Anda di halaman 1dari 59

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan


Yang Maha Esa. Berkat rahmat dan karunia-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas penulisan Novel
Sejarah Pribadi. Dalam penyusunan novel ini,
penulis telah berusaha semaksimal mungkin sesuai
dengan kemampuan penulis. Namun, sebagai
manusia biasa penulis tidak luput dari kesalahan.

Tanpa arahan dari guru pembimbing serta


masukan dari berbagai pihak, tidak mungkin
penulis bisa menyelesaikan tugas ini. Untuk itu,
penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang terlibat. Demikian, semoga karya tulis ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Luragung, 20 November 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................i
DAFTAR ISI............................................ii
Kisah Tentang Ibu.....................................1
Welcome to Dunia....................................6
Si Kecil Mulai Bersekolah......................12
Manasik Haji dan Bertamasya................17
Selesai Sudah Masa TK..........................22
Menginjak Sekolah Dasar.......................25
Pelajaran Berharga..................................32
Usia Bertambah Kehidupan
Mulai Berubah.................................49
Semakin Dewasa Semakin Kecewa........53
TENTANG PENULIS............................56

ii
Kisah Tentang Ibu

Dalam bab ini, aku akan menceritakan sedikit


kisah tentang pahlawan yang melahirkanku ke
dunia, dia adalah ibu. Ibu adalah gadis cantik yang
terlahir dari perempuan berdarah sunda dan seorang
laki laki yang mungkin bisa di bilang dia seorang
blasteran bangsa Indonesia dan bangsa lain,
mengapa aku bilang seperti itu bahkan aku pun
tidak pernah sama sekali sedikit pun melihat paras
wajahnya. Tetapi banyak orang bilang dan
menceritakan bahwa "kakek mu itu dulu ganteng
sekali tinggi sekali kulit nya putih bahkan hidung
nya mancung paras wajahnya seperti orang orang
barat" tetapi ntah dia mempunyai darah keturunan
mana yang pasti aku yang tidak pernah melihat nya
pun selalu membayangkan parasnya yang ganteng
itu, ingin rasanya aku bertemu denganmu kakek.

1
Ibu adalah anak perempuan yang mungkin hidup
nya tidak seberuntung anak perempuan lain nya,
dia adalah wanita cantik yang kuat sekali tangguh
dan mandiri. Ia di tinggalkan oleh separuh belahan
jiwanya yaitu nenek ku sendiri, dari sejak ia
berumur kelas 6 SD, ya... Nenek ku meninggal
dunia dan pergi sangat jauh meninggalkan ibu ku
ketika ibu masih kecil. Untung nya ibu bukan
seorang anak yang manja dan berketergantuangan
pada semuanya, ibu seorang gadis cantik yang
sangat mandiri dan kuat. Ketika ia ditinggalkan
oleh separuh bagian hidupnya ibu tetap berusaha
bangkit dan terus menjalakan hidup nya.

Pada zaman dulu pendidikan tidak terlalu


penting bahkan hampir kebanyakan hanya sampai
sekolah dasar saja, seperti ibu. Ketika nenek pergi
meninggalkan ibu, ibu ku bercerita bahwa ia sejak
saat itu tidak bisa lagi melanjutkan sekolah,
mangkanya setelah lulus sekolah dasar ibu

2
langsung pergi ke kota untuk melanjutkan hidupnya
demi mencari pekerjaan. Kesana kesini mengikuti
kakek ku yang memang kakek selalu tinggal di kota
dari semasa nenek ku pun masih ada di dunia ini.

Ibu memulai hidupnya di kota, ntah di kota


mana tetapi setau ku ia pergi ke berbagai tempat
untuk bekerja. Banyak hal yang membuat ibu
menjadi sekuat dan semandiri sekarang, dari mulai
keadaan keluarga, tuntutan ekonomi, bahkan
keharusan ia seperti itu hanya untuk bertahan hidup
dan demi masa depannya. Jika di ceritakan rasanya
banyak air mata yang akan terteteskan karena rasa
haru, sedih, bahagia bahkan rasanya bangga sekali
melihat perjuangannya. Seiring berjalannya waktu
ibu bertemu pujaan hatinya, yaitu ayahku. Mereka
menikah ketika usia ibu masih sangat muda, ketika
ibu berusia 19 tahun dan ayahku berusia 25 tahun.
Ya... Ibu dan ayah terpaut umur 7 tahun. Ibu dan
ayah menikah di kampung halaman ayah yaitu di

3
jawa tengah kota Purbalingga, kalau menurut orang
sunda si namanya 'mulung mantu' karena menikah
dan melaksanakan akad di rumah mempelai laki-
laki.

Banyak alasan yang membuat ibu harus


menikah di kampung halaman ayah salah satunya
keadaan orang tua yaitu kakek dan nenek ku yang
sudah tidak lengkap. Padahal bagiku itu tidak
terlalu bermasalah ya karena kan setau ku wali
seorang anak perempuan itu ayahnya, tetapi ntah
alasan apa yang membuat ibu harus melaksanakan
akad nikahnya jauh sekali dari kampung halaman
ibu sendiri, ya kan berbeda wilayah provinsi.

Setelah menikah ibu dan ayah memulai


kehidupan baru dan berperan menjadi tokoh baru
yaitu seorang sepasang suami istri. Tidak lama
setelah sah menjadi sepasang suami istri, ibu
mengalami hal yang sangat istimewa dan baru

4
pertama kali ia rasakan dalam hidupnya. Ibu
mengandung anak pertamanya yaitu kakak ku,
bahagia sekali rasanya ketika ibu mengandung
karena itu adalah hal yang sangat di nantikan oleh
kedua keluarga besar, karena mereka akan melihat
seorang cucu pertamanya lahir kedunia ini. Kata
ibu kaka adalah cucu kesayangan dari semua di
antara cucunya yang lain, ya... Karena dia cucu
pertama nya dan dia seorang anak laki-laki.

Setelah kakakku lahir 7 tahun kemudian ibu


mengandung anak ke 2 ibu mengandung ku setelah
beberapa tahun kemudian kakak ku berada di dunia
ini. Bahagia sekali terlahir dari seorang perempuan
hebat seperti ibu.

5
Welcome to Dunia

10 februari 2005 tepat hari kamis sekitar jam


09.00 pagi terlahir seorang anak perempuan
dari rahim seorang ibu yang sangat hebat.

