buruan mandi
terus langsung sholat subuh biar kita bisa langsung
ke bidan" sambung ibu
8
membantu ibu dari awal ibu mengandung anak
pertamanya yaitu kakak ku
9
"Bu bidan, kontraksi istri saya semakin
meningkat" ucap ayah
10
Ya saat itu tepat di hari kamis tanggal 10
februari 2005 sekitar pukul 09.00 pagii, aku
dilahirkan oleh seorang perempuan hebat,
pahlawan yang banyak sekali pengorbanannya
untuk hidup ini.
11
Si Kecil Mulai Bersekolah
12
suruh nya mewarnai, karena memang anak kecil
kan tidak terlalu paham akan warna tetapi mereka
sangat suka warna, mangkanya mungkin setiap
pembelajaran agar tidak bosan selalu di barengi
oleh mewarnai.
13
Aku ingat sekali ketika aku dan teman-
temanku sudah berteman dekat, kita selalu bermain
bersama di taman bermain sekolah ketika jam
istirahat, ada teman cowo ku yang selalu aku dan
temen-temenku yg lain ejek karena katanya di suka
sama teman perempuan ku, namanya adit dan nisa,
mereka selalu bermain bersama dan katanya adit
suka sama nisa. Ya.. meskipun kami masih kecil
sekali untuk hal seperti itu tapi itu selalu menjadi
bahan candaan kami semua.
14
berisik, ada-ada aja ya. Ada juga temanku yang
sedikit berbeda dari kita, namanya rizky. Kenapa
aku bilang berbeda, karena dia tidak sama seperti
kami, rizky itu salah satu siswa di TK kami yang
selalu saja bermain dan sulit untuk bisa di ajak
belajar bersama, ketika ibu guru sedang
menjelaskan dan mengajari kami rizky selalu saja
di belakang sibuk bermain sendiri, kadang melihat
nya kesel tapi kata ya gimana lagi ya. Padahal kami
juga suka bermain tapi kalau memang jam nya
belajar kami tetap belajar tidak seperti dia yang
nggak kenal waktu kalau bermain, sampai sampai
ketika kita lulus dari TK dan beranjak ke SD Rizky
tetap berada di TK dan tidak bersama kami lagi.
15
selalu berangkat sekolah sendiri dan pulang pun
sendiri, hanya awal masuk TK saja aku di antar dan
di temani ibu, kalau di tanya kenapa, ya karena ibu
selalu sibuk dan ayah dulu jarang sekali ada di
rumah, pada saat itu ayah bekerja di kota, jadi mau
tidak mau aku di tuntut untuk berani sendiri dan
belajar mandiri, sampai-sampai mandi juga sudah
harus mandi sendiri.
16
Manasik Haji dan Bertamasya
17
namanya Gibran. Padahal aku dan dia sering sekali
berantem karena gibran anaknya jail sekali, kan aku
jadi kesel terus sama dia. Tapi ngga terus-terusan
terkadang kami juga akur layaknya teman dekat.
18
Waktu itu aku mencari ibu sampai ibu pun hampir
kebingungan mencariku karena banyak sekali anak-
anak yang berlarian ke area pintu keluar.
19
"Horeeee... Kita berenang" teriak kami semua
20
membuat aku dan yang lainnya tertawa karena
melihat tingkah konyol nya.
21
Selesai Sudah Masa TK
22
pun ibu tidak menemaniku. Aku berangkat dari
rumah sendirian dan waktu itu aku rasa aku sedikit
terlambat, aku ingat sekali saat itu aku pergi ke
sekolah sendiri sembari aku lari dari rumah sampai
sekolah karena takut terlambat. Benar saja,
sesampainya di sekolah semua teman-teman ibu
guru dan para orang tua siswa pun sudah
berkumpul.
23
menyusul ke sini, tetapi aku tidak melihatnya sama
sekali. Aku berusaha fokus dengan kegiatan di hari
itu, sesudah acaranya beres aku bergegas keluar
kelas berharap ada ibu di sana, ternyata benar ibu
datang dan hanya melihatku dari luar, ibu tidak
masuk ke dalam karena saat itu acara sedang
berlangsung dan ibu hanya melihatku dan
menunggu di luar, sedikit terobati rasa kesal ini
tetapi tidak dapat di pungkiri aku masih sedikit
kecewa karena aku tidak merasakan rasanya di
temani dari mulai berangkat sekolah sampai pulang
lagi seperti temanku yang lain, tapi tak apa
mungkin ibu punya alasan tersendiri untuk itu,
meskipun ya.. kadang aku merem tidak begitu di
prioritaskan oleh ibu.