Jam menunjukkan pukul 04.35 ibu sudah


terbangun dan sedang memulai aktivitas di pagi
hari dengan beribadah di lanjut dengan kegiatan
lainnya tetapi memang tidak terlalu melakukan hal
berat karena ibu sedang mengandung. Kandungan
ibu memang saat itu sudah menginjak 9 bulan
tetapi ibu masih bisa berkegiatan seperti biasanya,
hebat ya sedang mengandung saja ibu masih tetap
melaksanakan tugas nya sebagai seorang istri
dengan baik padahalkan kandungan nya sudah
sangat besar pasti itu sangat membuat ibu lelah
sekali, tapi itu tidak begitu bermasalah baginya kan
ibu perempuan hebat hehehe....

6
"Tak tik tak tik...." Suara jarum jam
terdengar karena masih sedikit sunyi, sembari ibu
menyapu ruang tv tiba-tiba ibu merasakan
kontraksi dalam perutnya

"Aduhhh..." Ucap ibu ketika sedang


menyapu, ibu pun tidak melanjutkan pekerjaannya
dan ibu duduk untuk beristirahat sembari
merasakan kontraksi dalam perutnya. Saat itu ayah
masih tertidur lelap karena mungkin ayah kecapean
setelah bekerja yang terus menerus tanpa hari libur
untuk mengumpulkan tanggal cuti di saat-saat ibu
melahirkan.

"Bu, kenapa ko nyapunya ga di terusin?"


kata ayah yang baru bangun tidur sembari jalan
keluar kamar.

"Perut ibu sakit yah, kayanya mulai


kontraksi"

7
"Tapi belum terlalu sakit, buruan mandi
terus langsung sholat subuh biar kita bisa langsung
ke bidan" sambung ibu

"Iya bu, ayah mandi dulu terus sholat nanti


kita ke bidan ya..." Ucap ayah sambil tergesa-gesa.

Setelah beberapa menit tidak lama ayah memanggil


ibu.

"Bu, apa saja yang mau di bawa biar ayah


siapkan sekalian membereskan nyapu nya dulu
ya.." ucap ayah

"Bawa saja kain planel buat bedong bayinya


samping, baju ganti ibu, sama bawa ember kecil
buat kain-kain yang kotor" ucap ibu.

Tidak lama kemudian tepat jam 06.00 pagi


ayah dan ibu berangkat ke bidan, setelah sampai di
sana ibu langsung di periksa oleh bu bidan,
kebetulan bidan nya adalah bidan yang selalu

8
membantu ibu dari awal ibu mengandung anak
pertamanya yaitu kakak ku

"Pagi bu, kenapa ini? Apa sudah kontraksi


silahkan berbaring" kata bu bidan

"Pagi bu bidan, iya sudah mulai terasa mules-


mules" ucap ibu

"Baik saya periksa dulu ya bu"

"Ini sudah pembukaan empat bu, ini tidak


akan lama ibu tunggu dulu saja nanti saya kembali
periksa" sambung bu bidan

"Iya bu bidan, terimakasih" balas ibu

Setelah beberapa saat kemudian datang seorang


bibi dari ibu, untuk menemani serta turut
membantu persalinan ibu. Kontraksi ibu semakin
menjadi-jadi, akhirnya ayah bergegas memanggil
bu bidan

9
"Bu bidan, kontraksi istri saya semakin
meningkat" ucap ayah

"Baik, kita siap siap untuk menindak" balas


bu bidan.

Ibu sudah semakin kesakitan merasakan kontraksi


yang amat sangat tidak bisa semua manusia
rasanya, hanya seorang ibu yang bisa merasakan
saat-saat seperti itu.

Sekitar 09.00 pagi akhirnya terdengar suara


bayi dari ruangan ibu

"Oakk oakkk oakkk" tangisan bayi, di iringi


rasa bahagia sepasang suami istri yang telah
berjuang khusus nya seorang perempuan yang di
percaya Tuhan untuk bisa menjalankan amanah nya
mendidik merawat mengasihi serta membesarkan
anak kedua yang terlahir dari rahimnya.

10
Ya saat itu tepat di hari kamis tanggal 10
februari 2005 sekitar pukul 09.00 pagii, aku
dilahirkan oleh seorang perempuan hebat,
pahlawan yang banyak sekali pengorbanannya
untuk hidup ini.

11
Si Kecil Mulai Bersekolah

Fisik bukan tolak ukur kecerdasan seseorang

Ketika usia 5 tahun aku sudah mulai


bersekolah, ibu memang menyekolahkan ku di usia
yang sangat muda, pada saat itu ibu mendaftarkan
ku di TK SEJAHTERA II Cirahayu, saat itu aku
masih benar-benar tidak mengerti harus bagaimana
mau belajar apa bahkan aku pun hanya bisa diam
dan melihat teman-teman di sekelilingku. Tapi
rasanya menyenangkan mulai bisa berteman
dengan banyak orang, seingatku pada saat itu aku
belajar untuk bisa berbicara memperkenalkan diri
di depan teman-temanku.

Hari demi hari rasanya semakin


menyenangkan mulai belajar untuk mengetahui
huruf mengetahui angka bahkan belajar untuk
mengeja dan berhitung, tapi kebanyakan suka
mewarnai ntah soalnya berbentuk apapun pasti di

12
suruh nya mewarnai, karena memang anak kecil
kan tidak terlalu paham akan warna tetapi mereka
sangat suka warna, mangkanya mungkin setiap
pembelajaran agar tidak bosan selalu di barengi
oleh mewarnai.

Dan yang paling aku suka setiap hari sabtu


ketika di suruh memakai pakaian olahraga dan
setiap pagi nya pasti selalu berolahraga senam
bersama ibu guru, meskipun aku belum terlalu
hafal dengan gerakan-gerakannya tapi aku selalu
berusaha untuk mengikuti arahan dan gerakan ibu
guru rasanya sangat menyenangkan karena aku dan
teman-teman ku selalu tertawa bersama meskipun
yang awal nya malu-malu karena belum terlalu
kenal tapi dengan kegiatan seperti itu kita jadi
sangat mudah bercanda tertawa bersama untuk bisa
lebih dekat.

13
Aku ingat sekali ketika aku dan teman-
temanku sudah berteman dekat, kita selalu bermain
bersama di taman bermain sekolah ketika jam
istirahat, ada teman cowo ku yang selalu aku dan
temen-temenku yg lain ejek karena katanya di suka
sama teman perempuan ku, namanya adit dan nisa,
mereka selalu bermain bersama dan katanya adit
suka sama nisa. Ya.. meskipun kami masih kecil
sekali untuk hal seperti itu tapi itu selalu menjadi
bahan candaan kami semua.

Ketika jam istirahat selalu banyak anak-anak


yang sibuk dengan kegiatan di jam istirahat, ntah
itu jajan bermain bahkan bercanda dan tertawa
bersama.

"Cie ciee cieee..." Ucap teman-temanku, awal


nya aku tidak mengerti kenapa mereka. Eh, setelah
aku nengok ternyata adit dan nisa sedang bermain
ayunan bersama, pantesan teman-temanku pada

14
berisik, ada-ada aja ya. Ada juga temanku yang
sedikit berbeda dari kita, namanya rizky. Kenapa
aku bilang berbeda, karena dia tidak sama seperti
kami, rizky itu salah satu siswa di TK kami yang
selalu saja bermain dan sulit untuk bisa di ajak
belajar bersama, ketika ibu guru sedang
menjelaskan dan mengajari kami rizky selalu saja
di belakang sibuk bermain sendiri, kadang melihat
nya kesel tapi kata ya gimana lagi ya. Padahal kami
juga suka bermain tapi kalau memang jam nya
belajar kami tetap belajar tidak seperti dia yang
nggak kenal waktu kalau bermain, sampai sampai
ketika kita lulus dari TK dan beranjak ke SD Rizky
tetap berada di TK dan tidak bersama kami lagi.

Oh yaa.. aku kadang suka iri sama teman-


teman yang lain, mereka kalau sekolah pulang
sekolah pasti di antar jemput orang tuanya, bahkan
sampai ada yang selalu di temani orang tuanya dari
pagi sampai pulang lagi. Tapi tidak dengan ku, aku

15
selalu berangkat sekolah sendiri dan pulang pun
sendiri, hanya awal masuk TK saja aku di antar dan
di temani ibu, kalau di tanya kenapa, ya karena ibu
selalu sibuk dan ayah dulu jarang sekali ada di
rumah, pada saat itu ayah bekerja di kota, jadi mau
tidak mau aku di tuntut untuk berani sendiri dan
belajar mandiri, sampai-sampai mandi juga sudah
harus mandi sendiri.

16
Manasik Haji dan Bertamasya

Di setiap tahun nya sekolah Taman kanak-


kanak (TK) dan PAUD mempunyai program
manasik haji. Suatu hari aku berangkat bersama
teman-teman ibu guru dan para orang tua kami
berangkat manasik haji, ntah dimana itu tempatnya
aku lupa dan tidak tau. Aku berangkat menaiki bis,
senang sekali karena selama perjalanan kami selalu
bersholawat dan bernyanyi. Sesampai di sana aku
di dan teman-temanku berbaris rapih untuk
mengikuti kegiatan mengantri bergantian dengan
sekolah lain. Aku merasa senang karena pada saat
itu aku di tunjuk berbaris paling depan sekaligus
memimpin teman-teman yang lain, saat itu kami di
bariskan menjadi dua barisan, barisan satu khusus
anak perempuan dan barisan satu lagi nya khusus
anak laki-laki. Di samping ku barisan laki-laki di
pimpin oleh teman yang rumah nya dekat denganku

17
namanya Gibran. Padahal aku dan dia sering sekali
berantem karena gibran anaknya jail sekali, kan aku
jadi kesel terus sama dia. Tapi ngga terus-terusan
terkadang kami juga akur layaknya teman dekat.

Cuaca saat itu panas sekali sampai-sampai


kami semua kepanasan karena menunggu lama dan
ibu guru lupa membawa kain agar bisa menutupi
kami seperti sekolah lain nya. Setelah menunggu
lama sekali akhirnya giliran sekolahku, kami mulai
berjalan dan mengucapkan

"Labbaik Allahumma labbaik. Labbaik laa


syarika laka labbaik. Innal hamda wan ni'mata laka
wal mulk laa syarika lak" ucap kami semua.

Sebelum nya kami juga sempat beberapa kali


berlatih jadi kami tau apa saja yang harus kami
lakukan. Setelah semuanya sudah kami lakukan,
seingat ku waktu itu kami semua berlarian berjalan
keluar dan mencari orang tua kami masing-masing.

18
Waktu itu aku mencari ibu sampai ibu pun hampir
kebingungan mencariku karena banyak sekali anak-
anak yang berlarian ke area pintu keluar.

Setelah kegiatan manasik haji selesai, ibu


guru menyuruh kami semua untuk berganti pakaian
dengan pakaian olahraga untuk melanjutkannya
kegiatan dihari itu. Kami semua pergi bertamasya
ke wisata Linggarjati Kuningan.

Setelah sampai di sana, aku dan teman-


temanku bergegas turun dari bis, ketika kami
semua turun banyak orang-orang yang mengejar-
ngejar kami untuk memotret, aku pikir untuk apa,
ternyata untuk di cetak lalu di jual kepada kami.

Ingat sekali waktu itu aku berjalan bersama


ibu ke area taman, semua orang nampak menikmati
semua fasilitas yang ada di sana. Setelah bermain-
main di taman lalu ibu guru mengarahkan kami
semua ke area kolam renang

19
"Horeeee... Kita berenang" teriak kami semua

"Kalo ada yang tidak bisa berenang silahkan


sewa pelampung atau ban untuk berenang nya biar
ga tenggelam" kata ibu guru

"Iya buu..." Sautku dan teman-teman yang


lain. Aku dan teman-temanku tertawa bersama dan
bahagia sekali karena ini adalah pertama kami
merasakan pergi 'piknik'.

Sayang, aku tidak bisa berenang dan tidak


begitu berani di air, tidak bisa menikmati perosotan
karena aku ketakutan padahal melihat teman-
temanku yang lain rasanya menyenangkan sekali

"Aaaaa mamah mamahhh" suara tangisan


nisa, aku pikir kenapa karena dia nangis berada di
atas perosotan, eh ternyata dia ketakutan, terus
kenapa dia naik ke atas untuk bermain perosotan
kalau emang dia ga berani, aneh ya. Tapi itu

20
membuat aku dan yang lainnya tertawa karena
melihat tingkah konyol nya.