24
Menginjak Sekolah Dasar
25
bersama dari sejak masa Taman kanak-kanak, aku
rasa aku orang yang asing bagi mereka karena kami
baru saja bertemu untuk pertama kalinya. Dalam
kelas ada 18 siswa saat itu, 4 orang teman satu
sekolah ku dulu dan sisanya adalah orang baru
bagiku karena aku baru saja mengenal dan
melihatnya. Tapi, seiring berjalannya waktu kami
bisa berteman dan mulai akrab, meskipun memang
awalnya aku tidak begitu suka ikut bermain mereka
aku hanya bermain dengan temanku yang dulu satu
sekolah.
26
Saat pengambilan raport semester aku
terkejut dengan hasil ujian dan peringkat di kelas,
saat itu aku mendapatkan peringkat ke 9 dari 18
siswa.
27
"Belajar lebih giat lagi biar semester depan
bisa jauh lebih baik hasilnya dari sekarang"
sambung ibu.
28
Seiring berjalannya waktu aku semakin giat
belajar dan berusaha untuk selalu mendapatkan
nilai terbaik, dan sedikit demi sedikit terbukti di
semester ke dua nilai ku jauh lebih baik dari
semester awal, dan aku pun mendapatkan peringkat
yang lebih baik lagi. Di semester ke dua aku
mendapatkan peringkat enam, meskipun tidak
masuk lima besar ataupun bahkan tiga besar aku
bersyukur dan senang karena setidaknya aku bias
jadi lebih baik dari semester sebelumnya.
29
aku tidak bisa menjadi lebih baik lagi, di semester
dua kelas tiga peringkat ku sendikit naik menjadi
peringkat lima.
30
Aku berfikir apa aku bodoh atau mungkin
aku kurang giat belajarnya, tapi itu tidak begitu
terlalu menjadi masalah bagiku, karena setidaknya
peringkatku tidak naik meskipun terus-terusan
menetap.
31
Pelajaran Berharga
32
Aku ingat sekali saat itu adalah hari Jum'at,
dimana hari Jum'at semua siswa memakai pakaian
hitam putih. Seperti biasanya kegiatan di hari
Jum'at selalu di awali dengan mengaji dan
membaca yasin bagi siswa-siswi yang sudah bisa
membaca Al-Qur'an, setelah pengajian selesai kami
istirahat sebentar lalu di lanjutkan untuk jam
pembelajaran dimulai. Beberapa jam kemudian
kami semua selesai dalam pembelajaran dihari itu.
33
semua, dia tidak sesempurna kami. Sedikit aku
ceritakan, konon katanya semasa kecil dia sempat
terjatuh bukan dari ketinggian, padahal hanya
terjatuh di terasan rumah yang memang tinggi teras
rumah nanda itu kurang lebih setengah dari lutut
orang dewasa. Tetapi ntah kenapa aku tidak
mengerti kaki dia menjadi tidak normal lagi,
menjadi kecil dan bengkok bahkan banyak sekali
jahitan di kakinya. Dia selalu menggunakan
tongkat untuk membantu nya berjalan.
34
sd kondisi bor nya masih bor yang untuk ditulisi
oleh kapur, bisa di bayangkan jika menulis
menggunakan kapur selalu kotor dan berdebu.
35
Mereka tertawa seperti tidak punya dosa
dibarengi dengan kata-kata yang tak pantas dan
tidak sopan. Nanda terus menangis karena ia
kesakitan dan mungkin sekali ia merasa sakit hati
pada saat itu, setelah beberapa saat kejadian itu
berlangsung aku berusaha menghentikan
semuanya, tetapi aku masih sedikit kalah karena
mereka semua banyakan dan aku hanya bersama
nanda saat itu.
36
"Mamahhh mamahh mamahhh" teriakan
nanda di berengi isak tangis yang semakin kencang.
37
yang seperti itu, terus-terusan menangis histeris dan
pakai yang tidak rapi sekaligus kotor karena debu
kapur.
38
perlakukan tidak senonoh oleh teman nya sendiri,
orang tua nanda marah tidak terima dan berencana
untuk langsung melaporkannya kepada pihak
sekolah.
39
"Dwi ini kenapa, kamu lagi kenapa ikut-
ikutan dia kan teman kamu dari kecil" ucap salah
satu guru
40
serta dalam acara perkemahan" ucap salah satu
guru
41
"Pak bu maafkan kami, kami berjanji untuk
tidak seperti itu, ajak kami berkemah pak bu" ucap
aku dan teman-temanku sambil menangis.
42
Lalu kami semua langsung di antar oleh wali
kelas dan beberapa guru ke rumah nanda. Yaa.. saat
itu nanda terlihat trauma sekali atas kejadian yang
menimpa dia sampai-sampai dia tidak masuk
sekolah karena katanya dia terus-terusan menangis
dan ketakutan.