Setelah beberapa jam kemudian kami semua


selesai dan memutuskan untuk kembali pulang.
Melelahkan sekali rasanya di hari itu, tapi itu
adalah masa-masa yang akan selalu teringat.

21
Selesai Sudah Masa TK

Setelah beberapa bulan berlalu, aku sudah


harus mempersiapkan diri untuk acara perpisahan.
Ibu guru sudah membuat kelompok untuk acara-
acara di pada saat perpisahan, ada yang masuk
dalam kelompok nari, nyanyi, dan lainnnya aku
tidak begitu ingat si, tapi kebetulan aku masuk
dalam kelompok nari. Beberapa hari aku berlatih
bersama teman-temanku untuk mempersiapkan
diacara perpisahan.

Sampai pada akhirnya acara perpisahan pun tiba.

Ada hal yang membuat aku sedih, yaitu ibu. Ya..


ibu tidak menemaniku seperti ibu yang lain nya,
aku bersiap siap sendiri diri hari itu sampai
berangkat ke sekolah pun aku hanya seorang diri.

Kesal sekali waktu itu karena selama sekolah


aku selalu sendiri, dan sampai pada saat perpisahan

22
pun ibu tidak menemaniku. Aku berangkat dari
rumah sendirian dan waktu itu aku rasa aku sedikit
terlambat, aku ingat sekali saat itu aku pergi ke
sekolah sendiri sembari aku lari dari rumah sampai
sekolah karena takut terlambat. Benar saja,
sesampainya di sekolah semua teman-teman ibu
guru dan para orang tua siswa pun sudah
berkumpul.

"Tuh dwi dateng, dwi ayo siap-siap, ibu


kamu kemana?" Ucap ibu guru

"Iya bu, ibu ga ke sini, katanya nanti nyusul"


balasku sembari terengah-engah karena cape sudah
lari-larian.

Acaranya pun dimulai, semua siswa yang


sudah terbagi kelompok tampil dengan sebaik
mungkin, di iringi sorakan dan tepuk tangan yang
meriah dari para orang tua siswa. Aku masih
mencari-cari ibu dan berharap ibu benar akan

23
menyusul ke sini, tetapi aku tidak melihatnya sama
sekali. Aku berusaha fokus dengan kegiatan di hari
itu, sesudah acaranya beres aku bergegas keluar
kelas berharap ada ibu di sana, ternyata benar ibu
datang dan hanya melihatku dari luar, ibu tidak
masuk ke dalam karena saat itu acara sedang
berlangsung dan ibu hanya melihatku dan
menunggu di luar, sedikit terobati rasa kesal ini
tetapi tidak dapat di pungkiri aku masih sedikit
kecewa karena aku tidak merasakan rasanya di
temani dari mulai berangkat sekolah sampai pulang
lagi seperti temanku yang lain, tapi tak apa
mungkin ibu punya alasan tersendiri untuk itu,
meskipun ya.. kadang aku merem tidak begitu di
prioritaskan oleh ibu.

24
Menginjak Sekolah Dasar

Saat itu 2011, aku melanjutkan sekolah ku di


SD NEGERI II CIRAHAYU, awalnya aku tidak
ingin bersekolah di situ karena teman-teman
semasa TK ku hampir semua bersekolah di SD
NEGERI I CIRAHAYU, karena di SD I adalah
sekolah anak desa yang mayoritas nya memang
siswa-siswa yang tinggal di daerah situ, hanya
beberapa orang yang bersekolah di SD NEGERI II
CIRAHAYU karena memang SD NEGERI II
CIRAHAYU hampir mayoritas nya adalah anak
anak kampung nya atau bisa di sebut dusun yang
berada di sembarang desa, tetapi kami masih satu
desa hanya beda dusun dan wilayah kami terhalang
oleh jalan raya.

Awalnya aku hanya diam dan canggung


sekali rasanya, karena dalam satu kelas hampir
semuanya mereka satu kampung dan sudah

25
bersama dari sejak masa Taman kanak-kanak, aku
rasa aku orang yang asing bagi mereka karena kami
baru saja bertemu untuk pertama kalinya. Dalam
kelas ada 18 siswa saat itu, 4 orang teman satu
sekolah ku dulu dan sisanya adalah orang baru
bagiku karena aku baru saja mengenal dan
melihatnya. Tapi, seiring berjalannya waktu kami
bisa berteman dan mulai akrab, meskipun memang
awalnya aku tidak begitu suka ikut bermain mereka
aku hanya bermain dengan temanku yang dulu satu
sekolah.

Beberapa bulan berlalu kami mulai belajar


dan sampai pada ujian akhir semester awal, saat itu
aku sudah tidak terlalu begitu kesulitan tentang
membaca menghitung dan menulis, karena sudah
mulai terbiasa. Ujian berlangsung sampai pada hari
terakhir ujian aku tidak begitu terlalu kesulitan,
karena aku pikir aku masih bisa mengatasinya.

26
Saat pengambilan raport semester aku
terkejut dengan hasil ujian dan peringkat di kelas,
saat itu aku mendapatkan peringkat ke 9 dari 18
siswa.

"Kenapa peringkatnya besar sekali, perasaan


aku ga kesulitan apapun" gumam ku dalam hati.
Tapi mungkin banyak diantara mereka yang lebih
bisa dari ku, meskipun peringkat 9, aku bersyukur
karena aku masih mendapatkan peringkat dan
masuk dalam 10 besar, di banding tetanggaku yang
tidak mendapatkan peringkat sama sekali.

Saat ibu melihat hasil ujianku, ibu tidak


kecewa padaku dan ibu berkata, "Tidak apa-apa,
itu sudah bagus karena ini pertama kamu sekolah
dan ujian pertama kamu di sekolah dasar" ucapnya,
saat itu aku hanya menatap ibu dan mengangguk.

27
"Belajar lebih giat lagi biar semester depan
bisa jauh lebih baik hasilnya dari sekarang"
sambung ibu.

"Tidak perlu kecewa dalam hal apapun selagi


kamu sudah berusaha semaksimal mungkin, jangan
sampai meratapi keadaannya tapi jadikan itu
sebagai motivasi agar kamu bisa lebih baik lagi
dari hari itu untuk hari esok."

Satu semester berlalu, aku semakin dekat


dengan teman-temanku, tetapi kadang masih ada
perselisihan diantara kami. Layaknya anak kecil
yang belum bisa berfikir cerdik, kadang masih ada
yang saling ejek, tidak ingin bermain bersama,
memilih-milih teman, sampai kadang membuat
salah satu di antara kami menangis. Tapi itu tidak
membuat ku terganggu untuk bersekolah pada saat
itu.

28
Seiring berjalannya waktu aku semakin giat
belajar dan berusaha untuk selalu mendapatkan
nilai terbaik, dan sedikit demi sedikit terbukti di
semester ke dua nilai ku jauh lebih baik dari
semester awal, dan aku pun mendapatkan peringkat
yang lebih baik lagi. Di semester ke dua aku
mendapatkan peringkat enam, meskipun tidak
masuk lima besar ataupun bahkan tiga besar aku
bersyukur dan senang karena setidaknya aku bias
jadi lebih baik dari semester sebelumnya.

Berbulan-bulan berlalu bahkan bertahun ku


bisa menjadi lebih baik dalam belajar, tapi ada satu
hal yang membuat ku greget perihal peringkat dari
semester ke semester, ketika semester dua di kelas
satu aku mendapatkan peringkat ke enam, ketika
aku menaiki kelas tiga di semester satu awalnya
aku senang karena akhirnya aku bisa mendapatkan
peringkat di lima besar, yaitu peringkat ke empat,
lalu di semester dua nya aku sedikit kecewa karena

29
aku tidak bisa menjadi lebih baik lagi, di semester
dua kelas tiga peringkat ku sendikit naik menjadi
peringkat lima.

Seiring berjalannya waktu di kelas empat aku


kembali berubah untuk bisa menjadi lebih baik lagi,
saat itu aku bersyukur karena usaha ku tidak sia-
sia, peringkatku menjadi turun lagi ke peringkat
empat, dari situ aku berusaha semaksimal mungkin
untuk bisa lebih baik dan berusaha mencapai target
belajar di peringkat tiga besar. Tapi, itu semua
gagal dari semenjak kelas empat semester satu
sampai aku kelas empat peringkat ku menetap di
peringkat empat.

Aku terheran, "mengapa peringkatku terus-


terusan sama tidak ada perubahan yang lebih baik
dari semester ke semester lagi" gumamku.

30
Aku berfikir apa aku bodoh atau mungkin
aku kurang giat belajarnya, tapi itu tidak begitu
terlalu menjadi masalah bagiku, karena setidaknya
peringkatku tidak naik meskipun terus-terusan
menetap.

31
Pelajaran Berharga

"Sejatinya menjadi manusia harus pandai


memanusiakan manusia."

Saat itu ketika aku mempati bangku kelas


lima sekola dasar, waktu dimana sedang sibuk
mengikuti latihan kepramukaan karena katanya
akan ada acara perkemahan satu kecamatan. Yang
mengikuti Pramuka saat itu hanya kelas empat,
lima, dan enam saja, kelas satu, dua, dan tiga nya
tidak diwajibkan karena mereka masih sangat kecil.

Saat sedang sibuk-sibuknya kegiatan


Pramuka pada waktu itu, ada hal yang membuat ku
sedikit meneteskan air jika di ingat. Kejadian yang
membuatku ikut terseret kasus pembullyan yang
kenyataan aku tidak ikut serta pada saat
kejadiannya. Memang aku di sana tapi justru aku
menolong temanku yang jadi bahan bullying.

32
Aku ingat sekali saat itu adalah hari Jum'at,
dimana hari Jum'at semua siswa memakai pakaian
hitam putih. Seperti biasanya kegiatan di hari
Jum'at selalu di awali dengan mengaji dan
membaca yasin bagi siswa-siswi yang sudah bisa
membaca Al-Qur'an, setelah pengajian selesai kami
istirahat sebentar lalu di lanjutkan untuk jam
pembelajaran dimulai. Beberapa jam kemudian
kami semua selesai dalam pembelajaran dihari itu.

Saat itu ibu guru keluar kelas duluan, kami


semua masih berada di dalam kelas. Ntah karena
apa ntah masalah apa tiba-tiba ada satu anak yang
membuat suasana jadi tidak kondusif, aku lupa saat
itu siapa yang memulai duluan, dan teman-temanku
menjadi ikut-ikutan menjadi tidak kondusif.
Mereka tiba-tiba saja mengejek temanku yang
kebetulan adalah tetanggaku, namanya nya nanda
dia adalah seorang anak yang mungkin tidak
seberuntung kami. Fisik dia berbeda dari kami

33
semua, dia tidak sesempurna kami. Sedikit aku
ceritakan, konon katanya semasa kecil dia sempat
terjatuh bukan dari ketinggian, padahal hanya
terjatuh di terasan rumah yang memang tinggi teras
rumah nanda itu kurang lebih setengah dari lutut
orang dewasa. Tetapi ntah kenapa aku tidak
mengerti kaki dia menjadi tidak normal lagi,
menjadi kecil dan bengkok bahkan banyak sekali
jahitan di kakinya. Dia selalu menggunakan
tongkat untuk membantu nya berjalan.

Pada saat itu saat jam pelajaran sudah habis,


biasanya kami semua langsung pulang, tetapi tidak
dihari itu. Aku dan teman-temanku masih berada di
dalam kelas, sempat tadi aku katakan tiba-tiba
suasana kelas menjadi tidak kondusif. Aku tidak
begitu ingat kejadian jelasnya seperti apa tetapi
seingatku kami semua saling ejek sampai tiba-tiba
ada salah satu anak yang mulai melempar-
lemparkan penghapus bor, saat aku masih sekolah

34
sd kondisi bor nya masih bor yang untuk ditulisi
oleh kapur, bisa di bayangkan jika menulis
menggunakan kapur selalu kotor dan berdebu.