43
"Bu, sebelum kami selaku perwakilan dari
sekolah dan sebagai guru mereka semua meminta
maaf yang sebesar-besarnya atas kejadian yang
telah dilakukan mereka semua terhadap nanda"
ucap wali kelasku
44
Mama nanda membukakan pintu kamarnya
dan mempersilahkan kami semua masuk.
45
"Nanda plisss maafkan kami semua". Silih
berganti ucapan-ucapan dari aku dan teman-
temanku untuk meminta maaf kepada nanda di
iringi tangis kami semua.
46
sekolah kami semua tidak akan di ajak untuk acara
berkemah nanti".
47
ketakutan dan sedikit belum yakin bahwa kami
tidak akan melakukan hal jahat seperti itu lagi. Aku
dan teman-temanku terus meminta maaf dan
membujuknya agar nanda kembali sekolah
sekaligus meyakinkan kami tidak akan
menyakitinya lagi. Lambat laun nanda sedikit
mulai percaya dan yakin pada kami, ya meskipun
tidak sepenuhnya bisa percaya lagi.
48
Usia Bertambah Kehidupan
Mulai Berubah
49
kurang baik pada saat itu. Aku rasa saat itu aku
seperti anak nakal dimana aku menjadi anak yang
kurang taat pada aturan, seperti halnya selalu tidak
tepat waktu datang ke sekolah, kadang kala merasa
bosan dan nggan untuk mengikuti jam pelajaran
sampai bahkan aku jarang sekali mengerjakan tugas
sekolah, ntah apa yang membuatku menjadi anak
yang seperti itu padahal dulu aku selalu giat untuk
belajar karena aku selalu ingin menjadi lebih baik
dan lebih baik lagi dari apa yang sudah aku lakukan
sebelumnya.
50
aku pikir-pikir lagi sepertinya lebih baik masuk
sekolah di SMP umum.
Entah apa yang membuatku seperti itu
banyak hal yang menjadi pengiat agar tidak
melakukannya lagi dan menjadi lebih baik
dikehidupan sekarang. Tetapi bukan aku
melakukan hal-hal di batas wajar, tidakk! Aku tidak
seperti itu hanya saja kadang tidak taat pada aturan,
tetapi aku masih menjalani hidup dengan aturan-
aturan yang tidak boleh merugikan siapapun.
Ada moment dimana itu sangat melekat
dalam pikiranku sampai saat ini, kejadian yang
membuaku merasa sangat malu. Pernah saat itu aku
dimarahi oleh salah seorang guru karena aku tidak
mengikuti salat berjamaah pada saat jam istirahat.
Aku tidak sendirian melakukan hal tersebut, ada
temanku. Tapi, mungkin itu adalah hari apesku,
karena teman-temanku yang lainnya tidak terkena
marah oleh guru itu. Rasa malu yang masih aku
51
rasakan dikarenakan guru tersebut memarahiku di
hadapan semua siswa yang mungkin membuat
banyak orang menilaiku sebagai siswa yang nakal
dan tidak patuh pada aturan. Memang itu salahku,
tapi kejadian itu membuatku benar-benar
merasakan malu.
Hal lain pernah terjadi padaku, yaitu saat jam
istirahat di kantin, aku sedang mengantri untuk
membeli makanan, dan jam istirahat sudah habis,
tetapi aku tetap mengantri dan tidak buru-buru
masuk kelas. Hal itu menyebabkan aku dihukum
kembali dengan diambilnya tasku oleh teman-
temanku ke ruang guru, dan diancam untuk diambil
oleh orang tua. Tetap saja hal itu tidak bisa
membuatku jera, aku mengambil tasku dengan
santainya mengikuti temanku yang terlibat juga.
Sebenarnya masih banyak lagi kejadian yang
aku alami saat SMP, tapi hanya itu yang masih aku
ingat sampai saat ini.
52
Semakin Dewasa Semakin Kecewa
53
tuaku sendiri. Mereka hanya ingin mengetahui
bahwa aku tidak sedang merasa sedih dan kecewa,
rasanya seperti dituntut untuk bahagia olehnya.
Tetapi, mereka sendiri tidak menciptakan
kebahagiaan itu. Sampai dari banyaknya semua
permasalahan yang menimpaku, aku pernah berada
di titik sudah tidak ingin hidup lagi.
54
menjadikanku lebih baik dan berhasil membentuk
sebuah karakter baru dalam diriku saat ini.
Mungkin banyak hal yang aku sesali, tetapi hal itu
bisa menjadi sebuah hal yang aku syukuri.
55
TENTANG PENULIS
56
- Kesan -
-Dwi Febriyanti-
57