Saat itu teman-temanku mulai saling lempar


penghapus bor sampai salah satu di antara teman-
temanku ada yang mengarahkan dan
melemparkannya ke arah nanda, nanda terkena
lemparan penghapus itu, lalu dia menangis
kesakitan. Tapi tangisan nanda tidak membuat
teman-temanku berhenti berulah seperti itu malah
menjadi makin parah, tiba-tiba nanda turun ke
bawan ia tidak lagi duduk di kursi tetapi dia duduk
dilantai. Saat nanda duduk di lantai teman-temanku
tetap saja berulah berkali-kali mereka saling lempar
penghapus bor itu sampai berapa kali di arahkan ke
nanda sambil tertawa terbahak-bahak seolah-olah
tidak hal yang lucu, padahal jika di ingat itu adalah
hal yang sangat sangat hina dan buruk sekali.

35
Mereka tertawa seperti tidak punya dosa
dibarengi dengan kata-kata yang tak pantas dan
tidak sopan. Nanda terus menangis karena ia
kesakitan dan mungkin sekali ia merasa sakit hati
pada saat itu, setelah beberapa saat kejadian itu
berlangsung aku berusaha menghentikan
semuanya, tetapi aku masih sedikit kalah karena
mereka semua banyakan dan aku hanya bersama
nanda saat itu.

Beberapa temanku hanya bisa bilang "Sudah


sudahh.. kasian nanda" tapi tidak terlalu membela
dan berusaha menghentikan semuanya. Sampai
pada beberapa saat mereka semua bergegas pulang,
tapi ulah mereka terus berlanjut, ketika mereka
bergegas pulang mereka semua pergi keluar kelas
duluan, dan tiba-tiba mereka mengunci aku dan
nanda di dalam kelas, sebenernya aku tidak kena
bullyan mereka tetapi aku berusaha untuk
menolong nanda.

36
"Mamahhh mamahh mamahhh" teriakan
nanda di berengi isak tangis yang semakin kencang.

"Bukaa, heyy bukaaa!" Tegasku dari dalam

Akhirnya mereka semua membukanya dan


mereka berlarian ke luar sekolah karena mereka
takut ketahuan orang lain. Aku membawa nanda
keluar kelas dan mengantarkan nya pulang.

Rumah kami tidak begitu jauh, hanya


terhalang beberapa rumah dari sekolah, karena
rumahku di samping jalan dan rumah nanda
didalam gang, sepanjang jalan nanda terus-terusan
menangis histeris, aku hanya bisa mengelus nya
dan berkata "sudah ya sudahhh" karena aku pun
tidak tau harus seperti apa.

Sesampainya di rumah karena tangisan nanda


begitu kencang orang-orang terheran dan orang
tuanya pun sangat terkejut dengan keadaan nanya

37
yang seperti itu, terus-terusan menangis histeris dan
pakai yang tidak rapi sekaligus kotor karena debu
kapur.

"Kenapa ini kenapaa?" Teriakan mama nanda


sambil berlari menghampiri

"Mereka semua jahat mereka semua jahat"


ucap nanda sambil menangis

"Jahat kenapa, ada apa ini dwi?" Tanya mama


nanda

Lalu aku ceritakan semuanya, tetapi ada hal


yang membuat aku sakit hati karena awalnya
mereka salah paham padaku, orang tua nanda dan
orang-orang mengira aku ikut membully nanda.
Tetapi aku meyakinkan nya bahwa aku tidak ikut-
ikutan seperti mereka aku hanya menolong.

Setelah aku bercerita mama nanda menangis


pilu karena melihat anak satu-satunya itu di

38
perlakukan tidak senonoh oleh teman nya sendiri,
orang tua nanda marah tidak terima dan berencana
untuk langsung melaporkannya kepada pihak
sekolah.

Keesokan harinya pada hari sabtu, aku dan


yang lainnya di panggil oleh pihak sekolah, kami
satu kelas ditunggu di ruang ruang guru oleh wali
kelas dan guru lainnya. Kami semua panik
termasuk teman-temanku, tapi aku tidak begitu
terlalu panik karena aku merasa aku tidak ikut-
ikutan melakukan hal senonoh seperti yang lainnya.

Saat kami semua sudah berkumpul di ruang


guru, kami di interogasi oleh guru satu persatu.
Mereka semua kecewa oleh tingkah laku kami yang
tidak senonoh itu, aku dan temanku hanya terdiam,
saat salah satu guru menanyai ku, ia sempat salah
paham dan menyalahkanku karena katanya aku
tidak membela nanda

39
"Dwi ini kenapa, kamu lagi kenapa ikut-
ikutan dia kan teman kamu dari kecil" ucap salah
satu guru

"Dwi ga ikut-ikutan pak, dwi juga ikutan di


kunci di dalem kelas" balas ku

Mereka terus-menerus bertanya karena


teman-temanku sempat tidak jujur, mereka
ketakutan dan hanya menjawab"ngga pak saya mah
ga ikut-ikutan" ucap setiap anaknya.

Lalu karena pada saat itu sedang berjalan-


jalan kegiatan kepramukaan dan aku juga teman-
temanku sangat berharap untuk bisa mengikuti
perkemahan itu, karena dari banyaknya murid
hanya 15 orang yang akan ikut pergi berkemah.

"Sudah! Pokoknya anak kelas lima tidak akan


ada yang mengikuti perkemahan, semuanya gagal
untuk di pilih tidak ada yang akan terpilih dan ikut

40
serta dalam acara perkemahan" ucap salah satu
guru

"Iya bener, udah ga usah ada yang ikut


berkemah jangan ada yang dipilih" sambung yang
lainnya.

Kami semua hanya tertunduk dan menangis,


karena kami sangat ingin sekali mengikuti
perkemahan itu.

"Kenapa kalian seperti itu si? Itu juga kan


teman kalian, ga boleh jahat, ga boleh nakal kaya
gitu" ucap wali kelas ku sembari di lanjutkan
memberikan kami pesan-pesan dan menceramahi
kami semua dengan guru lainya.

"Kalian emang nakal banget ya" sambung


salah satu guru

41
"Pak bu maafkan kami, kami berjanji untuk
tidak seperti itu, ajak kami berkemah pak bu" ucap
aku dan teman-temanku sambil menangis.

"Janji tidak akan seperti itu lagi" ucap wali


kelas kami

"Janji bu" balas kami bersamaan dengan nada


pelan.

Setelah beberapa saat kami di interogasi dan


di ceramahi, beberapa guru memutuskan dan bilang

"Ya sudah, sekarang begini saja, kalau emang


kalian ingin ikut berkemah kalian semua satu kelas
harus datang ke rumah nanda sekarang juga dan
meminta maaf kepada nanda juga orang tuanya"
ucap pak yana, yang pada saat itu memang terkenal
guru laki-laki yang galak dan ditakuti

Kami semua hanya mengangguk dan


menjawab, "Iya pakk..."

42
Lalu kami semua langsung di antar oleh wali
kelas dan beberapa guru ke rumah nanda. Yaa.. saat
itu nanda terlihat trauma sekali atas kejadian yang
menimpa dia sampai-sampai dia tidak masuk
sekolah karena katanya dia terus-terusan menangis
dan ketakutan.

Saat kami sudah sampai dirumah nya kami


langsung di suruh untuk masuk ke dalam rumah
dan di arahkan ke kamar nanda

"Assalamualaikum nandaa" ucap kami semua


serentak

"Waallaikumsalam" balas mama nanda dari


dalam rumah. saat mama nanda membukakan pintu
mama nanda langsung menyuruh kami semua
masuk

"Ayo sinii masukk" kata mama nanda

43
"Bu, sebelum kami selaku perwakilan dari
sekolah dan sebagai guru mereka semua meminta
maaf yang sebesar-besarnya atas kejadian yang
telah dilakukan mereka semua terhadap nanda"
ucap wali kelasku

"Mereka semua mau minta maaf kepada


nanda atas apa yang telah mereka lakukan"
sambung guru lainnya

"Ibu saya sakit sekali melihat anak saya


seperti itu saya mohon kejadian itu tidak untuk
diulang dan jangan sampai terulang lagi ya" balas
ibu nanda sambil menangis

"Iya ibu kami berusaha untuk memantau


mereka semua, kami memohon maaf sebesar-
besarnya karena kami tidak mengetahui anak-anak
tidak langsung pulang dan sampai seperti itu" kata
wali kelasku

44
Mama nanda membukakan pintu kamarnya
dan mempersilahkan kami semua masuk.

"Nanda ini teman-teman kamu, mau minta


maaf katanya" ucap mama nanda

Saat itu ketika pintu kamar dibukakan dan


kami semua masuk ke dalam kamar nanda, kondisi
nanda sedang menangis histeris karena nanda
merasa terus-terusan ketakutan dan tidak ingin
sekolah lagi. Tidak pikir panjang aku dan teman-
temanku langsung memeluk nanda, kami semua
menangis dan suara tangis nanda pun semakin
keras.

"Nanda..maafin aku ya"

"Nanda, nadia minta maaf"

"Maafkan kami semua nanda, kami berjanji


tidak akan seperti itu lagi"

45
"Nanda plisss maafkan kami semua". Silih
berganti ucapan-ucapan dari aku dan teman-
temanku untuk meminta maaf kepada nanda di
iringi tangis kami semua.

"Nanda maafin temen-temen kamu ya, nanda


ga usah takut lagi mereka semua sudah berjanji
untuk tidak seperti itu lagi dan akan menemani
nanda" ucap wali kelasku.

Nanda hanya menangis tanpa mengucapkan


apapun. Di tengah-tengah suasana haru dan sedih
itu ada hal yang sedikit membuat jengkel dari salah
satu teman kami yang menangisi dan meminta
kepada nanda, terdengar salah satu dari mereka
meminta maaf hanya karena takut tidak terpilih
untuk mengikuti acara perkemahan.

"Nanda plisss maafin aku ya.. aku pengen


ikut kemah, aku takut kalo kamu ga sekolah-

46
sekolah kami semua tidak akan di ajak untuk acara
berkemah nanti".

Ntah apa yang ada dihatinya sampai sedang


disituasi seperti itu saja sempat-sempatnya ia
mengatakan seperti itu.

Setelah beberapa saat akhirnya tangisan kami


semua mulai mereda dan tangis nanda pun sudah
tidak terlalu terdengar. Kami semua berbincang
meminta maaf dan meyakinkan agar nanda tidak
ketakutan lagi, membujuknya untuk kembali
sekolah dan berjanji untuk berlaku baik
menemaninya sejak saat itu.

"Nanda tidak usah takut, kami berjanji tidak


akan melakukan hal seperti itu lagi. Jangan sampai
keluar sekolah ya, ayo sekolah lagi kami tidak akan
jahat lagi, jangan takut nanda". Dengan suara pelan
aku mulai berbicara kepada nanda. Nanda hanya
mengangguk dengan aura wajah yang masih

47
ketakutan dan sedikit belum yakin bahwa kami
tidak akan melakukan hal jahat seperti itu lagi. Aku
dan teman-temanku terus meminta maaf dan
membujuknya agar nanda kembali sekolah
sekaligus meyakinkan kami tidak akan
menyakitinya lagi. Lambat laun nanda sedikit
mulai percaya dan yakin pada kami, ya meskipun
tidak sepenuhnya bisa percaya lagi.

Menurutku wajar sekali jika nanda seperti itu,


toh jikalau aku ada di posisi seperti nanda juga
mungkin aku akan seperti itu ketakutan dan tidak
ingin sekolah lagi.

Banyak hal yang menjadi pelajaran dari


kejadian itu, salah satunya 'berlaku baiklah pada
siapapun sekalipun dia mungkin orang yang sangat
tidak kamu sukai, karena keburukan apa yang
dilakukan oleh mu akan merugikanmu sendiri.'

48
Usia Bertambah Kehidupan

Mulai Berubah

"Usia bertambah kehidupan pun pasti berubah,


banyak hal merubah segalanya tapi banyak
pengalaman yang menjadikan pelajaran."

Tujuh tahun sudah aku bersekolah, kini


saatnya melanjutkan pendidikan kejenjang yang
semakin tinggi tingkatannya. Ya.. juli 2017 aku
menginjakkan kaki di tingkatan SMP, tepatnya di
sekolah Islam MTS NEGRI 1 KUNINGAN Hirup
pikuk kehidupan sedikit demi sedikit semakin
terasa.

Ketika diawal masuk sekolah banyak hal


yang menurutku tidak enak jika diingat, dimana
saat itu aku rasa aku belum cukup pantas menjadi
salah satu siswi di MTs NEGERI I KUNINGAN
karena banyak hal yang membuat aku terlihat

49
kurang baik pada saat itu. Aku rasa saat itu aku
seperti anak nakal dimana aku menjadi anak yang
kurang taat pada aturan, seperti halnya selalu tidak
tepat waktu datang ke sekolah, kadang kala merasa
bosan dan nggan untuk mengikuti jam pelajaran
sampai bahkan aku jarang sekali mengerjakan tugas
sekolah, ntah apa yang membuatku menjadi anak
yang seperti itu padahal dulu aku selalu giat untuk
belajar karena aku selalu ingin menjadi lebih baik
dan lebih baik lagi dari apa yang sudah aku lakukan
sebelumnya.

Hari demi hari aku jalani kehidupan menjadi


seorang siswa di tingkat SMP rasanya sedikit
menyenangkan seperti merasa aku tidak lagi anak
kecil karena aku sudah beranjak ke jenjang yang
lebih tinggi lagi tingkatannya. Aku bersekolah di
sekolah islam tetapi ntah kenapa saat itu rasanya
tidak mencerminkan layaknya siswi madrasah jika

50
aku pikir-pikir lagi sepertinya lebih baik masuk
sekolah di SMP umum.
Entah apa yang membuatku seperti itu
banyak hal yang menjadi pengiat agar tidak
melakukannya lagi dan menjadi lebih baik
dikehidupan sekarang. Tetapi bukan aku
melakukan hal-hal di batas wajar, tidakk! Aku tidak
seperti itu hanya saja kadang tidak taat pada aturan,
tetapi aku masih menjalani hidup dengan aturan-
aturan yang tidak boleh merugikan siapapun.
Ada moment dimana itu sangat melekat
dalam pikiranku sampai saat ini, kejadian yang
membuaku merasa sangat malu. Pernah saat itu aku
dimarahi oleh salah seorang guru karena aku tidak
mengikuti salat berjamaah pada saat jam istirahat.
Aku tidak sendirian melakukan hal tersebut, ada
temanku. Tapi, mungkin itu adalah hari apesku,
karena teman-temanku yang lainnya tidak terkena
marah oleh guru itu. Rasa malu yang masih aku

51
rasakan dikarenakan guru tersebut memarahiku di
hadapan semua siswa yang mungkin membuat
banyak orang menilaiku sebagai siswa yang nakal
dan tidak patuh pada aturan. Memang itu salahku,
tapi kejadian itu membuatku benar-benar
merasakan malu.
Hal lain pernah terjadi padaku, yaitu saat jam
istirahat di kantin, aku sedang mengantri untuk
membeli makanan, dan jam istirahat sudah habis,
tetapi aku tetap mengantri dan tidak buru-buru
masuk kelas. Hal itu menyebabkan aku dihukum
kembali dengan diambilnya tasku oleh teman-
temanku ke ruang guru, dan diancam untuk diambil
oleh orang tua. Tetap saja hal itu tidak bisa
membuatku jera, aku mengambil tasku dengan
santainya mengikuti temanku yang terlibat juga.
Sebenarnya masih banyak lagi kejadian yang
aku alami saat SMP, tapi hanya itu yang masih aku
ingat sampai saat ini.

52
Semakin Dewasa Semakin Kecewa

Setelah lulus SMP, aku melanjutkan sekolah


ke SMAN 1 LURAGUNG. Aku berjanji dan
belajar untuk menjadi lebih baik dari diriku
sebelumnya. Tetapi, tetap saja yang namanya hidup
tidak akan berjalan dengan mulus dan berakhir
bahagia begitu saja. Hidup sudah mempunyai
sebuah rencana yang di dalamnya tersedia bahagia
dan kecewa, seperti kodrat manusia rasanya. Aku
sudah berusaha untuk menjelani kehidupan dengan
sebaik mungkin yang aku bisa lakukan.

Ternyata, lebih banyak lagi rasa kecewa yang


aku hadapi saat menginjak masa remaja menjadi
dewasa. Mulai dari masalah ekonomi, masalah
keegoisan orang tua dan anak, masalah hati,
pertemanan, kesalahpahaman tentang semua hal,
dan tidak jarang aku merasa sendiri karena aku
merasa sudah tidak ada yang peduli, bahkan orang

53
tuaku sendiri. Mereka hanya ingin mengetahui
bahwa aku tidak sedang merasa sedih dan kecewa,
rasanya seperti dituntut untuk bahagia olehnya.
Tetapi, mereka sendiri tidak menciptakan
kebahagiaan itu. Sampai dari banyaknya semua
permasalahan yang menimpaku, aku pernah berada
di titik sudah tidak ingin hidup lagi.

Tapi aku berusaha meyakinkan diriku sendiri


bahwa semuanya akan berlalu dan kembali baik-
baik saja. Hal itu berulang-ulang aku lakukan di
setiap keadaan, dan pada akhirnya, sekarang aku
sampai di titik berusaha menerima apapun yang
terjadi dan menjadikan semuanya pelajaran dari apa
yang telah terjadi.

Belasan tahun aku hidup sampai detik ini,


manis pahit, senang sedih, aku sadar bahwa semua
yang terjadi tidak semuanya buruk untuk diriku,
karena banyak hal yang membuat kecewa bisa

54
menjadikanku lebih baik dan berhasil membentuk
sebuah karakter baru dalam diriku saat ini.
Mungkin banyak hal yang aku sesali, tetapi hal itu
bisa menjadi sebuah hal yang aku syukuri.

Tidak semua hal yang menimpa padamu itu buruk,


karena terkadang, kebahagiaan terbungkus oleh
banyaknya kesalahan

55
TENTANG PENULIS

Namaku Dwi Febriyanti. Aku lahir di


Kuningan pada tanggal 10 Februari 2005, sekarang
17 tahun dan duduk di kelas XII MIPA 4. Aku
tinggal di Desa Cirahayu. Aku adalah anak ke-2
dari pasangan Juju Juharti dan Kusmono. Cita-
citaku menjadi seorang pegawai kantoran. Selamat
membaca buku pertamaku.

56
- Kesan -

Kesan yang aku dapatkan dalam kehidupan


yang telah aku lewati, rasanya seperti takdir
kebahagiaan yang terbungkus oleh kesalahan. Aku
tidak akan berhasil menjadi seseorang seperti saat
ini jika tidak melewati hal-hal yang membuat
kecewa dan sakit hati.

Kerasnya dunia hampir membuatku ragu pada


kehidupan, tetapi aku harus tetap hidup untuk bisa
menaklukan dunia.

-Dwi Febriyanti-

57

Anda mungkin juga menyukai